Rpp) Matakuliah Karawitan Pakeliran I

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Rpp) Matakuliah Karawitan Pakeliran I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATAKULIAH KARAWITAN PAKELIRAN I Fakultas : Seni Pertunjukan Program Studi : Seni Karawitan Mata Kuliah : Karawitan Pakeliran I Kode MK : MKB- 01104 BOBOT : 1 SKS Semester : III (Tiga) 1. Pertemuan 1 (pertama) Standar Kompetensi: Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat menyajikan ricikan depan (rebab, kendang, gender), bonang, saron imbal, saron wayangan, dan ricikan struktural dengan benar dalam sajian Karawitan Pakeliran bentuk Ladrang dan Gending k 2 k mg 4. Kompetensi Dasar: Ruang lingkup perangkat gamelan wayang purwa. Indikator 1. Dapat menyebutkan ruang lingkup perangkat wayang purwa 2. Dapat mengidentifikasi perangkat wayang purwa TAHAP KEG. PEMBELAJARAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI WAKTU PENDAHULUAN 1. Perkenalan Tanya Papan - 15 2. Motivasi kuliah jawab. tulis menit PENYAJIAN 1. Kontrak Ceramah Papan Noyowirongka,Serat 70 perkuliahan dan tulis. Tuntunan menit 2. Menjelaskankan diskusi Pedhalangan Jilid I,II, tentang pakeliran Djawatan semalam suntuk Kebudayaan P P & K mengenai Yogjakarta1980 pembagian patet, Walidi, Gending gending- Wayang Purwa Gaya gendingnya setiap Gamelan Surakarta, KOKAR jejer atau adegan. Jawa Surakarta,t.t slendro PENUTUP 1.Rangkuman ttg Diskusi 15menit pakeliran semalam suntuk 2 Tanya jawab 1 2. Pertemuan ke 2 (dua) Standar Kompetensi: Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan ricikan rebab,kendang,gender barung, dan ricikan struktural dalam sajian bentuk Ladrang yaitu Ldr.Moncer,Sl.manyura, Kompetensi Dasar: Teknik garap wayangan meliputi kendang kosek ladrang, saron imbal, dan saron wayangan. Indikator: 1. Dapat menjelaskan ttg struktur pakeliran semalam suntuk. 2. Dapat menjelaskan struktur, fungsi musikal Ldr,Moncer,Sl.manyura. TAHAP KEGIATAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI PEMBELAJARAN WAKTU PENDAHULUAN 1. Mengulang materi Tanya Papan - 15 pertemuan pertama jawab. tulis menit PENYAJIAN 1. Kontrak Perkuliahaan Pelatihan, Papan 1. Martopangrawit, 75 mengedril tulis Titilaras Kendangan, menit 2. Menjelaskan Konservatori Ldr.Moncer,Sl.manyu dan Karawitan ra meliputi kendang Indonesia, kosek ladrang mulai gamel Departemen P dan K dari buka,peralihan an Surakarta 1972 ke irama dadi sampai Jawa kendang kosek slendr ladrang, ankatan o sirep dan suwuk,dan sirep. PENUTUP 1. Rangkuman kendang Ceramah 10 kosek ladrang diskusi menit 2. Tanya jawab 3. Pertemuan ke 3+4 (Ketiga + Ke-empat) Standar Kompetensi: Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan ricikan rebab, bonang, balungan dan ricikan struktural dengan benar dalam sajian Ldr. Moncer, Sl.manyura. Kompetensi Dasar: Teknik dan cengkok rebaban dan pola tabuhan bonang. Indikator 1. Dapat menjelaskan cengkok dasar rebaban 2. Dapat menjelaskan pola tabuhan bonang. TAHAP KEG. PEMBELAJARAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI WAKTU PENDAHULUAN 1. Mengulang materi Tanya Papan - 20 menit 2 pertemuan kedua jawab. tulis PENYAJIAN 1. Kedudukan dan Pelatihan, Papan 1. Jumadi, “Titilaras 160 menit fungsi ricikan rebab mengedril tulis. Cengkok Rebaban” pada perangkat Akademi Seni gamelan Ageng, Karawitan Inonesia” Rebaban Surakarta 1976 Ldr.Moncer,Sl.manyu 2. Supardi, Sekaran ra. Bonangan Gaya 2. Penggunaan pola Mloyo Widodo. tabuhan bonang 1991. meliputi, mipil lamba, mipil rangkep, dan gembyang PENUTUP 1. Rangkuman rebaban Ceramah 20 menit dan pola tabuhan diskusi bonang Ldr. Moncer, Sl.manyura. 2. Tanya jawab 4. Pertemuan 5-7 ( kelima-Ketujuh) Standar Kompetensi : Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan ricikan gender, saron barung, saron wayangan, balungan, dan ricikan struktural dengan benar dalam sajian Ldr.Moncer,Sl.manyura. Kompetensi Dasar : teknik tabuhan gender, imbal saron barung, dan saron wayangan. Indikator : Dapat melakukan teknik tabuhan gender, imbal saron barung, dan saron wayangan. TAHAP KEG. PEMBELAJARAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI WAKTU PENDAHULUAN 1. Mengulang materi Tanya Papan - 10 menit pertemuan ke- jawab. tulis empat PENYAJIAN 1. Menjelaskan Pelatihan, Papan 1. Martopangrawit, 225 menit kedudukan dan mengedril tulis “Titilaras Cengkok fungsi ricikan gender dan Genderan beserta barung dalam gamel wiledannya”. perangkat gamelan an Surakarta, ASKI Jawa, dan genderan Jawa 1976. Ldr.Moncer,Sl. manyura. 2. Menjelaskan pola tabuhan imbal saron barung, dan saron wayangan dalam Ldr. Moncer,Sl.manyura 3. Menjelaskan ricikan struktural dalam 3 Ldr.Moncer,Sl.manyu ra. PENUTUP 1. Rangkuman Ceramah 10 menit genderan, saron diskusi imbal,dan saron wayangan. 2. Tanya jawab 5. Pertemuan ke 8 (delapan) Standar Kompetensi : Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan ricikan rebab, kendang, gender, bonang, balungan, dan ricikan struktural dengan benar dalam Gd.Genes, k 2 k mg Eseg-eseg, Sl.manyura. Kompetensi Dasar : teknik ricikan rebab, kendang, gender, bonang dan ricikan lainnya. Indikator :Dapat melakukan teknik ricikan rebab, kendang, gender, bonang, dan ricikan lainnya. TAHAP KEG. PEMBELAJARAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI WAKTU PENDAHULUAN Mengulang materi Tanya Papan - 10 menit pertemuan ketujuh jawab. tulis PENYAJIAN 1. Menjelaskan fungsi Pelatihan, Papan 1. Mloyowidodo. 80 menit musikal Genes, Gd k 2 mengedril tulis. Gending-gending k mg Eseg-eseg, Jawa Gaya Sl.manyura dalam Surakarta Jilid I. karawitan pakeliran. Surakarta: ASKI 2. Jalannya sajian 1976. gending Genes,k 2 k mg Eseg-eseg, Sl. manyura PENUTUP 1. Rangkuman fungsi Ceramah 10 menit gending Genes,k2k diskusi mg Eseg-eseg, Sl.manyuraf. 2. Tanya jawab 4 6. Pertemuan ke 9-11 (sembilan-sebelas)) Standar Kompetensi : Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan ricikan kendang, bonang, dan ricikan struktural dengan benar dalam sajian Gd.Genes, k2k mg Eseg-eseg,Sl.manyura Kompetensi Dasar : Teknik tabuhan kendang kosek merong dan inggah, pola tabuhan bonang, dan ricikan struktural. Indikator Dapat mendemontrasikan kendang kosek merong dan inggah, pola tabuhan bonang, dan ricikan struktural. TAHAP KEG. PEMBELAJARAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI WAKTU PENDAHULUAN Mengulang materi Tanya Papan - 30menit pertemuan kedelapan jawab. tulis PENYAJIAN 1. Menjelaskan fungsi Pelatihan, Papan 1. Martopengrawit,” 240 menit musikal ricikan mengedril tulis. Titilaras Kendangan” kendang dalam Konservatori Gd.Genes k2k mg Karawitan Eseg- eseg, Indonesia, Sl.manyura Departemen P dan 2. Menjelaskan K, Surakarta. 1972. jalannya kendang kosek gending,Genes k2k mg Eseg-eseg: mulai dari buka- peralihan ke kendang kosek merong gending k2k, peralihan sirep dan suwuk, umpak inggah, kendang kosek inggah dan suwuk. 3. Pola tabuhan bonang 2. Supardi “Sekaran dalam gending Bonangan Gaya Genes, Sl.manyura Moyowidodo”, STSI meliputi pola Surakarta 1991. tabuhan mipil lamba, rangkep dan nduduk gembyang. PENUTUP 1. Rangkuman ttg fungsi Ceramah 30 menit musikal ricikan diskusi kendang dan pola tabuhan ricikan bonang. 2. Tanya jawab 5 7. Pertemuan ke12-14 (duabelas-empat belas) Standar Kompetensi : Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan ricikan rebab, dan ricikan saron barung dengan benar dalam sajian gendhing Genes,k2k mg Eseg-eseg, Sl.manyura. Kompetensi Dasar : Cengkok rebaban ricikan rebab, dan pola tabuhan kintilan, serta imbal saron barung dalam Gd. Genes k2k mg Eseg-eseg, Sl.manyura. Indikator : Mahasiswa dapat mendemontrasikan rebaban, pola tabuhan kintilan dan imbal saron barung Gd.Genses,k2k mg Eseg-eseg,Sl.manyura. TAHAP KEG. PEMBELAJARAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI WAKTU PENDAHULUAN Mengulang materi Tanya Papan - 30 menit pertemuan sebelas jawab. tulis PENYAJIAN 1. Menjelaskan Pelatihan, Papan 1. Jumadi, “Titilaras 240 menit keduduka dan mengedril tulis. Rebaban” Akademi fungsi musikal Seni Karawitan ricikan rebab dalam Indonesia” Surakarta Gd.Genes k2k mg 1976 Eseg-eseg, Sl.manyura. 2. Rebaban gending Genes, k2k mg Eseg-eseg, Sl.manyura. 3. Pola tabuhan kintilan dan imbal saron barung dalam Gd.genes,k2k, mg Eseg-eseg, Sl.manyura. PENUTUP 1. Rangkuman Ceramah 30menit Kedudukan dan diskusi fungsi ricikan rebab, pola tabuhan kintilan dan imbal saron barung Gd.Genes, Sl.manyura. 2. Tanya jawab 6 8. Pertemuan ke15-16 (limabelas-enambelas) Standar Kompetensi : Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat memainkan ricikan gender, dan saron wayangan dengan benar dalam sajian Gd. Genes, mg Eseg-eseg, Sl.manyura. Kompetensi Dasar : Dapat mengetahui cengkok gender dan saron wayangan dalam Gd.Genes,k2k mg.Eseg-eseg Sl.manyura. Indikator : Dapat mendemonstrasikan cengkok genderan dan saron wayangan dalan Gd.Genes, k2k mg. Eseg-eseg, Sl.manyura. TAHAP KEG. PEMBELAJARAN METODE MEDIA SUMBER BELAJAR ALOKASI WAKTU PENDAHULUAN Mengulang materi Tanya Papan - 20 menit pertemuan ke- jawab. tulis empatbelas PENYAJIAN 1. Menjelaskan Pelatihan, Papan 1. Martopengrawit. 160 menit kedudukan dan mengedril tulis. “Titilaras Cengkok fungsi ricikan gender Genderan beserta dalam Gd.Genes,k2k wiletannya”ASKI mg.Eseg-eseg, Surakarta. 1976. Sl.manyura. 2. Menjelaskan cengkok genderan Gd,Genes, k2k mg Eseg-eseg, Sl.manyura. 3. Menjelaskan sekaran saron wayangan dalam Gd.Genes,k2k mg Eseg-eseg, Sl.manyura. PENUTUP 1. Rangkuman Ceramah 20 menit kedudukan dan diskusi fungsi ricikan gender dan saron wayangan dalam Gd.Genes,k2k mg Eseg-eseg, Sl.manyura 2. Tanya jawab 7 8 9 .
Recommended publications
  • University of Oklahoma Graduate College
    UNIVERSITY OF OKLAHOMA GRADUATE COLLEGE JAVANESE WAYANG KULIT PERFORMED IN THE CLASSIC PALACE STYLE: AN ANALYSIS OF RAMA’S CROWN AS TOLD BY KI PURBO ASMORO A THESIS SUBMITTED TO THE GRADUATE FACULTY in partial fulfillment of the requirements for the Degree of MASTER OF MUSIC By GUAN YU, LAM Norman, Oklahoma 2016 JAVANESE WAYANG KULIT PERFORMED IN THE CLASSIC PALACE STYLE: AN ANALYSIS OF RAMA’S CROWN AS TOLD BY KI PURBO ASMORO A THESIS APPROVED FOR THE SCHOOL OF MUSIC BY ______________________________ Dr. Paula Conlon, Chair ______________________________ Dr. Eugene Enrico ______________________________ Dr. Marvin Lamb © Copyright by GUAN YU, LAM 2016 All Rights Reserved. Acknowledgements I would like to take this opportunity to thank the members of my committee: Dr. Paula Conlon, Dr. Eugene Enrico, and Dr. Marvin Lamb for their guidance and suggestions in the preparation of this thesis. I would especially like to thank Dr. Paula Conlon, who served as chair of the committee, for the many hours of reading, editing, and encouragement. I would also like to thank Wong Fei Yang, Thow Xin Wei, and Agustinus Handi for selflessly sharing their knowledge and helping to guide me as I prepared this thesis. Finally, I would like to thank my family and friends for their continued support throughout this process. iv Table of Contents Acknowledgements ......................................................................................................... iv List of Figures ...............................................................................................................
    [Show full text]
  • Gaining Insight Into Cultural Geography Through the Study of Musical Instruments
    UC Irvine Journal for Learning through the Arts Title Gaining Insight into Cultural Geography through the Study of Musical Instruments Permalink https://escholarship.org/uc/item/10c4v90c Journal Journal for Learning through the Arts, 6(1) Author Khalil, Alexander K Publication Date 2010 DOI 10.21977/D96110016 eScholarship.org Powered by the California Digital Library University of California Khalil: Gaining Insight into Cultural Geography through the Study of Musical Instruments Geographic literacy enables students to comprehend the delicate balance between the human and physical elements that bind people to this planet. Knowledge of geography is a key component in understanding—and acting effectively in—our increasingly interconnected world. Yet, American youth struggle with basic geographic facts. Confronted with an unlabeled world map, 58 percent of 18 to 24-year-olds living in the United States cannot locate Japan; 65 percent cannot find France; 29 percent cannot locate the Pacific Ocean (Roper, 2006). Complaints about the lack of geographic literacy among American students are not new. Lucy Sprague Mitchell (1991) described the children of the 1930’s as living in a world of disconnected “end products.” This “disconnect” has become more apparent in our own era, when students routinely arrive at school wearing clothes stitched by workers who live in countries the students cannot find on a map. This level of ignorance takes on a special poignancy at the present time: young Americans have been fighting in Iraq since 2003, yet only 37% of their peers in the U.S. can even find Iraq on a map (Roper, 2006). In an era when high-stakes testing has fixed the media spotlight on student achievement in language arts and math, finding time to teach geography takes ingenuity.
    [Show full text]
  • UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta GENDERAN GENDING SLEDRENG LARAS SLENDRO PATHET SANGA KENDANGAN JANGGA KENDANG SETUNGGAL
    JURNAL GENDERAN GENDING SLEDRENG LARAS SLENDRO PATHET SANGA KENDANGAN JANGGA KENDANG SETUNGGAL Oleh: Ayu Cipta Ningrum 1410539012 JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2019 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta GENDERAN GENDING SLEDRENG LARAS SLENDRO PATHET SANGA KENDANGAN JANGGA KENDANG SETUNGGAL Ayu Cipta Ningrum1 Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta ABSTRAK “Genderan Gending Sledreng Laras Slendro Pathet Sanga Kendangan Jangga Kendang Setunggal” adalah gending gaya Yogyakarta, gending yang termuat dalam buku Gending-gending mataraman gaya Yogyakarta jilid I, Gending Sledreng ini termasuk gending Soran. Gending berpathet sanga ini gending yang menarik untuk digarap, meskipun gending ini pathet sanga namun di dalamnya terdapat garap slendro Nem dan manyura. Gending ini dibedah dengan Konsep Pathet Dalam Karawitan Jawa (Sri Hastanto). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Proses penggarapan penyusunan skripsi ini menggunakan tahapan sebagai berikut: Persiapan penulisan balungan gending, analisis balungan gending, analisis ambah- ambahan, analisis pathet, analisis padhang dan ulihan, deskripsi analisis tafsir cengkok gender, dan aplikasi garap dalam bentuk penyajian. Kata kunci: Genderan Gending Sledreng Pendahuluan Gending Sledreng termuat dalam buku Gending-gending Mataraman gaya Yogyakarta dan cara menabuh jilid I yang disusun oleh Raden Bekel Wulan Karahinan dan diterbitkan oleh K. H. P. Kridha Mardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Gending Sledreng laras slendro pathet sanga merupakan salah satu gending karawitan gaya Yogyakarta. Di samping itu Gending Sledreng laras slendro pathet sanga juga dapat diketemukan dalam buku Titi Laras Gending Ageng Jilid I, Kahimpun dening Ki Wedono Laras Sumbogo, R. Sutedjo dan Adissoendjojo yang diterbitkan oleh Noordhofp-Kolft NV Djakarta. Berdasarkan buku Gending-gending 1Alamat korespondensi: Prodi Seni Karawitan ISI Yogyakarta, Jalan Parangtritis KM 6,5 Sewon, Yogyakarta 55001.
    [Show full text]
  • Adapting and Applying Central Javanese Gamelan Music Theory in Electroacoustic Composition and Performance
    Adapting and Applying Central Javanese Gamelan Music Theory in Electroacoustic Composition and Performance Part II of II: Appendices Thesis submitted in partial fulfilment of requirements for the degree of Ph. D. Charles Michael Matthews School of Arts Middlesex University May 2014 Table of contents – part II Table of figures ....................................................................................................................... 121 Table of tables ......................................................................................................................... 124 Appendix 1: Composition process and framework development ..................... 125 1.1 Framework .............................................................................................................................. 126 1.2 Aesthetic development ........................................................................................................ 127 1.3 Idiomatic reference .............................................................................................................. 128 1.3.1 Electroacoustic music references .......................................................................................... 129 1.3.2 Musical time .................................................................................................................................... 130 1.3.3 Electronic cengkok and envelopes ........................................................................................ 132 1.4 Instruments and interfaces ..............................................................................................
    [Show full text]
  • Analisa Gaya Lagu Klasik Gambang Kromong “Pobin
    JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019 ANALISA GAYA LAGU KLASIK GAMBANG KROMONG “POBIN KONG JI LOK’ Oleh: Imam Firmansyah Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana [email protected] ABSTRAK Keberadaan repertoar lagu klasik gambang kromong pada masa kini sangat memprihatinkan. Puluhan lagu klasik gambang kromong banyak berkembang pada akhir abad ke-18, akan tetapi di masa kini hanya tersisa satu lagu yang masih mungkin untuk dimainkan, yaitu Pobin Kong Ji Lok”. Ini pun hanya pemain-pemain sepuh saja yang bisa memainkannya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pendokumentasian yang disertai dengan analisa gaya musik terhadap lagu “Pobin Kong Ji Lok”. Analisa gaya musik dilakukan dengan mendokumentasikannya dalam bentuk audio visual, mentranskripsicannya dalam bentuk notasi, kemudian dianalisa gaya musiknya melalui elemen musik yang paling menonjol, yaitu tangga nada, harmoni, sistem penalaan, ritem, dan warna suara alat musik. Kata kunci: gambang kromong, lagu dalem, Betawi. ABSTRACT Nowadays, the existing repertoire of the classic songs of gambang kromong is very apprehensive. Dozens of gambang kromong's classical songs developed comprehensively at the end of the 18th century, but in the present, there is only one song that is still possible to play, namely "Pobin Kong Ji Lok". Even, as a matter of fact, this song can only be played by an old music player. Based on the aforementioned problems, it is necessary to conduct a documentation of "Pobin Kong Ji Lok" song, associated with an analysis of its musical style. "Pobin Kong Ji Lok" will be documented in the form of audiovisual, transcribed in the form of notation, then analyzed its style of music through the most prominent musical elements, including the musical scale, harmony, tuning system, rhythm, and the timbre of musical instruments.
    [Show full text]
  • Bentuk Koreografi Reyog Kendang Sanggar “Sangtakasta” Kabupaten Tulungagung Tugas Akhir Program Studi S1 Seni Tari Jurusan
    BENTUK KOREOGRAFI REYOG KENDANG SANGGAR “SANGTAKASTA” KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh: YUSSI AMBAR SARI 1311477011 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S1 SENI TARI JURUSAN TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA GASAL TAHUN 2017/2018 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan sebelumnya untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakkarta, 25 Oktober 2017 Yussi Ambar Sari iv UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Bentuk Koreografi Reyog Kendang Sanggar “Sangtakasta” Kabupaten Tulungagung”, sebagai salah satu syarat untuk menempuh Tugas Akhir atau Skripsi program studi S-1 Seni Tari minat utama Pengkajian. Tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, pelaksanaan peelitian hingga penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud. Maka dari itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. AM. Hermien Kusmayati, S.S.T., SU selaku Dosen Pembimbing I yang telah mengarahkan, memberi motivasi dan memberi masukan dengan sabar hingga terselesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Dra. Winarsi Lies Apriani, M. Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak pula memberikan bimbingan, saran, dan perhatian, sehingga penulisan ini dapat diselesaikan. 3. Indah Nuraini, SST., M. Hum selaku Dosen Wali yang telah membimbing saya sejak semester awal hingga saya menyelesaikan Tugas Akhir ini. 4. Dra. Supriyanti, M.Hum selaku Ketua Jurusan Tari, yang telah berkenan memberikan izin sehingga dapat terlaksana Tugas Akhir Tengah Semester Gasal 2017/2018.
    [Show full text]
  • I KONSEP KENDANGAN PEMATUT KARAWITAN JAWA GAYA
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Institut Seni Indonesia Surakarta KONSEP KENDANGAN PEMATUT KARAWITAN JAWA GAYA SURAKARTA TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S2 Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Minat Studi Pengkajian Musik Nusantara diajukan oleh: Sigit Setiawan 439/S2/K2/2010 Kepada PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA 2015 i Disetujui dan disahkan oleh pembimbing Surakarta, …… Maret 2015 Pembimbing Prof. Dr. Soetarno, D.E.A NIP 194403071965061001 ii TESIS KONSEP KENDANGAN PEMATUT KARAWITAN JAWA GAYA SURAKARTA Dipersiapkan dan disusun oleh Sigit Setiawan 439/S2/K2/2010 Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 Maret 2015 Susunan Dewan Penguji Pembimbing Ketua Dewan Penguji Prof. Dr. Soetarno, D.E.A Dr. Aton Rustandi Mulyana, M. Sn NIP 194403071965061001 NIP 197106301998021001 Penguji Utama Prof. Dr. Sri Hastanto, S. Kar. NIP 194612221966061001 Tesis ini telah diterima Sebagai salah satu persyaratan Memperoleh gelar Magister Seni (M. Sn.) Pada Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Surakarta, …. Maret 2015 Direktur Pascasarjana Dr. Aton Rustandi Mulyana, M. Sn NIP 197106301998021001 iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “KONSEP KENDANGAN PEMATUT KARAWITAN GAYA SURAKARTA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
    [Show full text]
  • ANALISIS STRUKTUR POLA RITME KENDANG DHODHOG PADA KESENIAN TARI REOG DHODHOG DI RUMAH BUDAYA SEKAR PAKIS YOGYAKARTA SKRIPSI Prog
    ANALISIS STRUKTUR POLA RITME KENDANG DHODHOG PADA KESENIAN TARI REOG DHODHOG DI RUMAH BUDAYA SEKAR PAKIS YOGYAKARTA SKRIPSI Program Studi S-1 Pendidikan Musik Disusun oleh Anisa Novita Sari NIM 15100360132 PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA GENAP 2018/2019 ANALISIS STRUKTUR POLA RITME KENDANG DHODHOG PADA KESENIAN TARI REOG DHODHOG DI RUMAH BUDAYA SEKAR PAKIS YOGYAKARTA Disusun oleh Anisa Novita Sari NIM 15100360132 Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat mengakhiri jenjang studi Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Seni Pertunjukkan Institut Seni Indonesia Yogyakarta Semester Genap 2018/2019 PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA GENAP 2018/2019 i ii iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Struktur Pola Ritme Kendang Dhodhog Pada Kesenian Tari Reog Dhodhog Kasmaran di Rumah Budaya Sekar Pakis Yogyakarta”, yang merupakan salah satu syarat bagi penulis dalam menempuh program Sarjana (S1) Jurusan Pendidikan Musik, Fakultas Seni Pertunjukkan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Penulis sangat menyadari bahwa, dalam penulisan skripsi ini masih terdapat keterbatasan kemampuan sehingga tentu masih ada hal-hal yang belum sempurna. Oleh karena itu, demi sempurnanya skripsi ini dari awal hingga akhir, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Suryati, M. Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Musik yang telah memberikan saran dan kritik untuk kemajuan skripsi saya.
    [Show full text]
  • Indo 20 0 1107105566 161
    GENDER BARUNG, ITS TECHNIQUE AND FUNCTION IN THE CONTEXT OF JAVANESE GAMELAN* Sumarsam In the gamelan of Central Java there are three types of gender: gender panembung, 1 gender barung and gendfer panerus. The construction of these three instruments is similar. They are metallophones with bronze, iron, or brass keys suspended by cords over tube resonators. Gender panembung has six or seven keys and a range the same as the lowest section of the gender barung* 1s. Gendfcr barung usually consists of two and one-half octaves. Gender panerus has the same number of keys as gender barung but is pitched one octave higher. As a result, it overlaps gender barung by one and a half octaves. Here we are going to discuss only gender barung (hereafter referred to as gender), its technique and function in the context of the gamelan.2 Gender is generally accepted as an important instrument in the gam elan.3 45 Gending (gamelan compositions) with buka (introduction) by gender are named gending gender. In other gending, except gending bonang, 4 i f the rebab is absent from the ensemble, gender is called upon to play buka. Either the bonang barung or the gender has the right to play buka fo r gending lanearan. 5 The pitch of genddr is in the low and medium range. It produces full yet soft sounds. If gender is ab­ sent from the gamelan, the sound of the ensemble is not as full and sonorous. Thus barung (verbs, ambarung, binarung) , the second half of the full name for gender, means playing or singing together in order to create a full sound.
    [Show full text]
  • Jurnal Seni Musik E-Learning Gamelan Ensemble Playing
    Nor Azman Mohd Ramli/JURNAL SENI MUSIK (10) (1) JSM (10) (1) JURNAL SENI MUSIK https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm/index E-LEARNING GAMELAN ENSEMBLE PLAYING TECHNIQUES Nor Azman Mohd Ramli*1 Fakulti Muzik dan Seni Persembahan, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjung Malim, 35900, Malaysia Chamil Arkhasa Nikko Mazlan*2 Fakulti Muzik dan Seni Persembahan, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjung Malim, 35900, Malaysia Mohd Hassan Abdullah Fakulti Muzik dan Seni Persembahan, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjung Malim, 35900, Malaysia Aiman Ikram Uyub Fakulti Muzik dan Seni Persembahan, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjung Malim, 35900, Malaysia Article Info ________________ Abstract Submitted : January, 2020 is a very challenging year because of the covid-19 pandemic and this completely changed the music 2021 education landscape. In the past, learning musical instruments could be done face to face, now it is impossible. Revised : March, 2021 If no action is taken, this situation could cause stress among students, especially those who learning gamelan Accepted : April, 2021 ensemble instruments. Unlike other musical instruments, the ensemble gamelan is expensive and student cant afford to buy it. That is why set of gamelan is only owned by the university and placed in the faculty only. Due ________________ to this, students who live far away are unable to practice their gamelan instrument due to movement control Keywords: order these days. Therefore, this study introduces Gamelan E-Learning Techniques, which is the concept of E-Gamelan, Pendidikan learning gamelan basic hand techniques using a simulation methods for keromong, gambang, saron and muzik, Google Classroom, gendang.
    [Show full text]
  • Aspects of Regionalism in Java and Bali by Mike Burns
    i Gambang Techniques: Aspects of Regionalism in Java and Bali by Mike Burns A project prepared for a Masters Degree in Ethnomusicology, at the University of New England under the supervision of Drs David Goldsworthy and Andrew Alter Fig 1: Pak Kurnadi playing gambang at Hotel Bentani, Cirebon Prologue He sits at the gambang. The beaters in his hands travel up and down the wooden keys. It is a sound you hear outside the bungalows of Bali, in the wayang kulit of Java, in Sundanese wayang golek, and during the tourist oriented angklung shows. The music is in perpetual motion, but with frequent bounces and syncopations. The tuning is called slendro, the scale with no semitones. Is he making it all up? What patterns are evident, and are the choices his, his cultures or both? Why does this instrument carry so much melody and rhythm? ii Abstract This thesis investigates the use of wood and bamboo keyed xylophones, often known by the name gambang, throughout the islands of Java and Bali; analysing playing styles in the dominant cultural centres of Java (Solo and Yogyakarta), Sunda (Bandung), and of the gambang areas of Bali (Negara and Tenganan), and thus to create broad divisions within the thesis; examining playing patterns from lessons and transcriptions and placing those variations and developments in an historico-cultural context; and examining in particular the xylophone practices of the border regions of Banyuwangi and Cirebon, comparing them with general models for the regions surrounding them, thus seeking signatures distinctive to each area. In so doing the thesis investigates issues of local, regional and national identity, and questions in what ways these have affected the distinctive styles of each area, and whether any dominant cultures (including the West) have changed the old and new traditions of Indonesian gambang playing.
    [Show full text]
  • Garap Bonang Barung Gending Bedhaya Laras Pelog Pathet Barang Kendhangan Mawur
    GARAP BONANG BARUNG GENDING BEDHAYA LARAS PELOG PATHET BARANG KENDHANGAN MAWUR Karnadi Handoko Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta ABSTRAK Penggarapan Gending Bedhaya Laras Pelog Pathet Barang merupakan salah satu upaya untuk menggali dan melestarikan gending gaya Yogyakarta. Gending tersebut disajikan dengan garap soran menggunakan pola Kendhangan Mawur. Dalam penggarapannya lebih menonjolkan garap bonangan, karena bonang merupakan salah satu ricikan yang cukup berperan penting dalam penyajian gending garap soran khususnya Gending Bedhaya. Pada Gending Bedhaya terdapat banyak susunan balungan nibani secara berurutan pada bagian dados yang lazimnya digarap dengan tabuhan gembyang, tetapi dicari alternatif lain sehingga balungan nibani tidak selalu digarap dengan tabuhan gembyang. Dengan eksplorasi maka dapat mencari kemungkinan- kemungkinan garap tabuhan seperti menggunakan tabuhan mipil, mipil nglagu, gembyang, dan gembyang sekaran. Gending Bedhaya mempunyai struktur penyajian dimulai dari ajak-ajak, umpak buka, buka, dados, pangkat dhawah, dhawah, dan suwuk yang keseluruhan diatur oleh ricikan kendang sebagai pamurba irama dan ricikan bonang yang kedudukannya sebagai pamurba lagu. Kata kunci : Karawitan gaya Yogyakarta, garap soran, teknik bonangan. _____________________________ Pendahuluan Gending Bedhaya laras pelog pathet barang merupakan nama gending gaya Yogyakarta yang patut diduga sebagai garap soran dengan kendhangan mawur, kemungkinan besar pernah disajikan pada zaman kerajaan. Dapat
    [Show full text]