Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19

Dr. Tommy Kuncara, S.E., M.M.S.I., CA., ACPA., CTA Tulus Pujo Nugroho, S.E., M.M Diah Aryati, S.E., M.M.S.I Early Armein Thahar, S.E., M.M Aditya Rian Ramadhan, S.E., M.M Natallios Peter Sipasulta, S.Kom., M.M.S.I Fera Riske Anggita, S.E., M.M Jessica Barus, S.E., M.M.S.I Ardiprawiro, S.E., M.M.S.I Ardhy Lazuardy, S.T., M.Si PREDIKSI EKONOMI INDONESIA PASCA COVID-19

Dr. Tommy Kuncara, S.E., M.M.S.I., CA., ACPA., CTA Tulus Pujo Nugroho, S.E., M.M Diah Aryati, S.E., M.M.S.I Early Armein Thahar, S.E., M.M Aditya Rian Ramadhan, S.E., M.M Natallios Peter Sipasulta, S.Kom., M.M.S.I Fera Riske Anggita, S.E., M.M Jessica Barus, S.E., M.M.S.I Ardiprawiro, S.E., M.M.S.I Ardhy Lazuardy, S.T., M.Si

Copyright@2020

Desain Sampul Bichiz DAZ

Editor Tika Lestari

Penata Letak Dhiky Wandana

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Ketentuan Pidana Pasal 112–119 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014Tentang Hak Cipta. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau Memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini Tanpa izin tertulis dari penerbit

Diterbitkan dan dicetak pertama kali oleh CV. Jakad Media Publishing Graha Indah E-11 Gayung Kebonsari Surabaya (031) 8293033, 081230444797, 081234408577 https://jakad.id/ [email protected]

Anggota IKAPI No. 222/JTI/2019 Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN: 978-623-6551-23-3 xiv + 162 hlm.; 15,5x23 cm KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua, semoga Tuhan YME selalu melindungi kita sehingga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan selamat. Buku ini merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai gotong royong, simpati dan empati yang dimiliki bangsa Indonesia, khususnya pada saat pandemi Covid-19 sedang melanda seluruh dunia. Buku dengan judul “Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19” ini sangat bermanfaat bagi semua orang, karena pandemi Covid-19 adalah situasi yang belum pernah dialami oleh banyak orang, sehingga melalui buku ini, dengan menelusuri dan memaknai bab demi bab yang tertulis didalamnya, maka masyarakat bisa membuat strategi untuk menghadapi era pasca pandemi ini berlalu. Saya mewakili Asosiasi Dosen Muda, selaku Ketua umum maupun pribadi sangat mengapresiasi dan mengucapkan salut setinggi-tingginya atas ide kreatif dari rekan-rekan penulis yang dengan sukarela menyumbangkan pikirannya dalam upaya memahami dan menghadapi situasi pandemi Covid-19, karena upaya ini sangat sesuai dengan nilai-nilai kebudiluhuran yang diajarkan dan diamalkan oleh manusia-manusia yang cerdas dan berbudi luhur, Buku yang ditulis dan diterbitkan oleh para dosen muda dan peneliti sebagai hasil kolaborasi dan implementasi teknologi terkini, serta pada saat harus melakukan kerja-kerja dari rumah (Work From Home) dengan penuh keterbatasan, menjadi bukti nyata bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang sangat cepat dan mudah beradaptasi dengan perubahan-perubahan, dan tetap bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat serta menghasilkan karya yang bermanfaat pula, yang akan memperkaya hazanah ilmu pengetahuan bagi umat manusia di dunia.

iii Oleh karena itu, saya selalu mendoakan, semoga para penulis serta semua yang terlibat dalam penerbitan buku ini selalu diberikan keselamatan dan kesehatan serta kebahagiaan dan kesejahteraan. Semoga karya yang sangat baik ini, akan diikuti dengan karya-karya intelektual lainnya, sehingga bisa dijadikan acuan untuk aktifitas-aktifitas akademis bagi dosen-dosen dan para peneliti lainnya.

Jakarta, 1 Juli 2020

Dr (cand) Tommy Kuncara., S.E., M.M.S.I., CA., ACPA., CTA Ketua Umum Asosisasi Dosen Muda Indonesia

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... i KATA PENGANTAR...... iii DAFTAR ISI...... v DAFTAR TABEL...... ix DAFTAR GAMBAR...... xi

BAB I : PREDIKSI DARI SISI AUDIT SETELAH COVID-19...... 3 A. Pendahuluan...... 3 B. Berikut ini Hal-hal yang Sangat Penting Untuk Menunjang Kinerja dan Kualitas Audit Selama Masa Pandemi Covid-19 Masih Terjadi...... 4 C. Batas Penyampaian Laporan Keuangan pada pandemi Covid-19...... 6 D. Solusi Dikala Pandemi...... 7 E. Prediksi Setelah Covid-19 di Tinjau dari Profesi Akuntan Publik...... 8

BAB II : PREDIKSI PAJAK DI INDONESIA SETELAH COVID-19 SELESAI...... 15 A. Pendahuluan...... 15 B. Kebijakan Pemerintah Menanggulangi Pandemi Covid-19...... 15 C. Prediksi Pajak di Indonesia Setelah Covid-19 Selesai...... 20 D. Mengulas Krisis Ekonomi Tahun 2008...... 20

BAB III : PREDIKSI PERBANKAN KONVENSIONAL PASCA COVID-19...... 29 A. Pendahuluan...... 29 B. Covid-19 VS Sektor Perbankan...... 31

v C. Kebijakan Stimulus untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional...... 34 D. Perkembangan Sektor Jasa Keuangan Dimasa Pandemi...... 37 E. Kebijakan Restrukrisasi Perekonomian...... 40 F. Prediksi Perbankan Konvensional Pasca Pandemi Covid-19...... 41

BAB IV : PREDIKSI PERBANKAN SYARIAH SETELAH COVID-19 SELESAI...... 47 A. Pendahuluan...... 47 B. Perkembangan Sistem Perbankan Syariah...... 48 C. Landasan Hukum Bank Syariah di Indonesia..... 48 D. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia...... 52 E. Dampak Pandemi Covid 19 dan Setelah Berakhirnya Pandemi terhadap Perbankan Syariah Indonesia...... 56

BAB V : PREDIKSI DARI SISI UMKM SETELAH COVID-19 SELESAI...... 65 A. Pendahuluan...... 65 B. UMKM dan Kontribusinya...... 66 C. Program Khusus Penyelamatan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19...... 68

BAB VI : PREDIKSI DARI SISI KORPORASI SETELAH COVID-19 SELESAI...... 79 A. Pendahuluan...... 79 B. Kebijakan pemerintah dalam Era Covid-19...... 80 C. Ekonomi Indonesia setelah era Covid19 dari Sisi Korporasi...... 85 D. Beberapa Strategi Perusahan untuk dapat Merebut Pasar di Tahun 2021...... 86

vi BAB VII : PREDIKSI DARI SISI PEMERINTAHAN SETELAH COVID-19 SELESAI...... 95 A. Pendahuluan...... 95 B. Kebijakan Represif Pemerintah...... 96 C. Analisis Dampak...... 98 D. Strategi Pemulihan...... 100 E. Prediksi Jangka Panjang...... 103

BAB VIII: PREDIKSI DARI SISI PENDIDIKAN SETELAH COVID-19 SELESAI...... 109 A. Pendahuluan...... 109 B. New Normal Sekolah dan Kampus...... 111 C. Alternatif Peningkatan Kualitas Pendidikan dan SDM Unggul di tengah Pandemi Covid-19 di Era Industri 4.0...... 115 D. Pembelajaran Daring pada Tingkat Perguruan Tinggi...... 119

BAB IX : PREDIKSI DARI SISI PERILAKU KONSUMEN SETELAH COVID-19 SELESAI...... 127 A. Pendahuluan...... 127 B. Fenomena Panic Buying pada Awal Masa Pandemi Covid-19...... 131 C. Pergeseran Perilaku Konsumen pada Masa Pandemi Covid-19...... 134 D. Prediksi Perilaku Konsumen setelah Masa Pandemi Covid-19...... 138

BAB X : PREDIKSI DARI SISI RANTAI PASOK SETELAH COVID-19...... 147 A. Pendahuluan...... 147 B. Situasi Saat ini...... 148 C. Ekonomi #Dirumah aja...... 149 D. Strategi dalam Menghadapi Perubahan...... 153

vii E. Prediksi Rantai Pasok...... 155 F. Isu-Isu dalam Rantai Pasok Selama Pandemi..... 145

viii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Realisasi dan Proyeksi per Skenario...... 41 Tabel 4.1 Jumlah Jaringan Perbankan Syariah Tahun 2008-2019...... 53 Tabel 4.2 Pertumbuhan Perbankan Syariah Tahun 2009–2019...... 54 Tabel 4.3 Market Share Perbankan Syariah Desember 2019...... 55

ix x DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh Laporan Audit dengan QRcode...... 10 Gambar 3.1 Dampak Krisis Ekonomi Indonesia Akibat Covid-19 dari Realisasi 2019 sampai Proyeksi 2020...... 30 Gambar 3.2 Indikator Kinerja Bank Umum Konvensional Bulan Februari 2020...... 32 Gambar 3.3 Indikator Kinerja Bank Umum Konvensional Bulan Maret 2020...... 32 Gambar 3.4 Indikator Perbankan Year of Year...... 33 Gambar 3.5 Perkembangan Sektor Jasa Keuangan...... 33 Gambar 3.6 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata DPK Bank Umum...... 36 Gambar 3.7 Kebijakan stimulus oleh OJK...... 37 Gambar 3.8 Kinerja Intermediasi Sektor Jasa Keuangan...... 38 Gambar 3.9 Perkembangan DPK Bank Umum...... 39 Gambar 3.10 Perkembangan kredit dan NPL Bank Umum...... 39 Gambar 4.1 Perkembangan BUS dan UUS 199-2018 (Siregar, 2020...... 52 Gambar 4.2 Market Share Perbankan Syariah (Siregar, 2020)...... 55 Gambar 4.3 Ekonomi Impact (Siregar, 2020)...... 56 Gambar 4.4 Social Impact (Siregar, 2020)...... 57 Gambar 4.5 Environment Impact (Siregar, 2020)...... 57 Gambar 4.6 Bank Syariah Mengurangi Dampak Pandemi (Subari, 2020)...... 58 Gambar 4.7 Fitur Digital Bank Syariah (Subari, 2020)...... 59 Gambar 4.8 Pemenuhan Kebutuhan dan Aktivitas Muslim (Subari, 2020)...... 60

xi Gambar 5.1 Gerai Fashion Retail Forever 21 di Grand Indonesia Bangkrut...... 66 Gambar 5.2 Pengrajin Rotan Sleman Jogjakarta Diajari Menjual Secara Daring...... 67 Gambar 5.3 Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki...... 70 Gambar 5.4 Gofood Pelayanan Daring Gojek Indonesia...... 71 Gambar 6.1 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sampai dengan Tahun 2018...... 85 Gambar 7.1 Poster Alternatif untuk Bersalaman (Viva.co.id)...... 97 Gambar 8.1 Siswa SD Belajar Online dengan Aplikasi Zoom Cloud Meetings (liputan6.com, 2020)..... 110 Gambar 8.2 Data Titik Blank Spot (Manadopost.id, 2020)...... 111 Gambar 8.3 Logo Belajar dari Rumah (Kemendikbud, 2020)...... 114 Gambar 8.4 Kebijakan Pendidikan dalam Masa Covid-19...... 114 Gambar 8.5 Rumah Belajar (belajar.kemendikbud.go.id, 2020)...... 115 Gambar 8.6 TV Edukasi (tve.kemendikbud.go.id, 2020)...... 116 Gambar 8.7 Pahamify (Pahamify.com, 2020)...... 116 Gambar 8.8 Meja Kita (mejakita.com, 2020)...... 116 Gambar 8.9 (icando.co.id, 2020)...... 117 Gambar 8.10 Indonesia X (indonesiax.co.id, 2020)...... 117 Gambar 8.11 Ganeca Digital (ganecadigital.com, 2020)...... 118 Gambar 8.12 Google for Education...... 118 Gambar 8.13 Aplikasi Pembelajaran Daring...... 119 Gambar 8.14 Indikator Penting dalam Mendukung Pembelajaran Daring...... 120 Gambar 8.15 Bentuk Sarana dan Fasilitas yang Membutuhkan Anggaran Khusus dari Pemerintah...... 121

xii Gambar 9.1 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian...... 128 Gambar 9.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen...... 130 Gambar 9.3 Suasana Panic Buying di Sebuah Toko Ritel di Indonesia...... 131 Gambar 9.4 Tata Cara Belanja Online Pasar Tradisional di Aplikasi LinkAja...... 135 Gambar 9.5 Peningkatan Perilaku Konsumen Memasak Makanan di Rumah (Nielsen, 2020)...... 136 Gambar 10.1 Ilustrasi Stay at Home (sumber: tribune new)...... 149 Gambar 10.2 Salah Satu Aplikasi Grocery...... 150 Gambar 10.3 Kerangka Kerja Pengaruh antara Logistik Perkotaan, Perilaku Perjalanan Konsumen dan Ruang Perkotaan...... 150 Gambar 10.4 Layanan pesan antar (sumber :istock & Grab)...... 151 Gambar 10.5 Paket Bundling Berbagai Varian Produk, Masker dan Handsanitizer...... 155 Gambar 10.6 Inovasi Alat Ventilator (sumber: VivaNews)..... 155 Gambar 10.7 Diversifikasi Produk...... 156 Gambar 10.8 Penjualan Buku Online dan Grocery Online..... 157 Gambar 10.9 Supply Chain Innovation (sumber: warung Pintar)...... 158

xiii xiv Prediksi dari Sisi Audit Setelah Covid-19

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 1 2 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB I

PREDIKSI DARI SISI AUDIT SETELAH COVID-19

A. Pendahuluan Adanya Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perusahaan- perusahaan baik di Indonesia maupun di dunia terganggu, baik dari sisi keuangan, operasional dan lain-lain. Di tengah situasi Pandemi Covid-19 manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola diharuskan untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan menyeluruh untuk kepentingan emiten dan konsumsi publik. Di tengah Situasi Pandemi Covid-19, Auditor harus dapat memberikan yang terbaik yaitu salah satunya dengan mendapatkan bukti audit yang cukup untuk menunjang opini yang dikeluarkan oleh auditor tetap berkualitas, auditor diharapkan bisa memodifikasi prosedur pengumpulan bukti audit, merevisi proses identifikasi dan penilaian risiko kesalahan penyajian material, serta mengubah prosedur audit yang direncanakan atau melakukan prosedur alternatif atau prosedur audit lanjutan yang tepat sesuai dengan kondisi di tengah pandemi ini. Selain itu, auditor diharuskan untuk memahami beberapa paket kebijakan ekonomi, regulasi, dan transaksi-transaksi nonrutin yang terjadi pada periode ini. Prosedur dan kebijakan pengendalian mutu terkait dengan penugasan dan supervisi tim perikatan serta telaah pekerjaan harus lebih ditekankan oleh Partner kantor akuntan publik yang kemudian diserahkan tanggung jawabnya oleh manager auditor pada kantor tersebut. Selain itu, skeptisisme profesional perlu dipertajam sebab kecenderungan kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, lebih rentan terjadi pada periode gangguan perekonomian.

3 B. Berikut ini Hal-hal yang Sangat Penting untuk Menunjang Kinerja dan Kualitas Audit Selama Masa Pandemi Covid-19 Masih Terjadi 1. Pemerolehan Bukti Audit yang Cukup dan Tepat Ditekankan bahwa auditor harus mendapatkan bukti audit yang sesuai komposisi dan harus sesuai sasaran sebelum menerbitkan laporan audit. Diakui bahwa pembatasan akses dan perjalanan serta terbatasnya ketersediaan personel karena pertimbangan kesehatan dapat mengganggu kemampuan auditor untuk mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat. Untuk team audit, tim perikatan dan komposisi auditor harus menyesuaikan pendekatan audit dengan kondisi saat ini. Auditor disarankan untuk mengeksplorasi prosedur alternatif, termasuk teknologi, sejauh mungkin. Penyelesaian audit yang berkualitas tinggi dalam kondisi saat ini memerlukan waktu tambahan, yang dapat memengaruhi tenggat waktu pelaporan. Sebagai konsekuensinya, auditor perlu menunda penerbitan laporan auditnya, dan jika hal ini tidak dapat untuk menyelesaikan hal tersebut. Auditor perlu memodifikasi laporan auditnya untuk mencerminkan bahwa auditor belum dapat memperoleh bukti audit yang dipadukan. Auditor perlu berkomunikasi secara seksama dengan pihak manajemen perusahaan serta bagian terkait atas bukti- bukti pada laporan keuangan. (IAPI,2020) 2. Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan Untuk sebagian besar entitas, kondisi krisis muncul setelah periode laporan keuangan akhir tahun. Auditor perlu menilai apakah pengungkapan yang disediakan oleh entitas tentang dampak, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan Pandemi Covid-19 pada aktivitasnya. Situasi keuangan dan kinerja ekonomi di masa depan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan apakah perlu memasukkan paragraf Penekanan Suatu Hal dalam Laporan Auditor Independen berdasarkan SA 70 & Apabila dalam proses penilaian tersebut. Auditor berpendapat pihak manajemen belum secara memadai melakukan pengungkapan atas kondisi dan dampak yang diakibatkan oleh kondisi Pandemi Covid-19,

4 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 auditor perlu mempertimbangkan modifikasi atas laporan auditnya. (IAPI,2020) 3. Kelangsungan Usaha Auditor harus memperhatikan dengan seksama penilaian entitas mengenai kemampuannya untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Mengingat kondisi saat ini, ketidakpastian ekonomi di seluruh dunia serta meningkatnya ketidakpastian bisnis dan operasi untuk banyak entitas dapat memunculkan tantangan bagi pertimbangan auditor. Auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari evaluasi auditor terhadap penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan komunikasi kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Dapat juga terdapat kasus di mana entitas perlu menerapkan akuntansi berbasis likuidasi. Auditor harus memberikan perhatian khusus terhadap kemungkinan terdapat pelanggaran dari perjanjian untuk pinjaman atau perjanjian lainnya yang mungkin akan muncul akibat kondisi perusahaan yang mengalami perubahan sehingga akan berdampak pada penyajian klasifikasi pinjaman dan kelangsungan usaha. IAPI( ,2020) 4. Pelaporan dan Komunikasi Auditor diingatkan untuk memberikan perhatian yang tepat untuk menilai apakah uraian posisi keuangan entitas, risiko utama dan ketidakpastian yang dihadapi dan kemungkinan perkembangannya di masa depan konsisten dengan pengetahuan yang dimiliki auditor sebagai bagian dari pekerjaan audit. Auditor diingatkan juga bahwa penting untuk berkomunikasi secara tepat waktu kepada manajemen entitas, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan regulator terkait tentang dampak Pandemi Covid-19 pada pekerjaan auditnya serta pada entitas dan laporan keuangannya, serta standar audit yang berlaku dan jika relevan, peraturan perundang-undangan yang berlaku. Auditor harus merumuskan opini atas laporan keuangan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam SA 700, SA 705, dan SA 706. Dalam kondisi saat ini terdapat kemungkinan yang tinggi terkait kelangsungan usaha yang terpengaruh, adanya

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 5 ketidakpastian material terkait dengan kelangsungan usaha, prinsip- prinsip yang dinyatakan dalam SA 570 juga perlu dipertimbangkan secara parsial yang mengatur cara pelaporan dalam situasi yang berbeda. Auditor perlu berhati-hati dalam menerapkan pertimbangan profesional, serta mempertahankan sikap skeptisisme profesional dalam pelaporan. (IAPI,2020) 5. Skeptisisme Profesional Auditor diharuskan untuk tetap mempertahankan sikap skeptisis- me profesional untuk bertindak dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku ketika melakukan kegiatan-kegiatan profesional dan mem- berikan jasa profesionalnya. Kehati-hatian dan ketelitian mencakup tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan ketentuan suatu penu- gasan secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu.(IAPI, 2020)

C. Batas Penyampaian Laporan Keuangan pada Pandemi Covid-19 Dalam keadaan darurat bencana wabah penyakit akibat covid-19 maka otoritas jasa keuangan (OJK) sebagai regulator perusahaan- perusahaan yang listing di bursa efek atau perusahaan TBk (terbuka) dituangkan dalam surat nomor S-92/D.04/2020 memperpanjang masa penyampaian laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan publik dari sebelumnya 31 Maret 2020 menjadi 31 Mei 2020 dan laporan keuangan yang sudah audit oleh akuntan publik yang sebelumnya dilaporkan paling lambat 30 April menjadi paling lambat 30 Juni. (OJK,2020) Dari kebijakan di atas maka bisa disimpulkan adanya perubahan penyampaian laporan keuangan tahunan yang bisa memudahkan peran auditor pada kondisi saat ini berada dalam tingkat pengawasan yang ketat, sebagai auditor memiliki kewajiban kepentingan publik untuk menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam kondisi ini, seorang pemeriksa harus mengakui bahwa cara melakukan audit sebelumnya diperlukan modifikasi signifikan untuk mengatasi tantangan dan ketidakpastian yang muncul dari dampak Pandemi Covid-19. Auditor harus meningkatkan skeptisisme profesional

6 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 yang sangat tinggi dan mengomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bahwa manajemen tidak menyajikan secara spesifik dan tidak memberitahukan seluruh uraian dari berbagai kondisi dan tingkat ketidakpastian operasi perusahaan. Terlepas dari tantangan dan ketidakpastian, seharusnya tidak terdapat pengurangan atau ketidakpatuhan dengan standar audit dalam pelaksanaan audit.

D. Solusi di Kala Pandemi Solusi dari pemeriksaan laporan keuangan di kala pandemi covid-19 adalah Audit Jarak Jauh, langkah-langkahnya yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bukti Audit a. Pertimbangkan ketepatan waktu menerima bukti audit, termasuk dari eksternal pihak ketiga, sebagai contoh: Konfirmasi Bank Konfirmasi Utang/Piutang Surat Legal Laporan Ahli b. Memperoleh bukti secara elektronis/format digital dapat menghadirkan tantangan baru bagi auditor, sebagai contoh: Kendalan bukti: apakah sudah dimanipulasi? Bagaimana keasliannya diverifikasi? Keamanan: apakah KAP memiliki kebijakan tentang keamanan data klien, termasuk risiko perlindungan data? Penyimpanan: peningkatan volume informasi elektronik dapat membebani komputer atau server. 2. Manajemen Proyek Mengadakan rapat perencanaan audit dengan tim audit dan klien secara daring. Menyusun rencana komunikasi.

3. Melakukan Pendekatan Terhadap Perusahaan yang sudah ada Perikatan dan Bagian yang Bertanggung Jawab pada perikatan ini: Adanya kesepakatan atas prosedur komunikasi alternatif untuk menghubungi klien, yang sebelumnya dilakukan secara konvensional (tatap muka). Mempertimbangkan keamanan jalur komunikasi

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 7 alternatif yang digunakan, misal komunikasi daring dalam rangka proteksi terhadap kerahasian informasi. 4. Kerja Jarak Jauh–Kesejahteraan Mempertimbangkan langkah-langkah untuk mendukung kesejah- teraan karyawan termasuk karyawan yang perlu merawat anggota keluarganya selama Pandemi Covid- 19. 5. Tenggat Waktu Penyampaian Laporan Audit a. Mendiskusikan kegunaan atas pemenuhan tenggat waktu audit dengan klien. b. Menyepakati perubahan rencana audit yang menyebabkan perpanjangan tenggat waktu penyampaian laporan audit. c. Mempertimbangkan dampak perpanjangan penyampaian laporan audit terhadap perjanjian kredit maupun kelangsungan usaha.

E. Prediksi Setelah Covid-19 di Tinjau dari Profesi Akuntan Publik Ketika Pandemi ini Berakhir yang kemungkinan akan dimulai tahun 2021, di mana era sudah berubah bukan era seperti sebelum pandemi Covid-19 yang presentasenya 85% pekerjaan harus dilakukan di kantor secara offline dan tidak memungkinkan mengerjakan pekerjaan di rumah atau work from home. Namun pada masa pandemi covid-19 memecah semua rasional orang yang tadinya berkerja 85% harus di kantor menjadi 90% bekerja di rumah atau work from home dengan jangka waktu yang lumayan singkat untuk perubahan tersebut terjadi, perubahan tersebut pun dirasakan oleh kami sebagai seorang akuntan publik yang di mana kita sebagai akuntan publik yang sebelum adanya pandemi covid-19 kita harus menemui klien untuk meminta data, meminta konfirmasi ke berbagai pihak yang berhubungan dengan klien, menulusuri bukti-bukti pencatatan ke kantor klien dan tentunya harus meeting dengan dewan direksi klien. Namun semua berubah di kala pandemi covid-19 di mana semua dilakukan dengan menggunakan audit jarak jauh, bertemu klien secara virtual dengan menggunakan online meeting, group video call, selanjutnya meminta konfirmasi dengan menggunakan cara virtual baik menggunakan email dan aplikasi personal chat, begitu pun untuk

8 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 penelurusuran bukti-bukti pencatatan yang bisa di remote oleh aplikasi desktop dan pastinya meeting dengan dewan direksi pun dilaksanakan secara online atau virtual dengan berbagai aplikasi meeting yang ada. Kemudian kita akan menuju ke arah selesainya era pandemi covid-19 dan prediksi saya untuk kami seorang auditor atau akuntan publik di masa depan adalah: 1. Membuat SOP Audit yang baru Karena kita sudah merasakan era di mana digitalisasi sudah sangat luar biasa maju, seharusnya semua SOP yang berhubungan dengan bertatap muka mulai dikurangi diganti dengan melakukan semua secara virtual seperti meeting dengan klien, rapat dengan direksi klien dan tindakan-tindakan lain yang memang sifatnya tidak berhubungan dengan data dan kerahasiaan klien. Kemudian SOP mengenai kehadiran datang di kantor, karena sebelumnya kita sudah pernah melaksanakan work from home dengan teknologi yang sudah seadanya dan ditahap selanjutnya work from home ini akan menjadi trend setelah covid-19 selesai tentu dengan teknologi dan berbagai persiapan yang matang, prediksi saya kedepannya akan dibuatnya satu web atau satu aplikasi yang mempunyai server dengan kapasitas big data untuk menampung seluruh data dari klien nantinya seluruh data yang dibutuhkan auditor harus diupload oleh seluruh perusahaan atau pemakai jasa auditor independen sebelum kantor akuntan publik melakukan audit. Web atau aplikasi tersebut akan terhubung langsung dengan para regulator yang berkepentingan dan juga IAPI selaku payung organisasi dari akuntan publik, setelah itu Pandangan saya ke depan dan jika ini terjadi lalu dilakukan maka kantor akuntan publik hanya butuh kantor virtual saja, tentu SOP di atas akan memangkas banyak biaya baik dari sisi kantor akuntan publik dan company holding. Saya yakin akan banyak kantor akuntan publik menerapkan ini setelah covid-19 berakhir.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 9 2. Laporan Audit Jenis Baru

Gambar 1.1: Contoh Laporan Audit dengan QRcode

Karena Sudah memasuki era digitalisasi maka sudah sepantasnya kita sebagai auditor membuat terobosan mengenai laporan audit yang dari dulu sampai saat ini harus menggunkan tanda tangan basah dan juga menggunakan aplikasi microsoft office, pada era setelah pandemi covid-19 berakhir saya yakin akan ada aplikasi yang akan diciptakan untuk memudahkan auditor dalam memeriksa laporan keuangan klien hingga terbentuknya laporan auditornya yang di mana sudah dijadikan satu paket di dalam satu aplikasi canggih. Bentuk akhir laporannya pun tidak menggunakan tanda tangan basah lagi namun menggunakan QR code yang datanya lengkap dalam satu QR code, memang saat ini teknologi QR code untuk pelaporan audit sudah ada namun belum sepenuhnya digital karena harus masuk ke web/aplikasi yang hanya khusus membuat sederhana QR code saja. Dan seluruh laporan yang sudah jadi akan langsung bisa terkoneksi dengan IAPI selaku Organisasi yang menaungi para akuntan publik, P2PK selaku regulator dan tentu saja klien yang kita audit. Di masa setelah covid-19 berakhir akan menarik pastinya jika prediksi saya di atas benar-benar terjadi. 3. Pelatihan dan Ujian Karena kita sebagai auditor harus terus belajar dan update ilmu terbaru mengenai isu-isu, PSAK terbaru, Aturan-aturan terbaru dari pihak regulator yang ada hubungan dengan kantor akuntan publik

10 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 seperti BPK, OJK, KPU, P2PK maka 85% pelatihan akan diadakan online untuk meminimalisir resiko dan meminimalisir biaya baik dari sisi akuntan publik maupun pihak penyelenggara, begitu juga dengan ujian-ujian yang dilaksanakan oleh IAPI sebagai payung akuntan publik bisa dilaksanakan dengan pilihan online atau datang ke test center jadi tidak hanya ada pilihan ujian di test center saja atau di learning center. Memang saat ini sedang di uji coba ujian dan pelatihan secara online dan hasilnya menurut saya sangat baik. Jadi saya optimis kedepan akan jadi suatu pilihan menarik dan disukai oleh para auditor muda atau pemula.

Daftar Pustaka IAPI - Home (no date). Available at: http://iapi.or.id/iapi/detail/909 (Accessed: 29 April 2020). Surat KEPM Relaksasi Kewajiban Laporan dan RUPS.pdf.pdf.pdf - Google Drive (no date) Surat KEPM Relaksasi Kewajiban Laporan dan RUPS. pdf.pdf.pdf-Google Drive (no date). Available at:https://drive.google. com/file/d/13cUqlNuepIj3TQauH00ojhn0LKE5Nve6/view (Accessed: 29 April 2020). KEPM Relaksasi Kewajiban Laporan dan RUPS.pdf. pdf.pdf-G. Available at: https://drive.google.com/file/d/13cUqlNuepIj3 TQauH00ojhn0LKE5Nve6/view (Accessed: 29 April 2020).

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 11 Biodata Penulis

Dr. Tommy Kuncara, S.E., M.M.S.I., CA., ACPA., CTA, lahir di Jakarta pada tanggal 17 November 1990. Ia menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada 10 Januari 2012. Ia merupakan alumnus Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta. Pada tahun 2014 mengikuti Program Magister Sistem Informasi Akuntansi dan lulus pada tahun 2016 dari Universitas Gunadarma Jakarta. Pada saat tahun 2017 sampai saat ini sedang menjadi mahasiswa program Doktor Universitas Gunadarma Jakarta. Pada tahun 2016 diangkat menjadi Dosen dan Koordinator Laboratorium Akuntansi Universitas Gunadarma pada Fakultas Ekonomi dan program studi Akuntansi, selain menjadi dosen ia juga menjadi associate Partner di KAP Bambang Sutopo. Email: [email protected]

12 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi Pajak di Indonesia Setelah Covid-19 Selesai

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 13 14 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB II

PREDIKSI PAJAK DI INDONESIA SETELAH COVID-19 SELESAI

A. Pendahuluan Pandemi covid-19 merupakan musibah yang mengubah stabilitas kondisi perekonomian dunia. Bagaimana tidak selama pandemi ini muncul telah memberikan dampak yang cukup signifikan kepada setiap aspek kehidupan, baik itu aspek sosial, aspek budaya, aspek politik ataupun aspek ekonomi. Pendemik virus corona memberikan dampak kepada perekonomian global, hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk dapat meminimalisir hal yang tidak dikehendaki akibat pandemi virus corona ini. Pandemi yang terjadi pada akhir tahun 2019 ini, telah memberikan dampak yang besar kepada kondisi global, khususnya di sektor perekonomian dan kesehatan. Pada konferensi pers tanggal 1 April 2020 Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan penjelasan tentang pertumbuhan ekonomi tahun 2020, Lembaga-lembaga keuangan mengubah strategi demi menjaga kestabilan keuangan. Seluruh sektor perekonomian di Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan, baik segi pertumbuhan PDB, nilai tukar rupiah inflasi serta ekspor impor.

B. Kebijakan Pemerintah Menanggulangi Pandemi Covid-19 Untuk menanggulangi masalah perekonomian akibat dari covid-19, Presiden Jokowi mengesahkan insentif pajak No. 44/PMK.03/2020 menggatikan PMK No. 23/PMK.03/2020 yang diterbitkan awal bulan April 2020. Diharapkan dengan kebijakan ini pengusaha akan tetap kuat mengahapi gelombang pandemi covid-19. Sehingga meminimalisir pemecatan kerja karyawan. Pemerintah menjadikan insentif pajak sebagai kebijakan untuk dapat menjaga perekonomian nasional yang sedang lesu akibat covid-19.

15 Berikut ini adalah insentif pajak yang diberikan pemerintah selama pandemik Covid-19. 1. Insentif PPh 21 Pemerintah memberikan insentif bagi wajib pajak yang memiliki KLU yang tercantum dalam PMK, dan sudah disetujui menjadi perusahaan KITE. Insentif ini hanya untuk karyawan yang berpenghasilan kurang dari Rp. 200.000.000 setahun atau gaji perbulan maksimal Rp. 16.500.000. Masa berlaku insentif ini dimulai bulan April sampai dengan bulan September 2020. Setiap bulan perusahaan berkewajiban melaporkan laporan realisasi PPh 21 DTP melalui website pajak.go.id yang disediakan oleh direktorat jenderal pajak secara online. Penyampaian laporan realisasi ini maksimal tanggal 20 setiap bulannya dengan format yang sudah ditentukan DJP. 2. Insentif PPh 22 Pemerintah juga memberikan insentif PPh 22 impor bagi perusahaan yang memenuhi kualifikasi sebagai wajib pajak yang berhak menerima PPh 22 Impor. Persyaratan yang harus dimiliki adalah memiliki KLU sesuai yang tercantum dalam PMK dan ditetapkan sebagai perushaaan KITE. Apabila semua persyaratan telah terpenuhi maka akan mendapat surat keterangan bebas pemungutan PPh pasal 22 impor. Untuk mendapatkan surat ini perusahaan harus mendaftar secara online melalui website resmi DJP pajak.go.id. Masa berlaku surat ini selama 6 bulan mulai dari bulan april sampai dengan bulan september 2020. Setiap bulan perusahaan harus menyampaikan laporan realisasi pembebasan PPh Pasal 22 Impor dengan menggunakan formulir yang tersedia dan menyampaikan setiap 3 bulan sekali. Berikut ini adalah tanggal penyampaian laporan realisasi Pajak PPh Pasal 22 Impor: a. Masa Pajak April sampai dengan Juni tahun 2020 Disampaikan maksimal tanggal 20 Juli tahun 2020.

16 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 b. Masa Pajak Juli sampai dengan September tahun 2020 Disampaikan maksimal tanggal 20 Oktober tahun 2020 3. Insentif PPh 25 Selain memberikan insentif Pajak PPh 21 dan PPh Pasal 22 impor, Pemerintah juga memberikan insentif pengurang angsuran PPh 25. Insentif ini berlaku selama 6 bulan, bagi perusahaan yang lolos kriteria, berhak mendapatkan pengurangan angsuran PPh 25 sebanyak 30%. Perusahaan wajib menyampaikan pemberitahuan pengurangan PPh 25 secara online di situs resmi DJP pajak.go.id Jika dinyatakan berhak, maka perusahaan yang mendapat fasilitas insentif Pajak PPh 25 harus menyampaikan laporan realisasi dengan menggunakan formulir yang sudah disediakan. Berikut adalah ketentuan laporan realisasi pph 25. a. Masa Pajak April sampai dengan Juni tahun 2020 Disampaikan maksimal tanggal 20 Juli tahun 2020. b. Masa Pajak Juli sampai dengan September tahun 2020 Disampaikan maksimal tanggal 20 Oktober tahun 2020 4. Insentif PPN Pemerintah memberikan insentif percepatan restitusi PPN bagi wajib pajak yang memenuhuhi kriteria tertentu sampai dengan 5 Milyar rupiah. Insentif ini berlaku selama 6 bulan mulai bulan April sampai bulan September 2020. Apabila wajib pajak atau perusahaan memenuhi kriteria tersebut, maka berhak memperoleh pengembalian pendahuluan atas lebih bayar pajak sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) berisiko rendah. Beikut ini adalah ketentuan dari Pengusaha Kena Pajak (PKP) berisiko rendah: a. Pengusaha Kena Pajak yang memiliki KLU sesuai lampiran yang tercantum dalam PMK. b. Direktoran Jenderal Pajak tidak menerbitkan surat keputusan penetapan secara jababan untuk Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah. c. Pengusaha Kena Pajak tanpa persyaratan untuk melakukan kegiatan ekspor BPK dan JKP.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 17 5. Insentif PPh Final Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu maksimal 4,8 Milyar, mendapatkan Insentif PPh Final DTP. Selain itu apabila wajib pajak pelaku usaha UMKM bergerak di bidang impor, maka DJBC tidak memungutan PPh 22 Impor sebagaimana yang dimaksud dalam PMK Nomor 44/PMK.03/2020. Apabila pelaku usaha UMKM ingin mendapatkan fasilitas insentif PPh Final ditanggung pemerintah, Wajib pajak tersebut harus terlebih dahulu mengajukan permohonan SK untuk mendapatkan insentif pajak PPh Final DTP dengan cara permohonan online melalui situs resmi pajak.go.id. Insentif PPh final UMKM ini berlaku selama 6 bulan, mulai bulan April sampai bulan September 2020. Peran pemerintah dalam menanggulangi pandemi covid-19 selain memberikan insentif pajak kepada wajib pajak, pemerintah pun membuat relaksasi untuk membantu para pelaku usaha yang terdampak pandemi covid-19. Berikut ini adalah beberapa relaksasi yang dilakukan pemerintah di tengah pandemi Covid-19: a. Menurunkan Tarif PPh Badan Mulai Tahun 2020 Sampai dengan Tahun 2022 Secara Bertahap Secara bertahap selama 3 tahun ke depan, dimulai tahun pajak 2020 sampai dengan tahun pajak 2022 pemerintah menurunkan tarif PPh badan dengan ketentuan awal 25% menjadi 22% pada tahun 2020 dan 2021, lalu turun kembali 20% pada tahun 2022. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah go publik dan memenuhi persyaratan tertentu dengan jumlah saham di BEI min 40% berhak memperoleh tarif 3% lebih rendah dari tarif umum. b. Diperpanjangnya Waktu Permohonan dan Penyelesaian Administrasi Pajak 1) Permohonan keberatan wajib pajak diperpanjang maksimal selama 6 bulan 2) Permohonan pengembalian lebih bayar (LB) yang dimaksud dalam pasal 17B diperpanjang 6 bulan

18 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 3) Pengajuan SK yang dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) diperpanjang 6 bulan 4) Permohonan pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi yang dimaksud dalam pasal 36 ayat (1) diperpanjang 6 bulan 5) Pengembalian lebih bayar (LB) yang dimaksud dalam pasal 11 ayat (2) diperpanjang 1 bulan c. Memberikan Fasilitas Kepabeanan Untuk menghadapi ancaman yang membahayakan pereko- nomian nasional, Pemerintah dalam hal ini menteri keuangan memberikan fasilitas kepabeanan dengan membebaskan atau meringankan bea masuk. d. Memberlakukan Pajak Transaksi Elektronik Pemerintah merencanakan akan memungut PPN BKP dan JKP oleh platform luar negeri melalui PMSE. Bahkan selain PPN pemerintah juga akan memungut PPh transaksi elektronik atas kegiatan PMSE oleh subjek pajak luar negeri yang memiliki dampak ekonomi akibat dari covid-19. e. Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan SPT Masa PPN Diperpanjang Pemerintah memperpanjang masa pelaporan SPT tahunan pribadi dan SPT masa PPh badan. Direktorat jenderal pajak mengumumkan batas pelaporan dan pembayaran SPT tahunan wajib pajak pribadi sampai dengan 30 April 2020. Sedangkan untuk pelaporan SPT masa PPh diperpanjang sampai tanggal 30 April 2020. Direktorat jenderal pajak juga mengingatkan kepada semua wajib pajak untuk menjalankan kewajiban bayar dan lapor pajak secara online. Karena seluruh kantor pelayanan pajak ditutup sementara.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 19 C. Prediksi Pajak di Indonesia Setelah Covid-19 Selesai Covid-19 yang melanda beberapa Negara di dunia memberikan dampak terhadap bidang perekonomian dan juga kesehatan. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana keadaan perekonomian khususnya di bidang perpajakan setelah pandemik Covid-19 selesai? Untuk menjawab pertanyaan ini semua tergantung dari seberapa lama pandemi Covid-19 akan berakhir dan seberapa besar dampaknya bagi perekonomian Indonesia. Saat ini kita berada di tengah bayang-bayang guncangan ekonomi ganda, baik dari sisi penawaran dan dari sisi permintaan. dilihat dari sisi penawaran terdapat beberapa point seperti terganggunya suplay rantai global akibat lock down, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mempengaruhi kelancaran arus kas. Sedangkan dilihat dari sisi permintaan terdapat beberapa point seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran akibat pandemik Covid-19 yang mempengaruhi penghasilan masyarakat. Jangka waktu pulihnya perekonomian akibat pandemik Covid-19 akan menentukan arah instrumen fiskal pemerintah tergantung daya tahan anggaran pemerintah. Belajar dari pengalaman krisis tahun-tahun sebelumnya seperti krisis tahun 1998 sampai dengan krisis keuangan global tahun 2008, bagaimana pemerintah mengambil kebijakan seperti kebijakan fiskal yang ekspansif seperti belanja besar-besaran dan relaksasi pajak untuk dapat menyelamatkan roda perekonomian disuatu negara. World Bank mengungkapkan bahwa terdapat penurunan rasio pajak sekitar 1,5% setelah tahun 2008. Hal tersebut diakibatkan karena faktor penyusutan PDB. Secara kumulatif umumnya defisit anggaran akan membengkak. Kebijakan fiskal ekspansif akan menimbulkan beberapa risiko, seperti risiko suku bunga, hutang, dan tingkat inflasi.

D. Mengulas Krisis Ekonomi Tahun 2008 Bagaimana kondisi perekonomian khususnya di bidang pajak setelah pandemi Covid-19 selesai. Perlu kita cermati beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam jangka pendek sejatinya akan mempengaruhi bagi postur fiskal jangka pendek menengah dan panjang.

20 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Kebijaka Relaksasi saat ini mungkin akan berdampak bagi pemungutan pajak di masa yang akan datang Selain itu, Kondisi perpajakan di Indonesia setelah pandemik Covid-19 selesai bisa diprediksi dengan mengamati kondisi pajak setelah terjadinya krisi ekomomi pada tahun 2008. Dari pengalaman tersebut terdapat beberapa prediksi yang bisa disimpulkan mengenai kondisi pajak setelah Covid-19 selesai. 1. Bentuk Penerimaan dan Kebijakan Pajak Mengulas dari kisah krisis tahun 2008, Pajak Penerimaan Negara (PPN) dan Pajak Pengahsilan (PPh) menjadi sumber penerimaan pajak yang paling stabil. Sedangkan PPh badan menurun drastis akibat goncangan ekonomi. Jadi bukan tidak mungkin arah perpajakan di Indonesia setelah Covid-19 selesai adalah berkaitan dengan sektor PPN. Baik itu meningkatkan tarif PPN, memperluas basis PPN, maupun mengenakan PPN pada sistem Teknologi Informasi (TI). Karena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih tahan terhadap goncangan dibandingkan dengan jenis pajak yang lain, kemungkinan kedepannya pola yang sama akan diambil pemerintah yaitu dengan mengoptimalkan pemasukan dari PPN setelah Covid-19 selesai. 2. Kebijakan Konsolidasi Fiskal Ekspansif Upaya pemerintah menghadapi krisis keuangan dalam jangka waktu pendek akan mempengaruhi kebijakan fiskal ekspansif, yang mengakibatkan anggaran defisit. Sebagai contoh setelah krisis tahun 2008 menunjukan anggaran belanja dibeberapa negara meningkat. Dengan berjalannya waktu, program konsolidasi fiskal akan diterapkan. Hal tersebut ditandai dengan pengelolaan belanja yang khusus, serta optimalisasi dari penerimaan pajak, baik pusat maupun daerah. 3. Terobosan Baru Sama seperti pada krisis keungan tahun 2008, setelah pandemi Covid-19 selesai diprediksi pemerintah akan mencari terobosan baru dalam menambal defisit akibat pandemik Covid-19. Mau tidak mau

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 21 akan terjadi perdebatan mengenai siapa pihak yang selama ini belum cukup berpartisipasi dalam kepatuhan pajak, Sepuluh tahun yang lalu jawabannya adalah perusahaan multinasional. Berbagai isu akan bermunculan seperti isu ketimpangan. Seperti halnya dari krisis keuangan tahun 2008 menunjukkan dampak dari ketimpangan, baik dari sisi penghasilan dan asset yang semakin membesar. Berbagai kebijakan akan diambil oleh pemerintah seperti penyesuaian bagi kelompok berpenghasilan rendah, berikutnya adalah tarif progresif PPh wajib pajak orang pribadi, maupun pajak dengan basis atas kekayaan akan dipertimbangkan. 4. Analisa Penyebab Krisis Pemerintah akan menganalisa mengenai dampak dari Covid-19 dari sisi perekomonian dan pajak. Faktor apa saja yang menjadi penyebab dan bagaiman cara mananggulangi faktor tersebut agar tidak terjadi dan terulang di masa yang akan datang. Pemerintah harus mengambil kebijakan untuk masa yang akan datang hal apa saja yang yang berdampak bagi perekonomian di Indonesia setelah Covid-19 selesai. Seperti contohnya pajak lingkungan, instrumen fiskal serta design ulang kebijakan pada sektor kesehatan. 5. Reformasi Pajak Pemerintah memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan perekonomian negara. Untuk itu berbagai kebijakan regulasi pajak diperlukan untuk menekan defisit hutang akibat pandemi Covid-19. Reformasi pajak dibutuhkan baik yang sifatnya sementara ataupun jangka panjang, di tengah ketidakpastian akibat berbagai perubahan seperti Phsycal distancing, social distancing dan new normal. Belajar dari masa lalu saat krisis keuangan tahun 2008, di mana suara kelompok masyarakat diperhitungkan, sepertinya saat pandemi Covid-19 selesai pemerintah juga mulai memperhitungkan suara kelompok masyarakat, akibatnya bisa menimbulkan agenda reformasi pajak yang semakin banyak. Reformasi pajak yang mengakomodir berbagai kepentingan akan menghasilkan sistem pajak yang lebih kompleks.

22 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 6. Kompetisi Pajak Kedaulatan Fiskal Pandemik Covid-19 begitu berakibat buruk bagi perekonomian diberbagai negara. Oleh karena itu diperlukan serta peran aktif dari sektor swasta untuk menanamkan modalnya guna mendorong daya saing global, termasuk melalui instrument pajak. Perubahan instrumen pajak, pemberian insentif dan penurunan tarif PPh badan dengan tujuan penyerapan tenaga kerja. Akan tetap menjadi favorit diberbagai negara. Prediksi pajak setelah Covid-19 selesai akan melibatkan kompetisi pajak dengan jargon kedaulatan fiskal. Kebijakan pajak yang melindungi kepentingan negara dan bersifat sepihak akan tidak terbendung lagi. 7. Tata Kelola Pajak Dampak dari krisis keuangan tahun 2008 memberikan pengaruh terhadap tata kelola pajak yang lebih baik ditingkat global. Beberapa upaya dilakukan seperti program transparansi melalui pertukaran informasi dan kerjasama melawan penghindaran pajak melalui program base erosion and profit sharing (BEPS) Selain dampak dari 2 hal tersebut diprediksi setelah pandemi Covid-19 selesai akan memasuki fase baru yaitu distribusi pajak yang lebih adil dan merata untuk semua kalangan. 8. Kebijakan Otoritas Pajak Demi Mengingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di balik semua musibah ada hikmah yang bisa dipelajari, seperti hikmah dibalik pandemi Covid-19 yang memberikan palajaran berharga bagi semua kalangan otoritas pajak, yaitu kesiapan dalam hal membuat administrasi pajak dengan berbasis teknologi informasi (TI). Setelah pandemi Covid-19 selesai, pemerintah merencanakan penggunaan pajak berbasis teknologi (TI) akan dikembangkan bukan hanya sebatas pelayanan dan pelaporan saja, tetapi juga meluas ke arah e-audit dan e-akses dengan berbasis pada transparansi, efisiensi dan juga rela time.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 23 Selain itu, pemerintah akan melakukan penguatan otoritas pajak, dengan perubahan proses bisnis dari kemampuan mengakses kemampuan mengolah informasi, serta perluasan kepatuhan koperatif untuk mengoptimalkan kepatuhan pajak. 9. Regulasi Wajib Pajak Akibat dari perubahan regulasi pajak yang dilakukan pemerintah, akan menambah jumlah perselisihan. Analisis ini dari kejadian yang terjadi setelah krisis kuangan tahun 2008. Bagi wajib pajak kondisi ini menciptakan kebutuhan jaminan pajak, pengolahan resiko pajak yang lebih baik. Serta menerapkan kerangka kontrol pajak dalam perusahaan. Dengan adanya permintaan melalui mekanisme pencegahan dan penyelesaian dari sengketa pajak yang efektif dan efisien, juga akan menjadi pengubah landskap pajak ke depan. Demikian predisi perekonomian khususnya di bidang pajak setelah pandemi Covid-19 selesai. Beberapa prediksi tersebut diambil dari berbagai narasumber dan history dari pengalaman krisis ekonomi tahun sebelumnya. Untuk terjadinya probabilitas dari beberapa prediksi di atas akan sangat dipengaruhi dari seberapa lama pandemi Covid-19 akan selesai dan seberapa besar dampaknya terhadap ekonomi. Semoga bisa tulisan ini bisa bermanfaat.

24 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Daftar Pustaka Krisiandi, E. (2020) 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi Covid-19: Penangguhan Cicilan hingga Relaksasi Pajak, kompas. com. https://www.online-pajak.com/st/seputar-efaktur-ppn/kebijakan-insentif- pajak https://www.cnbcindonesia.com/news/20200501110015-4-155683/sri- mulyani-tambah-insentif-pajak-bagi-usaha-kena-covid-1 https://news.ddtc.co.id/pandemi-covid-19-dan-9-prediksi-pajak-di-masa- mendatang-20415

Biodata Penulis

Tulus Pujo Nugroho, S.E., M.M, Menyelesaikan Pendidikan S1 Jurusan Ilmu Ekonomi Akuntansi Universitas Gunadarma pada tahun 2012 dan menyelesaikan Pendidikan Program Pasca Sarjana (S2) Ilmu Manajemen Perbankan Universitas Gunadarma pada tahun 2016. Saat ini aktif sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Konsultan Pajak & Manager Accounting Pajak di Perusahaan Kelapa Sawit (PKS)

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 25 26 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi Perbankan Konvensional Pasca Covid-19

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 27 28 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB III

PREDIKSI PERBANKAN KONVENSIONAL PASCA COVID-19

A. Pendahuluan Pandemi Covid-19 yang telah terjadi di berbagai negara telah mengganggu roda perekonomian dunia. Covid-19 bahkan banyak memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global karena dampak yang terjadi di pasar keuangan dan sektor riil. Di Indonesia, krisis dikhawatirkan akan terjadi seperti tahun 1998. Krisis keuangan juga pernah terjadi pada tahun 2008. Namun, kedua krisis yang pernah terjadi ini penanganan dan dampaknya berbeda dari krisis yang diakibatkan Covid-19. Pada tahun 1998 saat krisis ekonomi terjadi kondisi perekonomian Indonesia sangat rentan, dunia usaha saat itu tidak memiliki daya saing. Pemicu dari krisis tersebut adalah dari nilai tukar mata uang asing. Karena peristiwa tersebut akhirnya menghantam krisis langsung yang merambat ke sektor perbankan, sehingga banyak terjadi kredit macet yang pada akhirnya perbankan banyak mengalami kebangkrutan. Pada kriris yang melanda tahun 2008 lalu, yang disebabkan oleh subprime mortgage telah menjadi pemicu krisis global financial. Pada saat itu Indonesia pun tak luput dari imbasnya khususnya di pasar modal. Akan tetapi, pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia relatif lebih stabil dan kuat, khususnya sektor perbankan, sehingga kredit perbankan tidak mengalami pengaruh besar. Lain halnya dengan tahun 2020 ini, pemicunya bukan dari sektor keuangan ataupun bisnis saja melainkan dari sektor kesehatan. Sehingga dampaknya, dunia usaha tak bisa bergerak namun sehat. Sektor usaha dapat dikatakan kuat, kokoh dan sehat, tetapi tidak dapat beroperasi seperti biasa.

29 Oleh sebab itu, tidak ada pengaruhnya bagi sektor keuangan. Kredit macet belum berdampak naik. Walaupun terdapat potensi untuk meningkat, hanya saja belum berpengaruh signifikan. Yang terkena dampak paling besar adalah kegiatan ekonomi sosial masyarakat. Melihat dari latar belakang dan juga pemicu krisis yang berbeda, respon kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pun berbeda- beda. Untuk krisis di tahun 1998 kebijakan yang dibuat adalah dengan memberikan dana talangan untuk mengembalikan dana masyarakat. Saat itu tidak ada kebijakan stimulus untuk diberikan kepada masyarakat yang terdampak krisis 1998 dan juga tidak ada bantuan untuk dunia usaha. Untuk tahun 2008, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah lebih kepada upaya menstimulus perekonomian, seperti menambah gaji pegawai agar terjadi peningkatan konsumsi, dan juga mengalihkan pasar ke dalam negeri sendiri. Sementara itu untuk tahun 2020 ini, apabila dibandingkan dengan krisis tahun 2008 ternyata jauh lebih kompleks, hal ini dikarenakan saling keterkaitan antara dunia usaha, pegawai yang sudah mulai work from home, physical distancing dan juga kesehatan. Semua saling berkaitan, dunia usaha tidak bergerak tetapi tetap sehat dikarenakan penjualan tetap terjadi walaupun secara online. Pemerintah mewaspadai dampak krisis ekonomi global akibat Covid-19, terutama terhadap beban defisit APBN serta peningkatan jurnal pengangguran dan penduduk miskin.

Sumber: katadata.co.id Gambar 3.1: Dampak Krisis Ekonomi Indonesia Akibat Covid-19 dari Realisasi 2019 Sampai Proyeksi 2020

30 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 B. Covid-19 VS Sektor Perbankan Covid-19 yang terjadi di beberapa negara khususnya ASEAN telah membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lemah khususnya di sektor perbankan sehingga berdampak pada menurunnya profitabiitas industri perbankan dan juga menurunnya grafik pertumbuhan kredit walau tidak signifikan. Perbankan Indonesia pun tidak luput dari terkoreksinya laba dan NIM selama periode awal tahun 2020. NIM (Net Interest Margin) adalah salah satu rasio keuangan yang diperoleh dari aktiva produktif dengan pendapatan dari bunga bersih. Ini berarti bahwa dari nilai NIM yang diperoleh kita dapat mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya sehingga dapat menghasilkan laba bersih. Dalam gambar di bawah dapat kita lihat NIM dari bulan Februari diketahui sebesar 4,81%, sedangkan di bulan Maret 2020 diketahui 4,31% atau menurun sebesar 0,5%. Walaupun terjadi penurunan kinerja perbankan masih tetap baik dikarenakan bank lebih fokus memperbesar pendapatan non bunga untuk menghadapi NIM yang menurun. Dan banyak bank di Indonesia yang tetap mempertahankan profitabilitas yang cukup tinggi setiap tahunnya dikarenakan memiliki CAR yang cukup besar sehingga sektor perbankan di Indonesia tidak terlalu terkena dampaknya. Demikian juga dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 21,67% di bulan Maret 2020. Angka ini menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,66%. Walaupun menurun rasio ini masih jauh dari batas yang ditentukan yaitu 8%. Hal ini seperti yang sudah diprediksi oleh OJK bahwa CAR akan sedikit menurun seiring dengan kenaikan resiko kredit. Berbanding terbalik dengan BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional) yang mengalami kenaikan dari 83,62% di bulan Februari, mengalami kenaikan sebesar 5,22% atau menjadi 88,84% di bulan Maret 2020. Hal ini terjadi karena memang di awal tahun/kuartal I banyak pengeluaran seperti biaya untuk bonus dan THR mulai dicadangkan, promo-promo yang diberikan untuk menarik Dana Pihak Ketiga. Sehingga diharapkan pada kuartal II dan III BOPO akan mengalami penurunan.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 31 Loan to Deposit Ratio atau rasio penyaluran kredit mengalami kenaikan juga dari bulan Februari 2020 ke bulan Maret 2020 sebesar 0,05% atau menjadi 92,55%. Padahal angka ideal untuk LDR yang diberikan oleh BI adalah dikisaran 75%-80%. Hal ini berkaitan dengan penyaluran kredit yang tidak sebanding dengan Dana Pihak Ketiga yang diperoleh dan tingkat likuiditas perbankan yang diperketat. Namun angka LDR tersebut lebih baik daripada tahun 2018 dan 2019 yang mencapai 94%. Sedangkan Return on Asset (ROA) yang merupakan bagian dari rasio profitabiltas merupakan rasio keuntungan bersih yang mengetahui sejauhmana perbankan menghasilkan laba dengan cara membandingkan antara laba bersih sebelum pajak (earning before tax) dengan total aset. ROA dari bulan Februari 2020 ke Maret 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,08% yang berarti masih besarnya kemampuan perbankan menghasilkan laba walaupun di tengah pandemik.

Gambar 3.2: Indikator Kinerja Bank Umum Konvensional Bulan Februari 2020

Gambar 3.3: Indikator Kinerja Bank Umum Konvensional Bulan Maret 2020

Walaupun kondisi sistem keuangan yang cukup stabil saat ini dan juga kinerja intermediasi yang positif perbankan harus tetap waspada akan resiko-resiko yang mungkin bisa berpotensi memburuk, oleh sebab itu Otoritas Jasa Keuangan selalu memantau kondisi perekonomian yang

32 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 dapat berdampak buruk atau meningkatkan resiko bagi perbankan. Jika hal tersebut terjadi maka OJK akan membuat kebijakan-kebijakan untuk dapat meminimalisisr dampaknya bagi sektor perbankan.

Gambar 3.4: Indikator Perbankan Year of Year

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami perubahan signifikan seiring dampak pandemi Covid-19, perkembangan dampak Covid-19 ini akan sangat mempengaruhi skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya, dan jika kondisi semakin buruk maka dapat terjadi resesi ekonomi, itulah penyataan dari menteri Keuangan Sri Mulyani. Kinerja intermediasi industri perbankan pada Maret 2020 justru menunjukkan kecenderungan membaik, disaat kepanikan terhadap pandemi Covid-19 mulai merebak. Kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berhasil tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, dan turun sedikit pada bulan April sedangkan kredit bermasalah (NPL) sedikit mengalami penurunan. Demikian juga dengan CAR perbankan di bulan April 2020 yang mengalami kenaikan dibandingkan bulan Maret 2020.

Sumber: OJK Gambar 3.5: Perkembangan Sektor Jasa Keuangan

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 33 C. Kebijakan Stimulus untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Untuk menghadapi gejolak ekonomi dimasa pandemi ini khususnya disektor perbankan, BI dan juga OJK telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menstimulus pemulihan ekonomi khususnya yang berkaitan dengan bank. Terdapat lima peraturan OJK (POJK) yang digunakan sebagai tindak lanjut dari kewenangan OJK berdasarkan Perpu No.01/2020 mengenai kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untk penanganan pandemi Covid-19 dan dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan atau stabilitas sistem keuangan yang dikeluarkan tanggal 21 April 2020. Adapun peraturan yang diterbitkan adalah sebagai berikut:

Ekonomi nasional saat ini berada pada titik bawah siklus ekonomi, hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang terjadi pada kuartal I (Januari 2020 sampai saat ini Juni 2020). Siklus ekonomi berada pada titik bawah maksudnya adalah ekonomi nasional sedang bermasalah yang terlihat dari kemapuan daya beli yang turun, terjadi PHK dimana-mana sehingga produksi industri berkurang. Pada saat masyakarat mengalami penurunan dalam berbelanja baik barang maupun jasa maka produksi industri pun akan ikut turun. Hal ini berdampak pada pendapatan industri baik dari sektor industri besar maupun UMKM. Dampak dari keadaan ekonomi yang turun ini membuat industri keuangan menjadi bagian sangat penting. Apabila kinerja perusahaan mengalami penurunan maka dapat menimbulkan 2 (dua) resiko bagi perbankan

34 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 maupun lembaga pembiayaan non bank. Yang pertama adalah risiko kredit (Loan at Risk), akibat pandemi ini banyak terjadi penurunan kemampuan debitur dalam membayar cicilan kreditnya sehingga penyaluran kredit yang diberikan kepada masyrakat sekarang akan lebih beresiko. Kedua adalah resiko kenaikan kredit bermasalah atau NPL (non-performing loan) atau NPF (non-performing finance). Kedua resiko inilah yang secara keseluruhan ikut menentukan kinerja industri keuangan dan yang paling terkena dampak dari pandemik Covid-19. Oleh sebab itu pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan stimulus berupa kebijakan finansial bagi perekonomian Indonesia. Dalam hal ini kemudian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan POJK No.11/POJK.03/2020 mengenai Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019. Diharapkan para pelaku bisnis dapat melaksanakan kebijakan ini dan diharapkan dapat mengurangi dampak yang akan atau telah terjadi dan mampu meminimalisir risiko kredit yang berpotensi mengganggu kinerja perbankan. Melalui stimulus ini diharapkan perbankan akan memudahkan menyalurkan kredit baru kepada calon debitur dan kredit macet dapat lebih terkendali. 1. Keringanan Pembayaran Kredit untuk Debitur Berdasarkan kebijakan stimulus yang diberikan diharapkan dapat menjadi countercyclical dampak penyebaran virus covid-19. Dengan demikian diharapkan dapat menjaga stabilitas sistem keuangan, mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi intermediasi, sehingga dapat menjadi faktor pertumbuhan ekonomi. Kebijakan stimulus yang diberikan terdiri dari: a. Penilaian kualitas kredit mencapai Rp.10.000.000.000.00, baik pembiayaan ataupun penyediaan dana lain hanya berdasarkan ketepatan pembayaran pokok dan atau bunga untuk kredit. b. Restrukturisasi tanpa batasan plafon kredit dengan peningkatan kualitas pembiayaan atau kredit. c. Relaksasi ini berlaku satu tahun dari sejak ditetapkan dan berlaku untuk debitur Non-UMKM maupun UMKM.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 35 Sedangkan mekanisme akan disesuaikan dengan kapasitas membayar para debitur juga penerapannya akan diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing karena bank lebih mengenal para debiturnya. Debitur mulai dari UMKM hingga industri besar, baik pekerja informal ataupun formal yang memiliki kredit bank dapat mengajukan keringanan kredit dengan beberapa cara. Antara lain perpanjangan jangka waktu cicilan kredit, penurunan suku bunga kredit, pengurangan tunggakan bunga dan pokoknya, penambahan fasilitas kredit/pembiayaan dan konversi kredit/pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara. Restrukturisasi kredit ini diberikan kepada para debitur dari sektor yang terdampak virus corona. Bank akan diberikan kewenangan untuk menentukan kriteria debitur yang terdampak virus corona. Terdapat pedoman yang menjelaskan kriteria dari debitur yang terkena dampak Covid-19 oleh Bank yang terkait dan perusahaan pembiayaan. Restruturisasi kredit juga diberikan kepada para pelaku UMKM meliputi pekerja berpenghasilan harian dan pekerja di sektor informal yang terdampak virus corona, seperti ojek online, restoran. pariwisata, perhotelan, perdagangan, pertanian, dan pertambangan. Kita bisa lihat dalam grafik di bawah ini suku bunga kredit bank umum dari kuartal I 2020 terus mengalami penurunan hingga saat ini, hal ini merupakan salah satu kebijakan stimulus yang diberikan oleh bank atas instruksi dari PJOK.

Gambar 3.6: Perkembangan Suku Bunga Rata-rata DPK Bank Umum

36 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Sumber: Republika Gambar 3.7: Kebijakan stimulus oleh OJK

D. Perkembangan Sektor Jasa Keuangan di Masa Pandemi Menurut OJK dapat dikatakan bahwa kondisi sektor perbankan saat ini berada dalam kondisi stabil, hal ini dapat kita lihat dari rasio keuangan dari bulan Maret hingga April yang berada dalam batas aman (treshold) seperti permodalan (CAR) 21,77% naik menjadi 22,13% di bulan April, demikian juga dengan kredit bermasalah (NPL) gross 2,89 persen dan kecukupan likuiditas non-core deposit dan alat likuid/DPK April 2020 terpantau pada level 117,8% dan 25,14%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BI terus mengamati stabilitas dari sektor jasa keuangan di tengah pandemi Covid-19 ini, yang hingga bulan April 2020 masih dalam kondisi stabil dan terjaga. Hal ini dapat kita lihat seperti yang digambarkan pada gambar 8 bahwa intermediasi sektor jasa keuangan membukukan nilai positif dan terkendalinya resiko sektor perbankan. Kinerja intermediasi sektor jasa keuangan per Maret 2020 masih tumbuh positif. Kredit perbankan tumbuh sebesar 5,73% yoy, dengan diikuti pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 8,08% yoy. Pertumbuhan kredit perbankan ini ditopang oleh tiga kredit yaitu kredit modal kerja yang memberikan pertumbuhan sebesar 4,84% yoy, kredit konsumsi sebesar 4,10% yoy dan kredit investasi yang mendominasi sebesar 9,08% yoy.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 37 Gambar 3.8: Kinerja Intermediasi Sektor Jasa Keuangan

Demikian juga dengan sektor pasar modal yang terus menumbuh baik dari segi penghimpunan dana maupun emiten baru. Hanya dibagian reksa dana terjadi sedikit penurunan dari Rp. 477,7 triliun di bulan April 2020 menjadi Rp. 476,4 triliun di bulan Mei 2020. Hal tersebut normal mengingat dimasa pandemi ini orang-orang lebih sedikit melakukan investasi karena mereka khawatir dengan kondisi sekarang yang tidak stabil. Mereka lebih mengutamakan kebutuhan pokok dan membayar kredit agar tidak terjadi tunggakan yang dapat memberatkan di masa yang akan datang. Berdasarkan data di atas dapat kita lihat resiko kredit NPL perbankan mengalami kenaikan menjadi 2,89% lebih besar dari bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan banyak terdapat beberapa kredit macet karena banyak usaha yang tidak beroperasi dan banyak pegawai yang diberhentikan. Tetapi hal tersebut tidak mengganggu kinerja perbankan secara keseluruhan yang dapat kita lihat dari CAR perbankan mengalami kenaikan dari 21,72% di bulan Maret 2020 menjadi 22,13% di bulan April 2020 dan resiko likuiditas di angka 117,8% yang masih bernilai positif.

38 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Gambar 3.9: Perkembangan DPK Bank Umum

Dari grafik di atas dapat kita lihat perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank umum terus mengalami pertumbuhan walaupun sempat terjadi penurunan di bulan Januari 2020. Namun di bulan berikutnya yaitu di bulan Februari sampai Maret 2020 Dana Pihak Ketiga terus bertumbuh menjadi 6.214.306 di mana produk Deposito yang masih mendominasi ke angka 2.671.722, diikuti oleh tabungan di angka 1.921.598 dan produk giro di angka 1.610.986. Hal tersebut cukup menarik dikarenakan di bulan tersebut yaitu Februari Maret 2020 Indonesia dalam masa pandemi Covid-19 yang tambah meningkat. Di mana program work from home sudah mulai digalakan, masyarakat dianjurkan untuk stay at home dan juga physical distancing sudah diterapkan.

Gambar 3.10: Perkembangan Kredit dan NPL Bank Umum Berdasarkan data dari Statistik Perbankan di atas dapat kita lihat grafik perkembangan kredit Bank Umum mengalami kenaikan setiap bulannya bahkan di bulan Maret 2020. Sedangkan NPL dari bulan Desember 2019 langsung melonjak di bulan Januari yang terus stabil hingga bulan Maret 2020. Hal ini memang berkaitan dengan masa pandemi ini dan merupakan hal yang wajar banyak terjadi kredit macet tetpai tidak sampai menggangi kinerja perbankan dikarenakan struktur perbankan kita yang cukup kuat.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 39 Komposisi kredit yang diterima lebih didominasi kepada kredit modal kerja sebesar 46,58%, kemudian diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi.

E. Kebijakan Restrukrisasi Perekonomian Sebanyak 65 bank dengan nilai Rp.113,8 triliun di mana Rp.60,9 triliunnya merupakan restrukturisasi kredit UMKM, berasal dari 561.950 debitur telah diberikan keringanan kredit oleh bank-bank terkait. Kemudahan ini diberikan kepada para debitur yang terkena dampak Covid-19. Debitur UMKM mendominasi sebesar 522.728 debitur dari total debitur sebanyak 561.950. Pemerintah dalam menjalankan kebijakan stimulus perekonomian lanjutan sangat diapresiasi oleh OJK, terlebih mengenai pemberian subsidi bunga bank bagi debitur bank dan perusahaan nonbank. Pemerintah dan OJK akan terus memantau dan menyiapkan pelaksanaan program stimulus lanjutan ini. Berikut beberapa ketentuan untuk debitur bank dan perusahaan nonbank yang berhak mendapatkan subsidi bunga ini, yaitu: 1. Debitur yang memiliki kolektibilitas lancar (kol 1) dan kolektibilitas dalam perhatian khusus (kol 2) 2. Ada beberapa target penerima subsidi bagi debitur bank dan perusahaan nonbank: a. Diberikan kepada kredit produktif UMKM dengan nominal sampai dengan Rp.10 miliar. b. Debitur yang memiliki kredit kendaraan bermotor dengan nominal

40 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 b. Untuk kluster di atas 500 juta s.d 1Rp. 10 miliar diberikan subsidi bunga sebesar 3% untuk 3 bulan pertama dan untuk tiga bulan kedua diberikan suku bunga 2% Dampak dari pandemi Covid-19 ini akan terus diawasi oleh pemerintah dan OJK agar selalu dapat diantisipasi melalui berbagai kebijakan agar tidak menimbulkan resesi ekonomi sehingga perekonomian akan tetap terjaga kestabilannya.

F. Prediksi Perbankan Konvensional Pasca Pandemi Covid-19

Tabel 3.1: Realisasi dan Proyeksi per Skenario Keterangan Revisi Revisi Realisasi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Desember Awal 2020 2020 2020 2019 Skenario 1 Skenario 2 Prediksi berakhir pandemi Covid-19 - - Sept 2020 Des 2020 di RI Pertumbuhan 5.02 5.1-5.5 2.0-2.5 (-0.4) - 2.3 Ekonomi Inflasi 2.72 3.0 ± 1 3.0 ± 1 3.0 ± 1 14.700- 14.900- Nulai tukar Rp/USD 13.867 14.400 15.200 15.500 Tingkat suku bunga 5,7 5,4 5,0 5,0 3 bln (%) BI 7-day (Reverse) 5,00 4,50-5,25 4,25-4,75 4,25-4,74 Repo Rate (%) Pertumbuhan Dana 6,54 8-10 6-8 - Pihak Ketiga (%) Pertumbuhan Kredit 6,08 11-13 6-8 - (%) Sumber: Kementrian keuangan, BPS, BI & OJK, diolah

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 41 Dapat kita cermati dari tabel di atas, dari realisasi hingga revisi proyeksi di mana pada skenario 1 prediksi pandemi Covid-19 ini berakhir pada bulan September 2020, yang diikuti penurunan pertumbuhan ekonomi dari realisasi proyeksi awal di tahun 2020 yang menyebabkan turun sebesar hampir setengahnya. Hal ini dikarenakan dampak Covid-19 ini berimbas kemana-mana tidak hanya pada satu titik saja. Jika prediksi diperikirakan sampai ke akhir tahun 2020 dibuatlah skenario ke 2 di mana pertumbuhan ekonomi dapat berpotensi negatif karena selama kegiatan Pembatasan Skala Berskala Besar (PSBB) terjadi penurunan kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu di kuartal ke II ini pemerintah mulai membuka kondisi new normal agar perkonomian dapat berjalan kembali meskipun tetap dalam protokol yang ketat seperti physical distancing, selalu menjaga kebersihan dan penggunaan masker. Dalam skenario ke 2 ini angka kemiskinan dan pengangguran diperkirakan akan meningkat tajam, oleh sebab itu pemerintah banyak melakukan berbagai langkah agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak menuju skenario 2 salah satunya dengan dilakukannya new normal saat ini. Sedangkan untuk inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan juga tingkat suku bunga tidak terlalu berubah dari proyeksi awal 2020. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan pertumbuhan kredit akan mengalami penurunan dari proyeksi awal sekitar 2 point pada bulan September 2020 mendatang, hal ini terjadi karena dampak dari pandemi yang jika berlangsung terus hal tersebut akan terjadi. Hingga saat ini pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan OJK dalam mengawasi secara cermat kasus pandemi Covid-19 ini agar dampak terhadap perekonomian dapat diminimalisir dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sesuai untuk menjaga stabilititas sistem keuangan sehingga perokonomian Indonesia dapat bertahan baik di tengah pandemi ini ataupun pasca pandemi.

42 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Daftar Pustaka www.republika.co.id (https://republika.co.id/berita/q87am1440/ojk-kinerja- industri-keuangan-terjaga) www.ojk.go.id(https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran- pers/Pages/Siaran-Pers-Semester-I-2019,-Stabilitas-Sektor-Jasa- Keuangan-Terjaga-Kinerja-Intermediasi-Positif-Dan-Risiko- Terkendali.aspx) www.ojk.go.id (https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/ Pages/-FAQ-Restrukturisasi-Kredit-atau-Pembiayaan-terkait- Dampak-COVID-19.aspx) www.bi.go.id (https://www.bi.go.id/id/lip/covid-19/Contents/Default.aspx) https://www.kemenkeu.go.id www.bps.go.id

Biodata Penulis

Diah Aryati, S.E., M.M.S.I, adalah seorang dosen di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Dia meraih gelar sarjana di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma pada tahun 2004, lulus Magister Sistem Informasi Manajemen jurusan Sistem Informasi Akuntansi pada tahun 2008. Mengajar Akuntansi Keuangan Lanjut, Etika Profesi Akuntansi, Perangkat Lunak Akuntansi juga Studi Kelayakan Bisnis. Menjabat wakil Laboratorium Pengembangan Perbankan dan Asuransi di bawah naungan Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi Universitas Gunadarma. Saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral Ilmu Ekonomi.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 43 44 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi Perbankan Syariah Setelah Covid-19 Selesai

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 45 46 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB IV

PREDIKSI PERBANKAN SYARIAH SETELAH COVID-19 SELESAI

A. Pendahuluan Virus Corona yang berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok atau dikenal dengan Covid-19 telah merubah wajah dunia secara global, termasuk bidang perekonomian di banyak sektor, terutama sektor perhotelan, pariwisata dan transportasi udara. Para ahli memprediksi wabah ini menjadi penyebab krisis keuangan melebihi krisis keuangan di Asia pada 1997-1998 dan krisis keuangan global pada 2008. Bila dalam dua masa krisis tersebut perbankan syariah di Indonesia dapat survive dikarenakan, pertama, bank syariah beroperasi tidak berdasarkan pada riba atau suku bunga, sehingga hal tersebut tidak berpengaruh ketika tingkat suku bunga deposito melambung tinggi dan menjadi tidak seimbang dengan kemampuan bank untuk membayarnya dalam bentuk keuntungan. Kedua, prinsip bagi hasil dan bagi kerugian. Keuntungan dibagi secara proporsional dan kerugianpun ditanggung bersama. Ketiga, perbankan syariah berbasis kepada sektor riil, di mana salah satu penyebab krisis global pada 2007-2008 adalah maraknya penggunaan produk yang tidak jelas jaminan asetnya, atau disebut produk derivatif. Keempat, bank syariah tentunya bebas dari negative spread antara bunga simpanan dan bunga kredit. Selain empat hal tersebut juga, umumnya nasabah bank syariah adalah pengusaha retail khususnya UMKM yang dapat bertahan pada dua krisis tersebut. Akan tetapi krisis Covid-19 ini berdampak pula pada sektor retail khususnya UMKM, oleh karena itu dapat dipertanyakan apakah bank syariah dapat bertahan juga terhadap krisis yang disebabkan Covid-19 dan bagaimana prediksinya setelah wabah berakhir.

47 B. Perkembangan Sistem Perbankan Syariah Pendirian lembaga keuangan syariah mempunyai tujuan sebagai upaya bagi kaum muslimin dalam mensandarkan seluruh aspek kehidupannya termasuk aspek ekonomi sesuai ajaran Al-Quran dan As- Sunnah. Sistem bagi hasil baik berupa keuntungan maupun kerugian diterapkan pertama kali pada tahun 40-an di Malaysia dan Pakistan, dengan kegiatan pengelolaan secara nonkonvensional pada dana haji. Dilanjutkan pada dekade 1960-an dengan adanya Mit Ghmr Bank di sepanjang delta sungai Nil. Rintisan tersebut merupakan pemicu bagi perkembangan sistem keuangan dan ekonomi Islam. Bulan Desember 1970, dalam Sidang Menteri Luar Negeri Negara-Negara Organisasi Konferensi Islam di Karachi, Pakistan, proposal pendirian bank syariah diajukan oleh Negara Mesir. Proposal tersebut diterima dan disetujui dengan rencana didirikannya Bank Islam Internasional dan Federasi Bank Islam. Pada Maret 1973 usulan tersebut kembali diagendakan pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghasi, Libya. Pada tahun 1975 disetujui rancangan pendirian Bank Pembangunan Islami atau Islamic Development Bank (IDB) dan berang- gotakan seluruh anggota OKI dalam Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah. Selanjutnya bermunculanlah bank-bank syariah di Mesir, negara- negara Teluk, Sudan, Paskistan, Malaysia, Iran, Bangladesh, serta Turki pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an. (Antonio, 2011)

C. Landasan Hukum Bank Syariah di Indonesia Upaya pendirian bank syariah di Indonesia tentunya dipengaruhi juga oleh hadirnya bank syariah di negara-negara Islam. Dalam skala yang tidak terlalu besar berdirilah Baitut Tanwil-Salman Bandung dan Koperasi Ridho Gusti. Upaya yang lebih besar dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1990 dengan amanatnya untuk membentuk kelompok kerja bagi pendirian bank Islam di Indonesia. Berdasarkan amanat tersebut Bank Muamalat Indonesia berdiri, dengan penandatanganan akte pendirian pada tanggal 1 November 1991 dan mulai beroperasi di tahun 1992. Indonesia dapat dikatakan sangat terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Bahrain telah

48 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 melakukannya sejak tahun 1979 dan Malaysia telah memulainya sejak tahun 1983. Belum sepakatnya ulama Indonesia tentang bunga bank, kurangnya political will pemerintah di saaat itu, label syariah yang merupakan suatu tanggung jawab moral yang besar, dan dasar hukum yang belum mendukung perkembangan bank syariah. Dalam UU No. 14 tahun 1967 tentang Perbankan maupun UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral belum dikenal adanya bank syariah. (Siregar, 2002). Pada kurun waktu 1997-1998 terjadi krisis ekonomi dan moneter di Asia, yang tentunya juga berdampak ke Indonesia. Hal ini merupakan pukulan berat bagi perekonomian di Indonesia termasuk pada sektor keuangan dan perbankan. Tingkat suku bunga yang tinggi mengakibatkan biaya modal yang juga tinggi bagi pengusaha, dan berakibat sektor produksi mengalami kemerosotan yang menyebabkan banyak terjadi kredit macet yang berimbas pada penurunan asset bank, sementara perbankan harus terus memberikan reward kepada depositor sesuai dengan tingginya tingkat suku bunga pasar. Perbankan tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai itermediator pada saat itu. Pengembangan infrastruktur melalui pengembangan bank dengan prinsip syariah ternyata merupakan salah satu usaha yang dapat memperbaiki kondisi perekonomian setelah dilanda krisis, hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman bahwa kegiatan bank dengan berdasarkan prinsip syariah tidak rentan oleh tingkat suku bunga yang tinggi dan gejolak nilai tukar serta mampu melewati guncangan sebagai penyangga stabilitas sistem keuangan nasional. Produk-produk yang beragam, yang tidak terpengaruh oleh tingkat suku bunga Bank Indonesia membuat Bank Muamalat dapat bertahan pada masa krisis. Memang terjadi Non Performing Financing lebih dari 60 persen, hingga bank merugi sekitar 100 milyar, dan modal menjadi sepertiganya, namun dengan tiadanya selisih negatif atau negative spread, menjadikan Bank Muamalat, tanpa bantuan BLBI dari pemerintah sebagai satu-satunya bank yang tidak bangkrut dan mampu bertahan. Hal ini memperkokoh bahwa bank berbasis syariah mampu menjadi penopang perekonomian nasional. (www.bankmuamalat.co.id).

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 49 Sejarah kemunculan industri perbankan syariah di Indonesia sedikit berbeda bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Kemunculan perbankan syariah di Indonesia merupakan keinginan murni dari rakyat Indonesia sendiri, yang menginginkan suatu sistem perbankan yang sesuai dengan Al-Quran yaitu menolak riba. Islamic bank merupakan lembaga keuangan yang operasinya dijalankan berdasarkan hukum Islam yang bersandarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah. Bank yang beroperasi secara islami di Indonesia dikenal dengan istilah Bank Syariah. Hukum islam mengatur kerjasama antara pihak bank dan nasabahnya dalam menyimpan dana dan pembayaran pekerjaan lainnya yang berada dalam garis syariah. (Rivai, 2007). Awal dukungan pemerintah dalam mengembangkan sistem perbankan syariah akhirnya terjadi dengan dikeluarkannya Undang-undang No.7 tahun 1992 dan PP No. 72 tahun 1992. Sistem perbankan ganda atau dikenal dengan dual banking system di Indonesia, yaitu beroperasinya sistem perbankan berbasis konvensional dan syariah. Kedua sistem ini bersama-sama dalam mendukung pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional dan tentunya memenuhi kebutuhan masyarakat umum akan produk-produk dan jasa di bidang perbankan. Selanjutnya Bank Konvensional melalui pembukaan Unit Usaha Syariah diperbolehkan untuk melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah, hal ini ditegasnya oleh Undang-undang Nomor 10 tahun 1998. Istilah bank bagi hasil resmi digantikan dengan istilah bank syariah. Bank Indonesia ditugaskan untuk mempersiapkan perangkat peraturan dan fasilitas yang menunjang beroperasionalnya bank syariah melalui UU No. 23/1999. Masa emas pertumbuhan perbankan syariah terjadi pada periode 1998 sampai akhir 2004. Cabang-cabang khusus yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah banyak dibuka oleh bank-bank konvensional, seperti UUS Bank IFI (1999), UUS Bank Jabar (2000), UUS Bank BNI 46 (2000), UUS Bank Bukopin (2001), UUS BRI (2001), UUS Bank Danamon (2002), UUS BII (2003), dan lain-lain. Jaringan kantor bank di seluruh Indonesia terus meningkat menjadi 443 kantor bank syariah. (API, www.bi.go.id)

50 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Perkembangan bank islam di Indonesia saat ini sangatlah spektakuler. Terdapat tiga tipe Islamic Banking atau Bank Syariah di Indonesia, yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Hal ini tercantum pada UU Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi dengan keluarnya Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008 dimana mewajibkan bank konvensional untuk memisahkan Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah pada tahun 2023. Pemerintah Indonesia mulai concern dengan kebijakan-kebijakan mengenai perbankan syariah, ditandai dengan: 1. Pemerintah dan DPR sepakat untuk membuat sebuah badan pengelola keuangan haji dan industri perbankan syariah sebagai bagian dari pengelolaan dana haji berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Dana Haji. 2. Pemerintah mendorong untuk tumbuhnya industri syariah nasional di mana salah satunya adalah memberikan kebijakan–kebijakan untuk industri perbankan syariah melalui komite, hal tersebut berlandaskan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.91 Tahun 2016 Tentang Komite Nasional Keuangan Syariah. 3. Bank umum konvensional dan bank umum syariah dapat menjadi bank penyalur dana gaji pegawai negeri berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 11/PMK.05/2016 yang Mengatur Tentang Penyaluran Gaji Melalui Rekening PNS Pusat, Prajurit TNI dan Anggota Polri melalui Bank Umum yang Dilakukan secara Terpusat 4. Bank syariah menjadi bagian dari bank yang ditunjuk sebagai pengelola dana rekening khusus (reksus) yang dikelola oleh pemerintah pusat (kementrian keuangan) untuk program–program pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 182 / PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja Ruang Lingkup Kementrian Negara/Lembaga.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 51 5. Pemerintah mewajibkan setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji wajib dilakukan di Bank Syariah maupun Bank Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah berlandaskan Peraturan Menteri Agama No. 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Subari, 2020)

D. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia Memerlukan waktu cukup lama bagi pertambahan jumlah bank syariah. Bermula hanya satu bank pada tahun 1992, Bank Syariah Mandiri hadir pada tahun 1999, selanjutnya perkembangan bank syariah di Indonesia perlahan mulai tumbuh menjadi 11 BUS pada tahun 2010. Sedangkan sebaliknya pada UUS terjadi penurunan di mana beberapa UUS melakukan pemisahan unit usaha dan tutupnya HSBC syariah. Sepanjang tahun 2018, jumlah BUS mengalami peningkatan dari yang sebelumnya 13 BUS menjadi 14 BUS dengan adanya konversi BPD NTB menjadi Bank NTB Syariah, kondisi ini masih bertahan sampai dengan bulan Desember 2019, seperti yang terlihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1: Perkembangan BUS dan UUS 199-2018 (Siregar, 2020)

Pertumbuhan BUS dan UUS yang tidak signifikan merupakan hal yang berbeda pada perkembangan jumlah jaringan kantor bank syariah, di mana terjadi peningkatan yang cukup pesat. Penurunan pada jumlah

52 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 kantor UUS dikarenakan lebih banyak UUS yang mengalihkan Kantor Cabang Pembantu maupun Kantor Kasnya menjadi layanan syariah dengan cara office channeling. Salah satu upaya untuk mendorong perkembangan perbankan syariah dan juga untuk efisiensi biaya merupakan pertimbangan adanya penempatan layanan syariah bank (LSB) atau office channeling pada bank induk. Hal tersebut berlanjut pada tahun 2019, seperti terlihat di tabel 4.1

Tabel 4.1 Jumlah Jaringan Perbankan Syariah Tahun 2008-2019 Jenis Bank 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2018 2019 Bank Umum Syariah - Jumlah Bank 5 6 11 11 11 11 12 12 13 14 14 - Jumlah Kantor 581 711 1215 1401 1745 1998 2163 1990 1869 1875 1919 Unit Usaha Syariah - Jumlah 27 25 23 24 24 23 22 22 21 20 20 Bank Umum Konvesional yang memiliki UUS - Jumlah Kantor 241 287 262 336 517 590 320 311 332 354 378 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah - Jumlah Bank 131 138 150 155 158 163 163 163 166 167 164 - Jumlah Kantor 202 225 286 364 401 402 439 446 453 495 569 Total Jumlah 1024 1223 1763 2101 2663 2990 2922 2747 2654 2724 2866 Kantor Bank Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2010–2019

Akan tetapi walaupun jumlah kantor bank, aset, DPK dan pembiayaan naik dari tahun ke tahun tetapi bila dilihat dari pertumbuhannya (yoy) mengalami penurunan. Tahun 2011 perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sepanjang tiga tahun terakhir. Ekspansi perbankan syariah pasca Undang-undang No. 21 tahun 2008 sangat terkait erat dengan pertumbuhan asset, DPK dan pembiayaan yang tinggi tersebut.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 53 Melambatnya pertumbuhan perekonomian dunia berakibat pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak seperti yang diharapkan hingga menyebabkan penurunan pertumbuhan pada tahun 2012, dan hal tersebut berlanjut sampai dengan tahun 2015. (www.bi.go.id) Setelah tiga tahun terakhir mengalami perlambatan pertumbuhan, pada tahun 2016 terjadi pertumbuhan yang positif pada perkembangan perbankan syariah, hal ini disebabkan situasi dan kondisi perekonomian nasional yang sangat mendukung dan stabilnya kondisi keuangan, walaupun terjadi perlambatan lagi pada tahun 2017 dan 2018. Tabel 4.2 menunjukan tentang pertumbuhan perbankan syariah dari tahun 2009 sampai Juni 2019. Tabel 4.2 Pertumbuhan Perbankan Syariah Tahun 2009-2019

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Juni 2019 Kantor Bank 19.43% 44.15% 19.17% 26.75% 12.28% (2.67%) (5.99%) (3.39%) (1.66%) 4.37% 5,21% Aset 33.37% 47.55% 49,17% 34,06% 24,23% 12.42% 8,99% 20,28% 18.97% 12.57% 12.36% DPK 41.84% 45.46% 51,79% 27.81% 24.42% 18.53% 6.35% 20.84% 19.89% 11.14% 13.30% Pembiayaan 22.74% 45.42% 50,56% 43.69% 24.82% 8.37% 7.06% 16.41% 15.24% 12.21% 12.94% Sumber: Data Olahan dari Statistik Perbankan Syariah dan Snapshot Perbankan Syariah Indonesia 2010–Juni 201

Pangsa pasar yang ditargetkan mencapai 5,25 % sejak tahun 2008 baru tercapai pada tahun 2016 yaitu sebesar 5.29%, Pada tahun 2017 aset perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang berdampak pada meningkatnya pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan nasional. Pangsa pasar perbankan syariah sebesar 5,78% pda tahun 2017 menjadi 5.96% pada tahun 2018 (LPKS 2108, www.ojk.go.id) dan tembus menjadi 6.01% per Oktober 2019, semain meningkat pada Desember 2019 seperti tertera pada tabel 4.3.

54 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Tabel 4.3 Market Share Perbankan Syariah Desember 2019 Dalam milyar rupiah Indikator Perbankan Perbankan Market Nasional Syariah Share Aset 8.562.974 524.564 6.12 % DPK 5.998.648 416.558 6.94% Pembiayaan 5.683.757 355.182 6.24% Sumber: Data olahan Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah (www.ojk.com)

Market share asset perbankan syariah selama Februari 2020 turun dibandingkan Desember 2019, sedangkan market share DPK dan pembiayaan naik, dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2: Market Share Perbankan Syariah (Siregar, 2020)

Peningkatan pangsa pasar perbankan syariah ditargetkan akan mencapai sebesar 20 persen pada tahun 2024. Untuk meningkatkan pangsa pasarnya, bank syariah harus secara teguh memegang visinya, yaitu sistem perbankan syariah yang sehat, kuat, dan istiqamah terhadap prinsip syariah dalam kerangka keadilan, kemaslahatan dan keseimbangan, guna mencapai masyarakat yang sejahtera secara material dan spiritual. Hal tersebut tentunya harus didukung dengan UU Perbankan Syariah yang mengakomodir kepentingan industri ini, dan adanya praktisi-praktisi yang berkualitas, sedangkan sumber daya manusia atau insani sekarang ini masih didominasi oleh praktisi yang hijrah dari perbankan konvensional, sehingga perbankan syariah masih dalam tahap penerapan belum pada pengembangannya. (Hamzah, 2008) Guna meningkatkan asset, dana pihak ketiga, pembiayaan dan kualitas karyawan sehingga market sharenya dapat menyeimbangi perbankan konvensional dan akhirnya dapat memberikan konstribusi

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 55 yang signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi, untuk itu diperlukan kerjasama yang solid, sistematis dan terencana dari seluruh praktisi perbankan syariah secara struktural.

E. Dampak Pandemi Covid-19 dan Setelah Berakhirnya Pandemi terhadap Perbankan Syariah Indonesia Pandemi covid-19 ini berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi secara global. Hal tersebut merupakan pukulan hebat terutama di bidang pariwisata, UMKM, perhotelan dan banyak bidang lainnya yang mengakibatkan banyaknya karyawan mengalami putus hubungan kerja dan naiknya kelompok orang miskin. Secara sosial hal ini berdampak pada terganggunya akses pangan, penurunan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat seperti pada gambar 4.3 dan 4.4, akan tetapi sebaliknya berdampak baik bagi lingkungan seperti tergambarkan pada gambar 4.5

Gambar 4.3: Ekonomi Impact (Siregar, 2020)

Berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah, baik karena lockdown maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ternyata membuat dampak yang baik bagi lingkungan. Kualitas udara dan air mengalami perbaikan, keragaman hayati meningkat dan berkurangnya perdagangan satwa liar, akan tetapi terjadi kenaikan pada sampah plastik dan non plastik akibat meningkatnya alat pengaman diri.

56 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Gambar 4.4: Social Impact (Siregar, 2020)

Gambar 4.5: Environment Impact (Siregar, 2020)

Selama berlangsungnya covid-19 masyarakat melakukan kegiatannya melalui aneka ragam digital yang tersedia, baik untuk kegiatan pekerjaan, spiritual maupun kebutuhan rumah tangga. Mulai dari aplikasi pertemuan hingga pemesanan makanan booming dipakai oleh banyak individu saat ini, begitupun untuk transaksi dalam bidang perbankan, di mana bukan hanya kegiatan komersial namun juga ikut serta mengurangi dampak pandemi, seperti di gambar 4.6.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 57

Gambar 4.6: Bank Syariah Mengurangi Dampak Pandemi (Subari, 2020)

Setelah covid-19 berlalu kegiatan ekonomi termasuk perbankan syariah akan aktif kembali, tetapi tentu saja akan ada perubahan- perubahan yang terasa sebagai imbas atas wabah yang terjadi dan kebiasaan yang telah dilakukan selama pandemi tersebut. Kedepannya perbankan syariah harus lebih lagi meningkatkan pemahaman publik baik dari segi literasi yang baru mencakup 8.11 persen maupun inklusi sebesar 11.06 persen. Banyak calon nasabah ataupun yang sudah menjadi nasabah yang hanya mengerti perbedaan perbankan konvensional dan perbankan syariah pada masalah riba yaitu pebedaan bunga dan bagi hasil. Sistem perbankan syariah akan dikatakan sukses bila mampu mensejahterakan masyarakat, yaitu bila kebutuhan dasar terpenuhi, atau disebut social welfare. Kesejahteraan umat secara luas dunia dan akhirat merupakan tujuan atas lahirnya bank syariah. Produk-produk yang dihasilkan oleh bank syariah begitupun pengembangan operasionalnya harus mengacu pada tujuan utama tersebut, yang dikenal dengan istilah Maqashid Syari’ah. Semua praktisi yang berkerja dalam perbankan syariah harus benar-benar memahami praktik dan prinsip Maqashid

58 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Syariah, di mana maslahah atau maslahat bagi masyarakat khususnya para nasabahnya merupakan tujuan utama. Indonesia merupakan negara dengan potensi besar dalam pengembangan perbankan syariah, dengan jumlah penduduk muslim yang besar, dan sebagian diantaranya memiliki ghiroh syariah yang tinggi. Penduduk Indonesia juga secara mayoritas sangat tertarik pada digitalisasi. Di era pandemi covid-19, peran digital menjadi semakin penting, 80% orang memilih mengakses informasi melalui media digital, serta perubahan kebiasaan lainnya yang menjadi semakin digital. Kemudahan akses dan kecepatan dalam memperoleh informasi menjadi alasan utama mereka dalam memilih media digital. Untuk itu sangatlah penting bagi bank syariah melakukan transformasi digital. Beberapa bank syariah melakukan inovasi digital cukup masif dengan fitur yang setara dengan bank konvensional untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam transaksi finansial & spiritual 24 jam secara digital seperti tergambar pada gambar 4.7 dan 4.8. Kurang lebih 50 juta penduduk Indonesia berpotensi menjadi market size dan digital.

Gambar 4.7: Fitur Digital Bank Syariah (Subari, 2020)

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 59 Gambar 4.8: Pemenuhan Kebutuhan dan Aktivitas Muslim (Subari, 2020)

Fitur-fitur digital yang dimiliki oleh perbankan syariah harus selalu berkembang dan kompetitif untuk memenuhi ekspektasi nasabah yang menginginkan layanan personal namun lebih mudah, aman dan nyaman. Selain digitalisasi dan mordernisasi perbankan syariah juga harus meningkatkan target market yang sesuai, berdana murah dan lean organization. Saat ini target utama bank syariah adalah usaha retail, hal tersebut harus tetap dipertahankan sebagai ciri khas perbankan syariah Indonesia, tapi tetap berusaha untuk meraih nasabah perusahaan- perusahaan besar. Perlu dilakukan layanan finansial dan spiritual, memberikan manfaat pada stakeholder dengan prinsip Adil, Seimbang, dan Maslahat, sehingga sejalan dengan prinsip keuangan berkelanjutan, yaitu menjaga agama, jiwa, pikiran (people), menjaga harta (profit) dan menjaga keturunan (planet), atau dikenal juga dengan Maqashid Syari’ah, di mana menghadirkan makna bahwa kesejahteraan bukan hanya sekedar material namun juga spiritual.

60 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Daftar Pustaka Antonio, Muhammad Syafi’i (2011) Islamic Banking, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani. Arsitektur Perbankan Indonesia dalam www.bi.go.id Hamzah, Maulana (2008) Pengembangan Perbankan Syariah Secara Objektif dan Rasional dengan Pendekatan Mekanisme Pasar, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba Vol II, No 1. Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (2009) www.bankmuamalat. co.id Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia 2016. www.ojk.go.id Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia 2017. www.ojk.go.id Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia 2018. www.ojk.go.id Rivai, Veithzal, et.all (2007) Bank and Financial Institution Management, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Siregar, Mulya (2020) IAEI Webinar Series, Indonesia Sharia Banking : Flashback and Going Forward. Siregar, Mulya (2002) Agenda Pengembangan Perbankan Syariah untuk Mendukung Sistem Ekonomi yang Sehat di Indonesia: Evaluasi, Prospek dan Arah Kebijakan. IQTISAD Journal of Islamic Economics ISSN 1411 – 013X Vol. 3, No. 1 pp. 46-66. Subari, Toni EB (2020) IAEI Webinar Series, Indonesia Sharia Banking : Flashback and Going Forward.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 61 Biodata Penulis

Early Armein Thahar, S.E., M.M, lahir di Jakarta pada tanggal 30 Januari 1973. Ia menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1996. Pada tahun 1997 mengikuti Program Magister Managemen dan lulus pada tahun 1999 dari Universitas Gunadarma, Jakarta. Pada tahun 1997 diangkat menjadi staff tetap dan pengajar pada Universitas Gundarma, dan kini menjabat sebagai Wakil Kepala Laboratorium Pengembangan Wirausaha. Saat ini sedang mengikuti program studi untuk meraih gelar S3 di Universitas yang sama.

62 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi dari Sisi UMKM Setelah Covid-19 Selesai

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 63 64 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB V

PREDIKSI DARI SISI UMKM SETELAH COVID-19 SELESAI

A. Pendahuluan Apa yang terjadi di dunia bisnis tahun depan, yaitu tahun 2021. Percayakah kalau banyak orang yang akan menahan diri untuk tidak melakukan investasi baru dalam 2 tahun ke depan. Sekali lagi hal itu keputusan wajar ditambah pergeseran perilaku pasar, di mana konsumen jarang pergi ke departement store membuat mall-mall besar berkurang anchor tenant nya. Pasar bergeser ke Experimental Market, Instagramable Location,dan ini sekali lagi tidak salah dan inilah opini mainstream. Fakta bisnis terjadi dua tahun ini banyak turun trend nya terutama di pasar retail, di mana semua orang tahu bahwa banyak anchor tenant brand terkenal yang mendunia tutup store nya. Dalam pertemuan tenant dengan pengelola salah satu mall besar di kawasan jakarta selatan bulan lalu didapat keluhan bahwa sales turun 20% tahun ini, rata-rata di semua outlet di mall tersebut. Jadi, apa yang mau kita bahas kali ini? Kita bahas Perilaku Bisnis di Pasar pendapatan income tertentu. Sederhananya, pendapatan berbeda, perilaku pasar berbeda. Di Republik Indonesia UMKM mempunyai tempat strategis dalam penggerak ekonomi kerakyatan masyarakat. Beberapa kali UMKM menjadi penyelamat dan survive nya perekonomian setelah goncangan krisis melanda, saya ingatkan kembali seperti krisis ekonomi dan moneter 1998 dan krisis keuangan 2008. Pada 2020 krisis melanda Indonesia kembali namun bukan krisis keuangan dan moneter, melainkan krisis kesehatan yang memunculkan economic crisis. Lebih dalam lagi saya akan membahas apa sih pengertian UMKM lengkap dengan indikatornya? Bagaimana sih situasi UMKM pada bulan maret, april, mei, juni, atau bolehlah kita menyebutnya The situation of Micro and Small Businesses In The Pandemic Covid 19 disaat inovasi dan aktivitas ekonomi dipersempit

65 sejalan dengan pembatasan sosial berskala besar di seluruh daerah untuk meminimalisir penyebaran Covid 19?

Gambar 5.1: Gerai Fashion Retail Forever 21 di Grand Indonesia Bangkrut

B. UMKM dan Kontribusinya Bagi kita orang Indonesia tentu tidak asing lagi dengan pedagang atau pelaku UMKM apalagi yang tinggal di daerah tertentu sudah sangat lazim melihatnya. Dimulai dari bangun tidur ketika kita mencari sarapan pagi pasti kita mencari lontong sayur atau nasi uduk yang dijual UMKM. Aktivitas sehari-hari kita pasti selalu bertemu dengan UMKM seperti membeli sabun di warung dekat rumah. Di era revolusi Industri 4.0 dan era nya digitalisasi banyak juga UMKM Indonesia yang sudah mempromosikan produknya secara daring. Ketiadaan toko dan karyawan memangkas biaya yang dikeluarkan UMKM. Namun banyak diantaranya yang belum memiliki perizinan usaha. Pelaku UMKM dengan karakter demikian dapat ditemukan di keseharian kita, mulai dari tetangga, kawan, keluarga atau kita sendiri. UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Namun kita jangan sampai mengunderesimatekan si UMKM ini karena kontribusinya yang sangat vital dalam perekonomian Indonesia. UMKM harus berasaskan demokrasi ekonomi, bersama-sama, seimbang, maju dan bersatu.

66 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Gambar 5.2: Pengrajin Rotan Sleman Jogjakarta Diajari Menjual Secara Daring

Menilik data yang diunggah Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia pada tahun 2017, dari sisi jumlah unit, UMKM memiliki porsi 99.99% (62,9 juta unit) dari total seluruh pelaku usaha di Republik Indonesia, sedangkan usaha besar hanya mengambil bagian sebanyak 0.01% atau lebih kurang 5400 unit. Selanjutnya kita bahas dari sisi penyerapan tenaga kerja, Usaha Mikro di Menyerap sekitar 107,2 juta tenaga kerja (89,2%), Usaha Kecil 5,7 juta tenaga kerja (4.74%) dan Usaha Menengah 3,73 juta tenaga kerja (3,11%). Dapat disimpulkan bahwa secara overall UMKM memiliki kemampuan menyerap 97% tenaga kerja secara National Scale. Berdasarkan data dari yang ada, secara gabungan 60% Pendapatan Domestik Bruto Indonesia disumbangkan oleh UMKM. Apabila Pada tahun 2019, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai angka Rp 15.833,9 triliun, maka 60%nya adalah Rp9.506,4 triliun. Angka yang sangat fantastis bukan? Bayangkan, apabila UMKM menjadi Ideologi atau ruhnya Indonesia? Bayangkan apabila UMKM menjadi massiv economic Indonesia?

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 67 C. Program Khusus Penyelamatan UMKM di tengah Pandemi Covid-19 Maret 2020 dapat dikatakan menjadi awal malapetaka bagi pelaku usaha dengan merebaknya virus tak kasat mata yang diberi nama covid-19. Sendi-sendi ekonomi global lumpuh. Para pelaku usaha rontok berguguran satu persatu tidak kuat menahan domino effect covid19. Domino Effect dari covid-19 ini begitu cepat menyebar tanpa pandang bulu ke pelaku usaha ukuran besar, menengah, kecil maupun mikro. Seluruhnya mengalami kesulitan ekonomi yang luar biasa besarnya. Rantai pasokan dunia atau bahasa ekonominya global supply chain rusak total, harga komoditas menukik tajam, hingga meningkatkan resiko kehancuran perekonomian dunia, diprediksi negara negara terdampak covid-19 mengalami resesi ekonomi. Dalam ruang lingkup domestik dampak covid-19 telah mengurangi pengeluaran diskresioner, gulung tikarnya pabrik, larangan sosial berskala besar dan lokal, hingga tumbangnya UMKM. Dalam masa pandemi covid-19 yang tidak dapat diprediksi kapan akan berhenti, di mana dan kapan penularannya terjadi, pemberdayaan UMKM sangatlah menguasai kunci bertahannya ekonomi baik di ruang lingkup negara maupun lokal. Salah satu strategi khusus pemberdayaan UMKM di masa pandemik adalah mengedepankan inovasi produk, diferensiasi usaha.Organisasi seperti Center for Information and Development Studies (CIDES) memberikan analisanya bahwa setidaknya ada tiga faktor kunci yang bisa membuat UMKM bertahan dimasa pandemik covid-19. Faktor kunci pertama adalah UMKM yang berfokus pada pembuatan barang konsumsi dan jasa yang digunakan masyarakat luas dalam kehidupan sehari hari sehingga permintaannya selalu ada. Faktor kunci kedua adalah pemanfaatan dan pemberdayaan local resources yang bila dirincikan terdapat tenaga kerja, bahan baku dan peralatan. Bila berhasil dilakukan, maka pemenuhan kebutuhan sanggup dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga dapat menekan impor. Kemudian faktor kunci terakhir adalah UMKM menggeser produksinya memenuhi kebutuhan yang permintaannya sedang tinggi di saat pandemik seperti alat pelindung diri (APD).

68 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 1. Program Khusus Penyelamatan UMKM dari Sisi Pemerintah UMKM sejak dahulu kala telah berulang kali menyelamatkan dan menjadi backbone dan penahan dari resesi ekonomi. Berdasarkan data valid dari Kementerian Koperasi dan UMKM, yang paling besar dampak covid-19 adalah sektor pariwisata, yang paling utama adalah rental dan penginapan serta makanan dan minuman. Diprediksi 27% usaha mikro pada makanan dan minuman dan 18% pada rental dan penginapan terdampak covid-19. Lalu apa jalan keluar melalui program khususnya yang diberikan pemerintah kepada yang terdampak covid-19? Di tengah masa pandemi covid-19, kemampuan melihat peluang sekecil apapun sangat diperlukan. Digitalisasi UMKM amat vital di masa pandemi ini agar UMKM dapat menjadi penguasa diwilayahnya sendiri menggantikan peran produk-produk import yang supplynya terhenti imbas covid-19. Pemanfaatan Pengenalan produk secara daring dan gratis dari produsen menuju konsumen yang disediakan oleh platform-platform market place online dapat dipergunakan dengan optimal. Menteri yang menjadi komandan dalam UMKM yaitu Teten Masduki menjelaskan dirinya dan pemerintah tetap optimis dan melihat adanya peluang yang bisa diambil oleh pelaku UMKM. Ketersediaan stok pangan pokok semisal beras, buah dan sayur mayur yang terputus supplynya, dapat digantikan perannya oleh UMKM. UMKM juga digiring agar menggeser produksinya ke produk kesehatan seperti alat pelindung diri, masker, hand sanitizer yang demandnya pada masa pandemik meningkat berkali kali lipat dibandingkan saat situasi normal. Program khusus lainnya yang diambil pemerintah sebagai penyelamat UMKM adalah penghapusan pajak selama 6 bulan khusus UMKM dan relaksasi kredit. Relaksasi sendiri adalah menunda pembayaran cicilan pokok hingga pembayaran bunga pinjaman. Program khusus lainnya adalah kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan pinjaman baru. Pemerintah juga memberikan

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 69 stimulus berupa bantuan tunai yang diberikan langsung kepada UMKM terdampak langsung covid-19.

Gambar 5.3: Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki

Seolah tidak ingin ketinggalan mengambil kontribusi bersama- sama bertahan disaat pandemi covid-19,Kementerian keuangan melalui menterinya Sri Mulyani Indrawati menerbitkan surat utang khusus untuk menghidupkan pelaku usaha UMKM terdampak covid-19. Penerbitan surat utang khusus ini adalah dengan cara pemerintah menerbitkan bonds yang akan disalurkan bagi nasabah UMKM existing, cicilan kendaraan bermotor hingga cicilan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Pemetaan dilakukan agar penerima bantuan tersebut tepat sasaran dan pantas diberikan pertolongan darurat. Indikator penentu UMKM tersebut layak diberikan bantuan ditinjau dari sisi kepatuhan pembayaran pajak tahunan dan Sebesar apa dampak yang diberikan covid-19 kepada UMKM tersebut. Uang rakyat harus dikembalikan kepada rakyat. Ini penting! 2. Program Khusus Penyelamatan UMKM dari Sisi Swasta Pada masa pandemi covid-19 seluruh elemen bangsa bergerak cepat bersama sama bahu membahu saling tolong menolong termasuk perusahaan swasta. Mayoritas pengelolaan UMKM saat ini dikelola oleh masyarakat, dan juga masyarakat menggantungkan

70 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 siklus kehidupannya. Salah satu swasta yang mengambil peran penting dalam penyelamatan UMKM adalah Perusahaan Ojek Daring yaitu GOJEK. Solusi dan peralatan lengkap agar UMKM mudah bertransformasi dan migrasi dari offline menuju online gencar dilakukan di masa pandemik covid-19. Akses perluasan pasar UMKM telah dilakukan gojek sejak awal pandemi covid-19 di Indonesia mengemuka.

Gambar 5.4: Gofood Pelayanan Daring Gojek Indonesia

Transformasi Digital masuk ke ranah bisnis daring disaat pandemi covid19 mutlak diperlukan bagi UMKM untuk mengupgrade kemampuannya. Pelanggan yang tidak lagi bisa mendatangi lokasi restoran, cafe, mall, akan sangat tertolong dengan adanya migrasi bisnis daring. Pemenuhan kebutuhan akan terpenuhi, dan menjaga stabilitas daya beli masyarakat. Gojek melalui platform aplikasinya sejak maret 2020 menjadi leading innovation mensukseskan transformasi UMKM dari offline menjadi online terfokus di dua area strategis yaitu ekosistem terlengkap dan terintegrasi. Satu di antara sekian banyak Layanan yang disediakan Gojek, yaitu Go-food menjadi super star layaknya primadona dimasa pandemik covid-19. Permintaan layanan Go-food meningkat tajam hingga 3x lipat di masa pandemi ini.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 71 Proses akuisisi MOKA yang dilakukan gojek merupakan langkah strategis untuk penguatan dalam pengelolaan transaksi dan pembukuan secara sistematis yang diperuntukan bagi UMKM. Moka sebagai aplikasi Point of Sales Service di Indonesia ini membantu UMKM untuk naik kelas agar tidak lagi orang–orang yang menyepelekan UMKM. 3. Program Khusus Penyelamatan UMKM dari Sisi Perbankan Sektor perbankan tidak lepas dari dampak massiv covid-19. Eksistensi perbankan di masa pandemik harus dikawal dengan ketat agar tidak ada bank yang lumpuh bahkan kolaps di masa pandemi covid-19. Screening resiko secara cerdas dan optimal, dikolaborasikan dengan program khusus kreatif sesegera mungkin harus dilakukan perbankan untuk menghadapi kondisi yang sangat tidak dapat diprediksi kapan berakhirnya pandemi covid-19 ini. Corona virus atau yang lebih dikenal dengan covid-19 secara tidak langsung menggiring seluruh elemen dari lingkup terkecil seperti individu atau kelompok sampai dengan lingkup besar seperti instansi atau negara untuk mengubah perilaku dan Life Stylenya. Jika tidak segera melakukan reformasi transformasi maka secara otomatis akan tertinggal dan habis dimakan zaman termasuk sektor perbankan didalamnya. Bank harus terhindar dari kondisi kebangkrutan. Maka dari itu bank harus mentransformasi mayoritas layanan menjadi digital. Cara-cara usang seperti nasabah datang ke Bank untuk menabung, mengambil uang harus ditiadakan. Karena di era revolusi 4.0 dan di tengah pandemi covid19 cara tersebut sudah tidak layak dilakukan. Penyediaan platform aplikasi mobile banking menjadi sebuah keharusan dan vital. Jasa-jasa lainnya seperti jasa customer care harus direkontruksi ulang include tatanan dan sistem perbankannya. Berikut ini tujuh strategi yang diharapkan perbankan dapat bertahan menghadapi pandemi covid-19 dan selama masa transisi. Sepuluh amunisi jitu perbankan hadapi covid-19. Formula strategi khusus perbankan yang dapat dilakukan di masa tengah pandemi covid-19 yaitu:

72 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 1. Bank harus mempunyai Road Map Penyelamatan darurat covid-19 dan pemetaan resiko maksimal dengan tepat. Bank setidaknya mempunyai arah navigasi baru untuk menangkal krisis imbas covid-19. Mapping para nasabah baik debitur dan kreditur untuk proses restrukturisasi harus disegerakan supaya cashflow bank akan terjaga setelah melakukan treatment. Langkah-langkah ini dapat ditempuh agar bank mengetahui posisi SWOT dirinya di tengah pandemi. 2. Fokus membiayai industri baik milik negeri ataupun swasta berprospek cerah. Bank harus menakar indusri mana yang mampu eksis dan berkembang di tengah pandemik. Potential winner Industry di tengah pandemik antara lain telekomunikasi, e-commerce, farmasi, alat kesehatan. 3. Keseluruhan layanan produk dan jasa ditransformasi menjadi digital banking. Digitalisasi dilakukan secara optimal, berke- sinambungan dan jelas. 4. Wabah covid-19 mewajibkan bank untuk semakin memiliki inovasi tinggi. Employee Knowledge Upgrade mutlak dilakukan. Inovasi dan Kreasi terus digalakan. 5. Maksimalkan tools meeting daring seperti zoom untuk On the Spot seperti verifikasi jaminan kredit bisa dilakukan melalui media daring. 6. Sediakan konsultan bisnis UMKM kompeten yang berperan sebagai pendamping bagi nasabah UMKM yang terdampak covid-19. 7. Peninjauan ulang pinjaman nasabah UMKM. Berikan libur pembayaran kewajiban nasabah UMKM terdampak covid-19. 8. Penilaian kualitas kredit/pembiayaan kreditur berdasarkan ketepatan pembayaran pokok atau bunga kredit. 9. Penghapusan denda nasabah terlambat bayar pokok pinjaman diyakini juga dapat menjadi angin segar disaat seperti ini.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 73 10. Dana CSR (Corporate Social Responsibility) digunakan untuk memaksimalkan pelatihan dan pemdampingan UMKM bertahan di tengah pandemik. Bantu UMKM untuk transfer knowledge melalui pembelajaran secara daring. Diharapkan dengan bank terjun langsung ke sektor UMKM maka membawa kembali UMKM ke Good Performance. Salah satu fungsi dari bank yaitu Intermediary Bank berjalan lembut dan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada masa transisi dan after covid-19. Dapat ditarik kesimpulan sebagai penutup, beberapa langkah mudah yang bisa kita lakukan sebagai wujud kontribusi nyata dalam penyelamatan UMKM di tengah masa pandemi covid-19 sebelum akan dimulainya masa transisi dan era new normal yang tidak ada yang mengetahui kapan akan dimulainya. 1. Penuhi Kebutuhan pokok dengan belanja di warung langganan. Pemilik warung merasa happy bila produk dagangannya laris manis di masa pandemi. Selain murah, kamu juga bisa berkontribusi sebagai penyelamat UMKM lho. 2. Pesan makanan melalui ojek daring. Kebijakan pemerintah pusat yang memberlakukan Physical Distancing dan Pembatasan Sosial membuat gerai makanan di mall dan pinggir jalan khas UMKM sepi pengunjung. Kamu bisa membantu gerai makan UMKM tersebut dengan memesan makanan melalui ojek daring. Kamu bisa menjadi superhero dengan menyelamatkan perekonomian UMKM dan Driver Ojek daring lho. 3. Berikan Tip Tambahan. Di tengah wabah covid-19 tentulah pelaku UMKM mengeluh penurunan pendapatan mereka dari hari ke hari. Perbandingan sebelum dan saat pandemi tentulah sangat berbeda. Saat kamu membeli dibeberapa toko kelontong, pedagang asongan kamu bisa memberikan uang tambahan sebagai bonus. Tentu hati mereka akan sangat senang menerimanya dan sangat berharga karena sepi pengunjung.

74 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Demikian paparan singkat mengenai prediksi perekonomian negara republik Indonesia setelah covid-19 ditilik dari sisi UMKM. Beberapa pemaparan di atas dapat menjadi guide singkat untuk menyelamatkan UMKM. Tidak salah sih bila membeli barang kebutuhan di Mall, namun berilah perhatian lebih kepada UMKM. Sadarilah UMKM yang menjadi penopang ekonomi secara overall. Besar harapan penulis paparan dan gagasan di atas dapat membuka wawasan baru bagi pembaca untuk sesegera mungkin mengambil kontribusi nyata dalam menyelamatkan UMKM di masa pandemi dan di masa akan datang new normal era.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 75 Daftar Pustaka Kompas.com Kontan.co.id Republika.com Kementerian Koperasi dan UKM

Biodata Penulis

Aditya Rian Ramadhan, S.E., M.M, lahir dan besar di Jakarta sejak 13 April 1991. Mengenyam pendidikan di SDN 06 kemanggisan. Kemudian melanjutkan studi di SMPN 88 dan SMAN 2 Jakarta. Penulis kemudian melanjutkan kembali studinya di Universitas Gunadarma mengambil fakultas Ekonomi jurusan S1 manajemen. Pada tahun 2014 Penulis mengambil kuliah pasca sarjana di Universitas Gunadarma dengan fokus jurusan manajemen perbankan dan selesai tahun 2015. Saat ini penulis berprofesi sebagai seorang dosen di Universitas Gunadarma sejak 2014 dan seorang entrepreneur.

76 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi dari Sisi Korporasi Setelah Covid-19 Selesai

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 77 78 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB VI

PREDIKSI DARI SISI KORPORASI SETELAH COVID-19 SELESAI

A. Pendahuluan Dunia usaha telah mengalami cukup banyak guncangan yang telah memaksa perusahaan pada umumnya dan yang ada pada tingkat korporasi khususnya untuk berupaya mencari jalan keluar dalam mengatasi persoalan yang mengganggu jalannya usaha mereka. Beberapa contoh guncangan yang dapat dijadikan contoh antara lain adalah naik turunnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika yang menjadi acuan alat pembayaran atau perdagangan internasional maupun domestik secara signifikan, telah membuat eksekutif pada perusahaan-perusahaan yang bergantung atau yang menggunakan mata uang dollar Amerika tersebut harus memutar otak untuk mengatasi selisih atau kekurangan pembayaran atas kewajiban mereka kepada pihak ketiga, pemasok (supplier) atau kreditur ketika mata uang rupiah Indonesia terdepresiasi terhadap mata uang dollar Amerika. Banyak perusahaan mengalami kesulitan membayar untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo karena harus menutup kekurangan atau selisih besarnya kewajiban yang tiba-tiba naik menjelang dan pada saat jatuh tempo dan seterusnya pada periode-periode atau jatuh tempo yang berikutnya. Untuk beberapa perusahaan yang telah melakukan hedging atas mata uang rupiah dalam rangka mengantisipasi fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika tersebut dan atau bagi perusahaan yang sudah memasukan komponen fluktuasi nilai tukar rupiah ini dalam COGS mereka untuk beberapa kwartal yang akan datang tentu tidak akan terlalu mengalami keguncangan pada sisi arus kas atau dapat menghindari terjadinya cash flow deficiency. Tetapi bagi perusahaan yang tidak siap dalam mengantisipasi hal ini tentu akan mengalami kesulitan yang dapat

79 mengganggu performa perusahaan saat ini maupun di masa yang akan datang. Selain persoalan nilai tukar di atas, beberapa hal lain yang cukup menguras keuangan dan perhatian perusahaan untuk dapat segera diantisipasi dalam rangka memastikan perusahaan tetap dapat berjalan dan tumbuh diantaranya adalah: 1. Perubahan iklim usaha, terkait peraturan pemerintah dan proses birokrasi. 2. Persoalan tenaga kerja. 3. Persaingan usaha dan lain-lain. Hal-hal tersebut di atas tadi dapat dikatakan adalah bagian dari proses sehari-hari dalam menjalankan usaha, di mana pada umumnya perusahaan dalam menghadapi persoalan-persoalan tersebut maka perusahaan sudah memiliki pengalaman yang cukup dan dapat bertahan serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dengan baik sehingga meraka dapat terus menjalankan usahanya dan tumbuh dari waktu ke waktu walaupun dengan banyak tantangan dan perjuangan yang cukup berat. Jadi secara umum dapat dikatakan semua persoalan yang dihadapi dan dialami oleh perusahaan sebelum adanya atau sebelum memasuki era pendemi covid-19 maka seluruh proses dan kegiatan perusahaan adalah business as usual.

B. Kebijakan Pemerintah dalam Era Covid-19 Awal tahun 2020 merupakan titik awal di mana ancaman covid-19 mulai terasa di seluruh dunia dan Indonesia adalah salah satu negara yang tidak terlepas dari dampak adanya pendemi covid-19 ini. Pengaruh covid-19 ini tidak memandang apakah perusahaan termasuk dalam perusahaan dengan ukuran kecil, sedang atau besar, semuanya pasti terdampak dan mengalami kesulitan yang tidak mudah untuk diatasi. Persoalan pendemi covid-19 merupakan persoalan baru yang sangat sulit dicarikan jalan keluarnya, dikarenakan belum adanya pengalaman bagi siapapun dalam mengatasi dampak pendemi covid-19 ini, baik ditingkat negara maupun perusahaan apalagi masyarakat luas. Sehingga

80 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 dalam mengatasi persoalan covid-19 ini perusahaan mengalami tambahan beban dan tekanan baru yang sangat besar sehingga di era covid-19 ini persoalan-persoalan dalam kategori business as usual menjadi lebih pelik untuk diatasi. Hal ini membuat akumulasi persoalan yang dihadapi perusahaan menjadi berlipat-lipat dan sulit untuk dapat diatasi dalam kurun waktu yang pendek. Beberapa hal yang dapat dicatat sehubungan dengan kebijakan pemerintah dalam era covid-19 ini, di mana sangat dirasakan dan menempatkan pengusaha dan perusahaan dalam posisi yang sangat sulit adalah antara lain kebijakan pemerintah dalam hal sebagi berikut: 1. Mengharuskan penutupan tempat usaha untuk menghindari interaksi orang yanga dapat meningkatkan jumlah orang tertular dan dapat mendongkrak angka kematian. 2. Penutupan daerah atau wilayah (lock down) yang diberi kode zona merah karena ditemukan orang yang terpapar covid-19 dalam jumlah yang terus menerus meningkat. 3. Dilakukan pembatasan sosial berskala lokal maupun besar (PSBL dan PSBB) yang telah membuat kegiatan dihampir seluruh dunia usaha lumpuh karena tidak ada transaksi dalam jumlah cukup yang dilakukan untuk dapat menopang arus kas perusahaan karena pergerakan yang orang dilarang, maka operasional perusahaan dapat dikatakan berhenti total. 4. Penutupan sekolah dan kantor, diganti dengan belajar dari rumah (Study From Home) dan bekerja dari rumah (Work From Home). Hal ini mematikan usaha pedagang kecil yang biasanya berjualan disekitar sekolah-sekolah dan kantor-kantor. 5. Masih banyak lagi pembatasan-pembatasan lain yang pada dasarnya ditetapkan pemerintah untuk memastikan rendahnya angka terpaparnya masyarakat dan angka kematian yang cenderung semakin tinggi jika tidak dikeluarkan peraturan pembatasan dan pelarangan tadi.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 81 Pembatasan dan kebijakan pemerintah ini memang masuk akal untuk segera dilaksanakan, dengan tujuan untuk menghindari korban yang akan jatuh lebih banyak lagi, tetapi di sisi yang lain, berhentinya kegiatan perusahaan ini mengakibatkan beberapa hal yang cukup signifikan yang dapat dicatat antara lain: 1. Terjadi pengurangan tenaga kerja (PHK) besar-besaran yang menyebabkan naiknya angka pengangguran baru dengan sangat cepat (+/- 1.7 juta pengangguran baru). 2. Penundaan pembayaran gaji kepada karyawan, yang akan mempersulit pemenuhan kebutuhan sehari-hari karyawan dan keluarga mereka. 3. Penundaan pembayaran THR menjelang Lebaran, salah satu faktor yang menurunkan angka konsumsi dalam negeri (PDB/GDP). 4. Dan masih banyak lagi hal yang yang lain yang membuat kehidupan masyarakat dan perusahaan menjadi lebih sulit dari waktu ke waktu jika dibandingkan dengan masa sebelum era covid-19. Semua faktor-faktor tersebut di atas jika dilihat dari sisi pemerintah maka yang cukup signifikan untuk dapat dicatat adalah terjadinya penurunan PDB/GDP yang jauh dari target yang sudah disepakati oleh pemerintah dengan DPR, di mana hal ini akan berdampak pada target pertumbuhan tahun 2020 di sekitar angka 2% (target 6%) bahkan ada kemungkinan di bawah angka tersebut atau tidak ada pertumbuhan sama seklai atau bahkan minus. Sementara untuk perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021, maka diperkirakan ekonomi Indonesia akan bertumbuh dikisaran angka 6.6% dengan catatan adanya stimulus pemerintah untuk mengge- rakan ekonomi sebesar 3.4% dan pertumbuhan dari pergerakan ekonomi oleh konsumsi masyarakat sendiri (GDP/PDB) berkisar diangka 3.2%. Dari penjelasan di atas, maka hal ini berarti target pertumbuhan untuk tahun 2020 yang telah ditetapkan pemerintah tidak akan tercapai, penyebabnya adalah antar lain rendahnya transaksi barang dan jasa yang dilakukan di dalam negeri, karena masyarakat, perusahaan maupun negara melakukan hitung ulang dalam membelanjakan uang yang ada pada mereka.

82 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Dalam masa pendemi covid-19 ini, setiap individu juga perusahaan dan pemerintah dapat dipastikan hanya akan membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang sangat penting saja. Bagi negara sebagian besar anggaran diatur ulang sehingga dana-dana yang belum terpakai atau yang telah dianggarkan untuk rencana pembangunan yang tidak terlalu penting akan dipakai untuk penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan dan bantuan sosial untuk menolong masyarakat yang tidak mampu menopang kebutuhan mereka karena dampak covid-19 ini, di sisi lain masyarakat juga sudah mulai menggunakkan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena mereka tidak bisa lagi mengharapkan gaji dari perusahaan yang tutup atau karena mereka terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Bagi perusahaan dampak dari pendemi covid-19 ini pun telah menggerus keuangan perusahaan karena turunnya perputaran arus kas secara drastis sementara kebutuhan dasar untuk menjalankan perusahaan harus tetap dipenuhi kecuali perusahaan mengambil keputusan untuk menutup operasional perusahaan, sehingga perusahaan pun harus mulai mengurangi pengeluaran mereka dan memilih-milih pos pengeluaran mana yang dapat dikorbankan untuk mempertahankan keberadan perusahaan atau jalannya perusahaan walaupun dengan pencapaian target yang tidak bias diharapkan kepastiannya. Beberapa langkah yang diambil oleh perusahaan dalam masa covdi-19 agar dapat mengurangi kerugian dan risiko yang lebih besar, dapat dikelompokan dalam beberapa strategi sebagai berikut: 1. Memastikan kondisi dana yang ada pada perusahaan tetap dapat diandalkan sampai waktu yang tidak dapat ditentukan sehubungan dengan berakhirnya pendemi covid-19 yang tidak ketahui kapan akan berakhir. Apakah ada kekayaan perusahaan lainnya yang cukup mudah untuk dilepas atau dijual untuk memenuhi kebutuhan dana jika sewaktu-waktu diperlukan. 2. Pastikan posisi aktifa dan pasiva perusahaan terpantau dengan baik. Ketahui dengan detail apa saja yang ada pada buku perusahaan, berapa hutang dan berapa piutang perusahaan, sehingga dapat diperkirakan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan untuk berapa lama. Salah satu jalan keluar yang dapat diambil jika diperlukan adalah

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 83 merestrukturisasi pinjaman sehingga beban perusahaan dapat sedikit ditekan untuk beberapa waktu ke depan. 3. Segera susun rencana baru untuk beberapa waktu ke depan, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini dan pada masa yang akan datang. Perencanaa tersebut dapat mencakup banyak hal antara lain bagaimana atau perubahan apa yang harus dilakukan dari sisi: a. Pemasaran b. Distribusi c. Permodalan d. Kebutuhan perusahaan lainnya. Pendekatan dengan menggunakan teknologi dan yang bersifat digital dapat dijadikan salah satu cara untuk menekan biaya jika dibandingkan dengan melakukan kegiatan pemasaran secara lang- sung ke lapangan. Itu adalah contoh proses baru yang dapat diambil perusahaan, dan jika perusahaan dapat mencari solusi baru yang lain dalam menangani beberapa permasalahan tersebut di atas maka diharapkan perusahaan masih akan dapat meningkatkan daya tahan perusahaan dalam menghadapi dan melewati masa-masa sulit selama era covid19 dan seterusnya setelah berakhirnya era covid-19 ini. 4. Kelompokkan kegiatan perusahaan sesuai dengan sifatnya, misalnya yang berkatian dengan kegiatan opersional perusahaan, yang bakaitan dengan penggajian, hal-hal lain dan yang terakhir pengembangan atau investasi. Atur ulang item-item pengeluaran yang tidak perlu dikeluarkan karena masa covid-19 kemudian pindahkan untuk memperkuat modal atau pengembangan dan investasi. 5. Pendekatan dan evaluasi seluruh proses di dalam perusahaan dari sisi manajemen risiko perlu dilakukan agar dapat ditentukan risiko apa saja yang sedang dan akan dihadapi perusahaan, setelah diketahui setiap faktor-faktor risiko tersebut maka lakukan pengkajian apakah risiko-risiko tersebut dapat dihindari, atau ditangani sendiri atau harus dipindahkan kepada pihak ketiga di luar perusahaan (asuransi) untuk dapat membantu perusahaan menekan potensi terjadinya

84 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 kerugian yang lebih besar jika risiko tersebut terjadi. Tentukan risiko mana yang akan ditangani sendiri oleh perusahaan dan risiko mana yang dialihkan pegelolaannya kepada pihak lain. Dengan melakukan penekanan pengeluaran secara terukur dan dengan mengetahui risiko- risiko yang sedang dan akan dihadapi perusahaan maka perusahaan akan mampu untuk beradaptasi dengan kondisi berat yang sedang dihadapi.

Gambar 6.1: Tabel Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sampai dengan Tahun 2018

C. Ekonomi Indonesia Setelah Era Covid-19 dari Sisi Korporasi Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 yang diperkirakan akan bertumbuh dikisaran angka 6.6% dengan catatan adanya stimulus pemerintah untuk menggerakan ekonomi sebesar 3.4% dan pertumbuhan dari pergerakan ekonomi oleh masyarakat sendiri (GDP/PDB) yang berkisar diangka 3.2%, maka perusahaan-perushaan besar kemudian mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan, selain untuk mempertahankan berjalannya perusahaan, perusahaan juga berusaha untuk dapat tumbuh walaupun lambat. Perusahaan yang sudah besar akan lebih mudah mengambil dan memanfaatkan kesempatan di tahun 2021 yang cukup menjanjikan sebagai suatu titik balik dari keterpurukan mereka di tahun 2020 ini, karena mereka masih memiliki nama besar, dana atau tabungan yang

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 85 cukup serta cash flow yang dapat dimanfaatkan untuk merebut pasar di tahun 2021 yang mungkin akan sulit tetapi bukan tidak mungkin pasar di tahun 2021 itu dapat direbut. Untuk merebut pasar yang akan datang tersebut, maka ada banyak kiat-kiat dan strategi yang dapat diambil dan dijalankan sesuai dengan kemampuan masing-masing perusahaan. Beberapa perusahaan mengubah cara menjalankan operasional harian mereka, ada juga perusahaan yang mengefisienkan pengeluaran mereka, tidak sedikit perusahaan yang mengurangi cabang, karyawan, kebutuhan atau pengeluaran yang tidak perlu untuk segera dihilangkan dari komponen pengeluaran perusahaan dimulai dari level yang paling bawah hingga top manajemen. Dengan demikian maka langkah awal perusahaan menuju tahun 2021 yang akan datang dapat lebih baik dan dengan perhitungan yang terukur maka setiap perusahaan pada tingkat korporasi dapat memasuki tahun 2021 dengan mantap untuk merebut pasar yang menjanjikan tersebut. Karena tidak ada suatu perusahaan pun yang tidak terdampak dari adanya covid-19 ini, maka dapat dikatakan bahwa era persaingan baru yang akan dimasuki di tahun 2021 nanti merupakan suatu arena tantangan yang sama bagi setiap perusahaan untuk memulai persaingan dalam merebut pasar di tahun 2021 tersebut. Untuk dapat memenangkan persaingan di tahun 2021, maka diperlukan kemampuan para pimpinan perusahaan untuk menghasilkan dan menjalankan ide-ide cemerlang agar dapat merebut pasar di tahun yang akan datang, pemikiran-pemikiran cemerlang inilah yang akan membawa perusahaan menjadi perusahaan yang tetap bertahan dan sukses bahkan terdepan dibandingkan pesaing-pesaing yang lain.

D. Beberapa Strategi Perusahan untuk dapat Merebut Pasar di Tahun 2021 Setelah perusahaan berusaha ataupun berhasil melalui masa covid-19 yang sangat berat di atas maka perusahaan masih harus memikirkan langkah-langkah jitu yang harus diambil untuk selanjutnya merebut pasar yang baru ditahun yang akan datang atau setelah era covid-19 ini dinyatakan selesai.

86 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Beberapa strategi yang dapat diambil perusahaan untuk masuk dalam pertimbangan untuk segera dijalankan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Lakukan kegiatan CSR untuk membantu masyarakat sehingga perusahaan akan tetap diingat oleh masyarakat dan keberadaan perusahaan akan dapat dipertahankan dimasa yang akan datang. 2. Sedapat mungkin jika masih dapat dipertahankan maka akan lebih baik jika perusahaan tidak melakukan langkah pemutusan hubungan kerja dengan karyawan karena mereka adalah asset perusahaan yang akan sangat sulit diperoleh, mengingat mereka sudah sangat menguasai pekerjaan dan akan sangat mudah memulai operasional perusahaan jika mereka masih bersama dengan perusahaan. 3. Mengalihkan karyawan yang ada ke unit-unit lain yang masih meme- rlukan karyawan akan sangat membantu jalannya perusahaan selain hal ini juga dapat dipakai sebagai salah satu cara mempertahankan karyawan yang ada. 4. Untuk unit-unit kerja yang dalam SOP yang baru dapat bekerja dari rumah maka bagi mereka dapat melanjutkan bekerja dari rumah sesuai dengan SOP yang baru tersebut, hal ini tentu dengan pertimbangan bahwa mereka telah beradaptasi dengan kondisi saat ini dan juga diharapkan dapat juga menyesuaikan diri dengan kondisi yang akan datang, sehinga biaya juga dapat ditekan dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efisien. 5. Strategi lain yang juga perlu dipertimbangkan untuk tetap dijalankan adalah menjaga komunikasi dengan pelanggan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada jalannya perusahaan di masa pasca covid-19, karena pelanggan masih mendapatkan informasi tentang keberadaan perusahaan selamat masa covid-19 sehingga pada saat era covid-19 ini dinyatakan berakhir maka pelanggan akan mencari produk- produk yang sudah mereka ketahui dari perusahaan. Hal ini akan menghemat waktu dalam melakukan pemasaran produk lama maupun produk baru dimasa setelah covid-19 berakhir, mengalirnya informasi kepada pelanggan akan sangat membantu mengembalikan kepercayaan pelanggan segera setelah masa covid-19 ini berakhir.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 87 6. Penting untuk segera melakukan rekonsiliasi internal untuk menyiapkan perusahaan memasuki masa pasca covid-19, siapkan perencanaan yang baru yang lebih efisien agar perusahaan dapat memasuki era pasca covid-19 dengan berbekal pengalaman selama masa covid-19, lakukan perampingan perusahaan dan hilangkan kegiatan yang menghabiskan sumber daya perusahaan perlu dilakukan segera sehingga perusahaan akan lebih ringan ketika memasuki era paksa covid-19. 7. Segera masuk ke dunia digital untuk kegiatan permasaran dan kegiatan lain yang dapat menekan biaya dan mempercepat proses baik internal maupun eksternal. Secara konsisten perusahaan harus dapat terus tampil di dunia maya atau media sosial, agar pelanggan dan pemasok tetap dapat memantau dan berhubungan dengan perusahaan walaupun tidak terjadi transaksi yang signifikan pada saat ini, hal ini hanya untuk lebih memudahkan pelanggan maupun pemasok dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan dapat memperoleh informasi terkini tentang keberadaan perusahaan. 8. Komunikasi tetap berjalan dengan pemasok agar terus dipertahankan agar baik perusahaan maupun pemasok dapat membangun saling pengertian dan pemahaman bahwa masing-masing pihak masih tetap menjalankan operasional perusahaan, sehingga ketika di masa yang akan setelah masa covid-19 ini berakhir perusahaan dapat langsung memulai kegiatan usaha tanpa harus mengunggu kesiapan masing- masing pihak, yang akan memakan waktu dan biaya jika baru dimulai ketika masa covid-19 ini dinyatakan berakhir dan kesempatan berusaha dapat dimulai kembali. 9. Hal yang akan dijelaskan berikut ini sangat penting untuk dapat dilakukan perusahaan di era pasca covid-10 yaitu membuka jalur komunikasi yang baru yang berbeda dari sebelumnya, yaitu berikan kesempatan dan buatkan jalur yang jelas untuk karyawan dari level yang paling bawah untuk dapat memberikan masukan kepada perusahaan. Proses ini tidak hanya disediakan tetapi benar- benar harus ditanggapi dan dikaji untuk dapat mengubah kebijakan perusahaan jika ditemukan masukan yang valid dan penting untuk

88 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 kemajuan perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan harus dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di lapangan yang terkait dengan usaha perusahaan agar perusahaan dapat bertindak cepat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat sebelum semuanya menjadi terlambat. Dalam Bahasa asing dikatakan “Better Safe than Sorry”. 10. Meminta bantuan kepada pemerintah dana tau para kreditur untuk kemudahan di level birokrasi dana tau pemenuhan kewajiban dapat dilakukan agar perusahaan dapat menekan sekaligus menghemat pengeluaran yang dapat dialokasikan untuk kegiatan usaha yang sangat penting. 11. Agar terhindar dari risiko dan potensi risiko yang sama atau yang baru, susun SOP yang jelas untuk menangani kejadian atau insiden yang pernah dialami selama masa covid-19 dan persiapkan SOP untuk menantisipasi kejadian yang baru mungkin akan terjadi masa setelah covid-19 yang tentunya belum pernah diatur sebelumnya. Semua pendekatan manajemen risiko ini sangat penting untuk diterapkan di tahun depan dengan lebih ketat sehingga perusahaan tidak perlu berhadapan dengan risiko-risiko yang lama dan lebih siap untuk menangani risiko-risiko yang baru yang mungkin akan terjadi. Mengembangkan unit khusus untuk memantau dan mendeteksi risiko yang berpelunag terjadi kembali atau yang baru akan sangat membantu perusahaan untuk dapat menghemat biaya yang tidak perlu dikeluarkan di masa yang akan datang. 12. Maksimalkan kondisi yang ada saat ini untuk persiapan memasuki tahun 2021, pastikan karyawan tetap memiliki motivasi dan loyalitas yang tinggi pada perusahaan, bekali karyawan dengan informasi yang lengkap tentang kondisi persusahaan dan apa yang dapat mereka bantu untuk kelangsungan hidup perusahaan. Gunakan jalur komunikasi digital internal untuk selalu menginformasikan perkembangan atau keputusan pimpinan serta SOP-SOP yang baru kepada seluruh karyawan sehingga tidak ada pertanyaan di antara mereka tentan kondisi perusahaan. 13. Jika memang dipertimbangkan bahwa untuk usaha yang saat ini sudah dijalankan perusahaan tidak akan membuahkan hasil yang

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 89 maksimal di masa yang akan datang, maka sangat perlu dilakukan diversifikasi usaha dengan mencari kemungkinan-kemungkinan dan trobosan-trobosan baru atas bidang-bidang lain yang memungkinkan dan dapat dijalankan perusahaan di masa yang akan datang, tanpa meninggalkan jalur usaha yang sudah berjalan saat ini, Hal ini ditujukan untuk tetap mempertahankan keberadaan perusahaan dan pertumbuhan perusahaan di tahun depan. Diversifikasi usaha akan sangat membantu perusahaan untuk dapat mengembangkan sayap usahanya ke area yang lebih luas dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dengan mendayagunakan karyawan dan harta atau asset perusahaan yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan di masa yang akan datang. 14. Tidak ada yang dapat memastikan bahwa pendemi seperti tidak akan terjadi lagi di masa yang akan, bisa saja pendemi jenis baru akan muncul di masa yang akan, atau gelombang berikutnya dari covid-19 ini muncul lagi merupakan pertimbangan yang masuk akal untuk diantisipasi yang dipikirkan oleh pimpinan perusahaan dalam mempersiapakan perusahaan untuk memasuki era paksa covid-19. Oleh karenanya maka perusahaan harus dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi pendemi sejenis atau yang baru dikemudian hari, sehingga perusahan dapat tetap berjalan dan bertumbuh jika persoalan di era covid19 ini dapat diantisipasi di tahun-tahun yang akan datang. Pemahaman akan strategi-strategi di atas perlu dipertimbangkan oleh perusahaan agar perusahaan siap dalam menghadapi tantangan di era pasca covdi-19 ini. Memang tidak semua strategi di atas tersebut perlu dipilih dan dijalankan, tetapi sederetan strategi tersebut di atas merupakan masukan dan pertimbangan yang dapat dipakai perusahaan sebagai kerangka acuan untuk memulai perencanaan ke depan ke masa di mana era covid-19 ini dianyatakan telah berakhir, karena jika perusahaan baru berpikir untuk memulai perencanaan dan melaksanakan langkah atau strategi-strategi di atas setelah era covid-19 ini dinyatakan selesai maka dapat dipastikan perusahaan akan tertinggal jauh oleh perusahaan-

90 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 perusahaan yang lain baik yang berbeda bidang usaha maupun yang sama yang merupakan kompertitor perusahaan saat ini. Sebagai penutup dapat disimpulkan beberapa hal yang penting untuk dijadikan bahan pertimbangan perusahaan besar saat ini sebelum memasuki era pasca covid-19 yang waktunya tidak ada yang dapat memastikan kapan. 1. Secepatnya menyesuaikan operasional dan cara perusahaan menjalankan bisnisnya dalam era pasca covid-19 agar tidak terlambat dan menyesal. 2. Gunakan dan manfaatkan teknologi untuk membantu perusahaan dalam menjalankan operasionalnya sehingga dapat mempercepat pencapaian target dan pada saat yang sama dapat menekan biaya. 3. Rampingkan perusahaan untuk dapat bertahankan di masa covid-19 dan di masa setelah covid-19, agar beban perusahaan dapat dikelola dengan lebih baik. 4. Manfaatkan asset dan sumber daya yang ada agar dapat semaksimal mungkin dapat digunakan untuk kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan baik sekarang maupun di masa yang akan datang. 5. Pertahankan dan terus kembangkan komunikasi dengan pelanggan dan pemasok agar semua pihak dapat tetap menjaga dan memahami kondisi masing-masing, sehingga pada saat diperlukan semua pihak terkait akan dapat segera dan langsung berbisnis dengan perusahaan tanpa harus kehilangan momentum yang hanya akan menghabiskan biaya jika dimulai dari awal kembali. Demikianlah pembahasan tentang perkiranaan atau prediksi ekonomi Indonesia setelah covid-19 ditinjau dari sisi korporasi atau perusahan besar, beberapa pemikiran di atas juga dapat dijalankan atau dipakai oleh perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil walaupun memerlukan perhitungan-perhitungan lain yang tidak akan mudah dijalankan selain oleh perusahaan besar. Harapan penulis pemikiran dan gagasan di atas dapat membuka wawasan pembaca untuk dapat segera mengambil langkah-langkah

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 91 kongkrit saat ini untuk dipakai mempersiapkan perusahaan melewati era covid-19 saat ini dan yang akan datang setelah masa covdi-19. Walaupun tidak mudah untuk dapat terus optimis dalam menghadapi tahun-tahun yang akan datang disebabkan tantangan pada era covid-19 ini yang dangat berat tetapi dari berbagai informasi yang berkembang dapat dikatakan bahwa masih ada kesempatan terbuka untuk diraih di masa yang akan datang, dengan perkiraan tingkat pertumbuhan yang cukup baik dan dengan stimulus pemerintah untuk dapat tumbuh di sekitar 6%-7% di tahun 2021 maka tidak seharusnya perusahaan berkecil hati dalam menjalankan perusahaan dan bersaing merebut pasar yang sudah disiapkan dan diperkirakan dapat tercapai di tahun 2021.

Biodata Penulis

Natallios Peter Sipasulta, S.Kom., M.M.S.I. Lahir di Solo pada tanggal 26 Desember 1967. Menyelesaikan kuliah dan memperoleh gelar Sarjana Manajemen Informatika pada tanggal 28 Maret 1992. Alumni Jurusan Manajemen Informatika Universitas Gunadarma Depok. Pada tahun 1995 mengikuti Program Magister Manajemen Sistem Informasi Jurusan Manajemen Sistem Informasi dan lulus pada tahun 1997 dari Universitas Gunadarma Salemba-Kenari Jakarta Pusat. Sejak lulus Sarjana sudah aktif mengajar di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma dan mulai tahun 2017 akhir aktif secara penuh mengajar di Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Sejak awal tahun 2020 juga aktif mengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nusantara. Memiliki pengalaman bekerja dari tahun 1991 pada 11 bank nasional dan internasional dengan jabatan terakhir sebagai Direktur di PT. Caterpillar Finance Indonesia (2015-2018).

92 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi dari Sisi Pemerintahan Setelah Covid-19 Selesai

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 93 94 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB VII

PREDIKSI DARI SISI PEMERINTAHAN SETELAH COVID-19 SELESAI

A. Pendahuluan Pada akhir tahun 2019 China baru menyadari bahwa mereka tengah menghadapi penyakit yang sangat serius penyebarannya. Virus covid-19 ini sangat cepat sekali penularannya ke negara-negara lain dan tidak dapat berhenti. Sehingga pada awal Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan bahwa kasus Covid-19 ini sebagai pandemi global. Pandemi covid-19 yang sedang dialami Indonesia belakangan ini membuat situasi diberbagai aspek mengalami keterpurukan. Salah satu aspek yang terdampak adalah ekonomi. Dampak covid-19 terhadap perekonomian dunia sangat luar biasa, pertumbuhan ekonomi disejumlah negara yang bekerjasama dalam perdagangan Indonesia mengalami pertumbuhan yang negatif, namun ada beberapa negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif namun menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di Indonesia pertumbuhan ekonomi yang tumbuh dengan baik adalah sektor informasi dan komunikasi, hal ini wajar dikarenakan kebijakan pemerintah yang melarang masyarakat untuk tidak keluar rumah selama pandemi ini berlangsung agar diharapkan bisa memutus mata rantai penyebarannya. Pemerintah sebagai pengendali utama dalam pengambilan keputusan kebijakan yang harus ditaati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berupa bekerja dari rumah, bersekolah dari rumah dan beribadah dari rumah. Dampak PSBB paling besar dari langkah kebijakan pemerintah Indonesia adalah pekerja informal diikuti sektor formal, apabila terjadi hal demikian posisi pemerintah sebagai pengendali utama kebijakan

95 harus melihat dari dua perspektif primer yaitu pekerja dan perusahaan, sehingga bisa memulihkan kembali keadaan ekonomi masyarakat, artinya diperlukan kebijakan strategis yang berdampak pada pemulihan ekonomi masyarakat pasca covid-19.

B. Kebijakan Represif Pemerintah Sejak pandemi covid-19 muncul, pemerintah telah menjadi bagian penting dalam pengendali utama kebijakan dalam mengatur pembuatan keputusan dari Presiden atau Perundang-undangan yang akan diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah segera mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial diberlakukan agar jaga jarak saat keluar rumah, keluar rumah hanya apabila keperluan mendesak saja. Bekerja, bersekolah dan beribadah dari rumah juga disuarakan oleh pemerintah pusat dan diikuti secara nasional. Tidak mudah membuat kebijakan jaga jarak yang dipilih pemerintah karena sangat beresiko. Kebijakan jaga jarak yang akan berlangsung secara jangka panjang dapat memperlambat kegiatan produksi ekonomi (supply shock). Pembatasan interaksi sosial dapat mengurangi jumlah produksi barang yang krusial. Hal ini berlaku untuk produksi baik di dalam maupun luar negeri. Akibatnya, tingkat kegiatan dan permintaan ekonomi secara keseluruhan juga akan terganggu. Perkiraan kerugian ekonomi global dari gangguan ini juga tidak main-main jumlahnya. Setelah mengetahui risiko yang ada dan berdampak langsung ke dalam negeri, Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk menangani pandemi ini. Tetapi dalam implementasinya, Pemerintah Indonesia masih berfokus pada kebijakan pencegahan dan pembatasan. Prioritas pemerintah masih belum jatuh terhadap cara penanggulangan dan perbaikan. Contoh kebijakan yang diambil pemerintah pusat maupun daerah adalah pemberian paket bantuan berupa subsidi ke masyarakat kurang mampu. Subsidi yang ada diberikan untuk memastikan bahwa mereka tetap bisa hidup dengan normal meskipun tidak bekerja secara langsung. Langkah ini memang perlu diapresiasi, mengingat kerentanan mereka dalam konteks sosio-ekonomi. Namun, kebijakan ini dianggap

96 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 belum dapat menanggulangi dampak pandemi Covid-19 secara jangka panjang. Banyak permasalahan yang timbul pada saat pandemi ini berlangsung, namun Pemerintah dengan baik dapat mengatasi itu semua. Pandemi covid-19 ini membawa sektor ekonomi menjadi buruk. Banyak perusahaan yang pada akhirnya mengurangi jumlah pegawai secara besar-besaran, bahkan tutup karena sudah tidak sanggup tetap bertahan dengan kondisi seperti ini. Adapula perusahaan yang masih bertahan dengan memberikan izin kepada pegawainya untuk bekerja dari rumah sesuai himbauan pemerintah. Pemerintah juga memerintahkan kepada pusat perbelanjaan untuk sementara sampai waktu yang belum ditentukan untuk tutup terlebih dahulu kecuali apotek dan penyedia makanan atau restoran dengan syarat take away atau tidak makan ditempat sesuai protokol yang telah dibuat. Kebijakan pemerintah lainnya yaitu agar masyarakat sering mencuci tangan. Kebijakan mengganti jabat tangan dengan salam covid dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 7.1: Poster Alternatif untuk Bersalaman (Viva.co.id)

Dihimbau masyarakat mentaati semua kebijakan yang telah dibuat guna menahan bertambahnya jumlah angka positif covid-19. Pada saat Hari Raya Idul Fitri 1441 H Pemerintah menghimbau untuk tidak bersilahturahmi dan tidak mudik dahulu. Dikhawatirkan akan

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 97 memberikan ruang cluster baru apabila mudik tetap berlangsung. Selama musim libur lebaran Pemerintah secara tegas mengerahkan semua elemen yang terkait dalam pengawasan di beberapa titik guna menjaga ada warga yang nekat untuk mudik. Selama pelaksanaannya Pemerintah sudah berhasil dalam menekan jumlah pemudik, walaupun ada beberapa yang berhasil lolos melewati dengan berbagai cara.

C. Analisis Dampak Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa covid-19 telah menjadi pandemi global, di beberapa negara termasuk Indonesia langsung mengambil langkah awal untuk pembatasan sosial. Di mana pembatasan sosial ini adalah awal mula melambatnya ekonomi karena mempengaruhi dunia usaha. Pertama dampak yang paling dirasakan adalah sektor pariwisata, karena kebijakan pemerintah untuk menutup sementara penerbangan domestik maupun internasional. Disusul penutupan semua tempat wisata untuk sementara sampai waktu yang belum bisa dipastikan. Masyarakat mulai dihimbau untuk tetap berada di rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Kedua adalah Industri Garmen selama 2 bulan terakhir terhitung bulan Maret dan April telah memberlakukan sistem pengurangan pegawai dengan cara dua pekan kerja dan dua pekan libur agar meminimalkan penyebaran virus covid-19 di area perusahaan. Hal ini berdampak dengan menurunnya kegiatan produksi sehingga perusahaan bisa saja mengalami kerugian yang berujung phk secara besar-besaran. Pemerintah dalam kebijakannya belum bisa menentukan sampai kapan pandemi ini akan berakhir. Karena sulit untuk menentukan waktu berakhirnya pandemi ini, sektor-sektor lain mulai menurun, seperti contoh industri yang terkena dampak cukup tinggi adalah perusahaan manufaktur otomotif, karena mereka adalah pasokan rantai yang mengikuti perkembangan global sehingga menghambat proses produksi. Ketiga ada Indistri perfilman yang mengurangi proses syuting karena kebijakan pemerintah yang menghimbau untuk tidak mengumpulkan

98 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 massa yang banyak atau berkumpul secara masal, dan industri media dan pers yang terhambat mencari kontent dan berita. Dampak dari covid-19 ternyata tidak semua negatif, karena selama pandemi ini berlangsung keuangan digital yang ada di Indonesia mengalami peningkatan, hal itu disebabkan bahwa virus covid-19 dapat menempel pada benda, uang adalah salah satu benda yang sering berpindah-pindah tangan. Ini adalah alasan uang digital meningkat karena uang digital tidak bisa disentuh atau dipegang sehingga tidak akan menyebabkan penularan virus. Masyarakat cepat tanggap terhadap hal tersebut, himbauan dan iklan keuangan digital gencar dan sering muncul di media sosial dan iklan. Selain dari keuangan digital dampak postif dari covid-19 ini adalah meningkatnya daya beli produk lokal, karena Pemerintah sudah melarang barang import selama pendemi ini masih berlangsung. Daya beli masyarakat Indonesia selama pandemi ini juga sangat meningkat. Dengan alasan untuk membantu sesama dan saling menguatkan. Dampak baik lainnya adalah tentang kualitas udara yang membaik di Jakarta, akibat diberlakukannya PSBB, mobilitas kendaraan menurun. Masyarakat lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah dan mengikuti anjuran pemerintah untuk di rumah saja. Masyarakat dibuat takut dan panik dengan adanya pandemi covid-19 semakin banyaknya berita yang beredar, secara mental beberapa masyarakat yang panik mulai memborong bahan baku makanan untuk stok sebanyak mungkin. Tidak hanya makanan untuk beberapa masyarakat adapula yang menjadikan pandemi ini sebagai lahan dalam mendapatkan keuntungan seperti memborong masker dan handsanitizer dengan harga normal kemudian dijual kembali dengan harga yang tidak masuk akal sampai mendapatkan keuntungan berkali lipat, sehingga barang tersebut langka. Hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, mulailah pemerintah dengan gencar bahwa tindakan para pelaku penimbun barang melanggar pasal 29 ayat 1 undang-undang nomor 7 tentang perdagangan yang berbunyi ‘‘Pelaku Usaha dilarang menyimpan Barang kebutuhan pokok dan/atau Barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan Barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 99 Perdagangan Barang“. Para pelaku penimbun dapat dikenakan hukuman sesuai dengan pasal 107 tentang perdagangan yang berbunyi „Pelaku Usaha yang menyimpan Barang kebutuhan pokok dan/atau Barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan Barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas Perdagangan Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)“.

D. Strategi Pemulihan Indonesia juga terkena dampak sosial dan ekonomi dari wabah virus covid-19. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan jauh lebih rendah dari target yang dicanangkan tahun lalu. Kementerian Keuangan memprediksi ekonomi kita menghadapi ketidakpastian dan kemungkinan hanya tumbuh minus 0,4%–2,3%. Sejumlah lembaga internasional memprediksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh 1%-2,5%, tetapi berbagai prediksi tersebut tergantung pada faktor seberapa buruk dampak pandemi serta efektivitas respon pemerintah mengatasi perlambatan ekonomi dan besaran stimulus yang dialokasikan untuk memacu pemulihan ekonomi. Pemerintah diminta untuk mempersiapkan strategi untuk mengem- balikan kondisi ekonomi Indonesia setelah pandemi Covid-19 berlalu. Namun langkah strategis yang tepat juga tetap harus disiapkan walau sampai saat ini penyebaran virus Corona masih belum dapat dikendalikan. Yang telah dilakukan pemerintah dalam menetapkan PSBB diban- dingkan lockdown sudah tepat. Sebab PSBB memungkinkan ekonomi tetap bergerak, sehingga tidak sama sekali mati. Berbeda dengan negara- negara maju yang menetapkan sistem lockdown, sektor informal yang sangat besar di Indonesia menopang perekonomian secara nasional. Pemerintah telah menyusun langkah awal untuk memulihkan ekonomi secara nasional akibat pandemi covid-19. Diasumsikan pada waktu pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut: 1. Pertama, perkiraan waktu yang akan dilaksanakan yaitu tanggal 1 Juni 2020 di mana pemerintah akan merencanakan untuk menjalankan

100 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 kembali sektor industri produk maupun jasa sesuai dengan kebijakan pembatasan sosial yang selama pandemi covid-19 diberlakukan. Sektor kesehatan juga juga sudah mulai bisa menerima kembali pasien secara penuh karena sebelumnya sektor ini lebih difokuskan untuk pasien covid-19, namun tetap dengan memperhatikan kapasitasnya. Sementara, toko serta pasar dan mall belum diizinkan beroperasi, kecuali untuk toko yang menjual fasilitas kesehatan dan bahan makanan. Selain itu, kegiatan masyarakat dalam keseharian yang sifatnya di ruang terbuka atau outdoor juga belum diizinkan berkumpul lebih dari dua orang. 2. Kedua, pemerintah akan mulai mengizinkan toko, pasar dan mall untuk buka pada 8 Juni 2020 dengan syarat yang sesuai protokol kesehatan yang lebih diperketat. Protokol yang diperketat yaitu dengan cara mengurangi jam kerja karyawan atau penjaga toko misal pada saat sebelum pandemi bias dilakukan 6-8 jam untuk satu orang karyawan sekarang hanya 2-4 jam disesuaikan dengan jam buka tutup toko, menetapkan standar jaga jarak untuk melayani konsumen, serta toko harus membatasi banyaknya kedatangan pelanggan. Sementara, usaha dengan kontak fisik seperti salon dan spa dan kegiatan masyarakat outdoor lebih dari dua orang masih belum diperbolehkan. 3. Ketiga, perkiraan waktu pemerintah akan berjalan pada 15 Juni 2020, pemerintah mengizinkan pembukaan toko, pasar dan mall seperti pada tanggal 8 Juni 2020 namun ada tambahan dari hasil evaluasi bahwa untuk pembukaan usaha yang terkait dengan kontak fisik seperti salon dan spa akan dibuka. Pada fase ketiga ini, pemerintah juga mengizinkan pembukaan pusat-pusat kebudayaan seperti museum, dengan syarat pembatasan jarak. Kemudian, sekolah sudah mulai dibuka dengan sistem shift sesuai jumlah kelas. Tak hanya itu, pemerintah juga mengizinkan dilakukannya aktivitas outdoor, serta mengevaluasi kemungkinan pembukaan fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk acara seperti resepsi pernikahan, ulang tahun, dan kegiatan sosial.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 101 4. Keempat dengan perkiraan tanggal 6 Juli 2020, pemerintah sudah mulai mengizinkan pembukaan secara bertahap tempat-tempat berkumpul dengan protokol kebersihan yang ketat. Kemudian, kegiatan outdoor, berpergian dan aktivitas ibadah juga diizinkan dengan menerapkan pembatasan sosial. 5. Terakhir, pada tanggal 20 Juli 2020 sampai 27 Juli 2020 pemerintah akan mengevaluasi setiap tahapan dan tetap mengizinkan pembukaan kegiatan ekonomi secara skala besar. Pada akhir Juli atau awal September 2020 pemerintah diharapkan sudah membuka seluruh ke- giatan ekonomi jika hasil dari evaluasi menunjukkan hasil yang baik. Diharapkan lima waktu yang telah dirancang oleh pemerintah guna pemulihan ekonomi dapat benar-benar membantu berjalannya ruang ekonomi secara nasional dan dapat mengembalikan keadaan ekonomi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Di beberapa daerah di Indonesia sudah mulai menerapkan new normal sesuai arahan dari Presiden terhadap Kepala Daerah yang telah berhasil menurunkan jumlah angka kasus positif covid-19. Segala cara akan dilakukan oleh pemerintah dan bukan menyerah dengan keadaan sekarang, selain itu harus menjaga agar tetap produktivitas namun tetap aman dari covid-19 ini, yaitu dengan cara tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan selama menjalani aktivitas agar tetap produktif. Sehingga diperlukan kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang kemudian disebut sebagai new normal. Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat ke luar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan. Pemerintah yang dibantu oleh pihak terkait dalam transportasi berkoordinasi agar mentaati kebijakan pemerintah yang dibuat untuk pengguna jasa tersebut. Semua modal transportasi umum dibolehkan kembali beroperasi dengan menerapkan syarat-syarat ketat dalam hal mobilitas manusia. Adapun syarat-syarat nya adalah sebagai berikut. 1. Menggunakan masker 2. Hindari kontak fisik dan tetap jaga jarak

102 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 3. Dilarang berbicara secara langsung maupun telepon saat di dalam transportasi umum 4. Rajin mencuci tangan atau membawa cairan handsanitizer Sedangkan untuk perjalanan dinas menggunakan transportasi pribadi ke luar daerah, berikut syarat yang harus dipenuhi. 1. Surat izin dari atasan/surat pernyataan 2. Memiliki surat sehat 3. Menerapkan protokol kesehatan Kehidupan masyarakat saat ini sepenuhnya akan berubah hingga vaksin covid-19 ditemukan. Untuk itu masyarakat harus berdamai dengan keadaan ini agar perekonomian kembali bergerak. Prinsip untuk hidup berdamai dengan kenormalan baru tetap akan berlangsung, sampai ditemukannya vaksin. E. Prediksi Jangka Panjang Jika menilai dalam jangka pendek pemerintah harus terus mempertahankan sinyal-sinyal positif pada investor melalui kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang konkret, artinya bukan berarti pemerintah dengan terburu-buru dan tanpa arah mengambil keputusan. Sinyal yang positif tersebut berpotensi mengundang investasi masuk yang selanjutnya mendorong arus perdagangan internasional yang lebih positif. Sementara untuk jangka panjang, pemerintah harus serius mendorong produktivitas, meningkatkan inovasi, dan memperbaiki ekosistem ketenagakerjaan. Hal-hal tersebut menentukan daya saing Indonesia guna memperoleh penanaman modal. Strategi besar untuk pemulihan pasca covid-19 dan tahapan- tahapannya segera disiapkan oleh pemerintah. Melalui strategi besar tersebut, pemerintah dapat mengetahui intervensi apa yang harus dilakukan untuk mempercepat pemulihan. Lebih lanjut, situasi pandemi Covid-19 juga harus digunakan sebagai memomentum melakukan reformasi. Di saat seperti inilah, pemerintah bisa melihat seberapa kuat ketahanan sosial, ekonomi dan pangan yang dimiliki Indonesia.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 103 Kemudian, pemerintah bisa menghitung kembali berbagai potensi di dalam negeri yang belum dikelola secara maksimal. Presiden meminta para Kepala Daerah untuk mengidentifikasi secara detail sektor-sektor yang terdampak pandemi covid-19. Contohnya, sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pariwisata, konstruksi dan transportasi. Selain sektor terdampak, sektor yang mampu bertahan turut ikut diidentifikasi, guna mengambil peluang di tengah pandemi Covid-19. Misalnya sektor tekstil dan produk tekstil, kimia, farmasi, alat kesehatan, makanan dan minuman, serta sektor jasa telekomunikasi dan jasa logistik. Ekonomi Indonesia diprediksi menguat dalam satu atau dua tahun ke depan. Menyikapi hal tersebut, Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menyatakan keputusan pemerintah untuk mengeluarkan sejumlah langkah kebijakan fiskal yang berani akan mencegah pemburukan ekonomi jangka panjang. Dukungan fiskal yang kuat dibutuhkan untuk mengelola krisis kesehatan masyarakat akibat pandemi covid-19 dan mitigasi dampak baik bersifat sementara maupun struktural. Secara Bank Indonesia berperan penting dalam mendukung upaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan meredakan guncangan ekonomi dan keuangan. Perppu yang ditekan Presiden Joko Widodo, memberikan kewenangan bagi Bank Indonesia untuk membeli surat berharga pemerintah di pasar perdana, jika permintaan pasar dinilai tidak memadai. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam mengelola biaya pinjaman ketika pasar keuangan sedang mengalami gangguan ekstrem.

104 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Daftar Pustaka http://www.balairungpress.com/2020/04/prioritas-kebijakan-pemerintah- indonesia-dalam-menangani-pandemi-covid-19/ https://nasional.kompas.com/read/2020/04/26/19130971/kebijakan- presiden-terkait-penanganan-covid-19-disebut-bisa-berubah https://um.ac.id/pengumuman/alternatif-untuk-bersalaman/ https://katadata.co.id/berita/2020/05/07/pemerintah-buat-kajian-awal- pemulihan-ekonomi-dari-corona-mulai-1-juni https://katadata.co.id/berita/2020/04/30/jokowi-siapkan-strategi- kebangkitan-ekonomi-pasca-corona-tahun-2021 Daftar Pustaka menggunakan References Management (Mendeley, EndNote, Zotero dll, dengan style HARVARD)

Biodata Penulis

Fera Riske Anggita, S.E., M.M, lahir di Jakarta pada tanggal 25 Desember 1991. Ia menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada 10 Oktober 2009. Ia merupakan alumnus Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Pada tahun 2010 mengikuti Program Magister Manajemen dan lulus pada tahun 2012 dari Universitas Gunadarma. Pada tahun 2018 diangkat menjadi Dosen Universitas Swasta Medan dan ditempatkan di Fakultas Ilmu Pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 105 106 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi dari Sisi Pendidikan Setelah Covid-19 Selesai

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 107 108 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB VIII

PREDIKSI DARI SISI PENDIDIKAN SETELAH COVID-19 SELESAI

A. Pendahuluan Dunia pendidikan Indonesia saat ini sedang diuji melalui sebuah keharusan penyelenggaraan pembelajaran daring atau yang saat ini dikenal dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) baik di tingkat sekolah dasar, akademi, sekolah tinggi/universitas juga termasuk pendidikan informal. Hal ini bermula sejak akhir tahun 2019, pada saat dunia mulai dihadapkan pada pandemi covid-19 yang masih berlangsung sampai dengan saat ini. Pembelajaran daring/jarak jauh menjadi alternatif utama untuk mewadahi kebutuhan belajar siswa selama masa Pandemi Covid-19. Aktifitas belajar siswa harus disesuaikan dengan motivasi dan kondisi masing-masing, seperti kita ketahui masih terdapat kesenjangan akses dan fasilitas belajar dari rumah. Sehingga diharapkan para tenaga pendidik dapat menyesuaikan pemberian tugas belajar kepada siswa tanpa harus mengedepankan objektifitas penilaian skor/nilai selama masa pembelajaran jarak jauh. Hal ini akan membantu siswa dalam menambah semangat belajar dan tetap produktif karena tidak dibebani target nilai seperti saat sekolah tatap muka di kelas. Keamanan dan kesehatan menjadi hal yang diutamakan bagi siswa maupun keluarganya selama masa Pandemi Covid-19, sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan agar pelaksanaan ujian nasional tahun 2020 dibatalkan oleh pihak sekolah, di samping itu secara serentak seluruh sekolah, perguruan tinggi dan instansi pendidikan lainnya diwajibkan mengikuti program pembelajaran jarak jauh. Afriansyah (2020) menguraikan tiga poin kebijakan terkait pembelajaran daring melalui Surat Edaran Kemdikbud No 4 Tahun 2020, pertama, pembelajaran daring/jarak jauh untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna, tanpa terbebani tuntutan

109 menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kedua, dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah. Santosa (2020) mengungkapkan pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa digitalisasi industri 4.0 Indonesia masih bersifat eksklusif pada sektor industri dan ekonomi, sementara sektor Pendidikan masih jauh tertinggal. Dalam praktiknya, digitalisasi pendidikan justru diinisiasi oleh sektor swasta berbentuk startup seperti Zenius dan Ruangguru yang pada dasarnya dibentuk untuk masyarakat urban di kota-kota besar. Penerima manfaat proses digitalisasi pendidikan di Indonesia masih terus berputar dalam sebuah kebijakan pendidikan yang bersifat Jawa- sentris dan hal tersebut memperlebar ketimpangan pendidikan yang sudah begitu besar di Indonesia. Pada akhirnya, Kemendikbud harus mulai mempertimbangkan mengeluarkan juklak khusus yang membahas indikator-indikator dalam melaksanakan PJJ serta memperhatikan berbagai hambatan yang dihadapi oleh murid di wilayah perkotaan dan pedesaan. Penyusunan metode pembelajaran yang berbeda daripada situasi yang normal juga diperlukan untuk mempertimbangkan sisi emosional murid dan keterbatasan guru.

Gambar 8.1: Siswa SD Belajar Online dengan Aplikasi Zoom Cloud Meetings (liputan6.com, 2020)

Fitriah (2020) mengungkapkan kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan seolah seluruh jenjang pendidikan ‘dipaksa’ bertransfor- masi untuk beradaptasi secara tiba-tiba drastis untuk melakukan

110 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 pembelajaran dari rumah. Masa pandemi Covid-19 ini bisa dikatakan sebagai sebuah peluang dalam dunia pendidikan, baik pemanfaatan teknologi seiring dengan industri 4.0, maupun orangtua sebagai mentor.

Gambar 8.2: Data Titik Blank Spot (Manadopost.id, 2020)

Momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2020 di Sulawesi Utara, dianggap penuh dengan tantangan karena selama pandemi Covid-19, sistem pembelajaran di sekolah-sekolah berubah. Para guru dan siswa merasa terpaksa harus mengikuti peraturan pembelajaran online, dalam kondisi masih terdapat banyak keterbatasan.

B. New Normal Sekolah dan Kampus Adaptasi siswa/mahasiswa dan tenaga pendidik terhadap transisi new normal di lingkungan sekolah maupun kampus membutuhkan waktu dan sumber daya yang luas, hal ini dapat terlihat sejak pemberlakuan masa karantina pada bulan Maret yang lalu. Pelaksanaan media pembelajaran online belum sepenuhnya efektif dan efisien mengingat ketersediaan sumber daya seperti jaringan internet, kuota internet, perangkat komputer, gadget maupun smartphone bahkan di antara siswa/mahasiwa dan tenaga pengajar masih belum terbiasa dalam menggunakan media ajar online. Media ajar dan belajar online yang saat ini digunakan seperti media televisi dengan program belajar dari rumah melalui TVRI, Rumah Belajar, ICANDO, TV Edukasi, Pahamify, MejaKita, Google Classroom, Google Meet, aplikasi Zoom Conference, IndonesiaX, portal e-Learning

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 111 (kuliah online), V-Class, G-Suite, E-mail, WhatsApp bahkan termasuk juga media sosial. Akses terhadap media tersebut harus didukung oleh sinyal operator yang baik sehingga koneksi selama pembelajaran daring berlangsung tidak terputus-putus. Namun begitu, proses pembelajaran dengan media online ini belum sepenuhnya mencapai tujuan dasar pendidikan kita, banyak di antara mahasiswa yang mengeluhkan ketidakmampuan mereka dalam menyerap materi tanpa ada penjelasan secara langsung melalui tatap muka di ruang kelas. Bulan Juli mendatang, beberapa sekolah mulai membuka aktifitas belajar mengajar di ruangan kelas, dengan sebagian siswa (pembatasan jumlah siswa dalam satu kelas). Hal ini menjadi perhatian utama dari segenap pemangku kebijakan, apakah ada jaminan yang menunjukkan rasa aman bagi siswa/mahasiswa termasuk para orangtua, demikian juga dengan para pendidik yang akan terlibat, saat aktivitas belajar kembali dilaksanakan di sekolah dan kampus di tengah situasi pandemi covid-19 yang masih belum konsisten menurun. Harus diakui bahwa transformasi digital yang terjadi saat ini nyatanya sangat membantu pemutusan penyebaran wabah corona, khususnya di sektor pendidikan, seperti kita ketahui rata-rata jumlah siswa dan mahasiswa per kelas bisa mencapai 30-50 orang. Media pembelajaran online ini menjadi jawaban atas pemenuhan hak para pelajar dalam mendapatkan pendidikan. Pandemi covid-19 telah membawa transformasi pendidikan yang tinggi, di mana situasi social distancing yang kita hadapi bersama saat ini menjadi penggerak kreatifitas belajar, penyiapan dosen, guru dan semua tenaga pendidik yang lebih unggul khususnya dalam pemanfaatan tekonologi untuk keberhasilan program pembelajaran jarak jauh. Para tenaga pendidik diharapkan dapat lebih termotivasi dalam menguasai media-media pembelajaran online agar kualitas materi ajar yang disampaikan dapat lebih mudah dimengerti oleh para peserta didik tanpa mengabaikan semangat dan antusias pelajar meskipun harus belajar lebih mandiri melalui pembelajaran daring. Moeldoko (2020) mengungkapkan bahwa kedisplinan terhadap semua lingkup pendidikan merupakan kunci keberhasilan pada proses

112 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 pembelajaran di masa pandemi covid-19, di mana keberhasilan tersebut juga merupakan bentuk kerja sama dan interaksi dari guru, siswa dan orangtua. Sehingga dapat dikatakan proses belajar dari rumah menjadi kegiatan belajar yang difasilitasi oleh berbagai profesi guna mewujudkan cita-cita anak. Terdapat beberapa kelompok pembelajaran yang dihadapi sekolah, pertama pelajar yang sudah terbiasa dengan pembelajaran online karena sekolah sudah menerapkan belajar online secara penuh, maka sekolah ini tidak akan merasa kesulitas dengan program pembelajaran jarak jauh. Kedua, sekolah yang melakukan pembelajaran semi daring, guru memberikan tugas kepada siswa melalui Whatsapp dan ketiga pelajar yang jauh dari ketersediaan infrastruktur (akses internet, listrik, TV) dan daya dukung teknologi. Kelompok pembelajaran yang ketiga tersebut, melakukan proses belajar manual seperti menggunakan radio komunitas dan kunjungan guru ke rumah-rumah para siswa secara berkala. Diungkapkan oleh Hamid. M (2020), beberapa upaya pembelajaran yang relevan dengan situasi Pandemi Covid-19 dengan melihat hambatan- hambatan kelompok belajar di atas, diantaranya guru melakukan inovasi pembelajaran sesuai kondisi daerah, memilih materi esesnsial yang bisa dilakukan sisa di rumah seperti pendidikan bagaimana menghindari covid agar tidak terjangkit mulai dari hal sederhana seperti menjaga kebersihan diri di rumah, mengenali karakter covid. Proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan motivasi dan kondisi masing-masing anak di tiap wilayah, maka perlu koordinasi antara guru dan orangtua. Adapun alternatif belajar yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di tengah Pandemi Covid-19 yaitu Program Belajar dari Rumah (BDR) yang ditayangkan di TVRI. Keluarga yang memiliki keterbatasan terhadap akses internet untuk mengikuti pembelajaran daring, para guru, orangtua dan siswa yang berada di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) dapat terus belajar dari rumah dengan adanya program BDR tersebut.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 113 Gambar 8.3: Logo Belajar dari Rumah (Kemendikbud, 2020)

Gambar 8.4: Kebijakan Pendidikan dalam Masa Covid-19

Berbeda dari tantangan yang dihadapi tenaga pendidik (guru) di sekolah dalam menyesuaikan pembelajaran jarak jauh menggunakan media ajar online, tenaga pengajar di universitas (dosen) membutuhkan dukungan ruang kreativitas selama masa pandemi ini berlangsung. Di samping itu, teknis belajar mengajar sepenuhnya diberikan otoritas kepada pimpinan perguruan tinggi. Sebagian besar dosen sudah terbiasa dengan pengajaran online menggunakan aplikasi e-learning, sehingga yang menjadi tantangan saat ini adalah inovasi metode ajar yang lebih kreatif dan praktis menggunakan aplikasi yang sudah ada. Data yang disampaikan dikti.kemendikbud.go.id pada April 2020, sebanyak

114 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 94,73% mahasiswa sudah melakukan pembelajaran secara daring, dengan beberapa kendala koneksi internet, aplikasi yang digunakan, kualitas penyajian dan fasilitas. Pendidikan daring merupakan bentuk new normal dalam proses belajar mengajar untuk menghadapi pandemi Covid-19. Beberapa hal yang menjadi pengalaman dosen di salah satu universitas swasta Jakarta selama mengajar dari rumah dengan menggunakan aplikasi e-learning dan v-class, penyampaian materi yang dianggap kurang efektif yang di sisi lain masih terdapat juga keluhan mahasiswa mengenai koneksi internet, mahasiswa juga sangat jujur dalam mengakui bahwa mereka tidak dapat memahami materi secara online, baik kelas reguler pagi maupun kelas karyawan, dosen memeriksa pekerjaan mahasiswa secara rutin yang kemudian menimbulkan kejenuhan karena setiap hari memantau layar monitor laptop, menyiapkan materi yang lebih mudah dipahami mahasiswa karena harus lebih mandiri dalam menginterpretasikan isi materi, perkuliahan dengan tatap muka lebih memungkinkan penyampaian materi secara merata. Untuk mata kuliah tertentu yang bersifat kuantitatif, dibutuhkan latihan-latihan soal secara terus menerus dan bimbingan langsung dari dosen, pembelajaran daring ini kurang memadai dalam hal ini. Sebagian dosen mengharapakan suasana yang lebih memadai karena secara emosional, materi kuliah akan lebih mudah diterima mahasiswa melalui kuliah tatap muka.

C. Alternatif Peningkatan Kualitas Pendidikan dan SDM Unggul di tengah Pandemi Covid-19 di Era Industri 4.0 Pembelajaran televisi dan daring yang saat ini dapat diakses oleh seluruh pelajar dan tenaga pendidik di seluruh Indonesia.

Gambar 8.5: Rumah Belajar (belajar.kemendikbud.go.id, 2020) Rumah Belajar adalah aplikasi belajar online yang dikembangkan oleh Kemndikbud dalam rangka penyediaan alternatif sumber belajar dengan memanfaatkan keberadaan teknologi inovasi pembelajaran di era industri 4.0. Guru dan siswa mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 115 (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat dapat memanfaatkan beberapa fitur secara gratis dalam aplikasi ini seperti Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Kelas Digital, Bank Soal, Buku Sekolah Elektronik, Peta Budaya, Karya Bahasa, Sastra dan fitur-fitur yang lainnya. Jumlah guru yang saat ini sudah bergabung bersama rumah belajar sebanyak 249.810 dan sebanyak 613.217 siswa dari seluruh Indonesia.

Gambar 8.6: TV Edukasi (tve.kemendikbud.go.id, 2020)

TV Edukasi didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan tayangan pendidikan yang berkualitas untuk mendukung tujuan pendidikan nasional. Peserta didik dari semua jalur, jenjang, jenis pendidikan, prak- tisi pendidikan juga masyarakat umum dapat menikmati layanan siaran TV Edukasi.

Gambar 8.7: Pahamify (Pahamify.com, 2020)

Pahamify merupakan perusahaan teknologi pendidikan (edtech) yang menciptakan aplikasi belajar online, yang berisi tayangan-tayangan video pembelajaran premium beranimasi, kuis, dan ringkasan, dengan menggabungkan sains belajar, filmmaking, gamifikasi, dan tampilan yang intuitif. (bersamahadapikorona.kemendikbud.go.id, 2020)

Gambar 8.8: Meja Kita (mejakita.com, 2020)

116 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 MejaKita merupakan salah satu platform aplikasi belajar online dengan visi membantu pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan serta menyediakan materi pelajaran gratis yang mudah dipahami oleh siswa siswi di Indonesia. MejaKita menyediakan fitur belajar seperti diskusi PR, Tryout, Berbagai Catatan, SBMPTN, Belajar Bersama dan Rumus. Aplikasi ini sudah digunakan lebih dari 15,000 siswa di 223 kota yang ada di Indonesia.

Gambar 8.9: (icando.co.id, 2020)

ICANDO adalah salah satu aplikasi pendidikan online anak dengan program pembelajaran yang dilengkapi beberapa fitur dan metode dian- taranya metode Android Based-Test (Mengasah Keahlian Hidup) untuk mengukur tingkat kemampuan anak, metode Problem-Based Learning untuk berlatih memecahkan masalah, juga terdapat bermacam-macam fitur minigames yang bisa meningkatkan keinginan belajar anak dengan tren metode pembelajaran terkini yang menarik dan menyenangkan.

Gambar 8.10: Indonesia X (indonesiax.co.id, 2020)

Indonesia X menyediakan kursus-kursus berkualitas (Massive Open Online Courses) yang dibawakan oleh instruktur-instruktur kompeten dibidangnya. Kategori kursus yang ditawarkan antara lain Economics and Finance, Humanities, Health, Social Science, Business Management, Environment, Computer Science, Engineering. Kursus tersebut juga didukung oleh mitra terbaik seperti Universitas Indonesia, Institut Tekno- logi Bandung, edX, Universitas Gajah Mada, FPSB Indonesia, Personal growth, LPS, Creative Center Indonesia dan beberapa mitra lainnya.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 117 Gambar 8.11: Ganeca Digital (ganecadigital.com, 2020)

Ganeca Digital juga merupakan salah satu portal aplikasi pembelajaran daring yang menyediakan berbagai macam e-book (buku elektronik) untuk buku pelajaran sekolah dan universitas dan dapat diakses secara gratis di dalam perpustakaan aplikasi Ganeca.

Gambar 8.12: Google for Education

Google for Education melalui layanan G-Suite for Education telah menjadi portal pembelajaran daring dengan fitur paling lengkap, memudahkan siswa dalam pembelajaran jarak jauh, tenaga pendidik untuk mengajar dari rumah. Beberapa produk Google for Education untuk perguruan tinggi dan universitas seperti G-Suite, Course Kit dan Google Cloud Platform. Produk lainnya untuk mendukung PJJ siswa antara lain Google Classroom, Tugas, Chrome Book, Google Cloud, Jamboard, serta fitur Hangouts Meet. Berikut ini beberapa aplikasi pembelajaran daring lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa, mahasiwa, sekolah, perguruan tinggi, orangtua dan seluruh bagian akademisi untuk melaksanakan program pembelajaran online.

118 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Gambar 8.13: Aplikasi Pembelajaran Daring

D. Pembelajaran Daring pada Tingkat Perguruan Tinggi MOOC’s (Massive Open Online Courses) atau kursus daring massal sudah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 2014, platform MOOC ini dapat digunakan mahasiswa dan akademisi untuk memperoleh sumber- sumber ilmu akademik dari lembaga atau instansi internasional, serta mendukung kegiatan pengembangan keterampilan profesi/kompetensi bersertifikat dari industri global, seperti Coursera di AS, FutureLearn di Inggris, XueTangX di Tiongkok. Platform lainnya seperti edX, Udacity, Cisco dan Huawei. Di Indonesia sendiri terdapat IndonesiaX yang didirikan oleh PT Education Technology Indonesia pada tahun 2015. Platform pembelajaran daring lainnya untuk jenjang pendidikan tinggi yang disediakan oleh Kemendikbud: 1. spada.kemdikbud.go.id 2. kuliahdaring.kemdikbud.go.id Untuk mendukung kualitas perkuliahan online, beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh dosen: 1. Pemberian tugas (kuis, latihan soal, forum diskusi) harus relevan dengan materi ajar yang mahasiswa terima dalam setiap minggu perkuliahan. 2. Bentuk tugas yang diberikan dapat mencakup studi kasus, penyelesaian masalah dengan opini masing-masing mahasiswa lebih memacu mereka dalam berpikir analitis. 3. Membuat topik forum diskusi online yang menantang setiap mahasiswa untuk memberikan pandangannya secara objektif

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 119 berdasarkan referensi-referensi pendukung dan bukan merupakan hasil copy paste melalui sumber daring. 4. Mengajak mahasiswa untuk berargumen melalui satu topik forum diskusi, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi tim yang baik meskipun perkuliahannya melalui media daring. 5. Dosen perlu melakukan evaluasi atas hasil kerja mahasiswa secara rutin, untuk melihat perkembangan antusiasme mahasiswa dalam proses pembelajaran online di masa Pandemi ini. A. Junaidi (2020) menyebutkan beberapa indikator penjaminan mutu perkuliahan daring diantaranya; 1. Dukungan institusi 2. Kegiatan pembelajaran 3. Proses pengembangan mata kuliah 4. Dukungan untuk dosen dan mahasiswa serta 5. Penilaian dan evaluasi.

Gambar 8.14: Indikator Penting dalam Mendukung Pembelajaran Daring

120 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19

Gambar 8.15: Bentuk Sarana dan Fasilitas yang Membutuhkan Anggaran Khusus dari Pemerintah

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 121 Daftar Pustaka A. Afriansyah (2020) Covid-19, Transformasi Pendidikan dan Berbagai Problemnya. Sumber: https://kependudukan.lipi.go.id/id/berita/53- mencatatcovid19/838-covid-19-transformasi-pendidikan-dan- berbagai-problemnya Hamid. M (2020) Kemendikbud Dukung Pembelajaran yang Relevan dengan Situasi Pandemi Covid-19. Sumber: https://www.kemdikbud. go.id/main/blog/2020/05/kemendikbud-dukung-pembelajaran-yang- relevan-dengan-situasi-pandemi-covid19 M. Fitriah (2020) OPINI: Transformasi Media Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19. Sumber: https://www.liputan6.com/citizen6/ read/4248063/opini-transformasi-media-pembelajaran-pada-masa- pandemi-covid-19 Moeldoko (2020) Pandemi Covid-19 Bisa Mendorong Reformasi Dunia Pendidikan. Sumber: http://ksp.go.id/pandemi-covid-19-bisa- mendorong-reformasi-dunia-pendidikan/index.html Ari B. Santosa (2020) Potret Pendidikan di Tahun Pandemi: Dampak COVID-19 Terhadap Disparitas Pendidikan di Indonesia. Sumber: https://www.csis.or.id/publications/potret-pendidikan-di-tahun- pandemi-dampak-covid-19-terhadap-disparitas-pendidikan-di- indonesia https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/category/aplikasi- pembelajaran/ Diakses 07 Juni 2020 https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan- se-tentang-pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat- covid19Diakses pada 04 Juni 2020 https://kependudukan.lipi.go.id/id/berita/53-mencatatcovid19/838-covid- 19-transformasi-pendidikan-dan-berbagai-problemnya Diakses pada 04 Juni 2020 http://manadopost.id/read/2020/05/02/Hardiknas-Optimalkan-Teknologi- Data-Titik-Blank-Spot/67816

122 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Diakses 05 Juni 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Edaran Kemdikbud No 4 Tahun 2020 mengenai Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta: Kemendikbud. Sumber:https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/ mendikbud-terbitkan-se-tentang-pelaksanaan-pendidikan-dalam- masa-darurat-covid19. http://www.dikti.kemdikbud.go.id/kabar/strategi-dan-kebijakan-ditjen- dikti-terhadap-keberlanjutan-pendidikan-tinggi-di-indonesia- dalam-hadapi-pandemi-covid-19/

Biodata Penulis

Jessica Barus, S.E., M.M.S.I, lahir di Tomok– Sumatera Utara pada tanggal 21 April 1990. Ia menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada 30 Agustus 2013. Ia merupakan alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Pada tahun yang sama, 2013 mengikuti Program Magister Sistem Informasi dan lulus pada tahun 2014 dari Universitas Gunadarma. Pada tahun 2014 mulai mengajar dan menjadi dosen tetap Universitas Gunadarma sejak 2015 dan ditempatkan di Fakultas Ekonomi pada program studi Akuntansi dan Manajemen. Ia juga aktif sebagai instruktur dan asisten pada Lembaga Kursus Sertifikasi Minibank DKI-Gunadarma sejak 2017. Ia juga merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Dian Nusantara sejak Maret 2020 hingga saat ini.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 123 124 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi dari Sisi Perilaku Konsumen Setelah Covid-19 Selesai

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 125 126 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB IX

PREDIKSI DARI SISI PERILAKU KONSUMEN I SETELAH COVID-19 SELESA

A. Pendahuluan Ketika peradaban manusia memasuki “Revolusi Industri 4.0”, hal ini mengubah perilaku masyarakat dunia di segala bidang. Baik dalam berbisnis, tapi juga perilaku manusia serta gaya hidup. Ketika virus Covid-19 yang bermula pada Desember 2019 di kota Wuhan menjadi pandemi global, hal ini pun “mengubah” perilaku masyarakat dunia di segala bidang. Masyarakat dunia tidak siap dalam menghadapi perubahan drastis yang diakibatkan oleh Covid-19 dikarenakan dalam beberapa abad terakhir, kita belum pernah mengalami pandemi dengan skala sebesar ini. Pandemi global dengan korban terbesar terjadi pada awal abad ke-20 yang disebabkan oleh Flu Spanyol. Penularan primer sebagian besar disebabkan oleh kontak fisik yang dekat tanpa perlindungan penghalang yang baik melalui droplet dari bersin dan batuk, dan menyerang organ vital terutama paru-paru dan organ pencernaan (Mardiyah dan Nurwati, 2020). Walau droplet virus ini tidak dapat berjalan jauh sehingga dapat dicegah dengan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, namun virus ini dapat menempel diberbagai permukaan benda apapun sehingga memudahkan virus ini menyebar dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu orang ke orang yang lain. Hal ini dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan virus Covid-19 dapat menyebar dengan mudah ke seluruh belahan dunia. Perilaku konsumen adalah kegiatan masyarakat dalam memperoleh, mengonsumsi, dan menghabiskan manfaat dari barang atau jasa secara langsung, termasuk keputusan yang mendasari dan mengikuti dari kegiatan ini. Mengetahui proses konsumen dalam mengambil keputusan dalam memperoleh, mengonsumsi barang atau jasa, serta mengetahui

127 faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya dapat membantu kita dalam memprediksi arah perilaku konsumen setelah masa pandemi Covid-19.

Gambar 9.1: Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian

Konsumen dalam memutuskan pembelian barang atau jasa melewati lima tahap, yaitu (Setiadi, 2013) : 1. Pengenalan masalah. Yang selalu menjadi masalah mendasar bagi konsumen dalam membeli barang atau jasa adalah kebutuhan dan keinginan. Sering kali kedua hal ini bertentangan satu sama lain. Kebutuhan adalah dorongan yang timbul oleh rangsangan internal, bersifat penting dan harus segera dipenuhi. Keinginan adalah dorongan yang umumnya timbul oleh rangsangan eksternal, bersifat sekunder dan tidak harus dipenuhi segera. 2. Pencarian informasi. Konsumen yang sudah mengenali masalah akan berusaha mencari informasi sekitar barang atau jasa yang ingin diperoleh. Informasi yang dicari umumnya lebih dari satu barang atau jasa. Perilaku konsumen dalam memperoleh informasi terkait dengan barang dan jasa dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu aktif dan pasif. Konsumen yang aktif akan berusaha mencari informasi secara detail terkait dengan barang atau jasa yang ingin diperoleh. Usaha ini dapat dengan melihat iklan, mencari melalui media massa dan internet, serta mendengar pengalaman dari orang yang pernah menggunakan barang atau jasa yang ingin diperoleh. Konsumen yang pasif umumnya mencari informasi terkait barang atau jasa yang ingin diperoleh dengan ukuran asal tahu atau cukup. Informasi ini memiliki peran yang penting pada tahap selanjutnya. 3. Evaluasi alternatif. Informasi yang diperoleh konsumen terkait barang atau jasa diproses pada tahap ini. Informasi yang diproses menjadi patokan atau pembentuk nilai antara barang atau jasa yang dibandingkan. Yang menjadi patokan dalam evaluasi alternatif

128 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 pembelian barang atau jasa pada umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu tingkat pendapatan, harga barang atau jasa, dan manfaat (kualitas) barang atau jasa. 4. Keputusan membeli. Pada tahap ini, konsumen sudah mengetahui apa yang akan dia beli. Preferensi terhadap barang atau jasa sudah terbentuk. Entah itu didasari oleh kebutuhan atau keinginan, pendapatan atau harga, atau bahkan manfaat barang atau jasa. Walaupun begitu, keputusan pembelian konsumen pada tahap ini masih dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada tahap ini bersifat tak terduga dan situasional. Faktor-faktor ini dapat berbentuk seperti diskon. Ketika sebuah barang atau jasa dikenai diskon sehingga harganya di bawah dari harga barang yang kita sudah putuskan ingin beli, hal ini dapat membuat konsumen memikirkan kembali keputusan pembeliannya. 5. Perilaku pasca-pembelian. Sesudah melakukan pembelian, mengkonsumsi, dan menghabiskan manfaat barang atau jasa, konsumen dapat menentukan langkah selanjutnya terhadap barang atau jasa. Perilaku pasca-pembelian ini didasari oleh tingkat kepuasan yang konsumen terima setelah mengonsumsi barang atau jasa. Jika tingkat kepuasan yang konsumen terima tinggi, maka konsumen akan berusaha meningkatkan tingkat kepuasan yang diterima dengan cara membeli dalam jumlah yang banyak, membeli macam-macam produk yang ditawarkan oleh merek atau produsen tersebut, dan lain-lain. Jika tingkat kepuasan yang konsumen terima rendah (tidak puas), maka konsumen akan berusaha mengurangi ketidakpuasan dengan cara tidak lagi membeli produk dari merek atau produsen itu lagi, memilih barang atau jasa pesaing atau substitusi dari produk yang kita tidak puas, dan lain-lain. Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun konsumen melewati kelima tahap di atas, perilaku konsumen dalam membeli suatu barang atau jasa dapat saja berubah jika dihadapkan oleh faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen antara lain (Simamora, 2002):

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 129 Gambar 9.2: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

1. Faktor kebudayaan. Faktor ini memiliki pengaruh yang sangat luas dikarenakan terkait dengan nilai-nilai dasar yang dianut oleh konsumen dalam berperilaku. Kebudayaan di masyarakat dibagi menjadi tiga yaitu kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli. 2. Faktor sosial. Menurut faktor ini, perilaku terbangun dari interaksi sosial yang berasal dari lingkungan sekitar konsumen. Komponen- komponen lingkungan yang berada di sekitar konsumen antara lain kultur rujukan, keluarga, serta peran dan status sosial dari konsumen. 3. Faktor personal. Faktor ini menggambarkan karakteristik pembeda dan identitas seseorang di mata orang lain untuk waktu yang sangat lama. Faktor personal ini meliputi usia dan tahap siklus hidup, jaba- tan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri. 4. Faktor psikologi. Faktor ini berasal dari dalam diri seseorang dan menentukan perilaku dalam memilih dan mengonsumsi produk yang mereka inginkan. Lima faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan, dan sikap. Pandemi Covid-19 membawa perubahan yang sangat masif ke seluruh aspek kehidupan masyarakat dunia dan berpotensi mengubah gaya hidup masyarakat dunia untuk selamanya. Maka dari itu, kita mendengar istilah “New Normal” sebagai respons gaya hidup masyarakat dunia berdampingan dengan virus Covid-19. Pada bab ini, kita akan membahas dampak pandemi kepada perilaku konsumen pada tiga masa yaitu awal masa pandemi, saat masa pandemi, dan setelah masa pandemi.

130 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 B. Fenomena Panic Buying pada Awal Masa Pandemi Covid-19 Pembelian panik (panic buying) adalah fenomena di mana konsumen membeli produk dalam jumlah yang besar dengan tujuan mengantisipasi bencana, atau setelah bencana yang dirasakan, atau kenaikan harga yang besar atau kelengkapan produk (Singh dan Rakshit, 2020). Peristiwa ini menurut para ahli psikologi, adalah respons yang normal dan diprediksi terjadi selama adanya bencana. Menurut Tutum Rahanta, Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), di Indonesia, setidaknya terjadi tiga periode peristiwa panic buying. Pertama, terjadi pada tanggal 2 Maret 2020 saat Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus positif virus Covid-19 pertama di Indonesia. Kedua, terjadi pada tanggal 14 Maret 2020 saat kebijakan work from ho- me (WFH) selama dua pekan. Ketiga, terjadi pada tanggal 19 Maret sa-at pengumuman peningkatan kasus positif mencapai 308 kasus dan rasio orang meninggal masih lebih besar daripada orang sembuh (Putri, 2020)

Gambar 9.3: Suasana panic buying di sebuah toko ritel di Indonesia

Dua hal yang dapat diambil di atas adalah (i) panic buying bersifat situasional dan (ii) jika dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, panic buying dipicu oleh faktor psikologis.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 131 Faktor-faktor psikologis yang mendasari panic buying antara lain: Rasa takut. Ada dua tipe ketakutan yang terjadi pada awal masa pandemi. Pertama, rasa takut alami (natural fear) ditandai oleh semakin meningkatnya korban kasus positif dan rasio korban meninggal karena Covid-19 dibandingkan rasio korban sembuh. Ketakutan ini juga ditambah dengan pemerintah memberlakukan kebijakan kerja di rumah (work from home) dan tak lama diikuti oleh kebijakan penerapan pembatasan sosial berskala besar (social distancing) atau PSBB. Walau kebijakan ini dikeluarkan sebagai senjata untuk menekan laju pandemi tetapi pada saat yang sama, kebijakan ini berimbas kepada kegiatan operasional industri-industri Indonesia. Dengan banyaknya layanan dan produksi yang ditangguhkan, konsumen pun merasa takut jika mereka tidak memperoleh barang atau jasa yang mereka butuhkan sekarang dan dalam jumlah yang besar dikarenakan takut barang akan menjadi langka. Kedua adalah rasa takut ketinggalan (fear of missing out) yang ditandai oleh tekanan-tekanan dan informasi yang berlebihan (Utami, 2020). Informasi-informasi mengenai pandemi pada era Revolusi Industri 4.0 dapat diperoleh kapan saja secara real time dan terkadang suatu informasi dapat terasa berlebihan bagi beberapa konsumen. Konsumen memperhatikan dengan seksama perkembangan kondisi pandemi baik melalui media massa atau media sosial. Ketika berita mengenai meningkatnya tingkat pengangguran yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, menurunnya indeks manufaktur nasional, atau mengetahui tetangganya menyetok barang-barang esensial, konsumen mungkin saja terpengaruh atau merasa tertekan untuk mengikuti hal yang sama. Perilaku konsumen yang ikut-ikutan orang lain boleh jadi merupakan perwujudan dari perilaku kawanan (herd behaviour) (Putra, 2020). Panic buying jatuh dalam katagori perilaku kawanan. Perilaku kawanan (herd behaviour) adalah fenomena di mana seorang atau sekelompok orang lebih mengikuti keputusan atau perilaku yang dibuat oleh orang lain tanpa arah terpusat.

132 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Rasa aman dan kontrol situasi. Melihat bahwa di rumah, kita sudah memiliki barang-barang esensial yang cukup dan siap dalam menghadapi pandemi Covid-19 beberapa waktu ke depan seperti masker, sarung tangan, tisu toilet, dan lain-lain, menimbulkan sensasi “rasa aman dan kontrol situasi”. Sensasi ini mengikis rasa takut dan kecemasan yang timbul dari informasi-informasi pandemi yang sifatnya menakutkan dan ketidakpastian akan kapan pandemi ini akan berakhir. Persepsi atas Risiko. Keinginan ini untuk menghindari risiko tertular virus Covid-19, risiko tidak kebagian atau kehabisan bahan pangan, atau risiko mengalami penderitaan yang dapat muncul saat pandemi adalah hal yang lumrah dan dapat menjadi dasar bagi konsumen untuk melakukan panic buying. Penderitaan ini yang dapat diderita konsumen jika mengalami risiko ini bersifat emosional dan fisik. Penderitaan yang dimaksud bisa jadi risiko di masa depan tempat pekerjaannya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga tingkat penghasilannya berkurang, yang membuat daya beli keluarganya menurun. Risiko kalau tidak stok barang sekarang, akan mengalami kesulitan memperoleh barang tersebut di kemudian hari. Setiap manusia memiliki persepsi dan toleransi yang berbeda-beda untuk setiap situasi. Pada masa awal pandemi, panic buying membagi konsumen ke dalam dua kelompok yaitu kelompok konsumen yang didorong oleh insting dan persepsi untuk mengurangi risiko dengan melakukan tindakan-tindakan yang terukur dan kelompok yang tidak takut atau memedulikan informasi dan protokol kesehatan tentang bahaya pandemi Covid-19 (Long dan Khoi, 2020). Kelompok pertama walaupun didasari oleh alasan yang rasional, dapat saja memiliki kecemasan yang berlebihan tentang risiko pandemi. Kecemasan ini mengungguli pemikiran rasionalnya sehingga konsumen pada saat melakukan pembelian barang dapat melakukan hal-hal yang di luar dugaan. Contohnya ada video viral yang menunjukkan perkelahian antara tiga wanita di sebuah toko di Australia dikarenakan melihat troli dari dua pasang ibu-ibu penuh dengan kertas toilet (Brown, 2020). Kelompok kedua dapat dikatakan berbahaya dikarenakan mereka dalam melakukan perilaku konsumen tidak memperhatikan konsekuensi

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 133 potensial kepada diri mereka sendiri, orang lain, dan masyarakat pada umumnya. Kelompok ini juga bisa jadi dalam melakukan perilakunya didasari oleh alasan yang irasional. Terlepas dari kedua kelompok konsumen itu, perilaku konsumen panic buying adalah hal yang berbahaya. Panic buying dapat menyebabkan kelangkaan barang di pasaran, yang mengakibatkan harga barang yang tersisa akan naik di luar kendali. Panic buying juga membantu penyebaran virus Covid-19 dikarenakan konsumen lebih fokus untuk melakukan pembelian barang daripada mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Konsekuensi lain adalah sejumlah barang yang sudah dibeli dalam jumlah besar bersifat tidak tahan lama. Yang dimaksudkan untuk berjaga-jaga, barang menjadi kadaluwarsa dan konsumen terpaksa untuk membuang barang tersebut sebelum menggunakannya. Ini adalah perilaku yang sia-sia. Tidak hanya akan menimbulkan masalah dari sisi sampah makanan dan kesehatan lingkungan, hal ini juga menyebabkan konsumen lain yang mau membeli harus menunggu barang tersebut diproduksi oleh perusahaan, kemungkinan dengan harga yang mahal.

C. Pergeseran Perilaku Konsumen pada Masa Pandemi Covid-19 Pada tanggal 10 April 2020, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama kali diterapkan di Indonesia. Provinsi pertama yang menerapkan adalah DKI Jakarta. Kebijakan lain yang diterapkan untuk menangani pandemi Covid-19 adalah tambahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 senilai 405,1 triliun rupiah yang diperuntukkan untuk (Idhom, 2020a): 1. Prioritas pemberian anggaran sebesar 75 triliun rupiah yang sepenuhnya digunakan untuk pemenuhan sejumlah keperluan di bidang kesehatan. 2. Pemberian anggaran untuk perlindungan sosial masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Kartu Prakerja, serta bantuan kebutuhan pokok masyarakat seperti bantuan sembako, keringanan tarif listrik, dan lain-lain.

134 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 3. Stimulus ekonomi untuk para pelaku bisnis supaya perekonomian tetap berjalan dan tingkat pengangguran dapat ditekan. 4. Kebijakan non-fiskal yang berfokus kepada jaminan ketersediaan barang-barang esensial seperti peringanan larangan ekspor-impor, perbaikan sistem distribusi, dan lain-lain. 5. Kebijakan moneter yang berfokus kepada menjaga stabilitas perekonomian nasional. Contohnya kebijakan triple invention, penurunan rasio giro wajib minimum (GWM), serta keringanan dan/ atau penundaan pembayaran kredit. Setelah kebijakan pemerintah terkait penanganan diterapkan, pergeseran perilaku konsumen pada masa pandemi Covid-19 mulai terlihat. Beberapa pergeseran perilaku konsumen tersebut antara lain: Peningkatan volume belanja lewat daring (online). Konsumen lebih memilih melakukan belanja di bentuk bisnis low contact (daring) daripada high contact (pasar tradisional). Beberapa solusi seperti penyedia layanan pembayaran LinkAja bersama Kominfo berusaha merangkul pasar tradisional untuk mengubah mekanisme penjualan mereka yang masih konvensional ke daring (online) (Rizkinawara, 2020)

Gambar 9.4: Tata Cara Belanja Online Pasar Tradisional di Aplikasi LinkAja

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 135 Peningkatan kesadaran kesehatan. Dikarenakan kekhawatiran terhadap penyebaran virus Covid-19, kini konsumen lebih sadar akan produk kesehatan dan gaya hidup sehat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dan masyarakat. Seperti contohnya, terjadi peningkatan penjualan masker dan kebutuhan sanitasi seperti hand sanitizer, tisu, sabun atau obat pel sehingga menyebabkan lonjakan harga kedua barang tersebut di Jakarta (Idhom, 2020b). Selanjutnya selaras dengan anjuran pemerintah terkait salah satu tips menjaga daya tahan tubuh di panduan new normal adalah konsumsi pangan aman dan bergizi, konsumen kini lebih memilih untuk memasak makanannya sendiri daripada membeli makanan siap saji. Kegiatan konsumen Indonesia dalam mencari hiburan di luar rumah turun hingga 50% dan 46% diantaranya berkaitan dengan makan makanan di luar rumah. Dari sisi pengeluaran “dapur rumah tangga”, 49% konsumen In- donesia menjadi lebih sering masak makanannya sendiri (Nielsen, 2020)

Gambar 9.5: Peningkatan Perilaku Konsumen Memasak Makanan di Rumah (Nielsen, 2020)

136 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 1. Peningkatan kesadaran digital. Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, kesadaran digital seperti bisnis elektronik, penggunaan media sosial, dan lain sebagainya dikuasai oleh generasi muda atau yang biasa disebut generasi milenial dan generasi X. Kini, semua generasi menyadari potensi digital sebagai solusi ketahanan bisnis selama masa pandemi Covid-19. Konsumen yang lebih tua atau yang biasa disebut generasi boomer, pun kini masuk dalam kalangan pengguna digital atau internet. Seperti yang sudah dicontohkan sebelumnya, perilaku konsumen dalam pembelian produk dibayangi oleh kekhawatiran tertularnya virus Covid-19 sehingga konsumen berusaha menjauhi tempat-tempat yang sifatnya high contact seperti pasar tradisional, mall, restoran, kafe, tempat rekreasi, pantai, dan lain sebagainya. Perilaku konsumen dalam berbelanja kini lebih memilih membayar dengan metode pembayaran elektronik (e-wallet) daripada metode pembayaran tunai. Perilaku konsumen dalam mencari hiburan di masa pembatasan sosial berskala sosial juga mengarah ke media elektronik (TV, radio), kemudian media daring (Youtube, Spotify), dan yang terakhir media cetak seperti koran, majalah, dan sebagainya. Kebijakan kerja di rumah (work from home), belajar di rumah (study at home), dan tinggal di rumah (stay at home) juga membuat konsumen melihat internet meningkat menjadi kebutuhan primer. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan penggunaan jasa layanan internet seperti IndieHome dan FirstMedia dalam beberapa bulan terakhir dari sejak awal masa pandemi Covid-19. Hal yang sama juga ditunjukkan penjualan alat elektronik seperti smartphone, laptop, dan komputer PC. 2. Peningkatan kesadaran filantropi. Perilaku kesadaran filantropi konsumen diwujudkan dalam bentuk donasi atau bantuan sosial. Selama masa pandemi Covid-19, jumlah masyarakat yang melakukan donasi mengalami peningkatan. Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan mengatakan penghimpunan ziswaf (zakat, sedekah, dan wakaf) mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dengan target pencapaian sebesar 212,3 miliar rupiah. Peningkatan ini diakibatkan oleh pemaksimalan pemanfaatan fitur digital oleh

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 137 Dompet Dhuafa untuk mempermudah masyarakat dapat melakukan donasi tanpa harus datang ke lokasi (offline). Hal yang sama juga terjadi kepada lembaga-lembaga filantropi digital seperti Rumah Zakat, Aksi Cepat Tanggap, dan lain-lain. 3. Peningkatan kesadaran esensial. Senada dengan poin-poin sebelumnya, prioritas konsumen kini bergeser kepada barang atau jasa yang bersifat kebutuhan dibanding keinginan. Motivasi konsumen dalam perilaku pembelian barang atau jasa kini didasari oleh nilai yang tidak lagi dari segi fisik tangible( ) tapi juga dari segi non-fisik (intangible) seperti kualitas dan manfaat. Produk-produk seperti bahan pangan sehat (telur, daging, buah dan sayuran) serta produk kesehatan seperti obat, dan suplemen menjadi barang yang paling laris dan dicari oleh konsumen. Produk-produk non-esensial dikesampingkan oleh konsumen hingga kebutuhan esensial mereka terpenuhi. Untuk beberapa konsumen ditingkat pendapatan tertentu, barang-barang yang sifatnya non-esensial bisa jadi “hilang” dari anggaran belanja mereka. Itulah beberapa pergeseran perilaku konsumen yang terjadi selama masa pandemi Covid-19. Kebijakan pemerintah menjadi pemicu pergeseran perilaku konsumen ke arah perilaku konsumen yang bersifat berkelanjutan. Kebijakan yang pemerintah keluarkan memberikan sedikitnya sebuah ketenangan pikiran dan jiwa dibenak konsumen dalam menghadapi kehidupan pada masa pandemi Covid-19 dan setelahnya. Ketenangan tersebut digunakan konsumen untuk menggeser perilakunya ke arah perilaku yang bersifat berkelanjutan dan rasional.

D. Prediksi Perilaku Konsumen setelah Masa Pandemi Covid-19 Pandemi Covid-19 membuat aktivitas masyarakat menjadi terbatas di lingkungan rumah saja. Ditambah belum ditemukannya vaksin virus Covid-19, memberikan ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi ini dan kapan kita dapat kembali beraktivitas seperti dulu. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berkepanjangan juga akan berdampak ke semua pihak terutama perekonomian negara sehingga mau tidak mau, kita harus beradaptasi dan berusaha menjalani aktivitas berdampingan

138 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 dengan virus Covid-19. Perilaku konsumen yang telah terbentuk semasa pandemi dinilai akan tetap berlanjut setelah masa pandemi ini berakhir dan menjadi gaya baru yang baru. Ini ide dibalik new normal. Lalu bagaimana bentuk perilaku konsumen di era new normal nanti? 1. Kesadaran kesehatan akan menjadi gaya hidup. Pemakaian masker, masker wajah (face mask), penggunaan hand sanitizer, mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas, mencuci pakaian sesudah beraktivitas di luar rumah akan menjadi sebuah budaya umum dan akan terlihat di tempat-tempat umum. Kini pun pemerintah mulai menekankan kesadaran kesehatan menjadi sebuah aturan yang jika dilanggar akan dikenakan sanksi. 2. Bangkitnya budaya aktivitas di rumah. Aktivitas di dalam rumah seperti kerja di rumah (work from home), belajar di rumah (study from home), olahraga di rumah (sport from home), dan lain-lain akan menjadi hal yang biasa setelah masa pandemi. Kegiatan ini diprediksi akan tetap ada walau waktunya nanti akan terbagi dengan aktivitas di luar rumah ketika masa transisi diterapkan atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ditiadakan. 3. Pengeluaran non-esensial akan berkurang. Pengeluaran konsumen setelah masa pandemi akan fokus ke produk-produk yang sifatnya esensial. Bergeser dari keinginan menjadi kebutuhan. Pengeluaran untuk produk atau aktivitas yang sifatnya non-esensial seperti jajan dan liburan akan jauh berkurang. 4. Tren kontak tak langsung (indirect contact trend). Kesadaran kesehatan konsumen untuk menjaga daya tahan tubuh, berolahraga, memakan makanan yang sehat akan menjadi alasan kontak tak langsung menjadi tren. Dari segi pembelian, pasar digital (online market) akan menjadi tren di new normal. Produk-produk kebutuhan sehari-hari akan tersedia di tempat belanja digital. Jasa-jasa seperti asisten rumah tangga, servis kendaraan, dan lain sebagainya pun akan merambah ke pasar digital. Dari segi pembayaran, konsumen akan lebih memilih pembayaran secara digital daripada konvensional dikarenakan konsumen akan lebih berhati-hati dan menghindari

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 139 kontak langsung baik kepada uang atau orang lain setelah masa pandemi berakhir. 5. Makanan beku dan siap saji akan menjadi alternatif konsumsi masyarakat. Walaupun daya tarik memasak makanan sendiri meningkat, ketika masyarakat sudah kembali dapat beraktivitas di luar rumah, maka waktu dan kesempatan masyarakat untuk menyediakan makanannya sendiri akan berkurang. Diprediksikan makanan beku dan siap saji akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk memasak makanan sendiri. 6. Konsumsi layanan berlangganan menjadi penting. Penggunaan internet berperan sangat penting selama masa pandemi Covid-19 dan langsung meningkat posisinya dari kebutuhan tersier atau sekunder menjadi kebutuhan primer. Konsumsi layanan internet berlangganan diprediksi akan meningkat setelah masa pandemi dikarenakan segala aktivitas terutama pekerjaan membutuhkan internet. 7. Donasi dan bantuan sosial akan menjadi kebiasaan. Perilaku pemberian donasi dan bantuan sosial diprediksikan akan menjadi kebiasaan pada masa setelah pandemi. Hal ini akan ditunjukkan dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga filantropi memanfaatkan fitur digital untuk mempermudah masyarakat melakukan donasi dan bantuan sosial. 8. Munculnya tren pembelian massal dan kolektif (bulk and group buying). Efek pandemi membuat daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga membuat konsumen sulit dan berhati-hati dalam melakukan pengeluaran uang. Diskon menjadi sesuatu yang dicari konsumen. Terdapat dua cara mendapatkan diskon pada pasar digital. Dari sisi konsumen, untuk mendapatkan diskon maka mereka harus melakukan pembelian massal atau dalam jumlah besar (bulk buying). Dari sisi penjual, diskon akan diberikan jika ada beberapa konsumen membeli produk secara kolektif (group buying). Hal ini diprediksikan akan menjadi tren pasca pandemi Covid-19.

140 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Tidak ada gambaran yang terbaik untuk menjelaskan fenomena pergeseran perilaku konsumen di masa pandemi Covid-19 selain mengutip perkataan President Amerika Serikat, Theodore Roosevelt yaitu “Do what you can, with what you have, where you are” yang berarti lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu miliki, di mana kamu berada. Hal ini menunjukkan masyarakat cepat atau lambat, mau tidak mau, akan beradaptasi dengan perubahan situasi menyesuaikan dengan apa yang mereka punya, di mana mereka berada, dan apa yang dapat mereka lakukan sebagai seorang manusia. Perilaku konsumen selalu dipandang sebagai indikator daya adaptasi masyarakat dalam menghadapi segala situasi khususnya terkait dengan perilaku untuk memperoleh, mengonsumsi, dan menghabiskan manfaat dari barang atau jasa.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 141 Daftar Pustaka Brown, L. (2020) Women fight over toilet paper during coronavirus buying in Australia. Available at: https://nypost.com/2020/03/08/women- fight-over-toilet-paper-during-coronavirus-panic-buying-in-australia/ (Accessed: 8 June 2020). Idhom, A. M. (2020a) Daftar Kebijakan Jokowi Tangani Pandemi Corona dan Isi Perppu Baru, Tirto.id. Available at: https://tirto.id/daftar- kebijakan-jokowi-tangani-pandemi-corona-dan-isi-perppu-baru-eJYX (Accessed: 8 June 2020). Idhom, A. M. (2020b) Dampak Virus Corona: Harga Masker & Hand Sanitizer Melonjak di DKI, Tirto.id. Available at: https://tirto.id/ dampak-virus-corona-harga-masker-hand-sanitizer-melonjak-di-dki- eCp9 (Accessed: 9 June 2020). Long, N. N. dan Khoi, B. H. (2020) ‘An Empirical Study about the Intention to Hoard Food during COVID-19 Pandemic’, ejmste.com. Available at: https://www.ejmste.com/article/an-empirical-study-about-the- intention-to-hoard-food-during-covid-19-pandemic-8207 (Accessed: 30 May 2020). Nielsen (2020) berpacu dengan covid-19: melihat lebih dalam bagaimana konsumen indonesia bereaksi terhadap sang virus – Nielsen. Available at: https://www.nielsen.com/id/id/insights/article/2020/berpacu- dengan-covid-19-melihat-lebih-dalam-bagaimana-konsumen- indonesia-bereaksi-terhadap-sang-virus/ (Accessed: 9 June 2020). Nurwati, R. A. M. dan R. N. (2020) ‘Dampak pandemi covid-19 terhadap peningkatan angka pengangguran di indonesia’, Kesejahteraan Sosial. Available at: https://www.academia.edu/ download/63135109/Artikel_Studi_Kependudukan_Rahma_Ainul_ Mardiyah_17031018007620200429-102148-10xmp8n.pdf (Accessed: 29 May 2020). Putra, A. (2020) Panic Buying karena Pandemi Virus Corona, Ini Kata Ahli. Available at: https://www.sehatq.com/artikel/panic-buying-di-tengah- krisis-dan-wabah-corona-apa-penyebabnya (Accessed: 7 June 2020).

142 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Putri, C. A. (2020) Peritel Blak-Blakan Ada 3 Kali Panic Buying Gegara Corona, CNBC Indonesia. doi: https://www.cnbcindonesia.com/ news/20200320104453-4-146366/peritel-blak-blakan-ada-3-kali- panic-buying-gegara-corona. Rizkinawara, L. (2020) Ini Solusi Belanja di Pasar Tradisional saat Pandemi Covid-19 – Ditjen Aptika. Available at: https://aptika.kominfo. go.id/2020/05/ini-solusi-belanja-di-pasar-tradisional-saat-pandemi- covid-19/ (Accessed: 8 June 2020). Setiadi, N. J. (2013) Perilaku Konsumen - Nugroho J. Setiadi, S.E., M.M - Google Buku. Available at: https://books.google.co.id/books?id=H- dxDDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=perilaku+konsu- men&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj0rdbf_ezpAhVBaCsKHT- BUAboQ6AEIKDAA#v=onepage&q=perilaku konsumen&f=true (Accessed: 10 June 2020). Simamora, B. (2002) Panduan Riset Perilaku Konsumen. Available at: https://books.google.co.id/books?id=pAfxNu7FFCYC&print- sec=frontcover&dq=perilaku+konsumen&hl=id&sa=X&ved=0a- hUKEwj0rdbf_ezpAhVBaCsKHTBUAboQ6AEINzAC#v=onep- age&q=perilaku konsumen&f=true (Accessed: 10 June 2020). Singh, C. K. (2020) ‘A Critical Analysis to comprehend Panic buying be- haviour of Mumbaikar’s in COVID-19 era’, archives.tpnsindia.org, 44. Available at: https://archives.tpnsindia.org/index.php/sipn/article/ view/8198 (Accessed: 30 May 2020). Utami, F. A. (2020) Apa Itu Panic Buying?, Warta Ekonomi. Available at: https://www.wartaekonomi.co.id/read280798/apa-itu-panic-buying (Accessed: 7 June 2020).

Daftar Pustaka menggunakan References Management (Mendeley dengan style Harvard)

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 143 Biodata Penulis

Ardiprawiro, S.E., M.M.S.I, lahir di Bekasi pada tanggal 29 April 1990. Beliau menyelesaikan kuliah dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada tanggal 29 September 2012. Beliau merupakan alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kalimalang. Pada tahun 2013, beliau mengikuti Program Magister Manajemen Sistem Informasi Jurusan Sistem Informasi Akuntansi dan lulus pada tahun 2015 dari Universitas Gunadarma Salemba-Kenari. Pada tahun 2013, beliau direkrut menjadi Dosen Universitas Gunadarma dan ditempatkan di Fakultas Ekonomi.

144 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Prediksi dari Sisi Rantai Pasok Setelah Covid-19

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 145 146 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 BAB X

PREDIKSI DARI SISI RANTAI PASOK SETELAH COVID-19

A. Pendahuluan Pemerintah Indonesia menyatakan terdapat 2 kasus Virus Corona (Covid-19) pada bulan Maret 2020, penyebaran kasus virus corona di Indonesia terus meningkat menjadi 27,549 kasus terinfeksi corona virus per Selasa 2 Juni 2020. Dari kasus tersebut terdapat 1,663 pasien meninggal dunia, dan 7,935 pasien dinyatakan sembuh (https://www. worldometers.info/coronavirus/country/indonesia/). Berbagai kebijakan dan strategi dilakukan pemerintah Indonesia sebagai langkah pencegahan dan dalam rangka memperkecil risiko penyebaran Virus Covid-19 ini. Pemerintah Indonesia semenjak 16 Maret 2020 telah mengeluarkan kebijakan social distancing yang diprakarsai oleh presiden Joko Widodo dan kebijakan tersebut diikuti oleh pemimpin di daerah dengan dikeluarkannya kebijakan belajar dari rumah untuk pelajar dan mahasiswa sedangkan WFH (Work from Home) diikuti oleh para pekerja. Pemberlakuan Bekerja Jarak jauh atau WFH (Work from Home) merupakan upaya dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Kebijakan ini diadaptasi oleh instansi pemerintahan, perusahaan-perusahaan atau pun instansi baik formal maupun informal dalam rangka menjalankan aktivitasnya. kebijakan tersebut diambil perusahaan tentu saja dengan mempertimbangkan agar para karyawan dapat bekerja dengan optimal. Oleh karena itu, kebijakan tersebut akan berkaitan erat dengan proses operasioanl perusahaan dan pelayanan bisnisnya dari masing-masing perusahaan. Penyebaran Virus Covid-19 (Corona) secara global dapat berdampak terhadap krisis ekonomi dan keselamatan jiwa manusia. Umat manusia harus dapat merespon dan melakukan pemulihan dari pandemi yang sedang terjadi ini. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya

147 adalah melindungi keselamatan jiwa pekerja, manjaga operasional tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan serta keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Tentunya hal tersebut dapat berdampak pada gangguan dan goncangan rantai pasokan (supply chain shock and disruption). Rantai Pasok (Supply Chain) memiliki resiko, resiko-resiko tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam resiko operasional dan resiko terganggunya rantai pasokan (Xu et al., 2020). Resiko operasional banyak berkaitan dengan gangguan sehari- hari dalam operasional supply chain tersebut seperti tidak menentunya permintaan maupun waktu, termasuk gangguan-gangguan yang dalam risiko operasioal adalah frekuensi tinggi atau rendahnya suatu peristiwa (Ivanov et al., 2017). Misalnya gangguan resiko bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi (Tsunami di Jepang tahun 2011 memberikan dampak yang besar pada supply chain dunia), bencana akibat kesalahan manusia (misalnya ledakan yang terjadi di pabrik BASF di Jerman pada tahun 2016 yang mengakibatkan kekurangan bahan baku di supply chain dunia), kasus yang terkait dengan sengketa hukum atau pemogokan tenaga kerja (Ivanov et al., 2019). Akibat dari kasus tersebut berdampak secara langsung terhadap struktur desain jaringan rantai pasok, beberapa pabrik kena dampak yang sangat kuat baik dari pemasok maupun jaringan transportasi menjadi tidak tersedia untuk sementara waktu. Keterlambatan material yang disebabkan oleh meledaknya pabrik tersebut juga mengakibatkan keterlambatan kebagian hilir rantai pasok, hal ini menyebabkan efek domino sehinga terdapat penurunan kinerja dalam hal pendapatan, tingkat layanan dan produktivitas yang menurun (Ivanov et al., 2019).

B. Situasi Saat ini Salah satu kasus gangguan rantai pasok yang spesifik adalah adanya wabah epidemi. Wabah epidemi Covid-19 ini merupakan salah satu kasus khusus untuk rantai pasok bagi seluruh dunia yang ditandai dengan adanya tiga komponen. Komponen-komponen tersebut antara

148 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 lain adalah: (i) adanya gangguan dalam jangka waktu Panjang dan tidak dapat diprediksi, (ii) adanya gelombang gangguan secara simultan dalam rantai pasok (efek domino) dan gelombang wabah epidemi pada populasi (propagasi pandemic), dan (iii) gangguan yang simultan dalam rantai pasok, permintaan dan infrastruktur logistik. Wabah epidemi risiko yang ditimbulkan tidak seperti gangguan yang lainnya, wabah epidemi biasanya dimulai dari kecil akan tetapi dengan skala cepat dan tersebar dibanyak wilayah (Ivanov, 2020).

C. Ekonomi #Dirumah aja Dalam rangka memutus rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia, pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghimbau untuk masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Masyarakat di him- bau untuk melakukan aktivitas semuanya di dalam rumah, sehingga di internet ramai dengan #Dirumahsaja dan stay at home. Salah satu media penyebaran covid-19 adalah dengan melalui perantara manusia, sehingga untuk mengurangi penularan tersebut di kampanyekan untuk tetap berada di dalam rumah untuk mengurangi kotak fisik dengan orang lain.

Gambar 10.1: Ilustrasi Stay at Home Sumber:Tribune new

1. Belanja Bahan Makanan (Groceries) Online Pada situasi seperti saat ini yang mengaharuskan orang untuk lebih banyak beraktivitas dalam rumah termasuk dalam memenuhi kebutuhan untuk makanan sehari-hari. Semenjak penyebaran virus covid-19 ini semakin marak banyak bermunculan toko online yang menyediakan kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan dan

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 149 sayur mayur. Beberapa aplikasi penyedia layanan ini adalah Go- Mart, HappyFresh, Honestbee, SayurBox, TaniHub, TukangSayur. co, dan masih banyak yang lainnya.

Gambar 10.2: Salah Satu Aplikasi Grocery

Keberlanjutan E-Grocery tergantung pada 2 faktor utama yaitu sejauh mana pengiriman dari rumah ke toko bahan makanan dan sejauh mana oprasi pengiriman barang dirumah dengan penghematan energi yang dikeluarkan (Böhlmark & Lindahl, 2015)

Gambar 10.3: Kerangka Kerja Pengaruh antara Logistik Perkotaan, Perilaku Perjalanan Konsumen dan Ruang Perkotaan

2. Jasa Pesan Antar Makanan Jasa pesan antar pada saat pandemi corona kian digemari, selain praktis, cepat, mudah dan tidak mengharuskan orang untuk ke luar rumah. Layanan jasa pesan antar makanan diprakarsai oleh Food Panda pada tahun 2012, akan tetapi start up tersebut tidak bertahan lama. Food Delivery adalah layanan jasa pesan antar makanan yang biasnya disediakan oleh restoran itu sendiri, situs-situs layanan antar online, atau layanan dari aplikasi ojek online. Pesanan makanan dari

150 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 restoran kepada pelanggan biasanya akan dikirim dengan kemasan khusus dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. Gerai-gerai makanan modern seperti fast food sudah banyak memanfaatkan dan bekerja sama dengan penyedia layanan pesan antar. Pada awalnya penyedia layanan restoran memiliki layanan pesan antar sendiri akan tetapi semakin berkembangnya teknologi mereka fokus pada layanan jasa makanan saja, di samping itu banyak perusahaan yang hanya fokus pada penyedia jasa layan antar tersebut.

Gambar 10.4: Layanan Pesan Antar (sumber: istock & Grab)

3. Remote Working, Media dan Telekomunikasi, dan Pembelajaran dan Layanan Farmasi Online Dengan adanya wabah pandemi covid-19 ini masyarakat jadi mulai terbiasa dengan melakukan pekerjaan dari rumah atau melakukan pekerjaan yang tidak mengaharuskan orang untuk datang ke kantor atau remote working. Hal ini akan berindikasi bagi perusahaan setelah wabah pandemi ini selesai akan melahirkan gaya kerja yang baru yaitu work from home dalam efisiensi keuangan. Selain itu pandemi ini juga membuka peluang bisnis baru bagi media pembalajaran online seperti ruang guru. Hal ini juga dialami oleh penyedia jasa farmasi online seperti HaloDoc, bukan tidak mungkin dengan adanya pandemi ini kedua perusahaan start up tersebut akan menjadi perusahaan unicorn selanjutnya di Indonesia mengingat keuntungan yang didapat pada saat ini.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 151 4. Jasa Penyimpanan Data Pada saat ini jasa penyimanan online semakin banyak dibutuhkan karena adanya dampak kerja jarak jauh atau work from home, media penyimpanan data seperti Flask Disk sudah mulai ditinggalkan. Layanan penyimpanan cloud merupakan layanan gratis yang dikelola oleh perusahaan yang menggunakan jaringan hosting dalam bisnisnya dan biasanya berkapasitas besar. Dengan menyimpan data di cloud kita dapat mengakses data kapan saja, mengunduh sunting di mana saja asal ada jaringan internet. 5. Layanan Kebugaran dari Rumah Dampak selain di atas juga berkaitan dengan jasa layanan kebersihan yang diberikan oleh perusahaan penyedia jasa kebersihan. Dengan adanya kebijakan social distance atau dengan adanya pembatasan untuk berkumpul semua tempat berkimpul dimulai dari mall, cafe-cafe dibatasi waktu buka dan layananya, mereka hanya melayani pemesanan dengan aplikasi online atau untuk dibawa pulang. Tidak terkecuali semua tepat tempat kebugaran dari mulai gym, yoga senam dan layanan sejenis tidak diperkenankan untuk buka. Maka media internet mulai untuk dimanfaatkan oleh penyedia jasa dengan mengadakan kelas-kelas kebugaran dari rumah yang dapat diakses melalui media layanan online seperti Zoom, Gmeet dan layanan video streeming. 6. Logistik dan e-commerce Merupakan Pilar Stay at Home Belanja dari rumah dengan menggunakan media internet mengacu pada pembelian barang atau jasa oleh konsumen. Pembelanjaan dengan motode ini seringkali menggunakan persyaratan internet retail atau E-commerce (Visser et al., 2014). E-commerce, mencakup semua transaksi komersial dengan menggunakan media internet di mana tempat transaksinya antara organisasi dan masyarakat. Transaksi dengan menggunakan media internet ini melibatkan banyak pemangku kepentingan terjadi dengan menerapkan CIT (Information and Communication Technology) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), termasuk Bisnnis-ke-Bisnis (b2B) dan Bisinis- ke-Pemerintah (B2G). Empat jenis pemangku kepentingan antara

152 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 lain adalah, pengirim, konsumen, pemerintah dan penyedia layanan logistic. Pertumbuhan E-commerce tidak hanya akan berpotensi dalam mengubah pola mobilitas pribadi, akan tetapi merupakan tantangan bagi penyedia jasa operasi dan perencanaan transportasi dan perkotaan, yang terus harus berkembang mengikuti pola mobilitas masyarakat yang menjadi pertimbangan dalam merancang layanan perkotaan. Pendekatan secara holistik harus dilakukan secara berke- lanjutan yang mencakup pergerakan barang dan mobilitas pribadi (Banister, 2011).

D. Strategi dalam Menghadapi Perubahan Tidaklah mudah untuk perusahaan dalam mengadapi pandemi, banyak perusahaan yang tidak siap dalam mengadapainya. Ada beberapa hal yang perlu di siapkan oleh perusahaan dalam menghadapi penurunan pendapatan dengan menyikapi dengan cepat (Mullins, 2020). 1. Meningkatkan Margin Dalam sebuah perusahaan baik dari perusahaan barang atau jasa, ada beberapa barang atau layanan yang tidak terlalu sensitif terhadap harga. Perusahaan dapat menaikkan barang-barang yang termasuk ke dalam kategori tersebut. Pada situasi pandemi seperti saat ini, pemasok akan merasa khawatir akan adanya penurunan permintaan dan terlambatnya pembayaran dari para pelanggan. Perusahaan dapat meminta keringanan harga apabila dapat membayar tepat pada waktunya, atau dapat dibayar di muka terlebih dahulu apabila kondisi keuangan perusahaan tidak memungkinkan. Selanjutnya perusahaan dapat menawarkan kontrak jangka panjang kepada pemasok utama pada saat pemesanan datang, atau dibayar dimuka apabila kondisi keuangan memungkinkan (Mullins, 2020). 2. Memangkas Biaya Operasi Semenjak diberlakukannya bekerja jarak jauh dan belajar jarak jauh, perusahaan dapat memperkecil (atau bahkan menghilangkan) fasilitas kantor, atau bahkan pada kondisi yang lebih ekstrim meminta keringanan harga untuk sewa kantor. Selain itu, perusahaan

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 153 juga dapat mengemat dengan cara menghilangkan overhead (tidak langsung) untuk sementara, misalnya perlengakapan kantor, komputer dan beberapa dukungan IT semisal WiFi dll. Fokus pada pemecahana masalah yang akan datang dan siap siap dengan kondisi ketika segalanya lebih baik. Karyawan yang mungkin masih dapat dipertahankan, apabila tidak memungkinkan bagi perusahaan dapat dijadikan karyawan paruh waktu atau bekerja berdasarkan komisi, jangan sampai karywan tersebut dirumahkan atau bahkan dipecat (Mullins, 2020). 3. Mengumpulkan piutang perusahaan Bagi perusahaan yang mempunyai piutang sudah saatnya untuk menanyakan piutang perusahaan. Tanyakan perusahaan mana yang dapat di tagih piutang perusahaanya. Segerakan untuk membuat invoice setelah barang dikirim, ingatkan kembali setelah invoice akan jatuh tempo (Mullins, 2020). 4. Kelola inventaris Perusahaan dengan lebih ketat Inventaris perusahan yang sudah tidak terpakai dapat dijual untuk dijadikan uang tunai, minimalisir persediaan di Gudang untuk memperkecil biaya Gudang, identifikasi persediaan yang mungkin akan kadaluarsa, sudah lama atau barang-barang musiman, bias di jual dengan cara diskon. 5. Meminta waktu lebih lama untuk pembayaran kepada suplayer Hal terakhir yang dapat dilakukan dalam kondisi pandemi seperti saat ini adalah dengan cara meminta waktu lebih lama untuk membayar tagihan invoice kepada suplayer. Hal ini dapat juga akan mempengaruhi reputasi perusahaan, karena kemungkian paling buruk kedepannya adalah tidak ada lagi kerjasama antar perusahaan tersebut.

154 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 E. Prediksi Rantai Pasok 1. Inovasi Meluncurkan produk bundling dalam rangka meningkatkan pembelian produk. Salah satu cara perusahaan dapat bertahan pada kondisi pandemi adalah dengan cara menjual produk dalam bundling. Pada dasarnya produk bundling merupakan produk satu kesatuan yang biasanya saling berkaitan satu dengan produk yang lainnya, selain dapat menghemat pengemasan produk bundling juga merupakan salah satu cara dari perusahaan dalam memasarkan produknya (Buananda, 2018).

Gambar 10.5: Paket Bundling Berbagai Varian Produk, Masker dan Handsanitizer 2. Product, Service Innovation Inovasi produk untuk kebutuhan pencegahan covid-19 Berbagai inovasi telah di ciptakan dalam rangka memutus rantai virus covid-19. Berbagai instansi berlomba-lomba saling memberikan kontribusi kepada pemerintah untuk ikut andil dalam meredakan penyebaran virus tersebut. Dengan harapan dapat memperkecil damapak yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19.

Gambar 10.6: Inovasi Alat Ventilator (Sumber: VivaNews)

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 155 3. Diversifikasi Produk Diversifikasi produk merupakan salah satu strategi bisnis yang dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan diri selama dan pasca pandemi. Strategi ini merupakan upaya dari perusahaan dalam membuat produknya mempunyai variasi lebih banyak, sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan. Diversifikasi juga dapat dilakukan dengan cara menaikkan nilai jual dari produk pelaku usaha tersebut, selain itu juga dapat dilakukan dengan cara menambah kemasan supaya lebih terlihat bagus dan dapat bertahan lama.

Gambar 10.7: Diversifikasi Produk

4. Channel Inovation Wabah pandemi covid-19 dan mulai diberlakukannya kebijakan physical distancing dengan tidak ke luar rumah. Begitu juga dengan para pekerja dengan diberlakukannya kebijakan bekerja jarak jauh atau work from home (WFH) dalam memenuhi kebutuhannya bahan makanan sehari masyarakat pada akhirnya banyak yang mengandalkan aplikasi-aplikasi belanja secara daring. Beberapa toko kebutuhan sehari-hari yang menyediakan layanan ini antaranya adalah Transmart Carrefour, The Foodhall, TipTop, Hero Supermarket, Goro, Hypermart, Ranchmarket, Kemchick, Lottemart, Yogya Group dan masih banyak yang lainnya.

156 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Gambar 10.8 : Penjualan Buku Online dan Grocery Online

Selain kebutuhan sehari-hari tadi sudah dapat melakukan pembelian dengan cara daring, toko buku juga terkena imbasnya, beberapa toko buku yang terkenal juga menyediakan layanan pembelian secara daring. Para pelanggan tidak harus mengunjungi toko buku lagi untuk membeli buku, cukup chat dan melakukan di aplikasi yang disediakan oleh toko buku tersebut dan diantar ke rumah pembeli, bahkan ada beberapa yang menyediakan fasilitas whatsapp. Beberapa toko buku yang menyediakan fasilitas ini diantaranya adalah monotaro.id, perplus, Gramedia Online, BukaBuku.com, BukuKita, BukuPedia dan lain-lain. 5. Inovasi Rantai Pasok Toko Ritel Berguguran, Jasa Pengiriman Barang Meningkat. Semenjak tahun 2019 diberitakan bahwa ada beberapa toko ritel besar yang ada di Indonesia menutup gerainya. Beberapa ritel besar yang sudah menutup gerainya diantaranya adalah Giant sebanyak 7 toko dan Heru menutup 26 tokonya sepanjang tahun 2019 tersebut. Ada pergeseran pola perilaku dari konsumen, yang tadinya belanja di toko-toko ritel besar beralih belanja ke ritel kecil dan belanja secara daring. Semenjak pandemi covid-19 ini berlangsung maka toko- toko ritel besar tersebut semakin terpuruk, karena ada pembatasan jam operasional dan pembatasan pengunjung yang masuk. Hal ini memaksan toko ritel tersebut mengubah cara bisnis mereka, dimulai dengan membuka toko ritel secara daring (sumber: Detik Finance).

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 157 Gambar 10.9: Supply chain innovation (sumber: warung Pintar)

Semenjak pemberlakuannya Pembatasan Sosial Beskala Besar (PSBB) di Jakarta, kebutuhan akan jasa pengiriman semakin meningkat. Hal ini merupakan peluang bisnis tersendiri bagi perusahaan jasa pengiriman tersebut. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya perusahaan yang melebarkan sayapnya pada jasa ini. Baik perusahaan milik negara maupun swasta saling berbenah dalam pelayanan dan mem- berikan kemudahan kepada pelanggannya masing-masing. Walaupun ada beberapa kendala selama pandemi ini sehingga terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang. Selain itu kendala yang dihadapi adalah dengan adanya penutupan akses di beberapa tempat sehingga mempersulit penyedia jasa untuk mengirimkan barang. Akan tetapi pada umumnya dapat berjalan dengan lancar.

F. Isu-isu dalam Rantai Pasok Selama Pandemi Beberapa isu terkait rantai pasok selama wabah pandemi covid-19 diantaranya adalah adanya kelebihan atau kekuranagn pasokan material, dengan diberlakukannya bekerja di rumah secara tidak langsung akan menurunkan produksi, hal ini dapat berakibat adanya kelebihan material bahan baku produksi atau bahkan kekurangan material produksi. Lead time akan terganggu dengan adanya pembatasan bekerja di lantai produksi, peramalan produksi yang tidak menentu. Dengan berlangsungnya situasi pandemi seperti saat ini akan menurunkan minat beli masyarakat pada umumnya, hal tersebut akan berakibat pada menurunnya tingkat produksi sebuah perusahaan. Dengan menurunnya tingkat produksi pada sebuah perusahaan maka distribusi juga akan terganggu. Produksi dan distribusi terganggu maka akan terjadi fluktuasi harga di masyarakat terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari, hal ini juga akan terjadi fluktuasi pada kebutuhan-kebuthan dalam menghadapi pandemi

158 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 seperti masker, handsanitizer, dan APD (alat pelindung diri). Adanya pembatasan aktivitas di luar rumah, menurunnya daya beli masyarakat tehadap suatu produk maka kapasitas, maupun frekuensi distribusi akan terganggu, hal yang terakhir dan tidak diinginkan oleh pengusaha dengan adanya wabah pandemi ini adalah terhentinya proses produksi dan distribusi. Produk-produk kebutuhan dalam sehari-hari seperti beras, sayuran, dan buah) dapat diantar ke rumah dengan langsung. Dalam pengiriman barang kebutuhan masyarakat dengan mempertahankan kecepatan serta tidak menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan. Biaya untuk keselamatan untuk mencegah penyebaran virus seperti biaya untuk pengadaan APD biaya kemanan (masker, handsanitizer, maupun sarung tangan untuk kebutuhan karyawan.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 159 Daftar Pustaka https://www.worldometers.info/coronavirus/country/indonesia/ diakses pada selasa, 2 Juni 2020 pukul 17.30 WIB Banister, D. (2011). Cities, mobility and climate change. Journal of Transport Geography, 19(6), 1538–1546. https://doi.org/10.1016/j. jtrangeo.2011.03.009 Böhlmark, A., & Lindahl, M. (2015). Independent Schools and Long-run Educational Outcomes: Evidence from Sweden’s Large-scale Voucher Reform. Economica, 82(327), 508–551. https://doi.org/10.1111/ ecca.12130 Buananda, M. F. (2018). PENGARUH STRATEGI BUNDLING TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI JAKARTA ( Studi Kasus pada Paket TAU 4G Telkomsel ) THE EFFECT OF BUNDLING STRATEGY ON CONSUMER PURCHASE INTENTION IN JAKARTA ( Study On TAU Package 4G Telkomsel ). 5(3), 3259–3265. Ivanov, D. (2020). Predicting the impacts of epidemic outbreaks on global supply chains: A simulation-based analysis on the coronavirus outbreak (COVID-19/SARS-CoV-2) case. Transportation Research Part E: Logistics and Transportation Review, 136(March), 101922. https://doi. org/10.1016/j.tre.2020.101922 Ivanov, D., Dolgui, A., & Sokolov, B. (2019). The impact of digital technology and Industry 4.0 on the ripple effect and supply chain risk analytics. International Journal of Production Research, 57(3), 829–846. https:// doi.org/10.1080/00207543.2018.1488086 Ivanov, D., Dolgui, A., Sokolov, B., & Ivanova, M. (2017). Literature review on disruption recovery in the supply chain*. International Journal of Production Research, 55(20), 6158–6174. https://doi.org/10.1080/002 07543.2017.1330572 Mullins, J. (2020). Are your cash-flow tools recession ready? Business Horizons, xxxx. https://doi.org/10.1016/j.bushor.2020.04.003 Visser, J., Nemoto, T., & Browne, M. (2014). Home Delivery and the Impacts on Urban Freight Transport: A Review. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 125, 15–27. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1452

160 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 Xu, S., Zhang, X., Feng, L., & Yang, W. (2020). Disruption risks in supply chain management: a literature review based on bibliometric analysis. International Journal of Production Research, 0(0), 1–19. https://doi. org/10.1080/00207543.2020.1717011

Biodata Penulis

Ardhy Lazuardy, S.T, M.Si, Menyelesaikan Pendidikan S1 Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma pada tahun 2011 dan menyelesaikan Pendidikan Program Pasca Sarjana (S2) Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Gunadarma pada tahun 2017. Saat ini aktif sebagai Dosen Fakultas Tekhnologi Industri Univeritas Gunadarma. Penulis pernah bekerja di beberapa perusahaan asing dan di salah satu perusahaan BUMN sebelum memutuskan untuk mengabdikan menjadi tenaga pengajar.

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19 161 162 Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19