1 1 1

DENGAR KESAKSIAN I SOLO 2

Gilang Pengamen Yang Dihilangkan

GILANG PENGAMEN [ Kesaksian Budiarti ] V 01YANG DIHILANGKAN udiarti, biasa dipanggil Alfatah lahir 26 Juli 1958. Saat ini ting- Bgal di Bibis Kulon Surakarta. Ia bekerja sebagai penjahit. Anaknya 5 orang, anak pertama Gilang yang ditemukan meninggal dunia setelah diculik dalam masa kerusuhan Mei ‘98 di Solo. Hingga sekarang Alfatah masih mengalami trauma.

Alfatah memberi kesaksian tentang kasus yang dialami Gilang dalam acara Dengar Kesaksian di Solo, Jawa Tengah:

Anak saya yang hilang namanya Gilang, nama aslinya Nugroho Iskandar, lahir 21 Februari 1977. Gilang itu drop out dari sekolah SMA karena terbentur biaya, sering keluar mengamen mencari nafkah, karena ia pengen jadi anak pinter maka sering bergaul dengan mahasiswa. Nggak tahunya di dalam gerakan itu, Gilang diculik tanggal 21 Mei 1998. Aktifitas Gilang, kalau jenuh ngamen 3 kadang ya buruh bangunan, atau pekerjaan mau dikasih pekerjaan sesuai keahlian lain, asal dapat uang. Dulu Gilang ikut Gilang. Temannya bilang pada lainnya organisasi PRD (Partai Rakyat Demokrat), mudah-mudahan bukan Gilang ya bu, terus DRMS (Dewan Reformasi Mahasiswa karena ada kabar tapi jangan sedih dulu. Surakarta ) mahasiswa itu, solidaritas gerakan mahasiswa, sebagai ketua SPI Ada informasi diketemukan di hutan sana (Serikat Pengamen ) Surakarta. ada sosok seperti Gilang, saya kaget, Kalau di rumah sering bantu ibu, karena Kemudian pada paginya ada wartawan saya menjahit, Gilang itu memang punya yang datang dari Surabaya dan berbagai semangat tinggi kepada keluarga, seh- pelosok sampai penuh, ada yang dari Bali ingga salalu mendorong adiknya supaya dan luar Jawa. bersekolah dan bisa berprestasi, jangan seperti dia. Selain ada wartawan. Disitu juga ada pengacara Pak Wahyu Teo. Beliau datang Gilang sebagai tulang pungung keluarga, ke rumah mengajak Bapaknya ngecek karena anak yang paling gede, Ia kalau ke Polres Magetan, ternyata betul yang memberi pengarahan tidak hanya ngomong meninggal Gilang. tapi juga melakukan untuk memberi contoh. Kalau dirumah ia figur panutan Sudah dimakamkan, dikatakan kalau Gilang bagi adik - adiknya dan hormat ke orang sudah meninggal 3 hari yang lalu, namun tua. sebelum dimakamkan telah divisum. Setelah Pak Wahyu Teo datang ke sana Siang itu tanggal 20 Mei, Gilang pulang dan mengatakan ada keluarganya.Akhirnya katanya dari Balaikota ingin tidur sebentar, jenasahnya Gilang boleh dibawa pulang. minta dibangunkan jam 15.00. Katanya Akhirnya 1 minggu kemudian Gilang baru mau pergi sama temen mau pergi ke bisa dibawa pulang, dibawa ke alun alun Madiun. Biasanya kalau mau pergi selalu dan dimakamkan di Astana Purwolaya. bilang tempatnya, sebab kalau terjadi apa-apa ibu cepet tahu. Gilang bilang Ketika dibuka hanya mukanya saja, pergi 2 hari karena ada yang mau ngajak mukanya tampak. Cuma dalam visum kerja di Madiun. Ia diberi bekal 30 ribu dokter, ditemukan luka sobek di dada, oleh temannya. Uang itu diberikan ke uluhati atau jantungnya dicongkel, dan luka saya tapi saya tidak mau supaya untuk tembak di dada kiri sampai luka tembus, bekal dia di Madiun yang di badannya ada luka tusukan dan tembakan. Esok paginya banyak intel yang Tanggal 21 Mei pagi Jam 09.00 ada anak datang ke rumah tapi mereka menyamar kampus cari Gilang menanyakan Gilang. dan menanyakan masalah atau aktivitas Sore jam 16.00 datang lagi tapi Gilang Gilang. Setelah itu banyak yang datang belum datang. Disitu dia tanya kok belum menanyakan Gilang, sampai hampir pulang? Kayak kaget. Saya tidak habis tiga tahun. pikir kok anak itu kaget. Saya bilang kalau Gilang ke Madiun karena Sebenarnya saya tidak tahu apa penyebabnya 4 Gilang itu diculik, disiksa sampai dibunuh seperti itu, apa kesalahan anak saya, apa yang dilakukan anak saya tidak tahu. Karena yang saya tahu anak itu sehabis ngamen, pulang tidur, memang sering ada teman yang datang ngobrol ngobrol, dan nggak ada obrolan soal politik atau apa. Kata anak mahasiswa, Gilang itu bergabung dengan mahasiwa karena kepengen jadi mahasiswa. Saya juga tidak tahu gerakan apa dan yang dilakukan diluar rumah.

Sebagai orang tua saya tidak terima, Saya selama ini memang sudah mencari keadilan dengan bergabung bersama teman teman, saya ikut organisasi di , yaitu IKOHI dan KontraS. “Kalau pemerintah tidak Pernah kita juga melakukan, lobi ke bisa menjalankan keadilan, DPR, Kejaksaan dan Menkopolhukam dan ke Istana. ya harusnya diganti saja. Diganti saja dengan korban Namanya kehilangan anak, itu harta saya yang tak ternilai.Dampaknya saya pelanggaran HAM.” sampai sekarang jadi trauma, kalau anak saya pergi dan belum pulang maka saya jadi bingung.

Harapan saya kalau pemerintah melindungi rakyat dan menegakkan hukum yang adil dan benar serta menegakkan Pancasila. Jangan cuma orang berduit saja yang bisa dilindungi, hukum itu tidak berlaku bagi yang punya duit, berlaku bagi yang tidak punya duit juga. Saya memang akan terus bergabung dengan teman-teman bahwa kita harus ikut memperjuangkan keadilan. Karena jika tidak berjuang maka bisa terulang kembali. 5

[ Kesaksian Sugeng Yulianto ] ugeng Yulianto biasa dipanggil Yuli, lahir tanggal 14 Juli 1957. Pada tahun S1989, Yuli ditangkap dengan tuduhan TALANGSARI OH, terlibat dalam kasus Talangsari. Selama TALANGSARI, dalam proses pemeriksaan Yuli mengalami 02 AKU DIBUI penyiksaan. Ia kemudian divonis huku- man penjara seumur hidup dan setelah mendapat remisi, dia dibebaskan pada tahun 1999.Yuli dan keluarganya sampai sekarang menderita trauma.

Saya tidak mengetahui tentang Peristiwa Talangsari, karena pada saat terjadi saya baru tinggal satu setengah bulan di Talangsari. Saya tidak paham kronologisnya. Yang saya tahu ada penangkapan Mujahidin yang dipimpin Warsidi. Kemudian ada penyerbuan ke pondok pada 7 Februari 1989. Ketika Peristiwa terjadi, saya sedang dalam perjalanan dari Solo ke Talangsari, setelah 2 hari dari kampung halaman.

Menurut cerita teman satu sel, pada saat kejadian penyerbuan oleh tentara katanya anak-anak yang meninggal 201 orang, yang ditahan banyak, bukan hanya Mujahidin Talangsari, tapi juga ada pembantu rumah tangga dari Palembang, karena tidak bawa KTP ikut ditahan. 6 Beberapa hari kemudian dilepas, karena Sampai pada hari ini masih sakit urat, tidak terdapat bukti. Masyarakat umum seringkali kambuh dan sering kesemutan, yang ditahan dan diajukan ke pengadilan bahkan sampai sekarang masih terapi. kira-kira ada 15 orang. Beberapa rumah panggung dibakar, anehnya, perempuan, Di dalam penjara Kodim dan Korem, semua anak kecil di bakar di rumah panggung, petugas ikut melakukan penyiksaan. banyak mayat yang luka bakar, gosong. Selanjutnya menjalani proses persidangan, Waktu itu saya ada dilingkup pondok saya ditahan di LP Rajabasa, Tanjung Mujahidin berada di komunitas itu. Karang dan selama itu saya tak mengalami kekerasan. Setelah peristiwa, kami cari mobil mau menyelamatkan ibu-ibu dan anak-anak Dari persidangan yang melelahkan, saya tapi tidak sesuai rencana. Upaya tidak divonis dengan hukuman seumur hidup. berhasil, lalu kami masuk hutan. Saya Saya ditanya apa menerima hukuman ditangkap oleh warga yang berseberangan itu, maka saya menjawabnya, terima dengan Ponpes (pondok pesantren). kasih atas putusan majelis hakim, kalu Di sana ada warga yang mendukung dilihat kejam, tapi ingat “becik ketampik pesantren dan ada yang tidak. Jumlah ala ketampa”. Selama proses sidang yang ditangkap ada ratusan, bukan hanya itu, penasehat hukum tidak membela. pengikut Warsidi tapi juga orang yang tidak punya KTP. Setelah 10 hari dari hari putusan sidang hukuman itu, katua majelis meninggal, Setelah diseleksi akhirnya yang ditahan waktu itu saya di dalam LP Rajabasa, 15 orang. Ketika saya sedang menjalani diambil oleh petugas, ditanyai apakah hukuman, dalam benak saya berpikir, menguna-guna hakim, dan menuduh saya kan hanya tinggal di komunitas itu, banyak teman yang masih berkeliaran di dan tidak tahu apa-apa kok hukuman luar. Ketika saya menjawab tidak tahu, sama dengan yang terlibat disitu. Saya maka saya terus disetrum, dipecut. dipenjarakan di Korem Garuda Hitam. Barangkali hakim mengalami serangan jantung. Saya berada di dalam tidak Saya mengalami kekerasan selama 4 menggerakan siapapun. Saya dizalimi bulan saya disiksa terus, gigi rontok, tidak berdosa dan bersalah, Tuhan itu sehingga sekarang saya ompong. Kaki tidak tidur. Ya itu tadi “becik ketampik ditindih kaki kursi. Kuku dicabut dan ala ketampa”. dilepas semua. Saya ditendangi, sehari 4x, pada tengah malampun saya dibangunkan dan dipukuli. Apa yang saya alami ini juga dialami kawan-kawan semua. Saya disetrum 65 kali, akhirnya akibat strum itu saya jadi lumpuh. 7 Kemudian saya dipindah ke penjara di Nusa Kambangan, masuk ke LP Besi, Kemudian dipindah ke LP Batu alasannya apa saya juga tidak tahu. Selama di Nusa Kambangan saya tidak pernah mengalami kekerasan, dan tinggal di dalam barak bersama dengan napi kriminal. Saya “Tentang harapan saya, mencoba mengisi hari dengan baik, setiap pagi saya bekerja mencabuti rumput, bahwa rasa dendam itu sehingga lapangan menjadi bersih. Di sana saya bisa bertani dan beternak. tidak ada sebagaimana sesuai ajaran Islam, Saya Atas ketekunan saya mendapat penghar- gaan karena ide-ide yang positif. Kepala minta hak-hak saya di lapas sangat senang. Maka ketika saya Masyarakat dipulihkan, Saya mendapatkan kebebasan pada tahun 19 Januari 1999, saya bisa memiliki vespa berharap kasus Talangsari milik kalapas. Kalau ditanya tentang kerugian saya, ya sangat besar. diselesaikan dan haknya dikembalikan, supaya Waktu itu Komnas HAM bertanya : saya jawab harta yang dijarah oleh tentara, tidak terulang kembali uang tunai 2. 450.000 dan perhiasan isteri, perbuatan keji di masa yang semua total ada 65 juta rupiah. Kira-kira sekarang sekitar Rp.400 juta. Kebebasan akan datang. Di Solo ada 11 saya dirampas. Waktu itu saya di rumah ditembaki dituduh berontak. Sekarang orang korban Talangsari. sudah terbukti kami jadi korban pelang- Yang ditahan 11 orang, garan HAM. Bukan pemberontak. Saya direkomendasi mendapat 1,1 M. diantaranya Nurdiansyah, Sodikin, Sofyan, Fahrudin, Keluarga saya masih trauma, karena pada waktu itu isteri dan anak 3 orang juga Ponidi, isteri saya dan anak ditahan 4 bulan 15 hari. Saat ditahan anak tertua berusia 6 tahun, kedua 3 tahun dan saya 3 orang.” yang bungsu baru lahir, sehingga sedang menyusui. Akibatnya isteri trauma dan selalu ketakutan. “Kalau membicarakan tentang peristiwa Talangsari di rumah, maka dia tidak senang, bahkan bisa diusir. Isteri juga tidak mau menemui tamu-tamu 8

[ Kesaksian Magdalena Kastinah ]

agdalena Kastinah biasa dipanggil DARI SOBSI Ibu Kastinah lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada 14 April 1948. DIBUANG M 03 Pada tahun 1964, Kastinah bekerja sebagai KE PLANTUNGAN buruh pabrik di Jakarta dan kemudan diangkat sebagai ketua serikat buruh. Pada 20 Oktober 1965, saat berusia 17 tahun, Kastinah ditangkap polisi dengan tuduhan anggota Gerwani, bebas pada tahun 1979. Sekarang Kastinah hidup miskin seperti mantan Tapol 1965 lainnya, ia mengharapkan rehabilitasi nama baik dari pemerintah, dipenjara tanpa proses hukum.

Pada tahun 1959 aku menamatkan Sekolah Rakyat, kemudian melanjutkan pendidikan di SKP Mardikenya, ini adalah masa-masa yang menyenangkan dalam hidup aku.

Orang tuaku bukanlah orang kaya, maka biaya sekolah menjadi persoalan bagi kami. Menjelang kelas II, aku mulai bekerja ikut orang, diawali dari Cilacap terus ke Surabaya, dan ke Jakarta. Selama 3 tahun bekerja sebagai pem- 9 bantu rumah tangga. Ibu sakit-sakitan Aku mengakui bahwa aku menjadi ketua sehingga aku keluar dan merawat ibu, serikat buruh dan memperjuangkan sambil berjualan rujak. Kemudian aku ke nasib kaum buruh. Aku pernah mem- Jakarta ikut bulik, kerja di Pabrik Kaos di impin buruh untuk melakukan tuntutan daerah Duren Tiga Pasar Minggu, Setelah kepada perusahaan, dan perusahaan pun cukup lama aku bekerja, teman-teman mengabulkan tuntutan kami. mengajak mendirikan sebuah organisasi serikat buruh. untuk memperbaiki nasib Setelah 2 minggu aku di pindah ke Semarang buruh. Serikat Buruh tekstil ini menjadi di sebuah kantor polisi. Disitu aku ditahan bagian dari SOBSI, sebuah organisasi dengan para napi pidana, 1 kamar ada 5 yang dilegalkan oleh Presiden Soekarno. orang. Pas datang pertama kali aku sakit, Semua buruh di pabrik menjadi anggota dibawa ke RS Polisi, setelah diperiksa ada SOBSI. 2 orang polisi datang melakukan pelecehan seksual, memegang (menusuk) kemaluanku, Aku mulai aktif memperjuangkan nasib meski tidak lama dia mempermainkan, kawan-kawan. Aku menemui direktur untuk aku merasa sakit hati. Setiap malam memberitahu tentang berdirinya Serikat ada kontrolan polisi ke kamar, sambil Buruh. Karena minimnya gaji, kami men- berteriak, “mana Gerwani?” serunya amat gajukan beberapa tuntutan yaitu, kenaikan keras. Namun aku diam saja. Satu hari gaji, hadiah lebaran, cuti haid, beras tiap datang polisi mau membebaskan aku, bulan 10 kg, poliklinik untuk kesehatan. asal mau dikawinkan dengan anaknya. Karena tuntutan ini tak dipenuhi, maka Aku tidak mau, karena takut. serikat buruh mengadakan mogok kerja selama 1 jam. Akhirnya setelah negosiasi Aku dipindah ke Tahanan Perempuan tuntutan ini dikabulkan perusahaan. Kabar Bulu Semarang, aku melihat ada 50 orang ini sangat menggembirakan bagi kaum tahanan yang sepertiku. Kami tinggal buruh. Pada bulan September 1965, aku dalam barak untuk 50 orang. Pada tahun mesti pulang ke Purwokerto. Karena 1966, Aku dibawa ke Penjara Bukit Duri, nenek akan dioperasi. Namun sesampai Aku diperiksa oleh Papilaya, Sambil di sana nenekku telah meninggal dunia. memeriksa Papilaya menusuk-nusuk dadaku dengan besi, Kami mendapat Pada waktu itu usiaku 17 tahun. Tanggal makanan beras yang dicampur dengan 20 Oktober 1965, aku ditangkap polisi pasir, dan pecahan gelas, dengan sayur di rumah dan dibawa ke kantor Polisi di bayam dan kangkung dengan air yang Purwokerto. Sejak hari itu tak pernah melimpah. Suatu hari aku mengeluh pulang lagi. Mendengar penangkapan kenapa makan bayem dan kangkung, ini keluargaku tak bisa berbuat apa-apa keluhan ini didengar komandan kami selain menangis. Sepanjang waktu aku semua dihukum untuk mencabuti rumput. ditanya dan disuruh mengaku berada di Lubang Buaya dan dituduh sebagai Pada suatu malam, kami dibawa dengan Gerwani. Aku tidak mau mengaku karena menggunakan truk, ke Plantungan. Ini memang aku tak pernah berada di sana. kami syukuri karena, berharap disana 10 kami bisa lebih bebas dan Aku men- dapat tempat tidur dekat WC bersama dengan 5 orang. Disitu dijaga komandan bernama Prayoga, ada CPM, kalau ke pasar dikawal.

Aku bertugas mencuci pakaian tentara bersama dengan Mbak Sarbinatun. Kalau malam sang komandan mengetuk pintu, aku takut sekali, aku kunci semua pintu dan berharap Tuhan yang menjaga. Ketika dibawa ke mess bawah, aku lihat Aminah bertugas mencuci, Aminah hamil dan punya anak hingga 2 kali ia melahirkan dan anak siapa kita semua ngga tahu. Setelah ada pemeriksaan di Jakarta, dia mengaku dengan komandan, namun komandan tidak mau mengakui.

Aku dikeluarkan tahun 1979, dibawa ke Yogya. Sempat bekerja di Jogja lalu pulang ke rumah Bapak tiriku Pak Siman. Disana aku bekerja di toko roti “Mendengar penangkapan ini Run. Tidak lama di Purwokerto, 6 bulan keluargaku tak bisa berbuat kemudian aku bertemu dengan suami Drs. Sunardi. Kami pergi ke Semarang apa-apa selain menangis.” kami tinggal disana, ternak ayam, “Kami mohon dengan sangat, suami memberi les akuntansi dan aku agar pemerintah memperbaiki bekerja di tempat Bu Busono sebagai pembantu. Namun terus berhenti jadi nasib kita dan supaya sejarah pembantu, di sana kami ternak dan itu bisa diketahui orang membuat peyek. Suamiku itu juga dari Pulau Buru keluar tahun 1978 Golongan banyak.” A. Begitu kami tidak bisa ngontrak lagi, kami pulang ke Solo. Kami berjualan lotek, awalnya laris, lama-lama tidak laku sehingga modal habis. Suamiku meninggal tanggal 19 September 2012. Sampai saat ini belum bisa bekerja lagi, karena masih ingat suami terus. 11

[Kesaksian Djasmono Wongso Prawiro]

jasmono Wongso Prawiro biasa dipanggil Djasmono lahir 9 Desember SIKSA, KERJA PAKSA, 1938 di Desa Sumur Gung Kecamatan PULAU BURU, DAN D Palan, Kabupaten Tuban. Tahun 1965, 04 ISTERI DIKAWIN ORANG, ia menjadi guru dan masuk organisasi TETAP BERJUANG PGRI (non) Vak Sentral 1959-1965. Ketika meletus Tragedi 1965, Djasmono ikut ditangkap pada 11 November 1965. Ia ditahan tanpa proses hukum selama 13 tahun di Gresik dan Pulau Buru. Saat ini tinggal di Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Pada tanggal 11 November 1965 jam 9 pagi saya ditangkap secara semena-mena oleh polisi Suwono, Kasat, dan Rustamaji. Rustamaji memukuli saya pakai kursi sampai kursi remuk, setelah itu kaki kursi dipakai memukul kepala saya, dipukul ada 2 luka yang masih membekas.

Saya diperiksa selama 1 minggu. Setelah tahun 1968 awal saya dipindah ke kantor SKI. Setiap hari saya dipukuli, sedangkan makanan disuplai oleh keluarga. Pada bulan Juni- Juli 1968, saya dikerjakan paksa di Waduk Padasan Kecamatan Kereb Tuban (Jawa Tengah), setelah itu dikembalikan 12 lagi ke penjara. Pada Febuari 1970, Saya bangun mencabuti rumput dengan dipindahkan ke Gudang Semen Gresik tangan telanjang. Di sana ada jenis selama 4 bulan 10 hari, dipindah lagi rumput kerisan, bentuknya segitiga ke penjara di Kodim Pobleng Surabaya tajam, kena tangan seperti silet. Banyak selama 10 hari. Setelah itu dibawa kawan-kawan yang tangannya sobek. langsung ke Nusa Kambangan. Naik Kemudian datang alat pertanian pacul, kereta dari Stasiun Semut Surabaya. Di arit, gergaji belah, dan gergaji potong. penjara Karang tengah Nusakambangan selama 40 hari, lalu dibawa ke Dermaga Gergaji kayu di lembah, dipotong, lalu Sodong, waktu itu 25 September 1970. Di dijual komandan. Kita mulai membuka situ ada singkong mentah, lapar dicabut hutan. Kekerasan setiap hari, tapol dan dimakan. yang tak tahu petugas lewat dan tidak hormat, maka akan disiksa. Hukuman Di atas kapal Tongkala diisi 850 orang, perorangan dan massal tetap diterapkan. Saya mulai sakit, tujuh hari tujuh malam Saya sakit, Saya tidak makan dan tidak Tentara dari Ambon itu kejamnya luar diurus, Saya berpikir Saya akan mati, biasa, namanya Nyonye. Di unit 7 mencari Saya sakit disentri, berak darah 33 kali sumber air yang direncanakan untuk semalam. Setelah 7 hari sampai di Teluk sawah. Tahun 1971 mulai membangun Namlea, ada perintah semua turun. bendungan, ada kekerasan, Hukuman jalan jongkok keliling lapangan, kalau Tidak tahu ada mukjizat apa, Saya tidak kuat ditendang, ada yang sampai bangkit langsung turun membawa pingsan. Mencetak sawah sampai tahun barang bawaan. Setelah diperintahkan 1974. Orang – orang tapol bisa makan ke Barak Transito, jaraknya 3 km, kita produksi sendiri. Pada masa konsolidasi berjalan kaki selama 1,5 jam. Sejenak makan hanya 200 gram, setelah bisa berhenti saya langsung pingsan, sadar menanam sawah bisa menikmati beras sudah jam 5 sore. sendiri pada tahun 1974, untuk unit 7 bisa punya sawah 100 H. Disana komandan Ada kawan yang diperintahkan mendaftar barak, kalau mau pergi/ pindah minta orang yang sakit, ada mantri yang baik sangu, berupa beras, kayu gergajian. mengobati. Mulai 2 Oktober (1970), Kita disana tidak memiliki uang, kalau menginjak kaki di Pulau Buru, Namlea. kita butuh rokok, sembako dan sabun harus barter. Di Dermaga Air Mendidih ada gudang- gudang untuk menyimpan barang disana, sehingga kalau mengambil makan tinggal Setelah tahun 1975, kita tetap memper- konvoi. Pulang dari gudang kami jalan siapkan sawah. Datang Unit SST, diberi kaki menuju unit-unit masing-masing, 14 hektar di unit 7, mereka orang tua Jarak sekitar 28 km lewat jalan setapak dan invalid. Sampai akhir tahun 1978, di tengah hutan, berjalan 2 malam. ada istilah M3, menanam, merawat, Pagi hari dikentongi supaya cepat dan mencuri. Pada 26 November 1978 13

saya dipanggil, akan dibebaskan ke pulau Setelah menikah dengan Ngatilah, karena Jawa. Naik kapal-kapal kecil menuju di desa masih banyak yang menunjukan Teluk Namlea, naik Kapal Gunung Jati, kebencian pada saya, terus pindah ke kapal mewah, naik menuju pulau Jawa. Surakarta. Isteri saya suruh jualan daun pisang, Diserahterimakan di Gelora Surabaya. Saya ganti bakul ayam. Setelah ketemu te- melihat orang tangis-tangisan bertemu man dari Pulau Buru dari Unit 17 dia keluarga. Orang ketemu kangen-kangenan, jadi pemborong, saya dijadikan mandor saya heran kok tidak ada jemputan keluarga. untuk menunggui proyek-proyek.

Saya bertanya pada teman BTI, “kok bisa Sejak itu isteri membuka warung kelon- begitu?” dia bilang, “waktu kamu tinggal tong, saya kerja di bangunan, dapat isterimu sudah dikawin oleh Dono Dullah menyekolahkan anak. Anak perempuan yang menangkap kamu. dari isteri yang sekarang manut sehingga bisa sekolah. Anak lelaki saya agak nakal Sekarang punya anak 2 orang.”Kemudian tetapi tidak selesai sekolah. saya tinggal di rumah bude karena ibu sudah meninggal, di daerah Sumur Gung Palang. Tahun 2004, saya menjadi pimpinan Akhirnya beberapa waktu saya ditawari partai Syarikat Indonesia, Tahun 2005 menikah dan budhe akan mencarikan saya ketemu dengan Pak Winarso yang jodoh. Setelah pulang dinikahkan dengan waktu itu menjadi karyawan di Yaphi. Pak isteri saya bernama Ngatilah. Winarso menyarankan untuk membuat organisasi bernama SekBer. Kerugian saya setelah Tragedi 1965. Saya Sekarang posisi saya di SekBer’65 menjadi tidak bisa bekerja kembali, anak saya Wakil Koordinator Umum Sekber ’65 tidak bisa melanjutkan sekolah. Keluarga, tingkat pusat. Paklik dan kakak 3 orang dibunuh, kondisi keluarga berantakan, menjadi keluarga yang memprihatinkan. Isteri diambil orang. 14

[ Kesaksian Sanusi ]

anusi lahir pada 15 Oktober 1941 di BERSAMA SEKBER 65 Kartopuran, Surakarta. Dia pegawai negeri sipil di AURI Surakarta. MEMULIHKAN MARTABAT S 05 Ikut dalam organisasi Serikat Buruh KEMANUSIAAN Keamanan dan Pertahanan (SBKP), sesuai dengan perintah komandan Pangkalan Panasan. Pada tahun 1970 dia ditahan dan mengalami berbagai macam penyiksaan, di berbagai tempat penahanan termasuk Pulau Nusa Kambangan. Saat ini ia bergabung dengan SEKBER 65 sebagai Sekretaris Umum.

Pada Agustus tahun 1970, Sanusi diinterogasi Pol. AURI Surakarta Ia dipaksa mengaku sebagai anggota PKI, karena menolak maka ia disiksa dengan berbagai macam cara, dipukul, dan disetrum oleh anggota AURI. Dia juga dituduh sebagai anggota Pemuda Rakyat, tetapi ditolaknya.

Kemudian dia dipindahkan ke penjara di Jl. Slamat Riyadi Solo, disuruh ker- japaksa (1972-1974). Dia tidak boleh ditengok keluarga, kecuali sesudah bekas pemeriksaannya selesai. 15 Selama di dalam taahanan di kota Solo Hal penting adalah kedatangan ILC, dia sempat diperbantukan sebagai Tukang sebulan sebelumnya diberi beras putih, ccc Ketik di tempatnya ditahan, di Pol AU, gula pasir, susu kaleng. Biasa tidur di membantu beberapa pekerjaan anggota atas tikar, diberi selembar kasur tipis, DPRD Solo. Kemudian dia dipindahkan ke kira-kira berjalan sebulan ada Santiaji, Nusakambangan. Sanusi menceritakan diberi pesan kalau PMI datang, katakan pengalamannya di Nusa Kambangan jatah makan cukup, tidur baik. sebagai berikut: Sebulan kemudian datang tiga PMI langsung Kebetulan saya ditempatkan di LP Limus ke perkebunan tidak mau dikawal ketemu Buntu, jaraknya dari pelabuhan dua dengan tapol wawancara sendiri, sesuai km, cukup dekat. Sore hari orang-orang dengan pesan bintel maka, makan dan dimasukkan dalam kamp, ditempatkan tidur cukup. Tidak berani jujur, karena dalam lima barak. Mendapat jatah makan rasa trauma dan takut pada pembina. nasi putih, dan ikan asin. Di sini makan Ketika pamitan PMI minta pesan apa agak baik, tiap pagi mesti apel, menyanyi yang hendak disampaikan. Ada tapol dan membaca Pancasila. Dibuat grup yang nyeletuk minta bantuan pengobatan. -grup yaitu : penggergajian, kelapa, dan Permulaan tahun 1977 semua tapol didata pertanian. dan diperiksa kesehatannya.

Saya di Limus Buntu selama dua tahun. Tapol punya perkiraan kalau setelah Kemudian saya dipindah ke kamp Karang- pemeriksaan akan ada pemindahan. anyar yang letaknya jauh sekali, tidur di Nyatanya benar, setelah enam bulan akhir selembar tikar dan bekerja sesuai dengan 1977 sekitar bulan September – November grupnya. Saya bekerja di bagian dapur ada pemberangkatan ke Pulau Buru bersama pekerja lain yang memasak. dengan Kapal LST (kapal barang), yang diberangkatkan yang tua. Lauk pauk disediakan sendiri, yang disediakan ikan asin, kedelai hitam kita Sembilan bulan setelah di Pulau Buru buat tempe, gula aren, kalau ada minyak sudah ada pembebasan umum, berapa ya untuk goreng. Di dapur ada 4 orang, ribu saya tidak tahu, Karena Pulau Buru yang dimasak pagi 30 kg, siang 30 kg sudah makmur, seperti refresing saja. untuk makan dua kali. Untuk tambahan makan kita cari sendiri. Kalau musim Pada 6 Juli 1978 telah terjadi pembebasan. hujan tanam Padi Gogo, cari sayur dll. Seperti semula dibawa ke pelabuhan, diberangkatkan pakai truk ada 6 yang ke Kamar ada 11 kamar, masing-masing Solo, menginap semalam, dan dibawa ke 25 orang jadi masak hampir untuk 300 Kodim, keluarga sudah menunggu. Dengan orang, makan minim memang tidak berbinar-binar ada isteri, anak, ibu. kelaparan, karena kebutuhan lain kita sediakan sendiri. 16 Dipesan bahwa pembebasan bukan karena siapa-siapa, tetapi kebaikan pemerintah. Di rumah keluarga lain sudah menunggu, rasanya hati senang, kerena tidak ada yang antipati, ada pemuda-pemuda yang datang.

Keesokannya saya melapor ke RT, lurah, polsek. Saya seminggu tiga kali absen di Koramil. Setelah pembebasan saya tetap melapor ke Kakansospol Solo, “Setelah ketemu teman - teman setiap bulan dapat undangan ditanya diajak kumpul, terus ketemu bagaimana tanggapan anak, isteri. Kadang pemanggilan itu mengganggu aktivitas Yaphi mengadvokasi korban, kerja, saya protes, panggilan jangan bagaimana harus melangkah. mendadak. Yaphi memberi pengertian dan Panggilan yang terakhir, disuruh tanda pengarahan. Terakhir saya tangan, diberi amplop, katanya uang untuk naik becak, tapi amplop tidak saya bergabung dengan Sekber’65. terima saya kembalikan. Kata teman Lewat kongres I, Saya diangkat saya amplop berisi Rp 5000. sebagai sekretaris umum 2. Waktu saya bebas, KTP saya 2 kali Sekber’65 menjadi anggota diberi tanda ET (ex tapol). Dan ditahun 2002, yang seharusnya saya mendapat KKPK.” KTP seumur hidup tapi belum dapat. Baru tahun 2010 baru mendapat KTP Seumur hidup. 17

[ Kesaksian Sudiharjo ]

udiharjo biasa dipanggil Sudi, lahir SISA HIDUPKU MASIH di Solo pada 16 Juni 1937. Sejak tahan 1962, ia bekerja sebagai PNS BERGUNA UNTUK S di AURI di Panasan, Surakarta. Terlibat 06 ORANG LAIN aktif dalam Organisasi Pemuda Rakyat (PR) Surakarta. Ia juga menjadi anggota Serikat Buruh KP (SBKP) di tempatnya bekerja. Pada 23 Oktober 1965, ia ditangkap oleh Pol AURI.

Mengalami penyiksaan selama berbulan- bulan di halaman Balaikota Surakarta.. Setelah bebas masih menjalani wajib lapor ke lurah, camat, polisi dan kepolisian. tidak dikutsertakan dalam Pemilu, dipecat dari pekerjaan di AURI dan anak-anaknya tidak bisa memiliki akte kelahiran. Saat ini tinggal di Jagalan RT 01 RW XII Kelurahan Jagalan, Jebres Surakarta Jawa Tengah.

Saya bersekolah di SD Kanisius keluar tahun 1952, terus ke SMP keluar 1955, Waktu itu saya masuk Organisasi Pemuda Rakyat, aktif di organisasi melayani masyarakat. Setiap ada aksi saya terlibat aktif : membuat spanduk, dll. Tahun 1962, saya bekerja di AURI di Panasan sebagai pegawai tetap, 18 di seksi kesehatan. Pada waktu itu ada truk, siang hari pulang masuk penjara. kegiatan sukarelawan melawan Malaysia, Isteri saya sumber kehidupan saya kegiatan seperti militer. selama di penjara, waktu ditangkap saya punya dua anak. Selama dikaryakan di Saya ikut Serikat Buruh Keamanan dan dapur saya dapat memberi makanan Pertahanan (SBKP) setiap bulan dipotong lebih banyak. gaji untuk organisasi tersebut. Saya mendapat kebebasan belanja Saya ditangkap bersama rombongan ke Pasar Legi, tidak dikawal, hanya pada 23 Oktober 1965. saya dihajar di ditemani oleh Pak Waluyo tahanan dari lapangan di Balaikota oleh orang AURI. Karanganyar. Saya dijemur di lapangan, setiap orang yang lewat pasti memukul, menendang Saya bebas pada tahun 1972, setelah bebas saya. Wajah saya biru bengkak dan biru harus lapor ke Kelurahan, Kecamatan, lebam. Kodim dan Kepolisian. Ada yang aneh dalam surat pembebasan, karena dalam Pada malam hari, rombongan dipindah surat pembebasan tertulis pembebasan ke penjara, keadaaan badan saya sakit tahun 1971. Saya masuk dan keluar semua, tangan luka. Saya adalah orang tahanan lewat pintu penjara. Setelah pertama masuk penjara di Solo. Teman- keluar dari penjara, saya sebenarnya teman baru keesokan harinya. takut untuk keluar.

Saya tinggal di Kamar nomor 11 kapasitas Namun didorong untuk keluar. Masyarakat untuk 40 orang, tapi saat itu kamar diisi cukup menerima saya karena perjuangan dengan 60 orang. Beberapa bulan saya saya waktu itu. Hanya anak-anak muda dipindah ke kamar 12 terus kamar 13, yang nggak paham perjuangan masa lalu. kegiatan di Karantina membaca koran, waktu itu umur saya 37 tahun. Saya tetap melayani masyarakat. Tenaga saya masih dibutuhkan. Saya pernah jadi Sebelum di karantina saya dipanggil ketua RT pada tahun 1999-2001, saya Denpom, dalam pemeriksaan tidak ditunjuk pak Lurah, karena tidak ada ada lain pertanyaan kecuali tentang yang mau, kepercayaan menjadi lurah Pemuda Rakyat dan tentang Soekarno. untuk menyelesaikan konflik. Saya bilang saya pendukung Soekarno.

Pada siang hari saya berjalan dipindah dalam penjara (bebas dari karantina) saya dipekerjaan memperbaiki tanggul di Gading dan Pasar Kliwon.

Selama menjalani kerja bakti membuat tanggul, perlakuan ya biasa, Pagi naik 19

Tahun 2004 -2007 dipercaya menjadi pengurus LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan). Kepercayaan ini semakin memperkuat keyakinanku, “Harapan saya, ada bahwa sisa hidupku masih berguna untuk pemulihan nama baik, orang lain, dan harus bersemangat untuk memperjuangkan nasib. seperti warga negara

Sekarang saya masuk berorganisasi yang lain. Ada kejelasan dengan Sekber’65, kebetulan ditunjuk tentang sejarah. Semua sebagai sekeretaris Solo. Terus ada kawan yang mengajak jualan pakaian, keluarga mendukung sejak tahun 1983 berjualan pakaian di saya berorganisasi, anak emper-emper toko. saya 7 orang, semua juga Saya juga tidak disertakan dalam Pemilu. Saya dipecat dengan tidak terhormat dari mendukung.” AURI. Surat itu diberikan saat saya sedang di penjara. Semua anak saya tidak ada yang memiliki Akta Kelahiran. 20

oalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran baru mulai dan sedang Kmelakukan pengumpulan fakta kesaksian pelanggaran HAM di lapangan. Acara ini merupakan langkah awal dari kegiatan tersebut oleh karena itu kami belum dapat memberikan kesimpulan.

REFLEKSI MAJELIS Sekalipun demikian hal ini tidak menghambat kami untuk memberikan pandangan kami WARGA atas peristiwa ini,Tragedi 65,Talangsari Dengar kesaksian di Solo dan 98 adalah tragedi yang menimpa kita sebagai warga negara suatu bangsa, penderitaan, rasa sakit, kesusahan kita rasakan bersama.

Tetapi ketegaran, kekuatan, dan kesaksian yang di ungkapkan oleh ibu Budiarti, ibu Kastinah, bapak Djasmono, bapak Sanusi, bapak Sudiharjo patut menggetarkan hati kita semua, semua ini membuat kita merenung, tercenung bagaimana hal ini terjadi, bagaimana hal ini mungkin kita atasi.

Memang tidak ada sejarah bangsa- bangsa di dunia ini yang tanpa tragedi, siapa yang benar siapa yang salah, siapa yang menang, siapa yang kalah selalu jadi perdebatan. 21

Namun adalah hak warga negara untuk Maka Kami majelis warga mempertanyakan kebenaran moral dari merekomendasikan : tragedi sejarah, karena pada dasarnya Agar ada suatu pengakuan pelanggaran yang jadi korban kita semua. Yang terjadi HAM khususnya menyangkut pada kasus fungsi kelembagaan runtuh, rasa percaya yang di bahas pagi ini, dalam hal ini di antara warga sipil dengan warga sipil, butuhkan suatu tindakan bukan saja dari antara pemerintah dengan warga sipil aspek yang berbentuk legal hukum sejalan menjadi patah. dengan itu dituntut adanya upaya bersama pemulihan rehabilitasi kejiwaan bagi Kita tahu berbagai bentuk pelanggaran korban dan keluarga korban di lapangan HAM telah terjadi, antara tahun 1965 agar dapat menatap masa depan sebagai hingga sekarang kita pun tahu berbagai bangsa sehingga kehidupan kebangsaan upaya penegakan hukum telah dilakukan akan pulih. Memang kebenaran adalah meski fakta tidak pernah tertuntaskan masa depan. dengan baik dan jelas. Majelis Warga : Dalam hal ini kita perlu merestorasi 1. Mohammad Zaelani Tammaka kehidupan bersama, Upaya tersebut 2. Imam Aziz selalu menghadapi kendala karena tidak 3. Abdullah Faishol di dasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan 4. Vera kartika Giantari yang merupakan kebutuhan hakiki setiap 5. Nani Nurrachman warga negara, ini dimungkinkan jika kita berpikir dengan bening. 22

DENGAR KESAKSIAN II PALU 23 24

[Kesaksian Asman Yodjodolo]

sman Yodjodolo, lahir pada 12 Oktober 1943 di Tompe Sulawesi Tengah. Ia ditangkap tahun 1966, DIKULIKONTRAKAN A enam bulan sesudah pecah G30S 1965 01 OLEH TENTARA di Jakarta. Pada waktu itu ia menjadi Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) Sulawesi Tengah selain menjadi guru di salah satu SMP. Selama di dalam tahanan ia banyak mendapat siksaan dan mengikuti kerja paksa di beberapa tempat di Palu, Ia dibebaskan tahun 1979.

Hanya enam bulan pasca peristiwa berdarah 1965, KAMI dan KAPPI dibawah pimpinan Polisi memasuki Desa Balentuma Kecamatan Sirenja, langsung menangkap saya dengan cara paksa. Saya langsung dibawa ke Pos Polisi Sementara dan langsung diinterogasi, seputar peristiwa G 30.S 1965 di Jakarta

Karena saya tidak memenuhi keinginan si penanya maka dengan dipaksakan dibawalah saya ke Donggala, menggunakan Kapal Motor Kayu, di bawah pengawalan ketat KAMI, KAPPI dan Polisi. 25 Saya langsung dijebloskan ke dalam sel. yang sangat busuk. Hati ini miris dengan Saya secara marathon terus menerus kepala ditundukkan mendengar ocehan diperiksa oleh Pelda Muhsen, mengenai dan cacian dari mulut-mulut mereka keberadaan senjata yang dikirimkan oleh ditambah lagi dengan orang-orang. pimpinan PKI kepada saya. Pada akhir 1967 saya bersama beberapa Karena saya tidak mengakui fitnah itu, puluh kawan-kawan dikirim ke pegunungan maka saya disiksa. Akhirnya Pelda Muhsen kebun Kopi untuk perbaikan jalan yang digantikan oleh Sertu Piter Lobo. Semua rusak. Jalan yang menghubungkan Kota dokumen pribadi saya dirampas di rumah, Palu dan Kota Parigi, jalan tersebut rusak sehingga saya tidak mempunyai lagi Ijazah berat. Di sana kami bekerja keras sambil dan Surat Pengangkatan sebagai PNS. menahan dinginya udara pegunungan. Pekerjaan itu ialah menggali Got/parit, Kemudian hanya selang sehari saya menimbun lubang-lubang di tengah- langsung dibawa dengan Mobil Polisi tengah jalan dengan kerikil yang dipikul ke Palu langsung kedalam Sel Polres di dari tempat lain tidak memakai mobil. Palu, kemudian dimasukkan ke Penjara di Maesa Palu Membuang tanah longsor hampir setiap hari sebab di sana itu daerah arah utara kota Pada saat itu juga sudah mulai terpikir Palu hujannya tinggi dan berada di bawah oleh mereka untuk memperkerjakan pengawasan tentara. Di sini kami selama tahanan yang ratusan orang itu. Maka kurang lebih setahun, baru dipindahkan mulailah kami dipekerjakan di markas- lagi ke jalan jurusan Palu-Kulawi arah markas tentara terus merambah kebangunan- selatan Kota Palu. bangunan pemerintah dan asrama serta rumah-rumah tentara. Disini agak beda dengan pekerjaan di jalan jurusan Palu-Parigi. Di sini kami bekerja Mereka (tentara/mulai mencari-cari di bawah pengawasan langsung kapten proyek) disuruh kami dipekerjakan selama Umar Said Kasi I Korem 132 Tadulako. sepuluh tahun lebih demi memperkaya Kami diberi makan bulgur (beras) yang mereka. Diproyek-proyek ini yang nilai sudah berwarna merah, banyak ulatnya kontraknya puluhan juta bahkan ratusan dan sangat bau. juta Rupiah kami dipekerjakan sepuluh tahun lebih. Kami tiada bedanya dengan Menjelang kami dikembalikan ke penjara Romusha. dari pekerjaan dijalan raya jurusan Palu- Kulawi ini, kami disuruh memindahkan jalur Kami dipencar di setiap pekerjaan mereka Sungai Gumbasa ke kaki gunung karena di seluruh Kota Palu, menyapu jalan, jembatan Sakidi (Jembatan Gumbasa) menggali selokan-selokan yang sangat rusak akibat dibom oleh PRRI/Permesta. kotor dan bau, kami sudah tidak punya Ini juga pekerjaan yang sangat berat dan harga diri sama sekali. Kami mandi keringat berbahaya, sungainya tidak ada pasirnya yang sudah menyatu dengan bau selokan sama sekali, batu-batunya besar-besar 26 dan licin. Saya tahu bulgur itu adalah makanan babi atau piaraan mereka karena bulgur itu sangat keras bila ditelan. Itulah yang kami makan setiap “Kami diproses tapi tidak hari. Di sini kami berempat, saya Asman, Kaharudin, Yansen dan Max Lumantow, pernah dihukum, hanya ditahan pernah ditembak oleh kapten Umar Said, karena tidak ada bukti -bukti pelurunya hanya beberapa centimeter di atas kepala kami, kami sangat terkejut kesalahan kami.” dan takut. Hampir saja kami berempat mati di tempat itu. Penyebabnya karena sudah menjelang malam kami belum diberi makan, kami makan sejak kemarin sore, kami sangat lapar. Tapi apa yang terjadi malah kami hanya ditembaki. Di sini seorang teman kami Zamrud diculik dan sampai hari ini tidak kembali. Selanjutnya kami dipekerjakan pada bangunan - bangunan tentara sampai pada proyek-proyek pemerintah. Itulah rutinitas kami hari berganti hari tahun berganti tahun, sampai pada tahun 1978 atau 1979 mulai ada pelepasan. 27

[Kesaksian Mariyam Labonu]

ariyam Labonu,lahir di Palu De- CUCU BERTANYA, sember 1939, istri Abd Dg Maselo, Ketua CDB PKI Sulawesi Tengah. “DIMANA KUBURNYA M 02 Ia pernah menjadi guru dan berkegiatan KAKEK?” di Gerwani, tetapi sejak tahun 1962 sudah tidak aktif karena mempunyai anak. Ia ditahan bulan Februari 1966 dan dibebaskan tahun 1967 tanpa proses hukum, tetapi menjalani wajib lapor. Sekarang tinggal di Palu.

Tahun 1958 saya sudah tamat sekolah langsung mengajar di Donggala, tahun 1960 saya menikah dengan Abd. Rahman Daeng Maselo, kami sama-sama mengajar, saya di Palu dia di Tondo. Tahun 1965 sudah ada CBD (Comite Daerah Besar) PKI di sini, suami saya jadi ketua PKI waktu itu.

Sebagai istri saya juga aktif di Gerwani. Banyak sekali kegiatan Gerwani saat itu bikin kue, dll. Tapi tahun ‘62 saya sudah ada anak jadi tidak aktif lagi di Gerwani. Hanya suami saya yang aktif di partai. Pada waktu itu dia sudah sibuk, biasa ke Manado, Jakarta sampai pernah ke Cina baurus partai itu. 28 Sesudah peristiwa tahun ‘65, suami mulai dipindahkan ke Penjara Donggala. dikejar-kejar dan dicari-cari orang, dia Ada tujuh orang juga barangkali yang sudah jarang di rumah. Rumah kami ditahan disana. dilempar masyarakat. Nanti bulan Desember saya dengar dia sudah ditahan Saya tidak pernah pigi (pergi) bajenguk di Rutan Maesa. disana karena saya juga ditahan. Terakhir kita ketemu itu dia datang pamit diantar Saya dengar kabar dari teman-temannya malam-malam ke Jalan Matahari, dia kalau mereka itu ditangkap di Parigi. Ada bilang dorang sudah mau dikasih pindah empat orang dorang, suamiku, Sunaryo ke Donggala. Dari Donggala itu tiga kali yang Pemuda Rakyat itu, Hairi Ruswanto dia kirim akan saya surat bakasih kabar. wakilnya di partai dengan Zamrud yang dari Kayumalue. Selama dia di penjara Terakhir itu 3 April 1967. Disurat itu dia itu dua kali saya pergi lihat disana. tulis kalau mereka ini mogok makan. Karena di sana dilarang menerima Jadi ditahan di Jalan Matahari itu satu pembesuk, jadi mereka meminta supaya tahun lebih apalagi kalau anak-anak dikembalikan ke penjara Maesa. Bulan sakit, Gagar itu mata tinggi. Tidak tahu Mei saya dengar dia sama-sama dengan lagi, kasian bagimana lagi perasaan. temannya sudah hilang. Banyak kabar Jadi tiga-tiga anakku dibesarkan disana. angin. Jadi saya bingung. Tapi saya Ditahan itu selama satu tahun lebih. besarkan hati anak-anak. Dari ‘66 sampai ‘67. Biasa dorang dengar juga dari luar ada Untuk mengisi waktu selama ditahanan, yang bilang, “Papamu sudah digantung”. saya belajar bikin taplak meja, dll. Setelah Jadi saya bilang sama dorang jangan dibebaskan dilanjut dengan wajib lapor didengar. Saya sibuk bikin kue bacari satu minggu dua kali sampai tahun ‘75, makan untuk kasi besar anak 3 orang baru satu minggu satu kali lagi sampe ini. Jadi Gagar dan ade-adenya ini tiap ‘77 atau ‘78 barangkali. Waktu di penjara hari satu-satu Loyang besar dorang itu masih ada jaminan makanan nanti junjung pigi bajual. Waktu itu kita tinggal sudah di luar ini yang susah. di belakang Untad (Universitas Tadulako). Jadi ada uangnya dipakai makan sehari- Setelah keluar dari tahanan saya hanya hari sebagian ditabung untuk biaya bertekad kalau sampai nanti tidak sekolah anak-anak. Kalau semua kue diminta-minta saya kasih tinggal anak- laku senang, tapi biasa juga tidak laku. anak saya ini minimal mereka bisa membaca. Pokoknya bisa hidup, bisa Bersyukur banyak orang kasian sama makan itu saja dulu, belum ada pikir saya, Hanya anak-anak saya di sekolah, yang lain-lain. dorang dicemoh teman-temannya, digara, tapi tidak apa-apa. Saya pesan Waktu saya sudah bebas, suami saya sama anak-anak jangan didengar kalo masih di penjara, tapi dorang sudah ada orang bagara-gara (meledek). 29 Selama ini biasa kalau dorang tanya papanya, saya tidak tau juga mau jawab apa. Cuma anak saya yang pertama itu Gagar mungkin dia sudah mengerti.

Baru itu ada lagi kabar dari Pak Bantam yang tentara di Baiya itu. Dia kasih tahu anak saya Gagar itu, dia cerita semua. Dia bilang tidak usah lagi kamorang cari-cari papamu, bukan di bawa ke Manado, bukan juga dibawa dengan kapal Rusia, tapi sudah di eksekusi, ditembak.

“Seandainya kehilangan atau misalnya kematian suamiku itu melalui proses hukum yang berlaku, karena kesalahannya misalnya, saya sangat ikhlas,tapi dengan keadaan seperti ini dimana keadilan itu.” 30

[Kesaksian Arham Busura dan Aminullah]

DIPENJARAKAN alam acara dengar kesaksian di KARENA Palu, Kasus penangkapan dan MEMPERTAHANKAN Dpenahanan petani Bohotokong 03 diwakili oleh Ahram Busura dan Aminul- TANAH GARAPAN lah. Penyampaian testimoni oleh Arham Busura Arham Busura, lahir desa Bohotokong tanggal 10 Desember 1965. Petani penggarap tanah underming yang menderita akibat pelanggaran HAM oleh PT. Anugerah Saritama Abadi.

Saya salah satu korban pelanggaran HAM atau salah satu korban pelanggaran hak atas tanah yang ada di desa Bohotokong ini. Awal terjadinya pelanggaran itu berasal dari pengolahan tanah undernaming bekas hak barat. Kemudian kami mengolah sejak tahun ‘80 an sampai dengan sekarang. Hal ini berawal adanya informasi bahwa tanah tersebut telah habis masa pakainya pada tanggal 24 Desember 1980. Maka kami rame - rame bikin rapat musyawarah untuk mengolah tanah undernaming. 31 Tahun 2001 kalau tidak salah, kita bangun penyerobotan tanah. Saya ditahan selama sebuah organisasi yaitu Ortabun. Saya 11 bulan 16 hari. Saya banding, pengadilan termasuk dalam kepengurusan Ortabun, tinggi menguatkan putusan pengadilan anggota terdiri dari petani Bohotokong. negeri, kemudian saya kasasi. Akhirnya Kami memperjuangkan, supaya jangan putusan kasasi bahwa saya tidak terbukti kita punya petani ini dirampas dia punya bersalah karena masalahnya perdata. hak, seperti tanah, tanaman yang di atas tanah. Kami juga memperjuangkan hak Namun di pihak pengusaha dan pemerintah petani-petani dari luar desa Bohotokong. dalam hal ini polisi tidak merasa puas. Tahun 2011, jadi saya ditangkap lagi, dimasukkan Ketika kami sudah menanam, waktu kelapa ke dalam penjara, diprosesnya itu dari sudah berbuah, diterbitkan Setifikat Hak 98 berapa kasus itu. Ada 8 berkas yang Guna Usaha (HGU ) atas nama perusa- harus saya tanda tangani, dari pencurian haan PT. Anugerah Saritama Abadi milik coklat, pencurian kelapa, dll. Theo Nayoan pengusaha besar di Bunta. Jadi kalau kami masuk ke dalam kebun Saya tetap di tahan selama 5 bulan 23 mengambil buah-buah kelapa atau coklat hari. Kemudian putusan Pengadilan itu dituduh pencurian, masuk di lokasi Negeri saya tidak bersalah, seperti apa tanpa seizin pemilik dari perusahaan ini, yang diputuskan oleh Mahkamah Agung, perusahaan HGU. karena masalahnya perdata.

Nah itu selalu yang dituduhkan kepada Dalam kasus Bohotokong ini sebenarnya petani. Kami tidak tahu apa-apa, tiba-tiba sudah banyak usaha kami ,mendatangi pengusaha itu masuk yang menggunakan pemerintah, pejabat yang berwenang polisi, tentara sehingga saya itu banyak seperti pertanahan, dan bupati. Minta terintimidasi bahkan masuk penjara. mereka supaya turun memberikan hak-hak Kekerasan yang dilakukan kepada saya tanah itu kepada kami yang sudah diatur pada tanggal 3 April 1992. dalam Undang-undang Pokok Agraria.

Yaitu saya dianiaya di Kantor Polisi dengan Kami ke Kantor Gubernur. Kami juga alasan pencurian tanah. Saya disuruh langsung ke Komnas HAM Kami tidak tahu melepaskan tanah atau menyerahkan kelanjutannya di Komnas HAM. Bahkan kepada pemiliknya yaitu pengusaha. Tetapi teman-teman itu sudah sampai di DPR saya tidak mau lepaskan, bahkan dianiaya Pusat di Jakarta. Mereka mengantar sama-sama bapak saya bahwa bapak surat dan meminta ini dari sana. Apa saya juga mencuri tanah undernaming. yang mereka katakan itu bahwa, ‘itu kamu punya, itu milik petani. Tetapi tidak pernah Saya tetap bertahan terus walaupun ada langkah-langkah untuk mencabut sudah dianiaya, disakiti, diteror, tetap HGU ini atau memberikan hak-hak itu saya tidak mau menyerahkan. Pada kepada petani. tahun 1995, Desember, saya ditangkap dan dipenjarakan, dituduh pencurian dan 32

[Kesaksian Masrin Toana]

asrin Toana, mewakili anak BERMULA DARI korban kasus penangkapan, pembunuhan dan penculikan 8 TANAH, KEMUDIAN M orang warga desa Toyado - Poso, pada MAYAT-MAYAT 04 1 Desember 2001 BERGELIMPANGAN Saya keluarga dari salah seorang korban penculikan di Desa Toyado. Di saat itu ada delapan orang korban, tiga diantaranya sampai saat ini belum ditemukan jasadnya. Saat terjadi penculikan, kemungkinan besar dikarenakan antara dua komunitas ini saling serang menyerang.

Saat itu Desa Sepe diserang dari pihak Muslim, kami mendengar bahwa ada oknum TNI yang terluka, sehingga mungkin karena ada luapan emosi mereka yang tidak bisa dikendalikan mereka datang ke desa kami mengambil beberapa orang termasuk Bapak saya, Hasim Toana.

Pada saat itu bapak saya sebagai imam. Oknum TNI datang mengambil 8 orang di desa. Kami merasa desa kami sebagai sasaran. Padahal tidak mungkin desa 33 kami sekecil ini bisa menyerang desa-desa terpaksa balik ke desa dan menempati kristen. Mungkin karena mereka kesal barak-barak yang sudah ada. dengan temannya yang terluka, sehingga tidak melihat lagi yang penting Muslim. Saat pulang mulai timbul lagi gejolak- gejolak, mungkin karena pihak sebelah Posisi kami memang berbatasan langsung, merasa tidak puas, sehingga terjadilah antara kampung Muslim dan Kristen. konflik yang berkelanjutan, antara kampung Pada saat itu kampung-kampung Kristen serang menyerang. dijaga oleh tentara, sementara kampung Muslim dijaga oleh brimob atau polisi. Yang pertama diserang adalah Buyung Katedo, mengakibatkan 12 orang men- Sebenarnya memanasnya Poso, antara inggal, saat itu selasa pagi. Selang satu dua kelompok atau dua komunitas ini malam desa kami yang diserang lagi. sepertinya sudah tidak bisa lagi dibendung, Akhirnya terjadilah serang menyerang. sehingga sudah saling menyerang. Desa Saat terjadinya peristiwa itu kelompok atau kami yang pertama kali diserang. Dimana desa kami menyerang ke desa sebelah pada saat itu rencananya mereka mau (Kristen) yang dijaga oleh TNI. masuk kota tapi mereka tidak mampu menembus. Sehingga luapan kemarahan Saat penyerangan itu ada dua atau tiga itu disalurkan di desa kami. orang dari oknum tentara yang terluka. Subuh harinya kurang lebih jam tiga Saat itu saya dengan keluarga lari naik subuh saat kami sedang makan sahur, sampan / perahu. Kami lari hanya dengan tentara datang ke barak, turun dari mobil beberapa baju. Saya dengan tiga orang langsung mengamuk di sana. anak naik sampan menembus pinggir laut Toyado sampai daerah Tambu, Sausu, saya Saat itu yang terakhir makan sahur Papa tembus tiga hari tiga malam tidak makan. saya Hasim Toana, dia imam masjid, Tapi dengan pertolongan Allah sehingga dengan ada beberapa orang lainnya. kami masih bisa selamat sampai hari ini. Tentara yang datang dengan tiga mobil Dari sana kami diangkut oleh salah dan dua di antaranya mobil sampah. seorang tokoh dari Palu, Bapak Kyai Abd. Ada kurang lebih 20 -30 orang, langsung Karim Lamasitudju yang menolong kami mengamuk, ada orang yang ditembak di dari Sausu. tempat. Ada saudara saya, Imran, kami perkirakan sudah meninggal di tempat. Dia membawa kami ke daerah Tawaeli, di Tujuh orang lainnya termasuk bapak saya sana kami ditampung di rumahnya, bahkan juga sudah ditembak karena ada bercak kami sempat diberikan tanah. Tapi karena darah dan kacamata beliau tertinggal. kami merasa belum bertahan di sana, Kami berharap saat itu bahwa yang karena ada panggilan-panggilan pulang diambil ini akan dibawa ke Polres atau oleh pemerintah desa masing-masing, ke Kodim, sehingga keesokan harinya sebab ada barak sudah dibuat, kami kami mengecek bapak saya dan teman- 34 teman ini, ternyata tidak ada di sana. Salah seorang yang diambil ini bernama Kede berhasil selamat, dia muncul di seputaran Gebang Rejo.

Dia mengatakan bahwa dia lolos setelah dibuang ke Daerah Maliwuko Ranononcu oleh TNI. Besok harinya lagi, salah seorang dari teman yang diambil itu bernama Suaib, mayatnya hanyut di sungai, ditaruh di dalam karung dengan badan sudah terpotong-potong.

Dari delapan orang yang diambil, dua lolos dan tiga yang sudah ketahuan mayatnya, tinggal 3 lagi termasuk bapak saya yang sampai saat ini belum diketahui di mana kuburnya.

“Hendaklah ini menjadi sebuah pelajaranlah bagi mereka itu, bertindak yang wajar jangan sampai melakukan pengambilan paksa sekaligus melakukan pembunuhan, terhadap kita-kita ini yang tidak tahu persoalan.” 35

TANGGAPAN SAKSI AHLI Kasus Tanah Bohotokong Sulawesi Tengah

Oleh : Noer Fauzi Rahman Masyarakat menolak memberikan begitu (Direktur Sayogyo Institute) saja kepada perusahaan penerima HGU tersebut. Penolakan ini berhadapan dengan hak legal baru yang dipunyai agi saya Kasus Bohotokong adalah perusaahan ini oleh BPN. Masalahnya salah satu contoh bagaimana muncul ketika perusahaan-perusahaan Bkonflik agraria terjadi antara ini menggunakan kekerasan, intimidasi penduduk miskin pedesaan dengan dan manipulasi sedemikian rupa untuk badan-badan usaha dalam hal ini menghilangkan hak penduduk di atas perusahaan perkebunan. Dari informasi tanah tersebut. Satu kekeliruan yang yang saya peroleh, kasus Bohotokong terjadi ketika BPN mengasumsikan bahwa dimulai oleh pemberian Hak Guna di atas tanah-tanah yang diberikan HGU Usaha (HGU) oleh Badan Pertanahan tersebut tidak ada hak warga Negara. Nasional (BPN) pada tahun 1997 kepada perusahaan perkebuanan PT Saritama Asusmi ini keliru. Keliru karena kenyataan Abadi dan sejumlah individu. tidak demikian. Perusahaan yang mendapat HGU itu tentu akan berusaha agar hak- Masalah muncul karena dalam tanah- hak warga di dalam areal perkebunan tanah di lokasi HGU ini telah ada hak-hak itu hilang bahkan dianggap tidak sah penduduk sebelumnya, yang didapat bahkan kalau perlu dilaporkan sebagai dari proses penggarapan tanah yang pelaku kriminal, seperti yang terjadi dulu bekas hak-hak barat yang tidak dan dialami. lagi dipakai oleh pemerintah Indonesia. Sementara penduduk mereka berkeinginan Bekas hak barat ini berkenaan dengan agar HGU yang dipegang perusahaan- perkebunan masa lalu yang terlantar lalu perusahana baru itu dianggap tidak sah masayarakat menggarapnya. Masalahnya karena diberikan tanpa pesetujuan mereka pemberian HGU kepada perusaahan baru yang telah memiliki hak sebelumnya. pada 1997 membuat hak-hak warga yang Sepanjang waktu sejak 1997, para penduduk telah menggarap di tanah itu hilang. telah mengingatkan kewajiban Negara 36 untuk melindungi mereka dan untuk kesaksian mereka tidak akan pernah mengoreksi kekeliruan BPN memberikan melepaskan hak mereka, sebaliknya terus HGU pada perusahaan-perusahaan ini. menerus memperjuangkan bahwa hak ini hak mereka dan harus dilindungi oleh Hak Asasi Manusia akan melindungi hak badan-badan Negara termasuk BPN. warga Negara yang lemah. Ini adalah instrumen atau alat untuk melindungi Lebih dari itu, diperlukan satu cara baru mereka yang telah menjadi korban dari BPN menjalankan apa yang di dalam tindakan sewenang-wenang atau tindakan literatur dan kebijakan pertanahan disebut berdasarkan kewenangan dari badan land reform yaitu proses pengakuan hak pemerintahan seperti BPN. Adalah penduduk miskin untuk mendapatkan kewajiban Negara yang lebih luas untuk perlindungan dari Negara melalui melindungi mereka yang telah menjadi pemberian pengakuan hak-hak baru. korban akibat perlakuan BPN yang memberikan HGU atas tanah-tanah yang Ini penting untuk dijalankan dan ini membuat telah dihaki penduduk, meskipun mereka BPN menjadi bagian dari penyelesaian belum memiliki bukti-bukti formal. masalah dan bukan sebaliknya bagian yang menciptakan masalah. Bukti-bukti formal adalah masalah administrative, akan tetapi kenyataan mereka telah menduduki tanaha itu, menikmati hasil tanam tumbuhnya, itu Semoga kebenaran yang menunjukkan mereka memiliki hak atas akses yang telah mereka telah nikmati. disampaikan penduduk melalui kesaksian-kesaksian Dengan kesempatan testimoni atau kesaksian yang diberikan penduduk, mereka dapat dihargai saya berharap agar kesaksian penduduk dan perlindungan kepada tersebut diperlakukan sebagai suatu upaya memperlihatkan bahwa penduduk mereka dapat diberikan oleh memuliki hak atas tanah tersebut dan badan -badan pemerintah. terus menerus menolak melepas hak itu atas tanah-tanah yang oleh BPN diberikan HGU.

Penduduk memperjuangkan agar hak mereka dilindungi dan dipulihkan. Perlu ada upaya koreksi dari BPN pemberian HGU diatas tanah yang telah dihaki oleh penduduk dan terus diperjuangkan penduduk sebagai hak mereka. Penduduk Bohotokong seperti 37

gagal untuk memberi perlindungan hukum terhadap masyarakat, hingga hari ini hampir tidak ada upaya penye- lesaian hokum terhadap kasus-kasus pelanggaran kemanusiaan di tanah REFLEKSI MAJELIS air kami. WARGA 4. Betapa pahitnya realitas pelanggaran berat HAM yang terjadi pada masa lalu. Hal ini harus menjadi pelajaran untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Indonesia.

etelah mendengar kesaksian dari Beberapa bentuk kekerasan yang diderita para korban pelanggaran berat oleh masyarakat ternyata begitu bervariasi SHAM di Sulawesi Tengah yang telah dan sangat menyakitkan, antara lain: dilakukan pada hari ini: • Pembunuhan • Penghilangan paksa 1. Sejak pagi hingga sore hari kami semua • Wajib Lapor telah mendengar penderitaan yang • Kekerasan seksual terjadi pada saudara-saudara kami • Penyiksaan dan perlakuan tidak korban ’65, korban kasus Bohotokong, manusiawi dan korban konflik Poso. • Penangkapan dan penahanan 2. Kami juga mendengar bagaimana sewenang-wenang mereka pada akhirnya dapat bangkit • Perbudakan atau kerja paksa secara berani untuk dapat terus • Penyitaan sewenang-wenang menjalani kehidupan yang penuh atas tanah atau property lainnya tekanan. • Relokasi paksa 3. Kami juga mendapatkan kenyataan • Kehilangan pekerjaan, kesempatan bahwa betapa lemahnya posisi warga pendidikan, atau pensiun, karena masyarakat, di mana alat-alat Negara diskriminasi 38 Namun kami juga mendengar bagaimana Berdasarkan fakta-fakta tersebut kami keberanian para korban untuk menghadapi belajar bahwa betapa pentingnya ada derita yang berkepanjangan. Solidaritas perubahan yang mendasar pada masa yang muncul pada warga dan kelompok mendatang: masyarakat. 1. Betapa pentingnya perlindungan hukum oleh pemerintah, Hal ini menyiratkan bawa kami merupakan 2. Harus ada upaya penegakan hukum bangsa yang memiliki kekuatan untuk yang tegas pada masa mendatang. membangun kehidupan yang lebih Setiap warga harus diperlakukan sama baik pada masa mendatang. Terkait di muka hukum, tidak boleh ada lagi dengan pelanggaran berat HAM dan diskriminasi sehingga keadilan dapat tidak adanya perlindungan dari Negara dirasakan oleh setiap warga Negara, terhadap warganya, ada beberapa hal terutama para korban pelanggaran yang harus dicatat: HAM di Sulawesi Tengah, 3. Tidak boleh lagi ada warga Negara 1. Hilangnya rasa hormat terhadap yang dipenjara secara sewenang - martabat kemanusiaan, yang me- wenang, tanpa kejelasan salahnya, munculkan perilaku yang jauh dari tanpa pendampingan ahli hukum. keadaban, Setiap proses hukum harus dilakukan 2. Bahwa keinginan untuk berkuasa secara terbuka. dan melanggengkan kekuasaan, 4. Perlu ada upaya pemulihan bagi ambisi politik ekonomi dari para para korban, rehabilitasi nama baik, pemimpin telah menghancurkan serta kompensasi sesuai dengan jaminan perlindungan hukum kepada kemampuan yang ada. Untuk kasus masyarakat. ’65 harus ada upaya konkrit untuk 3. Tidak ada kemauan politik untuk segera melakukan rehabilitasi dalam menyelesaikan pelanggaran HAM pemberian kompensasi. masa lalu. 4. Lemahnya penegakan hukum yang Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih menyebabkan hilangnya kepercayaan yang mendalam kepada para Bapak / Ibu masyarakat terhadap upaya penegakan korban yang telah bersedia memberikan hukum di Negara ini. kesaksian. Juga kepada Pemerintahan Kota Palu dan Pemerintahan Daerah Sulawesi Tengah, Wassalam. 39

DENGAR KESAKSIAN III KUPANG 40

[Kesaksian Bendelina Kola Raga]

endelina Kola Raga, biasa disapa Nanawa / Oma Bende. Lahir SAYA MENYUKAI Bdi Sabu 20 Desember 1934. Ia PROGRAM PKI DAN menjadi simpatisan PKI karena partai 01 GERWANI ini memiliki program-program yang memajukan kehidupan masyarakat. Ia menjabat sebagai ketua Gerwani untuk wilayah Sabu Raijua, selain sebagai guru di SMP Negeri I di Sabu ketika ditangkap di Dermaga Seba sepulang dari Kupang, Desember 1965.

Saya dan suami bekerja sebagai guru di wilayah Sabu. Saya menjadi guru perempuan pertama di SMP Negeri 1 di Sabu pada tahun 1957, sedangkan suami saya termasuk dalam angkatan pertama di Sekolah Guru Bawah (SGB) di kota Sabu. Sebenarnya, sejak tahun 1961 saya telah diangkat menjadi PNS dan mendapat dua SK sekaligus, yaitu SK penempatan dan SK gaji berkala dari pemerintah Jakarta. Akan tetapi, kepala sekolah secara diam -diam memerintahkan untuk membuang SK saya dan saya baru mengetahuinya pada tahun 1963. 41 Saya dan suami mengenal PKI dari teman pukul 17.00 WITA, ditahan di kompleks saya yang juga guru, tinggal sekampung rumah sakit dan penjara Seba. Saya dengan kami. Saya menyukai program membawa bayi saya. Rambut saya dan PKI dan Gerwani karena program itu tahanan lain dipotong tak beraturan banyak menolong masyarakat Sabu. untuk mempermalukan kami. Setelah itu, kami menjalani kerja paksa tanpa diberi Saya menjadi ketua Gerwani tahun 1964- makanan dan dipaksa untuk memberikan 1965. Saya mengajak para perempuan Sabu jawaban tentang pembunuhan ketujuh untuk berjuang memajukan Indonesia. jenderal sekalipun kami tidak tahu Saya sedang berada di Kupang ketika menahu tentang itu. mendengar dari radio bahwa di Jakarta sedang terjadi peristiwa G30S. Keluarga Setelah ditahan sekian lama, kami saya di Sabu memberitahu saya untuk akhirnya dibebaskan, tapi diwajibkan tidak pulang dulu ke sana karena terjadi untuk lapor diri dan mengikuti pembinaan. kekacauan dan ada isu yang beredar Dengan bermodalkan SK yang ada, saya bahwa saya membawa bom di saku kemudian berkuliah di pendidikan guru celana panjang saya. Padahal saya jurusan bahasa Inggris di Kupang dan sedang di Kupang dan tidak memakai kembali ke Sabu setelah tamat tahun celana panjang karena itu dianggap 1970. Para guru lalu meminta saya haram bagi kami para perempuan. Saya mengajar di SMP Negeri Seba, sejak akhirnya pulang karena khawatir dengan 1972 hingga 1979, tapi hanya dibayar suami saya di sana. sebagai honorer. Saya berhenti dan memilih bertani untuk menghidupi diri Saya pulang Desember 1965 dalam dan kedua anak saya. Saya kehilangan keadaan hamil tua. Di dermaga Seba, pekerjaan dan suami tercinta. Tapi, saya saya melihat sudah ada massa yang tetap tegar menjalani tugas saya sebagai menunggu saya dan sedang menghajar seorang ibu. Berbagai upaya sudah saya seseorang yang saya kenal. lakukan untuk memperoleh hak saya sebagai guru PNS. Tetapi tidak berhasil. Mereka hendak menangkap saya tapi saya meminta aparat untuk mengizinkan Saya sangat berharap agar pemerintah saya berbicara kepada camat. Setelah bertindak dengan adil sesuai hukum saya berbicara kepada camat, saya yang berlaku. Saya juga berharap agar diperbolehkan pulang, tapi harus wajib masyarakat tidak main hakim sendiri lapor dan segera menyerahkan diri dalam menanggapi sebuah peristiwa. setelah saya melahirkan.

Pada tahun 1966, mereka menahan suami saya yang sampai sekarang tidak pernah kembali lagi. Saya tidak tahu dimana kuburannya. Setelah melahirkan, pada awal bulan Maret 1966 kira-kira 42

[Kesaksian Ferderika Bessie Sinlae]

erderika Bessie lahir di Oesao pada DIKUCILKAN tanggal 4 Juli 1948. Pada bulan PEMERINTAH, FNovember 1965, Ia dan suaminya TETANGGA DAN ditangkap dengan tuduhan sebagai 02 KELUARGA BESAR, anggota PKI dan Gerwani karena nama TAPI MASIH HIDUP suaminya ada dalam daftar penerima bantuan tanah dari pemerintah. Setelah pemeriksaan, diperbolehkan pulang, tetapi harus wajib lapor dan mengi- kuti upacara bendera setiap tanggal 17 Agustus. Karena peristiwa itu, mereka beserta anak-anak mereka dikucilkan oleh keluarga besar dan komunitasnya.

Pada bulan November 1965. Suami saya dipanggil oleh Barnemeng (kepala desa) dan ditanyai mengapa namanya ada dalam daftar penerima bantuan tanah dari pemerintah dan keterlibatannya dengan PKI.

Waktu itu memang ada pembagian tanah dari pemerintah untuk keluarga miskin termasuk suami saya. Padahal suami saya tidak tahu apa-apa mengenai PKI. Setelah itu, dia disuruh pulang tapi beberapa hari kemudian, disuruh kembali ke balai desa. 43 Di sana, telah ada banyak orang yang boleh keluar rumah. Kami dan tahanan ditahan dan diperintahkan menginap di lain diwajibkan untuk lapor diri dengan sana.Keesokan harinya, disuruh berlari maksud untuk memastikan bahwa kami mengelilingi Oesao dengan membawa tidak melakukan hal-hal yang dianggap papan bertuliskan “PKI” yang digantung berbahaya di dalam masyarakat. Kami di leher masing-masing. Sambil berlari, juga diwajibkan untuk mengikuti upacara harus menyanyikan lagu Nasakom. bendera setiap tanggal 17 Agustus hingga tahun 1980an. Banyak orang menontonnya. Setelah berlari, lalu dipaksa untuk bekerja. Setiap bulan Agustus, anak-anak kami Beberapa hari selanjutnya, mereka menyaksikan kami menjalani hukuman diperbolehkan kembali ke rumah pada yang seharusnya tidak kami terima. pagi hari, tetapi harus kembali ke balai Karena peristiwa itu, saya, suami dan desa untuk menginap pada malam harinya. anak-anak saya disebut sebagai sisa Saya juga dipanggil, dituduh sebagai PKI dan dikucilkan oleh pemerintah, anggota Gerwani. Saya menjawab tidak tetangga, bahkan keluarga besar kami tahu menahu tentang itu dan mereka sendiri. Saya pernah dicalonkan menjadi melepaskan saya. Pada Desember 1965, penatua, tapi jemaat mempertanyakannya tim pemeriksa yang terdiri dari tentara, karena saya dianggap PKI. Namun, karena Parkindo, dan PNI memeriksa tahanan kasih Tuhan saya bisa juga jadi penatua. yang ada di balai desa. Kami bersukacita karena ternyata ada yang masih menghargai kami. Mereka memegang daftar nama tahanan, tahanan yang ada namanya dalam daftar Kami terus bertahan hingga saat ini itu akan langsung dibawa ke Babau (di karena kami ingin menunjukkan bahwa kantor Camat) dan tidak kembali lagi. kami tidak bersalah. Kami berharap. Mereka biasanya dibawa pada malam Semoga tidak ada lagi saling tuding di hari. Tahanan yang namanya tidak ada dalam masyarakat dan keluarga karena dalam daftar, termasuk suami saya kesalahpahaman dan pemutarbalikan diperbolehkan pulang. Pembunuhan fakta oleh penguasa. Semoga tidak ada terakhir terjadi di awal bulan Februari lagi peristiwa seperti tahun 1965 agar 1966 di belakang rumah saya. Pada tahun-tahun depan bisa lebih baik lagi. malam itu, saya terus berdoa. Pada jam 8 pagi esok harinya, saya akhirnya bisa bertemu kembali dengan suami saya, tapi suami saya harus terus melaporkan diri dan tidak boleh keluar dari rumah.

Bila keluar rumah, ia akan dituduh berniat untuk berkompromi dengan komunis. Kami bingung bagaimana cara menghidupi diri karena suami tidak 44

ANAK PKI KOK BISA 03 JADI PENDETA?

[Kesaksian Konrad Penlaana] yang akan dilaksanakan di kampung kami, di Polibo, termasuk kegiatan PKI. endeta Konrad lahir di Polibo, kecamatan Kabola, kabupaten Alor Ketika banyak warganya ditangkap dan Ppada 4 Oktober 1962. Ia masih dibawa ke Kalabahi, Bapak ikut untuk berusia 3 tahun ketika ayahnya dibunuh membela para warganya yang banyak karena memberikan izin kepada PKI dibawa ke sana. Bapak akhirnya dianggap untuk menyelenggarakan kegiatan di sebagai anggota PKI dan turut dibunuh. kampungnya, di Polibo. Menariknya, Bapak Besar saya adalah Setelah kematian ayahnya, dia dan dua seorang tentara. Bapak besar memberitahu saudara laki-lakinya beserta ibunya kami bahwa Bapak sudah mati dibunuh, mengalami pengucilan dari masyarakat tapi menyuruh agar kami tidak menangis karena status ayahnya dianggap pendukung apalagi meratapi Bapak agar tidak ikut PKI. Pendeta Konrad juga mengalami ditangkap dan dibunuh. Mama disuruh kekerasan dari kakak ayahnya (bapak wajib lapor sejak kematian Bapak sampai besar) yang berprofesi sebagai tentara. saya SMA. Mereka terus mengalami diskriminasi hingga pendeta Konrad dewasa dan Mama dan orang-orang lain juga disuruh menamatkan pendidikannya. kerja paksa. Kepala Mama digunduli dan Mama juga dipukul dan diinjak di depan Saya masih berumur tiga tahun ketika mata kami. Bapak Besar sering datang Bapak saya, Thomas Penlaana, kepala ke kampung kami dengan seragam dan desa Polibo Alor, dibunuh tahun 1965. senjata lengkap dan memerintahkan saya, Saya sendiri bahkan tidak ingat seperti abang, dan adik saya untuk membawakan apa wajah Bapak saya. Mama saya, Tabita berbagai kebutuhannya yang terlalu Penlaana-Moubain, menceritakan kepada berat untuk anak seusia kami ke tangsi saya bahwa Bapak dibunuh karena, tentara di Kalabahi yang berjarak 17 km Bapak memberi izin bila ada kegiatan dari kampung. 45 Bapak Besar yang seharusnya melindungi Saya menjadi sedih dan sempat ragu untuk kami ternyata malah menyiksa kami. terus menjadi pendeta. Untungnya, ada Mama terus menguatkan kami anak pendeta senior, Pak Adang, menasehatkan, -anaknya dalam melewati masa-masa “Tidak selamanya satu sumber air berat itu. Mama adalah dukun terlatih mengalirkan air kotor semua.” Berkat di kampung kami. Jadi, sekalipun orang nasehat itu, saya bangkit kembali dan kampung membenci kami, mereka tetap semakin giat melayani sampai saat ini. datang kepada kami bila ada yang mau melahirkan.

Mama kami tetap menolong warga sekalipun mereka membenci kami. Menurut saya, orang-orang di sekitar “Saya dan keluarga saya kami jahat bukan karena mereka jahat, sangat berharap bisa tapi karena dipaksa oleh situasi. Pada waktu itu, kalau bergaul dengan orang- menemukan kuburan orang yang dituduh PKI, mereka juga akan ikut menjadi korban. Bapak. Kami sudah berusaha ke berbagai Mama mengajarkan untuk tidak melakukan balas dendam dan mendorong kami tempat dan pihak tetapi untuk bersekolah sebaik mungkin. gagal. Saya berharap Akhirnya kami semua menjadi pendeta. pemerintah bisa Setelah tamat SMA, saya ingin menjadi PNS tetapi rencana itu gagal, karena menunjukkan lokasi anak PKI tidak akan bisa menjadi PNS, penguburan Bapak saya harus mengganti nama dan marga. dan korban-korban PKI Mama bilang, bisa menghidupi dirinya lainnya.” dan kami anak-anaknya sekalipun Mama bukan PNS. Saya lalu memutuskan “Semoga pengalaman bekerja di kebun. Syukurlah, gereja kemudian menyekolahkan saya menjadi pahit yang saya rasakan pendeta pada tahun 1983. ini tidak pernah terulang

Saat saya menjadi vikaris suatu hari lagi di masa depan.” saya melihat ada coretan di dinding gereja bertuliskan “anak PKI kok bisa jadi pendeta / Pendeta anak PKI”. 46

DIMASUKAN KE DRUM, DIGULINGKAN 04 DI LERENG BUKIT

[Kesaksian Petrus Yohanes Neonleni] sebagai kepala PKI di Nunusunu padahal saya sama sekali tidak terlibat dengan etrus Yohanes Neonleni lahir PKI. Mereka kemudian membawa saya tahun 1932. Ia adalah korban ke Oe’o untuk menjemput seseorang Ppenyiksaan militer atas tuduhan yang juga dituduh terlibat PKI. sebagai anggota PKI. Saat itu, ia menjabat sebagai temukung besar di Nunusunu Setibanya di Oe’o, saya dan orang yang yang membawahi enam temukung dituduh itu dipukul dengan rotan, ditendang, kecil, yaitu wilayah Nunusunu, Kita, dan diinjak-injak di rumahnya. Kami Fauthani, Na’tane, Kiufatu, dan Toineke. lalu dibawa ke Pob (sekarang menjadi Ia ditangkap oleh polisi dan sejak itu, kantor desa Nunusunu), Nunu’tili dan ia terus-menerus mendapatkan ber- ke Oehani, tapi tidak diberi makanan bagai bentuk penyiksaan. Karena tidak sedikitpun. ditemukan bukti keterlibatan dengan PKI, Polisi akhirnya membebaskan Di sepanjang perjalanan saya disuruh Peterus. Pada Akhir Maret 2014, Petrus berlari sambil memikul kepala kuda akhirnya meninggal dunia karena usia yang ditunggangi oleh seorang polisi yang sudah tua. dan polisi itu sesekali memukuli kepala saya dengan rotan. Selesai menamatkan pendidikan di Sekolah Rakyat di So’e, saya mengikuti pendidikan Di Oehani, saya dipukul di bagian dada guru jumat. Setelah itu, kembali ke dan perut diinjak-injak dengan sepatu. kampung saya di Nunusunu dan menjadi Kemudian dimasukkan ke dalam drum kepala desa (temukung besar) pada dan digulingkan menuruni gunung. tahun 1965. Saya mendapat kabar bahwa polisi mencari saya. Ketika saya bertemu Sampai di bawah, saya disuruh keluar, dengan rombongan polisi berkuda di kali memikul drum ke atas gunung, dan Noma, saya langsung dilempari batu, disuruh masuk ke dalam drum untuk dipukul, dan ditendang. Saya dituduh digulingkan kembali, berulang-ulang 47 hingga 12 kali sampai merasa gelap dan Kami ditahan di pos polisi Panite lebih dunia seakan berputar-putar. Lalu dibawa dari seminggu. Kami disuruh memintal ke los, dipukul, ditendang. Saya disuruh tali dari heknak setiap hari hinga larut berdiri di atas bangku, tangan diikat di malam. Mereka beberapa kali memeriksa belakang dan talinya digantungkan ke saya tapi saya tetap tidak terbukti terlibat tiang di atap. PKI. Malam sebelum saya dibebaskan, kami disuruh untuk mengerjakan satu Mereka menendang bangku tempat saya gulungan besar sampai keesokan siangnya. berdiri dan saya tergantung di sana. Setelah selesai, saya dan orang-orang Kira-kira sejam kemudian diturunkan dan lain yang terbukti tidak terlibat kemudian disuruh duduk bersila di lumpur di tengah dikembalikan ke kampung. hujan yang sangat lebat. Setelah hujan berhenti, kami melanjutkan perjalanan ke Noemuka dan saya disuruh berendam di dalam lumpur selama hampir sejam.

Keesokan paginya, melanjutkan perjalanan ke Panite dan di sepanjang perjalanan, saya kembali disuruh memikul kepala kuda dan polisi yang menunggangi kuda “Keluarga saya membuat itu terus memukuli kepala saya hingga darah saya terus keluar sepanjang syukuran atas kepulangan perjalanan. saya dan menetapkan

Sesampainya di Panite di sore hari, saya tanggal kebebasan saya, 17 dan orang lain yang dituduh terlibat Februari, sebagai tanggal dengan PKI dipukuli, ditendang dan dada serta perut kami diinjak-injak. lahir saya yang baru.” Setelah itu, saya disuruh berdiri di tiang bendera dan kemudian kaki, pinggang, dan leher saya diikatkan dengan tiang bendera. Ikatan itu baru dilepaskan di subuh hari dan mereka membiarkan saya tidur di pinggir rumah pos polisi.

Saya baru diberi makan hari itu, dua hari setelah saya ditangkap. Saat itu, saya sudah tidak mampu lagi untuk makan sendiri sehingga saya harus disuapi oleh seseorang yang membawa makanan bagi kami. 48

[Kesaksian Rade Christian]

bu Rade bekerja sebagai guru di salah satu Kecamatan-Kabupaten Sumba SAYA MENYAKSIKAN Timur ketika tragedi 1965 terjadi. Ibu POLISI MEMASUKAN I Rade ditangkap dalam peristiwa G 30 ALU KE MULUT AYAH S, yang dikaitkan dengan pemberian Topi Pemuda Rakyat kepadanya, yang ia tolak, didalam sebuah upacara pada bulan Mei 1965.

Ia kemudian ditahan sekaligus saksi mata tindakan penyiksaan oleh tentara Indonesia terhadap para tahanan, ter- masuk ayahnya sendiri. Dia dianggap simpatisan PKI, ayahnya ditahan karena anggota BTI, sementara ibunya dituduh sebagai anggota Gerwani. Ibu Rade dibebaskan namun stigma PKI tetap melekat di dirinya sehingga dikenakan siasat gereja.

Saya menjadi guru pada tahun 1965. Pada tanggal 20 Mei 1965, saya di- tunjuk oleh kantor Mendikbud untuk menghadiri acara musyawarah pemuda yang diadakan pemerintah. Di sana, saya mendapat tempat duduk di bagian ormas PKI padahal saya bukan anggota 49 PKI. Mereka tiba-tiba menaruh topi setiap kali mereka berusaha untuk bertuliskan Pemuda Rakyat di kepala memeriksa saya di luar kantor. saya. Saya terkejut dan membuang topi itu karena saya tidak tahu apa itu Saat saya di sana, tim pemeriksa dari Pemuda Rakyat. Karena topi itu, saya provinsi datang dan jam 11 malam saya dianggap sebagai anggota PKI. dibawa ke kantor jaksa (tempat penam- pungan orang yang akan dieksekusi). Saya ditahan oleh polisi dan dibawa ke Saya ditinggal dengan seorang perwira. kantor Polsek Melolo yang berjarak Perwira itu menawari saya kopi dan sekitar 60 km dari Waingapu. Ayah dan menyuruh saya meminumnya agar saya ibu saya ditangkap dan ditahan. tidak dituduh sebagai PKI.

Saya menyaksikan ayah saya disiksa Saya menurut karena takut. Perwira oleh polisi dengan memasukkan alu itu kemudian mencoba memerkosa (alat penumbuk padi) ke mulut ayah saya saya tapi saya berhasil menolak, tetapi sampai gigi ayah saya patah dan ayah seorang teman saya diperkosa oleh polisi terpaksa dirawat di Puskesmas Melolo. lain. Kami kemudian dikembalikan ke Rumah kami juga dibakar sehingga penginapan dan setelah itu dibebaskan. adik-adik saya harus diungsikan ke Waingapu, tinggal dengan saudara. Teman saya itu kemudian bunuh diri karena merasa malu, padahal sebelum Para pemuda berencana membunuh penangkapan itu, dia akan segera menikah. saya karena mendengar isu bahwa saya Ayah dan ibu juga akhirnya dibebaskan adalah anggota PKI. Untunglah, para tapi kami akhirnya menumpang di rumah polisi selalu sigap mengamankan saya saudara karena rumah kami sudah tidak sehingga para pemuda itu tidak bisa ada lagi. menangkap saya. Saya dibawa ke asrama polisi dan tidak diijinkan kemana-mana. Saya dikenakan siasat gereja oleh Gereja Kristen Sumba. Saya berharap gereja Selama di sana, saya tidak disuruh kerja, tidak lagi menetapkan siasat gereja dan tapi saya menyaksikan bagaimana para menyisihkan kami para korban. Semoga tahanan lain disiksa dan disuruh kerja kita bisa mawas diri dan hidup bersama paksa. Sekitar jam 11 malam, saya dibawa dalam kerukunan. keluar oleh seorang polisi dengan alasan akan ada pertemuan. Tetapi, ternyata teman saya mencoba memerkosa saya tapi saya berhasil melawan dan saya kembali dibawa ke asrama. Saya lalu dibawa ke Waingapu tapi di sana tidak ada tahanan perempuan sehingga saya dipindahkan ke tempat lain. Saya punya firasat buruk sehingga saya menolak 50

[Kesaksian Dorkas Nyake Wiwi]

orkas Nyake Wiwi lahir di Ledeke pada 29 Desember 1985. Ia adalah Danak Libertina Nyake Wiwi korban TIDAK IKUT KB, AKAN penerapan kebijakan susuk KB di wilayah DIPAKSA TENTARA 06 Sabu-Raijua Ia menyaksikan penderitaan yang dialami ibunya hingga ibunya meninggal pada tahun 2003 setelah ibunya menggunakan alat kontrasepsi bawah kulit pada tahun 1992 atas perintah pemerintah.

Program Keluara Berencana (KB) mulai dilaksanakan di kabupaten Sabu-Raijua sejak tahun 1992. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan dijalankan melalui Puskesmas. Pada waktu itu, semua ibu yang punya anak lebih dari dua diwajibkan mengikuti program KB. Bila menolak, maka akan dipaksa oleh tentara. Susuk KB itu dimasukkan di bawah kulit di lengan atas, bentuknya sebesar korek api. Susuk KB itu dipasang seperti kipas dengan lima buah kapsul sesuai lama waktu KB.

Pada tahun 1994, mama mulai mengalami nyeri kepala hingga berujung pada 51 sakit kepala yang hebat, badan kram Upaya ini hampir tidak berhasil tapi seperti digigit kalajengking, demam yang karena bapak punya relasi dengan berkepanjangan, kehilangan nafsu makan, pihak Puskesmas, susuk itu berhasil ketegangan urat dan yang paling parah dikeluarkan. Setelah itu, kami berharap mengalami perdarahan dari vagina terus mama bisa pulih. Tiap hari mama mesti menerus berbentuk gumpalan seperti bergumul dengan darah-darah itu sampai hati ayam setiap hari. Makin lama perut mama meninggal tahun 2010. mama semakin membesar. Ketika mama meninggal, saya waktu Darah yang keluar terlalu banyak itu sedang sekolah SMA di Momomere sampai pembalut tidak cukup untuk dan saya baru mengetahuinya dua menahannya sehingga kami akhirnya hari setelah pemakaman. Saya sangat hanya membiarkannya mengalir di atas sedih tapi saya melihat itu sebagai cara kain yang mama pakai. Setiap sore, pembebasan mama dari penyakit yang mama selalu demam dan badannya dideritanya selama ini. menggigil, dan urat-uratnya menegang sehingga kami anak-anaknya harus Sebenarnya bukan mama saja yang memijat seluruh tubuh mama dengan mengalami hal itu karena banyak ibu-ibu menggunakan minyak tapi tidak berhasil. di kampung juga mengalami hal itu. Semula kami berpikir bahwa itu adalah Kami mengupayakan cara-cara tradisional penyakit yang alami. untuk menambah darah mama. Daging hati kambing dan hati anjing yang dimasak Tapi setelah saya mempelajarinya, setengah matang dan air kelapa muda saya menyimpulkan peristiwa tersebut selalu dicari untuk dikonsumsi oleh sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan almarhumah. Kami juga beberapa kali karena itu dilakukan secara sistematis membawa mama ke dokter umum, tetapi dan meluas. Ketika itu terjadi, tidak ada karena keterbatasan biaya, mama tidak orang yang mau menyediakan hati dan bisa dirawat di Rumah Sakit ataupun telinganya untuk ibu-ibu yang menderita. mendapatkan penanganan dokter spesialis.

Awalnya, kami mengira mama mengalami sakit biasa, tapi ternyata hampir semua ibu yg mengalami susuk KB menderita sakit yang sama dengan gejala yang sama. Kami akhirnya berkesimpulan bahwa mama sakit karena susuk KB. Kami akhirnya membawa mama ke puskesmas, tapi mereka menolak untuk mengeluarkan susuk dengan alasan mantri yang memasangnya sudah dimutasi. 52

PENGUNGSI TIMOR TIMUR BERTAHAN 07 DENGAN BERTANAM UBI

[Kesaksian Filomena]

ilomena menjadi pengungsi Timor Timur yang hingga kini berada di Ftempat pengungsian di wilayah “Kami akhirnya hidup Kupang bersama dengan pengungsi lain. Mereka berada di sana sejak pindah dari dengan bertani di kebun Timor Timur tahun 1999 lalu. Hingga orang untuk bisa membiayai kini, ia belum bisa bertemu dengan anak laki-lakinya yang terpisah ketika kehidupan kami dan uang mereka mengungsi ke Kupang. sekolah anak-anak kami. Pada tahun 1999, penduduk Timor Kami menanam ubi untuk Timur yang pro-Indonesia dipaksa untuk mengungsi ke wilayah Indonesia. Oleh menjadi makanan kami.” karena itu, pada tanggal 16 September 1999 kami datang ke Kupang.

Akan tetapi, anak laki-laki saya yang bernama Selestino tidak ikut karena kami tidak tahu keberadaannya ketika kami hendak mengungsi.

Sampai sekarang saya belum per- nah bertemu dengannya. Sesampai di Tuapukan, pemerintah memberi kami beras. Akan tetapi, sejak tahun 2002, kami tidak lagi mendapatkan bantuan beras sampai sekarang. 53

[Kesaksian Olandina Da Silva Ximenes]

landina Dasilva Ximenes adalah isteri tentara Indonesia berpangkat PENGUNGSI TIMOR sersan yang meninggal sewaktu TIMUR, BEKAS ISTERI O bertugas pada tahun 1996. Karena sta- TNI, DIBENCI ORANG 08 tusnya itu, ia menjadi korban pengucilan masyarakat Timor-Timur di kampungnya, Ossu. Ia terpaksa mengungsi ke Kupang bersama dengan dua anaknya. Ia menjadi terpisah dengan ketiga anaknya yang lain yang masih tinggal di Dili. Hingga kini, ia masih tinggal di kamp pengungsian bersama dengan pengungsi lain.

Awalnya, saya tinggal di Ossu bersama 2 anak saya yang masih kecil. Suami saya yang tentara terbunuh pada tahun 1999. Sejak kematian suami, saya merasa tidak aman sepanjang malam. Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya saya mengikuti saran kakak saya untuk pergi mengungsi ke Timor Barat.

Saya hanya membawa dua anak saya karena tiga anak yang lain masih ber- sekolah di Dili. 54 Sepanjang perjalanan, saya mendengar Saya sudah dua kali pergi ke Dili sejak baku tembak di sana-sini. Pada malam mengungsi untuk menemui anak-anak kami tiba di Viqueque, ada baku tembak saya, tetapi saya sangat takut pergi ke lagi. Kami belum makan sejak dari Ossu. Ossu ada banyak orang yang membenci Setelah dua hari di sana, kami berangkat saya karena mendiang suami saya adalah ke pelabuhan Teasu dan di sana juga tentara Indonesia. baku tembak terdengar di sana-sini.

Kami sampai di pelabuhan Kupang jam tujuh pagi tapi baru sekitar jam sepuluh ada pasukan yang menjemput kami. Kami kemudian dipisahkan antara keluarga tentara dengan bukan keluarga tentara. “Saya ingin sekali memiliki Sampai di kamp pengungsian, kami tidak rumah dan tanah sendiri di menemukan apa-apa selain pohon duri, sementara kami juga tidak membawa Kupang, bisa menyekolahkan apa-apa untuk mengungsi. Kami hanya anak perempuan saya punya mantel yang kami pinjam dari seseorang di perjalanan. sampai sarjana dan bisa

Pemerintah memberikan bantuan beras mendapatkan modal untuk kepada kami para pengungsi. Satu kepala mengembangkan usaha keluarga (KK) hanya mendapat 5-10 kilo beras saja. Pada tahun 2002, pemerintah tenun saya.” sudah menghentikan bantuan beras itu.

Saya akhirnya menenun untuk bisa menghidupi diri dan anak-anak saya. Pada tahun 2002, berkat bantuan PMI, saya mengetahui bahwa dua anak saya masih hidup dan diasuh oleh kakak perempuan saya sedangkan seorang lagi yang tinggal di Kesusteran Ossu sudah meninggal karena sakit. 55

[Kesaksian Aleta Ba’un]

leta Ba’un korban kekerasan penolakan eksploitasi gunung BATU MARMER Anjaf-Nausus, gunung yang DIJARAH, WARGA A dianggap suci oleh masyarakat adat MORO AKAN TIDAK 09BERARTI LAGI setempat. Aksinya bersama temannya yang lain dimulai tahun 2000an. Akibatnya ia mendapat banyak ancaman dan kekerasan dari preman-preman dan investor. Aksinya membuahkan hasil karena ada penangguhan pelaksanaan proyek tersebut sejak 18 Agustus 2000.

Pada tahun 1956 pertambangan batu marmer dimulai di empat lokasi di gunung Anjaf-Nausus, wilayah Mollo. Pemerintah daerah aktif mempromosikannya untuk menari investor. Siapa yang melawan proyek ini mengalami kesulitan hidup, diancam bahkan mendapat tindakan kekerasan dari preman dan investor.

Pemerintah tidak peduli dengan arti penting dan sakral gunung Anjaf-Nausus bagi penduduk lokal. Itu juga menjadi tempat kami melakukan penyembahan untuk memohon hujan dan kesuburan tanah, serta memperoleh nasehat dari 56 para leluhur. Secara geologis, dua puncak Saya dan teman-teman lalu mencabut gunung itu termasuk dalam sejumlah gugatan itu. Berbagai ancaman lain kami gunung yang “mengikat tanah” sehingga alami sehingga harus menyembunyikan mencegah erosi dan melindungi ratusan diri, saya tidak berani pulang ke rumah, mata air sebagai asal-usul berbagai karena mereka akan melempari rumah sungai besar di Timor Barat. kami dengam batu kalau kami kelihatan di rumah. Anak-anak dan suami saya Selain itu, batu-batu yang ada di gunung pindahkan ke tempat lain. Anjaf-Nausus memiliki nilai budaya tinggi bagi warga Mollo. Mereka menggunakan Saya dan warga lain terus bertahan untuk marga dari nama-nama batu. Bila batu bisa mengeluarkan perusahaan marmer di gunung Anjaf-Nausus habis, maka dari tanah Mollo dan membangkitkan marga warga Mollo sudah tidak berarti kembali struktur sosial-budaya tradisional lagi. Surat izin pertambangan pertama untuk melindungi lingkungan hidup. keluar pada pertengahan Desember 1997, tetapi saya dan warga dari tiga Kami melakukan dua belas kali pertemuan suku, berhasil menutup pertambangan untuk mengkonsolidasikan para pemimpin itu pada bulan Agustus 1998. budaya kami dan berdemonstrasi. Namun, pengorbanan ini tidak sia-sia karena Ternyata, pada bulan Mei 1999, pertam- pertambangan itu akhirnya dihentikan bangan mulai dibuka lagi setelah ada Gubernur pada tanggal 18 Agustus 2000. persetujuan tertulis antara perusahaan Bekas lokasi pertambangan akhirnya pertambangan dengan pemerintah kabu- kami gunakan sebagai pusat belajar dan paten. Sejak saat itu,terjadi pengerusakan kami mengadakan festival peringatan alam dan lingkungan kehidupan kami setiap tahun. secara menyeluruh. Pesan saya yang paling utama kepada Karena kami menolak pertambangan pemerintah provinsi maupun daerah. tersebut maka kami mendapat ancaman Orang membangun kota bukan dengan penghilangan nyawa dan berbagai pertambangan tapi dengan hasil bumi. kekerasan dan penghinaan di depan Ingatlah bahwa bumi itu adalah tubuh umum yang disaksikan oleh hakim, manusia yang tidak bisa diperjualbelikan. jaksa dan polisi yang tidak melakukan Karena gubernur tidak bisa menciptakan pencegahan. Polisi hanya menyuruh tanah, jadi jangan jual tanah kepada saya melaporkan kejadian itu ke kantor investor. Untuk generasi mendatang, polisi tapi saya menolak karena yang saya jangan jadi penjual kampung sendiri. butuhkan tanah, bukan laporan. Karena Terakhir, silahkan jual apa yang bisa kejadian itu, orang tua saya menyuruh kita buat dan jangan jual apa yang tidak saya untuk mencabut gugatan itu. bisa kita buat. 57

TANGGAPAN SAKSI AHLI Dengar Kesaksian Kupang

Pola Kekerasan dan Impunitas dalam kasus Pelanggaran HAM

Berat di NTT sejak 1965-2005 untuk mengikuti jejak para penyintas dan membiarkan diri saya dibebaskan oleh Oleh : Pater John Mansford Prior, SVD kebenaran, oleh pelurusan sejarah, oleh ( Pusat Penelitian Agama dan Kebudayaan pengakuan bahwa kepahitan dan air mata, Candraditya Wairklau - Maumere ) daya tahan dan keyakinan pribadi para penyintas telah menguntungkan saya endengar kisah-kisah dari para penyintas dan masyarakat NTT pada umumnya tadi, Ibu Bendelina, Ibu Ferderika, Ibu selama ini. MMigelina, Bapa Thomas Penlaana, Mama Tabita, Ibu Rade, dan Bapa Petrus Yohanes Selama ini kita di NTT hidup dalam mitos Neonleni yang menjadi sasaran kekerasan pada palsu karena kemajuan kita berakar tahun 1965-1966, Ibu Libertina korban proyek dalam sejarah yang berlumuran darah. keluarga berencana, Ibu Aleta Ba’un korban pembela gunung pelindung alam nan sakral, Kita menikmati hasil penipuan dan dan Ibu Therezina Monteiro, Ibu Filomena, dan Ibu Olandina yang menjadi korban berakhirnya pembelokan sejarah karena kita tidak masa pendudukan di Timor Timur, reaksi saya mau menerima bahwa Orde militer satu-satunya ialah berdiam diri, membungkam. Soeharto-Golkar itu (1965/1966/1967- 1998) berdiri di atas kaki yang keras Saya juga turut kena virus amnesia sejarah. lagi kejam dan hingga sekarang belum Para penyintas tadi telah menembus merasa harus bertanggung jawab atas kabut amnesia yang menguntungkan salah satu pembantaian terbesar selama kami-kami ini. Kini dalam diri saya timbul abad ke-20. Dan rejim yang biadab itu rasa bersalah, juga rasa frustasi dan bertahan selama tiga puluhan tahun marah, bercampur rasa tak berdaya. karena aksi-aksi teror yang bersusulan.

Tapi semua perasaan itu harus saya Di mulut kita mengucapkan nama Tuhan lewati. Kisah-kisah tadi mengajak saya yang Maha Esa, sedangkan nilai-nilai 58 yang kita hayati secara pribadi, di dalam yang kurang kita perhatikan selama ini lingkungan keluarga, pun di dalam jemaat karena bersifat sistemik seperti seksisme beriman dan masyarakat pada umumnya, dan ketidakadilan gender. diambil dari mitos, struktur, dan sistem Akibat kekerasan itu adalah bahwa kemasyarakatan yang ditawar-paksakan para ibu dan bapa penyintas kehilangan oleh kaum penguasa yang sungguh kejam. kehormatan dalam masyarakat, dijauhi dan disingkirkan oleh keluarga sendiri, Apa kata-kata ini terlalu ekstrim? Coba kita oleh kenalan, dan warga sekampung. menelusuri ati dari kosakata “kekerasan” Malah tak jarang dikutuk oleh pimpinan dan “terorisme”. gereja. Jadi, kekerasan membawa “kematian sosial” yang bisa membawa Kekerasan derita yang lebih parah dari penyakit Lingkup makna kata “kekerasan” jauh fisik yang kronis. melampaui kesakitan fisik. Kekerasan menyangkut kekuatan fisik, bahasa kasar, Tapi, dalam penghematan saya, kata kemarahan, dan yang lebih penting lagi, “kekerasan” belum mengungkapkan apa pembatasan kebebasan yang dipaksakan. yang dialami oleh para ibu dan bapak penyintas tadi. Yang mereka derita tidak Kekerasan menggempur orang secara lain adalah terorisme negara. psikologis, meremehkan, merusak, dan mende-personalisasikan pihak lain. Jadi, Terorisme dan Terorisme Negara “kekerasan” adalah tindakan apapun, Walau belum ada satu definisi “terorisme” baik terucap atau tidak, baik lisan atau yang dapat diterima oleh semua pihak, tertulis, baik fisik atau psikologis, baik definisi Bruce Hoffman menggambarkan secara aktif atau pasif, baik di depan apa yang baru kita dengar dari para umum atau secara tersembunyi, baik ibu dan bapak penyintas tadi. Bruce secara perorangan atau institusional, menandaskan, baik pelakunya manusia atau dewa / malaikat / yang ilahi, baik seberapa hebat Terorisme adalah usaha yang menciptakan intensitasnya, yang mencela, melanggar, dan memanfaatkan rasa takut secara menghina, melukai, menstigmatisasi, sengaja melalui kekerasan, atau anca- atau membunuh. man kekerasan, untuk mencapai tujuan politik tertentu. Tadi para ibu dan bapa mengisahkan bentuk-bentuk kekerasan yang amat terbuka, Setiap aksi teror menyangkut kekerasan juga bentuk-bentuk yang terselubung; atau ancaman kekerasan. Terorisme ada yang terjadi di tengah masyarakat, terbentuk sekian lama sehingga ber- lainnya di dalam rumah tangga, juga di dampak pada psikologis orang secara tengah jemaat beriman. mendalam, dan jauh melampaui kalangan para korban langsung ataupun tujuan Boleh jadi, ada bentuk-bentuk kekerasan sempit serangan teror itu sendiri. 59 Tujuannya adalah menanamkan rasa mempertahankan tanduk kekuasaan takut dalam jiwa dan batin para korban negara sekian lama. dan dengan demikian mengintimidasi Pada tahun-tahun berikutnya, sistem seluruh masyarakat dan pendapat umum. teror dimanfaatkan oleh rejim Soeharto Terorisme memiliki banyak pola untuk sebagai alat pemerintahan. bisa membangun kekuasaan dimana kuasanya belum ada atau mengkonsoli- Rejim itu berusaha memaksakan kontrol dasikan kekuasaan dimana kekuasaannya total atas masyarakat, bukan hanya melalui masih lemah. repelita pembangunan ekonomi yang tersentralisasi, tapi juga menguasai cara Melalui berita dan isu yang disebarluaskan kita berpikir, sejarah kita; malah fungsi oleh aksi-aksi kekerasan itu, kaum agama - agama pada umumnya tunduk teroris mencari peluang, pengaruh dan pada kekuasaan dan ikut menghalalkan kuasa yang belum mereka miliki untuk rejim secara ritual. memajukan perubahan politik yang dikehendakinya. Demi menjalankan relasi dengan badan - badan internasional seperti Bank Dunia Pengalaman pahit yang dikisahkan tadi dan Dana Moneter Internasional, jumlah tidak lain adalah cerita tentang terorisme anak dari tiap-tiap keluarga dibatasi secara negara. Sasaran aksi teror negara pada paksa dan dengan metode - metode KB tahun 1965-1966 itu adalah seluruh yang belum diizinkan di dunia Barat, para lapisan masyarakat NTT dan bagi kaum ibu menjadi kelinci percobaan. Salah penindas, sasaran itu lebih penting satu akibatnya sudah kita dengar tadi. daripada nasib para korban langsung. Setelah PKI diberantas “sampai ke Para korban diperalat untuk tujuan akar-akarnya”, rejim menciptakan politik: pemerintah Soeharto hendak “musuh potensial”, “bahaya laten PKI” menghilangkan generasi pertama yang dan “organisasi tanpa bentuk”. Kita terdidik, angkatan cendekiawan pertama diformat untuk saling mencurigai, saling NTT yang bersifat kritis – guru, kepala melapor. Salah satu keberhasilan rejim desa, pendeta, anggota majelis jemaat. Soeharto-Golkar itu adalah membuat masyarakat saling tidak percaya hingga Kepala dari semua kekuatan pembaru- sekarang. progresif dipenggal – reformasi tanah dihentikan, demokrasi dijinakkan, feodalisme Atomisasi Masyarkat NTT ditegakkan kembali. Kita juga tahu bahwa aksi teror negara di bawah komando angkatan bersenjata Dan kekerasan kaum terorisme negara pada tahun 1965-1966 itu dilaksanakan berhasil: seluruh lapisan masyarakat oleh masyarakat setempat. diintimidasi selama puluhan tahun. Hanya dengan demikian, angkatan bersenjata dapat mengambil alih dan 60 Tentara melibatkan hampir semua tersebut ditindak di luar jalur hukum, organisasi massa dalam aksi pembunuhan malah dianggap melanggar hukum, dan penyiksaan massal itu: partai politik, bersalah, berdosa , orang kriminal. organisasi pemuda termasuk pemuda Kristen, Katolik, dan Islam. Tidak ada pihak Stigma PKI dan GERWANI dianggap yang tidak diikutsertakan supaya mulut cukup untuk menyeret para korban ke kita semua dibungkam dan masyarakat luar jalur hukum, dan alasan kuat untuk kita diatomisasi (dipecah-belah), tidak dijauhi oleh keluarga dan masyarakat dapat membela diri, tidak berdaya, rapuh. umum. Martabat para korban dan penyintas dilukai, mereka mengalami Karena semua unsur dilibatkan, maka proses dehumanisasi, dan karena itu semua pihak bungkam dan kita mengalami mudah dilecehkan. amnesia dan menghapus masa teror itu dari ingatan kolektif. Para penyintas Kekerasan Budaya NTT harus menderita sendiri. Kita dibiusi oleh intimidasi dan rasa takut. Tapi, strategi dan siasat itu tidak mungkin Dan rejim Soeharto dengan kendaraan berhasil kalau tidak ada sesuatu dalam politiknya, Golkar, berhasil. Justru krisis diri kita, dalam budaya kita, malah dalam moneter pada tahun 1997, dan bukannya bentuk agama kita, yang memungkinkan, kebangkitan nurani sosial, yang akhirnya malah membenarkan proses itu. menumbangkan rejim itu. Pertama, lingkup-lingkup budaya NTT Stigmatisasi bersifat sangat homogen-konformis. Sulit jika kita disuruh menyiksa atau Kita sulit menerima pluralisme. membunuh sesama manusia. Para Orang yang berpikiran lain disingkirkan dan korban harus di-dehumanisasikan dulu, sering merantau ke luar dari genggaman diobjekkan, di-PKI-kan, di-GERWANI-kan, kultur kampung yang feodal. dibinatangkan, baru dapat diikat, diejek, dipukul, didera, dicincang “benda-benda” Dan justru unsur-unsur reaksioner-feodal itu. Para korban dipermalukan, para itu yang menjadi mitra rejim Soeharto. penyintas dianggap tidak punya etika Diyakini bahwa norma-norma keluarga atau moralitas, khususnya anggota dan lingkup budaya lokal terancam GERWANI yang distigmatisasi sebagai oleh kehadiran “virus” PKI yang harus pelacur jalanan. Kehadiran para korban diberantas “sampai ke akar-akarnya”. dan penyintas kekerasan 1965/1966 mencemarkan keluarga, masyarakat, Dan ada benarnya: GERWANI membentuk dan Gereja. perempuan mandiri, bukan perempuan submisif, sementara PKI memperjuangkan Walau PKI dan GERWANI adalah organisasi reformasi tanah yang mengancam posisi massa yang sah, legal, terdaftar, siapa saja kaum tuan tanah dan seluruh hierarki yang dituduh menjadi anggota organisasi penguasa. Kedua, keluarga-keluarga kita 61 terikat oleh sedertan ritus dan kebiasaan perempuan dianggap makhluk inferior. menyangkut peralihan penting (kelahiran, perkawinan, kematian). Keluar dari ikatan Keempat, anak-anak muda sedang adat keluarga hampir-hampir tidak bisa melepaskan diri dari akar budaya lokal, dibayangkan. Sekalipun ada paman yang dan jika mereka tidak punya pekerjaan merampas tanah dari keluarga korban yang tetap dan jelas, mereka terombang 1965/1966, sulit bagi keluarga korban - ambing tanpa status yang pasti dan untuk menuntut keadilan. masa depan yang jelas pula.

Kita merasa aman dalam ikatan keluarga, Generasi “mengambang” ini mudah kita merasa bersalah jika keluar dari diperalat oleh pihak yang hendak me- situ. Karena itu, semua korban dan manipulasi mereka, melibatkan mereka penyintas kekerasan negara seharusnya dalam aksi-aksi kekerasan. Menjadi “merasa bersalah”. Kisah para korban “pahlawan sehari” dapat, untuk sementara, dan penyintas “mengancam” harmoni memulihkan rasa harga diri kaum muda dan kekompakan keluarga; terpaksa laki-laki yang sudah luntur. mereka berdiam diri. Kelima, rasanya “laki-laki” dalam budaya Ketiga, budaya-budaya kita bersifat - budaya NTT mesti bersifat “jantan”, patriakal, berpusat pada laki-laki. Sampai kuat, harus dapat mengendalikan situasi, kini kelompok narapidana terbesar dalam siap membela keluarga, kampung, lembaga-lembaga kemasyarakatan dan tanah, dan jika perlu dengan kekerasan. rumah-rumah tahanan NTT adalah kaum Jika tidak balas-membalas, itu bukan pria yang dihukum karena pelanggaran laki-laki. Apakah kita bisa merumuskan moral, alias salah satu jenis pelecehan kembali makna laki-laki yang pantang seksual. Dan ini belum terhitung kekerasan kekerasan? Sepertinya kita harus mulai dalam rumah tangga. dari awal.

GERWANI yang membekali perempuan Jika kita hendak membangun sebuah Indonesia agar mampu tampil selaku warga masyarakat yang pantang kekerasan, negara yang aktif-terlibat, dihancurkan kita harus membongkar akar-akar dan diganti dengan Dharma Wanita, terdalam dalam budaya-budaya NTT organisasi wajib yang menjinakkan yang mengizinkan laki-laki menguasai para ibu pegawai dan pejabat dengan dan memperlakukan perempuan dengan pelatihan memasak dan model-model sewenang-wenang, yaitu ketidakadilan baru untuk mempercantik diri. Kita dan diskriminasi gender. mundur seratus tahun.

Sepertinya ada asumsi bahwa laki-laki harus membimbing dan menguasai kaum perempuan karena pada kodratnya lebih superior dan dengan sendirinya, 62

Untuk itu, sikap, keyakinan, dan Budaya kekerasan akan terus berlangsung sampai status dan pemberdayaan norma tradisional, baik dalam perempuan ditingkatkan. Artinya, kultur maupun agama, harus mayoritas perempuan harus tamat paling tidak sekolah menengah, umur diputar balikkan karena bukan menikah dan kelahiran anak pertama hanya individu yang memeras, supaya ditunda, peran sertanya dalam ekonomi dan politik dan pengambilan melainkan juga struktur sosial, keputusan ditingkatkan dalam segala pola budaya, sistem politik aspek kehidupan. dan ekonomi yang kejam yang seakan-akan “menggenggam” kita anggota - anggotanya. 63

Di NTT, kekerasan dan represi terjadi dalam bentuk yang berbeda-beda: per- ampasan sumber daya alam, pemaksaan KB, dan pemindahan paksa pasca jajak REFLEKSI MAJELIS pendapat di Timor-Leste tahun 1999. Budaya impunitas memungkinkan pelaku WARGA tidak harus mempertanggungjawabkan Dengar Kesaksian Kupang perbuatannya hingga sekarang.

Dalam acara Dengar Kesaksian, kita mendengarkan cerita 11 orang korban dan penyintas. Ini hanya sebuah titik air ada acara Dengar Kesaksian dalam lautan pelanggaran yang terjadi Kupang, 27 April 2013 di aula di NTT dan di Indonesia umumnya. PFakultas Teologi UKAW Oesapa, kita memasang telinga dan membuka Tragedi 1965 hati — mendengarkan pelanggaran demi pelanggaran, kekerasan demi kekerasan, Kita mendengar cerita bagaimana keluarga yang dialami masyarakat di NTT. harus bertahan pada saat bapak, mama, kakak, om mengalami pembunuhan, Peristiwa G30S di Jakarta pada tahun 1965 penghilangan, dan penahanan sewenang berbuntut panjang dan meluas sampai ke - wenang tanpa melalui proses peradilan. seluruh pelosok tanah air. Ada sebuah Penahanan tidak hanya terjadi pada mata rantai komando yang mengakibatkan tahun 1965-1966 bahkan terjadi pada penderitaan dan kerugian yang luar biasa tahun 1975-1978. bagi anggota PKI maupun yang dituduh memiliki kaitan dengan partai tersebut. Ada anak-anak yang ayahnya dihilangkan, Pola kekerasan, represi, dan impunitas dan harus mengalami kekerasan dan yang terjadi pada 1965/1966 oleh negara diskriminasi dalam keluarga besar, terhadap masyarakat sipil berlanjut pada gereja, dan masyarakat,sedangkan ibunya dekade-dekade berikutnya. 64 harus menjalankan kerja paksa dan wajib Akibat kekerasan yang meluas yang lapor. Ada guru yang diberhentikan, terjadi pada masa jajak pendapat, para ditahan, dan sebagian bahkan dibunuh. korban mengalami pemindahan paksa Ada orang yang mengalami perlakuan dan perlakuan tidak manusiawi yang tidak manusiawi seperti ‘lari papan’. merendahkan martabat kemanusiaan. Namun, di tengah cerita-cerita pender- Ada perempuan yang saat ditahan itaan, kita juga mendengar bagaimana secara sewenang-wenang mengalami korban bertahan. Kisah-kisah perjuangan kekerasan seksual dari aparat negara. memberi inspirasi. Tindakan-tindakan Ada kepala kampung yang mengalami mereka mencerminkan keberanian, penyiksaan keji oleh polisi. kreativitas untuk merawat kehidupan, spiritualitas, dan solidaritas masyarakat. Bukan hanya korban, melainkan juga anggota keluarganya mengalami sindiran, peminggiran dan diskriminasi sosial. Hingga hari ini, sebagian besar keluarga masih mengalami trauma dan tidak mau menceritakan pengalaman mereka.

Kekerasan dalam Konflik Sumber Daya Alam

Kita juga mendengar cerita mengenai pertambangan marmer di Mollo Utara yang merusak sumber daya alam dan penyitaan sewenang-wenang atas tanah masyarakat adat.

Pemaksaan Keluarga Berencana (KB)

Kita diingatkan pada sebuah situasi di mana tentara dilibatkan dalam urusan pemasangan kontrasepsi.

Kekerasan 1999 terkait Pengungsi Timor Leste

Kita mendengar kesaksian dari saudari- saudari kita korban kekerasan 1999 yang menjadi pengungsi dari Timor-Leste. 65 REKOMENDASI

A. Pemerintah Nasional dan Lokal

Pemerintah perlu mendengarkan suara 6. Komnas HAM, Komnas Perempuan korban dan mengakui kejahatan yang dan LPSK segera menjalankan terjadi serta membuat komitmen untuk kewajibannya terkait perlindungan, mengambil langkah-langkah pemulihan, advokasi dan pemulihan bagi korban. termasuk penghentian kekerasan dan B. Lembaga-Lembaga Agama diskriminasi bagi korban/penyintas dan anggota keluarganya. 1. Lembaga-lembaga agama perlu memeriksa diri dan mengakui ket- 1. Pemerintah berkewajiban untuk erlibatannya dalam kekerasan baik menegakkan hak-hak korban ter- ketika lembaga-lembaga agama masuk pemulihan/reparasi dengan diam terhadap kekerasan itu maupun merehabilitasi nama baik, memberikan saat lembaga-lembaga agama turut gaji, pensiun, pelayanan kesehatan, melakukannya. dan hak sipil lainnya. 2. Lembaga-lembaga agama sebagai 2. Pemerintah daerah, provinsi dan bagian dari masyarakat sipil harus kabupaten membuat memorialisasi membuka ruang dengar kesaksian atas tragedi 1965, khususnya di situs- dan aspirasi para korban agar dapat situs pembantaian, agar menguatkan membantu proses penyembuhan. ingatan untuk mencegah pengulangan. 3. Lembaga-lembaga agama berkewajiban 3. Pemerintah berkewajiban menyusun untuk memfasilitasi rekonsiliasi di kembali kurikulum sejarah terkait dalam masyarakat dan menunjukkan tragedi 1965 yang mewakili perspektif keberpihakan pada korban. korban dalam rangka pengungkapan 4. Lembaga-lembaga agama membuat kebenaran. memorialisasi atas tragedi-tragedi 4. Dalam penerapan program KB, kemanusiaan di NTT agar menguatkan pemerintah menjamin hak-hak ingatan untuk mencegah pengulangan. perempuan untuk menerima atau menolak berdasarkan informasi yang memadai. Pemerintah juga perlu menyediakan infrastruktur medis yang mampu menunjang program KB yang dipromosikannya. 5. Pemerintah dan pengusaha jangan terus menjual batu, tanah dan sumber daya alam di NTT. Bumi adalah ibu. Jangan menghancurkan tubuh ibu, apalagi menjualnya. 66 C. Masyarakat Sipil

1. Masyarakat sipil harus terus mengumpulkan kesaksian-kesaksian korban di NTT untuk disatukan dengan kesaksian lainnya di Indonesia sehingga semakin banyak kebenaran terungkap dan terjadi perubahan di masa depan. 2. Masyarakat sipil berkewajiban untuk menciptakan ruang bagi pendidikan sejarah dari perspektif korban bagi seluruh warga. 3. Masyarakat harus mengakui kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dalam konflik masa lalu dan menghapus praktek-praktek kekerasan terhadap perempuan serta mendorong upaya pemulihan. 4. Masyarakat membuat memorialisasi atas tragedi-tragedi kemanusiaan di NTT agar menguatkan ingatan untuk mencegah pengulangan. 5. Masyarakat dapat memanfaatkan tradisi lokal dalam memfasilitasi rekonsiliasi di dalam masyarakat. Rekomendasi-rekomendasi di atas bertujuan agar kekerasan dan pelang- garan HAM masa lalu itu tidak pernah berulang lagi. Jangan lagi: Kaisa Nai (bahasa Meto), To’o Ona (Tetun), B’ole Tao Ri (Sabu), Woi Panene Ei (Alor), Abi Dika (Sumba-Anakalang).

Kupang, 27 April 2013 Majelis Warga: 1. Romo Leo Mali 2. Pendeta Mery Kolimon 3. Bapak Hendrik Boenga 4. Pendeta Paoina Bara Pa 5. Pendeta Yetty Leyloh 6. Galuh Wandita 67 68

DENGAR KESAKSIAN IV

* Untuk kepentingan keamanan narasumber maka identitas seluruh narasumber yang memberi kesaksian dalam acara dengar kesaksian di Aceh tidak ditampilkan dalam laporan ini 69 70 Mereka membawa ayah dan dua adik saya sampai sekarang tidak pernah kembali. Tentara kembali datang menemui saya ketika saya berada di gubuk kecil di kebun. Mereka bertanya tentang keberadaan TENTARA MEMASUKKAN suami saya sambil menunjukkan KTPnya. PISTOL KE TELINGA 01 KANAN KIRI SAYA Melihat itu, anak saya berkata kepada saya, “Mak, tolong ambil adik karena ayah mau diambil dan Komandan akan naik ke Gampong.” Saya mengambil anak saya dan menggendongnya dengan aya adalah janda dan memiliki harapan mereka tidak akan memaksa empat orang anak. Saat ini saya saya untuk ikut dengan mereka. Akan Smenghidupi keluarga dengan tetapi, mereka malah merusak gubuk bekerja sebagai petani dan buruh tani. kami, membuang semua barang ke Almarhum suami saya lahir pada tahun lantai, dan kemudian pergi. 1946 dan meninggal tak lama setelah dia dipulangkan oleh tentara dalam Saya lalu pulang ke rumah, bertemu kondisi sakit dan tidak bisa berjalan dengan ibu dan beberapa orang sedang setelah ditahan untuk sekian lama di berdiri di depan rumah. Tentara yang tadi Tanjung Gusta, Medan. datang ke kebun, datang ke rumah lalu membawa saya ke kantor Polsek dan Pada bulan puasa tahun 1990, tentara mempertemukan saya dengan orang mencari suami saya. Lalu dibawanya ke yang mereka tembak di kebun tadi siang. kantor Koramil. Tapi suami saya berhasil melarikan diri ke hutan. Mereka menyuruh saya untuk mengakui laki-laki itu sebagai suami saya, tetapi Pada malam harinya, tentara mendatangi saya menolak karena itu bukan suami rumah saya untuk mencari suami saya. saya. Tentara yang lain sedang menyiksa Mereka lalu mengambil paksa ayam-ayam laki-laki itu. piaraan kami. Pada hari keempat perayaan hari Idul Fitri pada bulan September Mereka menyiram tubuhnya dengan air 1990, tentara kembali datang ke rumah terus-menerus dan dia berada dalam saya dan menuduh saya sebagai istri kondisi jongkok. Mereka lalu menyiksa dari wakil GPK. Mereka juga menuduh saya juga pada jam 8 malam di hari ayah saya sebagai ketua GPK karena pertama. Mereka memasukkan pistol ayah memiliki nama yang sama dengan ke telinga kanan dan kiri saya, lalu nama ketua GPK, yaitu Prang. Nama mengarahkan pistol itu ke tengkuk saya Ayah Abdullah Prang karena dulu ikut dan mengancam akan menembak saya. berperang melawan DI/TII. mereka mendudukkan saya di kursi dan mengikat tangan dan kaki saya ke arah 71 belakang. Saat itu saya sedang hamil delapan bulan, tetapi mereka memukul punggung saya dengan gagang senjata dan menumbuk punggung saya sambil mengatakan agar jangan ada lagi anak GPK yang lahir. Seorang polisi bernama Ahmad Rawa kemudian menyelamatkan saya karena mengenal ayah saya.

Dia mengatakan kepada tentara yang menyiksa saya tadi untuk tidak menyiksa saya lagi, menyentuh saya pun tidak boleh.

Mereka lalu tidak menyiksa saya lagi dan mulai memperlakukan saya dengan baik: mereka menyediakan tempat tidur di kamar dengan tikar dan memberikan lampu minyak sebagai penerangan. Lima belas hari menjelang melahirkan saya “Namun begitu, saya masih dikembalikan ke rumah sehingga saya berharap pemerintah bisa melahirkan di rumah. mau memperhatikan Suami saya ditangkap oleh tentara ketika saya ditahan. Dia kemudian ditahan di anak - anak saya agar penjara Tanjung Gusta, jalan Gaperta mereka bisa melanjutkan Medan. Di sana dia mendapat siksaaan yang berat. sekolah mereka, bisa mendapatkan pekerjaan Dia direndam di kolam lintah dan siksaan terus dilakukan tentara kepadanya selama nantinya sehingga hidup dua bulan. Dia baru dibawa pulang ke rumah setelah ada MoU. mereka bisa lebih baik lagi. Saya juga berharap Kondisinya sangat menyedihkan, dengan badan lemah dan tidak bisa berjalan untuk bisa mendapatkan dengan normal. Akhirnya meninggal modal usaha.” pada tahun 2012. Hingga kini, pemerintah tidak memberikan bantuan apapun kepada kami. 72 menyuruh saya untuk pergi mengantarkan anak-anak saya ke rumah saudara dan kemudian kembali lagi ke sana.

MONCONG SENJATA Sesampainya di Rumoh Geudong, tentara MEREKA MASUKKAN KE menyuruh saya untuk melihat ke hala- 02 KEMALUAN SAYA man rumah tersebut dan ternyata di sana sudah ada sesosok jenasah yang ditutup dengan daun pisang. Perasaan saya sangat yakin bahwa itu tidak lain adalah mayat suami saya yang pasti sudah mereka tembak. aya seorang janda bekerja sebagai petani. Saya mendapat siksaan Ternyata benar, mereka sudah men- Sdari tentara karena suami saya embaknya di pagi hari tadi. Mereka menjadi anggota GAM. Pada tanggal 25 menyuruh saya untuk melihatnya dari September 1990, saya sedang berada jauh saja, tidak boleh mendekat ke mayat di kebun mencari pisang untuk dijual tersebut. Kemudian mereka menanyai bersama dua anak saya. Tiba-tiba pada saya tentang keberadaan suami saya jam 11 siang, kami mendengar suara dan apa yang saya ketahui tentang GPK. tembakan. Saya menjawab bahwa saya tidak tahu kemana perginya suami saya, karena Saat itu kami tidak tahu bahwa orang dia tidak bilang-bilang dia kalau pergi. yang ditembak itu adalah suami saya. Kami langsung bergegas pulang dan Saya juga mengatakan bahwa mereka di perjalanan, saya bertemu dengan yang lebih tahu dan saya tidak ada urusan geuchik dan dia memberitahu bahwa dengan GPK. Mereka marah mendengar saya dicari oleh tentara untuk dibawa jawaban saya. Mereka menelanjangi ke Rumah Geudong. saya. Rambut disiram bensin, mereka mau membakar saya hidup-hidup, kata Tentara kemudian membawa saya ke mereka. Mereka menyuruh saya berdiri Rumah Geudong dengan kedua anak di depan sebuah cermin dan kemudian saya karena mereka tidak bisa dititipkan memakaikan topi koboi jelek di atas di tetangga dan mereka juga tidak mau kepala saya. dititipkan di rumah geuchik. Dalam kondisi telanjang, mereka menyuruh Sesampainya di Rumah Geudong, tentara saya untuk melihat diri saya di depan memberikan kue kepada anak-anak cermin dan mereka mengambil pisau saya dan membawa kami naik ke dalam. belati, meletakannya di kuping saya. Sesampainya di rumah, tentara menan- Mereka menyuruh saya tidur terlentang yakan keberadaan suami saya dan saya dan memasukkan moncong pistol pendek menjawab tidak tahu. Mereka kemudian ke mulut saya, sedangkan moncong 73 senjata laras panjang mereka masuk- Satu bulan setelah meninggal suami, kan ke dalam kemaluan saya. Ketika saya melahirkan anak yang ketiga, itu, barulah tentara memberitahukan sekarang umurnya sudah 23 tahun. bahwa suami saya sudah meniggal dan Kebun peninggalan suami saya sewakan jenasahnya ada di bawah tadi. kepada orang untuk membayar biaya melahirkan. Mereka lalu menarik saya agar berdiri dan memasang tali jerat di leher saya Saya ingin hidup tenang dan damai. Saya sebanyak dua potongan tali nilon. Yang ingin bisa menebus kebun yang dulu satu diarahkan ke depan dan satunya digadaikan, dan mendapat modal usaha. lagi diarahkan ke belakang. Mereka mengatakan akan menggantung saya.

Mereka menyuruh saya berjalan. Ketika saya berjalan, tali penjerat leher ditarik “Saya berharap kepada oleh mereka: ketika saya berjalan lambat pemerintah agar kami tali ditarik ke depan dan ketika saya berjalan cepat tali ditarik ke belakang, yang miskin - miskin dan begitu seterusnya sampai saya tiba di tempat gantungan. ini, diperhatikan dan agar pemerintah jangan Dengan kondisi telanjang dan dijerat leher, mereka mengarak-arak saya sampai mengulang keliling ruangan dan para tentara yang kembali segala bentuk lain menyaksikan saya. Itu sangat men- yakitkan hati saya. kekerasan, penganiayaan

Mereka lalu menggantung saya beberapa terhadap masyarakat.” saat dan setelah itu membawa saya lagi ke dalam. Keesokan harinya, saya disuruh pulang dengan berjalan kaki padahal kondisi saya sangat lemah. Saya hanya segera menjemput anak-anak saya dari rumah saudara

Rumah sangat berantakan dan ada bekas pemandian mayat suami saya. Pada malam harinya, tentara tidak membolehkan orang-orang datang ke rumah kami untuk melakukan kenduri untuk suami saya. 74 GAM . Pada saat itu, saya disuruh duduk sambil memangku anak, lalu dipukul dengan kabel listrik berukuran besar hingga mengenai anak saya. Juga, saya ENAM BULAN pernah dipukul memakai rotan sebesar DITAHAN TANPA pergelangan tangan. 03 DIBERI MAKAN Selama 6 bulan ditahan di Pos Jiem-Jiem ini, tidak pernah diberi makan. Dari pagi hingga sore hari, saya diperbolehkan mencari makan sendiri di sekitar kampung tempat ditahan. Setiap hari saya harus aya janda, petani di Pidie, alamarhum meminta belas kasihan orang untuk bisa suami saya dulu sebagai pemotong menjadi buruh upahan di sawah-sawah Skayu di hutan. Ia salah seorang mereka agar saya bisa membeli makan pejuang Aceh Merdeka. untuk saya dan anak saya. Sementara itu, anak-anak saya yang lain tinggal Suatu hari pada tahun 1989, suami saya sama ibu saya. Anak pertama saya, pergi dengan membawa mesin pemotong perempuan, terpaksa tidak saya akui kayu dan tidak pernah lagi pulang. Sejak sebagai anak saya karena saya takut itu, beberapa tentara selalu datang untuk dia akan dibawa dan disakiti oleh aparat menangkap dan menahan saya. tentara. Dia terpaksa saya akui sebagai anak adik saya. Mereka mengatakan bahwa suami saya adalah pemberontak dan menuduh bahwa Pada tahun 1990, saya kembali ditangkap saya membiayai suami saya padahal saya dan dibawa ke Rumah Geudong bersama sendiri tidak tahu dimana keberadaan dengan tiga orang anak saya karena suami saya. tidak ada yang menjaga mereka.

Saya dan anak saya yang berumur 1,5 Saya ditahan selama dua malam dan tahun ditahan pertama kali pada tahun selalu ditanyai tentang keberadaan suami 1989. Saya dibawa ke Pos Cot Tunong di saya padahal saya sudah berulangkali Glumbang Tiga, Pidie, tanpa diberi makan. mengatakan saya sama sekali tidak tahu Saya lalu dilepaskan, tetapi setelah dia berada dimana. penangkapan itu, saya berulangkali ditangkap-ditahan-dilepaskan oleh Pada penangkapan selanjutnya, saya tentara dengan tuduhan yang sama. dibawa ke SD di kampung saya yang Masih dalam tahun 1989, saya dibawa lagi sudah mereka jadikan sebagai pos oleh tentara ke pos militer di Jiem-Jiem, militer. Keponakan laki-laki saya yang Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten bernama Junaidi ikut ditangkap juga Pidie. Di pos militer ini, saya diinterogasi, dipukul sampai memar berat dan harus tentang siapa yang menjadi anggota dibawa ke mantri untuk berobat. Saya 75 juga pernah dibawa ke Jimjim bersama Tentara terus mengawasi saya di sana anak saya yang saat itu masih duduk dan melarang saya untuk pulang ke di kelas 3 SD. Selama di sana, tentara Pidie sehingga saya harus tinggal di memukuli dan meliliti tubuh saya dengan sana selama setahun dan wajib melapor kabel. Lima bulan setelah dilepaskan, ke pos militer selama empat bulan. saya ditahan kembali di Jiem jiem dan Sekalipun suami saya sudah meninggal, seringkali dipukuli dengan bambu. saya masih saja ditangkap oleh tentara pada tahun 2003 karena mereka menuduh Setelah enam bulan ditahan di sana, saya memberi makan orang-orang GAM. saya dibawa lagi ke Rumah Geudong Saya juga tidak diperbolehkan pulang dan ditahan, tentara mengikat tangan ke rumah selama setahun. dan kaki saya, lalu menyetrum jempol kaki saya. Saya ditelanjangi dan dipaksa untuk duduk bersanding dengan laki-laki lain dan dinikahkan dengan dia. “Saya sudah cukup menderita. Setelah itu, saya dipaksa menjadi tukang Saya berharap supaya tidak masak bagi tentara. Anak saya juga dibawa ke Rumah Geudong dan ditahan ada lagi kerusuhan di Aceh. di sana selama tiga hari. Dia juga sempat disetrum oleh tentara. Jangan ada lagi keributan di sini. Saya juga berharap Pada tahun 1995, saya dibawa ke Rancung, Lhokseumawe dan diinterogasi lagi semoga anak bungsu saya yang di sana. Setelah itu, pada tahun 1997 laki - laki segera mendapat saya ditangkap lagi dan dibawa ke pos di Lung Putu. Selama di sana, saya pekerjaan yang lebih baik. Dia dilarang ke luar pos, bahkan ke pasar pun tidak boleh. Saat ditahan di sana, sudah lulus SMA dan sekarang ibu saya meninggal dunia, tetapi tentara hanya bekerja sebagai petani tidak memperbolehkan saya ke rumah melihat jenazah ibu saya. untuk membantu saya.”

Saya sempat merasakan sedikit kebahagian pada saat reformasi pada tahun 1998 karena saya sudah bisa berkumpul bersama keluarga dan suami saya. Ketika konflik kembali terjadi tahun 1999, saya dibawa ke Panteu Breuh dan dipaksa tinggal di rumah yang ada di dekat pos. 76 itu saya tidak tahu apa arti dibalik kata “dibasmi” itu.

Seminggu kemudian, ada orang yang SAYA HANYA INGIN mengantar baju abang saya yang sudah MELANJUTKAN HIDUP 04 DENGAN TENANG berdarah-darah ke kantor Koramil dan DAN DAMAI tentara yang ada di sana menyuruh saya untuk datang ke sana.

Sampai di kantor Koramil, mereka memperlihatkan baju itu dan mengatakan bahwa itu adalah baju kiriman abang ada tahun 1990, saya tinggal di saya. Saya lalu bertanya kepada mereka tempat saudara di daerah Grugok kenapa baju ini berdarah-darah dan Pkarena kedua orangtua saya sudah dimana abang saya, tetapi mereka tidak meninggal. Waktu itu, saya mendapat menjawab. kabar dari teman Sabahwa Mu’in, bahwa abang angkat saya, ditangkap dan Mereka hanya berkata kepada saya dibawa oleh tentara ke kantor Koramil agar tidak lagi menanyakan keberadaan Geureugok. Saya bersama kakak ipar abang saya karena saya sudah mendapat saya [istri abang angkat], segera pergi ke bajunya. Mereka lalu menyuruh saya sana untuk mencari abang angkat saya. untuk mengambil baju itu. Sejak saat Sampai di sana, kami diinterogasi dan itu sampai sekarang, saya tidak tahu dituduh sebagai keluarga anggota GAM. keberadaan abang dan kakak ipar saya karena mereka tidak pernah pulang. Mereka tidak membolehkan saya bertemu dengan abang angkat saya sekalipun Saya sempat berurusan kembali dengan pada waktu itu, saya mendengar suara tentara pada tahun 2003. Saat itu saya minta tolong dari abang saya. Ketika saya sedang hamil dan sedang mengambil ingin ke ruangan dimana abang angkat daun pisang di belakang rumah. Tiba-tiba saya ditahan, anggota Koramil memukul tiga orang tentara mendatangi rumah saya dengan senjata dan menyepak saya saya sedangkan beberapa tentara yang sampai saya terjatuh. lain hanya berdiri jauh.

Mereka lalu menangkap kakak ipar Ketiga tentara itu lalu menodongkan saya dan menahannya. Saya disuruh senjatanya ke saya dan bertanya untuk pulang sendirian. Sore harinya, saya apa daun pisang yang saya ambil itu; apa kembali menjenguk abang dan kakak untuk bungkus nasi GAM. Saya menjawab ipar saya di kantor Koramil, tetapi saya bukan karena itu adalah untuk pepes tidak bisa menemui mereka. Tentara ikan. Mereka lalu masuk ke rumah dan berkata kepada saya, “Adiknya juga GPK melihat bahwa saya menyiapkan ikan tidak boleh hidup, harus dibasmi.” Saat teri untuk dipepes. 77 Saya heran kenapa setiap pekerjaan yang kami lakukan itu mereka curigai dan bisa membuat kami menjadi korban kalau salah menjawab. Saya kembali mengalami kekerasan dari tentara pada tahun 2003.Waktu itu tentara masuk ke rumah saya untuk mencari suami saya. Ketika tentara menemukan suami saya, mereka memukul dia. Pada waktu itu sedang terjadi penyisiran besar-besaran di kampung kami.

Ada kontak senjata yang terjadi sehingga semua orang disuruh tiarap, merangkak, dan berkumpul di lapangan untuk kemudian ditanyai tentang GAM. Waktu itu saya sedang hamil delapan bulan dengan perut yang sudah besar, tetapi tentara memaksa saya untuk juga tiarap hingga perut saya menyentuh tanah. Saya sudah menjelaskan kondisi saya, tetapi tetap menyuruh tiarap dan diam. “Saya hanya ingin saya Ketika melahirkan, bidan yang membantu saya mengatakan bahwa kaki anak saya bisa melanjutkan hidup sedikit cacat, bukanlah cacat bawaan lahir, melainkan cacat yang baru. Saya pikir dengan tenang dan cacat itu terjadi sewaktu saya disuruh damai.” tiarap oleh tentara. Saya melakukan pengobatan rutin terhadap kaki anak saya sehingga kakinya bisa kembali normal.

Saya berharap agar konflik ini jangan terjadi lagi di masa depan supaya kami bisa mencari nafkah dengan tenang karena selama ini perhatian pemerintah sangat kurang bagi kami para korban konflik. 78 Rambe. Rumah kami sudah rusak parah sehingga harus dibangun kembali, tak ada barang yang tersisa. SIKSAAN TENTARA Pada waktu itu, suami saya masih tinggal MEMBUAT SUAMI 05 MARAH DAN di Gampong untuk mencari nafkah karena MEMUKULI SAYA di Alue Rambe sudah tidak aman lagi, tetapi dia kemudian dituduh sebagai pelarian GAM.

Suatu hari, saat saya dan suami sedang bekerja di ladang, kami dipukul dan aya mempunyai tiga orang anak dan diikat di bawah pohon pinang oleh sekarang tinggal di Alue Rambe tentara. Setelah itu mereka membawa Ssambil merawat cucu karena pergi suami saya, sedangkan saya orangtuanya sudah bercerai. Sehari-hari disuruh pergi ke Blang Ara ke Gedung saya bekerja sebagai buruh tani untuk SGI. Sesampainya di Gedung SGI, saya menghidupi keluarga. melihat bahwa suami saya sedang berada di depan gedung SGI. Peristiwa kekerasan yang saya alami terjadi ketika ada ditemukan senjata Tiba-tiba saya ditarik ke belakang kantor untuk pertama kali di Buloh Blang Ara SGI oleh tentara dan mereka mengancam pada tahun 1990. Pada waktu itu, saya akan menyetrum saya. Mereka sudah sedang pulang kampung di Tanah Pasir saya ditodong dengan senjata dan saya karena saya mendapat kabar bahwa dipukul dengan sapu. anak saya jatuh ke sungai. Ketika saya Pada tahun 2002, tentara menangkap pergi, para tentara masuk ke kampung suami saya lagi dan membawanya ke Alue Rambe dan menangkap 12 orang Koramil. Saya mengikutinya. laki-laki. Di sana kami disiksa: saya didudukkan di Rumah-rumah sudah diobrak-abrik oleh kursi, lalu kaki saya disetrum. Beberapa tentara. Geuchik (kepala desa) melarang hari kemudian, rumah kami kembali saya pulang ke Alue Rambe dan menetap diobrak-abrik tentara. Pada tahun 2003, di Tanah Pasir selama tiga tahun. suami saya disuruh lagi pergi ke pos SGI.

Suatu hari ketika saya masih berada Saya mengantar suami saya karena dia di Tanah Pasir, tentara memukul anak tidak berani pergi sendirian. Di sana, saya saya di kebun ketika dia akan mengikuti dipaksa untuk mengakui bahwa suami kegiatan pramuka. Melihat itu, saya saya adalah anggota GAM. Tentara itu membela anak saya, tetapi tentara itu mengatakan akan memberikan uang Rp. ikut memukul saya juga. 500.000 kepada saya jika saya mengakui Pada tahun 1995 saya kembali ke Alue suami saya GAM. Saya lalu disiksa karena 79

tidak mau mengakui itu. Suami saya diterimanya. Sekarang, saya berharap juga disiksa sampai dia menderita lupa bisa hidup tenang, bisa tetap sehat untuk ingatan dan mengalami trauma berat. bisa mencari nafkah.

Pada tahun 2004, rumah saya kembali Saya juga harus menghidupi satu orang cucu dihancurkan tentara. Saya heran kenapa saya yang ditinggal ibunya yang menjadi kami beserta rumah kami dan warga- TKW di Malaysia. Saya senantiasa berdoa warga lain menjadi sasaran kalau yang agar pemerintah dapat memperhatikan tentara cari itu adalah anggota GAM. kami mengingat selama ini kami tidak Kami sudah berulangkali mengatakan mendapat perhatian yang layak sebagai kalau kami bukanlah anggota GAM, korban. Kami hanya mendapat pembagian tetapi mereka tidak juga percaya. Mereka jatah saat lebaran setahun sekali dan juga sering mempengaruhi warga dan itupun dari pribadi GAM. anak-anak untuk mengatakan bahwa suami saya, adalah anggota GAM. Kami mendapat satu botol sirup, gula satu kilogram dan uang Rp 50.000.-. Ini Kalau untuk anak-anak, mereka sering tidak sebanding dengan penderitaan yang mengiming-imingkan uang, sedangkan sudah kami alami selama bertahun- untuk orang dewasa, mereka berjanji akan tahun. Saya juga berharap saya bisa memberikan uang Rp 500.000 kepada mendapatkan modal usaha agar bisa warga yang mengakui bahwa suami saya melanjutkan hidup. adalah anggota GAM. Para warga tetap mengatakan kalau suami saya bukanlah anggota GAM. Suami saya dulu sering disiksa tentara: Siksaan itu membuat suami saya menjadi sering marah dan saya menjadi sasaran pukulannya.

Saya pikir sikap suami saya yang sekarang ini adalah dampak penyiksaan yang 80 kakinya diikat dan ditindih, lehernya dipotong hanya tinggal kulit sedikit, dan seluruh tubuhnya dihujam peluru.

SUAMI DISIKSA Saya harus memandikan dan menguburkan DAN DIGOROK, jenasah suami saya sendirian karena 06 UANGPUN DIAMBIL hanya ada tiga orang di sana dan tidak ada satupun yang mau membantu. Ini sangat menyakitkan hati saya.

Tiga hari kemudian, saya pulang ke kampung Sigli karena saya tidak berani aya menikah dua kali. Suami lagi tinggal di Rimba Raya. Sembilan pertama seringkali melakukan hari sejak suami saya meninggal, saya Skekerasan dan menceraikan mendengar kalau rumah saya yang ada saya lima hari menjelang lebaran pada di Rimba Raya itu dibakar. tahun 1985 atau 1986. Saya menikah lagi dan mengalami kekerasan lagi karena Pada tahun 2002, paha saya membengkak suami adalah seorang pemarah. Saya dan saking sakitnya, saya sempat berpikir sekarang bekerja sebagai petani dan bahwa saya akan meninggal. Hidup sebagai pencari nafkah keluarga setelah kami sangat miskin dan saya pernah suami saya meninggal. mengalami kelaparan.

Pada tahun 2001 karena suami saya adalah Setiap hari saya harus mencari orang anggota GAM, tiba-tiba diambil tentara yang mau mempekerjakan saya dan dari rumah pukul 1 dini hari. Saya ingin saya akan melakukan apapun untuk keluar rumah untuk melihat dia, tapi bisa mendapatkan uang, walau hanya tentara menendang perut saya padahal membantu mereka membawa pulang saat itu saya sedang menggendong bayi. pisang dari kebun.

Tendangan itu sangat kuat sampai saya Di Gampong Cot Tunong ini, saya harus terkencing-kencing selama tiga hari merasakan lagi kekerasan dari tentara. dan harus berobat ke mantri selama Tentara Cot Tunong mendatangi rumah beberapa hari. Isi rumah diobrak-abrik saya untuk meminta ayam jago kesayangan dan uang hasil menjual kopi sebesar anak saya. satu juta rupiah ikut diambil tentara. Semua bahan jualan kami di kios juga Saya tidak mau menyerahkannya dan dibuang oleh tentara. karena itu, tentara menampar pipi kiri dan kanan saya sampai mulut saya Suami saya meninggal di tahun itu mengeluarkan darah. setelah disiksa dan digorok tentara. Pada masa Darurat Militer, saya dihadang Kedua tangannya diikat ke belakang, oleh tentara dengan menggunakan tank 81 dan panser di tengah perjalanan ketika saya akan menjual hasil kebun ke pasar.

Mereka mengatakan bahwa saya tidak boleh ke pasar dan saya disuruh untuk menjagai tank dan panser mereka. Karena tidak tahan dengan situasi itu, saya menjadi merantau menjadi TKI ilegal di Malaysia pada tahun 2007 hingga tahun 2010.

Di sana, saya bekerja dengan memasak di warung nasi dan tinggal di rumah majikan. Selama di sana, saya mendapatkan perlakuan kasar dari majikan. Saya tidak “Saya sangat berharap diperbolehkan memakai sarung dan dipaksa untuk memakai celana pendek. ada pihak yang mau membantu anak - anak Selama di sana, saya mendapatkan gaji tiga juta per bulan dan itu saya saya supaya mereka bisa kirimkan ke kampung untuk membiayai hidup anak-anak saya. Kondisi ekonomi melanjutkan sekolah perlahan membaik setelah saya bekerja dan mendapat pekerjaan di Malaysia. Setelah tiga tahun bekerja di sana, saya pulang dan membangun atau kegiatan yang rumah baru. bisa menunjang hidup Saya pernah mendapat kabar bahwa saya mereka kelak.”k. mendapat uang kematian suami saya dari Camat, tetapi geuchik bilang tidak ada. Tetapi geuchik akhirnya mengirimi saya uang Rp 400.000,-. Camat mengirimi saya satu sak beras. Saya juga mendapat dana pemberdayaan ekonomi dari BRA Pidie Rp 10.000.000,- disamping dari KPA tiap hari meugang ala kadarnya.

Saya mendapat dana diyat kematian suami Rp 5.000.000,- namun, itu semua belum cukup untuk membiayai kebutuhan anak-anak saya. 82 hanya takut kepada Tuhan. Mendengar jawaban saya, mereka menghentikan usaha mereka untuk memaksa saya, tetapi mengikat kedua jempol saya CANTIK CANTIK KO menjadi satu dari jam 9 malam hingga 07 JADI INONG BALE jam 1 dini hari. Malam sudah larut tetapi saya tidak tidur karena kaki jempol saya diikat. Tiba-tiba ada tentara bertanya kenapa saya tidak bisa tidur. Saya bilang saya tidak bisa tidur karena kaki saya terikat. aya pernah ditangkap oleh gabungan Tentara itu lalu melepaskan ikatan kaki personel TNI Rajawali yang berpos saya dan mengoleskan autan di tangan Sdi Gampong Langgien, Kecamatan dan kaki saya. Bandar Baru, Kabupaten Pidie, dan Polsek Lueng Putu Bandar Baru pada Keesokan harinya mereka melepas saya hari Minggu di tahun 2004 karena dituduh dan menyuruh saya memasak untuk sebagai Inong Bale Mereka menaikkan mereka sambil mengancam saya untuk saya ke mobil labi-labi dan membawa tidak meracuni mereka. Pada jam 9 pagi, saya ke pos di Langgien. Koramil Lueng Putu menjemput saya dan menahan saya di Koramil selama Selama di perjalanan, mereka mengintero- satu malam. gasi, membentak-bentak, dan memaksa untuk mengaku sebagai Inong Bale. Keesokan harinya pukul 11 siang, Koramil Sampai di Pos Langgien, Komandan membawa saya ke Kodim Pidie di Sigli. Rajawali menampar saya beberapa Di sana, mereka kembali menginterogasi kali dengan posisi tangannya ketika saya dan mengolok-olok saya dengan menampar itu dari atas ke bawah, dan mengatai saya ‘seperti orang terhormat mengikat tangan saya karena tidak mau saja’. Jam 2 siang mereka membawa mengaku sebagai Inong Bale. saya ke POM dan ditahan selama satu malam saya. Pada malam harinya, Komandan Rajawali datang dengan hanya berpakaian minim, Di sana, mereka menyuruh saya membuat bercelana pendek, dan memaksa untuk dan menandatangani pernyataan ’’me- “melayani” mereka sambil menodongkan nyerah’’, tetapi saya tidak mau karena pistol ke kepala saya. mereka yang menjemput saya, bukan saya yang menyerahkan diri. Saya katakan bahwa saya tidak mau. Mereka bertanya apakah saya tidak Keesokan harinya mereka membawa saya takut dan saya jawab bahwa saya tidak ke Polres Pidie di Sigli, salah satu aparat takut pada manusia karena yang saya Polres yang bernama David menampar 83 saya dan berkata “Geram! Cantik-cantik kok jadi Inong Bale”. Selama lima hari mereka menyuruh saya tidur di ruang Serse Polres, sementara itu keluarga saya terus mencari backing untuk meringankan kasus yang dituduhkan kepada saya.

Akhirnya saya dibawa ke LP Benteng Sigli dan setelah sepuluh hari disini, baru ada keputusan sidang bahwa saya ditahan selama tiga tahun penjara. Di dalam LP, saya mengurus bayi seorang perempuan yang ditahan karena ibu si bayi “Saya juga berharap sedang sakit karena lengannya ditembak sehingga tidak bisa mengurus bayinya. semoga Aceh bisa damai Saya juga harus mengurus seorang selalu dan orang - orang nenek yang ikut ditahan karena diduga memberi makan GAM padahal ia hanya yang dulu menjadi korban melakukan kenduri untuk keluarganya. bisa mendapatkan hak- Saya keluar dari penjara pada tanggal haknya: bantuan untuk 25 Desember 2004, sehari sebelum tsunami. Hukuman saya bisa diperingan pemulihan, baik mental setelah keluarga saya mengeluarkan maupun ekonomi.” tebusan sebesar 15 mayam emas karena saya sudah tidak tahan lagi di penjara. Pengurangan hukuman ditambah lagi dengan remisi 17 Agustus dan hari Raya Idul Fitri.

Sekarang saya harus kerja banting tulang untuk melunaskan hutang tebusan saya yang dipinjam keluarga saya saat itu. Saya berharap semoga ada pihak yang mau memberi saya modal untuk melanjutkan usaha jualan. 84 mereka bahwa abang saya ada di Pusong, Lhokseumawe. Mendengar itu, mereka marah pada saya karena saya telah berbohong. JANGAN TEMBAK MAMAK SAYA, Mereka langsung menggiring saya yang 08 TEMBAK SAYA SAJA saat itu masih memakai baju tidur ke luar untuk ikut ke Pusong bersama mereka. Kami berjalan kaki sampai ke truk tentara yang ada di simpang Cot Sabong yang berjarak kira-kira 800 meter dan saya digiring seperti penjahat. Kekerasan dari tentara saya alami pertama kali pada tahun 2004, ketika Ternyata ada dua laki-laki yang berasal diberlakukan Darurat Sipil di Aceh. Suatu dari kampung saya yang duduk terborgol pagi sekitar pukul 5 subuh, beberapa di truk. Kami semua lalu berangkat tentara menggedor rumah kami. Mereka menggunakan truk itu menuju ke rumah mencari abang saya yang baru pulang paman saya di Pusong. Mereka menggebrek dari Malaysia dan menuduhnya sebagai rumah paman saya yang ada di Pusong, anggota GAM. tetapi tidak menemukan abang saya. Mereka mencari dia sampai ke kamar -kamar. Saya menjawab tidak tahu Pada waktu itu, paman saya meminta keberadaan abang saya dan mereka kepada mereka supaya saya jangan dibawa, menampar saya sampai hidung saya tetapi mereka menolak. Paman juga mengeluarkan darah. meminta supaya beliau yang mengantar saya pulang, tapi tentara kembali menolak. Mereka menyeret saya ke dapur agar tidak terlihat oleh adik dan kakak saya Tentara lalu membawa saya pergi dari yang saat itu sedang sakit. Sampai di rumah paman, tetapi ternyata mereka dapur, mereka masih bertanya tentang tidak langsung membawa saya kembali keberadaan abang saya. ke rumah. Mereka malah membawa saya ke rumah Belanda yang ada di Cunda. Ketika kami sampai di dekat kamar Rumah itu menjadi pos sementara mandi, mereka menendang perut saya mereka. dan saya kembali ditampar sampai hidung saya berdarah lagi. Mamak saya Di sana mereka kembali menanyai lalu datang dan mereka mengancam saya tentang keberadaan abang saya, akan menembak mamak saya. Saya lalu lalu memukul kepala saya, menampar mengatakan supaya jangan menembak saya, dan mengancam akan memerkosa mamak saya, tetapi saya saja. Karena saya karena saya tetap menjawab tidak membela Mamak, saya ditendang lagi. tahu. Pada hari itu, hujan mulai turun Melihat itu, mamak saya memberitahu dan waktu itu saya berdiri di luar pos. 85 Mereka menyuruh saya masuk, tetapi saya tidak mau. Lalu Geuchik Blang Poroh datang ke pos dan mengatakan bahwa saya bukan warganya.

Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya membawa saya pulang ke rumah. Di rumah saya, mereka mengamuk dan merusak barang-barang yang ada di rumah kami. “Saya sangat menderita Saya tidak berani masuk ke rumah karena perlakuan mereka. karena takut akan diperkosa mereka. Mereka lalu membawa saya ke jalan Pada saat melahirkan anak besar, namun kemudian membawa saya lagi ke rumah dengan alasan bahwa pertama, saya harus dioperasi mereka telah salah tangkap. Orang yang karena tendangan mereka seharusnya mereka tahan itu bukan saya, tapi anak abang saya. ke perut saya dulu membuat saya sulit untuk melahirkan Mereka kemudian pergi, tetapi dua hari kemudian, mereka datang lagi secara normal. Karena itu, mencari anak abang saya. Mereka tidak menemukan kami karena ibu saya sangat berharap semoga sudah menyembunyikan anak abang ke depan, tidak lagi terjadi dan saya di rumah saudara yang ada di Lhokseumawe. Kami bersembunyi di konflik di Aceh ini.” Lhokseumawe selama tiga bulan. 86 kepada mereka kemana mereka membawa pakchik saya. Mereka mendorong dan menendang perut saya beberapa kali. Mereka mengancam akan menembak saya. DITENDANG TENTARA Mereka baru menghentikan perlakuan JADI TRAUMA kasar mereka setelah ada wartawan yang DAN KESAKITAN 09 datang dan melihat saya diperlakukan WAKTU MENSTRUASI seperti itu. Bila wartawan itu tidak datang, mungkin saya sudah mati karena terus dipukuli atau juga ditembak.

Tidak lama setelah kejadian itu, pakchik aya masih berumur 13 tahun ketika saya kembali ke rumah. Namun begitu, saya menyaksikan kekerasan yang tentara tetap saja mengawasi kami Sdilakukan oleh tentara. Itu terjadi dan sering datang ke rumah untuk pada tahun 2004 pukul 4 subuh. Beberapa menanyakan tentang GAM. Saya tidak tentara menggedor-gedor rumah kami berani lagi bertanya atau mendekat untuk mencari paman saya. Tentara ketika mereka datang karena saya menendang pintu rumah karena ibu saya trauma dengan kejadian itu. terlambat membuka pintu. Mereka lalu masuk dan memeriksa semua kamar. Hanya saja, sampai kini saya masih Saya terbangun dan keluar kamar. Saya heran mengapa mereka marah dan lalu menyaksikan pakchik saya dibawa menendang saya waktu itu padahal tentara dengan pakaian seadanya karena saya hanya bertanya kemana pakcik dia dibangunkan paksa ketika masih saya mereka bawa. tidur. Ibu saya bertanya kepada mereka kemana pakchik saya mau dibawa, tetapi Selain trauma, saya juga merasa sangat mereka menjawab supaya ibu tenang kesakitan saat menstruasi karena saja karena pakchik tidak akan dibawa tentara pernah menendang perut saya kemana-mana. beberapa kali. Terkadang saya sampai tidak bisa bangkit. Tetapi, mereka kemudian membawa pakchik saya keluar rumah. Ibu saya Saya harus berobat rutin selama beberapa memaksa ikut sehingga tentara lalu waktu untuk mengatasi rasa sakit itu. memukul ibu saya dengan senjatanya Sekalipun begitu, saya tidak berharap dan juga menendang ibu. Mereka lalu banyak. membawa pakcik saya entah kemana. Saya hanya ingin agar konflik jangan Pada sekitar jam 10 pagi, para tentara terjadi lagi di Aceh karena itu akan datang lagi ke rumah saya dan mereka berdampak buruk bagi generasi yang memukul saya juga dengan senjata yang akan datang. Biarlah hanya kami yang mereka pegang karena saya bertanya mengalami kejadian itu. 87

SEKOLAH LOKASI PENYIKSAAN

etelah semua pemberi kesaksian memberikan kesaksian, para Spemberi kesaksian melakukan REFLEKSI MAJELIS diskusi bersama dengan Majelis Warga WARGA tentang perdamaian dan keadilan di Dengar Kesaksian Aceh Aceh. Ada beragam opini yang mereka kemukakan, namun semuanya memiliki gambaran yang serupa. Menurut mereka, perdamaian hanya ada di atas kertas.

Menurut korban, hingga saat ini mereka belum pernah merasakan perdamaian yang sesungguhnya. Namun begitu, mereka melihat bahwa kini masyarakat Aceh memiliki ruang yang lebih luas untuk mencari nafkah dan sudah tidak perlu merasa takut lagi untuk keluar dan melakukan aktivitas.

Mereka juga mengemukakan bahwa tidak semua korban mendapatkan bantuan dari pemerintah. Hanya korban-korban yang lantang menyuarakan hak mereka 88

LOKASI PENYIKSAAN yang akhirnya mendapatkan bantuan untuk menuliskan cerita-cerita para itu. Korban-korban yang tidak bersuara korban sehingga kebenaran itu tidak dan tidak aktif menanyakan hak mereka, terabaikan dan semua orang bisa tahu baik itu laki-laki maupun perempuan, bahwa peristiwa itu adalah kebenaran tidak mendapatkan bantuan hingga kini. sejarah Indonesia.

Menanggapi kesaksian para korban dan Pengalaman itu harus dibukukan, menjadi opini yang mereka kemukakan dalam sejarah hidup yang tidak boleh dilupakan diskusi, Samsidar selaku Majelis Warga oleh anak-cucu kita dan menjadi pela- mengatakan bahwa pada umumnya jaran bagi siapapun yang membacanya. pola kekerasan yang terjadi selama Ketiadaan perhatian pemerintah saat konflik itu sama, yaitu adanya penyiksaan ini tidak boleh membuat kita putus asa terhadap perempuan dan praktik itu karena pasti akan selalu ada jalan yang selalu menyasar organ reproduksi bisa ditempuh untuk mencapai keadilan perempuan dan bentuk penyiksaan itu dan kebenaran, dan untuk itulah, Koalisi sama di setiap tempat. Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran menggagas acara Dengar Kesaksian ini. Pola ini masih terus terjadi karena pemerintah belum memberikan perhatian Melalui acara hari ini, diharapkan jalan khusus dan mengambil kebijakan spesifik menuju kebenaran dan keadilan itu untuk menghentikan praktik kekerasan ini. semakin terbuka bagi para korban. Itulah sebabnya, menurut Lies Marcoes selaku Majelis Warga, penting bagi kita 89

DENGAR KESAKSIAN V PAPUA

* Untuk kepentingan keamanan narasumber maka identitas seluruh narasumber yang memberi kesaksian dalam acara dengar kesaksian di Papua tidak ditampilkan dalam laporan ini 90 91 Snopi di gunung. Saya dan isteri yang sedang hamil, sampai di Kroaer, isteri melahirkan anak perempuan pada hari Sabtu 31 Juli 1965.Pada hari itu kami DI PAPUA, DI JAWA, juga kumpul dengan Bapa Awom yang SAMA-SAMA pimpin kami dengan ibadah. 01 PENJARA Saya dan keluarga, isteri dengan 3 anak kembali ke Manokwari, sampai tahun 1967 terjadi peristiwa di Ambar. Pada ‘67, banyak sekali kami yang ditangkap diikat dengan kawat jemuran dan ditahan ada usia 7 tahun saya masuk sekolah di Pos Brimob di Ambar. Di kantor polisi Yongenvolf Solf atau setingkat kembali ke seksi Reserse, kami diperiksa Pdengan SD selesai tahun 1950 dan oleh Kapten orang Ambon namanya tambah 3 tahun di Sorong. Saya tamat Max Sopacua. tahun 1954, setingkat SD 6 tahun. Bulan Agustus ’54, saya melanjutkan sekolah Dia tanya-tanya ada senjata taruh di di Dinas Kesehatan di Manokwari. Tapi meja, lalu toki [pukul] di Alex punya tidak meneruskan dan melamar di dinas kepala lalu pingsan dan jatuh di lantai. Agraria di Jayapura. Kami dikembalikan ke sel, terlalu banyak orang tidak bisa tidur, akhinya kami Saya berhenti di Pertanahan lalu melamar naik ke lembaga di Kampung Ambon di Dinas Pertanian pada 1 Desember dan pada saat itu kami disuruh kerja tahun ‘57 dan 6 bulan kemudian diangkat keras di Korem. jadi pegawai negeri. Pada bulan Agustus akhir tahun 1964, kami dari Jayapura Penangkapan itu sudah sangat luar dipindahkan ke Manokwari. biasa, tidak sedikit. Pada tahun ‘68 mendekati Pepera pada tanggal 19 April, Mulai terjadi peristiwa Arfai Awom pada kami diberangkatkan ke Jawa. Pada 28 Juli 1965. kami dan masyarakat saat itu keluarga dilarang mengunjungi mengungsi ke hutan sampai penyerangan dan itu pagar betis jarak 5 meter dijaga Awom pada 31 Juli ‘65. dari pintu lembaga sampai pelabuhan. Waktu itu ada 168 orang kita diasingkan Sampai di suatu tempat, rombongan besar ke Pulau Jawa dengan Kapal Berantas. semua pelarian ketemu, saya bertemu Karena berkenaan dengan Peristiwa G dengan isteri dan anak di situ. Semua 30S PKI, banyak Gerwani dan tahanan suku dari 9 suku, duduk di bawah pohon, maka penjara penuh, maka kami ditahan anak-anak menangis, Bapak Camat, ikut di satu ruangan.Karena ruang juga penuh juga, lalu Hamba Tuhan, kami semua maka kami tahanan dari Papua dan ada di situ. Suku Maymbrat, dari Aimaru, tahanan biasa dipindahkan ke penjara lari terus sampai di Kebar, di daerah di Jepara. 92 Pada Agustus ’68, kami dibubarkan Sampai pada saat ini tidak ada orang dari Jepara dan pindah ke Lembaga yang perhatikan, sampai dari Awom di Pemasyarakata Sukamiskin Bandung. hutan lalu sampai kembali dari Jawa, Lalu dari Bandung, ada 110 orang tinggal lalu dipenjara tahun ’71, sampai keluar. di Bandung dan 56 orang golongan berat diasingkan ke Bogor.

Sampai di Bogor kami masuk ke Lembaga Direktorat Pemerintahan. Selama di Jawa kami disuruh kerjapaksa di perkebunan. Pada Bulan Juli [1970] setelah Pepera Saya tidak mengalami selesai, kami kumpul lagi di Bandung Pepera di sini karena lalu berangkat ke Tanjung Priok dan ikut Kapal Raden Saleh ke Papua sini. kami di Jawa. Pepera Di Manokwari keluarga sambut. di sini juga tidak jujur. Mobil dari Korem angkat kami semua bawa Banyak yang dibawa ke Korem, cek nama satu persatu dan dikembalikan ke keluarga satu persatu. keluar, dan tersisa Sesuai dengan Surat Keputusan Jaksa orang-orang tua sekitar Agung masing-masing dikembalikan ke instansi dan keluarga. Empat anak yang 1025 orang dan ini tidak saya tinggalkan selama ini, bertemu semua. Anak yang pertama dan kedua jujur sehingga menang. laki-laki, yang ketiga yang lahir di hutan dan yang keempat berusia dua tahun.

Dia panggil saya om, saya sangat sedih tapi ibu dan kakak-kakaknya beri tahu bahwa saya bapaknya. Istri diperkosa, sedang dalam keadaan hamil dua bulan, tapi apapun keadaannya saya tetap terima itu.Setelah istri saya meninggal tanggal 26 bulan tiga 1989. saya hidup dengan anak dan cucu sampai cicit.

Hidup itu harus berbuat baik dan tidak boleh balas dendam.Kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan supaya umur panjang. 93 dan Asrama Tentara), dan kami leften [berhentikan] mobil. Sopir (tentara) mobil itu tanya, “adik-adik dong mo ke mana?’ kami jawab, “Oh kami ada acara BENDERA BINTANG di kantor Gubernur”. Dan kami diantar KEJORA, NAIK-TURUN, sampai ke kantor Gubernur, lalu mobil 02 NAIK-TURUN itu pergi.

Kami buka meja di tempat itu, kami taruh bendera Merah Putih dan kasih naik Bendera Papua. Ada petugas kebersihan yang bekerja di kantor Gubernur, walnya dari kampung saya mau Katong su kasih naik bendera dia kasih jualan di Jayapura, waktu itu saya suara, “pencuri su masuk kota,” tapi tak Amendengar isu akan ada acara ada yang mendengar, cuman ada polisi menaikkan bendera Bintang Kejora. Saya orang Ambon yang lihat kami, dia bilang, bersama dengan 6 orang teman-teman. “kasih naik cepat.” Kami tinggal di rumah seorang Ibu, dan Bendera Bintang Kejora kita naikkan besoknya ikut kegiatan itu. Kami 3 orang pada tiang utama kantor Gubenur, ke hutan di Gunung Abepura, belakang setelah dinaikkan kami tetap berdiri di Lembaga Pemasyarakatan, ikut rapat, bawah tiang bendera itu. Pada jam 7 dan mereka serahkan Bendera Papua pagi, polisi datang. Lalu dorang bawa dan dokumen-dokumen ke kami. kami ke Polda. Satu malam di situ, mereka bawa Ibu Prisila ke sana dan Waktu itu tanggal 2 Agustus 1980. Kami taruh dengan parang di dia punya leher. kembali lagi dan ketemu Kopasandha di jalan. Kami kembali dengan pakaian Pagi tanggal 3 Desember 1980, mereka seperti orang kembali dari kebun. Jadi kirim kami ke Kodam, kami sudah mulai mereka tidak tahu kami ada simpan diinterogasi. Setiap kali mau interogasi bendera dan dokumen dalam tas. kami dibawa ke Laksus di Aryoko atau ke Pos Polisi Militer di bagian Taperda (Tim Pada malam hari kami mengatur rencana Pemeriksa Daerah) Klofkamp Jayapura. untuk mengibarkan bendera Papua. Pagi-pagi sekali kami sudah keluar Tempat tahanan kami di Kodam itu begitu rumah, dan kami sudah siap dengan sempit, dan tidak ada lampu, tidak ada alat-alat (untuk menaikkan Bendera); tikar. Tapi waktu keluarga kami tahu di Meja lipat, dan alat-alat yang kita mau mana tempat kami ditahan lalu mereka pakai itu dan tas yang isi Bendera. mengambilkan kami pakaian.

Pagi itu ada mobil dari Laksus (Pelaksana Kami juga menerima perkataan-perkataan Khusus). Mobil TNI yang lewat (dari arah yang melecehkan kami, “seperti kamu Aryoko lokasi atau kompleks kantor tidak bisa Merdeka!” 94

Kami ditahan di Kodam selama sembilan dan di bebaskan. Sedangkan saya dan bulan, Selama di tahanan itu saya lainnya mendapat hukuman 4 tahun menderita sakit kuning (lever) karena penjara. selama dalam ruang tahanan saya tidak kena sinar matahari. Saya lalu dirawat Setelah itu saya kembali ke Kampung. di Rumah Sakit Aryoko. Pada malam Saya juga mendapat sindiran dari orang hari di rumah sakit, saya mau diborgol di Kampung yang menganggap saya karena aparat (TNI) takut saya larikan terlibat dalam politik. Waktu ditangkap diri. Saya dirawat selama dua. saya umur 18 tahun, keluar dari penjara umur 22 tahun. Setelah 9 Bulan kami dipindahkan ke ruang tahanan di Markas POM (Polisi Anak saya 4 orang, anak pertama saya Militer) di Klofkamp. Waktu di tahanan sudah kerja, perempuan di Salatiga dan Polisi Militer itu saya lihat banyak tahanan 1 orang SMA dan 1 orang SMP. politik yang laki-laki yang dipindahkan dari Tahanan Kodim Dok V, kepala mereka Baru berhasil semua baru mama merasa semua dicukur, di antara mereka ada 2 puas apa yang mama perjuangkan. orang om [paman] saya. Adik-adik harus berhasil terus, apa yang Mama perjuangkan, bukan untuk Dan di POM kami ditahan selama 1 Mama tapi untuk Papua dan bisa tahu tahun, setelah itu kami disidang dan apa yang terjadi. Saya sekolah sampai dikirmkan ke Lembaga Pemasyarakatan SD saja, karena kami merasa ini tanah (Abepura). Sidang di Pengadilan Militer. kami dan bagaimana pun kami tahu ini tanah kami. Ada orang Ambon dia bela kita 6 orang, dia tidak sepihak. Mereka tanya, kamu buat ini karena diajak atau mau sendiri? Mama merasa yakin dengan yang dilakukan karena yakin dengan tanah ini tempat kelahiran.

Putusan sidang kami ada 2 orang dari kami yang mendapat hukuman ringan 95 Deky ambil data selesai. Kemudian saya diberangkatkan ke Jayapura bersama 5 orang saja, dan yang lain boleh pulang. Saya tanya kenapa yang lain tidak ikut SIAPA YANG TANYA mereka bilang, “tidak ada dasar kuat PAPUA, SAYA AKAN sehingga mereka ikut.” 03 BICARA Waktu saya sudah di Jayapura, teman tentara bilang yang pulang itu OPM Bayangan, itu memang rekayasa, mereka menyamar untuk cari orang dan otak gerakan, itu yang dilakukan tentara aya diambil oleh pihak kepolisian waktu itu. atas perintah Kodim 1708 untuk Sditahan dan diperiksa atas terlibat Kami tinggal di Mess Cendrawasih di organisasi terlarang yaitu OPM dan Aksi Dok 5, kami tinggal dengan tahanan lain Pelajar Bumi Papua yang didalamnya dari tanah merah. Sementara kami di terlibat semua pelajar di Kota Biak. Dok 5, pemeriksaan di Paldam, diperiksa Banyak birokrat yang terlibat di dalamnya, lalu mereka tanya teman-teman ada di baik sebagai pelindung atau jabatan kamar sebelah, saya bilang siapa-siapa? penting lainnya. Setelah ditahan di polisi Kami ditahan beberapa malam di situ. 2 minggu kami diinterogasi oleh KASI Lalu ada tentara dari Biak Timur, dia Intel di Kodim Kapten Umar Sai, dan bilang, “kamu berdoa banyak karena dia saya punya ipar sendiri orang Kei. ada ancaman buat kamu yang dari Biak.” Dia tanya saya, “tahu tidak organisasi Lalu yang diperiksa saya, Arnold Ap dan Aksi Pelajar Bumi Papua?” saya bilang, Edu Mofu. “tidak tahu,” lalu dia tunjukan susunan organisasi. Setelah periksa saya kembali ke Dok 5 bersama Bapak-bapak dari Biak tinggal Dua minggu di kantor polisi, kami 3 bulan sampai 1 desember kami turun dipindahkan ke AL, karena ada Pemilu ke teman lain di tahanan di POM. Kami tahun 1982. Setelah Pemilu selesai tinggal 3 tahun di dalam, tidak ada proses kami diperiksa oleh Jaksa, Kodim, AL, hukum yang jelas. Tahun ‘82-83 sampai Kepolisian, hasilnya mereka tidak dapat. peristiwa pengungsi besar-besaran ke Lalu kirim berita ke Jayapura, lalu dari Papua Nugini, kami masih tinggal di Jayapura kirim tim pimpinan Deky dalam. Manobo. Pak Deky tanya, “Pak tujuan perjuangan ini?” Saya jawab perjuangan Setelah situasi di Jayapura mereda, ini orang tua cerita kepada anak-anak dan tahun 1984 kami dikembalikan ke daerah terus menerus dan tidak hilang sampai masing-masing dan diproses sesuai Yesus datang, ini sudah mendarah pelanggaran. Dari Jayapura, saya tinggal daging untuk orang Papua. Lalu Pak 1 tahun di luar dan lapor ke kejaksaan. 96 Waktu kembali dari Jayapura ke Biak, orang tua bilang, “daripada kau nanti mati, menikah dulu,” lalu saya kawin dan isteri hamil.

Kemudian ada surat perintah dari PN Tinggi Jayapura pada 30 Mei ’85, saya masuk penjara, sidang mulai Mei sampai November, keputusan pada November 1985. Ancaman yang dari hukuman mati, turun ke hukuman seumur hidup, turun sampai 15 tahun penjara. Pada saat pemeriksaan karena bertele-tele dalam pemeriksaan, mereka masukan kotoran ke dalam air lalu suruh minum, itu tempat sekarang Kantor Camat Bosnik, saya minum dari jam 11 sampai 4 sore baru habis, karena perut saya kemerdekaan hak segala bangsa” tidak kembung mereka bilang, “kau Dia bilang, “bikin korek api dan naik pake fui-fui (jampi-jampi) ka?” saya sepeda saja tidak bisa, mau merdeka,” bilang, “tidak.” saya bilang, “Indonesia merdeka bukan karena bakar korek api tapi karena ada Satu hal lagi yang tidak saya lupa, saya bangsa, ada penderitaan dan itu dasar punya isteri ketika minta surat ijin untuk sebuah kemerdekaan.” ketemu, petugas bilang, “angkat rok sedikit kah baru kita kasih surat ijin,” Kami menolak Otsus karena itu rekayasa Mai Tua [sebutan untuk isteri] keluar dan tidak berjalan seperti yang diharapkan air mata, kalau dia tidak buat begitu masyarakat, Respek juga semua dipangkas maka tidak bisa ketemu saya di penjara. karena tidak sampai masyarakat. Papua akan Merdeka dan itu tidak pungkiri, Karena ada desakan dari Palang Merah Saya bilang ke anak-anak, kalau kami Internasional maka mereka mendapat tidak cerita ini, maka tidak ada yang remisi atas tahanan yang dijalaninya pertahankan lagi, Kalau tidak merdeka, di penjara. Papua akan musnah, Papua harus Jadi saya dapat remisi tahun 1993, Tahun diselamatkan saya kira itu. 1994 terus langsung bebas.

Setelah bebas, ketua Panitia Pengadilan Negeri Biak, bilang, “Pak Frans membangun negara dia atas negara,” saya bilang, “Saya tidak tahu membangun, karena setahu saya Biak sudah merdeka dan 97 militer tapi saya tidak jawab satupun, “bagaimana ibu bisa hamil, bagaimana bisa buat dengan suami,” saya diam saja. Sebelum saya jelaskan saya dikasih OTSUS UNTUK setrum, setiap kali lapor diri, kasih SIAPA? SAYA TIDAK setrum dulu baru tanya yang lain. 04 KEBAGIAN Mereka tanya terus, dari mana datang senjata, dari mana datang peluru? Saya bilang, saya tidak tahu dari mana datang senjata, dari mana datang peluru, saya hanya dampingi suami. aya terlibat dalam kegiatan OPM sejak tahun ‘69, sebelum nikah. Karena saya disiksa terus oleh tentara, SSaya berjuang di hutan rimba, lalu saya minta agar pulangkan mereka, sampai saya pulang ke kampung pada dengan catatan kita tetap berbeda, tetap tahun 1981, akhirnya ditangkap tentara saya perjuangkan untuk kita punya hak Indonesia. Tentara tanya: apa yang Ibu sendiri. alami di hutan? Saya kasih penjelasan di hutan kita tidak makan nasi hanya Yang Maha Kuasa sudah ciptakan berbeda makan Papeda. Mereka tanya terus dari dan sudah tuliskan itu. Kita bangsa mana datang makanan yang lain? Saya Papua punya hak sendiri dan tidak punya bilang tidak ada hanya makan sagu. Di kait mengkait dengan bangsa lain. Itu hutan sudah 3 tahun. Saya hamil 5 bulan. saya sampaikan ke Komadan atau anak buahnya. Di situ ada Pak Latief, Pak Saya pulang karena sadar tidak sanggup Hendrik saya sampaikan hal itu pada mengalami kesulitan hidup di hutan. Saya mereka. Mereka tanya, “bagaimana ibu sedang menyiram halaman, tentara TNI usahakan mereka balik”. tangkap saya, waktu itu pagi. Tentara kepung rumah kami, Bapak dan Mama Saya usahakan pulangkan mereka akhirnya bingung. Saya bilang, “Bapa dan Mama berhasil. Ada pertanyaan dalam hati mungkin sudah ada informasi dari orang saya. Tapi sampai kapan, orang Papua kampung bahwa saya baru pulang, jadi punya hak perjuangan harus ada detik Bapa dan Mama jangan kecewa, dan terakhir harus ada finish. Kemudian doa saja kepada Tuhan agar saya bisa terakhir mereka panggil saya sebelum selamat” mereka selesaikan operasi selama 3 tahun, 81-84. Saya ditangkap, didata, dikasih setrum di telapak tangan kiri kanan, saya dalam Saya buat pernyataan untuk bisa pulangkan keadaan hamil dan suami masih bertahan saudara-saudara kembali ke kampung di hutan. Saya ditanya, “bagaimana supaya orang kampung tidak disiksa, sampai ibu hamil?” itu pertanyaan dari dipukul, direndam disetrum, dikasih 98 setrum di mulut dirtaruh senjata dimulut, orang tua saya juga mengalami itu. Saya berdoa pada Tuhan agar tidak terjadi sesuatu pada saya karena waktu itu saya sedang hamil.

Sampai pada tahun ‘85 saya buat pernyataan sikap pada militer. Saya bilang, “Bapak, dengan cara kasar kita tidak bisa mendekati mereka yang di hutan, kalau Bapak buat begini nanti mereka tambah liar lagi.”

Setelah sepakat, helikopter langsung datang, angkat barang dan langsung pulang, karena sudah selesai. Truk-truk juga datang angkut barang militer

Harapan saya sesudah disiksa dari tahun ke tahun, bagaimana ke depan ada perhatian untuk kami. Kami tidak punya bagian dari OTSUS (Otonomi Khusus Papua), Kita tidak diperhatikan oleh pemerintah kampung atau distrik atau provinsi, jadi kami mohon supaya kehadiran Bapak dan Ibu di sini supaya di masa depan ada perhatian untuk kami.. Kami sudah disiksa oleh TNI. 99 Dari situ kami lemparkan lagi ke Jayapura di Psolres Jayapura. Di dalam truk itu kami ditendang pake sepatu, dipukul sampai di tempat. Habis itu, waktu di DI PAPUA JANGAN Polres itu kami disuruh baris, kami baris, ADA LAGI kami ditampar, ditendang pake sepatu 05 PENYIKSAAN lars di kaki kami, terus kami disuruh angkat kaki satu ke atas, tangannya ke kepala kami dibakar pake puntung rokok, masih ada bekasnya.

Terus setelah itu kami dipukul lagi dari ada 7 desember 2000, sekelompok polisi pake karet mati. Itu tiga-tiga kali orang melakukan penyerangan ke kami dipukul. Terus setelah itu kemudian PPolsek Abepura, Papua. Penyerangan ada dua Polwan yang datang, itu pun ini memicu aksi balasan yang dilakukan mereka tampar kami dua-dua kali. setelah aparat Brimob dan polisi, yang melakukan itu kami diambil keterangan. Habis itu aksi penangkapan dan penyiksaan jam empat kami dikasih makan, empat terhadap puluhan mahasiswa dan pelajar sore kami dikasih makan. Itu nasinya asal Pegunungan Tengah, penyiksaan di hanya sedikit dengan sambal yang begitu tempat tahanan menyebabkan 2 orang banyak. tapi kami tidak dikasih minum. mahasiswa meninggal dunia. Sampai itu selesai. Dan di kami yang putri itu ada jumlahnya sembilan. Salah seorang perempuan yang ikut ditangkap dan mengalami penyiksaan oleh Di antara kami itu ada adik saya yang aparat Polisi menceritakan pengalaman baru berumur kira-kira tujuh tahun. kekerasan yang dialaminya melalui Itu juga ditangkap. Dan dibuat kayak film dengan Judul: Kami dibuat seperti macam layang-layang. Ditendang kesini Layang-layang kayak layang-layang. Setelah itu kami dibebaskan jam lima. Pulang. Saya akan menceritakan sedikit tentang kejadian tujuh Desember tahun 2000, Sampai di tempat dua hari kemudian di Jayapura, tempatnya di jalan Biak, kami dengar bahwa teman-teman kami Asrama Ninmin. Waktu itu pas jam dua yang laki-laki ada dua yang meninggal, pagi. Kami sedang tidur. Ada tembakan yaitu Joni Karunggu dan Ore Doronggi. tiga kali. Kami kaget bangun. Yang naik Harapan saya, supaya biar kasus ini bisa itu ternyata polisi dan brimob. Laki-laki terungkap di manapun bisa ada apa itu perempuan dikumpulkan di dekat asrama, ...ada keadilan, yang bisa nyatakan gitu. kami dikasih pisahkan antara laki-laki perempuan naik ke truknya brimob, dibawa ke brimob di Kotaraja.

100

“Terima kasih, sumber kekuatan saya yaitu pertama

Terus memang waktu itu kami lagi Tuhan Yesus yang selalu ada putus sekolah sempat, tapi dengan apa dari dulu sampai sekarang.. kemauan itu saya bisa balik, dan bisa dapat yang baik. .itu satu. Satunya itu mama bapak Jadi untuk ke depannya apa... supaya biar Papua itu jangan ada lagi penyiksaan yang selalu mendukung atau apa itu begitu… tapi harus baik damai, itu harapan saya. saya dalam berjuang sampai terus yang kedua Elsham Kalau saya dengar macam tembakan atau bunyi yang kuat memang masih dan macam kaka Sandra, rasa takut-takutnya ada. Macam jalan kaka Dias, trus kaka Penlok juga, kalau di jalan , macam taksi yang lewat macam balap itu saya menjerti. ini juga memang korban Takut gitu kaget, takut masih ada. tapi ada berikan masukan dan lain-lain. Jadi sampai bisa sampai sekarang ini.” 101

Tentara banyak masuk ke kampung, Tinggal di hutan sampai Bapak Rumayong dan Marisan dari Pemerintah mengajak PENGGALAN kami ke luar dari hutan. Saya pulang ke KEPALA SUAMI Jayapura tahun 1970. Saya tidak biasa SAYA DIPAMERKAN 06 melanjutkan sekolah. Tahun ‘72 baru TENTARA suami saya meminang dan tahun ‘79. baru menikah tinggal di di asrama Yonif 751 karena suami saya tentara.

Tanggal 8 April tahun ‘84, suami lari ama ini sempat menghabiskan ke hutan. Tahun ‘85 tentara membawa masa kecil mengungsi ke hutan saya ke Kodim, menanyakan suami saya. Mpada tahun 1967, ketika ada Anak pertama, meninggal di Jayapura. gerakan perlawanan yang dipimpin oleh Waktu dia meninggal itu, darah keluar Malkias Awom. Ia kemudian menikah dari mulut dan hidung. Anak yang ke dengan seorang anggota tentara Indo- dua saya bawa ke Biak dan meninggal nesia yang lari ke hutan dan bergabung di sana. dengan Gerakan Papua Merdeka. Pada tahun 1987, Mama ini ikut mengungsi Tahun ‘87 itu di Biak, bulan April. Beberapa kembali di hutan, dan pada tahun itu minggu kemudian tentara datang dan suaminya meninggal dunia setelah mengejar suami saya. Suami lari ke hutan ditembak tentara. lagi. Baru saya menyusul dari belakang. Kita tinggal sama sama dengan suami Kepalanya dipenggal dan dipamerkan di hutan. dalam acara ulang tahun ABRI di Biak. Hingga sekarang, Mama ini Waktu suami ke kebun dia ditembak tentara. masih mengalami diskriminasi, tidak Tempatnya di Biak Barat, Saywaymar. Di mendapatkan bantuan dari Pemerintah belakang Kampung Sainober, kuburannya karena posisi suaminya yang menjadi di situ. Kepalanya dipenggal. Waktu anggota OPM. Mama ini menceritakan ada pameran 5 Oktober tahun ‘89 hari pengalaman kekerasan dan diskriminasi ABRI. Saya ke kota dan mau masuk ke yang dialaminya melalui film dengan pameran. Saya jalan liat kamar-kamar judul: Biar Saya Hidup Sendiri, Tuhan Ada sampai kamar-kamar yang terakhir. Saya masuk di situ. Waktu saya kecil di kampung, berumur 6 tahun saya sekolah di SD sampai keluar Masuk ke dalam dong pamer dia pu sekolah tahun ‘67. Tahun ’67 Bapak foto(mereka pamerkan foto kepala Malikias Awom, tiba di Biak Barat. suaminya). Air mata saya jatuh. Tuhan Karena takut, kami semua termasuk kenapa begini, orang tua ikut masuk hutan. 102

Tapi dong bunuh dia itu, kepala tidak ada. Karena dia pu kepala itu dong pamer, “Karena bantuan-bantuan pake kain putih tutup kepala. yang mereka drop ke Kalau tentara mau bunuh saya, bunuh sudah supaya kita berdua mati sama-sama, kampung-kampung, daripada saya lihat dia punya kepala. tidak dibagikan kepada Saya pulang dan tinggal di kampung. Tinggal di kampung, saya dengan anak saya. Karena suami yang terakhir ini, tinggal sendiri. saya dianggap penga- Saya jualan sampai jam 2 pagi. cau. Baru saya bilang, biar sudah. Saya hidup sendiri, Tuhan ada.” 103

[MARIONES YARONA] BENDA KENANGAN

ama-mama dan Bapa-bapa serta saudara-saudara yang kami Mhormati, Kami memulai dengan REFLEKSI MAJELIS pernyataan bijak yang disampaikan oleh WARGA salah satu pemberi kesaksian tadi bahwa, Dengar Kesaksian Papua “Dalam kehidupan ini, kita harus berbuat baik, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan supaya umur panjang.“

Dari dengar kesaksian sepanjang hari ini, Majelis Warga mencatat bahwa Pola-pola Operasi dan Kekerasan Militer sama. Hal ini ditunjukkan:

1. Sejak tahun 1960-an: Semua orang Papua adalah OPM dan melalui screening ideologi, sampai tidak terbukti bahwa individu atau kelompok tertentu tidak terlibat dalam ideologi OPM. Hal ini pun, sama seperti pola-pola operasi yang dilakukan pada periode 1965, dimana operasi 104 militer di Pulau Jawa dan sekitarnya Proses Pembelajaran selalu menstigmakan bahwa orang/ kelompok tertentu adalah PKI sampai Pola–pola kekerasan yang selama ini tidak terbukti bahwa mereka PKI; dilakukan oleh militer sama dari Sabang 2. Tindakan-tindakan yang dialami oleh sampai Merauke. Apa yang dilakukan korban politik adalah : kejahatan oleh militer tersebut, telah memberikan seksual, teror, intimidasi, penyiksaan, luka bathin, kesakitan permanen dan caci-maki dengan menggunakan kata- trauma berkepanjangan dari generasi kata kotor dan rasis; penangkapan ke generasi. Hal ini dianggap benar oleh dan penahanan sewenang-wenang; Militer sebab sampai saat ini tidak ada proses hukum yang tidak jelas, perubahan. penghilangan paksa; pemindahan dan kerja paksa ke perkebunan dan Membangun bangsa Indonesia harus perusahaan di Pulau Jawa menggunakan pendekatan kemanusiaan 3. Kepapuaan orang Papua, masih dengan menghargai harkat dan martabat dilihat sebagai sebuah ideologi yang bukan dengan kekerasan, kebencian berseberangan dan bertentangan dan manipulasi. dengan ideologi NKRI. Seharusnya Kesaksian-kesaksian ini memberikan dilihat sebagai salah satu potensi gambaran bahwa perjuangan untuk ideologi untuk memperkuat dan mempertahankan tanah tumpah darah menyokong bangsa Indonesia yang sebagai bagian dari harkat dan martabat lebih bermartabat dan berkeadilan kemanusiaan manusia Papua, tetap sosial. berlanjut dari generasi ke generasi. 4. Ada perbedaan pemahaman akar masalah Papua antara Pemerintah Ada konsistensi, dan kegigihan dari para Pusat dan rakyat Papua. Pemerintah korban dalam menjalani kehidupan, beranggapan bahwa masalah Papua sekalipun mengalami diskriminasi dalam adalah kesejahteraan sementara komunitas dan pelayanan publik dalam rakyat Papua berpendapat : sejarah masyarakat Perjuangan ideologi adalah dan status politik. perjuangan kebenaran.

Oleh Pemerintah kehadiran Otsus Jayapura, 9 Desember 2013 merupakan titik penyeimbangan atas masalah Papua, pada kenyataannya Majelis Warga untuk Dengar Kesaksian gagal untuk menjawab masalah Papua, Papua : sehingga OTSUS saat ini, telah menjadi 1. Fien Jarangga OTSUS yang melahirkan uang darah dan 2. Imam Aziz uang siksaan, karena secara substansial 3. Elga Sarapung tidak menyentuh dan tidak menyelesaikan 4. Septer Manufandu masalah mendasar di Tanah Papua. 105 106

DENGAR KESAKSIAN VI JAKARTA 107 108

KEKERASAN TERHADAP A PEREMPUAN 109

[Kesaksian Migelina Anthoneta Markus]

igelina Anthoneta Markus atau biasa disapa Oma Net lahir di SAYA BILANG, MPisan, kabupaten Timor Tengah “MEMANG ADA BATU Selatan pada 27 Maret 1935. Ia merupakan 01 DI KEPALA SAYA?” keluarga korban sekaligus saksi mata dari aksi kekerasan tragedi gerakan anti-komunisme di Indonesia pada tahun 1965-1966. Ayah, ibu, kakak sulung, adik perempuan, dan saudara sepupu ibunya menjadi korban dari peristiwa itu. Mereka menjadi korban atas tuduhan terlibat dalam PKI dan Gerwani sekalipun pada faktanya mereka tidak terlibat. Akibat peristiwa itu, mereka mendapatkan tuduhan-tuduhan dari masyarakat dan adiknya hingga kini masih merasa trauma karena peristiwa itu. 110 Terima kasih, selamat pagi salam mana dia diadili dan kebenarannya mana? sejahtera bagi kita sekalian yang hadir Kami minta tanggung jawab negara dalam mendengar kesaksian ini. Tragedi dan pemerintah yang telah bertindak ‘65 memakan banyak korban jiwa di dalam diluar kemanusiaan. Papa saya bukan keluarga, Papa, Kakak, Om sepupu seekor binatang tapi seorang pejuang, 2 orang, keponakan 2 orang, dimana dimana tanggung jawab anda sebagai mereka?Saya tanya Pemerintah di mana pemerintah dimana keadilan. peradilannya, sejak kapan mereka diadili dan keputusannya mana? Saya menyaksikan betapa kejamnya pemerintahan saat itu hanya bertindak Terjadinya tragedi ‘65 membuat Ayah demi kepentingan pribadi. Papa saya kami Micahel Markus hingga sekarang tidak makan uang sepeser pun dan hilang jejak, beliau adalah pejuang ketika berhenti dari DPRD, dia diangkat membangun bangsa dan negara di NTT, sebagai kepala Keuangan Kabupaten TTS Pemerintah mengadili dan dimana [Timor Tengah Selatan] dan kemudian pegadilan yang menetapkan beliau dia pensiun, ketika ditangkap sampai bersalah? Kalau dia mati di mana sekarang tidak ada pensiun padahal itu kuburannya, kalau dia hidup dimana hak Ayah saya yang dipotong dari jerih dia ditahan? Kesakitan yang dalam tak pekerjaannya dapat diobati. Pemerintah bertindak demi kepentingan sendiri dan masyarakat Saat terjadi tragedi 65 saya berusia 30 menjadi korban. tahun, dan saat terjadi tragedi begitu sakit hati tapi saya berdoa, Tuhan beri Ayah saya anggota DPRD dan berjuang saya kekuatan beri saya umur panjang untuk menaikkan bendera Merah Putih, sehingga satu ketika menyaksikan dia dituduh Belanda sebagai mata-mata kebenaran ini. Kekuatan datang karena Jepang dan ketika [jaman] Jepang me- doa dengan pergumulan. nahannya dengan tuduhan mata-mata Belanda. Banyak yang mencibir juga, ada tetangga dan sahabat tidak mendekatkan diri Sejauh mana melihat situasi dan kondisi kepada kami. Saya punya adik dan yang diperjuangkan ayah saya demi mama juga ditahan dan saya berjuang kemerdekaan. Saat itu tahun 1965, agar mereka dibebaskan, saya datang Ayah saya sedang berobat di Surabaya, ke Kodim. beliau pulang dalam perjalanan tiba di Kupang, tanggal 3 Oktober, beliau Hanya doa membuat kami menjadi kuat ditangkap dan dituduh anggota PKI dan dan mendekatkan diri pada Tuhan agar Barisan Tani Indonesia. Pada 16 April kami tegar. Adik saya sedang mengajar tahun 1966, Ayah saya dinyatakan tidak di Undana [Universitas Nusa Cendana, ada lagi di penjara dan dibawa sampai Kupang] ditangkap tahun ‘75 dan ditahan hari ini tidak tahu ada di mana. di bali selama 3 tahun, dituduh Gerwani. Kalau itu terjadi mana keadilan, bukti Tahun ‘65 bulan Desember, ibu kami 111 diangkat dari rumah di Soe padahal saya ada di rumah mau ke Kupang.

Saya tanya semua orang tidak tahu, saya naik mobil. Sampai di Kupang tenyata beliau satu mobil dengan saya dan mereka tutup wajahnya sedemikian rupa sampai Saya tidak tahu kalau dia ada satu mobil dengan kami. Kemudian sampai di Kupang, Saya cari tahu ternyata dia ditahan di Lapangan Merdeka di Kota Kupang.

Bulan Januari ditahan di Kodim, Bulan Maret ditahan di penjara. Saya datang ke Kodim dan saya bilang saya siap mati demi Mama saya, kami ada karena Mvama. Papa saya sudah tiada, siapa yang harus kami andalkan.

Kami menghadap Kodim dan diikuti tentara, “saya bilang tolong geser apa salah saya, saya minta kita naik pengadilan.” Kepala Kodim tanya, “Ibu mau apa?

Saya bilang minta Mama dilepaskan, kalau ditahan saya minta Peradilan,

Mama salah apa kalau dia terlibat Gerwani, apa salah Gerwani semua harus dengan pembuktian.”

Kepala Kodim bilang, “Ibu tanda tangan jaminan bahwa tidak akan terjadi apa- apa kalau Mama keluar,” Saya bilang, “saya siap menjamin kalau Mama buat kejahatan bila perlu saya ditembak saat ini.” Setelah itu beliau dibebaskan dengan wajib lapor. 112 Saya bilang, “tidak ada wajib lapor karena dia salah apa? pengadilan mana kalau tidak ada maka kami tidak wajib lapor.”

Saya tanya ulang, “apa buktinya? sejak kapan dia diadili dan pengadilan memu- tuskan kesalahannya apa?”

Dia masih mengatakan, “Ibu ini kepala batu saya bilang memang ada batu di kepala saya.” Mama saya dilepas tanpa “Kami himbau kepada peradilan dan tanpa lapor. pemerintah supaya film - Adik saya yang ditahan 3 tahun trauma film tentang ‘65 dihapus sampai hari ini. Saya coba gali, dia bilang dari Bali ke Jakarta selalu diperiksa karena tidak benar sehingga ditelanjangi barangkali ada cap PKI, cap Gerwani atau tidak. Sehingga per- generasi sekarang tidak gumulan saya hampir 50 tahun, Tuhan bangun negara bobrok mendengar hari ini saya menyaksikan kebenaran tragedi ‘65 hanya rekayasa yang tidak adil dan tidak seorang untuk mendapatkan keuntungan benar. Pemerintah lihat ke bagi pribadinya. depan mampukah minta Hari ini saya menyaksikan pemerintah maaf pada masyarakat, tidak adil dan tidak dapat dipercayai lagi. Bapa ibu besaudara semua khususnya mengobati luka hati yang pemuda masa kini saya himbau ketika sekian lama tersayat yang anda menjadi pemimpin buat kebenaran dan nyatakan itu dalam masyarakat tidak bisa diobati.” Indonesia demi bangsa. Mari belajar Terima kasih. bertindak benar jangan jadi manusia yang tidak berakhlak tapi menjadi ma- Tuhan memberkati nusia membangun kebenaran biar ada kebenaran dan sukacita yang dikehendaki manusia yang punya nilai dan harga di depan tuhan.

Kami berdiri di sini karena kuasa Tuhan namun betapa sakitnya. Bapa-mama sekalian lewat kesaksian kami, mari belajar dari tragedi 65. 113

[Kesaksian Christina Sumarmiati]

hristina Sumarmiati biasa dipang- gil Ibu Mamiek, usia 68 tahun.Di KEJAMNYA Ctahun 1965 ia adalah mahasiswa IKIP Jogja, anggota Perhimpunan PEMERINTAH ORBA 02 Mahasiswa Katholik Indonesia (PMKRI), KEPADA KAMI yang merangkap menjadi guru di sebuah SD. Ia pernah menjadi anggota Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia ( IPPI) ketika masih di sekolah menengah. Ia ditangkap berulang kali, ditahan di beberapa tempat pernahanan, mengalami siksaan fisik dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh militer di markas CPM Yogyakarta.

Pada waktu tahun ’65, Saya lulus SPG dan masuk IKIP Yogyakarta. Saya ang- gota Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia. Di dalam kemahasiswaan, Saya berga- bung dengan Perhimpunan Mahasiswa 114 Katolik Republik Indonesia. Pada bulan dengan laki-laki tersebut dalam posisi Desember, saya diciduk dan dimasukan berhubungan seks. Mereka tertawa dalam penjara. Saya curhat pada seorang dengan puasnya. Romo, kalau saya anggota PMKRI, “Romo, Saya mohon dibebaskan saya Saya lalu dipindah ke Wirogunan di tidak terlibat PKI, Saya tidak tahu apa tahanan perempuan bersama ibu yang lain. itu PKI.” Kami di Wirogunan untuk memperoleh kesembuahan dan selang beberapa hari Pada April tahun ’66, saya bebas, lalu setelah keadaan lebih baik saya dipanggil melanjutkan kuliah. Ayah dipenjara kembali. Selama di Wirogunan saya karena anggota BTI, Saya lalu melamar sering dibon oleh CPM untuk diperiksa. sebagai Guru SD, awalnya ditempatkan di Satu saat dipanggil kembali, dipaksa Gunung Kidul, tetapi setelah menemui mengaku melakukan Gerilya Politik kepala penempatan kerja dan meminta (Gerpo). Dalam pemeriksaan itu saya agar bisa ditempatkan di SD yang dekat menghadapi hal diluar batas kemanu- dengan kampus. Dua tahun mengajar dan siaan, Saya ditelanjangi lalu kepala saya menjadi mahasiswa itu pekerjaan tidak ditekan dan disuruh mencium kelamin ringan, kalau malam mempersiapkan mereka satu persatu, delapan orang pelajaran mengajar dan kuliah. di dalam ruangan itu. Saya kehilangan semangat dan tak mampu berjalan, tapi Pada tahun ‘68 jam 2 pagi, saya ditangkap mereka memaksakan lalu kemudian lagi. Mereka geledah rumah. Di rumah saya ditengkurapkan di tengah ruangan, itu saya simpan surat pembebasan rambut digunduli dan saya tidak mampu pertama, lalu mereka marah karena berbuat lain hanya memohon kekuatan menyembunyikan kalau saya anggota pada Tuhan. IPPI. Tahun ‘71 saya dipindahkan ke kamp Dalam pemeriksaan saya ditenjangi Di Plantungan bersama 500 ibu dari Tanah atas meja itu, bulu kemaluan dan rambut Jawa. Di Plantungan tidak ada lagi kepala saya dibakar. Saya pingsan dan penyiksaan fisik tapi teror psikis. Kami setelah sadar, saya digelandang ke dianggap manusia tidak bermoral, [penjara] CPM Yogya pada jam empat pemberontak. Kami tidak cocok dengan pagi.Saya dimasukan di dalam sel dan pembimbing mental di Plantungan, diborgol bersama satu borgol dengan pembimbing menghamili tapol dan seorang laki-laki. Hari kedua, diperiksa melahirkan 2 anak. Bagaimana kami berdua, mereka bilang mau mengaku bisa percaya pada pembimbing itu? atau tidak kalau kalian ini gerpol dan Karena banyak hal yang tidak bisa kami dipaksa mengaku sebagai PKI .Mereka terima akhirnya tahun ‘76 kami dibuang menelanjangi saya dan laki-laki itu juga ke Penjara Bulu, Semarang karena ditelanjangi. Saya disuruh berpangkuan dikatakan kami tidak bisa dibina oleh dalam keadaan telanjang atau mengaku. pembina. Tahun ‘78 dibebaskan. Saya kemudian diangkat dan dipangkukan 115 Stigma yang dilekatkan pada tubuh perempuan tapol sangat menyiksa hati kami. Bagi kami stigma yang diderita perempuan tapol ‘65 identik kematian, namun kami sebagai umat beriman mohon kekuatan pada Tuhan karena tidak mungkin mohon pada pemerintah. Kami mencari jalan dengan kuasa Tuhan.

Kebenaran yang kami inginkan kami simpan dalam dada dan sampaikan kepada masyarakat supaya bangsa ini mengerti bagaimana kejamnya pemerintah ORBA pada kami.

Semoga apa yang menjadi curahan hati kami bermanfaat agar, jangan sampai peristiwa ‘65 terulang kembali di negeri ini dan nasib kami diperhatikan, Kembalikan hak kami sebagai manusia. 116

[Kesaksian Maria de Fatima]

aria de Fatima adalah seorang survivor yang menjadi budak seks SAYA TIDAK TAHU Mtentara Indonesia ketika menjajah AYAH BAYI YANG Timor Leste. Peristiwa yang dialami oleh 03 SAYA KANDUNG Maria de Fatima berlangsung di Hotel Flamboyan Baucau Timor Timur. Maria de Fatima, menceritakan pengalamannya dalam sebuah film dokumenter.

Para tentara membawa saya melalui jalan ini, mereka menarik saya masuk melalui tempat ini. Ini adalah pen- jara para para perempuan & laki-laki yang ditahan bersama-sama. Tentara membawa saya keluar melalui pintu ini untuk diinterogasi, kemudian mereka meyerahkan saya kepada mereka yang di bawah. (Hotel Flamboyan yang dijadikan penjara ini punya dua lantai) Di tempat 117 ini kami berdua duduk di lantai sambil menatap satu sama lain, satu persatu Di sini kami disiksa dan dipukuli oleh tentara masuk sambil melihat kami, para prajurit. Mereka melempar kami Mereka membawa kami ke tempat ini ke lantai. Kami merayap untuk disuruh untuk diinterogasi sambil menginjak kaki mandi, baju kami dilepas. kami, sambil bertanya, “Kamu GPK?” Saya menjawab, “Tidak.” Mereka bertanya Setelah satu keluar kemudian akan lagi, “Kakak kamu ada di hutan?” saya datang yang lain... Kami hanya di lantai menjawab, “ Ya, kakak saya memang semen, hanya menangis. Hanya bisa ada di hutan. Dia melarikan diri ke hutan pasrah. Mereka menelanjangi (lagi) waktu dia masih berada di Dili.” kami. Jika kami menolak, mereka akan terus memaksa. Kami menangis dan Bila para Komandan ingin berhubungan berpelukan seks dengan kami, mereka menarik kami ke kamar lain. Mereka membawa Ketika saya merasakan mengandung, pepsodent dan sabun dan menyuruh saya tak bisa berbuat banyak. Saya tak saya mandi. bisa menuntut, karena mereka banyak. Mereka berganti-ganti. Saya tak tahu Setelah para komandan tidur dengan persis siapa ayah dari anak yang saya saya, kemudian mereka menyerahkan kandung itu. Dengan kondisi itu saya saya kepada prajurit di kamar lain. pasrah saja. Terkadang kami tidak tidur hanya dengan seorang perwira, tapi dengan banyak Saya tak pernah punya pikiran untuk orang. Lampu dimatikan semua. dendam pada anak yang saya kandung. Tidak juga mau menggugurkannya. Saya Tidak tahu semua yang masuk.Saya tetap mencintai, meskipun dia ada di dengar teman tahanan berteriak karena rahim saya tanpa hubungan resmi. kesakitan akibat diinterogasi, saya dan teman saya hanya diam tidak bisa buat Saya tidak pernah bepikir jahat terha- apa-apa.Bila terdengar oleh tentara kami dap anak-anak saya. Biarkan mereka bicara, tentara akan membawa kabel hidup. Menjahit, merajut, dari sana saya listrik untuk strom kepada tubuh kami, menghidupi mereka (waktu itu). maka kami pasrah dan diam. Saya pun tidak menaruh dendam pada Pada saat diinterogasi kami harus orang lain. Saya tetap memberi mereka mengatakan yang sebenarnya, bila makan, mendidik mereka sampai sekarang. berbicara / mengakatan salah maka kaki kami diinjak. Kadang ada tentara yang baik ketika melakukan interogasi dan kadang ada tentara yang brutal, terlebih bila ada teman mereka yang meninggal pada saat perang di hutan. 118 CAVR mencatat setidaknya 30 orang perempuan yang ditahan di Hotel Flam- boyan, hampir sepertiganya mengalami perkosaan, antara tahun 1975-1986.

Para korban menyebutkan pelaku-pelaku perkosaan dari berbagai kesatuan ABRI, termasuk:Yonif 330, Yonif 745, Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha), komandan ABRI pertama di Hotel Flamboyan adalah seorang komandan Kopassandha bernama Mayor Leo, Nanggala (nama sandi untuk satu kesatuan Kopassandha yang ditugaskan di Timor-Timur pada 1975-1983), Umi (salah satu dari empat kesatuan Nanggala yang ditugaskan di Timor-Timur yang dinamakan sesuai dengan sandi panggilan radionya), Batalyon Artileri Medan (Yon Armed) 13, Polisi Militer (Pom), Brigade Mobil (Brimob) Polri, Brigade Infanteri (terdiri dari tiga batalyon), Hansip.

Sampai dengan tahun 1999 Hotel Flamboyan digunakan sebagai barak, dan untuk “Pada tahun 1975 - 1976. banyak acara-acara khusus yang diselenggarakan oleh tentara Indonesia. tahanan di Hotel Flamboyan yang dihilangkan. Hotel Flamboyan juga digunakan sebagai pusat komando untuk operasi pagar betis pada tahun 1981.” 119

Pada tahun 2002 adiknya ditembak tentara. Ainon juga mengalami penyiksaan dari Kopassus karena dianggap tidak memberitahu keberadaan suaminya yang dituduh sebagai anggota GAM. Mulai SAYA MEMULAI HIDUP tahun 2003, Kopassus kerap datang ke 04 DARI NOL LAGI rumahnya dan menyiksa Ayahnya yang dianggap bertanggung jawab mengetahui keberadaan warga desa yang menjadi anggota GAM,karena posisinya sebagai kepala kampong.

Pada April 2004 datang kesatuan 112 [Kesaksian Ainon Mardiah] Komandan Edji Braka ke rumah, saya dibawa ke Pos Simpang Lima 112. Jam 3 bu Ainon Mardiah lahir di Kuala sore, mulai diinterogasi, menanya suami Simpang, Aceh, pada tahun 1978. saya dan teman suami. Saya jawab, IAyahnya seorang mantan anggota “tidak tahu,” Saya ditampar berpuluh- TNI. Pada tahun 1993, keluarga Ainon puluh kali, sehingga pipi saya bengkak. Mardiah pindah ke pemukiman baru Mereka memukul kepala saya dengan (transmigrasi lokal) di daerah Alue topi baja dan salah satu menendang Rambe, Aceh Utara. saya. Penyiksaan berlangsung sampai jam 8 malam. Karena letak rumahnya yang jauh dari sekolah, Ainon tidak melanjutkan pen- Jam 8 malam mata ditutup dan tangan didikannya.Pada usia 15 tahun, Ainon diikat dengan kabel dan dibawa entah ke menikah dengan lelaki yang juga tetangga mana. Mereka tanya keberadaan suami di Alue Rambe. di mana dan teman suami di mana, mereka ancam bunuh saya. 120 Mereka gali lobang dan bilang itu lobang Ketika Kampung Alue Rambe dikuasai kuburan saya. Mereka lalu menancapkan TNI, tidak ada laki-laki remaja dan dewasa senjata laras panjang di telinga kiri yang berada di Kampung. TNI membuat dan kanan dan suruh saya mengucap. kemp di atas perbukitan, di bawahnya Kemudian terdengar suara letusan. adalah alur tempat perempuan mandi Saya tidak tahu suara letusan apa, saya dan mencuci. pingsan. Kami sering diminta mencuci pakaian Jam empat pagi, saya sadar dan mereka mereka. Mereka mengatakan semua tanya makan saur atau tidak. Saya bilang bentuk tubuh perempuan Kampung Alue bagaimana saya makan kalau mata Rambe sudah mereka ketahui, karena ditutup, lalu mereka buka penutup mata. mereka mengintai kami mandi dan Mereka kemudian ajak saya mencari mencuci di alur ini. Kami juga dibatasi markas GAM. Saya bilang tidak tahu untuk keluar dari Kampung. karena GAM bergerilya. Dalam satu hari hanya boleh 3 orang Di dalam pos, anak buah mereka menarik yang bepergian ke pasar. Sebelum ke saya, memeluk sampai baju saya koyak, pasar kami digeledah di Pos 112 Simpang mereka mau perkosa saya. Saya berteriak Limeng, harus menitipkan KTP. Ketika sekuatnya, “Pak Edji Barka anak buah pulang dari pasar kami harus kembali Bapak mau perkosa saya,” Pak Edji melapor ke pos, belanja kami dijatah, Barka menjawab, “alah kamu mau kami hanya bisa membeli beras untuk dikasih enak aja menjerit,” lalu saya keperluan 3 hari, katanya tidak boleh katakan, “Bapak orang berpendidikan lebih nanti dikasih ke GAM. tapi harga dirinya nol, saya tidak punya pendidikan tapi saya punya harga diri.” Saya kembali ke Kampung Alue Rambe Lalu Pak Edji memukul anak buahnya setelah Penandatanganan Damai pada yang menggangu saya. tahun 2005. Saya memulai hidup dari nol lagi karena seluruh harta benda saya Setelah tujuh hari di Pos 112 saya hilang dan rumah saya sudah rusak. dibawah ke SGI [di Buloh Blang Ara] di situ saya disetrum, lalu seorang di Saya ingin perempuan yang tidak bersalah antara mereka meremas payudara saya jangan diperlakukan begitu. Saya harap sekuat-kuatnya. Tiga hari di SGI, Saya tidak adalagi tindak kekerasan terhadap dibawa ke Kuala Simpang dan tidak perempuan di Aceh. boleh kembali ke kampung.

Saya di Kuala Simpang disuruh tetap komunikasi dengan mereka, berpindah dari satu rumah saudara ke rumah saudara lain karena tidak punya apa-apa. 121

KANDUNGAN KAMI TIDAK MAMPU UNTUK 05 MELAHIRKAN ANAK

[Kesaksian Tineke Rumkabu] Kami mama-mama selalu menyiapkan makan dan minum untuk anak kami yang ineke Rumbaku adalah salah ada di bawah tower itu. Pagi jam 5, saya seorang saksi mata dan korban dengan teman mengantar kue, teman Tpenyiksaan seksual dalam Peristiwa pegang ceret dan saya juga pegang ceret Pengibaran Bendera Bintang Kejora di isi kopi dan kue di kardus. Biak Juli 1998. Ibu Tineke Rumkabu menceritakan pengalamannya di tahanan Kami sementara berjalan sampai di yang mengalami penyiksaan seksual jalan Penas dekat tower, tiba-tiba kami oleh tentara. disergap oleh tentara yang di leher pakai pita merah topi daun-daun muka Pada awal Juli 1998, sekelompok orang dicoreng sampai kelihatan hitam lalu menaikkan bendera Bintang Kejora di mereka mendekati kami dan rampas menara (tower) air dekat pelabuhan ceret dan siram kopi yang begitu panas kota Biak. Banyak warga masyarakat dari kepala, saya dipukul dengan popor berkumpul, berdoa, dan menyanyikan senjata dari belakang dan jatuh lalu lagu-lagu gerejani dari tanggal 2-5 Juli. diinjak di perut. Saya teriak, “Tuhan tolong!”lalu seorang tentara bilang Pada tanggal 6 Juli, saya dan warga yang begini, “silahkan panggil Tuhan Yesus berkumpul diserang oleh gabungan TNI yang beberapa hari tolong kamu biar dan Polisi Brimob. Kami berpendapat Dia bantu kamu. bahwa di masa reformasi ini adalah waktu yang tepat untuk menyatakan ”Lalu saya diseret beberapa meter keinginan kami untuk merdeka. kearah took Aru. Ada temannya tentara, dia suruh lari dan bilang, “Ibu lari pas Tetapi tepat 6 Juli jam 5 subuh, terjadi saya tembak, kita seiman. ”Saya lari penyerangan terhadap kelompok yang kearah komplek Perumahan Kesehatan, berada di bawah tower. ada barak di situ, saya tahu di situ ada keluarga lalu di belakang rumah mereka 122 ada lubang pembuangan. Saya lari menuju tempat, kebetulan teman yang ada sama-sama juga lari ke tempat itu.

Kami sama-sama sembunyi tapi tidak bertahan karena ketakutan lalu kami masuk dalam rumah. Pakaian kami sudah sobek karena ditarik-tarik, kebetulan dalam rumah ada daster dan kami ganti lalu pura-pura pegang keranjang dan ke pasar.

Saat kami keluar, di luar sudah ada truk kuning, Saya bilang teman, “Kamu lari biar selamat.” Saya lalu ditarik oleh tentara, diikat mata dengan kain lalu Pengalaman ini membuat suami saya dilempar ke dalam truk. Waktu jatuh tidak senang dengan saya. Tiap hari dalam truk rasanya jatuh di atas orang bentrok dalam keluarga sampai saya yang sudah dalam mobil. tidak bisa bertahan, akhirnya saya lari dari rumah ke Jayapura atau tempat Saya dibawa ke suatu tempat, di mana lain untuk tenang dengan teman-teman orang teriak seperti dalam satu ruangan. aktivis perempuan. Saya dengar perempuan laki teriak, “Tuhan tolong-tolong.” Lalu kita punya Pernah kejadian suami pukul saya, lukanya pakian dibuka semua kasih telanjang dan harus dijahit 6 jahitan. Saya lapor polisi diborgol tapi dalam keadaan telanjang. tapi polisi tidak mau urus.Saya sudah Lalu tentara bakar lilin dan masukan pisah dengan suami dan anak. ke dalam vagina. Rasanya pedis, “Buka mata lihat teman-teman kamu sudah Harapan saya, pengalaman ini jangan mati, sebentar lagi kamu mati.” terulang lagi terhadap perempuan Tentara juga menyiksa Saya dengan secara umum dan perempuan di Papua melukai kemaluannya dengan sangkur. khususnya. Sudah cukup kami dilahirkan Ada juga perempuan lain yang payudaranya untuk disembelih dan dibunuh seperti dipotong. Berbagai jenis penyiksaan dialami binatang. Kandungan kami tidak mampu olehSaya dan teman-teman. Akhirnya untuk melahirkan anak yang akan terus Saya dan teman-teman diselamatkan dibunuh dan dibantai seperti binatang oleh seseorang yang juga tentara dan berhasil melarikan diri ke hutan. Saya tiga bulan di hutan, tanggal 3 September dipanggil ke kantor polisi untuk lapor. Tapi tidak lanjutkan lapor karena sudah sakit pendarahan. 123

[Kesaksian Porman Boru Siagian]

orman Siagian atau lebih dikenal TETAP BERJUANG dengan panggilan Ompu Jasa lahir di Janji Maria pada 13 Desember UNTUK P 1944, adalah salah satu pejuang 06 MENGEMBALIKAN perempuan adat dari perkampungan di TANAH ADAT Desa Sugapa Tanah Batak, Kecamatan Silaen (sekarang Sigumpar), Kabupaten Tapanuli Utara (sekarang Tobasa). Pada 1988, sepuluh inang (ibu) dari Desa Sugapa, dari 62 KK warga Desa Sugapa mengawali perlawanan terhadap PT Inti Indorayon Utama (PT IIU) yang sekarang berganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari (PT TPL).

Perlawanan ini berawal dari tindakan PT IIU, 1987, yang menanami tanah adat milik turunan Raja Sidomdom Barimbing yang bernama Tano Parsibarungan seluas 124 51,36ha dengan tanaman Eucalyptus mempertanyakan dan menyampaikan (bahan baku untuk bubur kertas). keberatan atas tindakan PT IIU ini. Namun keberatan dan pengaduan mereka tidak Ketika itu pihak PT IIU berdalih bahwa juga membuahkan hasil. tanah adat tersebut sudah diserahkan beberapa warga, Kepala Desa, dan Camat “Tanah kami diambil PT Indorayaon, Silaen untuk dijadikan areal Perkebunan tahun ’87. Indorayon ambil tanah kami Inti Rakyat (PIR). di ladang, tapi kami tidak tahu. Tahun ‘88 baru kami tahu, kami ke ladang Padahal sebelumnya, tanah adat tersebut dan larang mereka tapi mereka tidak berfungsi sebagai tempat penggembalaan mau. Lalu kami ke kepala desa dan ternak dan tempat mengambil kayu bakar tahu-tahu kepala desa yang jual tanah bagi warga Desa Sugapa. Menurut pihak ini. Lalu kami ke polisi dan polisi tidak PT IIU, penyerahan tanah adat tersebut mau karena sudah dikasih uang, karena sudah sesuai dengan prosedur, karena banyak uang Indorayon.” Kepala Desa dan Camat Silaen sudah menerima uang pago-pago (biasanya Kecewa dengan sikap pemerintah yang diberikan kepada pihak ketiga sebagai uang tidak menggubris pengaduan mereka, saksi) sebesar Rp. 650.000,- (Rp.12.500,-/ akhirnya kesepuluh ibu ini mencabuti Ha) dari PT IIU. tanaman Eucalyptus yang sudah ditanam oleh karyawan PT IIU. Namun setelah dikonfirmasi, beberapa warga desa yang merupakan keturunan Mengetahui tindakan kesepuluh ibu langsung dari Raja Sidomdom Barimbing, ini, PT IIU segera mengadu ke Polsek, mengaku tidak pernah memberikan dan kesepuluh inang ini pun ditangkap. persetujuan untuk menyerahkan tanah Proses hukum pun berjalan. Pengadilan tersebut.Bahkan selanjutnya mereka Negeri Tarutung pada 1 Februari 1990 menemukan ada kecurangan dalam menjatuhkan vonis hukuman percobaan transaksi tersebut, yakni pemalsuan tanda masing-masing enam bulan kepada tangan dan pengikutsertaan sejumlah kesepuluh ibu ini. warga yang bukan pemilik atau bukan pihak yang berhak menyerahkan tanah “Kami adukan ke pengadilan dan kami tersebut. dipanggil 10 orang [perempuan] yang tuntut tanah itu. Kami pergi dan pengadilan Kesepuluh inang yang dipimpin Nai bilang, 10 orang ini ditahan. Kenapa Sinta br Sibarani ini meskipun diper- kami ditahan? tanah kami yang diambil, hadapkan dengan tindakan represif kenapa kami ditahan? tapi PN bilang aparat ketika itu, tetapi dengan gigih dan kalian ditahan tiga bulan.” berani tetap berjuang agar tanah adat mereka dikembalikan oleh pihak PT IIU. Merasa putusan ini tidak adil, kesepuluh Mereka berkali-kali mendatangi Kepala inang ini mengajukan banding ke Pengadilan Desa, Camat, DPRD, dan Bupati untuk Tinggi Medan. Tetapi putusan PT ini juga 125 tetap tidak adil, yakni tiga bulan penjara Tiga sampai empat hari kami tidak dan enam bulan masa percobaan. ditanggapi menteri, duduk-duduk di Sehingga mereka mengajukan kasasi lorong, ada yang bawa anaknya, menangis ke Mahkamah Agung (MA). dia. Terus datanglah mahasiswa dari Jakarta menonton kami. Tetapi sampai sekarang hasilnya tidak mereka ketahui. Mereka juga tidak Sudah 4 hari baru menteri buka kantor pernah menjalani putusan tersebut dan kami naik ke atas 4 orang. Begitulah dengan alasan “kemanusiaan”.Karena Menteri bikin surat ke gubernur dan ke tidak mendapatkan keadilan, kesepuluh bupati ada 4 amplop. inang ini pernah berangkat ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri, Rudini. Kami tak tahu entah apa isinya, jadi ya Ketika itu, kesepuluh ibu yang didampingi kami keluar dari kantor Menteri dan berbagai NGO mitra di Jakarta, meny- naik bus pulang. ampaikan permasalahan yang mereka hadapi kepada Menteri Dalam Negeri.

Mereka juga meminta agar tanah adat mereka yang dirampas PT IIU dikembalikan Macam mana kalian datang kepada mereka. Mereka menyatakan ke menteri kenapa begini tidak setuju kalau tanah adat tersebut dijadikan sebagai Perkebunan Inti Rakyat isi suratnya kami tak tahu (PIR). Atas pengaduan kesepuluh ibu ini, isi suratnya dilem, tanya Mendagri (Rudini), segera menyurati Bupati dan PT IIU agar segera menyanggupi bapak-bapak di kampung” semua tuntutan warga.

“Lalu kami omong-omonglah dulu di kampung dengan yang lain, lalu kami ke bupati [Toba Samosir], Bupati tidak tanggapi lalu bilang ke gubernur [Su- matera Utara], lalu kami ke gubernur, tapi tidak tanggapi. Kami rapat, bilang ke bapak-bapak supaya ke menteri, lalu kami omong-omong ongkos sekalian diusahakan.

Datanglah bapak-bapak bilang, kalian pinjam uang untuk ongkos kalau kalian tidak ke menteri, kalian ditahan. Lalu kami pinjam uang dan terbang ke menteri [di Jakarta]. 126

Saya salah satu dari ratusan perempuan di Poso yang menjadi korban eksploitasi seksual oleh aparat keamanan yang bertugas dalam kaitan konflik Poso. APARAT BUKAN MELINDUNGI TETAPI Konflik Poso berlangsung sejak tahun 07 MERUSAK KAMI 1998. Sejak tahun 2000, dengan alasan keamanan, ribuan aparat keamanan ditempatkan di Poso. Salah satunya di desa saya. Tahun 2002, di desa saya ditempatkan 17 aparat Brimob dari Polda Kalimantan Timur.

[Kesaksian Iin Tungka] Saya dibujuk oleh salah satu anggota Brimob untuk melakukan hubungan in Tungka, gadis lokal di Poso, lahir seksual. Dia berjanji akan menikahi di Bulili, Kecamatan Lore Utara, saya. Saya juga disuruh cuci pakaian dan IKabupaten Poso pada 23 Januari 1981. masak untuk dia dan teman-temannya. Iin kemudian tinggal bersama tantenya Pas saya hamil, si anggota Brimob ini di Desa Betalemba, Kecamatan Poso ingkar janji. Dia meninggalkan saya. Pesisir, Kabupaten Poso. Pada awal Sebelum pulang ke Kalimantan, dia bulan September 2002, Iin melakukan sempat berjanji akan datang menjemput hubungan seks dengan Dodi Setiawan, saya dan menikah. seorang anggota Brimob dari Polda Kalimantan Timur yang berjanji akan Kenyataannya, sampai usia kehamilan menikahinya. Iin hamil, namun Dodi 6 bulan, tidak ada kabar. Bayi saya lahir Setiaawan meninggalkan begitu saja prematur dan kemudian meninggal. seiring masa tugasnya di Poso berakhir. Saya so pernah laporkan hal ini ke Provost Brimob Kalimantan Timur. 127 Saya pikir mereka akan bantu saya, Memang Poso sekarang sudah bebas dari ternyata saya malah disuruh mengurus kerusuhan tetapi yang tertinggal adalah sendiri ke Kalimantan. Mereka bilang itu kerusuhan di hati perempuan seperti urusan anggota Brimob, bukan urusan yang saya alami. Hal ini berpengaruh kesatuannya. dalam rumah tangga kami kerusuhan tertinggal dalam rumah tangga kami Orang tua, tetangga, masyarakat di sekitar karena masa lalu saya itu. Setiap ada saya menganggap saya ini perempuan masalah saya diterpah suami, “kamu nakal. Karena itu saya sangat sering itu mau tuntut ini itu kepada Saya, mengalami kekerasan fisik dan psikis sementara kamu itu dulunya seperti apa karena masa lalu. awalnya,” saya bilang, “kalau seperti ini terus tidak akan ada bahagia tidak akan Bahkan Saya sering dipukul oleh suami, ada merdeka.” sampai mata pecah, selalu dikatai, “bagaimana kamu dulu dan awalnya Pelapor Khusus Komnas Perempuan bagaimana.” Dalam hati saya sampai untuk Poso mendokumentasi setidaknya kapan saya terus alami dan diam padahal terdapat 60 kasus kekerasan seksual kekerasan selalu saya alami dalam diri. yang dialami oleh perempuan, umumnya masih berusia muda, di Poso, Sulawesi Saya ini ingin maju, ingin bergerak dan TengahDalam menyikapi konflik antar hidup normal seperti perempuan yang komunitas di Poso yang terjadi sejak lain. Tapi kenyataannya, setiap kali saya 1998 hingga tahun 2000 an, Pemerintah punya kegiatan di luar, sering dicurigai pusat menginisiasi perjanjian damai kegiatan saya diluar tidak benar. Bukan antar komunitas melalui Deklarasi hanya saya, saya ulangi, bukan hanya Malino pada Desember 2001. saya tapi masih banyak perempuan lain yang alami hal seperti saya di Poso. Selain inisiasi damai, Pemerintah juga mengembangkan kebijakan keamanan, Saya bisa bilang, waktu itu kami dalam terutama dengan penempatan aparat keadaan konflik, aparat keamanan berjanji kepolisian dan TNI di seluruh desa dalam mau melindungi kami. Ternyata, kalau wilayah Kabupaten Poso, khususnya belajar dari pengalaman saya, justru sejak tahun 2000 sampai dengan 2005. mereka yang merusak kami. Saya, yang punya kesempatan berbicara kebenaran Pemerintah juga menetapkan sejumlah sekarang ini hanya salah satu. kebijakan keamanan lainnya, antara lain pembentukan Satgas Poso, yang Hanya salah satu dari sekian ratus mengusung gagasan pemulihan keamanan perempuan di Poso yang alami eksploitasi secara holistik.Terdapat 12 jenis operasi seksual dengan janji keamanan. keamanan sejak tahun 2000 sampai dengan 2005. 128 Pola Operasi yang dilakukan adalah Total jumlah keseluruhan pada tahun membangun pos-pos Brimob dan TNI 2005 sebanyak 2.302 personil TNI dan di sepanjang jalan Trans Sulawesi, Brimob yang menyebar di 8 (delapan) pada setiap pintu masuk desa dan wilayah kecamatan di Poso, yaitu: Poso menempatkan pos sejenis di tengah Pesisir Utara, Poso Pesisir, Poso Pesisir pemukiman masyarakat dalam setiap Selatan, Poso Kota, Lage, Pamona Selatan, desa. Pamona Timur dan Pamona Utara.

Rata-rata masa bertugas pasukan keamanan/militer yang di-BKO (Bawah kendali Operasi) ke Poso sekitar 2-6 bulan. 129

TANGGAPAN SAKSI AHLI Kekerasan Terhadap Perempuan

kejadian tetapi juga siapa yang melakukan, oleh Ibu Sjamsiah Achmad korban dan motivasi pelanggaran, bagaimana penderitaaan korban, apa (Mantan Komisioner KKP hak sudah dipenuhi atau tidak. Indonesia-Timor Leste) Kita sepakat dan ketentuan dunia bahwa ola Berulang Kekerasan terhadap itu terjadi tetapi juga penting peran Perempuan dan Tindak Lanjut negara tidak hanya mengakui, tetapi PRekomendasi Komisi Kebenaran menyesali hal itu terjadi, lebih dari itu dan Persahabatan (KKP) negara harus minta maaf pada korban. Indonesia - Timor Leste Negara mengikatkan diri secara moral Terima kasih Majelis Warga dan KKPK yang dan etik bahwa itu salah dan melakukan undang saya hari ini. Saya menyampaikan program untuk memenuhi hak korban, kekaguman Saya pada Ibu Net karena apa yang dilakukan dan strateginya. tidak hanya mengungkapkan kebenaran tapi memberi sikap yang patut ditiru kita Perempuan menjadi sasaran karena semua. Semua tetap belajar, berjuta-juta umumnya pihak yang lemah. Keadilan kesaksian di dunia telah dihimpun oleh bukan hanya hukum tetapi keadilan Perserikatan Bangsa - Bangsa. dalam kehidupan sehari, yang juga penting reparasi fisk atau psikologis Saya sarankan kita belajar dari pengalaman tapi dan yang lebih baik status sebagai yang lewat karena meski disepakati dunia manusia yang independen dan mampu bahwa kekerasan terhadap perempuan melakukan apa yang dia inginkan. adalah hal yang perlu diperangi tapi masih berlangsung di sekitar kita. Pertemuan ini sangat berharga dan kita tidak boleh berhenti untuk itu. KKPK harus Sekarang kita melihat fakta terjadi menarget undang-undang atau perangkat kekerasan, tetapi motivasi di belakangnya hukum, selain itu saya sarankan untuk tidak diketahui, tidak hanya mengakui ada mencari kebenaran lewat pendidikan di 130 sekolah sejarah kurikulum, di perguruan tinggi, dari pada Indonesia mengikatkan diri pada konvensi HAM tetapi bagaimana prakteknya untuk kemanusiaan. Saya sangat menghargai Ibu menunjukkan konsistensi dan mempertahankan haknya dan bagaimanan kita membantu agar ini bisa diteruskan.

“Kita harus benahi buku sejarah karena tanpa itu tidak bisa membagun masa depan yang lebih baik. Ibu berani melakukan tindakan itu dan pada waktu tersebut tidak banyak yang melakukan seperti itu.”

Kalau perlu ditulis buku-buku mendokumentasikan seperti ini. Saya menekankan kita benahi pendidikan kita sekarang, karena sudah tidak mengacu pada Pancasila dan Konstitusi tetapi membuat peraturan yang tidak sesuai. Terima kasih dan semoga bermanfaat. 131

TANGGAPAN SAKSI AHLI Kekerasan Terhadap Perempuan

Peran Komnas Perempuan sebagai Mekanisme Hak Asasi Aktor-aktor penyelenggara negara, kerap Manusia dalam Pemenuhan berseloroh, mari menatap kedepan, terlalu Hak - Hak Perempuan Korban. lama melihat spion bisa menabrak. Atau mulai berpikir memberi hak pemulihan, tapi tidak boleh gaduh. Tokoh perdamaian Oleh: Yuniyanti Chuzaifah terkemuka juga mengatakan, mari saling (Ketua Komnas Perempuan) memaafkan dan bergerak kedepan, karena mengungkap kebenaran atau keadilan, terlalu beresiko untuk komunitas yang Dari pagi hingga sore teraduk perasaan punya tradisi mendendam. kita, ini sangat nyata sangat kongkrit, atas nama Komnas Perempuan menyampaikan Tetapi kekuatan dan semangat para korban, hormat terhadap penggagas inisiatif ini penggiat kemanusiaan menjadi magma dan tentunya suatu kehormatan pula yang tak bisa dibendung. Hormat kami Komnas Perempuan bisa menjadi bagian sebagai orang muda, sebagai institusi dalam proses dengar kesaksian ini. dan kita semua yang hadir di sini, atas keberanian para korban untuk bicara Kebenaran, keadilan, pemulihan dan dan terus memintal perjuangan bersama reformasi tata kelola negara khususnya dengan para penggiat kemanusiaan lain. sektor keamanan, yang paling lamban Ibu-ibu Korban Peristiwa ‘65, Mama adalah keadilan. Di berbagai kasus - Mama Papua, Inong Aceh, Mama di penanganan pelanggaran HAM masa lalu, Maluku, Poso Timor Leste, Inang Sugapa satu kata ini kerap diletakkan dibawah Sumatera Utara dan banyak perempuan karpet, sehingga hanya persahabatan korban lain yang bersemangat liat, yang dan rekonsiliasi, atau kebenaran dan mempertaruhkan hidupnya untuk kata rekonsiliasi yang mengemuka, dengan pendek tapi perlu nafas panjang yaitu: sejumlah alasan. keadilan dan kebenaran. 132 Pramilla Pattern, salah satu anggota Aceh, Tragedi 1965, Tragedi 1998, Keru- Komite CEDAW saat berkunjung ke suhan Maluku, Konflik Poso, Serangan Indonesia, bertemu dengan Ibu-ibu terhadap Jemaah Ahmadiah, Konflik Korban Peristwa ‘65 yang sudah sepuh. Papua, Konflik di Timor Leste.

Mereka menjadi dinamit sendiri bagi Berbagai data yang terungkap tentunya Pramilla, bagaimana usia lansia tak kenal bisa seperti gunung es. Tapi dalam renta. Mereka masih bertanya, apakah perspektif HAM, satu kasus cukup dan ICC (International Criminal Court) bisa itu adalah persoalan serius. Kerentanan jadi lubang jarum untuk menyoal kasus saksi dan korban, kerap membuat pen- pelanggaran HAM ini, sebuah kejahatan gungkapan kebenaran tersendat, disinilah kemanusiaan yang lamban mendapatkan kenapa LPSK dilahirkan, dimana Komnas titik terang keadilan. Perempuan termasuk salah satu yang mendorong urgensinya. Pertemuan di Komnas Perempuan Itu bukan angka atau score, mereka adalah dengan para korban tersebut, menjadi perempuan-perempuan yang punya wajah salah satu kacamata pembesar bagi dan sejarah. Hidup mereka terhenti, Komite CEDAW untuk berlanjut menyoal dikoyak karena tragedi kemanusiaan, pelanggaran HAM masa lalu pada konflik bersenjata, konflik komunal atau pemerintah Indonesia saat Indonesia konflik-konflik lainnya, tubuh perempuan direview oleh komite CEDAW. digunakan sebagai simbol penaklukan, proxy (pengganti) target, pesan teror, Komnas Perempuan juga turut membawanya penghentian regenerasi dengan merusak pada Universal Periodic Review Dewan reproduksi perempuan, menghancurkan HAM PBB. Komite ICCPR, termasuk seksualitas sebagai simbol penghancuran selalu meminta ruang khusus seluruh kehormatan komunitas yang disasar. mekanisme HAM PBB yang hadir ke Indonesia, antara lain Komisi tinggi Semoga ini menjadi harapan baru, Dewan HAM PBB, Navanethem Pillay, Komnas Perempuan bersama sejumlah saat hadir ke Indonesia. mitra bersama-sama mendorong 3 wilayah, yaitu Kota Palu, Kota Solo dan Sebagai mekanisme HAM, Komnas Provinsi Jakarta agar negara meminta Perempuan melakukan pemantauan maaf dan memenuhi hak korban atas mendengar suara korban kekerasan keadilan, kebenaran dan pemulihan. terhadap perempuan, khususnya kekerasan seksual disejumlah wilayah konflik. Selain Walikota Palu yang sudah meminta maaf dan melembagakan kebijakan Dalam hasil pantauan 4 dekade kekerasan reparasi untuk korban ‘65, ada juga di Indonesia yang digugus dalam buku komitmen politis Wagub DKI, yang ; “Mari Kita Bersikap”, mencatat deret akan menjadikan situs-situs sejarah penjang perempuan korban. Dalam pelanggaran HAM masa lalu, setidaknya berbagai peristiwa diantaranya: Konflik monumen Jarum Mei di Klender, Makam 133 massal Pondok Rangon, dan makam terlanggengkan karena tidak ada proses Soe Bengkong akan dimasukkan dalam keadilan. Pendekatan keamanan yang situs wisata sejarah Provinsi Jakarta. penuh kekerasan, perlu ratusan tahun Mereka berkomitmen untuk memugar untuk memulihkan dan membenahi. dan merawat bersama para korban. Korban tak pernah lupa, ingatannya sangat Selain itu memorialisasi Komnas Per- tajam walau sudah 4 dekade atau lebih, empuan beserta gedungnya juga mulai dan kalau tidak terpulihkan, pengalaman dirintis sebagai salah satu memorialisasi di banyak negara post konflik, jelang bangsa bahwa Tragedi Mei pernah terjadi tidur, para perempuan ini menitipkan dan tak boleh berulang. pada anak-anaknya untuk membuat perhitungan, membayar kemarahan, Komnas Perempuan dan pendamping mengajari angkat senjata sebagai perang yang ada disini juga berusaha memfasitasi suci untuk mengembalikan martabat perjuangan korban 65 melalui ruang- perempuan-perempuan yang dicintainya ruang budaya sebagai celah membuka yang telah direnggut. ruang pemulihan khususnya rehabilitasi dan kebenaran. Beruntung banyak yang hadir disini menekuni perdamaian dan menjadikan Kita harus apresiasi perjuangan para perempuan sebagai aktor kunci dalam korban. Di Papua, bersama jaringan perdamaian baik di publik maupun perempuan Papua, mendokumentasi 40 domestik. Sehingga, di sejumlah wilayah tahun kekerasan terhadap perempuan. rantai dendam tersebut bisa diolah Temuan penting dari pendokumentasian menjadi energi perdamaian. tersebut dan juga pengalaman di sejumlah wilayah post konflik, atau konflik yang diduga banyak pihak sudah berhenti, rupanya konflik dan kekerasan hanya berpindah pola, kasus KDRT cenderung melambung. Perempuan menjadi sasaran KDRT, karena kefrustasian komunitas yang terkalahkan, tidak ada pemulihan mengembalikan martabat, sehingga yang tersisa adalah agresi, ingin menunjukkan supremasi melalui penaklukan pada yang dianggap lemah, yaitu perempuan, anak-anak dan bisa siapapun di hadapan mereka.

Budaya kekerasan menjadi warisan yang ditiru dan impunitas terbiar dan 134

Dalam catatan kami, Korban cenderung dibiarkan sendiri berjuang untuk survive, karena viktimisasi atas kekerasan seksual dari komunitas juga kerap mempertebal traumanya. Walaupuan banyak organisasi pendamping setia tak henti menguatkan dan memberdayakan, namun jumlah korban dan lapis persoalan tak cukup berimbang kalau tidak dibarengi dengan respon negara.

Pemulihan harus ditopang oleh empat pilar, yaitu diri sendiri korban untuk “Saatnya bicara kebenaran, menggeliatkan diri menjadi penyintas, juga dukungan keluarga, komunitas menggemakan kebenaran dan negara. dan memperjuangkan Tapi partisipasi dan tanggungjawab kebenaran. Jangan biarkan komunitas atau aktor non negara tidak menghilangkan tangggungjawab negara. korban berjuang sendiri. Dalam mekanisme HAM negara menjadi Seluruh upaya tersebut penanggungjawab utama pemenuhan, penghormatan, perlindungan dan penegakan harus dipintal bersama. “ hak asasi.

Betapa pemulihan, kebenaran dan “Mari terus bicara, jangan keadilan menjadi kunci, menghentikan hutang kemanusiaan. Bangsa beradab diam dan mendiamkan.” dan berperadaban adalah bangsa yang punya malu, jujur pada sejarahnya, dan memupus kekerasan agar tidak berulang. 135 136 137

Serta kami setuju bahwa sekaranglah saatnya untuk kita semua sebagai warga menuntut keadilan.

REFLEKSI Perempuan sebagai korban mengalami MAJELIS WARGA penderitaan yang berlapis dan berkepan- Kekerasan Tehadap jangan, yang terkait tubuh dan ketubuhan Perempuan perempuan. Khususnya seksualitas perempuan dan posisi perempuan di masyarakat membuat perempuan rentan terhadap stigma sosial termasuk bila terjadi kehamilan di luar keinginan endengar kesaksian 7 orang korban. penyintas dari berbagai usia yang tinggal diberbagai daerah. M Sedangkan Negara sampai sekarang Sejak pagi hingga sore hari ini, sebagai terus mengabaikan dan melupakan Majelis Warga kami berterima kasih penderitaan mereka yang berkepanjangan. atas kesediaan membagi pengalaman Adanya sikap negara dan masyarakat yang sangat menguras emosi dan nurani yang diskriminatif terhadap perempuan kita bersama yang mendengarkannya. menjadikan perempuan korban semakin jauh dari akses terhadap kebenaran dan Kami majelis warga merasa bangga terhadap keadilan. Meskipun perempuan menjadi keberanian yang telah ditunjukkan oleh korban mereka tetap menjalankan para penyintas untuk mengungkapkan perannya merawat hidup dan kehidupan, kebenaran dari kekerasan yang telah termasuk keberlanjutan hidup keluarga. menimpa diri mereka selaku anak bangsa. 138 Dalam mencari keadilan perempuan Forum Dengar Kesaksian selama lima berkemampuan untuk melampaui hari ini diharapkan bisa memberikan peran yang umumnya diberikan oleh pembelajaran dan kesadaran masyarakat, masyarakat, menghadapi aparat keamanan, pentingnya kebersamaan dalam men- menghadapi para penyiksa, dan pejabat dukung korban, agar peristiwa kejahatan negara. terhadap kemanuasiaan tidak terulang kembali apapun motifnya. Maka Forum Para perempuan korban menunjukkan mereka tetap tegar, konsisten, dan peduli Dengar Kesaksian ini adalah upaya pada orang lain, termasuk menggantikan korban bersama warga masyarakat tugas-tugas anggota keluarga yang yang diinisiasi dan difasilitasi oleh KKPK dihilangkan atau ditahan. Kenyataan ini untuk terus mengajak masayarakat mematahkan pelabelan sosial bahwa bersama-mendorong dilakukannya prempuan adalah mahluk lemah. pertanggungjawaban negara terhadap korban kekerasan atas hak atas kebenaran, Pola umum kekerasan yang dialami adalah keadilan, pemulihan serta jaminan agar , mereka diambil oleh aparat militer atau tidak terulangnya kebijakan negara yang polisi, diintimidasi, disiksa, dilecehkan, tidak manusiawi dan praktik-praktik dan diperkosa. Kekhususannya adalah kehidupan bernegara yang mengede- mereka yang semula bukan sebagai target pankan kekerasan. utama , tetapi karena absenya anggota keluarga laki-laki pada akhirnya dijadikan Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih target utama. Karena dia perempuan, yang mendalam kepada para ibu - ibu maka dia menjadi target kekerasan korban yang telah bersedia memberi seksual yang khas perempuan seperti kesaksian. perkosaan massal dan penelanjangan paksa yang akibatnya masih dirasakan Tertanda Majelis Warga oleh mereka seumur hidup. Saparinah Sadli Lies Marantika Sampai hari ini belum terlihat adanya Fien Djarangga peluang bagi korban untuk mendapatkan Samsidar hak-haknya sebagai sesama warga Ichsan Malik negara.

Namun demikian para korban tetap bertahan, dan berketetapan hati, serta terus bergerak untuk mencari keadilan dan kebenaran serta pemulihan. Padahal keadilan, kebenaran, dan pemulihan adalah hak setiap korban, bukan pemberian. 139

OPERASI B MILITER 140

Insiden tersebut terjadi di Simpang KKA Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Dalam peristiwa tersebut ORANG sebanyak 39 warga meninggal, 156 luka-luka, 10 orang dinyatakan hilang TERKORBANKAN dan ratusan orang mengalami trauma. 01 OLEH NEGARA MASIH TERLANTAR Peristiwa Simpang KKA awalnya dipicu oleh ‘isu hilangnya’ anggota TNI, Aditiya Rahmadan dari Detasemen Rudal 001/ Lilawangsa pada 30 April 1999 ketika tengah menyusup ke acara ceramah agama pada peringatan 1 Muharam yang [Kesaksian Murtala] diselenggarakan warga Cot Murong.

urtala lahir pada 12 desember Hilangnya anggota tersebut kemudian 1970 di Paloh Lada, Aceh. disikapi oleh anggota pasukan militer dari MIa merupakan salah seorang Detasemen Rudal dengan melakukan korban penganiayaan dan pemukulan penyisiran ke rumah-rumah warga. dalam peristiwa Simpang KKA. Murtala Saat pencarian, aparat melakukan kemudian aktif dalam organisasi korban kekerasan yang mengakibatkan sekitar dan menjadi koordinator K2HAU, sebuah 20 orang warga mengalami kekerasan; organisasi korban di Aceh. dipukul, ditendang dan diancam. Tidak terima dengan tindakan aparat, warga Pada tanggal 3 Mei 1999, sebuah insiden melakukan aksi protes di Simpang KKA. penembakan yang dilakukan oleh aparat TNI dan Den Rudal 001 serta Yonif 113 Tapi aksi protes warga juga disikapi oleh Aceh Utara terhadap masyarakat. aparat TNI satuan Detasemen Rudal 001/Lilawangsa dan Yonif 113/Jaya Sakti 141 dengan memberondong senjata ke arah Kemudian datang batu ke arah kerumunan warga di Simpang KKA massa, massa membalas lalu terdengar dua kali tembakan, lalu tembakan berikut Hari Senin, 3 Mei 1999, saya tidak masuk tak berhenti. Tentara [Yonif] 113 ada kerja karena perayaan 50 hari kelahiran yang duduk, jongkok dan tiarap, katanya. anak. Saya pergi ke tempat salah satu kawan, kemudian mau ke pasar beli Saya berusaha merangkak di bawah keperluan rumah. truk militer, mau lari, dipukul di dada dengan senjata sampai terjatuh, lalu Di saat pergi, saya lihat banyak truk dan bangun dan dipukul lagi di punggung. sepeda motor, saya penasaran sampai di depan lapangan bola saya lihat massa Saya sempat lihat beberapa orang terjatuh banyak sekali, orang tua, anak-anak, mengeluarkan darah di depan Saya. Saya perempuan sudah berkumpul. lihat kios perabot, saya masuk ke situ. Saya dibawa oleh masyarakat ke Rumah Saya batal pergi ke pasar karena takut, Sakit PT. PIM. sebentar lihat dan pulang. Sepanjang jalan dirintangi drum dan kayu. Saya Kemudian Dokter yang memberi pertolongan dengar orang berteriak menuju ke pertama memanggil keluarga saya agar Simpang KKA, yang berjarak sekitar 1 dapat merujuk segera ke Rumah Sakit kilometer dari rumah. Kita lihat truk Umum Lhokseumawe, karena menurut militer [Yonif] 113 di sebelah barat dan hasil diagnosa saya harus segera dibawa ada kios-kios kecil, saya melihat Camat ke Lhokseumawe untuk perawatan lebih Dewantara, Drs.Marzuki dan juga Koramil intensif akibat benturan benda tumpul, Dewantara, Kapten Muhammad Jafar. [popor senjata di bagian tengkuk].

Pak Camat naik ke truk untuk bicara, Selama tiga hari tiga malam saya tidak warga menolak membubarkan diri dan sadarkan diri, baru pada hari keempat menuntut Muspika Dewantara untuk saya baru sadar kalau saya dirawat di menghadirkan Bupati, Kapolres, Danrem Rumah Sakit Umum Lhokseumawe. Lhokseumawe. Pada jam 12 siang lewat Pada saat itulah saya melihat banyak dikit azan berkumandang, lalu saya orang yang terbaring di koridor, di ruang turun pergi sholat ke rumah Pak Jusuf. tunggu, ruang perawatan, hingga ruang konsultasi dokter, puluhan orang merintih Setelah sholat orang semakin berjubel, tertunduk dan terbaring berdesakan. lantas saya bergabung lagi dengan Pak Camat. Saya lihat tentara pake baret hijau Semuanya dengan wajah pucat menahan lari ke semak, seiring itu dari arah selatan sakit dari luka tembak ditubuhnya, jarang mobil datang dan pas di persimpagan saya mendengar yang menangis, hanya mobil berhenti, lalu militer di dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Takbir yang mobil ke samping sambil mengendap terdengar lirih. dan mendekat. 142 Dalam MOU Helsinski ada poin tentang Sedangkan pihak yang diduga sebagai pengadilan HAM yang belum terjawab penanggung jawab atau pelaku sampai sekarang. Saya sebagai konselor, penembakan adalah Kol. Inf. menangani korban yang mengalami Jhony Wahab (mantan Danrem Lilawangsa), tekanan batin, apa yang mereka alami Komandan Yonif 113/Jaya Sakti Letkol Inf pelan-pelan mereka ceritakan, mereka Bambang Haryana, Komandan Detasemen ingin reparasi dini, anak-anak yang tidak Rudal 011/1 Mayor Art Santun Pakpahan, bisa sekolah, ekonomi korban hari ini Danki Den Rudal Letnan Art Ismail dan seperti Ibu Nurhayati, untuk membiayai Danru masing-masing pasukan. sekolah anak, proses pengobatan memang ada program pemerintah pengobatan dan pemberdayaan anak yatim, kenapa tidak ada kekhususan untuk orang yang terkorbankan oleh negara.

Ada korban yang memaafkan tapi tidak lupa, ada korban yang mau melalui proses pengadilan. Kita memaafkan, tapi tidak untuk melupakan. Saya harap Pemerintah dan kita semua [disini] termasuk korban, jangan pernah berhenti mencari keadilan dan berjuang bukan dengan senjata.

Terhadap peristiwa Simpang KKA, pada tahun 2000 telah dilakukan penyelidikan dan pengkajian oleh Komisi Independen Pengusutan Tindak Kekerasan di Aceh yang dibentuk melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 88/1999.

Dalam laporannya, komisi menyebutkan sebanyak 39 warga sipil tewas (termasuk seorang anak berusia 7 tahun), 156 sipil mengalami luka tembak dan sekitar 10 warga sipil dinyatakan hilang. 143

oleh Kopassus saat keduanya kembali ke rumah setelah selesai berbelanja. Mereka mendapat siksaan karena dituduh ikut membantu Gerakan Aceh Merdeka “MAU APA KAU, (GAM). Mereka akhirnya dibebaskan MAU MATI?” karena tidak terbukti membantu GAM. 02 KATA TENTARA Hari Sabtu-Minggu kita jualan, habis itu hari senin kita [saya] ke pasar, belanja. Pulang hari Senin ke rumah, tahu-tahu Kopassus sudah ada di rumah. Pikir aku siapa itu, mobil sudah ada di rumah. [Kesaksian Tikamariah Usman] “Dari mana bu?” tanya mereka, “pulang ikamariah Usman alias Ma Putroe, dari pasar,” jawabku. “Ibu ke sini dulu, lahir di Binjee tanggal 1 Juli 1965. naiklah aku ke mobil.” Abis tu dibawa TIa dan suami, Bapak Usman, ting- ke tanah lapang dekat rumah sekolah. gal di kampung Sidomulyo Kecamatan Abis itu duduk aku di situ di mobil, Buloh Blang Ara, Kabupaten Aceh dijemput lagi laki [suami] aku di rumah Utara. Sekarang ini Ma Putroe tinggal di sama orang lain. Dusun Drien kawan, Desa Alue Papuen, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Tahu-tahu kita dibawa tanpa ditanya Aceh Utara, Aceh. apapun, sampe di tempat dekat sungai, kita disepak, rambut ditarik, laki saya ditarik Pada Tahun 1990, ketika Aceh seba- disepak dimasukkan ke gorong-gorong, gai Daerah Operasi Militer ( DOM ), aku disuruh ganti di belakang. “Kita tak Ma Putroe bersama suaminya ditangkap mau coba Bapak dulu kalau abis sampe 144 di belakang situ aku gantian,” kataku, dapat di Rudal [Denrudal Arhanud 001 “anjing lu memang dasar babi ko, Pulo Rungkom], tunggu aku di situ, ” jawab Kopassus. karena ada kabar bahwa ada 8 orang “Aku babi Pak, Bapak itu babi juga ditahan di tempat itu. karena bilang aku babi.” kataku. Pura-pura cari obat di rumah sakit. Aku ditendang terus sampe muntah dan Aku bilang cari obat untuk orang tua tak bisa bicara lagi, dihantam senjata di di rumah. Jam 5 [sore] dikeluarkan 8 kepala, anting putus hilang semua. Aku orang itu, dia sapu sampah dan buang bukan orang lagi, aku perempuan. Aku ke pokok bambu. Aku terus pulang, mau dipegang, baju koyak dan biar ngaku. jumpa sama Pak Rusli (Danramil Bulo Apa yang mau aku ngaku orang tidak Brang Ara). salah. Abis itu diikat dibawa ke sungai dilempar ke sungai biar kedinginan, biar Aku bilang, “bagaimana itu laki kita ngaku orang mau ngaku apa orang tidak sudah di Rudal? tahu salahnya. Siapa bilang?” tanya Pak Rusli. Kita dipendam di air nggak bisa kita “Bukan bilang Pak, saya lihat sendiri.” berenang, takut ada lintah bukan takut Dia menyuruh saya pergi ke Kopassus, senjata, sama senjata satu aja udah mati minta bantuan Kopasus. Kita sendiri pergi sama lintah tidak mati. Lalu mereka bilang, ke Kopassus, nekat padahal takut sekali. “ditolak lagi biar takut, biar mampus.” Suami saya ditarik, dipukul-pukul, aku Sampe di Kopassus, aku ditanya, “kemana karena pingsan maka ditarik lagi dari Engkau?” dalam air. Mau minta bantuan Bapak,” jawabku. “Kau enak saja kalau ada apa minta Lalu dibawa ke beberapa tempat penahanan bantu kalau kami minta bantu, kemana?” dan penyiksaan seperti kantor Koramil Mungkin karena aku udah nangis di situ, [Buloh Blang Ara], dan ke Kantor Kodim abis itu oleh Kopassus bilang, [Lhokseumawe). Laki saya entah ke mana “kalau ada di Rudal, kalau tidak ada dibawa, ke Kodim entah taruh di mana, kita minta ganti sama Ibu? ini disuruh Pedih kita orang perempuan selama 7 dengar, katanya tidak ada. hari rasanya 7 tahun, makan tidak karena ” Saya bilang, “ada karena sudah lihat kita nggak senang dikerjain seperti itu. sendiri.” Kopassus telpon lagi, “kalau Abis itu udah 7 hari Aku di situ dibawa ada bilang ada kalau tidak ada bilang ke Koramil lagi dimaki-maki lagi, “enak tidak ada karena sudah lihat sendiri kau ya udah sampai Kodim sudah ada bininya.” pelindung kau Kodim, Pak Aswi.” Abis itu telpon lagi, “bisa jam 8 datang Tahun 2003, diambil lagi laki saya dari lagi kemari jumpa sama lakinya.” Aku rumah di Bintang-bintang, dibawa entah pulang ke rumah, besok Kopassus kemana, cari hampir 2 bulan tak dapat. bilang pergi saja ke Kodim, di tempat Cari lagi biar dapat, sore jam 5 sudah tahanan. Terus minta bantuan bini Pak 145 Rusli, Danramil. Pergi kita sama-sama beliau. Lalu kita pulang ke rumah.

Lalu datang lagi aparat ke rumah, tanya, “mana itu laki kamu, mana laki kamu pigi mana, ke ladang?

Apa orang GAM?” Masa tanya begitu kita kan bukan orang GAM, masuk ke rumah orang dan bilang, “Tika ayolah sama kami biar duduk -duduk kita berdua.” Sampe masuk dia ke dalam, yang lain di luar, didempet aku ke dinding, minta yang enak-enak katanya, aku lawan orang itu, kugigit tangan dia, ditendang aku sampe gigi ompong, tidak takut aku.

Laki sudah diambil, masa ditanya-tanya Harapan kami, bagaimana lagi? Abis itu rumah saya dibakar sama baiknya Ibu Bapak semua orang itu, karena kita orang jualan bukan orang tani dipukul kita seenak-enaknya. karena kami korban

Ada anak yang kita pelihara diambil juga banyak di kampung Aceh, entah di mana sekarang, Aku dibawa biar negeri kita aman dan lagi ke pos dipukul, ditaruh di lubang, disuruh ngucap biar mampus. Tambah tidak lagi seperti dulu. takut aku mau disembelih, Aku dibawa ke belakang ditaruh di lobang, mau apa kau? Mau mati? Saya tutup muka ditembak mati, aku nggak apa. Tidak ditembak.

Datang lagi orang lain, ada bawa kuping orang ditaruh di tali, dia bilang, “ini kuping iki? coba liat dulu, ini kuping siapa?” (tentara bicara dalam bahasa Jawa) 146

LUKA KEMANUSIAAN 03 DI TIMOR LESTE

Pada hari Minggu tanggal 7 Desember ‘75, setelah invasi TNI ke Timor Leste, saya bersama keluarga lari ke hutan kurang lebih 3 tahun. Selama di hutan [Kesaksian Domingos Pinto de saya bergabung di organisasi Kepemudaan Timor Leste kurang lebih satu tahun. Araújo Moniz] Di hutan saya punya misi membantu pendidikan untuk orang yang tidak bisa omingos Pinto de Araújo Moniz, menulis dan mengajar orang agar bisa biasa disebut Atai, lahir di Dili menyanyi, dengan dasar ini saya sebagai pada tanggal 26 Agustus 1962, D komposer lagu di Timor Leste sekarang. sekarang telah berkeluarga dan punya 6 orang anak, tinggal di Santa Cruz, Dili, Setelah kurang lebih 3 tahun di hutan, pekerjaan sebagai tenaga administrasi tanggal 18 September tahun ’78, saya honorer di Universitas Timor Oriental bersama masyarakat, 300 orang, ditangkap (Unital) Dili. TNI 721 Sulawesi Selatan di wilayah Natarbora. Kami dibawa ke Kecamatan Atai merupakan salah seorang korban Soibada dan dilanjutkan ke Laclubar. dan saksi dari penangkapan dan pena- hanan sewenang-wenang aparat ABRI/ Tiba di Laclubar, sore hari kami disuruh TNI sewaktu invasi dan pendudukan tidur. Sekitar jam 11 malam, seorang di Timor-Leste. Sewaktu ABRI/TNI hansip masuk ke tempat kami tidur menginvasi Timor-Timur pada tanggal memanggil kami satu-satu. 7 Desember 1975, Atai masih berumur 13 tahun ikut mengungsi ke hutan bersama keluarganya. 147 Saya dengan empat orang teman, tiga Setelah Falentil serang Pos Brimob, orang dewasa, saya waktu itu 16 tahun, pagi harinya masyarakat di sekitar bukit dan satu lagi teman seumur saya, kami disuruh turun ke kota. CAVR mencatat dibawa ke Koramil untuk merebus jangung. setidaknya 121 nama-nama orang yang Selama interogasi kami disiksa, kaki dibunuh, dihilangkan atau meninggal ditendang. Saya diinterogasi berulangkali. dalam tahanan. Saya baru sadar kenapa saya dipanggil karena kakak saya,menjadi komandan Penangkapan ini kebanyakan terjadi di kelompok region Manatutu di hutan Dili, namun juga ke kabupaten-kabupaten pada waktu itu. sekitar. Dari asosiasi korban Timor Leste sekarang kami mencatat ulang sekitar Pada tanggal 8 November 1978, saya 75 nama orang yang hilang. Kakak saya dibawa ke Dili bersama orang tua dan nomor dua hilang sampai sekarang diharuskan mendaftar di Koramil Dili tidak tahu di mana. Mulai dari hari itu Timur-Becora. Sebagai tahanan luar penangkapan semakin menambah. selama 6 bulan, melapor setiap senin, dan tidak boleh kemana-mana. Pada 22 Juni malam, Saya bersama tiga orang satu perempuan dan dua Setiap Senin kami disuruh membersi- laki ditangkap oleh Korem dan Kodim hkan WC, pagar, lalu disuruh menyanyi 1627 Dili, kami disiksa dan diangkut ke Indonesia Raya. Kalau tidak hafal teks Kodim 1627 Dili. Saya ditahan selama kaki diinjaknya. Mulai tahun ‘78-80, satu malam, pada sore hari mereka situasi di Dili setiap malam terjadi melepaskan saya, tetapi diwajibkan lapor penangkapan besar-besaran termasuk setiap hari di Kodim 1627 Dili selama kakak saya yang nomor 4, dia dipukul satu minggu (30 Juni 1980), sambil dan mati dalam penjara Balide. Waktu menunggu keberangkatan ke Atauro. diminta Pastor untuk diserahkan kepada keluarga, intel tidak mau. Berhubung kondisi kapal yang akan mengangkut saya dan yang lain ke Pada saat itu kami mendapat surat dari Atauro penuh maka kami tidak jadi Fraksi DPRD AURI, bahwa orang-orang berangkat. Kemudian saya dan yang lain yang keluarganya masih di hutan akan dilepas kembali tetapi kami diwajibkan dibunuh tujuh turunan. melaporkan diri setiap hari Senin selama satu tahun lebih, mulai dari satu 1 Juli Masyarakat kaget dan tak sabar lagi, 1980 sampai 17 Agustus 1981. setiap malam ada penangkapan, ada yang dibunuh, ada yang disiksa sampai mati. Pada 17 Juni ‘80 disebut Peristiwa Setiap hari satu kelompok terdiri dari 100 Marabia, disitulah Falintil menghadang orang yang harus lapor ke Koramil Dili Pos Brimob, Filentil mati satu orang dan Timur-Becora. Jadi total ada 600 orang brimob satu orang. yang wajib lapor. Selama proses wajib lapor ini, kami disuruh membersihkan 148 kantor Koramil mulai dari ruang kerja, wc, halaman dan membuat pagar dengan kayu dan melatih nyanyi lagu Indonesia Raya. Bila kami tidak hafal tesksnya kami diteror dan diancam akan dibunuh.

Satu hari 9 orang (8 laki-laki dan 1 orang perempuan) dari kelompok saya yang 100 orang disuruh ke Hera dengan alasan memotong pohon, tetapi mereka tidak pernah kembali sampai sekarang. Kemudian saya balik ke rumah hidup sebagai masyarakat biasa.

Pada tanggal 5 April 1982, saya disuruh Ibu pergi ke Marcado Lama (pasar), tahu-tahu di Marcado dihadang hansip dan intelijen, saya bilang, “minta maaf ada apa?” dia bilang, “mau melawan?” Saya dipukul, ditendang di muka umum, “Harapan saya ke depan saya ditarik masuk Polres Dili, dekat jangan terulang lagi kejadian Marcado Lama, saya ditahan dua malam, seperti yang saya alami. bukan polisi yang interogasi tapi preman, polisi bilang kami amankan saja, 2 hari Kedua, saya di sini bukan interogasi, disiksa, lalu disuruh cuci mobil atas nama sendiri tapi atas dan siram bunga. Banyak penyiksaan nama korban di Timor Leste lain yang saya alami. yang haus akan keadilan dan saya datang ke sini membawa nama Atai, tapi dalam hati saya bawa semua penderitaan masyarakat Timor Leste yang menderita selama okupasi di Timor Leste.” 149

Saya adalah salah satu dari 4000 anak anak Timor Leste yang dibawa paksa oleh tentara. Saya dibawa tahun ‘79 PERTEMUKAN KAMI saat berumur 6 tahun. DENGAN KELUARGA 04 DI TIMOR LESTE Saat adopsi itu ada petinggi ABRI di antaranya Panglima ABRI M. Jusuf, dan Sudarto yang menandatangani surat pengangkatan saya.

Orang tua tidak setuju saya dibawa, tapi [Kesaksian Isabelinha Pinto] karena invasi saat itu dimana orang tua dipaksa, sebagai jaminan agar keluarga into biasa dipanggil Lina Sembel, saya tidak dibunuh. lahir pada tahun 1973 di Timor PLeste. Dia diambil secara paksa Akhirnya saya dibawa oleh tentara dari keluarganya pada saat berumur 6 dari Kesatuan 202. Sampai di Bekasi, tahun dan dibawa ke Indonesia. Lina saya dibawa oleh keluarga yang nggak tinggal dengan orang tua angkatnya, setuju saya datang. Akhirnya saya jalani seorang tentara, di Bekasi, Jawa Barat. hidup dengan berbagai kekerasan dan Masa kecilnya sangat menderita, dimana pelecehan juga. Sampai tahun ‘84 Bapak ia sering tidak mendapatkan makan yang Tentara masih berkomunikasi dengan cukup, dan harus bekerja sangat keras keluarga saya di Timor Leste. untuk mencuci, dan pekerjaan domestik lainnya. Menjelang remaja, ia menjadi Kalau saya tanya, katanya itu bukan korban pelecehan seksual dari tentara keluarga saya dan kamu diambil dari yang mengangkatnya. hutan dan tidak punya keluarga. 150 Tapi saya ingat ada penandatanganan lewat tambang, saya dan anak kecil di bawah waktu itu, dan saya baru tahu digendong tentara naik kapal, Anak-anak ada petinggi tentara itu. laki-laki dipukul dan dimasukan dalam karung. Saya dan dua anak perempuan Ayah saya Raja di Dili dan menurut lain dibawa ke tempat tentara mandi dan tentara kalau anaknya diambil maka akan disuruh melihat mereka mandi. menurut pada tentara. Tahun ‘84 saya dibawa ke Manado dan tinggal dengan Sampai di Surabaya ada yang mau beli, keluarga tentara yang mengambil saya. Bapak Tentara bilang, “jangan kalau Mereka juga tidak suka dengan saya binatang saya kasih aja, tapi ini manusia. karena dianggap menyusahkan dan Jangan ini bukan keturunan biasa,” lalu tidak jelas dari mana. Saya mengalami dibawa ke Bekasi. Sampai di Bekasi berbagai kekerasan dan pelecehan ganti nama. Ada firasat lewat mimpi seksual sampai kelas 2 SMA. bahwa Dili itu semakin dekat. Saya ingat bayangan kejadian masih kecil, Pada saat itu saya pernah mengambil saya mimpi ada rumah saya diterjang surat pengangkatan saya dan saya tsunami terus dalam mimpi saya lihat berikan ke teman dan berharap satu waktu masih kecil. saat bisa temukan keluarga saya dengan cara apapun. Pada tanggal 16 Juni 2009 jam 11 sepupu datang, anak saya bilang ada tamu Saya dipanggil lagi oleh orang tua angkat datang mungkin saudara ibu, mirip sekali. di Bekasi dan ibu [angkat] tetap tidak suka Anak saya bilang ibu jangan menangis dengan saya. Saya tinggal pindah-pindah. lagi karena sudah ketemu keluarga ibu. Ternyata, Bapak tentara suka pada saya Mama saya sudah telpon, “lou (nona) dan ingin saya jadi isteri. Saya alami kamu ingat bahasa Tetun?” Saya ingat kekerasan dan pelecehan dari Bapak lagu yang dinyanyikan waktu saya kecil. itu, sekarang Bapak itu udah meninggal. Saya cari hidup sendiri, cari pekerjaan Lalu ada saudara saya di Kedutaan dan menikah dengan suami dari Jogja Timor Leste datang juga, tapi sekarang serta berharap bisa ketemu keluarga. keluarga dari orang tua angkat tidak berani datang ke rumah, karena dulu kan Pada tahun 2009 keluarga berusaha mereka janji untuk menjaga saya dan mencari saya dan saya difasilitasi keluarga dia jaminan tapi ternyata tidak terjadi. bisa ketemu keluarga di Timor Leste. Identitas masuk keluarga orang tua TNI Dari keluarga saya tahu bahwa dulu ada dan nama diganti masuk nama keempat pengangkatan resmi, tetapi mengapa tapi tulisan saja, tidak diakui itu. saya kehilangan jejak?

Anak-anak lain banyak yang satu kapal waktu dibawa dari Laga. Mereka latihan naik kapal kecil lalu naik kapal besar 151

Victor da Costa, anak yang dipindah paksa dari Timor Leste, juga memberi kesaksian:

Berkaitan dengan Anak Timor yang dibawa sejak invasi dari Timor Leste pada tahun ‘75-79 seperti Kak Lina, sama dengan saya. Saya dibawa pada tahun ’80-an. Memang posisi anak seperti ini beda-beda, kalau Kak Lina Harap Pemerintah Timor Leste mengambil dibawa petinggi TNI tapi ada yang dibawa tindakan agar anak-anak yang diambil person-person TNI, ada yang kehidupan paksa setidaknya bisa ketemu keluarga baik tapi ada yang tidak. di Timor Leste dan berharap Timor Leste bisa kerja sama dengan Dephukham Saya ketemu anak di Semarang, dia atau LSM di Indonesia untuk mencari dulunya jadi TBO ( Tenaga Bantuan anak seperti saya agar bisa berkumpul Operasional ) semancam penunjuk jalan dengan keluarganya. di hutan waktu di Timor Leste. Harapan kami ada keterusterangan antara Indonesia dan Timor Leste agar anak yang terpisah dari keluarga bisa ketemu keluarga mereka kembali, soal dia mau tinggal di mana itu pilihan tapi Indonesia wajib mempertemukan mereka dengan keluarganya di Timor Leste. 152

kembali ke Biak dan bekerja di PLN. Pada Januari 1983, kembali ditangkap dan ditahan selama 25 hari dengan ORANG JAKARTA tuduhan terlibat dalam Gerakan Papua TIDAK MENGERTI Merdeka. Ia juga kemudian dipecat dari 04 KAMI ORANG PAPUA pekerjaannya sebagai pegawai PLN.

Masuknya Papua ke Indonesia. Kembali lagi kepada persetujuan Indonesia-Belanda pada 15 Agustus 1962, Belanda dan Indonesia sepakat pada tahun ‘69 orang [Kesaksian Christian Padwa] Papua mengadakan penentuan nasib sendiri, mau merdeka atau gabung dengan hristian Padwa, biasa dipanggil Indonesia. Tetapi penandatanganan Chris lahir di Mandori tanggal 29 diganti menjadi Penentuan Pendapat CDesember Tahun 1942. Rakyat (Pepera) Papua masuk Indonesia hanya kesepakatan Indonesia - Belanda Karena aktivitasnya mempersiapkan Act melalui PBB diserahkan oleh UNTEA of free choice, Bapak Chirs, ditangkap oleh Polisi pada 27 November 1967. Ia Saya ditangkap pada November tahun dan rekannya ditahan di beberapa tempat ‘76 dan dibebaskan pada September ‘69. penahanan, mengalami penyiksaan Saya ditahan di sel polisi di Biak selama dan menjalani kerja paksa di beberapa 4 bulan lalu dikirim ke Manokwari. tempat. Manokwari adalah pusat penahanan bagi semua tahanan di Papua pada Bapak Chris dibebaskan pada September waktu itu, hampir 900 orang ditahan, 1969 setelah Pepera. Ia kemudian dari Fak-fak, Kaimana, Biak. Saya 153 ditahan di Manokwari, teman lain di Biak Intelejen polisi, memisahkan 10 oarng di AURI dan AL. Di Manokwari, dalam yang dianggap kelas berat (kasusnya), pemeriksaan itu ada meja bulat, kuku : Manuel Watopa, Guru Yance Mofu, ini ditaruh salah satu kaki meja lalu Zakharias Kafiar, dan saya lupa tujuh empat sampai lima orang naik di atas, orang lainnya. Mereka dikirim lebih itu langsung kencing di celana. dulu ke Arfai.

Kedua disetrum dengan kabel hitam di Pada peristiwa 1965 sampai Tahun 1970, salah satu jari dan yang merah salah siapa yang pergi ke Arfai hanya namanya satu jari, tapi untung saya karena kerja di saja yang kembali. Jadi waktu mereka PLN jadi saya tahu caranya waktu ditrap dibawa pada jam sore hari jam lima atau saya angkat kaki jadi tidak rasa trap. 6 kami anggap saja itu mereka sudah hilang (mati). Setelah hampir dua minggu Tahun ‘68 sekitar 100 orang dibawa dari jelang Pepera, kami 42 orang menyusul Manokwari ke Jawa kerja di perkebunan lagi (ke Arfai). Dan saya berterima kasih di Jawa barat. Menjelang Pepera, kami kepada Tuhan sebab, ada satu hal yang tinggal 102 orang, 10 orang dipindahkan luar biasa. dari Manokwari dan satu minggu kemudian 42 orang menyusul ke Arfai, nama saja Ada truk polisi tapi beritahukan bahwa yang kembali, tidak pernah kembali saya sakit usus buntu jadi saya harus dengan utuh. pergi minta obat, saya pergi ke Dokter Tan, dia tanya, Pada November tahun ‘68 kami dipaksa “Kamu mau dibawa kemana?” patroli bersama dengan Raiders 700 di Saya kasih tahu, dibawa ke Arfai. hutan, ada 20 orang, dengan tujuan, Dokter Tan kasih saya obat usus buntu. pas kalau lagi patroli ada kontak senjata Dan setelah kami tinggal di Arfai selama dengan OPM kami yang ditembak. Di 2 minggu kami hanya diberi beras saja. sana kami punya tugas cari beras dan Sedangkan lauk pauk seperti ikan, sayur, kaleng, sambal yang didrop pesawat. itu kami berusaha sendiri.

Sebelum Pepera, dari Korem dikeluarkan Kami tinggal di Arfai waktu menjelang surat pembebasan dan juga dari pengadilan, Pepera itu ada wartawan-wartawan seolah kami sudah dibebaskan padahal asing datang. Akhirnya setelah Pepera itu taktik supaya kalau ada yang tanya selesai baru kami dibebaskan seolah saya sudah keluar. Kantor RRI Manokwari kami yang bangun, Kami tinggal di tahanan sampai teman- kami disuruh ambil batu. Jalani huku- teman dikirim ke Jawa sampai sel-sel man dengan cara kerja kasar, kami sudah kosong, kami hanya tinggal 102 20 orang dibawa ikut tentara Raiders orang. Dari 102 dibebaskan berturut-turut ke Manyamboi, tinggal di Manyamboi sampai tiga minggu menjelang Pepera selama bulan November 1968, naik dari (1969) di Manokwari kami didatangi Warmare. 154

Pada 17 Februari 1983, saya ditangkap lagi kedua kali dan ditahan 25 hari di tempat kecil 2x2 meter. Secara fisik Saya tulis surat ke PLN tidak mendapat siksaan tapi secara Biak-Jaypura dan Pusat, psikis dibuat mental jatuh. tapi tidak ada jawaban satu Setelah dibebaskan saya melapor selama 3 tahun, dari tahun ‘83-86, berkat kebaikan pun, saya pernah tulis surat Pak Simanjuntak yang bilang, “Chris ke Presiden Megawati tapi tak usah lapor lagi,” sebelumnya lapor senin dan kamis. Setelah keluar saya dia tidak jawab. Janji - janji dapat resume dari polisi, saya dipecat tinggal janji pulangkan saja PLN wilayah 10 Biak. saya ke orang tua saya. Hari ini saya berdiri mewakili teman saya baik yang sudah meninggal maupun masih Akhir pembicaraan saya, hidup, kami sedikitpun tidak menyimpan kenapa Papua sampai hari dendam terhadap yang menyiksa kami waktu itu. Kita tidak bisa membangun ini konflik terus karena Indonesia dengan dendam, sebab kita orang Jakarta tidak mengerti harus membangun dengan kasih karena dengan bahasa kasih yang bisa dilihat kami orang Papua. orang buta dan dengan kasih didengar orang tuli. 155

Suami saya ditangkap oleh Pasukan 753, 751 752 sore jam 4 pada tahun ‘83. Jam 7 pagi baru saya dengar berita kalau Bapa sudah diikat sudah mau LIMA TENTERA diculik. Saya bilang Bapa salah apa? PERKOSA SAYA Bapak tidak ikut politik. Saya tinggalkan 06 BERGANTIAN anak yang masih 3 bulan, saya mencari Bapak ke Pos.

Di pos saya tanya tentara, “Bapa ada di sini ka?” [Kesaksian Naomi Masa] Dia bilang, “ ah Bapak tidak ada,” Mbak Jawa yang ada di situ kasih kode aomi Masa, perempuan dari dengan tangan menunjuk ke belakang. suku Namblong, lahir di Besum, Saya ke belakang panggil nama kecil Distrik Nimbokrang, Kabupaten N langsung dijawab Bapa. Jayapura pada 17 April 1954. Serangkaian operasi militer telah menyi- Tangannya diikat dan mata ditutup, sakan sejumlah pengalaman menyedihkan saya kembali tunggu, sore saya balik bagi kehidupan perempuan di Papua. lagi dan melihat Bapak sedang disiksa, Seperti yang dialami Ibu Naomi Massa. saya bilang bapak berdoa saja. Ia pernah dijadikan ‘umpan’ oleh tentara Tentara bilang, “iyo ko percaya jadi, mencari suami yang dituduh OPM dan ” saya bilang, lari ke hutan. Ketika tidak berhasil “ya kita umat Kristen sudah.” menemukan suaminya, Ia dibawa tentara Bapak bilang, “kasih suara sebentar ke Pos Tentara di Besum dan diperkosa malam kalau kau dengar bunyi senjata oleh lima orang tentara berarti saya sudah ditembak. 156 ” Sa pulang ke rumah dan jam 6 sa Mereka membawa saya ke rumah sakit dengar bunyi senjata 4 kali, sa bilang dan mendapat banyak jahitan di kemaluan aduh Bapak su ditembak. Tidak lama saya. Koramil menahan saya sampai ada truk stop depan rumah, terus ada sembuh dulu. Tetapi saya langsung ke yang teriak, Laksus mengadukan keadaan saya. “Mama Naomi keluar kau tadi bicara apa di sana?” Saya pingsan sampai keesokan harinya. “Kamu semua tahu apa yang sa bicara.” Sesudah sadar saya bilang sama tentara, Tentara suruh naik truk, cari bapak di “Pak saya punya tubuh begini, apa suami hutan. Turun di Distrik Sawoi, jalan kaki saya bisa terima. Saya merasa malu, di hutan besar batariak, martabat sudah jatuh. Kalau saya pulang “Bapa ko di mana?” apa masih diterima oleh masyarakat? ” Ditendang, dipukul, sa bilang, “sa sakit, ada anak kecil jangan tendang.” Saya pulang ke kampung, tetapi saya tidak mau tinggal di kampung, saya Kembali naik truk, turun di depan Gereja tinggal di hutan selama tujuh tahun. Katolik Besum. Mereka tendang kasih Saya rebus air coklat dan daun pandan siksa saya. Anak kecil sa lepas di rawa untuk kasih anak saya. Tinggal di hutan besar, langsung masuk dalam hutan, dari dia umur tiga bulan sampai tujuh ditendang saya tidak tahu apa anak sa tahun. lepas atau tidak, baru Tuhan kasih ingat saya menyanyi lagu ini, ingat dalam Pastor datang ke kebun dan bilang, susah, saya keluar baru ingat ada kasih supaya saya kembali. Pastor kemudian masuk anak dalam lumpur, bayi tiga sekolahkan anak saya dan kami kembali bulan tapi dia tidak mati dalam lumpur. ke kampung. Lalu saya menyanyi lagu Firman Tuhan halus mengundang jawabanku Alleluya. Kelima orang tentara yang memperkosa saya adalah orang Ambon dari 753 Saya ditendang dari gunung sampai ke Manokwari, YM suku Biak Papua dari bawah, saya lindungi anak kecil agar 753 Manokwari dan 3 orang lainnya : 1 selamat, saya bilang Tuhan tolong. Papua, 2 orang rambut lurus (pendatang).

Sampai di pos, tentara ikat kaki sebelah Orang Ambon ini satu gereja dengan kanan di kanan bangku kanan dan kaki saya, dia bilang, kiri di bangku kiri, tangan ikat di meja, 5 “sa memang sudah nekat lamar ko.” orang naik di atas badan, perkosa saya, Waktu dia siksa saya, dari jam satu malam sampai jam tiga saya bilang, “sa ibu rumah tangga bukan pagi. Anak saya mereka kasih minum nona.” kopi. Jam empat mereka suruh saya Satu lagi bilang, pulang. Saya tidak bias berjalan dan “cara Mama terima kami di rumah bagus, jatuh di depan pos. mama di gereja tampil di depan.” 157

Suami saya Alex, dia Ondoafi. Saya menyesal martabat rapuh, teman- teman sekarang tidak mau bergaul. Saya sekarang di kebun dan rumah. “Harapan ke depan, ada Saya punya suami sudah lepas, saya seperti janda, saya sekarang cari makan usaha supaya martabat sendiri. Anak perempuan saya yang saya sembunyikan dalam lumpur mati, saya kembali. jantung hangus. Suami sudah kawin, tidak Dokter bertanya, “dia kenapa?” mau tubuh saya lagi.” Saya bilang tentara kasih dia kopi. Ia meninggal tahun 2010, dan saya kubur di pinggir jalan biar tentara lihat. Saya berdoa Tuhan, saya harus bersaksi sekarang dan sekarang terjawab. 158

TANGGAPAN SAKSI AHLI Operasi Militer di Timor Leste

Oleh Pat Walsh, (Peneliti CAVR) CAVR menemukan bahwa DOM tidak baik hati seperti Soeharto telah diklaim. CAVR aya bukan korban dan bukan orang menyimpulkan bahwa lebih dari 24 tahun, Timor Leste tapi saya tanggung DOM terlibat: minimal 100.000 kematian Sjawab besar atas nama ribuan warga sipil, penahanan, penyiksaan orang Timor Leste yang kelaparan dan dan kekerasan seksual, penindasan sudah mati. Saya bekerja dengan CAVR kebebasan demokratis, pelanggaran di Dili dan lebih dari 40 tahun sejak hak-hak sosial-budaya dan penolakan kunjungan tahun 1968 saya mempromosi penentuan nasib sendiri. hubungan Indoensia Australia melalui Inside Indonesia. Tuna Wisma “Hampir setiap orang Timor yang hidup melalui tahun-tahun ini menderita Timor-Leste adalah bekas koloni beberapa bentuk pemindahan dan banyak Portugis yang diserbu oleh ABRI /TNI yang beberapa kali mengungsi”. pada tahun 1975 dan diduduki selama 24 tahun sampai tahun 1999. Ribuan Laporan Chega! menyebutkan pemindahan korban mengatakan kepada Komisi skala besar terjadi khususnya sebelum Kebenaran CAVR (2001-2005) tentang invasi (termasuk ke negara-negara lain), pengalaman mereka selama perang ini. pada saat invasi, selama tahun-tahun CAVR menyimpulkan bahwa aktivitas awal perang, sebelum dan sesudah jajak militer Indonesia meninggalkan jejak kaki pendapat pada bulan Agustus 1999. kemanusiaan (humanitarian footprint) yang sangat besar yang merupakan Setiap kali, pemindahan terkait dengan kejahatan terhadap kemanusiaan dan konflik dan sering dipaksa. Selama 24 kejahatan perang. tahun konflik dari awal hingga 1999 pengalaman itu sama dengan tuna wisma (homeless) yang dampaknya buruk pada kaum tua, muda dan akan kecil yang rentan pada umumnya. Menurut 159 Chega, laporan CAVR hampir setiap lebih buruk dari kondisi dibawah penjajahan orang Timor yang hidup pada tahun ini Portugal dan penjajahan Jepang. Pada menderita beberapa pelanggaran dan saat itu LSM Internasional termasuk beberapa kali mengungsi Palang Merah Indonesia dan organisasi bantuan luar negeri, saya di Australia dan Pemindahan Paksa gereja di Timor Leste dan Tim di Barat Kecuali pemerintah membuat ketentuan dan Jakarta, tahu penderitaan rakyat dan alternatif, pemindahan paksa merupakan mendesak Pemerintah Indonesia selama pelanggaran hukum internasional dan 3 tahun untuk membiarkan bantuan hak asasi manusia, yaitu kebebasan luar negeri di Timor Leste, tetapi ABRI bergerak, perumahan memadai, makanan menolak bantuan sampai tujuan militer /air, bebas dari kelaparan, akses ke tercapai. Konsekuensi sudah jelas banyak sumber makanan, layanan medis. orang tidak menerima bantuan.

Hasil paling buruk dari pemindahan Pembuangan ke Pulau Atauro paksa adalah kelaparan besar di Timor Pada 80-an ratusan anggota keluarga Leste pada tahun ‘78-’80, kira-kira tiga yang diduga terkait resistensi dipindahkan tahun pada tahun-tahun itu. ABRI karena ke Pulau Atauro yang dahulu dipakai belum berhasil mengatasi perlawanan Portugal untuk tempat penahanan, di Timor Leste, lalu menggunakan tempat kecil dan miskin. Laporan Chega! kelaparan sebagai senjata perang. menyebutkan:“Dimana-mana orang Tujuan ialah kosongkan air dari ikan mati. Mereka mati karena kelaparan, dan mendapat kontrol atas rakyat pengeboman, dan sakit. Ada mayat-mayat agar berada di bawah ABRI. Metode yang masih memegang ubi, mangga, yang diterapkan: intensifkan tekanan dan makanan, meskipun bagian-bagian militer, paksakan rakyat menyerah tubuh mereka membusuk dan ulat-ulat lewat kelaparan, abaikan seruan untuk keluar darinya. bantuan, mambatasi rakyat. Banyak penderitaan sebuah mimpi malam Tetapi kami harus mengambil dan yang menakutkan dan konsekuensi bagi membersihkan (makanan) dengan kain manusia: kelaparan terburuk dalam atau apapun yang ada, sehingga kami sejarah Timor-Leste, minimal 85.000 dapat memakannya, karena kami juga kematian karena kelaparan dan penyakit, hanya menunggu giliran untuk mati. penderitaan intensif/kesedihan karena Tidak ada air bersih, hanya kubangan air kerugian keluarga dalam keadaan yang yang di dalamnya ada bangkai kerbau mengerikan. dan mayat manusia. Kami harus menyaring (air) dengan Dampak berat pada anak-anak, orang kain atau sarung supaya kami bisa sakit, kaum tua, penghancuran sumber meminumnya.” Halic, Mola River, dekat makanan, gangguan ekonomi subsisten, Zumalai, achir 1977. tanah dan sistem sosial, pukulan besar Chega! Vol 2, 7.3 # 137 bagi perjuangan kemerdekaan. Bahkan Temuan CAVR: 160 1. DOM di Timor-Leste bersifat ilegal dan setuju dengan temuan CAVR dan dan ditandai dengan represi dan rekomendasi CAVR, juga saya melengkapi kekerasan dan bekerja sama dan itu sangat baik. 2. ABRI secara paksa memindahkan masyarakat sepanjang perang Ada dua pendapat dari CAVR dan KKP menyebabkan gangguan besar dan itu tidak baik, perbedaan sangat penting kematian karena KKP hanya lihat dari tahun 1999 3. Kelaparan adalah salah satu dari saja sementara CAVR dari tahun 1974, banyak taktik sengaja digunakan yang penting apa yang terjadi sejak selama DOM sebagai perang senjata awal, mudah-mudahan rekomendasi 4. Penyebab utama kematian selama kedua komisi itu bisa diadopsi di sini DOM itu adalah kelaparan, tidak dan di Timor Leste dan diadopsi di luar menembak wilayah seperti di Australia, Amerika 5. Resistansi bertanggung jawab oleh dan bahkan di PBB. menolak untuk membiarkan rakyat menyerah lebih cepat 6. ABRI dan pejabat negara Indonesia bersalah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pembelajaran yang dipetik: 1. Rakyat biasa menderita mengerikan ketika kekuasaan digunakan dengan impunitas 2. Rule of law demokratis jauh lebih baik untuk common good daripada law of the ruler dan hukum senjata 3. Komunitas internasional gagalkan rakyat Timor dengan mengabaikan rule of law 4. Dengan bantuan para korban, sebuah komisi kebenaran berkontribusi dengan menyoroti sudut-sudut gelap

Ada banyak LSM di Indonesia dan Timor Leste melihat kalau hasil Komisi Kebenaran dan Persahabatan Indonesia-Timor Leste (KKP) kontradiktif dengan temuan CAVR.

Saya menulis pada saat laporan KKP dan diterima laporan itu sangat bagus 161

TANGGAPAN SAKSI AHLI Pendekatan Militerisme di Indonesia dan Dampaknya bagi Warga Sipil

Oleh Stanley Adiprasetyo, bahwa Papua Barat yang disebut sebagai (Pegiat HAM dan Anggota Dewan Irian Jaya ketika itu adalah bagian dari wilayah Indonesia Pers Indonesia) Diikuti dengan seruan Trikora oleh Soekarno alau dulu konflik di Jaman Soekarno, yaitu merebut kembali, mengembalikan memang ada konflik di antara aliran Irian Jaya sebagai bagian dari Indonesia. Kya tapi relatif tokoh-tokoh bangsa Ketika itu mulai dilakukan operasi-operasi waktu itu masih bisa berkomunikasi satu intelijen dengan melibatkan masyarakat sama lain. Nah, yang muncul kemudian setempat sehingga muncul konflik yang konflik antara kelompok-kelompok yang sifatnya horizontal. mencoba keluar dari Indonesia karena kecewa, misalnya PRRI/Permesta dan Yang lain adalah Dwikora, di mana seterusnya, kemudian dihadapi Jakarta Soekarno juga melalui pidato mencoba dengan pengerahan tentara. menggagalkan semua negara boneka bentukan Inggris yang saat ini menjadi Kita bisa melihat misalnya DI/TII, PRRI tiga negara yaitu Malaysia, Singapura, dan seterusnya. Nah itulah yang terjadi dan Brunei. meskipun ya konflik horizontal memang terjadi tapi tidak banyak sebetulnya. Nah ini dulu dicoba dilawan oleh Soekarno Karena konfliknya lebih ke ideologis. dengan cara mengirimkan sukarelawan - sukarelawan yang kemudian didukung Nah konflik itu menjadi nyata ketika oleh KKO [Korps Komando Operasi] Soekarno memang ingin melawan yang sekarang menjadi marinir. Sebuah kolonialisme dan imperialisme yang pasukan elit nomor satu di Indonesia. mengancam Indonesia. Nah, pasukan - pasukan ini memang Salah satunya adalah Trikora di Papua, di cuma dibekali one-way ticket, dia harus mana kemudian Indonesia meng-klaim masuk ke daerah-daerah yang nanti 162 akan menjadi operasi-operasi tempur, komunis. Kelompok ini kemudian dijepit. mereka menyamar dengan menggunakan nama-nama setempat. Kemudian yang GPRS Paraku kemudian dijepit oleh kerjasama pasukan yang Pada tahun ‘63an itu Soekarno semacam dipimpin oleh RPKAD bersama dengan menggosok - gosok melalui operasi tentara kerajaan Diraja Malaysia dan SAS intelijen supaya muncul PGRS Paraku, Inggris. Mereka dijepit dituduh komunis. Partai Rakyat Kalimantan Utara. Seringkali dalam operasi militer itu mungkin Tentara Indonesia membawa Mereka kemudian didukung sebenarnya lambang Palu Arit, gambar Mao Che oleh sukarelawan dari mana-mana, Tung dan kalau ada korban diletakkan terutama orang Dayak dan seterusnya, di jenazah itu lalu dikatakan bahwa ini dan orang-orang keturunan Tionghoa terbukti kelompok komunis karena ada penting disebutkan di sini karena ada 2 simbol-simbol. pleton anak-anak dari Nanyang. Kita bisa melihat bahwa ada operasi Mahasiswa-mahasiswa dari Nanyang yang penumpasan PGRS Paraku akhirnya sekarang menjadi Nanyang University di tamat pada tahun 1973. Jadi tahun 1966 Singapura itu. Mereka ini tugasnya adalah dilakukan operasi bersama untuk menjepit pertama mengajak dan mempengaruhi kelompok-kelompok yang sebetulnya masyarakat di sana untuk menyatakan pendukung Soekarno. Baik orang-orang mereka lebih baik bergabung dengan yang ada di Serawak, tentara - tentara Indonesia, atau mendirikan negara kita maupun sukarelawan. sendiri daripada menjadi bagian dari negara persemakmuran di bawah Inggris. Tentara itu adalah KKO. KKO yang paling banyak mati. Mereka berjuang di hutan Demikian juga yang di Timor-Portugis, dengan one-way ticket, tidak punya orang-orang dari Macau, OeTjoe Tat, saya kesempatan untuk pulang. mendapatkan keterangan ini ketika saya mewawancara beliau masih hidup. Beliau Hal yang lain adalah kondisi ini memicu ditugaskan ke Macau dan selanjutnya nantinya konflik yang sifatnya horizontal. untuk menemui orang-orang keturunan Waktu itu pedagang-pedagang perantara Tionghoa di Timor-Portugis, karena orang-orang keturunan Tionghoa, khususnya mereka punya keluarga besar di Macau. di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Mereka menjadi penghubung Dan mencoba membentuk semacam antara masyarakat yang ada di pedalaman kelompok-kelompok masyarakat yang yang budidaya rotan, penghasil tanaman menunggang bergabung dengan Indonesia. dan buah dan kemudian dibawa ke kota.

Ketika pergantian ke Soeharto tentunya Karena terjadi kekosongan orang-orang dikatakan bahwa kelompok-kelompok ini Tionghoa, dilakukan satu operasi yang adalah kelompok yang bersimpati kepada sebetulnya ini adalah operasi intelijen. 163 Jadi RPKAD menggunakan cara untuk dikejar oleh tentara dan menjadi target. memecah persatuan diantara orang-orang Mereka punya bendera sendiri, mereka keturunan Tionghoa yang memang diduga yang mengumumkan kemerdekaan ini, menjadi pendukungnya PGRS Paraku menjadi target dari operasi-operasi yang ini dengan kelompoknya orang-orang dikirim dari Jakarta untuk dihilangkan Dayak. Caranya adalah dikerjain aja dua atau barangkali dibunuh. kelompok itu, difitnah. Karena itulah kemudian referendum Pimpinan Tumenggung Dayak dibunuh, Papua, Indonesia menang. Tentunya kepalanya dipenggal kemudian diletakkan melalu manipulasi karena orang-orang di mulut kampung, tentara mengatakan yang punya potensi sebagai Ondoafi [kepala pelakunya PGRS Paraku, pimpinan Tan. suku] yang suaranya bisa mempengaruhi Orang Dayak kumpul semua melakukan ratusan massa itu sudah tidak ada. Nah upacara Mangkok Merah, mereka menandai yang lain [ondoafi-ondoafi] yang masih bahwa seluruh orang Tionghoa, seluruh hidup memang tidak punya kesempatan PGRS Paraku itu harus dibunuh. untuk ikut memilih karena mereka berada di pedalaman dan kemudian PEPERA Karena itulah terjadi arus pengungsian itu memenangkan Indonesia. besar-besaran dari orang Tionghoa di pedalaman menuju ke kota Pontianak, Jadi menurut Saya, apa yang pernah Singkawang dan kota-kota pantai. dilakukan dengan model operasi militer Dari pedalaman mereka terusir, yang intelijen penyusupan dan seterusnya di didatangkan adalah orang-orang Madura Jaman Orde Lama kemudian menjadi yang secara etnik dan adat juga berbeda. semacam contoh yang kemudian digunakan Kondisi ini menimbulkan konflik di oleh Soeharto di Jaman Orde Baru kemudian hari, ketika Jaman Orde Baru. sebagai metode yang efektif. Konflik yang panjang sampai muncul Peristiwa Sampit, Peristiwa Sanggau Kita mengenal di Indonesia ada 3 model dan seterusnya. operasi militer, yaitu a) operasi yang dilakukan oleh tentara untuk meme- Proses menjelang Trikora, sejumlah nangkan sesuatu, itu adalah operasi sukarelawan juga diterjunkan ke Papua. intelejen; b) operasi tempur, dan c) Ada orang-orang dari Ambon, dari pulau- operasi teritorial. Di dalam operasi pulau terdekat sana yang menyusup intelijen, dikenal macam-macam, ada dan juga operasi intelijen, dimana operasi yang sangat tertutup. tentara berpakaian sipil menyusup dan mempengaruhi penduduk setempat. Bila perlu operasi yang sifatnya membenturkan 2 kelompok massa. Atau barangkali adalah Banyak perlawanan terutama dari operasi yang seolah-oleh dilakukan oleh masyarakat setempat. Apalagi kemudian ada lawan yang anti kepada pemerintah, kelompok Papua yang memproklamirkan operasi penghalangan. Itu yang disebut diri di Manokwari. Kelompok ini kemudian operasi hitam itu. Kita tahu dulu pernah 164 dikejar oleh tentara dan menjadi target. terjadi peristiwa lapangan Banteng. Itu Mereka punya bendera sendiri, mereka pelakunya adalah orang-orang pemerintah yang mengumumkan kemerdekaan ini, sendiri, agen-agen pemerintah. menjadi target dari operasi-operasi yang dikirim dari Jakarta untuk dihilangkan Tapi yang kemudian dipersalahkan oleh atau barangkali dibunuh. masyarakat dan Partai PPP. Sehingga pada Pemilu 1982 untuk pertama kalinya Karena itulah kemudian referendum GOLKAR menang di Jakarta. Itu operasi Papua, Indonesia menang. Tentunya intelejen betul. Operasi penghalangan melalu manipulasi karena orang-orang yang dilakukan untuk meredam peristiwa yang punya potensi sebagai Ondoafi [kepala Malari, Hariman cs. suku] yang suaranya bisa mempengaruhi ratusan massa itu sudah tidak ada. Nah Aksi Mahasiswa ditunggangi oleh demo yang lain [ondoafi-ondoafi] yang masih yang lain dan melakukan pembakaran. hidup memang tidak punya kesempatan Sehingga dengan alasan itulah, mahasiswa untuk ikut memilih karena mereka berada seluruhnya ditangkap termasuk tokoh di pedalaman dan kemudian PEPERA oposisi. Itu adalah operasi yang betul- itu memenangkan Indonesia. betul canggih dan hanya ada di dalam struktur OPSUS [operasi khusus] dan Jadi menurut Saya, apa yang pernah Ali Murtopo yang bertanggung jawab dilakukan dengan model operasi militer langsung berada di bawah Presiden. intelijen penyusupan dan seterusnya di Jaman Orde Lama kemudian menjadi Kalau kita lihat kombinasi yang sampai semacam contoh yang kemudian digunakan sekarang terjadi, baik di Aceh, kemudian oleh Soeharto di Jaman Orde Baru terjadi di beberapa tempat yang menjadi sebagai metode yang efektif. pokok bahasan itu adalah gabungan dari operasi teritorial, operasi intelijen, dan Kita mengenal di Indonesia ada 3 model operasi militer. Operasi militer barangkali operasi militer, yaitu a) operasi yang ditahun 80-an semenjak kita mendapat dilakukan oleh tentara untuk meme- sorotan dunia internasional, kemudian nangkan sesuatu, itu adalah operasi para tapol dibebaskan, mulai berkurang, intelejen; b) operasi tempur, dan c) sehingga yang dominan adalah operasi operasi teritorial. Di dalam operasi intelejen dan operasi teritorial. intelijen, dikenal macam-macam, ada operasi yang sangat tertutup. Kita bisa melihat Peristiwa Penembakan Misterius [Petrus], itu gabungan antara Bila perlu operasi yang sifatnya membenturkan operasi militer dengan operasi intelejen 2 kelompok massa. Atau barangkali adalah serta operasi teritorial. Keterangan seorang operasi yang seolah-oleh dilakukan oleh mantan agen Ali Murtopo, menenggarai lawan yang anti kepada pemerintah, bahwa kejahatan-kejahatan sebelum operasi penghalangan. Itu yang disebut Petrus jangan - jangan dilakukan oleh operasi hitam itu. Kita tahu dulu pernah tim yang melakukan operasi intelejen itu. 165 Jadi ada perampokan yang kejam luar biasa, penghuninya diperkosa. Jadi untuk menimbulkan efek ketakutan “Itu tidak bisa dilepaskan masyarakat, maka bukan tidak mungkin dari peristiwa 65 sebagai agen intelijen ini pelakunya. Setelah masyarakat muak lalu didorong OPK ujung pangkal dari kekerasan [Operasi Pemberantasan Kejahatan]. itu, meskipun barangkali Militer mendapat suport dari masyarakat. kekerasan yang terkait Operasi intelijen terjadi di banyak tempat dengan Pepera mungkin dan kejadian. Apakah ini di Aceh, Papua, kalau lihat secara kasat mata lebih operasi lebih awal.” intelijen yang kemudian diikuti dengan tindakan militer. Militer mendapatkan legitimasi akibat operasi intelijen itu. “Tapi kekerasan secara masif baru muncul ketika dalam Orang yang menuntut tanah di Lampung, peristiwa Gunung Bala atau Talangsari, skala yang luar biasa yang kemudian diwacanakan sebagai kelompok memiliki pola yang sama Islam Fundamentalis, kelompok Islam Fisabilillah yang membahayakan bangsa, dibiarkan oleh negara ini, maka butuh dibasmi. Nah sepenuhnya dan tidak ada orang yang itu adalah operasi penghalangan. berani mempersoalkan.” Keadilan itu ada dua, saling terkait, pertama, keadilan dalam bentuk pemulihan nama “KKPK mengajak masyarakat baik, mencakup: rehabilitasi, kompensasi, dan restitusi yang seharusnya itu adalah untuk mempertanyakan lagi hak korban. Kedua, penyelesaian melalui semua bentuk kekerasan pengungkapan kebenaran. yang pernah terjadi di Pengungkapan kebenaran dan barangkali negeri ini.” reparasi kepada korban itu adalah bagian yang inheren dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Itu yang harus dilakukan oleh negara. Dan mulainya adalah dengan cara mengungkapkan kebenaran, karena kalau cuma reparasi korban, orang akan bertanya-tanya, apa kok saya menerima ini, apa yang terjadi sesungguhnya. 166

melakukan tindakan sewenang-wenang. Dalih sesungguhnya operasi militer dimana pun dilakukan tidak pernah lepas dari ketentuan hukum dan penghargaan REFLEKSI MAJELIS terhadap hak asasi manusia, sebaliknya apabila dalam konteks operasi militer WARGA terjadi tindakan kekerasan maka sangat Operasi Militer patut diduga telah terjadi pelanggaran Hukum dan HAM.

Namun di antara tuturan kepedihan, kami juga menemukan mutiara yang lebih ami telah mendengarkan berbagai berarti dari kepedihan yang dirasakan kesaksian yang telah dituturkan mutiara yang kami temukan sangat oleh para penyintas kami dapat K relevan dengan pencanangan tahun turut merasakan kepedihan yang ang kebenaran oleh KKPK dirasakan para penyintas akibat tindak keekrasan yang dialami di masa lalu. Mutiara yang kami temukan diantara Kami mengucapkan terima kasih atas tuturan kepedihan adalah jiwa besar kesediaan poara penyintas untuk hadir seperti yang dituturkan oleh seorang dan menuturkan pengalamannnya penyintas yang menyatakan bahwa ia tidak dendam dan berharap agar kita Sesi pada hari ini bertemakan dengar tidak menjadi generasi pendendam. Kita kesaksian Kekerasan dalam Operasi catat juga perlunya memaafkan tetapi Militer. Dengan alasan keamanan dan tidak untuk melupakan. kedaulatan negara, operasi militer seakan memiliki dalih pembenaran untuk 167 Tantangan besar yang kita hadapi ber- sama dan juga menyatakan harapan Secara khususnya kami Majelis Warga para penyintas adalah untuk menjawab mencatat beberapa pola: pertanyaan bagaimana dan apa yang harus 1. Adanya modus operasi militer untuk kita lakukan berdasarkan kebenaran memperoleh informasi dari berbagai yang kita temukan agar pengalaman daerah konflik/ DOM adalah sama: pahit yang dirasakan para penyintas menangkap, melakukan penyiksaan, tidak terulang pada generasi anak dan ditahan tanpa pengadilan ataupun cucu kita mekanisme pembelaan dan bahkan, untuk korban perempuan, mengalami Tantangan itu membutuhkan tinjauan kekerasan seksual. Ini mengakibatkan lebih dalam dan lebih luas dari sekedar trauma berkepenjangan. kejadian tindak kekerasan itu sendiri dan 2. Adanya kekuasaan tanpa batas, tidak bisa selesai dalam sebuah potret yang dipegang oleh militer, yang karena banyak pihak dan institusi yang memaksakan takluk, tunduk tanpa tidak dihadirkan dalam dengar kesaksian ada perlindungan apapun. KKPK tapi turut bertanggung jawab atas Salah-satu penaklukk an dilakukan terjadinya tindak kekerasan dengan menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Walaupun kita Tantangan ini yang perlu dijawab dan telah mempunyai capaian reformasi dicakup dalam mekanisme kerja KKPK sektor keamanan, ada kasus-kasus dalam mewujudkan cita-cita besar yang terulang dari 1978-2004. pencanangan 2013 sebagai tahun kebenaran. 3. Pencabutan identitas (budaya, agama, nama), pengambilan anak secara Peran dan keberanian para penyintas paksa. Negara (dua negara) harus untuk hadir memberikan kesaksian memfasilitasi pertemuan kembali merupakan sumbangan besar untuk anak-anak ini dengan keluarganya. bicara kekerasan memutus lingkar Pemulihan hak-hak anak-anak ini. kekerasan dalam sebuah kerangka yang 4. Stigma terhadap korban perempuan, lebih komprehensif dan diletakan dalam korban kekerasan seksual oleh satu bingkai dengan elemen reparasi militer yang kemudian ditinggalkan terhadap kerugian yang diderita akibat oleh suaminya, dan dikucilkan oleh kekerasan yang terjadi. masyarakat. Perempuan dan anak dijadikan target kekerasan menggantikan Pencapaian keadilan serta reformasi suami / saudara laki-laki yang dicari kelembagaan sebagai jaminan peristiwa dalam operasi militer. Dampak stigma serupa tidak terulang di masa depan. sosial dialami sangat lama, bahkan Sekali lagi terima kasih atas partisipasi bisa menjadi korban kekerasan hadirin semua semoga Tuhan Yang Maha dalam rumah tangga. Esa memberkati niat baik kita semua. 5. Pencarian orang hilang, penjelasan / informasi tentang hilang orang-orang yang dicintai. Ini adalah rekomendasi 168 KKP dan CAVR yang belum dijalankan sampai dengan sekarang. Kedua laporan ini patut menjadi bahan belajar buat generasi kedepan.

Suara para korban mengiris hati nurani kita; kekuatan para penyitas menjadi inspirasi bagi kita. Kebenaran mereka menjadi tempat kita berlabuh untuk menuju sebuah bangsa dan negara yang lebih baik, yang dilandasi hak asasi manusia, kebebasan dan keadilan. Pemenuhan hak-hak korban untuk mendapatkan keadilan, kebenaran, pemulihan dan jaminan ketidak berulangan.

Kami Para Majelis Warga, Jakarta 26 November 2013,

1. Agus Wijoyo 2. Zumrotin 3. Fien Jarangga 4. Samsidar 5. Nia Sjarifudin 6. Galuh Wandita 169

IDEOLOGI DAN KEBEBASAN C BERAGAMA 170

[Kesaksian Dewi Kanti]

gama Djawa Sunda (ADS) atau juga dikenal sebagai Sunda Wiwitan, ADA YANG SALAH Ayang didirikan pada tahun 1848 DI NEGERI INI oleh Pangeran Madrais Alibasa Widjaja 01 Ningrat, yang dipercaya sebagai keturunan Sultan Gerbang Pangeran Alibasa I, saat ini telah berkembang ke pelosok Jawa Barat, seperti Kuningan, Indramayu, Majalengka, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bandung, Padalarang, Bogor, Purwakarta dan DKI Jakarta.

Jumlah penganut ADS dipercaya pernah mencapai lebih dari 100.000 orang. Saya merupakan generasi ketiga pelestari spiritual yang disebut Agama Djawa Sunda. Latar belakang agama Djawa Sunda diawali keadaan pada jaman penjajahan, dimana ketertindasan sebagai bagsa 171 memunculkan pemahaman bahwa ada Setelah Periode 50an, masa Republik yang salah di bangsa ini. Kenapa muncul Indonesia Serikat, saat itu mulai muncul penjajahan atas nama bangsa bahkan arah angin baru dimana oraganisasi intimidasi atas nama agama saat itu. kebathinan ada ruang bergabung dalam Sehingga terjadi penggalian spiritual ruang Organisasi Kebatinan Indonesia yang digali oleh seorang tokoh yang dan kami jadi anggota. bernama Madrais pada 1890-an. Namun dalam perjalananan selanjutnya Beliau merasa perlu adanya gerakan legalitas sebagai orgnisasi menjadi tantangan spritual untuk melawan keterpurukan ketika Bakorpakem dibentuk tahun ‘64 bangsa, menumbuhkan kesadaran dengan SK Bakorpakem membubarkan bangsa yang mandiri dan merdeka. ADS. Perkawinan dikriminalisasi bahkan Ini jadi fondasi melakukan perlawanan puluhan pasang setelah menikah dipenjara budaya terhadap penjajah. termasuk Ayah saya.

Perlawanan budaya ini diperhitungkan Pada tahun ‘64 beliau ditangkap dan juga Belanda dan peluang menghancurkan diarak keliling jalan raya di Kuningan, gerakan ini adalah dengan diadu domba dibiarkan untuk dicaci maki dan dilempari dengan kelompok lain dan dinyatakan batu dan ditodongkan senjata dengan sebagai aliran sesat, penyembah api pengawal senjata. dan tidak Bertuhan, sehingga kelompok pesantren yang hanya mendengar Tahun ‘65 ada UU PNPS yang hanya informasi secara sepihak akhirnya mengakui agama resmi dan itu semakin membuat stigma. memojokkan kami. Kakek saya melakukan perenungan dan mendapat pewahyuan, Ada perubahan politik pada tahun 1845 kami harus melindungi di bawah cemara Belanda sendiri secara hukum adat putih, yang waktu kakek memahami mengakui ada pelayanan sipil dengan berlindung di bawah cemara putih adalah pernikahan Adat Sunda, selanjutnya pada berlindung di Kristen dan Katolik. Kakek penjajahan Jepang posisi komunitas memiliki kesepakatan dengan pimpinan kami justru semakin tertekan. Gereja Katolik Kuningan, bahwa kami tetap menjalani tradisi kepercayaan. Pada Jaman Jepang dibentuk kantor urusan agama sehingga memisahkan Tahun 1976, karena sejarah rumah adat layanan publik pada kantor itu. Ketika kami dinaikan statusnya sebagai cagar masa DI/TII masuk, kami mengalami budaya dan Pemerintah Pusat mau peristiwa dimana gerombolan itu masuk membantu memperbaiki, Pihak gereja rumah adat kami dan berusaha membakar, Katolik memutuskan tidak menempati namun puji rahayu rumah adat kami rumah ibadah kami sebagai gereja. Pada terselamatkan. peristiwa peringatan tahun baru Syura Ayah meminta liturgi gereja supaya Pastor menggunakan atribut Kesundaan, 172 awalnya disepakati, namun pada hari H Setelah 17 tahun pelarangan Seren pastor tidak menggunakan. Ayah saya Taun, ada perubahan mata pencaharian keluar dari gereja, tanpa diperintah di komuitas kami. warga lain mengikuti. Disitulah gejolak Ketika kami menanam varietas lokal ada ketidakcocokan diantara kami. untuk persembahan dalam acara tersebut, Kami menyadari agama apapun intinya banyak anggota komunitas yang patah sama, tapi kami punya prinsip, kami arang, untuk apa lagi tanam varietas Katolik tapi Katolik yang nyunda, tapi lokal, toh upacara kami dibungkam. tidak disepakati Momentum reformasi, kami menampilkan jati Pada tahun ‘82 setelah keluar dari Katolik, diri kami kebetulan kakak saya melakukan Ayah kami mendirikan Paguyuban Adat, upacara pernikahan adat. Seren taun untuk melestarikan tradisi spritual. dihidupkan lagi. Dari sisi administratif, Tetapi Kejaksaan Jawa Barat kembali diskriminasi KTP, perkawinan dianggap mengeluarkan SK 44 tentang larangan masih dianggap liar, menghasilkan perkawinan liar, dasarnya mendapat akte kelahiran tertulis lahir seorang masukan dari masyarakat. perempuan dan secara hukum dihilangkan dari silsilah ayah kandung. Dengan pelarangan dan pembedaan, bahwa kami aliran sesat oleh Muslim, Sebagai generasi muda saya mau kami dihina oleh misionaris di Jawa menunjukan bahwa saya berharap agar Barat. Tantangan luar biasa itu tetap ada penghargaan terhadap para leluhur kami hadapi. Anak-anak kami mengalami nusantara kita lahir sebagai bangsa bukan kekerasan psikis setelah keluar SK Kejati atas keinginan kita. Manusia lahir dari tahun 80 pada semua upacara bendera ibu yang mewariskan peradaban baik anak-anak jangan masuk paseban karena spirtual maupun kebudayaan. Saya ingin itu aliran sesat. menjadi saksi meski dianggap berbeda dan aneh. 173

Beberapa upaya yang sudah kami lakukan: membuat langkah berjejaring menyuarakan Dalam UU Adminduk masih hak konstitusi. Saya harap kesadaran berbangsa ini terus dilanjutkan oleh ada redaksi agama belum adik-adik yang terlanjur mendapat diakui, ada syarat pencatatan pengajaran budaya yang salah. perkawinan penghayat harus Harapan saya: adik-adik saatnya bangkit ada legitimasi organisasi. sebagai generasi muda, melaksanakan harapan tokoh agama untuk memperjuagkan Sementara dalam kepercayaan, kerukunan antar umat beragama, tidak perkawinan disahkan oleh hanya terbatas pada agama formal yang orang tua. Mereka tidak diakui negara tapi juga agama leluhur warisan nusantara paham keanekaragama budaya nusantara, ini politik Bagi kami UU Adminduk bukan sebuah penyelesaian, tetapi negara memecah penyeragaman dan pengingkaran belah warga dengan politik belah bambu konstitusi. satu diinjak satu diangkat. 174

DITUDUH MENARI GENJER-GENJER 02 DI LUBANG BUAYA

[Kesaksian Mudjiyati]

Plantungan, ia masih menjalani wajib bu Mudjiyati, yang ketika peristiwa 1965 lapor dan dikucilkan oleh masyarakat. masih berusia 17 tahun, ditangkap Akibat stigmatisasi yang diberikan oleh aparat militer yang berasal dari I oleh pemerintahan Orde Baru, ia dan Puterpra Petamburan ketika berada keluarganya sempat mendapat kesulitan di rumah. Ia ditangkap untuk dimintai untuk mengurus surat pindah tempat keterangan mengenai aktivitas bapaknya tinggal. yang lebih dahulu ditangkap. Sebelum dibawa ke Kodim Air Mancur, ia sempat Pada tahun ‘65 saya masih remaja, ikut ditahan selama satu malam di kantor anggota Ormas Pemuda Rakyat. Saya Puterpra tersebut. Selama pemeriksaan tertarik ikut Ormas Pemuda Rakyat dilaksanakan di Kodim Air Mancur, ia karena saya belajar kesenian, belajar mengalami tindakan penyiksaan dari paduan suara, kami menyanyikan lagu- aparat militer yang memeriksanya. Setelah lagu nasional. dari Kodim Air Mancur, ia kemudian dipindahkan ke Penjara Bukit Duri. Pada peringatan 17 Agustus 1965 kami disuruh tampil di perayaan RT kami Pada April 1971, ia dipindahkan ke di Slipi. Tak lama kemudian terjadi Plantungan dan menjalani kerja paksa, peristiwa September ‘65, saya nggak Mujiyati dibebaskan pada 7 Desember ngerti duduk perkaranya. Kita hanya 1979. Walaupun sudah dibebaskan dari mendengar dari radio. 175 Waktu mendengarkan radio saya bingung. Kebetulan Ibu Salawati Daud, seorang Ada apa? Berita di koran macam-macam, perawat yang ditahan menolong ibu saya semakin bingung. Bulan Oktober melahirkan dengan alat apa adanya. rumah saya didatangi tentara yang Ada 150 orang di Penjara Bukit Duri. mengambil Bapak saya. Bapak saya pegawai kecil di Front Nasional, Jalan Dari hasil pemeriksaan saya masuk Merdeka No. 13. Rumah kami digeledah, golongan C, mestinya saya dibebaskan tak tahu apa yang dicari. Waktu itu tahun ’67, atau tahun ’70. Saya berharap ditemukan 1 stel pakaian hijau. Semua bisa bebas tahun ‘70 ternyata tidak juga. pegawai punya pakaian sukarelawan Lalu saya dipindahkan ke Penjara Plan- tapi itu juga resmi. Bapak saya dibawa. tungan, Jawa Tengah. Di sana berkumpul Saya anak terbesar dan adik kecil-kecil. perempuan dari Jawa, sekitar 500 orang. Di Plantungan ada unit-unit kerja: unit Tak lama kemudian rumah saya didatangi kerja pertanian, pejahitan, kerajinan lagi, saya dimintai keterangan Puterpra tangan, dan pembatikan. Saya memilih (sekarang koramil) Petamburan, lalu unit pertanian. Saya di sana belajar dibawa ke Koramil Petamburan. Di situ mengolah tanah, menanam singkong sudah ada Bapak saya dan tahanan sayuran. Unit kerajinan tangan kerjanya lain. Karena saya tidak mengatakan merajut, menyulam kristik Unit penjahit apa-apa, mulut saya dibekap dan kepala juga ada. dibenturkan ke tembok. Karena saya tidak mengerti ya saya tidak mengiyakan Secara fisik di Plantungan tidak disiksa apa yang dituduhkan kepada Bapak. tapi saya mendapat siksaan mental, saya tidak tahu penyebabnya saya dipanggil Kami anak perempuan di Jakarta waktu komadan ke ruangan dikatakan melanggar itu dituduh ikut menari genjer-genjer di peraturan, saya bilang langgar peraturan Lobang Buaya, padahal saya tidak tahu yang mana, waktu apel saya ada waktu apa itu genjer-genjer dan di mana letak tugas di dapur. Saya dikurung di kantor Lobang Buaya. Di Kodim Air Mancur, dari pagi sampai sore. Mau kirim surat Budi Kemuliaan saya ditahan selama diatur komandan hanya boleh 20 kata. dua bulan, kemudian dipindahkan ke Penjara Bukit Duri. Kami satu kamar Saya tidak ada yang bezuk karena bapak mestinya untuk orang satu, diisi bertiga. saya dipecat tidak dengan hormat dan ibu saya bekerja keras menghidupi Satu tidur di tempat tidur lalu yang adik-adik saya. Yang mendapat kiriman lebih muda tidur di bawah. Ibu-ibu yang uang, diganti dengan uang-uangan yang ditahan banyak yang punya anak dan ditulis angka uang. Kami diberi uang bayi atau anak yang bersekolah sekolah dari hasil kerajinan yang kami jual itu. ikut ibunya karena ibu-bapak mereka ditahan. Ada anak kelas 1 mengalami Tahun ’70 Desember akhir, saya dibe- disel, Ibu hamil juga ada. baskan dari Plantungan, dan ditampung oleh PSK (Projek Sosial Katdinal) di 176 Tebet Barat Raya kepunyaan Romo Sutono Panduyo. Di tempat ini sudah ada banyak mantan Tapol dari Pulau Saya mengatakan kepada Buru dan Nusa Kambangan, perempuan dan lain laki-laki.Di situ beberapa anak saya bahwa hari ini bulan. Di situ ketemu jodoh, lalu kami memutuskan menikah bulan Mei ‘80 tidak tidur di rumah dan dan kami mengontrak rumah di daerah kumpul di kelurahan. Sawangan. Saya membuka diri Untuk pindah dari satu rumah kontrakan kepada anak, karena ke rumah kontrakan lainnya, kami mengalami kesulitan tidak diberikan ibu bapak dituduh PKI. surat pindah oleh Koramil setempat. Pada satu hari ada tugas Tahun ’80-an daerah Guntur digusur dari sekolah membawa karena mau dijadikan daerah segitga emas, saya tidak punya uang, saya terus KTP orang tua, tapi pindah ke Pondok Rangon, jangan lapor karena KTP saya ada lagi tapi langsung tinggal. Sesudah 1 tahun kemudian kami baru ngurus kode ET ( Eks Tapol) surat pindah dari Jakarta Selatan ke Jakarta Timur. maka dia pinjam KTP ibu temannya. Tahun ’94, suami meninggal, dan sama lurahnya kami dikirim surat undangan,pada tanggal 1 Oktober disuruh kumpul di kantor lurah. Bagaimana dengan anak saya? 177

[Kesaksian Mujayin]

eristiwa 1965-1966, merupakan suatu peristiwa tragedi kemanusiaan ROMBONGAN PERTAMA yang menjadi lembaran sejarah KE BURU, ROMBONGAN P hitam bangsa Indonesia. Peristiwa TERAKHIR 03 tersebut terjadi sebagai akibat dari DIPULANGKAN adanya kebijakan negara pada waktu itu yang ingin melakukan penumpasan terhadap para anggota dan pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dianggap telah melakukan perlawanan terhadap negara.

Penangkapan dan penahanan sewenang- wenang kerap kali dialami oleh para korban ketika itu, termasuk salah satunya Bapak Mujayin. Ia beberapa kali ditangkap oleh aparat militer karena pekerjaannya sebagai wartawan Harian Rakyat. Selama penahanan, ia mengalami penyiksaan. Bahkan ia juga dipaksa 178 bekerja tanpa diupah untuk kepentingan menjalani kerja paksa bermacam-macam, aparat militer. Setelah dibebaskan dari di sawah, ladang, menggergaji, menjadi tahanan pada tahun 1979, ia kemudian tukang dan kuli angkut barang. Jam berusaha bekerja untuk menghidupi lima sore, apel dan kemudian kembali keluarganya. ke barak masing-masing. Malam hari tidak boleh keluar barak. Namun cap sebagai tahanan politik 1965 menyulitkan bapak Mujayin untuk Dari kerja paksa yang tidak dibiayai ini, memperoleh pekerjaan. Ia pun harus Tapol mencetak sawah dan ladang tiga mengajar privat bagi anak-anak SMP juta ha, jalan selebar tiga meter yang secara diam-diam, untuk menghidupi menghubungkan antar unit dan markas keluarganya karena tahanan politik komando sepanjang 175 km, di samping dilarang untuk mengajar. itu kami membangun bendungan, jaringan irigasi, masjid dan gereja. Dari jerih payah Mujayin meninggal dunia di ke kediamannya Tapol yang tidak dibayar, daerah bekas di Tebet, Jakarta Selatan pada tanggal kami tinggal dijadikan daerah transmigrasi, 26 April 2014 pada usia 84 tahun. tanpa megeluarkan sepeser biaya oleh pemerintah. Bunyi surat pembebasan Nama saya Mujayin umur 83 tahun, tahun ’79: melaksanakan perubahan pekerjaan wartawan, dituduh terlibat penahanan atas diri saya Mujayin dari G 30 S. Saya ditangkap dan ditahan di tahanan G 30 S berasal dari Pulau Buru Jakarta tahun ’65, berpindah tempat dari tahanan penuh untuk dikembalikan mulai dari Cipinang, Salemba dan Pulau ke masyarakat. Selama 14 tahun menurut Buru tahun ‘69-79, karena kategori surat pembebasan ini kami ditahan, Golongan B. dibuang ke Pulau Buru. apakah tindakan ini sewenang-wenang Saya rombongan pertama yang dibuang atau tidak? Silahkan menilai. Kami ke Pulau Buru dan rombongan terakhir berusaha mencari keadilan dan jawaban yang dibebaskan. apa salah ku? Sampai sekarang belum terjawab. Selain ditahan, dibunuh, Tapol Pulau Buru dijadikan tempat pem- juga dililit dengan peraturan diskriminatif buangan berdasarkan Surat Keputusan sampai ke anak cucunya. Pamkomkamtib No 009 Tahun 1969 yang menetapkan Pulau Buru sebagai Peraturan ini merupakan payung hukum tempat tinggal sementara bagi tahanan yang digunakan penguasa. Supaya G 30 S Golongan B dan menunjuk Jaksa ORBA dianggap sah membasmi orang Agung menyelenggarakan pemanfaatan PKI dan keluarganya, maka pada tahun Golongan Tahanan B di Pulau Buru. ‘81 diterbitkan Instruksi Mendagri No. 32 Tahu 1981, dikatakan bekas TAPOL Pulau Buru adalah penjara di alam tidak bisa jadi PNS, guru dan pada KTP terbuka, jumlah tapol 10-12 ribu orang, ditulis bekas tapol dibubuhi ET. Tahun ditempatkan di 21 unit kegiatan. Sehari- ’95 ada penghapusan kode ET di KTP. hari, jam 5 pagi apel, setelah itu kami 179 Tapi bagi Tapol usia 60 ke atas tidak mendapat KTP seumur hidup. Baru pada taahun 2006, dikeluarkan UU Adminduk yang menyatakan Tapol dapat KTP seumur hidup. Gus Dur mencabut salah satu UU Penelitian Khusus (Litsus) yang dikenakan kepada kami.

Melalui forum ini kami mohon sekurangnya bisa mendesak Presiden untuk menyelesaikan masalah kami. Kami menuntut rehabilitasi, kompensasi dan penghapusan peraturan diskriminatif sesuai surat Mahkamah Agung dan hasil penyelidikan Komnas HAM. 180

SBY JANJI BERI KOMPENSASI, HANYA 04 JANJI DOANG

[Kesaksian Husain Safe]

eristiwa Tanjung Priok, yang terjadi pada tanggal 12 September 1984, Pbermula dengan ditahannya empat orang warga Tanjung Priok yang diduga brosur tersebut dengan air comberan. terlibat pembakaran sepeda motor Babinsa. Masyarakat marah dan mengejar Babinsa Mereka ditangkap oleh Polres Jakarta yang bernama Pak Herman yang kemudian Utara, yang kemudian dipindahkan dan melarikan diri.Motornya tertinggal, dan ditahan di Kodim Jakarta Utara. motor dibakar massa. Pengurus Musolah kemudian dibawa ke Kodim selama tiga Pada tanggal 12 September 1984, masyarakat hari, dipukul. Alm Amir Biki kemudian Tanjung Priok kemudian mengadakan menggelar pengajian di Jalan Pindang, tabligh akbar di Jalan Sindang yang menuntut masyarakat jangan ditahan di diselenggarakan oleh salah satu tokoh Kodim, kalau bisa di Polres. masyarakat setempat, Amir Biki. Alamarhum Amir Biki member waktu Di dalam ceramahnya, ia menuntut pada sampe jam 11 malam, ternyata tidak aparat keamanan untuk membebaskan dipenuhi Kodim. Maka pada jam 11 empat orang jemaah Mushola As Sa’adah malam saya disuruh untuk menggiring yang ditahan di Kodim Jakarta Utara. jemaat pengajian ke Kodim. Jemaah yang ikut 5000 orang. Sampai di depan Nama saya Husain usia 68 tahun, korban Kapolres Jakarta Utara dihadang regu Tanjung Priok. Peristiwa Tanjung Priok Lanhanud, kami disuruh berhenti. berawal dari masuknya seorang Babinsa ke Musolah As Sa’adah tanpa buka sepatu Amir Biki masih di belakang. Saya sedang dan mencari brosur masyarakat. mengatur teman saya, tapi langsung ditembak tanpa peringatan, ditembak di Kemudian Babinsa menyiramiram kaki saya dalam jarak 1 meter. Setelah itu tembakan kayak dalam perang, 181 banyak yang luka, bergelimpangan yang tidak ada pencaharian, kami dianggap mati. Ketika Alm Amir Biki datang, ada GPK jadi tidak ada yang percaya kami, yang tentara teriak “Amir Biki datang TNI yang stigma kami. Padahal dulu kami habisin”, maka bunyi senjata semakin punya toko di Tanjung Priok, gara-gara keras, sekitar 10 -15 menit. Kalau ada peristiwa ini saya bangkrut, bos-bos yang teriak Alahu Akbar, langsung saya tidak mau lagi pinjam. Karena ditembak. Maka saya diam pura-pura di Tanjung Priok masyarakat pesimis mati. saya diseret ke pinggir jalan kayak kepada kita dan dianggap GPK, saya kambing tuh. Sampai di pinggir jalan pindah ke Purwakarta dan usaha pasir saya dilempar ke mobil. Di atas truk di sana. Tapi tahun 96/97 kena krisis saya mendengar hitungan tentara, ada monoter, dan merugi sampai sekarang 28 orang dengan saya. Selama dalam tidak bisa berusaha lagi perjalanan saya tidak berteriak karena ada pengawalan tentara. Masalah islah saya nggak ikut terlibat karena saya tanya Pak Tri kalau Pak Tri Kaki saya yang ditembak patah, dan akui salah baru kita islah, kalau yang menyisakan serpihan peluru di daerah Bapak lakukan ini halal, karena tidak mata kaki, yang kelihatannya seperti ada yang mengaku bersalah, Pak Tri bisul. Dokter hanya menganggap itu tidak bersalah, korban tidak bersalah. bisul, sebab tidak pernah dirontgen. Kalau Pak Tri mengaku salah aja saya Saya menderita sampai empat tahun. mau Islah, kalau tidak mau kita ke Awalnya kami didampingi oleh Pengacara pengadilan saja karena yang berhak API, Hamdan Zoelva (ketua MK) namun menyatakan salah itu pengadilan. tidak menemui jalan keluar. Kalau tidak ya diselesaikan apa diper- Kami dekati Pak Munir mulai tahun intahkan oleh HAM. 2000 sampai sekarang ada hasil, dengan “ Bagi saya pribadi orang yang istilah Kontras bisa masuk pengadilan. Saya itu munafik, kalau pemerintah mau beri selalu dicegah untuk memberikan hak mereka silakan karena mereka kesaksian dan ketika saya pindah ke juga korban. Saya bilang ke KontraS Purwakarta saya didatangi intel yang boleh didampingi tapi jangan gabung meminta supaya saya tidak memberikan dengan kami.” kesaksian. saya mau diberi kendaraan apa saja asal jangan memberi kesaksian di pengadilan. Saya bilang walau saya tidak punya duit saya tidak terima duit,

Kami dijanjikan kompensasi 1 milyar oleh hakim tapi tidak ada sampai sekarang. Pengadilan bohong, sandiwara saja. SBY sudah janjikan mau kasih kompensasi tapi tidak diberikan, janji doang. Selama 25 tahun kami menderita karena 182

SEBANYAK 130 ORANG HILANG SAMPAI 05 SEKARANG

[Kesaksian Azwar bin Kaili] di Padang, dengan tuduhan melarikan diri Akibat peristiwa ini, Azwar Kaili zwar Kaili lahir di Desa Prapat kehilangan seluruh harta benda, ister- , Sumatera Barat pada tahun inya mengalami gangguan kesehatan 1942. Saat ini tinggal di Sidorejo, A akibat, dan anak-anaknya tidak diterima Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten sekolah di sana dan terpaksa dititipkan Lampung Timur. ketika terjadi peristiwa di Pesantren di Jakarta dengan status Talangsari, Azwar Kaili sedang meng- anak Yatim hadap Camat Way Jepara. Saat kembali ke kampung, rumahnya telah terbakar Kejadian Talangsari pada 7 Februari dan anak isteri mengungsi. Azwar 1989, mengakibatkan 130 orang hilang kemudian ditahan berpindah-pindah sampai sekarang. Saat kejadian saya oleh Koramil setempat, Korem Metro sedang memenuhi panggilan Pak Camat dan di LP Rajabasa, dipindahkan ke Panti [Way Jepara]. yang jaraknya sekitar 40 Sosial untuk menjalankan rehabilitasi kilometer dari rumah. selama 10 hari. Setelah keluar Azwar masih menjalankan wajib lapor berkala. Ada suatu tuduhan dari menteri, saya Kemudian ditahan lagi di Korem selama mendidik anak-anak kesehatan yang 3 bulan . Dia kembali dipenjara selama sebenarnya yang ada di rumah saya 6 bulan, dengan tuduhan melakukan waktu itu pendidikan baju pengantin tapi penyerangan terhadap Babinsa dan yang melakukan orang lain bukan saya, warga. Isterinya ditangkap dan ditahan memang penuh gadis di rumah saya. Itu 183 dituduhkan kepada saya. Saya uraikan Besok kami dipanggil ke Korem untuk pada Pak Camat, ini fitnah. Setelah diinterogasi. Selama tiga bulan di tahanan selesai diperiksa saya pulang. Di tengah Korem. Terakhir didatangkan tim Kejaksaan jalan motor yang saya tumpangi rusak, untuk sidang untuk tahanan, Kejaksaan Jam lima sore ada orang Madura satu tanya Korem kenapa Pak Azwar ditahan kampung lewat akhirnya menumpang karena kesalahannya nol. dengan dia pulang ke kampung. Dua hari setelah itu saya dikirim ke Panti Sampai jam 9 malam di rumah lampu Sosial Lempasing, ada 10 hari saya di tidak ada menyala, rumah tidak dibuka, situ dan diberikan surat bebas dengan kawan tadi ajak nginap di rumahnya. menyatakan saya terlibat. Dikasih uang Isteri kawan cerita apa bapak tidak Rp 5 ribu untuk ongkos pulang. Sampai tahu kalau ada rampok depan rumah di rumah atap hancur. Isteri ke Sumatera bapak, kepala desa mati, bapak tidur barat untuk kasih tahu keluarga bahwa di sini dulu, mungkin ibu menyingkir. saya ditangkap tanpa ketahuan kesalahan, Besok saya ke pasar tanya apa yang tetapi dia malah ditangkap bersama anak terjadi, datang Babinsa pesan bahwa saya yang berusia 12 tahun, dituduh saya dipanggil Koramil. Sampai di pelarian, kepalanya dihantamkan ke Kodim, Danramil tidak ada lagi keluar tembok dan ditahan di Padang. Saya ke saya tunggu sampai dua jam, Polisi Padang, isteri sudah di rumah orang tua suruh Pak War menghadap polisi saja, saya dan semua berkas disobek. Isteri saya tidak mau karena berkepentingan saya disiksa ditahan di Padang sampai dengan Danramil. dia seperti orang gila.

Lalu anggota Babinsa antar ke polisi. Waktu itu datang komandan dari Medan Saya dimasukan dalam sel, di situ ada yang mengamankan ibu dan menyuruh orang berlumuran darah. Setelah dua dipindahkan ke Korem dengan anak. jam di sel saya dan kawan tadi dirantai Saya sampai ke Padang dan bawa dan dimasukan ke mobil oleh Danramil, pulang isteri dan anak-anak saya. Mau dengan alas an situasi lagi tidak damai makan, makanan tidak punya. Saya lalu dan ditahan dulu di Kodim. tinggalkan isteri dan tempat berteduh untuk cari hutang beras, malam itu Setelah diperiksa saya dibawa ke sebuah rumah saya dibakar anak-anak tidur di ruangan, di situ anak-anak dipukul ada bawah rumah terbakar. yang pingsan rupanya. Jam 11 malam kami dipindahkan ke Rajabasa Lama, Dalam peristiwa itu rumah tiga, kios ada 40 orang semua tangan diborgol. satu dan mobil terbakar. Saya mencoba Pagi-pagi datang pasukan kira-kira mengirimkan surat ke bupati dan DPR 1 kompi melihat anak-anak tahanan, untuk kelanjutan hidup, tidak ada jawaban semua pasukan menonjok anak-anak. sama sekali. Lalu ada teman saya polisi Satu minggu di Rajabasa Lama dipindah buat surat ke kotak 5000, eh surat ini ke LP Tanjung Karang jam 11 malam. sampai ke Korem, saya dipanggil ke 184 Korem dan disiksa. Kawan saya ini diinjak-injak, tiga bulan dia mati, saya ditahan empat bulan di Korem dan tiap pagi saya kerja menyuci mobil mereka.

Saya mencoba bertani, saya minjam duit setelah hampir panen, dibawa Babinsa dengan masyarakat 40 orang, saya Saya sudah ke SBY supaya hadang mereka, saya malah dilapor didorong kasus ini ke pengadilan ke polisi bahwa kejar mereka. Saya dan dia bilang, iya, tapi sampai bilang, Pak saya tidak kejar orang tapi binatang yang berbentuk orang. Saya hari ini tidak ada apa-apa, ke disidang sekali lalu jatuh hukuman enam Menkopolhukam, Kejaksaan bulan penjara. Itulah penderitaan saya selama Peristiwa Talangsari Agung, dia bilang tunggu keputusan DPR. Saya ke Selama empat tahun, isteri saya menderita Komisi III DPR dan mereka gatal tidak bisa sembuh. Kalau ada tamu datang, besoknya saya dibawa ke bilang desak Presiden, sampai Korem dan ditanya siapa yang datang. sekarang tidak. Keluarga saya ketakutan. Anak-anak tidak diterima sekolah di sana, dua anak SBY janji dalam empat hari tim saya diterima di sekolah di Jakarta atas saya sampai sana tapi sampai nama anak yatim, setelah besar dia malu sekarang sudah hampir lima karena ayah masih hidup tapi disebut yatim, sekarang sudah SMA, anak lain tahun belum ada tindakan. sudah tamat SMA. Isteri saya bekerja membantu orang melahirkan.

Yang mati di Talangsari, anak saya 11 tahun dan sampai sekarang tidak ditemukan, ada empat orang anak lain yang bersama dia lari ke satu rumah yang kemudian dibakar. Dalam investigasi dengan KontraS, ada tulang belulang yang ditemukan di rumah itu.

Komnas HAM sudah bilang itu pelanggaran HAM berat dan sudah masuk Kejaksaan Agung, tapi tidak ada tindaklanjutnya. S 185

MENUNGGU SURAT JAMINAN 06 KEAMANAN

[Kesaksian Nasrudin Ahmadi]

asrudin Ahmadi lahir di Bogor yang AD/ART nya sudah disahkan oleh tanggal 12 Mei 1968, saat ini Badan Hukum Menteri Kehakiman dan Ntinggal di Mataram Nusa Tenggara sudah memiliki AD/ART sesuai dengan Barat, sebagai muballigh Ahmadiyah. perundang-undangan yang ada. Ia memberi kesaksian tentang tindak kekerasan dan diskriminasi yang dialami Komitmen terhadap 4 Pilar Kebangsaan : Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Sesuai dengan Anggaran Dasar, Jemaat wilayah Nusa Tenggara Barat sejak Ahmadiyah Indonesia 1. Berasaskan tahun 1998 hingga sekarang. Pancasila 2. Mengembangkan Agama Islam, ajaran Nabi Muhammad Shal- Kami, warga Jamaah Islam Ahmadiyah lallaahu Alaihi Wasallaam menurut Wilayah Lombok- NTB adalah bagian Al-quran, Sunnah dan Hadits, 3.Membina dari Jamaah Islam Ahmadiyah Indonesia, dan memelihara persatuan dan kesatuan yang sudah memiliki Badan Hukum bangsa. 4.Meningkatkan kemampuan Keputusan Menteri Kehakiman RI. No. para anggautanya baik dalam bidang JA.5/23/13 Tgl. 13-3-1953. Tambahan sosial, pendidikan, kebudayaan, akhlak, Berita Negara RI. Tanggal 31 Maret 1953, amal bhakti maupun kerohanian. nomor 26. Diperkuat dengan Pernyataan Depag. RI. Tanggal 11 Mei 1968, tentang Bagi warga Ahmadiyah, Kesetiaan Kepada hak hidup seluruh organisasi Agama Ùud’45, Pancasila Dan Nkri dengan semangat ke-bhineka-an adalah suatu 186 keharusan, karena kami yakin, Hubbul- hari) dan tepat sasaran, padahal selama wathan minal-Iiman, cinta kepada tanah ini warga Ahmadi bermukim diberbagai air adalah bagian dari ke-imanan. tempat, rumah-rumah berbaur dengan masyarakat non Ahmadi yang padat, Bukti kesetiaan warga Ahmadiyah terhadap selama 32 tahun sangat kondusif. Uniknya NKRI ini dapat di teropong dibeberapa saat terjadi penyeranga, sang penyerang peristiwa dan tempat berikut : tahu persis mana rumah-rumah warga Tahun 1945/1946, di tempat yang berbeda, Ahmadi dan yang bukan. Penyerangan sebanyak 16 orang Ahmadi dari cabang skala lebih besar lebih 130 rumah Cukangkawung-Jabar, Indihiang-Tolenjeng- diserang dijarah dan dibakar, ada 2 - 3 Garut, Ciandam-Cianjur-Jabar mereka masjid dibakar yang menyerang mereka telah disyahidkan oleh gerombolan yang mecintai nabinya Muhamamad Daarul-Islam, karena kesetiaannya yang mengklaim agamanya Islam kami kepada NKRI, dan banyak lagi di tempat mengalami 13 kali pembakaran dan lainnya. Ahmadiyah juga aktif dalam amuk massa saya sampaikan yang besar menegakkan Kemerdekaan RI. saja, ini data polisi NTB.

Kampanye Kemerdekaan RI : Pemuda- Terindikasi Keterlibatan Pemerintah pemuda Ahmadiyah (Mlv. Nuruddin, Haji dan Aparat : Khususnya pada tanggal Yahya Pontoh), giat mensosialisasikan 9-14 September 2002, selama enam dengan bahasa urdu kesucian perjuangan hari berturut-turut di Pancor Lotim, RI untuk meraih kemerdekaannya dengan terjadi peristiwa yang sangat besar dan cara, masuk ke kantung-kantung tentara terencana, puluhan rumah, lebih dari India (Gurca), 81 unit dihancurkan dan dibakar, dua Masjid dirusak dan dibakar, 383 orang Dukungan Ahmadiyah Internasional diusir dari kampung kelahirannya, 14.8 : Perjuangan kemerdekan RI pun di HA tanah ditelantarkan. dukung penuh oleh, Imam tertinggi Jemaat Ahmadiyah International, Al-haj Para Pengurus/tokoh Ahmadiyah ditem- Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad. patkan di Makodim Lotim, sementara Penyerangan yang dialami oleh warga anggota biasa ditempatkan di Mapolres- Ahmadi dimulai sejak tahun 1998 di Desa Lotim. Pada saat yang sama di tempat Keruak- Lombok Timur (Lotim). Terjadi berbeda ada pengumuman dengan nada penyerangan pada tanggal 22 Juni 2001 provokasi dan adu domba, di Makodim. di Dusun Sambielen Kecamatan Bayan, “perlu kalian ketahui, seluruh anggota Lotim, kerugian, 22 rumah dirusak, 80 kalian di Mapolres, sudah keluar semua orang diusir, 24.1 Ha tanah terlantar. dari Ahmadiyah atau bertobat....!” Meninggalnya satu orang Ahmadi, yaitu, Papuq Hasan. Sementara di Mapolres ada pengumu- man, “apabila masih ingn tinggal di Serangan yang lebih besar pada tahun Lotim, maka tinggalkan Ahmadiyah dan 2002, secara simultan, berhari-hari (5-6 apabila masih di Ahmadiyah, silahkan 187 tinggalkan Lotim. perlu kalian ketahui, Pelarangan aktivitas, bahkan desakan sekarang seluruh Pengurus dan tokoh- pembubaran Ahmadiyah di seluruh NTB. tokoh Ahmadiyah di Makodim, sudah Tetapi beliau tidak membuat kebijakan keluar.... !” Sudah tentu informasi ini tersebut. Adapun Gubernur NTB untuk mengacaukan hati dan pikiran. menghadapi warga Ahmadiyah di Transito melalui jalur “Pembinaan”. Proyek pem- Sikap Kepolisian : Kami menyaksikan, binaan di mulai bulan Juli – Desember institusi Kepolisian yang seharusnya 2011, yang diselingi istirahat 1 bulan melayani, mengayomi dan melindungi, karena bulan Ramadhan. Para pembina/ tidak kami rasakan. narasumber : 25 orang, terdiri dari : Para Tuan Guru/Ulama, MUI, NU, NW, Penegakkan hukum : Para pelaku tidak Pimpinan Ponpes. Budayawan/tokoh ada satu orang pun yang diproses secara sasak, Akademisi, dan SKPD. Hasil hukum, sebaliknya korban dikorbankan, akhirnya, tidak ada keputusan yang jelas. selalu dituduh sumber dari keresahan dan kerusuhan. Dampak negatif dari kekerasan ini diantaranya, dari segi pisik (hilangnya Kami sekarang tinggal di kamp pengungsi harta, rumah (lebih 123 unit drusak/ asrama Transito, Jl. Transmigrasi, Desa dibakar), asset warga, dan pembunuhan. Majeluk, Mataram – NTB. Dan juga kerugian Fsikis : Trauma yang berkepanjangan (stres, depresi, dan Dengan kondisi Pakumis (Padat Kumuh masuk ke Rumah Sakit Jiwa). 739 orang dan Miskin). Pengungsi bekerja ala terusir dari kampungya (anggota Ahmadi kadarnya menjadi : NTB, lebih dari 2500 orang/1962). Note Tukang ojek, buruh tani, jual sayur : Semua data bisa dikonfirmasi ulang. mayur, dan pekerjaan serabutan lainnya, yang penting halal dan tidak melanggar Tidak memiliki asset (Tanah) karena hukum. sudah dijual untuk biaya hidup lebih dari tujuh tahun, dan tidak memiliki rumah, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat karena sudah dihancurkan dan dibakar. (Lobar) membuat retorika Relokasi, Transmigrasi dan pembelian aset warga Secara pisik dan psikologis kurang baik Ahmadiyah di Desa Ketapang, sampai untuk pendidikan dan perkembangan saat ini tidak ada realisasinya. anak-anak karena berlama-lama di pengungsian dengan kondisi yang tidak Secara pribadi, DPW Ahmadiyah NTB nyaman. dengan Walikota Mataram, TGH. Ahyar Abduh, cukup dikenal tidak ada masalah. Masa depan yang tidak jelas, kapan akan Kebijakan yang positif, Gubernur Prov. berakhir, laksana berjalan tak bertepi, NTB (TGB. Dr. H. Zainul Madji), pernah berlayar tak berpantai dan jatuh ke beberapa kali didesak masa intoleran lubang tak berdasar. untuk mengeluarkan PERGUB. 188

Harapan dan Mimpi Indah ke depan: Jaminan keamanan : Warga Ahmadiyah yang juga warga NKRI ingin mendapatkan Jaminan keamanan dan kebebasan secara tertulis dari Pemprov. NTB (Gubernur atau Kapolda), kapan dan dimanapun bertempat tinggal, termasuk kembali “Pungguk merindukan bulan, ke kampung halamannya. Karena hal ini adalah hak warga NKRI. atau laksana melempar stirofom / gabus ke air Dan menginginkan tempat berkumpul untuk pembinaan. Warga Ahmadiyah agar tenggelam, tapi tidak menginginkan penegakkan hukum tenggelam juga” terhadap para pelaku. Sampai saat ini, tidak ada satu orang pelaku pun yang diproses secara hukum atas perbuatan mereka yang menyerang, merusak, menjarah, mengusir, melukai dan membunuh warga Ahmadiyah, 189

TANGGAPAN SAKSI AHLI Tragedi 1965 dan Kasus yang Menimpa Aliran Kepercayaan

Siapa penanggung jawab? Pulau Buru kasus sangat kuat. Tahun Oleh: Asvi Warman Adam 2003, saya bersama tim Komnas HAM untuk Pulau Buru, kami menyimpulkan eranggapan Tragedi 1965 kasus Pulau Buru, kasus kuat untuk sebetulnya terdiri dari 5 asepk: jerat Soeharto. Dari segi waktu jelas 10 Bpertama, menyangkut 1 Oktober tahun dari tahun ’69- ’79, jumlah korban 65, persoalan versi G 30 S PKI, siapa 10-12 ribu orang dan pelaksananan jelas. dalangnya. Kedua, masalah pembunuhan massal setelah meletus G 30 S PKI Pulau Buru dikoordinir oleh Kejaksaan yang memakan korban 78 ribu - 3 juta Agung, Sugiharto waktu itu. Ketika kami orang, angka moderat 500 ribu orang, selidiki tahun 2003, dia masih hidup sudah tewas dalam pembunuhan antar dan sekarang sudah meninggal. Jaksa anak bangsa. Agung oleh Kopkamtim dan jelas garis Ketiga, ada ratusan dan ribuan pemuda komando dari Soeharto. Jelas siapa Indonesia yang belajar di luar negeri penanggung jawab Kasus Pulau Buru. yang dicabut warga negara mereka, kehilangan hak sebagai warga negara Apa yang disampaikan Pak Mujayin dan mereka kelayapan puluhan tahun tentang Keppres No. 28 tahun ‘75 tentang di luar negeri. Keempat, pembuangan Golongan C yang menyangkut juga tidak paksa ke Pulau Buru terkait dengan diterimanya dana pensiun PNS dan ABRI Pemilihan Umum. Persiapan dilakukan yang terlibat gerakan 30 S PKI, sudah dalam rangka pembersihan masyarakat diajukan ke Mahkamah Agung, di dalam dari hal terkait pemilu ’71, sehingga website Mahkamah Agung ditulis sudah mereka dibuang tahun ’69. Kelima, diputuskan dan kabul. stigma kepada korban dan keluarga selama puluhan tahun oleh ORBA. Ini momentum untuk desak Mahkamah Agung salinan putusan itu jangan sampai ada yang hilang, berubah atau tidak jadi. 190 Para pensiun PNS atau ABRI berhak Terjadi kemunduran besar. Tahun 2007, menerima pensiun walau jumlah mereka tragedi pendidikan ketika Jaksa Agung tidak banyak. Jumlah yang dibayar Abddurahman Saleh melarang buku beredar negara juga terbatas, tapi sangat penting di sekolah yang tidak berisi Tragedi 1965 paling tidak secara simbolik pengakuan dan Madiun, buku yang dilarang itu untuk kesalahan negara atas warganya siswi SMP kelas satu dan dua, dimana jilid satu tentang kerajaan nusantara, Waktu tinggal 1 tahun bagi presiden jilid dua tentang masa penjajahan dan untuk selesaikan tugasnya. Rehabilitasi masa jilid tiga tentang PKI sementara sudah dicoba oleh Watimpres degan jelas ini kebodohan karena jilid satu dan melontarkan usaha Presiden untuk dua jelas tidak muat tentang G 30 S PKI. minta maaf terhadap mereka yang jadi korban ’65, tapi disisi lain sudah Saya ingin menggarisbawahi pembicara disiapkan kelompok lain yang menolak pertama apa yang dialami kelompok ADS. minta maaf. Memang jadi persoalan sejak Indonesia merdeka persoalan yang disebabkan Sudah ada sekenario menggagalkan oleh politik angka. Angka sangat penting usaha ini. Selain melakukan tuntutan bahwa di Indonesia, 90 persen beragama hukum, secara individual seperti yang Islam sangat penting karena angka dilakukan Ibu Nani Nurani melakukan 90 persen identik mayoritas berarti gugatan Perdata kepada pemerintah mayoritas berkesampatan mendapat layak dicontoh walau jalan panjang, tapi fasilitas dan melakukan banyak hal upaya semacam ini berhasil menggugat keinginan menjadi mayoritas dan tidak KTP seumur hidup, gugatan perorangan mengurangi fasilitas. baik juga dilakukan para korban. Upaya kolom agama di KTP ini menjadi Bagi generasi muda pelurusan sejarah akar masalah, berani kah kita meninjau karena di dalam pemberitaan media kolom agam di KTP? Dengan berbagai massa karena apa yang disiasatkan argumen saya melihat permasalahan ini TV ada program di TV yang membahas akan terus muncul. Keinginan menjadi sejarah tapi ironis dalam pengajaran mayoritas dan jumlah terbanyak itu yang sejarah sendiri terjadi kemunduran terjadi. Beberapa waktu lalu di tokoh dalam kurikulum tahun 2004 Sudah buku gramedia, buku laris ayahku sebuah diuraikan lebih objektif, dengan demikian biografi Hamka yang ditulis anaknya. kurikulum tahu 2004 tanpa pakai PKI lagi, tapi sayang tahun 2006 terjadi Tapi yang heran, saat sama ada buku kemunduran berdasarkan tuntutan elit tentang Mahdud Karim, adik tiri Hamka Islam sehingga perubahan pada 2006, yang menikah dengan seorang wanita ada versi tunggal bahwa G 30 S PKI Amerika dan beralih agama dan jadi dalang adalah PKI. Pendeta Kristen, hanya bertahan beberapa hari. Padahal ini menarik pahlawan dan ulama punya saudara pendeta, 191 tetapi ini dianggap sesuatu yang tidak selayaknya begitu. Mayoritas itu tidak boleh dikurangi. Hj Agus Salim tokoh nasional yang menurut saya jago dalam berdebat ketika datang ke Negeri Belanda ditanya wartawan, yang mengangap Rajiman berjasa tapi ada bisa ditaklukan adiknya, Salid Salim, satu hal yang dipersoalkan tokoh PKI yang dibebaskan kembali ke Belanda dan bekerja sebagai staf lokal karena dia anggota teosophi di Belanda lalu beralih agama Kristen. suatu golongan memisahkan

Pertanyaannya, tahukah Anda jika Adik manusia dengan agama, tapi anda sudah pindah agama? Haji Agus kenyataannya ada pahlawan Salim jawab, malah lebih baik, dulu dia itu kiri tidak beragama, sekarang kita yang menganut teosophi, dia beragama dan punya Tuhan, bukan meski dikecam oleh kalangan kah itu lebih baik? Ini pernyataan menggambarkan kenegarawan Agus muslim, tapi ini bentuk Salim. Dengan pengangkatan pahlawan pengakuan negara juga Rajiman Widyodiningrat ketua BPUPKI dan dia bertanya dasar negara dan dijawab terhadap aliran ini. Soekarno, Pancasila. Dia seorang dokter dan rawat penderita lepra di Ngawi, Jawa Timur. 192

TANGGAPAN SAKSI AHLI Diskriminasi Terhadap Penghayat Kepercayaan & Persoalan Kebebasan Beragama

Oleh Nia Sjarifudin Catatan Advokasi (Sekjen ANBTI) Dalam gerakan masyarakat sipil, terutama sejak reformasi, ada banyak usaha memutus mata rantai kebijakan Konstitusi Undang-Undang Dasar diskriminatif dan upaya menata ulang NKRI Tahun 1945 tatanan kehidupan bersama yang lebih adil dan bermartabat, tanpa membedakan Landasan Kebebasan Beragama di dalam apapun latar belakang suku, bahasa, adat, Konstitusi Negara Kesatuan Republik warna kulit, agama dan kepercayaan. Indonesia 1. Pasal 28E (1) menyebutkan: Setiap Ini tercermin dalam Amandemen Undang orang bebas memeluk agama dan - Undang Dasar 1945, ratifikasi berbagai beribadat menurut agamanya, memilih instrumen HAM internasional, sampai pendidikan dan pengajaran, memilih penerbitan Undang-Undang No. 23/2006 pekerjaan, memilih kewarganegaraan, tentang Administrasi Kependudukan memilih tempat tinggal di wilayah (Adminduk) dan Undang-Undang No. negara dan meninggalkannya, serta 25/2009 tentang Pelayanan Publik. berhak kembali.(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini Tetapi kebijakan ini sering diproses tanpa kepercayaan, menyatakan pikiran dan ada sensitivitas terhadap latar belakang sikap, sesuai dengan hati nuraninya. politik pembedaan dan pengutamaan 2. Pasal 29 menyebutkan (1) Negara sebelumnya, sehingga hasil kadang berdasar atas Ketuhanan Yang justru makin memperpanjang mata Maha Esa; (2) Negara menjamin rantai diskriminasi. kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. 193 Sebab Diskriminasi kepercayaannya dalam kolom KTP; 1. Politik Pengelolaan Negara dikosongkan atau tanda “-” kondis ini menyebabkan para penghayat Agama (resmi) dikelola oleh kementerian kepercayaan rentan mendapat stigma agama, tiap agama dikoordinir dirjen kafir, sesat, atheis dan komunis. dengan pejabat yang representasi 3. Dalam Peraturan Pemerintah No.37/2007 mewakili agama. Sementara Kepercayaan pasal 81 tentang pelaksanaan UU Kepada Tuhan YME. No.23/2006 tentang Adminduk me- Dikelola dibawah Kementerian nyebutkan: Pendidikan dan Budaya (dulu • Perkawinan Penghayat Kepercayaan Pariwisata dan Budaya) setingkat dilakukan di hadapan Pemuka sub direktorat dengan pejabat yang Penghayat Kepercayaan. bukan representasi dari pemeluk • Pemuka Penghayat Kepercayaan kepercayaan. Perbedaan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat Berdampak pada perbedaan kewenangan, (1) ditunjuk dan ditetapkan oleh anggaran dan kualitas pelayanan. organisasi penghayat kepercayaan, Dalam kebijakan pengelolaan umat untuk mengisi dan menandatangani menjadi terpisah, seperti Forum surat perkawinan Penghayat Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kepercayaan. tidak melibatkan penghayat sebagai • Pemuka Penghayat Kepercayaan bagian dari forum dan penghayat sebagaimana dimaksud pada ayat mudah untuk dijadikan sasaran (2) didaftar pada kementerian yang penyesatan / dianggap menjadi bidang tugasnya secara teknis sasaran dakwah. membina organisasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan 2. Undang-Undang Adminduk Yang Maha Esa Dampak Dalam Sidang Paripurna DPR RI tanggal 1. Pernikahan yang tidak dicatat men- 26 November 2013 untuk amandemen dapat stigma ‘kumpul kebo’, rentan Undang-Undang Adminduk dinyatakan dikriminalisasi kebijakan terkait ‘hanya 6 agama resmi’ yang bisa asusila. Status anak dianggap ’anak dicantumkan dalam kolom agama, di luar nikah bagi penghayat kepercayaan tetap dilayani dalam formulir pendataan 2. Pernikahan tidak tercatat, dianggap penduduk tetapi kolom agama dalam tidak berkeluarga sehingga tidak KTP dikosongkan. memperoleh fasilitas untuk keluarga.

Beragam kasus kolom agama 3. Pekerjaan, kesulitan menjadi PNS/ dalam KTP selama ini, antara lain TNI/Polri karena hambatan stigma, dikelompokan kedalam agama Hindu bahkan untuk sumpah jabatan sering (kasus Kalimantan, Sulawesi, Maluku), dipersoalkan. sebagian kecil bisa menulis nama 194 4. Pendidikan, negara tidak menyediakan depan istana, Kasus Ahmadiyah, Syiah guru agama khusus untuk penghayat. Sampang, Kasus Syiah. Anak murid penghayat terpaksa/ dipaksa untuk belajar agama dari Refleksi: salah satu agama resmi Kelompok keagamaan dan kepercayaan merupakan elemen yang terlibat aktif 5. Pemakaman, TPU dianggap sebagai dalam perjuangan menuju kemerdekaan lahan hanya untuk agama resmi. Indonesia baik secara individu, komunal Banyak kasus ditolak petugas TPU bahkan kelembagaannya yang sudah atau berdasarkan desakan masyarakat ada di Indonesia sebelum tahun 1945. tertentu (terutama di Jawa) — kuburan dibongkar dan dikubur di halaman Era Orba, negara bertindak ‘kejam’ pada rumah kelompok agama yang diduga ekstrim seperti kasus Tanjung Priok, Talangsari 6. Eksodus karena desakan politik Lampung dan lain-lain. Negara lebih Kasus 1965 berimbas kuat pada suka eksekusi langsung tanpa proses kelompok penghayat. Stigma tidak peradilan untuk membuktikan beragama, atheis, komunis membuat mereka dijadikan target sasaran Situasi dan kondisi sekarang, sikap ditangkap, disiksa dan bahkan dibunuh. negara justru membiarkan, memfasilitasi Ada strategi politik dilakukan dalam kelompok mengatasnamakan agama kondisi terdesak dengan pindah yang terbukti malah kerap melakukan masuk dalam agama resmi. Di teror dan kriminilitas diruang publik. Cigugur, mayoritas penganut Sunda Wiwitan pindah ke Katolik, namun Bahkan makin memburuk karena negara dalam praktek hidup masih banyak bahkan menjadi pelaku kekerasan. sebagai penghayat. Ini terjadi juga di Contoh aparat keamanan yang tidak netral daerah lain dan kerap menimbulkan atau melindungi korban dan cenderung masalah (kasus & Sragen) mengkriminalisasi korban, kebijakan diskriminatif dan statemen provokatif/ 7. Di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku bias dari pejabat terkait (Menteri Agama, banyak penghayat secara sengaja/ Menteri Dalam Negeri). Namun ada dipaksa di “hindu” kan dengan beragam pejabat yang berani tetap konstitusional latar belakang politik. Padahal (Gubernur Banga Belitung, Yogyakarta, secara teologi, tidak ada sama sekali Jawa Tengah menolak menyesatkan kesamaan dengan Hindu yang kita Ahmadiyah). kenal di Bali ataupun India

Sekilas Gambar Tentang Penyebaran Ini membuktikan ada degradasi dan Kebencian, Hasutan, Hinaan, Fitnah orientasi kebangsaan yang tidak sama, Kasus rumah Ibadah “Terpaksa” Ibadah 195 bahaya besar bagi usaha menjaga integritas bangsa Dalam gerakan masyarakat sipil, terutama sejak reformasi, ada banyak Rekomendasi usaha memutus mata rantai kebijakan 1. Pengelolaan negara harus satu dibawah Kementerian Agama dan diskriminatif dan upaya menata Kepercayaan. ulang tatanan kehidupan bersama 2. Cabut semua kebijakan diskriminatif yang lebih adil dan bermartabat, / inkonstitusional.Negara tidak perlu tanpa membedakan apapun latar intervensi kecuali untuk menjamin kebebasan beragama dan berkepercayaan belakang suku, bahasa, adat, warna sesuai konstitusi kulit, agama dan kepercayaan. 3. Hapus kolom agama di KTP 4. Negara harus menjamin proses pemulihan identitas agama dan kepercayaan (kasus Kaharingan, Sapto Darmo, dan lainnya), pemulihan hak bagi korban, seperti Ahmadiyah dan Syiah di Pengungsian Sidoarjo Jawa Timur 5. Tidak ada tindakan tegas terhadap pemda setempat yang melawan keputusan Mahkamah Agung 6. Kurikulum Nasional 2013 perlu dikoreksi karena tak sesuai dengan RPJM 2010-2014 untuk pendidikan nasional berkarakter kebangsaan 7. Negara harus memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal/ adat yang sudah terbukti mampu mengelola keberagaman masyarakat (torang samua basudara, pela gandong) itu yang menuntun kita 196

Masing-masing kasus kekerasan telah dipaparkan oleh Ibu Dewi Kanthi, Ibu Mujiyati dan Bapak Mujayen, Bapak Husain Safe, Bapak Azwar dan Bapak REFLEKSI MAJELIS Nasrudin yang dari mana Majelis Warga WARGA mengeluarkan pernyataan ini. Ideologi dan Kebebasan Beragama Forum ini merupakan suatu forum terbuka dimana terpapar sebuah kenyataan kehidupan berbangsa kita yang realitasnya diwarnai oleh kekerasan. Kekerasan tersebut bersifat impersonal, karena ami Majelis Warga pada tanggal 27 siapa saja bisa menjadi korban. November 2013 telah menghadiri acara Dengar Kesaksian ‘Kekerasan K Tetapi kekerasan ini juga bersifat amat terhadap Ideologi dan Kebebasan Beragama personal karena meninggalkan bekas- dan Berkeyakinan’ bertempat di Ruang bekas penderitaan yang mendalam. Theater Perpustakaan Nasional dan Kita boleh jadi telah abai tentang masa mendengarkan paparan atas sejumlah lalu yang membentuk sejarah sosial kasus kekerasan yang terjadi sebelum kita bersama. Padahal ingatan tentang kemerdekaan (kasus diskriminasi masa lalu itu penting karena ingatan terhadap Agama Djawa Sunda), tahun merupakan sumber renungan akan 1965 (kasus peristiwa 1965), tahun 1984 masa kini dan masa depan : suatu dunia (kasus peristiwa Tanjung Priok) , tahun yang pernah ada dan bagaimana kita 1989 (kasus peristiwa Talangsari) dan mau menyikapinya. tahun 2002 (kasus Ahmadiyah di NTB). 197 Ingatan juga penting karena ia merupakan Keberagaman dan ideologi bangsa sumber bagi perumusan identitas kita, Bhineka Tunggal Ika seyogyanya menjadi baik secara personal, sosial maupun landasan argumen bagi negeri ini untuk nasional. menghapuskan segala bentuk intoleransi, kekuasaan represif negara terhadap Solidaritas sesama anak bangsa dituntut masyarakat / kekuasaan nilai-nilai dominan untuk bersama-sama mengungkap yang membungkam hak kelompok lain kebenaran, walau itu pahit, di hadapan melakukan kegiatannya dalam kehidupan publik . berbangsa bernegara .

Olehnya menjadi tugas semua anak bangsa Keadilan pada dasarnya merupakan untuk menuntut negara mengungkap bagian dari moralitas tetapi pada sisi semua fakta dan kebenaran, karena dari lain dirumuskan dalam aturan-aturan semua kasus terlihat aparat negaralah yang baku untuk dilaksanakan. yang ternyata menjadi akar dan sumber semua masalah ini. Seyogyanya negara Keadilan merupakan suatu situasi sosial juga harus bertanggung jawab untuk di mana norma-norma tentang hak mengungkap dan menyelesaikannya dan kelayakan dipenuhi. Nilai dasarnya melalui rekonsiliasi nasional . adalah martabat manusia sehingga prinsip dasarnya adalah pengakuan dan Lembaga Negara/Pemerintah tidak penghargaan atas martabat dan hak-hak berhak untuk menentukan bahwa ‘ini’ yang melekat padanya . agama dan ‘itu’ bukan agama; ‘itu yang diakui’ dan ‘itu tidak diakui’. Terima kasih banyak kami sampaikan kepada Ibu Dewi Kanthi, Ibu Mujiyati dan Tokoh atau pimpinan agama / lembaga Bapak Mujayen, Bapak Husain Sape, keagamaan-pun tidak berhak untuk Bapak Azwar dan Bapak Nasrudin yang menentukan hal yang sama. Lembaga telah memberikan kesaksiannya pada Negara / Pemerintah-pun tidak bisa hari ini . berperan untuk melakukan proses pertobatan atas nama ‘dialog’ kepada Jakarta, 27 November 2013 kelompok-kelompok agama dan keyakinan dan menuduh mereka sesat. Lembaga Kami Majelis Warga yang mendengarkan, Negara/Pemerintah dan lembaga keagamaan 1. Nani Nurrachman perlu melakukan pengakuan terhadap 2. Gomar Gultom kesalahan yang sudah dilakukan terhadap 3. Elga Sarapung kelompok-kelompok penyintas. Tidak 4. Imam Aziz ada kekuatan dan kekuasaan apapun 5. Dolorosa Sinaga yang dapat menghentikan semangat, kerja dan harapan kita, pejuang keadilan dan kebenaran. 198

SUMBER DAYA D ALAM 199

LAHAN KAMI DIRAMPAS, KAMI 01 DIHEMPAS

[Kesaksian Neneng]

eneng, 43 tahun, memimpin Sebelum kejadian sudah panas-panas komunitasnya melakukan aksi karena melihat TNI yang lewat banyak Nperlawanan Warga Kampung banget. Saya sholat zuhur, dari sini lari Cibitung terhadap upaya AURI yang saya manggil teman-teman semua, mencaplok lahan mereka, di Kampung mengajak menolak adanya alat-alat Cibitung Kecamatan Rumpin, Kabuapten karena salah satunya pasti merusak Bogor, Jawa Barat. Sengketa antara sawah - sawah kami. petani Cibitung dan AURI terjadi sejak tahun 1955, sampai saat ini belum ada Spontan ada seribu massa langsung kejelasan soal kepemilikan tanah. turun. Kami membawa spanduk sambil nyanyi, kami turun ke sana ke depan Pada 22 Januari 2007, terjadi bentrokan tempat water training, di situ sudah 400 antara warga dengan AURI. Tragedi yang aparat menghadang kami dengan bawa paling menyedihkan dan menyakitkan tabengan begitu komplit dengan senjata. bagi warga Rumpin, TNI sampai mengin- timidasi dan menggunakan kekerasan Di situlah perjuangan kami mulai, sampai mau menembak warga, untung kami berteriak-teriak, kami orasi, kami kami masih bisa diselamatkan. nangis-nangis memohon supaya TNI jangan ambil tanah kami karena di situlah satu-satunya untuk kehidupan kami untuk makan di situ bertani. 200 Sebelum 2007 ada sawah di sini, sekarang bawa poster dan kertas dan lari ke sawah, kayak lautan tidak ada manfaatnya kami nangis ini tanah kami dan kami anak-anak bisa kecebur, sudah tidak makan di sini. Kata tentara, “ibu jangan menjadi lahan garapan lagi. Sawah nangis,” dan kami bertahan dua jam orasi, di sini sudah menjadi hak milik kami nangis, bertahan, telanjang, namanya yang sudah disahkan Bupati, sudah ada lagi emosi. Lalu TNI buang tembakan, SPPTnya, tetapi itu yang diklaim TNI. saudara saya terkena tembakan. Kami bertahan sampe jam lima sore, mereka Setelah 22 Januari 2007, kami kehilangan [TNI] bilang, “pulang aja nanti ibu sakit sawah,. Dulu kan setiap panenan kami dandanannya cantik pake kerudungan barengan bawa makan bawa nasi, sekarang kenapa galak-galak sama kami.” hanya beberapa warga saja yang bisa seperti itu. Kedua, pikiran kami nggak Salah satu anak Ibu Haji Neneng kelas nyaman, pahit banget, dari 2007 sampai dua SMP kena pukulan sampai pingsan. sekarang merasa resah kayaknya hidup Bu Haji Neneng selamatkan anaknya ini nggak tentram mikiran tanah. ke rumah sakit. Kami tetap bertahan mempertahankan hak-hak kami. Dulu kami nggak punya perasaan- perasaan seperti ini, aman, tentram Akhirnya kami tidak tahu, diturunkan kehidupan, walaupun kami hanya makan aparat tak terhitung membuang tembakan ikan asin, daun singkong, tapikan bisa sampai kami tunggang langgang, kena bertani aman. pukulan, Pak Usup, teman saya terkena lemparan, saya teriak Allahu Akbar, Kemarin kami bikin tim verifikasi, kami kami kayak binatang. TNI banyak tak bikin kesepakatan bersama TNI duduk terhitung, sampai ke rumah warga, bersama, Dephan dan pihak Bogor. laki-laki semua kabur. Kami mengungsi Surat sudah dikirim ke TNI, Dephan dan saking takutnya. belum ada jawaban sampai sekarang. Satu-satunya yang bisa mencabut itu Ternyata setelah kami pergi kekerasan ya pihak TNI lagi. menambah, seorang tokoh warga, yang tidak ikut aksi diambil dari rumahnya, Sampai sekarang kami bertanya siapa disiksa, kena setrum. Seorang pemuda yang suruh TNI datang ke kampung. juga kena setrum. Ada tujuh orang tokoh Hari itu kami usir TNI sampai dia pulang. yang ditangkap dan kena setrum. Keesokan harinya 22 Januari 2007 jam satu siang, saya aktif di pengajian, ada Di markas TNI. Kenapa kok TNI itu, saya ibu nangis, TNI yang kemarin datang tiga hari menyaksikan begitu kerasnya lagi. Saya lihat ke situ ternyata mereka TNI. TNI masih di kampung saya. Sudah sudah datang bawa pasukan banyak, 24 ha tanah diambil untuk perumahan saya tidak takut karena TNI bakalan elit, tiap hari kami dengar dentuman mengayomi. Lalu kami buat aksi, saya tembakan untuk latihan TNI di water belum paham taktik aksi sama sekali training untuk latihan. 201 Setelah kejadian itu kami tidak merasa kalah meski ada yang tertembak, kami Tanah Pemda yang ada di percaya siapa yang berjuang Allah melindungi. Kami didampingi LBH, dekat water training, dan KontraS, Walhi sampai saat ini. Pada 5 Mei 2011, kami aksi dengan semangat, 19 ha masuk ke sertifikasi. para simpulnya begitu luar biasa sampai Kami mendatangi Pemda 6000 ribu massa dari Rumpin, kami ketemu TB Hasanuddin di situ, saya kenapa didiamkan, Pemda ikut masuk. ke situ bawa Satpol PP dan Setelah aksi tanggal 5 Mei 2011 satu mendatangi galian di luar minggu kami kunjugan ke DPR. TB Hasanuddin bilang pendekatan dengan galian verifikasi. TNI telefon TNI karena DPR pun bilang itu hak Pemda bahwa 1000 ha di masyarakat Rumpin. Setelah itu kami pulang dan membentuk tim verifikasi, ada Sukamulya tanah mereka. camat, warga, aparat desa dan TNI AU. Kami sedih karena Pemda Buat tim, bahwa tanah di Desa Sukamulya, takut TNI, apalagi Kami? 36,6 ha adalah lapangan terbang, 24 ha yang dia [TNI] kuasai dengan perampasan yang dibeli 5000 per meter dan water training 19 ha adalah seluruhnya milik warga. 202

PIHAK KABUPATEN MENGAMBIL ALIH 02 SUMBER HIDUP MASYARAKAT

[Kesaksian H. Kardjana]

.Kardjana lahir di Indramayu, Tanah Pangangonan adalah tanah 12 Januari 1940. Ia melakukan penggembalaan milik bersama oleh Hadvokasi terhadap masyarakat 123 warga ulayat. Tanah ini sebetulnya dengan membentuk Paguyuban Petani tanah turun temurun dan digarap oleh Tanah Pengangonan Desa Bogor. Ka- masing-masing keluarga. rena sejak tahun 1968, terjadi tindakan sewenang-wenang dari pemerintah Tetapi kami mendapatkan pukulan daerah yang mengkalim kepemilikan sangat berat ketika pemerintahan Orba atas lahan Pengangonan di desa Bogor, tahun 1970-2000, tanah yang merupakan Indramayu. Bapak H. Kardjana bersama sumber penghidupan warga desa diambil beberapa petani semuanya oleh kantor Kabupaten. Bagi Desa Bogor diangkut paksa oleh aparat kami orang tani, tanah seperti isteri ke Koramil lalu dilimpahkan ke kantor sendiri tidak jauh dari itu. Polisi dengan status tahanan luar. Kemudian kami protes selama 40 tahun. Tahun 1968 kami ditahan di Koramil Masalah yang saya sampaikan adalah berbulan-bulan dan kemudian tahun masalah perampasan Tanah Pangangonan 1967/1968 dipindahkan ke tahanan 80 ha di Desa Bogor, Kecamatan Sukra, kepolisian.Untungnya kami tidak dituduh Kabupaten Indramayu. PKI. Ketika di pengadilan, saya waktu itu diputus bebas murni. 203 Tetapi 12 anak lain bertahun-tahun dia langsung ke depan. Waktu deklarasi, melapor ke polisi sebagai tahanan luar. perempuan berjuang hebat, betapa banyak Selama 40 tahun kami melakukan protes, dan antusiasnya mereka, perempuan didengarkan oleh Menteri Dalam Negeri dan laki-laki berjuang mempertahankan sehingga kami mendapatkan surat yaitu tanah Pangangonan. Sepertiga ibu-ibu Peraturan No. 1 tahun 1982 bahwa tanah yang berjuang, isteri saya tidak ikut Pangangonan, Desa Bogor dikembalikan karena dia sibuk menyiapkan makanan ke Desa Bogor, dan Surat Keputusan 600-700 warga, Gubernur Jawa barat No 2113 bahwa tanah dikembalikan ke Desa Bogor. Kami sudah terbiasa dengan pengalaman sering dikerasi. Pada tahun 2012 waktu Tetapi semuanya dianggap angin oleh didatangi unsur TNI, Polri, Satpol PP kami Pemda Indramayu. Tanah Pangangonan bisa menolaknya, tapi kepada preman itu kemudian dibagi tiga. Kami mendapat kami takut karena preman ada di depan bagian hanya 28 ha, dari tanah seluas 80 dan yang nembak tentara dan polisi di ha. Kami tidak putus asa, kami maju ke belakang, dan bom molotov sering dipakai Pengadilan Negeri Indramayu, mengajukan meledakkan desa kami. Kemudian kami tuntutan bahwa kami tidak menerima melaporkan ke Polisi para preman yang keputusan pembagian tanah tersebut membawa bom molotov dan pedang dibagi tiga dengan alasan apapun. Tahun yang berminggu-minggu beraksi di desa 2010, keluar putusan MA yaitu tanah 80 kami. Tapi polisi tidak hiraukan laporan ha dikembalikan ke Desa Bogor. Meski kami. Atas nasihat Syamsulmunir kami sudah ada putusan MA, namun tanah menghadap Kapolri dan diterima ajudan Pengangonan tetap dibagi tiga. polisi yang akhirnya memerintahkan ke Kapolres Indramayu untuk mengusut Akhirnya tanah dieksekusi pada 2011 preman-preman tersebut. dan kami mendudukinya ramai-ramai, kami menggarapnya. Tapi kami ditangkap Preman-preman akhirnya mulai takut. pada tahun 2011, Kepala Desa Pak Kemudian terjadi rencana seritifikasi Sukarta divonis 4 tahun penjara. Kami tanah tersebut atas nama orang-orang semua 600 orang. Beruntung kami yang tidak jelas. Kami menolaknya. dapat pertolongan dari Kontras, Walhi, LBH Jakarta. Saya menduga tanah ini mengandung minyak, sehingga pihak Kabupaten sangat Tanggal 27 November 2013, kami masuk ngotot ingin menguasainya. ke lahan itu kembali, waktu kami di tengah sawah datang pasukan berpuluh orang dipimpin Bapak Camat mau mengusir kami. Yang paling mengerikan pancingan Bupati ada traktor, di belakangnya, ada Camat, Polsek, Koramil, Pol PP, ada preman yang menyusup di lahan itu dan 204

PENGUASA DI BELAKANG 03 PENGUSAHA MENGGUSUR PETANI

[Kesaksian Suhdin ]

apak Suhdin berasal dari Kampung saya ikut menggarap tanah di sana. Badega, lahir tahun 1940, mewakili Tahun 1984 masyarakat mau mengajukan Bkomunitas Petani Badega, memberi permohonan kepemilikan melalui Bupati kesaksian Perlawanan petani Badega, Garut dan ditolak Bupati dengan alasan Desa Cipangramatan, Kecamatan Cikajang, akan dijadikan perkebunan. Garut, Jawa Barat atas sengketa tanah antara 312 petani penggarap di gunung Para petani penggarap menggunakan Badega dengan PT. Surya Andaka Mustika dasar Keppres No.32/1979 dan Pera- (SAM). Sengketa ini mengenai siapa turan Mendagri No.3/1979 serta UUPA yang berhak atas tanah seluas sekitar No.5/1960 yang menyebutkan bahwa, 400 Ha, eks perkebunan PT. Sintrin. rakyat yang menggarap tanah negara, Perlu diketahui bahwa masyarakat mulai seperti tanah bekas perkebunan, sejak membangun pemukiman di daerah 1960 dilindungi undang-undang dan tak gunung Badega sejak tahun 1930-an. bisa diganggu gugat.

Di Badega ada tanah yang ditelantarkan Sementara pada waktu yang hampir oleh pengusaha seluas 498 ha. Dari bersamaan PT. SAM yang berkedudukan sekian banyak tanah, 84 tanah Badega di Bandung mengajukan permohonan digarap oleh masyarakat di antaranya HGU atas areal tanah yang sama. oleh orang tua saya, dan sampai dewasa 205 Pada tahun 1985 Bupati Garut Kolonel rokok, setelah itu dipanggil ke Kapolres. Taufik Hidayat mengeluarkan surat yang Saya dijebloskan ke penjara. isinya, menolak permintaan para petani penggarap dengan alasan antara lain: Esok harinya saya disatukan dengan orang (i) Bahwa tanah-tanah eks perkebunan lain yang bertindak kriminal, pencuri, harus tetap dipertahankan fungsinya pembunuhan, pemalsuan. Ukuran kamar sebagai perkebunan, (ii) tanah perkebunan tahanan 1,5x 2,5 m diisi tahanan 27 orang. terlantar gunung Badega sedang dalam Yang paling mengerikan selama satu proses untuk diberikan HGU kepada minggu kalau buang air besar ditampung PT. SAM. dengan kantong plastik (kresek) kalau mau kencing pake botol Aqua. Jalan keluar melalui mengirimi surat permohonan kepada Menteri Dalam Paling ngerinya, saya mau sholat, minta Negeri tidak pernah dijawab, begitu keluarga bawa ember untuk tampung air pula pengajuan surat permohonan sholat, dan ember ditendang Polisi. Jadi kepada Gubernur Jawa Barat dan Bupati saya tidak bisa sholat. Enam puluh hari Garut tidak pernah mendapat respon kemudian saya dipindahkan ke lembaga yang semestinya. Karena permohonan pemasyarakatan (LP). Waktu saya masuk masyarakat ditolak kami ke Agraria, kami LP, ada mahasiswa yang mendampingi tanya kenapa ditolak, Tanpa sepeng- masyarakat, karena saat itu masyarakat etahuan petani penggarap, tahun 1986 dikejar oleh Hansip dan Polisi. HGU perkebunan terlantar dimiliki oleh PT. SAM berdasarkan Surat Keputusan Di pengadilan Garut, masyarakat kalah. Menteri Dalam Negeri No.SK.33/HGU/ Yang dipenjara 13 orang, saya divonis DA/86 yang ditandatangani Dirjen Agraria. 16 bulan, tapi saya naik banding. Surat Sejak itu PT. SAM telah menganjurkan keputusan pengadilan tinggi menyebutkan kepada para petani penggarap untuk bahwa dikarenakan masyarakat terlebih segera menyerahkan tanah garapan dahulu ada di tanah Badega dan sudah mereka dan dijanjikan akan diterima mengajukan permohonan kepemilikan, menjadi buruh perkebunan PT. SAM maka kepemilikan tanah dikembalikan dengan upah Rp 600/hari. ke masa sebelumnya, kecuali ada yang mengajukan tanah secara sukarela ke Muncul PT. SAM mengobrak abrik tanah PT. SAM. rakyat, dengan pergunakan polisi, hansip dan tentara. Saya diculik malam-malam Saya dibebaskan oleh pengadilan tinggi. sekitar jam 7 tanggal 30 september 1988. Tujuan UU Agraria ‘60, rakyat yang Yang datang polisi dengan menggunakan menggrap tanah rakyat bekas perkebunan 2 mobil jeep, saya diambil, diantaranya tidak bisa digugat dan dilindungi UU ada 2 orang kawan saya ikut dan dibawa Agraria, mau apa lagi? ke kantor Kecamatan Kicaga. Saya dipukul sampai muka babak belur, saya ditelanjangi, ini badan disundutin api 206

“Status masih tanah negara, sekarang tinggal 30 ha yang dikuasai perusahaan dan bukan PT. SAM tapi PT. Cakra. Tahun 1986 PT. SAM diberi HGU dan sekarang HGU sudah habis. Apabila PT. SAM berhasil apakah bisa diambil alih, karena keputusan Gubernur Jawa.” Barat No. 104 menyebut dilarang mengover alih merubah bentuk. ” 207

HUTAN AKAN LEBIH AMAN KALAU 04 DIJAGA RAKYAT

[Kesaksian Mursid Tunggara]

apak Mursid Tunggara, 36 tahun hutan adat Cirompang beralih fungsi berasal dari Kampung Cirompang, menjadi hutan produksi. BDesa Cirompang, Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak, Banten, Implikasi atas perubahan ini berdampak menuturkan soal pencaplokan tanah pada akses masyarakat dalam memenuhi adat untuk Taman Nasional Gunung kebutuhan pangan semakin terbatas. Pada Halimun Salak, Banten. tahun 2003, hutan produksi beralih menjadi hutan konservasi, sebagai perluasan Kampung Cirompang merupakan kampung Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang masih memegang erat adat istiadat (TNGHS). SK Menteri Kehutanan Nomor yang diwariskan oleh nenek moyang 175/Kpts-II/2003, menyatakan bahwa semua mereka. Masyarakat yang bermukim areal masyarakat kasepuhan menjadi di Kampung Cirompang merupakan kawasan TNGHS yang mengakibatkan keturunan/incu putu dari Kasepuhan masyarakat tidak mempunyai kewenangan Citorek dan Ciptagelar (komunitas Adat). dan keleluasan dalam menggarap lahan adat mereka. Hal inilah yang menjadi Dari penelusuran sejarah dan diskusi cikal bakal terjadinya konflik antara dengan kasepuhan mereka mulai ber- masyarakat dengan Pengelola TNHGS. mukim di Desa ini sejak masa penjajahan Kampung Cirompang luasnya 600 ha, Belanda-Jepang. Pada tahun 1978, hasil pemetaan partisipatif masyarakat dan AMAN pada tahun 2008. 208 Dari 600 ha itu, sebanyak 50 ha masih Jumlahnya hanya 60 potong saja. Kayu hutan, kami sebut Hutan Tutupan. Sebanyak direndam di kolam agar tidak terkena 320 ha hutan di zona pemanfaatan, kami rayap. Ternyata mereka angkat semua sebut Lahan Garapan. Leluhur sudah kayu, termasuk milik warga untuk membuka garapan di sana sejak dahulu dijadikan barang bukti. dari tahun ‘20 an. Yang jelas sebelum kemerdekaan Indonesia, leluhur kami Singkat cerita dibawalah dua tokoh sudah menempati lahan tersebut. Kasepuhan, Wolotopon Pemangku Adat dan Muhro Ketua Pembangunan. Mereka Pada tahun ‘78 waktu itu saya baru dibawa ke bawah, saya ikut mendampingi. berumur satu tahun, wilayah kami yaitu wilayah adat yang 372 ha dirampas oleh Sore pukul 4 saya pulang ke rumah Perum Perhutani. Mereka kemudian ditanya Amusuniah, isteri Wolotopon, memungut sejenis pajak penghasilan “Murshid kakek lu kemana?” 25 persen pertahun dari petani. “Sudah dibawa polisi,” beliau menangis. “Tolong kakekmu,” katanya, Ketika seluruh tanah tersebut dijadikan “dia sudah tua kenapa dibawa polisi hutan konservasi yang berarti masyarakat kalau kalian tidak mau menolong saya tidak bisa lagi mengelolanya, masyarakat- sendiri berangkat ke sana.” pun masih tetap dikenai pajak walau dengan cara halus, yaitu memberikan Akhirnya kami mengurusnya ke sana ke sumbangan yang dikumpulkan oleh Ketua mari. Setelah 2 hari 2 malam, Wolotopon Rukun Tetangga, yang kenyataannya dan Muhron ditahan di Kapolsek Subang, kemudian diserahkan kepada pihak mereka dikeluarkan. Taman Nasional. Sebenarnya yang dilakukan mereka di Pada 2005, ketika membangun mushola sana dengan dalih konservasi, adalah kecil kami minta ijin kepada petugas membuat program penanaman tanaman Taman Nasional untuk membangun endemik di lahan warga seluas 320 H. mushola dan minta kayu walau kayunya di Padahal itu omong kosong. Buktinya di ladang kami karena klaim mereka sudah kawasan Sinakem kayu habis ditebang kelola di sana, maka kami negosiasi, pengusaha yang sampai saat ini tidak “silahkan tapi jangan terlalu banyak,” ditangkap. kata petugas. Maka ditebanglah 6 pohon secara acak. Pernah ditangkap, setelah hutan itu habis, tukang pikulnya [buruh] divonis Suatu ketika, datang petugas ke kam- penjara lima tahun Terkait dengan Perda, pung di belakangnya ada polisi. Saya hutan yang dijaga oleh Negara, kalau bertanya, “ Ada apa?” Ternyata mereka dibandingkan dengan hutan yang dijaga memeriksa kayu yang akan kami buat rakyat, lebih aman yang dijaga rakyat. untuk membangun mushola. 209 Yang dijaga Taman Nasional sekarang sudah tidak ada. Ada Putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa hutan Saya dan teman teman di adat adalah milik masyarakat adat, kata Cirompang dan Kesepuhan Menteri Kehutanan pengakuan sebagai hutan adat akan sah jika dibuat dalam masih merasa sebagai bentuk Perda, maka kami bekerja keras bangsa Indonesia meski agar hak wilayah adat keluar Perda. Kami bekerja keras agar keputusan tersebut dalam tanda kutip kami masuk dalam Perda. belum merdeka dan kami perjuangkan sampai merdeka, kami berhak atas tanah. 210

PEMDA & PENGUSAHA BERSEKONGKOL 05 MEMISKINKAN RAKYAT

[Kesaksian Jaya]

apak Jaya, 57 tahun, tinggal Rawa Indah, Bapak Jaya melakukan di Desa Rawa Indah, salah satu perlawanan terhadap PT Agriandalas. Blokasi transmigrasi yang berada Akibat aksi perlawanan tersebut, Bapak di wilayah pesisir di sepanjang garis Jaya mengalami ancaman pembunuhan pantai Bengkulu. Secara administratif dan teror yang tidak hanya ditujukan Desa Rawa Indah terletak di Kecamatan kepada dirinya namun juga dialami oleh Ilir Talo Kabupaten Seluma. Wilayah dua orang anak perempuannya. ini dihimpit oleh investasi perkebunan dan pertambangan, dan selalu diincar Berdasarkan data yang ada di Kanwil oleh pengusaha-pengusaha tambang. BPN, lahan Hak Guna Usaha (HGU) Walaupun sejak 2011 masyarakat dapat PT Agri Andalas tahun 1987 dan berakhir menghentikan salah satu perusahaan tahun 2018, hanya di wilayah Kecamatan yang bergerak di tambang pasir besi Sukaraja dan Seluma. Sedangkan untuk yaitu PT Famian Tardio Negara, namun wilayah Kecamatan Ilir Talo yang berada dengan berhasil menghentikan PT Famia berdekatan dengan desa Rawa Indah Tardio Negara ini, tidak berarti lepasnya dan Penago Baru, tidak ada dokumen. semua masalah. Sedangkan berdasarkan data yang di Sejak tahun 2011 datang ancaman dapat bahwa HGU PT Agri Andalas hanya ekspansi perkebunan kelapa sawit PT mencapai angka 7.000 hektar namun Agriandalas. Bersama masyarakat Desa realita yang terjadi di lapangan luas wilayah lahan kebun PT Agri Andalas 211 mencapai angka 17.000 hektar. Kelebihan Masyarakat tetap berjuang, mempertahankan lahan tersebut diambil secara paksa dan lahan milik warga yang sudah ditanami ilegal, termasuk kawasan transmigrasi oleh warga. Ketika kami mengambil Desa Rawa Indah seluas 174 ha. tanaman atau mencabut tanaman yang menindih tanaman kami, PT Agri Andalas Untuk menyelesaikan konflik, dikeluarkan melaporkan kami ke aparat hukum, Surat Keputusan oleh Pemerintah sebaliknya ketika masyarakat ambil 1 Daerah, tetapi ini belum menjadi solusi berondol kelapa sawit, Brimob datang penyelesaian konflik antara masyarkat dan Pemda diam saja. dengan pihak perusahaan PT Agriandalas, karena sampai saat ini tim yang dibuat Saya diintimidasi oleh preman. Para tersebut cendrung berjalan di tempat preman dan polisi datang ke rumah tanpa ada upaya serius sebagai upaya mendesak harus meminta maaf. Pada penyelesaian konflik. bulan Desember 2012, bermacam intimidasi dan kekerasan dilakukan Yang mengenaskan, sebagai daerah terhadap kami. Anak gadis saya sedang transmigrasi yang sesungguhnya menjadi menghadiri pernikahan di kampung lain, program pemerintah di jaman orde dia dihadang dan dihajar oleh preman baru, diskriminasi lain yang dialami oleh sampe babak belur dan tidak ada yang warga adalah ketiadaan akses jalan yang berani melawan. memadai bagi warga. Dia lari ke kamar Pak Azwar, seorang Desa mereka terisolir, berlumpur. warga desa setempat. Anak saya dan untuk mencapai ibukota kebupaten yang temannya serta Pak Azwar lari ke hutan, jaraknya 17 Km, harus menempuh waktu dan selama setengah hari bersembunyi dua jam. Belum lagi diskriminasi yang di hutan. Kemudian dijemput warga, dialami oleh warga karena para transmigran polisi dan camat lalu di bawa di rumah ini dianggap sebagai pendatang bagi sakit untuk divisum. Selanjutnya setelah masyarakat lokal. di-BAP oleh pihak kepolisian sampai sekarang tidak ditindaklanjuti sama Pemerintah tidak peduli dan cenderung sekali. mengabaikan kondisi wilayah ini, karena wilayah ini dianggap sebagai pembangkang Masih kurang puas mereka mengadakan dan penghambat investasi di kabupaten berbagai tindakan untuk membuat hati Seluma. Dalam konflik ini, PT Agri Andalas saya luntur untuk berhenti berjuang. 15 melakukan bermacam provokasi dan hari kemudian, anak saya ke dua, lagi propaganda mendekati Pemda sehingga bermain dengan pacarnya sekitar 500 lahannya menjadi seluas 17 ribu ha, di meter dari desa di pinggir pantai, dia luar HGU yang dimilikinya. dihampiri 4 preman tak dikenal, tanpa basa basi diikat pacarnya dan dibuang ke hutan, ketika melihat anak saya, langsung diinjak lehernya.Tidak puas 212 memperlakukan anak saya seperti itu, darat maka pemukiman kami habis, pacar anak saya diikat kakinya tangannya, transmigrasi 450 ha kali 2 sekamir 2000, baju disobek anak saya pun begitu. maka di bawah pemukiman kami juga Seluruh baju anak saya dilucuti dan termasuk ijin PT tambang itu. alat kelamin anak saya diraba pelaku, anting emas dilucuti, motor di ambil Kami ramai-ramai datang ke kantor dan ditinggalkan begitu saja. bupati dan jawaban pemerintah, meski kalian nangis darah saya tidak mencabut Pacar kemudian berhasil melepaskan ijin PT Famian. Di dalam peta kerja PT diri dan mengambil baju di rumah lalu Famian tidak ada Rawa Indah, kampung membawa anak saya ke rumahnya. kami, dan ditulis di situ hutan belukar, Besoknya saya dan anak ke Polres, padahal kami sudah masuk di wilayah di-BAP. Tadi saya dengar informasi dari itu dari tahun 1992. Polisi mengatakan “sabar nanti kami tindaklanjuti”. Mungkin sudah takdir dari yang Maha Kuasa, saya pernah ditawari PT Famian Di daerah saya ada 28 motor hilang lima sebesar Rp 35 juta saya tidak mau. kasus perampokan dan belum diungkap. Mungkin itu sudah panggilan. Isteri saya Satu nenek dirampok, mulutnya disumpel juga ikut aksi dia bagian pegang uang, dengan kain untuk sholat dan meninggal. isteri saya pernah ikut ke Bandung ikut Ini semua modus perusahaan untuk kegiatan bersama Jatam dan Walhi, membuat kami tidak betah di sana setelah kami di rumah sudah jodoh. kami tinggalkan mereka berpesta ria.

Alasan kami menolak tambang pasir besi PT Famian, karena desa kami berjarak 500 meter dari pantai, dan hanya berjarak tiga meter dari air pasang tertinggi. Ini merupakan ancaman besar dari tsunami.

Harapan, kepada semua elemen dan teman-teman untuk membantu saya agar kasus saya cepat terselesaikan. Saya mengharapkan jaminan keamanan dan jaminan sosial bagi diri saya, keluarga dan masyarakat. Kemudian tolong tanah 174 ha dikembalikan kepada masyarakat karena itu hak warga.

Tambang pasir besi luasan sekamir 3600 ha sekian, dua kilometer masuk ke dalam laut dan tiga kilometer ke 213

ADA APA 06 DIBALIK UDANG?

[Kesaksian Nafian Faiz]

apak Nafian Faiz, lahir di Sawang lainnya seperti: Pembenihan, Pabrik Balak, 05 Juni 1967. Ia bergabung Pakan, Pengolahan Udang, Pengolahan Bdengan PT. Dipasena Citra Darmaja Air Tambak, Pabrik Es, Pendidikan, (PT. DCD) sejak tahun 1992. Ia mewakili Pemerintahan , termasuk pula fasilitas Perhimpunan Petambak Plasma Udang Ekspor Impor dalam satu kawasan yang Windu (P3UW), Dipasena Lampung disebut dengan kawasan Berikat.

Petani Tambak Udang Bumi Dipasena Permasalahaan mulai mencuat antara adalah Petani Tambak dengan pola kerja petambak Plasma Dipasena dengan sama kemitraan antara PT. Dipasena Perusahaan Inti PT DCD bermula pada Citra Darmaja (Anak Perusahaan Gajah tahun 1997. Saat itu budidaya petambak Tunggal) Milik Syamsul Nursalim sebagai plasma berhasil, namun sudah delapan inti dan Petani Tambak sebagai Plasma tahun lebih hutang yang ditanggung nya. petambak tak kunjung lunas, bahkan jumlahnya bertambah. Pembukaan lahan pertambakan dimulai tahun 1989 dengan luas lahan pertambakan Pihak perusahaan menanggapinya 16.000 ha lebih, yang berada di Ujung sebagai dampak dari krisis monoter Pantai Timur Lampung. Tambak ini yang terjadi. Saat itu perusahaan tidak terintegrasi dengan berbagai infrastruktur memberi transparansi pembayaran hutang setiap petambak. Hak dan 214 kebebasan para petambak plasma juga perlawanan kami, saya ditahan dan terampas dengan kebijakan-kebijakan dikriminalisasi. Seorang provokator. perusahaan yang sepihak. Ditambah lagi Sekarang ingin menatap masa depan dengan kewenang-wenangan PT DCD kami lupa kalau Presiden SBY berjanji dalam menentukan harga jual udang ingin menyelesaikan masalah kami dalam dan kebutuhan produksi udang. Para 100 hari, kami lupakan janji gubernur petambak plasma yang merasa dirugikan kami dan janji bupati kami. Negara nggak menyuarakan haknya dan membentuk ada kami berproduksi sendiri. organisasi petambak. Perputaran uang di sana 15-20 milyar Pada 2 September 2010, terjadi aksi per hari. Tambak ini menyumbang 60 massa besar-besaran menuntut hak- persen udang nasional. Kalau saya hak dan dilaksanakannya kewajiban ingin uang bukan saja saya bebas dari revitalisasi. Beberapa anggota P3UW penjara tapi bawa uang dan mobil dari dituduh sebagai provokator kerusuhan penjara tapi saya tidak mau dan memilih tersebut. Selanjutnya Bapak Nafian Faiz berjuang dengan kawan-kawan. bersama tiga pengurus P3UW lainnya yakni Anul Muklis, Sigit Winardi dan Beberapa hari di sini, saya mendengar Abdurrahman ditangkap oleh aparat. cerita yang lain, ternyata derita saya Bapak Nafian Faiz kemudian divonis tidak seberapa dengan penderitaan Ibu hukuman penjara selama 30 bulan oleh dan Bapak lain. Pengadilan Negeri Menggala, Lampung. Orang tua bicara sejarah dan anak muda Kami menempati areal penambakan 16 bicara masa depan. Saya bersyukur di ribu ha kalau kanal digabungkan jadi satu penjara setidaknya menempa fisik dan lebih panjang dari jalan lintas Sumatera. batin keluarga saya menjadi mandiri, kami ada 700 kk, kami berhimpun itu menjadi pelajaran luar biasa bagi di organisasi Perhimpunan Tambak anak-anak, mereka mencari sekolah Udang Windu. Kami sudah melakukan sendiri. protes sampai Jakarta ada 32 bis, dan dibilang disponsori oleh PKI. Tambak ini Apa kita perlu melihat masa lalu terus bermasalah dan dijual oleh pemerintah sementara perlu lihat masa depan. Saya dan dikuasai oleh Aset Kredit dan Saham bersyukur tambak kami tambak terbaik Group Dipasena kepada PT. Central di dunia dan sebulan lalu kami dibawa Proteina Prima (CPP Group) melalui ke Indramayu. konsorsiumnya (Konsorsium Neptune). Karena melakukan protes, saya dipenjara Pelajaran saya di Indramayu, tidak ada 2,5 tahun satupun tambak di Indramayu yang tidak dibilang juragan, namun kenapa kami Sebenarnya kami lupa masa lalu kami dan di Lampung tidak kaya? menatap masa depan. Bagi kami tidak ada pilihan kecuali melawan. Puncaknya 215 Karena kami bertahun-tahun diperbudak. Sekarang kami belajar mau kaya tanpa hutang.

Kami hampir enam tahun sebelumnya Kalau dulu perusahaan drop diperlakukan gaya militer, kami disana bukan petani biasa, kami direkrut pakan ke tambak secara dengan pendidikan militer ketat, negara di dalam negara, orang tua tidak bisa khusus, sekarang penambak masuk kalau tidak ada ijin, presiden juga yang beli pakan sendiri, mau masuk harus ada ijin , kami juga ada perpecahan internal pemimpin, ada begitu juga es jadi ini bisa yang disogok, bawa pulang kompensasi dan ini bukan pekerjaan mudah. menggerakkan ekonomi, tinggal pemerintah yang lihat, Sudah banyak pimpinan kami yang silih berganti, tempat kami tempat terpencil, ini tidak menarik karena butuh delapan jam dari kota di jaman dulu sampai sekarang TV tidak bisa kami tidak kasih upeti. masuk dan perusahaan bisa buat berita Kita bangun saja negara sendiri, Saya sempat trauma kalau ada speed boat masuk. ini dengan kemampuan

Dulu begitu saya sering dijaga teman - kita sendiri. teman. Karena pendidikan kami dilatih dan kepentingan kami satu, masing-masing punya dua lahan tambak, Posisi sama sehingga mau bergerak ya sama . 216

TAMBANG NIKEL, LAPANGAN GOLF 07 MENGGUSUR SAYA KE PENJARA

[Kesaksian Jardin Kololi] Pada tahun 1967 wilayah adat Dongi oleh Pemerintah diberikan ijin kepada PT. ardin Kololi lahir di Dongi, 17 Agustus International Nickel Indonesia (PT INCO) 1948, berasal dari suku Karonsie’ Tbk, melakukan penambangan bijih nikel JKampung Dongi, Kabupaten Luwu melalui kontrak tanpa berkonsultasi Timur, Sulawesi Selatan. Pada tahun terlebih dahulu dengan masyarakat 1950, Pak Jardin bersama anggota adat Dongi sebagai pewaris wilayah komunitasnya meninggalkan Kampung adat tersebut. Dongi karena merasa terancam keselamatannya sehubungan dengan PT. Inco mengatakan bahwa tanah kami terjadi pemberontakan DI/TII pada sudah mereka bayar dan masuk dalam waktu tersebut. Lalu dilanjutkan dengan kontrak karya mulai ’68. Kami tidak bisa peristiwa G 30S, membuat warga Dongi buat apa-apa, kami takut apalagi ada trauma dan takut untuk kembali. Namun korban peristiwa ‘65, sehingga kami diam. pada tahun ‘67 ketika Pak Jardin dan kawannya mencoba kembali untuk Pada Mei ‘99 kami coba tanya ke pemerintah melihat kondisi kampung ternyata PT. dan dihalangi. Ketika saya datang ke Inco dari Kanada sudah mulai masuk Dongi, sudah digusur semuanya, pada dan mengelola tambang nikel. tahun ‘67 dibakar gerombolan DI/TII, dan tahun‘78 sudah digusur PT. Inco dan dijadikan lapangan golf. 217 Pada 2002 Mei, kami mengajak beberapa Saya juga beruntung sudah ada yang teman, kami bertindak menduduki lahan, mau mengikuti saya di lokasi tempat tapi yang terjadi kami menjadi bulan saya sekarang, sudah ada 54 kk yang lain -bulanan polisi dan dibawa ke sana masih bertebaran di luar karena masih kemari, diinterogasi dan puncaknya takut dengan intimidasi dimasa lalu. tanggal 17 April 2003, Kapolsek Nuha Let 1, Abdul Tamimi, datang dengan Dari Orde Lama dan ke Orde Baru yang anggotanya bersenjata lengkap dan kami harapkan ada perubahan ternyata perintah tembak ke kami. tidak ada dan sekarang reformasi beda - beda tipis.Kami heran tidak bisa diberi Saya sedang mencangkul, dia datang. keleluasaan hidup dan dianggap ilegal, Saya buka baju dan bilang, padahal sebagai masyarakat adat, kami “siap Pak ditembak saya mati, siap punya bukti adat sesuai kriteria yang membela hak anak cucu saya daripada disampaikan AMAN [Aliansi Masyarakat mati ditembak karena korupsi,” Adat Nusantara]. Kami tidak punya tanah saya disiksa, diseret dan dibuang ke lagi, sawah sudah ditenggelamkan, mobil polisi lalu dibawa ke kantor air kami yang dulu untuk sawah tapi security terdekat. sekarang jadi air mata.

Seorang kemenakan saya, perempuan, Kami menonton kekayaan alam kami berdua kami diintimidasi dari pagi dibawa keluar. Daerah saya terkaya di sampai jam empat sore, dan kami berdua Sulawesi Selatan, karena targetnya 100 pulang berjalan kaki. Saya dipanggil ton nikel per bulan dan kami sampai kembali, diinterogasi, selama 3 bulan sekarang tidak menikmatinya. saya dimasukan ke tahanan tidak pernah ditanya apa kesalahan. Keadaan perempuan-perempuan kami yang dulu punya kegiatan sekarang Terakhir saya ditangkap dengan tuduhan ini tidak bisa bekerja karena tidak ada melawan pemerintah, melawan PT. Inco hutan tidak ada sawah. Juga sekarang dan menyerobot tanah perusahaan. banyak kawin kontrak di sana. Kawin 3 Bagaimana bisa? Ini tanah saya. Terima bulan kemudian dicerai. Banyak kafe di kasih kepada Walhi dan Ibu Mai, saya pinggir jalan, yang katanya dilindungi. tidak tahu bagaimana proses hukum. Saya ditanya Camat apa ada sertifikat? Kami meminta air minum tidak dilayani karena di sana ada 3 PLTA, 165 mw Saya bilang saya punya nenek moyang 110 mw dan 95 mw. Walaupun ada tidak tahu sertifikat dan beberapa tahun PLTA kami masyarakat di sekitar itu kami tidak pernah diberi kesempatan masih memakai pelita. Kami bersurat hidup layak. Terakhir saya dipanggil resmi sudah 10 tahun untuk meminta dan disuruh keluar dari lokasi. penerangan tetapi tidak pernah diberi. 218

Baru pada bulan Mei lalu, kami menyambung kabel [listrik] ke rumah dan ditangkap, karena dituduh mencuri. Harapan kami adalah melalui perjuangan yang Sangat menyakitkan sampai hari ini, kami tetap dianggap sebagai penduduk ilegal. panjang dan dibantu Tidak boleh bikin rumah permanen. dan oleh teman-teman dari tidak pernah diberikan apa-apa. Itulah pengalaman kami. pelosok tanah air, dengan

Waktu ke sini ke mari, sudah ada 54 kk semangat juang yang dan komitmen kami sudah siap menata tinggi dan tidak merasa kembali kampung kami. Bekas kampung kami telah menjadi lapangan golf. lelah,kami mengharapkan Saya dan teman membangun rumah bias membangun hari sekitar 200 meter dari desa lama dengan nama Kampung Baru. esok yang lebih baik dari hari ini. 219

TANGGAPAN SAKSI AHLI Penggunaan dan Praktik Militerlisme dalam Penguasaan SDA dan Pembangunan

Oleh Mia Siscawati (Akademisi dan Aktivis Rimbawan Muda Indonesia)

ss. Salam sejaherta, selamat siang. Paling tidak dari kisah tersebut dan Terima kasih Bu Neneng, Pak ribuan kisah lain, ada 3 (tiga) faktor AKarjdana dan Pak Mursid. Terima akar konflik yang dialami perempuan, kasih atas kesaksian yang diberikan. laki dan kelompok marginal lainnya di Saya hadir di sini, walau diundang komunitas: sebagai saksi ahli tapi sebenarnya Ibu 1. Diadopsi konsep teritorialisasi SDA dan Bapak dari komunitas adalah ahli dan kekayaaan alam sesungguhnya. Semoga kesaksian tadi menjadi pengetahuan untuk mendorong 2. Kebijakan pembangunan terutama perubahan. agraria berbasis pada komodifikasi alam yang menempatkan alam Kisah tadi adalah kisah keseharian dalam sebagai barang yang bisa diperjualkan komunitas selama Orde Baru dan sampai belikan terutama untuk pemenuhan sekarang terjadi. Selama Orde Baru, pemodal bukan rakyat negara ini digambarkan sebagai komunitas yang subur dan Soeharto menyebut diri 3. Pendekatan militerisme dalam sebagai Bapak Pembangunan, namun pengelolaan SD si bapak mendorong beragam terjadi kekerasan terhadap warga di desa dan perempuan serta kelompok marginal Teritorialisasi SDA yang menderita. Ini sudah terjadi selama masa kolonial undang-undang yang direproduksi oleh ORBA terkait erat dengan teritorisasi negara, bukan sekedar membuat batasan 220 wilayah luar dari wilayah negara tetapi Ada kasus dimana perempuan tua di juga teritorialisasi internal negara kawasan hutan dipaksa untuk ikut KB, dengan membuat batasan penguasaan yang dipaksa oleh polisi hutan, alasannya negara atas wilayah tertentu yang supaya kalian tidak banyak anak agar mengandung kekayaan. Hal ini didukung tidak ada perambah hutan. Kepada oleh pembuatan batas - batas dan perempuan-perempuan di kampung perampasan wilayah diikuti beragam melakukan beragam kekerasan yang kekerasan untuk mempertahankan khas dialami perempuan dilakukan oleh pembatasan tersebut. pegawai kehutanan.

Proses ini dimulai jaman penjajahan Kebijakan Agraria berbasis dan dilanjutkan pada Orde Baru. Orde Baru menetapkan beragam peraturan Komodifikasi yang mengukuhkan teritorialisasi SDA. Teritorialisasi berlanjut dan diperkuat Saya gunakan ilustrasi sektor kehutanan oleh kebijakan negara yang menetapkan yang kemudian direproduksi untuk alam komodifikasi berbagai kebijakan sektor lainnya. Agraria di Indonesia memiliki karakter serupa yaitu penguasaan tanah untuk Salah satu cara teritorialisasi negara mendukung kepentingan pasar global. secara internal, hutan yang sebelumnya Pada masa sekarang komodifikasi alam dikelolah masyarakat adat kemudian sebagai barang yang dperjualbelikan dengan menetapkan hutan sebagai atas nama pelesatrian lingkungan. kawasan hutan negara. Karena negara punya kepentingan atas tanah tersebut. Proses ini menyebabkan perempuan dan kelompok marjinal terlempar dari Kawasan hutan ditetapkan melalui kampung karena pemiskinan semakin Keputusan Menteri Kehutanan Tahun terjadi, perampasan tanah membuat 1977 dan diperbaharui Tahun 1979, ruang hidup semakin sempit. menetapkan semua wilayah yang tidak ada hak milik individual ditetapkan Data statistik wilayah-wilayah yang sebagai hutan negara. menjadi penguasaan negara menjadi wilayah tingkat migrasi, bahkan menjadi Hal ini menyebabkan ribuan kampung tempat perdagangan perempuan wilayah dianggap tidak pernah, ada orang-orang, pengirim buruh perempuan, Sebagian perempuan dan laki-laki dianggap tidak mereka keluar karena korban trafiking. ada kalau ada mereka bukan warga Kebijakan tersebut bekerja sama dengan negara, mereka penduduk ilegal di faktor ketiga kampung sendiri, namun mereka akan Pendekatan Militerisme dianggap warga ketika ada kepentingan Apa yang dialami Ibu Neneng, dll, politik. adalah kisah yang menggambarkan pendekatan militer tidak hanya dalam rangka menghukum atau memperkecil 221 upaya mempertahankan hak tapi juga Pendekatan tersebut dikaitkan dengan pendekatan militer dilakukan secara kriminalisasi terhadap para pejuang formal pada masa ORBA. Dari kita tahu agraria. Kriminaliasi ini diperkuat Soeharto merekrut militer untuk duduk dengan Undang-Undang Pencegahan dan dalam kabinet teknis baik yang aktif Pemberantasan Pengrusakan Hutan yang maupun purnawirawan. membuat siapa saja di kawasan hutan mudah dikirimnalisasi jika ketahuan Soeharto menunjuk seseorang dari menebang hutan maupun memegang pimpinan direktur jendral kehutanan alat yang dianggap bisa menebang pohon, bernama Sujarwo, dia rimbawan, seorang UU ini telah ditetapkan pada tahun 2013. pejuang kemerdekaan ikut membasmi PKI 1948 di Madiun. Dia menyatakan Ketiga faktor diatas tidak hanya pada bahwa gagasan para ahli bahwa rakyat masa ORBA, tetapi berlangsung hingga adalah pengelola kehutanan merupakan saat ini. Ada beragam upaya dilakukan gagasan dari komunis. Para rimbawan untuk melindungi komunitas. ketika pendidikan mengikuti pendidikan militer. Ijin Hak Pengelolaan Hutan di kawasan hutan negara yang ditetapkan hutan produksi banyak diberikan kepada Pak Mursid menyebut keputusan institusi militer, kalaupun diberikan kepada Mahkamah Konstitusi: perusahaan swasta hanya menyiapkan modal dan jaringan pasar tapi mereka Kawasan hutan adat bukan kerja sama dengan institusi militer. lagi hutan negara, ini tonggak Pendekatan militer ditetapkan dalam perlindungan hak masyarakat pengelolaan hutan negara, temasuk oleh Perhutani, sebuah BUMN di Jawa adat, tetapi kementerian yang mengggunakan militer, tidak hanya kehutanan masih mengelak militer tapi juga para-militer. Namun para preman bukan hanya dari luar kawasan, dari keputusan ini. tetapi juga dari dalam kawasan. Seperti Pak Mursid tadi bilang kalau mau mendapatkan Sebetulnya mereka para pemuda yang ruang hidupnya sempit, kehilangan pengakuan kata Kementerian pekerjaan dan tidak punya tanah, menjadi Kehutanan harus mendapat penganggur dan direkrut menjadi para- milliter. Pendekatan militer diadopsi pengakuan dari pemerintah di sektor lain seperti tambang, sawit, derah dulu. Bagaimana bisa laut, dan lain-lain. Korban militer ini dari Mahkamah Konstitusi bukan hanya pejuang laki-laki tapi juga perempuan muda, yang mendapat turun ke pemerintah daerah? kekerasan berbasis gender. 222

TANGGAPAN SAKSI AHLI Keterlibatan Non State Actor dalam Konflik Sumber Daya Alam dan Pembangunan

Oleh Siti Maemunah (Penggiat Lingkungan)

erima kasih kepada KKPK dan Sekarang kita kenal panduan bisnis dan selamat sudah melaksanakan ini. HAM. Kita tahu angka pelanggaran HAM TYang kita saksikan kasus terakhir oleh korproasi tinggi, di mana 1009 kasus melibatkan korporasi yang kepentingan pada November sampai Desember 2012, hanya satu bagaimana menghasilkan yang melibatkan korporasi agraria dan kepentingan sebesar-besarnya dengan mencemarkan lingkungan. modal murah dengan ciri perusahaan bisa skala besar trans-nasional bisa Perusahaan prinsipnya mengatur diri kecil bisa dibiayai bank dan kedua sendiri dan tidak diatur oleh negara. Kasus berhubungan dengan pasar, tambak Rio Tinto di Kalimantan Timur, katanya udang, pasir besi, nikel. Peran korporasi kami punya code of conduct, katanya sebagai aktor pelanggaran HAM sudah CSR adalah proses mengkomunikasikan terjadi sejak lama. perilaku buruk perusahaan.

Pengaduan itu sudah sampai di PBB Dimana negara kemudian karena sejak tahun ’98, mereka sudah membuat perusahaan tidak mau diatur maka komisi yang melihat bagaimana perilaku mereka yang atur negara. Kontrak karya korporasi, yang kemudian merekomendasi Freeport ditetapkan sebelum kita punya bahwa melindungi hak asasi manusia UU Pertambangan. Seluruh kontrak adalah tugas negara dan korporasi karya pada masa Soeharto mengikuti menghormati hak asasi manusia, korban kontrak karya PT Freeport. wajib mendapat hak pemulihan. 223 Belakangan pengamanan objek vital negara SDA berbentuk fisik namun kemudian tiap tahun ada ratusan daftar perusahaan melibatkan pelanggaran ekonomi, sosial yang harus dijaga keamanannya oleh dan budaya oleh perusahaan tambang tentara dan polisi. karena dia meninggalkan lubang-lubang tambang yang tentu menjadi beban Melihat pengalaman kasus sebelumnya kerusakan lingkungan kepada negara. membayar langsung aparat keamanan dan preman, dalam kasus Freeport setelah Pelanggaran EKOSOB seperti pelanggaran dipublikasi oleh securtity exchange bahwa diam-diam dan tidak berdarah ini penting tahun lalu Freeport membayar militer dilihat dalam sumber daya alam karena sebesar Rp 50 Milyar. Cerita Pak Jaya, orang akan menjadi miskin dan sakit. bagaimana kemudian Aparat Keamanan Kalau pun bicara kepulihan tidak hanya membiarkan kasus tidak tertangani, orang tapi juga lingkungan karena rampok musiman agar masayarakat kalau lingkungan rusak maka orang di tidak tenang. kawasan itu juga terus sakit. Pengalaman Masyarakat Buyat meski sudah berobat Kasus Rio Tinto, salah satu manajer ke Jakarta tapi kalau sudah balik ke perusahaan memperkosa 6 perempuan kampung mereka sakit lagi karena dan tidak ada yang masuk penjara, bahkan lingkungan sudah rusak. ada yang jadi Bupati Kutai Kartanegara, sekarang ke korban mereka bilang Peran perempuan dalam lingkungan, sudah kasih uang santunan. Pola tetap perempuan paling banyak berhubungan di banyak tempat menuduh komunis. dengan SDA, air, hutan, kebun sehingga kerusakan pada alam mengakibatkan Pola lain dengan menetapkan skema - perempuan yang kena berlapis-lapis skema seperti kasus perbudakan buruh dampak, itu karakternya. Cerita Pak murah dalam praktek perusahaan. Model Jardin dari tahun ‘68 sampai sekarang melempar tanggung jawab, PT.Inco terus berlangsung. Kemudian pada kemudian dijual ke Nale Brazil dan pebisnis masuk ranah politik, Prabowo Nale Brazil tidak pernah tanya kepada punya tambang batu bara, Aburizal Bakrie masyarakat bagaimana status tanah. pemilik tambang skala besar. Negara membiarkan perampokan luar baisa atas SDA dan rakyatnya dibiarkan Ini tantangan ke depan, isu pelanggaran dibayar murah. SDA penting untuk dikomunikasikan ke publik, karena para pemain politik Kalau kita bicara pelanggaran HAM di mendapat keuntungan luar biasa untuk sektor SDA melibatkan korporasi dan kekuasannya. didukung lembaga keuangan transnasional Tantangan ke depan, yang Saya rasa dan bank nasional, dimana uang kita penting adalah masterplan percepatan tabung di sana malah dipakai untuk ekonomi Indonesia yang membagi mendukung korporasi yang merusak Indonesia dalam 6 bagian koridor yang SDA.Pelanggaran HAM dalam konteks akan dieksploitasi besar. 224

Saya cukup bersemangat hari ini karena ada dua kunci ke depan yang jadi harapan: “Bahwa rakyat sedang tidak diam dan melakukan dua hal dan mencoba memulihkan lingkungan mereka yang rusak dan saya pikir ini yang kedepan yang perlu kita pulihkan.” 225

Ribuan hektar tanah diklaim oleh penguasa di berbagai tingkat, institusi militer, pengusaha besar (perkebunan atau pertambangan) dengan cara REFLEKSI MAJELIS sewenang-wenang dan brutal. Rakyat WARGA yang mempertahankan tanah harus Konflik Sumber Daya Alam berhadapan dengan berbagai bentuk kekerasan (mulai dari penangkapan, pemukulan, penyiksaan, pelecehan seksual, perkosaan, pemenjaraan, hingga penembakan).

ertama-tama, kami ingin menyam- Sampai saat ini ribuan warga yang paikan rasa hormat, penghargaan mempertahankan tanahnya hidup dalam Ptinggi, dan terima kasih yang kecemasan, ketidak pastian, ketakutan, sedalam-dalamnya kepada para korban, teror dan trauma. survivor (penyelamat-pejuang), pemberi kesaksian, pemberi pandangan ahli, dan Payung hukum dan instrumen HAM yang kita semua yang mendengar kesaksian seharusnya melindungi mereka seperti dan pandangan pada hari ini. tak berdaya menghadapi cengkraman Kami menghargai bukan cuma keberanian kekuasaan yang memangsa tanah rakyat. untuk mengungkapkan kebenaran, Para anggota Majelis Warga adalah dan ketulusannya berbagi pengalaman orang-orang yang tumbuh komitmennya penderitaan tak terperi dan perjuangan menjadi pemikir, pembela HAM, dan panjang menggapai keadilan dan membela aktivis agraria semenjak Indonesia hak asasi mereka yang dijamin oleh dibawah kuasa rejim militer otoritarian konstitusi UUD 1945. Soeharto. 226 Kesaksian-kesaksian itu mengingatkan wilayah dan sumber daya alami milik kami pada apa-apa yang kami saksikan rakyat, beserta kekerasan-kekerasan terjadi pada rejim Orde Baru. Mengapa yang dialami mereka. setelah lebih 15 tahun setelah rejim Otoritarian-Militer itu tumbang dan Kami sadari upaya melepaskan hubungan Agenda-agenda Reformasi dijalankan, kepemilikan antara rakyat dengan tan- kita masih menyaksikan kekerasan- ahnya bagaikan melepaskan nyawa dari kekerasan yang sama, yang dialami badan manusia, jiwa dari raga manusia. mereka yang menjadi korban perampasan Kekerasan adalah mekanisme melalui tanah, wilayah dan sumber daya alam? mana hubungan pemilik tanah dilakukan sedemikian rupa untuk melepaskan Penting untuk dicermati bagaimana hubungan kepemilikan itu. sistem-sistem politik dan ekonomi yang menjalankan perampasan tersebut, Dalam kesaksian-kesaksian hari ini, kami dan mesin-mesin kekerasan langsung mendengar juga bagaimana secara khusus maupun kekerasan struktural, terus para pejuang-penyelamat itu mengalami bisa hidup dalam jaman demokrati- penyiksaan, kriminalisasi, pemenjaraan, sasi, desentralisasi, dan merebaknya hingga pemiskinan sedemikian rupa. kebebasan berpendapat, berkumpul Secara khusus, kami memberi perhatian dan berorganisasi. pada dipergunakannya berbagai bentuk penyerangan dan kekerasan seksual Forum untuk dengar kesaksian ini pada kaum perempuan untuk meluluh- dibuat di tahun 2013, 15 tahun setelah lantakkan keteguhan perjuangan para tumbangnya rejim otoriter Suharto, penyelamat-pejuang itu. diselenggarakan oleh warga negara, dan bukan oleh suatu lembaga negara. Kami menyampaikan pandangan bahwa Kasus-kasus perampasan wilayah dan penggunaan dan penyalahgunaan otoritas pencurian kekayaan alam masih terus kelembagaan pemerintah, dan kekerasan berlangsung dengan ciri-ciri yang sama oleh polisi dan tentara, serta dikerahkan- dengan yang terjadi di masa Indonesia nya preman partikulir untuk menindas dibawah rejim Otoritarian-militer Orde rakyat agar melepaskan kepemilikan Baru. Apa artinya hal ini? Suatu konsep atas tanah, wilayah dan sumber daya yang penting dalam perspektif HAM adalah alamnya, sesungguhnya mengkhianati memasangkan upaya perlindungan korban cita-cita mulya pendirian negara, dan pelanggaran HAM dengan “Kewajiban melanggar asas dasar bahwa negara Negara”. Musti menjadi cermin kita adalah badan penguasa untuk melindungi semua bahwa lembaga-lembaga negara rakyat dan tanah airnya. yang dbentuk semenjak Reformasi dimulai tahun 1998-1999 belum berhasil menjalankan “Kewajiban Negara” melindungi korban-korban, dan menyediakan forum penyelesaian atas perampasan tanah, 227 Para penjuang penyelamat yang bersaksi hari ini, laki-laki dan perempuan, sesungguhnya Indonesia tanah yang suci, adalah mereka yang berdiri sebagai warga Negara Republik Indonesia untuk Tanah kita yang sakti. memberi contoh terbaik bagaimana Di sanalah aku berdiri rakyat, laki-laki maupun perempuan, berjuang agar eksistensinya bisa dilihat. Menjaga Ibu Sejati. Indonesia Tanah berseri Secara sederhana, mereka berjuang Tanah yang aku sayangi. agar bisa terlihat dan hak-hak mereka bisa diakui. Menurut kami, apa yang mereka ungkapkan bahwa “kami tidak Marilah kita berjanji In- terlihat”, “hak-hak kami tidak diakui”, “kami ditindas”, “kami tak bisa menyanyikan donesia Abadi. Slamatkan lagu Indonesia Raya karena kami tak tanahnya, Slamatkah punya tanah di sini dan sulit mendapatkan puteranya, pulaunya, Lautnya air, juga tidak bisa menjadi pandu ibuku, karena kami hanya dijadikan penonton semuanya Majulah negerinya yang tak berdaya” tak lain dan tak bukan Majulah pandunya untuk adalah masalah kronis dari politik agraria Indonesia saat ini. Refleksi ini akan Indonesia Raya diakhiri dengan menyampaikan Lagu Indonesia Stanza Tiga Indonesia Raya Merdeka,

Jakarta, 28 November 2013 Merdeka, Tanahku, Negeriku, yang kucinta Indonesia 1. Majelis Warga: Raya Merdeka, Merdeka, 2. Jhoni Simanjuntak 3. Septer Manufandu hiduplah Indonesia Raya 4. Noer Fauzi Rachman (2x) 5. Tati Krisnawaty 6. Ridha Saleh 228 229

PEJUANG HAK ASASI E MANUSIA 230

KASUS UDIN HAMPIR KADULAWARSA, 01 BELUM SELESAI

[Kesaksian Marsiyem Untuk Udin ]

uad Muhammad Syafruddin yang menitipkan sepeda motor kepada Udin. akrab dipanggil Udin lahir di Bantul, Tanpa curiga, Marsiyem memberitahu FYogyakarta, 18 Februari 1964 – suaminya yang sedang di depan komputer. Meninggal karena dianiaya oleh orang Udin bertemu dengan tamunya dan tak dikenal di depan rumah sewaannya, Marsiyem melanjutkan menyetrika. di Dusun Gelangan Samalo, Parangtritis Km 13 Jalan Yogyakarta, 16 Agustus Tak lama kemudian, ia mendengar 1996. Udin adalah wartawan Harian suara pukulan, ia kemudian mendekati Bernas, Yogyakarta. Sebelum kejadian tempat asal suara. Dan ternyata Udin, ini, Udin sering menulis artikel kritis suaminya, jatuh di lantai. Berlumuran terhadap kebijakan pemerintah Orde darah. Berikut kesaksian Marsyiem Baru dan militer. Ia menjadi reporter tentang peristiwa pembunuhan Udin dan di Harian Bernas sejak 1989. dampak yang dialami keluarga mereka hingga sekarang: Tanggal 13 Agustus 1996 pada sekitar 10:40 malam itu, Marsyiem sedang Kejadian sudah 17 tahun yang lalu menyetrika. Tiba-tiba terdengar ketukan terjadi di Jogja, pada saat itu Pak Udin di pintu oleh seseorang, setelah pintu sering menulis berita di wilayah Bantul dibuka ditanya keperluannya. Orang tak mengenai pejabat Bantul. Jadi untuk dikenal itu menjawab bahwa dia ingin masalah ini saya sempat tanya Mas Udin, “kenapa berita ini begitu kerasnya,” tapi 231 Pak Udin bilang, “memang kenyataan tersebut hampir 18 tahun, dan jika lebih seperti itu jadi mau apa lagi kalau dari waktu tersebut kasus ini sudah tidak seperti itu.” Karena beberapa hari ada bisa dituntut secara hukum. Kapolda intimidasi semacam itu, janggal dalam DIY yang sudah berganti sekitar 15 kali, kehidupan saya. belum juga bisa melengkapi berkas penanganan kasus ini. Saya tanyakan lagi karena mau digugat Pemda Bantul, mau diajukan ke Pengadilan, Sementara berdasarkan surat yang saya takut, tapi Pak Udin jawab, “karena diterima AJI Indonesia pada 15 Agustus ini kenyataan sampai kapan pun akan 2012 dikirim oleh Kepolisian atas kasus saya bela walau sampai mati” pembunuhan Udin dikirim oleh AJI Indonesia pada tanggal 30 Juli 2012, Setelah Pak Udin meninggal teror demi Polda DIY memberikan penjelasan berikut, teror menghantui kehidupan kami pada poin empat, polisi Yogyakarta masih terutama dari Polisi, dia selalu datang yakin bahwa Dwi Sumaji alias Iwik adalah ke rumah, selalu menanyakan hal itu, pelaku utama. kalau saya menjawab dengan berita Pak Udin, dia mengelak. Ada polisi Kemudian menyatakan pada poin berikutnya yang bilang, “Mbak ini masalah biasa bahwa hasil penyelidikan yang dilakukan ini masalah perselingkuhan.” Sampai oleh Polda DIY belum mendapatkan saat ini, Polisi menyakini ini masalah bukti signifikan. perselingkuhan. Betapa sakitnya hati kami dengan upaya itu. Dan telah mencoba untuk mengirim surat resmi ke pengadilan militer Semarang Padahal Pak Iwik sudah menarik kembali untuk meminta salinan hasil pemeriksaan pengakuannya. Teman-teman wartawan Sri Roso Sudarmo. Kemudian pada 30 kerja keras mengikuti temuan polisi, Agustus 2012 Yogyakarta polisi mengirim bahkan ada pembentukan TPF untuk surat sekali lagi untuk AJI Indonesia masalah ini, tapi Polisi bersikeras kembali jawaban yang sama dengan itu masalah perselingkuhan. Jaksa surat yang disampaikan oleh Indonesia menuntut bebas. AJI menyatakan bahwa sejak rilis Iwik, polisi telah membentuk tim untuk Saat ini sedang pengadilan pra peradilan menyelidiki kasus ini dan sampai bahwa di Jogjakarta. Cuma yang kami butuhkan saat ini masih belum menemukan bukti kenapa Polisi begitu? Memang berat kuat yang mengarah kepada pelakunya. menjalani peristiwa ini, tapi banyak dukungan yang membuat saya kuat. Saya cuma berharap kalau polisi tidak bisa Saya harapkan hanya kebenaran saja mengungkap kasus ini, bikin saja surat jangan sampai hal ini direkayasa lagi. keterangan dihentikan atau dilanjutkan. Kasus Udin saaat ini sedang diangkat Biar anak-anak saya tidak trauma dengan lagi dalam persidangan pra peradilan kejadian ini kasihan mereka baru 2 tahun di Jogja. Saat ini batas waktu kasus waktu kejadian. 232

API MARSINAH TAK 02 TERPADAMKAN

[Kesaksian Marsini untuk Marsinah ]

arsinah lahir tanggal 10 April untuk dilakukan autopsy. Dokter forensik 1969. Dia buruh di pabrik arloji RSUD Surabaya menyimpulkan bahwa MPT Catur Putra Surya (CPS)sejak Marsinah tewas akibat penganiayaan tahun 1991. Karena merasa adanya berat. ketidakadilan diantara buruh lokal dan buruh dari Tiongkok menyangkut jumlah Pada tanggal 30 September 1993, gaji dan jam kerja, Marsinah melakukan Badan Koordinasi Stabilitas Nasional protes. Karena itu ia hampir dikeluarkan. dan Daerah (Bakorstranasda) Jawa Dia ditemukan tewas di Hutan Wilangan, Timur membentuk Tim Terpadu untuk Nganjuk pada 8 Mei 1993 dalam posisi melakukan penyelidikan dan penyidikan melintang, sekujur tubuhnya penuh luka kasus pembunuhan Marsinah. memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangannya lecet-lecet, Penanggung jawab tim adalah Kapolda dalam keadaan terikat. Tulang pang- Jawa Timur dan Komandan Satgas gulnya hancur. Kadit Reserse Polda Jawa Timur, yang beranggotakan penyidik/penyelidik Polda Di sela-sela pahanya ada bercak-bercak Jawa Timur serta Den Intel Brawijaya.Tim dara. Pada bagian yang sama menempel tersebut secara diam-diam menangkap kain putih yang berlumuran darah. Mayat para petinggi PT CPS. Mereka diinterogasi Marsinah segera dibawa ke RSUD Surabaya serta mengalami penyiksaan fisik maupun mental di markas Kodam V Brawijaya. 233 Mereka dipaksa mengaku telah membuat skrenario dan menggelar rapat untuk membunuh Marsinah. Pemilik PT CPS, Yudi Susanto, juga termasuk salah satu yang ditangkap.

Setelah18 hari kemudian, mereka telah mendekam di tahanan Polda Jawa Timur dengan tuduhan pembunuhan Marsinah. Pengacara Yudi Susanto mengungkap adanya rekayasa oknum aparat Kodim untuk mencari kambing hitam pembunuh Marsinah.

Para aktivis pada waktu itu turut melakukan kegiatan kampanye dan pendampingan terhadap kasus Marsinah.

Munir dan beberapa LSM lain turut serta dalam investigasi independen dan kampanye untuk penuntasan kasus Marsinah. Mereka membentuk KSUM (Komite Solidaritas Untuk Marsinah). KSUM mendapatkan berbagai intimidasi oleh Bakorstanasda, agar KSUM meng- hentikan kegiatannya. Namun advokasi terus dilakukan oleh KSUM, termasuk mengawal pengadilan rekayasa atas orang-orang yang ditangkap oleh Tim Terpadu Bakorstanasda.

Marsini, kakak perempuan Marsinah memberi kesaksian tentangg peristiwa pembunuhan Marsinah dan dampak yang dialami keluarga mereka

Saat itu saya hamil 8 bulan. Sejak 10 Mei 1971 saya dan Marsinah ditingggal ibu karena meninggal dunia. Karena ibu meninggal dunia, saya terpisah dengan ayah, bersama adik tinggal di rumah nenek. Sewaktu kelas 5 SD, saya pindah 234 ke rumah Paman, dan disusul oleh Adik saya ditemukan di gubuk di Wilangan, Marsinah ketika saya duduk di kelas 3 Nganjuk, Polisi datang dan bertanya, SMP. Marsinah kemudian melanjutkan “mana baju terakhir?” mestinya Polisi yang sekolah di SMP tangani karena itu baju itu barang bukti. Keluarga menjadi sasaran utama untuk Negeri dan saya di SPG Negeri, walau diselidiki, juga Pak De saya, termasuk nenek berat membiayai. Sesudah saya orang tuduhan juga. Setelah itu pernah lulus saya pindah ke kawasan industri jam satu malam ada intel memberitahu di Surabaya, lalu adik saya ikut juga. agar dibongkar makamnya. Makam adik saya dibongkar tiga kali, dan tahlilan Awalnya dia diterima brekerja di perusahaan tiga kali juga Saya memang berambisi lain, tetapi kemudian pindah ke CPS, agar adik saya diketahui pembunuhnya sebuah PT yang memproduksi arloji. dan ditangkap. Tahun 1991, ada masalah di di tempat kerjanya, ia hampir dikeluarkan, namun Ada salah satu Polisi datang dengan adik saya ada dasar kuat akhirnya tidak temannya, ada surat ijin saya tandantangani dikeluarkan. begitu saja, lalu ada aparat datang dan saya disorongi tulisan, saya bilang ini Di situ dia diperlakukan tidak sama surat apa? Dibilang kelanjutan surat terutama merasakan perbedaan, kalau keroncong, jadi saya tanda tangan tenanga kerja dari Cina, kerja ringan aja kertas kosong, sampai sekarang upah tinggi, sementara yang tenaga di berpikir apa itu dipakai untuk merekayasa sini, upah rendah sementara tenaga peristiwa adik saya? diperas. Dia mau minta bantuan ke LBH. Saya nasihati agar tidak melanjutkan Malam hari saya didatangi lagi oleh rencananya. aparat, saat itu pembantu tidur dan saya bangunkan, saya bilang kalau ada Setelah bercerita dengan kasus yang saya apa-apa, tolong lompat lewat jendela. pernah alami betapa sulitnya melawan Kesedihan saya karena saya sendirian perusahaan dan kalah, akhirnya dia melewati semua ini, saya dari kecil tidak melanjutkan niatnya. Dia lalu mau hidup karena belas kasih keluarga, saya melanjutkan sekolah hukum. mencari hidup sediri dan menemukan kondisi adik saya sendiri dan itu goncangan Tahun 1992, saya diangkat menjadi bagi saya. guru di desa terpencil, adik saya tetap di Surabaya. Saat itu ada pengembangan pabrik CPS di Porong. Waktu adik saya pulang pada Januari ’93, saya sempat menanyakan, kenapa bisa buka cabang di Porong ?. Dia bilang, pabrik itu buka cabang untuk memproduksi barang yang bisa duplikat jam-jam merek terkenal. 235

HANYA ADA SATU KATA, 03 “LAWAN”

[Kesaksian Wahyu Susilo untuk Wiji Thukul] kota bahkan di aksi-aksi massa. iji Thukul atau Widji Widodo dilahirkan di Sorogenen, Solo, Dia sempat pula berjualan koran, jadi tanggal 26 Agustus 1963 dari calo karcis bioskop, dan menjadi tukang W plitur di sebuah perusahaan meubel. keluarga tukang becak, Aktif berkesenian mulai sejak SMP ketika bergabung dengan Sanggar Teater Jagat. Lulus Menikah dengan Sipon rekannya satu dari SMP, Thukul melanjutkan studi di teater pada tanggal 23 Oktober 1988 dan SMKI (Sekolah Menengah Karawitan dikaruniai dua orang anak, Fitri Nganthi Indonesia sampai kelas II. Thukul juga Wani dan Fajar Merah. menulis puisi. Puisinya pernah dibacakan di Radio PTPN Solo, dimuat di Mutiara, Represi aparat mulai dirasakan ketika NOVA, Swadesi, Inside Indonesia dan Thukul bersama rakyat di kampungnya Suara Merdeka. Pergumulannya dengan memprotes pencemaran pabrik tekstil kesenian kerakyatan semakin mendalam PT. Sari Warna Asli. Dalam aksi ini ketika mulai mengembangkan aktivitas Thukul sempat ditangkap dan dijemur kesenian di kampung bersama teman- oleh aparat Polresta Surakarta.. Thukul temannya yang kebanyakan kaum buruh. kemudian bergabung dalam Jaringan Dia mulai membaca puisi di kampus, Kerja Kesenian Rakyat (JAKER), sebagai di gedung kesenian dan ngamen di bis salah satu organ dari Partai Rakyat Demokratik (PRD). 236 Dalam satu aksi buruh PT. Sritex pada Asli di Solo yang mencemari sungai Desember 1995, Thukul dianiaya oleh dan mencemari warga. Kakak saya aparat hinga salah satu matanya hampir mengorganisir masyarakat dan protes buta. di depan pabrik. Lalu ditangkap dan diinterrogasi semalaman. Ditangkap Ketika pecah peristiwa penyerangan lagi tahun ’93, waktu itu terjadi kasus kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI), pelecehan seksual buruh perempuan di pada 27 Juli 1996, di Jalan Diponegoro Karang Anyar. Waktu datang ke DPRD Jakarta, PRD dianggap terlibat dalam kami bersama. Setelah didampingi peristiwa tersebut. pengacara, baru dibebaskan pada malam hari. Selain itu PRD juga dianggap sebagai organisasi yang berdasarkan komunisme, Pengawasan tidak hanya secara fisik, sehingga beberapa aktivisnya ditangkap korespondensi juga diawasi. Satu kali oleh Polisi dan Thukul menjadi salah dapat kiriman dari Belanda, saat tiba satu orang yang dijadikan sasaran di rumah kiriman sudah buka. penangkapan. Sejak saat itu Thukul menjadi buronan. Tahun ’95, ketika peringatan Indonesia Emas, kakak dengan JAKER dari seluruh Thukul hidup berpindah-pindah dengan Indonesia, kami peringati Indonesia Cemas bantuan kawan-kawannya di berbagai pada Agustus ’95, rumah kami digerebek tempat, di Solo, Salatiga, Jogjakarta, dan lukisan anak-anak dirampas. Saya Jakarta bahkan sempat Pontianak. Terakhir kira yang paling membuat fisik Widji Thukul bertemu dengan keluarganya Thukul sakit adalah ketika demo buruh adalah pada Desember 1997 ketika pada desember ‘95 , PT Sritex pemasok anaknya yang kedua akan merayakan baju untuk militer dan ABRI, di situ dia ulang tahun yang ketiga. Kontak terakhir dipopor senapan dibagian mata sampai dengan istrinya pertengahan tahun 1998. hampir buta. April 2000, hilangnya Thukul dilaporkan oleh keluarganya ke KontraS. Tapi tidak menyurutkan perjuangannya. Tragedi pertama datang ke keluarga Berikut Kesaksian Wahyu Susilo, adik Widji kami ketika dia dinyatakan sebagai Thukul, dalam acara Dengar Kesaksian DPO dalam penyerbuan kantor PDI [27 yang dilaksanakan di Jakarta pada 29 Juli 1996], Agustus ’96, Thukul agar November 2013: bisa menyelamatkan diri, dia pindah Acaman terhadap Widji Thukul sudah dari kota ke kota. Mba Sipon (isteri lama berlangsung, sebelum penculikan Widji Thukul), diinterogasi, diintimidasi, ’98, sejak kasus Kedung Ombo tahun Wani (anak perempuan Widji Thukul) di ’89, karena saya dan kakak tinggal sekolah diolok-olok sebagai anak PKI satu rumah di Jogja bersama teman dan Fajar [anak laki-laki Widji Thukul] Jogja, Solo. Pertama kali Widji Thukul yang seharusnya setiap hari bertemu ditangkap tahun ’90 , kasus PT Sariwarna ayahnya, dia tidak ingat ketemu ayahnya. 237

Itu juga saya alami pada akhir Agustus Deklarasi Thukul hilang baru tahun 2000. ‘96 ditangkap BIA di kantor Solidaritas Tidak ada perhatian sama sekali atas Perempuan, diinterogasi selama 24 jam, kasus-kasus ini, hak sipilnya terabaikan, ditelanjangi, dimasukan ke kolam dipukul hak ekonomi juga terabaikan. Berulang pake ember, disetrum kemaluan saya. kali Mba Sipon mengajukan pinjaman Selama 24 jam saya mengalami itu, tapi tapi semua harus atas nama suami, beruntung waktu itu kakak saya selamat Wani ditanya ketika ambil raport, “ menyeberang ke Kalimantan. bapakmu dimana?” tidak bisa jawab karena negara tidak memberi status Ini menyebabkan ketika kakak saya tidak di mana orang yang hilang saat itu. Ini bisa bekomunikasi sekitar Maret atau April implikasi yang dialami keluarga Widji ’98, kami dalam keadaan ragu, apakah Thukul sampai sekarang. dia masih dalam kondisi bersembunyi atau dihilangkan. Ada optimisme pada tahun ’98, ada tapol yang dibebaskan. Kami masih menunggu Thukul pulang. Lalu ada investigasi, semua kontak menyatakan Thukul hilang. 238

BUNGA DAN TEMBOK

Seumpama bunga Kami adalah bunga yang tak Kau hendaki tumbuh Engkau lebih suka membangun Rumah dan merampas tanah Seumpama bunga Kami adalah bunga yang tak Kau kehendaki adanya Engkau lebih suka membangun Jalan raya dan pagar besi Seumpama bunga Kami adalah bunga yang Dirontokkan di bumi kami sendiri Jika kami bunga Engkau adalah tembok itu Tapi di tubuh tembok itu Telah kami sebar biji-biji Suatu saat kami akan tumbuh bersama Dengan keyakinan: engkau harus hancur! Dalam keyakinan kami Di manapun

[WIJI THUKUL] 239

DITUDUH SEPARATIS, PERDAMAIAN TIDAK 04 TERWUJUD

[Kesaksian Ferdinan Marisan, untuk John Rumbiak] oleh TNI dengan tuduhan melakukan pencemaran nama baik TNI terkait ohn Rumbiak lahir di Pulau Biak, laporan Elsham tentang keterlibatan Papua pada 1962, Ia kemudian Kopassus dalam Kasus Penembakan mendirikan Lembaga Studi Advokasi J di Tembaga Pura, Timika tahun 2002. dan HAM di Jayapura. Dibawah supervisi John Rumbiak, ELSHAM telah menjadi Ferdinan Marisan, Direktur Elsham baris terdepan mengerjakan advokasi bersaksi tentang Sosok John Rumbiak dan pelaporan HAM. Pada tahun 2003, dan dampak yang dialami Elsham pasca John Rumbiak melakukan siaran pers gugatan Pangdam atas Elsham terkait di LBH Jakarta tentag keterlibatan Kasus Tembaga Pura: Kopassus dalam Perisriwa penembakan di Tembaga Pura, Timika. Kemudian Saya kenal John Rumbiak sejak tahun ‘95, John Rumbiak berangkat ke Amerika dan ketika masih mahasiswa di Uncen. Tahun baru tahun 2005, pulang ke rumahnya, ’94, terjadi penembakan terhadap pendeta dan menderita stroke hingga sekarang. di Gereja di Timika waktu perayaan Natal, dan John Rumbiak menginisiatif untuk Sebelum sakit, John Rumbiak aktif melakukan investigasi. Dia mulai menulis melakukan kampanye pelanggaran HAM kejadian itu dan laporan diserahkan di Papua di Amerika dan Australia. John kepada Komnas HAM tahun ’95. Pada Rumbiak dan Elsham kemudian digugat waktu bertemu John pertama kali, dia 240 bilang, “kalian kalau mulai membantu nama baik Pagdam dan Kopassus. rakyat kecil maka nyawa jadi taruhan, Yohanes Bonay sebagai ketua Elsham ditahan dan akan dibunuh.” Papua yang menghadiri sidang-sidang itu, karena John belum pulang dari Tahun ’95, kami demo dan meminta Amerika. Elsham dituntut minta maaf pemerintah mengusut kasus penembakan kepada Pangdam dan Kopassus dan tersebut dan terbukti dibawa ke Pengadilan membuat pernyataan di media bahwa Militer. Pelakunya ada yang dihukum ada TNI tidak terlibat dalam penembakan di yang bebas dan ada yang pangkatmya Tembaga pura. John sendiri kampanye di diturunkan Amerika dan Australia tentang kasus itu.

John lalu membentuk Lembaga Elsham Pada 24 Februari 2005 sampai 25 Februari Papua, bekerja pertama untuk kasus pagi, John Rumbiak diinterogasi FBI penembakan masyarakat sipil di Timika, di Amerika, ketika dia pulang sampai tahun ’96, dimana terjadi penyanderaan di rumahnya dia kena stroke. Dia beberapa peneliti oleh Kelly Kwalik dan tinggal di New York untuk pemulihan waktu itu pembebasan dilakukan oleh dan sampai sekarang dia tidak pulih. Kopassus yang dipimpin Prabowo. Saya Saudara perempuannya mendengar ingat mereka mengecat helikopter dengan John jatuh sakit, akhirnya ikut sakit dan palang merah dan mereka menembaki satu minggu kemudian meninggal dunia. masyarakat. Kami bekerja di kantornya Akibat kepada lembaga, tahun 2003-2009 John yang kecil, dan dia tidak mau pulang Elsham dicap lembaga Separatis di ke rumah karena setiap malam orang Papua dan mendukung Papua Merdeka. datang ke rumah, mengenakan seragam Kami percaya, apa yang kami kerjakan dan tidak mengetuk rumahnya itu suatu kebenaran dan tidak ada yang bisa memotong perjuangan kami di Tanah Tahun 2000 terjadi pembunuhan terhadap Papua Kami tetap melakukan advokasi Theys, John melakukan investigasi. Tahun dan ke depan berharap pemerintah tidak 2002, penembakan warga Amerika di lihat LSM HAM dengan sebelah mata, Tembaga Pura, kami bersama John kalau Negara masih lihat kami sebagai melakukan investigasi, dan dari kesaksian separatis maka perdamaian di Papua masyarakat menyebutkan bahwa ada tidak akan terwujud. Kopassus yang terlibat. John lalu membuat siaran pers di LBH Jakarta.

Karena John dianggap melakukan tidakan tidak benar maka dia ditetapkan sebagai tersangka, Pangdam bilang Kopassus tidak terlibat, padahal jelas indikasi keterlibatan Kopassus di lapangan. Tahun 2003, Elsham dibawa ke Pengadilan dituduh oleh Pangdam mencemarkan 241

Tambahan informasi dari Pater John Jonga:

ewaktu pengadilan kasus Elsham tahun 2003, saya ssebagai saksi dengan Mama Yosepa di Pengadilan Militer tentang Deky Murib yang 12 tahun diberi perlindungan oleh Kopassus dan saya mengambil keterangan seorang yang dididik militer, saya bawa bukti itu ke pengadilan. Saya sempat ditanya Jaksa tujuan apa membuat video ini, saya bilang tidak ada tujuan karena seseorang datang kepada kami dan pengakuannya penting maka kami rekam. Dan dalam putusan pengadilan Elsham didenda 50 M. Kami kalah tapi tak apa karena kami benar. 242

RACUN HANYA MELUMPUHKAN JASAD 05 MUNIR

[Kesaksian Choirol Anam untuk Munir] untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) dengan dukungan dari 12 unir lahir pada tanggal 8 Desember LSM pro-demokrasi termasuk YLBHI. 1965 di Malang. Ia aktif dalam Awalnya Munir menjadi Koordinator isu-isu hak asasi manusia masih M Komite Kerja Kontras, kemudian ia kuliah hukum Universitas Brawijaya. memimpin Dewan Pengurusnya . Setelah mendapat gelar sarjana hukum ia bekerja untuk Yayasan Lembaga Bantuan Pada tanggal 7 September 2004, Munir Hukum Indonesia (YLBHI) Kantor Jawa meninggal dalam penerbangan dari Timur. Selama tahun 1990-an ia menjadi Indonesia ke Belanda. Otopsi yang penasihat hukum untuk sejumlah korban dilakukan oleh Institut Forensik Be- kekerasan dan represi aparat negara. Ia landa menemukan kandungan arsenic kemudian memimpin Divisi Operasional dengan tingkat mematikan didalam YLBHI. tubuhnya. Choirol Anam mewakili Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM ) Munir pertama kali muncul dalam memberi kesaksian tentang advokasi kampanye yang terjadi pada akhir 1997 dan kampanye yang dilakukan KASUM dan awal ‘98 ketika dua lusin aktivis dalam penanganan kasus Munir. pro-demokrasi diculik. Pada puncak kampanye ini, Munir mendirikan organisasi hak asasi manusia KontraS (Komisi 243 Setiap malam saya, Panca, Usman, Catatan publik Pollycarpus bicara Haris dan Mufti yang kurang lebih dengan Muchdi, ada 40 kali, tapi dalam seumuran di Tebet sana, menikmati catatan tim TPF lebih dari 100 kali. Yang diskusi dengan Cak Munir. Dia tidak meninggal mendadak terakhir adalah pelit dengan informasi. Waktu dia mau Ongen, dia adalah orang yang mengetahui sekolah pun antara merelakan atau posisi duduk antara Ongen, Poli dan Cak tidak karena momen setiap malam itu. Munir dan diduga tahu bagaimana racun masuk dalam Cak Munir. Setidakmya ada Saya mewakili KASUM untuk menceritakan 4 orang meninggal terkait kematian Cak apa yang tidak terungkap di publik Munir. Terakhir yang tidak terkonfirmasi ketika mengadvokasi kasus ini, tentang adalah Kolonel Budi, dia memberi orang-orang yang meninggal dunia kesaksian Poli masuk intelijen negara dan disekitar pengungkapan kasus Munir, Direktur Garuda. Budi adalah Direktur walau belum bisa dibuktikan secara legal 1 di bawah Deputi 3. tapi bisa ditarik benang merahnya. Ada Dokumen bahwa Pollycarpus sudah di Dia ada di Pakistan katanya, masih di Singapura tanggal 5 dan 6 [September sana, dan ada yang bilang sudah men- 2006], paginya dia balik ke Indoneisa, inggal. Kami buka di sini untuk melihat malam [tanggal] 6 dia ke Singapura banyak dilakukan pelaku untuk menutup bersama Munir. jejak. Tidak hanya terjadi pada Orba tapi sekarang terjadi pembungkaman orang Kami menemukan orang yang menjemput dengan mengambil nyawaya. Polly di Singapura meninggal tidak wajar. Ada pertemuan di ruang pertemuan B KASUM menjadi contoh cara advokasi ? Ada sketsa, ada perencanaan di situ publik dan itu yang penting, ada tukang Orang yang memberi informasi adalah becak yang tiba-tiba kampanye, ada purnawirawan, baru pensiun salah satu tukang ikan di Jatinegara sana yang anggota mereka, dia minta ketemu di tiba-tiba kampanye dengan cara sendiri, resepsi pernikahan, tapi kami tidak pergi. KASUM bertahan 6 tahun tanpa timbul Sekian hari kemudian kita ketahui dia tenggelam dan ini bisa jadi best practice meninggal. Orang yang mengundang Cak bagi kita semua. Munir, Wija Subijakto, dia deputi 7 intelijen Angkatan Laut, dia jago informasi, Cak Ketika TPF berakhir masa kerjanya, kita Munir tidak mau datang. Dari situ kita putuskan gugat Garuda untuk menjaga telusuri bahwa BIN terlibat. Kami juga tensi informasi di masyarakat tetap mendapatkan informasi dari seorang terjaga, di acara Kick Andy tema Munir teman, untuk mendapatkan dokumen lebih dari 3 kali, Koran Jawa Pos hampir telpon yang bisa jadi dokumen hokum. tiap hari ada tema tentang Munir. Kalau Hanya Wija yang bisa dan ternyata Wija ambil contoh baik tentang manajemen meninggal dunia, katanya serangan kampanye, KASUM baik dalam agar jantung. Dia bisa membaca bagaimana kebenaran ini terjaga terus. Jargon kita komunikasi itu ada. hari ini adalah membangun Sahabat 244

Munir, sahabat yang berani dan tidak Pada bulan Juni, polisi menahan Muchdi melupakan masa lalunya.Kami selalu Purwoprandjono, jenderal purnawirawan meyakini bahwa tidak ada jalan yang bintang dua, eks Deputi V BIN sebagai buntu, yang ada kita harus berpikir tersangka dalam kasus pembunuhan keras untuk menembus itu semua. Munir tanpa merinci perannya pada saat pendakwaan.

Informasi pengadilan kasus Munir. Jaksa menuntut Muchdi dengan penjara 15 Januari 2008, mantan pilot Garuda tahun. Pada 31 desember 2008, Pengadilan Pollycarpus Budihari Priyanto dijatuhi Jakarta Selatan menjatuhkan vonis bebas hukuman 20 tahun penjara oleh Mahkamah atas Muchdi.Oktober 2013, untuk kedua Agung karena terbukti memberikan kalinya Mahkamah Agung mengabulkan Munir minuman yang telah dicampur pengajuan PK oleh Pollycarpus dan racun saat transit di Bandara Changi memotong masa tahanannya menjadi Singapura. Pengadilan juga menghukum 14 tahun penjara, berkurang 6 tahun Indra Setiawan, mantan kepala nasional penjara dari putusan awal yaitu 20 tahun Garuda, satu tahun penjara karena penjara. perannya dalam kasus yang sama. 245

MEMBANGUN KEMBALI 06 AMBON MANISE

[Kesaksian Baihajar Tualeka]

aihajar Tualeka lahir di Pelauw, Kristenisasi. Masyarakat mulai mengurangi Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten interaksi dengan komunitas lain, dampak BMaluku Tengah, pada tanggal psikologis mulai dirasakan. 4 Februari 1974. Saat ini menjabat sebagai Direktur Lingkar Pemberdayaa Ketika meletus kejadian di tanggal Perempuan dan Anak (LAPPAN) Ambon. 11 September 2011, jam 14.00 WiT, Pasca konflik Maluku, dia aktif mem- saya dikontak oleh beberapa ibu-ibu bangun dialog-dialog untuk menciptakan di Waringin bahwa ada insiden demo, situasi damai diantara komunitas yang mobilisasi massa dalam jumlah yang berbeda keyakinan. Berikut penuturan besar, polisi belum ada, Ibu Baihajar dalam mempromosi dan menjaga perdamaian pasca Konflik Ketika inisiasi ibu-ibu itu mendatangi Maluku, termasuk ketika konflik kembali kantor polisi, namun tidak ditanggapi oleh terjadi pada September 2011. aparat yang bertugas saat itu. Bahkan ketika audensi dengan Kapolres Pulau Sebelum kerusuhan di bulan September Ambon PP Lease di tahun 2011 “beliau 2011 awalnya muncul beberapa isu dan mengatakan bahwa sulit menyelesaikan selebaran menjelang pemilihan Walikota persoalan yang terjadi di Ambon, karena Ambon bahwa akan terjadi konflik di akan dianggap berpihak kepada kelompok Ambon, Ambon akan diIslamisasi dan tertentu atau tidak netral”. Bila aparat tidak serius, maka masyarakat di wilayah 246 konflik kian resah, lemahnya penegak berjalan sepanjang Pantai Mardika, hukum, tidak adanya jera kepada pelaku, walaupun mendengar beberapa kali menyebabkan masyarakat main hakim suara tembakan dan bom. Kemudian sendiri. Jarak Waringin dengan Polres saya pergi mencari satu persatu kepala Pulau Ambon, hanya berjarak kurang keluarga, dan meminta mereka untuk lebih 1 KM. Pemukiman ini berada dalam berkumpul di satu tempat, supaya pusat kota akses ke pihak kepolisian dan memudahkan untuk saling kordinasi, TNI sangat dekat. Saat kejadian saya sedang dalam perjalanan menuju kota Yang ada dipikiran saya, apakah komu- Ambon, hendak pulang ke rumah namun nitas masih bersemangat seperti dulu? belum sampai di rumah Waringin sudah Semoga mereka tetap survive dan tidak terbakar bahkan tidak bisa lewat, karena mudah rapuh. Malam makin larut, duduk semua jalan untuk menuju Waringin sambil bercerita, mulai membagi tugas, sudah ditutup dan dibarikade. menghimbau untuk laki-laki agar tidak kembali ke Waringin dan melakukan Pada saat itu, angkutan umum yang aksi anarkis. kami tumpangi menurunkan kami di tepi jalan karena angkutan tersebut tidak Kemudian membangun komunikasi bisa masuk terminal. Kondisi sudah dengan korban lainnya yang rumahnya tegang dan aksi mobilisasi masa dengan terbakar dalam insiden ini. Hal utama yang membawa senjata tajam di beberapa perlu di sadarkan adalah soal mengelola lokasi termasuk di tugu Trikora Ambon. rasa marah, dendam, memahami isu Jalanan yang biasanya dilewati sudah dan konten konflik, supaya masyarakat penuh dengan banyak orang, mereka tidak larut dalam kemarahan. Kami berdiri sambil membawa alat tajam sepakat untuk tidak saling menuduh dan sebagian bertanya-tanya “apa yang dan menyalahkan komunitas tertentu, sedang terjadi?” Waringin sudah terbakar, kami mereflesikan dan sepakat bahwa ini rumah kamu bagaimana? musibah, maka semua harus semangat dan bangkit kembali. Siapa yang bisa dikontak untuk ambil barang-barang atau dokumen? Saya tidak Waringin merupakan daerah yang mix bisa menjawab hanya diam. Kami harus di Kota Ambon, sejak terbakar beberapa memulai dari nol kembali untuk memulai kali, masyarakatnya mulai pesimis untuk kehidupan baru. Yang ada dipikiran kembali, pilihan opsi untuk relokasi di saya bahwa harus siap menghadapi tempat lain, mereka menolak karena kenyataan agar tidak lelah dan terlarut lahan yang mereka tempati adalah dalm kesedihan. Saat duduk di tepi jalan warisan para lelehur mereka dari Buton di puncak Batumerah, saya melihat ada yang sudah lama menetap di Ambon. beberapa bapak-bapak sedang membawa Tahun 2005, saya memutuskan untuk anak-anak untuk mengungsi. tinggal di Waringin, awalnya ditolak oleh Suasana mulai tegang, beberapa ruas Bapak saya, karena dianggap daerah jalan ditutup dengan kontener, saya yang tidak aman. 247 Pada bulan Mei, saya merupakan orang Penamaan gang ini bertujuan untuk yang pertama tinggal di Waringin di memelihara damai berkelanjutan antar tengah puing-puing saat itu. Kemudian, komunitas dengan harapan konflik tidak beberapa kepala keluarga mulai berani berulang lagi. datang dan mau menetap untuk tinggal. Langkah berikutnya kami menghim- Pada September 2011, ketika daerah bau agar mereka kembali pulang dan Waringin terbakar untuk ketiga kalinya. membangun kampung. Himbauan ini Butuh waktu lama bagi warga untuk di lakukan karena kondisi kehidupan meyakinkan diri kembali membangun mereka di kamp pengungsian saat itu Waringin. Dari ibu-ibu di Waringin gagasan sangat jorok, tidak ada air bersih, banyak Napak Damai ini berawal. Kali pertama persoalan dan kian miskin. Setelah kami Napak Damai dilakukan pada tahun semua mulai tinggal di Waringin, saat 2012 dimaksudkan untuk membangun itu mulai melakukan berbagai kegiatan ketahanan masyarakat dan merekatkan sosial, melakukan dialog lintas komunitas kembali hubungan antar warga yang terkait hidup orang basudara, karena terkoyak akibat konflik. komunitas Waringin terdiri dari Muslim dan non Muslim. Dalam diskusi Napak Damai, peserta juga mendiskusikan strategi advokasi Melalui inisiasi oleh ibu-ibu, kami mulai hak-hak mereka, termasuk tentang membangun insfrastruktur di kampung bantuan bahan bangunan rumah dan seperti jalan setapak, air bersih, pengelolan mengusulkan sejumlah rekomendasi sampah komunitas, posyandu, PAUD kepada pemerintah tentang jaminan dan membangun ketahanan diri warga. rasa aman dan melahirkan ide dialog Kami kembali membangun dan menata lintas tetangga untuk memelihara damai kampung dari sisa puing-puing, menata berkelanjutan. kembali kehidupan, dengan harapan konflik tidak berulang.

Pada tahun 2009, para ibu di pemuki- “Semua berharap konflik man ini bersepakat untuk menjadikan tidak terulang kembali, Waringin sebagai situs memorialisasi, sebuah tempat untuk mengingatkan dan mereka dapat den- agar kejadian kerusuhan serupa tidak berulang di masa mendatang. Untuk itu gan tenang menetap mereka menamakan gang di pemukiman dan mengupayakan itu dengan nama-nama yang memberikan pesan damai seperti Gang Damai, Gang kehidupan baru yang Anti Kekerasan, Gang Kebersamaan, lebih baik.” dan Gang Kebangkitan. 248

KORBAN PENCULIKAN TERHADAP MAHASISWA 07 AKTIVIS MAHASISWA TAHUN 1998

(Kesaksian Mugiyanto)

ugiyanto lahir di Jepara, Jawa yang dilepaskan. Saya aktivis mahasiswa Tengah pada tanggal 2 November dan oleh Orba apa yang kami lakukan Mtahun 1973. Ketika diculik tahun dituduh subversif. 1998, dia adalah mahasiswa sastra Inggris Tanggal 3 Maret ’98, saya diambil UGM Yogyakarta. Setelah dibebaskan ia dari rumah kontrakan Rumah Susun aktif di Ikatan Keluarga Orang Hilang Klender, saya dibawa ke Duren Sawit Indonesia (IKOHI) yang mulanya diinisiasi dan Koramil Jakartra Timur, ke tempat oleh Munir yang kala itu menjadi ketua dimana mengalami penyiksaan. KontraS. Mugiyanto menjadi ketua IKOHI Cuma pakai celana dalam, kaki dan tangan hingga sekarang sekaligus sebagai ditutup, disetrum, ditanya mengapa kami presiden federasi penghilangan Paksa ingin Dwi fungsi ABRI dicabut, mengapa Asia (AFAD, Asian Federation Againts mau Timor Leste merdeka, termasuk Involuntary Disappearances).Mugiyanto dipertanyakan hubungan dengan Gus memberi kesaksian Kasus Penculikan Dur, Amin Rais dan Megawati. Aktivis Mahasiswa 97/98. Terima kasih telah diberikan waktu, Di tempat penyiksaan saya baru sadar saya adalah salah satu dari korban kalau saya tidak sendirian, ternyata ada yang diculik militer, Kopassus, tahun orang lain yang mengalami penyiksaan. 1998 dan selamat. Ada 24 orang yang diculik Kopassus pada tahun ‘97-98. Dari 24 orang yang diculik, ada 9 orang dilepaskan dan saya satu dari 9 orang 249 Dari suara saya kenal, Nesar Patria dan satu kawan lain, Aan Rusdianto. Mereka selamat namun sekarang bergabung dengan Partai Prabowo. “Saya hargai korban yang Setelah dua hari dari tempat X, berhenti di beberapa tempat, di Kodam Jaya, di memberi kesaksian dan Jakarta Timur diinterogasi, dibawa jalan lagi, mata ditutup diancam dibunuh dari kesaksian yang diberi dan dibuang di jalan tol dan kemudian mereka tidak hanya bahas diturunkan di Polda Metro Jaya dan ditahan di sana. Saya diperiksa dari dirinya tapi tentang bangsa jam 5 sampe 11 malam, dikenakan ini. Beda sekali dengan SBY pelanggaran UU Subversif. yang hanya bicara dirinya Di situ, saya kenal dekat dengan Munir dan keluarganya. Banyak dan dia jadi pengacara saya. Ketakutan dan trauma saya hilang ketika saya tahu yang mencemooh saya, dibesuk oleh Ester dan Munir, ketika apakah masih ada harapan saya masih di Polda. Itu yang saya alami selama tiga bulan di Polda Metro. buat saya? Tapi yang penting adalah kebenaran tetap Saya tahu bahwa yang hilang tidak hanya kami, mereka bilang masih ada yang harus diungkapkan.” lain, ada Widji Thukul dan yang lain masih hilang. Setelah bekerja di KontraS pada tahan‘98 baru dapat informasi bahwa tempat penyekapan kami adalah di Markas Kopassus di Cijantung, hal itu sudah diakui oleh Prabowo, namun mereka bilang hanya menculik 9 orang.

Saya bilang bahwa itu tidak benar karena kawan yang lepas itu sempat bertemu di Markas Kopassus dan berbicara dengan teman yang belum kembali hingga sekarang, Para pelaku sekarang sudah mulai konsolidasi, bukan hanya diantara pelaku tapi juga mengkonsolidasi korban, ini penting bukan hanya bagi saya dan korban tapi juga bagi Indonesia. 250

TANGGAPAN SAKSI AHLI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

“Kebebasan Berekspresi dan menuduh PT CPS memalsukan Pembungkaman Gerakan Progresif” arloji merek terkenal, sekali lagi di sini terlihat peran militer dalam Oleh Poengky Indarti (Direktur Imparsial) berbagai kasus ini, hilang.

da peristiwa ‘65 ada pembungaman 2. Tidak hanya kelompok vijilante tapi Ormas dan Parpol, dikalanga aparat militer pun memakai baju Amasyarakat sendiri ada floating lain, mendukung industri. Dalam mass yang tidak berani bersuara atau kasus persidangan Marsinah, ketika mengevaluasi Soeharto dan pembangunan Mutiari dibawa ke pengadilan, Jaksa yang ada adalah semu, membangun Penuntut Umum menyatakan bahwa industri yang menguntungkan pemerintah apaat keamaann dan perusahaan dan merugikan rakyat. mendeteksi ada gangguan lalu dibutuhkan langkah cepat untuk Dari kesaksian tadi terlihat pola menghilangkan gangguan tersebut. pembungkaman gerakan progresif: 3. Stigma PKI 1. Pembunuhan dan penghilangan paksa, ada skenario untuk memecah 4. Kelompok yang disasar adalah belah pada kasus Udin dengan kelompk kritis, Udin menggugat Bupati, tuduhan selingkuh, pada kasus marsinah tentang 13 rekannya yang Marsinah dia terbunuh karena rebutan diPHK sepihak dan dan pabrik yang warisan, dan hal ini terjawabkan melakukann pemalsuan arloji, Widji ketika tadi Marsini tadi bilang kami Tukul yang melakukan kritik atas keluarga miskin tidak ada warisan, pembangunan yang tidak berpihak lalu penguasa bilang penyebabnya pada rakyat. ‘cinta segitiga’ dan dijawab teman - teman Marsinah tidak ada pacar, 5. Dijauhi masyarakat, keluarga menderita lalu terakhir Manajer PT CPS yang seumur hidup dan tidak ada ganti dituduh dengan alasan Marsinah rugi serta mencetak generasi luka. 251 “Pembungkam Aktivis Kemanusiaan”

Penguasa menciptakan kekerasan di mana-mana dan menggunakan pasal KUHP untuk memberangus kelompok kritis, ini dilakukan di wilayah kaya SDA, akan selalu diciptakan kekerasan 6. Saya bersyukur masih ada Tukul seolah ada masalah dan membutuhkan dan Udin yang masih memelihara aparat keamanan untuk menyelesaikan idealisme, saya harap teman Pembela masalah. Menggunakan perbedaan sebagai HAM tetap digaris depan meski ada pemecah belah dan upaya pecah belah pembunuhan dan penghilangan dengan isu adu domba masyarakat. Ini paksa. dilakukan oleh Jakarta, lalu ciptakan kelompok para militer, tidak hanya yang 7. Di Papua dan Maluku, rakyat tidak di Papua, seperti “Barisan Merah Putih” bisa mengungkapkan bebas apa tapi juga preman seperti vijilante. yang dipikirkan, rejim refomasi menunjukkan wajah aslinya. Masih Lalu menciptakan gejolak di daerah ada kekerasan, masih ada impunitas untuk lupakan masalah di Jakarta, dan lebih berbahaya lagi lahir undang- istilahnya ‘pengalihan isu.’ Isu Ambon undang yang membelenggu kebebasan Untuk lupakan isu Pengadilan Soeharto, berekspresi dan berserikat yaitu alhasil Soeharto tidak diadili sampai Undang-Undang Ormas. meninggal. Ada isu separatis dan teroris untuk menutupi isu besar, siapa jadi korban dalam kasus ini? Bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan dan anak. Peran perdamaian perempuan sangat besar disini, trauma pasca konflik bisa diatasi teman perempuan dari Ambon dalam kesaksian tadi. 252 Dari kasus di Papua dan Ambon, memberi Mestinya ada aturan penyadapan oleh pelajaran bahwa security sector reform negara ada perintah dari pengadilan untuk [SSR] menjadi sangat penting. mencegah impunitas atau menyurutkan impunitas. Para pelaku adalah aparat keamanan, di mana mereka punya hukum sendiri Kita perlu revisi Undang - Undang Militer dan masyarakat tidak mengerti. Para karena sampai sekarang undang-undang Pembela HAM harus belajar SSR agar tersebut masih diatas angin. bisa membalas aparat keamanan dengan SSR. Melakukan review KUHP untuk pasal makar dan kebebasan berekspresi

Kasus Munir terjadi menjelang perubahan politik 2004, sempat ada isu bahwa ini “perang jendral melawan rakyat biasa,” ini sengaja diciptakan, ini operasi militer yang dilakukan oleh orang luar biasa. Cerita dari Anam sangat menginspirasi tentang advokasi melalui kampanye publik, gugat Garuda, mengajukan kebebasan mendapatkan nformasi publik dan dukungan media dan publik “Saya menyerukan serta kampanye internasional. Pengadilan HAM untuk

Dari kasus Munir, ada cara yang bisa kasus Penghilangan dilakukan untuk melawan, kita bisa Paksa dan Mei ‘98 serta meniru kampanye kasus Munir. Buka kembali kasus Munir kita paksa SBY. Ratifikasi Konvensi Penghilangan Orang Belajar dari Mugi, kita tidak terkecoh Secara Paksa.” dengan hal ini, mengkritisi Caleg 2014 penting dan jangan terbuai dengan para “Jangan pernah jendral bermulut manis dikalahkan ketakutanmu SSR penting karena dalam kasus Munir sendiri karena ketakutan penyadapan oleh BIN luar biasa, karena penyadapan warga terutama Pekerja itu hanya membuatmu HAM tidak dilarang, sementara kalau menjadi pengecut.” mereka disadap maka SBY kebakaran jenggot. 253

Pejuang HAM di Indonesia terutama REFLEKSI MAJELIS pada masa Pemerintahan Orde Baru, posisinya sangat lemah, dan rentan. WARGA Begitu mudah rezim berkuasa mengambil Human Rights Defender nyawa para pejuang HAM.

Masyarakat, keluarga dan kolega selalu dalam posisi yang tidak berdaya, dan sangat Dengar Kesaksian untuk Pejuang tergantung kepada proses penegakkan hukum yang sama sekali tidak berpihak Hak Asasi Manusia kepada keadilan bagi korban. Hukum hanya berpihak kepada penguasa bukan ami Majelis Warga merasa kepada korban dan masyarakat. bangga terhadap keberanian yang telah ditunjukkan oleh bapak-ibu K Pola kekerasan yang dialami para pejuang untuk mengungkapkan kebenaran dari HAM, selalu ditandai dengan keterlibatan kekerasan yang telah menimpa diri militer, yang terlihat sangat bengis dan para pembela HAM yang hingga saat tidak menghargai nyawa manusia. ini belum dapat diungkapkan dalang durjana pembunuhnya ataupun belum Diawali dengan intimidasi, teror, pengambilan ditemukan mayat atau kuburannya. paksa, penculikan, dan berpuncak Serta kami setuju bahwa sekaranglah kepada pembunuhan. Ketika terjadi saatnya untuk kita semua sebagai warga proses penegakan hukum, maka secara menuntut keadilan. kasat mata polisi tunduk kepada militer, 254 pengadilan lumpuh tidak punya hati apapun motifnya. Forum dengar kesaksian nurani. Maka sebahagian besar pelaku ini adalah ruang bagi korban bersama utama dipastikan bebas dari hukuman. yang diinisiasi dan difasilitasi oleh KKPK Hingga detik ini belum ada satu pun untuk terus mengajak masayarakat kasus pembela HAM yang terungkap bersama menuntut pertanggungjawaban tuntas, dan pelaku utamanya mendapat negara terhadap korban, serta jaminan hukuman yang setimpal. agar tidak terulangnya kebijakan negara yang tidak manusiawi dan praktik Selain itu hal yang patut menjadi perhatian -praktik kehidupan bernegara yang kita semua adalah dampak dari semua mengedepankan kekerasan. peristiwa ini kepada keluarga para pembela HAM dalam bentuk stigmatisasi, teror, Selain itu forum denegar kesaksian intimidasi dari pihak yang berkuasa yang menjadi bagian dari kegiatan tahun dan yang tidak kurang pedihnya adalah kebenaran Desember 2012 - Desember terjadinya pengabaian atas hak-hak 2013 adalah bagian dari upaya pendidikan keluarga untuk mendapatkan kebenaran bagi publik bahwa ada sejarah bangsa mengenai status suami, kakak, adik, yang kelam yang perlu diluruskan dan orang tua, anak para pembela HAM, diterangi dengan cahaya - cahaya hak atas kompensasi, rehabilitasi dan kebenaran. Upaya ini menurut kami hak-hak lainnya. majelis warga patut disikapi dan ditanggapi oleh pengambil kebijakan di bidang Patut disyukuri bersama bahwa keluarga pendidikan,baik formal maupun nonformal, dan kolega dari pejuang HAM yang bahkan diharapkan sampai kepada menjadi korban tetap bertahan dan kurikulum pendidikan. terus berupaya mencari keadilan dan kebenaran. Mereka yang semula menjadi Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih korban tidak langsung, sekarang ini telah yang mendalam kepada para bapak/ibu menjelma menjadi pembela HAM itu dan korban yang telah bersedia memberi sendiri. Meskipun fakta menunjukkan kesaksian. bahwa partisipasi warga sangat kecil, perhatian pemerintah yang berkuasa Jakarta, 29 November 2013 saat ini juga hampir tidak ada, sehingga Tertanda Majelis Warga seolah-olah mereka hanya berjuang sendirian. 1. Irawati Harsono 2. John Djongga Forum Dengar kesaksian dari para 3. Miryam Nainggolan pembela atau pejuang HAM pada hari ini 4. Ichsan Malik diharapkan bisa memberikan pembelajaran 5. Elga Sarapung dan kesadaran masyarakat, pentingnya kebersamaan dalam mendukung korban Agar peristiwa kejahatan terhadap kemanuasiaan tidak terulang kembali 255

[Oleh : Saparinah Sadli]

Hadirin yang terhormat Selamat malam, Assalamualaikum wr.wb.

REFLEKSI aya mewakili Majelis Warga yang AKHIR selama 5 hari telah mendengarkan Skesaksian para korban pelang- garan hak asasi manusia dan mereka yang mengalami kejahatan terhadap kemanusiaan. Saya ingin memulainya dengan mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak para penyintas yang telah bersedia membagi pengalaman hidupnya yang pahit dan belum terselesaikan sampai saat ini.

Selama lima hari Koalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran [disingkat KKPK] membuka sebuah ruang untuk pengungkapan pengalaman pahit, kepedihan sekaligus harapan para korban dan para penyintas. Kita telah mendengar 256 bahwa para korban telah berjuang Perempuan korban menyatakan dengan dalam kegelapan, kesendirian, dengan tegas, “Ini bukan pilihan.” mengalami intimidasi dan teror. Yang mengagumkan mereka menghadapinya Kita juga mendengarkan kesaskian seorang tanpa pernah menyerah karena dilandasi korban yang mengalami penyiksaan oleh kekuatan batin dan prinsip hidup seksual ditangan aparat militer. Pada yang luar biasa. saat ia diejek oleh aparat, ia menyatakan dengan lantang, “Aku punya harga diri. Selama lima hari ini kami, Majelis Warga, Bapak harga dirinya nol.” dan para hadirin telah mendengar kebengisan, kekejaman dan kekerasan Kita mendengar tentang anak-anak yang yang tak terbayangkan yang terjadi ikut mengalami siksaan dan penahanan, ditanah air kita terhadap warga kita. yang lahir di penjara atau ikut ditahan bersama orang tuanya. Juga anak-anak Apa yang telah diungkapkan oleh para Timor Leste yang diambil paksa dari warga yang memberi kesaksian adalah keluarganya untuk di “Indonesia-kan.” bagian pahit dari sejarah bangsa yang Hanya kemudian untuk dilupakan, dicam- mengetuk hati nurani kita semua. pakkan, dibiarkan menderita ditangan orang-orang yang mengeksploitasi Lima hari ini kita mendengarkan ke- mereka. bengisan yang telah mereka alami sebagai korban tetapi mereka tetap Kita mendengar tentang para korban mengharapkan keadilan. yang, tanpa proses pengadilan, dimas- ukkan ke penjara, dibuang ke pulau Kita mengingat kembali ungkapan - pengasingan, dan kemudian sesudah ungkapan korban yang menunjukkan dibebaskan tetap harus menjalani wajib bagaimana mereka menghadapi ketidak- lapor dan mengalami diskriminasi dan adilan dan kekerasan : stigmatisasi. Ini menimbulkan pertanyaan “Kemanakah hati nurani penguasa?” Kita mendengar cerita dari perempuan- perempuan yang berani berhadapan Kita mendengar bagaimana intoleransi dengan penguasa. Mereka yang mencari pada perbedaan agama telah memecah suami, ayah, ibu dan anak yang ditahan belah warga kita. Mereka yang menganut atau dihilangkan berani pergi markas- agama atau keyakinan yang digolongkan markas tentara untuk menuntut informasi minoritas, mempunyai ketabahan meng- tentang keberadaan keluarga mereka. hadapi kekerasan, diskriminasi –tanpa menggunakan kekerasan balik. Kita mendengar juga cerita perempuan - perempuan yang berani menantang Para petani dan pemilik tanah adat, interogator ketika dipaksa memilih muda dan tua, perempuan dan laki-laki, antara mengaku atau ditelanjangi. yang mengalami kekerasan termasuk diancam dengan senjata, mereka tetap 257 teguh mempertahankan hak miliknya Adalah tanggungjawab kita sebagai semua dengan menyatakan “tanah ku, warisan anggota masyarakat sipil untuk terus leluhur, yang ku sayang.” mendorong komitmen para penyelenggara negara untuk mengimplementasikan Seorang lelaki tua mengatakan “Aku tak berbagai landasan-landasan hukum bisa lagi menyanyikan Indonesia Raya. yang telah tersedia termasuk konstitusi Aku tak lagi memiliki tanah ataupun Negara UUD 1945 agar setiap warga air. Aku menjadi patung, tidak bisa lagi negara merasa terlindungi dan terpenuhi menjadi pandu untuk Ibuku.” Ini suatu rasa aman dan kesejahteraannya. contoh bagaimana ketidakadilan yang mereka rasakan telah melukai rasa Kami sebagai Majelis Warga yang kewarganegara-annya. merupakan bahagian dari KKPK pada kesempatan ini mengajak sesama warga Kita juga mendengar tentang kekerasan Indonesia untuk memulai menunjukan dan ancaman yang dialami oleh para kepeduliannya yang lebih nyata ter- pembela hak asasi manusia: wartawan, hadap ketidakadilan yang dialami oleh aktivis buruh, penyair, pemantau HAM sesama warga. Kita sebagai sebuah dan pekerja perdamaian. Mereka begitu bangsa harus memperkuat landasan yakin tentang pentingnya mencapai konstitusional kita yang menetapkan perdamaian dan penegakan keadilan dan kita sebagai bangsa yang humanis, untuk itu mereka telah mempertaruhkan tolerans dan menghormati perbedaan jiwa raganya. demi tercapainya kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial Mendengarkan ketabahan, kekuatan bagi seluruh anak bangsa. para korban dan survivor yang men- galami berbagai bentuk kekerasan Akhirnya Majelis Warga ingin menyampaikan dan ketidakadilan, merupakan modal lima akar masalah yang muncul dari kemanusiaan untuk terus menerus kesaksian. Kita harus mengajak semua membangun kebangsaaan yang lebih warga Indonesia untuk peduli mencari adil dan manusiawi, juga untuk bersama- jalan keluar untuk masalah-masalah sama mau melakukan perubahan demi yang telah dipetakan disini: kebenaran dan keadilan. 1. warisan militerisme dalam berbagai Untuk itu dukungan masyarakat sipil bentuk termasuk budaya militeristik, adalah penting tetapi proses reformasi budaya premanisme dan budaya sejati dan menyeluruh harus dilak- kekerasan yang hingga sekarang sanakan mulai dari pimpinan negara masih digunakan untuk menyelesaikan di berbagai tingkatan termasuk oleh masalah dan perbedaan. institusi keamanan. 2. Adanya upaya penyeragaman yang tidak sesuai dengan amanat konstitusi. 258

3. Keberlangsungan impunitas dan Atas nama majelis warga, saya ingin pelaksanaan hukum yang lemah mengucapkan sekali lagi penghargaan sehingga kasus-kasus pelanggaran dan terima kasih yang tak terhingga HAM semakin menumpuk. kepada warga yang telah memberikan kesaksian dan telah berbagi seluruh 4. Bangunan kebijakan yang semata kepedihan dan penderitaannya dengan - mata menempatkan sumberdaya cara yang menunjukan ketabahan dan alam dan manusia sebagai komoditas yang mengajak sesama warga untuk dengan cara merampas tanah - tanah meningkatkan hati nurani kita rakyat. masing - masing.

5. Adanya kontrol informasi, pendidikan dan penyangkalan kebenaran menumbuhkan berbagai masalah kemanusiaan. “Marilah kita semua bicara benar, karena kebenaran adalah masa depan kita bersama.”

Terima kasih 259 260

PIDATO TERBUKA Acara Forum Dengar Kesaksian Tematis Koalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran

Oleh : Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,M.Hum. Sunny - Syiah - Ahmadiyah, Katholik - Protestan, Islam - Nasrani justru bisa enurut saya hampir tidak ada hidup damai ketika masuk di Indone- pola umum tindak kekerasan sia. Ini terjadi karena akar budaya M terhadap perempuan. kita menghargai spiritualitas yang Kekerasan fisik biasanya terjadi bisa berdiri secara lintas agama. secara spontan ketika muncul sikap Konflik agama justru muncul emosional yang memuncak saat belakangan, ketika terjadi gerakan terjadi konflik biasanya muncul ketika puritanisasi dan radikalisasi agama, emosi lelaki sudah memuncak yang melindas akar-akar tradisi dan sehingga kehilangan kendali. Semen -budaya Nusantara, yang bisa menjadi tara kekerasan non fisik biasanya perajut keberagaman ummat berag- timbul justru di luar kesadaran para ama. Inilah bahayanya kalau kita pelaku kekerasan, sehingga bisa menghancurkan tradisi secara terjadi dalam waktu yang lama. Hal membabi buta, karena tradisi yang ini bisa terjadi pada siapa saja, bernilai positif dan bisa menjadi dengan latar belakang sosial dan perajut keberagaman justru ikut pendidikan apa saja dan dengan hancur, sehingga masing-masing sebab yang beragam, mulai sebab agama kembali merujuk pada tradisi ekonomi sampai perselingkuhan dan dari Negara asal masing-masing. lain sebagainya. Siklus kekerasan Kalau sudah seperti ini, maka hampir jenis ini akan naik ketika emosi naik, dapat dipastikan terjadinya konflik dan akan turun ketika emosi turun. tidak dapat dihindarkan. Namun kekerasan psikhis akan tetap terjadi jika konflik tidak diselesaikan. Perebutan SDA terjadi karena adanya system yang tidak adil. Jadi sumber Benih konflik antar agama justru konflik itu menurut saya adalah bukan berakar dari budaya kita. ketidak adilan. Kalau SDA bisa Dalam sejarahnya, hampir tidak ada dimanfaatkan secara adil, sehingga konflik berdasarkan agama. Semua semua masyarakat bisa merasakan agama yang masuk di Nusantara manfaatnya maka konflik tidak berlangsung secara damai. Bahkan terjadi. Pada masa Orba perebutan agama-agama yang mengalami SDA bisa diredam karena Negara konflik di daerah asalnya seperti masih memiliki otoritas untuk men- 261 gelola, meskipun ada konflik tetapi ancaman fisik. Mereka dititipkan di tidak menghancurkan sendi tumah kiai, di kawal anggota Banser kehidupan. Tetapi pada era reformasi, dan Pagar Nusa. Ketiga perlindungan derajad ketidak-adilaan menjadi kultural dan teologis. Hal ini bisa semakin tinggi karena SDA tidak dilakukan degan cara membangun hanya dikuasai oleh Negara, tetapi logika dan pemahaman teologis yang oleh individu dan korporasi pemilik bisa dijadikan pijakan dan legitimasi modal. Sementara Negara posisinya teologis para pejuang demokrasi menjadi semakin lemah. Oleh kare- HAM, sehingga perjuangan mereka nanya sangat wajar jika konflik diterima, dan memasukkan para perebutan SDA menjadi semakin aktivis demokasi HAM sebagai bagian tinggi. dari kelompok mereka. Gus Dur juga melakukan hal ini, ketika banyak Penyebab terjadinya kekerasan atas ativis yang diburu dan dicap sebagai nama keamanan, karena aparat kaum liberal, Gus Dur justru melind- hanya mengacu pada aturan legal ungi mereka dengan memasukkan formal yanag kadang mengabaikan mereka sebagai bagian dari keluarga aspek keadilan. Aparat merasa besar NU. Dengan cara ini, mereka memiliki legitimasi untuk bertindak tidak saja merasa nyaman karena kekerasan demi hukum dan aturan mendapat perlindungan, tetapi juga formal. Sementara rakyat merasa membuat kelompok lain merasa berani bertindak karena tuntutan jengah untuk terus memburu para rasa keadilan, karena merasa diper- aktivis Demokrasi dan HAM. lakukan dhalim. Benturan inilah yang menyebabkan terjadinya tindakan Jakarta, 25 November 2013 kekerasan atas nama keamanan. Sikap seperti ini tidak hanya terjadi pada aparat Negara, tetapi juga kelompok mayoritas terhadap minori- tas. Atas nama keamanan dan legali- tas hukum, mereka tega bertindak kekerasan. Jadi menurut saya, semua ini terjadi karena hilangnya rasa keadilan dan empatik, sehingga mereka tega melakukan tindak kekerasan atasnama apapun.

Kita bisa memberikan perlindungan kepada pembela demokrasi dan HAM melalui tiga cara; pertama perlindun- gan hukum, dengan cara memberi- kan advokasi hukum kepada mereka. Kedua perlindungan fisik dengan cara memberikan perlindungan secara fisik dari berbagai ancaman dan tekanan kepada mereka. Hal ini pernah dilakukan Gus Dur terhadap beberapa aktivis yang mengalami 262

ORASI KEBUDAYAAN

Oleh: GKR Hemas

Yang terhormat: keberaniannya mengungkap semua kebenaran. Ini sekaligus memberi Ibu Prof Saparinah Sadli teladan pada kita semua, bahwa para Ibu dan Bapak para Penyintas dari penyintas dengan kebesaran hatinya seluruh Indonesia memberikan pengungkapan ini yang Ibu dan Bapak para Majelis warga, sarat dengan muatan maaf untuk saksi ahli dan panitia kegiatan memutus dendam dengan tetap KKPK mengupayakan keadilan agar tidak Teman-teman media dan hadirin terjadi lagi korban dimasa depan. sekalian Kami menyampaikan apresiasi dan Teladan ini menjadi karakater yang penghargaan dan inisiasi kegiatan langka dari situasi bangsa kita seka- Forum Dengar Kesaksian Tematik rang yang masih terpaksa dan dipak- dengan tema “Bicara Kebenaran, sa hidup dalam budaya politik yang Memutus Lingkar Kekerasan” yang sarat bermuatan pencitraan, retorika diadakan oleh Koalisi Keadilan dan dan KKN. Hal tersebut kian menjauh- Pengungkapan Kebenaran kan tujuan kita bersama untuk bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaan Pertama karena ini merupakan bangsa ini dalam memberikan kese- “Agenda Reformasi” yang masih jahteraan bagi seluruh rakyat Indone- ditunda dan seolah ingin dilupakan sia. selama 15 tahun ini. Kedua, kegiatan ini sangat kuat mencerminkan spirit Keberagaman yang bisa menjaga reformasi ternyata masih bisa diambil serta memelihara rasa hormat dan alih oleh inisiasi dan peran penting toleransi atas keberagaman budaya gerakan masyarakat sipil, yang ada. Karena keberagaman sebagaimana inisiasi reformasi 1998. budaya adalah realitas bangsa Indo- nesia yang dulu menjadi kekuatan jati Melalui informasi dan beberapa video diri bangsa kita. Oleh karenanya, di website KKPK, saya sudah men- paradigma mayoritas-minoritas tidak yaksikan sebagian kegiatan ini. Untuk boleh lagi menjadi alasan negara itu saya juga menyampaikan rasa untuk bisa memberikan tanggung bangga, empati dan hormat pada jawab perlindungan dan rasa aman seluruh ibu dan bapak penyintas yang bagi siapa tanpa membeda-bedakan sudah dengan keteguhan hati dan apapun latar belakangnya. 263 Saat ini kita akan menghadapi masa Tunggal Ika sebagai pedoman transisi politik 2014. Banyak pesi- kehidupan kita sehari-hari. Jangan misme muncul karena merasa tidak membiarkan siapapun bisa mene- banyak perubahan yang terjadi dalam likungnya dan mengkhianatinya nilai dan sistem politik yang justru hanya untuk kepentingan sekelom semakin kuat menunjukan inkonsis- pok golongan saja tensi dan pencitraan yang berujung semu. Maka kita refleksikan pilihan Dengan usaha itu, baru kita akan bisa kita, apakah kita memilih diam atau menguatkan kembali makna Negara bangkit melawan? kesatuan Republik Indonesia.

KKPK adalah cermin pilihan kita Saat ini kita bisa banyak belajar dari bangkit melawan dari situasi ini dan para penyintas, belajar dari kesalah- meneruskan perjuangan refomasi an masa lalu dan jangan biarkan gagal. Dan saya bangga bisa bersama kegagalan nasionalisme ini memper- dalam spirit itu dengan ibu bapak dan buruk kondisi bangsa kita. Optimisme saudara-saudara semua yang hadir di dan jiwa patriotik para penyintas ruangan ini. dalam memperjuangkan keadilan adalah bentuk teladan kecintaan Mari kita teruskan optimism perjuan- mereka akan mimpi masa depan gan bangsa ini. 68 tahun bangsa Indonesia yang lebih baik. kemerdekaan masih tidak seberapa Kalau mereka begitu punya sikap dibandingkan ratusan tahun perjuan- patriotik sedemikian rupa, maka mari gan nenek moyang dan pendahulu kita baur dengan usaha kita menum- kita membebaskan diri dari kolonial- buhkan budaya patriotik bagi diri kita isme asing. Rangkaian mengungkap dan generasi ke depan dalam mem- kebenaran sudah membawa kita pada perjuangkan kembali tujuan dan pilihan menetapkan tekad, semangat cita-cita kemerdekaan negeri. Kita dan kerja keras untuk mewujudkan hadir di sini menjadi bukti bahwa perjuangan ini. amanat memegang estafet perjuan- gan itu harus kita jalankan dengan Mari kita juga menanamkan konsisten dan penuh tanggung jawab. kembali kesadaran dan kemauan Mari kita teruskan budaya bang- untuk mempraktekan kehidupan sa-bangsa nusantara yang dulu berbangsa dan bernegara yang sangat tangguh, mari kita teruskan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila peran pendiri bangsa ini yang bisa Mari kita kembalikan semangat menyatukan dunia. Mari kita jadikan konsititusi sebagai payung untuk semangat ini sebagai warisan paling melahirkan kebijakan yang bisa berarti bagi generasi muda kita menjamin peran dan tanggung sekarang dan seterusnya jawab Negara dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan Semoga Tuhan melindungi bangsa ini pada seluruh masyarakat tanpa dan terus menyemangati seluruh membeda-bedakan apapun latar proses perjuangan kita ke depan. belakang keberagaman yang ada Terima kasih dan selamat berjuang! dalam masyarakat kita Mari kita juga bersemangat mem- Jakarta, 29 November 2013 praktekan semboyan Bhinneka 260264 MAJELIS

Ichsan Malik Abdullah Faishol Lies Marcus Fien Jarangga

Hendrik Boenga Agus Widjojo Galuh Wandita Dolorosa Sinaga

Jhoni SimanjuntakM . Imam Aziz Irawati Harsono Lies Marantika

Septer Manufandu Saparinah Sadli Samsidar Romo Leo Mali 265261 WARGA

Ridha Saleh Pendeta Paoina Bara Pa Pater John Djongga Noer Fauzi Rachman

Pendeta Yetty Leyloh Vera Kartika Giantari Tati Krisnawaty Zumrotin KS

Hj. Intje Mawar Abdullah Tahmidy Lasahido Miryam Nainggolan Elga Sarapung

Mohammad Zaelani Tammaka Nia Sjarifudin Pendeta Mery Kolimon Nani Nurrachman 266

UCAPAN TERIMA KASIH

Para pemberi kesaksian yang Dengar Kesaksian Tema Ideologi dan Kebebasan telah membuka diri untuk Tertutup Aceh Beragama/Berkeyakinan bercerita tentang penderitaan 1. Maimunah 1. Dewi Kanti dan perjuangannya. 2. Rukiah Ahmad 2. Mudji Mereka semua adalah pejuang 3. Saidah 3. Mujayin penyintas yang tak lelah 4. Muharramah 4. Husain Safe memperjuangkan kebenaran : 5. Saudah 5. Azwar Kaili 6. Juhari 6. Nazruddin Ahmadi 7. Darni Dengar Kesaksian Solo 8. Mariani Tema Sumber Daya Alam 1. Budiarti 9. Lisa Fitria 2. Sugeng Yulianto dan Pembangunan 3. Magdalena Katsinah 1. Neneng Dengar Kesaksian 2. H. Kardjana 4. Sanusi Tematis Jakarta 5. Sudiharjo 3. Suhdin 4. Mursid Tunggara 6. Djasmono Wongso Tema Kekerasan terhadap Prawiro 5. Jaya Perempuan 6. Nafian Faiz 1. Migelina Anthonet Markus 7. Jardin Kololi Dengar Kesaksian Kupang 2. Christina Sumarmiati 1. Bendelina Kola Raga 3. Maria de Fatima 2. Ferderika Bessie Sinlae 4. Ainon Mardiah Tema Pembela HAM 3. Konrad Penlaana 5. Iin Tungka 1. Marsyiem 4. Petrus Yohanes Neonleni 6. Porman Boru Siagian 2. Marsini 5. Rade Christian 7. Tineke Rumkabu 3. Wahyu Susilo 6. Dorkas Nyake Wiwi 4. Ferdinan Marisan 7. Filomena Tema Operasi Militer 5. Baihajar Tualeka 8. Olandina da Silva 1. Murtala 6. Mugiyanto Ximenes 2. Tika Mariah 7. Choirol Anam 9. Terezina Monteiro 3. Domingos Pinto de 10. Aleta Baun Araújo Moniz 4. Isabelinha Pinto Dengar Kesaksian Palu 5. Christian Padwa 1. Asman Yodjodolo 2. Mariyam Labonu 3. Arham Busura 4. Aminullah 5. Masrin Toana 267 267 Para majelis warga yang telah berpartisipasi Komnas Perempuan), Masruchah ( Wakil dalam 10 kali acara dengar kesaksian: ketua Komnas Perempuan, Noer Fauzi Rahman (Direktur Sayogyo Institute), Abdullah Faishol (Solo), Agus Widjojo Mia Siscawati (Akademisi dan Aktivis (Jakarta), Dolorosa Sinaga (Jakarta), Elga Rimbawan Muda Indonesia), Siti Maemunah Sarapung (Yogyakarta), Fien Jarangga (Pegiat Lingkungan). (Jayapura), Galuh Wandita (Bali), Gomar Gultom (Jakarta), Hj. Ince Mawar Abdullah Para relawan yang telah bekerja dengan (Palu), Hendrik Boenga (Kupang), Ichsan penuh dedikasi dalam mensukseskan Malik (Jakarta), Imam Aziz (Yogyakarta), pelaksanaan acara dengar kesaksian: Irawati Harsono (Jakarta), Jhoni Simanjuntak (Jakarta), Lies Marcoes (Jakarta), Lies 1. Tim Sekber ’65 Solo Marantika (Ambon), Mohammad Zaelani 2. (Dengar Kesaksian Solo) Tammaka (Solo), Miryam Nainggolan 3. Tim Jaringan Perempuan Indonesia (Jakarta), Nani Nurrachman (Jakarta), Timur/JPIT (Dengar Kesaksian Kupang) Nia Sjarifudin (Jakarta), Noer Fauzi 4. Tim Koalisi NGO Aceh Aceh Rachman (Bogor), Pater John Djongga 5. (Dialog Publik Aceh) (Papua), Pendeta Mery Kolimon (Kupang), 6. Tim LBH APIK Aceh Pendeta Paoina Bara Pa (Kupang), 7. (Dengar Kesaksian Tertutup Aceh) Pendeta Yetty Leyloh (Kupang), Ridha 8. Tim Elsham Papua & Fokker LSM Saleh (Palu), Romo Leo Mali (Kupang), Papua (Dengar Kesaksian Tertutup Saparinah Sadli (Jakarta), Samsidar Papua) (Aceh), Septer Manufandu (Jayapura), 9. Tim Solidaritas Korban Pelanggaran Tahmidy Lasahido (Palu), Tati Krisnawaty Hak Asasi Manusia/SKP-HAM dan (Jakarta), Vera Kartika Giantari (Solo), Aliansi Jurnalis Indonesia Sulawesi Zumrotin KS (Jakarta) Tengah (Dengar Kesaksian Palu) 10. Tim Panitia Dengar Kesaksian di Para Saksi Ahli dalam setiap acara Jakarta: kesaksian: Rizka Argadianti Rachmah, Dian Purnama, Selviana Yolanda, Rini Pratsnawati, Pat Walsh, (Peneliti CAVR), Stanley Christina Susanti, Kristin Manullang, Adiprasetyo, Pegiat HAM dan Anggota Putri Kanesia, Anik Wusari, Nancy Dewan Pers Indonesia, Poengky Indarti Sunarno, Soraya Ramli, Khalisah Khalid, (Direktur Imparsial), Asvi Warman Adam Zico Mulia, Galih Andreatno, Zaenal (Sejarahwan), Nia Sjarifudin (Sekjen Muttaqin, Wanmayetti, Elwi Elwi, Nova ANBTI), Sjamsiah Achmad (Mantan Damanik, Nurlaela Lamasitudju, Dodi Komisioner KKP Indonesia-Timor Leste), Yuniar, Vitrial Azzarini, dr Miryam, Yuniyanti Chuzaifah (Ketua Komnas Margareta Renita, Yenni Satriyadini , Perempuan), Pater John Mansford Moch Ainul Yaqin, Muhammad Berueh, Prior, SVD (Pusat Penelitian Agama Nelson Simamora, Eka Saputro, Moh. dan Kebudayaan Candraditya Wairklau- Syafari Firdaus (Video), SorgeMAz (film Maumere, Desti Murdijana (Wakil Ketua & live streaming), Robby (Fotografer). 268 Para individu dan kelompok seniman, perupa, penyanyi dan pembaca puisi yang mengisi acara dengar kesaksian:

Sanggar Seni Tampilangi, Neni Muhidin, Sanggar Seni Bolonggarui, Kelompok Seni Perempuan Banuata Pura, Kelompok Seni Pelajar SMPK St. Markus, Heriansyah Latief, Fajar Merah, Tim Penari Mahasiswa Asal Papua di Jakarta, Kelompok Seni Ibu Nani, Tim Paduan Suara Dialita, Kelompok Teater KIPPAS, Kipprah Perempuan Yogyakarta, Asfinawati, Putu Untuk pihak-pihak lain Oka Sukanta, Murtala, Sanggar Akar yang tidak dapat disebutkan Institusi Negara dan Lembaga yang mendukung Pelaksanaan Dengar satu per satu yang telah Kesaksian: membantu penyelenggaraan Wali Kota Palu, Wakil Wali Kota Solo, Komnas HAM Jakarta, Komnas Perempuan dengar kesaksian dan Jakarta, Kampus Teologia Universitas Kristen Artha Wacana Kupang penyusunan buku ini.

KEPADA MEREKA SEMUA KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH 269

TIM PENYUSUN Narasi Kasus, Laporan Dengar Kesaksian dan Finalisasi Buku

Galuh Wandita Rizka Argadianti Rachmah Selviana Yolanda Nurlaela AK Lamasitudju Soraya Ramli Nancy Sunarno Putri Kanesia Winarso Rini Pratsanawati Zico Mulia Dodi Yuniar Zandra Mambrasar Sorang Saragih Zaenal Mutaqqin. Khalisah Khalid Atikah Nuraini

TENTANG KKPK

KKPK (Koalisi Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran) adalah aliansi yang terdiri dari berbagai organisasi dan individu yang mendukung perjuangan dan penegakan HAM dengan cara mendorong pertanggungjawaban Negara untuk penyelesaikan pelanggaran HAM yang berat. KKPK dibentuk tahun 2008, sebagai respon atas pembatalan UU KKR 27/2004 oleh Mahkamah Konstitusi.

KKPK menilai bahwa penyelesaian pelanggaran HAM yang berat tidak hanya berkaitan dengan pengakuan kebenaran, tetapi juga perlu mendorong berjalannya proses pengadilan, pemulihan/reparasi korban, dan memastikan agar pelanggaran tersebut tidak terulang.

Oleh karena itu, KKPK mendorong agar Negara menjalankan kewajibannya dalam penyelesaian pelanggaran HAM yang berat dan memastikan korban memperoleh hak mereka atas Kebenaran, Keadilan dan Reparasi; berupaya meningkatkan pemahaman dan inisiatif masyarakat mengenai pelanggaran HAM yang berat, termasuk kebenaran dari pelanggaran tersebut; dan berusaha menciptakan kondisi dan mekanisme agar masyarakat dapat mengambil inisiatif dalam pemulihan korban. Informasi lebih lanjut tentang KKPK dapat dilihat di www.kkpk.org