PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TOPIK DAN METAFORA DALAM SYAIR LAGU

KARYA GRUP BAND DIALOG DINI HARI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

L. Erline Widyaswari Krisdaninggar

NIM: 154114020

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

JANUARI 2019

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, Chatarina Kristiani dan Stephanus Supriyatna serta teman-teman dan sahabat-sahabat saya yang selalu mendukung saya.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, perlindungan, penyertaan serta cinta kasih-Nya yang tidak pernah berhenti di dalam hidup penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Topik dan Metafora dalam Syair Lagu Karya Grup Band Dialog Dini

Hari”. Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar

Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Dalam melakukan proses pengerjaan skripsi ini, penulis dibimbing, dibantu dan selalu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak.

Yang pertama, penulis mengucapkan terima kasih untuk bapak dan juga ibu yang selalu memberikan doa, dorongan semangat dan segala cinta kasih mereka untuk penulis, Stephanus Supriyatna dan Chatarina Kristiani. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Malvinus Reyda Avero Sebastian Vie selaku adik kandung penulis, yang sudah menjadi teman setia di rumah saat proses pengerjaan skripsi ini, tanpanya mungkin proses pengerjaan skripsi ini akan terasa sangat hambar.

Yang kedua, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Praptomo

Baryadi Isodarus, M.Hum. dan Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang selalu setia, sabar dan selalu memberi semangat dan motivasi untuk penulis dalam mengerjakan skripsi dari awal hingga akhir.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Yang ketiga, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen Sastra

Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD), yaitu Susilawati Endah Peni Adji

S.S., M.Hum. selaku dosen pembimbing akademik serta ketua Program Studi

Sastra Indonesia USD, Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A. selaku Waki Ketua

Program Studi Sastra Indonesia USD, Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Maria

Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A., Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum., (alm), dan Drs. Hery Antono, M.Hum. (alm) yang telah bersedia dan tulus ikhlas membagi ilmunya selama penulis berkuliah di Program Studi Sasta Indonesia; juga kepada Staf Sekretariat Fakultas Sastra khususnya Jurusan Sastra Indonesia atas pelayanannya yang baik selama ini.

Yang keempat ucapan terima kasih untuk bapak dan juga ibu yang selalu memberikan doa, dorongan semangat dan segala cinta kasih mereka untuk penulis, Stephanus Supriyatna dan Chatarina Kristiani. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Malvinus Reyda Avero Sbastian Vie selaku adik kandung penulis, yang sudah menjadi teman setia di rumah saat proses pengerjaan skripsi ini, tanpanya mungkin proses pengerjaan skripsi ini akan terasa sangat hambar.

Yang kelima, penulis mengucapkan terima kasih kepada teman, sahabat, teman yang menjadi sahabat, serta sahabat yang menjadi saudara bagi penulis selama ini.

Ika Margaretha Adii, Sangsang Lusiani, Emie Rosaline, Brigita Arinta Dewi,

Phelvine Immanuella, Maria Julmitri Grey Ranus, Amanda, Veronica Kristiani

Larasati, Susanna Saras Setyowati, Briggita Gangga Tribuana, Brigita Winasis

Widodo, Gracia Firsti Ases Nunes serta teman-teman Sastra Indonesia Angkatan

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK Krisdaninggar, L. Erline Widyaswari. 2019. “Topik dan Metafora dalam Syair Lagu Karya Grup Band Dialog Dini Hari”. Skripsi Strata Satu (S-1). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini membahas Topik dan Metafora dalam Syair Lagu Karya Grup Band Dialog Dini Hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (i) jenis-jenis topik yang terdapat dalam syair lagu Dialog Dini Hari dan (ii) jenis- jenis metafora yang terdapat dalam syair lagu Dialog Dini Hari. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori topik dan teori metafora. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi simak bebas libat cakap. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih atau metode distribusional. Metode penyajian hasil analisis yang digunakan adalah metode informal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jenis topik dalam syair lagu karya Grup Band Dialog Dini Hari terdapat empat topik. Topik mencakup (i) alam, (ii) manusia, (iii) rindu, dan (iv) cinta. Jenis metafora dalam syair lagu terdapat dua metafora, yaitu (i) metafora in presentia dan (ii) metafora in absentia. Kata kunci: syair lagu Grup Band Dialog Dini Hari, topik, metafora

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT Krisdaninggar, L. Erline Wdyaswari.2019. “Topic and Metaphor in the Song Lyric Written by Dialog Dini Hari Gropu Band”. Undergraduate Thesis (S- 1). Yogyakarta: Indonesian Literature Study Program, Sanata Dharma University. This study discusses Topics and Metaphors un the Song Lyric Written by Dialog Dini Hari Gropu Band. The purpose of this study was to describe (i) the types of topics found in the lyric of Dialog Dini Hari Group Band and (ii) the types of metaphors found in the lyrics of Dialog Dini Hari Group Band. The theories used in this research were topic and metaphor. The data collection method of this study was the skillful observation-free observation method. The data analysis method used in this study was distributional method. The method of presenting the results of the analysis used was an informal method. Result showed that the types of topics in the song lyric written by Dialog Dini Hari Band contained four topics, namely (i) nature, (ii) humans, (iii) longing, and (iv) love. The types of metaphor in the song lyrics consists of two metaphors, namely (i) metaphor in presentia and (ii) metaphor in absenti. Keywords: Song Lyrics of Dialog Dini Hari, topic, metaphor

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………..…………………….…...... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………………………...... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………………………...... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………...... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI………………………...... v

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………...……………...... vi

KATA PENGANTAR……………………………..……………………………...... vii

ABSTRAK…………..………………………………….………………………...... x

ABSTRACT……….………….…………………………………………………...... xi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…...... xii

BAB I PENDAHULUAN ...... i 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 3 1.3 Tujuan Penelitian ...... 4 1.4 Manfaat Hasil Penelitian ...... 4 1.5 Tinjauan Pustaka ...... 5 1.6 Landasan Teori ...... 8 1.6.1 Topik ...... 8 1.6.2 Pengertian Metafora ...... 8 1.7 Metode Penelitian ...... 13 1.7.1 Metode Pengumpulan Data ...... 13 1.7.2 Metode Analisi Data ...... 14 1.7.2 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ...... 14 1.8 Sistematika Penyajian ...... 15 BAB II TOPIK YANG TERDAPAT DALAM SYAIR LAGU DIALOG DINI HARI .. 17 2.1 Pengantar...... 17 2.2 Lagu yang Bertopik tentang Alam ...... 17 2.3 Lagu yang Bertopik tentang Manusia ...... 25

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.4 Lagu yang Bertopik tentang Rindu ...... 38 2.5 Lagu yang Bertopik tentang Cinta ...... 47 BAB III JENIS-JENIS METAFORA YANG TERDAPAT DALAM ...... 55 SYAIR LAGU DIALOG DINI HARI ...... 55 3.1 Pengantar...... 55 3.2 Lagu yang Bermetafora In Presentia ...... 55 3.3 Lagu yang Bermetafora In Absentia ...... 63 BAB IV PENUTUP ...... 96 4.1 Kesimpulan ...... 96 4.2 Saran ...... 97 DAFTAR PUSTAKA ...... 98 LAMPIRAN ...... 100

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam skripsi ini dibahas topik dan metafora syair lagu grup band

Dialog Dini Hari. Dialog Dini Hari merupakan grup band yang berasal dari

Bali, dengan beranggotakan Dadang S.H. Pranoto sebagai vokal dan pemain

gitar, Brozio Orah sebagai vokal latar dan pemain bass, dan Putu Deny Surya

Wibawa sebagai pemain drum dan perkusi. Grup band ini terbentuk pada

tahun 2008. Genre bermusik yang mereka mainkan cukup menarik. Mereka

memainkan dengan genre folk yang terdiri dari petikan-petikan gitar serta

melodi-melodi yang dimainkan dalam balutan gitar akustik. Judul-judul yang

mereka pilih juga menarik, serta syair lagu yang unik.

Band yang terbilang unik ini memiliki dua album, album yang pertama

adalah Beranda Taman Hati, sedangkan album yang kedua adalah Tentang

Rumahku. Semua judul lagu Dialog Dini Hari pada album Beranda Taman

Hati dan Tentang Rumahku banyak ditemukan di internet. Pada album

Beranda Taman Hati terdapat 13 judul lagu yakni; Oksigen, Beranda Taman

Hati, Pagi, Bumiku Buruk Rupa, Sahabatku Jadi Hantu, Tak Seperti Yang

Kau Bayangkan, Renovasi Otak, Lagu Sedih, Satu Cinta, Senandung Rindu,

Rehat Sekejap, Ku Kan Pulang, dan Hati Hati, sedangkan dalam album

Tentang Rumahku, terdapat 10 judul lagu, antara lain ialah; 360 Batu,

Tentang Rumahku, Temui Diri, Dariku Tentang Cinta, Aku dan Burung,

Lagu Cinta, Di Balik Pintu, Gurat Asa, Jalan Dalam Diam, dan lagu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

terakhir berjudul Hiduplah Hari Ini. Penulis melakukan penelitian pada syair lagu Dialog Dini Hari, karena penulis melihat dan menemukan pada setiap penggunaan bahasa pada syair lagu Dialog Dini Hari pada setiap albumnya sangatlah menarik dan terdapat gaya bahasa metafora dalam setiap judul lagu.

Kemudian objek penelitian ini juga belum pernah ada sebelumnya dalam sebuah penelitian.

Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan

(Poerwadarminta, 1976 : 648). dalam penelitian ini, penulis juga akan membahas mengenai topik dan jenis metafora yang terdapat dalam syair lagu

Dialog Dini Hari pada setiap album, seperti tampak dalam data berikut.

(1) “Temui Diri”

(a) Kuhentikan langkahku

(b) Kutemui diri

(c) Ku menua bersama waktu

(d) Tak terkira rasa menusuk

(e) Sombong datang dahulu

(f) Sesal terakhir memburu

(g) Waktu takkan kembali

(h) Berserah diri resapi

(i) Noda-noda hati

(j) Menyingkirlah

(k) Lahir kembali bersama jiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

(l) Jujur hilangkan derita

(m) Pikiran berbuah karma

(n) Aku benih siap berdiri

(o) Yang menanti musim semi

Pada data (1) dalam syair lagu “Temui Diri” pada album Tentang

Rumahku, metafora yang terdapat di dalamnya adalah personifikasi. Data ku

menua bersama waktu (1c), sombong datang dahulu (1e), pikiran berbuah

karma (1m), dan aku benih siap berdiri (1n). Data tersebut seolah-olah

menghidupkan benda mati atau benda mati melakukan kegiatan yang

dilakukan manusia. Metafora tersebut bermaksud untuk mengindahkan syair

lagu agar syair lagu terkesan lebih puitis dan indah. Dengan demikian,

maksud si penulis lagu yang berjudul “Temui Diri” ini adalah menulis syair

lagu dengan segala maknanya serta pemilihan kata (diksi) yang terlihat puitis

dan indah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1.2.1 Apa saja topik yang terdapat dalam syair lagu Dialog Dini Hari ?

1.2.2 Apa saja metafora yang terdapat dalam syair lagu Dialog Dini Hari ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitiannya adalah

sebagai berikut.

1.3.1 Mendeskripsikan jenis-jenis topik yang terdapat dalam syair lagu

Dialog Dini Hari.

1.3.2 Mendeskripsikan jenis-jenis metafora yang terdapat dalam syair lagu

Dialog Dini Hari.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa pemaparan topik dan jenis metafora dalam

syair lagu grub band Dialog Dini Hari. Manfaat teoretis, hasil penelitian ini

memberikan pengetahuan berupa teori topik dan metafora yang digunakan

untuk menganalisis sebuah lagu. Perwujudan topik dan metafora dapat

menjadi referensi dalam berbagai jenis lagu, salah satunya ialah lagu dari

grub band Dialog Dini Hari.

Manfaat praktis dari penelitian ini bagi pencipta syair lagu ialah sebagai

acuan dalam menciptakan lagu serta memahami dan menguasai syair lagu

guna menyampaikan pesan yang terkandung dalam sebuah lagu. Bagi

pendengar atau penikmat lagu, hasil penelitian ini bermanfaat untuk

meningkatkan daya kritis dalam memaknai sebuah lagu melalui syair yang

terdapat dalam lagu serta dapat menjadi acuan dalam mengaktualisasikan

gagasan-gagasan atau pendapat-pendapat melalui cara yang bijaksana, seperti

menciptakan syair yang dikemas dalam lagu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya terdapat beberapa penelitian

mengenai topik dan metafora pada syair lagu. Penelitian tersebut ditemukan

pada skripsi. Berikut beberapa penelitian yang sudah dibahas.

Baharuddin (2017) menulis skripsi yang berjudul “Metafora Dalam

Lirik Lagu C Sasmi”. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

penggunaan gaya bahasa metafora dalam lagu. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu gaya bahasa metafora dan semantik. Dari hasil analisis,

peneliti mengumpulkan 20 data metafora yang terdiri atas : (1) 8 bentuk

metafora antropomorfis, (2) 2 bentuk metafora binatang, (3) 9 bentuk

metafora konkret-abstrak, dan (4) 1 bentuk metafora sinaestetik.

Wiradharma (2016) menuis skripsi yang berjudul “Metafora Dalam

Lirik Lagu Dangdut : Kajian Semantik Kognitif”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengungkapkan bagaimana metafora dalam lirik lagu dangdut

mengungkapkan realitas sosial. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

teori analisis makna metafora (Knowles dan Moon, 2006) dan teori metafora

konseptual (Lakoff dan Johnson, 1980) yang saling melengkapi. Kajian

semantik kognitif (Evan dan Green, 2006) digunakan untuk mengungkapkan

makna metafora dengan tidak memisahkan pengetahuan linguistis dan

ensiklopedis. Hasil penelitian ini mengungkapkan angka, kata, dan frasa

metaforis yang terjadi pengalihan konsep dari makna literal ke makna

metaforis karena adanya persamaan konsep, proses, keadaan, sifat, bentuk,

jumlah, rasa, karakter, fungsi dan sesuatu benda atau hal yang dialihkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Cahyadi (2014) menulis skripsi yang berjudul “Metafora Dalam Lirik

Lagu Efek Rumah Kaca”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk metafora yang terdapat dalam lirik lagu Efek Rumah Kaca

(ERK), jenis-jenis metafora berdasarkan klarifikasi medan semantik, serta mendeskripsikan fungsi-fungsi metafora pada lagu ERK. Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap metafora memiliki elemen pembentuk yaitu source domain dan target domain. Terdapat 3 bentuk metafora berdasarkan klarifikasi metafora konseptual. Terdapat 7 jenis metafora nominatif dan 8 jenis metafora predikatif berdasarkan medan semantik pada lagu ERK. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat 4 fungsi metafora pada lirik agu ERK.

Nugrahani (2016) menulis skripsi yang berjudul “Metafora Tema

Percintaan Pada Lirik Lagu Ciptaan Ebiet G. Ade : Sebuah Tinjauan

Semantik”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis dan makna serta mendeskripsikan jarak antara tenor dan wahana yang bertemakan percintaan pada irik lagu Ebiet G. Ade. Hasil analisis dalam penelitian ini adalah (1) Jenis metafora dalam lirik lagu Ebiet G. Ade yang bertemakan percintaan terdiri dari 43 lagu. Frasa dan klausa pada lirik lagu tersebut meliputi metafora antropomorfik berjumlah 12 buah, metafora sinestetik berjumlah 30 buah, metafora pengabstrakan berjumlah 62 buah, dan metafora kehewanan 12 buah. (2) Jarak antara tenor dan wahana metafora-metafora yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G. Ade cukup jauh atau samar. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

ditunjukkan dengan besarnya jumlah kemiripan emotif antara tenor dan wahana metafora-metafora yaitu 91 buah.

Khoiriyah (2016) menulis artikel skripsi yang berjudul “Metafora Pada

Lirik Lagu Muhammad Tulus Rusydi (Tulus) Di Album Gajah”. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan metafora pada lirik lagu

Muhammad Tukus Rusydi (Tulus) di Album Gajah. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bentuk metafora yang ada pada lirik lagi Tulus album Gajah dari segi strukturnya dan (2)

Mendeskripsikan jenis metafora secara umum yang ada pada lirik agu Tulus di album Gajah.

Damarastuti (2017) menulis skripsi yang berjudul “Topik dan Gaya

Bahasa pada Lagu Anak Karya A.T. Mahmud”. Dalam skripsi ini dibahas topik dan gaya bahasa pada lagu anak karya A.T. Mahmud. Objek penelitian ini bertujuan memaparkan topik dan gaya bahasa pada lagu anak karya A.T.

Mahmud. Hasil analisis menunjukkan terdapat 15 topik dan sembilan gaya bahasa dalam lagu anak karya A.T. Mahmud.

Pada penelitian ini objek yang digunakan ialah lagu grub band Dialog

Dini Hari. Perbedaan dari keenam penelitian di atas terletak pada objeknya.

Penelitian sebelumnya belum ditemukan objek yang membahas lagu grub band Dialog Dini Hari, sehingga peneliti memilih objek tersebut sebagai bahan penelitian karena penelitian mengenai topik dan metafora dalam syair lagu karya grub band Dialog Dini Hari belum pernah ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

1.6 Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan dipaparkan mengenai teori topik dan metafora.

1.6.1 Topik

Kata topik juga berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.

Aristoteles, yang dianggap sebagai salah seorang tokoh retorika jaman klasik,

menegaskan bahwa untuk membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan

dan dibatasi topoi „tempat‟ berlangsungnya suatu peristiwa. Setiap pengarang

yang ingin menyampaikan sesuatu, mula-mula harus mencari topik yang

dapat dijadikan landasan untuk menyampaikan maksudnya mengenai topik

tadi. (Keraf, 1980 : 107)

Sebuah topik pertama-tama harus menarik perhatian penulis sendiri.

Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan pengarang akan

berusaha secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi. Dalam penelitian, topik yang digarap harus

pula diketahui oleh penulis tersebut. Yang dimaksud dengan diketahui adalah

bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya diketahui serba sedikit.

1.6.2 Pengertian Metafora

Suatu gaya bahasa kerapkali pula menambahkan kekuatan pada suatu

kalimat. Metafora misalnya, dapat menolong seorang pembicara atau penulis

melukiskan suatu gambaran yang jelas melalui komparasi atau kontras.

Metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti „memindahkan‟;

dari meta „di atas; melebihi‟ + pherein „membawa‟. Metafora membuat

perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

mental yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, penaka, serupa seperti pada perumpamaan (Dale [et al], 1971 : 224).

Metafora ialah perbandingan yang implisit- jadi tanpa kata seperti atau sebagai- di antara dua hal yang berbeda (Moeliono, 1984 : 3). Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta,

1976 : 648). Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya terlihat dua gagasa : yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi obyek; dan yang satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi yang terdahulu tadi (Tarigan,

1983 : 141 ; Tarigan, 1985 : 183).

Contoh :

Nani jinak-jinak merpati

Ali mata keranjang

Mereka ditimpa celaka

Aku terus memburu untung

Perpustakaan gudang ilmu

Koran sumber informasi

Mina buah hati Edi

Dia anak emas pamanku

Pendidikan sokoguru pembangunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Kata adalah pedang tajam

Beberapa pakar menganggap metafora sebagai “ratunya” majas, karena bila dilihat proses pembentukannya, banyak jenis majas lainnya yang dapat dikelompokkan ke dalam jenis majas ini.

Orrecchioni (1977:149-156 dalam Zaimar, 2002:48-49) melihat bentuknya, ada dua macam metafora. Yang pertama adalah apa yang disebut metafora in praesetia, yaitu yang bersifat eksplisit. Contoh: “Tono adalah buaya darat” (biasa disebut asimilasi). Di sini kedua unsur yang dibandingkan muncul, jadi tidak bersifat implisit. Apabila kita bandingkan aspek makna majas simile dengan metafora asimilasi, akan tampak perbedaan. Kita lihat contoh berikut : a. “Tono seperti buaya darat” (simile), b. “Tono memang buaya darat” (asimilasi)

Kalimat pertama menyatakan bahwa sebagian sifat Tono mirip sifat buaya darat. Sementara itu, bila tak ada kata pembanding (digunakan metafora asimilasi), maka si pengujar menyatakan bahwa secara keseluruhan, Tono memang buaya darat.

Jenis metafora yang lain adalah metafora in absentia, yang dibentuk berdasarkan penyimpangan makna. Seperti juga pada simile, dalam metafora terdapat dua kata (atau bentuk lain) yang maknanya dibandingkan. Namun, salah satu unsur bahasa yang dibandingkan, tidak muncul, bersifat implisit. Sifat implisit ini menyebabkan adanya perubahan acuan dan penyimpangan makna, sehingga menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

masalah kolokasi, yaitu kesesuaian makna dari dua atau beberapa satuan linguistik yang hadir secara berurutan dalam ujaran yang sama. Hal-hal inilah yang mungkin menjadi masalah dalam pemahaman metafora

Contoh: “Banyak pemuda yang ingin mempersunting mawar desa itu”.

Di bawah ini akan dikemukakan bagan wilayah makna dalam metafora

(Tutescu: 1979, hal. 98).

„mawar‟ „gadis‟

Pada bagan di atas, tampak dua lingkaran yang disatukan, masing- masing menampilkan wilayah makna „mawar‟ dan wilayah makna „gadis‟.

Sebagian dari kedua wilayah makna itu bertumpang tindih, dan hal itu menunjukkan adanya sekumpulan komponen makna penyama, yaitu yang sama-sama dimiliki kedua wilayah makna, meskipun wilayah makna itu menyatu, makna pertama tidak menghilang, melainkan ada di latar belakang makna metaforis. Jadi, dalam metafora tidak terjadi substitusi makna melainkan interaksi makna (I.A Richard dalam Todorov, 1970: hal.

29). Lingkaran yang berada di sebelah kiri, merupakan petanda awal

(signifie de depart), dan lingkaran yang berada di sebelah kanan, mengemukakan petanda akhir (signifie de arrive). Ini dapat terjadi berkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

adanya perantara (Intermediaire) yang merupakan komponen makna

penyama.

Pada kalimat contoh di atas, kata mawar digunakan untuk

menyebut gadis. Jadi, keduanya dibandingkan. Komponen makna

penyama: „cantik‟, „indah‟, „segar‟, „harum‟, „berduri‟, „cepat layu‟.

Komponen makna pembeda untuk gadis adalah „manusia‟, „berjenis

wanita‟, untuk mawar adalah „bagian dari tanaman‟.

Berikut ini akan dikemukakan pula bagan segitiga semantik metafora:

Bagan I: Bagan II:

„sejenis bunga‟ „manusia, perempuan belum menikah‟

[mawar] „bunga itu‟ [gadis] „anak perempuan‟

[mawar] “bunga itu” “anak perempuan itu”

Pada bagan di sebelah atas, ada dua segitiga. Yang sebelah kiri merupakan bagan semantik mawar (Bagan I) dan yang ditampilkan di sebelah kanan, adalah bagan semantik gadis (Bagan II) bagan berikutnya (yang ke III) merupakan bagan semantik majas metafora. Di sini telah terbentuk segitiga semantik ke tiga, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

sebenarnya muncul dalam teks. Makna kata pertama (ditampilkan dengan segitiga bergaris terputus-putus) tidak hilang, melainkan berada di latar belakang makna metaforis. Yang dibandingkan adalah gadis dan mawar. Acuan mawar pada awalnya adalah “sejenis bunga” tetapi dalam kalimat di atas acuannya berubah menjadi “perempuan yang belum menikah” Namun, seperti telah dikemukakan di atas, unsur yang dibandingkan, yaitu gadis, tidak muncul (implisit) yang hadir hanya unsur pembanding, yaitu mawar. Ini berarti, konsep „mawar‟ berinteraksi dengan konsep „gadis‟. Itulah sebabnya dikatakan bahwa dalam metafora terjadi penyimpangan makna. Di sini, timbul masalah kolokasi. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pada contoh ini (banyak pemuda yang ingin mempersunting mawar desa itu), tampak bahwa kata pemuda tidak berkolokasi dengan mempersunting mawar.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (a) pengumpulan data,

(b) analisis data, dan (c) penyajian hasil analisis data. Berikut adalah

pembahasan dari tahap-tahap penelitian tersebut.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah syair lagu karya grub band Dialog Dini

Hari. Data yang dikumpulkan ialah syair-syair lagu pada keseluruhan album

Dialog Dini Hari. Data yang diperoleh dalam bentuk tulisan yang dapat

dengan mudah dipahami dan dibaca dengan jelas. Pada tahap ini metode yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

digunakan adalah metode observasi simak bebas libat cakap atau observasi tidak berpartisipan. Dalam metode ini, teknik yang digunakan adalah teknik catat, yaitu merekam data ke dalam bentuk tulisan. Teknik catat dilakukan dengan pencatatan pada kartu data yang akan dilanjutkan dengan pengklasifikasian data (Sudaryanto, 1993).

1.7.2 Metode Analisi Data

Data yang sudah dikumpulkan dan diklasifikasikan, pada tahap ini akan dianalisis. Analisis data-data tersebut menggunakan metode agih atau metode distribusional. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti.

Teknik yang dipakai dalam metode agih adalah teknik lanjutan yaitu teknik ganti dan teknik baca markah. Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara menggantikan satuan kebahasaan tertentu dalam suatu konstruksi dengan satuan kebahasaan yang lain diluar konstruksi yang bersangkutan.

1.7.2 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Untuk menyajikan hasil analisis data syair lagu Dialog Dini Hari pada setiap album, peneliti menggunakan metode informal. Metode informal ialah metode dengan menggunakan kata-kata yang biasanya yaitu kata-kata yang bersifat denotatif dan bukan kata yang bersifat konotatif (Sudaryanto, 1993 :

145). Penyampaian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik penjabaran yang berupa penjelasan secara struktural.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

1.8 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian pada penelitian ini, penulis membahas empat bab

yang terdiri dari, Bab 1 mengenai pendahuluan yang terdiri atas (a) latar

belakang masalah yang membahas tentang alasan penulis dalam memilih

topik tersebut, (b) rumusan masalah yang berisi mengenai permasalahan yang

akan dianalisis oleh penulis, (c) tujuan penelitian yang berisi mengenai tujuan

penelitian tersebut dilakukan, (d) manfaat penelitian yang menguraikan

manfaat teoretis dan manfaat praktis yang ditemukan dalam hasil penelitian

ini, (e) landasan teori yang menguraikan tentang teori yang digunakan dalam

melakukan penelitian ini, (f) metode penelitian yang berisi paparan metode

dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, analisis isi, dan

penyajian hasil penelitian, (g) sistematika penyajian yang berisi uraian

sistematika dalam penyajian hasil penelitian.

Bab 2 menjelaskan isi deskripsi analisis syair lagu Dialog Dini Hari

mengenai topik. Dalam bab ini akan dibahas topik apa saja yang terdapat

dalam syair lagu Dialog Dini Hari pada seluruh album.

Bab 3 menjelaskan isi deskripsi analisis data dengan menggunakan teori

metafora, dalam bab ini akan dibahas mengenai jenis metafora dalam syair

lagu Dialog Dini Hari pada seluruh album.

Bab 4 berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang dimaksud dengan kesimpulan

adalah mendeskripsikan kesimpulan hasil analisis data syair lagu Dialog Dini

Hari pada seluruh album dengan menggunakan teori metafora untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menganalisis jenis metafora, dan menggunakan teori topik untuk menganalisis apa saja topik yang terdapat dalam syair lagu Dialog Dini Hari pada setiap album. Saran yang dimaksud adalah saran kepada peneliti, penulis, dan masyarakat tentang jenis topik dan metafora dalam semua syair lagu Dialog Dini Hari. Lampiran berisi data syair lagu Dialog Dini Hari yang diperoleh dari pencarian melalui internet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

BAB II

TOPIK YANG TERDAPAT DALAM SYAIR LAGU DIALOG DINI HARI

2.1 Pengantar

Pada bab ini diuraikan topik yang terdapat dalam syair lagu Dialog Dini

Hari. Dalam pembahasan ini dijelaskan mengenai topik dalam syair lagu

Dialog Dini Hari sebagai berikut (i) alam, (2) manusia, (3) rindu, dan (4)

cinta.

2.2 Lagu yang Bertopik tentang Alam

Alam adalah segala sesuatu yang termasuk dalam satu lingkungan

(golongan dan sebaginya) dan dianggap sebagai satu keutuhan (KBBI Daring

V).

Lagu-lagu yang bertopik alam pada syair lagu Dialog Dini Hari antara lain

sebagai berikut (i) lengkug langit, (ii) bumiku buruk rupa, (iii) pagi, (iv)

pelangi, (v) oksigen, (vi) nyanyian langit, dan (vii) menutup tirai.

(1) Lengkung Langit

(a) Hey slamat pagi matahari

(b) Cahayamu menemus hati

(c) Pancarona paras kirana

(d) Hati senang sedih sirna

(e) Slamat jalan awan hitam

(f) Kenangan kelam berangsur karam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

(g) Glora pagi menyongsong hari

(h) Hati riang sedih pergi

(i) Padamu langit

(j) Tak terukur indahnya cinta darimu

(k) Seirama detak jantungku memanggilmu

(l) Ooh padamu langit

(m) Menatapmu bersemi damai terdalam

(n) Merawat rindu cinta yang terurai air mata

(o) Gurau takdir maha rencana

(p) Gubah batin tentram raharja

(q) Semestaku rumahku

(r) Sajak untuk doaku

(s) Engkaulah pustaka abadi

(t) Abadi…

(2) Bumiku Buruk Rupa

(a) Siang cerah tak bermendung

(b) Surya sinarnya tak berbendung

(c) Awan bergerak tak menentu

(d) Angin kencang bukan puyuh

(e) Tanahku injak seperti pasir

(f) Bagai gelombang di laut pesisir

(g) Liang lahat raksasa hadir

(h) Pribumi tak lagi jaga bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

(i) Bumiku buruk rupa

(j) Bumiku buruk rupa

(k) Air bumi menipis

(l) Seakan akan hampir habis

(m) Sungai danau hilang sungai danau hilang

(n) Dan kemarau kian panjang

(o) Hujan…hujan… tenggelamkan bumi

(p) Hujan…hujan… tenggelamkan bumi

(q) Panas…panas…panas… bakar bumi

(3) Pagi

(a) Berhari-hari menanti tak henti henti mencari

(b) Hingga hari ini dambaan hati berlalu dan pergi

(c) Memilah memilih tak habis-habis berpikir

(d) Sampai pagi ini matahari pagi sendiri dan sendiri

(e) Tetes embun pagi iringi mekar melati

(f) Masihkah indah indah

(g) Pagi jangan pergi ku malam nanti ku masih sendiri

(h) Dan pagimu tak lagi indah

(i) Sekuntum bunga mekar diantara rumput-rumput liar

(j) Gelisah menanti si jantan kumbang tak kunjung datang

(k) Ranting kering terinjak injak

(l) Luluh lantak tak berontak

(m) Kicau burung harmoni berdendang sebentar lagi siang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

(n) Rimbun pohon menari suaranya lembut berbisik

(o) Masihkah indah indah

(4) Pelangi

(a) Tanah basah hujan reda gerimis sisa

(b) Kupu-kupu gumaman rimba bertalu

(c) Bukit yang sendiri

(d) Gunung berpuisi ku berimaji

(e) Sejuk bening angin semilir air mengalir

(f) Hei pelangi warna-warni

(g) Hei pelangi gairah surga dihati

(h) Detak jantung

(i) Detik berdetik halus mengalun

(j) Hati empati

(k) Riuh suara alam ku hormati

(5) Oksigen

(a) Segarkan ingatanmu saat menghirupku

(b) Resapi rasa hadirnya diriku

(c) Aku bisa hidupkan dirimu hari ini

(d) Aku bisa terhisap panas dan terbakar lalu cemari udara dan trotoar

(e) Aku bisa membakarmu hari ini aku bisa aku bisa

(f) Terbang melayang ke awan menghilang

(g) Datang dan pergi sendiri tak terkendali

(h) Dedaun dan mentari ajakku menari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

(i) Teriknya hari ku terlahir kembali

(j) Aku bisa datang dan pergi aku bisa aku bisa

(k) Terbang melayang ke awan menghilang

(l) Datang dan pergi sendiri

(m) Terbang melayang ke awan menghilang

(n) Datang dan pergi sendiri tak terkendali

(o) Tak terkendali

(6) Nyanyian Langit

(a) Perjalanan hati maknai kuasa cinta sejati

(b) Menjelajah langit kepasrahan diri mengangumi

(c) Oh indah indah

(d) Mempercantik batin persunyi diri tanpa pamrih

(e) Memperkaya waktu tuk selalu mengingatmu

(f) Oh indah indah

(g) Nyanyian langit untukmu beribu puji

(h) Takbir membahana redakan duka bencana

(i) Oh luka sirna

(j) Oh luka musnah

(k) Aku dan dia realita

(l) Aku dan dia realita

(7) Menutup Tirai

(a) Tirai senja turun menutup jendela langit

(b) Nyalakan lilin cahaya jiwa terang gelap dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

(c) Layar ditarik panggung usai akhiri cerita

(d) Lonceng berbunyi bergema

(e) Ungkap tabir hancurkan dokma

(f) Oh akhir dunia tanpa kesedihan

(g) Oh akhir dunia tanpa raga

(h) Oh indra tanpa indra hanya jiwa

(i) Bunga taman surga abdi cinta mulia

(j) Tak runtuh oleh debu dan badai kencang menderu

(k) Jiwa tanpa nama berbaris di tanah bertuan

(l) Tertatih di tangga puing abadi ruang waktu

(m) Oh akhir dunia tanpa kesedihan

(n) Oh akhir dunia tanpa raga

(o) Oh indra tanpa indra hanya jiwa

(p) Hanya jiwa

Pada contoh (1), lagu “Lengkung langit” bertopik tentang langit.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Lengkung Langit bermaksud ingin mengungkapkan rasa bahagianya ketika menatap langit yang penuh dengan harapan dan melepas semua duka yang pernah melekat pada diri sang penulis. Melihat langit dengan sagala macam isinya merupakan sebuah harapan baru untuknya. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang alam, seperti pada bait (a) hey slamat pagi matahari, (e) slamat jalan awan hitam, (i) padamu langit, dan (q) semesta rumahku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Pada contoh (2), lagu “Bumiku Buruk Rupa” bertopik bumi.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Bumiku Buruk

Rupa bermaksud untuk mengungkapkan dan mengekspresikan tentang bumi yang semakin rusak akibat manusia yang sudah tidak menjaga dan merawat seisi bumi. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang alam, seperti pada bait (a) siang cerah tak bermendung, (b) surya sinarya tak terbendung, (c) awan bergerak tak menentu, (d) angin kencang bukan puyuh, (e) tanahku injak seperti pasir, (f) bagai gelombang di laut pesisir, (k) air bumi menipis, (m) sungai danau sungai danau hilang, (n) dan kemarau kian panjang, dan (o) hujan hujan teggelamkan kami.

Pada contoh (3), lagu “Pagi” bertopik pagi. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Pagi bermaksud untuk mengungkapkan rasa takut akan kehilangan pagi, karena bagi penulis sebuah pagi adalah suatu keindahan yang harus terus dinikmati. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang alam, seperti pada bait (d) sampai pagi ini matahari pagi sendiri dan sendiri, (e) tetes embun pagi iringi mekar melati, (i) sekuntum bunga mekar diantara rumput-rumput liar, dan (n) rimbun pohon menari suaranya lembut berbisik.

Pada contoh (4), lagu “Pelangi” bertopik pelangi. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Pelangi bermaksud untuk menggambarkan hadirnya pelangi setelah turun hujan dengan segala keindahan dan aktifitas alam yang sangat indah. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang alam, seperti pada bait (a) tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

basah hujan reda gerimis sisa, (b) kupu-kupu gumaman rimba beretalu, dan (f) hei pelangi warna-warni.

Pada contoh (5), lagu “Oksigen” bertopik oksigen. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu oksigen bermaksud untuk mengingatkan para pendengar dan pembaca syair lagu bahwa dengan oksigen, manusia bisa hidup tetapi oksigen juga bisa berbuat seenaknya jika manusia tidak mampu merawat dan menjaga oksigen dengan baik.

Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang alam, seperti pada bait (d) aku bisa terhisap panas dan terbakar lalu cemari udara dan trotoar, (f) terbang melayang ke awan menghilang, (h) dedaun dan mentari ajakku menari, dan (i) teriknya hari ku terlahir kembali.

Pada contoh (6), lagu “Nyanyian Langit” bertopik langit. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Nyanyian Langit bermaksud untuk memberi pujian yang sangat luar biasa untuk alam. Salah satunya ialah langit. Keindahannya bahkan mampu menghilangkan luka dalam batin si penulis. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang alam, seperti pada bait (b) menjelajah langit kepasrahan diri mengagumi dan (g) Nyanyian langit untukmu beribu puji.

Pada contoh (7), lagu “Menutup Tirai” bertopik dunia. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Menutup Tirai bermaksud untuk mengungkapkan dan berharap besar terhadap bumi jika kelak hari akan berakhir dengan segala rupa dan cerita di dalamnya agar tetap menyimpan banyak cinta dengan tiada kesedihan. Dalam lagu ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

terdapat syair yang menceritakan tentang alam, seperti pada bait (a) tirai

senja turun menutup jendela langit, (b) nyalakan lilin cahaya jiwa terang

gelap dunia, dan (j) tak runtuh oleh debu dan badai kencang menderu.

2.3 Lagu yang Bertopik tentang Manusia

Manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai

makhluk lain); insan; orang (KBBI Daring V).

Lagu-lagu yang bertopik Manusia pada syair lagu Dialog Dini Hari

antara lain sebagai berikut (i) aku adalah kamu, (ii) temui diri, (iii) rehat

sekejap, (iv) beranda taman hati, (v) sahabatku jadi hantu, (vi) renovasi

otak, (vii) lagu sedih, (viii) hati-hati, (ix) aku dimana, (x) aku dan burung,

dan (xi) jalan dalam diam.

(8) Aku adalah kamu

(a) Tanah yang ku injak sama sepertimu

(b) Langit yang ku junjung sama sepertimu

(c) Aku tak berbeda darimu

(d) Udara yang ku hirup kau hirup juga

(e) Dingin yang kau rasa ku rasakan sama

(f) Kita tak terlihat beda

(g) Matahari takkan terlihat beda dari tempatmu

(h) Bulan dan bintang „kan terlihat sama dari tempatmu

(i) Dan memberikan cahaya yang sama untuk kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

(j) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala

lalala

(k) Warna busanamu yang terlihat beda

(l) Anugerah yang sama kita terima

(m) Aku adalah kamu manusia yang sama

(n) Matahari takkan terihat beda dari tempatmu

(o) Dan memberikan cahaya yang sama untuk kita

(p) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala

lalala

(q) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala

lalala

(r) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala

lalala

(9) Temui Diri

(a) Ku hentikan langkahku

(b) Ku temui diriku

(c) Ku menua bersama waktu

(d) Tak terkira rasa menusuk

(e) Sombong datang dahulu

(f) Sesal terakhir memburu

(g) Waktu takkan kembali

(h) Berserah diri resapi

(i) Noda-noda hati meyingkirlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

(j) Lahir kembali bersihkan jiwa

(k) Jujur hilangkan derita

(l) Pikiran berbuah karma

(m) Aku benih siap berdiri yang menanti musim semi

(10) Rehat Sekejap

(a) Rehat sekejap jika kau lelah

(b) Rebahkanlah diri sebentar

(c) Basuh tanganmu bersihkan debu

(d) Hilangkan dahaga dijeda waktu

(e) Lantunkan lagu yakinlah merdu

(f) Dengungkan syair pujangga dulu

(g) Renungkan bait pelipur lara

(h) Bijaksana hati hilangkan murka

(i) Rehat sekejap kita perlu istirahat

(j) Rehat sekejap jerat nafsu menjebak nalar

(k) Rehat sekejap lepaskan beban buka cadar

(l) Rehat sekejap syukuri nikmati anugerah

(11) Beranda Taman Hati

(a) Gelak tawa riang menawan dari wajah-wajah rupawan

(b) Celoteh kecil bak burung camar

(c) Mentari pudar menyurut damar

(d) Ku terbuai dan terlena

(e) Suara-suara penuh makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

(f) Suaramu merdu segumpal syahdu

(g) Terlibat dekat sahabat dekat

(h) Bicaramu lekat seolah mendekap

(i) Bergema dalam tembok-tembok pekat

(j) Ku terbuai dan terlena

(k) Suara-suara penuh makna

(l) Sepanjang waktu ku mencari-cari arti hidup detik ke detik seakan kian

cepat ku terpuruk

(m) Suara tawamu menghapus noda

(n) Gemulai gerak riang gembira menghibur duka

(o) Kupu-kupu terlambat hadir bersaing indah hinggap bersanding

(p) Istana cinta tanpa pangeran takdir kuasa mustahil melawan

(q) Ku tunduk merangkum doa berharap semua adanya

(r) Sepanjang waktu ku mencari-cari arti hidup

(s) Detik ke detik seakan kian cepat ku terpuruk

(t) Kekagumanku berbuah cerita

(u) Menuai benih di musim semi

(v) Aku bahagia

(12) Sahabatku Jadi Hantu

(a) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan ?

(b) Seorang ibu kehilangan anaknya

(c) Tahukah kamu atau tak mau tahu akibatnya

(d) Sahabatku kehilangan akal sehatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(e) Tunas bangsaku tenggelam menyedihkan

(f) Tragedi negeriku bagai bunga yang terinjak

(g) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan ?

(h) Sahabatku jadi hantu mengerikan ooh

(i) Hentikan hentikan semua itu

(j) Lihat wajah-wajah terbungkus pilu terselimutkan luka dan terbinasa

(k) Menggaliku terus bekerja

(l) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan ?

(m) Sahabatku kehilangan akal sehatnya

(n) Tahukah kamu atau tak mau tahu akibatnya

(o) Sahabatku jadi hantu mengerikan ooh

(p) Hentikan hentikan semua itu

(q) Lihat wajah-wajah terbungkus pilu

(r) Terselimutkan luka dan terbinasa

(s) Menggaliku terus bekerja

(t) Teruskan teruskan semua itu

(u) Biar wajah-wajah terbungkus pilu

(v) Terselimutkan luka dan terbinasa

(w) Menggaliku terus bekerja

(13) Renovasi Otak

(a) Perlu sedikit renovasi otak biar tak terkotak kotak

(b) Seperti tv atau bak mandi

(c) Seperti baju ini hmmm bau sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

(d) Mending aku mandi lagi

(e) Renovasi fisik biar tak gampang sakit

(f) Seperti gunung yang agung

(g) Seperti tuhan yang murung

(h) Adaptasi prilaku biar tak kaku

(i) Walau dipukul ditendang biar tak malu kalau memang tak tahu

(j) Rangkul teman lawan padamkan bara

(k) Ceritakan berita gembira

(l) Inovasu visi untuk masa depan

(m) Kado indah sebuah kemenangan

(14) Lagu Sedih

(a) Di sini senang di sana senang

(b) Dimana-mana hatiku senang

(c) Di sini senang di sana senang

(d) Dimana-mana hatiku senang

(e) Buat apa susah

(f) Susah itu tiada guna

(g) Buat apa susah

(h) Susah itu tiada guna

(i) Buat apa susah

(j) Susah itu tiada guna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(15) Hati-hati

(a) Berangkatlah lebih awal biar tak buru-buru

(b) Bisa fatal jalan masih terasa sempit motor saling berhimpit asap tinggi

membungkit

(c) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(d) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(e) Berangkatlah lebih dulu biar tak buru-buru

(f) Apa yang diburu hidup kita hanya sekali dan harus memilih jangan

mati pagi

(g) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(h) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(i) Makin banyak korban mati sia-sia tak kenal usia

(j) Makin banyak orang yang tak sabar tak perduli

(k) Tak saling menghormati

(l) Saat pulang rehat bila perlu jangan buru-buru aku pasti menunggu

(m) Jagalah dirimu juga untuk orang lain seirama harmoni

(n) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(o) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(p) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(q) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(r) Hati-hati di jalan sifat dan kelakuan cermin suara hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

(16) Aku Dimana

(a) Di antara ragam rupa wajah yang terlihat

(b) Tak satu pun yang dapat kurangkai dan peluk

(c) Semua terlihat sama

(d) Sama seperti biasanya

(e) Semua terlihat sama tapi aku dimana, dimana

(f) Di antara hujan lebat di tengah samudra

(g) Namun tak mampu jua hapuskan segala dahaga

(h) Semua terlihat sama

(i) Sama seperti biasanya

(j) Semua terlihat sama tapi aku dimana, dimana

(17) Aku dan Burung

(a) Hai kau burung tak lelahkah kau terbang

(b) Matahari turun petang menjelang

(c) Cengkramlah dahan dan hinggaplah

(d) Bangunlah sebuah sarang sebagai rumah

(e) Lihatlah diriku tanpa warna

(f) Tertawa pilu haru gempita

(g) Aku tidaklah bebas seperti dirimu

(h) Terjebak dalam sangkar yang kubangun

(i) Akankah kau hinggap hari ini

(j) Mengulum kata berkicau benrnyanyi

(k) Akankah kau hinggap di bukit tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(l) Pusaran suaramu bergema di hati

(m) Hai kau burung tak lelahkah kau pergi

(n) Dahan tempatmu hinggap tak mungkin kau bawa

(o) Dahan itu rapuh sebentar lagi rubuh

(p) Teronggok menyudahi peran

(18) Jalan Dalam Diam

(a) Hari baru gelisah yang sama

(b) Matahari berganti bulan

(c) Malam yang sabar direnggut siang

(d) Pagi berkicau senja dibalut jingga

(e) Taman cantik rimbun

(f) Bunga-bunga menawan layu dan mekar

(g) Semua berputar hanya aku yang terdiam

(h) Diam tertahan dengan keinginan yang tertinggal

(i) Ooh angin bawa aku pergi

(j) Burung bawaku terbang tinggi

(k) Temui awan yang tak getar

(l) Digiring badai diterpa prahara

(m) Tanpa keinginan sunyi harapan menghiasi langit

(n) Sisipkanlah aku di sayapmu

(o) Terbangkanlah aku kemanapun kau mau

Pada contoh (8), lagu “Aku adalah kamu” bertopik tentang

manusia. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Aku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

adalah kamu bermaksud untuk mengungkapkan dan menjelaskan bahwa kita adalah manusia yang sama, makhluk yang sama tanpa suatu perbedaan apapun, bahkan alam pun akan memberikan segalanya kepada manusia tanpa terkecuali, semua manusia akan merasakan hal yang sama dengan manusia lainnya. Penulis juga mengungkapkan maksud untuk mengingatkan bahwa sesama manusia harus saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (a) tanah yang ku injak sama sepertimu, (c) aku tak berbeda darimu, (d) udara yang kuhirup kau hirup juga, (e) dingin yang kau rasa ku rasakan sama, (f) kita tak terlihat beda, (i) dan memberikan cahaya yang sama untuk kita, (l) anugerah yang sama kita terima, dan (m) aku adalah kamu, manusia yang sama.

Pada contoh (9), lagu “Temui Diri” bertopik tentang diri. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Temui Diri bermaksud untuk mengungkapkan sebuah renungan akan perilaku terhadap diri sendiri dan memotivasi diri untuk memulai kembali dengan kehidupan yang lebih baik. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (a) kuhentikan langkahku, (b) kutemui diriku,

(c) ku menua bersama waktu, dan (n) aku benih siap berdiri.

Pada contoh (10), lagu “Rehat Sekejap” bertopik tentang istirahat.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Rehat Sekejap bermaksud untuk mengajak dan merenungkan sebentar hidup ini dan melepas sejenak beban dalam diri diiringi dengan selalu bersyukur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

menikmati anugerah yang telah diberikan untuk kita, manusia. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (a) rehat sekejap jika kau lelah, (b) rebahkan diri sebentar, (e) lantunkan lagu yakinlah merdu, (h) bijaksana hati hilangkan murka, dan

(i) rehat sekejap kita perlu istirahat.

Pada contoh (11), lagu “Beranda Taman Hati” bertopik tentang situasi diri. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Beranda

Taman Hati bermaksud untuk menggambarkan situasi yang sedang dialami dan dirasakan oleh penulis. Penulis benar-benar merangkum seluruh aktifitas manusia dalam lagu ini. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (a) gelak tawa riang menawan dari wajah-wajah rupawan, (d) ku terbuai dan terlena, (g) terlibat dekat sahabat dekat, (l) sepanjang waktu ku mencari-cari arti hidup detik ke detik seakan kian cepat ku terpuruk, (n) gemulai gerak riang gembira menghibur duka, (q) ku tunduk merangkum doa berharap semua adanya, dan (v) aku bahagia.

Pada contoh (12), lagu “Sahabatku Jadi Hantu” bertopik tentang sahabat. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Sahabatku

Jadi Hantu bermaksud untuk mengungkapkan gambaran mengenai negeri yang semakin menyedihkan. Segala luka tengah dirasakan oleh manusia- manusia terpinggirkan. Dengan lagu ini, penulis juga turut merasakan pilu dan berharap peperangan akan segera berakhir. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

inikah yang kamu mau yang kamu inginkan, (b) seorang ibu kehilangan anaknya, (d) sahabatku kehilangan aka sehatnya, dan (j) lihat wajah- wajah terbungkus pilu terselimutkan luka dan terbinasa.

Pada contoh (13), lagu “Renovasi Otak” bertopik tentang perbaiki diri. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Renovasi Otak bermaksud untuk mengingatkan dan memberi motivasi akan pentingnya memperbaiki diri dan mengubah cara berpikir agar semakin lebih baik lagi. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (d) mending aku mandi lagi, (e) renovasi fisik biar tak gampang sakit, (h) adaptasi prilaku biar tak kaku, dan (j) rangkul teman lawan padamkan bara.

Pada contoh (14), lagu “Lagu Sedih” bertopik tentang sedih.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Lagu Sedih bermaksud untuk mengekspresikan suatu perasaan senang atau pun sedih.

Selalu mencoba berusaha bahagia walau sebenarnya dalam hati sedang merasakan kesedihan yang mendalam. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (b) dimana-mana hatiku senang.

Pada contoh (15), lagu “Hati-hati” bertopik tentang hati-hati.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Hati-hati bermaksud untuk mengingatkan sesama manusia agar dalam menjalani suatu kehidupan kita harus selalu berhat-hati dan tidak egois. Hidup hanya sekali maka manfaatkan dengan terus berbuat baik kepada sesama. Dalam lagu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

ini penulis juga menggambarkan banyak manusia yang menjadi korban dari ketidakhati-hatian manusia lain. Oleh karena itu saling menghormati perlu tertanamkan dengan baik bagi siapa saja. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (f) hidup kita hanya sekali dan harus memilih jangan mati pagi, (i) makin banyak korban mati sia-sia tak kenal usia, (j) makin banyak orang yang tak sabar tak perduli, (l) saat pulang rehat bila perlu jangan buru-buru aku pasti menunggu, (m) jagalah dirimu juga untuk orang lain seirama harmoni, dan (r) hati-hati di jalan sifat dan kelakuan cermin suara hati.

Pada contoh (16), lagu “Aku Dimana” bertopik tentang aku dimana. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Aku

Dimana bermaksud untuk mengungkapkan perasaan gundah terhadap diri sendiri. Perasaan bingung yang tak tahu arah akan kemana ia. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada bait (a) di antara ragam rupa wajah yang terlihat, (b) tak satu pun yang dapat ku rangkul dan peluk, dan (e) semua terlihat sama tapi aku dimana, dimana.

Pada contoh (17), lagu “Aku Dan Burung” bertopik tentang aku dan burung. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Aku

Dan Burung bermaksud untuk menceritakan dirinya yang sedikit menyimpan rasa sedih. Penulis mencoba menguraikan perasaannya melalui kehidupan seekor burung yang dapat terbang dan hidup bebas, sedangkan penulis tidaklah merasa bebas seperti burung. Melalui lagu ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

sebenarnya penulis memiliki pengharapan yang sangat besar. Dalam lagu

ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia, seperti pada

bait (e) lihatlah diriku tanpa warna, (f) tertawa pilu haru gempita, dan (g)

aku tidaklah bebas seperti dirimu.

Pada contoh (18), lagu “Jalan Dalam Diam” bertopik tentang jalan

dalam diam. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Jalan

Dalam Diam bermaksud untuk mengungkapkan perasaan pasrah dan

gelisah terhadap keinginan yang masih belum dapat terwujudkan. Masih

terus menjalankan kehidupan namun hanya kehidupan entah yang dirasa.

Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang manusia,

seperti pada bait (g) semua berputar hanya aku yang terdiam, (n)

sisipkanlah aku di sayapmu, dan (o) terbangkanlah aku kemanapun kau

mau.

2.4 Lagu yang Bertopik tentang Rindu

Rindu adalah memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu (hendak

pulang ke kampung halaman) ; sangat ingin dan berharap benar terhadap

sesuatu (KBBI Daring V).

Lagu-lagu yang bertopik Rindu pada irik lagu Dialog Dini Hari

antara lain sebagai berikut (i) senandung rindu, (ii) lirih penyair murung,

(iii) ku kan pulang, (iv) sediakala, (v) tentang rumahku, (vi) di balik pintu,

dan (vii) gurat asa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

(19) Senandung Rindu

(a) Satu kisah terpendam

(b) Mengukir relung hati yang terdalam

(c) Rinduku padamu

(d) Mengendap, ikhlas, pagi, siang, malam

(e) Semesta merayu

(f) Lagu-lagu merdu

(g) Seakan bertutur

(h) Berpantun menghibur

(i) Hu uuu… ingatkah aku bila di rumah ?

(j) Hu uuu… bukalah pintu bula ku pulang

(k) Nanti, esok, entah

(l) Sekian lama waktu

(m) Merpati tak bawa berita baru

(n) Keagunganmu..

(o) Berkilau, ikhlas, mengisi hatiku

(p) Perahu melaju

(q) Dayung hingga ke hulu

(r) Badai berlalu esok hari rabu

(20) Lirih Penyair Murung

(a) Ku rangkai puisi, ku bersenandung

(b) Berjubahkan sendu merindu

(c) Berserah diri rela terbelenggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

(d) Aura indahmu menerjangku

(e) Imajinasi tentangmu membuatku senang

(f) Tak sekali membuatku berang

(g) Aku terduduk termenung di siang hari

(h) Melamun murung di malam hari

(i) Ku tak bisa menyentuhmu

(j) Ku tak bisa memelukmu

(k) Ku pahat namamu di hatiku

(l) Ku tanam bunga di taman jiwaku

(m) Terbungkus wangimu

(n) Harum nafasmu harum nafasmu

(o) Meraba tak bertepi

(p) Di ujung malam ku bernyanyi

(q) Suara misteri suatu pertanda

(r) Mungkinkah kau kan datang

(s) Saat hariku sekear tuk hidup

(t) Matamu cahaya pelitaku ketika kata menjadi wahyu

(u) Nafas kita menjadi satu

(v) Ku tak bisa menyentuhmu

(w) Ku tak bisa memelukmu

(x) Ku pahat namamu di hatiku

(y) Ku tanam bunga di taman jiwaku terbungkus wangimu

(z) Harum nafasmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

(21) Ku Kan Pulang

(a) Lamakah aku pergi hingga tak sadar rambutmu makin memutih

(b) Banyak waktuku yang terbuang rugi

(c) Lamakah aku pergi hingga tak sadar beribu kisah ingin kubagi

(d) Berilah aku waktu sebentar lagi

(e) Ku kan pulang pulang ke rumah

(f) Berilah waktu sabar menunggu

(g) Doamu selalu untukku selalu untukku

(h) Hingga kini aku tak ragu

(i) Biarkanlah aku sujud di kakimu

(j) Lukisanmu selalu indah seperti doamu

(k) Sepanjang masa tak putus asa

(l) Sementara waktu merubah kita

(m) Sementara waktu merubah kita

(n) Ku kan pulang pulang ke rumah

(o) Berilah waktu sabar menunggu

(p) Ku kan pulang pulang ke rumah

(q) Bawa cerita indah dunia

(22) Sediakala

(a) Selamat datang kembali

(b) Lama aku menanti

(c) Berbulan-bulan kau pergi

(d) Bosan aku sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

(e) Tiap sudut ruang ku bersihkan

(f) Baju-baju tlah kusingkirkan

(g) Mungkin ada yang berubah tapi tidak diriku

(h) Rinduku seperti biasanya

(i) Berubah menjadi doa untukmu

(j) Cintaku seperti biasanya

(k) Kemegahan yang tersisa dariku

(l) Di luar sana dunia menggila berpacu bergerak tak habis-habisnya

(m) Kemurahan hati semesta yang kerap membuatmu kembali datang

(n) Dan ku yakin seyakin-yakinnya kau seperti aku

(o) Seperti biasanya

(p) Seperti tak pernah berubah

(q) Rinduku seperti biasanya

(r) Berubah menjadi doa untukmu

(s) Cintaku seperti biasanya

(t) Kemegahan yang tersisa dariku

(23) Tentang Rumahku

(a) Tentang rumahku di ujung bukit karang yang berbatu

(b) Beranda rumahku tumbuh-tumbuhan liar tak tahu malu

(c) Tentang rumahku berbagai macam musim telah kurengkuh

(d) Jadi saksi bisu

(e) Cerita mimpi indah di masa lalu

(f) Yang terlahir dari sebuah gerbang waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

(g) Yang menjadi tembok kokoh mengitari rumahku

(h) Adakah yang lebih indah dari semua ini

(i) Rumah mungil dan cerita cinta yang megah

(j) Bermandi cahaya di padang bintang

(k) Aku bahagia

(l) Tentang rumahku takkan goyah walau badai mengamuk

(m) Seperti pohon jati akarnya tertancap di poros bumi

(n) Sewindu merindu

(o) Kembali pulang dengan sebongkah haru

(p) Senyum menyambut

(q) Bagai rindu kumbang pada bunga di taman

(24) Di Balik Pintu

(a) Apakah yang kau mau

(b) Sembunyi di ruang berdebu

(c) Mengurung diri membisu menutup pintu

(d) Berdiri di depan rumahmu

(e) Buka pintu demi waktu yang tersisa hari ini

(f) Ceritakan arti gerakmu

(g) Katakanlah katakan padaku

(h) Meskipun hanya dengan kata kau menyentuhku

(i) Seakan tiap kata wujud bibirmu

(j) Kecup keningku

(k) Ucapkanlah sesuatu walau di balik pintu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

(l) Waktu terus berbutar

(m) Senja berganti malam

(n) Aku tetaplah aku yang menunggumu

(25) Gurat Asa

(a) Melangkah menggenggam kerinduan

(b) Kelana panjang dunia

(c) Jubah tlah lama kutinggalkan

(d) Riang dan sunyi aku telanjang

(e) Seratus jurang tlah kujatuhi

(f) Dimana tangan membentang mengembara mencari

(g) Jalan pulang mendaki rintangan

(h) Tapi ku takkan tumbang

(i) Masih ku kobarkan cinta

(j) Pada hidup, pada waktu

(k) Tak berujung pada-Mu

(l) Berlayar diluas lautan

(m) Tersesat

(n) Kandas

(o) Memberi makna

Pada contoh (19), lagu “Senandung Rindu” bertopik tentang rindu.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Senandung Rindu

bermaksud untuk menyampaikan rasa rindu melalui lagu tersebut,

diungkapkan melalui kata-kata yang sangat puitis. Dalam lagu ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

terdapat syair yang menceritakan tentang rindu, seperti pada bait (a) satu kisah terpendam, (b) mengukir relung hati yang terdalam, dan (c) rinduku padamu.

Pada contoh (20), lagu “Lirih Panyair Murung” bertopik tentang rindu. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Lirih Penyair

Murung bermaksud untuk mengungkapkan segala rasa rindu terhadap seseorang yang tidak berada disisinya saat ini. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang rindu, seperti pada bait (b) berjubahkan sendu merindu, (e) imajinasi tentangmu membuatku senang,

(i) ku tak bisa menyentuhmu, (j) ku tak bisa memelukmu, (k) ku pahat namamu di hatiku, (l) ku tanam bunga di taman jiwaku, dan (r) mungkinkah kau kan datang.

Pada contoh (21), lagu “Ku Kan Pulang” bertopik tentang pulang.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Ku Kan Pulang bermaksud untuk menggambarkan keinginan untuk segera pulang karena telah lama pergi dan banyak menyimpan cerita tentang kerinduan. Penulis juga teringat akan seseorang yang tak pernah melupakannya, bahkan selalu mendoakannya. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang rindu, seperti pada bait (e) ku kan pulang pulang ke rumah dan (q) bawa cerita indah dunia.

Pada contoh (22), lagu “Sediakala” bertopik tentang rindu. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Sediakala bermaksud untuk mengungkapkan rasa rindu karena sudah lama menanti. Rindu dan cinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

yang dirasa selama ini tak pernah berbuah, akan tetap sama seperti biasanya. Doa selalu mengiringi rindu si penulis dan ia yakin, seseorang yang dirindukan akan merindukannya juga. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang rindu, seperti pada bait (b) lama aku menanti, (h) rinduku seperti biasanya, dan (n) dan ku yakin seyakin- yakinnya kau seperti aku.

Pada contoh (23), lagu “Tentang Rumahku” bertopik tentang rumahku. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Tentang

Rumahku bermaksud untuk mengenang tentang rumah dengan segala macam isi dan cerita di dalamnya, serta mengungkapkan rasa rindu yang tertahan. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang rindu, seperti pada bait (e) cerita mimpi indah di masa lalu, (n) sewindu merindu, (o) kembali pulang dengan sebongkah haru, dan (q) bagai rindu kumbang pada bunga di taman.

Pada contoh (24), lagu “Di Balik Pintu” bertopik tentang di balik pintu. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Di Balik

Pintu bermaksud untuk mengungkapkan harapan kepada seseorang agar rindunya terbalaskan. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang rindu, seperti pada bait (h) meskipun hanya dengan kata kau menyentuhku dan (n) aku tetaplah aku yang menunggumu.

Pada contoh (25), lagu “Gurat Asa” bertopik tentang gurat asa.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Gurat Asa bermaksud untuk mengenang perjalanan hidupnya sampai saat ini. Tiada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

kata menyerah untuk terus melangkah walau rindu terus ia bawa dalam

cerita hidup sang penulis hingga sekarang. Dalam lagu ini juga terdapat

syair yang menceritakan tentang rindu, seperti pada bait (a) melangkah

menggenggam kerinduan.

2.5 Lagu yang Bertopik tentang Cinta

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan

keterikatan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang

mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat

lainnya, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia

terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang,

membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa

pun yang diinginkan objek tersebut (Wikipedia bahasa Indonesia).

Lagu-lagu yang bertopik Cinta pada syair lagu Dialog Dini Hari

antara lain sebagai berikut (i) 360 batu, (ii) dariku tentang cinta, (iii) lagu

cinta, (iv) manuskrip telaga, dan (v) hiduplah hari ini.

(26) 360 Batu

(a) Hari cerah di waktu yang singkat

(b) Berbagai cerita para sahabat

(c) Lewati tebing tinggi menjulang

(d) Seutas tali tangan berpegang

(e) Pasir putih terbentang indah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

(f) Karang mengukir hati yang gundah

(g) Memaksa diri lupakan risau

(h) Lautan cinta intan berkilau

(i) Bernyanyi riang dendangkan lagu

(j) Duduk bersila mainkan gitarku

(k) Lukisan langit biar tak menentu

(l) Hati tak surut ombak merayu

(m) Tertawa-tawalah kawan

(n) Basuh basahi diri

(o) Luka biar terluka kawan

(p) Karam kering sendiri

(q) Bahagia bergembiralah

(r) Jadikan kenangan

(s) Canda alam bersahaja

(t) Ai laut tak lagi pasang

(u) Cuaca redup gerimis datang

(v) Angin bertiup awan bergerak

(w) Surya tenggelam siap beranjak

(x) Nada terakhir bawa kita pulang

(y) Lewati tebing tinggi menjulang

(z) Hei sobat, kenang hari ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

(27) Dariku Tentang Cinta

(a) Aku merindu senyum tawamu

(b) Sinar bulan tua kirim salamku padanya

(c) Sendirikah dia di malam gulita

(d) Semesta jagalah dia hingga waktuku tiba

(e) Aku bingkai beribu purnama

(f) Dalam hatiku engkaulah cahaya

(g) Syairku kan menjelma

(h) Merpati kan terbang hinggap di jemari

(i) Bila daun berguguran

(j) Bunga-bunga baru bermekaran

(k) Angin bawalah kabar dariku

(l) Tentang cinta letakkan di pangkuannya sandarkan di jiwa

(m) Warna pelangi membentang di langit

(n) Bisik nurani di telaga sunyi

(28) Lagu Cinta

(a) Menari di atas rumput gemulai

(b) Jemari cinta membelai

(c) Bersemu merah bersinar di wajah

(d) Roman berkembang indah

(e) Mengukir cerita di rindang pohon tua atas nama cinta

(f) Mata menggoda semayam di hati keinganan tanpa henti

(g) Hasrat abadi kisah kasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

(h) Cinta menerima memberi

(i) Lagu cinta nan merdu kumbang merayu

(j) Bunga menyambut menyatu

(k) Nada merajut rindu di rentan waktu

(l) Terpisah jauh merindu

(m) Bersiaplah meluka terluka

(n) Layak sahaja menerjang hujan

(o) Kuasa cinta mencengkram sanubari

(p) Di ujung langit tetap bersemi

(q) Hasrat abadi nan merdu kumbang merayu

(r) Bunga menyambut menyatu

(s) Nada merajut rindu direntan waktu

(t) Terpisah jauh merindu

(29) Manuskrip Telaga

(a) Bayangkanlah diriku seindah yang kau mau

(b) Seindah bunga melati yang mekar di pagi hari

(c) Pahamilah ucapku seindah yang kau mau

(d) Seteduh perangkai kata

(e) Anggun bersajak cinta

(f) Berikanlah ku nama terindah saat kau menyebutnya

(g) Merdu bagai dendang takdir

(h) Senandungkan musim berganti

(i) Dengarkan irama alam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

(j) Penghibur jagat raya

(k) Resapi di dasar hatimu

(l) Menuntunmu ke hadapanku

(m) Jika aku telaga penghapus murka dahaga

(n) Maka teguklah dan hiduplah

(o) Jika aku perahu sampan setia menyibak riak

(p) Kan mengantarmu berlayar

(q) Berlabuh di pulau harapan

(30) Hiduplah Hari Ini

(a) Tuhan beri kita suara maka bernyanyilah

(b) Senyum di fajar bahagia di senja maka bergembiralah

(c) Sambutlah indahnya esok hari

(d) Syukuri cerita yang telah pergi

(e) Benih cinta di waktu lalu

(f) Berbuah kasih terlahir baru

(g) Semesta tak pernah diam

(h) Bisikan doa di telinga alam

(i) Sambutlah indahnya esok hari

(j) Syukuri cerita yang telah pergi

(k) Warnai hari lukis dunia

(l) Asah naluri gapai bahagia

(m) Damaikan diri damai semesta

(n) Lahirkan keajaiban dari tanganmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

(o) Burung camar menari di pantai

(p) Beri tanda badai telah usai

(q) Segera lepas tali sampanmu dayung kemanapun kau mau

(r) Lucuti rantai membelenggu

(s) Buka hati menata hari baru

Pada contoh (26), lagu “360 Batu” bertopik tentang cinta. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu 360 Batu bermaksud untuk mengungkapkan dan menggambarkan bentuk rasa cinta terhadap para sahabat. Dalam lagu ini juga memberi pesan bahwa segala hal yang sudah dilalui bersama sahabat janganlah diupakan, melainkan di kenang. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang cinta, seperti pada bait (b) berbagi cerita para sahabat, (i) bernyanyilah riang dendangkan lagu, (q) bahagia bergembiralah, dan (z) hei sobat kenang hari ini.

Pada contoh (27), lagu “Dariku Tentang Cinta” bertopik tentang cinta. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Dariku

Tentang Cinta bermaksud untuk mengungkapkan rasa cinta kepada seseorang. Pada lagu tersebut penulis juga berharap bahwa orang yang ia pikirkan dalam keadaan baik-baik saja. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang cinta, seperti pada bait (d) semesta jagalah dia hingga waktuku tiba, (f) dalam hatiku engkaulah cahaya, dan (l) tentang cinta letakkan di pangkuannya sandarkan di jiwa.

Pada contoh (28), lagu “Lagu Cinta” bertopik tentang cinta.

Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Lagu Cinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

bermaksud untuk mengungkapkan perasaan cinta yang baru saja merekah indah. Cinta selalu memiliki daya kuasa sendiri di hati manusia. Namun dengan adanya cinta, kita juga harus bersiap untuk terluka. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang cinta, seperti pada bait (b) jemari cinta membelai, (e) mengukir cerita di rindang pohon tua atas nama cinta, (f) mata menggoda semayam di hati keinginan tanpa henti,

(g) hasrat abadi kisah kasih, (h) cinta menerima memberi, (i) lagu cinta nan merdu kumbang merayu, dan (o) kuasa cinta mencengkram sanubari.

Pada contoh (29), lagu “Manuskrip Telaga” bertopik tentang telaga. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Manuskrip

Telaga bermaksud untuk menggambarkan rasa cintanya terhadap alam, salah satunya ialah telaga. Dalam lagu ini penyair seolah-olah menjadi telaga yang selalu ingin dicintai dengan segala apa yang ada dalam telaga itu. Lagu ini juga mengajak untuk terus mencintai alam raya ini dengan baik, karena alam selalu memberikan keindahan yang terkadang tidak bisa kita gambarakan hanya dengan kata-kata. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang cinta, seperti pada bait (a) bayangkanlah diriku seindah yang kau mau, (c) pahamilah ucapku seindah yang kau mau, (e) anggun bersajak cinta, (f) berikanlah ku nama terindah saat kau menyebutnya, dan (k) resapi di dasar hatimu.

Pada contoh (30), lagu “Hiduplah Hari Ini” bertopik tentang harapan. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu Hiduplah

Hari Ini bermaksud untuk memberikan motivasi dan rasa semangat kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

manusia, bahwa menjadi pribadi yang penuh akan harapan tidak akan menjadi sia-sia, serta wujudkanlah harapan-harapan tersebut dengan terus bersyukur dan fokus ke depan. Dengan begitu, kebahagiaan akan selalu ada dan bersemayam. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang cinta, seperti pada bait (a) tuhan beri kita suara maka bernyanyilah, (b) senyum di fajar bahagia di senja maka bergembiralah, (f) berbuah kasih terlahir baru, dan (n) lahirkan keajaiban dari tanganmu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

BAB III

JENIS-JENIS METAFORA YANG TERDAPAT DALAM

SYAIR LAGU DIALOG DINI HARI

3.1 Pengantar

Dalam pembahasan ini dirumuskan bahwa jenis gaya bahasa metafora

pada syair lagu Dialog Dini Hari, ada dua yaitu (i) metafora in presentia dan

(ii) metafora in absentia.

3.2 Lagu yang Bermetafora In Presentia

Seperti dijelaskan sebelumnya, menurut Orrecchioni (1977:149-156

dalam Zaimar, 2002:48-49) metafora in presentia, yaitu perbandingan yang

bersifat eksplisit. Contoh: “Tono adalah buaya darat” (biasa disebut

asimilasi). Di sini kedua unsur yang dibandingkan muncul, jadi tidak bersifat

implisit. Apabila kita bandingkan aspek makna majas simile dengan metafora

asimilasi, akan tampak perbedaan. Kita lihat contoh berikut :

c. “Tono seperti buaya darat” (simile),

d. “Tono memang buaya darat” (asimilasi)

Kalimat pertama menyatakan bahwa sebagian sifat Tono mirip sifat

buaya darat. Sementara itu, bila tak ada kata pembanding (digunakan

metafora asimilasi), maka si pengujar menyatakan bahwa secara keseluruhan,

Tono memang buaya darat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Berikut contoh lagu yang bermetafora in presentia dalam syair lagu

Dialog Dini Hari, (i) bumiku buruk rupa, (ii) sahabatku jadi hantu, (iii) jalan dalam diam, (iv) beranda taman hati, dan (v) aku di mana.

(1) Bumiku buruk rupa

(a) Siang cerah tak bermendung

(b) Surya sinarnya tak berbendung

(c) Awan bergerak tak menentu

(d) Angin kencang bukan puyuh

(e) Tanahku injak seperti pasir

(f) Bagai gelombang di laut pesisir

(g) Liang lahat raksasa hadir

(h) Pribumi tak lagi jaga bumi

(i) Bumiku buruk rupa

(j) Bumiku buruk rupa

(k) Air bumi menipis

(l) Seakan akan hampir habis

(m) Sungai danau hilang sungai danau hilang

(n) Dan kemarau kian panjang

(o) Hujan… hujan… tenggelamkan bumi

(p) Hujan… hujan… tenggelamkan bumi

(q) Panas… panas… panas… bakar bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

(2) Sahabatku jadi hantu

(a) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan?

(b) Seorang ibu kehilangan anaknya

(c) Tahukah kamu atau tak mau tahu akibatnya

(d) Sahabatku kehilangan akal sehatnya

(e) Tunas bangsaku tenggelam menyedihkan

(f) Tragedi negeriku bagai bunga yang terinjak

(g) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan ?

(h) Sahabatku jadi hantu mengerikan ooh

(i) Hentikan hentikan semua itu

(j) Lihat wajah-wajah terbungkus pilu terselimutkan luka dan

terbinasa

(k) Menggaliku terus bekerja

(l) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkah ?

(m) Sahabatku kehilangan akal sehatnya

(n) Tahukah kamu atau tak mau tahu akibatnya

(o) Sahabatku jadi hantu mengerika oohh

(p) Hentikan hentikan semua itu

(q) Lihat wajah-wajah terbungkus pilu

(r) Terselimutkan luka dan terbinasa

(s) Menggaliku terus bekerja

(t) Teruskan teruskan semua itu

(u) Biar wajah-wajah terbungkus pilu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

(v) Terselimutkan luka dan terbinasa

(w) Menggaliku terus bekerja

(3) Jalan dalam diam

(a) Hari baru gelisah yang sama

(b) Matahari berganti bulan

(c) Malam yang sabar direnggut siang

(d) Pagi berkicau senja dibalut jingga

(e) Taman cantik rimbun

(f) Bunga-bunga menawan layu dan mekar

(g) Semua berputar hanya aku yang terdiam

(h) Diam tertahan dengan keinginan yang tertinggal

(i) Ooh angin bawa aku pergi

(j) Burung bawaku terbang tinggi

(k) Temui awan yang tak getar

(l) Digiring badai diterpa prahara

(m) Tanpa keinginan sunyi harapan menghiasi langit

(n) Sisipkanlah aku disayapmu

(o) Terbangkanlah aku kemanapun kau mau

(4) Beranda Taman Hati

(a) Gelak tawa riang menawan dari wajah-wajah rupawan

(b) Celoteh kecil bak burung camar

(c) Mentari pudar menyurut damar

(d) Ku terbuai dan terlena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

(e) Suara-suara penuh makna

(f) Suaramu merdu segumpal syahdu

(g) Terlibat dekat sahabat dekat

(h) Bicaramu ekat seolah mendekap

(i) Bergema dalam tembok-tembok pekat

(j) Ku terbuai dan terlena

(k) Suara-suara penuh makna

(l) Sepanjang waktu ku mencari-cari arti hidup detik ke detik

seakan kian cepat ku terpuruk

(m) Suara tawamu menghapus noda

(n) Gemulai gerak riang gembira menghibur duka

(o) Kupu-kupu terlambat hadir bersaing indah hinggap

bersanding

(p) Istana cinta tanpa pangeran takdir kuasa mustahil melawan

(q) Ku tunduk merangkum doa berharap semua adanya

(r) Sepanjang waktu ku mencari-cari arti hidup

(s) Detik ke detik seakan kian cepat ku terpuruk

(t) Kekagumanku berbuah cerita

(u) Menuai benih di musim semi

(v) Aku bahagia

(5) Aku Dimana

(a) Diantara ragam rupa wajah yang terlihat

(b) Tak satu pun yang dapat kurangkai dan peluk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

(c) Semua terlihat sama

(d) Sama seperti biasanya

(e) Semua terlihat sama tapi aku dimana, dimana

(f) Diantara hujan lebat di tengah samudra

(g) Namun tak mampu jua hapuskan segala dahaga

(h) Semua terlihat sama

(i) Sama seperti biasanya

(j) Semua terlihat sama tapi aku dimana, dimana

Pada syair lagu (1) “Bumiku Buruk Rupa”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia. Seperti pada bait (1i) bumiku buruk rupa. Dalam bait ini kedua unsur yang dibandingkan muncul sehingga tidak bersifat implisit. Pada data (1i), dijelaskan bahwa unsur yang dibandingkan ialah bumiku sedangkan unsur pembandingnya ialah buruk rupa. Pada kalimat tersebut memiliki makna yaitu, bumi yang rusak sehingga tidak indah saat dipandang atau ditempati. Kerusakan alam pada bumi yang mengakibatkan pemandangan di bumi menjadi jelek atau buruk rupa.

Pada syair lagu (2) “Sahabatku Jadi Hantu”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia. Seperti pada bait (2h) sahabatku jadi hantu mengerikan. Dalam bait ini kedua unsur yang dibandingkan muncul sehingga tidak bersifat implisit. Pada contoh dijelaskan bahwa, unsur yang dibandingkan ialah sahabatku, sedangkan unsur pembandingnya ialah hantu mengerikan. Pada kalimat tersebut hantu mengerikan memiliki makna yaitu seorang sahabat yang berubah menjadi sosok yang jahat, tidak baik dan penuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

dengan keburukan. Hal tersebut terjadi karena kata hantu dapat dipersamakan dengan suatu hal yang jahat, yang penuh murka dan keburukan sehingga bersifat tidak baik.

Pada syair lagu (3) “Jalan Dalam Diam”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia. Seperti pada bait (3e) taman cantik rimbun. Dalam bait ini kedua unsur yang dibandingkan muncul, sehingga tidak bersifat implisit. Pada contoh dijelaskan bahwa unsur yang dibandingkan ialah taman cantik, sedangkan unsur pembandingnya ialah rimbun. Pada kalimat tersebut memiliki makna yaitu, taman bunga yang sangat indah dan memiliki bunga yang sangat banyak. Hal tersebut terjadi karena kata rimbun dipersamakan dengan sesuatu yang banyak, sedangkan taman cantik dipersamakan dengan taman yang memiliki bunga-bunga indah.

Pada syair lagu (4) “Beranda Taman Hati”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia. Seperti pada bait (4c) mentari pudar menyurut damar dan (4m) suara tawamu menghapus noda.

Dalam bait (4c) terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia, karena kedua unsur yang dibandingkan muncul, sehingga tidak bersifat implisit. Pada contoh dijelaskan bahwa unsur yang dibandingkan ialah mentari pudar, sedangkan unsur pembandingnya ialah menyurut damar. Pada kalimat tersebut memiliki makna yaitu semangat yang mulai rapuh dapat mematahkan sebuah harapan yang kuat. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena kalimat mentari pudar dipersamakan dengan sebuah semangat yang mulai menurun dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

rapuh, sedangkan kalimat menyurut damar dipersamakan dengan berkurangnya dan hilangnya sebuah harapan yang besar.

Dalam bait (4m) suara tawamu menghapus noda. terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia, karena kedua unsur yang dibandingkan muncul, sehingga tidak bersifat implisit. Pada contoh dijelaskan bahwa unsur yang dibandingkan ialah suara tawa, sedangkan unsur pembandingnya ialah noda. Pada kalimat tersebut memiliki makna yaitu dengan adanya kebahagiaan maka segala kesedihan akan hilang. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena kalimat suara tawa dipersamakan dengan rasa bahagia yang ada pada diri seseorang, sedangkan kata noda dipersamakan dengan sebuah kesedihan yang melekat.

Pada syair lagu (5) “Aku Dimana”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia. Seperti pada bait (5f) di antara hujan lebat di tengah samudra. Dalam bait tersebut, kedua unsur yang dibandingkan muncul, sehingga tidak bersifat implisit. Pada contoh dijelaskan bahwa unsur yang dibandingkan ialah di antara hujan lebat, sedangkan unsur pembandingnya ialah di tengah samudra. Pada kalimat tersebut memiliki makna, banyaknya masalah besar yang terjadi pada diri seseorang. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena, kalimat diantara hujan lebat dipersamakan dengan banyaknya masalah besar, sedangkan kalimat di tengah samudra dipersamakan dengan diri seseorang atau batin seseorang yang sedang kacau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

3.3 Lagu yang Bermetafora In Absentia

Metafora in absentia adalah gaya bahasa perbandingan yang dibentuk

berdasarkan penyimpangan makna. Seperti juga pada simile, dalam metafora

terdapat dua kata (atau bentuk lain) yang maknanya dibandingkan. Namun,

salah satu unsur bahasa yang dibandingkan, tidak muncul, bersifat implisit.

Sifat implisit ini menyebabkan adanya perubahan acuan dan penyimpangan

makna, sehingga menimbulkan masalah kolokasi, yaitu kesesuaian makna

dari dua atau beberapa satuan linguistik yang hadir secara berurutan dalam

ujaran yang sama.

Berikut contoh lagu yang bermetafora absentia dalam syair lagu

Dialog Dini Hari, (i) lengkung langit, (ii) pagi, (iii) pelangi, (iv) oksigen, (v)

menutup tirai, (vi) renovasi otak, (vii) hati-hati, (viii) aku dan burung, (ix)

lirih penyair murung, (x) gurat asa, (xi) aku adalah kamu, (xii) temui diri,

(xiii) rehat sekejap, (xiv) senandung rindu, (xv) ku kan pulang, (xvi)

sediakala, (xvii) tentang rumahku, (xviii) di balik pintu, (xix) dariku tentang

cinta, (xx) manuskrip telaga, (xxi) lagu cinta, (xxii) hiduplah hari ini, (xxiii)

360 batu dan (xxiv) nyanyian langit.

(1) Lengkung Langit

(a) Hey selamat pagi matahari

(b) Cahayamu menembus hati

(c) Pancarona paras kirana

(d) Hati senang sedih sirna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

(e) Selamat jalan awan hitam

(f) Kenangan kelam berangsur karam

(g) Glora pagi menyongsong hari

(h) Hati riang sedih pergi

(i) Padamu langit

(j) Tak terukur indahnya cinta darimu

(k) Seirama detak jantungku memanggilmu

(l) Ooh padamu langit

(m) Menatapmu bersemi damai terdalam

(n) Merawat rindu cinta yang terurai air mata

(o) Gurau takdir maha rencana

(p) Gubah batin tentram raharja

(q) Semestaku rumahku

(r) Sajak untuk doaku

(s) Engkaulah pustaka abadi

(t) Abadi

(2) Pagi

(a) Berhari-hari menanti tak henti henti mencari

(b) Hingga hari ini dambaan hati bertalu pergi

(c) Memilah memilih tak habis-habis berpikir

(d) Sampai pagi ini matahari pagi sendiri dan sendiri

(e) Tetes embun pagi iringi mekar melati

(f) Masihkah indah indah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

(g) Pagi jangan pergi ku takut malam nanti ku masih sendiri

(h) Dan pagimu tak lagi indah

(i) Sekuntum bunga mekar diantara rumput-rumput liar

(j) Gelisah menanti si jantan kumbang tak kunjung datang

(k) Ranting kering terinjak-injak

(l) Luluh lantak tak berontak

(m) Kicau burung harmoni berdendang sebentar lagi siang

(n) Rimbun pohon menari suaranya lembut berbisik

(o) Masihkah indah indah

(3) Pelangi

(a) Tanah basah hujan reda gerimis sisa

(b) Kupu-kupu gumaman rimba bertalu

(c) Bukit yang sendiri

(d) Gunung berpuisi ku berimaji

(e) Sejuk bening angin semilir air mengalir

(f) Hei pelangi warna-warni

(g) Hei pelangi gairah surga dihati

(h) Detak jantung

(i) Detik berdetik halus mengalun

(j) Hati empati

(k) Riuh suara alam ku hormati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

(4) Oksigen

(a) Segarkan ingatanmu saat menghirupku

(b) Resapi rasa hadirnya diriku

(c) Aku bisa hidupkan dirimu hari ini

(d) Aku bisa terhisap panas dan terbakar lalu cemari udara dan

trotoar

(e) Aku bisa membakarmu hari ini aku bisa aku bisa

(f) Terbang melayang ke awan menghilang

(g) Datang dan pergi sendiri tak terkendali

(h) Dedaun dan mentari ajakku menari

(i) Teriknya hari ku terlahir kembali

(j) Aku bisa datang dan pergi aku bisa aku bisa

(k) Terbang melayang ke awan menghilang

(l) Datang dan pergi sendiri

(m) Terbang melayang ke awan menghilang

(n) Datang dan pergi sendiri tak terkendali

(o) Tak terkendali

(5) Menutup Tirai

(a) tirai senja turun menutup jendela langit

(b) Nyalakan lilin cahaya jiwa terang gelap dunia

(c) Layar ditarik panggung usai akhiri cerita

(d) Lonceng berbunyi bergema

(e) Ungkap tabir hancurkan dokma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

(f) Oh akhir dunia tanpa kesedihan

(g) Oh akhir dunia tanpa raga

(h) On indra tanpa indra hanya jiwa

(i) Bunga taman surga abdi cinta mulia

(j) Tak runtuh oleh debu dan badai kencang menderu

(k) Jiwa tanpa nama berbaris di tanah betuan

(l) Tertatih di tangga puing abadi ruang waktu

(m) Oh akhir dunia tanpa kesedihan

(n) Oh akhir dunia tanpa raga

(o) Oh indra hanya jiwa

(p) Hanya jiwa

(6) Renovasi Otak

(a) Perlu sedikit renovasi otak biar tak terkotak-kotak

(b) Seperti tv atau bak mandi

(c) Seperti baju ini hmmm bau sekali

(d) Mending aku mandi lagi

(e) Renovasi fisik biar tak gampang sakit

(f) Seperti gunung yang agung

(g) Seperti tuhan yang murung

(h) Adaptasi prilaku biar tak kaku

(i) Walau dipukul ditendang biar tak malu kalu memang tak

tahu

(j) Rangkul teman lawan padamkan bara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

(k) Ceritakan berita gembira

(l) Inovasi visi untuk masa depan

(m) Kado indah sebuah kemenangan

(7) Hati-hati

(a) Berangkatlah ebih awal biar tak buru-buru

(b) Bisa fatal jalan masih terasa sempit motor saling berhimpit

asap tinggi membungkit

(c) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(d) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(e) Berangkatlah lebih dulu biar tak buru-buru

(f) Apa yang diburu hidup kita hanya sekali dan harus memilih

jangan sampai mati pagi

(g) Hati-hati di jalan lihat kiri dankanan lalu-lalang kendaraan

(h) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(i) Makin banyak korban mati sia-sia tak kenal usia

(j) Makin banyak orang yang tak sabar tak peduli

(k) Tak saling menghormati

(l) Saat pulang rehat bila perlu jangan buru-buru aku pasti

menunggu

(m) Jagalah dirimu juga untuk orang lain seirama harmoni

(n) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(o) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(p) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

(q) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(r) Hati-hati di jalan sifat dan kelakuan cermin suara hati

(8) Aku dan Burung

(a) Hai kau burung tak lelahkah kau terbang

(b) Matahari turun petang menjelang

(c) Cengkramlah dahan dan hinggaplah

(d) Bangunlah sebuah sarang sebagai rumah

(e) Lihatlah diriku tanpa warna

(f) Tertawa pilu haru gempita

(g) Aku tidaklah bebas seperti dirimu

(h) Terjebak dalam sangkar yang kubangun

(i) Akankah kau hinggap hari ini

(j) Mengulum kata berkicau bernyanyi

(k) Akankah kau hinggap di bukit tinggi

(l) Pusaran suaramu bergema di hati

(m) Hai kau burung tk lelahkah kau pergi

(n) Dahan tempatmu hinggap tak mungkin kau bawa

(o) Dahan itu rapuh sebentar lagi rubuh

(p) Teronggok menyudahi peran

(9) Lirih Penyair Murung

(a) ku rangkai puisi ku bersenandung

(b) Berjubahkan sendu merindu

(c) Berserah diri rela terbelenggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

(d) Aura indahmu menerjangku

(e) Imajinasi tentangmu membuatku senang

(f) Tak sekali membuatku berang

(g) Aku terduduk termenung di siang hari

(h) Melamun murung di malam hari

(i) Ku tak bisa menyentuhmu

(j) Ku tak bisa memelukmu

(k) Ku pahat namamu di hatiku

(l) Ku tanam bunga di taman jiwaku

(m) Terbungkus wangimu

(n) Harum nafasmu harum nafasmu

(o) Meraba mimpi tak bertepi

(p) Di ujung malam ku bernyanyi

(q) Suara misteri suatu petanda

(r) Mungkinkah kau kan datang

(s) Saat hariku sekedar tuk hidup

(t) Matamu cahaya pelitaku ketika kata menjadi wahyu

(u) Nafas kita menjadi satu

(v) Ku tak bisa menyentuhmu

(w) Ku tak bisa memelukmu

(x) Ku pahat namamu di hatiku

(y) Ku tanam bunga di taman jiwaku terbungkus wangimu

(z) Harum nafasmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

(10) Gurat Asa

(a) Melangkah menggenggam kerinduan

(b) Kelana panjang dunia

(c) Jubah tlah lama kutanggalkan

(d) Riang dan sunyi aku telanjang

(e) Seratus jurang tlah kujatuhi

(f) Dimana tangan membentang mengembara mencari

(g) Jalan pulang mendaki rintangan

(h) Tapi ku takkan tumbang

(i) Masih ku kobarkan cinta

(j) Pada hidup pada waktu

(k) Tak berujung pada-Mu

(l) Berlayar diluas lautan

(m) Tersesat

(n) Kandas

(o) Memberi makna

(11) Aku adalah Kamu

(a) Tanah yang ku injak sama sepertimu

(b) Langit yang ku junjung sama sepertimu

(c) Aku tak berbeda darimu

(d) Udara yang ku hirup kau hirup juga

(e) Dingin yang kau rasa ku rasakan sama

(f) Kita tak terlihat beda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

(g) Matahari takkan terlihat beda dari tempatmu

(h) Bulan dan bintang kan terlihat sama dari tempatmu

(i) Dan memberikan cahaya yang sama untuk kita

(j) Tralalalalal lalalalalala lalalalal lalalalalal lalalal

(k) Warna busanamu yang terlihat beda

(l) Anugerah yang sama kita terima

(m) Aku adalah kamu manusia yang sama

(n) Matahari takkan terlihat beda dari tempatmu

(o) Dan memberikan cahaya yang sama untuk kita

(p) Tralalalalalalal lalalalalal lalalalalal lalalala

(q) Tralalalalalalal lalalalalal lalalalalal lalalala

(r) Tralalalalalalal lalalalalal lalalalalal lalalala

(12) Temui Diri

(a) Ku hentikan langkahku

(b) Kutemui diriku

(c) Kumenua bersama waktu

(d) Tak terkira rasa menusuk

(e) Sombong datang dahulu

(f) Sesal terakhir memburu

(g) Waktu takkan kembali

(h) Berserah diri resapi

(i) Noda-noda hati menyingkirlah

(j) Lahir kembali bersihkan jiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

(k) Jujur hilangkan derita

(l) Pikiran berbuah karma

(m) Aku benih siap berdiri yang menanti musim semi

(13) Rehat Sekejap

(a) Rehat sekejap jika kau lelah

(b) Rebahkanlah diri sebentar

(c) Basuh tanganmu bersihkan debu

(d) Hilangkan dahaga dijeda waktu

(e) Lantunkan lagu yakinlah merdu

(f) Dengungkan syair pujangga dulu

(g) Renungkan bair pelipur lara

(h) Bijaksana hati hilangkan murka

(i) Rehat sekejap kita perlu istirahat

(j) Rehat sekejap jerat nafsu menjebak nalar

(k) Rehat sekejap lepaskan beban buka cadar

(l) Rehat sekejap syukuri nikmat anugerah

(14) Senandung Rindu

(a) Satu kisah terpendam

(b) Mengukir relung hati yang terdalam

(c) Rinduku padamu

(d) Mengendap ikhlas, pagi siang malam

(e) Semesta merayu

(f) Lagu-lagu merdu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

(g) Seakan bertutur

(h) Berpantun menghibur

(i) Hu uuu… ingatkah aku bila di rumah?

(j) Hu uuu… bukalah pintu bila ku pulang

(k) Nanti, esok entah

(l) Sekian lama waktu

(m) Merpati tak bawa berita baru

(n) Keagunganmu

(o) Berkilau ikhlas mengisi hatiku

(p) Perahu melaju

(q) Dayung hingga ke hulu

(r) Badai berlalu esok hari rabu

(15) Ku Kan Pulang

(a) Lamakah aku pergi hingga tak sadar rambutmu makin

memutih

(b) Banyak waktuku yang terbuang rugi

(c) Lamakah aku pergi hingga tak sadar beribu kisah ingin

kubagi

(d) Berilah aku waktu sebentar lagi

(e) Ku kan pulang pulang ke rumah

(f) Berilah waktu sabar menunggu

(g) Doamu selalu untukku selalu untukku

(h) Hingga kini aku tak ragu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

(i) Biarkanlah aku sujud di kakimu

(j) Lukisanmu selalu indah seperti doamu

(k) Sepanjang masa tak putus asa

(l) Semetara waktu merubah kita

(m) Sementara waktu merubah kita

(n) Ku kan pulang pulang ke rumah

(o) Berilah waktu sabar menunggu

(p) Ku kan pulang pulang ke rumah

(q) Bawa cerita indah dunia

(16) Sediakala

(a) Selamat datang kembali

(b) Lama aku menanti

(c) Berbulan-bulan kau pergi

(d) Bosan aku sendiri

(e) Tiap sudut ruang ku bersihkan

(f) Baju-baju tlah kusingkirkan

(g) Mungkin ada yang berubah tapi tidak diriku

(h) Rinduku seperti biasanya

(i) Berubah menjadi doa untukmu

(j) Cintaku seperti biasanya

(k) Kemegahan yang tersisa dariku

(l) Di luar sana dunia menggila berpacu bergerak tak habis-

habisnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

(m) Kemurahan hati semesta yang kerap membuatmu kembali

datang

(n) Dan ku yakin seyakin-yakinnya kau seperti aku

(o) Seperti biasanya

(p) Seperti tak pernah berubah

(q) Rinduku seperti biasanya

(r) Berubah menjadi doa untukmu

(s) Cintaku seperti biasanya

(t) Kemegahan yang tersisa dariku

(17) Tentang Rumahku

(a) Tentang rumahku di ujung bukit karang yang berbatu

(b) Beranda rumahku tumbuh-tumbuhan liar tak tahu malu

(c) Tentang rumahku berbagai macam musim telah kurengkuh

(d) Jadi saksi bisu

(e) Cerita mimpi indah di masa lalu

(f) Yang terlahir dari sebuah gerbang waktu

(g) Yang menjadi tembok kokoh mengitari rumahku

(h) Adakah yang lebih indah dari semua ini

(i) Rumah mungil dan cerita cinta yang megah

(j) Bermandi cahaya di padang bintang

(k) Aku bahagia

(l) Tentang rumahku takkan goyah walau badai mengamuk

(m) Seperti pohon jati akarnya tertancap di poros bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

(n) Sewindu merindu

(o) Kembali pulang dengan sebongkah haru

(p) Senyum menyambut

(q) Bagai rindu kumbang pada bunga di taman

(18) Di Balik Pintu

(a) Apakah yang kau mau

(b) Sembunyi di ruang berdebu

(c) Mengurung diri membisu menutup pintu

(d) Berdiri di depan rumahmu

(e) Buka pintu demi waktu yang tersisa hari ini

(f) Ceritakan arti gerakmu

(g) Katakanlah katakan padaku

(h) Meskipun hanya dengan kata kau menyentuhku

(i) Seakan tiap kata wujud bibirmu

(j) Kecup keningku

(k) Ucapkanlah sesuatu walau di balik pintu

(l) Waktu terus berputar

(m) Senja berganti malam

(n) Aku tetaplah aku yang menunggumu

(19) Dariku Tentang Cinta

(a) Aku merindu senyum tawamu

(b) Sinar bulan tua kirim salam padanya

(c) Sendirikah dia di malam gulita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

(d) Semesta jagalah dia hingga waktuku tiba

(e) Aku bingkai beribu purnama

(f) Dalam hatiku engkaulah cahaya

(g) Syairku kan menjelma

(h) Merpati kan terbang hinggap di jemari

(i) Bila daun berguguran

(j) Bunga-bunga baru bermekaran

(k) Angin bawalah kabar dariku

(l) Tentang cinta letakkan di pangkuannya sandarkan di jiwa

(m) Warna pelangi membentang di langit

(n) Bisik nurani di telaga sunyi

(20) Manuskrip Telaga

(a) Bayangkanlah diriku seindah yang kau mau

(b) Seindah bunga melati yang mekar di pagi hari

(c) Pahamilah ucapku seindah yang kau mau

(d) Seteduh perangkai kata

(e) Anggun bersajak cinta

(f) Berikanlah ku nama terindah saat kau menyebutnya

(g) Merdu bagai dendang takdir

(h) Senandungkan musim berganti

(i) Dengarkan irama alam

(j) Penghibur jagat raya

(k) Resapi di dasar hatimu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

(l) Menuntunmu ke hadapanku

(m) Jika aku telaga penghapus murka dahaga

(n) Maka teguklah dan hiduplah

(o) Jika aku perahu sampan setia menyibak riak

(p) Kan mengantarmu berlayar

(q) Berlabuh di pulau harapan

(21) Lagu Cinta

(a) Menari di atas rumput gemulai

(b) Jemari cinta membelai

(c) Bersemu merah bersinar di wajah

(d) Roman berkembang indah

(e) Mengukir cerita di rindang pohon tua atas nama cinta

(f) Mata menggoda semayam di hati keinginan tanpa henti

(g) Hasrat abadi kisah kasih

(h) Cinta menerima memberi

(i) Lagu cinta nan merdu kumbang merayu

(j) Bunga menyambut menyatu

(k) Nada merajut rindu di rentan waktu

(l) Terpisah jauh merindu

(m) Bersiaplah meluka terluka

(n) Layak sahaja menerjang hujan

(o) Kuasa cinta mencengkram sanubari

(p) Di ujung langit tetap bersemi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

(q) Hasrat abadi nan merdu kumbang merayu

(r) Bunga menyambut menyatu

(s) Nada merajut rindu direntan waktu

(t) Terpisah jauh merindu

(22) Hiduplah Hari Ini

(a) Tuhan beri kita suara maka bernyanyilah

(b) Senyum di fajar bahagia di senja maka bergembiralah

(c) Sambutlah indahnya esok hari

(d) Syukuri cerita yang telah pergi

(e) Benih cinta di waktu lalu

(f) Berbuah kasih terlahir baru

(g) Semesta tak pernah diam

(h) Bisikan doa di telinga alam

(i) Sambutlah indahnya esok hari

(j) Syukuri cerita yang telah pergi

(k) Warnai hari lukis dunia

(l) Asah naluri gapai bahagia

(m) Damaikan diri dama semesta

(n) Lahirkan keajaiban dari tanganmu

(o) Burung camar menari di pantai

(p) Beri tanda badai telah usai

(q) Segera lepas tali sampanmu dayung kemanapun kau mau

(r) Lucuti rantai membelenggu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

(s) Buka hati menata hari baru

(23) 360 Batu

(a) Hari cerah di waktu yang singkat

(b) Berbagi cerita para sahabat

(c) Lewati tebing tinggi menjulang

(d) Seutas tali tangan berpegang

(e) Pasir putih terbentang indah

(f) Karang mengukir hati yang gundah

(g) Memaksa diri lupakan risau

(h) Lautan cinta intan berkilau

(i) Bernyanyi riang dendangkan lagu

(j) Duduk bersila mainkan gitarku

(k) Lukisan langit biar tak menentu

(l) Hati tak surut ombak merayu

(m) Tertawa-tawalah kawan

(n) Basuh basahi diri

(o) Luka biar terluka kawan

(p) Karam kering sendiri

(q) Bahagia bergembiralah

(r) Jadikan kenangan

(s) Canda alam bersahaja

(t) Air laut tak lagi pasang

(u) Cuaca redup gerimis datang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

(v) Angin bertiup awan bergerak

(w) Surya tenggelam siap beranjak

(x) Nada terakhir bawa kita pulang

(y) Lewati tebing tinggi menjulang

(z) Hei sobat kenang hari ini

(24) Nyanyian Langit

(a) Perjalanan hati maknai kuasa cinta sejati

(b) Menjelajah langit kepasrahan diri mengagumi

(c) Oh indah indah

(d) Mempercantik batin persunyi diri tanpa pamrih

(e) Memperkaya waktu tuk selalu mengingatmu

(f) Oh indah indah

(g) Nyanyian langit untukmu beribu puji

(h) Takbir membahana redakan duka bencana

(i) Oh luka sirna

(j) Oh luka musnah

(k) Aku dan dia realita

(l) Aku dan dia realita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Pada syair lagu (1) “Lengkung Langit”, terdapat kalimat yang memiliki metafora in absentia, seperti pada bait (1a) hey slamat pagi matahari dan (1e) slamat jalan awan hitam.

Dalam bait (1a) terdapat unsur pembanding yaitu matahari,sedangkan unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga kata matahari memiliki sifat implisit. Kata matahari dibandingkan dengan suatu harapan. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena matahari dapat disimbolkan dengan sesuatu yang hidup, yang cerah, pembangkit semangat dan tentunya ialah suatu harapan.

Dalam bait (1e) juga terdapat unsur pembanding yaitu awan hitam, sedangkan unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga kata awan hitam bersifat implisit. Kata awan hitam dipersamakan dengan suatu kesedihan. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena awan hitam dapat disimbolkan dengan suatu hal yang gelap, yang rapuh dan tidak memiliki harapan, sehingga dapat menimbulkan kesedihan.

Pada syair lagu (2) “Pagi”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (2g) rimbun pohon menari suaranya lembut berbisik. Dalam bait tersebut, terdapat unsur pembanding yaitu rimbun pohon. Rimbun pohon dibandingkan dengan banyaknya harapan dalam diri manusia. Namun dalam bait ini, unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Rimbun pohon dapat disimbolkan dengan banyaknya harapan yang kokoh dalam diri manusia sehingga dalam contoh kalimat (2g) dapat saling berkaitan makna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Pada syair lagu (3) “Pelangi”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (3d) gunung berpuisi ku berimaji. Dalam bait tersebut, terdapat unsur pembanding yaitu gunung. Gunung dibandingkan dengan suatu harapan dan motivasi. Namun dalam bait ini, unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data (3d) dapat bermakna suatu harapan dan motivasi dalam hidup dapat menumbuhkan semangat agar terus dapat bermimpi dan meraih mimpi tersebut.

Pada syair lagu (4) “Oksigen”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (4h) dedaun dan mentari ajakku menari.

Dalam bait tersebut, terdapat unsur pembanding yaitu dedaun dan mentari. Unsur pembanding tersebut dibandingkan dengan cinta dan kasih. Namun dalam bait ini tidak muncul unsur yang dibandingkan sehingga bersifat implisit. Pada data (4h) dapat bermakna bahwa dengan adanya cinta dan kasih akan menimbulkan banyak sukacita.

Pada syair lagu (5) “Menutup Tirai”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (5k) jiwaku tanpa nama berbaris di tanah bertuan. Dalam bait tersebut terdapat unsur pembanding yaitu tanah bertuan. Tanah bertuan dibandingakn dengan Tuhan. Tanah yang diciptakan oleh

Tuhan. Akan tetapi dalam bait tersebut unsur yang dibandingkan tidak dimunculkan sehingga bersifat implisit.

Pada syair lagu (6) “Renovasi Otak”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (6j) rangkul teman lawan padamkan bara. Dalam bait tersebut terdapat unsur pembanding yaitu bara. Bara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

dibandingkan dengan sebuah masalah besar. Namun dalam bait tersebut unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait di atas, bermakna bersama-sama dengan sesama manusia untuk menyelesaikan suatu masalah besar yang terjadi.

Pada syair lagu (7) “Hati-hati”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (7m) jagalah dirimu juga untuk orang lain seirama harmoni dan (7r) hati-hati di jalan sifat dan kelakuan cermin suara hati.

Dalam bait (7m), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu seirama harmoni. Seirama harmoni dalam bait tersebut dibandingkan dengan sesuatu yang dapat sejalan dengan indah, namun dalam bait tersebut tidak ada unsur yang dibandingkan sehingga bersifat implisit.

Dalam bait (7r), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding, yaitu cermin suara hati. Cermin suara hati pada bait ini dibandingkan dengan kelakuan manusia yang sebenarnya.

Namun dalam bait ini sesuatu yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit.

Pada syair lagu (8), “Aku dan Burung” terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (8b) matahari turun petang menjelang, (8e) lihatlah diriku tanpa warna, dan (8h) terjebak dalam sangkar yang kubangun.

Dalam bait (8b), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu matahari turun. Matahari turun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

pada bait ini dibandingkan dengan tidak adanya harapan. Namun dalam bait ini hal yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait di atas bermakna tidak ada harapan maka hidup menjadi menyedihkan dan tidak memiliki daya.

Dalam bait (8e), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu tanpa warna. Tanpa warna pada bait ini dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki harapan ataupun putus asa dalam hidup. Namun dalam bait ini tidak ada unsur yang dibandingkan sehingga bersifat implisit. Pada data (8e) bermakna bahwa seseorang telah menegaskan bahwa dirinya sedang putus asa dan tidak memiliki harapan.

Dalam bait (8h), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu dalam sangkar. Dalam sangkar pada bait ini dibandingkan dengan suatu pikiran atau dalam pikiran. Akan tetapi pada bait ini kata yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data (8h) bermakna seseorang yang terjebak dengan pikiran yang ia ciptakan sendiri.

Pada syair lagu (9), “Lirih Penyair Murung” terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (9b) berjubahkan sendu merindu dan (9k) ku pahat namamu di hatiku.

Dalam bait (9b), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu berjubahkan. Berjubahkan pada bait ini dibandingkan dengan sifat manusia yang membawa atau merasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

sesuatu. Pada bait ini, manusia sedang merasakan rasa rindu yang amat sangat, tetapi sesuatu yang dibandingkan tidak muncul dalam bait ini sehingga kata yang dibandingkan merupakan kata yang memiliki sifat implisit.

Dalam bait (9k), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu ku pahat. Ku pahat pada bait ini dibandingkan dengan sifat manusia yang ingin mengenang. Bait (9k) juga menegaskan bahwa tokoh aku akan terus mengenang seseorang di dalam hatinya.

Akan tetapi unsur yang dibandingkan dalam bait ini tidak muncul sehingga memiliki sifat implisit.

Pada syair lagu (10), “Gurat Asa” terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (10a) melangkah menggenggam kerinduan, dan (10e) seratus jurang tlah kujatuhi.

Dalam bait (10a), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu menggenggam kerinduan.

Menggenggam kerinduan pada bait ini dibandingkan dengan perasaan manusia yang merasakan rindu. Pada kehidupan kita sehari-hari rindu ialah sesuatu yang dirasa dalam hati, bukan sesuatu yang dapat digenggam. Sesuatu yang dapat digenggam ialah benda. Namun dalam bait ini, kalimat yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit.

Dalam bait (10e), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu seratus jurang. Seratus jurang pada bait ini dibandingkan dengan sebuah masalah besar yang bertubi-tubi. Akan tetapi kata yang dibandingkan tidak muncul sehingga ia memiliki sifat impisit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

atau tersirat. Pada data (10e) bermakna sebuah masalah yang besar dan bertubi- tubi telah seseorang alami dan lalui.

Pada syair lagu (11), “Aku adalah Kamu”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (11b) langit yang ku junjung sama sepertimu,

Dalam bait tersebut terdapat unsur pembanding yaitu ku junjung. ku junjung pada bait ini dibandingkan dengan melihat, karena dalam bait sesuatu yang dapat dijunjung bukanlah langit. Langit hanya dapat dilihat sehingga makna yang tepat untuk kata ku junjung dalam bait ini ialah melihat. Namun dalam bait, hal yang dibandingkan bersifat implisit, tidak muncul.

Pada syair lagu (12) “Temui Diri”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (12i) noda-noda hati menyingkirlah dan (12l) pikiran berbuah karma.

Dalam bait (12i), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu noda-noda hati. Noda-noda hati pada bait ini dibandingkan dengan suatu perasaan sedih yang sedang melekat di dalam hati. Namun dalam bait ini sesuatu yang dibandingkan tidak muncul dan bersifat implisit.

Dalam bait (12l), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu berbuah karma. Berbuah karma dalam bait ini dibandingkan dengan suatu penderitaan. Namun dalam bait ini sesuatu yang dibandingkan tidak muncul dan bersifat implisit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Pada syair lagu (13) “Rehat Sekejap”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (13k) rehat sekejap lepaskan beban buka cadar. Dalam bait tersebut terdapat unsur pembanding yaitu buka cadar.

Buka cadar dibandingkan melepaskan suatu hal yang menghalangi atau penghalang. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidaklah muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait di atas, bermakna istirahatlah dahulu dan hilangkanlah beban hidup agar selalu ada rasa semangat dan harapan dalam hidup.

Pada syair lagu (14) “Senandung Rindu”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (14a) satu kisah terpendam dan (14m) merpati tak bawa berita baru.

Dalam bait (14a) terdapat unsur pembanding yaitu terpendam. Terpendam dibandingkan dengan sesuatu yang membekas. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait (14a) memiliki makna suatu pengalaman yang membekas.

Dalam bait (14m) terdapat unsur pembanding yaitu merpati. Merpati dibandingkan dengan sebuah harapan. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait (14m) memiliki makna yaitu harapan yang tak lagi ada.

Pada syair lagu (15) “Ku Kan Pulang”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (15i) biarkanlah aku sujud di kakimu dan (15j) lukisanmu selalu indah seperti doamu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Dalam bait (15i), terdapat unsur pembanding yaitu sujud di kakimu. Sujud di kakimu dibandingkan dengan rasa berbakti. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait (15i) memiliki makna yaitu rasa ingin berbakti kepada orang tua.

Dalam bait (15j), terdapat unsur pembanding yaitu lukisanmu. Lukisanmu dibandingkan suatu harapan. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait (15j) memiliki makna bahwa dengan doa maka segala harapan dapat menjadi indah.

Pada syair lagu (16) “Sediakala”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (16k) kemegahan yang tersisa dariku. Dalam bait tersebut terdapat unsur pembanding yaitu kemegahan.

Kemegahan dibandingkan dengan rasa cinta yang besar. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data (16k) memiliki makna, seseorang yang hanya memiliki perasaan cinta yang besar dan tulus.

Pada syair lagu (17) “Tentang Rumahku”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (17f) yang terlahir dari sebuah gerbang waktu dan (17j) bermandi cahaya di padang bintang.

Dalam bait (17f), terdapat unsur pembanding yaitu gerbang waktu.

Gerbang waktu dibandingkan dengan harapan besar. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data (17f) bermakna, memiliki dan menaruh akan sebuah harapan besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Dalam bait (17j), terdapat unsur pembanding yaitu bermandi cahaya.

Bermandi cahaya dibandingkan dengan rasa penuh bahagia. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data (17j) bermakna, merasakan bahagia yang amat sangat di dunia.

Pada syair lagu (18), “Di Balik Pintu”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (18b) meskipun hanya dengan kata kau menyentuhku dan (18l) waktu terus berputar.

Dalam bait (18b), terdapat unsur pembanding yaitu menyentuhku.

Menyentuhku dibandingkan dengan berbicara. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit.

Dalam bait (18l), terdapat unsur pembanding yaitu berputar. Berputar dibandingkan dengan berjalan. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data (18l) bermakna, bahwa hidup akan terus berjalan.

Pada syair lagu (19), “Dariku Tentang Cinta”, terdaapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (19b) sinar bulan tua kirim salamku padanya dan (19f) dalam hatiku engkaulah cahaya.

Dalam bait (19b), terdapat unsur pembanding yaitu sinar bulan tua.

Kalimat tersebut dibandingkan dengan suasana tengah malam yang terdapat bulan di langit. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada contoh bait (19b) bermakna seseorang yang sedang merasakan rindu di tengah malam untuk kekasih hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Dalam bait (19f), terdapat unsur pembanding yaitu cahaya. Kata cahaya dibandingkan dengan harapan. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit.

Pada syair lagu (20) “Manuskrip Telaga”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (20m) jika aku telaga penghapus murka dahaga. Dalam bait tersebut terdapat unsur pembanding yaitu murka dahaga. Murka dahaga dibandingkan dengan kerakusan dan nafsu manusia. Namun dalam bait ini unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit.

Pada syair lagu (21) “Lagu Cinta”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (21a) menari di atas rumput gemulai, (21c) bersemu merah bersinar di wajah, dan (21i) lagu cinta nan merdu kumbang merayu.

Dalam bait (21a), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding namun tidak ditemukan unsur yang dibandingkan sehingga bersifat implisit. Pada data dijelaskan bahwa unsur pembanding ialah menari. Menari dibandingkan dengan suasana hati manusia yang bahagia.

Dalam bait (21c), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yang muncul, namun unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data dijelaskan bahwa unsur pembanding ialah bersemu merah dan bersinar di wajah. Bersemu merah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

dipersamakan dengan perasaan rasa malu sedangkan bersinar di wajah dipersamakan dengan perasaan bahagia.

Dalam bait (21i), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding yaitu kumbang. Kumbang dibandingkan dengan seorang lelaki, namun unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data (21i) bermakna, seorang lelaki yang sedang menggoda seorang gadis yang ia cintai.

Pada syair lagu (22) “Hiduplah Hari Ini”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in presentia. Seperti pada bait (22h) bisikan doa di telinga alam dan (22k) warnai hari lukis dunia.

Dalam bait (22h), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding namun unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data dijelaskan bahwa unsur pembanding ialah bisikan doa dan telinga alam. Pada kalimat tersebut memiliki makna memohon doa kepada Tuhan yang Maha Esa. Hal tersebut dapat dikatakan demikian, karena kalimat bisikan doa dipersamakan dengan permohonan doa, sedangkan kalimat telinga alam dipersamakan dengan Tuhan yang Maha Esa.

Pada bait (22k), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembandingnya namun unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit. Pada data dijelaskan bahwa unsur yang pembanding ialah warnai hari dan lukis dunia. Pada kalimat tersebut memiliki makna sambutlah hari dengan penuh sukacita dan buatlah sesuatu hal yang indah.

Hal tersebut dapat dikatakan demikian, karena kalimat warnai hari dipersamakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

dengan sambutlah hari dengan sebuah keindahan sedangkan lukis dunia dipersamakan dengan berikanlah suatu keindahan di hari-harimu.

Pada syair lagu (23) “360 Batu”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (23n) basuh basahi diri dan (23w) surya tenggelam siap beranjak.

Dalam bait (23n), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding namun tidak terdapat unsur yang dibandingkan sehingga bersifat implisit. Pada data dijelaskan bahwa unsur pembanding ialah basuh dan basahi diri. Pada kalimat tersebut memiliki makna lepaskan semua beban yang ada dalm diri. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena, kata basuh dipersamakan dengan lepaskan atau hilangkan, sedangkan kalimat basahi diri dipersamakan dengan lepaskan semua beban dalam diri.

Dalam bait (23w), terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia, karena terdapat unsur pembanding namun tidak terdapat unsur yang dibandingkan sehingga bersifat implisit. Pada data dijelaskan bahwa unsur pembanding ialah surya tenggelam dan siap beranjak. Pada kalimat tersebut memiliki makna harapan yang hilang akan datang kembali dengan harapan baru yang lebih besar. Hal tersebut dapat dikatakan demikian karena, kalimat surya tenggelam dipersamakan dengan harapan yang hilang, sedangkan kalimat siap beranjak dipersamakan dengan harapan baru yang kembali muncul.

Pada syair lagu, (24) “Nyanyian Langit”, terdapat kalimat yang menyatakan adanya metafora in absentia. Seperti pada bait (24d) mempercantik batin persunyi diri tanpa pamrih. Dalam bait tersebut terdapat unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

pembandingya yaitu mempercantik batin. Mempercantik batin dibandingkan dengan perbuatan baik dalam diri manusia, namun dalam bait tersebut unsur yang dibandingkan tidak muncul sehingga bersifat implisit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa topik yang terdapat dalam syair lagu Dialog

Dini hari ada empat jenis topik, yakni (i) alam, (ii) manusia, (iii) rindu, dan

(iv) cinta. Pada setiap lagu dianalisis kemudian diklasifikasikan sesuai dengan

keempat topik tersebut. Dalam topik (i) alam, terdapat tujuh judul lagu, yaitu

(i) lengkung langit, (ii) bumiku buruk rupa, (iii) pagi, (iv) pelangi, (v)

oksigen, (vi) nyanyian langit, dan (vii) menutup tirai.

Topik (ii) manusia, terdapat sebelas judul lagu, yaitu (i) aku adalah

kamu, (ii) temui diri, (iii) rehat sekejap, (iv) beranda taman hati, (v)

sahabatku jadi hantu, (vi) renovasi otak, (vii) lagu sedih, (viii) hati-hati, (ix)

aku dimana, (x) aku dan burung, dan (xi) jalan dalam diam.

Topik (iii) rindu, terdapat tujuh judul lagu, yaitu (i) senandung rindu,

(ii) lirih penyair murung, (iii) ku kan pulang, (iv) sediakala, (v) tentang

rumahku, (vi) di balik pintu, dan (vii) gurat asa.

Topik (iv) cinta, terdapat lima judul lagu, yaitu (i) 360 batu, (ii) dariku

tentang cinta, (iii) lagu cinta, (iv) manuskrip telaga, dan (v) hiduplah hari ini.

Kemudian ditemukan pula jenis-jenis metafora dalam syair lagu

Dialog Dini Hari, yakni (i) metafora in presentia dan (ii) metafora in

absentia. Pada hasil analisis, jenis metafora in absentia dalam syair lagu Grup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Band Dialog Dini Hari lebih banyak ditemukan, dibandingkan dengan jenis

metafora in presentia.

4.2 Saran

Dalam penelitian ini telah diuraikan jawaban atas rumusan maslah

yang telah diangkat oleh peneliti dalam menyusun skripsi ini. Telah diketahui

bahwa peneliti membahas mengenai topik dan jenis-jenis metafora yang

terdapat dalam syair lagu Dialog Dini Hari. Pada penelitian ini, peneliti

berharap agar penelitian selanjutnya dapat memperluas dan mengembangkan

teori-teori lain untuk membahas berbagai jenis lagu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. https://kbbi.kemendikbud.go.id/. Diakses pada tanggal 22 Januari 2019, pukul 17.00 WIB. Yogyakarta. Baharuddin.Penelitian.https://www.researchgate.net/publication/321573186_Meta fora_dalam_Lirik_Lagu_Anggun_C_Sasmi. Diakses pada tanggal 22 Januari 2019, pukul 17.56 WIB. Yogyakarta. Cahyadi.Penelitian.http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_det ail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=75974&obyek _id=4. Diakses pada tanggal 22 Januari 2019, pukul 19.25 WIB. Yogyakarta. Damarastuti, Dionisia Tria. 2018. “Topik Dan gaya Bahasa Pada Lagu Anak Karya A.T. mahmud”. Yogyakarta Universitas Sanata Dharma. Keraf, Gorys. 1981. Diskusi dan Gaya Bahasa. Flores : Nusa Indah. Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Jakarta : Penerbit Nusa Indah. Khoiriyah, Siti Nurul. 2016. “Metafora Pada Lirik Lagu Muhammad Tulus Rusydi (Tulus) di Album Gajah”. Kediri Universitas Nusantara Persatuan Republik Indonesia. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nugrahani.Penelitian.http://jurnal.fib.uns.ac.id/index.php/etnografi/article/view/2 19. Diakses pada tanggal 22 Januari 2019, pukul 19.30 WIB. Yogyakarta. Pradopo, Rahcmat Djoko. 2013. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa : Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana Press. Tarigan, Henry, Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : Angkasa bandung. Wiradharma.Penelitian.http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/articel/view/ 389. Diakses pada tanggal 22 Januari 2019, pukul 18.03 WIB. Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. 2002. “Majas dan Pembentukannya”. Dalam Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 6, No. 2, Desember 2002, hlm. 48-49.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

LAMPIRAN

(1) Lengkung Langit

(a) Hey slamat pagi matahari

(b) Cahayamu menembus hati

(c) Pancarona paras kirana

(d) Hati senang sedih sirna

(e) Slamat jalan awan hitam

(f) Kenangan kelam berangsur karam

(g) Glora pagi menyongsong hari

(h) Hati riang sedih pergi

(i) Padamu langit

(j) Tak terukur indahnya cinta darimu

(k) Seirama detak jantungku memanggilmu

(l) Ooh padamu langit

(m) Menatapmu bersemi damai terdalam

(n) Merawat rindu cinta yang terurai air mata

(o) Gurau takdir maha rencana

(p) Gubah batin tentram raharja

(q) Semestaku rumahku

(r) Sajak untuk doaku

(s) Engkaulah pustaka abadi

(t) Abadi…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

(2) Bumiku Buruk Rupa

(a) Siang cerah tak bermendung

(b) Surya sinarnya tak berbendung

(c) Awan bergerak tak menentu

(d) Angin kencang bukan puyuh

(e) Tanahku injak seperti pasir

(f) Bagai gelombang di laut pesisir

(g) Liang lahat raksasa hadir

(h) Pribumi tak lagi jaga bumi

(i) Bumiku buruk rupa

(j) Bumiku buruk rupa

(k) Air bumi menipis

(l) Seakan akan hampir habis

(m) Sungai danau hilang sungai danau hilang

(n) Dan kemarau kian panjang

(o) Hujan…hujan… tenggelamkan bumi

(p) Hujan…hujan… tenggelamkan bumi

(q) Panas…panas…panas… bakar bumi

(3) Pagi

(a) Berhari-hari menanti tak henti henti mencari

(b) Hingga hari ini dambaan hati berlalu dan pergi

(c) Memilah memilih tak habis-habis berpikir

(d) Sampai pagi ini matahari pagi sendiri dan sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

(e) Tetes embun pagi iringi mekar melati

(f) Masihkah indah indah

(g) Pagi jangan pergi ku takut malam nanti ku masih sendiri

(h) Dan pagimu tak lagi indah

(i) Sekuntum bunga mekar diantara rumput-rumput liar

(j) Gelisah menanti si jantan kumbang tak kunjung datang

(k) Ranting kering terinjak injak

(l) Luluh lantak tak berontak

(m) Kicau burung harmoni berdendang sebentar lagi siang

(n) Rimbun pohon menari

(o) Suaranya lembut berbisik

(p) Masihkah indah indah

(4) Pelangi

(a) Tanah basah hujan reda gerimis sisa

(b) Kupu-kupu gumaman rimba bertalu

(c) Bukit yang sendiri

(d) Gunung berpuisi ku berimaji

(e) Sejuk bening angin semilir air mengalir

(f) Hei pelangi warna-warni

(g) Hei pelangi gairah surga dihati

(h) Detak jantung

(i) Detik berdetik halus mengalun

(j) Hati empati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

(k) Riuh suara alam ku hormati

(5) Oksigen

(a) Segarkan ingatanmu saat menghirupku

(b) Resapi rasa hadirnya diriku

(c) Aku bisa hidupkan dirimu hari ini

(d) Aku bisa terhisap panas dan terbakar lalu cemari udara dan trotoar

(e) Aku bisa membakarmu hari ini aku bisa aku bisa

(f) Terbang melayang ke awan menghilang

(g) Datang dan pergi sendiri tak terkendali

(h) Dedaun dan mentari ajakku menari

(i) Teriknya hari ku terlahir kembali

(j) Aku bisa datang dan pergi aku bisa aku bisa

(k) Terbang melayang ke awan menghilang

(l) Datang dan pergi sendiri

(m) Terbang melayang ke awan menghilang

(n) Datang dan pergi sendiri tak terkendali

(o) Tak terkendali

(6) Nyanyian Langit

(a) Perjalanan hati maknai kuasa cinta sejati

(b) Menjelajah langit kepasrahan diri mengangumi

(c) Oh indah indah

(d) Mempercantik batin persunyi diri tanpa pamrih

(e) Memperkaya waktu tuk selalu mengingatmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

(f) Oh indah indah

(g) Nyanyian langit untukmu beribu puji

(h) Takbir membahana redakan duka bencana

(i) Oh luka sirna

(j) Oh luka musnah

(k) Aku dan dia realita

(l) Aku dan dia realita

(7) Menutup Tirai

(a) Tirai senja turun menutup jendela langit

(b) Nyalakan lilin cahaya jiwa terang gelap dunia

(c) Layar ditarik panggung usai akhiri cerita

(d) Lonceng berbunyi bergema

(e) Ungkap tabir hancurkan dokma

(f) Oh akhir dunia tanpa kesedihan

(g) Oh akhir dunia tanpa raga

(h) Oh indra tanpa indra hanya jiwa

(i) Bunga taman surga abdi cinta mulia

(j) Tak runtuh oleh debu dan badai kencang menderu

(k) Jiwa tanpa nama berbaris di tanah bertuan

(l) Tertatih di tangga puing abadi ruang waktu

(m) Oh akhir dunia tanpa kesedihan

(n) Oh akhir dunia tanpa raga

(o) Oh indra tanpa indra hanya jiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

(p) Hanya jiwa

(8) Aku adalah kamu

(a) Tanah yang ku injak sama sepertimu

(b) Langit yang ku junjung sama sepertimu

(c) Aku tak berbeda darimu

(d) Udara yang ku hirup kau hirup juga

(e) Dingin yang kau rasa ku rasakan sama

(f) Kita tak terlihat beda

(g) Matahari takkan terlihat beda dari tempatmu

(h) Bulan dan bintang „kan terlihat sama dari tempatmu

(i) Dan memberikan cahaya yang sama untuk kita

(j) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala lalala

(k) Warna busanamu yang terlihat beda

(l) Anugerah yang sama kita terima

(m) Aku adalah kamu manusia yang sama

(n) Matahari takkan terlihat beda dari tempatmu

(o) Dan memberikan cahaya yang sama untuk kita

(p) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala lalala

(q) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala lalala

(r) Tralalalla lalala lala lalala lalalala lalalala lala lala lalala lalala lala lalala

(9) Temui Diri

(a) Ku hentikan langkahku

(b) Ku temui diriku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

(c) Ku menua bersama waktu

(d) Tak terkira rasa menusuk

(e) Sombong datang dahulu

(f) Sesal terakhir memburu

(g) Waktu takkan kembali

(h) Berserah diri resapi

(i) Noda-noda hati meyingkirlah

(j) Lahir kembali bersihkan jiwa

(k) Jujur hilangkan derita

(l) Pikiran berbuah karma

(m) Aku benih siap berdiri yang menanti musim semi

(10) Rehat Sekejap

(a) Rehat sekejap jika kau lelah

(b) Rebahkanlah diri sebentar

(c) Basuh tanganmu bersihkan debu

(d) Hilangkan dahaga dijeda waktu

(e) Lantunkan lagu yakinlah merdu

(f) Dengungkan syair pujangga dulu

(g) Renungkan bait pelipur lara

(h) Bijaksana hati hilangkan murka

(i) Rehat sekejap kita perlu istirahat

(j) Rehat sekejap jerat nafsu menjebak nalar

(k) Rehat sekejap lepaskan beban buka cadar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

(l) Rehat sekejap syukuri nikmati anugerah

(11) Beranda Taman Hati

(a) Gelak tawa riang menawan dari wajah-wajah rupawan

(b) Celoteh kecil bak burung camar

(c) Mentari pudar menyurut damar

(d) Ku terbuai dan terlena

(e) Suara-suara penuh makna

(f) Suaramu merdu segumpal syahdu

(g) Terlibat dekat sahabat dekat

(h) Bicaramu lekat seolah mendekap

(i) Bergema dalam tembok-tembok pekat

(j) Ku terbuai dan terlena

(k) Suara-suara penuh makna

(l) Sepanjang waktu ku mencari-cari arti hidup detik ke detik seakan kian cepat

ku terpuruk

(m) Suara tawamu menghapus noda

(n) Gemulai gerak riang gembira menghibur duka

(o) Kupu-kupu terlambat hadir bersaing indah hinggap bersanding

(p) Istana cinta tanpa pangeran takdir kuasa mustahil melawan

(q) Ku tunduk merangkum doa berharap semua adanya

(r) Sepanjang waktu ku mencari-cari arti hidup

(s) Detik ke detik seakan kian cepat ku terpuruk

(t) Kekagumanku berbuah cerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

(u) Menuai benih di musim semi

(v) Aku bahagia

(12) Sahabatku Jadi Hantu

(a) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan ?

(b) Seorang ibu kehilangan anaknya

(c) Tahukah kamu atau tak mau tahu akibatnya

(d) Sahabatku kehilangan akal sehatnya

(e) Tunas bangsaku tenggelam menyedihkan

(f) Tragedi negeriku bagai bunga yang terinjak

(g) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan ?

(h) Sahabatku jadi hantu mengerikan ooh

(i) Hentikan hentikan semua itu

(j) Lihat wajah-wajah terbungkus pilu terselimutkan luka dan terbinasa

(k) Menggaliku terus bekerja

(l) Inikah yang kamu mau yang kamu inginkan ?

(m) Sahabatku kehilangan akal sehatnya

(n) Tahukah kamu atau tak mau tahu akibatnya

(o) Sahabatku jadi hantu mengerikan ooh

(p) Hentikan hentikan semua itu

(q) Lihat wajah-wajah terbungkus pilu

(r) Terselimutkan luka dan terbinasa

(s) Menggaliku terus bekerja

(t) Teruskan teruskan semua itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

(u) Biar wajah-wajah terbungkus pilu

(v) Terselimutkan luka dan terbinasa

(w) Menggaliku terus bekerja

(13) Renovasi Otak

(a) Perlu sedikit renovasi otak biar tak terkotak kotak

(b) Seperti tv atau bak mandi

(c) Seperti baju ini hmmm bau sekali

(d) Mending aku mandi lagi

(e) Renovasi fisik biar tak gampang sakit

(f) Seperti gunung yang agung

(g) Seperti tuhan yang murung

(h) Adaptasi prilaku biar tak kaku

(i) Walau dipukul ditendang biar tak malu kalau memang tak tahu

(j) Rangkul teman lawan padamkan bara

(k) Ceritakan berita gembira

(l) Inovasi visi untuk masa depan

(m) Kado indah sebuah kemenangan

(14) Lagu Sedih

(a) Di sini senang di sana senang

(b) Dimana-mana hatiku senang

(c) Di sini senang di sana senang

(d) Dimana-mana hatiku senang

(e) Buat apa susah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

(f) Susah itu tiada guna

(g) Buat apa susah

(h) Susah itu tiada guna

(i) Buat apa susah

(j) Susah itu tiada guna

(15) Hati-hati

(a) Berangkatlah lebih awal biar tak buru-buru

(b) Bisa fatal jalan masih terasa sempit motor saling berhimpit asap tinggi

membungkit

(c) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(d) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(e) Berangkatlah lebih dulu biar tak buru-buru

(f) Apa yang diburu hidup kita hanya sekali dan harus memilih jangan mati

pagi

(g) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(h) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(i) Makin banyak korban mati sia-sia tak kenal usia

(j) Makin banyak orang yang tak sabar tak perduli

(k) Tak saling menghormati

(l) Saat pulang rehat bila perlu jangan buru-buru aku pasti menunggu

(m) Jagalah dirimu juga untuk orang lain seirama harmoni

(n) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(o) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

(p) Hati-hati di jalan lihat kiri dan kanan lalu-lalang kendaraan

(q) Hati-hati di jalan semoga sampai tujuan dengan aman

(r) Hati-hati di jalan sifat dan kelakuan cermin suara hati

(16) Aku Dimana

(a) Di antara ragam rupa wajah yang terlihat

(b) Tak satu pun yang dapat kurangkai dan peluk

(c) Semua terlihat sama

(d) Sama seperti biasanya

(e) Semua terlihat sama tapi aku dimana, dimana

(f) Di antara hujan lebat di tengah samudra

(g) Namun tak mampu jua hapuskan segala dahaga

(h) Semua terlihat sama

(i) Sama seperti biasanya

(j) Semua terlihat sama tapi aku dimana, dimana

(17) Aku dan Burung

(a) Hai kau burung tak lelahkah kau terbang

(b) Matahari turun petang menjelang

(c) Cengkramlah dahan dan hinggaplah

(d) Bangunlah sebuah sarang sebagai rumah

(e) Lihatlah diriku tanpa warna

(f) Tertawa pilu haru gempita

(g) Aku tidaklah bebas seperti dirimu

(h) Terjebak dalam sangkar yang kubangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

(i) Akankah kau hinggap hari ini

(j) Mengulum kata berkicau bernyanyi

(k) Akankah kau hinggap di bukit tinggi

(l) Pusaran suaramu bergema di hati

(m) Hai kau burung tak lelahkah kau pergi

(n) Dahan tempatmu hinggap tak mungkin kau bawa

(o) Dahan itu rapuh sebentar lagi rubuh

(p) Teronggok menyudahi peran

(18) Jalan Dalam Diam

(a) Hari baru gelisah yang sama

(b) Matahari berganti bulan

(c) Malam yang sabar direnggut siang

(d) Pagi berkicau senja dibalut jingga

(e) Taman cantik rimbun

(f) Bunga-bunga menawan layu dan mekar

(g) Semua berputar hanya aku yang terdiam

(h) Diam tertahan dengan keinginan yang tertinggal

(i) Ooh angin bawa aku pergi

(j) Burung bawaku terbang tinggi

(k) Temui awan yang tak getar

(l) Digiring badai diterpa prahara

(m) Tanpa keinginan sunyi harapan menghiasi langit

(n) Sisipkanlah aku di sayapmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

(o) Terbangkanlah aku kemanapun kau mau

(19) Senandung Rindu

(a) Satu kisah terpendam

(b) Mengukir relung hati yang terdalam

(c) Rinduku padamu

(d) Mengendap, ikhlas, pagi, siang, malam

(e) Semesta merayu

(f) Lagu-lagu merdu

(g) Seakan bertutur

(h) Berpantun menghibur

(i) Hu uuu… ingatkah aku bila di rumah ?

(j) Hu uuu… bukalah pintu bila ku pulang

(k) Nanti, esok, entah

(l) Sekian lama waktu

(m) Merpati tak bawa berita baru

(n) Keagunganmu..

(o) Berkilau, ikhlas, mengisi hatiku

(p) Perahu melaju

(q) Dayung hingga ke hulu

(r) Badai berlalu esok hari rabu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

(20) Lirih Penyair Murung

(a) Ku rangkai puisi, ku bersenandung

(b) Berjubahkan sendu merindu

(c) Berserah diri rela terbelenggu

(d) Aura indahmu menerjangku

(e) Imajinasi tentangmu membuatku senang

(f) Tak sekali membuatku berang

(g) Aku terduduk termenung di siang hari

(h) Melamun murung di malam hari

(i) Ku tak bisa menyentuhmu

(j) Ku tak bisa memelukmu

(k) Ku pahat namamu di hatiku

(l) Ku tanam bunga di taman jiwaku

(m) Terbungkus wangimu

(n) Harum nafasmu harum nafasmu

(o) Meraba mimpi tak bertepi

(p) Di ujung malam ku bernyanyi

(q) Suara misteri suatu pertanda

(r) Mungkinkah kau kan datang

(s) Saat hariku sekedar tuk hidup

(t) Matamu cahaya pelitaku ketika kata menjadi wahyu

(u) Nafas kita menjadi satu

(v) Ku tak bisa menyentuhmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

(w) Ku tak bisa memelukmu

(x) Ku pahat namamu di hatiku

(y) Ku tanam bunga di taman jiwaku terbungkus wangimu

(z) Harum nafasmu

(21) Ku Kan Pulang

(a) Lamakah aku pergi hingga tak sadar rambutmu makin memutih

(b) Banyak waktuku yang terbuang rugi

(c) Lamakah aku pergi hingga tak sadar beribu kisah ingin kubagi

(d) Berilah aku waktu sebentar lagi

(e) Ku kan pulang pulang ke rumah

(f) Berilah waktu sabar menunggu

(g) Doamu selalu untukku selalu untukku

(h) Hingga kini aku tak ragu

(i) Biarkanlah aku sujud di kakimu

(j) Lukisanmu selalu indah seperti doamu

(k) Sepanjang masa tak putus asa

(l) Sementara waktu merubah kita

(m) Sementara waktu merubah kita

(n) Ku kan pulang pulang ke rumah

(o) Berilah waktu sabar menunggu

(p) Ku kan pulang pulang ke rumah

(q) Bawa cerita indah dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

(22) Sediakala

(a) Selamat datang kembali

(b) Lama aku menanti

(c) Berbulan-bulan kau pergi

(d) Bosan aku sendiri

(e) Tiap sudut ruang ku bersihkan

(f) Baju-baju tlah kusingkirkan

(g) Mungkin ada yang berubah tapi tidak diriku

(h) Rinduku seperti biasanya

(i) Berubah menjadi doa untukmu

(j) Cintaku seperti biasanya

(k) Kemegahan yang tersisa dariku

(l) Di luar sana dunia menggila berpacu bergerak tak habis-habisnya

(m) Kemurahan hati semesta yang kerap membuatmu kembali datang

(n) Dan ku yakin seyakin-yakinnya kau seperti aku

(o) Seperti biasanya

(p) Seperti tak pernah berubah

(q) Rinduku seperti biasanya

(r) Berubah menjadi doa untukmu

(s) Cintaku seperti biasanya

(t) Kemegahan yang tersisa dariku

(23) Tentang Rumahku

(a) Tentang rumahku di ujung bukit karang yang berbatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

(b) Beranda rumahku tumbuh-tumbuhan liar tak tahu malu

(c) Tentang rumahku berbagai macam musim telah kurengkuh

(d) Jadi saksi bisu

(e) Cerita mimpi indah di masa lalu

(f) Yang terlahir dari sebuah gerbang waktu

(g) Yang menjadi tembok kokoh mengitari rumahku

(h) Adakah yang lebih indah dari semua ini

(i) Rumah mungil dan cerita cinta yang megah

(j) Bermandi cahaya di padang bintang

(k) Aku bahagia

(l) Tentang rumahku takkan goyah walau badai mengamuk

(m) Seperti pohon jati akarnya tertancap di poros bumi

(n) Sewindu merindu

(o) Kembali pulang dengan sebongkah haru

(p) Senyum menyambut

(q) Bagai rindu kumbang pada bunga di taman

(24) Di Balik Pintu

(a) Apakah yang kau mau

(b) Sembunyi di ruang berdebu

(c) Mengurung diri membisu menutup pintu

(d) Berdiri di depan rumahmu

(e) Buka pintu demi waktu yang tersisa hari ini

(f) Ceritakan arti gerakmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

(g) Katakanlah katakan padaku

(h) Meskipun hanya dengan kata kau menyentuhku

(i) Seakan tiap kata wujud bibirmu

(j) Kecup keningku

(k) Ucapkanlah sesuatu walau di balik pintu

(l) Waktu terus berbutar

(m) Senja berganti malam

(n) Aku tetaplah aku yang menunggumu

(25) Gurat Asa

(a) Melangkah menggenggam kerinduan

(b) Kelana panjang dunia

(c) Jubah tlah lama kutinggalkan

(d) Riang dan sunyi aku telanjang

(e) Seratus jurang tlah kujatuhi

(f) Dimana tangan membentang mengembara mencari

(g) Jalan pulang mendaki rintangan

(h) Tapi ku takkan tumbang

(i) Masih ku kobarkan cinta

(j) Pada hidup, pada waktu

(k) Tak berujung pada-Mu

(l) Berlayar diluas lautan

(m) Tersesat

(n) Kandas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

(o) Memberi makna

(26) 360 Batu

(a) Hari cerah di waktu yang singkat

(b) Berbagi cerita para sahabat

(c) Lewati tebing tinggi menjulang

(d) Seutas tali tangan berpegang

(e) Pasir putih terbentang indah

(f) Karang mengukir hati yang gundah

(g) Memaksa diri lupakan risau

(h) Lautan cinta intan berkilau

(i) Bernyanyi riang dendangkan lagu

(j) Duduk bersila mainkan gitarku

(k) Lukisan langit biar tak menentu

(l) Hati tak surut ombak merayu

(m) Tertawa-tawalah kawan

(n) Basuh basahi diri

(o) Luka biar terluka kawan

(p) Karam kering sendiri

(q) Bahagia bergembiralah

(r) Jadikan kenangan

(s) Canda alam bersahaja

(t) Air laut tak lagi pasang

(u) Cuaca redup gerimis datang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

(v) Angin bertiup awan bergerak

(w) Surya tenggelam siap beranjak

(x) Nada terakhir bawa kita pulang

(y) Lewati tebing tinggi menjulang

(z) Hei sobat, kenang hari ini

(27) Dariku Tentang Cinta

(a) Aku merindu senyum tawamu

(b) Sinar bulan tua kirim salamku padanya

(c) Sendirikah dia di malam gulita

(d) Semesta jagalah dia hingga waktuku tiba

(e) Aku bingkai beribu purnama

(f) Dalam hatiku engkaulah cahaya

(g) Syairku kan menjelma

(h) Merpati kan terbang hinggap di jemari

(i) Bila daun berguguran

(j) Bunga-bunga baru bermekaran

(k) Angin bawalah kabar dariku

(l) Tentang cinta letakkan di pangkuannya sandarkan di jiwa

(m) Warna pelangi membentang di langit

(n) Bisik nurani di telaga sunyi

(28) Lagu Cinta

(a) Menari di atas rumput gemulai

(b) Jemari cinta membelai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

(c) Bersemu merah bersinar di wajah

(d) Roman berkembang indah

(e) Mengukir cerita di rindang pohon tua atas nama cinta

(f) Mata menggoda semayam di hati keinginan tanpa henti

(g) Hasrat abadi kisah kasih

(h) Cinta menerima memberi

(i) Lagu cinta nan merdu kumbang merayu

(j) Bunga menyambut menyatu

(k) Nada merajut rindu di rentan waktu

(l) Terpisah jauh merindu

(m) Bersiaplah meluka terluka

(n) Layak sahaja menerjang hujan

(o) Kuasa cinta mencengkram sanubari

(p) Di ujung langit tetap bersemi

(q) Hasrat abadi nan merdu kumbang merayu

(r) Bunga menyambut menyatu

(s) Nada merajut rindu direntan waktu

(t) Terpisah jauh merindu

(29) Manuskrip Telaga

(a) Bayangkanlah diriku seindah yang kau mau

(b) Seindah bunga melati yang mekar di pagi hari

(c) Pahamilah ucapku seindah yang kau mau

(d) Seteduh perangkai kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

(e) Anggun bersajak cinta

(f) Berikanlah ku nama terindah saat kau menyebutnya

(g) Merdu bagai dendang takdir

(h) Senandungkan musim berganti

(i) Dengarkan irama alam

(j) Penghibur jagat raya

(k) Resapi di dasar hatimu

(l) Menuntunmu ke hadapanku

(m) Jika aku telaga penghapus murka dahaga

(n) Maka teguklah dan hiduplah

(o) Jika aku perahu sampan setia menyibak riak

(p) Kan mengantarmu berlayar

(q) Berlabuh di pulau harapan

(30) Hiduplah Hari Ini

(a) Tuhan beri kita suara maka bernyanyilah

(b) Senyum di fajar bahagia di senja maka bergembiralah

(c) Sambutlah indahnya esok hari

(d) Syukuri cerita yang telah pergi

(e) Benih cinta di waktu lalu

(f) Berbuah kasih terlahir baru

(g) Semesta tak pernah diam

(h) Bisikan doa di telinga alam

(i) Sambutlah indahnya esok hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

(j) Syukuri cerita yang telah pergi

(k) Warnai hari lukis dunia

(l) Asah naluri gapai bahagia

(m) Damaikan diri damai semesta

(n) Lahirkan keajaiban dari tanganmu

(o) Burung camar menari di pantai

(p) Beri tanda badai telah usai

(q) Segera lepas tali sampanmu dayung kemanapun kau mau

(r) Lucuti rantai membelenggu

(s) Buka hati menata hari baru