<<

i

“Bunglon Surai”. ii

Hak Cipta pada penulis Hak Penerbitan pada penerbit dilarang memperbanyak/memproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari pengarang dan/atau penerbit.

Kutipan pasal 72: Sanksi pelanggaran Undang-undang Hak Cipta (UU No. 10 Tahun 2012) 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal (49) ayat (1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/(atau) denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau dendan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

“Bunglon Surai”. iii

“Bunglon Surai”. iv

Karya: Suharno Zen Widyo Andre Pramono Zaini Abrori Widya Sartika Sulistiani Agus Sutanto

Hening Widowati

Desain Cover Team Laduny Creative

Lay Out Team Laduny Creative

ISBN : 978-623-6031-45-2 14.85 x 21 cm; x + 123 hal

Cetakan Pertama, Maret 2021

Dicetak dan diterbitkan oleh: CV. LADUNY ALIFATAMA (Penerbit Laduny) Anggota IKAPI Jl. Ki Hajar Dewantara No. 49 Iringmulyo, Metro – Lampung. Telp. 0725 (7855820) - 085269181545 Email: [email protected]

“Bunglon Surai”. v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan buku yang berjudul : ―Bunglon Surai‖. Buku ini berisi tentang hewan reptil bunglon : morfologi, jenis, distribusi, pemanfaatan, perilaku, status konservasi dan perdagangan bunglon. Dalam penyusunan buku ini tentunya tidak luput dari kesalahan baik dari segi teknis penulisan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam edukasi dan memberi wawasan pengetahuan bagi pembaca sekalian. Aamiin.

Metro, Februari 2021

Penulis

“Bunglon Surai”. vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i KATA PENGANTAR ...... v DAFTAR ISI ...... vi REPTIL ...... 1 A. Gambaran umum reptil ...... 2 B. Klasifikasi reptil ...... 3 C. Distribusi reptil ...... 19 D. Pemanfaatan reptil ...... 19 E. Pentingnya reptil bagi ekosistem ...... 22 F. Status konservasi reptil ...... 24 Bunglon ...... 27 A. Klasifikasi bunglon dan ...... 28 B. Morfologi bunglon ...... 29 C. Jenis-jenis bunglon ...... 32 D. Reproduksi bunglon ...... 58 E. Habitat bunglon ...... 60 F. Distribusi geografik Bunglon Dan Chameleon ...... 61 G. Fakta menarik bunglon ...... 62 H. Perbedaan iguana dan bunglon ...... 73 I. Perbedaan bunglon jantan dan betina ...... 77 Bunglon surai ...... 89 A. Morfologi bunglon surai ...... 90 B. Distribusi bunglon surai ...... 94 C. Perilaku bunglon surai ...... 95 D. Makanan bunglon surai ...... 107 E. Cara memberi makanan bunglon ...... 112 F. Status konservasi ...... 114 G. Harga bunglon ...... 115 DAFTAR PUSTAKA ...... 117

“Bunglon Surai”. vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Klasifikasi Reptil ...... 4 Gambar 2. Penyu ...... 5 Gambar 3. Ular ...... 9 Gambar 4. Amphisbaenia ...... 10 Gambar 5. Sub Ordo Sauria Atau Lacertilia ...... 11 Gambar 6. Draco Volans ...... 12 Gambar 7. Mabouya Multifasciata ...... 13 Gambar 8. Varanus Komodoensis ...... 14 Gambar 9. Gecko ...... 15 Gambar 10. Buaya ...... 17 Gambar 11. Tuatara ...... 18 Gambar 12. Perdagangan Reptil ...... 22 Gambar 13. Reptil Dan Ekosistem ...... 23 Gambar 14. Kaki Zygodactyl ...... 30 Gambar 15. Bunglon Acrodont dentition ...... 30 Gambar 16. Bunglon Kepala Duri ...... 33 Gambar 17. Bunglon Surai Terpotong ...... 34 Gambar 18. Bunglon Carpet ...... 34 Gambar 19. Bunglon Fischer ...... 35 Gambar 20. Bunglon Flap Necked ...... 36 Gambar 21. Bunglon Graceful ...... 37 Gambar 22. Bunglon Jackson ...... 38

“Bunglon Surai”. viii

Gambar 23. Bunglon Meller ...... 39 Gambar 24. Bunglon Panther ...... 40 Gambar 25. Bunglon Parson ...... 40 Gambar 26. Bunglon Pygmy/minima ...... 41 Gambar 26. Bunglon Senegal ...... 42 Gambar 27. Bunglon Yaman ...... 43 Gambar 28. Bunglon Outsalet ...... 44 Gambar 29. Bunglon Taman ...... 45 Gambar 30. Bunglon Berleher Ungu ...... 47 Gambar 31. Bunglon Nose-Horned Chameleon...... 48 Gambar 32. Bunglon Mitra ...... 49 Gambar 33. Bunglon Brown Leaf Chameleon ...... 50 Gambar 34. Bunglon Anstingy Leaf Chameleon...... 51 Gambar 35. Bunglon Labord's...... 52 Gambar 36. Bunglon Malagasy Giant ...... 53 Gambar 37. Bunglon Lesser ...... 54 Gambar 38. Bunglon Brookesia Nana ...... 55 Gambar 39. Bunglon ...... 56 Gambar 40. Bunglon Surai ...... 57 Gambar 41. Reproduksi Bunglon Bunglon Malagasy Giant ...... 60 Gambar 42. Distribusi Geografik Bunglon ...... 61 Gambar 43. Distribusi Geografik Chameleon ...... 62 Gambar 44. Bunglon Menangkap Mangsa Bunglon Calumma .. 65 Gambar 45. Anatomi Lidah Bunglon...... 66

“Bunglon Surai”. ix

Gambar 46. Struktur Nanokristal Pigmen Bunglon ...... 69 Gambar 47. Mekanisme Perubahan Warna Bunglon ...... 72 Gambar 48. Subtympanic Shield Pada Iguana ...... 74 Gambar 49. Subtympanic Shield Pada Bunglon ...... 74 Gambar 50. Spike/Duri-Duri Pada Iguana ...... 76 Gambar 51. Spike/Duri-Duri Pada Bunglon ...... 76 Gambar 52. Hemipenal Bunglon Jantan ...... 78 Gambar 53. Warna Tubuh Bunglon Jantan Dan Betina ...... 79 Gambar 54. Bunglon Betina Bertelur ...... 79 Gambar 55. Ukuran Tubuh Bunglon Jantan Dan Betina ...... 80 Gambar 56. Penjual Bunglon ...... 81 Gambar 57. Jenis Kelamin Bunglon Panther ...... 82 Gambar 58. Jenis Kelamin Bunglon Berselubung ...... 83 Gambar 59. Jenis Kelamin Bunglon Jackson ...... 84 Gambar 60. Jenis Kelamin Bunglon Carpet ...... 84 Gambar 61. Jenis Kelamin Bunglon Fischer ...... 85 Gambar 62. Jenis Kelamin Bunglon Flapnect ...... 86 Gambar 63. Jenis Kelamin Bunglon Bertanduk Empat ...... 86 Gambar 64. Jenis Kelamin Bunglon Meller ...... 87 Gambar 65. Jenis Kelamin Bunglon Oustalet ...... 88 Gambar 66. Perbedaan Sisik Di Kepala Bunglon B. Cristatella Dan B. Jubata ...... 93 Gambar 67. Perbedaan Panjang Ekor Bunglon B. Cristatella Dan B. Jubata ...... 93

“Bunglon Surai”. x

Gambar 68. Perbedaan Perubahan Warna Tenggorokan Bunglon B. Cristatella Dan B. Jubata Saat Kawin ...... 94 Gambar 69. Perilaku Makan Bunglon Surai ...... 97 Gambar 70. Perilaku Basking Bunglon Surai ...... 98 Gambar 71. Perilaku Bertahan Diri Bunglon Surai ...... 100 Gambar 72. Perilaku Menoleh Kanan Kiri Bunglon Surai ...... 100 Gambar 73. Perilaku Melompat Bunglon Surai ...... 101 Gambar 74. Perilaku Bersembunyi Bunglon Surai ...... 102 Gambar 75. Perilaku Tidur Bunglon Surai ...... 103 Gambar 76. Perilaku Berpindah Bunglon Surai ...... 103 Gambar 77. Perubahan Warna Bunglon Saat Reproduksi ...... 105 Gambar 78. Telur Bunglon ...... 106 Gambar 79. Perkembangan Embrio Bunglon ...... 106 Gambar 80. Bunglon Makan Sayur Dan Buah ...... 112 Gambar 81. Status Konservasi Bunglon Surai ...... 115

“Bunglon Surai”. 1

“Bunglon Surai”. 2

REPTIL A. Gambaran umum reptil Reptilia merupakan hewan vertebrata berdarah dingin (Poikilothermic) yang dapat menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan sekitarnya. Reptilia tidak dapat mengatur suhu internal layaknya hewan mamalia yang berdarah panas (Homoiothermic) sehingga mereka bergantung pada lingkungan sekitar untuk dapat mengatur suhu tubuh mereka. Berjemur di bawah sinar matahari merupakan upaya reptilia dalam menghangatkan diri dan meningkatkan metabolisme tubuh, sedangkan untuk mendinginkan suhu tubuh, reptilia biasanya berpindah ke tempat yang teduh atau berpindah ke kawasan perairan. Tubuh reptilia tertutup oleh sisik yang tesusun oleh keratin dan berbentuk rata maupun berduri. Fungsi sisik dari tubuh reptilia adalah untuk mengatur sirkulasi air yang memungkinkan agar reptilia terhindar dari ancaman dehidrasi saat jauh dari wilayah perairan. Reptilia tidak memiliki telinga eksternal dan rambut maupun bulu. Pada umumnya reptilia merupakan hewan karnivora. Jenis kura-kura dan beberapa jenis kadal seperti iguana merupakan herbivora, sedangkan chameleon merupakan jenis reptil pemakan serangga atau insektivora. Sistem reproduksi reptilia adalah ovipar dan sebagian ovivipar, contoh pada jenis

“Bunglon Surai”. 3 ular boa (Boa constrictor) yang merupakan salah satu jenis ular dengan reproduksi ovivipar. Indonesia memiliki jenis Reptil yang berbeda masing- masing wilayah dengan total 511 jenis dan 150 yang endemik. Penelitian reptil di Indonesia pertama kali dilakukan oleh De Rooij pada tahun 1917 yang mendeskripsikan tentang 267 jenis kadal, 35 jenis penyu, dan empat jenis buaya yang telah dideskripsikan secara detail. Pulau Jawa secara biologis merupakan salah satu pulau yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Sejak abad ke-19 Pulau Jawa telah menarik perhatian ahli biologi, sehingga fauna Jawa sudah cukup dikenal pada abad ke-20.

B. Klasifikasi reptil Klasifikasi reptil sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub-Phylum : Vertebrata Class : Reptilia Ordo : , Testudinata, Crocodilia dan Rhynchocephalia

“Bunglon Surai”. 4

Gambar 1. Klasifikasi reptil Sumber : https://www.biologycorner.com/bio2/notes_reptiles.html

Kelas reptilia yang masih ada sekarang terbagi menjadi 4 ordo, yang masing-masing adalah sebagai berikut. 1. Ordo testudinata terdiri dari jenis penyu dan kura-kura. Bentuk tubuhnya relatif lebih pendek dan melebar biasanya dilengkapi juga dengan dua pasang kaki yang bersifat pentadactil artinya terdiri dari lima jari-jari dengan kuku- kuku yang kuat. Bentuk kaki pada kura-kura yang hidup di laut telah mengalami modifikasi, menjadi menyerupai sirip sehingga bentuknya mirip, seperti dayung. Pada mulut tidak terdapat gigi, bentuk rahang tertutup oleh paruh yang tajam yang terbentuk dari bahan tanduk, lubang pelepasannya terletak di bagian ventral badan dan berupa celah yang panjang. Hewan-hewan dalam kelompok ini

“Bunglon Surai”. 5 mempunyai ciri khas, yaitu adanya kulit keras yang menutupi bagian dorsal tubuhnya, bagian kulit itu disebut carapax, sedangkan pada bagian ventral disebut plastron. Kulit keras ini biasanya terdiri dari lapisan tulang yang diselubungi oleh bahan tanduk yang mempunyai bentuk dan susunan hampir sama pada sebagian besar jenis- jenisnya

Gambar 2. Penyu Sumber : http://kurakura- ksh.blogspot.com/2011/10/testudinata-adalah.html

Pada umumnya kura-kura bergerak lambat dan memiliki tempurung yang membuat mereka lebih mudah untuk dikenali dari jenis reptil lainnya. Jenis kura-kura digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan cara menarik leher kura-kura ke dalam tubuh yaitu pleurodira

“Bunglon Surai”. 6

(side-necked turtles) dan cryptodira (hidden-necked turtles). Anggota dari kedua kelompok ini mampu menarik kepala, anggota badan dan ekor ke dalam cangkang untuk melindungi diri dari predator. Kelompok pleurodira umumnya menempati habitat aquatik dan banyak tersebar di daerah tropik Asia, Australia hingga Amerika Selatan. Contoh dari kelompok pleurodira adalah jenis kura-kura ini dapat menggerakan kepala dan leher untuk dilipat ke samping diantara caparapac dan plastron. Contoh kelompok pleurodira adalah jenis kura-kura dada merah (Emydura subglobosa) yang banyak ditemukan di Papua dan sekitarnya. Kelompok cryptodira pada umumnya biasa ditemukan di habitat terestrial, habitat air tawar maupun habitat laut. Jenis kura-kura pada kelompok cryptodira memiliki kemampuan untuk menarik bagian leher hingga kepala mereka ke dalam tempurung. Kemampuan untuk melipat dan menarik bagian leher hingga kepala ke dalam tempurung pada kelompok pleurodira maupun cryptodira pada umumnya digunakan untuk pertahanan guna melindungi diri dari predator. Contoh spesies dari kelompok cryptodira adalah kura-kura Moncong babi (Carettochelys insculpta). Ordo testudinata yang tersebar di dunia terdiri dari sekitar 260 jenis dari 75 genus dan 13

“Bunglon Surai”. 7

famili. Sedangkan di Indonesia dijumpai 48 jenis dari 8 famili yaitu Cheloniidae, Dermochelyidae, Trionychidae, Geomydidae, Carettochelydae, Testudinidae, Emydidae dan Chelidae. 2. Ordo squamata adalah bangsa yang memiliki jumlah spesies terbanyak dibandingkan dengan tiga ordo reptilia lainya. Ordo squamata terbagi menjadi tiga sub-ordo yang terdiri dari serpentes (ular), sauria (kadal) dan amphisbaenia (kadal cacing). Dari sub-ordo serpentes terbagi menjadi 27 famili yang terdiri dari sekitar 2700 jenis dan di Indonesia terdapat sekitar 250 jenis ular. Subordo Sarpentes atau Ophidia adalah ular, tidak mempunyai kaki atau extremitas, tetapi pada jenis Phyton masih mempunyai sisa-sisa dari bentuk pelvis dan extremitas posterior. Ular dapat bergerak maju dengan menggunakan musculus undulans yang ada di sebelah lateral dari tubuh dan juga karena pergerakan dari squamae yang terletak di bagian ventral yang tersusun transversal. Ular tidak mempunyai celah auris externa dan membrana tympani, maupun palpebra. Mata tertutup oleh membrana nictitans yang bentuknya tetap dan transparant. Subordo ini juga dikenal dengan keunikannya yakni tidak mempunyai kaki. Ciri lainnya yakni mereka tidak mempunyai kelopak

“Bunglon Surai”. 8

mata yang sehingga kelopak mata tersebut digantikan oleh sebuah selaput transparan yang mempunyai fungsi untuk melindungi mata. Keunikan lain dari subordo ini yakni jenis reptil ini mempunyai thermosensor, organ perasa (tactile organ) dan organ Jacobson sebagai reseptornya yang sehingga bangsa ular mempunyai penciuman tajam yang peka terhadap sebuah rangsangan kimia di rongga hidungnya. Ular dapat dijumpai di hutan hujan tropis dan dapat di temukan diberbagai macam habitat terestrial maupun aquatik. Habitat gurun pasir juga dapat dijumpai jenis ular, contohnya adalah jenis boa pasir (Eryx muelleri) dan viper bertanduk (Cerastes cerastes). Kulit ular dan kadal pada umumnya diliputi oleh lapisan squama epidermal yang bentuknya sudah menanduk, tetapi kadang- kadang di bagian bawahnya disokong oleh lamina dermalis yang menulang. Adapun lubang pelepasan hampir selalu berupa celah yang transversal. Ukuran tubuh ular berkisar antara 10 mm hingga 12 m. Jenis ular sanca kembang (Malayopython reticulatus) dari famili pythonidae merupakan jenis ular terpanjang saat ini yang pernah ditemukan, sedangkan untuk jenis ular terbesar berasal dari famili boidae yaitu jenis anakonda hijau (Eunectes murinus) dengan diameter badan mencapai 40 cm. Jenis

“Bunglon Surai”. 9

ular terkecil yang pernah ditemukan adalah ular kawat (Ramphotyphlops braminus) dari famili typhlopidae yang memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 10 cm.

Gambar 3. Ular Sumber : https://www.pinterest.com/pin/798263102672848730/

Subordo Amphisbaenia merupakan sub-ordo terkecil dari ordo squamata yang memiliki ukuran tubuh 10-80 cm dengan bentuk tubuh agak silindris disertai ekor yang pendek. Amphisbaenia memiliki 5 famili yaitu Amphisbaenidae, Bipedidae, Blanidae, Cadeidae, Rhineuridae dan Trogonophidae yang terdiri 197 spesies.

“Bunglon Surai”. 10

Gambar 4. Amphisbaenia Sumber : https://alchetron.com/Amphisbaenia

Sub ordo Sauria atau Lacertilia contohnya adalah kadal (Mabouya sp). Sub-ordo sauria merupakan kelompok terbesar dari reptil yang berhasil menempati keseluruhan benua, kecuali benua Antartika. Sub-ordo Lacertilia beranggotakan sekitar 20 famili di dunia, Sembilan family terdapat di Indo-Australia yaitu ; ,Anguidae, Dibamidae, Gekkonidae, Lanthanotidae, Lacertidae, Pygopodidae, Scincidae, dan varanidae, sedikitnya terdapat tujuh family di Sumatera. Jenis kadal memiliki ukuran panjang tubuh berkisar 15 cm hingga 4 m, jenis biawak komodo (Varanus komodoensis) merupakan jenis kadal terbesar saat ini yang hanya di temukan di pulau komodo, Indonesia. Pada bangsa kadal ada jenis tertentu yang mempunyai keistimewaan untuk mengubah warna kulit

“Bunglon Surai”. 11

dengan cepat yang biasanya disesuaikan dengan warna lingkungannya, contoh bunglon (Chameleo sp.). Sifat yang seperti itu biasanya disebut mimikri. Sub ordo Sauria atau Lacertilia terdapat 4 famili yang ada di indonesia, yaitu Agamidae, Gekkonidae, Scincidae, Varanidae

Gambar 5. Sub ordo Sauria atau Lacertilia Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kadal

1) Famili Agamidae

Famili ini memiliki ciri badan pipih, tubuhnya ditutup sisik bentuk bintil atau yang tersusun seperti genting, demikian pula dengan kepalanya penuh tertutup sisik. Lidahnya pendek, tebal, sedikit berlekuk di ujung serta bervilli.Jari- jarinya kadang bergerigi atau berlunas Tipe gigi acrodont.

“Bunglon Surai”. 12

Pada Draco volans memiliki pelebaran tulang rusuk dengan lipatan kulit. Habitatnya di pohon dan semak.

Gambar 6. Draco volans Sumber : https://www.australiangeographic.com.au/blogs/creatura- blog/2014/05/dragon--draco-volans/

2) Famili Scincidae

Ciri umum dari famili ini adalah badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan simetris. Lidahnya tipis dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan tersusun seperti genting.Tipe giginya pleurodont. Matanya memiliki pupil yang membulat dengan kelopak mata yang jelas. Ekornya panjang dan rapuh. Contoh spesies famili ini adalah Mabouya multifasciata.

“Bunglon Surai”. 13

Gambar 7. Mabouya multifasciata. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kadal_kebun

3) Famili Varanidae Ciri dari famili ini adalah badannya yang besar dengan sisik yang bulat di bagian dorsalnya sedang di bagian ventral sisik melintang dan terkadang terdapat lipatan kulit di bagian leher dan badannnya. Lehernya panjang dengan kepala yang tertutup oleh sisik yang berbentuk polygonal. Lidahnya panjang bercabang dan tipe giginya pleurodont. Pupil matanya bulat dengan kelopak dan lubang telinga yang nyata. Anggota famili ini yang terbesar adalah komodo ( Varanus komodoensis ) yang panjangnya dapat lebih dari 3 meter. Komodo persebarannya terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara. Suku varanidae terdiri dari dua kelompok yang sedikit berbeda, yaitu marga Varanus yang besar ( lebih dari 35 spesies di

“Bunglon Surai”. 14

seluruh dunia) dan marga Lanthanous yang sejauh ini berisi spesies tunggal L. Borneensis yang berasal dari kalimantan. Marga Lanthanous ini merupakan biawak yang bertubuh kecil dan tanpa lubang telinga.

Gambar 8. Varanus komodoensis Sumber : https://web.facebook.com/1893079020743201/posts/- varanus-komodoensis-klasifikasi-ilmiah-kingdom-animaliafilum- chordatakelas-rept/2323153981069034/?_rdc=1&_rdr

4) Famili Gekkonidae

Gekkonidae banyak ditemukan di iklim yang hangat. Memiliki keunikan yang berbeda dengan famili yang lain dari vokalisasinya, ketika bersosialisasi dengan Gecko yang lain. Kebanyakan Gecko tidak mempunyai kelopak mata, melainkan matanya dilapisi membran transparan yang dibersihkan dengan cara dijilat. Banyak spesies

“Bunglon Surai”. 15

anggota gekkonidae yang memiliki jari khusus yang termodifikasi untuk memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-langit dengan mudah.

Kebanyakan Gecko berwarna gelap namun ada pula yang berwarna terang. Beberapa spesies dapat mengubah warna kulitnya untuk membaur dengan lingkungannya ataupun dengan temperatur lingkungannya. Beberapa spesies dapat melakukan parthenogenesis dan juga beberapa spesies betina dapat berkembang biak tanpa pembuahan.

Gambar 9. Gecko Sumber : https://starfarm.co.id/cara-memelihara-gecko- untuk-pemula/ a. Ordo crocodilia terdiri dari tiga famili yaitu Alligatoridae, Crocodylidae dan Gavialidae. Dari ketiga famili tersebut memilik 24 spesies buaya yang hidup hingga saat ini. Sejarah

“Bunglon Surai”. 16

evolusi buaya berasal dari geosaurus yang merupakan reptil purba yang hidup pada zaman mesozoikum sekitar 225 juta tahun yang lalu. Ordo crocodylia dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis di dunia, hampir semua jenis buaya ditemukan di kawasan perairan. Indonesia memiliki empat jenis buaya yaitu buaya muara (Crocodilus porosus), buaya irian (Crocodilus novaeguineae), buaya siam (Crocodilus siamensis) dan buaya senyulong (Tomistoma schlegelii). Buaya memiliki ciri-ciri moncong yang panjang dan memiliki rahang yang sangat kuat untuk mengunyah mangsa Pergerakan buaya dalam perairan sangat lihai karena memiliki kaki yang pendek dan berselaput sehingga memudahkan untuk berenang. Hewan ini umumnya mempunyai ekor atau cauda yang memipih ke arah lateral dan mempunyai dua pasang anggota badan atau extremitas yang bentuknya pendek. Extremitas anterior dilengkapi dengan 5 digiti atau jari-jari, sedangkan extremitas posterior hanya mempunyai 4 digiti atau jari-jari dan di antara digiti terdapat selaput yang berfungsi untuk berenang. Membrana tympani bentuknya menonjol ke luar, tetapi diliputi oleh lapisan kulit, sedangkan mata, lubang hidung dan telinga terdapat pada garis lurus di bagian ujung kepala. Bentuk kulit tebal dengan dilengkapi lamina tulang yang letaknya di bawah lapisan tanduk pada sebelah dorsal dan

“Bunglon Surai”. 17

sebelah ventral tubuh. Perbedaan Crocodilia dengan Alligator adalah bahwa gigi ke 4 pada hewan Alligator pada setiap sisi pada rahang bawah akan masuk ke dalam suatu celah pada rahang atas, ini terjadi apabila mulut menutup. Sedangkan pada Crocodilia gigi yang ke empat pada rahang bawah akan masuk ke dalam suatu takik atau sela-sela pada sisi keluar dari bagian rahang atas dan kelihatan agak menonjol apabila mulut dalam keadaan tertutup. Di samping itu kebanyakan Crocodilia mempunyai moncong yang lebih sempit dari Alligator.

Gambar 10. Buaya Sumber : https://opini.id/sosial/read-3814/kenali-21- spesies-buaya-di-dunia b. Ordo rhynchocephalia merupakan satu-satunya ordo dari reptilia yang terdiri dari satu famili yaitu sphenodontidae. Ciri- ciri pada tuatara ini sendiri yaitu mempunyai duri yang berderet di sepanjang tulang belakang dan mempunyai mata

“Bunglon Surai”. 18

ketiga yang fungsinya untuk mengenali sebuah perbedaan antara gelap dan terang. Tuatara hanya memiliki dua spesies yaitu Sphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri. Jenis tuatara hidup sejak zaman mesozoikum sekitar 200 juta tahun yang lalu. Tuatara yang hidup hingga kini diyakini memiliki daya bertahan hidup yang kuat dari zaman mesozoikum. Perkembangan tuatara sangat lambat, untuk mencapai seksual membutuhkan waktu 20 tahun dan masa reproduksi tuatara dari fertilisasi hingga menetas membutuhkan waktu hingga 15 bulan. Tuatara hidup dari zaman mesozoikum hingga kini hanya ada di pulau-pulau kecil dari Selandia Baru, seperti Pulau Karewa, Pulau Hauturu, Pulau Cuvier dan pulau-pulau lain di lepas pantai dari Pulau North Brother yang dibatasi Selat Cook.

Gambar 11. Tuatara Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Tuatara

“Bunglon Surai”. 19

C. Distribusi reptil Indonesia Persebaran reptilia di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis dan pengaruh dari persebaran fauna dari benua Asia dan Australia. Kemampuan reptilia dalam beradaptasi sangat baik, sehingga reptilia dapat berkembang dan ditemui di berbagai macam habitat seperti hutan hujan, rawa, sungai dan laut. Sedangkan persebaran reptil di penjuru dunia dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari pada daerah tersebut. Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki tingkat endemisitas fauna di setiap pulaunya, untuk jenis reptilia tingkat endemisitas tertinggi berada di Papua dengan tingkat endemisitas 53,6 %. Persebaran reptilia di kepulauan besar Indonesia berjumlah 721 jenis. D. Pemanfaatan reptil Dulu reptil dianggap menakutkan, harus dihindari bahkan dimusnahkan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar reptil dikira sebagai hewan liar yang berbahaya dan berbisa. Namun, sekarang ini pandangan itu telah berubah dan banyak orang yang senang memelihara hewan melata ini karena keunikan atau variasi warna dari reptil. Variasi dan keunikan-keunikan tersebut yang menarik perhatian para pecinta satwa untuk menangkarkan dan

“Bunglon Surai”. 20

mengembangbiakkan reptil. Perdagangan reptil internasional sebagai binatang peliharaan telah dimulai tahun 1980. Pada tahun 1999, sebanyak 161 spesies reptil hidup tercatat diperjualbelikan. Contoh jenis ular yang dipelihara adalah sanca batik (Broghammerus reticulatus) dan boa (Boa constrictor). Bulan September 2010 dan April 2011, telah dilakukan penelitian terhadap para pedagang reptil di Provinsi Maluku, Papua Barat dan Papua. Beberapa spesies yang banyak diperdagangkan, diantaranya: ular piton hijau (Morelia viridis), ular piton boelen (Morelia boeleni), kadal leher berumbai (Clamydosaurus kingii), kadal lidah biru (Tiliqua Scincoides), dan beberapa spesies dari biawak (Varanus spp.). Ular sangat baik dijadikan binatang peliharaan karena eksotik, indah dan unik, selain itu jenis iguana (Iguana iguana) dan biawak air (Varanus salvator) cukup menarik untuk dipelihara. Permintaan akan jenis reptil dari Indonesia bagian timur di pasar internasional cukup tinggi, karena keindahan tubuh dan status keendemikannya. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa jenis- jenis reptil yang tercatat sebagai binatang peliharaan antara lain jenis kura-kura darat dan air, jenis ular seperti Morelia viridis dan jenis phyton lainnya. Perdagangan ekspor

“Bunglon Surai”. 21 binatang peliharaan mencapai puncaknya pada tahun 1990- an, dimana untuk jenis-jenis reptil yang menjadi komoditi dalam bisnis binatang peliharaan antara lain Varanus salvator, Varanus salvadori dan beberapa jenis sanca (Python spp.) dan boa (Boa constrictor). Di pasar internasional jenis buaya, penyu, ular, kadal dan kura-kura mempunyai permintaan yang tinggi untuk dijadikan hewan peliharaan, dengan kura-kura sebagai hewan yang paling banyak diminati. Negara-negara lain juga memiliki jenis- jenis reptil yang sangat beragam, sehingga reptil juga menjadi komoditas impor. Reptil impor atau reptil eksotik banyak diminati karena memiliki variasi warna yang sangat beragam. Namun jika keberadaannya berlebihan dan tidak sengaja lepas ke alam liar bisa berpotensi menjadi spesies invasif dan mengancam spesies lokal. Contohnya adalah spesies invasif oleh kura-kura brazil (Trachemys scripta elegans) yang terjadi di Cina. Kura- kura brazil adalah kura-kura semiakuatik dari family Emydidae. Kura-kura ini asli dari Amerika Serikat bagian selatan. Kura-kura ini menjadi hewan peliharaan paling populer di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Di Cina kura-kura brazil terdaftar sebagai spesies eksotik karena membawa bakteri patogen Salmonella.

“Bunglon Surai”. 22

Gambar 12. Perdagangan reptil Sumber : https://www.kutaikartanegara.com/news.php?id=3717

E. Pentingnya reptil bagi ekosistem Herpetofauna merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki peranan yang sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Selain itu, herpetofauna juga memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, karena sebagian besar herpetofauna berperan sebagai predator pada tingkatan rantai makanan di suatu ekosistem, terutama dalam pengendalian populasi serangga, serta dapat digunakan sebagai bio-indikator kondisi lingkungan karena memiliki keterkaitan dan respon terhadap perubahan lingkungan. Di dalam habitatnya, makhluk hidup termasuk herpetofauna sudah menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada sehingga mampu bertahan hidup (survive), tumbuh

“Bunglon Surai”. 23

(growth), dan berkembang biak (reproduction). Selain itu, dalam penggunaan ruang yang sesuai suatu organisme dapat mempunyai area yang luas ataupun sempit. Di lahan- lahan terganggu seperti lahan pasca tambang kehadiran herpetofauna dapat dijadikan sebagai indikator kualitas habitat seperti didalam memberikan gambaran dan petunjuk dari keberhasilan suatu kegiatan reklamasi dan revegetasi. Untuk itu, upaya identifikasi kehadiran jenis herpetofauna di kawasan pertambangan perlu dilakukan untuk melihat tingkat daya dukung lingkungan dalam pembentukkan habitat herpetofauna tersebut.

Gambar 13. Reptil dan ekosistem Sumber : https://web.facebook.com/ciliwungherpetarium/posts/apakah- kamu-tau-apa-itu-herpetofaunaherpetofauna-merupakan-sekelompok- binatang-y/2450450448409461/?_rdc=1&_rdr

“Bunglon Surai”. 24

F. Status konservasi reptil CITES adalah suatu konvensi yang mengatur perdagangan satwa liar antar negara bagi satwa yang statusnya terancam punah. Spesies yang diatur dalam aturan CITES dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu Appendix I, Appendix II dan Appendix III. Appendix I berisi daftar spesies yang terancam punah atau menjadi terancam punah karena diperdagangkan, dan tidak boleh diperdagangkan secara komersil di pasar internasional karena jumlahnya yang sudah sangat terbatas. Beberapa contoh reptil Indonesia yang masuk kategori Appendix I adalah Komodo Dragon (Varanus komodensis), False Gharial (Tomistoma schelegelii) dan semua jenis penyu laut. Satwa yang dikategorikan dalam Appendix II adalah jenis satwa yang statusnya tidak terancam punah, namun dapat terancam punah jika perdagangan satwa tersebut tidak dikontrol dengan ketat. Beberapa contoh reptil dari Indonesia yang dikategorikan dalam Appendix II adalah New Guinea Crocodile (Crocodylus novaguineae), Green Tree Python (Morelia viridis) dan Scrub Python (Morelia amethistina). Appendix III mengkategorikan spesies yang tidak terancam kepunahannya secara global, namun negara anggota CITES wajib mempunyai izin ekspor dan sertifikat

“Bunglon Surai”. 25 asal dari negara anggota yang telah mendaftarkan spesies untuk diperdagangkan. Perdagangan spesies yang telah dimasukan dalam kategori Appendix CITES tidak hanya menyangkut satwa hidup saja, namun termasuk juga produk olahan seperti kulit, daging dan sebagainya

“Bunglon Surai”. 26

“Bunglon Surai”. 27

“Bunglon Surai”. 28

BUNGLON A. Klasifikasi Bunglon Dan Chameleon

Dalam klasifikasi keduanya juga berbeda dalam keluarga / familinya. Tabel Perbedaan Klasifikasi Bunglon Dan Klasifikasi ilmiah Chameleon berikut ini :

Klasifikasi Bunglon Klasifikasi Chameleon

Kingdom: Animalia Kingdom: Animalia

Phylum : Chordata Phylum : Chordata

Class : Reptilia Order : Squamata

Order : Squamata Suborder : Iguania

Suborder : Iguania Clade : Acrodonta

Family : Agamidae Family : Chamaeleonidae

Genus :

Species : B. jubata

“Bunglon Surai”. 29

Dari tabel klasifikasi di atas, jelas sekali kalau dalam keluarga atau family bunglon adalah Agamidae, sedangkan keluarga atau family chameleon adalah Chamaeleonidae.

B. Morfologi Bunglon Bunglon adalah jenis reptil yang hidup di pepohonan. Bunglon dapat bergerak cepat dengan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Bunglon memiliki kaki dengan karakteristik yang unik, yaitu kaki zygodactyl (empat jari kaki; dua jari kaki menghadap ke depan, dua jari kaki lainnya menghadap ke belakang). Gigi bunglon termasuk jenis acrodont dentition, yang berarti gigi langsung menempel di tepi rahang. Ekor bunglon bisa menggulung dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh bunglon. Ekornya akan melilit di sekitar batang pohon selagi bunglon mencari mangsa. Bunglon memiliki sepasang mata yang bisa bergerak berlawanan satu sama lain untuk mengecoh mangsanya. Bunglon juga memiliki lidah yang sangat berguna untuk menangkap mangsa. Lidah bunglon sangat panjang dan ujung lidahnya berbentuk seperti proyektil. Bunglon akan mengincar mangsa dari kejauhan, lalu lidahnya bergerak cepat menangkap mangsa.

“Bunglon Surai”. 30

Gambar 14. Kaki zygodactyl Sumber : https://blogsuperkicau.files.wordpress.com/2014/09/klasifikasi- kaki-burung-zygodactyl.png

Gambar 15. Acrodont dentition Sumber : https://twitter.com/yara_haridy/status/1060557869110706176?lan g=fi

Pada umumnya, bunglon bisa tumbuh sepanjang 17-25 cm. Bunglon terpanjang di dunia adalah Bunglon Parson (Calumma parsonii) yang dapat tumbuh sepanjang 69,5

“Bunglon Surai”. 31 cm. Sedangkan bunglon terpendek di dunia adalah bunglon , yang hanya dapat tumbuh sepanjang 29 mm. Beberapa spesies bunglon memiliki kepala dengan ornamen yang mencolok, seperti tiga tanduk panjang yang menonjol. Tanduk-tanduk ini lebih berkembang pada bunglon jantan karena berpengaruh pada pertahanan teritorial dan proses seleksi seksual. Bunglon jantan mempertahankan wilayahnya dengan melebarkan tubuh, menggembungkan tenggorokan, dan mengangkat kepala agar tanduk di kepalanya terkesan mengancam. Bila strategi ini tidak berhasil, bunglon akan menyerang dan mematahkan rahang lawannya. Tanduk yang dimiliki bunglon jantan dihasilkan dari proses seleksi seksual yang ditandai dengan keberhasilan perkembangbiakan yang lebih tinggi. Individu dengan fitur ornamen akan menurunkan gen pembentuk dasar ornamen lebih cepat daripada individu tanpa ornamen.

Bunglon Surai merupakan jenis reptil yang mampu mengubah warna tubuhnya. Berbeda dengan bunglon- bunglon lain yang mampu mengubah warna kulitnya sampai seluruh tubuh sesuai dengan warna lingkungannya. Pada bunglon surai mengubah warna kulitnya hanya dalam

“Bunglon Surai”. 32

keadaan terancam dan pada saat berjemur. Perubahan warna tubuh bunglon surai mulai dari hijau sampai kecoklatan dan pada bagian leher menjadi merah. Perubahan warna merah pada bagian leher hanya pada kelamin bunglon jantan saja, perubahan ini dapat digunakan untuk penarik perhatian lawan jenisnya. Corak pada tubuh Bunglon Surai akan terlihat sangat jelas ketika stres, basking dan akan memudar pada saat situasi tenang. Ada lebih dari 120 spesies yang termasuk dalam keluarga bunglon. Yang paling umum bunglon (Chamaeleo) ditemukan di wilayah Mediterania. Bunglon meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, , Pseudocalotes, Aphaniotis dan juga saudara dekatnya yakni cicak terbang (Draco) serta Soa-Soa (Hydrosaurus).

C. Jenis- Jenis Bunglon 1. Bunglon kepala duri (Acanthosaura armata), Armored Pricklenape, Horned Tree Lizard Pada bagian antara mata dan hidung menyerupai segitiga dan tympanum hampir sama lebar dengan mata, bagian kepala tertutup oleh sisik kasar,sisik lebar di terdapat di sekitar mata, sisik berduri panjang tiga kali lebar mata atau lebih, bibir atas 11- 13 sisik, bibir bawah 12 – 15 sisik, terdapat lipatan di depan bahu, sisik kantong kasar tapi

“Bunglon Surai”. 33

lebih kecil dari sisik ventral, warna tidak dapat di pastikan karena dapat berubah warna, biasanya cokelat, kehitaman, hijau terang dengan totol gelap.kaki dan ekor bergaris gelap di antara tenggorokan dan kepala,bagian bawah tubuh kuning dengan oranye. Ukuran tubuh 135 mm, ekor 160 mm. Habitatnya menghuni hutan sekunder tua perbukitan pada malam hari umum terlihat istirahat pada pohon rendah.

Gambar 16. Bunglon kepala duri Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Acanthosaura_armata

“Bunglon Surai”. 34

2. Bunglon Surai Terpotong (Gonocephalus grandis), Great Anglehead Lizard

Gambar 17. Bunglon surai terpotongSumber : https://species.wikimedia.org/wiki/Gonocephalus_grandis

3. Bunglon Carpet (Carpet Chameleon) Bunglon carpet merupakan spesies endemik di wilayah Madagaskar. Mereka memiliki ukuran yang sempurna sebagai bunglon peliharaan, sekitar 12,5—20 cm. Umumnya, bunglon carpet berwarna hijau dan kuning, dengan variasi biru di sekitar mata dan kaki.

Gambar 18. Bunglon carpet Sumber : https://www.sa-chameleons.com/carpet-chameleons/

“Bunglon Surai”. 35

4. Bunglon Fischer (Kinyongia fischeri) Bunglon ini memiliki dua tanduk. Percampuran di antara bunglon-bunglon bertanduk dua juga telah begitu lumrah, mencakup bunglon Usambara timur, Bunglon Usambara Vosseler, Bunglon Usambara Barat, dan bunglon Kilimanjaro. Bunglon fischer termasuk salah satu jenis bunglon yang cukup langka. Spesies bunglon ini juga mudah dikenali dengan bentuk kepalanya. Spesies bunglon fischer memiliki wajah dengan dua buah tanduk yang ditutupi sisik bergelombang mirip kulit pohon. Sepanjang punggung bunglon fischer juga dibekali dengan duri-duri halus. Pada umumnya, bunglon fischer memiliki warna tubuh hijau cerah dengan bercak halus biru muda pada beberapa bagian. Bunglon fischer tergolong berukuran kecil, yakni sekitar 27 cm.

Gambar 19. Bunglon fischer Sumber : https://depositphotos.com/200965956/stock-photo-fischer- chameleon-kinyongia-fischeri.html

“Bunglon Surai”. 36

5. Bunglon Flat necked (Chamaeleo dilepis) Afrika Selatan dan Afrika Tengah menjadi habitat alami bagi bunglon flap necked. Terdapat semacam sirip di bagian leher mereka yang dapat membentang/mengembang untuk menakuti para predator. Bunglon flap-necked memiliki habitat asli di sekitaran kawasan Gurun Sahara. Jenis bunglon ini memiliki tingkat adaptasi tinggi yang dapat hidup pada berbagai kondisi lingkungan. Secara umum bunglon flap-necked memiliki warna hijau cerah sebagai warna dasarnya. Pada beberapa subspesies, ada pula yang memiliki warna solid atau beberapa corak putih dan hitam.

Gambar 20. Bunglon flap necked Sumber : https://reptile database.reptarium.cz/species?genus=Chamaeleo&species=dilepis

“Bunglon Surai”. 37

6. Bunglon Graceful (Chamaeleo gracilis) Populasi besar bunglon graceful hidup di wilayah Afrika sub-Sahara, mulai dari Senegal hingga Ethiopia. Panjang tubuhnya sekitar 30—37,5 cm dan memiliki warna-warni menarik khas bunglon.

Gambar 21. Bunglon Graceful Sumber : http://dreamaquatic.com/da-chameleons-oustalets.html

7. Bunglon Jackson (Trioceros jacksonii) Termasuk bunglon yang populer menjadi komoditas di toko hewan peliharaan. Mereka bisa berubah warna menjadi gelap atau kebiruan, untuk menunjukkan keagresifitasannya tatkala merasa terancam. Bunglon jackson memiliki bentuk kepala dengan tiga buah tanduk, dua di bagian mata dan satu di bagian hidung. Terdapat pula duri-duri lancip sepanjang punggungnya. Saat pertama kali lahir, bunglon jackson akan memiliki

“Bunglon Surai”. 38

warna coklat. Ketika berkembang dewasa, spesies bunglon ini akan memiliki corak mayoritas hijau, dengan sebagian kekuningan dan kebiruan. Bunglon jackson memiliki umur panjang hingga 10 tahun.

Gambar 22. Bunglon Jackson Sumber : https://reptifiles.com/jacksons-chameleon-care/trioceros- jacksonii-subspecies/

8. Bunglon Meller Bunglon ini berukuran besar, sekitar 60 cm. Bunglon Meller bisa dijadikan peliharaan yang eksotik. Bunglon Meller juga kerap disebut bunglon tanduk raksasa karena memiliki tanduk kecil di moncongnya.

“Bunglon Surai”. 39

Gambar 23. Bunglon Meller Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Meller%27s_chameleon

9. Bunglon Panther (Furcifera pardalis) Bunglon ini memiliki warna-warni tubuh yang cantik dan masa hidupnya sekitar 2 - 7 tahun. Reptil asal Madagaskar ini memiliki variasi warna yang luar biasa, mulai dari hijau, merah, kuning, jingga, dan biru. Perubahan warna ini digunakan bunglon panther sebagai sarana berkomunikasi dan berkamuflase dengan kondisi sekitar. Bunglon jantan cenderung memiliki warna lebih beragam dibanding betina. Secara ukuran, bunglon jantan bisa tumbuh hingga 50 cm sementara bunglon betina hingga 30 cm saja. Termasuk hewan teritorial dan tidak disarankan untuk dipegang tangan karena rentan stres.

“Bunglon Surai”. 40

Gambar 24. Bunglon Panther Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/File:Panther_chameleon_(Furcifer_p ardalis)_male_Nosy_Be.jpg 10. Bunglon Parson Bunglon parson merupakan spesies bunglon terbesar di dunia dengan panjang sekitar 65 cm. Bunglon ini juga terbilang langka dan sulit dijumpai di toko-toko hewan peliharaan.

Gambar 25. Bunglon parson Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Parson%27s_chameleon

“Bunglon Surai”. 41

11. Bunglon Pygmy/minima (Brookesia minima) Bunglon ini merupakan bunglon terkecil di dunia. Ukuran tubuh hanya sekitar 2,5—7,5 cm, Badannya bercorak abu abu kecokelatan dengan garis garis kuning di badannya bunglon kerdil ini dapat berbagi ruang dengan konfigurasi 1 jantan dan 2 betina. Masa hidup hanya di kisaran 1—3 tahun.

Gambar 26. Bunglon Pygmy/minima Sumber : https://www.alamy.com/stock-photo-pygmy-leaf- chameleon-brookesia-minima-madagascar-56485220.html

12. Bunglon Senegal (Chamaeleo senegalensis) Sesuai namanya, spesies bunglon ini berasal dari Senegal, Mali, Nigeria, dan Kamerun. Namun, bunglon yang berukuran sekitar 15 – 20 cm ini menjadi hewan peliharaan di berbagai penjuru dunia. Bunglon senegal merupakan jenis bunglon kecil yang memiliki ukuran sekitar 15-20 cm saja. Warna bunglon senegal bervariasi, mulai dari kehijauan, kebiruan, hingga keabu-abuan. Umur

“Bunglon Surai”. 42

hidupnya diperkirakan kurang dari 5 tahun. Berbeda dibanding spesies kebanyakan, bunglon senegal hidup di kawasan sabana kering yang memiliki pancaran sinar matahari sepanjang waktu. Penting untuk pemilik bunglon senegal membuat lingkungan kandang yang sesuai dengan habitat aslinya. Hal ini dikarenakan bunglon senegal sulit beradaptasi dengan lingkungan baru.

Gambar 26. Bunglon Senegal Sumber : https://www.123rf.com/photo_5063833_senegal- chameleon-chamaeleo-senegalensis-isolated-on-black- background-.html 13. Bunglon Yaman atau bunglon bertudung (Chamaeleo calyptratus) Bunglon Yaman merupakan bunglon yang banyak dipelihara oleh kalangan pehobi reptil. Spesies bunglon yang berasal dari Yaman dan Arab Saudi ini dapat bertahan hidup pada lingkungan dengan rentang

“Bunglon Surai”. 43

temperatur dan kelembaban bervariasi. Bunglon yaman memiliki bentuk kepala unik dan pilihan warna beraneka ragam, mulai dari kuning, hijau, hingga coklat. Dengan perawatan yang sesuai, bunglon yaman dapat bertahan hidup 6-8 tahun. Variasi warna bunglon bertudung, meliputi hijau muda dan kuning, dengan corak merah atau coklat tua di sebagian area tubuh. Saat merasa tidak nyaman, bunglon ini akan menampilkan bintik-bintik hitam sebagai ancaman. Bunglon yaman merupakan jenis bunglon yang direkomendasikan untuk pemula karena kemampuan adaptasinya yang cukup baik.

Gambar 27. Bunglon Yaman Sumber : https://www.chameleons.info/en/chameleo-calyptratus/

“Bunglon Surai”. 44

14. Bunglon Oustalet ( oustaleti) Bunglon ini merupakan spesies yang berasal dari Madagascar. Ukuran tubuhnya termasuk besar karena mampu tumbuh hingga 76,2 cm. Selain itu, bunglon ini juga lama hidupnya yaitu sampai sekitar 12 tahun. Bunglon ini kurang menyukai suhu tropis Indonesia dan dapat hidup dengan baik pada kisaran suhu 26-27º C.

Gambar 28. Bunglon Oustalet Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Oustalet%27s_chameleon_ (Furcifer_oustaleti)_female.jpg

15. Bunglon Taman (Calotes versicolor) Bunglon taman merupakan hewan yang berasal dari Thailand. Hanya saja karena ada yang terlepas ke alam liar di jawa menyebabkan ia ditemukan juga di Indonesia,

“Bunglon Surai”. 45 khususnya pulau Jawa. Padahal sebelum tahun 2000an, populasi spesies ini jarang sekali di temukan di alam Indonesia. Kemungkinan hal tersebut diakibatkan lepasnya hewan ini ke alam pada saat dipelihara oleh manusia. Keberadaan hewan ini di alam membuat bunglon surai yang merupakan spesies asli di pulau jawa mendapatkan ancaman. Penyebabnya adalah dari segi ukuran, bunglon taman memiliki ukuran yang lebih besar. Oleh sebab itu kini hewan ini mulai mendominasi pepohonan di pulau Jawa. Bahkan di pepohonan yang ada di Kompleks pekantoran LIPI Cibinong, spesies ini dengan mudah dapat ditemukan.

Gambar 29. Bunglon taman Sumber : https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Calotes_versicol or_(Oriental_garden_lizard)_2.jpg

“Bunglon Surai”. 46

16. Bunglon berleher ungu (Pseudocalotes cybelidermus)

Bunglon ini berbeda dengan jenis lain karena punya organ semacam gelambir yang berwarna biru keunguan. Sementara itu, P guttalineatus mempunyai ciri unik berupa pola garis putus-putus berwarna kebiruan pada bagian leher. Nama spesies diambil dari ciri unik itu. lineatus berasal dari kata "gutta" yang berarti bintik atau spot serta "lineatus" yang berarti garis. P. cybelidermus dan P. guttalineatus sangat mirip hingga sulit dibedakan satu sama lain. Itu mungkin terjadi karena keduanya hidup di lingkungan yang hampir sama, wilayah Bukit Barisan di Lampung. P. guttalineatus, seperti umumnya bunglon, bisa melakukan mimikri. Saat berada di atas tanah atau daun- daun kering, jenis ini berubah warna menjadi coklat. Sementara itu, ketika berada di atas dedaunan, warnanya berubah menjadi hijau. Baik P. guttalineatus maupun P. cybelidermus punya kesamaan menarik yang bisa dilihat ketika keduanya membuka mulut. Tenggorokan dua jenis itu adalah perpaduan antara warna hitam dan oranye. P. rhammanotus, punya karakter khas berupa sisik menonjol di bagian punggung. Ciri itu membuat punggung jenis ini seolah penuh jahitan. Maka dari itu, para ilmuwan pun menyebut jenis ini bunglon dengan jahitan punggung. P.

“Bunglon Surai”. 47

rhammanotus itu adalah bunglon yang paling mirip dengan P. tympanistriga, jenis bunglon Sumatera yang telah dikenal sebelumnya. Tenggorokan P. rhammanotus berwarna hitam, sedangkan lidahnya berwarna putih.

Gambar 30. Bunglon berleher ungu Sumber : https://sains.kompas.com/read/2014/08/18/07100031/Tiga.Bu nglon.Jenis.Baru.Ditemukan.di.Bukit.Barisan

17. Bunglon Nose-Horned (Calumma nasutum) Bunglon ini termasuk jenis bunglon asli dari Pulau Madagaskar. Bunglon ini mempunyai keunikan dari tanduk bulat yang terdapat di hidungnya. Sedangkan ukuran spesies ini termasuk kecil, yang mana panjangnya hanya 108 mm. Sementara status konservasi hewan ini masuk daftar least concern.

“Bunglon Surai”. 48

Gambar 31. Bunglon Nose-Horned chameleon Sumber : https://www.madcham.de/en/calumma-nasutum/

18. Bunglon Brookesia micra Brookesia micra merupakan bunglon yang unik dan hanya dapat ditemukan di Pulau kecil bernama Nosy Hara, yang terletak di sebelah utara Pulau Madagaskar. Bunglon ini merupakan spesies bunglon terkecil di dunia, bahkan tergolong reptil terkecil di Bumi. Ukuran bunglon ini hanya mencapai panjang 29 mm, bahkan lebih kecil dibandingkan korek api. Spesies bunglon ini termasuk baru, karena baru diketemukan pada tahun 2007, setelah adanya eksplorasi di Pulau Nosy Hara. Serta masuk dalam kriteria near threatened, akibat adanya kerusakan lingkungan dan habitat alaminya.

“Bunglon Surai”. 49

Gambar 32. Bunglon Brookesia micra Sumber : https://www.pri.org/stories/2012-02-15/brookesia- micra-worlds-smallest-chameleon-discovered-madagascar

19. Bunglon Brown Leaf (Brookesia superciliaris) Bunglon ini ditemukan di area pesisir barat Madagaskar. Bunglon ini termasuk kecil, yang mana ukurannya maksimumnya hanya mencapai 5 cm. Bentuk fisik bunglon ini berbeda dari lainnya, yang mana hanya memiliki satu warna yakni coklat menyerupai daun tua. Bunglon ini tidak termasuk reptil yang dilindungi dan masuk dalam kriteria least concern menurut IUCN Red List. Namun hewan ini tetap terancam dengan hilangnya habitat akibat adanya pembukaan lahan pertanian.

“Bunglon Surai”. 50

Gambar 33. Bunglon Brown Leaf chameleon Sumber : https://www.madcham.de/en/brookesia-supercilliaris/

20. Bunglon Antsingy leaf Bunglon ini berukuran kecil yang hanya dapat ditemui di Madagaskar bagian barat, terutama di Taman Nasional Tsingy de Bemaraha. Jenis bunglon ini termasuk kecil, yang mana ukuran panjangnya mencapai 11 cm. Warna bunglon ini juga unik, yang didominasi warna coklat serta mempunyai punggung berduri. Sedangkan status reptil ini masuk dalam endangered menurut IUCN Red List. Namun populasi hewan ini terus menurun dari tahun-tahun akibat kerusakan lingkungan, meskipun sudah dilakukan usaha untuk konservasi.

“Bunglon Surai”. 51

Gambar 34. Bunglon Antsingy leaf chameleon Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Antsingy_leaf_chameleon

21. Bunglon Labord's Bunglon ini tinggal di hutan pada wilayah barat daya Pulau Madagaskar. Bunglon ini sangat unik karena termasuk jenis reptil dengan usia terpendek di Bumi, yang mana hanya hidup selama 4-5 bulan saja. Sementara ukuran bunglon ini akan bertambah setiap harinya sepanjang 2,5 mm dan akan menjadi dewasa dalam waktu singkat. Reptil ini masuk dalam kategori vulnerable berdasar dari IUCN Red List, dan mengalami penurunan populasinya disebabkan oleh pembukaan lahan pertanian dan penebangan hutan.

“Bunglon Surai”. 52

Gambar 35. Bunglon Labord's Sumber :https://www.madacamp.com/Labord%27s_Chameleon

22. Bunglon Malagasy giant (Furcifer oustaleti) Bunglon ini merupakan jenis bunglon yang terbesar di Bumi, karena ukurannya yang mampu mencapai 68,5 cm. Bunglon ini sering dibandingkan dengan Parson's chameleon yang memiliki panjang hampir sama, namun memiliki berat yang lebih. Reptil ini memiliki warna antara beragam dan dapat ditemui pada seluruh area di Pulau Madagaskar. Bunglon ini tidak termasuk binatang dilindungi dan masuk dalam kategori least concern menurut IUCN Red List.

“Bunglon Surai”. 53

Gambar 36. Bunglon Malagasy giant Sumber : https://www.madcham.de/en/furcifer-oustaleti/

23. Bunglon Lesser Bunglon ini merupakan spesies asli dari Pulau Madagaskar dan hanya dapat ditemui di bagian tengah pulau. Hewan yang berhabitat di padang rumput dan area kering di dataran tinggi ini memiliki ukuran yang cukup besar, yang mencapai 24 cm untuk pejantan sedangkan betinanya hanya mencapai 16 cm. Sayangnya bunglon ini masuk dalam hewan yang dilindungi, di mana statusnya di IUCN Red List masuk dalam Endangered. Namun akibat adanya kegiatan penambangan membuat habitatnya tergusur dan menyebabkan semakin berkurangnya populasi bunglon ini.

“Bunglon Surai”. 54

Gambar 37. Bunglon Lesser Sumber : https://www.pinterest.com/pin/398427898255586876/

24. Bunglon Brookesia nana

Karena ukuran tubuhnya yang sangat kecil, reptil ini bisa juga disebut sebagai nano bunglon. Karena tubuhnya yang kecil, bunglon ini bisa ditaruh di atas ujung jari telunjuk manusia. Bunglon itu bisa dengan nyaman diam di ujung jari tanpa harus terjatuh karena lebar ujung jari pun muat untuk menampung panjang tubuh bunglon. Spesies ini ditemukan di kawasan hutan hujan yang mulai terdegredasi atau rusak di wilayah Madagaskar utara. Saat ini baru dua individu Brookesia nana yang berhasil ditemukan para peneliti di Pulau Madagaskar. Yang menarik, kedua individu tersebut merupakan pasangan jantan dan betina

“Bunglon Surai”. 55

dari spesies tersebut. Bunglon betina memiliki panjang tubuh, dari ujung moncong sampai kloaka atau lubang eksresi dan reproduksinya, sekitar 19 milimeter, sedangkan panjang tubuhnya jika diukur sampai ekor adalah 29 milmeter. Adapun bunglon jantan memiliki panjang tubuh, dari moncong sampai kloakanya, sekitar 13,5 milimeter atau 22 milimeter jika diukur samai ujung ekornya. Para peneliti meyakini bahwa bunglon mini ini adalah hewan reptil terkecil yang pernah ditemukan di dunia sampai saat ini. Sebelumnya, reptil terkecil di dunia yang pernah ditemukan dan didefinisikan adalah Brookesia tuberclata yang memiliki panjang tubuh hanya sekitar setengah milimeter lebih panjang Brookesia nana jantan.

Gambar 38. Bunglon Brookesia nana Sumber : https://www.techindeep.com/worlds-smallest-reptile- has-been-discovered-brookesia-nana-63732

“Bunglon Surai”. 56

25. Bunglon Calumma

Bunglon ini hanya hidup di suatu daerah terpencil di Madagaskar Utara. Panjangnya dari kepala ke ujung ekornya hanyalah 10 sentimeter saja. Bunglon ini memiliki warna yang unik, yang membuatnya mudah dibedakan dengan spesies bunglon lainnya. Warna tubuh bunglon Calumma uetz akan semakin cantik ketika jantan dan betina bertemu. Bunglon jantan akan menunjukkan warna kuning, violet, dan merah untuk memukau bunglon betina. Sementara bunglon betina akan menunjukkan reaksi dengan membuat warna kulitnya menjadi gelap. Selain itu, ada juga bunglon Calumma juliae, spesies bunglon yang satu ini hanya hidup di suatu hutan di Madagaskar yang luasnya hanya sekitar 15 hektar dan cukup padat.

Gambar 39. Bunglon Calumma Sumber : https://butterflyimagesf.blogspot.com/1972/11/

“Bunglon Surai”. 57

26. Bunglon Surai/bunglon jawa (Bronchocela jubata)

Bunglon surai merupakan spesies bunglon lokal asli Indonesia yang memiliki sebaran di Sumatera, Jawa, , Kalimantan, , hingga Filipina. Di beberapa daerah, bunglon surai juga disebut sebagai bengkarung surai atau londok. Karakteristik jenis bunglon ini mudah dikenali dengan adanya surai atau bagian bergerigi di bagian leher belakang. Panjang tubuh bunglon surai sekitar 55 cm dari ujung kepala hingga ekor. Warnanya mulai dari hijau muda hingga hijau tua kekuningan. Walau memiliki bentuk menyerupai kadal, bunglon surai juga memiliki kemampuan berubah warna. Misal saat mereka merasa terancam akan berubah menjadi coklat atau hijau kusam.

Gambar 40. Bunglon surai Sumber : http://perhimpunanherpetologi.com/bunglon-surai- brochocela-jubata-dumerin-bibron-1837-great-crested-canopy- lizard/

“Bunglon Surai”. 58

D. Reproduksi bunglon Kebanyakan bunglon lebih memilih untuk hidup sendiri. Bunglon jantan sangat menghargai wilayah mereka atau ia akan melindungi daerah mereka dari gangguan bunglon yang lain. Jantan dan betina saling bertoleransi hanya sebentar selama musim kawin. Pada musim kawin, jantan mencoba untuk menarik perhatian betina untuk dapat berkembangbiak dengan cara menganggukan kepala mereka, menggembungkan tenggorokan mereka dan juga menampilkan warna terang mereka. Betina dapat menerima atau menolak jantan. Jika betina menolak, ia mungkin akan melarikan diri atau ia juga dapat menghadapi jantan dan mendesis dengan mulut terbuka. Dia bahkan mungkin menyerang dan menggigitnya. Gigitan serius dari betina ini bisa membunuh bunglon jantan. Sebagian besar spesies bunglon berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Telur tersebut nantinya akan ditempatkan di terowongan atau lubang-lubang di dalam tanah atau di bawah batu atau daun. Hal ini membuat telur mereka menjadi dingin dan lembab. Setelah bertelur, betina menutupi area dengan kotoran untuk menyembunyikannya dari predator. Bunglon biasanya bertelur setelah periode kehamilan selama 3 sampai dengan 6 minggu. Namun ada

“Bunglon Surai”. 59 juga bunglon yang melakukan perkembang biakan dengan beranak bukan bertelur, ini terjadi pada spesies tertentu. Misalnya saja pada bunglon Chameleon Jackson. Spesies ini sering tinggal di daerah di mana cuaca sangat dingin di musim dingin dan di mana telur ditempatkan langsung di tanah mungkin tidak menetas karena dingin. Anak bunglon saat lahir dan harus mencari makan sendiri dan tempat tinggal sendiri.

Bunglon bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen. Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis.

“Bunglon Surai”. 60

Gambar 41. Reproduksi Bunglon Sumber : https://brainly.co.id/tugas/21028119 E. Habitat bunglon Bunglon adalah reptil yang umumnya banyak menghabiskan waktunya di pohon (hewan arboreal). Tetapi ada juga jenis bunglon yang biasa hidup di tanah misalnya bunglon Brookesia yang biasa hidup di tanah dalam hutan. Bunglon terdapat di semua benua dengan spesies yang bervariasi.

“Bunglon Surai”. 61

F. Distribusi geografik Bunglon Dan Chameleon

Untuk persebaran bunglon dan chameleon juga berbeda di seluruh dunia. Berikut ini peta persebarannya ;

Gambar 42. Distribusi geografik Bunglon Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Bronchocela_jubata

Bunglon menyebar di pulau-pulau Jawa, , Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu,Thailand, Kamboja dan Filipina.

“Bunglon Surai”. 62

Gambar 43. Distribusi geografik Chameleon Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Chameleon Sedangkan pada Chameleon menyebar di Afrika, Madagaskar, Eropa selatan, dan di seluruh Asia selatan sejauh Sri Lanka.

G. Fakta Menarik Bunglon

Bunglon adalah binatang yang unik. Tak cuma sistem pertahanan canggih, bisa mengubah warna kulitnya, binatang ini juga punya 'senjata alami' berbahaya, bak sebuah rudal balistik: lidahnya sendiri. Lidah ini biasanya ditembakkan sebagai senjata yang ampuh untuk menangkap mangsanya, jangkrik atau serangga sejenisnya. Memang banyak binatang lain yang punya lidah berkecepatan tinggi, seperti misalnya salamander, atau beberapa spesies kodok. Namun tetap saja,

“Bunglon Surai”. 63 ilmuwan memyimpulkan bahwa bunglon adalah si pemilik rekor lidah tercepat, bahkan sekaligus pemilik lidah terpanjang.Seperti dikutip dari situs Scientific American, lidah bunglon bisa melesat denganakselerasi mencapai 400 meter per detik kuadrat. Kecepatan lidahnya bisa melejit. Jurriaan de Groot dari Universitas Leiden, dan Johan van Leeuwen dari Universitas Wageningen, mengambil film-film sinar X berkecepatan tinggi, yakni 500 bingkai per detik, dalam rangka menyelidiki bagaimana lidah bunglon bekerja ketika menangkap mangsa. Film-film ini menunjukkan bahwa ujung lidah bunglon mengalami percepatan 50 g (g = konstanta gravitasi). Percepatan ini lima kali lebih besar daripada yang dapat dicapai oleh sebuah jet tempur. Buku-buku teks zoologi menjelaskan bahwa lidah balistik bunglon diperkuat oleh seutas otot pemercepat (akselerator). Otot ini memanjang ketika menekan ke bawah pada tulang lidah, yang berupa tulang rawan kaku di tengah lidah, yang membungkusnya. Akan tetapi, dalam sebuah penelitian yang telah diterbitkan oleh majalah ilmiah Proceedings of the Royal Society of London (Series B), dua ahli morfologi yang memelajari kebiasaan makan bunglon menemukan unsur-unsur lain yang terkait dengan gerakan cepat lidah binatang ini. Peneliti ini membedah jaringan lidah dan menemukan bahwa

“Bunglon Surai”. 64

otot pemercepat sama sekali tidak cukup kuat untuk menghasilkan gaya yang diperlukan ini sendirian. Dengan meneliti lidah bunglon, mereka menemukan keberadaan sedikitnya 10 bungkus licin, yang hingga saat itu belum diketahui, di antara otot pemercepat dan tulang lidah. Bungkus-bungkus ini, yang melekat ke tulang lidah di ujungnya yang terdekat dengan mulut, teramati mengandung serat-serat protein berajutan spiral. Serat-serat ini memadat dan berubah bentuk ketika otot pemercepat mengerut dan menyimpan tenaga bagaikan seutas pita karet yang tertekan. Ketika mencapai ujung bulat tulang lidah, bungkus- bungkus yang ketat dan memanjang ini secara bersamaan menggelincir dan mengerut dengan kekuatan dan melontarkan lidah. Secepat serat-serat ini menggelincir dari tulang lidah, bungkus-bungkus saling memisahkan diri bagaikan tabung- tabung sebuah teleskop, dan karena itu lidah mencapai jangkauan terjauhnya. Van Leeuwen berkata, ―ini adalah ketapel teleskopis.‖ Ketapel ini memiliki ciri lain yang amat menyolok. Ujung lidah mengambil bentuk hampa pada saat menghantam mangsa. Ketika terlontar, lidah ini dapat menjulur sejauh enam kali panjangnya ketika istirahat di dalam mulut, dan dua kali panjang dari tubuhnya sendiri. Kelompok- kelompok otot dengan sifat-sifat yang berbeda melontarkan

“Bunglon Surai”. 65 lidah, mempercepatnya, menyebabkan lidah ketika menghantam mangsanya dan lalu cepat-cepat menariknya. Kelompok-kelompok otot ini sama sekali tidak saling menghalangi fungsi masing-masing, namun bekerja dengan cara yang terselaraskan dalam menghantam mangsa dan menarik lidah kembali ke mulut dalam waktu kurang dari sedetik. Tambahan lagi, berkat kerjasama antara sistem penglihatan dan otak, kedudukan mangsa diukur dan perintah bagi lidah balistik untuk ―menembak!‖ diberikan oleh syaraf yang mengirimkan isyarat di dalam otak.

Gambar 44. Bunglon menangkap mangsa Sumber : https://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/03/16/ 84853/lidah-bunglon-lebih-cepat-5x-dari-jet-tempur/

“Bunglon Surai”. 66

Gambar 45. Anatomi lidah bunglon Sumber : https://www.nationalreptilezoo.ie/januarys-zoo- news/tongue-anatomy-chameleon/

1. Bisa Berubah Warna Kulit

Hewan kecil ini terkenal karena kemampuannya mengubah warna kulit untuk meniru lingkungan sekitarnya. Warna kulit bunglon biasanya hijau, kuning atau coklat. Bunglon dapat mengubah warna kulitnya. Bunglon biasanya mengubah warna kulitnya saat terkena rangsangan seperti cahaya, temperatur dan emosi. Misalnya saat marah bunglon cenderung mengubah warna kulitnya menjadi lebih gelap. Kemampuan mengubah warna kulit dimanfaatkan bunglon untuk mencari mangsa dan melindungi diri dari predator (pemangsa) dengan cara meniru

“Bunglon Surai”. 67 warna lingungan di sekitarnya. Pigmen unik pada lapisan kulit chameleon memberi kemampuan bunglon untuk mengubah warna. Selama ini kita mengira chameleon mengubah warna karena menyesuaikan dengan lingkungan, atau menyelamatkan diri dari musuh. Mengutip penjelasan National Geographic, ternyata penyebab chameleon berubah warna adalah

1. Sinar Matahari Ketika chameleon coklat ingin berjemur di bawah sinar matahari, maka chameleon akan mengubah warna kulitnya menjadi hijau untuk memaksimalkan refleksi sinar matahari yang didapat. 2. Suhu Ketika suhu dingin, kulit chameleon akan berubah berwarna lebih gelap untuk memaksimalkan penyerapan panas. 3. Mood Chameleon jantan yang bertemu dengan chameleon lain bisa berubah warna menjadi merah kekuningan. Atau ketika chameleon sedang tertarik dengan lawan jenis, bisa juga warnanya berubah untuk menarik perhatian, misalnya ungu, biru dan kemerahan. Bunglon merupakan sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae.

“Bunglon Surai”. 68

Banyak orang yang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau respon terhadap musuh dan bahaya. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Bunglon memang memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulitnya. Tetapi, bunglon tidak bisa berubah kulit ke semua warna, melainkan hanya ke warna-warna tertentu saja. Lalu, mengapa bunglon dapat mengubah warna kulitnya? Tentu saja hal ini didukung oleh adanya fungsi dalam tubuh bunglon yang mendukung fungsi tersebut.

4. Bunglon Memiliki Sel-Sel Warna

Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di dalam dermisnya, sel-sel tersebut tersusun dari:

1. Xanthophores, sel ini mengandung pigmen kuning. 2. Erythrophore, sel berwarna merah yang biasanya tertuang dalam pola garis pada tubuh bunglon. 3. Melanophore, melanin yang berada di dalam sel ini bergerak ke atas ketika bunglon sedang bersikap tunduk, dan bergerak ke bawah ketika hewan ini sedang merasa bergairah.

“Bunglon Surai”. 69

4. Iridophores, sel-sel ini mengandung nanocrystals. 5. Nanocrystals transparan, terbuat dari DNA dan membentuk block guanine. .

Gambar 46. Struktur nanokristal pigmen bunglon Sumber : https://www.nature.com/articles/ncomms7368 2. Kemampuan mimikri Fungsi mimikri pada bunglon adalah untuk membaur dengan lingkungan mereka. Bunglon mengubah warna kulitnya untuk menyamarkan diri dan menghindari predator ketika berada dalam kondisi terancam. Tapi kamuflase bukanlah satu-satunya alasan bunglon

“Bunglon Surai”. 70

mengubah penampilan karena sebenarnya bunglon mampu bergerak dengan cepat. Perubahan warna pada kulit bunglon dapat menakut-nakuti bunglon lain, menarik perhatian dan kesan bunglon betina, dan melepas udara panas di permukaan kulitnya. Fungsi utama mimikri pada bunglon adalah untuk menunjukkan perubahan kondisi tubuhnya. Misalnya warna gelap menandakan bunglon dalam kondisi terancam, dan warna cerah mengindikasikan bunglon jantan sedang mencari pasangannya. Bunglon juga mengubah kulitnya untuk menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan. Bunglon berwarna gelap akan menyerap panas dan menghangatkan tubuh bunglon.

3. Mekanisme mimikri Ilmuwan awalnya mengira bunglon berubah warna dengan mengubah pigmen di kulitnya. Ternyata mekanisme mimikri pada bunglon lebih kompleks dari itu. Pada dasarnya, bunglon memiliki kristal nanoskopik di dalam sel kulit mereka. Kristal nanoskopik adalah kristal mikroskopis yang dapat memantulkan cahaya. Bunglon memiliki kristal ini di dalam sel kulit tertentu dan kristal tersebut akan memantulkan cahaya. Jadi bunglon memanfaatkan kristal nanoskopik untuk mengubah warna

“Bunglon Surai”. 71 kulitnya. Bunglon mampu mengubah seberapa dekat posisi kristal tersebut satu sama lain. Kristal yang berubah posisi akan memantulkan cahaya sesuai dengan panjang gelombang cahaya yang dibutuhkan. Posisi kristal yang berubah akan memantulkan panjang gelombang cahaya yang berbeda pula. Perubahan ini dipengaruhi oleh kondisi bunglon, jadi warna yang dihasilkan bisa menampakkan kondisi bunglon yang sebenarnya.

Pada kondisi santai atau ketika bunglon tidak sedang terancam, bunglon akan menempatkan kristal dalam posisi berdekatan. Kristal yang letaknya berdekatan akan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru. Jika bunglon memiliki pigmen warna kuning di kulitnya, biru akan bergabung dengan kuning agar tampak hijau. Sedangkan pada kondisi terancam maupun bersemangat, bunglon akan merenggangkan sel-sel kulitnya dan posisi kristal akan semakin berjauhan. Kristal yang berjauhan akan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang, seperti merah dan kuning. Bunglon yang memiliki pigmen kuning di kulitnya akan berubah menjadi oranye. Jadi bunglon akan terlihat seolah- olah berubah dari hijau menjadi biru, dan dari merah

“Bunglon Surai”. 72

menjadi oranye. Hal ini sangat menarik untuk diteliti, karena perubahan warna bunglon bisa menentukan kondisi yang menyertainya.

Gambar 47. Mekanisme perubahan warna bunglon Sumber : https://app.biorender.com/community/gallery/s- 5ebe1686f1c01600afa34e1e-color-change-mechanism-of- chameleons-by-photonic-guanine-cry?awards=experts-choice- finalist

“Bunglon Surai”. 73

H. Perbedaan Hewan Iguana dan Bunglon

Jika dilihat secara sekilas, tubuh bunglon dan iguana memang sama, apalagi antara bayi iguana dan bunglon dewasa. Namun jika kita cermati secara detail, sebenarnya kedua hewan ini memiliki perbedaan terutama di bagian fisiknya. 1. Hidung Iguana Berbeda dengan Hidung Bunglon Bedanya hidung iguana yang masih kecil cenderung lebih tumpul, sedangkan hidung bunglon terlihat lebih lancip. 2. Kepala Bunglon Berbeda dengan Kepala Iguana Bunglon memiliki ukuran kepala yang lebih kecil daripada iguana. Hal ini wajar sebab ukuran tubuh secara keseluruhan iguana pun lebih besar dibandingkan dengan bunglon. Tapi hidung bunglon tampak lebih lancip, sedangkan hidung iguana terlihat tumpul. 3. Lingkaran Subtympanic Shield Apa itu subtympanic shield ? Subtympanic shield merupakan lingkaran yang berada di bagian rahang iguana maupun bunglon. Dan lingkaran ini menyerupai telinga tapi juga bukan telinga.

“Bunglon Surai”. 74

Gambar 48. Subtympanic shield pada iguana Sumber : http://arepahmad.blogspot.com/2013/03/iguana- anatomy.html

Gambar 49. Subtympanic shield pada bunglon Sumber : https://arenahewan.com/cara-memelihara-bunglon-kebun

“Bunglon Surai”. 75

4. Antara Dewlap Bunglon dan Iguana Dewlap yaitu gelambir yang ada di bagian bawah mulut. Dia tak bertulang dan biasanya akan membuka saat keadaan takut atau marah. Bunglon dan iguana sama- sama mempunyai gelambir (dewlap) di bawah mulutnya. Kedua reptil ini memiliki gelambir yang terkulai ke bawah. Gelambir tersebut berdaging tetapi tidak bertulang. Yang membedakan di sini adalah ukuran gelambir iguana jauh lebih besar daripada gelambir milik bunglon. Itulah kenapa, Anda bisa melihat gelambir iguana dengan sangat jelas. Berbeda dari gelambir bunglon yang harus diperhatikan secara teliti kalau Anda ingin melihatnya. 5. Spike Bunglon dan iguana sering dianggap mirip karena sama- sama mempunyai duri di tubuhnya. Bagian ini biasa disebut spike. Duri-duri tersebut menempel di sepanjang punggung iguana, mulai dari kepala sampai ke punggung bagian bawah. Sedangkan untuk bunglon, duri-duri spike ini hanya terlihat di bagian belakang kepala atau sekitar leher saja. Hal ini tentu jelas berbeda, namun untuk iguana bayi biasanya belum keluar.

“Bunglon Surai”. 76

Gambar 50. Spike/duri-duri pada iguana Sumber : https://www.ciri-ciri.id/2018/02/ciri-ciri-iguana.html

Gambar 51. Spike/duri-duri pada bunglon Sumber : https://majalahhewan.com/2018/08/ciri-ciri-bunglon/

6. Perubahan Warna Iguana dan Bunglon

Iguana dan bunglon bisa berubah warna kulitnya, akan tetapi Iguana tidak bisa berubah secara langsung, ia akan

“Bunglon Surai”. 77

berubah jika badannya bertambah besar dan panjang. Sedangkan bunglon bisa berubah warna pada saat ada musuh yang mengincarnya atau saat ia sedang bersembunyi di balik daun hijau karena melindungi dirinya dari ancaman predator yang ingin memangsanya

7. Ukuran Tubuh Iguana dan Bunglon juga Berbeda

Perbedaan yang terakhir inilah yang paling mencolok. Yaitu dari segi ukuran tubuh. Iguana dewasa bisa berukuran sampai 1-2 meter sedangkan bunglon dewasa hanya bertubuh kecil. Untuk Anakan iguana besarnya sepadan dengan bunglon dewasa.

I. Perbedaan Bunglon Jantan dan Betina 1. Pemeriksaan bagian hemi-penal bunglon. Banyak spesies bunglon yang menunjukkan tanda-tanda alat kelaminnya. Pada bunglon jantan, tanda ini berupa tonjolan kecil di sisi bawah, persis pada pangkal ekor. Tonjolan ini akan berkembang dalam beberapa bulan. Bunglon betina memiliki pangkal ekor yang halus tanpa tonjolan.

“Bunglon Surai”. 78

Gambar 52. Hemipenal bunglon jantan Sumber : https://backwaterreptilesblog.com/panther-chameleon- gender/panther-chameleon-hemipenal-bulge/ dan https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin-Bunglon

2. Melihat warna bunglon. Pewarnaan bunglon sangat bervariasi pada berbagai spesies, tetapi biasanya bunglon jantan memiliki warna lebih cerah. Pada spesies-spesies lazim, hanya bunglon jantan yang warnanya berkembang menjadi cerah. Jika Anda membeli bayi bunglon, warnanya masih belum berkembang. Tergantung pada spesiesnya, dibutuhkan beberapa bulan sampai warna bunglon mulai terlihat.

“Bunglon Surai”. 79

Gambar 53. Warna tubuh bunglon jantan dan betina Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin- Bunglon

Bunglon betina akan memiliki warna yang cantik ketika berada dalam panas, dan polanya menakjubkan saat bertelur.

Gambar 54. Bunglon betina bertelur

“Bunglon Surai”. 80

Sumber : https://www.google.com/search?q=female+chameleon+laying+eg gs

3. Melihat ukuran bunglon. Pada sebagian besar spesies, ukuran bunglon jantan lebih besar dari betina. Perbedaannya akan sangat mencolok, karena bunglon jantan bisa tumbuh sampai dua kali dari ukuran bunglon betina. Namun, ukuran bunglon sangat bervariasi tergantung spesies dan pemeliharaannya. Ada spesies bunglon yang tidak memiliki perbedaan ukuran pada bunglon jantan dan betina.

Gambar 55. Ukuran tubuh bunglon jantan dan betina Sumber : https://www.wikihow.com/Tell-if-a-Chameleon-Is- Male-or-Female

“Bunglon Surai”. 81

4. Mempelajari spesies bunglon Anda. Jika Anda mengetahui spesiesnya, carilah karakteristik jenis kelamin dan tentukan apakah bunglon Anda jantan atau betina. Jika Anda belum tahu jenis spesiesnya, carilah di perpustakaan atau internet. Lakukan pencarian gambar dan lihat gambar spesies yang paling mirip dengan bunglon milik Anda. Ada sekitar 180 jenis spesies bunglon di dunia, tetapi hanya beberapa yang biasanya dijadikan hewan peliharaan. Bertanyalah kepada penjual. Jika Anda tidak mengetahui jenis kelamin bunglon saat dibeli, hubungi orang yang menjual bunglon kepada Anda. Informasi ini relevan dengan pemeliharaan bunglon Anda, dan seharusnya penjual memberikan informasi ini kepada Anda. Jika Anda menangkap bunglon di alam liar, lakukan riset untuk mengetahui spesies-spesies bunglon di daerah Anda. Namun, perlu diketahui menangkap bunglon liar sangat tidak disarankan dan mungkin ilegal.

Gambar 56. Penjual bunglon Sumber : https://www.google.com/search?q=komunitas+bunglon&tbm

“Bunglon Surai”. 82

5. Menentukan Jenis Kelamin Spesies-Spesies Lazim

a. Identifikasi jenis kelamin bunglon panther (Panther chameleon). Memeriksa tonjolan hemi-penal bunglon. Bunglon panther jantan memiliki tonjolan kecil di pangkal ekornya, sedangkan bunglon betina tidak memilikinya. Ukuran bunglon jantan jauh lebih besar, dan bisa tumbuh sampai sepanjang 50 cm. Warna bunglon panther cerah dan bervariasi, tetapi biasanya warna bunglon jantan lebih cantik.

Gambar 57. Jenis kelamin bunglon panther Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis- Kelamin-Bunglon b. Identifikasi jenis kelamin bunglon berselubung (veiled chameleon). Memeriksa bagian taji tarsal bunglon. Bunglon jantan spesies ini lahir dengan tonjolan di bagian punggung kaki belakang. Jika bunglon tidak memiliki

“Bunglon Surai”. 83

tonjolan tersebut, jenis kelaminnya betina. Bunglon jantan juga mungkin menampilkan tonjolan hemi-penal di pangkal ekornya setelah berusia beberapa bulan. Selain itu, bunglon jantan memiliki casque (pelindung kepala) yang lebih besar dan warnanya lebih terang dari bunglon betina. ‖Casque‖ adalah taji di kepala yang dapat tumbuh sampai melebihi 7,5 cm di kepala bunglon.

Gambar 58. Jenis kelamin bunglon berselubung Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin- Bunglon c. Identifikasi jenis kelamin dari bunglon Jackson. Memeriksa tonjolan hemi-penal bunglon di pangkal ekornya. Bunglon jantan memiliki tonjolan, sementara bunglon betina tidak. Bunglon jantan dan betina dari spesies ini memiliki tanduk di atas mata dan mulut, tetapi paling sering berada pada bunglon jantan.

“Bunglon Surai”. 84

Gambar 59. Jenis kelamin bunglon jackson Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin- Bunglon d. Identifikasi jenis kelamin bunglon karpet (Carpet chamelelon). Memeriksa tonjolan hemi penal di pangkal ekor bunglon. Bunglon jantan memiliki tonjolan di pangkal ekornya dan ukuran tubuhnya biasanya lebih besar dari bunglon betina. Bunglon betina tidak akan tumbuh melebihi 10 cm dan bagian pangkal ekornya mulus.

Gambar 60. Jenis kelamin bunglon carpet Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin- Bunglon

“Bunglon Surai”. 85

e. Identifikasi jenis kelamin dari bunglon Fischer. Memeriksa tonjolan hemi-penal di pangkal ekor bunglon. Bunglon jantan dan betina spesies ini memiliki ―proses rostral ganda‖ (double rostral process), yaitu cabang dua panjang dan bermuka ganda. Umumnya ciri ini lebih sering terdapat pada bunglon jantan, dan terkadang bunglon betina tidak memilikinya sama sekali.

Gambar 61. Jenis kelamin bunglon fischer Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin-Bunglon f. Identifikasi jenis kelamin bunglon Flapneck. Mengukur panjang bunglon Flapneck. Bunglon betina spesies ini lebih besar dari jantan, dan bisa tumbuh sampai sepanjang 20 cm. Bunglon jantan ukurannya lebih kecil dan memiliki tonjolan hemi-penal di pangkal ekornya.

“Bunglon Surai”. 86

Gambar 62. Jenis kelamin bunglon flapnect Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin-Bunglon g. Identifikasi jenis kelamin dari bunglon bertanduk empat (Four-horned chameleon). Memeriksa bagian tanduk bunglon. Bunglon jantan spesies ini memiliki 2-6 tanduk di wajahnya dan tonjolan hemi-penal di pangkal ekor. Bunglon ini juga memiliki jambul besar di dadanya, sebuah casque, atau tonjolan kepala. Bunglon betina tidak memiliki tonjolan, tanduk, jambul maupun casque.

Gambar 63. Jenis kelamin bunglon bertanduk empat Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin-Bunglon

“Bunglon Surai”. 87 h. Identifikasi jenis kelamin bunglon Meller. Memeriksa telur bunglon. Jenis kelamin spesies ini sangat sulit ditentukan, karena penampilannya hampir serupa. Jika Anda memiliki beberapa bunglon Meller, coba periksa ketika musim kawin karena bunglon betina akan bertelur.

Gambar 64. Jenis kelamin bunglon Meller Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis- Kelamin-Bunglon i. Identifikasi jenis kelamin bunglon Oustalet. Melihat warna hijau bunglon. Hanya bunglon Oustalet betina yang memiliki warna hijau. Bunglon Oustalet betina dan jantan dapat memiliki warna abu-abu, cokelat, hitam atau putih. Periksa tonjolan hemi-penal di pangkal ekor. Bunglon betina tidak memiliki tonjolan dan bisa tumbuh sampai sepanjang 75 cm.

“Bunglon Surai”. 88

Gambar 65. Jenis kelamin bunglon Oustalet Sumber : https://id.wikihow.com/Mengetahui-Jenis-Kelamin- Bunglon

“Bunglon Surai”. 89

“Bunglon Surai”. 90

Bunglon Surai (Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837) Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (jawa), londok atau lunduk (Sunda),atau green crested (Inggris). Nama lainnya dalam bahasa Inggris bloodsuckers, sedangkan pada kenyataannya kadal ini tidak pernah menghisap darah.

A. Morfologi bunglon surai

Secara morfologi, tubuh bunglon surai berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 55 cm. 4/5 dari panjang tubuhnya adalah panjang ekornya yang menjuntai. Ia memiliki gerigi di bagian tengkuk dan punggungnya, bentuk geriginya menyerupai surai sehingga dari situlah asal nama hewan reptil ini. Gerigi yang dimilikinya terdiri dari banyak sisik yang berbentuk pipih panjang dan meruncing, akan tetapi gerigi ini relatif lunak sehingga mirip seperti kulit. Reptil ini memiliki kepala dengan sisik- sisik bersudut yang menonjol. Terdapat kantung lebar di bagian dagunya yang bertulang lunak. Pelupuk di

“Bunglon Surai”. 91 sekeliling matanya cukup lebar, lentur dan tersusun atas sisik yang ada bintik halus di dalamnya. Mayoritas sisik yang dimiliki jenis bunglon ini keras, hanya bagian sisik jambulnya saja yang agak lunak mirip seperti kulit. Bagian atas tubuhnya berwarna hijau muda hingga tua, yang akan berubah warna menjadi coklat kehitaman ketika merasa terancam. Di bagian bawah timpanumnya terdapat sebuah bercak cokelat kemerahan yang mirip seperti karat pada besi. Deretan bercak tersebut seringkali terhubung sehingga membentuk sebuah garis-garis. Bercak karat ini terdapat di bagian bahu dan sisi lateral tubuhnya, semakin ke belakang warna bercak semakin pudar. Bagian bawah tubuh bunglon surai berwarna kekuningan sampai keputihan, khususnya pada bagian dagu, leher, perut dan sisi bawah kakinya. Sedangkan bagian telapak tangan dan kakinya berwarna coklat kekuningan. Ia memiliki ekor berwarna belang coklat dan putih kehijauan. Bagian ekornya ini jika dipegang akan terasa seperti bersegi-segi, ekor panjang menjuntai. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih mirip surai ("jubata" berarti bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti kerabat tidak jauhnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing

“Bunglon Surai”. 92

namun lunak serupa kulit. Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah. Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang dapat berubah dijadikan coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat mempunyai di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu dijadikan coretan-coretan, mempunyai di bahu dan di sisi lateral anggota depan; makin ke belakang makin kabur warnanya. Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya. Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit

“Bunglon Surai”. 93

Gambar 66. Perbedaan sisik di kepala bunglon B. cristatella dan B. jubata Sumber : https://wiki.nus.edu.sg/display/TAX/Bronchocela+cristatella+- +Green+crested+lizard

Sisik/gerigi di kepala pada tampak seperti mahkota yang berjumlah tiga/lebih, dan tidak terdapat di bagian punggunnya. Sedangkan pada B. Jubata sisiknya tampak di sepanjang punggun/ vertebral.

Gambar 67. Perbedaan panjang ekor bunglon B. cristatella dan B. jubataSumber : https://wiki.nus.edu.sg/display/TAX/Bronchocela+cristatella+- +Green+crested+lizard

“Bunglon Surai”. 94

Ekor pada bunglon B. cristatella lebih panjang dibandingkan pada bunglon B. jubata

Gambar 68. Perbedaan perubahan warna tenggorokan bunglon B. cristatella dan B. jubata saat kawin Sumber;https://wiki.nus.edu.sg/display/TAX/Bronchocela+cristatella+- +Green+crested+lizard Pada bunglon B. cristatella terjadi perubahan kantong tenggorokan menjadi kuning, sedangkan pada bunglon B. jubata berubah dari abu-abu muda menjadi kemerahan dengan tenggorokan berwarna merah dan hitam. Perubahan warna seperti itu hanya muncul pada jantan dan merupakan cara untuk menarik betina untuk kawin dengan mereka.

B. Distribusi bunglon surai

Bunglon ini menyebar di pulau-pilau pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina. Jenis Bunglon ini paling

“Bunglon Surai”. 95 adaptif yang sering ditemukan di Indonesia umumnya termasuk dalam Ordo Squamata, Sub-ordo Sauria, Infra-ordo Iguania, Famili Agamidae () Genus Bronchocela, Spesies B. Jubata. B. jubata memiliki ciri khusus yang membedakan dengan spesies yang berkerabat dekatnya B. cristatella, yaitu dengan adanya jumbai pada bagian dorsal yang lebih panjang. Berdasarkan pengamatan kondisi normal sisik berwarna hijau daun, pada bagian dorsal berwarna lebih cerah. Sekitar 2/3 dari panjang ekor berwarna coklat. Dalam kondisi terancam B. jubata mengalami perubahan warna menjadi coklat seluruhnya. Dari sejumlah sampel yang diukur menunjukkan panjang total yaitu 55 cm, panjang ekor 40 cm, SVL (Snout Vent Length) 15 cm; n=3. Jubai /surai punggung lebih pendek dari pada jubai tengkuk, terus mengecil sampai ke pangkal ekor.

C. Perilaku Bunglon Surai Beberapa perilaku harian bunglon surai yang teramati pada waktu pagi, siang, sore dan malam yang meliputi perilaku memakan serangga, basking, berdiam diri, menoleh kanan kiri, melompat, bersembunyi, tidur, dan berpindah. Pengamatan terhadap perilaku harian bunglon surai dimulai pada pagi hari jam (06.00 - 09.00 WIB), siang hari

“Bunglon Surai”. 96

(10.00 - 13.00 WIB), sore hari (14.00 - 17.00 WIB) dan malam hari (18.00 - 20.00 WIB) dengan menggunakan metode VES (Visual Encounter Survey). Adapun perilaku harian tersebut yaitu : 1. Perilaku makan (ingestive) Perilaku makan serangga pada bunglon surai dimulai pada pagi hari setelah melakukan basking (berjemur) hingga sore hari. Bunglon surai akan menunggu mangsanya pada tanaman, bunga atau juga tanaman sayuran yang ditanam oleh petani dengan cara berdiam diri. Ketika ada serangga yang mendekati atau hinggap pada tanaman maka bunglon akan mengendap-endap menuju mangsanya. Bunglon akan melontarkan lidahnya yang lengket dan akan menarik makananya ke dalam mulutnya. Serangga yang dimakan oleh bunglon surai masuk ke dalam mulut bunglon lalu kemudian dikunyah hingga ke saluran pencernaan bunglon surai. Perilaku minum bunglon akan menjilat air yang berada di dahan-dahan, semak atau rerumputan yang basah karena embun pagi hari.

“Bunglon Surai”. 97

Gambar 69. Perilaku makan bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020

2. Perilaku berjemur (Basking) Perilaku berjemur dilakukan oleh bunglon surai untuk menghangatkan tubuhnya di bawah terik matahari. Perilaku basking dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti keadaan kemarau dan hujan. Saat hujan di pagi hari bunglon surai tidak melakukan basking karena lingkungannya yang basah. Bunglon surai memulai basking (berjemur) pada pagi hari (pukul 07.00-12.00 WIB). Ketika melakukan basking (berjemur) bunglon surai berada pada tempat yang terbuka seperti pada pucuk pohon atau tanaman yang tersinari oleh panas matahari. Pada waktu basking bunglon surai jantan akan mengalami perubahan yang semula berwarna hijau kekuningan menjadi coklat dengan warna merah pada leher bagian

“Bunglon Surai”. 98

bawah. Selain itu bunglon surai akan menampakkan/menaikan surainya (duri-duri) ke atas serta membuka mulutnya sebagai bentuk penyesuaian suhu tubuh dengan lingkunganya. Pada waktu basking bunglon akan berdiam diri sambil menunggu serangga yang hinggap didekatnya serta menarik perhatian bunglon betina untuk melakukan perkawinan.

Gambar 70. Perilaku basking bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020

3. Perilaku Bertahan Diri (agonistic) Perilaku berdiam diri merupakan perilaku yang dominan dilakukan oleh bunglon surai. Banyak hal yang menyebabkan bunglon berdiam diri seperti halnya berdiam diri dalam hal menunggu mangsa serta dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti halnya ketika hujan dan panas terik matahari. Posisi tubuh bunglon surai menyentuh tanah untuk menghindari diri dari panas matahari dan juga

“Bunglon Surai”. 99 hujan. Perilaku berdiam diri pada bunglon ini banyak terlihat pada pagi, siang dan sore hari. Bunglon surai melakukan adaptasi agar bertahan hidup di lingkungan. Salah satu cara adaptasi bunglon adalah dengan mengubah warna kulitnya sehingga menyerupai lingkungan sekitarnya. Dengan miripnya warna tubuh yang dimilikinya, akan membuat predator dan mangsanya tidak dapat menemukannya. Kemampuan kamuflase yang dimiliki reptil ini disebut sebagai mimikri, yang artinya kemampuan suatu hewan untuk menyerupai sesuatu hal sehingga dapat menipu makhluk hidup lainnya. Sayangnya kemampuan adaptasi yang dimiliki reptil ini belum mampu membuatnya keluar dari ancaman kepunahan. Sifat bunglon surai yang banyak berdiam diri dan ukuran tubuhnya yang tidak begitu besar menjadi penyebabnya. Ia hanya berdiam diri menunggu mangsanya datang, padahal seringkali ia diganggu oleh hewan lainnya. Misalnya saja, kerabat dekatnya bunglon taman yang suka mengusirnya ketika sedang berdiam diri di pohon. Akibatnya bunglon surai menjadi kesulitan untuk mendapatkan makanan, yang berujung dengan terus menurunnya jumlah populasi hewan ini

“Bunglon Surai”. 100

Gambar 71. Perilaku bertahan diri bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020

4. Perilaku Menoleh Ke Kanan Kiri (investigatif) Perilaku menoleh kanan kiri merupakan perilaku investigatif bunglon surai untuk mengetahui mangsa atau predatornya. Pada saat mengetahui mangsa yang berupa serangga maka bunglon surai akan perlahan-lahan mendekati, sedangkan saat mengetahui predatornya/manusia maka ia akan melompat dan lari menjauhinya. Perilaku menoleh kanan dan kiri banyak dilakukan oleh pada pagi, siang dan sore hari.

Gambar 72. Perilaku menoleh kanan kiri bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020

“Bunglon Surai”. 101

5. Perilaku Melompat (jumping) Perilaku melompat merupakan salah satu upaya bunglon surai untuk berpindah dari tempat satu ketempat lainnya untuk mencari makanan ataupun bersembunyi dari predator bunglon. Perilaku melompat dilakukan apabila bunglon surai melihat serangga atau merasa terancam.

Gambar 73. Perilaku melompat bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020 6. Perilaku Bersembunyi/berlindung (shelter-seeking) Perilaku bersembunyi merupakan perilaku yang dilakukan oleh bunglon surai untuk menunggu serangga sebagai mangsanya, untuk berteduh dari terik matahari dan hujan serta serta melakukan perlindungan diri dari predatornya. Bunglon surai banyak bersembunyi pada rerimbunan tanaman bunga, gulma, tumpukan kayu serta tempat-tempat yang terlindung lainnya.

“Bunglon Surai”. 102

Gambar 74. Perilaku bersembunyi bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020 7. Perilaku Tidur (sleeping) Perilaku tidur dilakukan oleh bunglon surai pada malam hari karena hewan ini adalah reptil diurnal yang aktif beraktivitas pada pagi sampai sore hari. Pada malam hari bunglon surai mudah didekati dan dipegang karena bunglon tidak bergerak serta berdiam diri ditempat istirahatnya. Bunglon surai tidak akan berpindah tempat jika tempat peristirahatanya tidak diusik. Bunglon surai berdiam diri yaitu pada tajuk pohon dengan kondisi kepala terletak di bagian bawah dan ekor menjuntai di atas. Dari perilaku tidur bunglon surai dapat disimpulkan bahwa bunglon merupakan hewan arboreal yang banyak melakukan aktivitas di atas tajuk pohon dengan kerapatan sedang sampai tinggi.

“Bunglon Surai”. 103

Gambar 75. Perilaku tidur bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020

8. Perilaku Berpindah (moving) Bunglon surai akan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dilakukan dengan cara melompat dan berjalan pada tanah. Bunglon surai akan berpindah tempat bila merasa terganggu. Selain itu, perilaku bergerak berhubungan erat dengan keadaan lingkungan dan juga ketahanan tubuh. Perilaku bergerak mempunyai dampak langsung terhadap kemampuan menangkap mangsa sebagai pemenuhan kebutuhan hidup, kemampuan untuk menjelajah dan juga perilaku sosial lainnya.

Gambar 76. Perilaku berpindah bunglon surai Sumber : Dokumentasi pribadi, 2020

“Bunglon Surai”. 104

9. Perilaku reproduksi Pada musim kawin, bunglon jantan menarik perhatian betina untuk dapat berkembangbiak dengan cara menganggukan kepala mereka, menggembungkan tenggorokan, menegakkan surai, dan juga menampilkan warna terang mereka. Bunglon jantan dapat dikenali dengan ukuran kepala dan leher lebih besar. Betina dapat menerima atau menolak jantan. Jika betina menolak, ia mungkin akan melarikan diri atau ia juga dapat menghadapi jantan dan mendesis dengan mulut terbuka. Dia bahkan mungkin menyerang dan menggigitnya. Gigitan serius dari betina ini bisa membunuh bunglon jantan.

Sesaat sebelum kawin, bunglon jantan berubah menjadi coklat, hampir hitam dan menampilkan kantong tenggorokan bewarna jingga. Bunglon jantan kemudian memegang leher betina dan memasangnya, sementara betina tetap bewarna hijau cerah. Pewarnaan hijau kembali ke tubuh pejantan saat kawin berakhir setelah 30 detik, atau 45 detik setelah dan kawin.

“Bunglon Surai”. 105

Gambar 77. Perubahan warna bunglon saat reproduksi Sumber : https://wiki.nus.edu.sg/display/TAX/Bronchocela+cristatella+- +Green+crested+lizard

Seperti cara berkembangbiak bunglon lainnya, bunglon surai melakukan perkembangbiakan dengan cara bertelur. Bunglon meletakkan telurnya di tanah yang gembur yang berpasir. Induk betina akan menggali tanah menggunakan moncongnya. Setelah kedalamannya dirasa pas, induk betina akan meletakkan telurnya ke dalam lubang tersebut. Telurnya berwarna putih dan berbentuk lonjong dengan ukuran sekitar 0,7 x 4 cm. Berbeda dengan telur ayam, kulit telur bunglon kenyal seperti perkamen. Biasanya dalam sekali bertelur, induk bunglon hanya akan menghasilkan sekitar 1-3 telur saja. Sedikitnya jumlah telur yang dihasilkan ini menjadi salah satu sebab mengapa populasi reptil ini menjadi semakin langka. Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan

“Bunglon Surai”. 106

Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di anggota hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, ditempatkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang ditempatkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.

Gambar 78. Telur bunglon Sumber : https://wiki.nus.edu.sg/display/TAX/Bronchocela+cristatella+- +Green+crested+lizard

Gambar 79. Perkembangan embrio bunglon Sumber https://www.google.com/search?q=chameleon+embryo&tbm

“Bunglon Surai”. 107

D. Makanan Bunglon Surai Makan merupakan salah satu perilaku yang lazim dilakukan setiap makhluk hidup untuk menyediakan nutrisi, sumber energi untuk bergerak dan untuk tumbuh berkembang. Makanan bunglon surai adalah serangga. Untuk mengelabui musuhnya, bunglon sering berdiam di batang pohon sehingga terlihat menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Begitu ada serangga mendekat maka ia akan menjulurkan lidahnya untuk menangkap mangsanya. tersebut.

Pada penelitian, bunglon surai memakan serangga jenis belalang, capung, laba-laba, copper dan ulat. Belalang menjadi makanan yang paling banyak dimakan. Kelimpahan serangga juga dipengaruhi oleh aktifitas reproduksi yang didukung dengan kondisi lingkungan. Pada kondisi lingkungan yang hangat, maka banyak telur serangga yang menetas menjadi individu baru. Individu baru inilah yang menjadi makanan bagi bunglon surai. Keberadaan serangga juga tergantung dari adanya makanan yang didapatkan, semakin tinggi keberadaan makanan dari serangga maka akan semakin banyak populasi yang menempati suatu habitat. Keragaman

“Bunglon Surai”. 108

serangga yang tinggi akan menyebabkan rantai makanan berjalan dengan baik, begitu pula sebaliknya apabila di dalam ekosistem keanekaragaman serangga rendah maka lingkungan ekosistem tersebut tidak seimbang dan stabil. Bunglon tidak hanya memakan jenis hewani akan tetapi jenis makanan nabati, kol, kubis, selada, brokoli kacang, tomat, daun bayam segar.

a. Belalang Serangga yang sering terlihat di pohon dan daun adalah makanan yang sering ditemukan di habitat bunglon. Belalang mengandung banyak nutrisi yang baik untuk bunglon. Secara ilmiah, kandungan nutrisi dalam belalang tidak boleh dianggap enteng. Seperti yang diungkapkan para ahli gizi, belalang adalah hewan yang memiliki beberapa jenis nutrisi penting, seperti vitamin, protein, asam, mineral, dan lemak esensial. Kandungan seng dalam belalang cukup untuk kebutuhan bunglon, seng memiliki fungsi sebagai sistem kekebalan tubuh atau meningkatkan kekebalan bunglon dari berbagai serangan virus dan bakteri.

“Bunglon Surai”. 109 b. Cacing.

Selain serangga, ada juga makanan bunglon adalah cacing. Hewan yang mudah ditemukan ini bisa menjadi salah satu menu makanan untuk bunglon, sehingga tidak digunakan untuk memberi makan serangga saja. Dari berbagai penelitian, kandungan nutrisi menunjukkan bahwa cacing tanah mengandung protein yang relatif tinggi. Selain itu, komposisi kandungan asam amino cacing tanah juga lengkap, tidak kalah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. c. Kecoa Serangga ini selalu dikaitkan dengan bakteri dan kuman yang menjijikkan. Kecoak sering dianggap hama dan sering diberantas dengan insektisida. Kecoa bisa menjadi salah satu makanan favorit bunglon. Dipercayai bahwa kecoak memiliki nutrisi bermanfaat untuk bunglon. Tetapi perlu diingat bahwa menguji kecoa sebagai makanan bunglon, yang diberikan berbeda dari apa yang sering ditemukan di selokan atau tempat kotor lainnya. Akan lebih baik untuk memilih kecoa dengan ternak sendiri yang bersih dari kotoran yang terlihat.

“Bunglon Surai”. 110

d. Serangga batang dan daun tanaman, ngengat, copper Serangga herbivora yang biasa tinggal di sayuran atau tanaman juga disukai oleh bunglon. e. Ulat Hongkong dan Ulat Jerman Dari berbagai jenis ulat yang digunakan sebagai makanan alternatif, salah satunya adalah ulat Hongkong. Selain sebagai makanan burung, ulat ini juga bisa digunakan sebagai makanan yang baik untuk bunglon. Selain ulat Hongkong, ulat Jerman juga digunakan sebagai makanan untuk bunglon. Ulat Jerman mengandung zat yang memberikan ketahanan dan kekebalan terhadap hewan yang memakannya. Oleh sebab itu baik untuk pencernaan dan kesehatan bunglon. f. Sayuran dan buah-buahan. Buah-buahan dan sayuran bukanlah makanan pokok untuk bunglon, meskipun mereka menyukainya. Buah dan sayuran bermanfaat sebagai nutrisi tambahan, sehingga reptil peliharaan anda ini bisa hidup dengan sehat. Seringkali ketika anda sering mengganti jenis serangga yang diberikan sebagai makanannya, bunglon menjadi tidak mau untuk memakan sayur dan buah-buahan. Ada juga yang memang dari awalnya tidak mau memakan sayur dan buah-buahan, misalnya saja Bunglon Jackson hanya

“Bunglon Surai”. 111

mau memakan brokoli tetapi tidak mau buah atau sayuran lainnya. Oleh karena itu, bunglon dapat dibiasakan dengan diberikan makanan buah dan sayuran sejak usia kecil. Buah dan sayuran dapat diberikan setiap seminggu sekali saja meskipun ia tidak memakannya. Bisa jadi, ia akhirnya memutuskan untuk mencicipinya sehingga pada pemberian berikutnya ia mau memakan buah dan sayuran yang anda berikan. Potongan sayur dan buah-buahan tersebut dalam ukuran kecil sehingga memudahkan untuk dimakan. Jangan lupa juga mencuci bersih, sehingga mengilangkan pestisida yang ada di dalamnya. Jika memberikan buah dengan kulit yang keras, sebaiknya dikupas terlebih dahulu. Jangan menambahkan garam atau bahan tambahan lainnya, kecuali bubuk vitamin untuk reptil atau bubuk kalsium. Sayuran dan buah yang disukai bunglon diantaranya yaitu :

SAYUR BUAH Sedikit kol/kubis Pisang Selada Stroberi Brokoli mentah atau masak Apel Kacang polong masak Mangga

“Bunglon Surai”. 112

Kiwi Melon Tomat Jeruk yang sudah dikupas Wortel masak Jeruk keprok Daun bayam segar

Gambar 80. Bunglon makan sayur dan buah Sumber : https://nurfasta.com/makanan-bunglon/

E. Cara Memberi Makanan Bunglon

Makanan hewan peliharaan yang banyak ditemukan di pasaran adalah jangkrik. Memberi makan lebah dan tawon sebagai makanan bunglon tidak disarankan. Memberi makan bunglon dewasa cukup meletakkan pakannya di kotak pakan di dalam kandang, sedangkan untuk bunglon

“Bunglon Surai”. 113 yang masih kecil memerlukan bantuan manusia untuk menyuapinya. Anak bunglon membutuhkan jangkrik kecil atau lalat buah sebagai pakannya. Biasanya bunglon hanya akan memakan serangga yang berukuran 1 hingga 1,5 kali ukuran mulutnya. Bunglon dewasa biasanya hanya akan memakan 3 sampai 5 jangkrik sehari atau bisa juga diganti dengan dua ekor belalang setiap harinya. Barulah ketika bunglon betina memasuki masa produksi telur, nafsu makannya akan meningkat kembali. Bunglon dewasa tidak harus di beri makanan setiap hari, ada juga yang memberikan bunglonnya makanan setiap 2 hari sekali. Hal itu dikarenakan, terkadang bunglon akan menolak semua makanan yang diberikan selama satu atau dua hari. Hal ini normal dan seringkali terjadi. Jika kita melihat bunglon menjilati benda berkilau, berarti bunglon sedang haus dan mencari embun. Hal ini bisa dilakukan dengan menyemprotkan atau memercikkan air ke daun atau dinding agar bunglon menjilati air. Cara lain yaitu meletakkan air di tempat minum yang telah disediakan di dalam kandang bunglon.

“Bunglon Surai”. 114

F. Status Konservasi

Saat ini populasi spesies ini di alam sudah berkurang. Padahal di tahun 2000an, bunglon surai masih kerap ditemukan di pekarangan rumah dan kebun milik warga. Penyebab utamanya adalah karena adanya spesies invasif yaitu bunglon taman. Spesies reptil invasif ini memiliki ukuran tubuh yang lebih besar serta sifat yang lebih agresif. Akibatnya bunglon surai menjadi kesulitan untuk mempertahankan habitat dan mencari makanan. Hal itulah yang menyebabkan saat ini IUCN memasukkan bunglon surai sebagai salah satu hewan yang memiliki resiko untuk punah. Bunglon yang kerap ditemukan di semak- semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.

Least Concern (IUCN Red List) berarti masih banyak dijumpai. Meski pun demikian, populasinya kian lama kian jauh berkurang. Hal ini dibuktikan sekarang sudah jarang menemukan hewan ini. Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk membuat penangkaran hewan ini, agar bisa tetap eksis di masa mendatang sehingga

“Bunglon Surai”. 115

populasi reptil ini tetap lestari.

Gambar 81. Status konservasi bunglon surai Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon_surai

G. Harga Bunglon

Harga yang tercantum di bawah ini adalah harga yang berlaku di Indonesia. Harga yang tercantum di bawah ini mungkin berbeda dari harga bunglon di negara lain, terutama bunglon diklasifikasikan sebagai hewan peliharaan para hobiis. Berikut ini harga jenis bunglon dewasa yang ada di pasaran diambil dari blog http://pensilaisyah.blogspot.com/2020/02/37-makanan- bunglon-jenis-iguana-harga.html:

Jenis Bunglon Harga Bunglon

Chameleon Aka Bunglon Jackson. IDR 123.000

Veiled Calipratus Chameleon. IDR 2.500.000

“Bunglon Surai”. 116

Bunglon/Chameleon Anakan. IDR 65.000

Peid Chameleon Bunglon Baby. IDR 4.250.000

Bunglon Ijo Bronchochela Jubata. IDR 50.000

Veiled Chameleon Bunglon Joss. IDR 2.950.000

Bunglon Chameleon Berubah IDR 1.500.000 Warna.

“Bunglon Surai”. 117

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal Penelitian

Abrori, Z. 2021. Identifikasi Jenis Serangga Yang Menjadi Pakan Bunglon Surai (Bronchocela jubata Dumaril & Bibron, 1837) Di Sayuran Organik Karangrejo Sebagai Sumber Belajar Dalam Bentuk Poster. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Metro. Lampung.

BAPPENAS. 2016. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan 2015-2020. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.

Boer CD, Rustam, Suba RB, Syoim M, Sugiharto, Udayanti R, Setiobudi D. 2014. Final Report Monitoring Satwa Liar di Areal Pasca Tambang PT. Berau Coal (2011 – 2013). Kerja Sama PT. Berau Coal - Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur, Indonesia.

Carr, A. 1974. Pustaka Alam : The . Dainippon Gitakarya Printing, Jakarta.

McDiarmid, R. W., Foster, M. S., Guyer, C., Gibbons, J.W., dan Chernoff N. 2012. Reptile Biodiversity : Standard Methods for Inventory and Monitoring.University of California Press, California.

O’Shea, M. dan Halliday, T. 2001. Reptiles and Amphibians. Dorling Kindersley. London.

“Bunglon Surai”. 118

Goin CJ, Goin OB. 1971. Introduction to . Second Edition. San Francisco: Freeman.

Halliday, T., Adler, K., dan O’Toole, C. 1986. The Encyclopedia of Reptiles and Insects. Little Gate House, England.

Hinde, R. A. 1970. Ethology: a synthesis of behavior and comparative psychology. (second edition) •. McGraw-l:lill Book Co.,New York.

Iskandar D.T., 1998. Amfibi Jawa dan Bali–Seri Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang LIPI.

Iskandar D.T and Walter R. Erdellen, 2006. Conservation of amphibians and reptiles in Indonesia: issues and problems. Amphibian and Reptile Conservation 4(1):60-87. DOI: 10.1514/journal.arc.0040016

Kusrini MD. 2003. Predicting the impact of the frog leg trade in Indonesia: An ecological view of the indonesian frog leg trade, emphasizing Javanese edible frog species. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Hal. 27-44.

Lycons, J. A. dan Natusch, D. J. D. 2011. Wildlife Laundering Through Breeding Farms: Illegal Harvest, Population Declines and A Means of Regulating The Trade of Green Pythons (Morelia viridis) from Indonesia. Biological Conservation 10 : 1 – 9.

Minelli, G. dan Orlandi, L. 1987. Reptiles ―The History of Life on Earth‖. Facts On File Publications, England.

“Bunglon Surai”. 119

Powell, B. 2005. Nuansa Ular III. Lembaga Studi Ular Indonesia (Sioux). Jakarta

Pramono, W.A. 2021. Identifikasi Perilaku Harian Bunglon Surai (Bronchocela jubata Dumaril & Bibron, 1837) Pada Sayuran Organik Kelurahan Karangrejo Metro Utara Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Metro. Lampung.

Pramono, W.A., Zaini, A., Denti, K., Hening, W., dan Suharno, Z. 2019. Aktifitas Diurnal Bunglon Surai Di Agrowisata Sayuran Organic Kelurahan Karangrejo Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat. ISBN 978-623-90328-2-1. 90- 93 hal.

Putranto, D. I. 2014. Keanekaragaman Reptil Import di Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma JayaYogyakarta. Yogyakarta

Schulz, K. D. 1996. A Monograph of The Colubrid Snakes of The Genus ElapheFitzinger. Koeltz Scientific Books, Havlickuv Brod.

Shen, L., Shi, H., wang, R., Liu, D., dan Pang, X. 2011. An Invasive Species Redeared Slider (Trachemys scripta elegans) Carrying Salmonella Pathogens in Hainan Island. Molecular Pathogens. 04 : 28-32

Soehartono T, Mardiastuti A. 1995. An overview of wildlife trade in Indonesia. 2nd Meeting of the Conference of the Parties to

“Bunglon Surai”. 120

the United Nation Convention on Biological Diversity, Jakarta.

Stebbins RC, Cohen NW. 1997. A Natural History of Amphibians. New Jersey: Princeton Univ. Pr

Taylor, B. dan O’Shea, M. 2004. The Great Big Book of Snakes & Reptiles. Hermes House, London.

Internet Anonym. 2018. Bunglon surai. https://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas_Aspera. Diakses pada tanggal 17 Februari 2021.

Anonym. 2020. 11 Jenis Bunglon Peliharaan, Gambar dan Harganya. https://www.ekor9.com/jenis-bunglon/. Diakses pada tanggal 19 Februari 2021.

Brahm. 2019. | Bunglon Endemik Madagaskar dengan Penampilan Unik. https://www.idntimes.com/science/discovery/brahm- 1/10-bunglon-endemik-madagaskar-dengan-penampilan- unik-agp-c1c2/10. Diakses pada tanggal 4 Februari 2021.

Gregorius Bhisma Adinaya. 2019. Bukan Hanya Kamuflase, Warna Kulit Bunglon Juga Menggambarkan Emosi; https://nationalgeographic.grid.id/read/131666242/bukan- hanya-kamuflase-warna-kulit-bunglon-juga- menggambarkan-emosi?page=all. Diakses pada tanggal 17 Februari 2021.

“Bunglon Surai”. 121

Hobibinatang. 2015. Perbedaan Mencolok Antara Iguana dan Bunglon. https://www.hobinatang.com/2017/04/perbedaan- iguana-dan-bunglon-yang-mencolok.html. Diakses pada tanggal 17 Februari 2021.

IUCN, Conservation International, and Nature Serve. 2012. Red List Category. online at : http:// www.iucnredlist.org. Diakses 20 Februari 2021.

Kruzer, Adrienne. 2019. Chameleon Color Changes. The Spruce Pets. https://www.thesprucepets.com/chameleon-color- changes-1238534. Diakses pada tanggal 4 Februari 2021. Risky Wulandari. 2014. "Tiga Bunglon Jenis Baru Ditemukan di Bukit Barisan". https://sains.kompas.com/read/2014/08/18/071000 31/Tiga.Bunglon.Jenis.Baru.Ditemukan.di.Bukit.Barisan. Diakses pada tanggal 4 Februari 2021.

Utomo Priyambodo. 2021. Brookesia nana, Reptil Terkecil di Dunia yang Selebar Ujung Jari Kita. https://nationalgeographic.grid.id/read/132537668/brookesia -nana-reptil-terkecil-di-dunia-yang-selebar-ujung-jari- kita?page=all. Diakses pada tanggal 4 Februari 2021.

Uetz, P. 2017. The . http://www.reptile- database.org. Diakses 20 Februari 2021.

“Bunglon Surai”. 122

Tentang Penulis

Suharno Zen, M.Sc

Penulis pertama adalah dosen aktif di Universitas Muhammadiyah Metro. Terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), anggota Perhimpunan Entomologi Kesehatan Indonesia (PEI)

Widyo Andre Pramono.

Penulis kedua adalah Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Muhammadiyah Metro.

Zaini Abrori.

Penulis ketiga adalah Mahasiswa S1 Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.

“Bunglon Surai”. 123

Widya Sartika Sulistiani, M.Sc.

Penulis keempat adalah dosen aktif di Universitas Muhammadiyah Metro.

Dr. Agus Sutanto, M.Si.

Penulis kelima adalah dosen aktif di Universitas Muhammadiyah Metro.

Dr. Hening Widowati, M.Si.

Penulis keenam adalah dosen aktif di Universitas Muhammadiyah Metro.

“Bunglon Surai”.