Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

EKSPLORASI PANTAI SANGGAR TULUNGAGUNG UNTUK MENJADI EKOWISATA

EXPLORATION OF SANGGAR TULUNGAGUNG BEACH FOR ECOTOURISM

Ela Oktaviana 1)

Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan dan Pembangunan Email : [email protected]

ABSTRAK

Kabupaten Tulungagung lebih terkenal dengan hasil kerajinan marmer dan Onix yang indah, namun pada akhir-akhir ini banyak tempat wisata khususnya pantai yang ditemukan di kabupaten tulungagung, namun sayang beberapa pantai belum dikelola dengan baik oleh pemerintah kabupaten Tlungagung, salah satunya yaitu pantai Sanggar. Pantai Sanggar terletak di Desa Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30km atau sekitar 1 jam 45 menit dari pusat Tulungagung. Tujuan dari penulisan ini adalah merumuskan pengembangan pantai Sanggar untuk menjadi ekowisata. Pantai Sanggar mempunyai potensi untuk dijadikan tepat wisata berbasis ekowisata, dengan keadaanya yang masih alamiah. Selain itu pantai sanggar mempunyai warna air laut yang masih biru, jernih, pasir yang putih,karang-karang serta ombak yang lumayan besar. Namun masih disayangkan pengelolaan pantai sanggar masih belum bagus, terlihat dengan askes menuju pantai yang masih tanah, dan jika pada waktu hujan sangat becek, serta penarikan karcis masuk yang masih seikhlasnya, selain itu cuma adanya 2 warung yang buka dihari libur (tanggal merah saja) di pantai Sanggar.

Kata kunci : Pantai sanggar , Ekowista, Pengembangan ekowisata

ABSTRACT

Tulungagung more famous for handicrafts and Onix beautiful marble, but in these days a lot of sights, especially the beach found in the district tulungagung, but unfortunately some of the beaches have not been managed well by the district government Tlungagung, one of which is the beach Studio. Studio located in the village beach Jengglungharjo Tanggunggunung Tulungagung subdistrict of East Province. The beach location is 30km or about 1 hour 45 minutes from the center of Tulungagung. The purpose of this paper is to formulate development studio to become ecotourism coast. Turkish studio has the potential to be a right-based ecotourism travel, with the condition was still natural. Besides the beach studio has the color of sea water is still blue, clear, white sand, rocks and the waves are pretty big. But there are still unfortunate coastal management studio still not good, seen by health insurance leading to the beach is still the land, and if at the time the rain is very muddy, and the with drawal of admission are still voluntary, but it is only their second shop which is open on the day off (red date only) Studio on the beach.

Keywords : Pantai Sanggar, Ecotourism, Ecotourism development

55

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

PENDAHULUAN maupun buatan, serta budaya yang ada Latar belakang bersifat informatif dan partisipatif Pergeseran konsep kepariwisataan bertujuan untukmenjamin kelestarian alam dunia kepada pariwisata minat khusus atau dan social budaya. Ekowisata menitik yang dikenal dengan ekowisata, merupakan beratkan pada tiga hal utama yaitu: sebuah peluang besar bagi negara kita dengan keberlangsungan alam atau ekologi, potensi alam yang luar biasa ini. Hal ini terjadi memberikan manfaat ekonomi, dan secara akibat kecenderungan semakin banyaknya psikologi dapat diterima dalam kehidupan wisatawan yang mengunjungi objek berbasis sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata alam dan budaya penduduk lokal. Ekowisata secara langsungmemberi akses kepada yaitu wisata yang menyuguhkan segala sumber semua orang untuk melihat, mengetahui, daya wilayah yang masih alami, yang tidak dan menikmati pengalaman alam, hanya mengembangkan aspek lingkungan intelektual dan budaya masyarakat lokal dalam hal konservasi saja, namun juga (Buckley, 2003). memberikan keuntungan bagi masyarakat Undang-undang No. 12 Tahun 1999 sekitar, sebagai salah satu upaya dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 pengembangan pedesaan untuk meningkatkan sebagai landasan berlangsungnya system perekonomian lokal, dimana masyarakat di desentralisasi, pelaksanaan desentralisasi kawasan tersebut merupakan pemegang dan otonomi daerah berlangsung sejak 1 kendali utama (Tanaya, 2010). Konsep Januari 2001 yang dilaksanakan di seluruh ekowisata di dunia pertama kali dikenalkan daerah di . Adanya otonomi oleh pakar ekowisata yang telah lama daerah pemerintah pusat harus memberikan menggeluti alam yaitu Fennell (2008) pembagian kekuasaan kepada daerah untuk kemudian the ecotourism society pada 1990 mengelola sumber daya sehingga ada menyempurnakan konsep ekowisata dengan tanggung jawab dari pemerintah daerah mendefinisikan sebagai suatu perjalanan untuk mengelolanya secara efisien dan bertanggung jawab pada lingkungan alami yag efektif yang nantinya bias menjadi sumber mendukung konservasi serta meningkatkan daerah dalam penerimaan Pendapatan Asli kesejahteraan mmasyarakat setempat (Kodyat, Daerah, maka dari itu daerah berkewajiban 1998). Ekowisata merupakan perjalanan untuk mengelola potensi daerah dalam wisata ke suatu lingkungan baik yang alami rangka pencapaian tujuan peletakan

56

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

kewenangan dalam penyelenggaraan otonomi Rumusan masalah dari penulisan ini daerah, tujuan itu antara lain: peningkatan adalah sebagai berikut : Bagaimana kesejahteraan rakyat, pemerataan dan pengembangan pantai sanggar untuk keadilan, demokrasi dan penghormatan menjadi ekowisata? terhadap budaya lokal, memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah (Demartoto, Tujuan 2008). Tujuan dari penulisan ini adalah Kabupaten Tulungagung terkenal sebagai berikut : Merumuskan dengan sebutan kota Marmer yang merupakan pengembangan pantai sanggar untuk kota yang terletak di pantai selatan jawa timur, menjadi Ekowisata atau 156km dari kota Surabaya. Kabupaten Tulungagung berbatasan dengan Kabupaten Manfaat Kediri disebelah utara, Samudra Hindia Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai disebelah selatan, Kabupaten Blitar disebelah berikut: timur dan Kabupaten Trenggalek disebelah (a) Menambah referensi bagi penulis barat. Tulungagung terletak di ketinggian 500 maupun pembaca tentang konsep meter dari atas permukaan laut. Kabupaten pengembangan ekowisata Tulungagung lebih terkenal dengan hasil (b) Meberikan informasi bagi Progam kerajinan marmer dan Onix yang indah, namun Sumber Daya Lingkungan pada akhir-akhir ini banyak tempat wisata (c) Pembangunan tentang konsep khususnya pantai yang ditemukan di pengembangan ekowisata. Acuan bagi kabupaten tulungagung, namun sayang peneliti atau akademisi lain yang ingin beberapa pantai belum dikelola dengan baik melakukan penelitian terkait oleh pemerintah kabupaten Tlungagung, salah pengembangan ekowisata di pantai satunya yaitu pantai Sanggar. Pantai Sanggar sanggar Kabupaten Tulungagung. terletak di Desa Jengglungharjo Kecamatan (d) Menambah informasi tentang tempat Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung wisata di Kabupaten Tulungagung. Propinsi Jawa Timur dan karang disekitar pantai. Rumusan masalah Pengertian Ekowisata

57

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

Definisi ekowisata yang pertama keunikan dan keindahan alam kawasan diperkenalkan oleh World Tourism konservasi (Pitana, 2005). Organisation (2003) sebagai berikut: Coy (1998) mengemukakan lima Ekowisata adalahsebagaikegiatan pengelolaan faktor pokok yangmendasar tentang batasan dan pembangunan dalam upaya mencegah atau prinsip utama ekowisata yaitu: mengurangi dampak kerusakan pada (a) Lingkungan. biodiversitas. Kodyat (1998) mendefinisikan Ekowisata harus bertumpu pada Ekowisata sebagai suatu kegiatan perjalanan lingkungan alam dan budaya yang relative wisata yang bertanggung jawab di daerah yang belum tercemar atau terganggu. masih alami atau daerah-daerah yang dikelola (b) Masyarakat dengan kaidah alam dimana tujuannya selain Ekowisata harus dapat memberikan untuk menikmati keindahannya juga manfaat ekologi, sosial dan ekonomi melibatkan unsur pendidikan, pemahaman dan langsung kepada masyarakat tuan rumah. dukungan terhadap usaha-usaha konservasi (c) Pendidikan dan Pengalaman alam serta peningkatan pendapatan masyarakat Ekowisata harus dapat meningkatkan setempat sekitar daerah tujuan ekowisata. pembangunan akan lingkungan alamdan Pada undang-undang RI Nomor 10 budaya terkait sambil memperoleh Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1 pengalaman yang mengesankan. ayat 5 mengatakan bahwa salah satu daya tarik (d) Keberlanjutan wisata adalah ekowisata, di samping wisata Ekowisata harus dapat memberikan budaya dan wisata minat khusus. Pada pasal 14 sumbangan positif bagi keberlanjutan ayat 1 menyebutkan bahwa pengusahaan daya ekologi dari lingkungan tempat kegiatan. tarik ekowisata merupakan usaha pemanfaatan (e) Manajemen sumber daya alam dan tata lingkungannya Ekowisata harus dapat dikelola dengan untuk dijadikan sarana wisata. Di samping itu cara yang dapat menjamin dayahidup SK Dirjen PHPA Nomor 129/Kpt/DJ/1996 jangka panjang bagi lingkungan alam dan menyebutkan bahwa ekowisata merupakan budaya yang terkait didaerah tempat sebuah kegiatan dan sebagian dari kegiatan kegiatan ekowisata. yang dilakukan secara sukarela, bersifat Eplerwood (1999) mengemukakan sementara dan untuk menikmati gejala bahwa ekowisata adalah bentuk baku dari perjalanan bertanggungjawab di daerah

58

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

alami dan berpetualangan yang dapat harus tetap menjagakeharmonisan menciptakan industripariwisata. Eplerwood dengan alam. juga mengemukakan delapan prinsip (g) Daya dukung lingkungan artinya ekowisata yaitu: dalam pengembangan ekowisata (a) Mencegah dan menanggulangi dampak harustetap memperhitungkan daya dari aktivitas wisatawan terhadap alam dukung lingkungan. dan budaya. (h) Peluang penghasilan negara (b) Pendidikan konservasi lingkungan porsinya cukup besar. artinya mendidik wisatawan Menurut Mira (1999) walaupun danmasyarakat setempat akan banyak nilai-nilai positif yang ditawarkan pentingnya arti konservasi. dalam konsep ekowisata, namun model ini (c) Pendapatan langsung untuk kawasan masih menyisakan kritik dan persoalan artinya pendapatan yang terhadap pelaksanaanya. Beberapa kritikan diperolehdipergunakan untuk membina terhadap konsep ekowisata antara lain: melestarikan dan meningkatkan (a) Dampak negatif dari pariwisata kualitaskawasan pelestarian alam. terhadap kerusakan lingkungan. Meski (d) Partisipasi masyarakat dalam konsep ecotourism mengedepankan isu perencanaan artinya masyarakat konservasi didalamnya, namun tidak diajakdalam merencanakan dapat dipungkiri bahwa pelanggaran pengembangan ekowisata termasuk terhadap hal tersebut masih saja ditemui melakukanpengawasan. di lapangan. Hal ini selain disebabkan (e) Penghasilan masyarakat artinya karena rendahnya pengetahuan dan keuntungan secara nyata kesadaran masyarakat sekitar dan turis diterimamasyarakat dari kegiatan tentang konsep ekowisata, juga ekonomi dapat mendorong masyarakat disebabkan karena lemahnya menjagakelestarian kawasan alam. manajemen dan peran pemerintah (f) Menjaga keharmonisan dengan alam dalam mendorong upaya konservasi dan artinya semua upaya tindakan yang tegas dalam mengatur pengembangantermasuk masalah kerusakan lingkungan. pengembangan fasilitas dan utilitas (b) Rendahnya partisipasi masyarakat dalam Ekowisata. Dalam

59

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

pengembangan wilayah Ekowisata merupakan daya tarik agar orang mau seringkali melupakan partisipasi berkunjung. Macam dan jenis daya tarik masyarakat sebagai stakeholder penting wisata itu meliputi: dalam pengembangan wilayah atau (a) Benda-benda yang tersedia di alam kawasan wisata. Masyarakat sekitar semesta seperti pemandangan alam, seringkali hanya sebagai obyek atau hutan belukar, kekayaan flora dan penonton, tanpa mampu terlibat secara fauna. aktif dalam setiap proses-proses ekonomi (b) Hasil ciptaan manusia seperti didalamnya peninggalan sejarah, kebudayaan (c) Pengelolaan yang salah. Persepsi dan dankeagamaan. pengelolaan yang salah dari konsep (c) Tata cara hidup masyarakat seperti adat- ekowisata seringkali terjadi dibeberapa istiadat, dan kebiasaan wilayah di Indonesia. Hal ini selain hidupmasyarakat yang menarik untuk disebabkan karena pemahaman yang disaksikan. rendah dari konsep Ekowisata juga Supaya daya tarik wisata dapat disebabkan karena lemahnya peran dan dikunjungi oleh wisatawan, hendaknya pengawasan pemerintah untuk suatu daerah wisata memenuhi paling mengembangkan wilayah wisata secara sedikit tiga persyaratan yaitu : sesuatu yang baik. dapat dilihat, sesuatu yang dapat dikerjakan dan sesuatu yang dapat dibeli. Daya tarik Ekowisata Dalam undang-undang kepariwisataan Pengembangan Ekowisata nomor 10 tahun 2009, terutama pasal 1 ayat 5 Dirjen Pariwisata (1995) dimana daya tarik wisata adalah segala sesuatu mengatakan bahwa pengembangan yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai ekowisata di Indonesia saat ini masih dalam yang berupa keanekaragaman kekayaan alam ( taraf awal, yang ditandai dengan belum ekowisata), budaya, dan hasil buatan manusia adanya kebijakan pemerintah Indonesia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan yang mengatur pengembangan ekowisata, wisatawan. Marpaung (2000) mengemukakan baik bagi pelaku bisnis, pemerintah maupun obyek wisata adalah segala sesuatu yang masyarakat. Konsep dan program terdapat di daerah tujuan wisata yang pengembangan ekowisata berkelanjutan

60

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

pada dasarnya menuntut adanya kerja sama tidak akan mengenal kejenuhan pasar dan pelibatan antara pihak-pihak yang (World Tourism Organisation, 2003). berkepentingan meliputi berbagai keahlian Manuaba (1998) mengemukakan mulai dari perencanaan sampai ke bahwa pengembangan obyek pariwisata implementasi. Sementara pengembangan agar tetap berlanjut harus sesuai dengan ekowisata pada kawasan konservasi prinsip-prinsip sebagai berikut: membutuhkan kerja sama yang lebih sinergi, (a) Harus dibantu dengan proses adatif antara pemangku kawasan pelestarian perencanaan dengan partisipasi alam dan masyarakat sekitar serta pihak masyarakat. swasta, maka ekowisata diyakini mampu (b) Harus ada kepastian, adanya menjadi alat konservasi. Suhandi (2001) keseimbangan sasaran ekonomi sosial berpendapat bahwa Ekowisata bukan dan budaya serta lingkungan. dikategorikan sebagai wisata petualangan, (c) Hubungan antara pariwisata, tetapi merupakan wisata yang tidak murah, lingkungan alam, budaya harus dikelola memberikan pengalaman lebih, berwawasan sedemikian rupa sehingga lingkungan ekologi dan berkelanjutan. lestari untuk jangka panjang. Untuk mengembangkan ekowisata (d) Aktivitas pariwisata tidak boleh dilaksanakan dengan cara pengembangan merusak sumber alam dan pariwisata pada umumnya. Ada dua aspek menimbulkan dampak yang tidak dapat yang perlu dipikirkan yaitu aspek destinasi dan diterima oleh masyarakat. aspek market. Pembangunan ekowisata (e) Peraturan perundang-undangan secara berwawasan lingkungan jauh lebih terjamin pasti melindungi obyek wisata serta hasilnya dalam melestarikan alam dibanding dilaksanakan dengan baik. dengan keberlanjutan pembangunan. (f) Investor dan wisatawan harus dididik Ekowisata tidak melakukan eksploitasi alam, untuk menghormati kebiasaan, norma tetapi hanya menggunakan jasa alam dan dan nilai masyarakat setempat. masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Menurut Dirawan (2003) pengem- pengetahuan, fisik dan psikologis wisatawan. bangan ekowista bahari yang hanya Ekowisata bukan menjual destinasi tetapi terfokus pada pengembangan wilayah menjual filosofi. Dariaspek inilah ekowisata pantai dan lautan sudah mulai tergeser, karena banyak hal lain yang bisa

61

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016 dikembangkan dari wisata bahari selain pantai Selain keempat aspek tersebut, ada dan laut. Salah satunya adalah konsep beberapa hal yang juga perlu diperhatikan ekowisata bahari yang berbasis pada untuk pengembangan ekowisata bahari, pemadangan dan keunikan alam, karakteristik anatara lain : Aspek Ekologis, daya dukung ekosistem, kekhasan seni budaya dan ekologis merupakan tingkat penggunaan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan maksimal suatu kawasan; Aspek Fisik, dasar yang dimiliki oleh masing-masing Daya dukung fisik merupakan kawasan daerah. Selanjutnya kegiatan ekowisata lain wisata yang menunjukkan jumlah yang juga dapat dikembangkan, antara lain: maksimum penggunaan atau kegiatan yang berperahu, berenang, snorkling, menyelam, diakomodasikan dalam area tanpa memancing, kegiatan olahraga pantai dan menyebabkan kerusakan atau penurunan piknik menikmati atmosfer laut. Orientasi kualitas; Aspek Sosial, Daya dukung sosial pemanfaatan pesisir dan lautan serta berbagai adalah kawasan wisata yang dinyatakan elemen pendukung lingkungannya merupakan sebagai batas tingkat maksimum dalam suatu bentuk perencanaan dan pengelolaan jumlah dan tingkat penggunaan dimana kawasan secara merupakan suatu kesatuan melampauinya akan menimbulkan yang terintegrasi dan saling mendukung penurunanan dalam tingkat kualitas sebagai suatu kawasan wisata bahari. Suatu pengalaman atau kepuasan; Aspek kawasan wisata yang baik dan berhasil bila Rekreasi, Daya dukung reakreasi secara optimal didasarkan pada empat aspek merupakan konsep pengelolaan yang yaitu: menempatkan kegiatan rekreasi dalam (a) Mempertahankan kelestarian lingku- berbagai objek yang terkait dengan ngannya. kemampuan kawasan (Hardinoto, 1997). (b) Meningkatkan kesejahteraan ma- syarakat di kawasan tersebut. METODE PENELITIAN (c) Menjamin kepuasan pengunjung. Metodologi dalam penulisan ini (d) Meningkatkan keterpaduan dan adalah study literature dan observasi. Study kesatuan pembangunan masyarakat di literartur dilakukan untuk mengetahui sekitar kawasan dan zona wilayah dan tinjauan pustaka tentang pengembangannya. ekowisata. Dan observasi dilakukan pada tahun 2014 untuk mengetahui langsung

62

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

potensi pantai Sanggar. Hasil study literature dan observasi di analisis menggunakan analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pantai Sanggar

Pantai sanggar terletak di Desa Gambar 1. Peta pantai Sine, Ngalur, Sanggar, dan Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Pathok (Risky, 2014)

Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Arah menuju pantai sanggar hampir Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30 km sama seperti pantai-pantai lainnya di atau sekitar 1 jam 45 menit dari pusat kecamatan tanggunggunung, yaitu dari arah Tulungagung. Pantai sanggar juga disebut pusat kota tulungagung menuju kecamatan sebagai The Dreamland of Tulungagung. campurdarat. Sesampainya di pertigaan Letak pantai sanggar berdekatan dengan pantai pasar campurdarat belok ke kiri menuju sine, jarak pantai sanggar ke pantai sine kira- arah pantai popoh. Sekitar 7 km setelah kira 3 km (jarak lurus atau udara). Pantai sine pasar campurdarat ada pertigaan SMAN 1 terletak disebelah timur pantai sanggar, Campurdarat. Di pertigaan tersebut belok sedangakan sebelaah barat pantai sanggar yaitu ke kiri menuju ke arah tanggunggunung. pantai pathok gebang. Pantai pathok gebang Untuk menuju pantai sanggar ikuti terus mempunyai fenomena yang menarik yaitu jalan yang paling lebar hingga menemukan ketika air laut pasang, kita bisa melihat ombak pasar tanggung-gunung. Dari pasar yg menabrak karang dan menjulang tinggi tanggunggunung masih terus hingga SMPN hingga mencapai 15-20 meter. Di antara 1 tanggung gunung. Tepat di depan smp ada pantai Sine dan Sanggar ada sebuah Pantai pertigaan, dan pantai berada di arah kanan. yaitu Pantai Ngalur. Pantai Ngalur jaraknya Dari pertigaan tersebut ke arah pantai masih lebih dekat dengan Sine, yaitu hanya sekitar belasan kilometer, jadi masih cukup jauh. 2,5 km saja. Setelah menenpuh perjalanan panjang

wisatawan akan sampai di kampung

terakhir yang ditandai dengan gapura

bertuliskan pantai sanggar, digapura ini kita

akan ditarik karcis masuk seikhlasnya oleh 63

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016 warga. Setelah sampai di gapura, terus saja hingga menemukan mushola di kanan jalan. Gang ke pantai sanggar berada di samping mushola. Karena jalan sempit dan terjal, hanya sepeda motor yang bisa masuk. Untuk Gambar 2. Jalan menuju pantai Sanggar pada saat mencapai pantai ada dua pilihan, pertama musim kemarau dan musim hujan (Ridwan, 2014) memarkir sepeda motor di warung setelah masuk gang, yang kedua adalah membawa Pantai sanggar mempunyai warna sepeda motor sampai bibir pantai. Pada cuaca air laut yang masih biru, pasir putih bersih, cerah dan tidak habis hujan, pengunjung bisa dan indah. Keadaan Pantai sanggar dan memarkir sepeda motor ke pantai, tetapi sekitarnya masih alami, sejuk dan segar. Air jalannya cukup terjal dan sulit. Ketika tanah laut yang biru dan bening meberikan kesan basah dan habis hujan, lebih dianjurkan untuk yang masih alami, sehingga biota laut memarkir kendaraan di warung walaupun jalan seperti ikan kcil dan duri babi ter;ihat di menuju pantai masih jauh. Jalan menuju pantai pantai sanggar. Pantai Sanggar juga sanggar ini kita melewati hutan yang kira-kira mempunyai ombak yang lumayan besar 3-5km atau 1,5 jam untuk berjalan kaki. Di serta karang-karang disekitar pantai, pada dalam perjalanan hutan ini kita bisa menikmati saat terpaan ombak menerjang karang- hijaunya pepohonan dan sejuknya udara. karang memberikan fenomena alami yang

indah.

64

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

dari jalan menuju pantai sanggar yang masih macadam, dan masih pula tanah. Selai itu pintu masuk juga ditarik karcis suka rela atau seiklhasnya oleh warga. Di pantai sanggar

Cuma ada 2 warung, warung tersebut buka

hanya di hari libur saja (minggu dan taanggal merah). Pantai sanggar mempunyai potensi Gambar 3. Pamtai Sanggar Kabupaten Tulungagung untuk dikembangkan menjadi ekowisata (Joes, 2013) karena tempatnya yang masih alami, namun untuk berkembangnya ekowisata dipantai Sanggar diperlukan pengelolaan pemerintah, stakeholder, serta masyarakat tsekitar. Namun masyarakat sekitar harus menjadi pemegang utama pengelolan pantai sanggar, karena ekowisata selain bertujuan konservasi juga bertujuan mesejahterakan masyarakat sekitar. Pemerintah mempunyai peran strategis dalam melakukan promosi dan sosialisi. Maksud dan tujuan pembangunan sector wisata, merencanakan, mengatur, dan melakukan regulasi sector wisata adalah Gambar 4. Karang-karang di pantai Sanggar (Joes, peran pemerintah. Hanya sebuah lembaga 2013) yang mempunyai kewenangan dan bukan

perorangan yang dapat melakukan Pengembangan Ekowisata di pantai perencanaan jangka panjang dan melindungi Sanggar perencanaan tersebut dengan peraturan- Pantai Sanggar merupakan pantai peraturan yang mengikat msayarakat (hakim, yang masih alami di daerah kabupaten 2004). . Tulungagung. Pantai Sanggar masih di kelola Wearing dan Neil (1999) menyatakan oleh warga sekitar dengan seadanya, terlihat bahwa dalam sebuah perencanaan ekowisata,

65

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016 idealnya harus mencakup tahapan-tahapan e. Pengembangan beberapa even dan atraksi sebagi berikut: wisata yang menampilkan budaya local . a. Studi kelayakan. f. Pembangunan fasilitas public yang bersih b. Determinasi dan penentuan tujuan dan terjaga, yang dapat dimanfaatkan c. Survey . oleh wisatawan dan penduduk local . d. Analisis dan sintesis . g. Interaksi yang bersahabat antara e. Kebijakan dan formulasi rencana penduduk lokal dan wisata Peraturan f. Rekomendasi . Menteri dalam Negeri g. Implement tasi dan monitoring . Gejala permintaan akan daeerah- KESIMPULAN DAN SARAN daerah dengan bentang alam khusus bagi Kesimpulan kegiatan ekowisata paada akhirnya terus Pantai Sanggar mempunyai potensi meningkat, namun tidak mudah untuk dijadikan tepat wisata berbasis menentukannya. Alam pemelihan daerah ekowisata, dengan keadaanya yang masih sesuai untuk penyelenggaraan ekowista alamiah. Selain itu pantai sanggar dikenal adanya Ecodestintion (Ekodestianasi, mempunyai warna air laut yang masih biru, tujuan wisata ekologis). Menurut Wood jernih, pasir yang putih,karang-karang serta (2002), ada beberapa karakteristik dari ombak yang lumayan besar. Namun masih ekodestinasi, yaitu sebagi berikut: . disayangkan pengelolaan pantai sanggar a. Lanskap atau bentang alaminya masih masih belum bagus, terlihat dengan askes terpelihara dengan sebuah pemanfaatan menuju pantai yang masih tanah, dan jika yang terjaga . pada waktu hujan sangat becek, serta b. Pembangunan lanskap artificial atau penarikan karcis masuk yang masih buatan tidak mendominasi seikhlasnya, selain itu cuma adanya 2 warung c. Adanya aktivitas perekonomian local yang buka dihari libur (tanggal merah saj) di dalam skala kecil, termasuk warung pantai Sanggar. Maka dari itu pemerintah makanan atau cindera mata harus ikut kerjasama dalam pengelolaan, d. Pembuatan zonasi untuk kegiatan selain pemerintah dibutuhkan juga rekreasi, seperti lintasan untuk bersepeda stakehorder dan masyarakat setempat untuk dan perjalan kaki pengelolaan pantai sanggar. Masyarakat setempat harus dijadikan pengendali utama

66

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

dalam pengelolaan ekowisata, supaya Coy, Shu-Tzu. 1998. Rural tourism: Perspective from Social Exchange meningkatkan kesejahteraan masyarakat Theory. Social Behavior and setempat. Personality Journal. Society for Personality Research (Inc .). Taiwan.

38(10). Saran Dirawan, G. D. 2003. Analisis Sosio- Dalam pengelolaan pengembangan Ekonomi dalam Pengembangan ekowisata dipantai Sanggar sangat di Ekotourisme pada Kawasan Suaka Marga Satwa Mampie Lampoko. IPB. butuhkan peran Pemerintah, karena Bogor pemerintah mempunyai peran strategis dalam Dirjen Pariwisata 1995. Proyek melakukan promosi dan sosialisi. Maksud Pengembangan Pariwisata Sumatera dan tujuan pembangunan sector wisata, Utara. CV. Miko Yova Consultan Engenering. Medan. merencanakan, mengatur, dan melakukan regulasi sector wisata adalah peran Eplerrwood, D.E. 1995. Ekowisata: Petunjuk untuk perencanaan dan pengelolaan. pemerintah. Dibutuhkannya kementerian Yayasan Alami Mitra Indonesia. wisata serta badan lingkungan hidup dalam Jakarta hal menajga lingkungan (mengkonservasi) Fennell, D.A. 2008. Ecotourism: an 1. Stakeholder, karena stakehordel introduction. Edisi ketiga. Routledge . New York. mempunyai pengaruh besar dalam

pengelolaan pengembangan pantai Hadinoto, 1997. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata . Sanggar untuk menjadi ekowisata yang PT. Gramedia. Jakarta berkelanjutan. Hakim, Lukman. 2004. Dasar-Dasar 2. Masyarakat setempat, masyarakat Ekowisata . Bayumedia publishing. setempat juga harus turut serta dalam

pengelolaan pantai Sanggar menjadi Joes. 2013. Pantai Sanggar. ekowisata, bagaimanapun ekowisata https://www.google.co.id/search?q=p antai+sanggar&espv=2&biw=1366& bertjuaan menkonservasi dan bih=677&source=lnms&tbm=isch&s mensejaterahkan masyarakat setempat. a=X&ved=0ahUKEwj0_vO5j67MA hVl36YKHdrrCj4Q_AUIBigB#tbm=

isch&q=peta+pantai+sanggar&imgrc DAFTAR PUSTAKA =okCe8t70jq1t6M%3A. [ 17 april 2016] Buckley, Ralf. 2003. Case Studies in

Ecotourism. CABI.Cambridge.

67

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 10, Nomor 1, Mei 2016

Kodyat, H. 1998. Sejarah Lahirnya Ekowisata di Indonesia . Makalah Wearing, S. and J. Neil.1999. Workshop dan Pelatihan Ekowisata. Ecotourism:Impacts, Potentials and Yayasan Kehati. possibilities. Oxford: Butterworth- Heinemann Manuaba, A.M. 1998. Kebijakan dan Langkah-Langkah Strategis World Tourism Organisation (WTO). 2003. Pengembangan Ekoturisme . Development of Community-Based Pengembangan Ekoturisme Tourism (Indonesia). Madrid Indonesia. Bogor

Marpaung, Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwistaan. Alfabeta. Bandung

Mira P. Gunawan. 1999. Pariwisata Indonesia, Berbagai Aspek dan Gagasan Pembangunan . Penerbit Lembaga Penelitian ITB. Bandung

Pitana, I.G. 2005. Materi Perkuliahan Dasar- Dasar Filsafat Pariwisata. Kajian Pariwisata S2. Universitas Udayana. Denpasar

Ridwan. 2014. Travelling Pantai Sanggar. https://www.google.co.id/search?q=p antai+sanggar&espv=2&biw=1366& bih=677&source=lnms&tbm=isch&s a=X&ved=0ahUKEwj0_vO5j67MA hVl36YKHdrrCj4Q_AUIBigB#tbm= isch&q=peta+pantai+sanggar&imgrc =Wk7xg-tm4TagnM%3A. [ 17 april 2016]

Risky. 2014. Peta Pantai Sanggar. https://www.google.co.id/search?q=p antai+sanggar&espv=2&biw=1366& bih=677&source=lnms&tbm=isch&s a=X&ved=0ahUKEwj0_vO5j67MA hVl36YKHdrrCj4Q_AUIBigB#tbm= isch&q=peta+pantai+sanggar&imgrc =t0SGxVnCehsTWM%3A. [ 17 april 2016] Tanaya, O.A. 2010. Ekowisata: Pariwisata berwawasan Lingkungan Hidup. PT Pertja. Jakarta

68