perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN BUKU AYO KELILING INDONESIA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN
INDONESIA PADA ANAK ANAK
YETTY AMBARWATI C0705039
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA commit201 2to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul
Perancangan Buku Ayo Keliling IndonesiaSebagai Media Pembelajaran Kebudayaan
Indonesia Pada Anak Anak
buat adalah benar-benar karya sendiri, dan penulis tidak melakukan penjiplakan baik
seluruhnya maupun sebagian, dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik. Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada penulis, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keaslian karya ini.
Surakarta, 20 Desember 2012 Penulis,
Yetty Ambarwati
NIM C0705039
commit to user
iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk Ibu, Bapak, dan semua Keluarga
tercinta, yang senantiasa sabar menanti
kelulusan saya....
commit to user
v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
Tidak ada yang tidak bisa, yang ada
mau tidak mau commit to user
vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya yang luar biasa, serta semua tuntunan dan kekuatan yang selalu
dianugerahkan-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan mata kuliah Tugas
Akhir setelah melalui proses panjang demi tersusunnya pengantar karya Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
UNS.
2. Drs. M. Suharto, M.Sn; selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas
Sastra dan Seni Rupa UNS.
3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn, selaku dosen sekaligus pembimbing I, terima kasih atas
waktu, tenaga, pikiran, serta kesabarannya, yang telah diberikan dalam membimbing
tugas akhir ini.
4. Esty Wulandari, S.Sos, M.Si, selaku dosen sekaligus Pembimbing II, terima kasih
atas waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabarannya, yang telah diberikan dalam
membimbing tugas akhir ini.
5. Semua pihak dan jajaran yang berada di lingkungan kampus untuk ide, kesabaran,
bantuan dan dukungan moral sehingga tugas akhir ini dapat selesai.
commit to user
vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas
khususnya anak-anak Indonesia.
Surakarta, 20 Desember 2012
Penulis
Yetty Ambarwati
commit to user
viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM .. i
HALAMAN PERSETUJUAN . ii
HALAMAN PENGESAHAN .. iii HALAMAN PERNYATAAN .. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .. ... v HALAMAN MOTTO vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ...... ix DAFTAR DIAGRAM xiv DAFTAR GAMBAR ...... xv DAFTAR LAMPIRAN xxii ABSTRAK ...... xxiii ABSTRACT ...... xxiv BAB I PENDAHULUAN 1 3
. 3
D. Target Market ...... 3
E. Target Market ...... 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tijnauan Buku ...... 5
1. Pengertian, Sejarah dan Peran ...... 5
2. Buku Sebagai Bacaan Anak .. 7
3. Buku dan Bermain . 13 B. Tinjauan Media Pembelajaran ...... 17
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 17
2. Fungsi Media Pembelajaran . 19
3. Karakteristik Beberapa Jenis Media Pembelajaran 19
C. Tinjauan Kebudayaan Indonesiacommit to user ...... 22
ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pengertian Kebudayaan .... 22
2. Unsur-unsur Kebudayaan . . 23
3. Pengertian Kebudayaan Indonesia . . . 25
D. Tinjauan Anak-Anak . .... 26
1. Pengertian Anak-Anak ...... 26
2. Psikologi Anak Usia 4 Tahun Lebih .. 27
3. Ciri Kecenderungan Belajar dan Cara Belajar Anak SD/MI.. 34 BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Kebudayaan 33 Provinsi di Indonesia . ... 37 1. Provinsi Aceh .. ... 37 2. ProvinsiSumatra Utara .. 40 3. Provinsi Sumatra Barat . . 43 4. Provinsi Riau . . 45 5. Provinsi Kepulauan Riau . 48 6. Provinsi Jambi .. .. 50 7. Provinsi Bengkulu .. .. 53 8. Sumatra Selatan ...... 55 9. Provinsi Bangka Belitung . .... 58 10. Provinci Lampung ...... 61 11. Provinsi Jawa Barat ...... 63 12. Provinsi Banten . .... 65
13. Provinsi D.K.I Jakarta ...... 68 14. Provinsi Jawa Tengah ...... 70
15. Provinsi D.I .Yojakarta ... . 73
16. Provinsi Jawa Timur ...... 75
17. Provinsi Kalimantan Barat ...... 78
18. Provinsi Kalimantan Tengah . .. 80
19. Provinsi Kalimantan Selatan ... 83
20. Provinsi Kalimantan Timur ... . 85
21. Provinsi Sulawesi Utara...... 88
22. Provinsi Gorontalo ...... 91
23. Provinsi Sulawesi Tengah ...... 93
24. Provinsi Sulawesi Selatan ...... 96 25. Provinsi Sulawesi Baratcommit to user...... 98
x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26. Provinsi Sulawesi Tenggara .. .. . 101
27. Provinsi Bali ...... 103
28. Provinsi Nusa Tenggara Timur . ... . 106
29. Provinsi Nusa Tenggara Barat ... .. 108
30. Provinsi Maluku ...... 111
31. Provinsi Maluku Utara . . . .. 113
32. Provinsi Papua . . . .. 116 33. Provinsi Papua Barat ...... 118 B. Analisa Data Penerbit . 121 C. Analisa Data Kuisioner ...... 123 1. Jenis Buku Yang Dibaca Anak Anak Di Rumah ..... 123 2. Pertimbangan Orang Tua Saat Membeli Buku Untuk Anak.. 124 3. . 124 4. Kepemilikan Media pembelajaran Kebudayaan Di Rumah ... 125 D. Analisa Komparasi / Pembanding ...... 126 1. Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia ... 126 2. Budaya Nusantara 33 provinsi 127
E. Analisis SWOT ... 128 F. Positioning 131 G. USP (Unique Selling Prepositions) ... 131
BAB IV KONSEP
A. Ide Dasar ...... 132
... 133
C. Sinopsis . 134
D. Visualisasi Buku Ayo Keliling Indonesia ... 135
1. Konsep Karakter .. 135
2. Visualisasi Karakter ... . 136
3. Desain Properti . . 137
4. Teknik /Gaya Gambar .. .. 138
5. Layout . . . . 138 commit to user
xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Format Buku . 139
F. Proses Pengerjaan . . . 139
1. Storyline ...... 139
2. Desain Karakter ...... 140
3. Visualisasi ...... 140
G. Sampul dan Isi Buku ...... 142
1. Sampul ...... 142 a) Judul ...... 142 b) Ilustrasi ...... 144 c) Warna ...... 144 d) Typhografi ...... 144 2. Isi Buku ...... 145 a) Ilustrasi ...... 145 b) Warna ...... 146 c) Typhografi ...... 146 H. Pemilihan dan Penempatan ...... 147 1. Media Promosi Buku Ayo Kita Keliling Indonesia a) Iklan Majalah Bobo ...... 147 2. Publikasi aktivasi (launching) Buku Ayo Kita Keliling Indonesia ...... 147 a) Poster ...... 147
b) Solo Pos Minggu ...... 147 c) X Banner ...... 148
d) Spanduk ...... 148
3. Merchandise ...... 149
a) Kwartet ...... 149
b) Jadwal Pelajaran ...... 149
c) Sticker ...... 149
d) Pembatas Buku ...... 149
e) Penggaris ...... 150
f) Pulpen ...... 150
g) Pin ...... 150
h) Gantungan Kunci ...... 150 i) Mug commit ...to user...... 150
xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
j) T-Shirt ...... 150
I ..... 151
BAB V VISUALISASI KARYA ...... 155
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .. .. 178
DAFTAR PUSTAKA ...... 181
UCAPAN TERIMAKASIH ...... 182
LAMPIRAN
commit to user
xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rumah Adat Krongbade .. 38
Gambar 2 Baju Adat Pidie ...... 38 Gambar 3 Tari Saman Gayo .... 39 Gambar 4 Rapai atau Rifai .. 39
Gambar 5 Rencong ...... 40 Gambar 6 Rumah Balai Batak Toba / Jabu Bolon / Jabu Parsakitan ... 40 Gambar 7 Baju Adat Karo ...... 41 Gambar 8 Tari Tor Tor . 42 Gambar 9 Rebana dan Cimbal- . 42 Gambar 10 42 Gambar 11 Rumah Gadang ... 43 Gambar 12 Baju Adat Batu Sangkar .. 44 Gambar 13 44 Gambar 14 Saluang 45 Gambar 15 Karih 45 Gambar 16 Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar ..... 45 Gambar 17 Baju Adat Teluk Belanga dan Kebaya Labuh 46 Gambar 18 Joged lambak 47 Gambar 19 Gambus Riau .. 47 Gambar 20 Badik Tumbuk Ladang ... 47 Gambar 21 Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar 48 Gambar 22 Baju Adat Melayu Batam 49 Gambar 23 Joged lambak ...... 49 Gambar 24 ...... 50 Gambar 25 Badik Tumbuk Ladang 50 Gambar 26 Rumah Panggung / Kajang Lako 51
Gambar 27 Baju adat Jambi 51 Gambar 28 Tari sekapur sirih .... 52 Gambar 29 Gambus Jambi ..... 52
Gambar 30 Pedang 53 Gambar 31 Rumah Adat Bubungan Limas 53 Gambar 32 Baju adat Bengkulu . 54
Gambar 33 Tari Andun .. 54 Gambar 34 Doli 55 Gambar 35 55
Gambar 36 Rumah Limas 56 Gambar 37 Baju adat Aesan Gede ..... 56 Gambar 38 Tari Putri Bekhusek 57 Gambar 39 Akordeon 57
Gambar 40 Siwar 58 Gambar 41 Rumah adat limas ... 58 Gambar 42 .. 59
Gambar 43 Tari . 60 Gambar 44 Gendang melayu 60 Gambar 45 Siwar panjang commit to user 60
xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 46 Rumah Adat Nuwo Sesat 61 Gambar 47 Baju Adat Tulang Bawang . 62 Gambar 48 . 62
Gambar 49 Bende 63 Gambar 50 Punduk . 63 Gambar 51 Rumah Adat Kasepuhan .. 63
Gambar 52 Baju Adat Jawa Barat .. 64 Gambar 53 Tari ...... 64 Gambar 54 Angklung 65
Gambar 55 Kujang 65 Gambar 56 Rumah Adat Kasepuhan 66 Gambar 57 Baju Adat Banten 66 Gambar 58 Tari ... 67 Gambar 59 Gendang 67 Gambar 60 Golok 68 Gambar 61 Rumah Adat Kebaya 68 Gambar 62 Baju Adat Abang - None 69 Gambar 63 Tari Ronggeng 69 Gambar 64 Tehyan 70 Gambar 65 Golok 70 Gambar 66 Rumah adat Joglo 71 Gambar 67 Baju Adat Jawa Tengah 71 Gambar 68 Tari Gambyong ... 72 Gambar 69 Sitar 72 Gambar 70 Keris 73 Gambar 71 Bangsal Kencono 73 Gambar 72 Baju Adat Surjan Dan Keb 74 Gambar 73 Tari Serimpi 74 Gambar 74 Gendang 75 Gambar 75 Keris .... 75 Gambar 76 Rumah adat Joglo ... 75
Gambar 77 Baju adat Madura 76 Gambar 78 Tari Remo 77 Gambar 79 Bonang 77
Gambar 80 Clurit 77 Gambar 81 Rumah Panjang atau Bentang 78 Gambar 82 Baju Adat Pontianak ... 79
Gambar 83 Tari Monong 79 Gambar 84 .. 79 Gambar 85 80
Gambar 86 Rumah Adat Benta ... 80 Gambar 87 Baju Adat Sinjan .... 81 Gambar 88 Tari Tambun dan Bungai .... 82 Gambar 89 Japen ... 82
Gambar 90 Mandau dan Talawang 83 Gambar 91 Rumah Adat Banjar .... 83 Gambar 92 Baju Adat Banjar 84
Gambar 93 Tari Baksa Kembang 84 Gambar 94 Panting 85 Gambar 95 Keris commit to user 85
xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 96 Rumah Adat Lamin 86 Gambar 97 Baju Adat Urang Besunung . 86 Gambar 98 Tari Gong 87
Gambar 99 Sampe 87 Gambar 100 Mandau 88 Gambar 101 Rumah Bolang Mangondow 88
Gambar 102 Baju Adat Minahasa 89 Gambar 103 Tari Palo Palo 90 Gambar 104 Kolintang 90
Gambar 105 Tombak ... 91 Gambar 106 Rumah Adat Pewaris .. 91 Gambar 107 Baju Adat Gorontalo ... 92 Gambar 108 Tari Padupa 92 Gambar 109 Ganda 93 Gambar 110 Wamilo 93 Gambar 111 Rumah Adat Souraja / Rumah Tambi 94 Gambar 112 Baju Adat 94 Gambar 113 Tari Peule Cinde 95 Gambar 114 Ganda 95 Gambar 115 Pasatimpo 95 Gambar 116 Rumah Tongkonan 96 Gambar 117 Baju Adat 97 Gambar 118 Tari Kipas 97 Gambar 119 Puwi - 98 Gambar 120 Badik 98 Gambar 121 Rumah Adat Mandar atau Laikas 98 Gambar 122 Baju Adat . 99 Gambar 123 Tari Kipas 100 Gambar 124 . 100 Gambar 125 Badik 100 Gambar 126 Rumah Adat Laikas 101
Gambar 127 Baju Adat Babung Gina Samani 102 Gambar 128 Tari 102 Gambar 129 Lado Lado 103
Gambar 130 Keris 103 Gambar 131 Gapura atau Natah 104 Gambar 132 Baju Adat Payas Agung 104
Gambar 133 Tari .. 105 Gambar 134 G 105 Gambar 135 Keris 106
Gambar 136 Rumah Adat Sao Ata Musa Lakitana 106 Gambar 137 Baju Adat Rote 107 Gambar 138 Tari Perang 107 Gambar 139 Sasando 108
Gambar 140 Klewang .. 108 Gambar 141 Rumah Adat Dalam Loka Sama .. 109 Gambar 142 Baju Adat 109
Gambar 143 Tari Mpaa Lenggo 110 Gambar 144 Seruna . 110 Gambar 145 Cilla commit to user 111
xvi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 146 Rumah Adat Baileo 111 Gambar 147 Baju Adat ... 112 Gambar 148 Tari Lenso 112
Gambar 149 Tifa Maluku 113 Gambar 150 Parang Salawaku 113 Gambar 151 Rumah Adat Baileo 114
Gambar 152 Baju Adat Maluku Utara 114 Gambar 153 Tari 115 Gambar 154 Fu 115
Gambar 155 Parang Slawaku .. 116 Gambar 156 Honai ... 116 Gambar 157 Baju Adat Serui 117 Gambar 158 Tari Selamat Datang 117 Gambar 159 Tifa 118 Gambar 160 Busur dan Panah . 118 Gambar 161 Honai .. 119 Gambar 162 Baju Adat .. 119 Gambar 163 Tari Selamat Datang 120 Gambar 164 Tifa 120 Gambar 165 Pisau Belati .. 121 Gambar 166 Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia ...... 127 Gambar 167 127
commit to user
xvii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Visualisasi dan Pengaplikasian Karya
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing Tugas Akhir I Lampiran 3 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing Tugas Akhir II
Lampiran 4 Lembar Revisi Tugas Akhir
commit to user
xviii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia
Sebagai Media Pembelajaran Kebudayaan Indonesia Pada Anak
Anak
Yetty Ambarwati1 2 3 Jazuli Abdin Munib, S.Sn dan Esty Wulandari, S.Kom., M.Si.
ABSTRAK 2012. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia sebagai Media Pembelajaran Kebudayaan Indonesia Pada Anak Anak. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang buku media pembelajaran dengan visualisasi yang baik agar dapat mendorong munculnya minat anak - anak dalam mempelajari tentang beragamnya kebudayaan Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia, terbagi atas 33 provinsi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Indonesia memiliki ribuan suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayahnya. Kebudayaan yang beragam dari 33 provinsi yang ada di Indonesia merupakan suatu ciri khas dan kebanggaan tersendiri bagi kita, rakyat Indonesia di mata dunia. Untuk itulah kita sebagai warga negara Indonesia berkewajiban untuk melestarikannya. Usaha dalam melestarikan kebudayaan bangsa sebenarnya telah mulai dilakukan dengan cara memperkenalkannya sejak usia dini baik secara langsung seperti mengajak anak anak untuk mengenakan pakaian tradisional dari berbagai provinsi pada perayaan hari Nasional. Cara tidak langsung biasanya dilakukan dengan memperkenalkannya melalui poster dan buku. Buku, dapat dijadikan salah satu media dalam usaha pelestarian kebudayaan kebudayaan yang ada di Indonesia. Dengan cerita petualangan dan dengan dilengkapi aktivitas permainan di dalamnya, diharapkan dapat lebih mudah dipahami oleh anak anak diharapkan buku ini juga dapat menjadi sebuah sarana penambah ilmu pengetahuan yang dapat menjadi sarana penumbuh rasa cinta tanah air pada bangsa pada anak anak Indonesia.
.
1 Mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0705039 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II commit to user
xix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ayo Keliling Indonesia Book Design as An Educational Medium of
Indonesian Culture for Kids
Yetty Ambarwati3 Jazuli Abdin Munib, S.Sn4 dan Esty Wulandari, S.Kom., M.Si. 3
ABSTRACT
2012. This final task titles: Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia sebagai Media Pembelajaran Kebudayaan Indonesia Pada Anak Anak. The targeted analyse is how to design the book of educational medium with good visualization, to encourage interests in learning variety of Indonesian culture. Indonesia is the largest archipelago, derives from 33 provinces spread out from Sabang to Merauke, Indonesia has thousand of tribes throughout the country . The various culture coming from the 33 provinces becomes special identity and our national pride in the world. In this regard, as Indonesian citizen, we are obliged to preserve the cultures. Efforts to preserve the culture has actually been done by introducing directly the culture from early age, by inviting children to wear traditional costumes from several provinces in national commemoration days. Introducing indirectly is usually done through posters and books. The books can be used as one of media to preserve traditional culture in Indonesia. By giving adventuring stories, illustrated with nice pictures seem easier for children to understand them. Hopefully, this book can be used as medium to add knowledge and grow sense of love for Indonesian children to the countries and nation.
3 Student of Visual Communication Design, Letter and Fine Arts Faculty, Sebelas Maret University, Student Number: C0705039 4 The First Lecturer 3 The Second Lecturer commit to user
xx perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia, terbagi atas 33
provinsi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Indonesia memiliki ribuan
suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayahnya. Semboyan Bhinneka Tunggal
Ika, yang berarti berbeda - beda tetapi tetap satu jua telah mempersatukan mereka.
Semboyan tersebut memiliki makna bahwa walaupun berbeda-beda namun tetap
satu jua. Kebudayaan yang beragam dari 33 provinsi yang ada di Indonesia
merupakan suatu ciri khas dan kebanggaan tersendiri bagi kita, rakyat Indonesia
di mata dunia. Untuk itulah kita sebagai warga negara Indonesia berkewajiban
untuk melestarikannya.
Kebudayaan sendiri memiliki arti yang luas. Menurut Koentjoroningrat,
kebudayaan merupakan keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar.
Pada umumnya usaha melestarikan kebudayaan bangsa telah mulai dilakukan
dengan memperkenalkannya sejak usia dini baik secara langsung dan tidak
langsung. Sekolah biasanya mengenalkan kebudayaan pada anak anak secara
langsung, misalnya dengan cara mengajak anak anak untuk mengenakan
pakaian tradisional dari berbagai provinsi pada perayaan hari Nasional. Cara tidak
langsung biasanya dilakukan dengan memperkenalkannya melalui poster dan commit to user
1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
buku. Namun, beragamnya kebudayaan yang dihasilkan dari ribuan suku bangsa
yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia ini, tentu membuat kita kurang begitu
mengenal semua kebudayaan yang ada. Maka dari itulah penulis mencoba
merancang buku sebagai salah satu bentuk usaha dalam pelestarian kebudayaan yang
lebih mudah dipahami oleh anak anak dalam Tugas Akhir, yang berjudul
Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia Sebagai Media Pembelajaran
Kebudayaan Indonesia Pada Anak - Anak. Bentuk buku yang dirancang
penulis adalah berupa buku pengetahuan yang berisi rangkuman beragamnya
kebudayaan Indonesia dari 33 provinsi. Di dalamnya terdapat penjelasan beserta
gambar 5 hasil kebudayaan dari setiap provinsi yang ada di Indonesia, seperti baju
adat, tari adat, rumah adat, senjata tradisional serta alat musik tradisional. Buku
ini dilengkapi dengan beberapa aktivitas permainan sebagai penunjang dalam
mempelajari beragam hasil kebudayaan yang ada di Indonesia. Diharapkan buku
ini dapat menjadi sebuah sarana penambah ilmu pengetahuan yang dapat menjadi
sarana penumbuh rasa cinta tanah air pada bangsa.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana merancang buku media pembelajaran tentang beragamnya
kebudayaan Indonesia yang baik untuk anak anak?
2. Bagaimana merancang visualisasi buku yang baik agar dapat mendorong
munculnya minat anak - anak dalam mempelajari beragamnya kebudayaan
Indonesia?
C. Tujuan
1. Merancang buku media pembelajaran tentang beragamnya kebudayaan
Indonesia yang baik untuk anak anak.
2. Merancang visualisasi buku yang baik agar dapat mendorong munculnya
minat anak - anak dalam mempelajari beragamnya kebudayaan Indonesia.
D. Target Market dan Target Audience
1. Target Market
a. Demografis
Faktor demografis dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah :
1) Usia : 7 12 tahun.
2) Jenis kelamin : Laki laki dan perempuan.
3) Pendidikan : Sekolah dasar.
4) Pekerjaan : Pelajar.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
b. Psikografis
Siswa yang suka membaca yang selalu memiliki rasa ingin tahu yang
besar, penuh imajinasi, aktif, dan kreatif.
2. Target Audience
a. Demografis
Faktor demografis dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah :
1) Usia : 30 45 tahun.
2) Jenis kelamin : Pria dan Wanita.
3) Pendidikan : SMA perguruan tinggi.
4) Kelas ekonomi : A berkisar di atas Rp 10.000.000,-
B berkisar di atas Rp 4.000.000,-
6) Pekerjaan : Orang tua dengan berbagai profesi.
b. Psikografis
Orang tua yang mengerti akan manfaat membaca, yang peduli akan
kelestarian budaya Indonesia, dan tentunya mereka merupakan orang yang
mendukung sepenuhnya akan kegiatan yang mengembangkan kemapuan
anak untuk berdaya cipta kreatif, melatih motorik halus, melatih
konsentrasi, ketekunan anaknya.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Buku
1. Pengertian, Sejarah dan Peran Buku
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan bahwa, buku
merupakan lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Maka, dapat
disimpulkan, buku bacaan merupakan karya tulis yang dikomposisikan memiliki
fungsi untuk memberikan informasi bagi orang yang membacanya. Buku bacaan
memiliki tujuan untuk menyajikan keseluruhan cerita secara berurutan dengan
kualitas yang maksimal, yang ditunjukkan dari aspek verbal dan visualnya.
Pengertian buku dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya karangan
Surianto Rustan, S. Sn menuliskan buku, berisi lembaran halaman yang cukup
banyak, sehingga tebal daripada booklet. Berbeda dengan booklet yang bisa hanya
dijilid dengan steples atau bisa juga tidak dijilid karena Cuma terdiri dari beberapa
lembar, pada buku penjilidan yang baikmerupakan keharusan agar lembar
lembar kertasnya tidak tercerai berai.
Sejarah dunia perbukuan menurut Joko D. Muktiono, dalam bukunya Aku
Cinta Buku menyebutkan bahwa adanya buku telah dimulai sejak lama sebelum
Johann Gutenberg menemukan mesin cetaknya yang pertama pada pertengahan
abad 15. Kedudukan buku menjadi tak tergoyahkan karena hubungannya yang
erat dengan agama. Suatu agama dapat mencapai pemeluknya tentunya dengan
adanya sebuah kitab dalam bentuk buku. Maka tidak heran apabila buku
mendapatkan kehormatan yang luar biasa sebagai dokumen yang berisi ajaran
commit to user
5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
agama, dan buku selanjutnya sering dianggap sebagai sumber kebenaran. Sejarah
mencatat kesan positif yang ditimbulkan oleh buku dalam Books That Changed
The World, seperti karya Albert Enstein Special Theory of Relavity yang telah
mengubah pandangan khalayak tentang ruang dan waktu, zat dan energi.
Implikasi dari buku tersebut telah menjungkrbalikkan anggapan lama dan
menunjukkan arah baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum, menurut
Surianto Rustan, S. Sn dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya, menyatakan
bahwa fungsi buku adalah menyampaikan informasi, berupa cerita, pengetahuan,
laporan, dan lain lain. Buku dapat menampung banyak informasi tergantung
jumlah halaman yang dimilikinya.
Buku mempunyai peran yang tidak kecil dalam mendorong perkembangan
sosial, budaya, teknologi, politik, dan ekonomi. Buku bacaan bermanfaat untuk
menumbuhkembangkan masyarakat yang semakin cerdas, mengembangkan
intelektualitasnya, juga kreativitas serta membentuk pola pikir dan budaya
masyarakat. Namun, buku juga dapat menjadi tidak berguna apabila berorientasi
pada kepentingan pribadi dan tidak berorientasi kepada kepentingan dan
manfaatnya bagi msyarakat umum sehingga buku bacaan harus memperhatikan
segmennya, tujuan apa yang dikehendaki dan metode apa yang dipergunakan serta
apakah dengan metode tersebut segmen konsumennya dapat menyerap dengan
baik isi buku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
2. Buku Sebagai Bacaan Anak
a. Jenis Buku Bacaan Anak
Sebuah buku bacaan anak dikatakan bagus apabila mampu menarik
minat seorang anak untuk membaca dan membuat mereka membacanya
kembali. Faktor terpenting dalam hakekat bacaan anak adalah faktor
fantasi. Secara umum dapat dikatakan, bahwa anak-anak mempunyai
dunia sendiri yang lain dari dunia dan alam kehidupan orang dewasa.
Salah satunya ditandai oleh betapa dominannya fantasi dalam kehidupan
anak-anak. Fantasi bahkan merupakan salah satu kebutuhan intrinsik bagi
pertumbuhan anak-anak yang dapat mendukung kreatifitas. Dominasi
unsur fantasi dalam kehidupan anak dengan bacaannya, pengaruh serta
akibat bacaan mereka dapat terlihat dalam kehidupan mereka kelak saat
dewasa. Bacaan anak-anak harus mampu menyajikan cerita-cerita yang
memberi umpan, dan sekaligus juga merangsang fantasi anak-anak yang
bersifat kreatif dan konkrit. Tema, jalan cerita, dan tokoh cerita harus
disajikan dan dikemukakan dalam konteks alam kehidupan anak-anak.
Dalam dunia buku bacaan anak-anak terdapat beberapa genre atau
jenis yang perlu diperhatikan. Menurut Laura Backes seorang pakar buku
anak-anak asal Amerika, menyatakan bahwa jenis tersebut dibagi
berdasarkan usia, jumlah kata, serta kompleksitas cerita dan topik yang
dikembangkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pemilihan
buku yang dapat mengakibatkan dampak negatif pada minat anak untuk
membaca. Berikut merupakan beberapa jenis buku bacaan anak menurut
Laura Backes:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
1) Baby Books
Berisi tentang pantun dan nyanyian sederhana, permainan dengan
jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali
(sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan
anak untuk berimajinasi). Buku dengan genre ini ditujukan untuk
bayi dan batita (bawah tiga tahun) berupa cerita sederhana berisi
kurang dari 300 kata dan juga ceritanya terkait erat dengan
keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan
warna, angka, bentuk, dan lain-lain. Jumlah halaman sekitar 12 dan
banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya sangat
tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk
tiga dimensi), lift-the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku
yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur
tertentu).
2) Early Pictures Books
Sebuah buku untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8 tahun.
Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1.000 kata. Banyak
buku genre ini yang dicetak ulang dalam format board book untuk
melebarkan jangkauan pembacanya.
3) Pictures Books
Dapat menjangkau kelas usia 4 10 tahun dalam bentuk buku
setebal kurang lebih 32 halaman. Naskahnya bisa mencapai 1.500
kata, namun rata-rata 1.000 kata saja. Plotnya masih sederhana,
dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak.
Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam
penyampaian cerita sebagai persiapan membaca. Buku genre ini
sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan
yang luas dan beragam. Cerita nonfiksi dalam format ini dapat
menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48
halaman, dan berisi hingga 2.000 kata dalam teksnya.
4) Easy Readers
Juga dikenal dengan sebutan easy to read, buku-buku genre ini
biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia
6 8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap
halamannya, tapi dengan format yang sedikit lebih dewasa ukuran
trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam
bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32 64 halaman dan
panjang teksnya beragam antara 200 1.500 kata atau paling
banyak 2.000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan
percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana.
5) Transition Book
Kadang disebut juga sebagai chapter books tahap awal, untuk anak
usia 6 9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre
easy readers dan chapter books. Gaya penulisannya persis seperti
easy readers, namun lebih panjang (naskah biasanya sebanyak 30
halaman, dipecah menjadi 2 3 halaman per bab), ukuran trim per
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi
hitam- putih di beberapa halaman.
6) Chapter Books
Untuk usia 7 10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45 60
halaman yang dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab.
Kisahnya lebih padat dibanding genre transition books. Kalimat-
kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai
pendek (rata-rata 2 4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita
di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah
kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus
membuka bab-bab selanjutnya.
7) Middle Grade
Untuk usia 8 12 tahun, merupakan usia emas anak dalam
membaca. Naskahnya lebih panjang (100 150 halaman),
ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan
banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan
cerita), dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini
mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Kelompok
fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga
science-fiction atau petualangan fantasi. Sementara yang masuk
kelompok nonfiksi antara lain biografi, iptek, dan topik-topik
multibudaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
8) Young Adult
Naskahnya 130 200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun
ke atas. Plot ceritanya bisa sangat rumit dengan banyak karakter
utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-
tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja
saat ini. Kategori new age (usia 10 14 tahun) kelompok usia 12
tahun keatas, serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk
anak-anak yang telah meleati buku genre middle grade, tetapi
belum siap membaca buku-buku fiksi atau belum mempelajari
subjek non fiksi yang materinya ditujukan untuk pembaca di kelas
sekolah menengah.
b. Karakteristik Buku Bacaan Anak
Dalam buku Aku Cinta Buku karangan Joko D. Muktiono menuliskan,
terdapat adanya 8 karakteristik buku anak yang menarik yang dikutip dari
buku Best Books for Kids Who (Think They) Hate to Read, Laura Backes
diantaranya adalah mengandung :
1) Humor
2) Karakter peran yang jelas (well-defined characters)
3) Plot yang cepat ( fast-paced plots)
4) Bab yang pendek dan singkat (concise chapters)
5) Teks yang sesuai untuk pembacanya (suitable text)
6) Memiliki relevansi dengan kehidupan anak (kid relevance)
7) Penyajian yang unik (unique presentation)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
8) Menarik secara visual (visual appeal). Dua karakteristik terakhir
merupakan karakteristik untuk non fiksi.
c. Pilihan Bacaan Anak
Dalam buku Aku Cinta Buku karangan Joko D. Muktiono, sejalan
dengan psikologi perkembangan sebagaimana yang telah diungkapkan
dalam Membina Minat Baca karya Kurt Franz dan Benhard Meier,
perkembangan literer anak terikat dalam pembagian lima usia tertentu
seperti yang ditunjukkan Ch. Buhler. Penggolongan dapat ini memberikan
masukan dalam memilih buku bacaan untuk anak, diantaranya :
1) Usia fantasi, umur 2-4 tahun
2) Usia dongeng, 4-8 tahun
3) Usia petualangan, umur 8-11/12 tahun
4) Usia kepahlawanan, umur 12-15 tahun
5) Usia liris dan romantis, 15-20 tahun.
Menurut Riris K. Toha Sarumpaet buku yang meninggalkan kesan
mendalam pada anak biasanya adalah buku yang baik, dimana memiliki
ciri ciri sebagai berikut :
1) Temanya sesuai dengan kehidupan anak
2) Tokohnya dapat dikenali dan dipercaya oleh anak
3) Alur ceritanya cukup sederhana atau mungkin kompleks untuk
sebagian anak tertentu dengan kemampuan membaca yang cukup
tinggi
4) Kalimatnya lincah dan langsung dengan struktur yang baik dan logis
5) Ciri ciri tersebut dilengkapi lagi dengan ilustrasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
6) Kemasan
7) Ketebalan yang memadai untuk anak
3. Buku dan Bermain
Menurut Hurlock (1978) dalam buku Bermain, Mainan dan Permainan
karangan Mayke S. Tedjasaputra kegiatan membaca buku, juga termasuk dalam
suatu kegiatan bermain yaitu kegiatan bermain pasif. Terdapat dua penggolongan
utama kegiatan bermain, yaitu :
a. Kegiatan Bermain Aktif
Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan
dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri,
atau juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang melibatkan banyak
aktivitas tubuh atau gerakan gerakan tubuh. Kegiatan bermain aktif
dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah kesehatan, penerimaan
sosial dari kelompok teman bermain, tingkat kecerdasan anak, jenis
kelamin, alat permainan dan lingkungan tempat atau dibesarkan. Macam
macam kegiatan bermain aktif, diantaranya adalah :
1) Bermain bebas dan spontan
Bermain dengan apa saja, di mana saja dan kapan saja sesuka anak itu
sendiri bila anak menemukan adanya sesuatu yang baru dan berbeda
dari apa yang biasa ia lihat. Kegiatan ini bermanfaat membuat anak
anak lebih tanggap pada benda benda dan situasi lingkungannya,
mendapat lebih banyak pengetahuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
2) Bermain konstruktif
Bermain konstruktif yaitu kegiatan yang menggunakan berbagai benda
yang ada untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu. Menggambar,
mencipta bentuk tertentu dari lilin mainan, menggunting dan
menempel kertas atau kain bisa digolongkan pada bermain konstruktif.
Manfaatnya antara lain mengembangkan kemapuan anak untuk
berdaya cipta (kreatif), melatih motorik halus, melatih konsentrasi,
ketekunan dan daya tahan.
3) Bermain khayal / bermain peran
Dalam kegiatan bermain khayal ini anak melakukan impersonalisasi
terhadap karakter yang dikagumi / ditakutinya baik yang ia temui
dalam hidup sehari hari maupun dari tokoh yang ia tonton di film
atau ia baca di media masa. Manfaat yang bisa dipetik adalah
membantu penyesuaian diri anak, belajar untuk memandang suatau
masalah dari kacamata tokoh tokoh yang ia perankan sehingga
diharapkan dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak.
4) Mengumpulkan benda benda (collecting)
Kegiatan mengumpulkan benda benda termasuk jenis bermain aktif
karena atas inisiatifnya. Misalnya mengumpulkan perangko, gambar
gambar tertentu kartu dari tokoh tokoh film kartun, tokoh olahraga
ternama dan sebagainya. Manfaatnya adalah anak dapat belajar untuk
menyesuaikan diri karena ia belajar berbagi dan bekerjasama dengan
teman, bersikap jujur, dan brkompetisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
5) Melakukan penjelajahan (eksplorasi)
Kegiatan eksplorasi dijumpai pada aktivitas berkemah, pramuka, karya
wisata ke tempat tempat yang akan memberikan pengalaman baru
bagi anak. Manfaatnya adalah menambah pengetahuan anak dan
mendorong untuk mencari tahu hal hal yang baru, memiliki inisiatif
dalam bertindak, tenang dalam menghadapi masalah, bersikap sportif,
dan percaya diri serta membantu anak untuk bersosialisasi.
6) Permainan (games) dan olahraga (sport)
Permainan ini berkembang seiring dengan perkembangan umur.
Misalnya cilukba, petak umpet, pencuri dan polisi, lompat tali main
kejar kejaran, bola basket, sepak bola, main kartu, monopoli, ular
tangga dan sebagainya. Manfaatnya adalah sebagai agen sosialisasi
anak.
7) Musik
Kegiatan musik misalnya adalah bernyanyi, memainkan alat musik
tertentu atau melakukan gerakan gerakan tarian yang diiringi musik
manfaatnya adalah untuk ekspresi diri sosialisasi dan memupuk rasa
percaya diri pada anak.
8) Melamun
Melamun termasuk kegiatan bermain aktif walaupun lebih banyak
melibatkanaktivitas mental daripada aktivitas tubuh. Melamun bisa
berbentuk mengenang kembali peristiwa peristiwa yang dialami
ataupun sedang berimajinasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
b. Kegiatan Bermain Pasif
Bermain pasif dapat juga diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu
banyak melibatkan aktivitas fisik.
1) Membaca
Membaca bisa dalam bentuk mendengarkan cerita yang dibacakan
orang lain atau membaca sendiri. Kegiatan membaca umumnya lebih
banyak ditemui pada anak anak yang berasal dari tingkat sosial
ekonomi menengah atas. Membaca mempunyai manfaat positif
membuat anak lebih percaya diri, lebih mandiri, menambah
perbendaharaan kata,menambah pengetahuan baru dan mendorong
kretaivitas.
Anak anak kecil umumnya menyukai buku dengan gambar gambar
yang besar dan berwarna cerah, mempunyai tokoh cerita manusia,
binatang,atau benda benda yang sudah dikenal oleh anak. Dan
kalupun ada tulisannya maka sebaiknya tulisan ditulis dalam huruf
yang dicetak besar besar, kalimat singkat, sederhana sehingga mudah
dipahami.
2) Menonton film
Program acara yang ditampilkan di televisi tentu saja membawa
dampak bagi anak yang menontonnya baik positif maupun negatif.
Pengaru ini berbeda bagi tiap anak dan tidak pula sama pada satu anak
di sepanjang rentang usianya. Pengaruh positif televisi adalah anak
dapat belajar banyak kata, pengucapan dan tata bahasa melalui televisi,
merangsang anak untuk mencari tahu lebih banyak melalui buku,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
menambah wawasan pengetahuan anak, belajar berimajinasi,
memberikan informasi tentang bagaimana bertingkah laku yang tepat
dalam situasi sosial, dan sebagainya.
3) Mendengarkan musik
Mendengarkan musik akan membawa pengaruh positif pada anak
dalam artian anak dapat menyenangkan diri sendiri, menenangkan
perasaan, sebagai penyaluran emosi anak, meningkatkan kepekaan
pendengaran, dapat mengembangkan kecintaannya akan musik.
B. Tinjauan Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam buku yang berjudul Media Pendidikan, yang ditulis oleh Dr. Arief S.
Sadiman, dkk terdapat beberapa pengertian media. Kata media berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Association of Education and Communication
Technology (AECT) di Amerika memberikan pengertian tentang media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan
informasi. Batasan yang disampaikan oleh Gagne (1970), menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Briggs 1970, berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah
contohnya. Agak berbeda dengan yang telah disebutkan, batasan yang diberikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association / NEA)
menyatakan bahwa media adalah bentuk bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi,
dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Pembelajaran adalah usaha usaha yang terencana dalam memanipulasi
sumber sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam dunia
pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara
bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Media
pembelajaran merupakan suatu perantara. Dalam kondisi ini, media yang
digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.
Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Sebagai alat
bantu, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi
belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Alat bantu yang
banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model,
objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware
yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke
pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di
dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
2. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam buku yang berjudul Media Pendidikan Dr. Arief S. Sadiman, dkk
menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, yaitu sebagai
berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya seperti
objek yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk dibawa ke kelas dapat
diganti dengan gambar, slide, dsb atau peristiwa yang terjadi di masa lalu
bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang
lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, serta
memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan
persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
3. Karakteristik Beberapa Jenis Media Pembelajaran
Dalam buku Dr. Arief S. Sadiman, dkk menuliskan bahwa media
pembelajaran memiliki karakteristik atau ciri khas tertentu, yang dikaitkan atau
dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari
segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
oleh pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, peraba, penngecap,
maupun penciuman. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media
pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media.
Menurut (Kemp, 1975) juga mengemukakan bahwa karakteristik media
merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar
tertentu.
Jadi klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Para
ahli, seperti Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, dan Kemp, telah
melakukan pengelompokan atau membuat taksonomi mengenai media
pembelajaran. Dari sekian pengelompokan tersebut, secara garis besar media
pembelajaran dapat diklasifikasikan atas:
a. Media grafis, pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini
merupakan penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual dan melibatkan
rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki yaitu bersifat
kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas
suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa
saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya,
terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan
ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbol-simbol
verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat
interpretatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
b. Media audio, hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah
berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol
auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera
pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri
sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah
dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan
diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan
merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah
kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai
untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program
terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
c. Media proyeksi diam, beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini
memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada
kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual saja, atau
disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang
sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya
berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -
obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang
dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari
kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu,
sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis
dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori
dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada
jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang,
dihentikan, dsb, sesuai dengan kebutuhan.
d. Media permainan dan simulasi, beberapa istilah lain untuk kelompok
media pembelajaran ini, misalnya simulasi dan permainan peran, atau
permainan simulasi. Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat
dikelompkkan ke dalam satu istilah yaitu permainan. Karakteristik dari
media ini adalah: melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses belajar,
peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas
interaksi antar pebelajar, dapat memberikan umpan balik langsung,
memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam
situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai
untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan
persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif
pebelajar, mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit belajar
dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta
diperbanyak.
C. Tinjauan Kebudayaan Indonesia
1. Pengertian Kebudayaan
Dalam buku karangan T.O.Ihromi yang berjudul pokok pokok antropologi,
menuliskan pengertian kebudayaan menurut Ralph Linton seorang ahli
antropologi yaitu seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh
masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Tiap masyarakat
mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap
manusia adalah makhuk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam suatu
kebudayaan. Jadi kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan. Kata
itu meliputi cara cara berlaku, kepercayaaan kepercayaan, dan sikap sikap,
dan juga hasil dari kegiatan manusia, yang khas untuk suatu masyarakat atau
kelompok penduduk tertentu.
Dalam situs indobudaya.blogspot.com, menuliskan berbagai definisi budaya.
Budaya adalah suatu pola dari asumsi - asumsi dasar atau keyakinan dan harapan
yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari
organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan integrasi internal, dan karena dalam
kurun waktu tertentu telah berjalan/berfungsi dengan baik, maka dipandang sah,
karenanya dibakukan bahwa setiap anggota organisasi harus menerimanya sebagai
cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dalam
organisasi oleh Shein (1985-1990).
2. Unsur - Unsur Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem religi yang meliputi:
1) Sistem kepercayaan
2) Sistem nilai dan pandangan hidup
3) Komunikasi keagamaan
4) Upacara keagamaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
1) Kekerabatan
2) Asosiasi dan perkumpulan
3) Sistem kenegaraan
4) Sistem kesatuan hidup
5) Perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
1) Flora dan fauna
2) Waktu, ruang dan bilangan
3) Tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
1) Lisan
2) Tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
1) Seni patung/pahat
2) Relief
3) Lukis dan gambar
4) Rias
5) Vokal
6) Musik
7) Bangunan
8) Kesusastraan
9) Drama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:
1) Berburu dan mengumpulkan makanan
2) Bercocok tanam
3) Peternakan
4) Perikanan
5) Perdagangan
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
1) Produksi, distribusi, transportasi
2) Peralatan komunikasi
3) Peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
4) Pakaian dan perhiasan
5) Tempat berlindung dan perumahan
6) Senjata
4. Pengertian Kebudayaan Indonesia
Dalam buku Indonesia Heritage, Seni Pertujukan menuliskan bahwa Undang-
Undang Dasar Indonesia memberi definisi kebudayaan nasional sebagai hal yang
timbul dari akal budi dan daya upaya seluruh rakyat Indonesia, di dalamnya
mungkin terkandung keluhuran berbagai budaya daerah Indonesia, serta pengaruh
budaya asing sejauh dapat meningkatkan persatuan dan keramahan bangsa
Indonesia.
Dalam situs wikipedia, Kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai seluruh
kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada
tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan
Indonesia.
D. Tinjauan Anak Anak
1. Pengertian Anak Anak
Dalam situs wikipedia, menjelaskan bahwa anak jika dalam bentuk jamak
yaitu anak-anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau
belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana
kata anak merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari
orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Menurut psikologi, anak adalah
periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam
tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian
berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.
Dalam situs scribd.com menjelaskan tentang beberapa definisi anak - anak
berdasarkan usia. Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan
anak - anak dari orang dewasa. Namun, definisi anak-anak dari segi usia dari
beragam negara dan lembaga internasional berbeda - beda. Department of Child
and Adolescent Health and Development, mendefinisikan anak-anak sebagai
orang yang berusia di bawah 20 tahun. Sedangkan The Conventionon the Rights
of the Child mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 18
tahun. WHO (2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 0 - 14 tahun karena di
usia inilah risiko cenderung menjadi besar. Menurut Badan Pusat Statistik,
komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur terdiri dari
penduduk berusia muda 0 - 14 tahun, usia produktif 15 - 64 tahun dan usia tua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
lebih dari 65 tahun. Masa perkembangan anak dibagi oleh banyak ahli dalam
beberapa periode dengan tujuan untuk mendapatkanwawasan yang jelas tentang
definisi dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat-
saat perkembangan tertentu anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan
tingkah laku karakteristik yang hampir sama. Menurut Kartono (1995), periode
perkembangan anak terdiri dari masa bayi usia 0 - 1 tahun merupakan periode
vital, masa anak - anak usia 1 - 5 tahun merupakan periode estatis, masa anak-
anak sekolah dasar usia 6 - 12 tahun merupakan periode intelektual, dan periode
pueral usia 12 - 14 tahun adalah periode pra-pubertas atau puber awal.
2. Psikologi anak pada usia 4 tahun lebih
Dalam buku Psikologi Perkembangan karangan Elisabeth B.Hurlock
menjelaskan tentang psikologi anak, perkembangan anak anak meliputi
perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan kognitif, dan
perkembangan psikososial. Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi
hingga usia 4 tahun, yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik
dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti
oleh perubahan - perubahan yang lain.
a. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan
berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan
berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem
rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
b. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak - anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan motorik, anak -
anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat
informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak - anak juga
melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal,
seperti senam, berenang, dll. Beberapa perkembangan motorik (kasar
maupun halus) selama periode ini, antara lain :
1) Anak usia 5 tahun, anak mulai mampu melompat dan menari;
menggambarkan orang yang terdiri dari kepala lengan dan badan;
dapat menghitung jari jarinya; mendengar dan mengulang hal -
hal penting dan mampu bercerita; mempunyai minat terhadap kata-
kata baru beserta artinya; memprotes bila dilarang apa yang
menjadi keinginannya; mampu membedakan besar dan kecil.
2) Anak usia 6 tahun, ketangkasan anak anak mulai meningkat;
melompat tali; bermain sepeda; mengetahui kanan dan
kiri; mungkin bertindak menentang dan tidak sopan; mampu
menguraikan objek-objek dengan gambar.
3) Anak usia 7 tahun, mulai membaca dengan lancar; cemas terhadap
kegagalan; mengalami peningkatan minat pada bidang spiritual;
kadang malu atau sedih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
4) Anak usia 8 - 9 tahun, kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik
meningkat; mampu menggunakan alat rumah tangga; ketrampilan
lebih individual ; ingin terlibat dalam sesuatu; menyukai kelompok
dan mode; mencari teman secara aktif.
5) Anak usia 10 - 12 tahun, mulai mengalami perubahan sifat
berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan
dengan pubertas mulai tampak; mampu melakukan aktivitas rumah
tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll; adanya
keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain;
mulai tertarik dengan lawan jenis.
c. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara
berangsur angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih
bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak
sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya
ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar - benar berada pada
stadium belajar. Menurut teori Piaget, pemikiran anak - anak usia sekolah
dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational
Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek - objek
peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya,
mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan
apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
ini anak - anak telah mengembangkan 3 proses, yang disebut dengan
operasi - operasi, diantaranya :
1) Negasi (negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak
memahami hubungan hubungan antara benda atau keadaan yag
satu dengan benda atau keadaan yang lain.
2) Hubungan Timbal Balik (resiprok), yaitu anak telah mengetahui
hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
3) Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan
benda-benda yang ada.
Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk
mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut
ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif
yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan,
tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
1) Perkembangan Memori, selama periode ini memori jangka pendek
anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka
panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya
keterbatasan - keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan
tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (memory
strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan
untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam
strategi memori yang penting, diantaranya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
a) Pengulangan (rehearsal) merupakan suatu strategi untuk
meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali -
kali ilmu yang telah disampaikan.
b) Organisasi (organization) yaitu pengelompokan dan
pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk
meningkatkan memori, seperti anak SD sering mengingat
nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana
mereka duduk dalam satu kelas.
c) Perbandingan (imagery) adalah membandingkan sesuatu
dengan suatu tipe dari karakteristik pembayangan dari
seseorang.
d) Pemunculan Kembali (retrieval) yaitu sebuah proses
mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat
penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat
membantu memunculkan kembali sebuah memori, mereka
akan menggunakannya secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang
mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak
(termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang
diperoleh anak sebelumnya.
2) Perkembangan pemikiran kritis, perkembangan pemikiran kritis
yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
mempercayai begitu saja informasi - informasi yang datang dari
berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.
3) Perkembangan kreativitas, dalam tahap ini anak-anak mempunyai
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan
ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan
sekolah.
4) Perkembangan bahasa, pada masa anak anak awal terus berlanjut.
Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat
bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir
tentang kata - kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan
mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta
dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
d. Perkembangan Psikosial
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau
perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak
menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah
dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di
sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing
(kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima,
setia kawan dan belajar peraturan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini
proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya.
Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru.
Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa
kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi
terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.
1) Perkembangan pemahaman diri, pada tahap ini pemahaman diri
atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia
lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada
melalui karakteristik eksternal.
2) Perkembangan hubungan dengan keluarga, dalam hal ini orang tua
merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka
berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode
sebelumnya, karena rata-rata anak menghabiskan waktunya di
sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memberikan
suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan
kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
3) Perkembangan hubungan dengan teman sebaya, berinteraksi
dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita
waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk
berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu
grup atau kelompok. Anak tidak lagi puas bermain sendirian
dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk
diterima sebagai anggota kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
3. Ciri Kecenderungan Belajar Dan Cara Belajar Anak SD/MI
Dalam situs pembelajaranguru.wordpress.com menuliskan tentang ciri
kecenderungan belajar dan cara belajar anak, Piaget (1950) menyatakan bahwa
setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi
dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak
memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada
dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam
lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses
asimilasi dan akomodasi. Dimana asimilasi yaitu menghubungkan objek dengan
konsep yang sudah ada dalam pikiran, dan akomodasi adalah proses
memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek. Kedua
proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama
dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap
anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh
aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak
mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi
diri anak dengan lingkungannya. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan
operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku
belajar sebagai berikut:
a. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi
ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
b. Mulai berpikir secara operasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
c. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda.
d. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip
ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.
e. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan
berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan
belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
a. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang
konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik,
dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan
peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga
lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari
sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari
berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif
yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
c. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan
mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan
serta kedalaman materi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Kebudayan 33 Provinsi di Indonesia
Indonesia terdiri dari 33 propinsi yang memiliki berbagai warisan budaya
yang berkembang selama berabad - abad, diantaranya adalah rumah adat, pakaian,
tarian, alat musik, senjata, cerita rakyat, dll.
1. Provinsi Aceh
a. Rumah adat : Rumah Adat Krongbade
Rumah adat krongbade dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Rumah ini
menggambarkan kebersahajaan dan keselarasan hidup masyarakat Aceh.
Ciri khas dari rumah ini adalah jumlah tiang yang genap, beratap rumbia,
dan berdinding kayu. Terdiri dari tiga ruang, ruang depan disebut
seuramo reungeun, tidak berkamar kamar, berfungsi untuk menerima
tamu, tempat tidur laki laki dan tempat para anak belajar mengaji.
Ruang tengah disebut rumah inong, digunakan untuk tidur kepala
keluarga dan anjong untuk tempat tidur anak gadis. Ruang belakang
disebut seuramo likot, sebagian ruang ini digunakan untuk dapur, tempat
makan, berbincang bincang para wanita dan untuk melakukan kegiatan
sehari hari, seperti menenun dan menyulam.
commit to user
37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Gambar 1: Rumah Adat Krongbade
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Pidie
1) Pria : Baju jas leher tertutup, celana panjang yang biasa disebut
cekak musang, kain pendua atau yang biasa disebut
sarung. Dilengkapi kopiah yang disebut makatup dan
sebilah rencong yang diselipkan di depan perut.
2) Wanita : Mengenakan celana panjang dan baju yang panjangnya
mencapai pinggul. Cekak musang dan kain sarung
dikenakan hingga lutut. Perhiasan yang dipakai adalah
kalung yang disebut sebagai kula, ikat pinggang atau
pending, dan gelang.
Gambar 2 : Pakaian Pidie
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
c. Tarian : Tari Saman Gayo
Tari Saman Gayo dipandu oleh seorang pemimpin yang biasa disebut
syech, dibawakan secara berkelompok oleh kaum pria. Namun dalam
perkembangannya tarian ini telah dibawakan oleh penari wanita sambil
bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar menggunakan alat
musik gendang dengan disertai suara dan tepukan dari para penari
sebagai pengiring.
Gambar 3 : Tari Saman Gayo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Rapai atau Rifai
Rapai merupakan sejenis instrumen musik pukul sejenis perkusi yang
berfungsi sebagai pengiring kesenian tradisional. Bentuknya seperti
rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Rapai terbuat dari
bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang.
Gambar 4 : Rapai
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
e. Senjata : Rencong
Rencong merupakan senjata sejenis belati yang bentuknya menyerupai
huruf L . Bilah rencong terbuat dari besi dan pada gagang rencong
biasanya bertuliskan ayat
Gambar 5 : Rencong
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
2. Provinsi Sumatra Utara
a. Rumah adat : Rumah Balai Batak Toba / Jabu Bolon / Jabu Parsakitan
Jabu parsakitan adalah tempat penyimpanan barang barang pusaka dan
tempat pertemuan untuk membicarakan hal - hal yang berhubungan
dengan penyelenggaraan adat. Jabu bolon merupakan rumah pertemuan
keluarga besar, berbentuk panggung, ruang atasnya untuk tempat tinggal,
pada ruangan ini tidak ada kamar kamar dan biasanya sekeluarga
tinggal bersama sama, dan tempat tidur lebih tinggi dari dapur.
Gambar 6 : Rumah Jabu Bolon / Jabu Parsakitan
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
b. Pakaian : Pakaian Karo
1) Pria : Menggunakan kemeja panjang putih, sedangkan
pelengkapnya adalah kalung bura sidilaki, gelang sidilaki
dan uis yaitu kain sejenis ulos, serta gatip yaitu kain
penutup kaki yang dipasang di pinggang.
2) Wanita : Mengenakan baju kebaya, mengenakan kalung bura
sidiberu.Di bagian bawah, mengenakan gatip dan uis
nipis yaitu kain sejenis ulos yang merupakan kain tenun
khas Karo, juga selop berwarna senada yaitu merah atau
boleh diganti dengan warna emas atau hitam.
Gambar 7 : Pakaian Karo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Tor Tor
Tari tor tor adalah tarian yang gerakannya seirama dengan musik yng
dimainkan dengan alat musik tradisional, seperti gendang, suling,
terompet batak, dan lain lain.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
Gambar 8 : Tari Tor - Tor
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Rebana dan Cimbal-cimbal
Rebana dan cimbal - cimbal merupakan sejenis instrumen musik pukul
yang berfungsi pengiring kesenian tradisional. Bentuknya seperti rapai
yang juga terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit.
Gambar 9 : Rebana dan Cimbal- cimbal
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Piso Surit
Senjata tradisional sejenis keris yang memiliki bilah lurus.
Gambar 10 : Piso Surit
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
3. Provinsi Sumatra Barat
a. Rumah adat : Rumah Gadang
Rumah gadang memiliki keunikan bentuk, yaitu atap yang menyerupai
tanduk kerbau yang dibuat dari bahan ijuk. Di halaman rumah terdapat
dua buah bangunan disebut rangkian yang digunakan untuk menyimpan
padi. Ruang depan merupakakan ruang besar yang dipakai sebagai ruang
keluarga, tempat mengadakan musyawarah, menerima tamu, atau
mengadakan upacara. Ruang tengah terdiri dari kamar yang digunakan
sebagai tempat tidur penghuni wanita bersama suaminya. Di sisi kanan
dan kiri terdapat ruang anjuang yang digunakan untuk tempat tidur para
wanita yang baru menikah. Ruang belakang berfungsi sebagai dapur.
Gambar 11 : Rumah Gadang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Batu Sangkar
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan kain songket yang
melingkar di tengah badan. Selain itu juga mengenakan
tutup kepala yang bernama saluak.
2) Wanita : Memakai baju kurung dan sarung dari kain songket, serta
selendang yang menyelempang di bahu dengan tutup
kepala. Menggunakan perhiasan anting, kalung bersusun
dan gelang tangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Gambar 12 : Pakaian Batu Sangkar
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Piring
Tari piring menggambarkan rasa kegembiraan ketika musim panen tiba,
muda-mudi mengayunkan gerak langkah dengan menunjukkan
kebolehan dalam mempermainkan piring di tangannya.
Gambar 13 : Tari Piring
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Saluang
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, sejenis suling.
Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis, yang pembuatannya lebih
sederhana dari suling, karena hanya terdiri dari empat lubang.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Gambar 14 : Saluang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Karih
Bentuknya seperti keris tetapi lurus, dan tidak berlekuk, biasanya
diletakkan di sebelah depan sebagai pelengkap pakaian adat pria.
Gambar 15 : Karih
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
4. Provinsi Riau
a. Rumah adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar
Rumah ini merupakan tempat tinggal para datuk dan pemangku adat.
Ruangannya terdiri dari ruang besar yang digunakan untuk tidur, ruang
bersila, atungan dan dapur. Tiang tiang rumah, atap, loteng, tangga,
dan alasnya berukir. Rumah adat ini dilengkapi balai adat untuk
pertemuan dan musyawarah adat.
Gambar 16 : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
b. Pakaian : Pakaian Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
1) Pria : Memakai tutup kepala yang disebut destar, baju model
teluk belanga dengan kain di tengah badan, dan bercelana
panjang yang disuji.
2) Wanita : Memakai kebaya panjang dan berkain songket.
Menggunakan perhiasan anting-anting, kalung bersusun,
gelang, cincin dan hiasan kepala.
Gambar 17 : Pakaian Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Joged lambak
Joged Lambak merupakan tarian muda-mudi dengan diiringi penyanyi
dan musik yang terdiri dari tambur, biola, dan gong. Tarian ini
dimainkan oleh 4 - 8 orang penari dengan 3 pemain musik dan seorang
penyanyi. Tarian ini meliputi tari pembukaan yang disebut betabik, tari
gembira yang disebut rancak, dan tari lembut yaitu penutup.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Gambar 18 : Joged Lambak
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Gambus Riau
Gambus Riau adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara
dipetik. Alat musik ini dipasangi senar dan alat ini dimainkan sambil
diiringi gendang.
Gambar 19 : Gambus Riau
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Badik Tumbuk Ladang
Bentuknya hampir sama dengan keris, tetapi agak pendek, digunakan
dalam kehidupan sehari hari dan untuk berperang. Biasanya mata
badik sering diberi racun.
Gambar 20 : Badik tumbuk ladang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
5. Provinsi Kepulauan Riau
a. Rumah adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar
Rumah melayu selaso jatuh kembar merupakan tempat tinggal para
datuk dan pemangku adat. Ruangannya terdiri dari ruang besar yang
digunakan untuk tidur, ruang bersila, atungan dan dapur. Tiang tiang
rumah, atap, loteng, tangga, dan alasnya berukir. Rumah adat ini
dilengkapi balai adat untuk pertemuan dan musyawarah adat.
Gambar 21 : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Melayu Batam
1) Pria : Memakai tutup kepala, baju kurung model teluk belanga
dengan kain selempang di badan, dan bercelana panjang
yang disuji.
2) Wanita : Memakai baju kurung panjang dan berkain songket.
Menggunakan perhiasan anting-anting, kalung bersusun,
gelang, cincin dan hiasan kepala.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
Gambar 22 : Pakaian Melayu Batam
Sumber : infonesia123.wordpress.com
c. Tarian : Joged lambak
Joged lambak merupakan tarian muda-mudi dengan diiringi penyanyi
dan musik yang terdiri dari tambur, biola, dan gong. Tarian ini
dimainkan oleh 4 - 8 orang penari dengan 3 pemain musik dan seorang
penyanyi. Tarian ini meliputi tari pembukaan yang disebut betabik, tari
gembira yang disebut rancak, dan tari lembut yaitu penutup.
Gambar 23 : Joged Lambak
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
d. Alat musik : Talempong
Talempong adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam, perunggu
atau besi yang berbentuk bulat- bulat sejenis dengan gamelan yang
digunakan untuk mengiringi berbagai kesenian tradisional.
Gambar 24 : Talempong
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Badik Tumbuk Ladang
Bentuknya hampir sama dengan keris, tetapi agak pendek, digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dan untuk berperang. Biasanya mata badik
sering diberi racun.
Gambar 25 : Badik tumbuk ladang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
6. Provinsi Jambi
a. Rumah adat : Rumah Panggung / Kajang Lako
Rumah Kajang Lako adalah rumah panggung yang merupakan rumah
tinggal yang terbagi delapan ruangan. Ruang pertama bernama jogan,
tempat istirahat dan menaruh air. Kedua serambi depan untuk tamu laki-
laki. Ketiga serambi dalam untuk tempat tidur anak laki laki. Keempat
amben melintang untuk kamar pengantin. Kelima, serambi belakang
untuk kamar tidur anak-anak gadis. Keenam, laren untuk menerima
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
tamu wanita. Ketujuh, garang untuk menumbuk padi dan menampung
air. Kedelapan untuk dapur.
Gambar 26 : Rumah Panggung (Kajang Lako)
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Jambi
1) Pria : Memakai baju panjang dan celana yang bersuji atau
bordir, penutup kepala, kain songket yang melingkar di
tengah badan serta ikat pinggang. Dilengkapi dengan
keris yang diselipkan di depan perut.
2) Wanita : Mengenakan baju lengan panjang dan bersuji dengan kain
songket. Dilengkapi dengan ikat pinggang yang disebut
pending, kalung bersusun serta mahkota di atas
kepalanya.
Gambar 27 : Pakaian Jambi
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
c. Tarian : Tari sekapur sirih
Tarian sekapur sirih adalah tarian khas jambi dalam menyambut tamu
kenegaraan dan tamu agung di Jambi sebagai ungkapan selamat datang
di Jambi.
Gambar 28 : Tari Sekapur Sirih Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Gambus Jambi
Gambus Jambi adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan
cara dipetik. Alat musik ini dipasangi senar antara tiga hingga dua belas
buah, dan alat ini dimainkan sambil diiringi gendang.
Gambar 29 : Gambus Jambi
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Pedang
Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang yang
terbuat dari logam, seperti besi atau baja.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
Gambar 30 : Pedang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
7. Provinsi Bengkulu
a. Rumah adat : Rumah Adat Bubungan Limas
Rumah rakyat merupakan rumah panggung, terdiri dari tiga kamar, yaitu
kamar orang tua, kamar gadis dan kamar bujang. Kolong bawahnya
untuk menyimpan kayu dapur dan barang lainnya. Pada pintu masuk
ruang tengah terdapat gambar buraq, pertanda keteguhan hati
penduduknya menjalankan agama Islam.
Gambar 31 : Rumah Adat Bubungan Limas
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Bengkulu
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang, disertai dengan jas
dan sarung juga penutup kepala.
2) Wanita : Memakai baju kurung berlengan pendek yang disuji dan
berkain songket, memakai hiasan kepala, dan kalung.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
Gambar 32 : Pakaian Bengkulu
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Andun
Tari Andun merupakan tarian dari Bengkulu bagian selatan yang
berguna untuk menyambut para tamu yang dihormati.
Gambar 33 : Tari Andun
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Doli
Bentuknya hampir mirip gendang terbuat dari kulit sapi. Ukurannya
bervareasi. Diameter terbesar sekitar 70 centimeter dengan tinggi 80
centimeter. Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari bongol buah
kelapa atau pohon nangka.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Gambar 34 : Doli
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Rudus
Sejenis pedang yang dianggap keramat dan pemberani. Senjata ini
dipakai kepala adat atau hulubalangnya. Dipergunakan untuk perang,
membela diri dan perlengkapan upacara adat.
Gambar 35 : Rudus
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
8. Provinsi Sumatra Selatan
a. Rumah adat : Rumah Limas
Rumah limas merupakan rumah panggung tempat tinggal para
bangsawan. Rumah limas berjenjang lima, bermakna lima emas yaitu
keagungan , rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian
makmur dan sejahtera. Pintu gerbang emas harus ada pada setiap rumah
limas.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Gambar 36 : Rumah Limas
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Aesan Gede
1) Pria : Mengenakan dodot berwarna merah jambu, sarung
songket dan celana satin bersulam benang emas.
Pelengkap yang dikenakan diantaranya mahkota,
saputangan segitigo, gelang , pending dan selop bersulam.
2) Wanita : Mengenakan dodot merah jambu, sarung songket
keemasan, teratai dan selendang. Pelengkap yang
dikenekan diantaranya mahkota, saputangan segitigo,
pending, di pinggang serta perhiasan seperti kalung,
tapak jajo, cincin, gelang, kano, gepeng, sempuru dan
selop.
Gambar 37 : Pakaian Aesan Gede
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
c. Tarian : Tari Putri Bekhusek
Tari Putri Bekhusek, menggambarkan sang putri yang sedang bermain.
Tari ini sangat populer di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan
melambangkan kemakmuran daerah Sumatra Selatan.
Gambar 38 : Tari Putri Bekhusek
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Akordeon
Akordeon merupakan lat musik sejenis organ. Alat musik ini berukuran
kecil dan dimainkan dengan menggantungkannya di leher. Pemusik
memainkan tombol akord dengan jari jari tangan kirinya, sedangkan
tangan kanannya memainkan melodi lagu yang dibawakan. Pada saat
dimainkan akordeon didorong dan ditarik untuk menggerakkan udara di
dalamnya.
Gambar 39 : Akordeon
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
e. Senjata : Siwar
Siwar adalah senjata tradisional yang gagangnya mirip rencong, tetapi
membesar di bagian ujung. Bilahnya mirip pedang, tetapi ada sedikit
lengkungan ke dalam dan panjangnya 27 - 30 cm gagang siwar biasanya
berornamen bunga atau tumbuhan.
Gambar 40 : Siwar
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
9. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
a. Rumah adat : Rumah adat limas
Rumah limas merupakan rumah panggung tempat tinggal para
bangsawan. Rumah limas berjenjang lima, bermakna lima emas yaitu
keagungan , rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian
makmur dan sejahtera. Pintu gerbang emas harus ada pada setiap rumah
limas.
Gambar 41 : Rumah adat limas
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
b. Pakaian : Pakaian Melayu Bangka Belitung
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang,
kain songket yang melingkar di pinggang, dan tutup
kepala.
2) Wanita : Memakai baju lengan panjang, kain songket, dan ikat
pinggang. Memakai perhiasan kepala, gelang dan kalung
bersusun.
Gambar 42 : Pakaian Melayu Bangka Belitung
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Zapin
Tari Zapin merupakan tarian tradisional yang bersifat edukatif yang
digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair - syair lagu
zapin yang didendangkan. Musik pengiring Zapin terdiri dari dua alat
utama yaitu gambus dan tiga gendang kecil yang disebut marwas.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
Gambar 43 : Tari Zapin
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Gendang melayu
Gendang melayu adalah alat musik tabuh yang dibuat dari kulit binatang,
seperti kerbau, kambing, atau lembu. Gendang melayu biasanya
dimainkan bersama dengan akordeon, rebana dan gong dalam kesenian
tradisional khas Bangka Belitung yang disebut dambus.
Gambar 44 : Gendang melayu
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Siwar panjang
Siwar panjang adalah senjata semacam pedang yang bentuknya
meruncing mirip mata tombak, gagangnya melingkar dan lurus tanpa
lekukan seperti keris.
Gambar 45 : Siwar panjang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
10. Provinsi Lampung
a. Rumah adat : Rumah Adat Nuwo Sesat
Rumah adat nuwo sesat merupakan rumah tradisional yang digunakan
untuk musayawarah antara - marga. Jambat Agung atau Lorong Agung
adalah nama tangga yang menuju Rumah Nuwo Sesat. Lambang Garuda
selalu menghiasi Rumah Nuwo Sesat sebagai perlambang marga
Lampung. Di atas Lorong Agung terdapat tiga macam payung, berwarna
putih untuk tingkat marga, kuning untuk tingkat kampung, dan merah
untuk tingkat suku.
Gambar 46 : Rumah Adat Nuwo Sesat
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Tulang Bawang
1) Pria : Memakai tutup kepala, baju jas dengan leher tertutup dan
celana panjang,kain songket yang melingkar di pinggang,
dan selendang yang tersampir di kedua bahu. Dilengkapi
dengan kalung bersusun dan keris yang diselipkan di
depan perut.
2) Wanita : Mengenakan kurung lengan pendek dengan kain songket,
dan ikat pinggang dan tudung kepala. Dilengkapi dengan
perhiasan kalung bersusun serta hiasan lengan.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Gambar 47 : Pakaian Tulang Bawang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Jangget
Tari Jangget, adalah Tari Jangget tarian untuk upacara-upacara
peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat
Lampung.
Gambar 48 : Tari Jangget
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Bende
Bende terbuat dari tembaga dan merupakan alat musik yang dimainkan
dengan dipukul dengan alat pemukul dari tembaga. Alat ini biasa
digunakan dalam mengiringi upacara upacara atau tari tradisional.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Gambar 49 : Bende
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Punduk
Punduk adalah senjata sejenis keris dengan ukuran lebih panjang dengan
gagang yang pendek dan bengkok.
Gambar 50 : Punduk
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
11. Provinsi Jawa Barat
a. Rumah adat : Rumah Adat Kasepuhan
Kasepuhan Cirebon terdiri dari pendopo untuk para pengawal atau
penjaga kesultanan Sultan, pringodani untuk tempat sultan memberi
perintah pada Adipati, pabayasa untuk tempat menerima tamu istimewa
Sultan, serta panembahan untuk ruang kerja dan istirahat Sultan.
Gambar 51 : Rumah Kasepuhan
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
b. Pakaian : Pakaian Jawa Barat
1) Pria : Memakai tutup kepala seperti blangkon, baju jas dengan
leher tertutup dan kain batik dan dilengkapi dengan keris.
2) Wanita : Memakai baju kebaya, berkain batik dan memakai
perhiasan seperti kalung, gelang dan hiasan kepala.
Gambar 52 : Pakaian Jawa Barat
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Jaipong
Tari Jaipong adalah sebuah tarian yang berakar dari tarian klasik Ketuk
Tilu. Tari ini merupakan tarian pergaulan yang memasyarakat dan sangat
digemari oleh masyarakat Jawa Barat khususnya.
Gambar 53 : Tari Jaipong
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
d. Alat musik : Angklung
Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu, dibunyikan
dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar
dalam susunan nada dua, tiga, sampai empat nada dalam setiap ukuran,
baik besar maupun kecil.
Gambar 54 : Angklung
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Kujang
Kujang adalah senjata semacam keris yang memiliki satu sampai lima
buah lubang mata dan sarungnya terbuat dari kain hitam.
Gambar 55 : Kujang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
12. Provinsi Banten
a. Rumah adat : Rumah Adat Kasepuhan
Kraton Kasepuhan Cirebon terdiri dari pendopo untuk para pengawal
atau penjaga kesultanan Sultan, pringodani untuk tempat sultan memberi
perintah pada Adipati, pabayasa untuk tempat menerima tamu istimewa
Sultan, serta panembahan untuk ruang kerja dan istirahat Sultan.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
Gambar 56 : Rumah Kasepuhan
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Banten
1) Pria : Memakai tutup kepala, jas tertutup, ikat pinggang, kain
batik dan dilengkapi dengan keris yang diselipkan di
pinggang.
2) Wanita : Memakai baju kebaya, berkain batik dan ikat pinggang.
Beberapa hiasan kembang goyang menghiasi kepala dan
rangkaian bunga melati menghiasi sanggulan rambutnya.
Gambar 57 : Pakaian Banten
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
c. Tarian : Tari Sekar Putri
Tari sekar putri merupakan tarian yang menggambarkan bagaimana
gadis keraton kesundaan itu bertingkah laku.
Gambar 58 : Tari Sekar Putri
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Gendang
Gendang adalah alat musik yang dibuat dari kulit binatang, seperti
kerbau, kambing, atau lembu. Gendang memiliki berbagai macamukuran
dan kegunaan. Ada gendang yang digunakan untuk mengiringi tarian dan
ada juga yang digunakan untuk menyambut perayaan.
Gambar 59 : Gendang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Golok
Golok adalah pisau yang memiliki ukuran besar dan berat yang
digunakan sebagai alat berkebun sekaligus senjata. Senjata ini sering
digunakan sebagai senjata dalam bela diri silat.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
Gambar 60 : Golok
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
13. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
a. Rumah adat : Rumah Adat Kebaya
Rumah adat Kebaya merupakan rumah tradisional Betawi, dibuat dengan
bahan utama dari kayu dan bilik bambu. Rumah ini biasaya berbentuk
melebar untuk memaksimalkan lebar tanah sehingga masih ada halaman
depan yang cukup luas. Memiliki atap mirip Joglo pada rumah Jawa.
Satu ciri khas dari rumah adat Kebaya adalah adanya serambi di depan
rumah yang berfungsi untuk menerima tamu dan duduk santai.
Gambar 61 : Rumah Adat Kebaya
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Abang - None
1) Pria : Memakai jas panjang yang metutup leher, dan celana
panjang. Dilengkapi dengan tutup kepala yang melingkar
dari kepala hingga bahu.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
2) Wanita : Memakai kebaya dan bawahan panjang, dilengkapi oleh
hiasan dada dan kerudung.
Gambar 62 : Pakaian Abang - None
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Ronggeng
Tari Rongeng mengandung unsur feminim yang lembut sekaligus
maskulin yang dilambangkan dengan gerakan silat. Biasanya
ditampilkan untuk acara penyambutan atau pesta-pesta masyarakat
Betawi.
Gambar 63 : Tari Ronggeng
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Tehyan
Tehyan adalah alat musik semacam rebab yang berukuran kecil. Alat
musik ini dimainkan dengan cara digesek.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
Gambar 64 : Tehyan
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Golok
Golok adalah pisau yang memiliki ukuran besar dan berat yang
digunakan sebagai alat berkebun sekaligus senjata. Senjata ini sering
digunakan sebagai senjata dalam bela diri silat.
Gambar 65 : Golok
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
14. Provinsi Jawa Tengah
a. Rumah adat : Rumah adat Joglo
Rumah Joglo, memiliki ukuran lebih besar dibanding dengan bentuk
bangunan rumah Jawa yang lainnya, seperti panggangpe, kampung, dan
limasan.
Bangunan Joglo pada umumnya berbentuk bujur sangkar, dan berbahan
kayu. Ciri umum bentuk bangunan Joglo adalah menggunakan blandar
bersusun ke atas yang disebut blandar tumpangsari. Joglo mempunyai
empat tiang pokok yang terletak di tengah yang disebut saka guru. Pada
bangunan ini terdapat pula bagian kerangka yang disebut sunduk atau
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
sunduk kili, sunduk ini berfungsi sebagai penyiku atau penguat
bangunan agar tidak beubah posisinya.
Gambar 66 : Rumah Adat Joglo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Jawa Tengah
1) Pria : Memakai penutup kepala yang disebut kupluk, berbaju
jas sikepan, stagen dan keris yang terselip di bagian
belakang. Dan memakai kain batik.
2) Wanita : Memakai kebaya panjang dengan kain batik. Perhiasan
berupa subang, kalung, gelang dan cincin.
Gambar 67 : Pakaian Jawa Tengah
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Gambyong
Tarian Gambyong merupakan tentang remaja putri yang beranjak
dewasa dan sejenis tarian pergaulan di masyarakat, biasanya dilakukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
untuk menyambut tamu atau mengawali suatu resepsi perkawinan. Ciri
khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan
gendhing Pangkur.
Gambar 68 : Tari Gambyong
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Sitar
Sitar adalah alat musik petik berdawai, bentuknya menyerupai
cerempung atau kecapi Sunda.
Gambar 69 : Sitar
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Keris
Keris memiliki berbagai bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok
kelok yang selalu berbilangan ganjil, dan ada pula yang berbilah lurus.
Di Jawa dan Sunda keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada
saat damai, sedangkan di depan pada saat perang.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
Gambar 70 : Keris
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
15. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta a. Rumah adat : Bangsal Kencono
Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan
pendopo, model rumah adat daerah Yogyakarta. Halaman sangat luas,
ditumbuhi tanaman dan di depan bangsal kencono terdapat dua patung
batu dari Gupolo, sang raksasa memegang gada sejenis alat pemukul.
Gambar 71 : Bangsal Kencono
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Surjan Dan Kebaya
1) Pria : Memakai penutup kepala yang disebut blangkon, berbaju
jas yang disebut surjan, stagen dan keris yang terselip di
bagian belakang. Dan memakai kain batik.
2) Wanita : Memakai kebaya panjang dengan kain batik. Perhiasan
berupa kalung, giwang dan cincin.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
Gambar 72 : Pakaian Surjan dan Kebaya
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Serimpi
Tari Serimpi merupakan tarian yang diiringi oleh gamelan dan
dimainkan oleh dua orang penari wanita. Gerakan tangan yang lambat
dan gemulai merupakan ciri khas dari tarian serimpi.
Gambar 73 : Tari Serimpi
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Gendang
Gendang adalah alat musik yang dibuat dari kulit binatang, seperti
kerbau, kambing, atau lembu. Gendang memiliki berbagai macam dan
ukuran serta kegunaan. Ada gendang yang digunakan untuk mengiringi
tarian dan ada juga yang digunakan untuk menyambut perayaan.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
Gambar 74 : Gendang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Keris
Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada yang bilahnya
berkelok kelok yang selalu berbilangan ganjil, dan ada pula yang
berbilah lurus.
Gambar 75 : Keris
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
16. Provinsi Jawa Timur
a. Rumah adat : Rumah adat Joglo
Rumah Joglo tidak mempunyai pintu belakang dan kamar kamar.
Serambi belakang berfungsi untuk menerima tamu perempuan dan
serambi depan untuk menerima tamu laki laki. Pintu masuk berasal
dari samping rumah
Gambar 76 : Rumah Adat Joglo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
b. Pakaian : Pakaian Madura
1) Pria : Memakai penutup kepala, berbaju lengan panjang yang
biasa disebut pesaan. Dan kaos belang berwarna merah
dan putih serta celana sebatas bawah lutut. Dilengkapi
ikat pinggang besar.
2) Wanita : Memakai kebaya panjang yang diikat di pinggang, dengan
sarung motif batik. Perhiasan berupa subang, kalung, dan
gelang.
Gambar 77 : Pakaian Madura
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Remo
Tari remo ini mengisahkan perjuangan seorang pangeran dalam medan
perang. Tarian ini berfungsi sebagai tanda pengucapan selamat datang
pada para tamu. Tari ini juga dipertunjukkan dalam pembuka kesenian
Ludruk.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
Gambar 78 : Tari Remong
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Bonang
Bonang adalah alat musik pukul dalam orkes gamelan. Alat musik ini
terbuat dari bahan perunggu, yang bentuknya menyerupai periuk
belanga atau gong kecil yang disusun di atas tali yang disusun antara
kerangka sandaran kayu.
Gambar 79 : Bonang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Clurit
Clurit merupakan senjata tradisional sejenis arit yang berujung runcing,
dan bentuknya ntuknya seperti bulan sabit.
Gambar 80 : Clurit
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
17. Provinsi Kalimantan Barat
a. Rumah adat : Rumah Panjang atau Bentang
Bentuk Rumah Bentang memanjang lurus di atas seratus meter dan
bertiang panggung berketinggian di atas satu meter, rumah ini beratap
sirap dari kayu ulin. Di dalam rumah ini terdapat puluhan bilik, setiap
biliknya dihuni oleh satu keluarga. Pintu masuk melewati tangga dari
bawah kolong yang terbuat dari kayu bulat dilengkapi anak tangga.
Gambar 81 : Rumah Panjang atau Bentang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Pontianak
1) Pria : Mengenakan baju rompi, cawat yang disebut king baba,
dan kain tenun yang melingkar di pinggang, ketiganya
berasal dari kulit kayu. Sebagai pelengkap mengenakan
kalung dan penutup kepala yang berasal dari bulu burung.
2) Wanita : Mengenakan baju rompi, rok yang disebut king bibinge,
dan kain tenun yang melingkar di kepala, ketiganya
berasal dari kulit kayu. Sebagai pelengkap mengenakan
kalung dan gelang.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
Gambar 82 : Pakaian Pontianak
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Monong
Tari Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat
sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi.
Gambar 83 : Tari Monong
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Kaldei
Kaldei merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di
mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu.
Gambar 84 : Kaldei
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
e. Senjata : Dohak
Dohak merupakan senjata khas kalimantan, yang berbentuk seperti
tombak, dimana terdapat besi runcing yang diikatkan ke sebuah tongkat
panjang.
Gambar 85 : Dohak
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
18. Provinsi Kalimantan Tengah
a. Rumah adat : Rumah Adat Bentang
Rumah Adat Bentang merupakan bangunan rumah yang memanjang. Di
bawah kolongnya digunakan untuk bertenun dan menumbuk padi, dihuni
20 kepala keluarga. Rumah ini terdiri dari enam kamar, yaitu kamar
menyimpan alat alat perang, kamar untuk pendidikan gadis, kamar
tempat sajian, kamar tempat upacara dat dan agama, kamar tempat
penginapan serta ruang tamu.
Gambar 86 : Rumah Adat Bentang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
b. Pakaian : Pakaian Sinjang Barito
1) Pria : Mengenakan baju rompi, celana pendek dan kain yang
diikatkan pada pinggang. Pelengkap yang dikenakan
berupa penutup kepala berhias bulu, kalung manik
manik dan sebilah mandau yang diselipkan di pinggang.
2) Wanita : Mengenakan atasan sejenis dodot, rok sulam sebatas
lutut, kain yang diikatkan bersusun di bagian pinggang
dan penutup kepala berhias bulu. Pelengkap yang
dikenakan kalung dan gelang bahu.
Gambar 87 : Pakaian Sinjang Barito
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Tambun dan Bungai
Tari Tambun dan Bungai, merupakan tari yang mengisahkan
kepahlawanan Tambun dan Bungai pada saat mengusir musuh yang akan
merampas panen rakyat.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
Gambar 88 : Tari Tambun dan Bungai
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Japen
Japen adalah alat musik musik yang dimainkan dengan cara dipetik
sejenis gambus berbentuk kotak persegi panjang.
Gambar 89 : Japen
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Mandau dan Talawang
Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang
setengah meter. Hulu mandau diberi ukiran burung enggang dengan
hiasan rambut manusia. Dan Talawang adalah senjata semacam perisai
yang terbuat dari bahan kayu, bentuknya segi enam memanjang
digunakan untuk menutupi dada dan menagkis mandau ketika terjadi
perang.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
Gambar 90 : Mandau dan Talawang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
19. Provinsi Kalimantan Selatan
a. Rumah adat : Rumah Adat Banjar
Rumah adat Banjar adalah rumah adat yang mempunyai atap tinggi.
Bagian depan rumah berfungsi sebagai teras yang dinamakan pelatar,
yang digunakan sebagai tempat anggota keluarga bersantai. Rumah ini
merupakan rumah panggung dan di bawahnya dapat digunakan untuk
menyimpan padi dan sebagainya. Seluruh rumah terbuat dari kayu ulin
dan atapnya dari sirip kayu ulin.
Gambar 91 : Rumah Adat Banjar
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Banjar
1) Pria : Mengenakan baju berlengan panjang, celana panjang yang
biasa disebut selawar, sarung yang melingkar di
pinggang, dan tutup kepala.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
2) Wanita : Mengenakan baju berlengan pendek, kain bersulam emas,
tutupkepala berhias kembang goyang yaitu sumping, dan
gelang.
Gambar 92 : Pakaian Banjar
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Baksa Kembang
Tari baksa kembang berfungsi untuk menyambut tamu negara dalam
perayaan hari hari besar daerah atau nasional juga pada perayaan
pengantin atau hajatan. Tarian ini menggambarkan para remaja putri
cantik yang sedang bermain di taman bunga. Mereka memetik beberapa
bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam yang mereka bawa
sambil menari dengan gemulai. Tari ini diiringi seperangkat gamelan
dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan Jangklong.
Gambar 93 : Tari Baksa Kembang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
d. Alat musik : Panting
Panting adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik sejenis
gambus.
Gambar 94 : Panting
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Keris
Keris adalah salah satu senjata tradisional yang bilahnya berkelok
kelok dan panjangnya kurang lebih 30 cm serta matanya terbuat dari
campuran besi dengan logam lainnya.
Gambar 95 : Keris
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
20. Provinsi Kalimantan Timur
a. Rumah adat : Rumah Adat Lamin
Rumah adat Lamin adalah rumah tradisional yang dihuni oleh 25 - 30
keluarga. Ujung atap rumah diberi hiasan kepala naga, simbol
keagungan, budi luhur dan kepahlawanan. Halaman rumah diisi oleh
patung patung Blontang, menggambarkan dewa-dewa sebagai penjaga
rumah atau kampung. Rumah Lamin terbagi atas dapur , ruang tidur,
ruang tengah guna menerima tamu dan pertemuan adat. Tangga untuk
naik terbuat dari pohon. Bentuk tangga tidak berbeda antara rumah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
bangsawan dan rumah rakyat biasa. Dinding rumah terbuat dari kayu
diselingi daun rumbia, dan kolong rumah dapat digunakan untuk
memelihara ternak.
Gambar 96 : Rumah adat Lamin
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Urang Besunung
1) Pria : Mengenakan baju rompi dan cawat yang berasal dari
anyaman kulit binatang yang biasa disebut besunung.
Dilengkapi topi berhiaskan bulu bulu burung enggang
dan kalung yang terbuat dari tulang atau gigi binatang.
2) Wanita : Memakai baju rompi , rok panjang, dan topi yang dihias
dengan manik manik warna warni yang biasa disebut
dengan .
Gambar 97 : Pakaian Urang Besunung
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
c. Tarian : Tari Gong
Tari Gong adalah tarian yang dimainkan menggunakan alat musik gong.
Tarian ini menggambarkan kelembutan seorang gadis yang meliuk liuk
bagaikan sebatang padi. Tarian ini dibaewakan oleh seorang gadis
dengan pakaian adat Dayak Kenyah. Gerakan tubuh dan tangan yang
lambat serta dominasi bulu burung dalam corak pakaiannya merupakan
ciri khas dari tarian ini.
Gambar 98 : Tari Gong
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Sampe
Sampe adalah alat musik sejenis gitar yang berdawai tiga atau empat.
Biasannya terdapat hiasan ukiran khas suku dayak.
Gambar 99 : Sampe
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
e. Senjata : Mandau
Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang
setengah meter. Hulu mandau diberi ukiran burung enggang dengan
hiasan rambut manusia.
Gambar 100 : Mandau
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
21. Provinsi Sulawesi Utara
a. Rumah adat : Rumah Bolang Mangondow
Rumah Bolang Mangondow berbentuk persegi panjang di atas tanah atau
setengah panggung yang tingginya satu hingga dua meter. Dinding dan
lantainya terbuat dari bambu yang dianyam. Atap rumah ini terbuat dari
daun rumbia atau daun kelapa. Ruangan rumah terdiri dari bagian depan
untuk menerima tamu, bagian tengah untuk kamar tidur, dan bagian
belakang untuk dapur dan ruang makan,sedangkan untuk menyimpan
barang barang disimpan di atas loteng.
Gamabar 101 : Rumah Bolang Mangondow
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
b. Pakaian : Pakaian Minahasa
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang.
Dilengkapi dengan kain yang menyelempang di bahu,
ikat pinggang, dan penutup kepala.
2) Wanita : Mengenakan baju kurung dan kain panjang. Di bagian
dada terdapat hiasan yang khas, memakai giwang, gelang
serta hiasan kepala.
Gambar 102 : Pakaian Minahasa
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Palo Palo
Tari Polo - palo adalah tari pergaulan bagi muda-mudi yang dapat
dilakukan dengan solo atau juga bisa dilakukan secara berkelompok
dengan diiringi alat musik palo palo.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
Gambar 103 : Tari Palo - Palo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Kolintang
Kolintang adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kayu yang
berasal dari Minahasa. Nama Kolintang berasal dari suaranya : tong pada
nada rendah, ting pada nada tinggi dan tang pada nada biasa. Dalam
adalah
mangemo kumolintang yang akhirnya berubah kata menjadi Kolintang.
Gambar 104 : Kolintang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Tombak
Tombak adalah senjata tajam dan runcing, bermata dua dan bertangkai
panjang, untuk menusuk dari jarak dekat atau jauh dengan cara
melemparkannya.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Gambar 105 : Tombak
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
22. Provinsi Gorontalo
a. Rumah adat : Rumah Adat Pewaris
Rumah Pewaris dibuat dari balok atau papan tanpa sambungan. Kayu
yang digunakan tidak boleh bengkok sebagai ketulusan lahir dan batin.
Atapnya terbuat dari daun rumbia dan kanan kiri rumah terdapat tangga.
Rumah pewaris mempunyai ruang tamu, ruang keluarga, dan kamar
kamar. Kolong rumah dapat dipergunakan untuk menyimpan alat alat
perikanan. Di depan rumahnya terdapat sebuah tangga, dimana untuk
memesuki rumah harus menaiki tangga sebelah kanan, sedangkan untuk
keluar melalui sebelah kiri.
Gambar 106 : Rumah adat Pewaris
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Gorontalo
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang.
Dilengkapi dengan kain yang melingkar di pinggang, ikat
pinggang, dan penutup kepala.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
2) Wanita : Mengenakan baju kurung dan kain panjang, dan kain yang
menyelempang di bahu. Memakai giwang, gelang serta
hiasan di kepala.
Gambar 107 : Pakaian Gorontalo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Padupa
Tari Padupa merupakan tarian yang biasanya dibawakan oleh enam
orang penari wanita berbaju Bodo, baju khas Suku Bugis. Tarian ini
berfungsi sebagai tarian penyambut tamu.
Gambar 108 : Tari Padupa
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
d. Alat musik : Ganda
Ganda adalah alat musik sejenis gendang yang berukuran besar dan
dimainkan dengan cara dipukul dengan telapak tangan seperti
memainkan gendang.
Gambar 109 : Ganda
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Wamilo
Senjata ini berbentuk seperti golok, tetapi bagian ujung hulunya sedikit
melengkung ke bawah.
Gambar 110 : Wamilo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
23. Provinsi Sulawesi Tengah
a. Rumah adat : Rumah Adat Souraja / Rumah Tambi
Rumah Souraja adalah berupa rumah panggung. Anak tangga dengan
jumlah ganjil menandakan rumah kepala adat dan yang berjumlah genap
adalah rumah milik penduduk biasa. Alas rumah tersebut terdiri dari
balok-balok yang disusun, sedangakan fondasi atau dasarnya terdiri dari
batu alam. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
Gambar 111 : Rumah Adat Souraja / Rumah Tambi
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Kulawi Donggala
1) Pria : Mengenakan baju yang biasa disebut koje yaitu kemeja
yang bagian kerahnya tegak dan pas dileher, berlengan
panjang. Puruka Pajana atau celana sebatas lutut,
dilengkapi dengan sarung dipinggang, keris pasatimpo,
serta memakai hiasan kepala yang disebut siga.
2) Wanita : Mengenakan baju yang disebut nggembe yang berbentuk
segi empat longgar dan berkerah bulat dan bawahan
panjang sebatas mata kaki. Kepala dan dahi diberi hiasan
yang dipakai berupa dadasa. Perhiasan yang dipakai
berupa kalung bersusun disebut gemo kambora, gelang
yang disebut pontodate, dan anting yang disebut dali.
Gambar 112 : Pakaian Kulawi (Donggala)
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
c. Tarian : Tari Peule Cinde
Tari Peule Cinde termasuk tarian untuk menyambut tamu agung.
Puncak acaranya adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.
Gambar 113 : Tari Peule Cinde
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Ganda
Ganda adalah alat musik sejenis gendang yang panjang dan dimainkan
dengan cara dipukul dengan telapak tangan seperti memainkan gendang.
Gambar 114 : Ganda
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Pasatimpo
Pasatimpo adalah senjata tradisioanal yang bengkok ke bawah dan
sarungnya diberi tali.
Gambar 115 : Pasatimpo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
24. Provinsi Sulawesi Selatan
a. Rumah adat : Rumah Tongkonan
Rumah Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja di Sulawesi Selatan.
Kolong rumah ini digunakan untuk kandang kerbau belang atau tedong
bonga. Kerbau merupakan lambang kejayaan. Di depan rumah tersusun
tanduk tanduk kerbau sebagai perlambang pemiliknya telah berulang
kali mengadakan upacara kematian secara besar besaran. Tongkonan
terdiri dari tiga ruang, yaitu ruang tamu, ruang makan, dan ruang
belakang.
Gambar 116 : Rumah Tongkonan
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Toraja
1) Pria : Mengenakan jas model tertutup lengan panjang, sarung
songket yang biasa disebut rope. Dilengkapi dengan
penutup kepala yang disebut bella dada, kalung dan
gelang naga yang disebut pottonaga. Dan terselip keris
yang berlapis emas yang disebut tata ropeng.
2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dan sarung rope sebatas
mata kaki, dilengkapi rantai manik manik, pending dan
sebilah keris. Memakai ikat kepala, perhiasan anting commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
panjang yaitu , kalung tunggal yaitu
geno sibatu, dan gelang.
Gambar 117 : Pakaian Toraja
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Kipas
Tari Kipas adalah tari pelepas lelah. Dahulu tarian ini dibawakan saat
gotong royong saat istirahat memanen padi. Fungsi tarian ini untuk
memotivasi masyarakat sekaligus sebagai hiburan untuk kalangan anak
muda. Gerak mengurai sayap berarti membersihkan diri usai bekerja.
Gambar 118 : Tari Kipas
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Puwi - Puwi
Puwi-puwi merupakan alat musik tradisional tiup seperti suling,
bentuknya tegak lurus dan bercorong daun kelapa.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
Gambar 119 : Puwi - Puwi
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Badik
Badik adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan sejenis golok,
bentuknya kokoh.
Gambar 120 : Badik
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
25. Provinsi Sulawesi Barat
a. Rumah adat : Rumah Adat Mandar atau Laikas
Rumah adat ini disebut juga Rumah Laikas. Bangunannya merupakan
rumah panggung yang terdiri dari tiga lantai dan tidak memakai paku.
Lantai pertama tempat kediaman raja dan permaisuri, lantai kedua untuk
tempat tinggal, dan lantai ketiga tempat wanita sholat. Pada kiri kanan
lantai dua ada ruang tempat menenun kain yang disebut bate.
Gambar 121 : Rumah Adat Mandar atau Laikas
Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
b. Pakaian : Pakaian Toraja
1) Pria : Mengenakan jas model tertutup lengan panjang, sarung
songket yang biasa disebut rope. Dilengkapi dengan
penutup kepala yang disebut bella dada, kalung dan
gelang naga yaitu pottonaga. Dan terselip keris yang
berlapis emas disebut tata ropeng.
2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dan sarung rope sebatas
mata kaki, dilengkapi rantai manik-manik, pending dan
sebilah keris. Memakai ikat kepala, perhiasan anting
panjang yaitu , kalung tunggal yang
disebut geno sibatu, dan gelang.
Gambar 122 : Pakaian Toraja
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Kipas
Tari Kipas adalah tari pelepas lelah. Dahulu tarian ini dibawakan saat
gotong royong saat istirahat memanen padi. Fungsi tarian ini untuk
memotivasi masyarakat sekaligus sebagai hiburan untuk kalangan anak
muda. Gerak mengurai sayap berarti membersihkan diri usai bekerja.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
Gambar 123 : Tari Kipas
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Rebana
Rebana dan cimbal - cimbal merupakan sejenis instrumen musik pukul
yang berfungsi pengiring kesenian tradisional. Bentuknya seperti rapai
yang juga terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit.
Gambar 124 : Rebana
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Badik
Badik adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan sejenis golok,
bentuknya kokoh.
Gambar 125 : Badik
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
26. Provinsi Sulawesi Tenggara
a. Rumah adat : Rumah Adat Laikas
Rumah adat Laikas merupakan rumah panggung yang terdiri dari tiga
lantai dan tidak memakai paku. Lantai pertama tempat kediaman raja
dan permaisuri, lantai kedua untuk tempat tinggal, dan lantai ketiga
tempat wanita sholat. Pada kiri kanan lantai dua ada ruang tempat
menenun kain yang disebut bate.
Gambar 126 : Rumah Adat Mandar atau Laikas
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Babung Gina Samani
1) Pria : Mengenakan baju jas tertutup, celana panjang, sarung
yang melingkar di pinggang yang dan dilengkapi dengan
penutup kepala.
2) Wanita : Mengenakan baju urung dengan kerah bulat, bawahan
panjang sebatas mata kaki, dilengkapi dengan perhiasan
kalung dan gelang, serta hiasan bunga pada kepala.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
Gambar 127 : Pakaian Babung Gina Samani
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Balumpa
Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalarn menyambut tamu
agung. Tari rakyat ini berasal dari Buton.
Gambar 128 : Tari Balumpa
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Lado Lado
Lado lado adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Tenggara,
berbentuk seperti kolintang, tetapi lebih pendek. Alat ini dimainkan
dengan cara dipukul.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
Gambar 129 : Lado - Lado
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Keris
Keris Sulawesi Tenggara ada yang bilahnya barkelok kelok dan ada
pula yang lurus. Bilah keris ini terbuat dari campuran berbagai logam
yang berlapis lapis.
Gambar 130 : Keris
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
27. Provinsi Bali
a. Rumah adat : Gapura atau Natah
Gapura Candi Bentar merupakan pintu masuk istana raja yang
merupakan rumah adat di Bali. Balai bengkong merupakan tempat
istirahat raja beserta keluarga, balai wantika merupakan tempat
pagelaran kesenian, kori agung adalah pintu masuk pada waktu upacara
besar dan kori babetelan merupakan pintu masuk keluarga.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
Gambar 131 : Gapura atau Natah
Sumber : Aneka Budaya Nusantara b. Pakaian : Pakaian Payas Agung
1) Pria : Mengenakan kain songket saput, sebilah keris terselip di
pinggang belakang, dan memakai ikat kepala.
2) Wanita : Mengenakan duahelai kain songket, stagen songket yaitu
memaprada dan selendang yang disebut senteng. Di atas
kepalanya memakai hiasan bunga kamboja dan bunga
emas. Perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, dan
gelang.
Gambar 132 : Pakaian Payas Agung
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Pendet
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak
diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian
ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali
mengubah Pendet menjadi tari selamat datang.
Gambar 133 : Tari Pendet
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Gamelan
Gamelan merupakan salah satu jenis peralatan musik dari seperangkat
gamelan yang dimainkan dengan cara dipukul dan dumainkan bersama
sama dengan alat musik lainnya mengikuti rentak lagu.
Gambar 134 : Gamelan
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Keris
Keris dipakai sebagai senjata untuk membela diri dan juga dapat
mewakili seseorang dalam suatu undangan pernikahan. Menurut
kepercayaan sebagian penduduk Bali, keris pusaka yang direndam air
putih akan menyembuhkan anggota keluarga dari gigitan binatang
berbisa.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
Gambar 135 : Keris
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
28. Provinsi Nusa Tenggara Timur
a. Rumah adat : Rumah Adat Sao Ata Musa Lakitana
Rumah Musa Lakitana adalah rumah adat Nusa Tenggara Timur. Rumah
ini tempat tinggal lurah, camat, atau pembesar lainnya. Rumah ini
berbentuk panggung, di bawahnya terdapat balai panjang tempat
menerima tamu. Tiang tiangnya berdiri pada landasan batu besar
sehingga tidak perlu ditanam dalam tanah.
Gambar 136 : Rumah Adat Sao Ata Musa Lakitana
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Rote
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang, kain tenun yang
diselempangkan di bahu, dan sarung tenun yang
dilingkarkan pada pinggang dan memakai topi pada
kepalanya. Perhiasan yang digunakan adalah kalung.
2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dilenglapi kain tenun
yang menyelempang di bahu, dan sarung tenun. Memakai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
hiasan kepala berbentuk bulan sabit, serta perhiasan
seperti kalung, pending dan gelang.
Gambar 137 : Pakaian Rote
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Perang
Tari Perang merupakan tarian yang menunjukkan sifat sifat
keperkasaan prajurit dan menggambarkan kepandaian prajurit dalam
memainkan senjata. Senjata yang dipakai berupa cambuk dan perisai.
Gambar 138 : Tari Perang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Sasando
Sasando adalah sebuah alat musik petik. Bentuknya seperti gitar, biola
atau kecapi. Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
terbuat dari bambu. Pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah
terdapat ganjalan ganjalan tempat senar direntangkan. Ganjalan
ganjalan ini berfungsi memberi efek nada yang berbeda beda pada
setiap petikan senar. Sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang
terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang berbentuk seperti kipas.
Gambar 139 : Sasando
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Klewang
Klewang adalah senjata tradisional Nusa Tenggara Timur, bentuknya
serupa dengan pedang yang terbuat dari besi dan campuran logam yang
lain.
Gambar 140 : Klewang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
29. Provinsi Nusa Tenggara Barat
a. Rumah adat : Rumah Adat Dalam Loka Samawa
Rumah Adat Dalam Loka Samawa merupakan Istana Sultan Sumbawa
terbuat dari kayu jati beratap sirap. Rumah ini bertingkat tiga, lantai
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
bawah tempat pengawalan, lantai dua untuk Sultan dan Permaisuri, dan
lantai tiga untuk puteri serta keluarga.
Gambar 141 : Rumah Adat Dalam Loka Samawa
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Sumbawa
1) Pria : Mengenakan Pakaian Sumbawa baju lengan panjang
leher tertutup, kain sarung tenun, kain songket yang
melingkar di pinggang, memakai penutup pada kepala,
dengan pelengkap cilla dan pending.
2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dilenglapi dengan kain
songket. Memakai perhiasan anting, pending, gelang, dan
memakai tusuk konde.
Gambar 142 : Pakaian Sumbawa
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
c. Tarian : Tari Mpaa Lenggo
Tari Mpaa Lenggo merupakan sebuah tarian guna menyambut Maulid
Nabi Muhammad SAW. Tarian ini juga sering dipertunjukkan pada
upacara - upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja.
Gambar 143 : Tari Mpaa Lenggo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Serunai
Serunai adalah alat musik tiup yang menyerupai seruling dengan ujung
membesar dan berfungsi memperbesar volume suara.
Gambar 144 : Serunai
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Cilla
Senjata tradisional daerah Nusa Tenggara Barat adalah keris dengan
bilah yang tidak berlekuk. Ada berbagai jenis, misalnya sampari dan
sondi. Di Lombok, sondi disebut grantim.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
Gambar 145 : Cilla
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
30. Provinsi Maluku
a. Rumah adat : Rumah Adat Baileo
Rumah Baileo dipakai untuk pertemuan, musyawarah, dan upacara adat
yang disebut seniri negeri. Bangunan ini berupa panggung yang
dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar dan tinggi, terbuat dari daun
rumbia, sedangkan dindingnya terbuat dari tangkai daun rumbia yang
disebut gaba gaba.
Gambar 146 : Rumah Adat Baileo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Ambon
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang berenda dilengkapi
dengan jas, celana panjang, dan ikat pinggang.
2) Wanita : Mengenakan baju kurung berlengan panjang, rok
sepanjang mata kaki, dilengkapi hiasan di dada, kepala
serta memakai anting dan gelang.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
Gambar 147 : Pakaian Ambon
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Lenso
Tarian Lenso adalah tarian pergaulan muda mudi rakyat Minahasa.
Tarian ini menceritakan bagaimana seorang pemuda Minahasa mencari
jodoh atau calon istri. Dalam tari ini, lenso yang berarti selendang
dijadikan alat untuk melamar gadis, apabila lenso dibuang oleh sang
gadis berarti lamaran ditolak,sebaliknya apabila diterima berati lamaran
diterima.
Gambar 148 : Tari Lenso
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Tifa Maluku
Tifa mirip seperti gendang cara memainkannya adalah dengan dipukul.
Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongkan isinya dan pada salah satu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
sisi ujungnya ditutup dengan kulit binatang. Tifa biasanya dimainkan
untuk mengiringi tarian tradisional dan biasanya digunakan pada acara-
acara tertentu seperti upacara-upacara adat.
Gambar 149 : Tifa Maluku
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Parang Salawaku
Parang Salawaku merupakan senjata tradisional yang terdiri dari parang
dan salawaku. Parang merupakan senjata sejenis pedang yang terbuat
dari besi yang mempunyai panjang sampai satu meter. Salawaku adalah
perisai yang dihiasi motif motif yang melambangkan keberanian.
Gambar 150 : Parang Salawaku
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
31 Provinsi Maluku Utara
a. Rumah adat : Rumah Adat Baileo
Rumah Baileo dipakai untuk pertemuan, musyawarah, dan upacara adat
yang disebut seniri negeri. Bangunan ini berupa panggung yang
dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar dan tinggi, terbuat dari daun
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
rumbia, sedangkan dindingnya terbuat dari tangkai daun rumbia yang
disebut gaba gaba.
Gambar 151 : Rumah Adat Baileo
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Maluku Utara
1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang seperti jas, celana
panjang, dan peci.
2) Wanita : Mengenakan baju kurung berlengan panjang, sarung tenun
sepanjang mata kaki, dilengkapi hiasan di dada, kepala
serta memakai ikat pinggang, anting dan gelang.
Gambar 152 : Pakaian Maluku Utara
Sumber : infonesia123.wordpress.com
c. Tarian : Tari Lenso
Tarian Lenso adalah tarian pergaulan muda mudi rakyat Minahasa.
Tarian ini menceritakan bagaimana seorang pemuda Minahasa mencari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
jodoh atau calon istri. Dalam tari ini, lenso yaitu selendang dijadikan alat
untuk melamar gadis, apabila lenso dibuang oleh sang gadis berarti
lamaran ditolak,sebaliknya apabila diterima berati lamaran diterima.
Gambar 153 : Tari Lenso
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Fu
Fu adalah alat musik tiup yang terbuat dari kerang kerang laut
berukuran besar.
Gambar 154 : Fu
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Parang Slawaku
Parang Salawaku merupakan senjata tradisional yang terdiri dari parang
dan salawaku. Parang merupakan senjata sejenis pedang yang terbuat
dari besi yang mempunyai panjang sampai satu meter. Salawaku adalah
perisai yang dihiasi motif motif yang melambangkan keberanian.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
Gambar 155 : Parang Salawaku
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
32. Provinsi Papua
a. Rumah adat : Honai atau Kari Wari
Honai adalah nama rumah adat Papua yang dihuni oleh suku Dani.
Rumah tersebut terdiri dari dua lantai, lantai pertama sebagai tempat
tidur dan lantai dua untuk bersantai, makan serta mengerjakan kerajinan
tangan. Pintu Honai kecil, tanpa jendela, dan atapnya terbuat dari rumput
ilalang.
Gambar 156 : Honai atau Kari Wari
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Serui
1) Pria : Mengenakan bawahan berumbai rumbai sebatas lutut,
hiasan kepala, gelang yang biasanya terbuat dari kerang,
bulu burung, atau tulang binatang, serta dilengkapi
dengan perisai suku asmat.
2) Wanita : Mengenakan baju lengan panjang, bawahan kain tenun
sebatas mata kaki, dilengkapi dengan hiasan bulu burung commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
pada kepala, dan perhiasan gelang, kalung dan hiasan
pada kaki.
Gambar 157 : Pakaian Serui
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
c. Tarian : Tari Selamat Datang
Tari Selamat Datang adalah tari yang mempertunjukan kegembiraan hati
penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.
Gambar 158 : Tari Selamat Datang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Tifa
Tifa mirip seperti gendang cara memainkannya adalah dengan dipukul.
Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongkan isinya dan pada salah satu
sisi ujungnya ditutup dengan kulit binatang. Tifa biasanya dimainkan
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
untuk mengiringi tarian tradisional dan biasanya digunakan pada acara-
acara tertentu seperti upacara-upacara adat.
Gambar 159 : Tifa
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Busur dan Panah
Busur terbuat dari bambu atau kayu, sedangkan tali busur tebuat dari
rotan. Anak panahmya terbuat dari bambu, kayu, atau tulang kanguru.
Busur dan panah biasanya dipakai dalam berperang ataupun berburu.
Gambar 160 : Busur dan Panah
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
33. Provinsi Papua Barat
a. Rumah adat : Honai atau Kari Wari
Honai adalah nama rumah adat Papua yang dihuni oleh suku Dani.
Rumah tersebut terdiri dari dua lantai, lantai pertama sebagai tempat
tidur dan lantai dua untuk bersantai, makan serta mengerjakan kerajinan
tangan. Pintu Honai kecil, tanpa jendela, dan atapnya terbuat dari rumput
ilalang.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119
Gambar 161 : Honai atau Kari Wari
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
b. Pakaian : Pakaian Ewer
1) Pria : Mengenakan bawahan berumbai rumbai sebatas lutut,
hiasan kepala, kalung, gelang dari kerang kerangan atau
bulu burung cendrawasih, serta dilengkapi panah.
2) Wanita : Mengenakan atasan sejenis kemben, bawahan berumbai
rumbai sebatas lutut, hiasan kepala, kalung, gelang dari
kerang kerangan atau bulu burung cendrawasih.
Gambar 162 : Pakaian Ewer
Sumber : infonesia123.wordpress.com
c. Tarian : Tari Selamat Datang
Tari Selamat Datang adalah tari yang mempertunjukan kegembiraan hati
penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
Gambar 163 : Tari Selamat Datang
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
d. Alat musik : Tifa
Tifa mirip seperti gendang cara memainkannya adalah dengan dipukul.
Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongkan isinya dan pada salah satu
sisi ujungnya ditutup dengan kulit binatang. Tifa biasanya dimainkan
untuk mengiringi tarian tradisional dan biasanya digunakan pada acara-
acara tertentu seperti upacara-upacara adat.
Gambar 164 : Tifa
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
e. Senjata : Pisau Belati
Pisau belati dari Papua ini merupakan senjata tradisional yang terbuat
dari tulang burung kasuari dan pada ujung hulunya berhias bulu burung
kasuari.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121
Gambar 165 : Pisau Belati
Sumber : Aneka Budaya Nusantara
B. Analisa Data Penerbit
Erlangga for Kids menerbitkan buku untuk anak sejak tahun 2003. Alasan
utama adalah keprihatinan Penerbit Erlangga terhadap pendidikan anak. Erlangga
for Kids ingin menjadi brand terpercaya bagi setiap orang tua dan pendidik serta
kalangan yang concern dengan dunia anak. Menarik, warna-warna cerah, kualitas
cetak yang bagus, dan Kreatif adalah ciri khas buku-buku Erlangga for Kids.
Dalam 1 tahun Erlangga for Kids rata-rata menerbitkan 300 hingga 350 judul.
Erlangga for Kids menerbitkan hampir semua kategori yang diperlukan bagi
perkembangan anak. Eksplorasi kategori dan ragam produk terus dilakukan oleh
Tim Editor Erlangga for Kids. Untuk studi banding, tim editor dan desainer kami
menghadiri Pameran Buku Anak yang setiap tahunnya diselenggarakan di
Bologna Italia. Di situ adalah ajang buku anak terbesar. Selain itu Frankfurt Book
Fair yang diadakan di Frankfurt Jerman adalah Pameran Buku terbesar di dunia.
Saat ini Erlangga for Kids pemegang hak cipta untuk beberapa brand
terkenal di sunia, seperti Thomas the Tank Engines, Go Diego Go, Dora the
Esplorer, Nihao Kailan, Kungfu Panda, Strawberry Shortcake, dan Disney Junior.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
Masa anak - anak merupakan masa-masa golden age. Mereka sangat perlu
berbagai rangsangan agar bisa berkembang maksimal.Kami akui bahwa
membuat buku untuk anak terutama adalah yang tersulit dibandingkan buku untuk
usia yang lebih dewasa. Baik dari pemilihan materi/isi buku, gaya bahasa, dan
pemilihan material yang pas. Namun, yang membuat Erlangga for Kids terus
menerbitkan buku anak adalah kepedulian kami terhadap pendidikan anak anak
Indonesia. Kami sangat ingin anak- anak di Indonesia tidak kalah dengan anak-
anak di negara maju yang dibesarkan dengan kebiasaan membaca di rumah dan di
sekolah.
Penerbit Erlangga for Kids terletak di Jl. H. Baping Raya No.100 Ciracas,
Jakarta 13740. Erlangga for kids memiliki beberapa kategori untuk buku-buku
yang diterbitkan diantaranya adalah seri : Mini Library, 30 Sahabat Nabi, Kisah
para Putri, Hewan Peliharaan, Buku Ajaib, Read a Story, dll.
Berikut adalah beberapa judul yang diterbitkan oleh Erlangga for Kids :
1. Aku menginginkan bulan
2. Aku dan ibuku
3. Aku dan ayahku
4. Aku sayang kamu
5. Aku daun, dan sahabatku
6. Aaaaaaaaaa, laba laba
7. Ali sang pembela rasululloh
8. Saling menebar salam
9. Umar ikut perang badar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123
10. Ayo berdoa sebelum berbuka puasa
11. Ayo berdoa setelah belajar
12. Air
13. 20 ribu mil di bawah laut
14. Agustine
15. Dll.
C. Analisa Data Kuisioner
Penulis menggunakan kuisioner sebagai cara untuk mendapatkan data, 50
lembar kuisioner telah dibagikan kepada orang tua siswa - siswi sekolah dasar
yaitu siswa - siswa SD Muhammadiyah 1 Surakarta, dan SD Kanisius Surakarta
yang dipilih secara random. Hal ini dilakukan karena orang tua merupakan target
audience yang akan memberi saran dan keputusan atas apa yang akan dibeli oleh
anak anaknya selaku target market untuk membeli buku pengenalan
keberagaman budaya Indonesia yang dibuat oleh penulis. Dari kuisioner tersebut
didapat data sebagai berikut:
1. Buku apakah yang sering dibaca putra / putri anda saat di rumah selain buku
pelajaran?
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa anak anak di rumah
lebih banyak membaca buku komik, dibanding buku pengetahuan. Hal ini
dapat dilihat dari diagram dengan presentase sebagai berikut : 44% untuk
buku komik, 33% untuk majalah anak, 15% untuk buku pengetahuan dan 8%
untuk lain - lain.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
124
Lain-Lain : 8%
Buku komik: Majalah Anak : 44% 33%
Buku Pengetahuan : 15%
Diagram 1 Jenis Buku Yang Dibaca Anak Anak Di Rumah
Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner
2. Berdasar pertimbangkan apakah, saat anda membeli buku untuk putra / putri
anda?
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa orang tua lebih
mementingkan isi buku daripada hal yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
diagram dengan presentase sebagai berikut : 6% untuk gambar buku, 11%
untuk harga, 48% untuk isi buku dan 35% untuk semua.
Gambar buku : 6% Harga buku: Pilihan anak : 11% 35%
Isi buku: 48%
Diagram 2
Pertimbangan Orang Tua Saat Membeli Buku Untuk Anak
Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner
3. Setahu anda, darimanakah putra /putri anda mengenal keberagaman hasil
kebudayaan Indonesia selama ini?
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
125
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa anak anak selama ini
mengenal beragam hasil kebudayaan Indonesia adalah dari buku (buku
sekolah). Hal ini dapat dilihat dari diagram dengan presentase sebagai
berikut : 31% untuk buku (buku sekolah), 25% untuk televisi, 19% untuk
internet dan 10% untuk majalah anak, dan 15% untuk melihat secara
langsung.
Melihat langsung: 15% Buku: 31%
Internet: 19%
Televisi: 25%
Diagram 3 Sumber Mengenal Kebudayaan Indonesia
Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner
4. Selain buku sekolah, apakah putra / putri anda memiliki sarana pembelajaran
tentang keberagaman budaya Indonesia di rumah?
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kebanyakan anak anak
di rumah tidak memiliki sarana pembelajaran keberagaman hasil kebudayann
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari diagram dengan presentase sebagai
berikut : 80% menyatakan tidak, dan 20% menyatakan ya.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126
Ya: 20%
Tidak: 80%
Diagram 5 Kepemilikan Media Pembelajaran Kebudayaan Di Rumah
Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner
C. Komparasi /Pembanding
Sebagai pembanding, beberapa buku yang berisi tentang beragamnya
kebudayaan Indonesia diantaranya adalah Khasanah negriku - Mengenal 33
Provinsi di Indonesia yang diterbitkan oleh Anak Kita, Jakarta dan Aku Anak
Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga, Jakarta.
1. Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia
Judul : Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia
Penerbit : Anak Kita, Jakarta
Harga : Rp 45.500,00
Buku ini berisi tentang ulasan singkat mengenai 33 provinsi di
Indonesia,dimana pada setiap provinsi terdapat keterangan secara umum
tentang letak geografis, sejarah, kependudukan sampi pada keunikan yang
ada di provinsi itu.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
127
Gambar 166 : Buku Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi diIndonesia
2. Budaya Nusantara 33 provinsi
Judul : Budaya Nusantara 33 provinsi
Penerbit : Penerbit Wahyu Media, Bekasi
Harga : Rp 22.500,00
Dalam buku ini terdapat ulasan singkat tentang kependudukan tiap provinsi,
gambar logo provinsi,juga gambar - gambar hasil kebudayaan Indonesia.
Gambar 167 : Buku Budaya Nusantara 33 provinsi
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
128
D. Analisis SWOT
Untuk lebih memperkuat perancangan aplikasi pada buku pengenalan
kebudayaan ini dibutuhkan analisis SWOT. Analisis ini membantu untuk melihat
kembali kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity),
dan ancaman (threat). Faktor-faktor internal adalah kekuatan dan kelemahan
sedangkan faktor eksternal adalah kesempatan dan ancaman. Adapun analisis
SWOT untuk buku permainan pengenalan budaya ini dapat dilihat pada halaman
berikutnya :
No SWOT Ayo Keliling Indonesia Mengenal 33 Provinsi di Budaya Nusantara 33
Indonesia Provinsi Di Indonesia
1. Kekuatan a) Terdapat ringkasan a) Tidak hanya berisi a) Layout buku terlihat (Strength) pengalaman keberagaman budaya teratur, sehingga perjalanan dari dua saja, tetapi memudahkan karakter dalam buku menampilkan pembaca dalam yaitu Nusa dan Tara. beberapa keunikan memahami isi buku. b) Format buku yang yang ada di setiap berbeda, dilengkapi provinsi.
beberapa aktivitas b) Terdapat bonus peta permainan yang budaya. dapat dijadikan
sebagai penunjang dalam memahami isi buku.
c) Ilustrasi terlihat lebih detail.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
129
2. Kelemahan a) Hanya berisi 5 hasil a) Layout terlihat a) Ilustrasi kurang detail kebudayaan dari kurang teratur, jadi sehingga terlihat
(Weakness) setiap provinsi. kurang memanjakan kurang menarik. mata pembaca. b) Hanya berisikan b) Penggarapan ilustrasi gambar-gambar
terkesan buru buru, kebudayaan dengan sehingga terlihat sedikit penjelasan kurang menarik. tentang data
kebudayaan.
3. Kesempatan a) Semakin dihargainya a) Semakin dihargainya a) Semakin dihargainya kebudayaan bangsa, kebudayaan bangsa, kebudayaan bangsa, (Oportunity) sejak adanya kasus sejak adanya kasus sejak adanya kasus klaim oleh negara klaim oleh negara klaim oleh negara lain,sehingga lain,sehingga lain,sehingga membuat banyak membuat banyak membuat banyak pihak, khususnya pihak, khususnya pihak, khususnya sekolah yang gencar sekolah yang gencar sekolah yang gencar mengenalkan mengenalkan mengenalkan beragam kebudayaan beragam kebudayaan beragam kebudayaan bangsa kepada anak- bangsa kepada anak- bangsa kepada anak- anak. anak. anak.
4. Ancaman a) Karena buku ini a) Kurang diminatinya a) Anak-anak lebih hanya merupakan buku-buku dengan memilih membeli (Threat) sebuah penunjang tema kebudayaan komik ataupun dalam belajar, minat oleh anak-anak. majalah anak. untuk membeli buku b) Semakin banyaknya b) Diterbitkan oleh bertemakan buku yang berisi penerbit yang kurang
kebudayaan, masih tentang pengenalan dikenal masyarakat. sangatlah kurang. kebudayaan yang b) Semakin banyaknya beredar di pasar.
buku yang berisi tentang pengenalan kebudayaan yang
beredar di pasar.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
130
E. Positioning
Positioning adalah bagaimana suatu produk membentuk image ataupun
persepsi pada masyarakat. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan,
buku ini diposisikan sebagai buku penunjang anak-anak sekolah dasar dalam
belajar mengenal beragam kebudayaan Indonesia.
F. USP (Unique Selling Preposition)
Buku Ayo Keliling Indonesia ini bukanlah satu satunya buku pengenalan
keberagaman budaya Indonesia yang beredar saat ini. Namun apabila
dibandingkan dengan buku buku yang ada saat ini, isi dari buku Ayo Keliling
Indonesia lebih terfokus pada pengenalan kebudayaan-kebudayaan yang ada di
Indonesia. Sehingga diharapkan anak-anak lebih mudah dalam mencari tahu
kebudayaan yang ada di setiap provinsi. Adanya sekilas petualangan dari dua
karakter yaitu Nusa dan Tara diharapkan dapat membawa anak-anak berimajinasi
mendalami buku Ayo Keliling Indonesia, sehingga dapat memahami dan mengerti
dengan baik kekayaan budaya yang ada di tanah air kita, Indonesia. Adanya
beberapa aktivitas permainan di dalam buku Ayo Keliling Indonesia ini, juga
dapat dijadikan sebagai penunjang dalam mengulang kembali apa yang telah
didapat setelah mempelajari ulasan kebudayaan dari masing-masing provinsi yang
ada di Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN KREATIF
BUKU AYO KELILING INDONESIA
A. Ide Dasar
Kebanyakan putra putri bangsa kurang begitu mengenal hasil hasil
budaya bangsa, hal ini bisa dimaklumi mengingat Indonesia merupakan negara
yang kaya akan budaya. Indonesia terdiri dari 33 provinsi dengan ratusan suku
bangsa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dimana masing - masing
memiliki ciri khas tersendiri dan menghasilkan kebudayaan yang beragam. Agar
keberagaman hasil budaya ini tetap bertahan dan tidak direbut oleh negara lain,
serta tak punah dimakan oleh modernisasi, tentunya perlu adanya tindakan untuk
memperkenalkannya sejak dini pada generasi muda.
Tindakan memperkenalkan hasil budaya yang ada dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memperkenalkannya
lewat buku. Berdasarkan pemikiran tersebut, dibuatlah perencanaan guna
membuat buku bertemakan kebudayaan, berjudul Ayo Keliling Indonesia,
Mengenal Keberagaman Budaya Nusantara yang ditujukan untuk anak-anak
sekolah dasar. Anak-anak sebagai tunas bangsa, tentunya harus mengenal
bangsanya lebih mendalam. Buku ini diharapkan menjadi sebuah motivasi bagi
anak-anak untuk mengenal, mempelajari, indahnya keberagaman budaya yang
dimiliki bangsa yang nantinya akan menumbuhkan rasa bangga, yang berujung
pada rasa cinta tanah air.
commit to user
132 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
133
B. Konsep Kreatif
Anak-anak suka bermain, untuk itu agar tidak bosan buku ini dirancang
learn and play
berdasarkan dari jenis buku anak, buku Ayo Keliling Indonesia ini dibuat
berdasarkan gabungan dari dua jenis buku, yaitu buku referensi dan buku
aktivitas. Buku referensi merupakan buku anak-anak yang bentuknya seperti
ensiklopedia, kamus atau buku pintar. Dan sedangkan buku aktivitas adalah buku
yang berisi rangkaian aktivitas permainan, seperti mengisi teka teki silang,
menelusuri gambar dengan maze atau jalan tikus, dan menyusun potongan
gambar.
Buku ini memiliki target kalangan anak - anak yaitu usia 7 - 12 tahun,
sehingga konsep perwajahan buku juga disesuaikan dengan psikologi target.
Dalam membaca, anak-anak pada usia tersebut cenderung tertarik dengan
tampilan buku bergambar kartun yang colourfull, yang dapat memberi kesan ceria
dengan cerita dan tokoh atau karakter yang menarik. Hal ini dikarenakan pada
usia tersebut, mereka mulai tertarik dengan petualangan dan mengidolakan
karakter dalam cerita.
Buku pengenalan kebudayaan ini dikemas dalam 96 halaman, berisi tentang
rangkuman catatan yang dilengkapi foto foto Nusa dan Tara saat berkeliling
Indonesia untuk mengenal keberagaman kebudayaan yang tersebar di 33 provinsi.
Beragam kebudayaan itu diantaranya adalah rumah adat, baju adat, tarian
tradisional, alat musik dan senjata khas dari setiap provinsi.
Buku ini juga dilengkapi dengan 8 aktivitas permainan, seperti menjodohkan
gambar, teka teki silang, mencari perbedaan antara dua gambar, dan lain-lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
Ini bertujuan agar anak-anak dapat mengingat dan mengulang kembali
pengetahuan yang telah dipelajari bersama Nusa dan Tara di halaman halaman
sebelumnya.
C. Sinopsis
Buku pengenalan budaya berjudul Ayo Keliling Indonesia ini merupakan
buku pengetahuan yang berisi rangkuman catatan dari Nusa dan Tara saat
berkeliling Indonesia. Nusa dan Tara adalah kakak beradik yang begitu kagum
dengan bangsanya, mereka tahu bahwa bangsanya merupakan negara kepulauan
yang terluas di dunia, dimana dari pulau pulau yang terhampar dari Sabang
hingga Merauke terdapat banyak suku bangsa yang menghasilkan banyak
kebudayaan yang mempesona.
Nusa dan Tara mengawali perjalanan keliling Indonesia dengan balon udara
dari pulau Sumatra, kemudian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, hingga Papua. Mereka berkeliling Indonesia dengan tujuan ingin
mengenal beragam kebudayaan yang ada, yang nantinya mereka ingin membagi
pengetahuan, dan pengalamannya kepada anak anak Indonesia lewat buku yang
berisi foto foto yang mereka ambil saat mengunjungi setiap provinsi. Nusa dan
Tara mencoba memakai baju adat dan tarian tradisional yang ada di 33 provinsi.
Selain itu mereka mengabadikan gambar dari rumah adat, alat musik serta senjata
tradisional. Tak hanya foto yang mereka bagikan, mereka juga memberikan
penjelasan di sebelah foto yang mereka abadikan. Mereka juga mengajak anak
anak Indonesia untuk bermain bersama dalam aktivitas penunjang dalam
mempelajari kebudayaan kebuadayaan Indonesia, misalnya dengan mengajak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
untuk mengisi teka teki silang, mencari perbedaan dari dua gambar, dan lain
sebagainya.
D. Visualisasi Buku Ayo Keliling Indonesia
1. Konsep Karakter
Proses penciptaan karakter dalam buku pengenalan kebudayaan yang
berjudul Ayo Keliling Indonesia ini, melalui berbagai pengamatan dan pemikiran.
Buku ini memiliki target kalangan anak - anak yaitu usia 9 - 12 tahun, sehingga
konsep karakter juga disesuaikan dengan psikologi target. Pada usia 9 12 tahun
merupakan usia dimana anak anak mulai menyukai hal hal yang berhubungan
dengan petualangan. Untuk itulah karakter dari dua tokoh ini dibuat tampak
seperti anak yang menyukai petualangan, alam bebas, tetapi tetap menunjukkan
rasa keingintahuan yang besar.
Karakter Nusa digambarkan sebagai seorang kakak perempuan penyayang,
yang mempunyai seorang adik bernama Tara. Nusa adalah seorang anak
perempuan yang aktif, selalu ingin tahu layaknya anak anak dan berjiwa
petualang.
Karakter Tara sebagai seorang adik yang selalu ingin tahu akan apa saja yang
dilakukan kakaknya. Tara adalah seorang anak laki laki yang aktif dan
menyukai kamera. Ia selalu mengikuti kakaknya yang suka berpetualang, dengan
alasan ia akan mengabadikan kakaknya saat sedang beraksi dalam mencari hal
hal baru.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
2. Visualisasi Karakter
Dalam buku Ayo Keliling Indonesia ini terdapat dua karakter yaitu Nusa dan
Tara yang akan mengajak pembaca untuk mengikuti pengalaman meraka saat
berkeliling Indonesia.
a. Nusa
Nusa seorang anak perempuan berumur 11 tahun, yang bersekolah di
sekolah dasar swasta. Nusa memiliki seorang adik laki laki bernama
Tara, dan ia begitu menyayanginya. Dia adalah seorang anak perempuan
yang aktif, periang, dan menyukai hal - hal yang berbau petualangan. Dia
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, maka dari itulah, ia memiliki rasa
penasaran dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
Visualisasi Nusa sebagai anak yang suka berpetualang ditunjukkan
dengan gaya berpakaian yang simple, seperti kaos dan celana pendek serta
dilengkapi dengan tas ransel. Gaya rambut yang diikat dua dan
berbandana itu terlihat lebih praktis.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
b. Tara
Tara berumur 9 tahun, seorang anak laki - laki yang selalu ingin tahu
apa yang dilakukan kakaknya. Ia bersekolah di sekolah yang sama dengan
Nusa kakaknya. Tara adalah seorang anak yang aktif, suka bermain dan
menyukai aktivitas yang berbau petualangan seperti kakaknya. Tara suka
dengan kamera, walaupun dia hanya memiliki kamera pocket ia selalu
mengabadikan hal hal yang ada di sekitarnya.
Visualisasi Tara sebagai anak yang suka dengan kamera ditunjukkan
dengan dikalungkannya kamera di leher. Dan karena ia suka
berpetualang seperti kakaknya, gaya berpakaiannya juga simpel dan
terlihat praktis, yaitu dengan mengenakan kaos dan celana pendek serta
dilengkapi dengan tas ransel.
3. Desain Properti
Desain properti pada buku Ayo Keliling Indonesia ini, disesuaikan dengan
karakter anak anak yang ceria, tentunya juga disesuaikan dengan tema
petualangan. Misalnya saja pada background dari layout buku ini, dipilih padang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
138
rumput dilengkapi pepohonan dengan langit yang cerah, ini menandakan bahwa
Nusa dan Tara sedang berkeliling Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara
tropis yang berlimpahakan sinar cahaya matahari. Kostum yang dikenakan Nusa
dan Tara adalah kaos, celana, sepatu serta tas ransel, sebab pakaian tersebut
merupakan pakaian yang nyaman saat digunakan dalam berpetualang. Alat
transportasi yang digunakan Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia adalah
balon udara berwarna merah putih. Dipilih balon udara karena anak anak begitu
mengagumi sesuatu hal yang bisa terbang, seperti pesawat. Selain itu anak anak
juga menyukai balon dan sesuatu hal yang penuh warna.
4. Teknik / Gaya Gambar
Target dari buku Ayo Keliling Indonesia adalah anak - anak mulai dari usia 9
hingga 12 tahun. Pemilihan gaya desain disesuaikan dengan karakter target yang
cenderung menyukai desain yang lucu, penuh dengan unsur dekoratif, dengan
warna terang, dan ceria. Maka dipilihlah gaya desain kartun, dengan teknik
pewarnaan cellshade agar telihat lebih simple, sehingga perhatian pembaca yaitu
anak anak dapat terfokus pada visual gambar yang disajikan.
5. Layout
Layout merupakan sebuah bentuk susunan berbagai unsur visual dalam
format yang telah ditentukan dengan tujuan menyampaikan informasi secara
efektif. Tata letak yang baik akan memudahkan pembaca dalam menangkap dan
memahami isi buku, sekaligus menikmatinya. Oleh sebab itu, tata letak yang baik
tidak hanya sebatas menjadi pemanis melainkan harus menjadi bagian dari proses
komunikasi. Tata letak juga memiliki inovasi, volume, dan artikulasi dalam
bentuk visual agar menghasilkan pengertian yang jelas bagi pembaca.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139
Layout di dalam buku ini, akan diatur dengan tata letak yang sama pada setiap
provinsinya. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk memudahkan pembaca dalam
mempelajari, dan mencari informasi, tentang 5 hasil kebudayaan setiap provinsi
yang ada di Indonesia. Layout dibuat seperti mading, yang terkesan tempel
tempel namun teratur. Foto foto hasil dari kamera Tara ditempelkan pada kertas,
dengan pushpin kemudian di samping atau di bawah foto tersebut diberikan
penjelasan tentang apa yang ada di dalamnya.
Buku Ayo Keliling Indonesia ini terbagi atas 6 bagian sub bab, yaitu Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Pada
setiap bagian terdapat pembuka berupa gambar peta dari pulau tersebut, kemudian
isi berupa foto dengan penjelasan dari masing masing provinsi yang ada di
dalamnya, dan kemudian sebagai penutup terdapat aktivitas permainan.
E. Format Buku
Bentuk atau format buku Ayo Keliling Indonesia ini, berukuran 20 cm x
21 cm. Bentuk buku membujur vertikal atau portrait dengan jumlah isi 100
halaman, dan cover depan dan belakang, jenis cetakan full color, serta tebal buku
0,7 cm.
F. Proses Pengerjaan
Proses pengerjaan dari buku ini melalui beberapa tahap yang penting,
diantaranya adalah :
1. Storyline
Sebelum membuat buku pertama-tama harus menyusun kerangka cerita yang
terdiri dari poin - poin penting yang akan terjadi dalam buku, tujuannya agar
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
140
mempermudah pembuatannya. Setelah menyusun naskah cerita, dilakukan
pembagian halaman dan sub bab nya agar sesuai dengan batasan jumlah halaman
yang sudah direncanakan.
2. Desain Karakter
Penentuan karakter adalah tahap yang penting dalam pembuatan buku ini. Hal
ini merupakan langkah kedua yang harus dikerjakan setelah selesai menyusun
storyline. Pada tahap ini keberadaan gesture atau bahasa tubuh tidak boleh
diabaikan. Dalam menggambarkan suatu karakter tokoh gesture berperan penting
dalam menekankan sifat suatu karakter. Gesture dapat mendefinisikan emosi dari
suatu tokoh. Gesture yang baik bila dikombinasikan dengan mimik wajah yang
tepat akan memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca.
3. Visualisasi
Dalam proses pembuatan buku awalnya yang perlu diperhatikan adalah
layout, untuk lebih jelas teknik pembuatannya adalah sebagai berikut :
a. Sket Pensil/ Pencilling
Sket pensil atau pencilling adalah penggambaran buku dengan
menggunakan pensil secara sketsa sesuai dengan karakter desain.
Pencilling adalah proses pembuatan storyboard yang bertujuan untuk
mempermudah penggambaran alur cerita buku. Kertas yang digunakan
adalah kertas HVS 80 gram.
b. Pemberian Teks/ Lettering
Pemberian teks atau lettering adalah pemberian teks pada balon kata,
kotak narasi dan segala hal yang berhubungan dengan tulisan dalam
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
141
komik. Balon kata disesuaikan dengan ukuran dan panjang pendeknya
teks.
c. Proses Penyuntingan
1) Inking
Merupakan sebuah proses untuk menghaluskan dan mengamankan
gambar atau hasil karya dengan media kepekatan yang lebih kuat dari
pensil dalam proses pemensilan (pencilling). Setelah proses sket selesai,
gambar dipindai (scan) kemudian diproses dengan menggunakan
software Adobe Photoshop CS2.
2) Coloring
Merupakan kelanjutan dari proses penintaan. Proses coloring
menggunakan software yang sama. Resolusi gambar yang digunakan
300dpi agar kualitas cetakan tetap halus dan tidak pecah-pecah.
3) Editing
Pada proses ini, lembar halaman yang telah selesai kemudian diberi
percakapan, juga penjelasan dari foto foto Nusa dan Tara. Tentunya
juga perlu untuk diperiksa kembali dan diberi nomor halaman sebelum
dijilid. Hasil akhir proses editing disajikan dalam bentuk lembaran
atau file yang telah menjadi produk buku yang siap untuk diperbanyak
atau dicetak massal.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
142
G. Sampul dan Isi Buku
1. Sampul
Sampul atau cover merupakan salah satu elemen dalam komik yang
mempunyai peran yang sangat penting. Cover yang bagus adalah cover yang
dapat menggambarkan isi komik tersebut, tanpa harus melihat isinya terlebih
dahulu. Selain itu cover yang dikemas secara menarik akan mampu membuat
seseorang ingin membaca komik tersebut. Untuk lebih jelasnya, cover mempunyai
bagian - bagian sebagai berikut :
a. Judul
1) Judul komik yang dituliskan pada cover adalah
Judul sebagai ajakan untuk berkeliling Indonesia. Warna yang
terdapat pada logo adalah warna warna cerah, diantaranya adalah :
kuning, hijau merah, dan biru. Keempat warna ini memberikan kesan
yang ceria yang tentunya tepat untuk menarik perhatian anak anak.
Kuning C: 0 M: 0 Y: 100 K: 0. Kuning merupakan warna cerah,
ceria, penuh energi yang dapat menarik banyak perhatian, dan baik
untuk merangsang otak anak - anak. Hijau dengan komposisi C: 40
M: 0 Y: 100 K: 0 . Hijau di sini, dikaitkan dengan alam Indonesia.
Warna hijau dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
143
Merah C: 0 M: 100 Y: 100 K: 0 dapat menarik perhatian, dapat
memperkuat motivasi dan menciptakan perasaan kegembiraan. Biru
dengan komposisi C: 100 M: 100 Y: 0 K: 0, biru adalah warna yang
dapat meningkatkan konsentrasi, pada logo ini biru melambangkan
laut yang mengelilingi sebagian besar dari wilayah Indonesia.
Pemilihan font Jelly Belly yang digunakan sebagai judul karena
karakter hurufnya yang dinamis dan tidak tampak kaku, dapat
menarik anak - anak.
2) Graphic standart manual logo
Menurut Adi Kusrianto, logo atau tanda gambar (picture mark)
merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra
dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi.
Judul buku Ayo Keliling Indonesia ini, juga digunakan sebagai logo
untuk media promosi.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
144
b. Ilustrasi
Ilustrasi gambar yang digunakan untuk halaman cover merupakan
pengembangan dari ilustrasi di dalam buku ini. Ilustrasi yang akan
digunakan untuk cover yaitu ilustrasi tokoh utama yaitu Nusa dan Tara
yang sedang naik balon udara.
c. Warna
Warna yang digunakan dalam cover buku Ayo Keliling Indonesia ini
adalah full colour. Warna warna cerah banyak dituangkan dalam
desain cover ini, hal ini dilakukan agar dapat menarik perhatian anak
anak.
d. Typhografi
Tipografi merupakan kajian ilmu yang mempelajari tentang macam-
macam bentuk serta jenis huruf. Bagi setiap bentuk dan jenis huruf
cetak yang disajikan haruslah dapat mencerminkan suatu sikap,
pembawaan, serta karakteristiknya. Maka dari itu, pemilihan huruf
pada setiap ulasannya merupakan hal yang mutlak serta harus
memperhatikan karakteristik dari jenis huruf yang digunakan. Adapun
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
145
huruf - huruf yang akan digunakan dalam buku Ayo Keliling
Indonesia adalah sebagai berikut :
1) JellyBelly
AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo
PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz
1234567890
Penggunaan jenis huruf JellyBelly sebagai judul buku, akan
memudahkan calon pembaca dalam membacanya, sebab jenis
huruf ini tebal dan berujung tumpul yang sesuai dengan karakter
anak- anak.
2) GoodDog Plain
AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz
1234567890
Penggunaan jenis huruf GoodDog Plain sebagai keterangan dari
judul, nama penulis dan juga sinopsis dikarenakan bentuk dari
huruf GoodDog Plain yang sederhana, tidak kaku, terkesan tidak
beraturan dapat mewakili karakter anak anak yang aktif, dan
ceria.
2. Isi Buku
a. Ilustrasi
Background yang digunakan adalah Nusa dan Tara saat berada di atas balon
udara melewati padang rumput hijau, dengan sinar matahari yang memancar,
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
146
disertai pepohonan yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara
tropis yang berlimpah sinar matahari. Selain itu Ilustrasi gambar yang
digunakan untuk halaman buku adalah foto - foto dari Nusa dan Tara pada
saat berkeliling Indonesia.
b. Warna
Warna yang digunakan dalam halaman isi buku Ayo Keliling Indonesia ini
adalah full colour. Warna warna cerah banyak dituangkan dalam desain
halaman ini, hal ini dilakukan agar dapat menarik perhatian anak anak.
c. Typhografi
Adapun huruf - huruf yang akan digunakan dalam halaman isi buku Ayo
Keliling Indonesia adalah sebagai berikut :
1) CC Zoinks
AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo
PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz
1234567890
Jenis huruf CC Zoinks digunakan untuk judul pada setiap
provinsi. Hal ini dikarenakan huruf ini memiliki kesan yang tegas
dan tebal. Walaupun memiliki sudut yang runcing, tetapi huruf ini
terkesan tidak beraturan dapat mewakili karakter anak anak
yang aktif dan ceria.
2) Berlin Sans FB
AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo
PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz
1234567890
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
147
Jenis huruf Berlin Sans dipilih karena merupakan jenis hurufnya
berbentuk lebar, dan bulat akan terlihat jelas dan mudah dibaca
oleh anak anak.
H. Pemilihan dan Penempatan Media
Buku Ayo Keliling Indonesia sebagai buku komersil, nantinya akan
dipasarkan ke khalayak umum, tentunya membutuhkan media promosi dan
placement sebagai penunjang untuk menarik perhatian masyarakat pembaca untuk
membeli buku ini. Berikut adalah beberapa bentuk media promosi dan
penempatannya :
1. Media Promosi Buku Ayo Kita Keliling Indonesia
a. Iklan majalah Bobo
Bobo adalah majalah anak yang terbit sejak tahun 1973, tentunya
memiliki tempat tersendiri bagi para orang tua, dan anak anak
khususnya. Jadi apabila buku Ayo Keliling Indonesia ini dipublikasikan
melalui majalah Bobo, diharapkan dapat menuju sasaran yang tepat yaitu
anak anak.
2. Publikasi aktivasi (launching) Buku Ayo Kita Keliling Indonesia
a. Poster
Poster merupakan salah satu alat untuk mengiklankan sesuatu, sebagai
alat propaganda, protes, serta maksud-maksud lain untuk menyampaikan
berbagai pesan. Jadi alasan pemilihan poster sebagai salah satu materi
promosi karena poster akan dapat lebih lama dibaca khalayak dan pesan
akan disampaikan secara cepat dan efisien.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
148
Penempatan media : poster akan ditempel di area sekitar area sekolah
seperti perpustakaan, mading, terutama untuk sekolah di wilayah
Surakarta karena pelaksanaan aktivasi (launching) buku ini akan
diselenggarakan di kota Surakarta.
b. Solo Pos minggu
Media ini mampu menyampaikan informasi kepada khalayak banyak
dengan target yang lebih spesifik, sehingga informasi mampu
tersampaikan dengan lebih efektif dan efisien.
Penempatan media : Iklan ini akan ditayangkan pada koran Solo Pos
minggu dimana terdapat rubrik anak di dalamnya.
c. X-Banner
X-Banner merupakan media yang fleksibel karena bisa ditempatkan di
semua tempat, mudah dipindahkan dan mudah di bongkar pasang.
Penempatan media : X - Banner ini ditempatkan di pintu masuk
tempat acara launching buku diselenggarakan sehingga mampu mencuri
perhatian hampir semua pengunjung.
d. Spanduk
Media ini akan digunakan dalam acara launching buku, sebagai salah
satu pengganti signed untuk menunjukkan tempat pelaksanaan acara
launching.
Penempatan media : spanduk ini akan ditempatkan di depan lokasi
acara launching, sehingga target dapat dengan mudah mengetahui lokasi
penyelenggaraan acara launcing buku Ayo Kita Keliling Indonesia .
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
149
3. Merchandise
Pemberian merchandise yang menarik pada khalayak sasaran, akan
menjadikan suatu produk mempunyai nilai lebih. Bagi produk atau
perusahaan, merchandise secara tidak langsung akan menjadi sarana promosi
yang bersifat continue karena dapat disimpan oleh konsumen dalam jangka
waktu yang panjang. Beberapa merchandise yang diberikan sebagai media
promosi buku Ayo Keliling Indonesia, diantaranya :
a. Kwartet
Kwartet dapat dijadikan sebagai sarana bermain sekaligus belajar
beragamnya kebudayaan Indonesia. Selain digunakan sebagai bonus
pembelian buku, kwartet ini akan dijadikan sebagai sarana battle pada saat
launching berlangsung.
b. Jadwal pelajaran
Jadwal pelajaran dapat diberikan pada setiap pembelian satu eksemplar
buku, yang dapat ditempelkan di almari belajar atau dinding kamar.
c. Sticker
Sticker dapat dijadikan sebagai merchandise yang diberikan pada setiap
pembelian buku dan juga akan dibagikan pada pengunjung Gramedia
khususnya anak-anak saat acara launching buku berlangsung.
d. Pembatas buku
Pembatas buku ini, akan diberikan pada setiap pembelian buku, selain itu
juga akan dibagikan pada pengunjung Gramedia khususnya anak-anak saat
acara launching berlangsung.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
150
e. Penggaris
Penggaris dapat dijadikan sebagai merchandise yang diberikan pada setiap
pembelian buku dan juga akan dibagikan pada pengunjung Gramedia
khususnya anak-anak saat acara launching buku berlangsung.
f. Pulpen
Pulpen dapat digunakan sebagai merchandise saat launching buku
berlangsung.
g. Pin
Pin dapat digunakan sebagai merchandise yang dibagikan saat launching
buku berlangsung.
h. Gantungan kunci
Gantungan kunci pin ini, dapat digunakan sebagai merchandise yang
dibagikan saat launching buku berlangsung.
i. Mug
Mug dapat digunakan sebagai merchandise untuk door prize pemenang
battle kwartet saat launching buku berlangsung.
j. T shirt
T - shirt dapat dijadikan sebagai media promosi yang akan dipakai panitia
acara saat launching buku berlangsung.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
151
I. Prediksi Biaya
Permasalahan perencanaan biaya memang tidak bisa lepas dari setiap
kegiatan, apalagi kegiatan itu merupakan kegiatan perancangan yang rata-rata
membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan dalam perancangan tersebut.
Perancangan buku ini nantinya akan bekerjasama dengan pihak penerbit buku
untuk penyelenggaraan launching dan promosi buku. Hal dikarenakan
permasalahan pembiayaan yang membutuhkan dana yang memadai, maka pada
saat perancangan diperlukan ketelitian dalam mengatur waktu, tenaga dan
menyeleksi perancangan sarana yang tepat mengenai sasaran. Berikut ini
merupakan prediksi biaya yang akan dikeluarkan untuk menunjang perancangan
Buku Ayo Kita Keliling Indonesia :
1. Kalkulasi Biaya Cetak
a. Spesifikasi Pekerjaan
1) Jenis pekerjaan : Buku Ayo Keliling Indonesia
2) Ukuran : 20 x 21 cm
3) Halaman isi : 100, dicetak full color
4) Halaman cover : 2, dicetak full color
5) Kertas isi : Art paper 120 gr/m²
6) Kertas Cover : Art Carton 230 gr/m²
7) Cetakan isi : Full Color
8) Cetakan Cover : Full Color + laminasi glossy
9) Finishing : jilid binding
10) Oplah Cetak : 3000 buku
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
152
b. Perhitungan Biaya Cetak dan Pasca Cetak
1) Kertas
a) Isi = Rp 6.000.000,-
b) Cover = Rp 250.000,-
2) CTP (computer to plate)
a) Isi = Rp 384.000,-
b) Cover = Rp 96.000,-
c) Cetak isi = Rp 3.000.000,-
3) Cetak Cover = Rp 1.000.000,-
4) Laminasi cover = Rp 600.000,-
5) Finishing Buku = Rp 900.000,-
Total Biaya Cetak = Rp 12.230.000,-
c. Desain Layout = Rp 7.000.000,-
d. Biaya promosi = Rp 37.038.000,-
e. Royalti = Rp 30.000.000,-
Total = Rp 86.268.000,-
Dari hasil penjumlahan rincian biaya di atas, harga pokok produksi buku Ayo
Keliling Indonesia adalah 86.268.000 : 3000 buku = Rp 28.756,-. Untuk harga
jual buku dipasaran, apabila ditambahkan dengan biaya distribusi, pemberian
bonus marchendise dan lain lain oleh penerbit dapat mencapai Rp 90.000,-.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
153
2. Aktivasi (Launching) Buku
Aktivasi buku Ayo Keliling Indonesia dilakukan di empat kota di Indonesia,
dengan rincian biaya rata-rata dari masing-masing kota sebagai berikut :
1) Biaya sewa tempat = Rp 1.500.000,-
2) Setting tempat = Rp 2.500.000,-
Total Biaya Aktivasi = Rp 3.500.000,-
3. Material Promosi
No. Jenis Media Ukuran/Tipe Produksi Biaya
1. Iklan majalah 10 x 21 cm 2 kali terbit Rp 2.000.000
2. Iklan koran 3x100mmkl 1 kali terbit Rp 9.000.000
3 Poster A3 1 rim Rp 600.000
4. X- Banner 80 x 180 cm 1 buah Rp 80.000
5. Spanduk MMT 90 x 500 cm 2 buah Rp 108.000
6. Pembatas Buku I 4 x 12 cm 500 buah Rp 400.000
7. Pembatas Buku II 4 x 12 cm 500 buah Rp 400.000
8. Sticker I 9 x 10 cm 1000 buah Rp 400.000
9. Sticker II 5,5 x 9,5 cm 1000 buah Rp 250.000
10. Penggaris 3,5 x 16 cm 1000 buah Rp 800.000
11. Pin I 5,8 x 5,8 cm 250 buah Rp 625.000
12. Pin II 5,8 x 5,8 cm 250 buah Rp 625.000
13. Gantungan kunci I 4,4 cm 500 buah Rp 450.000
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
154
14. Gantungan Kunci II 4,4 cm 500 buah Rp 450.000
15. Daftar Pelajaran A3 1 rim Rp 600.000
16. Pulpen standart 500 buah Rp 1.000.000
17. Kwartet 6 x 9 cm 500 buah Rp 2.500.000
18. Mug standart 50 buah Rp 750.000
19. T - shirt 50 buah Rp 2.000.000
* Total Rp 23.038.000
Sumber : CTO Cahaya Timur Offset Jogja
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
VISUALISASI KARYA
1. Buku Ayo Keliling Indonesia
a. Cover Buku
Media : Art paper 260 gr laminasi glossy
Ukuran : 40,7 cm x 21 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Tampilan dua karakter utama Nusa dan
Tara, dan foto - foto hasil kebudayaan dari
beberapa provinsi
Visualisasi karya : Corel Draw X3 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Cetak Offset
commit to user
155 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
156
b. Halaman isi
**Visualisasi isi dapat dilihat pada lampiran
Media : Art Paper 150 gr
Ukuran : 22 cm x 21cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : CC Zoinks , GoodDog Plain, Berlin Sans FB
Ilustrasi : Foto foto Nusa dan Tara saat berkeliling
Indonesia dengan penjelasaanya
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Cetak Offset
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
157
2. Material Promosi
a. Iklan majalah Bobo (cetak)
Media : HVS 100 gr
Ukuran : 10 x 27,5 cm
Mode : Warna
Format desain : Mini banner
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
158
Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan
balon udara, cover depan buku, logo Erlangga for
Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Cetak Offset
Media Placement : Majalah anak anak terbit setiap bulan, dua kali
penayangan.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
159
b. Iklan koran
Media : Kertas koran
Ukuran : 3 X 100 mmkl
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks
Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan
balon udara, cover depan buku Ayo Keliling
Indonesia, logo Erlangga for Kids dan logo
Gramedia.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Cetak Offset
Media Placement : Koran Solo Pos minggu, yang terbit setiap hari
minggu, dua kali penayangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
160
c. Poster
Media : Art paper 150 gr
Ukuran : A3 (29,7 x 42 cm)
Mode : Warna
Format desain : Potrait
Tipografi : Jelly belly , Good dog plain, CC Zoinks
Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan
balon udara, cover depan buku Ayo Keliling
Indonesia, logo Erlangga for Kids, dan logo
Gramedia.
Visualisasi karya : Corel Draw X3 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital Printing
Media Placement : Papan papan pengumuman di sekolah dasar, dan
Toko Buku Gramedia commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
161
d. X- Banner
Media : MMT
Ukuran : 60 x 160 cm
Mode : Warna
Format desain : Portrait
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks
Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan
balon udara, cover depan buku, logo Erlangga for
Kids dan logo Gramedia.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
162
Realisasi : Teknik Digital printing
Media Placement : Lokasi acara launching buku Ayo Keliling
Indonesia, dan di toko buku Gramedia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
163
e. Spanduk
Media : MMT
Ukuran : 80 x 250 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks
Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan
balon udara, cover depan buku Ayo Keliling
Indonesia, logo Erlangga for Kids dan logo
Gramedia.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Media Placement : Tempat penyelenggaraan acara launching buku
Ayo Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
164
3. Merchandise
a. Pembatas Buku
1) Horizontal
Media : Art Paper 260 gr laminasi doff
Ukuran : 16 x 4,5 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan
balon udara, logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital Printing
Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan
saat mengikuti launching buku Ayo Keliling
Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
165
2) Vertikal
Media : Art Paper 260 gr laminasi doff
Ukuran : 16 x 4,5 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Nusa atau Tara saat mencoba tari tarian
tradisional, dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital Printing
Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan
saat mengikuti launching buku Ayo Keliling
Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
166
b. Stiker
1) Horizontal
Media : Sticker Paper
Ukuran : 9 x 10 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Nusa dan Tara berada dalam balon udara
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital Printing
Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan
saat mengikuti launching buku Ayo Keliling
Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
167
2) Vertikal
Media : Sticker Paper
Ukuran : 5,5 x 9,5 cm
Mode : Warna
Format desain : Vertical
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Nusa dan Tara saat mengenakan baju baju adat,
logo Erlangga for Kids
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital Printing
Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan
saat mengikuti launching buku Ayo Keliling
Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
168
c. Penggaris
Media : Art Paper 230 gr laminasi doff
Ukuran : 16 x 4,5 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan
saat mengikuti launching buku Ayo Keliling
Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
169
d. Pin
1)
Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff
Ukuran : 5,8 x 5,8 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo
Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
170
2)
Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff
Ukuran : 5,8 x 5,8 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo
Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
171
e. Gantungan kunci
1)
Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff
Ukuran : 4,4 x 4,4 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo
Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
172
2)
Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff
Ukuran : 4,4 x 4,4 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo
Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
173
f. Daftar pelajaran
Media : Art Paper 150 gr
Ukuran : A3 (29,7 x 42 cm)
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan secara gratis saat pembelian buku Ayo
Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
174
g. Pulpen
Media : Pulpen
Ukuran : standart
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Tulisan Ayo Keliling Indonesia, logo Erlangga for
Kids dan Gramedia
Visualisasi karya : Corel Draw X4
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching
buku Ayo Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
175
h. Kwartet
Media : Art Paper 230 gr
Ukuran : 6 x 9 cm
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, Berlin Sans FB, CC
Zoinks
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian buku, dan
diberikan sebagai door prize launching buku Ayo
Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
176
i. T - Shirt
Media : Kain cotoon putih
Ukuran : All size
Mode : Warna
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,
Nusa dan Tara saat naik balon udara dan logo
Erlangga for Kids.
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
Distribusi : Dikenakan panitia saat acara launching buku Ayo
Keliling Indonesia.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
177
j. Mug
Media : Mug putih
Ukuran : Standart
Mode : Warna
Format desain : Landscape
Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain
Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2
Realisasi : Teknik Digital printing
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengalaman menyusun buku Ayo Keliling Indonesia ini, penulis
berkesimpulan bahwa Indonesia memang kaya akan hasil kebudayaan. Penulis
telah mengumpulkan sebagian kecil gambar hasil kebudayaan yang mewakili
setiap provinsi di Indonesia. Penulis mengumpulkan total 165 gambar kebudayaan
dari beberapa sumber yang terdiri dari rumah adat, pakaian, tarian, alat musik dan
senjata tradisional dari 33 provinsi yang ada.
Di Indonesia terdapat beragam hasil kebudayaan yang sangat memukau.
Diantaranya adalah rumah adat, yang memiliki keunikan bentuk yang beraneka
ragam. Misalnya saja rumah adat Jabu Parsakitan, Gadang, Joglo, Natah, dan
sebagainya. Pakaian tradisional Indonesia juga memiliki beragam motif dan
model yang begitu indah, misalnya saja King Baba yaitu kain yang terbuat dari
serat kayu yang berasal dari Kalimantan, kain batik dari Jawa yang merupakan
warisan budaya dunia, tenun dari Sumatra, dan lain sebagainya. Tarian tradisional
seperti Jaipong dari Jawa Barat, Pendet dari Bali, Gong dari Kalimantan, Selamat
Datang dari Papua memiliki gerakan indah. Alat musik tradisional milik Indonesia
begitu unik, misalnya saja Fu,asal Maluku yang terbuat dari kerang laut, Sasando
asal Nusa Tenggara Barat juga terbuat dari daun lontar. Indonesia juga memiliki
senjata tradisional dengan berbagai bentuk yang berbeda, seperti keris, rencong,
badik, dan masih banyak lagi.
commit to user
178 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
179
Untuk itulah, sayang sekali apabila beragam kebudayaan Indonesia ini satu-
persatu punah tergerus oleh modernisasi atau di klaim negara lain bukan? Sebagai
generasi muda hendaknya kita mulai bertindak untuk mengenal kembali
kebudayaan kebudayaan yang ada di Indonesia.
B. Saran
Banyaknya kebudayaan yang dihasilkan ribuan suku yang ada di Indonesia
membuat kita menjadi kurang begitu mengenal kebudayaan kebuayaan yang
ada. Padahal apabila kita mau mengenalnya, kita akan semakin mencintai tanah
air karena kita tahu betapa cantiknya Indonesia dengan kekayaan budaya yang
dimilikinya. Pepatah mengatakan Tak kenal maka tak sayang , pepatah tersebut
dirasa tepat untuk menggambarkan nya. Untuk itulah hendaknya kita sebagai
generasi bangsa wajib mengenal beragam kebudayaan bangsa. Upaya
melestarikan kebudayaan Indonesia ini bisa dimulai dari mengenalkannya kepada
anak- anak merupakan generasi penerus
bangsa, yang masih memiliki daya pikir dan ingatan yang cemerlang. Apabila
beragam kebudayaan ini mulai dikenalkan sejak dini pada mereka, tentunya ini
akan menjadi salah satu cara jitu agar kebudayaan Indonesia tetap lestari yang
tentunya akan menimbulkan rasa bangga pada negara yang beujung pada
tumbuhnya rasa cinta tanah air.
Buku Ayo Keliling Indonesia dengan format penyajian yang berbeda
diharapkan dapat menjadi sarana penunjang yang menarik untuk memperkenalkan
kebudayaan pada anak-anak. Buku pengenalan kebudayaan ini dikemas dalam 96
halaman, berisi tentang rangkuman catatan yang dilengkapi foto foto Nusa dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
180
Tara saat berkeliling Indonesia untuk mengenal keberagaman kebudayaan yang
tersebar di 33 provinsi. Buku ini juga dilengkapi dengan 8 aktivitas permainan,
seperti menjodohkan gambar, teka teki silang, mencari perbedaan antara dua
gambar, dan lain-lain. Ini bertujuan agar anak-anak dapat mengingat dan
mengulang kembali pengetahuan yang telah dipelajari bersama Nusa dan Tara di
halaman halaman sebelumnya.
Buku ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa sayang pada bangsa, yang
nantinya akan menimbulkan rasa bangga terhadap tanah air. Walaupun buku ini
tidak memuat semua hasil kebudayaan yang ada, tetapi ini diharapkan dapat
menjadi langkah awal yang berarti dalam menlestarikan kebudayaan bangsa.
commit to user