perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU AYO KELILING INDONESIA

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEBUDAYAAN

INDONESIA PADA ANAK ANAK

YETTY AMBARWATI C0705039

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA commit201 2to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul

Perancangan Buku Ayo Keliling IndonesiaSebagai Media Pembelajaran Kebudayaan

Indonesia Pada Anak Anak

buat adalah benar-benar karya sendiri, dan penulis tidak melakukan penjiplakan baik

seluruhnya maupun sebagian, dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik. Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada penulis, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keaslian karya ini.

Surakarta, 20 Desember 2012 Penulis,

Yetty Ambarwati

NIM C0705039

commit to user

iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk Ibu, Bapak, dan semua Keluarga

tercinta, yang senantiasa sabar menanti

kelulusan saya....

commit to user

v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN MOTTO

Tidak ada yang tidak bisa, yang ada

mau tidak mau commit to user

vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya yang luar biasa, serta semua tuntunan dan kekuatan yang selalu

dianugerahkan-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan mata kuliah Tugas

Akhir setelah melalui proses panjang demi tersusunnya pengantar karya Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

UNS.

2. Drs. M. Suharto, M.Sn; selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas

Sastra dan Seni Rupa UNS.

3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn, selaku dosen sekaligus pembimbing I, terima kasih atas

waktu, tenaga, pikiran, serta kesabarannya, yang telah diberikan dalam membimbing

tugas akhir ini.

4. Esty Wulandari, S.Sos, M.Si, selaku dosen sekaligus Pembimbing II, terima kasih

atas waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabarannya, yang telah diberikan dalam

membimbing tugas akhir ini.

5. Semua pihak dan jajaran yang berada di lingkungan kampus untuk ide, kesabaran,

bantuan dan dukungan moral sehingga tugas akhir ini dapat selesai.

commit to user

vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas

khususnya anak-anak Indonesia.

Surakarta, 20 Desember 2012

Penulis

Yetty Ambarwati

commit to user

viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM .. i

HALAMAN PERSETUJUAN . ii

HALAMAN PENGESAHAN .. iii HALAMAN PERNYATAAN .. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .. ... v HALAMAN MOTTO vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ...... ix DAFTAR DIAGRAM xiv DAFTAR GAMBAR ...... xv DAFTAR LAMPIRAN xxii ABSTRAK ...... xxiii ABSTRACT ...... xxiv BAB I PENDAHULUAN 1 3

. 3

D. Target Market ...... 3

E. Target Market ...... 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tijnauan Buku ...... 5

1. Pengertian, Sejarah dan Peran ...... 5

2. Buku Sebagai Bacaan Anak .. 7

3. Buku dan Bermain . 13 B. Tinjauan Media Pembelajaran ...... 17

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 17

2. Fungsi Media Pembelajaran . 19

3. Karakteristik Beberapa Jenis Media Pembelajaran 19

C. Tinjauan Kebudayaan Indonesiacommit to user ...... 22

ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Pengertian Kebudayaan .... 22

2. Unsur-unsur Kebudayaan . . 23

3. Pengertian Kebudayaan Indonesia . . . 25

D. Tinjauan Anak-Anak . .... 26

1. Pengertian Anak-Anak ...... 26

2. Psikologi Anak Usia 4 Tahun Lebih .. 27

3. Ciri Kecenderungan Belajar dan Cara Belajar Anak SD/MI.. 34 BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Kebudayaan 33 Provinsi di Indonesia . ... 37 1. Provinsi Aceh .. ... 37 2. ProvinsiSumatra Utara .. 40 3. Provinsi Sumatra Barat . . 43 4. Provinsi Riau . . 45 5. Provinsi Kepulauan Riau . 48 6. Provinsi Jambi .. .. 50 7. Provinsi Bengkulu .. .. 53 8. Sumatra Selatan ...... 55 9. Provinsi Bangka Belitung . .... 58 10. Provinci Lampung ...... 61 11. Provinsi Jawa Barat ...... 63 12. Provinsi Banten . .... 65

13. Provinsi D.K.I Jakarta ...... 68 14. Provinsi Jawa Tengah ...... 70

15. Provinsi D.I .Yojakarta ... . 73

16. Provinsi Jawa Timur ...... 75

17. Provinsi Kalimantan Barat ...... 78

18. Provinsi Kalimantan Tengah . .. 80

19. Provinsi Kalimantan Selatan ... 83

20. Provinsi Kalimantan Timur ... . 85

21. Provinsi Sulawesi Utara...... 88

22. Provinsi Gorontalo ...... 91

23. Provinsi Sulawesi Tengah ...... 93

24. Provinsi Sulawesi Selatan ...... 96 25. Provinsi Sulawesi Baratcommit to user...... 98

x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26. Provinsi Sulawesi Tenggara .. .. . 101

27. Provinsi Bali ...... 103

28. Provinsi Nusa Tenggara Timur . ... . 106

29. Provinsi Nusa Tenggara Barat ... .. 108

30. Provinsi Maluku ...... 111

31. Provinsi Maluku Utara . . . .. 113

32. Provinsi Papua . . . .. 116 33. Provinsi Papua Barat ...... 118 B. Analisa Data Penerbit . 121 C. Analisa Data Kuisioner ...... 123 1. Jenis Buku Yang Dibaca Anak Anak Di Rumah ..... 123 2. Pertimbangan Orang Tua Saat Membeli Buku Untuk Anak.. 124 3. . 124 4. Kepemilikan Media pembelajaran Kebudayaan Di Rumah ... 125 D. Analisa Komparasi / Pembanding ...... 126 1. Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia ... 126 2. Budaya Nusantara 33 provinsi 127

E. Analisis SWOT ... 128 F. Positioning 131 G. USP (Unique Selling Prepositions) ... 131

BAB IV KONSEP

A. Ide Dasar ...... 132

... 133

C. Sinopsis . 134

D. Visualisasi Buku Ayo Keliling Indonesia ... 135

1. Konsep Karakter .. 135

2. Visualisasi Karakter ... . 136

3. Desain Properti . . 137

4. Teknik /Gaya Gambar .. .. 138

5. Layout . . . . 138 commit to user

xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Format Buku . 139

F. Proses Pengerjaan . . . 139

1. Storyline ...... 139

2. Desain Karakter ...... 140

3. Visualisasi ...... 140

G. Sampul dan Isi Buku ...... 142

1. Sampul ...... 142 a) Judul ...... 142 b) Ilustrasi ...... 144 c) Warna ...... 144 d) Typhografi ...... 144 2. Isi Buku ...... 145 a) Ilustrasi ...... 145 b) Warna ...... 146 c) Typhografi ...... 146 H. Pemilihan dan Penempatan ...... 147 1. Media Promosi Buku Ayo Kita Keliling Indonesia a) Iklan Majalah Bobo ...... 147 2. Publikasi aktivasi (launching) Buku Ayo Kita Keliling Indonesia ...... 147 a) Poster ...... 147

b) Solo Pos Minggu ...... 147 c) X Banner ...... 148

d) Spanduk ...... 148

3. Merchandise ...... 149

a) Kwartet ...... 149

b) Jadwal Pelajaran ...... 149

c) Sticker ...... 149

d) Pembatas Buku ...... 149

e) Penggaris ...... 150

f) Pulpen ...... 150

g) Pin ...... 150

h) Gantungan Kunci ...... 150 i) Mug commit ...to user...... 150

xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

j) T-Shirt ...... 150

I ..... 151

BAB V VISUALISASI KARYA ...... 155

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .. .. 178

DAFTAR PUSTAKA ...... 181

UCAPAN TERIMAKASIH ...... 182

LAMPIRAN

commit to user

xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rumah Adat Krongbade .. 38

Gambar 2 Baju Adat Pidie ...... 38 Gambar 3 Tari Saman Gayo .... 39 Gambar 4 Rapai atau Rifai .. 39

Gambar 5 ...... 40 Gambar 6 Rumah Balai Batak Toba / Jabu Bolon / Jabu Parsakitan ... 40 Gambar 7 Baju Adat Karo ...... 41 Gambar 8 Tari Tor Tor . 42 Gambar 9 Rebana dan Cimbal- . 42 Gambar 10 42 Gambar 11 Rumah Gadang ... 43 Gambar 12 Baju Adat Batu Sangkar .. 44 Gambar 13 44 Gambar 14 Saluang 45 Gambar 15 Karih 45 Gambar 16 Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar ..... 45 Gambar 17 Baju Adat Teluk Belanga dan Kebaya Labuh 46 Gambar 18 Joged lambak 47 Gambar 19 Gambus Riau .. 47 Gambar 20 Tumbuk Ladang ... 47 Gambar 21 Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar 48 Gambar 22 Baju Adat Melayu Batam 49 Gambar 23 Joged lambak ...... 49 Gambar 24 ...... 50 Gambar 25 Badik Tumbuk Ladang 50 Gambar 26 Rumah Panggung / Kajang Lako 51

Gambar 27 Baju adat Jambi 51 Gambar 28 Tari sekapur sirih .... 52 Gambar 29 Gambus Jambi ..... 52

Gambar 30 Pedang 53 Gambar 31 Rumah Adat Bubungan Limas 53 Gambar 32 Baju adat Bengkulu . 54

Gambar 33 Tari Andun .. 54 Gambar 34 Doli 55 Gambar 35 55

Gambar 36 Rumah Limas 56 Gambar 37 Baju adat Aesan Gede ..... 56 Gambar 38 Tari Putri Bekhusek 57 Gambar 39 Akordeon 57

Gambar 40 Siwar 58 Gambar 41 Rumah adat limas ... 58 Gambar 42 .. 59

Gambar 43 Tari . 60 Gambar 44 Gendang melayu 60 Gambar 45 Siwar panjang commit to user 60

xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 46 Rumah Adat Nuwo Sesat 61 Gambar 47 Baju Adat Tulang Bawang . 62 Gambar 48 . 62

Gambar 49 Bende 63 Gambar 50 Punduk . 63 Gambar 51 Rumah Adat Kasepuhan .. 63

Gambar 52 Baju Adat Jawa Barat .. 64 Gambar 53 Tari ...... 64 Gambar 54 Angklung 65

Gambar 55 65 Gambar 56 Rumah Adat Kasepuhan 66 Gambar 57 Baju Adat Banten 66 Gambar 58 Tari ... 67 Gambar 59 Gendang 67 Gambar 60 68 Gambar 61 Rumah Adat Kebaya 68 Gambar 62 Baju Adat Abang - None 69 Gambar 63 Tari Ronggeng 69 Gambar 64 Tehyan 70 Gambar 65 Golok 70 Gambar 66 Rumah adat Joglo 71 Gambar 67 Baju Adat Jawa Tengah 71 Gambar 68 Tari Gambyong ... 72 Gambar 69 Sitar 72 Gambar 70 Keris 73 Gambar 71 Bangsal Kencono 73 Gambar 72 Baju Adat Surjan Dan Keb 74 Gambar 73 Tari Serimpi 74 Gambar 74 Gendang 75 Gambar 75 Keris .... 75 Gambar 76 Rumah adat Joglo ... 75

Gambar 77 Baju adat Madura 76 Gambar 78 Tari Remo 77 Gambar 79 Bonang 77

Gambar 80 Clurit 77 Gambar 81 Rumah Panjang atau Bentang 78 Gambar 82 Baju Adat Pontianak ... 79

Gambar 83 Tari Monong 79 Gambar 84 .. 79 Gambar 85 80

Gambar 86 Rumah Adat Benta ... 80 Gambar 87 Baju Adat Sinjan .... 81 Gambar 88 Tari Tambun dan Bungai .... 82 Gambar 89 Japen ... 82

Gambar 90 dan Talawang 83 Gambar 91 Rumah Adat Banjar .... 83 Gambar 92 Baju Adat Banjar 84

Gambar 93 Tari Baksa Kembang 84 Gambar 94 Panting 85 Gambar 95 Keris commit to user 85

xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 96 Rumah Adat Lamin 86 Gambar 97 Baju Adat Urang Besunung . 86 Gambar 98 Tari Gong 87

Gambar 99 Sampe 87 Gambar 100 Mandau 88 Gambar 101 Rumah Bolang Mangondow 88

Gambar 102 Baju Adat Minahasa 89 Gambar 103 Tari Palo Palo 90 Gambar 104 Kolintang 90

Gambar 105 Tombak ... 91 Gambar 106 Rumah Adat Pewaris .. 91 Gambar 107 Baju Adat Gorontalo ... 92 Gambar 108 Tari Padupa 92 Gambar 109 Ganda 93 Gambar 110 Wamilo 93 Gambar 111 Rumah Adat Souraja / Rumah Tambi 94 Gambar 112 Baju Adat 94 Gambar 113 Tari Peule Cinde 95 Gambar 114 Ganda 95 Gambar 115 Pasatimpo 95 Gambar 116 Rumah Tongkonan 96 Gambar 117 Baju Adat 97 Gambar 118 Tari Kipas 97 Gambar 119 Puwi - 98 Gambar 120 Badik 98 Gambar 121 Rumah Adat Mandar atau Laikas 98 Gambar 122 Baju Adat . 99 Gambar 123 Tari Kipas 100 Gambar 124 . 100 Gambar 125 Badik 100 Gambar 126 Rumah Adat Laikas 101

Gambar 127 Baju Adat Babung Gina Samani 102 Gambar 128 Tari 102 Gambar 129 Lado Lado 103

Gambar 130 Keris 103 Gambar 131 Gapura atau Natah 104 Gambar 132 Baju Adat Payas Agung 104

Gambar 133 Tari .. 105 Gambar 134 G 105 Gambar 135 Keris 106

Gambar 136 Rumah Adat Sao Ata Musa Lakitana 106 Gambar 137 Baju Adat Rote 107 Gambar 138 Tari Perang 107 Gambar 139 Sasando 108

Gambar 140 .. 108 Gambar 141 Rumah Adat Dalam Loka Sama .. 109 Gambar 142 Baju Adat 109

Gambar 143 Tari Mpaa Lenggo 110 Gambar 144 Seruna . 110 Gambar 145 Cilla commit to user 111

xvi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 146 Rumah Adat Baileo 111 Gambar 147 Baju Adat ... 112 Gambar 148 Tari Lenso 112

Gambar 149 Tifa Maluku 113 Gambar 150 Salawaku 113 Gambar 151 Rumah Adat Baileo 114

Gambar 152 Baju Adat Maluku Utara 114 Gambar 153 Tari 115 Gambar 154 Fu 115

Gambar 155 Parang Slawaku .. 116 Gambar 156 Honai ... 116 Gambar 157 Baju Adat Serui 117 Gambar 158 Tari Selamat Datang 117 Gambar 159 Tifa 118 Gambar 160 Busur dan Panah . 118 Gambar 161 Honai .. 119 Gambar 162 Baju Adat .. 119 Gambar 163 Tari Selamat Datang 120 Gambar 164 Tifa 120 Gambar 165 Pisau Belati .. 121 Gambar 166 Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia ...... 127 Gambar 167 127

commit to user

xvii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Visualisasi dan Pengaplikasian Karya

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing Tugas Akhir I Lampiran 3 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing Tugas Akhir II

Lampiran 4 Lembar Revisi Tugas Akhir

commit to user

xviii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia

Sebagai Media Pembelajaran Kebudayaan Indonesia Pada Anak

Anak

Yetty Ambarwati1 2 3 Jazuli Abdin Munib, S.Sn dan Esty Wulandari, S.Kom., M.Si.

ABSTRAK 2012. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia sebagai Media Pembelajaran Kebudayaan Indonesia Pada Anak Anak. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang buku media pembelajaran dengan visualisasi yang baik agar dapat mendorong munculnya minat anak - anak dalam mempelajari tentang beragamnya kebudayaan Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia, terbagi atas 33 provinsi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Indonesia memiliki ribuan suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayahnya. Kebudayaan yang beragam dari 33 provinsi yang ada di Indonesia merupakan suatu ciri khas dan kebanggaan tersendiri bagi kita, rakyat Indonesia di mata dunia. Untuk itulah kita sebagai warga negara Indonesia berkewajiban untuk melestarikannya. Usaha dalam melestarikan kebudayaan bangsa sebenarnya telah mulai dilakukan dengan cara memperkenalkannya sejak usia dini baik secara langsung seperti mengajak anak anak untuk mengenakan pakaian tradisional dari berbagai provinsi pada perayaan hari Nasional. Cara tidak langsung biasanya dilakukan dengan memperkenalkannya melalui poster dan buku. Buku, dapat dijadikan salah satu media dalam usaha pelestarian kebudayaan kebudayaan yang ada di Indonesia. Dengan cerita petualangan dan dengan dilengkapi aktivitas permainan di dalamnya, diharapkan dapat lebih mudah dipahami oleh anak anak diharapkan buku ini juga dapat menjadi sebuah sarana penambah ilmu pengetahuan yang dapat menjadi sarana penumbuh rasa cinta tanah air pada bangsa pada anak anak Indonesia.

.

1 Mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0705039 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II commit to user

xix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ayo Keliling Indonesia Book Design as An Educational Medium of

Indonesian Culture for Kids

Yetty Ambarwati3 Jazuli Abdin Munib, S.Sn4 dan Esty Wulandari, S.Kom., M.Si. 3

ABSTRACT

2012. This final task titles: Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia sebagai Media Pembelajaran Kebudayaan Indonesia Pada Anak Anak. The targeted analyse is how to design the book of educational medium with good visualization, to encourage interests in learning variety of Indonesian culture. Indonesia is the largest archipelago, derives from 33 provinces spread out from Sabang to Merauke, Indonesia has thousand of tribes throughout the country . The various culture coming from the 33 provinces becomes special identity and our national pride in the world. In this regard, as Indonesian citizen, we are obliged to preserve the cultures. Efforts to preserve the culture has actually been done by introducing directly the culture from early age, by inviting children to wear traditional costumes from several provinces in national commemoration days. Introducing indirectly is usually done through posters and books. The books can be used as one of media to preserve traditional culture in Indonesia. By giving adventuring stories, illustrated with nice pictures seem easier for children to understand them. Hopefully, this book can be used as medium to add knowledge and grow sense of love for Indonesian children to the countries and nation.

3 Student of Visual Communication Design, Letter and Fine Arts Faculty, Sebelas Maret University, Student Number: C0705039 4 The First Lecturer 3 The Second Lecturer commit to user

xx perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia, terbagi atas 33

provinsi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Indonesia memiliki ribuan

suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayahnya. Semboyan Bhinneka Tunggal

Ika, yang berarti berbeda - beda tetapi tetap satu jua telah mempersatukan mereka.

Semboyan tersebut memiliki makna bahwa walaupun berbeda-beda namun tetap

satu jua. Kebudayaan yang beragam dari 33 provinsi yang ada di Indonesia

merupakan suatu ciri khas dan kebanggaan tersendiri bagi kita, rakyat Indonesia

di mata dunia. Untuk itulah kita sebagai warga negara Indonesia berkewajiban

untuk melestarikannya.

Kebudayaan sendiri memiliki arti yang luas. Menurut Koentjoroningrat,

kebudayaan merupakan keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya

manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia

dengan cara belajar.

Pada umumnya usaha melestarikan kebudayaan bangsa telah mulai dilakukan

dengan memperkenalkannya sejak usia dini baik secara langsung dan tidak

langsung. Sekolah biasanya mengenalkan kebudayaan pada anak anak secara

langsung, misalnya dengan cara mengajak anak anak untuk mengenakan

pakaian tradisional dari berbagai provinsi pada perayaan hari Nasional. Cara tidak

langsung biasanya dilakukan dengan memperkenalkannya melalui poster dan commit to user

1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2

buku. Namun, beragamnya kebudayaan yang dihasilkan dari ribuan suku bangsa

yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia ini, tentu membuat kita kurang begitu

mengenal semua kebudayaan yang ada. Maka dari itulah penulis mencoba

merancang buku sebagai salah satu bentuk usaha dalam pelestarian kebudayaan yang

lebih mudah dipahami oleh anak anak dalam Tugas Akhir, yang berjudul

Perancangan Buku Ayo Keliling Indonesia Sebagai Media Pembelajaran

Kebudayaan Indonesia Pada Anak - Anak. Bentuk buku yang dirancang

penulis adalah berupa buku pengetahuan yang berisi rangkuman beragamnya

kebudayaan Indonesia dari 33 provinsi. Di dalamnya terdapat penjelasan beserta

gambar 5 hasil kebudayaan dari setiap provinsi yang ada di Indonesia, seperti baju

adat, tari adat, rumah adat, senjata tradisional serta alat musik tradisional. Buku

ini dilengkapi dengan beberapa aktivitas permainan sebagai penunjang dalam

mempelajari beragam hasil kebudayaan yang ada di Indonesia. Diharapkan buku

ini dapat menjadi sebuah sarana penambah ilmu pengetahuan yang dapat menjadi

sarana penumbuh rasa cinta tanah air pada bangsa.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana merancang buku media pembelajaran tentang beragamnya

kebudayaan Indonesia yang baik untuk anak anak?

2. Bagaimana merancang visualisasi buku yang baik agar dapat mendorong

munculnya minat anak - anak dalam mempelajari beragamnya kebudayaan

Indonesia?

C. Tujuan

1. Merancang buku media pembelajaran tentang beragamnya kebudayaan

Indonesia yang baik untuk anak anak.

2. Merancang visualisasi buku yang baik agar dapat mendorong munculnya

minat anak - anak dalam mempelajari beragamnya kebudayaan Indonesia.

D. Target Market dan Target Audience

1. Target Market

a. Demografis

Faktor demografis dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah :

1) Usia : 7 12 tahun.

2) Jenis kelamin : Laki laki dan perempuan.

3) Pendidikan : Sekolah dasar.

4) Pekerjaan : Pelajar.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4

b. Psikografis

Siswa yang suka membaca yang selalu memiliki rasa ingin tahu yang

besar, penuh imajinasi, aktif, dan kreatif.

2. Target Audience

a. Demografis

Faktor demografis dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah :

1) Usia : 30 45 tahun.

2) Jenis kelamin : Pria dan Wanita.

3) Pendidikan : SMA perguruan tinggi.

4) Kelas ekonomi : A berkisar di atas Rp 10.000.000,-

B berkisar di atas Rp 4.000.000,-

6) Pekerjaan : Orang tua dengan berbagai profesi.

b. Psikografis

Orang tua yang mengerti akan manfaat membaca, yang peduli akan

kelestarian budaya Indonesia, dan tentunya mereka merupakan orang yang

mendukung sepenuhnya akan kegiatan yang mengembangkan kemapuan

anak untuk berdaya cipta kreatif, melatih motorik halus, melatih

konsentrasi, ketekunan anaknya.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Buku

1. Pengertian, Sejarah dan Peran Buku

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan bahwa, buku

merupakan lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Maka, dapat

disimpulkan, buku bacaan merupakan karya tulis yang dikomposisikan memiliki

fungsi untuk memberikan informasi bagi orang yang membacanya. Buku bacaan

memiliki tujuan untuk menyajikan keseluruhan cerita secara berurutan dengan

kualitas yang maksimal, yang ditunjukkan dari aspek verbal dan visualnya.

Pengertian buku dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya karangan

Surianto Rustan, S. Sn menuliskan buku, berisi lembaran halaman yang cukup

banyak, sehingga tebal daripada booklet. Berbeda dengan booklet yang bisa hanya

dijilid dengan steples atau bisa juga tidak dijilid karena Cuma terdiri dari beberapa

lembar, pada buku penjilidan yang baikmerupakan keharusan agar lembar

lembar kertasnya tidak tercerai berai.

Sejarah dunia perbukuan menurut Joko D. Muktiono, dalam bukunya Aku

Cinta Buku menyebutkan bahwa adanya buku telah dimulai sejak lama sebelum

Johann Gutenberg menemukan mesin cetaknya yang pertama pada pertengahan

abad 15. Kedudukan buku menjadi tak tergoyahkan karena hubungannya yang

erat dengan agama. Suatu agama dapat mencapai pemeluknya tentunya dengan

adanya sebuah kitab dalam bentuk buku. Maka tidak heran apabila buku

mendapatkan kehormatan yang luar biasa sebagai dokumen yang berisi ajaran

commit to user

5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6

agama, dan buku selanjutnya sering dianggap sebagai sumber kebenaran. Sejarah

mencatat kesan positif yang ditimbulkan oleh buku dalam Books That Changed

The World, seperti karya Albert Enstein Special Theory of Relavity yang telah

mengubah pandangan khalayak tentang ruang dan waktu, zat dan energi.

Implikasi dari buku tersebut telah menjungkrbalikkan anggapan lama dan

menunjukkan arah baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum, menurut

Surianto Rustan, S. Sn dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya, menyatakan

bahwa fungsi buku adalah menyampaikan informasi, berupa cerita, pengetahuan,

laporan, dan lain lain. Buku dapat menampung banyak informasi tergantung

jumlah halaman yang dimilikinya.

Buku mempunyai peran yang tidak kecil dalam mendorong perkembangan

sosial, budaya, teknologi, politik, dan ekonomi. Buku bacaan bermanfaat untuk

menumbuhkembangkan masyarakat yang semakin cerdas, mengembangkan

intelektualitasnya, juga kreativitas serta membentuk pola pikir dan budaya

masyarakat. Namun, buku juga dapat menjadi tidak berguna apabila berorientasi

pada kepentingan pribadi dan tidak berorientasi kepada kepentingan dan

manfaatnya bagi msyarakat umum sehingga buku bacaan harus memperhatikan

segmennya, tujuan apa yang dikehendaki dan metode apa yang dipergunakan serta

apakah dengan metode tersebut segmen konsumennya dapat menyerap dengan

baik isi buku.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7

2. Buku Sebagai Bacaan Anak

a. Jenis Buku Bacaan Anak

Sebuah buku bacaan anak dikatakan bagus apabila mampu menarik

minat seorang anak untuk membaca dan membuat mereka membacanya

kembali. Faktor terpenting dalam hakekat bacaan anak adalah faktor

fantasi. Secara umum dapat dikatakan, bahwa anak-anak mempunyai

dunia sendiri yang lain dari dunia dan alam kehidupan orang dewasa.

Salah satunya ditandai oleh betapa dominannya fantasi dalam kehidupan

anak-anak. Fantasi bahkan merupakan salah satu kebutuhan intrinsik bagi

pertumbuhan anak-anak yang dapat mendukung kreatifitas. Dominasi

unsur fantasi dalam kehidupan anak dengan bacaannya, pengaruh serta

akibat bacaan mereka dapat terlihat dalam kehidupan mereka kelak saat

dewasa. Bacaan anak-anak harus mampu menyajikan cerita-cerita yang

memberi umpan, dan sekaligus juga merangsang fantasi anak-anak yang

bersifat kreatif dan konkrit. Tema, jalan cerita, dan tokoh cerita harus

disajikan dan dikemukakan dalam konteks alam kehidupan anak-anak.

Dalam dunia buku bacaan anak-anak terdapat beberapa genre atau

jenis yang perlu diperhatikan. Menurut Laura Backes seorang pakar buku

anak-anak asal Amerika, menyatakan bahwa jenis tersebut dibagi

berdasarkan usia, jumlah kata, serta kompleksitas cerita dan topik yang

dikembangkan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pemilihan

buku yang dapat mengakibatkan dampak negatif pada minat anak untuk

membaca. Berikut merupakan beberapa jenis buku bacaan anak menurut

Laura Backes:

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8

1) Baby Books

Berisi tentang pantun dan nyanyian sederhana, permainan dengan

jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali

(sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan

anak untuk berimajinasi). Buku dengan genre ini ditujukan untuk

bayi dan batita (bawah tiga tahun) berupa cerita sederhana berisi

kurang dari 300 kata dan juga ceritanya terkait erat dengan

keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan

warna, angka, bentuk, dan lain-lain. Jumlah halaman sekitar 12 dan

banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya sangat

tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk

tiga dimensi), lift-the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku

yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur

tertentu).

2) Early Pictures Books

Sebuah buku untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8 tahun.

Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1.000 kata. Banyak

buku genre ini yang dicetak ulang dalam format board book untuk

melebarkan jangkauan pembacanya.

3) Pictures Books

Dapat menjangkau kelas usia 4 10 tahun dalam bentuk buku

setebal kurang lebih 32 halaman. Naskahnya bisa mencapai 1.500

kata, namun rata-rata 1.000 kata saja. Plotnya masih sederhana,

dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9

perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak.

Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam

penyampaian cerita sebagai persiapan membaca. Buku genre ini

sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan

yang luas dan beragam. Cerita nonfiksi dalam format ini dapat

menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48

halaman, dan berisi hingga 2.000 kata dalam teksnya.

4) Easy Readers

Juga dikenal dengan sebutan easy to read, buku-buku genre ini

biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia

6 8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap

halamannya, tapi dengan format yang sedikit lebih dewasa ukuran

trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam

bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32 64 halaman dan

panjang teksnya beragam antara 200 1.500 kata atau paling

banyak 2.000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan

percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana.

5) Transition Book

Kadang disebut juga sebagai chapter books tahap awal, untuk anak

usia 6 9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre

easy readers dan chapter books. Gaya penulisannya persis seperti

easy readers, namun lebih panjang (naskah biasanya sebanyak 30

halaman, dipecah menjadi 2 3 halaman per bab), ukuran trim per

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi

hitam- putih di beberapa halaman.

6) Chapter Books

Untuk usia 7 10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45 60

halaman yang dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab.

Kisahnya lebih padat dibanding genre transition books. Kalimat-

kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai

pendek (rata-rata 2 4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita

di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah

kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus

membuka bab-bab selanjutnya.

7) Middle Grade

Untuk usia 8 12 tahun, merupakan usia emas anak dalam

membaca. Naskahnya lebih panjang (100 150 halaman),

ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan

banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan

cerita), dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini

mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Kelompok

fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga

science-fiction atau petualangan fantasi. Sementara yang masuk

kelompok nonfiksi antara lain biografi, iptek, dan topik-topik

multibudaya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

8) Young Adult

Naskahnya 130 200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun

ke atas. Plot ceritanya bisa sangat rumit dengan banyak karakter

utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-

tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja

saat ini. Kategori new age (usia 10 14 tahun) kelompok usia 12

tahun keatas, serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk

anak-anak yang telah meleati buku genre middle grade, tetapi

belum siap membaca buku-buku fiksi atau belum mempelajari

subjek non fiksi yang materinya ditujukan untuk pembaca di kelas

sekolah menengah.

b. Karakteristik Buku Bacaan Anak

Dalam buku Aku Cinta Buku karangan Joko D. Muktiono menuliskan,

terdapat adanya 8 karakteristik buku anak yang menarik yang dikutip dari

buku Best Books for Kids Who (Think They) Hate to Read, Laura Backes

diantaranya adalah mengandung :

1) Humor

2) Karakter peran yang jelas (well-defined characters)

3) Plot yang cepat ( fast-paced plots)

4) Bab yang pendek dan singkat (concise chapters)

5) Teks yang sesuai untuk pembacanya (suitable text)

6) Memiliki relevansi dengan kehidupan anak (kid relevance)

7) Penyajian yang unik (unique presentation)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

8) Menarik secara visual (visual appeal). Dua karakteristik terakhir

merupakan karakteristik untuk non fiksi.

c. Pilihan Bacaan Anak

Dalam buku Aku Cinta Buku karangan Joko D. Muktiono, sejalan

dengan psikologi perkembangan sebagaimana yang telah diungkapkan

dalam Membina Minat Baca karya Kurt Franz dan Benhard Meier,

perkembangan literer anak terikat dalam pembagian lima usia tertentu

seperti yang ditunjukkan Ch. Buhler. Penggolongan dapat ini memberikan

masukan dalam memilih buku bacaan untuk anak, diantaranya :

1) Usia fantasi, umur 2-4 tahun

2) Usia dongeng, 4-8 tahun

3) Usia petualangan, umur 8-11/12 tahun

4) Usia kepahlawanan, umur 12-15 tahun

5) Usia liris dan romantis, 15-20 tahun.

Menurut Riris K. Toha Sarumpaet buku yang meninggalkan kesan

mendalam pada anak biasanya adalah buku yang baik, dimana memiliki

ciri ciri sebagai berikut :

1) Temanya sesuai dengan kehidupan anak

2) Tokohnya dapat dikenali dan dipercaya oleh anak

3) Alur ceritanya cukup sederhana atau mungkin kompleks untuk

sebagian anak tertentu dengan kemampuan membaca yang cukup

tinggi

4) Kalimatnya lincah dan langsung dengan struktur yang baik dan logis

5) Ciri ciri tersebut dilengkapi lagi dengan ilustrasi,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

6) Kemasan

7) Ketebalan yang memadai untuk anak

3. Buku dan Bermain

Menurut Hurlock (1978) dalam buku Bermain, Mainan dan Permainan

karangan Mayke S. Tedjasaputra kegiatan membaca buku, juga termasuk dalam

suatu kegiatan bermain yaitu kegiatan bermain pasif. Terdapat dua penggolongan

utama kegiatan bermain, yaitu :

a. Kegiatan Bermain Aktif

Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan

dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri,

atau juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang melibatkan banyak

aktivitas tubuh atau gerakan gerakan tubuh. Kegiatan bermain aktif

dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah kesehatan, penerimaan

sosial dari kelompok teman bermain, tingkat kecerdasan anak, jenis

kelamin, alat permainan dan lingkungan tempat atau dibesarkan. Macam

macam kegiatan bermain aktif, diantaranya adalah :

1) Bermain bebas dan spontan

Bermain dengan apa saja, di mana saja dan kapan saja sesuka anak itu

sendiri bila anak menemukan adanya sesuatu yang baru dan berbeda

dari apa yang biasa ia lihat. Kegiatan ini bermanfaat membuat anak

anak lebih tanggap pada benda benda dan situasi lingkungannya,

mendapat lebih banyak pengetahuan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

2) Bermain konstruktif

Bermain konstruktif yaitu kegiatan yang menggunakan berbagai benda

yang ada untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu. Menggambar,

mencipta bentuk tertentu dari lilin mainan, menggunting dan

menempel kertas atau kain bisa digolongkan pada bermain konstruktif.

Manfaatnya antara lain mengembangkan kemapuan anak untuk

berdaya cipta (kreatif), melatih motorik halus, melatih konsentrasi,

ketekunan dan daya tahan.

3) Bermain khayal / bermain peran

Dalam kegiatan bermain khayal ini anak melakukan impersonalisasi

terhadap karakter yang dikagumi / ditakutinya baik yang ia temui

dalam hidup sehari hari maupun dari tokoh yang ia tonton di film

atau ia baca di media masa. Manfaat yang bisa dipetik adalah

membantu penyesuaian diri anak, belajar untuk memandang suatau

masalah dari kacamata tokoh tokoh yang ia perankan sehingga

diharapkan dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak.

4) Mengumpulkan benda benda (collecting)

Kegiatan mengumpulkan benda benda termasuk jenis bermain aktif

karena atas inisiatifnya. Misalnya mengumpulkan perangko, gambar

gambar tertentu kartu dari tokoh tokoh film kartun, tokoh olahraga

ternama dan sebagainya. Manfaatnya adalah anak dapat belajar untuk

menyesuaikan diri karena ia belajar berbagi dan bekerjasama dengan

teman, bersikap jujur, dan brkompetisi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

5) Melakukan penjelajahan (eksplorasi)

Kegiatan eksplorasi dijumpai pada aktivitas berkemah, pramuka, karya

wisata ke tempat tempat yang akan memberikan pengalaman baru

bagi anak. Manfaatnya adalah menambah pengetahuan anak dan

mendorong untuk mencari tahu hal hal yang baru, memiliki inisiatif

dalam bertindak, tenang dalam menghadapi masalah, bersikap sportif,

dan percaya diri serta membantu anak untuk bersosialisasi.

6) Permainan (games) dan olahraga (sport)

Permainan ini berkembang seiring dengan perkembangan umur.

Misalnya cilukba, petak umpet, pencuri dan polisi, lompat tali main

kejar kejaran, bola basket, sepak bola, main kartu, monopoli, ular

tangga dan sebagainya. Manfaatnya adalah sebagai agen sosialisasi

anak.

7) Musik

Kegiatan musik misalnya adalah bernyanyi, memainkan alat musik

tertentu atau melakukan gerakan gerakan tarian yang diiringi musik

manfaatnya adalah untuk ekspresi diri sosialisasi dan memupuk rasa

percaya diri pada anak.

8) Melamun

Melamun termasuk kegiatan bermain aktif walaupun lebih banyak

melibatkanaktivitas mental daripada aktivitas tubuh. Melamun bisa

berbentuk mengenang kembali peristiwa peristiwa yang dialami

ataupun sedang berimajinasi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

b. Kegiatan Bermain Pasif

Bermain pasif dapat juga diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu

banyak melibatkan aktivitas fisik.

1) Membaca

Membaca bisa dalam bentuk mendengarkan cerita yang dibacakan

orang lain atau membaca sendiri. Kegiatan membaca umumnya lebih

banyak ditemui pada anak anak yang berasal dari tingkat sosial

ekonomi menengah atas. Membaca mempunyai manfaat positif

membuat anak lebih percaya diri, lebih mandiri, menambah

perbendaharaan kata,menambah pengetahuan baru dan mendorong

kretaivitas.

Anak anak kecil umumnya menyukai buku dengan gambar gambar

yang besar dan berwarna cerah, mempunyai tokoh cerita manusia,

binatang,atau benda benda yang sudah dikenal oleh anak. Dan

kalupun ada tulisannya maka sebaiknya tulisan ditulis dalam huruf

yang dicetak besar besar, kalimat singkat, sederhana sehingga mudah

dipahami.

2) Menonton film

Program acara yang ditampilkan di televisi tentu saja membawa

dampak bagi anak yang menontonnya baik positif maupun negatif.

Pengaru ini berbeda bagi tiap anak dan tidak pula sama pada satu anak

di sepanjang rentang usianya. Pengaruh positif televisi adalah anak

dapat belajar banyak kata, pengucapan dan tata bahasa melalui televisi,

merangsang anak untuk mencari tahu lebih banyak melalui buku,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

menambah wawasan pengetahuan anak, belajar berimajinasi,

memberikan informasi tentang bagaimana bertingkah laku yang tepat

dalam situasi sosial, dan sebagainya.

3) Mendengarkan musik

Mendengarkan musik akan membawa pengaruh positif pada anak

dalam artian anak dapat menyenangkan diri sendiri, menenangkan

perasaan, sebagai penyaluran emosi anak, meningkatkan kepekaan

pendengaran, dapat mengembangkan kecintaannya akan musik.

B. Tinjauan Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam buku yang berjudul Media Pendidikan, yang ditulis oleh Dr. Arief S.

Sadiman, dkk terdapat beberapa pengertian media. Kata media berasal dari bahasa

Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan. Association of Education and Communication

Technology (AECT) di Amerika memberikan pengertian tentang media sebagai

segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan

informasi. Batasan yang disampaikan oleh Gagne (1970), menyatakan bahwa

media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Briggs 1970, berpendapat

bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah

contohnya. Agak berbeda dengan yang telah disebutkan, batasan yang diberikan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association / NEA)

menyatakan bahwa media adalah bentuk bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi,

dapat dilihat, didengar dan dibaca.

Pembelajaran adalah usaha usaha yang terencana dalam memanipulasi

sumber sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam dunia

pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara

bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Media

pembelajaran merupakan suatu perantara. Dalam kondisi ini, media yang

digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.

Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,

memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Sebagai alat

bantu, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi

belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Alat bantu yang

banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model,

objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware

yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke

pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di

dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

2. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam buku yang berjudul Media Pendidikan Dr. Arief S. Sadiman, dkk

menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, yaitu sebagai

berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya seperti

objek yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk dibawa ke kelas dapat

diganti dengan gambar, slide, dsb atau peristiwa yang terjadi di masa lalu

bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai.

c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna

untuk meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang

lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, serta

memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan

minatnya.

d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan

persepsi siswa terhadap isi pelajaran.

3. Karakteristik Beberapa Jenis Media Pembelajaran

Dalam buku Dr. Arief S. Sadiman, dkk menuliskan bahwa media

pembelajaran memiliki karakteristik atau ciri khas tertentu, yang dikaitkan atau

dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari

segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

oleh pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya

membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, peraba, penngecap,

maupun penciuman. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media

pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media.

Menurut (Kemp, 1975) juga mengemukakan bahwa karakteristik media

merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar

tertentu.

Jadi klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan

satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Para

ahli, seperti Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, dan Kemp, telah

melakukan pengelompokan atau membuat taksonomi mengenai media

pembelajaran. Dari sekian pengelompokan tersebut, secara garis besar media

pembelajaran dapat diklasifikasikan atas:

a. Media grafis, pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini

merupakan penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual dan melibatkan

rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki yaitu bersifat

kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas

suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa

saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya,

terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan

ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbol-simbol

verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat

interpretatif.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

b. Media audio, hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah

berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol

auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera

pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri

sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah

dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan

diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan

merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah

kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai

untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program

terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).

c. Media proyeksi diam, beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini

memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada

kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual saja, atau

disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang

sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya

berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat

mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -

obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang

dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari

kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu,

sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis

dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori

dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi,

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada

jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang,

dihentikan, dsb, sesuai dengan kebutuhan.

d. Media permainan dan simulasi, beberapa istilah lain untuk kelompok

media pembelajaran ini, misalnya simulasi dan permainan peran, atau

permainan simulasi. Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat

dikelompkkan ke dalam satu istilah yaitu permainan. Karakteristik dari

media ini adalah: melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses belajar,

peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas

interaksi antar pebelajar, dapat memberikan umpan balik langsung,

memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam

situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai

untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan

persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif

pebelajar, mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit belajar

dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta

diperbanyak.

C. Tinjauan Kebudayaan Indonesia

1. Pengertian Kebudayaan

Dalam buku karangan T.O.Ihromi yang berjudul pokok pokok antropologi,

menuliskan pengertian kebudayaan menurut Ralph Linton seorang ahli

antropologi yaitu seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh

masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Tiap masyarakat

mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap

manusia adalah makhuk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam suatu

kebudayaan. Jadi kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan. Kata

itu meliputi cara cara berlaku, kepercayaaan kepercayaan, dan sikap sikap,

dan juga hasil dari kegiatan manusia, yang khas untuk suatu masyarakat atau

kelompok penduduk tertentu.

Dalam situs indobudaya.blogspot.com, menuliskan berbagai definisi budaya.

Budaya adalah suatu pola dari asumsi - asumsi dasar atau keyakinan dan harapan

yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari

organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan

yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan integrasi internal, dan karena dalam

kurun waktu tertentu telah berjalan/berfungsi dengan baik, maka dipandang sah,

karenanya dibakukan bahwa setiap anggota organisasi harus menerimanya sebagai

cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dalam

organisasi oleh Shein (1985-1990).

2. Unsur - Unsur Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:

a. Sistem religi yang meliputi:

1) Sistem kepercayaan

2) Sistem nilai dan pandangan hidup

3) Komunikasi keagamaan

4) Upacara keagamaan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:

1) Kekerabatan

2) Asosiasi dan perkumpulan

3) Sistem kenegaraan

4) Sistem kesatuan hidup

5) Perkumpulan

c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:

1) Flora dan fauna

2) Waktu, ruang dan bilangan

3) Tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia

d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:

1) Lisan

2) Tulisan

e. Kesenian yang meliputi:

1) Seni patung/pahat

2) Relief

3) Lukis dan gambar

4) Rias

5) Vokal

6) Musik

7) Bangunan

8) Kesusastraan

9) Drama

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:

1) Berburu dan mengumpulkan makanan

2) Bercocok tanam

3) Peternakan

4) Perikanan

5) Perdagangan

g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:

1) Produksi, distribusi, transportasi

2) Peralatan komunikasi

3) Peralatan konsumsi dalam bentuk wadah

4) Pakaian dan perhiasan

5) Tempat berlindung dan perumahan

6) Senjata

4. Pengertian Kebudayaan Indonesia

Dalam buku Indonesia Heritage, Seni Pertujukan menuliskan bahwa Undang-

Undang Dasar Indonesia memberi definisi kebudayaan nasional sebagai hal yang

timbul dari akal budi dan daya upaya seluruh rakyat Indonesia, di dalamnya

mungkin terkandung keluhuran berbagai budaya daerah Indonesia, serta pengaruh

budaya asing sejauh dapat meningkatkan persatuan dan keramahan bangsa

Indonesia.

Dalam situs wikipedia, Kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai seluruh

kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada

tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan

Indonesia.

D. Tinjauan Anak Anak

1. Pengertian Anak Anak

Dalam situs wikipedia, menjelaskan bahwa anak jika dalam bentuk jamak

yaitu anak-anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau

belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana

kata anak merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari

orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Menurut psikologi, anak adalah

periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam

tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian

berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.

Dalam situs scribd.com menjelaskan tentang beberapa definisi anak - anak

berdasarkan usia. Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan

anak - anak dari orang dewasa. Namun, definisi anak-anak dari segi usia dari

beragam negara dan lembaga internasional berbeda - beda. Department of Child

and Adolescent Health and Development, mendefinisikan anak-anak sebagai

orang yang berusia di bawah 20 tahun. Sedangkan The Conventionon the Rights

of the Child mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 18

tahun. WHO (2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 0 - 14 tahun karena di

usia inilah risiko cenderung menjadi besar. Menurut Badan Pusat Statistik,

komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur terdiri dari

penduduk berusia muda 0 - 14 tahun, usia produktif 15 - 64 tahun dan usia tua

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

lebih dari 65 tahun. Masa perkembangan anak dibagi oleh banyak ahli dalam

beberapa periode dengan tujuan untuk mendapatkanwawasan yang jelas tentang

definisi dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat-

saat perkembangan tertentu anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan

tingkah laku karakteristik yang hampir sama. Menurut Kartono (1995), periode

perkembangan anak terdiri dari masa bayi usia 0 - 1 tahun merupakan periode

vital, masa anak - anak usia 1 - 5 tahun merupakan periode estatis, masa anak-

anak sekolah dasar usia 6 - 12 tahun merupakan periode intelektual, dan periode

pueral usia 12 - 14 tahun adalah periode pra-pubertas atau puber awal.

2. Psikologi anak pada usia 4 tahun lebih

Dalam buku Psikologi Perkembangan karangan Elisabeth B.Hurlock

menjelaskan tentang psikologi anak, perkembangan anak anak meliputi

perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan kognitif, dan

perkembangan psikososial. Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi

hingga usia 4 tahun, yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik

dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti

oleh perubahan - perubahan yang lain.

a. Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan

berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan

berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem

rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

b. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih

terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak - anak terlihat lebih

cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga

keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan motorik, anak -

anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat

informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak - anak juga

melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal,

seperti senam, berenang, dll. Beberapa perkembangan motorik (kasar

maupun halus) selama periode ini, antara lain :

1) Anak usia 5 tahun, anak mulai mampu melompat dan menari;

menggambarkan orang yang terdiri dari kepala lengan dan badan;

dapat menghitung jari jarinya; mendengar dan mengulang hal -

hal penting dan mampu bercerita; mempunyai minat terhadap kata-

kata baru beserta artinya; memprotes bila dilarang apa yang

menjadi keinginannya; mampu membedakan besar dan kecil.

2) Anak usia 6 tahun, ketangkasan anak anak mulai meningkat;

melompat tali; bermain sepeda; mengetahui kanan dan

kiri; mungkin bertindak menentang dan tidak sopan; mampu

menguraikan objek-objek dengan gambar.

3) Anak usia 7 tahun, mulai membaca dengan lancar; cemas terhadap

kegagalan; mengalami peningkatan minat pada bidang spiritual;

kadang malu atau sedih.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

4) Anak usia 8 - 9 tahun, kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik

meningkat; mampu menggunakan alat rumah tangga; ketrampilan

lebih individual ; ingin terlibat dalam sesuatu; menyukai kelompok

dan mode; mencari teman secara aktif.

5) Anak usia 10 - 12 tahun, mulai mengalami perubahan sifat

berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan

dengan pubertas mulai tampak; mampu melakukan aktivitas rumah

tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll; adanya

keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain;

mulai tertarik dengan lawan jenis.

c. Perkembangan Kognitif

Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara

berangsur angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih

bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak

sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya

ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar - benar berada pada

stadium belajar. Menurut teori Piaget, pemikiran anak - anak usia sekolah

dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational

Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek - objek

peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya,

mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari

pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan

apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam masa

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

ini anak - anak telah mengembangkan 3 proses, yang disebut dengan

operasi - operasi, diantaranya :

1) Negasi (negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak

memahami hubungan hubungan antara benda atau keadaan yag

satu dengan benda atau keadaan yang lain.

2) Hubungan Timbal Balik (resiprok), yaitu anak telah mengetahui

hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.

3) Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan

benda-benda yang ada.

Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk

mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut

ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif

yang memungkinkanya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan,

tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.

1) Perkembangan Memori, selama periode ini memori jangka pendek

anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka

panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya

keterbatasan - keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan

tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (memory

strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan

untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam

strategi memori yang penting, diantaranya :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

a) Pengulangan (rehearsal) merupakan suatu strategi untuk

meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali -

kali ilmu yang telah disampaikan.

b) Organisasi (organization) yaitu pengelompokan dan

pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk

meningkatkan memori, seperti anak SD sering mengingat

nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana

mereka duduk dalam satu kelas.

c) Perbandingan (imagery) adalah membandingkan sesuatu

dengan suatu tipe dari karakteristik pembayangan dari

seseorang.

d) Pemunculan Kembali (retrieval) yaitu sebuah proses

mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat

penyimpanan. Ketika suatu isyarat yang mungkin dapat

membantu memunculkan kembali sebuah memori, mereka

akan menggunakannya secara spontan.

Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal lain yang

mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak

(termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang

diperoleh anak sebelumnya.

2) Perkembangan pemikiran kritis, perkembangan pemikiran kritis

yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara

mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

mempercayai begitu saja informasi - informasi yang datang dari

berbagai sumber serta mampu befikir secara reflektif dan evaluatif.

3) Perkembangan kreativitas, dalam tahap ini anak-anak mempunyai

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan

ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan

sekolah.

4) Perkembangan bahasa, pada masa anak anak awal terus berlanjut.

Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat

bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir

tentang kata - kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan

mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta

dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.

d. Perkembangan Psikosial

Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau

perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak

menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah

dan orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di

sekolah. Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk bersaing

(kompetitif), kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima,

setia kawan dan belajar peraturan peraturan yang berlaku. Dalam hal ini

proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan teman sebaya.

Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap guru.

Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa

kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi

terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya.

1) Perkembangan pemahaman diri, pada tahap ini pemahaman diri

atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Ia

lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada

melalui karakteristik eksternal.

2) Perkembangan hubungan dengan keluarga, dalam hal ini orang tua

merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak mereka

berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode

sebelumnya, karena rata-rata anak menghabiskan waktunya di

sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah memberikan

suatu peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan

kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.

3) Perkembangan hubungan dengan teman sebaya, berinteraksi

dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita

waktu. Umumnya mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk

berinteraksi dengan teman sebaya dan terkadang terdapat duatu

grup atau kelompok. Anak tidak lagi puas bermain sendirian

dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk

diterima sebagai anggota kelompok.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

3. Ciri Kecenderungan Belajar Dan Cara Belajar Anak SD/MI

Dalam situs pembelajaranguru.wordpress.com menuliskan tentang ciri

kecenderungan belajar dan cara belajar anak, Piaget (1950) menyatakan bahwa

setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi

dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak

memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada

dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam

lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses

asimilasi dan akomodasi. Dimana asimilasi yaitu menghubungkan objek dengan

konsep yang sudah ada dalam pikiran, dan akomodasi adalah proses

memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek. Kedua

proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama

dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap

anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh

aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak

mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi

diri anak dengan lingkungannya. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan

operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku

belajar sebagai berikut:

a. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi

ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.

b. Mulai berpikir secara operasional.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

c. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan

benda-benda.

d. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip

ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat.

e. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan

berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan

belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

a. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang

konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik,

dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber

belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil

belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan

peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga

lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari

sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari

berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif

yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

c. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara

bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih

kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan

mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan

serta kedalaman materi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Kebudayan 33 Provinsi di Indonesia

Indonesia terdiri dari 33 propinsi yang memiliki berbagai warisan budaya

yang berkembang selama berabad - abad, diantaranya adalah rumah adat, pakaian,

tarian, alat musik, senjata, cerita rakyat, dll.

1. Provinsi Aceh

a. Rumah adat : Rumah Adat Krongbade

Rumah adat krongbade dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Rumah ini

menggambarkan kebersahajaan dan keselarasan hidup masyarakat Aceh.

Ciri khas dari rumah ini adalah jumlah tiang yang genap, beratap rumbia,

dan berdinding kayu. Terdiri dari tiga ruang, ruang depan disebut

seuramo reungeun, tidak berkamar kamar, berfungsi untuk menerima

tamu, tempat tidur laki laki dan tempat para anak belajar mengaji.

Ruang tengah disebut rumah inong, digunakan untuk tidur kepala

keluarga dan anjong untuk tempat tidur anak gadis. Ruang belakang

disebut seuramo likot, sebagian ruang ini digunakan untuk dapur, tempat

makan, berbincang bincang para wanita dan untuk melakukan kegiatan

sehari hari, seperti menenun dan menyulam.

commit to user

37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Gambar 1: Rumah Adat Krongbade

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Pidie

1) Pria : Baju jas leher tertutup, celana panjang yang biasa disebut

cekak musang, kain pendua atau yang biasa disebut

sarung. Dilengkapi kopiah yang disebut makatup dan

sebilah rencong yang diselipkan di depan perut.

2) Wanita : Mengenakan celana panjang dan baju yang panjangnya

mencapai pinggul. Cekak musang dan kain sarung

dikenakan hingga lutut. Perhiasan yang dipakai adalah

kalung yang disebut sebagai kula, ikat pinggang atau

pending, dan gelang.

Gambar 2 : Pakaian Pidie

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

c. Tarian : Tari Saman Gayo

Tari Saman Gayo dipandu oleh seorang pemimpin yang biasa disebut

syech, dibawakan secara berkelompok oleh kaum pria. Namun dalam

perkembangannya tarian ini telah dibawakan oleh penari wanita sambil

bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar menggunakan alat

musik gendang dengan disertai suara dan tepukan dari para penari

sebagai pengiring.

Gambar 3 : Tari Saman Gayo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Rapai atau Rifai

Rapai merupakan sejenis instrumen musik pukul sejenis perkusi yang

berfungsi sebagai pengiring kesenian tradisional. Bentuknya seperti

rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Rapai terbuat dari

bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang.

Gambar 4 : Rapai

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

e. Senjata : Rencong

Rencong merupakan senjata sejenis belati yang bentuknya menyerupai

huruf L . Bilah rencong terbuat dari besi dan pada gagang rencong

biasanya bertuliskan ayat

Gambar 5 : Rencong

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

2. Provinsi Sumatra Utara

a. Rumah adat : Rumah Balai Batak Toba / Jabu Bolon / Jabu Parsakitan

Jabu parsakitan adalah tempat penyimpanan barang barang pusaka dan

tempat pertemuan untuk membicarakan hal - hal yang berhubungan

dengan penyelenggaraan adat. Jabu bolon merupakan rumah pertemuan

keluarga besar, berbentuk panggung, ruang atasnya untuk tempat tinggal,

pada ruangan ini tidak ada kamar kamar dan biasanya sekeluarga

tinggal bersama sama, dan tempat tidur lebih tinggi dari dapur.

Gambar 6 : Rumah Jabu Bolon / Jabu Parsakitan

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

b. Pakaian : Pakaian Karo

1) Pria : Menggunakan kemeja panjang putih, sedangkan

pelengkapnya adalah kalung bura sidilaki, gelang sidilaki

dan uis yaitu kain sejenis ulos, serta gatip yaitu kain

penutup kaki yang dipasang di pinggang.

2) Wanita : Mengenakan baju kebaya, mengenakan kalung bura

sidiberu.Di bagian bawah, mengenakan gatip dan uis

nipis yaitu kain sejenis ulos yang merupakan kain tenun

khas Karo, juga selop berwarna senada yaitu merah atau

boleh diganti dengan warna emas atau hitam.

Gambar 7 : Pakaian Karo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Tor Tor

Tari tor tor adalah tarian yang gerakannya seirama dengan musik yng

dimainkan dengan alat musik tradisional, seperti gendang, suling,

terompet batak, dan lain lain.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Gambar 8 : Tari Tor - Tor

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Rebana dan Cimbal-cimbal

Rebana dan cimbal - cimbal merupakan sejenis instrumen musik pukul

yang berfungsi pengiring kesenian tradisional. Bentuknya seperti rapai

yang juga terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit.

Gambar 9 : Rebana dan Cimbal- cimbal

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Piso Surit

Senjata tradisional sejenis keris yang memiliki bilah lurus.

Gambar 10 : Piso Surit

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

3. Provinsi Sumatra Barat

a. Rumah adat : Rumah Gadang

Rumah gadang memiliki keunikan bentuk, yaitu atap yang menyerupai

tanduk kerbau yang dibuat dari bahan ijuk. Di halaman rumah terdapat

dua buah bangunan disebut rangkian yang digunakan untuk menyimpan

padi. Ruang depan merupakakan ruang besar yang dipakai sebagai ruang

keluarga, tempat mengadakan musyawarah, menerima tamu, atau

mengadakan upacara. Ruang tengah terdiri dari kamar yang digunakan

sebagai tempat tidur penghuni wanita bersama suaminya. Di sisi kanan

dan kiri terdapat ruang anjuang yang digunakan untuk tempat tidur para

wanita yang baru menikah. Ruang belakang berfungsi sebagai dapur.

Gambar 11 : Rumah Gadang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Batu Sangkar

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan kain songket yang

melingkar di tengah badan. Selain itu juga mengenakan

tutup kepala yang bernama saluak.

2) Wanita : Memakai baju kurung dan sarung dari kain songket, serta

selendang yang menyelempang di bahu dengan tutup

kepala. Menggunakan perhiasan anting, kalung bersusun

dan gelang tangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

Gambar 12 : Pakaian Batu Sangkar

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Piring

Tari piring menggambarkan rasa kegembiraan ketika musim panen tiba,

muda-mudi mengayunkan gerak langkah dengan menunjukkan

kebolehan dalam mempermainkan piring di tangannya.

Gambar 13 : Tari Piring

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Saluang

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, sejenis suling.

Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis, yang pembuatannya lebih

sederhana dari suling, karena hanya terdiri dari empat lubang.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Gambar 14 : Saluang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Karih

Bentuknya seperti keris tetapi lurus, dan tidak berlekuk, biasanya

diletakkan di sebelah depan sebagai pelengkap pakaian adat pria.

Gambar 15 : Karih

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

4. Provinsi Riau

a. Rumah adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar

Rumah ini merupakan tempat tinggal para datuk dan pemangku adat.

Ruangannya terdiri dari ruang besar yang digunakan untuk tidur, ruang

bersila, atungan dan dapur. Tiang tiang rumah, atap, loteng, tangga,

dan alasnya berukir. Rumah adat ini dilengkapi balai adat untuk

pertemuan dan musyawarah adat.

Gambar 16 : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

b. Pakaian : Pakaian Teluk Belanga dan Kebaya Labuh

1) Pria : Memakai tutup kepala yang disebut destar, baju model

teluk belanga dengan kain di tengah badan, dan bercelana

panjang yang disuji.

2) Wanita : Memakai kebaya panjang dan berkain songket.

Menggunakan perhiasan anting-anting, kalung bersusun,

gelang, cincin dan hiasan kepala.

Gambar 17 : Pakaian Teluk Belanga dan Kebaya Labuh

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Joged lambak

Joged Lambak merupakan tarian muda-mudi dengan diiringi penyanyi

dan musik yang terdiri dari tambur, biola, dan gong. Tarian ini

dimainkan oleh 4 - 8 orang penari dengan 3 pemain musik dan seorang

penyanyi. Tarian ini meliputi tari pembukaan yang disebut betabik, tari

gembira yang disebut rancak, dan tari lembut yaitu penutup.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Gambar 18 : Joged Lambak

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Gambus Riau

Gambus Riau adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara

dipetik. Alat musik ini dipasangi senar dan alat ini dimainkan sambil

diiringi gendang.

Gambar 19 : Gambus Riau

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Badik Tumbuk Ladang

Bentuknya hampir sama dengan keris, tetapi agak pendek, digunakan

dalam kehidupan sehari hari dan untuk berperang. Biasanya mata

badik sering diberi racun.

Gambar 20 : Badik tumbuk ladang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

5. Provinsi Kepulauan Riau

a. Rumah adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar

Rumah melayu selaso jatuh kembar merupakan tempat tinggal para

datuk dan pemangku adat. Ruangannya terdiri dari ruang besar yang

digunakan untuk tidur, ruang bersila, atungan dan dapur. Tiang tiang

rumah, atap, loteng, tangga, dan alasnya berukir. Rumah adat ini

dilengkapi balai adat untuk pertemuan dan musyawarah adat.

Gambar 21 : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Melayu Batam

1) Pria : Memakai tutup kepala, baju kurung model teluk belanga

dengan kain selempang di badan, dan bercelana panjang

yang disuji.

2) Wanita : Memakai baju kurung panjang dan berkain songket.

Menggunakan perhiasan anting-anting, kalung bersusun,

gelang, cincin dan hiasan kepala.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

Gambar 22 : Pakaian Melayu Batam

Sumber : infonesia123.wordpress.com

c. Tarian : Joged lambak

Joged lambak merupakan tarian muda-mudi dengan diiringi penyanyi

dan musik yang terdiri dari tambur, biola, dan gong. Tarian ini

dimainkan oleh 4 - 8 orang penari dengan 3 pemain musik dan seorang

penyanyi. Tarian ini meliputi tari pembukaan yang disebut betabik, tari

gembira yang disebut rancak, dan tari lembut yaitu penutup.

Gambar 23 : Joged Lambak

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

d. Alat musik : Talempong

Talempong adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam, perunggu

atau besi yang berbentuk bulat- bulat sejenis dengan gamelan yang

digunakan untuk mengiringi berbagai kesenian tradisional.

Gambar 24 : Talempong

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Badik Tumbuk Ladang

Bentuknya hampir sama dengan keris, tetapi agak pendek, digunakan

dalam kehidupan sehari-hari dan untuk berperang. Biasanya mata badik

sering diberi racun.

Gambar 25 : Badik tumbuk ladang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

6. Provinsi Jambi

a. Rumah adat : Rumah Panggung / Kajang Lako

Rumah Kajang Lako adalah rumah panggung yang merupakan rumah

tinggal yang terbagi delapan ruangan. Ruang pertama bernama jogan,

tempat istirahat dan menaruh air. Kedua serambi depan untuk tamu laki-

laki. Ketiga serambi dalam untuk tempat tidur anak laki laki. Keempat

amben melintang untuk kamar pengantin. Kelima, serambi belakang

untuk kamar tidur anak-anak gadis. Keenam, laren untuk menerima

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

tamu wanita. Ketujuh, garang untuk menumbuk padi dan menampung

air. Kedelapan untuk dapur.

Gambar 26 : Rumah Panggung (Kajang Lako)

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Jambi

1) Pria : Memakai baju panjang dan celana yang bersuji atau

bordir, penutup kepala, kain songket yang melingkar di

tengah badan serta ikat pinggang. Dilengkapi dengan

keris yang diselipkan di depan perut.

2) Wanita : Mengenakan baju lengan panjang dan bersuji dengan kain

songket. Dilengkapi dengan ikat pinggang yang disebut

pending, kalung bersusun serta mahkota di atas

kepalanya.

Gambar 27 : Pakaian Jambi

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

c. Tarian : Tari sekapur sirih

Tarian sekapur sirih adalah tarian khas jambi dalam menyambut tamu

kenegaraan dan tamu agung di Jambi sebagai ungkapan selamat datang

di Jambi.

Gambar 28 : Tari Sekapur Sirih Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Gambus Jambi

Gambus Jambi adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan

cara dipetik. Alat musik ini dipasangi senar antara tiga hingga dua belas

buah, dan alat ini dimainkan sambil diiringi gendang.

Gambar 29 : Gambus Jambi

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Pedang

Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang yang

terbuat dari logam, seperti besi atau baja.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

Gambar 30 : Pedang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

7. Provinsi Bengkulu

a. Rumah adat : Rumah Adat Bubungan Limas

Rumah rakyat merupakan rumah panggung, terdiri dari tiga kamar, yaitu

kamar orang tua, kamar gadis dan kamar bujang. Kolong bawahnya

untuk menyimpan kayu dapur dan barang lainnya. Pada pintu masuk

ruang tengah terdapat gambar buraq, pertanda keteguhan hati

penduduknya menjalankan agama Islam.

Gambar 31 : Rumah Adat Bubungan Limas

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Bengkulu

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang, disertai dengan jas

dan sarung juga penutup kepala.

2) Wanita : Memakai baju kurung berlengan pendek yang disuji dan

berkain songket, memakai hiasan kepala, dan kalung.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

Gambar 32 : Pakaian Bengkulu

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Andun

Tari Andun merupakan tarian dari Bengkulu bagian selatan yang

berguna untuk menyambut para tamu yang dihormati.

Gambar 33 : Tari Andun

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Doli

Bentuknya hampir mirip gendang terbuat dari kulit sapi. Ukurannya

bervareasi. Diameter terbesar sekitar 70 centimeter dengan tinggi 80

centimeter. Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari bongol buah

kelapa atau pohon nangka.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Gambar 34 : Doli

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata :

Sejenis pedang yang dianggap keramat dan pemberani. Senjata ini

dipakai kepala adat atau hulubalangnya. Dipergunakan untuk perang,

membela diri dan perlengkapan upacara adat.

Gambar 35 : Rudus

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

8. Provinsi Sumatra Selatan

a. Rumah adat : Rumah Limas

Rumah limas merupakan rumah panggung tempat tinggal para

bangsawan. Rumah limas berjenjang lima, bermakna lima emas yaitu

keagungan , rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian

makmur dan sejahtera. Pintu gerbang emas harus ada pada setiap rumah

limas.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

Gambar 36 : Rumah Limas

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Aesan Gede

1) Pria : Mengenakan dodot berwarna merah jambu, sarung

songket dan celana satin bersulam benang emas.

Pelengkap yang dikenakan diantaranya mahkota,

saputangan segitigo, gelang , pending dan selop bersulam.

2) Wanita : Mengenakan dodot merah jambu, sarung songket

keemasan, teratai dan selendang. Pelengkap yang

dikenekan diantaranya mahkota, saputangan segitigo,

pending, di pinggang serta perhiasan seperti kalung,

tapak jajo, cincin, gelang, kano, gepeng, sempuru dan

selop.

Gambar 37 : Pakaian Aesan Gede

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

c. Tarian : Tari Putri Bekhusek

Tari Putri Bekhusek, menggambarkan sang putri yang sedang bermain.

Tari ini sangat populer di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan

melambangkan kemakmuran daerah Sumatra Selatan.

Gambar 38 : Tari Putri Bekhusek

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Akordeon

Akordeon merupakan lat musik sejenis organ. Alat musik ini berukuran

kecil dan dimainkan dengan menggantungkannya di leher. Pemusik

memainkan tombol akord dengan jari jari tangan kirinya, sedangkan

tangan kanannya memainkan melodi lagu yang dibawakan. Pada saat

dimainkan akordeon didorong dan ditarik untuk menggerakkan udara di

dalamnya.

Gambar 39 : Akordeon

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

e. Senjata : Siwar

Siwar adalah senjata tradisional yang gagangnya mirip rencong, tetapi

membesar di bagian ujung. Bilahnya mirip pedang, tetapi ada sedikit

lengkungan ke dalam dan panjangnya 27 - 30 cm gagang siwar biasanya

berornamen bunga atau tumbuhan.

Gambar 40 : Siwar

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

9. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

a. Rumah adat : Rumah adat limas

Rumah limas merupakan rumah panggung tempat tinggal para

bangsawan. Rumah limas berjenjang lima, bermakna lima emas yaitu

keagungan , rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian

makmur dan sejahtera. Pintu gerbang emas harus ada pada setiap rumah

limas.

Gambar 41 : Rumah adat limas

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

b. Pakaian : Pakaian Melayu Bangka Belitung

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang,

kain songket yang melingkar di pinggang, dan tutup

kepala.

2) Wanita : Memakai baju lengan panjang, kain songket, dan ikat

pinggang. Memakai perhiasan kepala, gelang dan kalung

bersusun.

Gambar 42 : Pakaian Melayu Bangka Belitung

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Zapin

Tari Zapin merupakan tarian tradisional yang bersifat edukatif yang

digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair - syair lagu

zapin yang didendangkan. Musik pengiring Zapin terdiri dari dua alat

utama yaitu gambus dan tiga gendang kecil yang disebut marwas.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

Gambar 43 : Tari Zapin

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Gendang melayu

Gendang melayu adalah alat musik tabuh yang dibuat dari kulit binatang,

seperti kerbau, kambing, atau lembu. Gendang melayu biasanya

dimainkan bersama dengan akordeon, rebana dan gong dalam kesenian

tradisional khas Bangka Belitung yang disebut dambus.

Gambar 44 : Gendang melayu

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Siwar panjang

Siwar panjang adalah senjata semacam pedang yang bentuknya

meruncing mirip mata tombak, gagangnya melingkar dan lurus tanpa

lekukan seperti keris.

Gambar 45 : Siwar panjang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

10. Provinsi Lampung

a. Rumah adat : Rumah Adat Nuwo Sesat

Rumah adat nuwo sesat merupakan rumah tradisional yang digunakan

untuk musayawarah antara - marga. Jambat Agung atau Lorong Agung

adalah nama tangga yang menuju Rumah Nuwo Sesat. Lambang Garuda

selalu menghiasi Rumah Nuwo Sesat sebagai perlambang marga

Lampung. Di atas Lorong Agung terdapat tiga macam payung, berwarna

putih untuk tingkat marga, kuning untuk tingkat kampung, dan merah

untuk tingkat suku.

Gambar 46 : Rumah Adat Nuwo Sesat

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Tulang Bawang

1) Pria : Memakai tutup kepala, baju jas dengan leher tertutup dan

celana panjang,kain songket yang melingkar di pinggang,

dan selendang yang tersampir di kedua bahu. Dilengkapi

dengan kalung bersusun dan keris yang diselipkan di

depan perut.

2) Wanita : Mengenakan kurung lengan pendek dengan kain songket,

dan ikat pinggang dan tudung kepala. Dilengkapi dengan

perhiasan kalung bersusun serta hiasan lengan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

Gambar 47 : Pakaian Tulang Bawang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Jangget

Tari Jangget, adalah Tari Jangget tarian untuk upacara-upacara

peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat

Lampung.

Gambar 48 : Tari Jangget

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Bende

Bende terbuat dari tembaga dan merupakan alat musik yang dimainkan

dengan dipukul dengan alat pemukul dari tembaga. Alat ini biasa

digunakan dalam mengiringi upacara upacara atau tari tradisional.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Gambar 49 : Bende

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Punduk

Punduk adalah senjata sejenis keris dengan ukuran lebih panjang dengan

gagang yang pendek dan bengkok.

Gambar 50 : Punduk

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

11. Provinsi Jawa Barat

a. Rumah adat : Rumah Adat Kasepuhan

Kasepuhan Cirebon terdiri dari pendopo untuk para pengawal atau

penjaga kesultanan Sultan, pringodani untuk tempat sultan memberi

perintah pada Adipati, pabayasa untuk tempat menerima tamu istimewa

Sultan, serta panembahan untuk ruang kerja dan istirahat Sultan.

Gambar 51 : Rumah Kasepuhan

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

b. Pakaian : Pakaian Jawa Barat

1) Pria : Memakai tutup kepala seperti blangkon, baju jas dengan

leher tertutup dan kain batik dan dilengkapi dengan keris.

2) Wanita : Memakai baju kebaya, berkain batik dan memakai

perhiasan seperti kalung, gelang dan hiasan kepala.

Gambar 52 : Pakaian Jawa Barat

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Jaipong

Tari Jaipong adalah sebuah tarian yang berakar dari tarian klasik Ketuk

Tilu. Tari ini merupakan tarian pergaulan yang memasyarakat dan sangat

digemari oleh masyarakat Jawa Barat khususnya.

Gambar 53 : Tari Jaipong

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

d. Alat musik : Angklung

Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu, dibunyikan

dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar

dalam susunan nada dua, tiga, sampai empat nada dalam setiap ukuran,

baik besar maupun kecil.

Gambar 54 : Angklung

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Kujang

Kujang adalah senjata semacam keris yang memiliki satu sampai lima

buah lubang mata dan sarungnya terbuat dari kain hitam.

Gambar 55 : Kujang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

12. Provinsi Banten

a. Rumah adat : Rumah Adat Kasepuhan

Kraton Kasepuhan Cirebon terdiri dari pendopo untuk para pengawal

atau penjaga kesultanan Sultan, pringodani untuk tempat sultan memberi

perintah pada Adipati, pabayasa untuk tempat menerima tamu istimewa

Sultan, serta panembahan untuk ruang kerja dan istirahat Sultan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Gambar 56 : Rumah Kasepuhan

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Banten

1) Pria : Memakai tutup kepala, jas tertutup, ikat pinggang, kain

batik dan dilengkapi dengan keris yang diselipkan di

pinggang.

2) Wanita : Memakai baju kebaya, berkain batik dan ikat pinggang.

Beberapa hiasan kembang goyang menghiasi kepala dan

rangkaian bunga melati menghiasi sanggulan rambutnya.

Gambar 57 : Pakaian Banten

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

c. Tarian : Tari Sekar Putri

Tari sekar putri merupakan tarian yang menggambarkan bagaimana

gadis keraton kesundaan itu bertingkah laku.

Gambar 58 : Tari Sekar Putri

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Gendang

Gendang adalah alat musik yang dibuat dari kulit binatang, seperti

kerbau, kambing, atau lembu. Gendang memiliki berbagai macamukuran

dan kegunaan. Ada gendang yang digunakan untuk mengiringi tarian dan

ada juga yang digunakan untuk menyambut perayaan.

Gambar 59 : Gendang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Golok

Golok adalah pisau yang memiliki ukuran besar dan berat yang

digunakan sebagai alat berkebun sekaligus senjata. Senjata ini sering

digunakan sebagai senjata dalam bela diri silat.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

Gambar 60 : Golok

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

13. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

a. Rumah adat : Rumah Adat Kebaya

Rumah adat Kebaya merupakan rumah tradisional Betawi, dibuat dengan

bahan utama dari kayu dan bilik bambu. Rumah ini biasaya berbentuk

melebar untuk memaksimalkan lebar tanah sehingga masih ada halaman

depan yang cukup luas. Memiliki atap mirip Joglo pada rumah Jawa.

Satu ciri khas dari rumah adat Kebaya adalah adanya serambi di depan

rumah yang berfungsi untuk menerima tamu dan duduk santai.

Gambar 61 : Rumah Adat Kebaya

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Abang - None

1) Pria : Memakai jas panjang yang metutup leher, dan celana

panjang. Dilengkapi dengan tutup kepala yang melingkar

dari kepala hingga bahu.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

2) Wanita : Memakai kebaya dan bawahan panjang, dilengkapi oleh

hiasan dada dan kerudung.

Gambar 62 : Pakaian Abang - None

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Ronggeng

Tari Rongeng mengandung unsur feminim yang lembut sekaligus

maskulin yang dilambangkan dengan gerakan silat. Biasanya

ditampilkan untuk acara penyambutan atau pesta-pesta masyarakat

Betawi.

Gambar 63 : Tari Ronggeng

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Tehyan

Tehyan adalah alat musik semacam rebab yang berukuran kecil. Alat

musik ini dimainkan dengan cara digesek.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Gambar 64 : Tehyan

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Golok

Golok adalah pisau yang memiliki ukuran besar dan berat yang

digunakan sebagai alat berkebun sekaligus senjata. Senjata ini sering

digunakan sebagai senjata dalam bela diri silat.

Gambar 65 : Golok

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

14. Provinsi Jawa Tengah

a. Rumah adat : Rumah adat Joglo

Rumah Joglo, memiliki ukuran lebih besar dibanding dengan bentuk

bangunan rumah Jawa yang lainnya, seperti panggangpe, kampung, dan

limasan.

Bangunan Joglo pada umumnya berbentuk bujur sangkar, dan berbahan

kayu. Ciri umum bentuk bangunan Joglo adalah menggunakan blandar

bersusun ke atas yang disebut blandar tumpangsari. Joglo mempunyai

empat tiang pokok yang terletak di tengah yang disebut saka guru. Pada

bangunan ini terdapat pula bagian kerangka yang disebut sunduk atau

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

sunduk kili, sunduk ini berfungsi sebagai penyiku atau penguat

bangunan agar tidak beubah posisinya.

Gambar 66 : Rumah Adat Joglo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Jawa Tengah

1) Pria : Memakai penutup kepala yang disebut kupluk, berbaju

jas sikepan, stagen dan keris yang terselip di bagian

belakang. Dan memakai kain batik.

2) Wanita : Memakai kebaya panjang dengan kain batik. Perhiasan

berupa subang, kalung, gelang dan cincin.

Gambar 67 : Pakaian Jawa Tengah

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Gambyong

Tarian Gambyong merupakan tentang remaja putri yang beranjak

dewasa dan sejenis tarian pergaulan di masyarakat, biasanya dilakukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

untuk menyambut tamu atau mengawali suatu resepsi perkawinan. Ciri

khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan

gendhing Pangkur.

Gambar 68 : Tari Gambyong

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Sitar

Sitar adalah alat musik petik berdawai, bentuknya menyerupai

cerempung atau kecapi Sunda.

Gambar 69 : Sitar

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Keris

Keris memiliki berbagai bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok

kelok yang selalu berbilangan ganjil, dan ada pula yang berbilah lurus.

Di Jawa dan Sunda keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada

saat damai, sedangkan di depan pada saat perang.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

Gambar 70 : Keris

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

15. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta a. Rumah adat : Bangsal Kencono

Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan

pendopo, model rumah adat daerah Yogyakarta. Halaman sangat luas,

ditumbuhi tanaman dan di depan bangsal kencono terdapat dua patung

batu dari Gupolo, sang raksasa memegang gada sejenis alat pemukul.

Gambar 71 : Bangsal Kencono

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Surjan Dan Kebaya

1) Pria : Memakai penutup kepala yang disebut blangkon, berbaju

jas yang disebut surjan, stagen dan keris yang terselip di

bagian belakang. Dan memakai kain batik.

2) Wanita : Memakai kebaya panjang dengan kain batik. Perhiasan

berupa kalung, giwang dan cincin.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

Gambar 72 : Pakaian Surjan dan Kebaya

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Serimpi

Tari Serimpi merupakan tarian yang diiringi oleh gamelan dan

dimainkan oleh dua orang penari wanita. Gerakan tangan yang lambat

dan gemulai merupakan ciri khas dari tarian serimpi.

Gambar 73 : Tari Serimpi

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Gendang

Gendang adalah alat musik yang dibuat dari kulit binatang, seperti

kerbau, kambing, atau lembu. Gendang memiliki berbagai macam dan

ukuran serta kegunaan. Ada gendang yang digunakan untuk mengiringi

tarian dan ada juga yang digunakan untuk menyambut perayaan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

Gambar 74 : Gendang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Keris

Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada yang bilahnya

berkelok kelok yang selalu berbilangan ganjil, dan ada pula yang

berbilah lurus.

Gambar 75 : Keris

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

16. Provinsi Jawa Timur

a. Rumah adat : Rumah adat Joglo

Rumah Joglo tidak mempunyai pintu belakang dan kamar kamar.

Serambi belakang berfungsi untuk menerima tamu perempuan dan

serambi depan untuk menerima tamu laki laki. Pintu masuk berasal

dari samping rumah

Gambar 76 : Rumah Adat Joglo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

b. Pakaian : Pakaian Madura

1) Pria : Memakai penutup kepala, berbaju lengan panjang yang

biasa disebut pesaan. Dan kaos belang berwarna merah

dan putih serta celana sebatas bawah lutut. Dilengkapi

ikat pinggang besar.

2) Wanita : Memakai kebaya panjang yang diikat di pinggang, dengan

sarung motif batik. Perhiasan berupa subang, kalung, dan

gelang.

Gambar 77 : Pakaian Madura

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Remo

Tari remo ini mengisahkan perjuangan seorang pangeran dalam medan

perang. Tarian ini berfungsi sebagai tanda pengucapan selamat datang

pada para tamu. Tari ini juga dipertunjukkan dalam pembuka kesenian

Ludruk.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

Gambar 78 : Tari Remong

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Bonang

Bonang adalah alat musik pukul dalam orkes gamelan. Alat musik ini

terbuat dari bahan perunggu, yang bentuknya menyerupai periuk

belanga atau gong kecil yang disusun di atas tali yang disusun antara

kerangka sandaran kayu.

Gambar 79 : Bonang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Clurit

Clurit merupakan senjata tradisional sejenis arit yang berujung runcing,

dan bentuknya ntuknya seperti bulan sabit.

Gambar 80 : Clurit

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

17. Provinsi Kalimantan Barat

a. Rumah adat : Rumah Panjang atau Bentang

Bentuk Rumah Bentang memanjang lurus di atas seratus meter dan

bertiang panggung berketinggian di atas satu meter, rumah ini beratap

sirap dari kayu ulin. Di dalam rumah ini terdapat puluhan bilik, setiap

biliknya dihuni oleh satu keluarga. Pintu masuk melewati tangga dari

bawah kolong yang terbuat dari kayu bulat dilengkapi anak tangga.

Gambar 81 : Rumah Panjang atau Bentang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Pontianak

1) Pria : Mengenakan baju rompi, cawat yang disebut king baba,

dan kain tenun yang melingkar di pinggang, ketiganya

berasal dari kulit kayu. Sebagai pelengkap mengenakan

kalung dan penutup kepala yang berasal dari bulu burung.

2) Wanita : Mengenakan baju rompi, rok yang disebut king bibinge,

dan kain tenun yang melingkar di kepala, ketiganya

berasal dari kulit kayu. Sebagai pelengkap mengenakan

kalung dan gelang.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

Gambar 82 : Pakaian Pontianak

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Monong

Tari Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat

sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi.

Gambar 83 : Tari Monong

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Kaldei

Kaldei merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di

mainkan dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu.

Gambar 84 : Kaldei

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

e. Senjata : Dohak

Dohak merupakan senjata khas kalimantan, yang berbentuk seperti

tombak, dimana terdapat besi runcing yang diikatkan ke sebuah tongkat

panjang.

Gambar 85 : Dohak

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

18. Provinsi Kalimantan Tengah

a. Rumah adat : Rumah Adat Bentang

Rumah Adat Bentang merupakan bangunan rumah yang memanjang. Di

bawah kolongnya digunakan untuk bertenun dan menumbuk padi, dihuni

20 kepala keluarga. Rumah ini terdiri dari enam kamar, yaitu kamar

menyimpan alat alat perang, kamar untuk pendidikan gadis, kamar

tempat sajian, kamar tempat upacara dat dan agama, kamar tempat

penginapan serta ruang tamu.

Gambar 86 : Rumah Adat Bentang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

b. Pakaian : Pakaian Sinjang Barito

1) Pria : Mengenakan baju rompi, celana pendek dan kain yang

diikatkan pada pinggang. Pelengkap yang dikenakan

berupa penutup kepala berhias bulu, kalung manik

manik dan sebilah mandau yang diselipkan di pinggang.

2) Wanita : Mengenakan atasan sejenis dodot, rok sulam sebatas

lutut, kain yang diikatkan bersusun di bagian pinggang

dan penutup kepala berhias bulu. Pelengkap yang

dikenakan kalung dan gelang bahu.

Gambar 87 : Pakaian Sinjang Barito

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Tambun dan Bungai

Tari Tambun dan Bungai, merupakan tari yang mengisahkan

kepahlawanan Tambun dan Bungai pada saat mengusir musuh yang akan

merampas panen rakyat.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

Gambar 88 : Tari Tambun dan Bungai

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Japen

Japen adalah alat musik musik yang dimainkan dengan cara dipetik

sejenis gambus berbentuk kotak persegi panjang.

Gambar 89 : Japen

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Mandau dan Talawang

Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang

setengah meter. Hulu mandau diberi ukiran burung enggang dengan

hiasan rambut manusia. Dan Talawang adalah senjata semacam perisai

yang terbuat dari bahan kayu, bentuknya segi enam memanjang

digunakan untuk menutupi dada dan menagkis mandau ketika terjadi

perang.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

Gambar 90 : Mandau dan Talawang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

19. Provinsi Kalimantan Selatan

a. Rumah adat : Rumah Adat Banjar

Rumah adat Banjar adalah rumah adat yang mempunyai atap tinggi.

Bagian depan rumah berfungsi sebagai teras yang dinamakan pelatar,

yang digunakan sebagai tempat anggota keluarga bersantai. Rumah ini

merupakan rumah panggung dan di bawahnya dapat digunakan untuk

menyimpan padi dan sebagainya. Seluruh rumah terbuat dari kayu ulin

dan atapnya dari sirip kayu ulin.

Gambar 91 : Rumah Adat Banjar

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Banjar

1) Pria : Mengenakan baju berlengan panjang, celana panjang yang

biasa disebut selawar, sarung yang melingkar di

pinggang, dan tutup kepala.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

2) Wanita : Mengenakan baju berlengan pendek, kain bersulam emas,

tutupkepala berhias kembang goyang yaitu sumping, dan

gelang.

Gambar 92 : Pakaian Banjar

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Baksa Kembang

Tari baksa kembang berfungsi untuk menyambut tamu negara dalam

perayaan hari hari besar daerah atau nasional juga pada perayaan

pengantin atau hajatan. Tarian ini menggambarkan para remaja putri

cantik yang sedang bermain di taman bunga. Mereka memetik beberapa

bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam yang mereka bawa

sambil menari dengan gemulai. Tari ini diiringi seperangkat gamelan

dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan Jangklong.

Gambar 93 : Tari Baksa Kembang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

d. Alat musik : Panting

Panting adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik sejenis

gambus.

Gambar 94 : Panting

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Keris

Keris adalah salah satu senjata tradisional yang bilahnya berkelok

kelok dan panjangnya kurang lebih 30 cm serta matanya terbuat dari

campuran besi dengan logam lainnya.

Gambar 95 : Keris

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

20. Provinsi Kalimantan Timur

a. Rumah adat : Rumah Adat Lamin

Rumah adat Lamin adalah rumah tradisional yang dihuni oleh 25 - 30

keluarga. Ujung atap rumah diberi hiasan kepala naga, simbol

keagungan, budi luhur dan kepahlawanan. Halaman rumah diisi oleh

patung patung Blontang, menggambarkan dewa-dewa sebagai penjaga

rumah atau kampung. Rumah Lamin terbagi atas dapur , ruang tidur,

ruang tengah guna menerima tamu dan pertemuan adat. Tangga untuk

naik terbuat dari pohon. Bentuk tangga tidak berbeda antara rumah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

bangsawan dan rumah rakyat biasa. Dinding rumah terbuat dari kayu

diselingi daun rumbia, dan kolong rumah dapat digunakan untuk

memelihara ternak.

Gambar 96 : Rumah adat Lamin

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Urang Besunung

1) Pria : Mengenakan baju rompi dan cawat yang berasal dari

anyaman kulit binatang yang biasa disebut besunung.

Dilengkapi topi berhiaskan bulu bulu burung enggang

dan kalung yang terbuat dari tulang atau gigi binatang.

2) Wanita : Memakai baju rompi , rok panjang, dan topi yang dihias

dengan manik manik warna warni yang biasa disebut

dengan .

Gambar 97 : Pakaian Urang Besunung

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

c. Tarian : Tari Gong

Tari Gong adalah tarian yang dimainkan menggunakan alat musik gong.

Tarian ini menggambarkan kelembutan seorang gadis yang meliuk liuk

bagaikan sebatang padi. Tarian ini dibaewakan oleh seorang gadis

dengan pakaian adat Dayak Kenyah. Gerakan tubuh dan tangan yang

lambat serta dominasi bulu burung dalam corak pakaiannya merupakan

ciri khas dari tarian ini.

Gambar 98 : Tari Gong

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Sampe

Sampe adalah alat musik sejenis gitar yang berdawai tiga atau empat.

Biasannya terdapat hiasan ukiran khas suku dayak.

Gambar 99 : Sampe

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

e. Senjata : Mandau

Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang

setengah meter. Hulu mandau diberi ukiran burung enggang dengan

hiasan rambut manusia.

Gambar 100 : Mandau

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

21. Provinsi Sulawesi Utara

a. Rumah adat : Rumah Bolang Mangondow

Rumah Bolang Mangondow berbentuk persegi panjang di atas tanah atau

setengah panggung yang tingginya satu hingga dua meter. Dinding dan

lantainya terbuat dari bambu yang dianyam. Atap rumah ini terbuat dari

daun rumbia atau daun kelapa. Ruangan rumah terdiri dari bagian depan

untuk menerima tamu, bagian tengah untuk kamar tidur, dan bagian

belakang untuk dapur dan ruang makan,sedangkan untuk menyimpan

barang barang disimpan di atas loteng.

Gamabar 101 : Rumah Bolang Mangondow

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

89

b. Pakaian : Pakaian Minahasa

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang.

Dilengkapi dengan kain yang menyelempang di bahu,

ikat pinggang, dan penutup kepala.

2) Wanita : Mengenakan baju kurung dan kain panjang. Di bagian

dada terdapat hiasan yang khas, memakai giwang, gelang

serta hiasan kepala.

Gambar 102 : Pakaian Minahasa

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Palo Palo

Tari Polo - palo adalah tari pergaulan bagi muda-mudi yang dapat

dilakukan dengan solo atau juga bisa dilakukan secara berkelompok

dengan diiringi alat musik palo palo.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

Gambar 103 : Tari Palo - Palo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Kolintang

Kolintang adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kayu yang

berasal dari Minahasa. Nama Kolintang berasal dari suaranya : tong pada

nada rendah, ting pada nada tinggi dan tang pada nada biasa. Dalam

adalah

mangemo kumolintang yang akhirnya berubah kata menjadi Kolintang.

Gambar 104 : Kolintang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Tombak

Tombak adalah senjata tajam dan runcing, bermata dua dan bertangkai

panjang, untuk menusuk dari jarak dekat atau jauh dengan cara

melemparkannya.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

91

Gambar 105 : Tombak

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

22. Provinsi Gorontalo

a. Rumah adat : Rumah Adat Pewaris

Rumah Pewaris dibuat dari balok atau papan tanpa sambungan. Kayu

yang digunakan tidak boleh bengkok sebagai ketulusan lahir dan batin.

Atapnya terbuat dari daun rumbia dan kanan kiri rumah terdapat tangga.

Rumah pewaris mempunyai ruang tamu, ruang keluarga, dan kamar

kamar. Kolong rumah dapat dipergunakan untuk menyimpan alat alat

perikanan. Di depan rumahnya terdapat sebuah tangga, dimana untuk

memesuki rumah harus menaiki tangga sebelah kanan, sedangkan untuk

keluar melalui sebelah kiri.

Gambar 106 : Rumah adat Pewaris

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Gorontalo

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang.

Dilengkapi dengan kain yang melingkar di pinggang, ikat

pinggang, dan penutup kepala.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

92

2) Wanita : Mengenakan baju kurung dan kain panjang, dan kain yang

menyelempang di bahu. Memakai giwang, gelang serta

hiasan di kepala.

Gambar 107 : Pakaian Gorontalo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Padupa

Tari Padupa merupakan tarian yang biasanya dibawakan oleh enam

orang penari wanita berbaju Bodo, baju khas Suku Bugis. Tarian ini

berfungsi sebagai tarian penyambut tamu.

Gambar 108 : Tari Padupa

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

93

d. Alat musik : Ganda

Ganda adalah alat musik sejenis gendang yang berukuran besar dan

dimainkan dengan cara dipukul dengan telapak tangan seperti

memainkan gendang.

Gambar 109 : Ganda

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Wamilo

Senjata ini berbentuk seperti golok, tetapi bagian ujung hulunya sedikit

melengkung ke bawah.

Gambar 110 : Wamilo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

23. Provinsi Sulawesi Tengah

a. Rumah adat : Rumah Adat Souraja / Rumah Tambi

Rumah Souraja adalah berupa rumah panggung. Anak tangga dengan

jumlah ganjil menandakan rumah kepala adat dan yang berjumlah genap

adalah rumah milik penduduk biasa. Alas rumah tersebut terdiri dari

balok-balok yang disusun, sedangakan fondasi atau dasarnya terdiri dari

batu alam. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

94

Gambar 111 : Rumah Adat Souraja / Rumah Tambi

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Kulawi Donggala

1) Pria : Mengenakan baju yang biasa disebut koje yaitu kemeja

yang bagian kerahnya tegak dan pas dileher, berlengan

panjang. Puruka Pajana atau celana sebatas lutut,

dilengkapi dengan sarung dipinggang, keris pasatimpo,

serta memakai hiasan kepala yang disebut siga.

2) Wanita : Mengenakan baju yang disebut nggembe yang berbentuk

segi empat longgar dan berkerah bulat dan bawahan

panjang sebatas mata kaki. Kepala dan dahi diberi hiasan

yang dipakai berupa dadasa. Perhiasan yang dipakai

berupa kalung bersusun disebut gemo kambora, gelang

yang disebut pontodate, dan anting yang disebut dali.

Gambar 112 : Pakaian Kulawi (Donggala)

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

95

c. Tarian : Tari Peule Cinde

Tari Peule Cinde termasuk tarian untuk menyambut tamu agung.

Puncak acaranya adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.

Gambar 113 : Tari Peule Cinde

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Ganda

Ganda adalah alat musik sejenis gendang yang panjang dan dimainkan

dengan cara dipukul dengan telapak tangan seperti memainkan gendang.

Gambar 114 : Ganda

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Pasatimpo

Pasatimpo adalah senjata tradisioanal yang bengkok ke bawah dan

sarungnya diberi tali.

Gambar 115 : Pasatimpo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

96

24. Provinsi Sulawesi Selatan

a. Rumah adat : Rumah Tongkonan

Rumah Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja di Sulawesi Selatan.

Kolong rumah ini digunakan untuk kandang kerbau belang atau tedong

bonga. Kerbau merupakan lambang kejayaan. Di depan rumah tersusun

tanduk tanduk kerbau sebagai perlambang pemiliknya telah berulang

kali mengadakan upacara kematian secara besar besaran. Tongkonan

terdiri dari tiga ruang, yaitu ruang tamu, ruang makan, dan ruang

belakang.

Gambar 116 : Rumah Tongkonan

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Toraja

1) Pria : Mengenakan jas model tertutup lengan panjang, sarung

songket yang biasa disebut rope. Dilengkapi dengan

penutup kepala yang disebut bella dada, kalung dan

gelang naga yang disebut pottonaga. Dan terselip keris

yang berlapis emas yang disebut tata ropeng.

2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dan sarung rope sebatas

mata kaki, dilengkapi rantai manik manik, pending dan

sebilah keris. Memakai ikat kepala, perhiasan anting commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

97

panjang yaitu , kalung tunggal yaitu

geno sibatu, dan gelang.

Gambar 117 : Pakaian Toraja

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Kipas

Tari Kipas adalah tari pelepas lelah. Dahulu tarian ini dibawakan saat

gotong royong saat istirahat memanen padi. Fungsi tarian ini untuk

memotivasi masyarakat sekaligus sebagai hiburan untuk kalangan anak

muda. Gerak mengurai sayap berarti membersihkan diri usai bekerja.

Gambar 118 : Tari Kipas

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Puwi - Puwi

Puwi-puwi merupakan alat musik tradisional tiup seperti suling,

bentuknya tegak lurus dan bercorong daun kelapa.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

98

Gambar 119 : Puwi - Puwi

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Badik

Badik adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan sejenis golok,

bentuknya kokoh.

Gambar 120 : Badik

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

25. Provinsi Sulawesi Barat

a. Rumah adat : Rumah Adat Mandar atau Laikas

Rumah adat ini disebut juga Rumah Laikas. Bangunannya merupakan

rumah panggung yang terdiri dari tiga lantai dan tidak memakai paku.

Lantai pertama tempat kediaman raja dan permaisuri, lantai kedua untuk

tempat tinggal, dan lantai ketiga tempat wanita sholat. Pada kiri kanan

lantai dua ada ruang tempat menenun kain yang disebut bate.

Gambar 121 : Rumah Adat Mandar atau Laikas

Sumber : Aneka Budaya Nusantara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

99

b. Pakaian : Pakaian Toraja

1) Pria : Mengenakan jas model tertutup lengan panjang, sarung

songket yang biasa disebut rope. Dilengkapi dengan

penutup kepala yang disebut bella dada, kalung dan

gelang naga yaitu pottonaga. Dan terselip keris yang

berlapis emas disebut tata ropeng.

2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dan sarung rope sebatas

mata kaki, dilengkapi rantai manik-manik, pending dan

sebilah keris. Memakai ikat kepala, perhiasan anting

panjang yaitu , kalung tunggal yang

disebut geno sibatu, dan gelang.

Gambar 122 : Pakaian Toraja

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Kipas

Tari Kipas adalah tari pelepas lelah. Dahulu tarian ini dibawakan saat

gotong royong saat istirahat memanen padi. Fungsi tarian ini untuk

memotivasi masyarakat sekaligus sebagai hiburan untuk kalangan anak

muda. Gerak mengurai sayap berarti membersihkan diri usai bekerja.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

100

Gambar 123 : Tari Kipas

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Rebana

Rebana dan cimbal - cimbal merupakan sejenis instrumen musik pukul

yang berfungsi pengiring kesenian tradisional. Bentuknya seperti rapai

yang juga terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit.

Gambar 124 : Rebana

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Badik

Badik adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan sejenis golok,

bentuknya kokoh.

Gambar 125 : Badik

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

101

26. Provinsi Sulawesi Tenggara

a. Rumah adat : Rumah Adat Laikas

Rumah adat Laikas merupakan rumah panggung yang terdiri dari tiga

lantai dan tidak memakai paku. Lantai pertama tempat kediaman raja

dan permaisuri, lantai kedua untuk tempat tinggal, dan lantai ketiga

tempat wanita sholat. Pada kiri kanan lantai dua ada ruang tempat

menenun kain yang disebut bate.

Gambar 126 : Rumah Adat Mandar atau Laikas

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Babung Gina Samani

1) Pria : Mengenakan baju jas tertutup, celana panjang, sarung

yang melingkar di pinggang yang dan dilengkapi dengan

penutup kepala.

2) Wanita : Mengenakan baju urung dengan kerah bulat, bawahan

panjang sebatas mata kaki, dilengkapi dengan perhiasan

kalung dan gelang, serta hiasan bunga pada kepala.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

102

Gambar 127 : Pakaian Babung Gina Samani

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Balumpa

Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalarn menyambut tamu

agung. Tari rakyat ini berasal dari Buton.

Gambar 128 : Tari Balumpa

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Lado Lado

Lado lado adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Tenggara,

berbentuk seperti kolintang, tetapi lebih pendek. Alat ini dimainkan

dengan cara dipukul.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

103

Gambar 129 : Lado - Lado

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Keris

Keris Sulawesi Tenggara ada yang bilahnya barkelok kelok dan ada

pula yang lurus. Bilah keris ini terbuat dari campuran berbagai logam

yang berlapis lapis.

Gambar 130 : Keris

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

27. Provinsi Bali

a. Rumah adat : Gapura atau Natah

Gapura Candi Bentar merupakan pintu masuk istana raja yang

merupakan rumah adat di Bali. Balai bengkong merupakan tempat

istirahat raja beserta keluarga, balai wantika merupakan tempat

pagelaran kesenian, kori agung adalah pintu masuk pada waktu upacara

besar dan kori babetelan merupakan pintu masuk keluarga.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

104

Gambar 131 : Gapura atau Natah

Sumber : Aneka Budaya Nusantara b. Pakaian : Pakaian Payas Agung

1) Pria : Mengenakan kain songket saput, sebilah keris terselip di

pinggang belakang, dan memakai ikat kepala.

2) Wanita : Mengenakan duahelai kain songket, stagen songket yaitu

memaprada dan selendang yang disebut senteng. Di atas

kepalanya memakai hiasan bunga kamboja dan bunga

emas. Perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, dan

gelang.

Gambar 132 : Pakaian Payas Agung

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Pendet

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak

diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian

ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

105

Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali

mengubah Pendet menjadi tari selamat datang.

Gambar 133 : Tari Pendet

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Gamelan

Gamelan merupakan salah satu jenis peralatan musik dari seperangkat

gamelan yang dimainkan dengan cara dipukul dan dumainkan bersama

sama dengan alat musik lainnya mengikuti rentak lagu.

Gambar 134 : Gamelan

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Keris

Keris dipakai sebagai senjata untuk membela diri dan juga dapat

mewakili seseorang dalam suatu undangan pernikahan. Menurut

kepercayaan sebagian penduduk Bali, keris pusaka yang direndam air

putih akan menyembuhkan anggota keluarga dari gigitan binatang

berbisa.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

106

Gambar 135 : Keris

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

28. Provinsi Nusa Tenggara Timur

a. Rumah adat : Rumah Adat Sao Ata Musa Lakitana

Rumah Musa Lakitana adalah rumah adat Nusa Tenggara Timur. Rumah

ini tempat tinggal lurah, camat, atau pembesar lainnya. Rumah ini

berbentuk panggung, di bawahnya terdapat balai panjang tempat

menerima tamu. Tiang tiangnya berdiri pada landasan batu besar

sehingga tidak perlu ditanam dalam tanah.

Gambar 136 : Rumah Adat Sao Ata Musa Lakitana

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Rote

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang, kain tenun yang

diselempangkan di bahu, dan sarung tenun yang

dilingkarkan pada pinggang dan memakai topi pada

kepalanya. Perhiasan yang digunakan adalah kalung.

2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dilenglapi kain tenun

yang menyelempang di bahu, dan sarung tenun. Memakai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

107

hiasan kepala berbentuk bulan sabit, serta perhiasan

seperti kalung, pending dan gelang.

Gambar 137 : Pakaian Rote

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Perang

Tari Perang merupakan tarian yang menunjukkan sifat sifat

keperkasaan prajurit dan menggambarkan kepandaian prajurit dalam

memainkan senjata. Senjata yang dipakai berupa cambuk dan perisai.

Gambar 138 : Tari Perang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Sasando

Sasando adalah sebuah alat musik petik. Bentuknya seperti gitar, biola

atau kecapi. Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

108

terbuat dari bambu. Pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah

terdapat ganjalan ganjalan tempat senar direntangkan. Ganjalan

ganjalan ini berfungsi memberi efek nada yang berbeda beda pada

setiap petikan senar. Sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang

terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang berbentuk seperti kipas.

Gambar 139 : Sasando

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Klewang

Klewang adalah senjata tradisional Nusa Tenggara Timur, bentuknya

serupa dengan pedang yang terbuat dari besi dan campuran logam yang

lain.

Gambar 140 : Klewang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

29. Provinsi Nusa Tenggara Barat

a. Rumah adat : Rumah Adat Dalam Loka Samawa

Rumah Adat Dalam Loka Samawa merupakan Istana Sultan Sumbawa

terbuat dari kayu jati beratap sirap. Rumah ini bertingkat tiga, lantai

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

109

bawah tempat pengawalan, lantai dua untuk Sultan dan Permaisuri, dan

lantai tiga untuk puteri serta keluarga.

Gambar 141 : Rumah Adat Dalam Loka Samawa

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Sumbawa

1) Pria : Mengenakan Pakaian Sumbawa baju lengan panjang

leher tertutup, kain sarung tenun, kain songket yang

melingkar di pinggang, memakai penutup pada kepala,

dengan pelengkap cilla dan pending.

2) Wanita : Mengenakan baju lengan pendek dilenglapi dengan kain

songket. Memakai perhiasan anting, pending, gelang, dan

memakai tusuk konde.

Gambar 142 : Pakaian Sumbawa

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

110

c. Tarian : Tari Mpaa Lenggo

Tari Mpaa Lenggo merupakan sebuah tarian guna menyambut Maulid

Nabi Muhammad SAW. Tarian ini juga sering dipertunjukkan pada

upacara - upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja.

Gambar 143 : Tari Mpaa Lenggo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Serunai

Serunai adalah alat musik tiup yang menyerupai seruling dengan ujung

membesar dan berfungsi memperbesar volume suara.

Gambar 144 : Serunai

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Cilla

Senjata tradisional daerah Nusa Tenggara Barat adalah keris dengan

bilah yang tidak berlekuk. Ada berbagai jenis, misalnya sampari dan

sondi. Di Lombok, sondi disebut grantim.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

111

Gambar 145 : Cilla

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

30. Provinsi Maluku

a. Rumah adat : Rumah Adat Baileo

Rumah Baileo dipakai untuk pertemuan, musyawarah, dan upacara adat

yang disebut seniri negeri. Bangunan ini berupa panggung yang

dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar dan tinggi, terbuat dari daun

rumbia, sedangkan dindingnya terbuat dari tangkai daun rumbia yang

disebut gaba gaba.

Gambar 146 : Rumah Adat Baileo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Ambon

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang berenda dilengkapi

dengan jas, celana panjang, dan ikat pinggang.

2) Wanita : Mengenakan baju kurung berlengan panjang, rok

sepanjang mata kaki, dilengkapi hiasan di dada, kepala

serta memakai anting dan gelang.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

112

Gambar 147 : Pakaian Ambon

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Lenso

Tarian Lenso adalah tarian pergaulan muda mudi rakyat Minahasa.

Tarian ini menceritakan bagaimana seorang pemuda Minahasa mencari

jodoh atau calon istri. Dalam tari ini, lenso yang berarti selendang

dijadikan alat untuk melamar gadis, apabila lenso dibuang oleh sang

gadis berarti lamaran ditolak,sebaliknya apabila diterima berati lamaran

diterima.

Gambar 148 : Tari Lenso

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Tifa Maluku

Tifa mirip seperti gendang cara memainkannya adalah dengan dipukul.

Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongkan isinya dan pada salah satu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

113

sisi ujungnya ditutup dengan kulit binatang. Tifa biasanya dimainkan

untuk mengiringi tarian tradisional dan biasanya digunakan pada acara-

acara tertentu seperti upacara-upacara adat.

Gambar 149 : Tifa Maluku

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Parang Salawaku

Parang Salawaku merupakan senjata tradisional yang terdiri dari parang

dan salawaku. Parang merupakan senjata sejenis pedang yang terbuat

dari besi yang mempunyai panjang sampai satu meter. Salawaku adalah

perisai yang dihiasi motif motif yang melambangkan keberanian.

Gambar 150 : Parang Salawaku

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

31 Provinsi Maluku Utara

a. Rumah adat : Rumah Adat Baileo

Rumah Baileo dipakai untuk pertemuan, musyawarah, dan upacara adat

yang disebut seniri negeri. Bangunan ini berupa panggung yang

dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar dan tinggi, terbuat dari daun

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

114

rumbia, sedangkan dindingnya terbuat dari tangkai daun rumbia yang

disebut gaba gaba.

Gambar 151 : Rumah Adat Baileo

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Maluku Utara

1) Pria : Mengenakan baju lengan panjang seperti jas, celana

panjang, dan peci.

2) Wanita : Mengenakan baju kurung berlengan panjang, sarung tenun

sepanjang mata kaki, dilengkapi hiasan di dada, kepala

serta memakai ikat pinggang, anting dan gelang.

Gambar 152 : Pakaian Maluku Utara

Sumber : infonesia123.wordpress.com

c. Tarian : Tari Lenso

Tarian Lenso adalah tarian pergaulan muda mudi rakyat Minahasa.

Tarian ini menceritakan bagaimana seorang pemuda Minahasa mencari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

115

jodoh atau calon istri. Dalam tari ini, lenso yaitu selendang dijadikan alat

untuk melamar gadis, apabila lenso dibuang oleh sang gadis berarti

lamaran ditolak,sebaliknya apabila diterima berati lamaran diterima.

Gambar 153 : Tari Lenso

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Fu

Fu adalah alat musik tiup yang terbuat dari kerang kerang laut

berukuran besar.

Gambar 154 : Fu

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Parang Slawaku

Parang Salawaku merupakan senjata tradisional yang terdiri dari parang

dan salawaku. Parang merupakan senjata sejenis pedang yang terbuat

dari besi yang mempunyai panjang sampai satu meter. Salawaku adalah

perisai yang dihiasi motif motif yang melambangkan keberanian.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

116

Gambar 155 : Parang Salawaku

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

32. Provinsi Papua

a. Rumah adat : Honai atau Kari Wari

Honai adalah nama rumah adat Papua yang dihuni oleh suku Dani.

Rumah tersebut terdiri dari dua lantai, lantai pertama sebagai tempat

tidur dan lantai dua untuk bersantai, makan serta mengerjakan kerajinan

tangan. Pintu Honai kecil, tanpa jendela, dan atapnya terbuat dari rumput

ilalang.

Gambar 156 : Honai atau Kari Wari

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Serui

1) Pria : Mengenakan bawahan berumbai rumbai sebatas lutut,

hiasan kepala, gelang yang biasanya terbuat dari kerang,

bulu burung, atau tulang binatang, serta dilengkapi

dengan perisai suku asmat.

2) Wanita : Mengenakan baju lengan panjang, bawahan kain tenun

sebatas mata kaki, dilengkapi dengan hiasan bulu burung commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

117

pada kepala, dan perhiasan gelang, kalung dan hiasan

pada kaki.

Gambar 157 : Pakaian Serui

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

c. Tarian : Tari Selamat Datang

Tari Selamat Datang adalah tari yang mempertunjukan kegembiraan hati

penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.

Gambar 158 : Tari Selamat Datang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Tifa

Tifa mirip seperti gendang cara memainkannya adalah dengan dipukul.

Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongkan isinya dan pada salah satu

sisi ujungnya ditutup dengan kulit binatang. Tifa biasanya dimainkan

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

118

untuk mengiringi tarian tradisional dan biasanya digunakan pada acara-

acara tertentu seperti upacara-upacara adat.

Gambar 159 : Tifa

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Busur dan Panah

Busur terbuat dari bambu atau kayu, sedangkan tali busur tebuat dari

rotan. Anak panahmya terbuat dari bambu, kayu, atau tulang kanguru.

Busur dan panah biasanya dipakai dalam berperang ataupun berburu.

Gambar 160 : Busur dan Panah

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

33. Provinsi Papua Barat

a. Rumah adat : Honai atau Kari Wari

Honai adalah nama rumah adat Papua yang dihuni oleh suku Dani.

Rumah tersebut terdiri dari dua lantai, lantai pertama sebagai tempat

tidur dan lantai dua untuk bersantai, makan serta mengerjakan kerajinan

tangan. Pintu Honai kecil, tanpa jendela, dan atapnya terbuat dari rumput

ilalang.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

119

Gambar 161 : Honai atau Kari Wari

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

b. Pakaian : Pakaian Ewer

1) Pria : Mengenakan bawahan berumbai rumbai sebatas lutut,

hiasan kepala, kalung, gelang dari kerang kerangan atau

bulu burung cendrawasih, serta dilengkapi panah.

2) Wanita : Mengenakan atasan sejenis kemben, bawahan berumbai

rumbai sebatas lutut, hiasan kepala, kalung, gelang dari

kerang kerangan atau bulu burung cendrawasih.

Gambar 162 : Pakaian Ewer

Sumber : infonesia123.wordpress.com

c. Tarian : Tari Selamat Datang

Tari Selamat Datang adalah tari yang mempertunjukan kegembiraan hati

penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

120

Gambar 163 : Tari Selamat Datang

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

d. Alat musik : Tifa

Tifa mirip seperti gendang cara memainkannya adalah dengan dipukul.

Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongkan isinya dan pada salah satu

sisi ujungnya ditutup dengan kulit binatang. Tifa biasanya dimainkan

untuk mengiringi tarian tradisional dan biasanya digunakan pada acara-

acara tertentu seperti upacara-upacara adat.

Gambar 164 : Tifa

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

e. Senjata : Pisau Belati

Pisau belati dari Papua ini merupakan senjata tradisional yang terbuat

dari tulang burung kasuari dan pada ujung hulunya berhias bulu burung

kasuari.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

121

Gambar 165 : Pisau Belati

Sumber : Aneka Budaya Nusantara

B. Analisa Data Penerbit

Erlangga for Kids menerbitkan buku untuk anak sejak tahun 2003. Alasan

utama adalah keprihatinan Penerbit Erlangga terhadap pendidikan anak. Erlangga

for Kids ingin menjadi brand terpercaya bagi setiap orang tua dan pendidik serta

kalangan yang concern dengan dunia anak. Menarik, warna-warna cerah, kualitas

cetak yang bagus, dan Kreatif adalah ciri khas buku-buku Erlangga for Kids.

Dalam 1 tahun Erlangga for Kids rata-rata menerbitkan 300 hingga 350 judul.

Erlangga for Kids menerbitkan hampir semua kategori yang diperlukan bagi

perkembangan anak. Eksplorasi kategori dan ragam produk terus dilakukan oleh

Tim Editor Erlangga for Kids. Untuk studi banding, tim editor dan desainer kami

menghadiri Pameran Buku Anak yang setiap tahunnya diselenggarakan di

Bologna Italia. Di situ adalah ajang buku anak terbesar. Selain itu Frankfurt Book

Fair yang diadakan di Frankfurt Jerman adalah Pameran Buku terbesar di dunia.

Saat ini Erlangga for Kids pemegang hak cipta untuk beberapa brand

terkenal di sunia, seperti Thomas the Tank Engines, Go Diego Go, Dora the

Esplorer, Nihao Kailan, Kungfu Panda, Strawberry Shortcake, dan Disney Junior.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

122

Masa anak - anak merupakan masa-masa golden age. Mereka sangat perlu

berbagai rangsangan agar bisa berkembang maksimal.Kami akui bahwa

membuat buku untuk anak terutama adalah yang tersulit dibandingkan buku untuk

usia yang lebih dewasa. Baik dari pemilihan materi/isi buku, gaya bahasa, dan

pemilihan material yang pas. Namun, yang membuat Erlangga for Kids terus

menerbitkan buku anak adalah kepedulian kami terhadap pendidikan anak anak

Indonesia. Kami sangat ingin anak- anak di Indonesia tidak kalah dengan anak-

anak di negara maju yang dibesarkan dengan kebiasaan membaca di rumah dan di

sekolah.

Penerbit Erlangga for Kids terletak di Jl. H. Baping Raya No.100 Ciracas,

Jakarta 13740. Erlangga for kids memiliki beberapa kategori untuk buku-buku

yang diterbitkan diantaranya adalah seri : Mini Library, 30 Sahabat Nabi, Kisah

para Putri, Hewan Peliharaan, Buku Ajaib, Read a Story, dll.

Berikut adalah beberapa judul yang diterbitkan oleh Erlangga for Kids :

1. Aku menginginkan bulan

2. Aku dan ibuku

3. Aku dan ayahku

4. Aku sayang kamu

5. Aku daun, dan sahabatku

6. Aaaaaaaaaa, laba laba

7. Ali sang pembela rasululloh

8. Saling menebar salam

9. Umar ikut perang badar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

123

10. Ayo berdoa sebelum berbuka puasa

11. Ayo berdoa setelah belajar

12. Air

13. 20 ribu mil di bawah laut

14. Agustine

15. Dll.

C. Analisa Data Kuisioner

Penulis menggunakan kuisioner sebagai cara untuk mendapatkan data, 50

lembar kuisioner telah dibagikan kepada orang tua siswa - siswi sekolah dasar

yaitu siswa - siswa SD Muhammadiyah 1 Surakarta, dan SD Kanisius Surakarta

yang dipilih secara random. Hal ini dilakukan karena orang tua merupakan target

audience yang akan memberi saran dan keputusan atas apa yang akan dibeli oleh

anak anaknya selaku target market untuk membeli buku pengenalan

keberagaman budaya Indonesia yang dibuat oleh penulis. Dari kuisioner tersebut

didapat data sebagai berikut:

1. Buku apakah yang sering dibaca putra / putri anda saat di rumah selain buku

pelajaran?

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa anak anak di rumah

lebih banyak membaca buku komik, dibanding buku pengetahuan. Hal ini

dapat dilihat dari diagram dengan presentase sebagai berikut : 44% untuk

buku komik, 33% untuk majalah anak, 15% untuk buku pengetahuan dan 8%

untuk lain - lain.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

124

Lain-Lain : 8%

Buku komik: Majalah Anak : 44% 33%

Buku Pengetahuan : 15%

Diagram 1 Jenis Buku Yang Dibaca Anak Anak Di Rumah

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner

2. Berdasar pertimbangkan apakah, saat anda membeli buku untuk putra / putri

anda?

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa orang tua lebih

mementingkan isi buku daripada hal yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari

diagram dengan presentase sebagai berikut : 6% untuk gambar buku, 11%

untuk harga, 48% untuk isi buku dan 35% untuk semua.

Gambar buku : 6% Harga buku: Pilihan anak : 11% 35%

Isi buku: 48%

Diagram 2

Pertimbangan Orang Tua Saat Membeli Buku Untuk Anak

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner

3. Setahu anda, darimanakah putra /putri anda mengenal keberagaman hasil

kebudayaan Indonesia selama ini?

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

125

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa anak anak selama ini

mengenal beragam hasil kebudayaan Indonesia adalah dari buku (buku

sekolah). Hal ini dapat dilihat dari diagram dengan presentase sebagai

berikut : 31% untuk buku (buku sekolah), 25% untuk televisi, 19% untuk

internet dan 10% untuk majalah anak, dan 15% untuk melihat secara

langsung.

Melihat langsung: 15% Buku: 31%

Internet: 19%

Televisi: 25%

Diagram 3 Sumber Mengenal Kebudayaan Indonesia

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner

4. Selain buku sekolah, apakah putra / putri anda memiliki sarana pembelajaran

tentang keberagaman budaya Indonesia di rumah?

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kebanyakan anak anak

di rumah tidak memiliki sarana pembelajaran keberagaman hasil kebudayann

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari diagram dengan presentase sebagai

berikut : 80% menyatakan tidak, dan 20% menyatakan ya.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

126

Ya: 20%

Tidak: 80%

Diagram 5 Kepemilikan Media Pembelajaran Kebudayaan Di Rumah

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisioner

C. Komparasi /Pembanding

Sebagai pembanding, beberapa buku yang berisi tentang beragamnya

kebudayaan Indonesia diantaranya adalah Khasanah negriku - Mengenal 33

Provinsi di Indonesia yang diterbitkan oleh Anak Kita, Jakarta dan Aku Anak

Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga, Jakarta.

1. Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia

Judul : Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi di Indonesia

Penerbit : Anak Kita, Jakarta

Harga : Rp 45.500,00

Buku ini berisi tentang ulasan singkat mengenai 33 provinsi di

Indonesia,dimana pada setiap provinsi terdapat keterangan secara umum

tentang letak geografis, sejarah, kependudukan sampi pada keunikan yang

ada di provinsi itu.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

127

Gambar 166 : Buku Khasanah negriku - Mengenal 33 Provinsi diIndonesia

2. Budaya Nusantara 33 provinsi

Judul : Budaya Nusantara 33 provinsi

Penerbit : Penerbit Wahyu Media, Bekasi

Harga : Rp 22.500,00

Dalam buku ini terdapat ulasan singkat tentang kependudukan tiap provinsi,

gambar logo provinsi,juga gambar - gambar hasil kebudayaan Indonesia.

Gambar 167 : Buku Budaya Nusantara 33 provinsi

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

128

D. Analisis SWOT

Untuk lebih memperkuat perancangan aplikasi pada buku pengenalan

kebudayaan ini dibutuhkan analisis SWOT. Analisis ini membantu untuk melihat

kembali kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity),

dan ancaman (threat). Faktor-faktor internal adalah kekuatan dan kelemahan

sedangkan faktor eksternal adalah kesempatan dan ancaman. Adapun analisis

SWOT untuk buku permainan pengenalan budaya ini dapat dilihat pada halaman

berikutnya :

No SWOT Ayo Keliling Indonesia Mengenal 33 Provinsi di Budaya Nusantara 33

Indonesia Provinsi Di Indonesia

1. Kekuatan a) Terdapat ringkasan a) Tidak hanya berisi a) Layout buku terlihat (Strength) pengalaman keberagaman budaya teratur, sehingga perjalanan dari dua saja, tetapi memudahkan karakter dalam buku menampilkan pembaca dalam yaitu Nusa dan Tara. beberapa keunikan memahami isi buku. b) Format buku yang yang ada di setiap berbeda, dilengkapi provinsi.

beberapa aktivitas b) Terdapat bonus peta permainan yang budaya. dapat dijadikan

sebagai penunjang dalam memahami isi buku.

c) Ilustrasi terlihat lebih detail.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

129

2. Kelemahan a) Hanya berisi 5 hasil a) Layout terlihat a) Ilustrasi kurang detail kebudayaan dari kurang teratur, jadi sehingga terlihat

(Weakness) setiap provinsi. kurang memanjakan kurang menarik. mata pembaca. b) Hanya berisikan b) Penggarapan ilustrasi gambar-gambar

terkesan buru buru, kebudayaan dengan sehingga terlihat sedikit penjelasan kurang menarik. tentang data

kebudayaan.

3. Kesempatan a) Semakin dihargainya a) Semakin dihargainya a) Semakin dihargainya kebudayaan bangsa, kebudayaan bangsa, kebudayaan bangsa, (Oportunity) sejak adanya kasus sejak adanya kasus sejak adanya kasus klaim oleh negara klaim oleh negara klaim oleh negara lain,sehingga lain,sehingga lain,sehingga membuat banyak membuat banyak membuat banyak pihak, khususnya pihak, khususnya pihak, khususnya sekolah yang gencar sekolah yang gencar sekolah yang gencar mengenalkan mengenalkan mengenalkan beragam kebudayaan beragam kebudayaan beragam kebudayaan bangsa kepada anak- bangsa kepada anak- bangsa kepada anak- anak. anak. anak.

4. Ancaman a) Karena buku ini a) Kurang diminatinya a) Anak-anak lebih hanya merupakan buku-buku dengan memilih membeli (Threat) sebuah penunjang tema kebudayaan komik ataupun dalam belajar, minat oleh anak-anak. majalah anak. untuk membeli buku b) Semakin banyaknya b) Diterbitkan oleh bertemakan buku yang berisi penerbit yang kurang

kebudayaan, masih tentang pengenalan dikenal masyarakat. sangatlah kurang. kebudayaan yang b) Semakin banyaknya beredar di pasar.

buku yang berisi tentang pengenalan kebudayaan yang

beredar di pasar.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

130

E. Positioning

Positioning adalah bagaimana suatu produk membentuk image ataupun

persepsi pada masyarakat. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan,

buku ini diposisikan sebagai buku penunjang anak-anak sekolah dasar dalam

belajar mengenal beragam kebudayaan Indonesia.

F. USP (Unique Selling Preposition)

Buku Ayo Keliling Indonesia ini bukanlah satu satunya buku pengenalan

keberagaman budaya Indonesia yang beredar saat ini. Namun apabila

dibandingkan dengan buku buku yang ada saat ini, isi dari buku Ayo Keliling

Indonesia lebih terfokus pada pengenalan kebudayaan-kebudayaan yang ada di

Indonesia. Sehingga diharapkan anak-anak lebih mudah dalam mencari tahu

kebudayaan yang ada di setiap provinsi. Adanya sekilas petualangan dari dua

karakter yaitu Nusa dan Tara diharapkan dapat membawa anak-anak berimajinasi

mendalami buku Ayo Keliling Indonesia, sehingga dapat memahami dan mengerti

dengan baik kekayaan budaya yang ada di tanah air kita, Indonesia. Adanya

beberapa aktivitas permainan di dalam buku Ayo Keliling Indonesia ini, juga

dapat dijadikan sebagai penunjang dalam mengulang kembali apa yang telah

didapat setelah mempelajari ulasan kebudayaan dari masing-masing provinsi yang

ada di Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN KREATIF

BUKU AYO KELILING INDONESIA

A. Ide Dasar

Kebanyakan putra putri bangsa kurang begitu mengenal hasil hasil

budaya bangsa, hal ini bisa dimaklumi mengingat Indonesia merupakan negara

yang kaya akan budaya. Indonesia terdiri dari 33 provinsi dengan ratusan suku

bangsa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dimana masing - masing

memiliki ciri khas tersendiri dan menghasilkan kebudayaan yang beragam. Agar

keberagaman hasil budaya ini tetap bertahan dan tidak direbut oleh negara lain,

serta tak punah dimakan oleh modernisasi, tentunya perlu adanya tindakan untuk

memperkenalkannya sejak dini pada generasi muda.

Tindakan memperkenalkan hasil budaya yang ada dapat dilakukan dengan

berbagai cara, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memperkenalkannya

lewat buku. Berdasarkan pemikiran tersebut, dibuatlah perencanaan guna

membuat buku bertemakan kebudayaan, berjudul Ayo Keliling Indonesia,

Mengenal Keberagaman Budaya Nusantara yang ditujukan untuk anak-anak

sekolah dasar. Anak-anak sebagai tunas bangsa, tentunya harus mengenal

bangsanya lebih mendalam. Buku ini diharapkan menjadi sebuah motivasi bagi

anak-anak untuk mengenal, mempelajari, indahnya keberagaman budaya yang

dimiliki bangsa yang nantinya akan menumbuhkan rasa bangga, yang berujung

pada rasa cinta tanah air.

commit to user

132 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

133

B. Konsep Kreatif

Anak-anak suka bermain, untuk itu agar tidak bosan buku ini dirancang

learn and play

berdasarkan dari jenis buku anak, buku Ayo Keliling Indonesia ini dibuat

berdasarkan gabungan dari dua jenis buku, yaitu buku referensi dan buku

aktivitas. Buku referensi merupakan buku anak-anak yang bentuknya seperti

ensiklopedia, kamus atau buku pintar. Dan sedangkan buku aktivitas adalah buku

yang berisi rangkaian aktivitas permainan, seperti mengisi teka teki silang,

menelusuri gambar dengan maze atau jalan tikus, dan menyusun potongan

gambar.

Buku ini memiliki target kalangan anak - anak yaitu usia 7 - 12 tahun,

sehingga konsep perwajahan buku juga disesuaikan dengan psikologi target.

Dalam membaca, anak-anak pada usia tersebut cenderung tertarik dengan

tampilan buku bergambar kartun yang colourfull, yang dapat memberi kesan ceria

dengan cerita dan tokoh atau karakter yang menarik. Hal ini dikarenakan pada

usia tersebut, mereka mulai tertarik dengan petualangan dan mengidolakan

karakter dalam cerita.

Buku pengenalan kebudayaan ini dikemas dalam 96 halaman, berisi tentang

rangkuman catatan yang dilengkapi foto foto Nusa dan Tara saat berkeliling

Indonesia untuk mengenal keberagaman kebudayaan yang tersebar di 33 provinsi.

Beragam kebudayaan itu diantaranya adalah rumah adat, baju adat, tarian

tradisional, alat musik dan senjata khas dari setiap provinsi.

Buku ini juga dilengkapi dengan 8 aktivitas permainan, seperti menjodohkan

gambar, teka teki silang, mencari perbedaan antara dua gambar, dan lain-lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

134

Ini bertujuan agar anak-anak dapat mengingat dan mengulang kembali

pengetahuan yang telah dipelajari bersama Nusa dan Tara di halaman halaman

sebelumnya.

C. Sinopsis

Buku pengenalan budaya berjudul Ayo Keliling Indonesia ini merupakan

buku pengetahuan yang berisi rangkuman catatan dari Nusa dan Tara saat

berkeliling Indonesia. Nusa dan Tara adalah kakak beradik yang begitu kagum

dengan bangsanya, mereka tahu bahwa bangsanya merupakan negara kepulauan

yang terluas di dunia, dimana dari pulau pulau yang terhampar dari Sabang

hingga Merauke terdapat banyak suku bangsa yang menghasilkan banyak

kebudayaan yang mempesona.

Nusa dan Tara mengawali perjalanan keliling Indonesia dengan balon udara

dari pulau Sumatra, kemudian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara,

Maluku, hingga Papua. Mereka berkeliling Indonesia dengan tujuan ingin

mengenal beragam kebudayaan yang ada, yang nantinya mereka ingin membagi

pengetahuan, dan pengalamannya kepada anak anak Indonesia lewat buku yang

berisi foto foto yang mereka ambil saat mengunjungi setiap provinsi. Nusa dan

Tara mencoba memakai baju adat dan tarian tradisional yang ada di 33 provinsi.

Selain itu mereka mengabadikan gambar dari rumah adat, alat musik serta senjata

tradisional. Tak hanya foto yang mereka bagikan, mereka juga memberikan

penjelasan di sebelah foto yang mereka abadikan. Mereka juga mengajak anak

anak Indonesia untuk bermain bersama dalam aktivitas penunjang dalam

mempelajari kebudayaan kebuadayaan Indonesia, misalnya dengan mengajak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

135

untuk mengisi teka teki silang, mencari perbedaan dari dua gambar, dan lain

sebagainya.

D. Visualisasi Buku Ayo Keliling Indonesia

1. Konsep Karakter

Proses penciptaan karakter dalam buku pengenalan kebudayaan yang

berjudul Ayo Keliling Indonesia ini, melalui berbagai pengamatan dan pemikiran.

Buku ini memiliki target kalangan anak - anak yaitu usia 9 - 12 tahun, sehingga

konsep karakter juga disesuaikan dengan psikologi target. Pada usia 9 12 tahun

merupakan usia dimana anak anak mulai menyukai hal hal yang berhubungan

dengan petualangan. Untuk itulah karakter dari dua tokoh ini dibuat tampak

seperti anak yang menyukai petualangan, alam bebas, tetapi tetap menunjukkan

rasa keingintahuan yang besar.

Karakter Nusa digambarkan sebagai seorang kakak perempuan penyayang,

yang mempunyai seorang adik bernama Tara. Nusa adalah seorang anak

perempuan yang aktif, selalu ingin tahu layaknya anak anak dan berjiwa

petualang.

Karakter Tara sebagai seorang adik yang selalu ingin tahu akan apa saja yang

dilakukan kakaknya. Tara adalah seorang anak laki laki yang aktif dan

menyukai kamera. Ia selalu mengikuti kakaknya yang suka berpetualang, dengan

alasan ia akan mengabadikan kakaknya saat sedang beraksi dalam mencari hal

hal baru.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

136

2. Visualisasi Karakter

Dalam buku Ayo Keliling Indonesia ini terdapat dua karakter yaitu Nusa dan

Tara yang akan mengajak pembaca untuk mengikuti pengalaman meraka saat

berkeliling Indonesia.

a. Nusa

Nusa seorang anak perempuan berumur 11 tahun, yang bersekolah di

sekolah dasar swasta. Nusa memiliki seorang adik laki laki bernama

Tara, dan ia begitu menyayanginya. Dia adalah seorang anak perempuan

yang aktif, periang, dan menyukai hal - hal yang berbau petualangan. Dia

mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, maka dari itulah, ia memiliki rasa

penasaran dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

Visualisasi Nusa sebagai anak yang suka berpetualang ditunjukkan

dengan gaya berpakaian yang simple, seperti kaos dan celana pendek serta

dilengkapi dengan tas ransel. Gaya rambut yang diikat dua dan

berbandana itu terlihat lebih praktis.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

137

b. Tara

Tara berumur 9 tahun, seorang anak laki - laki yang selalu ingin tahu

apa yang dilakukan kakaknya. Ia bersekolah di sekolah yang sama dengan

Nusa kakaknya. Tara adalah seorang anak yang aktif, suka bermain dan

menyukai aktivitas yang berbau petualangan seperti kakaknya. Tara suka

dengan kamera, walaupun dia hanya memiliki kamera pocket ia selalu

mengabadikan hal hal yang ada di sekitarnya.

Visualisasi Tara sebagai anak yang suka dengan kamera ditunjukkan

dengan dikalungkannya kamera di leher. Dan karena ia suka

berpetualang seperti kakaknya, gaya berpakaiannya juga simpel dan

terlihat praktis, yaitu dengan mengenakan kaos dan celana pendek serta

dilengkapi dengan tas ransel.

3. Desain Properti

Desain properti pada buku Ayo Keliling Indonesia ini, disesuaikan dengan

karakter anak anak yang ceria, tentunya juga disesuaikan dengan tema

petualangan. Misalnya saja pada background dari layout buku ini, dipilih padang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

138

rumput dilengkapi pepohonan dengan langit yang cerah, ini menandakan bahwa

Nusa dan Tara sedang berkeliling Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara

tropis yang berlimpahakan sinar cahaya matahari. Kostum yang dikenakan Nusa

dan Tara adalah kaos, celana, sepatu serta tas ransel, sebab pakaian tersebut

merupakan pakaian yang nyaman saat digunakan dalam berpetualang. Alat

transportasi yang digunakan Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia adalah

balon udara berwarna merah putih. Dipilih balon udara karena anak anak begitu

mengagumi sesuatu hal yang bisa terbang, seperti pesawat. Selain itu anak anak

juga menyukai balon dan sesuatu hal yang penuh warna.

4. Teknik / Gaya Gambar

Target dari buku Ayo Keliling Indonesia adalah anak - anak mulai dari usia 9

hingga 12 tahun. Pemilihan gaya desain disesuaikan dengan karakter target yang

cenderung menyukai desain yang lucu, penuh dengan unsur dekoratif, dengan

warna terang, dan ceria. Maka dipilihlah gaya desain kartun, dengan teknik

pewarnaan cellshade agar telihat lebih simple, sehingga perhatian pembaca yaitu

anak anak dapat terfokus pada visual gambar yang disajikan.

5. Layout

Layout merupakan sebuah bentuk susunan berbagai unsur visual dalam

format yang telah ditentukan dengan tujuan menyampaikan informasi secara

efektif. Tata letak yang baik akan memudahkan pembaca dalam menangkap dan

memahami isi buku, sekaligus menikmatinya. Oleh sebab itu, tata letak yang baik

tidak hanya sebatas menjadi pemanis melainkan harus menjadi bagian dari proses

komunikasi. Tata letak juga memiliki inovasi, volume, dan artikulasi dalam

bentuk visual agar menghasilkan pengertian yang jelas bagi pembaca.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

139

Layout di dalam buku ini, akan diatur dengan tata letak yang sama pada setiap

provinsinya. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk memudahkan pembaca dalam

mempelajari, dan mencari informasi, tentang 5 hasil kebudayaan setiap provinsi

yang ada di Indonesia. Layout dibuat seperti mading, yang terkesan tempel

tempel namun teratur. Foto foto hasil dari kamera Tara ditempelkan pada kertas,

dengan pushpin kemudian di samping atau di bawah foto tersebut diberikan

penjelasan tentang apa yang ada di dalamnya.

Buku Ayo Keliling Indonesia ini terbagi atas 6 bagian sub bab, yaitu Sumatra,

Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Pada

setiap bagian terdapat pembuka berupa gambar peta dari pulau tersebut, kemudian

isi berupa foto dengan penjelasan dari masing masing provinsi yang ada di

dalamnya, dan kemudian sebagai penutup terdapat aktivitas permainan.

E. Format Buku

Bentuk atau format buku Ayo Keliling Indonesia ini, berukuran 20 cm x

21 cm. Bentuk buku membujur vertikal atau portrait dengan jumlah isi 100

halaman, dan cover depan dan belakang, jenis cetakan full color, serta tebal buku

0,7 cm.

F. Proses Pengerjaan

Proses pengerjaan dari buku ini melalui beberapa tahap yang penting,

diantaranya adalah :

1. Storyline

Sebelum membuat buku pertama-tama harus menyusun kerangka cerita yang

terdiri dari poin - poin penting yang akan terjadi dalam buku, tujuannya agar

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

140

mempermudah pembuatannya. Setelah menyusun naskah cerita, dilakukan

pembagian halaman dan sub bab nya agar sesuai dengan batasan jumlah halaman

yang sudah direncanakan.

2. Desain Karakter

Penentuan karakter adalah tahap yang penting dalam pembuatan buku ini. Hal

ini merupakan langkah kedua yang harus dikerjakan setelah selesai menyusun

storyline. Pada tahap ini keberadaan gesture atau bahasa tubuh tidak boleh

diabaikan. Dalam menggambarkan suatu karakter tokoh gesture berperan penting

dalam menekankan sifat suatu karakter. Gesture dapat mendefinisikan emosi dari

suatu tokoh. Gesture yang baik bila dikombinasikan dengan mimik wajah yang

tepat akan memberikan kesan yang mendalam bagi pembaca.

3. Visualisasi

Dalam proses pembuatan buku awalnya yang perlu diperhatikan adalah

layout, untuk lebih jelas teknik pembuatannya adalah sebagai berikut :

a. Sket Pensil/ Pencilling

Sket pensil atau pencilling adalah penggambaran buku dengan

menggunakan pensil secara sketsa sesuai dengan karakter desain.

Pencilling adalah proses pembuatan storyboard yang bertujuan untuk

mempermudah penggambaran alur cerita buku. Kertas yang digunakan

adalah kertas HVS 80 gram.

b. Pemberian Teks/ Lettering

Pemberian teks atau lettering adalah pemberian teks pada balon kata,

kotak narasi dan segala hal yang berhubungan dengan tulisan dalam

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

141

komik. Balon kata disesuaikan dengan ukuran dan panjang pendeknya

teks.

c. Proses Penyuntingan

1) Inking

Merupakan sebuah proses untuk menghaluskan dan mengamankan

gambar atau hasil karya dengan media kepekatan yang lebih kuat dari

pensil dalam proses pemensilan (pencilling). Setelah proses sket selesai,

gambar dipindai (scan) kemudian diproses dengan menggunakan

software Adobe Photoshop CS2.

2) Coloring

Merupakan kelanjutan dari proses penintaan. Proses coloring

menggunakan software yang sama. Resolusi gambar yang digunakan

300dpi agar kualitas cetakan tetap halus dan tidak pecah-pecah.

3) Editing

Pada proses ini, lembar halaman yang telah selesai kemudian diberi

percakapan, juga penjelasan dari foto foto Nusa dan Tara. Tentunya

juga perlu untuk diperiksa kembali dan diberi nomor halaman sebelum

dijilid. Hasil akhir proses editing disajikan dalam bentuk lembaran

atau file yang telah menjadi produk buku yang siap untuk diperbanyak

atau dicetak massal.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

142

G. Sampul dan Isi Buku

1. Sampul

Sampul atau cover merupakan salah satu elemen dalam komik yang

mempunyai peran yang sangat penting. Cover yang bagus adalah cover yang

dapat menggambarkan isi komik tersebut, tanpa harus melihat isinya terlebih

dahulu. Selain itu cover yang dikemas secara menarik akan mampu membuat

seseorang ingin membaca komik tersebut. Untuk lebih jelasnya, cover mempunyai

bagian - bagian sebagai berikut :

a. Judul

1) Judul komik yang dituliskan pada cover adalah

Judul sebagai ajakan untuk berkeliling Indonesia. Warna yang

terdapat pada logo adalah warna warna cerah, diantaranya adalah :

kuning, hijau merah, dan biru. Keempat warna ini memberikan kesan

yang ceria yang tentunya tepat untuk menarik perhatian anak anak.

Kuning C: 0 M: 0 Y: 100 K: 0. Kuning merupakan warna cerah,

ceria, penuh energi yang dapat menarik banyak perhatian, dan baik

untuk merangsang otak anak - anak. Hijau dengan komposisi C: 40

M: 0 Y: 100 K: 0 . Hijau di sini, dikaitkan dengan alam Indonesia.

Warna hijau dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

143

Merah C: 0 M: 100 Y: 100 K: 0 dapat menarik perhatian, dapat

memperkuat motivasi dan menciptakan perasaan kegembiraan. Biru

dengan komposisi C: 100 M: 100 Y: 0 K: 0, biru adalah warna yang

dapat meningkatkan konsentrasi, pada logo ini biru melambangkan

laut yang mengelilingi sebagian besar dari wilayah Indonesia.

Pemilihan font Jelly Belly yang digunakan sebagai judul karena

karakter hurufnya yang dinamis dan tidak tampak kaku, dapat

menarik anak - anak.

2) Graphic standart manual logo

Menurut Adi Kusrianto, logo atau tanda gambar (picture mark)

merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra

dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi.

Judul buku Ayo Keliling Indonesia ini, juga digunakan sebagai logo

untuk media promosi.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

144

b. Ilustrasi

Ilustrasi gambar yang digunakan untuk halaman cover merupakan

pengembangan dari ilustrasi di dalam buku ini. Ilustrasi yang akan

digunakan untuk cover yaitu ilustrasi tokoh utama yaitu Nusa dan Tara

yang sedang naik balon udara.

c. Warna

Warna yang digunakan dalam cover buku Ayo Keliling Indonesia ini

adalah full colour. Warna warna cerah banyak dituangkan dalam

desain cover ini, hal ini dilakukan agar dapat menarik perhatian anak

anak.

d. Typhografi

Tipografi merupakan kajian ilmu yang mempelajari tentang macam-

macam bentuk serta jenis huruf. Bagi setiap bentuk dan jenis huruf

cetak yang disajikan haruslah dapat mencerminkan suatu sikap,

pembawaan, serta karakteristiknya. Maka dari itu, pemilihan huruf

pada setiap ulasannya merupakan hal yang mutlak serta harus

memperhatikan karakteristik dari jenis huruf yang digunakan. Adapun

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

145

huruf - huruf yang akan digunakan dalam buku Ayo Keliling

Indonesia adalah sebagai berikut :

1) JellyBelly

AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo

PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz

1234567890

Penggunaan jenis huruf JellyBelly sebagai judul buku, akan

memudahkan calon pembaca dalam membacanya, sebab jenis

huruf ini tebal dan berujung tumpul yang sesuai dengan karakter

anak- anak.

2) GoodDog Plain

AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz

1234567890

Penggunaan jenis huruf GoodDog Plain sebagai keterangan dari

judul, nama penulis dan juga sinopsis dikarenakan bentuk dari

huruf GoodDog Plain yang sederhana, tidak kaku, terkesan tidak

beraturan dapat mewakili karakter anak anak yang aktif, dan

ceria.

2. Isi Buku

a. Ilustrasi

Background yang digunakan adalah Nusa dan Tara saat berada di atas balon

udara melewati padang rumput hijau, dengan sinar matahari yang memancar,

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

146

disertai pepohonan yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara

tropis yang berlimpah sinar matahari. Selain itu Ilustrasi gambar yang

digunakan untuk halaman buku adalah foto - foto dari Nusa dan Tara pada

saat berkeliling Indonesia.

b. Warna

Warna yang digunakan dalam halaman isi buku Ayo Keliling Indonesia ini

adalah full colour. Warna warna cerah banyak dituangkan dalam desain

halaman ini, hal ini dilakukan agar dapat menarik perhatian anak anak.

c. Typhografi

Adapun huruf - huruf yang akan digunakan dalam halaman isi buku Ayo

Keliling Indonesia adalah sebagai berikut :

1) CC Zoinks

AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo

PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz

1234567890

Jenis huruf CC Zoinks digunakan untuk judul pada setiap

provinsi. Hal ini dikarenakan huruf ini memiliki kesan yang tegas

dan tebal. Walaupun memiliki sudut yang runcing, tetapi huruf ini

terkesan tidak beraturan dapat mewakili karakter anak anak

yang aktif dan ceria.

2) Berlin Sans FB

AaBbCcDdEeFfGgHhIiJjKkLlMmNnOo

PpQqRrSsTtUuVvWwXxYyZz

1234567890

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

147

Jenis huruf Berlin Sans dipilih karena merupakan jenis hurufnya

berbentuk lebar, dan bulat akan terlihat jelas dan mudah dibaca

oleh anak anak.

H. Pemilihan dan Penempatan Media

Buku Ayo Keliling Indonesia sebagai buku komersil, nantinya akan

dipasarkan ke khalayak umum, tentunya membutuhkan media promosi dan

placement sebagai penunjang untuk menarik perhatian masyarakat pembaca untuk

membeli buku ini. Berikut adalah beberapa bentuk media promosi dan

penempatannya :

1. Media Promosi Buku Ayo Kita Keliling Indonesia

a. Iklan majalah Bobo

Bobo adalah majalah anak yang terbit sejak tahun 1973, tentunya

memiliki tempat tersendiri bagi para orang tua, dan anak anak

khususnya. Jadi apabila buku Ayo Keliling Indonesia ini dipublikasikan

melalui majalah Bobo, diharapkan dapat menuju sasaran yang tepat yaitu

anak anak.

2. Publikasi aktivasi (launching) Buku Ayo Kita Keliling Indonesia

a. Poster

Poster merupakan salah satu alat untuk mengiklankan sesuatu, sebagai

alat propaganda, protes, serta maksud-maksud lain untuk menyampaikan

berbagai pesan. Jadi alasan pemilihan poster sebagai salah satu materi

promosi karena poster akan dapat lebih lama dibaca khalayak dan pesan

akan disampaikan secara cepat dan efisien.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

148

Penempatan media : poster akan ditempel di area sekitar area sekolah

seperti perpustakaan, mading, terutama untuk sekolah di wilayah

Surakarta karena pelaksanaan aktivasi (launching) buku ini akan

diselenggarakan di kota Surakarta.

b. Solo Pos minggu

Media ini mampu menyampaikan informasi kepada khalayak banyak

dengan target yang lebih spesifik, sehingga informasi mampu

tersampaikan dengan lebih efektif dan efisien.

Penempatan media : Iklan ini akan ditayangkan pada koran Solo Pos

minggu dimana terdapat rubrik anak di dalamnya.

c. X-Banner

X-Banner merupakan media yang fleksibel karena bisa ditempatkan di

semua tempat, mudah dipindahkan dan mudah di bongkar pasang.

Penempatan media : X - Banner ini ditempatkan di pintu masuk

tempat acara launching buku diselenggarakan sehingga mampu mencuri

perhatian hampir semua pengunjung.

d. Spanduk

Media ini akan digunakan dalam acara launching buku, sebagai salah

satu pengganti signed untuk menunjukkan tempat pelaksanaan acara

launching.

Penempatan media : spanduk ini akan ditempatkan di depan lokasi

acara launching, sehingga target dapat dengan mudah mengetahui lokasi

penyelenggaraan acara launcing buku Ayo Kita Keliling Indonesia .

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

149

3. Merchandise

Pemberian merchandise yang menarik pada khalayak sasaran, akan

menjadikan suatu produk mempunyai nilai lebih. Bagi produk atau

perusahaan, merchandise secara tidak langsung akan menjadi sarana promosi

yang bersifat continue karena dapat disimpan oleh konsumen dalam jangka

waktu yang panjang. Beberapa merchandise yang diberikan sebagai media

promosi buku Ayo Keliling Indonesia, diantaranya :

a. Kwartet

Kwartet dapat dijadikan sebagai sarana bermain sekaligus belajar

beragamnya kebudayaan Indonesia. Selain digunakan sebagai bonus

pembelian buku, kwartet ini akan dijadikan sebagai sarana battle pada saat

launching berlangsung.

b. Jadwal pelajaran

Jadwal pelajaran dapat diberikan pada setiap pembelian satu eksemplar

buku, yang dapat ditempelkan di almari belajar atau dinding kamar.

c. Sticker

Sticker dapat dijadikan sebagai merchandise yang diberikan pada setiap

pembelian buku dan juga akan dibagikan pada pengunjung Gramedia

khususnya anak-anak saat acara launching buku berlangsung.

d. Pembatas buku

Pembatas buku ini, akan diberikan pada setiap pembelian buku, selain itu

juga akan dibagikan pada pengunjung Gramedia khususnya anak-anak saat

acara launching berlangsung.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

150

e. Penggaris

Penggaris dapat dijadikan sebagai merchandise yang diberikan pada setiap

pembelian buku dan juga akan dibagikan pada pengunjung Gramedia

khususnya anak-anak saat acara launching buku berlangsung.

f. Pulpen

Pulpen dapat digunakan sebagai merchandise saat launching buku

berlangsung.

g. Pin

Pin dapat digunakan sebagai merchandise yang dibagikan saat launching

buku berlangsung.

h. Gantungan kunci

Gantungan kunci pin ini, dapat digunakan sebagai merchandise yang

dibagikan saat launching buku berlangsung.

i. Mug

Mug dapat digunakan sebagai merchandise untuk door prize pemenang

battle kwartet saat launching buku berlangsung.

j. T shirt

T - shirt dapat dijadikan sebagai media promosi yang akan dipakai panitia

acara saat launching buku berlangsung.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

151

I. Prediksi Biaya

Permasalahan perencanaan biaya memang tidak bisa lepas dari setiap

kegiatan, apalagi kegiatan itu merupakan kegiatan perancangan yang rata-rata

membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan dalam perancangan tersebut.

Perancangan buku ini nantinya akan bekerjasama dengan pihak penerbit buku

untuk penyelenggaraan launching dan promosi buku. Hal dikarenakan

permasalahan pembiayaan yang membutuhkan dana yang memadai, maka pada

saat perancangan diperlukan ketelitian dalam mengatur waktu, tenaga dan

menyeleksi perancangan sarana yang tepat mengenai sasaran. Berikut ini

merupakan prediksi biaya yang akan dikeluarkan untuk menunjang perancangan

Buku Ayo Kita Keliling Indonesia :

1. Kalkulasi Biaya Cetak

a. Spesifikasi Pekerjaan

1) Jenis pekerjaan : Buku Ayo Keliling Indonesia

2) Ukuran : 20 x 21 cm

3) Halaman isi : 100, dicetak full color

4) Halaman cover : 2, dicetak full color

5) Kertas isi : Art paper 120 gr/m²

6) Kertas Cover : Art Carton 230 gr/m²

7) Cetakan isi : Full Color

8) Cetakan Cover : Full Color + laminasi glossy

9) Finishing : jilid binding

10) Oplah Cetak : 3000 buku

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

152

b. Perhitungan Biaya Cetak dan Pasca Cetak

1) Kertas

a) Isi = Rp 6.000.000,-

b) Cover = Rp 250.000,-

2) CTP (computer to plate)

a) Isi = Rp 384.000,-

b) Cover = Rp 96.000,-

c) Cetak isi = Rp 3.000.000,-

3) Cetak Cover = Rp 1.000.000,-

4) Laminasi cover = Rp 600.000,-

5) Finishing Buku = Rp 900.000,-

Total Biaya Cetak = Rp 12.230.000,-

c. Desain Layout = Rp 7.000.000,-

d. Biaya promosi = Rp 37.038.000,-

e. Royalti = Rp 30.000.000,-

Total = Rp 86.268.000,-

Dari hasil penjumlahan rincian biaya di atas, harga pokok produksi buku Ayo

Keliling Indonesia adalah 86.268.000 : 3000 buku = Rp 28.756,-. Untuk harga

jual buku dipasaran, apabila ditambahkan dengan biaya distribusi, pemberian

bonus marchendise dan lain lain oleh penerbit dapat mencapai Rp 90.000,-.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

153

2. Aktivasi (Launching) Buku

Aktivasi buku Ayo Keliling Indonesia dilakukan di empat kota di Indonesia,

dengan rincian biaya rata-rata dari masing-masing kota sebagai berikut :

1) Biaya sewa tempat = Rp 1.500.000,-

2) Setting tempat = Rp 2.500.000,-

Total Biaya Aktivasi = Rp 3.500.000,-

3. Material Promosi

No. Jenis Media Ukuran/Tipe Produksi Biaya

1. Iklan majalah 10 x 21 cm 2 kali terbit Rp 2.000.000

2. Iklan koran 3x100mmkl 1 kali terbit Rp 9.000.000

3 Poster A3 1 rim Rp 600.000

4. X- Banner 80 x 180 cm 1 buah Rp 80.000

5. Spanduk MMT 90 x 500 cm 2 buah Rp 108.000

6. Pembatas Buku I 4 x 12 cm 500 buah Rp 400.000

7. Pembatas Buku II 4 x 12 cm 500 buah Rp 400.000

8. Sticker I 9 x 10 cm 1000 buah Rp 400.000

9. Sticker II 5,5 x 9,5 cm 1000 buah Rp 250.000

10. Penggaris 3,5 x 16 cm 1000 buah Rp 800.000

11. Pin I 5,8 x 5,8 cm 250 buah Rp 625.000

12. Pin II 5,8 x 5,8 cm 250 buah Rp 625.000

13. Gantungan kunci I 4,4 cm 500 buah Rp 450.000

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

154

14. Gantungan Kunci II 4,4 cm 500 buah Rp 450.000

15. Daftar Pelajaran A3 1 rim Rp 600.000

16. Pulpen standart 500 buah Rp 1.000.000

17. Kwartet 6 x 9 cm 500 buah Rp 2.500.000

18. Mug standart 50 buah Rp 750.000

19. T - shirt 50 buah Rp 2.000.000

* Total Rp 23.038.000

Sumber : CTO Cahaya Timur Offset Jogja

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

VISUALISASI KARYA

1. Buku Ayo Keliling Indonesia

a. Cover Buku

Media : Art paper 260 gr laminasi glossy

Ukuran : 40,7 cm x 21 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Tampilan dua karakter utama Nusa dan

Tara, dan foto - foto hasil kebudayaan dari

beberapa provinsi

Visualisasi karya : Corel Draw X3 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Cetak Offset

commit to user

155 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

156

b. Halaman isi

**Visualisasi isi dapat dilihat pada lampiran

Media : Art Paper 150 gr

Ukuran : 22 cm x 21cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : CC Zoinks , GoodDog Plain, Berlin Sans FB

Ilustrasi : Foto foto Nusa dan Tara saat berkeliling

Indonesia dengan penjelasaanya

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Cetak Offset

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

157

2. Material Promosi

a. Iklan majalah Bobo (cetak)

Media : HVS 100 gr

Ukuran : 10 x 27,5 cm

Mode : Warna

Format desain : Mini banner

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

158

Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan

balon udara, cover depan buku, logo Erlangga for

Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Cetak Offset

Media Placement : Majalah anak anak terbit setiap bulan, dua kali

penayangan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

159

b. Iklan koran

Media : Kertas koran

Ukuran : 3 X 100 mmkl

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks

Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan

balon udara, cover depan buku Ayo Keliling

Indonesia, logo Erlangga for Kids dan logo

Gramedia.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Cetak Offset

Media Placement : Koran Solo Pos minggu, yang terbit setiap hari

minggu, dua kali penayangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

160

c. Poster

Media : Art paper 150 gr

Ukuran : A3 (29,7 x 42 cm)

Mode : Warna

Format desain : Potrait

Tipografi : Jelly belly , Good dog plain, CC Zoinks

Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan

balon udara, cover depan buku Ayo Keliling

Indonesia, logo Erlangga for Kids, dan logo

Gramedia.

Visualisasi karya : Corel Draw X3 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital Printing

Media Placement : Papan papan pengumuman di sekolah dasar, dan

Toko Buku Gramedia commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

161

d. X- Banner

Media : MMT

Ukuran : 60 x 160 cm

Mode : Warna

Format desain : Portrait

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks

Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan

balon udara, cover depan buku, logo Erlangga for

Kids dan logo Gramedia.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

162

Realisasi : Teknik Digital printing

Media Placement : Lokasi acara launching buku Ayo Keliling

Indonesia, dan di toko buku Gramedia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

163

e. Spanduk

Media : MMT

Ukuran : 80 x 250 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, CC Zoinks

Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan

balon udara, cover depan buku Ayo Keliling

Indonesia, logo Erlangga for Kids dan logo

Gramedia.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Media Placement : Tempat penyelenggaraan acara launching buku

Ayo Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

164

3. Merchandise

a. Pembatas Buku

1) Horizontal

Media : Art Paper 260 gr laminasi doff

Ukuran : 16 x 4,5 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Nusa dan Tara saat berkeliling Indonesia dengan

balon udara, logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital Printing

Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan

saat mengikuti launching buku Ayo Keliling

Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

165

2) Vertikal

Media : Art Paper 260 gr laminasi doff

Ukuran : 16 x 4,5 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Nusa atau Tara saat mencoba tari tarian

tradisional, dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital Printing

Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan

saat mengikuti launching buku Ayo Keliling

Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

166

b. Stiker

1) Horizontal

Media : Sticker Paper

Ukuran : 9 x 10 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Nusa dan Tara berada dalam balon udara

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital Printing

Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan

saat mengikuti launching buku Ayo Keliling

Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

167

2) Vertikal

Media : Sticker Paper

Ukuran : 5,5 x 9,5 cm

Mode : Warna

Format desain : Vertical

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Nusa dan Tara saat mengenakan baju baju adat,

logo Erlangga for Kids

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital Printing

Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan

saat mengikuti launching buku Ayo Keliling

Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

168

c. Penggaris

Media : Art Paper 230 gr laminasi doff

Ukuran : 16 x 4,5 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian dan dibagikan

saat mengikuti launching buku Ayo Keliling

Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

169

d. Pin

1)

Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff

Ukuran : 5,8 x 5,8 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo

Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

170

2)

Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff

Ukuran : 5,8 x 5,8 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo

Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

171

e. Gantungan kunci

1)

Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff

Ukuran : 4,4 x 4,4 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo

Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

172

2)

Media : Lempengan pin, Art Paper laminasi doff

Ukuran : 4,4 x 4,4 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching buku Ayo

Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

173

f. Daftar pelajaran

Media : Art Paper 150 gr

Ukuran : A3 (29,7 x 42 cm)

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan secara gratis saat pembelian buku Ayo

Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

174

g. Pulpen

Media : Pulpen

Ukuran : standart

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Tulisan Ayo Keliling Indonesia, logo Erlangga for

Kids dan Gramedia

Visualisasi karya : Corel Draw X4

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan secara gratis saat launching

buku Ayo Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

175

h. Kwartet

Media : Art Paper 230 gr

Ukuran : 6 x 9 cm

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain, Berlin Sans FB, CC

Zoinks

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara dan logo Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Diberikan sebagai bonus pembelian buku, dan

diberikan sebagai door prize launching buku Ayo

Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

176

i. T - Shirt

Media : Kain cotoon putih

Ukuran : All size

Mode : Warna

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Ilustrasi : Dua karakter dari buku Ayo Keliling Indonesia,

Nusa dan Tara saat naik balon udara dan logo

Erlangga for Kids.

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

Distribusi : Dikenakan panitia saat acara launching buku Ayo

Keliling Indonesia.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

177

j. Mug

Media : Mug putih

Ukuran : Standart

Mode : Warna

Format desain : Landscape

Tipografi : Jelly belly , GoodDog Plain

Visualisasi karya : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS2

Realisasi : Teknik Digital printing

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pengalaman menyusun buku Ayo Keliling Indonesia ini, penulis

berkesimpulan bahwa Indonesia memang kaya akan hasil kebudayaan. Penulis

telah mengumpulkan sebagian kecil gambar hasil kebudayaan yang mewakili

setiap provinsi di Indonesia. Penulis mengumpulkan total 165 gambar kebudayaan

dari beberapa sumber yang terdiri dari rumah adat, pakaian, tarian, alat musik dan

senjata tradisional dari 33 provinsi yang ada.

Di Indonesia terdapat beragam hasil kebudayaan yang sangat memukau.

Diantaranya adalah rumah adat, yang memiliki keunikan bentuk yang beraneka

ragam. Misalnya saja rumah adat Jabu Parsakitan, Gadang, Joglo, Natah, dan

sebagainya. Pakaian tradisional Indonesia juga memiliki beragam motif dan

model yang begitu indah, misalnya saja King Baba yaitu kain yang terbuat dari

serat kayu yang berasal dari Kalimantan, kain batik dari Jawa yang merupakan

warisan budaya dunia, tenun dari Sumatra, dan lain sebagainya. Tarian tradisional

seperti Jaipong dari Jawa Barat, Pendet dari Bali, Gong dari Kalimantan, Selamat

Datang dari Papua memiliki gerakan indah. Alat musik tradisional milik Indonesia

begitu unik, misalnya saja Fu,asal Maluku yang terbuat dari kerang laut, Sasando

asal Nusa Tenggara Barat juga terbuat dari daun lontar. Indonesia juga memiliki

senjata tradisional dengan berbagai bentuk yang berbeda, seperti keris, rencong,

badik, dan masih banyak lagi.

commit to user

178 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

179

Untuk itulah, sayang sekali apabila beragam kebudayaan Indonesia ini satu-

persatu punah tergerus oleh modernisasi atau di klaim negara lain bukan? Sebagai

generasi muda hendaknya kita mulai bertindak untuk mengenal kembali

kebudayaan kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Saran

Banyaknya kebudayaan yang dihasilkan ribuan suku yang ada di Indonesia

membuat kita menjadi kurang begitu mengenal kebudayaan kebuayaan yang

ada. Padahal apabila kita mau mengenalnya, kita akan semakin mencintai tanah

air karena kita tahu betapa cantiknya Indonesia dengan kekayaan budaya yang

dimilikinya. Pepatah mengatakan Tak kenal maka tak sayang , pepatah tersebut

dirasa tepat untuk menggambarkan nya. Untuk itulah hendaknya kita sebagai

generasi bangsa wajib mengenal beragam kebudayaan bangsa. Upaya

melestarikan kebudayaan Indonesia ini bisa dimulai dari mengenalkannya kepada

anak- anak merupakan generasi penerus

bangsa, yang masih memiliki daya pikir dan ingatan yang cemerlang. Apabila

beragam kebudayaan ini mulai dikenalkan sejak dini pada mereka, tentunya ini

akan menjadi salah satu cara jitu agar kebudayaan Indonesia tetap lestari yang

tentunya akan menimbulkan rasa bangga pada negara yang beujung pada

tumbuhnya rasa cinta tanah air.

Buku Ayo Keliling Indonesia dengan format penyajian yang berbeda

diharapkan dapat menjadi sarana penunjang yang menarik untuk memperkenalkan

kebudayaan pada anak-anak. Buku pengenalan kebudayaan ini dikemas dalam 96

halaman, berisi tentang rangkuman catatan yang dilengkapi foto foto Nusa dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

180

Tara saat berkeliling Indonesia untuk mengenal keberagaman kebudayaan yang

tersebar di 33 provinsi. Buku ini juga dilengkapi dengan 8 aktivitas permainan,

seperti menjodohkan gambar, teka teki silang, mencari perbedaan antara dua

gambar, dan lain-lain. Ini bertujuan agar anak-anak dapat mengingat dan

mengulang kembali pengetahuan yang telah dipelajari bersama Nusa dan Tara di

halaman halaman sebelumnya.

Buku ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa sayang pada bangsa, yang

nantinya akan menimbulkan rasa bangga terhadap tanah air. Walaupun buku ini

tidak memuat semua hasil kebudayaan yang ada, tetapi ini diharapkan dapat

menjadi langkah awal yang berarti dalam menlestarikan kebudayaan bangsa.

commit to user