Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Jurnal MIPA

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JM

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU SUPERFAMILI PAPILIONOIDAE DI DUKUH BANYUWINDU DESA LIMBANGAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

M. Rahayuningsih, R. Oqtaiana, B. Priyono

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Kupu-kupu merupakan bagian dari biodiversitas yang harus dijaga kelestariannya. Diterima 20 Januari 2012 Kupu-kupu memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia. Secara ekologis Disetujui 14 Maret 2012 kupu-kupu memberikan sumbangan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan Dipublikasikan April 2012 memperkaya biodiversitas. Dukuh Banyuwindu merupakan salah satu pedukuhan di Desa Limbangan terletak di lembah dan berperan sebagai daerah ekoturisme. Keywords: Tujuan kajian ini adalah untuk menentukan keanekaragaman spesies kupu-kupu Banyuwindu superfamili Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu Desa Limbangan Kabupaten Biodiversity Kendal, khususnya pada habitat hutan sekunder, pemukiman, daerah aliran sungai, Papilionoidae dan persawahan. Penelitian dilakukan dengan metode Abundance Point Index. Butterly Penelitian menunjukkan terdapat 62 spesies kupu-kupu superfamili Papilionoidae

Papilionoidae, , Lycaenidae, dan . Indeks keanekaragaman yangjenis kupu-kuputerdiri dari superfamili737 individu Papilionoidae dan diklasiikasikan di Dukuh menjadi Banyuwindu empat berkisar famili dinamai antara 2,74-3,09, indeks kemerataan jenis berkisar antara 0,86-0,87 dan memiliki dominansi berkisar antara 0,07-0,09. Indeks keanekaragaman jenis dan indeks kemerataan jenis tertinggi tercatat pada habitat pemukiman yaitu 3,09 dan 0,87 sedangkan terendah tercatat pada habitat persawahan masing-masing sebesar 2,74 dan 0,86. Abstract The butterlies are part of biodiversity which must be preserved. These provide beneits to human life. Ecologically, butterly contributed in maintain the balance of ecosystem and enrich the biodiversity. Banyuwindu Hamlet is one of the hamlets in Limbangan Village, located in the hills and will serve as an ecotourism area. The purpose of this study was to determine the diversity of butterly species in the superfamily Papilionoidae at Banyuwindu Hamlet, Limbangan Village, Limbangan District, Kendal Regency, especially in secondary forest habitats, settlements, watershed, and rice ields. Research performed with Abundance Point Index Method. The research found there are 62 species of butterlies in superfamily Papilionoidae, consist of 737 individuals which classiied into four families namely Papilionoidae, Pieridae, Lycaenidae, and Nymphalidae. The results analysis of species diversity index and evenness index showed that the type of species diversity ranged from 2.74-3.09, evenness index ranged from 0.86-0.87 and the type of dominance between 0.07-0.09. Species diversity index and evenness index recorded the highest type of settlement habitats in 3.09 and 0.87, respectively, and the lowest was recorded in rice ield habitats were 2.74 and 0.86, respectively.

© 2012 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 0215-9945 Gedung D6 Lantai 1 FMIPA Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Pendahuluan Metode

Indonesia merupakan salah satu negara Penelitian dilakukan di Dukuh yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Banyuwindu, Desa Limbangan, Kecamatan Indonesia dengan luas wilayah 1,3 % dari seluruh Limbangan, Kabupaten Kendal (Gambar 1), khususnya di habitat hutan sekunder: berbunga, 12 % mamalia, 17 % jenis burung, 25 permukiman, DAS, dan persawahan. Metode %luas jenis permukaan ikan, dan 15 bumi, % serangga. memiliki Kekayaan 10 % jenis lora pengumpulan data dilakukan menggunakan yang tinggi tersebut, membuat Indonesia sering Metode Indeks Point Abudance (IPA) atau lebih disebut dengan megabiodiversity (Endarwati dikenal dengan metode titik hitung. Pada metode 2005). Kupu-kupu merupakan komponen biotik titik hitung, pengamat berhenti di suatu lokasi yang mudah dikenali dalam ekosistem, karena yang telah ditetapkan (sebuah titik hitung) mereka terlihat menarik baik dari bentuk dan selama 15 menit dan mencatat serta menghitung macam warna. Peran ekologi kupu-kupu dalam jumlah jenis dan jumlah individu jenis kupu-kupu ekosistem tidak hanya sebagai herbivora semata, superfamili Papilionoidae yang teramati. Batas tetapi juga sebagai komponen yang penting radius pengamatan sekitar 10 meter dari titik dalam penyerbukan (Subahar et al. 2007) pengamat berdiri. Penempatan lokasi titik hitung Kupu-kupu merupakan bagian dari berdasarkan jalur yang sudah ada pada masing- keanekaragaman hayati yang harus dijaga masing habitat. Jarak antar titik hitung adalah kelestariannya dari kepunahan maupun 100 m, hal ini dimaksudkan untuk memperkecil penurunan keanekaragaman jenisnya. Kupu- kemungkinan terjadinya perhitungan ganda. kupu mempunyai nilai penting antara lain: nilai Pengambilan sampel dilakukan pada pukul ekologi, endemisme, konservasi, pendidikan, 08.00-12.00 WIB dan dilanjutkan pukul 12.00- budaya, estetika, dan ekonomi (Achmad 2002). 15.00 WIB. Pengambilan sampel pada waktu Penyebaran jenis kupu-kupu dibatasi oleh faktor- tersebut berdasarkan pertimbangan waktu kupu- faktor geologi dan ekologi yang cocok, sehingga kupu aktif terbang (Erniwati 2009). Pengukuran terjadi perbedaan keragaman jenis kupu-kupu. parameter lingkungan meliputi kelembaban, Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan suhu, intensitas cahaya, tumbuhan inang, dan iklim, musim, ketinggian tempat, serta jenis ketinggian tempat. Kupu-kupu yang belum makanannya (Amir & Kahono 2000) Dukuh Banyuwindu merupakan salah ditekan bagian toraksnya dan dimasukkan ke satu dukuh di Desa Limbangan yang akan dalamteridentiikasi amplop/kertas di lapangan, papilot ditangkap agar kemudian sayapnya dijadikan kawasan ekoturisme, karena tidak rusak. Setiap amplop/kertas papilot yang diperkirakan memiliki keanekaragaman hayati di dalamnya terdapat spesies kupu-kupu diberi yang cukup tinggi, salah satunya adalah kupu- kode abjad atau angka untuk membedakan kupu. Berdasarkan data laporan inventarisasi jenis kupu-kupu di hutan Dukuh Banyuwindu kupu-kupu dilakukan di Laboratorium Biologi Desa Limbangan Kecamatan Limbangan Universitasspesies satu Negeri dengan Semarang yang menggunakan lain. Identiikasi buku Kabupaten Kendal yang dilakukan oleh Green panduan Tsukada & Nishiyama (1982), Borror et Community Jurusan Biologi Universitas Negeri al. (1992), Feltwell (2001), dan Peggie & Amier Semarang, ditemukan 57 jenis kupu-kupu (2006). Data yang diperoleh kemudian dianalisis superfamili Papilionoidae. Penelitian mengenai menggunakan indeks keanekaragaman jenis keanekaragaman jenis kupu-kupu di daerah ini (H’), indeks kemerataan jenis (E), dominansi (D), belum pernah dilakukan, oleh sebab itu perlu dan indeks kesamaan jenis (IS). dilakukan penelitian tentang keanekaragaman Nilai indeks keanekaragaman jenis kupu- jenis kupu-kupu Superfamili Papilionoidae di kupu superfamili Papilionoidae ditentukan Dukuh Banyuwindu, sebagai data awal upaya dengan menggunakan indeks keanekaragaman konservasi. Shannon-Wiener (Maggurran 2004) dengan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rumus: keanekaragaman jenis kupu-kupu Superfamili Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu Desa s ni Limbangan/Kecamatan Limbangan Kabupaten ID = H’= -  Pi ln Pi , Pi = Kendal khususnya di habitat hutan sekunder, i1 N permukiman, Daerah Aliran Sungai (DAS), dan Keterangan: persawahan. Pi= kelimpahan N = jumlah total seluruh jenis kupu-kupu

12 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Gambar 1. Lokasi penelitian

superfamili Papilionoidae dengan menggunakan indeks kesamaan jenis ni = jumlah tiap jenis kupu-kupu superfamili Sorensen (Maggurran 2004). Papilionoidae H’= indeks keanekeragaman Shannon-Wiener 2C IS = 100% A  B Kemerataan penyebaran individu jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae dalam Keterangan: komunitas dapat dihitung menggunakan indeks IS= indeks kesamaan jenis Sorensen (nilai kemerataan jenis (evenness) (Maggurran 2004) antara 0-1) dengan rumus: C= jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae yang sama di kedua area A dan B ' A= jumlah jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae A E = H , H adalah ln S H max max B= jumlah jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae B Keterangan: H’ = indeks Shannon-Wiener S = jumlah jenis kupu-kupu superfamili Hasil dan Pembahasan Papilionoidae e = indeks kemerataan jenis (nilai antara 0-1) Kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae Untuk menentukan jenis kupu-kupu di Dukuh Banyuwindu. Berdasarkan hasil superfamili Papilionoidae yang dominan di penelitian ini ditemukan sebanyak 62 jenis dalam kawasan penelitian dapat ditentukan kupu-kupu superfamili Papilionoidae, terdiri dengan menggunakan indeks dominansi (D) dari 737 individu yang tergolong ke dalam Simpson (Maggurran 2004). empat famili. Empat famili kupu-kupu tersebut adalah Papilionidae, Pieridae, Lycaenidae dan 2 ni D =  pipi , dimana pi adalah Nymphalidae (Tabel 1 dan 2). Dari keseluruhan N pengambilan sampel, jenis kupu-kupu dari famili Keterangan: Nymphalidae merupakan jenis kupu-kupu yang ni = jumlah tiap jenis kupu-kupu superfamili paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 66 Papilionoidae % yang terdiri dari 41 jenis. Famili Lycaenidae N = jumlah total seluruh jenis kupu-kupu merupakan famili kupu-kupu yang paling sedikit superfamili Papilionoidae ditemukan yaitu 3 % yang terdiri dari dua D = indeks dominansi jenis dan hanya ditemukan pada habitat hutan sekunder (Gambar 2). Untuk mengetahui kesamaan jenis pada Hasil penelitian tersebut apabila dua area yang berbeda dilakukan perhitungan dibandingkan penelitian yang dilakukan

13 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Tabel 1. Jumlah spesies (S) dan jumlah individu (N) kupu-kupu Superfamili Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu

HS PM DAS PS TOTAL Famili SNSNSNSNSN Papilionidae 7 36 7 20 5 14 5 12 9 82 Pieridae 5 59 8 111 6 96 7 82 10 348 Lycaenidae 2 15 ------2 15 Nymphalidae 19 67 20 97 17 65 12 63 41 292 TOTAL 33 177 35 228 28 175 24 157 62 737

Keterangan: HS : hutan sekunder PM : permukiman DAS : daerah Aliran Sungai PS : persawahan

Gambar 2. Proporsi jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae per famili di Dukuh Banyuwindu

Widhiono (2009) di kawasan hutan Gunung ketinggian tempat diambil sebagai data Slamet Jawa Tengah (105 jenis kupu-kupu), pendukung penelitian. Dukuh Banyuwindu jumlah jenisnya lebih sedikit. Namun lebih mempunyai kelembaban berkisar antara 49- banyak jika dibandingkan hasil survei di 84 %, suhu berkisar antara 27-39 oC, intensitas Hutan Ireng-ireng wilayah konservasi Senduro cahaya berkisar antara 34-45 lux, dan ketinggian Lumajang kawasan Taman Nasional Bromo tempat 450-860 m dpl. Menurut Panjaitan (2008) Tengger Semeru (TN-BTS), tercatat sebanyak kupu-kupu dapat ditemukan sampai ketinggian 31 jenis dari delapan famili berhasil ditemukan 2200 mdpl. Data mengenai faktor lingkungan (Suharto et al. 2005) dan di Taman Nasional pada masing-masing habitat tempat penelitian Halimun sebanyak 51 jenis (Nengah 2000). di Dukuh Banyuwindu dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil analisis indeks keanekaragaman Kupu-kupu famili Papilionidae yang jenis, kemerataan jenis, dan dominansi ditemukan sebanyak 15 %, terdiri dari sembilan menunjukkan indeks keanekaragaman jenis jenis dan 82 individu. Famili ini kebanyakan berkisar antara 2,74-3,40, indeks kemerataan ditemukan sedang terbang di sekitar pohon jenis berkisar antara 0,82-0,87 dan dominansi kopi dan sekitar sungai. Hasil pengamatan juga berkisar antara 0,06-0,09 (Tabel 3). menemukan satu jenis kupu-kupu superfamili Faktor lingkungan yang berpengaruh Papilionoidae yang dilindungi berdasarkan SK. terhadap kehidupan kupu-kupu antara lain Menteri Pertanian No. 576/Kpts/Um/8/1980 kelembaban, suhu, intensitas cahaya, dan dan SK. Menteri Pertanian No. 716/Kpts/

14 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Tabel 2. Jenis kupu-kupu Superfamili Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu

No. Famili Nama Spesies 1 Papilionidae Atrophaneura nox Troides helena 2 Graphium agamemnon Papilio memnon 3 Graphium doson Papilio polytes 4 Graphium sarpedon Papilio helenus 5 Papilio demolion 6 Pieridae Catopcilia pomona Prioneris philonome 7 Catopcilia scylla Leptosia nina 8 Delias belisama Gandaca harina 9 Delias hyparete sari 10 Eurema blanda Eurema hecabe 11 Lycaenidae Prosatus gracilis Neopithecops zalmora 12 Nymphalidae Chersonesia rahria Junonia erigone 13 Cupha erymantis Junonia atlites 14 Doleschallia bisaltide Junonia almana 15 Elymnias hypermnestra Ideopsis juventa 16 Elymnias nasaea bolina 17 climena Hypolimnas anomala 18 Euploea gamelia Faunis canens 19 Euploea mulciber Euthalia monina 20 Euploea tulliolus Euthalia mahadeva 21 Junonia hedonia baldus 22 Junonia iphita Vannesa cardui 23 Junonia orithya Tanaecia palguna 24 Lassipa tiga Tanaecia japis 25 Lebadea martha Polyura athamas 26 Lethe confusa Phaedyma columella 27 Lethe manthara aspasia 28 Melanitis phedima Pantoporia hordonia 29 Moduza procris Neptis hylas 30 Neptis clinioides Ypthima philomela 31 Ypthima iarba Ypthima pandocus 32 Ypthima nigricans

Um/10/1980 yaitu Troides helena (Gambar kupu yang ada di Dukuh Banyuwindu. Di Pulau 3). Jenis tanaman inang dan sekaligus sebagai Jawa, Troides helena sudah mulai berkurang sumber makanan utamanya adalah sirih hutan populasinya, tetapi masih dapat ditemukan di (Aristolochia tagala) (Hughes & Pickfold 1977; Taman Nasional Ujung Kulon (New et al. 1987) Barua & Slowik 2007; Bodang 2008), dan dan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru jenis tersebut banyak ditemukan di sekitar (Suharto et al. 2005). Banyuwindu. Hal ini menunjukkan perlunya Kupu-kupu famili Pieridae yang pelestarian kawasan sebagai habitat jenis kupu- ditemukan di Dukuh Banyuwindu yaitu

15 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Tabel 3. Jumlah jenis (S), jumlah individu (N), indeks keanekaragaman jenis (H’), indeks kemerataan jenis (E) dan dominansi (D) kupu-kupu Superfamili Papilionoidae

Jumlah Kode Total HS PM DAS PS S 33 35 28 24 62 F 4 3 3 3 4 N 177 228 175 157 737 H’ 3.00 3.09* 2.86 2.74 3.40 E 0.86 0.87* 0.86 0.86 0.82 D 0.07 0.07 0.09 0.09 0.06 sebanyak 16 % terdiri dari sepuluh jenis dan keanekaragaman jenis kupu-kupu famili 348 individu. Delias hyparete yang ditemukan Lycaenidae yang ditemukan. lebih suka terbang dan hinggap di pohon yang Kupu-kupu famili Nymphalidae tinggi, pohon asam (Tamarindus indica). Genus merupakan jenis kupu-kupu yang paling Eurema yang ditemukan merupakan genus yang banyak ditemukan yaitu sebanyak 66 %, terdiri berukuran kecil dibandingkan jenis yang lain dari 41 jenis dan 292 individu. Hasil ini sama dan mempunyai variasi karakter fenotipik baik dengan hasil inventarisasi jenis kupu-kupu ukuran maupun warna (Jeratthikul et al. 2009). yang dilakukan oleh Green Community Jurusan Eurema sari, Eurema blanda, dan Eurema hecabe, Biologi Universitas Negeri Semarang pada umumnya ditemukan pada saat terbang dan ada tahun 2009 di hutan Dukuh Banyuwindu Desa yang hinggap di bunga sedang menghisap nektar. Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kupu-kupu famili Lycaenidae merupakan Kendal. Banyaknya jumlah jenis kupu-kupu famili kupu-kupu superfamili Papilionoidae yang famili Nymphalidae diduga karena di Dukuh paling sedikit ditemukan yaitu 3%, terdiri dari Banyuwindu terdapat beberapa tumbuhan yang dua jenis dan 15 individu, dan hanya ditemukan sesuai untuk mendukung kehidupan kupu- pada habitat hutan sekunder. Dua jenis kupu-kupu kupu famili Nymphalidae, baik untuk sumber famili Lycaenidae yang ditemukan pada habitat makanannya maupun sebagai tempat berlindung. ini yaitu Prosatus gracilis dan Neopithecops Jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai zalmora, umumnya ditemukan pada saat terbang sumber makanan oleh famili Nymphalidae di sekitar rumput dan semak dan ada juga yang sangat banyak di antaranya adalah Annonaceae, sedang hinggap di atas batu. Famili Lycaenidae Leguminosae dan Compositae (Nengah 2000), kebanyakan berukuran kecil kurang lebih 15 sehingga famili Nymphalidae terdapat di mana- mm, berwarna cemerlang, memiliki kemampuan mana, dengan jumlah jenis yang banyak. Famili terbang yang cepat dan menyukai tempat yang Nymphalidae merupakan famili kupu-kupu teduh. Ukuran tubuhnya yang relatif kecil diduga yang berukuran sedang sampai besar antara mempengaruhi kemampuan terbang yang 25–150 mm dan warna sayap beraneka warna, rendah dan daerah jelajah yang sempit sehingga kebanyakan memiliki warna jingga bercampur hanya ditemukan pada habitat hutan sekunder. coklat atau hitam. Pada umumnya sayap belakang Hutan sekunder merupakan habitat yang tidak berekor meskipun beberapa jenis ada yang stabil sehingga mampu menyediakan sumber memiliki sayap berekor. Famili Nymphalidae daya yang mendukung kehidupan kupu-kupu juga sering disebut kupu-kupu kaki sikat karena famili Lycaenidae. Jenis tumbuhan yang dapat kakinya ditutupi bulu-bulu yang tampak seperti digunakan sebagai sumber makanan oleh famili sikat. Famili Nymphalidae lebih menyukai Lycaenidae di antaranya adalah Leguminosae tempat yang teduh. (kacang-kacangan), tanaman orok-orok, semak, Dukuh Banyuwindu secara umum rambutan, delima dan anggrek (Wijayanti 2009). merupakan daerah yang cukup terbuka sehingga Habitat hutan sekunder memiliki kelembaban banyak mendapat sinar matahari dan memiliki antara 69-84 %, suhu berkisar antara 27-31 oC berbagai macam tipe seperti tegakan pohon, dan intensitas cahaya yang berkisar antara 34- vegetasi semak berumput, semak belukar, 45 lux. Pengambilan sampel dilakukan pada alang-alang, berdekatan dengan ladang, kebun, musim hujan diduga menyebabkan rendahnya sawah, pekarangan penduduk dan juga terdapat

16 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012) sungai yang mengalir sebagai sumber air yang pagoda hutan, kemadu dan lantana. Habitat berbatasan dengan hutan sekunder, permukiman permukiman memiliki indeks keanekaragaman dan persawahan. Tumbuhan yang ada antara jenis dan kemerataan jenis yang paling tinggi lain jarong (Achyranthes aspera), rumput, dibandingkan dengan habitat lainnya yaitu 3,09 semak, kopi (Coffea robusta L.), paku, kemadu dan 0,87 dan memiliki dominansi 0,07. Tingginya (Laportea sinuata), pagoda hutan (Clerodendron indeks keanekaragaman jenis pada habitat paniculatum), lantana, babandotan (Ageratum permukiman menunjukkan habitat ini stabil dan conizoides), alpukat (Persea americana), jeruk mampu menyediakan sumber daya makanan (Citrus hystrix), Leguminosae, nangka (Artocarpus maupun tempat tinggal yang dibutuhkan oleh heterophylus), durian (Durio zibethinus), pisang kupu-kupu superfamili Papilionoidae lebih baik (Musa paradisiaca), Impatiens dan Eupatorium. dibandingkan dengan habitat lainnya. Variasi dan heterogenesitas lahan vegetasi Indeks keanekaragaman jenis yang tinggi tersebut akan mempengaruhi keberadaan dan pada habitat permukiman tersebut didukung keanekaragaman kupu-kupu (Kerr 2001). oleh tingginya nilai indeks kemerataan jenis yang Semua jenis kupu-kupu superfamili menunjukkan jenis-jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae sangat menyukai cahaya Papilionoidae pada habitat permukiman memiliki matahari (Daly et al. 1978 dalam Nengah 2000). nilai kelimpahan yang hampir sama dan tersebar Dukuh Banyuwindu mempunyai kelembaban lebih merata. Vegetasi pada habitat permukiman yang berkisar antara 49-84 %, suhu yang banyak terdapat tanaman berbunga dan adanya berkisar antara 27-39 oC dan intensitas cahaya tanaman inang seperti pohon alpukat (Persea berkisar antara 34-45 lux. Adanya keadaan americana), jeruk (Citrus hystrix), Leguminosae seperti ini merupakan tempat yang sesuai (pohon aren, pohon asam, sengon dan pete), untuk berkumpulnya kupu-kupu superfamili babandotan, dan kopi. Struktur vegetasi berupa Papilionoidae dan kemungkinan diduga pohon, tanaman berbunga, rumput dan semak mempengaruhi keanekaragaman jenis kupu- serta lokasinya yang berdekatan dengan sumber kupu di Dukuh Banyuwindu. Suhu akan sangat air sehingga mampu menyediakan sumber pakan mempengaruhi aktivitas kupu-kupu, penyebaran, yang beragam. Hal ini memungkinkan kupu- pertumbuhan dan perkembangbiakan kupu- kupu superfamili Papilionoidae memperoleh kupu. Cahaya sangat diperlukan oleh kupu-kupu makanan serta tempat untuk berkembangbiak. karena kupu-kupu berdarah dingin (poikiloterm). Penelitian ini didukung pernyataan Yudhistira Cahaya akan memberikan energi panas sehingga (2002), bahwa habitat merupakan tempat hidup menaikkan suhu tubuh dan metabolisme menjadi bagi suatu organisme dalam hal ini bukan hanya lebih cepat, pada larva kupu-kupu peningkatan berarti sebagai tempat tinggal saja tetapi tempat suhu tubuh akan mempercepat perkembangan tersebut harus menyediakan makanan dan juga larva kupu-kupu (Sunjaya 1970 dalam Nengah memenuhi syarat sebagai tempat berlindung, 2000). bermain, istirahat, berkembangbiak, mengasuh Berdasarkan hasil analisis indeks dan membesarkan anak-anaknya. Sementara keanekaragaman jenis dan kemerataan jenis Uniyal & Mathur (1998) mengatakan bahwa kupu-kupu superfamili Papilionoidea pada pada jenis vegetasi merupakan faktor penting untuk habitat hutan sekunder, masing-masing sebesar keberadaan dan kelangsungan hidup suatu jenis. 3,00 dan 0,86 serta memiliki dominansi 0,07. Kelimpahan jumlah individu antar jenis Tingginya indeks keanekaragaman jenis dan pada habitat permukiman paling seragam kemerataan jenis menunjukkan habitat hutan sehingga nilai indeks kemerataan jenisnya paling sekunder lebih stabil dibandingkan dengan besar yaitu 0,87. Indeks kemerataan jenis pada habitat lainnya dan adanya ketersediaan sumber habitat hutan sekunder, DAS, dan persawahan daya yang mendukung kehidupan kupu-kupu. memiliki nilai yang sama yaitu 0,86 tetapi Kupu-kupu memiliki mobilitas yang tinggi memiliki jumlah jenis yang berbeda-beda. Pada dan kemampuan daya adaptif terhadap faktor habitat hutan sekunder ditemukan 33 jenis, pada lingkungan yang ada. Adanya aliran sungai habitat DAS ditemukan 28 jenis, dan pada habitat yang melintasi kawasan hutan sekunder diduga persawahan ditemukan 24 jenis, sehingga berpengaruh terhadap jumlah jenis kupu-kupu habitat persawahan mempunyai kekayaan jenis yang mengunjungi habitat ini dengan variasi yang lebih kecil. vegetasi lebih beragam yang merupakan pakan Habitat DAS memiliki indeks bagi kupu-kupu. Tumbuhan yang ada pada keanekaragaman jenis dan indeks kemerataan habitat ini antara lain jarong, babandotan, jenis lebih rendah dibandingkan dengan Impatiens, semak, kopi, rumput, paku, habitat permukiman yaitu 2,86 dan 0,86 dan

17 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Tabel 4. Faktor lingkungan di Dukuh Banyuwindu Desa Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal

Faktor Lingkungan HS PM DAS PS

Kelembaban 69-84% 49-65% 49-67% 49-60%

Suhu 27-31°C 27-35°C 27-37°C 34-39°C Intensitas cahaya 34-45 lux 34-45 lux 34-45 lux 34-44 lux 750-860 450-620 490-720 640-680 Ketinggian tempat mdpl mdpl mdpl mdpl

Gambar 3. Troides helena memiliki dominansi 0,09. Hal ini menunjukkan oleh indeks kemerataan jenis yang rendah, hal persebaran jumlah jenis kupu-kupu superfamili ini mengindikasikan adanya dominansi satu Papilionoidae pada habitat ini merata dan atau beberapa jenis kupu-kupu superfamili mengindikasikan tidak ada dominansi suatu Papilionoidae yang artinya persebaran individu jenis terhadap jenis lainnya. Tumbuhan yang jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae tidak ada di sekitar DAS antara lain Impatiens, rumput, merata. pisang, nangka dan durian. Sumber daya yang Kesamaan jenis kupu-kupu superfamili ada pada habitat ini mempengaruhi banyaknya Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu . Hasil jenis kupu-kupu yang ditemukan. analisis indeks kesamaan jenis kupu-kupu Habitat persawahan memiliki indeks superfamili Papilionoidae pada empat tipe keanekaragaman jenis dan kemerataan habitat dalam penelitian ini menunjukkan jenis yang paling rendah dibandingkan indeks kesamaan jenis berkisar antara 0,47 dengan habitat lainnya yaitu 2,74 dan 0,86 hingga 0,58. Indeks kesamaan jenis tertinggi dan memiliki dominansi 0,09. Rendahnya sebesar 0,58 antara habitat permukiman dan indeks keanekaragaman jenis menunjukkan persawahan, sedangkan terendah 0,47 antara ketersediaan sumber daya makanan yang habitat hutan sekunder dan permukiman mendukung kehidupan kupu-kupu terbatas dan (Tabel 5). Berdasarkan indeks kesamaan jenis daya adaptif terhadap faktor lingkungan. Habitat antar habitat tersebut terlihat bahwa habitat persawahan memiliki keseimbangan lingkungan persawahan memiliki hubungan kemiripan yang yang kurang stabil karena adanya pengolahan lebih dekat dengan permukiman dibandingkan lahan. Vegetasi yang terdapat pada habitat dengan habitat lainnya (Gambar 4). persawahan pada waktu pengamatan didominasi Indeks kesamaan jenis kupu-kupu oleh tanaman padi yang bukan merupakan superfamili Papilionoidae yang ditemukan pada tanaman inang kupu-kupu, selain padi terdapat habitat permukiman dan habitat persawahan juga Eupatorium, rumput, semak, Impatiens, lebih besar dibandingkan dengan jenis kupu- alpukat dan pisang. Indeks keanekaragaman kupu superfamili Papilionoidae yang ditemukan jenis yang rendah pada habitat ini juga didukung pada habitat permukiman dan habitat hutan

18 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Tabel 5. Indeks kesamaan jenis kupu-kupu Superfamili Papilionoidae

Habitat HS PM DAS PS HS 1 PM 0,47 1 DAS 0,52 0,51 1 PS 0,49 0,58 0,58 1 Keterangan: PM : permukiman PS : persawahan DAS : daerah Aliran Sungai HS : hutan Sekunder

Gambar 4. Dendogram indeks kesamaan jenis sekunder, sehingga proporsi jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu superfamili Papilionoidae yang sama antara Desa Limbangan Kecamatan Limbangan habitat permukiman dan habitat persawahan Kabupaten Kendal. Indeks keanekaragaman jenis juga lebih besar. Hal ini disebabkan karena kupu-kupu superfamili Papilionoidae di Dukuh habitat persawahan berbatasan langsung Banyuwindu berkisar antara 2,74-3,09, indeks dengan habitat permukiman sehingga jenis kemerataan jenis berkisar antara 0,86-0,87 kupu-kupu superfamili Papilionoidae pada dan memiliki dominansi berkisar antara 0,07- habitat permukiman banyak ditemukan pada 0,09. Indeks keanekaragaman jenis dan indeks habitat persawahan, sedangkan habitat hutan kemerataan jenis tertinggi tercatat pada habitat sekunder tidak berbatasan langsung dengan permukiman yaitu 3,09 dan 0,87 sedangkan habitat permukiman. Hal ini juga dipengaruhi terendah tercatat pada habitat persawahan yaitu oleh adanya pergerakan kupu-kupu yang cepat 2,74 dan 0,86. Berdasarkan penelitian yang telah untuk berpindah habitat dan vegetasi antar dilakukan, maka: perlu dilakukan pelestarian habitat yang beragam sehingga mempengaruhi kawasan dan jenis kupu-kupu yang ada di Dukuh keberadaan jenis kupu-kupu. Vegetasi yang lebih Banyuwindu dalam upaya konservasi, perlu beragam pada suatu habitat memiliki potensi dilakukan penelitian khusus mengenai tanaman ketersediaan pakan yang lebih baik dibandingkan inang kupu-kupu yang ada di Dukuh Banyuwindu dengan habitat lain dengan vegetasi yang dan perlu ada usaha penangkaran kupu-kupu kurang beragam. Vegetasi yang ada pada habitat yang ada di dukuh ini, memperhatikan musim persawahan selalu bisa dijumpai pada habitat untuk waktu pengambilan sampel kupu-kupu di permukiman misalnya rumput, semak, alpukat. lapangan.

Simpulan Ucapan Terimakasih

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat Terimakasih kepada rekan-rekan disimpulkan bahwa terdapat 62 jenis kupu-kupu “Green Community” dan “Pelatuk Bird Study

19 M. Rahayuningsih dkk. / Jurnal MIPA 35 (1) (2012)

Club” Jurusan Biologi FMIPA Unnes yang telah 9(1): 1-20 membantu selama penelitian di lapangan, Suwarti S.Pd, teknisi Laboratorium Taksonomi Energy, heteroneity, and the potential Kerr JT. 2001. Butterly species richness in Canada: Hewan Jurusan Biologi FMIPA Unnes yang telah consequences of climate change. Conserv Ecol 5(1): 1-14 Maggurran AE. 2004. Measuring Biological Diversity. dan Pak Bekel Kadus Limbangan yang menjadi USA: Blackwell Publishing Company penunjukmembantu jalan identiikasi di lapangan. dan preservasi spesimen, Nengah IS. 2000. Keragaman kupu-kupu () di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Daftar Pustaka Barat. On line at http://iirc.ipb.ac.id/ jspui/ bitstream123456789/19926/1/A00ins_ Achmad A. 2002. Potensi dan sebaran kupu-kupu di abstract .pdf [accessed 28 Desember 2009] Kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung. Dalam: Workshop Pengelolaan Kupu-Kupu from The Ujung Kulon National Park Indonesia. Berbasis Masyarakat. Bantimurung, 05 Juni New TR,J Lepidop Bush MB Soc & 41: Sudarman 29-40 HK. 1987. Butterlies 2002. On line at http://labkonbiodend.blogspot. Panjaitan R. 2008. Distribusi kupu-kupu (Superfamili com/2007/11/kupu-kupu2.html [accessed 09 Papilionoidae: Lepidoptera) di Minyambou, Juni 2010] Cagar Alam Pegunungan Arfak Manokwari, Amir M & Kahono S. 2000. Serangga Taman Nasional Papua Barat. Berkala Ilmiah Biologi 7(1): 11- Gunung Nasional Halimun Jawa bagian Barat. 16 Jawa Barat: JICA Peggie D & Amier M. 2006. Panduan Praktis Kupu-Kupu Barua KK & Slowik J. 2007. Study on the biology di Kebun Raya Bogor. Bogor: Puslitbang Biologi and consumption potential on common LIPI rose Pachliopta aristolochiae aristolochiae F. (Lepidoptera: Papilionodae) on Aristolochia (Lepidoptera:Rhopalocera) distribution along tagala. Pol J Entomol 76: 341-352 Subaharan TS, altitudinal Anzilni FA gradient & Devi on NC. Mount 2007. Tangkuban Butterly Bodang Y. 2008. Beberapa aspek biologi kupu-kupu Parahu West Java, Indonesia. Rafles Bull Zool Troides helena hephaestus Felder (Papilionidae) 55(1): 175-178 pada tumbuhan Aristolochia tagala CHAM. Suharto, Wagiyana & Zulkarnain R. 2005. Survei Kupu- Agrotek 1(3): 20-25 Kupu (Rhopalocera: Lepidoptera) di Hutan Borror DJ, Triplehorn CA, & Johnson NF. 1992. Ireng-Ireng Taman Nasional Bromo Tengger Pengenalan Serangga. Diterjemahkan oleh Semeru. J Ilmu Dasar 6: 1-5 Setiyono Parto Soedjono. Yogyakarta: Gadjah Tsukada E & Nishiyama Y. 1982. Butterlies of The Mada University Press South East Asian Island. Vol.I Papilionidae. Endarwati. 2005. Keanekaragaman hayati dan Kyoto: Plapac Co Ltd konservasinya di Indonesia. On line at http://endarwati.blogspot.com/2005/09/ The Great Himalayan National Park, Western keanekaragaman-hayati-dan.html [accessed 07 Uniyal VP,Himalaya Mathur. Indian PK. 1998. J For Diversity 21(2): 150-155 of butterlies in Juni 2010] Erniwati. 2009. Keanekaragaman dan sebaran keragaman hayati kupu-kupu di Gunung serangga di kawasan pulau-pulau kecil Taman WidhionoSlamet I. 2009. Jawa Dampak Tengah. modiikasi On line at http://widhiono. hutan terhadap Nasional Karimunjawa. Berita Biologi 9(4): wordpress.com/2009/10/05/dampak- 349-353 modiikasi-hutan Feltwell J. 2001. The Illustrated Encyclopedia of Wijayanti R. 2009. Inventarisasi parasitoid pada Butterlies. Rochester: Grange Book larva dan pupa kupu-kupu serta tingkat Hughes J & Pickford JB. 1977. The Occurrence of parasitisasinya di lapang. Laporan Penelitian. Troides helena (Linn) in Hongkong. JHKBRAS Bogor: LPPM IPB Darmaga 16: 301-304 Yudistira. 2002. Studi Populasi dan Habitat Kehicap Jeratthikul E, Lewvanich A, Butcher B & Lekprayoon C. Flores di Flores Barat Kabupaten Manggarai 2009. A taxonomic study of the genus Eurema Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Bogor: Institut Hübner [1819] Lepidoptera: Pieridae) in Pertanian Bogor . Nat History J Chulangkorn University

20