Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Familia dan Pieridae di Kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar Alam Pananjung Pangandaran

Virda Catur Lestari, Tatang S. Erawan, Melanie , Hikmat Kasmara dan Wawan Hermawan* Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran *Alamat korespodensi: [email protected]

ABSTRACT The diversity of butterflies’ family of Nymphalidae and Pieridae at Cirengganis area and Cikamal Savannah area of Pananjung Sanctuary of Pangandaran

The research reported the diversity o.f butterflies of Nymphalidae and Pieridae Families at Cirengganis area and Cikamal Savannah area which located at Pananjung Sanctuary, Pangandaran. The experiment was conducted using visual encounter survey method. The butterflies were caught using sweeping technique. The butterflies were collected and identified. Abiotic factors such light intensity and temperature were measured during observation. The result showed that 13 species of nymphalidae family were identified whilst only 2 species were identified belongs to the family of Pieridae. Butterfly diversity index at Cirengganis and Cikamal Savannah categorized as moderate with value of 2.285647. Vegetation that interacted with the butterflies were Tectona grandis), Psychotria aurantiaca, and Melastoma malabathricum. Furthermore, light intensity and temperature at Cirengganis were detected at 12473.33 lux and 28.6oC, respectively. While at Cikamal Savannah, the light intensity was measured at 26900 lux and temperature reached 33.6oC.

Keywords: Visual encounter survey, Abiotic factor, Vegetation

ABSTRAK

Penelitian ini melaporkan mengenai keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Famili Nymphalidae dan Pieridae di kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Metode yang digunakan adalah metode Visual Encounter Survey (VES). Penangkapan kupu-kupu dilakukan dengan teknik sweeping. Kupu-kupu yang diperoleh dikoleksi dan diidentifikasi. Faktor abiotik seperti intensitas cahaya dan suhu diukur selama pengamatan. Serta diamati pula vegetasi sekitar lokasi pengamatan yang berinteraksi dengan kupu-kupu. Hasil pengamatan diperoleh total kupu-kupu famili Nymphalidae sebanyak 13 spesies dan kupu-kupu famili Pieridae sebanyak 2 spesies. Nilai indeks keanekaragaman kupu-kupu di kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal tergolong kategori sedang yaitu 2,285647. Hasil vegetasi yang diketahui berinteraksi dengan kupu-kupu yaitu jati (Tectona grandis), ki kores (Psychotria aurantiaca), dan harendong (Melastoma malabathricum). Sementara rata-rata intensitas cahaya dan suhu di Cirengganis sebesar 12473,33 lux dan 28,6oC dan di Padang Rumput Cikamal sebesar 26900 lux dan 33,6oC.

Kata Kunci: Visual Encounter Survey, Faktor abiotik, Vegetasi

1

Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

PENDAHULUAN mengenai keanekaan jenis kupu-kupu di kawasan Taman Wisata Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Taman Wisata Cagar Alam Pananjung Jawa Barat. Pangandaran, Jawa Barat merupakan salah satu BAHAN DAN METODE kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup tinggi Alat yang digunakan dalam pengamatan ini baik flora, fauna maupun ekosistemnya. Salah satu antara lain yaitu alat tulis, buku panduan identifikasi keanekaragaman hayati yang terdapat di Taman atau field guide, GPS, net, jarum pentul, Wisata Cagar Alam Pananjung Pangandaran yaitu kamera, kertas papilot, label, luxmeter, papan keanekaan jenis kupu-kupu. perentang, termometer, worksheet. Bahan -bahan Kupu-kupu merupakan bagian dari yang digunakan dalam pengamatan ini diantaranya keanekaragaman hayati yang harus dijaga yaitu alkohol 70%, dan kapur barus/kamper. kelestariannya. Kupu-kupu memiliki nilai penting Pengamatan ini dilakukan dengan metode bagi manusia maupun lingkungan antara lain, nilai jelajah dengan cara menyusuri jalan setapak sekitar ekonomi, ekologi, estetika, pendidikan, konservasi kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal dan budaya (Lamatoa dkk, 2013 ). Dari perkiraan Taman Wisata Cagar Alam Pananjung Pangandaran, 17.500 jenis kupu-kupu di dunia, tak kurang dari Jawa Barat. Penangkapan kupu-kupu dilakukan 1.600 jenis diantaranya tersebar di Indonesia. dengan menggunakan insect net dengan teknik Keadaan alam Indonesia dengan iklim tropik sweeping. Metode yang digunakan adalah Visual menjadi habitat yang cocok bagi perkembangan Encounter Survey (VES) atau Survei Penjumpaan berbagai spesies kupu-kupu, yang diperkirakan Langsung. Pengamatan dilakukan sepanjang jalur sekitar 4.000-5.000 spesies, namun sampai saat ini transek bayangan yaitu dengan jarak ± 1000 m yang baru sekitar setengahnya yang sudah diketahui dibagi ke dalam 10 titik sampling (100 m/titik) di spesiesnya (Arrummaisha dkk, 2014). lokasi sekitar kawasan Cirengganis dan Padang Famili Nymphalidae meliputi kupu-kupu Rumput Cikamal Cagar Alam Pananjung berukuran kecil hingga sedang (25-100 mm), ciri Pangandaran. Metode Visual Encounter Survey khas pada Nymphalidae ialah pasangan tungkai (VES) dilakukan pada titik sampling yang telah depan yang mengecil (kecuali pada kupu-kupu ditentukan, kemudian mencatat penjumpaan betina Libytheinae) (Landman, 2001). Kupu-kupu dengan kupu-kupu, parameter yang diukur yaitu anggota dari famili ini umumnya berwarna cokelat, jenis, jumlah, waktu, dan aktivitas (Wahyuni dkk, oranye, kuning, dan hitam. Kupu-kupu famili ini 2014). merupakan kelompok yang paling beragam jenisnya Pengamatan dilakukan pada pagi hari pukul dengan variasi dan pola bentuk sayap. Kupu-kupu 08.00 – 12.00 WIB dan sore hari pukul 14.00 – 16.00 jantan biasanya memiliki pasangan tungkai depan WIB. Pengukuran data abiotik suhu (oC) dan tertutup oleh kumpulan sisik yang padat menyerupai intensitas cahaya serta pencatatan data biotik berupa sikat, sehingga kupu-kupu ini juga dikenal sebagai vegetasi tumbuhan di lokasi pengamatan selama kupu- kupu berkaki sikat (Peggie & Amir, 2006). pengamatan. Sampel yang akan dikoleksi hanya satu Famili Pieridae meliputi kupu-kupu spesimen setiap spesies. Apabila saat pengambilan berukuran kecil hingga sedang (25- 100 mm), sampel menemukan individu kupu-kupu pada jenis memiliki tiga pasang kaki, sayap tidak berekor, dan yang sama, maka cukup dihitung jumlahnya serta biasanya berwarna putih atau kuning dengan sel dicatat ciri-cirinya dan kupu-kupu tersebut akan sayap belakang yang tertutup. Famili ini dapat dilepaskan kembali. Sampel kupu-kupu yang telah terbang jauh (beberapa spesies mempunyai sifat ditangkap akan disimpan dalam kertas papilot yang migrasi) dan sering ditemukan dalam jumlah banyak sudah diberi keterangan nomor, serta dicatat ciri- di sekeliling air (Sihombing, 1999). cirinya pada worksheet. Kemudian kupu-kupu Keanekaragaman hayati harus dijaga dari diawetkan untuk dijadikan spesimen dengan kerusakan habitat dan kepunahan maupun menyuntikkan alkohol 70% dibagian mesothoraks penurunan keanekaan jenis hayatinya. Seperti satwa secara tegak lurus. Sayap kupu-kupu direntangkan lainnya, kupu-kupu juga mengalami ancaman pada papan perentang agar sayap merentang kelangkaan jika tidak dilakukan perlindungan, sempurna. Tahap selanjutnya kupu-kupu diletakkan pelestarian serta pembinaan habitat agar tetap diatas sterofoam dengan ditusuk menggunakan lestari. Oleh karena itu dalam upaya konservasi jarum pentul, sayap kupu-kupu dijepit dengan keanekaragaman hayati, maka dilakukan penelitian potongan kertas minyak yang ditahan menggunakan

2

Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

jarum pentul yang ditancapkan di atas papan Analisis data frekuensi merupakan penentuan perentang. Perentangan sayap kupu-kupu dilakukan besarnya jumlah presentase setiap spesies pada dengan menggunakan pinset agar sayap kupu-kupu masing-masing plot. Frekuensi relatif merupakan tidak rusak. Beri label jenis dan keterangan spesies persentase kehadiran suatu individu dalam sejumlah pada tiap spesimen. Identifikasi spesimen yang telah titik sampling (Odum, 1993). ∑ didapatkan menggunakan buku panduan identifikasi Frekuensi Mutlak (FM)= ∑ field guide Practical Guide to the Butterflies of Frekuensi Relatif (FR)= x 100% Bogor Botanic Garden (Peggie & Amir, 2006) dan ∑ Identification Guide for Butterflies of West Java Keterangan : (Schulze, 2005). Penyimpanan kupu-kupu dilakukan FR : Frekuensi Relatif dalam kotak spesimen yang telah diberi kapur FM: Frekuensi Mutlak (jumlah individu tiap jenis barus/kamper sebagai pengawet dan menghindarkan yang menempati plot spesimen dari semut atau jamur. Hasil data yang diperoleh, dianalisis HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan indeks dominansi, indeks kekayaan jenis Margalef, indeks keanekaragaman Shannon- Dari hasil pengamatan pada kedua lokasi, Wiener, dan indeks kemerataan. kupu-kupu famili Nymphalidae dan Pieridae yang ditemukan berjumlah 15 jenis dari 7 subfamili, yaitu a. Indeks Dominansi Jenis (D) dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Berdasarkan Dominansi jenis kupu- kupu dihitung menggunakan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada seluruh indeks dominansi Simpson (D) dengan rumus: spesies kupu-kupu yang diperoleh, menunjukkan (Odum,1993). bahwa kupu-kupu dari famili Nymphalidae paling 퐷 = 100 % banyak ditemukan pada kedua lokasi pengamatan. Keterangan : Hal ini dikarenakan famili Nymphalidae memiliki D : Indeks Dominansi jumlah spesies yang relatif banyak. Selain memiliki ni : Jumlah Individu Suatu Jenis anggota terbanyak, tingginya populasi kupu-kupu N : Jumlah Individu Seluruh Jenis dari famili Nymphalidae pada lokasi pengamatan b. Indeks Kekayaan Margalef (Dmg) juga dikarenakan adanya vegetasi yang sesuai untuk

퐷푚푔 = keberlangsungan hidup kupu-kupu tersebut seperti Keterangan : terdapatnya tumbuhan inang dan tumbuhan pakan Dmg : Indeks Kekayaan Margalef kupu-kupu, baik sebagai sumber makanan maupun S: Jumlah Jenis yang ditemukan sebagai tempat berlindung. N : Jumlah Individu Seluruh Jenis c. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H′) 퐻′ = −∑ 푝푖 ln 푝푖 A B C D 푝푖 =

Keterangan : H′ :Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener G H Pi = ni/N E F ni: Jumlah Individu Jenis ke-i N :Jumlah Individu Seluruh Jenis (Odum, 1993). d. Indeks Kemerataan (E) K L I J 퐸 = H′ Gambar 1. Jenis Kupu-kupu Famili Nymphalidae ln(푆) yang ditemukan. (A) Cupha erymanthis, Keterangan : (B) Mycalesis sudra sudra, (C) Idea stoli E : Indeks kemerataan jenis stoli, (D) Tanaecia Limniace conjuncta, H′: Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (E) Euploea midamus rafflesi, (F) S : Jumlah jenis yang ditemukan Indeks ini Tanaecia palguna, (G) Ideopsis juventa, menunjukkan pola sebaran satwa, yaitu merata atau (H) Mycalesis horsfieldii, (I) Junonia tidak (Wahyuni dkk,2014). almana, (J) philomela (K) e. Persebaran (Frekuensi) Junonia hedonia ida, (L) Junonia atlites.

3

Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

dataran rendah, dan food plant kupu-kupu jenis ini yaitu dari famili Flacourtiaceae dan Asteraceae. Nilai M N indeks dominansi dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2. Jenis Kupu-kupu Famili Pieridae yang Tabel 2. Kupu-kupu jenis Cupha erymanthis dari ditemukan. (M) Eurema blanda famili Nymphalidae pada kedua lokasi relatif tinggi blanda,(N) Appias sp. yaitu sebesar 74%. Sedangkan spesies kupu-kupu dari famili Pieridae yang mendominansi yaitu

Eurema blanda. Nilai indeks dominansi spesies Kupu-kupu memilih tumbuhan sebagai Eurema blanda pada lokasi pengamatan relatif pakan, hinggap maupun inang berdasarkan interaksi tinggi yaitu sebesar 71%. Menurut Brower et antara kupu-kupu pada tumbuhan begitu pula al.(1998), apabila nilai indeks dominansi <0,5 sebaliknya. Kupu-kupu akan tertarik mendatangi menunjukkan tidak ada organisme yang bunga sebagai sumber nektar atau makanannya mendominansi. berdasarkan tiga karakteristik yaitu bentuk bunga, warna, dan aroma (Arrummaisha dkk, 2014). Spesies kupu-kupu dari famili Nymphalidae yang paling banyak ditemukan yaitu jenis Cupha erymanthis. Pada kedua lokasi pengamatan spesies ini ditemukan berjumlah 16 individu. Cupha erymanthis saat ditangkap sedang hinggap di Gambar 3. Kupu-kupu jenis Cupha erymanthis tumbuhan kirinyuh (Eupatorium odoratum) dari (Biodiversity Wariors, 2014). famili Asteraceae. Menurut Peggie & Amir (2006), kupu-kupu jenis ini umumnya dijumpai di hutan

Tabel 1. Hasil analisis indeks dominansi, indeks kekayaan, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan kupu-kupu famili Nymphalidae dan Pieridae di kawasan Cirengganis. Nama Jenis Jumlah Individu D (%) Dmg H’ E Famili Nymphalidae Cupha erymanthis 10 34% Mycalesis sudra sudra 1 3% Junonia atlites 1 3% Ides stoli stoli 2 7% Tanaecia Limniace conjuncta 7 24% Euplea midamus rafflesi 2 7% Mycalesis horsfieldii 2 7% Ideopsis juventa 4 14% Jumlah 29 100% 2,07881943 1,768976 0,850697511 Famili Pieridae Eurema blanda 2 100% 0 0 Jumlah 2 100% 0 0 0

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 dan 13 jenis, sementara itu jumlah dari seluruh jenis Tabel 2 diketahui bahwa nilai indeks kekayaan dari yang ditemukan sebanyak 44 individu. Indeks famili Nymphalidae lebih tinggi dibandingkan kekayaan yang diperoleh famili Nymphalidae dengan famili Pieridae. Kekayaan merupakan nilai tergolong tinggi yaitu sebesar 4,2. Sedangkan indeks yang ukurannya dipengaruhi oleh banyaknya jenis kekayaan yang diperoleh famili Pieridae tergolong dan jumlah individu pada suatu lokasi pengamatan. kategori rendah yaitu sebesar 0,5. Pada kedua lokasi Semakin banyak jumlah jenis dan individu pada pengamatan hanya ditemukan 2 jenis kupu-kupu suatu lokasi maka nilai indeks kekayaan semakin dari famili Pieridae. Menurut Wahyuni dkk. (2014), tinggi (Syaputra, 2015). kekayaan jenis menunjukkan perbandingan jumlah Jumlah jenis kupu-kupu famili Nymphalidae jenis yang ditemukan di suatu lokasi dengan jumlah di kedua lokasi pengamatan relatif banyak yaitu ada dari masing-masing jenis yang ditemukan.

4

Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

Tabel 2. Hasil analisis indeks dominansi, indeks kekayaan, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan kupu-kupu famili Nymphalidae dan Pieridae di kawasan Padang Rumput Cikamal.

Nama Jenis Jumlah Individu D (%) Dmg H’ E

Famili Nymphalidae Idea stoli stoli 1 7% Junonia almana 3 20% Mycalesis mineus 1 7% Ypthima philomela 1 7% Tanaecia palguna 1 7% Junonia hedonia ida 2 13% Cupha erymanthis 6 40% Jumlah 15 100% 2,21561624 1,132151 0,581810707 Famili Pieridae Eurema blanda blanda 5 71% Appias sp. 2 29% Jumlah 7 100% 0,51389834 0,598269 0,863120569

Nilai indeks keanekaragaman jenis kupu- Fachrul (2012), indeks keanekaragaman tergolong kupu tertinggi terdapat pada lokasi pengamatan sedang apabila menunjukkan nilai 1 < H′ < 3. Cirengganis, hal ini dikarenakan lokasi pengamatan Perbedaan keanekaragaman spesies di kedua sekitar kawasan Cirengganis merupakan daerah lokasi ini disebabkan karena kondisi lokasi antara hutan yang memiliki vegetasi yang beragam, mulai Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal berbeda. dari rerumputan, semak belukar, hingga pepohonan. Cirengganis memiliki kanopi lebih tertutup Ini memungkinkan kupu-kupu mempunyai dibandingkan dengan Padang Rumput Cikamal. ketersediaan sumber pakan yang melimpah. Selain itu, jenis vegetasinya berupa tumbuhan Keanekaragaman jenis bisa dijadikan patokan dalam berkayu yang memiliki tutupan pohon cukup rapat menilai kekayaan alam hayati pada kawasan sehingga intensitas cahaya matahari yang masuk tertentu. Keanekaragaman jenis suatu komunitas relatif sedikit. Sedangkan pada lokasi pengamatan tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak jenis. Padang Rumput Cikamal banyak dijumpai Sebaliknya suatu komunitas dikatakan memiliki tumbuhan penghasil nektar yaitu bunga Melastoma keanekaragaman jenis yang rendah jika komunitas malabathricum sehingga banyak kupu-kupu yang itu disusun oleh sedikit jenis dan hanya sedikit jenis hinggap untuk makan nektar pada bunga tersebut. yang dominan (Indriyanto, 2006 dalam Syaputra, Intensitas cahaya pada lokasi ini relatif tinggi, sebab 2015). kondisi lokasi pengamatan didominasi oleh Berdasarkan indeks keanekaragaman rerumputan. Padang Rumput Cikamal merupakan Shannon-Wiener (H′) yang terdapat pada Tabel 1 daerah yang terbuka memiliki vegetasi yang sedikit, dan Tabel 2, pada lokasi Cirengganis jenis kupu- intensitas cahaya yang terlalu tinggi, serta kupu dari famili Nymphalidae memperoleh nilai kelembaban rendah Menurut Florida dkk.(2015), sebesar 1,8. Sedangkan pada famili Pieridae Kupu-kupu menyukai habitat dengan kelembaban diperoleh nilai sebesar 0. Maka dapat diketahui yang tinggi karena dapat mengurangi dehidrasi atau bahwa keanekaragaman jenis kupu-kupu famili resiko kekurangan air. Nymphalidae di kawasan Cirengganis tergolong Selain itu, Handawa (2007) menyatakan sedang dan keanekaragaman kupu-kupu famili bahwa luas wilayah yang dilalui dapat juga Pieridae yang terdapat dikawasan ini sangat rendah. mempengaruhi tingkat keanekaragaman spesies Sedangkan pada lokasi padang rumput Cikamal, kupu-kupu. Luas wilayah Cirengganis relatif lebih kedua famili menunjukkan nilai yang sedang, kecil dibandingkan dengan padang rumput cikamal. terlihat dari hasil analisis indeks shannon-Wiener Sehingga pada lokasi Cirengganis lebih mudah untuk yang diperoleh yaitu sebesar 1,1 dan 0,591. Menurut menemukan jenis kupu-kupu. Sedangkan pada

5

Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

wilayah Padang Rumput Cikamal lebih sulit kupu famili Nymphalidae dan famili Pieridae di menemukan spesies kupu-kupu karena memiliki kawasan Cirengganis berkisar antara 0-0,8. luas kawasan lebih dari 3 Ha. Dewi dkk.(2016) Sedangkan kupu-kupu famili Nymphalidae dan menambahkan bahwa, semakin luas suatu kawasan famili Pieridae di lokasi pengamatan Padang maka jumlah individu juga akan semakin tinggi Rumput Cikamal memperoleh hasil analisis indeks karena tersedianya banyak tempat untuk bernaung. kemerataan sebesar 0,5-0,9. Hal ini meninjukkan Namun, berdasarkan nilai indeks bahwa di kawasan cirengganis tingkat kemerataan keanekaragaman Shannon-Wiener (H′) famili rendah sampai sedang, sedangkan di kawasan Nymphalidae dan Pieridae pada kedua lokasi Padang Rumput Cikamal tingkat kemerataannya pengamatan, dapat dilihat pada tabel.3 tinggi. Brower et al.(1998) berpendapat bahwa, menunjukkan hasil sebesar 2,285647. Maka apabila nilai kemerataan <0,4 menunjukkan tingkat diketahui bahwa keanekaragaman jenis kupu-kupu kemerataan yang rendah, nilai kemerataan antara famili Nymphalidae dan Pieridae di kawasan 0,4 – 0,6 menunjukkan tingkat kemerataan yang Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal tergolong sedang, dan nilai kemerataan >0,6 menunjukkan sedang. Keanekaragaman yang sedang menunjukkan tingkat kemerataan yang tinggi. Fachrul (2012) bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang menambahkan, nilai kemerataan yang tinggi sedang pada struktur habitat dan keragaman bentuk menunjukkan bahwa jumlah individu masing- vegetasi, karena dalam komunitas itu tidak banyak masing spesies pada lokasi penelitian tersebut relatif terjadi interaksi antar jenis dibandingkan dengan sama, tidak ada spesies yang sangat menonjol. komunitas yang sudah mencapai klimaks. Sehingga Namun, kemerataan jenis akan tergolong rendah suatu komunitas yang sedang berkembang pada apabila niai E≈0. Kemerataan jenis menunjukkan tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah dari komposisi jumlah individu per jenis dalam suatu pada komunitas yang sudah mencapai klimaks. habitat tertentu. Semakin merata suatu persebaran Keanekaragaman jenis serangga berkorelasi dengan satwa di suatu lokasi tertentu maka semakin baik kompleknya penyusun struktural suatu habitat dan pula kondisi lingkungan tersebut sehingga mampu keragaman bentuk vegetasi (Dewi dkk, 2016). mendukung kelangsungan hidup spesies tersebut. Nilai indeks kemerataan (E) kupu-kupu (Tabel 1 dan Tabel 2) menunjukkan bahwa kupu-

Tabel 4. Hasil pengukuran intensitas cahaya dan suhu lokasi pengamatan. Cirengganis Padang Rumput Cikamal Hari ke- Intensitas Intensitas Cahaya(lux) Suhu (oC) Cahaya(lux) Suhu (oC) 1 8980 28,8 17300 33,4 2 8980 28,8 31700 36,4 3 19460 28,2 31700 31,1 Rata-rata 12473,33 28,6 26900 33,63333

Pengukuran data abiotik dilakukan pada saat Cirengganis relatif lebih beragam jenisnya pengamatan, rata-rata intensitas cahaya dan suhu dibandingkan dengan kupu-kupu yang terdapat di udara di kawasan Cirengganis dapat dilihat pada kawasan Padang Rumput Cikamal. Hal ini Tabel 4, memiliki nilai yang rendah yaitu 12473,33 dikarenakan kawasan Cirengganis memiliki lux dan 28,6oC. Hal ini dikarenakan pada lokasi intensitas cahaya yang relatif lebih rendah. Akan tersebut didominasi oleh tumbuhan tinggi yaitu tetapi menurut Peggie & Amir (2006 kupu-kupu pepohonan. Sehingga tutupan kanopi sangat rapat. umumnya dijumpai pada hari yang cerah dan tempat Sedangkan di sekitar kawasan Padang Rumput yang terbuka. Di dalam lokasi pengamatan Cikamal, intensitas cahaya dan suhu udara relatif Cirengganis, walaupun intensitas cahaya nya lebih tinggi yaitu sebesar 26900 lux dan 33,63 oC. rendah dibandingkan dengan padang rumput Intensitas cahaya sangat berpengaruh cikamal, namun keanekaragaman spesies kupu-kupu terhadap keanekaragaman kupu-kupu di suatu lokasi dan kekayaan kupu-kupu nya lebih tinggi. Hal ini pengamatan, kupu-kupu yang terdapat di kawasan

6

Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

dikarenakan oleh tumbuhan inang yang banyak dan keragaman kupu-kupu tidak hanya dipengaruhi tumbuh di kawasan ini. oleh keberadaan volume nektar, tetapi dipengaruhi Faktor intensitas cahaya juga juga oleh kekayaan tumbuhan nektar dan mempengaruhi aktivitas kupu-kupu. Sebelum kandungan gulanya. memulai aktivitas mencari makan, biasanya kupu- kupu merentangkan sayapnya dan berjemur untuk mengeringkan sayap di atas pucuk daun atau tanah. SIMPULAN Connor et al. (2003) menjelaskan bahwa kupu-kupu berjemur di bawah sinar matahari untuk Berdasarkan hasil inventarisasi serta menghangatkan tubuh sebelum terbang, dimana identifikasi keanekaragaman jenis kupu-kupu di sayap mereka menyerap sinar matahari. sekitar kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Faktor lingkungan lainnya yang Cikamal, dapat diambil simpulan bahwa terdapat 15 mempengaruhi keanekaragaman, persebaran serta jenis kupu-kupu famili Nymphalidae yaitu Cupha aktivitas kupu-kupu yaitu suhu. Kupu-kupu erymanthis, Mycalesis sudra sudra, Idea stoli stoli, merupakan hewan berdarah dingin (poikilotermik) Tanaecia Limniace conjuncta, Euploea midamus yang aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh rafflesi, Tanaecia palguna, Ideopsis juventa, termperatur lingkungannya (Sihombing, 1999). Mycalesis horsfieldii, Junonia almana, Ypthima Pengukuran suhu di sekitar lokasi pengamatan philomela (Junonia hedonia ida, Junonia atlites, Cirengganis sebesar 23oC, sedangkan suhu di sekitar Mycalesis mineus dan 2 jenis dari famili Pieridae kawasan Padang Rumput Cikamal sebesar 29oC. yaitu Eurema blanda blanda dan Appias sp. Serta suhu di kedua lokasi pengamatan merupakan suhu kenakekaragaman jenis kupu-kupu di Taman Wisata yang relatif optimum untuk aktivitas kupu-kupu. Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat Menurut Akutsu et al. (2007), suhu akan pada saat pengamatan termasuk kategori relatif mempengaruhi aktivitas, penyebaran, pertumbuhan sedang. dan perkembangbiakan serangga. Umumnya kupu- UCAPAN TERIMA KASIH kupu lebih aktif pada suhu tinggi karena pada saat itulah metabolisme dalam tubuhnya meningkat, namun apabila pada suhu rendah aktivitasnya akan Peneliti mengucapkan terima kasih kepada menurun karena metabolisme tubuhnya melambat. pihak BKSDA serta seluruh pengelola Taman Wisata Faktor biotik yang mempengaruhi Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat dan kelimpahan dan persebaran kupu-kupu adalah Departemen Biologi FMIPA UNPAD yang telah tumbuhan yang menjadi tumbuhan inang (host membantu memfasilitasi penelitian ini. Penelitian plant) atau tumbuhan pakan (food plant) yang ini terselanggara melalui kegiatan Kuliah Kerja menyediakan nektar bagi kupu-kupu. Struktur Lapangan 2017 Biologi FMIPA UNPAD yang vegetasi yang terdapat di lokasi pengamatan dapat diselenggarakan pada bulan Mei 2017. mempengaruhi kelimpahan pada jenis kupu-kupu. DAFTAR PUSTAKA Menurut Sharma & Joshi (2009), kompleksitas struktural habitat dan keragaman bentuk vegetasi Akutsu, K, CV Khen, and MJ Toda. 2007. berkorelasi dengan keragaman spesies serangga. Assessment of higher insect taxa as Tumbuhan yang sering di hinggapi kupu bioindicatorsfor different logging-disturbance kupu antara lain ki rinyuh (Eupatorium odoratum), regimes inlowland tropical rain forest in bungur(Lagerstromia speciosa),babadotan (Ageratum Sabah, Malaysia. Ecol Res. 22: 542–550. conyzoides), waru laut (Hibiscus tiliaceus), jati Arrummaisha, LD, SE Rahayu, dan Sulisetijono. (Tectona grandis), harendong (Melastoma 2014. Preferensi Kupu-Kupu Familia malabathricum), saliara (Lantana camara), jukut Nymphalidae dan Lycaenidae pada barong (Mimosa pudica), dan alang-alang (Imperata Tumbuhan di Wisata Air Terjun Coban Rais cylindrica). Kebanyakan tumbuhan yang dihinggapi Kota Batu, Jawa Timur. Jurusan Biologi, oleh kupu-kupu merupakan tumbuhan berbunga Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang. yang menghasilkan nektar sebagai pakan kupu- Biodiversity Wariors. 2014. Katalog kupu-kupu. kupu. Effendi (2009) menyatakan bahwa [Online]. kelimpahan kupu-kupu berhubungan dengan http://www.biodiversitywarriors.orgisi- kelimpahan tumbuhan penghasil nektar yang katalog.phpidk=675&judul=Rustic-kupu- menyediakan energi dan nutrisi bagi kupu-kupu,

7

Jurnal Agrikultura 2018, 29 (1): 1-8 Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu … ISSN 0853-2885

kupu-orange. (Di akses pada tanggal 22 Mei Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Jurnal 2017 pukul 15.45 WIB). Ilmiah Sains 13 (1) : 52-56. Brower, JE, CHZ Jerrold, and EIN Von. 1998, Field Landman, W. 2001. The Complete Encyclopedia of and Laboratory Methods for General Ecology. Butterflies. Grange Books. Third Edition, USA. Wm. C. Brown Odum, EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Publisher. New York. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Connor EF, J Hafernik, J Levy, VL Moore, and JK Peggie, D, dan M Amir. 2006. Practical Guide to Rickman. 2003. Insect conservation in an the Butterflies of Bogor Botanic Garden. urban biodiversity hotspot: The San Francisco Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi. Bay Area. Journal of Insect Conservation 6(4): LIPI. Bogor. 247-259. Schulze, CH. 2005. Identification guide for Dewi, B, A Hamidah, dan J Siburian. 2016. butterflies of West Java - Families Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Papilionidae, Pieridae and Nymphalidae. Kupu-kupu (; Rhopalocera) di Sharma, G, and PC Joshi. 2009. Diversity of Sekitar Kampus Pinang Masak Universitas butterflies (Lepidoptera: Insecta) from Jambi. Biospecies. 9(2): 32-38. Dholbaha dam (Distt. Hoshiarpur) in Punjab Effendi, MA. 2009. Keragaman Kupu-Kupu Shivalik India. Biological Forum 1 (2): 11-14. (Lepidoptera : Ditrysia) di Kawasan “Hutan Sihombing, DTH. 1999. Satwa Harapan I Pengantar Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun- Ilmu dan Teknologi Budidaya. Pustaka Salak Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Wirausaha Muda. Bogor. Bogor. Syaputra, M. 2015. Pengukuran keanekaragaman Fachrul, MF. 2012. Metode Sampling Bioekologi. PT kupu-kupu (lepidoptera) dengan Bumi Aksara. Jakarta. menggunakan metode time search. Media Florida, M, TR Setyawati, dan AH Yanti. 2015. Bina Ilmiah 9(4). Inventarisasi jenis kupu-kupu pada Hutan Wahyuni, I, RK Tohir, Y Widyaningrum, U Kerangas di Kawasan Cagar Alam Mandor Prabawati, dan R Lydiasari. 2014. Kabupaten Landak. Protobiont 4 (1) : 260- Keanekaragaman Jenis Herpetofauna Di Jalur 265. Cikaweni Pusat Pendidikan Konservasi Alam Handawa, Y. 2007. Pemetaan Kupu-kupu Bodogol (Ppkab), Resort Bodogol, Taman Nymphalidae di Kawasan Batutegi Nasional Gunung Gede Pangrango. Tanggamus, Lampung. Skripsi. Sarjana Biologi Departeman Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas MIPA. Universitas Lampung. Bandar dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Lampung. Pertanian Bogor. Bogor. Lamatoa, DC, R Koneri, R Siahaan, dan PV Maabuat. 2013. Populasi kupu-kupu (Lepidoptera ) di

8