Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

MEMAKNAI KEMBALI ETIKA PEMERINTAHAN

Oleh: Muchlis Hamdi ([email protected])

Abstrak

Dalam suatu negara hukum, kebijakan dan praktek penyelenggaraan pemerintahan dituntut untuk selalu berdasar atas hukum. Namun tak dalam semua keadaan dan

kenyataan pemerintahan, hukum dapat efektif mewadahi dinamika tindakan pemerintahan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik dari waktu ke waktu. Ketika suasana ini terjadi, etika pemerintahan menjadi tumpuan

utama bagi upaya menciptakan suatu tatanan atau keteraturan dalam kehidupan bersama. Itulah makna penting dari etika pemerintahan. Kata Kunci : Etika Pemerintahan

Abstract

In a state of law, policy and practice of governance required to always based on law. But not in all circumstances and the reality of government, the law can effectively accommodate the dynamics of government action in creating a better community life

over time. When this happens atmosphere, ethical governance become the main focus for the effort to create an order or regularity in life together. That is the significance of ethical governance.

Keywords: Government Ethics

116

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

I. Pendahuluan berkembang di masyarakat, disamping juga Pemerintahan adalah kenyataan mempunyai tanggungjawab tinggi terhadap yang berkaitan dengan pembentukan, pelaksanaan tugasnya. Dengan ciri yang pemeliharaan, dan pengembangan nilai- demikian itu, pemerintahan daerah secara nilai. Brewster (1963, 7) menyatakan bersamaan diharapkan dapat mewujudkan bahwa pemerintah adalah suatu badan kemajuan daerah, kesejahteraan melalui mana negara bertindak, dan masyarakat, dan kepentingan nasional. karenanya diberi kekuasaan penegakan Masyarakat modern memahami hukum yang terakhir, dan yang kemudian bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang juga menjadikan pemerintah sebagai rule of

tempat pembuatan keputusan akhir dari baiklaws selalu didasarkan atas prinsip “ masalah-masalah sosial. Atau dalam kedudukan” yang menjaminyang sama setiap di muka orang hukum, memiliki dan ungkapan yang lebih sederhana, Mund menjamin terwujudnya pemerintahan yang (1955, 2) menyatakan bahwa pemerintahan bersih, efisien, efektif, dan adalah suatu bentuk khusus pengaturan berkesinambungan. Hanya saja dalam mengenai. pemeliharaan hubungan- praktek, penerapan prinsip tersebut hubungan yang tertata dalam suatu seringkali terhambat, yang bermula baik masyarakat. Dengan pemahaman itu, karena kesadaran hukum yang rendah dari Muchlis Hamdi (2002, 125) menyatakan warganegara maupun karena bahwa tujuan pemerintahan adalah untuk terkontaminasinya pelaksanaan aturan mewujudkan hidup bersama yang tertib dan hukum oleh para penguasa. Ketika suasana maju, agar setiap orang, baik secara itu terjadi, maka hukum mengalami perorangan maupun secara kolektif, dapat degradasi manfaat dan bahkan mengalami menjalani kehidupannya secara nyaman dysfungsi, yakni ketika hukum sudah dan wajar. Tujuan itu pula yang menjadi

landasan dibentuknya pemerintahan daerah menjadiPertanyaannya “milik” adalah sekelompok pada saat hukum orang. melalui pelaksanaan otonomi daerah dalam tidak lagi efektif mewujudkan keteraturan, suatu pemerintahan nasional. Pemerintahan apakah pemerintahan juga berarti daerah dipahami merupakan jenjang kehilangan pijakan dalam mewujudkan pemerintahan terdekat dengan masyarakat. keteraturan tersebut. Jawabannya adalah Kedekatan ini menjadikan pemerintahan tidak, karena dalam kehidupan masyarakat daerah mempunyai kepekaan yang tinggi modern, selain hukum juga terdapat pijakan terhadap aspirasi yang senyatanya 117

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 nilai yang lain, dan satu di antaranya adalah negara, yang dapat dipandang sebagai suatu etika pemerintahan. kontrak sosial antara yang memerintah dan Berdasarkan fakta-fakta tersebut di yang diperintah. Hukum dasar atau atas, menarik untuk dikaji mengenai Makna konstitusi ini menjadi bingkai dari institusi Etika Pemerintahan? yang akan melaksanakan kekuasaan negara dan pemerintahan, dan dengan demikian II. Pembahasan dan Analisa menjadi pembingkai perilaku pengemban Makna Etika Pemerintahan institusi tersebut. Sumber etika Secara umum, etika dimaknai pemerintahan yang lain adalah kode etik sebagai suatu sistem dari prinsip-prinsip profesi, dengan suatu catatan bahwa kode moral, yang berfungsi sebagai ukuran atau etik profesi tersebut memberikan standar kepatutan perilaku atau tindakan, sumbangan bagi pencapaian nilai-nilai baik secara individual maupun secara tujuan berpemerintahan. institusional atau profesional. Sedangkan Pada level operasional, pengamalan moral bermakna prinsip-prinsip penilaian etika pemerintahan merupakan terhadap salah benarnya suatu karakter, pencerminan dari kesadaran untuk perilaku atau tindakan (Riker 1978, 61). mewujudkan nilai-nilai yang patut dalam Moral juga dapat dipahami sebagai suatu kehidupan bersama masyarakat, baik secara disiplin yang tujuannya adalah untuk perorangan ataupun secara bersama-sama. menentukan bagaimana kita sepatutnya Salah satu dari nilai yang patut tersebut bertindak tatkala kepentingan setiap orang adalah berkenaan dengan makna dipertimbangkan (Thompson 1990, 254). pemerintahan itu sendiri. Dalam hal ini Dengan pemahaman tersebut, maka etika dapat direnungkan pandangan yang pemerintahan dapat dipahami sebagai pedoman nilai untuk menentukan menyatakan:amanah, dan “pemerintahan aparat pemerintah adalah sebuah adalah kepatutan dari kebijakan dan praktek orang yang diberi amanah, dan keduanya penyelenggaraan pemerintahan. Dalam hal diciptakan untuk kemanfaatan masyarakat ini, nilai-nilai etika pemerintahan (Henry Clay dalam Lewis 1945, 97). merupakan gambaran dari nilai-nilai Dengan pemahaman ini, etika kepatutan kehidupan bermasyarakat, pemerintahan diartikan sebagai suatu berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, ukuran kepatutan atau keutamaan dalam sumber utama nilai-nilai etika penyelenggaraan pemerintahan, yang pemerintahan adalah Hukum Dasar suatu terutama tercermin dari kepatutan perilaku 118

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 dan tindakan aparat dan lembaga dengan itu, sikap mental merupakan pemerintahan. Kepatutan ini dapat dilihat prasyarat dari etika perorangan dalam dari derajat keterkaitannya dengan tujuan pelayanan publik terdiri atas pengakuan penyelenggaraan pemerintahan, yakni terhadap: (1) ambiguitas moral dari semua terwujudnya kehidupan masyarakat yang orang dan dari semua kebijakan publik, (2) tertib dan maju, agar setiap orang dapat kekuatan kontekstual yang mengkondisikan menjalani kehidupannya secara wajar dan prioritas moral dalam pelayanan publik, nyaman. Etika pemerintahan ini berkaitan dan (3) paradoks prosedur. dengan tanggungjawab, yang menurut Ruang Lingkup Etika Pemerintahan Herman Finer bermakna bahwa seorang Pengalaman penyelenggaraan aparat merasa atau mengerti suatu pemerintahan menunjukkan bahwa kewajiban secara subyektif ataupun secara masyarakat terus berubah dan berkembang eksternal (Finer dalam Cooper 1988, 356). sejalan dengan dinamika kemajuan yang Gambaran dari keadaan ini dapat diamati dicapainya serta pengaruh lingkungan yang dari esensi perilaku aparat, yang oleh dihadapinya. Perubahan dan perkembangan Stephen K. Bailey (1965) dipilah dalam dua ini berimplikasi pada kejelasan dan kategori, yakni kualitas moral dan sikap kesinambungan nilai-nilai yang dimiliki mental. Kualitas moral terdiri dari: termasuk nilai-nilai mengenai kemanfaatan optimisme, keberanian, dan kejujuran yang dan kepatutan penyelenggaraan disemangati oleh kedermawanan. pemerintahan. Arahan bagi kejelasan nilai Optimisme adalah confidence dan kapasitas dapat ditemui pada hukum positif. Namun untuk berurusan dengan situasi yang demikian, pada ketika dan peristiwa ambiguous secara konstruktif dan tertentu hukum positif belum atau tidak bertujuan. Keberanian adalah kemampuan dapat memberikan kejelasan nilai. Untuk itu untuk memutuskan dan bertindak di tengah diperlukan arahan nilai yang lain berupa kesulitan untuk mana penarikan diri etika pemerintahan yang berfungsi sebagai merupakan tanggapan yang lebih mudah, landasan filosofis dan praktis bagi aparatur dan untuk berpegang pada prinsip pada pemerintahan dalam melaksanakan kasus-kasus yang tidak populer. Kejujuran tugasnya. yang disemangati kedermawanan Sebagai suatu arahan nilai, etika disyaratkan oleh standar keadilan dan pemerintahan memerlukan kesepakatan kebutuhan bahwa keputusan berarah nilai tentang visi, misi, dan fungsi pemerintahan diarahkan oleh kepentingan publik. Sejalan 119

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 sebagaimana tercantum dalam hukum dasar pemerintahan, maka kode etika setiap negara. Secara umum, etika pemerintahan profesi atau lembaga tersebut tidak boleh tercermin dari pengaturan penyelenggaraan bertentangan dengan etika pemerintahan. kekuasaan negara, khususnya dalam Dari segi substansi atau ruang bemtuk penentuan lembaga-lembaga lingkup etika pemerintahan tidak terdapat negara. Dalam hal ini, misalnya, etika satu pedoman yang baku dan rinci. Namun pemerintahan akan bermula dari nilai demikian, substansi etika pemerintahan apakah kekuasaan negara itu akan dapat diamati dari pelbagai kode etik dipisahkan seperti dalam ajaran Trias asosiasi yang berkaitan dengan administrasi Politika ataukah disebarkan sebagaimana dan pelayanan publik. Sebagai suatu contoh dianut oleh UUD 1945. Namun demikian, mengenai ruang lingkup kode etik ini dapat secara substansial, etika pemerintahan dicermati kode etik dari ASPA (American tidak mengatur institusi penyelenggaraan Society for Public Administration) (dalam kekuasaan negara melainkan mengatur PAR 1997, 57, 6) yang terdiri atas lima perilaku penjabat dan pegawai yang kategori, yakni: (1) melayani kepentingan melaksanakan kekuasaan negara. publik; (2) menghormati konstitusi dan Pemahaman ini berdasarkan pemikiran hukum; (3) menunjukkan integritas pribadi; bahwa dalam praktek sehari-hari, (4) mempromosikan organisasi yang etis; pemerintahan dijalankan, dipengaruhi, dan dan (5) berjuang untuk kesempurnaan dicerminkan oleh pejabat dan pegawai profesi. Secara lebih rinci, setiap kategori negara. Oleh karena itu yang menjadi subjek itu berisikan butir-butir perilaku yang etika pemerintahan adalah semua penjabat dinilai patut sebagai berikut: dan pegawai yang melaksanakan kekuasan 1. Melayani kepentingan publik berarti negara baik di pusat maupun di daerah. pelayanan yang diberikan kepada publik Secara parsial, umumnya setiap adalah di atas pelayanan kepada diri lembaga negara atau pemerintah mungkin sendiri, dan itu berarti komitmen untuk: telah memiliki kode etika sensiri-sendiri. a. menerapkan kewenangan Demikian juga, setiap profesi mungkin telah keleluasaan bertindak untuk pula memiliki kode etikanya masing- mempromosikan kepentingan masing. Dalam hal ini, etika pemerintahan publik. berada di atas kode etika profesi atau b. Menentang semua bentuk lembaga tersebut. Dengan kata lain, diskriminasi dan harassment, dan sepanjang telah ditetapkannya etika mempromosikan tindakan afirmatif. 120

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

c. Mengakui dan mendukung hak d. Mencegah semua bentuk mis- publik untuk mengetahui kegiatan manajemen dari dana publik dengan pemerintah (public’s business). membuat dan memelihara kontrol d. Melibatkan warganegara dalam fiskal dan menajemen yang kuat, dan pembuatan kebijakan. dengan mendukung tindakan- e. Menerapkan kasih sayang tindakan audit dan investigasi. (compassion), kebajikan e. Menghormati dan melindungi (benevolence), kejujuran (fairness), informasi yang bersifat dan optimisme (optimism). pribadi/khusus (privileged). f. Merespons publik dalam cara-cara f. Mendorong dan memfasilitasi yang lengkap, jelas, dan mudah tindakan protes/perlawanan dimengerti. (dissent) yang sah dalam g. Membantu warganegara dalam pemeritahan dan melindungi hak berurusan dengan pemerintah. pembocoran informasi h. Bersiap membuat keputusan yang (whistleblowing rights) dari aparat mungkin tidak populer. pemerintah. 2. Menghormati konstitusi dan hukum g. Mempromosikan prinsip-prinsip berarti menghargai, mendukung, dan konstitusional berupa persamaan, mempelajari konstitusi dan hukum yang kejujuran (fairness), keterwakilan, menentukan tanggungjawab organisasi ketanggapan, dan proses tuntutan dan pegawai publik dan juga dalam melindungi hak-hak tanggungjawab semua warganegara, dan warganegara. itu berarti komitmen untuk: a. memahami dan menerapkan 3. Menunjukkan integritas pribadi berarti peraturan perundang-undangan menunjukkan standar tertinggi dalam yang relevan dengan peranan semua kegiatan untuk mengilhami profesionalmasing-masing. keyakinan dan kepercayaan publik b. Bekerja untuk memperbaiki dan terhadap pelayanan publik, dan itu merubah hukum dan kebijakan yang berarti komitmen untuk: bersifat kontra-produktif dan a. memelihara kebenaran dan kadaluwarsa. kejujuran (honesty) dan tidak c. Menghilangkan diskriminasi yang mengkompromikannya untuk melawan hukum. 121

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

kemanfaatan, pengembangan, dan perorangan dan organisasi bagi kehormatan pribadi. tindakan mereka. b. Menjamin bahwa yang lain d. Menyediakan kepada anggota menerima imbalan/penghargaan organisasi sarana administratif (credit) bagi pekerjaan dan untuk perlawanan, jaminan proses kontribusi mereka. tuntutan, dan perlindungan dari c. Dengan bersemangat menjaga tidak balas dendam (reprisal). terjadinya konflik kepentingan atau e. Mempromosikan prinsip-prinsip penampilannya seperti nepotisme, merit yang melindungi dari tindakan pekerjaan di luar yang tidak tepat, sepihak dan semaunya (capricious). penyalahgunaan sumberdaya publik f. Mempromosikan akuntabilitas atau penerimaan hadiah. organisasi melalui kontrol dan d. Menghormati atasan, bawahan, prosedur yang tepat. kolega, dan publik. g. Mendorong organisasi untuk e. Bertanggungjawab atas kesalahan menetapkan, menyebarkan, dan diri sendiri. menilai secara berkala suatu kode f. Melaksanakan tugas resmi tanpa etika sebagai suatu dokumen yang keberfihakan. berjiwa (a living document). 4. Mempromosikan organisasi yang etis 5. Berjuang untuk kesempurnaan profesi berarti memperkuat kapabilitas berarti memperkuat kapabilitas diri organisasi untuk menerapkan etika, sendiri dan mendorong pembangunan efisiensi, dan efektivitas dalam melayani profesionalitas yang lain, dan itu berarti publik, dan itu berarti komitmen untuk: komitmen untuk: a. memperkuat kapasitas organisasi a. menyediakan dukungan dan bagi komunikasi terbuka, kreativitas, dorongan untuk meningkatkan dan dedikasi. kompetensi. b. Menempatkan kesetiaan b. Menerima sebagai suatu kewajiban kelembagaan di bawah kepentingan pribadi tanggungjawab untuk umum. menyelesaikan tepat pada waktunya c. Membuat prosedur yang isyu-isyu emerjensi dan masalah- mempromosikan perilaku etis dan masalah potensial. memelihara akuntabilitas c. Mendorong yang lain, di sepanjang karir mereka, untuk berpartisipasi 122

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

dalam kegiatan dan asosiasi keuangan yang berkonflik dengan profesional. kinerja tugas yang seharusnya d. Mengalokasikan waktu untuk (conscientious).

menemui mahasiswa dan 3. Aparat tidak boleh terlibat dalam menyediakan jembatan antara studi transaksi keuangan yang klasikal dan realita pelayanan publik. menggunakan informasi pemerintah Contoh lain dapat disimak dari kode etik yang tidak untuk publik atau yang untuk aparat pemerintah Amerika Serikat membolehkan penggunaan yang (Executive Branch) yang dikeluarkan oleh tidak tepat dari informasi seperti itu Kantor Etika Pemerintahan (Office of dalam upaya mengejar kepentingan Government Ethics). Sebagaimana pribadi. dimaklumi, Amerika Serikat sejak tahun 4. Aparat tidak boleh, kecuali untuk 1978 telah memiliki Undang-Undang Etika hal-hal tertentu, mencari atau Pemerintahan (Ethics in Government Act). menerima hadiah atau item lain yang Berbagai aspek yang diatur adalah bernilai uang dari seseorang mengenai: (1) hadiah dari sumber luar atauentitas yang mencari tindakan instansi, (2) hadiah antar aparat, (3) konflik resmi dari, dengan melakukan bisnis kepentingan keuangan, (4) ketidak- dengan, atau melakukan tindakan berpihakan dalam pelaksanaan tugas resmi, yang diatur oleh instansi aparat, atau (5) pencarian pekerjaan lain, (6) penyalah- yang kepentingannya mungkin gunaan jabatan, dan (7) kegiatan di luar secara mendasar dipengaruhi oleh instansi. Sebagai dasar arahan nilai-nilai kinerja atau non-kinerja dari tersebut digariskan kewajiban dasar dalam kewajiban aparat. pelayanan publik sebagai berikut: 5. Aparat mengedepankan kejujuran 1. Pelayanan publik adalah amanah dalam pelaksanaan tugasnya. publik, yang mensyaratkan agar

setiap aparat menempatkan 6. Aparat tidak boleh secara sengaja membuat komitmen atau janji yang kesetiaan kepada konstitusi, hukum, tidak resmi dengan tujuan mengikat dan prinsip-prinsip etika di atas pemerintah. kemanfaatan pribadi.

2. Aparat tidak tidak boleh melaksanakan kepentingan

123

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

7. Aparat tidak boleh menggunakan jenis kelamin, sukubangsa, usia, atau jabatan resmi untuk kemanfaatan cacat.

pribadi. 14. Aparat harus berupaya untuk 8. Aparat harus bertindak dengan tidak menolak setiap tindakan yang berpihak dan tidak memberikan mengindikasikan bahwa tindakan itu perlakuan sesuai keinginannya melanggar hukum dan standar etika kepada organisasi privat atau yang telah ditentukan.

perorangan. Dari dua contoh tersebut dapat 9. Aparat harus melindungi dan dinyatakan bahwa etika pemerintahan akan melestarikan hak milik pemerintah membingkai perilaku dan tindakan aparat dan tidak harus menggunakannya dan lembaga pemerintahan, yang secara selain daripada tindakan yang resmi. luas akan mencakup legislatif, eksekutif, dan

10. Aparat tidak boleh terikat dalam yudikatif. Arahan perilaku dan tindakan ini pekerjaan atau kegiatan luar instansi, termasuk mencari atau dapatBentuk berupa Pengaturan “do” dan Etika “don’t.” Pemerintahan bernegosiasi untuk pekerjaan, yang Dalam hal bentuk pengaturan dari berkonflik dengan tugas dan nilai-nilai etika secara umum dapat tanggungjawab pemerintah. dibedakan dalam dua bentuk, yakni sebagai suatu hukum positif dan sebagai keputusan 11. Aparat harus menyatakan moral. J.S. Bowman dan R. William (dalam pemborosan, penipuan, Guras & Garofalo 2002, 11) menyebutnya penyahgunaan, dan korupsi kepada masing-masing sebagai kode perilaku dan pejabat yang berwenang. kode etika. Menurut mereka terdapat 12. Aparat harus memenuhi perbedaan antara kode etik dan kode kewajibannya sebagai warganegara, perilaku (conduct), yakni kode perilaku termasuk semua kewajiban yang berbasis peraturan seringkali dijumpai keuangan yang jujur, terutama pajak dalam peraturan-peraturan atau dalam yang diwajibkan oleh hukum. perintah eksekutif. Kode perilaku bersifat 13. Aparat harus menaati semua hukum direktif dan top-down, dan karenanya yang mengatur kesempatan yang secara tipikal ditekankan pada (dan sama bagi semua warganegara tanpa seringkali dirasakan sebagai gangguan oleh) memandang ras, warna kulit, agama, karyawan tanpa disertai nasehat untuk

124

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 pelaksanaan, pelatihan dan pengembangan, setiap keputusan yang dibuat, yang atau pengakuan pentingnya pemodelan merupakan pekerjaan utama dari etika. kepemimpinan yang efektif. Bowman dan Dalam hal ini, Bowman dan Williams Williams juga mendeskripsikan kode menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh perilaku sebagai "coercive-quick-fix etika adalah mengakui ambiguitas dan strategy" yang mengurangi etika menjadi kompleksitas dari pelayanan publik, dan legalisme dengan memfokuskan baik pada menawarkan bingkai penafsiran untuk denominator umum yang paling rendah mengklarifikasi dilema pembuatan maupun pada hukuman penyimpangan keputusan. yang paling rendah. Dengan demikian, Kode etik memiliki beberapa dalam pandangan mereka strategi tersebut manfaat. Terry Cooper (dalam Guras & hanya berperan minimal dalam Garofalo 2002, 107) menyatakan bahwa mempromosikan falsafah kesempurnaan kode etik dapat membangun status etika atau dalam meningkatkan rasa yang mungkin menjadi aspirasi anggota. tanggungjawab perorangan. Seraya Selain itu, kode etik juga disesuaikan mengakui kelemahan pada aspek peraturan dengan kebutuhan dan lingkungan spesifik ini, Cooper (1988, 259) menyatakan bahwa instansi dan dapat membantu pengaturan etika pemerintahan dalam mensosialisasikan karyawan dengan suatu suatu bentuk hukum positif akan profesi. Pada sisi lain, Cooper juga mendorong aparat pemerintah untuk menyatakan beberapa kelemahan kode etik, mencatat dan bertindak pada kemungkinan terutama karena kode etik seringkali konflik kepentingan, dan berupaya untuk bersifat kabur dan abstrak, dan karenanya mempromosikan dukungan publik bagi sulit untuk dilaksanakan pada suatu situasi aparat pemerintah dengan yang spesifik. Selain itu, kode etik juga mempublikasikan upaya-upaya mereka bersifat kurang menggigit, karena seringkali untuk mencegah praktek-praktek yang hanya merupakan pernyataan elegan yang tidak etis. tergantung di tembok dan setelah itu Pada sisi lain, kode etik menuntut diabaikan. lebih daripada sekedar penyesuaian yang Secara umum dapat dinyatakan bahwa sederhana. Kode etik, menurut Bowman dan rujukan dan perwujudan etika Williams (dalam Guras & Garofalo 2002, pemerintahan diharapkan dapat membawa 12), mewajibkan penerapan pertimbangan suatu pemerintahan untuk: dan penerimaan tanggungjawab untuk 125

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

1. Menjamin tindakan aparat/lembaga pelaksanaan tugas aparat pemeritah. Louis pemerintah dan masyarakat akan selalu P. White dan Kevin C. Wooten (dalam mengarah kepada perbuatan-perbuatan Gordon 1991, 722) mencatat bahwa dilema baik dan menghindari perbuatan- etika adalah hasil dari perilaku dan peranan perbuatan buruk. atau tindakan yang tidak tepat baik pada 2. Merupakan sumber motivasi untuk agen perubahan maupun pada sistem klien. selalu berbuat sesuai dengan peraturan Mereka lebih lanjut menuturkan bahwa atau kelaziman yang berlaku demi secara operasional, dilema etika dapat kepentingan umum. didefinisikan sebagai setiap situasi pilihan 3. Menjadi penyaring dari keinginan yang dihadapi oleh seorang agen perubahan untuk menggunakan kewenangan yang atau sistem klien yang memiliki potensi bersifat menyimpang dari peraturan untuk berakibat pada penyimpangan dari atau kelaziman umum yang berlaku. perilaku yang diterima. Dilema etik ini 4. Menuntun pengembangan kesadaran secara umum dapat berupa: terhadap hak dan kewajiban yang misrepresentasi dan kolusi, semestinya dihargai oleh orang-orang penyalahgunaan data, manipulasi dan manakala mereka mereka bertindak paksaan, konflik nilai dan tujuan, dan dalam cara-cara yang secara serius ketidak-cakapan teknis. mempengaruhi kesejahteraan dari Mekanisme institusional untuk individu dan masyarakat yang lain. menjamin moralitas dalam pelayanan 5. Menjadi penuntun kesadaran terhadap publik menurut Paul H. Appleby (dalam kondisi yang semestinya dipenuhi oleh Mosher 1982, 231-232), yakni: sistem praktek dan kebijakan kolektif tatkala politik dan administrasi yang terbuka, dan mereka juga secara serius hirarki yang bertanggungjawab. mempengaruhi kesejahteraan dari III. Penutup individu dan masyarakat yang lain. Dalam suatu negara hukum, kebijakan 6. Membantu aparat pemerintah untuk dan praktek penyelenggaraan memiliki dan mengembangkan ethos pemerintahan dituntut untuk selalu kerja yang tepat. berdasar atas hukum. Namun tak dalam Dengan arahan untuk menjaga makna semua keadaan dan kenyataan eksistensi pemerintahan yang patut bagi pemerintahan, hukum dapat efektif masyarakat, maka tidak tertutup mewadahi dinamika tindakan kemungkinan terjadinya dilema etik pada pemerintahan dalam mewujudkan 126

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 kehidupan masyarakat yang lebih baik dari Muchlis Hamdi. 2002. Bunga Rampai Pemerintahan. Jakarta: Penerbit Yarsif waktu ke waktu. Ketika suasana ini terjadi, Watampone. etika pemerintahan menjadi tumpuan Mund, Vernon A. 1955. Government and utama bagi upaya menciptakan suatu Business. 2nd edirion. New York: Harper & tatanan atau keteraturan dalam kehidupan Brothers, Publishers. bersama. Itulah makna penting dari etika PAR (Public Administration Review), pemerintahan. Pertanyaannya adalah November/December 1997, Volume 57, Number 6. tuk

“adakahmemaknai arti kesadaran penting etika bersama pemerintahan un Riker, John H. 1978. The Art of Ethical Thinking. Washington DC: The University Press of America. tersebut?”menjadikan dan etika ”adakah pemerintahan kesepakatan sebagai untuk Rosenbloom, David H. 1993. Public sumber nilai dalam mewujudkan Administration: Understanding Management, keteraturan ketika hukum tidak lagi dapat Politics, and Law in the Public Sector. New York: McGraw-Hill, Inc.

melakukannya?” Thompson, Dennis F. 1990. "The Possibility Daftar Pustaka of Administrative Ethics." Dalam Frederick S. Lane (ed). Current Issues in Public Brewster, R. Wallace. 1963. Government in Administration. New York: St. Martin's Modern Society: With Emphasis on American Press, 253-265. Institutions. 2nd Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Cooper, Philip J. 1988. Public Law and Public Administration. 2nd Edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Gordon, Judith R. 1991. A diagnostic rd Approach to Organizational Behavior. 3 edition. Boston: Allyn and Bacon.

Guras, Dean & Charles Garofalo. 2002. Practical Ethics in Public Administration. Vienna, Virginia: Management Concepts.

Henry, Lewis C. 1945. Best Quotations for All Occasions. Greenwich, Connecticut: Fawcett Publications, Inc.

Mosher, Frederick C. 1982. Democracy and the Public Service. New York: Oxford University Press.

127

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

EKSISTENSI KOMISI NASIONAL LANJUT USIA (KOMNAS LANSIA) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HAM BAGI ORANG LANJUT USIA SEBAGAI KELOMPOK RENTAN DI INDONESIA1

Oleh : Rommy Patra ([email protected])

Abstrak : Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi para lanjut usia (lansia) di Indonesia masih belum maksimal. Meski pemerintah sudah membentuk sebuah lembaga khusus, seperti Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia) dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial lansia, namun masih memiliki sejumlah persoalan. Terutama efektifitas kelembagaan Komnas Lansia yang belum merefleksikan sebagai sebuah institusi nasional HAM yang efektif ditinjau dari independensi, kewenangan, akses, kerjasama dan mekanisme pertanggungjawaban. Oleh karena itu, penataan kelembagaan Komnas Lansia untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsinya menjadi sesuatu yang penting dalam rangka memperkuat perlindungan HAM bagi para lansia. Kata Kunci : Lansia, Komnas Lansia, Institusi Nasional HAM

Abstract : Protection of Human Rights (HAM) for the elderly (seniors) in Indonesia is still not maximized. Although the government has set up a special agency, such as the National Commission on Elderly (National Commission for the Elderly) in order to realize the social welfare of elderly, but still has some problems. Especially institutional effectiveness Elderly Commission which has not been reflected as an effective national human rights institutions in terms of independence, authority, access, collaboration and accountability mechanisms. Therefore, the institutional arrangement for the effective implementation of the Elderly Commission duties and functions to be something important in order to strengthen human rights protection for the elderly. Keywords: Elderly, Elderly Commission, the National Human Rights Institutions I. Pendahuluan

Kewajiban untuk memberikan perlindungan, pemenuhan, pemajuan dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan tanggung jawab negara (state obligation) yang harus dilaksanakan bagi negara manapun yang beradab. Dalam konteks Indonesia, kewajiban negara tersebut diatur secara normatif di dalam Pasal 28 I ayat (4)

128

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

UUD 1945 yang menyatakan: “Perlindungan, tahun ke atas sudah mencapai 7% dari total pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak penduduk. Pada tahun 2010 saja proporsi asasi manusia adalah tanggung jawab negara, penduduk lansia di Indonesia telah mencapai terutama pemerintah”. Salah satu isu dalam sekitar 10%.2 upaya memberikan perlindungan dan Melihat cukup besarnya jumlah pemenuhan HAM yang dirasakan perhatiannya penduduk lansia di Indonesia, hal ini tentu saja masih belum maksimal adalah terhadap orang- membutuhkan perhatian yang cukup serius orang yang dianggap sebagai bagian dari dari pemerintah dalam memenuhi kebutuhan- kelompok rentan, terutama orang lanjut usia kebutuhan dasar mereka yang tergolong dalam (lansia).1 kelompok ini. Pemerintah dalam upaya Berdasarkan data mengenai keberadaan menangani persoalan para lansia sudah para lansia, Indonesia seperti negara-negara membentuk sebuah komisi khusus, yaitu lain di kawasan Asia Pasifik akan mengalami Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia) penuaan penduduk dengan amat sangat cepat. yang bertugas untuk membantu pemerintah Pada tahun 2012 Indonesia termasuk negara dalam upaya meningkatkan kesejahteraan Asia ketiga dengan jumlah absolut populasi di orang lansia. atas 60 tahun terbesar, yakni setelah Cina (200 Ditinjau dari segi pengaturan juta), India (100 juta) dan menyusul Indonesia kelembagaan, eksistensi Komnas Lansia diatur (25 juta). Bahkan diperkirakan Indonesia akan secara rinci berdasarkan Keppres No. 52 mencapai 100 juta lansia pada tahun 2050. Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Kriteria penduduk dianggap berstruktur tua di Usia yang berfungsi sebagai wadah koordinasi negara berkembang apabila penduduk usia 60 antara Pemerintah dan masyarakat yang bersifat non struktural dan independen dalam

1Pengertian terkait apa yang dimaksud dengan melaksanakan tugasnya. Sedangkan kelompok rentan sebenarnya tidak diatur secara eksplisit berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998 tentang di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Namun istilah tersebut dapat merujuk kepada UU No. Kesejahteraan Lanjut Usia tidak mengatur 39 Tahun 1999 tentang HAM terutama pada Pasal 5 ayat (3) yang menyatakan bahwa: “setiap orang yang secara eksplisit dan rinci mengenai eksistensi termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih Komnas Lansia. berkenaan dengan kekhususannya”. Dalam Penjelasan pasal tersebut disebutkan: “bahwa yang dimaksud dengan kelompok masyarakat yang rentan, antara lain, adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat. Pengaturan terkait dengan lansia ini diatur juga di dalam Pasal 41 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yaitu setiap 2Nugroho Abikusno, 2013, Kelanjutusiaan Sehat penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita Menuju Masyarakat Sehat untuk Segala Usia, Buletin hamil, dan anak-anak, berhak memperoleh kemudahan Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Semester I, dan perlakuan khusus. 2013, hlm. 25. 129

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Berdasarkan Pasal 3 Keppres No. 52 kesejahteraan sosial bagi penduduk lansia, Tahun 2004 diatur mengenai tugas dari maka tentu saja memiliki keterkaitan erat Komnas Lansia, yaitu: dengan masalah HAM terutama perlindungan a) membantu Presiden dalam terhadap kelompok rentan, seperti anak, mengkoordinasikan pelaksanaan upaya perempuan, penyandang disabilitas dan lain- peningkatan kesejahteraan sosial lanjut lain. usia; Berdasarkan hal tersebut, seharusnya b) memberikan saran dan pertimbangan Komnas Lansia dapat dikategorikan sebagai kepada Presiden dalam penyusunan institusi nasional HAM yang merupakan kebijakan upaya peningkatan bagian dari mekanisme perlindungan HAM kesejahteraan sosial lanjut usia. bagi kelompok rentan, yaitu para lansia. Adapun yang menjadi fungsi dari Dalam hal ini, pengkategorian Komnas Lansia Komnas Lansia adalah melakukan sebagai institusi nasional HAM adalah dilihat pengkoordinasian, pengkajian dan penelitian, dari segi fungsionalnya dalam upaya advokasi dan sosialisasi, pemantauan serta mewujudkan kesejahteraan sosial bagi para evaluasi terkait dengan upaya peningkatan lansia. Meski secara fungsional keberadaan kesejahteraan sosial lanjut usia Komnas Lansia dapat dikategorikan sebagai Melihat tugas dan fungsi yang dimiliki institusi nasional HAM, akan tetapi oleh Komnas Lansia dapat dibilang bahwa persoalannya secara kelembagaan adalah lembaga ini memiliki kemiripan dengan tugas apakah eksistensi Komnas Lansia sudah dan fungsi yang dimiliki oleh sejumlah memenuhi elemen-elemen yang dibutuhkan institusi nasional HAM yang ada di Indonesia, sebagai sebuah institusi nasional HAM yang yaitu Komnas HAM, Komnas Perempuan dan efektif atau belum. Karena untuk mengukur KPAI. Namun, timbul pertanyaan apakah efektifitas kelembagaan institusi nasional eksistensi Komnas Lansia merupakan bagian HAM dapat ditinjau berdasarkan Prinsip- dari institusi nasional HAM atau bukan, karena Prinsip Paris yang mendasarkan kepada hal ini masih menimbulkan suatu perdebatan. sejumlah ukuran, yaitu independensi, Akan tetapi pada umumnya keberadaan yurisdiksi, wewenang, kemudahan akses dan Komnas Lansia dalam konteks pembicaraan kerjasama, serta dukungan sumber daya dan tentang institusi nasional HAM di Indonesia pertanggungjawaban. jarang diikutsertakan. Padahal jika dilihat dari Selain itu, terdapat persoalan segi maksud didirikannya lembaga ini adalah kelembagaan lainnya yang dapat membuat sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas kelembagaan Komnas Lansia patut

130

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 dipersoalkan. Terutama terkait status Komnas sering kali tidak termanfaatkan dengan baik Lansia yang secara teoretik dapat disebut oleh lembaga lainnya.3 sebagai lembaga negara penunjang (auxiliary Persoalan kelembagaan seperti tersebut state institutions) dalam struktur di atas juga dialami oleh Komnas Lansia ketatanegaraan Indonesia. Kemunculan terutama: pertama, memiliki kewenangan yang Komnas Lansia tidak dapat dilepaskan dari lemah, yaitu tidak memiliki kewenangan untuk fenomena kehadiran sejumlah lembaga negara melakukan penyelidikan; kedua, adanya penunjang lainnya yang berbentuk komisi potensi overlapping dalam pelaksanaan tugas negara independen pasca reformasi 1998. dan fungsi dengan lembaga lain yang juga Kehadiran komisi-komisi negara tersebut mengurus hal yang sama, seperti dengan membawa sejumlah implikasi terhadap sistem Kementerian Sosial yang juga menangani ketatanegaraan Indonesia. Karena komisi- persoalan lansia; ketiga, persoalan hubungan komisi negara tersebut dibentuk tidak kelembagaan dalam hal koordinasi dengan berdasarkan desain konstitusional yang sejumlah institusi nasional HAM serta dengan komprehensif yang dapat menjadi payung lembaga-lembaga negara lain dalam rangka hukum keberadaannya. Melainkan kebanyakan mendukung optimalisasi dan efektifitas kinerja dari komisi-komisi negara itu dibentuk hanya Komnas Lansia juga belum berjalan dengan berdasarkan isu-isu parsial, insidental dan baik. Adanya sejumlah persoalan tersebut sebagai jawaban khusus terhadap persoalan memperlihatkan desain kelembagaan Komnas yang dihadapi. Hal ini mengakibatkan Lansia masih membutuhkan perbaikan dan terjadinya dua hal, pertama, legitimasi yuridis penataan dalam rangka menopang tugas dan bagi keberadaan komisi-komisi negara sebagai fungsinya untuk memberikan perlindungan lembaga negara penunjang (auxiliary state dan pemenuhan hak-hak asasi para lansia di institutions) itu sangat lemah, sehingga akan Indonesia. mudah terkendala dalam menjalankan Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, kewenangannya. Kedua, masing-masing dari menarik untuk dikaji mengenai Bagaimana komisi-komisi negara itu berjalan secara upaya yang harus dilakukan untuk sendiri-sendiri tanpa tersedia sistematisasi memperkuat eksistensi Komnas Lansia dalam kerja sinergis yang bisa saling mendukung satu rangka efektifitas untuk memberikan sama lain. Malahan rentan untuk terjadinya overlapping dalam pelaksanaan tugas dan 3A. Ahsin Thohari, 2006, Kedudukan Komisi-komisi fungsi, sehingga hasil kerja suatu lembaga Negara Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Komisi Negara, Jentera Jurnal Hukum, Edisi 12 Tahun III April-Juni 2006, Jakarta, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, hlm. 32-33. 131

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 perlindungan HAM bagi orang lanjut usia tersebut dalam menjalankan tugas dan sebagai kelompok rentan di Indonesia”? fungsinya mampu bersikap dan bertindak secara mandiri serta tidak terpengaruh oleh II. Pembahasan intervensi dari siapapun, baik itu pemerintah, Pembentukan institusi nasional HAM kepentingan politik, kekuatan uang ataupun haruslah merupakan lembaga yang efektif dan kepentingan asing, sehingga kinerja dari mempunyai kelayakan untuk disebut sebagai institusi nasional HAM tersebut benar-benar sebuah institusi nasional dimana berlandaskan kepada mandat yang dimilikinya pembentukannya harus memenuhi elemen- dalam upaya perlindungan dan penegakan elemen yang diatur di dalam Prinsip-Prinsip HAM. Pemaknaan independensi seperti ini Paris 1991 atau Paris Principle 1991. Adapun memang terasa sangat ideal, padahal elemen-elemen tersebut, yaitu independensi dihadapkan kepada fakta bahwa persoalan kelembagaan, yurisdiksi, wewenang, HAM harus diimplementasikan dalam sebuah kemudahan akses dan kerjasama, serta situasi dimana berbagai kepentingan saling dukungan sumber daya dan mendesak dan bersaing untuk dijadikan pertanggungjawaban.4 Dalam konteks untuk prioritas dengan berbagai dalih atau alasan meninjau efektifitas kelembagaan Komnas pembenaran. Lansia, sejumlah elemen-elemen yang terdapat Dalam situasi seperti itu jugalah yang dalam Prinsip-Prinsip Paris tersebut akan dihadapi oleh Komnas Lansia sebagai lembaga digunakan untuk mengukur sejauhmana independen dalam upaya pelaksanaan tugas pengaturan dan kinerja dari Komnas Lansia dan fungsinya. Karena Komnas Lansia harus dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya mampu memperlihatkan efektifitas dalam selama ini. Hal ini penting untuk dilakukan menjalankan mandat yang sudah diamanatkan. dalam upaya mengevaluasi eksistensi Komnas Akan tetapi eksistensi Komnas Lansia sebagai Lansia terutama untuk mengetahui seberapa lembaga independen secara faktual tidak urgensi lembaga tersebut untuk dapat dilandaskan pada desain kelembagaan yang dipertahankan dan diperkuat ditinjau dari segi tepat untuk menopang hal tersebut sehingga efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsinya. rentan untuk diintervensi oleh pemerintah 1. Independensi ataupun kepentingan lainnya. Sebuah institusi nasional HAM yang Berdasarkan Prinsip-Prinsip Paris independen dimaksudkan bahwa lembaga dirumuskan sejumlah kriteria-kriteria independensi sebuah institusi nasional HAM, 4Sriyana, 2007, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara XI yaitu: independensi melalui otonomi hukum, Tahun 2007, Jakarta, Elsam, hlm. 1-3. 132

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 operasional-fungsional, otonomi keuangan, HAM untuk memperkuat basis eksistensi dan independensi melalui prosedur pengangkatan independensinya dalam melaksanakan tugas. dan pemberhentian serta independensi melalui Ditinjau dari otonomi hukum yang komposisi keanggotaan.5 Berlandaskan kepada dilihat dari segi dasar hukum sejumlah kriteria-kriteria tersebut, pembentukannya, eksistensi Komnas Lansia independensi kelembagaan yang dimiliki oleh dapat dibilang sangat lemah. Dasar hukum Komnas Lansia akan dilihat sebagai berikut: pembentukan Komnas Lansia yang hanya Pertama, independensi melalui otonomi berdasarkan Keppres No. 52 Tahun 2004 hukum; berdasarkan Prinsip-Prinsip Paris tentang Komisi Nasional Lanjut Usia bahwa pembentukan institusi nasional HAM menyebabkan eksistensi Komnas Lansia dengan menjadikan undang-undang sebagai sangat tergantung kepada political will dasar hukum pembentukannya adalah sangat Presiden semata karena hanya berlandaskan penting untuk memastikan adanya otonomi kepada instrumen yang menjadi beleid dari hukum bagi independensi institusi nasional Presiden. Meski dinyatakan secara eksplisit HAM tersebut. Hal ini dimaksudkan bahwa sebagai lembaga yang bersifat independen landasan hukum yang kuat bagi pembentukan akan tetapi dasar hukum pengaturan Komnas sebuah institusi nasional HAM adalah dalam Lansia yang hanya berdasarkan Keppres rangka memberikan jaminan eksistensi sangatlah rentan. Karena Keppres dikeluarkan keberlangsungan lembaga tersebut sehingga semata-mata atas kewenangan yang dimiliki tidak mudah untuk dibubarkan. Apalagi jika oleh Presiden. Jika sewaktu-waktu Presiden institusi nasional HAM yang dibentuk itu beranggapan bahwa eksistensi Komnas Lansia memiliki jaminan konstitusional terkait tidak diperlukan lagi, maka dengan mudahnya keberadaannya yang diatur langsung oleh Keppres tersebut dicabut oleh Presiden dan konstitusi, seperti yang ada di Thailand dan Komnas Lansia dapat dibubarkan. Di sini Afrika selatan, sehingga keberadaan institusi dapat dilihat bahwa otonomi hukum yang nasional HAM tidak lagi hanya dipandang dimiliki oleh Komnas Lansia untuk menjaga sebagai lembaga penunjang semata (auxiliarry independensinya tidak dijamin oleh suatu UU state institutions) melainkan menjadi suatu sehingga lembaga ini tidak memiliki basis lembaga yang memiliki basis konstitusional yuridis yang kuat untuk eksistensi sebagai main state instutitions. Oleh karena kelembagaannya. itu, menjadi sangat penting sekali dasar hukum Kedua, independensi melalui otonomi pembentukan yang kuat bagi institusi nasional operasional-fungsional dan keuangan / pembiayaan; keterkaitan antara otonomi 5Ibid, hlm. 1-2. 133

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 keuangan dengan independensi operasional- bahwa Komnas Lansia bertugas membantu fungsional sangatlah erat, karena institusi Presiden dalam mengkoordinasikan nasional HAM yang tidak mempunyai pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan keuangan atau pembiayaan yang mencukupi sosial lanjut usia. Berdasarkan ketentuan ini akan sangat tergantung kepada lembaga jelas sekali bahwa Komnas Lansia adalah pemerintah atau badan lain. Untuk itu, sumber lembaga yang dalam menjalankan tugas dan pembiayaan institusi nasional HAM harus fungsinya berada di jajaran eksekutif yang disebutkan di dalam undang-undang sebenarnya sangat berbeda dengan perumusan pembentukannya untuk memastikan bahwa konsep independensi sebuah institusi nasional lembaga tersebut secara finansial mampu HAM sebagaimana mestinya. Karena jika untuk melaksanakan fungsi dasarnya. mengacu kepada Prinsip-Prinsip Paris Ditinjau dari segi otonomi operasional- berkaitan dengan otonomi operasional sebuah fungsional dapat dibilang independensi institusi nasional HAM adalah berhubungan Komnas Lansia tidaklah sekuat dengan dengan kemampuannya untuk melakukan komisi-komisi negara lain yang dibentuk tugas dan fungsinya secara terpisah dari dengan UU sebagai dasar hukum individu, organisasi, departemen / kementerian pembentukannya, seperti Komnas HAM, pemerintah atau pihak mana pun. Sedangkan Ombudsman, KPK dan lain-lain, karena meski Komnas Lansia dalam hal ini jelas-jelas dinyatakan sebagai lembaga independen akan merupakan bagian dari pemerintahan eksekutif tetapi karena pengaturan Komnas Lansia sehingga independensinya dikaitkan dengan hanya menggunakan Keppres maka Komnas otonomi operasional dan kedudukannya tidak Lansia sebenarnya merupakan bagian dari sesuai dengan pengaturan yang ada pada lembaga pemerintah. Karena sebagai lembaga Prinsip-Prinsip Paris. yang dibentuk oleh Presiden yang merupakan Kemudian dilihat dari segi sumber pemegang kekuasaan pemerintahan menurut pembiayaan bagi Komnas Lansia yang Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, Komnas Lansia pengaturannya sudah disebutkan secara adalah lembaga yang menjadi bagian dari eksplisit di dalam Keppres No. 52 Tahun 2004 lembaga eksekuitf (branch executive agency) adalah bersumber dari Anggaran Pendapatan namun dinyatakan bersifat independen. dan Belanja Negara (APBN). Meski sumber Keberadaan Komnas Lansia sebagai pembiayaan bagi Komnas Lansia sudah bagian dari lembaga eksekutif dapat dilihat disebutkan secara eksplisit, namun dalam dari perumusan tugasnya yang terdapat dalam tataran praktek pembiayaan masih terdapat Keppres No. 52 Tahun 2004 yang menyatakan kerentanan yang dapat mempengaruhi

134

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 independensi kinerjanya. Rentannya individu maupun kolektif mampu independensi Komnas Lansia yang menghasilkan dan mempertahankan tindakan pembiayaannya bersumber dari APBN yang independen. Begitu juga terkait dengan dikarenakan begitu besarnya peranan mekanisme pemberhentian anggota harus pemerintah dalam menetapkan besaran alokasi diatur secara jelas di dalam undang-undang anggaran bagi Komnas Lansia setiap tahunnya. pembentukannya yang menyebutkan secara Karena sumber anggaran berasal dari APBN, rinci dan jelas keadaan yang menyebabkan penggunaannya oleh Komnas Lansia harus dapat diberhentikannya anggota. mematuhi aturan-aturan dan prosedur Berkaitan dengan mekanisme admisnitratif keuangan yang berlaku bagi pengangkatan dan pemberhentian terhadap lembaga negara atau lembaga pemerintah anggota Komnas Lansia sudah diatur secara manapun yang menggunakan APBN bagi rinci di dalam Keppres No. 52 Tahun 2004, pendanaan kegiatannya. Apalagi dalam akan tetapi kewenangan yang besar dalam konteks pengelolaan administrasi dan pengangkatan dan pemberhentian ada di keuangan Komnas Lansia dijalankan oleh tangan Presiden.6 Padahal jika mengacu sekretariat yang merupakan bagian unit kerja kepada Prinsip-Prinsip Paris, pengangkatan dari Kementerian Sosial. Padahal idealnya atau pemilihan anggota institusi nasional HAM bagi sebuah institusi nasional HAM harus disarankan untuk melibatkan parlemen. memiliki sekretariat sendiri yang bukan bagian Adapun maksud dari pelibatan parlemen dari instansi kementerian atau lembaga tertentu adalah agar dari segi legitimasi anggota serta dapat menggali sendiri sumber institusi nasional HAM yang terpilih memiliki pembiayaan yang tidak hanya berasal dari basis politik yang kuat karena dipilih oleh APBN melainkan dapat juga bersumber dari parlemen sebagai respsentasi dari rakyat. Hal lembaga-lembaga donor atau lembaga ini menjadi penting untuk dilakukan agar multilateral lainnya yang concern terhadap institusi nasional HAM yang memiliki basis upaya perlindungan HAM. yuridis dan politik yang kuat memiliki Ketiga, independensi melalui prosedur kemampuan untuk mengefektifkan tugas dan pengangkatan dan pemberhentian; persyaratan fungsinya sehingga lembaga ini memiliki dan ketentuan yang berlaku bagi rekrutmen kemampuan memberikan perlindungan dan atau pengangkatan anggota institusi nasional penegakan HAM yang optimal. HAM harus secara spesifik diatur di dalam undang-undang pembentukannya guna memastikan bahwa anggotanya baik secara 6Pasal 10 Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia. 135

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Akan tetapi untuk Komnas Lansia dalam lima) orang.7 Pengaturan seperti itu tentu saja proses rekrutmen anggotanya tidak melibatkan dapat menimbulkan persoalan terutama parlemen karena memang tidak diatur ditinjau dari segi jumlah anggota atau mekanismenya di dalam Keppres. Selain itu, kuantitas dan komposisi atau unsur-unsur konsep independensi yang disandang oleh keanggotaannya. Komnas Lansia tidak memperlihatkan bahwa Ditinjau dari segi kuantitas, apakah lembaga ini dari sejak awal didesain sebagai jumlah anggota Komnas Lansia paling banyak lembaga yang terpisah dari pemerintahan 25 (dua puluh lima) orang itu sudah dapat eksekutif melainkan adalah bagian darinya. merepresentasikan pluralisme sosiologis dan Hal ini berbeda ketika dibandingkan dengan politis sebagaimana dimaksud oleh Prinsip- konsep independensi yang dimiliki oleh Prinsip Paris? Karena jika ditinjau dari segi Komnas HAM, KPK, KPU dan lain-lain yang kuantitas dimungkinkannya jumlah anggota merupakan lembaga independen yang terlepas Komnas Lansia sampai sebanyak itu, hal ini atau bukan menjadi bagian dari pemerintah dapat menimbulkan persoalan efisiensi dan eksekutif. Jadi dalam konteks ini tidak efektifitas kinerja dari lembaga ini. Sebagai mengherankan dalam proses rekrutmen perbandingan, persoalan kuantitas anggota Komnas Lansia peranan pemerintah keanggotaan ini juga dialami oleh Komnas eksekutif dalam hal ini Presiden menjadi HAM yang jumlah anggotanya berdasarkan sangat dominan. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Keempat, independensi melalui Manusia maksimal sampai 35 (tiga puluh lima) komposisi keanggotaan; menurut Prinsip- orang dimana dalam prakteknya jumlah Prinsip Paris bahwa komposisi keanggotaan tersebut tidak pernah terpenuhi karena institusi nasional HAM diharapkan dapat lebih dirasakan terlalu besar dan tidak efisien. menjamin independensi terhadap pejabat Padahal sebenarnya yang dituntut publik dan harus mencerminkan suatu tingkat bukanlah kuantitas dari jumlah anggota pluralisme sosiologis dan politis serta institusi nasional HAM melainkan kualitas keragaman yang seluas-luasnya. Jika melihat kinerjanya dalam memberikan perlindungan komposisi keanggotaan Komnas Lansia yang dan penegakan HAM yang mampu diatur dalam Keppres No. 52 Tahun 2004 menjangkau pluralitas yang besar dalam terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat masyarakat. Kemudian terkait dengan yang berjumlah paling banyak 25 (dua puluh komposisi atau susunan unsur-unsur

7Pasal 4 Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia. 136

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 keanggotaan Komnas Lansia yang didalamnya pendidikan tentang HAM, membantu terdapat keterlibatan unsur pemerintah padahal pemerintah dalam menangani masalah- jika dilihat berdasarkan Prinsip-Prinsip Paris masalah legislasi serta menerima dan hal tersebut tidak diperbolehkan. Karena menangani pengaduan pelanggaran HAM.8 menurut Prinsip-Prinsp Paris terkait Terdapatnya sebuah lembaga yang keberadaan pemerintah dalam hubungannya memberikan perlindungan kepada kelompok dengan sebuah institusi nasional HAM rentan seperti para lansia adalah sangat penting hanyalah sebagai penasehat bukan malahan dalam upaya perlindungan HAM. Di sinilah menjadi anggota lembaga tersebut. urgensi keberadaan Komnas Lansia dalam Melihat sejumlah kelemahan berkaitan konteks untuk melaksanakan tugas dan fungsi dengan independensi Komnas Lansia dan tersebut. Namun urgensitas keberadaan begitu dominannya peranan pemerintah dalam Komnas Lansia tidak ditopang dengan konteks kelembagaannya mulai dari kejelasan yurisdiksi dan wewenang yang pembentukan, anggaran, pengisian anggota memadai, yaitu: dan menjadi bagian dari keanggotaan sampai Pertama, dari segi persoalan yurisdiksi kepada pengelolaan administrasi dan terkait dengan cakupan kewenangan yang keuangan, hal ini memperlihatkan tidak dimiliki oleh Komnas Lansia dalam jelasnya konsep independensi Komnas Lansia pelaksanaan tugas dan fungsinya. Dilihat dari karena sangat tergantung kepada peranan Keppres No. 52 Tahun 2004 tidak diatur pemerintah. Padahal jika mengacu kepada secara eksplisit maksud dan tujuan dari pengertian independen seperti yang ditetapkan dibentuknya lembaga ini sehingga sulit untuk oleh Prinsip-prinsip Paris bagi sebuah institusi diidentifikasi kemana arah yang ingin dicapai nasional HAM adalah dalam pengaturan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. kelembagaan dan pelaksanaan fungsinya harus Dalam konteks yurisidiksi kelembagaan hal ini dapat mandiri dan bisa bersikap independen sangat penting untuk menentukan batasan terhadap siapapun terutama pemerintah. mandat yang dimilikinya ketika berhadapan atau berhubungan dengan lembaga lain yang 2. Yurisdiksi dan Wewenang memiliki tugas dan fungsi yang kurang lebih Berdasarkan Prinsip-Prinsip Paris, sama. yurisdiksi pokok dan wewenang bagi sebuah Penentuan yurisdiksi kelembagaan yang institusi nasional HAM haruslah disebutkan jelas sangat diperlukan karena pembentukan dengan jelas di dalam undang-undang sebuah lembaga negara atau lembaga pembentukannya seperti memberikan 8Sriyana, 2007, Komisi...Op.Cit, hlm. 2. 137

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 pemerintah dalam sistem ketatanegaraan Sosial Lanjut Usia; sebagai lembaga yang memiliki implikasi terhadap hubungan sama-sama concern dalam penanganan para kelembagaan antar masing-masing lembaga lansia, kedua lembaga ini mempunyai potensi tersebut. Jika dalam pembentukan sebuah overlapping dalam hal pelaksanaan evaluasi lembaga ternyata memiliki kesamaan atau kebijakan pemerintah mengenai para lansia. kemiripan tugas dan fungsinya dengan Kedua, dalam konteks hubungan kelembagaan; lembaga lain, maka potensi untuk terjadinya meski Komnas Lansia merupakan lembaga overlapping kewenangan sangat besar sekali independen dan Direktorat Pelayanan Sosial terjadi. Tentu saja hal tersebut dalam Lanjut Usia adalah bagian dari Kementerian hubungan kelembagaan pada suatu sistem Sosial, akan tetapi sekretariat yang dimiliki ketatanegaraan harus dihindarkan. Karena oleh Komnas Lansia adalah bagian dari unit pasti akan berimplikasi kepada persoalan kerja yang berada di bawah Kementerian efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi yang Sosial. Begitu juga dengan Kepala Sekretariat dijalankan oleh lembaga-lembaga tersebut. Komnas Lansia adalah Pegawai Negeri Sipil Untuk menghindari terjadinya overlapping (PNS) yang diangkat dan diberhentikan oleh dalam pembentukan sebuah lembaga, maka Menteri Sosial. Kemudian dalam susunan menjadi suatu keharusan bahwa lembaga yang keanggotaan Komnas Lansia salah satu dibentuk memiliki kejelasan tujuan beserta ketuanya adalah Menteri Sosial yang tugas, fungsi dan kewenangan yang merangkap juga sebagai anggota. dimilikinya. Hal ini dikaitkan dengan Melihat hal tersebut di atas, keberadaan urgensinya dan dilihat apakah fungsi itu sudah Komnas Lansia sebagai lembaga independen ada lembaga yang melaksanakannya atau namun eksistensinya sangat erat berkaitan belum. dengan Kementerian Sosial sehingga Berdasarkan hal tersebut, jika melihat memperlihatkan ketidakjelasan yurisdiksi yang keberadaan Komnas Lansia ditinjau dari fungsi seharusnya dimiliki oleh sebuah institusi yang dijalankannya memiliki kemiripan dan nasional HAM. Karena dalam konteks potensi overlapping dengan Direktorat hubungan kelembagaan, antara Komnas Lansia Pelayanan Sosial lanjut Usia di Kementerian dengan Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Sosial karena sama-sama mengurusi masalah Usia seharusnya lebih mudah untuk persoalan lansia. Potensi overlapping antar berkoordinasi karena memiliki keterkaitan erat kedua lembaga tersebut dapat merujuk: dengan Kementerian Sosial. Namun jika pertama, pada nomenklatur yang disandang ditinjau dari segi efektifitas dan efisiensi oleh Komnas Lansia dan Direktorat Pelayanan praktek ketatanegaraan, kedua lembaga

138

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

tersebut sebenarnya memiliki urusan atau Fungsi: fungsi: a.Fungsi a. perumusan tugas yang kurang lebih sama yang sebenarnya pengkoordinasian, kebijakan di bidang yang meliputi pelayanan sosial harus dihindari karena hal ini dapat kegiatan: dalam dan luar

berimplikasi kepada pembagian tugas dan - Pengkoordinasian panti, kelembagaan antara unsur sosial, serta fungsi yang tidak jelas serta pemborosan pemerintah dan perlindungan sosial unsur masyarakat; dan aksesibilitas anggaran dengan capaian yang tidak dapat - Pengkoordinasian sosial lanjut usia; antara Komisi b. pelaksanaan diukur dan dipertanggungjawabkan. Nasional Lanjut Usia kebijaksanaan di dengan Komisi bidang pelayanan Tabel 1 Provinsi Lanjut Usia, sosial dalam dan Perbandingan Tugas dan Fungsi antara Komisi Kabupaten luar panti, Komnas Lansia dengan Kementerian Sosial Lanjut Usia, dan kelembagaan sosial, Komisi Kota Lanjut serta perlindungan Usia; sosial dan Komnas Lansia Direktorat Pelayanan Sosial lanjut Usia - Pengkoordinasian aksesibilitas sosial Kementerian Sosial dan kerjasama antara lanjut usia; Komisi Nasional c. penyusunan norma, Tugas: Tugas: Lanjut Usia dengan standar, prosedur, a. Membantu Presiden melaksanakan organisasi dan kriteria di dalam perumusan dan kemasyarakatan, bidang pelayanan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan, lembaga swadaya sosial dalam dan pelaksanaan upaya penyusunan norma, masyarakat dan luar panti, peningkatan standar, prosedur, dan pihak lain diluar kelembagaan sosial, kesejahteraan sosial kriteria, serta pemberian Komisi Nasional serta perlindungan lanjut usia; bimbingan teknis dan Lanjut Usia. sosial dan b. Memberikan saran dan evaluasi di bidang b.Fungsi pengkajian dan aksesibilitas sosial pertimbangan kepada pelayanan sosial lanjut penelitian, yang meliputi lanjut usia; Presiden dalam usia. kegiatan : d. pemberian penyusunan kebijakan - Pengkajian dan bimbingan teknis di upaya peningkatan penelitian berbagai bidang pelayanan kesejahteraan sosial instrumen sosial dalam dan lanjut usia. perundang-undangan luar panti, dan hak asasi kelembagaan sosial, manusia yang serta perlindungan menyangkut lanjut sosial dan usia; aksesibilitas sosial - Penelitian peristiwa lanjut usia; dan permasalahan e. standardisasi lanjut usia; pelayanan sosial - Studi kepustakaan, dan pemantauan, studi lapangan dan evaluasi studi banding pelaksanaan mengani lanjut usia; kebijakan di bidang - Penerbitan hasil pelayanan sosial pengkajian dan dalam dan luar penelitian. panti, kelembagaan c.Fungsi advokasi dan sosial, serta sosialisasi, yang advokasi dan meliputi kegiatan : pelayanan sosial - Peningkatan kedaruratan; dan wawasan dan f. pelaksanaan urusan penyebarluasan tata usaha, informasi mengenai perencanaan lajut usia; program dan - Peningkatan anggaran,

139

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

kesadaran dan kepegawaian, dan masyarakat dalam menangani masalah kepedulian rumah tangga masyarakat untuk Direktorat. kesejahteraan para lansia, sehingga Komnas berperan serta dalam upaya mewujudkan Lansia hanya mempunyai kewenangan sebatas kesejahteraan sosial memberikan saran, pertimbangan, lanjut usia; - Sosialisasi rekomendasi dan laporan kepada Presiden keberadaan dan hasil kerja Komisi yang tidak memiliki kekuatan mengikat secara Nasional Lanjut Usia. hukum (legally binding). Selain itu, jika d.Fungsi pemantauan, yang meliputi kegiatan : ditinjau dari kewenangan-kewenangan yang

- Pemantauan kegiatan seharusnya dimiliki oleh sebuah institusi upaya peningkatan kesejahteraan sosial nasional HAM, seperti adanya kewenangan lanjut usia yang merupakan kuasi yurisdiksional, yaitu untuk melakukan pelaksanaan peraturan perundang- penyelidikan, kewenangan sub poena, undangan; - Inventarisasi memiliki legal standing dan hak imunitas, permasalahan yang maka Komnas Lansia tidak memiliki dihadapi; - Peninjauan lapangan kewenangan itu semua. Berdasarkan sejumlah yang dianggap perlu. e. Fungsi evaluasi, yang persoalan tersebut, keberadaan Komnas Lansia meliputi kegiatan : - Evaluasi masih memiliki banyak kelemahan dalam hal kebijaksanaan pemerintah di bidang pengaturan yurisdiksi dan kewenangannya. lanjut usia; - Evaluasi pelaksanaan program kerja 3. Kemudahan untuk Diakses dan Komisi Nasional Lanjut Usia. Kerjasama Keberadaan institusi nasional HAM haruslah mudah diakses oleh orang-orang atau Kedua, setelah melihat persoalan kelompok orang yang harus dilindungi atau yurisdiksi Komnas Lansia, kemudian jika yang kepentingannya harus diperjuangkan. ditinjau dari segi kewenangan yang Kemudahan akses ini misalnya seperti akses dimilikinya, maka lembaga ini juga memiliki secara fisik, seperti pendirian perwakilan di sejumlah kelemahan. Hal ini tentu saja tidak daerah, sehingga memudahkan rakyat yang dapat dilepaskan dari desain kelembagaan tinggal di daerah tidak perlu harus Komnas Lansia itu sendiri dari sejak awal menyampaikan keluhannya ke pusat, akan maksud pembentukannya. Karena lembaga ini tetapi dapat dilayani di daerah. Selain itu, sebenarnya memang dibentuk hanya sebagai institusi nasional HAM harus bekerjasama wadah koordinasi antara pemerintah dan dengan PBB dan organisasi-organisasi lain

140

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 dalam sistem PBB, serta dengan lembaga- keberadaan Komnas Lansia dapat dibentuk lembaga regional dan nasional dari negara- lewat perwakilan-perwakilannya di daerah negara yang berkompeten dalam bidang sebagaimana yang diatur dalam Keppres No. pemajuan dan perlindungan HAM. Kerjasama 52 Tahun 2004, akan tetapi hal tersebut juga harus dilakukan dengan organisasi non dirasakan masih kurang dalam penyebaran pemerintah, antar lembaga nasional dan informasi tentang keberadaannya. organisasi pemerintah.9 Kedua, kurangnya pengetahuan Institusi nasional HAM yang efektif masyarakat terhadap keberadaan Komnas adalah yang dapat diakses oleh siapapun Lansia tentu saja berimplikasi kepada akses terutama bagi kelompok yang ingin masyarakat terhadap lembaga tersebut tidak dilindunginya. Dalam konteks ini, Komnas maksimal. Padahal lembaga ini dibentuk Lansia sebagai lembaga yang berfungsi sebagai wadah koordinasi antara pemerintah mengadvokasi para lansia harus menjadi dengan masyarakat, namun sulit untuk lembaga yang mudah diakses oleh kelompok mengukur kinerjanya ketika Komnas Lansia tersebut. Supaya Komnas Lansia dapat kurang mempublikasikan hasil kinerjanya diakses, masyarakat harus mengetahui tentang kepada publik. eksistensinya dimana tidak hanya masyarakat Ketiga, belum maksimalnya kerjasama umum yang harus tahu melainkan lembaga- yang dilakukan oleh Komnas Lansia dengan lembaga negara lainnya, lembaga swadaya berbagai pihak baik secara nasional maupun masyarakat, media massa dan lembaga- internasional. Seperti kerjasama dengan lembaga donor internasional. Hal ini penting lembaga-lembaga negara, pemerintah daerah, agar Komnas Lansia dapat menjalin kerjasama lembaga swadaya masyarakat, perguruan dengan siapapun dalam rangka pelaksanaan tinggi, media massa serta dengan badan-badan tugas dan fungsinya serta mudah diakses oleh internasional yang memiliki concern terhadap masyarakat yang membutuhkan. Namun persoalan kesejahteraan sosial lanjut usia.10 terdapat beberapa persoalan yang menyebabkan adanya hambatan terhadap akses 10Sebenarnya Komnas Lansia sudah melakukan beberapa kegiatan atau program dalam pelaksanaan serta kerjasama bagi Komnas Lansia, yaitu: tugas dan fungsinya, seperti menyelenggarakan lokakarya dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional yang Pertama, eksistensi Komnas Lansia tidak menghadirkan pembicara dari Kementerian Kesehatan, banyak diketahui oleh masyarakat sehingga Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Kementerian Hukum dan informasi mengenai tugas dan fungsinya juga HAM. Rangkaian kegiatan yang telah dilakukan oleh Komnas Lansia telah memberikan masukan sejauh mana tidak tersosialisasikan dengan baik. Meski implementasi kebijakan di bidang lanjut usia sehingga ke depan dapat dijadikan sebagai saran dalam perumusan kebijakan di bidang lanjut usia. Kemudian 9Ibid. Komnas Lansia juga melakukan pemantauan terhadap 141

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Kurangnya kerjasama dan sulitnya akses pengaturan di dalam dasar hukum terhadap Komnas Lansia, dapat diduga pembentukannya yang mewajibkan untuk disebabkan oleh dua hal: Pertama, tidak melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam aktifnya para anggota Komnas Lansia dalam rangka memperkuat pelaksanaan tugas dan menjalin relasi sehingga visibilitas fungsi. Seharusnya sebagai lembaga yang kelembagaan Komnas Lansia tidak banyak berfungsi dalam memberikan advokasi serta diketahui oleh publik dan lembaga negara fungsi koordinasi terhadap kesejahteraan sosial lainnya; Kedua, tidak adanya ketentuan lanjut usia, menjalin kerjasama itu sangat normatif yang mengatur adanya kewajiban penting sekali bagi Komnas Lansia sebagai bagi Komnas Lansia untuk menjalin kerjasama upaya meningkatkan visibiltas kelembagaan dengan pihak-pihak lain. Karena berdasarkan serta membangun koordinasi dengan lembaga- Keppres No. 52 Tahun 2004 tidak diatur lembaga lainnya dalam upaya menjalankan secara eksplisit tentang kewajiban Komnas tugas dan fungsi yang sudah diberikan. Lansia untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik itu secara nasional, 4. Dukungan Sumber Daya dan regional maupun internasional. Padahal jika Pertanggungjawaban dibandingkan dengan sejumlah institusi Komnas Lansia sebagai lembaga khusus nasional HAM yang lain, seperti Komnas dalam menangani persoalan lansia harus HAM, Komnas Perempuan dan KPAI terdapat mendapat dukungan sumberdaya yang memadai, baik itu dukungan sumber daya penanganan kegiatan pelayanan terhadap pengungsi Merapi di Yogyakarta yang dikhususkan terhadap orang manusia maupun sumber pembiayaan. Dilihat lanjut usia. Komnas Lansia juga mengadakan kegiatan seminar tentang penguatan kelembagaan serta dari dukungan sumber daya manusianya yang koordinasi dengan perwakilan di daerah. Dalam rangka sosialisasi keberadaan Komnas Lansia dan kepedulian ditinjau dari segi pengaturan jumlah anggota tentang kesejahteraan orang lanjut usia juga mengadakan lomba karya tulis. Selain itu, Komnas Komnas Lansia yang maksimal bisa mencapai Lansia juga melakukan pengkajian terhadap berbagai 25 orang dirasakan sangat besar. Persoalannya, macam peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penanganan lanjut usia, seperti UU No. 13 apakah jumlah anggota sebanyak itu memang Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial, UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang kemudian diganti dibutuhkan oleh Komnas Lansia dalam dengan UU No. 36 Tahun 2009, UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia dan UU No. 40 Tahun 2002 pelaksanaan tugas dan fungsinya. Karena tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. berdasarkan hasil kajian tersebut menyimpulkan bahwa dengan kewenangan dan pembiayaan yang kesejahteraan dan penanganan permasalahan lanjut usia terbatas namun memiliki jumlah anggota yang masih kurang tersosialisasi baik dikalangan pemerintah maupun masyarakat sehingga tidak memperoleh data besar adalah sesuatu yang tidak kompatibel, mengenai persoalan lanjut usia yang akurat. Lihat Anwar Sanusi, 2010, Penataan Lembaga Non Struktural: sehingga dapat menimbulkan praktek Eksistensi, Urgensi dan Peran, Jakarta, Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara, hlm. 174. 142

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 inefisiensi dalam pelaksanaan operasional Namun sayangnya Komnas Lansia belum Komnas Lansia. mampu membangun jaringan kerjasama itu Minimnya alokasi anggaran untuk ditambah lagi performa kinerjanya yang sulit Komnas Lansia dapat dilihat berdasarkan untuk diukur karena minimnya publikasi atas alokasi anggaran pada tahun 2009 yang hanya kinerja yang sudah dilakukan. Selain alokasi sebesar Rp. 3.522.705.000 dan jumlah itu tidak anggaran yang minim, persoalan lain yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jika muncul adalah terkait dengan mekanisme dibandingkan dengan anggaran Komnas HAM pengelolaan pembiayaan bagi Komnas Lansia yang hampir mencapai 60 Milyar tiap yang juga tidak independen karena disalurkan tahunnya, tentu saja anggaran bagi Komnas melalui Direktorat Sosial Lanjut Usia Lansia sangat tidak memadai untuk Kementerian Sosial. melaksanakan operasional kelembagaan Padahal berdasarkan Prinsip-Prinsip sehari-hari apalagi untuk menjalankan Paris, sebuah institusi nasional HAM harus berbagai program kerja. Selain itu, akses mengelola anggarannya sendiri yang tidak pembiayaan alternatif yang bersumberkan dari bergantung kepada alokasi anggaran lembaga lembaga donor tampaknya belum pernah lain untuk menjamin adanya otonomi diupayakan oleh Komnas Lansia yang selama keuangan. Hal ini tentu saja memperlihatkan ini hanya mengandalkan alokasi anggaran dari kelembagaan Komnas Lansia tidak APBN semata yang jumlahnya tidak memadai. merefleksikan karakteristik yang disyaratkan Padahal jika dibandingkan dengan Komnas bagi efektifnya sebuah institusi nasional HAM Perempuan yang pembiayaannya melalui yang independen. Karena Komnas Lansia APBN juga tidak mencukupi namun tidak mandiri dalam pengelolaan anggarannya kekurangan tersebut berhasil ditutupi dengan sehingga rentan untuk diintervensi. adanya bantuan pembiayaan dari sejumlah Kemudian persoalan lembaga donor. pertanggungjawaban kinerja Komnas Lansia Untuk dapat mengakses bantuan dari juga menjadi sesuatu yang sangat penting lembaga donor, sebuah institusi nasional HAM untuk dilihat. Berdasarkan Keppres No. 52 harus memiliki relasi dan jaringan yang luas Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut dalam menjalin kerjasama serta mampu Usia, mekanisme pertanggungjawaban mempertangunggjawabkan kinerjanya di pelaksanaan tugas dan fungsi Komnas Lansia hadapan publik sehingga muncul kepercayaan hanya dengan memberikan laporan kepada bahwa lembaga tersebut mampu untuk Presiden dan tidak diatur kewajiban untuk mengemban dan melaksanakan mandatnya. bertanggungjawab kepada publik. Berdasarkan

143

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 mekanisme pertanggungjawaban seperti ini, HAM di Indonesia jarang diikutsertakan. Komnas Lansia tidak memiliki kewajiban Padahal jika dilihat dari segi maksud untuk mempublikasikan hasil kerjanya kepada didirikannya lembaga ini adalah sebagai upaya masyarakat karena tidak adanya kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bagi tersebut di dalam dasar hukum penduduk lansia yang tentu saja memiliki pembentukannya. Karena tidak ada publikasi keterkaitan erat dengan masalah HAM yang disampaikan kepada publik, masyarakat terutama perlindungan HAM bagi kelompok tidak mengetahui pelaksanaan tugas dan fungsi rentan, seperti anak, perempuan, penyandang yang sudah dilakukan oleh Komnas Lansia dan disabilitas dan lain-lain. Berdasarkan hal hal ini juga menyebabkan visibilitas tersebut seharusnya Komnas Lansia dapat kelembagaan Komnas Lansia tidak maksimal dikategorikan sebagai institusi nasional HAM karena terbatasnya informasi yang ada tentang yang merupakan bagian dari mekanisme kinerjanya. perlindungan HAM bagi kelompok rentan, Padahal berdasarkan Prinsip-Prinsip yaitu para lansia. Dalam hal ini, Paris terkait mekanisme pertanggungjawaban, pengkategorian Komnas Lansia sebagai sebuah institusi nasional HAM harus institusi nasional HAM adalah dilihat dari segi bertanggung jawab secara hukum dan fungsionalnya dalam upaya mewujudkan keuangan kepada pemerintah dan/atau kesejahteraan sosial bagi para lansia. parlemen yang dilakukan melalui pembuatan Meski secara fungsional Komnas Lansia laporan secara berkala. Selain bertanggung dapat dikategorikan sebagai institusi nasional jawab secara hukum kepada pemerintah HAM namun secara kelembagaan lembaga ini dan/atau parlemen, institusi nasional HAM belum memenuhi elemen-elemen yang juga secara langsung harus bertanggung jawab dibutuhkan sebagai sebuah institusi nasional kepada publik yang dapat dilakukan dengan HAM yang efektif. Karena ditinjau berbagai macam cara, misalnya berdasarkan Prinsip-Prinsip Paris dengan menyebarluaskan hasil laporan dan publikasi menggunakan sejumlah ukuran, yaitu lainnya yang berkenaan dengan kinerjanya independensi, yurisdiksi, wewenang, dalam memberikan perlindungan HAM.11 kemudahan akses dan kerjasama, serta dukungan sumber daya dan III. Penutup pertanggungjawaban, eksistensi Komnas Keberadaan Komnas Lansia dalam Lansia masih memiliki sejumlah kelemahan konteks pembicaraan tentang institusi nasional sehingga belum efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu dalam 11Sriyana, 2007, Komisi...Op.Cit, hlm. 2-3. 144

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 rangka memperkuat upaya perlindungan HAM melalui publikasi media serta menjalin bagi para lansia, kelembagaan Komnas Lansia kerjasama yang aktif kepada semua pihak baik harus diperkuat. di tingkat nasional maupun internasional. Untuk memperkuat kelembagaan Selain itu juga membuka kantor perwakilan Komnas Lansia harus dilakukan dengan Komnas Lansia di setiap Provinsi atau penyesuaian pengaturannya berdasarkan malahan jika memungkinkan disesuaikan elemen-elemen kelembagaan institusi nasional dengan anggaran yang ada membuka kantor HAM yang efektif berdasarkan Prinsip-Prinsip perwakilan bekerjasama dengan pemerintah Paris, seperti: daerah di setiap kabupaten/kota. Hal ini Pertama, melakukan penguatan dimaksudkan untuk memudahkan akses bagi independensi kelembagaan; hal ini dapat masyarakat di daerah untuk mendapatkan dilakukan dengan memperkuat dasar hukum pelayanan dari Komnas Lansia. pembentukan Komnas Lansia untuk Keempat, meningkatkan alokasi ditingkatkan dari Keppres menjadi diatur anggaran dan akuntabilitas; alokas anggaran dengan UU dimana substansi pengaturannya untuk Komnas Lansia yang bersumber dari mengatur secara rinci terkait kelembagaan, APBN harus ditingkatkan minimal sama mulai dari kejelasan yurisdiksi, tujuan, tugas dengan anggaran institusi nasional HAM dan fungsi, mekanisme rekrutmen dan lainnya, seperti Komnas HAM. Selain itu, pemberhentian serta komposisi anggota, mekanisme pengelolaannya harus dilakukan alokasi anggaran dan pengaturan hal-hal oleh Komnas Lansia sendiri dimana tidak lagi lainnya yang dimaksudkan untuk memperkuat bergantung kepada anggaran yang ada di independensi kelembagaan Komnas Lansia. Kementerian lain. Komnas Lansia juga harus Kedua, memperkuat kewenangan di beri ruang untuk dapat mengakses sumber Komnas Lansia; hal ini dapat dilakukan pembiayaan yang berasal dari lembaga donor, dengan memberikan kewenangan kuasi seperti yang selama ini sudah dilakukan oleh yurisdiksional, seperti menerima laporan dan Komnas Perempuan dalam bentuk kerjasama melakukan penyelidikan atau memberikan program. Kemudian terkait dengan rekomendasi yang memiliki kekuatan akuntabilitas, Komnas Lansia dalam mengikat secara hukum. mempertanggungjawabkan kinerjanya harus Ketiga, memperluas akses dan secara rutin dan berkala mempublikasikan kerjasama; hal ini dapat dilakukan dengan kepada publik atas pelaksanaan tugas dan sosialisasi mengenai keberadaan Komnas fungsinya agar dapat dilakukan pengawasan Lansia secara massif kepada masyarakat sehingga kinerjanya dapat terukur.

145

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Daftar Pustaka

Abikusno, Nugroho, 2013, Kelanjutusiaan Sehat Menuju Masyarakat Sehat untuk Segala Usia, Buletin Jendela Data dan

Informasi Kesehatan, Semester I, 2013. Lembar Fakta HAM Edisi III: Ketentuan Internasional tentang Hak Asasi

Manusia, Komnas HAM. Parlevliet, Michelle, National Human Rights Institutions and Peace Agreements:

Establishing National Institutions in Divided Societies, Review Meeting Role of Human Rights in Peace Agreements

Belfast, March 7-8, 2005, International Council on Human Rights Policy. Patra, Rommy, 2012, Penataan Institusi

Nasional Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Semarang, Program Doktor Ilmu Hukum

Universitas Diponegoro. Sanusi, Anwar, 2010, Penataan Lembaga Non Struktural: Eksistensi, Urgensi dan

Peran, Jakarta, Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta, RajaGrafindo

Persada. Sriyana, 2007, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Seri Bahan Bacaan Kursus

HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007, Jakarta, Elsam. Thohari, A. Ahsin, 2006, Kedudukan Komisi-

komisi Negara Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Komisi Negara, Jentera Jurnal Hukum, Edisi 12

Tahun III April-Juni 2006, Jakarta, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia.

146

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

PERISTIWA CHARLIE HEBDO, SUATU KELEMAHAN HAK ASASI MANUSIA UNIVERSAL

Oleh :

Ria Wulandari ([email protected])

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menelusuri nilai-nilai hak asasi manusia yang ada di dalam Hak Asasi Manusia Universal dan membahas bagaimana nilai-nilai Hak asasi Manusia Universal ketika digunakan justru menimbulkan konf lik. Kasus yang menjadi sorotan dalam tulisan ini adalah kerusuhan di Prancis akibat karya Majalah Charlie Hebdo yang berlindung di balik kebebasan pers yang dijamin oleh Hak Asasi Manusia Universal. Pemikiran lanjutan dari artikel ini adalah Hak Asasi Manusia Universal harus melihat nilai- nilai lain yakni nilai agama dan nilai kolektif yang penuh dengan rasa penghormatan dan penghargaan demi keharmonisan ras dan agama. Kata kunci : Charlie Hebdo, Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Universal

Abstrac

This article aims to explore the principle Universal Human Right and to criticize how when the principles of Universal Human Right use it cause the conflict. The main case in this article is conflict in France cause Charlie Hebdo’s magazine who to hide behind press freedom that surety by Universal Human Right. Continuous think of this article is Universal Human Right to have to see another princi ple like religion principle and collective principle with fully respect and appreciation for race and religion peace. Key Word : Charlie Hebdo, Principles of Universal Human Right

147

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

I. Pendahuluan penerapan. Penafsiran mengenai kebebasan Tidak lama setelah publikasi majalah berfikir, berhati nurani dan beragama telah Charlie Hebdo yang memuat kartun satir diartikan berbeda-beda antara satu komunitas yang menggambarkan nabi Muhammad dengan komunitas lain, satu Negara dengan terjadi serangan ekstremis radikal ke kantor Negara lain, perbedaan penafsiran akan majalah tersebut. Diperkirakan dua belas sangat berbahaya karena akan menimbulkan korban tewas akibat serangan tersebut penerapan yang kontradiktif ditingkat paling diantaranya para kartunis, penulis maupun bawah di masyarakat dan kemudian fakta pemimpin redaksi, dua orang polisi dan yang muncul adalah konflik tak seorang ekonom. berkesudahan karena masing-masing pihak Majalah Charlie Hebdo bukan mengklaim dirinya tidak melanggar hak asasi pertama kalinya mempublikasikan kartun- manusia bahkan telah menjadi pihak yang kartun satir yang oleh umat muslim dianggap dilanggar hak asasinya. sebagai bentuk pelecehan namun bagi Konflik yang terjadi antara majalah majalah tersebut dan Negara Prancis yang Charlie Hebdo dan umat muslim adalah berpahamkan sekulerisme tidak menganggap contoh nyata konflik yang mengargumenkan hal tersebut sebagai pelecehan melainkan hak asasi manusia, dimana pihak Charlie kebebasan pers yang harus dihormati seiring Hebdo (dan Prancis yang memiliki prinsip dengan penghormatan terhadap hak asasi dan nilai khususnya kebebasan berekspresi) manusia. menganggap kebebasan berfikir merupakan Dalam rangka penghormatan dan hak asasi manusia yang harus dihormati dan penegakan terhadap nilai-nilai hak asasi diberi ruang penuh sepanjang tidak manusia, pada tahun 1948 komunitas mengganggu freedom/kebebasan orang lain internasional telah mendeklarasikan hak-hak sedangkan pihak yang lainnya (umat asasi paling dasar yang bbersifat universal, muslim) menganggap kebebasan berfikir deklarasi ini memuatdaftar panjang hak asasi bukanlah tanpa batas sehingga dapat manusia yang harus dihormati, salah-satu menghina tokoh-tokoh yang dihormati dalam diantara daftar panjang tersebut adalah pasal satu agama tertentu dengan alasan perbuatan 18 mengenai kebebasan berfikir, berhati menghina tokoh-tokoh agama tidak nurani dan beragama. Namun kenyataan menganggu kebebasan penganutnya secara menunjukkan bahwa nilai-nilai hak asasi langsung. manusia tidak memiliki kesamaan dan Konflik antara umat muslim dan keseragaman dalam penafsiran dan majalah Charlie Hebdo bukanlah yang

148

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 pertama. Majalah Charlie Hebdo telah melibatkan Prancis dan Barat)? Atau dengan berulangkali menerbitkan gambar/cerita yang kata lain apakah konsepsi Hak Asasi dianggap melecehkan umat muslim bahkan Manusia Universal (Barat) yang ada saat ini setelah konflik terbesar yang terjadi pada telah dapat melindungi dan menegakkan tanggal 7 Januari 2015, majalah mingguan nilai-nilai kemanusiaan? ini menerbitkan edisi berikutnya dengan gambar yang masih dianggap melecehkan II. Analisa dan Pembahasan umat muslim. Apabila kemudian terjadi lagi Tulisan ini akan membahas mengenai penyerangan karena pemberitaan yang pengertian Hak Asasi Manusia beserta mengandung pelecehan, maka dapat paham-paham yang melatarbelakanginya dipastikan pemerintah Prancis dengan serta sejarah lahirnya Hak Asasi Manusia bersandarkan pada prinsip kebebasan Universal sehingga dapat menjawab apakah berekspresi berdasarkan nilai-nilai hak asasi Hak Asasi Manusia yang ada saat ini dapat manusia akan mengarahkan telunjuknya pada menyelesaikan permasalahan pelanggaran- umat muslim yang marah dan melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia khususnya penyerangan sebagai pihak yang bersalah. dalam kasus Charlie Hebdo. Kita semua setuju bahwa tindakan anarkhis A. Pengertian Hak Asasi Manusia dan kekerasan tidak dapat dibenarkan namun (Beserta paham-paham yang tidak dapat dilupakan bahwa suatu peristiwa melatarbelakanginya) terjadi karena adanya hubungan sebab Hak Asasi Manusia memiliki banyak akibat. Hukum yang benaradalah yang berisi pengertian. Pengertian-pengertian ini aturan-aturan tidak hanya mengatur sebetulnya didasari oleh dua paham hukum permasalahan-permasalahan di hilir tapi juga alam yang cukup penting dalam harus lebih jauh ke hulu. Membuat suatu perkembangan Hukum Internasional. Paham aturan yang menjadi penyebab jauh lebih tersebut adalah paham Kodrati yang efisien daripada hukum baru berbicara saat berdasarkan pada Tuhan yang telah muncul timbul suatu akibat. pada masa Yunani Kuno dan paham Tulisan ini hendak membahas Naturalisme yang berdasarkan pada alam mengenai penyebab mengapa konsep Hak yang muncul pada masa Pertengahan. Paham Asasi Manusia Universal yang ada saat ini Kodrati menganggap bahwa Hak Asasi tidak dapat menyelesaikan konflik yang Manusia berlaku universal dan abadi yang terjadi antara umat muslim dan pihak diberikan secara langsung oleh Tuhan, majalah Charlie Hebdo (yang meluas sementara paham Naturalisme memandang

149

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 bahwa Hak Asasi Manusia diberikan atau dipengaruhi paham Naturalisme. Undang- bersumber dari akal manusia dan alam. Undang no 39 tahun 1999 menyataka bahwa Pandangan paham naturalisme Hak Asasi merupaka anugerah Tuhan Yang menitik beratkan bahwa hukum itu harus Maha Esa yang wajib di hormati, dijunjuung dapat dipikirkan melalui penggunaan nalar tinggi dan dilindungi oleh Negara. Hal yang (rasional) tidak mau menerima keberadaan sama juga dikatakan Ramdlon naming hukum Tuhan karena menganggap hukum menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia Tuhan itu tidak dapat dipikirkan dengan adalah anugerah Ilahi yang bersifat suci dan nalar, tidak nyata dan mengada-ada luhur, sementara Mahfud MD berpendapat (Irasional). Sementara paham ini bahwa Hak Asasi Manusia melekat pada menganggap segala sesuatu harus bias manusia sebagai ciptaan Tuhan, Hak Asasi dilihat, diraba, berwujud, tidak abstrak dan Manusia bukan pemberian manusia ataupun harus dipandang secara nyata, paham ini Negara. Anton Baker juga menyatakan menganggap bahwa alam terjadi dengan bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan sendirinya. Mengenai keberadaan manusia, yang tertinggi diantara semua mahluk dan paham ini menganggap manusia berasal dari dikaruniai Tuhan hak hidup yang merupakan mikroorganisme yang berevolusi jutaan hak asasi yang paling pokok. tahun sehingga sampailah pada wujudnya Pengertian Hak Asasi Manusia yang manusia. Hal ini tidaklah tepat karena benar- diopengaruhi paham Naturalisme antara lain benar mengenyampingkan tentang siapakah Maqurice Cranston, filsuf politik Amerika yang menciptakan alam. Paham yang mendefinisikan Hak Asasi Manusia sebagai menekankan konsep rasionalitas ini ternyata sesuatu yang melekat pada semua orang tidak mau berasionalitas tentang pencipta setiap saat, sementara Hedley Bull, ilmuwan alam tersebut. Jika manusia berasal dari politik Australia menamakan hak-hak asasi mikroorganisme yang berevolusi selama manusia sebagai “hak yang melekat pada diri jutaan tahun, kemudian mikroorganisme itu manusia itu saja, bukan melekat pada sendiri berasal dari alam, maka pertanyaan golongan manusia ini dan itu”. Thomas tentang dari manakah alam, juga merupakan Paine dalam The Right of Man menulis pertanyaan rasional yang tidak dapat dijawab bahwa hak asasi manusia itu adalah hak-hak oleh paham ini. Dibawah ini akan diberikan pengertian-pengertian Hak Asasi Manusia yang dipengaruhi paham Kodrati dan yang

150

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 yang dimiliki seseorang karena seluruhnya. Dan barangsiapa memelihara keberadaannya.12 kehidupan manusia, seolah-olah dia B. Sejarah Singkat Lahirnya Hak Asasi memelihara kehidupan manusia di dunia Manusia seluruhnya. Hak Asasi Manusia merupakan sesuatu yang inheren dalam diri manusia Selanjutnya gagasan Hak Asasi yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat etnis, Manusia muncul pada bangsa Yunani Kuno budaya dan agama, namun Hak Asasi di masa abad ke 5 Masehi, pada zaman itu Manusia bukan sesuatu yang muncul tiba- belum dikenal adanya tataran moral sebagai tiba. Hak Asasi Manusia tumbuh melalui panduan kehidupan, yang ada adalah proses panjang yang memakan pengorbanan bagaimana manusia mampu bertahan untuk cukup besar baik dalam hal pikiran,darah dapat terus hidup dimuka bumi bahkan nyawa. bagaimanapun caranya baik itu dengan cara Sejarah mencatat bahwa perjuangan menaklukkan alam yang terkadang tidak penegakan nilai-nilai kemanusiaan bersahabat, bertarung dengan hewan-hewan merentang panjang dan penuh rintangan. buas bahkan dengan sesama manusia untuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dapat terus berkuasa. pertama kali terjadi adalah pembunuhan pada masa berikutnya, mereka antara Qabil dan Habil yang merupakan cucu kemudian memerlukan suatu nilai-nilai pertama dari Adam dan Hawa. Akibat dari keadilan yang dapat mendatangkan peristiwa ini maka Allah menurunkan ayat keamanan dan kesejahteraan sehingga tentang hukumnya bagi seseorang yang kemudian mereka memerlukan suatu aturan membunuh orang lain, tercantum dalam yang diyakini dari Ilahi untuk memandu surah Al-Maidah ayat 32 : manusia pada hidup yang patut yang disebut Dari demikian itu, kami tetapkan atas Nomos. Nilai-nilai keadilan pada masa ini Bani Israil sesungguhnya barangsiapa yang dikemukakan oleh Aristoteles tentang membunuh seseorang bukan karena orang itu keadilan sebagai prinsip Honeste Vivere, (membunuh) orang lain atau bukan karena Altoum Non Leadere, Sum Qulque Tribuere membuat kerusakan dimuka bumi, maka (hidup secara terhormat, tidak mengganggu seolah-olah dia telah membunuh manusia orang lain dan member kepada tiap orang bagiannya). Konsep Themis sang Dewi

12 Mohammad Monib, 2011,Islam dan Hak Asasi Keadilan melandasi keadilan jenis ini yang Manusia Dalam Pandangan Nurcholis Madjid,Jakarta:Gramedia, hlm 88 bertugas menyeimbangkan prinsip-prinsip

151

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 tersebut tanpa memandang siapa Thomas Aquinas kemudian pelakunya.13Nomos yang berisikan nilai-nilai membantah konsepsi Marsilius dengan teori keadilan demi keamanan dan kesejahteraan hukum alam yang berasal dari Tuhan. ini dapat disebut sebagai kesadaran tentang Hukum alam yang dimaksud oleh Thomas Hak Asasi Manusia. Aquinas adalah norma-norma umum yang Bangsa Yunani kemudian diruntuhkan bersifat semesta yang dirasakan wajar oleh oleh bangsa Romawi Kuno. Pada masa ini semua manusia seperti hak atas terdapat suatu konsepsi dari Marsilius yang kehidupan.16Hak atas kehidupan menyatakan bahwa hukum merupakan sebagaimana yang dijabarkan teori hukum perintah paksa yang merupakan produk alam harus terberikan pada setiap manusia. kehendak, bukan nalar/akal dan yang berhak Pada abad ke 6-7, tepatnya tahun 610 membuat undang-undang hanya Caesar Masehi, nilai-nilai Hak Asasi Manusia telah karena hanya dia saja yang berkuasa - dikenal dalam Islam dimasa penyebaran prinsip Legibus Solutes Est.14 Sehingga Islam oleh Nabi Muhammad SAW salah- dengan kekuasaan yang absolute raja dapat satunya Firman Allah tentang Keadilan : menyelenggarakan peradilan dengan “Wahai orang-orang yang beriman, sewenang-wenang. Penduduk tidak hendaklah kalian menjadi orang-orang yang mengetahui secara pasti mana perbuatan selalu menegakkan (kebenaran) karena yang dilarang dan mana perbuatan yang tidak Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan dilarang dikarenakan ada kejahatan yang janganlah sekali-kali kebencian kalian tidak disebutkan dalam undang-undang yang terhadap suatu kaum mendorong kalian dikenal sebagai Crimine Extra Ordinaria untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, yang dapat digunakan secara sewenang- karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. wenang menurut kehendak dan kepentingan Dan bertaqwalah kepada Allah, raja khususnya dalam hukum pidana. Proses sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa peradilan berjalan tidak adil karena hukum yang kalian kerjakan”. (QS:Al-Maidah ayat ditetapkan menurut perasaan hukum dari 7) hakim yang mengadili.15 Dari Firman Allah SWT tersebut tergambar bahwa adil merupakan perintah 13. Bernard.L.Tanya,2006,Teori Hukum;Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi,Surabaya: CV Allah yang harus ditetapi oleh dan terhadap KITA, hlm52 siapapun tidak memandang agama, suku, 14 .ibid 15 Hiariej,O.S,Eddy,2009,Asas Legalitas Dalam Penemuan Hukum Pidana,Jakarta,Erlangga, hlm 8 16Op.Cit, Bernard.L.Tanya, hal 51 152

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 jenis kelamin, status sosial, kebangsaan dan Pada abad ke 10, masyarakat Eropa lain-lain. Ayat ini ditujukan kepada manusia masuk ke Zaman Pertengahan. Pada masa secara universal. ini antara hukum dan sistem Selain firman Allah SWT, terdapat kenegaraan/pemerintahan tidak terlepas dari pula hadist Nabi Muhammad SAW tentang pengaruh gereja. Kezhaliman merajalela, perintah berbuat adil yakni : penindasan dan keangkaramurkaan “Sesungguhnya orang yang adil dijalankan atas nama Tuhan contohnya berada dekat dengan Allah „Azza wa jalla doktrin mengenai dosa warisan yang diatas mimbar dari cahaya, disebelah kanan diturunkan ke anak Adam di tentang oleh Allah „Azza wa jalla, dan tangan keduanya Giovanni della Mirandola seorang pemikir adalah kanan, yaitu mereka yang adil dan pengajar Humanisme italia (Oratio de didalam hukum mereka dan kepada Hominis Dignitate atau De Hominis keluarga mereka dan segala yang Dignitate Oratio) sebagai orang yang diamanahkan kepada pertama kali memperkenalkan konsep mereka”.(HR.Muslim). mengenai harkat dan martabat manusia yang suci dan tinggi itu di Barat. Dalam Didalam hadist Nabi tersebut terdapat pidatonya Giovanni menyebut nama perintah untuk berbuat adil pada siapa saja, Abdullah, orang Sarasan (Arab Islam) yang baik itu didalam menetapi hukum, adil ajaran-ajarannya tentang kemuliaan harkat terhadap keluarga dan menetapi amanah. dan martabat manusia semakna dengan Orang yang diberi amanah tidak bisa ajaran Hermes Trimegistus, dewa kebijakan menunaikan amanah yang diserahkan mitologi Yunani.17 kepadanya kecuali dengan keadilan. Begitupula dengan doktrin tentang Sehingga dapat dikatakan orang yang penaklukan wilayah atas nama agama amanah berarti dia akan menjalankan ditentang oleh Fransisco Vittoria, biarawan keadilan terhadap semua orang. Dominikan yang berkebangsaan Spanyol Rasulullah SAW juga bersabda : yang dalam abad XIV menulis buku “takutlah kalian terhadap doanya orang Relectio De Indies.18di dalamnya ia menulis yang terdzholimi karena sesungguhnya tentang hubungan Spanyol dan Portugis tidak ada penghalang antara doa tersebut dengan orang Indian di Amerika. Tulisan dengan Allah „Azza wa jalla”. Hal ini Fransisco penting karena untuk pertama menunjukkan bahwa sesungguhnya keadilan 17 Loc.Cit, Mohammad Monib wajib terhadap setiap orang. 18 Mochtar kusumaatmadja,2003,Pengantar Hukum Internasional,Bandung:PT Alumni, hlm 33 153

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

kalinya dikemukakan bahwa Negara dalam dan revolusi Prancis tahun 1789. Fokus tingkah lakunya tidak bisa bertindak perhatian pada masa ini adalah manusia- sekehendak hatinya dan hal ini tidak manusia duniawi yang secara individual terbatas pada dunia Kristen Eropa tetapi menjunjung kebebasan tanpa batas.Bill Of meliputi seluruh umat manusia.19 Rights misalnya, meskipun tidak menyebutkan Selain pemikir-pemikir berbasis tentang hak asasi manusia tapi telah mengatur teologis seperti yang disebutkan diatas ada mengenai perlindungan hak-hak atau pemikir lain yang berbasis sekuler yakni kebebasan individu. Adapula semboyan Grotius yang mengartikan hukum alam terkenal yang bercirikan hak asasi manusia sebagai hukum ideal yang didasarkan atas sifat dimasa revolusi Prancis yaitu Egalite, hakikat manusia sebagai mahluk berpikir, Fraternite dan Liberte, yakni persamaan, sebagai serangkaian kaidah yang diturunkan persaudaraan dan kebebasan yang oleh alam kepada akal budi manusia.20 Lebih dimunculkan oleh kaum borjuis sebagai lanjut Grotius berargumentasi bahwa golongan yang berpunya dan berpendidikan eksistensi hukum alam dapat diketahui dengan yang mencerminkan tuntutan kebebasan untuk “nalar yang benar” dan kesahihannya tidak bertindak dan menolak campur tangan Negara bergantung pada Tuhan.21tetapi kepada alam. (tidak menghambat segala kegiatan mereka) Hak Asasi Manusia pun dipandang sebagai selain itu kaum borjuis juga mendesak agar hak-hak kodrati atau hak-hak alamiah yang hukum menjadi netral dan tidak diskriminatif bersifat individu.22 hal tersebut agar Negara tidak membatasi Runtuhnya kekaisaran Romawi kekuasaan bergerak kaum borjuis. menjadikan bangsa Eropa sebagai pewaris Sepanjang abad 17, pandangan hukum dari budaya dan sistem hukum bangsa kodrati model Grotius terus disempurnakan, Romawi. Berdirinya Negara-negara modern pada akhirnya berubah menjadi Teori Hak di eropa continental dan Anglo Saxon pada Kodrati. Melalui teori ini hak-hak individu abad ke 17 sampai abad ke 19 diwarnai yang subjektif diakui, yang terkemuka diantara dengan revolusi Amerika Serikat tahun 1776 para pendukung doktrin Hak Kodrati adalah Jhon Locke yang berargumentasi bahwa semua

19 Ibid individu dikaruniai oleh alam, hak yang 20 J.G.Starke, 2001,Pengantar hokum Internasional Jilid inheren atas kehidupan, kebebasan dan harta, I,Jakarta,Sinar Grafika, Hlm 24 21 Scott Davidson,1994,Hak Asasi yang merupakan milik mereka sendiri dan Manusia,JakartaGraffiti, hlm 37 22 Zumri Bestado Sjamsuar,2008,Studi Terhadap Hukuman Mati Dari Pandangan Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam,Varia Bina Civika,Edisi 71 Tahun XXV,Januari,Pontianak,Fak.Hukum UNTAN hlm 54 154

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh agama, sosial dan budaya antara masyarakat Negara.23 satu dengan yang lainnya tidak sama. Pada Konsep hukum alam sekuler ini masyarakat eropa (dan barat) tempat dimana kemudian memberi pengaruh yang cukup deklarasi Hak Asasi Manusia Universal besar terhadap perkembangan hak-hak asasi dilahirkan, nilai-nilai hak asasi manusia yang manusia dan kebebasan-kebebasan bersifat individualis, liberalis dan rasionalis fundamental yang kemudian pada tahun 1948 tentu telah sesuai dengan sistem sosial dan diserap oleh Deklarasi Hak Asasi Manusia budaya masyarakat eropa dan barat. Namun (kemudian dikenal dengan Deklarasi Hak nilai-nilai ini menjadi tidak sesuai jika Asasi Manusia Universal). Deklarasi Hak dipandang dari kacamata masyarakat timur Asasi Manusia dikatakan sekuler karena dalam yang bersifat kolektif dan dibatasi nilai-nilai pembukaannya tidak menyertakan nama agama dan budaya. Tuhan padahal Tuhan sebagai sumber nilai Sifat individualis, liberalis dan yang harus menjadi rujukan kehidupan rasionalis dalam hal kebebasan berekspresi manusia di muka bumi. telah memberikan kebebasan kepada setiap Pembukaan Deklarasi Hak Asasi orang untuk mengeluarkan ide-ide yang Manusia hanya menyatakan suatu pengakuan dianggap rasional dan mengenyampingkan atas martabat yang hakiki dan hak yang sama unsur-unsur ketuhanan yang dianggap tidak tanpa diskriminasi, tidak dapat dicabut oleh rasional. Kebebasan pers yang berlandaskan segenap umat manusia, sekaligus sebagai pada nilai-nilai individualis, liberalis dan landasan adanya kebebasan keadilan dan rasionalis ketika menghasilkan suatu karya perdamaian dunia.24 Nilai-nilai hak asasi yang tidak mengganggu kebebasan orang lain manusia yang bersifat individualis, liberalis, maka akan terlindungi oleh hak asasi manusia rasionalis dan kemudian dikukuhkan sebagai sekalipun karya tersebut mengandung bersifat universal ini pada tataran teoritis pelecehan terhadap agama, budaya dan hampir dapat diterima oleh semua falsafah orang lain. kelompok/Negara namun dalam tataran parktis Dalam kasus kerusuhan yang terjadi di terjadi perbedaan pandangan tentang nilai-nilai Perancis, nilai individualis, liberalis dan hak asasi manusia tersebut. Perbedaan rasionalis terbukti telah dijadikan tempat yang pandangan ini terjadi karena system hukum, aman bagi pihak majalah Charlie Hebdo untuk berlindung karena adanya justifikasi berbagai

23Op.Cit,Scott Davidson, hlm 36 asas yang menjamin kebebasan berekspresi 24 Point yang terakhir ini lahir sebagai ekses pasca PD II, dimana muncul keinginan kuat dari Negara-negara dan kebebasan pers. Pelecehan dan penghinaan jajahan untuk terbebas dari penjajahan. 155

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 atas tokoh agama tertentu yang sekaligus juga Kebebasan berekspresi tanpa rasa hormat penghinaan atas agama dan penganut- untuk keharmonisan ras dan agama merupakan penganutnya telah membangkitkan amarah tindakan tidak bermoral sehingga sama saja dari penganut agama tersebut. Ketika konflik dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia. tak terelakkan justru pihak yang dilecehkan Kebebasan pers seharusnya digunakan yang dipersalahkan karena melakukan untuk membangun kerukunan,kerjasama, penyerangan. toleransi antar pemeluk agama dan Kita semua berkeyakinan bahwa memperjuangkan penegakan nilai-nilai Hak kekerasan dan penyerangan secara fisik Asasi Manusia. Kebebasan Pers tidak dilarang oleh semua agama karena agama semestinya dipergunakan untuk memperolok- hanya mengajarkan kebaikan sehingga tidak olok, menyindir dan menghina orang lain atau boleh mendapat tempat di dalam Hak Asasi kelompok lain tanpa rasa bersalah. Ini adalah Manusia. Namun pelecehan dan penyerangan kebebasan pers yang tanpa batas bahkan dapat non fisik terhadap martabat agama tertentu dikatakan “beringas”. yang berpotensi menimbulkan konflik SARA Disinilah perlunya suatu perombakan tidak hanya dalam satu Negara tapi dapat terhadap Hak Asasi Manusia Universal karena meluas ke berbagai Negara maka sudah dunia tidak hanya barat (tempat kelahiran Hak semestinya hal ini juga tidak layak mendapat Asasi Manusia Universal), dunia penuh pembenaran dalam Hak Asasi Manusia. dengan komunitas yang berbeda baik dalam Nilai-nilai Individualis, liberalis dan sistem sosial, budaya dan agamanya. Dunia rasionalis dalam Hak Asasi Manusia bagian timur misalnya, orang memiliki Universal telah menimbulkan kerusakan dalam pandangan kolektif, interaksi dan saling kehidupan sosial dan menyebabkan memasuki satu sama lain bisa terjadi, tetapi kemerosotan spiritual karena pada dasarnya yang satu tidak menggusur yang lain.25 manusia memerlukan agama untuk Kebebasan dibatasi oleh penghormatan tidak menentramkan jiwanya sehingga dapat berfikir hanya pada individu semata tapi sekaligus positif dan melakukan hal-hal yang benar pada budaya, agama dan falsafahnya. karena diperintah oleh agamanya. Agama yang Kesadaran mengenai penghormatan ini sangat benar pasti tidak bertentangan dengan nilai- penting dilakukan agar tercipta suatu nilai kebenaran dan kemanusiaan oleh karena keharmonisan. itu penolakan terhadap adanya Tuhan dapat 25 Satjipto Rahardjo,2005, HAM Dalam menjadi sumber segala tindakan tidak Masyarakatnya,dalam Muladi, Hak Asasi Manusia; Hakekat,Konsep dan Implikasinya Dalam Perspektif bermoral dan kebobrokan masyarakat. Hukum dan Masyarakat, Bandung, Refika Aditama, hlm 220 156

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Nilai-nilai teologi pada masa sebelum merupakan pemberian langsung dari Tuhan abad pertengahan memang telah menghilang sehingga harus terberikan pada individu dari Hak Asasi Universal namun perlu kiranya bagaimanapun. Nilai-nilai keadilan dan Hak Asasi Manusia Universal mendasarkan kebebasan adalah nilai yang dominan kembali nilai-nilainya pada agama (teologi) disuarakan pada zaman ini. hal ini tidak dimaksudkan untuk memutar Kuatnya pengaruh gereja pada Zaman jarum kehidupan kembali ke abad pertengahan Pertengahan telah disalahgunakan oleh yang membuat masyarakat Eropa trauma, kaisar dengan melakukan kezaliman, namun semata-mata agar tercipta kedamaian penindasan dan keangkaramurkaan atas karena semua agama membawa pesan nama Tuhan. Hal ini membuat tokoh-tokoh kebaikan. Jika demikian maka manusia yang dan masyarakat pada saat itu mengiginkan beragama akan menaati perintah agamanya perubahan sifat dari teologis menjadi yaitu berbuat kebaikan. Manusia yang tidak rasionalis. Pecahnya revolusi setelah Zaman berbuat kebaikan maka dapat dikatakan tidak Pertengahan menjadi ekses dari lahirnya beragama dan ini akan menjadi penyebab nilai-nilai individualis dan liberalis termasuk kemerosotan spiritual, moral dan keambrukan nilai rasionalis yang sudah diakui di zaman toleransi. Renaissance. Zaman Renaissance diwarnai dengan revolusi-revolusi baik di Amerika, III. Penutup Inggris maupun Perancis yang menyuarakan Pelanggaran Hak Asasi Manusia tentang kebebasan individu dari campur diketahui telah ada sejak munculnya manusia tangan Negara oleh kaum Borjuis. Hal ini di muka bumi yakni peristiwa pembunuhan dilakukan agar Negara tidak membatasi oleh Qabil terhadap Habil yang merupakan keleluasaan bergerak kaum Borjuis yang cucu nabi Adam AS. Perjalanan Hak Asasi sedang menanjak waktu itu. Semangat Manusia melalui proses panjang yang penuh pembebasan individu yang didasari nilai pengorbanan. Nilai-nilai Hak Asasi Manusia individualis, liberalis dan rasionalis telah disuarakan sejak Zaman Yunani- kemudian memberi pengaruh besar bagi Romawi kuno, zaman penyebaran Islam oleh perkembangan Hak Asasi Manusia yang nabi Muhammad SAW, dan di Zaman kemudian disebut sebagai Hak Asasi Pertengahan. Tokoh-tokoh yang Manusia Universal. menyuarakan nilai-nilai Hak Asasi Manusia Dalam Hak Asasi Manusia Universal pada Zaman tersebut bersifat teologis yang kebebasan individu dilindungi sepanjang memandang bahwa Hak Asasi Manusia tidak mengganggu kebebasan individu lain,

157

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 namun pengertian kebebasan individu disini Semua orang tidak suka diperolok-olok, diartikan sebagai kebebasan individu semata disindir, dihina, disakiti, dizholimi dan hal- tanpa memandang hal-hal lain yang melekat hal buruk lainnya karenanya janganlah pada diri individu tersebut semisal nilai-nilai memperolok-olok, menyindir, menghina, agama, budaya, dan falsafahnya. Kasus menyakiti dan menzholimi serta melakukan majalah Charlie Hebdo yang selalu hal-hal buruk pada orang lain. Semua orang berlindung dibalik kebebasan berekspresi senang mendapat kehormatan, karena itulah sebagaimana dijamin dalam Hak Asasi hormatilah orang lain. Sudah saatnya Hak Manusia Universal memperlihatkan adanya Asasi Manusia Universal memiliki asas yang kemerosotan spiritual dan keambrukan menjamin tidak hanya kebebasan tapi juga toleransi. penghormatan untuk keharmonisan ras dan agama. Dalam kaitan dengan kebebasan Kelemahan-kelemahan dalam Hak berekspresi maka tepatlah apa yang Asasi Manusia Universal yang telah dikatakan Yacoob Ibrahim seorang menteri dikemukakan diatas perlu dilakukan komunikasi dan informasi Singapura bahwa perbaikan-perbaikan. Penting bagi Hak Asasi “tidak ada kebebasan berekspresi tanpa Manusia Universal untuk kembali mengacu batas…Hak untuk berbicara secara bebas dan pada nilai-nilai agama (teologis) karena sensitif harus datang bersama-sama…26 semua agama yang benar membawa pesan kebaikan bagi kemanusiaan sehinga manusia yang beragama akan berbuat kebaikan Daftar Pustaka sebagaimana pesan agamanya. Agama yang Davidson,Scott,1994,Hak Asasi Manusia, Jakarta, Graffiti bertentangan dengan kebaikan dan Hiariej,O.S Eddy, 2009, Asas Legalitas kemanusiaan pasti bukan agama yang benar Dalam Penemuan Hukum Pidana, Jakarta, Erlangga dan pasti akan ditolak oleh dunia. Kusumaatmadja,Mochtar, 2003, Pengantar Hukum Internasional, Bandung, PT Sudah saatnya Hak Asasi Manusia Alumni Universal melihat bahwa manusia secara Monib,Muhammad, 2011, Islam dan Hak Asasi Manusia Dalam Pandangan kodrati adalah mahluk sosial yang harus Nurcholish Madjid, Jakarta, PT hidup bersama. Dalam hidup bersama Gramedia penting adanya keharmonisan, kedamaian Rahardjo,Satjipto,2005, HAM Dalam dan ketentraman. Hal ini hanya bisa terwujud Masyarakatnya dalam Muladi, Hak Asasi Manusia; Hakekat,Konsep dan jika manusia mampu untuk saling Implikasinya Dalam Perspektif Hukum menghormati dan menghargai satu sama lain.

26 www.antaranews.com 158

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Dan Masyarakat, Bandung, Refika Aditama

Sjamsuar,Zumri Bestado, 2008, Studi Terhadap Hukuman Mati Dari

Pandangan Hak Asasi Manusia Dan Hukum Islam, Varia Bina Civika, Edisi 71 Tahun XXV, Pontianak,Fak.Hukum

UNTAN

Starke,J.G,2001, Pengantar Hukum

Internasional, Jilid I, Jakarta, Sinar Grafika

Tanya,Bernard,L, 2006, Teori Hukum;Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, Surabaya, CV

KITA

Website www.antaranews.com/berita

159

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

PERLUASAN YURISDIKSI NEGARA DALAM KEJAHATAN PEMBAJAKAN DI DALAM PESAWAT TERBANG BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL

Oleh :

M. Rafi Darajati ([email protected])

Abstrak

Pembajakan pesawat terbang merupakan bentuk kejahatan yang tergolong baru, motif yang melatar belakangi tindakan pembajakan tersebut pun beragam, mulai dari motif ekonomi sampai dengan politik. Masyarakat internasional memandang bahwa tindakan pembajakan tersebut dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional. Dalam rangka melawan kejahatan pembajakan pesawat terbang ini, masyarakat internasional membuat berbagai konvensi untuk melindungi kegiatan penerbangan internasional. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam konvensi tersebut, masyarakat internasional telah melakukan berbagai upaya pencegahan maupun upaya pemberantasan pembajakan pesawat terbang, seperti memperbolehkan suatu negara tertentu untuk melakukan perluasan yurisdiksi. Kata kunci : Pembajakan Pesawat, Tindakan Melawan Hukum, Yurisdiksi

Abstract

Airplane hijacking is a relatively new form of crime. The motive of hijacking were diverse, ranging from the economy to political motives. International community thinks that the hijacking may threaten international peace and security. In order to fight against the hijacking acts, the international community have been making various conventions to protect international flight activites. This research results show that in the conventions, the international community have been doing various prevention effort and effort to eliminate airplane hijacking, such as allowing a particular country to do extra jurisdiction. Keywords : Aircraft hijacking, Action Against Law, Jurisdiction

160

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

a) Penduduk yang tetap; I. Pendahuluan b) Wilayah yang pasti; Negara merupakan salah satu subjek c) Pemerintahan yang berdaulat; dan hukum internasional, para ahli telah bersepakat d) Kemampuan untuk mengadakan mengenai hal tersebut. Bahkan ada beberapa hubungan dengan negara-negara lain28. literatur tertentu yang mengatakan bahwa Pada tulisan ini penulis akan negara merupakan satu-satunya subjek hukum mengkhususkan pembahasan pada poin internasional, tapi pada dewasa ini negara wilayah yang pasti, alasan pengkhususan ini tidak dapat lagi dinyatakan sebagai subjek dikarenakan legalitas dari batas-batas wilayah tunggal dari subjek hukum internasional ini yang akan memberikan justifikasi penuh dikarenakan telah terjadi dinamika dan terhadap ada tidaknya kedaulatan dan/atau perubahan berarti bagi masyarakat yurisdiksi nasional suatu negara. Batas internasional. Subjek hukum internasional wilayah negara adalah batas-batas imajiner diartikan sebagai setiap pemegang, pemilik, pada permukaan bumi yang memisahkan atau pendukung hak dan pemikul kewajiban wilayah negara dengan negara lain yang terdiri berdasarkan atau menurut hukum. Subjek dari perbatasan darat, laut, dan udara. Wilayah hukum internasional tersebut mempunyai sebuah negara harus jelas batas-batasnya, baik kemampuan untuk mengadakan hubungan- di darat, laut, maupun udara yang ditetapkan hubungan hukum antara sesamanya. berdasarkan hukum nasional dan hukum Hubungan-hubungan hukum itulah yang internasional29. Penetapan batas wilayah dan selanjutnya melahirkan hak dan kewajiban yurisdiksi negara, khususnya batas wilayah bagi para pihak yang bersangkutan27. perairan merupakan hal yang sangat penting Menurut Konvensi Montevideo 1933 dan strategis, karena berkaitan dengan yang dilaksanakan di Montevideo, Uruguay pengaturan permasalahan kedaulatan yang diadakan oleh negara-negara yang (sovereignty), hak-hak berdaulat (sovereign tergabung dalam Organisation of American rights) dan yurisdiksi (jurisdiction) suatu States (Organisasi Negara-negara Amerika) negara terhadap zona-zona maritim mengenai hak dan kewajiban negara, sebagaimana diatur dalam United Nations kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai Convention on the Law of the Sea (UNCLOS subyek hukum internasional ada 4 (empat), 1982) atau yang lebih dikenal dengan yakni: 28 Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 (Convention on the Rights and Duties of States). 29 Nukila Evanti, 2004, Regulasi Tentang Batas 27I Wayan Parthiana, 2003, Pengantar Hukum Wilayah NKRI, Harian Suara Pembaruan, 13 Agustus Internasional, Mandar Maju, Bandung, hlm. 85. 2004, hlm. 2. 161

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Konvensi PBB mengenai Hukum Laut negara anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional 198230. Internasional (International Civil Aviation Dewasa ini dengan semakin pesatnya Organization, selanjutnya disebut ICAO) perkembangan zaman, maka mobilitas untuk penyelenggaraan penerbangan sipil pergerakan manusia tidak lagi antar wilayah di internasional. Sebenarnya sejak tahun 1902, dalam negerinya saja, tetapi sudah mulai Perancis sebagai perintis mengenai hukum sering beraktifitas sampai dengan ke luar udara internasional telah membahas negeri dengan alasan pekerjaan, wisata, kompetensi yurisdiksi terhadap tindak pidana kesehatan, ataupun pendidikan. Untuk pelanggaran maupun kejahatan yang terjadi mempermudah mobilisasi tersebut dalam pesawat terbang, serta tindakan- digunakanlah transportasi udara yakni dengan tindakan yang perlu diambil selama menggunakan pesawat terbang. Walaupun penerbangan berlangsung. penerbangan itu hanya memerlukan waktu Pembahasan tersebut diteruskan dalam yang relatif pendek untuk sampai ke tempat konferensi internasional yang membahas tujuan, hal ini tidaklah berarti bahwa dalam penerbangan internasional tahun 1910 yang atau selama penerbangan tidak terjadi dikenal dengan Konferensi Paris 1910. Dalam peristiwa apapun juga. Terjadinya peristiwa itu konferensi tersebut telah dikemukakan tetap harus diperhitungkan, meskipun harus berbagai aspek hukum oleh para ahli hukum diakui bahwa tindakan pencegahan sedini udara internasional maupun badan-badan mungkinlah yang menjadi langkah terbaik. internasional lainnya. Aspek-aspek hukum Maka untuk menjamin keselamatan tersebut antara lain mengenai kedaulatan di penumpang, awak pesawat terbang, pesawat udara, penggunaan pesawat terbang, terbang maupun barang-barang yang diangkut, pendaftaran pesawat terbang, sertifikasi awak maka penyelenggaraan penerbangan sipil pesawat terbang, sertifikasi pesawat terbang, tersebut diatur dalam berbagai konvensi transportasi bahan peledak, izin penerbangan, internasional. izin pendaratan, peralatan navigasi Dalam hukum udara internasional penerbangan, dan lain-lain31. publik terdapat Konvensi Chicago 1944 yang Khusus mengenai pembahasan tindak merupakan konstitusi penerbangan sipil pidana pelanggaran maupun kejahatan baru internasional. Konvensi tersebut dijadikan dimulai tahun 1950 yang kemudian disahkan acuan dalam pembuatan hukum nasional bagi dalam konferensi diplomatik di Tokyo tahun

30 Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, 31 K. Martono, 2007, Pengantar Hukum Udara 2003, Pengantar Hukum Internasional, Alumni, Nasional dan Internasional, Bagian Pertama, Raja Bandung, hlm. 162. Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 44. 162

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

1963 di bawah naungan ICAO yang diusulkan maskapai Lufhtansa, yakni sebanyak 3 (tiga) oleh delegasi Meksiko, dalam konsepnya kali33. mereka menggunakan prinsip yurisdiksi Pembajakan pada pesawat komersil negara pendaftar pesawat terbang dan prinsip lebih sering dilakukan karena adanya dampak yurisdiksi teritorial. Dalam konsep tersebut psikologis dan politiknya besar sekali karena diusulkan negara yang mempunyai yurisdiksi penumpang biasanya terdiri dari berbagai terhadap tindak pidana pelanggaran maupun bangsa dan negara.Berbagai macam cara kejahatan dalam pesawat terbang adalah dilakukan untuk menekan sedemikian rupa negara pendaftar pesawat terbang. tindak pidana pembajakan pesawat ini, baik Ada beberapa motif yang melatar oleh masing-masing negara maupun organisasi belakangi pembajakan pesawat terbang, seperti internasional. Oleh karena itu dibentuklah meminta tebusan, gangguan kejiwaan, maupun hukum-hukum untuk memberikan hukuman motif politik. Tindakan itu dilakukan untuk yang sangat berat bagi pelaku tindak pidana menimbulkan rasa takut yang sangat besar pembajakan pesawat seperti yang sudah terhadap seseorang tertentu atau kelompok penulis jabarkan sebelumnya. Peningkatan masyarakat umum32.Pembajakan pesawat lebih kerjasama dengan negara lain untuk mencegah sering terjadi pada pesawat komersil atau terorisme udara, dan bahkan pada negara- pesawat sipil dikarenakan pesawat komersil negara maju sudah diambil tindakan mampu membawa banyak penumpang. pencegahan seperti penghancuran organisasi Terlebih lagi beberapa keunggulan dari yang dicurigai sebagai pelaku dan otak pesawat itu sendiri, yaitu jangkauannya sangat terorisme udara. jauh, kecepatannya yang tinggi dan segala Dalam perkembangannya ditemukan jenis pelayanan barang, manusia bahkan juga permasalahan dalam penanganan tindak hewan dari satu negara ke negara lainnya pidana pembajakan pesawat tersebut, yaitu hak dalam waktu singkat, tercatat dari tahun 1968 dalam mengadili pelaku tindak pidana atau sampai dengan tahun 1985 tidak kurang dari yurisdiksi suatu negara dalam menangani 45 (empat puluh lima) pembajakan udara yang pembajakan pesawat, serta bagaimana upaya dilakukan oleh teroris, dan perusahaan konvensi-konvensi internasional dalam penerbangan yang paling sering dibajak adalah melindungi penerbangan sipil internasional dari ancaman pembajakan udara.

32 K. Martono, 1995, Hukum Udara, Angkutan 33 http://aviation-safety.net/database/, ASN Udara, dan Hukum Angkasa, Hukum Laut Aviation Safety Database, diakses pada 1 Juni 2014, Internasional, Mandar Maju, Jakarta, hlm. 160. pukul 10.37 WIB. 163

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

II. Analisa dan Pembahasan cukup kuat di bidang hukum internasional, dikarenakan masalah mengenai pembajakan Pengembangan teknologi yang udara tidak semudah yang dibayangkan. melahirkan sebuah pesawat terbang untuk Peningkatan frekuensi tindakan kejahatan yang menjadi sarana transportasi udara merupakan dilakukan di pesawat terbang mulai terasa pengembangan yang paling modern jika pada tempo tahun 1960-an sampai dengan dibandingkan dengan pengembangan sarana tahun 1970-an, ketika itu masyarakat transportasi lainnya. Ini terbukti bahwa baru di internasional sudah mulai untuk menaruh tahun 1903 Wright bersaudara untuk pertama perhatian untuk mencari berbagai usaha agar kalinya dalam sejarah dunia melakukan tindakan kejahatan tersebut dapat dicegah dan penerbangan udara34. Dampak positif semakin diberantas. Selain melakukan hal-hal teknis terasa pada masa Perang Dunia II, tentu jika untuk mencegah dengan salah satunya adalah pada masa perang akan ada dampak negatif pengembangan teknologi dan penemuan baru yang timbul dalam korelasinya penggunaan dalam bidang penerbangan, masyarakat pesawat terbang. internasional juga mengadakan berbagai Salah satu dampak negatif yang timbul konferensi-konferensi internasional untuk adalah terjadinya suatu peristiwa hukum yang membicarakan sekaligus merumuskan dapat mengancam keselamatan para berbagai konvensi mengenai kejahatan penumpang, harta benda yang ikut terangkut penerbangan ini35. dalam penerbangan tersebut, dan tentu Pada masa sebelum adanya konvensi keselamatan peswat udara itu sendiri. yang mengatur mengenai pembajakan pesawat Sebetulnya peristiwa hukum tersebut awalnya udara ini, banyak terdapat sejumlah putusan belum dipandang sebagai hal yang gawat oleh yang menunjukkan bahwa seringkali peraturan masyarakat internasional. Maka tidak heran perundang-undangan nasional tidak memadai jika negara di dunia pada saat itu belum untuk menghukum perbuatan-perbuatan mengatur tentang tindakan kejahatan ini dalam melawan hukum yang terjadi di pesawat udara. hukum nasional negaranya. Seperti contoh kasus Amerika Serikat vs. Seiring dengan terjadinya perbuatan Diego Cordova yang terjadi pada tahun 1950 melawan hukum yang dilakukan di dalam pada saat pesawat udara Amerika Serikat pesawat udara, baik yang bersifat perdata atau terbang di atas laut lepas dari San Juan Puerto pidana, telah menimbulkan perdebatan yang Rico ke New York. Selama penerbangan

34E. Saefullah Wiradipradja, 2014, Pengantar 35 I Wayan Parthiana, 2003, Hukum Pidana Hukum Udara dan Ruang Angkasa (Buku I Hukum Internasional dan Ekstradiksi, Yrama Widya, Bandung, Udara), Alumni, Bandung, hlm. 10. hlm. 55. 164

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 berlangsung di atas laut lepas, Diego Cordova masyarakat internasional berhubungan dengan terlibat dalam perkelahian dengan penumpang kejahatan penerbangan tersebut adalah: lain. Pada saat kejadian tersebut, awak pesawat 1. Konvensi Tokyo 1963, tentang Kejahatan- kejahatan dan Tindakan Tertentu Lainnya berusaha untuk melerai perkelahian, akan yang Dilakukan di dalam Pesawat Udara tetapi awak pesawat udara tersebut malahan (Convention on Offences and Certain Other Acts Commited on Board Aircraft). dipukul oleh Diego Cordova, sehingga kasus tersebut diajukan ke pengadilan Federal 2. Konvensi The Hague 1970, tentang Pemberantasan Penguasaan Pesawat Amerika Serikat. Selama proses pengadilan Udara Secara Melawan Hukum tersebut, Amerika Serikat merasa bahwa (Convention for the Suppression of Unlawful Seizure of Aircraft). mereka tidak memiliki yurisdiksi atas tindak 3. Konvensi Montreal 1971, tentang pidana tersebut karena menurut hukum Pemberantasan Tindakan-tindakan nasional Amerika Serikat tidak berlaku setiap Melawan Hukum yang Mengancam Keselamatan Penerbangan Sipil tindak pidana yang berlangsung selama di atas (Convention for the Suppression of laut lepas, kecuali apabila kejadian tersebut Unlawful Acts Against the Safety of Civil Aviation). terjadi di atas kapal laut, sehingga Diego

Cordova dibebaskan oleh Pengadilan Federal 4. Konvensi Beijing 2010, tentang Penindakan terhadap Perbuatan Amerika Serikat. Karena tidak ingin Melanggar Hukum yang Berhubungan kecolongan untuk yang kedua kalinya, maka dengan Penerbangan Sipil Internasional (Convention for the Suppression of Kongres Amerika Serikat mengubah undang- Unlawful Acts Relating to International undang yang dapat mengancam tindak pidana Civil Aviation). dalam pesawat udara yang sedang melakukan Tampak jelas perbedaan antara satu penerbangan di atas laut lepas berdasarkan dengan yang lainnya jika kita melihat dari extra-territorial jurisdiction principle36. nama masing-masing konvensi tersebut, Sehubungan dengan kasus tersebut, ini Konvensi Tokyo 1963 hanya berlaku untuk membuktikan betapa perlunya ada ketentuan kejahatan-kejahatan yang dilakukan di dalam internasional untuk dapat menyelesaikan pesawat udara, sedangkan pada Konvensi The permasalahan yang timbul sehubungan dengan Hague 1970 itu sendiri cakupannya wilayah tindakan melawan hukum yang dilakukan di yang lebih luas, konvesi ini ditujukan terhadap dalam pesawat terbang. tindakan yang dilakukan terhadap pesawat itu Adapun konvensi-konvensi sendiri, perbedaan ini terlihat pada penafsiran internasional yang telah dihasilkan oleh in flight yang akan penulis jabarkan di bawah ini. Sedangkan dalam Konvensi Montreal 1971 sasaran yang dituju adalah perlindungan 36 E. Saefullah Wiradipradja, Op.Cit, hlm. 244. 165

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 terhadap penerbangan sipil, oleh karenanya mendarat, atau seandainya pesawat udara penekanan dalam konvensi ini lebih kepada tersebut belum lepas landas (take off) maka tindakan-tindakan yang dilakukan di dan atau bisa saja negara setempat melalui pihak yang dari luar pesawat terbang. Lain halnya dengan berwajib memblokir landasan pacu agar Konvensi Beijing 2010, karena konvensi ini pesawat udara tidak dapat lepas landas (take diharapkan dapat mengakomodir mengenai off)37. jenis kejahatan yang terbaru baik dari segi Konvensi Tokyo 1963 mengatur tujuan, motif, maupun metode pembajakan wewenang negara anggota terhadap orang pesawat terbang ini. yang diturunkan atau diserahkan oleh kapten 1) Konvensi Tokyo 1963 (Convention on penerbang sebagaimana diatur dalam Chapter Offences and Certain Other Acts V Pasal 12 sampai dengan Pasal 15 Konvensi Commited on Board Aircraft) Tokyo 1963. Menurut Konvensi Tokyo 1963, negara anggota mempunyai kewajiban Upaya yang paling utama dalam mengizinkan kapten penerbang yang akan Konvensi Tokyo 1963 untuk melindungi menurunkan orang yang diduga penerbangan sipil dari ancaman pembajakan membahayakan keselamatan penumpang, pesawat terbang adalah dengan penetapan awak pesawat udara, pesawat udara, maupun yurisdiksi, yakni yursidiksi negara pendaftar barang-barang yang diangkut atau yang pesawat terbang, penetapan ini diharapkan melanggar ketertiban dan disiplin dalam agar tidak ada terjadi kekosongan hukum pesawat udara. Negara anggota tersebut juga mengenai kejadian pembajakan pesawat wajib menerima orang yang diserahkan oleh terbang. kapten penerbang yang diduga akan Upaya selanjutnya dalam melindungi melakukan pelanggaran hukum nasional. penerbangan sipil dari ancaman pembajakan Apabila negara tersebut yakin orang udara terlihat dalam Pasal 11, yaitu semua yang diturunkan tersebut melakukan negara anggota konvensi dapat mengambil penguasaan pesawat terbang secara melawan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk hukum atau orang tersebut melakukan menghambat pembajakan udara. Tindakan- perbuatan yang membahayakan keselamatan tindakan tersebut misalnya tidak memberi tahu penumpang, awak pesawat terbang, pesawat kepada pembajak mengenai informasi cuaca, terbang, maupun barang-barang yang tidak melayani komunikasi radio dengan diangkut, negara wajib menahan orang pesawat udara yang sedang dibajak, atau dapat pula mengirim pesawat tempur untuk 37 Pasal 11 Konvensi Tokyo 1963 (Convention on Offences and Certain Other Acts Commited on Board memaksa pesawat yang sedang dibajak untuk Aircraft). 166

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 tersebut. Penahanan orang harus berdasarkan Adapun upaya yang dilakukan oleh hukum nasional negara tersebut dan hanya Konvensi The Hague 1970 adalah memberikan diizinkan sepanjang diperlukan untuk proses dasar mengenai perjanjian ekstradisi kepada ekstradisi tertuduh. Namun demikian, negara peserta, sehingga apabila negara-negara sebagaimana dijelaskan di awal, negara yang peserta ada yang belum memiliki perjanjian menahan tertuduh mempunyai kewajiban ekstradisi bisa menjadikan Konvensi The untuk mengadakan penyidikan awal, memberi Hague 1970 sebagai dasar hukum39. bantuan kepada tertuduh untuk menghubungi Dalam Pasal 9 ayat (1) Konvensi The perwakilan negaranya, menghubungi negara- Hague 1970, telah diamanatkan mengenai negara yang berkaitan dengan pelanggaran kewajiban negara anggota konvensi dalam hukum nasional, menghubungi negara tempat menghadapi tindakan pembajakan udara. pesawat udara didaftarkan dan segera Menurut pasal tersebut jika terjadi suatu memutuskan apakah akan mengadili sendiri tindakan secara melawan hukum (unlawfully atau akan mengekstradisikan pelaku. acts) di dalam pesawat udara yang sedang Akan tetapi, menurut Pasal 14 ayat (1), dalam penerbangan (in flight) baik dengan cara apabila orang yang tercurigai tersebut ditahan kekerasan ataupun bentuk intimidasi yang dan ternyata orang yang tercurigai tersebut dapat membayakan keselamatan pesawat bukanlah warganegara dari negara penahan, udara, maka negara anggota wajib mengambil maka negara penahan tersebut dapat langkah-langkah tertentu untuk memberikan hak kepada orang yang tercurigai mengembalikan penguasaan pesawat udara untuk mengembalikannya ke negara tempat kepada kapten penerbang yang secara hukum orang yang tercurigai tersebut berasal ataupun memang berhak atas kemudi pesawat udara40. ke negara tempat dia memulai perjalanan, Selain itu juga, negara anggota dalam sebab bisa saja ditempat dia ditahan, dia akan menghadapi tindakan melawan hukum yang mengalami kesulitan bahasa, keuangan, dan dilakukan di dalam pesawat udara telah lain-lain38. diamanatkan oleh Pasal 9 ayat (2) untuk 2) Konvensi The Hague 1970 (Convention secepatnya memfasilitasi perjalanan para for the Suppression of Unlawful Seizure of penumpang dan awak pesawat udara pada Aircraft) penerbangan berikutnya dan mengembalikan

39 Pasal 8 Konvensi The Hague 1970 (Convention on The Supression of Unlawful Seizure of Aircraft). 38 Pasal 14 ayat (1) Konvensi Tokyo 1963 40 Pasal 9 ayat (1) Konvensi The Hague 1970 (Convention on Offences and Certain Other Acts (Convention for the Suppression of Unlawful Seizure of Committee on Board Aircraft). Aircraft). 167

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 pesawat udara beserta barang-barangnya flight (pesawat sedang melakukan kepada pemiliknya41. penerbangan) memperlihatkan upaya yang Mengenai yurisdiksi, konvensi ini dilakukan negara peserta konvensi untuk mengaturnya dalam Pasal 4 ayat (1), dalam meminimalisir atau bahkan untuk pasal tersebut ditegaskan bahwa negara-negara menghentikan tindakan pembajakan pesawat peserta konvensi mempunyai kewajiban untuk terbang. Perumusan pasal - pasal tersebut mengambil langkah-langkah yang perlu untuk diharapkan tidak ada satu tindakan yang dapat menetapkan yurisdiksinya atas tindakan membahayakan penerbangan dan keselamatan perbuatan melawan hukum terhadap pesawat pesawat serta penumpang yang dapat terhindar udara. Adapun Pasal 4 ayat (1) memberikan dari ketentuan konvensi yang berimplikasi kewenangan tersebut kepada negara seperti42: tidak akan lepas dari tuntutan pidana. 1. Negara tempat pesawat tersebut Pembahasan selanjutnya adalah didaftarkan mengenai yurisdiksi, rumusan mengenai

2. Negara tempat pesawat udara mendarat, yurisdiksi didalam konvensi ini ada di Pasal 5 dan pelaku tindak pidana tersebut ikut berada didalamnya ayat (1). Jelasnya rumusan didalam Pasal 5 ayat (1) tersebut adalah44: 3. Negara yang menjadi pusat bisnis atau tempat kedudukan tetap dari penyewa Each contracting shall take such measures pesawat udara tanpa awak as may be necessary to establish its

3) Konvensi Montreal 1971 (Convention for jurisdiction over the offences in the the Suppression of Unlawful Acts Against following cases: (a) when the offence is the Safety of Civil Aviation) committed in the territory of that state; (b)

Perluasan cakupan mengenai ruang when the offence is committed against or lingkup konvensi seperti yang telah on board an aircraft registered in that dirumuskan di dalam Pasal 1 mengenai state; (c) when the aircraft on board tindakan melawan hukum (unlawful act) serta which the alleged offender still on board; Pasal 2 (b) yang mengenalkan konsep in (d) when the offence is committed against service43yang merupakan perluasan dari in or on board an aircraft leased without crew to a leassee who has his principal

41 Pasal 9 ayat (2) Konvensi The Hague 1970 pleace of business or if the lessee has no (Convention for the Suppression of Unlawful Seizure of Aircraft). an aircraft is considered to be in service from the 42 Pasal 4 ayat (1) Konvensi The Hague 1970 beginning of the preflight preparation of the aircraft by (Convention for the Suppression of Unlawful Seizure of ground personnel or by the crew for a specific flight Aircraft). until twenty four hours after any landing. 43 Dalam Pasal 2 ayat (2) Konvensi Montreal 44 Pasal 5 ayat (1) Konvensi Montreal 1971 1971 (Convention for the Suppression of Unlawful Acts (Convention for the Suppression of Unlawful Acts Against the Safety of Civil Aviation), in service adalah Against the Safety of Civil Aviation). 168

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

such place of business, his permanent saja dijadikan tujuan terlarang oleh calon residence, in that state pelaku tindak pembajakan. Konvensi ini juga Bagi negara-negara peserta konvensi, dapat dijadikan sarana atau dasar untuk penjelasan di atas menunjukkan bahwa negara- meningkatkan kerjasama internasional dalam negara diberikan patokan-patokan untuk rangka memerangi tindakan pembajakan menentukan yurisdiksinya atas kejahatan pesawat terbang. penerbangan seperti dalam Pasal 1. Ketentuan yurisdiksi ini cukup realistik, karena terlihat III. Penutup bahwa negara yang memiliki kewenangan Dalam menyikapi permasalahan tersebut bisa secara efektif untuk menerapkan pembajakan pesawat terbang, bahwa dunia hukum nasionalnya atas pelaku kejahatan internasional telah berupaya untuk penerbangan45. meminimalisir terjadinya pembajakan pesawat 4) Konvensi Beijing 2010 (Convention for terbang. Upaya tersebut telah tertuang dalam the Suppression of Unlawful Acts Relating Konvensi Tokyo 1963 tentang pelanggaran- to International Civil Aviation) pelanggaran dan tindakan-tindakan tertentu lainnya yang dilakukan di dalam pesawat Kehadiran Konvensi Beijing 2010 ini terbang, Konvensi The Hague 1970 tentang menjawab suatu harapan dari masyarakat pemberantasan penguasaan pesawat terbang internasional untuk upaya pencegahan bahkan secara melawan hukum, Konvensi Montreal pemberantasan tindakan pembajakan pesawat 1971 tentang pemberantasan tindakan-tindakan terbang di zaman modern pasca tragedi WTC melawan hukum yang mengancam keamanan (World Trade Center). Muatan peraturan yang penerbangan sipil, serta Konvensi Beijing dirasa sudah cukup luas mengenai pelaku, 2010. objek yang dijadikan sasaran, serta pengaturan Adapun bentuk upaya yang terdapat yurisdiksi diharapkan dapat menghukum dalam konvensi di atas dengan cara pelaku kejahatan seberat-beratnya. menetapkan yurisdiksi apabila terjadi Upaya pencegahan juga cukup terasa di pembajakan pesawat terbang. Penetapan dalam konvensi ini, terlihat bahwa ada yurisdiksi ini dilakukan dalam rangka untuk kewajiban bagi negara peserta untuk mengisi kekosongan hukum apabila terjadi memastikan tidak ada bahan yang berbahaya tindakan pembajakan di dalam pesawat untuk dibawa ke pesawat terbang seperti terbang, memperluas cakupan mengenai senjata biologi, kima, maupun nuklir yang bisa tindakan kejahatan pembajakan pesawat terbang, serta melakukan upaya pencegahan 45 I Wayan Parthiana, Op. Cit, hlm. 64. 169

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 seperti memastikan tidak ada bahan yang Konvensi Beijing 2010 (Convention for the Suppression of Unlawful Acts Relating to berbahaya untuk dibawa ke pesawat terbang. InternationalFENOMENOLOGI Civil Aviation). SEBAGAI SATU PARADIG (Tela‟ah Pemikiran Edmund Husserl)

Daftar Pustaka Kusumaatmadja, Mochtar dan Etty R. Agoes, Oleh :

2003, Pengantar Hukum Internasional, Ricky Valdy Alumni, Bandung. ([email protected]

Martono, K, 1995, Hukum Udara, Angkutan Udara, dan Hukum Angkasa, Hukum Laut Abstrak Intenasional, Mandar Maju, Jakarta.

Sebagai salah satu tema yang banyak mendapatkan pe ______, 2007, Pengantar Hukum Udara adalah Fenomenologi. Fenomenologi adalah sebuah Nasional dan Internasional, Bagian Pertama, yang menawarkan fenomen-fenomen yang mempun Raja Grafindon Persada, Jakarta. manusia dengan realitas. Edmund Husserl, membe memandang realitas sosial atas pembacaan kritiknya Parthiana, I Wayan, 2003, Pengantar Hukum Comte yang merambah kajiannya pada ilmu sosial Internasional, Mandar Maju, Bandung. dari kajian ilmu-ilmu alam. Makalah ini adalah upaya untuk menela‟ah paradigma baru

______, 2003, Hukum Pidana Edmund Husserl di abad modern yaitu Fenomenologi Internasional dan Ekstradiksi, Yrama Widya, apa adanya. Bandung. Kata Kunsi: Phenomenology, Modern Philosophy

Wiradipradja, E. Saefullah, 2014, Pengantar Abstrak Hukum Ruang Udara dan Angkasa (Buku I Hukum Udara), Alumni, Bandung. As one of the many themes that get a lot of attention Phenomenolgy. As a new paradigm in moder phenomenon‟s that has connection between human and reality. Edmund Husserl, gives his paradigm in view of social reality as readin Evanty, Nukila. Regulasi Tentang Batas Positivism‟s which is the object of social science spread away of natural science. This Wilayah NKRI. Harian Suara Pembaruan, 13 paper is a way to discuss a new paradigm of Edmund Agustus 2004. phenomenology as a science that view the reality of wha Sumber Website Key Word: Phenomenology, Modern Philosophy

http://aviation-safety.net/database/, diakses pada tanggal 1 Juni 2014 pukul 10.37 WIB.

Peraturan – Peraturan

Konvensi Tokyo 1963 (Convention on Offences and Certain Other Acts Committed on Board Aircraft). Konvensi The Hague 1970 (Convention onThe Supression of Unlawful Seizure of Aircraft).

Konvensi Montreal 1971 (Convention on The Supression of Unlawful Acts Againts the Safety of Civil Aviation).

170

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

I. Pendahuluan Perkembagan ilmu pengetahuan tidak lepas dari paradigma yang menjadi dasarnya. Paradigma memberikan gambaran mengenai kerangka kerja ilmiah dalam meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, paradigma juga memberikan dasar untuk

171

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 menyeleksi problem-problem dan pola untuk Dari berbagai macam paradigma yang memecahkan problem-problem riset. Dengan ada, positivisme disebut sebagai sebuah alat begitu, paradigma menjadi sebuah kajian analisis terlama (tidak kurang dari 400 tahun) dimana anlisis dan kritik terhadap ilmu yang mencoba mengkaji masalah sosial pengetahuan terjadi. Begitu pentingnya peran dengan hukum-hukum alam. Paradigma yang paradigma, sehingga para ilmuwan selalu dipopulerkan oleh Auguste Comte ini berkerja dengan menggunakan paradigma meghantarkannya menjadi seorang bapak tertentu. Karena dengan paradigma tersebut, Sosiologi modern. Kecenderungannya dalam seorang ilmuwan mampu memecahkan ilmu alam, membuatnya ingin mencoba kesulitan yang dihadapinya dalam kerangka mengaplikasikan hukum-hukum alam yang ia kerja ilmiahnya, sehingga menimbulkan temukan dalam kajian ilmu sosial. Akan tetapi, sebuah perubahan mendasar dalam usahanya paradigma ini mendapatkan kritik tajam dari mengembangkan suatu ilmu pengetahuan. tokoh setelahnya, yaitu Husserl. Ia mengkritik Perkembangan ilmu pengetahuan dan positivisme Comte yang merambah medan kegiatan ilmiah tersebut pada akhirnya kajiannya pada ilmu-ilmu sosial yang objek memunculkan berbagai macam keyakinan kajiannya sangat jauh berbeda dari ilmu-ilmu dasar yang darinya melahirkan paradigma- alam. Dari sanalah ia menawarkan satu paradigma. Dimulai dengan Rasionalisme paradigma baru yang dikenal sebagai yang dicetuskan oleh Rene Descartes dengan fenomenologi. dictum “cogito ergo sum”, kemudian Dalam makalah singkat ini, akan Empirisme yang diprakarsai oleh Francis dipaparkan bagaimanakah kerangka dasar dari Bacon (1561-1626) atas ketidaksetujuannya konsep paradigma fenomenologi ini, kemudian terhadap Rasionalisme karena menjadikan dilanjutkan dengan penjelasan konsep pening rasio satu-satunya sumber pengetahuan. sebagai langkah dalam mengaplikasikan Empirisisme menegaskan bahwa pengalaman- paradigma tersebut terhadap ilmu sosial. lah sumber pengetahuan. Kemudian Immanuel Kant mencoba mendamaikan keduanya dengan II. Analisa dan Pembahasan Kritisismenya, dan kemudian disusul dengan Biografi Singkat Edmund Husserl positivisme Auguste Comte dan selanjutnya intuisionisme dimana Edmund Husserl sebagai Edmund Husserl (1859-1938) tokoh utamanya. Asumsi-asumsi dasar ini akan dilahirkan di kota kecil Prosznitz di daerah menjadi pondasi dalam paradigma-paradigma Moravia yang pada waktu itu merupakan yang digunakan oleh para ilmuwan. bagian dari wilayah kekaisaran Austria

172

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Hongaria, namun setelah akhir perang dunia matematika dengan judul disertasi Beitra gezur pertama 1918 sampai sekarang masuk ke Variationsrechnung pada tahun 1883. dalam wilayah Cekoslovakia. Pada awalnya, ia Wawasannya di bidang Pemikiaran belajar ilmu pasti di universitas di Leipzig, Fenomenologi Edmund Husserl matematika Berlin, dan Wina seperti matematika, fisika, ini diperluas setelah ia menjadi dosen. Namun astronomi, dan filsafat. Dalam beberapa demikian, hasil karyanya setelah waktu, ia sempat terkenal sebagai orang yang dipublikasikan justru banyak mendapat kritik. ahli dalam bidang matematika di Berlin. Karenanya, ia lalu melakukan kajian Namun keahliannya di bidang matematika ulang dan akhirnya ia menelorkan suatu karya tidak menghalanginya untuk terus menekuni Logische Untersuchungen, 1900-1901 bidang filsafat. Ia menekuni bidang filsafat di (Penelitian-penelitan tentang logika). Karya bawah arahan Brentano, dan akhirnya Husserl tersebut disusul dengan karya-karya sebagai seorang muridnya banyak dipengaruhi berikutnya seperti, Ideen zu einer reinen oleh Brentano46, yang mempunyai pengaruh Phanomenologie und phanomenologischen besar di Universitas Wina. Suatu tempat yang Philosophie 1913 (Scruton, 1995: 252), mempunyai peran memadukan pemikiran Formale und tranzendentale Logik 1929, skolastik dan empirisisme. Pola pikir Wina ini Erfahrung und Urteil 1930 (Berten, 1995: 95). telah mempengaruhi Husserl yang ditandai Pada akhir masa hidupnya, Husserl dengan adanya ajaran intensionalitas. menghadapi berbagai rintangan disebabkan Pengaruh itu juga diakui oleh Mary karena ia adalah keturunan Yahudi dan Warnoct dengan berpendapat bahwa: Husserl kemudian ia diberhentikan dari jabatannya as well known, referred to this program as the sebagai Dosen di Universitas Feiburg.47 origin of phenomenology : his conversion of Husserl dan Fenomenologi the scholastic concept of intentionality into a Husserl dikenal dengan filsuf descriptive root-concept of psychology fenomenologi. Istilah Fenomenologi itu sediri constitutes a great discovery (Huibers, berasal dari kata Inggris (phenomenon) dan 1986:11). Minatnya di bidang filsafat ini Yunani, phainomenon, yaitu apa yang tampak. diteguhkan dengan pengambilan jurusan Fenomen mempunyai pengertian suatu obyek doktornya dalam bidang filsafat, yaitu filsafat 47Semua bagian tentang biografi ringkasnya diambil dari David Woodruff Smith, Husserl, (USA: 46Budhy Munawar Rachman, Fenomenologi Routladge, 2007), p. 11-39. Lihat juga Barry Smith & Diri dan Konstruk Sosial Mengenal Kebudayaan David Woodruff Smith, Husserl’s Place in the iin the Edmund Husserl dan Jejak-jejaknya pada Maurice Hs in the Historyin the History of Philosophy dalam The Merleau-Ponty dan Peter Berger, dalam Jurnal Ilmu Cambridge Companion to Husserl, (Cambridge: Ushuluddin, Vol 1, No. 6, Juli, 2013, p. 493. Cambridge University Press, 1999), p. 1. 173

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 atau gejala yang tampak pada kesadaran kita gerak dan diam sebagai karakteristik umum secara indrawi48. Dalam arti sempit, yang menandai adanya setiap gejala. Ia juga fenomenologi adalah ilmu tentang gejala yang menyiratkan adanya perbedaan dengan Husserl menampakkan diri pada kesadaran kita. Dalam dalam mengartikan fenomena. Menurut Kant, arti luas, fenomenologi adalah ilmu tentang fenomena adalah bagian dari nomena. Logika fenomen-fenomen atau apa saja yang tampak. berpikir ini dipakai Kant untuk mengatasi Fenomenologi merupakan sebuah pendekatan kekacauan pemikiran yang filsafat yang memusatkan diri pada analisis mencampuradukkan antara obyek dari rasio terhadap gejala yang membanjiri kesadaran murni dan obyek dari rasio praktis. Kant manusia49. berpendapat, bahwa manusia hanya dapat Akan tetapi, sebagaimana telah mengenal fenomena-fenomena yang tampak, disebutkan di atas bahwa Husserl sebagai bukan noumena yaitu realitas di luar kesadaran seorang filsuf berkebangsaan Jerman, manusia.51 Adapun Hegel dalam pemikirannya pun sedikit-banyak terpengaruh Phenomenology of the Spirit menggunakanya oleh pemikir-pemikir lain sebelumnya di untuk merinci tahap-tahap yang meningkatkan Negara tersebut. Ini dapat dilihat bahwa istilah manusia Barat pada akal budi universal. serta perbincangan mengenai fenomenologi Walaupun demikian, fenomenologi sudah ada sebelum Husserl. Adalah J.H menjadi salah satu metode dalam kajian Lambert seorang tokoh filsafat berkebangsaan filsafat dan aliran epistemologi baru ada ketika Jerman disebut orang yang pertama kali berada di tangan Husserl.52 Lantas tugas utama menggunakan istilah ini dalam karyanya Neue fenomenologi menurut Husserl untuk menjalin Organon (Leipzig, 1764). Lambert memakai keterkaitan antara manusia dengan realitas. istilah fenomenologi untuk menyatakan teori Hal ini digunakan agar fenomenologi dapat penampakan fundamental terhadap semua melihat realitas apa adanya, dengan tidak pengetahuan empirik50. tercampur oleh asumsi-asumsi dan prasangka- Di sisi lain, Immanuel Kant prasangka manusia sebelum melihat realitas.53 menamakan bagian keempat dari karyanya dengan Metaphysical Principles of Natural

Science sabagai Phenomenology. Ia mengurai 51Mohammad Muslih dan Sujiat Zubaidi, Kritik Epistemologi & Model PembacaanKontemporer, (Yogyakarta: LESFI, 2013), p. 115. 48Loren Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. 52Lihat Donald M. Borchert (ed), Encyclopedia Gramedia, cet 5, 2005), p. 230-31 Of Philosophy...... , p. 279. 49Ibid, p. 232 53Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu Kajian 50Donald M. Borchert (ed), Encyclopedia Of atas Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori Philosophy, (USA, Thomson Gale, 2005), Vol. 7, p. Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Belukar, Cet 8, 2014), 278. p. 145. 174

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Lebih lanjut, guna mengetahui sachen selbt (kembalilah pada realitas itu pandangan Husserl mengenai fenomenologi sendiri) serta penerapannya dalam melihat ilmu-ilmu Epoche sendiri memiliki empat macam, sosial. Setidaknya kita harus mengetauhi dua yaitu (1) Method of historical bracketing; metode penting di dilamanya, pertama prinsip metode yang mengesampingkan aneka macam epoche dan eidict vision, kedua mengenai teori dan pandangan yang pernah kita terima konsep lebenswelt (dunia-kehidupan) dalam kehidupan sehari-hari, baik dari adat, Prinsip Epoche dan Eidict Vision agama maupun ilmu pengetahuan. (2) Method Metode epoche ini merupakan langkah of existensional bracketing, meninggalkan atau pertama untuk mencapai esensi fenomena abstain terhadap semua sikap keputusan atau dengan menunda putusan lebih dahulu. Baru sikap diam dan menunda, (3) Method of setelah itu menyaring fenomena-fenomena transcendental reduction; mengolah data yang yang ada, agar kita dapat sampai pada intisari kita sadari menjadi gejala yang transcendental dari fenomena tersebut, inilah yang Husserl dalam kesadaran murni, dan (4) Method of sebut eidict vision. Kata epoche sendiri berasal eidetic reduction; mencari esensi fakta, dari bahasa Yunani, yang berarti menunda semacam menjadikan fakta-fakta tentang keputusan atau mengosongkan diri dari realitas menjadi esensi atau intisari realitas itu. keyakinan tertentu. Ia juga dapat diartikan Menerapkan empat metode epoche, maka sebagai tanda kurung pada setiap keterangan seseorang akan sampai pada hakikat fenomena yang diperoleh dari setiap fenomena yang dari realitas yang diamati.55 tampil, dengan tidak memberikan putusan Setelah melakukan pengamatan apakah fenomena terebut salah atau benar langsung terhadap realitas secara bebas terlebih dahulu. Artinya, Husserl melalui (melihat realitas apa adanya), barulah metode epoche nya ingin menjadikan dilakukan penyaringan fenomena (realitas fenomena apa adanya bukan tercampur oleh yang tampak). Langkah kedua ini disebut juga asumsi-asumsi dan praduga-praduga yang eidetic vision-membuat ide, menggambarkan datang dari keyakinan-keyakinan tertentu idea atau dengan kata lain disebut juga sebaga ketika melihat realitas kehidupan.54 Dari “reduksi”, artinya menyaring fenomena- sinilah selanjutnya keluar ungkapan terkenal fenoma tadi hingga akhirnya sampai kepada dari seorang Husserl, yaitu zuruck zu den intisari fenomena tersebut. Di sini Husserl menawarkan tiga tahap reduksi sebagaima

54Anthony Kenny, A New History of Western 55Lihat Hasan Hadiwijono. Sari Sejarah Philosophy: Philosophy in the Modern World, Vol IV, Filsafat Barat 2, (Yohjakarta: Kanisius, 1993), Cet. Ke (Oxford: Oxford University Press, 2007) , p. 162 9. 175

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 dikutip oleh Rappar dalam bukunya. Pertama sebagainya. Reduksi ini harus menemukan adalah reduksi fenomenologis dengan cara kesadaran murni dengan menyisihkan melakukan penyaringan pengalaman pertama kesadaran empiris sehingga kesadaran diri yang terarah kepada eksistensi fenomena. sendiri tidak lagi berlandaskan pada Pengalaman yang bersifat indrawi tidak keterhubungan dengan fenomena lainnya58. dibuang begitu saja, tetapi ditangguhkan dalam proses penyaringan sehingga tersingkirlah Konsep Dunia-Kehidupan (Lebentswelt) semua bentuk-bentuk prasangka dan Dalam dunia-kehidupan oleh praanggapan.56 pengertian Husserl dapat dipahami kurang Yang kedua reduksi eiditis.57 Ini lebih, dunia sebagaimana manusia menghayati dilakukan untuk menemukan hakikat dalam spontanitasnya, sebagai basis tindakan fenomena yang tersembunyi. Pengamatan komunikasi antar subjek. Konsep ini sangat terhadap fenomena dilakukan secara teliti agar penting dalam kajian fenomenologi berkenaan supaya terungkap hakikat fenomena yang dengan kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial. sesungguhnya. Dalam proses ini, pengamat Konsep ini pula dapat menjadi dasar ilmu perlu mengarahkan diri kepada isi yang paling pengetahuan guna mengatasi problem yang mendasar dan segala sesuatu yang paling sedang dihadapi ilmu pengetahuan akibat hakiki. Langkah ini merupakan proses lebih pengaruh pola pikir positivistik. lanjut dari langkah yang pertama. Konsep lebentselt (dunia-kehidupan) Ketiga, reduksi trasendental adalah sejatinya memuat segala orientasi yang kita menyisihkan dan menyaring semua Hubungan andaikan begitu saja dan hayati pada tahap- antara fenomena-fenomena yang diamati tahap yang paling primer. Dunia kehidupan dengan lainnya. Misalnya saja fenomena yang adalah unsur sehari-hari yang membentuk diamati itu adalah diri kita sendiri. Kita harus kenyataan kita, unsur-unsur dunia sehari-hari menyadari bahwa diri kita sendiri senantiasa yang kita libati dan hadapi sebelum kita memiliki hubungan dengan yang lainnya, meneorikan atau mereflesikannya secara yang berada di luar kita sendiri. Hubungan filosofis. Dunia kehidupan memuat segala yang demikian membuat kita senantiasa orientasi yang kita andaikan begitu saja dan berada dalam situasi tertentu, seperti kita kita hayati pada tahap-tahap yang paling sedang makan, sedang menulis, mandi dan primer. Sayangnya, dunia kehidupan itu sudah dilupakan. Kita kerap memaknai kehidupan

56Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), p. 119. 57Lihat Mohammad Muslih dan Sujiat Zubaidi, 58Lihat Jan Hendrik Rapar, Pengantar Kritik Epistemologi...... , p. 128. Filsafat...... , p. 120. Juga ibid, p. 128. 176

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 tidak secara apa adanya, tetapi berdasarkan terhadap apa itu ilmu-ilmu alam dan apa itu teori-teori, refleksi filosofis tertentu, atau ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu alam adlah ilmu- berdasarkan penafsiran yang diwarnai oleh ilmu yang nomotetis, artinya penelitiannya kepentingan-kepentingan, situasi kehidupan, dilakukan guna mendapatkan atau dan kebiasaan-kebiasaan kita. Maka menghasilkan hukum-hukum dari objek fenomenologi menyerukan zuruck zu de kajiannya. Sedangkan ilmu-ilmu sosial adalah sachen selbt (kembali kepada benda-benda itu kebalikan dari ilmu alam. Ia bukan untuk sendiri), yaitu upaya untuk menemukan mendapatkan hukum-hukum melainkan kembali dunia kehidupan.59 finalnya adalah menggambarkan (idiografis) Dalam kehidupannya dengan ilmu atau juga melukiskan keunikan-keunikan yang sosial, memperbincangkan fenomenologi tidak terjadi pada objek realitas sosial yang ada. bisa ditinggalkan pembicaraan mengenai Dari sanalah selanjutnya pendekatannya konsep Lebenswelt (yang biasanya berbeda. Jika yang pertama dengan pendekatan diterjemahkan, “dunia-kehidupan”). Konsep Erklären (menjelaskan), sedangkan yang ini penting artinya, sebagai usaha memperluas kedua dengan Verstehen (memahami) konteks ilmu pengetahuan atau membuka jalur sebagimana diterangkan oleh Dilthey.61 metodologi baru bagi ilmu-ilmu sosial serta untuk menyelamatkan subjek pengetahuan. III. Penutup Edmun Husserl, dalam bukunya termasyhur, Metode Fenomenologi yang dibawa oleh The Crisis of European Science and Husserl secara tidak langsung merupakan Transcendental Phenomenology, menyatakan tanggapan atu kritik terhadap problem bahwa konsep dunia-kehidupan merupakan keilmuan modern yang dianggap problematik konsep yang dapat menjadi dasar bagi oleh sebab pengaruh besar paradigma (mengatasi) ilmu pengetahuan yang tengah positivisme Auguste Comte, dimana ia hanya mengalami krisis akibat ola pikir positivistik melihat apa yang tampak (positif) dan dan sainstistik itu. Katanya: ―dunia-kehidupan mengabaikan aspek lainnya. Ini diperparah adalah dasar makna yang dilupakan bagi ilmu ketika Comte masuk tidak hanya pada ranah pengetahuan”60 ilmu-ilmu alam, tetapi juga ilmu sosial yang Sebenarnya, kedua konsep dalam sudah dipastikan objek kajiannya jauh berbeda paradigma fenomenologi di atas menjadikan dari ilmu alam itu sendiri. Dari situ, sejauh ini adanya perbedaan antara pendekatan (metode) metode ini yang baik digunakan untuk menerengkan sesuatu-pada kajian sosial 59Lihat Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu...... , p. 148. 60Ibid, p. 148. 61Ibid, 149. 177

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 khususnya adalah metode fenomenologi. (United States of America, Thomson Gale, 2006) karena kita akan mendapatkan gambaran umum dan mendalam dari objek yang ingin Hadiwijono, Hasan, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yohjakarta: Kanisius, 1993) kita teliti atau ketahui berdasarkan Kenny, Anthony, A New History of Western penampakkan-penampakkan pada diri objek. Philosophy: Philosophy in the Modern Dan penampakkan-penampakkan yang World, Vol IV, (Oxford: Oxford University Press, 2007) dimaksudkan dalam metode fenomenologi merupakan penampakkan yang sama sekali Muslih, Mohammad, Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar Paradigma dan baru. Dalam arti tidak ada tirai yang Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan, menghalangi suatu realitas itu untuk (Yogyakarta: Belukar, Cet 8, 2014) menampakkan diri. Dan karena realitas yang Rachman, Budhy Munawar, Fenomenologi Diri dan Konstruk Sosial Mengenal muncul itulah maka kita berkesadaran. Kebudayaan Edmund Husserl dan Fenomenologi ini jua yang pada akhirnya Jejak-jejaknya pada Maurice Merleau- Ponty dan Peter Berger, dalam Jurnal menjadikan filsafat ilmu merambah dan Ilmu Ushuluddin, Vol 1, No. 6, Juli, teraplikasikan tidak hanya pada karakter 2013 ilmiah ilmu-ilmu alam tetapi juga dapat Rapar, Jan Hendrik, Pengantar Filsafat, diterapkan pada ranah sosial. (Yogyakarta: Kanisius, 1996) Selanjutnya, metode yang dibawa oleh Woodruff Smith, Barry Smith & David, Husserl’s Place in the iin the Hs in the Husserl ini menjadikan dua pendekatan, yaitu Historyin the History of Philosophy Prinsip Epoche dan Eidict Vision dan Konsep dalam The Cambridge Companion to Husserl, (Cambridge: Cambridge Dunia Kehidupan (Lebentswelt). Keduanya ini University Press, 1999), sebagai jalan untuk dapat memahami apa Zubaidi, Mohammad Muslih dan Sujiat, Kritik sebenarnya yang terjadi pada realitas secara Epistemologi & Model PembacaanKontemporer, (Yogyakarta: apa adanya. Oleh karena objeknya yang LESFI, 2013), berbeda dari ilmu alam, ia tidak bisa menghukumi hasil kajian dan hanya pada tataran menerangkan keunikan-keunikan realitas objeknya saja.

Daftara Pustaka

Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, (PT Gramedia,

Jakarta, 2005), cetakan keempat

Donald M, Borchert, Encyclopedia of Philosophy, second edition (volume 7), 178

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

PERAN UNDP DAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN GLOBAL

Oleh : Adityo Darmawan Sudagung ([email protected])

Abstrak Kemiskinan global telah menjadi salah satu isu baru dalam ilmu hubungan internasional, khususnya dalam kajian keamanan. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan kemiskinan global dilakukan dengan mengadakan kampanye melalui pertandingan sepakbola Match Against Poverty. Kegiatan ini diprakarsai oleh UNDP melalui UNDP Goodwill Ambassador. Peran serta individu dalam menyelesaikan masalah global terlihat dalam upaya tersebut. Analisis peran individu ini dikaji dengan pendekatan cosmopolitanism. Pada penelitian ini ditemukan bahwa individu dan sepakbola dapat berperan dalam mendukung penyelesaian masalah kemiskinan global. Kepedulian masyarakat dunia terhadap masalah di belahan dunia yang lain menjadi salah satu pendorong individu dapat berperan dalam dunia internasional. Kata Kunci: kemiskinan global, individu, sepakbola, UNDP Goodwill Ambassador, cosmopolitanism

Abstract Global poverty had became one of the issues in international relations, especially in security study. One of solutions to overcome global poverty was by doing campaign through soccer match entitled “Match Against Poverty”. This campaign was iniated by UNDP and their Goodwill Ambassador. The role of individual in handling global issues seen through that action. Those role was analysed with cosmopolitanism approach. In this research, we found that individual and soccer made an impact to support the global poverty problem solving. The attention of world society to the problems in other parts of the world became one of the factor for individual to take part in international relations. Key words: global poverty, individual, soccer, UNDP Goodwill Ambassador, cosmopolitanism

I. Pendahuluan Kemiskinan di seluruh dunia merupakan suatu isu global karena menjadi

hirauan yang dibahas bersama oleh para elit

179

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 politik. Isu ini dibahas di Persatuan Bangsa- “Halve, between 1990 and 2015, the Bangsa. Kemiskinan merupakan salah satu isu proportion of people whose income is less than yang penting dalam masalah pembangunan $1 a day” (menurunkan setengah proporsi internasional. Pada garis kemiskinan $1.25 masyarakat yang memiliki pendapatan di per hari, terdapat setidaknya 1.4 miliar orang bawah 1 dolar per hari). MDGs sendiri yang hidup pada dan di bawah garis memiliki target pemenuhan poin-poin yang kemiskinan ini.62Namun, menurut data dari harus dicapai oleh seluruh negara pada tahun World Bank Development Indicator tahun 2015. Sampai dengan tahun 2013, poin 1A ini 2008, setengah dari populasi dunia (sekitar 3 telah berhasil dicapai akan tetapi 1,2 miliar miliar orang) hidup dengan pendapatan $2,5 orang masih hidup dalam kemiskinan luar per hari.63 PBB di dalam The Millenium biasa.66 Ditambah lagi dengan data bahwa: Development Goals Report 2013 menyebutkan 1. lebih sedikit 700 juta bahwa satu dari delapan orang tidur dalam orang hidup dalam kelaparan luar biasa di keadaan lapar.64 Tingkat kemiskinan ini tahun 2010 dibandingkan menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan tahun 1990, ancaman bersama bagi kelangsungan 2. krisis ekonomi dan finansial melebarkan gap kehidupan umat manusia. pekerjaan global menjadi PBB melalui badan yang bernama 67 juta orang, United Nations Development Programme 3. sekitar satu dari enam anak di bawah 5 tahun (UNDP) mengadakan suatu inisiatif untuk memiliki berat badan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk tidak ideal bahkan satu membuat suatu kerangka kerja yang bernama dari empat anak kritis, dan

Millenium Development Goals (MDGs). Salah 4. diperkirakan 7 persen anak di bawah umur lima satu poin dari MDGs ini adalah “eraditing tahun mengalami extreme hunger and poverty” (memberantas malnutrisi dan seperempat kelaparan dan kemiskinan luar biasa).65 Secara anak-anak ini hidup di Sub-Sahara Afrika.67 spesifik target MDGs pada poin 1.A adalah

Melihat kondisi terkini yang dihadapi

62 Anup Shah. 2011.Poverty Around The World, dalam oleh masyarakat dunia dalam menanggulangi http://www.globalissues.org/article/4/poverty-around- the-world diakses pada tanggal 23 Maret 2014. kemiskinan global, UNDP kemudian 63 Anup Shah. 2013.Poverty Facts and Stats, dalam http://www.globalissues.org/article/26/poverty-facts- 66 Ibid. andstats, diakses pada tanggal 23 Maret 2014. 67UNDP.Eradicate Extreme Hunger and Poverty, dalam 64 United Nations. 2013.The Millenium Development http://www.undp.org/content/undp/en/home/mdgovervie Goals Report 2013. New York: United Nations.Hlm 6. w/mdg_goals/mdg1/ diakses pada tanggal 21 Maret 65 Ibid. 2014. 180

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 berinovasi untuk mencari cara-cara lain dalam MDGs, membuat kerjasama baru dalam meningkatkan upaya pemberantasan ancaman mendukung pencapaian target MDGs, dan kemiskinan global. Salah satu yang mengalirkan sumber daya yang dapat diupayakan oleh UNDP untuk digunakan dalam mendukung proyek yang mempromosikan upaya penanggulangan berdampak langsung pada penganggulangan kemiskinan di seluruh dunia adalah kemiskinan.71 Sebelum tahun 2013, membentuk UNDP Goodwill Ambassadors. pertandingan ini telah berlangsung sembilan UNDP Goodwill Ambassadors adalah tokoh- kali, yaitu: tokoh yang berpengaruh di bidangnya, baik 1. (Desember 2003), lewat bakat maupun prestasi yang pernah 2. (Desember 2004), 3. Dusseldorf (Desember 2005), diperolehnya.68Para tokoh-tokoh ini memiliki 4. (Maret 2007), pamor tersendiri dan sangat terkenal di banyak 5. Malaga (Nopember 2007), negara.69 6. Fez, Morocco (Nopember 2008), 7. (Januari 2010), Dalam hal ini UNDP Goodwill 8. (Desember 2010), dan Ambassadorsdi bidang sepakbola yang dipilih 9. (Desember 2011).72 oleh penulis. Satu hal yang menjadi benang Studi hubungan internasional pada merah tokoh-tokoh ini dengan UNDP adalah perkembangannya tidak lagi hanya membahas mereka sangat peduli terhadap kemiskinan isu-isu militer atau hard politic. Tapi, sudah global dan berkomitmen menciptakan dunia berkembang meluas membahas isu-isu yang yang lebih baik bagi semua orang.70 Salah satu bersifat low politics. Isu kemiskinan yang langkah nyata dari kegiatan UNDP Goodwill penulis jelaskan sebelumnya juga termasuk Ambassador adalah mengadakan pertandingan dalam perluasan kajian ilmu hubungan amal bernama ―Match Against Poverty‖. internasional. Bahkan sepakbola sudah mulai Pertandingan amal ini pertama kali dimasukkan dalam kajian ilmu hubungan diadakan atas usul Ronaldo da Lima (legenda internasional. Sepakbola dapat dilihat dari sepakbola Brazil) dan Zinadine Zidane keseluruhan permainan dan sistemnya, (legenda sepakbola Perancis) pada tahun 2003 maupun melalui individu-individu pemain di Basel. Tujuan penyelenggaraan Match sepakbolanya. Hal ini sejalan dengan Against Poverty adalah mempromosikan

68 UNDP.Goodwill Ambassadors, dalam 71 UEFA. 2012.Clubs invited to host Match Against http://www.undp.org/content/undp/en/home/ourwork/go Poverty, dalam odwillambassadors.html diakses pada tanggal 24 Maret http://www.uefa.org/social- 2014. responsibility/news/newsid=1795607.html diakses pada 69 Ibid. tanggal 24 Maret 2014. 70 Ibid. 72 Ibid. 181

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 perkembangan ilmu hubungan internasional tiga buah konsep, yaitu konsep yang tidak lagi melihat negara sebagai satu- cosmopolitanism yang digabungkan dengan satunya aktor, tapi sudah membuka konsep sepakbola dalam hubungan kesempatan organisasi internasional, internasional dan konsep individu dalam perusahaan transnasional, lembasa swadaya hubungan internasional. Hubungan antar masyarakat internasional, bahkan individu konsep dapat dijelaskan dengan berperan dalam hubungan internasional. menghubungkan juga dengan objek kajian, Perkembangan isu dan aktor tersebut juga yaitu UNDP Goodwill Ambassador dan Match didukung dengan perkembangan konsep dalam Against Poverty. ilmu hubungan internasional, salah satunya Konsep cosmopolitanism menurut adalah konsep cosmopolitanism. Steve Smith dan Patricia Owens sebagai cara Cosmopolitanism sendiri menjelaskan cara pandang yang memfokuskan teori normatif pandang yang memfokuskan teori normatif politik dunia harus berkonsentrasi pada politik dunia harus berkonsentrasi pada kemanusiaan secara keseluruhan atau individu. kemanusiaan secara keseluruhan atau Cosmopolitanism juga dijelaskan oleh Stan individu.73 Van Hooft dan Wim Vandekerckhove dalam Pembahasan fokus kajian akan ―Questioning Cosmopolitanism‖ sebagai suatu menggunakan konsep cosmopolitanism yang upaya mengakomodir program bantuan yang digabungkan dengan konsep sepakbola dalam lebih baik dan luas, lebih terbuka, peduli hubungan internasional dan konsep individu terhadap pelanggaran hak asasi manusia di dalam hubungan internasional. Sehingga pada mana saja dan memberikan respon terhadap tulisan ini penulis akan memfokuskan kajian isu tersebut.74 Dari dua penjelasan tersebut pada peran UNDP Goodwill Ambassador setidaknya terdapat tiga ciri-ciri dari melalui Match Against Poverty dalam cosmopolitanism, yaitu berfokus pada pengentasan kemiskinan global. kemanusiaan secara keseluruhan maupun individu, cenderung mengakomodir program II. Analisa dan Pembahasan bantuan yang lebih baik dan luas, dan hirau Dalam melakukan analisis dalam terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan tulisan ini, penulis telah menjanjikan pada respon terhadap hal tersebut. Konsep ini akan bagian sebelumnya bahwa akan menggunakan membantu penulis dalam mengembangkan analisis mengenai UNDP Goodwill 73 Steve Smith dan Patricia Owens. 2005. “Alternative Approaches to International Theory”, dalam The Globalization of World Politics: An Introduction to 74 Stan Van Hooft dan Wim Vandekerckhove. international relations (3rd ed). John Baylis dan Steve 2010.Questioning Cosmopolitanism, London: Springer Smith. Oxford: Oxford University Press.Hlm. 279. Dordrecht Heidelberg.Hlm. 13. 182

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Ambassador dan Match Against Poverty orang di dunia.78 Pada tahun 2007 terdapat sebagai upaya untuk mengatasi ancaman sekitar 265 juta pemain sepakbola di seluruh keamanan global, yaitu kemiskinan. dunia dan sekitar 270 juta orang yang terlibat Individu dalam hubungan internasional di dalamnya termasuk wasit dan official, ini menurut Mingst dapat dikategorikan ke dalam berarti empat persen dari total populasi dunia beberapa jenis, salah satunya adalah private terlibat langsung dalam sepakbola.79 Selain individuals. Private individuals dapat bersifat universal, sepakbola juga bisa memainkan peran yang penting, mereka dapat menyebabkan perang dan damai, contohnya melakukan aksi independen dalam hubungan adalah kasus penyatuan tim sepakbola junior internasional.75 Selain melakukan aksi Korea Utara dan Selatan pada Piala Dunia independen, private individuals juga dapat Junior tahun 1991, lolosnya Timnas Pantai berperan dalam second track diplomacy, Gading ke Piala Dunia 2010 yang meredam mereka dibawa untuk membantu perang sipil di Pantai Gading, penyatuan menyelesaikan masalah-masalah dan rakyat Irak saat timnasnya menjuarai Piala diharapkan keberadaan mereka dapat Asia 200780, dan pemberian sanksi terhadap mempengaruhi opini publik.76 Individu juga Yugoslavia pada Piala Eropa 199281. dapat memberikan pengaruh dalam hubungan Pemain sepak bola juga bisa berperan internasional.77 Konsep ini akan penulis dalam menciptakan perdamaian dan gunakan dalam menjelaskan peran UNDP menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan, Goodwill Ambassador sebagai sekumpulan beberapa contohnya di antaranya adalah individu-individu yang mengupayakan George Weah, Drogba, C. Ronaldo, Zidane, pengentasan kemiskinan global. Sepakbola dapat digunakan dalam 78 Abdi Kurniawan. 2012.Pemanfaat Sepakbola Sebagai Alat Diplomasi Australia di Asia Melalui Bergabungnya menjelaskan studi hubungan internasional Australia dengan Asian Football Confederation (AFC) 2006. Jatinangor:UNPAD.Hlm. 2. dikarenakan sifatnya yang universal. 79 Ibid. Hlm. 2-3. 80 Penggunaan sepakbola sebagai alat diplomasi “Irak pada Piala Asia 2007 sedang berada pada periode kegelapan negara mereka. Skuat Irak yang saat dewasa ini tidak bisa dilepaskan dari itu terdiri dari golongan Sunni, Syi'ah dan Kurdi, mengalahkan Arab Saudi 1-0 pada partai final yang perkembangan fenomena sepakbola berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Gabungan dari tiga sekte yang selalu terlibat dalam dikarenakan sepakbola merupakan cabang konflik sektarian di Irak dalam dua dekade terakhir olahraga yang paling digemari oleh setiap ternyata hanya bisa bersatu lewat sepak bola.” Tulisan ini dapat dibaca lebih lanjut pada http://www.tribunnews.com/superball/2013/07/10/irak- 75 Karen A. Mingst. 2004.Essentials of International ingin-mengulang-keajaiban-jakarta. rd Relations (3 ed). New York: W.W. 81 Yugoslavia mendapatkan sanksi dari PBB dan Norton&Company.Hlm. 147. akhirnya berpengaruh pada sanksi yang diberikan UEFA 76 Ibid. Hlm. 149. (organisasi sepakbola penyelenggara Piala Eropa) 77 Ibid. Hlm. 150. dengan mencabut ijin keikutsertaan Yugoslavia. 183

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Ronaldo, dan Messi.82 Sepakbola dalam kasus pandang peran individu dalam hubungan ini menjadi media mencapai masyarakat internasional dan cosmopolitanism dan miskin di dunia. Petra Lantz, direktur kantor menjelaskan Match Against Poverty dari sudut perwakilan UNDP di Jenewa, menyebutkan pandang sepakbola dalam hubungan "If you want to reach these kids who are no internasional dan konsep cosmopolitanism. longer in school, sport is an excellent Goodwill Ambassadors yang dimaksud dalam activity. Football is a sport that is accessible even for those who are poor.“83 tulisan ini adalah , , Hubungan antar ketiga konsep dan Ronaldo, dan . kegunaannya untuk analisis dalam tulisan ini Iker Casillas merupakan kiper akan dijelaskan dalam bagan kerangka analisis sekaligus kapten tim nasional Spanyol dan berikut ini. Real Madrid. Dia dikenal dengan beragam prestasi yang ditorehkan, diantaranya di level negara menjuarai Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia pada tahun 2010 yang dilengkapi dengan gelar Kiper Terbaik Piala Dunia 2010.84 Ia bergabung dengan UNDP pada tanggal 24 Januari 2011 dan memfokuskan perannya terkait dengan anak

Gambar 1 – Kerangka Analisis muda di negara berkembang, mempromosikan Goodwill Ambassadors Danmatch Against pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan Poverty Dalam Pengentasan Kemiskinan kesehatan.85 Menurut Casillas, Global ―UNDP works with people and their governments around the world to end Pembahasan dalam tulisan ini akan poverty with solutions that will last, … dibagi ke dalam dua bagian, yaitu menjelaskan Only with that kind of team approach can we win the battle against poverty, and I UNDP Goodwill Ambassadors dari sudut am proud to add my personal commitment 86 to this work.‖

82 George Weah merupakan duta perdamaian di Liberia, Pernyataan ini menunjukkan bahwa Drogba merupakan anggota Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (Truth and Reconciliation Commission) di melalui peran individu-individu yang bergerak Pantai Gading, C. Ronaldo yang pada tsunami Aceh mengunjungi Indonesia dan menjadi orang tua asuh bagi bersama UNDP dan pemerintah negara-negara Martinus, Zidane dan Ronaldo lewat kegiatannya di UNDP Goodwill Ambassador, dan Messi yang pernah 84 menjadi duta UNICEF. UNDP.Iker Casillas, dalam 83 Tom McGowan. 2014.Can football change the world http://www.undp.org/content/undp/en/home/ourwork/go in its fight against poverty?, dalam odwillambassadors/iker_casillas/ diakses pada tanggal http://worldsport.blogs.cnn.com/2014/03/05/can- 22 Maret 2014. 85 football-change-the-world-in-its-fight-against-poverty/ Ibid. diakses pada tanggal 20 Maret 2014. 86 Ibid. 184

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 dapat memberikan dampak yang signifikan Chelsea.90 Berbagai prestasinya di bidang terhadap masalah kemiskinan. Secara lebih olahraga sepakbola menjadikannya salah satu spesifik, upaya yang telah dilakukan oleh tokoh yang terkenal di dunia. Drogba menjadi Casillas selaku individu dalam masalah Goodwill Ambassador sejak 24 Januari 2007 kemiskinan global adalah: dan aktif mengkampanyekan kesadaran 1. memberikan dukungan pada korbang terhadap tantangan bagi Afrika dan dukungan gempa bumi dan tsunami di Jepang, terhadap MDGs.91 2. membuat video tentang isu pemuda dan Beberapa upaya yang dilakukan oleh ketidakadilan di wilayah Amerika latin, 3. berpartisipasi dalam program ―Lend Your Drogba dalam mengkampanyekan pengentasan Leg‖, dan mempromosikan kegiatan kemiskinan, di antaranya adalah: UNDP lainnya melalui halaman facebook- 1. berkolaborasi dengan beberapa yayasan nya.87 dan organisasi yang mendukung

Dari sudut pandang cosmopolitanism, pengentasan kemiskinan, 2. melakukan kampanye pemilu upaya tersebut merupakan bagian dari demokratis dan transparan yang penyebaran nilai kemanusiaan serta menurutnya mampu mengangkat mengupayakan dukungan yang lebih besar kemiskinan dari negara-negara miskin di dunia, terhadap upaya pemberantasan kemiskinan. 3. meluncurkan program TV “Kick Out Hal itu juga dikuatkan dengan pernyataannya Poverty‖ bersama Zinedine Zidane yang mengajak seluruh dunia untuk ikut yang mengajak masyarakat untuk beraksi dalam meningkatkan standar bergabung dengan tim untuk menghilangkan kemiskinan, kehidupan orang-orang miskin, yaitu 4. menjadi model bagi iklan pengentasan ―Bringing attention to the poor conditions kemiskinan di Afrika menjelang Piala people are enduring around the world is Dunia 2010, dan essential to motivate action on the world’s 5. bergabung dengan Ronaldo dan Zidane pledges to improve their lives.‖88 pada Match Against Poverty edisi ke-9 Selain Iker Casillas, Didier Drogba di Hamburg.92 juga merupakan salah satu dari pemain sepakbola terkenal di dunia. Ia adalah kapten Pengaruh Drogba di Pantai Gading tim nasional sekaligus pencetak gol terbanyak maupun Afrika merupakan modal berharga sepanjang masa Pantai Gading.89 Di level klub, bagaimana ia berperan dalam hubungan dia merupakan pemain terbaik menurut fans internasional di kawasan Afrika dan di dunia. Kredibilitasnya sebagai individu yang 87 Ibid. 88 Ibid. 89UNDP.Didier Drogba, dalam 90 http://www.undp.org/content/undp/en/home/ourwork/go Ibid. 91 odwillambassadors/didier_drogba/ diakses pada tanggal Ibid. 22 Maret 2014. 92 Ibid. 185

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 terpandang menjadi nilai yang lebih dari sosok sejarah Piala Dunia.95 Seluruh dunia mengakui Drogba. Keberadaannya dalam beberapa kredibilitas dan prestasi Ronaldo di lapangan kegiatan yang disebutkan sebelumnya mampu hijau. Sehingga tidak sedikit anak-anak muda menarik minat penggemar sepakbola di dunia yang masih mengidolakan Ronaldo. untuk ikut dalam upaya pengentasan Alasan keberpihakan Ronaldo pada isu kemiskinan. Ajakan lewat kampanye maupun kemiskinan adalah karena latar belakang yang program TV dapat dilihat sebagai upaya dibesarkan dari keluarga miskin.96 Salah satu Drogba menjadi agen diplomasi bagi UNDP alasan Ronaldo untuk aktif dalam yang memang hirau akan isu kemiskinan memberantas kemiskinan adalah global. Hal ini sejalan dengan pemikiran pernyataannya berikut ini, cosmopolitanism yang menempatkan isu "When I was a child I vowed that one day I would become rich so that I could help my kemanusiaan bersama seluruh manusia family."97 menjadi hirauan bagi semua masyarakat dunia. Ronaldo juga menyatakan pernyataan Keberadaan Drogba sebagai tokoh terkenal yang menunjukkan upayanya menyatukan mampu mengajak masyarakat untuk ikut dunia dalam mengatasi masalah-masalah bersama dalam upaya pengentasan kemiskinan, yaitu kemiskinan. Kepeduliaan Drogba pada "In football I learned that with motivation and masalah bersama tersebut terlihat dari determination I could achieve my dreams – pernyataan berikut, even if they seemed impossible at times. If the whole world unites against poverty and ―UNDP works around the world making a hunger, we can beat it and become positive difference in people’s lives, and I am champions,"98 proud to add my personal commitment to its

93 work.‖ Pernyataan ini sesuai dengan konsep

Ronaldo merupakan legenda hidup cosmopolitanism yang menunjukkan bahwa Brazil. Memiliki banyak prestasi individu upaya yang dilakukan oleh Ronaldo sebagai maupun tim, Ronaldo merupakan penggagas individu berusaha memberikan pengaruh diadakannya kegiatan Match Against Poverty. kepada masyarakat dunia untuk bersama-sama Ronaldo menjuarai Piala Dunia 1994 dan 2002 memberantas kemiskinan. Ajakan lain dari bersama Brazil.94 Sejak 2006, Ronaldo Ronaldo seperti yang diutarakannya adalah: merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang

93 Ibid. 95 94 UNDP.Ronaldo, dalam Ibid. 96 http://www.undp.org/content/undp/en/home/ourwork/go Ibid. 97 odwillambassadors/ronaldo/ diakses pada tanggal 22 Ibid. Maret 2014. 98 Ibid. 186

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

―No one should be doomed to a life of poverty, membantu negara-negara mengurangi whether by birth or as a consequence of kemiskinan dan mencapai MDGs.103 war."99 Sebagai individu Zidane berperan Adapun peran Ronaldo sebagai dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui individu dalam pengentasan kemiskinan global beberapa hal, yaitu: adalah menjadi penggagas Match Against 1. berkolaborasi dengan Didier Drogba Poverty yang menyiratkan pesan ―Let’s all mengajak masyarakat dunia bergabung team up to end poverty.‖100 Peran Ronaldo dengan tim mengalahkan kemiskinan, 2. mengunjungi proyek anti-kemiskinan di sebagai penggagas dan sebagai pengumpul Nigeria dan Mali, para pemain sepakbola dunia untuk bergabung 3. berkolaborasi dengan Ronaldo dalam upaya pengentasan kemiskinan meluncurkan kampanye "Teams to End Poverty," yang mengajak orang-orang, menunjukkan perannya sebagai bagian dari pebisnis dan institusi untuk ikut dalam masyarakat dunia dalam mengatasi masalah aksi anti-kemiskinan di level lokal atau kemiskinan bersama. internasional, dan

Zinedine Zidane merupakan salah satu 4. berpartisipasi dalam pertandingan tahunan Match Against Poverty untuk pemain terbaik dunia yang sangat diakui meningkatkan kesadaran akan MDGs dan prestasi dan reputasinya. Zidane mengumpulkan dana pengentasan 104 memenangkan gelar La Liga dan Liga kemiskinan.

Champions Eropa bersama Real Madrid, dua Berikut ini adalah penyataan Zidane gelar Serie A bersama Juventus dan gelar Piala yang menunjukkan kepeduliannya terhadap Intercontinental dan Piala Super Eropa masalah kemiskinan global. Hal ini sejalan 101 masing-masing dengan dua klub tersebut. dengan penjelasan konsep cosmopolitanism Zidane menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala yang telah dipaparkan pada bagian Eropa 2000 bersama tim nasional Perancis, sebelumnya. meraih gelar Pemain Terbaik Dunia tiga kali "I've known hard times, too," he says. "I dan satu gelar Ballon D’Or (Pemain Terbaik know what poverty is. I, too, lived in difficult places, where we didn't have everything. And 102 Eropa). Sejak bergabung dengan UNDP today I want to help. There are things in this pada Maret 2011, Zidane berkomitmen untuk world that are more important than football." He describes his anti-poverty efforts as "the kind of thing my family, my upbringing and people I love have always encouraged. It's 99 Ibid. something that is part of you or isn't — but 100 Ibid. 101UNDP.Zinedine Zidane, dalamhttp://www.undp.org/content/undp/en/home/ourw ork/goodwillambassadors/zinedine_zidane/ diakses pada tanggal 22 Maret 2014. 103 Ibid. 102 Ibid. 104 Ibid. 187

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 it's not something you embark upon or give negara-negara miskin untuk mengumpulkan up for any amount of fame or success."105 aspirasi dan mencari dukungan dalam

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa memberantas kemiskinan. Zidane sangat menjunjung tinggi nilai Jika dilihat dari pendekatan konsep kemanusiaan. Pengalaman masa lalunya yang cosmopolitanism, keempatnya terlihat berada dalam keadaan miskin menjadi salah mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan satu pendorong untuk ikut aktif mengatasi dengan mau ikut serta dalam program UNDP masalah kemiskinan saat ini. Rasa meskipun tidak digaji atau secara sukarela. kebersamaan ini merupakan salah satu yang Beberapa bukti pernyataan yang dikeluarkan dipromosikan untuk mengajak masyarakat oleh keempatnya menunjukkan perhatian yang dunia untuk ikut terlibat dalam upaya lebih terhadap masalah kemiskinan yang pengentasan kemiskinan global. Upaya-upaya merupakan masalah kemanusiaan. Upaya nyata yang dilakukan oleh Zidane juga mereka melalui penggalangan dana dan menunjukkan keberpihakannya sebagai dukungan yang lebih dapat dijelaskan pula manusia untuk ikut mengatasi masalah lewat konsep cosmopolitanism yang telah bersama yang dihadapi oleh manusia di penulis jelaskan sebelumnya. belahan dunia yang lain. Upaya-upayanya Salah satu upaya bersama para UNDP mengumpulkan dukungan yang lebih baik dan Goodwill Ambassador dalam mengentaskan lebih luas menunjukkan bahwa sebagai kemiskinan adalah melalui Match Agains individu ia juga menjalankan prinsip yang Poverty. Pertandingan ini merupakan dijelaskan oleh konsep cosmopolitanism. pertandingan sepakbola yang bersifat amal, Keempat Goodwill Ambassadors ikut melalui sepakbola lebih mudah menyentuh berperan dalam mengentaskan kemiskinan berbagai kalangan untuk menonton, daya tarik dengan melakukan berbagai kegiatan sosial dari pertandingan dari para pemainnya, baik secara individu maupun bersama-sama, pertandingan juga ditujukan untuk memberikan pengaruh bagi masyarakat dunia menciptakan perdamaian dan juga untuk memberikan donasi maupun mengentaskan kemiskinan. Sejalan dengan memberikan semangat dan harapan bagi konsep bahwa sepakbola bisa menjadi media masyarakat miskin di dunia, dan pengaruh ini perdamaian dunia. juga mereka berikan dalam kapasitas Pada pertandingan ini para ambassador berdiplomasi mewakili nilai kemanusiaan, mengajak juga beberapa koleganya sesama yaitu kemiskinan, dengan berkunjung ke pemain sepakbola untuk berpartisipasi. Ajakan kepada sesama pemain sepakbola menjadikan 105 Ibid. 188

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 jaringan dukungan terhadap MDGs dan 30. (Italia).106 pengentasan kemiskinan menjadi lebih luas. Dukungan terhadap pencapaian MDGs Masing-masing dari pesepakbola merupakan maupun pengentasan kemiskinan dapat dilihat pemain sepakbola terkenal yang masih dari beberapa tokoh yang diajak dalam merumput maupun legenda di negara asal kegiatan Match Against Poverty ini. Beberapa maupun di klub mereka bermain. pernyataan tersebut akan penulis sampaikan di Sederet pemain-pemain sepakbola top bawah ini: dunia ikut bergabung bersama Ronaldo dan "To participate is great – to create funds which Zidane dalam pertandingan tahunan tersebut. we can contribute to with a spectacle by Untuk pertandingan ke-10 di tahun 2014, getting on [the pitch], playing football, having fun, and people seeing us play setidaknya terdapat nama-nama seperti: again,‖ – Fernando Couto (Portugal)107 1. Juliano Belletti (Brazil), "I think that a football player is a gatherer, 2. Fabio Cannavaro (Italia), … They gather a lot of people, and people 3. Jamie Carragher (Inggris), are here, they are very curious to see the 4. Fernando Couto (Portugal), stars. Such an initiative allows everyone to 5. Ronald de Boer (Belanda), come here and watch this game. On one hand 6. Deco (Portugal), we are doing this for charity, for poor 7. Giovane Elber (Brazil), people, and on the other hand for the people 8. Paulo Ferreira (Portugal), who come to see the stars, … It's a great thing. As I said, football unites a lot of 9. Luís Figo (Portugal), people, and we, the players, help unite as

10. Gennaro Gattuso (Italia), well." – Rabah Madjer (Aljazair)108 11. (Belanda), 12. Hakan Şükür (Turki), "The most important thing is the education of 13. Fernando Hierro (Spanyol), everyone, more than the sporting education, 14. Christian Karembeu (Perancis), … On the pitch we always fought, competed against each other, but in the end we are 15. Jens Lehmann (Jerman), only footballers. It's good to meet each other 16. Fredrik Ljungberg (Swedia), again, and we knew that in this world that is 17. Claude Makelele (Perancis), becoming more and more difficult, we can 18. (Italia), bring our little touch." – Fabian Barthez 19. (Brazil), (Perancis)109 20. Steve McManaman (Inggris), 21. Gaizka Mendieta (Spanyol), 22. Hidetoshi Nakata (Jepang), 106 UEFA. 2014.UEFA President to attend Match

23. Pavel Nedvěd (Republik Ceko), Against Poverty, dalamhttp://www.uefa.org/social- 24. Robert Pirès (Perancis), responsibility/news/newsid=2067253.html diakses pada

25. (Brazil), tanggal 22 Maret 2014. 107 UEFA. 2011.Nine-goal show in Hamburg raises

26. Míchel Salgado (Spanyol), funds and spirits, dalam http://www.uefa.org/social- 27. Paulo Sousa (Portugal), responsibility/news/newsid=1733469.html#star+show+h

28. Patrick Vieira (Perancis), orn+africa diakses pada tanggal 22 Maret 2014. 108 Ibid.

29. Christian Vieri (Italia), dan 109 Ibid. 189

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

"What Zizou and Ronaldo have done is happening in the world. Now we're more excellent: they're thinking of other people, aware and that's why we're always available those less fortunate than themselves, … for events like this." – Gaizka Mendieta That's our role, and it's vital that everyone (Spanyol)115 does their bit and takes action for the Philippines, which was hit with full force. "We've had everything in our lives, … It's a This is the 11th edition and I wish I had must for us to help these people who have taken part in the other ten." – lost everything. That's our contribution. I'm (Perancis)110 honoured to be here and I hope we'll raise a lot of money and give these people who have "It's an incredible feeling to be able to do a nothing left a little reason to smile again." – little something for people in need. You can't Fabio Cannavaro (Italia)116 just come to a match like this, play and then leave. It's important to be involved." - Steve "Our main goal is to help the people of the McManaman (Inggris)111 Philippines get back on their feet, rebuild their lives and recover what they've lost. I "When someone needs to lend a hand, we are come from a country where lots of people there, … We've had so much good fortune in live in difficulty and I know what the our lives, and now it's our turn to help those Filipinos are going through. That's why I try who need it. Football isn't all about money to imagine myself in their situation and do and competitions – it's also about helping everything I can to help them." – Marta and giving hope." – Gennaro Gattuso (Brazil)117 (Italia)112 ―I am making an appeal to the public to "It's only normal for footballers to give a come to the Stade de Suisse, … I would be little back after having benefited so much delighted to see the stands full of people so from their sport. I know the money raised we could celebrate football together in the will be put to good use and that the fight against poverty. Let's help the Philippines will really benefit from it." – Philippines." – Luis Figo (Portugal)118 Jamie Carragher (Inggris)113 ―I am very excited about this game. Football "I felt a deep need inside myself to play this speaks a universal language and we need to match and help others through football. take advantage of this to appeal for the There are lots of people suffering in the reconstruction of the Philippines,‖ – Patrick world; we give them a little hope through our Vieira (Perancis)119 sport." – Christian Vieri (Italia)114 ―It is a privilege and a challenge to steer a "When you play, sometimes you have a team with such great world football names, tendency to concentrate on your career and … We would like to count on a massive your club, and you forget a little what's public presence to see us playing and help us

110FIFA. 2014.Legends proud to help the Philippines, dalam 115 Ibid. http://www.fifa.com/aboutfifa/socialresponsibility/news/ 116 Ibid. newsid=2292806/index.html diakses pada tanggal 22 117 Ibid.

Maret 2014. 118FIFA. 2014.Stars unite for 11th Match Against 111 Ibid. Poverty, dalam 112 Ibid. http://www.fifa.com/aboutfifa/socialresponsibility/news/ 113 Ibid. newsid=2280055/ diakses pada tanggal 22 Maret 2014. 114 Ibid. 119 Ibid. 190

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

support the people of the Philippines." – Tahun Lokasi Jumlah Tujuan Donasi Ruud Gullit (Belanda)120 Donasi 2012 Porto US $ Mendukung Alegre, 360.000 proyek UNDP Dari penyataan-pernyataan yang Brazil di Brazil dan dipaparkan tersebut, dapat dilihat semangat Cape Verde kebersamaan yang disebarkan oleh para 2011 Hamburg, US Untuk operasi Jerman $100.000 kemanusiaan pemain sepakbola dunia dalam mengentaskan dan pembebasan di kemiskinan. Ikut prihatin dengan nasib Horn of Africa manusia lainnya yang mengalami kemiskinan 2010 Athena, US $ Upaya Yunani 540.000 pemulihan di di belahan dunia yang lain. Mereka juga Haiti dan Pakistan melalui pertandingan tersebut mengajak 2010 Lisbon, US $ Membantu Portugal 760.000 Haiti penikmat sepakbola maupun masyarakat dunia 2008 Fes, US $ Mendanai secara umum untuk ikut menggalangkan dana Maroko 180.000 proyek di Eropa Timur, untuk membantu mengentaskan kemiskinan. Asia, Afrika, dan Amerika Media sepakbola menjadi cara yang cukup Latin 2008 Malaga, Tidak Tidak efektif dalam menarik perhatian masyarakat Spanyol disebutkan disebutkan 2007 Marseille, Tidak Tidak dunia sekaligus mengkampanyekan Perancis disebutkan disebutkan pemberantasan kemiskinan global. 2005 Dusseldorf, US $ Untuk proyek Jerman 450.000 di Ethiopia, Pertandingan juga didukung oleh FIFA Maladewa, Burkina Faso, dan UEFA yang artinya juga setiap anggota Kolombia, Kongo, dan dari organisasi tersebut akan mendapatkan Kuba 2004 Madrid, US $ Untuk proyek informasi mengenai pelaksaan kegiatan, Spanyol 200.000 di Haiti begitupun pesan dari acara, yaitu membantu 2003 Basel, Mencapai Tidak Swiss 1 juta US disebutkan memberantas kemiskinan. Kerjasama ini dollar menjadi salah satu upaya penting dalam Sumber: disarikan oleh penulis dari halaman http://www.undp.org/content/undp/en/home/ourwork/go mengupayakan dukungan yang lebih besar odwillambassadors/match_against_poverty/, diakses terhadap pemberantasan kemiskinan. Berikut pada tanggal 22 Maret 2014. ini merupakan tabel pencapaian dari pertandingan amal ini dalam bentuk donasi Dari tabel di atas kita dapat menjelaskan peran yang berhasil dikumpulan. Goodwill Ambassador dan Match Against Poverty Tabel 1 – Jumlah dan Peruntukan Donasi sebagai upaya mengumpulkan bantuan yang lebih Match Against Poverty besar. Pengumpulan bantuan tersebut jika dirunut dari pembahasan awal penulis, dimulai dari mengajak para penggemar masing-masing, mengajak pemangku kebijakan di negara-negara yang menghadapi masalah 120 Ibid. 191

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 kemiskinan, mengajak pebisnis dan sesama pemain “Sebaik-baik manusia adalah yang paling sepakbola. Ajakan mereka ini juga kemudian bermanfaat bagi manusia yang lain.” (HR. diwujudkan dalam bentuk donasi yang mampu Thabrani dan Daruquthni).121 dikumpulkan dari setiap penyelenggaraan Match

Against Poverty. Keberpihakan para tokoh sepakbola Daftar Pustaka dunia tersebut dalam mengusung isu kemiskinan Baylis, John dan Steve Smith. 2005. The Globalization menunjukkan bahwa sepakbola bisa dijadikan media of World Politics: An Introduction to berdiplomasi dan juga media menciptakan perdamaian. international relations (3rd ed). Dalam kasus ini sepakbola secara spesifik menjadi Oxford: Oxford University Press. sarana mengumpulkan masyarakat dunia dalam suatu Hooft, Stan Van dan Wim Vandekerckhove. 2010. Questioning Cosmopolitanism. upaya pemberantasan masalah bersama, yaitu London: Springer Dordrecht kemiskinan global. Heidelberg. Mingst, Karen A. 2004. Essentials of rd III. Kesimpulan International Relations (3 ed). New York: W.W. Norton&Company. Masalah keamanan global berupa Smith, Steve dan Patricia Owens. 2005. kemiskinan ternyata tidak hanya diselesaikan Alternative Approaches to International Theory. Dalam John melalui aksi-aksi politik melalui negara saja, Baylis dan Steve Smith tetapi dapat melibatkan individu-individu, (penyunting),The Globalization of World Politics: An Introduction to organisasi-organisasi internasional, dan international relations (3rd ed). masyarakat dunia secara luas. Kesadaran Oxford: Oxford University Press. United Nations. 2013. The Millenium bersama atas masalah bersama yang dibawa Development Goals Report 2013. oleh individu-individu di dalam hubungan New York: United Nations. internasional mampu mengajak individu- Hasil Penelitian individu yang lainnya untuk ikut berbuat Kurniawan, Abdi. 2012. Pemanfaat Sepakbola dalam menyelesaikan masalah bersama. Sebagai Alat Diplomasi Australia di Asia Melalui Bergabungnya Australia Masyarakat dunia telah menyadari arti penting dengan Asian Football Confederation dari memerangi masalah kemiskinan sebagai (AFC) 2006.Skripsi. Jatinangor:UNPAD. masalah bersama. Ditunjukkan dengan kesadaran bersama dalam memberantas Internet kemiskinan global melalui upaya-upaya yang FIFA. 2014. Legends proud to help the Philippines. dilakukan oleh UNDP Goodwill Ambassadors http://www.fifa.com/aboutfifa/socialr dan melalui pertandingan Match Against esponsibility/news/newsid=2292806/i ndex.html. Poverty. Hal ini seperti yang pernah disebutkan oleh seorang tokoh paling 121 Ummu Hafiz. 2010.Hadits Manusia Paling berpengaruh di dunia, Muhammad SAW, Bermanfaat, dalam http://www.eramuslim.com/ustadz- menjawab/hadits-manusia-paling-bermanfaat.htm diakses pada tanggal 25 Maret 2014. 192

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

FIFA. 2014. Stars unite for 11th Match http://www.undp.org/content/undp/en/ Against home/mdgoverview/mdg_goals/mdg1 Poverty.http://www.fifa.com/aboutfifPENGABAIAN DISTINCTION PRINCIPLE DALAM/. SITUASI BLOKADE a/socialresponsibility/news/newsid=2OLEH ISRAEL DI JALURUNDP. GAZA Goodwill Ambassadors. 280055/. http://www.undp.org/content/undp/en/ Hafiz, Ummu. 2010. Hadits Manusia PalingOleh : home/ourwork/goodwillambassadors. Bermanfaat. Erwin html. http://www.eramuslim.com/ustadz- UNDP. Iker Casillas. menjawab/hadits-manusia-paling-([email protected]) http://www.undp.org/content/undp/en/ bermanfaat.htm. home/ourwork/goodwillambassadors/i McGowan, Tom. 2014. Can football change ker_casillas/. the world in its fight against poverty?,Abstrak UNDP. Match Against Poverty. Konflikdalamhttp://worldsport.blogs.cnn.com bersenjata (perang) telah ada dan terjadi ribuan tahun yang lalu walaupun berbeda /2014/03/05/can-football-change-the- http://www.undp.org/content/undp/en/ situasi dan derajat konfliknya dengan konflik bersenjatahome/ourwork/goodwillambassadors/ (perang) pada masa modern sepertiworld- sekarang.in-its-fight-against-poverty/ Salah satu konflik yang terjadi dalam sejarah modern peradaban manusia diakses pada tanggal 20 Maret 2014. match_against_poverty/. adalah konflik Israel-Palestina. Dalam catatan sejarahUNDP. peradaban manusia, konflik Israel Ronaldo.- Sanusi,Palestina Husein. merupakan 2013. Irak salah Ingin satu Mengulang konflik terpanjang di dunia, karena sampai saat inipun “Keajaiban” http://www.undp.org/content/undp/en/ masih terjadi. Terdapat banyak upaya perdamaian dan perjanjianhome/ourwork/goodwillambassadors/ terus dilakukan berbagai pihakJakarta.http://www.tribunnews.com/s untuk merintis dan mencapai kesepakatan perdamaian, akan tetapi konflik tetap terus uperball/2013/07/10/irak-ingin- ronaldo. terjadi. Adapun peristiwa yang terjadi sebagai bagianUNDP. dari konflik Israel-Palestina Zinedine adalah Zidane. terjadinyamengulang-keajaiban-jakarta. blokade atas Gaza pada bulan Juli tahun 2007 oleh Israel. Blokade Israel di Gaza Shah, Anup. 2011. Poverty Around The http://www.undp.org/content/undp/en/ telah mengabaikan prinsip pembedaan (distinction) combatanhome/ourwork/goodwillambassadors/ dan civilian (penduduk sipil).World. Dengan alasan apapun tindakan blokade Israel telah melanggar hukum internasional http://www.globalissues.org/article/4/ zinedine_zidane/. pada umumnya dan Hukum Humaniter Internasional (HHI) pada khususnya. Katapoverty-around-the-world. Kunci : Blokade, Gaza, Distinction Principle Shah, Anup. 2013. Poverty Facts and Stats. http://www.globalissues.org/article/26

/poverty-facts-andstats. Abstract UEFA. 2011. Nine-goal show in Hamburg Armedraises conflict funds(war) has been and there spirits.and happened thousands of years ago, although different situationshttp://www.uefa.org/social- and degrees of conflict with armed conflict (war) in modern times as it is now. One of theresponsibility/news/newsid=1733469. conflicts in the modern history of human civilization is the Israeli-Palestinian conflict. In thehtml#star+show+horn+africa. history of human civilization, the Israeli-Palestinian conflict is one of the longest conflicts in the world, due to this very day still occur. There are many peace efforts and UEFA. 2012. Clubs invited to host Match agreementsAgainst continue to be parties Poverty.to initiate and achieve a peace agreement, but the conflict still http://www.uefa.org/social-continues. As for the events that occur as part of the Israeli-Palestinian conflict is the blockaderesponsibility/news/newsid=1795607. of Gaza in July 2007 by Israel. Israeli blockade of Gaza has ignored the principle of distinctionhtml. (distinction) combatant and civilian (civilian population). By reason of any act of UEFA.blockade 2014. IsraelUEFA has President violated to international attend Match law in general and International Humanitarian Law

(IHL)Against in particular. Poverty. Keywords:http://www.uefa.org/social- blockade, Gaza, Distinction Principle responsibility/news/newsid=2067253. html. UNDP. Didier Drogba. http://www.undp.org/content/undp/en/ home/ourwork/goodwillambassadors/

didier_drogba/. UNDP. Eradicate Extreme Hunger and Poverty.

193

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

I. Pendahuluan Suatu konflik bersenjata (perang) dapat terjadi dalam kurun waktu yang lama, jika tidak tercapai perdamaian antara para pihak

194

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 yang bertikai. Jean Pictet mengatakan masih terjadi. Sejarah juga mencatat salah satu sebagaimana dikutip Mochtar Kusumaatmadja konflik terpanjang adalah Perang Selama Tiga bahwa adalah suatu kenyataan yang Puluh Tahun di Eropa yang berakhir dengan menyedihkan bahwa selama 3400 tahun perjanjian perdamaian Westphalia 1648124. sejarah tertulis, umat manusia hanya mengenal Berkenaan dengan konflik Israel- 250 tahun perdamaian. Perang hanya salah Palestina, pada dasarnya adalah bagian dari satu bentuk perwujudan dari naluri untuk konflik Arab-Israel pada umumnya. Israel mempertahankan diri, yang berlaku baik dalam pernah terlibat konflik dengan Mesir, pergaulan antar manusia, maupun dalam Yordania, dan Syria. Secara fakta yang pergaulan antar bangsa. Perang merupakan berlanjut dan masih berlangsung adalah salah satu hal yang sama tuanya dengan konflik antara Israel-Palestina sampai saat ini. sejarah umat manusia122. Hal ini berarti bahwa Konflik Israel-Palestina mulai terjadi tidak konflik bersenjata (perang) telah ada dan lama setelah Perang Dunia II usai tahun 1945. terjadi ribuan tahun yang lalu walaupun Saat itu Pemerintah Inggris bersama berbeda situasi dan derajat konfliknya dengan delegasi Palestina mengadakan Kongres di konflik bersenjata (perang) pada masa modern London dari bulan September 1946 sampai seperti sekarang. bulan Februari 1947. Kongres tersebut tidak Salah satu konflik yang terjadi dalam menghasilkan keputusan apa-apa tentang sejarah modern peradaban manusia adalah Palestina. Pemerintah Inggris akhirnya konflik Israel-Palestina123. Dalam catatan menyerah dan melimpahkan masalah Palestina sejarah peradaban manusia, konflik Israel- ke PBB.125 Atas dasar itulah, PBB melalui Palestina merupakan salah satu konflik sidang Majelis Umum mengeluarkan Resolusi terpanjang di dunia, karena sampai saat inipun No. 181 yang membagi dua tanah Palestina

untuk Yahudi dan Arab (Palestina), namun 122Jean Pictet, 1962, The Geneva Convention and the Law of War : Revue International de la Croix Rouge, September, hlm. 295 seperti dikutip Mochtar Kusumaatmadja, 1986, Konvensi-Konvensi Palang Merah Tahun 1949, Bina Cipta, Bandung, hlm. 9. Lihat 124Perjanjian Westphalia merupakan peristiwa penting juga : Fadillah Agus et.al, 1999, Hukum Perang dalam sejarah Hukum Internasional modern, karena Tradisional Di Indonesia, Pusat Studi Hukum moment ini dianggap sebagai peletak dasar masyarakat Humaniter Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta internasional modern yang didasarkan atas negara- bekerjasama dengan International Committee of the Red negara nasional. Dasar-dasar inilah kemudian diperkuat Cross, Jakarta, hlm. 7. Lihat juga : Syahmin AK, 1985, lagi dalam Perjanjian Utrecht yang penting artinya Hukum Humaniter Internasional Jilid 1 Bagian Umum, dilihat dari sudut politik internasional pada waktu itu Armico, Bandung, hlm. 6. karena menerima asas Balance of Power sebagai asas 123Konflik Israel-Palestina yang terjadi di kawasan politik internasional. Lihat : T. May Rudy, 2002, Hukum Timur Tengah tidak terlepas dari faktor berdirinya Internasional 1, Refika Aditama, Bandung, hlm. 43. Negara Israel di atas tanah bangsa Palestina. Lihat : 125Musthafa Abdul Rahman, 2002, Jejak-Jejak Juang Hermawati, 2005, Sejarah Agama Dan Bangsa Yahudi, Palestina : Dari Oslo Hingga Intifadah Al Aqsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 105. Kompas Media Nusantara, Jakarta, hlm. xxxi-xxxii. 195

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 resolusi tersebut di nilai lebih menguntungkan pertempuran dengan faksi Fatah128. Hamas pihak Israel (Yahudi). merupakan kelompok bangsa Palestina yang Konflik Israel-Palestina, telah tidak mau berunding dengan Israel, sedangkan menimbulkan berbagai peristiwa dan telah Fatah merupakan kelompok bangsa Palestina banyak korban akibat konflik tersebut. yang bersedia berunding dengan Israel, dengan Terdapat banyak upaya perdamaian dan kata lain Hamas berhaluan keras dan Fatah perjanjian terus dilakukan berbagai pihak berhaluan moderat. untuk merintis dan mencapai kesepakatan Sejak dikuasainya Jalur Gaza oleh perdamaian, akan tetapi konflik tetap terus pihak Hamas, tidak lama setelah itu pihak terjadi. Adapun peristiwa yang terjadi sebagai Israel melakukan blokade terhadap Jalur Gaza bagian dari konflik Israel-Palestina adalah dengan tujuan untuk melemahkan posisi terjadinya blokade atas Gaza pada bulan Juli Hamas yang sering menembakkan roket ke tahun 2007 oleh Israel. Dengan adanya wilayah Israel. Tindakan blokade Israel atas tindakan blokade oleh Israel menyulitkan Gaza banyak mendapat kecaman berbagai pergerakan orang maupun barang di Gaza pihak masyarakat internasional, tindakan bahkan menyebabkan penderitaan di Gaza. Adapun tersebut dinilai telah menyengsarakan warga pengertian blokade adalah ”pengepungan (rakyat) di Jalur Gaza. Selain itu tindakan (penutupan) suatu daerah (negara) sehingga blokade Israel atas Gaza merupakan tindakan orang, barang, kapal, dan sebagainya tidak sepihak dan semena-mena terhadap suatu dapat keluar masuk dengan bebas”.126 komunitas secara kolektif. Blokade Israel atas Pemblokadean atas Jalur Gaza oleh Gaza walaupun banyak mendapat kecaman, Israel tidak terlepas dari faktor pertahanan dan protes dari masyarakat internasional tetap saja keamanan Israel yang merasa terancam dengan blokade itu terjadi secara terus-menerus keberadaan Hamas127, yang menguasai Jalur bahkan Israel meningkatkan pengetatan Gaza sejak 14 Juni 2007 setelah memenangi tindakan blokadenya bukan malah melakukan pelonggaran blokade di Gaza. Dengan adanya blokade Israel atas Gaza telah menimbulkan 126Pusat Bahasa Depdikbud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 122. 128 127Hamas singkatan dari Harakah Muqawamah Al- Fatah atau singkatan dari Harakah Al-Tahrir Al- Islamiyah yang didirikan pada tanggal 14 Desember Wathani Al-Filisthini (Gerakan Pembebasan Nasional 1987 oleh Syekh Ahmad Yasin. Hamas dalam Bahasa Palestina) di dirikan di Gaza oleh anak-anak muda Indonesia berarti “Gerakan Perlawanan Islam”. profesional Palestina pada tahun 1954. Para pendirinya Berdirinya Hamas menandai munculnya fase baru antara lain : Yasser Arafat, Salah Khalaf, Khalil Al- perjuangan Ikhwanul Muslimin pada khususnya dan Wazir dan Khaled Yashruti. Mereka adalah aktivis- rakyat Palestina pada umumnya. Lihat : Tiar Anwar aktivis GUPS (General Union of Palestinian Student) Bachtiar, 2009, Hamas : Kenapa Dibenci Israel?, antara tahun 1952-1956 di Cairo University. Lihat : Ibid, Hikmah Publishing, Jakarta, hlm. 97. hlm. 85. 196

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 konflik bersenjata (perang) baru di Timur sama tuanya dengan peradaban manusia.129 Tengah yang menuntut pemberlakuan Hukum Hukum humaniter, sebagai cabang dari Humaniter Internasional (HHI). Hukum Internasional Publik, belum banyak Berdasarkan hal itulah, penulis tertarik dikenal oleh masyarakat. Demikian pula untuk membahasnya berkenaan dengan namanya yang banyak menimbulkan tindakan blokade Israel atas Gaza dari kebingungan karena memang agak perspektif hukum internasional khususnya menyesatkan.130 Hukum Humaniter Internasional (HHI). Menurut Jean Pictet “International humanitarian law, in the wide sense, is II. Analisa dan Pembahasan constituted by all the international legal Blokade yang dilakukan oleh Israel di provisions, whether written or customary, Jalur Gaza bukanlah blokade yang pertama ensuring respect for the individual and his well kali dalam sejarah atau suatu konflik being”.131 bersenjata (perang). Dalam sejarah terdapat Selain memberikan definisi mengenai beberapa peristiwa blokade yang pernah hukum humaniter, Pictet juga memberikan terjadi, antara lain blokade Wina (1683), definisi law of war, law of the Hague, law of blokade Warsawa (1939), blokade Leningrad Geneva dan legislation of Human Rights. (1941-1944) blokade oleh Belanda / NICA Pictet menggunakan istilah hukum perang (1945), blokade Berlin (1948-1949), blokade dalam arti yang sebenarnya (the law of war Kuba (1962), dan blokade Abadan (1981). properly so-called), yaitu hukum the Hague. Blokade Israel di Gaza merupakan Selanjutnya Pictet menamakan hukum Jenewa rangkaian konflik bersenjata (perang) Israel- sebagai hukum humaniter yang sebenarnya Palestina yang terjadi selama ini. Di dalam (humanitarian law properly so-called). suatu konflik bersenjata (perang) menuntut Adapun yang dimaksudkan dengan legislation hadirnya Hukum Humaniter Internasional of Human Right adalah “Legislation of human (HHI) dalam rangka untuk memberikan right has as object to guarantee at all time for perlindungan baik bagi combatan maupun individuals the enjoyment of fundamental civilian. Hukum humaniter berusaha menyeimbangkan antara kepentingan 129Arlina Permanasari dkk, 1999, Pengantar Hukum kemanusiaan dan kepentingan militer. Humaniter, ICRC, Jakarta, hlm. 1. 130 Hukum Humaniter Internasional yang Haryomataram, 2005, Pengantar Hukum Humaniter, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 1. dulu disebut hukum perang atau hukum 131Jean Pictet, The Principles of International Humanitarian Law, dalam Haryomataram, 2005, sengketa bersenjata, memiliki sejarah yang Pengantar Hukum Humaniter, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 18. 197

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 rights and liberties and to preserve them from armed conflict. Its place is beside the norm of social evils”.132 warfare it is closely related to them but must be Pendapat Jean Pictet mengenai hukum clearly distinguish from these its purpose and humaniter sebagaimana tersebut di atas, di spirit being different‖.135 dukung oleh Geza Herczegh. Menurutnya, Selanjutnya pengertian mengenai hukum pengertian International Humanitarian Law humaniter dari Mochtar Kusumaatmadja. Mochtar hanyalah terbatas pada Hukum Geneva saja. Kusumaatmadja mengemukakan bahwa Geza Herczegh mengatakan sebagai berikut : “ hukum humaniter adalah : “Bagian dari We inevitably come to conclusion that the term hukum yang mengatur ketentuan-ketentuan international humanitarian law cannot be perlindungan korban perang, berlainan dengan properly used in other than its stricter hukum perang yang mengatur perang itu meaning, in my view, this term should be sendiri dan segala sesuatu yang menyangkut restricted to the rules of the so called Geneva cara melakukan perang itu sendiri”.136 Law”.133 Esbjorn Rosenbland, merumuskan Adapun alasan yang dikemukakan oleh Hukum Humaniter Internasional dengan Geza Herczegh berkaitan dengan pendapat mengadakan pembedaan antara137 : tersebut adalah sebagai berikut : 134 The Law of Armed Conflict, berhubungan dengan : a. Hukum yang benar-benar dapat dikatakan a. Permulaan dan berakhirnya mempunyai sifat internasional dan pertikaian ; humaniter hanyalah apa yang disebut b. Pendudukan wilayah lawan ; hukum Jenewa saja. Apabila hukum the c. Hubungan pihak bertikai dengan Hague dimasukkan, hal ini hanya akan negara netral ; mengurangi sifat hukum humaniter yang Sedangkan Law of Warfare, antara lain begitu diutamakan. mencakup : b. Human rights tidak dimasukkan karena di a. Metoda dan sarana berperang ; dalam literature hukum negara sosialis, b. Status kombatan ; human rights ini ditegakkan (enforced) c. Perlindungan yang sakit, tawanan oleh negara dengan jalan/sarana hukum perang dan orang sipil. nasional.

Dalam pandangan dan pendapat Geza

Herzegh merumuskan Hukum Humaniter 135 Internasional sebagai berikut : ―Part of the Ibid. 136Mochtar Kusumaatmadja, 1980, Hukum Internasional rules of public international law which serve Humaniter Dalam Pelaksanaan Dan Penerapannya Di Indonesia, Bina Cipta, Bandung, hlm. 5. as the protection of individuals in time of 137Esbjorn Rosenbland, sebagaimana dikutip dalam Arlina Permanasari dkk, 1999, Pengantar Hukum Humaniter, International Committee of the Red Cross, 132 Ibid, hlm. 19. Jakarta, hlm. 9. Lihat juga : Haryomataram, 2005, 133Ibid. Pengantar Hukum Humaniter, Raja Grafindo Persada, 134Ibid, hlm. 20. Jakarta, hlm. 20. 198

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Adapun definisi dari Panitia Tetap berperang (Hukum Den Haag/ The (Pantap) Hukum Humaniter, Departemen Hague Laws). Hukum dan Perundang-undangan merumuskan b. Hukum yang mengatur mengenai sebagai berikut : perlindungan terhadap kombatan dan “Hukum Humaniter dalam arti sempit penduduk sipil dari akibat perang dapat di definisikan sebagai (Hukum Jenewa/The Geneva Laws). keseluruhan asas, kaidah dan ketentuan hukum yang mengatur tentang Sementara itu Starke mengatakan perlindungan korban sengketa As will appear post, the bersenjata sebagaimana diatur dalam sebagai berikut : ” Konvensi Jenewa 1949 serta ketentuan appellation ‖laws of war‖ has been replaced internasional lain yang berhubungan 140 dengan itu. by that of ‖international humanitarian law” Hukum Humaniter (dalam arti luas) Starke mengidentikkan law of war dengan adalah keseluruhan asas, kaidah dan international humanitarian law. Starke ketentuan internasional baik tertulis maupun tidak tertulis yang mencakup memberikan definisi law of war sebagai Hukum Perang dan Hak Asasi Manusia The laws of war consist of the limit bertujuan menjamin penghormatan berikut : “ terhadap harkat dan martabat pribadi set by international law within with the force 138 seseorang”. required to overpower the enemy may be used,

Dari definisi hukum humaniter di atas, and the principles thereunder governing the membedakan hukum humaniter dalam arti treatment of individual in the course of war sempit dan luas yang meliputi Konvensi and armed conflict.141 Jenewa (dalam arti sempit), Hukum Perang Berdasarkan pengertian atau definisi dan HAM (dalam arti luas) berarti termasuk yang disebutkan di atas, maka ruang lingkup Hukum Den Haag, Hukum Jenewa bahkan hukum humaniter dapat dikelompokkan dalam termasuk aturan yang tidak tertulis sekalipun. tiga kelompok, yaitu aliran luas, aliran tengah, Pendapat selanjutnya mengenai hukum dan aliran sempit. Jean Pictet misalnya, humaniter, Haryomataram membagi hukum menganut pengertian hukum humaniter dalam humaniter menjadi dua aturan-aturan pokok, arti pengertian yang luas, yaitu bahwa hukum yaitu : 139 humaniter mencakup baik Hukum Jenewa, a. Hukum yang mengatur mengenai cara Hukum Den Haag, dan Hak Asasi Manusia. dan alat yang boleh dipakai untuk Sebaliknya Geza Herzegh menganut aliran sempit, menurutnya hukum humaniter hanya menyangkut Hukum Jenewa. Sedangkan 138A. Masyhur Effendi, 1988, Perkembangan Hukum Internasional Humaniter Dan Sikap Indonesia Di Dalamnya, Depdikbud, Jakarta, hlm. 8. 140Haryomataram, 2005, Pengantar Hukum Humaniter, 139Haryomataram, 1994, Sekelumit Tentang Hukum Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 22. Humaniter, UNS Press, Surakarta, hlm. 1. 141Ibid. 199

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Starke dan Haryomataram menganut aliran 2. Prinsip Kemanusiaan (Humanity Principle) tengah yang menyatakan bahwa hukum 3. Prinsip Kesatriaan (Chivalry Principle) humaniter terdiri atas Hukum Jenewa dan 4. Prinsip Pembedaan (Distinction Principle) Hukum Den Haag.142 5. Prohibition of causing unnecessary Hukum humaniter penerapannya suffering (prinsip tentang larangan berlaku pada masa konflik bersenjata (perang) menyebabkan penderitaan yang tidak dimana terdapat dua pihak atau lebih yang seharusnya) saling berhadapan dengan menggunakan 6. Pemisahan antara ius ad bellum dengan ius kekuatan senjata. Kehadiran Hukum in bello Humaniter Internasional (HHI) menjadi sangat 7. Ketentuan Minimal Hukum Humaniter penting, karena suatu konflik bersenjata Internasional (HHI) (perang) selalu menimbulkan persoalan Penjelasan secara rinci mengenai kemanusiaan dan mencegah tindakan yang prinsip-prinsip hukum humaniter tersebut, berlebihan dari pihak yang bertikai satu akan dijelaskan di bawah ini. dengan yang lainnya, konflik bersenjata 1. Prinsip Kepentingan Militer (Military (perang) tidak berarti membolehkan bertindak Necessity Principle) sewenang-wenang. Hal ini berarti bahwa Berdasarkan prinsip ini maka pihak yang dalam situasi konflik bersenjata (perang) pun bersengketa dibenarkan menggunakan kekerasan hukum tetap dibutuhkan dan berlaku, tidak untuk menundukkan lawan demi tercapainya tujuan lantas hukum menjadi hilang pada situasi dan keberhasilan perang. konflik bersenjata (perang). Atas dasar itulah, Dalam prakteknya, untuk menerapkan hukum humaniter juga mempunyai prinsip- prinsip kepentingan militer dalam rangka prinsip. penggunaan kekerasan terhadap pihak lawan, Dalam suatu kaidah hukum terdapat suatu serangan harus memperhatikan prinsip- prinsip-prinsip yang melandasinya termasuk prinsip berikut : juga hukum humaniter yang merupakan a. Prinsip proporsionalitas sebagai bagian dari hukum internasional (proportionality principle), yaitu: publik. Dalam hukum humaniter dikenal juga “prinsip yang diterapkan untuk prinsip-prinsip utama, yaitu : membatasi kerusakan yang disebabkan 1. Prinsip Kepentingan Militer (Military oleh operasi militer dengan Necessity Principle) mensyaratkan bahwa akibat dari sarana dan metoda berperang yang digunakan

142Haryomataram, 1994, Sekelumit Tentang Hukum tidak boleh tidak proporsional (harus Humaniter, UNS Press, Surakarta, hlm. 15-25. 200

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

proporsional) dengan keuntungan sasaran tersebut sebagai tindakan militer militer yang diharapkan.”143 Prinsip ini apabila : tercantum dalam Pasal 35 (2) Protokol a. Tujuan politis dari kemenangan hanya Tambahan I : “It is prohibited to bisa dicapai melalui tindakan keras employ weapons, projectiles and tersebut dengan mengarahkannya material and methods of warfare of a terhadap sasaran militer. nature to cause superfluous injury or b. Dua kriteria di atas, mengenai unnecessary suffering‖. kontribusi efektif dan perlunya b. Prinsip pembatasan (limitation tindakan keras tersebut memang principle), yaitu prinsip yang terpenuhi dalam hal yang berlangsung membatasi penggunaan alat-alat dan pada waktu itu. cara-cara berperang yang dapat Berkaitan dengan prinsip necessity, menimbulkan akibat yang luar biasa terdapat ketentuan sebagai berikut : ”Apabila kepada pihak musuh. dimungkinkan pilihan antara beberapa sasaran Selanjutnya di dalam Protokol militer untuk memperoleh keuntungan militer Tambahan I / 1977 disyaratkan untuk yang sama, maka sasaran yang akan dipilih menjadikan suatu obyek sipil menjadi sasaran adalah sasaran yang apabila diserang dapat militer harus mencakup dua hal, yaitu sebagai diharapkan mengakibatkan bahaya yang paling berikut : 144 kecil bagi nyawa orang-orang sipil dan objek- a. Obyek tersebut telah memberikan objek sipil”.145 kontribusi efektif bagi tindakan militer 2. Prinsip Kemanusiaan (Humanity pihak musuh. Principle) b. Tindakan penghancuran atau Berdasarkan prinsip ini maka pihak penangkapan atau perlucutan terhadap yang bersengketa diharuskan untuk obyek tersebut memang akan memperhatikan perikemanusiaan, dimana mereka memberikan suatu keuntungan militer dilarang untuk menggunakan kekerasan yang yang seharusnya bagi pihak yang akan dapat menimbulkan luka yang berlebihan atau melakukan tindakan. penderitaan yang tidak perlu. Oleh karena itu Mengenai tindakan yang disebut di atas prinsip ini sering juga disebut dengan hanya boleh dilaksanakan terhadap obyek atau “unnecessary suffering principle”.

143Pietro Verri, 1992, Dictionary of International Law of Armed Conflict, International Committee of the Red Cross, Geneva, hlm. 90. 144Protokol Tambahan I/1977, Pasal 52.2. 145Protokol Tambahan I/1977, Pasal 57.3. 201

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, rakyat sehingga tidak menciptakan Jean Pictet menginterpretasikan arti diskriminasi karena kebangsaan, ras, kemanusiaan sebagai berikut : 146 kepercayaan agama, pendapat kelas atau “ … penangkapan lebih diutamakan politik. Prinsip ini dimaksudkan untuk daripada melukai musuh, dan melukai melepaskan penderitaan, memberikan prioritas musuh adalah lebih baik daripada membunuhnya ; bahwa non kombatan kepada kasus-kasus keadaan susah yang harus dijauhkan sedapat mungkin dari 147 arena pertempuran ; bahwa korban- mendesak”. korban yang luka harus diusahakan 3. Prinsip Kesatriaan (Chivalry Principle) seminimal mungkin, sehingga mereka Prinsip ini mengandung arti bahwa di dalam dapat dirawat dan diobati ; bahwa luka- luka yang terjadi harus diusahakan perang, kejujuran harus diutamakan. Penggunaan seringan-ringannya menimbulkan rasa alat-alat yang tidak terhormat, berbagai macam sakit”. tipu muslihat dan cara-cara yang bersifat khianat Prinsip kemanusiaan memberikan dilarang. Dalam penerapannya, ketiga prinsip makna yang luas untuk menegakkan tersebut (prinsip kepentingan militer, kemanusian itu sendiri tanpa memandang kemanusiaan dan kesatriaan) dilaksanakan apapun. Penegasan ini dikemukakan secara seimbang, sebagaimana dikatakan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) PBB yang Kunz. : ―Law of war, to be accepted and to be menafsirkan prinsip kemanusiaan sebagai : applied in practice, must strike the correct “ketentuan untuk memberikan bantuan tanpa balance between, on the one hand the diskriminasi kepada orang yang terluka di principle of humanity and chivalry, and on the medan perang, berupaya dengan kapasitas other hand, military interest‖.148 internasional dan nasional untuk mengurangi penderitaan manusia dimanapun ditemukan. 147Twentieth International Conference of the Red Cross, Prinsip ini bertujuan untuk melindungi dan sebagaimana disebut dalam Putusan International Court of Justice (ICJ), 27 Juni 1986 dalam kasus mengenai menjamin penghormatan terhadap manusia. kegiatan militer dan paramiliter di dalam dan terhadap Nicaragua (Kasus Nicaragua vs Amerika Serikat), Prinsip ini bermanfaat untuk meningkatkan dalam Marco Sassoli dan Antoine A. Bouvier, 1999, How Does Law Protect in War?, ICRC, Geneva, hlm. saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan 903-912. Prinsip Kemanusiaan ini untuk pertama kali perdamaian yang berkelanjutan diantara semua diakui dalam Putusan Pengadilan Nuremberg terhadap penjahat-penjahat perang Nazi. Adapun ICJ menggunakan prinsip ini dalam pertimbangan Putusan terhadap kasus Corfu Channel pada 9 April 1949, 146Jean Pictet, Development and Principle of sebagaimana dikutip Rina Rusman, 2010, “Pengertian, International Humanitarian Law, sebagaimana dimuat Perkembangan Dan Sumber Hukum Humaniter juga dalam Arlina Permanasari dkk, 1999, Pengantar Internasional” dalam Hukum Humaniter Internasional Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, hlm. 51, dikutip juga Dalam Studi Hubungan Internasional, Rajawali Pers, Rina Rusman, 2010, “Pengertian, Perkembangan Dan Jakarta, hlm. 42. 148 Sumber Hukum Humaniter Internasional” dalam Hukum Josep Kunz, The Changing Law of National, dalam Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan Haryomataram, 1994, Hukum Humaniter, Rajawali, Internasional, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 41. Jakarta, hlm. 34. 202

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

4. Prinsip Pembedaan (Distinction dilindungi dari tindakan-tindakan peperangan Principle) itu. Keadaan ini sudah diakui sejak zaman Prinsip pembedaan (distinction kuno. Setiap kodifikasi hukum modern principle) merupakan suatu prinsip penting kembali menegaskan perlunya perlindungan dalam hukum humaniter yaitu suatu prinsip terhadap penduduk sipil dari kekejaman atau yang membedakan atau membagi penduduk kekerasan perang.151 dari suatu negara yang sedang berperang, atau Menurut Jean Pictet,152 prinsip sedang terlibat dalam konflik bersenjata, ke pembedaan ini berasal dari prinsip umum yang dalam dua golongan yakni Kombatan dinamakan prinsip pembatasan ratione (Combatan) dan penduduk sipil (Civilian). personae yang menyatakan, “the civilian Kombatan adalah golongan penduduk yang population and individual civilians shall enjoy secara aktif turut serta dalam permusuhan general protection against clanger arising (hostilities), sedangkan penduduk sipil adalah from military operation”. golongan penduduk yang tidak turut serta 5. Prohibition of causing unnecessary dalam permusuhan.149 suffering (prinsip tentang larangan Perlunya pembedaan demikian adalah menyebabkan penderitaan yang tidak untuk mengetahui mereka yang boleh turut seharusnya) serta dalam permusuhan, sehingga boleh Dalam perjanjian-perjanjian dijadikan sasaran atau objek kekerasan, dan internasional dan kodifikasi hukum kebiasaan mereka yang tidak boleh turut serta dalam internasional, prinsip ini diformulasikan permusuhan sehingga tidak boleh dijadikan sasaran sebagai berikut : atau objek kekerasan.150 Ini sangat penting a. Dalam setiap konflik bersenjata, hak ditekankan karena perang, sejak mulai dikenal dari para pihak yang berkonflik untuk sesungguhnya berlaku bagi anggota angkatan memilih metode atau alat peperangan bersenjata dari negara-negara yang adalah tidak terbatas.153 bermusuhan. Adapun penduduk sipil yang tidak turut serta dalam permusuhan itu, harus 151R.C Hingorani (Ed), 1987, Humanitarian Law, Oxford and IBH Publishing, New Delhi-Bombay- Calcuta, hlm. 5, sebagaimana dikutip Arlina Permanasari dkk, 1999, Pengantar Hukum Humaniter, 149Haryomataram, 1984, Hukum Humaniter, Rajawali ICRC, Jakarta, hlm. 74. Press, Jakarta, hlm. 63. Sedangkan Jean Pictet 152Jean Pictet, 1985, Development and Principles of menggunakan istilah Non-Combatan untuk Civilian. International Humanitarian Law, Martinus Nijhoff Lihat : Jean Pictet, 1985, Development and Principles of Publisher-Henry Dunant Institute, hlm. 72, sebagaimana International Humanitarian Law, Martinus Nijhoff dikutip Ibid. Publisher-Henry Dunant Institute, hlm.72, sebagaimana 153Regulasi Konvensi Den Haag IV, Pasal 22 dan dikutip Arlina Permanasari, dkk, 1999, Pengantar Protokol Tambahan I/1977, Pasal 35.1, sebagaimana Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta, hlm. 73. dikutip Rina Rusman, 2010, “Pengertian, Perkembangan 150Ibid. Dan Sumber Hukum Humaniter Internasional” dalam 203

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

b. Dilarang menggunakan senjata, baik untuk memberikan advis kepada Prosecutor proyektil dan materiil,154 serta metode mengenai apakah ada dasar yang cukup untuk peperangan yang sifatnya melakukan investigasi atas dugaan adanya menyebabkan luka yang berlebihan pelanggaran HHI dalam serangan udara yang atau penderitaan yang tidak dilakukan NATO di Yugoslavia. Terlepas dari seharusnya.155 isi laporan komite tersebut,157 Keputusan c. Dilarang menggunakan metode atau Prosecutor tersebut menunjukkan pengakuan cara peperangan tertentu atau yang bisa tentang prinsip pemisahan antara ius ad bellum diharapkan untuk merusak lingkungan dengan ius in bello. Dalam hal ini terlihat yang meluas, berjangka panjang dan bahwa walaupun penggunaan kekerasan oleh parah.156 NATO mungkin dibenarkan berdasarkan Bab 6. Pemisahan antara ius ad bellum dengan VII Piagam PBB, tetapi tidak berarti bahwa ius in bello HHI menjadi tidak berlaku. Pemberlakuan HHI sebagai ius in bello Dalam kasus yang berbeda, Keputusan (hukum yang berlaku untuk situasi sengketa ICJ pada tahun 1986 dalam kasus Nikaragua bersenjata) tidak dipengaruhi oleh ius ad versus Amerika Serikat juga memperlihatkan bellum (hukum tentang keabsahan tindakan prinsip pemisahan antara ius ad bellum dengan perang). Dengan kata lain, HHI mengikat para ius in bello. Dalam keputusan tersebut, pihak yang bersengketa tanpa melihat alasan walaupun Amerika Serikat telah dinyatakan dan keputusan atau tindakan perang tersebut. melakukan pelanggaran prinsip non intervensi Contoh tentang pemisahan ius ad terhadap Nikaragua, namun Amerika Serikat bellum dengan ius in bello dapat dilihat dalam dianggap tidak terlibat dalam pelanggaran Keputusan Prosecutor of the International hukum humaniter yang dilakukan oleh Crime Tribunal for Yugoslavia (ICTY) tanggal CONTRAS.158 14 Mei 1999 berdasarkan Pasal 18 Statuta 7. Ketentuan minimal Hukum Humaniter ICTY. Keputusan tersebut adalah tentang Internasional (HHI) pembentukan suatu komite yang diberi mandat

157Laporan Komite tersebut pada intinya menyatakan Hukum Humaniter Internasional Dalam Studi bahwa tidak cukup dasar untuk melakukan investigasi Hubungan Internasional, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. tentang kemungkinan pelanggaran HHI yang dilakukan 47. NATO dalam serangan udara di Yugoslavia. Laporan 154Regulasi Konvensi Den Haag IV, Pasal 23.e dan komite tersebut dan penerimaan Prosecutor terhadap Protokol Tambahan I/1977, Pasal 35.2, sebagaimana laporan tersebut, dianggap tidak memuaskan. Lihat : Is dikutip Ibid. The Non Liquet of The Report on The NATO Bombing 155Protokol Tambahan I/1977, Pasal 35.2, sebagaimana Campaign Acceptable ?, 2000, International Review of dikutip Ibid. The Red Cross, Volume 82, December, hlm. 1017-1027. 156Protokol Tambahan I/1977, Pasal 35.3, sebagaimana 158Marco Sassoli dan Antoine A. Bouvier, Op.cit, hlm. dikutip Ibid. 903-912. 204

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Dalam suatu konflik bersenjata b. Mereka yang tidak ikut bertempur menuntut adanya penerapan HHI, agar tersebut, dalam setiap waktu dan di penerapan Hukum Humaniter Internasional tempat manapun, tidak boleh (HHI) dapat dipatuhi dalam situasi konflik dikenakan tindakan-tindakan berikut : bersenjata oleh para pihak, maka Hukum i. Kekerasan terhadap kehidupan, Humaniter Internasional (HHI) telah pribadi, dan fisiknya, khususnya dilengkapi dengan ketentuan minimal Hukum pembunuhan dalam bentuk apapun, Humaniter Internasional (HHI) sebagaimana mutilasi, perlakuan kejam dan yang termuat dalam Pasal 3 ketentuan yang penganiayaan. sama dari Konvensi Jenewa 1949. ii. Kekerasan terhadap martabat Adapun bunyi pasal tersebut adalah pribadinya, khususnya penghinaan “dalam semua Konvensi Jenewa I sampai dan perlakuan yang merendahkan. dengan IV memang ditetapkan untuk situasi iii. Pemberian hukuman dan konflik bersenjata yang tidak internasional. pelaksanaan eksekusi sebelum Namun demikian, karena disebut sebagai adanya putusan yang ditetapkan ketentuan minimal, ketentuan ini juga harus oleh suatu pengadilan yang sah dihormati dalam situasi sengketa bersenjata yang dilengkapi dengan jaminan internasional”. Ketentuan minimal itu adalah hukum yang diakui oleh sebagai berikut : 159 masyarakat beradab. a. Orang-orang yang tidak serta dalam c. Sebuah badan kemanusiaan yang tidak pertempuran, termasuk anggota berpihak, seperti ICRC, boleh angkatan bersenjata yang telah menawarkan jasanya kepada pihak meletakkan senjatanya dan orang-orang yang berkonflik. yang telah tidak ikut bertempur lagi d. Pihak-pihak yang berkonflik karena sakit, luka, ditahan, atau sebab seharusnya berusaha memberlakukan lainnya, harus selalu diperlakukan semua atau sebagian ketentuan HHI secara manusiawi, tanpa pembedaan lainnya melalui perjanjian khusus. yang merugikan baik karena ras, warna e. Penerapan ketentuan-ketentuan HHI, kulit, agama atau kepercayaan, jenis khususnya pada waktu sengketa kelamin, kelahiran atau kekayaan, bersenjata yang tidak bersifat ataupun kriteria lainnya yang serupa. internasional, tidak mengubah status hukum pihak-pihak yang berkonflik.

159Rina Rusman, Op.cit, hlm. 51.

205

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Berdasarkan penjelasan prinsip-prinsip diperlakukan sebagai tawanan perang humaniter di atas bahwa banyak ahli yang (Prisoner of War). Sedang kelompok yang lain berpendapat, prinsip pembedaan (distinction memiliki status sebagai civilian yang tidak principle) adalah prinsip yang paling penting boleh turut serta dalam permusuhan, harus dalam prinsip-prinsip hukum humaniter. dilindungi dan tidak boleh dijadikan sasaran Berdasarkan prinsip pembedaan pada waktu serangan.161 Berkenaan dengan terjadinya terjadi perang/konflik bersenjata harus blokade Israel di Jalur Gaza menimbulkan dilakukan pembedaan antara penduduk sipil dampak pada warga Gaza yang berjumlah (“civilian”) di satu pihak dengan ―combatant” sekitar 1,5 juta jiwa, sedangkan warga atau serta antara objek sipil di satu pihak dengan penduduk sipil merupakan golongan yang objek militer di lain pihak. Berdasarkan prinsip sangat rentan menjadi korban akibat konflik ini hanya kombatan dan objek militer yang bersenjata (perang) termasuk di Gaza akibat boleh terlibat dalam perang dan dijadikan blokade Israel di jalur tersebut. sasaran. Lalu, bagaimana dalam situasi Konflik bersenjata (perang) yang blokade Israel di Gaza apakah prinsip terjadi di Gaza menuntut adanya Hukum pembedaan ini ditaati?. Humaniter Internasional (HHI) untuk Dalam suatu sengketa bersenjata pasti memberikan perlindungan terhadap korban akan menimbulkan korban baik itu terhadap akibat konflik bersenjata (perang) terlebih kombatan maupun penduduk sipil. Kombatan adanya blokade terhadap Gaza. Hal tersebut adalah orang yang aktif ikut serta dalam relevan dengan adanya Resolusi Majelis pertempuran dan penduduk sipil adalah orang Umum PBB dan Advisory Opinion Mahkamah yang tidak terlibat dalam pertempuran.160 Internasional tahun 2004. Lebih lanjut dapat ditegaskan sebagaimana Penegasan Majelis Umum PBB dalam yang dikatakan J.G. Starke dalam Introduction Resolusi ES/10-14 dan Keputusan to International Law menjelaskan bahwa International Court of Justice (ICJ) dalam dalam suatu konflik bersenjata, penduduk Advisory Opinión 9 Juli 2004 berkenaan pihak-pihak yang bertikai dibagi ke dalam dua dengan pemberlakuan Hukum Humaniter status yaitu satu kelompok mempunyai status Internasional yang termuat dalam seluruh sebagai kombatan dan berhak ikut serta secara Konvensi Jenewa IV/1949 di wilayah langsung dalam permusuhan, boleh membunuh pendudukan Israel atas tanah Palestina.162 dan dibunuh dan apabila tertangkap

161J.G. Starke, 1989, Introduction to International Law, Tenth Edition, Butterwoth, hlm. 547. 160Haryomataram, 2005, Pengantar Hukum Humaniter, 162ICJ Advisory Opinion 9 Juli 2004 sebagaimana Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 73. termuat dalam Marco Sassoli dan Antoine A. Bouvier, 206

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Pemberlakuan seluruh isi ketentuan Konvensi a. Memberikan alasan bahwa suatu perang Jenewa IV/1949 di wilayah pendudukan Israel dapat dijustifikasi yaitu bahwa perang atas tanah Palestina berarti pertempuran yang adalah pilihan terakhir (the last resort), dilakukan oleh tentara Israel di wilayah sebab atau alasan yang benar (just cause), tersebut dianggap sebagai tindakan perang didasarkan atas mandat politik (keputusan internasional menurut Hukum Humaniter politik, political authority) yang Internasional (HHI).163 demokratis, dan untuk tujuan yang benar Prinsip utama dalam penggunaan (right intention). senjata sebagaimana diatur dalam hukum b. Membatasi penggunaan kekuatan humaniter adalah bahwa selama perang nilai- bersenjata dalam peperangan atas dasar nilai kemanusiaan harus dihormati. Tujuannya prinsip proporsionalitas dan diskriminasi bukan untuk menolak hak negara untuk (proportionality dan discrimination). melakukan perang atau menggunakan Tindakan blokade Israel terhadap Gaza kekuatan senjata untuk mempertahankan diri adalah tindakan sepihak dan semena-mena. (self-defence), melainkan untuk membatasi Tindakan blokade tersebut dilakukan sejak Juli penggunaan senjata oleh suatu negara dalam 2007, alasan blokade tersebut adalah untuk menggunakan hak berperang tersebut untuk kepentingan keamanan Israel dan melemahkan mencegah penderitaan dan kerusakan yang posisi Hamas di Gaza. Hamas bagi negara berlebihan dan yang tidak sesuai dengan Israel adalah ancaman nyata dan berbahaya, tujuan militer. Dengan demikian hukum sehingga perlawanan dan gerakan Hamas humaniter ditujukan untuk “melindungi harus dipatahkan serta dilenyapkan. Benarkah beberapa kategori dari orang-orang yang tidak tindakan blokade Israel tersebut secara Hukum atau tidak lagi turut serta dalam pertempuran Humaniter Internasional (HHI) atau apakah serta untuk membatasi alat dan cara status blokade Israel dapat dibenarkan berperang”.164 Berdasarkan tujuan ini, hukum berdasarkan Hukum Humaniter Internasional humaniter mengatur dua hal pokok yaitu : (HHI). Dalam suatu sengketa bersenjata, orang-orang yang dilindungi meliputi 2006, How Does Law Protect in War?, Geneva, hlm. 1152 dan 1162. kombatan dan penduduk sipil. Kombatan yang 163Rina Rusman, 2010, “Jenis-Jenis Sengketa Bersenjata Dan Implikasinya Dalam Hubungan Internasional Dan telah berstatus “hors de combat” harus Pemberlakuan Hukum Humaniter Internasional”, dalam dilindungi dan dihormati dalam segala Hukum Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan Internasional, Rajawali Pers, Jakarta, hlm.55-56. 164 Frits Kalshoven dan Liesbeth Zegveld, 2001, International Humanitarian Law, ICRC, Geneva, hlm. Constraints on the Waging of War : An Introduction to 12-14. 207

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 keadaan.165 Kombatan yang jatuh ke tangan 1977 pada Konvensi Jenewa tahun 1949.166 musuh mendapatkan status sebagai tawanan Dengan adanya pengaturan tersebut perang. Perlindungan dan hak-hak sebagai diharapkan adanya korban dan akibat konflik seorang tawanan perang diatur di dalam bersenjata (perang) dapat terkurangi, atau Konvensi Jenewa III, sedangkan penduduk mencegah para pihak dalam konflik bersenjata sipil pada masa konflik bersenjata (perang) (perang) melakukan tindakan-tindakan yang berhak mendapatkan perlindungan berlebihan terhadap sasaran militer atau obyek sebagaimana diatur dalam Konvensi Jenewa yang memang layak dijadikan sasaran. IV dan Protokol I Tambahan Tahun 1977. Terlebih di zaman modern seperti sekarang Pengaturan orang sipil dan persenjataan begitu canggih dan berbagai perlindungannya dalam HHI dapat dibedakan metode konflik bersenjata (perang). menurut bentuk dan isinya. Menurut Kemudian, menurut isinya pengaturan bentuknya pengaturan HHI itu tertuang dalam HHI yang melindungi manusia dalam hukum internasional kebiasaan dan dalam pertikaian bersenjata didasarkan pada prinsip hukum internasional perjanjian. Jumlah pembedaan antara orang sipil dan kombatan. pengaturan itu cukup banyak. Di samping itu Berdasarkan prinsip pembedaan itu pengaturan masing-masing satuan pengaturan itu berdiri orang yang dilindungi HHI dapat dibedakan sendiri. Satuan pengaturan yang satu terlepas menjadi 3 kelompok, yaitu : 167 berlakunya dari satuan pengaturan yang lain. 1. kombatan Dari jumlah pengaturan itu HHI kebiasaan 2. orang sipil seperti Instruksi Lieber tahun 1863. Adapun 3. penolong korban perang, yang dapat HHI perjanjian terutama Konvensi Konvensi dibedakan penolong militer dan penolong Den Haag tahun 1899/1907, Konvensi Jenewa sipil. tahun 1949 dan Protokol Tambahan tahun Berdasarkan penjelasan di atas bahwa penduduk sipil merupakan golongan yang harus mendapatkan perlindungan dalam situasi

165Penghormatan merupakan unsur yang bersifat pasif, konflik bersenjata (perang) termasuk apa yang yaitu kewajiban untuk tidak melakukan tindakan- tindakan yang membahayakan, tidak memperparah terjadi pada situasi blokade Israel di Gaza atau keadaan, dan tidak membunuh orang yang dilindungi. Perlindungan bersifat aktif, berupa kewajiban untuk blokade Israel pada warga Gaza. mencegah bahaya dan kerusakan. Perlakuan manusiawi berkaitan dengan sikap mental yang akan mengatur 166Sugeng Istanto, 1997, “Penerapan Hukum Humaniter semua segi dari orang-orang yang dilindungi. Pengertian Internasional Pada Orang Sipil Dan Perlindungannya ‟penghormatan‟ dan ‟perlindungan‟ saling melengkapi, Dalam Pertikaian Bersenjata”, dalam Fadillah Agus Lihat : Frits Kalshoven, 1987, Constraint on the Waging (Ed), Hukum Humaniter : Suatu Perspektif, Pusat Studi of War, Second Edition, ICRC, Geneva, hlm. 2-13, Hukum Humaniter Fakultas Hukum USAKTI-ICRC, dalam Arlina Permanasari dkk, 1999, Pengantar Hukum Jakarta, hlm. 41. Humaniter, ICRC, Jakarta, hlm. 163. 167Ibid. 208

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Protokol I tahun 1977 menetapkan Perlindungan terhadap penduduk sipil perlindungan bagi orang sipil, Protokol I tahun telah diatur dalam Konvensi Jenewa IV. 1977 menetapkan antara lain : 168 Menurut Konvensi IV ini, perlindungan 1. larangan menyerang orang sipil. 2. keharusan dilakukannya penghati-hati tersebut meliputi perlindungan umum (general dalam melakukan perbuatan perang demi protection), diatur dalam Bagian II. untuk melindungi orang sipil. Adapun berdasarkan Protokol 3. larangan dilakukannya kekerasan kepada Tambahan, perlindungan tersebut diatur dalam orang sipil. Bagian IV tentang penduduk sipil. Bagian IV 4. larangan pemindahan paksa orang sipil. Protokol ini, antara lain mengatur mengenai perlindungan umum (general protection 5. jaminan mendapatkan bantuan. against the effect of hostilities), bantuan 6. kesempatan memberi bantuan korban terhadap penduduk sipil (relief in favour of the pertikaian bersenjata. civilian population), serta perlakuan orang- orang yang berada dalam salah satu kekuasaan Mochtar Kusumaatmadja mengatakan pihak yang bersengketa (treatment of persons bahwa, Konvensi mengenai Perlindungan Sipil in the power of a party to a conflict), termasuk di Waktu Perang bukan merupakan di dalamnya adalah perlindungan terhadap penyempurnaan daripada konvensi-konvensi para pengungsi, orang yang tidak memiliki yang telah ada, melainkan adalah suatu kewarganegaraan (stateless), anak-anak, Konvensi yang sama sekali baru169. wanita dan wartawan.170 Selanjutnya dikatakan bahwa ini tidak berarti Dalam segala keadaan, penduduk sipil bahwa sebelumnya kedudukan dan hak-hak berhak atas penghormatan pribadi, hak penduduk sipil belum pernah diatur dalam kekeluargaan, kekayaan dan praktek ajaran hukum perang yang tertulis. agamanya. Terhadap mereka, tidak boleh Peraturan Den Haag mengenai Hukum dilakukan tindakan-tindakan sebagaimana dan Kebiasaan Perang di Darat dalam bab yang disebutkan dalam Pasal 27-34, yaitu :171 yang mengatur pendudukan, memuat 15 pasal Melakukan pemaksaan jasmani maupun yang memberikan perlindungan kepada  rohani untuk memperoleh keterangan; penduduk sipil dalam daerah pendudukan (Pasal 42-56 Bagian III).

168Ibid, hlm. 49. 170Arlina Permanasari dkk, 1999, Pengantar Hukum 169Mochtar Kusumaatmadja, 1968, Konvensi-Konvensi Humaniter, ICRC, Jakarta, hlm. 170. Jenewa Tahun 1949, Bina Cipta, Bandung, hlm. 75-97. 171Ibid. 209

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

 Melakukan tindakan yang menimbulkan juga mengatur mengenai pembentukan penderitaan jasmani; kawasan-kawasan rumah sakit dan daerah-  Menjatuhkan hukuman kolektif; daerah keselamatan (safety zones).  Melakukan intimidasi, terorisme dan Daerah keselamatan (safety zones) ini

perampokan; harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :  Melakukan pembalasan; 172  Menjadikan mereka sebagai sandera;

 Melakukan tindakan yang menimbulkan  Daerah-daerah kesehatan hanya boleh penderitaan jasmani atau permusuhan meliputi sebagian kecil dari wilayah yang terhadap orang yang di lindungi. diperintah oleh negara yang Berdasarkan uraian di atas, bahwa mengadakannya; jelaslah dalam suatu konflik bersenjata  Daerah-daerah itu harus berpenduduk (perang) golongan penduduk sipil haruslah relatif lebih sedikit dibandingkan dengan mendapat perlindungan dari situasi konflik kemungkinan-kemungkinan akomodasi bersenjata (perang). Perlindungan haruslah yang terdapat di situ; tidak diskriminatif tanpa memandang apapun  Daerah-daerah itu harus jauh letaknya dan latar belakangnya. Dalam hal memberikan tidak ada hubungannya dengan segala perlindungan haruslah didasarkan pada macam objek-objek militer atau bangunan- penghormatan penduduk sipil dan penegasan bangunan industri dan administrasi yang tindakan-tindakan yang dilarang atau tidak besar. boleh di lakukan dalam suatu konflik  Daerah-daerah seperti itu tidak boleh bersenjata (perang), seperti penghukuman ditempatkan di wilayah-wilayah yang kolektif. Blokade Israel di Gaza termasuk menurut perkiraan, dapat dijadikan areal kategori melakukan pelanggaran atas larangan untuk melakukan peperangan. untuk tidak melakukan tindakan dalam suatu Berkaitan dengan perlakuan terhadap konflik bersenjata (perang) yakni collective orang-orang yang dilindungi, perlakuan khusus punishment. harus diberikan terhadap anak-anak. Para pihak yang bersangkutan diharuskan untuk memelihara anak-anak yang sudah yatim piatu Selanjutnya, bahwa demikian besarnya atau terpisah dengan orang tua mereka. perhatian yang diberikan Konvensi Jenewa Perlakuan khusus terhadap anak-anak yang untuk melindungi penduduk sipil dalam sengketa bersenjata, sehingga konvensi ini 172Haryomataram, 1994, Sekelumit Tentang Hukum Humaniter, UNS Press, Surakarta, hlm. 94. 210

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 diatur dalam Konvensi Jenewa ini kemudian internasional berdasarkan ketentuan ayat (4) dilengkapi pula dengan ketentuan baru Pasal 1 Protokol Tambahan I merupakan sebagaimana diatur di dalam Pasal 77 Protokol ketentuan yang mencantumkan adanya jenis- I. 173 jenis konflik bersenjata internasional yang Advisory Opinion pada tahun 2004 baru, yang disebut dengan : Mahkamah Internasional menegaskan bahwa  Penjajahan (colonial domination) situasi konflik bersenjata (perang) Palestina  Pendudukan asing (alien occupation) dan Israel adalah termasuk perang  Rejim rasialis (racist regime) internasional atau konflik bersenjata Uraian tersebut di atas memperluas internasional. Secara khusus dalam hal cakupan apa yang termasuk konflik bersenjata penerapan aturan konflik bersenjata internasional. Sebelumnya di dalam Konvensi internasional adalah pada Protokol I Tambahan Jenewa 1949 menegaskan bahwa konflik tahun 1977. bersenjata internasional adalah konflik Di dalam Pasal 1 ayat 3 dan 4 bersenjata antara dua negara atau lebih. menyatakan mengenai prinsip-prinsip umum Dengan adanya ketentuan Protokol I dan ruang lingkup penerapan protokol yakni Tambahan tahun 1977 tipe konflik bersenjata sebagai berikut :174 internasional tidak hanya antar negara saja (3). Protokol ini, yang melengkapi Konvensi- tetapi juga mencakup perlawanan terhadap konvensi Jenewa 1949, harus berlaku dominasi kolonial, pendudukan asing dan dalam situasi-situasi sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 common article perlawanan rejim rasialis.175 Konvensi Jenewa. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa (4). Situasi-situasi yang tercantum dalam ayat di atas termasuk konflik bersenjata di situasi konflik bersenjata (perang) antara mana bangsa-bangsa melawan dominasi bangsa Palestina dan Israel termasuk konflik kolonial, atau pendudukan asing atau rejim rasialis dalam rangka bersenjata internasional. Wilayah bangsa melaksanakan hak menentukan nasib Palestina semakin berkurang akibat sendiri (right of self determination), sebagaimana tercantum dalam Piagam pendudukan pihak Israel. Secara historis PBB dan Deklarasi tentang Prinsip- memang konflik bersenjata antara bangsa prinsip Hukum Internasional yang mengatur tentang Hubungan Bersahabat Palestina dan Israel adalah mengenai wilayah. dan Kerjasama antar negara sesuai Israel dalam hal perebutan wilayah telah dengan Piagam PBB. melakukan berbagai tindakan pendudukan atau Adanya perluasan dan pencaplokan sehingga wilayahnya bertambah perkembangan/tipe-tipe konflik bersenjata 3 kali dari sebelumnya.

173Arlina Permanasari dkk, Op.cit, hlm. 172. 174Arlina Permanasari dkk, Ibid, hlm. 132-133. 175Ibid, hlm. 133-134. 211

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Adanya blokade Israel di Gaza kesengsaraan, penderitaan bahkan korban merupakan perwujudan ambisi Israel untuk hingga jutaan. Blokade Israel di Gaza telah mempertahankan tindakannya di tanah bangsa mengabaikan prinsip pembedaan (distinction) Palestina. Blokade Israel di Gaza apapun combatan dan civilian (penduduk sipil). alasannya merupakan tindakan ilegal, karena Dengan alasan apapun tindakan blokade Israel mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan telah melanggar hukum internasional pada warga Gaza yang berjumlah sekitar 1,5 juta. umumnya dan Hukum Humaniter Internasional (HHI) pada khususnya. III. Penutup Konflik bersenjata (perang) sama Daftar Pustaka tuanya dengan peradaban manusia, sehingga Agus, Fadillah dkk. 1997. Hukum Humaniter : Suatu Perspektif. Pusat Studi Hukum konflik bersenjata (perang) selalu terjadi dalam Humaniter FH USAKTI-ICRC. Jakarta. sejarah manusia dengan berbagai bentuk dan Agus, Fadillah et.al. 1999. Hukum Perang derajat konfliknya serta alasan yang Tradisional Di Indonesia. Pusat Studi melatarbelakanginya terjadi. Dalam konflik Hukum Humaniter FH-USAKTI dan ICRC. Jakarta. bersenjata (perang) berbagai cara dilakukan oleh para pihak yang bertikai untuk mencapai AK, Syahmin. 1985. Hukum Humaniter Internasional Jilid 1 Bagian Umum. Armico. kepentingan militernya atau kemenangan Bandung. bahkan pada masa lampau banyak tragedi Bachtiar, Anwar Tiar. 2009. Hamas : Kenapa konflik bersenjata (perang) yang sangat Dibenci Israel?. Hikmah Publishing. menyedihkan, penderitaan, kesengsaraan Jakarta. bahkan korban yang sangat banyak. Salah satu Effendi, Masyhur A. 1988. Perkembangan cara yang dilakukan oleh para pihak yang Hukum Internasional Humaniter Dan Sikap Indonesia Di Dalamnya. bertikai dalam konflik bersenjata (perang) Depdikbud. Jakarta. adalah dengan melakukan blokade terhadap Haryomataram. 1984. Hukum Humaniter. lawannya. Pengalaman sejarah telah Rajawali Press. Jakarta. menunjukkan terjadinya berbagai tindakan ------. 1994. Sekelumit Tentang blokade yang dilakukan para pihak. Blokade Hukum Humaniter. Sebelas Maret Israel terhadap Gaza adalah salah satu blokade University Press. Surakarta. yang terjadi pada abad modern ini (abad 21). ------. 1994. Hukum Humaniter. Peristiwa blokade masa lampau telah Rajawali. Jakarta. menunjukkan bahwa tindakan blokade oleh salah satu pihak telah menimbulkan

212

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

------. 2005. Pengantar Hukum Rahman, Abdul Musthafa. 2002. Jejak-Jejak Humaniter. Raja Grafindo Persada. Juang Palestina : Dari Oslo Hingga Jakarta. Intifadah Al Aqsa. Kompas Media Nusantara. Jakarta. Hermawati. 2005. Sejarah Agama Dan Bangsa Yahudi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Rusman, Rina. 2010. “Jenis-Jenis Sengketa Bersenjata Dan Implikasinya Dalam Hingorani, R.C (Ed). 1987. Humanitarian Hubungan Internasional Dan Law. Oxford and IBH Publishing. New Pemberlakuan Hukum Humaniter Delhi-Bombay-Calcuta. Internasional” dalam Hukum Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan Istanto, Sugeng. 1992. Perlindungan Internasional. Rajawali Pers. Jakarta. Penduduk Sipil : Dalam Perlawanan Rakyat Semesta Dan Hukum ------. 2010. “Pengertian, Internasional. Andi Offset. Yogyakarta. Perkembangan Dan Sumber Hukum Humaniter Internasional” dalam Hukum Kusumaatmadja, Mochtar. 1968. Konvensi- Humaniter Internasional Dalam Studi Konvensi Jenewa Tahun 1949. Bina Hubungan Internasional. Rajawali Pers. Cipta, Bandung. Jakarta.

------. 1980. Hukum Internasional Rudy, May T. 2002. Hukum Internasional 1. Humaniter Dalam Pelaksanaan Dan Refika Aditama. Bandung. Penerapannya Di Indonesia. Bina Cipta. Bandung. Sassöli, Marco dan Antoine A Bouvier. 1999. How Does Law Protect In War : Cases, ------. 1986. Konvensi-Konvensi Documents And Teaching On Palang Merah Tahun 1949. Bina Cipta. Contemporary Practice In International Bandung. Law. ICRC. Geneva. Kalshoven, Frits dan Liesbeth Zegveld. 2001. Constraints on the Waging of War : An ------. 2006. How Does Law Introduction to International Protect in War?. Geneva. Humanitarian Law. ICRC. Geneva. Starke, J.G. 1989. Introduction to Pictet, Jean. 1962. The Geneva Convention International Law. Tenth Edition. and the Law of War : Revue Butterwoth. International de la Croix Rouge. Verri, Pietro. 1992. Dictionary of International ------. 1985. Development and Law of Armed Conflict. International Principles of International Humanitarian Committee of the Red Cross. Geneva. Law. Martinus Nijhoff Publisher dan Henry Dunant Institute. Dordrecht. Konvensi Jenewa mengenai Perlindungan Orang Sipil di Waktu Perang (Geneva Permanasari, Arlina dkk. 1999. Pengantar Convention relative to the Protection of Hukum Humaniter. ICRC. Jakarta. Civilian Persons in Time of War, of August 12, 1949). Pusat Bahasa Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan Kedua. Balai Pustaka. Jakarta.

213

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Protokol Tambahan Pada Konvensi-Konvensi Jenewa 12 Agustus dan yang Berhubungan Dengan Perlindungan Korban-Korban Pertikaian-Pertikaian Bersenjata Internasional (Protocol Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949, and relating to the Protection of Victims of International Armed Conflicts - Protocol I, 8 June 1977).

Regulasi Konvensi Den Haag IV (Regulations concerning the Laws and Customs of War on Land. The Hague, 18 October 1907).

Advisory Opinion of 9 July 2004 International Court of Justice : Legal Consequences of the Construction of a Wall in the Occupied Palestinian Territory.

214

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

ANALISIS HUKUM TERHADAP KEDUDUKAN MASYARAKAT ADAT DALAM HAL PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN HUTAN MENURUT KETENTUAN UU

No. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

Oleh :

Aswandi ([email protected])

Abstrak Fokus studi dalam tulisan ini adalah tentang kedudukan hukum masyarakat adat dalam hal pengelolaan dan perlindungan hutan menurut UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Pentingnya penulisan ini dilakukan adalah, bahwa masyarakat adat itu pada dasarnya memiliki peluang dalam pengeloaan dan perlindungan hutan, dikarenakan masyarakat adat mulai dari sejak dari nenek moyang mereka telah melindungi hutan dan berpengalaman dalam melindungi hutan sesuai dengan kearifan lokal yang mereka miliki berupa pola perlindungan masyarakat adat, seperti pertanian tradisional gilir balik, tembawang dan sebagainya. Namun demikian, peluang masyarakat adat tersebut mengalami hambatan, hal ini dikarenakan kedudukan masyarakat adat yang masih sangat lemah baik berupa hambatan yuridis maupun hambatan dari masyarakat adat itu sendiri. Padahal sudah sewajarnya terhadap masyarakat adat diberi peluang untuk melaksanakan pengelolaan dan perlindungan hutan yang sesuai dengan kearifan lokal yang mereka miliki. Diberinya peluang bagi masyarakat adat untuk mengelola dan melindungi hutan dimaksud adalah diharapkan agar kearifan lokal yang mereka miliki dalam hal pengelolaan dan perlindungan hutan menjadi tidak hilang begitu saja terutama oleh hal-hal atau kondisi-kondisi yang mempengaruhinya, seperti kebijakan-kebijakan dari penguasa ataupun adanya pengaruh budaya global yang melanda kehidupan manusia di bumi sekarang ini. Sehingga di sinilah peningnya penulisan ini dilakukan yakni dengan membahas dan menganalisis mengenai kedudukan masyarakat adat dalam hal pengelolaan dan perlindungan hutan khususnya di Kalimantan Barat. Kata kunci : Masyarakat adat, kearifan lokal masyarakat Adat, Pengelolaan dan

perlindungan hutan.

Abstract

The focus of this study is about the indigenous people‟s legal standing for managing and protecting the forests according to the constitution No 41, 1991 about Forestry. The importance of this study is, basically indigenous people has the opportunity for managing and protecting the forests because it was started since their ancestors have protected and experienced to protect the forests in a line with protection pattern local wisdom, such as traditional agriculture shifting, tembawang and so on. However, the position of this indigenous people make them faced some problems, which was caused by the unfavorable position of indigenous peoples, either juridical or internal obstacles. Naturally, these indigenous peoples should be given the opportunity for carrying out the forest management and protection in a line with their local knowledge. The opportunity which was given for indigenous peoples to manage and protect the forest in a line with the local wisdom and preserve the situation or conditions that affect it, such as the authorities policy or the change of global cultural. The purpose of this research is trying to discuss and analyze the position of indigenous peoples for managing and protecting the forest, especially in West Kalimantan. Keywords: Indigenous people, indigenous people local wisdom, forest management and protection.

215

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

I. Pendahuluan mereka yang ada di sekitar hutan. Selain itu Mengenai kehutanan di Indonesia masyarakat adat tersebut memiliki pola atau sampai sekarang ini diatur dengan UU RI sistem dalam mengelola dan melindungi No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan hutan yang ada di sekitar mereka yang dengan Peraturan Pemerintah No.45/2004. sudah dikenal dan dipertahankan dari sejak Penguasaan Hutan menurut ketentaun Pasal dari nenek moyang meraka secara turun 4 ayat (1) UU ini ditentukan, bahwa semua menurun hingga sekarang yaitu yang hutan di dalam wilayah Republik Indonesia disebut kearifan lokal. Namun demikian, termasuk kekayaan alam yang terkandung kedudukan masyarakat adat dan hak-haknya di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk tersebut dalam kenyataannya dianggap sebesar-besar kemakmuran rakyat; (2) sangat lemah dalam hal pengelolaan dan Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana perlindungan hutan sejak pemerintahan dimaksud pada ayat (1) memberi wewenang Orde baru berkuasa sampai sekarang ini. kepada pemerintah untuk: a. mengatur dan Hal ini sangat berbeda dengan kedudukan mengurus segala sesuatu yang berkaitan para pemilik modal atau korporasi yang dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil bergerak dibidang kehutanan atau hutan; b. menetapkan status wilayah perkebunanan yang umumnya seperti HPH tertentu sebagai kawasan hutan atau dan HTI yang tidak terlalu sulit untuk kawasan hutan sebagai bukan kawasan mendapat ijin berdiri dan beroperasinya hutan; dan c. mengatur dan menetapkan perusahaan mereka. hubungan-hubungan hukum antara orang Meskipun telah ada beberapa peraturan dengan hutan, serta mengatur perbuatan- perundang-undangan yang mengakui perbuatan hukum mengenai kehutanan. (3) keberadaan masyarakat adat dan hak- Penguasaan hutan oleh Negara tetap haknya dalam pengelolaan dan memperhatikan hak masyarakat hukum perlindungan hutan, tetapi pada adat, sepanjang kenyataannya masih ada kenyataannya keberadaan mereka masih dan diakui keberadaannya, serta tidak sangat lemah. Hal ini sampai terjadi, antara bertentangan dengan kepentingan nasional. lain dikarenakan adanya kebijakan Sehubungan judul dalam tulisan ini penguasda mengenai alih fungsi hutan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat menjadi perkebunan kelapa sawit atau atau adat adalah masyarakat adat yang dalam menjadi areal pertambangan yang kehidupannya sehari-hari tergantung pada melibatkan badan usaha (korporasi) yang hutan atau hasil hutan dan termasuk juga pada dasarnya lebih menguntungkan badan-

216

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 badan usaha baik milik pemerintah ataupun Indonesia, yang diatur dalam undang- swasta (korporasi) belaka. Sedangkan undang.” masyarakat adat atau yang ada disekitar Sehubungan dengan hal tersebut di atas hutan menjadi terabaikan atau tersingkirkan itulah, maka yang menjadi fokus begitu saja. Dampak yang t8imbul dari permasalahan dalam tulisan ini adalah adanya kebijakan dari penguasa seperti mengenai kedudukan hukum masyarakat tersebut di atas, maka tidak jarang adat dalam hal pengelolaan dan terjadinya konflik, yakni konflik antara perlindungan hutan menurut UU No.41 masyarakat adat atau yang ada disekitar Tahun 1999 tentang Kehutanan. hutan dengan pemilik badan usaha Terhadap permasalahan tersebut (korporasi) perkebunan kelapa sawit atau menurut hemat penulis akan lebih manarik antara masyarakat adat dengan oknum- jika dibahas dan dianalisis dengan tidak oknum TNI yang merasa bertanggung memandang hukum dalam pengertian yang jawab untuk menjaga keamanan pihak sempit atau memamandang hukum hanya badan usaha perusahaan kelapa sawit yang hukum berupa Undang-undang atau hukum bersangkutan. tertulis belaka, melainkan lebih Meskipun sejak diadakannya memandang hukum dengan pemahaman amandemen terhadap UUD RI 1945 dimana yang lebih luas atau memahami hukum pada pasal 18 B ayat (2) UUD RI 1945, yang dilihat secara komprehensif. bahwa kedudukan masyarakat adat atau Sebagaimana menurut Satjiptp Rahardjo, yang ada di sekitar hutan dikatakan telah bahwa Hukum sebagai suatu fenomen diupayakan untuk diangkat atau diberi dalam kehidupan manusia di manapun di tempat yang istimewa agar tidak lemah atau dunia ini dan dari masa kapanpun. terabaikan ataupun tersingkirkan. Hal Berdasarkan uraian latar belakang di tersebut dibagaimana dengan telah atas, maka maka penulis tertarik untuk dicantumkannya pasal 18 B ayat (2) UUD membahas Bagaimana kedudukan hukum RI 1945, bahwa : “Negara mengakui dan masyarakat adat dalam hal pengelolaan dan menghormati ketentuan-kesatuan perlindungan hutan menurut ketentuan UU masyarakat hukum adat beserta hak-hak No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan tradisionalnya sepanjang masih hidup dan dalam kaitannya dengan sistem Hukum sesuai dengan perkembangan masyarakat nasional (Analisis hukum Terhadap dan prinsip Negara Kesatuan Republik Kedudukan Masyarakat Adat di Dalam Hal

217

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Pengelolaan Dan Perlindungan Hutan di kritis, guna menarik benang merah dalam Kalimantan Barat) kaitannya dengan masalah dalam penelitian ini. Sebagaimana telah penulis kemukakan sebelumnya pada bagian pendahuluam II. Metodologi Penelitian tulisan ini, bahwa penulis akan melihat hukum dalam pemahaman yang lebih luas. Tulisan ini merupakan hasil sebuah Dengan demikian dalam memandang penelitian yang menggunakan metode Hukum akan berkaitan pula dengan kualitatif, yaitu untuk mengetahui serta pemahaman hukum yang dilihat bukan saja untuk menemukan makna yang tersembunyi secara sosiologi hukum, sejarah hukum, di balik obyek penelitian yang diteliti yaitu filsafat hukum, tetapi juga membicarakan mengenai kedudukan hukum masyarakat hukum dalam kaitannya dengan bidang adat dalam hal pengelolaan dan ilmu sosial lainnya yang sedikit banyak perlindungan hutan menurut ketentuan UU berkaitan dengan hukum atau No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. mempengaruhi hukum itu sendiri, seperti Jenis data dalam penelitian ini adalah sosial, ekonomi, politik sosial budaya. berupa data primer, yaitu data hukum Bahkan melihat hukum dengan primer seperti Konstitusi atau UUD, memanfaatkan paham-paham lainnya yang Undang-undang, di samping itu digunakan membicarakan tentang hukum yang juga berupa data skunder seperti kebijakan- responsif, hukum realis, hukum krirtis, kebijakan dan sebagainya sesuai hermeneutika hukum dan sebagainya. denganyang dibutuhkan dalam Membahas dan menganalisis terhadap permasalahan yang akan diteliti. Sumber permasalahan dalam tulisan ini dengan data skunder, berupa : buku-buku, literatur, menggunakan pemahaman kritis. Menurut Undang-undang; Keputusan Menteri, media IS Susanto, yang dimaksud dengan massa, dan lain-lain yang ada kaitannya pemikiran kritis adalah mempelajari dengan apa yang menjadi permasalahan kondisi-kondisi struktur, sosial, politik, dalam tulisan ini. budaya dan ekonomi yang mempengaruhi Analisis penelitian secara kualitatif, dimana pembuatan perundang-undangan dan data yang diperoleh, disusun dan penerapanya atau bekerjanya hukum. dimasukkan ke dalam daftar atau kategori Dalam mempelajari penerapan atau tertentu sebagai suatu ringkasan atau uraian bekerjanya hukum, termasuk di dalamnya singkat. Teknik analisis dilakukan secara

218

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

mempelajari hubungan interaksi di antara ekonominya berbeda dengan kelompok subyek-subyek yang terlihat didalamnya, masyarakat yang lain. Atau suku-suku bangsa yang telah mendiami sebuah negara seperti masyarakat atau korban, pemilik sejak masa kolonisasi yang memiliki modal atau perusahaan (Korporasi) yang kelembagaan ekonomi, budaya dan politik 176 bergerak di bidang pengelolaan dan sendiri. Menurut Kongres Adat Nusantara I, Maret 1999, masyarakat adat perlindungan hutan serta penegak hukum. adalah kelompok masyarakat yang Mengenai istilah pendekatan kritis dalam memiliki asal usul leluhur (secara turun pengertian yang agak umum, adalah sebagai temurun) di wilayah geografis tertentu, serta memiliki sistem nilai, ideologi, “cara pandang” yang lebih mengarahkan ekonomi, politik, budaya, sosial dan pada proses-proses terbentuknya realitas wilayah sendiri. 177 sosial. Cara pandang ini akan digunakan Melihat beberapa pengertian dalam membahas, memahami dan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat adat merupakan mempertanyakan realitas sosial yang ada komunitas-komunitas yang hidup dalam kehidupan sehari-hari, yakni dalam berdasarkan asal-usul leluhur secara turun mencapai masyarakat adil dan makmur menurun di atas suatu wilayah adat yang sebagaimana tersurat dalam Pancasila dan

UUD 1945. 176 Rikardo Simarmata, Menyongsong Berakhirnya Abad Masyarakat Adat : Resistensi Pengakuan Bermasyarakat http://dte.gn.apc.org/AMAN/ III. Hasil Penelitian dan Pembahasan publikasi/Artikel%20 Politik%20Simarmata.htm, diakses taggal 16 A. Pembahasan Teoritik mengenai September 2066, dan Bramaantyo dan nanang Masyarakat Adat dan Kearifan Lokal, Indra Kurniawan, Hukum Adat dan Ham, Hukum sebagai suatu Sistem, Serta Modul Pemberdayaan masyarakat Adat, http://www.ireyogya.org/ Hermeneutika Hukum. adat/modul_hukum_adat_ ham.htm,, diakses Guna membahas permasalahan dalam tanggal 1 November 2006, dalam Teddy Anggoro, kajian Hukum Masyarakat Hukum tulisan ini penulis menggunakan beberapa Adat dan Ham Dalam Lingkup Negara pemahaman seperti mengenai Masyarakat Kesatuan Republik Indonesia, Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-36 No. 4 Oktober adat, karifan lokal, sistem hukum dan – Desember 2006, catatan kaki No. 1, http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ pemahaman hermeneutik. jurnal/36406487498.pdf. diakses tgl 16 Juli 2011. 1. Masyarakat Adat Mengenai masyarakat adat ada 177 Keputusan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kep. KMAN beberapa pengertian masyarakat adat atau Nomor.01/KMAN/1999 dalam rumusan Indigenous Peoples (IPs), menurut Keanggotaan, dalam Husen Alting, Dinamika Menurut konvensi ILO 169 tahun 1989, Hukum Dalam Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat hukum Adat Atas Tanah masyarakat adat adalah sebagai suku-suku (Masa Lalu Kini dan masa Datang), LaksBang bangsa yang berdiam di negara merdeka Pressindo, Yogyakarta, bekerjasama dengan yang kondisi sosial, budaya dan Lembaga Penerbitan Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, cet. II, 2011, Hlm. 43. 219

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015 umumnya menggantungkan hidupnya “asli” sebagai akibat dari penjajahan sehari-hari dari hutan yang ada di yang telah berkembang ratusan tahun, lingkungan wilayah adat mereka dan seperti Melayu Deli di Sumatra Utara, dan Betawi di Jabotabek. memiliki pola atau sistem pengelolaan hutan masyarakat adat, sehingga mereka Melihat uraian tersebut di atas, memiliki kedaulatan atas tanah dan maka yang dimaksudkan dengan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya masyarakat adat dalam tulisan ini adalah yang diatur oleh hukum adat dan lembaga masyarakat lokal yang memiliki hukum adat yg mereka miliki untuk mengelola adat yang pada umumnya tinggal di keberlangsungan kehidupan sekitar hutan yang menggantungkan masyarakatnya. Dikarenakan kenyataan hidupnya sehari-hari dari hutan dan serta sosial-budaya di Indonesia dimana memiliki pola atau sistem pengelolaan keberadaan masyarakat adatnya yang dan perlindungan hutan masyarakat adat beragam dan dinamis, bahwa secara garis sejak dari nenek moyang mereka secara besar masyarakat adat dapat turun menurun yang dikenal kearifan dikelompokkan ke dalam 4 tipologi 178 lokal. sebagai berikut : Pertama, adalah kelompok 2. Kearifan Lokal masyarakat lokal yang masih kukuh berpegang pada prinsip yang tidak Kearifan lokal merupakan mengubah cara hidup seperti dalam hal pengetahuan yang muncul dari periode adat bertani, berpakaian, pola konsumsi, dan lain-lainnya, seperti komunitas To panjang yang berevolusi bersama-sama Kajang (Kajang Dalam) di Bulukumba, masyarakat dan lingkungannya dalam dan Kanekes di Banten; Kedua, adalah kelompok masyarakat lokal yang masih sistem lokal yang sudah dialami bersama- ketat dalam memelihara dan menerapkan sama. 179 Proses evolusi yang begitu adat istiadat, tapi masih membuka ruang dlm hubungan “komersil” dengan pihak panjang dan melekat dalam masyarakat luar, seperti Kasepuhan Banten dapat menjadikan kearifan lokal sebagai Kidul dan Suku Naga di Jawa Barat; Ketiga, entitas masyarakat adat yang sumber energi potensial dari sistem hidup tergantung dari alam (hutan, pengetahuan kolektif masyarakat untuk sungai, gunung, laut, dan lain-lain), tetapi tidak mengembangkan adat yang hidup bersama secara dinamis dan damai. ketat untuk perumahan maupun Pengertian tersebut melihat kearifan lokal pemilihan jenis tanaman, seperti Dayak Penan di Kalimantan, Pakava dan Lindu tidak sekadar sebagai acuan tingkah-laku di Sulawesi Tengah, Dani dan seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu Deponsoro di Papua Barat, Krui di Lampung, dan Haruku di Maluku; mendinamisasi kehidupan masyarakat yang Keempat, entitas masyarakat adat yang 180 penuh keadaban. sudah tercerabut dari tatanan pengelolaan sumberdaya alam yang

179 E. Tiezzi, N. Marchettini, & M. Rossini dalam Nurma Ali Ridwan, Ibid. 178 Lihat Dalam Azmi Siradjudin AR, Op.cit 220

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Melihat pengertian kearifan undangan, pengganti UU No. 10 Tahun lokal tersebut di atas maka dapat dikatakan 2004 tersebut di atas, dimana pasal 7 ayat bahwa kearifan lokal itu mengandung (1) UU No. 12 Tahun 2011 disebutkan : nilai-nilai yang ada dan berlaku dalam Jenis dan hierarki Peraturan Perundang- suatu masyarakat, dimana nilai tersebut undangan terdiri atas : dianggap benar dan merupakan acuan a. Undang-Undang Dasar Negara dalam bertingkah laku oleh masyarakat Republik Indonesia Tahun 1945; setempat dalam kesehariannya. Dengan b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; demikian, masyarakat adat terutama c. Undang-Undang. masyarakat adat Dayak di Kalimantan c. Undang-Undang/Peraturan Barat sudah dari sejak lama berperan Pemerintah Pengganti Undang- dalam melindungi hutan ataupun menjaga Undang; lingkungan hidup, yaitu sebagaimana d. Peraturan Pemerintah; seperti yang banyak dibicarakan oleh e. Peraturan Presiden; orang-orang sampai sekarang ini baik oleh f. Peraturan Daerah Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. pemerintah Indonesia yang berupaya Menurut Hans Kelsen mencegah terjadinya perusakan hutan menghendaki agar obyek hukum (Hukum maupun oleh masyarakat Internasional Positif) itu bersifat empiris dan bisa seperti dalam hal berupaya pengurangi dijelaskan secara logis. Maka sumber emisi. hukum tersebut diletakkan di luar kajian

hukum (hukum Positif) yaitu 3. Hukum Sebagai Suatu Sistem “Grounnorm”. Jadi semua peraturan Petaruran-peraturan hukum yang hukum itu merupakan susunan kesatuan tampaknya berdiri sendiri tanpa ikatan, dan dengan demikian ia merupakan suatu sesungguhnya diikat oleh beberapa “sistem”. pengertian yang lebih umum sifatnya, yang Menurut Lawrence W. Friedman ada mengutarakan suatu tuntutan etis. --- tiga komponen yang terkait dengan sistem Karena adanya ikatan oleh asas-asas hukum, yakni komponen struktur hukum hukum itu, maka hukum merupakan satu (legal structure), komponen substansi hukum (legal substance) dan komponen sistem. Peraturan-peraturan hukum yang budaya hukum (legal culture) (Lawrence berdiri sendiri-sendiri itu lalu terikat dalam M, Friedman, 1977, dalam Natangsa satu susunan kesatuan disebabkan karena Surbakti, 2006, hlm 101). mereka itu bersumber pada satu induk Melihat uraian tersebut di atas penilaian etis tertentu. Contohnya teori dapat dikatakan bahwa ada tiga komponen Stafenbau dari hans Kelsen. 181 Hal yang berkaitan dengan sistem hukum, yaitu tersebut terlihat pada Undang-Undang struktur hukum, substansi hukum dan Nomor 12 Tahun 2011 tentang kultur hukum. Materi hukum adat atau Pembentukan Peraturan Perundang- asas-asas hukum adat adalah termasuk substansi hukum adat, sedangkan lembaga- 180. Marthin Billa, Alam Lestari dan Kearifan Budaya Dayak Kenyah, Editor, Fatich Alfais, Penerbit lembaga yang ada pada hukum adat Pustaka Sinar Harapan anggota Ikapi Jakarta, merupakan struktuktur hukum, serta Edisi Revisi Tahun 2006, hlm. v-vi. adanya budaya hukum adat merupakan

181 Satjiopto Rahardjo, Ilmu Hukum, Ibid. budaya hukum. 221

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

(Afdeeling Singkawang dan Afdeeling 4. Pemahaman Hermeneutik hukum Pontianak, tidak termasuk afdeeling Ketapang dan afdeeling Sintang) terdiri Kata “hermeneutics” berasal dari atas: Dayak (43,02%), Melayu (29,74%), kata benda “hermeneueia” (bahasa Yunani) Banjar (1,06%), Bugis (9,85%), Jawa yang secarea harfiah diartikan sebagai (2,99%), suku lainnya (0,47%), tidak “penafsiran” atau “interpretasi”. Menurut diketahui (12,88%) (Gooszen, A. J. (1999). Esmi Warassih, hermeneutik atau Sukubangsa tahun 1930 di seluruh Kalbar interpretasi sangat dibutuhkan untuk pada keempat afdeeling yang dominan besar yaitu Dayak (40,4%), Melayu memahami hukum yang terbentuk teks- (27,7%), bumiputera lainnya (18,3%) dan teks maupun berupa simbol-simbol. Tionghoa (13%). (Kratoska, Paul H. (2002). Bahkan pemahaman hermeneutik harus 183 memadukan antara bahasa, tindakan dan Menurut Dayakologi, jumlah pengalaman. Melalui pendekatan penduduk di Kalimantan Barat pada tahun 2000 adalah berjumlah 3.732.950 jiwa, hermeneutik, maka pemahaman, yaitu dengan komposisi sebagai berikut : pemaknaan tidak lepas dari tiga hal, yakni rumpun Dayak sebesar 33.75 %, suku pembuat teks dan pembaca mengenali Melayu sebesar 33.75 %, Banjar 0,66 %, hermeneutik tampaknya sangat relevan Jawa sebesar 9,31 %, Bugis sebesar 3,20 untuk memahami hukum. Hukum %, suku lainnya sebesar 3,62 %, rumpun 184 senantiasa berada dalam ranah kehidupan Tionghoa sebesar 10,41 %. manusia sehingga hukum tidak lepas dari Dikatakan bahwa suku-suku unsur bahasa, ucapan, tindakan histories, yang ada di Kalimantan Barat adalah 185 pengalaman dan budaya, sosial dan politik. terdiri dari : suku Dayak, suku Hermeneutik menjadi sangat penting untuk Melayu, serta suku lainnya seperti : Suku membongkar, memahami menghayati dan Banjar, Suku Pesaguan, Suku Bugis, Suku memaknai dokumen hukum. 182 Sunda, Suku Jawa, Suku Madura, Suku Sehubungan dengan uraian Minang, Suku Batak, Tionghoa (Hakka tersebut itulah maka penulis akan dan Tiochiu). Kenyataannya suku Dayak menggunakan pemahaman hermeneutik ini dalam kehidupannya pada umumnya lebih guna memahami, membongkar, memahami banyak berhubungan dengan alam atau menghayati dan memaknai teks-teks, hutan sebagaimana yang menjadi bahasan simbol-simbol yang berkaitan dengan dalam tulisan ini. dokumen hukum yang ada atau yang menjadi permasalahaan dalam tulisan ini.

B. Masyarakat Adat di Kalimantan Barat. 183 Kalimantan Barat, dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https:// Menurut sensus tahun 1930 id.wikipedia.org/wiki/ Kalimantan_Barat penduduk Kalimantan Barat Laut diakses 2012-09-07, Diakses tgl 18 Juli 2013.

184 Propinsi Kalimantan Barat - Dayakologi",

diakses 2012-09-07, dalam Kalimantan Barat 182 Esmi Warassih, Mengapa Harus Legal Wikipedia Bahasa Indonesia, Ibid. Hermeneutics, pada Seminar Legal Hermeneutics sebagai Alternatif Kajian Hukum, Fakultas Hukum universita 185 Kalimantan Barat, dalam Wikipedia Bahasa Diponegoro, Semarang, 24 November 2007, Indonesia, Ibid. hlm. 1. 222

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

C. Kehidupan Masyarakat Adat Dayak Sehubungan dengan itu pula Tidak Dapat Dipisahkan dari Hutan bahwa masyarakat adat dalam hal ini suku Dayak atau yang ada di sekitar hutan pada Umumnya kehidupan kenyataannya memiliki kearifan lokal masyarakat Adat Dayak tidak dapat yakni berupa Pola atau Sistem Pengelolaan dipisahkan dengan kekayaan alam atau dan Perlindungan hutan masyarakat adat, hutan. Bahkan dikatakan bahwa tanah dan seperti : Perladangan berpindah (gilir kekayaan alam lainnya adalah pilar Balik), Pengelolaan Kebutn Gotah buah kehidupan masyarakat Dayak. Nilai janah, Pengelolaan Pohon Madu, ekonomis dari tanah dan hutan adalah satu Pengelolaan Kawasan Hutan Cadangan, kesatuan yang integral dengan aspek sosial Pengelolaan Keramat, Pengelolaan budaya dan politik dan keagamaan. tembawang, Pengelolaan Jamih, Dengan demikian, kehilangan hak atas Pengelolaan air sungai, Mokatn Tonah dan tanah berarti lenyapnya sebuah tatanan Nungkat Gumi. kehidupan. 186

Dikatakan bahwa masyarakat C. Analisis Hukum Terhadap Kedudukan adat terutama suku dayak itu tidak bisa Hukum Masyarakat Adat di Dalam Hal dipisahkan dengan hutan adatnya. Hutan Pengelolaan Dan Perlindungan Hutan bagi masyarakat adat atau di sekitar hutan di Kalimantan Barat bukan hanya sebagai suatu ekosistem adanya tumbuhan untuk kepentingan Berikut ini mengenai manusia, tetapi hutan juga merupakan kedudukan hukum masyarakat adat dalam simbol dari sebuah harga diri. Selain hutan, Hal Pengelolaan Dan Perlindungan Hutan tanah, sungai dan gunung juga memiliki akan penulis bahas dan analisis dengan keterikatan dengan masyarakat adat. Oleh menggunakan pemahaman hermeneutik. karena itu pengelolaan hutan lestari telah Dengan Hermeneutik dimaksudkan untuk dilakukan oleh masyarakat lokal sejak menganalisis, mengetahui, membongkar, puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu memahami menghayati dan memaknai dan hal tersebut masih tetap diterapkan teks-teks, simbol-simbol, yaitu yang sampai saat ini. 187 berkaitan dengan dokumen hukum terutama pada : - Ketentuan Pasal 18 ayat (2) UUD RI 186 Manusia Dayak – Orang Kecil yang 1945 merupakan Konstitusi negara Terperangkap Modernisasi, Editor : Nico RI. Andasputra, Stepanus Djueng, Op.Cit. hlm. 6. - Kemudian penulis akan melihat 187 Hutan Adalah Nafas Kami Orang Dayak, pada UU No. 41 Tahun 1999 Kesiadi Antang, Penghijauan, Kompasiana dengan menggunakan pemahaman Kompas.com, tgl 4 April 2013, hermaneutik. http://green.kompasiana.com/penghijauan/201 3/04/04/hutan-adalah-nafas-kami-orang- dayak-548264.html Diakses tgl 17 Agustus 1. Konstitusi Negara RI UUD 1945 : 2013; juga Hutan : Darah dan Jiwa Dayak, 2 Sep2008 Filed under: Social and Cultural Author: Arif, Pasal 18 B Ayat (2) : Negara http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/09/02/hut mengakui dan menghormati kesatua- an-darah-dan-jiwa-dayak/, Diakses tgl 17 kesatuan masyarakat hukum adat serta Agustus 2013. hak-hak tradisionalnya sepanjang masih 223

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

hidup dan sesuai dengan perkembangan selesai atau sedang berlangsung; --- kata masyarakat dan prinsip Negara “hidup” artinya masih terus ada, Kesatuan Republin Indonesia, yang bergerak, dan bekerja sebagaimana diatur dalam undang-undang”. mestinya; --- berlangsung (ada) tetap ada (tidak hilang); masih berjalan; Melihat ketentuan Pasal 18 B masih tetap dipakai (tt bahasa, adat, ayat (2) UUD 1945 tersebut di atas, sumur, dsb): adat itu masih tetap hidup memang benar negara mengakui dan dalam masyarakat. menghormati terhadap ketentuan Jika kata-kata atau kalimat kesatua-kesatuan masyarakat hukum “sepanjang masih hidup” tersebut adat serta hak-hak tradisionalnya, diartikan secara keseluruhan menurut namun demikian pengakuan tersebut kamus bahasa Indonesia, maka : sejauh masih belum sepenuhnya atau masih atau selama masyarakat adat itu masih terbatas atau bersyarat, sebagaimana berlangsung atau masih ada atau masih terlihat dari kalimat pada rumusan Pasal bekerja sebagaimana mestinya ataupun 18 B ayat (2) 1945 tersebut : ….. masih berjalan; masih dipakai oleh “sepanjang masih hidup dan sesuai masyarakat adatnya. dengan perkembangan masyarakat dan Sehubungan dengan hal prinsip Negara Kesatuan Republin tersebut di atas maka kata-kata atau Indonesia, yang diatur dalam undang- kalimat “sepanjang masih hidup” yang undang”. ada pada rumusan Pasal 18 B Ayat (2) Isi dari kalimat atau kata-kata UUD RI 1945 menimbulkan pertanyaan yang ada pada rumusan Pasal 18 B Ayat dari penulis : apa atau bagaimana (2) UUD RI 1945 tersebut di atas ukuran masyarakat adat dan hak-haknya terutama pada kalimat : …….sepanjang itu apakah masih hidup atau sudah tidak masih hidup dan sesuai dengan hidup lagi ? mengingat hukum adat itu perkembangan masyarakat dan prinsip pada umumnya adalah hukum yang Negara Kesatuan Republin Indonesia, tidak tertulis, atau hukum yang ada ……, maka masyarakat adat dan hak- dikepala atau ingatan pada para hanya itu baru diakui jika masyarakat pengurus atau pemuka adat yang adat dan hak-haknya tersebut masih bersangkutan, jadi berbeda dengan hidup dan sesuai dengan perkembangan hukum Positif yang lebih masyarakat. Sebaliknya, jika masyarakat mengutamakan hukum tertulis yakni adat dan hak-haknya itu sudah tidak demi untuk kepastian hukum. hidup lagi maka masyarakat adat dan Sedangkan kepastian hukum itu tidak hak-haknya tersebut menjadi tidak sama atau terpisah dengan keadilan. diakui. Selain itu hukum adat bukankah hukum Kata-kata atau kalimat tersebut adat itu bisa menebal dan menipis dilihat artinya perkata menurut kamus karena dipengaruhi oleh berbagai hal bahasa Indonesia, adalah sebagai berikut atau kondisi yang mempengaruhinya, : kata “sepanjang” apalagi di era budaya globalisasi artinya sejauh, selama;--- kata “masih” sekarang ini yang melanda dunia tanpa artinya sedang dalam keadaan belum terkecuali termasuk masyarakat adat

224

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

atau yang ada di sekitar hutan; Atau budaya yang sudah dunia menggelobal apakah hukum adat itu dipaksakan (Pank) atau yang bagaimana ? Jadi untuk diakui atau tidak diakui dengan menurut penulis kata-kata atau kalimat harus bisa membuktikan atau tidaknya yang ada pada rumusan pasal 18 B Ayat seperti halnya hukum positif yakni (2) UUD RI 1945 tersebut selain masih secara tertulis pula ? memberi pengakuan yang terbatas atau Kemudian, jika kata-kata atau bersyarat kepada masyarakat adat tetapi kalimat “sesuai dengan perkembangan juga kata-kata atau kalimat “sepanjang masyarakat” tersebut dilihat artinya masih hidup dan sesuai dengan perkata menurut kamus bahasa perkembangan masyarakat” tersebut Indonesia, adalah sebagai berikut : kata masih menimbulkan ketidak jelasan. “sesuai” artinya pas, cocok, serasi 2. UU No 41 Tahun 1999 tentang sepadan, setaraf, seimbang, selaras, Kehutanan. seirama, sama, sejalan, cocok; kata Bagian Menimbang UU ini alenea ketiga “perkembangan” artinya perihal berkembang; kata “masyarakat” artinya dikemukakan sbb sejumlah manusia dalam arti seluas- - Bahwa pengurusan hutan ……, luasnya dan terikat oleh suatu harus menampung dinamika kebudayaan yg mereka anggap sama: -- aspirasi dan peran serta terpelajar. masyarakat, adat dan budaya, Jika kata-kata atau kalimat serta tata nilai masyarakat yang berdasarkan pada norma hukum sesuai dengan perkembangan “ nasional; masyarakat” tersebut diartikan secara Pasal-Pasal yang berkaitan keseluruhan menurut kamus bahasa dengan masyarakat adat/hukum adat : Indonesia, maka : pas, cocok, sama, - Pasal 4 ayat (3) UU tersebut : sejalan dengan perkembangan sejumlah Penguasaan hutan oleh negara manusia dalam arti seluas-luasnya dan tetap memperhatikan hak terikat oleh suatu kebudayaan yg masyarakat hukum adat, sepanjang kenyataan masih ada mereka anggap sama, --- terpelajar. dan diakui keberadaannya, serta Sehubungan dengan hal tidak bertentangan dengan tersebut di atas maka kata-kata atau kepentingan nasional. kalimat “sesuai dengan perkembangan - Pasal 5 Ayat (2) : Hutan negara masyarakat” yang ada pada rumusan sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 18 B Ayat (2) UUD RI 1945 (1) huruf a, dapat berupa hutan adat. tersebut menimbulkan pertanyaan dari

penulis: masyarakat yang mana yang dimaksudkan itu ? Apakah masyarakat Penjelasan Umum UU No. 41 adat itu sendiri atau masyarakat di luar Tahun 1999, antara lain sebagai masyarakat adat ataukah masyarakat berikut: yang mana ? ataukah masyarakat yang Dilihat dari sisi fungsi dianggap sudah punya budaya moden produksinya, keberpihakan kepada rakyat banyak merupakan kunci atau sesuai dengan kehidupan keberhasilan pengelolaan hutan. …… masyarakat yang dianggap memiliki pengelolaan yang berorientasi pada

225

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

seluruh potensi sumberdaya Demikian pula halnya dengan isi kehutanan dan berbasis pada dan penjelasan dari beberapa peraturan pemberdayaan masyarakat. perundang-undangan, seperti pada dst rumusan Pasal 3 dan 5 UU No 5 Mengantisipasi perkembangan aspirasi masyarakat, maka dalam Tahun 1960; Pasal 67 UU No 5 undang-undang ini hutan di Indonesia Tahun 1967 tentang tentang Ketentuan digolongkan ke dalam hutan negara Pokok-Pokok Kehutanan; juga pada UU dan hutan hak. ----- Dimasukkannya kehutanan No. 41 Tahun 1999 (Pasal 4) hutan-hutan yang dikuasai oleh yang sekarang berlaku menggantikan masyarakat hukum adat dalam pengertian hutan negara, adalah UU kehutanan No. 5 tahun 1967 sebagai konsekuensi adanya hak tersebut yang pada dasarnya adalah menguasai dan mengurus oleh negara tidak berbeda dengan pengakuan pada sebagai organisasi kekuasaan seluruh UU Agraria UU No. 5 Tahun 1967 dan rakyat dalam prinsip Negara Kesatuan UU Kehutanan yang lama (UU No. 5 Republik Indonesia. Dengan demikian masyarakat hukum adat sepanjang Tahun 1967) yang kesemuanya menurut kenyataannya masih ada dan mengakui masyarakat adat dan hak- diakui keberadaannya, dapat haknya itu secara terbatas atau bersyarat melakukan kegiatan pengelolaan hutan yakni dengan menegaskan kata-kata dan pemungutan hasil hutan. atau kalimat : sepanjang masih ada dan dst. Ketentuan UU No 41 tahun diakui keberadaannya serta tidak 1999 tentang Kehutanan, baik pada bertentangan dengan Undang-Undang bagian menimbang, pada rumusan pasal dan peraturan-peraturan lain yang lebih 4 ayat (3), 5 ayat (2), maupun pada tinggi. penjelasan UU ini, bahwa UU ini Hal tersebut di atas menurut memang mengakui keberadaan hemat penulis menunjukkan bahwa masyarakat adat dan hukum adatnya, selain apa yang telah penulis namun demikian, pengakuan tersebut kemukakan sebelumnya, yaitu sulit juga tidak jauh berbeda dengan untuk menentukan dan apa pengakuan UU No 5 Tahun 1960 sesungguhnya yang menjadi ukuran tentang Peraturan Dasar Pokok masyarakat adat dan hak-haknya itu Agraria dan UU No. 5 Tahun 1967 masih hidup atau sudah tidak hidup lagi; tentang ketentuan-ketentuan Pokok sementara itu bukankah hukum adat itu Kehutanan yaitu tidak mengakui pada umumnya adalah hukum yang sepenuhnya, melainkan pengakuan yang tidak tertulis, jadi berbeda dengan bersifat terbatas atau bersyarat, hal ini hukum Positif yang lebih terlihat dari bunyi rumusan Pasal 4 ayat mengutamakan hukum tertulis yakni (3) dan Pasal 5 ayat (2), yaitu dengan demi untuk kepastian hukum dan kalimat sebagai berikut : Penguasaan seterusnya, sehingga hal ini hutan oleh negara tetap memperhatikan menunjukkan bahwa ketentuan tersebut hak masyarakat hukum adat, sepanjang merupakan ketentuan hukum negara kenyataan masih ada dan diakui yang dianggap memiliki sifat menguasai keberadaannya, serta tidak bertentangan demi untuk kepentingan umum yang dengan kepentingan nasional. harus di patuhi. Di sini menunjukkan

226

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

hukum negara merupakan hukum yang 4) Penjelasan Pasal 5 Ayat 1, Hutan sentralistik bukan hukum yang pluralis negara dapat berupa hutan adat, atau strong pluralism. yaitu hutan negara yang diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat Kemudian Pasal-pasal pada UU hukum adat (rechtsgemeenschap). kehutanan No. 41 Tahun 1999 terdapat --- dst ketentuan-ketentuan yang menurut 5) Pasal 5 ayat (2) Hutan negara penulis apabila dikaji dengan sebagaimana dimaksud pada ayat pendekatan Hermeneutik maka (1) huruf a, dapat berupa hutan ketentuan tersebut dapat menimbulkan adat.

penafsiran yang berbeda dan justru 6) Pasal 5 Ayat 3, Pemerintah menetapkan status hutan dapat merugikan ataupun memperlemah sebagaimana dimaksud pada ayat kedudukan dan hak masyarakat adat (1) dan ayat (2); dan hutan adat atau yang ada di sekitar hutan itu ditetapkan sepanjang menurut sendiri. Hal tersebut akan penulis kenyataannya masyarakat hukum kemukakan berikut di bawah ini. adat yang bersangkutan masih ada Diakuinya masyarakat adat dan dan diakui keberadaannya. hak-haknya dengan tidak sepenuhnya Melihat ketentuan-ketentuan atau beryarat tersebut, maka hal ini seperti tersebut di atas, menurut hemat jelas-jelas dapat melemahkan status atau penulis adalah sangat membingungkan kedudukan hukum masyarakat adat itu dan tidak jelas dan justru dapat sendiri. Selain itu status atau kedudukan menimbulkan penafsiran yang pada masyarakat adat juga bisa menjadi akhirnya bukan saja memperlemah status sangat lemah yakni dikarenakan adanya atau kedudukan masyarakat adat dan hak- ketentuan-ketentuan yang diatur dalam haknya tetapi juga bisa merugikan dan Peraturan perundang-undangan Nomor mengabaikan serta menyingkirkan 41 tahun 1999 tentang kehutanan itu keberadaan masyarakat adat atas hak- sendiri seperti sebagai berikut : haknya pada hutan adat yang mereka 1) Ketentuan Pasal 1 Angka 6 UU miliki. No. 41 Tahun 1999 tentang Kondisi yang seperti itu Kehutanan, disebutkan, bahwa sebenarnya sudah pernah terjadi dari sejak Hutan adat adalah hutan negara lama, yakni sejak dari UU kehutanan yang yang berada dalam wilayah lama UU No. 5 Tahun 1967 dan sampai masyarakat hukum adat. sekarang ini hal tersebut masih tetap saja 2) Tentang Penguasaan Hutan, Pasal dipertahankan oleh UU kehutanan yang 4 Ayat (3) Penguasaan hutan oleh Negara tetap memperhatikan hak sekarang berlaku yakni UU No. 41 Tahun masyarakat hukum adat, 1999 ini. sepanjang kenyataannya masih ada Kedua peraturan perundang- dan diakui keberadaannya, serta undangan mengenai kehutanan tersebut tidak bertentangan dengan masih tetap saja mengabaikan dan bahkan kepentingan nasional. menyingkirkan kedudukan dan hak-hak 3) Tentang Status dan fungsi hutan, masyarakat adat. Hal ini terbukti dengan Pasal 5 ayat (1), Hutan berdasarkan statusnya terdiri dari : masih terjadinya perlawanan dari a. hutan negara, dan hutan hak. masyarakat adat atau yang ada di sekitar

227

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

hutan itu sendiri, sehingga menyebabkan masyarakat adat atau yang ada di sekitar terjadinya konflik di hampir tanah air kita hutan menjadi semakin lemah. Sedangkan yaitu antara masyarakat adat dengan hukum sentralisme untuk ke depan pemilik perkebunan (sawit) atau menurut perkiraan penulis dianggap tidak pertambangan. sesuai lagi atau tidak cocok lagi untuk Menurut penulis hal tersebut diterapkan, melainkan hukum yang lebih sampai terjadi adalah tidak lepas pula dari tepat untuk diterapkan nantinya adalah adanya kebijakan-kebijakan yang mengarah pada hukum yang pluralisme dikeluarkan oleh penguasa, seperti yakni hukum yang tidak saja hukum kebijakan alih fungsi hutan atau negara tetapi juga hukum yang lainnya deforestrasi yang operasionalnya seperti hukum adat. dilakukan oleh pemilik modal (korporasi) Sehubungan dengan hal atas izin yang diberikan oleh penguasa tersebut di atas itulah maka sudah tersebut. Di sini penguasaan semestinya kedudukan hukum masyarakat mengeluarkan izin-izin tersebut adalah adat dan hak-haknya itu diakui oleh dikarenakan negara dalam hal ini negara dengan sepenuhnya bukan dengan pemerintahan yang berkuasa berpegang terbatas atau bersyarat ke dalam sistem pada apa yang disebut: hak menguasai hukum nasional. Selain itu tidak lagi oleh negara sebagai organisasi kekuasaan menjadikan hutan adat menjadi bagian seluruh rakyat pada tingkatan yang hutan negara, sehingga dengan ini tertinggi dan prinsip Negara Kesatuan diharapkan sebagai salah satu upaya untuk Republik Indonesia. mencegah timbulnya berbagai masalah Sehubungan dengan seperti hal pada tataran praktik atau empiris tersebut di atas itulah yang antara lain mengenai kedudukan hukum dan hak-hak pada akhirnya Mahkamah Konstitusi masyarakat adat yang bersangkutan atau melalui Putusannya mengeluarkan putusan menghindari timbulnya masalah atau mengenai status hutan Adat Diakui konflik dan sebagainya sebagaimana yang Menjadi Hutan Yang Berada di Wilayah sering selama ini di negeri ini. Masyarakat Hutan Adat, bukan lagi berada pada hutan negara. Dimana atas

putusan Mahkamah Konstitusi tersebut di IV. Penutup atas, maka hutan adat adalah tidak sama Meskipun keberadaan masyarakat dengan hutan negara. Jika negara dalam hal ini adat itu diakui oleh Konstitusi negara pemerintahan yang berkuasa masih tetap Indonesia UUD RI 1945 dan juga oleh UU saja mempertahankan atau memaksakan No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dengan memberikan pengakuan yang tidak sepenuhnya atau bersyarat ataupun namun mengakuan tersebut tidak menjadikan hutan adat merupakan hutan diberikan dengan sepenuhnya atau negara, maka menurut panulis bahwa bersyarat, dan juga hutan adat merupakan hukum yang seperti ini lah yang hutan negara, sehingga kedudukan hukum merupakan hukum sentralisme. Sehingga dengan ini pula menjadikan kedudukan masyarakat adat dalam hal pengelolaan

228

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

dan perlindungan hutan menjadi sangat lemah. Pengakuan yang tidak sepenuhnya Daftar Pustaka atau terbatas tersebut adalah tidak ada Esmi Warassih, Mengapa Harus Legal bedanya dengan pengakuan yang Hermeneutics, pada Seminar Legal diberikan oleh UU kehutanan yang lama Hermeneutics sebagai Alternatif Kajian Hukum, Fakultas Hukum universita UU No 5 Tahun 1967 tentang tentang Diponegoro, Semarang, 24 November 2007. Ketentuan Pokok-Pokok Kehutanan. F. Budi Hardiman, melampaui Positivisme, Pengakuan terhadap mesyarakat hlm.37, kemudian bandingkan dengan E.Sumeryono, Hermeneutik, Hlm.23 yang lemah dalam sistem hukum nasional dalam jasim hamidi. terutama dalam hal pengelolaan dan I.S. Susanto, Kerjasama F.H. Undip ASPEHUPIKI dan Program Kerjasama Hukum Indonesia perlindungan hutan tersebut bukan saja – Belanda, Semarang, tanggal 15-18 September 1991. telah mengabaikan masyarakat adat dan I.S.Susanto, Majalah Fakultas Hukum Undip, No. hek-haknya dalam hala pengelolaan dan 9 Tahun XXII 1992. Instrumen Hukum Nasional, dari Konsep Paper perlindungan hutan tetapi juga telah “Usulan Kebijakan Pengukuhan Hak Masyarakat Hukum Adat Tau Taa Wana di menjadikan masyarakayt menjadi Propinsi Sulawesi Tengah” – Yayasan tersingkir dari lokasi hutan adatnya, Merah Putih (YMP), http://www.ymp.or.id/ seperti adanya kebijakan penguasa yang content/view/107/35/, Diakses tgl 22 Maret 2013. lebih mengutamakan pembangunan dan Jazim hamidi, Hermeneutika Hukum – teori ekonomi nasional semata, kalau dulu Penemuan Hukum Baru dengan Interpretasi Teks. UII Press, Yogyakarta, memberikan ijin kepada HTI dan HPH, 2005. namun sekarang ini lebih memberikan ijin Keputusan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kep. KMAN dan beroperasinya korporasi dibidang Nomor.01/KMAN/1999 dalam rumusan Keanggotaan, dalam Husen Alting, perkebunan sawit yang sangat luas yakni Dinamika Hukum Dalam Pengakuan dan untuk menggantikan kayu hutan yang Perlindungan Hak Masyarakat hukum Adat Atas Tanah (Masa Lalu Kini dan masa telah habis. Sehingga hal ini mengabaikan Datang), LaksBang Pressindo, Yogyakarta, bekerjasama dengan Lembaga Penerbitan perlindungan dan kelestarian hutan dari Universitas Khairun Ternate, Maluku kerusakan. Dampak yang ditimbulkan Utara, cet. II, 2011. Manusia Dayak – Orang Kecil yang Terperangkap antara lain adalah mengakibatkan Modernisasi, Editor : Nico Andasputra, Stepanus Djueng. terjadinya konflik antara masyarakat adat Rikardo Simarmata, Menyongsong Berakhirnya yang merasa dirinya terabaikan dan Abad Masyarakat Adat : Resistensi Pengakuan Bermasyarakat bahkan tersingkirkan dengan pihak http://dte.gn.apc.org/AMAN/ korporasi/perusahaan perkebunan kelapa publikasi/Artikel%20 Politik%20Simarmata.htm, diakses taggal sawit. 16 September 2066,

229

Nestor Jurnal Hukum PMIH Universitas Tanjungpura Pontianak 2015

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Penerbit PT.Citra Suku Dayak, http://chit.blog.com/2012/01/19/suku- Aditya Bakti, Cetakan ke IV, Bandung, dayak/ January 19, 2012 - Posted oleh Tahun 1996. chitra Diakses tgl 14 Agustus 2013. Satjipto Rahardjo, Hukum dan Perubahan Sosial, Suku Dayak Mali, Dunia Tanpa Sayap, Kamis, 19 Suatu Tinjauan Teoritis dan Pengalaman- Juli 2012, http://dewit- pengalaman di Indonesia, Alumni, barces.blogspot.com/ 2012/07/suku-dayak- Bandung, 1983. mali.html, Diakses tgl 15 Agustus 2013. Satjiopto Rahardjo, Ilmu Hukum, Penerbit PT.Citra Aditya Bakti, Cetakan ke IV, Tahun 1996, Bandung, 1996. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Alumni Bandung, Cet.1, 1991. Bramantyo dan nanang Indra Kurniawan, Hukum Adat dan Ham, Modul Pemberdayaan masyarakat Adat, http://www.ireyogya.org/ adat/modul_hukum_adat_ ham.htm,, diakses tanggal 1 November 2006, Denyut Sawit di Jantung Borneo, dalam Aju, Selasa, 2 Juli 2013, http://www.shnews.co/ detile-21492-denyut-sawit-di-jantung- borneo.html, Diakses tgl 14 Agustus 2013. Hutan Adalah Nafas Kami Orang Dayak, Kesiadi Antang, Penghijauan, Kompasiana Kompas.com, tgl 4 April 2013, http://green.kompasiana.com/penghijauan/ 2013/04/04/hutan-adalah-nafas-kami- orang-dayak-548264.html Diakses tgl 17 Agustus 2013. Hutan : Darah dan Jiwa Dayak, 2 Sep2008 Filed under: Social and Cultural Author: Arif, http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/09/02/ hutan-darah-dan-jiwa-dayak/, Diakses tgl 17 Agustus 2013. Kalimantan Barat, dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https:// id.wikipedia.org/wiki/ Kalimantan_Barat diakses 2012-09-07, Diakses tgl 18 Juli 2013. Lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-36 No. 4 Oktober – Desember 2006, catatan kaki No. 1, http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/36406487498.pdf. diakses tgl 16 Juli 2011. Teddy Anggoro, Kajian Hukum Masyarakat Hukum Adat dan Ham Dalam Daniel Taneo, Penguatan Hukum Adat, HAM dan Pluralisme, http://www.ireyogya. org/adat/,diakses tgl 1 November 2006, Teddy Anggoro, http://isjd.pdii.lipi.go.id/ admin/ jurnal/36406487498.pdf., diakses tgl 16 Juli 2011.

230