Download This PDF File
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ISSN: 2655-9587 (online) | ISSN: 2303-2162 (print) Available online at : http://jbioua.fmipa.unand.ac.id ResearchArticle JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS Vol. 9 No. 1 (2021) 1-7 Keanekaragaman Bivalvia, Gastropoda, dan Holothuroidea di Zona Intertidal Pantai Utara Laut Jawa, Indonesia Diversity of Bivalvia, Gastropoda and Holothuroidea in Intertidal Zone of North Javan Sea Coastal, Indonesia V. Rohmayani 1 ) *), E. Tunjung Sari M. 1), Nurhidayatullah Romadhon 2) dan H. Ichda Wahyuni 3) 1. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Surabaya 60113, Indonesia 2. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya 60113, Indonesia 3. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Surabaya 60113, Indonesia SUBMISSION TRACK A B S T R A C T Submitted : 2020-08-15 This study aims to know diversity of Bivalvia, Gastropoda and Holothuroidea. Revised : 2021-03-17 Measures used in this study were Density Index (D), Diversity Index (H’), Evennes Accepted : 2021-04-19 Index (E’) dan Important Value Index (INP). This study used transect sampling Published : 2021-06-24 method by 1 × 1 meter quadrant. Target species of this study were member of Bivalvia, Gastropoda and Holothuroidea that inhabit in intertidal zone of north KEYWORDS Javan Sea coastal. This intertidal zone was divided into 3 zone; zone I is 50 meter, Bivalvia, zone II is 75 meter and zone III is 100 meter from coastal line to sea. Total sample of gastropoda, this species were 1064 individual, that divided into 7 species of Bivalvia, 10 species holothuroidea, of Gastropoda and 2 spesies of Holothuridea. The highest Diversity Index was for keanekaragaman, Gastropoda in zone I (253 individual/m2). Diversity Index was in moderate category zona intertidal, (1< H’ < 2) while the zone III was the highest. Evennes Index of all zones were relatively similar. The highest Important Value Index was species of Clypeomorus *) CORRESPONDENCE clypeomorus, that has value 53,06%. email: [email protected] PENDAHULUAN keanekaragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan (Nybakken 1992). Indonesia merupakan salah satu negara yang Pantai Utara Laut Jawa Paciran merupakan tipe memiliki wilayah perairan laut terluas di dunia. pantai berbatu, dimana panjang zona Luas wilayah lautnya melebihi luas wilayah intertidalnya ±200 meter dari arah pantai ke daratannya yaitu sebesar 5,8 juta km2, sehingga laut. luas total keseluruhan perairan Indonesia mencapai 70% dari seluruh luas wilayahnya. Bivalvia dan gastropoda merupakan Laut memiliki wilayah yang dekat dengan hewan invertebrata dari filum moluska yang daratan yang biasanya disebut dengan pantai memiliki cangkang dan penyebarannya sangat (Budiharsono 2001). Zona pantai yang luas terutama pada zona intertidal, sedangkan mengalami pasang dan surut disebut zona holothuroidea berasal dari filum echinodermata intertidal. Zona intertidal merupakan zona yang juga banyak terdapat pada zona intertidal terkecil dari semua bagian utama lautan, dan (Nybakken 1992). Gastropoda, bivalvia dan merupakan daerah pinggiran atau tepi, namun holothuroidea merupakan spesies sesil. Pinn el walaupun begitu zona intertidal ternyata at. (2008) menyatakan bahwa spesies sesil atau memiliki variasi keanekaragaman yang tinggi spesies yang menetap akan menempati ruang bila dibandingkan dengan zona bahari lainnya utama pada zona intertidal. (Odum 1994). Keseragaman, pola distribusi, kepadatan Zona intertidal terdiri atas beberapa jenis dan keanekaragaman jenis di alam dipengaruhi pantai yaitu pantai berbatu, pantai berpasir dan oleh terjadinya kompetisi antar jenis dalam pantai berlumpur. Pantai berbatu yang tersusun memperebutkan makanan serta kemampuan dari bahan yang keras merupakan zona yang spesies dalam menyesuaikan diri dengan paling padat organismenya dan mempunyai kondisi lingkungannya (Zarkasyi dkk. 2016). DOI: 10.25077/jbioua.9.1.1-7.2021 This article is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. V. ROHMAYANI . ET.AL / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 1-7 Hasil penelitian Rahmasari dkk. (2015) menunjukan bahwa kondisi perairan ResearchArticle mempengaruhi nilai keanekaragaman suatu spesies. Mengingat pentingnya peranan gastropoda, bivalvia dan holothuroidea dalam ekosistem pantai serta masih minimnya informasi mengenai data tersebut, maka perlu dilakukannya penelitian tentang keanekaragaman gastropoda, bivalvia dan holothuroidea di zona intertidal Perairan Utara Laut Jawa. Gambar 2. Desains Penelitian transek kuadrat METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Analisis Data Lokasi pengambilan sampel dilakukan di zona Indeks Kepadatan (D) intertidal pada Pantai Utara Laut Jawa Paciran- Indeks kepadatan diukur dengan menggunakan Lamongan Jawa Timur. Pengambilan sampel rumus sebagaimana berikut: dilakukan pada bulan Maret 2019, pada saat pantai dalam kondisi surut. Dimana: D : kepadatan Ni : Jumlah individu A : luas petak pengambilan, contoh (m2) Indeks Keanekaragaman (H’) Indeks keanekaragaman diukur dengan menggunakan rumus sebagaimana berikut: Gambar 1. Pantai Utara Laut Jawa Pacira- Lamongan 퐻′ = −Σ (푃푖 푙푛 푃푖) Keterangan: Metode Pengumpulan Data H’ = Indeks Keanekaragaman Pengambilan sampel bivalvia, gastropoda dan S = Jumlah spesies holothuroide dilakukan dengan menggunakan Pi = ni/N metode transek kuadrat 1 x 1 m2, yang Ni = Jumlah individu spesies ke-I dilakukan pada saat pantai dalam kondisi surut. N = Jumlah individu Total Lokasi pegambilan sampel dibagi dalam 3 Kriteria indeks keanekaragaman berdasarkan zonasi, yaitu sebagai berikut : Shannon-Wiener (Krebs 1989) adalah: 1. Zonasi I berjarak 50 meter dari arah pantai ke laut, H’ < 1 : keanekaragaman rendah 2. Zonasi II berjarak 75 meter, dan 1 < H’< 3 : keanekaragaman sedang 3. Zonasi III berjarak 100 meter dari arah H’ > 3 : keanekaragaman tinggi pantai ke laut. V. ROHMAYANI . ET.AL. 2 DOI: 10.25077/jbioua.9.1.1-7.2021 V. ROHMAYANI . ET.AL / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 1-7 Indeks Keseragaman (E) HASIL DAN PEMBAHASAN ResearchArticle Indeks keseragaman diukur dengan Indeks Kepadatan (D) menggunakan rumus sebagaimana berikut: Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat E' = H = H' hasil perhitungan indeks kepadatan kelas H' maks ln S bivalvia, gastropda, dan holothuroidea di Pantai Utara Laut Jawa Paciran. Kepadatan bivalvia Keterangan: E = indeks keseragaman (0 - 1) tertinggi terdapat pada zonasi III sebesar 5,3 2 H’ maks = keanekaragaman maksimum ind/m , kepadatan gastropoda tertinggi terdapat 2 H’ = keanearagaman pada zonasi I sebesar 253 ind/m , sedangkan Ln = logaritma natural pada holothuroidea kepadatan tertinggi terdapat 2 S = jumlah jenis pada zonasi I sebesar 4,7 ind/m . Dapat dilihat bahwa kepadatan kelas bivalvia terdapat pada Kategori: zonasi III, sedangkan pada kelas gastropoda E < 0,4 : keseragaman rendah dan holothuroidea terdapat pada zonasi I. Tidak 0,4 < E < 0,6 : keseragaman sedang ditemukan kepadatan tertinggi pada zonasi II, E > 0,6 : keseragaman tinggi hal tersebut mungkin terjadi karena pipa saluran pembuangan limbah terdapat tepat pada E ≈ 0; Kemerataan antara spesies rendah, lokasi zonasi II, sehingga invertebrata yang artinya kekayaan individu masing- berada di zona tersebut tidak mampu bertahan masing spesies sangat jauh berbeda. karena adanya pencemaran. Menurut Zarkasyi dkk. (2016) kondisi lingkungan sangat E = 1; kemerataan antara spesies relatif merata mempengaruhi pola distribusi dan kepadatan atau jumlah individu masing-masing spesies yang berada di zona intertidal. spesies relatif sama. Tabel 1. Kepadatan kelas gastropoda, bivalvia, H’max akan terjadi apabila ditemukan dalam dan holothuroidea di pantai Utara suasana di mana semua spesies adalah Laut Jawa Paciran-Lamongan melimpah. Adapun, nilai E kisaran antara Zonas Kelas Ni Kepadatan adalah 0 dan 1 maka nilai 1 menggambarkan i (ind) (ind/m2) suatu keadaan di mana semua spesies cukup I Bivalvia 11 3,7 melimpah. Gastropoda 759 253 Holothuroidea 14 4,7 II Bivalvia 7 2,3 Indeks Nilai Penting (INP) Gastropoda 178 59,3 Holothuroidea 2 0,7 Indeks nilai penting diukur dengan III Bivalvia 16 5,3 menggunakan rumus sebagaimana berikut: Gastropoda 76 25,3 Holothuroidea 1 0,3 INP = kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif Keterangan : Ni = Jumlah individu Keterangan: Kerapatan = jumlah individu satu spesies Indeks Keanekaragaman (H’) Total individu spesies Berdasarkan pada tabel 2 dapat dilihat bahwa Kerapatan Relatif = Kerapatan satu spesies x 100% hasil identifikasi keanekaragaman bivalvia, Total kerapatan gastropoda dan holothuroidea yang berada di zona intertidal Perairan Utara Laut Jawa Frekuensi = jumlah titik ditemukannya satu spesies Paciran-Lamongan pada pada kelas bivalvia Jumlah titik keseluruhan ditemukan sebanyak 2 ordo, 7 genus dan 7 Frekuensi Relatif = Frekuensi satu spesies x 100% spesies, pada kelas gastropoda diperoleh Total frekuensi sebayak 5 ordo, 9 genus dan 10 spesies, V. ROHMAYANI . ET.AL. 3 DOI: 10.25077/jbioua.9.1.1-7.2021 V. ROHMAYANI . ET.AL / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 1-7 sedangkan, pada kelas holothuroidea indeks keanekaragaman gastropoda berada ditemukan sebanyak 1 ordo, 1 genus dan 2 pada katagori sedang, sedangkan pada ResearchArticle spesies. penelitian Bugaleng dkk. (2015) melaporkan Berdasarkan pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai indeks keanekaragaman spesies bahwa hasil analisis pada penelitian ini gastropoda di zona intertidal pantai Malalayang menunjukkan bahwa pada ketiga zonasi Manado Sulawesi