ISSN: 2303-2162

Volume 9, Nomor 1 Maret 2021

UNIVERSITAS ANDALAS

Jurnal Biologi Universitas Andalas

Diterbitkan Oleh : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang – Sumatera Barat

UNIVERSITAS ANDALAS

Jurnal Biologi Universitas Andalas

Volume 9, Nomor 1– Maret 2021

Diterbitkan Oleh : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Padang – Sumatera Barat DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas

Ketua Dewan Editor: Dr. Henny Herwina

Editor Pelaksana: Ahmad Taufiq, M.Si. Dr. Aadrean Dr. M. Idris

Alamat Redaksi:

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universitas Andalas Kampus UNAND Limau Manis Padang Sumatera Barat 25163 Telp. 0751-777427, Fax. 0751-71343 Email redaksi: [email protected] Homepage : http://jbioua.fmipa.unand.ac.id/index.php/jbioua/index

Gambar Sampul : Perbandingan antara kondisi daun (A) Jumlah individu cengkeh Plot 1 = 270, Plot 2 = 236, Plot 3 = 166, Plot 4 = 313, Plot 5 = 260. Titik merah individu cengkeh yang ditandai algoritma. Plot 1,2 (Jalan menuju bukit panjang) Plot 3 (Puncak Bukit Panjang), Plot 4,5 (Batu Agung). *Plot 1 dilakukan validasi lapangan, (B) Canopy Height Model (CHM) pada plot 1 yang digunakan untuk estimasi tinggi dan diameter pohon cengkeh. Gambar sesuai dengan makalah Harapan et al. 2021, pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Desain sampul oleh Ahmad Taufiq

©Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, 2021

Kami Ucapkan Terimakasih dan Penghargaan yang Setinggi-tingginya Kepada Mitra Bestari (Reviewer) Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. U.A.) Vol. 9 No. 1, Maret 2021

1. Dr. Tetty Marta Linda 2. Dr. Widhi Dyah Sawitri 3. Arief Anthonius Purnama, M.Si

Kata Pengantar

Dewan Redaksi menyampaikan ucapan terimakasih kepada para penulis yang telah mempercayakan hasil penelitiannya untuk dipublikasikan di Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) Volume 9 Nomor 1, Maret 2021. Dewan Redaksi juga mengucapkan terimakasih kepada Mitra Bestari (Reviewer) yang telah memberikan kontribusi dalam menelaah hingga artikel pada nomor ini bisa diterbitkan.

Pada edisi ini, Redaksi menyajikan 5 artikel hasil penelitian yang berkaitan dengan Biologi secara umum. Artikel yang diterbitkan meliputi bidang : Taksonomi Hewan (1), Fisiologi Tumbuhan (1), dan Ekologi Tumbuhan (3). Untuk penerbitan berikutnya, Dewan Redaksi terus mengundang para peneliti bidang Biologi untuk mengirimkan artikel ilmiahnya.

Akhirnya, dengan kerendahan hati, Dewan Redaksi menyajikan Jurnal Biologi Universitas Andalas ini ke hadapan pembaca dengan harapan semoga bermanfaat. Jurnal ini dipublikasi secara online pada website http://jbioua.fmipa.unand.ac.id/index.php/jbioua/index serta versi cetak yang diterbitkan oleh Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas.

Dewan Redaksi

DAFTAR ISI

Diversity of , Gastropoda and Holothuroidea in Intertidal Zone of North Javan Sea Coastal, PDF Indonesia 1-7 V. Rohmayani, E. Tunjung Sari M., Nurhidayatullah Romadhon, H. Ichda Wahyuni

The Response of Callus Formation from Tacca Chantrieri Leaves with Various Concentrations of PDF 2,4-D and BAP by In Vitro 8-17 Maya Sari, Mayta Novaliza Isda

Bioassessment of Batang Kandis River Water Quality Using Macrozoobenthos in Koto Tangah PDF district, Padang City 18-24 Mhd Nur Allatif, Izmiarti Izmiarti, Nofrita Nofrita

Ethnomedicinal Study of the Use of Zingiberaceae by the Mentawai People in Siberut, West PDF Sumatra, Indonesia 25-29 Nurainas Nurainas, Ratna Sulekha, Zuhri Syam, Samantha Lee, Syamsuardi Syamsuardi

Distribution Pattern and Mapping of Invasive Alien Species Bellucia pentamera in Conservation PDF Area of PT. Tidar Kerinci Agung (TKA) Solok Selatan 30-38 Uswatul Inayah, Solfiyeni Solfiyeni

Above Ground Biomass Estimation of Syzygium aromaticum using structure from motion (SfM) PDF derived from Unmanned Aerial Vehicle in Paninggahan Agroforest Area, West Sumatra 39-46 Try Surya Harapan, Ahsanul Husna, Thoriq Alfath Febriamansyah, Mahdi Mutashim, Andri Saputra, Ahmad Taufiq, Erizal Mukhtar

el

) 3

category category

otal sample of of sample otal orth orth

ah ah pantai ke usi, kepadatan rtidal

dy were member of

nte

t t pada zona intertidal athttp://jbioua.fmipa.unand.ac.id : dan H. Ichda dan Wahyuni Ichda H. ShareAlike 4.0 International 4.0 International ShareAlike License.

- ) 2 di I Zona di

online online valvia, valvia, Gastropoda and Holothuroidea. Intertidal Zone of N of Intertidal Zone

7 - Available Available NonCommercial - Keseragaman, Keseragaman, pola distrib Bivalvia Bivalvia dan gastropoda merupakan

(2008) menyatakan bahwa spesies sesil atau spesies bahwa menyatakan (2008)

Holothuroidea dan keanekaragaman dan jenis keanekaragaman di alam dipengaruhi oleh terjadinya kompetisi antar jenis memperebutkan dalam makanan serta kemampuan spesies dalam menyesuaikan kondisi lingkungannya (Zarkasyi dkk. diri 2016). dengan keanekaragaman keanekaragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan (Nybakken 1992). tipe merupakan Paciran Jawa Laut Utara Pantai pantai berbatu, intertidalnya ±200 meter dari dimana ar laut. panjang zona hewan invertebrata dari filum moluska yang memiliki cangkang dan penyebarannya sangat luas terutama pada zona intertidal, sedangkan echinodermata filum dari berasal holothuroidea yang juga banyak terdapa (Nybakken 1992). Gastropoda, bivalvia dan Pinn sesil. spesies merupakan holothuroidea at. spesies yang menetap akan menempati ruang pada zona intertidal. utama

dan dan olothuroidea in in olothuroidea

, Nurhidayatullah Romadhon Nurhidayatullah , ) and and H 1

ndonesia I , sehingga , Vol. 9 No. 1 (2021) 1 9 No. Vol. ilayahnya. 2 Creative Commons Attribution Creative w 2162 (print) 2162 (print)

- ari ari M. Bivalvia, Gastropoda and Holothuroidea that inhabit in Javan Sea coastal. intertidalThis intertidal zone was divided zone into 3 zone; ofzone I is 50 meter, north T sea. line to coastal from meter 100is III zone and meter75 is II zone this species were 1064 individual, that divided into 7 species of Bivalvia, 10 species of Gastropoda and 2 spesies of Holothuridea. The highest Diversity Index was for moderatein was Index Diversity (253individual/m2). I zonein Gastropoda (1< H’ < 2) while the zone III was relatively the similar. highest. The Evennes highest Important Index Value of Index all was species zones of were Clypeomorus hasclypeomorus,value 53,06%.that T S T B R A C A This study aims to know Measures diversityused in this study were of Density Index (D), Diversity Bi Index (H’), Evennes Index (E’) dan Important Value Index (INP). method This by study 1 used × transect 1 sampling meter quadrant. Target species of this stu ndonesia ndonesia

merupakan merupakan zona yang Indonesia

Bivalvia, Gastropoda,

e is a under licensed e 7.2021 -

, E. Tunjung S TunjungE. ,

*) 15

19 dan Ilmu Pendidikan Universitas Surabaya, 60113, Indonesiadan Ilmu Surabaya Pendidikan Muhammadiyah 17 24 ) - - - -

1

oastal, oastal,

08 04 03 06 - This articl This - - -

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS JURNAL BIOLOGI S a, tara Laut Jawa,tara Laut I

variasi variasi keanekaragaman yang tinggi 2020 2021 2021 ea C : : 2021 : : : layah layah lautnya melebihi luas wilayah

9587 (online) | | ISSN: (online)2303 9587

-

ed Zona intertidal terdiri atas beberapa jenis beberapa atas terdiri intertidal Zona

pun begitu zona intertidal ternyata u 10.25077/jbioua.9.1.1 diharsono diharsono 2001). Zona pantai yang CORRESPONDENCE ) Fakultas Ilmu Kesehatan Ilmu Surabaya UniversitasFakultas 60113, Indonesia Surabaya, Muhammadiyah Sains Universitas Teknologi dan 60113, Indonesia Fakultas Surabaya Airlangga, Keguruan Fakultas ENDAHULUAN

holothuroide keanekaragaman, intertidal, zona * email: [email protected] KEYWORD Bivalvia, gastropoda, TRACK SUBMISSION Submitt Revised Accepted Published . . . uas uas total keseluruhan perairan

pantai berlumpur. Pantai berbatu yang tersusun berbatu berlumpur. Pantai pantai dari bahan yang keras paling padat organismenya dan mempunyai DOI: memiliki memiliki bila dibandingkan dengan zona bahari lainnya (Odum 1994). pantai yaitu pantai berbatu, pantai berpasir dan (Bu mengalami pasang dan surut intertidal. disebut Zona zona intertidal terkecil dari merupakan semua bagian utama zona lautan, dan merupakan daerah pinggiran atau tepi, namun wala daratannya yaitu sebesar 5,8 juta km 5,8juta sebesar yaitu daratannya l mencapai 70% dari seluruh luas Laut memiliki wilayah yang daratan yang dekat biasanya disebut dengan dengan pantai P Indonesia merupakan salah satu negara yang dunia.di terluas laut perairan wilayah memiliki Luas wi 1 2 3 Pantai U Bivalvia,Diversity Gastropoda of S Javan RohmayaniV. Keanekaragaman

ISSN:2655

Research Article

7.2021 -

I ggi -

7 -

10.25077/jbioua.9.1.1

9 NO. 1 (2021) 1 9 NO. 1 (2021) DOI: DOI:

) VOL. VOL.

: keanekaragaman rendah rendah keanekaragaman : sedang keanekaragaman : tin keanekaragaman : - 푃푖

Desains Penelitian kuadrat transek Desains

푙푛

: Jumlah individu individu Jumlah : : kepadatan kepadatan : : luas petak pengambilan, contoh (m2) petak pengambilan, contoh luas :

Wiener (Krebs 1989)Wiener (Krebs adalah: 푃푖 -

D Ni A Keanekaragaman = Indeks spesies = Jumlah = ni/N spesies individu ke = Jumlah Total individu = Jumlah

Σ (

Gambar 2. Gambar ′ = − ′ H’ H’ < 1 3 1 < H’< H’ > 3 Dimana: Indeks Keanekaragaman (H’) Indeks keanekaragaman berikut: sebagaimana rumus menggunakan diukur 퐻 dengan Keterangan: H’ S Pi Ni N Kriteria indeks keanekaragaman berdasarkan Shannon DataAnalisis Indeks Kepadatan (D) Indeks kepadatan diukur dengan menggunakan berikut: sebagaimana rumus

2

- - (2015)

aciran , yang 2

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL BIOLOGI

/

5 meter, dan 5 meter,

.

AYANI . AYANI ET.AL Lamongan kukan kukan dengan menggunakan Pantai Utara Pacira Pantai Jawa Laut

. V. ROHM V.

nnya penelitian tentang Zonasi 100berjarak dariZonasi III arah meter laut. ke pantai Zonasi Zonasi I berjarak 50 meter dari arah laut, ke pantai 7 berjarak Zonasi II V. ROHMAYANI . ROHMAYANI ET.AL V.

Gambar 1 Gambar 3. 1. 2. Lokasi Lokasi pegambilan sampel dibagi : sebagai berikut yaitu zonasi, dalam 3 Pengambilan Pengambilan sampel bivalvia, gastropoda dan holothuroide dila metode transek kuadrat surut. kondisi dalam pantai saat pada dilakukan 1 x 1 m Metode Pengumpulan Data dilakukan dilakukan pada bulan Maret 2019, pada saat surut. dalam kondisi pantai Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi danPenelitian Waktu Lokasi pengambilan sampel dilakukan di zona Jawa P Laut Utara pada Pantai intertidal Lamongan Jawa Timur. Pengambilan sampel keanekaragaman keanekaragaman gastropoda, holothuroidea di bivalvia zona intertidal Perairan Utara dan Jawa. Laut PENELITIAN METODE spesies. spesies. Mengingat gastropoda, bivalvia dan holothuroidea dalam pentingnya ekosistem peranan pantai informasi mengenai serta data tersebut, maka perlu masih dilakuka minimnya Hasil Hasil penelitian menunjukan Rahmasari dkk. mempengaruhi bahwa nilai keanekaragaman suatu kondisi perairan

Research Article

)

2

7.2021 - 3,7 4,7 2,3 0,7 5,3 0,3 253

59,3 25,3

(ind/m 0 spesies, Kepadatan Kepadatan

, sedangkan 7 - 2 . Dapat dilihat

2

di pantai Utara 7 2 1 Ni Ni 11 14 16 76 Lamongan 759 178 ragaman ragaman bivalvia, - (ind) nd/m 10.25077/jbioua.9.1.1

9 NO. 1 (2021) 1 9 NO. 1 (2021)

DOI: DOI:

kelas kelas gastropoda, bivalvia, Paciran

VOL. VOL. lvia : Ni = Jumlah = individu Jumlah : Ni

- Kelas Bivalvia Biva Bivalvia buangan limbah terdapat tepat pada tepat terdapat limbah buangan Gastropoda Gastropoda Gastropoda

Holothuroidea Holothuroidea Holothuroidea dan dan holothuroidea Jawa Laut Lamongan Lamongan pada pada kelas bivalvia yang berada di zona intertidal. beradaintertidal. di yang zona -

, kepadatan gastropoda tertinggi terdapat tertinggi gastropoda kepadatan , 2

i I II III ara ara Laut Jawa Paciran. Kepadatan bivalvia Zonas gastropoda dan holothuroidea yang berada di zona intertidal Perairan Paciran Utara Laut ditemukan Jawa sebanyak 2 ordo, 7 spesies, genus dan 7 pada sebayak kelas 5 gastropoda ordo, 9 diperoleh genus dan 1 dkk. dkk. (2016) mempengaruhi pola kondisi distribusi dan kepadatan lingkungan spesies sangat Tabel 1. Kepadatan Keterangan Indeks Keanekaragaman (H’) Berdasarkan pada tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil identifikasi keaneka HASIL DAN PEMBAHASAN DAN HASIL Indeks Kepadatan (D) Berdasarkan data pada tabel 1 hasil dapat dilihat perhitungan Pantai di holothuroidea indeks dan gastropda, bivalvia, kepadatan kelas Ut tertinggi terdapat pada zonasi III sebesar 5,3 ind/m pada zonasi I sebesar 253 ind/m terdapat tertinggi kepadatan holothuroidea pada pada zonasi I sebesar 4,7 i bahwa kepadatan kelas bivalvia terdapat pada zonasi III, sedangkan pada kelas Tidak I. zonasi pada terdapat gastropoda holothuroidea dan ditemukan kepadatan tertinggi pada zonasi II, hal tersebut mungkin pem saluran terjadi karena lokasi pipa zonasi II, sehingga invertebrata berada di yang zona tersebut tidak mampu bertahan karena adanya pencemaran. Menurut Zarkasyi

3

- %

1)

-

x 100% x x 100 x

masing -

erbeda.

H' S ln JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL BIOLOGI

/

vidu satu spesies vidu satu spesies =

.

ilai ilai 1 menggambarkan

Total frekuensi Total Total kerapatan kerapatan Total Total individu spesies spesies individu Total H Frekuensi satu spesies Frekuensi Kerapatan satu spesies satu spesies Kerapatan AYANI . AYANI ET.AL jumlah indi = = Jumlah titik keseluruhan : keseragaman sedang keseragaman : tinggi keseragaman : = indeks keseragaman (0 keseragaman = indeks maksimum = keanekaragaman = keanearagaman natural = logaritma jenis = jumlah rendah keseragaman : maks H'

jumlah titik ditemukannya satu spesies jumlah satu ditemukannya spesies titik V. ROHM V.

= kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif Frekuensi + Relatif kerapatan =

= V. ROHMAYANI . ROHMAYANI ET.AL V.

spesies relatif spesies sama. artinya artinya kekayaan b jauh spesies sangat masing individu masing atau jumlah individu masing

Relatif Frekuensi Relatif Kerapatan = = Frekuensi Indeks Indeks nilai berikut: sebagaimana rumus menggunakan penting INP diukur dengan Keterangan: Kerapatan adalah adalah 0 dan 1 maka n suatu keadaan di mana semua spesies cukup melimpah. Indeks (INP) Nilai Penting H’max akan terjadi apabila ditemukan dalam suasana di melimpah. mana Adapun, semua nilai E spesies kisaran adalah antara E ≈ 0; Kemerataan antara spesies rendah, E = 1; kemerataan antara spesies relatif merata Kategori: E < 0,4 0,4 0,6 E < < E > 0,6 E H’ maks H’ Ln S menggunakan rumus sebagaimana berikut: sebagaimana rumus menggunakan E' Keterangan: Indeks Keseragaman (E) Indeks keseragaman diukur dengan

Research Article

r -

7.2021

- indeks indeks

7

-

sate

Spesies 10.25077/jbioua.9.1.1 9 NO. 1 (2021) 1 9 NO. 1 (2021) DOI: DOI: Barbatia decus Gafrarium tumidum Marcia hiantina manilae philippinarum Venerupis Tellina palatam Pollia undosa Coralliophila meyendorffi cinerea Urosalpinx Littorina scabra Acmaea saccharina batillariaeformisClypeomorus maculates Trochus calcar Astraea Turbo intercostalis clypeomorus Clypeomorus Holothuria atra Holothuria leucospilota Saccostrea echinata Saccostrea VOL. VOL.

Ni = Jumlah = individu, Jumlah Ni Indeks Keanekaragaman H’=

-

ai ai indeks keanekaragaman spesies

ophila

Menurut Fachrul (2007)

Genus indeks keanekaragaman gastropoda tinggi. tinggi. gastropoda keanekaragaman indeks gori rendah. gori Astraea Arcidae Gafrarium Marcia Pitar Venerupis Tellina Pollia Coralli Urosalpinx Littoraria Acmaea Clypeomorus Trochus Turbo Holothuria Saccostrea vegetasi vegetasi yang membandingkan berbagai dapat jenis serta digunakan komunitas, untuk lingkungan untuk terhadap mengetahui suatu komunitas tertentu. pengaruh Keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh fakto faktor lingkungan, jika keadaan suatu ekosistem Keterangan : Keterangan parameter salah satu merupakan keaneragaman indeks indeks keanekaragaman gastropoda pada berada katagori penelitian Bugaleng dkk. sedang, (2015) melaporkan bahwa sedangkan nil pada Malalayang pantai intertidal zona di gastropoda Manado Sulawesi Utara termasuk ke al. et Rahmasari peneltian Pada tinggi. katagori dalam (2015) yang dilakukan Kabupaten Pamekasan, Madura Menunjukkan di pantai nilai Selatan Sedangkan pada daerah penelitian intertidal zona di dilakukan yang (2016) Zarkasyi dkk. pesisir Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik menunjukkan keanekaragaman bahwa spesies bivalvia masuk pada nilai kata indeks

4

di

(2013) Family

H’ Dimana Dimana 1,768 1,308 1,43 1,07 1,304 1,572 1,2 1,099 1,811

Muricidae Littorinidae Lottiidae Cerithiidae Trochidae Turbinidae Holothuriidae Ostreidae Arcidae Tellinidae Buccinidae 9.

penelitian penelitian ini

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL BIOLOGI

/

Ni

ntertidal ntertidal Kelurahan

56 115 319 350 74 88 25 12 25

.

Lamongan

- Ordo

AYANI . AYANI ET.AL

tigastropoda 9 9 8 6 8 8 5 5 8 spesies spesies Littorinimorpha Patellogastropoda Sorbeoconcha Ve Aspidochirotida Anisomyaria Veneroida Caenogastropoda

V. ROHM V.

zona zona intertidal di pantai Utara Laut Paciran Jawa

Lamongan

. Indeks keanekaragaman spesies pada V. ROHMAYANI . ROHMAYANI ET.AL V.

3 Pada Pada penelitian Saripantung dkk. Berdasarkan Berdasarkan pada tabel 3 dapat dilihat ea I B I C I A Kelas II C II B II A III III B III C III III A Zonasi Zonasi Holothuroid Gastropoda Bivalvia Tabel yang yang dilakukan di zona i Tongkeina Kota Manado menunjukkan nilai Tabel 2. Klasifikasi Bivalvia, Gastropoda dan Holothuroidea di pantai Utara Laut Jawa Paciran nilai nilai keanekaramana jenis pada ketiga zonasi termasuk sedang (Krebs, keanekaragaman tertinggi terdapat pada zonasi 1989). III sebesar 1,559, sedangkan keanekaragaman sebesar 1,26pada zonasi I terendah bahwa bahwa hasil analisis menunjukkan pada bahwa mununjukkan nilai pada indeks keanekaragaman ketiga dalam rentang 1 zonasi hingga 3 yang berarti bahwa sedangkan, sedangkan, ditemukan pada sebanyak 1 ordo, 1 spesies. genus kelas dan 2 holothuroidea

Research Article

, -

7.2021 1) -

E' - Tellina 0,596 0,688 0,597 0,625 0,755 0,746 0,683 0,866 0,806 at at dilihat

7

- Clypeomorus

Ln S Ln tu pantai tuberbatu. pantai 2,197 2,079 1,792 2,079 2,079 1,609 1,609 2,079 2,197 memiliki nilai INP nilai memiliki

Saccostrea echinata Saccostrea 10.25077/jbioua.9.1.1 ,

eks Nilai Penting (INP) Penting Nilai eks

9 NO. 1 (2021) 1 9 NO. 1 (2021) H' DOI: DOI: 1,2 ,811 1,43 1,07 Ind 1,308 1,304 1,572 1,099 1 1,768

cospilota i i pantai Utara Laut Jawa

VOL. VOL.

Lamongan (0 = Indeks Keseragaman = Indeks Keanekaragaman Natural = Logaritma Jenis = Jumlah - -

dari dari kelas gastropoda memiliki

9 8 6 8 8 5 5 8 9 dengan dengan nilai indeks keseragaman

Pitar circinatus Pitar

∑ spesies , zonasi zonasi d Paciran E H’ Ln S

Nilai Nilai keseragaman (E) pada ketiga

Holothuria leu Holothuria I B I C I A II B II C II A III III B III C III III A Zonasi menunjukkan menunjukkan bahwa spesies clypeomorus 53,06%. Sedangkan sebesar yaitu tertinggi INP pada ketiga palatam zonasi menunjukkan dan sama yaitu sebesar 1,632% yang merupakan Tabel Tabel 4. Indeks keseragaman (E’) pada tiap Keterangan: Indeks (INP) Nilai Penting Berdasarkan data pada tabel 5 analisis hasil bahwa dap keseragaman keseragaman sebesar 0,866, sedangkan indeks keseragaman terendah adalah pada zonasi stasiun I A 0,596.sebesar zonasi relatif sama dan termasuk pada keseragaman tinggi, nilai karena E > 0,6. Hal berarti bahwa kemerataan antara spesies relatif ini merata atau jumlah Hal 2007). (Fachrul individu sama relatif spesies masing pada masing tersebut dikarenakan jumlah spesies pada zona intertidal di pantai Utara Laut Jawa tersebar merata Paciran meskipun jumlah individunya relatif tidak banyak, yang sama yai habitat yang kondisi disebabkan oleh Hasil penelitian ini penelitian Bugaleng hampir dkk. (2015) sama melaporkan bahwa dengan nilai merata cukup katagori dalam masuk gastropoda indeks kemerataan merata. hampir dan spesies

5

dapat tetap aturan aturan dalam isme secara ter JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL BIOLOGI

/

organ . - keanekaragaman suatu keanekaragaman AYANI . AYANI ET.AL suatu komunitas berarti semakin berarti komunitas suatu

V. ROHM V.

sil analisis pada ketiga zonasi Menurut Menurut teori informasi Shannon V. ROHMAYANI . ROHMAYANI ET.AL V.

Berdasarkan hasil pengamatan salah satu salah pengamatan hasil Berdasarkan karagaman karagaman invertebrate (bivalvia, roleh roleh (Arbi 2011). Namun sebenarnya bahwa bahwa ha menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Indeks keseragaman tertinggi terdapat zonasi pada III stasiun B dengan nilai indeks yang lain tidak dapat melakukan kompetisi. kompetisi. tidak melakukan dapat lain yang Indeks Keseragaman (E’) Berdasarkan data pada tabel 4 dapat dilihat diakbibatkan diakbibatkan oleh kondisi lingkungan ekstrim sehingga yang hanya spesies tertentu yang pencemar terhadap zat toleran yang hidup pada dikarenakan lingkungan oleh spesies sehingga tertentu, spesies bagi makanan tersebut ketersediahan atau sumber pada daerah kehidupan pesisir akan langsung mempengaruhi orgamisne (Fajri 2013). Menurut dkk. Supratman (2018) spesies keanekaragaman pada bisasuatu lokasi rendahnya nilai indeks keane gastropoda dan holothuroidea) intertidal pada pantai Utara zona dikarenakan Laut Jawa Paciran lingkungan. Terjadinya gangguan lingkungan terjadinya pencemaran sebaliknya sebaliknya apabila komunitas tersebut hanya memiliki rendah. keanekaragamannya sedikit hal spesies yang menyebabkan rendahnya tingkat maka keanekaragaman keanekaragaman ini adalah untuk mengukur tingkat keteraturan dan ketidak suatu sistem (Fachrul 2007). Laksono (2007) menyatakan bahwa semakin banyak dalam spesises jumlah tinggi juga indeks keanekaragamannya, banyaknya banyaknya jumlah individu yang ditemukan, keseragaman indeks oleh ditentukan juga tetapi suatu spesies dalam komunitas (Zarkasyi dkk 2016). Wiener tujuan utama pengukuran indeks indeks indeks keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu jumlah individu dipe yang indeks rendahnya tinggi spesies tidak hanya bergantung pada masih masih alami biasanya indeks akan memiliki keanegaraman nilai (Soegianto jenis 2004). yang Tinggi rendahnya tinggi nilai

Research Article

7.2021 - 17 200 9,443 3,265 8,785 18,19 1,632 12,09 3,265 20,67 53,06 27,77 7,658 1,914 7,188 1,632 1,632 1,632 1,726 1,726 INP (%) INP

7 - ).

Teknik Teknik Analisis

89. 100 - 6,154 7,692 3,077 6,154 10,77 6,154 1,538 1,538 10,77 6,154 1,538 1,538 1,538 1,538 1,538 3,077 12,31 10,77 6,154 Lamongan FR (%) FR - 10.25077/jbioua.9.1.1 NP tertinggi, dimana

Oseanologi Oseanologi dan Limnologi 9 NO. 1 (2021) 1 9 NO. 1 (2021)

DOI: DOI: F , 37 ,(1): 71 37 0,444 0,556 0,222 0,444 0,778 0,444 0,111 7,222 0,111 0,778 0,444 0,111 0,111 0,111 0,111 0,111 0,222 0,889 0,778 0,444 VOL. VOL.

- S. S. 2001.

memang memang memiliki peranan yang

9 100 3,289 0,188 2,632 7,425 1,504 0,094 0,376 1,316 1,034 0,094 0,094 0,094 0,188 0,188 0,188 8,365 42,29 21,62 Pembangunan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pramita. Jakarta: Pradnya 2015. Komunitas Gastropoda di Intertidal Malalayang Manado Utara.Pantai Sulawesi 3:(1IlmiahPlatax, Vol. Jurnal Padang Padang Lamun Perairan Sulawesi Utara. Pulau Talise, di Indonesia (%) KR

DAFTAR PUSTAKADAFTAR gastropoda memiliki I gastropoda sangat penting dalam ekosistem karena terlibat dalam siklus rantai 2006). makanan (Cappenberg 1 K ai Utara Laut Jawa Paciran Laut Utara Jawa ai Bugaleng, C. D., Manginsela, F. B. & Kambey, A. D. A. Kambey, & B. F. Manginsela, D., C. Bugaleng, Arbi, Arbi, C.Y. 2011. Struktur Komunitas Moluska di Budiharsono,

0,033 0,09 0,002 0,026 0,074 0,015 0,001 0,004 0,013 0,01 0,001 0,001 0,001 0,002 0,002 0,002 0,084 0,423 0,216 6

rus rus

1064 35 96 2 28 79 16 1 ∑ 4 14 11 1 1 1 2 2 2 89 450 230

= Jumlah total individu spesies i yang ditemukan (ind) ditemukan total spesies yang i = Jumlah individu = Kerapatan (%) Relatif = Kerapatan = Frekuensi (%) Relatif = Frekuensi

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL BIOLOGI

a

/

.

pinx cinerea pinx memiliki INP tertinggi INP memiliki ∑ K KR F FR circinatus

Clypeomorus clypeomo Holothuria atra Holothuria Holothuria leucospilota Acmaea saccharina Acmaea calcar Astraea Clypeomorus batillariaeformis Clypeomorus clypeomorus Coralliophil meyendorffi scabra Littorina undosa Pollia intercostalis Turbo maculates Trochus Urosal Nama spesies Nama decussate Barbatia tumidum Gafrarium hiantina Marcia Pitar echinata Saccostrea palatam Tellina Venerupis philippinarum AYANI . AYANI ET.AL

:

r r pada komunitasnya. Kelas ori ori keanekaragaman rendah, g

V. ROHM V.

V. ROHMAYANI . ROHMAYANI ET.AL V.

Total Holothuroidea Holothuroidea Gastropoda Kelas Bivalvia merupakan spesies yang spesies merupakan sebesar 53,06%. yaitu dimana dimana jumlah total sampel yang ditemukan sebanyak 1064 individu yang terdiri spesies Bivalvia, 10 atas spesies Gastropoda dan 2 7 spesies Holothuridea. Nilai keseragaman (E) spesies pada ketiga zonasi relatif sama merata. atau Spesies KESIMPULAN Keanekaragaman pada penelitian ini dalam berada kate Keterangan berarti berarti spesies tersebut memiliki peranan yang semakin besa Spesies diPenting (INP) pant 5. Nilai Indeks Tabel INP terendah. INP menggambarkan pentingnya menggambarkan INP terendah. INP peranan suatu organisme dalam ekosistemnya (Fachrul 2007). Semakin tinggi nilai INP

Research Article

10. 7.2021 – - Jurnal - e

7 - , Vol. 2(1); 1 , Vol. 10.25077/jbioua.9.1.1 9 NO. 1 (2021) 1 9 NO. 1 (2021) DOI: DOI: VOL. VOL.

- Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Pangkah Ujung Kabupaten Ilmiah BIOSAINTROPIS

7 , . – 56. - Jurnal Jurnal Gadjah Gadjah Marine Marine

Indikator . . London:

87.

, Vol. 8(2):, Vol.

– . Terjemahan Terjemahan .

. JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL BIOLOGI

Jurnal Jurnal Enggano

, Vol. 355: 173 /

Oseonologi Oseonologi dan

, 75 39: Terjemahan Terjemahan Eidman, Journal Journal of Biology &

po, J. FWS. & Manu,

. Biologi Laut: Suatu , , Vol. 7 (1): 50 la la Distribusi Bivalvia di Jurnal EducatioJurnal Dasar Ekologi Dasar - , Vol. 1(3). , Vol. Metode Metode Sampling Bioekologi AYANI . AYANI ET.AL ur Komunitas ur MakrozoobentosKomunitas

if. Malang. Bayumedia. if. Dasar Ecologycal Ecologycal methodology

100. V. ROHM V.

– Soegianto, S. 2004. Metode Pendugaan V. ROHMAYANI . ROHMAYANI ET.AL V. Diversitas Diversitas dan Po Zona Intertidal Daerah Pesisir Kecamatan G. Struktur 2013. Gastropoda Komunitas di Hamparan Lamun Kelurahan Tongkeina Kota Manado. Daerah Ilmiah Platax Intertidal Kelimpahan Kelimpahan Gastropoda pada Zona dan Intertidal di Pulau Bangka Bagian Timur. Keanekaragaman 3(1). Vol. Pamekasan, Pamekasan, Madura. biology Education Pencemaran Perairan Dengan Biologis. Surabaya: Airlangga University Press. species species diversity in the intertidal. Ecology Progress Series 182. Keanekaragaman Gastropoda di dan Pantai Selatan kabupaten Kelimpahn Tjahjono Samingan. Yogyakarta: Press. Universiti Mada Piddocks (: Bivalvia: Pholadidae) increase topographical complexity and Pendekatan Pendekatan Ekologis. M., Koesoebiono, Begen, Sukardjo.PT. Gramedia. Jakarta: Hutomo, dan Lombok Timur.Lombok 81 RowHarper and Publishers Kuantitat Limnologi di Limnologi Indonesia di Aksara. Jakarta: Bumi PT. di Perairan Pantai Kuwang Wae Kabupaten Moluska Moluska di Perairan Kepulauan Derawan Kalimantan Timur. masari, masari, T., Purnomo, T. & Ambarwati, R. 2015. Saripantung, Saripantung, G. L., Tamanam Zarkasyi, M. M., Zayadi, H. & Laili, S. 2016. Supratman, Supratman, O., Farhaby, A. M. & Ferizal, J. 2018. Rah Pinn, E. H., Thompson, R. C. & Hawkins, S. J. 2008.S.J. Hawkins, & C. R. Thompson, E. H., Pinn, Nybakken, Nybakken, J.W. 1992. 1994. E.P. Odum, Krebs Krebs C.J. 1989. Laksono. 2007. Ekologi. Pendekatan Deskriptif dan Fachrul, Fachrul, F. M. 2007. Fajri, N. 2013. Strukt Cappenberg, H. A. W. 2006. Pengamatan Komunitas Pengamatan 2006. W. Cappenberg, A. H.

Research Article

- - T. 2,4

1 - culture culture L 18,66

- arious arious BAP. The

) dan 1 - has a unique chantrieri

L

BAP BAP dapat in vitro mg T. ith V

kalus kalus eksplan 1 - L

adalah adalah kultur kalus by by using T. T. chantrieri

landclearing . at : http://jbioua.fmipa.unand.ac.id Leaves Leaves w mber mber tanaman obat yang ShareAlike 4.0 International License. 4.0 International ShareAlike

in vitro (2019) (2019) bahwa persentase - berkisar berkisar antara 17,33 D and BAP in vitro. This study used study This vitro. in BAP and D

- BAP affected the percentage of live

D combined with 3 1 - online - T. chantrieri

L . 1998). . 1998). yaitu yaitu dapat dapat dilakukan melalui teknik

abitat asalnya menjadi berkurang. berkurang. menjadi asalnya abitat

gan Berbagai Konsentrasi 2,4 Konsentrasi gan Berbagai Tacca chantrieri et et al. mg

rhizome rhizome as traditional medicine because the et al di h di

en chantrieri 17 is d NonCommercial

-

Available Available - 1.5; 2.0 2,4 in vitro Kalus Kalus adalah kumpulan sel yang belum 8 D + 3 T.

- chantrieri 2,4

leaf leaf callus formation and to determine the optimal

chantrieri 1

-

i Tacca Chantrieri (Dwiyani (Dwiyani 2015). Penelitian Manullang (2018) menyatakan bahwa 3 memacu mg waktu pembentukan daun hari setelah tanam Rudiyanto (HST), dan penelitian sekunder sekunder yang banyak berpotensi sebagai su pada tersebut Hal besar. skala dalam diproduksi dapat aksi banyaknya kerena dilakukan banyak belum pembukaan pengalihfungsian hutan menjadi hutan hutan tanaman industri (HTI) ( yang mengakibatkan jumlah chantrieri Berdasarkan hal perbanyakan tersebut perlu mempertahankan dilakukan kelestariannya. yang Perbanyakan T. bertujuan kultur untuk (Yelnitit terdiferensiasi, dan terbentuk pada bekas luka dikulturkan yang tanaman organ pada irisan atau L

T.

mg

-

rom chantrier T. f

In Vitro T. y Tacca Tacca Chantrieri ostan, withanolide, taccalonolide, and saponins. To maintain its b

memiliki memiliki

Creative Commons Attribution Commons Creative

Vol. 9 No. 1 (2021) Vol. 9 No. 2005). 2005). AP mengandung mengandung 2162 (print) - T. chantrieri

sustainability, sustainability, it is necessary to propagate techniques such as callus culture. The purpose of this study was response to determine the of 2,4 of concentrations various with concentration mg 2 and 1 treatments, control of consisting design randomized completely a D and concentrations of 0.5; 1.0; observations were made for 60 days concentration after of 1.5 planting. The results showed that explants the and the percentage of callus formation by 100% respectively, and the time after planting. days callus appeared of 18.75 A BS T R A C T The an annual herbaceous tropical plant which is one of Tacca the from Dioscoreaceae family is the species of the genus inflorescence morphology like that of a bat. Thailand The have people used of by Southeast China and methanol extract containspseudofur secondary metabolites such as diarylheptanoids, et.al.

2010). 2010). nd B

perik, perik, dan anti - chantrieri

D a - et al. et T. inflamasi inflamasi baik untuk - an Kalus Daun chantrieri In Vitro

Malesia Malesia seperti Sumatera, 17.2021 - - f Callus Formation

f 2,4

o o

2002). 2002). Kandungan metabolit

T. termasuk termasuk satu dari 15 spesies

Mayta Novaliza Isda Novaliza Mayta

10 24

22 24 - 2011). - - - This article is licensed under a a under is licensed article This

02 06 03 06 Secara Secara - i i Cina Tenggara dan Thailand - , - -

dan mempunyai mempunyai rimpang berbentuk

JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS

et al. S *)

2021 2021 i 2021 2021 AP Pembentuk : : : : et al.

9587 (online) | ISSN: 2303

-

ed , callus, callus, , Rimpang Rimpang

Response Response

land, land, dan Indo 10.25077/jbioua.9.1.8 an B D, D, - d CORRESPONDENCE ) 2,4 BAP * email: [email protected] KEYWORD chantrieri Tacca metabolites, secondary invitro SUBMISSION TRACK Accepted Published Submitt Revised

senyawa senyawa diarylheptanoids, konstituen metabolit steroid termasuk spirostan, furostan, taccalonolide, dan saponin sekunder (Yokosuka seperti DOI: inflamasi. inflamasi. Sifat mengobati anti luka bakar, tukak lambung, (Keardrit luka dan perut sakit seperti seperti kelelawar chantrieri (Zhang silindris dan sudah digunakan tradisional sebagai d obat (Zhang aktivitas analgesik, anti herba herba tahunan dengan Selatan, Cina Afrika, Selatan, Amerika meliputi wilayah penyebaran Thai Kalimantan dan memiliki Malaysia. morfologi perbungaan yang unik PENDAHULUAN Tacca chantrieri famili Dioscoraceae merupakan tumbuhan Laboratorium Terpadu, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau, Pekanbaru, 28293 Pekanbaru, Riau, Universitas Alam, Pengetahuan Ilmu dan Matematika Fakultas Biologi, Jurusan Terpadu, Laboratorium D The Concentrations Sar Maya Respon

ISSN: 2655ISSN:

Research Article ia trea dr faktor dari terlepas tidak dauneksplan hidup persentase Tingginya pencoklatan. mengalami tidak dan segar, dengan hijau, keadaan dalam ditandai eksplan hidup eksplan pengamatan 75 antara berkisar hidup eksplan persentase 1 Tabel Berdasarkan Persentase Eksplan Hidup HASIL DAN PEMBAHASAN daun atas permukaan (adaksial) menghadapmedia. ke bagian meletakan cara dengan diinisiasikan dan cm 2x2 ukuran pan dan ujung dengan dibilas pada cm 3 dipotong Daun kali. 3 steril dan akuades menit 10 selama (20%) dalam direndam kemudian selama 1menit dan dibilas akuades steril 2kali, LCB dalam di dilakukan selanjutnya sterilisasi 30 Proses jam menit. 1 selama mengalir air dengan dicuci larutan dalam dithane M direndam 10 kemudian selama (5%) menit, sabun air dalam direndam al et Sterilisasi eksplan menggunakan metode Martin METODE PENELITIAN secara 2,4 daun kaluspembentukan terhadap dari optimal konsentrasi pembentukan k respon mengetahui bertujuan 2,4 penelitian chantrieri daun dilakukan kalus pembentukan respon perlu mengenai uraian maka Berdasarkan tersebut %. 66,67 sebesar BAP 0,5 perlakuan pada daun kalus terbentuknya faktor (2015) Dwiyani Menurut mempengaruhinya. MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA ls daun alus - dn A secara BAP dan D -

0102H (2013) . MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA - atr ag epnau terhadap berpengaruh yang faktor in vitroin

- aia A Laminar 45 80WP (3%) selama 30 menit, dan nr dna braa konsentrasi berbagai dengan Andre Du drna akhl (70%) alkohol direndam Daun . . chantrieri T. .

. kl an dptn dengan dipotong daun, gkal an ai aaa induk tanaman dari Daun - 0 % Braakn hasil Berdasarkan %. 100 T. chantrieriT. mg r lw Cabinet Flow ir

L n vitro in - 1

isoe alata Dioscorea 2,4

oim hipoklorit sodium a menentukan dan

- D + 2,0 + D

- ini Penelitian . -

dn BAP dan D atr yang faktor sec T. chantrieri T.

/ ara

JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS (LAFC) in vitro in mg

L L. T. - 1

9

Murashige dan Skoog (MS Skoog dan Murashige unsur hara pada media ke dalam eksplan. Media difusimembantuprosespengangkut, yang akan jaringan memiliki daun tulang ibu karenabagian pada bertujuan ini bagian Pemilihan daun. tulang ibu meliputi yang daun tengah bagian batang, keping biji atau tunas. meristematik bersifat dapat berasal dari daun muda, ujung akar, ujung yang (2011) tanaman Lestari bagian Menurut kultur. media pada me tumbuh dapat sehingga tinggi, dan yang regenerasi meristematik bersifat daun eksplan chantrieri penggunaan muda, yang daunpemotongan.Eksplan tipedaneksplaneksplan, ukuranumur meliputi digunakan yang eksplan lingk Karekteristik tumbuh. dan tumbuh fisik pengatur kondisi zat media, tanam, media eksplan, adalah kultur perkembangan dan pertumbuhan 21) eki knaia klu kalus kultur kontaminan jamur. kontaminan roseus Catharanthus terkait (2017) ini hasi seperti sama Kontaminasi HST. 30 pada Zigomycetes jamur kontaminasi mengalami eksplan karena kecuali 100% 3 mencapai 1 1 perlakuan Tabel dalam dilukai. dan jaringan ketika oksidatif kondisi pada tersedia oksidase dan disintesis atau polifenol dilepaskan yang tirosinase seperti mengandung tembaga yang oksidase enzim aktivitas (2008) pencoklatan pada jaringan terjadi karena mengalami yang pemotongan.Men akibat perlukaan bagian pada pencoklatan mengalami eksplan pengamatan berdasarkan (Martin lengkap karena yangmikro dan makrohara unsur mengandung digunakan banyak paling dan umum mg

L

e Persentase -

1 kpa daun Eksplan

BAP sebesar 75%, hal ini disebabkan ini hal 75%, sebesar BAP

yang muda karena jaringan tanaman jaringan karena muda yang mg

L l penelitian Oratmangun penelitian l - 1

ksplan hidup yang disajikan yang hidup ksplan

t al et 2,4 DOI:

-

yn ddmns oleh didominasi yang L VOL. - D dan 2 dan D T. 10.25077/jbioua.9.1.8 21) Sli itu Selain 2013). .

) adalah media yang media adalah ) 9 NO. 9 (2021) 1 8 T. chantrieri

chantrieri mg iii daya miliki urut Hutamiurut

L - 1

2,4 - in vitro in 17 dipilih dipilih - ungan ungan 17.2021

et al. et - D + + D T.

Research Article

. D T. -

beda beda n sel BAP BAP -

1

- 17

- L

mg nin nin eksogen T. T. chantrieri ase perlakuan perlakuan ase 50 75 75 50 50 75 100 sebesar sebesar 100%.

Kalus (%) Kalus Persentase Persentase Pembentukan D D + 3 9 NO. 1 (2021) 8 1 (2021) 9 NO. - D tunggal menunjukan - 2,4 VOL. VOL.

1 - - chantrieri L

MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA

rti cahaya dan suhu ruangan T. mg

Hasil Hasil penelitian sebelumnya yaitu 75 75 Auksin dalam konsentrasi rendah akan 100 100 100 100 100 Hidup (%) Hidup konsentrasi konsentrasi hormon lingkungan endogen, sepe dan tempat faktor kultur (Zulkarnain 2009). Kerja auksin dari dan konsentrasi sitokinin zat dapat pengatur didalam menyebabkan sel tumbuh menjadi meningkat endogen sebab kedua perlakuan kombinasi M3 dan M4 hanya mampu mampu hanya M4 dan M3 kombinasi perlakuan menginduksi persentase pembentukan sebesar kalus 50%. Hasil tersebut lebih rendah jika persent hasil dengan dibandingkan yang menggunakan 2,4 bahwa penambahan auksin dalam konsentrasi rendah mampu belum persentase meningkatkan pembentukan kalus eksplan daun Menurut Renicha efektifitas zpt auksin (2016) dan dan auksin hormon konsentrasi pada bergantung sitoki keseimbangan tanaman. jaringan dalam endogen sitokinin Manullang (2018) konsentrasi auksin yang rendah pada perlakuan bahwa kombinasi 0,1 penambahan justru dapat eksplan memacu daun pembentukan Kombinasi kalus auksin dan sitokinin memberikan juga dapat respon tergantung spesies, macam organ, umur organ, yang berbeda persentase persentase pembentukan kalus pada perlakuan oleh disebabkan sitokinin dan auksin kombinasi peningkatan konsentrasi auksin yaitu digunakan. yang 2,4 menstimulasi dan pembesaran pemanjanga setelah terjadinya distimulir oleh sitokinin yaitu BAP tetapi, pada pembelahan sel yang

Persentase Eksplan Persentase 10 - D -

) D dan BAP Selama 60 Hari Ssetelah Tanam (HST) Tanam 60 Hari Ssetelah Selama BAP dan D

1 - 100%. 100%. - -

L

0 0 3 3 3 3 0 l sebagai g g belum

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL BAP / mg

( menunjukan menunjukan

D D (M1) dan 2 -

2,4

) 1 1 - Perlakuan -

D

L L -

1 2 1 2 0 chantrieri 0,5 1,5

2,4 mg mg ( D D dan BAP menunjukan 17.2021 T. - - dengan Perlakuan 2,4 Perlakuan dengan

D D dalam media kultur akan - an pertumbuhan kalus. kalus. an pertumbuhan

D D (M2) secara tunggal mampu -

an M6 sebesar 75 %. Perbedaan 2,4 chantrieri nambahan nambahan 1 M3 M4 M5 M6 M0 M1 M2

Kode Kode 1 Berdasarkan Berdasarkan Tabel 1 terdapat pengaruh Penambahan Penambahan berbagai konsentrasi 2,4 - MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA L 10.25077/jbioua.9.1.8 Perlakuan

DOI: DOI: secara secara berturut sebesar M5 50%, sebesar M4 dan M3 perlakuan diperoleh dari 100%, kombinasi d pembentukan d pembentukan interaksi antara 2,4 persentase pembentukan kalus yang berbeda beda. Rerata persentase pembentukan kalus meningkatkan meningkatkan persentase pembentukan kalus sebesar 75% jika dengan dibandingkan kontrol. Penambahan 2,4 merangsang pembelahan dan pembesaran sel pada eksplan sehingga dapat menginduksi eksogen (Sugiyarto dan Paramita 2014). dan Paramita (Sugiyarto eksogen berpengaruh terhadap persentase pembentukan kalus. Pe mg Tumbuh Tumbuh (ZPT). Pada perlakuan kontrol ZPT hanya berasal dari hormon auksin dan sitokinin endogen tanaman itu mencukupi, sendiri sehingga yan persentase untuk pembentukan meningkatkan penambahan kalus hormon diperlukan auksin dan sitokinin kontrol (M0) sebesar 50% , hal ini disebabkan karena media pada perlakuan kontro sumber makanan hanya mengandung senyawa organik dan anorganik, seperti nutrient makro dan mikro tanpa penambahan Zat Pengatur Persentase Pembentukan Kalus Pembentukan Persentase Berdasarkan Tabel 1 persentase pembentukan kalus eksplan daun hasil yang berbeda, berkisar antara 50 Persentase pembentukan kalus pada perlakuan

Tabel Tabel 1. Persentase Eksplan Hidup (%) dan Persentase Pembentukan Kalus (%) Eksplan Daun

Research Article lama paling kalus muncul waktu rerata dan BAP M5 kalus tercepat adalah 18,75 HST pada perlakuan 18,75 antara berbeda perlakuan setiap pada Berdasarkan 2rerataTabel waktumuncul kalus Waktu Muncul Kalus Musa acuminta 1 penelitian kombinasi konsentrasi 2 Hasil sel. Latunra pemanjangan dalam auksin aktivitas terhambatnya menyebabkan yang yang etilen konsentrasi auksin konsentrasi meningkatkan dapat media bahwa dalam ditambahkan menunjukan tinggi ini semakin kalus Hal terjadinya 75%. pembentukan sebesar menyebabkan presentase penurunan M6 perlakuan kombinasi lainnya. perlakuan dengan dibandingkan pembent sehingga persentase meningkatkan dapat M5 perlakuan sel, 2,4 konsentrasi pembelahan mampu eksogen ditambah merangsang sitokinin hormon sel dengan pemanjangan menstimulasi untuk jaringan dalam de ada yang endogen auksin berinteraksi eksogen auksin hormon halkarena100%,sebesarkonsentrasiini terjadi kalus pembentukan presentase meningkatkan 1,5 perlakuan pada diperoleh ini penelitian dalam sehingga Kombina dapat optimal. yang kalus pembentukan menginduksi agar tepat mengontrol organogenesis yang kombinasi diperlukan dalam kritis pertumbuhan faktor menjadi suatu jaringan (Asra pemicu pertumbuha faktor proses dalam merupakan tersebut hormon osnrs zt egtr ubh yang tumbuh pengatur zat konsentrasi perbedaan oleh setiap dipengaruhi diduga pada perlakuan kalus muncul waktu Perbedaan MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA

BAP hanya dapat memacu pembentukan kalus mg

MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA pada auksin konsentrasi Peningkatkan sitokinin dan auksin Perbandingan at 3 HT aa elka. M3. perlakuan. pada HST 30 yaitu

L

ukan kalus eksplan daun eksplan kalus ukan - si auksin dan sitokinin yang seimbangyang sitokinin dan auksin si 1 t al. et

2,4 - -

D + 3 + D -

0 S. eaa at muncul waktu Rerata HST. 30 Colla sebesa pada optimal yang BAP dan D

21) eujkn bahwa menunjukan (2017) et al.

mg

mg L

a perkembangan dan n 2020). - iaikn hl ini hal dihasilkan, 1

L r 66%.r BAP (M5) mampu(M5)BAP -

1

2,4 -

ea berkisar beda T. -

D + 3

/

JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS chantrieri mg ngan

L -

11

ei trrh aa mempengaruhi dalam 1 perlakuan pada auksin penambahan kalus muncul terarah waktu Rerata morfogenesisnya. lebih sehingga kalus kultur dalam diinginkan yang nyata pada t yang efektifitas memberikan dapat MS media eksplan pada endogen mencukupi untuk induksi kalus. hormon diduga HST, 27 adalah (M0) kontrol perlakuan kalus pada muncul waktu Rerata 2003). Nursandi mendekati yang fisiologi umur dari fisiologi tanam bahan pengambilan diisolasi, untuk waktu tanam bahan fisiologi umur membentuk kalus salah satunya tergantung pada sendiri d pengatur tumbuh yang dimiliki oleh tanaman itu zat konsentrasi dengan (eksogen) ditambahkan obns kday sna bi untuk baik sangat sehingga meningkatkan wa keduanya kalus induksikombinasi untuk dibutuhkan sangat sitokinin peranan demikian kalus. Walaupun muncul waktu memacu dalam efektif sangat auksin 17,07 pemberian bahwa menunjukan pada Griff L. pembentukan kalus daun mg bahwa 1 perlakuan (2018) pada tunggal auksin sari penambahan penelitian hasil dengan osmosis Diperkuat mensintesi sitoplasma. dan sel dinding mineral secara cara dengan tumbuh sel terus dan panjang bertambah sel menyebabkan kedalam masuk yang memutuskan ikatan silang hidrogen hidrogenasesehingga air enzim mengaktifkan akan plastisitas dan penge meningkatkan protein, sintesis meningkatkan permeabilitas, meningkatkan osmotik, 2,4 tekanan kontrol. dengan dibandingkan perlakuan jika cepat muncul lebih waktu kalus rerata menghasilkan tunggal 2,4 2,4 - -

L aaa 21 adalah D 2 perlakuan dan HST 22 adalah D - 1 Penambahan zat pengatur tumbuh dalam tumbuh pengatur zat Penambahan untuk tanaman bagian Kemampuan Pelonggaran dinding sel akibat pH rendah

dan 2 an umur eksplan. juvenile anaman tergantung pada konsentrasi mg

L ktu munculktu kalus. - ei bi dbnig umur dibanding baik lebih 1

S. eabhn 2,4 Penambahan HST. 2,4 mbangan dinding sel. DOI: -

VOL. - - D mampu menginduksi 98 S. a ini Hal HST. 19,8 Graptophyllum pictum 10.25077/jbioua.9.1.8 -

dpt menaikan dapat D mature mature 9 NO. 9 (2021) 1 8

( Santoso dan Santoso

kembali s - mg 17 mg - 17.2021

L L - D - - 1 1

Research Article

-

BAP BAP Musa Musa Musa Musa

imana imana D D dan

1 - - 17 njukkan njukkan - 27 22 21 30 20 L chantrieri chantrieri

18,75 22,67 (HST) Rerata

ini diperkuat ini diperkuat mg

T. (2017) bahwa bahwa (2017) T.

dengan dengan pinset pada perlakuan

et al. et

BAP BAP eksplan -

9 NO. 1 (2021) 8 1 (2021) 9 NO. 28 18 28 22 18 22 U4 1 D D + 3 - - L . 2017). Terbentuknya

VOL. VOL. 2,4

-

mg 1

-

et et al dengan dengan Perlakuan 2,4 - - - L 22 19 18 18 U3

). Cepat atau lama munculnya - MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA mg D D + 2 - selnya selnya renggang, tidak teratur dan

-

Colla Colla dengan waktu muncul kalus 2 Colla tidak mengalami pembentukan pembentukan mengalami tidak Colla Ulangan

- - - 2,4 26 26 22 17

U2 1 -

Berdasarkan hasil pengamatan dalam L

mg - - Tacca chantrieri 22 32 18 22 28 U1 Tabel Tabel 3 kalus menghasilkan eksplan kalus bertekstur daun remah. Kalus remah merupakan kalus yang tersusun atas sel sel yang panjang berbentuk struktur tubular sel d rapuh (Wayastuti pengatur tumbuh endogen sel. Hal endogen tumbuh pengatur Latunra penelitian hasil oleh kombinasi 2 efektif menginduksi acuminata kalus minggu daun setelah tanam konsentrasi auksin ditingkatkan (MST), tetapi 3 saat acuminata pengamatan. akhir sampai kalus Kalus Morfologi Morfologi kalus eksplan daun 1). (Gambar kalus dan warna tekstur atas terdiri Berdasarkan pengamatan kalus yang dihasilkan adalah kalus embriogenik. Kalus embriogenik mempunyai ciri yaitu mempunyai ukuran sel yang kecil dan bergerombol, ikatan antar sel tampak renggang, jika diambil remah. bertekstur pecah, dan mudah akan kalus. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui juga juga diketahui dapat 2 Tabel Berdasarkan kalus. bahwa tidak semua perlakuan dalam ulangan penelitian dalam ini menghasilkan kalus. setiap Kalus yang tidak tumbuh dengan ditu tanda ( dan auksin hormon kerja oleh dipengaruhi kalus sitokinin endogen dan eksogen berkorelasi. yang Penambahan auksin dan saling sitokinin eksogen akan mengubah konsentrasi zat (HST).

12

1 - + ) T.

1

- 1 L -

L BAP BAP L 0 0 0 3 3 3 3

mg 1 BAP . - mg

mg ( L ihat ihat pada

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL /

D D tunggal. mg D D + 3 - -

)

1 2,4 Perlakuan - D D pada perlakuan

- D

1 L - T. chantrieri -

1 2 1 2 0 L 0,5 1,5 D D + 3

-

2,4 mg D yang dikombinasikan ( - mg 2,4

Selama 60 Hari Setelah Tanam Setelah 60 Hari Selama

1 - meningkatkan meningkatkan rerata waktu 17.2021 - L

. (2016) cenderung mampu D yang dikombinasikan dengan D dengan dikombinasikan yang -

mg D merupakan zat pengatur tumbuh tumbuh pengatur zat D merupakan In Vitro In -

et al . . Penambahan auksin dalam BAP BAP (M3) rerata menghasilkan waktu

M4 M5 M6 M0 M1 M2 M3 1 - Kode l kalus terlama yaitu 30 HST dan belum Peningkatan konsentrasi auksin dari batas batas dari auksin konsentrasi Peningkatan Perlakuaan Perlakuaan 1,5 Penambahan 2,4 Penambahan L MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA

Perlakuan iani ngatur ngatur tumbuh golongan sitokinin eksogen 10.25077/jbioua.9.1.8 mg fungsi fungsi kerja hormon, hal ini dapat dil perlakuan 2 mengalami penurunan rerata waktu muncul memacu memacu terbentuknya kalus pada eksplan daun cepat. lebih optimal keseimbangan hormon sitokinin yang ditambahkan justru menurunkan auksin dan yang yang mampu merangsang pembelahan sel daun dan melakukan proses membentuk dediferensiasi untuk kalus lebih 2,4 konsentrasi cepat. Pemberian sesuaiyang menurut dalam keseimbangan BAP Indr tercepat. 2,4 tercepat. paling dan stabil yang eksogen auksin golongan efektif untuk memacu terbentuknya kalus pada eksplan sedangkan pe BAP merupakan zat kombinasi kombinasi dapat daun eksplan kalus muncul BAP merupakan perlakuan kombinasi optimal yang untuk memacu waktu muncul kalus mampu mampu memacu rerata waktu muncul tercepat kalus jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan Berdasarkan Tabel perlakuan peningkatan 2 konsentrasi 2,4 2,4 menunjukan bahwa dengan dengan BAP memiliki perbedaan hasil rerata terhadap waktu muncul kalus eksplan daun chantrieri 0,5 pada perlakuan rendah konsentrasi 3 muncu

Tabel Tabel 2. Waktu Muncul Kalus (HST) Eksplan Daun secara BAP DOI: DOI:

Research Article T. pengamatan morfolo sel menjadi sel dari sel, menunjukkan pada pertumbuhan fase kalus perubahan sel adanya pada pembelahan warna Perubahan keaktifan tingkat sel visual penampilan menggambarkan Gambar.1 pada Syizigium aromaticum daun kalus induksi terhadap remah bertekstur 0,25 Busta 2,4 dan pemberian BAP Rasud penelitian dengan lebih daun eksplan pada remah banyak bertekstur kalus dikombinasikan menghasilkan yang Hasil 2,4 untuk perlakuan mudah. (2018) Manullang lebih penelitian yang mengupayakan suspense melalui dal dapat perbanyakan tersebut meningkatkan oksigen aerasi antarsel. sel menjadi pemisahan melakukan untuk mudah dikata kalus berkualitas baik, karena dapatkalus yang remah remah berstruktur dominan terbentuk yang Kalus remah. menghasilkan bertekstur kalus BAP dengan dikombinasikan sehingga penambahan 2,4 mempengaruhi eksplan. lebih aktif membelah dan melakukan perbesaran pada kultur 2,4 kalus Penambahan tekstur media pertumbuhan dalam remah. Penambahan zpt auksin berupa 2,4 bertekstur kalus menghasilkan zpt penambahan perlakuan tanpa perlakuan pada merupakan yang (M0) kontrol dilihat dapat tanaman pada baik endogen maupun eksogen eksplan. pada tumbuh pengatur zat ini pengaruh karena penelitian diduga dalam remah bertekstur kalus olt dn ia. au yn bwra hijau bewarna yang putih Kalus hijau. kuning, dan putih coklat, hjau, putih putih, yaitu daun eksplan MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA

chantrieri - e tngl dsmig t akan itu disamping tunggal, sel 

,5 p mnhsla kls yang kalus menghasilkan ppm 0,75 MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA edsra Tbl wra au dari kalus warna 3 Tabel Berdasarkan daun eksplan kalus Warna struktur adanya (2016) Nabilah Menurut tumbuh pengatur zat Pengaruh - e yn md dn ki membelah aktif dan muda yang sel - e kalus sel - sel yang dewasa ataudewasayang sel

disajikan dalam 3. Tabel T. -

pd sma konsentrasi semua pada D - chantrieri yaitu kalus jumlah hal am mneakn sel menyebabkan D gi warna kalus ekspan daun eiga aa diketahui dapat sehingga

L.

- D secara tunggal dan T. aa eeiin ini penelitian pada

chantrieri a (2020) man mature T.

/

JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS chantrieri

-

e akan sel endogen - selnya. . Hasil. serta , - D ke kan -

D

13

ag ewra ui mrpkn jaringan merupakan kloroplas, mengandung belum yang putihembrionik berwarna awal yang dari lama selatau pengamatan tahan akhir sampai kalus lebih pembentukan kalus pada (cerah) M6. putih dan warna pengamatan M5, Berdasarkan M4, M3, M2, M1, pada perlakuan dihasilkan banyak putih bewarna kalus media. Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa dalam ditambahkan yang tumbuh pengatur zat beberapa tahap sintesisnya dipengaruhi cahaya. dan kompleks yang enzimatik reaksi melalui glutamat asam dari disintesis klorofil (2004) yan kalus pada klorofil akumulasi adanya menunjukan sendiri.eksplanWarnaitukalus hijaupadadari berasal yang endogen hormon pengaruh karena diduga M0 perlakuan pada hijau kalus warna Terbentuknya zpt. penambahan tanpa kontrol M0 pada terdapat menjadi coklat. warna berubah kemudian kekuningan) (putih (putih) menjadi sel sel dari sel, pada pertumbuhan fase perubahan adanya menjadi pada coklat mg 1 berkembang putih perlakuan kalus dapat Warna embrionik. yang ciri satukalus salah merupakan kekuningan putih bahwa perubahan warna kalus dari putih hingga menyatakan (2012) Yelnititis Menurut klorofil. melakukan pembelahan dan aktif be masih yang sel mempunyai putih kekuningan hingga putih kalus Warna baik. cukup masih mg kalus kondisi bahwa 2 mengindikasikan perlakuan pada hija berwarna menjadi (Wayastuti kalus sehingga butir terbentuk akhirnya yang jelas yang membran sedikit pati butir perubahan terjadi diasumsikan hijau putih bewarna kalus menghasilkan (M5) BAP yang pati 1,5 Perlakuan butir tinggi. kandungan memiliki tetapi - ui kooi dna pprn cahaya, paparan dengan klorofil butir Pembentukan kalus juga dipengaruhi oleh Warna kalus putih kuning yang terdapat yang kuning putih kalus Warna - ei eii tmu mnai sistem menjadi tumbuh sedikit demi ama setelah 60hari tanam (HST). Kalus - e yn md dn ki membelah aktif dan muda yang sel tretk Mnrt Wardani Menurut terbentuk. g et al.

2017). L

- - 1 sel sel yang dewasa atau ag euaa perlakuan merupakan yang

2,4 DOI: - mg

VOL.

- (M1 D

10.25077/jbioua.9.1.8 L

9 NO. 9 (2021) 1 8 - 1 L 2,4 lum mengandung - 1

menunjukkan ) - D + 3 + D 2,4 - (M2) D

- 17 mature mg - 17.2021 t al et

L - u 1 .

Research Article

- . L

dari dari beda beda beda akhir akhir - -

- 17 - Dioscorea Dioscorea perombakan perombakan

- in in vitro D D + 2,0 mg -

2,4

yang yang berbeda 1 -

9 NO. 1 (2021) 8 1 (2021) 9 NO. L

VOL. VOL. tersebut.

- . Hutami (2008) juga MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA

T. chantrieri Penambahan konsentrasi sitokinin sitokinin konsentrasi Penambahan

setelah setelah 60 Hari Setelah Tanam (HST)

L. bewarna putih kecoklatan. putih L. bewarna butir pati dan protein dalam sel sehingga

- BAP BAP terbentuk kalus eksplan daun

dalam dalam menyerap nutrisi tumbuh yang dan ditambahkan dalam media zat MS. Menurut Rahayu (2003) eksplan daun memiliki pengatur tingkat rangsangan fisiologi yang berbeda dalam pembentukan kalus karena dipengaruhi eksplan fisiologi oleh respon respon yang berbeda. Pertumbuhan kalus pada penelitian ini hanya pada terdapat (+) tanda diberi yang sedikit kalus dijumpai pertumbuhan perlakuan M0, Pertumbuhan M1, M3, kalus dengan M4, sedang tanda (++) terdapat pada perlakuan M2 dan yang dan M5. M6 ditandai Perbedaan hasil pertumbuhan kalus pada setiap perlakuan diduga karena pengaruh kemampuan eksplan daun kematian sel. sel. kematian BAP yang memperlambat proses tinggi senesen (penuaan) pada sel dengan menghambat perombakan media butir mampu pencoklatan pada kalus terjadi masa diakhir pengamatan melaporkan bahwa pencoklatan jaringan sangat menurunkan regenerasi secara kultur kalus. Berdasarkan penelitian Rudiyanto (2019) 0,5 kombinasi mg 1 alata

14 T. chantrieri

et et sel sel - D D dan dengan dengan -

alus pada JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL rtumbuhan rtumbuhan /

sel tanaman -

T. T. chantrieri 17.2021 - kuning (M2), putih (M3,M4 dan M6), dan putih hijau (M5). hijau dan putih M6), dan (M3,M4 putih (M2), kuning hasilkan kalus bertekstur remah dan warna kalus hijau (M0), putih cokelat (M1),

g D D dan BAP menghasilkan - dengan dengan penambahan 2,4 men putih

n pencoklatan medium dan akan M1 disebabkan adanya metabolisme Berdasarkan Tabel 3 respon pe respon 3 Tabel Berdasarkan Warna kalus berubah menjadi coklat pada pada coklat menjadi berubah kalus Warna MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA 10.25077/jbioua.9.1.8 chantrieri

. (2016) kallogenesis merupakan respon awal Gambar Gambar 1. Morfologi kalus eksplan daun DOI: DOI: kalus kalus eksplan daun penambahan 2,4 bagian bagian tepi eksplan (bagian pelukaan) bagian atas maupun bagian bawah yang bersentuhan daun eksplan kalus Pertumbuhan media. dengan T. Tabel 3. dalam disajikan 60 HST selama BAP Kallogenesis Kallogenesis merupakan kalus yang terbentuk tidak mengalami diferensiasi menjadi organ, hanya mengalami perubahan ukuran menjadi besar dan aktif membelah. Menurut Indriani al yang ditandai dengan terbentuknya k Kalus Pertumbuhan

mengakibatkan mengakibatkan kematian kecoklatan pada eksplan. kalus dapat juga disebabkan Warna adanyarespon kalus terhadap atau lingkungannya kalus telah masuk menyebabkan dapat selanjutnya yang (penuaan) pada fase stasioner fenol fenol akan teroksidasi membentuk quinon yang memiliki sifat racun terhadap sel dan dapat menyebabkan kematian pada sel tanaman. menyebabka Oksidasi fenol jugadapat perlakuan perlakuan senyawa fenol yang bersifat toksik. Senyawa

Research Article 0% et wku ucl au yiu 18,75 HST. yaitu kalus muncul waktu persentase serta 100% masing dan kalus hidup pembentukan eksplan persentase 3 + D seca daun kalus pembentukan respon mempengaruhi yang optimal ZPT Konsentrasi kalus. muncul waktu dan kalus, pembentukan berpengaruh persentase hidup, eksplan persentase terhadap BAP dengan kombinasinya 2,4 ZPT penambahan dengan daun kalus pembentukan Respon KESIMPULAN Tabel 3. Morfologi Kalus dan Pertumbuhan Kalus Eksplan Daun Sitinjak Menurut sel tersebut. memperbaiki eksplan dan tulang daun. per tempat pada sel daun eksplan chantrieri kalus Pembentukan daun. abaksial bagian dengan media antara langsung hara akan lebih baik karena terjadi kontak secara unsur Penyerapan eksplan. oleh medium dalam pengam proses dengan ini berkaitan hal daun, abaksial bagian pada terbentuk be kecil butiran pertulangan daun yang ditandai dengan butiran chantrieri

MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA ra ra Perlakuan

MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA elka pd esln menyebabkan eksplan pada Perlukaan daun eksplan pada muncul Kalus in vitro Kode M6 M5 M4 M3 M2 M1 M0 2,4

mg - pembengkakan proses oleh diawali at pd uug oogn bagian potongan ujung pada yaitu

D danBAP secara

adalah kombinasi 1,5 L r

warna putih. Kalus akan cepat akan Kalus putih. warna -

1

A (5 menghasilkan (M5) BAP uan kbt pemotongan akibat lukaan ( mg 2,4 1,5 0,5 2 1 2 1 0

- L

D

Perlakuan - 1 - )

e yn rusak yang sel

-

aig sebesar masing - In VitroIn t al et tngl dan tunggal D ( T. T. mg ia nutrisi bilan BAP

mg

/

JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS chantrieri chantrieri

(2015) . L 3 3 3 3 0 0 0

Selama Setelah 60Hari Tanam (HST) - L 1

) - 1

2,4 T. T. - -

15 Tekstur Remah Remah Remah Remah Remah Remah Remah

Kalus omn noe esln menyebabkan belum maksimal. eksplan daun eksplan kalus kerja pertumbuhan endogen keseimbangan hormon mempengaruhi akan eksogen hormon penambahan karena banyak daun eksplan m untuk belum efektif dianggap BAP dengan kombinasinya 2,4 dan konsentrasi ditambahkan. Penambahan yang sitokinin dan Pemanjangan auksin dari kalus. pembelahan sel diduga dipengaruhi oleh kinerja membentuk selanjut membengkak akan sel sehingga air penyerapan pembentangan dinding sel terjadi karena adanya yang diberikan telah kepada penulis. 2020/2021 ajaran tahun untuk (AKSI) Growth proyek Sustainable for Skills dalam and Knowledge Advance tergabung yang (ADB) Bank Development Asian dana melalui ini penelitian U (PIU) kepada Unit Implementation Project terimakasih Lembaga mengucapkan Penulis UCAPAN TERIMA KASIH T. chantrieri dauneksplanmeningkatkankaluspertumbuhan 2,4 konsentrasi optimalisasi dilakukanperlu adalah penelitianini dari Saran SARAN Morfologi Kalus iests iu ag ea membiayai telah yang Riau niversitas

y trai eblhn e yn akan yang sel pembelahan terjadi nya

Putih Putih Kuning Warna Kalus Putih CoklatPutih Putih HijauPutih . Tacca chantrieri

T. chantrieri T. Hijau Putih Putih Putih nidki etmua kalus pertumbuhan enginduksi

DOI: -

VOL.

10.25077/jbioua.9.1.8

9 NO. 9 (2021) 1 8 dalam jumlah yang jumlah dalam - D dan BAP untuk untuk BAP dan D dengan Perlakuan

Pertumbuhan - tngl dan tunggal D Kalus T. chantrieri T. ++ ++ + + + + +

- 17 - 17.2021

Research Article

- D)

- 6. Jenis - -

: : 112 Jurnal Jurnal (2,4 17

- Morinda Morinda (JIPI) (JIPI) 25

Kauniyah Kauniyah

Dioscorea Dioscorea -

l(1) :1 l(1)

Al D Terhadap Sp.) Sp.) Dengan -

52. Kultur Jaringan Jaringan Kultur - (BAP) (BAP) terhadap

L.) L.) dalam Media

Jakarta. L. L. Griff) [Skripsi].

L.) L.) serta Analisis

39. . D Dan BAP Dengan Dengan BAP Dan D - -

(L.) (L.) G. Donn. 9 NO. 1 (2021) 8 1 (2021) 9 NO.

,4 Eksplan Eksplan Daun In Vitro 6(1):47 Biofarmasi Biofarmasi

Flavonoid Flavonoid Kultur Kalus

L. L. VOL. VOL. Typhonium

- Jurnal Jurnal Agroteknologi 8(1):32 D Dan Kinetin. Kinetin. D Dan

- MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA D. -

an an Kalus Daun Binahong L.) L.) pada Medium Murashige & . Penerbit UMM. Malang. UMM. Penerbit .

72. L.) L.) Pada Media Ms dengan 

Benzyl Benzyl Aminopurin

Dichlorophenoxyacetic Dichlorophenoxyacetic Acid - Anredera Anredera cordifolia Graptophyllum Graptophyllum pictum Syizigium Syizigium aromaticum ngun KM, Pandiangana D, dan Kandou 2,4 dan Pertumbuh ( Skoog Skoog (Ms) dan Gamborg (B5) [skripsi]. Pendidikan Universitas 2019.Induksi Kalus Uwi Ungu ( alata Penambahan BAP Yang Dikombinasikan dengan 2,4 121. Tanaman Berbagai Konsentrasi Terhadap Kalus Induksi Embriogenik ( Daun Fakultas Sains Wungu Malang. Ibrahim. Malik Maulana Dan Teknologi, UIN Induksi Kalus Dari Keladi Tikus ( 2,4 Perlakuan Biologi Jurnal Tumbuh Tumbuh IAA dan BAP [skripsi]. Fakultas Sains Dan Surabaya. Airlangga. Teknologi, Universitas FE. Kontaminan 2017. Catharanthus roseus Dari Deskripsi Unsratonline Mipa Kultur Jenis Kalus Pembentukan Dan Pertumbuhan Serta Kandungan Kalus indica Acalypha secara In Vitro ( dari dengan Daun Cengkeh Berbagai Jurnal Ilmu Konsentrasi Pertanian Indonesia Auksin. 67 (1): Kultur Eksplan Daun Mengkudu ( citrifolia Sugiyarto Sugiyarto L dan Paramita CK. 2014. Pengaruh Rudiyanto, Rudiyanto, Wulandari DR dan Ermayanti TM. 2004. . F Nursandi dan U Santoso 2 Pengaruh 2018. E. D Sari Sitinjak MA, Isda MN, dan Fatonah S. 2015. Oratma Rahayu B. 2003. Pengaruh 2,4 Rasud Y dan Bustaman. 2020. Induksi Kalus Hasil Sekunder Metabolit Analisis 2016. Renicha.

16

. - D D - - 7(1) 7(1) :

; ; Solo, Gynura

Seminar Seminar Fakultas Fakultas .

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL L.) L.) Degan /

61. Tacca Tacca chanrieri - Musa Musa acuminata Jurnal Ilmu alam alam Ilmu Jurnal

Indonesia

. Andre Andre Pada Media 1995.

Jurnal Jurnal Agro Biogen - [Skripsi]. [Skripsi]. D, Kinetin Dan BAP BAP Dan Kinetin D, -

7. - 1991

In Vitro In Piper Piper betle 8(15) : 53 : 8(15) . Jurnal AgroBiogen

anan Zat Pengatur Tumbuh 17.2021 - Kultur Kultur Jaringan Tanaman merr) merr) [Skripsi]. Departemen

Journal Journal of Medicinal Plants Tacca Tacca leontopetaloides 4 (19) : : 4 (19) Kimia Kimia Terapan In In Vitro

88.

-

Tacca Tacca Chantrieri PUSTAKA 68. - Sirih Sirih Hitam ( Kombinasi Konsentrasi Zat Pegatur Seleksi Seleksi Media untuk Kalus Regenerasi dan Peningkatan Tanaman Pembentukan Nasional Planlet 1 Hlm Solo. 23 Mei. Daun Ms Dengan Penambahan Bap Dan 2,4 Secara Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Pekanbaru. Riau. Universitas dalam dalam Perbanyakan Kultur Jaringan Tanaman melalui 63 AT, AT, dan Tuwo M. Pisang Barangan 2017.Induksi Merah Kalus Colla dengan Kombinasi Hormon 2,4 Secara BAP dan dan lingkungan D. 2010. Analgesic, antipyretic, dan anti inflammatory Effect of Andre. Research Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Perkembangan Dan Pertumbuhan Terhadap Ekstrak Daun Sambung Nyawa ( procumbens Biologi. Fakultas Sains dan Surabaya. Airlangga. Universitas Teknologi, pada Kultur Jaringan. 4(2):83 Zat Variasi Pengaruh 2016. EW. dan Setiti 2,4 Tumbuh Pengatur Hormon Hormon Tumbuhan Cet. 1. Jakarta. UKI Press. Barat. Denpasar Sari. Pelawan MAYA SARI & MAYTA NOVALIZA ISDA NOVALIZA MAYTA & SARI MAYA 10.25077/jbioua.9.1.8 DOI: DOI: Nabilah Nabilah IZ. 2016. Induksi Kalus Eksplan Daun Martin Martin AF, Maulana E dan Ermayanti TM. 2013. Lestari Lestari EG. 2011. Per Manullang SE. 2018. Induksi Kalus Dari Eksplan Keardrit Keardrit K, Rujjanawate C, dan Amornlerdpison Latunra AI, Masniawati A, Baharuddin, Wiwik Indriani, Muhtafharottul D, Manuhara Y, Wulan S S Wulan Y, Manuhara D, Muhtafharottul Indriani, Dwiyani Dwiyani R. 2015. Hutami S. 2008. Ulasan Masalah Pencoklatan DAFTAR DAFTAR Asra R, Samarlina RA, dan Silalahi M. 2020.

Research Article ukran 20. utr Jaringan Kultur 2009. Zulkarnain. Cole , J Chen JY, Gao SCH, Barrett L, Zhang , DZ Li JB, Yang LM, Gao HT, Li L, Zhang 2002. Y. Sashida dan Y Mimaki A, Yokosuka Yelnititis. Yuliani S, dan Syahid SF. 1998. Induksi Dari Remah Kalus Pembentukan 2012. Yelnitas. T. Wardiyanti dan L, Setyobudi DE, Wayastuti 2004.AD. Setiawandan Solichtun P WardaniD. MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA

MAYASARI & MAYTA NOVALIZA ISDA aaa:oui ebnaa Tanaman Budidaya. Bumi A Perbanyakan Tanaman:Solusi Journal of Botany chantrieri Tacca syndromes: the case of "sapromyiophily" in Li Predicting mating patterns from pollination dan ZL, Bai Y, Liu WW, Integr. Plant Biol (Dioscoreaceae). Tacca and in bracts bracteoles of ecolution and 2011. Qi. Phylogeny Li dan J, Chen CH, Cannon National Product of Rhizomes Steroidal and Pregnane Glycosides from the dan Obat. Rempah Tanaman Penelitian Balai ( kemukus tanaman pada alkaloid senyawa ( Tanaman Hutan Ramin bancanus Daun Eksplan Tanaman xanthorrhiza ( Temulawak Embriogenik Kalus Dan Bap Pada Media Ms Terhadap Induksi 2,4 Konsentrasi Tingkat 2017.Pengaruh Biofarmasi Va Kalus Pertumbuhan Dan Produksi Saponin Kultur Total. Penelitian Saintek Flavonoid Kandungan Piper cubeba Piper riasi Penambahan 2,4 Penambahan riasi

aiu paniculatum Talinum

5(1) :140 (miq)mkurz ). (miq)mkurz

2(1):35

L.) Melalui kultur jaringan. kultur Melalui L.) Roxb.). ac chantrieri Tacca

6:181 ogy 1(1)..

65 : 1293 92(3): 517 ksara. Jakarta. 19(1) : 23 - (Taccaceae). - 43. 149. -

194.

Jurnal Pemuliaan Jurnal unl Produk Jurnal – D Dan Kinetin . Kinetin Dan D

-

1298. - - 30. 524.

/ Gonystylus

ar Pada gaer

JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS J 2005. QJ.

. American

Curcuma

Journal Jurnal - D J. si

17

DOI: -

VOL. 10.25077/jbioua.9.1.8 9 NO. 9 (2021) 1 8 - 17 - 17.2021

Research Article

s V). ASPT ASPT

rairan. rairan. - n n Koto

Average menerus - - redominant redominant (station (station I ily, 1genus) ily, p Polypedilum, Polypedilum,

Caenis ASPT indexes. ASPT - physical physical and chemical

with the highest the density with

(station I); I); (station

2 - ASPT). ASPT). BMWP , , and - Variation in the the in Variation Polypedylum, Polypedylum, Macropelopia, .

). ). The ; 2 athttp://jbioua.fmipa.unand.ac.id : ShareAlike 4.0 International 4.0 International ShareAlike License. - acrozoobenthos acrozoobenthos i Elophila ASPT ASPT index. A survey method was and and -

Hirudinea (1 order, 1fam (1order, Hirudinea online online

706.67 ind. m ind. 706.67

- (station (station II)

i.e.,

NonCommercial - 24 the the BMWP - Available Available Orthocladius Makrozoobentos Makrozoobentos merupakan hewan Penggunaan indeks biotik dalam Polypedylum, Orthocladius

ota Padang ota Hydropsyche

tang tang Kandis dengan Menggunakan Attribution yang yang spesifik untuk dengan menentukan menggunakan kualitas makrozoobentos air Biological adalah Monitoring Working Party Score Per Taxon (BMWP mengelompokkan biota kemampuannya dalam bentik merespon berdasarkan cemaran di sungai sungai (fisika dan kimia) yang pada akhirnya juga mempengaruhi kehidupan biota tersebut. satu Salah biota air yang terkena air dampak di sungai makrozoobentos. adalah atau sedimen dipermukaan hidup yang invertebrata dasar perairan. Makrozoobentos disedimen dalam hidupnya relatif menetap perairan, pada karena substrat itu dasar dikenai hewan pencemar yang masuk kedalam ini pe terus Oleh karena itu untuk perairan, monitoring pencemaran makrozoobentos dkk., 2014).bioindikator (Sahidin sebagai sering digunakan menentukan kualitas air sungai dilakukan (Wardhana, sudah 1999). banyak Salah satu indek

, , and

(station (station III); and atang atang

ungai Ba kolam - S Creative Commons Creative Vol. 9 No. 1 (2021) 18 9 No. Vol. r i 2162 (print) 2162 (print) -

andis River Water Quality Using M factors factors of water condition were measured during sampling time. The results showed that 23 genera of macrozoobenthic communities were found in the Batang Kandis of two classes were consisted which river and Insect (7 orders, 14 families, 22 genera). These macrozoobenthic communities 220.00 rangesfrom average density an had IV Station at one lowest the and II Station at found was station: every at found was genus Orthocladius, Elophila and Caenis The water quality of Batang Kandis river was classified into not polluted (station I, the based pollutedon (station and BMWP slightly IV) to III) II T S T B R A C A determine to aimed was which 2019 December to July from conducted was study This the composition of macrozoobenthic community and to assess the water quality of the Batang Kandis river based on used in this study. The study site was determined by purposive sampling based on environmental condition which was divided into four samples were stations. taken Macrozoobenthos using a surber net (30 x 30 cm ity

BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI

Izmiarti dan Nofrita Izmiarti , *)

ualitas ualitas A

24.2021

- , kerikil, dan pasir, serta

K

This article is a under licensed article This

23

-

06 -12-04 -

0

JURNAL

S 2021-05-06 2021-06-20 : : : 2021 : 202 :

ubuak ubuak Rantiang dan bermuara di Pasia 9587 (online) | | ISSN: (online)2303 9587 ASPT - ed -

10.25077/jbioua.9.1.18 CORRESPONDENCE ) Batang Kandis river, river, Kandis Batang BMWP * email: [email protected] KEYWORD bioassessment, macrozoobenthic, TRACK SUBMISSION Submitt Revised Accepted Published

DOI: DOI:

Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jurusan FMIPA Hewan, Laboratorium Andalas Ekologi Biologi Bioassessment Bioassessment Tangah, K Koto Kecamatan di Makrozoobentos Bioassessment of Batang K C Padang Tangah district, Allatif MuhammadNur

ngai akan berpengaruh terhadap kualitas air

ISSN:2655 yang yang limbahnya masuk kedalam sungai. Semua aktivitas baik dalam sungai maupun di sempadan su tempat tempat pembenihan ikan, bendungan, galian berupa penggalian C batu terdapat banyak terdapat sungai hilir bagian Pada sungai. sempadan perumahan pabrik penduduk karet serta kegiatan di masyarakat lainnya kegiatan, kegiatan, seperti pemukiman, B sungai hulu perkantoran segmen Pada lainnya. aktivitas dan Kandis terjadi alih fungsi lahan, yaitu dibukanya kawasan hutan untuk pembangunan Kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Pada Imam segmen tengah sungai terdapat kolam Bonjol. di Kecamatan Koto Tangah. Sungai ini berasal dari dari berasal ini Sungai Tangah. Koto Kecamatan di air terjun L Jambak dengan panjang aliran sepanjang 21,91 aliran dan km. daerah Di dimanfaatkan sempadan oleh sungai masyarakat untuk berbagai PENDAHULUAN Sungai Batang Kandis sungai yang merupakan terdapat di Kota Padang yang berada salah satu

Research Article euua, krn ea daa dn uku dan diatas besar ukuran berurutan, disusun yang mm 4,75 dan µm 250 saringan mata ukuran dengan bertingkat disaring saringan menggunakan diambil telah yang Sampel cm. 30x30 dilakukandengan surber netukuran menggunakan PTLembah Karet. Kel Panjang, di Kecamatan Koto Tangah dimana terdapat berada IV Stasiun ikan. pembenihan kolam dan C galian sepertipenduduk aktivitas terdapat dimana camping area di berada III Stasiun Padang. Imam Bonjol setelah UIN IIIKampus berada II Stasiun Padang. Bonjol Imam berada masing bentos, I sampel Stasiun berbeda. yang mikrohabitat pada masing lima diambil Setiap stasiun lingkungan. Kandis. rona purposive berdasarkan Batang secara sampling penelitian sungai stasiun aliran Penentuan pada survey d 2019 Desember Penelitian sampai bulandilaksanakanJuliinipada METODE PENELITIAN Kandisberdasarkan BMWP indeks Batang sungai air kualitas dan makrozoobentos komunitas komposisi mengetahui untuk bertujuan habitat MUHAMMAD NUR ALLATIF ET.AL. egmia sme makrozoobentos sampel Pengambilan y mnai 0 igaa. eeiin ini Penelitian tingkatan. 10 menjadi nya didaerah hulu sebelum Kampus III UIN UIN III Kampus sebelum hulu didaerah

MUHAMMADALLATIF NUR

engan menggunakan metode metode menggunakan engan Gambar 1. Gambar1. Peta

ET.AL. urahan Batipuh Batipuh urahan - ASPT.

/ JURNAL BIOLOGI UNIVERSITASBIOLOGIJURNAL ANDALAS l okasi a kecil ran

p enelitian - 19

data meliputi komposisi jenis, kepadatan, kepadatan, analisis jenis, kualitasmenggunakanair indeks BMWP dan makrozoobentos komposisi relatif kepadatan meliputi data (1992) Ward dan (1984) Wiederholm acuan Merrit dan Cummins (1984), Pennak (1978), dilakukan buku menggunakan dengan genus tingkat Identifikasi sampai microscope. dissecting menggunakan Andalasdengan FMIPAUnversitas lab (TOM). Total (BOD), Matter Organic Total dan (TSS), Solid Suspended Demand Oxygen substrat, tipe Biochemical air, pH arus, (DO), Oxygen kecepatan Dissolved suhu, meliputi perairan kimia pen dan pengamatan dilakukan setiapstasiun Pada label.diberi dan 4% diatur dan yang 40% plastik hingga konsentrasi formalin dalam sampel menjadi formalin kantong dengan dalamdiawetkan ke dimasukkan terkoleksi yang makrozoobentos Hewan dibawah. PerTaxon). perhitungan dasar sebagai famili semua kemudian skor total 1), (Tabel BMWP famili tabel dalam ditentukan skor masing ke dikelompokan d rtru Eooi ea jrsn Biologi jurusan Hewan Ekologi oratorium isungai Batang Kandis Identifikasi makrozoobentos dilakukan di di dilakukan makrozoobentos Identifikasi Makrozoobentos yang telah diidentifikasi diidentifikasi telah yang Makrozoobentos

-

VOL. DOI: uua fko fsk dan fisika faktor gukuran - masing famil 9 NO. 1(2021)9 NO. 10.25077/jbioua.9.1.18

ASPT (Average Score Score (Average ASPT

i berdasarkan 18 - 24 Analisis . -

ASPT. - 24.2021

Research Article

7

12 773 785

Total Total Individu (n=20) 24 BMWP 3 2 5 5 2 5 7 10 10 10 5 5 10 5 7 -

idae); idae); ordo 18 phlonuridae; ordo, famili,

alidae; alidae; ordo 6

2 3 akrozoobentos adaptasi adaptasi yang ungai ungai Batang 1 2 2 s Jumlah Jumlah Genus ALLATIF ET.AL.ALLATIF

di Ardenta (2018); Ardenta BMWP 3 - 5 - 2 5 7 10 10 10 5 - 10 5 7

5

9 NO. 1 (2021) 9 NO. 1 (2021) 1 14 15

Jumlah Jumlah Famili 5 famili famili Pyr famili famili Perlidae; ordo VOL. VOL.

-

ta ta paling banyak ditemukan di BMWP - 5 - - 2 5 - 10 - - - - 10 5 - 1 7 8 c Jumlah Jumlah Ordo

MUHAMMAD NUR NUR MUHAMMAD

ta ta memiliki jumlah anggota yang Lestari (2011); Lestari

4 c 4 ) dari berbagai sumber berbagai dari )

ta c yang yang ditemukan Kandis Komposisi Komposisi komunitas m

.

3 Kelas Inse BMWP 3 - 5 - 2 5 7 10 10 10 5 - 10 5 7 Kelas Hirudinea Inse

1 2 Total 3 No. banyak, banyak, selain itu tingginya Sungai jumlah Batang genus Kandis juga di disebabkan karena kondisi lingkungan kehidupannya dan kemampuan yang lebih baik sesuai untuk menyesuaikan diri untuk dengan famili famili Ephemeroptera Chironomidae, dengan Heptageniidae, Leptophlebiidae, Tipulidae; Si famili ordo Hemiptera dengan famili Naucar ordo Caenidae, Lepidoptera dengan Plecoptera dengan Trichoptera dengan 3). (Tabel Polycentrophidae) famili Hydropsychidae, Tabel Sungai Batang Kandis baik jumlah maupun genus. Hal ini perairan disebabkan Inse karena di yaitu: yaitu: ordo Coleoptera dengan famili Elmidae, Gyrinidae, Psephenidae); ordo Diptera dengan

Hawkes (1997); Hawkes

20 3

BMWP - 5 - - 2 5 - 10 - - - - 10 5 -

(2017).

2 (2017); (2017); et et al Monitoring Working Party Working Monitoring

et et al

:

mukan 22 - 2 5 - 10 - - - - 10 5 - JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS JURNAL BIOLOGI BMWP - 5 -

/ menentukan

Picos Picos -

1

Demool Demool

2 Ruiz 7 Biological

tercemar

24.2021 - 2 5 - 10 - - - - 10 5 - BMWP - - - -

(2002); (2002); Average Average Score Per Taxon Kualitas Air Kualitas Tidak ringan Tercemar sedang Tercemar berat Tercemar (1983); (1983); et al et al ilai ilai digunakan digunakan untuk n

et et al

Ha Ha

-

Thu

-

(ASPT)

10.25077/jbioua.9.1.18 Armitage Armitage MUHAMMAD NUR ALLATIF ET.AL. ET.AL. ALLATIF NUR MUHAMMAD Le

6

1

Hasil Hasil dari perhitungan nilai ASPT Nilai Nilai ASPT

6 5 DOI: DOI: - - Nilai ASPT Nilai >6.0 5 4 <4.0 Perlidae Hydropsychidae Polycentrophidae Caenidae Heptageniidae Leptophlebiidae Siphlonuridae Naucoridae Pyralidae Glossiphoniidae Elmidae Gyrinidae Psephenidae Chironomidae Tipulidae Famili Sumber. Mandaville, 2002 Sumber. Mandaville, satu satu genus dari Famili Glossiphonidae dan ordo Rhynchobdellida. Kelas Insecta dite genera yang tergolong 14 famili dan tujuh ordo Makrozoobentos Makrozoobentos yang ditemukan Batang di Kandis sungai tergabung ke sebanyak dalam dua kelas, 8 ordo, 15 famili. 23 Kelas tersebut adalah genera Hirudinea yang ditemukan yang PEMBAHASANDANHASIL KomunitasKomposisi Makrozoobentos kemudian kemudian dikategorikan dalam 4 kelompok yang pada 2.Tabel dilihat dapat Tabel 2. Kategori kualitas air pada sungai Batang Kandis Batang air pada sungai kualitas Sumber. Sumber. Tabel 1. Modifikasi BMWP 1. ( Modifikasi Tabel

Research Article (KR=14,47%). (KR=14,47%). Elophila m yaitu (KR=11,01%), ind. ini stasiun 706,67 di predominan kepadatan total K Ket. Tabel kepadatan dilihat dari berkisar bervariasi Kandis dapat Batang Sungai Relatif 4 masing pada makrozoobentos Tabel Kepadatan Pada dan Makrozoobentos Kepadatan yang perairan memiliki menyukaisubstrathalus pasir seperti dan lumpur. Hirudinea lambat, Selain menyukai perairan dengan aliran arus yang p terbatas, dan hidupnya rawa, danau, daerah di hidup tempat mereka umumnya Hirudinea kelas dari anggota bahwa lambat. menyatakan (1978) yang Pennak arus dengan halus yang pada substrat ditemukan hanya Kandis Batang Sungai sebanya ini Ordo, jumlah kelas dari individu baik Total Genus. maupun Famili, Kandis Batang Sungai di maupun mengalir perairantenang. perairan baik lingkungan 1 GenusPredominan KepadatanTotal(ind JumlahTaksa 6. 5. 4 3 2 (Insecta;Hydopsychidae) . . Orthocladius . Polypedilum . MUHAMMAD NUR ALLATIF ET.AL. (Insecta;Pyralidae) (Insecta;Chironomidae) (Insecta;Chironomidae) (Insecta;Chironomidae) Hydropsyche Elophila (Insecta;Caenidae) Caenis Macropelopia ; erairan dengan aliran arus yang lambat. lambat. yang arus aliran dengan erairan 4 ditemukan sedikit paling Hirudinea Kelas Pada Stasiun IIStasiunPada

kepadatan(ind .

MUHAMMADALLATIF NUR

Genus

BatangKandis

K=19%, dan (KR=11,95%), k 12 individu. Kelas Hirudinea di di Hirudinea Kelas individu. 12 k

p

redominandan Orthocladius

. .

m m ditemukan 20 taksa ditemukan20 dengan - - 2 2 ) )

dan

KR -

ET.AL.

masing stasiun di di stasiun masing

k ; 475,56 19 51,11 108,89 K StasiunI

epadatan kepadatanrelatif (%) (KR=15,72%),

Hydropsyche / Polypedilum JURNAL BIOLOGI UNIVERSITASBIOLOGIJURNAL ANDALAS -

2 Genus .

t 10,75 25,90 KR ota

l

m

akrozoobentos 21 706,67 20 102,22 84,44 111,11 77,78 K StasiunII

ers ii berg ini sekresi ordo Lepidoptera memiliki sekresi sutera yang Umumnyalengket, Pyralidae. famili Lepidoptera Cummins, dan 1974). (Merrit dimilikinya yang kuat cakar dengan substrat permukaan pada tubuhnya karena deras berarus 1984). Orthocladius (Wiederholm, kolam dan rawa, danau, di hidup dapat juga genera yang beberapa perairan mengalir, mendiami ini genus Umumnya Orthocladinae. subfamili yaitu Chironomidae famili predominan (KR=10,75%). genera Orthocladius dua terdapat masing genus predominan. Genera yang predominan pada disebutKepadatan dengan daribesar 10% Relatif ya genus (1982), Rondo Menurut ind 475,56 kepadatan total dengan taksa 19 220,00 kebagian permukaan bawah substrat (Ward, (Ward, substrat 1992) bawah permukaan kebagian mengalir. dapat hidup di perairan tenang maupun di perairan disebabkankarenaII bisa subfam Kepadatan yang tinggi dari genus ini pada Stasiun Chironomidae sehingga substrat dapatbertahan arus (Ward,derasdi 1992). yang pada tubuhnya melekatkan

. Menurut Merrit dan Cummins (1974), (1974), Cummins dan Merrit Menurut .

Polypedilum - - 14,47 11,95 15,72 11,01 KR 706,67 706,67 ind. m aig tsu brais. i tsu I Stasiun Di bervariasi. stasiun masing Elophila Polypedilum

pada masingpada

mampu bertahan di perairan yang yang perairan di bertahan mampu 342,22 15 122,22 37,78 37,78 K StasiunIII Orthocladius K=29% dan (KR=22,90%)

una bagi genus ini untuk untuk ini genus bagi una

- tergolong kedalam Ordo Ordo kedalam tergolong

VOL. tergolong kedalam famili famili kedalam tergolong - 2

DOI:

. . Pada StasiunI ditemukan

hidup dengan cara masuk masuk cara dengan hidup - masing

mampu menempelkan menempelkan mampu 9 NO. 1(2021)9 NO. 35,71 11,04 11,04 KR Polypedilum 10.25077/jbioua.9.1.18 ili Chironominae. Chironominae. ili

te

rgolong kedalam kedalam rgolong s tasiun 220,00 14 22,22 71,11 53,33 K StasiunIV

ng memiliki memiliki ng

18

-

umumnya 24 di di

Elophila

10,10 32,32 24,24 KR s - ungai . m . 24.2021

-

2

.

Research Article n ada yang yang

masing

-

24 - 6 6 tercemar - 18 pada kampus ini ALLATIF ET.AL.ALLATIF 9 NO. 1 (2021) 9 NO. 1 (2021) masing stasiun di Sungai di stasiun masing k k tercemar, 5 -

VOL. VOL.

- ASPT MUHAMMAD NUR NUR MUHAMMAD - ngai Batang Kandis berdasarkan asiun asiun sebelumnya. Secara umum, 5 5 tercemar sedang, dan < 4 kategori emar. emar. Pada stasiun ini sudah terdapat - Mandaville (2002) menetapkan air kualitas (2002)menetapkan Mandaville

tidak tidak terc aktivitas berupa tempat pembenihan ikan galian C yang dan dapat mempengaruhi habitat dari makrozoobentos dimana aktivitas merusak ini substrat dapat oleh dihasilkan ini aka penggalian yang dampak tempat hidupnya. Namun Batang Kandis dapat dilihat pada 5. Tabel dilihat dapat Kandis Batang menjadi berdasarkan 4nilai sungai ASPT kriteria yaitu bila nilai ASPT kategori > kualitas air tida 6 digolongkan pada ringan, 4 tercemar berat. Berdasarkan nilai ASPT tersebut maka Stasiun I, II dan III pada Kandis sungai kualitas airnya Batang tergolong tidak tercemar dan stasiun IV tercemar ringan (Tabel 6). P Stasiun I masih belum banyak aktivitas manusia disekitar badan perairan sungai. Stasiun ini dapat dikatakan belum perairannya. Pada terjadi Stasiun aktivitas II pembangunan gangguan sudah yaitu kampus terdapat Imam III pada Bonjol, namun UIN aktivitas masih belum beroperasi sehingga belum secara menunjukkan menyeluruh pengaruh besar pada perairan. yangHal ini ditunjukkan dengan Pada tercemar. tidak perairannya kualitas kategori Stasiun III kualitas airnya juga masih tergolong dan mengendap di Stasiun IV yang memiliki memiliki arus yang di Stasiun IV mengendap dan yang lebih lambat. Kandungan organik di stasiun ini juga lebih sebelumnya (Tabel tinggi 7), selain disebabkan dibandingkan limbah oleh karet, stasiun stasiun ini juga hasil mengakumulasi dari st sebagian besar siklus hidup dari Chironomidae berada pada stadia larva dan membentuk tabung diperairan bentos sebagai berlumpur substrat pada dan tersebar luas di lingkungan perairan tawar 1984).(Wiederholm, Kualitas air su BMWP analisis Makrozoobentos yang ditemukan Batang Kandis terdiri dari 15 famili. Famili yang di Sungai sudah ditemukan selanjutnya ditentukan BMWP nilai beserta ASPT stasiun. pada Nilai masing masing pada didapatkan BMWP setiap famili

22

a dan dan

. . Genus 2 - . . Genus 2 ). Menurut ). - ggi. 7 JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS JURNAL BIOLOGI Polypedilum Polypedilum / arus arus perairan Macropelopi

Menurut Menurut Voshell (KR=11,04%), dan (KR=11,04%), (KR=32,32%), (KR=32,32%), dan

Polypedilum Polypedilum

a yang yang tergolong tinggi 24.2021

- juga juga disebabkan karena

sama tergolong kedalam larva kedalam tergolong sama juga memiliki kepadatan yang yang kepadatan memiliki juga

- tasiun tasiun ini yaitu Orthocladius tergolong tergolong kedalam famili yang Macropelopi hidup hidup di perairan tenang. Larva

sama

dinae dinae ini juga dapat ditemukan di Macropelopia (KR=10,10%). (KR=35,71%). 10.25077/jbioua.9.1.18 MUHAMMAD NUR ALLATIF ET.AL. ET.AL. ALLATIF NUR MUHAMMAD

Pada Stasiun IV ditemukan 14 taksa Pada Stasiun III ditemukan 15 taksa dengan taksa 15 ditemukan III Stasiun Pada Polypedilum Macropelopia DOI: DOI: fat fat sebagai predator (Merrit dan Cummins, ersi perairan. perairan. Pada stasiun ini substratnya lebih halus dan berlumpur disebabkan partikel halus stasiun pada sebelumnya terbawa oleh (KR=24,24%), Caenis Orthocladius Chironomidae, dipengaruhi oleh substrat dan bahan organik di keberadaannya sangat b 1974). dengan total kepadatan 220,00 ind. m predominan di stasiun ini yaitu dari dari Tanypo perairan mengalir karena memiliki cakar untuk bertahan dari tubuhnya pada substrat. arus Kepadatan yang tinggi dari dengan menempelkan adanya sumber makanan, larva dari Tanypodinae di Stasiun III karena pada stasiun ini memiliki arus yang lebih lambat dan substrat yang lebih (Tabel sebelumnya stasiun dari halus Wiederholm Macropelopia (1984), umumnya larva Caenis Macropelopia sama yaitu termasuk Chironomidae. kedalam Keberadaan subfamili Tanypodinae. berbatu dan berkerikil disertai serasah dan lumut. serasah dan berkerikil disertai dan berbatu total kepadatan predominan 342,22 di s ind. (KR=11,04%), m stasiun stasiun ini substrat di dominasi oleh kerikil dan bebatuan disertai dengan permukaan adanya batu lumut tersebut. (2002), Hydropsychidae dapat hidup di diberbagai area pada lingkungan sungai dengan substrat arus arus dan substrat pada stasiun II menyebabkan yang tin ini memiliki kepadatan genus tinggi di Stasiun II, genus ini tergolong kedalam ordo Trichoptera famili Hydropsychidae. Pada larva larva dari Chironominae banyak ditemukan pada permukaan batu yang ditutupi oleh lumpur. Kondisi pasir yang dan sesuai seperti kecepatan

Research Article telah diukur masih sesuai utuk kehidupan dari dari makrozoobentos. kehidupan utuk sesuai masih diukur telah fisika faktor Nilai Kandis. Batang masi tercemarringan. tergolong perairannya IV Stasiun menyebabkan hanya tersebut kegiatan adanya dengan pembangunan, namun maupun tangga, rumah limbah seperti adanya stasiun tempat pembenihan ikan, galian C, dari buangan hasil semua terakumulasi sudah juga tersebut IV Stasiun di air kualitas Kriteria 6. Tabel Menurut 7). TabelScoredari famili makrozoobentos5. BMWP didapatkanyang di (Tabel meningkat organiknya bahan kandungan dan tercemar menjadi perairan memungkinkan ini limbah pembuangan pembuan adanya menerima daerah yang di terletak IV Stasiun ringan. tercemar akan halus lebih yang mengendapIV.Stasiun di substrat partikel partikel dimana berikutnya stasiun pada terlihat MUHAMMAD NUR ALLATIF ET.AL. Stasiun 1 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 No. g atr iia a kma earn Sungai perairan kimia dan fisika faktor ng 5 IV III II

Pada Stasiun IV kualitas airnya tergolong tergolong airnya kualitas IV Stasiun Pada Dari Tabel 7 dapat dilihat nilai dari masing karet, limbah dari pengaruh adanya Selain I

MUHAMMADALLATIF NUR Glossiphoniidae Families NilaiASPT Total Polycentrophidae Hydropsychidae Perlidae Pyralidae Naucoridae Siphlonuridae Leptophlebiidae Heptageniidae Caenidae Tipulidae Chironomidae Psephenidae Gyrinidae Elmidae

Kandisberdasarkan BMWP

NilaiASPT

5,87 6,27 6,33 6,17

gan limbah karet, karet, limbah gan 6,1 74 7 5 10 5 5 10 10 - - 5 2 5 5 5 - StasiunI ET.AL.

Tercemarringan

Tidaktercemar Tidaktercemar Tidaktercemar 7 s

Kualitasair ungai Batang Batang ungai

/ - kimia yang yang kimia sebelumnya JURNAL BIOLOGI UNIVERSITASBIOLOGIJURNAL ANDALAS

- ASPT - 10 10 - 7 5 2 5 5 5 - StasiunII 6,33 76 7 5 10 5

- - 23 Score

- - 10 10 7 5 2 5 - 5 3 StasiunIII 6,27 69 7 - 10 5 kedalam perairan ini akan mempengaruhi mempengaruhi akan masuk ini keberadaanbentos yang perairan karet kedalam limbah dari Kandungan perairan. di toksikbersifatyangkaret cair kandungan limbah merupakan anorganik). amonia (2003) garam Effendi dan ammonia, berupa karet pabrik komponen karet(karoteno cair limbah (2005), kandungan dkk. Yulianti dalam (1989) Suwardin Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilakukan telah dapatdisimpulkan bahwa: yang penelitian Berdasarkan KESIMPULAN

2) 1)

ults i sna Btn Kandis tercemarIV.stasiunpada ringan Batang dan III dan II, I, stasiun pada tercemar tidak sungai berdasarkanindeks air Kualitas Elophila, bervariasidisetiapstasiun. Macropelopia, Polypedilum, Hydropsyche, Orthocladius, adalah ditemukan yang predominan genera IIStasiun dan terendah Stasiunpada IV); (b) berkisar masing antara 220,00 Kandis Batang sungai di pada stasiun makrozoobentos Inse dan (Hirudinea kelas 2 kedalam tergolong yang genera 23 dari terdiri Kandis Batang makrozoobentos Komposisi c

ta), ta), 8 ordo, dan 15 famili; (a) kepadatan - 10 10 - 7 5 2 - - 5 3 StasiunIV 5,87 47 - - - 5

s

ungaiBatang Kandis -

di perairan di tersebut. 706,67 ind. m -

VOL.

DOI: BMWP 5 10 10 10 7 5 2 5 5 5 3 Modifikasi BMWP Nilai 7 5 10 5 9 NO. 1(2021)9 NO. id, id, protein, nitrat, lipid,

10.25077/jbioua.9.1.18

- - ASPTtergolong 2

(tertinggi

dan 18

i Sungai di

- 24

Menurut Menurut -

masing masing Caenis -

24.2021 pada

Research Article

. . -

Ed

233 nd

- 58.

-

1:

24 -

Oryza sativa 3: 39 3:

n Freshwater 18

3(3): 226 3(3): An Introduction Introduction An Stasiun 4 Stasiun 27,5 6,12 L, B P, K, 6 5,69 1,48 1,1 28 8,71

. McDonald and

ALLATIF ET.AL.ALLATIF 13.

- Diaz, Diaz, and E. Lopez Depik - 28. Journal Journal of Science, Nat. -

9 NO. 1 (2021) 9 NO. 1 (2021) Water Quality Water 7(2):125

Benthic Benthic Macroinvertebrates in

Chironomidae Chironomidae of the Holarctic VOL. VOL.

Perubahan Perubahan Lingkungan Perairan - Freshwater Invertebrate of United Freshwater A Guide to Commo

ssment ssment of Water Quality in . 18(1): 22 . 18(1): Taxa Tolerance Values, Metrics and and Metrics Values, Tolerance Taxa Stasiun 3 Stasiun 28 13,88 P, B K, L, 6 6,17 1,07 0,58 25 7,87 - Aquatic Aquatic Insect Ecology, Biology and n Limbah Cair Pabrik Karet PTPN Pabrik IX Cair Limbah n MUHAMMAD NUR NUR MUHAMMAD aruhnya aruhnya terhadap Biota Akuatik . Soil and Water Conservation Society of Society Conservation Water and Soil . . John Wiley and Sons. New York. USA. York. New Sons. and Wiley John . BioSMART BioSMART . Entomological Society of Lund. Sweden. Lund. of Society . Entomological . The Ronald Press Company. New York.

Larvae Pemanfaata Kebun Batu Fitoremediasi dengan Jamus Azolla microphylla Kaulf Karang untuk Pertumbuhan Tanaman Padi ( Anyar Hasil Linn.), to to The Aquatic Insects of North America 2 USA. Company. Publishing Hunt Kendall States USA. Lopez. 2017. Calibrating for Index (BMWP) Party Working and Biomonitoring Validating the the Bioasse Streams. Neotropical Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Banten. Tangerang. Pesisir Invertebrates of North America USA. Blacksburg. Co., Publishing Woodward Habitat dan Peng Jakarta. UI. FMIPA Biologi Jurusan Part Diagnoses, and Keys Region: Some Some Running Water. Tech and Sci. Freshwaters Protocols of Division III, Scientist Research Halifax. Metro Water. USA. New York. Conservation. Department of Environmental

Picos, Picos, R. A., J. E. Sedeno -

Yulianti, Yulianti, D., W. Kusumo, dan M. Widya. 2005. Pennak, R Pennak, .W. 1978. Ruiz Sahidin, A., I. Setyobudiandi dan Y. Wardiatno. 2014. Voshell, J. R. 2002. Ward. J. V. 1992. Wardhana, W. 1999. Wiederholm, T. 1984. Mandaville, Mandaville, S. M. 2002. 1984. Cummins, W. K. dan W R. Merrit,

Stasiun 2 Stasiun 29 28,63 B, P K, 6 6,70 0,8 0,55 14 5,82 24 . .

berlumpur 968. Water Water elolan elolan

- ; Skripsi

L

dan

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS JURNAL BIOLOGI /

Sungai Sungai Lahar 6 6,84 0,6 0,51 10 4,57 Stasiun 1 Stasiun 28 49,77 B, P K,

. 32 (3): 964 (3): . 32

Int. Int. J.Pharm. Res. berpasir

; P Water Water Sites.

24.2021 - , -

98.

Perikanan Perikanan Dan Ilmu Kelautan. -

kimia perairan ungai Batang ungai perairan Kandis kimia

Kimia ) - stem to Assess Water Quality of Quality stem to Assess Water Bioassessment - s

/

347.

Water Research Water - )

cm

l C) berkerikil ) o

l ; Telaah Telaah Kualitas Air: Bagi Peng K . 6(1): 89 . 6(1): (ppm)

,

5 ssment ssment Kualitas Air Sungai Rejoso di (ppm) . Jurusan Manajemen Sumberdaya

2

10.25077/jbioua.9.1.18 .17(3): 333 .17(3): Faktor Fisika CO TSS(mg/ TOM (mg/ Suhu air ( air Suhu Kuat arus ( substrat Tipe pH DO (ppm) BOD

MUHAMMAD NUR ALLATIF ET.AL. ET.AL. ALLATIF NUR MUHAMMAD Ha., Ha., N.X. Quynh and M.D. Yen. 2002. Apply berbatu Jurusan Jurusan Teknik Lingkungan. Fakultas Semarang. Semarang. Teknologi Teknik. Institusi - Sy Score BMWP Biological Biological Monitoring Working Party (BMWP) System. Score Bioasse Kecamatan Menggunakan Rejoso Makroinvertebrata. Pasuruan Dengan Streams, Streams, Western Thailand. Sci Allied Sumber Daya Yogyakarta. Kanisius. dan Lingkungan Perairan Water Water Quality Macroinvertebrates Score Over a Unpolluted System Wide Range Based Running Res of on Indices for Evaluation of Water Quality in the Kepanjen Kepanjen Kidul Dan Skripsi Sukorejo Kota Blitar. Perairan. Fakultas Malang. Brawijaya. Universitas 1983. The Performance of a New Biological Menggunakan Menggunakan Makrobenthos Di Kecamatan ;

DOI: DOI: Aadrean atas sumbangan pemikirannya dalam pemikirannya sumbangan atas Aadrean

Thu 7 8 9 1 2 3 4 5 6 No. - Le Lestari, Lestari, I. W dan Y. Trihadiningrum. 2011. Effendi, H.Effendi, 2003. Hawkes, A. H. 1997. Origin and Development of the Demool, Demool, M and T.O. Prommi. 2017. The Use of Biotic Armitage, P. D., D. Moss., J. F. Wright, and M. T. Furse. Furse. M. T. and F. Wright, J. Moss., D. P. D., Armitage, PUSTAKADAFTAR Ardenta, L. 2018. UCAPAN TERIMA KASIH UCAPAN TERIMA Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Dr. Indra Junaidi Zakaria, Dr.Jabang Nurdin dan Dr. ini. penelitian Ket. B Tabel 7. fisika Faktor Tabel

Research Article

2014). 2014).

) 2 at : http://jbioua.fmipa.unand.ac.id ShareAlike 4.0 International License. International 4.0 ShareAlike - , and the type of disease treated online nformation nformation available (RISTOJA, were were collected, dried deposited and at the

Syamsuardi

9 ral Science, Andalas University, Kampus UNAND UNAND Kampus University, Andalas Science, ral NonCommercial -

2 and

- ) Available Available 4

Scientific Scientific information on Zingiberaceae for

25

Lee

tawai tawai people living in Siberut. Field surveys were

tive tive Sumatran species is not easy to find, with a more detailed understanding of the species of Zingiberaceae that are commonly used Mentawai by people the for purposes. medicinal and cultural na only a few the for particularly available, family studies Zingiberaceae on the genera of the Globba Hornstedtia L., Retz. (Takano Amomum and Nurainas, Okada, 2013; Roxb., 2003; Droop Previous and and studies Newman, conducted in Siberut Park National report 24 Zingiberaceae wild family species (Nurainas 2006). related However, the medicinal uses and of the family to Yunaidi, the have not been specifically studied and currently there little is i provides article This 1990). Sunito, and Ave 2012;

amantha , S )

3

Creative Commons Attribution Commons Creative Vol. 9 No. 1 (2021) 1 (2021) Vol. 9 No. ers. Only a few studies on the traditional plant medicines of the Mentawai people people Mentawai the of medicines plant traditional the on studies few a Only ers.

m Zuhri m 2162 (print) - ia The Mentawai archipelago tois situated the of west andmainland is partSumatra of archipelago this to indigenous Mentawai people are The province. the West Sumatra and are well known for their traditional healing practices performed by their Sikerei heal have been published, which mostly suggest that Zingiberaceae is one widely of the most used families. Zingiberaceae by This the Men study interviewed were healers the island Sikerei the in where locationsundertaken at four examines the directly to indigenous obtain information about knowledge medicinal Zingiberaceae family. Voucher specimens treatments of using plants from the Herbarium of Andalas University traditional Mentawai’s the used are in species Zingiberaceae 32 (ANDA), least at that suggests Padang, West Sumatra. The medicines. The floristic aspects, study the plant part used discussed. are A B S T R A C T

, Sya ) 2

erations erations do not seem

29.2021

-

Sulekha

versity. versity. The transmission of

Indonesia

5 22 This article is licensed under a a under licensed is article This 21 2

11 - - - -

atna 06 03 06 03 - - - -

, R JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS S ) * 2021 2021 2021 ) 2021 1 : : : :

9587 (online) | ISSN: 2303

-

ed

10.25077/jbioua.9.1.25 CORRESPONDENCE ) * email: [email protected] KEYWORD knowledge, indigenous Sikerei, Sumatra, medicine traditional SUBMISSION TRACK Submitt Revised Accepted Published Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Biology Department, Faculty Mathematics and Natural Science, Andalas University, Kampus University, Andalas Science, Natural and Mathematics Faculty Department, Biology (ANDA), Andalas Universitas Herbarium Natu and Mathematics Faculty Department, Biology Taxonomy, ofPlant Laboratory UNAND Kampus University, Andalas Science, Natural and Mathematics Faculty Department, Biology Ecology, ofPlant Laboratory Australia 2480, Lismore, University, Cross Southern Centre, Research Forest 6). 6). The Mentawai people are renowned for

DOI: DOI:

1) Indonesia Sumatra, West Padang, Manis UNAND Limau 2) Indonesia Sumatra, West Padang, Manis Limau 3) Indones Sumatra, West Padang, Manis Limau 4) Ethnomedicinal Study of the Use of Zingiberaceae by the Mentawai People in Siberut, Sumatra,West Nurainas

NTRODUCTION

ISSN: 2655ISSN: interested interested in learning about the uses of Mentawai medicinal plants. Most of the Sikerei are over 50 years of age, and most have no replacement from 2012). (RISTOJA, generations the younger Mentawai Mentawai plant knowledge and healing practices are usually passed through oral traditions Sikerei to from younger Sikerei. Thus, the loss of one Sikerei is like losing a library. Recent observation that suggests the gen younger their use of plant medicines by traditional healers (called Sikerei) to treat various kinds of diseases and health issues. particularly since The Mentawai medicines practice rely Siberut’s unique biodi on is unique, I Islands Mentawai the in island largest the is Siberut have to believed are people Mentawai The district. occupied Siberut for over 3000 years (Whittaker, 200

Research Article NURAINAS ET.AL. / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 25-29

RESEARCH METHODOLOGY RESULT AND DISCUSSION

Study area Floristic aspects We collected data from four villages in Siberut, Thirty-two species from 13 genera of Mentawai Islands, West Sumatra, Indonesia, Zingiberaceae that are used for traditional namely: Bojakan in Northern Siberut sub-district, medicines by the Mentawai people on Siberut Matotonan and Muntei in Southern Siberut sub- Island were collected during the study period district, and Sirisurak in Central Siberut (Figure 1). (Table 1). The dominant species used are from the genera Etlingera and Globba, consisting of six species per genus. Data collection and species identification Most of the Zingiberaceae species used in Information on the use of Zingiberaceae as traditional Mentawai medicines come from Siberut traditional medicines was gathered primarily and are harvested from the wild andthe forests through unstructured interviews with Sikerei. The surrounding the villages. In addition, most of species of Zingiberaceae used for traditional cultivated species are introduced from mainland medicines were identified through direct Sumatra which are commonly used for spices and observation and through plant collection and later traditional medicines in other areas in Indonesia, identification at ANDA. All collected plant such as Zingiber officinale Roscoe (gingers), material was preserved as herbarium specimens, Curcuma longa L. (turmeric), and Kaempferia and all flowers were preserved in wet collection galanga L. (kencur). The results of this study using FAA with the following concentration: indicated that the species of Zingiberaceae used by formalin: acetate acid: ethanol (5:5:90). All the Mentawai people originate more from wild preserved specimens are stored at ANDA. species for traditional medicines, while the people Botanical terminology follows standard guidelines of mainland Sumatra use more cultivated species (Harirs and Harris, 1994; Smith, 1981); Stearn, (RISTOJA, 2012; Hartanto et al. 2014; Kuntorini, 1995; Hickey and King, 2000). 2005).

Figure 1. Map of the study localities on the Siberut Island, Kepulauan Mentawai district (see the legend for details). Inset: the map of West Sumatra province highlighting the position of Siberut island.

DOI: 10.25077/jbioua.9.1.25-29.2021 26 NURAINAS ET.AL. Research Article

Wild/Cultivated

Wild Cultivated Cultivated Cultivated Wild Wild Wild Wild Wild Wild Wild Wild Cultivated Cultivated Wild Wild Wild Wild Wild Wild Cultivated Wild Wild Wild Cultivated Cultivated Wild Wild Wild/Cultivated Wild/Cultivated Wild Wild/Cultivated 29.2021 -

9 2 -

25

, fever , itchiness , , back pain, pain, back ,

Uses , back pain back ,

, poison crab allergy crab poison ,

9 NO. 1 (2021) 1 (2021) NO. 9

10.25077/jbioua.9.1.25 Childbirth cramps Childbirth back pain back , , rheumatism fever, ,

Cough stomach ache stomach Stomach ache Stomach VOL. VOL. ,

DOI: DOI: cramps, Childbirth pain, back ,

Cough -

vomiting

Fever, Fever, ache Stomach ache Stomach pain back Fever, Addition on medicinal herbs on medicinal Addition Boils Asthma, Headache Asthma Asthma Cough Asthma ache Stomach headache diarrhoea, Fever cramps Childbirth Headache cramps Childbirth Vomiting ache Stomach Childbirth cramps, cuts and wounds, and wounds, cuts cramps, Childbirth diarrhoea Cough headache Hypertension, ache Stomach diarrhoea body. dye sores, and bruises Headache, bites to insect allergies herbs on medicinal Addition breast infections, eye vomiting, Headache, swelling breast infections, eye vomiting, headache, swelling Headache injured Internal

,

,

Parts Parts Used

Leaf Rhizome Rhizome Rhizome, Leaf Flower Stem Whole plant Whole plant Whole plant Whole plant Whole plant Whole plant Leaf Flower Flower Stem Rhizome Stem Stem Rhizome Rhizome Stem Rhizome Stem Stem Leaf, whole plant Rhizome, Leaf Rhizome Flower, Leaf, Stem Flower Rhizome Rhizome Stem Rhizome 27

names

English or English Indonesian Indonesian

- - - - Kencur Ginger Zerumbet ginger Zerumbet ginger - - - - ginger Cream lily ginger White lily Hornbill’s ginger - lily torch White lily - tulip Black ginger - - - - galangal - Chinese ginger Turmeric lawak Temu - - Rose torch Malacca Malacca

ra'ba' sikak, sikak, JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL

- kara

-

- /

Local Local names land. land. ikukuet S Kamumulek, Roddot Sailulua tatandak, sibeususi Kopuk sikak pasisikak Laigak Siguju' Palakokoaik, saileu Laigak onaja Sipu popoirag Silukkuk Sipu popoirag simabulau Simakaino silimun Tainao Tainao simabulan Kinande, siputainaok Kara Gojo Kukuan Sumamaik Pelekak Sipubaglao Silukkuk Tamalalauk leleu, Leigat Silukuk Pasisingin leleu Gojot Egleu Kiniu Kiniu Alutuet Pelekak Totonan ET.AL.

L.

Griff. Griff.

Roxb. L.

deliana

J.Koenig ET.AL. ET.AL.

mucida alba

(Blume) (Blume)

Ridl. Miq. A.Takano A.Takano

Ridl.

NURAINAS

cf. cf. (Hallier f.) f.) (Hallier (L.) Roscoe Roscoe (L.) galanga var.

flavescens (J.Koenig) (J.Koenig)

Ridl.

sp. sp.

(Blume) (Blume)

Ridl. (Jack) (Jack) mentawaiense var. var.

Valeton officinale

flavibracteata malaccensis

Scientific names Scientific tribes on Siberut Is on Siberut tribes longicornutum conica parviflora tomentosa leucantha coronarium atrosanguinea unifolia variabilis multifolia NURAINAS zanthorrhiza pyramidosphaera zerumbet

. Z. ex Sm. Z. zerumbet littoralis Bakh.f. Horstedtia Kaempferia Plagiostachys Holttum Zingiber Roscoe H Bakerex Hornstedtia Valeton H. H. H. & H.Okada G. Hedychium Roscoe ex Carey H. G. & Binn. Teijsm. G. G. G. R.M.Sm. E. R.M.Sm. (K.Schum.) E. littoralis Giseke Geocharis Globba & H.Okada A.Takano Etlingera coccinea Etlingera & S.Sakai (Blume) Nagam. E. elatior R.M.Sm. E. elatior & C.K.Lim Todam E. foetens angustifolia Schltr. longa Curcuma C. longituba Elettaria (Ridl.) Holttum Alpinia Roscoe (Burm.f.) Amomum A.J.Droop Boesenbergia

1 0

No. 3 32 27 28 29 3 22 23 24 25 26 19 20 21 15 16 17 18 11 12 13 14 7 8 9 10 4 5 6 1 2 3 Table 1. List of species from the family Zingiberaceae used for traditional medicines by the Mentawai NURAINAS ET.AL. / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 25-29

Plant part used Sikerei. Ailment types that had similar symptoms were grouped together, even where local The most common plant parts used for medicines differences emerged, for example: dizziness and are rhizomes (32%), stems (24%), the whole plant pain anywhere in the head was categorised as (18%), flowers (13%) and leaves (13%) (Figure headache. The most common health issue treated 2). The use of rhizomes for medicinal by plants in the Zingiberaceae family is headache, preparations is not surprising, since Zingiberaceae followed by stomachache, health problems related rhizomes are commonly used for various health to pregnancy, back pain, and fever. Each needs in many other communities, for example in treatment uses at least five species from the Banjar Baru, South Kalimantan (Kuntorini, Zingiberaceae family. Eight species of 2005). Zingiberaceae are used to treat headaches, Fresh plants are harvested directly from the commonly through drinking the boiled plants. forest or garden around the house if they are to be It was observed that medicinal plants are used as medicine. The Sikerei rarely use herbs in usually mixed with other plants or natural their dry form. It is considered taboo to harvest products and are rarely used in isolation. It was medicinal plants if they are not needed. also found that some plant species are used as

accessories for healing rituals. For example, the Types of ailments leaves of Hedychium flavescens G. Lodd. are At least 21 ailments and other health issues were used in medicinal preparations, but the flowers are cited during the investigation period (Figure 3). an important part of Mentawai ceremonies and Ailment types were categorised according to rituals and are often worn by Sikerei during a information gathered from traditional healers and healing ceremony.

13% Stem 24% Leaf Whole plant 32% 13% Rhizome Flower 18%

Figure 2. Plant parts used of medicinal Zingiberaceae species by the Mentawai people living in Siberut

10

8 6 4

2 of species Number 0

Type of ailments Figure 3. Number of Zingiberaceae species used for traditional medicine of Mentawai tribe in the Siberut Island.

DOI: 10.25077/jbioua.9.1.25-29.2021 28 NURAINAS ET.AL. Research Article

. - ) 28. 28.

– matra, matra,

29.2021

-

9

2 -

25 36. - otani otani Ekonomi Suku di di Indonesia berbasis as Andalas. Andalas. as

9 NO. 1 (2021) 1 (2021) NO. 9 10.25077/jbioua.9.1.25 VOL. VOL. DOI: DOI:

- Riset Riset Tumbuhan Obat dan Jamu jahe jahe Liar di Taman Nasional Siberut. ( -

f Zingiberaceae Pro Parte. Notes from the Notes the from Pro Parte. f Zingiberaceae berkerjasama berkerjasama dengan RI. Kesehatan Departemen Kesehatan, Badan Litbang o 1 2: Edinburgh Garden Royal Botanic Grammar, Syntax, Press. Timber Vocabulary. Terminology and Globba (Zingiberaceae) Indonesia. Systematic Botany, 28(3): 524 in 546. Su Illustrated Illustrated Glossary of Botanical Terms. Press. University Cambridge Zingiberaceae sebagai Obat Banjarbaru. Kotamadya di Masyarakat Tradisional oleh 25 2(1): Bioscientiae, Analysis (Zingiberacae) of in Sumatra. Padang. Universit [Disertasi] Hornstedtia Jahe Retz. Siberut. Nasional Taman Balai 2012. Pengetahuan Riset Lokal Tumbuhan Etnomedisin Obat Khusus dan Komunitas. Laporan Provinsi Eksplorasi Pengabdian dan Penelitian Lembaga Barat. Sumatera Kepada Masyarakat Universitas Andalas Smith, R.M. 1981. Synoptic Keys to the Genera Stearn, W.T. 1995. Botanical Latin: History, Takano, A. & Okada, H. 2003. Taxonomy of Hickey, Hickey, M. & King, C. 2000. The Cambridge Kuntorini, E.M. 2005. B Nurainas. 2013. A Revision and Phylogenetic Nurainas & Junaidi. 2006. Panduan Lapangan RISTOJA

29 - - - ng (2): (2): 98

family family for

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL

/

ng ng in Siberut that ET.AL.

ET.AL. ET.AL.

NURAINAS

NURAINAS Singingi, Riau. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 6 108. Publishing. Etnobotani Famili Zingiberaceae dalam Kehidupan Kecamatan Masyarakat Pangean Kabupaten Kuantan Lokal di Edinburgh Edinburgh Journal of Botany, 71(2): 193 258. identification terminology: an illustrated glossary. Spring Lake, Utah: Spring Lake Matematika Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1(2): 8. Gland. WWF Report Siberut. Amomum (Zingiberaceae) in Sumatra. Etnobotani Etnobotani Famili Zingiberaceae dalam Kehidupan Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Masyarakat Jurnal Lokal Online Mahasiswa (JOM) Bida di s, J.G. & Harris, M.W. 1994. Plant e wish to thank the University of Andalas for Hartanto, Hartanto, S. & Sofiyanti, N. 2014. Studi Harri Ave, Ave, W. & Sunito, S. 1990. Medicinal Plants of of revision A 2014. M.F. Newman, & A.J. Droop, Auliani, Auliani, A. & Sofiyanti, N. 2014. Studi Mentawai Mentawai people study. this to and contributed participated livi REFERENCES W (PSDM Grant Research University the providing 2017). Permit and field research facilities were provided by the Siberut National Park. We also thank the traditional healers (Sikerei) and the plant part used is the rhizome. the is used part plant ACKNOWLEDGEMENT For centuries, various groups in Indonesia have used plants from the Zingiberaceae treating a range of diseases and illnesses. Mentawai people utilise at least 32 species in the The Zingiberaceae to treat 21 ailments prevalent in Siberut. The diseases most common and other CONCLUSION

juga in Solok Solok B. B.

in in PT. alah alah satu

di Area

Value.

udy udy were to - t B. pentamera , , Kampus UNAND pentamera . This study was was study This .

while trees were

ignificantly towards ignificantly towards B. pentamera showing showing result 0.702

; ; to know the effects of B. B.

. Data was analyzed using and 0.427 of p of 0.427 and

2 2 B. pentamera B. . Bellucia pentamera ) at : http://jbioua.fmipa.unand.ac.id ShareAlike 4.0 International License. International 4.0 ShareAlike - B. pentamera 20x50 m B. B. pentamera Bellucia Bellucia pentamera online hutan hutan konservasi PT. KSI Universitas Andalas Universitas Padang

(de Kok, Briggs, Pirnanda dan 8 orishita index. Seedlings and saplings of and of saplings Seedlings index. orishita Bellucia Bellucia pentamera. 3 lam M - Salah Salah satu spesies asing invasif yang A

NonCommercial - pattern pattern of 30 Available Available showing result 0.0806 of R of 0.0806 result showing

spesies yang paling banyak dan biasa ditemukan di di ditemukan biasa dan banyak paling yang spesies hutan Harapan Jambi sehingga menginvasi daerah tersebut Girmansyah, 2015 menginvasi ekosisem ekosisem pada skala global dan menghilangkan 2000). (IUCN, asli spesies masuk ke Indonesia dan mengancam ekosistem adalah merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Melastomataceae. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah dan dibawa ke Indonesia pada awal abad 20 di Kebun Raya Bogor untuk ditanam. Namun kemudian tersebar luas di Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Sumatera selatan. bagian Tumbuhan ini merupakan s

engetahuan engetahuan P lmu lmu is one of the most dangerous invasive alien species for I Value. Light intensity did not give effects s did not intensityeffects give Value. Light

- dan dan

B. pentamera B. merusak merusak were were dominant at the edge of conservation forest

Creative Commons Attribution Commons Creative Vol. 9 No. 1 (2021) 1 (2021) Vol. 9 No. atematika atematika dan M and 0.007 of p of 0.007 and

2 25163

masuk masuk ke suatu 2162 (print) - know the mapping and distribution of distribution to intensity light and road from distance conducted from March to August 2020 in Conservation Selatan Area using belt of transect method PT. by plotting TKA Solok Morishita Index and Linear Regression. Distribution pattern of of by 1.17 clumped, showed TKA was pentamera positively gave road from Distance forest. the of inside to middle the from distributed effects and significantly towards distribution of of R distributionof A B S T R A C T Bellucia pentamera environment. This species had been invaded many forests in This Indonesia. species would invade more area due to deforestation. The objectives of this s akultas akultas

Tidar Kerinci Agung (TKA) Solok (TKA) Agung Selatan Tidar Kerinci sehingga sehingga tumbuhan F Salah Salah satu ancaman

. ,

Namun Namun Indonesia juga ingkat keterancaman dan dan keterancaman ingkat Solfiyeni

38.2021

-

tersebut tersebut

0 dan

This article is licensed under a a under licensed is article This )

* 2021 , 2021 2021 202 JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - - - -

06 06 07 11

- - - - S

30 22 01 13

: : : :

9587 (online) | ISSN: 2303

-

ed

10.25077/jbioua.9.1.30 bitat bitat yang telah mengalami kerusakan CORRESPONDENCE ) email: email: [email protected] Bellucia pentamera Bellucia species, invasive TKA, Selatan Solok * KEYWORD SUBMISSION TRACK Submitt Revised Accepted Published sangat sangat luas dan sangat berbahaya, dan biasanya bersifat ireversibel. menyebabkan Spesies asing degradasi invasif habitat, merupakan merupakan tumbuhan asing yang ha menginvasi habitat asli hilang. Dampak dari spesies asing invasif kepunahan kepunahan spesies tumbuhan tertinggi di dunia (Kusmana dan Agus, 2015). penyebab hilangnya keanekaragaman hayati yaitu tumbuhan asing invasif. Tumbuhan asing invasif Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi di dunia (Sutoyo, 2010). t dengan negara termasuk PENDAHULUAN

DOI: DOI:

Uswatul Inayah Uswatul Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi Indonesia Sumatra, West Padang, Manis Limau Pola Distribusi dan Pemetaan Tumbuhan Asing Agung KabupatenKerinci (TKA) Selatan Solok PT. TidarKonservasi Invasif Distribution Pattern and Mapping of of PT Area Conservation Invasive Alien Species

ISSN: 2655ISSN:

Research Article Research Article

, di di

. 38.2021 Soemitro Soemitro Soemitro -

38 pentamera - . 30 pentamera pentamera B . B Global Global Positioning

9 NO. 1 (2021) 1 (2021) 9 NO. 10.25077/jbioua.9.1.30 upaya pengelolaan,

-

untuk untuk melihat pemetaan dan

VOL. VOL. DOI: DOI:

-

DBH DBH meter, laptop, kalkulator, lux lux meter, hygrometer, hagameter,

PENELITIAN rata rata per unit area (Rani, 2003). - belt belt transect (GPS), (GPS), da da kawasan konservasi PT. TKA Solok oleksi data

Sumatera Barat. Barat. Sumatera Penelitian Pelaksanaan K Bahan Alat dan Alat yang digunakan adalah System thermometer, kamera, meteran, Bahan tulis. alat dan pisau invasif, asing tumbuhan buku panduan yang lapangan diperlukan dalam penelitian ini adalah peta Area Hutan Konservasi Solok Selatan TKA PT. Djhojohadikusumo Prof. Dr. Penelitian Rancangan dan survey metode adalah digunakan yang Metode metoda penyebaran spasial tumbuhan Area Hutan Konservasi Djhojohadikusumo Prof. PT. Dr. TKA Solok Selatan dapat dapat memberikan dampak terhadap populasi dari rata Identifikasi tipe dilakukan pola dengan distribusi Morisita menggunakan (Krebs, 2013). dapat Data mengenai pola Indeks distribusi spesies invasif seperti pa Selatan sangat diperlukan untuk menyusun sebuah strategi konservasi jangka panjang sehingga dapat mengenai menjadi pertimbangan pengembangan upaya hayati. keanekaragaman dan METODE perlindungan

31

g B. B.

terhadap terhadap

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL

/

merupakan merupakan jenis

Melihat Melihat besarnya ekaragaman hayati ekaragaman

a a distribusi suatu amera menimbulkan menimbulkan penurunan

ent p maka maka sangat diperlukan untuk B. INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH

. L kan yang akan disebabkan oleh dimana dimana sudah mulai merambah SWATU INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH

B. pentamera

U L dan dan menimbulkan dampak

Mengetahui Mengetahui pol Spesies Spesies invasif dapat mengancam didominasi didominasi oleh satu jenis tumbuhan

USWATU hayati. hayati. Pengetahuan penyebaran sangat penting untuk mengetahui mengenai tingkat pengelompokan dari pola individu yan tumbuhan tumbuhan merupakan salah satu langkah awal untuk menyusun sebuah strategi konservasi dalam mempertahankan keanekaragaman menjaga kelestarian keanekaragaman hayati yang ada di Solok Selatan. TKA PT. Djojohadikusomo Area Konservasi Prof. Sumitro menghilangkan menghilangkan spesies asli. potensi kerusa pentamera kawasan tersebut, implementasi kean pengelolaan implementasi melalui pembentukan hutan konservasi Sumitro (TIM Djojohadikusomo NKT (HCV) PT. Prof. TKA, 2013). Kawasan konservasi tersebut tidak luput dari ancaman tumbuhan invasif yang dapat pada kawasan konservasi. PT. TKA merupakan di terletak yang sawit kelapa perusahaan satu salah Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi. PT. TKA memiliki kawasan konservasi dimana beberapa beberapa tempat ataupun habitat (PERMENLHK, 2016). ekosistem dan keanekaragaman hayati termasuk (Solfiyeni, (Solfiyeni, 2019) tumbuhan invasif yang berbahaya bagi ekosistem penting dan perhatian pusat menjadi patut sehingga untuk dikendalikan karena akan merugikan keanekaragaman tumbuhan tingkat sapling. Selain tingkatSelain tumbuhan sapling. keanekaragaman itu, invasi kawasan menyebabkan dan tumbuhan jenis jumlah hutan Selatan Selatan komposisi dan struktur serta tingkat USWATUL INAYAH & SOLFIYENI / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 30-38

Pola penyebaran spasial dari spesies tumbuhan Persebaran Spesies invasif B. pentamera Naudin di Area Hutan Persamaan yang digunakan yaitu berdasarkan pada Konservasi PT. TKA Solok Selatan dilakukan Smith (1964): dengan metoda belt transect dengan plot ukuran 20 ∑ 푛(푛 − 1) 퐼푑 = 푄 푁(푁 − 1) x 50 m dimana di dalamnya terdapat subplot Keterangan: berukuran 10 x 10 m. Pada setiap plot 10x10 Id : Derajat penyebaran Morisita dihitung jumlah B. pentamera baik seedling, Q : Jumlah kuadrat pada suatu plot sapling dan pohon. Hitung frekuensi dan kerapatan n : Jumlah individu B. pentamera yang ditemukan dari B. pentamera baik seedling, sapling dan pohon pada i-kuadrat serta dihitung DBH untuk B. pentamera tingkat N : Jumlah individu B. pentamera pada keseluruhan sapling dan pohon. Dihitung juga tinggi pohon B. kuadrat pentamera dan pohon non-Bellucia. Klasifikasi Jika: seedling B. pentamera yaitu memiliki tinggi <1.5 Id = 1 penyebaran terjadi secara acak m, sapling memiliki tinggi >1.5 m dengan dbh <10 Id > 1 Penyebaran terjadi secara berkelompok/ bergerombol cm, pohon dengan diameter >10 cm. Setiap Id < 1 penyebaran terjadi secara seragam/ teratur ditemukannya B. pentamera baik seedling, sapling dan pohon dibuatkan pemetaannya dalam kertas Pengaruh Jarak dari Jalan & Intensitas Cahaya millimeter dalam bentuk symbol yang berbeda. terhadap Jumlah B. pentamera Hal ini dilakukan untuk melihat pemetaan dari 푌 = 훼 + 훽푋 persebaran B. pentamera. Diukur faktor-faktor Dimana: Y= Peubah tak bebas (Jumlah Individu), X= lingkungan di daerah penelitian yang meliputi Peubah bebas (Jarak dari Jalan dan Intensitas Cahayaα suhu, kelembaban dan intensitas cahaya. = Intersep, β = Kemiringan.

Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan dan Kerapatan Relatif Persamaan yang digunakan yaitu berdasarkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kerapatan strata Azizah (2017): seedling B. pentamera paling banyak dibandingkan sapling dan pohon yaitu 3390 퐽푢푚푙푎ℎ 퐼푛푑푖푣푖푑푢 퐵푒푙푙푢푐푖푎 푝푒푛푡푎푚푒푟푎 퐾 = individu/ha. Kerapatan sapling 900 individu/ha 퐿푢푎푠 퐴푟푒푎 dan kerapatan pohon 221 individu/ha. Nilai

퐾푒푟푎푝푎푡푎푛 푆푢푎푡푢 퐽푒푛푖푠 kerapatan relative (KR) seedling yaitu 75,33%, 퐾푅 = 푥 100% 퐾푒푟푎푝푎푡푎푛 푆푒푙푢푟푢ℎ 퐽푒푛푖푠 sapling yaitu 20,00% dan pohon yaitu 4,67%. Frekuensi Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa Persamaan yang digunakan yaitu berdasarkan pada strata seedling dan sapling muncul pada setiap Dombois, Muller dan Ellenberg (1974): subplot yang ditunjukkan dengan nilai frekuensi 퐽푢푚푙푎ℎ 푘푢푎푑푟푎푡 푑푖푗푢푚푝푎푖 푠푢푎푡푢 푠푝푒푠푖푒푠 퐹 = sebesar 1. Sedangkan strata pohon hanya muncul 퐽푢푚푙푎ℎ 푠푒푙푢푟푢ℎ 푘푢푎푑푟푎푡

DOI: 10.25077/jbioua.9.1.30-38.2021 32 USWATUL INAYAH & SOLFIYENI Research Article

h ng ng

faktor faktor sapling sapling

38.2021 - tian tian Aji,

i 38 -

30 strata strata seedling (2015) (2015) menyebutkan kompetisi dimana antar antar dimana kompetisi Strata tumbuhan pada

9 NO. 1 (2021) 1 (2021) 9 NO. 10.25077/jbioua.9.1.30 VOL. VOL. Hal Hal ini diduga karena daerah DOI: DOI:

-

menunjukkan menunjukkan bahwa

an nutrisi atau unsur hara dan kondisi Strata sapling menyebar di seluruh enai enai lantai hutan. Hasil penel individu individu paling sedikit. hutan biasanya memiliki jumlah seedling paling banyak, kemudian diikuti oleh sapling dan pohon. Yani (2006) menyatakan bahwa strata seedling dan pohon. Seedling banyak tumbuh dan tersebar di seluruh subplot. lokasi yang memiliki jalan tepi yang dengan dekat masih terbuka (intensitas cahaya tinggi) sehingga langsung dan masuk yang matahari cahaya banyak meng Sutriono dan Yudistira bahwa cahaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman khususnya pada fase perkecambahan. McNaughton dan (1990) Wolft juga menyatakan bahwa faktor atau pohon anakan pertumbuhan penti menentukan yang matahari. penyinaran adalah seedling subplot, namun jumlahnya seedling. Sedangkan strata pohon hanya terdapat tidak sebanyak pada 7 dari total 10 subplot dan memiliki jumla mengelompok yaitu nutrisi. Metananda dkk (2015) (2015) dkk Metananda nutrisi. yaitu mengelompok menyatakan bahwa terjadi akan mengelompok pada pola individu penyebaran memperebutkan sumber daya unsur hara ataupun seperti air pada suatu wilayah karena tumbuhan cenderung mengelompok pada wilayah yang memiliki banyak nutrisi. McNaughton dan Wolf (1990) juga menyebutkan bahwa ketersedia iklim merupakan faktor lingkungan yang paling alam. di spesies suatu penyebaran dalam berperan Lapangan di B. pentamera Pemetaan Gambar 1 mendominasi jika dibandingkan dengan

33

.

B

hingga hingga Barbour, Barbour, (

merupakan merupakan JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL

/

Pola Sebaran Mengelompok

B. pentamera . Buah yang jatuh jatuh yang Buah .

KR (%)KR 75.33 20 4.67 Bellucia pentamera Faktor Faktor lain yang

.

Id 1.1713 Morisita pentamera

1987)

, dapat dilihat bahwa 3 1)

nilai indeks morishita sebesar sebesar morishita indeks nilai di Area Hutan Konservasi PT. PT. Konservasi Hutan Area di - .

d,

INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH B

(Renner, 1986) (Renner, Belluciapentamera

Bellucia pentamera L

N(N 202050 Tumbuhan Tumbuhan bereproduksi dengan

1 1 0.7 Frekuensi 221 Kerapatan(ind/ha) 3390 900 1) SWATU INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH memiliki memiliki -

U L pentamera pentamera

.

Pada Tabel berdasarkan Indeks B

∑n(n 236660

USWATU an memunculkan anakan baru yang tumbuh

Seedling Sapling Pohon Pohon Strata Strata Seedling Sapling Q 10 Lam dan Fredlun menyebabkan persebaran menghasilkan menghasilkan biji yang jatuh dekat induknya atau dengan rimpang yang vegetatif masih dekat dengan menghasikan induknya se anakan menyebabkan tumbuhan mengelompok 3000 biji per buah per biji 3000 ak berdekatan sehingga didapatkan pola distribusi mengelompok. TKA TKA Solok Selatan memiliki pola penyebaran mengelompok. tumbuhan yang mampu berbuah sepanjang tahun sekitar yaitu banyak sangat yang biji memiliki dan pentamera pentamera 1,17. Berdasarkan nilai tersebut bahwa menunjukkan Tabel 3. Pola Penyebaran Spesies

Tabel 2. Frekuensi Tabel 1. Kerapatan pada 7 subplot dari total 10 subplot dengan nilai 0.7. yaitu frekuensi USWATUL INAYAH & SOLFIYENI / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 30-38 dapat digunakan untuk memprediksi vegetasi di dan José (2015), B. pentamera mengandung masa yang akan datang. Seedling yang tumbuh senyawa tanin, flavonoid dan trepenoid. Djufri akan bersaing agar dapat menjadi tumbuhan (2011) menyatakan bahwa zat alelopati yang dewasa. Tumbuhan yang semakin besar dikeluarkan oleh tumbuhan invasif menyebabkan memerlukan nutrisi dan ruang yang lebih banyak, lingkungan sekitarnya mengalami perubahan dan sehingga individu yang mempunyai daya tahan bersifat racun bagi tumbuhan lainnya. tinggi yang dapat bertahan dan tumbuh berkembang. Keberadaan pohon yang memiliki ukuran lebih besar daripada semai dan anakan menyebabkan jumlahnya sedikit pada suatu habitat. Ariyanti dan Mudiana (2018) juga menyatakan bahwa pada hutan normal akan memiliki jumlah individu pada strata permudaan lebih banyak dibandingkan dengan strata dewasanya. Jika dibuat pada grafik akan membentuk seperti huruf J terbalik. Hal ini mengindikasikan bahwa strata permudaannya mampu secara alami membentuk komunitas vegetasi pohon yang stabil. Strata pohon tumbuh berdampingan dengan strata pohon lain (pohon non-Bellucia).

Berdasarkan data pemetaan, dapat dilihat bahwa terdapat 5 individu pohon non-Bellucia yang berada pada plot. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa semakin banyak pohon non-Bellucia akan semakin sedikit pohon B. pentamera Hal ini diduga terjadi karena adanya asosiasi negative antara pohon B. pentamera dan pohon non- Bellucia. Hal ini sesuai dengan pendapat Barbour, Lam dan Fredlund (1987) yang menyatakan bahwa pada spesies yang berasosiasi negative memiliki prinsip antagonistic dimana jika satu spesies berada pada suatu wilayah dalam jumlah banyak Gambar 1. Peta Sebaran Bellucia pentamera pada Plot akan menekan pertumbuhan spesies lain sehingga Survey 20x50 m di Area Konservasi PT. spesies lain mengalami penurunan jumlah individu TKA Solok Selatan yang menggambarkan dan begitupun sebaliknya. Selain itu B. pentamera keberadaan individu seedling, sapling dan juga mengandung senyawa kimia. Menurut Serna pohon dalam plot.

DOI: 10.25077/jbioua.9.1.30-38.2021 34 USWATUL INAYAH & SOLFIYENI Research Article

.

dan dan

lebih lebih 60 bahwa bahwa

. di Area 38.2021 -

38 akan akan - Stringer

dibandingkan dibandingkan 30 g, ataupun ataupun illegal masih alami. 40 banyak banyak tumbuh di terhadap terhadap Sebaran

Kon

, Fei ( 9 NO. 1 (2021) 1 (2021) 9 NO. Daerah Daerah yang terganggu 10.25077/jbioua.9.1.30 ). Moris, Hansen, Nelson 6 . 20 VOL. VOL. DOI: DOI:

Bellucia pentamera - 198 banyak banyak variasi 2009) 2009) juga menyatakan bahwa ( B. pentamera ,

. Jarak dari pinggir Jarak daripinggir (m) jalan pada pada habitat yang telah terganggu peluang peluang hidup yang lebih tinggi

Intensitas Intensitas Cahaya lebih lebih Sastroutomo (1990) menyatakan menyatakan (1990) Sastroutomo 0

pesies pesies tumbuhan invasif 2009) Individu Konservasi PT. TKA Solok Selatan Renner ( , 0 invasif

50

. S 150 100 Jumlah individu Jumlah Pengaruh Jumlah Individu Tumbuhan Asing pentamera Invasif B spesies spesies memiliki yang habitat pada spesies dengan Gambar 2. Pengaruh Jarak dari Jalan terhadap Jumlah invasif daerah misalnya terbuka daerah di tersebar banyak di sekitar jalan daripada daerah dengan kondisi yang lebih tertutup menyediakan untuk tumbuhan invasif Browker lokasi yang memiliki vegetasi yang terganggu, bahkan dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang mengalami deforestasi logging dan McWiliams kesuksesan tumbuhan asing menginvasi lokasi pada gangguan oleh dipengaruhi lingkungan suatu tersebut baik itu gangguan dari manusia ataupun satwa. dari

35

, ) 6 na

kare sebesar sebesar

2 entamera p suatu suatu lokasi JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL

B. pentamera B. / B. B.

pada pada

m ke dalam hutan.

Selain Selain itu, buah yang

dengan dengan nilai R tepatnya pada tepi jalan tepi pada tepatnya

angguan angguan tumbuhan anakan tidak selalu selalu tidak anakan tumbuhan kelimpahan spesies tumbuhan tumbuhan spesies kelimpahan value value sebesar 0.007 yang INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH buh buh cukup jauh dari pohon

- L buah buah tersebut akan dibawa dan - sapling sapling dan pohon mulai banyak SWATU INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH 1.17x + 125.1

- odel odel persamaan yang diperoleh dari U L Hal Hal ini kemungkinan terjadi

Tepi jalan merupakan salah satu lokasi M

USWATU aktivitas aktivitas manusia. G mempengaruhi akan individu. individu. yang memiliki disebabkan intensitas karena beberapa gangguan faktor yang misalnya yaitu yaitu y = 0.702. Nilai p menunjukkan bahwa jarak dari jalan memberikan pengaruh signifikan terhadap sebaran jumlah indukan. hasil analisa regresi linear pengaruh jarak jalan terhadap sebaran jumlah individu menyatakan bahwa penyebaran buah buah penyebaran bahwa menyatakan dilakukan oleh beberapa mamalia dan dimana burung buah dijatuhkan pada sembarang anakan tempat akan tum sehingga jauh dengan pohon induk. buah pemakan hewan oleh dibawa pohon dari jatuh per sehingga tersebut berada di dekat indukan. Renner (198 pohon). topografi wilayah yang semakin ke dalam hutan semakin rendah sehingga buah yang jatuh akan menggelinding dan menuju ke tempat yang cukup ditemukan ditemukan pada jarak 10 Banyak seedling yang tumbuh saling berdekatan dan berkelompok. Namun pertumbuhan seedling (strata pohon indukan dekat di berada selalu tidak Berdasarkan pemetaan, jumlah seedling banyak plot awal pada ditemukan sedangkan Pengaruh Pengaruh Jarak Jalan terhadap Sebaran Jumlah B. pentamera Invasif Asing Tumbuhan Individu USWATUL INAYAH & SOLFIYENI / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 30-38

Nilai R2 yang didapatkan dari pengaruh intensitas memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah cahaya terhadap jumlah individu yaitu 0.081 dan inividu B. pentamera di Area Hutan Konservasi p-Value sebesar 0.427. Angka ini menunjukkan PT. TKA Solok Selatan. bahwa intensitas cahaya tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah individu B. pentamera. UCAPAN TERIMAKASIH Menurut Dillis dkk (2017), B. pentamera merupakan tumbuhan yang tumbuh dengan baik Selama melaksanakan penelitian sampai penulisan pada keadaan cahaya matahari yang banyak. artikel ini, penulis banyak mendapatkan arahan, Tumbuhan ini banyak ditemukan pada lokasi yang bantuan, motivasi dan pengalaman dari berbagai memiliki sedikit tutupan kanopi dan banyak pihak yang selalu mendukung hingga akhirnya tumbuh pada area bekas penebangan liar dengan dapat menyelesaikan artikel ini. Ucapan intensitas cahaya yang tinggi. Hartson (1980) terimakasih penulis ucapkan kepada dosen penguji menyatakan bahwa cahaya matahari yang seminar maupun ujian akhir Bapak Dr. Chairul; langsung menembus lantai hutan juga dapat Prof. Dr. Erizal Mukhtar; danIbu Dr. Nurainas. mempengaruhi pertumbuhan jenis-jenis Pihak PT. TKA Solok Selatan, Yayasan ARSARI tumbuhan, terutama tumbuhan dengan tingkat Djojohadikusumo, PR-HSD ARSARI, AK-PSD yang rendah (pancang, semai). Hal ini juga ARSARI Dharmasraya yang telah memfasilitasi didukung oleh pendapat Simbolon (2013), yang selama penelitian, tim lapangan, serta pihak-pihak menyatakan sebagian besar tumbuhan asing lain yang ikut membantu selama penelitian dan invasif merupakan tumbuhan bawah yang penyusunan tulisan ini. pertumbuhannya di pengaruhi oleh cahaya matahari. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Aji I.M.L., Sutriono R., Yudistira, 2015. Pengaruh Media Tanam dan Kelas Intensitas Cahaya Pola penyebaran B. pentamera di Hutan Terhadap Pertumbuhan Benih Gaharu Konservasi PT. TKA Solok Selatan adalah (Gyrinops versteegii). Jurnal Media Bina mengelompok dengan Id>1 yaitu sebesar 1,17. Ilmiah. 9(5) : 1-10. Pemetaan B. pentamera strata seedling banyak Ariyanti, EE dan Mudiana, D. 2018. Vegetasi terdapat pada pinggir hutan dan menyebar di Tumbuhan Blok Hutan Waru-Waru Cagar seluruh subplot. Strata sapling menyebar di seluruh Alam Pulau Sempu. Media Konservasi. subplot namun jumlahnya tidak sebanyak strata 23(3): 244-252. seedling. Strata pohon hanya terdapat pada tengah Azizah, E. 2017. Kerapatan dan Biomassa Lamun hutan sampai bagian dalam hutan dan memiliki Enhalus acoroides di Perairan Desa Jago- jumlah paling sedikit. Jarak dari jalan berpengaruh Jago Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera signifikan terhadap penyebaran jumlah individu B. Utara. Fakultas Perikanan dan Kelautan pentamera, sedangkan intensitas cahaya tidak Universitas Riau. Pekanbaru.

DOI: 10.25077/jbioua.9.1.30-38.2021 36 USWATUL INAYAH & SOLFIYENI Research Article

.

f - o

Acta Acta ce ce of Media Media

. . Ed ke 38.2021 - H. H. 2015.

38 - Yogyakarta. . 30

Ekologi Ekologi Umum

The Biodiversity Keanekaragaman Keanekaragaman ( UNHAS. Makassar. UNHAS. Jurnal Jurnal Pengelolaan 287. - 208. 208. - . L.) L.) di Kabupaten - ) 9 NO. 1 (2021) 1 (2021) 9 NO. 10.25077/jbioua.9.1.30 Reproductive Reproductive Biology

. VOL. VOL. /17: 197 /17: DOI: DOI:

-

20(3): 277 20(3):

16 Ecological Ecological Methodology . LHK) LHK) No. Metode Metode Pengukuran Dan Analisis 198. - .Gland (CH): IUCN Council. (CH): IUCN .Gland Flora Flora di Indonesia Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Ilmu Fakultas Kelautan, Ilmu Jurusan

. Invasive Plants and Forest Sterculia Sterculia foetida Bellucia Bellucia Amazônica (Melastomataceae). McWiliams McWiliams W. 2009. Relation of Invasive Groundcover Plant Presence to Eviden Disturbance in the Forest of Midwest the of the Upper United States. Di dalam: Kohli RK, Jose S, Singh HP, Batish DR, editor Ecosystem.CRC Kehutanan Republik Indonesia. (PERMEN 2016. P.94/MENLHK/SETJEN/KUM. Tentang Invasif Jenis Pola Spasial Bentik. (Dispersi) Perikanan dan Kelautan Organisme Loss Caused Species by Alien York. New & Row. 3. Harper Invasive Hayati of Flora in Indonesia Sumber daya Alam 5(2):187 dan Lingkungan. Press University Mada Gadjah Populasi, Sebaran dan Asosiasi ( Kepuh Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Konservasi. Renner, Renner, S.S. 1986. Moris Moris WK, Hansen MH, Nelson MD, & Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Rani, C. 2003. Krebs, Krebs, CJ. 2013. Kusmana, C &Agus, H. 2015. McNaughton SJ, Wolf LL. 1990. Metananda, AA., ErvizalAmz., Agus

37 - 565

IUCN IUCN Acacia Acacia

Naudin Naudin Bioloical Bioloical Aims and and Aims rainforest, rainforest, 30. - John Wiley John Wiley

Unsaturated Unsaturated JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL -

. 2000. 2000. . /

24(198): 50. Invasive Plants Plants Invasive - Jurnal Ilmiah r.

12(2): 23 12(2): . New York: CRC

3(2): 38 3(2): 1337. . Identifying targets for - 5 INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH

Biotropica. J. J. Can Geotech. L 19:1329 PengaruhTegakan PengaruhTegakan Akasia (

. Tropical Conservation Science. ) (L.) Willd. Ex. Del. Terhadap

ons. 32. SWATU INAYAH & SOLFIYENI & INAYAH - Systems: Systems: A Geotechnical Engineering

Muller D dan Ellenberg. 1974. 1974. Ellenberg. dan D Muller

U L

epage epage Model for Saturatet Nature and Natural Resources) Natural and Nature Biodiversity of Prevention the for Guidelines Dalam: Dalam: Tropical Suplement. Succesion. John E Ecosystems. Ecosystems. Di dalam: Kohli RK, Jose S, edito DR, Batish HP, Singh and Forest Ecosystem Press. Methods of Vegetation Methods Ecology. of Vegetation York. New and Sons. Invasion Pattern of Exotic Plants in Forest Komposisi dan Keanekaragaman Tumbuhan Tumbuhan Keanekaragaman dan Komposisi Bawah di Savana Balanan Taman Nasional Baluran Jawa Biologi. Pendidikan Timur. National National Park, Invasi Indonesia. nilotica distrubance distrubance regime facilitates invasion by Bellucia (Melastomaceae) at pentamera Gunung Palung Girmansyah. Girmansyah. 201 plant conservation in Harapan Sumatra 8:28: Soil Approach. 580. Se USWATU Hartson, Hartson, GS. 1980. Neotropical Forest Dinamics. IUCN(International Union for Conservation of Fei S, Kong N, Stringer J, Browker D. 2009. Dombois, Djufri. Djufri. 2011. Dillis, C. Andrew J.M., Marcel R. 2017. Change in in Change 2017. R. Marcel J.M., Andrew C. Dillis, de Kok, R. P, M. Briggs, D. Pirnanda, and D. Barbour SL, Lam L, Fredlund DG. 1987. Transient Transient 1987. DG. Fredlund L, Lam SL, Barbour USWATUL INAYAH & SOLFIYENI / JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS - VOL. 9 NO. 1 (2021) 30-38

Sastroutomo, SS. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Serna, DMO dan José HIM. 2015. Phenolics and Polyphenolics from. Melastomataceae Species. Journal Molecules. 20 (10): 17818- 17847. Simbolon, R. S. 2013. Keanekaragaman dan Pola Sebaran Spesies Tumbuhan Asing Invasif di Cagar Alam Dungus Iwul, Bogor. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Smith, P.G. 1964. Quantitative Plant Ecology Second Edition. Butterworths. London. Solfiyeni. 2019. Dampak Invasi Tumbuhan Asing Invasif Bellucia pentamera Naudin terhadap Keanekaragaman Sapling dan Tumbuhan Bawah di Hutan Konservasi Perkebunan Kelapa Sawit. Prosiding Seminar BIOETI Jurusan Biologi Universitas Andalas. 20-21 September 2019. Sutoyo, 2010. Keanekaragaman Hayati Indonesia. Buana Sains.10(2):10-06. Tim NKT (HCV) PT. TKA. 2013. Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi, High Conservation value (HCV). PT. TidarKerinci Agung. Sumbar-Jambi. Yani, E. 2006. Struktur dan Kemampuan Tumbuh Kembali Hutan Mangrove Cikiperan Cilacap. Biosfera.23(3): 124- 129.

DOI: 10.25077/jbioua.9.1.30-38.2021 38 USWATUL INAYAH & SOLFIYENI

)

) fM

s ayu ayu

SfM dengan dengan Syzygium 10 tahun) tahun) 10 , Andri ) – 1

clove clove (

Mutashim an termasuk tanaman tif singkat (2 singkat tif ShareAlike 4.0 International License. 4.0 International ShareAlike at : http://jbioua.fmipa.unand.ac.id - ngurangan emisi karbon yang yang karbon emisi ngurangan , Mahdi , Mahdi

) 1 online using structure from motion (S from motion structure using

engan structure from motion ( motion from structure engan NonCommercial 46 - - Indonesia Indonesia memiliki luas lahan pertanian d

Available Available 39

luas luas sekitar 11,3 juta ha merupakan lahan yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Lahan ini disebut dengan tahun dua dari lebih selama penanaman dilakukan “lahan tidur” (BBSDLP, 2008). Lahan tidur yang memiliki potensi tidak untuk dilakukan penanam kebijakan kebijakan perusahaan dan pe target memenuhi pemerintah untuk dihitung dalam satuan ton per karbon dioksida (Gilbertson & Reyes, 2009). Estimasi yang tepat pada perhitungan biomassa yang terdapat pada hutan tropis sangatlah penting dalam berbagai hal, antara lain seperti upaya hingga eksplorasi siklus k karbon global. Khususnya siklus pada karbon global total nilai mengetahui Above untuk penting sangat Ground (AGB) Biomass tersimpan yang karbon cadangan fluktuasi jumlah pada suatu wilayah dalam rela yang tertentu periode kurun waktu atau 2008). (UNFCCC, sebesar 70,2 juta ha, yang terdiri tegakan, atas pekarangan, sawah, perkebunan, dan padang penggembalaan. Tetapi lahan pertanian efektif hanya seluas yang 58,9 juta ha. Area

above above ground biomass using Unmanned Aerial Vehicle in the

) ng ng

*

) 1

and it’s Syzygium aromaticum Syzygium A C T

Creative Commons Attribution Commons Creative , Thoriq Alfath Febriamansyah Alfath , Thoriq ) 1

Vol. 9 No. 1 (2021) Vol. 9 No. Syzygium aromaticum Syzygium rveyed rveyed AGB was 5.6 ton/Ha. The difference between estimated AGB and 2162 (print) - Agroforestry Agroforestry area in Paninggahan, West Sumatra. This study used a photogrammetry method to calculate trees and estimated the AGB. We detected 257 numbers of tree based on aerial image analysis and observed 270 after we validated on ground check in the field. The result was slightly different between estimated AGB from UAV and where Ha ton/ 5.9 was AGB estimated The validation. ground our from AGB observed the su 0.3 observedton/Ha. was AGB A BS T R Above ground biomass (AGB) is all living organic matters above the soil including stem, seed and leaves. This study aimed to estimate the individual aromaticum) ke udara sehingga sehingga udara ke

, Erizal Mukhtar , Erizal

) 1 ) adalah semua bahan

46.2021 , Ahsanul Husna , Ahsanul

- )

1 dilepaskan

2 untuk untuk diadopsi dalam proyek

This article is licensed under a a under is licensed article This

04 01 28 03 - - - -

03 07 06 07 JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS rapan - - - -

n mengenai perubahan iklim telah S

2021 , Ahmad Taufiq , Ahmad 2021 2021 2021 ) : : : :

2

Kegiatan Kegiatan perdagangan karbon

9587 (online) | ISSN: 2303

-

ed

10.25077/jbioua.9.1.39 CORRESPONDENCE ) UAV * email: [email protected] KEYWORD AGB, estimated tidur, lahan SUBMISSION TRACK Submitt Revised Accepted Published Above Ground Biomass

merupakan skema perdagangan antar negara yang yang negara antar perdagangan skema merupakan dirancang untuk dioksida. mengurangi emisi Perdagangan karbon karbon DOI: mengatur agroforestri agroforestri dan memerlukan perhitungan biomassa. kegiatan Metode ini memiliki proyek potensi karbon Trade. Carbon berdampak berdampak pada (Gibbs lingkungan et kerusakan al. 2007). Biomassa di atas ( permukaan tanah organik dari tanaman yang hidup di atas tanah termasuk batang, kulit kayu, biji dan dedaunan (IPCC 2006). Dalam skala manajemen hutan, banyaknya gas CO gas banyaknya ya karbon mereduksi untuk strategi dibutuhkan terakumulasi di atmosfer (Purnobasuki, 2012). Ketersediaan biomassa merupakan salah yang karbon emisi dapat mengurangi faktor yang satu Permasalaha menarik perhatian masyarakat melindungi hutan dari deforestasi dan global degradasi untuk hutan. Perubahan iklim disebabkan karena PENDAHULUAN Saputra Andalas Universitas Alam, Pengetahuan dan Ilmu Matematika Fakultas Biologi, Jurusan 1. Barat. Sumatera Solok, Paninggahan, (RPL), Lestari Pangan Rimbo 2. menggunakan Pesawat Tanpa Awak di Kawasan Agroforestri Paninggahan, Sumatera Barat Sumatera Paninggahan, Agroforestri Kawasan di Awak Tanpa Pesawat menggunakan of Estimation Biomass Ground Above Sumatra West Agroforest Area, Paninggahan in Vehicle Aerial Unmanned from derived Ha Try Surya Biomass Ground Above Estimasi

ISSN: 2655ISSN:

Research Article iu dnu igaa (abr ) Area 1). (Gambar tumbuhan oleh didominasi Singkarak danau timur penelitian Beberapa beberapa di AGB pengukuran 2015). pada baik cukup al. menggunakanmetodeinimenunjukan ha et Ota 2009; (Wikantika, AGB pengukuran metode melakukan perkembangan efisien untukwaktuyang lebih dan biaya dengan mempercepat telah Vehicle) Aerial semusim tanaman daripada (Kurniyawan et al., 2010). besar lebih tanam agroforestri dapat menyimpan karbon jauh Pola terdegradasi. sebelumnya yang melimpah lahan pada cukup yang biomassa d ketersediaan cengkeh perkebunan lahan Pemanfaatan 2019). Saefudin, adalah tanaman cengkeh (Wulandari, Sumanto, & satunya salah biomassa penghasil sebagai besar sumber satu biomassa. Tanaman perkebunan salah memiliki potensi menjadi yang perkebunan aaa ii euaa lhn iu yn hanya yang tidur lahan merupakan ini kawasan catechu mollucanus Areca Alleurites cumini, Syzygium DOI: 10.25077/jbioua.9.1.39 Teknologi pesawat tanpa awak eeiin n terletak ini Penelitian

TRYSURYA HARAPAN pt ap meningkatkan mampu apat Seb . a sse ifrai geografis informasi sistem dan lm iaia perkebunan dijadikan elum - 46.2021

ET.AL. dnnr dumosa, Adinandra ±

k d sebelah di km 1 / JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS Gambar 1.Peta lokasi penelitian (Unm silyang anned

dan 40

64S, dan alat tulis. garmin GPS 2017), (Pix4D, trial 4 versi Pix4D 2012), (Allaire, Rstudio QGIS, software (plot), rafia tali meter, DBH (Tinggi), Meteran Mavic, yaitu diperlukanyang bahan dan Alat danAlat Bahan METODE PENELITIAN Agroforestri Kawasan Paninggahan, Solok, Sumatera Barat. di (UAV) awak tanpa pesawat menggunakan dengan cengkeh (AGB) tanah permukaan diatas cep biomassa mengetahui dengan cengkeh individuperhitunganmelakukan untuk bertujuan 2019 Leon, 2019 ( vegetasi tipe lh ebg saaa ayrkt untuk masyarakat swadaya memaksim lembaga oleh yang 2005 tahunpada dimulaicengkeh cylindrica rumput ditumbuhi ; Zhang, 2019; Li et al et Li 2019; Zhang, ;

alkan lahan potensi Paninggahan. di dan ).

enne e a. 2020; al. et Fernandes lh aea t, eeiin ini penelitian itu, karena Oleh

eai palmifolia Setaria

-

-

VOL. rumputan dari jenis dari rumputan

9 NO. 1 (2021)NO. 1 9 39 t a aua serta akurat dan at

TRYSURYA HARAPAN

. 2019 ;

Penanaman . Warfield danWarfield - 46

Drone DJI Drone

Hashem, Imperata diinisiasi

ET.AL.

Research Article

, . ‐

poin poin crop -

100 x . vector 46.2021 mping - cleaning cleaning cengkeh

46 - dan TreeTop TreeTop dan

uk uk mengukur not not clu

(Popescu (Popescu dan Wynne, menggunakan menggunakan menjadi 10.25077/jbioua.9.1.39 , ukuran kanopi kecil 9 NO. 1 (2021) 39 1 (2021) 9 NO.

Pierre Pierre (2006), González - DOI: DOI: deep vegetasi selain cengkeh selain vegetasi tukan tukan dengan melihat secara

VOL. VOL. . Vegetasi kemudian dideteksi

- ekspor

point sebanyak sebanyak 5 plot dengan ukuran dilakukan dilakukan dengan pengamatan visual

(shp). Pada beberapa kasus terdapat poin

menggunakan perangkat lunak QGIS, point point QGIS, lunak perangkat menggunakan jutnya jutnya perhitungan pohon menggunakan m. m. Plot diten

kayu kayu mati dan bangunan). Dilakukan point yang tidak cocok kemudian cleaning dihapus. Proses berdasarkan karakter penelitian pada merujuk visual secara Identifikasi kanopi dari Valérie dan Marie Orozco et al. Cengkeh (2010) memiliki tipe dan kanopi Harapan arsitektur (2019). kanopi dibawah 10 m dan tekstur daun Setelah 2). (Gambar mengelompok pucuk pada kuning berwarna karakter kanopi penghapusan dikonfirmasi dilakukan perhitungan perhitungan individu cengkeh, diletakkan secara purposive 100 tinggi yang cengkeh kerapatan dengan area visual pada file ortofoto. Kemudian, raster Manipulasi m. 100x100 plot dengan extant CHM di menggunakan menggunakan paket RStudio raster (Allaire, 2012; di Hijman selan et al. 2013) 2017) (Plowright, ForestTools paket (Silva et al. 2021) secara otomatis dengan menggunakan algoritma variable window filter 2004). Algoritma diperintahkan unt vegetasi dengan tinggi minimal 2 m. Hasil dari perhitungan tinggi kemudian pohon di shapefile berupa ketinggian yang mendeteksi objek asing (vegetasi tidak non cengkeh, cocok, contohnya

41

.

TIFF pilot - - Pix4D Pix4D

, semua semua ,

) auto (GCP). essing, essing, point selesai digital digital terrain JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL Canopy Heigh Canopy

/ Gambar 2. Pola kanopi dari cengkeh dari 2. Pola kanopi Gambar software data data

ET.AL. ). Data ). otomatis otomatis dengan pola

). Foto UAV diproses

(DSM) (DSM) dan akuisisi

ARAPAN ARAPAN

ET.AL. on & karakterisasi kanopi Syzygium aromaticum Syzygium Ground Control Point Point Control Ground litasnya litasnya dan gambar yang tidak

DJI Mavic Pro DJI dengan RGB kamera.

TRY SURYA H SURYA TRY DTM menggunakan raster calculator di di calculator raster menggunakan DTM

80%. Setelah Setelah 80%.

(DTM) melalui pendekatan fotogrametri (CHM) didapatkan dari hasil pengurangan pengurangan hasil dari didapatkan (CHM)

dan TRY SURYA HARAPAN HARAPAN SURYA TRY

Tagged Image File Format File Image Tagged structure structure from motion jumlah jumlah pohon cengkeh adalah CHM. Untuk QGIS. Perhitungan poh ( cengkeh pohon Data primer yang digunakan untuk menghitung cloud dan DSM. Kemudian, ortofoto RGB, DSM DSM RGB, ortofoto Kemudian, DSM. dan cloud dan DTM diekspor dengan ( format geo Model DSM Perangkat Perangkat lunak Pix4D Trial versi 4.5 (Pix4D, 2017) digunakan untuk digital surface model pembuatan ortofoto, model ( dengan tiga langkah: initial proc pengambilan pengambilan data. Pada menggunakan penelitian ini tidak UAV Data Pemrosesan Ketinggian Ketinggian penerbangan adalah 120 m dengan overlap gambar telah tersimpan di SD card diperiksa kemudian kua fokus dihapus kemudian dipindahkan ke folder sesuai dengan lokasi, jam dan tanggal Data diambil pada 19 September 2020 dengan quadcopter Drone dioperasikan secara penerbangan grid menggunakan capture (android) dengan mode Kerja Cara Data UAV Akuisis

Research Article eguaa UV eprlh ai yang hasil memperoleh UAV perhitungan menggunakan estimasi metode bahwa menggunakan pohon individu menunjukkan data Dari individu. tersebut 257 sebanyak terdeteksi UAV menggunakan dengan estimasi data Berdasarkan 1). (Plot individu 270 di sebanyakcengkeh pohon terdapat Panjang Bukit dilakukan lapangan Validasi individu. 500 dengansampaijumlahmaksimaldengan tumbuh Pada luas area 1 Ha semua vegetasi berkayu dapat Perhitungan Pohon Cengkeh HASIL DAN PEMBAHASAN (2001).al. et Ketterings dari allometrik digunakan manual AGB perhitungan untuk sedangkan (2017) al. et scri digunakan ini penelitian (Plowright CHM yang kanopi diameter dan tinggi prediksi dari didapatkan AGB Kalkulasi berukuran AGB. perhitungan plot dilakukan 1 untuk 100x100m dipilih ini penelitian Pada Perhitungan AGB Gambar 3. Jumlah individu cengkeh Plot 1 = 270, Plot 2 = 236, Plot 3 = 166, Plot 4 = 313, Plot 5 = 260. DOI: 10.25077/jbioua.9.1.39

TRYSURYA HARAPAN Plot Titik merah individu cengkeh yang ditandai algoritma. Plot 1,2 (Jalan menuju bukit panjang)

3 (Puncak Bukit Panjang), 4,5 Plot (Batu Agung). *Plot 1dilakukan validasi lapangan. , 2017; ,

- 46.2021 Silva et al. 2021). Pada 2021). al. et Silva diekstraksi

ET.AL. pt AGB dari Jucker dari AGB pt jumlah pohon yang pohon jumlah

/

JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS

ai data dari

42

niiu ag krt eiga pengukuran sehingga akurat yang individu Gambar t mangrove. yang ekosistem kawasan pada individu jumlah mengukur untuk akurat dengan dapat juga UAV oleh diambil yang orthomosaic bahwa (2020) al. et Jones menurut Sedangkan pohon. pada hutan yang relative akurat dan hemat waktu. jumlah seperti inventarisasi perhitungan Penggunaan ketinggian serta keakuratan hasil mempengaruhi dapat gambar UAV pohon, penerbangan spasial individu mendeteksi kualitas dalam bahwa jauh berbeda tidak dengan nilai data lapangan. pohon individu prediksi UAV sistem mengg kecil hutan kawasan inventarisasi metode yang dilakukan oleh Puliti et al. (2015) mengenai menggunakan dengan sesua inilangsung. observasi Hasil sama relatif imsa aa eeai agoe dapat mangrove vegetasi memperoleh nilai standar error yang rendah. pada biomassa euu Hse (09 menyatakan (2019) Hashem Menurut lh irss edpta perhitungan mendapatkan diproses elah

sistem

dkthi aw nli rata nilai bahwa diketahui , -

VOL. UAV perhitungan individu pohon individu perhitungan 9 NO. 9

TRY SURYAHARAPAN memberikan informasi memberikan

1 (2021) 1 39

i denganstudi i - 46

unakan

ET.AL. -

rata

Research Article

Pinus Pinus 46.2021 - memiliki memiliki

disebabkan 46 - bahwa faktor ngaruhi ngaruhi nilai oleh oleh beberapa

drone = Prediksi)

. Studi terkait yang yang terkait . Studi

. Karena Karena . drone 10.25077/jbioua.9.1.39 kanopi. 9 NO. 1 (2021) 39 1 (2021) 9 NO. - dipengaruhi

DOI: DOI: Ra Ra et al. (2010), menyatakan drone VOL. VOL. -

- lakukan deteksi pohon yang lebih lebih yang pohon deteksi lakukan = 0.31

antar antar pohon mempe

ngan korelasi 0.61 yang menunjukan menunjukan yang 0.61 korelasi ngan 2 Hal Hal ini dikarenakan adanya tumpang

R

luas luas kanopi memperoleh nilai estimasi

b

kalkulasi menggunakan menggunakan kalkulasi dilakukan oleh So segmentasi estimasi luas densiflora. kanopi pada tindih antar kanopi pohon satu yang pohon proses sehingga rapat yang pohon antar jarak oleh deliniasi rendah. yang R2 = 0.31 de 0.31 = R2 korelasi antara parameter tinggi cukup akurat pohon karena tidak faktor, seperti keterbatasan alat ukur yaitu pita ukur dan keadaan topografi plot. Sesuai dengan Iizuka et al. (2018), menunjukkan yang dapat mempengaruhi parameter tinggi perbedaan pohon yaitu keadaan topografi antara kawasan hutan yang menyebabkan tinggi pohon tidak lebih akurat diperoleh pada data lapangan data dibandingkan me keterbatasan non pohon atau rendah

tinggi (Keterangan : S = Survei, P = Survei, : S (Keterangan tinggi

43 57 individu kanopi dan (b) dan kanopi

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL / ET.AL. ET.AL.

ET.AL.

pohon cengkeh TRY SURYA HARAPAN HARAPAN SURYA TRY = 0.45

2 R Sedangkan Sedangkan gambar 5a menunjukan Gambar 5. Regresi variabel (a) variabel 5. Regresi Gambar

TRY SURYA HARAPAN HARAPAN SURYA TRY

a data lapangan (survei) sesuai dengan perkiraan secara estimasi (CanopyP) dan luas kanopi pohon pohon kanopi luas dan (CanopyP) estimasi secara secara survei (CanopyS) dengan didapatkan nilai R2 = 0.45 dengan menunjukan nilai bahwa korelasi korelasi parameter 0.73 luas antara yang kanopi segmentasi antar pohon jelas pohon sehingga kalkulasi cukup akurat karena Gambar 4. Canopy Height Model (CHM) pada plot 1 yang digunakan untuk estimasi tinggi dan diameter diameter dan tinggi estimasi untuk digunakan yang 1 plot pada (CHM) Model Height Canopy 4. Gambar korelasi antara parameter luas kanopi pohon pada perbandingan survei dengan estimasi tinggi dan diameter kanopi. Gambar 5b menunjukan regresi antara tinggi pohon estimasi (HeightP) dan tinggi pohon survei (HeightS) dengan nilai plot 100 m x 100 m didapatkan data ketinggian dan diameter individu pohon estimasi cengkeh (Gambar secara 4). Data tersebut dibandingkan kemudian dengan data ketinggian individu pohon secara survei. Total pohon 2 cengkeh untuk analisis (tabel 1) yang digunakan Perhitungan AGB Perhitungan luasan dengan 1 plot CHM menggunakan Dengan

Research Article eai lbh ei dn ma dan kecil lebih yang relatif tanah organik bahan jumlah disebabkan tanah dalam karbon dibanding tanah permukaan peningkatan kegiatan pada difokuskan perlu maksimum yang karbon 2019; 2009). (Hashem, AGB 2020; al. et Jones 2009; Wikantika, UAV perhitungan dalam akurat cukup menggunakan yang estimasi hasil memberikan dengan pengukuran metoda bahwa mengindikasikan ini Hal serupa. yang hasil memberikan juga 2015) al. et dengan Ota ; sesuai ini Hal penelitian yang dilakukan oleh (So tinggi. yang nilai akurasi memiliki (p) tersebut AGB Data bahwa ha. menunjukkan ton/ 0,3 selisih dengan (p) perbandingan nilai AGB (s) mendekati nilai AGB Tabel 2. Perbandingan nilai AGB dengan (d) AGB (s) Tabel 1. Deskriptif statistik variabel kanopi dan tinggi aagn abn ag iaikn cengkeh dihasilkan yangtergolong rendah dan tergolong pada karbon yang karbon ini penelitian cadangan Pada 2002). (Canadell, singkat AGB (prediksi) AGB (survei) AGB HeightP HeightS CanopyP CanopyS DOI:

a

10.25077/jbioua.9.1.39 nu mmeoe ptnil penyerapan potensial memperoleh Untuk hasil didapatkan tabel.1 pada Berdasarkan

TRYSURYA HARAPAN

2.2 2 1 1.050 Min.

- 46.2021

Gambar 6. Box plot variabel (a) biomassa ET.AL.

a keberadaannya sa / - JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS Ra 5.378 4.425 2.6 2.9 Qu 1st Basuki et al. et Basuki 5.9 Ton/Ha 5.6 Ton/Ha Hasil

et. al. 2010

i atas di

44

6.75 5.575 3.175 3.6 Median

pengukuran dari ton/Ha manual dengan metode survei. 0,3 selisih dengan tinggi survei, AGB tinggi variabel pada rendah yang dari AGB tumbuhan estimasi dan individu perhitungan pada akurat yang hasil memberikan dapat Drone KESIMPULAN tumbuh yang 3) diselingi oleh tumbuhan agroforest lain. (Gambar pohon individu Ha 1 area dalam ceng ini penelitian Pada 1988). Salomon, dan (Sedjo tumbuh cepat dan beragam dan kayu yangpohon dengan jenis hutanmengembangkan pemanenan mengurangi serta baru biomassa dilakuka dapat karbon cadangan penyerapan Peningkatan 2020). al. et (Astuti rehabilitasi lahan dihasilkan

kanopi dan (b)

keh dapat tumbuh secara maksimal pada 313 b

dna mnnkta pertumbuhan meningkatkan dengan n

hutan secara alami, penanaman pohon penanaman alami, secara hutan cengkeh 6.459 5.456 3.145 3.603 Mean

-

Jucker et al. (2017) Ketterings al. et (2001) Sumber

tinggi VOL. . Walaupun . drone 9 NO. 9 (2021) 1 39

7.808 6.5 3.6 4.4 Qu3rd

TRYSURYA HARAPAN dapat memberikan nilai

memiliki nilai R nilai memiliki drone - 9.7 8 5.7 7 Max

46

dengan

ET.AL. 2

Research Article

6 784. Remote

46.2021

- e models

46 - rdwijk, M., &

209. - 18 Mei 2020.

eux, eux, B.M.M., Wirth,

3): 199 - n n pesawat tanpa awak. ground tree biomass in

(Fagaceae) menggunakan - 10.25077/jbioua.9.1.39

9 NO. 1 (2021) 39 91 NO. (2021) D.I., Haeni, M., Higgins, S.I., Higgins, M., Haeni, D.I.,

DOI: mangrove mangrove tree biomass and VOL. VOL. 519.

- - Frontiers Marine in Science y of Twente.of y

10(1): 13.

Palm, C. A. 2001. Reducing uncertainty in the in uncertainty Reducing 2001. A. C. Palm, use of allometric predicting biomass above equations for mixed secondary forests. Forest Ecology and management 146(1 Sensing M., Goh, W. S., and Gillanders, B. M. 2020. Estimating carbon content: a inventory comparison of imagery. forest techniques and N., Bongers, F., Dalponte, M., van drone Forrester, K.Y., Ewijk, Holdaway, R.J., Iida, Marshall, P.L., Momo, S., Y., Moncrieff, G.R., Lorimer, Ploton, C., P., Poorter, Schlund, L., M., Rahman, Trugman, Sonké, A.T., K.A., Usoltsev, V.A., Vanderwel, B., M.C., Waldner, P., Wed Sterck, F.J., C., Wöll, H., Zimmermann, N.E., Woods, Coomes, M., D.A., Allometric 2016. Xiang, equations for integrating remote W., sensing imagery into programmes. Global Change Biol forest 23: 177 monitoring 190. photography. Applied vegetation 13(4):510 science castanopsis argentea (Blume) A. DC. dengan kerabat dekatnya foto udara denga Padang. Universitas Andalas. biomass/carbon sequestration using UAV stock imagery at Kebun Raya Unmul and Samarinda Education Forest, East Kalimantan, carbon Indonesia. Universit Netherlands. https://cran.rproject.org/web/ packages/raster/raster.pdf Estimating tree height and diameter at breast height (DBH) from digital surfac and orthophotos obtained with an unmanned aerial system (Chamaecyparis for a obtusa) Japanese forest. cypress

Jones, A. R., Raja Segaran, R., Clarke, K. D., Waycott, D., K. Clarke, R., Segaran, Raja R., A. Jones, Barbier, C., Antin, J., Chave, J., Caspersen, T., Jucker, Ketterings, Q. M., Coe, R., van Noo Harapan, T.S. (2019). Karakterisasi kanopi Hashem, M. 2019. Estimation of aboveground Hijmans, R. 2013. Raster package 2018. Y. Kosugi, & M., Itoh, T.,Yonehara, K., Iizuka, in R.

45

1694. - A. A. K., &

JURNAL BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS ANDALAS UNIVERSITAS BIOLOGI JURNAL / L. L. ks. Life Sciences.

ground biomass in - ET.A nomic nomic identification of

148. n juga kepada Herbarium

-

ET.AL.

6. 6. Data and UAV Imagery. Forests carbon stocks: Making REDD a an an Karbon Pada Lahan Rehabilitasi

TRY SURYA HARAPAN HARAPAN SURYA TRY Orozco, C. E., Mulligan, M., Trichon, V., & V., Trichon, M., Mulligan, E., C. Orozco, ‐ Amazonian tree crowns from aerial Carbon Stock Estimations in a Mediterranean a in Estimations Stock Carbon Jarvis, A. 2010. Taxo Field 11(4):37 2007. Monitoring and estimating forest tropical reality. Environmental Research Letters 2(4). China. N., Ferreira, M. T., & Correia, A. C. (2020). Riparian Forest: A Case Study Combining Hussin, Y. A. 2009. Allometric equations for estimating the above tropical lowland Dipterocarp forests. Forest ecology and management 257(8):1684 carbon sources and sin Tengah: Carbon Rehabilitation Land at Gunung Mas District, Stock Kalimantan. 25,MediaKonservasi.2 Central Potential (Jun. 2020), 140 in http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downloa d?doi=10.1.1.651.1157&rep=rep1&type=pdf 18 Mei 2020. Cadang Di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan environment for R. dari dari Rimbo Pangan Lestari (RPL) yang TRY SURYA HARAPAN HARAPAN SURYA TRY González Gibbs, H. K., Brown, S., Niles, J. O., & Foley, J. A. Fernandes, M. R., Aguiar, F. C., Martins, M. J., Rico, Canadell, J. G. 2002. Land use effects on terrestrial Basuki, T. M., Van Laake, P. E., Skidmore, Astuti, R., Wasis, B. and Hilwan, I. 2020. Potensi PUSTAKA DAFTAR Allaire, J. 2012. RStudio: integrated development juga juga selaku Community (BMC), da pembina Universitas Andalas Biology atas fasilitas digunakan Mapping dan yang warga telah lokal Paninggahan yang lapangan. selama kegiatan mendukung telah Burger Burger telah memberikan izin kelancaran dan dukungan penelitian mengucapkan atas ini. terimakasih dan bantuan, arahan, memberikan yang Novarino kepada Penulis Wilson juga UCAPAN TERIMA KASIH TERIMA UCAPAN Penulis mengucapkan terimakasih kepada Paul

Research Article Silva, C.A., Hudak, A.T., Vierling, L.A., Valbuena, Valbuena, L.A., Vierling, A.T., Hudak, C.A., Silva, and Climate 1989. M. A. Solomon, and A., R. Sedjo, mangrove hutan Pemanfaatan 2012. H. Purnobasuki, E. Næsset, and T., Gobakken, O., H. Ørka, S., Puliti, Popescu, S. C., & Wynne, R. H. R 2004. Seeing the trees ‘‘ForestTools”. Package 2017. A. Plowright, manual. user 4.1 Pix4Dmapper 2017. A. S. Pix4D, Kajisa, K., Shimizu, M., Ogawa, T., Ota, &Yu,S. Chen, D., Y., Zhu, Q., Yang, Z.,Q., Zan, Li, Robian Indriyanti, Yuni S. A., Kurniyawan, UNFCCC. 2008. Report of the Conference of the the of Conference the of Report 2008. UNFCCC. DOI: 10.25077/jbioua.9.1.39 nand eil system. aerial unmanned 2015. Inventory of small forest areas using an 70(5) RemoteSensing in the forest package. Switzerland. SA: Lausanne. Pix4D forest. photographs aerial with approach motion from structure S Yoshida, N., low a mangrove using of estimation Remote 2019. dan Penelitian Samarinda. Dipterokarpa. Penelitian Badan Pengemba Kehutanan, Lokal atas Jasa Lingkungan. Kementerian Rangka Eksplorasi Manfaat Pe Tegakan Meranti pada Tersimpan Karbon Pendugaan Potensi 2010. Rojikin. Ahmad dan Desember 2007. Addendum, Part 2. 2. Part Addendum, Germany. Bonn, UNFCCC, 2007. Desember 3 Bali, session. thirteenth its on Parties p data. LiDAR from Information Forest Extracting Shiny A Treetop: A., G. Prata, 2021. C. Klauberg, Hamamura,C., J., Atkins, B., G., J. Vogel, Drake,J. B., Medley,P. Sharma,A., B., Wilkinson, Broadbe A., D. Almeida, M., Mohan, A., Cardil, R., 105 3(7): adaptation and abatement warming: forests.Greenhouse PSL Buletin U karbon. penyimpan sebagai Sensing system. aboveground carbon stock at the species level Aboveground biomass estimation using using estimation biomass Aboveground roject.org/package=treetop niversitas Surabaya 28(3 Surabaya niversitas TRYSURYA HARAPAN

Forests

Remote nt,E.N., Zambrano, A. M. A., A., M. A. Zambrano, nt,E.N., 7

(8): 9632 (8): gn euaa, aa Besar Balai Kehutanan, ngan . . Photogrammetric Engineering &

- nghasil Tengkawang dalam dalam Tengkawang nghasil ot nand eil vehicle aerial unmanned cost

- 6(11): 3882 6(11): 46.2021

Sensing in a seasonal tropical tropical seasonal a in & oh H 2015. H. Sokh, & . - 9654. - - ae Apiain for Application based 120.

ET.AL. : 589

11(9): 1018. 11(9):

- - 5):1 3898. -

https://CRA 604. Bagi / 13 Maret 2021. Maret 13 JURNALBIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS -

6.

T., Mizoue, Mizoue, T., Masyarakat Masyarakat

to Felani, Felani, to

Remote Remote

N.R - 15

- 46

Zhang, X. 2019. Quick Aboveground Carbon Stock Stock Carbon Aboveground Quick 2019. X. Zhang, 2019. Saefudin. and Sumanto, S., Wulandari, Estimating 2019. X. J. Leon, & D., A. Warfield, Marie and T., Valérie,

11(24):2914. Sensing Remote Vehicle. Aerial Unmanned by Plantations Shrubs Using Planted Densely of Estimation In 143 Perspektif Development. Biomass Management Plant Bioenergi Pengembangan Dalam Tanaman Bioindustri Biomassa Pengelolaan Structure Laser Terrestria Using Volume Forest Mangrove 225(1 management Forest conservation. Guiana a in photographs identificatio Bioindus

- application for management and and management for application Point Cloud Derived from from Derived Cloud Point Bioenergy Supporting try UAV and - Scanning

from -

VOL. o large on n

- - Pierre, J. 2006. Tree species species Tree 2006. J. Pierre, Motion. (2021)NO. 1 9 39 Perkebunan Mendukung Mendukung Perkebunan trop -

3): 51 3):

TRYSURYA HARAPAN ical rain forest, French French forest, rain ical

Drones - 61. ecology and and ecology - -

157 scale aerial aerial scale -

46 3(2): 32. 3(2):

- Derived Derived

ET.AL.

l

Research Article