KAWISTARA VOLUME 2 No. 3, 22 Desember 2012 Halaman 225-328

KONTINUITAS DAN PERUBAHAN MAKNA LAGU KEBANGSAAN RAYA

Wisnu Mintargo Program Studi Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan Institut Seni Indonesia Surakarta Email: [email protected]

R.M. Soedarsono Guru Besar Universitas Gadjah Mada

Victor Ganap Guru Besar Institut Seni Indonesia Yogyakarta

ABSTRACT The main objective of this paper is to analyze function of “heroic” Indonesia songs related to the struggle for Indonesian independence ( from 1945 to 1949) from a historical perspective. Through this analysis it is hoped that the process of the past, particularly the history of music development in Indonesia and the background of the use of the “heroic”Indonesia songs, can be reconstructed. Important aspects of Indonesian songs, as this paper shows, include a constructive function for ceremonies and advice for development. The ceremonial character is shown in the song of “Indonesia Raya”. the national anthem.

Key words: National anthem

ABSTRAK Objek utama dari tulisan ini adalah menganalisis fungsi dari lagu perjuangan Indonesia sehubungan dengan kemerdekaan Indonesia 1945- 1949 dilihat dari perspektif sejarah. Analisis ini diharapkan bahwa proses sejarah masa lalu dapat direkonstruksi, khususnya sejarah perkembangan music di Indonesia, latar belakang penggunaan lagu-lagu perjuangan Indonesia. Salah satu aspek terpenting dalam penulisan ini adalah fungsi dari lagu perjuangan Indonesia yang terbagi dalam satu bagian, terutama adalah fungsi konstruksi dari lagu untuk upacara meliputi saran dari pembangunan. Karakter seremonial ditampilkan dalam lagu “ Indonesia Raya” yaitu lagu kebangsaan.

Kata Kunci: Lagu Kebangsaan.

308 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

PENGANTAR lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ menjelang Lagu ‘ Indonesia Raya’ asal mulanya lagu detik-detik proklamasi kemerdekaan sebagai perjuangan yang kemudian diangkat menjadi simbol perlawanan sekaligus sarana upacara. lagu kebangsaan dan disebut pula sebagai Di tengah terpuruk dan upaya untuk musik fungsional. Fungsi bersifat upacara bangkit lagi, bangsa ini tidak akan pernah lebih ditonjolkan dari pada nilai estetisnya, lupa dengan peringatan sekaligus perayaan dimaksudkan secara seremonial tidak tahunan hari kemerdekaannya. Salah satu selalu harus memenuhi persyaratan teknik ritual yang tidak boleh diabaikan adalah komposisi musik yang sempurna seperti menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ karya musik simponi. Ahli ilmu jiwa massa sebagai kesepakatan di bawah semangat mengatakan bagaimana pun lemahnya lagu Nasionalisme yang telah ditetapkan sebagai kebangsaan ditinjau dari komposisi musik, lagu Nasional. Terlepas dari makna lagu tetapi daya tariknya mampu membangkitkan bagi anak bangsa saat ini, lagu tersebut semangat terutama makna yang terkandung menjadi saksi sejarah serta ikut melakukan dalam syair lagu itu (Soelaiman Yoesoep, dan membuktikan perjuangan kedaulatan 1979:52). Dalam konteks sejarah, perubahan, negara tercinta dari masa ke masa hingga dan perkembangannya dari judul penulisan pergantian generasi. Tentu tidak terlalu ini adanya upaya melihat sejarah Indonesia penting apakah perjuangan mau dipahami dari sudut pandang orang Indonesia sebagai sebuah spirit sik-non sik karena dengan menekankan dinamika masyarakat, pada kenyataannya banyak efek penguatan sehingga Indonesia bukanlah hanya ajang mental dari hasil impresi konseptual seniman dari permainan kekuatan luar semata-mata, musik. Timbulnya semangat, cinta, ketaatan, yaitu dikotomi dari oposisi antara terjajah kesetiaan terhadap bangsa, dan negara dan penjajah sebagai pusat perhatian. dalam berbagai bentuk hanya sebagian dari Sejarah mempunyai peranan yang maksud penciptaan karya ini. penting karena dengan melihat ke masa Akhirnya penulisan sejarah sangat lalu akan dapat membangun masa depan tergantung kepada kondisi objektif, berupa yang lebih baik (Kuntowijoyo, 1994:111). tersedianya sumber dan kondisi subjektif. Pada kenyataannya, Indonesia dari masa Dimaksudkan dari uraian mengenai model kemerdekaannya hingga reformasi selalu yang kiranya jelas, untuk meningkatkan terjadi kon ik sosial. Suasana politik rezim pengetahuan sejarah dalam menentukan di era kepemimpinan yang berubah-ubah strategi yang tepat sesuai kondisi objektif adalah akibat warisan kolonialisme masih dan subjektif, serta tujuan dari penulisannya mempengaruhi kebebasan demokrasi (Kuntowijoyo, 1994). Sejak awal penelitian yang belum sepenuhnya padam. Tulisan lagu ‘ Indonesia Raya’ telah dilakukan ini berusaha melakukan dekonstruksi dan sejumlah pengumpulan data kualitatif, rekonstruksi perlawanan kolonisasi, sejalan sehingga penulisan ini berhasil dihimpun dengan perubahan fungsi lagu “Indonesia dari buku-buku sejarah, majalah, brosur, Raya’ dari masa penjajahan hingga makalah seminar, pidato ilmiah, jurnal dan kemerdekaan. Pendapat teori perubahan sumber-sumbar lain. Dalam menganalisis sosial yang dikemukakan oleh Robert E. Park data kualitatif yang diperlukan adalah dengan mengikuti pandangan Spencer dan melakukan seleksi data sesuai kebutuhan. Durkheim bahwa perubahan sosial yang Kemudian dilakukan eksplanasi secara terjadi dalam kesenian juga akibat adanya kritis terhadap imformasi yang berhasil perubahan dari masyarakatnya sesuai dikumpulkan melalui sumber tertulis yang dengan kondisi saat itu (Soedarsono, 2001:69). dapat dipercaya (Soedarsono, 2001). Setelah Dalam hal ini terjadinya perubahan pada selesai maka dilakukan penulisan secara lagu ‘Indonesia’ disesuaikan dengan konteks bertahap dimulai gerakan Budi Utomo perkembangannya dibentuk oleh panitia dan Sumpah Pemuda, masa pendudukan

309 Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 308-321

Jepang dan revolusi Indonesia, di masa dan Monotutu dipastikan bahwa lagu itu kemerdekaan, dan analisis ini dibahas agar memenuhi syarat sebagai sebuah kriteria menjadi pengetahuan yang bermanfaat. lagu kebangsaan (Soebagijo,1985:49; Soesilo, 1996; dan Mintargo, 2001:76). PEMBAHASAN Penciptaan lagu kebangsaan dengan Angkatan Pemuda Perintis 1908-1942 semangat patriotisme merupakan upaya Perjalanan sejarah politik kebudayaan menyampaikan pesan konstruktif melalui terlihat bahwa perkembangan musik musik. Harus diakui bukanlah pekerjaan nasional Indonesia masa kolonial Hindia mudah menghasilkan serangkaian lirik penuh Belanda 1908-1942 disebut periode dalam makna di sebaliknya dengan ilustrasi musik sejarah pergerakan, bersamaan berdirinya yang menyertainya. W.R. Supratman sebagai Budi Utomo yang berjuang disebut sebagai pemuda ikut mendorong semangat perjuagan angkatan perintis kemerdekaan. Sikap lewat lagunya setelah melalui lobby yang cukup patriotisme pertama kali dipelopori oleh panjang dengan para pemuda (Ganap, 2009:17). kalangan terpelajar dr. dan dr. Dengan diilhami cita-cita kebangkitan nasional Wahidin Sudirohusodo dengan organisasi Boedi Utomo 1908, pada tanggal 28 Oktober Boedi Utomo (1908). Dilanjutkan para pemuda 1928 yang mengikrarkan sumpah pemuda, tahun 1920-an dengan berbagai perkumpulan yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. seperti dr. Satiman Wiryosanjoyo dengan Kesempatan itu dipergunakan oleh Supratman mendirikan Jong Java di Yogyakarta tahun memperkenalkan lagunya di dalam ruang 1915, Paguyuban Pansundan (1914), Jong peserta kongres pemuda di gedung Indonesische Sumatranen Bond (1917), Jong Minahasa (1918), Club, Kramat 106 . Betapa hebatnya lagu Jong Ambon (1920), Jong Timorsh Verbond disambut peserta dan beliau menerima ucapan (1921), Kaum Betawi (1923). Menyusul selamat dari rekan-rekannya. kemudian Jong Batak Bond, Jong Celebes, Jong Borneo, Sekar Rukun, Islamieten Bond. Perkumpulan itu cikal bakal perjuangan kedaerahan, setelah tahun 1926 meningkat ke arah persatuan pemuda Indonesia semakin kuat sebagai jiwa nasional. Awal penelitian terciptanya lagu ‘Indonesia Raya’ dimulai dengan sikap patriot W.R. Supratman seorang nasionalis, wartawan, dan seniman yang tergugah hatinya, setelah membaca sebuah artikel dalam surat kabar Fajar Asia, artikel itu menyebutkan “siapa yang dapat menciptakan lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dapat membangkitkan semangat rakyat”. Artikel yang semula dimuat dalam majalah Timboel terbit di Yogyakarta, kemudian dikutip oleh surat kabar Fajar Asia pimpinan H. . Artikel itu dibaca Supratman dan mengilhaminya dalam mempersatukan pemuda Indonesia lewat lagu ciptaannya. Gambar 1. W.R. Supratman dan Lagu ‘Indonesia’ Meskipun lagu ‘Indonesia’ ciptaannya di Gedung Kramat 106 Jakarta kongres Pemuda 28 Oktober 1928, rekonstruksi ilustrasi gambar telah disosialisasikan dan diperlihatkan Aji Soemarno P. 1982.(Sumber: Bambang kepada rekannya Sugondo Jayopuspito, A. Sularto Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Sigit Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Jakarta:Depdikbud, 1982, 62)

310 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Di lain pihak, Supratman memperoleh tudingan dari komponis pribumi karena memilih musik barat yang berakar dari Barat. Perlu dipahami bahwa konotasi Barat pada waktu itu sama artinya dengan kaum penjajah, sehingga lagu yang bernada Barat tentunya tidak layak disebut sebagai lagu kebangsaan. Selain memicu timbulnya kon ik untuk merealisir gagasan ini, maka para empu gamelan tahun 1930-an sibuk Berkumandangnya lagu ‘Indonesia’ memodernisir gamelan, dari segi praktek awalnya dengan jumlah 81 birama ini maupun teori agar musiknya dapat diterima memakai irama wals 6/8. Analisis lagu etnis lain. Perubahan-perubahan dalam ini tidak memiliki tekanan yang kuat notasi musik diantaranya pernah ditulis untuk menjadi irama mars, karena aksen dalam buku kecil Muhamad Yamin bahwa yang datar dengan tempo lambat iringan usaha-usaha memainkan lagu ‘Indonesia’ musiknya dengan tangganada C natural terbukti mengalami kegagalan karena secara sesuai register instrumen biola dan belum teknis lagu itu memakai sistem tangga nada memperhitungkan ambitus suara vokal diatonis, sedang gamelan memakai sistem manusia. Dalam kebanyakan musik terdapat tangga nada pentatonik (Dungga dan Manik, jumlah ketukan-ketukan yang sama untuk 1952: 32). setiap birama. Ketukan wals dihitung tiga Supratman memang tidak memasukan ketukan (Triple) atau sukat susun 6 ketukan unsur, Melayu, Jawa, India, maupun Cina dalam satu birama. Resikonya lagu ini terasa yang notabene menjadi simbol identitas lebih berat banyak memakai jumlah birama kaum pribumi ketika itu tanpa alasan pada musiknya. yang kuat. Namun diakuinya bahasa Lagu ‘Indonesia’ sebagai diplomasi Melayu sebagai bahasa nasional sekaligus awal memang peranannya sangat kuat untuk pemberlakuan musik diatonis sebagai musik mempersatukan para pemuda diprediksi saat nasional. Berikut transkripsi naskah teks asli itu bangsa Indonesia belum berani terbuka lagu dan syair ‘Indonesia’ pada tahun 1928 dan berterus terang secara politis melawan yang diciptakan W.R. Supratman (Bambang penjajah, tentu sangat hati-hati dan tidak Sularto, 1982:112). perlu memakai lagu bersifat mars. Lagu ini ditekan sedemikian termasuk strategi yang harus digunakan agar tidak menimbulkan kecurigaan pihak penguasa pemerintah Belanda, terutama makna dari syair yang terkandung misalnya syair Indones, indones, moelia, moelia pada klimaks lagu penciptanya memilih kata-kata yang halus, tetapi dapat juga memberi penguatan mental dan mampu membangkitkan semangat pemuda kala itu untuk bersatu. Daya tarik tersebut akhirnya kaum pergerakan mempelajari lagu ini secara diam-diam, apabila belum memiliki notasi syairnya, dengan kesadaran mereka meminjam kepada teman kemudian disalin dan dihafalkan. Adakalanya pemuda menyanyikannya disaat bekerja atau

311 Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 308-321

sedang beristirahat. Penyebarluasan lagu di Graeff, Gubernur Jenderal Hindia Belanda masa kolonial Hindia Belanda, bukan saja dengan sinis mengatakan bahwa lagu dilakukan oleh organisasi politik, tetapi juga ‘Indonesia’ tidak lebih dari lagu clublied atau pers dan dunia dagang. Perusahan piringan lagu sebuah perkumpulan (Ganap, 2009). hitam produksi Yokimcan berhasil merekam Dari uraian di atas, maka pertama dapat lagu ‘Indonesia’ di luar negeri, tetapi dianalisis fungsi lagu ‘Indonesia’ kala itu, karena ada larangan pemerintah Belanda untuk mempersatukan para pemuda berlatar akhirnya sebuah piringan hitam berhasil belakang berbagai etnis disebut sebagai diselundupkan ke Indonesia. Harian Soeloeh perintis kemerdekaan. Oleh karena itu, lebih pada tanggal 7 Nopember 1928 memuat akurat dan netral hanya lewat musik diatonis teks lagu ‘Indonesia’ Sinpo dalam edisi pilihan satu-satunya sebagai alat perjuangan. majalah mingguan bulan Nopember 1928 Pengakuan bahasa melayu sebagai bahasa juga memuat teks lagu ini. Supratman ikut persatuan akibatnya kedudukan bahasa berperan menyebarluaskan lagunya dengan nasional menjadi alat komunikasi terpenting melatih para pelajar, serta membagikan dalam berdiplomasi melawan penjajah selebaran pam et lagu ke masyarakat termasuk teks syair lagu yang terkandung (Mintargo, 2008:30). Ilmu pengetahuan musik di dalamnya. Bahasa Indonesia sebagai alat yang dimiliki W.R. Supratman diperoleh komunikasi merupakan pemersatu berbagai secara otodidak dan non-formal. Ilmu itu etnis yang berbeda-beda merupakan tidak dia dapatkan dari lembaga pendidikan kekalahan bagi bahasa Belanda yang formal, melainkan proses pembelajaran diberlakukan sebagai bahasa pengantar individual dari pemusik Barat, makanya sejak kongres pemuda pertama tahun dia lebih dikenal sebagai seorang nasionalis 1926. Kedua fungsi lagu ‘Indonesia’ diakui sejati. sebagai jati diri bangsa menjadi perdebatan Seiring keberadaan lagu itu, perjuangan yang hangat di kalangan kaum intelektual diplomasi terus dilakukan oleh para tokoh pribumi. Polemik kebudayaan yang terjadi pergerakan berbagai etnis di antaranya sekitar tahun 1930-an antara kelompok Sukarjo Wiryopranoto di Dewan Rakyat yang berpikiran nasionalis tradisional dan Hindia Belanda (Volksraad) mengusulkan, kelompok ultranasionalis merupakan fakta lagu ‘Indonesia’ diakui di samping yang penting guna digarisbawahi. Polemik lagu kebangsaan ‘Wilelmus’. Sukardjo menunjukan komitmen kaum intelektual Wiryopranoto tokoh pergerakan nasional, pribumi terhadap masa depan bangsa memperjuangkan lagu agar diakui pemerintah Indonesia. Kelompok nasionalis tradisional Belanda. M.H. Thamrin tokoh Betawi ikut dengan tokohnya Ki Hadjar Dewantara dan memperjuangkan lagu ‘Indonesia’ agar Ali Boediardjo menginginkan jati diri bangsa dapat diterima oleh pemerintah Belanda. Indonesia dibangun di atas nasionalisme Pidatonya tanggal 11 Juli 1939 di Volksraad, yang tetap berakar pada budaya tradisi yang M.H. Thamrin mengecam pemerintah telah diwariskan oleh para leluhur bangsa. Belanda bersikap merendahkan Indonesia. Sebaliknya kelompok ultranasionalis yang Hamkah Seorang ulama Islam dari Sumatera dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana Barat mengatakan, lagu ‘Indonesia‘ telah dan Armijn Pane menghendaki sebuah diterima oleh seluruh rakyat Indonesia, wacana Indonesia baru yang dibangun di sudah sewajarnya Belanda mengakui lagu atas reruntuhan budaya lokal. Pemikiran itu sebagai lagu Kebangsaan Indonesia tentang Jati diri bangsa Indonesia di masa (Sutrisno, 1978:70). Di lain pihak, pengakuan depan hendaknya merupakan sebuah itu telah membuat pemerintah kolonialisme diskontinunitas sejarah, dengan mengubur melarang istilah kebangsaan. Jonkheer de dalam-dalam Chuvinisme etnisitas beserta simbol-simbol budaya lokalnya.

312 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Pendudukan Jepang dan Revolusi Sejak saat itu keberadaan lagu ‘ Indonesia 1945-1949. Raya’ mengalami pasang surut dan tidak Masa pendudukan bala tentara Jepang, terdengar lagi di depan umum karena pemuda Indonesia disebut sebagai angkatan ketatnya pengawasan. Pada tahun 1944 pendobrak menuju kemerdekaan. Pada Jepang mulai mengalami kekalahan dalam awalnya dipicu musik propaganda Jepang perang dunia ke II, posisinya mulai terdesak menjelang pendaratannya di bumi Indonesia dan memerlukan bantuan Indonesia, barulah awal bulan maret 1942. Dimulai dengan siaran lagu itu diakui dan boleh diperdengarkan radio yang dipancarkan dari Tokyo dan radio secara umum. Persiapan menyambut pusat Jakarta dengan mengumandangkan kemerdekaan tahun 1944, lagu ‘Indonesia lagu ‘Indonesia Raya’ untuk membangkitkan Raya’ mengalami perubahan syair dan cara harapan rakyat. Pada tanggal 29 April 1942 menyanyikannya. Untuk itu panitia lagu Jepang bekerja sama dengan pemimpin Kebangsaan pimpinan dengan Indonesia membentuk negara kesatuan Asia anggotanya Ki Hadjar Dewantara, Achyar, Timur Raya disebut tiga A, yaitu Nippon Bintang Sudibyo, Darma Wijaya, Kusbini, pemimpin Asia, Nippon pelindung Asia, dan K.H. Mansyur, Mr. Muhammad Yamin, Nippon cahaya Asia (Kamajaya, 1979:9). Mr. Sastro Moelyono, Sanusi Pane, Cornel Menurut Institute of Propaganda Analisys Simandjuntak, Mr. , dan bahwa propaganda berasal dari bahasa latin Utoyo. Setelah disahkan tahun 1944, lagu propagare, berarti menyebarluaskan, yaitu berkumandang dalam rapat pertemuan dan suatu pengungkapan opini dari seseorang upacara tertentu (Sularto, 1982: 176). atau sekelompok massa dengan sengaja Proses waktu yang panjang untuk lagu untuk mempengaruhi opini publik. Dalam berjudul ‘Indonesia’ tahun 1928 kemudian arti yang lunak, propaganda menyiarkan pada tahun 1944 diubah menjadi lagu keterangan, bermaksud menarik simpati Kebangsaan ‘ Indonesia Raya’ disebabkan masyarakat umum untuk tujuan kekuasaan Jepang tidak siap mengembalikan kekuasaan (More, 1988:63). politik kepada pemerintah Indonesia. Di masa pendudukan Jepang harapan Perubahan itu meliputi teori musik dan ingin merdeka akan terwujud, pemerintah tata bahasa dengan jumlah 41 birama tidak melarang lagu ‘Indonesia Raya’ bahkan mengutamakan penyederhanaan lagu agar berguna bagi alat propaganda. Peranan lagu lebih mudah dinyanyikan dan mengubah menjadi penting misalnya radio Tokyo, separoh penggunaan jumlah birama dari selalu membuka siarannya dengan semangat lagu aslinya. Pergantian birama 6/8 irama diiringi orkes simponi NHK Jepang yang wals (Triple) dengan tempo Djangan Terlaloe di arransir dan di orkestrasi Nobuo Lida, Tjepat, diubah menjadi birama 4/4 marcia tujuannya agar dapat mengambil hati dan (Quardruple) hingga aksentuasi lagu semakin simpati rakyat Indonesia. Propaganda Jepang kuat dan tegas, sebab ketukan-ketukan mars kali ini berhasil menjalankan misinya secara empat ketukan dalam satu birama dengan halus, seolah-olah Jepang bagian dari bangsa tangga nada G untuk ambitus suara manusia kita. Saat rakyat bersemangat menjaga sudah dinilai tepat, baik vokal maupun keamanan menyelenggarakan pemerintahan, instrumen musik pengiring. Kata ‘mulya’ Perdana menteri Tojo Hideki secara sepihak yang kurang membangkitkan semangat telah melarang lagu ‘Indonesia Raya’ serta diganti syairnya oleh aspirasi para pemuda pengibaran Sang Saka Merah Putih. Tanggal menjadi kata ‘merdeka’. Perubahan lagu 29 April 1942 Jepang membuat undang- disesuaikan perkembangan zaman sebagai undang baru nomor 4 menetapkan lagu sarana upacara. Lagu yang direvisi oleh ‘Kimigayo’ sebagai lagu wajib di negara panitia, tetap mempertahankan struktur jajahannya, bendera Himomaru wajib lagu dan pesan semangat masih tetap murni dikibarkan (Mintargo, 2002: 107). ciptaan W.R. Supratman.

313 Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 308-321

Penelusuran sejarah ini berusaha digaris depan, maka seniman berjuang memberikan gambaran yang utuh dengan digaris belakang dengan memberi semangat cara paralelisasi fakta yaitu membandingkan dengan lagu ciptaannya (Yudistira, 1966:55). antara lagu ‘Indonesia Raya’ tahun 1928 Telah dikemukakan bahwa proses dengan perubahannya pada masa revolusi, sebuah lagu perjuangan yang diubah sehingga data yang ditemukan ada statusnya menjadi lagu kebangsaan dalam kaitannya. Dalam hal ini kedudukkan sejarah upaya mempersatukan bangsa karena kesenian dapat digambarkan melalui tulisan penjajahan sebagai penyebab kesengsaraan sejarah sebagai sebuah integrated equivalent rakyat yang memicu timbulnya kon ik menyuguhkan pemandangan menyeluruh sosial akibat krisis politik, ekonomi, dan (Kuntowijoyo, 1994:115). Semua dapat kebudayaan sehingga ada beberapa faktor diamati dari perubahan teori musik, notasi, yang memicu yaitu: (1) kehilangan harga birama, irama, dan cara menyanyikannya. diri suatu bangsa, karena dijajah bangsa lain; Perubahan dimaksudkan adalah sebagai (2) kehilangan harta benda, sanak saudara, ide baru disesuaikan dengan fungsinya hasil bumi oleh sewenang-wenang kaum mengikuti kriteria lagu kebangsaan yang penjajah; (3) kehilangan rasa adil akibat hak- bersifat semangat negara yang telah hak kemanusiaan dirampas oleh penguasa memenangkan peperangan, seperti Inggris, kaum penjajah; (4) kehilangan suatu Rusia, dan Amerika. kebebasan hidup di tanah airnya sendiri. Penelitian sejarah pergerakan revolusi Sebaliknya, sebagai perlawanan jati diri dalam sosiologi dapat terungkap akibat bangsa diwujudkan lewat simbol Bhinneka benturan proses sosial dan perubahan Tunggal Ika lagu kebangsaan ‘ Indonesia sosial yang terjadi, akibatnya berdampak Raya’ bagaikan Sang Saka Merah Putih yang luas terhadap kehidupan bangsa. Revolusi polos dan sederhana berkibar dalam hati salah satu penyebab terjadinya perubahan setiap insan Indonesia. ketatanegaraan secara mendasar menyangkut Menurut hukum internasional lagu perubahan politik, struktur sosial, ekonomi kebangsaan hanya dimiliki oleh suatu dan sikap budaya masyarakat. Revolusi negara yang merdeka. Walaupun status diawali dengan pemberontakan dan kesenian lagu kebangsaa ‘ Indonesia Raya’ belum dapat berfungsi sebagai media ekspresi diakui sebagai lagu kebangsaan di forum (Marbun, 1996:557). internasional, tetapi secara tersirat sifat Dalam hal ini pandangan lsafat semangat kemerdekaan bangsa sudah Difthey bersifat esensial historis bahwa nampak dalam lagu kebangsaan ‘Indonesia peristiwa revolusi menunjukan jiwa manusia Raya (Dewantara, 1948: 58). Selain itu dalam keadaan tidak stabil kehidupan tidak dengan diperdengarkan lagu, ada tanda pernah menentu dan mengalami perubahan bahwa Indonesia masih memiliki harapan karena pengaruh situasi yang sangat untuk bangkit dari keadaan pesimis dasyat dan menekan di saat itu, sehingga menjadi optimis meraih kemerdekaannya. manusia mengambil jalan pintas. Analisis Setelah dicermati secara keseluruhan lagu hermeunetik dapat dibuktikan melalui kebangsaan ‘ Indonesia Raya’, bait pertama, intrepretsi dari syair lagu nasional sebagai kedua, ketiga, dan bait keempat, makna nilai perjuangan merupakan alat diplomasi yang terkandung di dalam lagu itu bersifat perlawanan (Sumaryono, 1996: 50). Sejarah konstruktif dalam membangun bangsa. pergerakan seperti dikemukakan Brosnilaw Unsur semangat terkandung dalam lagu Malinowski di dalam teori fungsional, jika dipengaruhi irama musik mars bersifat pada masa perang kemerdekaan tokoh magnetic song bila lagu berkumandang, pergerakan berusaha menyadarkan rakyat peserta upacara menjaga tata tertib berdiri di melalui pidato dan tulisan opini politiknya, tempat penuh perhatian, hingga setiap orang pejuang dengan sik dan strategi tempurnya mampu menghayati lagu dan sadar sebagai

314 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

bangsa yang merdeka dan bersatu. Daya Pada tahun 1945 Jepang mengalami tariknya seperti magnit dan tidak jarang ikut kekalahan perang akibat bom atom mencucurkan air mata karena keagungan Sekutu. Belanda kembali membonceng lagu itu. Pada akhirnya tanggal 17 Agustus Sekutu menancapkan kekuasaannya di 1945 dalam pembacaan teks proklamasi Indonesia, rakyat menolak, dan mengadakan oleh Sukarno, di hadapan para pemimpin perlawanan sik. Menurut James C. Dibdin dan ratusan rakyat yang berkumpul pada bahwa analisis secara historis karakter suatu pagi hari di jalan Pegangsaan timur, Jakarta, bangsa dapat dianalisa melalui sikap serta menyatakan kemerdekaan Indonesia. Setelah pemikiran nasionalnya, yaitu: (1) karakter pembacaan teks proklamasi, pengibaran bangsa yang mempunyai sifat pendendam Sang Saka Merah Putih dilakukan, dengan dan kejam dalam peperangan; (2) karakter serempak para hadirin menyanyikan lagu bangsa yang mempunyai sifat pemalas dan kebangsaan ‘ Indonesia Raya’. Peristiwa enggan berusaha; (3) karakter bangsa yang bersejarah itu tetap berlangsung hingga kini mempunyai sifat kesatria bila berjuang dan diperingati setiap tahun. menghadapi tantangan dan penindasan. Sikap patriotisme dan pemikiran nasional pada bagian akhir inilah yang dimiliki oleh bangsa kita dengan berjuang mempersatukan bangsa dengan merebut kemerdekaan. Setelah bala tentara Jepang meninggalkan kekuasaannya, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kekuasaan. Pada tahun 1947 Ki Hadjar Dewantara dalam permusyawaratan pendidikan menetapkan bahwa upacara pengibaran sangsaka merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan ‘ Indonesia Raya’ wajib diperdengarkankan Gambar 2. Upacara 17 Agustus 1945 di setiap hari di halaman sekolah. Pemerintah Pegangsaan timur 56 Jakarta. menghentikan pengibaran bendera Jepang, (Sumber: Radik Utoyo Sudirdjo, Lima tahun menghapuskan lagu ‘ Kimigayo’, meniadakan Perang Kemerdekaan 1945-1949. Jakarta: Penerbit upacara dan pelajaran bahasa Jepang dengan Alda 1976, hal. 34.) mengganti semangat kebangsaan melalui pendidikan nasional, serta siap secara diplomasi menghadapi kaum penjajah Belanda dan sekutunya kembali ke bumi pertiwi. Pada tanggal 19 Desember 1948 usaha diplomasi pemimpin pergerakan melalui markas PBB New York ditetapkan bahwa lagu kebangsaan yang diperjuangkan oleh bangsa Indonesia dicantumkan dalam negara RIS UUDS pasal 3 ayat 2 yang berbunyi bahwa lagu kebangsaan ‘ Indonesia Raya’ ialah ‘Indonesia Raya’ Pada konferensi internasional yang diselenggarakan tanggal 29 Agustus 1949 di Jakarta, dihadiri oleh pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda, yang diikuti pula oleh Belgia (ditunjuk Belanda), Australia (ditunjuk

315 Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 308-321

Indonesia). Amerika Serikat menekan agar pengaruh dan keinginannya berkuasa Belanda agar mengakui eksistensi Indonesia. di Indonesia dapat bertahan lama seperti Dalam konferensi itu diputuskan: (1) Bendera kolonial Belanda. Selain itu Jepang telah Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah menabur janji kebencian terhadap bangsa Sang Saka Merah Putih; (2) Bahasa resmi RIS lain dengan faham fasisme, baik secara halus ialah Bahasa Indonesia; (3) Lagu kebangsaan maupun dengan jalan kekerasan agar bangsa RIS ialah ‘Indonesia Raya’. Pada tanggal 27 Indonesia mau menerima begitu saja tanpa Desember 1949, bertempat di Istana Gambir, memikirkan akibatnya, seperti mengajak Jakarta diadakan acara penurunan bendera rakyat Indonesia melawan Amerika dan Belanda dan pengibaran bendera Indonesia sekutunya. Diperdengarkan lagu kebangsaan dalam rangka pengakuan secara simbolis ‘ Indonesia Raya’ terbukti bahwa Jepang kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Acara telah melancarkan propaganda terselubung dihadiri oleh A.H.J Loving sebagai komisaris secara halus guna menarik simpatik bangsa tertinggi Belanda di Indonesia dan Menteri Indonesia. Akibatnya Indonesia terkecoh Pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono IX oleh janji-janji Jepang dan menerima kerugian mewakili pemerintah Indonesia. besar bagi rakyat Indonesia. Kedua Fungsi lagu sebagai sarana upacara kemerdekaan adalah menjadi cita- cita proklamator dan segenap seluruh rakyat Indonesia. Menurut Sukarno di depan sidang BPUPKI, kemerdekaan adalah jembatan emas, di seberangnya jembatan itulah kita bina seluruh rakyat Indonesia. Mengenai arti kemerdekaan terjadinya perubahan mendasar ketatanegaraan artinya dimulai sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia bebas dari penjajahan karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan bebas tidak terikat oleh pihak manapun, termasuk dalam mengemukakan pendapat Gambar 3. Penyerahan Kedaulatan R.I dari dan perlawanan terhadap kolonialisme. Pemerintah Belanda kepangkuan Ibu Pertiwi tanggal 27 Desember 1949 di Istana Gambir Pascakemerdekaan Kontra Reformasi Jakarta.(Sumber Soedrago, “Pemandangan Sudah saatnya di berlakukan reformasi Dalam Negara”dalam Majalah Mimbar Indonesia, secara menyeluruh terhadap ketetapan edisi 1 Jakarta 17 Januari 1950, hal. 5) Pemerintah Nomor. 1 tanggal 17 Agustus 1959 menyatakan bahwa lagu kebangsaan Upacara penyerahan dan ‘ Indonesia Raya’ wajib dihormati, dihayati, penandatanganan kesepakatan disaksikan dan diajarkan secara sungguh-sungguh 22 wakil utusan PBB. Setelah penurunan dalam pendidikan moral kebangsaan guna bendera Belanda digantikan Sang Saka membangun jati diri bangsa. Analisis makna Merah Putih, maka berkumandanglah yang terkandung dalam lagu kebangsaan lagu Kebangsaan ‘Indonesia Raya’ tanda ‘Indonesia Raya’ terjabar dalam syair sebagai berakhirnya kolonialisme di Indonesia berikut. (Sudargo: 1950). Dari uraian di atas dapat dianalisis Bait I. pertama adalah fungsi lagu ‘ Indonesia Indonesia Tanah airku Indonesia bersatu Raya’ sebagai alat propaganda oleh karena Tanah tumpah darahku Hiduplah tanahku usaha-usaha Jepang memanfaatkan Disanalah aku berdiri Hiduplah negriku pemimpin Indonesia yang dimaksudkan

316 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Jadi pandu ibuku Bangsaku, rakyatku, bagian dari sejarahnya, bagian dari proses semuanya kebudayaan. Pengertian kalimat itu, maka Indonesia kebangsaanku Bangunlah jiwanya bangsa Indonesia menjadi satu de nisi diri Bangsa dan tanah airku Bangunlah badannya manusia sebagai subjek budaya, artinya Marilah kita berseru Untuk Indonesia bangsa Indoesia sebagai potensi manusianya, Raya (kebait IV) tanah air Indonesia sebagai lingkungan alamnya. Dalam bait pertama ditegaskan, Bait IV. bahkan mengelorakan pesan panggilan Indonesia Raya, merdeka, merdeka perjuangan kebudayaan, sebagai hakekat Tanahku, negriku yang kucinta perjuangan nasional. Seperti dalam lirik, Indonesia Raya, merdeka, merdeka hiduplah tanahku, hiduplah negeri, bangsaku, Hiduplah Indonesia Raya rakyatku, semuanya. Bangunlah jiwanya bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya. Bait II. Artinya perjuangan membangun Indonesia Indonesia tanah yang mulya Indonesia berarti membangun manusia seutuhnya dan bahagia masyarakat Indonesia seluruhnya. Tanah kita yang kaya Suburlah tanahnya Bait kedua memberikan deskripsi Disanalah kita berada Suburlah jiwanya mengenai tanah air Indonesia, yaitu tanah Untuk slama-slamanya Bangsanya, air yang kaya. Bait ini mengungkapkan rakyatnya, kesadaran sejarah, maka tanah air dinamakan semuanya tanah pusaka. Bait ini pula mengungkapkan Indonesia tanah pusaka Sabarlah hatinya sikap religius bangsa Indonesia yang P’saka kita semuanya Sadarlah budinya mengajak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Marilah kita mendoa Untuk Indonesia esa. Selanjutnya dalam bait itu memberikan Raya (kebait IV) pesan bekerja membangun dalam pengertian suburlah tanahnya, suburlah jiwanya, Bait III. bangsanya, rakyatnya, semuanya. Ini Indonesia tanah yang suci Indonesia meminta adanya kesediaan dan kesetiaan abadi bagi semua, yaitu sadarlah hatinya, sadarlah Tanah kita yang sakti Slamatlah budinya. rakyatnya Bait ketiga mengungkapkan tugas Disanalah aku berdiri Slamatlah dan kewajiban bangsa sebagai putera- putranya puteri tanah air. Tugas berarti menjaga Jadi ibu sejati Pulaunya, lautnya, mempertahankan, memajukan, yang intinya semuanya membangun secara menyeluruh secara Indonesia tanah berseri Majulah negrinya berkesinambungan sebagai tugas abadi. Tanah yang akau sayangi Majulah pulaunya Bait ke empat yang selalu diulang-ulang Marilah kita berjanji Untuk Indonesia sebagai refrein lagu menurut Muhamad Raya (Kebait IV) Yamin adalah sebuah pesan klimaks sebagai pernyataan sumpah bakti pemuda yang Bait pertama mengungkapkan bergelora dalam kongres pemuda tanggal hubungan yang sangat erat antarmanusia 28 Oktober tahun 1928, yang berjanji teguh dengan lingkungan alam Indonesia. Begitu pada dasar kesatuan tanah air, bangsa, dan erat hubungan tersebut, sehingga lingkungan kebudayaan menuju kemerdekaan Indonesia itu disebut sebagai tanah air, tanah tumpah yang berarti pernyataan tekad, kesediaan dan darah, dan sebagai ibu pertiwi. Kebudayaan kesetiaan terhadap perjuangan membangun telah menempatkan hubungan antara Indonesia yang merdeka dan bersatu, manusia dengan lingkungannya, sehingga berdaulat, adil, dan makmur. Dengan gelora alam menjadi bagian dari hidupnya, itu bangsa Indonesia bersatu dalam berjuang

317 Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 308-321

menyongsong masa depan bertujuan seakan pudar ditelan masa. Peranan lagu memperjuangkan derajat, martabat bangsa kebangsaan ‘Indonesia Raya’ kini kurang dan negara, serta masyarakat Indonesia dihargai, menjadi kegiatan seremonial (Murtopo, 1978: 76). bersifat slogan. Para elit politik kita belum Lagu kebangsaan ‘ Indonesia Raya’ menyadari dan menghayati makna yang diperdengarkan saat tertentu dan pada terkandung dalam lagu, sementara para peristiwa penting saja dengan cara dan aturan pendahulu berjuang mengorbankan darah, tersendiri. Misalnya pada kesempatan- harta, air mata, dan jiwa raga. kesempatan di mana diperdengarkan lagu Pernyataan di atas kini dapat dibuktikan kebangsaan dengan alat musik, maka lagu dan berimbas pada dunia pendidikan. Dalam itu dibunyikan lengkap satu kali, yaitu pelaksanaan upacara sekolah di seluruh strofe dengan dua kali ulangan. Jika pada pelosok tanah air, rata-rata para siswa kurang kesempatan-kesempatan lagu kebangsaan memiliki kesadaran kebangsaan, sehingga dinyanyikan lengkap satu bait, yaitu bait penganiayan, dan kekerasan terhadap pertama dengan ulangan dua kali. Jika lagu sesama. Tawuran para pelajar dan mahasiswa kebangsaan dinyanyikan keseluruhan, yaitu serta masyarakat semakin meningkat. Para tiga bait, maka sesudah bait pertama dan guru, dosen, ulama, dan tokoh masyarakat bait yang kedua dinyanyikan ulangan satu menganggap sesuatu hal biasa dan kurang kali sesudah bait penghabisan dinyanyikan mempedulikannya. Pergeseran nilai fungsi ulangan dua kali. Pada tahun 1951 dengan lagu maupun cara menyanyikan berimbas melibatkan 140 pemusik lagu kebangsaan pula dalam upacara di lembaga pemerintah ‘ Indonesia Raya’ berkumandang diarransir daerah sampai pemerintah pusat. Dewasa dan diorkestrasi Jos Cleber, yang kemudian ini rata-rata peserta upacara tidak disiplin digubah dan direvisi kembali oleh R.A. menghayati lagu, intonasi, maupun teks lagu Soedjasmin pimpinan Korp Musik Kepolisian kebangsaan, bahkan banyak yang belum Negara tahun 1952, dan berlaku saat ini. hafal. Sementara pergeseran nilai fungsi Fungsi utama lagu kebangsaan sebagai nasionalisme dan persatuan makin lama sarana upacara, di mana kedudukan pemain makin memprihatinkan. Penyimpangan serta peserta upacara harus dilibatkan, perilaku pejabat dan abdi negara, anggota hingga seni pertunjukan jenis ini bisa disebut DPR pusat maupun daerah serta masyarakat Art of Participation (Soedarsono, 2001:170). turut memperparah keadaan. Terjadi krisis Dengan memperlakukan sikap hormat pada moral seperti meningkatnya korupsi, sifat lagu akhirnya diikuti segenap masyarakat anarkis sekelompok masa menggunakan Indonesia seperti organisasi politik, alasan agama sebagai sumber keuntungan, organisasi sosial, militer, organisasi sekolah kendaraan politik, dan alat terorisme. Kasus sebagai upacara ritual bersifat nasional. narkoba dan fornogra , penebangan hutan Dua kutub Pascakemerdekaan dan dan pembalakan liar, penyelundupan kayu reformasi terdapat jurang pemisah setelah ilegal dan hasil bumi, perlindungan warga runtuhnya orde lama dan razim orde baru. di luar negeri, tenaga kerja Indonesia, Di era reformasi, kon ik sosial akibat krisis komersialisai penyalahgunaan pendidikan politik, ekonomi, kebudayaan, dan mengarah dan kesehatan masyarakat, melanggar disintegrasi bangsa menghancurkan arti HAM, bencana alam dan lingkungan serta kemerdekaan terkandung dalam teks lagu transportasi di Indonesia yang terjadi kebangsaan ‘ Indonesia Raya’. Akibat kon ik berturut-turut adalah sebagai sebuah lokal beberapa waktu lalu, seperti peristiwa konspirasi politik yang menginginkan Aceh, Poso, Maluku, Sampit, Papua, dan Indonesia dalam keadaan tidak stabil. Belum daerah lainnya meruntuhkan nilai persatuan lagi, masalah kon ik hak cipta kebudayaan bangsa yang digelorakan para pemuda 1928. serta wilayah perbatasan dengan negara Pengalaman sejarah yang gemilang kini tetangga akibat lemahnya pengawasan

318 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

dan alutsista militer kita. Menghormati dan Pada 12 Mei sampai dengan 17 menghargai lagu kebangsaan mengajarkan Desember 1998 bahwa menyanyikan agar bangsa selalu merenung dan intropeksi. lagu-lagu perjuangan yang berfungsi Konsep kebangsaan sebagai konsep sebagai alat perlawanan oposisi terhadap nasional yang luhur tidak lepas dari nilai- pemerintah akhir masa orde baru dalam nilai yang terkandung dalam budaya bangsa menentang ketidakadilan dan demokrasi kita yang telah menjadi darah daging dan memberi inspirasi semangat perjuangan kehidupan. Sebagai sebuah harapan, tidak tempo dulu. Di Istana Merdeka, Soeharto perlu bangsa Indonesia kini harus berpecah- tidak mampu mengendalikan kerusuhan, belah, bercerai-berai, dan terkotak-kotak. setelah gagal mendapatkan dukungan Perjalanan api semangat lagu kebangsaan ulama, dan tokoh masyarakat ditambah ‘Indonesia Raya’ berdasarkan Pancasila 14 orang menterinya mengundurkan diri. dan Undang-Undang Dasar 1945 bergelora Akhirnya, Soeharto mundur dari jabatan dengan tidak memandang suku, ras, agama presiden digantikan BJ. Habibie, dengan maupun golongan. Bangsa Indonesia harus menyanyikan lagu kebangsaan ‘ Indonesia membangun kembali harapan baru dan Raya’. Ketika itu mahasiswa berhasil dalam semangat baru serta pantang putus asa perjuangan reformasi. Walaupun demokrasi menciptakan persatuan demi menciptakan yang kebablasan dan kon ik antar-etnis perdamaian abadi agar Indonesia adil ada sebagian yang dapat diselesaikan di makmur sejajar dengan bangsa-bangsa lain antaranya kon ik Aceh, Poso, Maluku, yang telah maju di segala bidang. korupsi dan anggaran pendidikan; namun di sisi lain muncul kon ik baru yang harus SIMPULAN mendapat prioritas penyelesaian serta Dalam tiga dekade terakhir, mahasiswa solusinya adalah penegakan hukum dan hak mengalami pertumbuhan secara pesat dan azazi manusia. mereka selalu berjuang sebagai oposisi Fungsi lagu kebangsaan ‘Indonesia melawan rezim yang berkuasa. Pada tahun Raya’ selama tiga perempat abad telah 1966 gerakan mahasiswa berkobar di bawah berjuang mempersatukan bangsa di dalam panji “Tritura” utuk melawan Soekarno dan prosesnya melalui tiga tahap sebagai berikut: PKI. Gerakan itu telah menjadi legenda besar Pertama, Masa sumpah pemuda 28 Oktober bagi Negara Republik Indonesia, karena 1928 adalah menghimpun rasa kebangsaan mahasiswa beraliansi (ditunggangi) kekuatan merupakan kesadaran berbangsa yang militer berhasil menumbangkan Soekarno. tumbuh secara alami dalam diri setiap orang Bagaimana pun mahasiswa mempunyai karena kebersamaan sosial yang tumbuh peran besar dalam melahirkan orde baru dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto. Akan perjuangan harus tetap dilestarikan hingga tetapi, ketika orde baru berdiri, mahasiswa saat ini sebagai jiwa nasionalisme. Kedua, terpaksa dipinggirkan dari arena politik Masa kolonialisme dan pendudukan Jepang oleh rezim Soeharto dengan dalih stabilitas adalah aspirasi semangat kebangsaan dan politik dan pertumbuhan ekonomi. Mereka tekad sejati seluruh masyarakat Indonesia menentang dikotomi ekonomi antara sikaya untuk membela dan berkorban bagi dan simiskin, kekuasaan politik antara yang kepentingan bangsa dan negara, sebagai kuat dan yang lemah, reformasi belum warisan jiwa patriotik yang harus tetap mampu keluar dari kon ik lokal yang dipelihara segenap bangsa Indonesia saat ini berkepanjangan seperti alat perlawanan guna membela kedaulatan negara bila ada demokrasi yang kebablasan diluar ambang ancaman dari dalam maupun dari luar. Ketiga, batas. Di masa peristiwa reformasi gerakan Dalam mengisi kemerdekaan terjadi proses aksi mahasiswa Indonesia dinamika politik sejak orde lama, orde baru, dan reformasi saat ini, yaitu implementasi

319 Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 308-321

rasa, semangat, dan paham kebangsaan, Mintargo, W., 2001, Fungsi Lagu Perjuangan pikiran-pikiran nasional tentang hakekat, Dalam Konteks Kemerdekaan tahun cita-cita kehidupan, dan perjuangan masa 1945-1949, Tesis, Yogyakarta: lalu. Penghayatan wawasan kebangsaan Universitas Gadjah Mada. tidak cukup mempelajari paham kebangsaan, ______,2003, Lagu Propaganda dalam Revolusi bahkan harus dibuktikan dan digali lebih Indonesia: 1945-19449, dalam Jurnal dalam sampai rasa kebangsaan itu tumbuh Humaniora Volume XV, No. 1/2003. di dalam hati rakyat. Akhirnya dengan Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya cara ini semangat kebangsaan akan dapat UGM. dikobarkan dan dihayati dalam pikiran, perilaku rakyat Indonesia agar tetap bersatu ______,2008, Musik Revolusi Indonesi, padu merupakan salah satu aspek yang Yogyakarta: Penerbit Ombak. diperjuangkan W.R. Supratman tergambar Murtopo, A., Strategi Kebudayaa, Jakarta: dalam arti dan makna lagu Kebangsaan Yayasan Proklamasi. ‘Indonesia Raya’. More, F. H.,1988, Hubungan Masyarakat, Prinsif, Kasus, dan Masalah, terj. DAFTAR PUSTAKA Suwiryo, Bandung:Roesdakarya. Dewantara, K. H., 1948, Kebudayaan. Nurzain, U., 1981, Namaku Wage, Jakarta: Yogyakarta: Taman Siswa. Pustaka Sinar Harapan. Dibdin, J. C., 1962, “Nationality in Music”, Pranarka, A.M.W, 1986, Wawasan Kebangsaan, dalam Roman Rolland, ed., Ketahanan Nasional dan Wawasan International Library of Music for Home Nusantara, Yogyakarta: Lembaga and Music Litertur 2, New York: The Pengkajian Kebudayaan Sarjana University Sosiety. Wiyata Taman Siswa. Djohan, 2008, Musik Revolusi Indonesia, Sudirdjo, R. U., 1976, Lima Tahun Perang resensi buku Karya Wisnu Mintargo Kemerdekaan 1945-1949, Jakarta: dalam Jurnal Ke’teg’ Vol. 8 No. 1 ISI Penerbit Alda, 1976. Surakarta. Sularto, B., 1982, Lagu Kebangsaan Indonesia Dungga, J.A. dan L. Manik, 1952, Musik Raya, Jakarta: Direktorat Jenderal di Indonesia dan Persoalannya, Kebudayaan DEPDIKBUD. Jakarta:Balai Pustaka. Sumaryono. E, 1996, Hermeunetik Sebuah Ganap. V., 2008, Sumbangsih Ilmu Pengetahuan Metode Filsafat, Yogyakarta: Kanisius. Musik Dalam Pembentukan Jati diri Bangsa, Pidato Pengukuhan Jabatan Sutrisno, K dan Safwan. M., 1978, Pahlaan Guru Besar Pada Fakultas Seni Nasional W.R. Supratman. Jakarta: Pertunjukan. ISI Yogyakarta, tanggal Mutiara. 9 Januari. Soebagijo I.N, 1985, Tragedi Kehidupan Seorang Garna, Y. K., 1996, Ilmu-ilmu Sosial dasar, Komponis, Biogra W.R. Supratman, Kasus, Konsepsi, Posisi. Bandung: Jakarta: Intidayu Press. Progran Pascasarjana Universitas Soedargo, 1950, Pemandangan Dalam Negara Padjadjaran. dalam Majalah Mimbar Indonesia, edisi Kamajaya, 1979, Sejarah Bagimu Neg’ri Lagu I, Jakarta 7 Januari. Nasional, Yogyakarta: U.P. Indonesia. Soedarsono, R.M, 2001, Metode Penelitian Seni Kuntowijoyo, 1994, Metodologi Sejarah, Pertunjukan Dan Seni Rupa. Bandung: Yogyakarta: Tiara Wacana. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Marbun. B.N, 1996, Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

320 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Soeharto, 1982, Saksi Sejarah Mengikuti Soesilo, Y. Edi, 1996, Sejarah Lagu Kebangsaan Pergerakan Dwitunggal, Jakarta:P.T. Indonesia Raya, Tesis Guna Mencapai Gunung Agung. Derajad S-2 Universitas Gadjah Mada.

321