Kontinuitas Dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KAWISTARA VOLUME 2 No. 3, 22 Desember 2012 Halaman 225-328 KONTINUITAS DAN PERUBAHAN MAKNA LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA Wisnu Mintargo Program Studi Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan Institut Seni Indonesia Surakarta Email: [email protected] R.M. Soedarsono Guru Besar Universitas Gadjah Mada Victor Ganap Guru Besar Institut Seni Indonesia Yogyakarta ABSTRACT The main objective of this paper is to analyze function of “heroic” Indonesia songs related to the struggle for Indonesian independence ( from 1945 to 1949) from a historical perspective. Through this analysis it is hoped that the process of the past, particularly the history of music development in Indonesia and the background of the use of the “heroic”Indonesia songs, can be reconstructed. Important aspects of Indonesian songs, as this paper shows, include a constructive function for ceremonies and advice for development. The ceremonial character is shown in the song of “Indonesia Raya”. the national anthem. Key words: National anthem ABSTRAK Objek utama dari tulisan ini adalah menganalisis fungsi dari lagu perjuangan Indonesia sehubungan dengan kemerdekaan Indonesia 1945- 1949 dilihat dari perspektif sejarah. Analisis ini diharapkan bahwa proses sejarah masa lalu dapat direkonstruksi, khususnya sejarah perkembangan music di Indonesia, latar belakang penggunaan lagu-lagu perjuangan Indonesia. Salah satu aspek terpenting dalam penulisan ini adalah fungsi dari lagu perjuangan Indonesia yang terbagi dalam satu bagian, terutama adalah fungsi konstruksi dari lagu untuk upacara meliputi saran dari pembangunan. Karakter seremonial ditampilkan dalam lagu “ Indonesia Raya” yaitu lagu kebangsaan. Kata Kunci: Lagu Kebangsaan. 308 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya PENGANTAR lagu kebangsaan ‘ Indonesia Raya’ menjelang Lagu ‘ Indonesia Raya’ asal mulanya lagu detik-detik proklamasi kemerdekaan sebagai perjuangan yang kemudian diangkat menjadi simbol perlawanan sekaligus sarana upacara. lagu kebangsaan dan disebut pula sebagai Di tengah terpuruk dan upaya untuk musik fungsional. Fungsi bersifat upacara bangkit lagi, bangsa ini tidak akan pernah lebih ditonjolkan dari pada nilai estetisnya, lupa dengan peringatan sekaligus perayaan dimaksudkan secara seremonial tidak tahunan hari kemerdekaannya. Salah satu selalu harus memenuhi persyaratan teknik ritual yang tidak boleh diabaikan adalah komposisi musik yang sempurna seperti menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ karya musik simponi. Ahli ilmu jiwa massa sebagai kesepakatan di bawah semangat mengatakan bagaimana pun lemahnya lagu Nasionalisme yang telah ditetapkan sebagai kebangsaan ditinjau dari komposisi musik, lagu Nasional. Terlepas dari makna lagu tetapi daya tariknya mampu membangkitkan bagi anak bangsa saat ini, lagu tersebut semangat terutama makna yang terkandung menjadi saksi sejarah serta ikut melakukan dalam syair lagu itu (Soelaiman Yoesoep, dan membuktikan perjuangan kedaulatan 1979:52). Dalam konteks sejarah, perubahan, negara tercinta dari masa ke masa hingga dan perkembangannya dari judul penulisan pergantian generasi. Tentu tidak terlalu ini adanya upaya melihat sejarah Indonesia penting apakah perjuangan mau dipahami dari sudut pandang orang Indonesia sebagai sebuah spirit sik-non \ sik karena dengan menekankan dinamika masyarakat, pada kenyataannya banyak efek penguatan sehingga Indonesia bukanlah hanya ajang mental dari hasil impresi konseptual seniman dari permainan kekuatan luar semata-mata, musik. Timbulnya semangat, cinta, ketaatan, yaitu dikotomi dari oposisi antara terjajah kesetiaan terhadap bangsa, dan negara dan penjajah sebagai pusat perhatian. dalam berbagai bentuk hanya sebagian dari Sejarah mempunyai peranan yang maksud penciptaan karya ini. penting karena dengan melihat ke masa Akhirnya penulisan sejarah sangat lalu akan dapat membangun masa depan tergantung kepada kondisi objektif, berupa yang lebih baik (Kuntowijoyo, 1994:111). tersedianya sumber dan kondisi subjektif. Pada kenyataannya, Indonesia dari masa Dimaksudkan dari uraian mengenai model kemerdekaannya hingga reformasi selalu yang kiranya jelas, untuk meningkatkan terjadi kon ik sosial. Suasana politik rezim pengetahuan sejarah dalam menentukan di era kepemimpinan yang berubah-ubah strategi yang tepat sesuai kondisi objektif adalah akibat warisan kolonialisme masih dan subjektif, serta tujuan dari penulisannya mempengaruhi kebebasan demokrasi (Kuntowijoyo, 1994). Sejak awal penelitian yang belum sepenuhnya padam. Tulisan lagu ‘ Indonesia Raya’ telah dilakukan ini berusaha melakukan dekonstruksi dan sejumlah pengumpulan data kualitatif, rekonstruksi perlawanan kolonisasi, sejalan sehingga penulisan ini berhasil dihimpun dengan perubahan fungsi lagu “Indonesia dari buku-buku sejarah, majalah, brosur, Raya’ dari masa penjajahan hingga makalah seminar, pidato ilmiah, jurnal dan kemerdekaan. Pendapat teori perubahan sumber-sumbar lain. Dalam menganalisis sosial yang dikemukakan oleh Robert E. Park data kualitatif yang diperlukan adalah dengan mengikuti pandangan Spencer dan melakukan seleksi data sesuai kebutuhan. Durkheim bahwa perubahan sosial yang Kemudian dilakukan eksplanasi secara terjadi dalam kesenian juga akibat adanya kritis terhadap imformasi yang berhasil perubahan dari masyarakatnya sesuai dikumpulkan melalui sumber tertulis yang dengan kondisi saat itu (Soedarsono, 2001:69). dapat dipercaya (Soedarsono, 2001). Setelah Dalam hal ini terjadinya perubahan pada selesai maka dilakukan penulisan secara lagu ‘Indonesia’ disesuaikan dengan konteks bertahap dimulai gerakan Budi Utomo perkembangannya dibentuk oleh panitia dan Sumpah Pemuda, masa pendudukan 309 Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 308-321 Jepang dan revolusi Indonesia, di masa dan Monotutu dipastikan bahwa lagu itu kemerdekaan, dan analisis ini dibahas agar memenuhi syarat sebagai sebuah kriteria menjadi pengetahuan yang bermanfaat. lagu kebangsaan (Soebagijo,1985:49; Soesilo, 1996; dan Mintargo, 2001:76). PEMBAHASAN Penciptaan lagu kebangsaan dengan Angkatan Pemuda Perintis 1908-1942 semangat patriotisme merupakan upaya Perjalanan sejarah politik kebudayaan menyampaikan pesan konstruktif melalui terlihat bahwa perkembangan musik musik. Harus diakui bukanlah pekerjaan nasional Indonesia masa kolonial Hindia mudah menghasilkan serangkaian lirik penuh Belanda 1908-1942 disebut periode dalam makna di sebaliknya dengan ilustrasi musik sejarah pergerakan, bersamaan berdirinya yang menyertainya. W.R. Supratman sebagai Budi Utomo yang berjuang disebut sebagai pemuda ikut mendorong semangat perjuagan angkatan perintis kemerdekaan. Sikap lewat lagunya setelah melalui lobby yang cukup patriotisme pertama kali dipelopori oleh panjang dengan para pemuda (Ganap, 2009:17). kalangan terpelajar dr. Sutomo dan dr. Dengan diilhami cita-cita kebangkitan nasional Wahidin Sudirohusodo dengan organisasi Boedi Utomo 1908, pada tanggal 28 Oktober Boedi Utomo (1908). Dilanjutkan para pemuda 1928 yang mengikrarkan sumpah pemuda, tahun 1920-an dengan berbagai perkumpulan yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. seperti dr. Satiman Wiryosanjoyo dengan Kesempatan itu dipergunakan oleh Supratman mendirikan Jong Java di Yogyakarta tahun memperkenalkan lagunya di dalam ruang 1915, Paguyuban Pansundan (1914), Jong peserta kongres pemuda di gedung Indonesische Sumatranen Bond (1917), Jong Minahasa (1918), Club, Kramat 106 Jakarta. Betapa hebatnya lagu Jong Ambon (1920), Jong Timorsh Verbond disambut peserta dan beliau menerima ucapan (1921), Kaum Betawi (1923). Menyusul selamat dari rekan-rekannya. kemudian Jong Batak Bond, Jong Celebes, Jong Borneo, Sekar Rukun, Islamieten Bond. Perkumpulan itu cikal bakal perjuangan kedaerahan, setelah tahun 1926 meningkat ke arah persatuan pemuda Indonesia semakin kuat sebagai jiwa nasional. Awal penelitian terciptanya lagu ‘Indonesia Raya’ dimulai dengan sikap patriot W.R. Supratman seorang nasionalis, wartawan, dan seniman yang tergugah hatinya, setelah membaca sebuah artikel dalam surat kabar Fajar Asia, artikel itu menyebutkan “siapa yang dapat menciptakan lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang dapat membangkitkan semangat rakyat”. Artikel yang semula dimuat dalam majalah Timboel terbit di Yogyakarta, kemudian dikutip oleh surat kabar Fajar Asia pimpinan H. Agus Salim. Artikel itu dibaca Supratman dan mengilhaminya dalam mempersatukan pemuda Indonesia lewat lagu ciptaannya. Gambar 1. W.R. Supratman dan Lagu ‘Indonesia’ Meskipun lagu ‘Indonesia’ ciptaannya di Gedung Kramat 106 Jakarta kongres Pemuda 28 Oktober 1928, rekonstruksi ilustrasi gambar telah disosialisasikan dan diperlihatkan Aji Soemarno P. 1982.(Sumber: Bambang kepada rekannya Sugondo Jayopuspito, A. Sularto Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Sigit Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Jakarta:Depdikbud, 1982, 62) 310 Wisnu Mintargo -- Kontinuitas dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Di lain pihak, Supratman memperoleh tudingan dari komponis pribumi karena memilih musik barat yang berakar dari Barat. Perlu dipahami bahwa konotasi Barat pada waktu itu sama artinya dengan kaum penjajah, sehingga lagu yang bernada Barat tentunya tidak layak disebut sebagai lagu kebangsaan. Selain memicu timbulnya kon ik untuk merealisir gagasan ini, maka para empu gamelan tahun 1930-an sibuk Berkumandangnya lagu ‘Indonesia’ memodernisir gamelan, dari segi praktek awalnya dengan jumlah 81 birama ini maupun teori agar musiknya dapat diterima memakai irama wals 6/8. Analisis lagu etnis lain. Perubahan-perubahan dalam