Peran Banyumas Kreatif Dalam Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas Di Kabupaten Banyumas

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Peran Banyumas Kreatif Dalam Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas Di Kabupaten Banyumas JAKP (Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik), Vol. III Nomor 1 Oktober 2017 (JAKP) Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik Vol. III Nomor 1, Oktober 2017 ISSN: 2301-4342 Peran Banyumas Kreatif Dalam Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas di Kabupaten Banyumas Sri Iwandari Putri1, Pratama Maulana Yuliardi2, Qembiq Al Gezon3, Melinda Febriani4, Rima Rahmawati Putri5 1,2,3,4,5Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jendral Soedirman Purwokerto Email: [email protected] Abstract This research is entitled "The Role of Creative Banyumas in the Development of Community Based Creative Economy Potential in Banyumas Regency". The background of this study is the emergence of a social community, namely Banyumas Kreatif as a solution to the problems of the Banyumas Regency Government not maximally exploiting the creative potential that is developing in the region. In fact, Banyumas Regency has the potential to become a creative city. The purpose of this research is to find out the role of Banyumas Kreatif in helping the government to realize Banyumas Regency as a creative city. The method in this study is qualitative descriptive method. The informant retrieval technique used was purposive sampling. Data analysis method used in this study is triangulation of sources that can be obtained from the results of interviews, observation and documentation. The results of the study show that the role of Banyumas Kreatif in developing the creative economy potential in Banyumas Regency has covered four aspects, namely the facilitative role including support, consensus and organizing. Educational role is to increase community awareness, convey information and training. Representative roles include makin partners and sharing experiences and knowledge. The role of technical skills is community development in applying technical skills. Keywords: Banyumas Kreatif, Creative Community, Smart Community Abstrak Penelitian ini berjudul “Peran Banyumas Kreatif dalam Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas di Kabupaten Banyumas”. Latar belakang penelitian ini yaitu munculnya suatu komunitas masyarakat yaitu Banyumas Kreatif sebagai solusi bagi permasalahan belum maksimalnya Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam memanfaatkan potensi kreatif yang sedang berkembang di daerahnya. Padahal, Kabupaten Banyumas berpotensi menjadi kota kreatif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran Banyumas Kreatif dalam membantu pemerintah untuk mewujudkan Kabupaten Banyumas sebagai kota kreatif. Metode pada penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan informan yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yang dapat diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peran Banyumas Kreatif dalam pengembangan potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Banyumas telah mencakup empat aspek yaitu peran fasilitatif meliputi dukungan, konsensus dan mengorganisasi. Peran edukasional yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi dan pelatihan. Peran perwakilan meliputi membuat mitra serta sharing pengalaman dan pengetahuan. Peran keterampilan teknis yaitu pengembangan masyarakat dalam menerapkan keterampilan teknis. Kata kunci: Banyumas Kreatif, Komunitas Kreatif, Smart Community. 80 JAKP (Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik), Vol. III Nomor 1 Oktober 2017 PENDAHULUAN Kemudian Dinas Kepemudaan Ekonomi kreatif di Indonesia Olahraga dan Pariwisata beserta mulai mendapat perhatian dari perwakilan dari Direktorat Fasilitas pemerintah setelah dikeluarkannya Infrastruktur Fisik Deputi Infrastruktur Instruksi Presiden No. 6 tahun 2009 Bekraf menandatangani perjanjian kerja tentang Pengembangan Ekonomi sama yang berisi Pendampingan dan Kreatif. Pada tahun 2011 sebagai Pengembangan terkait sistem PMK3I di bentuk komitmen pemerintah dalam Jawa Tengah. Disinilah awal mula pengembangan ekonomi kreatif di berbagai kota khususnya di Jawa Indonesia dibentuklah Kementerian Tengah yang berlomba-lomba menjadi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. kota kreatif untuk mengembangkan Ekonomi kreatif juga masuk dalam citranya. sembilan cita-cita (Nawacita) Kabinet Pengembangan potensi-potensi Kerja Presiden Jokowi-JK, maka kreatif di suatu daerah tidak bisa berdirilah Badan Ekonomi Kreatif dilakukan apabila hanya ditangani oleh Indonesia (Bekraf) P e n d i r i a n satu pihak saja. Diperlukan dukungan Bekraf) ini didasarkan pada Peraturan simultan dari semua elemen baik Presiden Nomor 6 tahun 2015 yang pemerintah, pelaku ekonomi maupun kemudian diperbaharui menjadi masyarakat (Carta, 2007). Ketiga Peraturan Presiden Nomor 72 tahun elemen tersebut harus memiliki peran 2015 dengan alasan agar dapat yang saling melengkapi sehingga dalam memenuhi tuntutan yang kompleks pelaksanaan tugasnya tidak tumpang mengenai ekonomi kreatif. tindih (overlapping). Salah satu peran Beberapa daerah di Jawa pemerintah menurut Badan Ekonomi Tengah seperti Kabupaten Wonosobo, Kreatif Indonesia adalah kelembagaan, Kabupaten Magelang, Kota Salatiga meliputi organisasi yang dibentuk dan Kabupaten Banjarnegara pemerintah dan regulasi yang dibuat bersama dengan Dr. Hari Santosa untuk mendukung kegiatan ekonomi selaku Deputi Bidang Infrastruktur kreatif. Badan Ekonomi Kreatif telah Salah satu kabupaten di Jawa Tengah menandatangani berita acara hasil uji yang dapat dikembangkan sebagai petik Penilaian Mandiri Kabupaten atau kota kreatif adalah Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PMK3I). Banyumas. Hal ini sesuai dengan 81 JAKP (Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik), Vol. III Nomor 1 Oktober 2017 pernyataan Anggota Komisi X DPR RI Provinsi Jawa Tengah yaitu Semarang, Jamal Mirdad yang dilansir dalam 24 Pekalongan, Solo, Wonosobo, Jepara, kabar.bisnis.com pada Selasa, 13 Salatiga, Tegal dan Magelang. Maret 2018 yaitu: Ada enam subsektor yang akan “Beberapa daerah di Jateng dikerjakan di Banyumas yaitu kriya, seperti Kabupaten Pekalongan, kuliner, dan fashion yang menjadi Banyumas, Sukoharjo memiliki prioritas serta sisanya yakni film, potensi industri kreatif khususnya kerajinan. Kami dari aplikasi dan musik. Beberapa potensi DPR menginginkan, ekonomi tersebut terdapat di Banyumas, akan kreatif lebih ditegakkan dan tetapi potensi itu belum mampu terkemuka karena barang hasil kerajinan anak bangsa memiliki memberdayakan masyarakat yang nilai jual tinggi”. (sumber: 24 menjadi salah satu unsur ekonomi kabar.bisnis.com 13 Maret kreatif. Dalam kondisi seperti ini 2018). dibutuhkan masyarakat yang a k t i f Sayangnya, Pemerintah d a n p a r t i s i p a t i f , yang tidak Kabupaten Banyumas belum maksimal hanya menunggu solusi dari dalam memanfaatkan potensi kreatif pemerintah, tetapi mereka juga tersebut. Salah satu penyebabnya yaitu berupaya dengan pengetahuan belum ada organisasi maupun (knowledge) yang mereka miliki. regulasi pendukung untuk Tujuannya agar permasalahan yang berkembangnya ekonomi kreatif. Hal ini ada dapat segera diselesaikan, salah didukung dengan pernyataan satunya dengan cara berdirinya Bappedalitbang Bidang Ekonomi komunitas masyarakat. Lebih Bagian Ekonomi Kreatif yang ditegaskan lagi bahwa komunitas menyatakan bahwa selama ini di masyarakat terkadang dapat Kabupaten Banyumas belum memiliki melakukan sesuatu yang gagal organisasi maupun regulasi yang dilakukan oleh pemerintah dan pasar dibuat untuk mendukung kegiatan karena anggota komunitas, memiliki ekonomi kreatif tersebut. Padahal informasi penting tentang kebiasaan, Tahun 2017 Kabupaten Banyumas kapasitas, dan kebutuhan anggota diusulkan menjadi kota/kabupaten lainnya (Bowles dan Gintis, 2002: kreatif bersamaan dengan delapan F423). kota/kabupaten lainnya yang ada di 82 JAKP (Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik), Vol. III Nomor 1 Oktober 2017 Konsep community atau berbasis komunitas dengan komunitas dapat diartikan sebagai menggunakan beberapa sub aspek. bagian dari good governance karena pengembangan ekonomi kreatif community bisa mengatasi masalah berbasis komunitas di Kabupaten yang tidak bisa diselesaikan oleh Banyumas. individu sendiri atau oleh pasar dan METODE PENELITIAN pemerintah. (Bowles dan Gintis: 2002). Penelitian ini mengambil lokasi di Banyumas Kreatif merupakan salah Kabupaten Banyumas, dengan alasan satu wujud dari Smart Community bahwa Kabupaten Banyumas Governance. Smart Community merupakan salah satu kabupaten yang Governance merupakan konsep baru, saat ini terdapat Banyumas Kreatif hasil perluasan dari konsep sebagai wadah yang dapat Governance. Banyumas Kreatif mengembangkan potensi ekonomi sebagai salah satu bentuk Smart kreatif di Kabupaten Banyumas. Community Governance mampu Banyumas Kreatif ini diharapkan dapat memberi solusi untuk pemerintah bersinergi dengan pemerintah, melalui suatu program pemberdayaan masyarakat dan berbagai pihak dalam masyarakat berbasis komunitas. mendukung pembangunan di Sehingga masyarakat dapat Kabupaten Banyumas. Sasaran diberdayakan untuk mengembangkan penelitian ini adalah Banyumas Kreatif. potensi kreatif yang ada di Kabupaten Penelitian ini menggunakan metode Banyumas. penelitian kualitatif deskriptif, yaitu Oleh karena itu, peneliti tertarik suatu cara yang dilakukan peneliti untuk untuk menganalisis peran Banyumas menghasilkan data deskriptif yaitu Kreatif dalam pengembangan potensi berupa kata-kata, baik sifatnya tertulis ekonomi kreatif berbasis komunitas di maupun lisan dari subjek peneliti dan Kabupaten Banyumas. Tujuan perilaku yang diamati. Penelitian ini penelitian ini adalah untuk mengetahui
Recommended publications
  • Banyumas Proverbs As the Reflection of Its Local Wisdom
    Banyumas Proverbs as the Reflection of its Local Wisdom Agus Sapto Nugroho1, M. Riyanton2, Mustasyfa Thabib Kariadi3 {[email protected], [email protected], [email protected]) Faculty of Humanities, Jenderal Soedirman University, Indonesia, Abstract. This research aimed at describing and analyzing the value of local wisdom in Javanese culture contained in Banyumas proverbs. This research was classified into a descriptive qualitative study with ethno-linguistic research approach as the information was carefully described and well analyzed. This research employed a single case study specifically conducted on one characteristic and one target (subject), that is, proverbs in Banyumas Regency. The research data were collected from several informants, and documents using direct participatory observation, interviews, and document analysis using purposive sampling technique. The results of the study showed that Javanese proverbs reflecting behaviors symbolized by the puppet character of Bawor include patient in accepting fate (sabar, nerima), noble (ksatria), agile (cekatan), and frankly speaking (cablaka). Keywords: Proverbs, Local Wisdom 1 Introduction Culture has its own peculiarities and reflects different values of life. Therefore it is normal when talking about a particular community or ethnicity, the first question arises always has to do with their customs, lifestyle, and the way they communicate. This study aims to examine the culture and language domain, especially the local wisdom in the form of knowledge and practices commonly used by the local community to solve problems in a good and correct manner. Culture refers to a set of practices, codes, and values that labels a group. Cultural discussion cannot be separated from the way it is held and communication media cannot be separated from the language position as a medium of expression of human mind reflection.
    [Show full text]
  • Library.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id PERAN
    library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBERDAYAAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN DI KABUPATEN BANYUMAS Oleh : Muhammad Arbi Yuli Utomo D0316052 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2020 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAT KETERANGAN PEMBIMBING i library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ii library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI PERAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBERDAYAAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN DI KABUPATEN BANYUMAS Disusun oleh: Muhammad Arbi Yuli Utomo Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, 18 Juni 2020 Pembimbing, Dr. Yuyun Sunesti, G.D. Soc., M.A NIP. 198006072015042001 iii library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (S.Sos.) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Surakarta, 18 Juni 2020 Mahasiswa, Muhammad Arbi Yuli Utomo NIM.
    [Show full text]
  • Analysis of Various Factors in Order to Enhance Productivity and Income of Dairy Cattle Farmers in Central Java - Indonesia
    ANALYSIS OF VARIOUS FACTORS IN ORDER TO ENHANCE PRODUCTIVITY AND INCOME OF DAIRY CATTLE FARMERS IN CENTRAL JAVA - INDONESIA Mukson, Isbandi, S.I. Santosa, Sudjadmogo and A. Setiadi Faculty of Animal Science and Agriculture, Diponegoro University, Tembalang Campus, Semarang 50275 - Indonesia Corresponding E-mail : [email protected] Received June 12, 2012; Accepted August 28, 2012 ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menentukan potensi pengembangan sapi perah rakyat dan pengaruh berbagai faktor usaha untuk peningkatan produktivitas usaha dan pendapatan peternak sapi perah. Penelitian menggunakan metode survei pada tiga lokasi, yaitu Kabupaten Semarang, Boyolali dan Banyumas. Sampel sebanyak 495 peternak, terdiri dari 225 peternak anggota Koperasi Unit Desa (PKUD), 180 peternak anggota koperasi susu (PKSU) dan 90 peternak anggota gabungan kelompok tani ternak sapi perah (PGPT) sebagai responden penelitian. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan peternak dan data sekunder diambil dari instansi yang terkait. Analisis deskriptif dan model SEM (structural equation modeling) digunakan dalam penelitian. Berdasarkan analisis LQ (Location Quotient), sapi perah di Jawa Tengah potensial untuk dikembangkan. Nilai LQ Kabupaten Semarang, Boyolali dan Banyumas berturut-turut adalah 4,57; 7,68 dan 0,46 dengan rata-rata 4,24. Tingkat pendapatan peternak sebesar Rp 1.024.095/bulan dengan rata-rata skala kepemilikan 2,7 ekor sapi laktasi/peternak. Model SEM dihasilkan sesuai dengan persyaratan. Faktor usaha yang berpengaruh langsung dan sangat siqnifikan (P<0,01) terhadap produktivitas usaha adalah faktor lingkungan, ekonomi, kelembagaan dan sosial. Sedangkan terhadap pendapatan peternak faktor teknis dan kelembagaan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) dan faktor lingkungan, ekonomi dan sosial berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pendapatan peternak.
    [Show full text]
  • The Moral Panic of Environmental Crime in the Geothermal Exploration Project in Banyumas
    SHS Web of Conferences 54, 03011 (2018) https://doi.org/10.1051/shsconf/20185403011 ICoL GaS 2018 The Moral Panic of Environmental Crime in the Geothermal Exploration Project in Banyumas Arif Awaludin1,* 1 Faculty of Law, Wijayakusuma University, Purwokerto, Indonesia Abstract. The project of natural gas exploration inflicts sufferings on the population living in the area of Mount Slamet at Banyumas Regency. This paper examines how the media coverage relating to the environmental crime signals of the geothermal exploration activities in Baturaden, creates a moral panic in the area. This study establishes the signals of environmental crime that contributes to the emergence of moral panic in the society. It also discusses the moral panic of the public manifestation as a response to a significant social anxiety. A qualitative approach is used in this study. This study reveals that the existence of public moral panic towards the activities of natural gas exploration in Mount Slamet results in the development of an environmental crime signal and the emergence of moral panic. This moral panic triggers various events and social reactions which call for the enforcement of legislation against the performers of environmental crimes. 1 Introduction and Literature Review Mount Slamet is the highest mountain in Central Java; it is encircled by five districts in Indonesia (namely Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal and Brebes). The southern slope of Mount Slamet (which belongs to the administrative area of Banyumas Regency) is a protected and well-maintained ecosystem with green trees and wide diversity of protected animals. Mount Slamet is a major source of water for the Banyumas Regency because it has big rivers such as Banjaran, Gumawang and Logawa.
    [Show full text]
  • Tourism Marketing in Banyumas
    International Sustainable Competitiveness Advantage 2020 Tourism Marketing in Banyumas Vosi Karimchonzoda 1, Prof. Dr. Suliyanto M.M2, Dr. Refius Pradipta Setyanto, S.E, M.Si3 1 Jenderal Soedirman University, [email protected], Indonesia. ABSTRACT Nowadays the travel companies are flattering larger, more cultured, and more computerized in management. This paper is motivated by how customer’s services and facilities are provided to tourists in Tourism destinations, Hotels, and Local people. The purpose of this study is about the development of tourism Marketing and destinations in Banyumas and out of the city, make it more attractive and known as one of the Best cultural, artificial, and natural tourism destinations in Indonesia. Using a quantitative method this study analyzed face-to-face and improvement made virtual by Social Media and Web sites. Also, compared Indonesia tourism market with other countries' achievements to develop tourism in Banyumas. It was found that the greatest role play in tourism marketing is connecting people, cultures, and businesses across the country. It is needed for all tourism agencies and partners to work together to maximize the benefits of Hotels, restaurants, tourism destinations, air transport, and to upkeep the sustainable growth of air travel by connecting more people and more places even if small cities like Banyumas, more often. This study answers the questions about the importance of Tourism Marketing in Banyumas and an airport in it or any nearest cities to Banyumas for tourism development. Because local people mostly choosing the type of natural, artificial tourism objects and cultural tourism objects. It concludes that native Societies, Restaurants, Hotels, Social media (promotions) and Aviation is the most important for tourism marketing and its development in Banyumas.
    [Show full text]
  • Volume 30, 1999
    BORNEO RESEARCH BULLETIN ISSN: 0006-7806 VOL 30 PAGE NOTES FROM THE EDITOR I MEMORIALS Roland (Ro) Bewsher, 0.B E Bill Smythies Tuton Kaboy RESEARCH NOTES A Bridge to the Upper World: Sacred Language of the Ngaju: Jani Sri Kuhnt-Saptodewo A Note on Native Land Tenure in Sarawak: M. B. Hooker State Law and lban Land Tenure. a Response to Hooker: Reed L. Wadley Conservation and the Orang Sungal of the Lower Sugut, Sabal?: Preliminary Notes: Lye Tuck-Po and Grace Wong Education and Research on Sustainable Land Use and Natural Resource Management: a New Danish- Malaysian University Program: Ole Mertz el al. Wet Rice Cultivation and the Kayanic Peoples of East Kalimantan: Some Possible Factors Explaining their Preference for Dry Rice Cult~vation:Mika Okushima Dayak Kings among Malay Sultans: Stephanus Djuweng The Kingdom of Ulu Are in Borneo's H~story:a Comment: Bernard Sellato The Brooke-Sarawak Archive at Rhodes House Library, Oxford: Bob Reece Papers of the Brookes of Sarawak Kept in Rhodes House Library, Oxford: P.A. Empson FIFTH BIENNIAL MEETINGS BRIEF COMMUNICATIONS ANNOUNCEMENTS BORNEO NEWS BOOK REVIEWS, ABSTRACTS AND BIBLIOGRAPHY The Borneo Researclr Bulletin is published by the Borneo Research Council. Please address all inquiries and contributions for publication to Clifford Sather, Editor, Borneo Research Bulletin, Cultural Anthropology, P.O. Box 59, FIN-00014 University of Helsinki, FINLAND.Single issues are available at US $20.00. I BOI-neoReseal-ch Bulletin Vol. 30 Vol. 30 Borneo Research Bulletin contributions to this superb collection, and, as an anthropologist, I would note that the held on 10-14 July 2000 at Crowne Plaza Riverside Hotel, Kuching, Sarawalc.
    [Show full text]
  • Banyumas Regency Tourism Potential
    JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI Vol 22, No 1, pp 39-43. Published online in http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jame ISSN: 1410-9336 / E-ISSN: 2620-8482 Banyumas Regency Tourism Potential Khosy Zufat Annaaf1 1 Faculty of Education Vocational Program, Information System, Universitas Brawijaya Abstract In line with the government's program to develop creative industries in Indonesia until 2025. The tourism industry is expected to be one of the triggering industries for creative economic growth. This journal aims to provide an overview of the tourism industry and economic activities related to this industry in the Banyumas Regency. The data used in the form of hotel occupancy data, length of stay of tourists, and number of tourists taken from the Banyumas Regency BPS. The data is used to find out how big the impact of tourism is on the community. Banyumas Regency's tourism industry still relies on natural tourism. Some of the attractions that are in need of attention of local governments because of conditions that are not maintained, thus reducing the interest of visitors. Various tourism potentials are still being developed such as a culture that blends from Javanese culture and Sundanese culture and also a combination of natural tourism and cultural tourism can develop Creative industries, Nature tourism, BPS, and Industry Keywords INTRODUCTION expected to make a sizeable contribution to The tourism industry has become an PAD. important concern since President Joko The successful development of the tourism Widodo took office. This
    [Show full text]
  • The Implicature of Begalan Tradition As an Effort to Develop a Good Character in the Community in Banyumas Central Java
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 231 5th International Conference on Community Development (AMCA 2018) The Implicature of Begalan Tradition as an Effort to Develop a Good Character in the Community in Banyumas Central Java Eko Suroso Kundharu Saddhono Sumarlam, Universitas Muhammadiyah Purwokerto & Universitas Sebelas Maret Surakarta Universitas Sebelas Maret Surakarta Universitas Sebelas Maret Surakarta Jawa Tengah, Indonesia Jawa Tengah, Indonesia Jawa Tengah, Indonesia [email protected] [email protected] [email protected] Abstract. The implicature of Begalan tradition is very contains a message to remove bajang sawane kaki effective to develop a good character in Banyumas penganten lan nini penganten (the leg of the bride and community. The research problem of this study is groom). Based on Chusmeru, it is well known that there “what are the implicatures in Begalan tradition which is an implicature in Begalan traditional in Banyumas. can develop a good character in Banyumas This research aimsat answering the question: what are community?” This study was conducted with a the implicatures in Begalan tradition which can develop a qualitative descriptive approach. The data were good character in Banyumas community? collected through non-participant observation and interview. The data analysis was completed by LITERATURE REVIEW describing the Begalan tradition in Banyumas and explaining the implicature of Begalan tradition which The Begalan tradition is one of the hallmarks of shows the efforts to develop the character of the the Banyumas bridal ceremonies which include marriage community in Banyumas, Indonesia. The result of this advice to the bride who is symbolically presented and study indicates that in the Begalan tradition there is a visualized in a form of drama fragments performed by conventional and conversational implicates that can two players.
    [Show full text]
  • Sistem Informasi Geografis Tempat Wisata Di Kabupaten Banyumas Berbasis Android (Geographic Information System of Tourist Sites in Banyumas Regency Based on Android)
    Sistem Informasi Geografis Tempat Wisata di Kabupaten Banyumas Berbasis Android (Geographic Information System of Tourist Sites in Banyumas Regency Based on Android) Oki Ria Hermawan1), Harjono2) 1) 2)Teknik Informatika, Fakultas. Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO. Box 202 Purwokerto 53182 2)[email protected] Abstrak - Kabupaten Banyumas merupakan salah satu Keywords: Tourism, Geographic Information System, Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Android. Letaknya yang strategis, yakni termasuk dalam segitiga emas antara Semarang dan Solo, membuat I. PENDAHULUAN daerah Kabupaten Banyumas berpotensi membangun sebuah industri Kepariwisataan. Banyaknya lokasi Kabupaten Banyumas merupakan Kabupaten wisata yang ada belum ditunjang dengan proses yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini penyebaran informasi secara maksimal membuat memiliki luas wilayah 132.758 Ha, terdiri dari 27 kurangnya kunjungan ke lokasi wisata. Penelitian ini kecamatan dan 301 desa dan 30 kelurahan. Jumlah bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi Penduduk Kabupaten Banyumas berdasarkan sensus geografis tempat wisata di Kabupaten Banyumas penduduk tahun 2010 berjumlah 1.554.527 jiwa. berbasis Android. Metode pengembangan sistem dengan menggunakan model watter falls. Aplikasi Banyumas mempunyai lokasi strategis yang sistem informasi geografis tempat wisata dibangun menjadikannya salah satu sudut segitiga emas Jawa untuk memaksimalkan proses penyebaran informasi Tengah disamping Semarang dan Solo. lokasi wisata kepada masyarakat. Aplikasi Sampai saat ini sudah banyak tempat rekreasi atau menerapkan teknologi web service, sehingga informasi wisata yang terdaftar di Dinas Pemuda dan Olahraga tentang wisata selalu terbarui. Dengan layanan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas. berbasis lokasi, membuat pengguna lebih mudah Tempat wisata yang ada dikelola oleh pihak swasta dalam menuju lokasi wisata. maupun oleh Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Desa setempat.
    [Show full text]
  • Integration of Acculturation Values of Masjid Sulaiman Banyumas in History Learning
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 158 International Conference on Teacher Training and Education 2017 (ICTTE 2017) Integration of Acculturation Values of Masjid Sulaiman Banyumas in History Learning Suci Rahayu,1 Sariyatun1 , Leo Agung Sutimin1 1Postgraduate Program of History Education Postgraduate Program of Sebelas Maret University E-mail: [email protected] ABSTRACT The Great Mosque of Nur Sulaiman is one of the historical sites in Banyumas, built in 1755 by the Regent of Banyumas, R.T. Yudonegoro III. This research elucidates indigenous values of Nur Sulaiman Great Mosque. The indigenous values of the architecture were analyzed with literature study involved collecting sources, literature, archives, books, scientific journals to strengthen the theoretical review related to the indigenous values of the Great Mosque of Banyumas. The finding of research showed that among other mosques, the architecture of Grand Mosque of Nur Sulaiman Banyumas has uniqueness because it contains the elements of the indigenous culture of Indonesia, Hindu-Buddhism, and Islam. It means that the mosque has an acculturation values. The authors found the acculturation values of the great Mosque of Nur Sulaiman, encompassing: (1) religiosity, (2) tolerance, (3) cooperation, and (4) creativity. Based on the finding, the authors conclude that this historical site could be used as a source to develop the model of learning history. The implication of the research drives the authors and another researcher to expand the discussion in the integration of indigenous values of the great mosque in learning history. Thus, the role of learning history in providing knowledge on our local wisdom is becoming very necessary and useful for learners.
    [Show full text]
  • Pola Kemitraan Berbasis Modal Sosial Dalam Meningkatkan Pendapatan
    POLA KEMITRAAN BERBASIS MODAL SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada KUB Griya Kreatif Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: RIZKI DWI CAHYANI NIM. 1717201126 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO 2021 PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Rizki Dwi Cahyani NIM : 1717201126 Jenjang : S. 1 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan : Ekonomi Syariah Judul Skripsi : Pola Kemitraan Berbasis Modal Sosial dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Pada KUB Griya Kreatif Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas) Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Purwokerto, 19 Mei 2021 Saya yang menyatakan, Rizki Dwi Cahyani NIM. 1717201126 ii iii NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto di- Purwokerto Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan, dan koreksi terdahap penulisan skripsi dari saudara Rizki Dwi Cahyani NIM. 1717201126 yang berjudul: POLA KEMITRAAN BERBASIS MODAL SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada KUB Griya Kreatif Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas) Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Purwokerto untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Ekonomi Syariah (S.E). Wassalamu’alaikum. Wr.Wb. Purwokerto, 19 Mei 2021 Pembimbing, Dr. Ahmad Dahlan, M.S.I NIP. 19731014 200312 1 002 iv POLA KEMITRAAN BERBASIS MODAL SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada KUB Griya Kreatif Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas) Rizki Dwi Cahyani NIM.
    [Show full text]
  • Identification and Development of Innovative Village in Banyumas Regency
    EKO-REGIONAL, Vol. 12, No. 2, September 2017, pp. 1-10 Identification and Development of Innovative Village in Banyumas Regency By: Dian Purnomo Jati1), Agus Suroso2), Lusi Suwandari3) 1,2,3)Faculty of Economics and Business, Universitas Jenderal Soedirman 1)Email: [email protected] ABSTRACT This research aimed to explore the characteristics of villages in Banyumas Regency that potentially served as an innovative village. The research phase began with focus group discussions to assess the potential of villages using rapid assessment and quantitative analysis of the Analytical Hierarchy Process. The discussion resulted in a list of 22 villages that were screened out through rapid assessment into 7 villages. The results of the focused group discussion also resulted in eight dimensions used as an instrument to select innovative village, namely: (1) empowerment of village potentials innovatively; (2) support of institutional system and village infrastructure; (3) capacity and commitment of rural apparatus; (4) technological accessibility by the community; (5) community participation; (6) tourism potential; (7) agricultural/plantation/forestry potential; and (8) livestock/fishery potential. The results of paired comparisons using AHP selected Kalisari village at Cilongok sub-district as an innovative village. Keywords: Model, Village, Innovative, Kalisari, Potency. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mnentukan desa mana di Kabupaten Banyumas yang dikategorikan sebagai desa inovatif. Untuk menilai seberapa inovatif sebuah desa kami melakukan
    [Show full text]