ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL KEJUJURAN FILM

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

REDITA PRAWIDYA PUTRI NIM. 11150510000110

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1441 H

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD GENIUS

Skripsi

REDITA PRAWIDYA PUTRI NIM. 11150510000110

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1441 H

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Redita Prawidya Putri NIM : 11150510000110 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD GENIUS adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam proses pembuatanya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 10 Oktober 2019

Materai Rp. 6.000,-

Redita Prawidya Putri NIM.11150510000110

i

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD GENIUS

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Redita Prawidya Putri NIM. 11150510000110

Dosen Pembimbing

Dr. Suhaimi, M.SI. NIP. 196709061994031002

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019

ii

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD GENIUS” oleh Redita Prawidya Putri, NIM 11150510000110, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta pada 12 November 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Sosial(S.Sos) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Jakarta, 24 November 2019

Tim Sidang Munaqasyah Tanggal Tanda Tangan

Ketua Dr. Edi Amin, MA

November NIP.197609082009011010

Sekretaris Dedi Fahrudin, M.Ikom November ...... NIP. 197912082014111001

Penguji I Ade Masturi, MA November ...... NIP. 197506062007101001

Penguji II Drs. S. Hamdani, M.Ag November ...... NIP. 195503091994031001

Mengetahui Dekan,

Suparto,M.Ed,Ph.D NIP. 197103301998031004

iii

Abstrak Redita Prawidya Putri, 11150510000110 Analisis Semiotika Pesan Moral Film Bad Genius Pada masyarakat modern fenomena media massa sebagai sarana komunikasi yang sekaligus menjadi ciri masyarakat. Setiap harinya masyarakat selalu dijejali oleh pesan-pesan media. Film merupakan salah satu media penyampaian pesan yang efektif. Maka dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pesan moral kejujuran film Bad Genius. Adapun pertanyaannya mencakup bagaimana tanda yang muncul dalam film Bad Genius tanda ikon, indeks, simbol. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif paradigma konstruktivisme. Dalam memeroleh data dilakukan kegiatan observasi yaitu menonton, mengamati adegan dan dialog. Pemilihan adegan dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria adegan yang mengandung pesan moral kejujuran dan ketidakjujuran.Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Peirce membagi tanda menjadi 3 model utama yaitu ikon, indeks dan simbol yang masing-masing memiliki kriteria. Hasil penelitiannya makna tanda ikon film Bad Genius adalah siswa Jenius bernama Lynn. Ia memiliki visualisasi dan fungsi yang sesuai dengan objeknya yaitu siswa jenius. Indeks dalam film ini adalah menyontek yang memiliki hubungan sebab- akibat dari berbagai penyebab seperti karena tuntutan keluarga, kebutuhan ekonomi dan menyerah terhadap kemampuan diri. Simbol dalam film ini adalah kata “bad.” Kata “bad” yang dalam terjemahan bahasa indonesia memiliki arti negatif disandingkan dengan jenius yang memiliki arti positif. Kata “bad” dalam film ini menjadi sorotan utama yang menjadi lambang dari tindak kecurangan.

Kata kunci: Semiotika, Pesan moral, film, Bad Genius

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pemurah dan lagi maha penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunianya dalam kehidupan umat manusia. Atas rahmat dan karunia-Nya jugalah penulis dalam dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Semiotika Pesan Moral Kejujuran Film Bad Genius”. Tidak lupa juga Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Dalam penelitian ini penulis menyadari masih jauh dengan kata sempurna. Namun tidak menghilangkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan skripsi ini baik secara moril maupun materil. Dengan demikian peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Suparto,M.Ed,Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, selaku Wakil Dekan I Bidan Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Cecep Castrawijaya, M.A selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 3. Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Armawati Arbi, M.Si dan Sekretaris Jurusan, Dr. Edi Amin, MA.

v

4. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku dosen pembimbing penelitian yang senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan dukungan penuh selama proses penelitian. 5. Pimpinan, Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dalam meminjam literatur untuk penulisan skripsi. 6. Seluruh jajaran dosen dan staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Sutradara film Bad Genius Nattawut Poonpiriya dan seluruh kru yang telah menghasilkan karya luar biasa sehingga memberikan inspirasi kepada penulis untuk menjadikan karyanya sebagai subjek penelitian. 8. Kedua orang tua penulis, Bapak Rahman dan Ibu Erna Kristanti, serta saudara kandung Rere Danang Adhitya. 9. Ira Audina, Diki Oji Marketi, Ananda Jelita Qolby, dan teman semasa SMA yang tergabung dalam My Lovely telah bersedia membantu untuk mencari literatur serta mendukung penulis dikala suka dan duka dalam menyusun skripsi ini. 10. Teman di masa kuliah Farah Fitriana, Rayhan Bayruni, Nikmatul Fikriyah dan teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2015. 11. Semua pihak, rekan-rekan, teman-teman yang telah membantu penelitian ini.

vi

Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 10 Oktober 2019

Redita Prawidya Putri

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan...... i Lembar Persetujuan Pembimbing...... ii Lembar Pengesahan...... iii Abstrak...... iv Kata Pengantar...... v Daftar Isi………………………………………...... viii Daftar Tabel...... x Daftar Gambar………………………….……...... xi BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan Masalah ...... 9 C. Rumusan Masalah ...... 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 10 E. Tinjauan Pustaka ...... 10 F. Metodologi Penelitian ...... 11 G. Sistematika Penulisan ...... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 19 A. Pengertian Semiotika ...... 19 B. Semiotika Charles Sanders Peirce ...... 24 C. Pesan ...... 33 D. Moral ...... 34 E. Kejujuran...... 39 F. Film...... 41 G. Kerangka Berpikir...... 47

viii

BAB III GAMBARAN UMUM FILM BAD GENIUS...... 49 A. Profil Film Bad Genius ...... 49 B. Sinopsis Film Bad Genius……………………. 52 C. Pemeran Film Bad Genius ...... 56 D. Sutradara Film Bad Genius ...... 64 E. Sumber Film ...... 67 BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...... 68 BAB V PEMBAHASAN ...... 79 BAB VI PENUTUP ...... 94 A. Kesimpulan ...... 94 B. Saran ...... 95

DAFTAR PUSTAKA ...... 97

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Suasana Hati yang Diasosiasikan Warna... 46 Tabel 4.1 Adegan 7...... 69 Tabel 4.2 Adegan 11...... 70 Tabel 4.3 Adegan 23...... 71 Tabel 4.4 Adegan 25...... 72 Tabel 4.5 Adegan 45...... 73 Tabel 4.6 Adegan 93...... 74 Tabel 4.7 Adegan 103...... 75 Tabel 4.8 Adegan 104...... 76 Tabel 4.9 Adegan 114...... 77 Tabel 5.1 Identifikasi Tanda Adegan 7...... 78 Tabel 5.2 Identifikasi Tanda Adegan 11...... 80 Tabel 5.3 Identifikasi Tanda Adegan 23...... 82 Tabel 5.4 Identifikasi Tanda Adegan 25...... 83 Tabel 5.5 Identifikasi Tanda Adegan 45...... 84 Tabel 5.6 Identifikasi Tanda Adegan 93...... 87 Tabel 5.7 Identifikasi Tanda Adegan 103...... 89 Tabel 5.8 Identifikasi Tanda Adegan 104...... 90 Tabel 5.9 Identifikasi Tanda Adegan 114...... 91

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Charles Sanders Peirce...... 24

Gambar 3.1 Poster Film Bad Genius...... 49

Gambar 3.2 Chutimon Chuengcharoensukying...... 55

Gambar 3.3 Chanon Santinatornkul...... 58

Gambar 3.4 Eisaya Hosuwan...... 60

Gambar 3.5 Teeradon Supapunpinyo...... 61

Gambar 3.6 Nattawut Poonpiriya...... 63

Gambar 3.7 LogoViu...... 66

xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penelitian ini menganalisis tentang pesan moral dalam sebuah film. Penulis tertarik untuk meneliti mengenai film karena film merupakan salah satu media penyampaian pesan yang efektif ke masyarakat. Pada masyarakat modern yang salah satunya diindikasikan pada masyarakat industri, fenomena media massa sebagai sarana komunikasi yang sekaligus menjadi ciri masyarakatnya. Setiap harinya masyarakat selalu dijejali oleh pesan-pesan media.1

Penulis juga tertarik untuk mengambil tema film karena film memiliki banyak peminat di Indonesia, baik film buatan dalam negeri maupun film buatan luar negeri. Peminat film di Indonesia meningkat setiap tahunnya dilansir dari https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/ dikatakan bahwa pertumbuhan jumlah penonton berpengaruh pada pendapatan industri perfilman yang meningkat sebanyak 10,09% sejak tahun 2016. Selain itu, menurut Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, industri perfilman di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Penonton film Indonesia tahun rilis 2019 sekitar 14.100.502 dan 15.105.815 pada tahun kalender 2019.2 Indonesia juga

1 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) h. 122 2 https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/ pada 13 Juli 2019 pukul 22.41 WIB

1

2

memiliki jumlah layar bioskop sebanyak 1861 layar. Sementara jumlah gedung bioskop di Indonesia mencapai 353 gedung.3

Indonesia menjadi salah satu target pasar perfilman dunia yang menjanjikan. Banyak film produksi luar negeri khususnya film Hollywood mendominasi layar bioskop Indonesia. Sejak tahun 2018 sampai pertengahan 2019 terdapat 250-300 film mancanegara yang sudah tayang di bioskop. Kemudian, terdapat 150 film Indonesia yang bersaing di layar bioskop untuk mendapatkan perhatian masyarakat Indonesia.4 Dominasi perfilman asing terhadap film lokal menjadi motivasi pembuat film lokal untuk menyajikan film yang lebih menarik dan variatif.

Meningkatnya minat pada film di Indonesia menunjukkan bahwa film menjadi alternatif untuk masyarakat memeroleh pesan dan menjadi sarana melepas penat. Film menjalankan fungsinya sebagai komunikasi massa yang menurut Alexis Tan terdapat empat fungsi yaitu memberi informasi, mendidik, memersuasi dan menyenangkan.5 Hal ini sesuai dengan prinsip komunikasi massa yang sifatnya dapat menjangkau ribuan orang yang

3 https://www.liputan6.com/sh.owbiz/ pada 13 Juli 2019 pukul 22.15 WIB 4 https://money.kompas.com/ diakses pada 13 Juli 2019 pukul 22.27 WIB 5 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007) h. 65

3

dilakukan melalui medium massa untuk memberi informasi, menghibur dan membujuk.6.

Film menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai alat informasi yang menjadi alat penghibur, alat propaganda dan juga alat politik. Ia juga bisa menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula berperan sebagai penyebarluasan nilai-nilai budaya baru.7

Film juga dapat menjadi salah satu media dakwah Islam. Dakwah Islam dapat disampaikan melalui pesan yang disisipkan dalam film. Macell Sumarno menyebut fungsi film memiliki nilai edukasi. Nilai edukasi dalam film mempunyai makna sebagai pesan-pesan moral yang semakin halus pembuatannya akan semakin baik.8 Daya tarik penelitian tentang film yaitu pesan berupa tanda-tanda dapat diambil dari berbagai aspek seperti dialog, perilaku pemain, bahasa tubuh, backsound dan lain-lain.

Film yang dipilih untuk dianalisis adalah Bad Genius berasal dari . Film dirilis pada 3 Mei 2017 di Thailand. Di Indonesia rilis pada 23 Agustus 2017. Film ini menceritakan kehidupan siswa sekolah menengah atas yang

6 Vivian John, Teori Komunikasi, edisi kedelapan (Jakarta: Prenanda Media Grup, 2008) h. 450 7 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional dan Restrospeksi (Jakarta: Panitia Hari Film Nasional ke-60 Direktorat Perfilman Tahun 2010, 2010) h.26 8 Yoyon Mudjiono, “Kajian Semiotika Dalam Film”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 1, No.1, 2011, h. 137

4

dikelilingi oleh tekanan untuk memeroleh nilai sempurna dengan menghalalkan tindakan menyontek.

Menyontek dalam ujian sekolah adalah rahasia umum. Masyarakat sadar akan hal itu, namun untuk mengangkatnya menjadi sebuah topik yang dibicarakan adalah hal jarang dilakukan. Film Bad Genius secara terbuka membicarakan serta memvisualisasikan proses yang sudah menjadi rahasia umum tersebut.

Berbagai tekanan yang dialami siswa seperti tuntutan keluarga, desakan ekonomi dan ego yang memengaruhi diri dimanfaatkan oleh siswa bernama Pat untuk mengajak siswa genius bernama Lynn membuka bisnis. Ia membuka bisnis contekan untuk memeroleh uang. Oleh karena itu, film ini memiliki slogan “genius students with one mission, turning exam answers into millions.”

Biasanya kata jenius memiliki makna positif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jenius adalah berkemampuan (berbakat) luar biasa dalam berpikir dan mencipta. Jika seseorang dikatakan jenius maka ia mampu untuk berpikir dan menciptakan sesuatu lebih cepat, lebih baik, lebih unggul dari orang lain. Namun, jenius di film ini disandingkan dengan kata bad yang mengandung arti buruk, jelek. Apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia judul film ini menjadi “Jenius yang Buruk.”

5

Judul Bad Genius memiliki arti seseorang yang jenius tetapi menyalahgunakan kemampuannya. Arti kata jenius disini menjadi negatif karena kemampuan berpikir dan menciptanya dilakukan untuk hal-hal negatif. Hal ini di tunjukkan dengan ego yang tinggi untuk memenuhi keinginannya. Sikap karakter utama Lynn yang jenius untuk memberikan contekan ke temannya, menciptakan kode-kode jawaban ujian yang berformat pilihan ganda. Ia memikirkan cara strategis untuk mendapatkan uang dengan bisnis contekan untuk menggpai impiannya melanjutkan sekolah ke jenjang sarjana di Amerika. Kebiasaannya menjalankan bisnis itu membuat ia dapat mengandalkan dirinya sendiri dan melanjutkannya hingga ke tingkat ujian internasional yaitu Scholastic Assessment Test (SAT).

Di Indonesia, praktis kecurangan dalam ujian nasional telah berlangsung lama dan telah menjadi cara bertindak umum dikalangan pendidik dan siswa. Dalam buku Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Doni Koesoema, 2016) dikatakan bahwa ada yang mengawali dari sebuah tindakan kecurangan dalam ujian nasional. Di tingkat individual awal kecurangan terjadi saat ulangan harian. Di dalam ulangan harian di kelas, kegiatan menyontek sudah menjadi cara bertindak umum di kalangan siswa. Siswa sendiri menjadi saksi bahwa tindakan menyontek adalah hal wajar. Bahkan,

6

karena sudah terbiasanya maka tidak dirasakan lagi ada yang tidak beres dalam hal menyontek.9

Menyontek sama artinya dengan tidak jujur. Padahal, sifat jujur merupakan sikap yang mulia di mata Allah SWT. yang berbunyi:

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama dengan orang-orang yang benar.” (QS At-Taubah [9]: 119) Dalam ayat di atas, Allah SWT. Senantiasa mengingatkan manusia untuk selalu beriman kepada-Nya serta menjauhi larangan Allah. Salah satu larangan-Nya adalah berdusta. Arti benar dalam ayat At-Taubah ini mewakili sikap jujur. Jujur berarti berkata benar, bersikap benar dan menegakkan kebenaran. Allah SWT. jga mengingatkan untuk selalu bersikap jujur dan bersama orang-orang yang jujur. Jujur merupakan bagian dari moral yang baik.

Film Bad Genius memiliki alur cerita yang menarik. Konflik yang dibangun antarpemain membuat emosi penonton naik dan turun. Sesuai dengan genre film ini yaitu thriller dan drama. Thriller identik dengan alur cerita yang

9 Doni Koesoema, Pendidik Karakter Di Zaman Keblinger (Jakarta: Grasindo, 2016) h. 16

7

menegangkan. Sedangkan drama identik dengan alur cerita yang dekat dengan realitas kehidupan nyata.

Film Bad Genius menarik untuk dijadikan subjek penelitian karena menjadi film tersukses sepanjang sejarah Thailand. Hal ini dikarenakan film ini mampu menembus industri pasar perfilman dunia. Bad Genius menjadi film pertama Asia Tenggara yang tayang di ajang New York Asian Film Festival.10

Bad Genius mendapatkan berbagai pernghargaan seperti Best Picture-Thriller Features dari Austin Fantasia Festival. Film ini juga meraih penghargaan Best Film, Best Asian Feature, dan Most Innovative Feature Film dari Fantasia International Film Festival 2017. Sutradara Natawut Poonpiriya memeroleh penghargaan Best Director dari Fantasia International Film Festival. Kemudian menjadi Best Feature di New York Asian Film Festival 2017. Pemeran utama Bad Genius yaitu Chutimon Chuengcharoensukying juga memeroleh penghargaan Best Rising Award di New York Asian Film Festival 2017 untuk film pertamanya ini.11

Film karya sutradara Nattawut Poonpiriya ini memiliki rekor penghasilan film Thailand dengan pendapatan lebih dari 100 juta baht atau sekitar tiga juta dollar Amerika.

10https://www.scmp.com/magazines/style/news- trends/article/2107228/what-thai-blockbuster-bad-genius-means-asian- cinema pada 2 Agustus 2019 pukul 19.35 WIB 11 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB

8

Kemudian lebih dari 42 juta dollar di seluruh dunia, Bad Genius menjadi film Thailand dengan pendapatan tertinggi pada skala internasional.12 Bad Genius menduduki box office di Kamboja, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan Cina. Berbagai situs rating film dan televisi seperti, memberikan rating 92% dengan predikat Certified Fresh. Selain itu, situs IMDB memberikan rating 7.7 untuk film berdurasi 130 menit ini. Film ini menjadi film Asia terlaris sepanjang 2017. 13

Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Menurut Daniel Chandler semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika mengeksplorasi bagaimana makna yang terbangun oleh teks telah diperoleh melalui penataan tanda.14 Penelitian ini akan menguraikan 3 tanda dari Peirce yaitu ikon, indeks, simbol. Setelah itu menjabarkan pesan moral kejujuran yang terkandung dari adegan yang dipilih.

12 https://www.cnnindonesia.com/hiburan pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB 13 Rotten Tomatoes adalah. salah. satu situs review atau rating film yang banyak dijadikan rujukan oleh. para penggemar film di seluruh. dunia. Website ini pun ada penilaian film menggunakan sistem persentase yang disebut tomatometer. Film yang mendapat tomatometer kurang dari 60 persen akan menyandang predikat rotten sedangkan film yang mendapatkan rating di atas 75 persen akan mendapatkan predikat Certified Fresh. Sedangkan IMDB (Internet Movie Database) mengkhususkan diri untuk menyediakan informasi mengenai film dengan Komprehensif. Mulai dari daftar detail pemain, kru di belakang layar, trailer, biaya pembuatan film, pendapatan (sumber: https://www.kompasiana.com). 14 Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015) h. 3

9

Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk menganalisis mengenai pesan moral melalui semiotika. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Analisis Semiotika Pesan Moral Kejujuran Film Bad Genius.

B. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi masalah pada beberapa adegan film Bad Genius yang memiliki pesan moral kejujuran dan ketidakjujuran. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apa tanda ikon dalam film Bad Genius? 2. Apa tanda indeks dalam film Bad Genius? 3. Apa tanda simbol dalam film Bad Genius? D. Tujuan dan Manfaat penelitian Melihat dari rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk memaknai komunikasi berupa tanda yang terdapat dalam film Bad Genius dengan menggunakan teori semiotika dari Charles Sanders Peirce . Sedangkan manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 sebagai berikut: 1. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam menambah kajian ilmu komunikasi massa. Khususnya melalui media perfilman dalam mengkaji

10

dan menjabarkan tanda-tanda yang muncul dalam film. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pesan moral yang terkandung dalam film Thailand Bad Genius yang dikaji dari sisi Alquran dan Hadist. Serta menjadi rekomendasi pelajar Indonesia untuk menjadi pelajar yang beretika baik. E. Tinjauan Kajian Terdahulu Dalam sebuah tinjauan pustaka, mengawali penelitian dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yang sejenis dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Dengan demikian, peneliti dapat memiliki rujukan pendukung, pelengkap dan memberikan gambaran awal mengenai kajian yang terkait dengan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang menjadi kajian penelitian ini: 1. “Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Jokowi” oleh Ishmatun Nisa, tahun 2014, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini memiliki objek penelitian yang sama dengan penulis yaitu objek film dengan judul film yang berbeda. Selain itu, teori yang digunakan juga sama yaitu semiotika dari Charles S Peirce. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah

11

penelitian ini mengkaji tentang pesan moral dari film Jokowi. 2. “Representasi Identitas Diri Transgender dalam Film Bulu Mata” oleh Yuandita Lestari, tahun 2018, jurusan Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui identitas diri seorang transgender di lingkungan masyarakat. Persamaannya ada pada teori yang digunakan yaitu semiotika oleh Charles Sanders Peirce. Perbedaannya pada film yang dijadikan objek penelitian. F. Metodologi Penelitian 1. Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang bahwa realitas sosial adalah hasil dari konstruksi sosial. Paradigma konstruktivisme menyatakan bahwa individu secara berkala menciptakan struktur sosial melalui aksi dan interaksi mereka. Karenanya, tidak terdapat kebenaran abstrak tau realitas karena realitas ada hanya ketika orang yang menciptakannya bersama-sama.15 Penggunaan paradigma ini dimaksudkan untuk menjelaskan realitas yang diciptakan oleh individu melalui film Bad Genius.

15 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 12

12

2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti ingin menekankan pada makna, penalaran dan penafsiran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menggunakan data sebaik mungkin sehingga mampu menjelaskan keterangan-ketarangan yang bersifat analitis, kategoris dan fleksibel. Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan data-data empiris untuk memberikan makna kejujuran yang ingin disampaikan dalam film Bad Genius. 3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini yaitu film Bad Genius, sedangkan objek penelitiannya adalah dialog dan adegan visual dari Film Bad Genius. 4. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis semiotika. Semiotika dan komunikasi merupakan bidang yang berbagi wilayah metodologis dan teori yang sama, ilmu komunikasi lebih memfokuskan diri pada studi teknis mengenai cara pesan ditransmisi. Semiotika lebih memerhatikan makna pesan dan cara pesan disampaikan melalui tanda-tanda.16

16 Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) h. 15

13

Penelitian ini menggunakan perspektif semiotika dari Charles S Peirce. Menurut perspektif Charles S Peirce tanda dibagi menjadi 3 bagian utama yang menjadi fokus penelitian ini yaitu ikon, indeks dan simbol. Dalam pengertian umum, ikon adalah tanda yang memiliki kesamaan rupa dan fungsi dengan objek yang diwakili. Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan objek yang diwakili. Simbol adalah tanda yang terbentuk dari konvensi masyarakat atau kelompok tertentu. Untuk menganalisis ketiga tanda di atas, penulis menggunakan teknik non-probability sampling dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010) purposive sampling adalah penentuan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh lebih representatif.17 Oleh karena itu, penentuan sampel adegan yang dipilih adalah berdasarkan adegan yang memiliki unsur kejujuran dan kebohongan. 5. Unit Analisis Menurut Suprayogo dan Tobroni (2001:48), unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis suatu penelitian

17 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta: 2010) h.122

14

dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, dan waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya.18 Berdasarkan judul penelitian, Unit analisis dalam penelitian yaitu pesan moral dalam film Bad Genius. Dimensi-dimensi yang digunakan untuk membantu penulis menentukan unit analisis yaitu diamati dari dialog, cara pengambilan keputusan pemain, pola pikir pemain, sikap pemain dalam merepresentasikan kejujuran dan ketidakjujuran. Selain itu, unit pengamatan atau unit observasi adalah satuan digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang karakteristiknya akan diperiksa. Dalam penelitian kualitatif disebut informan.19 Unit observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah potongan- potongan adegan film yang mengandung tanda berupa ikon, indeks dan simbol yang muncul dalam film Bad Genius. 6. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan objek, tujuan dan masalah yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Dokumentasi Teknik pengumpulan data pertama yang digunakan penulis adalah dokumentasi. Dokumentasi

18 Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama (Bandung:Remaja Rosdakarya) h. 48 19 Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, h. 50

15

yang dapat menjadi bahan peneliti dalam pengumpulan data terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Data Primer Data primer yang menjadi acuan dalam penelitian ini berupa film Bad Genius yang didapatkan dari aplikasi video streaming VIU. Penulis menonton film, lalu memotong film menjadi beberapa adegan yang akan digunakan sebagai bahan analisis data. Kemudian, mengelompokkan adegan berdasarkan teknik purposive sampling yang telah ditentukan penulis untuk mempermudah dalam proses menganalisis data. 2) Data sekunder Peneliti juga mencari referensi lain berupa literatur seperti artikel-artikel dari internet yang berkaitan dengan film Bad Genius. Artikel tersebut digunakan untuk melengkapi bagian penelitian pada bab III yang menjabarkan data rumah produksi film, biografi pemeran karakter film dan prestasi yang didapatkan film Bad Genius. b. Studi Kepustakaan Peneliti melakukan studi kepustakaan dengan buku-buku yang berkaitan dengan ilmu komunikasi, komunikasi massa khususnya film, analisis semiotika Charles S Peirce baik buku primer maupun sekunder, serta hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang juga memiliki kesamaan objek penelitian dan

16

kesamaan teori semiotika dari Charles S Peirce dalam mengkaji film. 7. Teknik Analisis data Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus- menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul. 20 Tahap pertam, reduksi data berarti merangkum, penulis mengunduh film Bad Genius dari aplikasi video streaming VIU. Kemudian penulis menonton film untuk memilih adegan-adegan yang memiliki pesan moral kejujuran. Penulis menganalisis tanda ikon, indeks dan simbol yang muncul dalam setiap adegan yang telah dipilih serta mencari keterkaitan tanda dengan pesan moral kejujuran. Tahap kedua, penyajian data dilakukan dengan uraian singkat mengenai temuan data-data film berupa sinopsis, banyaknya adegan, durasi, serta menggunakan tabel untuk menampilkan potongan gambar dari film yang telah dipilih. Penyajian data juga dilakukan dengan bentuk teks naratif mengenai tanda ikon, indeks dan simbol yang muncul. Hal ini dilakukan agar penulis maupun pembaca dapat memahami hasil penelitian dengan baik.

20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 243-252

17

Tahap ketiga, penarikan kesimpulan dimulai saat data terkumpul yang akan diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan dari rumusan masalah yang telah disusun. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Charles S Peirce. Teknik analisis Charles S Peirce akan dibedah melalui 3 tanda yaitu ikon, indeks, simbol pada adegan yang dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan penulis. G. Sistematika Penulisan Penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini terdiri dari enam bab dan masing-masing bab memiliki sub-bab sebagai berikut. BAB I: PENDAHULUAN Bab I terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, paradigma penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, pengumpulan data, analisis data dan sistematika penulisan. BAB II: KAJIAN PUSTAKA Bab II peneliti memaparkan mengenai tinjauan umum mengenai film, sejarah dan perkembangan film, struktur film, klasifikasi film. Kemudian terdapat juga tinjauan mengenai semiotika, konsep semiotika dari Charles S Peirce, serta tinjauan umum mengenai pesan, moral dan kejujuran. BAB III: GAMBARAN UMUM FILM BAD GENIUS Bab III ini menggambarkan secara umum mengenai film Bad Genius karya Nattawut Poonpiriya, terdiri dari

18

biografi Nattawut Poonpiriya dan karya-karyanya, penghargaan yang diraih film Bad Genius, profil pemain serta sinopsis film. BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Bab IV ini menjabarkan hasil temuan penelitian dari data film berupa potongan adegan film, audio dan temuan tanda dalam adegan. BAB V: PEMBAHASAN Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang, teori, dan rumusan masalah. BAB VI: PENUTUP Bagian ini berisi uraian yang terkait kesimpulan, dan saran sehingga membuat manfaat praktis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengetian Semiotika Semiotika dan komunikasi merupakan bidang yang berbagi wilayah metodologis dan teori yang sama, ilmu komunikasi lebih memfokuskan diri pada studi teknis mengenai cara pesan ditransmisi. Semiotika lebih memerhatikan makna pesan dan cara pesan disampaikan melalui tanda-tanda.1 Semiotika berasal dari kata Yunani semieon yang berarti “tanda” atau “sign” dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal dan sebagainya.2 Tokoh yang mengembangkan ilmu semiotika yakni Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Peirce. Keduanya memiliki latar belakang yang berbeda dan mengembangkan secara terpisah. Saussure mengembangkan semiotika di Eropa sedangkan Peirce berlatar belakang filsafat mengembangkan semiotika di Amerika.3

1 Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) h. 15 2 Heru Effendy, Membuat Film: Panduan Menjadi Produser (Jakarta: Pustaka Confident, 2008) cet ke-6, h. 149 3 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna Pada Karya Desain Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2008) h. 11

19

20

Peirce dan Saussure menjelaskan semiotika dengan cara berbeda. Peirce membagi 3 kategori tanda yaitu reprasentamen, objek dan interpretan yang disbeut model triadik. Oleh karenanya, Peirce memiliki konsep semiotika pragmatis. Konsep semiotika menurut Peirce bukan hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda melainkan apapun yang terkait dengan pikiran manusia. Sedangkan Saussure sebagai ahli bahasa terfokus pada simbol karena menurutnya kata-kata merupakan simbol. Hal inilah yang membuat Saussure menjadi pakar strukturalis. Saussure membagi tanda menjadi dua aspek yang disebut signifier dan signified. Pakar strukturalis melihat tanda sebagai suatu yang terstruktur.4 Semiotika kerap kali disebut semiologi, dalam buku Handbook of Semiotics (Winfried Noth: 1990), “The manjor to the term semiotics has been semiology. These two terms used to be identified with “two traditions” of semiotics. The linguiSAT tradition from Saussure to Hjemslev and Barthes was usually defined as semiology. The general theory of signs in the tradition of Peirce and Morris was called semiotics. Today, semiotic is generally accepted as a synonym of semilogy.”5 Semiotika dan semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa yang dikembangkan oleh Fedinand Saussure hingga Barthes, sedangkan

4 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamka Sosial Budaya (Depok, Komunitas Bambu, 2014) h. 15 5 Winfried Noth, Handbook of Semiotics (United State of America: Indiana University Press, 1990) h. 13

21

semiotika lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika yang dikembangkan oleh Charles S Peirce dan Morris. Semiotika pada dasarnya merupakan studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sesuatu yang bermakna. Daniel Chandler, mengatakan semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika mengeksplorasi bagaimana makna yang terbangun oleh teks telah diperoleh melalui penataan tanda.6 Menurut Peirce, semiotika adalah the doctrine of essential nature and fundamental varieties of possible semiosis.”7 Sementara bagi Ferdinand De Saussure semiologi adalah ilmu umum tentang tanda, “suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat” (a science that studies the life of signs within societies). Dengan demikian, bagi Peirce semiotika adalah sebuah cabang dari filsafat; sedangkan bagi Saussure semilogi adalah bagian dari disiplin ilmu psikologi sosial.8 Bagi Peirce penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika.

6 Nawiroh. Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor: Gh.alia Indonesia, 2015) h. 3 7 Winfried Noth, Handbook of Semiotics (United State of America: Indiana University Press, 1990) h. 42 8 Kris Budiman, Semiotika Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h. 3

22

Semiotika pada dasarnya untuk mempelajari bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Memaknai pada hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan. Secara sederhana semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem- sistem, atau aturan-aturan dan konvensi-konvensi yang mungkin tanda-tanda tersebut memiliki arti.9 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semiotika adalah memahami tanda-tanda yang ada di masyarakat baik berupa bahasa, simbol, sinyal, sikap, maupun teks sebagai salah satu alat yang memiliki makna dan maksud tertentu. Pada saat ini terdapat sembilan macam semiotika, yaitu:10 1. Semiotika analitik, yakni semiotika yang menganalisis sistem tanda. Peirce menyatakan bahwa semiotika berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang. 2. Semiotika deskriptif, yaitu semiotika yang memperhatikan sistem tanda yang kita alami sekarang.

9 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2006) cet ke-2, h. 261 10 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) h. 100-101

23

3. Semiotika faunal, yaitu semiotika yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. 4. Semiotika kultural, yaitu semiotika yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. 5. Semiotika naratif, yaitu semiotika yang menelaah tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan. 6. Semiotika natural, yaitu semiotika yang menelaah tanda yang dihasilkan alam. 7. Semiotika normatif, yaitu semiotika yang menelaah sistem tanda yang dibuat manusia. Tanda itu berwujud norma-norma misalnya rambu lalu lintas. 8. Semiotika sosial, yaitu semiotika yang menelaah sistem tanda yang dihasilkan manusia. Tanda itu berwujud kata maupun lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kalimat. 9. Semiotika struktural, yaitu semiotika yang menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Pada penelitian ini menggunakan semiotika analitik yaitu sistem tanda yang dihasilkan manusia melalui media film. Tanda yang dihasilkan film melalui proses dialog, perilaku pemain maupun hal-hal lain digunakan untuk mewakilkan makna tertentu.

24

B. Semiotika Charles Sanders Peirce Charles Sanders Peirce adalah filsuf asal Amerika Serikat yang menggunakan istilah semiotika. Menurut Peirce semiotika adalah studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.11 Sebuah tanda atau representamen menurut Peirce adalah sesuatu bagi seseorang yang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal. kemudian mengacu pada objek tertentu. Antara reprasentamen dan objek memiliki makna yang disebut interpretan. Dengan demikian, Peirce menawarkan model triadik dalam mengurai tanda. Proses ini meliputi representamen. Tokoh-tokoh lain menyebutnya symbol (Langer), atau signifier (Saussure). Objek sebagai sesuatu yang direpresentasikan oleh tanda. Berikutnya adalah interpretan, istilah yang digunakan Peirce untuk makna sebuah tanda.12 Peirce menggolongkan tanda menjadi tiga titik dalam segitiga yang disebut juga sebagai signifikasi. Dengan demikian sebuh tanda atau reprasentamen

11 Nawiroh Vera. Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015) h. 2 12 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gitanyali, 2004) cet, ke-I, h. 43

25

memiliki relasi triadik dengan interpretan dan objeknya.13 Pemaknaan tanda melalui kaitan antara representamen dan objek didasari oleh pemikiran bahwa objek tidak selalu sama dengan realitas yang diberikan representamen. Objek timbul karena pengalaman makna pada tanda. (Merrell 2000: 28). Tanda menurut Peirce adalah “something that represents something else.”14

Representamen

Interpretan Objek

Gambar 2.1 Teori Triadik Charles Sanders Peirce Peirce membagi tiga tahapan tanda, dimulai dari penyerapan aspek tanda atau reprasentamen melalui pancaindra. Tahap kedua, mengaitkan secara reprasentamen dengan pengalaman dalam kognisi manusia yang disebut objek. Tahap ketiga menafsirkan

13 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18 14 Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya (Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 9

26

objek sesuai dengan keinginannya yang disebut interpretan. 15

Dalam pendapat lain Peirce mengatakan sesuatu dapat disebut reprasentamen jika memenuhi 2 syarat, yaitu bisa dipersepsi dengan pancaindera maupun dengan pikiran atau perasaan dan berfungsi untuk mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan objek adalah sesutau yang dirujuk tanda, bisa berupa materi yang tertangkap panca- indera atau bisa bersifat imajiner. Objek juga dapat berupa representasi mental (sesuatu yang ada dalam pikiran), dapat juga berupa sesuatu yang nyata di luar tanda. (Peirce, 1931 & Silverman, 1983, dalam Chandler). Kemudian tahap ketiga yaitu interpretan lebih merujuk pada makna dari tanda. Sesuatu yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.16

Model segitiga Peirce memperlihatkan masing- masing titik dihubungkan oleh garis dengan dua arah, yang artinya setiap istilah dapat dipahami hanya dalam hubungan satu dengan yang lainnya. Peirce menggunakan istilah yang berbeda untuk menjelaskan fungsi tanda, baginya adalah proses konseptual, terus berlangsung dan tidak terbatas. Hal ini yang disebutnya sebagai semiosis

15 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012) h. 115 16 Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015) h. 21

27

tak terbatas. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

Jadi, penulis menyimpulkan reprasentamen (tanda) merupakan sesuatu yang dapat ditangkap pancaindera. Proses saat melihat, mendengar, menyium dan menyentuh sesuatu mengingatkan kita pada hal lain yang serupa maupun berkaitan. Kemudian sesuatu hal itu diingat dalam pengetahuan dan pengalaman kita disebut sebagai objek tanda. Tahap terakhir adalah penafsiran suatu hal yang ditangkap pancaindera sesuai dengan pengalaman sendiri maupun sesuai dengan konvensi masyarakat.

Model triadik yang ditawarkan Peirce membentuk segitiga yang masing-masing terhubung oleh garis lurus. Artinya ketiga komponen tanda itu terus terhubung tanpa terputus. Diawali dengan reprasentamen, objek dan interpretan. Kemudian interpretan itu dapat berulang menjadi representamen yang tiada akhir. Hal ini disebut semiosis Peirce.

Peirce membagi tanda menjadi 3 model utama yaitu, ikon, indeks dan simbol. Ketiganya meupakan tanda yang menjadi dasar Peirce untuk menguraikan makna tanda- tanda. Untuk membedakan ketiga tanda tersebut penulis memberikan contoh untuk masing-masing tanda sebagai berikut.

28

Pertama, ikon dalam beberapa hal tanda menyerupai objeknya, tanda itu kelihatan atau kedengarannya menyerupai objekya.17 Selain itu, ikon adalah tanda yang mirip dengan referennya dengan cara tertentu termasuk kata-kata onomatopoenik seperti tik, tok, dor, adalah ikon vokal.18 Dalam buku Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya (Benny H Hoed, 2014) dikatakan ikon adalah kategori tanda yang reprasentamennya memiliki keserupaan identitas dengan objek yang ada dalam kognisi manusia yang bersangkutan. Contohnya adalah lukisan atau foto. Foto kerbau adalah ikon kerbau yang ada dalam pikiran orang tersebut.19

Jadi penulis menyimpulkan ikon adalah sebuah tanda yang serupa atau mirip dengan objek aslinya berdasarkan pengalaman manusia yang melihatnya. Contoh dalam film adalah siswa merupakan ikon karena menggambarkan aktivitas dan fungsi sebagai siswa, seperti memakai seragam, pergi ke sekolah, belajar dan sebagainya.

17 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h. 70-71 18 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra,2010) h. 48 19 Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya (Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 10

29

Kedua, Indeks ada hubungan langsung antara tanda dan objeknya, keduanya benar-benar terkait.20 Selain itu, indeks merupakan tanda tidak sama dengan objek yang ditunjuknya tetapi hanya mengidentifikasi atau menunjukkan keberadaan benda tersebut.21 Kemudian indeks juga diartikan sebagai tanda yang berhubungan dengan objeknya bersifat kausal atau kontinyu. Contohnya apabila seseorang merogoh kantong untuk mencari kunci (sign) lalu ia meraba-raba dan langsung mengenali bentuk kunci tanpa melihatnya, maka pengenalan tanda itu bersifat kontinguitas.22 Indeks juga berarti memiliki kerterkaitan fenomenal atau eksistensial antara tanda dan objeknya. Hubungannya bersifat kongkret, aktual atau kausal.23

Penulis menyimpulkan bahwa indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan dengan objek yang dituju. Keterkaitan itu dapat berupa hubungan saling memperngaruhi, sebab-akibat maupun hubungan kelanjutan atau kesinambungan yang sering kali mengaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Contoh dalam film adalah gerakan jari seorang siswa

20 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah. Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h. 70-71 21 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra,2010) h. 48 22 Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya (Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 10 23 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18

30

ditujukkan ke arah teman-temannya mengindekskan jawaban ujian (contekan).

Ketiga, simbol dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat bahwa simbol itu menunjukkan sesuatu.24 Simbol adalah tanda yang mewakili sesuatu yang proses penentuannya simbol itu tidak mengikuti aturan tertentu.25 Artinya penentuannya berdasarkan kesepakatan masyarakat. Selain itu, simbol berarti tanda yang maknanya diberikan berdasarkan konvensi masyarakat.26 Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensi sesuai kesepakatan sejumlah orang atau masyarakat. 27

Jadi penulis menyimpulkan bahwa simbol adalah tanda yang mewakili objeknya tetapi berdasarkan konvensi masyarakat atau kelompok tertentu. Konvensi masyarakat umum dapat berasal dari agama, adat istiadat, atau kebudayaan yang telah disepakati. Contoh dalam film adalah piala. Piala berfungsi sebagai penanda yang menyimbolkan siswa pintar atau menyimbolkan kemenangan. Hal ini karena hanya siswa yang berhasil

24 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah. Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h.71 25 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra,2010) h. 48 26 Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya (Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 10 27 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18

31

menjuarai suatu kompetisi yang bisa mendapatkan piala. Siswa yang bisa mengikuti kompetisi merupakan siswa pilihan yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang yang dilombakan. Hal ini telah disepakati masyarakat sehingga berlaku di semua lembaga pendidikan.

Selain ketiga model utama di atas, selanjutnya Peirce melebarkan konsep semiotika menjadi 9 tanda yang dikeolompokkan menjadi 3 trikotomi. Pada tingkatan trikotomi pertama terdapat qualisign, legisign dan sinsign. Di tahap selanjutnya ada trikotomi kedua terdapat ikon, indeks dan simbol. Pada trikotomi kedua ini memiliki pengertian dan fungsi yang sama dengan 3 model tanda utama (ikon, indeks dan simbol) telah dijelaskan di atas. Selanjutnya trikotomi ketiga terdapat rhema, decisign dan argumen. Masing-masing tanda memiliki fungsi yang memungkinkan adanya persamaan dalam memaknai suatu tanda. sebagai contoh semua tanda yang masuk dalam kategori legisign dapat pula menjadi simbol.

Beberapa klasifikasi tanda yang telah disebutkan yang paling komprehensif adalah taksonomi yang dikembangkan oleh Charles Peirce mengenai ketiga jenis tanda yang menjadi fokus utama yaitu ikon, indeks dan simbol. Ketiga model tanda tersebut merupakan klasifikasi yang memiliki relasi antara representamen dengan objeknya. Ketiga tanda itu sangat berguna dalam telaah tentang berbagai gejala budaya, seperti produk-

32

produk media. Dari berbagai kemungkinan persilangan antar tipe tanda dapat menghasilkan berpuluh-puluh kombinasi yang kompleks.28

Pemikiran penulis untuk memfokuskan terhadap tiga tanda saja didukung dengan penjelasan di dalam buku John Fiske. Dalam bukunya disebutkan bahwa Peirce membagi menjadi tiga tipe tanda yang menurutnya merupakan model yang sangat bermanfaat dan fundamental mengenai sifat tanda. Peirce menulis dalam buku itu:

“Setiap tanda ditentukan oleh objeknya, pertama tama dengan mengambil bagian dalam karakter objek, saya menyebut sebagai ikon. Kedua dengan menjadi nyata dan dalam eksistensi individualnya terkait dengan objek individualnya disebutnya indeks. Ketiga dengan kurang lebih mendekati kepastian bahwa tanda itu akan ditafsirkan sebagai mendenotasikan objek sebagai konsekuensi dari kebiasaan, saya menyebutnya simbol.”29

Berdasarkan penjelasan mengenai konsep semiotika Charles Sanders Peirce, penulis memutuskan untuk menganalisis tanda hanya menggunakan tiga tipe tanda yaitu ikon, indeks dan simbol. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan ketiga tipe tersebut sudah mampu untuk

28 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 19 29 John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h. 69

33

megurai makna yang terkandung dalam film (sign) dengan objeknya. Selain itu, untuk menguraikan pesan moral dalam film dengan adanya relasi tanda dan objeknya mempermudah peneliti dalam menganalisis. Ketiga tanda itu juga menjadi model utama dari keseluruhan konsep semiotika yang ditawarkan Peirce.

C. Pesan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan diartikan sebagai perintah, nasihat, permintaan, dan amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain. 30 Onong Uchana Effendy mengartikan pesan sebagai seperangkat lambang bermakna disampaikan komunikator. Lambang yang dimaksudkan disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang secara langsung menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.31 Pesan adalah suatu gagasan yang diterjemahkan dalam bentuk yang nyata yaitu melalui kode-kode yang disepakati menjadi bahasa yang bisa ditulis, sehingga bisa didokumentasikan.32

30 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) h. 761 31 Ulfa Wahyu Listiorini, Analisis Semiotika Pesan Moral Islami Dalam Komik Strip Si Bedil: Mantab Qolbu Karya Reyh.an Senja dan Seto Bule (Jakarta: UIN Jakarta, 2018) h. 25 32 Wiwit Wahyuning, dkk. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003) h. 74-75

34

Menurut Wilbur Schram terdapat empat kondisi pesan yang dapat membuat keberhasilan dalam komunikasi, yaitu:33 1. Pesan yang dirancang secara menarik 2. Pesan yang menggunakan simbol yang sama 3. Pesan membangkitkan kebutuhan khalayak 4. Pesan memberikan jalan keluar atau alternatif tindakan. Pesan merupakan hal penting sebagai jembatan komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Oleh karena itu, penyampaian pesan harus disampaikan melalui media dan cara yang tepat. D. Moral Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang artinya adat istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku, kelakuan. Dan “mores” yang artinya adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, cara hidup. Moral dapat diartikan sebagai sarana untuk mengukur benar-tidaknya atau baik-tidaknya tindakan manusia. Moral adalah istilah yang digunakan untuk batas- batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan baik atau buruk dan benar atau salah.34

33 A.S Haris Sumadiria, Sosiologi Komunikasi Massa (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014) h. 117 34 Damanhuri, Akhlak: Perspektif Tasawuf Syekh Abdurrauf As-Singkili (Jakarta: Lectura Press, 2014) h.40

35

Moral adalah nilai-nilai yang berlaku di lingkungan sosial untuk mengatur tingkah laku seseorang. Pada hakikatnya, moral adalah sesuatu yang tinggi nilainya, yang menjadi tolak ukur dalam kehidupan bermasyarakat, sikap bagaimana berprilaku, berucap sesuai dengan norma-norma atau kaidah kemasyarakatan yang berlaku.35 Sudirman Tebba mengartikan moral sebagai ajaran- ajaran, wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan- patokan, kumpulan peraturan, ketetapan lisan atau tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.36 Berdasarkan definisi moral di atas, moral adalah ajaran atau nasihat yang berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh di lingkungan sosial berupa takaran baik dan buruk agar seseorang memiliki perilaku yang sesuai dengan norma masayarakat. Ukuran moral dibagi menjadi dua, yaitu objektif dan subjektif. Ukuran subjektif berasal dari hati nurani dan ukuran objektif berasal dari norma. Salah satu wujud hasil yang diharapkan dalam penanaman moral adalah keutamaan moral. Keutamaan moral adalah kemampuan yang dicapai oleh seseorang untuk bersikap batin maupun berbuat secara benar. Misalnya kerendahan hati,

35 Cyrus T. Lalompoh & Kartini Ester Lalompoh, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Keagamaan Bagi Anak Usia Dini (Jakarta: PT. Grasindo, 2017) h. 49-50 36 Sudirman Tebba, Etika dan Tasawuf Jawa: Untuk Memeroleh Ketenangan Hati (Ciputat: Penerbit Pustaka IrVan, 2007) h. 11

36

kepercayaan pada orang lain, kejujuran, keadilan, penuh kasih, dan sebagainya.37 Dalam perkembangan selanjutnya, istilah moral sering didahului dengan kata kesadaran, sehingga menjadi istilah kesadaran moral. Ahmad Charris Zubair mengatakan bahwa kesadaran moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila, dan perbuatannya selalu sesuai dengan norma yang berlaku.38 Orang-orang yang memiliki kesadaran moral akan senantiasa berbuat dan berkata jujur. Kesadaran moral juga memiliki kaitan dengan hati nurani. Moral menyangkut kebaikan. Orang yang tidak baik dapat dikatakan tidak bermoral, maka moral dapat disamakan dengan kebaikan orang atau kebaikan manusiawi.39 Pengajaran moral berasal dari berbagai sumber seperti agama (Islam, kristen, Hindu, Buddha), adat istiadat, bisa dari negara berupa pendidikan moral sesuai dengan Pancasila, dan berasal dari ideologi lainnya.40 Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang hidup tanpa sistem pengajaran moral.

37 Maulidah Khaerani, Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Animasi Pinocchio (Ciputat: UIN Jakarta, 2016) h. 28 38 Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika (Jakarta: Rajawali Press, 1980) h. 54-55 39 Al. Purwa Hadiwardoyo MSF, Moral dan Masalahnya (Yogyakarta: Kanisius, 1999) h.19 40 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis (Jakarta: Penerbit Plus, 2012) h. 75

37

Moral memiliki hubungan dengan nilai Islam. Hal ini dikarenakan moral tumbuh dalam lingkungan masyarakat tertentu. Apabila tumbuh dalam masyarakat Islam maka munculah moral Islam yang tidak lepas dari kebiasaan beragama umatnya yang berasal dari Allah SWT. Adapun karakteristik moral Islam yaitu:41 1. Sebuah Moral yang Beralasan dan Dapat Dipahami Dalam hal ini Islam selalu bersandarakan pada penilaian yang logis dan alasan yang dapat diterima akal yang lurus dan naluri yang sehat untuk menjelaskan kebaikan sebagai perintah-Nya dan keburukan sebagai larangan-Nya. 2. Moral yang Universal Semua bangsa dan umat manusia adalah sama di hadapan moral Islam yang universal. 3. Kesesuaian dengan Fitrah Moral Islam datang membawa apa yang sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia serta menyempurnakannya. 4. Memerhatikan Realita Realita sesuai dengan kondisi manusia yang memiliki dorongan nafsu, cita-cita, memiliki

41 Yusuf Qardhawy, Pengantar Kajian Islam Studi Analistik Konprhensif Tentang Pilar-pilar Substansi, Karakteristik, Tujuan, dan Acuan Ajaran Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997) h. 129

38

kebutuhan sebagaimana memiliki kerinduan kepada Allah SWT yang mengangkat derajat mereka 5. Moral Positif Tidak merelakan orang yang telah berhias moral Islam untuk berjalan mengikuti trend sosial atau bersikap lemah dalam menghadapi peristiwa yang mengendalikan hidupnya seperti bulu berterbangan tertiup angin. 6. Komprhensif Moral Islam tidak hanya berkisar pada ritua-ritual ibadah saja. 7. Tazawun (keseimbangan) Menggabungkan antara sesuatu dengan kebalikannya dengan penuh keserasian dan keharmonisan tanpa sikap lebih maupun pengurangan. Moral memiliki kesamaan kedudukan dengan istilah akhlak dan etika yang mengajarkan kebaikan dan keburukan tingkah laku seseorang dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Perbedaannya terletak pada sumber yang membentuknya. Moral berasal dari kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat tertentu. Etika berasal dari hasil pemikiran akal manusia (rasio) untuk membedakan baik dan buruk. Biasanya etika berlaku secara universal karena hasil kerja akal manusia cenderung sama dengan manusia lain, sedangkan moral bersifat lokal yang seringkali dibatasi kultur yang berbeda

39

antara suku bangsa. Sedangkan akhlak berupa aturan baik dan buruk yang berasal dari ajaran wahyu Tuhan sehingga bersifat transenden.42

E. Kejujuran Kejujuran berasal dari kata dasar jujur. Jujur secara etimologi berarti benar. Secara terminologi jujur berarti memberitahukan, menuturkan sesuatu dengan sebenarnya, sama dengan fakta kejadiannya baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dalam bahasa inggris jujur disebut honest. Honest berasal dari bahasa Latin honestus (honorable) atau honous (honor) didefinisikan sebagai tidak pernah menipu, berbohong atau melawan hukum (never cheatting, lying, or breaking the law). Mereka berani menyatakan sikap secara transparan, terbebas dari segala penipuan dan kepalsuan, hatinya selalu bertindak lurus dan memiliki keberanian moral yang sangat kuat.43 Menurut Al-Ghazali jujur yang sempurna adalah menghilangkan sifar riya’ dalam diri. Jika kebenaran dan kejujuran sudah membudaya dalam masyarakat akan tercipta kehidupan yang rukun, damai dan aman.44 Imam Al-Qusairi berpendapat kata shadiq (orang yang jujur) berasal dari kata shidq (kejujuran). kata

42 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis..... h.17 43 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami (Jakarta: Gema Insani, 2002) h.81 44 Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Amzah, 2016) h. 201

40

shiddiq bentuk penekanan dari shadiq dan berarti orang yang didominasi kejujuran. Di dalam jiwa orang yang jujur terdapat komponen nilai rohani yang memantulkan berbagai sikap yang berpihak pada kebenaran dan moral yang terpuji.45 Kejujuran berasal dari dalam kalbu yang mengetuk dan membisikkan nilai moral luhur. Kejujuran bukan sebuah keterpaksaan, melainkan pangilan dari dalam diri, keterikatan. Orang yang jujur adalah orang yang memiliki integritas. Integritas adalah suatu sifat dasar yang dimiliki seseorang yang utuh dalam arti bahwa kepribadiannya tidak berkotak-kotak melainkan bahwa ia bersikap dan bertindak sebagai dirinya sendiri, konsekuen dan sama dari berbagai dimensi kehidupan menurut suatu pola kepribadian yang tidak memaksa untuk terus menerus menyembunyikan wajahnya yang sebenarnya. Jadi orang yang memiliki integrasi batinnya kuat, ia akan satu dalam sikap hati dan tindakan, orang tersebut tidak akan bohong, janjinya akan dapat dipercaya (Suseno, 1992). Tindakan berintegritas moral harus mengacu kepada prinsip dan nilai moral yang objektif, terlepas dari kerangka individu, sosial, maupun organisasi. Obyektivitas prinsip dan nilai moral itu mengandaikan bahwa prinsip dan nilai moral itu berada terlepas dari kesadaran manusia sehingga eksistensinya berdiri secara

45 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, h.80

41

otonom dari eksistensi manusia. Kejujuran terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Jujur dalam Niat Mendasarkan amal perbuatan dengan ikhlas. Meluruskan niat semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT. 2. Jujur dalam Ucapan Meluruskan lisan dengan ucapan-ucapan, sebagaimana lurusnya tangkai pada batang pohon. Artinya mengatakan yang sebenarnya tanpa dikurangi atau dilebihkan. 3. Jujur dalam Perbuatan Ucapan-ucapan seseorang harus sejalan dengan perbuatan dan tindakannya baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Tindakan yang menyimpang dari nilai rohani kejujurannya disebut kebohongan yang menjadi lawan kata jujur. Tindakan menyimpang dari kejujuran artinya mengkhianati diri dan keyakinannya sendiri. Orang yang tidak jujur artinya menipu dirinya sendiri di hadapan Allah SWT. F. Film 1. Pengertian Film Film adalah media komunikasi yang bersifat audiovisual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat

42

tertentu.46 Pesan film dalam komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung misi dari film tersebut. Namun, pesan dalam film dapat mencakup berbagai pesan, baik pendidikan, hiburan, dan informasi. Pesan yang disampaikan dalam film adalah suatu mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya. Menurut Arifin, film adalah media publik yang bersifat audiovisual, memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi publik atau khalayak. Gambar hidup yang disajikan oleh film memiliki kecenderungan yang unik dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.47 Definisi film menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 menyatakan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Pranata sendiri berasal dari kata jawa “nata” yang artinya menata. Artinya film memiliki fungsi untuk mempengaruhi orang, baik bersifat negatif ataupun positif bergantung dari pengalaman dan pengetahua individu.48

46 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: Alumni, 1986) h. 134 47 Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, Cet I (Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2011) h. 160 48 Anton Mabruri, Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Drama (Jakarta: Grasindo, 2013) h. 2-3

43

Van Zoest mengatakan, bahwa film menuturkan ceritanya dengan cara khususnya sendiri. kekhususan film adalah mediumnya, cara pembuatannya dengan kamera dan pertunjukkannya dengan proyektor dan layar. Film tak berbeda jauh dengan televisi. Namun, film dan televisi memiliki bahasa sendiri dengan sintaksis dan bahasa yang berbeda. Tata bahasa sendiri itu terdiri dari unsur yang akrab, seperti cut, close up, two shot,long shot, zoom in, zoom out, fade, slow motion, special effect.49 Beberapa kegiatan seperti dakwah, pendidikan dan lain-lain kini banyak menggunakan film sebagai alat bantu untuk memberikan penjelasan yang dikemas secara apik. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan komunikator dalam penyampaian pesan. Film menjadi media yang banyak digunakan dalam suatu kepentingan tertentu karena memudahkan proses komunikasi antara komunikator dan komunikan. 2. Jenis-Jenis Film Secara umum film dibagi menjadi tiga jenis, yakni film dokumenter, fiksi dan eksperimental. Berikut penjelasan ketiga jenis film tersebut.50 1) Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Kunci utama dalam film dokumenter adalah fakta. Istilah dokumneter

49 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) h. 131 50 Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: H.omerian Pustaka, 2008) h. 4

44

pertama kali digunakan pada film Moana (1926) dan Robert Flaherty. Film dokumenter menampilkan kembali fakta dalam kehidupan. 2) Film fiksi adalah film yang menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata, terikat oleh plot dan memiliki rangkaian adegan yang sudah di rancang dari awal. Film fiksi memiliki daya tarik tersendiri karena dapat menggabungkan kenyataan dan khayalan. Cerita fiksi memiliki dua skema yakni nyata dan abstrak, sebab film fiksi menginginkan unsur ketegangan dan unsur keindahan dalam sebuah film.51 3) Film eksperimental adalah jenis film yang tidak memiliki plot, namun tetap memiliki struktur. Biasanya struktur yang terkandung dalam film eksperimental dipengaruhi oleh insting objektif sineas, seperti gagasan, ide, serta pengalaman batin mereka. Film eksperimental biasanya bersifat abstrak dan sulit dipahami. Hal ini dikarenakan mereka menggunakan simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan film Bad Genius termasuk dalam film jenis fiksi. Hal ini dikarenakan alur cerita bukan merupakan kejadian nyata, hanya ide cerita saja yang terinspirasi dari kejadian nyata.

51 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 6

45

3. Klasifikasi Film Klasifikasi film atau genre dalam film berawal dari klasifikasi drama yang lahir pada abad XVIII. Klasifikasi itu muncul atas jenis stereotip manusia dan tanggapan manusia atas hidup dan kehidupan. Ada beberapa naskah drama yang hadir pada saat itu, diantaranya, lelucon, banyolan, komedisentimental, opera balada, komedi tinggi, tragedi borjois dan tragedi neoklasik. Selanjutnya tragedi tersebut dibagi menjadi empat jenis, yaitu tragedi (duka cita), komedi, melodrama dan dagelan. 52 Seiring dengan perkembangan dunia perfilman, genre dalam film mengalami sedikti perubahan. Namun, tidak menghilangkan keaslian bentuk awalnya. Sejauh ini diklasifikasikan menjadi 5 jenis yaitu53 1) Komedi, film yang mendeskripsikan kelucuan, kebanyolan pemainnya. Sehingga alur cerita film tidak kaku, hambar, hampa, ada bumbu kejenakaan yang membuat penonton tidak bosan. 2) Drama, film yang menggambarkan realita kehidupan manusia. Dalam film drama alurnya terkadang dapat membuat penonton tersenyum, sedih dan menangis. 3) Horor, film beraroma mistis, alam gaib dan supranatural. Alur ceritanya dapat membuat jantung

52 Rizky Akmalsyah., Analisis Semiotika Film A Mighty Heart (Jakarta: UIN Jakarta, 2010) h. 13 53 Ekky Iman Jaya, Why Not: Remaja Doyan Nonton (Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa, 2004) h. 104

46

penontonnya berdegup kencang, menegangkan, berteriak histeris. 4) Musikal, alur ceritanya yang penuh nuansa musik. Alur ceritanya sama seperti drama, hanya saja dalam beberapa adegannya pemain bernyanyi, berdansa, bahkan beberapa dialog menggunakan musik (seperti bernyanyi). 5) Laga (action), film yang dipenuhi aksi perkelahian, tembak-tembakan, kejar-kejaran dan adegan-adegan berbahaya yang mendebarkan. Alur ceritanya sedehana, hanya saja menjadi luar biasa setelah dibumbui adegan-adegan yang membuat penonton tidak beranjak dari kursi. Film Bad Genius termasuk dalam klasifikasi film drama, thriller. Hal ini karena setiap gambar dan cerita sangat erat dengan realita kehidupan remaja sekolah tingkat akhir. Hanya saja ditambahkan unsur ketegangan dalam cerita yang masuk dalam kategori thriller.

4. Makna Warna dalam Film Film merupakan media penyampaian pesan-pesan yang cukup efektif. Pesan disampaikan dapat melalui berbagai hal seperti dialog, sikap pemain, pola pikir, suasana adegan, bahkan komunikasi nonverbal seperti gerak tubuh, mimik wajah dan warna yang ditampilkan. Warna menjadi salah satu representasi pesan bisa juga menjadi konotasi yang dipakai untuk menyimbolkan

47

sederetan suasana atau mood yang ingin disampaikan sutarada ke penonton.Warna juga bisa memperlihatkan karakter pemainnya. Sebagaimana diungkapkan oleh Barker (1954).

Tabel 2.154 Suasana Hati yang diasosiasikan Warna Suasana Hati Warna Aman, Nyaman Biru Tertekan, terganggu, bingung Oranye Lembut, menenangkan Biru Melindungi, Mempertahankan Merah, coklat, hitam Sangat sedih, patah hati, tidak Hitam, coklat bahagia Kalem, damai, tentram Biru, hijau Berwibawa, agung Ungu Menyenagkan, riang, gembira Kuning Menantang, melawan, memusuhi Merah, oranye Berkuasa, kuat, bagus sekali hitam

G. Kerangka Berfikir Penelitian ini diawali dengan menganalisis adegan film Bad Genius yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penulis memilih adegan berdasarkan kriteria adegan yang mengandung pesan kejujuran dan ketidakjujuran. Adegan-adegan dipilih kemudian dianalisis menggunakan model utama semiotika Charles

54 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Aplikasi : Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 172-173

48

Sanders Peirce, yaitu ikon, indeks dan simbol. Agar penelitian ini memiliki arah yang pasti dan terstruktur sesuai dengan apa yang ingin dicapai berikut gambaran kerangka berpikir penelitian.

Analisis Semiotika Film Bad Genius

Semiotika Charles Sanders Peirce

Ikon Indeks Simbol

Pesan Moral Kejujuran Film Bad Genius

Sumber: Hasil olah pemikiran penulis

BAB III GAMBARAN UMUM FILM BAD GENIUS

A. Profil Film Bad Genius Bad Genius dalam bahasa Thailand berjudul Chalard Games Goeng merupakan film bergenre drama, thriller dengan durasi 02:09:51 detik. Diproduksi oleh GDH 559, Jorkwang Film dan didistribusikan oleh Golden Village Film, Purple Media Enterprises. Tempat pembuatan film berada di Bangkok, Thailand dan di Sydney, Australia dengan menggunakan bahasa utama Thailand dan bahasa Inggris di beberapa adegan.

Film yang dirilis pada 3 Mei 2017 di Thailand disutradarai oleh Nattawut Poonpiriya terinspirasi dari kejadian nyata skandal bocornya soal ujian Scholastic Assessment Test (SAT) di beberapa negara. SAT merupakan ujian berbasis internasional untuk menguji pengetahuan umum dan diadakan untuk siswa di penjuru dunia yang ingin mengambil program sarjana di Amerika Serikat.1

Bad Genius berhasil menjadi salah satu film Thailand tersukses sepanjang sejarah dan mendapat begitu banyak perhatian dari penjuru dunia. Sang sutradara Nattawut Poonpiriya berusaha untuk meghubungkan cerita dengan realitas dan kondisi siswa pada saat ini. Film ini

1 Film Bad Genius pada durasi 00:00:57

49

50

membutuhkan waktu dua tahun untuk proses pra-produksi, produksi dan pasca produksi hingga rilis. Film yang menceritakan empat tokoh utama yang memiliki latar belakang karakter berbeda bersatu untuk mendapatkan nilai sempuran dan mengumpulkan uang. Oleh karena itu, film ini memiliki slogan,“genius students with one mission, turning exam answers into millions.”

Gambar 3.1 Poster Film Bad Genius

Film Bad Genius tayang di beberapa negara Asia seperti di Kamboja, Malaysia dan Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan Cina. Film Bad Genius menjadi film Thailand yang berhasil menembus pasar perfilman dunia. Film karya sutradara Nattawut Poonpiriya ini menjadi film pertama Asia Tenggara yang tayang di ajang New York Asian Film Festival dan meraih berbagai penghargaan. 2

2 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB

51

Bad Genius brhasil mendapatkan berbagai penghargaan seperti Best Picture-Thriller Features dari Austin FantaSAT Festival. Film ini juga meraih penghargaan Best Film, Best Asian Feature, dan Most Innovative Feature Film dari Fantasia International Film Festival 2017. Sang sutradara juga memeroleh penghargaan Best Director dari Fantasia International Film Festival. Kemudian menjadi Best Feature di New York Asian Film Festival 2017. Pemeran utama Bad Genius yaitu Chutimon Chuengcharoensukying juga memeroleh penghargaan Best Rising Award di New York Asian Film Festival 2017 untuk debut film pertamanya ini.3

Alur cerita film Bad Genius mampu membuat emosi penonton naik dan turun. Film Bad Genius memiliki penghasilan film Thailand tertinggi yaitu lebih dari 100 juta baht atau sekitar 3 juta dolar Amerika. Film ini juga mendapatkan profit 42 juta dolar Amerika di seluruh dunia. Bad Genius menjadi film box office di Kamboja, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan Cina.4

3 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB 4https://www.bangkokpost.com/th.ailand/special- reports/1477937/journey-to-th.e-top pada 3 Juli 2019 pada pukul 21.00 WIB

52

B. Sinopsis Film Berita kebocoran soal tes SAT telah terjadi di beberapa negara Asia. Asosiasi yang mengadakan tes SAT telah menemukan bukti adanya kecurangan dan kebocoran soal ujian. Investigasi lebih lanjut sedang ditunda. Film di awali dengan Lynn sebagai pemeran utama yang berada di sebuah ruang interogasi atas tuduhan pelaku kecurangan dalam tes SAT. Ia mengaku ujian SAT bukanlah di luar kemampuannya. Berkisah tentang seorang anak SMA jenius bernama Lynn berasal dari keluarga sederhana. Remaja SMA yang terlampau jenius dalam logika matematika, mengingat, dan ahli bermain piano. Karena kemampuan ini pula, dia berhasil mempengaruhi kepala salah satu sekolah prestisius bernama Sarinrat Thomas di Thailand, untuk menerima Lynn sebagai murid beasiswa. Kehidupan baru sekolah Lynn dimulai saat bertemu Grace yang menjadi sahabat barunya. Grace adalah siswa yang tidak cukup pintar. Oleh karena itu, Ia selalu mengandalkan Lynn untuk memeroleh jawaban benar dalam ujian. Berkat bantuan Lynn, Grace berhasil lulus dalam berbagai ulangan. Menurut Grace, nilai pelajaran adalah faktor penting yang harus ia kejar. Ia sangat mendambakan nilai sempurna agar karir masa depannya berjalan sebaik nilai sekolahnya. Grace memiliki pacar bernama Pat. Begitu juga Pat, ia tidak begitu pintar yang mendambakan nilai yang sempurna karena tuntutn orang tuanya yang keras. Pat melihat

53

keberhasilan Lynn dalam meningkatkan nilai Grace sehingga Pat membujuk Lynn untuk mau berbagi jawaban benar dalam ujian dengan imbalan 3000 baht atau 1.2 juta rupiah untuk satu mata pelajaran. Awalnya, Lynn tidak tergoda karena beasiswa yang mengikatnya. Namun, Lynn mulai berpikir realistis tentang kehidupannya yang tidak seberuntung Pat dan Grace dalam hal ekonomi. Pada akhirnya Lynn setuju dan membuat kesepakatan dengan Pat. Lynn dihadapkan pada dilema yang berat. Satu sisi ia tidak ingin berbuat curang, namun di sisi lain ia juga ingin memeroleh uang agar tidak membebani ayahnya. Ia juga memiliki impian untuk melanjutkan pendidikan di Amerika. Lynn selama ini hanya tinggal dengan ayahnya. Orang tuanya bercerai saat Lynn masih bayi dan ia pun baru mengetahuinya saat SMA. Kekecewaan terhadap ayahnya membuatnya semakin yakin untuk melakukan bisnis contekan yang ditawarkan Pat. Lynn membuat kode kunci jawaban dari hobinya bermain piano. Sehari sebelum ujian, Lynn mengundang teman-temannya ke rumah untuk melakukan kesepakatan dan aturan untuk ujian esok hari. Ia menggunakan empat lagu untuk mewakili jawaban ujian. Hari ujian pun tiba, terdapat lima siswa yang terdaftar dalam kesepakatan dengan Lynn termasuk Pat dan Grace. Lynn mulai membagikan kunci jawaban 15 menit sebelum ujian berakhir. Hasilnya pun sangat memuaskan bagi

54

teman-teman Lynn yang bersepakat mendapatkan IPK rata- rata diatas tiga. Nilai itu adalah mustahil mereka dapatkan dalam ujian matematika. Keberhasilan bisnis contekan Lynn semakin lama tersebar luas di kalangan siswa yang berada di angkatan yang sama dengan Lynn yaitu kelas siswa kelas 10. Sekolah Lynn merupakan jenis sekolah prestisius yang notabene muridnya berasal dari keluarga kaya, maka banyak siswa yang rela membayar mahal demi mendapat nilai sempurna. Dalam bisnisnya, Lynn berhasil mendapat bayaran sebesar 234.000 Baht atau sekitar Rp108 juta. Harga yang begitu fantastis untuk Lynn yang masih berstatus pelajar dan berasal dari keluarga sederhana. Ia membelikan berbagai barang baru untuk ayahnya. Lynn mengaku pada ayahnya mendapat uang dari hasil jerih payahnya mengajar les piano. Lynn semakin bersemangat untuk menjalankan bisnis, hingga datang satu siswa baru bernama Bank. Ia siswa jenius juga seperti Lynn. Bank berasal dari latar belakang keluarga miskin yang hanya tinggal dengan ibunya. Karena Lynn mengetahui kejeniusan dan kelemahan Bank. Lynn mengajak Bank untuk bergabung dengan bisnisnya bersama Grace dan Pat. Dengan segala bujukan dan tawaran harga yang fantastis, Bank setuju untuk bergabung. Tidak berbeda dengan Lynn, Bank juga berpikir realistis di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi untuk meringankan beban ibunya yang bekerja keras membuka jasa mencuci baju.

55

Ujian demi ujian dilewati, keuntungan yang didapat Lynn semakin besar dan ia semakin bangga dengan ushanya. Sementara itu, Pat berencana melanjutkan kuliah di Boston karena tuntutan orang tuanya yang keras. Untuk mewujudkannya Grace dan Pat harus mengikuti ujian SAT. SAT (Scholastic Assessment Test) merupakan ujian berbasis internasional yang diadakan di berbagai negara di belahan dunia. (SAT) adalah ujian yang diperlukan jika seseorang ingin mendaftar program sarjana ke universitas di Amerika. Ujian yang diadakan enam kali dalam setahun terdiri dari dua bagian utama: Bahasa Inggris dan Matematika. Skor untuk lulus adalah 2400 dan skor aman adalah di atas 1600.5 Lynn dan Bank memiliki keinginan mengambil program sarjana di luar negeri tanpa membebankan keluarganya. Mereka sepakat untuk membuka bisnis kunci jawaban SAT untuk pelajar di Thailand. Rencana dan strategi Lynn susun dengan sedemikian rupa. Grace dan Pat bertugas untuk mencari klien siswa sebanyak. Kemudian, Lynn dan Bank bertugas mempelajari soal-soal tes SAT. Lynn dan Bank memutuskan pergi ke Sydney, Australia untuk mengikuti ujian SAT dengan memanfaatkan perbedaan waktu Sydney dan Thailand yang memungkinkan Lynn mengirimkan jawaban ujian ke Grace dan Pat yang berada di Thailand. Pengiriman kunci jawaban

5https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/university- applications/mengenal-ujian-sat/ pada 2 Juli 2019 pukul 15.30 WIB

56

menggunakan smartphone, kemudian Grace dan Pat akan mencetaknya pada barcode pensil 2B yang diperbolehkan untuk digunakan dalam tes. Namun, hal itu tidak berjalan sesuai yang direncakan Lynn. Bank tertangkap menggunakan handphone di toilet saat waktu istirahat. Lynn berhasil lolos dan kembali ke Thailand dengan perasaan menyesal. Hal ini membuat Lynn, Bank, Grace dan Pat dicurigai oleh Asosiasi yang bertanggung jawab atas ujian SAT dan mereka berempat dipanggil untuk diinterogasi. C. Pemeran Karakter Film Bad Genius Sutradara Nattawut Poonpiriya melakukan pendekatan personal untuk membangun rasa dan karakter yang diinginkan dalam pembuatan film Bad Genius. Penegasan tokoh dalam setiap alur diikuti dengan banyak karakter. Ada empat karakter utama yang menjadi sorotan dalam film Bad Genius. 1. Chutimon Chuengcharoensukying

Gambar 3.2 Chutimon Chuengcharoensukying6

6 https://www.instagram.com/aokbab pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 20.00 WIB

57

Chutimon Chuengcharoensukying dikenal dengan nama panggilan Aokbab yang memiliki arti mendesain dalam bahasa Thailand. Aokbab lahir pada pada 2 Februari 1996 di Bangkok, Thailand. Aokbab menunjukkan bakatnya di industri hiburan sejak berusia 15 tahun. Diawali dengan menjadi model salah satu agensi di Thailand. Ia mendapatkan kesempatan menjadi model pertama Thailand yang muncul di halaman depan majalah di Harper's Bazaar UK pada Oktober 2013 dalam tema “A shadow of a jade empire”. Dunia peran membuatnya tertarik untuk mendalami pendidikan seni di Fakultas Seni Rupa dan Terapan, Universitas Chulalongkorn, Thailand. Aokbab berkesempatan untuk menjadi pemeran utama dalam film Bad Genius sebagai Lynn. Bad Genius menjadi debut film layar lebarnya. Aokbab juga berperan dalam film keduanya “Die Tomorrow” (2017). Ia juga berperan dalam beberapa drama televisi, “Love Books Love Series: Dark Fairy Tale” diproduksi oleh GMM25 (2017), “Muang Maya Live The Series:Mayalove online” diproduksi oleh ONE 31 (2018). Setelah berperan di beberapa film dan drama karirnya meningkat. Aokbab mendapatkan popularitasnya dan disematkan pujian yang tinggi atas aktingnya yang memukau. Keseriusan Aokbab dalam

58

dunia peran dan model membawanya pada banyak penghargaan internasional. Ia berhasil memenangkan beberapa penghargaan. Hal ini menunjukkan bakat dan talenta Aokbab sebagai salah satu artis muda berbakat Thailand telah terbukti. Beberapa penghargaan yang diraih sebagai berikut.7 1. Festival Film Asia New York ke-16 kategori Rising Star Asia (2017) 2. 3rd Maya Awards kategori Best Actress in a Leading Role (Film) (2017) 3. 1st PIFFA Supreme Awards kategori Best Actress (2017) 4. IQIYI Screaming Night kategori Best New Film Performer of the Year (2017) 5. 2nd International Film Festival & Awards Macao kategori Variety Asian Stars: Up Next Award (2017) 6. 2nd Asian Brilliant Stars Awards kategori Best Actress (2018) 7. 27th Suphannahong National Film Awards kategori Best Actress (2018) 8. Sanook! Top Vote of the Year kategori Rising Star Award (2018) 9. Bioscope Awards kategori Performance of the Year (2018) 10. 12th Asian Film Awards kategori Best Newcomer (2018) 11. 26th Bangkok Critics Assembly Awards kategori Best Actress (2018) 12. 15th Starpics Thai Films Awards kategoriBest Actress (2018) 13. 8th Thai Film Director Awards kategori Best Actress (2018)

7https://www.revolvy.com/page/Chutimon- Chuengcharoensukying?cr=1 pada 3 Juli 2019 pada pukul 20.00 WIB

59

14. 12th Kazz Awards kategori Popular New Female Star (2018) 15. 12th Kazz Awards kategori Popular Top Girl of the Year (2018) 16. 7th Daradaily The Great Awards kategoriBest Film Actress of the Year (2018) 17. 31st Saraswati Royal Awards kategori Best Actress (2018) 18. 10th Siam Dara Star Awards kategori Best Actress (Film) (2018) 19. 58th Asia-Pacific Film Festival kategori Best New Actress (2018) 20. 6th Thailand Headline Person of the Year Awards Culture and Entertainment kategori Actress / Model (2018) 21. 12th OK! Awards kategoriFemale Rising Star (2018) 22. 1st ET Thailand Awards kategori Best New Generation (2018)

2. Chanon Santinatornkul

Gambar 3.3 Chanon Santinatornkul8 Chanon Santinatornkul dikenal dengan nama panggilan Chanon atau Nonkul. Ia merupakan model dan aktor muda Thailand kelahiran 6 Juni 1996 di Bangkok. Chanon lulusan Bangkok Christian College

8 https://www.instagram.com/nonkul/ pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 20.30 WIB

60

dan menyelesaikan pendidikan sarjana dalam produksi film di Mahidol University International College.9 Chanon pertama kali tertarik dunia peran sejak tahun 2014. Saat itu, ia berumur 18 tahun memainkan draman pertama yang berjudul “Love’s Coming”. Drama pertamanya merupakan sebuah kampanye kesehatan reproduksi yang disponsori oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand. Ia terdaftar dalam salah satu agensi aktor di Thailand yaitu Nadao Bangkok sebuah perusahaan manajemen bakat yang merupakan asuhan perusahaan produksi GDH 559 yang menjadi rumah produksi film Bad Genius. 10 Setelah drama pertamanya sukses ia mendapat berbagai tawaran peran film “Love Love You”(2015), “Keetarajanipon” (2015), Bad Genius (2017), “Wifi Society” (2015), “Hormones: The Series” (2015), “Love Songs Love Series” (2016), ”I See You, Bang Rak Soi 9/1” (2016), “I Was Born In the Reign of Rama IX: The Series” (2016), “Project S” (2017),

9https://mydramalist.com/people/13900-santinatornkul- chanon pada 3 Juli 2019 Pukul 21.00 WIB 10 https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli pukul 21.00 WIB

61

“Bangkok Rak Stories 2: Rueng Tee Koh” (2019), “Blowing In The Wind” (2019), “Dive” (2019). 11 Chanon mendapatkan banyak penghargaan terutama setelah Chanon terlibat dalam film thrilller Bad Genius, seperti 27th Suphannahong National Film Award kategori Best Actor, 26th Bangkok Critics Assembly Award kategori Best Actor, Royal Award Phra Surasawadee kategori Best Actor, Entertainment Critics Club Awards kategori Best Actor. Semua penghargaan itu ia raih berkat perannya yang memukau sebagai Bank di film Bad Genius.12 3. Eisaya Hosuwan

Gambar 3.4 Eisaya Hosuwan13

Eisaya Hosuwan atau sapaan akrabnya Oom. Ia merupakan perempuan muda keturunan asli

11https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli pukul 21.00 WIB 12https://www.famousbirthdays.com/people/chanon- santinatornkul.html pada 3 Juli 2019 oukul 21.15 WIB 13https://www.instagram.com/oomeisaya/ pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 19.10 WIB

62

Thaialand yang lahir di kota Udon Thani pada 4 Juli 1996. Parasnya yang cantik dan bakatnya yang ia tekuni sejak dini membuatnya menjadi model dan aktris terkenal di Thailand. Ia juga pernah masuk dalam nominasi Penghargaan Asosiasi Film Nasional Thailand untuk Aktris Pendukung Terbaik tahun 2017. Oom mengawali karirnya di dunia hiburan sejak 2015. Ia membintangi berbagai drama seperti, “Patiharn Ruk Karm Kob Fah” (2015),” Tai Ngao Jan” (2015), “Duang Jai Pisut” (2016), “Tieng Narng Mai” (2017), “Ruk Nirun Juntra” (2019), “Kaew Klang Dong” (2019), “Raeng Ngao 2” (2019), “The Man Series: Pat” (2019), “The Man Series: Petch” (2019). Oom juga membintangi beberapa film seperti, Bad Genius (2017), “Siam Square” (2017).14 4. Teeradon Supapunpinyo

Gambar 3.5 Teeradon Supapunpinyo15 Teeradon Supapunpinyo memiliki nama sapaan James Teeradon merupakan salah satu model dan

14https://mydramalist.com/people/16416-oom-eisaya- hosuwan pada 5 Mei 2019 pukul 18.33 WIB 15 https://www.instagram.com/jamyjamess pada 5 Mei 2019 pukul 18.30 WIB

63

aktor muda berbakat Thailand. Ia lahir di ibu kota Thailand yaitu Bangkok pada 27 April 1997. James merupakan siswa lulusan Sekolah Suankularb Wittalayai dan menempuh pendidikan di Fakultas Jurnalistik dan Komunikasi Massa, Universitas Thammasat.16 James mengawali karirnya menjadi aktor di Thailand sejak 2014. James terlibat dalam berbagai drama Thailand seperti, “Hormones 2” (2014), “ThirTEEN Terrors” (2014), “Stay: The Series” (2015), “Hormones 3” (2015), “Love Songs Love Series: Destiny” (2016), “Diary of Tootsies” (2016), “Love Songs Love Series To Be Continued: Destiny” (2017), “Project S The Series: Skate Our Souls” (2017), “Luead Khon Kon Jang” (2018), “In Family We Trust” (2018), “Great Men Academy” (2019). Selain itu, James juga terlibat dalam beberapa film seperti, Bad Genius (2017), “Homestay” (2018).17 Film Bad Genius membuatnya terkenal di dunia hiburan internasional. James berhasil masuk dalam beberapa nominasi penghargaan di Thailand yaitu, Suphannahong Award and Bangkok Critics Assembly Award kategori Best Supporting Actor dan

16https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo- teeradon pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB 17https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo- teeradon pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB

64

Suphannahong Award and Bangkok Critics Assembly Award kategori Best Actor pada tahun 2017.18 D. Profil Sutradara Bad Genius merupakan film Thailand yang sukses menembus pasar perfilman internasional. Film yang bertemak kehidupan dan pendidikan remaja ini membutuhkan waktu dua tahun untuk pembuatannya. Tema pendidikan dicetuskan oleh sang sutradara sendiri yaitu Nattawut Poonpiriya.

Gambar 3.6 Nattawut Poonpiriya19 Nattawut Poonpiriya merupakan sutradara terkenal di Thailand yang memiliki nama panggilan Baz. Ia lahir di Bangkok pada tahun 1981. Baz merupakan mahasiswa lulusan dengan gelar Master of Fine Arts dalam bidang penyutradaraan dari Universitas Srinakharinwirot, Thailand.20

18https://id.wikipedia.org/wiki/Teeradon_Supapunpinyo pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB 19https://www.instagram.com/bazp/ pada tanggal 5 Mei 2019 20https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB

65

Baz mengawali karirnya menjadi sutradara film sejak 2012. Saat itu, ia membuat film pertamanya yang berjudul “Countdown” yang juga sukses di dunia perfilman ” Film ini bercerita tentang kehidupan tiga remaja Thailand yang tinggal di New York. Film “Countdown” sendiri sangat erat kaitannya dengan pesan moral. Baz mengatakan bahwa "hati-hati dengan permintaanmu sendiri” merupakan slogan dalam film ini. Unsur sebab-akibat perilaku buruk yang ditonjolkan dari ketiga pemain mengingatkan penonton untuk kembali mengamalkan ajaran-ajaran agama, khususnya agama Buddha.21 Seperti diketahu Thailand memang merupakan negara dengan mayoritas agama Buddha.

Baz selalu mempertimbangkan pesan-pesan moral dalam setiap filmnya, khususnya bagi remaja. Dilihat dari beberapa filmnya mengambil tema yang sama yaitu kehidupan remaja. Bad Genius menjadi film keduanya yang juga sukses ditonton jutaan orang. Melalui film Bad Genius Baz ingin menggarisbawahi masalah kecurangan yang telah terjadi sejak lama di Thailand, tetapi kebanyakan orang cenderung menutup mata terhadap hal itu. Bad Genius menjadi film terlaris 2017 tertinggi di Thailand dan menjadi nomor dua di box office Cina.22

21https://www.kompasiana.com/ pada 5 Mei 2019 pukul 15.25 WIB 22https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019 16.20 WIB

66

Selain keberhasilan kedua film di atas, Baz juga terlibat dalam beberapa proyek televisi dan film sebagai director dan writer seperti: 1. Stories (TV Mini-Series) (1 episode) 2018 2. The Lost Hour (Video) 3. Girlhattan (Short) 2017 4. Chalard games goeng (Bad Genius) 2017 5. Present Perfect (Short) 2014 6. The Library (Short) 2013 7. Countdown 2012 Film Countdown dan Bad Genius merupakan film- film yang membuat Baz menerima banyak penghargaan nasional maupun internasional seperti:23 1. Thailand National Film Association Awards untuk film Countdown 2. 22nd Suphannahong National Film Award kategori Best Screenplay untuk Countdown (2012) 3. 27th Suphannahong National Film Award kategori Best Director untuk Bad Genius(2017) 4. 27th Suphannahong National Film Award kategori Best Screenplay (with Tanida Hantaweewatana and Vasudhorn Piyaromna untuk Bad Genius (2017) 5. 26th Bangkok Critics Assembly Award kategori Best Director untuk Bad Genius (2017) 6. 26th Bangkok Critics Assembly Award kategori Best Screenplay (with Tanida Hantaweewatana and Vasudhorn Piyaromna untuk Bad Genius (2017).

23https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB

67

E. Sumber Film

Gambar 3.7 LogoViu24

Dalam menganalisis film Bad Genius, penulis mendapatkan materi film dari aplikasi Viu. Viu merupakan salah satu layanan video streaming gratis berbasis di Hongkong. Viu menyediakan berbagai film, drama dan program hiburan Asia seperti Indonesia, Korea, Jepang, Thailand dan China. Viu pertama kali diluncurkan di Hongkong pada 26 Oktober 2015. Sedangkan di Indonesia, pertama kali tersedia pada 26 Mei 2016. Viu dapat diakses melalui website www.viu.com dan dapat di unduh di Google Play untuk pengguna Android dan App store untuk pengguna Iphone. Viu juga menyediakan penerjemah bahasa yang dapat dipilih pengguna seperti bahasa indonesia, bahasa inggris, bahasa china dan bahasa malaysia.25 Viu merupakan aplikasi legal dan tersedia di berbagai negara, maka penerjamahan bahasanya juga terpercaya. Penulis menggunakan Viu dalam aplikasi smartphone dengan menggunakan terjemahan bahasa indonesia.

24 https://www.google.com pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB 25 https://id.wikipedia.org/wiki/Viu pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Film Bad Genius merupakan film asal Thailand memiliki durasi 130 menit. Film ini termasuk film yang masuk jajaran film box office di beberapa negara Asia seperti di Kamboja, Malaysia dan Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan Cina. Film Bad Genius menjadi film Thailand yang berhasil menembus pasar perfilman dunia.1

Bad Genius berhasil mendapatkan berbagai penghargaan seperti Best Picture-Thriller Features dari Austin Fantasia Festival. Film ini juga meraih penghargaan Best Film, Best Asian Feature, dan Most Innovative Feature Film dari Fantasia International Film Festival 2017. Sang sutradara juga memeroleh penghargaan Best Director dari Fantasia International Film Festival. Kemudian menjadi Best Feature di New York Asian Film Festival 2017. Pemeran utama Bad Genius yaitu Chutimon Chuengcharoensukying juga memeroleh penghargaan Best Rising Award di New York Asian Film Festival 2017 untuk debut film pertamanya ini.2 Film memang menjadi salah satu media yang berpengaruh dalam penyampaian pesan-pesan kepada penonton. Film memiliki fungsi menyampaikan edukasi, informasi dan hiburan. Sisi edukasi dapat disampaikan melalui pesan moral yang

1 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB 2 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB

68

69

diselipkan dalam cerita. Sisi informasi dapat disampaikan melalui pengalaman baru yang disajikan film. Sisi hiburan dapat didapatkan melalui karakter dan dialog pemain film.

Pesan moral dapat ditemukan dari berbagai sisi seperti melalui dialog pemain, sikap pemain atau pola pikir pemain. Pesan yang disampaikan melalui cerita berusaha sedekat mungkin dengan realitas yang ada di masyarakat.

Adanya kedekatan antara cerita film dan realitas masyarakat merupakan salah satu ciri dari genre film drama. Film Bad Genius bergenre drama dan thriller. Genre drama cocok dengan Bad Genius karena ceritanya dekat dengan realitas di masyarakat. Genre thriller disematkan pada film Bad Genius karena alur cerita yang menegangkan.

Penemuan tanda ikon, indeks dan simbol telah penulis amati dari film Bad Genius dan ditemukan sembilan adegan yang mengandung nilai kejujuran dan ketidakjujuran.

Tabel 4.1 Adegan 7 Video

Gambar 4.1 Gambar 4.2

70

Gambar 4.3 Audio Lynn: Grace, kamu bisa kan? Grace: nggak Lynn: kenapa engga? Kan udah aku ajarin kamu! Grace: aku ga inget Lynn: Grcae! Ini jawabannya.. (sambil menunjukkan penghapus)

Adegan 7 menceritakan Lynn sebagau tokoh utama siswa yang jenius sedang menjalani ujian matematika. Kemudian, Lynn menengok ke arah teman di belakangnya bernama Grace. Grace kesulitan mengerjakan soal ujian. Karena rasa kasihan Lynn terhadap Grace, Lynn memiliki ide untuk menuliskan jawaban yang ia kerjakan di penghapus karet miliknya. Lynn memberi kode kepada Grace dengan menunjukkan penghapus di atas bahunya sambil berkata “ini jawabannya.” Penghapus karet tersebut dimasukkan ke dalam salah satu sepatu Lynn dan dioper ke tempat Grace duduk untuk menghindari kecurigaan guru.

71

Tabel 4.2 Adegan 11

Video

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Gambar 4.6 Gambar 4.7 Audio Ayah: Lynn kaos ini mahal loh. Kamu jadi kaya karna ngajar les piano? Lynn: ayah juga bisa pakai celana baru. Ayah: aku gak keberatan dengan celana baru.

Adegan 11 menceritakan Lynn sedang melihat pemasukan uang di buku rekeningnya. Lynn mendapatkan uang sebesar 234.000 baht sehingga total tabungannya menjadi 418.000 baht dari hasil bisnis contekan yang ia jalani beberapa hari. Nominal itu membuat Lynn tersenyum. Kemudian, ayah Pravit datang menghampiri Lynn memakai kemeja baru yang Lynn belikan. Lynn kaget dengan kedatangan ayah Pravit dan menyembunyikan buku rekeningnya di dalam laci belajarnya. Ayah Pravit heran dengan pendapatan Lynn yang mampu membelikannya kemeja mahal. Ayah menanyakannya melalui dialog “Lynn kemeja ini

72

mahal loh. Kamu jadi kaya karna ngajar les piano?” Lynn tidak menjawab pertanyaan ayah dan mengalihkan pembicaraannya.

Tabel 4.3 Adegan 23

Video

Gambar 4.8 Gambar 4.9

Gambar 4.10 Audio (backsound)

Adegan 23 menceritakan sedang berlangsung ujian gabungan matematika di aula lapangan sekolah. Pada ujian kali ini Lynn sudah merencanakan untuk memberikan jawaban pada beberapa temannya yang sudah membayar. Lynn mengawali dengan memberikan kode set soal yang ia miliki yaitu kode set dua melalui jari yang ia tunjukkan di belakang badannya. Setelah teman-teman Lynn menerima kode angka dua Lynn memulai rencananya dengan menggerakan jari-jari di atas mejanya. Gerakan jari tersebut dibagi menjadi lima kode untuk mewakili masing-masing abjad pada ujian pilihan ganda. Gerakan jari

73

terinspirasi dari hobi Lynn bermain piano. Teman- teman di belakangnya hanya perlu menghafal gerakan jari Lynn dan memperhatikannya.

Tabel 4.4 Adegan 25 Video

Gambar 4.11 Gambar 4.12 Audio Guru : set berapa? Bank : set 1 Guru : taruh set 1 di sini Bank : baik Guru : ada apa? Bank : Baris 3. Banjong. Anak dengan kacamata. Dia menyontek Rinrada yang duduk di sebelahnya.

Adegan 25 menceritakan seorang siswa bernama Bank telah selesai mengerjakan ujian matematika. Ia mencurigai adanya tindak kecurangan dalam pelaksanaan ujian yang dilakukan oleh Banjong terhadap Rinrada (nama panjang Lynn). Kemudian, Bank mengumpulkan kertas ujiannya di meja guru dan melaporkan kepada guru tentang apa yang ia lihat melalui dialog “Baris 3. Banjong. Anak dengan kacamata. Dia menyontek Rinrada yang duduk di sebelahnya.”

74

Tabel 4.6 Adegan 45 Video

Gambar 4.13 Gambar 4.14

Gambar 4.15 Gambar 4.16

Gambar 4.17 Audio Lynn: Ayah! ayah inget program Teen Genius? Mereka ingin aku lomba di Sydney. Mereka butuh ID bank ayah untuk bikin visa. Ayah: kamu pergi sama siapa nanti? Lynn: sama Bank Ayah: Hah? Lynn: bukan cuma kita berdua aja nanti juga ada guru.

Adegan 45 menceritakan Lynn yang mendaftar ujian SAT tanpa memberitahu ayah Pravit. Grace membantu Lynn membuat surat palsu yang mengatasnamakan program televisi Teen Genius untuk mendapatkan ID Bank ayah sebagai salah satu syarat untuk mendaftar ujian SAT. Lynn pernah mewakili sekolahnya

75

mengikuti kuis program Teen Genius bersama Bank dan berhasil menjadi pemenang. Dengan alasan itu, Lynn meminta ID Bank ayah dan mengatakan akan pergi ke Sydney untuk mengikuti perlombaan bersama Bank. Ayah percaya dengan kata-kata Lynn dengan menuliskan ID bank miliknya di surat izin tersebut.

Tabel 4.5 Adegan 93 Video

Gambar 4.18 Gambar 4.19

Gambar 4.20 Audio Ayah Pravit : Apa Lynn disini? Aku tak bisa menghubunginya. Pat : Aku tidak lihat dia. Ayah Pravit : Dia bilang pergi ke Sydney untuk ikut kompetisi. Pat : Oh tak heran aku tak lihat dia. Aku yakin dia pasti pulang bawa medali. Ayah Pravit : Aku menemukan surat izin ini di rumah jadi aku datang ke alamat ini. Aku telpon tapi tidak ada jawaban. Kasih tau aku kenapa Lynn berada di Sydney! Ha! Beritaku aku apa rencana kalian! Ha! Grace : Lynn dan Bank pacaran! Mereka sedang kencan rahasia. Lynn takut anda tidak mengijinkannya. Jadi dia berbohong.

76

Adegan 93 menceritakan ayah yang menemukan surat izin lomba Teen Genius tertinggal di rumah. Ayah Pravit datang ke alamat yang tertulis pada surat itu. Namun, disana ayah Pravit tidak menemukan Lynn melainkan bertemu Pat dan Grace. Ayah Pravit menanyakan keberadaan Lynn kepada mereka. Ayah Pravit marah dan mendesak Pat dan Grace untuk memberitahukan keberadaan Lynn sebenarnya. Dalam keadaan terdesak, Grace secara spontan mengatakan bahwa Lynn dan Bank pergi ke Sydney untuk kencan.

Tabel 4.7 Adegan 103 Video

Gambar 4.21 Gambaer 4.22 Audio Ayah: mana pacarmu? Mana dia? Aku ingin ngundang dia makan malam? Lynn: ayah aku punya pengakuan (menangis) Ayah: apa sayang? katakan

Adegan 103 menceritakan ayah menjemput Lynn di bandara. Ayah menanyakan keberadaan Bank sesaat ia bertemu Lynn sambil bertolak pinggang. Lynn merasa bersalah karena tidak dapat pulang bersama Bank. Lynn menangis dipelukan ayahnya dan mengakui kejadian sebenarnya yang ia lakukan di Sydney.

77

Tabel 4.8 Adegan 104 Video

Gambar 4.23 Gambaer 4.24 Audio Guru: kenapa anda memilih untuk mengajar? Lynn: saya pingin jadi guru seperti ayah saya. Jadi ilmu saya nanti bisa bermanfaat. Guru: apakah kamu punya pengalaman mengajar? Lynn: iya punya Guru: menjadi guru bukan hanya soal akademik. Menurut anda, apakah anda bisa menunjukkan contoh yang bagus? Lynn: saya melakukan hal buruk di masa lalu tapi saya akan menggunakannya untuk mengajari diri saya dan orang lain.

Adegan 104 menceritakan Lynn sedang diwawancarai di suatu ruang kosong bedinding putih dan terdapat cermin di sebelahnya. Wawancara dilakukan bersama guru konseling di sekolahnya tentang cita-cita Lynn setelah lulus sekolah. Lynn dengan rambut dikuncir satu menggunakan seragam menatap lurus ke depan dan menceritakan keinginan untuk menjadi seorang guru seperti ayahnya. Pada wawancara itu Lynn juga mengakui pengalaman buruknya di masa lalu.

78

Tabel 4.9 Adegan 114 Video

Gambar 4.25 Gambaer 4.26

Gambar 4.27 Audio Ayah Pravit : jangan takut sayang. Kita akan melewati ini apapun yang terjadi. Ayo senyum kaya ayah. Staf : kita disini untuk merekam pengakuanmu sebagai tersangka curang tes STIC. Jadi, apa kamu siap?

Adegan di atas menjadi adegan penutup film Bad Genius menceritakan Lynn dan ayah Pravit datang ke sebuah kantor penanggung jawab ujian STIC untuk mengakui kecurangan yang dilakukan Lynn. Lynn akan di wawancarai oleh dua orang staf SIC dalam ruangan yang disediakan kamera perekam untuk digunakan sebagai bukti.

BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan menganalisis data temuan berupa sembilan adegan yang telah dipilih dengan mengidentifikasi tiga tanda dari teori semiotika Charles Sanders Peirce yaitu ikon, indeks dan simbol. Penulis juga memberikan interpretasi dari masing-masing adegan tentang pesan moral kejujuran dan ketidakjujuran yang muncul melalui tanda sebagai berikut:

Tabel 5.1 Identifikasi Tanda Adegan 7 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar Mewakili penghapus Penghapus Karet yang digunakan untuk menulis contekan. 2. Gambar seorang Mewakili Lynn sebagai siswa perempuan siswa jenius yang Ikon mengoper contekan. 3. Gambar sepatu Mewakili sepatu sekolah sebagai alat yang digunakan untuk mengoper penghapus yang berisi contekan. 1. Menulis di Menunjukkan keinginan penghapus karet. Lynn untuk memberikan contekan. 2. Lynn yang Menunjukkan Indeks memegang keberadaan jawaban penghapus di atas ujian yang ada di bahu. penghapus kepada Grace. 3. Lynn menengok Menunjukkan ia sedang

79

80

ke arah kanan berbicara kepada Grace yang duduk di belakangnya. 4. Lynn berbisik Menunjukkan pembicaraannya bersifat rahasia agar tidak diketahui guru. 1. Penghapus Lambang dari contekan bertuliskan huruf ujian agar tidak ketahuan Thailand. guru. Simbol 2. Dialog Lambang dari “Grace! Ini kecurangan yang jawabannya.” dilakukan

Dalam adegan 7 moral ketidakjujuran terdapat pada pola pikir dan tindakan karakter Lynn sebagai siswa jenius. Lynn dengan sukarela memberikan jawaban ujian miliknya ke Grace yang duduk di belakangnya. Hal yang dilakukan untuk mengelabui guru dengan menggunakan penghapus dan bertukar sepatu secara diam-diam. Menyontek dalam ujian merupakan salah satu tindak ketidakjujuran karena hasil ujian bukan berdasarkan hasil jerih payah sendiri.

Dalam Islam, menyontek berarti berbuat curang karena mendapatkan hasil dengan cara keliru. Menyontek juga berarti menipu, karena memanipulasi nilai ujian yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Allah sebgai Dzat yang Maha Mengetahui tidak pernah tidur. Sekalipun guru tidak mengetahui karena siswa menggunakan berbagai cara dan berbagai alasan, tetapi Allah Maha Melihat. Hal ini sejalan dengan surat Al- Maidah ayat 2:

81

“Jangan tolong-menolonglah dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaannya.” Mendapatkan nilai ujian yang baik merupakan salah satu cara memberi penghargaan terhadap diri sendiri dan menyenangkan orang tua. Namun, apabila didapatkan dengan hasil menyontek sama saja dengan membohongi kemampuan diri, orang tua dan berakhir pada dosa.

Tabel 5.2 Identifikasi Tanda Adegan 11

Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar seorang Mewakili ayah Pravit laki-laki tua 2. Gambar seorang Mewakili Lynn sebagai Ikon perempuan anak dari ayah Pravit. 3. Buku rekening Mewakili buku rekening sebagai tanda penghasilan Lynn. 1. Posisi duduk Menunjukkan rasa Lynn bangga melihat ayah memakai kemeja yang ia beli. 2. Lynn Menutup Menunjukkan bahwa laci Lynn merahasiakan buku Indeks rekeningnya dari ayah dan menyembunyikannya di laci. 3. Ayah berdiri Menunjukkan keinginan menghadap Lynn ayah agar Lynn melihatnya memakai kemeja baru. Simbol 1. Buku rekening Lambang dari kekayaan

82

Lynn setelah menjalani bisnis contekan. 2. Label merk pada Menunjukkan bahwa itu kemeja kemeja baru.

Berdasarkan cerita adegan 11 bahwa pesan moral ketidakjujuran terlihat dari tindakan karakter Lynn untuk menyembunyikan buku rekening miliknya dari ayah Pravit. Hal ini menunjukkan tidak adanya keterbukaan antara anak dan orang tua. Sikap Lynn yang mengalihkan pertanyaan ayah jua menjadi salah satu ciri moral ketidakjujuran. Mengalihkan pembicaraan merupakan salah satu cara tindakan berbohong karena dapat meminimalisir terbongkarnya kebohongan tersebut. Islam mengjarkan bahwa berbuat baik kepada orang tua merupakan salah satu kewajiban anak. Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 23 yang berbunyi:

“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)

Allah telah memerintahkan manusia secara langsung melalui firman-Nya untuk berbuat baik sebaik-baiknya pada ibu dan bapak. Sebaik-baiknya artinya harus dilakukan dengan niat yang tulus dan menggunakan cara yang diridhai Allah. Salah satunya mengutamakan nilai kejujuran.

83

Tabel 5.3 Identifikasi Tanda Adegan 23 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar siswa Mewakili karakter Lynn perempuan yang memberi contekan. 2. Gambar jari Mewakili jari tangan Lynn. Ikon 3. Gambar Mewakili alat tulis yang penghapus dan digunakan saat ujian. kertas 4. Gambar seorang Mewakili siswa laki-laki. laki-laki 1. Gerakan jari Menunjukkan Lynn tangan Lynn di sedang menyebarkan atas meja jawaban ujian. 2. Mengangkat Menunjukkan Lynn tangan ke sedang memberitahukan belakang badan set ulangan yang ia Indeks miliki kepada temannya. 3. Arah pandang Menunjukkan ia sedang siswa laki-laki ke memperhatikan jawaban Lynn ujian yang diberikan melalui gerakan jari Lynn. Gerakan jari tangan Lambang dari Simbol kecurangan saat ujian.

Berdasarkan adegan 23 terlihat pesan moral ketidakjujuran pada pola pikir Lynn yang jenius menggunakan gerakan jari-jari tangan untuk mengelabui guru dan menyebarkan jawaban ujian yang ia miliki. Kesepakatan penggunaan gerakan jari dilakukan sehari sebelum ujian dimulai. Setiap jawaban diwakili oleh permainan jari yang terinspirasi dari hobinya memainkan piano.

84

Memberikan contekan menjadi salah satu contoh ketidakjujuran dalam perbuatan. Motivasi berbohong salah satunya adalah untuk mendapatkan pujian.1 Dengan memiliki nilai ujian matematika yang bagus maka para siswa akan mendapatkan pujian dari berbagai pihak seperti guru dan orang tua.

Tabel 4.13 Identifikasi Tanda Adegan 25 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar siswa Mewakili karakter siswa laki-laki bernama Bank yang jujur. Ikon 2. Gambar seorang Mewakili guru yang laki-laki sedang sedang mengawasi ujian. duduk 1. Arah pandang Menunjukkan Bank Bank ke guru ingin berbicara kepada guru. Indeks 2. Arah pandang Menunjukkan ia guru mengecek siswa yang sedang ujian apakah benar terjadi kecurangan. 1. Dialog “dia Lambang kebahasaan menyontek yang menunjukkan sikap Simbol Rinrada yang jujur. duduk di sebelahnya

1 Paul Ekman, Mendeteksi Kebohongan (Yogyakarta: Pustaka Baca, 2009) h. 443

85

2. Lampu di meja Lambang bahwa guru guru sebagai penerang dan sebagai jalan keluar dari segala kegelisahan Bank.

Dalam adegan 25 moral kejujuran ditemukan pada pola pikir siswa laki-laki bernama Bank. Bank adalah salah satu siswa jenius yang memiliki keberanian untuk mengatakan sesuatu yang membuat dirinya gelisah. Saat ia melihat adanya tindak kecurangan ia berusaha memperbaiki kecurangan itu dengan melaporkannya kepada guru yang bertugas mengawasi ujian. Bank melaporkan dengan sangat rinci menyebutkan barisan duduk seseorang yang diduga menyontek (yaitu Banjong) serta menyebutkan ciri-ciri apa adanya tanpa melebihkannya.

Kejujuran sebagai bentuk penegakan kebenaran. Kejujuran berkaitan erat dengan nilai kebenaran, termasuk di dalamnya kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, serta setiap perilaku yang bisa muncul dari tindakan manusia. Secara sederhana, kejujuran bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk mengekpresikan fakta-fakta dan keyakinan pribadi sebaik mungkin sebagaimana adanya.

86

Tabel 5.5 Identifikasi Tanda Adegan 45 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar surat Mewakili surat izin palsu Teen Genius yang dibuat Grace. 2. Gambar seorang Mewakili pemeran perempuan bernama Grace. berbaju biru Ikon 3. Gambar seorang Mewakili pemeran Lynn. perempuan berbaju coklat 4. Gambar seorang Mewakili pemeran ayah laki-laki tua. Pravit. 5. Gambar mobil Mewakili mobil milik ayah Pravit. 1. Grace Menunjukkan keahlian menggunakan Grace dalam bidang laptop teknologi yaitu mengoperasikan laptop dan keahlian editing. 2. Gambar surat di Menunjukkan surat izin sceen laptop tersebut adalah buatan atau palsu. Indeks 3. Arah pandang Menunjukkan ia ingin Lynn ke ayah meminta persetujuan ayah. 4. Ayah Menunjukkan ayah menandatangani setuju dan percaya surat kepada Lynn. 5. Mobil berbusa Menunjukkan mobil sedang dicuci. 1. Logo Teen melambangkan program Genius kuis televisi yang Simbol digunakan sebagai alasan Lynn untuk mendapat izin dari ayah.

87

2. Dialog “Hah?” Melambangkan keterkejutan ayah mendengar ucapan Lynn yang akan pergi bersama Bank. 3. Dialog Lynn Lambang kebahasaan “Mereka ingin yang menunjukkan aku lomba di kebohongan Lynn. Sydney. Mereka butuh ID bank ayah untuk bikin visa.” 4. Laptop Melambangkan kecanggihan teknologi dan kecerdasan pemakainya dalam mengoperasikannya.

Pesan moral ketidakjujuran dalam adegan 45 terlihat dari tanda indeks berupa gambar surat pada screen laptop dan gambar Grace yang menoperasikan laptop untuk membuat suratnya. Selain itu simbol kebahasaan berupa dialog Lynn ““Mereka ingin aku lomba di Sydney. Mereka butuh ID bank ayah untuk bikin visa.” juga mewakili sikap ketidakjujuran seorang anak kepada orang tuanya.

Alllah SWT berfirman mengenai orang-orang yang suka berbohong dalam surat QS An-Nahl 16:105 yang berbunyi:

88

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah oran yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.” (QS An Nahl 16:105) Dalam surat An-Nahl ayat 105 Allah SWT menegaskan bahwa berbohong adalah perilaku orang-orang yang tidak beriman. Orang yang tidak beriman tentu jauh dari Allah SWT. kebohongan merupakan salah satu ciri orang munafik yang apabila ia berbicara maka ia berdusta.

Tabel 5.6 Identifikai Tanda Adegan 93 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar laki-laki Mewakili pemeran paruh baya memakai ayah Pravit. kacamata dan baju berwarna krem. 2. Gambar pemuda Mewakili pemeran laki-laki berkulit bernam Pat. Ikon putih dan memakai baju berwarna coklat. 3. Gambar seorang Mewakili pemeran perempuan berbaju bernama Grace. biru dengan rambut dikuncir. 1. Ekspresi ayah Pravit Menunjukkan ia sedang marah kepada Grace dan Pat 2. Tangan ayah Menunjukkan bahwa memegang surat. ayah ingin Indeks memperlihatkan surat izin palsu tersebut. 3. Ekspresi Pat dan Menunjukkan gugup Grace. menghadapi pertanyaan ayah

89

Pravit. 4. Grace berbicara Menunjukkan Grace dengan mata berpikir keras dan tertutup spontanitas atas apa yang dikatakannya. 1. Berbicara sambil Lambang seseorang mata tertutup berkata bohong. 2. Papan ditutup kain Lambang dari sesuatu hitam yang dirahasiakan Pat dan Grace dari ayah Pravit. 3. Dialog ayah “Ha! Lambang dari amarah Simbol Beritaku aku apa ayah Pravit kepada rencana kalian! Grace dan Pat yang Ha!” tidak menjawab pertanyaannya mengenai alasan Lynn pergi ke Sydney.

Pesan moral kejujuran dapat ditemukan pada sikap Grace dan Pat yang berbohong tentang alasan Lynn pergi ke Sydney. Melalui mimik wajah grace dan Pat yang gugup menghadapi pertanyaan ayah Pravit menjadi tanda adanya kebohongan. Dialog Grace berbunyi “Lynn dan Bank pacaran! Mereka sedang kencan rahasia. Lynn takut anda tidak mengijinkannya. Jadi dia berbohong,” dilakukan dengan cepat, spontanitas dan mata tertutup menjadi sebuah tanda yang mengisyaratkan kebohongan.

Kebohongan tidak bisa dipisahkan dari manusia. Baik disadari atau tidak manusia pasti pernah berbohong dalam hidupnya. Berbohong dilakukan untuk memenuhi kepuasan ego

90

dan melindungi diri dari kesalahan seperti yang dilakukan Pat dan Grace.

Semua kebohongan di haramkan bagi semua manusia kecuali tiga perkara yaitu: seorang suami berbohong untuk membuat ridha istrinya, seseorang yang berbohong dalam siasat perang dan seorang yang bohong untuk mendamaikan dua orang muslim yang berseteru (HR. Tirmidzi)2

Tabel 5.7 Identifikasi Tanda Adegan 103 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar lelaki Mewakili ayah Pravit paruh baya yang marah kepada memakai Lynn. kacamata. Ikon 2. Gambar Mewakili pemeran Lynn perempuan yang menangis. memakai sweater coklat 1. Ayah Bertolak Menunjukkan bahwa ia pinggang sedang marah kepada Lynn. 2. Lynn memeluk Menunjukkan ia dalam Indeks ayah sambil posisi yang lemah dan menangis merasa bersalah terhadap ayahnya karena telah berbohong. 1. Menangis Lambang dari kesedihan dan penyesalan. Simbol

2 Muhammad Shidiq Hasan Khan, Ensiklopedia Hadis Shahih: Kumpulan Hadis Tentang Wanita (Jakarta: Lukmah, 2009) h.294

91

2. Dialog “ayah Lambang kebahasaan aku punya yang menunjukkan pengakuan” keinginan Lynn untuk jujur tentang apa yang sebenarnya Lynn lakukan di Sydney. 3. Dialog Lambang kebahasaan “apa sayang” yang menunjukkan kasih sayang.

Pesan moral kejujuran adegan 103 yaitu ikon pemeran Lynn yang jujur terhadap apa yang ia lakukan kepada ayahnya. Indeks yang muncul berupa tangisan memiliki hubungan sebab- akibat dengan penyesalan karena telah membohongi ayahnya. Simbol kebahasaan muncul untuk mewakili kejujuran berupa dialog “ayah aku punya pengakuan”. Dialog di atas menunjukkan keinginan untuk mengatakan yang sebenarnya Lynn lakukan di Sydney. Pada akhirnya kebohongan akan terbongkar dan orang yang melakukan kebohongan cenderung akan mengakui kesalahannya.

Tabel 5.8 Identifikasi Tanda Adegan 105 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan Gambar seorang Mewakili pemeran Lynn. perempuan Ikon memakai kemeja putih. 1. Pandangan lurus Menunjukkan kepercayaan Lynn diri dalam menjawab Indeks pertanyaan.

92

2. Ekspresi Lynn Menunjukkan keseriusannya dalam melakukan wawancara. 1. Cermin Simbol dari refleksi diri. 2. Dialog Lynn Lambang kebahasaan yang “saya melakukan menunjukkan kejujuran hal buruk di pada diri sendiri untuk Simbol masa lalu tapi memperbaiki diri. saya akan menggunakannya untuk mengajari diri saya dan orang lain”

Pesan moral adegan 105 terlihat pada pemeran Lynn yang jujur akan kesalahannya di masa lalu. Ia tidak malu untuk menjadikannya pelajaran bagi dirinya dan orang lain. Ekspresi Lynn yang serius dengan pandangan lurus ke depan dalam adegan di atas menunjukkan kepercayaan diri dalam menjawab pertanyaan dari guru. Ekspresi menjadi indeks yang memiliki hubungan sebab akibat dengan kejujuran. Simbol kebahasaan mewakili kejujuran terdapat pada dialog “saya melakukan hal buruk di masa lalu...” Perilaku jujur merupakan sikap yang diikuti tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya atau disebut integritas.

93

Tabel 5.9 Identifikasi Tand Adegan 114 Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan 1. Gambar seorang Mewakili pemeran Lynn perempuan yang akan diwawancara memakai baju tentang kecurangan tes garis-garis putih- STIC. hitam 2. Gambar seorang Mewakili staf pengawas Ikon laki-laki tes STIC. memakai jas dan berambut botak 3. Gambar seorang Mewakili ayah Pravit laki-laki paruh yang menemani Lynn baya wawancara. 1. Lynn duduk Menunjukkan akan berhadapan dilakukan wawancara dengan staf pengawas 2. Pintu tertutup Menunjukkan wawancara dilakukan secara tertutup 3. Kamera perekam Menunjukkan Indeks wawancara akan direkam sebagai barang bukti yang sah. 4. Ekspresi ayah Menunjukkan dukungan Pravit. dan ketenangan. 5. Ekspresi Lynn Menunjukkan kegugupan dalam menghadapi wawancara pengakuannya. Senyuman ayah Lambang dari kebahagiaan karena Simbol Lynn berani mengakui kesalahannya.

94

Adegan di atas menunjukkan sikap keikhlasan dan integritas. Seseorang tidak cukup memiliki keikhlasan dan kejujuran tetapi dibutuhkan nilai pendorong lainnya yaitu integritas. Seseorang yang memiliki integritas akan siap untuk menghadapi resiko dan seluruh akibatnya dihadapi dengan bernai, bertanggung jawab serta tidak melemparkan tanggung jawab pada orang lain.3 ikon kejujuran yaitu Lynn yang berani untuk menceritakan kecurangan yang ia lakukan saat tes STIC di Sydney. Lynn siap menerima resiko dan sanksi yang akan diberikan padanya ditandai dengan adanya kamera perekam yang akan menjadi bukti pengakuan Lynn. Mengutamakan kebenaran merupakan salah satu akhlak terpuji. Kebenaran hanyalah milik Allah SWT seseorang yang memiliki pengetahuan tentang suatu kebenaran dituntut untuk menyampaikan kebenaran tersebut.

Dalam adegan di atas juga menunjukkan bahwa ayah Pravit menemani Lynn melakukan wawancara. Hal ini menunjukkan orang tua akan selalu mendukung kebenaran dan kejujuran terlihat dari senyum dari wajah ayah dan dialog ayah “jangan takut sayang. Kita akan melewati ini apapun yang terjadi” sebagai bentuk dukungan. Adegan di atas juga mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas sekecil hal apapun yang dilakukan dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.

3 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, h.80-81

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis tentang pesan moral kejujuran Film Bad Genius berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik. 1. Ikon dari film Bad Genius adalah siswa Jenius bernama Lynn. Hal ini dikarenakan Lynn memiliki visualisasi dan fungsi yang sesuai dengan objeknya yaitu siswa jenius. Siswa jenius yang jujur digambarkan dengan seseorang yang memiliki banyak prestasi, memeroleh beasiswa, menjadi wakil sekolah dalam olimpiade, dan mendapatkan nilai sempurna dalam berbagai tes, mengakui kesalahannya dan bersedia bertanggung jawab. 2. Indeks dalam film ini adalah menyontek yang memiliki hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab- akibat ini terbentuk dari berbagai penyebab seperti karena tuntutan keluarga, kebutuhan ekonomi dan menyerah terhadap kemampuan diri. Pada akhirnya, kegiatan memberikan dan menerima menyontek dapat menjadi kebiasaan di kalangan pelajar. Menyotek merupakan salah satu tindakan yang menunjukkan moral buruk berupa memanipulasi nilai. Memanipulasi menjadi ciri dari sikap berbohong yang menjadi lawan dari kejujuran.

95

96

3. Simbol dalam film ini adalah kata “bad” karena “bad” yang dalam terjemahan bahasa indonesia memiliki arti negatif disandingkan dengan jenius yang memiliki arti positif. Kata “bad” dalam film ini menjadi sorotan utama sekaligus menjadi pengingat bahwa tindakan negatif seperti menyontek akan memengaruhi pola pikir seseorang yang jenius sekalipun. B. Saran Saran yang ingin disampaikan penulis terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Untuk film Bad Genius beserta para pembuat film di Indonesia Tetap konsisten untuk meningkatkan kepekaan atas isu-isu yang sedang terjadi di masyarakat dan secara terbuka mengangkatnya menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati masyarakat. Film ini mampu membuka pikiran masyarakat atas problematika pendidikan yang terus berkembang. Film ini mampu menyampaikan sisi hiburan, edukasi serta informasi bagi masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai sosial. 2. Untuk penonton dan masyarakat umum Sebagai masyarakat yang bijak diharapkan mampu memahami pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah film. Masyarakat diharapkan memiliki literasi media yang baik sehingga dapat memilih film yang

97

memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan masyarakat. 4. Untuk universitas Penulis berharap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat mendukung dan menyediakan fasilitas untuk mashasiswa dalam mengembangkan minat bakatnya dalam dunia broadcasting. Era globalisasi ini penyampaian pesan-pesan dilakukan dengan berbagai dukungan teknologi sehingga mahasiswa mampu bersaing dan berguna di masyarakat dalam mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Sisitem Komunikasi Indonesia, Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2011 Birowo, M. Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004 Budiman, Kris. Semiotika Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2011 Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Damanhuri. Akhlak: Perspektif Tasawuf Syekh Abdurrauf As- Singkili, Jakarta: Lectura Press, 2014 Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010 . Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2012 Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis, Jakarta: Penerbit Plus, 2012 Effendy, Heru. Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, Jakarta: Pustaka Confident, 2008 Effendy, Onong Uchjana. Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, 1986 Ekman, Paul. Mendeteksi Kebohongan, Yogyakarta: Pustaka Baca, 2009 Fiske, John. Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra, 2014

98

99

Hadiwardoyo, Al Purwa. Moral dan Masalahnya, Yogyakarta: Kanisius, 1999 Hoed, Benny H. Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya, Depok: Komunitas Bambu, 2014 Jaya, Ekky Iman. Why Not: Remaja Doyan Nonton, Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa, 2004 John, Vivian. Teori Komunikasi, Jakarta: Prenanda Media Grup, 2008 Khan, Muhammad Shidiq Hasan. Ensiklopedia Hadis Shahih: Kumpulan Hadis Tentang Wanita, Jakarta: Lukmah, 2009 Koesoema, Doni. Pendidik Karakter Di Zaman Keblinger, Jakarta: Grasindo, 2016 Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Ed I, Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2006 Lalompoh, Cyrus T, Kartini Ester. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Keagamaan Bagi Anak Usia Dini Jakarta: PT. Grasindo, 2017 Mabruri, Anton. Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Drama, Jakarta: Grasindo, 2013 Noth, Winfried. Handbook of Semiotics, United State of America: Indiana University Press, 1990 Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007 Pratista, Himawan. Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2004

100

Qardhawy, Yusuf. Pengantar Kajian Islam Studi Analistik Konprhensif Tentang Pilar-pilar Substansi, Karakteristik, Tujuan, dan Acuan Ajaran Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997

Samad, Mukhtar. Gerakan Moral Dalam Upaya Revolusi Mental, Yogyakarta: Sunrise, 2016 Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012 . Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta: 2010 Sumadiria, A.S Haris. Sosiologi Komunikasi Massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014 Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metode Penelitian Sosial- Agama, Bandung:Remaja Rosdakarya Suryapati, Akhlis. Hari Film Nasional Tinjauan dan Restrospeksi, Jakarta: Panitia Hari Film Nasional Ke- 60 Direktorat Perfilman tahun 2010, 2010 Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani, 2002 Tebba, Sudirman. Etika dan Tasawuf Jawa: Untuk Memeroleh Ketenangan Hati, Ciputat: Penerbit Pustaka Irvan, 2007

101

Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna Pada Karya Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2008 Vera, Nawiroh. Semiotika Dalam Riset Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2015 Wahyuning, Wiwit, dkk. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003 Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Aplikasi : Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013 Zubair, Achmad Charris. Kuliah Etika, Jakarta: Rajawali Press, 1980 Sumber lain Mudjiono, Yoyon. “Kajian Semiotika Dalam Film”, Jurnal Komunikasi, 1, 2011 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film diakses pada 9 Februari 2019 https://www.imdb.com/name/nm5464371/ diakses pada 2 Juli 2019 https://www.kompasiana.com/sumarti_saelan/551b5ab1a33311 8e23b65e1b/countdown-film-pengingat-untuk-tobat diakses pada 3 Juli 2019 https://www.imdb.com/name/nm7081087/ diakses pada 3 Juli 2019 https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/university- applications/mengenal-ujian-sat/ diakses pada 2 Juli 2019

102

https://www.instagram.com/aokbab pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 20.00 WIB https://www.bangkokpost.com/thailand/special- reports/1477937/journey-to-the-top pada 3 Juli 2019 pukul 20.10 WIB https://www.revolvy.com/page/Chutimon- Chuengcharoensukying?cr=1 pada 3 Juli 2019 Pukul 20.10 WIB https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/ pada 13 Juli 2019 pukul 22.41 WIB https://www.liputan6.com/sh.owbiz/ pada 13 Juli 2019 pukul 22.15 WIB https://money.kompas.com/ diakses pada 13 Juli 2019 pukul 22.27 WIB https://www.scmp.com/magazines/style/news- trends/article/2107228/what-thai-blockbuster-bad-genius- means-asian-cinema pada 2 Agustus 2019 pukul 19.35 WIB https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB https://www.cnnindonesia.com/hiburan pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB https://www.revolvy.com/page/Chutimon- Chuengcharoensukying?cr=1 pada 3 Juli 2019 pada pukul 20.00 WIB https://www.instagram.com/nonkul/ pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 20.30 WIB

103

https://mydramalist.com/people/13900-santinatornkul-chanon pada 3 Juli 2019 Pukul 21.00 WIB https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli pukul 21.00 WIB https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli pukul 21.00 WIB https://www.famousbirthdays.com/people/chanon- santinatornkul.html pada 3 Juli 2019 oukul 21.15 WIB https://www.instagram.com/oomeisaya/ pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 19.10 WIB https://mydramalist.com/people/16416-oom-eisaya-hosuwan pada 5 Mei 2019 pukul 18.33 WIB https://www.instagram.com/jamyjamess pada 5 Mei 2019 pukul 18.30 WIB https://mydramalist.com/people/16416-oom-eisaya-hosuwan pada 5 Mei 2019 pukul https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo-teeradon pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo-teeradon pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Teeradon_Supapunpinyo pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB https://www.instagram.com/bazp/ pada tanggal 5 Mei 2019 https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB https://www.google.com pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB

104

https://id.wikipedia.org/wiki/Viu pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019 pukul 20.00 WIB