PENYEBARAN AKSESI PAMELO {Citrus Maxima (Burm.) Merr.} DI KABUPATEN MAGETAN

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

PENYEBARAN AKSESI PAMELO {Citrus Maxima (Burm.) Merr.} DI KABUPATEN MAGETAN 10 Rizkt et al. Penyebaran aksesi pamelo PENYEBARAN AKSESI PAMELO {Citrus maxima (Burm.) Merr.} DI KABUPATEN MAGETAN Distribution of Pummelo {Citrus maxima (Burm.) Merr.} Accessions in Magetan Regency Rizky Yora1, Arifah Rahayu2, Wini Nahraeni 3, Nur Rochman2 ABSTRACT Pummelo plants in Magetan Regency were found to spread over several villages and their accessions have their own morphological and chemical characteristics. This study was aimed at assessing the distribution and the number of pummelo accessions in Magetan Regency. The study was conducted in Magetan Regency East Java from May to July 2015. Observation was conducted on distribution marking and accession characteristics by using a survey method. Results showed that the accessions of pummelo plants grown by farmers in Tambak Mas Village were varied but they were not evenly distributed. Meanwhile, pummelo plants grown by farmers in Dukuh Village had uniform accessions with uneven distribution. Results of field observation obtained 13 pummelo accesions, namely Adas Duku, Adas Nambangan, Bali Putih, Bali Merah 1, Bali Merah 2, Gulung 1, Gulung 2, Gulung 3, Magetan, Jawa 1, Jawa 2, Jawa 3, dan Sri Nyonya. The most commonly pummelo accessions found in Tambak Mas Village were Adas Nambangan and Adas Duku. Meanwhile the most accessions planted in Bendo Village were Adas Duku and Sri Nyonya. Key words: pummelo, Adas Nambangan, Tambak Mas, Dukuh, survey method ABSTRAK Tanaman pamelo di Kabupaten Magetan tersebar di beberapa desa dan memiliki karakter morfologi dan kimia yang berbeda antar aksesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan jumlah aksesi pamelo di Kabupaten Magetan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Magetan Jawa Timur. Kegiatan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2015. Penelitian ini menggunakan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan aksesi pamelo yang ditanam petani di Desa Tambak Mas cukup beragam, akan tetapi persebarannya tidak merata dan di Desa Dukuh didapatkan bahwa aksesi pamelo yang ditanami seragam jenisnya dengan persebaran yang tidak merata. Dari hasil pemetaan dilapangan diperoleh 13 aksesi pamelo, yaitu Adas Duku, Adas Nambangan, Bali Putih, Bali Merah 1, Bali Merah 2, Gulung 1, Gulung 2, Gulung 3, Magetan, Jawa 1, Jawa 2, Jawa 3, dan Sri Nyonya. Aksesi pamelo yang paling banyak ditemukan di Desa Tambak Mas Kecamatan Sukomoro adalah Adas Nambangan dan Adas Duku. Sementara itu aksesi yang paling banyak ditanam di Desa Bendo Kecamatan Dukuh adalah Adas Duku dan Sri Nyonya. Kata kunci : pamelo, Adas Nambangan, Tambak Mas, Dukuh, metode survei PENDAHULUAN pamelo di Indonesia antara lain Kabupaten Magetan, Sumedang, Pati, Kudus, Pangkajene Pamelo (Citrus maxima (Burm.) dan Kepulauan dan Bireun (Aceh), dengan Merr.) merupakan spesies jeruk yang Magetan sebagai sentra produksi utama. memiliki ukuran paling besar dibandingkan Pengusahaan pamelo di Kabupaten dengan spesies jeruk lainnya. Tanaman ini Magetan terutama dilakukan di Kecamatan yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Bendo, Takeran, Sukomoro dan Kawedanaan. Indonesia. Daerah yang menghasilkan buah Budidaya pamelo di Magetan dikembangkan Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 3 Nomor 1, April 2017 11 baik di pekarangan, maupun di lahan tegalan Selain itu penurunan variabilitas aksesi dan di lahan bekas sawah. Kabupaten pamelo dapat terjadi akibat pergantian fungsi Magetan sebagai sentra produksi pamelo lahan untuk industri dan perumahan atau terbesar di Indonesia memiliki keragaman peralihan pengusahaan tanaman pamelo ke aksesi yang tinggi, tercatat ada enam aksesi tanaman budidaya lain, kondisi ini yang sudah pernah diteliti (Supriyanto et al. memerlukan perhatian serius agar tidak terjadi 1998) yaitu ‘Gulung’, ‘Duku’, ‘Adas kepunahan kultivar yang belum terungkap Nambangan’, ‘Bali Merah’, ‘Bali Putih’ dan potensinya. ‘Sri Nyonya’. Diduga di Kabupaten Magetan Langkah pertama yang perlu ditempuh terdapat lebih dari 10 aksesi yang beragam dalam upaya pelestarian pamelo adalah karakternya (Supriyanto et al. 1998). memetakan sebaran aksesi yang terdapat di Kemungkinan masih terdapat banyak aksesi wilayah tersebut, melakukan inventarisasi lain, karena satu nama dapat mewakili aksesi aksesi yang ditemukan dan diikuti dengan berbeda. Sebagai contoh, ‘Bali Merah’ dapat karakterisasi fenotip dan genotipnya (Arora dibedakan menjadi ‘Bali Merah 1’ yang dan Priva 2000). Penandaan sebaran aksesi memiliki rasa agak getir dan berbiji dan ‘Bali pamelo ini dapat menggunakan alat GPS Merah 2’, dengan rasa manis tanpa getir dan (Global Positioning System) yang akan tidak berbiji, sekalipun ditanam bercampur memberikan hasil pengelompokan dalam dengan aksesi lain. Selain itu aksesi pamelo bentuk peta yang di dalamnya terdapat jumlah ‘Jawa’, yang ditujukan untuk aksesi yang dan sebaran aksesi pamelo di Kabupaten belum diketahui namanya, juga terdiri atas Magetan. Penelitian ini bertujuan untuk buah dengan morfologi dan rasa berbeda. menginventarisasi dan mengetahui peta Paling sedikit telah diketahui tiga aksesi Jawa sebaran aksesi pamelo yang terdapat di berbeda (‘Jawa 1’, ‘Jawa 2’ dan ‘ Jawa 3’) Kabupaten Magetan. (Rahayu 2012). Tidak tertutup kemungkinan, masih terdapat aksesi pamelo yang belum BAHAN DAN METODE diketahui namanya. Oleh karena itu, diperlukan upaya penyediaan informasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan tentang keberadaan dan keragaman plasma Mei sampai Juli 2015. Penandaan dan nutfah pamelo di Kabupaten Magetan. pemetaan nomor aksesi dilakukan di Desa Berbagai aksesi pamelo yang terdapat Tambak Mas Kecamatan Sukomoro dan Desa di Kabupaten Magetan ini belum diketahui Dukuh Kecamatan Bendo Kabupaten tentang peta sebaran dan karakter Magetan, Jawa Timur. populasinya. Dengan demikian perlu Alat penanda yang digunakan dalam dilakukan penelitian untuk mengetahui hal ini, pemetaan adalah GPS GARMIN 78 SERIES sebagai salah satu upaya pelestarian yang berfungsi untuk menitiktandakan sumberdaya genetik pamelo. Di masa kordinat tanaman pamelo yang terdapat di mendatang, kemungkinan sebagian aksesi lokasi penelitian. pamelo akan punah sebagai dampak dari Metode Penelitian peningkatan jumlah penduduk, penyempitan lahan pertanian, serangan hama dan penyakit Penelitian dilakukan melalui survei dan perubahan iklim. Selain itu beberapa pemetaan tanaman buah pamelo dengan aksesi juga menurun populasinya, karena merekam titik koordinat dari GPS (Global karakter buahnya kurang disukai konsumen Positioning System) untuk setiap tanaman (misalnya warna daging buah putih/pucat, rasa buah pamelo di lahan petani di Desa Tambak getir atau masam yang tajam, masa simpan Mas Kecamatan Sukomoro dan Desa Dukuh terlalu pendek), sehingga tidak lagi ditanam Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Jawa oleh petani. Timur. Analisis data dilakukan dengan Sebagai tanaman budidaya, pamelo mengolah data koordinat dan data pengamatan juga memiliki resiko penurunan variabilitas karakter populasi tanaman buah ke dalam peta sebagai akibat praktek seleksi buatan yang dasar melalui aplikasi Quantum GIS dengan berkepanjangan (Arora dan Priva 2000). rekaman titik koordinat GPS dan dipetakan 12 Rizkt et al. Penyebaran aksesi pamelo sebaran spasialnya dengan aplikasi Quantum dihasilkan berupa peta persebaran aksesi di GIS. setiap lahan. Pemetaan tersebut dilakukan untuk Pemetaan dan Survei lapangan mengetahui aksesi pamelo yang ditanam Pemetaan persebaran titik aksesi petani di Kabupaten Magetan, kegiatan ini pamelo, dilakukan melalui data luas wilayah dilakukan melalui penandaan di lapangan dan dan keberadaan persebaran titik yang ada di wawancara secara langsung dengan petani. Desa Tambak Mas dan Desa Dukuh Penandaan dilakukan terhadap aksesi pamelo Kabupaten Magetan. Proses pengolahan selain ‘Adas Nambangan’, karena aksesi ini pemetaan ini dilakukan dengan menggunakan mendominasi areal pertanian pamelo di software Arcview GIS 3.2. Keterangan yang Kabupaten Magetan. Gambar 2 Peta Lokasi Desa Tambak Mas Kecamatan Sukomoro (warna hijau) dan Desa Dukuh Kecamatan Bendo (warna merah) Kabupaten Magetan Jawa Timur. HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat di Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro dan Kawedanan. Keadaan Umum Percobaan Desa Tambak Mas Kecamatan Kabupaten Magetan terletak di kaki Sukomoro dan Desa Dukuh Kecamatan Gunung Lawu sebelah timur yang Bendo Kabupaten Magetan adalah desa yang membentang dari selatan ke utara, karena itu memiliki sebaran aksesi pamelo yang Kabupaten Magetan dikenal dengan sebutan beragam. Lahan yang dipetakan merupakan Green Belt Lawu atau Lingkar Hijau Lawu. lahan kering yang ditanami dengan beragam Ibukota Kabupaten Magetan terletak di aksesi jeruk pamelo. Sebagian besar tanaman Kelurahan/Kecamatan Magetan. Secara pamelo ditanam secara tumpang sari dengan geografis, Magetan terletak di sekitar 7° 38’ tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian. 30” lintang selatan dan 111° 20’ 30” bujur Aksesi pamelo yang ditemukan serta timur dengan ketinggian antara 660 sampai dijadikan contoh untuk karakterisasi dari dengan 1.660 m di atas permukaan air laut kedua desa tersebut berjumlah 15 aksesi (Pemerintah Kabupaten Magetan 2014). Di dengan kondisi buah yang baik dan tingkat Kabupaten Magetan, sentra produksi pamelo kematangan seragam. Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 3 Nomor 1, April 2017 13 Pemetaan Sebaran Tanaman Pamelo 482.895 batang, luas panen 366.783 pohon atau 3.668 ha dan jumlah produksi 253.988 Kabupaten Magetan, mempunyai kwintal (Pemerintah Kab Magetan 2014). beberapa potensi pengembangan buah- Aksesi pamelo Kabupaten Magetan buahan, namun yang paling besar adalah diantaranya menyebar di Desa
Recommended publications
  • Udc 332 Analysis of the Impact of Sugarcane Management
    Eurasia: Economics & Business, 1(19), January 2019 DOI https://doi.org/10.18551/econeurasia.2019-01 UDC 332 ANALYSIS OF THE IMPACT OF SUGARCANE MANAGEMENT SYSTEM ON THE FARMERS INCOME IN MAGETAN DISTRICT, INDONESIA Arumsari Devinta Nur* Postgraduate program, Faculty of Economic and Business, University of Brawijaya, Indonesia Santoso Dwi Budi, Muljaningsih Sri Faculty of Economic and Business, University of Brawijaya, Indonesia *E-mail: [email protected] ABSTRACT The under developing management system of the sugarcane farmers in Magetan District, Indonesia. is the contract and non-contract management. The choice taken by the farmers has implications for income. There are differences in income between the two management systems. This study has three objectives. First, to determine the factors that influence the level of farmers income. Second, to find out the factors that influence decisions in the selection of the management system. Third, to find out the different impact in each management system. The research approach method used in this study is quantitative. The management system chosen by sugarcane farmers becomes treatment effect for their income, where the number 1 is for the contracts and 0 for non-contract management. Data collection techniques were carried out by interviewing and distributing questionnaires to 80 respondents. The data analysis tool used is the treatment effect model analysis with the Stata 12.0 program. The results of this study indicate that the main factors that influence farmers' decisions are experience, opportunity cost, wealth. While the factors that cause differences in the amount of income are the scale of production, technology, insight and family labor.
    [Show full text]
  • Zones Infectées an 26 Mai 1971
    — 219 — DISEASES SUBJECT TO THE REGULATIONS - MALADIES SOUMISES AU RÈGLEMENT Infected Areas as on 26 May 1971 — Zones infectées an 26 mai 1971 For criteria used m compiling this lut, see page 223 — Les critères appliquas pour la compüahoa de cette liste sont publiés i la page 223. X Newly reported areas — Nouvelles zones signalées FUGUE — PESTE CBOLERA - CHOLÉRA Sefou, Return Nouna, Cerde Macina, Cercle Titao, Cerde Africa — Afrique Niono, Cercle Tougan, Cercle Africa — Afrique Ségou, Cercle Sikasso, Return Aau — Ana CONGO, DEM. BEP./RÉP. DËM. CAMEROON - CAMEROUN Koutiala, Cercle Krvu, Province Cameroun Onauiala, Provinca accidentel NIGER BURMA - BIRMANIE Victoria, Division Maradl, Departement Irrawaddy, Division MADAGASCAR Cameroun oriental Maxadi, Art Myaungmya, District Ttmuurive, Province Bamoun, Département Mayahi, An x Myaungmya, D Myaungmya Knbl, Département Tessaoua, Arr Mandalay, Division Artmnlmauo, S. Prif Margui-Wandala, Departement Niamey, Departement KyauJtsi, District IraarmftnatMil^ fanlnn Nyang-et-Kclle, Département Sanaga-Maritime, Département Nuuney, An Mandalay, D ; Mandalay Marinarivo, S. Prif. Woun, Département Ouallam, Air Analavoiy, Canton Say, Ait IN D U — INDE Téta, A n CHAD-TCHAD TiÛabéry, A n Ahmedabad (A) Fort-Lamy, Cap CA) Calcutta (P) (aid. A) Amstica — Amérique Ztnder, Departement Delhi (excL A) Gouré, Arc Madras (P) (excL A) BRAZIL-BRÉSIL DAHOMEY Taaout, Arr Nagpur (A) Département de l’Atlantique Zindcr Yille, A n ta ke, State Departement de l ’Ouémé Andhra Pradesh, Stase Xlpira,Muniapio NIGERIA - NIGERIA Chittoor, District East Godavari, District Cerna, State FRENCH TERRITORY OF THE Benue Hateau, State AFARS AND THE ISSAS Hyderabad, District Xlpu, Muoiaplo TERRITOIRE FRANÇAIS DES Igbolco, Division Visakhapatnam, Dismet Jos, Division West Godavari, District BOLIVIA - BOLIVIE AFARS ET DES ISSAS Makurdi, Division X Djibouti (exd PA) Wukan, Division Assam, State Le Fur, Department Kamrup, District East-Centrel State Nowgong, District Caupolirin.
    [Show full text]
  • Download This PDF File
    Pengaruh Sanitasi Rumah dan Polusi Udara Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan PENGARUH KONDISI SANITASI RUMAH DAN POLUSI UDARA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI KECAMATAN NGARIBOYO KABUPATEN MAGETAN Molecgia Krista Prajwalita Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya [email protected] Dra. Ita Mardiani Zain, M. Kes Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang. Data yang diperoleh dari Dinkes Magetan, selama 3 tahun terakhir penyakit ISPA merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling tinggi di Kabupaten Magetan, khususnya Kecamatan Ngariboyo yang menurut data tahun 2015 penderitanya berjumlah 147 jiwa, dengan prevalensi sebesar 0,33%. Penderitanya adalah para balita, yang secara fisik masih rentan terhadap penyakit. Peningkatan jumlah kasus ISPA di Kecamatan Ngariboyo kemungkinan salah satu faktor adalah adanya 81 industri penyamakan kulit yang berada di wilayah tersebut. Hipotesis penelitian ini adalah kasus ISPA yang disebabkan oleh limbah dari industi penyamakan kulit yang berada di Kecamatan Ngariboyo mengeluarkan bau yang menyengat sehingga berpotensi mengakibatkan polusi udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran penderita ISPA, mengetahui pengaruh sanitasi rumah dan polusi udara terhadap kejadian ISPA dan mengetahui faktor manakah dari sanitasi rumah dan polusi udara yang paling berpengaruh terhadap kejadian ISPA di Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan rancangan survei case control, yaitu pada setiap kasus ISPA dicarikan control, yaitu responden yang tidak sakit atau terjangkit ISPA. Lokasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Ngariboyo di Kabupaten Magetan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.
    [Show full text]
  • Jurnal Akuntansi Dan Auditing Indonesia an Analysis on Fraud
    Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia 25(1) June 2021 Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia https://journal.uii.ac.id/JAAI An analysis on fraud tendency of village government officials Herlina Rahmawati Dewi*, Mahmudi, Rafiq Maulana Department of Accounting, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia *Corresponding author email: [email protected] ARTICLE INFO A B S T R A C T Article history: This research aims to analyze the influence of information asymmetry, religiosity, Available online organizational culture, and regulatory enforcement toward fraud tendency of village government officials. This study employed a survey approach as the method to obtain data. Keywords: Regression analysis was used to test the proposed hypotheses. From seventy-one respondents Information asymmetry, religiosity, working as village government administrators in thirty-five villages in Magetan Regency, East organizational culture, regulatory Java Province, this study has found that information asymmetry, religiosity, organizational enforcement, fraud culture, and regulatory enforcement significantly affect the village government officials’ tendency to commit fraud. DOI: https://doi.org/10.20885/jaai.vol25.i ss1.art4 Introduction The success of a country’s development can be seen from the developments in each sector. One of the indicators in the successful development of a country is its village ability to grow (Wartaekonomi.co.id, 2019). Village as a part of regional autonomy structure has immediate hierarchical position to the community in providing public services. With the issuance of Law No. 6/2014 (Village Act), village has a very strategic role in the government. Considering that village is the smallest unit of government structure, it has a fundamental role for the state.
    [Show full text]
  • Pengembangan Media Pembelajaran Kelas Online Untuk Guru Sma Di Kabupaten Magetan
    J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 4 ● No. 1 ● 2020 ISSN : 2581-1320 (Print) ISSN : 2581-2572 (Online) Homepage: http://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/J-ABDIPAMAS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KELAS ONLINE UNTUK GURU SMA DI KABUPATEN MAGETAN Musdholifah1, Dewie Tri Wijayati Wardoyo2, Sri Setyo Iriani3, Ulil Hartono4, Achmad Kautsar5 1Universitas Negeri Surabaya. Email: [email protected] 2Universitas Negeri Surabaya. Email: [email protected] 3Universitas Negeri Surabaya. Email: [email protected] 4Universitas Negeri Surabaya. Email: [email protected] 5Universitas Negeri Surabaya. Email: [email protected] ABSTRACT The limited ability of teachers to manage instructional media using technology apparently also happened to teachers in Magetan District. Based on surveys and interviews with the Head of education, youth and sport department Magetan District, the problem of the low use of technology in learning was also experienced by teachers in Magetan District. Especially for high school teachers in Magetan Regency. One of the things that can be use by the world of education, especially teachers in implementing the learning process, is by using google classroom application as a media for online classroom learning. This application is still rarely even unknown to most teachers in Indonesia. The overall output shows the majority of teachers as participants have opened online classes (60.87%) and the remaining 39.13% only made a few meetings but did not run. The obstacle is the low motivation and consistency of the teachers in running online classes. The implementation of community service activities has been going well and smoothly. The results of the implementation of these activities all stages of the implementation of activities run as planned.
    [Show full text]
  • World Bank Document
    31559 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Improving The Business Environment in East Java Improving The Business Environment in East Java Views From The Private Sector i i 2 Improving The Business Environment in East Java TABLE OF CONTENTS FOREWORD | 5 ACKNOWLEDGMENT | 6 LIST OF ABBREVIATIONS | 7 LIST OF TABLES | 9 LIST OF FIGURES | 10 EXECUTIVE SUMMARY | 11 I. BACKGROUND AND AIMS | 13 II. METHODOLOGY | 17 Desk Study | 19 Survey | 19 Focus Group Discussions | 20 Case Studies | 22 III. ECONOMIC PROFILE OF EAST JAVA | 23 Growth and Employment | 24 Geographic Breakdown | 27 Sectoral Breakdown | 29 East Java’s Exports | 33 IV. INVESTMENT AND INTERREGIONAL TRADE CONDITIONS IN EAST JAVA | 35 Investment Performance in East Java | 37 Licensing and Permitting | 40 Physical Infrastructure | 43 Levies | 45 Security | 48 Labor | 50 V. COMMODITY VALUE CHAINS | 53 Teak | 54 Tobacco | 63 Sugar cane and Sugar | 70 Coffee | 75 Salt | 82 Shrimp | 90 Beef Cattle | 95 Textiles | 101 VI. CONCLUSION AND RECOMMENDATIONS | 107 Conclusions | 108 General Recommendations | 109 Sectoral Recommendations | 111 APPENDIX I Conditions Of Coordination Between Local Governments Within East Java | 115 Bibliography | 126 2 3 4 Improving The Business Environment in East Java FOREWORD As decentralization in Indonesia unfolds and local governments assume increased responsibility for develo- ping their regions, it is encouraging to see positive examples around the country of efforts to promote eco- nomic cooperation among local governments and solicit private sector participation in policymaking. East Java Province is one such example. This report is the product of a series of activities to address trade and investment barriers and facilitate the initiation of East Java Province’s long-term development plan called Strategic Infrastructure and Develop- ment Reform Program (SIDRP).
    [Show full text]
  • Construction Raw Materials in India and Indonesia Market Study and Potential Analysis | Final Report May 2021 Imprint
    Construction Raw Materials in India and Indonesia Market Study and Potential Analysis | Final Report May 2021 Imprint PUBLISHED BY Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe (BGR) Stilleweg 2 30655 Hannover (Germany) Copyright © 2021 by Levin Sources and the Federal Institute for Geosciences and Natural Resources (BGR) All rights reserved under International Copyright Conventions. No part of this book may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording, or any information storage and retrieval system, without prior permission in writing from the publisher. ABOUT THIS REPORT This report presents the final results of a study on construction raw material value chains in two metropolitan areas in India and Indonesia. This study is a product of BGR’s sector project “Extractives and Development”, which is implemented on behalf of the German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ). The set up and the implementation of the study have been coordinated and accompanied by Hannah Maul. For more information please visit: www.bmz.de/rue/en AUTHORS This report was written by Victoria Gronwald, Nicolas Eslava, Olivia Lyster, Nayan Mitra and Vovia Witni, with research contributions from teams in Indonesia and India. DISCLAIMER This report was prepared from sources and data Levin Sources believes to be reliable at the time of writing, but Levin Sources makes no representation as to its accuracy or completeness. The report is provided for in- formational purposes and is not to be construed as providing endorsements, representations or warranties of any kind whatsoever. The authors accept no liability for any consequences whatsoever of pursuing any of the recommendations provided in this report, either singularly or altogether.
    [Show full text]
  • The Role of the Environment Agency of Magetan Regency in Preventing Waste Pollution B3 Tanning Industry in Gandong River
    International Journal of Law ISSN: 2455-2194; Impact Factor: RJIF 5.12 Received: 05-01-2021 Accepted: 20-01-2021; Published: 23-02-2021 www.lawjournals.org Volume 7; Issue 1; 2021; Page No. 184-190 The role of the environment agency of Magetan regency in preventing waste pollution b3 tanning industry in Gandong River Febri Dwi Saputra1, Jadmiko Anom H2 1 Student of Master of Law Program, Faculty of Law, Sebelas Maret University, Surakarta, Indonesia 2 Lecturer of Faculty of Law, Sebelas Maret University, Surakarta, Indonesia Abstract This study aims to find out (1) the role of the Magetan Regency Environment Agency in preventing B3 waste pollution of the tanning industry in the Gandong River, and (2) the factors that hinder the Magetan Regency Environment Agency in carrying out its role to prevent pollution of Gandong river flow. The principle of regional autonomy adopted in the system of government gives each region the authority to regulate its government affairs in this case is the protection and management of the environment independently. The Magetan Regency Environment Agency is an institution authorized by the Regent of Magetan to conduct environmental protection and management activities in Magetan Regency. Based on the results of research and discussion, researchers concluded that: First, one of the activities of environmental management implementation carried out by the Environment Agency of Magetan Regency is to conduct supervision to prevent the occurrence of B3 waste pollution. The form of supervision carried out is to include administrative supervision, namely the examination of environmental documents and permits owned and also technical supervision carried out by the Leather Industry technical implementation Unit (UPT) and Leather Production in organizing the WWTP/IPAL.
    [Show full text]
  • Tesis Hari Wahono Nim. S231308064 Fakultas Ilmu
    library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KECENDERUNGAN ARAH BERITA TENTANG PEMERINTAH DAERAH (Analisis Isi Kecenderungan Arah Berita Tentang Pemerintah Kabupaten Ngawi, Madiun Dan Magetan Pada Radar Madiun Edisi 1 Juli 2014 Sampai Dengan 30 September 2014) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Komunikasi Minat Utama Manajemen Komunikasi oleh HARI WAHONO NIM. S231308064 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 i library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id iii library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERNYATAAN ORISINALITAS Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa : 1. Tesis yang berjudul : KECENDRUNGAN ARAH BERITA TENTANG PEMERINTAH DAERAH (ANALISIS ISI KECENDERUNGAN ARAH BERITA TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI, MADIUN DAN MAGETAN PADA RADAR MADIUN EDISI 1 JULI 2014 SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2014) ini adalah hasil karya penelitian saya sendiri dan tidak pernah terdapat karya ilmiah yang yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak pernah terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sebelumnya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi, baik tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses berdasarkan peraturan perunang-undangan yang berlaku. 2. Publikasi sebagian aatau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
    [Show full text]
  • Rbr-Gasaygrr4f.{Awat.R &S
    SKRIPSI ATIiAI,ISIS PEITGARUH IUAS LAHAN, BIAYA BEITIIH, BIAYA PUPUK, BIAYA PESfiSnDA? TEI{AGA I{ER.L\ PENGALAI}IAN IGRIA,ITAT{ HARGA JUAL TENHADAT FENDAP.{TAFI PETAT{I JAGIING DI KECAIITATAN }{GAntrBOYO IftBIJPATEN IUAGETAN TAHUH 2OI7 hGUsiUS &s OIch I rBr-gAsAYgrr4f.{AwAT.r NSI r 123140312I FAKT]LTAS EKONOMI UNTYERSTTAS 17 AGUSTUS 1945 ST]NABAYA 2018 SKRIPSI ANALISTS PENGARUII LUAS I"AHAN, BIAYA BEI{IE BIAYA PITPUIE BIAYA PESTISIDA. TENAGA KER.IA, PNNGALAITIAN KERI"q\, DA!{ HARGA JUAL TERSADAP PEHDAPATAN PETAI{I JAGUNG DI KECAMATAN NGABIBOYO IGBT}PA?EN MAGETAN TASI.IN IOIT (X:h: TRI I}.ARA YTITIANA}TTATI tilBl: 1231{}3221 FAKT'LTAS EKONOMI TTNTVERSTTAS 1? AGUSTUS T9{5 SURABAYA 2018 ANALISIS PENGARUH LUAS LAHA}[, BIAYA BENIII, BIAYA PUPUK, BIAYA PESTISIDA TENAGA ItrR.IA, PENGALAMAIY IffR"IA, NAI{ IIARGA JUAL TERHADAP PENDAPATAFI PETANI JAGUNG I}I KECAMATAN NGAEIBOYO KABUPATEN MAGETAI{ TAIIUN 2OI7 SKRIPSI Diajuken Untuk Mcmenuhi Pcrny*rrtan Gunr Mendrlntken Gelrr Serianr Ekonomi Progrrm Studi Ekonomi Pembengunen Olch: THI I]AILA yIJL,ilANAWAT-r HBI: 1231403271 rAI(I}L'TAS BKONOIUI U}ITYERSITAS T7 AGUSTUS 1}45 SURABAYA 2018 S{'RAT PERNYATAAI\I ANTI PLAGIAT Yang bertandatangan dibawah ini: t Nama : TriDaraYulianawati o Agama : Islam o Alamat Rumah : Jl. Mj. Sungkono no.74 RT/RW 0621014 Kel. Nambangan Lor Kec. Manguharjo Kota Madiun Dengan ini menyatakan Skripsi yang berjudul: *ANALISffi PENGART'H LUAS LAHAN, BIAYA BEI\TIH, BIAYA PUPUK, BIAYA PESTISII}A, TENAGA KERJA, PENGALAMAN Bf,RTAIiI IIAI\I HARGA JUAL TERIIADAP PENDAPATAN PEIAITI JAGUNG DI KECAMATAN NGARIBOYO KABT'PATEN MAGETAIT TAHUN 2OI? Adalah hasil kerja Tulisan saya sendiri bukan hasil plagiat dari Karya Tulis Ilmiah orang lain berupaArtikel; Thesis ataupun disertasi.
    [Show full text]
  • East Java Province Profile
    EAST JAVA PROVINCE PROFILE 1 INTRODUCTION TO THE PROVINCE East Java Province is one of the provinces in Java Island besides DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, and Yogyakarta. This Province is located in the line connecting the points of 111.00 until 114.40 East Longitude and between 7.120 until 8.480 South Latitude. East Java Province can be divided into 2 areas; Jawa Timur mainland and Madura island. The first area is about 90 percent of this province, and the second area (Madura Island) is just 10 percent. East Java Province has 29 district and 9 Cities . The capital city of Eat Java is Surabaya City. East Java is divided into 664 subdistricts and 8,505 villages. By regency, Malang has the largest number of subdistricts (33). It is not automatically has the largest area and number of villages. The regency Banyuwangi instead has the largest area (3,606 km2) and Regency of Lamongan has a largest number of villages (474). 2 GEOGRAPHY The area of East Java Province is about 48.257 km2. East Java Province is divided into three level lands, i.e. upland, medium land, and lowland. Upland is the area with average altitude of more than 100 meters above surface of the sea. It consists of Magetan regency, Trenggalek regency, Blitar regency, Malang regency, Bondowoso regency, Blitar city, Malang city and Batu city. Medium land is that with the average altitude of about 45 to 100 meters above surface of the sea. This level land comprises the regencies of Tulungagung, Kediri, Lumajang, Jember, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Ngawi, Bangkalan, Kediri city and Madiun city.
    [Show full text]
  • Does Fiscal Decentralization Affect Education Inequality?
    Does Fiscal Decentralization Affect Education Inequality? Ady Soejoto, Dhiah Fitrayati, Muhammad Abdul Ghofur, and Lucky Rachmawati Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia Keywords: Fiscal decentralization, education inequality. Abstract: There are no regency or city in East Java Province that have the developed and grew rapidly area category. Based on the analysis of such data, need for more attention to fiscal decentralization and inequality of education to see the success of economic development, not just look at the economic growth. The aim of this study is to analyze the effect of fiscal decentralization on education inequality among regency or city in East Java Province. Data analysis techniques used panel analysis method. The result showed that fiscal decentralization has negatively and significant effect on education inequality. 1 INTRODUCTION their expenditure, in other words the level of provincial independence is quite high. Decentralization is the transfer of authority of the government by the central government to the autonomous regions to regulate and administer Other legitimate government affairs in the system of the Unitary State Regional income of the Republic of Indonesia (Article 1 paragraph (7) Balanced funds of Law Number 32 Year 2004). Fiscal Locally original decentralization is fundamental to the regional Revenue autonomy system in the financial aspect. Where fiscal decentralization is a central government's financial transfers to sub-national governments (Boex and Martinez-Vazquez, 2001). Fiscal decentralization
    [Show full text]