ANALISI PRODUK DESTINASI WISATA UNGGULAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi pada Program Strata 1
Oleh:
Rima Putri Nomor Induk: 201318903
PROGRAM STUDI STUDI DESTINASI PARIWISATA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “ANALISIS PRODUK DESTINASI WISATA
UNGGULAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR” yang dibuat sebagai salah satu kewajiban dalam ketentuan kelulusan dari Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung. Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Anang Sutomo, MM.Par., CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung
2. Sumaryadi, MM., selaku Plh. Kepala Bagian Administrasi Akademik dan
Kemahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
3. Dr. Heri Sigit Cahyadi, MM. Par., selaku Ketua Program Studi Destinasi
Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
4. Odang Permana, S.E., M.E., selaku Sekertaris Program Studi Destinasi
Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
5. Dr. Haryadi Darmawan, MM., selaku pembimbing I
6. Dr. Beta Budisetyorini,M.Sc., selaku pembimbing II
7. Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur
8. Pengelola Daya Tarik Wisata di Kabupaten Lampung Timur
9. Bapak/Ibu dosen khususnya dilingkungan program Studi Destinasi
Pariwisata yang telah memberikan bekal ilmu hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini
i
10. Awing Kaddas dan Darmia Nangeang Selaku Kedua Orang Tua yang
selalu memberikan dukungan berupa doa, motivasi serta finansial sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu
11. Darmawan Aw dan Winda Fitra Aw selaku kakak tercinta yang selalu
menemani dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini
12. Rizqi Ulya, Aulia Khairunnisa dan Dwinda yang telah menemani peneliti
untuk mencari data di lapangan
13. Aulia, Suci dan Atta yang selalu memberi hiburan disaat penulis terpuruk
dalam penyelesaian skripsi
14. Gengs Putri ambu atas yang selalu rela direpotkan selama penulis
menyusun skripsi ini
15. Serta rekan-rekan SDP 2013 yang telah memberikan dorongan dan
semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis dapat menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan dari semua pihak.
Bandung, Agustus 2017
Penyusun
ii
ABSTRAKSI
Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung yang diharapkan menjadi destinasi wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Menurut Skema Penyusunan RIPPDA (rencana induk pengembangan pariwisata daerah) tahun 2013 Kabupaten Lampung Timur sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang akan dikembangkan dalam upaya pergerakan perekonomian Daerah dan sebagai destinasi pariwisata yang kaya akan potensi wisata alam dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali kondisi Physical Product, People, Package, Program di kawasan wisata unggulan Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi adalah pengelola daya tarik wisata , dinas pariwisata, dan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpul data observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan penyebaran kuesioner dan alat kumpul data cheklist point rating scale (PRS). Hasil penelitian menujukkan bahwa daya tarik wisata alam uggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Taman Nasional Way Kambas dan daya tarik wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Desa Tradisional Wana.
Kata Kunci: Wisata Unggulan, Physical Product, People, Package, dan Program
iii
ABSTRACT
East Lampung is one of the districts located in Lampung Province which is expected to be a tourist destination that is able to attract tourists both domestic and foreign tourists. According to the Drafting Scheme RIPPDA (Master plan of regional tourism development) 2013 East Lampung Regency tourism sector become one of the leading sectors that will be developed in the effort of regional economic movement and as a tourism destination rich in natural and cultural tourism potential. This study aims to identify the condition of Physical Product, People, Package, Program in the region's flagship tourist district of East Lampung. The method used is descriptive method with qualitative approach. The population is the manager of tourist attraction, tourism office, and tourists who visit the East Lampung regency. This study uses observation data collection techniques, interviews, documentation studies, and distributing questionnaires and checklist tools for rating rating scale (PRS) checklist. The results showed that the natural tourist attraction of East Lampung Regency is Taman Nasional Way Kambas and The leading tourist attraction of East Lampung Regency is Desa Tradisional Wana.
Keyword : Excellent Tour, Physical Product, People, Package, and Program
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...... i
ABSTRAKSI ...... iii
ABSTRACT...... iv
DAFTAR ISI ...... v
DAFTAR TABEL ...... viii
DAFTAR GAMBAR ...... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ...... 5 C. Pertanyaan Penelitian ...... 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penilitian ...... 8 E. Sistematika Penulisan ...... 9
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Paparan Konseptual ...... 10 1. physical Product ...... 10 a. Attraction ...... 11 b. Facilities ...... 13 c. Transportation ...... 15 d. Infrastructure ...... 17 2. People...... 20 a. Masyarakat Lokal ...... 21 b. Tourist ...... 21 c. Pelayanan ...... 23 d. Pemerintah ...... 24 3. Package ...... 25 a. Manfaat Paket Wisata Bagi Wisatawan ...... 25
v
b. Manfaat Paket Wisata Bagi Pengelola Daya Tarik ...... 25 4. Program ...... 25 a. Manfaat Program Bagi Wisatawan ...... 26 b. Manfaat Program Bagi Destinasi ...... 26 B. Penelitian Empiris ...... 27 C. Kerangka Pemikiran ...... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...... 29 B. Objek Penelitian ...... 29 C. Populasi dan Sensus ...... 30 D. Metode Pengumpulan Data ...... 31 1. Teknik Pengumpulan Data ...... 31 2. Alat Pengumpul Data ...... 33 E. Pedoman Observasi ...... 38 F. Teknik Analisis Data ...... 46 G. Jadwal Penelitian ...... 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...... 47 1. Daya Tarik Wisata Alam ...... 48 2. Daya Tarik Wisata Budaya ...... 52 B. Pembahasan ...... 55 1. Daya Tarik Wisata Alam ...... 55 2. Daya Tarik Wisata Budaya ...... 111
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...... 143 1. Daya Tarik wisata Alam Unggulan ...... 143 2. Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan ...... 144 B. Saran ...... 144
vi
1. Operasional ...... 145 2. Akademisi ...... 154 DAFTAR PUSTAKA ...... 155
LAMPIRAN ...... 158
BIODATA ......
vii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1. Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Lampung Timur ...... 2 2. Matriks Konsep Phsical Product ...... 10 3. Matriks Konsep Attraction ...... 11 4. Matriks Konsep Facilities...... 14 5. Matriks Konsep Transportation ...... 16 6. Matriks Konsep Infrastructure ...... 18 7. Matriks Konsep people ...... 20 8. Definisi Nilai Angka Dalam Skala ...... 33 9. Pedoman Observasi ...... 38 10. Jadwal Penelitian ...... 46 11. Point Rating Scale Physical Product Agrowisata Balai Benih ...... 55 12. Point Rating Scale People Agrowisata Balai Benih ...... 60 13. Point Rating Scale Package Agrowisata Balai Benih ...... 62 14. Point Rating Scale Program Agrowisata Balai Benih ...... 63 15. Point Rating Scale Physical Product Danau Beringin ...... 65 16. Point Rating Scale People Danau Beringin ...... 68 17. Point Rating Scale Package Danau Beringin ...... 71 18. Point Rating Scale Program Danau Beringin ...... 72 19. Point Rating Scale Physical Product Danau Way Jepara ...... 73 20. Point Rating Scale People Danau Way Jepara ...... 77 21. Point Rating Scale Package Danau Way Jepara ...... 79 22. Point Rating Scale Program Danau Way Jepara ...... 80 23. Point Rating Scale Physical Product Taman Nasional Way Kambas .... 82 24. Point Rating Scale People Taman Nasional Way Kambas ...... 86 25. Point Rating Scale Package Taman Nasional Way Kambas ...... 89 26. Point Rating Scale Program Taman Nasional Way Kambas ...... 91 27. Point Rating Scale Physical Product Persinggahan Way Curup ...... 92 28. Point Rating Scale People Persinggahan Way Curup ...... 95
viii
29. Point Rating Scale Package Persinggahan Way Curup ...... 98 30. Point Rating Scale Program Persinggahan Way Curup...... 99 31. Point Rating Scale Physical Product Wisata Pantai Mangrove ...... 100 32. Point Rating Scale People Wisata Pantai Mangrove ...... 104 33. Point Rating Scale Package Wisata Pantai Mangrove ...... 106 34. Point Rating Scale Program Wisata Pantai Mangrove ...... 108 35. Total Hasil Point Rating Scale Agrowisata Balai Benih ...... 109 36. Total Hasil Point Rating Scale Danau Beringin ...... 109 37. Total Hasil Point Rating Scale Danau Way Jepara ...... 110 38. Total Hasil Point Rating Scale Taman Nasional Way Kambas ...... 110 39. Total Hasil Point Rating Scale Persinggahan Way Curup ...... 110 40. Total Hasil Point Rating Scale Wisata Pantai Mangrove ...... 110 41. Point Rating Scale Physical Product Museum Budaya ...... 111 42. Point Rating Scale People Museum Budaya ...... 115 43. Point Rating Scale Package Museum Budaya...... 118 44. Point Rating Scale Program Museum Budaya ...... 119 45. Point Rating Scale Physical Product Desa Tradisional Wana ...... 120 46. Point Rating Scale People Desa Tradisional Wana ...... 124 47. Point Rating Scale Package Desa Tradisional Wana ...... 127 48. Point Rating Scale Program Desa Tradisional Wana ...... 128 49. Point Rating Scale Physical Product Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 130 50. Point Rating Scale People Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 134 51. Point Rating Scale Package Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 137 52. Point Rating Scale Program Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 138 53. Total Hasil Point Rating Scale Museum Budaya...... 139 54. Total Hasil Point Rating Scale Desatradisional Wana ...... 140 55. Total Hasil Point Rating Scale Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 140 56. Nilai Daya Tarik Wisata Alam Unggulan Kabupaten 57. Lampung Timur ...... 143 58. Nilai Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan Kabupaten Lampung Timur ...... 144
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1. The Destination Product ...... 3 2. Peta Kabupaten Lampung Timur ...... 7 3. Kerangka Pemikiran ...... 28 4. Diagram Wisata Budaya Unggulan ...... 141 5. Diagram Wisata Alam Unggulan ...... 141
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan pariwisata pada umumnya bertujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata, dalam pembangunan objek wisata dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri (Widyastuti, 2010:72). Menurut
Skema Penyusunan RIPPDA (rencana induk pengembangan pariwisata daerah) tahun 2013 Kabupaten Lampung Timur sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang akan dikembangkan dalam upaya pergerakan perekonomian Daerah dan sebagai destinasi pariwisata yang kaya akan potensi wisata alam dan budaya. Bupati Lampung Timur Ibu Chusnunia Chalim menegaskan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu skala prioritas untuk dibenahi dalam program kerja 5 (lima) tahun ini bersama Wakil Bupati
Lampung Timur (antaranews.com).
Jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2013-2015 sempat mengalami penurunan di tahun 2014 dan kembali lagi meningkat di tahun 2015. berikut ini adalah jumlah kunjungan wisatawan 3 (tiga) tahun terakhir :
1
2
TABEL 1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN DOMESTIK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013-2015 Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik Jumlah 2013 390 57758 58148 2014 385 47429 47814 2015 462 63072 63534 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung Timur, dalam Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka(2016)
Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi
Lampung yang diharapkan menjadi destinasi wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Kondisi topografi Lampung Timur sangat bervariasi dan memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan, keanekaragaman kondisi fisik yang berpontensi menjadi daya tarik wisata daerah sehingga sektor pariwisata menjadi harapan pertumbuhan perekonomian.
Menurut Witt dalam Rozak & R Basiya (2012:2) daya tarik wisata merupakan motivasi utama bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata.
Lampung Timur memiliki beraneka ragam Daya Tarik wisata yaitu Taman
Purbakala Pugung Raharjo, Desa Tradisional Wana, Museum Budaya, Taman
Nasional Way Kambas, Danau Beringin, Wisata Pantai Mangrove,
Pesanggarahan Way Curup, Danau Way Jepara, Wisata Agro Balai Benih, dan
Agro Wisata Pisang Nanas Jambu dan Durian.
Produk Destinasi Pariwisata menurut Morrison (2013:13) terdiri dari 4
(empat) yaitu physical product, people, package, program
3
GAMBAR 1
Sumber : Morrison, 2013
Physical product meliputi attraction, facilites, transportation, dan program.
Attraction these are critical to the touriam sector since they draw visitors to the destination (Morrison, 2013:168) wisata unggulan di Kabupaten Lampung
Timur memiliki daya tarik wisata yang menarik seperti Taman Purbakala
Pugung Raharjo merupakan salah satu peninggalan zaman megalitik. Yang memiliki bentuk menyurapai piramida yang mengingatkan pada bentuk pemujaan di Semeria (Laut Tengah) yang oleh penduduk setempat disebut ziggurat, yang melambangkan gunung suci. yang mana pintu gerbang taman ini merupai candi dan gundukan tanah yang dipenuhi oleh rumput yang sangat rapi, dulunya gundukan tanah ini merupakan bekas benteng
(http://www.wijanarko.net). Wisata Unggulan lainnya adalah Taman Nasional
Way Kambas adalah icon Provinsi Lampung yang menampilkan pertunjukan menarik menurut RENSTRA (rencana strategis) Dinas Pariwisata dan Ekonomi
4
Kreatif Provinsi Lampung 2015-2019 seperti gajah menari, berdiri di tonggak, dan kegiatan lainnya yang dapat dilakukan diantaranya safari gajah, foto hunting, naik kereta gajah.
Facilities are accomodations, food and beverage, and retail outlets of different types (Morrison, 2013:168). Kawasan wisata unggulan Kabupaten
Lampung Timur memiliki beraneka ragam fasilitas yaitu toko penjual souvenir yang terletak di Taman Nasional Way Kambas, dan memiliki beraneka ragam fasilitas namun fasilitas yang terdapat di kawasan wisata unggulan Kabupaten
Lampung Timur kurang terawat.
Transportation is access to a destination is crucial and so the development of transportation services is important in product development (Morrison,
2013:168) Pemerintah Kabupaten Lampung Timur bekerja sama dengan
Kementerian Perhubungan untuk mengoperasikan bus damri dari Kota Bandar
Lampung menuju Taman Nasional Way Kambas dan sudah berjalan dari tahun
2016. Namun bus tersebut masih sepi penumpang.
Infrastructure includes roads, utilities, water supply, sewerage and other basic physical system to support the destination and its community (Morrison,
2013:168). Kabupaten Lampung Timur sedang melakukan perbaikan dalam hal jalanan untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan yang sedang di kembangkan sehingga menarik wisatawan, namun pembangunan tersebut masih kurang maksimal.
People menurut Morrison (2013:14) adalah interaksi antar masyarakat dan wisatawan sangat penting untuk pengalaman keberhasilan destinasi. Masyarakat
Lampung Timur sangat mendukung dengan adanya pariwisata karena dapat
5
meningkatkan perokonomian masyarakat khususnya masyarakat yang terletak di kawasan wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur.
Packages menurut Morrison (2013:15) adalah paket wisata yang dibuat atau dilakukan oleh tour operator dan agen perjalanan, hotel dan juga resort. Paket wisata menuju kawasan wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur khususnya Taman Nasional Way Kambas sudah banyak dijual oleh tour operator yang terletak di Kota Bandar Lampung dan pengelolah hotel di zona penyanga di Taman Nasional Way Kambas.
Program menurut Morrison (2013:15) adalah meningkatkan pengalaman wisata dalam suatu destinasi, terdiri event, festival dan individual untuk mengatur kegiata wisatawan. Kabupaten Lampung Timur memiliki banyak program event yang sudah dibuat sampai bulan Desember 2017 untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya ke destinasi wisata unggulan
Kabupaten Lampung Timur.
Dari paparan diatas disimpulkan Produk Destinasi Wisata sangat penting dalam mengembangkan wisata unggulan, maka dari itu peneliti ingin meneliti
“Analisis Produk Destinasi Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur”
B. Rumusan dan Pembatas Masalah
Berdasarkan uraian dan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka dapat ditarik rumusan serta pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan RIPPDA (rencana induk pengembangan pariwisata) tahun
2013 Kabupaten Lampung Timur sektor pariwisata menjadi salah satu sektor
6
unggulan yang akan dikembangkan dalam upaya pergerakan perekonomian
Daerah dan sebagai destinasi pariwisata yang kaya akan potensi wisata alam
dan budaya, maka dari itu peneliti ingin meneliti Analisis Produk Destinasi
Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Timur.
Produk destinasi wisata menurut Morrison (2013:13) ada 4 (empat ) yaitu
phsical product yaitu Attraction, Facilities, Transportation, dan
Infrastructure, people yaitu Hosts dan Guest, Packages yaitu tour operator
dan tour agencies, dan program yaitu festivals, events dan activities.
2. Pembatasan Masalah
a. Batasan Wilayah
Dalam penelitian ini, batasan wilayah penelitian peneliti yaitu daya
tarik wisata di Kabupaten Lampung Timur yang terdiri dari Tanam
Nasional Way kambas, Danau Beringin, Wisata Pantai Mangrove,
Persinggahan Way Curup, Danau Way Jepara, Agrwisata Balai Benih,
Desa Tradisional Wana, Museum Budaya, dan Taman Purbakala Pugung
Raharjo.
7
GAMBAR 2
Sumber: http://ditlantaspoldalampung.web.id b. Batasan Substansi
Batasan masalah perlu dilakukan sehingga diharapkan penelitian ini
dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam. Pada konsep destination
product Morrison (2013:13) ada 4 (empat ) yaitu phsical, people,
Packages dan program.
8
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah serta pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi physical product, people, package dan program di
kawasan wisata alam unggulan Kabupaten Lampung Timur?
2. Bagaimana kondisi physical product, people, package dan program di
kawasan wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan tersebut, dapat disimpulakan bahwa tujuan dan kegunaan dilaksanakanya penelitian ini yaitu:
1. Tujuan Penelitian
a. Menemukenali kondisi physical product, people, package dan program di
kawasan wisata alam unggulan Kabupaten Lampung Timur
b. Menemukenali kondisi pysical product, people, package dan program di
kawasan wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami dan memberi
wawasan atau referensi mengenai pentingnya produk destinasi wisata, serta
memberi masukan kepada pemerintah dan peneliti untuk mengembangkan
produk destinasi wisata dalam kepariwisataan di Kabupaten Lampung Timur.
9
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang pengambilan judul “Analisis Produk Destinasi
Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Timur”, tujuan penelitian, rumusan masalah, pembatasan penelitian, ruang lingkup penelitian, pertanyaan penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi landasan teori penelitian dan kerangka penelitian
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang metode, jenis dan teknisk pengumpulan data, populasi dan sampling, dan teknik analisis
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Paparan Konseptual
Menurut Suwantoro (2004:48) Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/psikologis) dan jasa alam.
Destination Product manurut Morrison (2013:13) memberikan definisi komprehensif, terbagi menjadi 4 (empat) yang terdiri dari physical product, people, package, dan program
1. Physical Product
TABEL 2 MATRIKS PHYSICAL PRODUCT Penulis Konsep Komponen Morrison The incude physical item such as - Attraction (2013:13) attraction, facilities, - Facilities transportation, and - Transportation infrastructure. The attraction - Infrastructure play the pivotal rule in drawing tourist to destination. The must be convenient transportation access to destination and good infrastructure (e.g., electral power, sewerage, telephone communication, etc.) to support safe and enjoyable travel within the destination. There mst be adaquate hotel and restourants to cater to the need of tourist Munhurrun, Such as attraction, facilities, - Attraction & Seegoolan, transportation, and - Facilities
10
11
Penulis Konsep Komponen 2011; World infrastructure - Transportation Tourism - Infrastructure Organisation, 2007 dalam Bulus & Samdi (2016: 64) World Physical space that include - Attraction Tourism tourism product such as support - Support Organization service and attraction and service dalam tourism resources - Tourism Vengesayi resources (2008:289) Sumber:adaptasi peneli 2017 dari konsep Morrison (2012), Vengesayi (2008) dan bulus & Samdi (2016)
Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat pada tabel 2 komponen dari
Morrison (2013:13) dan Munhurrun, & Seegoolan, 2011; World Tourism
Organisation, 2007 memiliki kesamaan yaitu attraction, facilities, transportation, dan infrastructure. Peneliti menggunakan keempat komponen tersebut karena semua komponen dari physical product harus diteliti dan di analisis secara menyeluruh untuk memastikan bahwa semua hal tersebut tercapai (Morrison, 2013:169) a. Attraction
TABEL 3 MATRIKS ATTRACTION Penulis Konsep Komponen Swarbooke Identifice four categories of - Natural dalam attraction : features within the enviroment Morrison natural enviroment, human- - Human- (2013:168) made building, human-made made buidings, and specia event buildings - Special event
12
Penulis Konsep Komponen Mason Atraksi yaitu daya tarik wisata - Alam (2000) dan baik alam, budaya maupun - Budaya Purwanto buatan manusia seperti festival - Buatan (1998) dalam atau pentas seni. manusia Suryadana dan Octavia (2015:47) Middleton Atraksi adalah Elemen-elemen - Atraksi dalam jurnal didalam suatu atraksi wisata wisata alam Martina dan yang secara luas menetukan - Atraksi Adimulya pilihan pilihan konsumen dan wisata (2013:65) mempengaruhi motivasi calon- buatan dan calon pembeli diantaranya: binaan atraksi Wisata alam, atraksi manusia wisata buatan dan binaan - Atraksi manusia, atraksi wisata budaya, wisata atraksi wisata sosial budaya - Atraksi wisata sosial Atraksi adalah bentuk kegiatan budaya, - Kegiatan menurut keindahan alam dan event yang budaya Cooper memotivasi wisatawan untuk - Keindahan dalam Adiati datang berkunjung. alam dan - Event Basalamah (2014:82) Becken dan Atraksi yaitu pertama bangunan - Galeri seni Simmons berupa galeri seni, bangunan- - Taman dalam bangunan sejarah, dan museum; wisata Soebiyantoro kedua taman wisata berupa - Hiburan (2009:17) akuarium, daerah pertanian, kebun binatang, ketiga hiburan berupa area olahraga, area taman; keempat atraksi-atraksi alam
Suryadana Jenis daya tarik wisata yang - Daya tarik dan Octavia biasanya ditampilkan di Wisata (2015:48) destinasi pariwisata: Daya tarik alam wisata alam (natural tourist - Daya tarik 13
Penulis Konsep Komponen attraction), Daya tarik wisata Wisata buatan manusia (man-made buatan tourist attraction), dan Daya - Daya tarik tarik wisata memiliki kekuatan wisata tersendiri sebagai komponen memiliki produk pariwisata kekuatan tersendiri Sumber: adaptasi peneliti 2017 dari Morrison (2013), Suryadana dan Octavia (2015), Soebiyantoro (2009), Adianti & Basalamah (2014), dan Martina & Mulya (2013)
Dari pemaparan konsep diatas dapat disimpukan bahwa atraksi wisata
terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, dam wisata sosial,
special event, dan daya tarik yang memiliki kekuatan tersendiri. Namun
peneliti hanya menggunakan daya tarik wisata alam dan daya tarik wisata
budaya karena menurut RIPPDA no.5F kawasan wisata
unggulanKabupaten Lampung Timur adalah wisata alam dan wisata
budaya.
a) Daya Tarik Wisata Alam Middleton dalam jurnal Martina dan
Adimulya (2013:65) daya tarik wisata alam meliputi bentang alam dan
iklim. Sedangkan Menurut Suryadana & Octavia (2015:48) daya tarik
wisata alam adalah hutan.
b) Daya tarik wisata Budaya menurut Middleton dalam jurnal Martina dan
Adimulya (2013:65) Atraksi Wisata Budaya, meliputi sejarah dan cerita
rakyat (legenda), agama dan seni, teater musik, tarian dan upacara adat.
sedangkan menurut Suryadan & Octavia (2015:48) Daya tarik wisata
budaya (cultural tourist attraction) seperi: upacara ritual dan bangunan. b. Facilities
Fasilitas merupaka sarana dan prasarana yang mendukung operasional
objek wisata untuk mengakomodasi segala kebutuhan wisatawan, tidak 14
secara langsung mendorong pertumbuhan tetapi berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang.
TABEL 4 MATRIKS FACILITIES Penulis Konsep Komponen Morrison Three major categories of - Accomodati (2013:168) facilities are accomodations, ons food and beverage facilites, and - Food and retail outlet of different types beverage facilities - Retail outlet Yoeti dalam fasilitas yang dimiliki oleh daya - Akomodasi Suryadana & tarik wisata adaah akomodasi, - Parkir Octavia parkir, usaha pengelolaan - Usaha (2015:47) makanan, rekreasi, transportasi pengelola dan lain-lain. makanan - Rekreasi - transportasi Suryadana fasilitas dan pelayanan - Alat dan Octavia perjalanan terdiri dari alat transportasi (2015:49) transportasi, fasilitas - Fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan akomodasi minum, dan fasilitas penunjang - Fasilitas lainnya yang bersifat spesifik makanan dan disesuaikan. dan minuman
Spilane fasilitas dikelompokkan menjadi - Fasilitas (1994) dalam tiga bagian, yaitu: fasilitas utama Rositah at el utama, fasilitas pendukung, dan - Fasilitas (2016:63) fasilitas penunjang pendukung - Fasilitas penunjang Sumber: adaptasi penili 2017 dari Morrison (2013), Suryadana & Octavia (2015), dan Rositah, Marhanah & Wahadi (2016)
Dari pemaparan diatas dapat disimpulakan bahwa facilities adalah pelengkat bagi daya tarik suatu destinasi, peneliti memutuskan untuk menggunakan komponen dari (Spilane dalam Rositah at el, 2016:63) yaitu 15
Fasilitas utama, fasilitas pendukung, dan fasilitas penunjang karena di
dalam kategori tersebut terdapat akomodasi, parkir, fasilitas makanan dan
minumanan, rekreasi. Peneliti tidak menggunakan Transportasi karena
akan di bahas pada kategori selanjutnya. Fasilitas yang di kelompokan
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
1) Fasilitas utama, merupakan sarana yang sangat dibutuhkan dan
dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada disuatu objek wisata.
Seperti lahan dalam daya tarik wisata.
2) Fasiitas pendukung, sarana yang pada porsinya sebagai pelegkap
fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beta. Rositah at
el (2016:66) fasilitas pendukung antara lain: kantin/foodcourt, tempat
bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan keluar, lahan parkir.
3) Fasilitas penunjang, pada dasarnya merupakan sarana yang bersifat
sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun
kebutuhan selama menggunjungi. Rositah at el (2016:66) fasilitas
penunjang antara lain: papan penunjuk arah, souvenir, pusat informasi,
mushola, klinik pelayanan pengunjung, tempat sampah. c. Transportation
TABEL 5 MATRIKS TRANSPOTATION Penulis Konsep Komponen Goeltom dalam transortasi menjadi hal - Bidang Basuki dan yang penting dalam perjalanan Setiadi pariwisata karena (2015:137) perkembangan pariwisata dalam negeri menuntut perkembangan bidang perjalanan pula. 16
Penulis Konsep Komponen
Tambunan kepariwisataan ada tiga - Transportasi (2009:40) macam transportasi yang udara biasa digunakan - Transportasi wisatawan, yaitu: laut Transportasi udara (international flight, - Transportasi domestic flight), darat Transportasi laut (regular lines, charter line cruiser), Transportasi darat (sepeda, dokar, delma, sepeda motor, mobil penumpang, kereta api)
Morrison Access to a destination is - Access (2013:168) crucial and so the development of transportation services is important in product development Sumber: adaptasi peneliti 2017 dari Morrison(2013), Tambunan (2009) dan Basuki & Setiadi (2015)
Dari paparan tabel 5 peneliti menggunakan transportasi menurut
Morrison (2013:168) yang menyatakan bahwa untuk menuju suatu destinasi wisata aksesibilitas sangat penting untuk pengembangan layanan transportasi. Sedangkan aksesibilitas menurut March dalam Wahdiniwaty
(2013:201) menyatakan aksesibilitas mengacu pada kemudahan yang bisa diperoleh pengunjung untuk melakukan perjalanan dan memasuki sebuah tempat.
Menurut Sugiyanto dalam Amirudin (2011:15) faktor yang mempengaruhi aksesibilitas adalah sebagai berikut:
17
1) Jarak dari jalan raya
Jalan raya merupakan parameter keterjangkauan suatu tempat. Daya
tarik yang memiliki jarak lebih dekat dengan jalan raya menunjukkan
daya tarik wisata tersebut lebih mudah dijangkau oleh wisatawan baik
dari dalam maupun dari luar daerah. Penilaian jarak dibagi tiga yaitu ≤1
km, 2-3m, dan ≥4m.
2) Kondisi jalan
Kondisi jalan (jalan tanah, berbatu, aspal) mendukung kelancaran
perjalanan menuju daya tarik wisata. Kualitas jalan dinilai dari jalan
desa yang dilewati menuju daya tarik. Asumsinya kondisi jalan yang
baik dalam arti aspal kondisi jalan dan lebar akan dapat memperlancar
perjalanan menuju daya tarik wisata, sebaliknya jalan setapak
menunjukkan kendala bagi alat transportasi menuju daya tarik wisata
tersebut.
3) Kendaraan menuju daya tarik
Alat transportasi yang tersedia menuju daya tarik wisata dijadikan
untuk mengukur kemudahan wisatawan menuju setiap daya tarik,
sebaliknya ketidakadanya transportasi umum berarti memudahkan lebih
sulit untuk menuju daya tarik. d. Infrastructure
TABEL 6 MATRIKS INFRASTRUCTURE Penulis Konsep Komponen Morrison Infranstructure include - Roads (2013:168) roads, utilities, water - Utilities supply, sewerage and - Sewerage other physical systems to 18
Penulis Konsep Komponen support the destinasion and its community Yoeti (1996:186) Infrastructure adalah - Semua semua fasilitas yang dapat fasilitas memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan.
Wahab dalam Prasarana (infrastructure) - Prasarana Yoeti (1996:192) dibagai menjadi 3 (tiga) umum bagian penting, yaitu: - Prasarana prasarana umum (general masyarakat infrastructure), Kebutuhan banyak Masyarakat Banyak (Basic - Prasarana Need of Civilzed Life), kepariwisat Prasarana Kepariwisataan aan (Tourist Infrastructure) Sumber: adaptasi peneliti 2017 dari Morrison (2013), Suryadana & Octavia (2015) dan Yoeti (1996) Berdasarkan pemaparan konsep diatas bahwa infrastructure merupakan pelengkap dari suatu destinasi wisata, peneliti memutuskan untuk menggunakan kategori infrastructure menurut Wahab dalam
Yoeti(1996:192) yaitu prasarana umum dan prasarana kepariwisataan, peneliti tidak menggunakan prasarana masyarakat banyak karena kategori tersebut terlalu umum. Dan didalam kategori prasarana umum dan kepariwisataan sudah di jelaskan roads, utilites, sewerage, dan semua fasilitas yang ada di destinasi unggulan di Kabupaten Lampung Timur.
Kategori tersebut, yaitu:
19
1) Prasarana Umum (general infrastructure)
yang menyangkut kebutuhan orang banyak (umum) yang
pengadaannya bertujuan membantu kelancaraan roda perekonomian.
Seperti pembangkit tenaga listirk, sistem penyediaan air bersih, jaringan
jalan raya dan jalan kereta api, irigasi, dan perhubungan dan
telekomunikasi.
2) Prasarana Kepariwisataan (Tourist Infrastructure)
Diantara nya adalah:
a) Recepive Tourist Plant
Segala sesuatu yang berbetuk badan usaha atau organisasi yang
kegiatannya khusus untuk mempersiakan kedatangan wisatawan
pada suatu daerah tujuan wisata
b) Residental Tourist Plant
Semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para
wisatawan untuk menginap dan tinggal untuk sementara waktu di
daerah tujuan wisata.
c) Recreative and sportive plant
Semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan wisata
rekreasi dan olahraga.
20
2. People
TABEL 7 MATRIKS PEOPLE Penulis Konsep Komponen
Morrison Local people provide the - Local (2013:14) hospitality resources as the hosts people and providers of personal - Tourist services. Local cultures and lifestyles are also often very appealing to tourist. Community residents should be made aware of the benefits of tourism Nirwana dalam People adalah orang yang - pelayanan jurnal Nugroho memiliki andil dalam memberikan dan Japarianto atau menunjukkan pelayanan yang (2013:3) diberikan atau kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Ratih dalam People adalah semua pelaku yang - Pelaku jurnal Nugroho memainkan peranan dalam & Japarianto penyajian jasa ataupun produk (2013:3) Menurut People adalah semua pelaku yang - Pelaku Zeithaml and memainkan peranan dalam pariwisata Bitner dalam penyajian jasa sehingga dapat Suryadana dan mempengaruhi pembeli Octavia (2015) Menurut Edgel People adalah orang-orang yang - Wisatawan dan Hill dalam berhubungan langsung dengan Suryadana dan wisatawan merupakan bagian Octavia (2015) penting dalam pemasaran pariwisata
Sumber: olahan peneliti 2017 adaptasi dari Morrison (2013), Suryadana dan Octavia (2015) Nugroho dan Japarianto (2013)
Berdasarkan paparan diatas diatas dapat dilihat bahwa people sekelompok
orang yang berperan dalam pariwisata, yang terdiri dari masyarakat lokal, 21
wisatawan, pelayanan dan pelaku pariwisata menurut Damanik & Weber
(2006:19) terdiri dari pemerintah. a. Masyarakat Lokal menurut Wearing dalam Dewi (2013:132) adalah
masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan pemerintah dan
swasta sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pengemangan
pariwisata.
Menurut Woodley dalam Nofriya (2016:62) local people participationis
aprerequisite for sustainabletourism. Oleh karena itu, dalam konsep
pemberdayaan agar masyarakat ikut berperan serta dalam kegiatan
pariwisata yang tidak merusak lingkungan terdapat tiga komponen yang
harus ada, yaitu:
1) Enabling Setting (mengaktifkan pengaturan), yaitu memperkuat situasi
di daerah pariwisata termasuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan
agar masyarakat dapat beraktifitas.
2) Empowering local community (memperdayakan masyarakat setempat)
yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal
melalui pendidikan, pelatihan dan berbagai bentuk pengembangan
lainnya.
3) Socio-political (sosial-politik) yaitu diperlakukan adanya dukungan
sosial, dukungan politik, networking oleh pemerintah setempat, dinas
pariwisata dan elemen lain yang mendukung. b. Tourist menurut Suwantoro (2004:3) adalah seseorang atau kelompok
yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut wisatawan, jika lama 22
tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang di kunjungi.
Menurut Damanik dalam Meray, Tilar, dan Takumasang (2016:49) wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan, yang memiliki beraneka ragam motif dan latar belakang (minat, ekspektasi, karakeristik, social, ekonomi, budaya, dan sebagainya) yang berbeda-beda dalam melakukan kegiatan wisata, wisataan juga menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa.
Menurut UN-WTO (Cooper 2006, Ritchie et al) dalam Suryadana
(2013:56), wisatawan dapat digoloongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok tujuan berkunjung, yaitu:
1) Leisure and recreation (vakansi dan rekreasi); segala kegiatan yang
memiliki tujuan :
a. Vakansi dan rekreasi
b. Mengunjungi event budaya
c. Kesehatan
d. Olahraga aktif (yang bukan profesional)
e. Tujuan liburan lain termasuk dalam kategori bersenang-
senang.
2) Business and professional (bisnis dan profesional) perjalanan yang
dilakukan tidak mencari nafka, tetapi kegiatannya berdampak pada
pekerjaan. Beberapa tujuan kunjungan dalam kategori bisnis dan
profesional, yaitu:
a. Rapat 23
b. Misi
c. Perjalanan intensif
d. Bisnis
3) Other Tourism Purposes (tujuan wisata lain) yaitu:
a. Belajar
b. Pemulihan kesehatan
c. Transit
d. Berbagai tujuan lain
Tujuan lain diantaranya melakukan kunjungan kepada kerabat dan
saudara, ziarah, melakukan perjalanan keagamaan atau religi disebut
widyawisata. c. Pelayanan menurut Soegito dalam Setiawan (2013:3) pelayanan (service)
adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan suatu pihak
kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula
berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat
dikaitkan dengan suatu produk fisik. Untuk mengukur pelayanan
digunakan kualitas pelayanan, menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan
(2013:4) kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti fisik/ langsung) yaitu kemampuan suatu perusahaan
dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan
dan kemampuan fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitar
adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan perusahaan. 24
2) Empathy (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individu atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen.
3) Responsiveness (ketanggapan) yaitu kemampuan perusahaan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada
para pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas
4) Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
5) Assurance (jaminan) adanya kepastian yaitu pengetahuan, kesopan
santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada pelayanan. d. Pemerintah menurut Ismayanti (2010:22) memiliki peran dalam :
1) Menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hukum,
keamanan dan keselamatan kepada wisatawan.
2) Menciptakan iklim yang kondusip untuk perkembangan usaha
pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam
berusaha, fasilitasi, dan kapastian hukum.
3) Memelihara, mengembangkan dan melestarikan aset-aset nasional yang
menjadi daya tarik wisata dan aset-aset potensial yang belum tergali
4) Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka
mencegah dan menanggulangi dampak negatif bagi masyarakat luas.
25
3. Package
Package Menurut Morrison (2013:172) in tourism is unique and there are
professional companies like tour operators and travel agencies that
specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line companies,
attrations and other tourism stakeholders also develop packages.
Paket wisata memiliki manfaat bagi wisatawan dan bagi pengelola daya
tarik wisata. Yaitu:
a. Manfaat bagi wisatawan menurut Morrison (2013:174) terdiri dari:
1) Memberikan kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan.
2) Memberikan jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata
3) Memberikan kenyamanan perjalanan.
4) Memberikan kepuasan terhadap minat khusus.
b. Manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison (2013:173)
terdiri dari:
1) Menarik target pasar baru.
2) Untuk meramalkan kemudahan bisnis
3) Dapat meningkatkan bisnis disaat low season
4) Meningkatkan kepuasan pelanggan
5) Meningkatkan peluang kemitraan.
4. Program
Program menurut Morrison (2013:15) programing include events, festivals
and individualized arranged activities for tourist. Event dan festival yang
dibuat dan dipromosikan dengan baik dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung. 26
Program memiliki manfaat bagi wisatawan dan bagi destinasi, yaitu: a. Manfaat program bagi wisatawan menurut Morrison (2013:175) adalah:
1) Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar
2) Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman
3) Memberikan hiburan lebih banyak
4) Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan b. Manfaat bagi destinasi menurut Morrison (2013:175) adalah:
1) Dapat menarik pasar minat khusus
2) Meningkatkan citra destinasi
3) Meningkatkan dampak ekonomi
4) Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan
5) Meningkatkan inisiatif pemasaran baru
6) Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan
7) Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders
27
B. Penelitian Empiris
Analisis Produk Wisata di Pantai Padang oleh Ramdani et al (2016)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produk wisata di pantai panjang
dengan menggunakan variabel daya tarik wisata, jasa makanan dan minuman,
jasa souvenir, dan jasa hiburan. Dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan menghasilkan sudah bagusnya daya tarik wisata di pantai
padang namun tidak adanya penjualan souvenir dan tidak adanya standarisasi
makanan dan minuman, dan tidak terawatnya jasa hiburan.
Pengembangan Produk Wisata menggunakan Teknik Tourism
Opportunity Spectrum Terhadap Keputusan Berkunjung oleh
Trigantiarsyah & Mulyadi (2012)
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan mengenai pengembangan
produk wisata, keputusan, dan menentukan pengaruh pengembangan produk
wisata. Dengan menggunakam variabel Produk wisata dan Metode deskriptif
verifikatif Dengan hasil pengaruh pengembangan produk wisata dengan
menggunakan teknik tourism opportunity spectrum terhadap kepuusan
berkunjung 28
C. Kerangka Pemikiran
Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur
Desination Product Morrison,2013
Physical Product People Peckage Program :
Analisis
Terkajinya Produk Destinasi Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur
Sumber: Morrison (2013) BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan berpedoman pada standar baku penilaian ( Ervinawati at al, 2017: 310) . Peneliti menggunakan penelitia kualitatif karena penelitan ini menitikberatkan pada pengamatan produk destinasi wisata unggulan yang ada di
Kabupaten Lampung Timur dan peneliti ingin menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara mendeskripsikan secara mendalam sehingga lebih mudah dipahami. Menurut Afifuddin dan Saebani (2012:78) penelitian kualitatif merupakan suatu proses dari berbagai langkah yang melibatkan peneliti, paradigma teoretis dan interpretatif, strategi penelitan, metode pengumpulan data dan pemaparan. Metode deskriptif yang digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang produk destinasi wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur, menurut Hasan (2002:22) metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasii tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat.
B. Objek Penelitian
Menurut Arikunto (2000:29) objek penelitian adalah variabel penelitian atau sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian daya tarik wisata di Kabupaten Lampung Timur menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Timur tahun 2011-2031 yaitu Taman Purbakala Pugung Raharjo, Desa Tradisional
29
30
Wana, Museum Budaya, Taman Nasional Way Kambas, Danau Beringin,
Wisata Pantai Mangrove, Pesanggarahan Way Curup., Danau Waya Jepara, dan
Wisata Agro Balai Benih
C. Populasi dan Sensus
1. Populasi
Populasi menurut Burns dalam Satori & Komariah (2012:46) adalah
berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi,
benda, objek, peristiwa, atau laporan semuanya memiliki ciri dan harus di
definisikan secara spesifik dan tidak secara mendua. Populasi yang ditetapkan
peneliti adalah pengelola daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung
Timur, Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, Wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten Lampung Timur.
2. Sensus
Menurut Marzuki (1995: 41) menyatakan bahwa sensus adalah mencatat
semua elemen yang diselidiki: menyelidiki semua kejadian atau peristiwa.
Sensus dalam penelitian ini adalah daya tarik wisata unggulang Kabupaten
Lampung Timur yaitu :
a. Agrowisata Balai Benih
b. Danau Beringin
c. Museum Budaya
d. Danau Way Jepara
e. Taman Nasional Way Kambas
31
f. Desa Tradisional Wana
g. Persinggahan Way Curup
h. Taman Purbakala Pugung Raharjo
i. Wisata Pantai Manggrove
D. Metode Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data menurut Santori & Komariah (2012:145)
merupakan salah satu langkah utama dalam penelitia, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah:
a. Observasi
Menurut Utama & Mahadewi (2012:52) observasi adalah cara
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat
secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Peneliti menggunakan
observasi untuk mendapatkan data mengenai produk destinasi wisata
unggulan di Kabupaten Lampung Timur.
b. Wawancara
Menurut Utama & Mahadewi (2012:64) wawancara adalah proses tanya
jawab dalam penelitian yang berlagsung secara lisan. Wawancara yang
digunakan peneliti adalah wawancara mendalam (in-depth interview),
menurut Santori & Komariah (2012:131) adalah suatu proses mendapatkan
informasi untuk kepentingan peneliti dengan cara dialog antara peneliti
32
sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi informasi
dalam konteks observasi partisipan. Dalam penelitian ini Wawancara
mendalam ditujukan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten lampung
Timur, Pengelola destinasi wisata unggulan Kabupaten Lampung Timur,
Kepala Kecamatan Labuan Ratu dan Kepala Kecamatan Pugung Raharjo
Kabupaten Lampung Timur, LSM (lembaga swadaya masyarakat)
destinasi wisata unggulan Kabupaten Lampung Timur, dan Wisatawan
yang mengunjungi Kawasan Wisata Ugulan Kabupaten Lampung Timur.
c. Studi dokumentasi
Menurut Utama & Mahadewi (2012:67) dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Studi
dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang berasal
dari jurnal (online), Badan Pusat Statistik (BPS online), dan data lainnya
dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur untuk mengetahui
gambaran umum Kabupaten Lampung Timur dan Priwisata Kabupaten
Lampung Timur.
d. Penyebaran Kuesioner
Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Teknik pengambilan data
dapat dilakukan oleh peneliti yang bertatap muka langsung dengan
33
responden atau dapat dilakukan dengan cara kuesioner diberikan kepada
responden dan diberi waktu untuk mengisinya.
2. Alat Pengumpul Data
a. Cheklist Point Rating Scale (PRS)
Menurut Utama & Mahadewi (2012:55) cheklis adalah suatu daftar
yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki,
yang bermaksud mensistematiskan catatan observasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 Point Numberical Rating
Scale dalam memverifikasi data, berikut ini adalah tabel 3 Point
Numberical Rating Scale.
TABEL 8 DEFINISI NILAI ANGKA DALAM SKALA SCALE RATING DEFINISI 3 Excellent 1. Should ensure extremely effective Exceptional performance. Mastery Significantly above criteria for Much More successful job performance. than Acceptable 2. Surpassed expectations. 3. Reserved for the exemplary set of skills that yield a particularly sophisticated approach to handling the situation. 4. Meets all major / essential / core criteria or acceptable equivalents and met three or more additional criteria. 5. Significant evidence that skill is present. 6. Outstanding. 7. Truly excellent. 8. Fully meets competency requirement.
34
SCALE RATING DEFINISI 9. Proactive
2 Good 1. Should be adequate for effective Acceptable performance. Satisfactory 2. Meets criteria relative to quality Average and quantity of behaviour required for successful job performance. 3. Meets several of the major / essential / core criteria and one or two of the minor / additional criteria or acceptable equivalents. 4. Describes / demonstrates a sufficient range of skills for handling the situation and/or the desired outcome is obtained. 5. Some of the major and minor criteria were met; some deficiencies exist in the areas assessed but none of major concern. 6. Satisfactory evidence that skill is present. 7. Competent – solid and steady in essential aspects but could be improved. 8. Meets enough of the competency requirement to adequately perform the task. 9. Reactive
1 Unacceptable 1. Insufficient or significantly below Weak criteria required for successful job Poor performance. Much less than 2. Many deficiencies. acceptable 3. A major problem exists. 4. No answer or inappropriate answer. 5. Describes / demonstrates insufficient range of skills appropriate for handling of situation.
35
SCALE RATING DEFINISI 6. Describes / demonstrates plausible but inappropriate behaviours for handling the situation and/or the outcome if not obtained. 7. Describes / demonstrates counter- productive behaviours that have negative outcomes or consequences (make the situation worse) 8. No evidence that skills is present OR evidence that the skill is not present 9. Not competent. 10. Not Active
Sumber: www2.gov.bc.ca/local/myhr/documents/jobs_hiring/assessment_resources/ 3_point_rating_scale.docx b. Pedoman Wawancara
Menurut Afiffuddin & Saebani (2012:132) pedoman wawancara
digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan
penelitian. Peneliti menggunakan Wawancara Terstandar (standardized
interview) menurut Satori & Komariah (2012:133) adalah wawancara
baku terbuka, dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstandar
secara baku.
Pedoman wawancara yang digunakan peneliti berisi sederet pertanyaan
kepada informan berdasarkan konsep yang digunakan peneliti yaitu produk
destinasi pariwisata menurut Morrison (2013:14) yaitu people. yang terdiri
dari local people dan tourist.
36
c. Dokumen
Menurut Affifuddin & Saebani (2012:141) dokumenter adalah teknik
pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-
bukti. Dokumen berfungsi sebagai data sekunder yang dibutuhkan untuk
memperkuat penelitian.
dokumen yang dibutuhkan peneliti adalah RIPPDA kabupaten
Lampung Timur, studi penelitian terdahulu untuk mendukung penelitian
yang dilakukan peneliti, dan dokumentasi berupa foto sebagai pelengkap
dan observasi.
d. Kuesioner/Angket
Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Teknik pengambilan data
dapat dilakukan oleh peneliti yang bertatap muka langsung dengan
responden atau dapat dilakukan dengan cara kuesioner diberikan kepada
responden dan diberi waktu mengisinya.
Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur terbuka, menurut
Hendri (2009: 1) pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan susunan
kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika
mengumpulkan data, memiliki tujuan yang jelas menggunakan format
yang terstruktur, dimana para responden dibatasi untuk memilih salah satu
diantara beberapa jawaban. Kuesioner dalam penelitian ini sebagai alat
37
kumpul data dibagikan kepada wisatawan di Kabupaten Lampung Timur yang tersebar di daya tarik wisata Kabupaten Lampung Timur.
Dalam penelitian ini sampel dari kuesioner berkisar antara n = 1sampai n = 40 (McMillan dan Schumacher, 2001: 404). Ukuran sampel kualitatif relatif kecil dibandingkan ukuran sampel untuk penelitian menggunakan perwakilan untuk meningkatkan populasi sampel. Sehingga pada penelitian ini peneliti merancang n = 40 untuk informan wisatawan.
38
E. Pedoman Observasi
TABEL 9 PEDOMAN OBSERVASI Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
Product Physical Attraction Wisata Alam Bentang alam Observasi dan
Destination product Iklim wawancara
Hutan
Wisata Budaya Sejarah dan cerita rakyat
Agama dan seni
Teater musik
Tarian dan upacara adat
Bangunan seni
Upacara ritual
Facilities Fasilitas Utama Luas lahan
39
Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
Fasilitas Kantin (foodcourt)
Pendukung Tempat Bermain
Toilet
Piknik area
Pintu Masuk dan Keluar
Lahan parkir
Fasilitas Penunjang Papan penunjuk arah
Souvenir
Pusat informasi
Musholah
Klinik
Pelayanan Pengunjung
Tempat sampah
40
Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
Transportation Aksesibilitas Akses Mudah
Kualitas Jalan
Fasilitas Parkir
Waktu Mengemudi
infrastructure Prasarana Umum Pembangkit listrik tenaga air
Sistem penyediaan air bersih
Jaringan jalan raya dan kereta api
Irigasi
Perhubungan dan telekomunikasi
Prasarana Receptive tourist plan
Pariwisata Resident tourist plant
Recreative and sportive plant
People Masyarakat Peran Masyarakat Enabling Setting
41
Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
Empowering local community
Socio-political
Pelayanan Kualitas Pelayanan Tangibles (bukti fisik/langsung)
Empathy (empati)
Responsiveness (ketanggapan)
Reliability (kehandalan)
Assurance (jaminan)
Pemerintah Peran pemerintah Menyediakan informasi kepariwisataan,
perlindungan hukum, kemanan dan
keselamatan kepada wisatawan
Menciptakan iklim yang kondusip untuk
perkembangan usaha pariwisata yang
terbukanya kesempatan yang sama
42
Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
dalam berusaha, fasilitas, dan kapasitas
umum
Memelihara, mengembangkan dan
melestarikan aset-aset nasional yang
menjadi daya tarikwisata dan aset-ase
potensial yang belum tergali
Mengawasi dan mengendalikan
kegiatan pariwisata dalam rangka
mencegah dan menanggulangi dampak
negatif bagi masyarakat luas
Wisatawan Tujuan wisatawan Leisure and recreation
Business and professional
Other Tourism Purposes
43
Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
Package Manfaat paket Manfaat bagi Memberikan kemampuan untuk Obsevasi dan
wisata wisatawan membuat anggaran perjalanan. wawancara
Memberikan jaminan kualitas yang
konsisten dari paket wisata
Memberikan kenyamanan perjalanan.
Memberikan kepuasan terhadap minat
khusus
Manfaat bagi Menarik target pasar baru.
pengelola daya Untuk meramalkan kemudahan bisnis tarik wisata Dapat meningkatkan bisnis disaat low
season
44
Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
Meningkatkan kepuasan pelanggan
Meningkatkan peluang kemitraan.
Program Manfaat program Manfaat bagi Memberikan pemenuhan estetika yang
wisatawan lebih besar
Memberikan peningkatan pelajaran dan
pemahaman
Memberikan hiburan lebih banyak
Memberikan pengalaman yang lebih
kaya tujuan
Manfaat bagi Dapat menarik pasar minat khusus
destinasi Meningkatkan citra destinasi
Meningkatkan dampak ekonomi
Meningkatkan dampak ekonomi
45
Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data
Meningkatkan lama tinggal dan
pengeluaran wisatawan
Meningkatkan lama tinggal dan
pengeluaran wisatawan
Meningkatkan inisiatif pemasaran baru
Meningkatkan pengurangan musiman
bagi wisatawan
Meningkatkan peluang bermitra bagi
stakeholders
Sumber : olahan Peneliti 2017
46
F. Teknik Analisis Data
1. Point Rating Scale (Standar Baku Penilaian)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Standar Baku Penilaian dan
Pengembangan Obyek Wisata Alam 1993 yang dikeluarkan oleh komisi
Kerjasama Penilain dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam 1993 dalam
Ervinaswati at el (2017: 310)
Data yang dikumpulkan berupa data primer, peneliti melakukan
wawancara terbuka dengan instansi terkait seperi pengelola daya tarik wisata
dan pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur.
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya pengolahan data dan analisis
data dilakukan dengan metode deskriptif, selain itu data yang didapat
dilakukan pembobotaan (weighting) dan penilaian (scoring).
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan sesuai jadwal berikut
TABEL 10 JADWAL PENELITIAN Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Penyusunan Usulan Penelitian
Penyusunan Desain Penelitian
Penyusunan Instrumen
Pengambilan Data
Analisis Data
Laporan Hasil Penelitian
Presentasi Hasil Penelitian
Sumber: olahan peneliti 2017
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu Kabupaten yang terletang di
Provinsi Lampung, Ibukota Kabupaten ini terletak di Sukadana. Yang memiliki luas wilayah 5.300 km². Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur teretak pada posisi : 105015´ BT-106020´BT dan 4037´LS -5037´ LS. Dengan batas- batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Seputih Surabaya, dan
Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala
Kabupaten Tulang Bawang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa (wilayah laut Provinsi Banten
dan DKI jakarta).
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Ketibung,
Palas, dan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.
Sebelah Barat berbatasan denggan Kecamatan Bantul dan Metro Raya Kota
Mero, serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.
Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 24 kecamatan yaitu Kecamatan
Sukadana, Kecamatan Way Bungur, Kecamatan Purbolinggo, Kecamatan Bumi agung, Kecamatan Batang Hari, Kecamatan Sekampung, Kecamatan Metro
Kibang, Kecamatan Pekalongan, Kecamatan Raman Utara, Kecamatan
Batanghari Nuban, kecamatan Labuan Ratu, Kecamatan Marga Tiga, Kecamatan
Way Jepara, Kecamatan Braja Selebah, Kecamatan Mataram Baru, Kecamatan
47
48
Sekampung Udik, Kecamatan Bandar Sribawono, Kecamatan Melinting,
Kecamatan Gunung Pelindung, Kecamatan Jabung, Kecamatan Marga
Sekampung, Kecamatan Waway Karya, Kecamatan Labuan Maringgai dan
Kecamatan Pasir Sakti.
Kabupaten Lampung Timur memiliki 9 (sembilan) daya tarik wisata yaitu:
1. Daya Tarik Wisata Alam
a. Agrowisata Balai Benih
Agrowisata Balai Benih terletak di Kecamatan Pekalongan yang
berjarak 60 km dari Bandar Lampung dan 20 km dari Sukadana.
Agrowisata Balai Benih di resmikan pada 2 Januari 2006, dengan daya
tarik yang ditawarkan berupa beraneka ragam jenis tanaman buah yang
ditanam di kompek agrowisata Balai Benih Pekalongan. Tanaman buah
yang ditanam mayoritas adalah tanaman buah musiman dan dapat
menikmati buah-buah yang ada tersebut.
Jenis buah-buahan yang terdapat di agrowisata balai benih adalah sawo,
rambutan, durian, mangga, kelengkeng, srikaya, mathoa, jambu, alkisah,
manggis, loba-lobi, melinjo, duku, belimbing, jeruk, putsa apel, sirsak,
gayam, mundu, kuweni, pakel, lemon bali, alpukat, salak, nangka dan
lainnya.
Menurut hasil observasi peneliti, fasilitas yang terdapat di Agrowisata
Balai Benih terdiri dari pusat pembibitan dan aneka buah-buahan dan
tanaman hias, kebun buah, kolam pemancingan, selter (bangunan kecil),
wc umum, dan musholah. Namun semua fasilitas yang terdapat di
49
Agrowisata Balai Benih sudah tidak terawat lagi dan mengalami
kerusakan. b. Danau Beringin
Danau Beringin Indah terletak di Desa Negara Nabung Kecamatan
Sukadana yang berjarak 82 km dari Kota Bandar Lampung dan 6 km dari
Kota Sukadana. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah memancing dan
menyaksikan keindahan alam yang ada di dalamnya.
Menurut hasil observasi peneliti daya tarik wisata Danau Beringin
kurang terawat dan tidak ada fasilitas pendukung yang memadai,
kebersihan di dalam daya tarik wisata kurang terjaga.
Danau Beringin memiliki area bermain untuk anak-anak namun area
bermain tersebut tidak diklola dan dijaga dengan baik sehingga sudah
mengalami kerusakan dan area bermain ttersebut tidak terjamin
keamanannya.
c. Danau Way Jepara
Danau Way Jepara terletak di Desa Labuan Ratu dan Kecamatan Way
Jepara yang berjarak 115 km dari Kota Bandar Lampung dan berjarak 30
km dari kota Sukadana, daya tarik yang ada di Danau Way Jepara adalah
keindahan alam yang ada, keadaan danau yang asri dan aspek lingkungan
yang masih terjaga sangat berpotensi bagi para wisatawan untuk datang
berkunjung.
Dari hari observasi peneliti Danau Way Jepara tidak memiliki fasilitas
yang dapat digunakan sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi
50
wisatawan yang berkunjung, Danau Way Jepara juga tidak memiliki
pengelola pariwisata di dalam daya tarik. d. Taman Nasional Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas terletak di Kecamatan Labuan Ratu yang
berjarak 103 km dari Kota Bandar Lampung dan 20 km dari Kota
Sukadana. Taman Nasional way Kambas merupakan suaka alam dataran
rendah dengan luas kurang lebih 126.000 hektar. Pusat Konservasi gajah
merupakan area konservasi gajah yang dapat digunakan oleh manuasia
agar lebih bermanfaat dan sesuai dengan prinsip konservasi. Berdasarkan
fungsinya, gajah-gajah di Taman Nasional Way Kambas terbagi menjadi
Gajah Tangkat, Gajah Atraksi, Gajah Kerja, Gajah Penyelamat Satwa,
Gajah Patroli, dan Gajah Pembantu Pengendali Kebakaran Hutan.
Atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan adalah Jungle
Tracking, Safari Night, Atraksi Gajah dalam Ruangan, Gajah Tunggang,
Naik Kereta Gajah, Atraksi Gajah Berenang, Joget Gajah, Gajah Bermain
Bola, dan Gajah Berlatih.
Fasilitas wisata yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas adalah
guest house, visitor center, sellter (bangunan kecil), tempat parkir, tko
souvenir, rumah makan/kantin, teater gajah, mushola, papan petunjuk arah,
dan tempat penjualan tiket. Namun dari fasilitas tersebut terdapat
kerusakan dan fasilitas yang tidak dirawat.
51
e. Persinggahan Way Curup
Persinggahan Way Curup terletak di Desa Curup Kecamatan Mataram
Baru yang berjarak 125 km dari Kota Bandar lampung jika melewati Kota
Sukadana, yang merupakan tempat beristirahat (stop over) bagi para
wisatawan setelah mengunjungi Taman Nasional way Kambas.
Persinggahan Way Curup terdapat rumah makan dengan menu utama
masakan khas Lampung, yang dilengkapi kolam pemancingan dan fasilitas
parkir yang luas, toilet umum, musolah, dan nuansa alam yang sejuk dan
indah, dengan suasana pemandangan hamparan sawah dan air terjun.
Persinggahan Way Curup hanya digunakan oleh wisatawan sebagai
tempat transit, karena daya tarik wisata ini berada di jalan raya lintas
timur. Namun menurut hasil observasi peneliti fasilitas yang berada di
daya tari wisata ini sudah tidak terawat dan terdapat beberapa fasilitas
yang rusak, area parkir yang apabila hujan akan berlumpur.
f. Wisata Pantai Mangrove
Wisata Pantai Mangrove terletak di Desa Margasari Kecamatan Labuan
Maringgai 115 km dari Kota Bandar Lampung melaui Sukadana. Hutan
mangrove di Desa Margasari memiiki 2 (dua) jenis Tanaman yaitu
mangrove siapi-api dan rhizopora. Aktivitas yang dapat dilakukan di
Wisata Pantai Mangrove berkeliling hutan menggunakan sampan (perahu
kecil) pada pagi hari atau pada saat air surut dan foto-foto.
52
Wisata Pantai Mangrove menurut hasil observasi tidak ada fasilitas
yang tersedia dan tidak adanya pengelola yang menjaga sehingga membuat
wisatawan tidak percaya akan adanya keberadaan pantai tersebut.
Wisata pantai mangrove menurut wawancara dengan pengelola
mengatakan bahwa yang berkunjung adalah pelajar yang sedang
melakukan Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Lampung, dan juga
kurangnya pengetahuan wisatawan mengenai wisata pantai mangrove
sehingga tidak ada wisatawan yang berkunjung.
2. Daya Tarik Wisata Budaya
a. Museum Budaya
Museum Budaya terletak di Kecamatan Sukadana yang berjarak 87 km
dari Kota Bandar Lampung, daya tarik wisata berupa hasil kebudayaan
yang berupa peninggalan dari keurunan Minak Rio Kudu Islam yang
dalam pengembanganya sampai kepada keturunan terakhir yaitu Suttan
Sekencana dan istrinya yan berbagi kedalam tiga lingkup besar yaitu
pertama; benda-benda yang digunakan sebagai upacara adat, kedua;
benda-benda yang dipergunakan sebagai alat untuk memanfaatkan
sumberdaya alam, dan ketiga; benda-benda yang dipergunakan sebagai
alat rumh tangga, pertahanan diri, dan seni hiburan.
Menurut hasil observasi peniliti fasilitas yang terdapat di Museum
Budaya masih sangat kurang hanya terdapat sanggar kesenian, toilet dan
ruang pertemuan. Kurangnya informasi dan promosi membuat wisatawan
tidak mengetahui keberadaan daya tarik wisata ini.
53
b. Desa Tradisional Wana
Desa Tradisional Wana terletak di Kecamatan Melinting yang berjarak
140 km dari Kota Bandar Lampung dan 40 km dari Kota Sukadana yang
merupakan salah satu dari tujuh desa inti kediaman masyarakat Lampung
Melinting. Arsitektur tradisional berupa rumah panggung yang cukup khas
masih cukup banyak terlihat di desa ini.
Tarian yang cukup populer sejak lama yang berasal dari daerah ini yaitu
tari Melinting yang biasanya dipertunjukkan saat menerima kunjungan
tamu atau wisatawan, suasan dan nuansa kehidupan khas masih terasa.
Desa Tradisional Wana memiliki acara-acara tradisi yang masih
dilaksanakan masyarakat setempat seperti upacara perkawinan, pertemuan
adat dan lain-lain.
Daya tarik yang ditawarkan di Desa Tradisional wana adalah
keberadaan rumah tradisional yang diperkirakan sudah didirikan 300 tahun
lalu, kebudayaan yang ada sangat khas, Seni Tapis masih melekat pada
masyarakat dan tarian melinting, dan menonton tarian khas Lampung yaitu
tari melinting. Desa Tradisional Wana memiliki pusat kerajinan tradisional
Lampung Melinting, sanggar tari Melinting, dan homestay yang dapat
digunakan oleh wisatawan yang ingin bermalam di Desa Tradisional
Wana.
c. Taman Purbakala Pugung Raharjo
Taman Purbakala Pugung Raharjo terletak di Desa Pugung Raharjo
Kecamatan Sekampung Udik yang berjarak 125 km dari Kota Bandar
54
Lampung melalui Sukadana. Situs Pugung Raharjo ditemukan penduduk secara tidak sengaja pada tahun 1957, yang merupakan peninggalan jaman megalitik (batu besar) berupa benda-benda peninggalan Hindu-Budha
(klasik tengah) seperti Arca Batu, Prasasti, Batu Berlubang, Menhir,
Punden Berundak, Keramik Lokal maupun Asing (Dinasti Han, Yuan,
Sung dan Ming) yang tersimpan pada site museum yang dibangun disekitar komplek situs.
Taman Purbakala Pugung Raharjo memiliki luas area 30 ha. Situs
Purbakala ini pada tahun 1968 baru diteliti hingga tahun 1977 situs ini dipugarkan, daya tarik Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah situs dan peninggalan yang ada di tempat penemuan serta di dalam sebuah museum.
Fasilitas yang terdapat di Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah area parkir, pos penjaga, shalter (bangunan kecil), toilet umum. Namun fasilitas yang terdapat di daya tarik wisata sudah tidak terawat dan tidak ada penjagaan di dalam daya tarik wisata sehingga membuat wisatawan kurang aman dalam berkunjung.
55
B. Pembahasan
1. Daya Tarik Wisata Alam
a. Agrowisata Balai Benih
1) Physical Product
TABEL 11 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 6 2 Facilities 14 42 23 3 Transportation 3 9 7 4 Infrastructure 8 24 16 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Atraction
Agrowisata Balai Benih cukup baik karena Agrowisata Balai
Benih memiliki keindahan bentang alam yang berupa perkebunan
buah-buahan musiman yang luas dan wisatawan dapat belajar
mengenai cara memetik dan menanam di dalam agrowisata balai
benih, Agrowisata Balai Benih juga merupakan daerah sejuk yang
memiliki iklim rata-rata perhari 29ºC sehingga atraksi wisata di
agrowisata balai benih sudah sesuai dengan menurut Fandeli dalam
Razak (2008: 11) menyatakan bahwa suatu daya tarik wisata alam
harus memiliki keindahan dan keunikan bentang alam. menurut
Middleton dalam Martina dan Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata
alam meliputi bentang alam dan iklim,
Namun Agrowisata Balai Benih tidak memiliki hutan didalam
daya tarik wisatanya sehingga tidak sesuai dengan menurut
56
Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan termasuk dalam daya tarik
wisata alam. b) Facilities
Fasilitas yang berada dalam Agrowisata Balai Benih cukup baik
karena Agrowisata Balai Benih memiliki luas lahan 114 ha yang
melebihi nilai rata-rata luas lahan dalam daya tarik wisata,
Agrowisata balai benih juga memiliki kantin yang cukup bersih dan
menjual beraneka ragam makanan yang dapat dinikmati oleh
wisatawan yang sesuai dengan Morrison (2013:168) Three major
categories of facilities are accomodations, food and beverage
facilites, and retail outlet of different types.
Agrowisata Balai Benih memiliki toilet umum yang bersih dan
tempat beribadah seperti musolah yang menyediakan alat beribadah
yang dapat digunakan oleh wisatawan yang melakukan ibadah dan
fasilitas tempat sampah dapat dijumpai di dalam kawasan wisata.
Agrowisata Balai Benih juga memiliki lahan parkir yang dapat
menampung mobil pribadi dan sepeda motor yang cukup luas.
Namun Agrowisata Balai Benih tidak memiliki tempat bermain,
piknik area, pintu masuk dan keluar yang jelas, papan penunjuk arah,
toko souvenir, pusat informasi, klinik wisata. Yang mana papan
penunjuk arah sangat dibutuhkan wisatawan untuk menuju kawasan
wisata, pusat informasi bagi wisatawan untuk mengetahui informasi
mengenai daya tarik wisata.
57
Wisatawan juga membutuhkan souvenir yang menjadi khas dari
daya tarik wisata, agar wisatawan selalu mengenang daya tarik
wisata tersebut. Dalam daya tarik wisatawan membutuhkan klinik
wisata untuk membuat wisatawan merasa aman dalam daya tarik
wisata apabila terjadi sesuatu yang tidak terduga mengenai kesehatan
wisatawan.
Sedangkan Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu
destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas
terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan
dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya
tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya
sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa
lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik
area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya
adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang
bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi
apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti
papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik
wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah. c) Transpotation
Transpotasi yang ada dalam Agrowisata Balai Benih sangat baik
karena jarak Agrowisata Balai Benih dari jalan raya hanya sekita 750
meter sehingga daya tarik wisata lebih mudah dijangkau oleh
wisatawan dan kondisi jalan menuju daya tarik wisata sudah diasap
58
dan memiliki lebar jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 4
(empat).
Namun untuk menuju Agrowisata Balai Benih tidak ada
kendaraan atau angkutan umum yang melewati daya tarik wisata,
maka dari itu tidak dapat dijangkau oleh wisatawan yang tidak
menggunakan kendaraan pribadi.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Sehingga Agrowisata
Balai benih sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin
(2011:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari jalan,
kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik d) Infranstructure
Infrastruktur yang berada dalam Agrowisata Balai Benih cukup
baik karena Agrowisata Balai Benih sudah tersedia tenaga listrik
walaupun tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga air, sudah
tersedia air bersih untuk kebutuhan wisatawan walaupun air bersih
yang berada dalam daya tarik tidak dapat dikosumsi. Agrowisata
Balai Benih juga memiliki jaringan jalan raya dan tidak tersedia
jaringan kereta api.
Agrowisata Balai Benih cukup memiliki saluran irigasi pemasok
air untuk menyirapin perkebunan yang ada di dalam Agrowisata
Balai Benih, di dalam kawasan Agrowisata juga tidak sulit untuk
59
wisatawan mendapatkan jaringan telekomunikasi untuk semua operator yang ada, karena jarak daya tarik yang tidak jauh dari kota
Sukadana.
Agrowisata Balai Benih juga memiliki pengurusan yang mempersiapkan kedatangan wisatawan namun pengelola tidak selalu ada di dalam kawasan daya tarik wisata, Agrowisata Balai Benih juga memiliki fasilitas rekreasi seperti kebun kecil untuk belajar menanam atau memetik buah-buahan bagi wisatawan. Namun di dalam daya tarik tidak memiliki akodomasi untuk wisatawan menginap sehingga wisatawan yang berkunjung hanya bisa menikmati atraksi wisata dalam sehari.
Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.
60
2) People TABEL 12 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal agrowisata Balai sudah cukup memahami
pariwisata karena sebagaian pengelola adalah masyarakat sekitar
Agrowisata Balai Benih dan cukup menerima bantuan yang
diberikan oleh pemerintah dan di dukung oleh Dinas Pariwisata
sebagai daya tarik wisata, namun masyarakat masih belum menerima
dukungan sosial dan dukungan politik.
Masyarakat lokal agrowisata balai benih sudah sesuai dengan
menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat harus
berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak
lingkungan, terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan,
memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-politik.
b) Pelayanan
Kualitas Pelayanan yang tersedia pada Agrowisata Balai Benih
sangat buruk karena tidak menunjukan eksitensinya mengenai daya
tarik wisata yang dimiliki, tidak memberikan perhatian khusus
kepada wisatawan untuk memahami keinginana wisatawan, tidak
membantu wisatawan dengan pelayanan yang cepat, tidak
61
memberikan pelayanan yang dijanjikan, tidak menumbuhkan
kepercayaan wisatawan terhadap pelayanan.
Pengelola Agrowisata Balai Benih tidak selalu berada dalam daya
tarik sehinga membuat wisata harus mencari pengelola daya tarik
wisata terlebih dahulu untuk menikmati daya tarik wisata yang ada
di Agrowisata Balai Benih.
Sedangkan menurut Soegito dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan
(service) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu
pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak terwujud dan
tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya. Kualitas
pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu
tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness
(ketanggapan), reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan). c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur
sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun pemerintah
tidak mendukung menyediakan informasi kepariwisataan, perlingan
hukum dan keamanan kepada wisatawan. Keamanan hanya ada saat
adanya event yang dilakukan diKabupaten Lampung Timur.
Pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan
sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya
tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan
daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum
pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.
62
Sedagkan peran pemerintah menurt Ismayanti (2010: 22)
Pemerintah menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan
iklim yang kondusip, memelihara dan mengembangkan dan
melestarikan aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan
kegiatan kepariwisataan.
d) Wisatawan
Wisatawan dalam Agrowisata Balai benih sangat baik karena
wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan liburan,
bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut UN-WTO
dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan
digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
3) Package
TABEL 13 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 4 2 Manfaat bagi pengeola 5 15 5 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Paket Wisata Agrowisata Balai Benih masih sangat buruk, karena
Agrowisata Balai Benih tidak mempunyai paket wisata baik yang
dijual oleh tour operator maupun pengelola daya tarik. Sedangkan
63
menurut Morrison (2013:172) in tourism is unique and there are
professional companies like tour operators and travel agencies that
specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line
companies, attrations and other tourism stakeholders also develop
packages.
Paket wisata memiliki manfaat bagi wisatawan, menurut
Morrison (2013:174) dengan adanya paket wisata dapat memberikan
informasi biaya perjalanan yang akan dikeluarkan oleh wisatawan,
memberikan jaminan kualitas yang konsisten, memberikan
kenyamana perjalanan, memberikan kepuasan terhadap minat
khusus.
Manfaat paket wisata bagi pengelola menurut Morrison
(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan
kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,
Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang
kemitraan.
4) Program
TABEL 14 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
64
a) Manfaat Program Wisata
Agrowisata Balai Benih tidak memiliki program berupa event dan
festival yang diadakan dalam daya tarik wisata, Program menurut
Morrison (2013:15) programing include events, festivals and
individualized arranged activities for tourist. Program wisata sangat
bermanfaat bagi wisatawan, pengelola dan juga destinasi.
Kabupaten Lampung Timur memiliki banyak program hingga
Desember 2017 namun program berupa event dan festival tidak
dilaksanakan dalam daya tarik wisata. Manfaat program bagi
wisatawan menurut Morrison (2013:175) adalah Memberikan
pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan peningkatan
pelajaran dan pemahaman, Memberikan hiburan lebih banyak,
Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.
Sedangkan manfaat program bagi destinasi adalah menurut
Morrison (2013:175) adalah Dapat menarik pasar minat khusus,
Meningkatkan citra destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi,
Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan ,
Meningkatkan inisiatif pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan
musiman bagi wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi
stakeholders.
65
b. Danau Beringin
1) Physical Product
TABEL 15 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 6 2 Facilities 14 42 18 3 Transportation 3 9 6 4 Infrastructure 8 24 11 Sumber :Olahan Peneliti 2017
a) Attraction
Daya tarik wisata Danau Beringin cukup baik, karena Danau
Beringin memiliki bentang alam yang indah berupa danau yang
luas dan dikelilingi oleh hutan dengan iklim hariaan rata-rata
29ºC. Yang merupakan daya tarik wisata alam menurut Middleton
dalam Martina Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata alam
meliputi bentang alam dan iklim, dan Fandeli dalam Razak (2008:
11) menyatakan bahwa suatu daya tarik wisata alam harus
memiliki keindahan dan keunikan bentang alam.
b) Facilities
Fasilitas yang ada di Danau Beringin tergolong buruk karena
luas lahan dalam daya tarik wisata ≤ 3 ha, Danau Beringin juga
tidak memiliki kantin, toilet umum, papan penunjuk arah, toko
souvenir, pusat informasi, musholah, klinik wisata, pelayanan
penunjang, dan tempat sampah di dalam kawasan sehingga tidak
mempermudah wisatawan dalam berwisata.
66
Kawasan wisata Danau Beringin memiliki tempat bermain namun fasilitas bermain di dalam kawasan sudah tidak terawat dan sebagian dari fasilitas tersebut sudah rusak dan tidak layak pakai, Danau Beringin juga memiliki piknik area di dekat tempat bermain namun piknik area di dalam kawasan sedikit lembab sehingga membuat wisatawan tidak nyaman.
Danau Beringin juga memiliki lahan parkir di depan pintu keluar dan pintu masuk ke dalam kawasan, namun lahan parkir hanya mampu menampung kendaraan pribadi seperti kendaraan roda dua dan roda empat.
Sedangkan fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah.
67
c) Transportation
Transportasi menuju Danau Beringin sudah Cukup karena,
jarak daya tarik dari jaran raya hanya 500 meter, sehingga dapat
memudahkan wisatawan untuk mencapai daya tarik wisata,
kondisi jalan dari jalan raya menuju daya tarik wisata sudah di
aspal namun belum diaspal halus dan jalan masih sedikit rusak.
Tidak ada angkutan umum yang menuju daya tarik wisata,
angkutan umum hanya ada dijalan raya besar, apabila wisatawan
menggunakan angkutan umum dapat turun di deket gapura pintu
masuk daya tarik wisata.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Sehingga Danau
Beringin sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin
(2010:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari
jalan raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik. d) Infranstructure
Infrastruktur dalam Danau beringin masih tergolong buruk,
karena tidak terdapat air bersih yang dapat mengalir, wisatawan
harus mengambil secara manual menimba ke danau. Danau
Beringin juga tidak memiliki saluran irigasi yang mengalir.
Danau Beringin tidak memiliki prasarana pariwisata seperti
tidak memiliki organisasi yang mempersiapkan kedatangan
68
wisatawan, tidak memiliki akomdasi tempat menginap wisatawan
di dalam daya tarik wisata, dan daya tarik wisata tidak memiliki
semua fasilitas wisata untuk berekreasi.
Sedangkan Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya
tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri
dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak
orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan
prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu
organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental
tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para
wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant
yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.
2) People
TABEL 16 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 12 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat Lokal cukup berperan dalam pengelolaan pariwisata
di Danau Beringin, namun masyarakat tidak menerima bantuan
untuk mengembangkan Danau Beringin dan salah satu pengelola
Danau Beringin menerima panggilan untuk pelatihan dan
meningkatkan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan daya tarik
69
wisata. Masyarakat selaku pengelola daya tarik wisata Danau
Beringin menerima dukungan sepenuhnya dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Lampung Timur
Karena menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat
harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak
lingkungan, terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan,
memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-politik. b) Pelayanan
Pelayanan yang diberikan daya Tarik wisata Danau Beringin
cukup baik karena pengelola Danau Beringin mampu memberikan
perhatian khusus, memahami keinginan wisatawan, membantu dan
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan wisatawan. sesuai dengan Menurut Soegito dalam
Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau
manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada
dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu
dan produksinya.
Selain suatu daya tarik membutuhkan pelayan, suatu daya tarik
juga harus memiliki Kualitas pelayanan yang baik menurut Kotler
dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti
fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness (ketanggapan),
reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan).
70
c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur
sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata Pemerintah
memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan
proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik wisata
dan juga pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan
daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum
pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.
namun pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi
kepariwisataan, perlingan hukum dan keamanan kepada wisatawan.
Keamanan hanya ada saat adanya event yang dilakukan diKabupaten
Lampung Timur. Sehingga tidak sesuai Menurut Ismayanti (2010:
22) Pemerintah menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan
iklim yang kondusip, memelihara dan mengembangkan dan
melestarikan aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan
kegiatan kepariwisataan. d) Wisatawan
Wisatawan dalam Danau Beringin sangat baik karena wisatawan
yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan liburan, bukan
untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut UN-WTO dalam
Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan digolongkan
berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
71
3) Package
TABEL 17 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 9 2 Manfaat bagi pengeola 5 15 5 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Paket Wisata Danau Beringin masih buruk, karena danau beringin
tidak memiliki paket wisata yang dijual baik oleh tour operator dan
pengelola. Namun wisatatawan berpendapat bahwa paket wisata
dapa mempermudah wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata
sesuai dengan Morrison (2013: 174) Memberikan kemampuan untuk
membuat anggaran perjalanan, Memberikan jaminan kualitas yang
konsisten dari paket wisata, Memberikan kenyamanan perjalanan,
Memberikan kepuasan terhadap minat khusus.
Selain bermanfaat bagi wisatawan Paket wisata juga memberikan
manfaat bagi pengelola daya tarik menurut Morrison (2013:174)
yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan kemudahan
bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season, Meningkatkan
kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang kemitraan.
72
4) Program
TABEL 18 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 10 2 Manfaat bagi pengeola 7 21 7 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Program Wisata
Danau Beringin tidak memiliki program berupa event dan festival
di dalam daya tarik, namun wisatawan berangapan apabila diadakan
event dan festival di dalam daya tarik wisata dapat memberikan nilai
yang baik terhadap daya tarik.
Program berupa event dan fesival memilki manfaat bagi
wisatawan, pengelola dan destinasi. Manfaat bagi wisatawan
menurut Morrison (2013:175) adalah Memberikan pemenuhan
estetika yang lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan
pemahaman, Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan
pengalaman yang lebih kaya tujuan.
Selain memiliki manfaat bagi wisatawan event dan festival juga
memiliki manfaat bagi destinasi menurut Morrison (2013:175)
adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra
destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama
tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif
pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan musiman bagi
wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.
73
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur memiliki beranekaragam
program yang dibuat sampai Desember 2017, namun program
tersebut tidak dilaksanakan di dalam daya tarik wisata, sehingga
tidak memberikan manfaat bagi daya tarik wisata tersebut.
c. Danau Way Jepara
1) Physical Product
TABEL 19 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 7 2 Facilities 14 42 18 3 Transportation 3 9 6 4 Infrastructure 8 24 14 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Attraction
Danau Way Jepara merupakan wisata alam yang sudah
termasuk baik karena memiliki bentang alam yang indah dan
memiliki keunikan sebagai daya tarik wisata alam. Daya tarik
yang dapat kita temui adalah keindahan alam danau yang sangat
indah dan lingkungan sejuk dengan iklim harian rata-rata 29ºC.
Danau Way Jepara memiliki hutan yang masih menjaga
keaslian hutan sebagai daya tarik wisata, sesuai dengan menurut
Middleton dalam Martina Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata
alam meliputi bentang alam dan iklim, sedangkan menurut
74
Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan termasuk dalam daya tarik
wisata alam. b) Facilities
Fasilitas di Danau Waya Jepara masih dibilang buruk karena,
Danau Way Jepara tidak memiliki kantin, tempat bermain, toilet
umum di dalam kawasan sebagai kebutuhan wisatawan. Danau
Way Jepara juga tidak memiliki fasilitas seperti piknik area, pintu
masuk dan pintu keluar tidak jelas dimana letaknya, dan lahan
parkir yang jelas untuk wisatawan.
Danau Way Jepara memiliki papan penujuk arah menuju
kawasan, namun papan tersebut tidak terliat jelas dan tulisan yang
terdapat di papan tersebut termasuk kecil. Kawasan wisata Danau
Way Jepara tidak memiliki toko souvenir, pusat informasi,
musholah, klinik wisata, dan pelayanan penunjang di dalam daya
tarik sebagai penunjang kebutuhan wisatawan disaat berkunjung.
Sedangkan fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu
destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas
terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang
dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada
didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung
yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga
wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt,
tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar,
dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada
75
dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama
sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama
mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,
souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan
pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation
Transportasi menuju Danau Way Jepara sudah cukup karena
memiliki jarak 3 km dari jalan raya dengan kondisi jalan yang
sudah diaspal dan memiliki jalan lebar yang lebar yang dapat
dilalui 2 (dua) mobil secara bersamaan. Namun untuk mencapai
Danau Way Jepara tidak terdapat kendaraan umum atau angkutan
umum sampai daerah daya tarik wisata.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Sehingga Danau
Beringin sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin
(2010:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari
jalan raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik. d) Infrastructure
Infrastruktur yang terdapat di Danau Way Jepara sudah baik,
karena Danau Way Jepara memiliki pembangkit listrik walaupun
tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga air, air bersih dapat
mengalir ke daya tarik wisata, memiliki jaringan jalan raya untuk
76
menuju daya tarik wisata, cukup memiliki jaringan jalan dan jaringan telekomunikasi yang hanya bisa digunakan oleh beberapa operator, dan Danau Way Jepara juga memiliki saluran irigasi yang baik untuk meningkatkan sistem pengelolaan air bersih dan menjaga integritas air yang dikelola oleh dinas pekerja umum.
Namun Danau Way Jepara tidak memiliki prasarana pariwisata yang dibutuhkan oleh wisatawan, seperti organisasi atau kelompok yang mempersiapkan kedatangan wisatawan, tidak memiliki akomodasi atau penginapan di dalam kawasan daya tarik wisata, dan tidak memiliki fasilitas rekreasi dan olahraga di dalam daya tarik wisata.
Sesuai dengan Infranstruktur yang merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.
77
2) People
TABEL 20 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 4 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017 a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal Danau Way Jepara sangat buruk karena tidak
berperan dalam pengelolaan dan pengembangan Danau Way
Jepara dan Masyarakat lokal Danau Way Jepara tidak
mendapatkan pengetahuan mengenai pariwisata sehigga
masyarakat tidak berperan dalam mengelola pariwisata sedangkan
Menurut Wearing dalam Dewi (2013:132) masyarakat yang
berkedudukan sama penting dengan pemerintah dan swasta
sebagai pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata.
Dan menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat
harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak
merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu
mengaktifkan pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal,
dukungan sosial-politik.
b) Pelayanan
Pelayanan dalam Danau Way Jepara sangat buruk karena
Danau Way Jepara tidak memiliki pengelola sehingga Danau
Way Jepara tidak memiliki pelayanan. pelayanan menurut Soegito
78
dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap
kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak
lainnya yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula
berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya.
Sedangkan suatu daya tarik wisata harus memiliki kualitas
pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4)
yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati),
reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan), dan
assurance (jaminan). c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung
Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun
pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi
kepariwisataan, perlindungan hukum dan keamanan kepada
wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang
dilakukan diKabupaten Lampung Timur. Pemerintah memberikan
fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan proposal yang
sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik wisata, pemerintah
ikut serta melestarikan dan mengembangkan daya tarik wisata
yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum pemerintah tidak
menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.
Sedangkan Menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah
menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang
kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan
79
aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
kepariwisataan.
d) Wisatawan
Wisatawan dalam Danau Waya Jepara sangat baik karena
wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan
liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut
UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung
wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok
berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
3) Package
TABEL 21 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Danau Way Jepara tidak memiliki paket wisata yang jual oleh
pengelola wisata, tour operator, dan stakeholders. maka dari itu
paket wisata di dalam danau way jepara masih buruk karena
menurut Morrison (2013:172) in tourism is unique and there are
80
professional companies like tour operators and travel agencies
that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line
companies, attrations and other tourism stakeholders also
develop packages.
Paket wisata memiiki manfaat bagi wisatawan, maka dari itu
apabila Danau Way Jepara memiliki paket wisata cukup baik.
Karena paket wisata memiliki manfaat menurut Morrison (2013:
174) Paket Wisata Memberikan kemampuan untuk membuat
anggaran perjalanan, Memberikan jaminan kualitas yang
konsisten dari paket wisata, Memberikan kenyamanan perjalanan,
Memberikan kepuasan terhadap minat khusus. Maka dari itu
wisatawan menilai baik.
Selain bermafaat bagi wisatawan paket wisata juga memiliki
manfaat bagi pengelola wisata menurut Morrison (2013:174)
yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan kemudahan
bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,
Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang
kemitraan.
4) Program
TABEL 22 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 10 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
81
a) Manfaat Program Wisata
Danau Way Jepara tidak memiliki program wisata berupa
event dan festival yang diadakan, namun wisatawan berpendapat
apabila dilaksanakannya program wisata berupa event dan festival
dapat memberikan manfaat bagi wisatawan.
Menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi wisatawan adalah
Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan
peningkatan pelajaran dan pemahaman, Memberikan hiburan
lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.
Tidak hanya memberikan manfaat kepada wisatawan program
wisata berupa event dan festival juga dapat memberikan manfaat
bagi pengelola dan destinasi.
Menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah
Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi,
Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan
pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,
Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,
Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.
Kabupaten Lampung Timur memiliki program wisata berupa
event dan festival, namun tidak dilaksanakan di dalam daya tarik
wisata sehingga tidak memberikan manfaat bagi pengelola daya
tarik wisata.
82
d. Taman Nasional Way kambas
1) Physical Product
TABEL 23 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 8 2 Facilities 14 42 33 3 Transportation 3 9 7 4 Infrastructure 8 24 16 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Attraction
Taman Nasional Way Kambas memiliki daya tarik wisata yang
bagus karena memiliki bentang alam yang indah dengan
pemandangan yang dapat dinikmati oleh wisatawan dan juga
memiliki hutan yang mempertahankan keaslian alam hutan
sebagai kesejahteraan masyarakat yang hidup didekat pintu
masuk kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan iklim
harian rata-rata 30ºC walaupun sejuk tetap saja masih memiliki
hawa panas.
Taman Nasional Way Kambas merupakan daya tarik wisata
alam, menurut Middleton dalam Martina Adimulya (2013: 65)
daya tarik wisata alam meliputi bentang alam dan iklim,
sedangkan menurut Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan
termasuk dalam daya tarik wisata alam.
83
b) facilities
fasilitas yang berada dalam kawasan Taman Nasional Way
Kambas sudah baik karena Taman Nasional Way Kambas
memiliki luas wisata ≥3 ha dengan memiliki fasilitas pendukung
seperti kantin yang menjual berbagai macam makanan dan
minuman bahkan ada yang menjual es dugan atau es kelapa
muda, tempat bermain, toilet bersih dalam kawasan daya tarik
tersebar disekita daya tarik wisata, piknik area, luas parkir yang
dapat menampung kendaraan seperti sepeda motor, mobil pribadi
bahkan bus wisata. Namun pintu keluar dan pintu masuk kawasan
tidak dibedakan. Namun dari beberapa fasilitas kurang terawat
sehingga sudah mengalami kerusakan.
Taman Nasional Way Kambas memiliki fasilitas penunjang
seperti papan penunjuk arah yang terletak di jalan Pekalongan
untuk menunjukan arah menuju daya tarik wisata, memiliki toko
souvenir yang menjual boneka gajah, kaos, gantungan dengan
tulisan Taman Nasional Way Kambas.
Taman Nasional Way Kambas juga memiliki pusat informasi
yang bida dikunjungi oleh wisatawan dan memiliki brosur secara
cetak untuk mempermudah memerikan informasi kepada
wisatawan, memiliki mosholah yang terdapat air bersih dan
mengalir dan memiliki perlengkapan ibadah untuk wanita.
Taman Nasional Way Kambas memiliki fasilitas tempat
sampah yang sudah membedakan antara sampah organik dan
84
sampah non-organik dan juga Taman Nasional Way Kambas
memiliki pelayanan penunjang untuk melayani wisatawan.
Namun Taman Nasional Way Kambas tidak memiliki klinik
wisata.
Sehingga Fasilitas dalam Taman Nasional Way kambas sudah
sesuai dengan Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas
terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang
dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada
didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung
yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga
wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt,
tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar,
dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada
dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama
sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama
mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,
souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan
pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation
Transportasi untuk menuju kawasan Taman Nasional Way
Kambas sudah bagus karena jarak dari jalan raya menuju gerbang
Taman Nasional Way Kambas 3 km dengan kondisi jalan menuju
gerbang Taman Nasional Way Kambas sudah diaspal dan lebar
dapar dilalui 2 (dua) mobil, namun untuk menuju daya tarik
85
wisata setelah memasuki gerbang kondisi jalan sudah rusak dan
jauh. Untuk menuju Taman Nasional Way Kambas dapat
menggunakan transportasi umum yaitu damri dari terminal
rajabasa Kota Bandar Lampung namun hanya ada 1 (satu) kali
dalam sehari.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Sehingga Taman
Nasional Way Kambas sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam
Amirudin (2010:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah
jarak dari jalan raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya
tarik. d) Infrastructure
Infrastruktur di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas
cukup bagus dengan tersedianya listik dalam kawasan, air bersih
dapat mengalir ke dalam kawasan wisata, memiliki jaringan jaln
raya untuk menuju daya tarik wisata, cukup memiliki saluran
irigasi untuk pasokan air bersih dalam kawasan wisata, memiliki
jaringan telekomukasi untuk beberapa operator di dalam daya
tarik wisata.
Taman Nasional Way Kambas juga memiliki prasarana
pariwisata seperti organisasi yang mempersiapkan kedatang
wisatawan untuk menawarkan atraksi wisata yang dimiliki oleh
86
Taman Nasional Way Kambas seperti keliling hutan dengan
menggunakan gajah, dan juga Taman Nasional Way Kambas
memiliki akomodasi / penginapan untuk berkunjung wisatawan
yang ingin menginap di dalam kawasan wisata seperti guesthouse.
Taman Nasional Way Kambas juga merupakan daya tarik wisata
rekreasi.
Sehingga Infranstruktur Taman Nasional Way kambas sudah
sesuai dengan Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari
prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang
untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana
pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi
yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist
plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan
untuk menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas
yang digunakan untuk rekreasi.
2) People
TABEL 24 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 7 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017
87
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal Taman Nasional Way Kambas cukup baik
karena masyarakat terlibat dalam pengelolaan dan usaha yang ada
di Taman Nasional Way Kambas. Seperti pengusaha souvenir dan
makanan yang terdapat di dalam kawasan. Maka masyarakat lokal
Taman Nasional Way Kambas sesuai dengan Wearing dalam
Dewi (2013:132) masyarakat yang berkedudukan sama penting
dengan pemerintah dan swasta sebagai pemangku kepentingan
dalam pengembangan pariwisata.
Selain itu masyarakat menerima dukungan-dukungan sosial
dari pemerintah dan pengelola daya tarik wisata untuk
mengembangkan usaha yang terdapat di dalam kawasan wisata.
Sesuai dengan Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat
harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak
merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu
mengaktifkan pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal,
dukungan sosial-politik. Masyarakat menerima dukangan dan
bantuan untuk membuka usaha di dalam kawasan, dan sebagian
dari pengelola Taman Nasional Way Kambas merupakan
masyarakat sekitar kawasan wisata. b) Pelayanan
Pelayanan Taman Nasional Way Kambas masih kurang baik
karena pengelola hanya berada pada loket dan tidak memberikan
petunjuk kepada wisatawan mengenai fasilitas yang berada dalam
88
daya tarik wisata, sedangkan pelayanan menurut Soegito dalam
Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan
atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya
yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat
pemilikan sesuatu dan produksinya.
Selain memiliki pelayanan Suatu daya tarik wisata harus
memiliki kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam
Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty
(empati), reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan),
dan assurance (jaminan). c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung
Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun
pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi
kepariwisataan, perlingan hukum dan keamanan kepada
wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang
dilakukan diKabupaten Lampung Timur. Pemerintah memberikan
fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan proposal yang
sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik wisata, pemerintah
ikut serta melestarikan dan mengembangkan daya tarik wisata
yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum pemerintah tidak
menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.
Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah
menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang
89
kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan
aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
kepariwisataan.
d) Wisatawan
Wisatawan dalam Taman Nasional Way Kambas sangat baik
karena wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi
dan liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut
UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung
wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok
berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
3) Package
TABEL 25 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 11 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Taman Nasional Way Kambas tidak memiliki paket wisata
yang dibuat oleh pengelola wisata, namun dibuat oleh tour
operator dan stakeholders yang bekerjasama dengan Taman
Nasional Way Kambas karena paket wisata tidak hanya dibuat
90
oleh pengelola sedangkan menurut Morrison (2013:172) package
in tourism is unique and there are professional companies like
tour operators and travel agencies that specialize in packaging ;
resort, hotels, airlines, cruise line companies, attrations and other
tourism stakeholders also develop packages.
Paket wisata juga dapat memberikan manfaat bagi wisatawan
menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan
kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan
jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan
kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat
khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik. Dengan demikian
wisatawan akan merasa nyaman dengan adanya paket wisata.
Selain memberikan manfaat bagi wisatawan, paket wisata juga
dapat memberikan manfaat bagi pengelola daya tarik wisata
menurut Morrison (2013:174) yaitu Menarik target pasar baru,
Untuk meramalkan kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis
disaat low season, Meningkatkan kepuasan pelanggan,
Meningkatkan peluang kemitraan.
4) Program
TABEL 26 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 10 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
91
a) Manfaat Program Wisata
Taman Nasional Way Kambas memiliki program wisata
berupa festival Way Kambas yang dilaksanakan pada bulan
november 2016, yang akan menjadi event tahunan bagi
Kabupaten Lampung Timur. Dengan adanya event tersebut dapat
merubah citra Kabupaten Lampung Timur menjadi lebih baik lagi
dimata masyarakat dan juga wisatawan, selain itu manfaat bagi
daya tarik wisata dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Taman Nasional Way Kambas sudah sesuai dengan Morrison
(2013:15) programing include events, festivals and individualized
arranged activities for tourist.
Dengan adanya festival way kambas dapat memberikan
manfaat bagi wisatawan, menurut Morrison (2013:175) manfaat
bagi wisatawan adalah Memberikan pemenuhan estetika yang
lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,
Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman
yang lebih kaya tujuan.
Selain memberikan manfaat bagi wisatawan program wisata
juga memberikan manfaat bagi destinasi. Menurut Morrison
(2013:175) manfaat bagi destinasi adalah Dapat menarik pasar
minat khusus, Meningkatkan citra destinasi, Meningkatkan
dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran
wisatawan, Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,
92
Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,
Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.
e. Persinggahan Way Curup
1) Physical Product
TABEL 27 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 5 2 Facilities 14 42 19 3 Transportation 3 9 9 4 Infrastructure 8 24 14 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Attraction
Daya tarik wisata Persinggahan Way Curup masih kurang baik
karena keindahan bentang alam di dalam daya tarik wisata hanya
pemandangan yang berada di belakang Persinggahan yaitu sawah
dan iklim harian rata-rata 30ºC , dan tidak memiliki hutan sebagai
daya tarik wisata.
Persinggahan Way Curup tidak sesuai dengan teori yang
merupakan daya tarik wisata alam, menurut Middleton dalam
Martina Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata alam meliputi
bentang alam dan iklim, sedangkan menurut Suryadana &
Octavia (2015: 48) hutan termasuk dalam daya tarik wisata alam.
b) Facilities
Fasilitas yang ada dalam kawasan Persinggahan Way Curup
masih kurang baik karena luas lahan ≤3 ha dan tidak memiliki
93
fasilitas lain sperti tempat bermain, poknik area, pintu masuk dan keluarnya tidak jelas. Persinggahan Way Curup memiliki toilet umum namum tidak terawat sehinggan sudah banyak kerusakan yang terjadi.
Persinggaha Way Curup tidak memiliki papan petunjuk arah, toko souvenir, pusat informasi, klinik wisata, pelayanan penunjang dan tempat sampah di dalamnya. Persinggahan Way
Curup memiliki musholah yang airnya mengalir namu tidak memiliki perlengkapan ibadah yang dapat digunakan,
Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi
Persiggahan Way Curup tidak sesuai Spilane dalam Rosita at el
(2016: 63) fasilitas terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah.
94
c) Transportation
Transportasi menuju Persinggahan Way Curup sangat baik
karena daya tarik tersebut terletak di sekitar jalan raya lintas timur
untuk menuju Kota Palembang, dengan jalan yang sudah diaspal
dan memiliki lebar jalan yang luas yang bisa dilalui lebuh dari 2
(dua) mobil, untuk mencapai Persinggahan Way Curup juga
memiliki transportasi umum yang melintas seperti damri dari
Kota Metro menuju Desa Pasir Sakti Lampug Timur.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Persinggahan Way
Curup sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin (2011:15)
faktor yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari jalan
raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik. d) Infrastructure
Infrastruktur dalam kawasan persinggahan way curup sudah
cukup baik karena Persinggahan Way Curup sudah tersedia
pembangkit listrik, air bersih mengalir dalam kawasan, memiliki
jaringan jalan raya yang luas, memiliki saluran irigasi untuk
pasokan air dalam daya tarik, cukup memiliki jaringan
telekomunikasi untuk beberapa operator tertentu.
Namun Persinggahan Way Cyryp tidak memiliki prasarana
pariwisata karena tidak ada pengelola yang mengelola daya tarik
95
tersebut, yang menjaga Persinggahan Way Curup adalah
masyarakat membuka rumah makan untuk wisatawan yang
tujuannya hanya transit.
Sedangkan Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya
tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri
dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak
orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan
prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu
organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental
tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para
wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant
yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.
2) People
TABEL 28 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 5 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 1 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal Persinggahan Way Curup masih kurang baik
karena masyarakat Persinggahan Way Curup tidak turut dalam
pengelolaan daya tarik wisata sedangkan Wearing dalam Dewi
(2013:132)menyatakan bahwa masyarakat yang berkedudukan
96
sama penting dengan pemerintah dan swasta sebagai pemangku
kepentingan dalam pengembangan pariwisata.
Pemerintah memberikan bantuan kepada Persinggahan Way
Curup berupa fasilitas yang ada yang didalamnya. Namun
masyarakat tidak terlibat dalam pengelolaan daya tarik tersebut
sehingga tidak sesuai dengan teori menurut Woodley dalam
Nofriya (2016: 62) masyarakat harus berperan serta dalam
kegiatan pariwisata yang tidak merusak lingkungan yang terbagi
menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan, memperdayakan
masyarakat lokal, dukungan sosial-politik.. b) Pelayanan
Pelayanan Persinggahan Way Curup masih terbilang buruk
karena Persinggahan Way Curup tidak memiliki pengelola dalam
pariwisata sehingga wisatawan tidak akan mendapatkan
pelayanan. Sedangkan menurut Soegito dalam Setiawan (2013: 3)
Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang
diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya
tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan
produksinya.
Selain memiliki peayanan daya tarik wisata harus memiliki
kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan
(2013: 4) yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati),
reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan), dan
assurance (jaminan).
97
c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung
Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun
pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi
kepariwisataan, perlindungan hukum dan keamanan kepada
wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang
dilakukan di Kabupaten Lampung Timur. Pemerintah
memberikan fasilitas sesuai dengan anggran yang sesuai dengan
proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik
wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan
daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum
pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.
Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah
menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang
kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan
aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
kepariwisataan. d) Wisatawan
Wisatawan Persinggahan Way Curup benih buruk karena
wisatawan yang berkunjung bertujuan hanya untuk transit.
Menurut UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung
wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok
berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
98
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
3) Package
TABEL 29 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Paket wisata Persinggahan Way Curup masih buruk karena
Persinggahan Way Curup tidak memiliki paket wisata baik yang
buat oleh pengelola daya tarik, tour operator dan stakeholder,
menurut Morrison (2013:172) package in tourism is unique and
there are professional companies like tour operators and travel
agencies that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines,
cruise line companies, attrations and other tourism stakeholders
also develop packages.
Paket wisata memiliki manfaat bagi wisatawatan dan pengelola
menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan
kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan
jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan
kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat
khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik, maka dari itu paket
wisata cukup penting untk pengembangan daya tarik wisata.
99
Manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison
(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan
kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,
Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang
kemitraan.
4) Program
TABEL 30 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Program Wisata
Program wisata Persinggahan Way Curup masih buruk karena
Persinggahan Way Curup tidak memiliki program wisata berupa
event dan festival. Kabupaten Lampung Timur memilki
beranekaragam event dan festival sampai Desember 2017, namun
event dan festival tersebut tidak dilaksanakan di dalam daya tarik
wisata sehingga tidak memberikan manfaat bagi daya tarik wisata
sedangkan event dan festival Menurut Morrison (2013:15)
programing include events, festivals and individualized arranged
activities for tourist.
100
event dan festival dapat memberikan manfaat bagi wisatawan
menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi wisatawan adalah
Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan
peningkatan pelajaran dan pemahaman, Memberikan hiburan
lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.
Selain bermanfaat bagi wisatawan program wisata juga
memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola daya tarik
wisata, menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi
adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra
destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama
tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif
pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan musiman bagi
wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.
f. Wisata Pantai Mangrove
1) Physical Product
TABEL 31 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 8 2 Facilities 14 42 16 3 Transportation 3 9 4 4 Infrastructure 8 24 12 Sumber : Olahan Peneliti 2017
101
a) Attraction
Daya tarik wisata Pantai Mangrove sudah cukup baik karena
memiliki bentang alam berupa wisata pantai dan pohon mangrove
dengan menggunakan perahu atau sampan, kehindahan hutan
bakau yang masih terliat indah dengan suhu harian rata-rata 30ºC.
Wisata Pantai Mangrove merupakan daya tarik wisata alam yang
sesuai dengan Middleton dalam Martina Adimulya (2013: 65)
daya tarik wisata alam meliputi bentang alam dan iklim,
sedangkan menurut Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan
termasuk dalam daya tarik wisata alam. b) Facilities
Fasilitas wisata Pantai mangrove masih kurang baik karena
Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki sebagian besar fasilitas
seperti tempat bermain, kantin, toilet bersih, piknik area, tidak
memiliki pintu masuk dan keluar dengan jelas, lahan parkir
wisatawan.
Wisata Pantai Mangrove juga tidak memiliki papan penunjuk
arah untuk menuju kawasan, toko souvenir, pusat infomasi,
musholah, klinik wisata, pelayanan penunjang, dan tempat
sampah dalam kawasan wisata Pantai Mangrove.
Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi
namun Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki maka dari itu
tidak sesuai dengan Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas
terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang
102
dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada
didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung
yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga
wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt,
tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar,
dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada
dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama
sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama
mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,
souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan
pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation
Transportasi menuju Wisata Pantai Mangrove masih kurang
baik karena Wisata Pantai Mangrove jauh dari jalan raya, sekitar
5km dari jalan raya besar dengan kondisi jalan sudah ada dan
sudah diaspal namun banyak jalanan yang berlubang. Untuk
menuju Wisata Pantai mangrove tidak ada tranportasi atau
angkuan umum sampai daya tarik wisata.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Maka dari itu Wisata
Pantai Mangrove tidak sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin
103
(2011: 15) faktor yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak
dari jalan raya, kondisi jalan dan kendaraan menuju daya tarik d) Infrastructure
Infrastruktur di dalam kawasan Wisata Pantai Mangrove sudah
tersedia listik disekitar wisata Pantai Mangrove, namun masih
sulit untuk mendapatkan air bersih yang mengalir, cukup
memiliki jaringan jalan walaupun jalanan sudah rusak, memiliki
cukup saluran irigasi untuk pasokan air, dan memiliki jaringan
telekomunikasi hanya beberapa operator.
Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki Prasarana Pariwisata,
karena tidak ada pengelola yang selalu ada di dalam daya tarik
wisata tersebut, sehingga wisatawan yang ingin mengunjungi
Wisata Pantai Mangrove harus mencari pengelola wisata terlebih
dahulu.
Sehingga tidak sesuai dengan Infranstruktur yang merupakan
pelengkap suatu daya tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti
(1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum yaitu yang
menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu
kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang
terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang
memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant
yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk
menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang
digunakan untuk rekreasi.
104
2) People
TABEL 32 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 7 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 1 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal Wisata Pantai Mangrove sudah cukup baik
namun masyarakat tidak ikut serta menjadi pengelola dan
menjaga kebersihan sekitar daya tarik wisata. wisata pantai
mangrove mendaptkan bantuan berupa selter (bangunan kecil)
yang berada di Wisata Pantai Mangrove. Pengelola juga
menerima pelatihan dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
untuk mengembangkan Pantai Mangrove, dan didukung oleh
Dinas Pariwisata.
Maka dari itu tidak sesuai dengan Wearing dalam Dewi
(2013:132) masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan
pemerintah dan swasta sebagai pemangku kepentingan dalam
pengembangan pariwisata. Dan menurut Woodley dalam Nofriya
(2016: 62) masyarakat harus berperan serta dalam kegiatan
pariwisata yang tidak merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3
(tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan, memperdayakan
masyarakat lokal, dukungan sosial-politik
105
b) Pelayanan
Pelayanan Wisata Pantai Mangrove masih terbilang buruk
karena Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki pengelola yang
dapat terus menjaga dan mengembangkan pariwisata. Sesuai
menurut Soegito dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service)
adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu pihak
kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak terwujud dan
tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya.
Sedangkan suatu daya tarik harus memiliki pengeola untuk
menentukan kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam
Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty
(empati), reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan),
dan assurance (jaminan).
c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung
Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun
pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi
kepariwisataan, perlindungan hukum dan keamanan kepada
wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang
dilakukan diKabupaten Lampung Timur. Pemerintah juga
memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan
proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik
wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan
106
daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum
pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.
Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah
menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang
kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan
aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
kepariwisataan.
d) Wisatawan
Wisatawan dalam Wisata Pantai Mangrove kurang baik karena
wisatawan yang berkunjung bertujuan belajar karena sedang
menjalankan praktik kuliah kerja nyata (KKN). Menurut UN-
WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan
digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
3) Package
TABEL 33 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Dimensi Nilai Minimal Nilai Maksimal Nilai 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
107
a) Manfaat Paket Wisata
Pantai wisata manggore tidak memiliki paket wisata yang
dibuat oleh pengelola daya tarik wisata, tour operator dan
stakeholders sesuai dengan Morrison (2013:172) package in
tourism is unique and there are professional companies like tour
operators and travel agencies that specialize in packaging ;
resort, hotels, airlines, cruise line companies, attrations and other
tourism stakeholders also develop packages.
Paket wisata sangat penting dalam daya tarik wisata karena
paket wisata memiliki manfaat bagi wisata maupung pengelola
daya tarik wisata dengan demikian dapat memudahkan
wisatawan, menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata
Memberikan kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan,
Memberikan jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata,
Memberikan kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan
terhadap minat khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik,
maka dari itu paket wisata cukup penting untk pengembangan
daya tarik wisata.
Sedangkan manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut
Morrison (2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk
meramalkan kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat
low season, Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan
peluang kemitraan.
108
4) Program
TABEL 34 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Program Wisata
Program Wisata Pantai Mangrove masih buruk karena Wisata
Pantai Mangrove tidak memiliki program wisata berupa event dan
festival sesuai dengan Menurut Morrison (2013:15) programing
include events, festivals and individualized arranged activities for
tourist.
Sedangkan event dan festival dapat memberikan manfaat bagi
wisatawan menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi wisatawan
adalah Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar,
Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman, Memberikan
hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya
tujuan.
Selain bermanfaat bagi wisatawan program wisata juga
memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola daya tarik
wisata, menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi
adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra
destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama
109
tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif
pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan musiman bagi
wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.
Kabupaten Lampung Timur memilki beranekaragam event dan
festival sampai Desember 2017, namun event dan festival tersebut
tidak dilaksanakan di dalam daya tarik wisata sehingga tidak
memberikan manfaat bagi daya tarik wisata. g. Daya Tarik Wisata Alam Unggulan
Berikut adalah hasil nilai dari Point Rating Scale daya tarik wisata
alam unggulan di Kabupaten Lampung Timur:
TABEL 35 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Tema Nilai 1 Physical Product 52 2 People 21 3 Package 9 4 Program 11 Total 93 Sumber:Olahan Peneliti 2017
TABEL 36 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Tema Nilai 1 Physical Product 41 2 People 28 3 Package 14 4 Program 17 Total 100 Sumber: Olahan Peneliti 2017
110
TABEL 37 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Tema Nilai 1 Physical Product 45 2 People 19 3 Package 14 4 Program 17 Total 95 Sumber: Olahan Peneliti 2017
TABEL 38 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Tema Nilai 1 Physical Product 64 2 People 23 3 Package 21 4 Program 25 Total 133 Sumber: Olahan Peneliti 2017
TABEL 39 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Tema Nilai 1 Physical Product 47 2 People 18 3 Package 9 4 Program 11 Total 85 Sumber: Olahan Peneliti 2017
TABEL 40 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Tema Nilai 1 Physical Product 36 2 People 20 3 Package 9 4 Program 11 Total 76 Sumber:Olahan Peneliti 2017
111
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa daya tarik wisata
alam unggulan yang berada di Kabupaten Lampung Timur adalah
Taman Nasional Way Kambas sesuai dengan penilaian Point Rating
Scale (PRS).
2. Daya Tarik Wisata Budaya
a. Museum Budaya
1) Physical Product
TABEL 41 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 6 18 14 2 Facilities 14 42 20 3 Transportation 3 9 6 4 Infrastructure 8 24 16 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Attraction
Museum Budaya merupakan daya tarik wisata yang baik karena
Museum Budaya memiliki nilai sejarah dan cerita rakyat masyarakat
Lampung asli yang masih turun-menurun dijaga kelestariannya oleh
keturunan asli Masyarakat kampung Sukadana, Lampung Timur.
Museum Budaya juga memiliki nilai agama yang dilestarikan seperti
nilai agama islam dan seni khas Lampung seperti tarian khas
Lampung.
Museum Budaya memiliki tarian khas Lampung seperti tarian
yang ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti tarian penyambut
tamu dan upacara adat sering dilakukan dalam upacara pernikahan.
112
Bangunan pada Museum Budaya masih menggunakan bangunan
rumah tradisional Lampung.
Museum Budaya sudah sesuai dengan Middleton dalam Martina
dan Adimulya (2013:65) wisata budaya meliputi sejarah dan cerita
rakyat (lagenda), agama dan seni, teater musik, tarian dan upacara
adat, sedangkan menurut Suryadana dan Octavia (2015: 48) upacara
ritual dan bangunan seni merupakan daya tarik wisata budaya. b) Facilities
Fasilitas di dalam Museum Budaya masih terbilang buruk karena
luas lahan pada Museum Budaya ≤ 3ha, dan Museum Budaya tidak
memiliki kantin, tempat bermain, piknik area, papan penunjuk arah,
toko souvenir, musholah, dan klinik wisata.
Dalam suatu daya tarik wisata dibutuhkan papan penunjuk arah
untuk memudahkan wisatawan untuk mengunjungi daya tarik wisata
tersebut. Toko souvenir dalam daya tarik wisata dibutuhkan untuk
menggambarkan ke khasan yang dimiliki oleh daya tarik wisata dan
sebagai kenang-kenangan untuk wisatawan.
Namun Museum Budaya juga sudah memiliki brosur secara cetak
untuk wisatawan mempelajari lagi lebih dalam mengenai sejarah
kampung Sukadana. Suatu daya tarik wisata harus memiliki fasilitas
untuk mendukung kegiatan wisata bagi para wisatawan.
Sedangkan Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu
destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas
terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan
113
dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya
tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya
sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa
lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik
area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya
adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang
bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi
apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti
papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik
wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation
Transportasi menuju Museum Budaya sudah cukup baik karena
kondisi jalan menuju daya tarik wisata sudah diaspal dan memiliki
jalan yang lebar, jarak dari menuju daya tarik dari jalan raya besar
sekitar 2km. untuk menuju daya tarik wisata Museum Budaya tidak
memiliki transportasi umum.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Sehingga Museum
Budaya sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin (2011: 15)
faktor yang mempengaruhi akesibilitas adalah jarak dari jalan raya
kondisi jalan, kendaraan menuju daya tarik.
114
d) Infrastructure
Infrastruktur dalam Museum Budaya sudah baik, karena Museum
Budaya sudah tersedia listrik walaupun tidak menggunakan
pembangkit listrik tenaga air, air bersih dapat mengalir, memiliki
jaringan jalan raya menuju daya tarik wisata, memiliki saluran irigasi
untuk pasokan air. Dalam Museum Budaya juga memiliki jaringan
telekomunikasi untuk mengakses internet dan semua operator
provider, karena Museum Budaya letaknya dekat dengan Sukadana.
Museum Budaya juga sudah mempersiapkan prasarana pariwisata
seperti memiliki organisasi atau tugas untuk mempersiapkan
kedatangan wisatawan dan Museum Budaya memiliki fasilitas untu
rekreasi, namun di dalam kawasan wisata tidak terdapat akomodasi
atau penginapan.
Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata,
menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana
umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk
membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata
yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang
memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu
fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap,
dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan
untuk rekreasi.
115
2) People
TABEL 42 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 15 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal Museum Budaya cukup baik dalam berperan
sebagai pengelola daya tarik wisata karena masyarakat turut serta
dalam mengembangkan daya tarik wisata Museum Budaya.
Masyarakat lokal sekitar daya tarik museum budaya hanya
menerima bantuan sanggar tari yang diberikan oleh Dinas
Pariwisata. Karena menurut Wearing dalam Dewi (2013:132)
masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan pemerintah
dan swasta sebagai pemangku kepentingan dalam pengembangan
pariwisata.
Dan menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat
harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak
merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu
mengaktifkan pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal,
dukungan sosial-politik.
b) Pelayanan
Pelayanan di dalam Museum Budaya sangat baik karena
museum budaya memiliki pengelola yang siap menemani dan
116
menjelaskan secara detail terkait sejarah yang berada dalam
museum budaya. pelayanan menurut Soegito dalam Setiawan
(2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau manfaat
yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada
dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan
sesuatu dan produksinya.
Selain memiliki pelayanan yang bagus Pengelola Museum
mampu menunjukan eksitensinya sebagai daya tarik wisata dan
mampu memberikan pelayanan yang di janjikan dengan segera,
akurat dan memuaskan. Selain itu juga kualitas pelayanan yang
dimiliki Museum Budaya adalah kehandalan dan tanggapan yang
diberiikan pengelola wisata kepada wisatawan juga mampu
menuhbuhkan rasa percaya wisata terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan.
Sesuai dengan teori Kualitas pelayanan yang baik menurut
Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti
fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness (ketanggapan),
reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan). c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung
Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun
pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi
kepariwisataan, perlingan hukum dan keamanan kepada
117
wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang
dilakukan diKabupaten Lampung Timur.
Sedangkan Menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah
menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang
kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan
aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
kepariwisataan.
Pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan
sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing
daya tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan
mengembangkan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten
Lampung Timur namum pemerintah tidak menggali lagi daya
tarik wisata yang berpotensi. d) Wisatawan
Wisatawan dalam Museum Budaya sangat baik karena
wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan
liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut
UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung
wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok
berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
118
3) Package
TABEL 43 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 10 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Pengelola Museum Budaya tidak memiliki paket wisata,
namun wisatawan menilai apabila suatu daya tarik memiliki paket
wisata dapat memberika manfaat bagi wisatawan sedangkan
menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan
kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan
jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan
kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat
khusus, Maka dari itu wisatawan menilai baik.
Paket wisata tidak dijual oleh pengelola wisata saja tetapi
dapat dijual oleh tour operator dan stakeholder. menurut Morrison
(2013:172) in tourism is unique and there are professional
companies like tour operators and travel agencies that specialize
in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line companies,
attrations and other tourism stakeholders also develop packages.
Selain bermanfaat bagi wisatawan paket wisata juga
memberikan manfaat kepada pengelola wisata menurut Morrison
(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan
119
kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,
Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang
kemitraan.
4) Program
TABEL 44 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Program Wisata
Danau Beringin tidak memiliki event dan festival di dalam
daya tarik wisata, namun wisatawan beranggapan apabila danau
beringin memiliki event dan festival dapat memberikan manfaat
bagi wisatawan seperti menurut Morrison (2013:175) manfaat
bagi wisatawan adalah Memberikan pemenuhan estetika yang
lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,
Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman
yang lebih kaya tujuan.
tidak hanya memberikan manfaat bagi wisatawan event dan
festival juga memberikan manfaat bagi pengelola dan destinasi
juga. Menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah
Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi,
Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan
120
pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,
Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,
Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.
kabupaten Lampung Timur memiliki program berupa event
dan festival sampai akhir Desember 2017, namun event dan
festival tersebut tidak dilaksanakan didalam daya tarik wisata.
Sehingga tidak memberikan manfaat bagi pengelola daya tarik.
b. Desa Tradisional Wana
1) Physical Product
TABEL 45 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 6 18 13 2 Facilities 14 42 24 3 Transportation 3 9 4 4 Infrastructure 8 24 17 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Attraction
Daya tarik wisata yang dimiliki Desa Tradisional Wana cukup
baik karena Desa ini memiliki sejarah dan cerita rakyat mengenai
suku Lampung Melinting yang masyarakat asli Desa Wana, dengan
cukup memiliki nilai agama yang dianut masyarakat adalah islam
dan nilai seni yang masih mengalir seperti tarian ada melinting dan
juga upacara adat yang dilakukan saat penerimaan tamu dan saat
upacara4x pernikahan, Desa Tradisional Wana memiliki bangunan
121
seni berupa rumah-rumah masyarakat masih menggunakan ruma
tradisional Lampung.
Desa Tradisional Wana merupakan daya tarik wisata budaya
menurut Middleton dalam Martina dan Adimulya (2013:65) wisata
budaya meliputi sejarah dan cerita rakyat (lagenda), agama dan seni,
teater musik, tarian dan upacara adat, sedangkan menurut Suryadana
dan Octavia (2015: 48) upacara ritual dan bangunan seni merupakan
daya tarik wisata budaya. b) Facilities
Fasilitas yang berada dalam Desa Tradisional Wana sudah cukup
baik karena desa wana dengan layaknya desa memiliki luas 641,2 ha.
Namun Desa Tradisional Wana tidak memiliki kantin tetapi
wisatawan yang berkunjung bisa mencicipin makanan khas
Lampung dengan pemesanan melalui pengelola pariwisata di Desa
Tradisional Wana. Desa Tradisional Wana tidak memiliki tempat
bermain dan piknik area, yang dapat digunakan oleh wisatawan
Toilet umum yang terdapat di dalam kawasan wisata hanya
terdapat di dalam sanggar tari dan toilet yang tersedia juga di dalam
rumah-rumah masyarakat, selayaknya Desa Wana juga memiliki
pintu masuk yang dibatasi oleh gapura, namun tidak dibedakan pintu
masuk dan pintu keluarnya. Lahan parkir yang tersedia di dalam
Desa Tradisional Wana sangat luas karena dapat menggunakan
lapangan sebagai area parkir wisatawan.
122
Namun untuk mencapai daya tarik ini tidak terdapat papan
penunjuk arah dan untuk mencari informasi tidak terdapat pusat
informasi, tidak toko souvenir namun masyarakat memiliki pusat
kerajinan tradisional Lampung yang dapat dijadikan toko souvenir.
Sedangkan Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu
destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas
terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan
dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya
tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya
sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa
lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik
area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya
adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang
bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi
apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti
papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik
wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation
Transportasi menuju daya tarik wisata masih tergolong buruk
karena jarak dari jalan raya lintas sekitar 7 km dengan kondisi jalan
menuju daya tarik sudah tersedia belum diaspal mulus dan sebagian
berlubang, tidak tersedianya kendaraan atau transportasi umum
menuju Desa Tradisonal Wana dapat mempersulit wisatawan.
123
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Maka dari itu
aksesibilatas menuju Deesa Tradisional Wana tidak sesuai dengan
Sugiyanto dalam Amirudin (2011: 15) faktor yang mempengaruhi
aksesibilitas adalah jarak dari jalan raya, kondisi jalan dan kendaraan
menuju daya tarik. d) Infrastructure
Infranstruktur dalam Desa Tradisional cukup baik karena
tersedianya pembangkit listrik, air bersih yang mengalir, jaringan
jalan raya untuk menuju daya tarik wisata, cukup memiliki saluran
irigasi untuk pasokang air masyarakat dan wisatawan yang
berkunjung, dan memiliki cukup jaringan telekomunikasi yang dapat
menghubungkan dengan berbagai operator.
Desa Tradisional Wana memiliki ketua unit pengelola destinasi
wisata, maka dari itu Desa Tradisional Wana memiliki badan usaha
yang khusus untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan, dan Desa
Tradsional Wana juga memiliki akomodasi atau penginapan yang
terdapat di daya tarik seperti homestay sebagian rumah masyarakat
sudah ada yang dijadikan untuk homestay. Desa Tradisional Wana
juga memiliki fasilitas untuk rekreasi seperti menari di sanggar tari.
Infranstruktur dalam Desa Tradisional Wana sudah sesuai dengan
Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum
124
yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu
kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang terdiri
dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang memperispkan
kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu fasilitas yang
menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap, dan
recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan untuk
rekreasi.
2) People
TABEL 47 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 13 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal Desa Tradisional Wana cukup baik karena
dalam Desa Tradisional Wana masyarakat yang menjadi pengelola
seutuhnya daya tarik wisata, Menurut Wearing dalam Dewi
(2013:132) masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan
pemerintah dan swasta sebagai pemangku kepentingan dalam
pengembangan pariwisata.
Salah satu dari pengelola Desa Tradisional Wana menerima
pelatihan pariwisata yang diadakan di Dinas Pariwisata Lampung
125
Timur untuk pengelolaan daya tarik wisata dinas pariwisata
mendukung Desa Tradisional Wana sebagai daya tarik wisata.
Karena menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat
harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak
lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan
pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-
politik. Masyarakat Desa Tradisional Wana mendapat bantuan
berupa sanggar tari untuk mengembangkan pariwisata. b) Pelayanan
Pelayanan Desa Tradisional Wana sudah Baik karena Desa
Tradisional Wana sudah menjalankan dengan baik sebagai pengelola
untuk memahami keinginan wisatawan. sesuai dengan Soegito
dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan
atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang
pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan
sesuatu dan produksinya.
Desa Tradisional Wana mampu memunjukan kelebihan dari daya
tarik wisata, memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada
wisatawan dengan penyampaian informasi yang jelas, memberikan
perhatian khusus, memberikan pelayanan yang dijanjikan kepada
wisatawa dan menumbuhkan rasa kepercayaan wisatawan kepada
pelayanan yang diberikan. Pelayanan dapat di ukur dari kualitas
pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu
126
tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness
(ketanggapan), reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan). c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur
sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun pemerintah
tidak mendukung menyediakan informasi kepariwisataan,
perlindungan hukum dan keamanan kepada wisatawan. Keamanan
hanya ada saat adanya event yang dilakukan di Kabupaten Lampung
Timur. Pemerintah hanya memberikan fasilitas sesuai dengan
anggran dan sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-
masing daya tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan
mengembangkan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung
Timur namum pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang
berpotensi.
Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah
menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang
kondusif, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan aset-
aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
kepariwisataan. d) Wisatawan
Wisatawan dalam Desa Tradisional Wana sangat baik karena
wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan liburan,
bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut UN-WTO
127
dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan
digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
3) Package
TABEL 47 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 9 2 Manfaat bagi pengeola 5 15 5 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Desa Tradisional Wana tidak memiliki paket wisata yang dibuat
oleh pengelola maupun stakeholders dan tour operator. Paket Wisata
menurut Morrison (2013:172) package in tourism is unique and
there are professional companies like tour operators and travel
agencies that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise
line companies, attrations and other tourism stakeholders also
develop packages.
Namun wisatawan beranggapan apabila Desa Tradisional Wana
dapat membuat paket wisata dapat memberikan keuntungan bagi
wisatawan maupun pengelola wisata, menurut Morrison (2013: 174)
Paket Wisata Memberikan kemampuan untuk membuat anggaran
128
perjalanan, Memberikan jaminan kualitas yang konsisten dari paket
wisata, Memberikan kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan
terhadap minat khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik.
Selain memiliki manfaat bagi wisatawan paket wisata juga
bermanfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison
(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan
kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,
Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang
kemitraan.
4) Program
TABEL 48 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 11 2 Manfaat bagi pengeola 7 21 7 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Program Wisata
Desa Tradisional Wana tidak memiliki program wisata baik itu
event dan festival, namun wisatawan beranggapan dengan adanya
program wisata seperti event dan festival dapat memberikan manfaat
yang baik bagi wisatawan. Program menurut Morrison (2013:15)
programing include events, festivals and individualized arranged
activities for tourist.
129
Manfaat paket wisata bagi wisatawan menurut Morrison
(2013:175) adalah Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,
Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.
Selain memberikan manfaat bagi wisatawan, program wisata juga memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola wisata. menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi,
Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,
Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,
Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.
Kabupaten Lampung Timur memiliki berbagaimacam program wisata seperti event dan festival, namun tidak dilaksankan di Desa
Tradisional Wana sehingga tidak memberikan manfaat bagi daya tarik wisata.
130
c. Taman Purbakala Pugung Raharjo
1) Physical Product
TABEL 49 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 6 18 12 2 Facilities 14 42 20 3 Transportation 3 9 5 4 Infrastructure 8 24 12 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Attraction
Daya tarik wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo sudah cukup
baik karena Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan salah satu
peninggalan megalikum yang mempunyai nilai sejarah batu dan
cerita rakyat, memiliki nilai seni dan nilai agama, nilai agama yang
terdapat di Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah agama Islam
dan hindu-budha. Dan memiliki bangunan seni yang khas yang
terdapat di museum Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan
rumah tradisional Lampug.
Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak memiliki teater musik,
tarian dan upacara adat yang dilakukan dalam daya tarik wisata,
Taman Purbakala Pugung Raharjo juga tidak memiliki upacara ritual
yang dilakukan untuk persembahan.
Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan daya tarik wisata
budaya menurut Middleton dalam Martina dan Adimulya (2013:65)
wisata budaya meliputi sejarah dan cerita rakyat (lagenda), agama
131
dan seni, teater musik, tarian dan upacara adat, sedangkan menurut
Suryadana dan Octavia (2015: 48) upacara ritual dan bangunan seni
merupakan daya tarik wisata budaya. b) Facilities
Fasilitas yang terdapat di Taman Purbakala Pugung Raharjo
masih terbilangg kurang baik karena Taman Purbakala Pugung
Raharjo tidak memiliki tempat bermain, area piknik, pintu keluar dan
pitu masuk yang jelas untuk memudah kan wisatawan.
Taman Purbakala Pugung Raharjo sudah memiliki fasilitas toilet,
namun kurang terawatnya fasilitas tersebut sehingga sudah
mengalami kerusakan yang membuat toilet tersebut tidak dapat
digunakan lagi, untuk menuju Daya tarik Wisata terdapat papan
penunjuk arah dan juga pusat informasi yang berupa papan di dalam
daya tarik wisata.
Namun Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak memiliki toko
souvenir, kantin/penjual makanan dan minuman, musholah, klinik
wisata, pelayanan penunjang dan lahan parkir yang luas namu tidak
terjamin keamanan di dalam area parkir tersebut.
Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi menurut
Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas terdiri dari fasilitas
utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan dan dirasakan sangat
perlu selama pengunjung berada didalam daya tarik wisata seperti
luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya sebagai pelengkap
fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beda seperti
132
kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk
dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas
penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai
pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan
selama mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,
souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan
pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation
Transportasi menuju Taman Purbakala Pugung Raharjo masih
kurang baik karena jarak dari jalan raya sekitar 2 km menuju daya
tarik tersebut dengan kondisi jalan sudah ada dan sudah di aspal
namun masih banyak yang berlubang. Untuk menuju Taman
Purbakala Pugung Raharjo juga tidak terdapat transportasi umum /
angkutan umum menuju kawasan daya tarik wisata.
Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju
daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a
destination is crucial and so the development of transportation
service is important in product development. Maka dari itu
aksesibilatas menuju taman purbakala pugung raharjo belum sesuai
dengan Sugiyanto dalam Amirudin (2011: 15) faktor yang
mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari jalan raya, kondisi
jalan dan kendaraan menuju daya tarik. Karena masih ada jalan yang
berlubang dan tidak ada transportasi umum menuju daya tarik
wisata.
133
d) Infranstructure
Infranstruktur yang terdapat di Taman Purbakala masih kurang
baik karena di dalam daya tarik wisata nya tidak terdapat
pembangkit listrik, air bersih mengalir namun semua itu tersedia di
museum Taman Purbakala Pugung Raharjo yang jaraknya 1 km dari
Taman Purbakala Pugung Raharjo.
Taman Purbakala Pugung Raharjo juga tidak memiliki prasarana
pariwisata yang mempersiapkan kedatangan wisatawan dan
akomodasi atau penginapan wisatawan karena pengelola Taman
Purbakala Pugung Raharjo hanya menjaga museum Purbakala
Pugung Raharjo, sehingga Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak
memiliki penjagaan.
Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata,
menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana
umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk
membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata
yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang
memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu
fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap,
dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan
untuk rekreasi.
134
2) People
TABEL 50 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal Taman Purbakala Pugug Raharjo cukup baik
karena pengelola Taman Purbakala adalah masyarakat sekitar daya
tarik Menurut Wearing dalam Dewi (2013:132) masyarakat yang
berkedudukan sama penting dengan pemerintah dan swasta sebagai
pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata. Namun
pengelola hanya menjaga Museum Purbakala Pugung Raharjo yang
letak nya sekitar 1km dari daya tarik wisata.
Pengelola daya tarik wisata mendapatkan pelatihan untuk
pengembangkan pariwisata, dan Taman Purbakala Pugung Raharjo
menerima dukungan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Lampung
Timur sebagai tempat bersejarah yang memiliki peninggalan.
Menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat harus
berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak
lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan
pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-
politik. Masyarakat mendapatkan bantuan melalui Dinas Pariwisata
135
Kabupaten Lampug Timur dan Dinas Kebudayaan Kabupaten
Lampung Timur berupa papan informasi petunjuk jalan. b) Pelayanan
Pelayanan Taman Purbakala Pugung Raharjo masih buruk karena
pengelola tidak selalu ada di tempat dan pengelola hanya berada di
Museum nya saja tidak dalam daya tarik wisata Taman Purbakala
Pugung Raharjo, sedangkan menurut Soegito dalam Setiawan (2013:
3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang
diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak
terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan
produksinya. Sehingga wisatawan yang berkunjung tidak
mendapatkan pelayanan di dalam daya tarik wisata.
Untuk menilai pelayanan pengelola harus dilihat dari kualitas
pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu
tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness
(ketanggapan), reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan).
Namun wisatawan yang berkunjung tidak mendapatkan kualitas
pelayanan yang diberikan pengelola. c) Pemerintah
Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur
sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun pemerintah
tidak mendukung menyediakan informasi kepariwisataan, perlingan
hukum dan keamanan kepada wisatawan. Keamanan hanya ada saat
adanya event yang dilakukan diKabupaten Lampung Timur.
136
Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah
menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang
kondusif, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan aset-
aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
kepariwisataan.
Pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan anggaran dan
sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya
tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan
daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum
pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi. d) Wisatawan
Wisatawan dalam Taman Purbakala Pugung Raharjo sangat baik
karena wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan
liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. menurut UN-
WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan
digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:
(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)
(2) Business and professional (bisnis dan profesional)
(3) Transit atau belajar
137
3) Package
TABEL 51 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Paket Wisata
Wisatawan menilai apabila dengan diadakannya paket wisata
dalam Taman Purbakala Pugung Raharjo akan baik karena akan
memudahkan wisatawan, paket wisata tidak hanya dibuat oleh
pengelola daya tarik wisata melainkan tour operator maupun
stakeholders, menurut Morrison (2013:172) package in tourism is
unique and there are professional companies like tour operators and
travel agencies that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines,
cruise line companies, attrations and other tourism stakeholders also
develop packages.
Paket wisata juga memberikan manfaat kepada wisatawan
menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan
kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan
jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan
kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat
khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik, maka dari itu paket
wisata cukup penting untk pengembangan daya tarik wisata.
138
Selain manfaat bagi wisatawan, paket wisata juga memiliki
manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison
(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan
kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,
Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang
kemitraan.
4) Program
TABEL 52 OLAHAN HASIL POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO N Dimensi Nilai Nilai Nilai o Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017
a) Manfaat Program Wisata
Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak memiliki program wisata
berupa event dan festival, namun wisatawan beranggapan apabila
Taman Purbakala Pugung Raharjo memiliki program wisata dapat
memberikan manfaat bagi wisatawan. Program menurut Morrison
(2013:15) programing include events, festivals and individualized
arranged activities for tourist.
Manfaat paket wisata bagi wisatawan menurut Morrison
(2013:175) adalah Memberikan pemenuhan estetika yang lebih
besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,
139
Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman yang
lebih kaya tujuan.
Selain memberikan manfaat bagi wisatawan program wisata juga
memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola wisata. Menurut
Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah Dapat menarik
pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi, Meningkatkan
dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran
wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru, Meningkatkan
pengurangan musiman bagi wisatawan, Meningkatkan peluang
bermitra bagi stakeholders.
Kabupaten Lampung Timur memiliki beranekaragam event dan
festival namun tidak dilaksanakan pada daya tarik wisata, sehingga
tidak memberikan menfaat bagi pengelola daya tarik wisata.
d. Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan
Berikut adalah hasil penilaian Point Rating Scale daya tarik wisata
budaya unggulan di Kabupaten Lampung Timur:
TABEL 53 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Tema Nilai 1 Physical Product 56 2 People 25 3 Package 15 4 Program 16 Total 112 Sumber: Olahan Peneliti 2017
140
TABEL 54 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE DESATRADISIONAL WANA No Tema Nilai 1 Physical Product 57 2 People 29 3 Package 14 4 Program 18 Total 118 Sumber: Olahan Peneliti 2017
TABEL 55 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Tema Nilai 1 Physical Product 49 2 People 21 3 Package 14 4 Program 16 Total 100 Sumber: Olahan Peneliti 2017
Dari data diatas dapat dideskripsikan bahwa daya tarik wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Desa Tradisional Wana berdaskan penilaian Point Rating Scale (PRS)
141
GAMBAR 3 DIAGRAM WISATA BUDAYA UNGGULAN 60
50
40 museum budaya
30 desa tradisional wana 20 taman purbakala pugung raharjo 10
0 physical people package program Product
Sumber: Olahan Peneliti 2017
GAMBAR 4 DIAGRAM WISATA ALAM UNGGULAN 70 60 50 40 30 20 physical Product 10 people 0 package program
Sumber: Olahan Peneliti 2017
Berdasarkan diagram diatas dapat dideskripsikan bahwa daya tarik wisata unggulan alam di Kabupaten Lampung Timur adalah Taman
Nasional Way Kambas karena Taman Nasional Way Kambas memiliki
142
atraksi wisata yang cukup diminati oleh wisatawan seperti kereta gajah dan pertunjukan gajah yang diselenggarakan pada high season serta sarana dan prasarana yang tersedia di Taman Nasional Way Kambas cukup lengkap namun kurang terawat. Taman Nasional Way Kambas juga memiliki program wisata berupa festival Way Kambas yang akan menjadi event tahunan di Kabupaten Lampung Timur.
Dan daya tarik wisata unggulan budaya di Kabupaten Lampung
Timur adalah Desa Tradisional Wana karena Desa Tradisional Wana memiliki keunikan sebagai Desa Tradisional yang sebagian besar penduduk desa adalah masyarakat asli desa wana dan keberadaan rumah tradisional yang diperkirakan didirikan 300 tahun lalu, serta wisatawan yang berkunjung ke Desa Tradisional Wana dapat menyaksikan tarian tradisional seperti tari melinting. Wisatawan yang mengunjungi Desa Tradisional Wana dapat merasakan makanan khas
Lampung yang dapat di pesan langsung kepada pengelola Desa
Tradisional Wana.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dapat ditarik kesimpulan berupa wisata alam unggulan dan wisata budaya unggulan di Kabupaten
Lampung Timur, yaitu:
1. Daya Tarik Wisata Alam Unggulan
TABEL 56 NILAI DAYA TARIK WISATA ALAM UNGGULAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR No Daya Tarik Total Nilai 1 Taman Nasional Way Kambas 133 2 Danau Beringin 100 3 Danau Way Jepara 95 4 Agrowisata Balai Benih 93 5 Persinggahan Way Curup 85 6 Wisata Pantai Mangrove 76 Sumber: Olahan Peneliti 2017
Dari data diatas dapat simpulkan bahwa wisata alam unggulan Kabupaten
Lampung Timur adalah Taman Nasional Way Kambas, karena Taman
Nasional Way Kambas karena memiliki atraksi wisata yang diminati oleh
wisata dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang ada di dalam
kawasan sehingga menjadikan Taman Nasional Way Kambas menjadi wisata
unggulan. Selain itu Taman Nasional Way kambas telah memiliki paket
wisata yang dijual oleh tour operator dan stakeholders yang ada. Taman
Nasional Way Kambas juga memiliki event atau festival yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya.
143
144
2. Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan
TABEL 57 NILAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA UNGGULAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR No Daya Tarik Nilai 1 Desa Tradisional Wana 118 2 Museum Budaya 112 3 Taman Purbakala Pugung Raharjo 100 Sumber: Olahan Peneliti 2017
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata budaya
unggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Desa Tradisional Wana karena
Desa Tradisional Wana memiliki keunilan desa yang masih asli masyarakat
Lampung dengan rumah yang masih tradisional dan memilki nilai budaya
yang masih asli masyarakat Lampung, serta Desa Tradisional Wana dikelola
langsung oleh masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan peneliti, maka peneliti
memberikan saran sesuai dengan kondisi daya tarik wisata, yaitu:
1. Operasional
a. Taman Nasional Way Kambas
1) Physical Product
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan taman
nasional way kambas sebaiknya menambah aktivitas wisata yang dapat
diminati oleh wisatawan seperti memberikan guide khusus melayani
145
wisatawan untuk berinteraksi langsung dengan gajah yang berada di
dalam taman nasional way kambas.
2) People
Dalam upaya meningkatkan pelayanan taman nasional way kambas
sebaiknya meningkatkan kualitas pelayanan yang ada seperti
meningkatkan tourism information center yang selalu terbuka dan
memberikan informasi kepada wisatawan.
3) Package
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan taman nasional way
kambas sebaiknya bekerjasama dengan stakeholders atau travel agen
untuk membuat paket wisata sebagai media promosi untuk
mempromosikan taman nasional way kambas.
4) Program
Saat ini, taman nasional way kambas telah memiliki program wisata
yaitu festival way kambas yang akan diadakan secara rutin sekali dalam
setahun, untuk meningkatkan festival tersebut sebaiknya festival way
kambas membuat acara yang menarik wisatawan dan untuk target
wisatawan nya adalah youth travellers karena wisatawan youth traveller
dapat memberikan dampak positif bagi daya tarik wisata.
b. Desa Tradisional Wana
1) Physical Product
Saat ini desa trasional wana memiliki nilai kebudayaan dan tarian
yang masih dipertahankan, sebaiknya tidak hanya nilai kebudayaan dan
146
tarian yang masih dilestarikan tetapi musik tradisional dan alat
tradisional lampung juga lebih di perkenalkan.
2) People
Saat ini pengelola daya tarik wisata Desa Tradisional Wana sudah
mengerti banyak mengenai pariwisata, namun sebagian besar
masyarakat tidak mengetahui pariwisata sebaiknya dilakukan pelatihan-
pelatihan dan sosialisasi mengenai sapta pesona kepada masyarakat
lokal.
3) Package
Dalam upaya mempromosikan Desa Tradisional Wana sebaiknya
pengelola bekerjasama dengan travel agent untuk mempromosikan desa
tradisional wana melalui paket wisata yang akan dijual
kepadawisatawan.
4) Program
Dalam upaya mempromosikan Desa Tradisional Wana sebaiknya
membuat program wisata berupa event atau festival yang dapat di
adakan di sekitar desa tradisional wana seperti festival musik dan tarian
khas lampung.
c. Agrowisata Balai Benih
1) Physical Product
Dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke agrowisata
balai benih perlu dilakukan penambahan aktivitas seperti aktivitas
memetik buah-buah yang sedang musim di dalam kawasan Agrowisata
147
Balai Benih karena aktivitas yang ada tidak cukup mampu menarik
wisatawan.
2) People
Dalam pengembangan daya tarik wisata lebih baik melibatkan
masyarakat lokal sekitar kawasan Agrowisata Balai Benih untuk
memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal dan
memperbaiki pelayanan dalam kawasan daya tarik wisata dengan
memberikan pelatihan sapta pesona kepada karyawan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di dalam daya tarik wisata.
3) Package
Agrowisata balai benih sebaiknya bekerjasama dengan travel agent
untuk membuat paket wisata di dalam daya tarik wisata yang dijual
kepada pelajar dan mahasiswa atau di promosikan kepada sekolah-
sekolah di sekitar Provinsi Lampung maupun di luar Provinsi Lampung.
4) Program
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisata sebaiknya
agrowisata balai enih memiliki program wisata seperti melakukan
pameran buah-buahan dan tanaman hias.
d. Danau Beringin
1) Physical Product
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan di dalam danau
beringin sebaiknya menambah atraksi wisata seperti permainan perahu
148
yang tersedia seperti tempat bermain anak untuk lebih menarik
wisatawan.
2) People
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah
memberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai sapta pesona kepada
pengelola dan masyarakat lokal kawasan Danau Beringin dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan di dalam kawasan wisata danau
beringin.
3) Package
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebaiknya
pengelola bekerjasama dengan travel agent dalam membuat paket
wisata karena paket wisata merupakan salah satu media untuk
mempromosikan daya tarik wisata.
4) Program
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebaiknya
pemerintah atau pengelola danau beringin mengadakan event atau
festival di dalam kawasan danau beringin untuk mempromosikan danau
beringin seperti festival memancing.
e. Museum Budaya
1) Physical Product
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di
museum budaya sebaiknya perlu dilakukan penambahan aktivitas
149
wisata seperti penyewaan baju adat pengantin untuk dipakai oleh
wisatawan berfoto di sekitar museum budaya.
2) People
Dalam upaya memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat
sebaiknya dalam pengelolaan museum budaya lebih melibatkan
masyarakat dan memberikan pengetahuan atau pelatihan kepada
masyarakat lokal kawasan Museum Budaya seperti sosialisasi sapta
pesona. Dan pengelola museum budaya sebaiknya melibatkan para
karang taruna untuk melestarikan tarian tradisional.
3) Package
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Museum
Budaya lebih baik bekerjasama dengan travel agent untuk membuat
paket wisata karena paket wisata merupakan salahsatu media untuk
mempromosikan daya tarik wisata.
4) Program
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisata di Museum
Budaya sebaiknya dilakukan program wisata seperti festival dan event
yang diadakan di sekitar museum budaya dalam rangka
mempromosikan museum budaya sebagai daya tarik budaya yang
memiliki peninggalan budaya-budaya Lampung, seperti pameran
pakaian adat Lampung.
150
f. Danau Way Jepara
1) Physical Product
Dalam upaya meningkatkan atraksi wisata Danau Way Jepara lebih
menambah atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan seperti
membuat spot foto yang dapat menarik wisatawan. dan menambah
fasilitas umum di dalam daya tarik.
2) People
Dalam upaya meningkatkan pelayanan di dalam daya tarik wisata
sebaiknya menjadikan masyarakat lokal sebagai pengelola wisata untuk
memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal. Dan dalam
upaya meningkatkan kualitas pelayanan di danau way jepara sebaiknya
melakukan sosialisasi atau pelatihan sapta pesona.
3) Package
Saat ini, wisatawan tidak mengetahui bahwa Kabupaten Lampung
Timur memilki daya tarik wisata seperti danau way jepara maka dari itu
sebaiknya pengelola bekerjasama dengan travel agen untuk membuat
paket wisata dalam rangka mempromosikan danau way jepara.
4) Program
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di danau
way jepara sebaiknya pemerintah atau pengelola danau way jepara
mengadakan program wisata yaitu event atau festival di dalam daya
tarik wisata seperti festival danau.
151
g. Persinggahan Way Curup
1) Physical Product
Saat ini persinggahan way curup sudah menjadi rumah makan yang
dikelola oleh masyarakat, Dalam upaya meningkatkannya sebaiknya
lebih menjaga fasilitas dan kebersihan dan menjaga kebersihan
makanan yang dijual.
2) People
Hasil penelitian menujukkan bahwa wisatawan Persinggahan Way
Curup hanya transit untuk beristirahan, maka dari itu sebaiknya
persinggahan memiliki aktivitas wisata sehingga tidak hanya menjadi
tempat transit wisatawan saja. Dan Persinggahan Way Curup tidak
memiliki pengelola wisata sebaiknya pengelola wisata persinggahan
way curup melibatkan masyarak lokal untuk memberikan dampak
ekonomi kepada masyarakat.
3) Package
Pengelola rumah makan persinggahan way curup sebaiknya lebih
menjaga kebersihan rumah makan sehingga dapat bekerjasam dengan
travel agen untuk menjadikan rumah makan Persinggahan Way Curup
menjadi tempat makan siang atau makan malam dalam paket wisata.
4) Program
Dalam rangka meningkatkan jumlah kunjugan wisata ke
Persinggahan Way Curup sebaiknya persinggahan way curup
mengadakan program wisata seperti event dan festival atau pameran
souvenir khas Lampung.
152
h. Taman Purbakala Pugung Raharjo
1) Physical Product
Taman purbakala memiliki museum sejarah yang terletak tidak jauh
dari taman purbakala pugung raharjo, sebaiknya museum tersebut dapat
dijadikan Toursim Information Center untuk taman purbakala pugung
raharjo.
2) People
Saat ini taman purbakala pugung raharjo tidak memiliki penjaga di
dalam daya tarik wisata, sebaiknya yang menjadi penjaga dalam daya
tarik wisata adalah masyarakat lokal. Dan saat ini pelayanan Taman
Purbakala Pugung Raharjo masih buruk sebaiknya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dilakukan sosialisasi atau pelatihan sapta pesona
kepada pengelola dan juga masyarakat lokal.
3) Package
Hasil penelitian menyatakan bahwa Taman Purbakala Pugung
Raharjo tidak memilki paket wisata yang dapat dijual kepada
wisatawan, maka dari sebaiknya pengelola bekerjasama dengan travel
agent untuk membuat paket wisata untuk meningkatkan jumlah
kunjungan.
4) Program
Hasil penelitian menyatakan bahwa Taman Purbakala Pugung
Raharjo tidak memiliki program wisata seperti event dan festival yang
menjadi media promosi, maka dari itu sebaiknya taman purbakala
pugung raharjo memilki event atau festival berupa pameran
153
peninggalan megalitukum yang diadakan di dalam kawasan daya tarik
wisata.
i. Wisata Pantai Mangrove
1) Physical Product
Untuk menuju Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki papan
informasi sebaiknya pemerintah memberi papan informasi menuju
kawasan wisata pantai mangrove dan Wisata Pantai Mangrove untuk
menambah fasilitas karena tidak memiliki fasilitas utama dan fasilitas
pendukung dalam daya tarik wisata
2) People
Saat ini masyarakat tidak sadar akan kebersihan dan tidak menjaga
lingkungan maka dari itu pengelola memberikan sosialisasi kebersihan
kepada masyarakat sekitar wisata pantai mangrove.
3) Package
Saat ini wisata pantai mangrove tidak memiliki paket wisata untuk
menjadi media promosi sebaiknya pengelola bekerjasama dengan travel
agen untuk membuat paket wisata sebagai media untuk
mempromosikan daya tarik wisata
4) Program
Saat ini Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki program wisata
sebagai media promosi sebaiknya Wisata Pantai Mangrove membuat
program wisata seperti menanam seribu pohon di sekitaran pantai
mangrove.
154
2. Akademisi
Penelitian ini terbatas pada produk destinasi menurut Morrison (20013)
yang terdiri dari physical product, people, program, package. Yang
menghasilkan daya tarik wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur.
Sehingga untuk penelitian selanjutnyasebaiknya dilanjutkan dengan
penelitian-penelitian sebagai berikut:
a. Pengembangan dan implementasi peningkatkan kualitas atraksi wisata di
daya tarik wisata Kabupaten Lampung Timur.
b. Penelitian diluar physical product, people, program, package. Seperti
pengembangan destinasi dengan aspek destination management ( Ritchie,
2013) yaitu organization, marketing, quality of service / experience,
information research, human resources development, finance and
venture capital, visitor management, resource slewardship, crisis
management.
DAFTAR PUSTAKA
Adiati, Maria Pia & Basalamah, Anwar. (2014). Kondisi Pariwisata Berkelanjutan Di Bidang Sosial Budaya Berdasarkan Pengalaman Dan Harapan Pengunjung Di Pantai Papuma, Jember. (Jurnal Binus Business Review Vol.5 No.1 Mei 2014: 80-90)
Afifuddin, H & Saebani, Beni Ahmad. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Pustaka Setia
Alastair, M Morrison .(2013). Marketing And Managing Tourism Destination. New York: Routledge
Amirudin, Faris. (2011). Kajian Potensi Wisata Ketetep Pass Dalam Analisis Spasial. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Bulus PhD, Hashimu & Samdi, Emmanuel Musa. (2016). Discriminant Analysis of Tourist Revisit-Intention for Effective Marketing of Ecotourism Destinations in Plateau State.(Jurnal IOSR Journal of Mathematics (IOSR-JM) Volume 12, Issue 3 Ver. VII May. - Jun. 2016 )
Antaranews Online (2016, April 24). Lampung Timur Benahi Pariwisata Andalkan Way Kambas. [online]. Tersedia: http://lampung.antaranews.com/berita/289843/lampung-timur-benahi- pariwisata-andalkan-way-kambas
Arikunto, Suharismi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Basuki, Imam & Setiadi, Amos. (2015). Potensi Angkutan Umum Pariwisata Di Daerah Istimewa Yogyakarta. (Jurnal Transportasi Vol.15 No.2 Agustus 2015:135-142)
Damanik, Janianton & Weber, Helmut F. (2006). Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Andi
Dewi, Made Heny Urmila. (2013). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. (Jurnal Kawistara, Vol.3, No.2, Agustus 2013:129-139)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur. (2013). Rencana Induk Pengembangan Daerah Kabupaten Lampung Timur. Kabupaten Lampung Timur: Bappeda Kabupaten Lampung Timur
155
156
Evinawati at el. (2017). Penilaian Daya Tarik Objek Wisata Pantai Putri Serayi Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. (Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura)
Gubenur Lampung. (2012). Peraturan Daerah Provinsi Lampung No 6 Tahun 2012 Tentang Rippda. Provinsi Lampung: Bappeda Provinsi Lampung
Hasan, M. Iqbal. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia
Hendri, John. (2009). Riset pemasaran. Depok: Universitas Gunadarma
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta : Grasindo
Martina, Sopa & Adimulya, Ramdan Purnama. (2013). Strategi Inovasi Produk Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Minat Berkunjung Wisatawan Ke Grama Tirta Jatiluhur Purwakarta. (Jurnal Khasanah Ilmu Vol.4 No.2 September 2013)
Marzuki. (1995). Metodologi Riset. Cetakan Ke Enam September 1995. Yogyakarta: Pt. Hanindita Offiser
McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2001). Research In Education: A Conceptual Introduction (5th ed.). New York: Longman
Meray at el. (2016). Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Pariwisata Pantai Mahembang Kecamatan Kakas. (Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Manado Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado)
Nofriya. (2016). Peran Serta Masyarakat Dalam Mewujudkan Pariwisata Hijau Di Sumatera Barat. (Jurnal Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II, ISSN 2356-4938)
Nugroho, Ryan & Japarianto, Edwin. (2013). Pengaruh People, Physical Evidence, Product, Promotion, Price Dan Place Terhadap Tingkat Kunjunan Di Coffee Cozies Surabaya. (Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.1, No. 2,(2013) 1-9)
R, Basiya & Rozak, Hasan Abdul. (2012). Kualitas Daya Tarik Wisata dan Niat Kunjungan Kembali Wisatawan Mancanegara di Jawa Tengah. (Jurnal Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012)
Razak, Abdul. (2008). Sifat dan Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata Alam. Makalah Pengelolaan Ekowisata. (Program Pasca Sarjana / S2 - Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
157
Rosita at el.(2016). Pengaruh Fasilitas Wisata Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengunjung Di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. (Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol.13, No.1, April 2016)
Santori, Djam’an & Komariah, Aan.(2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta
Setiawan, Candra. (2013). Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pengunjung Pada Wisata Bahari Lmongan. (Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Brawijaya Malang)
Soebiyantoro, Ugy. (2009). Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana, Sarana Transportsi Terhadap Kepuasan Wisatawan. (Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol.4 No.1, April 2009: 16-22)
Suryadana, M.Liga & Octavia, Vanny.(2015). Pengantar Pemasaran Pariwisata. Bandung:Alfabeta
Suryadana, Liga.(2013). Sosiologi Pariwisata. humaniora : bandung
Suwantoro, Gamal SH. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta:Andi
Tambunan, Nani. (2009). Posisi Transportasi Dalam Pariwisata. (Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009)
Utama, I Gusti Rai & Mahadewi, Ni Made Eka.(2012). Metodologi Penelitian Pariwisata Dan Perhotelan. Yogyakarta:Andi
Vengesayi, Sebastian. (2008). Destination Attractiveness: Are There Relationships With Destination Attributes. (Jurnal The Business Review, Cambridge Vol.10 Num.2)
Wijanarko, Tri Setyo. (2016, Desember 25). Menengok Taman Purbakala Pugung Raharjo Di Lampung Timur. [online]. Tersedia: http://www.wijanarko.net/2016/07/menengok-taman-purbakala-pugung- raharjo.html
Widyastuti, A Reni. (2010). Pengembangan Pariwisata yang Berorientasi Pada Pelestarian Fungsi Lingkungan. (Jurnal Ekosaons, Vol. II No. 3 Oktober 2010)
Yoeti, H. Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung:Angkasa
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG “Analisis Produk Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Timur”
Tanggal : Lokasi :
Nama :
Jabatan :
Masyarakat
1. Apakah pemerintah sudah melakukan perbaikan sarana dan prasarana di sekitar Daya
Tarik Wisata?
2. Apa aja yang sudah dilakukan?
3. Apakah pemerintah sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai pariwisata?
4. Apakah masyarakat ikut serta dalam mengelola daya tarik wisata?
5. Apakah pemerintah memberikan dukungan-dukungan sosial kepada masyarakat
mengenai pariwisata?
158
159
Pemerintah
1. Apakah pemerintah telah menyediakan infomasi mengenai kepariwisataan kepada
wisatawan dan masyarakat?
2. Apakah dalam berwisata wisatawan mendapatkan perlindungan hukum, keamanan
dan keselamatan ?
3. Bagaimana cara menciptakan suasana yang kondusip dalam pengembangan usaha
pariwisata bagi masyarakat sekitar?
4. Apa saya fasilitas yang diberikan kepada masyarakat yang ingin memiliki usaha
dalam kawasan wisata?
5. Apakah masyarakat memiliki kepastian hukum untuk membuka usaha tersebut?
6. Bagaimana cara memelihara, mengembangkan dan melestarikan aset-aset yang
menjadi daya tarik wisata potensial dan daya tarik wisata yang sudah ada?
7. Bagaimana cara mengendalikan kegiatan pariwisata dalam rangka mencengah
dampat negatif bagi masyarakat?
8. Bagaimana cara menanggulanginya?
9. Apa saja yang dilakukan untuk mencengah dan menangulangi dampak tersebut?
10. Apakah dengan adanya event dan festival dapat menarik pasar minat khusus kepada
destinasi?
11. Apakah dengan diadakannya event dan festival dapat memberikan citra positif
terhadap destinasi wisata?
12. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan dampak ekonomi bagi
masyarakat dan daerah?
13. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan lama tinggal
wisatawan dan pengeluaran wisatawan?
160
14. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan kepuasan wisatawan
di dalam destinasi wisata?
15. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan inisiatif pemasaran
baru bagi destinasi wisata?
16. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan pada saat low season?
17. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan peluang berkerjasama
dengan stakeholders pariwisata?
Pengelola Daya Tarik Wisata
1. Apakah dengan adanya paket wisata dapat menambahkan pasar yang lebih
spesifik di dalam daya tarik wisata?
2. Apakah dengan adanya paket wisata dapat menarik target pasar baru bagi
daya tarik wisata?
3. Apakah dengan adanya paket wisata dapat memberikan kemudahan bisnis
kepada daya tarik wisata?
4. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan bisnis bagi daya
tarik wisata disaat low season?
5. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan?
6. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan efisiensi bagi daya
tarik wisata?
161
7. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan peluang kerjasama
dengan stakeholders?
Program
8. Apakah dengan adanya event dan festival dapat menarik pasar minat khusus kepada
destinasi?
9. Apakah dengan diadakannya event dan festival dapat memberikan citra positif
terhadap destinasi wisata?
10. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan dampak ekonomi bagi
masyarakat dan daerah?
11. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan lama tinggal
wisatawan dan pengeluaran wisatawan?
12. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan inisiatif pemasaran
baru bagi destinasi wisata?
13. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan pada saat low season?
14. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan peluang berkerjasama
dengan stakeholders pariwisata?
162
LAMPIRAN 2
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG “Analisis Produk Detinasi Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur”
Saya adalah mahasiswi Program Studi Destinasi Pariwisata, Jurusan Kepariwisataan, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Dalam hal ini, saya sedang mengadakan penelitian untuk skripsi saya di Candi Borobudur. Kuesioner ini berhubungan dengan hal-hal yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. Hasil kuesioner ini tidak untuk dipublikasikan, melainkan untuk kepentingan penelitian semata. Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerjasama Bapak/Ibu, Saudara/i saya ucapkan terima kasih banyak.
Hari/Tanggal...... Lokasi......
Petunjuk pengisian: Silahkan beri tanda () pada alternatif jawaban yang anda pilih. Isi (…………..) dengan jawaban yang sesuai.
Asal Daerah: …………… Tujuan wisata: a. Rekreasi dan bersenang-senang b. Perjalanan bisnis c. Kunjungan terhadap keluarga atau transit
163
No. Pernyataan Penilaian Tidak Netral Setuju Setuju 1 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan kemudahan untuk membuat anggaran dalam perjalanan wisata 2 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan nilai tambah kepada destinasi wisata 3 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan jaminan kualitas yang konsisten 4 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan kenyamanan perjalanan kepada wisatawan 5 Dengan adanya pket wisata dapat memberikan kenyamanan perjalanan terhadap wisatawan yang memiliki minat khusus 6 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan kepuasan wisatawan terhadap minat khusus 7 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan pengalaman kepada wisatawan 8 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan kegembiraan kepada wisatawan 9 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman kepada wisatawan 10 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan kepuasan perjalanan 11 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikah hiburan lebih banyak kepada wisatawan 12 Dengan adanya program seperti event dan festival memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan bagi wisatawan 13 Dengan adanya program seperti event dan program dapat memberikan kepuasan kepentingan khusus kepada wisatawan
164
LAMPIRAN 3
POINT RATING SCALE (PRS) WISATA BUDAYA
A. Physical Product
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Attraction Wisata Sejarah dan cerita Tidak memiliki nilai sejarah Daya tarik wisata memiliki Daya tarik memiliki nilai sejarah dan Budaya rakyat dan cerita rakyat mengenai nilai sejarah dan cerita rakyat cerita rakyat mengenai daya tarik daya tarik wisata namun belum dijadikan daya wisata tarik wisata Agama dan seni Tidak memiliki nilai agama Cukup memiliki nilai agama Daya tarik memiliki nilai agama dan dan seni yang khas dan seni seni yang khas dari destinasi Teater musik Tidak memiliki teater musik Terdapat teater musik namun Daya tarik wisata memliki teater yang dapat ditampilkan tidak di tampilkan musik yang ditampilkan Tarian dan Daya tarik wisata tidak Cukup memiliki tarian tarian Daya tarik wisata memiliki tarian upacara adat memiliki tarian tradisional yang dapat ditambilkan adat khas daerah dan memiliki adat khas daerah dan tidak upacara adat yang dilakukan pada memiliki upacara adat yang waktu-waktu tertentu dilakukan Bangunan seni Daya tarik wisata tidak Daya tarik wisata memiliki Daya tarik wisata memiliki memiliki bangunan-bangunan bangunan-bangunan seni bangunan-bangunan seni yang khas seni yang khas namun tidak khas Upacara ritual Tidak memiliki upacara- Memiliki upacara ritual yang Memiliki upacara ritual yang upacara ritual yang dilakukan dilakukan di daya tarik wisata dilakukan di daya tarik wisata di saat- di daya tarik wisata namun tidak dapat saat tertentu diperlihatkan Facilities Fasilitas Luas lahan Memiliki luas ≤ 3 Ha Memiliki luas 3 Ha Memilki luas ≥ 3 Ha utama Fasilitas Kantin Tidak memiliki kantin Memiliki kantin Memiliki kantin yang bersih dan rapi Pendukung Tempat Bermain Tidak memiliki tempat Memiliki tempat bermain Memiliki tempat bermain yang bermain namun tidak mementingkan mementingkan keamanan dan keamanan dan keselamatan keselamatan. 165
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Toilet Tidak tersedia toilet bersih Tersedia toilet yang bersih Tersedia toilet yang bersih, kering dan memiliki pencahayaan yang baik dan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin Piknik area Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang tanpa banjir lebih dari 2 kali selama banjir 1-2 kali selama musim bahaya banjir dan drainase air tanah musim piknik dan drainase air banjir dan drainase air tanah lebih dari 50 cm tanah kurang dari 30 cm kurang dari 50 cm Pintu masuk dan Tidak jelas pintu masuk dan Pintu masuk dan pintu keluar memiliki dua pintu masuk dan pintu keluar pintu keluar tidak dibedakan keluar yang berbeda Lahan parkir Tidak memiliki parkir Memiliki luas parkir yang Memiliki luas parkir yang dapat dapat menampung mobil menampung kendaraan bus, mobil pribadi dan sepeda motor pribadi, dan sepeda motor Fasilitas Papan penunjuk Tidak memiliki papan Memiliki papan penunjuk arah Memiliki papan penunjuk arah yang Penunjang arah penunjuk arah yang terlihat jelas memiliki unsur tradisonal dengan ukuran yang proposional dan terlihat jelas Souvenir Tidak memiliki toko souvenir Menjual berbagai macam Memiliki ke khasan tersediri buatan cinderamata masyarakat setempat Pusat informasi Tidak memiliki pusat Memiliki brosur secara cetak Memiliki brosur dan meteri cetak informasi maupun elektronik secara mandiri Musholah Tidak memiliki musholah Memiliki musholah dengan air Memiliki musholah yang terdapat air bersih bersih dan perlengkapan ibadah Klinik Tidak memiliki klinik wisata Memiliki klinik wisata Memiliki klinik dan pelayanan kedokteran wisata (travel klinic medicine) Pelayanan Pengelola Tidak memiliki Pengelola dapat memberikan Pengelola memiliki kemampuan penunjung kemampuan berbahasa kepuasan terhadap pengunjung berbahasa dan memberikan kepuasan terhadap pengunjung Tempat sampah Tidak memiliki tempat Memiliki tempat sampah yang Memiliki Tempat sampah yang sudah sampah bersih dipisahkan antara organik dan non- organik Transportasi Aksesibilitas Jarak dari jalan Jarak dari jalan raya ≥4 KM Jarak dari jalan raya 2-3 KM Jarak dari jalan raya ≤1 KM 166
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) raya Kondisi jalan Jalan menuju daya tarik masih Jalan menuju daya tarik sudah Jalan menuju daya tarik sudah diaspal jalan setapak ada namun belum diaspal dan memiiki jalan yang lebar Kendaraan Tidak memiliki transportasi Terdapat transportasi umum, Tersedia alat transportasi umum menuju daya umum untuk menuju daya namun hanya 1kali dalam untuk menuju daya tarik wisata tarik tarik wisata sehari Infrastructure Prasarana Pembangkit listrik Tidak tersedia listrik Tidak menggunakan Sudah menggunakan pembangkit umum tenaga air pembangkit listrik tenaga air listrik tenaga air Sistem Tidak ada air bersih di dalam Air bersih dapat mengalir ke Memiliki air bersih yang meliputi penyediaan air daya tarik wisata daya tarik wisata volume air, jarak air bersih dari daya bersih tarik wisata, dapat tidaknya air dilarikan ke daya tarik wisata dan kelayakan dikosumsi oleh wisatawan. Jaringan jalan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Dapat menghubungkan satu daerah raya dan kereta raya dan jaringan kereta api raya untuk menuju daya tarik dengan daerah lain melalui darat atau api wisata udara dengan jalan yang baik dan memiliki jaringan kereta api Irigasi Tidak memiliki saluran irigasi Cukup memiliki saluran Memiliki saluran irigasi yang baik irigasi untuk pasokan air untuk meningkatkan sistem pengelolaan air dan menjaga integritas pasokan air
Perhubungan dan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Memiliki jaringan jalan untuk menuju telekomunikasi untuk menuju daya tarik dan jaringan telekomunikasi daya tarik wisata dan jaringan wisata dan tidak memiliki untuk beberapa operator telekomonikasi untuk mengakses jaringan telekomunikasi di internet semua operator di dalam dalam daya tarik wisata daya tarik wisata Prasarana Receptive tourist Tidak memiliki badan usaha destinasi cukup Destinasi memiliki badan usaha yang pariwisata plant yang khusus untuk mempersiapkan kedatangan khusus untuk mempersiapkan mempersiapkan kedatangan wisatawan kedatangan wisatawan pada suatu wisatawan pada suatu daya daya tarik wisata tarik wisata Resident tourist Tidak memiliki akomodasi memiliki cukup akomodasi di Destinasi Memiliki akomodasi di 167
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) plant tempat menginap wisatawan dalam daya tarik seperti daya tarik wisata seperti hotel guesthouse Recreative dan Daya tarik wisata tidak Daya tarik wisata hanya Daya tarik wisata memiliki semua sportive plant memiliki semua fasilitas untuk memiliki salah satu fasilitas fasilitas untuk wisatawan rekreasi dan berwisata rekreasi dan untuk berwisata rekreasi atau berolahraga olahraga olahraga B. People
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Masyarakat Lokal Peran Enabling setting Masyarakat tidak menerima Masyarakat hanya menerima Masyarakat menerima sarana dan Wawancara Masyarakat sarana dan prasarana di dalam salah satu diantara sarana dan prasarana di dalam daya tarik wisata masyarakat daya tarik wisata yang prasarana di dalam daya tarik yang dibutuhkan sekitar daya dibutuhkan yang dibutuhkan tarik wisata Emprowering Masyarakat setempat idak Masyarakat turut serta dalam Masyarakat setempat turut serta local community turun serta dalam pengelolaan pengelolaan daya tarik wisata dalam pengelolaan daya tarik wisata daya tarik wisata dengan dengan meningkatkan pengetahuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan, dan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan lainnya pendidikan, pelatihan dan pengembangan lainnya Socio-political Masyarakat tidak menerima Masyarakat cukup menerima Masyarakat menerima dukungan dukungan sosia, dukungan dukungan oleh pemerintah, sosial, dukungan politik, netwoerking politik, netwoerking oleh dinas pariwisata, dan elemen oleh pemerintah setempat, dinas pemerintah setempat, dinas setempat pariwisata dan elemen lainnya pariwisata dan elemen lainnya. Pelayanan Kualitas Tangibles (bukti tidak menunjukan Cukup menunjukan Mampu menunjukan eksitensinya dan Kuesioner Pelayannan fisik/langsung) eksitensinya dan atraksi wisata eksitensinya dan atraksi wisata atraksi wisata yang terbaik kepada ke yang terbaik kepada kepada wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan Emphaty (empati) Tidak meberikan perhatian Cukup memberikan perhatian Memberikan perhatian khusus kepada khusus kepada wisatawan kepada wisatawan untuk wisatawan untuk memahami 168
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) untuk memahami keinginan memahami keinginan keinginan wisatawan wisatawan wisatawan
Respnsiveness Tidak membantu dan Memberikan pelayanan yang Membantu dan memberikan (ketanggapan) memberikan pelayanan yang cepat kepada wisatawan pelayanan yang cepat dan tepat cepat dan tepat kepada dengan penyampain informasi kepada wisatawan dengan wisatawan dengan penyampaian informasi yang jelas penyampaian informasi yang tidak jelas
Realibility Tidak memberikan pelayanan Cukup memberikan pelayanan Mampu memberikan pelayanan yang (kehandalan) yang dijanjikan dengan segera, yang dijanjikan segera dijanjikan dengan segera, akurat dan akurat dan memuaskan memuaskan Assurance Tidak memiliki kesopan Cukup memberikan Memiliki kepastian yaitu kesopan (jaminan) santunan dan kemampampuan kemampuan untuk santunan dan kemampuan para para pegawai perusahaan menumbuhkan rasa percaya pegawai perusahaan untuk untuk menumbuhkan rasa para wisatawan kepada enumbuhkan rasa percaya para percaya para wisatawan pelayanan wisatawan kepada pelayanan kepada pelayanan Pemerintah Peran Menyediakan Tidak mendukung Pemerintah cukup medukung Pemerintah mendukung menyediakan Wawancara Pemerintah informasi menyediakan informasi menyediakan salah satu informasi kepariwisataan, pemerintah kepariwisataan, perlindungan diantara menyediakan perlindungan hukum, keamanan dan (kepala hukum, keamanan dan informasi kepariwisataan, keselamatan kepada wisatawan. Dinas keselamatan kepada perlindungan hukum, Pariwisata wisatawan keamanan dan keselamatan Kab. kepada wisatawan. Lampung Menciptakan Tidak memberi kesempatan Pemerintah cukup Pemerintah Membuka kesempatan Timur) iklim yang dalam mengembangkan usaha, mememberikan fasilatas untuk dalam mengembangkan peluang kondusip memfasilatisi dan memberikan membuka usaha usaha, memfasilatasi dan kepastian hukum memberikan kepastian hukum Memelihara,meng Pemerintah tidak memelihara, Pemerintah cukup Pemerintah memelihara, embangkan dan mengembangkan dan melestarikan potensi mengembangkan dan melestarikan melestarikan aset- melestarikan pontensi pariwisata yang ada di potensi pariwisata yang ada di 169
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) aset nasional pariwisata yang ada di destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Mengawasi dan Pemerinah tidak mengawasi Pemerintah cukup mengawasi Pemerintah mengawasi dan mengendalikan dan mengendalikan kegiatan kegiatan kepariwisataan untuk mengendalikan kegiatan kegiatan kepariwisataan untuk mencegah dampak negatif kepariwisataan dalam rangka kepariwisataan mencegah dan menanggulangi masyarakat mencegah dan menanggulangi dampak negatif bagi dampak negatif bagi masyarakat masyarakat
Wisatawan Wisatawan Tujun wisatawan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan rekreasi dan Kuesioner melakukan kunjungan kepada perjalanan bisnis bersenang-senang kepada kerabat, transit, dan belajar wisatawan
C. Package
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan mendapatkan informasi Kuesioner bagi kemampuan untuk biaya perjalanan yang akan di informasi biaya yang pasti biaya perjalanan yang akan kepada wisatawan membuat keluarkan untuk perjalanan di dalam dikeluarkan di dalam destinasi wisata wisatawan anggaran destinasi wisata perjalanan Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa puas Wisatawan mendapatkan kualitas jaminan kualitas kualitas yang sesuai dengan mendapatkan kualitasyang yang sesuai dengan penawaran dari yang konsisten penawaran dari daya tarik sesuai dengan penawaran dari daya tarik wisata dari paket wisata wisata daya tarik wisata Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa Wisatawan mendapatkan kenyamanan kenyamanan perjalanan di nyaman dalam perjalanan di kenyamanan perjalanan di dalam perjalanan dalam destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Memberikan Tidak memberikan kepuasan Daya tarik cukup memberikan Daya tarik wisata memberikan 170
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) kepuasan terhadap terhadap permintaan minat kepuasan terhadap permintaan kepuasan terhadap permintaan minat minat khusus khusus wisatawan minat khusus wisatawan khusus wisatawan Manfaat Menarik target Tidak menambah target paras Cukup memberi peluang Menambah target pasar baru di daya Wawancara bagi pasar baru baru di daya tarik wisata kepada daya tarik untuk tarik wisata kepada pengelola menambah pasar baru pengelola daya tarik Untuk Tidak memberikan peluang Cukup memberikan Memberikan peluang dan kemudahan daya tarik meramalkan dan kemudahan dalam kemudahan dalam berbisnis di dalam berbisnis di daya datrik wisata wisata kemudahan bisnis berbisnis di daya tarik wisata daya tarik wisata Dapat Tidak memberikan peluang Cukup memberikan peluang Memberikan peluang bisnis disaat meninkatkan bisnis disaat lowseason bisnis disaat lowseason low season kepada daya tarik wisata bisnis disaat low kepada daya tarik wisata kepada daya tarik wisata season Meningkatkan Tidak memberikan kepuasan Cukup memberikan kepuasan Memberikan kepuasan kepada kepuasan kepada wisatawan pada daya kepada wisatawan pada daya wisatawan pada daya tarik wisata pelanggan tarik wisata tarik wisata Meningkatkan Tidak memberikan peluang Cukup membuka peluang Memberikan peluang kerjasama daya peluang kemitraan kerjasama daya tarik wisata kerjasama daya tarik wisata tarik wisata kepada stakeholders kepda stakeholders kepada stakeholders
D. Program
Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak memberikan Wisatawan memberikan nilai Wisatawan memberikan penilaian Kuesioner bagi pemenuhan penilaian yang baik kepada yang cukup kepada daya tarik yang lebih besar kepada daya tarik kepada wisatawan estetika yang daya tarik wisata wisata wisata wisatawan lebih besar Memberikan Wisatawan tidak mendapat Wisatawan mendapatkan Wisatawan mendapatkan pelajaran peningkatan pelajaran dan pemahaman dari cukup pelajaran dan dan pemahaman yang lebih banyak pelajaran dan daya tarik wisata pemahaman dari daya tarik dari daya tarik wisata pemahaman wisata Memberikan Tidak memberikan atraksi Cukup memberikan atraksi Memberikan atraksi wisata yang baru 171
Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) hiburan lebih wisata yang baru dan menarik yang menarik kepada dan menarik kepada wisatawan banyak kepada wisatawan wisatawan Memberikan Tidak memberikan Cukup memiliki pengalaman Memberikan pengalaman yang pengalaman yang pengalaman yang memiliki memiliki tujuan yang tidak dapat lebih kaya tujuan tujuan dilupakan
Manfaat Dapat menarik Tidak menambah pasar minat Cukup menambah pasar minat Menambah pasar minat khusus Wawancara bagi pasar minat khusus kepada destinasi khusus kepada destinasi kepada destinasi wisata kepada destinasi khusus wisata wisata pemerintah Meningkatkan Tidak meningkatkan citra Cukup memperkenalkan citra Program dapat meningkatkan citra dan citra destinasi destinasi destinasi wisata destinasi wisata menjadi lebih baik pengelola Meningkatkan Tidak memberikan dampak Cukup memberikan Menambah pendapatan ekonomi daya tarik dampak ekonomi ekonomi destinasi wisata pendapatan ekonomi kepada destinasi wisata wisata destinasi wisata Meningkatkan Tidak menambah lama tinggal Cukup memberikan Menambah lama tinggal dan lama tinggal dan da pengeluaran wisatawan di penambahan lama tinggal pengeluaran wisatawan di dalam pengeluaran dalam destinasi wisata wisatawan di dalam destinasi destinasi wisata wisatawan wisata Meningkatkan Tidak meningkatkan inisiatif Cukup meningkatkan Menambah inisiatif destinasi wisata inisiatif destinasi wisata untuk pemasaran baru untuk meningkatkan pemasaran baru pemasaran baru pemasaran baru Meningkatkan Tidak meningkatkan jumlah Cukup Menambah jumlah Menigkatkan jumlah kunjungan pengurangan kunjungan wisatawan pada kunjungan wisata pada low wisatawan pada low season musiman bagi saat lowseason season wisatawan Meningkatkan Tidak meningkatkan peluang Cukup menambah mitra Meningkatkan peluang kerjasama peluang bermitra kerjasama daya tarik wisata destinasi wisata daya tarik wisata kepada stakeholdes bagi stakeholders kepada stakehoders
172
LAMPIRAN 4 POINT RATING SCALE (PRS) WISATA ALAM
A. Physical Product
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Attraction Wisata Alam Bentang alam Tidak memiliki bentang alam Cukup memiliki bentang alam Memiliki bentang alam yang indah Iklim Memiliki iklim lebih dari 31 º Memiliki iklim lebih besar Memiliki rata-rata iklim setiap dari 28 º harinya 28º Hutan Merusak keaslian hutan Menjaga keaslian hutan Mempertahankan dan menjaga sebagai daya tarik keaslian alam dan hutas sebagai kesejateraan masyarakat Facilities Fasilitas Luas lahan Memiliki luas ≤ 3 Ha Memiliki luas 3 Ha Memilki luas ≥ 3 Ha utama Fasilitas Kantin Tidak memiliki kantin Memiliki kantin Memiliki kantin yang bersih dan rapi Pendukung Tempat Bermain Tidak memiliki tempat Memiliki tempat bermain Memiliki tempat bermain yang bermain namun tidak mementingkan mementingkan keamanan dan keamanan dan keselamatan keselamatan. Toilet Tidak tersedia toilet bersih Tersedia toilet yang bersih Tersedia toilet yang bersih, kering dan memiliki pencahayaan yang baik dan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin Piknik area Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang tanpa banjir lebih dari 2 kali selama banjir 1-2 kali selama musim bahaya banjir dan drainase air tanah musim piknik dan drainase air banjir dan drainase air tanah lebih dari 50 cm tanah kurang dari 30 cm kurang dari 50 cm Pintu masuk dan Tidak jelas pintu masuk dan Pintu masuk dan pintu keluar memiliki dua pintu masuk dan pintu keluar pintu keluar tidak dibedakan keluar yang berbeda Lahan parkir Tidak memiliki parkir Memiliki luas parkir yang Memiliki luas parkir yang dapat dapat menampung mobil menampung kendaraan bus, mobil pribadi dan sepeda motor pribadi, dan sepeda motor 173
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Fasilitas Papan penunjuk Tidak memiliki papan Memiliki papan penunjuk arah Memiliki papan penunjuk arah yang Penunjang arah penunjuk arah yang terlihat jelas memiliki unsur tradisonal dengan ukuran yang proposional dan terlihat jelas Souvenir Tidak memiliki toko souvenir Menjual berbagai macam Memiliki ke khasan tersediri buatan cinderamata masyarakat setempat Pusat informasi Tidak memiliki pusat Memiliki brosur secara cetak Memiliki brosur dan meteri cetak informasi maupun elektronik secara mandiri Musholah Tidak memiliki musholah Memiliki musholah dengan air Memiliki musholah yang terdapat air bersih bersih dan perlengkapan ibadah Klinik Tidak memiliki klinik wisata Memiliki klinik wisata Memiliki klinik dan pelayanan kedokteran wisata (travel klinic medicine) Pelayanan Pengelola Tidak memiliki Pengelola dapat memberikan Pengelola memiliki kemampuan penunjung kemampuan berbahasa kepuasan terhadap pengunjung berbahasa dan memberikan kepuasan terhadap pengunjung Tempat sampah Tidak memiliki tempat Memiliki tempat sampah yang Memiliki Tempat sampah yang sudah sampah bersih dipisahkan antara organik dan non- organik Transportasi Aksesibilitas Jarak dari jalan Jarak dari jalan raya ≥4 KM Jarak dari jalan raya 2-3 KM Jarak dari jalan raya ≤1 KM raya Kondisi jalan Jalan menuju daya tarik masih Jalan menuju daya tarik sudah Jalan menuju daya tarik sudah diaspal jalan setapak ada namun belum diaspal dan memiiki jalan yang lebar Kendaraan Tidak memiliki transportasi Terdapat transportasi umum, Tersedia alat transportasi umum menuju daya umum untuk menuju daya namun hanya 1kali dalam untuk menuju daya tarik wisata tarik tarik wisata sehari Infrastructure Prasarana Pembangkit listrik Tidak tersedia listrik Tidak menggunakan Sudah menggunakan pembangkit umum tenaga air pembangkit listrik tenaga air listrik tenaga air Sistem Tidak ada air bersih di dalam Air bersih dapat mengalir ke Memiliki air bersih yang meliputi penyediaan air daya tarik wisata daya tarik wisata volume air, jarak air bersih dari daya bersih tarik wisata, dapat tidaknya air dilarikan ke daya tarik wisata dan 174
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) kelayakan dikosumsi oleh wisatawan. Jaringan jalan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Dapat menghubungkan satu daerah raya dan kereta raya dan jaringan kereta api raya untuk menuju daya tarik dengan daerah lain melalui darat atau api wisata udara dengan jalan yang baik dan memiliki jaringan kereta api Irigasi Tidak memiliki saluran irigasi Cukup memiliki saluran Memiliki saluran irigasi yang baik irigasi untuk pasokan air untuk meningkatkan sistem pengelolaan air dan menjaga integritas pasokan air
Perhubungan dan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Memiliki jaringan jalan untuk menuju telekomunikasi untuk menuju daya tarik dan jaringan telekomunikasi daya tarik wisata dan jaringan wisata dan tidak memiliki untuk beberapa operator telekomonikasi untuk mengakses jaringan telekomunikasi di internet semua operator di dalam dalam daya tarik wisata daya tarik wisata Prasarana Receptive tourist Tidak memiliki badan usaha destinasi cukup Destinasi memiliki badan usaha yang pariwisata plant yang khusus untuk mempersiapkan kedatangan khusus untuk mempersiapkan mempersiapkan kedatangan wisatawan kedatangan wisatawan pada suatu wisatawan pada suatu daya daya tarik wisata tarik wisata Resident tourist Tidak memiliki akomodasi memiliki cukup akomodasi di Destinasi Memiliki akomodasi di plant tempat menginap wisatawan dalam daya tarik seperti daya tarik wisata seperti hotel guesthouse Recreative dan Daya tarik wisata tidak Daya tarik wisata hanya Daya tarik wisata memiliki semua sportive plant memiliki semua fasilitas untuk memiliki salah satu fasilitas fasilitas untuk wisatawan rekreasi dan berwisata rekreasi dan untuk berwisata rekreasi atau berolahraga olahraga olahraga
175
B. People
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Masyarakat Lokal Peran Enabling setting Masyarakat tidak menerima Masyarakat hanya menerima Masyarakat menerima sarana dan Masyarakat sarana dan prasarana di dalam salah satu diantara sarana dan prasarana di dalam daya tarik wisata daya tarik wisata yang prasarana di dalam daya tarik yang dibutuhkan dibutuhkan yang dibutuhkan Emprowering Masyarakat setempat idak Masyarakat turut serta dalam Masyarakat setempat turut serta local community turun serta dalam pengelolaan pengelolaan daya tarik wisata dalam pengelolaan daya tarik wisata daya tarik wisata dengan dengan meningkatkan pengetahuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan, dan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan lainnya pendidikan, pelatihan dan pengembangan lainnya Socio-political Masyarakat tidak menerima Masyarakat cukup menerima Masyarakat menerima dukungan dukungan sosia, dukungan dukungan oleh pemerintah, sosial, dukungan politik, netwoerking politik, netwoerking oleh dinas pariwisata, dan elemen oleh pemerintah setempat, dinas pemerintah setempat, dinas setempat pariwisata dan elemen lainnya pariwisata dan elemen lainnya. Pelayanan Kualitas Tangibles (bukti tidak menunjukan Cukup menunjukan Mampu menunjukan eksitensinya dan Pelayannan fisik/langsung) eksitensinya dan atraksi wisata eksitensinya dan atraksi wisata atraksi wisata yang terbaik kepada yang terbaik kepada kepada wisatawan wisatawan wisatawan Emphaty (empati) Tidak meberikan perhatian Cukup memberikan perhatian Memberikan perhatian khusus kepada khusus kepada wisatawan kepada wisatawan untuk wisatawan untuk memahami untuk memahami keinginan memahami keinginan keinginan wisatawan wisatawan wisatawan 176
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Respnsiveness Tidak membantu dan Memberikan pelayanan yang Membantu dan memberikan (ketanggapan) memberikan pelayanan yang cepat kepada wisatawan pelayanan yang cepat dan tepat cepat dan tepat kepada dengan penyampain informasi kepada wisatawan dengan wisatawan dengan penyampaian informasi yang jelas penyampaian informasi yang tidak jelas Realibility Tidak memberikan pelayanan Cukup memberikan pelayanan Mampu memberikan pelayanan yang (kehandalan) yang dijanjikan dengan segera, yang dijanjikan segera dijanjikan dengan segera, akurat dan akurat dan memuaskan memuaskan Assurance Tidak memiliki kesopan Cukup memberikan Memiliki kepastian yaitu kesopan (jaminan) santunan dan kemampampuan kemampuan untuk santunan dan kemampuan para para pegawai perusahaan menumbuhkan rasa percaya pegawai perusahaan untuk untuk menumbuhkan rasa para wisatawan kepada menumbuhkan rasa percaya para percaya para wisatawan pelayanan wisatawan kepada pelayanan kepada pelayanan Pemerintah Peran Menyediakan Tidak mendukung Pemerintah cukup medukung Pemerintah mendukung menyediakan Pemerintah informasi menyediakan informasi menyediakan salah satu informasi kepariwisataan, kepariwisataan, perlindungan diantara menyediakan perlindungan hukum, keamanan dan hukum, keamanan dan informasi kepariwisataan, keselamatan kepada wisatawan. keselamatan kepada perlindungan hukum, wisatawan keamanan dan keselamatan kepada wisatawan. Menciptakan Tidak memberi kesempatan Pemerintah cukup Pemerintah Membuka kesempatan iklim yang dalam mengembangkan usaha, mememberikan fasilatas untuk dalam mengembangkan peluang kondusip memfasilatisi dan memberikan membuka usaha usaha, memfasilatasi dan kepastian hukum memberikan kepastian hukum Memelihara,meng Pemerintah tidak memelihara, Pemerintah cukup Pemerintah memelihara, embangkan dan mengembangkan dan melestarikan potensi mengembangkan dan melestarikan melestarikan aset- melestarikan pontensi pariwisata yang ada di potensi pariwisata yang ada di aset nasional pariwisata yang ada di destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Mengawasi dan Pemerinah tidak mengawasi Pemerintah cukup mengawasi Pemerintah mengawasi dan mengendalikan dan mengendalikan kegiatan kegiatan kepariwisataan untuk mengendalikan kegiatan 177
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) kegiatan kepariwisataan untuk mencegah dampak negatif kepariwisataan dalam rangka kepariwisataan mencegah dan menanggulangi masyarakat mencegah dan menanggulangi dampak negatif bagi dampak negatif bagi masyarakat masyarakat
Wisatawan Wisatawan Tujun wisatawan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan rekreasi dan melakukan kunjungan kepada perjalanan bisnis bersenang-senang kerabat, transit, dan belajar
C. Package
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan mendapatkan informasi bagi kemampuan untuk biaya perjalanan yang akan di informasi biaya yang pasti biaya perjalanan yang akan wisatawan membuat keluarkan untuk perjalanan di dalam dikeluarkan di dalam destinasi wisata anggaran destinasi wisata perjalanan Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa puas Wisatawan mendapatkan kualitas jaminan kualitas kualitas yang sesuai dengan mendapatkan kualitasyang yang sesuai dengan penawaran dari yang konsisten penawaran dari daya tarik sesuai dengan penawaran dari daya tarik wisata dari paket wisata wisata daya tarik wisata Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa Wisatawan mendapatkan kenyamanan kenyamanan perjalanan di nyaman dalam perjalanan di kenyamanan perjalanan di dalam perjalanan dalam destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Memberikan Tidak memberikan kepuasan Daya tarik cukup memberikan Daya tarik wisata memberikan kepuasan terhadap terhadap permintaan minat kepuasan terhadap permintaan kepuasan terhadap permintaan minat minat khusus khusus wisatawan minat khusus wisatawan khusus wisatawan Manfaat Menarik target Tidak menambah target paras Cukup memberi peluang Menambah target pasar baru di daya bagi pasar baru baru di daya tarik wisata kepada daya tarik untuk tarik wisata pengelola menambah pasar baru 178
Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) daya tarik Untuk Tidak memberikan peluang Cukup memberikan Memberikan peluang dan kemudahan meramalkan dan kemudahan dalam kemudahan dalam berbisnis di dalam berbisnis di daya datrik wisata kemudahan bisnis berbisnis di daya tarik wisata daya tarik wisata Dapat Tidak memberikan peluang Cukup memberikan peluang Memberikan peluang bisnis disaat meninkatkan bisnis disaat lowseason bisnis disaat lowseason low season kepada daya tarik wisata bisnis disaat low kepada daya tarik wisata kepada daya tarik wisata season Meningkatkan Tidak memberikan kepuasan Cukup memberikan kepuasan Memberikan kepuasan kepada kepuasan kepada wisatawan pada daya kepada wisatawan pada daya wisatawan pada daya tarik wisata pelanggan tarik wisata tarik wisata Meningkatkan Tidak memberikan peluang Cukup membuka peluang Memberikan peluang kerjasama daya peluang kemitraan kerjasama daya tarik wisata kerjasama daya tarik wisata tarik wisata kepada stakeholders kepda stakeholders kepada stakeholders
D. Program
Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak memberikan Wisatawan memberikan nilai Wisatawan memberikan penilaian bagi pemenuhan penilaian yang baik kepada yang cukup kepada daya tarik yang lebih besar kepada daya tarik wisatawan estetika yang daya tarik wisata wisata wisata lebih besar Memberikan Wisatawan tidak mendapat Wisatawan mendapatkan Wisatawan mendapatkan pelajaran peningkatan pelajaran dan pemahaman dari cukup pelajaran dan dan pemahaman yang lebih banyak pelajaran dan daya tarik wisata pemahaman dari daya tarik dari daya tarik wisata pemahaman wisata Memberikan Tidak memberikan atraksi Cukup memberikan atraksi Memberikan atraksi wisata yang baru hiburan lebih wisata yang baru dan menarik yang menarik kepada dan menarik kepada wisatawan banyak kepada wisatawan wisatawan 179
Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Memberikan Tidak memberikan Cukup memiliki pengalaman Memberikan pengalaman yang pengalaman yang pengalaman yang memiliki memiliki tujuan yang tidak dapat lebih kaya tujuan tujuan dilupakan
Manfaat Dapat menarik Tidak menambah pasar minat Cukup menambah pasar minat Menambah pasar minat khusus bagi pasar minat khusus kepada destinasi khusus kepada destinasi kepada destinasi wisata destinasi khusus wisata wisata Meningkatkan Tidak meningkatkan citra Cukup memperkenalkan citra Program dapat meningkatkan citra citra destinasi destinasi destinasi wisata destinasi wisata menjadi lebih baik Meningkatkan Tidak memberikan dampak Cukup memberikan Menambah pendapatan ekonomi dampak ekonomi ekonomi destinasi wisata pendapatan ekonomi kepada destinasi wisata destinasi wisata Meningkatkan Tidak menambah lama tinggal Cukup memberikan Menambah lama tinggal dan lama tinggal dan da pengeluaran wisatawan di penambahan lama tinggal pengeluaran wisatawan di dalam pengeluaran dalam destinasi wisata wisatawan di dalam destinasi destinasi wisata wisatawan wisata Meningkatkan Tidak meningkatkan inisiatif Cukup meningkatkan Menambah inisiatif destinasi wisata inisiatif destinasi wisata untuk pemasaran baru untuk meningkatkan pemasaran baru pemasaran baru pemasaran baru Meningkatkan Tidak meningkatkan jumlah Cukup Menambah jumlah Menigkatkan jumlah kunjungan pengurangan kunjungan wisatawan pada kunjungan wisata pada low wisatawan pada low season musiman bagi saat lowseason season wisatawan Meningkatkan Tidak meningkatkan peluang Cukup menambah mitra Meningkatkan peluang kerjasama peluang bermitra kerjasama daya tarik wisata destinasi wisata daya tarik wisata kepada stakeholdes bagi stakeholders kepada stakehoders
180
LAMPIRAN 5 HASIL TURNITIN
181
LAMPIRAN 6 SURAT LOKUS
182
LAMPIRAN 7
FORMULIR BIMBINGAN SKRIPSI
183
184
185
186
187
188
LAMPIRAN 8 DOKUMENTASI PENELITI KONDISI AKTUAL TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS
189
190
191
LAMPIRAN 9 DOKUMENTASI PENELITI KONDISI AKTUAL DESA TRADISIONAL WANA
BIODATA
DATA PRIBADI Nama Lengkap : Rima Putri Alamat : Margasari, Dusun 08 Kuala Penet Kec. Labuan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Telepon : 081274008954 Alamat E-mail : [email protected] Tempat & Tanggal Lahir : Margasari, 31 Januari 1996 Kewarganegaraan : Indonesia
PENDIDIKAN FORMAL 2000 – 2001 : TK Aisyah Desa Margasari 2001 - 2007 : SDN 01 Margasari 2007 – 2010 : Mts Diniyyah Putri Lampung 2010 – 2013 : SMKN 04 Bandar Lampung 2013 – 2017 : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung