ANALISI PRODUK DESTINASI WISATA UNGGULAN KABUPATEN TIMUR

JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi pada Program Strata 1

Oleh:

Rima Putri Nomor Induk: 201318903

PROGRAM STUDI STUDI DESTINASI PARIWISATA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “ANALISIS PRODUK DESTINASI WISATA

UNGGULAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR” yang dibuat sebagai salah satu kewajiban dalam ketentuan kelulusan dari Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung. Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Anang Sutomo, MM.Par., CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung

2. Sumaryadi, MM., selaku Plh. Kepala Bagian Administrasi Akademik dan

Kemahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

3. Dr. Heri Sigit Cahyadi, MM. Par., selaku Ketua Program Studi Destinasi

Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

4. Odang Permana, S.E., M.E., selaku Sekertaris Program Studi Destinasi

Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

5. Dr. Haryadi Darmawan, MM., selaku pembimbing I

6. Dr. Beta Budisetyorini,M.Sc., selaku pembimbing II

7. Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

8. Pengelola Daya Tarik Wisata di Kabupaten Lampung Timur

9. Bapak/Ibu dosen khususnya dilingkungan program Studi Destinasi

Pariwisata yang telah memberikan bekal ilmu hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini

i

10. Awing Kaddas dan Darmia Nangeang Selaku Kedua Orang Tua yang

selalu memberikan dukungan berupa doa, motivasi serta finansial sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu

11. Darmawan Aw dan Winda Fitra Aw selaku kakak tercinta yang selalu

menemani dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini

12. Rizqi Ulya, Aulia Khairunnisa dan Dwinda yang telah menemani peneliti

untuk mencari data di lapangan

13. Aulia, Suci dan Atta yang selalu memberi hiburan disaat penulis terpuruk

dalam penyelesaian skripsi

14. Gengs Putri ambu atas yang selalu rela direpotkan selama penulis

menyusun skripsi ini

15. Serta rekan-rekan SDP 2013 yang telah memberikan dorongan dan

semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis dapat menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan dari semua pihak.

Bandung, Agustus 2017

Penyusun

ii

ABSTRAKSI

Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung yang diharapkan menjadi destinasi wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Menurut Skema Penyusunan RIPPDA (rencana induk pengembangan pariwisata daerah) tahun 2013 Kabupaten Lampung Timur sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang akan dikembangkan dalam upaya pergerakan perekonomian Daerah dan sebagai destinasi pariwisata yang kaya akan potensi wisata alam dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali kondisi Physical Product, People, Package, Program di kawasan wisata unggulan Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi adalah pengelola daya tarik wisata , dinas pariwisata, dan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpul data observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan penyebaran kuesioner dan alat kumpul data cheklist point rating scale (PRS). Hasil penelitian menujukkan bahwa daya tarik wisata alam uggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Taman Nasional Way Kambas dan daya tarik wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Desa Tradisional Wana.

Kata Kunci: Wisata Unggulan, Physical Product, People, Package, dan Program

iii

ABSTRACT

East Lampung is one of the districts located in Lampung Province which is expected to be a tourist destination that is able to attract tourists both domestic and foreign tourists. According to the Drafting Scheme RIPPDA (Master plan of regional tourism development) 2013 tourism sector become one of the leading sectors that will be developed in the effort of regional economic movement and as a tourism destination rich in natural and cultural tourism potential. This study aims to identify the condition of Physical Product, People, Package, Program in the region's flagship tourist district of East Lampung. The method used is descriptive method with qualitative approach. The population is the manager of tourist attraction, tourism office, and tourists who visit the East Lampung regency. This study uses observation data collection techniques, interviews, documentation studies, and distributing questionnaires and checklist tools for rating rating scale (PRS) checklist. The results showed that the natural tourist attraction of East Lampung Regency is Taman Nasional Way Kambas and The leading tourist attraction of East Lampung Regency is Desa Tradisional Wana.

Keyword : Excellent Tour, Physical Product, People, Package, and Program

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i

ABSTRAKSI ...... iii

ABSTRACT...... iv

DAFTAR ISI ...... v

DAFTAR TABEL ...... viii

DAFTAR GAMBAR ...... x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ...... 5 C. Pertanyaan Penelitian ...... 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penilitian ...... 8 E. Sistematika Penulisan ...... 9

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Paparan Konseptual ...... 10 1. physical Product ...... 10 a. Attraction ...... 11 b. Facilities ...... 13 c. Transportation ...... 15 d. Infrastructure ...... 17 2. People...... 20 a. Masyarakat Lokal ...... 21 b. Tourist ...... 21 c. Pelayanan ...... 23 d. Pemerintah ...... 24 3. Package ...... 25 a. Manfaat Paket Wisata Bagi Wisatawan ...... 25

v

b. Manfaat Paket Wisata Bagi Pengelola Daya Tarik ...... 25 4. Program ...... 25 a. Manfaat Program Bagi Wisatawan ...... 26 b. Manfaat Program Bagi Destinasi ...... 26 B. Penelitian Empiris ...... 27 C. Kerangka Pemikiran ...... 28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ...... 29 B. Objek Penelitian ...... 29 C. Populasi dan Sensus ...... 30 D. Metode Pengumpulan Data ...... 31 1. Teknik Pengumpulan Data ...... 31 2. Alat Pengumpul Data ...... 33 E. Pedoman Observasi ...... 38 F. Teknik Analisis Data ...... 46 G. Jadwal Penelitian ...... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...... 47 1. Daya Tarik Wisata Alam ...... 48 2. Daya Tarik Wisata Budaya ...... 52 B. Pembahasan ...... 55 1. Daya Tarik Wisata Alam ...... 55 2. Daya Tarik Wisata Budaya ...... 111

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...... 143 1. Daya Tarik wisata Alam Unggulan ...... 143 2. Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan ...... 144 B. Saran ...... 144

vi

1. Operasional ...... 145 2. Akademisi ...... 154 DAFTAR PUSTAKA ...... 155

LAMPIRAN ...... 158

BIODATA ......

vii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Lampung Timur ...... 2 2. Matriks Konsep Phsical Product ...... 10 3. Matriks Konsep Attraction ...... 11 4. Matriks Konsep Facilities...... 14 5. Matriks Konsep Transportation ...... 16 6. Matriks Konsep Infrastructure ...... 18 7. Matriks Konsep people ...... 20 8. Definisi Nilai Angka Dalam Skala ...... 33 9. Pedoman Observasi ...... 38 10. Jadwal Penelitian ...... 46 11. Point Rating Scale Physical Product Agrowisata Balai Benih ...... 55 12. Point Rating Scale People Agrowisata Balai Benih ...... 60 13. Point Rating Scale Package Agrowisata Balai Benih ...... 62 14. Point Rating Scale Program Agrowisata Balai Benih ...... 63 15. Point Rating Scale Physical Product Danau Beringin ...... 65 16. Point Rating Scale People Danau Beringin ...... 68 17. Point Rating Scale Package Danau Beringin ...... 71 18. Point Rating Scale Program Danau Beringin ...... 72 19. Point Rating Scale Physical Product Danau Way Jepara ...... 73 20. Point Rating Scale People Danau Way Jepara ...... 77 21. Point Rating Scale Package Danau Way Jepara ...... 79 22. Point Rating Scale Program Danau Way Jepara ...... 80 23. Point Rating Scale Physical Product Taman Nasional Way Kambas .... 82 24. Point Rating Scale People Taman Nasional Way Kambas ...... 86 25. Point Rating Scale Package Taman Nasional Way Kambas ...... 89 26. Point Rating Scale Program Taman Nasional Way Kambas ...... 91 27. Point Rating Scale Physical Product Persinggahan Way Curup ...... 92 28. Point Rating Scale People Persinggahan Way Curup ...... 95

viii

29. Point Rating Scale Package Persinggahan Way Curup ...... 98 30. Point Rating Scale Program Persinggahan Way Curup...... 99 31. Point Rating Scale Physical Product Wisata Pantai Mangrove ...... 100 32. Point Rating Scale People Wisata Pantai Mangrove ...... 104 33. Point Rating Scale Package Wisata Pantai Mangrove ...... 106 34. Point Rating Scale Program Wisata Pantai Mangrove ...... 108 35. Total Hasil Point Rating Scale Agrowisata Balai Benih ...... 109 36. Total Hasil Point Rating Scale Danau Beringin ...... 109 37. Total Hasil Point Rating Scale Danau Way Jepara ...... 110 38. Total Hasil Point Rating Scale Taman Nasional Way Kambas ...... 110 39. Total Hasil Point Rating Scale Persinggahan Way Curup ...... 110 40. Total Hasil Point Rating Scale Wisata Pantai Mangrove ...... 110 41. Point Rating Scale Physical Product Museum Budaya ...... 111 42. Point Rating Scale People Museum Budaya ...... 115 43. Point Rating Scale Package Museum Budaya...... 118 44. Point Rating Scale Program Museum Budaya ...... 119 45. Point Rating Scale Physical Product Desa Tradisional Wana ...... 120 46. Point Rating Scale People Desa Tradisional Wana ...... 124 47. Point Rating Scale Package Desa Tradisional Wana ...... 127 48. Point Rating Scale Program Desa Tradisional Wana ...... 128 49. Point Rating Scale Physical Product Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 130 50. Point Rating Scale People Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 134 51. Point Rating Scale Package Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 137 52. Point Rating Scale Program Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 138 53. Total Hasil Point Rating Scale Museum Budaya...... 139 54. Total Hasil Point Rating Scale Desatradisional Wana ...... 140 55. Total Hasil Point Rating Scale Taman Purbakala Pugung Raharjo ...... 140 56. Nilai Daya Tarik Wisata Alam Unggulan Kabupaten 57. Lampung Timur ...... 143 58. Nilai Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan Kabupaten Lampung Timur ...... 144

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1. The Destination Product ...... 3 2. Peta Kabupaten Lampung Timur ...... 7 3. Kerangka Pemikiran ...... 28 4. Diagram Wisata Budaya Unggulan ...... 141 5. Diagram Wisata Alam Unggulan ...... 141

x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan pariwisata pada umumnya bertujuan untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata, dalam pembangunan objek wisata dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup serta kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri (Widyastuti, 2010:72). Menurut

Skema Penyusunan RIPPDA (rencana induk pengembangan pariwisata daerah) tahun 2013 Kabupaten Lampung Timur sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang akan dikembangkan dalam upaya pergerakan perekonomian Daerah dan sebagai destinasi pariwisata yang kaya akan potensi wisata alam dan budaya. Bupati Lampung Timur Ibu Chusnunia Chalim menegaskan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu skala prioritas untuk dibenahi dalam program kerja 5 (lima) tahun ini bersama Wakil Bupati

Lampung Timur (antaranews.com).

Jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2013-2015 sempat mengalami penurunan di tahun 2014 dan kembali lagi meningkat di tahun 2015. berikut ini adalah jumlah kunjungan wisatawan 3 (tiga) tahun terakhir :

1

2

TABEL 1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN DOMESTIK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013-2015 Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Domestik Jumlah 2013 390 57758 58148 2014 385 47429 47814 2015 462 63072 63534 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung Timur, dalam Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka(2016)

Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi

Lampung yang diharapkan menjadi destinasi wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Kondisi topografi Lampung Timur sangat bervariasi dan memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan, keanekaragaman kondisi fisik yang berpontensi menjadi daya tarik wisata daerah sehingga sektor pariwisata menjadi harapan pertumbuhan perekonomian.

Menurut Witt dalam Rozak & R Basiya (2012:2) daya tarik wisata merupakan motivasi utama bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata.

Lampung Timur memiliki beraneka ragam Daya Tarik wisata yaitu Taman

Purbakala Pugung Raharjo, Desa Tradisional Wana, Museum Budaya, Taman

Nasional Way Kambas, Danau Beringin, Wisata Pantai Mangrove,

Pesanggarahan Way Curup, Danau Way Jepara, Wisata Agro Balai Benih, dan

Agro Wisata Pisang Nanas Jambu dan Durian.

Produk Destinasi Pariwisata menurut Morrison (2013:13) terdiri dari 4

(empat) yaitu physical product, people, package, program

3

GAMBAR 1

Sumber : Morrison, 2013

Physical product meliputi attraction, facilites, transportation, dan program.

Attraction these are critical to the touriam sector since they draw visitors to the destination (Morrison, 2013:168) wisata unggulan di Kabupaten Lampung

Timur memiliki daya tarik wisata yang menarik seperti Taman Purbakala

Pugung Raharjo merupakan salah satu peninggalan zaman megalitik. Yang memiliki bentuk menyurapai piramida yang mengingatkan pada bentuk pemujaan di Semeria (Laut Tengah) yang oleh penduduk setempat disebut ziggurat, yang melambangkan gunung suci. yang mana pintu gerbang taman ini merupai candi dan gundukan tanah yang dipenuhi oleh rumput yang sangat rapi, dulunya gundukan tanah ini merupakan bekas benteng

(http://www.wijanarko.net). Wisata Unggulan lainnya adalah Taman Nasional

Way Kambas adalah icon Provinsi Lampung yang menampilkan pertunjukan menarik menurut RENSTRA (rencana strategis) Dinas Pariwisata dan Ekonomi

4

Kreatif Provinsi Lampung 2015-2019 seperti gajah menari, berdiri di tonggak, dan kegiatan lainnya yang dapat dilakukan diantaranya safari gajah, foto hunting, naik kereta gajah.

Facilities are accomodations, food and beverage, and retail outlets of different types (Morrison, 2013:168). Kawasan wisata unggulan Kabupaten

Lampung Timur memiliki beraneka ragam fasilitas yaitu toko penjual souvenir yang terletak di Taman Nasional Way Kambas, dan memiliki beraneka ragam fasilitas namun fasilitas yang terdapat di kawasan wisata unggulan Kabupaten

Lampung Timur kurang terawat.

Transportation is access to a destination is crucial and so the development of transportation services is important in product development (Morrison,

2013:168) Pemerintah Kabupaten Lampung Timur bekerja sama dengan

Kementerian Perhubungan untuk mengoperasikan bus damri dari Kota Bandar

Lampung menuju Taman Nasional Way Kambas dan sudah berjalan dari tahun

2016. Namun bus tersebut masih sepi penumpang.

Infrastructure includes roads, utilities, water supply, sewerage and other basic physical system to support the destination and its community (Morrison,

2013:168). Kabupaten Lampung Timur sedang melakukan perbaikan dalam hal jalanan untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan yang sedang di kembangkan sehingga menarik wisatawan, namun pembangunan tersebut masih kurang maksimal.

People menurut Morrison (2013:14) adalah interaksi antar masyarakat dan wisatawan sangat penting untuk pengalaman keberhasilan destinasi. Masyarakat

Lampung Timur sangat mendukung dengan adanya pariwisata karena dapat

5

meningkatkan perokonomian masyarakat khususnya masyarakat yang terletak di kawasan wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur.

Packages menurut Morrison (2013:15) adalah paket wisata yang dibuat atau dilakukan oleh tour operator dan agen perjalanan, hotel dan juga resort. Paket wisata menuju kawasan wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur khususnya Taman Nasional Way Kambas sudah banyak dijual oleh tour operator yang terletak di Kota dan pengelolah hotel di zona penyanga di Taman Nasional Way Kambas.

Program menurut Morrison (2013:15) adalah meningkatkan pengalaman wisata dalam suatu destinasi, terdiri event, festival dan individual untuk mengatur kegiata wisatawan. Kabupaten Lampung Timur memiliki banyak program event yang sudah dibuat sampai bulan Desember 2017 untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya ke destinasi wisata unggulan

Kabupaten Lampung Timur.

Dari paparan diatas disimpulkan Produk Destinasi Wisata sangat penting dalam mengembangkan wisata unggulan, maka dari itu peneliti ingin meneliti

“Analisis Produk Destinasi Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur”

B. Rumusan dan Pembatas Masalah

Berdasarkan uraian dan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka dapat ditarik rumusan serta pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan RIPPDA (rencana induk pengembangan pariwisata) tahun

2013 Kabupaten Lampung Timur sektor pariwisata menjadi salah satu sektor

6

unggulan yang akan dikembangkan dalam upaya pergerakan perekonomian

Daerah dan sebagai destinasi pariwisata yang kaya akan potensi wisata alam

dan budaya, maka dari itu peneliti ingin meneliti Analisis Produk Destinasi

Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Timur.

Produk destinasi wisata menurut Morrison (2013:13) ada 4 (empat ) yaitu

phsical product yaitu Attraction, Facilities, Transportation, dan

Infrastructure, people yaitu Hosts dan Guest, Packages yaitu tour operator

dan tour agencies, dan program yaitu festivals, events dan activities.

2. Pembatasan Masalah

a. Batasan Wilayah

Dalam penelitian ini, batasan wilayah penelitian peneliti yaitu daya

tarik wisata di Kabupaten Lampung Timur yang terdiri dari Tanam

Nasional Way kambas, Danau Beringin, Wisata Pantai Mangrove,

Persinggahan Way Curup, Danau Way Jepara, Agrwisata Balai Benih,

Desa Tradisional Wana, Museum Budaya, dan Taman Purbakala Pugung

Raharjo.

7

GAMBAR 2

Sumber: http://ditlantaspoldalampung.web.id b. Batasan Substansi

Batasan masalah perlu dilakukan sehingga diharapkan penelitian ini

dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam. Pada konsep destination

product Morrison (2013:13) ada 4 (empat ) yaitu phsical, people,

Packages dan program.

8

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah serta pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi physical product, people, package dan program di

kawasan wisata alam unggulan Kabupaten Lampung Timur?

2. Bagaimana kondisi physical product, people, package dan program di

kawasan wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan tersebut, dapat disimpulakan bahwa tujuan dan kegunaan dilaksanakanya penelitian ini yaitu:

1. Tujuan Penelitian

a. Menemukenali kondisi physical product, people, package dan program di

kawasan wisata alam unggulan Kabupaten Lampung Timur

b. Menemukenali kondisi pysical product, people, package dan program di

kawasan wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami dan memberi

wawasan atau referensi mengenai pentingnya produk destinasi wisata, serta

memberi masukan kepada pemerintah dan peneliti untuk mengembangkan

produk destinasi wisata dalam kepariwisataan di Kabupaten Lampung Timur.

9

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang pengambilan judul “Analisis Produk Destinasi

Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Timur”, tujuan penelitian, rumusan masalah, pembatasan penelitian, ruang lingkup penelitian, pertanyaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi landasan teori penelitian dan kerangka penelitian

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang metode, jenis dan teknisk pengumpulan data, populasi dan sampling, dan teknik analisis

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Paparan Konseptual

Menurut Suwantoro (2004:48) Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/psikologis) dan jasa alam.

Destination Product manurut Morrison (2013:13) memberikan definisi komprehensif, terbagi menjadi 4 (empat) yang terdiri dari physical product, people, package, dan program

1. Physical Product

TABEL 2 MATRIKS PHYSICAL PRODUCT Penulis Konsep Komponen Morrison The incude physical item such as - Attraction (2013:13) attraction, facilities, - Facilities transportation, and - Transportation infrastructure. The attraction - Infrastructure play the pivotal rule in drawing tourist to destination. The must be convenient transportation access to destination and good infrastructure (e.g., electral power, sewerage, telephone communication, etc.) to support safe and enjoyable travel within the destination. There mst be adaquate hotel and restourants to cater to the need of tourist Munhurrun, Such as attraction, facilities, - Attraction & Seegoolan, transportation, and - Facilities

10

11

Penulis Konsep Komponen 2011; World infrastructure - Transportation Tourism - Infrastructure Organisation, 2007 dalam Bulus & Samdi (2016: 64) World Physical space that include - Attraction Tourism tourism product such as support - Support Organization service and attraction and service dalam tourism resources - Tourism Vengesayi resources (2008:289) Sumber:adaptasi peneli 2017 dari konsep Morrison (2012), Vengesayi (2008) dan bulus & Samdi (2016)

Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat pada tabel 2 komponen dari

Morrison (2013:13) dan Munhurrun, & Seegoolan, 2011; World Tourism

Organisation, 2007 memiliki kesamaan yaitu attraction, facilities, transportation, dan infrastructure. Peneliti menggunakan keempat komponen tersebut karena semua komponen dari physical product harus diteliti dan di analisis secara menyeluruh untuk memastikan bahwa semua hal tersebut tercapai (Morrison, 2013:169) a. Attraction

TABEL 3 MATRIKS ATTRACTION Penulis Konsep Komponen Swarbooke Identifice four categories of - Natural dalam attraction : features within the enviroment Morrison natural enviroment, human- - Human- (2013:168) made building, human-made made buidings, and specia event buildings - Special event

12

Penulis Konsep Komponen Mason Atraksi yaitu daya tarik wisata - Alam (2000) dan baik alam, budaya maupun - Budaya Purwanto buatan manusia seperti festival - Buatan (1998) dalam atau pentas seni. manusia Suryadana dan Octavia (2015:47) Middleton Atraksi adalah Elemen-elemen - Atraksi dalam jurnal didalam suatu atraksi wisata wisata alam Martina dan yang secara luas menetukan - Atraksi Adimulya pilihan pilihan konsumen dan wisata (2013:65) mempengaruhi motivasi calon- buatan dan calon pembeli diantaranya: binaan atraksi Wisata alam, atraksi manusia wisata buatan dan binaan - Atraksi manusia, atraksi wisata budaya, wisata atraksi wisata sosial budaya - Atraksi wisata sosial Atraksi adalah bentuk kegiatan budaya, - Kegiatan menurut keindahan alam dan event yang budaya Cooper memotivasi wisatawan untuk - Keindahan dalam Adiati datang berkunjung. alam dan - Event Basalamah (2014:82) Becken dan Atraksi yaitu pertama bangunan - Galeri seni Simmons berupa galeri seni, bangunan- - Taman dalam bangunan sejarah, dan museum; wisata Soebiyantoro kedua taman wisata berupa - Hiburan (2009:17) akuarium, daerah pertanian, kebun binatang, ketiga hiburan berupa area olahraga, area taman; keempat atraksi-atraksi alam

Suryadana Jenis daya tarik wisata yang - Daya tarik dan Octavia biasanya ditampilkan di Wisata (2015:48) destinasi pariwisata: Daya tarik alam wisata alam (natural tourist - Daya tarik 13

Penulis Konsep Komponen attraction), Daya tarik wisata Wisata buatan manusia (man-made buatan tourist attraction), dan Daya - Daya tarik tarik wisata memiliki kekuatan wisata tersendiri sebagai komponen memiliki produk pariwisata kekuatan tersendiri Sumber: adaptasi peneliti 2017 dari Morrison (2013), Suryadana dan Octavia (2015), Soebiyantoro (2009), Adianti & Basalamah (2014), dan Martina & Mulya (2013)

Dari pemaparan konsep diatas dapat disimpukan bahwa atraksi wisata

terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, dam wisata sosial,

special event, dan daya tarik yang memiliki kekuatan tersendiri. Namun

peneliti hanya menggunakan daya tarik wisata alam dan daya tarik wisata

budaya karena menurut RIPPDA no.5F kawasan wisata

unggulanKabupaten Lampung Timur adalah wisata alam dan wisata

budaya.

a) Daya Tarik Wisata Alam Middleton dalam jurnal Martina dan

Adimulya (2013:65) daya tarik wisata alam meliputi bentang alam dan

iklim. Sedangkan Menurut Suryadana & Octavia (2015:48) daya tarik

wisata alam adalah hutan.

b) Daya tarik wisata Budaya menurut Middleton dalam jurnal Martina dan

Adimulya (2013:65) Atraksi Wisata Budaya, meliputi sejarah dan cerita

rakyat (legenda), agama dan seni, teater musik, tarian dan upacara adat.

sedangkan menurut Suryadan & Octavia (2015:48) Daya tarik wisata

budaya (cultural tourist attraction) seperi: upacara ritual dan bangunan. b. Facilities

Fasilitas merupaka sarana dan prasarana yang mendukung operasional

objek wisata untuk mengakomodasi segala kebutuhan wisatawan, tidak 14

secara langsung mendorong pertumbuhan tetapi berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang.

TABEL 4 MATRIKS FACILITIES Penulis Konsep Komponen Morrison Three major categories of - Accomodati (2013:168) facilities are accomodations, ons food and beverage facilites, and - Food and retail outlet of different types beverage facilities - Retail outlet Yoeti dalam fasilitas yang dimiliki oleh daya - Akomodasi Suryadana & tarik wisata adaah akomodasi, - Parkir Octavia parkir, usaha pengelolaan - Usaha (2015:47) makanan, rekreasi, transportasi pengelola dan lain-lain. makanan - Rekreasi - transportasi Suryadana fasilitas dan pelayanan - Alat dan Octavia perjalanan terdiri dari alat transportasi (2015:49) transportasi, fasilitas - Fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan akomodasi minum, dan fasilitas penunjang - Fasilitas lainnya yang bersifat spesifik makanan dan disesuaikan. dan minuman

Spilane fasilitas dikelompokkan menjadi - Fasilitas (1994) dalam tiga bagian, yaitu: fasilitas utama Rositah at el utama, fasilitas pendukung, dan - Fasilitas (2016:63) fasilitas penunjang pendukung - Fasilitas penunjang Sumber: adaptasi penili 2017 dari Morrison (2013), Suryadana & Octavia (2015), dan Rositah, Marhanah & Wahadi (2016)

Dari pemaparan diatas dapat disimpulakan bahwa facilities adalah pelengkat bagi daya tarik suatu destinasi, peneliti memutuskan untuk menggunakan komponen dari (Spilane dalam Rositah at el, 2016:63) yaitu 15

Fasilitas utama, fasilitas pendukung, dan fasilitas penunjang karena di

dalam kategori tersebut terdapat akomodasi, parkir, fasilitas makanan dan

minumanan, rekreasi. Peneliti tidak menggunakan Transportasi karena

akan di bahas pada kategori selanjutnya. Fasilitas yang di kelompokan

menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:

1) Fasilitas utama, merupakan sarana yang sangat dibutuhkan dan

dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada disuatu objek wisata.

Seperti lahan dalam daya tarik wisata.

2) Fasiitas pendukung, sarana yang pada porsinya sebagai pelegkap

fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beta. Rositah at

el (2016:66) fasilitas pendukung antara lain: kantin/foodcourt, tempat

bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan keluar, lahan parkir.

3) Fasilitas penunjang, pada dasarnya merupakan sarana yang bersifat

sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun

kebutuhan selama menggunjungi. Rositah at el (2016:66) fasilitas

penunjang antara lain: papan penunjuk arah, souvenir, pusat informasi,

mushola, klinik pelayanan pengunjung, tempat sampah. c. Transportation

TABEL 5 MATRIKS TRANSPOTATION Penulis Konsep Komponen Goeltom dalam transortasi menjadi hal - Bidang Basuki dan yang penting dalam perjalanan Setiadi pariwisata karena (2015:137) perkembangan pariwisata dalam negeri menuntut perkembangan bidang perjalanan pula. 16

Penulis Konsep Komponen

Tambunan kepariwisataan ada tiga - Transportasi (2009:40) macam transportasi yang udara biasa digunakan - Transportasi wisatawan, yaitu: laut Transportasi udara (international flight, - Transportasi domestic flight), darat Transportasi laut (regular lines, charter line cruiser), Transportasi darat (sepeda, dokar, delma, sepeda motor, mobil penumpang, kereta api)

Morrison Access to a destination is - Access (2013:168) crucial and so the development of transportation services is important in product development Sumber: adaptasi peneliti 2017 dari Morrison(2013), Tambunan (2009) dan Basuki & Setiadi (2015)

Dari paparan tabel 5 peneliti menggunakan transportasi menurut

Morrison (2013:168) yang menyatakan bahwa untuk menuju suatu destinasi wisata aksesibilitas sangat penting untuk pengembangan layanan transportasi. Sedangkan aksesibilitas menurut March dalam Wahdiniwaty

(2013:201) menyatakan aksesibilitas mengacu pada kemudahan yang bisa diperoleh pengunjung untuk melakukan perjalanan dan memasuki sebuah tempat.

Menurut Sugiyanto dalam Amirudin (2011:15) faktor yang mempengaruhi aksesibilitas adalah sebagai berikut:

17

1) Jarak dari jalan raya

Jalan raya merupakan parameter keterjangkauan suatu tempat. Daya

tarik yang memiliki jarak lebih dekat dengan jalan raya menunjukkan

daya tarik wisata tersebut lebih mudah dijangkau oleh wisatawan baik

dari dalam maupun dari luar daerah. Penilaian jarak dibagi tiga yaitu ≤1

km, 2-3m, dan ≥4m.

2) Kondisi jalan

Kondisi jalan (jalan tanah, berbatu, aspal) mendukung kelancaran

perjalanan menuju daya tarik wisata. Kualitas jalan dinilai dari jalan

desa yang dilewati menuju daya tarik. Asumsinya kondisi jalan yang

baik dalam arti aspal kondisi jalan dan lebar akan dapat memperlancar

perjalanan menuju daya tarik wisata, sebaliknya jalan setapak

menunjukkan kendala bagi alat transportasi menuju daya tarik wisata

tersebut.

3) Kendaraan menuju daya tarik

Alat transportasi yang tersedia menuju daya tarik wisata dijadikan

untuk mengukur kemudahan wisatawan menuju setiap daya tarik,

sebaliknya ketidakadanya transportasi umum berarti memudahkan lebih

sulit untuk menuju daya tarik. d. Infrastructure

TABEL 6 MATRIKS INFRASTRUCTURE Penulis Konsep Komponen Morrison Infranstructure include - Roads (2013:168) roads, utilities, water - Utilities supply, sewerage and - Sewerage other physical systems to 18

Penulis Konsep Komponen support the destinasion and its community Yoeti (1996:186) Infrastructure adalah - Semua semua fasilitas yang dapat fasilitas memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan.

Wahab dalam Prasarana (infrastructure) - Prasarana Yoeti (1996:192) dibagai menjadi 3 (tiga) umum bagian penting, yaitu: - Prasarana prasarana umum (general masyarakat infrastructure), Kebutuhan banyak Masyarakat Banyak (Basic - Prasarana Need of Civilzed Life), kepariwisat Prasarana Kepariwisataan aan (Tourist Infrastructure) Sumber: adaptasi peneliti 2017 dari Morrison (2013), Suryadana & Octavia (2015) dan Yoeti (1996) Berdasarkan pemaparan konsep diatas bahwa infrastructure merupakan pelengkap dari suatu destinasi wisata, peneliti memutuskan untuk menggunakan kategori infrastructure menurut Wahab dalam

Yoeti(1996:192) yaitu prasarana umum dan prasarana kepariwisataan, peneliti tidak menggunakan prasarana masyarakat banyak karena kategori tersebut terlalu umum. Dan didalam kategori prasarana umum dan kepariwisataan sudah di jelaskan roads, utilites, sewerage, dan semua fasilitas yang ada di destinasi unggulan di Kabupaten Lampung Timur.

Kategori tersebut, yaitu:

19

1) Prasarana Umum (general infrastructure)

yang menyangkut kebutuhan orang banyak (umum) yang

pengadaannya bertujuan membantu kelancaraan roda perekonomian.

Seperti pembangkit tenaga listirk, sistem penyediaan air bersih, jaringan

jalan raya dan jalan kereta api, irigasi, dan perhubungan dan

telekomunikasi.

2) Prasarana Kepariwisataan (Tourist Infrastructure)

Diantara nya adalah:

a) Recepive Tourist Plant

Segala sesuatu yang berbetuk badan usaha atau organisasi yang

kegiatannya khusus untuk mempersiakan kedatangan wisatawan

pada suatu daerah tujuan wisata

b) Residental Tourist Plant

Semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para

wisatawan untuk menginap dan tinggal untuk sementara waktu di

daerah tujuan wisata.

c) Recreative and sportive plant

Semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan wisata

rekreasi dan olahraga.

20

2. People

TABEL 7 MATRIKS PEOPLE Penulis Konsep Komponen

Morrison Local people provide the - Local (2013:14) hospitality resources as the hosts people and providers of personal - Tourist services. Local cultures and lifestyles are also often very appealing to tourist. Community residents should be made aware of the benefits of tourism Nirwana dalam People adalah orang yang - pelayanan jurnal Nugroho memiliki andil dalam memberikan dan Japarianto atau menunjukkan pelayanan yang (2013:3) diberikan atau kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Ratih dalam People adalah semua pelaku yang - Pelaku jurnal Nugroho memainkan peranan dalam & Japarianto penyajian jasa ataupun produk (2013:3) Menurut People adalah semua pelaku yang - Pelaku Zeithaml and memainkan peranan dalam pariwisata Bitner dalam penyajian jasa sehingga dapat Suryadana dan mempengaruhi pembeli Octavia (2015) Menurut Edgel People adalah orang-orang yang - Wisatawan dan Hill dalam berhubungan langsung dengan Suryadana dan wisatawan merupakan bagian Octavia (2015) penting dalam pemasaran pariwisata

Sumber: olahan peneliti 2017 adaptasi dari Morrison (2013), Suryadana dan Octavia (2015) Nugroho dan Japarianto (2013)

Berdasarkan paparan diatas diatas dapat dilihat bahwa people sekelompok

orang yang berperan dalam pariwisata, yang terdiri dari masyarakat lokal, 21

wisatawan, pelayanan dan pelaku pariwisata menurut Damanik & Weber

(2006:19) terdiri dari pemerintah. a. Masyarakat Lokal menurut Wearing dalam Dewi (2013:132) adalah

masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan pemerintah dan

swasta sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pengemangan

pariwisata.

Menurut Woodley dalam Nofriya (2016:62) local people participationis

aprerequisite for sustainabletourism. Oleh karena itu, dalam konsep

pemberdayaan agar masyarakat ikut berperan serta dalam kegiatan

pariwisata yang tidak merusak lingkungan terdapat tiga komponen yang

harus ada, yaitu:

1) Enabling Setting (mengaktifkan pengaturan), yaitu memperkuat situasi

di daerah pariwisata termasuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan

agar masyarakat dapat beraktifitas.

2) Empowering local community (memperdayakan masyarakat setempat)

yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal

melalui pendidikan, pelatihan dan berbagai bentuk pengembangan

lainnya.

3) Socio-political (sosial-politik) yaitu diperlakukan adanya dukungan

sosial, dukungan politik, networking oleh pemerintah setempat, dinas

pariwisata dan elemen lain yang mendukung. b. Tourist menurut Suwantoro (2004:3) adalah seseorang atau kelompok

yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut wisatawan, jika lama 22

tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang di kunjungi.

Menurut Damanik dalam Meray, Tilar, dan Takumasang (2016:49) wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan, yang memiliki beraneka ragam motif dan latar belakang (minat, ekspektasi, karakeristik, social, ekonomi, budaya, dan sebagainya) yang berbeda-beda dalam melakukan kegiatan wisata, wisataan juga menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa.

Menurut UN-WTO (Cooper 2006, Ritchie et al) dalam Suryadana

(2013:56), wisatawan dapat digoloongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok tujuan berkunjung, yaitu:

1) Leisure and recreation (vakansi dan rekreasi); segala kegiatan yang

memiliki tujuan :

a. Vakansi dan rekreasi

b. Mengunjungi event budaya

c. Kesehatan

d. Olahraga aktif (yang bukan profesional)

e. Tujuan liburan lain termasuk dalam kategori bersenang-

senang.

2) Business and professional (bisnis dan profesional) perjalanan yang

dilakukan tidak mencari nafka, tetapi kegiatannya berdampak pada

pekerjaan. Beberapa tujuan kunjungan dalam kategori bisnis dan

profesional, yaitu:

a. Rapat 23

b. Misi

c. Perjalanan intensif

d. Bisnis

3) Other Tourism Purposes (tujuan wisata lain) yaitu:

a. Belajar

b. Pemulihan kesehatan

c. Transit

d. Berbagai tujuan lain

Tujuan lain diantaranya melakukan kunjungan kepada kerabat dan

saudara, ziarah, melakukan perjalanan keagamaan atau religi disebut

widyawisata. c. Pelayanan menurut Soegito dalam Setiawan (2013:3) pelayanan (service)

adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan suatu pihak

kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula

berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat

dikaitkan dengan suatu produk fisik. Untuk mengukur pelayanan

digunakan kualitas pelayanan, menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan

(2013:4) kualitas pelayanan, yaitu:

1) Tangibles (bukti fisik/ langsung) yaitu kemampuan suatu perusahaan

dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan

dan kemampuan fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitar

adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan perusahaan. 24

2) Empathy (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individu atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan

berupaya memahami keinginan konsumen.

3) Responsiveness (ketanggapan) yaitu kemampuan perusahaan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada

para pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas

4) Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

5) Assurance (jaminan) adanya kepastian yaitu pengetahuan, kesopan

santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada pelayanan. d. Pemerintah menurut Ismayanti (2010:22) memiliki peran dalam :

1) Menyediakan informasi kepariwisataan, perlindungan hukum,

keamanan dan keselamatan kepada wisatawan.

2) Menciptakan iklim yang kondusip untuk perkembangan usaha

pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam

berusaha, fasilitasi, dan kapastian hukum.

3) Memelihara, mengembangkan dan melestarikan aset-aset nasional yang

menjadi daya tarik wisata dan aset-aset potensial yang belum tergali

4) Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka

mencegah dan menanggulangi dampak negatif bagi masyarakat luas.

25

3. Package

Package Menurut Morrison (2013:172) in tourism is unique and there are

professional companies like tour operators and travel agencies that

specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line companies,

attrations and other tourism stakeholders also develop packages.

Paket wisata memiliki manfaat bagi wisatawan dan bagi pengelola daya

tarik wisata. Yaitu:

a. Manfaat bagi wisatawan menurut Morrison (2013:174) terdiri dari:

1) Memberikan kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan.

2) Memberikan jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata

3) Memberikan kenyamanan perjalanan.

4) Memberikan kepuasan terhadap minat khusus.

b. Manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison (2013:173)

terdiri dari:

1) Menarik target pasar baru.

2) Untuk meramalkan kemudahan bisnis

3) Dapat meningkatkan bisnis disaat low season

4) Meningkatkan kepuasan pelanggan

5) Meningkatkan peluang kemitraan.

4. Program

Program menurut Morrison (2013:15) programing include events, festivals

and individualized arranged activities for tourist. Event dan festival yang

dibuat dan dipromosikan dengan baik dapat menarik wisatawan untuk

berkunjung. 26

Program memiliki manfaat bagi wisatawan dan bagi destinasi, yaitu: a. Manfaat program bagi wisatawan menurut Morrison (2013:175) adalah:

1) Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar

2) Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman

3) Memberikan hiburan lebih banyak

4) Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan b. Manfaat bagi destinasi menurut Morrison (2013:175) adalah:

1) Dapat menarik pasar minat khusus

2) Meningkatkan citra destinasi

3) Meningkatkan dampak ekonomi

4) Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan

5) Meningkatkan inisiatif pemasaran baru

6) Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan

7) Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders

27

B. Penelitian Empiris

Analisis Produk Wisata di Pantai Padang oleh Ramdani et al (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produk wisata di pantai panjang

dengan menggunakan variabel daya tarik wisata, jasa makanan dan minuman,

jasa souvenir, dan jasa hiburan. Dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif dengan menghasilkan sudah bagusnya daya tarik wisata di pantai

padang namun tidak adanya penjualan souvenir dan tidak adanya standarisasi

makanan dan minuman, dan tidak terawatnya jasa hiburan.

Pengembangan Produk Wisata menggunakan Teknik Tourism

Opportunity Spectrum Terhadap Keputusan Berkunjung oleh

Trigantiarsyah & Mulyadi (2012)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan mengenai pengembangan

produk wisata, keputusan, dan menentukan pengaruh pengembangan produk

wisata. Dengan menggunakam variabel Produk wisata dan Metode deskriptif

verifikatif Dengan hasil pengaruh pengembangan produk wisata dengan

menggunakan teknik tourism opportunity spectrum terhadap kepuusan

berkunjung 28

C. Kerangka Pemikiran

Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur

Desination Product Morrison,2013

Physical Product People Peckage Program :

Analisis

Terkajinya Produk Destinasi Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur

Sumber: Morrison (2013) BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan berpedoman pada standar baku penilaian ( Ervinawati at al, 2017: 310) . Peneliti menggunakan penelitia kualitatif karena penelitan ini menitikberatkan pada pengamatan produk destinasi wisata unggulan yang ada di

Kabupaten Lampung Timur dan peneliti ingin menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara mendeskripsikan secara mendalam sehingga lebih mudah dipahami. Menurut Afifuddin dan Saebani (2012:78) penelitian kualitatif merupakan suatu proses dari berbagai langkah yang melibatkan peneliti, paradigma teoretis dan interpretatif, strategi penelitan, metode pengumpulan data dan pemaparan. Metode deskriptif yang digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang produk destinasi wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur, menurut Hasan (2002:22) metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasii tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat.

B. Objek Penelitian

Menurut Arikunto (2000:29) objek penelitian adalah variabel penelitian atau sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian daya tarik wisata di Kabupaten Lampung Timur menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Timur tahun 2011-2031 yaitu Taman Purbakala Pugung Raharjo, Desa Tradisional

29

30

Wana, Museum Budaya, Taman Nasional Way Kambas, Danau Beringin,

Wisata Pantai Mangrove, Pesanggarahan Way Curup., Danau Waya Jepara, dan

Wisata Agro Balai Benih

C. Populasi dan Sensus

1. Populasi

Populasi menurut Burns dalam Satori & Komariah (2012:46) adalah

berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi,

benda, objek, peristiwa, atau laporan semuanya memiliki ciri dan harus di

definisikan secara spesifik dan tidak secara mendua. Populasi yang ditetapkan

peneliti adalah pengelola daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung

Timur, Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, Wisatawan yang

berkunjung ke Kabupaten Lampung Timur.

2. Sensus

Menurut Marzuki (1995: 41) menyatakan bahwa sensus adalah mencatat

semua elemen yang diselidiki: menyelidiki semua kejadian atau peristiwa.

Sensus dalam penelitian ini adalah daya tarik wisata unggulang Kabupaten

Lampung Timur yaitu :

a. Agrowisata Balai Benih

b. Danau Beringin

c. Museum Budaya

d. Danau Way Jepara

e. Taman Nasional Way Kambas

31

f. Desa Tradisional Wana

g. Persinggahan Way Curup

h. Taman Purbakala Pugung Raharjo

i. Wisata Pantai Manggrove

D. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data menurut Santori & Komariah (2012:145)

merupakan salah satu langkah utama dalam penelitia, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah:

a. Observasi

Menurut Utama & Mahadewi (2012:52) observasi adalah cara

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat

secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Peneliti menggunakan

observasi untuk mendapatkan data mengenai produk destinasi wisata

unggulan di Kabupaten Lampung Timur.

b. Wawancara

Menurut Utama & Mahadewi (2012:64) wawancara adalah proses tanya

jawab dalam penelitian yang berlagsung secara lisan. Wawancara yang

digunakan peneliti adalah wawancara mendalam (in-depth interview),

menurut Santori & Komariah (2012:131) adalah suatu proses mendapatkan

informasi untuk kepentingan peneliti dengan cara dialog antara peneliti

32

sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi informasi

dalam konteks observasi partisipan. Dalam penelitian ini Wawancara

mendalam ditujukan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten lampung

Timur, Pengelola destinasi wisata unggulan Kabupaten Lampung Timur,

Kepala Kecamatan Labuan Ratu dan Kepala Kecamatan Pugung Raharjo

Kabupaten Lampung Timur, LSM (lembaga swadaya masyarakat)

destinasi wisata unggulan Kabupaten Lampung Timur, dan Wisatawan

yang mengunjungi Kawasan Wisata Ugulan Kabupaten Lampung Timur.

c. Studi dokumentasi

Menurut Utama & Mahadewi (2012:67) dokumentasi adalah

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Studi

dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang berasal

dari jurnal (online), Badan Pusat Statistik (BPS online), dan data lainnya

dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur untuk mengetahui

gambaran umum Kabupaten Lampung Timur dan Priwisata Kabupaten

Lampung Timur.

d. Penyebaran Kuesioner

Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Teknik pengambilan data

dapat dilakukan oleh peneliti yang bertatap muka langsung dengan

33

responden atau dapat dilakukan dengan cara kuesioner diberikan kepada

responden dan diberi waktu untuk mengisinya.

2. Alat Pengumpul Data

a. Cheklist Point Rating Scale (PRS)

Menurut Utama & Mahadewi (2012:55) cheklis adalah suatu daftar

yang berisi nama-nama subjek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki,

yang bermaksud mensistematiskan catatan observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 Point Numberical Rating

Scale dalam memverifikasi data, berikut ini adalah tabel 3 Point

Numberical Rating Scale.

TABEL 8 DEFINISI NILAI ANGKA DALAM SKALA SCALE RATING DEFINISI 3 Excellent 1. Should ensure extremely effective Exceptional performance. Mastery Significantly above criteria for Much More successful job performance. than Acceptable 2. Surpassed expectations. 3. Reserved for the exemplary set of skills that yield a particularly sophisticated approach to handling the situation. 4. Meets all major / essential / core criteria or acceptable equivalents and met three or more additional criteria. 5. Significant evidence that skill is present. 6. Outstanding. 7. Truly excellent. 8. Fully meets competency requirement.

34

SCALE RATING DEFINISI 9. Proactive

2 Good 1. Should be adequate for effective Acceptable performance. Satisfactory 2. Meets criteria relative to quality Average and quantity of behaviour required for successful job performance. 3. Meets several of the major / essential / core criteria and one or two of the minor / additional criteria or acceptable equivalents. 4. Describes / demonstrates a sufficient range of skills for handling the situation and/or the desired outcome is obtained. 5. Some of the major and minor criteria were met; some deficiencies exist in the areas assessed but none of major concern. 6. Satisfactory evidence that skill is present. 7. Competent – solid and steady in essential aspects but could be improved. 8. Meets enough of the competency requirement to adequately perform the task. 9. Reactive

1 Unacceptable 1. Insufficient or significantly below Weak criteria required for successful job Poor performance. Much less than 2. Many deficiencies. acceptable 3. A major problem exists. 4. No answer or inappropriate answer. 5. Describes / demonstrates insufficient range of skills appropriate for handling of situation.

35

SCALE RATING DEFINISI 6. Describes / demonstrates plausible but inappropriate behaviours for handling the situation and/or the outcome if not obtained. 7. Describes / demonstrates counter- productive behaviours that have negative outcomes or consequences (make the situation worse) 8. No evidence that skills is present OR evidence that the skill is not present 9. Not competent. 10. Not Active

Sumber: www2.gov.bc.ca/local/myhr/documents/jobs_hiring/assessment_resources/ 3_point_rating_scale.docx b. Pedoman Wawancara

Menurut Afiffuddin & Saebani (2012:132) pedoman wawancara

digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan

penelitian. Peneliti menggunakan Wawancara Terstandar (standardized

interview) menurut Satori & Komariah (2012:133) adalah wawancara

baku terbuka, dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstandar

secara baku.

Pedoman wawancara yang digunakan peneliti berisi sederet pertanyaan

kepada informan berdasarkan konsep yang digunakan peneliti yaitu produk

destinasi pariwisata menurut Morrison (2013:14) yaitu people. yang terdiri

dari local people dan tourist.

36

c. Dokumen

Menurut Affifuddin & Saebani (2012:141) dokumenter adalah teknik

pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-

bukti. Dokumen berfungsi sebagai data sekunder yang dibutuhkan untuk

memperkuat penelitian.

dokumen yang dibutuhkan peneliti adalah RIPPDA kabupaten

Lampung Timur, studi penelitian terdahulu untuk mendukung penelitian

yang dilakukan peneliti, dan dokumentasi berupa foto sebagai pelengkap

dan observasi.

d. Kuesioner/Angket

Menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Teknik pengambilan data

dapat dilakukan oleh peneliti yang bertatap muka langsung dengan

responden atau dapat dilakukan dengan cara kuesioner diberikan kepada

responden dan diberi waktu mengisinya.

Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur terbuka, menurut

Hendri (2009: 1) pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan susunan

kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika

mengumpulkan data, memiliki tujuan yang jelas menggunakan format

yang terstruktur, dimana para responden dibatasi untuk memilih salah satu

diantara beberapa jawaban. Kuesioner dalam penelitian ini sebagai alat

37

kumpul data dibagikan kepada wisatawan di Kabupaten Lampung Timur yang tersebar di daya tarik wisata Kabupaten Lampung Timur.

Dalam penelitian ini sampel dari kuesioner berkisar antara n = 1sampai n = 40 (McMillan dan Schumacher, 2001: 404). Ukuran sampel kualitatif relatif kecil dibandingkan ukuran sampel untuk penelitian menggunakan perwakilan untuk meningkatkan populasi sampel. Sehingga pada penelitian ini peneliti merancang n = 40 untuk informan wisatawan.

38

E. Pedoman Observasi

TABEL 9 PEDOMAN OBSERVASI Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

Product Physical Attraction Wisata Alam Bentang alam Observasi dan

Destination product Iklim wawancara

Hutan

Wisata Budaya Sejarah dan cerita rakyat

Agama dan seni

Teater musik

Tarian dan upacara adat

Bangunan seni

Upacara ritual

Facilities Fasilitas Utama Luas lahan

39

Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

Fasilitas Kantin (foodcourt)

Pendukung Tempat Bermain

Toilet

Piknik area

Pintu Masuk dan Keluar

Lahan parkir

Fasilitas Penunjang Papan penunjuk arah

Souvenir

Pusat informasi

Musholah

Klinik

Pelayanan Pengunjung

Tempat sampah

40

Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

Transportation Aksesibilitas Akses Mudah

Kualitas Jalan

Fasilitas Parkir

Waktu Mengemudi

infrastructure Prasarana Umum Pembangkit listrik tenaga air

Sistem penyediaan air bersih

Jaringan jalan raya dan kereta api

Irigasi

Perhubungan dan telekomunikasi

Prasarana Receptive tourist plan

Pariwisata Resident tourist plant

Recreative and sportive plant

People Masyarakat Peran Masyarakat Enabling Setting

41

Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

Empowering local community

Socio-political

Pelayanan Kualitas Pelayanan Tangibles (bukti fisik/langsung)

Empathy (empati)

Responsiveness (ketanggapan)

Reliability (kehandalan)

Assurance (jaminan)

Pemerintah Peran pemerintah Menyediakan informasi kepariwisataan,

perlindungan hukum, kemanan dan

keselamatan kepada wisatawan

Menciptakan iklim yang kondusip untuk

perkembangan usaha pariwisata yang

terbukanya kesempatan yang sama

42

Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

dalam berusaha, fasilitas, dan kapasitas

umum

Memelihara, mengembangkan dan

melestarikan aset-aset nasional yang

menjadi daya tarikwisata dan aset-ase

potensial yang belum tergali

Mengawasi dan mengendalikan

kegiatan pariwisata dalam rangka

mencegah dan menanggulangi dampak

negatif bagi masyarakat luas

Wisatawan Tujuan wisatawan Leisure and recreation

Business and professional

Other Tourism Purposes

43

Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

Package Manfaat paket Manfaat bagi Memberikan kemampuan untuk Obsevasi dan

wisata wisatawan membuat anggaran perjalanan. wawancara

Memberikan jaminan kualitas yang

konsisten dari paket wisata

Memberikan kenyamanan perjalanan.

Memberikan kepuasan terhadap minat

khusus

Manfaat bagi Menarik target pasar baru.

pengelola daya Untuk meramalkan kemudahan bisnis tarik wisata Dapat meningkatkan bisnis disaat low

season

44

Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

Meningkatkan kepuasan pelanggan

Meningkatkan peluang kemitraan.

Program Manfaat program Manfaat bagi Memberikan pemenuhan estetika yang

wisatawan lebih besar

Memberikan peningkatan pelajaran dan

pemahaman

Memberikan hiburan lebih banyak

Memberikan pengalaman yang lebih

kaya tujuan

Manfaat bagi Dapat menarik pasar minat khusus

destinasi Meningkatkan citra destinasi

Meningkatkan dampak ekonomi

Meningkatkan dampak ekonomi

45

Konsep Tema Sub Tema Sub-sub Tema Indikator Sumber Data

Meningkatkan lama tinggal dan

pengeluaran wisatawan

Meningkatkan lama tinggal dan

pengeluaran wisatawan

Meningkatkan inisiatif pemasaran baru

Meningkatkan pengurangan musiman

bagi wisatawan

Meningkatkan peluang bermitra bagi

stakeholders

Sumber : olahan Peneliti 2017

46

F. Teknik Analisis Data

1. Point Rating Scale (Standar Baku Penilaian)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Standar Baku Penilaian dan

Pengembangan Obyek Wisata Alam 1993 yang dikeluarkan oleh komisi

Kerjasama Penilain dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam 1993 dalam

Ervinaswati at el (2017: 310)

Data yang dikumpulkan berupa data primer, peneliti melakukan

wawancara terbuka dengan instansi terkait seperi pengelola daya tarik wisata

dan pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur.

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya pengolahan data dan analisis

data dilakukan dengan metode deskriptif, selain itu data yang didapat

dilakukan pembobotaan (weighting) dan penilaian (scoring).

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan sesuai jadwal berikut

TABEL 10 JADWAL PENELITIAN Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Penyusunan Usulan Penelitian

Penyusunan Desain Penelitian

Penyusunan Instrumen

Pengambilan Data

Analisis Data

Laporan Hasil Penelitian

Presentasi Hasil Penelitian

Sumber: olahan peneliti 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu Kabupaten yang terletang di

Provinsi Lampung, Ibukota Kabupaten ini terletak di Sukadana. Yang memiliki luas wilayah 5.300 km². Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur teretak pada posisi : 105015´ BT-106020´BT dan 4037´LS -5037´ LS. Dengan batas- batas administratif sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Seputih Surabaya, dan

Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala

Kabupaten Tulang Bawang.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa (wilayah laut Provinsi Banten

dan DKI jakarta).

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Ketibung,

Palas, dan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

 Sebelah Barat berbatasan denggan Kecamatan Bantul dan Raya Kota

Mero, serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

Kabupaten Lampung Timur terdiri atas 24 kecamatan yaitu Kecamatan

Sukadana, Kecamatan Way Bungur, Kecamatan Purbolinggo, Kecamatan Bumi agung, Kecamatan Batang Hari, Kecamatan Sekampung, Kecamatan Metro

Kibang, Kecamatan Pekalongan, Kecamatan Raman Utara, Kecamatan

Batanghari Nuban, kecamatan Labuan Ratu, Kecamatan Marga Tiga, Kecamatan

Way Jepara, Kecamatan Braja Selebah, Kecamatan Mataram Baru, Kecamatan

47

48

Sekampung Udik, Kecamatan Bandar Sribawono, Kecamatan Melinting,

Kecamatan Gunung Pelindung, Kecamatan Jabung, Kecamatan Marga

Sekampung, Kecamatan Waway Karya, Kecamatan Labuan Maringgai dan

Kecamatan Pasir Sakti.

Kabupaten Lampung Timur memiliki 9 (sembilan) daya tarik wisata yaitu:

1. Daya Tarik Wisata Alam

a. Agrowisata Balai Benih

Agrowisata Balai Benih terletak di Kecamatan Pekalongan yang

berjarak 60 km dari Bandar Lampung dan 20 km dari Sukadana.

Agrowisata Balai Benih di resmikan pada 2 Januari 2006, dengan daya

tarik yang ditawarkan berupa beraneka ragam jenis tanaman buah yang

ditanam di kompek agrowisata Balai Benih Pekalongan. Tanaman buah

yang ditanam mayoritas adalah tanaman buah musiman dan dapat

menikmati buah-buah yang ada tersebut.

Jenis buah-buahan yang terdapat di agrowisata balai benih adalah sawo,

rambutan, durian, mangga, kelengkeng, srikaya, mathoa, jambu, alkisah,

manggis, loba-lobi, melinjo, duku, belimbing, jeruk, putsa apel, sirsak,

gayam, mundu, kuweni, pakel, lemon , alpukat, salak, nangka dan

lainnya.

Menurut hasil observasi peneliti, fasilitas yang terdapat di Agrowisata

Balai Benih terdiri dari pusat pembibitan dan aneka buah-buahan dan

tanaman hias, kebun buah, kolam pemancingan, selter (bangunan kecil),

wc umum, dan musholah. Namun semua fasilitas yang terdapat di

49

Agrowisata Balai Benih sudah tidak terawat lagi dan mengalami

kerusakan. b. Danau Beringin

Danau Beringin Indah terletak di Desa Negara Nabung Kecamatan

Sukadana yang berjarak 82 km dari Kota Bandar Lampung dan 6 km dari

Kota Sukadana. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah memancing dan

menyaksikan keindahan alam yang ada di dalamnya.

Menurut hasil observasi peneliti daya tarik wisata Danau Beringin

kurang terawat dan tidak ada fasilitas pendukung yang memadai,

kebersihan di dalam daya tarik wisata kurang terjaga.

Danau Beringin memiliki area bermain untuk anak-anak namun area

bermain tersebut tidak diklola dan dijaga dengan baik sehingga sudah

mengalami kerusakan dan area bermain ttersebut tidak terjamin

keamanannya.

c. Danau Way Jepara

Danau Way Jepara terletak di Desa Labuan Ratu dan Kecamatan Way

Jepara yang berjarak 115 km dari Kota Bandar Lampung dan berjarak 30

km dari kota Sukadana, daya tarik yang ada di Danau Way Jepara adalah

keindahan alam yang ada, keadaan danau yang asri dan aspek lingkungan

yang masih terjaga sangat berpotensi bagi para wisatawan untuk datang

berkunjung.

Dari hari observasi peneliti Danau Way Jepara tidak memiliki fasilitas

yang dapat digunakan sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi

50

wisatawan yang berkunjung, Danau Way Jepara juga tidak memiliki

pengelola pariwisata di dalam daya tarik. d. Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas terletak di Kecamatan Labuan Ratu yang

berjarak 103 km dari Kota Bandar Lampung dan 20 km dari Kota

Sukadana. Taman Nasional way Kambas merupakan suaka alam dataran

rendah dengan luas kurang lebih 126.000 hektar. Pusat Konservasi gajah

merupakan area konservasi gajah yang dapat digunakan oleh manuasia

agar lebih bermanfaat dan sesuai dengan prinsip konservasi. Berdasarkan

fungsinya, gajah-gajah di Taman Nasional Way Kambas terbagi menjadi

Gajah Tangkat, Gajah Atraksi, Gajah Kerja, Gajah Penyelamat Satwa,

Gajah Patroli, dan Gajah Pembantu Pengendali Kebakaran Hutan.

Atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan adalah Jungle

Tracking, Safari Night, Atraksi Gajah dalam Ruangan, Gajah Tunggang,

Naik Kereta Gajah, Atraksi Gajah Berenang, Joget Gajah, Gajah Bermain

Bola, dan Gajah Berlatih.

Fasilitas wisata yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas adalah

guest house, visitor center, sellter (bangunan kecil), tempat parkir, tko

souvenir, rumah makan/kantin, teater gajah, mushola, papan petunjuk arah,

dan tempat penjualan tiket. Namun dari fasilitas tersebut terdapat

kerusakan dan fasilitas yang tidak dirawat.

51

e. Persinggahan Way Curup

Persinggahan Way Curup terletak di Desa Curup Kecamatan Mataram

Baru yang berjarak 125 km dari Kota Bandar lampung jika melewati Kota

Sukadana, yang merupakan tempat beristirahat (stop over) bagi para

wisatawan setelah mengunjungi Taman Nasional way Kambas.

Persinggahan Way Curup terdapat rumah makan dengan menu utama

masakan khas Lampung, yang dilengkapi kolam pemancingan dan fasilitas

parkir yang luas, toilet umum, musolah, dan nuansa alam yang sejuk dan

indah, dengan suasana pemandangan hamparan sawah dan air terjun.

Persinggahan Way Curup hanya digunakan oleh wisatawan sebagai

tempat transit, karena daya tarik wisata ini berada di jalan raya lintas

timur. Namun menurut hasil observasi peneliti fasilitas yang berada di

daya tari wisata ini sudah tidak terawat dan terdapat beberapa fasilitas

yang rusak, area parkir yang apabila hujan akan berlumpur.

f. Wisata Pantai Mangrove

Wisata Pantai Mangrove terletak di Desa Margasari Kecamatan Labuan

Maringgai 115 km dari Kota Bandar Lampung melaui Sukadana. Hutan

mangrove di Desa Margasari memiiki 2 (dua) jenis Tanaman yaitu

mangrove siapi-api dan rhizopora. Aktivitas yang dapat dilakukan di

Wisata Pantai Mangrove berkeliling hutan menggunakan sampan (perahu

kecil) pada pagi hari atau pada saat air surut dan foto-foto.

52

Wisata Pantai Mangrove menurut hasil observasi tidak ada fasilitas

yang tersedia dan tidak adanya pengelola yang menjaga sehingga membuat

wisatawan tidak percaya akan adanya keberadaan pantai tersebut.

Wisata pantai mangrove menurut wawancara dengan pengelola

mengatakan bahwa yang berkunjung adalah pelajar yang sedang

melakukan Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Lampung, dan juga

kurangnya pengetahuan wisatawan mengenai wisata pantai mangrove

sehingga tidak ada wisatawan yang berkunjung.

2. Daya Tarik Wisata Budaya

a. Museum Budaya

Museum Budaya terletak di Kecamatan Sukadana yang berjarak 87 km

dari Kota Bandar Lampung, daya tarik wisata berupa hasil kebudayaan

yang berupa peninggalan dari keurunan Minak Rio Kudu Islam yang

dalam pengembanganya sampai kepada keturunan terakhir yaitu Suttan

Sekencana dan istrinya yan berbagi kedalam tiga lingkup besar yaitu

pertama; benda-benda yang digunakan sebagai upacara adat, kedua;

benda-benda yang dipergunakan sebagai alat untuk memanfaatkan

sumberdaya alam, dan ketiga; benda-benda yang dipergunakan sebagai

alat rumh tangga, pertahanan diri, dan seni hiburan.

Menurut hasil observasi peniliti fasilitas yang terdapat di Museum

Budaya masih sangat kurang hanya terdapat sanggar kesenian, toilet dan

ruang pertemuan. Kurangnya informasi dan promosi membuat wisatawan

tidak mengetahui keberadaan daya tarik wisata ini.

53

b. Desa Tradisional Wana

Desa Tradisional Wana terletak di Kecamatan Melinting yang berjarak

140 km dari Kota Bandar Lampung dan 40 km dari Kota Sukadana yang

merupakan salah satu dari tujuh desa inti kediaman masyarakat Lampung

Melinting. Arsitektur tradisional berupa rumah panggung yang cukup khas

masih cukup banyak terlihat di desa ini.

Tarian yang cukup populer sejak lama yang berasal dari daerah ini yaitu

tari Melinting yang biasanya dipertunjukkan saat menerima kunjungan

tamu atau wisatawan, suasan dan nuansa kehidupan khas masih terasa.

Desa Tradisional Wana memiliki acara-acara tradisi yang masih

dilaksanakan masyarakat setempat seperti upacara perkawinan, pertemuan

adat dan lain-lain.

Daya tarik yang ditawarkan di Desa Tradisional wana adalah

keberadaan rumah tradisional yang diperkirakan sudah didirikan 300 tahun

lalu, kebudayaan yang ada sangat khas, Seni Tapis masih melekat pada

masyarakat dan tarian melinting, dan menonton tarian khas Lampung yaitu

tari melinting. Desa Tradisional Wana memiliki pusat kerajinan tradisional

Lampung Melinting, sanggar tari Melinting, dan homestay yang dapat

digunakan oleh wisatawan yang ingin bermalam di Desa Tradisional

Wana.

c. Taman Purbakala Pugung Raharjo

Taman Purbakala Pugung Raharjo terletak di Desa Pugung Raharjo

Kecamatan Sekampung Udik yang berjarak 125 km dari Kota Bandar

54

Lampung melalui Sukadana. Situs Pugung Raharjo ditemukan penduduk secara tidak sengaja pada tahun 1957, yang merupakan peninggalan jaman megalitik (batu besar) berupa benda-benda peninggalan Hindu-Budha

(klasik tengah) seperti Arca Batu, Prasasti, Batu Berlubang, Menhir,

Punden Berundak, Keramik Lokal maupun Asing (Dinasti Han, Yuan,

Sung dan Ming) yang tersimpan pada site museum yang dibangun disekitar komplek situs.

Taman Purbakala Pugung Raharjo memiliki luas area 30 ha. Situs

Purbakala ini pada tahun 1968 baru diteliti hingga tahun 1977 situs ini dipugarkan, daya tarik Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah situs dan peninggalan yang ada di tempat penemuan serta di dalam sebuah museum.

Fasilitas yang terdapat di Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah area parkir, pos penjaga, shalter (bangunan kecil), toilet umum. Namun fasilitas yang terdapat di daya tarik wisata sudah tidak terawat dan tidak ada penjagaan di dalam daya tarik wisata sehingga membuat wisatawan kurang aman dalam berkunjung.

55

B. Pembahasan

1. Daya Tarik Wisata Alam

a. Agrowisata Balai Benih

1) Physical Product

TABEL 11 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 6 2 Facilities 14 42 23 3 Transportation 3 9 7 4 Infrastructure 8 24 16 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Atraction

Agrowisata Balai Benih cukup baik karena Agrowisata Balai

Benih memiliki keindahan bentang alam yang berupa perkebunan

buah-buahan musiman yang luas dan wisatawan dapat belajar

mengenai cara memetik dan menanam di dalam agrowisata balai

benih, Agrowisata Balai Benih juga merupakan daerah sejuk yang

memiliki iklim rata-rata perhari 29ºC sehingga atraksi wisata di

agrowisata balai benih sudah sesuai dengan menurut Fandeli dalam

Razak (2008: 11) menyatakan bahwa suatu daya tarik wisata alam

harus memiliki keindahan dan keunikan bentang alam. menurut

Middleton dalam Martina dan Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata

alam meliputi bentang alam dan iklim,

Namun Agrowisata Balai Benih tidak memiliki hutan didalam

daya tarik wisatanya sehingga tidak sesuai dengan menurut

56

Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan termasuk dalam daya tarik

wisata alam. b) Facilities

Fasilitas yang berada dalam Agrowisata Balai Benih cukup baik

karena Agrowisata Balai Benih memiliki luas lahan 114 ha yang

melebihi nilai rata-rata luas lahan dalam daya tarik wisata,

Agrowisata balai benih juga memiliki kantin yang cukup bersih dan

menjual beraneka ragam makanan yang dapat dinikmati oleh

wisatawan yang sesuai dengan Morrison (2013:168) Three major

categories of facilities are accomodations, food and beverage

facilites, and retail outlet of different types.

Agrowisata Balai Benih memiliki toilet umum yang bersih dan

tempat beribadah seperti musolah yang menyediakan alat beribadah

yang dapat digunakan oleh wisatawan yang melakukan ibadah dan

fasilitas tempat sampah dapat dijumpai di dalam kawasan wisata.

Agrowisata Balai Benih juga memiliki lahan parkir yang dapat

menampung mobil pribadi dan sepeda motor yang cukup luas.

Namun Agrowisata Balai Benih tidak memiliki tempat bermain,

piknik area, pintu masuk dan keluar yang jelas, papan penunjuk arah,

toko souvenir, pusat informasi, klinik wisata. Yang mana papan

penunjuk arah sangat dibutuhkan wisatawan untuk menuju kawasan

wisata, pusat informasi bagi wisatawan untuk mengetahui informasi

mengenai daya tarik wisata.

57

Wisatawan juga membutuhkan souvenir yang menjadi khas dari

daya tarik wisata, agar wisatawan selalu mengenang daya tarik

wisata tersebut. Dalam daya tarik wisatawan membutuhkan klinik

wisata untuk membuat wisatawan merasa aman dalam daya tarik

wisata apabila terjadi sesuatu yang tidak terduga mengenai kesehatan

wisatawan.

Sedangkan Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu

destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas

terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan

dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya

tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya

sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa

lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik

area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya

adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang

bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi

apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti

papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik

wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah. c) Transpotation

Transpotasi yang ada dalam Agrowisata Balai Benih sangat baik

karena jarak Agrowisata Balai Benih dari jalan raya hanya sekita 750

meter sehingga daya tarik wisata lebih mudah dijangkau oleh

wisatawan dan kondisi jalan menuju daya tarik wisata sudah diasap

58

dan memiliki lebar jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 4

(empat).

Namun untuk menuju Agrowisata Balai Benih tidak ada

kendaraan atau angkutan umum yang melewati daya tarik wisata,

maka dari itu tidak dapat dijangkau oleh wisatawan yang tidak

menggunakan kendaraan pribadi.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Sehingga Agrowisata

Balai benih sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin

(2011:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari jalan,

kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik d) Infranstructure

Infrastruktur yang berada dalam Agrowisata Balai Benih cukup

baik karena Agrowisata Balai Benih sudah tersedia tenaga listrik

walaupun tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga air, sudah

tersedia air bersih untuk kebutuhan wisatawan walaupun air bersih

yang berada dalam daya tarik tidak dapat dikosumsi. Agrowisata

Balai Benih juga memiliki jaringan jalan raya dan tidak tersedia

jaringan kereta api.

Agrowisata Balai Benih cukup memiliki saluran irigasi pemasok

air untuk menyirapin perkebunan yang ada di dalam Agrowisata

Balai Benih, di dalam kawasan Agrowisata juga tidak sulit untuk

59

wisatawan mendapatkan jaringan telekomunikasi untuk semua operator yang ada, karena jarak daya tarik yang tidak jauh dari kota

Sukadana.

Agrowisata Balai Benih juga memiliki pengurusan yang mempersiapkan kedatangan wisatawan namun pengelola tidak selalu ada di dalam kawasan daya tarik wisata, Agrowisata Balai Benih juga memiliki fasilitas rekreasi seperti kebun kecil untuk belajar menanam atau memetik buah-buahan bagi wisatawan. Namun di dalam daya tarik tidak memiliki akodomasi untuk wisatawan menginap sehingga wisatawan yang berkunjung hanya bisa menikmati atraksi wisata dalam sehari.

Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.

60

2) People TABEL 12 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal agrowisata Balai sudah cukup memahami

pariwisata karena sebagaian pengelola adalah masyarakat sekitar

Agrowisata Balai Benih dan cukup menerima bantuan yang

diberikan oleh pemerintah dan di dukung oleh Dinas Pariwisata

sebagai daya tarik wisata, namun masyarakat masih belum menerima

dukungan sosial dan dukungan politik.

Masyarakat lokal agrowisata balai benih sudah sesuai dengan

menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat harus

berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak

lingkungan, terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan,

memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-politik.

b) Pelayanan

Kualitas Pelayanan yang tersedia pada Agrowisata Balai Benih

sangat buruk karena tidak menunjukan eksitensinya mengenai daya

tarik wisata yang dimiliki, tidak memberikan perhatian khusus

kepada wisatawan untuk memahami keinginana wisatawan, tidak

membantu wisatawan dengan pelayanan yang cepat, tidak

61

memberikan pelayanan yang dijanjikan, tidak menumbuhkan

kepercayaan wisatawan terhadap pelayanan.

Pengelola Agrowisata Balai Benih tidak selalu berada dalam daya

tarik sehinga membuat wisata harus mencari pengelola daya tarik

wisata terlebih dahulu untuk menikmati daya tarik wisata yang ada

di Agrowisata Balai Benih.

Sedangkan menurut Soegito dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan

(service) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu

pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak terwujud dan

tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya. Kualitas

pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu

tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness

(ketanggapan), reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan). c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun pemerintah

tidak mendukung menyediakan informasi kepariwisataan, perlingan

hukum dan keamanan kepada wisatawan. Keamanan hanya ada saat

adanya event yang dilakukan diKabupaten Lampung Timur.

Pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan

sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya

tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan

daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum

pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.

62

Sedagkan peran pemerintah menurt Ismayanti (2010: 22)

Pemerintah menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan

iklim yang kondusip, memelihara dan mengembangkan dan

melestarikan aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan

kegiatan kepariwisataan.

d) Wisatawan

Wisatawan dalam Agrowisata Balai benih sangat baik karena

wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan liburan,

bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut UN-WTO

dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan

digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

3) Package

TABEL 13 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 4 2 Manfaat bagi pengeola 5 15 5 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Paket Wisata Agrowisata Balai Benih masih sangat buruk, karena

Agrowisata Balai Benih tidak mempunyai paket wisata baik yang

dijual oleh tour operator maupun pengelola daya tarik. Sedangkan

63

menurut Morrison (2013:172) in tourism is unique and there are

professional companies like tour operators and travel agencies that

specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line

companies, attrations and other tourism stakeholders also develop

packages.

Paket wisata memiliki manfaat bagi wisatawan, menurut

Morrison (2013:174) dengan adanya paket wisata dapat memberikan

informasi biaya perjalanan yang akan dikeluarkan oleh wisatawan,

memberikan jaminan kualitas yang konsisten, memberikan

kenyamana perjalanan, memberikan kepuasan terhadap minat

khusus.

Manfaat paket wisata bagi pengelola menurut Morrison

(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan

kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,

Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang

kemitraan.

4) Program

TABEL 14 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

64

a) Manfaat Program Wisata

Agrowisata Balai Benih tidak memiliki program berupa event dan

festival yang diadakan dalam daya tarik wisata, Program menurut

Morrison (2013:15) programing include events, festivals and

individualized arranged activities for tourist. Program wisata sangat

bermanfaat bagi wisatawan, pengelola dan juga destinasi.

Kabupaten Lampung Timur memiliki banyak program hingga

Desember 2017 namun program berupa event dan festival tidak

dilaksanakan dalam daya tarik wisata. Manfaat program bagi

wisatawan menurut Morrison (2013:175) adalah Memberikan

pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan peningkatan

pelajaran dan pemahaman, Memberikan hiburan lebih banyak,

Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.

Sedangkan manfaat program bagi destinasi adalah menurut

Morrison (2013:175) adalah Dapat menarik pasar minat khusus,

Meningkatkan citra destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi,

Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan ,

Meningkatkan inisiatif pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan

musiman bagi wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi

stakeholders.

65

b. Danau Beringin

1) Physical Product

TABEL 15 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 6 2 Facilities 14 42 18 3 Transportation 3 9 6 4 Infrastructure 8 24 11 Sumber :Olahan Peneliti 2017

a) Attraction

Daya tarik wisata Danau Beringin cukup baik, karena Danau

Beringin memiliki bentang alam yang indah berupa danau yang

luas dan dikelilingi oleh hutan dengan iklim hariaan rata-rata

29ºC. Yang merupakan daya tarik wisata alam menurut Middleton

dalam Martina Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata alam

meliputi bentang alam dan iklim, dan Fandeli dalam Razak (2008:

11) menyatakan bahwa suatu daya tarik wisata alam harus

memiliki keindahan dan keunikan bentang alam.

b) Facilities

Fasilitas yang ada di Danau Beringin tergolong buruk karena

luas lahan dalam daya tarik wisata ≤ 3 ha, Danau Beringin juga

tidak memiliki kantin, toilet umum, papan penunjuk arah, toko

souvenir, pusat informasi, musholah, klinik wisata, pelayanan

penunjang, dan tempat sampah di dalam kawasan sehingga tidak

mempermudah wisatawan dalam berwisata.

66

Kawasan wisata Danau Beringin memiliki tempat bermain namun fasilitas bermain di dalam kawasan sudah tidak terawat dan sebagian dari fasilitas tersebut sudah rusak dan tidak layak pakai, Danau Beringin juga memiliki piknik area di dekat tempat bermain namun piknik area di dalam kawasan sedikit lembab sehingga membuat wisatawan tidak nyaman.

Danau Beringin juga memiliki lahan parkir di depan pintu keluar dan pintu masuk ke dalam kawasan, namun lahan parkir hanya mampu menampung kendaraan pribadi seperti kendaraan roda dua dan roda empat.

Sedangkan fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah.

67

c) Transportation

Transportasi menuju Danau Beringin sudah Cukup karena,

jarak daya tarik dari jaran raya hanya 500 meter, sehingga dapat

memudahkan wisatawan untuk mencapai daya tarik wisata,

kondisi jalan dari jalan raya menuju daya tarik wisata sudah di

aspal namun belum diaspal halus dan jalan masih sedikit rusak.

Tidak ada angkutan umum yang menuju daya tarik wisata,

angkutan umum hanya ada dijalan raya besar, apabila wisatawan

menggunakan angkutan umum dapat turun di deket gapura pintu

masuk daya tarik wisata.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Sehingga Danau

Beringin sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin

(2010:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari

jalan raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik. d) Infranstructure

Infrastruktur dalam Danau beringin masih tergolong buruk,

karena tidak terdapat air bersih yang dapat mengalir, wisatawan

harus mengambil secara manual menimba ke danau. Danau

Beringin juga tidak memiliki saluran irigasi yang mengalir.

Danau Beringin tidak memiliki prasarana pariwisata seperti

tidak memiliki organisasi yang mempersiapkan kedatangan

68

wisatawan, tidak memiliki akomdasi tempat menginap wisatawan

di dalam daya tarik wisata, dan daya tarik wisata tidak memiliki

semua fasilitas wisata untuk berekreasi.

Sedangkan Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya

tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri

dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak

orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan

prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu

organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental

tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para

wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant

yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.

2) People

TABEL 16 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 12 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat Lokal cukup berperan dalam pengelolaan pariwisata

di Danau Beringin, namun masyarakat tidak menerima bantuan

untuk mengembangkan Danau Beringin dan salah satu pengelola

Danau Beringin menerima panggilan untuk pelatihan dan

meningkatkan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan daya tarik

69

wisata. Masyarakat selaku pengelola daya tarik wisata Danau

Beringin menerima dukungan sepenuhnya dari Dinas Pariwisata

Kabupaten Lampung Timur

Karena menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat

harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak

lingkungan, terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan,

memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-politik. b) Pelayanan

Pelayanan yang diberikan daya Tarik wisata Danau Beringin

cukup baik karena pengelola Danau Beringin mampu memberikan

perhatian khusus, memahami keinginan wisatawan, membantu dan

memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan

memuaskan wisatawan. sesuai dengan Menurut Soegito dalam

Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau

manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada

dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu

dan produksinya.

Selain suatu daya tarik membutuhkan pelayan, suatu daya tarik

juga harus memiliki Kualitas pelayanan yang baik menurut Kotler

dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti

fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness (ketanggapan),

reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan).

70

c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata Pemerintah

memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan

proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik wisata

dan juga pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan

daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum

pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.

namun pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi

kepariwisataan, perlingan hukum dan keamanan kepada wisatawan.

Keamanan hanya ada saat adanya event yang dilakukan diKabupaten

Lampung Timur. Sehingga tidak sesuai Menurut Ismayanti (2010:

22) Pemerintah menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan

iklim yang kondusip, memelihara dan mengembangkan dan

melestarikan aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan

kegiatan kepariwisataan. d) Wisatawan

Wisatawan dalam Danau Beringin sangat baik karena wisatawan

yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan liburan, bukan

untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut UN-WTO dalam

Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan digolongkan

berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

71

3) Package

TABEL 17 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 9 2 Manfaat bagi pengeola 5 15 5 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Paket Wisata Danau Beringin masih buruk, karena danau beringin

tidak memiliki paket wisata yang dijual baik oleh tour operator dan

pengelola. Namun wisatatawan berpendapat bahwa paket wisata

dapa mempermudah wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata

sesuai dengan Morrison (2013: 174) Memberikan kemampuan untuk

membuat anggaran perjalanan, Memberikan jaminan kualitas yang

konsisten dari paket wisata, Memberikan kenyamanan perjalanan,

Memberikan kepuasan terhadap minat khusus.

Selain bermanfaat bagi wisatawan Paket wisata juga memberikan

manfaat bagi pengelola daya tarik menurut Morrison (2013:174)

yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan kemudahan

bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season, Meningkatkan

kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang kemitraan.

72

4) Program

TABEL 18 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 10 2 Manfaat bagi pengeola 7 21 7 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Program Wisata

Danau Beringin tidak memiliki program berupa event dan festival

di dalam daya tarik, namun wisatawan berangapan apabila diadakan

event dan festival di dalam daya tarik wisata dapat memberikan nilai

yang baik terhadap daya tarik.

Program berupa event dan fesival memilki manfaat bagi

wisatawan, pengelola dan destinasi. Manfaat bagi wisatawan

menurut Morrison (2013:175) adalah Memberikan pemenuhan

estetika yang lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan

pemahaman, Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan

pengalaman yang lebih kaya tujuan.

Selain memiliki manfaat bagi wisatawan event dan festival juga

memiliki manfaat bagi destinasi menurut Morrison (2013:175)

adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra

destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama

tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif

pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan musiman bagi

wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.

73

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur memiliki beranekaragam

program yang dibuat sampai Desember 2017, namun program

tersebut tidak dilaksanakan di dalam daya tarik wisata, sehingga

tidak memberikan manfaat bagi daya tarik wisata tersebut.

c. Danau Way Jepara

1) Physical Product

TABEL 19 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 7 2 Facilities 14 42 18 3 Transportation 3 9 6 4 Infrastructure 8 24 14 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Attraction

Danau Way Jepara merupakan wisata alam yang sudah

termasuk baik karena memiliki bentang alam yang indah dan

memiliki keunikan sebagai daya tarik wisata alam. Daya tarik

yang dapat kita temui adalah keindahan alam danau yang sangat

indah dan lingkungan sejuk dengan iklim harian rata-rata 29ºC.

Danau Way Jepara memiliki hutan yang masih menjaga

keaslian hutan sebagai daya tarik wisata, sesuai dengan menurut

Middleton dalam Martina Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata

alam meliputi bentang alam dan iklim, sedangkan menurut

74

Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan termasuk dalam daya tarik

wisata alam. b) Facilities

Fasilitas di Danau Waya Jepara masih dibilang buruk karena,

Danau Way Jepara tidak memiliki kantin, tempat bermain, toilet

umum di dalam kawasan sebagai kebutuhan wisatawan. Danau

Way Jepara juga tidak memiliki fasilitas seperti piknik area, pintu

masuk dan pintu keluar tidak jelas dimana letaknya, dan lahan

parkir yang jelas untuk wisatawan.

Danau Way Jepara memiliki papan penujuk arah menuju

kawasan, namun papan tersebut tidak terliat jelas dan tulisan yang

terdapat di papan tersebut termasuk kecil. Kawasan wisata Danau

Way Jepara tidak memiliki toko souvenir, pusat informasi,

musholah, klinik wisata, dan pelayanan penunjang di dalam daya

tarik sebagai penunjang kebutuhan wisatawan disaat berkunjung.

Sedangkan fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu

destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas

terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang

dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada

didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung

yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga

wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt,

tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar,

dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada

75

dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama

sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama

mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,

souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan

pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation

Transportasi menuju Danau Way Jepara sudah cukup karena

memiliki jarak 3 km dari jalan raya dengan kondisi jalan yang

sudah diaspal dan memiliki jalan lebar yang lebar yang dapat

dilalui 2 (dua) mobil secara bersamaan. Namun untuk mencapai

Danau Way Jepara tidak terdapat kendaraan umum atau angkutan

umum sampai daerah daya tarik wisata.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Sehingga Danau

Beringin sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin

(2010:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari

jalan raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik. d) Infrastructure

Infrastruktur yang terdapat di Danau Way Jepara sudah baik,

karena Danau Way Jepara memiliki pembangkit listrik walaupun

tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga air, air bersih dapat

mengalir ke daya tarik wisata, memiliki jaringan jalan raya untuk

76

menuju daya tarik wisata, cukup memiliki jaringan jalan dan jaringan telekomunikasi yang hanya bisa digunakan oleh beberapa operator, dan Danau Way Jepara juga memiliki saluran irigasi yang baik untuk meningkatkan sistem pengelolaan air bersih dan menjaga integritas air yang dikelola oleh dinas pekerja umum.

Namun Danau Way Jepara tidak memiliki prasarana pariwisata yang dibutuhkan oleh wisatawan, seperti organisasi atau kelompok yang mempersiapkan kedatangan wisatawan, tidak memiliki akomodasi atau penginapan di dalam kawasan daya tarik wisata, dan tidak memiliki fasilitas rekreasi dan olahraga di dalam daya tarik wisata.

Sesuai dengan Infranstruktur yang merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.

77

2) People

TABEL 20 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 4 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017 a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal Danau Way Jepara sangat buruk karena tidak

berperan dalam pengelolaan dan pengembangan Danau Way

Jepara dan Masyarakat lokal Danau Way Jepara tidak

mendapatkan pengetahuan mengenai pariwisata sehigga

masyarakat tidak berperan dalam mengelola pariwisata sedangkan

Menurut Wearing dalam Dewi (2013:132) masyarakat yang

berkedudukan sama penting dengan pemerintah dan swasta

sebagai pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata.

Dan menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat

harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak

merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu

mengaktifkan pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal,

dukungan sosial-politik.

b) Pelayanan

Pelayanan dalam Danau Way Jepara sangat buruk karena

Danau Way Jepara tidak memiliki pengelola sehingga Danau

Way Jepara tidak memiliki pelayanan. pelayanan menurut Soegito

78

dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap

kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak

lainnya yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula

berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya.

Sedangkan suatu daya tarik wisata harus memiliki kualitas

pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4)

yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati),

reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan), dan

assurance (jaminan). c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun

pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi

kepariwisataan, perlindungan hukum dan keamanan kepada

wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang

dilakukan diKabupaten Lampung Timur. Pemerintah memberikan

fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan proposal yang

sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik wisata, pemerintah

ikut serta melestarikan dan mengembangkan daya tarik wisata

yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum pemerintah tidak

menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.

Sedangkan Menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah

menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang

kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan

79

aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

kepariwisataan.

d) Wisatawan

Wisatawan dalam Danau Waya Jepara sangat baik karena

wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan

liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut

UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung

wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok

berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

3) Package

TABEL 21 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Danau Way Jepara tidak memiliki paket wisata yang jual oleh

pengelola wisata, tour operator, dan stakeholders. maka dari itu

paket wisata di dalam danau way jepara masih buruk karena

menurut Morrison (2013:172) in tourism is unique and there are

80

professional companies like tour operators and travel agencies

that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line

companies, attrations and other tourism stakeholders also

develop packages.

Paket wisata memiiki manfaat bagi wisatawan, maka dari itu

apabila Danau Way Jepara memiliki paket wisata cukup baik.

Karena paket wisata memiliki manfaat menurut Morrison (2013:

174) Paket Wisata Memberikan kemampuan untuk membuat

anggaran perjalanan, Memberikan jaminan kualitas yang

konsisten dari paket wisata, Memberikan kenyamanan perjalanan,

Memberikan kepuasan terhadap minat khusus. Maka dari itu

wisatawan menilai baik.

Selain bermafaat bagi wisatawan paket wisata juga memiliki

manfaat bagi pengelola wisata menurut Morrison (2013:174)

yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan kemudahan

bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,

Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang

kemitraan.

4) Program

TABEL 22 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 10 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

81

a) Manfaat Program Wisata

Danau Way Jepara tidak memiliki program wisata berupa

event dan festival yang diadakan, namun wisatawan berpendapat

apabila dilaksanakannya program wisata berupa event dan festival

dapat memberikan manfaat bagi wisatawan.

Menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi wisatawan adalah

Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan

peningkatan pelajaran dan pemahaman, Memberikan hiburan

lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.

Tidak hanya memberikan manfaat kepada wisatawan program

wisata berupa event dan festival juga dapat memberikan manfaat

bagi pengelola dan destinasi.

Menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah

Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi,

Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan

pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,

Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,

Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.

Kabupaten Lampung Timur memiliki program wisata berupa

event dan festival, namun tidak dilaksanakan di dalam daya tarik

wisata sehingga tidak memberikan manfaat bagi pengelola daya

tarik wisata.

82

d. Taman Nasional Way kambas

1) Physical Product

TABEL 23 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 8 2 Facilities 14 42 33 3 Transportation 3 9 7 4 Infrastructure 8 24 16 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Attraction

Taman Nasional Way Kambas memiliki daya tarik wisata yang

bagus karena memiliki bentang alam yang indah dengan

pemandangan yang dapat dinikmati oleh wisatawan dan juga

memiliki hutan yang mempertahankan keaslian alam hutan

sebagai kesejahteraan masyarakat yang hidup didekat pintu

masuk kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan iklim

harian rata-rata 30ºC walaupun sejuk tetap saja masih memiliki

hawa panas.

Taman Nasional Way Kambas merupakan daya tarik wisata

alam, menurut Middleton dalam Martina Adimulya (2013: 65)

daya tarik wisata alam meliputi bentang alam dan iklim,

sedangkan menurut Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan

termasuk dalam daya tarik wisata alam.

83

b) facilities

fasilitas yang berada dalam kawasan Taman Nasional Way

Kambas sudah baik karena Taman Nasional Way Kambas

memiliki luas wisata ≥3 ha dengan memiliki fasilitas pendukung

seperti kantin yang menjual berbagai macam makanan dan

minuman bahkan ada yang menjual es dugan atau es kelapa

muda, tempat bermain, toilet bersih dalam kawasan daya tarik

tersebar disekita daya tarik wisata, piknik area, luas parkir yang

dapat menampung kendaraan seperti sepeda motor, mobil pribadi

bahkan bus wisata. Namun pintu keluar dan pintu masuk kawasan

tidak dibedakan. Namun dari beberapa fasilitas kurang terawat

sehingga sudah mengalami kerusakan.

Taman Nasional Way Kambas memiliki fasilitas penunjang

seperti papan penunjuk arah yang terletak di jalan Pekalongan

untuk menunjukan arah menuju daya tarik wisata, memiliki toko

souvenir yang menjual boneka gajah, kaos, gantungan dengan

tulisan Taman Nasional Way Kambas.

Taman Nasional Way Kambas juga memiliki pusat informasi

yang bida dikunjungi oleh wisatawan dan memiliki brosur secara

cetak untuk mempermudah memerikan informasi kepada

wisatawan, memiliki mosholah yang terdapat air bersih dan

mengalir dan memiliki perlengkapan ibadah untuk wanita.

Taman Nasional Way Kambas memiliki fasilitas tempat

sampah yang sudah membedakan antara sampah organik dan

84

sampah non-organik dan juga Taman Nasional Way Kambas

memiliki pelayanan penunjang untuk melayani wisatawan.

Namun Taman Nasional Way Kambas tidak memiliki klinik

wisata.

Sehingga Fasilitas dalam Taman Nasional Way kambas sudah

sesuai dengan Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas

terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang

dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada

didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung

yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga

wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt,

tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar,

dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada

dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama

sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama

mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,

souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan

pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation

Transportasi untuk menuju kawasan Taman Nasional Way

Kambas sudah bagus karena jarak dari jalan raya menuju gerbang

Taman Nasional Way Kambas 3 km dengan kondisi jalan menuju

gerbang Taman Nasional Way Kambas sudah diaspal dan lebar

dapar dilalui 2 (dua) mobil, namun untuk menuju daya tarik

85

wisata setelah memasuki gerbang kondisi jalan sudah rusak dan

jauh. Untuk menuju Taman Nasional Way Kambas dapat

menggunakan transportasi umum yaitu damri dari terminal

rajabasa Kota Bandar Lampung namun hanya ada 1 (satu) kali

dalam sehari.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Sehingga Taman

Nasional Way Kambas sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam

Amirudin (2010:15) yang mempengaruhi aksesibilitas adalah

jarak dari jalan raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya

tarik. d) Infrastructure

Infrastruktur di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas

cukup bagus dengan tersedianya listik dalam kawasan, air bersih

dapat mengalir ke dalam kawasan wisata, memiliki jaringan jaln

raya untuk menuju daya tarik wisata, cukup memiliki saluran

irigasi untuk pasokan air bersih dalam kawasan wisata, memiliki

jaringan telekomukasi untuk beberapa operator di dalam daya

tarik wisata.

Taman Nasional Way Kambas juga memiliki prasarana

pariwisata seperti organisasi yang mempersiapkan kedatang

wisatawan untuk menawarkan atraksi wisata yang dimiliki oleh

86

Taman Nasional Way Kambas seperti keliling hutan dengan

menggunakan gajah, dan juga Taman Nasional Way Kambas

memiliki akomodasi / penginapan untuk berkunjung wisatawan

yang ingin menginap di dalam kawasan wisata seperti guesthouse.

Taman Nasional Way Kambas juga merupakan daya tarik wisata

rekreasi.

Sehingga Infranstruktur Taman Nasional Way kambas sudah

sesuai dengan Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari

prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang

untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana

pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi

yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist

plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan

untuk menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas

yang digunakan untuk rekreasi.

2) People

TABEL 24 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 7 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017

87

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal Taman Nasional Way Kambas cukup baik

karena masyarakat terlibat dalam pengelolaan dan usaha yang ada

di Taman Nasional Way Kambas. Seperti pengusaha souvenir dan

makanan yang terdapat di dalam kawasan. Maka masyarakat lokal

Taman Nasional Way Kambas sesuai dengan Wearing dalam

Dewi (2013:132) masyarakat yang berkedudukan sama penting

dengan pemerintah dan swasta sebagai pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata.

Selain itu masyarakat menerima dukungan-dukungan sosial

dari pemerintah dan pengelola daya tarik wisata untuk

mengembangkan usaha yang terdapat di dalam kawasan wisata.

Sesuai dengan Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat

harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak

merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu

mengaktifkan pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal,

dukungan sosial-politik. Masyarakat menerima dukangan dan

bantuan untuk membuka usaha di dalam kawasan, dan sebagian

dari pengelola Taman Nasional Way Kambas merupakan

masyarakat sekitar kawasan wisata. b) Pelayanan

Pelayanan Taman Nasional Way Kambas masih kurang baik

karena pengelola hanya berada pada loket dan tidak memberikan

petunjuk kepada wisatawan mengenai fasilitas yang berada dalam

88

daya tarik wisata, sedangkan pelayanan menurut Soegito dalam

Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan

atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya

yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat

pemilikan sesuatu dan produksinya.

Selain memiliki pelayanan Suatu daya tarik wisata harus

memiliki kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam

Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty

(empati), reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan),

dan assurance (jaminan). c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun

pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi

kepariwisataan, perlingan hukum dan keamanan kepada

wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang

dilakukan diKabupaten Lampung Timur. Pemerintah memberikan

fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan proposal yang

sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik wisata, pemerintah

ikut serta melestarikan dan mengembangkan daya tarik wisata

yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum pemerintah tidak

menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.

Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah

menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang

89

kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan

aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

kepariwisataan.

d) Wisatawan

Wisatawan dalam Taman Nasional Way Kambas sangat baik

karena wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi

dan liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut

UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung

wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok

berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

3) Package

TABEL 25 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 11 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Taman Nasional Way Kambas tidak memiliki paket wisata

yang dibuat oleh pengelola wisata, namun dibuat oleh tour

operator dan stakeholders yang bekerjasama dengan Taman

Nasional Way Kambas karena paket wisata tidak hanya dibuat

90

oleh pengelola sedangkan menurut Morrison (2013:172) package

in tourism is unique and there are professional companies like

tour operators and travel agencies that specialize in packaging ;

resort, hotels, airlines, cruise line companies, attrations and other

tourism stakeholders also develop packages.

Paket wisata juga dapat memberikan manfaat bagi wisatawan

menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan

kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan

jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan

kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat

khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik. Dengan demikian

wisatawan akan merasa nyaman dengan adanya paket wisata.

Selain memberikan manfaat bagi wisatawan, paket wisata juga

dapat memberikan manfaat bagi pengelola daya tarik wisata

menurut Morrison (2013:174) yaitu Menarik target pasar baru,

Untuk meramalkan kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis

disaat low season, Meningkatkan kepuasan pelanggan,

Meningkatkan peluang kemitraan.

4) Program

TABEL 26 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 10 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

91

a) Manfaat Program Wisata

Taman Nasional Way Kambas memiliki program wisata

berupa festival Way Kambas yang dilaksanakan pada bulan

november 2016, yang akan menjadi event tahunan bagi

Kabupaten Lampung Timur. Dengan adanya event tersebut dapat

merubah citra Kabupaten Lampung Timur menjadi lebih baik lagi

dimata masyarakat dan juga wisatawan, selain itu manfaat bagi

daya tarik wisata dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

Taman Nasional Way Kambas sudah sesuai dengan Morrison

(2013:15) programing include events, festivals and individualized

arranged activities for tourist.

Dengan adanya festival way kambas dapat memberikan

manfaat bagi wisatawan, menurut Morrison (2013:175) manfaat

bagi wisatawan adalah Memberikan pemenuhan estetika yang

lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,

Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman

yang lebih kaya tujuan.

Selain memberikan manfaat bagi wisatawan program wisata

juga memberikan manfaat bagi destinasi. Menurut Morrison

(2013:175) manfaat bagi destinasi adalah Dapat menarik pasar

minat khusus, Meningkatkan citra destinasi, Meningkatkan

dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran

wisatawan, Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,

92

Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,

Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.

e. Persinggahan Way Curup

1) Physical Product

TABEL 27 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 5 2 Facilities 14 42 19 3 Transportation 3 9 9 4 Infrastructure 8 24 14 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Attraction

Daya tarik wisata Persinggahan Way Curup masih kurang baik

karena keindahan bentang alam di dalam daya tarik wisata hanya

pemandangan yang berada di belakang Persinggahan yaitu sawah

dan iklim harian rata-rata 30ºC , dan tidak memiliki hutan sebagai

daya tarik wisata.

Persinggahan Way Curup tidak sesuai dengan teori yang

merupakan daya tarik wisata alam, menurut Middleton dalam

Martina Adimulya (2013: 65) daya tarik wisata alam meliputi

bentang alam dan iklim, sedangkan menurut Suryadana &

Octavia (2015: 48) hutan termasuk dalam daya tarik wisata alam.

b) Facilities

Fasilitas yang ada dalam kawasan Persinggahan Way Curup

masih kurang baik karena luas lahan ≤3 ha dan tidak memiliki

93

fasilitas lain sperti tempat bermain, poknik area, pintu masuk dan keluarnya tidak jelas. Persinggahan Way Curup memiliki toilet umum namum tidak terawat sehinggan sudah banyak kerusakan yang terjadi.

Persinggaha Way Curup tidak memiliki papan petunjuk arah, toko souvenir, pusat informasi, klinik wisata, pelayanan penunjang dan tempat sampah di dalamnya. Persinggahan Way

Curup memiliki musholah yang airnya mengalir namu tidak memiliki perlengkapan ibadah yang dapat digunakan,

Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi

Persiggahan Way Curup tidak sesuai Spilane dalam Rosita at el

(2016: 63) fasilitas terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah.

94

c) Transportation

Transportasi menuju Persinggahan Way Curup sangat baik

karena daya tarik tersebut terletak di sekitar jalan raya lintas timur

untuk menuju Kota Palembang, dengan jalan yang sudah diaspal

dan memiliki lebar jalan yang luas yang bisa dilalui lebuh dari 2

(dua) mobil, untuk mencapai Persinggahan Way Curup juga

memiliki transportasi umum yang melintas seperti damri dari

Kota Metro menuju Desa Pasir Sakti Lampug Timur.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Persinggahan Way

Curup sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin (2011:15)

faktor yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari jalan

raya, kondisi jalan, dan kendaraan menuju daya tarik. d) Infrastructure

Infrastruktur dalam kawasan persinggahan way curup sudah

cukup baik karena Persinggahan Way Curup sudah tersedia

pembangkit listrik, air bersih mengalir dalam kawasan, memiliki

jaringan jalan raya yang luas, memiliki saluran irigasi untuk

pasokan air dalam daya tarik, cukup memiliki jaringan

telekomunikasi untuk beberapa operator tertentu.

Namun Persinggahan Way Cyryp tidak memiliki prasarana

pariwisata karena tidak ada pengelola yang mengelola daya tarik

95

tersebut, yang menjaga Persinggahan Way Curup adalah

masyarakat membuka rumah makan untuk wisatawan yang

tujuannya hanya transit.

Sedangkan Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya

tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri

dari prasarana umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak

orang untuk membantu kelancaran roda perekonomian dan

prasarana pariwisata yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu

organisasi yang memperispkan kedatangan wisatawan, residental

tourist plant yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para

wisatawan untuk menginap, dan recreative abd sportive plant

yaitu fasilitas yang digunakan untuk rekreasi.

2) People

TABEL 28 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 5 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 1 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal Persinggahan Way Curup masih kurang baik

karena masyarakat Persinggahan Way Curup tidak turut dalam

pengelolaan daya tarik wisata sedangkan Wearing dalam Dewi

(2013:132)menyatakan bahwa masyarakat yang berkedudukan

96

sama penting dengan pemerintah dan swasta sebagai pemangku

kepentingan dalam pengembangan pariwisata.

Pemerintah memberikan bantuan kepada Persinggahan Way

Curup berupa fasilitas yang ada yang didalamnya. Namun

masyarakat tidak terlibat dalam pengelolaan daya tarik tersebut

sehingga tidak sesuai dengan teori menurut Woodley dalam

Nofriya (2016: 62) masyarakat harus berperan serta dalam

kegiatan pariwisata yang tidak merusak lingkungan yang terbagi

menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan, memperdayakan

masyarakat lokal, dukungan sosial-politik.. b) Pelayanan

Pelayanan Persinggahan Way Curup masih terbilang buruk

karena Persinggahan Way Curup tidak memiliki pengelola dalam

pariwisata sehingga wisatawan tidak akan mendapatkan

pelayanan. Sedangkan menurut Soegito dalam Setiawan (2013: 3)

Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya

tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan

produksinya.

Selain memiliki peayanan daya tarik wisata harus memiliki

kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan

(2013: 4) yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati),

reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan), dan

assurance (jaminan).

97

c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun

pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi

kepariwisataan, perlindungan hukum dan keamanan kepada

wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang

dilakukan di Kabupaten Lampung Timur. Pemerintah

memberikan fasilitas sesuai dengan anggran yang sesuai dengan

proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik

wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan

daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum

pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.

Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah

menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang

kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan

aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

kepariwisataan. d) Wisatawan

Wisatawan Persinggahan Way Curup benih buruk karena

wisatawan yang berkunjung bertujuan hanya untuk transit.

Menurut UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung

wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok

berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

98

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

3) Package

TABEL 29 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Paket wisata Persinggahan Way Curup masih buruk karena

Persinggahan Way Curup tidak memiliki paket wisata baik yang

buat oleh pengelola daya tarik, tour operator dan stakeholder,

menurut Morrison (2013:172) package in tourism is unique and

there are professional companies like tour operators and travel

agencies that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines,

cruise line companies, attrations and other tourism stakeholders

also develop packages.

Paket wisata memiliki manfaat bagi wisatawatan dan pengelola

menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan

kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan

jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan

kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat

khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik, maka dari itu paket

wisata cukup penting untk pengembangan daya tarik wisata.

99

Manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison

(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan

kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,

Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang

kemitraan.

4) Program

TABEL 30 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Program Wisata

Program wisata Persinggahan Way Curup masih buruk karena

Persinggahan Way Curup tidak memiliki program wisata berupa

event dan festival. Kabupaten Lampung Timur memilki

beranekaragam event dan festival sampai Desember 2017, namun

event dan festival tersebut tidak dilaksanakan di dalam daya tarik

wisata sehingga tidak memberikan manfaat bagi daya tarik wisata

sedangkan event dan festival Menurut Morrison (2013:15)

programing include events, festivals and individualized arranged

activities for tourist.

100

event dan festival dapat memberikan manfaat bagi wisatawan

menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi wisatawan adalah

Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan

peningkatan pelajaran dan pemahaman, Memberikan hiburan

lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.

Selain bermanfaat bagi wisatawan program wisata juga

memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola daya tarik

wisata, menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi

adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra

destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama

tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif

pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan musiman bagi

wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.

f. Wisata Pantai Mangrove

1) Physical Product

TABEL 31 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 3 9 8 2 Facilities 14 42 16 3 Transportation 3 9 4 4 Infrastructure 8 24 12 Sumber : Olahan Peneliti 2017

101

a) Attraction

Daya tarik wisata Pantai Mangrove sudah cukup baik karena

memiliki bentang alam berupa wisata pantai dan pohon mangrove

dengan menggunakan perahu atau sampan, kehindahan hutan

bakau yang masih terliat indah dengan suhu harian rata-rata 30ºC.

Wisata Pantai Mangrove merupakan daya tarik wisata alam yang

sesuai dengan Middleton dalam Martina Adimulya (2013: 65)

daya tarik wisata alam meliputi bentang alam dan iklim,

sedangkan menurut Suryadana & Octavia (2015: 48) hutan

termasuk dalam daya tarik wisata alam. b) Facilities

Fasilitas wisata Pantai mangrove masih kurang baik karena

Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki sebagian besar fasilitas

seperti tempat bermain, kantin, toilet bersih, piknik area, tidak

memiliki pintu masuk dan keluar dengan jelas, lahan parkir

wisatawan.

Wisata Pantai Mangrove juga tidak memiliki papan penunjuk

arah untuk menuju kawasan, toko souvenir, pusat infomasi,

musholah, klinik wisata, pelayanan penunjang, dan tempat

sampah dalam kawasan wisata Pantai Mangrove.

Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi

namun Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki maka dari itu

tidak sesuai dengan Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas

terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang

102

dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada

didalam daya tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung

yang porsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga

wisatawan akan merasa lebih beda seperti kantin/foodcourt,

tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk dan pintu keluar,

dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas penunjang pada

dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai pelengkap utama

sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama

mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,

souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan

pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation

Transportasi menuju Wisata Pantai Mangrove masih kurang

baik karena Wisata Pantai Mangrove jauh dari jalan raya, sekitar

5km dari jalan raya besar dengan kondisi jalan sudah ada dan

sudah diaspal namun banyak jalanan yang berlubang. Untuk

menuju Wisata Pantai mangrove tidak ada tranportasi atau

angkuan umum sampai daya tarik wisata.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Maka dari itu Wisata

Pantai Mangrove tidak sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin

103

(2011: 15) faktor yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak

dari jalan raya, kondisi jalan dan kendaraan menuju daya tarik d) Infrastructure

Infrastruktur di dalam kawasan Wisata Pantai Mangrove sudah

tersedia listik disekitar wisata Pantai Mangrove, namun masih

sulit untuk mendapatkan air bersih yang mengalir, cukup

memiliki jaringan jalan walaupun jalanan sudah rusak, memiliki

cukup saluran irigasi untuk pasokan air, dan memiliki jaringan

telekomunikasi hanya beberapa operator.

Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki Prasarana Pariwisata,

karena tidak ada pengelola yang selalu ada di dalam daya tarik

wisata tersebut, sehingga wisatawan yang ingin mengunjungi

Wisata Pantai Mangrove harus mencari pengelola wisata terlebih

dahulu.

Sehingga tidak sesuai dengan Infranstruktur yang merupakan

pelengkap suatu daya tarik wisata, menurut Wahab dalam Yoeti

(1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum yaitu yang

menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu

kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang

terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang

memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant

yaitu fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk

menginap, dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang

digunakan untuk rekreasi.

104

2) People

TABEL 32 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 7 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 1 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal Wisata Pantai Mangrove sudah cukup baik

namun masyarakat tidak ikut serta menjadi pengelola dan

menjaga kebersihan sekitar daya tarik wisata. wisata pantai

mangrove mendaptkan bantuan berupa selter (bangunan kecil)

yang berada di Wisata Pantai Mangrove. Pengelola juga

menerima pelatihan dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)

untuk mengembangkan Pantai Mangrove, dan didukung oleh

Dinas Pariwisata.

Maka dari itu tidak sesuai dengan Wearing dalam Dewi

(2013:132) masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan

pemerintah dan swasta sebagai pemangku kepentingan dalam

pengembangan pariwisata. Dan menurut Woodley dalam Nofriya

(2016: 62) masyarakat harus berperan serta dalam kegiatan

pariwisata yang tidak merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3

(tiga) yaitu mengaktifkan pengaturan, memperdayakan

masyarakat lokal, dukungan sosial-politik

105

b) Pelayanan

Pelayanan Wisata Pantai Mangrove masih terbilang buruk

karena Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki pengelola yang

dapat terus menjaga dan mengembangkan pariwisata. Sesuai

menurut Soegito dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service)

adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu pihak

kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak terwujud dan

tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya.

Sedangkan suatu daya tarik harus memiliki pengeola untuk

menentukan kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam

Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty

(empati), reponsiveness (ketanggapan), reliability (kehandalan),

dan assurance (jaminan).

c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun

pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi

kepariwisataan, perlindungan hukum dan keamanan kepada

wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang

dilakukan diKabupaten Lampung Timur. Pemerintah juga

memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan sesuai dengan

proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya tarik

wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan

106

daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum

pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi.

Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah

menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang

kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan

aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

kepariwisataan.

d) Wisatawan

Wisatawan dalam Wisata Pantai Mangrove kurang baik karena

wisatawan yang berkunjung bertujuan belajar karena sedang

menjalankan praktik kuliah kerja nyata (KKN). Menurut UN-

WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan

digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

3) Package

TABEL 33 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Dimensi Nilai Minimal Nilai Maksimal Nilai 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

107

a) Manfaat Paket Wisata

Pantai wisata manggore tidak memiliki paket wisata yang

dibuat oleh pengelola daya tarik wisata, tour operator dan

stakeholders sesuai dengan Morrison (2013:172) package in

tourism is unique and there are professional companies like tour

operators and travel agencies that specialize in packaging ;

resort, hotels, airlines, cruise line companies, attrations and other

tourism stakeholders also develop packages.

Paket wisata sangat penting dalam daya tarik wisata karena

paket wisata memiliki manfaat bagi wisata maupung pengelola

daya tarik wisata dengan demikian dapat memudahkan

wisatawan, menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata

Memberikan kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan,

Memberikan jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata,

Memberikan kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan

terhadap minat khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik,

maka dari itu paket wisata cukup penting untk pengembangan

daya tarik wisata.

Sedangkan manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut

Morrison (2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk

meramalkan kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat

low season, Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan

peluang kemitraan.

108

4) Program

TABEL 34 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 4 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Program Wisata

Program Wisata Pantai Mangrove masih buruk karena Wisata

Pantai Mangrove tidak memiliki program wisata berupa event dan

festival sesuai dengan Menurut Morrison (2013:15) programing

include events, festivals and individualized arranged activities for

tourist.

Sedangkan event dan festival dapat memberikan manfaat bagi

wisatawan menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi wisatawan

adalah Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar,

Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman, Memberikan

hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya

tujuan.

Selain bermanfaat bagi wisatawan program wisata juga

memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola daya tarik

wisata, menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi

adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra

destinasi, Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama

109

tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif

pemasaran baru, Meningkatkan pengurangan musiman bagi

wisatawan, Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.

Kabupaten Lampung Timur memilki beranekaragam event dan

festival sampai Desember 2017, namun event dan festival tersebut

tidak dilaksanakan di dalam daya tarik wisata sehingga tidak

memberikan manfaat bagi daya tarik wisata. g. Daya Tarik Wisata Alam Unggulan

Berikut adalah hasil nilai dari Point Rating Scale daya tarik wisata

alam unggulan di Kabupaten Lampung Timur:

TABEL 35 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE AGROWISATA BALAI BENIH No Tema Nilai 1 Physical Product 52 2 People 21 3 Package 9 4 Program 11 Total 93 Sumber:Olahan Peneliti 2017

TABEL 36 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE DANAU BERINGIN No Tema Nilai 1 Physical Product 41 2 People 28 3 Package 14 4 Program 17 Total 100 Sumber: Olahan Peneliti 2017

110

TABEL 37 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE DANAU WAY JEPARA No Tema Nilai 1 Physical Product 45 2 People 19 3 Package 14 4 Program 17 Total 95 Sumber: Olahan Peneliti 2017

TABEL 38 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS No Tema Nilai 1 Physical Product 64 2 People 23 3 Package 21 4 Program 25 Total 133 Sumber: Olahan Peneliti 2017

TABEL 39 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE PERSINGGAHAN WAY CURUP No Tema Nilai 1 Physical Product 47 2 People 18 3 Package 9 4 Program 11 Total 85 Sumber: Olahan Peneliti 2017

TABEL 40 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE WISATA PANTAI MANGROVE No Tema Nilai 1 Physical Product 36 2 People 20 3 Package 9 4 Program 11 Total 76 Sumber:Olahan Peneliti 2017

111

Dari tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa daya tarik wisata

alam unggulan yang berada di Kabupaten Lampung Timur adalah

Taman Nasional Way Kambas sesuai dengan penilaian Point Rating

Scale (PRS).

2. Daya Tarik Wisata Budaya

a. Museum Budaya

1) Physical Product

TABEL 41 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 6 18 14 2 Facilities 14 42 20 3 Transportation 3 9 6 4 Infrastructure 8 24 16 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Attraction

Museum Budaya merupakan daya tarik wisata yang baik karena

Museum Budaya memiliki nilai sejarah dan cerita rakyat masyarakat

Lampung asli yang masih turun-menurun dijaga kelestariannya oleh

keturunan asli Masyarakat kampung Sukadana, Lampung Timur.

Museum Budaya juga memiliki nilai agama yang dilestarikan seperti

nilai agama islam dan seni khas Lampung seperti tarian khas

Lampung.

Museum Budaya memiliki tarian khas Lampung seperti tarian

yang ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti tarian penyambut

tamu dan upacara adat sering dilakukan dalam upacara pernikahan.

112

Bangunan pada Museum Budaya masih menggunakan bangunan

rumah tradisional Lampung.

Museum Budaya sudah sesuai dengan Middleton dalam Martina

dan Adimulya (2013:65) wisata budaya meliputi sejarah dan cerita

rakyat (lagenda), agama dan seni, teater musik, tarian dan upacara

adat, sedangkan menurut Suryadana dan Octavia (2015: 48) upacara

ritual dan bangunan seni merupakan daya tarik wisata budaya. b) Facilities

Fasilitas di dalam Museum Budaya masih terbilang buruk karena

luas lahan pada Museum Budaya ≤ 3ha, dan Museum Budaya tidak

memiliki kantin, tempat bermain, piknik area, papan penunjuk arah,

toko souvenir, musholah, dan klinik wisata.

Dalam suatu daya tarik wisata dibutuhkan papan penunjuk arah

untuk memudahkan wisatawan untuk mengunjungi daya tarik wisata

tersebut. Toko souvenir dalam daya tarik wisata dibutuhkan untuk

menggambarkan ke khasan yang dimiliki oleh daya tarik wisata dan

sebagai kenang-kenangan untuk wisatawan.

Namun Museum Budaya juga sudah memiliki brosur secara cetak

untuk wisatawan mempelajari lagi lebih dalam mengenai sejarah

kampung Sukadana. Suatu daya tarik wisata harus memiliki fasilitas

untuk mendukung kegiatan wisata bagi para wisatawan.

Sedangkan Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu

destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas

terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan

113

dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya

tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya

sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa

lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik

area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya

adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang

bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi

apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti

papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik

wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation

Transportasi menuju Museum Budaya sudah cukup baik karena

kondisi jalan menuju daya tarik wisata sudah diaspal dan memiliki

jalan yang lebar, jarak dari menuju daya tarik dari jalan raya besar

sekitar 2km. untuk menuju daya tarik wisata Museum Budaya tidak

memiliki transportasi umum.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Sehingga Museum

Budaya sudah sesuai dengan Sugiyanto dalam Amirudin (2011: 15)

faktor yang mempengaruhi akesibilitas adalah jarak dari jalan raya

kondisi jalan, kendaraan menuju daya tarik.

114

d) Infrastructure

Infrastruktur dalam Museum Budaya sudah baik, karena Museum

Budaya sudah tersedia listrik walaupun tidak menggunakan

pembangkit listrik tenaga air, air bersih dapat mengalir, memiliki

jaringan jalan raya menuju daya tarik wisata, memiliki saluran irigasi

untuk pasokan air. Dalam Museum Budaya juga memiliki jaringan

telekomunikasi untuk mengakses internet dan semua operator

provider, karena Museum Budaya letaknya dekat dengan Sukadana.

Museum Budaya juga sudah mempersiapkan prasarana pariwisata

seperti memiliki organisasi atau tugas untuk mempersiapkan

kedatangan wisatawan dan Museum Budaya memiliki fasilitas untu

rekreasi, namun di dalam kawasan wisata tidak terdapat akomodasi

atau penginapan.

Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata,

menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana

umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk

membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata

yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang

memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu

fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap,

dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan

untuk rekreasi.

115

2) People

TABEL 42 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 15 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal Museum Budaya cukup baik dalam berperan

sebagai pengelola daya tarik wisata karena masyarakat turut serta

dalam mengembangkan daya tarik wisata Museum Budaya.

Masyarakat lokal sekitar daya tarik museum budaya hanya

menerima bantuan sanggar tari yang diberikan oleh Dinas

Pariwisata. Karena menurut Wearing dalam Dewi (2013:132)

masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan pemerintah

dan swasta sebagai pemangku kepentingan dalam pengembangan

pariwisata.

Dan menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat

harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak

merusak lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu

mengaktifkan pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal,

dukungan sosial-politik.

b) Pelayanan

Pelayanan di dalam Museum Budaya sangat baik karena

museum budaya memiliki pengelola yang siap menemani dan

116

menjelaskan secara detail terkait sejarah yang berada dalam

museum budaya. pelayanan menurut Soegito dalam Setiawan

(2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau manfaat

yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada

dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan

sesuatu dan produksinya.

Selain memiliki pelayanan yang bagus Pengelola Museum

mampu menunjukan eksitensinya sebagai daya tarik wisata dan

mampu memberikan pelayanan yang di janjikan dengan segera,

akurat dan memuaskan. Selain itu juga kualitas pelayanan yang

dimiliki Museum Budaya adalah kehandalan dan tanggapan yang

diberiikan pengelola wisata kepada wisatawan juga mampu

menuhbuhkan rasa percaya wisata terhadap kualitas pelayanan

yang diberikan.

Sesuai dengan teori Kualitas pelayanan yang baik menurut

Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu tangibles (bukti

fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness (ketanggapan),

reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan). c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung

Timur sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun

pemerintah tidak mendukung menyediakan informasi

kepariwisataan, perlingan hukum dan keamanan kepada

117

wisatawan. Keamanan hanya ada saat adanya event yang

dilakukan diKabupaten Lampung Timur.

Sedangkan Menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah

menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang

kondusip, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan

aset-aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

kepariwisataan.

Pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan anggran dan

sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing

daya tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan

mengembangkan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten

Lampung Timur namum pemerintah tidak menggali lagi daya

tarik wisata yang berpotensi. d) Wisatawan

Wisatawan dalam Museum Budaya sangat baik karena

wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan

liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut

UN-WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung

wisatawan digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok

berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

118

3) Package

TABEL 43 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 10 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Pengelola Museum Budaya tidak memiliki paket wisata,

namun wisatawan menilai apabila suatu daya tarik memiliki paket

wisata dapat memberika manfaat bagi wisatawan sedangkan

menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan

kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan

jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan

kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat

khusus, Maka dari itu wisatawan menilai baik.

Paket wisata tidak dijual oleh pengelola wisata saja tetapi

dapat dijual oleh tour operator dan stakeholder. menurut Morrison

(2013:172) in tourism is unique and there are professional

companies like tour operators and travel agencies that specialize

in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise line companies,

attrations and other tourism stakeholders also develop packages.

Selain bermanfaat bagi wisatawan paket wisata juga

memberikan manfaat kepada pengelola wisata menurut Morrison

(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan

119

kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,

Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang

kemitraan.

4) Program

TABEL 44 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Program Wisata

Danau Beringin tidak memiliki event dan festival di dalam

daya tarik wisata, namun wisatawan beranggapan apabila danau

beringin memiliki event dan festival dapat memberikan manfaat

bagi wisatawan seperti menurut Morrison (2013:175) manfaat

bagi wisatawan adalah Memberikan pemenuhan estetika yang

lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,

Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman

yang lebih kaya tujuan.

tidak hanya memberikan manfaat bagi wisatawan event dan

festival juga memberikan manfaat bagi pengelola dan destinasi

juga. Menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah

Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi,

Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan

120

pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,

Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,

Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.

kabupaten Lampung Timur memiliki program berupa event

dan festival sampai akhir Desember 2017, namun event dan

festival tersebut tidak dilaksanakan didalam daya tarik wisata.

Sehingga tidak memberikan manfaat bagi pengelola daya tarik.

b. Desa Tradisional Wana

1) Physical Product

TABEL 45 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 6 18 13 2 Facilities 14 42 24 3 Transportation 3 9 4 4 Infrastructure 8 24 17 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Attraction

Daya tarik wisata yang dimiliki Desa Tradisional Wana cukup

baik karena Desa ini memiliki sejarah dan cerita rakyat mengenai

suku Lampung Melinting yang masyarakat asli Desa Wana, dengan

cukup memiliki nilai agama yang dianut masyarakat adalah islam

dan nilai seni yang masih mengalir seperti tarian ada melinting dan

juga upacara adat yang dilakukan saat penerimaan tamu dan saat

upacara4x pernikahan, Desa Tradisional Wana memiliki bangunan

121

seni berupa rumah-rumah masyarakat masih menggunakan ruma

tradisional Lampung.

Desa Tradisional Wana merupakan daya tarik wisata budaya

menurut Middleton dalam Martina dan Adimulya (2013:65) wisata

budaya meliputi sejarah dan cerita rakyat (lagenda), agama dan seni,

teater musik, tarian dan upacara adat, sedangkan menurut Suryadana

dan Octavia (2015: 48) upacara ritual dan bangunan seni merupakan

daya tarik wisata budaya. b) Facilities

Fasilitas yang berada dalam Desa Tradisional Wana sudah cukup

baik karena desa wana dengan layaknya desa memiliki luas 641,2 ha.

Namun Desa Tradisional Wana tidak memiliki kantin tetapi

wisatawan yang berkunjung bisa mencicipin makanan khas

Lampung dengan pemesanan melalui pengelola pariwisata di Desa

Tradisional Wana. Desa Tradisional Wana tidak memiliki tempat

bermain dan piknik area, yang dapat digunakan oleh wisatawan

Toilet umum yang terdapat di dalam kawasan wisata hanya

terdapat di dalam sanggar tari dan toilet yang tersedia juga di dalam

rumah-rumah masyarakat, selayaknya Desa Wana juga memiliki

pintu masuk yang dibatasi oleh gapura, namun tidak dibedakan pintu

masuk dan pintu keluarnya. Lahan parkir yang tersedia di dalam

Desa Tradisional Wana sangat luas karena dapat menggunakan

lapangan sebagai area parkir wisatawan.

122

Namun untuk mencapai daya tarik ini tidak terdapat papan

penunjuk arah dan untuk mencari informasi tidak terdapat pusat

informasi, tidak toko souvenir namun masyarakat memiliki pusat

kerajinan tradisional Lampung yang dapat dijadikan toko souvenir.

Sedangkan Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu

destinasi menurut Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas

terdiri dari fasilitas utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan

dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada didalam daya

tarik wisata seperti luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya

sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa

lebih beda seperti kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik

area, pintu masuk dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya

adalah fasilitas penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang

bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi

apapun kebutuhan selama mengunjungi daya tarik wisata seperti

papan penunjuk arah, souvenr, pusat informasi, mushola, klinik

wisata, pelayanan pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation

Transportasi menuju daya tarik wisata masih tergolong buruk

karena jarak dari jalan raya lintas sekitar 7 km dengan kondisi jalan

menuju daya tarik sudah tersedia belum diaspal mulus dan sebagian

berlubang, tidak tersedianya kendaraan atau transportasi umum

menuju Desa Tradisonal Wana dapat mempersulit wisatawan.

123

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Maka dari itu

aksesibilatas menuju Deesa Tradisional Wana tidak sesuai dengan

Sugiyanto dalam Amirudin (2011: 15) faktor yang mempengaruhi

aksesibilitas adalah jarak dari jalan raya, kondisi jalan dan kendaraan

menuju daya tarik. d) Infrastructure

Infranstruktur dalam Desa Tradisional cukup baik karena

tersedianya pembangkit listrik, air bersih yang mengalir, jaringan

jalan raya untuk menuju daya tarik wisata, cukup memiliki saluran

irigasi untuk pasokang air masyarakat dan wisatawan yang

berkunjung, dan memiliki cukup jaringan telekomunikasi yang dapat

menghubungkan dengan berbagai operator.

Desa Tradisional Wana memiliki ketua unit pengelola destinasi

wisata, maka dari itu Desa Tradisional Wana memiliki badan usaha

yang khusus untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan, dan Desa

Tradsional Wana juga memiliki akomodasi atau penginapan yang

terdapat di daya tarik seperti homestay sebagian rumah masyarakat

sudah ada yang dijadikan untuk homestay. Desa Tradisional Wana

juga memiliki fasilitas untuk rekreasi seperti menari di sanggar tari.

Infranstruktur dalam Desa Tradisional Wana sudah sesuai dengan

Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana umum

124

yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk membantu

kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata yang terdiri

dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang memperispkan

kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu fasilitas yang

menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap, dan

recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan untuk

rekreasi.

2) People

TABEL 47 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 13 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal Desa Tradisional Wana cukup baik karena

dalam Desa Tradisional Wana masyarakat yang menjadi pengelola

seutuhnya daya tarik wisata, Menurut Wearing dalam Dewi

(2013:132) masyarakat yang berkedudukan sama penting dengan

pemerintah dan swasta sebagai pemangku kepentingan dalam

pengembangan pariwisata.

Salah satu dari pengelola Desa Tradisional Wana menerima

pelatihan pariwisata yang diadakan di Dinas Pariwisata Lampung

125

Timur untuk pengelolaan daya tarik wisata dinas pariwisata

mendukung Desa Tradisional Wana sebagai daya tarik wisata.

Karena menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat

harus berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak

lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan

pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-

politik. Masyarakat Desa Tradisional Wana mendapat bantuan

berupa sanggar tari untuk mengembangkan pariwisata. b) Pelayanan

Pelayanan Desa Tradisional Wana sudah Baik karena Desa

Tradisional Wana sudah menjalankan dengan baik sebagai pengelola

untuk memahami keinginan wisatawan. sesuai dengan Soegito

dalam Setiawan (2013: 3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan

atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang

pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan

sesuatu dan produksinya.

Desa Tradisional Wana mampu memunjukan kelebihan dari daya

tarik wisata, memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada

wisatawan dengan penyampaian informasi yang jelas, memberikan

perhatian khusus, memberikan pelayanan yang dijanjikan kepada

wisatawa dan menumbuhkan rasa kepercayaan wisatawan kepada

pelayanan yang diberikan. Pelayanan dapat di ukur dari kualitas

pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu

126

tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness

(ketanggapan), reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan). c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun pemerintah

tidak mendukung menyediakan informasi kepariwisataan,

perlindungan hukum dan keamanan kepada wisatawan. Keamanan

hanya ada saat adanya event yang dilakukan di Kabupaten Lampung

Timur. Pemerintah hanya memberikan fasilitas sesuai dengan

anggran dan sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-

masing daya tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan

mengembangkan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung

Timur namum pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang

berpotensi.

Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah

menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang

kondusif, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan aset-

aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

kepariwisataan. d) Wisatawan

Wisatawan dalam Desa Tradisional Wana sangat baik karena

wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan liburan,

bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. Menurut UN-WTO

127

dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan

digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

3) Package

TABEL 47 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 9 2 Manfaat bagi pengeola 5 15 5 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Desa Tradisional Wana tidak memiliki paket wisata yang dibuat

oleh pengelola maupun stakeholders dan tour operator. Paket Wisata

menurut Morrison (2013:172) package in tourism is unique and

there are professional companies like tour operators and travel

agencies that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines, cruise

line companies, attrations and other tourism stakeholders also

develop packages.

Namun wisatawan beranggapan apabila Desa Tradisional Wana

dapat membuat paket wisata dapat memberikan keuntungan bagi

wisatawan maupun pengelola wisata, menurut Morrison (2013: 174)

Paket Wisata Memberikan kemampuan untuk membuat anggaran

128

perjalanan, Memberikan jaminan kualitas yang konsisten dari paket

wisata, Memberikan kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan

terhadap minat khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik.

Selain memiliki manfaat bagi wisatawan paket wisata juga

bermanfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison

(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan

kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,

Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang

kemitraan.

4) Program

TABEL 48 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE DESA TRADISIONAL WANA No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi Wisatawan 4 12 11 2 Manfaat bagi pengeola 7 21 7 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Program Wisata

Desa Tradisional Wana tidak memiliki program wisata baik itu

event dan festival, namun wisatawan beranggapan dengan adanya

program wisata seperti event dan festival dapat memberikan manfaat

yang baik bagi wisatawan. Program menurut Morrison (2013:15)

programing include events, festivals and individualized arranged

activities for tourist.

129

Manfaat paket wisata bagi wisatawan menurut Morrison

(2013:175) adalah Memberikan pemenuhan estetika yang lebih besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,

Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan.

Selain memberikan manfaat bagi wisatawan, program wisata juga memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola wisata. menurut Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah Dapat menarik pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi,

Meningkatkan dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru,

Meningkatkan pengurangan musiman bagi wisatawan,

Meningkatkan peluang bermitra bagi stakeholders.

Kabupaten Lampung Timur memiliki berbagaimacam program wisata seperti event dan festival, namun tidak dilaksankan di Desa

Tradisional Wana sehingga tidak memberikan manfaat bagi daya tarik wisata.

130

c. Taman Purbakala Pugung Raharjo

1) Physical Product

TABEL 49 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Sub Tema Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Attraction 6 18 12 2 Facilities 14 42 20 3 Transportation 3 9 5 4 Infrastructure 8 24 12 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Attraction

Daya tarik wisata Taman Purbakala Pugung Raharjo sudah cukup

baik karena Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan salah satu

peninggalan megalikum yang mempunyai nilai sejarah batu dan

cerita rakyat, memiliki nilai seni dan nilai agama, nilai agama yang

terdapat di Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah agama Islam

dan hindu-budha. Dan memiliki bangunan seni yang khas yang

terdapat di museum Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan

rumah tradisional Lampug.

Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak memiliki teater musik,

tarian dan upacara adat yang dilakukan dalam daya tarik wisata,

Taman Purbakala Pugung Raharjo juga tidak memiliki upacara ritual

yang dilakukan untuk persembahan.

Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan daya tarik wisata

budaya menurut Middleton dalam Martina dan Adimulya (2013:65)

wisata budaya meliputi sejarah dan cerita rakyat (lagenda), agama

131

dan seni, teater musik, tarian dan upacara adat, sedangkan menurut

Suryadana dan Octavia (2015: 48) upacara ritual dan bangunan seni

merupakan daya tarik wisata budaya. b) Facilities

Fasilitas yang terdapat di Taman Purbakala Pugung Raharjo

masih terbilangg kurang baik karena Taman Purbakala Pugung

Raharjo tidak memiliki tempat bermain, area piknik, pintu keluar dan

pitu masuk yang jelas untuk memudah kan wisatawan.

Taman Purbakala Pugung Raharjo sudah memiliki fasilitas toilet,

namun kurang terawatnya fasilitas tersebut sehingga sudah

mengalami kerusakan yang membuat toilet tersebut tidak dapat

digunakan lagi, untuk menuju Daya tarik Wisata terdapat papan

penunjuk arah dan juga pusat informasi yang berupa papan di dalam

daya tarik wisata.

Namun Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak memiliki toko

souvenir, kantin/penjual makanan dan minuman, musholah, klinik

wisata, pelayanan penunjang dan lahan parkir yang luas namu tidak

terjamin keamanan di dalam area parkir tersebut.

Fasilitas adalah pelengkap dari daya tarik suatu destinasi menurut

Spilane dalam Rosita at el (2016: 63) fasilitas terdiri dari fasilitas

utama yang merupakan sarana yang dibutuhkan dan dirasakan sangat

perlu selama pengunjung berada didalam daya tarik wisata seperti

luas lahan, fasilitas pendukung yang porsinya sebagai pelengkap

fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih beda seperti

132

kantin/foodcourt, tempat bermain, toilet, piknik area, pintu masuk

dan pintu keluar, dan lahan parkir, selanjutnya adalah fasilitas

penunjang pada dasarnya merupakan sarana ang bersifat sebagai

pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan

selama mengunjungi daya tarik wisata seperti papan penunjuk arah,

souvenr, pusat informasi, mushola, klinik wisata, pelayanan

pengunjung dan tempat sampah. c) Transportation

Transportasi menuju Taman Purbakala Pugung Raharjo masih

kurang baik karena jarak dari jalan raya sekitar 2 km menuju daya

tarik tersebut dengan kondisi jalan sudah ada dan sudah di aspal

namun masih banyak yang berlubang. Untuk menuju Taman

Purbakala Pugung Raharjo juga tidak terdapat transportasi umum /

angkutan umum menuju kawasan daya tarik wisata.

Transportasi sangat di butuhkan oleh wisatawan untuk menuju

daya tarik wisata menurut Morrison (2013: 168) acces to a

destination is crucial and so the development of transportation

service is important in product development. Maka dari itu

aksesibilatas menuju taman purbakala pugung raharjo belum sesuai

dengan Sugiyanto dalam Amirudin (2011: 15) faktor yang

mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak dari jalan raya, kondisi

jalan dan kendaraan menuju daya tarik. Karena masih ada jalan yang

berlubang dan tidak ada transportasi umum menuju daya tarik

wisata.

133

d) Infranstructure

Infranstruktur yang terdapat di Taman Purbakala masih kurang

baik karena di dalam daya tarik wisata nya tidak terdapat

pembangkit listrik, air bersih mengalir namun semua itu tersedia di

museum Taman Purbakala Pugung Raharjo yang jaraknya 1 km dari

Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Taman Purbakala Pugung Raharjo juga tidak memiliki prasarana

pariwisata yang mempersiapkan kedatangan wisatawan dan

akomodasi atau penginapan wisatawan karena pengelola Taman

Purbakala Pugung Raharjo hanya menjaga museum Purbakala

Pugung Raharjo, sehingga Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak

memiliki penjagaan.

Infranstruktur merupakan pelengkap suatu daya tarik wisata,

menurut Wahab dalam Yoeti (1996: 192) yang terdiri dari prasarana

umum yaitu yang menyangkut kebutuhan banyak orang untuk

membantu kelancaran roda perekonomian dan prasarana pariwisata

yang terdiri dari recepive tourist plant yaitu organisasi yang

memperispkan kedatangan wisatawan, residental tourist plant yaitu

fasilitas yang menampung kegiatan para wisatawan untuk menginap,

dan recreative abd sportive plant yaitu fasilitas yang digunakan

untuk rekreasi.

134

2) People

TABEL 50 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Masyarakat Lokal 3 9 6 2 Pelayanan 5 15 5 3 Pemerintah 4 12 7 4 Wisatawan 1 3 3 Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal Taman Purbakala Pugug Raharjo cukup baik

karena pengelola Taman Purbakala adalah masyarakat sekitar daya

tarik Menurut Wearing dalam Dewi (2013:132) masyarakat yang

berkedudukan sama penting dengan pemerintah dan swasta sebagai

pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata. Namun

pengelola hanya menjaga Museum Purbakala Pugung Raharjo yang

letak nya sekitar 1km dari daya tarik wisata.

Pengelola daya tarik wisata mendapatkan pelatihan untuk

pengembangkan pariwisata, dan Taman Purbakala Pugung Raharjo

menerima dukungan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Lampung

Timur sebagai tempat bersejarah yang memiliki peninggalan.

Menurut Woodley dalam Nofriya (2016: 62) masyarakat harus

berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak merusak

lingkungan yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu mengaktifkan

pengaturan, memperdayakan masyarakat lokal, dukungan sosial-

politik. Masyarakat mendapatkan bantuan melalui Dinas Pariwisata

135

Kabupaten Lampug Timur dan Dinas Kebudayaan Kabupaten

Lampung Timur berupa papan informasi petunjuk jalan. b) Pelayanan

Pelayanan Taman Purbakala Pugung Raharjo masih buruk karena

pengelola tidak selalu ada di tempat dan pengelola hanya berada di

Museum nya saja tidak dalam daya tarik wisata Taman Purbakala

Pugung Raharjo, sedangkan menurut Soegito dalam Setiawan (2013:

3) Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

diberikan suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak

terwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan

produksinya. Sehingga wisatawan yang berkunjung tidak

mendapatkan pelayanan di dalam daya tarik wisata.

Untuk menilai pelayanan pengelola harus dilihat dari kualitas

pelayanan menurut Kotler dan Keller dalam Setiawan (2013: 4) yaitu

tangibles (bukti fisik/langsung), emphaty (empati), reponsiveness

(ketanggapan), reliability (kehandalan), dan assurance (jaminan).

Namun wisatawan yang berkunjung tidak mendapatkan kualitas

pelayanan yang diberikan pengelola. c) Pemerintah

Peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur

sudah cukup baik terhadapat daya tarik wisata, namun pemerintah

tidak mendukung menyediakan informasi kepariwisataan, perlingan

hukum dan keamanan kepada wisatawan. Keamanan hanya ada saat

adanya event yang dilakukan diKabupaten Lampung Timur.

136

Sedangkan menurut Ismayanti (2010: 22) Pemerintah

menyediakan informasi kepariwisataan, menciptakan iklim yang

kondusif, memelihara dan mengembangkan dan melestarikan aset-

aset nasional, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

kepariwisataan.

Pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan anggaran dan

sesuai dengan proposal yang sudah dibuat oleh masing-masing daya

tarik wisata, pemerintah ikut serta melestarikan dan mengembangkan

daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lampung Timur namum

pemerintah tidak menggali lagi daya tarik wisata yang berpotensi. d) Wisatawan

Wisatawan dalam Taman Purbakala Pugung Raharjo sangat baik

karena wisatawan yang berkunjung bertujuan untuk berekreasi dan

liburan, bukan untuk belajar dan hanya teransit saja. menurut UN-

WTO dalam Suryadana (2013:5) tujuan berkunjung wisatawan

digolongkan berdasarkan 3 (tiga) kelompok berkunjung:

(1) Leisure and recreation (vakasi dan rekreasi)

(2) Business and professional (bisnis dan profesional)

(3) Transit atau belajar

137

3) Package

TABEL 51 HASIL OLAHAN POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Dimensi Nilai Nilai Nilai Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 5 15 5 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Paket Wisata

Wisatawan menilai apabila dengan diadakannya paket wisata

dalam Taman Purbakala Pugung Raharjo akan baik karena akan

memudahkan wisatawan, paket wisata tidak hanya dibuat oleh

pengelola daya tarik wisata melainkan tour operator maupun

stakeholders, menurut Morrison (2013:172) package in tourism is

unique and there are professional companies like tour operators and

travel agencies that specialize in packaging ; resort, hotels, airlines,

cruise line companies, attrations and other tourism stakeholders also

develop packages.

Paket wisata juga memberikan manfaat kepada wisatawan

menurut Morrison (2013: 174) Paket Wisata Memberikan

kemampuan untuk membuat anggaran perjalanan, Memberikan

jaminan kualitas yang konsisten dari paket wisata, Memberikan

kenyamanan perjalanan, Memberikan kepuasan terhadap minat

khusus. Maka dari itu wisatawan menilai baik, maka dari itu paket

wisata cukup penting untk pengembangan daya tarik wisata.

138

Selain manfaat bagi wisatawan, paket wisata juga memiliki

manfaat bagi pengelola daya tarik wisata menurut Morrison

(2013:174) yaitu Menarik target pasar baru, Untuk meramalkan

kemudahan bisnis, Dapat meningkatkan bisnis disaat low season,

Meningkatkan kepuasan pelanggan, Meningkatkan peluang

kemitraan.

4) Program

TABEL 52 OLAHAN HASIL POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO N Dimensi Nilai Nilai Nilai o Minimal Maksimal 1 Manfaat bagi 4 12 9 Wisatawan 2 Manfaat bagi 7 21 7 pengeola Sumber : Olahan Peneliti 2017

a) Manfaat Program Wisata

Taman Purbakala Pugung Raharjo tidak memiliki program wisata

berupa event dan festival, namun wisatawan beranggapan apabila

Taman Purbakala Pugung Raharjo memiliki program wisata dapat

memberikan manfaat bagi wisatawan. Program menurut Morrison

(2013:15) programing include events, festivals and individualized

arranged activities for tourist.

Manfaat paket wisata bagi wisatawan menurut Morrison

(2013:175) adalah Memberikan pemenuhan estetika yang lebih

besar, Memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman,

139

Memberikan hiburan lebih banyak, Memberikan pengalaman yang

lebih kaya tujuan.

Selain memberikan manfaat bagi wisatawan program wisata juga

memberikan manfaat bagi destinasi dan pengelola wisata. Menurut

Morrison (2013:175) manfaat bagi destinasi adalah Dapat menarik

pasar minat khusus, Meningkatkan citra destinasi, Meningkatkan

dampak ekonomi, Meningkatkan lama tinggal dan pengeluaran

wisatawan , Meningkatkan inisiatif pemasaran baru, Meningkatkan

pengurangan musiman bagi wisatawan, Meningkatkan peluang

bermitra bagi stakeholders.

Kabupaten Lampung Timur memiliki beranekaragam event dan

festival namun tidak dilaksanakan pada daya tarik wisata, sehingga

tidak memberikan menfaat bagi pengelola daya tarik wisata.

d. Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan

Berikut adalah hasil penilaian Point Rating Scale daya tarik wisata

budaya unggulan di Kabupaten Lampung Timur:

TABEL 53 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE MUSEUM BUDAYA No Tema Nilai 1 Physical Product 56 2 People 25 3 Package 15 4 Program 16 Total 112 Sumber: Olahan Peneliti 2017

140

TABEL 54 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE DESATRADISIONAL WANA No Tema Nilai 1 Physical Product 57 2 People 29 3 Package 14 4 Program 18 Total 118 Sumber: Olahan Peneliti 2017

TABEL 55 TOTAL HASIL POINT RATING SCALE TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO No Tema Nilai 1 Physical Product 49 2 People 21 3 Package 14 4 Program 16 Total 100 Sumber: Olahan Peneliti 2017

Dari data diatas dapat dideskripsikan bahwa daya tarik wisata budaya unggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Desa Tradisional Wana berdaskan penilaian Point Rating Scale (PRS)

141

GAMBAR 3 DIAGRAM WISATA BUDAYA UNGGULAN 60

50

40 museum budaya

30 desa tradisional wana 20 taman purbakala pugung raharjo 10

0 physical people package program Product

Sumber: Olahan Peneliti 2017

GAMBAR 4 DIAGRAM WISATA ALAM UNGGULAN 70 60 50 40 30 20 physical Product 10 people 0 package program

Sumber: Olahan Peneliti 2017

Berdasarkan diagram diatas dapat dideskripsikan bahwa daya tarik wisata unggulan alam di Kabupaten Lampung Timur adalah Taman

Nasional Way Kambas karena Taman Nasional Way Kambas memiliki

142

atraksi wisata yang cukup diminati oleh wisatawan seperti kereta gajah dan pertunjukan gajah yang diselenggarakan pada high season serta sarana dan prasarana yang tersedia di Taman Nasional Way Kambas cukup lengkap namun kurang terawat. Taman Nasional Way Kambas juga memiliki program wisata berupa festival Way Kambas yang akan menjadi event tahunan di Kabupaten Lampung Timur.

Dan daya tarik wisata unggulan budaya di Kabupaten Lampung

Timur adalah Desa Tradisional Wana karena Desa Tradisional Wana memiliki keunikan sebagai Desa Tradisional yang sebagian besar penduduk desa adalah masyarakat asli desa wana dan keberadaan rumah tradisional yang diperkirakan didirikan 300 tahun lalu, serta wisatawan yang berkunjung ke Desa Tradisional Wana dapat menyaksikan tarian tradisional seperti tari melinting. Wisatawan yang mengunjungi Desa Tradisional Wana dapat merasakan makanan khas

Lampung yang dapat di pesan langsung kepada pengelola Desa

Tradisional Wana.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dapat ditarik kesimpulan berupa wisata alam unggulan dan wisata budaya unggulan di Kabupaten

Lampung Timur, yaitu:

1. Daya Tarik Wisata Alam Unggulan

TABEL 56 NILAI DAYA TARIK WISATA ALAM UNGGULAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR No Daya Tarik Total Nilai 1 Taman Nasional Way Kambas 133 2 Danau Beringin 100 3 Danau Way Jepara 95 4 Agrowisata Balai Benih 93 5 Persinggahan Way Curup 85 6 Wisata Pantai Mangrove 76 Sumber: Olahan Peneliti 2017

Dari data diatas dapat simpulkan bahwa wisata alam unggulan Kabupaten

Lampung Timur adalah Taman Nasional Way Kambas, karena Taman

Nasional Way Kambas karena memiliki atraksi wisata yang diminati oleh

wisata dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang ada di dalam

kawasan sehingga menjadikan Taman Nasional Way Kambas menjadi wisata

unggulan. Selain itu Taman Nasional Way kambas telah memiliki paket

wisata yang dijual oleh tour operator dan stakeholders yang ada. Taman

Nasional Way Kambas juga memiliki event atau festival yang akan

dilaksanakan setiap tahunnya.

143

144

2. Daya Tarik Wisata Budaya Unggulan

TABEL 57 NILAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA UNGGULAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR No Daya Tarik Nilai 1 Desa Tradisional Wana 118 2 Museum Budaya 112 3 Taman Purbakala Pugung Raharjo 100 Sumber: Olahan Peneliti 2017

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata budaya

unggulan Kabupaten Lampung Timur adalah Desa Tradisional Wana karena

Desa Tradisional Wana memiliki keunilan desa yang masih asli masyarakat

Lampung dengan rumah yang masih tradisional dan memilki nilai budaya

yang masih asli masyarakat Lampung, serta Desa Tradisional Wana dikelola

langsung oleh masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan peneliti, maka peneliti

memberikan saran sesuai dengan kondisi daya tarik wisata, yaitu:

1. Operasional

a. Taman Nasional Way Kambas

1) Physical Product

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan taman

nasional way kambas sebaiknya menambah aktivitas wisata yang dapat

diminati oleh wisatawan seperti memberikan guide khusus melayani

145

wisatawan untuk berinteraksi langsung dengan gajah yang berada di

dalam taman nasional way kambas.

2) People

Dalam upaya meningkatkan pelayanan taman nasional way kambas

sebaiknya meningkatkan kualitas pelayanan yang ada seperti

meningkatkan tourism information center yang selalu terbuka dan

memberikan informasi kepada wisatawan.

3) Package

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan taman nasional way

kambas sebaiknya bekerjasama dengan stakeholders atau travel agen

untuk membuat paket wisata sebagai media promosi untuk

mempromosikan taman nasional way kambas.

4) Program

Saat ini, taman nasional way kambas telah memiliki program wisata

yaitu festival way kambas yang akan diadakan secara rutin sekali dalam

setahun, untuk meningkatkan festival tersebut sebaiknya festival way

kambas membuat acara yang menarik wisatawan dan untuk target

wisatawan nya adalah youth travellers karena wisatawan youth traveller

dapat memberikan dampak positif bagi daya tarik wisata.

b. Desa Tradisional Wana

1) Physical Product

Saat ini desa trasional wana memiliki nilai kebudayaan dan tarian

yang masih dipertahankan, sebaiknya tidak hanya nilai kebudayaan dan

146

tarian yang masih dilestarikan tetapi musik tradisional dan alat

tradisional lampung juga lebih di perkenalkan.

2) People

Saat ini pengelola daya tarik wisata Desa Tradisional Wana sudah

mengerti banyak mengenai pariwisata, namun sebagian besar

masyarakat tidak mengetahui pariwisata sebaiknya dilakukan pelatihan-

pelatihan dan sosialisasi mengenai sapta pesona kepada masyarakat

lokal.

3) Package

Dalam upaya mempromosikan Desa Tradisional Wana sebaiknya

pengelola bekerjasama dengan travel agent untuk mempromosikan desa

tradisional wana melalui paket wisata yang akan dijual

kepadawisatawan.

4) Program

Dalam upaya mempromosikan Desa Tradisional Wana sebaiknya

membuat program wisata berupa event atau festival yang dapat di

adakan di sekitar desa tradisional wana seperti festival musik dan tarian

khas lampung.

c. Agrowisata Balai Benih

1) Physical Product

Dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke agrowisata

balai benih perlu dilakukan penambahan aktivitas seperti aktivitas

memetik buah-buah yang sedang musim di dalam kawasan Agrowisata

147

Balai Benih karena aktivitas yang ada tidak cukup mampu menarik

wisatawan.

2) People

Dalam pengembangan daya tarik wisata lebih baik melibatkan

masyarakat lokal sekitar kawasan Agrowisata Balai Benih untuk

memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal dan

memperbaiki pelayanan dalam kawasan daya tarik wisata dengan

memberikan pelatihan sapta pesona kepada karyawan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan di dalam daya tarik wisata.

3) Package

Agrowisata balai benih sebaiknya bekerjasama dengan travel agent

untuk membuat paket wisata di dalam daya tarik wisata yang dijual

kepada pelajar dan mahasiswa atau di promosikan kepada sekolah-

sekolah di sekitar Provinsi Lampung maupun di luar Provinsi Lampung.

4) Program

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisata sebaiknya

agrowisata balai enih memiliki program wisata seperti melakukan

pameran buah-buahan dan tanaman hias.

d. Danau Beringin

1) Physical Product

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan di dalam danau

beringin sebaiknya menambah atraksi wisata seperti permainan perahu

148

yang tersedia seperti tempat bermain anak untuk lebih menarik

wisatawan.

2) People

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah

memberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai sapta pesona kepada

pengelola dan masyarakat lokal kawasan Danau Beringin dalam upaya

meningkatkan kualitas pelayanan di dalam kawasan wisata danau

beringin.

3) Package

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebaiknya

pengelola bekerjasama dengan travel agent dalam membuat paket

wisata karena paket wisata merupakan salah satu media untuk

mempromosikan daya tarik wisata.

4) Program

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebaiknya

pemerintah atau pengelola danau beringin mengadakan event atau

festival di dalam kawasan danau beringin untuk mempromosikan danau

beringin seperti festival memancing.

e. Museum Budaya

1) Physical Product

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di

museum budaya sebaiknya perlu dilakukan penambahan aktivitas

149

wisata seperti penyewaan baju adat pengantin untuk dipakai oleh

wisatawan berfoto di sekitar museum budaya.

2) People

Dalam upaya memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat

sebaiknya dalam pengelolaan museum budaya lebih melibatkan

masyarakat dan memberikan pengetahuan atau pelatihan kepada

masyarakat lokal kawasan Museum Budaya seperti sosialisasi sapta

pesona. Dan pengelola museum budaya sebaiknya melibatkan para

karang taruna untuk melestarikan tarian tradisional.

3) Package

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Museum

Budaya lebih baik bekerjasama dengan travel agent untuk membuat

paket wisata karena paket wisata merupakan salahsatu media untuk

mempromosikan daya tarik wisata.

4) Program

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisata di Museum

Budaya sebaiknya dilakukan program wisata seperti festival dan event

yang diadakan di sekitar museum budaya dalam rangka

mempromosikan museum budaya sebagai daya tarik budaya yang

memiliki peninggalan budaya-budaya Lampung, seperti pameran

pakaian adat Lampung.

150

f. Danau Way Jepara

1) Physical Product

Dalam upaya meningkatkan atraksi wisata Danau Way Jepara lebih

menambah atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan seperti

membuat spot foto yang dapat menarik wisatawan. dan menambah

fasilitas umum di dalam daya tarik.

2) People

Dalam upaya meningkatkan pelayanan di dalam daya tarik wisata

sebaiknya menjadikan masyarakat lokal sebagai pengelola wisata untuk

memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal. Dan dalam

upaya meningkatkan kualitas pelayanan di danau way jepara sebaiknya

melakukan sosialisasi atau pelatihan sapta pesona.

3) Package

Saat ini, wisatawan tidak mengetahui bahwa Kabupaten Lampung

Timur memilki daya tarik wisata seperti danau way jepara maka dari itu

sebaiknya pengelola bekerjasama dengan travel agen untuk membuat

paket wisata dalam rangka mempromosikan danau way jepara.

4) Program

Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di danau

way jepara sebaiknya pemerintah atau pengelola danau way jepara

mengadakan program wisata yaitu event atau festival di dalam daya

tarik wisata seperti festival danau.

151

g. Persinggahan Way Curup

1) Physical Product

Saat ini persinggahan way curup sudah menjadi rumah makan yang

dikelola oleh masyarakat, Dalam upaya meningkatkannya sebaiknya

lebih menjaga fasilitas dan kebersihan dan menjaga kebersihan

makanan yang dijual.

2) People

Hasil penelitian menujukkan bahwa wisatawan Persinggahan Way

Curup hanya transit untuk beristirahan, maka dari itu sebaiknya

persinggahan memiliki aktivitas wisata sehingga tidak hanya menjadi

tempat transit wisatawan saja. Dan Persinggahan Way Curup tidak

memiliki pengelola wisata sebaiknya pengelola wisata persinggahan

way curup melibatkan masyarak lokal untuk memberikan dampak

ekonomi kepada masyarakat.

3) Package

Pengelola rumah makan persinggahan way curup sebaiknya lebih

menjaga kebersihan rumah makan sehingga dapat bekerjasam dengan

travel agen untuk menjadikan rumah makan Persinggahan Way Curup

menjadi tempat makan siang atau makan malam dalam paket wisata.

4) Program

Dalam rangka meningkatkan jumlah kunjugan wisata ke

Persinggahan Way Curup sebaiknya persinggahan way curup

mengadakan program wisata seperti event dan festival atau pameran

souvenir khas Lampung.

152

h. Taman Purbakala Pugung Raharjo

1) Physical Product

Taman purbakala memiliki museum sejarah yang terletak tidak jauh

dari taman purbakala pugung raharjo, sebaiknya museum tersebut dapat

dijadikan Toursim Information Center untuk taman purbakala pugung

raharjo.

2) People

Saat ini taman purbakala pugung raharjo tidak memiliki penjaga di

dalam daya tarik wisata, sebaiknya yang menjadi penjaga dalam daya

tarik wisata adalah masyarakat lokal. Dan saat ini pelayanan Taman

Purbakala Pugung Raharjo masih buruk sebaiknya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan dilakukan sosialisasi atau pelatihan sapta pesona

kepada pengelola dan juga masyarakat lokal.

3) Package

Hasil penelitian menyatakan bahwa Taman Purbakala Pugung

Raharjo tidak memilki paket wisata yang dapat dijual kepada

wisatawan, maka dari sebaiknya pengelola bekerjasama dengan travel

agent untuk membuat paket wisata untuk meningkatkan jumlah

kunjungan.

4) Program

Hasil penelitian menyatakan bahwa Taman Purbakala Pugung

Raharjo tidak memiliki program wisata seperti event dan festival yang

menjadi media promosi, maka dari itu sebaiknya taman purbakala

pugung raharjo memilki event atau festival berupa pameran

153

peninggalan megalitukum yang diadakan di dalam kawasan daya tarik

wisata.

i. Wisata Pantai Mangrove

1) Physical Product

Untuk menuju Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki papan

informasi sebaiknya pemerintah memberi papan informasi menuju

kawasan wisata pantai mangrove dan Wisata Pantai Mangrove untuk

menambah fasilitas karena tidak memiliki fasilitas utama dan fasilitas

pendukung dalam daya tarik wisata

2) People

Saat ini masyarakat tidak sadar akan kebersihan dan tidak menjaga

lingkungan maka dari itu pengelola memberikan sosialisasi kebersihan

kepada masyarakat sekitar wisata pantai mangrove.

3) Package

Saat ini wisata pantai mangrove tidak memiliki paket wisata untuk

menjadi media promosi sebaiknya pengelola bekerjasama dengan travel

agen untuk membuat paket wisata sebagai media untuk

mempromosikan daya tarik wisata

4) Program

Saat ini Wisata Pantai Mangrove tidak memiliki program wisata

sebagai media promosi sebaiknya Wisata Pantai Mangrove membuat

program wisata seperti menanam seribu pohon di sekitaran pantai

mangrove.

154

2. Akademisi

Penelitian ini terbatas pada produk destinasi menurut Morrison (20013)

yang terdiri dari physical product, people, program, package. Yang

menghasilkan daya tarik wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur.

Sehingga untuk penelitian selanjutnyasebaiknya dilanjutkan dengan

penelitian-penelitian sebagai berikut:

a. Pengembangan dan implementasi peningkatkan kualitas atraksi wisata di

daya tarik wisata Kabupaten Lampung Timur.

b. Penelitian diluar physical product, people, program, package. Seperti

pengembangan destinasi dengan aspek destination management ( Ritchie,

2013) yaitu organization, marketing, quality of service / experience,

information research, human resources development, finance and

venture capital, visitor management, resource slewardship, crisis

management.

DAFTAR PUSTAKA

Adiati, Maria Pia & Basalamah, Anwar. (2014). Kondisi Pariwisata Berkelanjutan Di Bidang Sosial Budaya Berdasarkan Pengalaman Dan Harapan Pengunjung Di Pantai Papuma, Jember. (Jurnal Binus Business Review Vol.5 No.1 Mei 2014: 80-90)

Afifuddin, H & Saebani, Beni Ahmad. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Pustaka Setia

Alastair, M Morrison .(2013). Marketing And Managing Tourism Destination. New York: Routledge

Amirudin, Faris. (2011). Kajian Potensi Wisata Ketetep Pass Dalam Analisis Spasial. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Bulus PhD, Hashimu & Samdi, Emmanuel Musa. (2016). Discriminant Analysis of Tourist Revisit-Intention for Effective Marketing of Ecotourism Destinations in Plateau State.(Jurnal IOSR Journal of Mathematics (IOSR-JM) Volume 12, Issue 3 Ver. VII May. - Jun. 2016 )

Antaranews Online (2016, April 24). Lampung Timur Benahi Pariwisata Andalkan Way Kambas. [online]. Tersedia: http://lampung.antaranews.com/berita/289843/lampung-timur-benahi- pariwisata-andalkan-way-kambas

Arikunto, Suharismi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Basuki, Imam & Setiadi, Amos. (2015). Potensi Angkutan Umum Pariwisata Di Daerah Istimewa Yogyakarta. (Jurnal Transportasi Vol.15 No.2 Agustus 2015:135-142)

Damanik, Janianton & Weber, Helmut F. (2006). Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Andi

Dewi, Made Heny Urmila. (2013). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. (Jurnal Kawistara, Vol.3, No.2, Agustus 2013:129-139)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lampung Timur. (2013). Rencana Induk Pengembangan Daerah Kabupaten Lampung Timur. Kabupaten Lampung Timur: Bappeda Kabupaten Lampung Timur

155

156

Evinawati at el. (2017). Penilaian Daya Tarik Objek Wisata Pantai Putri Serayi Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. (Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura)

Gubenur Lampung. (2012). Peraturan Daerah Provinsi Lampung No 6 Tahun 2012 Tentang Rippda. Provinsi Lampung: Bappeda Provinsi Lampung

Hasan, M. Iqbal. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta:Ghalia

Hendri, John. (2009). Riset pemasaran. Depok: Universitas Gunadarma

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta : Grasindo

Martina, Sopa & Adimulya, Ramdan Purnama. (2013). Strategi Inovasi Produk Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Minat Berkunjung Wisatawan Ke Grama Tirta Jatiluhur Purwakarta. (Jurnal Khasanah Ilmu Vol.4 No.2 September 2013)

Marzuki. (1995). Metodologi Riset. Cetakan Ke Enam September 1995. Yogyakarta: Pt. Hanindita Offiser

McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2001). Research In Education: A Conceptual Introduction (5th ed.). New York: Longman

Meray at el. (2016). Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan Pariwisata Pantai Mahembang Kecamatan Kakas. (Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Manado Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado)

Nofriya. (2016). Peran Serta Masyarakat Dalam Mewujudkan Pariwisata Hijau Di Sumatera Barat. (Jurnal Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II, ISSN 2356-4938)

Nugroho, Ryan & Japarianto, Edwin. (2013). Pengaruh People, Physical Evidence, Product, Promotion, Price Dan Place Terhadap Tingkat Kunjunan Di Coffee Cozies Surabaya. (Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.1, No. 2,(2013) 1-9)

R, Basiya & Rozak, Hasan Abdul. (2012). Kualitas Daya Tarik Wisata dan Niat Kunjungan Kembali Wisatawan Mancanegara di Jawa Tengah. (Jurnal Dinamika Kepariwisataan Vol. XI No. 2, Oktober 2012)

Razak, Abdul. (2008). Sifat dan Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata Alam. Makalah Pengelolaan Ekowisata. (Program Pasca Sarjana / S2 - Program Studi Manajemen Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

157

Rosita at el.(2016). Pengaruh Fasilitas Wisata Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengunjung Di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. (Jurnal Manajemen Resort dan Leisure Vol.13, No.1, April 2016)

Santori, Djam’an & Komariah, Aan.(2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta

Setiawan, Candra. (2013). Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pengunjung Pada Wisata Bahari Lmongan. (Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Brawijaya )

Soebiyantoro, Ugy. (2009). Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana, Sarana Transportsi Terhadap Kepuasan Wisatawan. (Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol.4 No.1, April 2009: 16-22)

Suryadana, M.Liga & Octavia, Vanny.(2015). Pengantar Pemasaran Pariwisata. Bandung:Alfabeta

Suryadana, Liga.(2013). Sosiologi Pariwisata. humaniora : bandung

Suwantoro, Gamal SH. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta:Andi

Tambunan, Nani. (2009). Posisi Transportasi Dalam Pariwisata. (Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI, Januari - Juni 2009)

Utama, I Gusti Rai & Mahadewi, Ni Made Eka.(2012). Metodologi Penelitian Pariwisata Dan Perhotelan. Yogyakarta:Andi

Vengesayi, Sebastian. (2008). Destination Attractiveness: Are There Relationships With Destination Attributes. (Jurnal The Business Review, Cambridge Vol.10 Num.2)

Wijanarko, Tri Setyo. (2016, Desember 25). Menengok Taman Purbakala Pugung Raharjo Di Lampung Timur. [online]. Tersedia: http://www.wijanarko.net/2016/07/menengok-taman-purbakala-pugung- raharjo.html

Widyastuti, A Reni. (2010). Pengembangan Pariwisata yang Berorientasi Pada Pelestarian Fungsi Lingkungan. (Jurnal Ekosaons, Vol. II No. 3 Oktober 2010)

Yoeti, H. Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung:Angkasa

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG “Analisis Produk Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Lampung Timur”

Tanggal : Lokasi :

Nama :

Jabatan :

Masyarakat

1. Apakah pemerintah sudah melakukan perbaikan sarana dan prasarana di sekitar Daya

Tarik Wisata?

2. Apa aja yang sudah dilakukan?

3. Apakah pemerintah sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai pariwisata?

4. Apakah masyarakat ikut serta dalam mengelola daya tarik wisata?

5. Apakah pemerintah memberikan dukungan-dukungan sosial kepada masyarakat

mengenai pariwisata?

158

159

Pemerintah

1. Apakah pemerintah telah menyediakan infomasi mengenai kepariwisataan kepada

wisatawan dan masyarakat?

2. Apakah dalam berwisata wisatawan mendapatkan perlindungan hukum, keamanan

dan keselamatan ?

3. Bagaimana cara menciptakan suasana yang kondusip dalam pengembangan usaha

pariwisata bagi masyarakat sekitar?

4. Apa saya fasilitas yang diberikan kepada masyarakat yang ingin memiliki usaha

dalam kawasan wisata?

5. Apakah masyarakat memiliki kepastian hukum untuk membuka usaha tersebut?

6. Bagaimana cara memelihara, mengembangkan dan melestarikan aset-aset yang

menjadi daya tarik wisata potensial dan daya tarik wisata yang sudah ada?

7. Bagaimana cara mengendalikan kegiatan pariwisata dalam rangka mencengah

dampat negatif bagi masyarakat?

8. Bagaimana cara menanggulanginya?

9. Apa saja yang dilakukan untuk mencengah dan menangulangi dampak tersebut?

10. Apakah dengan adanya event dan festival dapat menarik pasar minat khusus kepada

destinasi?

11. Apakah dengan diadakannya event dan festival dapat memberikan citra positif

terhadap destinasi wisata?

12. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan dampak ekonomi bagi

masyarakat dan daerah?

13. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan lama tinggal

wisatawan dan pengeluaran wisatawan?

160

14. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan kepuasan wisatawan

di dalam destinasi wisata?

15. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan inisiatif pemasaran

baru bagi destinasi wisata?

16. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan pada saat low season?

17. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan peluang berkerjasama

dengan stakeholders pariwisata?

Pengelola Daya Tarik Wisata

1. Apakah dengan adanya paket wisata dapat menambahkan pasar yang lebih

spesifik di dalam daya tarik wisata?

2. Apakah dengan adanya paket wisata dapat menarik target pasar baru bagi

daya tarik wisata?

3. Apakah dengan adanya paket wisata dapat memberikan kemudahan bisnis

kepada daya tarik wisata?

4. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan bisnis bagi daya

tarik wisata disaat low season?

5. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan kepuasan

pelanggan?

6. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan efisiensi bagi daya

tarik wisata?

161

7. Apakah dengan adanya paket wisata dapat meningkatkan peluang kerjasama

dengan stakeholders?

Program

8. Apakah dengan adanya event dan festival dapat menarik pasar minat khusus kepada

destinasi?

9. Apakah dengan diadakannya event dan festival dapat memberikan citra positif

terhadap destinasi wisata?

10. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan dampak ekonomi bagi

masyarakat dan daerah?

11. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan lama tinggal

wisatawan dan pengeluaran wisatawan?

12. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan inisiatif pemasaran

baru bagi destinasi wisata?

13. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan pada saat low season?

14. Apakah dengan adanya event dan festival dapat meningkatkan peluang berkerjasama

dengan stakeholders pariwisata?

162

LAMPIRAN 2

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG “Analisis Produk Detinasi Wisata Unggulan Kabupaten Lampung Timur”

Saya adalah mahasiswi Program Studi Destinasi Pariwisata, Jurusan Kepariwisataan, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Dalam hal ini, saya sedang mengadakan penelitian untuk skripsi saya di Candi . Kuesioner ini berhubungan dengan hal-hal yang mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. Hasil kuesioner ini tidak untuk dipublikasikan, melainkan untuk kepentingan penelitian semata. Atas bantuan, kesediaan waktu, dan kerjasama Bapak/Ibu, Saudara/i saya ucapkan terima kasih banyak.

Hari/Tanggal...... Lokasi......

Petunjuk pengisian: Silahkan beri tanda () pada alternatif jawaban yang anda pilih. Isi (…………..) dengan jawaban yang sesuai.

Asal Daerah: …………… Tujuan wisata: a. Rekreasi dan bersenang-senang b. Perjalanan bisnis c. Kunjungan terhadap keluarga atau transit

163

No. Pernyataan Penilaian Tidak Netral Setuju Setuju 1 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan kemudahan untuk membuat anggaran dalam perjalanan wisata 2 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan nilai tambah kepada destinasi wisata 3 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan jaminan kualitas yang konsisten 4 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan kenyamanan perjalanan kepada wisatawan 5 Dengan adanya pket wisata dapat memberikan kenyamanan perjalanan terhadap wisatawan yang memiliki minat khusus 6 Dengan adanya paket wisata dapat memberikan kepuasan wisatawan terhadap minat khusus 7 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan pengalaman kepada wisatawan 8 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan kegembiraan kepada wisatawan 9 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan peningkatan pelajaran dan pemahaman kepada wisatawan 10 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikan kepuasan perjalanan 11 Dengan adanya program seperti event dan festival dapat memberikah hiburan lebih banyak kepada wisatawan 12 Dengan adanya program seperti event dan festival memberikan pengalaman yang lebih kaya tujuan bagi wisatawan 13 Dengan adanya program seperti event dan program dapat memberikan kepuasan kepentingan khusus kepada wisatawan

164

LAMPIRAN 3

POINT RATING SCALE (PRS) WISATA BUDAYA

A. Physical Product

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Attraction Wisata Sejarah dan cerita Tidak memiliki nilai sejarah Daya tarik wisata memiliki Daya tarik memiliki nilai sejarah dan Budaya rakyat dan cerita rakyat mengenai nilai sejarah dan cerita rakyat cerita rakyat mengenai daya tarik daya tarik wisata namun belum dijadikan daya wisata tarik wisata Agama dan seni Tidak memiliki nilai agama Cukup memiliki nilai agama Daya tarik memiliki nilai agama dan dan seni yang khas dan seni seni yang khas dari destinasi Teater musik Tidak memiliki teater musik Terdapat teater musik namun Daya tarik wisata memliki teater yang dapat ditampilkan tidak di tampilkan musik yang ditampilkan Tarian dan Daya tarik wisata tidak Cukup memiliki tarian tarian Daya tarik wisata memiliki tarian upacara adat memiliki tarian tradisional yang dapat ditambilkan adat khas daerah dan memiliki adat khas daerah dan tidak upacara adat yang dilakukan pada memiliki upacara adat yang waktu-waktu tertentu dilakukan Bangunan seni Daya tarik wisata tidak Daya tarik wisata memiliki Daya tarik wisata memiliki memiliki bangunan-bangunan bangunan-bangunan seni bangunan-bangunan seni yang khas seni yang khas namun tidak khas Upacara ritual Tidak memiliki upacara- Memiliki upacara ritual yang Memiliki upacara ritual yang upacara ritual yang dilakukan dilakukan di daya tarik wisata dilakukan di daya tarik wisata di saat- di daya tarik wisata namun tidak dapat saat tertentu diperlihatkan Facilities Fasilitas Luas lahan Memiliki luas ≤ 3 Ha Memiliki luas 3 Ha Memilki luas ≥ 3 Ha utama Fasilitas Kantin Tidak memiliki kantin Memiliki kantin Memiliki kantin yang bersih dan rapi Pendukung Tempat Bermain Tidak memiliki tempat Memiliki tempat bermain Memiliki tempat bermain yang bermain namun tidak mementingkan mementingkan keamanan dan keamanan dan keselamatan keselamatan. 165

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Toilet Tidak tersedia toilet bersih Tersedia toilet yang bersih Tersedia toilet yang bersih, kering dan memiliki pencahayaan yang baik dan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin Piknik area Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang tanpa banjir lebih dari 2 kali selama banjir 1-2 kali selama musim bahaya banjir dan drainase air tanah musim piknik dan drainase air banjir dan drainase air tanah lebih dari 50 cm tanah kurang dari 30 cm kurang dari 50 cm Pintu masuk dan Tidak jelas pintu masuk dan Pintu masuk dan pintu keluar memiliki dua pintu masuk dan pintu keluar pintu keluar tidak dibedakan keluar yang berbeda Lahan parkir Tidak memiliki parkir Memiliki luas parkir yang Memiliki luas parkir yang dapat dapat menampung mobil menampung kendaraan bus, mobil pribadi dan sepeda motor pribadi, dan sepeda motor Fasilitas Papan penunjuk Tidak memiliki papan Memiliki papan penunjuk arah Memiliki papan penunjuk arah yang Penunjang arah penunjuk arah yang terlihat jelas memiliki unsur tradisonal dengan ukuran yang proposional dan terlihat jelas Souvenir Tidak memiliki toko souvenir Menjual berbagai macam Memiliki ke khasan tersediri buatan cinderamata masyarakat setempat Pusat informasi Tidak memiliki pusat Memiliki brosur secara cetak Memiliki brosur dan meteri cetak informasi maupun elektronik secara mandiri Musholah Tidak memiliki musholah Memiliki musholah dengan air Memiliki musholah yang terdapat air bersih bersih dan perlengkapan ibadah Klinik Tidak memiliki klinik wisata Memiliki klinik wisata Memiliki klinik dan pelayanan kedokteran wisata (travel klinic medicine) Pelayanan Pengelola Tidak memiliki Pengelola dapat memberikan Pengelola memiliki kemampuan penunjung kemampuan berbahasa kepuasan terhadap pengunjung berbahasa dan memberikan kepuasan terhadap pengunjung Tempat sampah Tidak memiliki tempat Memiliki tempat sampah yang Memiliki Tempat sampah yang sudah sampah bersih dipisahkan antara organik dan non- organik Transportasi Aksesibilitas Jarak dari jalan Jarak dari jalan raya ≥4 KM Jarak dari jalan raya 2-3 KM Jarak dari jalan raya ≤1 KM 166

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) raya Kondisi jalan Jalan menuju daya tarik masih Jalan menuju daya tarik sudah Jalan menuju daya tarik sudah diaspal jalan setapak ada namun belum diaspal dan memiiki jalan yang lebar Kendaraan Tidak memiliki transportasi Terdapat transportasi umum, Tersedia alat transportasi umum menuju daya umum untuk menuju daya namun hanya 1kali dalam untuk menuju daya tarik wisata tarik tarik wisata sehari Infrastructure Prasarana Pembangkit listrik Tidak tersedia listrik Tidak menggunakan Sudah menggunakan pembangkit umum tenaga air pembangkit listrik tenaga air listrik tenaga air Sistem Tidak ada air bersih di dalam Air bersih dapat mengalir ke Memiliki air bersih yang meliputi penyediaan air daya tarik wisata daya tarik wisata volume air, jarak air bersih dari daya bersih tarik wisata, dapat tidaknya air dilarikan ke daya tarik wisata dan kelayakan dikosumsi oleh wisatawan. Jaringan jalan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Dapat menghubungkan satu daerah raya dan kereta raya dan jaringan kereta api raya untuk menuju daya tarik dengan daerah lain melalui darat atau api wisata udara dengan jalan yang baik dan memiliki jaringan kereta api Irigasi Tidak memiliki saluran irigasi Cukup memiliki saluran Memiliki saluran irigasi yang baik irigasi untuk pasokan air untuk meningkatkan sistem pengelolaan air dan menjaga integritas pasokan air

Perhubungan dan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Memiliki jaringan jalan untuk menuju telekomunikasi untuk menuju daya tarik dan jaringan telekomunikasi daya tarik wisata dan jaringan wisata dan tidak memiliki untuk beberapa operator telekomonikasi untuk mengakses jaringan telekomunikasi di internet semua operator di dalam dalam daya tarik wisata daya tarik wisata Prasarana Receptive tourist Tidak memiliki badan usaha destinasi cukup Destinasi memiliki badan usaha yang pariwisata plant yang khusus untuk mempersiapkan kedatangan khusus untuk mempersiapkan mempersiapkan kedatangan wisatawan kedatangan wisatawan pada suatu wisatawan pada suatu daya daya tarik wisata tarik wisata Resident tourist Tidak memiliki akomodasi memiliki cukup akomodasi di Destinasi Memiliki akomodasi di 167

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) plant tempat menginap wisatawan dalam daya tarik seperti daya tarik wisata seperti hotel guesthouse Recreative dan Daya tarik wisata tidak Daya tarik wisata hanya Daya tarik wisata memiliki semua sportive plant memiliki semua fasilitas untuk memiliki salah satu fasilitas fasilitas untuk wisatawan rekreasi dan berwisata rekreasi dan untuk berwisata rekreasi atau berolahraga olahraga olahraga B. People

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Masyarakat Lokal Peran Enabling setting Masyarakat tidak menerima Masyarakat hanya menerima Masyarakat menerima sarana dan Wawancara Masyarakat sarana dan prasarana di dalam salah satu diantara sarana dan prasarana di dalam daya tarik wisata masyarakat daya tarik wisata yang prasarana di dalam daya tarik yang dibutuhkan sekitar daya dibutuhkan yang dibutuhkan tarik wisata Emprowering Masyarakat setempat idak Masyarakat turut serta dalam Masyarakat setempat turut serta local community turun serta dalam pengelolaan pengelolaan daya tarik wisata dalam pengelolaan daya tarik wisata daya tarik wisata dengan dengan meningkatkan pengetahuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan, dan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan lainnya pendidikan, pelatihan dan pengembangan lainnya Socio-political Masyarakat tidak menerima Masyarakat cukup menerima Masyarakat menerima dukungan dukungan sosia, dukungan dukungan oleh pemerintah, sosial, dukungan politik, netwoerking politik, netwoerking oleh dinas pariwisata, dan elemen oleh pemerintah setempat, dinas pemerintah setempat, dinas setempat pariwisata dan elemen lainnya pariwisata dan elemen lainnya. Pelayanan Kualitas Tangibles (bukti tidak menunjukan Cukup menunjukan Mampu menunjukan eksitensinya dan Kuesioner Pelayannan fisik/langsung) eksitensinya dan atraksi wisata eksitensinya dan atraksi wisata atraksi wisata yang terbaik kepada ke yang terbaik kepada kepada wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan Emphaty (empati) Tidak meberikan perhatian Cukup memberikan perhatian Memberikan perhatian khusus kepada khusus kepada wisatawan kepada wisatawan untuk wisatawan untuk memahami 168

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) untuk memahami keinginan memahami keinginan keinginan wisatawan wisatawan wisatawan

Respnsiveness Tidak membantu dan Memberikan pelayanan yang Membantu dan memberikan (ketanggapan) memberikan pelayanan yang cepat kepada wisatawan pelayanan yang cepat dan tepat cepat dan tepat kepada dengan penyampain informasi kepada wisatawan dengan wisatawan dengan penyampaian informasi yang jelas penyampaian informasi yang tidak jelas

Realibility Tidak memberikan pelayanan Cukup memberikan pelayanan Mampu memberikan pelayanan yang (kehandalan) yang dijanjikan dengan segera, yang dijanjikan segera dijanjikan dengan segera, akurat dan akurat dan memuaskan memuaskan Assurance Tidak memiliki kesopan Cukup memberikan Memiliki kepastian yaitu kesopan (jaminan) santunan dan kemampampuan kemampuan untuk santunan dan kemampuan para para pegawai perusahaan menumbuhkan rasa percaya pegawai perusahaan untuk untuk menumbuhkan rasa para wisatawan kepada enumbuhkan rasa percaya para percaya para wisatawan pelayanan wisatawan kepada pelayanan kepada pelayanan Pemerintah Peran Menyediakan Tidak mendukung Pemerintah cukup medukung Pemerintah mendukung menyediakan Wawancara Pemerintah informasi menyediakan informasi menyediakan salah satu informasi kepariwisataan, pemerintah kepariwisataan, perlindungan diantara menyediakan perlindungan hukum, keamanan dan (kepala hukum, keamanan dan informasi kepariwisataan, keselamatan kepada wisatawan. Dinas keselamatan kepada perlindungan hukum, Pariwisata wisatawan keamanan dan keselamatan Kab. kepada wisatawan. Lampung Menciptakan Tidak memberi kesempatan Pemerintah cukup Pemerintah Membuka kesempatan Timur) iklim yang dalam mengembangkan usaha, mememberikan fasilatas untuk dalam mengembangkan peluang kondusip memfasilatisi dan memberikan membuka usaha usaha, memfasilatasi dan kepastian hukum memberikan kepastian hukum Memelihara,meng Pemerintah tidak memelihara, Pemerintah cukup Pemerintah memelihara, embangkan dan mengembangkan dan melestarikan potensi mengembangkan dan melestarikan melestarikan aset- melestarikan pontensi pariwisata yang ada di potensi pariwisata yang ada di 169

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) aset nasional pariwisata yang ada di destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Mengawasi dan Pemerinah tidak mengawasi Pemerintah cukup mengawasi Pemerintah mengawasi dan mengendalikan dan mengendalikan kegiatan kegiatan kepariwisataan untuk mengendalikan kegiatan kegiatan kepariwisataan untuk mencegah dampak negatif kepariwisataan dalam rangka kepariwisataan mencegah dan menanggulangi masyarakat mencegah dan menanggulangi dampak negatif bagi dampak negatif bagi masyarakat masyarakat

Wisatawan Wisatawan Tujun wisatawan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan rekreasi dan Kuesioner melakukan kunjungan kepada perjalanan bisnis bersenang-senang kepada kerabat, transit, dan belajar wisatawan

C. Package

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan mendapatkan informasi Kuesioner bagi kemampuan untuk biaya perjalanan yang akan di informasi biaya yang pasti biaya perjalanan yang akan kepada wisatawan membuat keluarkan untuk perjalanan di dalam dikeluarkan di dalam destinasi wisata wisatawan anggaran destinasi wisata perjalanan Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa puas Wisatawan mendapatkan kualitas jaminan kualitas kualitas yang sesuai dengan mendapatkan kualitasyang yang sesuai dengan penawaran dari yang konsisten penawaran dari daya tarik sesuai dengan penawaran dari daya tarik wisata dari paket wisata wisata daya tarik wisata Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa Wisatawan mendapatkan kenyamanan kenyamanan perjalanan di nyaman dalam perjalanan di kenyamanan perjalanan di dalam perjalanan dalam destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Memberikan Tidak memberikan kepuasan Daya tarik cukup memberikan Daya tarik wisata memberikan 170

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) kepuasan terhadap terhadap permintaan minat kepuasan terhadap permintaan kepuasan terhadap permintaan minat minat khusus khusus wisatawan minat khusus wisatawan khusus wisatawan Manfaat Menarik target Tidak menambah target paras Cukup memberi peluang Menambah target pasar baru di daya Wawancara bagi pasar baru baru di daya tarik wisata kepada daya tarik untuk tarik wisata kepada pengelola menambah pasar baru pengelola daya tarik Untuk Tidak memberikan peluang Cukup memberikan Memberikan peluang dan kemudahan daya tarik meramalkan dan kemudahan dalam kemudahan dalam berbisnis di dalam berbisnis di daya datrik wisata wisata kemudahan bisnis berbisnis di daya tarik wisata daya tarik wisata Dapat Tidak memberikan peluang Cukup memberikan peluang Memberikan peluang bisnis disaat meninkatkan bisnis disaat lowseason bisnis disaat lowseason low season kepada daya tarik wisata bisnis disaat low kepada daya tarik wisata kepada daya tarik wisata season Meningkatkan Tidak memberikan kepuasan Cukup memberikan kepuasan Memberikan kepuasan kepada kepuasan kepada wisatawan pada daya kepada wisatawan pada daya wisatawan pada daya tarik wisata pelanggan tarik wisata tarik wisata Meningkatkan Tidak memberikan peluang Cukup membuka peluang Memberikan peluang kerjasama daya peluang kemitraan kerjasama daya tarik wisata kerjasama daya tarik wisata tarik wisata kepada stakeholders kepda stakeholders kepada stakeholders

D. Program

Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak memberikan Wisatawan memberikan nilai Wisatawan memberikan penilaian Kuesioner bagi pemenuhan penilaian yang baik kepada yang cukup kepada daya tarik yang lebih besar kepada daya tarik kepada wisatawan estetika yang daya tarik wisata wisata wisata wisatawan lebih besar Memberikan Wisatawan tidak mendapat Wisatawan mendapatkan Wisatawan mendapatkan pelajaran peningkatan pelajaran dan pemahaman dari cukup pelajaran dan dan pemahaman yang lebih banyak pelajaran dan daya tarik wisata pemahaman dari daya tarik dari daya tarik wisata pemahaman wisata Memberikan Tidak memberikan atraksi Cukup memberikan atraksi Memberikan atraksi wisata yang baru 171

Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) hiburan lebih wisata yang baru dan menarik yang menarik kepada dan menarik kepada wisatawan banyak kepada wisatawan wisatawan Memberikan Tidak memberikan Cukup memiliki pengalaman Memberikan pengalaman yang pengalaman yang pengalaman yang memiliki memiliki tujuan yang tidak dapat lebih kaya tujuan tujuan dilupakan

Manfaat Dapat menarik Tidak menambah pasar minat Cukup menambah pasar minat Menambah pasar minat khusus Wawancara bagi pasar minat khusus kepada destinasi khusus kepada destinasi kepada destinasi wisata kepada destinasi khusus wisata wisata pemerintah Meningkatkan Tidak meningkatkan citra Cukup memperkenalkan citra Program dapat meningkatkan citra dan citra destinasi destinasi destinasi wisata destinasi wisata menjadi lebih baik pengelola Meningkatkan Tidak memberikan dampak Cukup memberikan Menambah pendapatan ekonomi daya tarik dampak ekonomi ekonomi destinasi wisata pendapatan ekonomi kepada destinasi wisata wisata destinasi wisata Meningkatkan Tidak menambah lama tinggal Cukup memberikan Menambah lama tinggal dan lama tinggal dan da pengeluaran wisatawan di penambahan lama tinggal pengeluaran wisatawan di dalam pengeluaran dalam destinasi wisata wisatawan di dalam destinasi destinasi wisata wisatawan wisata Meningkatkan Tidak meningkatkan inisiatif Cukup meningkatkan Menambah inisiatif destinasi wisata inisiatif destinasi wisata untuk pemasaran baru untuk meningkatkan pemasaran baru pemasaran baru pemasaran baru Meningkatkan Tidak meningkatkan jumlah Cukup Menambah jumlah Menigkatkan jumlah kunjungan pengurangan kunjungan wisatawan pada kunjungan wisata pada low wisatawan pada low season musiman bagi saat lowseason season wisatawan Meningkatkan Tidak meningkatkan peluang Cukup menambah mitra Meningkatkan peluang kerjasama peluang bermitra kerjasama daya tarik wisata destinasi wisata daya tarik wisata kepada stakeholdes bagi stakeholders kepada stakehoders

172

LAMPIRAN 4 POINT RATING SCALE (PRS) WISATA ALAM

A. Physical Product

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Attraction Wisata Alam Bentang alam Tidak memiliki bentang alam Cukup memiliki bentang alam Memiliki bentang alam yang indah Iklim Memiliki iklim lebih dari 31 º Memiliki iklim lebih besar Memiliki rata-rata iklim setiap dari 28 º harinya 28º Hutan Merusak keaslian hutan Menjaga keaslian hutan Mempertahankan dan menjaga sebagai daya tarik keaslian alam dan hutas sebagai kesejateraan masyarakat Facilities Fasilitas Luas lahan Memiliki luas ≤ 3 Ha Memiliki luas 3 Ha Memilki luas ≥ 3 Ha utama Fasilitas Kantin Tidak memiliki kantin Memiliki kantin Memiliki kantin yang bersih dan rapi Pendukung Tempat Bermain Tidak memiliki tempat Memiliki tempat bermain Memiliki tempat bermain yang bermain namun tidak mementingkan mementingkan keamanan dan keamanan dan keselamatan keselamatan. Toilet Tidak tersedia toilet bersih Tersedia toilet yang bersih Tersedia toilet yang bersih, kering dan memiliki pencahayaan yang baik dan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin Piknik area Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang Memiliki sifat-sifat tanah yang tanpa banjir lebih dari 2 kali selama banjir 1-2 kali selama musim bahaya banjir dan drainase air tanah musim piknik dan drainase air banjir dan drainase air tanah lebih dari 50 cm tanah kurang dari 30 cm kurang dari 50 cm Pintu masuk dan Tidak jelas pintu masuk dan Pintu masuk dan pintu keluar memiliki dua pintu masuk dan pintu keluar pintu keluar tidak dibedakan keluar yang berbeda Lahan parkir Tidak memiliki parkir Memiliki luas parkir yang Memiliki luas parkir yang dapat dapat menampung mobil menampung kendaraan bus, mobil pribadi dan sepeda motor pribadi, dan sepeda motor 173

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Fasilitas Papan penunjuk Tidak memiliki papan Memiliki papan penunjuk arah Memiliki papan penunjuk arah yang Penunjang arah penunjuk arah yang terlihat jelas memiliki unsur tradisonal dengan ukuran yang proposional dan terlihat jelas Souvenir Tidak memiliki toko souvenir Menjual berbagai macam Memiliki ke khasan tersediri buatan cinderamata masyarakat setempat Pusat informasi Tidak memiliki pusat Memiliki brosur secara cetak Memiliki brosur dan meteri cetak informasi maupun elektronik secara mandiri Musholah Tidak memiliki musholah Memiliki musholah dengan air Memiliki musholah yang terdapat air bersih bersih dan perlengkapan ibadah Klinik Tidak memiliki klinik wisata Memiliki klinik wisata Memiliki klinik dan pelayanan kedokteran wisata (travel klinic medicine) Pelayanan Pengelola Tidak memiliki Pengelola dapat memberikan Pengelola memiliki kemampuan penunjung kemampuan berbahasa kepuasan terhadap pengunjung berbahasa dan memberikan kepuasan terhadap pengunjung Tempat sampah Tidak memiliki tempat Memiliki tempat sampah yang Memiliki Tempat sampah yang sudah sampah bersih dipisahkan antara organik dan non- organik Transportasi Aksesibilitas Jarak dari jalan Jarak dari jalan raya ≥4 KM Jarak dari jalan raya 2-3 KM Jarak dari jalan raya ≤1 KM raya Kondisi jalan Jalan menuju daya tarik masih Jalan menuju daya tarik sudah Jalan menuju daya tarik sudah diaspal jalan setapak ada namun belum diaspal dan memiiki jalan yang lebar Kendaraan Tidak memiliki transportasi Terdapat transportasi umum, Tersedia alat transportasi umum menuju daya umum untuk menuju daya namun hanya 1kali dalam untuk menuju daya tarik wisata tarik tarik wisata sehari Infrastructure Prasarana Pembangkit listrik Tidak tersedia listrik Tidak menggunakan Sudah menggunakan pembangkit umum tenaga air pembangkit listrik tenaga air listrik tenaga air Sistem Tidak ada air bersih di dalam Air bersih dapat mengalir ke Memiliki air bersih yang meliputi penyediaan air daya tarik wisata daya tarik wisata volume air, jarak air bersih dari daya bersih tarik wisata, dapat tidaknya air dilarikan ke daya tarik wisata dan 174

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) kelayakan dikosumsi oleh wisatawan. Jaringan jalan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Dapat menghubungkan satu daerah raya dan kereta raya dan jaringan kereta api raya untuk menuju daya tarik dengan daerah lain melalui darat atau api wisata udara dengan jalan yang baik dan memiliki jaringan kereta api Irigasi Tidak memiliki saluran irigasi Cukup memiliki saluran Memiliki saluran irigasi yang baik irigasi untuk pasokan air untuk meningkatkan sistem pengelolaan air dan menjaga integritas pasokan air

Perhubungan dan Tidak memiliki jaringan jalan Cukup memiliki jaringan jalan Memiliki jaringan jalan untuk menuju telekomunikasi untuk menuju daya tarik dan jaringan telekomunikasi daya tarik wisata dan jaringan wisata dan tidak memiliki untuk beberapa operator telekomonikasi untuk mengakses jaringan telekomunikasi di internet semua operator di dalam dalam daya tarik wisata daya tarik wisata Prasarana Receptive tourist Tidak memiliki badan usaha destinasi cukup Destinasi memiliki badan usaha yang pariwisata plant yang khusus untuk mempersiapkan kedatangan khusus untuk mempersiapkan mempersiapkan kedatangan wisatawan kedatangan wisatawan pada suatu wisatawan pada suatu daya daya tarik wisata tarik wisata Resident tourist Tidak memiliki akomodasi memiliki cukup akomodasi di Destinasi Memiliki akomodasi di plant tempat menginap wisatawan dalam daya tarik seperti daya tarik wisata seperti hotel guesthouse Recreative dan Daya tarik wisata tidak Daya tarik wisata hanya Daya tarik wisata memiliki semua sportive plant memiliki semua fasilitas untuk memiliki salah satu fasilitas fasilitas untuk wisatawan rekreasi dan berwisata rekreasi dan untuk berwisata rekreasi atau berolahraga olahraga olahraga

175

B. People

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Masyarakat Lokal Peran Enabling setting Masyarakat tidak menerima Masyarakat hanya menerima Masyarakat menerima sarana dan Masyarakat sarana dan prasarana di dalam salah satu diantara sarana dan prasarana di dalam daya tarik wisata daya tarik wisata yang prasarana di dalam daya tarik yang dibutuhkan dibutuhkan yang dibutuhkan Emprowering Masyarakat setempat idak Masyarakat turut serta dalam Masyarakat setempat turut serta local community turun serta dalam pengelolaan pengelolaan daya tarik wisata dalam pengelolaan daya tarik wisata daya tarik wisata dengan dengan meningkatkan pengetahuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan, dan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan lainnya pendidikan, pelatihan dan pengembangan lainnya Socio-political Masyarakat tidak menerima Masyarakat cukup menerima Masyarakat menerima dukungan dukungan sosia, dukungan dukungan oleh pemerintah, sosial, dukungan politik, netwoerking politik, netwoerking oleh dinas pariwisata, dan elemen oleh pemerintah setempat, dinas pemerintah setempat, dinas setempat pariwisata dan elemen lainnya pariwisata dan elemen lainnya. Pelayanan Kualitas Tangibles (bukti tidak menunjukan Cukup menunjukan Mampu menunjukan eksitensinya dan Pelayannan fisik/langsung) eksitensinya dan atraksi wisata eksitensinya dan atraksi wisata atraksi wisata yang terbaik kepada yang terbaik kepada kepada wisatawan wisatawan wisatawan Emphaty (empati) Tidak meberikan perhatian Cukup memberikan perhatian Memberikan perhatian khusus kepada khusus kepada wisatawan kepada wisatawan untuk wisatawan untuk memahami untuk memahami keinginan memahami keinginan keinginan wisatawan wisatawan wisatawan 176

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) Respnsiveness Tidak membantu dan Memberikan pelayanan yang Membantu dan memberikan (ketanggapan) memberikan pelayanan yang cepat kepada wisatawan pelayanan yang cepat dan tepat cepat dan tepat kepada dengan penyampain informasi kepada wisatawan dengan wisatawan dengan penyampaian informasi yang jelas penyampaian informasi yang tidak jelas Realibility Tidak memberikan pelayanan Cukup memberikan pelayanan Mampu memberikan pelayanan yang (kehandalan) yang dijanjikan dengan segera, yang dijanjikan segera dijanjikan dengan segera, akurat dan akurat dan memuaskan memuaskan Assurance Tidak memiliki kesopan Cukup memberikan Memiliki kepastian yaitu kesopan (jaminan) santunan dan kemampampuan kemampuan untuk santunan dan kemampuan para para pegawai perusahaan menumbuhkan rasa percaya pegawai perusahaan untuk untuk menumbuhkan rasa para wisatawan kepada menumbuhkan rasa percaya para percaya para wisatawan pelayanan wisatawan kepada pelayanan kepada pelayanan Pemerintah Peran Menyediakan Tidak mendukung Pemerintah cukup medukung Pemerintah mendukung menyediakan Pemerintah informasi menyediakan informasi menyediakan salah satu informasi kepariwisataan, kepariwisataan, perlindungan diantara menyediakan perlindungan hukum, keamanan dan hukum, keamanan dan informasi kepariwisataan, keselamatan kepada wisatawan. keselamatan kepada perlindungan hukum, wisatawan keamanan dan keselamatan kepada wisatawan. Menciptakan Tidak memberi kesempatan Pemerintah cukup Pemerintah Membuka kesempatan iklim yang dalam mengembangkan usaha, mememberikan fasilatas untuk dalam mengembangkan peluang kondusip memfasilatisi dan memberikan membuka usaha usaha, memfasilatasi dan kepastian hukum memberikan kepastian hukum Memelihara,meng Pemerintah tidak memelihara, Pemerintah cukup Pemerintah memelihara, embangkan dan mengembangkan dan melestarikan potensi mengembangkan dan melestarikan melestarikan aset- melestarikan pontensi pariwisata yang ada di potensi pariwisata yang ada di aset nasional pariwisata yang ada di destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Mengawasi dan Pemerinah tidak mengawasi Pemerintah cukup mengawasi Pemerintah mengawasi dan mengendalikan dan mengendalikan kegiatan kegiatan kepariwisataan untuk mengendalikan kegiatan 177

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2(CUKUP) 3(BAIK) kegiatan kepariwisataan untuk mencegah dampak negatif kepariwisataan dalam rangka kepariwisataan mencegah dan menanggulangi masyarakat mencegah dan menanggulangi dampak negatif bagi dampak negatif bagi masyarakat masyarakat

Wisatawan Wisatawan Tujun wisatawan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan Wisatawan bertujuan rekreasi dan melakukan kunjungan kepada perjalanan bisnis bersenang-senang kerabat, transit, dan belajar

C. Package

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan mendapatkan informasi bagi kemampuan untuk biaya perjalanan yang akan di informasi biaya yang pasti biaya perjalanan yang akan wisatawan membuat keluarkan untuk perjalanan di dalam dikeluarkan di dalam destinasi wisata anggaran destinasi wisata perjalanan Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa puas Wisatawan mendapatkan kualitas jaminan kualitas kualitas yang sesuai dengan mendapatkan kualitasyang yang sesuai dengan penawaran dari yang konsisten penawaran dari daya tarik sesuai dengan penawaran dari daya tarik wisata dari paket wisata wisata daya tarik wisata Memberikan Wisatawan tidak mendapatkan Wisatawan cukup merasa Wisatawan mendapatkan kenyamanan kenyamanan perjalanan di nyaman dalam perjalanan di kenyamanan perjalanan di dalam perjalanan dalam destinasi wisata destinasi wisata destinasi wisata Memberikan Tidak memberikan kepuasan Daya tarik cukup memberikan Daya tarik wisata memberikan kepuasan terhadap terhadap permintaan minat kepuasan terhadap permintaan kepuasan terhadap permintaan minat minat khusus khusus wisatawan minat khusus wisatawan khusus wisatawan Manfaat Menarik target Tidak menambah target paras Cukup memberi peluang Menambah target pasar baru di daya bagi pasar baru baru di daya tarik wisata kepada daya tarik untuk tarik wisata pengelola menambah pasar baru 178

Aspek Faktor Penilaian Indikator Penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) daya tarik Untuk Tidak memberikan peluang Cukup memberikan Memberikan peluang dan kemudahan meramalkan dan kemudahan dalam kemudahan dalam berbisnis di dalam berbisnis di daya datrik wisata kemudahan bisnis berbisnis di daya tarik wisata daya tarik wisata Dapat Tidak memberikan peluang Cukup memberikan peluang Memberikan peluang bisnis disaat meninkatkan bisnis disaat lowseason bisnis disaat lowseason low season kepada daya tarik wisata bisnis disaat low kepada daya tarik wisata kepada daya tarik wisata season Meningkatkan Tidak memberikan kepuasan Cukup memberikan kepuasan Memberikan kepuasan kepada kepuasan kepada wisatawan pada daya kepada wisatawan pada daya wisatawan pada daya tarik wisata pelanggan tarik wisata tarik wisata Meningkatkan Tidak memberikan peluang Cukup membuka peluang Memberikan peluang kerjasama daya peluang kemitraan kerjasama daya tarik wisata kerjasama daya tarik wisata tarik wisata kepada stakeholders kepda stakeholders kepada stakeholders

D. Program

Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Manfaat Memberikan Wisatawan tidak memberikan Wisatawan memberikan nilai Wisatawan memberikan penilaian bagi pemenuhan penilaian yang baik kepada yang cukup kepada daya tarik yang lebih besar kepada daya tarik wisatawan estetika yang daya tarik wisata wisata wisata lebih besar Memberikan Wisatawan tidak mendapat Wisatawan mendapatkan Wisatawan mendapatkan pelajaran peningkatan pelajaran dan pemahaman dari cukup pelajaran dan dan pemahaman yang lebih banyak pelajaran dan daya tarik wisata pemahaman dari daya tarik dari daya tarik wisata pemahaman wisata Memberikan Tidak memberikan atraksi Cukup memberikan atraksi Memberikan atraksi wisata yang baru hiburan lebih wisata yang baru dan menarik yang menarik kepada dan menarik kepada wisatawan banyak kepada wisatawan wisatawan 179

Aspek Faktor penilaian Indikator penilaian Nilai Keterangan 1 (KURANG) 2 (CUKUP) 3 (BAIK) Memberikan Tidak memberikan Cukup memiliki pengalaman Memberikan pengalaman yang pengalaman yang pengalaman yang memiliki memiliki tujuan yang tidak dapat lebih kaya tujuan tujuan dilupakan

Manfaat Dapat menarik Tidak menambah pasar minat Cukup menambah pasar minat Menambah pasar minat khusus bagi pasar minat khusus kepada destinasi khusus kepada destinasi kepada destinasi wisata destinasi khusus wisata wisata Meningkatkan Tidak meningkatkan citra Cukup memperkenalkan citra Program dapat meningkatkan citra citra destinasi destinasi destinasi wisata destinasi wisata menjadi lebih baik Meningkatkan Tidak memberikan dampak Cukup memberikan Menambah pendapatan ekonomi dampak ekonomi ekonomi destinasi wisata pendapatan ekonomi kepada destinasi wisata destinasi wisata Meningkatkan Tidak menambah lama tinggal Cukup memberikan Menambah lama tinggal dan lama tinggal dan da pengeluaran wisatawan di penambahan lama tinggal pengeluaran wisatawan di dalam pengeluaran dalam destinasi wisata wisatawan di dalam destinasi destinasi wisata wisatawan wisata Meningkatkan Tidak meningkatkan inisiatif Cukup meningkatkan Menambah inisiatif destinasi wisata inisiatif destinasi wisata untuk pemasaran baru untuk meningkatkan pemasaran baru pemasaran baru pemasaran baru Meningkatkan Tidak meningkatkan jumlah Cukup Menambah jumlah Menigkatkan jumlah kunjungan pengurangan kunjungan wisatawan pada kunjungan wisata pada low wisatawan pada low season musiman bagi saat lowseason season wisatawan Meningkatkan Tidak meningkatkan peluang Cukup menambah mitra Meningkatkan peluang kerjasama peluang bermitra kerjasama daya tarik wisata destinasi wisata daya tarik wisata kepada stakeholdes bagi stakeholders kepada stakehoders

180

LAMPIRAN 5 HASIL TURNITIN

181

LAMPIRAN 6 SURAT LOKUS

182

LAMPIRAN 7

FORMULIR BIMBINGAN SKRIPSI

183

184

185

186

187

188

LAMPIRAN 8 DOKUMENTASI PENELITI KONDISI AKTUAL TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

189

190

191

LAMPIRAN 9 DOKUMENTASI PENELITI KONDISI AKTUAL DESA TRADISIONAL WANA

BIODATA

DATA PRIBADI Nama Lengkap : Rima Putri Alamat : Margasari, Dusun 08 Kuala Penet Kec. Labuan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Telepon : 081274008954 Alamat E-mail : [email protected] Tempat & Tanggal Lahir : Margasari, 31 Januari 1996 Kewarganegaraan : Indonesia

PENDIDIKAN FORMAL 2000 – 2001 : TK Aisyah Desa Margasari 2001 - 2007 : SDN 01 Margasari 2007 – 2010 : Mts Diniyyah Putri Lampung 2010 – 2013 : SMKN 04 Bandar Lampung 2013 – 2017 : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung