RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KEPARIWISATAANTERPADU PULAU SUMATERA

Disusun oleh: Abadi Raksapati, S.S., M.Sc Manajemen Destinasi Pariwisata

LAPORAN AKHIR TAHUN 2018

ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI REGIONAL I DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA KEMENTERIAN PARIWISATA KATA PENGANTAR

Pulau Sumatera sebagai satu kesatuan destinasi pariwisata selama ini belum mampu saling mendukung antara destinasi di satu provinsi dengan destinasi di provinsi lainnya. Oeh karena itu perlu dilakukan kajian terhadap potensi serta isu-siu strategis yang melandasi pengembangan seluruh destiansi yang ada di Pulau Sumatera. hal ini sangat penting agar seluruh daya tarik wisata yang ada di Pulau Sumatera dan sekitarnya dapat dimobilisasi sebagai satu kesatuan destiansi pariwisata yang saling mendukung satu sama lain. Untuk mewujudkan keterpaduan tersebut maka Kementerian Pariwisata dalam hal ini Deputi Pengembangan Destinasi, Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I melakukan kajian Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Pulau Sumatera.

Kajian ini dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pariwisata yang ada di regional 1 Pulau Sumatera baik dari kalangan pemerintahan, swasta, maupun asosiasi profesi kepariwisataan. Hasil dari kegiatan ini dihimpun dalam sebuah laporan akhir yang terdiri dari Bab Satu Pendahuluan, Bab Dua Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata, Bab Tiga Tema Produk Pariwisata, Bab Empat Daya Tarik Wisata Unggulan, dan Bab Lima Jalur Wisata Tematik di Pulau Sumatera.

Dengan disusunnya laporan akhir rencana aksi pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera diharapkan dapat memberikan panduan dalam pengembangan kepariwisataan Pulau Sumatera dan sekitarnya pada khususnya dan secara umum. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh pihak yang telah membantu proses penuyusunan laporan ini.

Bandung, September 2018

Abadi Raksapati, S.S., M.Sc DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI ...... ii DAFTAR TABEL ...... vi DAFTAR GAMBAR ...... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ...... 1-1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN ...... 1-3 1.3 RUANG LINGKUP ...... 1-4 1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ...... 1-4 1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan ...... 1-6 1.4 KELUARAN ...... 1-7 1.5 TAHAPAN PENENTUAN PRODUK PARIWISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA ...... 1-7 1.6 SISTEMATIKA LAPORAN ...... 1-8

BAB 2 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA PULAU SUMATERA DALAM RENCANA INDUK DAN RENCANA DETIL KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI 2.1 PRODUK PARIWISATA PROVINSI ACEH DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-2 2.2 PRODUK PARIWISATA PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-6 2.3 PRODUK PARIWISATA PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-9 2.4 PRODUK PARIWISATA PROVINSI RIAU DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-11 2.5 PRODUK PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-15 2.6 PRODUK PARIWISATA PROVINSI BENGKULU DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-17 2.7 PRODUK PARIWISATA PROVINSI JAMBI DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-23 2.8 PRODUK PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNANKEPARIWISATAAN ...... 2-25 2.9 PRODUK PARIWISATA PROVINSI SUMATERA SELATAN DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-26 2.10 PRODUK PARIWISATA PROVINSI DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN ...... 2-29

ii 2.11 FOKUS DAN ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PULAU SUMATERA DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI ...... 2-33

BAB 3 TEMA PRODUK PARIWISATA PULAU SUMATERA 3.1 KEUNGGULAN PARIWISATA PULAU SUMATERA ...... 3-1 3.1.1 Kondisi Geologi Pulau Sumatera ...... 3-1 3.1.2 Ekosistem Hutan Hujan Tropis Sumatera (Tropical Rainforest Heritage of Sumatera) ..... 3-5 3.1.3 Pusat Keanekaragaman Hayati Bernilai Tinggi di Indonesia ...... 3-17 3.1.4 Salah Satu Pintu Masuk Utama Wisatawan di Indonesia ...... 3-17 3.2 TEMA PRODUK PARIWISATA DI SEPULUH PROVINSI DI PULAU SUMATERA ...... 3-19

BAB 4 DAYA TARIK WISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA 4.1 KRITERIA DAYA TARIK WISATA UNGGULAN ...... 4-1 4.2 PENILAIAN DAYA TARIK WISATA UNGGULAN ...... 4-2 4.3 GAMBARAN DAYA TARIK WISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA ...... 4-3 4.3.1 Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh ...... 4-3 4.3.2 Danau Toba ...... 4-5 4.3.3 Ngarai Sianok ...... 4-7 4.3.4 Istana Siak ...... 4-8 4.3.5 Taman Wisata Kepulauan Anambas ...... 4-10 4.3.6 Taman Nasional Kerinsi Seblat (TNKS) ...... 4-11 4.3.7 Pulau Enggano ...... 4-13 4.3.8 Sungai Musi ...... 4-14 4.3.9 Pantai Tanjung Kelayang ...... 4-16 4.3.10 Taman Nasional Way Kambas ...... 4-17

BAB 5 JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA SEBAGAI PRODUK PARIWISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA 5.1 PENGERTIAN JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA ...... 5-1 5.2 DASAR PERTIMBANGAN PENYUSUNAN JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA ...... 5-2 5.3 TEMA JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA ...... 5-3 5.3.1 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Keunggulan Pariwisata Pulau Sumatera ...... 5-3 5.3.2 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Produk Pariwisata Dalam Rencana tata Ruang Pulau Sumatera ...... 5-5

DAFTAR PUSTAKA

iii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perwilayahan Pariwisata di Pulau Sumatera dan Sekitarnya...... 1-4 Tabel 2.1 Daya Tarik Wisata di Pulau Weh dan sekitarnya ...... 2-4 Tabel 2.2 Daya Tarik Wisata di Provinsi Bengkulu Berdasarkan Wilayah ...... 2-18 Tabel 2.3 Daya Tarik Wisata di Provinsi Jambi ...... 2-23 Tabel 2.4 Destinasi Pariwisata dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi ...... 2-27 Tabel 2.5 Arahan Kebijakan Pengembangan Pariwisata dalam RTRW Pulau Sumatera ...... 2-28 Tabel 2.6 Kawasan Wisata Unggulan Provinsi dan Kabupaten ...... 2-29 Tabel 2.7 Daya Tarik Wisata Primer di taman Nasional Way kambas dan Sekitarnya 2-31 Tabel 2.8 Daya Tarik Wisata di Kabupaten Lampung Timur ...... 2-31 Tabel 2.9 Tema Kegiatan Wisata di Taman Nasional Way Kambas ...... 2-32 Tabel 2.10 Fokus dan Arah Pembangunan Kepariwisataan Pulau Sumatera per Provinsi ...... 2-35 Tabel 3.1 Daftar Gunung di Pulau Sumatera ...... 3-2 Tabel 3.2 Daftar Taman Nasional di Pulau Sumatera ...... 3-5 Tabel 3.3 Hutan Lindung di Pulau Sumatera ...... 3-10 Tabel 3.4 Lalu Lintas Penumpang di Bandar Udara di Pulau Sumatera ...... 3-18 Tabel 3.5 Lalu Lintas Wisatawan di Pelabuhan Laut di Pulau Sumatera ...... 3-19 Tabel 3.6 Tema Produk Pariwisata per Provinsi se Pulau Sumatera ...... 3-22 Tabel 4.1 Kriteria dan Indikator Daya Tarik Wisata Unggulan ...... 4-2 Tabel 4.2 Tema Produk Pariwisata per Provinsi se Pulau Sumatera ...... 4-3 Tabel 5.1 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Keunggulan Pariwisata Pulau Sumatera 5-3 Tabel 5.2 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera . 5-8

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan Penentuan Produk Pariwisata Unggulan Pulau Sumatera .... 1-7 Gambar 2.1 Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Weh dan Sekitarnya ...... 2-3 Gambar 2.2 Peta Perwilayahan Pariwisata Sumatera Utara ...... 2-8 Gambar 2.3 Peta KSPN Toba dan Sekitarnya ...... 2-9 Gambar 2.4 Delineasi KSPN Kawasan Singkarak dan Sekitarnya ...... 2-11 Gambar 2.5 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Rupat dan Sekitarnya ...... 2-14 Gambar 2.6 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Pulau Alang dan Sekitarnya 2-16 Gambar 2.7 DPN Jambi-Kerinci dan Sekitarnya ...... 2-24 Gambar 3.1 Peta Sebaran Taman Nasional di Pulau Sumatera ...... 3-17 Gambar 4.1 Peta Taman Wisata Alam Laut Weh ...... 4-5 Gambar 4.2 Peta Danau Toba ...... 4-6 Gambar 4.3 Peta Ngarai Sianok ...... 4-8 Gambar 4.4 Peta Istana Siak ...... 4-9 Gambar 4.5 Peta Taman Wisata Kepualauan Anambas ...... 4-11 Gambar 4.6 Peta Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ...... 4-12 Gambar 4.7 Peta Pulau Enggano ...... 4-14 Gambar 4.8 Peta Sungai Musi ...... 4-15 Gambar 4.9 Peta Tanjung Kelayang ...... 4-17 Gambar 4.10 Peta Taman Nasional Way Kambas ...... 4-19 Gambar 5.1 Peta Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan ...... 5-3 Gambar 5.2 Peta Jalur Ekowisata Tropical Rainforest Heritage of Sumatera...... 5-4 Gambar 5.3 Peta Jalur Geopark Sumatera ...... 5-5 Gambar 5.4 Peta Jalur Ekowisata Danau ...... 5-6 Gambar 5.5 Peta Jalur Ekowisata Bahari ...... 5-7 Gambar 5.6 Peta Jalur Budaya Melayu ...... 5-8

v BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pariwisata merupakan sektor pembangunan yang memiliki keterkaitan dengan berbagai sektor pembangunan lainnya. Oleh karena itu perlu strategi dan juga keterpaduan di dalam menjalankan proses pembangunannya agar dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diinginkan. Lebih jauh, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional harus dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional. Salah satu prinsip penyelenggaraan kepariwisataan yang diamanatkan oleh Undang-Undang tersebut adalah penyelenggaraan kepariwisataan harus menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku kepentingan.

Dalam konteks pariwisata, Indonesia memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Keunikan dan kekhasan ini tidak saja dilihat dari beragamnya potensi daya tarik wisata yang dimiliki baik alam maupun budayanya akan tetapi juga dilihat dari sisi geografis. Data BPS (2017) menunjukan bahwa Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.504 buah pulau termasuk lima buah pulau utama di dalamnya yaitu Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Pulau Papua. Secara administratitif saat ini Indonesia dibagi menjadi 34 provinsi dan 542 kabupaten/kota (Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian dalam Negeri, 2014). Banyaknya daerah administratif dan sebaran pulau yang membentang dari Pulau Rondo hingga Merauku, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote mengharuskan perencanaan pembangunan kepariwisataan di Indonesia dilaksanakan secara terpadu dan

1-1 berkesinambungan. Keterpaduan dan kesinambungan ini pada akhirnya diharapkan dapat mewujudkan visi pembangunan kepariwisataan Indonesia, yaitu terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat (Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010- 2025).

Saat ini, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota banyak yang telah menyusun Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan di tingkatannya masing-masing yang merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Sementara itu untuk menjabarkan berbagai strategi pembangunan kepariwisataaan secara kewilayahan maka Kementerian Pariwisata juga sudah menyusun Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) yang berada di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Oleh karena itu, perencanaan yang sudah disusun di tingkat kabupaten/kota dan provinsi maupun KSPN dan KPPN harus diintegrasikan untuk mewujudkan Indonesia sebagai satu kesatuan destinasi pariwisata yang utuh sehingga akan mempercepat terwujudnya keterpaduan pembangunan kepariwisataan di segala bidang, dukungan lintas sektor yang tepat sasaran, serta peningkatan daya saing pariwisata yang semakin tinggi di dunia.

Langkah awal untuk merespon upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan di Indonesia adalah dengan menyusun rencana aksi pembangunan kepariwisataan terpadu. Rencana aksi pembangunan kepariwisataan terpadu ini dilakukan dengan pendekatan regional mengingat begitu besarnya luasan pulau di Indonesia. Regional 1 Sumatera yang terdiri dari 10 provinsi, 12 Destinasi Pariwisata Nasional, 55 KPPN, dan 20 KSPN memiliki nilai yang sangat strategis dalam kepariwisataan Indonesia. Oleh karena itu mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan di regional 1 Sumatera menjadi sangat penting. Namun demikian, kesamaan cita-cita dan langkah seluruh daerah dan pemangku kepentingan menjadi penting untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan di Sumatera. Rencana aksi ini disusun untuk mengintegrasikan dan mensinergikan seluruh perencanaan kepariwisataan tingkat provinsi dan perencanaan KSPN dan KPPN di regional I Sumatera dalam rangka menyatukan cita-cita dan langkah menuju terwujudnya Sumatera sebagai satu kesatuan destinasi pariwisata berdaya saing

1-2 internasional sekaligus memberikan dampak bagi peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakatnya.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Kegiatan ini bertujuan menghasilkan rencana aksi pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera yang akan menjadikan acuan dalam memadukan langkah-langkah strategis bersama seluruh provinsi dan pemangku kepentingan di regional I Sumatera untuk mewujudkan Sumatera sebagai satu kesatuan destinasi pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing internasional dalam menjawab tantangan kepariwisataan nasional dan global.

Untuk mencapai tujuan tersebut tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah:

1. terkajinya fokus dan arahan pembangunan kepariwisataan 10 provinsi dan 20 KSPN di regional I Sumatera berdasarkan rencana pembangunan kepariwisataan yang telah disusun dan ditetapkan;

2. teridentifikasinya isu-isu strategis dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan di regional I Sumatera;

3. terumuskannya visi, misi, tujuan, sasaran dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan di regional I Sumatera;

4. terumuskannya strategi utama dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan di regional I Sumatera;

5. terumuskannya road map pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera;

6. teridentifikasinya daya tarik wisata unggulan regional 1 Sumatera;

7. terumuskannya indikasi program dan kegiatan prioritas untuk melaksanakan strategi sesuai tahapan yang telah ditentukan dalam road map;

8. terumuskannya mekanisme pengendalian pelaksanaan rencana aksi pembangunan kepariwisataan terpadu regional I Sumatera.

1-3 1.3 LINGKUP KEGIATAN 1.3.1 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah perencanaan adalah 10 (sepuluh) provinsi yang berada di regional I Sumatera, termasuk DPN, KSPN, dan KPPN di dalamnya. Lingkup wilayah perencanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Perwilayahan Pariwisata di Pulau Sumatera dan sekitarnya

Provinsi Destinasi Pariwisata Nasional Kawasan Pengembangan Pariwisata Kawasan Strategis Nasional Pariwisata Nasional 1. ACEH 1) DPN Banda Aceh – Weh 1) KPPN Banda Aceh Kota dan 1) KSPN Weh dan dan sekitarnya sekitarnya sekitarnya 2) KPPN Takengon dan sekitarnya

2) DPN Nias Simeulue dan 3) KPPN Simeulue dan sekitarnya 2) KSPN Teluk Dalam- 2. SUMATERA sekitarnya 4) KPPN Nias Barat dan sekitarnya Nias dan sekitarnya UTARA

3) DPN Medan-Toba dan 5) KPPN Medan Kota dan sekitarnya 3) KSPN Tangkahan- sekitarnya Leuser dan sekitarnya 6) KPPN Bukit Lawang dan 4) KSPN Toba dan sekitarnya sekitarnya 7) KPPN Sibolga dan sekitarnya 3. SUMATERA 4) DPN Mentawai-Siberut dan 8) KPPN Sipora dan sekitarnya 5) KSPN Siberut dan BARAT sekitarnya 9) KPPN Pagai Utara dan sekitarnya sekitarnya 5) DPN Padang – Bukittinggi 10) KPPN Padang dan sekitarnya 6) KSPN Bukittinggi dan dan sekitarnya sekitarnya 11) KPPN Sawahlunto dan sekitarnya 7) KSPN Singkarak dan sekitarnya 12) KPPN Pesisir Selatan dan 8) KSPN Maninjau dan sekitarnya sekitarnya 4. RIAU 6) DPN Pekanbaru-Rupat dan 13) KPPN Muara Takus-Kampar dan 9) KSPN Rupat- sekitarnya sekitarnya Bengkalis dan 14) KPPN Pekanbaru Kota dan sekitarnya sekitarnya 15) KPPN Pulau Jemur – Rokan Hilir dan sekitarnya 16) KPPN Siak Inderapura dan sekitarnya 17) KPPN Bukit Tiga Puluh – Rengat dan sekitarnya 5. KEPULAUAN 7) DPN Batam-Bintan dan 18) KPPN Nagoya-Batam Centre dan 10) KSPN Nongsa – RIAU sekitarnya sekitarnya Pulau Abang dan sekitarnya 19) KPPN Panyengat dan sekitarnya 11) KSPN Lagoi-Bintan dan sekitarnya 8) DPN Natuna-Anambas dan 20) KPPN Anambas dan sekitarnya 12) KSPN Natuna dan sekitarnya sekitarnya 6. JAMBI 9) DPN Jambi –Kerinci Seblat 21) KPPN Jambi Kota dan sekitarnya 13) KSPN Muaro Jambi dan sekitarnya dan sekitarnya 22) KPPN Berbak dan sekitarnya 14) KSPN Kerinci Seblat

1-4 Provinsi Destinasi Pariwisata Nasional Kawasan Pengembangan Pariwisata Kawasan Strategis Nasional Pariwisata Nasional dan sekitarnya 7. KEPULAUAN 10) DPN Palembang-Babel dan 23) KPPN Pangkal Pinang-Sungai Liat 15) KSPN Tanjung BANGKA sekitarnya dan sekitarnya Kelayang – Belitung BELITUNG 24) KPPN Belinyu dan sekitarnya dan sekitarnya 25) KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya 8. SUMATERA 16) KSPN Palembang SELATAN kota dan sekitarnya 17) KSPN Pagaralam dan sekitarnya 9. BENGKULU 11) DPN Bengkulu – Enggano 26) KPPN Bengkulu Kota dan 18) KSPN Enggano dan dan sekitarnya sekitarnya sekitarnya 27) KPPN Pantai Panjang dan sekitarnya 28) KPPN Rejanglebong dan sekitarnya 10. LAMPUNG 12) DPN Krakatau – 29) KPPN Danau Ranau dan 19) KSPN Way Kambas Ujungkulon dan sekitarnya sekitarnya dan sekitarnya 30) KPPN dan 20) KSPN Krakatau-Selat sekitarnya Sunda dan sekitarnya 31) KPPN Krui-Tanjung Setia dan sekitarnya 32) KPPN Bukit Barisan Selatan dan sekitarnya 33) KPPN Kalianda dan sekitarnya

1.3.2 Lingkup Kegiatan

Penyusunan Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I Sumatera terdiri dari kegiatan:

a. Persiapan bertujuan menyamakan persepsi tentang tujuan, sasaran, keluaran, ruang lingkup, dan metodologi penyusunan rencana aksi;

b. Kajian dan analisis dokumen rencana pembangunan kepariwisataan yang ada di 10 provinsi dan 20 KSPN di regional I Sumatera;

c. Diskusi terfokus 1 dalam rangka:

1. sinkronisasi perencanaan pembangunan kepariwisataan serta merumuskan dan menyepakati isu strategis dalam mewujudkan pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera;

2. merumuskan dan menyepakati visi, misi, tujuan, dan sasaran dalam mewujudkan pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera;

1-5 d. Diskusi terfokus 2 untuk: 1. merumuskan dan menyepakati strategi utama dan road map dalam mewujudkan pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera; 2. merumuskan dan menyepakati daya tarik wisata unggulan dan quick win dalam dua tahun; 3. merumuskan dan menyepakati indikasi program dan kegiatan prioritas pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera; e. Penyusunan dokumen Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I Sumatera.

Materi penyusunan Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I Sumatera mencakup aspek-aspek berikut: a. Pembangunan destinasi pariwisata b. Pembangunan industri pariwisata c. Pembangunan pemasaran pariwisata d. Pembangunan kelembagaan kepariwisataan

1.4 KELUARAN

Keluaran kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I Sumatera terdiri dari:

1. Dokumen Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I Sumatera;

2. Berita Acara Kesepakatan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi Utama, Indikasi Program dan Kegiatan;

3. Nota Kesepahaman Pembagian Peran dalam Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I Sumatera yang ditandatangani gubernur

1-6 1.5 TAHAPAN PENENTUAN PRODUK PARIWISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA

Penentuan produk pariwisata unggulan di Pulau Sumatera akan dilakukan dengan melalui beberapa tahap sebagai berikut:

RTRW PULAU SUMATERA MEKANISME PENENTUAN INVENTARISASI PRODUK PENENTUAN PRODUK PENENETUAN PRODUK PRODUK RIRD KSPN PARIWISATA PRODUK PARIWISATA PARIWISATA UNGGULAN PARIWISATA PARIWISATA UNGGULAN PULAU PULAU MASING-MASING UNGGULAN PULAU RIPPARPROV SUMATERA UNGGULAN PULAU SUMATERA PROVINSI SE- SUMATERA SUMATERA SUMATERA RPJPD DAN RPJMD

Gambar 1. 1 Tahapan Penentuan Produk Pariwisata Unggulan Pulau Sumatera

1. Inventarisasi produk pariwisata Pulau Sumatera yang terdapat di dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Pulau Sumatera, Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov), Serta Master Plan KSPN yang terdapat di masing-masing provinsi yang termasuk kedalam wilayah Pulau Sumatera; 2. Menentukan produk pariwisata unggulan untuk masing-masing provinsi di Pulau Sumatera dari data yang telah ada dan yang paling banyak masuk di dalam berbagai dokumen perencanaan terkait kepariwisataan di provinsi tersebut. Penentuan produk pariwista unggulan ini kemudian disepakat olehseluruh pemangku kepentinganyang tertuang adalam berita acara kesepakatan; 3. Menentukan produk pariwisata unggulan yang dapat mengikat dan mewakili seluruh provinsi yang terdapat di kawasan Pulau Sumatera. Produk pariwiata unggulan pulau Sumatera yang telah disepakati oleh seluruh pemangku kepantingan dan dituangkan dalam berita acara kesepakatan.

1-7 1.6 SISTEMATIKA LAPORAN

Sistematika penulisan laporan pendahuluan Penyusunan Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I Sumatera adalah sebagai berikut:

Bab Satu Pendahuluan, bab ini akan menjelaskan latar belakang kegiatan termasuk juga tujuan dan sasaran kegiatan. Selain itu di dalam bab ini akan dijelaskan pula ruang lingkup kegiatan baik dari sisi wilayah maupun substansi serta keluaran yang akan dihasilkan. Pada bagian akhir bab satu ini akan diberikan gambaran mengenai sistematika penulisan dalam laporan pendahuluan ini.

Bab Dua Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata Pulau Sumatera Dalam Rencana Induk Dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Dan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi, bab ini akan memaparkan produk pariwisata yang terdapat di seluruh Provinsi se-Pulau Sumatera dalam dokumen kebijakan pembangunan di masing-masing provinsi dai mulai Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Lambung. Selain itu di dalam bab ini juga akan dibahas mengenai fokus dan arah pembangunan Kepariwisataan Pulau Sumatera dalam Kebijakan Pembangunan diseluruh Provinsi yang ada di Pulau Sumatera.

Bab Tiga Tema Produk Pariwisata Pulau Sumatera, bab ini akan menguraikan keunggulan pariwisata Pulau Sumatera serta tema produk pariwisata di masing-masing provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Bab Empat Daya Tarik Wisata Unggulan Pulau Sumatera, bab ini akan menjelaskan mengenai kriteria penentuan daya tarik wisata unggulan di Pulau Sumatera termasuk juga bagaimana penilain yang dilakukan. Dibagian akhir bab ini akan di paparkan gambaran daya tarik wisata unggulan Pulau Sumatera yang sudah dilakukan penilaian tersebut. Bab Lima Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera sebagai Produk Unggulan Pariwisata Pulau Sumatera, bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian jalur wisata tematik Pulau Sumatera, dasar pertimbangan penyusunan jalur wisata tematik Pulau Sumatera dan tema jalur wisata tematik Pulau Sumatera.

1-8 BAB 2 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA PULAU SUMATERA DALAM RENCANA INDUK DAN RENCANA DETIL KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Kebijakan kepariwisataan Pulau Sumatera secara lebih jelas dapat dilihat dari Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Selain itu, di dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) dimuat skala prioritas pembangunan kepariwisataan di masing-masing provinsi sesuai dengan potensi dan keragaman daya tarik wisata yang dimilikinya. Akan tetapi sampai saat ini belum semua provinsi di Pulau Sumatera memiliki dokumen kebijakan terkait pembangunan kepariwisataan khususnya peraturan daerah mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) yang menjadi amanat Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Belum adanya keseragaman instrumen peraturan daerah di setiap provinsi terkait dengan pembangunan kepariwisataan tentu saja sangat menghambat proses pembangunan kepariwisataan Pulau Sumatera secara keseluruhan. Oleh karena itu setiap provinsi perlu didorong untuk segera melakukan penyusunan rencana pembangunan kepariwisataan serta mensahkannya dalam bentuk peraturan daerah sebagai landasan kuat pelaksanaan pembangunan kepariwisataan di masing-masing provinsi.

Untuk mengetahui sejauh mana kebijakan mengenai pengembangan produk pariwisata di masing-masing provinsi di Pulau Sumatera, maka pada bagian berikut akan diuraikan kajian

2-1 kebijakan pengembangan produk pariwisata yang berasal dari dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional serta Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan di masing-masing provinsi di Pulau Sumatera.

2.1 Produk Pariwisata Provinsi Aceh dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Aceh sebagai pintu gerbang kawasan Indonesia dari arah barat dan jalur laut memegang peranan yang sangat penting dalam menampilkan citra pariwisata Indonesia yang indah, ramah sekaligus memiliki kekhasan budaya. Sebagai provinsi yang menerapkan syariat Islam dalam setiap sendi kehidupannya, maka pariwisata yang ditampilkan di kawasan ini juga harus tetap mengacu pada syariat Islam agar tidak bertentangan. Dalam penerapannya setiap peraturan di Provinsi Aceh dituangkan dalam bentuk qanun atau peraturan daerah yang bersendikan syariat Islam, tidak terkecuali dengan peraturan terkait dengan kepariwisataan.

Provinsi Aceh saat ini telah memiliki Qanun Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan yang mengatur secara umum mengenai kepariwisataan di Provinsi Aceh. Dalam qanun tersebut Pemerintah Provinsi Aceh membagi daya tarik wisata (dalam qanun terminologi yang digunakan adalah obyek dan daya tarik wisata) menjadi dua yaitu:

1. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Allah yang berwujud alam, flora dan fauna; 2. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia seperti museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Selain daya tarik wisata tersebut Pemerintahan Provinsi Aceh dapat menetapkan daya tarik wisata lainnya sesuai dengan perkembangan pariwisata di lapangan.

Qanun Aceh mengenai pembangunan kepariwisataan atau yang biasa disebut dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (ripparprov) Aceh masih dalam tahap pembahasan dan belum disahkan sebagai qanun resmi di provinsi ini. Saat ini kajian terkait rencana induk pembangunan kepariwisataan Provinsi Aceh sudah memasuki tahap evaluasi oleh Pemerntiah Provinsi Aceh dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi Aceh.

2-2 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Aceh sangat diperlukan agar pembangunan kepariwisataan di Provinsi Aceh dapat berjalan secara terkoordinasi dan terprogram dengan baik melalui pelibatan berbagai pemangku kepentingan. Lebih jauh, Ripparprov juga sangat penting dalam rangka mengintegrasikan seluruh pembangunan kepariwisataan di Pulau Sumatera dimana Provinsi Aceh menjadi bagian yang tidak terpisahkan di dalamnya.

Sementara itu, dalam dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Weh dan sekitarnya, telah dipetakan produk pariwisata unggulan kawasan diantaranya adalah adanya 80 (delapan puluh) daya tarik wisata yang terdiri dari daya tarik wisata alam, budaya dan buatan manusia.

Gambar 2.1 Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Weh dan sekitarnya

Sumber: Dokumen Rencana KSPN Weh dan sekitarnya (2015)

Dari 80 (delapan puluh) daya tarik wisata yang ada di Kawasan Weh dan sekitarnya sebagaian besar merupakan daya tarik wisata yang berbasis alam bahari. Oleh karena itu Kawasan Weh dan sekitarnya memiliki produk pariwisata yang lebih berat pada produk pariwisata berbasis bahari.

2-3

Tabel 2.1 Daya Tarik Wisata di Pulau Weh dan sekitarnya

NO DAYA TARIK WISATA JENIS WISATA LOKASI The Canyon (Pante Aneuk DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 1 Gp. Iboih Seuke) dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 2 Pante Peunateung Gp. Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 3 Batee Meuduro Gp. Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 4 Batee Tokong Gp. Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 5 Seulako's Drift Gp. Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 6 Batee Gla Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 7 North Rubiah Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 8 Rubiah Sea Garden Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 9 Arus Balee (widow’s current) Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 10 Batee Meuroron Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 11 Batee Dua Gapang Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 12 Wreck Sophie Rickmers Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 13 Wreck Tugboat Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 14 Pulau Rondo Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 15 Pantee Ideu Gampong Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 16 Limbo Gapang Gp Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 17 Long Angen dan Pantee Gua Gp Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 18 Pulau Rubiah Gp Iboih dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 19 Sumur Tiga Gp Sumur Tiga dan ekowisata DTW Alam, wisata bahari selam, petualangan 20 Anoi Itam Gp Anoi Itam dan ekowisata 21 Pulau Klah Wisata Kawasan Terintegrasi Gp Iboih 22 Kawasan resort Gua Sarang Wisata Kawasan Terintegrasi Gp Paya 23 Pantai Anoi Itam DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata Gp Anoi Itam 24 Pantai Ujung Kareung DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata Gp Ujung Kareung 25 Pantai Sumur Tiga DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata Gp Le Meule 26 Pantai Gapang DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata Gapang, Gp Iboih 27 Pantai Iboih (Teupin Layeu) DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata Teupin Layeu, Gp Iboih 28 Pantai Pulau Rubiah DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata P. Rubiah, Gp Iboih 29 Pantai Pasir Putih DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata Gp Paya 30 Pantai Kasih DTW Alam, wisata bahari pantai, Ekowisata Gp Ateuh 31 Hutan Wisata Iboih DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Iboih 32 Hutan Mangrove Iboih DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Iboih

2-4 NO DAYA TARIK WISATA JENIS WISATA LOKASI 33 Hutan Mangrove Jaboi DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Jaboi 34 Hutan Pulau Rubiah DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata P. Rubiah, Gp Iboih 35 Air Terjun Pria Laot DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Pria Laot 36 Gunung Berapi Jaboi DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Jaboi 37 Goa Sarang Iboih DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Iboih 38 Pemandian Air Panas Keunekai DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Keunekai 39 Danau Aneuk Laot DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Aneuk Laot DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 40 Tugu Nol Kilometer Gp Iboih Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 41 Bangunan Asrama Haji Gp Iboih Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 42 Bunker Jepang Gp Anoi Itam Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 43 Benteng ex Jepang Gp. Anoi Itam Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 44 Benteng ex Jepang Gp. Le Meulee Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 45 Benteng ex Jepang Gp. Ujoeng Kareung, Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 46 Benteng ex Jepang Gp. Balohan Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 47 Benteng ex Jepang Gp. Keuneukai, Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 48 Benteng ex Jepang Gp. Cot Ba’U Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 49 Makam Keramat Gp. Ie Meulee, Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 50 Makam Keramat Gp. Ujoeng Kareung, Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 51 Makam Keramat Gp. Anoe Itam, Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 52 Makam Keramat Gp. Beurawang Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 53 Makam Keramat Gp. Keuneukai. Sejarah Gudang Senjata ex Jepang DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 54 Gp. Le Meulee Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 55 Gudang Senjata ex Jepang Gp. Anoe Itam Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 56 Gudang Senjata ex Jepang Gp. Balohan Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 57 Tugu Depan SMPN 2 Gp. Ie Meulee; Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 58 Terowongan Gp. Cot Ba’U; Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 59 Tapak Bangunan Gp. Balohan. Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 60 Tapak Bangunan Gp. Anoe Itam Sejarah 61 Sabang Fair DTW Buatan manusia, wisata even Sabang Kota DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 62 Sabang Hill Sabang Kota Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 63 Cot Abeuk Gp Cot Abeuk Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 64 Situs Abattoir Gp Kuta Timu Sejarah Masjid Kampung Haji DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 65 Gp Kuta Timu; Sejarah

2-5 NO DAYA TARIK WISATA JENIS WISATA LOKASI Benteng Pengintai DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 66 Gampong Kuta Barat Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 67 Benteng Pengintai Gampong Kuta Timu, Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 68 Benteng Pengintai Gp Paya Seunara Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 69 Benteng Pengintai Gampong Batee Shoek Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 70 Benteng Pertahanan Gampong Kuta Barat Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 71 Benteng Pertahanan Gampong Kuta Timu Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 72 Benteng Pertahanan Gp Paya Seunara Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 73 Benteng Pertahanan Gp Batee Shoek Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 74 Makam Keramat Gp Kuta Timu; Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 75 Makam Keramat Gp Batee Shoek Sejarah Tugu Pemancungan DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 76 Gp Batee Shoek; Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 77 Bangunan Pompa Air Brown Gp Aneuk Laot; Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 78 Bangunan Swim Bath Gp Aneuk Laot; Sejarah DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 79 Terowongan Gp Kuta Ateuh Sejarah Gudang DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan 80 Senjata/Amunisi/Peluru Gp Kuta Timu. Sejarah

Sumber: Dokumen Rencana KSPN Weh dan sekitarnya (2015)

Mengacu pada daya tarik wisata yang ada di Kawasan Weh dan sekitarnya maka produk pariwisata yang berbasis bahari dan ekowisata menjadi sangat menonjol untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan produk pariwisata berbasis ekowisata bahari di Provinsi Aceh, khususnya Kawasan Strategis pariwisata Nasional Weh dan sekitarnya harus terintegrasi dengan pengembangan pariwisata di seluruh Pulau Sumatera agara tercipta destinasi pariwisata Pulau Sumatera yang beragam dan saling menguatkan antar daerah.

2.2 Produk Pariwisata Provinsi Sumatera Utara dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Utara Merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang meimiliki daya tarik wisata yang sangat beragam dan berlimpah. Daya tarik tersebut baik daya tarik wisata alam maupun budaya. Bahkan salah satu daya tarik wisata alam yang menjadi ikon provinsi ini yatu Danau Toba sudah sangat terkenal hingga ke mancanegara. Besarnya potensi daya

2-6 tarik wisata yang tersebar tersebut tentu saja perlu pengelolaan dari sisi peraturan yang dapat menjembatani antara kepentingan wisatawan, masyarakat, industri dan pemerintah. Oleh karena itu peraturan daerah terkait dengan pengelolaan pembagnunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara mutlak diperlukan untuk memperlancar proses pembangunan kepariwisataan yang tengah gencar dilakukan oleh pemerintah tersebut.

Hingga saat ini Sumatera Utara belum mempunyai Peraturan Daerah mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov). Padahal Ripparprov merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 mengenai Kepariwisataan. Dalam pasal 8 dan 9 undang-undang tersebut jelas tertulis bahwa setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota wajib menyusun rencana induk pemabangunan kepariwissataan di daerahnya masing-masing.

Ketiadaan instrumen peraturan daerah mengenai pembangunan kepariwisataan di Provinsi Sumatera Utara tentu saja menjadi sebuah ironi dibandingkan dengan semangat daerah dalam mengembangkan pariwisata. Oleh karena itu perlu ada upaya akselerasi untuk menghasilkan Peraturan Daerah mengenai Ripparkab di Provinsi Sumatera Utara agar pembangunan kepariwisataan yang tengah dan akan dilakukan dapat terkoordinasi dan berkesinambungan. Kajian kebijakan pembangunan kepariiwsataan yang akan dilakukan adalah kajian terhadap dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Utara yang ada sudahdilakukan namun belum secara resmi di undangkan menjadi peraturan daerah Sumatera Utara. Dalam dokumen ini, disebutkan bahwa Sumatera Utara dibagi menjadi sebelas Destinasi Pariwisata Daerah. Sebelas Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) tersebut adalah: 1. DPD Medan dan sekitarnya; 2. DPD Pantai Timur Sumatera Utara; 3. DPD Kawasan TNGL Wilayah Sumatera Utara; 4. DPD Binjai, Sei Bingei dan sekitarnya; 5. DPD Berastagi dan sekitarnya; 6. DPD Tongging dan sekitarnya; 7. DPD Serdang Bedagai, Simalungun dan sekitarnya

2-7 8. DPD Tobasa, Asahan dan sekitarnya; 9. DPD Sibolga dan sekitarnya; 10. DPD Kepulauan Nias; 11. DPD Batang Toru dan sekitarnya.

Gambar 2.2 Peta Perwilayahan Pariwisata Sumatera Utara

Sumber: dokumen kajian Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Utara (2017)

Dari sebelas DPD tersebut tiga DPD diantaranya beririsan di wilayah Danau Toba, yaitu DPD Daeri dan sekitarnya, DPD Sedang Bedagai, Simalungun dan sekitarnya serta DPD Tapanuli Utara, Samosir,Tobasa, Asahan dan sekitarnya. Hal ini menunjukan bahwa kawasan Danau Toba merupakan kawasan yang penting dan memiliki potensi pariwisata yang besar sehingga memerlukan penanganan dan strategi khusus untuk pengembangannya. Danau Toba dengan sejarah pembentukanya dan juga budaya yang ada disekitarnya telah menjelma menjadi ikon pariwisata Sumatera Utara. Penempatan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata unggulan Sumatera Utara bahkan Nasional sangat tepat mengingat nilai yang dimiliki oleh Danau Toba yang memiliki skala internasional.

2-8 Gambar 2.3 Peta KSPN Toba dan sekitarnya

Sumber : Ripparnas 2011-2025

2.3 Produk Pariwisata Provinsi Sumatera Barat dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi memiliki nilai-nilai budaya yang khas dan telah dikenal secara luas. Nilai-nilai ini diantaranya adalah bangunan adat, tata cara dan tradisi serta yang tidak kalah menonjol dan dikenal luas yaitu kulinernya. Kuliner khas sumatera barat atau masyarakat secara umum lebih mengenalnya sebagai kuliner Padang, telah menjelma sebagai salah satu kuiner yang digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat dari berbagai macam latar belakang. Hal ini tentu saja menjadi modal yang sangat besar bagi pariwisata Sumatera Barat dalam memperkenalkan berbagai daya tarik yang ada di kawasan ini.

Daya tarik wisata di Sumatera Barat selama ini belum begitu dikenal dibandingkan dengan kekayaan kulinernya. Tidak banyak yang dikenal luas oleh masyarakat selain dengan rumah gadang dan jam gadangnya. Oleh karena itu upaya untuk memperkenalkan berbagai daya tarik yang ada harus terus ditingkatkan agar pariwisata Sumatera Barat dapat lebih dikenal

2-9 masyarakat luas yang pada akhirnya dapat mendatangkan keuntungan ekonomi bagi Sumatera Barat.

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera barat Tahun 2014-2025 menyebutkan bahwa Perwilayahan pariwisata di Suamtera Barat dibagi menjadi 5 (lima) Kawasan Utama Pariwisata Provinsi (KUPP), 9 (sembilan) Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) dan 8 (delapan) Kawasan Potensial Pariwisata Provinsi (KPPP). Lebih jauh 5 (lima) KUPP yang telah ditetapkan tersebut adaah sebagai berikut:

1. KUPP I dengan pusatnya Kota Padang, yang terdiri dari KSPP Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman serta KPPP Kota Pariaman ;

2. KUPP II dengan pusatnya Kota Bukittinggi, yang terdiri dari KSPP Kabupaten Agam dan Kabupaten 50 Kota serta KPPP Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat dan KPPP Kota Payakumbuh;

3. KUPP III dengan pusatnya Kabupaten Tanah Datar yang terdiri dari KSPP Kota Padang Panjang dan Kabupaten Solok serta KPPP Kota Solok dan KPPP Kabupaten Solok Selatan;

4. KUPP IV dengan pusatnya Kota Sawahlunto, yang terdiri dari KSPP Kabupaten Sijunjung dan KPPP Kabupaten Dharmasraya; dan

5. KUPP V dengan pusatnya Tua Pejat, yang terdiri dari KSPP Sipora dan KSPP Siberut serta KPPP Pagai Utara dan sekitarnya.

Sementara itu dalam dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Kawasan Singkarak dan sekitarnya disebutkan bahwa inti KSPN Kawasan Singkarak dan sekitarnya yang meliputi Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang merupakan kawasan Danau Singkarak yang berada diketinggian kurang lebih 363 mdpl. Dengan demikian bentang alam pegunungan menjadi kekuatan utama Sumatera barat dalam upaya pengembangan daya tarik wisata. Selain itu Kawasan Provinsi Sumatera Barat yang sebagian besar merupakan punggungan dari deretan Bukit Barisan memperkukuh kawsan ini sebagai kawasan dengan potensi alam pegunungan yang sangat besar dan potensial untuk terus dikembangkan sebagai daya tarik wisata berbasis ekologi atau ekowisata.

2-10 Gambar 2.4 Delienasi KSPN Kawasan Singkarak dan sekitarnya

2.4 Produk Pariwisata Provinsi Riau dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Riau merupakan provinsi yang secara geografis berbatasan dengan Malaysia. Letaknya yang strategis ini menempatkan Provinsi Riau sebagai salahsatu pintu gerbang pariwisata di kasawan Pulau Sumatera. secara tradisional masyarakat kawasan ini telah terbiasa melintas batas dengan emnggunakan kapal laut ke negara tetangga Malaysia begitu juga sebaliknya. Potensi perpindahan wisatawan yang relatif mudah ini menjadikan Provinsi Riau harus mempersiapkan berbagai macam infrasturktur untuk mendukung pemabngunan kepariwisataanya. Salah satu yang sangat penting adalah terkait dengan kesiapan peraturan daerah mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Riau.

Provinsi Riau saat ini telah memiliki peraturan daerah terkait dengan pembangunan kepariwisataan yaitu Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Riau.

2-11 Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2004 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Riau secara legal masih mengacu kepada Undang-undang Nomor 9 Tahun 1999 sehingga secara substansi banyak penomena pariwisata yang berkembang dewasa ini belum termuat. Oleh karena itu kedepan perlu didorong revisi terhadap peraturan daerah ini agar pemabngunan kepariwisataan yang dilakukan oleh Provinsi Riau dapat sejalan dengan cita-cita pembangunan kepariwisataan secara nasional yang tertuang di dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 dan peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional. Namun demikian ada beberapa substansi terkait dengan rencana pemabgnunan kepariwisataan di Provinsi Riau yang dapat diselaraskan dengan pembangunan kepariwisataan Pulau Sumatera secara keseluruhan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Arah pengembangan pariwisata Riau adalah untuk: a. Menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan pembangunan daerah; b. Optimalisasi potensi wisata budaya dengan dukungan wisata alam, wisata agro dan minat khusus; c. Melakukan konservasi budaya daerah; d. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Sementara itu perwilayahan pariwisata di Provinsi Riau yang kemudian di sebut sebagai Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata (UPWD) dibagi menjadi tiga wilayah yaitu: a. UPWD A yang terdiri dari Kabupaten/kota: Pekanbaru, Kampar, Rokan, Hulu, Pelelawan; b. UPWD B yang terdiri dari Kabupaten/Kota: Bengkalis, Siak, Dumai, Rokan Hilir; c. UPWD C yang terdiri dari Kabupaten/Kota: Kuantan Senginggi, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.

UPWD tersebut lebih jauh dikembangkan menurut kekhasan dan keunikan daya tarik wisata dan potensi daya tarik wisatanya masing-masing yaitu: a. Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata A pengembangannya diarahkan untuk: 1. Pekanbaru diarahkan untuk, Pengembangan wisata budaya, sejarah, alam buatan dan rekreasi kota. 2. Kampar diarahkan untuk pengembangan wisata budaya, sejarah dan alam buatan. 3. Rokan Hula diarahkan untuk pengembangan wisata budaya, sejarah dan alam.

2-12 4. Kabupaten Pelalawan, diarahkan untuk pengembangan wisata budaya. sejarah, perairan, alam dan bahari. b. Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata B, pengembangannya diarahkan pada: 1. Bengkalis diarahkan untuk pengembangan wisata rekreasi kota, alam, buatan, bahari dan budaya. 2. Siak diarahkan untuk Pengembangan wisata sejarah, budaya, alam dan perairan. 3. Dumai diarahkan untuk Pengembangan wisata budaya, alam, rekreasi kota, bahari dan alam buatan. 4. Rokan Hilir diarahkan untuk pengembangan wisata budaya, alam dan bahari. c. Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata C, pengembangannya diarahkan pada: 1. Kuantan Singingi diarahkan untuk Pengembangan Wisata sejarah, Budaya, alam. 2. Indragiri Hulu diarahkan untuk Pengembangan wisata cagar alam, budaya, alam, sejarah, petualangan. 3. Indragiri Hilir diarahkan untuk Pengembangan wisata budaya, alam, sejarah dan bahari. Tiga UPWD yang terdapat di Riau di dalamnya diarahkan untuk pengembangan beberapa kawasan yang semua kawasan tersebut mengembangkan tema budaya didalamnya. Oleh karena itu budaya menjadi kekuatan utama pengembangan pariwisata di Provinsi Riau. Kedepan tema budaya harus terus di elaborasi baik dari sisi substansi maupun pengemasannya agar lebih menarik banyak wisatawan utnuk datang ke Provinsi Riau.

Sementara itu dalam dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Rupat dan sekitarnya disebutkan bahwa daya tarik wisata budaya mendominasi daya tarik wisata yang ada di KSPN Rupat dan sekitarnya disamping daya tarik wisata alam. Daya tarik wisata yang terdapat di KSPN Rupat dan sekitarnya diantaranya adalah:

1. Pantai Pesona Desa Teluk Rhu Kecamatan Rupat Utara; 2. Pantai Tanjung Lapin Desa Tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara; 3. Pantai Pasir Putih Desa Putri Sembilan Kecamatan Rupat Utara; 4. Pulau Beting Aceh Desa Suka Damai Kecamatan Rupat Utara; 5. Pantai Makeruh Desa Makeruh Kecamatan Rupat; 6. Pantai Ketapang Desa Cingam Kecamatan Rupat;

2-13 7. Wisata Hutan Mangrove; 8. Wisata Burung Migrasi; 9. Adat Kebudayaan Masyarakat Tradisonal Melayu Kecamatan Rupat Utara; 10. Permainan Tradisional Masyarakat Melayu Kecamatan Rupat Utara; 11. Tarian Mak Yong Desa Putri Sembilan Kecamatan Rupat Utara; 12. Budaya Suku Akit Desa Titi Akar dan Desa Hutan Ayu Kecamatan Rupat Utara; 13. Zapin Api-Api di Kecamatan Rupat Utara; 14. Makam Putri Sembilan Desa Putri Sembilan Kecamatan Rupat Utara; 15. Perayaan Cak Go Meh di Kecamtan Rupat Utara; 16. Kelenteng Cin Heng Keng Desa Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara; 17. Kelenteng Vidya Sagara Desa Kadur Kecamatan Rupat Utara; 18. Kelenteng Cin Bu Kiong Desa Titi Akar; 19. Mandi Safar Desa Tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara; 20. Festival Pantai Rupat. Pengembangan budaya khas Melayu sebagai salah satu daya tarik utama pariwisata Riau dan sekitarnya sangat menjanjikan mengingat Riau dianggap sebagai negeri asal peradaban Melayu berasal. Meski demikian pengemasan budaya sebagai salah satu daya tarik wisata perlu dilakukan mengingat tidak semua hal yang terkait budaya dapat menarik wisatawan.

Gambar 2.5 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Rupat dan sekitarnya

2-14 2.5 Produk Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan. Dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau dan sebagian besar merupakan lautan serta menjadi garis terdepan perbatasan negara dengan negara tetangga, maka Provinsi Kepulauan Riau memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan provinsi lain di Kawasan Sumatera. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau perlu dilakukan dengan mengedepankan dan mengeksplorasi kekayaan pulau-pulau tersebut sebagai bagian dari upaya melakukan konservasi sekaligus mengukuhkan batas negara. Hal ini tidak terlepas dari isu strategis regional yang menempatkan batas Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu titik sentral keamanan negara.

Pengembangan pariwisata di Provinsi Kepualaun Riau telah diakomodasi dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah tahun 2012-2022. Di dalam Peraturan Daerah tersebut disebutkan bahwa perwilayahan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau dibagi menjadi tujuh Koridor Pariwisata Daerah (KPD) yaitu: 1. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Batam; 2. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Bintan; 3. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Karimun; 4. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Tanjungpinang; 5. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Natuna; 6. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Anambas; dan 7. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Lingga. Lebih jauh dari ketujuh KPD tersebut kemudian dikembangkan strategi yang berbasis keunggulan komparatif masing-masing koridor tersebut dalam kerangka mendukung visi kepariwisataan Kepulauan Riau yaitu “Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai Destinasi Wisata Yang Berdaya Saing Tinggi di Pasar Nasional dan Internasional Secara Berkelanjutan Serta Mampu Mendorong Pembangunan Daerah Dan Kesejahteraan Masyarakat”. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:

2-15 1. Pengembangan KPD Batam sebagai kawasan Wisata Kota, Wisata Bahari dan Wisata MICES (meeting, incentive, convention, exhibition, and sports) ; 2. Pengembangan KPD Bintan sebagai kawasan Wisata Terpadu Eksklusif, Kawasan Wisata Terbuka Umum, dan Wisata Minat Khusus; 3. Pengembangan KPD Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata Minat Khusus dan Wisata Agro; 4. Pengembangan KPD Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya dan Wisata Kreatif; 5. Pengembangan KPD Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari, Minat Khusus dan Ekowisata; 6. Pengembangan KPD Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan Ekowisata; dan 7. Pengembangan KPD Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Alam dan Wisata Bahari. Secara komparatif ketujuh KPD yang ada di Kepulauan Riau memiliki kekahsan dan keunikannya masing-masing sehingga optimalisasi seluruh potensi yang dimiliki oleh masing-masing pulau tersebut diharapkan dapat memperkuat citra pariwista Kepualaun Riau sebagai salah satu destinasi pariwisata yang berbasis kekayaan dan keindahan pulau- pulau kecilnya. Gambar 2.6 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Pulau Alang dan Sekitarnya

Sumber: Dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil KSPN Pulau Alang dsk

2-16

2.6 Produk Pariwisata Provinsi Bengkulu dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi bengkulu merupakan provinsi yang memiliki perkembangan pariwisata realtif paling lambat dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kawasan Sumatera. namun demikian hal ini bukan berarti Provinsi Bengkulu tidak memiliki daya tarik wisata yang berskala nasional maupun internasional. Sebut saja Pulau Enggano yang telah menjadi salah satu destinasi pariwisata yang dikenal wisatawan mancanegara karena keindahan alam dan deburan ombaknya. Selain itu berbagai peninggalan sejarah yang ikut menjadi saksi perjalanan sejarah abngsa juga terdapat di kawsan ini, sebut saja tempat pengasingan Bung Karno dan juga Benteng Marlborough yang menjadi bukti peninggalan Inggris di Sumatera.

Dalam dokumen teknis kajian Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Bengkulu disebutkan bahwa perwilayahan pariwisata Bengkulu dibagi menjadi empat wilayah yaitu:

1. Wilayah I : yang terdiri dari Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah dengan Kota Bengkulu sebagai pusatnya. 2. Wilayah II : yang terdiri dari Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong dengan Rejang Lebong sebagai pusatnya; 3. Wilayah III : yang terdiri dari Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur dengan Bengkulu Selatan sebagai pusatnya; 4. Wilayah IV : yang terdiri dari Bengkulu Utara dan Muko-muko dengan Bengkulu Utara sebagai pusatnya.

Dari komposisi perwilayahan tersebut terlihat dengan jelas bahwa pembagian perwilayahan yang dilakuan masih berbasis administratif bukan berbasis daya tarik dan potensi daya tarik wisata yang dimiliki oleh suatu kawasan. Namun demikian secara umum Provinsi Bengkulu mengandalkan potensi pariwisata petualangan untuk dapat menarik wisatawan datang. Salah satu yang sudah dikenal luas oleh wisatawan terutama wisatawan mancanegara terkait dengan wisata petualangan di Bengkulu yaitu Pulau enggano yang berada di wialyah administrastif bengkulu Utara meskipun secara jarak lebih denat ke wialyah Bengkulu

2-17 Selatan atau Kaur. Lebih jauh daya tarik wisata yang terdapat di keempat wilayah pengembangan pariwisata di bengkulu adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Daya Tarik Wisata di Provinsi Bengkulu Berdasarkan Wilayah

SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN I A. Kota Bengkulu KPPN Bengkulu Kawasan Pantai Pasar Bengkulu dan Kota dan Pantai Jakat sekitarnya Kawasan Tapak Paderi – Benteng KPPN Pantai Marlborough, Kampung Cina Panjang dan Kawasan Kampung Nelayan Pantai sekitarnya Malebo- Pantai Nala Kawasan Pantai Panjang Kawasan Muara Jengalu – Padang Golf Kota Bengkulu Kawasan Pulau Baai – Teluk Sepang Kawasan Danau Dendam Tak Sudah Kawasan Pasar Minggu – Suprapto - Sudirman Kawasan Anggut Kawasan Basuki Rahmat – Ratu Samban Kawasan Taman Remaja Kawasan Pulau Tikus B. Bengkulu Tengah Kec. Pondok Kelapa Sungai Suci

Wahan Surya Danau Gedangdan Bukit Menghijau Wisata Alam Family Wisata Alam Pantai Pekik Nyaring Wisata Alam Pantai Lot/Merah Putih Makam Raja Balai Buntar Makam Putri Gading Cempaka Prasasti Sumur Pagar Besi Masjid Padang Betuah Makam Pendiri Lembak III Pantai Gg Banyu Pantai Betuah Pantai Harapan Kec. Merigi Sakti Gunung Bungkuk Bukit Kandis Air Terjun Datar Lebar Air Terjun Siang Bukit Sebaya Air Terjun Bambu Temiangka Air Terjun Genap Curup Tes Curug Layang PLTA Musi Makam Panglima Sakti Keramat Nibung Meriam dan Kelambu Sakti Kec. Taba Penanjung Pegunungan Liku Sembilan Bungker Coa Sako Bunga Rafflesia Arnoldi Lubuk Serigo Air Terjun Peh

2-18 SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN Makam Raja Gogok Prasasti Batu Jung Air Terjun Penejun Kec. Talang Empat Danau Cik Dam Curup Embun Kec. Pagar Jati Air Terjun Telutung Air Terjun Segeak Sungai Curup Gembilia Labu Anak Dalam Injakan Kaki Anak Dalam Bangunan Rumah Tradisional Bateu Jemua Kec. Karang Tinggi Batu Balai Bangunan Belanda Bangunan Lojok Ritual Tejor II A. Rejang Lebong KPPN Rejang Kec. Selupu Rejang Danau Mas Harun Bestari Lebong dan sekitarnya Bendungan Musi Kelajo Agropolitan Kec. Padang Ulak Tanding Air Terjun Kepala Curup Cek Dam (Danau Buatan) Lubuk Beso - Apur Peninggalan Benda Sejarah Desa Apur Air Terjun / Gua Curup Beraput Air Terjun Sekudun Air Terjun Sungai Napal Kota Curup Suban Air Panas Bukit Kaba Monumen Perjuangan Masjid Agung Rumah Adat Kec. Sindang Kelingi Air Terjun Tri Muara Karang Air Terjun Sindang Kelingi Air Terjun Cawang Air Terjun Desa Cahaya Negeri Air Terjun Desa Beringin Tiga Pemandian Air Panas Sindang Jati Kec. Kota Padang Air Terjun Curug Embun Air Terjun Angin Air Terjun dan Gua La Desa Suka Merindu Stasiun Kereta Api Kota Padang B. Kepahiang Kec. Kabawetan Wisata Kebun Teh Kawasan Air Panas Bukit Hitam Air Terjun Bukit Hitam Kec. Kepahiang Taman Hutan Raya Sehasen Konak Taman Kota Lapangan Santoso Air Terjun Air Kelapa Air Terjun Babakan Air Terjun Betingkat Air Terjun okoaah Air Terjun karang Endah Air Panas Taba Padang Anggrek Hutan Kec. Bermani Ilir Air Terjun Curug Gayung

2-19 SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN Air Terjun Air Bimbing Kec. Tebat Karai Air Terjun Curup Layak Air Terjun Curup Embun Air Terjun Temdak Air Terjun Suka Sari Kec. Ujan Mas Air Terjun Air Durian Air Terjun Sterambun Air Terjun Pering C. Lebong Rimbo Pengadang Telaga 7 Warna Air Terjun Tebing Serai Arung Jeram Air Ketaun Topos Arum Jeram Lebong Selatan Danau Tes Danau Lupang Danau Blue Pemandian Air Panas Bingin kuning Sabo Dam Beringin Kuning Pasir Lebar Lebong Sakti Air Terjun Bioa Bates Air Terjun Blau Air Terjun Siampang Lebong Tengah Air Terjun Taman Peri Suban Gergok Air Terjun Siapang Uram Jaya Air Terjun Paliak Air Tejun Tik Gumaceak Air Terjun Pok Putiak Bioa Panes Lebong Utara Lobang Kaca Mata Pinang Belapis Air Terjun Ketenong Air Panas Bioa Putiak Pelabai Danau Picung Lebong Atas Air Terjun Saten III A. Bengkulu Utara Kecamatan Enggano KPPN Enggano Mangrove Kahyapu dan sekitarnya Pantai Pulau Dua Pantai Pulau Merbau Pantai Podipo Kahyapu Teluk Merpas Kahyapu Pulau Satu Pantai Teluk Kioyo Pantai Kaana Pantai Bablau Meok Teluk Berhau Pantai Pup Pantai Koomang Pantai Koomang air terjun Jelajah Gua Teluk Berhau Kec. Padang Jaya Air Terjun Curug Sembilan Kec. Putri Hijau Pantai Air Petai Pantai Kota Bani Pusat Pelatihan Gajah Kec. Ketahun Pantai Urai Pantai Ketahun Pantai Pulau Mega Kec. Batik Nau Pantai Bintunan

2-20 SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN Pantai Serangai Kec. Arma Jaya Air Terjun Palak Siring Kec. Air Napal Pantai Tapak Balai Tebing pasar palik Kec.Hulu Palik Air Terjun Batu Layang Kec. Air Besi Pantai Kota Agung Kec. Lais Pasar Lais B. Muko-Muko Kec. Mukomuko Utara Padang Penaek Benteng Anna Pantai Indah Pasar Mukomuko Pantai Pandan Wangi Pantai Batung Badoro Pantai Air Punggur (abrasi) Danau Nibung Danau Lebar Kec. Mukomuko Selatan Pantai Pasar Ipuh Pantai Air Rami Teramang Jaya Pantai Pasar Bantal Air Rami Konservasi Penyu Retak Ilir Pondok Suguh Air Terjun Mandiangin Manjunto Bendungan Air Manjunto Selagan Raya Bendungan Selagan A. Seluma Kec. Air Periukan Pantai Muara Kungkai Air Terjun Kroya Meriam Kuno Kec. Ilir Talo Pantai Pandan Sari (Penago 1) Pantai Muara Talo Kec.Ulu Talo Air Terjun Gunjingan Kec. Talo Air Terjun Metangur Kec. Seluma Utara Air Terjun Cughup Embun Air Terjun Ijang Air Terjun Suruman Kawasan wisata Lubuk Resam Kec. Seluma Selatan Kec. Seluma Pantai Seluma Bendungan Seluma Kec. Semidang Alas Air Terjun Melancar Bendungan Alas Gerincing Puyang Penjago Kec. SAM Pantai Ancol Pantai Ketapang Baru Pantai Tedunan Pantai Muara Maras B. Bengkulu Selatan Kec. Pasar Manna Pantai Wisata Pasar Bawah Tebat Rukis (Alam Tirta) Kolam Renang Tebat Gelumai Kec. Ulu Manna Air Terjun Geluguran Air Terjun Tiga Tingkat Arum Jeram Air Manna Kec. Bunga Mas Pantai Muara Kedurang Kec. Semidang Alas Maras Goa Suruman Kec. Seginim Danau Ulu Seginim Kec. Pino Raya Pantai Mengkudun Tebat Besar Air Terjun Padang Lakaran

2-21 SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN Tebat Niniak Kec. Air Nipis Bendungan Air Nipis Danau Ilir Kec. Kota Manna Sirkuit Balap Pantai Ketaping Pantai Bengkenang Kec. Kedurang Air Terjun Cawang Telaga Royak Besi Keramat Bujang Bandar C. Kaur Kec. Nasal Pantai Manungla Air Terjun Curug Perpah Tebing Rambutan Kec. Maje Pantai Linau Pantai Benteng Harapan Pantai Bunga Karang Kec. Kaur Selatan Pantai Muara Sambat Pantai Sekunyit Taman BINEKA Kec.Tetap Air terjun Curup Nibung Babat Pondok Pusaka Kec. Luas Pantai Tanjung Pandan Kec. Semidang Gumay Pantai Hili Pantai Muara Kinal Kec. Muara Sahung Air terjun satu panggung desa Tri Tunggal Bhakti Air terjun tiga panggung Jil Penjara Kec. Padang Guci Hulu Arung jeram Situs telapak kaki Sumber :Buku Kajian Ripparpov Bengkul,2017

Dari daftar daya tarik wisata Provinsi Bengkulu terlihat bahwa daya tarik berbasis alam mendominasi daya tarik wisata Provinsi Bengkulu di seluruh wilayah. Oleh karena itu perlu pengelolaan yang memperhatikan aspek lingkungan dan ekologi untuk mengembangkan berbagai daya tarik wisata tersebut. Hal ini terkait dengan keberadaan Provinsi Bengkulu yang diapit oleh dua taman nasional yaitu Taman nasional Kerinci Seblat (TNKS) di barat dan Tmaan Nasional Bukit barisan Selatan (TNBBS) di sebelah timur. Kedua taman nasional ini oleh Unesco telah di tetapkan sebagai Trofical Rainforest of Sumatera (TRHS) yang memiliki nilai sangat signifikan terhadap ekosistem hutan hujan tropis khususnya dan keberlangsungan ekosistem hutan dunia pada umumnya.

2-22 2.7 Produk Pariwisata Provinsi Jambi dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang memiliki kawasan hutan yang cukup luas dan sebagian besar merupakan bagian dari Taman Nasional, baik itu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Berbak (TNB), Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBDB), Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBTG) dan Taman Hutan Raya Senami dan Sekitar Tanjung . Oleh karena itu strategi pembangunan kepariwisataan di Jambi juga harus menyesuaikan dengan potensi dan karakteristik dayatarik wisata yang ada. Karena sebagiaan besar dayatarik wisata di Provinsi Jambi berada pada kawasan lindung atau taman nasional bahkan beberapa diantaranya meruapakan berada di kawasan cagar budaya.

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jambi yang mengutip Rencana tata Ruang dan Rencana Wilayah (RTRW) Jambi menyebtkan bahwa setidaknya ada 24 (dua puluh empat) daya tarik wisata di Provinsi Jambi. Ke dua puluh empat daya tarik wisata tersebut terbagi menjadi daya tarik wisata alam, budaya dan buatan.

Tabel 2.3 Daya Tarik Wisata di Provinsi Jambi

Jenis Daya Tarik Wisata No Alam Budaya Buatan 1 Taman Nasional Berbak Kawasan Wisata Candi Muaro Jambi Landmark Menara Jam Besak Gentala Arasyi 2 Taman Nasional Kerinci Seblat Kawasan Cagar Budaya Seberang Jembatan Pedestirian Sungai Batanghari 3 Taman Nasional Bukit Tiga Kawasan Cagar Budaya Rumah Tuo Landmark Danau Sipin Puluh 4 Taman Nasional Bukit Dua Belas Kawasan Cagar Budaya Batu Museum Perjuangan Bertulis Karang Berahi 5 Taman Hutan Raya Senami dan Situs Lubuk Ruso Kebun Binatang Taman Rimba Sekitar Tanjung 6 Kawasan Wisata Geopark Makam Sultan Thaha 7 Danau Kerinci dan Danau Makam Rangkayo Pingai dan Gunung Tujuh Makam Rangkayo Hitam 8 Danau Depati 9 Gunung Kerinci 10 Air Terjun Telun 11 Grao dan Wisata Teluk Wang 12 Danau Sipin Sumber: Buku Kajian Ripparprov Jambi, 2015

2-23 Secara perwilayahan Provinsi Jambi membagi wilayahnya menjadi lima Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP), yaitu DPP Kerinci Seblat dan sekitarnya, DPP Merangin dan sekitarnya, DPP Muarao Jambi dan sekitarnya, DPP Bukit Tiga Puluh dan sekitarnya serta DPP Berbak dan sekitarnya. Sementara itu Kawasan Strategis pariwisata Provinsi di Provinsi Jambi dibagi menjadi lima yaitu, KSPP Kerinci Seblat dan sekitarnya, KSPP Geopark Merangin dan sekitarnya, KSPP Kawasan Candi Muaro Jambi dan sekitarnya, KSPP Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan sekitarnya, dan KSPP Taman Nasional Berbak dan sekitarnya.

Provinsi jambi dalam kontek perencanaan pariwisata telah memiliki dua Kawasan Strageis Pariwisata Nasional sebagaimana telah disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 50 tahun 2011, yaitu KSPN Muaro Jambi dan sekitarnya serta KSPN Kerinci Seblat dan sekitarnya. dua KSPN ini menunjukan bahwa Jambi memiliki nilai strategis dalam kontek pariwisata nasional, baik dari segi konservasi keanekaragaman hayati maupun konservasi budaya.

Gambar 2.7 DPN Jambi – Kerinci Seblat dan sekitarnya

2-24 2.8 Produk Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang saat ini tengah mendorong pembangunan kepariwisataan. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama ini dikenal sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Namun seiring dengan ebrjalannyawaktu, sektor pertambangan disadari oleh masyarakat Kepualauan bangka Belitung tidak bisa memberikan jaminan keberlanjutan. Lebih jauh sektor pertambangan telah menyisakan begitu banyak permasalahan lingkungan yang tidak jarang mengancam kelangsungan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pariwisata di pilih oleh pemerintah daerah Kepulauan bangka Belitung sebagai alternatif yang diharapkandapat memberikan sumber penghidupan yang layak, ramah terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Keseriusan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam mendorong sektor pariwisata diwujudkan dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025. Didalam Perda Ripparprov tersebut di jelaskan bahwa salah satu strategi untuk kebijakan pembangunan destinasi pariwisata adalah pembangunan daya tarik wisata alam dan budaya berbasis pesisir, pantai, pulau-pulau kecil, formasi geologis batuan granit, perkebunan lada, dan adat istiadat khas. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berusaha mengembangkan tema terkait dengan fenomena geologis sebagai salah satu tema utama pembangunan kepariwisataanya. Bahkandalam salahsatu butir didalam perda Ripparprov di sebutkan bahwa salah satu strategi pengembanganday atarik wisata adalah dengan mengembangkan program geowisata pada daya tarik wisata alam berbasis pesisir, pantai, pulau-pulau kecil dan formasi geologis batuan granit. Selain itu pengembangan wisata minat khusu bahari berupa wisata selam, snorkeling¸ memancing di tengah laut menjadi salah satu produk pariwisata yang didorong untuk dikembangkan selain tentunyawisata edukatif terkait dengan budaya, agrowisata lada dan sejarah khas Belitung. Sementara itu untuk mengefektifkan pembangunan kepariwisataan, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membagi wilayahnya menjadi dua destinasi pariwisata provinsi, yaitu DPP Wilayah Utara Kepulauan Bangka Belitung dan DPP Wilayah Selatan Kepulauan

2-25 Bangka Belitung. Lebih jauh dalam Ripparprov disebutkan bahwa ada empat Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi, yaitu KSPP Muntok dan sekitarnya, KSPP Belinyu-Sungailiat dan sekitarnya, KSPP Pangkal Pinang-Mendo Barat-Bangka Tengah dan KSPP Pulau Belitung. dari perwilayahan yang dibuat jelas terlihat ahwa strategi pengembangan pariwisata di Kepaualaun Bangka Belitung menjadkan Belitung sebagai satu kesatuan utuk destinasi pariwisata. Hal ini tentu saja sangat positif untuk mengefektifkan pembangunan dan pemasaran pariwisata kedepan. 2.9 Produk Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang memiliki komitmen terhadap pembangunan kepariwisataan yang sangat tinggi. Berbagai upaya dilakukansecara simultan oleh Pemerintah ProvinsiSumatera Selatan dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan Sumatera Selatan yang lebih maju. Dalam Ripparnas disebutkan bahwa Sumatera Selatan termasuk kedalam tiga Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), yaitu DPN Krakatu-Ujungkulon dan sekitarnya, DPN Palembang-Bangka Belitung dan sekitarnya serta DPN Bengkulu-Enggano dan sekitarnya. Dengan banyaknya DPN yang menjadi irisan dengan wilayah Sumatera Selatan menunjukan bahwa Sumatera Selatan memiliki potensi pengembangan pariwisata yang sangat besar, terlebih dari tiga DPN tersebut Sumatera Selatan juga memiliki dua Kawasan Strategis pariwisata Nasional (KSPN) yaitu KSPN Pagar Alam dan sekitarnya serta KSPN Palembong Kota dan sekitarnya.

Sementara itu didalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Sumatera Selatan 2015-2025 disebutkan bahwa perwilayahan pariwisata di Suamtera Selatan dibagi menjadi lima Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) dan luma Kawasan Strategis pariwisata Provinsi (KSPP).

2-26 Tabel 2.4 Destinasi Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi

NO KAWASAN STRATEGIS DESTINASI PARIWISATA CAKUPAN WILAYAH KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PARIWISATA PROVINSI NASIONAL (KSPN) 1 Palembang Kota dan Palembang dan sekitarnya Kota Palembang Kota Palembang dan sekitarnya Kab. Ogan Komering Ilir sekitarnya Kab. Banyuasin 2 Musi Rawas dan Kab. Musi Rawas Utara Kota Lubuk Linggau dan sekitarnya Kab. Musi Rawas sekitarnya Kab. Musi Banyuasin Kab. Lubuk Linggau 3 Pagar Alam dan Pagar Alam dan sekitarnya Kab. Lahat Kota Pagar Alam dan sekitarnya Kota Pagar Alam sekitarnya Kab. Empat Lawang 4 Prabumulih dan sekitarnya Kab. Pali Kota Prabumulih dan Kab. Prabumulih sekitarnya Kab. Muara Enim 5 OKU Selatan dan Kab. OKU Selatan OKU Selatan dan sekitarnya Kab. OKU sekitarnya Kab. OKU Timur Sumber: Buku Kajian Ripparprov Sumatera Selatan 2015-2025

Setiap destinasi pariwisata daerah di Sumatera Selatan mengembangkan produk pariwisatanya masing-masing agar dapat bersaing dan memberikan warna pada pariwisata Sumatera Selatan secara umum. Di dalam upaya mengembangkan produk pariwisatanya Sumatera Selatan melakukan upaya pemantapan terhadap wisata budaya dan wisata pendukung lainnya. Kuliner dipilih karena Sumatera Selatan khususnya Palembang memiliki beragam ciri khas kuliner yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Upaya lain yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan mengembangkan berbagai paket wisata yang dibuat dari berbagai aktifitas wisata yang dapat dilakukan serta mengembangkan calender of event dan festival seni, budaya dan beragam aktifitas masyarakat.

Terkait dengan event yang didorong penyelenggaraannya oleh Sumatera Selatan, maka salah satu event yang di saar adalah penyelenggaraan even olah raga. Halini kemudianditindak lanjuti dengan melakukan pembangunan masif berbagai fasilitas olahraga di Sumatera Seatan khususnya di Kota Palembang dan sekitarnya. Fasilitas ini digunakan untuk menyelenggarakan berbagai pesta olah raga baik tingkat nasional, regional bahkan hingga ketingkat . Namun demikian wisata olahraga dengan penyelenggaraan berbagai

2-27 even ini tidak dapat berlangsung sepanjang tahun dan berkelanjutan, oleh karena itu perlu upaya dan strategi lain guna meningkatkan kepariwisataan di Sumatera Selatan.

Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Pulau Sumatera posisi Sumatera Selatan juga memiliki peran yang sangat penting khususnya dalam pembangunan kepariwisataan. Lebih jauh terkait kebijakan kepariwisataan yang termuat dalam RTRW Pulau Sumatera khusus untuk Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5 Arahan Kebijakan Pengembangan Pariwisata Dalam RTRW Pulau Sumatera

NO KEBIJAKAN PUSAT/LOKASI 1 Pusat Pariwista Cagar Budaya, Pariwisata Bahari, dan Ilmu 1. PKN Palembang; Pengetahuan serta MICE 2. PKW Lahat 2 Pusat kegiatan pariwisata dalam satu kesatuan tujuan wisata 1. PKN Palembang 3 Rehabilitasi dan Pemantapan fungsi cagar alam untuk pariwisata 1. Musi Rawas pada TamanNasional Kerinci Seblat 4 Pengembangan Pengelolaan dan Pemertahanan fungsi Suaka 1. Suaka Margasatwa Gumai Pasemah Margasatwa (Lahat) 2. Suaka Margasatwa Gunung Raya (OKU) 3. Suaka Margasatwa Isau-isau Pasemah (Lahat danMuara Enim); 4. Suaka Margasatwa bentayan (Musi Banyuasin); 5. Suaka Margasatwa Dangku (Musi Banyuasin); 6. Suaka Margasatwa Padang Sugihan (Banyuasin dan OKI). 5 Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi KawasanPantai HutanBakau 1. Kab. Musi Banyuasin; untuk Pariwisata 2. Kab. Banyuasin; 3. Kab. OKI 6 KawasanPeruntukan Ekowisata pada Danau Ranau Kab. OKU Selatan 7 Ekowisata Karst Kab. Musi Rawas 8 Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Peruntukan Berbasis 1. SitusMegalitik Batu Gajah (Kab. Lahat); Cagar Budaya danIlmu Pengetahuan 2. Komplek Makam Sabo Kingking (KotaPalembang); 3. Komplek Makam Kesultanan Palembang (Kota Palembang); 4. Komplek Makam Gede Ing Suro (Kota Palembang); 5. Komplek Percandian Bumi Ayu (Kab. Muara Enim); 6. Situs Megalitik Tinggihari (Kab. Lahat); 7. SitusMegalitik Tegurwangi (Kab. Pagar Alam); 8. Situs Megalitik Belumai (Kab. Pagar Alam); 9. Benteng Kuto Besak (Kota Palembang) 10. MICE dan Sport (Kota Pelambang)

2-28 2.10 Produk Pariwisata Provinsi Lampung dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi lampung sebagai provinsi yang paling dekat dengan Jawa memiliki berbagai keuntungan dari sisi aksesibilitas. Jarak yang relatif dekat dengan pintu masuk wisatawan (Jakarta) menjadikan Lampung memiliki posisi yang sangat strategis dalam pengembangan kepariwisataan.

Provinsi Lampung telah memiliki payung hukum pengembangan kepariwisataan yaitu Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Rippda) Provinsi Lampung. Didalam Rippda disebutkan beberapa konsep pembangunan kepariwistaan di Provinsi Lampung yang terkait dengan pengembangan produk pariwisatanya yaitu:

1. Konsep pembangunan pariwisata yang berkelanjutan; 2. Konsep pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah; 3. Konsep keterkaitan antar sektor dalam pengembangan pariwisata; 4. Konsep keterkaitan pariwisata, perdagangan dan investasi; 5. Konsep hirarki dan penjenjangan pariwisata Yaitu membagi pembangunan kawasan wisata menurut skala jangkauan yaitu skala lokal, skala kabupaten dan skala provinsi. 6. Konsep Kawasan Wisata Unggulan (KWU); Yaitu kawasan yang memiliki skala provinsi/nasional/internasional dan memiliki peran strategis karena lokasi/intensitas kunjungan ataupun permasalahan yang dimilikinya. Kawasan Wisata Unggulan yang dikembangkan Provinsi Lampung ada tujuh Kawasan Wisata Unggulan, yaitu: Tabel 2.6 Kawasan Wisata Unggulan Provinsi dan Kabupaten NO KAWASAN WISATA LOKASI KAWASAN WISATA LOKASI UNGGULAN PROVINSI UNGGULAN KABUPATEN 1 Kota Bandar Lampung; Gedung Tataan, Rantau 1. Kota Bandar Lampung Taman Bumi Kedaton Tijang, Kota Agung, Wonosobo, Sangga, Bengkunat, Biha, Krui, Simpang Gunung Kemala, Pugung Tampak. 2 Krui dan Tanjung Setia; Desa tanjung Setia, 2. Kota Taman Merdeka

2-29 NO KAWASAN WISATA LOKASI KAWASAN WISATA LOKASI UNGGULAN PROVINSI UNGGULAN KABUPATEN KecamatanPesisir Selatan. 3 Taman Nasional Way Taman NasionalWa 3. Lampung Barat Krui, Tanjung Setia Kambas Kambas, dan TNBBS PerkebunanBergen, Situs Purbakala Pugung Raharjo, Perkebunan Lada. 4 Teluk Kilauan Gugusan Cangkalik, 4. Kabupaten Lampung Krakatu, Pulau Cuku Kementara. Selatan Sebesi dan Menara Siger. 5 Gunung Krakatau dan Gunung Krakatau dan 5. KabupatenLampung Air Terjun Curup Pulau Sebesi Pulau Sebesi. Tangah Tujuh 6 Bakauheni dan Menara Bakauheni dan Menara 6. Kabupaten Lampung TN Way Kambas dan Siger Siger. Timur Pugung Raharjo 7 Taman Nasional Bukit Taman Nasional Bukit 7. Kabupaten Lampung Bendungan Way Barisan Selatan Barisan Selatan. Utara Rerem 8. Kabupaten Mesuji Wisata Bahari Wiralaga 9. Kabupaten Pesawaran Pantai Mutun dan Pulau Puhuwang 10. Kabupaten Pringsewu Goa Maria, Makam Kyai Ghalib 11. Kabupaten Tanggamus Teluk Kilauan dan TNBBS II 12. Kabupaten Way Kanan Air Terjun Curup Gangsa 13. Kabupaten Tulang Kampung Tradisional Bawang Barat Pagar Dewa

7. Konsep jaringan wisata; 8. Konsep keterpaduan koridor jalur wisata, dan 9. Konsep ekowisata dan community based ecotourism.

Lebih jauh, Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Rippda) Provinsi Lampung mengamanatkan prisoritas pembangunan kawasan wisata unggulan yang dikaitkan dengan isu pengurangan ketimpangan wilayah Lampung adalah kawasan wisata unggulan minat khusus Taman Wisata Way kambas dan kawasan wisata unggulan Taman Nasional bukit Barisan Selatan. Sementara prioritas pembangunan kawasan wisata unggulan provinsi yang dikaitkan dengan peran pengembangan pariwisata dalam menyelesaikan isu/masalah yang dihadapi kawasan maka prioritas pengembangan kawasan wisata unggulan prioritas adalah kawasan wisata unggulan Krui dan Tanjung Setia, Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional Way Kambas, Kawasan Wisata Unggulan Teluk Kilauan, Kawasan Wisata Unggulan Gunung Krakatau dan Pulau Sebesi, Kawasan wisata unggulan Menara Siger dan Bakauheni serta kawasan wisata unggulanTaman Nasional Bukit Barisan Selatan.

2-30 Sementara itu dalam rencana detil Kawasan Strategis pariwisata nasinoanl (KSPN) Way Kambas dan sekitarnya telah diidentifikasi beberapa daya tarik wisata primer dan sekunder yang ada di kawasan TN Way kambas dan sekitarnya.

Tabel 2.7 Daya Tarik Wisata Primer di Taman Nasional Way Kambas dan sekitarnya

NO DAYA TARIK WISATA PRIMER KONDISI PENGEMBANGAN LOKASI 1 Plang Ijo Sudah berkembang TN Way Kambas: Selsi 2 Pusat Konservasi Gajah Sudah berkembang Konservasi Wilayah (SKW) III 3 Pantai Kuala Kambas Kuala Penet 4 Resort Way kanan Belum berkembang TN Way Kambas: Seksi Koservasi 5 Sungai Way Kanan Belum berkembang Wilayah (SKW) II Way Kanan 6 Suaka Rhino Sumatera (SRS) Sudah berkembang 7 Camp Elephant Response unit Belum berkembang TN Way Kambas: Seksi Koservasi Wilayah (SKW) I Bungur Sumber: Sokumen rencnaa detil KSPN Way Kambas dsk

Sementara itu daya tarik wisata sekunder yang dapat menjadi alternatif dan pendukung daya tarik wisata di TN Way Kambas dan sekitarnya, khususnya yang ada di Kabupaten Lampung timur antara lain adalah:

Tabel 2.8 Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Lampung Timur

NO NAMA DAYA TARIK WISATA KATEGORI LOKASI (Kecamatan) 1 Danau Way Jepara Wisata Alam dan Tirta Way Jepara 2 Situs Braja Selebah Wisata budaya Braja Selebah 3 Ekowisata Mangrove dan Susu Sungai Wisata Alam Tirta Labuhan Maringgai 4 Pantai Kerang Mas Wisata Alam Bahari Labuhan Maringgai 5 Wisata Mangrove Pasir Sakti Wisata Alam bahari Pasir Sakti 6 Persinggahan WayCurup Wisata Alam tirta Mataram Baru 7 Danau Kemuning Wisata Alam Tirta Bandar Sribhawono 8 Water boom Tirta Kencana Wisata buatan Bandar Sribhawono 9 Desa Tradisional Wana Wisata budaya Sekampung udik 10 Taman Purbakala Pugung Raharjo Wisata budaya Sekampung udik 11 Rumah Tadisional Gedong Wani Wisata budaya Marga Tiga 12 Agrowisata BBI Hortikultura Wisata Alam Agro Pekalongan 13 DAM Swadaya Wisata alam tirta Pekalongan 14 Sesat Agung Wiata budaya Sukdana 15 Rumah Informasi Budaya Wisata budaya Sukadana 16 Danau Beringin Indah Wisata Alam Tirta Sukadana 17 DAM Way Negara Bathin Wisata Alam Tirta Sukadana 18 IslamicCenter Sukadana Wisata buatan Sukadana Sumber: Dokumen rencana detil KSPN Way Kambas dsk

2-31 Sementara itu tema-tema yang dikembangkan untuk kegiatan pariwisata di TN Way Kambas telah disesuaikan dengan lokus dan juga minat wiatawan yang datang berkunjung. Beberapa tema yang telah dikembangkan di berbagai daya tarik wisata di TN Way Kambas dan sekitarnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.9 Tema Kegiatan Wisata di Taman Nasional Way Kambas

NO TEMA LOKASI DAYA TARIK 1. Pemandangan pdang rawa yang terbuka dan hutan rawa yang lebat serta ekosistem peralihan; Sepanjang sungai Way Kambas 2. Kehidupan liar berbagai jenis burung, primata, reptilia, dan mamalia (rusa, babi hutan, monyet dan lutung) Sepanjang Sungai Way Penet 1. Gejala alam dataran berlumpur; danSungai Way Pegadungan 2. Berbagai burung pantai serta hutan rawa yang lebat; 3. Satwa primata (disepanjang sungai Penjelajahan untuk Pegadungan); 1 menikmati pemandangan 4. Aktivitas nelayan di muara Sungai Penet. alam dan kehidupan rimba Pnatai Timur Taman Nasional 1. Pantai berpasir putih di Pantai Kuala Wal Kambas Kambas dan Pantai Sekopang; 2. Hamparan hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan rawa; 3. Berbagai jenis primata dan burung pantai; 4. Memancing, berenang, dan berperahu layar. Sepanjang rute safari dari 1. Beragam jenis burung dan primata; Plang Hijau ke RPTN Way 2. Penampakan maupun jejak tapir, harmau, Kanan hgajah, dan rusa sambar; 3. Bumi perkemahan Plang Hijau. 2 Kegiatan rekreasi intensif Area pusat konservasi Gajah 1. Aktifitas gajah terlatih; 2. Safari night/day; 3. Pemondokan, camping ground dan fasilitas lainnya; 4. Burung dan satwa liar lainnya. Resort Way Kanan 1. Beragam jenis satwa liar; 2. Beragam jenis tumbuhan hutan dataran rendah; 3. Pemondokan, camping ground dan fasilitas lainnya. Plang Ijo 1. Camping ground 2. Hutan pendidikan 3. Outbond dan jungle survival games 3 Wisata minat khusus, Suaka Rhino Sumatera 1. Etalase visualisasi Badak Sumatera pendidikan dan petualangan dengan aktivitas mendekati kondisi liarnya; 2. Trek pengamatan burung sepanjang 4 km. Padang Gembala (babakan 1. Pengamatan lama dari menara pandang; gajah) 2. Rekreasi keluarga (piknik, bermain, makan di alam terbuka); 3. Pengamatan bintang. Sumber: Dokumen rencana detil KSPN Way Kambas dsk

2-32

2.11 Fokus dan Arah Pembangunan Kepariwisataan Pulau Sumatera dalam Kebijakan Pembangunan Provinsi

Pembangunan kepariwisataan di masing-masing provinsi memiliki fokus pembangunannya maisng-masing yang tercantum dalam dokumen pembangunan provinsi yaitu dokumen Rencana tata Ruang dan Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov). Fokus pembangunan yang tercantum didalam dokumen rencana tersebut seharusnya sejalan meski penekanannya berbeda satu sama lain. Lebih jelasnya mengenai fokus pembanguan dimasing-masing dokumen dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

2-33

2-34 Tabel 2.30 Fokus dan Arah Pembangunan Kepariwisataan Pulau Sumatera per Provinsi

NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV 1 Aceh 1. Pengembangan wisata sejarah, budaya dan religi Meningkatnya struktur perekonomian yang * 2. Mengembangkan Pulau Weh sebagai kawasan mantap berlandaskan keunggulan kompetitif wisata bahari (taman laut) wilayah pada sektor pertanian, industri, 3. Pengembangan kawasanwisata agro dan perdagangan dan pariwisata ekowisata 4. Pengembangan wiasta bahari minat khusus (selancar) 5. Pengembangan wisata sejarah Tsunami 6. Pengembangan geopark 7. Pengembangan wisata gerilya 2 Sumatera Utara 1. Memperkenalkan, mendayagunakan dan * 1. membangun dan mengembangkan destinasi melestarikan nilai-nilai sejarah budaya lokal dan wisata daerah yang aman, nyaman, menarik, keindahan alam; mudah dijangkau dan berwawasan lingkungan; 2. Dilakukan pada kawasan yang memiliki potensi 2. membangun kemitraan dan peran serta dan sesuai untuk pengembangan pariwisata masyarakat, dunia usaha dengan Pemerintah dengan memperhatikan destiansi pengembangan Daerah untuk pemasaran pariwisata di tingkat pariwisata (DPP) pad akawasan suaka alam, nasional dan internasional yang berdaya saing, pelestarian alam, dan cagar budaya. terpercaya dan bertanggungjawab terhadap lingkungan hidup, sosial dan budaya; 3. membangun dan mengembangkan industri pariwisata yang berciri khas daerah dengan menggerakkan kemitraan usaha dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat lokal; 4. membangun kelembagaan kepariwisataan daerah yang modern dan profesional yang didukung oleh sarana dan prasarana berbasis teknologi dan sumber daya manusia yang handal, serta regulasi dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien. 3 Riau Penetapan kawasan peruntukan pariwisata alam 1. Mengembangkan destinasi pariwisata 1. Pembinaan, pelestarian, dan pengembangan dan budaya di Provinsi Riau unggulan dan ekonomi kreatif asset budaya untuk mendukung pengembangan 2. Mendorong pencitraan pariwisata yang pariwisata di daerah Riau; berdaya saing 2. Pembinaan, pelestarian dan pengembangan

2-35 NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV kesenian daerah sehingga dapat meningkatkan atraksi wisata di Provinsi Riau; 3. Pengembangan museum daerah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi budaya, seni tradisi, serta benda cagar budaya; dan 4. Pembinaan dan pengembangan potensi pariwisata sehingga layak dijual kepada wisatawan. 4 Sumatera Barat Mengembangkan pariwisata sesuai dengan Rterwujudnya Sumatera Barat sebagai 1. mengembangkan destinasi pariwisata yang pembagian DPP daerah tujuan wisata alam dan budaya berbasis agama dan budaya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 2. mengembangkan pemasaran pariwisata secara selektif, fokus, sinergis, efektif dan efisien berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif produk wisata; 3. mengembangkan industri pariwisata yang professional dan berdaya saing, mampu menggerakkan kemitraan usaha yang berwawasan lingkungan;dan 4. mengembangkan kelembagaan kepariwisataan dengan pola kemitraan, kualitas manajemen, regulasi yang efektif dan efisien dalam mewujudkan kepariwisataan yang berkelanjutan. 5 Bengkulu Mengembangkan wisata alam, wisata bahari , wisata Mewujudkan pembangunan kepariwisataan 1. Membangun aksesibilitas dan fasilitas pariwisata budaya dan wisata buatan di lokasi-lokasi yang telah yang tangguh dan pengelolaan sumber daya untuk mendukung pengembangan dan ditetapkan alam serta lingkungan yang berkeadilan dan pengelolaan obyek wisata unggulan pada 10 berkelanjutan berbasis keunggulan lokal kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu secara terpadu dan lintas sektor. 2. Membangun industri pariwisata yang bertanggungjawab (sosial-budaya dan lingkungan), tangguh dan berdaya saing tinggi. 3. Mengembangkan promosi pariwisata secara terpadu, intensif tapi berkualitas untuk mendukung peningkatan jumlah kunjungan

2-36 NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik. 4. Mengembangkan citra pariwisata dengan karakteristik potensi dan budaya khas masyarakat di Provinsi Bengkulu. 5. Membangun destinasi pariwisata yang aman, nyaman, dan menarik dengan memanfaatkan kekayaan dan keragaman potensi daya tarik wisata berbasis masyarakat dan berwawasan lingkungan. 6. Mengembangkan kelembagaan kepariwisataan, kemitraan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan, menciptakan regulasi dan mekanisme pengelolaan kepariwsataan yang kondusif untuk mendorong percepatan kemajuan sektor kepariwisataan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat. 7. Meningkatkan kapasistas (kuantitas dan kualitas) sumberdaya manusia pada sektor kepariwisataan sesuai dengan kebutuhan guna mendukung percepatan kemajuan pembangunan kepariwisataan. 8. Mengembangkan berbagai kegiatan kajian, penelitian dan penguatan perencanaan yang terkait dengan eksplorasi, utilisasi dan pengelolaan potensi sumberdaya wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus di Provinsi Bengkulu.

6 Jambi 1. Pemanfatan potensi alam dan budaya Peningkatan penerimaan daerah dan 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas destinasi masyarakat sesuai daya dukung dan daya peningkatan nilai tambah produk-produk pariwisata Provinsi Jambi tampung lingkungan ekonomi kreatif, dengan tetap berpegang 2. Mewujudkan media pemasaran yang efektif dan 2. Perlindungan terhadap situs peninggalan padaprinsip-prinsip pembenguan dan tata efisien dalam neingkatkan citra destinasi kebudayaan masa lampau kelola pemerintahan yang baik. pariwisata; 3. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk 3. Mewujudkan industri pariwisata yang mampu

2-37 NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV menuinjang kegiatan pariwisata menggerakan perekonomian daerrah melalui investasi di bidang pariwisata, kerjasama antar usaha pariwisata, memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan kegiatan yang mendukung pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan; 4. Mewujudkan tata kelola serta kelembagaan kepariwisataan yang mampu mengkoordinasikan dan mensinergikan pembangunan kepariwisataan Provinsi Jambi. 7 Sumatera Selatan Melakukan pemanfaatan potens keindahan alam Meningkatkan jumlah wisatawan, kesempatan 1. pemanfaatan dan pengelolaan terhadap sumber dan budaya guna mendorong perkemabngan kerja, nilai tambah obyek wisata, pendapatan daya Kepariwisataan pariwisata dnegan memperhatikan kelestarian nilai- masyarakat dan meningkatnya pendapatan sehingga dapat berdaya saing dalam upaya nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan asli daerah. meningkatkan kinerja lingkungan alam untuk mewujudkan pembangunan ekonomi daerah serta peningkatan taraf hidup yang berkelanjutan masyarakat; 2. optimalisasi potensi sumber daya alam, budaya, dan SDM sebagai pendukung terciptanya Pariwisata Sumatera Selatan yang berwawasan lingkungan bertanggung jawab dan berkelanjutan; 3. pengembangan Daerah tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 4. pengembangan pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan baik nusantara maupun mancanegara; 5. pengembangan Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab atas

2-38 NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam dan sosial budaya; 6. pengembangan SDM, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang berkelanjutan; dan 7. penciptaan masyarakat yang mandiri, bertanggung jawab, dan berdaya 8. saing untuk mendukung tercapainya Pariwisata Sumatera Selatan 9. sebagai Destinasi Pariwisata unggulan Indonesia. 8 Lampung Mengembangkan potensi wisata alam dengan Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata 1. melestarikan dan mengembangkan kebudayaan menekankan kegiatan perjalanan wisata yang aktif pada perekonomian daerah dengan cara dan kesenian darah untuk mengisi dan mewarnai dan pengkayaan wawasan pengetahuan (gaining meningkatkan jumlah wisatawan nusantara pembangunan; insght) dan mancanegara. 2. melestarika alam dan mengembangkan obyek wisata alam yang dapat mendukung pembangunan daerah; 3. meningkatkan sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. meningkatkan kegitan promosi, pemasaran pariwista aygn didukung sarana dan prasarana promosi yang handal; 5. mengembangkan produk/obyek dandaya tarik wisata yang unggul dan berdaya saing, mampu menarik minat dan memberikan kenaymanan bagi wisatawan; 6. meningkatkan keterpaduan, kesinergian dan keharmonisan pembangunan kebudayaan dan pariwisata anta sektor, antar pemangku kepentingan pusa t dan daerah; 7. mewujudkan kelembagaan dan pelayanan masyarakat dengan prinsip tata pemerintahan yang baik.

2-39 NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV 9 Kepulauan Riau Mengembangkan pembangunan pariwisata Meningkatkan Daya Saing Daerah Agar 1. Mendukung kegiatan pelestarian dan berdasarkan konsep Koridor Pariwisata Daerah Mampu Melaksanakan Pembangunan Dalam pengembangan kebudayaan sebagai daya tarik (KPD) yang berjumlah tujuh KPD dengan tema dan Perekonomian Nasional dan Global wisata untuk mendukung terwujudnya visi keunggulannya maisng-masing Khususnya Dalam Bidang Industri pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebagai Pengolahan, Perikanan dan Kelautan serta Bunda tanah melayu yang sejahtera, berakhlak Pariwisata mulia dan berwawasan ramah lingkungan”; 2. Pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat; 3. Pengembangan pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara; 4. Pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan 5. Pengembangan organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan 10 Kepulauan Bangka Mengembangkan pembangunan pariwisata berbasis 1. Mewujudkan Pulau Belitung sebagai 1. membangun destinasi pariwisata yang Belitung alam, buday adan buatan dengan cakupan wilayah daerah pariwisata internasional; memadukan potensi sumber daya bahari dan yang telah ditetapkan 2. Pengembangan Desa Wisata; budaya khas untuk meningkatkan 3. Pengembangan Destinasi Wisata kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan Unggulan. lingkungan yang berkelanjutan; 2. membangun industri pariwisata yang bertanggung jawab, beridentitas lokal, dan berstandar internasional; 3. membangun pemasaran pariwisata terpadu dan bertanggung jawab untuk membentuk

2-40 NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV 4. citra sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdaya saing global; dan 5. membangun kelembagaan kepariwisataan dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan dan percepatan perwujudan sebagai destinasi pariwisata berdaya saing global.

*tidak ada data

2-41 BAB 3 TEMA PRODUK PARIWISATA PULAU SUMATERA

3.1 KEUNGGULAN PARIWISATA PULAU SUMATERA

Secara geografis Pulau Sumatera merupakan pulau paling barat dari gugusan kepulauan Indonesia. Pulau ini hanya dipisahkan oleh Selat Malaka dengan Benua Asia. Selat Malaka sendiri merupakan selat yang menjadi alur pelayaran internasional dengan arus pelayaran yang tertinggi di dunia baik pelayaran barang maupun orang. Secara administratif Pulau Sumatera terdiri dari sepuluh Provinsi dengan jumlah kabupaten/kota mencapai 154 yang tersebar dari Provinsi Aceh hingga ke Lampung. Besarnya jumlah daerah administrasi yang ada di seluruh Sumatera dan sekitarnya menunjukan bahwa wilayah ini memiliki luas kawasan yang sangat besar dengan potensi yang besar pula. Namun demikian potensi yang ada di Pulau Sumatera dan sekitarnya selama ini belum maksimal dimanfaatkan sebagai keunggulan kompetitif dan komparatif kawasan. Keunggulan kompetitif dan komparatif yang dimiliki oleh kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya tidak hanya terkait dengan letak geografis akan tetapi juga dengan kualitas bentang alam dan potensi hutan yang khas dan sangat luas.

Beberapa keungggulan pariwisata Pulau Sumatera yang mempunyai nilai signifikansi tinggi bagi pengembangan pariwisata di kawasan diantaranya adalah:

3.1.1 Kondisi Geologi Pulau Sumatera

Pulau Sumatera secara geologi memiliki nilai signifikansi yang sangat penting bagi dunia. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh pergerakan lempeng bumi yang berada di sisi barat Pulau Sumatera yang memiliki pengaruh cukup besar bagi dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya

3 - 1 contoh paling mutakir pergerakan lempeng Sumatera di tahun 2004 yang kemudian memicu bencana alam tsunami di pesisir barat Sumatera yagn dikenal dengan tsunami aceh. Tsunami Aceh tahun 2004 ini tidak saja meluluh lantakan kawasan Aceh dan sekitarnya, akan tetapi juga berimbas pada kawasan tetangga seperti Thailand, India bahakan terasa hingga ke pesisir timur Afrika.

Keberadaan Pulau Sumatera tepat di Lempeng yang bergerak aktif bukanlah satu-satunya yang menjadikan pulau ini kemudian menjadi sangat khas dan rentan. Keberadaan deretan gunung api aktif di kawasan ini menjadikan Pulau Sumatera unik secara geologi. Gunung api ini berderat sepanjang pulau yang kemudian membentuk cincin api aktif yang melingkari seluruh kepulauan Indonesia dari Sumatara, Jawa, Sunda kecil hingga ke Maluku.

Tabel 3. 1 Daftar Gunung Di Pulau Sumatera

Nama Provinsi Nama Gunung Tinggi Status Letusan Terakhir (mdpl) Nangroe Aceh Darussalam Seuluwah Agam 1.810 Aktif 12- 13 Januari Tahun 1839 Peut Sague 2.801 Aktif 15- 26 Desember Tahun 2000

Bur Ni Telong 2.623 Aktif Tahun 1937 Bandahara 3.030 Tidak Aktif - Burni Telong 2.600 Aktif 7 Desember 1924 Gereundong 2.885 Aktif 14 April 1856 Kembar 2.245 Aktif Tidak Diketahui Leuseur 3.404 Aktif Tahun 1991 Sumatera Utara Sinabung 2.460 Aktif 15 septemer Tahun 2013 Sorikmerapi 2.145 Aktif 5 Mei Tahun 1996 Sibayak 2.112 Aktif Tahun 1881 Sibuatan 2.457 Aktif Tidak Diketahui Sorik Merapi 2.145 Aktif 1987 Sumatera Barat Tandikat 2.438 Aktif April Tahun 1924 Marapi 2.891 Aktif 14 Novemer Tahun 2015 Talang 2.597 Aktif 27 November- Desember Tahun 2007 Kerinci 3.805 Aktif 31 maret 2016- 4 Mei Tahun 2016 Mande Rabiah 2.430 Tidak Aktif - Pasaman 2.190 Aktif Tidak Diketahui Sago 2.261 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Singgalang 2.877 Tidak Aktif - Talamu 2.931 Tidak Aktif - Talang 2.572 Aktif Tahun 2007 Tambim 2.271 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Tandikat 2.438 Tidak Aktif Riau Djadi 1100 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Kepulauan Riau Daik 1.165 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Ranai 1.035 Tidak aktif - Jambi Kaba 1.952 Aktif 22- 27 Agustus Tahun 2000

3 - 2 Nama Provinsi Nama Gunung Tinggi Status Letusan Terakhir (mdpl) Bengkulu Bapagat 2.817 Tidak Diketahui Tidak Diketahui

Kaba 1.938 Aktif Desember 2017 Dingin 1.279 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Patah 2.821 Aktif 1 mei 1989 Seblat 2.383 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Padan Bungsu 1.965 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Hitam 1.279 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Gedang Seblat 2050 Tidak Diketahui Tidak Diketahui Sumatera Selatan Dempo 3.173 Aktif 1 Januari Tahun 2009 Kepulauan Bangka belitung Gunung Maras 699 Tidak aktif - Lampung Krakatau 813 Aktif 4 Agustus 2009 Pesagi 2.262 Tidak Aktif - Rajabasa 1.281 Aktif April dan Mei 1892 Seminung 1.881 Tidak Aktif Tidak Diketahui Tanggamus 2.102 Tidak Diketahui Tidak Diketahui

Sumber: Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG pada tanggal 29 juni 2018

Deretan gunung di Pulau Sumatera sebagian besar merupakan gunung api aktif. Namun demikian terdapat pula sebagian gunung api yang sudah tidak aktif. Gunung Kerinci merupakan gunung api aktif tertinggi yang ada di Pulau Sumatera, tepatnya di Perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Jambi. Ketinggian Gunung Kerinci mencapai 3.805 mdpl dan dilaporkan meletus terakhir kali pada tahun 2016. Sementara gunung api aktif yang paling pedek adalah gunung krakatau yang memiliki ketinggian 813 mdpl yang terletak di Provinsi Lampung dan terakhir meletus pada tahun 2009. Gunung yang tidak aktif di Pulau Sumatera yang paling tinggi yaitu Gunung Bandahara yang terdapat di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam yang memiliki ketinggian 3030 mdpl. Sementara itu untuk gunung api yang tidak aktif dan memiliki ketinggian paling pendek adalah Gunung Ranai yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki ketinggian 1035 mdpl .

Keberadaan gunung berapi di Pulau Sumatera sangat terkait dengan ikon pariwisata Pulau Sumatera saat ini yaitu Danau Toba. Danau Toba merupakan kawah gunung yang terbentuk akibat letusan gunung api sekitar 74.000 tahun yang lalu, yang memuntahkan material vulkanik sebanyak 2.800 km3 (Dossier Geopark Toba for Unesco Global Geopark), bahkan letusan gunung purba ini dilaporkan merubah kehidupan dan iklim dunia saat itu. Kawah yang terbentuk kemudian mempunyai panjang sekitar 90 km dan lebar 30 km. Kawah inilah

3 - 3 kemudian yang terisi air dan menjadi Danau Toba saat ini. Pada perkembangannya Danau Toba kemudian memunculkan pulau Samosir yang berada ditengah-tengah danau.

Keindahan dan nilai geologis yang melekat pada sejarah terbentuknya Danau Toba menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata yang mampu mengundang wisatawan untuk datang berkunjung. Lebih jauh kemudian Danau Toba dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata Pulau Sumatera dengan keanekaragaman hayati, keindahan alam, keunikan budayanya serta nilai sejarah geologinya.

Keunikan lainnya dari Pulau Sumatera adalah keberadaan deretan bukit barisan yang membentang dari Aceh di bagian utara hingga ke lampung di bagian selatan. Bahkan deretan bukit barisan ini merupakan bagian dari rangakaian bukit Mediteranian yang dimulai dari Pegunungan Pirenina di Spanyol-Prancis, Alpen, di Eropa Barat, Kaukasus di Eropa Timur, Zagros di utara Irak-Iran, Himalaya, terus hingga melewati utara , menyeberangi Laut Andaman sampai ke Sumatera di utara Aceh. Derertan bukit ini terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik .

Keberadaan bukit barisan di sepanjang Pulau Sumatera telah menciptakan bentang alam yang khas di kawasan ini. perbukitan yang terjal dan jurang-jurang yang curam menjadi pemandangan yang menghiasi daratan Pulau Sumatera. selain itu sungai-sungai yang lebar dan khas dengan alurnya yang meliuk-liuk juga menjadi daya tarik tersendiri.

Sebagian Pulau Sumatera, tepatnya Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung telah lama dikenal sebagai daerah penghasil timah terbesar di dunia. Keberadaan sabuk granit yang membentang dari mulai Myanmar, Thailand, Malaysia hingga ke deretan Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung menjadikan kawasan ini sangat kaya akan kandungan timah yang telah dieksploitasi selama ratusan tahun hingga saat ini. keberadaan sabuk granit di kawasan ini juga memunculkan fenomena batuan granit yang muncul kepermukaan dengan bongkahan yang sangat besar. Bongkahan-bongkahan batuan granit yang telah melalui serangkaian pengikisan dan proses alam menjadi batuan dengan beragam bentuk yang khas dan indah. Dalam konteks pariwisata saat ini, beragam bentang alam dan fenomena geologi tersebut sangat menarik untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu daya tarik wisata.

3 - 4 3.1.2 Ekosistem Hutan Hujan Tropis Sumatera (tropical rainforest heritage of Sumatera)

Salah satu keunggulan Pulau Sumatera secara nasional bahkan intenasional adalah keberadaan hutan tropis yang terbentang dari Aceh hingga Lampung. Hutan kawasan Sumatera yang terdiri dari Taman nasional Gunung Leuser, Taman nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, bahkan telah ditetapkan oleh United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Tropical Rain Forest Heritage of Sumatera (TRHS) atau hutan hujan tropis warisan dunia yang ada di Pulau Sumatera. Penetapan kawasan tiga taman nasional yang ada di Sumatera sebagai TRHS UNESCO membuktikan bahwa kawasan ini memiliki keunggulan dan peran strategis dalam ekosistem dunia.

Tinginya nilai keberadaan hutan hujan tropis yang ada di Sumatera dalam konteks pariwisata dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata yang memiliki keunggulan dan kekhasan. Hal ini tidak terlepas dari fungsi hutan di kawasan Sumatera sebagai habitat berbagai hewan dan tumbuhan langka yang hanya ada di Pulau Sumatera, sebut saja Orang Utan Sumatera, Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Bunga Bangkai dan juga Raflesia Arnoldi. Hutan di Sumatera selama ini berfungsi sebagai paru-paru dunia yang dapat menjaga keseimbangan bumi dengan kemampuannya menyerap karbon secara global. Disamping itu, hutan di kawasan Sumatera selama beberapa generasi menjadi tempat masyarakat di kawasan ini menggantungkan hidupnya dengan selaras dan berkelanjutan.

Tabel 3. 2 Daftar Taman Nasional di Pulau Sumatera

Nama Taman Keanekaragaman Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas Provinsi Nasional Hayati Nangroe Gunung 838.872 Provinsi Aceh Jalur Udara: Fauna Aceh Leuser dan Provinsi  Jakarata- Medan  Mawas/Orang Utan Darussalam Sumatera (± 2 jam 30 menit)  Siamang Utara  Gajah Sumatera Jalur Darat:  Badak Sumatera  Medan- Kutancane  Harimau Sumatera (Roda Empat ± 240 km  Kambing Hutan ± 7 Jam) Rangkong  Gurah/Ketambe  Rusa Sambar (Roda Empat ± 35 km ±  Kucing Hutan 30 menit )  Medan Bahorok atau Flora : Bukit Lawang (Roda  Ekosistem Empat ± 60 km ± 2,5 mangrove (bakau) Jam)  Pohon  Medan – Sei Betung atau Dipterocarpaceae

3 - 5 Nama Taman Keanekaragaman Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas Provinsi Nasional Hayati Sekunder (Roda Empat ±  Anggrek Sepatu 150 km ± 3 Jam 30  Imus/semacam menit) mangga  Medan- Tapaktuan  Duku (Roda Empat ± 260 km  Rukem ± 10 Jam) Payung raksaksa Sumaera Batang 72.150 Sinunukan II, Jalur Udara: Fauna: Utara Gadis Sinunukan,  Jakarata- Medan  Harimau Sumatera Mandailing ( Pesawat ± 2 jam 30  Kambing hutan Natal Regency, menit)- Panyabungan  Tapir Utara (roda empat ± 420 km ±  Beruag madu 12jam  Rusa  Jakarta- Padang (Pesawat  Kijang ± 1 jam 45 menit)-  Kucing Emas Panyabungan (roda empat  Rusa Sambar ± 210 km ± 7 jam )  Burung Tohtor

Flora:

 Bunga Padma  Bunga Jarum  Nepenthes sp  Amorphaphalus sp  Kantung Semar  Meranti Merah Sumatera Siberut 190.500 Bojakan, Jalur Udara: Fauna: Barat Siberut Utara,  Jakarta- Padang (Pesawat  Bilou Kabupaten ± 1 jam 45 menit)  Somokabau Kepulauan  Bokkoi Mentawai,  Joja Sumatera Jalur Darat: Flora: Barat  Padan/ Bandara  Vatica Minangkabau- Muara  Alungium Ridleyi Padang (roda empat ± 25  Santria km ± 1 jam)- Muara  Tetramerisata Siberut/ Muara Glabra Sikabaluan/ Muara Saibi  Drypetes (kapal cepat ± 4 jam) Subsymmetrica  Padang/ Bandara  Litsea Tomentosa Minangkabau- Pelabuhan Bungus (roda empat ± 45km ± 1jam 30 menit) – Muara Siberut/ Muara Sikabaluan/ Muara Saibi ( kapal reguler ± 10 jam) Riau Teso Nilo 81.793 Indragiri Hulu, Jalur Udara: Fauna: Segati,  Jakarta- Pekanbaru  Tapir Pelalawan, (pesawat ± 2 jam)  Rusa Kabupaten  Ular hitam Pelalawan,  Sanca sawah Riau Jalur Darat:  Ternggiling  Pekanbaru- Pangkalan  Kera hutan Kerinci (roda empat ± 64  Ular kopi km ± 1 jam 30 menit)  Beo sumatera  Pangkalan Kerinci- Ukui- Lubuk Kembang Bunga

3 - 6 Nama Taman Keanekaragaman Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas Provinsi Nasional Hayati (roda empat ± 3jam) Flora:  Kayu bata  Jelutung  Kempas  Kayu kulim  Gaharu  Tembesu  Ramin  keranji Bukit Tiga 1.227 Batang Gansal, Jalur Udara: Fauna: Puluh Kabupaten  Jakarta- Pekanbaru  Harimau Sumatera Indragiri Hulu, (pesawat ± 2 jam)  Simpai Riau  Monyet ekor Jalur Darat: panjang  Pekanbaru Pematang  Beruk Reba ( roda empat ± 180  Ungko km ± 4 jam) – Seberida  Siamang (roda empat ± 60 km ± 1  Kokah jam 30 menit) - Resort Fauna: Siambul (± 15 km ±1 jam  Getah Merah 30 menit, roda empat +  Kempas jalan kaki)  Rumbai  Jambi- Pematang Reba  Medang (roda empat ± 255 km ± 6  Kulit sapat jam)- Camp Granit 9 roda empat ± 70 km ± 2 jam  Bayur  Keyu kelat Jalur Laut:  Kasai  Pelabuhan Tembilang- Pematang Reba (roda empat ± 180 km ± 3 jam) – Camp Granit (roda empat ± 70 km ± jam) Jambi Berbak 162.700 Kab. Tanjung Jalur Udara: Fauna: Jabung,  Jakarta- Jambi (Pesawat  Harimau Sumatera Tanjung ± 1 jam)  Tapir Jabung, Kota  Beruang Madu Jambi, Jambi Jalur Darat:  Beruk  Jambi- Suak Kandis (roda Kera Ekor Panjang empat ± 60 km ± 1jam 30  Buaya Muara menit) Air Hitam dalam  Arwana Putih (speed Boat ± 30 menit) Flora:  Celogyne Jalur Laut:  Pohon meranti  Jambi- Air Hitam Dalam  Cymbidium (speed boat 3 jam 30  Pohon jelutung menit)  Pohon pulai  Jambi- Suak Kandis (roda  Pohon ramin empat ± 60 km 1 jam 30  Batang, buhan menit) – Nipah Panjang bungan pohon (speed boat ± 1 jam 30 ramin menit) – Air Hitam Llaut (

speed boat ± 2 jam)

 Jambi- Nipang Panjang- Air Hitam Laut (speed

3 - 7 Nama Taman Keanekaragaman Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas Provinsi Nasional Hayati boat ± 5- 8 jam _ Sei Cemara roda dua ± 1jam) Bukit 54.780,40 Batu Sawar, Jalur Udara: Fauna: Duabelas Maro Sebo  Jakarta- Jambi (Peswat 1  Kucing hutan Ulu, Kabupaten jam)  Ayam hutan Batang Hari,  Jakarta- Padang (  Kuau Jambi 36654 pesawat ± 1jam )  Murai batu Jalur Darat:  Rusa sambar  Jambu- Pauh (roda empat  Harimau sumatera ± 157 km ± 4 jam- )- Flora: Pematang Kabau (roda  Rotan empat ± 80 km ± 3 jam).  Kantog semar  Muara Bungo-  Tanaman obat- Margoyoso- Air Hitam Ulu- obatan Pematang Kabau (roda  Meranti empat ± 400 km ± 12  Jelutung jam)  Anggrek

 Bambu

Kerinci 1.389.509,867 Koto Renah, Jalur Udara: Fauna: seblat Pesisir Bukit,  Jakarta- Padang (Pesawat  Badak sumatera Koto Renah, ± 1 jam 45 menit)  Macan dahan Pesisir Bukit,  Jakarta- Jambi (Pesawat  Kucinf emas Kota Sungai ± 1 jam)  Kambing hutan Penuh, Jambi  Jakarta- Bengkulu  Gajah sumatera (Pesawat ± 1 jam )  Harimau loreng sumatera Jalur Darat:  Tapirus indica  Padang- Sungai Penuh (roda empat 278 Km ± 7 Flora: jam )  Raflesia arnoldi  Padang Maralabuh- Kresik  Bommacaceae Tuo (roda empat ± 211  Mytraceae Km 6 jam)  Nepenthes sp  Jambi- Sarolangun-  Lauraceae Bangko- Sungai Penuh  Leguminosae  (roda empat ± 390 Km 9  Agathis sp jam)  Dipterocarpaceae  Bengkulu- Tapan- Sungai Penuh (roda empat ± 396 Km ± 9 jam)

Sumatera Sembilang 202.896,31 Tanah Pilih, Jalur Udara: Fauna: Selatan Banyuasin II,  Jakarta- Palembang  Bluwok putih Kabupaten (Pesawat ± 45 menit)  Undan putih Banyu Asin, Jalur Laut:  Dara laur sayap Sumatera  Palembang- Sungsang- putih Selatan Semenanjung Banyuasin,  Buaya senyulong Sembilang (speed boat 40  Rusa sambar PK ± 4 jam)  Tapir  Palembang- Simpang PU/  Harimau sumatera Parit 5 Jl Raya Tanjung  Pentu air tawar Api- api (roda empat ± 45 km ± 1 jam, dilanjutkan Flora:

3 - 8 Nama Taman Keanekaragaman Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas Provinsi Nasional Hayati speed boat ± 2 jam)  Jelutung  Nibung  Waru laut  Pandan  Paku gajah  Bruguiera gimnorrhiza  Bakau

Way ± 125.621, 30 Kabupaten Jalur Udara: Fauna: Kambas Lampung  Jakarta- Tanjung Karang  Sempidan biru Timur, (pesawat ± 45 menit)  Biawak Lampung Jalur Darat:  Lele  Bandar Lampung- Metro-  Troides sp Way Jepara (roda empat  Mentok rimba ± 120km ± 2jam)  Tembakang  Branti- Metro- Way Jepara  Parides coon (roda empat ± 100 km ± 1  Gajah sumatera jam 30 menit)  Bakauhuni- Panjang- Sribawono – Way Jepara Flora: (roda empat ± 170 km ± 3  Aren jam)  Kelapa  Bakauhuni- Labuan  Nyamplung Meringgai- Way Kambas  Cemara pantai (roda empat ± 170 km ± 3  Pandan jam)  Ketapang  Mamgrove pantai Bukit ± 374. 080,75 Lampung Jalur Udara: Fauna: Barisan  Jakarta- Padang  Badak Sumatera Selatan (Pesawat ± 1 jam 45  Gajah sumatera menit)  Panthera tigris  Jakarta- Jambi Pesawat ±  Lutung 1 jam)  Beruk  Jakarta- Bengkulu  Buceros sp (pesawat ± 1jam)  Ajak  Ular sanca Jalur Darat:  Tapir  Padang- Sungai Penuh  Kerbau liar (roda empat 278 km ± 7 jam) Flora:  Padang- Muralabuh-  Myrtaceace Kresik Tuo (roda empat ±  Dipterocarpaceae 211 km ± 6 jam  Lauraceae  Jambi- Sorolangun-  Annonaceace Bangko- Sungai Penuh  Rosaceae (roda empat ± 390 km ± 9 jam)  Amorphophallus titanium  Bengkulu- Tapan- Sungai Penuh (roda empat ± 396  Rosaceae km ± 9 jam)  Rafflesia sp  Anggrek raksasa Sumber: Pariwisata Alam 54 Taman Nasional Indonesia, 2017; www.notepam.com diakses tanggal 14 Agustus 2018

3 - 9 Berdasarkan data Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Pulau Sumatera terdapat 11 Taman Nasional di Pulau Sumatera yang memeliki luas ± 3.332.685,627 Ha, yang tersebar dari Provinsi Aceh sampai dengan Provinsi Lampung. Taman Nasional terbesar di Pulau Sumatera yaitu Taman Nasional Krinci Seblat dengan luas 1.389.509,867 Ha yang terdapat di Provinsi Jambi. Flora dan fauna yang terdapat Di Taman Nasional Kerinci Seblat sangat beragam diantaranya , Badak Sumatera, Gajah Sumatera, dan Harimau Sumatera yang merupakan hewan endemik dari Samatera. Jenis fauna yang terdapat di Taman Nasional Krinci Seblat diantaranya Raflesia Arnoldi, Bommacaceae, dan Mytraceae. Sedangakan taman nasional terkecil yaitu Taman Nasional Bukit Duabelas dengan luas 54.780,40 Ha yang terdapat di Provinsi Jambi. Jenis flora dan fauna yang terdapat di Taman Nasional Bukit Duabelas, Rusa sambar, Harimau sumatera, Rotan, Kantong semar,Tanaman obat.

Tabel 3.3 Hutan Lindung di Pulau Sumatera

Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati Provinsi Lindung (Ha) Nangroe Aceh Pocut 5.833 Suka Mulia, Jalur Udara: Fauna: Darussalam Meurah Lembah  Jakarta- Sultan  Harimau Sumatera Intan Seulawah, Isknadar Muda  Gajah Sumatera Kabupaten (pesawat ± 2 jam 40  Badak Aceh Besar, menit)  Orang Utan

Jalur Darat:  Banda Aceh Taman Hutan Raya Pocut Merah (roda empat ± 75.5 km ± 1 jam 33 menit

3 - 10 Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati Provinsi Lindung (Ha) Gunung 876.460 Provinsi Aceh Jalur Udara: Fauna Leuser dan Provinsi  Jakarata- Medan  Mawas/Orang Utan Sumatera Utara (± 2 jam 30 menit)  Siamang  Gajah Sumatera Jalur Darat:  Badak Sumatera  Medan- Kutancane  Harimau Sumatera (Roda Empat ± 240 km  Kambing Hutan ± 7 Jam) Rangkong  Gurah/Ketambe  Rusa Sambar (Roda Empat ± 35 km ±  Kucing Hutan 30 menit )  Medan Bahorok atau Flora : Bukit Lawang (Roda  Ekosistem mangrove Empat ± 60 km ± 2,5 (bakau) Jam)  Pohon  Medan – Sei Betung atau Dipterocarpaceae Sekunder (Roda Empat ±  Anggrek Sepatu 150 km ± 3 Jam 30  Imus/semacam menit) mangga  Medan- Tapaktuan  Duku (Roda Empat ± 260  Rukem km ± 10 Jam) Rawa 79.842 Jl. Teuku Umar, Jalur Udara: Fauna: Singkil Penanggalan,  Jakrta- Kualanamu  Orangutan sumatera Lapahan Buaya, (pesawat ± 2 jam 5  Harimau sumatera Kota Baharu menit)  Gajah suamatera  Beruk Jalur Darat:  Monyet ekor panjang  Medan- Rawa Singkil  Gibbon siaman (roda empat ± 256 km ±6 jam 55 menit) Flora:  Kayu meranti  Damar  Kapur  Kerwing  Kayu Sumaera Dolok 11.032 Sibuntuon, Jalur Udara: Fauna: Utara Surungan Habinsaran,  Bandara Soekarno Hatta –  Kambing hutan Kabupaten Bandra Kualanamu  Rusa Toba Samosir, (pesawat ± 2 jam 15 menit  Babi hutan )  Harimau sumatera  Landak  Elang Jalur Darat:  Siamang  Pematang Siamtar- Dolok  Dan burung Surungan (roda empat ± rangkong 159 km ± 4 jam 27 menit )  Tapit

Flora:  Anturmangan  Mayang  Haundolok  Medang  Nephelium  Angrek

3 - 11 Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati Provinsi Lindung (Ha)  Aglonema rotundum Lubuk Raya 3.048 adangsidimpuan Jalur Udara: Fauna: Hutaimbaru  Bandara Soekarno Hatta –  Pelanduk Padang Bandra Kualanamu  Kijang Sidempuan City (pesawat ± 2 jam 15 menit  Trenggiling North Sumatra )  Beruang madu  Siamang Jalur Darat:  Kucing batu  Medan- lubuk raya (roda  Ungko emapat ± 393 km ± 9 jam  Burung jambul putih 55 menit) Flora  Pinus  Kecing tanduk  Hapas- hapas  Sengon  beringin Batang 108.397 Sinunukan II, Jalur Udara: Fauna: Gadis Sinunukan,  Jakarata- Medan  Harimau Sumatera Kabupaten ( Pesawat ± 2 jam 30  kambing hutan Mandailing menit)- Panyabungan  tapir Natal (roda empat ± 420 km ±  Beruag madu 12jam  Rusa Jalur Darat:  Kijang  Jakarta- Padang (Pesawat ± 1 jam 45 Flora: menit)- Panyabungan  Bunga Padma (roda empat ± 210 km ±  Bunga Jarum 7 jam )  Nepenthes sp

 Amorphaphalus sp Sumatera - - - - Barat Riau Bukit Suligi 3000 Kecamatan Jalur Udara: Fauna: Tandun dan  Jakarta- Pekanbaru  Rusa Kecamatan (pesawat ± 1 jam 40 menit  Kijang Rokan IV Koto, )  Beruang madu Kabupaten Flroa: Kampar,  Jalur Darat: Pekanbaru- - Provinsi Riau Bukit Seligi (roda empat ± 133 km ± 3 jam 12 menit) Bukit 12.810 Tj. Alai, XIII Jalur Udara: Fauna: Bungkuk Koto Kampar,  Jakarta- Pekanbaru  Beruang madu Kabupaten (pesawat ± 1 jam 40 menit  Harimau loreng Kampar ) sumatera  Rusa Jalur Darat:  Kancil  Pekanbaru- Bukit Bungkuk  Kera ekor panjang (roda empat ± 78,2 km ±  Ayam hutan 2 jam 9 menit Flora:  Meranti  Bintangur  Kempas  Keruing  Balam  Durian hutan

3 - 12 Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati Provinsi Lindung (Ha)  Kulim  Suntai  Rengas

Kepulauan Hutan 54,80 Kota Jalur Udara: Fauna: Riau Lindung Tanjungpinang,  Jakarta- Tanjung Pinang  Burung-madu kelapa Bukit Kucing Propinsi (pesawat ± 1 jam 30 menit)  Pijantung kecil Kepulauan Riau  Tiong emas  Alap-alap capung

Flora:  Keruing  Kantong semar  Anggrek merpati Jambi Bukit 61.011 Batu Sawar, Jalur Udara: Fauna: Duabelas Maro Sebo Ulu,  Jakarta- Jambi (Peswat 1  Kucing hutan Kabupaten jam)  Ayam hutan Batang Hari,  Jakarta- Padang (  Kuau Jambi 36654 pesawat ± 1jam )  Murai batu  Rusa sambar Jalur Darat:  Harimau sumatera  Jambu- Pauh (roda Flora: empat ± 157 km ± 4  Rotan jam- )- Pematang Kabau  Kantog semar (roda empat ± 80 km ±  Tanaman obat- 3 jam). obatan  Muara Bungo-  Meranti Margoyoso- Air Hitam  Jelutung Ulu- Pematang Kabau  Anggrek (roda empat ± 400 km ±  Bambu 12 jam)

Bengkulu Hutan 83.000 Desa Tebat Jalur Udara: Fauna: Lindung Monok yang  Jakrarta – Bengkulu  Harimau sumatera Bukit Daun tinggal di sekitar (pesawat ± 1 jam 10  Ungko gunugn kawasan Hutan menit ) Lindung Bukit Flora: Daun Jalur Darat:  Paku Gajah Kepahiang  Kepahing- Bukit Daun  Kemiri (roda empat ± 83 km ± 2  Unnji jam 19 menit)  Pinang  Lantung  Rotan  Paku Tiang  Pakis

3 - 13 Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati Provinsi Lindung (Ha) Gunung 47.494 South Warkuk Jalur Udara: Fauna: Raya ranau  Bandung- Lampung  Rusa (pesawat ± 1 jam)  Tapir  Beruang Jalur Darat :  Beruang madu  Bandar lampung - Gunung  Kambing hutan Raya ( roda empat ± 46,7  Monyet ekor km ± 1 jam 25 menit) panjang  Kukang  Babi hutan Flora:  Lumut  Rumput  Paku- pakun  Semak  Berkayu  Mangrove Kepulauan Hutan 1.540 Parit Padang, Jalur Udara: Fauna: Bangka lindung Sungai Liat,  Jakarta- Pangkal Pinang(  Rusa Belitung sungailiat Bangka pesawat ± 50 menit)  Beruk Regency, Jalur Darat:  Monyet Bangka Belitung  Pangkal pinang- Hutan  Lutung Sungai liat (kendaraan  Babi Hutan roda empat ± 31, 1 km ±  Tringgiling 43 menit)  Musang  Elang  Ayam Hutan

Flora:  Kayu Meranti  Ramin  Mambolong  Mandura  Bulin  Kerengas  Kapuk  Jelatung  Pulai Hutan 260 Desa Namang, Jalur Udara: Fauna: pelawan Kabupaten  Jakarta- Pangkal Pinang(  Burung rajaudang Bangka Tengah, pesawat ± 50 menit)  Tarsius Provinsi Bangka  Tarsius bangka Belitung Jalur Darat: Flora  Pangkal pinang- Hutan  Pohon rempudang Pelawan ± 29,9 km ± 39  Nyatoh menit)  Jamur pelawan

Lampung Wan Abdul 21.748 Hutan, Kec. Jalur Udara: Fauna: Rahman Hutan,  Bandung- Lampung  Harimau loreng Kabupaten (pesawat ± 1 jam) sumatera Pesawaran,  Tapir Jalur Darat:  Kambing hutan  Bandar Lampung ( roda  Rusa empat ± 15 km ± 34  Beruang madu menit)  Elang

3 - 14 Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati Provinsi Lindung (Ha)  Kakaktua

Flora:  Medang  Rasamala  Merawan  Angrrek  Rotan  Paku pakuan  Raflesia Way 12.8911 Kabupaten Jalur Udara: Fauna: Kambas Lampung Timur,  Jakarta- Tanjung Karang  Sempidan biru (pesawat ± 45 menit)  Biawak  Lele Jalur Darat:  Troides sp  Bandar Lampung- Metro-  Mentok rimba Way Jepara (roda empat  Tembakang ± 120km ± 2jam)  Parides coon  Branti- Metro- Way  Gajah sumatera Jepara (roda empat ± Flora: 100 km ± 1 jam 30  Aren menit)  Kelapa  Bakauhuni- Panjang-  Nyamplung Sribawono – Way Jepara  Cemara pantai (roda empat ± 170 km ±  Pandan 3 jam) Bakauhuni- Labuan  Ketapang Meringgai- Way Kambas  Mamgrove pantai (roda empat ± 170 km ± 3 jam Sumber: www.eyesontheforest.or.id diakses tangggal 2 juli 2018

Berdasarkan data kementrian lingkungan hidup luas hutan lindung di Pulau Sumatera memiliki luas 2.840.831,75 ha. Hutan lindung terbesar di Pulau Sumatera yaitu gunung leuser dengan luas mencapai 876.460 ha. Flora dan fauna yang terdapat di gunung leuser diantaranya, mangrove, anggrek sepatu, duku, serta fauna yang terdapat di gunung leuser yaitu orang utan, siamang, gajah sumatera dan harimau sumatera. Luas hutan lindung yang terkecil yaitu hutan Hutan Lindung Bukit Kucing yang terletak di Provinsi Riau dengan luas hutan 54,80 ha. Flora dan fauna yang terdapat di Hutan Lindung sangat beragam Bukit Kucing yaitu keruing, kantong semar dan anggrek merpati. Fauna yang terdapat di Hutan Lindung Bukit Kucing yaitu burung madu, pijantung kecil, tiong emas dan alap- alap capung.

Pulau Sumatera selama ini juga dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya yang sangat berlimpah. Sebut saja minyak dan batu bara yang banyak dieksploitasi guna kepentingan ekonomi. Namun demikian kekayaan alam tersebut tentu tidak dapat menopang

3 - 15 perekonomian Pulau Sumatera selamanya, oleh karena itu upaya memaksimalkan potensi lainnya serta menjaga agar eksploitasi terhadap berbagai kekayaan alam yang ada selama ini tetap memperhatikan lingkungan harus terus didorong agar masyarakat di Pulau Sumatera dan sekitarnya dapat mendapatkan manfaat ekonomi dari setiap kekayaan alam yang ada secara berkelanjutan.

Letak yang sangat strategis dan potensi kekayaan alam yang berlimpah menempatkan Pulau Sumatera sangat potensial untuk terus didorong pembangunannya agar mampu merespon kebutuhan pembangunan saat ini sekaligus juga dapat merespon perkembangan pembangunan di masa yang akan datang. Salah satu respon pembangunan yang dinilai dapat mengangkat kualitas kehidupan masyarakat tanpa memberikan dampak kerusakan yang masif terhadap lingkungan adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata.

Pariwisata selama ini dianggap sektor yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan karena pariwisata tidak melakukan eksploitasi berlebihan terhadap berbagai kekayaan alam yang ada, namun justru melakukan berbagai upaya perlindungan agar seluruh potensi kekayaan alam tersebut dapat terus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Gambar 3. 1 Peta Sebaran Taman Nasional di Pulau Sumatera

3 - 16 3.1.3 Pusat Keanekaragaman Hayati Bernilai Tinggi Di Indonesia

Daratan Pulau Sumatera memiliki luas sekitar 473.481 Km2. Dengan luasnya ini Pulau Sumatera mampu menampung sekitar 210 spesies mamalia, dimana 16 spesies diantaranya merupakan spesies endemik Sumatera. Selain itu, Sumatera juga merupakan rumah bagi sekitar 582 spesies burung yang sebagian besar merupakan spesies burung menetap (465 spesies) dan 14 spesies diantaranya merupakan endemik Sumatera. Fakta ini menempatkan Pulau Sumatera sebagai pulau dengan kekayaan keanekaragaman hayati terbesar kedua setelah Pulau Papua di Indonesia (CEPF,2001).

Besarnya keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di kawasan Pulau Sumatera menunjukan bahwa kawasan ini memiliki sumber daya alam yang berlimpah sehingga flora fauna yang ada dapat tumbuh dan berkembang.

Dalam konteks pariwisata tingginya keanekaragaman hayati Pulau Sumatera khususnya kekayaan flora dan faunanya sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu atraksi wisata. Lebih jauh, pariwisata dapat berperan sebagai media untuk melakukan berbagai upaya konservasi dan edukasi terhadap kekayaan alam yang ada sehingga pariwisata dan upaya pelestarian lingkungan dapat berjalan secara beriringan dan berkelanjutan. Contoh yang saat ini telah berjalan diantaranya adalah pusat konservasi gajah di Way Kambas lampung, di tempat ini telah berjalan secara pararel antara upaya konservasi gajah di satu sisi dan pariwisata di sisi lain.

3.1.4 Salah Satu Pintu Masuk Utama Wisatawan di Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki tantangan dalam pengembangan pariwisata yang sangat kompleks. Salah satu tantangan tersebut adalah terkait dengan perhitungan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia secara tepat dan akurat.

Pintu gerbang kedatangan wisatawan mancanegara ke indonesia melalui udara salah satu yang tertinggi adalah Batam setelah dan Jakarta. Selain itu beberapa pelabuhan laut yang ada di Sumatera juga turut berperan dalam memfasilitasi pergerakan wisatawan dari dan menuju Pulau Sumatera.

3 - 17 Tabel 3. 4 Lalu Lintas Penumpang di Bandar Udara di Pulau Sumatera

Jumlah Wisatawan Jumlah Wisata Nama Provinsi Nama Bandara Domestik Mancanegara (orang) (orang) Nangroe Aceh Bandara Internasional Sultan Iskandar 379.216 75.461 Darussalam Muda Sumaera Utara Bandara Internasional Kualanamu 3.476.909 819.332 International Airport

Sumatera Barat Bandara Internasional Minangkabau 1.679.206 107.177

Riau Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim 1.567.527 102.901 II Bandara Internasional Hang Nadim * *

Bandara Internasional New Bintan * * Resorts Kepulauan Riau Bandar Udara Internasional Raja Haji 140.475 413 Fisabilillah Bandara Internasional Hang Nadim 3.014.832 21.814

Jambi Sultan Thaha 808.049 * Bengkulu Fatmawati Soekarno 468.436 * Sumatera Selatan Sultan Mahmud Badaruddin II 1.869.993 59.142 Kepulauan Bangka H.A.S. Hanandjoeddin 435.565 * Belitung Lampung Bandara Gatot Subroto * * Raden Intan Il 902.375 * Jumlah 14.742.583 1.186.240 Sumber: Statistik Transportasi Udara 2016 tanggal 4 Agustus 201; * tidak ada data

Bandar udara yang terdapat di Pulau Sumatera merupakan gerbang yang dapat digunakan untuk memasuki wilayah di Pulau Sumatera, baik untuk tujuan berwisata maupun untuk kegiatan lainnya. Bandara di Sumatera yang menjadi pilihan terbanyak wisatawan mancanegara untuk memasuki Sumatera adalah Bandara Internasional Kualanamu yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah wisatawan mancanegara yang tibadi bandara ini mencapai 819.332 orang sedangkan jumlah wisatawan domestik berjumlah 3.476.909 orang. Sementara bandaradengan jumlah wisatwan terendah adalah Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah dengan jumlah wisatawan mancanegara hanya 413 orang dan wisatawan domestik hanya 140.475 orang .

3 - 18 Tabel 3. 5 Lalu Lintas Wisatawan di Pelabuhan Laut di Pulau Sumatera

Jumlah Jumlah Wisata Wisatawan Nama Provinsi Nama Pelabuhan Mancanegara Domestik (orang) (orang) Nangroe Aceh Darussalam Pelabuhan Sabang 294.648 5.323 Pelabuhan Tanjung Balai Asahan 16.323 70.726 Sumaera Utara Pelabuhan Belawan * 1.789 Pelabuhan Teluk Bayur 24 * Sumatera Barat Pelabuhan Muara 39.861 * 515.471 Sri Bintan Pura Tanjung Pinang 597.255

Kepulauan Riau

Pelabuhan Tanjung Balai Karimun 330.515 710.943 Riau Dumai 100.864 94.194 Jambi Selat Panjang 7.047 7.888 Bengkulu Pelabuhan Bengkulu 5.758 * Sumatera Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api 31.215 * Pelabuhan Tanjung Pandan 28.465 * Kepulauan Bangka Belitung Pelabuhan Pangkal Balam 34.903 * Lampung Pelabuhan Bakauheni * * Jumlah 1.785.522 1.036.964 Sumber: Statistik Transportasi Laut 201; tanggal 4 Agustus 2018; * tidak ada data

Pelabuhan yang terdapat di Pulau Sumatera merupakan gerbang yang dapat digunakan sebagai gerbang wisata baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pelabuhan yang menjadi sarana perlintasan utama wisatawan mancanegara yaitu Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang yang terdapat di Provinsi Kepuluan Riau dengan jumlah wisata mancanegara mencapai 597.255 orang, sedangkan jumlah wisatawan domestik yang melalui pelabuhan ini mencapai 515.471 orang. Pelabuhan yang paling sedikit melayani pergerakan wisatawan yaitu Pelabuhan Sabang yang terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan jumlah wisata mancanegara sebesar 5.323 orang dan jumlah wisatawan domestik mencapai 294.648 orang .

3.2 TEMA PRODUK PARIWISATA DI SEPULUH PROVINSI DI PULAU SUMATERA

Pulau Sumatera sebagai kawasan yang terdiri dari 10 Provinsi, 154 kab/kota serta ratusan kecamatan didalamnya tentu memiliki permasalahan dan tantangan dalam pembangunan. Selain itu, latar belakang budaya yang berbeda diantara satu wilayah dengan wilayah lainnya tentu memberikan tantangan tersendiri dalam merumuskan dan menjalankan

3 - 19 strategi pembangunan yang tepat untuk setiap wilayah. Terlepas dari batas administrasi dan perbedaan budaya tersebut, Pulau Sumatera memiliki beragam daya tarik wisata yang saling beririsan satu provinsi dengan provinsi lainnya. Oleh karena itu perlu strategi yang dapat menggabungkan keunggulan di setiap wilayah tersebut agar pembangunan pariwisata yang dilakukan dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan Pulau Sumatera disusun berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut diantaranya adalah:

1. Rencana pembangunan di Kawasan Pulau Sumatera yang tertuang didalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Nasional (RTRWN) yang diperkuat dan diperdalam lagi dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Pulau Sumatera; 2. Rencana pembangunan yang tertuang didalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), serta; 3. Kondisi obyektif di lapangan terkait dengan perkembangan kepariwisataan di Kawasan Pulau Sumatera.

Berdasarkan kondisi obyektif dan pertimbangan yang ada tersebut maka dapat dirumuskan isu strategis pengembangan kepariwisataan di Pulau Sumatera sebagai berikut:

1. Membangun komitmen pimpinan tertinggi dan para penentu kebijakan di seluruh provinsi di pulau sumatera terhadap pembangunan kepariwisataan pulau sumatera sebagai satu kesatuan destinasi pariwisata;

2. Membangun identitas pariwisata pulau sumatera untuk mendorong terwujudnya keterpaduan, menyebarkan perkembangan pariwisata ke seluruh wilayah pulau sumatera, dan meningkatkan daya saing pariwisata pulau sumatera di tingkat internasional;

3. Mengembangkan produk pariwisata khas dan berdaya saing internasional di setiap provinsi melalui penerapan pedoman dan standar nasional dan internasional;

4. Mewujudkan fungsi pusat-pusat pariwisata di pulau sumatera sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan pariwisata yang menyebarkan perkembangan pariwisata ke wilayah sekitarnya;

3 - 20 5. Melaksanakan program strategis bersama yang berkesinambungan dalam jangka menengah dan jangka panjang mengacu pada rencana pembangunan kepariwisataan yang sudah ditetapkan di tingkat provinsi, nasional, dan internasional;

6. Membangun mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan kepariwisataan terpadu pulau sumatera

Seluruh isu strategis tersebut bukan merupakan urutan namun saling mempengaruhi satu sama lain sehingga pemecahan dan penanganannya memerlukan keterpaduan dan koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan di seluruh Pulau Sumatera, tidak hanya dari pemerintah daerah akan tetapi juga dari pihak swasta, masyarakat dan tentu saja perguruan tinggi.

Dengan memperhatikan isu strategis dan potensi daya tarik wisata yang ada di Pulau Sumatera, maka dapat dirumuskan beberapa tema produk yang dapat dikembangkan di Pulau Sumatera yaitu:

1. Tema produk pariwisata yang terkait dengan hutan dan upaya konservasi menjadi sangat penting dalam upaya menjadikan pariwisata sebagai jembatan pembangunan berkelanjutan di kawasan Pulau Sumatera dan sarana konservasi hutan dan keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Sumatera; 2. Tema produk pariwisata yang terkait dengan keunikan dan keragaman formasi geologi yang ada di Pulau Sumatera; 3. Tema produk pariwisata yang terkait dengan kekayaan alam bawah laut Pulau Sumatera, terutama kelestarian terumbu karang dan potensi ship wreck; 4. Tema produk pariwisata yang terkait dengan keberadaan Danau Toba yang merupakan danau hasil letusan gunung api purba terbesar di dunia dan dampaknya mendunia; 5. Tema produk pariwisata yang terkait dengan keberadaan pulau-pulau kecil di sekitar kawasan Pulau Sumatera yang jumlahnya mencapai ribuan buah dan beberapa diantaranya bernilai strategis karena menjadi pulau terluar perbatasan negara; 6. Tema produk pariwisata yang terkait dengan budaya khas masyarakat Pulau Sumatera yang telah mempengaruhi peradaban kawasan, tidak hanya Indonesia akan tetapi juga Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Thailand hingga kebeberapa negara tetangga lainnya.

3 - 21 Dengan memperhatikan tema produk pariwisata Pulau Sumatera secara umum tersebut, maka dapat di turunkan kedalam tema-tema produk pariwisata yang dapat di kembangkan di masing-masing provinsi sebagai berikut:

Tabel 3. 6 Tema Produk Pariwisata per Provinsi se Pulau Sumatera

No Nama Provinsi Tema Produk Pariwisata 1 Aceh Pariwisata Bahari 2 Sumatera Utara Ekowisata Danau 3 Riau Pariwisata Budaya 4 Sumatera Barat Ekowisata Pegunungan 5 Bengkulu Petualangan Alam 6 Jambi Ekowisata Hutan 7 Sumatera Selatan Pariwisata Sungai 8 Lampung Pariwisata Pendidikan Satwa 9 Kepulauan Riau Pariwisata Pulau-pulau Kecil 10 Kepulauan Bangka Belitung Geowisata Batuan Granit

Masing-masing tema produk pariwisata hasil analisis tersebut merupakan tema produk pariwisata yang dianggap mewakili identitas pariwisata masing-masing provinsi di kawasan Pulau Sumatera. penjelasan lebih jauh terkait tema produk pariwisata tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pariwisata Bahari, adala pariwisata yang menitik beratkan produk pariwisatanya pada berbagai aktivitas yang terkait dengan kelautan (bahari) baik dipermukaan maupun di bawah permukaan laut yang memanfaatkan seluruh potensi sumber daya laut dan masyarakat sekitarnya. Bahari sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terkait dengan lingkungan fisik maupun non fisik di sekitar lingkungan laut. Dalam kontek Provinci Aceh maka pariwisata bahari adalah pariwisata yang menitikberatkan berbagai aktivitas pariwisata di Taman Wisata Alam Laut Weh dan sekitarnya. 2. Ekowisata Danau, dalam kontek Sumatera Utara maka ekowisata danau adalah kegiatan perjalanan ke kawasan Danau Toba yang dikemas secara profesional, terlatih dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor usaha ekonomi yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta

3 - 22 upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan yang dilakukan secara bertanggung jawab dan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. 3. Pariwisata Budaya, Pariwisata Budaya adalah jenis wisata minat khusus yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik budaya dengan memanfaatkan potensi budaya dari tempat yang dikunjungi tersebut. Dalam kontek Sumatera dan khususnya Provinsi Riau, pariwisata budaya yang dikembangkan adalah pariwisata yang terkait dengan budaya melayu. 4. Ekowisata Pegunungan dalam kontek Sumatera barat adalah kegiatan perjalanan ke kawasan Pegunungan Bukit Barisan (termasuk juga kawasan Ngarai Sianok ) yang dikemas secara profesional, terlatih dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor usaha ekonomi yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan yang dilakukan secara bertanggung jawab dan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. 5. Petualangan Alam, adalah kegiatan wisata yang menitikberatkan pada aktivitas petualangan di alam bebas dengan tetap memperhatikan nilai-nilai konservasi dan kelestarian lingkungan. Provinsi Bengkulu memiliki potensi pengembangan produk pariwwisata petualangan di sekitar kawasan Pulau Enggano dan sekitarnya. 6. Ekowisata Hutan, kegiatan perjalanan ke kawasan hutan (khususnya Taman Nasional Kerinci Seblat) yang dikemas secara profesional, terlatih dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor usaha ekonomi yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan yang dilakukan secara bertanggung jawab dan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat 7. Pariwisata Sungai, adalah pariwisata yang menitikberatkan aktivitas wisatanya di sungai dan kawasan sekitanya dengan memanfaatkan berbagai potensu sumber daya baik alam maupun budaya. Provinsi Sumatera Selatan memiliki Sungai Musi sebagai ikon yang cukup dikenal dan dapat mewakili citra pariwisata Provinsi Sumatera Selatan. 8. Pariwisata Pendidikan Satwa merupakan wisata yang memiliki ceruk pasar yang sangat spesifik. Pariwisata pendidikan satwa adalah pariwisata yang memanfaatkan aktivitas

3 - 23 upaya konservasi terhadap satwa dalam hal ini Gajah Sumatera yang berada di kawasan Taman Nasional Way Kambas. 9. Pariwisata Pulau-pulau Kecil di Provinsi Kepulauan Riau merupakan aktivitas wisata yang memanfaatkan berbagai potensi sumber daya alam baik diatas permukaan maupun di bawah permukaan serta budaya yang ada di kawasan Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Kepulauan Barelang, Penyengat dan sekitarnya. 10. Geowisata Batuan Granit erupakan tema produk apriwisata yang sangat spesifik dan khas untuk Kepulauan bangka Belitung yang selama ini dikenal dengan keindahan batuan granitnya. Geowisata batuan granit adalah bentuk penyelenggaraan pariwisata yang memanfaatkan seluruh aspek geologi sebagai daya tarik utamanya, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan alam, nilai-nilai sosial budaya dan nilai kearifan lokal, serta upaya meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

3 - 24 BAB 4 DAYA TARIK WISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA

4.1 Kriteria Daya Tarik Wisata Unggulan

Daya tarik wisata unggulan adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan yang menjadi keunggulan suatu daerah dengan skala regional, nasional maupun internasional. Proses penilaian daya tarik wisata menjadi unggulan atau tidak unggulan dilakukan untuk mengetahui daya saing dan daya tawar daya tarik wisata itu sendiri dalam kontek regional, nasional maupun intenasional. Dengan mengetahui keunggulan daya tarik wisata maka pemangku kepentingan dapat merumuskan kebijakan dan strategi dalam pengembangan daya tarik wisata tersebut kedepan.

Dalam kontek Pulau Sumatera dan sekitarnya, penentuan daya tarik wisata unggulan bertujuan untuk memperkuat positioning pariwisata Pulau Sumatera dengan kawasan lain di Indonesia. Selain itu dengan menetapkan daya tarik wisata unguulan maka Kawasan Pulau Sumatera dapat lebih terarah dalam pengembangan pariwisata sekaligus dapat lebih selektif memilik pangsa pasar wisatawan yang dituju.

Kriteria-kriteria utama yang dipergunakan sebagai alat untuk menentukan keunggulan suatu daya tarik wisata menjad unggulan atau tidak di Kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya adalah sebagai berikut:

1. Daya tarik wisata tersebut telah ditetapkan sebagai daya tarik wisata unggulan provinsi/nasional dalam dokumen perencanaan kepariwisataan baik itu dalam Rencana

4-1 Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas), Rencana Induk dan Rencana Detil (RIRD) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan atau dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) di sepuluh provinsi yang ada di Pulau Sumatera dan sekitarnya.

2. Daya tarik wisata tersebut merupakan daya tarik wisata yang merepresentasikan tema keunggulan pariwisata di masing-masing provinsi yang ada di Kawasan Sumatera dan sekitarnya. Kesesuaian antara daya tarik wisata unggulan dan tema keunggulan pariwisata provinsi mutlak diperlukan untuk memperkuat positioning provinisi tersebut dalam kontek Kawasan Sumatera, nasional dan internasional.

Tabel 4.1 Kriteria dan Indikator Daya Tarik Wisata Unggulan

KRITERIA INDIKATOR Ditetapkan sebagai daya tarik wisata unggulan  Terdapat dalam dokumen Rencana Induk Pembangunan Provinsi/nasional Kepariwisataan Nasional (Ripparnas);  Terdapat dalam dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah Pulau Sumatera (RTRW Pulau Sumatera);  Terdapat dalam dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Provinsi (Ripparprov);  Terdapat dalam dokumen Rencana Pembangunan Daerah (RPJPD/RPJMD). Daya tarik wisata sesuai tema pengembangan  Sesuai dengan tema pengembangan pariwisata per pariwisata provinsi provinsi yang sudah disepakati.

4.2 Penilaian Daya Tarik Wisata Unggulan

Berdasarkan hasil kajian terhadap dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas), Rencana Induk dan Rencana Detil (RIRD) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) di sepuluh provinsi yang ada di Pulau Sumatera dan sekitarnya didapatkan daftar daya tarik wisata. Daya tarik wisata ini kemudian di kerucutkan dengan menggunakan kriteria penentuan daya tarik wisata ungggulan Kawasan Puau Sumatera. Dari proses tersebut kemudian didapatkan masing-masing satu daya tarik wisata untuk setiap provinsi yang ada di Kawasan Pulau Sumatera. Masing-masing daya tarik wisata unggulan tersebut adalah sebagai berikut:

4-2

Tabel 4.2 Tema Produk Pariwisata per Provinsi se Pulau Sumatera

No Nama Provinsi Tema Produk Pariwisata Daya Tarik Wisata Unggulan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) 1 Aceh Pariwisata Bahari Pulau Weh 2 Sumatera Utara Ekowisata Danau Danau Toba 3 Riau Pariwisata Budaya Istana Siak 4 Sumatera Barat Ekowisata Pegunungan Ngarai Sianok 5 Bengkulu Petualangan Alam Pulau Enggano Taman Nasional Kerinci Seblat 6 Jambi Ekowisata Hutan (TNKS) 7 Sumatera Selatan Pariwisata Sungai Sungai Musi Taman Nasional Way Kambas 8 Lampung Pariwisata Pendidikan Satwa (TNWK) Taman Wisata Kepulauan Anambas 9 Kepulauan Riau Pariwisata Pulau-pulau Kecil (TWKA) 10 Kepulauan Bangka Belitung Geiwisata Batuan Granit Pantai Tanjung Kelayang

4.3 Gambaran Daya Tarik Wisata Unggulan Pulau Sumatera Daya tarik wisata unggulan Pulau Sumatera merupakan daya tarik wisata yang merepresentasikan keunggulan masing-masing provinsi (10 provinsi) yang ada di kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya. selain itu, daya tarik wisata unggulan PulauSumatera ini merupakan ikon yang dapat memperkuat dayasaing kepariwisataan Pulau Sumatera baik ditingkat nasional, regional bahkan internasional. Selengkapnya deskripasi daya tarik wisata unggulan Pulau Sumatera adalahsebagai berikut:

4.3.1 Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh

Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh merupakan kawasan wisata yang meliputi Pulau Weh dan pulau-pulau kecil disekitarnya dan secara administrasi terdapat di Provinsi Aceh. TWAL Pulau Weh secara geografis terdapat di barat laut Pulau Sumatera tepatnya sekitar 32 km dari Ibu Kota Provinsi Aceh, Banda Aceh dan dapat di tempuh selama 2 jam perjalanan dengan menggunakan Ferry menyeberangi selat Aceh. Pulau Weh sendiri merupakan gugusan pulau vulkanik kecil yang masih aktif hingga saat ini dan memilki luas wilayah mencapai 2.600 Ha.

Secara geologi Pulau Weh pernah terhubung dengan Pulau Sumatera yang kemudian terpisah oleh laut akibat meletusnya gunung berapi yang terdapat di pulau ini pada zaman Pleistosen. Secara umum Pulau Weh dibentuk dari dua jenis batuan, yaitu tuff marina dan

4-3 batuan inti. Tuf marina dijumpai hampir sepanjang pantai sampai pada ketinggian 40 sampai 50 meter. Lapisan tuff yang terlebar didapat di sekitar kota Sabang, di bagian pantai berlapis sempit. Batuan sempit adalah batuan vulkanik yang bersifat andesitik.

Bentang alam Pulau Weh pada umumnya berbukit-bukit dengan kemiringan sedang sampai curam. Sementara itu kondisi pantai di kawasan ini secara umum penuh dengan batu-batuan. Rata-rata curah hujan di kawasan ini mencapai 1.745-2.232 mm/tahun, dengan angka terendah pada bulan Maret sebesar 18 mm dan angka tertinggi pada bulan September sebesar 276 mm. Sementara itu peralihan musim kemarau ke musim penghujan rata-rata terjadi pada bulan September dan Oktober.

TWAL Pulau Weh memiliki beragam aktifitas wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan diantaranya adalah aktivitas olahraga air seperti berselancar, berenang, memancing, menjelajah dengan perahu, snorkeling dan menyelam. Menyelam merupakan salah satu keunggulan wisata di Pulau Weh, karena di kawasan ini wisatawan disuguhi oleh beragam jenis ikan dan keindahan terumbu karangnya, baik terumbu karang yang keras maupun terumbu karang yang lunak dari berbagai jenis, bentuk dan warna, selain tentu saja adanya ship wreck.

Dalam kontek negara kesatuan Republik Indonesia Pulau Weh juga memegang peranan sangat penting. Di Pulau Weh terdapat tugu nol kilometer yang menggambarkan bahwa dari titik inilah negarakesatauan Republik Indonesia dihitung, meskippun secara de pacto nol kilometer sesungguhnya berada di Pulau Rondo. Dari tugu nol kilometer ini kita akan disuguhi pemandangan hutan dan sekaligus lautan lepas yang sangat indah.

4-4 Gambar 4.1 Peta Taman Wisata Alam Laut Weh

4.3.2 Danau Toba

Danau Toba merupakan danau yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Secara administrasi Danau Toba menjadi bagian dari tujuh kabupaten yaitu, Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara dengan luas mencapai kurang lebih 113.000 Ha. Akses menuju Danau Toba dapat ditempuh melalui perjalanan selama 3 jam dari Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang dan 20 menit dari Bandara Silangit, Tapanuli Utara. Sementara dari Kota Brastagi berjarak sekitar 40 km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua.

Secara geografis Danau Toba terletak di ketinggian sekitar 906 meter dpl (di atas permukaan laut) (van Bemmelen, 1994 dalam Tumiar, 2004). Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau kedua terbesar di dunia setelah Danau Kaspia. Dari tipe danaunya Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dengan panjang 100 km dan lebar 30 km. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik yaitu Pulau Samosir dengan luas 640 km2. Pulau Samosisr sendiri pada awalnya menyatu dengan daratan Sumatera, namun kemudian pada masa penjajahan Belanda dibangunlah kanal yang memotong sisi timur dan barat sepanjang 300m, sehingga sejak saat itu Pulau Samosir terpisah dengan daratan

4-5 Sumatera. yang menarik adalah keberadaan dua danau di PulauSamosir yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Kedua danau ini bahkan mendapat julukan danau diatas danau karena letaknya berada di tengah-tengah Danau Toba.

Dalam kontek pariwisata, Danau Toba merupakan daya tarik wisata utama bagi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang datang berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara. Keindahan alam serta sejarah pembentukannya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain itu, Danau Toba terletak di ketinggian yang merupakan bagian dari Bukit Barisan Sumatera dan dikelilingi oleh masyarakat yang memiliki budaya yang sangat khas, yaitu masyarakat Batak, Simalungun, dan Tapanuli. Keindahan alam yang dibalut dengan budaya masyarakat sekitar yang khas menjadi daya tarik yang tidak ditemui di tempat lain. Danau Toba saat ini ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai salah satu dari sepuluh destinasi unggulan nasional, yang tentu saja menambah kesitimewaan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata.

Gambar 4.2 Peta Danau Toba

4-6 4.3.3 Ngarai Sianok

Ngarai Sianok merupakan lembah curam yang memanjang dan menjadi pembatas antara Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam di Sumatera Barat. Pemandangannya yang indah dan bentang alamnya yang khas menjadikan Ngarai Sianok sebagai salah satu daya tarik wisata unggulan di Sumatera Barat. Aksesibilitas menuju Ngarai Sianok dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama dua jam dari kota Padang sampai Kota Bukittinggi. Perjalanan dua jam ini akan kontan terbayar dengan suguhan keindahan alam yang ada di kawasan Ngarai Sianok.

Ngarai Sianok merupakan Jurang dengan kedalaman sekitar 100 m yang membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m. Ngarai Sianok merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau – hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal) – yang dialiri Batang (sungai) Sianok yang airnya jernih. Sungai inilah yang kemudian sering digunakan untuk berbagai aktifitas pariwisata diantaranya arung jeram, kayak dan kano. Dengan mengikuti aktifitas pariwisata menyusuri Batang Sianok wisatawan akan disuguhi pemandangan Ngarai Sianok dari sudut pandang yang berbeda dan tentu saja menambah pengalaman berwisata ke kawasan ini. Ngarai Sianok pada masa belanda bahkan sering disebut sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai, meskipun pemandangan tersebut sudah tidak kita temui lagi saat ini.

Bentang alam yang berupa jurang menjadikan berbagai flora dan fauna di kawasan ini relatif terjaga karena tidak bersentuhan langsung dengan aktifitas manusia yang merusak. Di sepanjang Ngarai Sianok masih bisa kita jumpai tumbuhan langka seperti bunga rafflesia dan berbagai tumbuhan obat-obatan. Sementara fauna yang dapat dijumpai di kawasan ini adalah monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, serta tapir.

4-7 Gambar 4.3 Peta Ngarai Sianok

4.3.4 Istana Siak

Istana Siak merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang merupakan kerjaaan Melayu Islam terbesar di Riau, bahkan salah satu kerajaan Melayu Islam terbesar di Tanah Melayu. Istana Siak atau juga disebut sebagai Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur mulai dibangun pada tahun 1889 dan selesai dibangun pada tahun 1893 pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim sebagai kediaman resmi Sultan Siak dan keluarganya.

Istana Siak dibangun dengan memadukan arsitektur Melayu, Arab, dan Eropa. Perpaduan tiga arsitektural ini menghasilkan corak bangunan yang khas dan kaya akan ornamen dari ketiga unsur tersebut. Bangunan Istana Siak sendiri secara arsitektural terdiri dari dua lantai yang masing-masing lantai memiliki ruangan-ruangan tersendiri. Lantai satu terdiri dari enam ruangan yaitu ruangan tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki- laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Sementara lantai dua terdiridari sembilan ruangan, yaitu ruangan untuk istirahat Sultan Siak serta para tamu istana. Enam patung burung elang terdapat di bangunan sebagai lambang keberanian Kerajaan Siak dan

4-8 di halaman istana hingga saat ini masih terdapat delapan meriam yang menghadap ke delapan penjuru mata angin. Melengkapi bangunan utama Istana Siak, di belakang bangunan utama terdapat bangunan kecil yang pada awalnya digunakan sebagai penjara sementara.

Aksesibilitas menuju istana Siak bisa di tempuh dengan perjalanan selama kurang lebih 2,5-3 jam dari Kota Pekanbaru atau berjarak sekitar 121 km. Akses menuju Siak sendiri dapat ditempuh melalui jalur darat maupun jalur sungai.

Berbagai benda bersejarah yang terdapat di istana Siak diantaranya adalah kursi emas singgasana sultan, senjata kerajaan melayu, replika mahkota, bendera Kerajaan, setanggi pembakar, tombak kerajaan, brankas, alat musik asal Jerman dengan piringan berukuran diameter 90 cm berisi lagu Mozart dan Bethoven, lampu kristal, berbagai bentuk senjata, dan aneka koleksi cinderamata dari negeri sahabat lainnya. Bahkan cermin ratu yang dijuluki sebagai cermin Ratu Agung masih tersimpan dengan rapi hingga saat ini.

Gambar 4.4 Peta Istana Siak

4-9 4.3.5 Taman Wisata Kepulauan Anambas

Taman Wisata Kepulauan (TWK) Anambas merupakan taman wisata perairan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau dengan luas mencapai 1,262,686.20 ha.

Aksesibilitas menuju TWK Anambas dapat ditempuh dengan menggunakan kapal KM Bukit Raya milik Pelni yang berlabuh di pelabuhan Terempa anambas setiap minggu. Selain itu kawasan ini juga dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat reguler yang melayani rute Tanjung Pinang – Matak Base (Anambas) dan Batam – Matak Base (Anambas). Jadual penerbangan setiap hari dengan jadual yang bergantian dari rute reguler yang tersedia, yaitu Tanjung Pinang – Anambas dan Batam – Anambas. Di saat tertentu penerbangan khusus (extra flight) dapat juga dimanfaatkan untuk menjangkau kawasan ini. penerbagnan ini biasanya digunakan oleh perusahan penambangan minyak yang beroperasi di sana, yaitu Conoco Philips, Star Energy dan Premier Oil.

Keunggulan daya tarik wisata di Taman Wisata Kepulauan Anambas adalah adanya deretan pulau-pulau berbukit yang rimbun yang sangat cocok untuk berbagai aktifitas wisata diantaranya snorkeling, berenang dan bersampan (kano) atau bahkan berjemur dipantai dan menikmati pemandangan pantai dengan pasir putih dan halusnya. Salah satu pulau yang menjadi ikon TWK Anambas adalah Pulau Penjalin. Pulau Penjalin merupakan pulau dengan pantai yang berpasir putih dan dikelilingi pulau-pulau kecil disekitar perairan yang juga dihiasi bermacam bebatuan yang unik. Kawasan Pulau Pejalin ini sangat cocok untuk aktifitas olahraga air seperti menyelam, snorkeling, renang maupun bersampan (kano). Sementara itu gugusan pulau lainnya yang terdapat di TWK Anambas adalah gugusan Pulau Bawah. Gugusan Pulau Bawah terdiri dari empat gugusan pulau kecil dengan luas keseluruhan 99,739 Ha. Perjalanan mencapai Gugusan Pulau bawah ini dapat ditempuh dengan menggunakan perahu motor (pompong) selama tujuh jam perjalanan. Sementara jika menggunakan speed boat jarak tempuh bisa mencapai sekitar 4 jam perjalanan. Di kawasan ini berbagai aktifitas wisata dapat dilakukandiantaranya adalah menyelam, Snorkeling, memancing, berenang, bersampan (kano) dan tentau saja menikmati pemandangan pulau-pulau kecil yang indah.

4-10 Gambar 4.5 Peta Taman Wisata Kepulauan Anambas (TWKA)

4.3.6 Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan salah satu Taman Nasional di Indonesia dengan luas mencapai 1.368.000 hektar. Secara administratif TNKS berada di empat wilayah provinsi yaitu Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan. Letaknya yang memanjang di sepanjang punggungan Bukit Barisan menjadikan TNKS berada diwilayah empat provinsi dan mencakup tidak kurang 436 desa. Kondisi ini menjadikan TNKS sebagaisalah satu taman nasional yang memiliki fungsi strategis antar wilayah di Sumatera. Lebih jauh, TNKS merupakan satu dari tiga taman nasional di Sumatera bersama Taman Nasional Bukit BarisanSelatan (TNBBS) dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang telah ditetapkan oleh Unesco sebagai trofical rainforest heritage of Sumatera (TRHS). Status sebagai world heritage menunjukan bahwa kawasan TNKS memiliki nilai dan fungsi yang sangat signifikan dalam peradaban manusia khususnya dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem dunia.

Kawasan hutan TNKS merupakan habitat bagi sejumlah populasi satwa langka seperti harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatra, kijang sumatera dan lebih dari 372 jenis

4-11 burung termasuk 16 jenis burung endemik. Ekosistem didalamnya mewakili berbagai tipe ekosistem yang khas dan unik diantaranya hutan dataran rendah (low land forest), hutan bukit (hill forest), hutan sub-montana (sub-montane forest) hutan montana rendah (lower montane forest), hutan montana sedang (mid-montane forest), hutan montana tinggi (upper montane forest), padang rumput sub-alpine (sub-alpine thicket), dan lahan basah lain pada wilayah berawa.

Aksesibilitas menuju TNKS sangat mudah dan dapat dijangkau dari pintu masuk di empat provinsi, yaitu dari Jambi dan Sumatera Barat bisa melalui pintu masuk di Sungai Penuh atau Melalui Solok Selatan. Sementara dari Bengkulu bisa melalui Muara Aman dan dari Sumatera Selatan melalui pintu masuk di Lubuk Linggau. Jarak pintu masuk dari Ibu Kota Provinwsi masing-masing sangat beragam namun berkisar antara 4-10 jam perjalanan tergantung rute yang dipilih. Sementara itu, aktifitas wisata yang dapat dilakukan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagaian besar merupakan aktifitas wisata ekogi atau ekowisata. Aktifitas ini diantaranya adalah pengamatan burung dan satwa langka lainnya termasuk harimau sumatera. pendakian Gunung Seblat dan beberapa gunung lainnya yang terdapat di kawasan ini.

Gambar 4.6 Peta Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)

4-12 4.3.7 Pulau Enggano

Pulau Enggano merupakan pulau yang berada di garis batas negara dan terletak di Provinsi Bengkulu. Secara administratif Pulau Enggano termasuk wilayah Bengkulu Utara dan memiliki luas sekitar 44,6 Km2 dengan jumlah desa mencapai enam desa yaitu Desa Kahyapu, Ka’ana, Apoho, Malakoni, Meok dan Banjarsari.

Meski berpenghuni namun secara umum Pulau Enggano masih sangat alami dan belum banyak mendapatkan sentuhan dari manusia. Keistimewaan pulau ini adalah memiliki panorama indah dengan pantainya yang masih sangat bersih. Sementara di perairan sekitar pulau kita dapat dengan mudah menjumpai berbagai jenis ikan karang yang khas. Bahkan karena kualitas airnya masih sangat bersih keberadaan ikan-ikan di sekitar pulau dapat kita lihat dan amati dengan mata talanjang dan tanpa harus menyelam kedasar laut. Pantai yang cukup terkenal di pulau ini adalah Pantai Koomang dan Pantai Humo.

Pantai yang paling terkenal di Pulau Enggano adalah Pantai Koomang. Pantai ini terletak di ujung utara pesisir pulau dan merupakan sebuah tanjung yang terdiri dari batuan dan karang-karang yang membentuk tebing-tebing yang terjal. Pantai Koomang memiliki karang yang berlubang dan didalamnya terdapat laguna berupa kolam kecil dengan air yang jernih. Laguna di pantai komang inilah yang sangat diminati oleh wisatawan ayng datang untuk menikmati PantaiKomang dengan cara berendam dan berenang. Selain pantai Koomang ada juga Pantai Humo yang memiliki keistimewaan tidak kalah indah dengan PantaiKoomang. Di PantaiHuo kita akandisuguhi pantaidengan pasir putih halus yang ditinggali oleh kepiting dan berbagai jenis siput pantai. Di pantai inipula kita akan menemui tumpukan karang yang membentuk titian yang memanjang ke laut.

Aksesibilitas untuk mencapai Pulau Enggano dapat menggunakan jalur laut maupun udara. Perjalanan melalui laut memakan waktu sekitar 12-18 jam dari Pelabuhan Baai di Bengkulu dengan menggunakan KMP Raja Enggano atau KMP Perintis Sabuk Nusantara. Jadwal keberangkatan kapal ke Pulau Enggano hanya terjadwal dua kali seminggu dan waktu tempuh serta jadwal keberangkatan sangat bergantung pada keadaan cuaca, karena perairan Pulau Enggano berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang memiliki arus dan ombak dan sangat kuat. Perjalanan ke Pulau Enggano juga dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat udara perintis dari Bandara Patmawati Bengkulu menuju Pulau Enggano dengan memakan waktu sekitar 30-40 menit perjalanan udara.

4-13 Gambar 4.7 Peta Pulau Enggano

4.3.8 Sungai Musi

Sungai Musi merupakan sungai yang membelah Kota Palembang Sumatera Selatan menjadi dua bagian yaitu Seberang Ilir di Utara dan Seberang Ulu di bagian Selatan dan mempunyai hulu di Kepahiang Bengkulu dan bermuara di Kota Sungsang Palembang. Panjang Sungai Musi mencapai 750 km yang menjadikan Sungai Musi sebagai sungai terpanjang di Sumatera. Sungai Musi disebut juga sebagai Sungai Batanghari Sembilan karena menjadi muara bagi sembilan sungai yang ada di Sumatera Selatan yaitu Sungai Komering, Lawas, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus dan Ogan.

Sejarah Sungai Musi telah dimulai sejak masa Kerajaan Sriwijaya yang menggunakan Sungai Musi sebagai sarana transportasi utama kerajaan yang menghubungkan pedalaman kerajaan dengan muara atau laut. Hingga saat ini Sungai Musi masih dipergunakan oleh masyarakat Palembang sebagai salah satu alternatif transportasi menuju berbagai lokasi di sepanjang alirannya. Bahkan beberapa perahu banyak yang digunakan sebagai transportasi wisata oleh masyarakat untuk menikmati suasana Sungai Musi serta menyaksikan matahari

4-14 terbenam. Salah satu yang menjadi ciri khas Sungai Musi adalah keberadaan Rumah Rakit yang banyak ditemui di sepanjang Sungai Musi. Rumah rakit ini adalah rumah tradisional Palembang yang didirikan diatas air di tepian Sungai Musi dengan cara menancapkan pondasi bangunan hingga kedasar Sungai sehingga bangunan tidak akan bergeser meski arus sungai deras. Karena posisinya mengapung diatas permukaan sungai maka disebut dengan rumah rakit.

Pada saat hari-hari tertentu Sungai Musi akan banyakdikunjungi oleh masyarakat dan wisatawan karena pada hari tersebut akan diadakan berbagai festival, seperti perlombaan perahu (bidar), kontes menghias perahu, perlombaan berenang menyeberangi sungai dan lain-lain.

Karena letaknya tepat membelah Kota Palembang maka tidak sulit menjangkau Sungai Musi. Dari arah kota maupun dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badarudin II. Angkutan kota benyak tersedia untuk menuju kawasan Sungai Musi, sehingga wisatawandapat dengan leluasa mengunjungi kawasan ini.

Gambar 4.8 Peta Sungai Musi

4-15 4.3.9 Pantai Tanjung Kelayang

Pantai Tanjung Kelayang merupakan salah satu pantai di PulauBelitung. Keindahan pantai ini dapat dilihat dari hamparan pasir putiy yang menghiasi sepanjang garis pantainya. Pantai Tanjung Kelayang selain memiliki pasir pantai yang putih dan halus juga memiliki berbagai pulau kecil di sekitarnya. pulau-pulau ini bahkan ada yang muncul musiman (gosong pasir). Beberapa pulau tersebut bahkan dapat disinggahi oleh wisatawan dengan emnggunakan perahu nelayan yang sudah dimodifikasi menjadi perahu pengantar wisatawan. selain itu Pantai Tanjung kelayang merupakan titik keberangkatan bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Lengkuas dan pulau-pulau lainnya di sekitar kawasan ini.

Pantai ini terletak 27 Km di Utara kota Tanjungpandan dan berjarak sekitar 35 km dari bandara HAS Hanandjoeddin, dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama kurang lebih 30-45 menit perjalanan. Namun demikian untuk menjangkau pantai ini wisatawan harus menyewa kendaraan karena belum ada angkutan umum reguler yang melayani rute menuju berbagai daya tarik wisata di Pulau Belitung.

Tanjung Kelayang sudah dikenal oleh masyarakat setempat sebagai tempat untuk rekreasi sejak dahulu, sehingga ketika musim liburan atau akhir pekan kawasan ini akan dibanjiri oleh masyarakat sekitar belitung untuk menikmati keindahan pantai dan bahkan melakukan perjalanan kebeberapa pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan ini. Dari bibir pantai kita disuguhi pemandangan pulau-pulau kecil yang terbentuk dari batu-batu granit besar dengan bentuknya yang unik dan beragam. salahsatu batu yang cukup terkenal adalah batu Garuda yang berbentuk mirip seperti kepala burung garuda.

Beberapa aktifitas yang dapat dilakukan di Pantai Tanjung Kelayang diantarnayaadalah berenang, bermain berbagai permaian air, snorkeling, dan menikmati panorama pantai. Di pantai Tanjung Kelayang telah tersedia bebrapa penginapan dan juga cottages yang dapat disewa oleh wisatawan.

4-16 Gambar 4.9 Peta Tanjung Kelayang

4.3.10 Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan salah satu taman nasional yang terletak di Provinsi Lampung. TNWK mempunyai luas lebih kurang 125,631.31 ha dan berada pada ketinggian antara 0—50 m dpl dengan topografi datar sampai dengan landai, kawasan ini mempunyai 4 (empat) tipe ekosistem utama yaitu, ekosistem hutan hujan dataran rendah, ekosistem hutan rawa, ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai. Pada awalnya TNWK ditetapkan untuk melindungi keberadan berbagai sata liar yang hidup di habitat hutan sekitar TNWK, yaitu tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), enam jenis primata, rusa sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau Sumatera (Panthera tigris), dan beruang madu. Namun demikian, TamanNasinal Way Kambas sempat mengalami masa sulit dan kerusakan yang sangat parah sehingga banyak hewan liar yang hidup di habitat hutan ini punah. Hingga saat ini beberapa hewan yang dapat diselamatkan dan masih bertahan enjadi penghuni TNWK diantaraya yang dikenal dengan The Big Five mammals yaitu tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephant maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris), badak Sumatera (Diserohinus sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus).

4-17 Di sebelah barat kawasan TNWK ekosistem hutan hujan dataran rendah mendominasi kawasan karena daerah ini terletak pada daerah yang paling tinggi dibandingkan dengan lain. Flora yang mendominasi daerah ini adalah meranti (Shorea sp), rengas (Gluta renghas), keruing (Dipterocarpus sp), puspa (Schima walichii) dan banyak jenis lain. Ekosistem tersebut rata-rata mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, dengan stratum tajuk yang lengkap, sehingga jenis flora dan faunanya cukup beragam.

Ekosistem riparian di way kambas dikenal sebagai ekowistam pada zona peralihan antara air dan darat, sehingga belum dikategorikan kedalam ekosistem yang ada. Beberapa jenis flora yang biasa terdapat pada zona peralihan di TNWk antara lain putat, dan beberapa jenis tanaman merambat/liana.

TNWK memiliki ekowistem pantai yang memanjang di sepanjang pantai timur Taman Nasional Way Kambas. Salah satu ciri hutan pantai di TNWK adalah adanya pohon ketapang (Terminalia cattapa) dan cemara laut (Casuarina equisetifolia).

Ekosistem hutan mangrove di TNWK terletak disepanjang pantai timur kawasan dan mempunyai peran atau manfaat menjaga keseimbangan ekosistem untuk mendukung sumber kehidupan manusia. Ekowistem mangrove merupakan haitat bagi hidup dan berkembang biaknya berbagai jenis ikan dan udang laut yang menjadi makanan bagi ikan dan biota laut linnya.

Ekosistem hutan rawa di TNWK berada di wilayah timur kawasan yang tebentuk akibat adanya daerah atau wilayah yang tergenang air tawar relatif lama karena wilayah tersebut lebih rendah dari wilayah sekitarnya. kawasan ini memiliki tingkat keasamantanah yang relatif tinggi akibat proses dekomposisi yang berlangusng cukup lama. Tingkat keanekaragaman hayati di kawasan ini cukup tinggi karena menjadi habitat burung-burung. Sementara itu, jenis flora dominan di kawasan ini adalah Nephenthes atau Kantung Semar, Palm Merah, Pandan dan Nibung.

4-18 Gambar 4.10 Peta Taman Nasional Way Kambas

4-19 BAB 5

JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA SEBAGAI PRODUK PARIWISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA

5.1 Pengertian Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Jalur merupakan jalan atau garis yang menghubungkan satu titik dengan titik yang lain, atau ruang yang berada diantara dua deret obyek yang memanjang. Sementara itu jalur dalam kontek pariwisata merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghubungkan keterkaitan antara satu titik daya tarik wisata dengan titik daya tarik wisata atau atraksi yang lain agar memiliki nilai dan makna tertentu. Jalur wisata dalam pengertiannya berbeda dengan paket wisata. Paket wisata didefinisikan sebagai penawaran yang terdiri dari dua atau lebih unsur yang meliputi transportasi, akomodasi, makanan, daya tarik wisata, serta fasilitas dan pelayanan lainnya, yang dapat diulang, terstandarisasi, dan terkontrol kualitasnya (Middleton, 1994). Pengertian lain paket wisata yang dikemukakan oleh Nuriata (2014) adalah suatu perjalanan wisata dengan satu atau beberapa tujuan kunjungan yang disusun dari beberapa, minimal dua, fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual sebagai harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata. Dari pengertian diatar jelas terlihat bahwa paket wisata lebih menekankan pada unsur-unsur fasilitas fisik pariwisata agar bernilai jual dan ekonomis, sementara jalur wisata lebih pada upaya mengaitkan antara satu daya tarik dengan deya tarik lainnya melalui berbagai macam instrumen, diantaranya kesamaan tema dan pengembangan interpretasi. Mengaitkan beragam daya tarik wisata yang ada di Pulau Sumatera merupakan upaya untuk mengintegrasikan pariwisata Pulau Sumatera agar dapat berjalan beriringan oleh seluruh provinsi yang ada di kawasan Pulau Sumatera. Oleh karena itu pengembangan jalur wisata tematik menjadi sangat penting agar beragam daya tarik wisata yang ada di Pulau Sumatera saat ini tidak hanya berdiri sendiri akan tetapi dapat menyatu dalam satu tema tertentu. Jalur wisata tematik Pulau Sumatera adalah jalur wisata yang mengaitkan daya tarik wisata

5-1 alam dan budaya, serta komponen pendukungnya untuk membangun tema tertentu yang menjadi unggulan destinasi Pulau Sumatera, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan destinasi pariwiata yang berdaya saing. Berdaya saing yang dimaksud disini adalah memiliki nilai jula dan dapat bersaing dengan daya tarik wisata lainnya di tingkat nasional, regional maupun internasional.

5.2 Dasar Pertimbangan Penyusunan Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Penyusunan jalur wisata tematik di Pulau Sumatera didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jalur wisata temaitik tersebut memiliki keterkaitan tema alam dan budaya khas Sumatera sehinga dapat menjalin satu rangkaian cerit ayang runut dan terstruktur; 2. Jalur wisata tematik yang disusun mampu membangun dan memperkuat identitas pariwisata Pulau Sumatera; 3. Jalur wisata tematik yang disusun mampu meningkatkan keterpaduan wilayah, artinya dapat menghubungkan wilayah-wilayah di Pulau Sumatera; 4. Jalur wisata tematik yang disusun diharapkan dapat mendorong upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya alam dan budaya khas Sumatera, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap lingkungan; 5. Jalur wisata yang disusun harus mampu menjadi masukan bagi pengembangan produk pariwisata Pulau Sumatera yang berdaya saing internasional dan dapat mempercepat peningkatan produk dan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Pulau Sumatera. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diharapkan dapat menghasilkan jalur wisata tematik yang berkualitas dan mampu mengintegrasikan pembangunan kepariwisataan di Pulau Sumatera dan sekitarnya.

5.3 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Tema yang dikembangkan menjadi jalur wiata tematik di Pulau Sumatera dansekitarnya adalah tema yang didasarkan pada keunggulan produk pariwisata Pulau Sumatera dan juga berdasarkan produk pariwisata yang terdapat di dalam dokumen kebijakan Rencana tata Ruang Pulau Sumatera. Lebih jelas mengenai tema-tema tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

5-2 5.3.1 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Keunggulan Pariwisata Pulau Sumatera Jalur wisata yang dikembangkan berdasarkan keunggulan produk pariwisata Pulau Sumatera terdiri dari tiga jalur yaitu: 1. Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan merupakan jalur wisata tematik yang dikembangkan dengan memunculkan kesamaan tema pegunungan dengan menitikberatkan pada potensi geowisata didalamnya. Beberapa daya tarik wisata utama yang terdapat di jalur wisata Geowisata Pegunungan Bukit barisan yang membentang dari Provinsi Aceh hingga Ke Lampung adalah sebagai berikut, Dataran Tinggi Gayo di Aceh; Kaldera Toba di Sumatera Utara; Ngarai Sianok di Sumatera barat; Bukit Tiga Puluh di Riau; Gunung Seblat di Bengkulu; Gunung Dempo dan Sungai Musi di Sumatera Selatan; Gunung Pasagi dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung. Sementara itu daya tarik wisata pendukung di jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan adalah Pariwisata Sejarah Tambang Sawahlunto dan pariwisata cagar budaya di Kota Bukittinggi di Sumatera Barat; Istana Siak di Riau dan kawasan perkotaan Palembang di Sumatera Selatan. Gambar 5.1 Peta Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan

5-3 2. Jalur Ekowisata Tropical Rainforest Heritage of Sumatera Jalur wisata ini membentang dari Taman Nasional Gunung Leuser (mencakup seluruh daya tarik wisata di dalamnya) di Provinsi Aceh, Taman Nasional Kerinci Seblat di Propinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Taman Nasional Bukit Berisan Selatan di wilayah Bengkulu dan Lampung. Selain itu jalur wisata ini juga didukung oleh daya tarik wisata budaya yaitu keberadaan kawasan cagar budaya Kota Bengkulu di Provinsi Bengkulu. Gambar 5.2 Peta Jalur Ekowisata Tropical Rainforest Heritage of Sumatera

3. Jalur Jelajah Geopark Sumatera Jalur jelajah geopark Sumatera diawali dari kawasan Geopark Nasional Toba (mencakup seluruh daya tarik wisata di dalamnya) di Sumatera Utara, Geopark Nasional Merangi 9mencakup seluruh daya tarik wisata di dalamnya) di Jambi dan Geopark Nasional Belitung (mencakup seluruh daya tarik wisata di dalamnya) di Provinsi Bangka Belitung.

5-4 Daya tarik wisata pendukung di jalur jelajah GeoparkSumatera diantaranya adalah cagar budaya Muaro Jambi di Jambi, kawasan perkotaan Medan serta pariwisata cagar budaya Kota Kapur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Gambar 5.3 Peta Jalur Geopark Sumatera

Tiga jalur wisata yang disusun berdasarkan keunggulan produk pariwisata Pulau Sumatera lebih jelasny dapat dilihat pada tabel 6.x sebagai berikut: Tabel 5.1 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Keunggulan Pariwisata Pulau Sumatera

JALUR GEOWISATA JALUR EKOWISATA TROPICAL JALUR JELAJAH GEOPARK PEGUNUNGAN RAINFOREST HERITAGE OF SUMATERA BUKIT BARISAN SUMATERA • Aceh (Dataran Tinggi Gayo) • Aceh (semua DTW di TN • Sumatera Utara (semua DTW di • Sumatera Utara (Kaldera Toba) Gunung Leuser) Geopark Nasional Toba) • Sumatera Barat (Ngarai Sianok) • Jambi, Bengkulu, Sumatera • Jambi (semua DTW di Geopark • Riau (Bukit Tiga Puluh) Barat, Sumatera Selatan Nasional Merangin) • Jambi (Gunung Kerinci) (semua DTW di TN Kerinci • Kepulauan Bangka Belitung • Bengkulu (Gunung Seblat) Seblat) (semua DTW di Geopark • Sumatera Selatan (Gunung • Lampung, Bengkulu (semua Nasional Belitung) Dempo, Sungai Musi) DTW di TN Bukit Barisan • Lampung (Gunung Pesagi, TN Selatan, TN Way Kambas) BBS)

5-5 JALUR GEOWISATA JALUR EKOWISATA TROPICAL JALUR JELAJAH GEOPARK PEGUNUNGAN RAINFOREST HERITAGE OF SUMATERA BUKIT BARISAN SUMATERA • Sumatera Barat (Pariwisata • Bengkulu (Kawasan Cagar • Pariwisata cagar budaya Muaro sejarah tambang Sawahlunto, Budaya Kota Bengkulu) Jambi pariwisata cagar budaya • Kawasan Perkotaan Medan Bukittinggi) • Pariwisata cagar budaya Situs • Riau (Istana Siak) Kota Kapur • Sumatera Selatan (Kawasan • Pariwisata cagar budaya Muntok Perkotaan Palembang) • Hutan Lindung Namang, Bangka Tengah

5.3.2 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Produk Pariwisata Dalam Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera Jalur wisata yang dikembangkan dari produk pariwisata yang terdapat di dalam rencana Tata Ruang Pulau Sumatera adalah sebagai berikut: 1. Jalur Ekowisata Danau Jalur ekowisata dau merupakan jalur wisata yang menghubungkan beberapa daya tarik wisata yang ada di Pulau Sumatera, diantaranya Danau Laut tawar di aceh, Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Singkarak di Sumatera barat, Danau Kerinci di Jambi, serta Danau ranau di perbatasan antara Lampung dan Sumatera Selatan. Sementara itu daya tarik wisata pendukungnya yaitu pariwisata sejarah tambang Sawahlunto dan pariwisata cagar budaya Bukittinggi di Sumatera Barat. Gambar 5.4 Peta Jalur Ekowisata Danau

5-6 2. Jalur Ekowisata Bahari Jalur ekowisata bahari pulau Sumatera menghubungkan daya tarik wisata berbasis bahari yang ada di Pulau Sumatera yaitu, Taman Wisata alam Laut Pualu Weh dan Museum Tsunami di Aceh, pariwiata bahari di Pulau Nias Provinsi Sumatera Utara, Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Taman Wisata Alam Laut Pulau Enggano di Bengkulu, Taman Wisata Laut Anambas dan Kepulauan Bintan di Kepulauan Riau, Taman Wisata Alam Perairan Belitung di Kepulauan Bangka Belitung, serta Taman Wisata Alam Laut Lampung Barat di Lampung. Daya tarik wisata pendukung di jalur ekowisata bahari diantaranya adalah pariwisata vagar budaya Nias di Sumatera Utara dan Kapardu Pulau Bintan dan Batam di Kepulauan Riau. Gambar 5.5 Peta Jalur Ekowisata Bahari

3. Jalur Wisata Budaya Melayu Jalur wisata budaya Melayu mengubungkan keterkaitan antara sejarah budaya Melayu yang ada di Siak Provinsi Riau, Pulau Penyengat, Lingga, dan tanjung Pinang di Kepulauan Riau serta kawasan Muntok di Kepulauan Bangka Belitung.

5-7 Gambar 5.6 Peta Jalur Budaya Melayu

Dalam Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera tiga jalur wisata di Pulau Sumatera lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.1 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera

JALUR EKOWISATA DANAU JALUR EKOWISATA BAHARI JALUR WISATA BUDAYA MELAYU

• Aceh (Danau Laut Tawar) • Aceh (TWA Laut Pulau Weh • Riau (Siak) • Sumatera Utara (Danau Sabang, Museum Tsunami, Pulau • Kepulauan Riau (Lingga, Toba) Banyak Singkil, Pulau Simeulue, Penyengat-Tanjung Pinang) • Sumatera Barat (Danau Mangrove di Langsa) • Kepulauan Bangka Belitung Singkarak) • Sumatera Utara (Pariwisata (Muntok) • Jambi (Danau Kerinci) Bahari Pulau Nias) • Lampung dan Sumatera • Sumatera Barat (Kepulauan Selatan (Danau Ranau) Mentawai) • Bengkulu (TWA Laut Enggano) • Kepulauan Riau (TN Laut Anambas, Pulau Bintan) • Kepulauan Bangka Belitung (TWA Perairan Belitung) • Lampung (TWA Laut Pesisir Barat Lampung) • Sumatera Barat (Pariwisata • Sumatera Utara (Pariwisata cagar sejarah tambang Sawahlunto, budaya Nias) pariwisata cagar budaya • Kepulauan Riau (Kapardu Pulau Bukittinggi) Bintan, Batam Center)

5-8 DAFTAR PUSTAKA

Peraturan dan Dokumen Teknis Peraturan Daerah:

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 tahun 2014 Tentang Rencan Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah tahun 2012-2022

Peraturan Daerah Lampung Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Provinsi Lampung

Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Riau

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Rencana induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025

Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun 2012 – 2017

Qanun Aceh nomor 8 Tahun 2013 Tentang Kepariwisataan

Dokumen Teknis Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Bengkulu Tahun 2017

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 10 tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2013-2033

Dokumen Teknis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016-2021

Dokumen Teknis Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Jambi Tahun 2015

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034 Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2037

Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2009 -2029

Dokumen Teknis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Riau Tahun 2014-2019

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015

Dokumen Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013- 2018

Peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018

Internet: http://pariwisata.karokab.go.id/id/tujuan-wisata/objek-wisata-alam/4-danau-toba http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46344/Chapter%20II.pdf?sequence=4 &isAllowed=y http://www.gosumatra.com/ngarai-sianok/ https://wisatasumatera.wordpress.com/wisata-sumatera-barat/ngarai-sianok-bukit-tinggi/ http://www.gosumatra.com/nuansa-melayu-di-kerajaan-siak-sri-indrapura/ https://www.kompasiana.com/dy_cante/5714488d339373f9055a57b9/keindahan-alam-dan- pesona-surga-bawah-laut-taman-wisata-perairan-kepulauan-anambas-yang-menggoda http://tfcasumatera.org/bentang_alam/ekosistem-kerinci-seblat/ https://www.tempat.me/wisata/Taman-Nasional-Kerinci-Seblat https://www.garudacitizen.com/wisata-pulau-enggano-surga-tersembunyi-di-laut-bengkul https://wisatasumatera.wordpress.com/wisata-sumatera-selatan/wisata-sungai-musi/ https://www.belitungisland.com/new/_destination.php?id=2 http://waykambas.org/sejarah-taman-nasional-way-kambas/

ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI REGIONAL I DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA KEMENTERIAN PARIWISATA