Kejayaan Dan Kemunduran Perdagangan Banten Di Abad 17

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kejayaan Dan Kemunduran Perdagangan Banten Di Abad 17 Fahmi Irfani KEJAYAAN DAN KEMUNDURAN PERDAGANGAN BANTEN DI ABAD 17 PSP NUSANTARA PRESS 2020 Kejayaan dan Kemunduran Perdagangan Banten di Abad 17 Penulis : Fahmi Irfani Editor : Muhamad Qustulani Layouter : Muhammad Fajar Subhi Penerbit: PSP Nusantara Press 2020 Jl. Perintis Kemerdekaan II Cikokol Tangerang Telp (021) 22252432 Copyright@2020 B5, 245 halaman Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dengan cara apapun termasuk dengan cara penggunaan fhotocopy tanpa izin penerbit ISBN: Kata Pengantar Alhamdulillah, berkat hidayah dan petunjuk Allah Swt. Penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang diformulasikan sebagai disertasi guna memenuhi persyaratan kelulusan strata tiga (S3). Shalawat serta salam selalu ditunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang telah membawa umat Islam serta penduduk dunia lainnya ke arah dunia yang terang benderang dengan pendar ilmu pengetahuan di dalamnya. Banten merupakan kerajaan yang besar pada abad 17. Di masa tersebut, kerajaan ini gagah menunjukkan diri ke dunia sebagai salah satu entrepot yang dikunjungi kapal-kapal dari seluruh dunia. Pelabuhan Banten dikenal mempunyai pasar yang menjajakan aneka ragam barang dagangan yang memiliki daya jual tinggi di pasar dunia. Itu sebabnya, banyak saudagar yang tersihir untuk datang ke pelabuhan ini, guna mengadu nasib memperoleh barang dagangan utama yang akan dibawa ke negerinya kelak. Setelah melalui perjalanan panjang, menyelusuri bait demi bait literatur serta terjun ke lapangan, penulis dapat menulis suatu telaah yang komprehesif mengenai sejarah ekonomi Banten. Selain itu, sebagai bentuk syukur penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu riset penelitian ini, membimbing, dan memberikan kemudahan dalam penyelesaian buku ini. Tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait, riset penelitian ini belum tentu akan selesai dan dapat dipublikasikan. Kepada Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, selaku promotor pertama ditengah kesibukannya, menyempatkan diri untuk membimbing penulis dalam riset penelitian selama satu tahun lebih satu bulan, dengan penuh kesabaran dan ketelitian dalam mengoreksi tulisan ini. Selain itu, memberikan masukan baik secara metodologi maupun tekhnik terjun dilapangan, dalam mengumpulkan sumber-sumber. Beliau adalah salah satu sosok yang menjadi ispirasi saya untuk menjadi seorang sejarawan. Kepada Prof. Dr, Didin Saefuddin, MA, selaku promotor pembimbing disertasi yang kedua, penulis menghaturkan banyak terimakasih atas arahan dan bimbingan sehingga disertasi dapat terwujud. Sosok Prof. Didin, bukan hanya sekedar promotor, beliau adalah mentor yang telah membimbing saya dalam dunia akademik. Beliaulah yang berjasa terhadap karir saya saat ini menjadi dosen di Universitas Ibn Khaldun Bogor. Prof. Dr. Jamhari Ma’ruf, M.A selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Prof. Dr, Budi Sulistyono, Prof. Dr. Iik Arifin Mansoornoor. Serta seluruh pihak dosen yang telah mengajar dan staf akademik yang melayani keperluan baik akademik, maupun surat riset penelitian penulis. Mas Adam, Mas Toni, Mas Arief, Mbak Vemmy terimakasih atas bantuannya dan kesabaranya dalam membantu saya di SPs UIN Syarif Hidayatullah, semoga Allah memberkahi kehidupan kawan-kawan. i Kepada Ibunda tercinta, Hj. Mumun Maemunah sebagai single parent yang telah sukses membesarkan ke-sebelas anaknya. Selalu memberikan dukungan motivasi baik materi maupun spiritual, dengan kasih sayangnya mengasuh penulis semenjak ditinggal oleh abah duapuluh satu tahun silam. Juga, kepada para kakanda-kakanda Drs. Utuy Masturo, MM.Pd, Drs. H. Dadang Munandar, Eneng Maesaroh, Enok Mulyanah, S.Ag. Muningsih, S.Pd.I, Maelani, SE, Diana Meriana, S.Si, Siti Latifah, S.Thi, Abdul Roji, SE, serta adinda Murniasih. Terimakasih atas semangat yang diberikan.Tentu saja, kerja penulis tidak lupa kepada Istri tercinta Fitriani Purnamasari dan anak-anakku Abdullah Faqih Irfani dan Ahmad Fatih Irfani, merekalah yang selalu menjadi oncor yang menerangi kegalauan penulis sekaligus menyemangati penulis untuk segera merampungkan kerja ini. Ditengah kesibukan dan kepenatan keluarga kecil inilah yang mengupgrade kembali semangat penulis. Tidak lupa penulis berterimakasih kepada sahabat perjuangan, kawan akrab saya Dr. H. Muhammad Qustulani, MA. Beliau inilah sosok sahabat yang selalu menyemangati baik di dunia akademik, kerja maupun sehari-hari, selalu terjadi perdebatan dalam diskusi di dunia kerja, tetapi persahabatan kami tetap akrab, karena beliaulah penulis di STISNU NUSANTARA dan karena beliaulah penulis menjadi aktif terlibat di Masyarakat. Kepada guru spiritual Abah KH. Ali Zein, penulis mengucakan terimakasih atasa doa dan nasehatnya. Kepada kawan-kawan STISNU, KH. Embay, Kang Arul, Kyai Mahrus. Baba Udin, Mama Ayank, Kang Ecep, Handi, Marwata, dan kawan-kawan lainya yang tidak penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas motivasi dan candaanya, STISNU adalah keluarga bagi kita dan tempat ngobrol yang asyik. Untuk kawan-kawan ciputat Om Johan, om Ansor, Kang Azky, Kang Fajar, Pak Busman, Norman Ohira, terima kasih terimakasih atas bantuan dan sharing informasinya.Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada civitas akademik UIKA Bogor, Universitas Ibn Khaldun Bogor,dimana penulis berkhidmah dikampus ini. Dr. E. Bahruddin selaku rector yang terus memotivasi kepada para dosen untuk melanjutkan S3 nya, H.Kholil Nawawi, MEI, Selaku dekan Fakultas Agama Islam, Dr. Hj. Maemunah Sa’diyah selaku Ka.prodi, Dr. Kamal. H. Suyud Arif, MA. Dr. Syarifah, Kang Yono, Kang Eman, Kang Dodoy. Terakhir, kesalahan dan kealpaan tentu saja selalu ada dalam setiap tulisan ilmiah. Penulis menyediakan ruang diskusi yang luas kepada para pembaca yang ingin memberi komentar serta kritik apabila terdapat informasi yang tidak tepat atau perlu dikoreksi dalam disertasi ini. Mudah-mudahan, karya ini dapat mengisi bacaan sejarah ekonomi dan sosial di Republik ini. ii Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengeksplorasi Kejayaan perdagangan maritim di kesultanan Banten pada abad 17 M. (2) Mengetahui peran dan kekuatan maritim Kesultanan Banten, dan (3) Mengeksplorasi sejauh mana intervensi dan peranan Belanda dalam pusaran konflik serta memudarnya perdagangan di Banten. Penulis membantah pernyataan dari Claude Guillot yang menyebut Karangantu merupakan pelabuhan lokal dan bukan internasional. Justru sebalikanya Karangantu menjadi pelabuhan internasional di abad ke 17 M. Selain itu penulis membantah Anthony Reid dalam buku Southeast Asia in the Age of Commerce 1450 – 1680 yang menyebutkan bahwa perdagangan internasional di Banten mengalami penurunan signifikan. Pernyataan ini tidak sepenuhnya tepat, kapal-kapal dagang masih beroperasi di pelabuhan Banten. keuntungan perdagangan Banten masih cukup tinggi, terbukti dengan dibangunnya instalasi kanal-kanal di Tanara yang digunakan untuk kebutuhan istana Sultan ageng Tirtayasa di Tanara serta pengairan sawah-sawah sekitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang melalui beberapa tahapan yaitu, pertama Tahapan Heuristik (verifikasi), kedua Tahapan Kritik, ketiga Tahapan Interpretasi, keempat Tahapan Historiografi. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskriptif analitik Penelitian ini berbasis library research, dimana naskah dan arsip dokumen sebagai sumber primer dianalisa melalui pendekatan teori sejarah sosial, politik, dan sosial ekonomi. Kesimpulan penelitian ini adalah, penguasaan jalur pelayaran laut di Kesultanan Banten menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan internasional di Asia Tenggara pada abad 17 M. Pernyataan ini ditunjang oleh sejumlah temuan seperti keberadaan perdagangan reguler di tataran regional dan internasional. Kuatnya armada laut Banten ditopang dengan arsitektur kapal perangnya, ilustrasi perang laut antara Banten dan VOC. Kesultanan Banten merupakan suatu entitas pemerintahan masyarakat yang kedaulatannya bertumpu pada perdagangan. Pendapatan kerajaan ini diperoleh melalui kegiatan jual beli dan pertukaran barang yang melibatkan pedagang regional dan internasional. Keberhasilan memperoleh pemasukan negara tidak bisa dilepaskan dari tata kelola pelabuhan serta instrumen-instrumen ekonomi lainnya, seperti pasar, pergudangan dan pertokoan. Tata kota Banten memang didesain untuk kegiatan perdagangan dan pelayaran mancanegara. Kata Kunci: Banten, perdagangan, pelayaran, pertahanan iii Abstract The purpose of this study is (1) to explore the dynamics of maritime trade in the Sultanate of Banten in the 17th Century (2) to now the role and maritime power of Banten Sultanate, and (3) to explore the extent of Dutch intervention and its roles in the conflict of Banten and the waning of trade in Banten. The author disputes the statement of Claude Guillot who said Karangantu is a local instead of an International port. On the contrary, Karangantu became an international port during17th Century. In addition, the writer also disputes Anthony Reid in his book Southeast Asia in the Age of Commerce 1450 – 1680 which stated that an International trade in Banten had decreased significantly. This statement is not entirely accurate, merchant ships are still operating in the port of Banten. Banten's trade profits are still quite high, as evidenced by the construction of canals in Tanara which were used for the needs of the Sultan Ageng Tirtayasa palace and irrigating the rice fields in Tanara. The method used in this study is a historical research method that goes through several stages;
Recommended publications
  • Southeast Asia: History, Modernity, and Religious Change
    AL ALBAB - Borneo Journal of Religious Studies (BJRS) Volume 2 Number 2 December 2013 SOUTHEAST ASIA: HISTORY, MODERNITY, AND RELIGIOUS CHANGE Sumanto Al Qurtuby University of Notre Dame’s Kroc Institute for International Peace Studies Abstract Southeast Asia or Southeastern Asia, with more than six hundred million pop- ulations, is home to millions of Buddhists, Muslims, Confucians, Protestants, Catholics, and now Pentecostals, as well as many followers of local religions and spiritual beliefs. Notwithstanding its great historical, political, cultural legacies, however, the region has long been neglected as a site for religious studies in the Western academia. Aiming at filling the gap in Asian and religious studies as well as exploring the richness of Southeast Asian cultures, this article discusses the dynamics, diversity, and complexity of Southeast Asian societies in their re- sponse to the region’s richly political, cultural, and religious traditions spanning from pre-modern era to modern one. The article also examines the “integrative revolutions” that shaped and reshaped warfare, state organization and econom- ics of Southeast Asia, particularly in the pre-European colonial era. In addition, the work discusses the wave of Islamization, particularly since the nineteenth century, as well as the upsurge of religious resurgence that shift the nature of religiosity and the formation of religious groupings in the area. The advent of Islam, with some interventions of political regimes, had been an important cause for the decline of Hindu-Buddhist traditions in some areas of Southeast Asia, especially Indonesia, the coming of Pentecostalism has challenged the well-estab- lished mainstream Protestantism and Catholicism, especially in Indonesia and the Philippines.
    [Show full text]
  • Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Abstract: This article examines the religious specificities of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of this process reside in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhoods’ followers and the popularity of esoteric practices. These specificities implicate that the Islamizing of the region was very progressive within period of time and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam took through history. The dominant media- centered perspective also eludes the fact that cohabitation between religion and ritual initiation still composes the authority structure. This article aims to contribute to the knowledge of this phenomenon. Keywords: Islam, Banten, sultanate, initiation, commerce, cosmopolitism, brotherhoods. 1 Banten is well-known by historians to have been, during the Dutch colonial period at the XIXth century, a region where the observance of religious duties, like charity (zakat) and the pilgrimage to Mecca (hajj), was stronger than elsewhere in Java1. In the Indonesian popular vision, it is also considered to have been a stronghold against the Dutch occupation, and the Bantenese have the reputation to be rougher than their neighbors, that is the Sundanese. This image is mainly linked to the extended practice of local martial arts (penca) and invulnerability (debus) which are widespread and still transmitted in a number of Islamic boarding schools (pesantren).
    [Show full text]
  • Western Java, Indonesia)
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Université de Provence, Marseille. Abstrak Artikel ini membahas kekhasan agama di Banten pada masa awal Islamisasi di wilayah tersebut. Karakteristik utama dari proses Islamisasi Banten terletak pada hubungan antara perdagangan dengan jaringan Muslim, kosmopolitanisme yang kuat, keragaman praktek keislaman, besarnya pengikut persaudaraan dan maraknya praktik esotoris. Kekhasan ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi Banten sangat cepat dari sisi waktu dan perpindahan agama/konversi yang terjadi merupakan hasil dari proses saling mempengaruhi antara Islam, agama lokal, dan kosmologi. Akibatnya, muncul anggapan bahwa Banten merupakan benteng ortodoksi agama. Kesan yang muncul saat ini adalah bahwa Banten sebagai basis gerakan rigoris/radikal dipengaruhi oleh bentuk-bentuk keislaman yang tumbuh dalam sejarah. Dominasi pandangan media juga menampik kenyataan bahwa persandingan antara agama dan ritual masih membentuk struktur kekuasaan. Artikel ini bertujuan untuk berkontribusi dalam diskusi akademik terkait fenomena tersebut. Abstract The author examines the religious specifics of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of the process resided in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhood followers and the popularity of esoteric practices. These specificities indicated that the Islamizing of the region was very progressive within 16th century and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam 91 Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) took throughout history.
    [Show full text]
  • Al-Makassari's (1626 -1699) Thought on Al-Insanal-Kamil in 17Th Century
    AL-MAKASSARI'S (1626 -1699) THOUGHT ON AL-INSANAL-KAMIL IN 17TH CENTURY ABDUL KUN ALI A thesis submitted in fulfilment ofthe requirements for the award ofthe degree of Master ofPhilosophy School ofGraduate Studies Universiti Tekno1ogi Malaysia JULY 2016 iii To my parents A Ali and Salimah iv ACKNOWLEDGEMENT I would like to express my deepest gratitude to Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, the Founder-Former Director of CASIS, for his encouragement and support throughout my study and who suggested to me to venture on this topic. I would also like to express my sincere thanks to Prof. Dr. Mohammad Zainiy Uthman, the current Director of CASIS, for always teaching us the meaning of being the best students. The next person that I should be grateful is my supervisor Dr. Suleiman Mohammed Hussein Boayo for his helpful guidance, time and valuable criticism, which have improved this work. In addition to that, I am grateful to have teachers like, Prof. Dr. Tatiana Denisova, Assoc. Prof. Dr. Wan Suhaimi Wan Abdullah, Assoc. Prof. Dr. Syamsuddin Arif, Assoc. Prof. Dr. Adi Setia, and Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar. Their approach to the study of Islamic thought taught me a great deal. My gratitude goes also to Puan Shida, and Puan Sharifah, and Kak Norehan for their sincere administrative help and assistance. In the course of exploring the thought of this scholar, I have received tremendous support and help from many people to whom I am very grateful and indebted and whose names cannot be mentioned all here. Finally, I feel obliged to express my sincere gratitude to my parents, Ali and Salimah, who brought me up and cherished me with love and tenderness.
    [Show full text]
  • Islam Dan Budaya Di Banten: Menelisik Tradisi Debus Dan Maulid
    ISLAM DAN BUDAYA DI BANTEN: Menelisik Tradisi Debus Dan Maulid Hasani Ahmad Said UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta [email protected] Abstrak Sejarah mencatat pada awal abad 19, Banten menjadi rujukan para ulama di Nusantara, bahkan di Asia Tenggara, khususnya tentang ilmu keIslaman. Kebudayaan Banten, yang nampak sederhana, sesungguhnya memiliki kompleksitas yang tinggi. Artikel ini mengetengahkan potret budaya Banten dengan memfokuskan pada dua pokok bahasan yakni atraksi debus dan tradisi Panjang Maulid. Penelitian menemukan bahwa beragamnya seni pertunjukan kesenian rakyat Banten, yang berkembang secara turun temurun, tidak terlepas dari pengaruh keagamaan, khususnya Islam. Abstract In the early of 19th century, Banten had became the reference of the scholars in the archipelago, even in Southeast Asia, particularly on the Islamic studies. The Bantenese culture, which seems very simple, actually has a high complexity. This article explores the portraits of Bantenese cultures by focusing on two issues namely Debus attractions and Panjang Mawlid tradition. The study finds out that the diversity of art performance of Bantenese culture, evolving from generation to generation, can not be separated from the influences of religion, especially Islam. Key Word : Islam, budaya, debus, dzikir, mulud Volume 10, Nomor 1, Juni 2016 109 Hasani Ahmad Said A. Pendahuluan Islam dalam tataran teologis adalah sistem nilai dan ajaran yang bersifat Ilahiyah dan transenden. Sedangkan dalam perspektif sosiologis, Islam merupakan fenomena peradaban, kultural dan realitas sosial dalam kehidupan manusia. Antara Islam dalam tataran teologis dan sosiologis yang merupakan realitas kehidupan sejatinya merupakan realitas yang terus menerus menyertai agama ini sepanjang sejarahnya. Kontak awal Islam dengan kepulauan nusantara mayoritas berlangsung di pesisir pantai, khususnya melalui aktivitas perdagangan antara penduduk lokal dengan para pedagang Persia, Arab, dan Gujarat (India).
    [Show full text]
  • USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M Skripsi JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS AD
    USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab Dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Disusun Oleh: KARMA (1110022000009) JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M i USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.) Oleh : Karma (1110022000009) Pembimbing Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA NIP. 19590203 198903 1 003 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi dengan judul USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 April 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) pada studi Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta, 25 April 2017 Sidang Munaqosyah Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Nurhasan, MA Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd NIP. 19690724 199703 1 001 NIP. 19750417 200501 2007 Anggota Penguji I Penguji II Dr. Abdul Wahid Hasyim, MA Dr. Parlindungan Siregar, MA NIP. 19560817 198603 1 006 NIP. 19590115 199403 1 002 Pembimbing Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA NIP. 19590203 198903 1 003 iii LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
    [Show full text]
  • Peran Sultan Maulana Hasanuddin Dalam Penyebaran Agama Islam Di Banten 1526-1570 M
    PERAN SULTAN MAULANA HASANUDDIN DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BANTEN 1526-1570 M. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Disusun Oleh: NABIEL AL-NAUFAL EFENDI NIM. 15120023 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019 PERNYATAAN KEASLIAN i NOTA DINAS ii PENGESAHAN iii MOTTO “Pantang tolak tugas, pantang tugas tak selesai” “Sekali layar terkembang, pantang surut mundur ke belakang” iv PERSEMBAHAN Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Subnh}a>nahu wa Ta‘a>la>, Tuhan seru sekalian alam. Hormat dan bakti kupersembahkan untuk Ayah tercinta Asep Sunandar Efendi dan Ibunda tersayang Linda Triwahyuni, semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya. Jalinan kasih sayang kucurahkan pada adik-adikku Nabiella Salsabil Efendi dan Bening Aura Qolbu Efendi. Setiap perjuangan menghajatkan pengorbanan, dan tiada pengorbanan yang sia-sia. Dengan kerendahan hati saya persembahkan skripsi ini kepada almamater tercinta Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. v ABSTRAK Pada awal abad XVI M., Banten merupakan salah satu negeri dari Kerajaan Sunda Pajajaran, yang berpusat di Banten Girang. Penguasa Banten saat itu adalah Pucuk Umun, anak Prabu Surosowan. Banten kemudian melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan kerajaan Sunda Pajajaran yang pada saat itu dalam masa kemunduran. Nusantara pada saat itu, di Banten khususnya didominasi oleh kepercayaan bercorak Hindu yang disebut Sunda Wiwitan, agama resmi Kerajaan Sunda Pajajaran. Syiar Islam di Banten dimulai oleh Sunan Ampel pada awal abad XV M. Usahanya tersebut kemudian dilanjutkan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati bersama pamannya, Cakrabuana pada akhir abad yang sama.
    [Show full text]
  • The Prospect of IORA Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA)
    The Prospect of IORA Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) 2017 Center for Policy Analysis and Development Asia Pacific and Africa Region Ministry of Foreign Affaris of The Republic of Indonesia Chief Editor Dr Siswo Pramono, LL.M, Policy Analysis and Development Agency (PADA), Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia 1 Published by Center of Policy Analysis and Development Agency on Asia Pacific and Africa Regions, Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia on 2017 Central Jakarta 10110 Indonesia E-mail: [email protected] Printed by ©2017 Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan 2 Table Of Contents Section 1: Introduction ..................................................................................... 12 Introduction ....................................................................................... 12 Research Focus............................................................................... 13 Research Questions : ...................................................................... 13 Method Of Research : ..................................................................... 13 Section 2: ............................................................................................................ 14 Chapter II ........................................................................................ 14 Measuring Economic Cooperation In Indian Ocean Rim: ............... 14 An Illustrated Sketch About Regional Architecture ......................... 14 Iora Is To Promote A
    [Show full text]
  • Korrespondenzblatt Des Canisianums
    KORRESPONDENZBLATT DES CANISIANUMS Heft 1, Jahrgang 153 – Sommersemester 2020 INHALTSVERZEICHNIS GELEITWORT DES REKTORS GELEITWORT DES REKTORS ................................................................................................................ 1 Liebe Alt-Canisianer, Freunde und Wohltäter! 1. BEITRÄGE arbeiten beschäftigt. Es gab auch die erste KATHOLISCHE KIRCHE IN INDONESIEN .................................................................................... 2 „digitale Defensio“ in der Geschichte des DIE UKRAINISCHE GRIECHISCH-KATHOLISCHE KIRCHE ............................................................... 15 Canisianums, in der alle Beteiligten (Kan- didat, Professoren, Studiendekan) „online“ 2. AKADEMISCHES miteinander kommunizierten. Interessierte FAKULTÄTSKLAUSUR – EIN BLICK IN DIE ZUKUNFT ................................................................... 28 Zuhörer konnten über das Internet dabei AQUINAS LECTURE 2020 ................................................................................................. 28 sein. 3. AKTUELLES UND CHRONIK Auch die Ostertage waren neu und ganz CHRONIK VON DEZEMBER 2019 BIS JUNI 2020 .................................................................... 29 anders für die Hausgemeinschaft. Wir fei- NEOINGRESSI 2019/2020 ................................................................................................ 37 erten dieses Mal alle gemeinsam im Haus DIÖZESENLISTE STUDIENJAHR 2019/2020 ........................................................................... 39 - und
    [Show full text]
  • Bab Ii Kondisi Dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian
    BAB II KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kampung Baru Bugis Hubungan Antara Etnis Bugis dan etnis Banten sudah terjalin cukup lama. Keberadaan mereka terhitung sejak awal abad ke-17. Merantau (sompe’) bagi orang Bugis merupakan jati diri, demi kehidupan yang lebih baik di daerah yang baru. Banten merupakan salah satu dari sekian banyak tujuan tersebut. Jejak keberadaan Orang Bugis- Makassar di Banten dimulai oleh Syekh Yusuf al-Makassari dan semakin intens setelah perang Makassar yang terjadi pada Tahun 1669 silam. Perang Makassar telah membawa dampak yang begitu besar terhadap tatanan kehidupan masyarakat Kerajaan Gowa dan Sulawesi Selatan secara umum. Sebagai pihak yang kalah dalam perang banyak pembesar Kerajaan Gowa memilih meninggalkan Gowa sebagai bentuk protes terhadap perjanjian Bongaya yang merugikan Kerajaan Gowa. Oleh sebab itu meninggalkan Gowa adalah pilihan yang dianggap paling tepat saat itu, dan tersebutlah Kerajaan Banten sebagai tujuan untuk melanjutkan perlawanan terhadap VOC. Karena di sana ada Syekh Yusuf al- Makassari yang juga merupakan kerabat keluarga Kerajaan Gowa. Dalam sebuah keterangan dinyatakan bahwa Syekh Yusuf al- Makassari sudah sering mendengar nama Banten dari para pelaut dan pedagang melayu. Saat itu, tentu saja Banten sudah menjadi salah satu pusat 24 25 perdagangan internasional di Nusantara yang ramai dikunjungi oleh berbagai suku bangsa. Dan Syaikh Yusuf al- Makassari juga mendengar dari para pedagang dan pelaut melayu bahwa Banten juga menjadi pusat pengajaran islam dengan banyak ahli agama.Dalam hal ini, bahwa hubungan Makassar dengan Banten sebagai pusat pengembangan Islam dan pusat perdagangan bebas di Nusantara, terjalin kerja sama yang akrab dan sangat dekat. Saluran-saluran niaga lokal yang berpusat di Makassar terhubung dengan niaga Internasional (China dan Fhilipina) dan ke arah barat, yakni Banten yang juga menjadi pusat perniagaan Internasional.
    [Show full text]
  • Descargar Descargar
    Opcion, Año 35, Especial Nº 20 (2019):2899-2921 ISSN 1012-1587/ISSNe: 2477-9385 Jawara Banten the Social Transformation of Local Elites Muslim in Indonesia Suwaib Amiruddin1, Fahmi Irfani2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia [email protected] 2 Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia [email protected] Abstract This article discusses the signifcant changaes of social transformation to- wards one of the local elite Muslim in Indonesia, that elite called asJawara Banten (Strongman) in the province of Banten. During its process,Jawara Banten experienced a vertical mobilization in both social and economic as- pecs. The roles of Jawara was no longer as Jaro, spiritual teachers or Kyai .In Orde Baru and reformation era many of Jawara became entrepreneur, offcial workers and politicians.Jawara which used to be an Informal Leader trans- formed to be more modern in its role without leaving their identity.The identi- ty and Jawara’s culture themselves were called as Subculture of Violence, the violence culture itself has been the culture of Jawara Banten.Violence used as a tool to gain their position and get a higher social status to be the most respec- ful Jawara in their community. Key words: JawaraBanten,Local Elite Muslim, Transformation, Orde Baru, Indonesia. Suwaib Amiruddin et. al. 2900 Opcion, Año 35, Especial Nº 20 (2019): 2899-2921 Jawara Banten, la transformación social de las élites locales musulmanas en Indonesia Resumen Este artículo discute los cambios signifcativos de la transformación social hacia uno de los musulmanes de élite local en Indonesia, esa élite llamada como Jawara Banten (Hombre fuerte) en la provincia de Banten.
    [Show full text]
  • VOC in East Indies 1600 – 1800 the Path to Dominance
    MASARYK UNIVERSITY Faculty of Social Studies Department of International Relations and European Studies The Dutch Trading Company – VOC In East Indies 1600 – 1800 The Path to Dominance Master Thesis Supervisor: Author: Mgr. et Mgr. Oldřich Krpec, Ph.D Prilo Sekundiari Brno, 2015 0 Declaration I hereby declare that this thesis I submit for assessment is entirely my own work and has not been taken from the work of others save to the extent that such work has been cited and acknowledged within the text of my work. Date : Signature ………………… 1 Abstract: Since the arrival of the European in Asia, the economic condition in Asia especially in Southeast Asia has changed drastically. The European trading company such the Dutch’s VOC competing with the other traders from Europe, Asia, and local traders for dominance in the trading sphere in East Indies. In 17th century, the Dutch’s VOC gained its golden age with its dominance in East Indies. The purpose of this thesis is to find out what was the cause of the VOC success during its time. Keywords: VOC, Dutch, Company, Politics, Economy, Military, Conflicts, East Indies, Trade, Spices, Dominance Language used: English 2 Acknowledgements: I would like to thank my supervisor, Mgr. et Mgr. Oldřich Krpec, Ph.D., Prof. Dr. Djoko Suryo for all of his advices, matur nuwun... My friends; Tek Jung Mahat, and Weronika Lazurek. Thank you.... Prilo Sekundiari 3 Table of Contents Glossary________________________________________________________6 Introduction_____________________________________________________8 1. Background and Historical Setting 1.1. Geographical Condition___________________________________12 1.1.1. Sumatera ______________________________________________13 1.1.2. Kalimantan____________________________________________ 15 1.1.3.
    [Show full text]