Peranan Buya Hamka Dalam Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah Tahun 1925-1966 Peranan Buya Hamka Dalam Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah Tahun 1925-1966
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 Oleh Tendy Choerul Kamal dan Agus Mulyana1 ABSTRACT The study examined the role of a prominent figure in Indonesian Islamic reform, namely Buya Hamka in Muhammadiyah from 1925 to 1966. The researchers’ interest highlighted this issue because when Muhammadiyah experienced problems, Buya Hamka came with all his efforts so that Muhammadiyah did not experience the setbacks. His role in Muhammadiyah wah significant, that between the two can not be separated from each other even the name Buya Hamka is named after a university in Jakarta. Then his determination in principle is worthy of being an example for us as the nation’s successor. The main problem of this study is about how Buya Hamka takes the role in Muhammadiyah in 1925-1966. The method used in this study is the historical method by conducting four research stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography, and the data collection techniques using literature studies. Based on the results of the study, various efforts were made by Buya Hamka in developing Muhammadiyah including establishing and teaching at Kulliyatul Muballighin, joining a team that determined the status of Muhammadiyah in Masyumi, becoming a member of the Muhammadiyah Articles of Association, and contributing to the Muhammadiyah Personality the grip of Muhammadiyah members who want to jump into politics. Keywords: Buya Hamka, Muhammadiyah, Islamic Renewal PENDAHULUAN kegiatan tersebut untuk menegakkan nilai- nilai Islam. Awal kemunculan gerakan Ada banyak faktor yang mengharuskan pembaruan Islam di Indonesia baik dalam umat Islam perlu untuk melakukan bentuk anjuran dan ajakan perorangan perubahan-perubahan, salah satu telah dimulai sekitar akhir abad ke-19 faktornya berasal dari kalangan umat sebelum berdirinya organisasi, sekolah, Islam itu sendiri diantaranya adalah maupun terbitnya majalah yang menjadi banyak umat Islam yang memiliki sifat simbol gerakan pembaruan Islam di jumud atau keadaan berdiam diri tidak Indonesia. Sejalan dengan pernyataan di melakukan perubahan yang menyebabkan atas, Shihab (1998, hlm. 128) menjelaskan: semakin jauhnya umat Islam dari ajaran Selama tahun-tahun terakhir abad Islam sebenarnya. Maka banyak pihak ke-19, gagasan pembaruan Islam mulai yang mulai melakukan usaha-usaha diperkenalkan di Indonesia, baik secara pembaharuan dan memperbaiki kegiatan- 1Tendy Choerul Kamal adalah mahasiswa pada Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, Agus Mulyana adalah dosen pembimbing I. Penulis dapat dihubungi di nomor 085720064055 / alamat email : [email protected]. 213 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019 langsung oleh para jamaah haji yang tokoh pembaharu Islam yang berasal dari menyampaikan kepada mereka secara lisan berbagai wilayah di Indonesia belajar maupun secara tidak langsung melalui langsung ke Timur Tengah, sebagian berbagai penerbitan dan jurnal yang besar berasal dari Sumatera dan Jawa tersebar di kalangan kaum Muslim santri diantaranya adalah K.H. Ahmad Dahlan, di Indonesia. Dengan demikian semakin Ahmad Hassan, dan Abdul Karim Amrullah banyak saja kaum Muslim Indonesia (Djamal, 2002, hlm. 3). Salah satu dari yang secara perlahan menyadari apa yang ketiga tokoh tersebut yakni Ahmad Dahlan tengah berlangsung di dunia Islam lain, (selanjutnya disebut Dahlan) kemudian khususnya Mesir. mendirikan Muhammadiyah. Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah didirikan atas saran pembaharuan Islam di Indonesia semakin para kolega dan murid – muridnya. Lalu berkembang dan salah satu alasannya langkah pertama yang dilakukan Dahlan adalah pengaruh dari para jemaah adalah mensejahterakan masyarakat haji. Para jemaah haji yang pulang dari yang ada di sekitarnya (Mustofa, 2018, Timur Tengah (Arab) membawa gagasan hlm. 175). Dahlan terlahir dari keluarga pembaharuan Islam yang berdampak yang memiliki pengaruh di lingkungan terhadap masyarakat di sekitarnya. Lalu Kesultanan Yogyakarta karena ayahnya untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah merupakan salah satu khatib besar di Belanda melakukan berbagai upaya Masjid Kesultanan Yogyakarta. Meskipun untuk membendung perkembangan tidak mengenyam pendidikan di sekolah pembaharuan Islam di Indonesia. formal yang didirikan oleh pemerintah Salah satu upayanya adalah dengan Hindia Belanda atau biasa disebut sekolah memberlakukan pembatasan jumlah Gubernemen, Dahlan belajar langsung Jemaah haji, sekitar tahun 1825 peraturan kepada ayahnya tentang pendidikan ini mulai dilaksanakan. Kemudian biaya dasar keagamaan. Hal itu juga yang yang harus dikeluarkan oleh calon jemaah menyebabkan Dahlan semenjak anak- haji sangat mahal untuk saat itu, seperti anak, sudah biasa mempelajari kitab- yang dijelaskan oleh Arifin (1987, hlm. 66) kitab klasik karangan para ulama. Maka berkata bahwa “… orang yang akan naik tidak heran apabila kelak Dahlan menjadi haji harus membayar kepada pemerintah salah satu ulama yang banyak jasa-jasanya kolonial sebanyak 100 gulden untuk dapat dalam dunia Islam di Indonesia. memperoleh surat izin berangkat”. Pada tahun-tahun awal berdirinya, Lalu pemerintah Belanda membentuk para pengurus Muhammadiyah mendapat Konsulat di Jeddah untuk mengawasi para permintaan dari berbagai tempat di Pulau calon haji. Selain itu, Belanda mengirim Jawa untuk mendirikan cabang-cabangnya. Snouck Hurgronje untuk mempelajari Setelah melalui proses yang cukup panjang, Islam langsung ke Timur Tengah. tahun 1920 Muhammadiyah memperluas Meskipun pemerintah Belanda melakukan wilayah kegiatannya meliputi seluruh berbagai upaya untuk membuat Islam Pulau Jawa. Lalu tahun-tahun selanjutnya sulit berkembang, pada kenyataannya wilayah kegiatan Muhammadiyah pembaharuan Islam telah menyebar ke diperluas kembali meliputi ke seluruh berbagai wilayah di Indonesia. Ada banyak Indonesia. Perluasan ini dipermudah 214 TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 oleh berbagai faktor, salah satunya adalah mengenai sosok Hamka sudah mulai pribadi Dahlan yang menunjukkan banyak ditemukan, tetapi dari sumber toleransi dan pengertian kepada para tersebut banyak yang membahas mengenai pendengarnya sehingga memperoleh biografi Hamka dan karya-karya tulisnya. sambutan yang memuaskan di berbagai Sumber yang membahas mengenai wilayah di Indonesia (Noer, 1982, hlm. peranan Hamka di Muhammadiyah belum 87). Selain Dahlan, ada banyak tokoh yang banyak yang membahasnya. Maka dari itu erat kaitannya dengan Muhammadiyah, peneliti tertarik untuk membahas tentang salah satunya adalah Buya Hamka. bagaimana peranan Buya Hamka terhadap Peneliti tertarik untuk mengkaji sosok perkembangan Muhammadiyah. Buya Hamka karena dari sekian banyak METODE PENELITIAN tokoh pembaharu Islam di Indonesia. Beliau mungkin satu-satunya yang Menurut Sjamsudin (2012, hlm. 10) tidak memiliki ijazah diplomat resmi. metode merupakan suatu prosedur, teknik, Buya Hamka memiliki kemampuan atau cara melakukan penyelidikan yang untuk menghasilkan banyak karya tulis sistematis suatu disiplin ilmu tertentu meskipun kemampuan menulisnya untuk mendapatkan objek atau bahan yang belajar secara otodidak serta memiliki akan diteliti, jadi yang dimaksud dengan pengaruh besar terhadap perkembangan metode adalah tata cara atau langkah- Islam di Indonesia. Salah satu karya langkah untuk mendapatkan sesuatu yang fenomenalnya adalah tafsir al- dalam hal ini bahan penelitian. Metode azhar, mampu diselesaikan dalam kurun historis adalah rekonstruksi imajinatif waktu tahun 1964 hingga 1966, ketika ia tentang gambaran masa lampau peristiwa- dipenjarakan oleh Soekarno tanpa melalui peristiwa sejarah secara kritis dan proses pengadilan terlebih dahulu. Selain analitis berdasarkan bukti-bukti dan data karya tersebut, Buya Hamka banyak peninggalan masa lampau yang disebut melahirkan karya sastra lainnya seperti sumber sejarah (Ismaun, 2005, hlm. 34). ‘Tenggelamnya Kapal Van Der Wick’ Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dan ‘Di Bawah Lindungan Kaba’h yang Gottschalk (1986, hlm. 32) yang dimaksud diangkat ke layar lebar beberapa tahun dengan metode historis adalah proses yang lalu. Salah satu hal yang menarik dari pengujian serta menganalisa secara kritis Buya Hamka adalah berdakwah bukan rekaman serta peninggalan masa lampau. hanya ketika berada di atas mimbar tapi Dalam melaksanakan penelitian melalui karya-karyanya Buya Hamka sejarah ada beberapa tahap yang harus berusaha untuk senantiasa menyebarkan dilakukan oleh peneliti sebagaimana yang Islam melalui pokok-pokok pikirannya. dipaparkan Gray (dalam Sjamsuddin, Buya Hamka juga berperan dalam 2007, hlm. 89) berikut ini: mengembangkan Muhammadiyah di 1. Memilih topik yang sesuai Indonesia. Hal itu terlihat ketika Hamka di 2. Mengusut semua bukti yang relevan usia senja tetap dipercaya pengurus pusat dengan topik Muhammadiyah untuk menjadi anggota penasihat pengurus pusat Muhammadiyah 3. Membuat catatan tentang itu, apa yang berkedudukan di Jakarta. Untuk saja yang diangap penting dan relevan saat ini berbagai sumber yang membahas 215 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019 dengan topik yang ditemukan ketika dilakukan supaya unsur objektifitas penelitian sedang berlangsung dalam penelitian sejarah dapat 4. Mengevaluasi secara kritis semua dipertanggungjawabkan. Pada tahapan bukti yang telah disimpulkan atau ini pada akhirnya akan menentukkan melakukan kritik terhadap sumber sumber mana yang sesuai dan digunakan. Kritik terbagi