TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN TAHUN 1925-1966 PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966

Oleh Tendy Choerul Kamal dan Agus Mulyana1

ABSTRACT

The study examined the role of a prominent figure in Indonesian Islamic reform, namely Buya Hamka in Muhammadiyah from 1925 to 1966. The researchers’ interest highlighted this issue because when Muhammadiyah experienced problems, Buya Hamka came with all his efforts so that Muhammadiyah did not experience the setbacks. His role in Muhammadiyah wah significant, that between the two can not be separated from each other even the name Buya Hamka is named after a university in . Then his determination in principle is worthy of being an example for us as the nation’s successor. The main problem of this study is about how Buya Hamka takes the role in Muhammadiyah in 1925-1966. The method used in this study is the historical method by conducting four research stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography, and the data collection techniques using literature studies. Based on the results of the study, various efforts were made by Buya Hamka in developing Muhammadiyah including establishing and teaching at Kulliyatul Muballighin, joining a team that determined the status of Muhammadiyah in Masyumi, becoming a member of the Muhammadiyah Articles of Association, and contributing to the Muhammadiyah Personality the grip of Muhammadiyah members who want to jump into politics.

Keywords: Buya Hamka, Muhammadiyah, Islamic Renewal

PENDAHULUAN kegiatan tersebut untuk menegakkan nilai- nilai . Awal kemunculan gerakan Ada banyak faktor yang mengharuskan pembaruan Islam di baik dalam umat Islam perlu untuk melakukan bentuk anjuran dan ajakan perorangan perubahan-perubahan, salah satu telah dimulai sekitar akhir abad ke-19 faktornya berasal dari kalangan umat sebelum berdirinya organisasi, sekolah, Islam itu sendiri diantaranya adalah maupun terbitnya majalah yang menjadi banyak umat Islam yang memiliki sifat simbol gerakan pembaruan Islam di jumud atau keadaan berdiam diri tidak Indonesia. Sejalan dengan pernyataan di melakukan perubahan yang menyebabkan atas, Shihab (1998, hlm. 128) menjelaskan: semakin jauhnya umat Islam dari ajaran Selama tahun-tahun terakhir abad Islam sebenarnya. Maka banyak pihak ke-19, gagasan pembaruan Islam mulai yang mulai melakukan usaha-usaha diperkenalkan di Indonesia, baik secara pembaharuan dan memperbaiki kegiatan-

1Tendy Choerul Kamal adalah mahasiswa pada Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, Agus Mulyana adalah dosen pembimbing I. Penulis dapat dihubungi di nomor 085720064055 / alamat email : [email protected].

213 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019 langsung oleh para jamaah haji yang tokoh pembaharu Islam yang berasal dari menyampaikan kepada mereka secara lisan berbagai wilayah di Indonesia belajar maupun secara tidak langsung melalui langsung ke Timur Tengah, sebagian berbagai penerbitan dan jurnal yang besar berasal dari Sumatera dan Jawa tersebar di kalangan kaum Muslim diantaranya adalah K.H. Dahlan, di Indonesia. Dengan demikian semakin Ahmad Hassan, dan banyak saja kaum Muslim Indonesia (Djamal, 2002, hlm. 3). Salah satu dari yang secara perlahan menyadari apa yang ketiga tokoh tersebut yakni tengah berlangsung di dunia Islam lain, (selanjutnya disebut Dahlan) kemudian khususnya Mesir. mendirikan Muhammadiyah. Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah didirikan atas saran pembaharuan Islam di Indonesia semakin para kolega dan murid – muridnya. Lalu berkembang dan salah satu alasannya langkah pertama yang dilakukan Dahlan adalah pengaruh dari para jemaah adalah mensejahterakan masyarakat haji. Para jemaah haji yang pulang dari yang ada di sekitarnya (Mustofa, 2018, Timur Tengah (Arab) membawa gagasan hlm. 175). Dahlan terlahir dari keluarga pembaharuan Islam yang berdampak yang memiliki pengaruh di lingkungan terhadap masyarakat di sekitarnya. Lalu Kesultanan karena ayahnya untuk menyikapi hal tersebut, pemerintah merupakan salah satu khatib besar di Belanda melakukan berbagai upaya Masjid Kesultanan Yogyakarta. Meskipun untuk membendung perkembangan tidak mengenyam pendidikan di sekolah pembaharuan Islam di Indonesia. formal yang didirikan oleh pemerintah Salah satu upayanya adalah dengan Hindia Belanda atau biasa disebut sekolah memberlakukan pembatasan jumlah Gubernemen, Dahlan belajar langsung Jemaah haji, sekitar tahun 1825 peraturan kepada ayahnya tentang pendidikan ini mulai dilaksanakan. Kemudian biaya dasar keagamaan. Hal itu juga yang yang harus dikeluarkan oleh calon jemaah menyebabkan Dahlan semenjak anak- haji sangat mahal untuk saat itu, seperti anak, sudah biasa mempelajari kitab- yang dijelaskan oleh Arifin (1987, hlm. 66) kitab klasik karangan para . Maka berkata bahwa “… orang yang akan naik tidak heran apabila kelak Dahlan menjadi haji harus membayar kepada pemerintah salah satu ulama yang banyak jasa-jasanya kolonial sebanyak 100 gulden untuk dapat dalam dunia Islam di Indonesia. memperoleh surat izin berangkat”. Pada tahun-tahun awal berdirinya, Lalu pemerintah Belanda membentuk para pengurus Muhammadiyah mendapat Konsulat di Jeddah untuk mengawasi para permintaan dari berbagai tempat di Pulau calon haji. Selain itu, Belanda mengirim Jawa untuk mendirikan cabang-cabangnya. Snouck Hurgronje untuk mempelajari Setelah melalui proses yang cukup panjang, Islam langsung ke Timur Tengah. tahun 1920 Muhammadiyah memperluas Meskipun pemerintah Belanda melakukan wilayah kegiatannya meliputi seluruh berbagai upaya untuk membuat Islam Pulau Jawa. Lalu tahun-tahun selanjutnya sulit berkembang, pada kenyataannya wilayah kegiatan Muhammadiyah pembaharuan Islam telah menyebar ke diperluas kembali meliputi ke seluruh berbagai wilayah di Indonesia. Ada banyak Indonesia. Perluasan ini dipermudah

214 TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 oleh berbagai faktor, salah satunya adalah mengenai sosok Hamka sudah mulai pribadi Dahlan yang menunjukkan banyak ditemukan, tetapi dari sumber toleransi dan pengertian kepada para tersebut banyak yang membahas mengenai pendengarnya sehingga memperoleh biografi Hamka dan karya-karya tulisnya. sambutan yang memuaskan di berbagai Sumber yang membahas mengenai wilayah di Indonesia (Noer, 1982, hlm. peranan Hamka di Muhammadiyah belum 87). Selain Dahlan, ada banyak tokoh yang banyak yang membahasnya. Maka dari itu erat kaitannya dengan Muhammadiyah, peneliti tertarik untuk membahas tentang salah satunya adalah Buya Hamka. bagaimana peranan Buya Hamka terhadap Peneliti tertarik untuk mengkaji sosok perkembangan Muhammadiyah. Buya Hamka karena dari sekian banyak METODE PENELITIAN tokoh pembaharu Islam di Indonesia. Beliau mungkin satu-satunya yang Menurut Sjamsudin (2012, hlm. 10) tidak memiliki ijazah diplomat resmi. metode merupakan suatu prosedur, teknik, Buya Hamka memiliki kemampuan atau cara melakukan penyelidikan yang untuk menghasilkan banyak karya tulis sistematis suatu disiplin ilmu tertentu meskipun kemampuan menulisnya untuk mendapatkan objek atau bahan yang belajar secara otodidak serta memiliki akan diteliti, jadi yang dimaksud dengan pengaruh besar terhadap perkembangan metode adalah tata cara atau langkah- Islam di Indonesia. Salah satu karya langkah untuk mendapatkan sesuatu yang fenomenalnya adalah tafsir al- dalam hal ini bahan penelitian. Metode azhar, mampu diselesaikan dalam kurun historis adalah rekonstruksi imajinatif waktu tahun 1964 hingga 1966, ketika ia tentang gambaran masa lampau peristiwa- dipenjarakan oleh Soekarno tanpa melalui peristiwa sejarah secara kritis dan proses pengadilan terlebih dahulu. Selain analitis berdasarkan bukti-bukti dan data karya tersebut, Buya Hamka banyak peninggalan masa lampau yang disebut melahirkan karya sastra lainnya seperti sumber sejarah (Ismaun, 2005, hlm. 34). ‘Tenggelamnya Kapal Van Der Wick’ Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dan ‘Di Bawah Lindungan Kaba’h yang Gottschalk (1986, hlm. 32) yang dimaksud diangkat ke layar lebar beberapa tahun dengan metode historis adalah proses yang lalu. Salah satu hal yang menarik dari pengujian serta menganalisa secara kritis Buya Hamka adalah berdakwah bukan rekaman serta peninggalan masa lampau. hanya ketika berada di atas mimbar tapi Dalam melaksanakan penelitian melalui karya-karyanya Buya Hamka sejarah ada beberapa tahap yang harus berusaha untuk senantiasa menyebarkan dilakukan oleh peneliti sebagaimana yang Islam melalui pokok-pokok pikirannya. dipaparkan Gray (dalam Sjamsuddin, Buya Hamka juga berperan dalam 2007, hlm. 89) berikut ini: mengembangkan Muhammadiyah di 1. Memilih topik yang sesuai Indonesia. Hal itu terlihat ketika Hamka di 2. Mengusut semua bukti yang relevan usia senja tetap dipercaya pengurus pusat dengan topik Muhammadiyah untuk menjadi anggota penasihat pengurus pusat Muhammadiyah 3. Membuat catatan tentang itu, apa yang berkedudukan di Jakarta. Untuk saja yang diangap penting dan relevan saat ini berbagai sumber yang membahas 215 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019

dengan topik yang ditemukan ketika dilakukan supaya unsur objektifitas penelitian sedang berlangsung dalam penelitian sejarah dapat 4. Mengevaluasi secara kritis semua dipertanggungjawabkan. Pada tahapan bukti yang telah disimpulkan atau ini pada akhirnya akan menentukkan melakukan kritik terhadap sumber sumber mana yang sesuai dan digunakan. Kritik terbagi menjadi 5. Menyusun hasil-hasil penelitian dua yaitu kritik eksternal dan kritik berupa catatan fakta-fakta ke dalam internal. suatu pola yang benar dan berarti, yaitu sitematika yang telah disiapkan 3. Interpretasi merupakan penafsiran sebelumnya terhadap fakta – fakta yang telah didapatkan pada proses heuristik 6. Menyajikan dalam suatu cara dan telah melalui kritik eksternal dan yang dapat menarik perhatian dan internal. Peneliti akan melakukan mengkomunikasikannya kepada para penafsiran terhadap fakta satu pembaca sehingga dapat dimengerti dengan fakta lainnya sehingga akan sejelas mungkin. mendapatkan suatu kesimpulan yang Berikut adalah langkah-langkah dapat menghubungkan antara fakta peneliti dalam melaksanakan penelitiannya satu dengan lainnya. sebagaimana yang diungkapkan oleh 4. Historiografi merupakan tahapan Ismaun (2005, hlm. 34) ada empat tahapan terakhir dalam penelitian sejarah. Pada yang harus dilewati oleh sejarawan untuk tahapan ini peneliti akan menyusun menuliskan sejarah kembali berdasarkan hasil temuan sebelumnya dengan bukti-bukti yang ada. Empat tahapan menggunakan gaya bahasa yang baik tersebut ialah: dan benar dalam bentuk tulisan. 1. Heuristik merupakan tahapan awal Dalam penelitian ini peneliti dalam proses penelitian sejarah yaitu menggunakan pendekatan interdisipliner mencari atau mengumpulkan berbagai yang dapat meminjam sudut pandang sumber sejarah yang dianggap sesuai disiplin ilmu lain untuk membantu ilmu dengan topik yang dipilih sebelumnya. sejarah dalam mengkaji permasalahan- Proses heuristik tidak mengenal permasalahan yang terdapat pada suatu peraturan-peraturan umum rumusan masalah penelitian. Peneliti dan dibutuhkan suatu keterampilan pun melakukan rekonstruksi mengenai dalam pengumpulan, menangani, masa lampau dengan menggunakan studi dan memerinci bibliografi atau literatur sebagai teknik penelitiannya. mengklasifikasi berbagai sumber yang ditemukan dan sumber yang digunakan HASIL PENELITIAN DAN adalah sumber benda, sumber tertulis, PEMBAHASAN dan sumber lisan. 2. Kritik merupakan tahapan selanjutnya Hamka lahir pada tanggal 16 dalam proses penelitian sejarah Februari 1908 (versi lain 17 Februari) di yaitu memilah dan memilih serta Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera menganalisis sumber yang telah Barat. Nama lahir Hamka adalah Abdul ditemukan sebelumnya. Hal ini Malik, sedangkan nama Hamka sendiri merupakan nama pena yang digunakan

216 TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 selama ia aktif menulis ketika berada di yang tinggi terhadap buku-buku sehingga . Hamka merupakan anak tertua beberapa kali ia tidak masuk sekolah hanya dari empat bersaudara dari pasangan untuk membaca koleksi buku di Bibliotek. Abdul Karim Amrullah dan Siti Safiyah. Suatu ketika Haji Rasul mendapati Belakangan Hamka diberi sebutan Buya, Hamka sedang membaca koleksi buku yaitu sebutan untuk orang Minangkabau dari Bibliotek yang sama sekali tidak ada yang berasal dari kata abi atau abuya dalam hubungannya dengan buku pelajaran, bahasa Arab, yang berarti ayahku atau tentu saja ia marah besar sehingga tidak seseorang yang dihormati (Kurniawan & mengizinkan Hamka untuk keluar rumah Mahrus, 2011, hlm. 225). sesuka hatinya lagi seperti sebelumnya Jika dilihat dari silsilah keturunannya, (Musyafa, 2016, hlm. 48). Hamka merupakan keturunan salah satu Kebiasaan Hamka pun masih berlanjut pahlawan Perang Paderi yakni Abdul Arif meskipun dilarang oleh ayahnya untuk yang bergelar Tuanku Pauh Pariaman atau datang ke Bibliotek, setiap selesai membaca lebih dikenal sebagai . buku maka Hamka akan membuat salinan Kakek Hamka adalah Syekh versinya sendiri. Hamka merupakan salah Amrullah yang menikah sebanyak delapan satu ulama yang unik, karena tercatat kali dan dikarunia empat puluh enam hingga akhir hayatnya pendidikan yang anak. Salah satu anaknya yakni Abdul ditempuhnya tidaklah tinggi hanya Karim Amrullah yang tak lain adalah ayah sebatas kelas dua di Sekolah Desa. Tetapi Hamka, terkenal sebagai tokoh pembaharu kecerdasan yang dimilikinya serta rasa Islam bersama kaum mudanya. Nama ingin tahu yang tinggi membuatnya belajar lahir Abdul Karim Amrullah adalah secara otodidak hingga menjadi sosok yang Muhammad Rasul. Tetapi, setelah pergi begitu banyak dikagumi melalui karya- ke Mekkah untuk menunaikan ibadah karya yang dihasilkannya. haji, ia kemudian dipanggil dengan nama Pendidikan awal yang diterima Hamka Haji Abdul Karim Amrullah. Biasanya yaitu membaca Al- dan kitab-kitab orang-orang banyak mengenalnya berbahasa Arab. Selain belajar bersama dengan sebutan Haji Rasul serta keluarga ayahnya, Hamka juga belajar dengan terdekatnya memanggil ia dengan sebutan kakak tirinya yang bernama Fatimah. Innyiak Doktor (Aizid, 2017, hlm. 411). Bersama kakaknya, Hamka mulai Meskipun sang ayah merupakan salah belajar mendirikan shalat lima waktu satu tokoh tarekat naqshabandiyah, kelak dengan benar. Kakaknya ini bersifat Haji Rasul lah salah satu orang yang akan pemarah, bahkan beberapa kali mencubit menentang keras praktek-praktek tarekat Hamka ketika tidak mengerti apa yang naqshabandiyah yang tidak sesuai dengan diajarkannya. Menginjak usia sekitar tujuh ajaran Islam. tahun, Hamka mulai belajar di sekolah Ketika masih anak-anak, Hamka gemar formal. Awalnya Haji Rasul berniat melakukan banyak hal seperti menonton untuk mendaftarkan Hamka ke Sekolah film bisu, mendengarkan tukang cerita Gubernemen. Namun hal tersebut tidak atau biasa disebut tukang kaba, dan satu terlaksana karena waktu pendaftaran telah hal yang menarik dari Hamka adalah sejak selesai. Sehingga Haji Rasul memutuskan anak-anak ia sudah mempunyai minat untuk mendaftarkan Hamka ke Sekolah

217 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019

Rakyat atau Sekolah Desa untuk belajar keinginan untuk pergi ke Jawa setelah pengetahuan umum. Meskipun gagal mendengar berbagai informasi tentang sekolah di Sekolah Gubernemen karena perkembangan Pulau Jawa dari buku- waktu pendaftaran sudah keburu tutup, buku yang dibacanya. tapi Malik masih bisa diterima di Sekolah Pada tahun 1924 Hamka pergi Jawa Rakyat (El-Jaquene, 2018, hlm. 45). dan langsung menuju ke Yogyakarta. Hamka termasuk orang yang suka Pada saat itu Hindia Belanda sedang belajar secara mandiri atau otodidak dilanda gelombang agitasi politik (Rush, sehingga mudah merasa bosan ketika belajar 2017, hlm. 69). Oleh pamannya, Hamka di Sekolah Diniyah dan Thawalib. Salah mendapat kesempatan untuk mengikuti satu kegemaran Hamka adalah membaca, berbagai diskusi dan pelatihan pergerakan maka kegiatan yang dilakukannya ketika Islam melalui organisasi dan merasa bosan belajar di Sekolah Diniyah Muhammadiyah. Hamka mulai berkenalan dan Thawalib adalah membaca koleksi dengan tokoh – tokoh Islam seperti H.O.S. buku-buku yang terdapat di Bibliotek Cokroaminoto, Haji Fachruddin, RM. Zainaro. Bibliotek Zainaro adalah sebuah Suryopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo. perpustakaan buku yang didirikan oleh Seiring berjalannya waktu, Hamka tertarik Zainuddin Labay. Di tempat itu, Hamka untuk menggabungkan diri dengan Sarekat banyak membaca buku-buku berbahasa Islam yang ketika itu dipimpin oleh H.O.S. Melayu, novel-novel karya Marah Rusli Cokroaminoto. Dibantu oleh pamannya, dan , hingga membaca buku- Hamka berhasil masuk dan menjadi buku tentang pemikiran Djamaluddin anggota Sarekat Islam. Al-Afgani, Muhammad Abduh, H.O.S Selama mengikuti kursus yang Cokroaminoto, K.H. Mas Mansur, Ki Bagus diadakan oleh Sarekat Islam, Hamka Hadikusumo, H. Fachruddin, dan lain-lain. bersungguh-sungguh mempelajari materi- Sering membaca pemikiran tokoh serta materi kursus. Setelah mengikuti kursus perkembangan Islam di daerah lain seperti inilah Hamka mengetahui bahwa Islam itu di Jawa, membuka cakrawala pemikiran adalah suatu yang hidup serta menemukan Hamka, hingga ia memiliki keinginan agar suatu organisasi pergerakan di Jawa yang suatu saat bisa pergi ke Jawa. bertujuan untuk memajukan umat Islam, Hamka mulai terjun ke dunia politik berbeda dengan umat Islam yang berada sekitar tahun 1925, ketika ia memutuskan di Minangkabau karena umumnya mereka untuk bergabung dengan salah satu masih memperdebatkan praktik ritual organisasi terbesar saat itu yakni Sarekat Islam. Selain menjadi anggota Sarekat Islam (Faidi, 2014, hlm. 82). Hal tersebut Islam, Hamka pun akhirnya memutuskan senada dengan apa yang diungkapkan untuk bergabung dengan Muhammadiyah oleh Hamka (2016, hlm. 233) menjelaskan setelah belajar kepada Haji Fachruddin. bahwa adik kandung ayahnya atau Selama di Yogyakarta, beberapa kali pamannya yakni Djafar Amrullah lah Hamka ikut rombongan perwakilan yang mengajak Hamka untuk bergabung Sarekat Islam dan Muhammadiyah ke dengan Sarekat Islam. Kegemarannya . Pada saat di Bandung, Hamka membaca buku telah membukakan berkenalan dengan cakrawala pemikirannya. Setelah melewati dan Ahmad Hassan. masa-masa sulit, Hamka mempunyai 218 TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 Pertengahan tahun 1925, Hamka Tahun 1927 akhirnya Hamka memutuskan kembali ke menunaikan ibadah hajinya untuk Panjang untuk mendirikan Tabligh pertama kalinya. Ketika menjelang Muhammadiyah dan Chatibul Ummah waktu pelaksanaan ibadah haji, Hamka (Alfian, 2014, hlm. 26). Gurunya yaitu bergabung dengan kelompok Persatuan Zainuddin Labay membantunya untuk Hindia-Timur (El-Jaquene, 2018, hlm. membuat dan mendistribusikan majalah 66). Kelompok itu merupakan sebuah tersebut. Di tahun sama Sutan Mansur organisasi yang memberikan pelajaran mengikuti Hamka ke Padang Panjang manasik haji kepada calon jamaah haji untuk menjadi mubaligh dan menyebarkan asal Indonesia. Selama berada di Mekkah, Muhammadiyah dibantu oleh Hamka. Hamka tinggal di rumah seorang pemandu Ketika itu perkumpulan Sendi Aman yang haji yaitu Amin Idris dan untuk bertahan sudah ada sebelumnya, dirubah menjadi hidup selama berada di Mekkah, Hamka cabang Muhammadiyah. Sejak saat itulah ikut bekerja di percetakan milik Tuan Hamka menjadi pengiring Sutan Mansur Hamid Kurdi yang tak lain adalah mertua dalam setiap kegiatan Muhammadiyah. ulama Minangkabau yang sudah terkenal Muhammadiyah di Minangkabau yaitu Syekh Ahmad Khatib. mengalami kemajuan yang cukup pesat hal Setelah menunaikan ibadah haji, itu diungkapkan oleh Djamal (2002, hlm. Hamka tidak langsung kembali ke tanah 85) menjelaskan: air melainkan ingin tinggal beberapa Di antara sejumlah persatuan waktu di Mekkah, namun keinginan itu pembaruan, Sarekat Islam dan tidak terwujud setelah bertemu Haji Agus Muhammadiyah merupakan dua Salim yang memberi nasihat untuk pulang organisasi yang paling penting yang ke Indonesia. Kemudian Hamka pulang ke memenuhi peranan reformasi, terutama Indonesia namun bukan Padang Panjang selama tiga dasawarsa pertama abad tujuannya melainkan Medan. Mulai dari ke-20. Sejauh menyangkut wilayah sinilah ia mulai rajin menghasilkan banyak Minagkabau, Muhammadiyah sangat karya dan memperkenalkan nama penanya berhasil mengumandangkan gagasan- HAMKA. Setelah dibujuk oleh Sutan gagasan Modernisme Islam, walaupun Mansur untuk segera kembali ke rumah Sarekat Islam datang beberapa tahun ayahnya yang berada di Sungai Batang, lebih awal ke daerah itu. Hamka pun menyetujuinya (Musyafa, Hamka mengiringi Sutan Mansur 2016, hlm. 309-312). sebagai utusan pengurus besar Ketika banyak pihak yang menilai Muhammadiyah untuk membangun tepat waktunya untuk mendirikan sebuah cabang-cabang Muhammadiyah di perguruan yang mencetak kader-kader Pagar Alam, Lakitan, dan Kurai Taji. Muhammadiyah yang berkompeten, atas Lalu pada perkembangan selanjutnya, usul Abdullah Kamil tahun 1929 didirikan Hamka diangkat menjadi wakil ketua suatu perguruan yang diberi nama Tabligh Muhammadiyah cabang Padang Panjang School. Untuk guru-gurunya adalah Sutan mendampingi Syekh Jalaluddin Rajo Mansur, Sutan Mangkuto, Abdullah Endah IV. Kamil, Hamka, dan Muhammad Rasyid Idris. Kemudian pelajaran yang diajarkan

219 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019 diantaranya tentang kepemimpinan dan Kulliyatul Muballighin bisa dikatakan taktik bagaimana caranya berdakwah sudah lengkap antara ilmu agama dan untuk menarik perhatian masyarakat. ilmu umum, maka lulusan dari perguruan Tabligh School menggunakan cara ini sudah bisa mengimbangi bahkan mengajar yang berbeda dengan yang melebihi para lulusan sekolah-sekolah lainnya sehingga menarik cukup banyak yang dibentuk oleh pemerintah Belanda. peminat saat itu (Isnaeni dalam Historia, Ketika Muktamar Muhammadiyah 2018, hlm. 59). Waktu pembelajarannya ke-32 yang bertempat di Purwekerto dilaksanakan setiap selasa malam di dilaksanakan terdapat beberapa hal yang Gedung Muhammadiyah yang berlokasi dibahasa di dalamnya seperti bagaimana di Guguk Malintang. Namun pada tahun sikap Muhammadiyah terhadap pemilihan 1931, perguruan ini berhenti beroperasi umum yang akan dilaksanakan tahun 1955 karena satu dan lain hal. serta membahas tentang susunan pengurus Secara resmi Kulliyatul Muballighin pusat Muhammadiyah periode tahun 1953 didirikan tahun 1935. Setiap cabang-cabang hingga tahun 1956. Untuk ketua terpilih Muhammadiyah yang ada di Sumatera dalam muktamar yang diselenggarakan Barat diberikan maklumat pembukaan ini adalah A.R. Sutan Mansur yang tak dan program mengenai Kulliyatul lain adalah kakak ipar Hamka. Kemudian Muballighin ini. Perguruan yang didirikan Hamka terpilih juga sebagai anggota oleh Hamka ini memberikan kesempatan pengurus pusat Muhammadiyah. kepada para lulusan , Hubungan Partai Masyumi dengan Sekolah Diniyah, dan sekolah-sekolah Muhammadiyah pada awalnya berjalan lainnya untuk bergabung. Kemudian di dengan baik, namun menjelang pemilihan tahun yang sama Hamka dilantik menjadi umum tahun 1955 hubungan diantara Majelis Konsul Muhammadiyah Sumatera keduanya mengalami keretakan. Hal Tengah (Ramly & Sucipto, 2010, hlm. 178). tersebut tentu bukan suatu hal yang Guru-guru yang mengajar di perguruan baik, karena Muhammadiyah tercatat ini kurang lebih sama seperti yang pernah sebagai anggota istimewa dari Partai mengajar di Tabligh School seperti Hamka, Masyumi. Apalagi semenjak keluarnya Sutan Mansur, Sutan Mangkuto, dan NU dari Partai Masyumi tahun 1952, Abdullah Kamil. posisi Muhammadiyah di dalam Partai Setelah disetujui dalam konferensi, Masyumi semakin kuat (Syaifullah, 1997, dimulailah perbaikan-perbaikan mengenai hlm. 161). Posisi Muhammadiyah sangat pengajaran di Kulliyatul Muballighin berpengaruh karena sebagian besar yang dilaksanakan ketika usianya masuk anggota Muhammadiyah adalah orang- tahun kedua. Salah satu perbaikan yang orang yang duduk dalam Partai Masyumi. dilakukan adalah guru yang mengajar Setelah adanya beberapa kelompok di Kulliyatul Muballighin diantaranya corak pemikiran yang menimbulkan Sutan Mansur, Haji Rasul, Hamka, Daud perdebatan di dalam Muhammadiyah, Rasyidi, Sutan Mangkuto, Abdullah Kamil, maka dibentuklah suatu tim yang terdiri Yakub Rasyid, Muhammad Rasyid Idris, dari empat orang yaitu A.R. Sutan Mansur, Adam Ibrahim, Badaruddin Zain, dan lain- Abdul Malik Ahmad, Muhammad Yunan lain. Kurikulum yang digunakan dalam Nasution, dan Hamka. Setelah melakukan

220 TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 pembicaraan yang memakan waktu tidak Muhammadiyah. Ada juga usaha untuk terlalu lama maka disepakati beberapa melakukan pendataan ulang untuk kesepakatan. Dijelaskan Mujahid (2013, status keanggotaan cabang dan ranting hlm. 34) isi kesepakatan tersebut adalah Muhammadiyah karena pada saat itu sebagai berikut: keamanan di setiap daerah di Indonesia “Muhammadiyah tetap belum sepenuhnya pulih. Hal itu berakibat Muhammadiyah, berjalan menurut terhadap kedatangan perwakilan dari Khittah yang telah ditentukan; sedang setiap cabang dan ranting yang tidak dapat yang khusus soal-soal praktis politik hadir saat acara muktamar dilaksanakan. disalurkan dan diatur bersama dalam Pada masa periode kepemimpinan Masyumi. Anggota Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo, ada beberapa yang berkeinginan berjuang dalam keputusan penting yang diambil lapangan politik secara langsung, terhadap keberlangsungan berdirinya dianjurkan masuk partai politik Islam Muhammadiyah dan salah satunya adalah Masyumi. Hasil perundingan antara merumuskan Muqaddimah Anggaran Pusat Pimpinan Muhammadiyah Dasar Muhammadiyah. dengan Pimpinan Partai Masyumi Ki Bagus Hadikusumo merumuskan diterima oleh Majelis Tanwir secara Muqaddimah Anggaran Dasar bulat (aklamasi).” Muhammadiyah dikarenakan untuk Kemudian setelah terjadi kesepakatan mengatasi problem dalam diri yang diatas maka Pusat Pimpinan Muhammadiyah sendiri, karena setelah Muhammadiyah dan Pimpinan Partai 40 tahun berdiri Muhammadiyah Masyumi memutuskan bahwa status berkiprah di Indonesia mulai terasa keanggotaan istimewa Muhammadiyah perjuangan dalam menyebarkan dakwah dihapuskan. Adapun cara penghapusan Islam yang dilakukan oleh para anggota status istimewa Muhammadiyah tidak Muhammadiyah terasa melemah. Hal menimbulkan konflik baru. Sebelum itu terjadi karena adanya faktor dari luar adanya penghapusan itu hubungan yang merubah pemikiran setiap anggota Muhammadiyah dengan Partai Masyumi Muhammadiyah serta faktor dari dalam berjalan sebaik-baiknya. Peran Hamka diri setiap anggota Muhammadiyah. dalam menyelesaikan berbagai persoalan Sehingga Muqaddimah Anggaran Dasar yang terjadi dalam Muhammadiyah bisa Muhammadiyah dirumuskan oleh Ki dikatakan berhasil. Seandainya persoalan Bagus Hadikusumo dibantu oleh beberapa mengenai meruncingnya hubungan anggota Muhammadiyah diantaranya K.H. Muhammadiyah dengan Partai Masyumi Farid Ma’ruf, Mr. Kasman Singodimedjo, bisa berdampak terhadap keberlanjutan Hamka, dan Zein Jambek. Muhammadiyah di Indonesia khususnya Muqaddimah yang disusun pada di bidang politik antar umat Islam. periode kepemimpinan Ki Bagus Lalu tahun 1950 Muhammadiyah Hadikusumo (1943-1953) sebenarnya melaksanakan muktamar yang salah sudah mulai dirumuskan prinsip-prinsip satu bahasannya adalah memilih dan pemikirannya sejak tahun 1945 namun menetapkan Ki Bagus Hadikusumo karena kondisi dan situasi di Indonesia menjadi Ketua Pengurus Pusat belum stabil maka akhirnya bisa dibawa

221 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019 dan disahkan pada tahun 1951. Hal ini diadakannya Muktamar Muhammadiyah dilakukan oleh Ki Bagus Hadikusumo itu berada ketika sistem pemerintahan sebagai hasil dari membangun kembali demokrasi terpimpin. Demokrasi pikiran-pikiran K.H. Ahmad Dahlan terpimpin yang dikumandangkan oleh ketika mendirikan Muhammadiyah Soekarno mulai berlaku dari tanggal 5 Juli pertama kali. Hamka beserta dengan tahun 1959 (Hanggoro dalam Historia, beberapa temannya mempunyai konsep 2018, hlm. 82). lain mengenai Muqaddimah Anggaran Setelah dibubarkannya Partai Dasar Muhammadiyah yang isinya lebih Masyumi, para anggota Muhammadiyah menitikberatkan pada peranan dan yang asalnya berjuang dalam medan sumbangsih Muhammadiyah dalam politik praktis kembali mengaktifkan diri mengisi kemerdekaan dan pembangunan dalam Muhammadiyah. Namun akibatnya, bangsa Indonesia. para anggota Muhammadiyah yang aktif di Adanya dua konsep yang diusung perpolitikan membawa kebiasaan mereka membuat Muktamar belum memutuskan yang terbiasa menjalani politik praktis konsep mana yang akan dipilih, ketika masih menjadi anggota Partai sehingga ketika sidang Tanwir tahun Masyumi. Hal tersebut dikhawatirkan 1951 menerima konsep yang diusulkan akan merusak Muhammadiyah yang oleh Ki Bagus Hadikusumo. Lalu untuk selama ini tidak menjalani politik praktis penyempurnaan susunan redaksionalnya, (Miswanto, 2012, hlm. 68). Hamka adalah dibentuklah sebuah tim yang terdiri dari salah satu anggota Muhammadiyah yang Hamka, Kasman Singodimedjo, Farid ikut terdaftar sebagai anggota Konstituante Ma’ruf, dan Zein Djambek. Maka setelah mewakili Partai Masyumi. Lalu Hamka disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar kembali mengaktifkan diri kembali Muhammadiyah ini memiliki tujuan dalam Muhammadiyah akan tetapi tidak agar setiap anggota Muhammadiyah melanjutkan perjuangan politik praktis untuk senantiasa memiliki jiwa dan dan lebih fokus kepada bidang dakwah. semangat untuk mengabdikan diri dan Kepribadian Muhammadiyah adalah memperjuangkan Muhammadiyah kepada rumusan yang menggambarkan tentang masyarakat sesuai dengan tujuan awal hakekat Muhammadiyah, serta apa didirikannya Muhammadiyah pertama yang menjadi pedoman amal usaha dan kali oleh Ahmad Dahlan. perjuangan Muhammadiyah, serta sifat Kepribadian Muhammadiyah sifat yang dimilikinya (Nashir dalam merupakan salah satu dari beberapa Miswanto, 2012, hlm. 67). Semua itu rumusan resmi persyarikatan yang dimulai ketika pertentangan antar disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ideologi dengan partainya masing- ke -35 tahun 1962 di Jakarta. Muktamar masing, Muhammadiyah mengadakan Muhammadiyah yang dimaksud untuk sebuah kursus yang dilaksanakan di Kota sekarang lebih dikenal sebagai Muktamar Yogyakarta. Di antara beberapa yang setengah abad. Perumusan kepribadian mengisi acara untuk ceramah terdapat Muhammadiyah ketika itu tidak bisa salah satu nama yang menarik perhatian dilepaskan oleh situasi politik yang saat para peserta kursus, ia adalah K.H. Fakih itu berlangsung. Jika kita melihat tahun Usman. K.H. tercatat

222 TENDY CHOERUL KAMAL DAN AGUS MULYANA PERANAN BUYA HAMKA DALAM GERAKAN PEMBAHARUAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1925-1966 pernah menduduki posisi penting di tidak akan muncul terlihat jika tidak ada Muhammadiyah maupun Partai Masyumi. kepribadian pemimpinnya (Hamka, 1962, Ketika mendapat kesempatan untuk hlm. 1). Hal itulah yang menjadi dasar mengisi acara kursus, K.H. Fakih Usman Hamka menerima usulan kepribadian menyampaikan makalahnya yang berjudul Muhammadiyah yang diusulkan atas “Apakah Muhammadiyah itu?”. Dalam prakarsa K.H. Fakih Usman. penyampaiannya, K.H. Fakih Usman SIMPULAN menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan Muhammadiyah seperti jati diri Jika dilihat dari silsilah keturunannya, Muhammadiyah dan menjelaskan apa Hamka berasal dari keluarga yang taat dan siapa Muhammadiyah. Apa yang beragama serta mempunyai status sosial disampaikan oleh K.H. Fakih Usman yang cukup tinggi di lingkungannya. Hal ternyata mendapat perhatian dari beberapa tersebut yang membuat ayahnya yakni tokoh Muhammadiyah, karena saat itu para Haji Abdul Karim Amrullah atau lebih anggota Muhammadiyah membutuhkan dikenal sebagai Haji Rasul mendidiknya identitas sebagai pegangan karena situasi dengan keras agar kelak Hamka menjadi dan kondisi yang serba tidak menentukan. penerusnya dimasa yang akan datang. Untuk itu dibentuklah sebuah tim yang Pendidikan yang ditempuh oleh Hamka ditugaskan untuk merumuskan tentang hanya sampai kelas dua di Sekolah Desa Kepribadian Muhammadiyah yang terdiri sehingga hingga akhir hayatnya Hamka dari K.H. Wardan Diponingrat, Hamka, tidak memiliki ijazah diplomat resmi. H. Djarnawi Hadikusuma, H.M. Djindar Tahun 1925, Buya Hamka pertama kalinya Tamimy, H.M. Saleh Ibrahim, dan K.H. bergabung dengan Muhammadiyah. Fakih Usman sebagai narasumber (Pasha Selama bergabung dengan Muhammadiyah, dan Darban, 2000, hlm. 180). banyak apa yang telah dilakukan oleh Buya Tim yang dibentuk kemudian Hamka sehingga beberapa kali ditunjuk merumuskan apa yang nanti dinamakan sebagai pimpinan cabang Muhammadiyah sebagai Kepribadian Muhammadiyah, hingga menjadi penasihat pimpinan pusat selanjutnya hasil dari rumusan ini dibawa Muhammadiyah. ke dalam Sidang Tanwir tanggal 25 sampai Buya Hamka membawa 28 Agustus tahun 1962 yang dilaksanakan Muhammadiyah ke luar Jawa dibantu di Jakarta. Kemudian hasil Sidang Tanwir oleh saduara beserta ayahnya meskipun ini dibawa ke dalam Muktamar ke-35 sampai akhir hayatnya Haji Rosul tidak Muhammadiyah atau Muktamar Setengah terdaftar sebagai anggota Muhammadiyah. Abad tahun 1962 yang berlangsung juga di Kemudian upaya yang dilakukan oleh Jakarta. Dalam penyusunan kepribadian Buya Hamka dalam mengembangkan Muhammadiyah, Hamka mempunyai peran Muhammadiyah diantaranya adalah dalam menyumbangkan isi pikirannya membangun Kulliyatul Muballighin. tentang kepribadian Muhammadiyah Perguruan ini awalnya bernama Tabligh dan secara garis besar Hamka setuju School hingga akhirnya setelah melalui dengan apa yang diucapkan oleh K.H. beberapa perbaikan maka namanya Fakih Usman. Hamka menambahkan berubah menjadi Kulliyatul Muballighin. bahwa kepribadian Muhammadiyah Perguruan yang secara resmi berdiri tahun

223 FACTUM Volume 8 N0.2, Oktober 2019

1935 ini kelak akan melahirkan banyak Faidi, A. (2014). Jejak-Jejak Pengasingan tokoh-tokoh agama yang berpengaruh di Para Tokoh Bangsa. Yogyakarta: Indonesia. Saufa. Lalu merumuskan status Gottschalk, L.(1986). Mengerti Sejarah. Muhammadiyah didalam Masyumi. Buya Jakarta: UI Press. Hamka kembali dilibatkan dalam sebuah Hamka. (1962). Kepribadian tim yang bertujuan untuk menyelesaikan Muhammadiyah Prasaran Hamka. persoalan mengenai status Istimewa Yogyakarta: PP Muhammadiyah. Muhammadiyah dalam Masyumi karena Hamka, R.H. (2016). Pribadi dan dikhawatirkan akan mengganggu Martabat Buya Prof. Dr. HAMKA. keharmonisan hubungan Muhammadiyah Tanpa Kota: Pustaka Panjimas. dengan Masyumi. Meskipun tidak mudah, Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. namun pada akhirnya tim tersebut dapat Bandung: Historia Utama Press. menyelesaikan persoalan sehingga Kurniawan, S. & Mahrus, E. (2011). Jejak tidak menimbulkan perpecahan antara Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. Muhammadiyah dengan Masyumi. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Kemudian Buya Hamka ikut dalam Miswanto, A. (2012). Sejarah Islam dan merumuskan Muqaddimah Anggaran Kemuhammadiyahan. Magelang: P3SI Dasar Muhammadiyah. Rumusan tersebut UMM. dapat diselesaikan oleh Buya Hamka Mujahid, A. (2013). Sejarah beserta teman-temannya dengan baik, Muhammadiyah Bagian 1. Bandung: saat itu Muhammadiyah dipimpin oleh Toobagus Publishing. Ki Bagus Hadikusumo dan Buya Hamka Musyafa, H. (2016). HAMKA: Sebuah membantu dalam penyusunan Kepribadian Novel Biografi. Bandung: Imania. Muhammadiyah yang dijadikan pegangan Noer, D. (1982). Gerakan Modern Islam di bagi anggota Muhammadiyah yang ingin Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES. terjun ke dunia politik hingga saat ini. Pasha, M. K. & Darban, A.A. (2000). Muhammadiyah Sebagai Gerakan DAFTAR PUSTAKA Islam. Yogyakarta: LPPI. Ramly, N. & Sucipto, H. (2010). Aizid, R. (2017). Para Pelopor Kebangkitan Ensiklopedia Tokoh Muhammadiyah. Islam. Yogyakarta: DIVA Press. Jakarta: Best Media Utama. Alfian, M.A. (2014).HAMKA dan Bahagia. Rush, J. R. (2017). Adicerita HAMKA. Bekasi: PT. Penjuru Ilmu Sejati. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Arifin, M.T. (1987).Gagasan Pembaharuan Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Muhammadiyah. Jakarta: Pustaka sejarah. Yogyakarta: Ombak. Jaya. Syaifullah. (1997). Gerak Politik Djamal, M. (2002). DR. H. Abdul Karim Muhammadiyah Dalam Masyumi. Amrullah: Pengaruhnya dalam Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Gerakan Pembaruan Islam di Historia. (2018). HAMKA: Ulama Serba Minangkabau pada Awal Abad Ke-20. Bisa dalam Sejarah Indonesia. Jakarta: INIS. Jakarta: Kompas. El-Jaquene, F.T. (2018). Buya Hamka. Yogyakarta: Araska.

224