(PERINTIS) MENJADI RUTE PENERBANGAN KOMERSIAL Dina Yuliana *) Peneliti Badan Litbang Perhubungan Jalan Medan Merdeka Timur No
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN RUTE PENERBANGAN NON KOMERSIAL (PERINTIS) MENJADI RUTE PENERBANGAN KOMERSIAL Dina Yuliana *) Peneliti Badan Litbang Perhubungan Jalan Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat [email protected] ABSTRACT The Research aims to identify the factors that affects the pioneering flight routes change to route commercial. This research use sample purpose to get the sample to observed. Factor analysis is used to obtain neuJ factors as the criteria to change non-commercial route (pioneer) to commercial route. The results of this study obtained four factors from the highest to the lawest of importance level that is potential routes (22.04%), air transport companies that oper ated (21.43%), air fare and airtransportation networks (19.43%), then air transport demand (15%). Keywords: pioneer route changes, commercial route, factor analysis ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi perubahan rute penerbangan perintis menjadi rute komersial. Pengambilan sampel menggunakan teknik purpose sample. Analisis Faktor digunakan untuk memperoleh faktor baru sebagai kriteria perubahan rute non komersial (perintis) menjadi rute komersial. Hasil penelitian diperoleh empat faktor dari yang tertinggi sampai yang terendah tingkat pentingnya yaitu potensi rute penerbangan (22,04 %), perusahaan angkutan udara yang beroperasi (21,43 %), tarif penerbangan dan jaringan angkutan udara (19,43%), dan demand angkuta:n udara (15%). Kata kunci: perubahan rute perintis, rute komersial, analisis faktor PENDAHULUAN Undang - Undang Nomor 1 tahw1 2009 Peran penerbangan perintis sangat tentang Penerbangan, Pasal 104 disebut penting untuk membuka daerah-daerah kan bahwa angkutan udara perintis wajib terisolir, mengembangkan dan memba diselenggarakan oleh Pemerintah, dan ngun daerah. Dengan adanya pener dalam pelaksanaannya dilakukan oleh bangan perintis dapat mendorong Badan Usaha Angkutan Udara Niaga pertumbuhan ekonomi dan peningkatan Nasional berdasarkan perjanjia:n dengan sosial budaya di daerah serta mampu Pemerintah. Dalam penyelenggaraa:nnya, memberikan kontribusi nyata pada pemerintah daerah wajib menyediakan pembangunan Nasional. Berdasarkan lahan, prasarana angkutan udara, Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 273 keselamatan dan keamanan penerbangan ekonomis minimal 3 (tiga) tahun. Jika serta kompensasi lainnya. Dalam pasal dalam evaluasi, pasar ternyata sudah 104 ayat 4 disebutkan, angkutan udara mencukupi, kalau perlu merubah rute perintis dievaluasi oleh pemerintah setiap perintis tersebut untuk dikembangkan lagi tahun. Hal ini berarti kontrak penyeleng menjadi rute penerbangan komersil. garaan penerbangan perintis diberikan Berdasarkan hal diatas maka permasa hanya dalam jangka satu tahun. lahan yang akan dikaji dalam penelitian Dilain pihak Pemerintah melihat semakin ini adalah faktor-faktor apa saja yang dapat baiknya pertumbuhan penumpang di digunakan sebagai kriteria dalam beberapa rute perintis tertentu, sehingga penghapusan status/perubahan status Kementerian Perhubungan akan menca dari rute penerbangan perintis menjadi but status sejumlah penerbangan perintis. rute penerbangan komersial? Kementerian Perhubungan berencana Tujuan penelitian ini adalah untuk menggantinya dengan status pener mengidentifikasi faktor-faktor yang bangan komersil dengan tujuan untuk mempengaruhi perubahan rute pener mengurangi subsidi. Dalam Undang bangan perintis menjadi rute komersial Undang No.1 Tahun 2009 tentang sehingga dapat digunakan sebagai bahan Penerbangan, Pasal 105 disebutkan bahwa pertimbangan dalam perumusan angkutan udara perintis dapat dilakukan kebijakan instansi terkait di bidang oleh pemegang izin kegiatan angkutan angkutan udara. udara bukan niaga. Meskipun angkutan udara niaga dan bukan niaga keduanya TINJAUAN PUST AKA bisa melakukan penerbangan perintis, namun perlu dihindari adanya duplikasi Menurut Undang-Undang No.1 Tahun pelayanan penerbangan di satu rute, 2009 tentang Penerbangan, angkutan mengingat pada umumnya, suatu rute udara perintis adalah kegiatan angkutan perintis pasarnya belum berkembang. udara niaga dalam negeri yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk Hal ini sempat dikeluhkan oleh Merpati, menghubungkan daerah terpencil dan dimana setelah membuka rute pener tertinggal atau daerah yang belum bangan perintis hingga ke pelosok-pelosok terlayani oleh moda transportasi lain dan dan sudah mempertaruhkan segalanya secara komersial belum menguntungkan. untuk membuka jalur baru tersebut, tapi ternyata Pemerintah juga memberikan Berdasarkan Undang-undang No. 1 jalur tersebut kepada maskapai lain yang Tahun 2009 tentang Penerbangan, ingin ikut menikmatinya. Akibatnya, angkutan udara perintis wajib keduanya malah terancam mengalami diselenggarakan oleh Pemerintah, dan kerugian, karena pasarnya memang pelaksanaannya dilaku-kan oleh badan belum mencukupi. Pemerintah sebaiknya usaha angkutan udara niaga nasional mengevaluasi terlebih dahulu, apakah berdasarkan perjanjian dengan pasarnya sudah berkembang atau belum. Pemerintah. Dalam penyeleng-garaan Jika belum, idealnya memberikan angkutan udara perintis, pemerintah kesempatan kepada operator perintis daerah wajib menjamin tersedianya lahan, untuk menerbangkannya sesuai skala prasarana angkutan udara, keselamatan 274 VolumP 24_ Nnmnr .1 M"r"t ?01'? dan keamanan penerbangan, serta secara terpadu dengan sektor lain kompensasi lainnya. berdasarkan pendekatan pemba Rute perintis ditetapkan untuk mewu ngunan wilayah. Dalam keadaan judkan stabilitas pertahanan dan tertentu angkutan udara perintis dapat keamanan Negara, memenuhi kriteria dilakukan oleh pemegang izin kegiatan kedudukan daerah tersebut berdekatan angkutan udara bukan niaga. Badan dengan daerah perbatasan dan negara usaha angkutan udara niaga yang lain, serta dalam rangka mengurangi melakukan kegiatan angkutan udara kesenjangan sosial dibandingkan dengan perintis dan pemegang izin kegiatan daerah lain. Angkutan udara perintis angkutan udara bukan niaga diberi dievaluasi oleh Pemerintah setiap tahun. kompensasi untuk menjamin kelang Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai sungan pelayanan angkutan udara acuan dalam mengubah suatu r ute perintis sesuai dengan rute dan jadwal angkutan udara perintis menjadi rute yang telah ditetapkan. Kompensasi komersial. dapat berupa pemberian rute lain di luar rute perintis bagi badan usaha Pengusahaan angkutan udara perintis angkutan udara niaga berjadwal dipengaruhi oleh beberapa hal: untuk mendukung kegiatan angkutan a. Transport demand (permintaan akan udara perintis, bantuan biaya operasi transport) merupakan jenis permin angkutan udara; dan/ atau bantuan taan tidak langsung, berawal dari biaya angkutan bahan bakar minyak. kebutuhan manusia akan berbagai d. Menurut Nefiadi (2001), penerapan jenis barang dan jasa. Sarana transpor tari£ penumpang di sektor transportasi, tasi adalah 'barang produsen' yang terutama dengan mempertimbangkan turut berperan dalam proses produksi. aspek kemampuan daya beli dan Fungsi utamanya adalah menjemba keinginan untuk membeli konsumen tani jarak geografis antara produsen serta keuntungan yang wajar bagi in dan konsumen. Transport demand vestor. Perumusan kebijakan dan termasuk jenis permintaan turunan strategi tarif angkutan penumpang (derived demand) dan terdapat saling difokuskan kepada kriteria efisiensi ketergantungan yang luas antara ekonomi dan menciptakan struktur transportasi dengan industri, perta pasar yang optimal (untuk mendu nian, perdagangan dan perkem kung kompetisi yangfair antar operator). bangan perekonomian suatu negara atau daerah. METODE ANALISIS b. Rute penerbangan perintis ditetapkan Penelitian mengambil lokasi di Jakarta dan berdasarkan pertimbangan antara lain Bandar Udara Iskandar Muda - Aceh menghubungkan daerah terpencil a tau dengan sampel penelitian adalah peng pedalaman, mendorong pertumbuhan guna jasa angkutan udara yang betjumlah dan pengembangan wilayah, dan 139 orang dengan menggunakan teknik mewujudkan stabilitas pertahanan purpose sampling. Data primer yang dan keamanan negara. diperoleh melalui penyebaran kuesioner c. Angkutan udara perintis dilaksanakan kepada penumpang, perusahaan ang- Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 275 kutan udara, penyelenggara bandar telah cukup untuk difaktorkan. Apabila udara, regulator dan pakar transportasi nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka terima dengan lima belas pertanyaan sebagai Ho sehingga dapat disimpulkan jumlah berikut: data telah cukup difaktorkan. a. pertumbuhan angkutan udara perintis Uji Bartlett bertujuan untuk mengetahui b. pangsa pasar angkutan udara perintis apakah terdapat hubungan antar variabel c. potensi demand angku tan udara dalam kasus multivariat. Jika variabel �' ••• independent perintis X2, ,XP (bersifat saling bebas), maka matriks korelasi antar variabel sama d. daya tarik rute angkutan udara perintis dengan matriks identitas. Maka variabel keterpaduan rute angkutan udara e. variabel saling berkorelasi hal ini berarti perintis terdapat hubungan antar variabel. Jika f\ f. dikategorikan dalam rute padat ditolak maka analisis multivariat layak g. potensi rute angkutan udara perintis untuk digunakan terutama metode analisis h. program pembangunan daerah komponen utama dan analisis faktor. 1. daya dorong sektor lain Kelebihan dari analisis faktor adalah dapat digunakan untuk menentukan dimensi J. tarif angkutan udara perintis baru suatu faktor atau komponen serta k. keteraturan jadwal penerbangan digunakan untuk mereduksi jumlah perintis variabel independen (prediktor) dalam