(PERINTIS) MENJADI RUTE PENERBANGAN KOMERSIAL Dina Yuliana *) Peneliti Badan Litbang Perhubungan Jalan Medan Merdeka Timur No

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

(PERINTIS) MENJADI RUTE PENERBANGAN KOMERSIAL Dina Yuliana *) Peneliti Badan Litbang Perhubungan Jalan Medan Merdeka Timur No FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN RUTE PENERBANGAN NON KOMERSIAL (PERINTIS) MENJADI RUTE PENERBANGAN KOMERSIAL Dina Yuliana *) Peneliti Badan Litbang Perhubungan Jalan Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat [email protected] ABSTRACT The Research aims to identify the factors that affects the pioneering flight routes change to route commercial. This research use sample purpose to get the sample to observed. Factor analysis is used to obtain neuJ factors as the criteria to change non-commercial route (pioneer) to commercial route. The results of this study obtained four factors from the highest to the lawest of importance level that is potential routes (22.04%), air transport companies that oper­ ated (21.43%), air fare and airtransportation networks (19.43%), then air transport demand (15%). Keywords: pioneer route changes, commercial route, factor analysis ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi perubahan rute penerbangan perintis menjadi rute komersial. Pengambilan sampel menggunakan teknik purpose sample. Analisis Faktor digunakan untuk memperoleh faktor baru sebagai kriteria perubahan rute non komersial (perintis) menjadi rute komersial. Hasil penelitian diperoleh empat faktor dari yang tertinggi sampai yang terendah tingkat pentingnya yaitu potensi rute penerbangan (22,04 %), perusahaan angkutan udara yang beroperasi (21,43 %), tarif penerbangan dan jaringan angkutan udara (19,43%), dan demand angkuta:n udara (15%). Kata kunci: perubahan rute perintis, rute komersial, analisis faktor PENDAHULUAN Undang - Undang Nomor 1 tahw1 2009 Peran penerbangan perintis sangat tentang Penerbangan, Pasal 104 disebut­ penting untuk membuka daerah-daerah kan bahwa angkutan udara perintis wajib terisolir, mengembangkan dan memba­ diselenggarakan oleh Pemerintah, dan ngun daerah. Dengan adanya pener­ dalam pelaksanaannya dilakukan oleh bangan perintis dapat mendorong Badan Usaha Angkutan Udara Niaga pertumbuhan ekonomi dan peningkatan Nasional berdasarkan perjanjia:n dengan sosial budaya di daerah serta mampu Pemerintah. Dalam penyelenggaraa:nnya, memberikan kontribusi nyata pada pemerintah daerah wajib menyediakan pembangunan Nasional. Berdasarkan lahan, prasarana angkutan udara, Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 273 keselamatan dan keamanan penerbangan ekonomis minimal 3 (tiga) tahun. Jika serta kompensasi lainnya. Dalam pasal dalam evaluasi, pasar ternyata sudah 104 ayat 4 disebutkan, angkutan udara mencukupi, kalau perlu merubah rute perintis dievaluasi oleh pemerintah setiap perintis tersebut untuk dikembangkan lagi tahun. Hal ini berarti kontrak penyeleng­ menjadi rute penerbangan komersil. garaan penerbangan perintis diberikan Berdasarkan hal diatas maka permasa­ hanya dalam jangka satu tahun. lahan yang akan dikaji dalam penelitian Dilain pihak Pemerintah melihat semakin ini adalah faktor-faktor apa saja yang dapat baiknya pertumbuhan penumpang di digunakan sebagai kriteria dalam beberapa rute perintis tertentu, sehingga penghapusan status/perubahan status Kementerian Perhubungan akan menca­ dari rute penerbangan perintis menjadi but status sejumlah penerbangan perintis. rute penerbangan komersial? Kementerian Perhubungan berencana Tujuan penelitian ini adalah untuk menggantinya dengan status pener­ mengidentifikasi faktor-faktor yang bangan komersil dengan tujuan untuk mempengaruhi perubahan rute pener­ mengurangi subsidi. Dalam Undang­ bangan perintis menjadi rute komersial Undang No.1 Tahun 2009 tentang sehingga dapat digunakan sebagai bahan Penerbangan, Pasal 105 disebutkan bahwa pertimbangan dalam perumusan angkutan udara perintis dapat dilakukan kebijakan instansi terkait di bidang oleh pemegang izin kegiatan angkutan angkutan udara. udara bukan niaga. Meskipun angkutan udara niaga dan bukan niaga keduanya TINJAUAN PUST AKA bisa melakukan penerbangan perintis, namun perlu dihindari adanya duplikasi Menurut Undang-Undang No.1 Tahun pelayanan penerbangan di satu rute, 2009 tentang Penerbangan, angkutan mengingat pada umumnya, suatu rute udara perintis adalah kegiatan angkutan perintis pasarnya belum berkembang. udara niaga dalam negeri yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk Hal ini sempat dikeluhkan oleh Merpati, menghubungkan daerah terpencil dan dimana setelah membuka rute pener­ tertinggal atau daerah yang belum bangan perintis hingga ke pelosok-pelosok terlayani oleh moda transportasi lain dan dan sudah mempertaruhkan segalanya secara komersial belum menguntungkan. untuk membuka jalur baru tersebut, tapi ternyata Pemerintah juga memberikan Berdasarkan Undang-undang No. 1 jalur tersebut kepada maskapai lain yang Tahun 2009 tentang Penerbangan, ingin ikut menikmatinya. Akibatnya, angkutan udara perintis wajib keduanya malah terancam mengalami diselenggarakan oleh Pemerintah, dan kerugian, karena pasarnya memang pelaksanaannya dilaku-kan oleh badan belum mencukupi. Pemerintah sebaiknya usaha angkutan udara niaga nasional mengevaluasi terlebih dahulu, apakah berdasarkan perjanjian dengan pasarnya sudah berkembang atau belum. Pemerintah. Dalam penyeleng-garaan Jika belum, idealnya memberikan angkutan udara perintis, pemerintah kesempatan kepada operator perintis daerah wajib menjamin tersedianya lahan, untuk menerbangkannya sesuai skala prasarana angkutan udara, keselamatan 274 VolumP 24_ Nnmnr .1 M"r"t ?01'? dan keamanan penerbangan, serta secara terpadu dengan sektor lain kompensasi lainnya. berdasarkan pendekatan pemba­ Rute perintis ditetapkan untuk mewu­ ngunan wilayah. Dalam keadaan judkan stabilitas pertahanan dan tertentu angkutan udara perintis dapat keamanan Negara, memenuhi kriteria dilakukan oleh pemegang izin kegiatan kedudukan daerah tersebut berdekatan angkutan udara bukan niaga. Badan dengan daerah perbatasan dan negara usaha angkutan udara niaga yang lain, serta dalam rangka mengurangi melakukan kegiatan angkutan udara kesenjangan sosial dibandingkan dengan perintis dan pemegang izin kegiatan daerah lain. Angkutan udara perintis angkutan udara bukan niaga diberi dievaluasi oleh Pemerintah setiap tahun. kompensasi untuk menjamin kelang­ Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai sungan pelayanan angkutan udara acuan dalam mengubah suatu r ute perintis sesuai dengan rute dan jadwal angkutan udara perintis menjadi rute yang telah ditetapkan. Kompensasi komersial. dapat berupa pemberian rute lain di luar rute perintis bagi badan usaha Pengusahaan angkutan udara perintis angkutan udara niaga berjadwal dipengaruhi oleh beberapa hal: untuk mendukung kegiatan angkutan a. Transport demand (permintaan akan udara perintis, bantuan biaya operasi transport) merupakan jenis permin­ angkutan udara; dan/ atau bantuan taan tidak langsung, berawal dari biaya angkutan bahan bakar minyak. kebutuhan manusia akan berbagai d. Menurut Nefiadi (2001), penerapan jenis barang dan jasa. Sarana transpor­ tari£ penumpang di sektor transportasi, tasi adalah 'barang produsen' yang terutama dengan mempertimbangkan turut berperan dalam proses produksi. aspek kemampuan daya beli dan Fungsi utamanya adalah menjemba­ keinginan untuk membeli konsumen tani jarak geografis antara produsen serta keuntungan yang wajar bagi in­ dan konsumen. Transport demand vestor. Perumusan kebijakan dan termasuk jenis permintaan turunan strategi tarif angkutan penumpang (derived demand) dan terdapat saling difokuskan kepada kriteria efisiensi ketergantungan yang luas antara ekonomi dan menciptakan struktur transportasi dengan industri, perta­ pasar yang optimal (untuk mendu­ nian, perdagangan dan perkem­ kung kompetisi yangfair antar operator). bangan perekonomian suatu negara atau daerah. METODE ANALISIS b. Rute penerbangan perintis ditetapkan Penelitian mengambil lokasi di Jakarta dan berdasarkan pertimbangan antara lain Bandar Udara Iskandar Muda - Aceh menghubungkan daerah terpencil a tau dengan sampel penelitian adalah peng­ pedalaman, mendorong pertumbuhan guna jasa angkutan udara yang betjumlah dan pengembangan wilayah, dan 139 orang dengan menggunakan teknik mewujudkan stabilitas pertahanan purpose sampling. Data primer yang dan keamanan negara. diperoleh melalui penyebaran kuesioner c. Angkutan udara perintis dilaksanakan kepada penumpang, perusahaan ang- Volume 24, Nomor 3, Maret 2012 275 kutan udara, penyelenggara bandar telah cukup untuk difaktorkan. Apabila udara, regulator dan pakar transportasi nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka terima dengan lima belas pertanyaan sebagai Ho sehingga dapat disimpulkan jumlah berikut: data telah cukup difaktorkan. a. pertumbuhan angkutan udara perintis Uji Bartlett bertujuan untuk mengetahui b. pangsa pasar angkutan udara perintis apakah terdapat hubungan antar variabel c. potensi demand angku tan udara dalam kasus multivariat. Jika variabel �' ••• independent perintis X2, ,XP (bersifat saling bebas), maka matriks korelasi antar variabel sama d. daya tarik rute angkutan udara perintis dengan matriks identitas. Maka variabel­ keterpaduan rute angkutan udara e. variabel saling berkorelasi hal ini berarti perintis terdapat hubungan antar variabel. Jika f\ f. dikategorikan dalam rute padat ditolak maka analisis multivariat layak g. potensi rute angkutan udara perintis untuk digunakan terutama metode analisis h. program pembangunan daerah komponen utama dan analisis faktor. 1. daya dorong sektor lain Kelebihan dari analisis faktor adalah dapat digunakan untuk menentukan dimensi J. tarif angkutan udara perintis baru suatu faktor atau komponen serta k. keteraturan jadwal penerbangan digunakan untuk mereduksi jumlah perintis variabel independen (prediktor) dalam
Recommended publications
  • North Sumatra
    PROVINCE INFOGRAPHIC NORTH SUMATRA ACEH Langsa KOTA BARAT ACEH LAN GSA TEN GAH ACEH TIMU R Karang Baru Suka Makmue ACEH NAGAN TAMIANG Meulaboh RAYA GAYO LUES Blang Kejeren Kembar Stabat KOTA ACEH MEDAN Blangpidie BARAT The boundaries and names shown and the DAYA Binjai Medan SERDANG LANGKAT KOTA designations used on this map do not imply Medan BEDA GAI ACEH BINJAI official endorsement or acceptance by the Lubuk Sei Rampah SELATAN Kutacane Pakam Tebing KOTA United Nations. DELI Tinggi TEB INGTIN GGI ACEH SERDANG TEN GGARA Tapak BATU Tuan KARO Sibayak BARA Legend: Sinabung Limapuluh KOTA TANJUNGBALAI Administrative Boundary Kabanjahe Raya DAIRI Pematangsiantar Kisaran KOTA Tanjung Province Province Capital PEMATANGSIANTAR SIMA LUN GUN Balai Sidikalang District District Capital KOTA SUBU LUSSALAM SAMOSIR ASAH AN Subulussalam PAKPAK Pangururan Toba Transportation Population BARAT Population counts at 1km resolution Salak Aek Kanopan Toll road Sinabang ACEH TO BA LABUHANBATU SIN GKIL UTARA Primary road 0 HUMBANG SAMOSIR SIMEULU E Balige LABUHANBATU Secondary road 1 - 5 HASUNDUTAN Port 6 - 25 Singkil Dolok Sanggul Bagan Siapi-api TAPANULI Imun Airport 26 - 50 TENGAH TAPANULI Rantau LABUHANBATU Prapat UTARA Helatoba-Tarutung SELATAN 51 - 100 Tarutung Other 101 - 500 Kota Pinang 501 - 2,500 ROKAN Volcano KOTA TAPANULI HILIR Water/Lake 2,501 - 5,000 SIB OLGA SELATAN Sibolga PADANG 5,000 - 130,000 Pandan Sipirok Coastline/River Sibualbuali LAWAS UTARA Lubukraya KOTA Gunung Tua Lotu GUNUNGSITOLI NIAS Padang BENGKALIS UTARA Gunung Sitoli Sidempuan
    [Show full text]
  • Hendy Kusmarian
    Dihimpun dan disunting oleh Hendy Kusmarian 0 34 Zamrud Khatulistiwa Harga Rp 105.000 Penghimpun & Penyunting: Hendy Kusmarian WA 081.359.652.401 Tukar Rumah Keliling Indonesia http://abiysuryaonline.com Dipersembahkan untuk semua anak bangsa yang mencintai tanah air yang sangat indah ini Buku ini disusun menyambut Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia di tahun 2018 ini. 300 halaman penuh foto warna tentang detil-detil geografis, sejarah, ekonomi, sosial, budaya, dan pariwisata dari ke-34 provinsi Indonesia. Disusun menurut abjad mulai Aceh sampai Yogyakarta. Seluruh isi buku ini bersumber dari Wikipedia bahasa Indonesia di https://id.wikipedia.org Semua anak bangsa kini bisa mendapat penghasilan ekstra dari ebook ini. Dengan mempromosikan ebook ini lewat link afiliasi unik Anda, Anda akan menerima komisi 50% untuk tiap pembelian ebook ini yang Anda hasilkan. Untuk itu Anda harus lebih dulu menjadi mitra afiliasi dari Ratakan.com, yaitu Marketplace Produk Digital Indonesia. Silakan kunjungi https://www.ratakan.com untuk membuat akun Anda gratis. Setelah itu anda bisa mulai mempromosikan dan meraup komisi dari puluhan produk digital lainnya, bukan hanya ebook ini. Tolong cetak dan jilid secara khusus ebook ini demi kenyamanan Anda dalam membaca dan agar mudah dibawa-bawa dalam petualangan Anda menjelajah negeri. 1 Daftar Isi 1. Aceh ………………………………………………………………………………………………. 3 2. Bali ………………………………………………………………………………………………... 16 3. Banten ……………………………………………………………………………………………. 24 4. Bengkulu …………………………………………………………………………………………. 34 5. Gorontalo
    [Show full text]
  • Aceh Conflict Monitoring Update 1St December 2008 – 28Th February 2009
    47974 Aceh Conflict Monitoring Update 1st December 2008 – 28th February 2009 World Bank Public Disclosure Authorized From last December to February, violent incidents rose back to high levels, with a peak of 36 reported cases in January, and 31 in December and 26 in February. 1 Sixteen people died, 47 were injured, and 17 buildings or vehicles were damaged over the three months. Most casualties resulted from personal disputes. However, the leap in the number of violent cases was caused largely by pre-electoral incidents, which accounted for a quarter to a third of all violent cases in January and February. There was a surge in grenade explosions, arsons and other attacks on political parties (13 cases), and three or four members of Partai Aceh (PA) and KPA 2 were assassinated in early February. This heightened tensions between these organizations and the security forces to alarming levels and raised fears of an escalation in violence in the run-up to the elections. The political violence led to renewed calls by the provincial government for the involvement of internationals in monitoring the elections. Arguments presented by opponents to international monitoring sometimes relied on anti- foreign sentiment. In early February, two aid workers were arrested by the military in Bireuen, accused of being spies. Finally, the Israeli military offensive in Gaza and a Governor’s decree Public Disclosure Authorized on praying houses for non-Muslims led to protests by Islamic organizations. The Islamic Defenders Front (FPI), a hardline group with a track-record of violent and criminal behavior, used this opportunity to raise its profile in Aceh and organize paramilitary training for volunteers to Jihad.
    [Show full text]
  • Indonesia: Deep Distrust in Aceh As Elections Approach
    Update Briefing Asia Briefing N°90 Jakarta/Brussels, 23 March 2009 Indonesia: Deep Distrust in Aceh as Elections Approach sees the military as its principal opponent and encourages I. OVERVIEW the perception that all attacks on its members or offices are somehow linked to the TNI, even when many over the Tensions in Aceh are high as elections approach, although past three years have been the result of internal friction. they have receded somewhat from a peak in mid- February. The murders of three former combatants of The military’s fears are misplaced, despite the cam- the Free Aceh Movement (Gerakan Aceh Merdeka, paign rhetoric of some Partai Aceh members. The GAM), other shootings and numerous grenade attacks problem with many GAM members is that they are over the last two months – all with unidentified per- using democratic means not to push for independence, petrators – have set the province on edge, and there but to acquire access to spoils. This has turned an remains a risk of sporadic, low-level violence before organisation that was always decentralised into a frac- and after general elections on 9 April. Disputes over tured association that, while ready to unite in the face the results, with 44 parties competing for seats in of a serious threat, is composed of small units out for district, provincial and national legislatures using a themselves. The former guerrillas, now called the Aceh new and complicated system of voting, are also likely. Transition Committee (Komite Peralihan Aceh, KPA), There is little danger in the short term of violence still use a modified version of their old hierarchical struc- escalating out of control, let alone a return to armed ture, but power is locally concentrated, and in some conflict, but the underlying causes of the tensions are areas at the village or sub-district level, the KPA has not just election-related and need to be addressed if replaced some functions of the civilian government.
    [Show full text]
  • Land Administration in Post-Disaster Areas: Case Study of Banda Aceh, Indonesia
    Land Administration in Post-Disaster Areas: Case Study of Banda Aceh, Indonesia Master of Science thesis by Rizqi Abdulharis Professor: prof. dr. W.K. Korthals Altes Supervisor: mr. dr. ir. J.A. Zevenbergen Delft, 30 May 2006 Section Geo-information and Land Development OTB Research Institute for Housing, Urban and Mobility Studies Faculty of Technology, Policy and Management Delft University of Technology Abstract ABSTRACT On December 26, 2004, the world has evidenced one of the most horrible tragedies in history of humankind. Land administration sector was also badly influenced by the catastrophe. The cadastral offices in Province of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) and Nias were severely damaged by the tsunami. Most of cadastral records were lost or destroyed. The ground benchmarks, natural and man-made objects were also destroyed by tsunami and/or clearing out works in the tsunami affected areas. With nothing left on the ground, the land administration processes should be started from the scratch. The Government of Republic of Indonesia (GoI) was quickly responding by publishing five-year master plan of rehabilitation and reconstruction of NAD and Nias, especially on the spatial layout and land affairs. Unfortunately, many have criticised the GoI’s master plan. Besides its macro scale (Kamil, 2005), Fitzpatrick (2005) underlined the relocation camps and coastal buffer zones proposals as promoting disquiet among Acehnese. Many of Acehnese just wanted to go home and resettled their houses in the exactly same location as their previous houses that are swapped by tsunami (Montlake, 2005). NAD is well-know by its uniqueness among other Indonesian provinces since NAD has entirely different cultural background.
    [Show full text]
  • The Implementation of Sharia in Aceh: Between the Ideal and Factual Achievements
    The Implementation of Sharia in Aceh: Between The Ideal and Factual Achievements Muhammad Amin Suma, Ridwan Nurdin, Irfan Khairul Umam Abstrak: Aceh menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam secara formal. Penelitian ini mengkaji penerapan syariah di Aceh dengan membandingkan antara yang ideal sebagaimana diharapkan dan yang faktual. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan sosio- legal, data diperoleh melalui wawancara dengan Majelis Permusyawaratan Ulama, Dinas Syariah, akademisi, dan tokoh masyarakat. Selain itu, observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan hukuman cambuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi syariah di Aceh sudah didukung dengan institusi syariah (MPU dan Dinas Syariah), dan tokoh agama, masyarakat. Adanya eksekusi bagi pelanggar hukum menguatkan pelaksanaa syariah di daerah itu. Akan tetapi, ada pula aspek-aspek yang perlu ditingkatkan, yaitu peran penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim, dan juga keberlangsungan sosialisasi kepada masyarakat. Kata kunci: Syariah, Aceh, Majelis Permusyawaratan Ulama, Dinas Syariah AHKAM - Volume 20, Number 1, 2020 - 19 20 - Muhammad Amin Suma Abstract: Aceh becomes the only region in Indonesia, where Islamic law is formally implemented. This paper aims at discussing the implementation of sharia in Aceh, to compare between its ideal and factual achievements. Employing a qualitative socio-legal approach, data is obtained from interviews with the chairperson of Ulama’s Consultative Assembly (Majelis Permusyawaratan Ulama), head of Sharia Office (Dinas Syariah), scholars, and community leaders. Apart from that, an observation was undertaken to record the process of whipping punishment. This study finds out that sharia implementation in Aceh has been sufficiently supported by sharia institutions (MPU and Sharia Office), religious figures, community, and available punishment execution for the violators.
    [Show full text]
  • Peranan Ground Handling Pt Gapura Angkasa Dalam Kegiatan Boarding Pada Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia Di Bandar Udara Internasional Kualanamu
    PERANAN GROUND HANDLING PT GAPURA ANGKASA DALAM KEGIATAN BOARDING PADA MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU. KERTAS KARYA Oleh : MOULITA KEUMALA 132204018 BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR PENGESAHAN Judul Kertas Karya : PERANAN GROUND HANDLING PT GAPURA ANGKASA DALAM KEGIATAN BOARDING PADA MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU. Oleh : MOULITA KEUMALA NIM : 132204018 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEKAN, Dr. Budi Agustono, MS NIP :19600805 198703 1 001 PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua, Arwina Sufika, S.E., M.Si NIP. 19640821 199802 2 001 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR PERSETUJUAN PERANAN GROUND HANDLING PT GAPURA ANGKASA DALAM KEGIATAN BOARDING PADA MASKAPAI PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU. OLEH MOULITA KEUMALA 132204018 Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca, Henry W.D Taufik.H Drs. Ridwan Azhar, M. Hum NIP. 19550923 198203 1 001 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAKSI Transportasi memiliki posisi penting dalam komponen kepariwisataan, dimana setiap kegiatan perjalanan yang menyangkut kebutuhan umum yang bertujuan untuk membantu kelancaran kegiatan wisata tersebut. Kemajuan sektor penerbangan di Indonesia dapat dilihat dengan berkembangan perusahaan perusahaan penerbangan yang siap melayani masyarakat dalam melakukan perjalanan. Minat masyarakat dalam menggunakan pesawat udara sebagai transportasinya
    [Show full text]
  • Indonesia – Aceh – Elections – GAM – KPA – Partai Aceh – Independence Movement
    Refugee Review Tribunal AUSTRALIA RRT RESEARCH RESPONSE Research Response Number: IDN34906 Country: Indonesia Date: 22 July 2009 Keywords: Indonesia – Aceh – Elections – GAM – KPA – Partai Aceh – Independence movement This response was prepared by the Research & Information Services Section of the Refugee Review Tribunal (RRT) after researching publicly accessible information currently available to the RRT within time constraints. This response is not, and does not purport to be, conclusive as to the merit of any particular claim to refugee status or asylum. This research response may not, under any circumstance, be cited in a decision or any other document. Anyone wishing to use this information may only cite the primary source material contained herein. Questions 1. Can you provide details of the results of the elections in Aceh in April 2009? 2. Were KPA members successful in the April 2009 elections? 3. Are there reports of KPA candidates targeting former GAM supporters who did not support KPA candidates? 4. Are there any 2009 reports of attacks by KPA members on previous supporters of GAM who do not support the KPA? 5. Are there any 2009 reports of attacks on former GAM supporters by the Indonesian authorities? 6. Have the elections in April 2009 altered the situation for supporters of Acehnese independence? RESPONSE Background on and distinctions between GAM/ KPA/ PA and other affiliates It may be of interest to consider the transition of Geurakan Acheh Meurdeka (GAM) as an organisation fighting for an independent Aceh into various bodies with separate agendas in post-conflict Aceh, including the Komite Peralihan Aceh (KPA) and Partai Aceh (PA).
    [Show full text]
  • Blangpidie Sebagai Pusat Perdagangan Di Pantai Barat Selatan
    BLANGPIDIE SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DI PANTAI BARAT SELATAN SKRIPSI Disusun Oleh : DESI RAFNITA NIM. 140501105 Mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM-BANDA ACEH 2018 M / 1439 H DESI RAFNITA NIM. 140501105 Mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam NIM Darussalam, 26 Juli 2018 Yang Menyatakan, Desi Rafnita KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” Blangpidie sebagai Pusat Perdagangan di Pantai Barat Selatan”. Shalawat beriring salam penulis hanturkan keharibaan Nabi Muhammad shallallahi wasallam yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Skripsi ini penulis ajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-I) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-raniry Banda Aceh. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Nasruddin. As, M.Hum selaku dosen pembimbing pertama dan bapak M. Yunus Ahmad, S.Hum,M.Us selaku pembimbing kedua. Dan kepada bapak Drs. Nurdin AR., M.Hum. selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang tulus dari awal hingga skripsi ini diselesaikan. Selanjutnya terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Fauzi Ismail M.Si. selaku dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dan kepada ketua jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam i beserta stafnya, dan seluruh jajaran dosen dilingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry.
    [Show full text]
  • The Analysis of Revenue of Hyacinth Flower Handicraft ( the Case Study on Bungong Crot Business) in Durian Rampak Village, Aceh, Indonesia
    IOSR Journal of Agriculture and Veterinary Science (IOSR-JAVS) e-ISSN: 2319-2380, p-ISSN: 2319-2372. Volume 11, Issue 1 Ver. I (January 2018), PP 46-51 www.iosrjournals.org The Analysis of Revenue of Hyacinth Flower Handicraft ( The Case Study on Bungong Crot Business) In Durian Rampak Village, Aceh, Indonesia Rusdi Faizin Agriculture Faculty, Tengku Umar University, Meulaboh, Aceh, Indonesia Susoh Sub-District, Southwest Aceh Regency, Indonesia Corresponding Author: Rusdi Faizin Abstract: handicraft industry should be become as the main driver of Indonesia's economic development totally. The development of handicraft industry is basically expected spurring the growth of handicraft economy and increasing employment opportunities and community income. Industry sector of processing plays an important role in our country. The need for the industry sector development is to provide value-added to the products. One of handicraft industry activities that develops in Southwest Aceh is Hyacinth Flower handicraft business in Durian Rampak Village susoh sub-district southwest Aceh regency. Hyacinth Flower is water plant that is regarded as weed, in fact it can be functioned as staple of handicraft. The Revenue Cost Ration is 3.6 that means that every Rp. 1-, expended gives revenue as much as 3.6 or > 1, so Bungong Crot business in Durian Rampak village, Susoh subdistrict Southwest Aceh regency is worth to be run. Keywords: handicraft; economics; agriculture; hyacinth flower ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------- Date of Submission: 15-12-2017 Date of acceptance: 16-01-2017 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------- I. Introduction Handcraft industry is a business based on industrial activities. In addition to processing activities, it needs supporting facilities such as financial research and development as well as institutionalization in an integrated manner.
    [Show full text]
  • Dissertation
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by OTHES DISSERTATION Titel der Dissertation Decentralization and Local Governance In Post-Conflict Societies: Sustainable Peace and Development, The Case of Aceh, Indonesia Verfasser Iskhak Fatonie, MA angestrebter akademischer Grad Doktor der Philosophie (Dr. phil.) Wien, im April 2011 Studienkennzahl lt. Studienblatt: A 092 300 Dissertationsgebiet lt. Studienblatt: 300 Politikwissenchaft Betreuer: Ao. Univ.-Prof. Dr. Otmar Höll Table of Contents Acknowledgements ………………………………………………………………... v List of Abbreviations .…….……………………………………………………….. vi List of Tables .……………….…………………………………………………….. viii List of Figures .……...……………..………………………………………………. ix Map of Aceh .………………………………………………………..…………….. x Abstract .……………………………………………..…………………………….. xi Chapter 1 - Introduction .......................................................................................... 1 1.1 Background ……... .……………………………………………………….. 1 1.2 Problem Statement ……..………………………………..………………… 4 1.3 Research Objectives and Research Questions……………...……………… 6 1.4 Research Hypothesis……………..………………………………………… 7 1.5 Research Methodology ……………………………………………………. 7 1.6 Research Paper Structure ………………………………………………….. 8 Chapter 2 - Decentralization and Conflict: Concepts, Theories and Debates ..... 9 2.1 Decentralization at Large……………………….. ……….……………………. 9 2.1.1 Definition and Concept ….……………………................................... 9 2.1.2 Objectives of Decentralization ………………………………………. 13 2.1.3 Autonomy, Self-Governance
    [Show full text]
  • THE LEUSER ECOSYSTEM, Indohtsia
    BIODIVERSITY AND SOCIAL BENEFITS IN COMMUNITY-BASED FOREST MANAGEMENT: THE LEUSER ECOSYSTEM, INDOhTSIA A Thesis Presented to The Faculîy of Graduate Studies of the University of Guelph VINCENT J- DESCHAMPS In partial fulfilment of requirements for the degree of Master of Science April, 2000 O Vince Deschamps, 2000 National Library Bibliothèque nationale du Canada Acquisitions and Acquisitions et Bibliographie Services services bibliographiques 395 Wellington Street 395. nie Wellington OîtawaON KlAON4 Ottawa ON K1A ON4 Canada Canada Your iik? Votre referenœ Our file Noue ref~rence The author has granted a non- L'auteur a accordé une licence non exclusive licence allowing the exclusive permettant à la National Library of Canada to Bibliothèque nationale du Canada de reproduce, loan, distribute or sell reproduire, prêter, distribuer ou copies of this thesis in microfonq vendre des copies de cette thèse sous paper or electronic formats. la forme de microfiche/6lm, de reproduction sur papier ou sur format électronique. The author retains ownership of the L'auteur conserve la propriété du copyright in this thesis. Neither the droit d'zuteur qui protège cette thèse. thesis nor substantial extracts fiom it Ni la thèse ni des extraits substantiels may be printed or otheMrise de celle-ci ne doivent être imprimés reproduced without the author's ou autrement reproduits sans son permission. autorisation. BIODIVERSITY AND SOCIAL BENEFITS IN COMMUNITY-BASED FOREST MANAGEMENT: THE LEUSER ECOSYSTEM, INDONESIA Vince Deschamps Advisor: University of Guelph, 2000 Dr. Hanry Cummings This thesis examines the ability of Community Based Forest Management (CBFM) systems to serve the dual function of maintaining biodiversity while providing benefits to local communities.
    [Show full text]