Hendy Kusmarian
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Dihimpun dan disunting oleh Hendy Kusmarian 0 34 Zamrud Khatulistiwa Harga Rp 105.000 Penghimpun & Penyunting: Hendy Kusmarian WA 081.359.652.401 Tukar Rumah Keliling Indonesia http://abiysuryaonline.com Dipersembahkan untuk semua anak bangsa yang mencintai tanah air yang sangat indah ini Buku ini disusun menyambut Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia di tahun 2018 ini. 300 halaman penuh foto warna tentang detil-detil geografis, sejarah, ekonomi, sosial, budaya, dan pariwisata dari ke-34 provinsi Indonesia. Disusun menurut abjad mulai Aceh sampai Yogyakarta. Seluruh isi buku ini bersumber dari Wikipedia bahasa Indonesia di https://id.wikipedia.org Semua anak bangsa kini bisa mendapat penghasilan ekstra dari ebook ini. Dengan mempromosikan ebook ini lewat link afiliasi unik Anda, Anda akan menerima komisi 50% untuk tiap pembelian ebook ini yang Anda hasilkan. Untuk itu Anda harus lebih dulu menjadi mitra afiliasi dari Ratakan.com, yaitu Marketplace Produk Digital Indonesia. Silakan kunjungi https://www.ratakan.com untuk membuat akun Anda gratis. Setelah itu anda bisa mulai mempromosikan dan meraup komisi dari puluhan produk digital lainnya, bukan hanya ebook ini. Tolong cetak dan jilid secara khusus ebook ini demi kenyamanan Anda dalam membaca dan agar mudah dibawa-bawa dalam petualangan Anda menjelajah negeri. 1 Daftar Isi 1. Aceh ………………………………………………………………………………………………. 3 2. Bali ………………………………………………………………………………………………... 16 3. Banten ……………………………………………………………………………………………. 24 4. Bengkulu …………………………………………………………………………………………. 34 5. Gorontalo ………………………………………………………………………………………… 42 6. Jakarta ……………………………………………………………………………………………. 56 7. Jambi ……………………………………………………………………………………………… 71 8. Jawa Barat ……………………………………………………………………………………….. 77 9. Jawa Tengah …………………………………………………………………………………….. 86 10. Jawa Timur ………………………………………………………………………………………. 97 11. Kalimantan Barat ………………………………………………………………………………… 111 12. Kalimantan Selatan ……………………………………………………………………………… 120 13. Kalimantan Tengah ……………………………………………………………………………… 130 14. Kalimantan Timur ……………………………………………………………………………….. 140 15. Kalimantan Utara ………………………………………………………………………………… 148 16. Kepulauan Bangka Belitung ……………………………………………………………………. 151 17. Kepulauan Riau ………………………………………………………………………………….. 160 18. Lampung …………………………………………………………………………………………. 167 19. Maluku ……………………………………………………………………………………………. 178 20. Maluku Utara …………………………………………………………………………………….. 188 21. Nusa Tenggara Barat …………………………………………………………………………… 195 22. Nusa Tenggara Timur …………………………………………………………………………... 202 23. Papua ……………………………………………………………………………………………... 208 24. Papua Barat ………………………………………………………………………………………. 221 25. Riau ……………………………………………………………………………………………….. 226 26. Sulawesi Barat …………………………………………………………………………………… 236 27. Sulawesi Selatan ………………………………………………………………………………… 239 28. Sulawesi Tengah ………………………………………………………………………………… 244 29. Sulawesi Tenggara ……………………………………………………………………………… 250 30. Sulawesi Utara …………………………………………………………………………………… 257 31. Sumatera Barat ………………………………………………………………………………….. 266 32. Sumatera Selatan ……………………………………………………………………………….. 277 33. Sumatera Utara ………………………………………………………………………………….. 282 34. Yogyakarta ……………………………………………………………………………………….. 292 2 1| Aceh 3 Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya Banda Aceh. Jumlah penduduk provinsi ini sekitar 4.500.000 jiwa. Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan. Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing, termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Dibandingkan dengan semua provinsi lainnya, Aceh wilayah yang sangat konservatif (menjunjung Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh tinggi nilai agama). Persentase penduduk Muslimnya tertinggi di Indonesia dan mereka hidup sesuai syariah Julukan: Serambi Mekkah Islam. Berbeda dengan kebanyakan provinsi lain, Aceh Semboyan: "Pancacita" (dari bahasa Sanskerta memiliki otonomi yang diatur tersendiri karena alasan yang artinya "Lima cita-cita") sejarah. Aceh memiliki sumber daya alam melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia. Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara. Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004. Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat Hari jadi 7 Desember 1959 provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat Dasar hokum UU Nomor 11 Tahun 2006 bencana tersebut. Bencana ini juga mendorong terciptanya Ibu kota Banda Aceh (dulu Koetaradja) perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Kota besar lainnya Lhokseumawe Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Area - Total luas 58.375,63 km2 Sejarah - Latitude 1º 40' - 6º 30' LU - Longitude 94º 40' - 98º 30' BT Asal nama Aceh pertama dikenal dengan nama Aceh Darus- Populasi Peringkat 14 salam (1511–1959), kemudian Daerah Istimewa - Total 5.096.248 (2016) Aceh (1959–2001), Nanggroë Aceh Darussalam (2001– 2009), dan terakhir Aceh (2009–sekarang). Sebelumnya, Pemerintahan nama Aceh biasa ditulis Acheh, Atjeh, dan Achin. - Kabupaten 18 - Kota 5 Jaman prasejarah - Kecamatan 276 - Kelurahan 6.455 Bukit kerang dari masa prasejarah di Aceh APBD (2015) Rp12.755.643.725.149,- Tamiang - PAD Rp1.883.113.759.049,- - DAU Rp1.237.894.986.000,- Aceh telah dihuni - DAK Rp88.582.570.000,- manusia sejak zaman Mesolitikum, hal ini Demografi dibuktikan dengan - Etnis keberadaan situs Aceh 70.65%, Jawa 8.94%, Gayo 7.22%, Batak Bukit Kerang yang 4 3.29%, Alas 2.13%, Simeulue 1,49%, Aneuk diklaim sebagai peninggalan zaman tersebut di kabupaten Jamee 1,40%, Tamiang 1,11%, Singkil 1,04%, Aceh Tamiang. Selain itu pada situs lain yang dinamakan Minangkabau 0,74% dengan Situs Desa Pangkalan juga telah dilakukan - Agama ekskavasi serta berhasil ditemukan artefak peninggalan dari Islam 98,19%, Kristen Protestan 1.12%, Katolik zaman Mesolitikum berupa kapak Sumatralith, fragmen gigi 0,07%, Budha 0,16%, Hindu 0,003%, Konghucu 0,0008%, lain-lain (0,006%) manusia, tulang badak, dan beberapa peralatan sederhana - Bahasa lainnya. Aceh dan Indonesia (Resmi). Selain di kabupaten Aceh Tamiang, peninggalan kehidupan Zona waktu WIB (UTC+7) prasejarah di Aceh juga ditemukan di dataran tinggi Gayo tepatnya di Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang yang Lagu daerah Bungong Jeumpa terdapat disekitar Danau Laut Tawar. Penemuan situs prasejarah ini mengungkapkan bukti adanya hunian Situs web www.acehprov.go.id manusia prasejarah yang telah berlangsung disini pada sekitar 7.400 hingga 5.000 tahun yang lalu. Jaman kerajaan Jaman kerajaan Hindu-Buddha Arca Awalokiteswarabergaya Sriwijaya yang ditemukan di Aceh diperkirakan dari abad ke- 9. Sekarang tersimpan di Museum Nasional Indonesia. Sebagaimana daerah lain di kepulauan Nusantara, Aceh juga pernah mengalami masa berkembangnya agama Hindu dan Budha yang datang dari daratan benua Asia. Pada masa itu di Aceh telah diwarnai dengan adanya beberapa kerajaan kecil yang berdasarkan agama tersebut misalnya Indrapuri, Indra Patra dan Indra Purwa semuanya di Aceh Besar. Masuknya Islam Letak Kerajaan Samudra Pasai Masih terjadi silang pendapat terkait persoalan dari sejak kapan Islam pertama sekali disebarkan ke Aceh. Sebagian berpandangan sudah dimulai dari sejak masa kekhalifahan Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah kerasulan Muhammad SAW. Terkait Islam yang datang ke Aceh, Snouck Hurgronje dengan teori Gujaratnya menyebut Islam yang datang ke sana bukanlah Islam yang dibawa Muhammad, tetapi Islam yang sudah berkembang matang. Bukan Islam dari al Quran dan Hadits, melainkan Islam dengan kitab-kitab Fiqh dan dogmanya dari 3 abad kemudian. Sebagian lagi, ada yang berpandangan bahwa Islam yang datang ke Aceh justru sudah dimulai dari sejak tahun pertama Hijriyah (618 M). Satu pandangan yang menurut penulis buku Tasawuf Aceh merupakan pandangan tidak masuk akal. Alasan yang dikemukakannya adalah pada masa tersebut; ada kevakuman antara wahyu pertama (610 M) dengan wahyu kedua kepada Muhammad selama 2,5 tahun. Ditambah dengan masa berdakwah secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan Muhammad selama 3 tahun. Dengan demikian baru pada tahun ke-7 masa kenabiannya baru dimulai dakwah secara terang-terangan. Tetapi sedikitnya persoalan demikian bisa ditelusuri dari keberadaan kerajaan pertama bercorak Islam di Aceh, Kerajaan Perlak yang didirikan pada 1 Muharram 225 Hijriyyah. Kesultanan Aceh Wilayah Kesultanan Aceh pada masa jayanya Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan Samudera Pasai yang hancur pada abad ke-14. Kesultanan Aceh terletak di 5 utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh). Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya