Jurnal Forum Ilmu Sosial Volume 43 Nomor 1 Juni 2016

JURNAL ISSN 1412-971X FORUM ILMU SOSIAL

Ketua Penyunting Maman Rachman Daftar Isi

1-12 Energi Sosial di Pedesaan Dalam Memberdayakan Wakil Ketua Penyunting Pembangunan di Desa. Eva Banowati (Penelitian Pada Beberapa Daerah Pedesaan Di Kabupaten Sekretaris Penyunting Pacitan Jawa Timur) Edi Kurniawan Masrukhi, M.Pd. dan Indah Sri Utari, M.Hum 13-25 Peran Paguyuban Pedagang Lokal Sekaran dalam Bendahara Menguatkan Ekonomi Kerakyatan di Kelurahan Sekaran Setiajid Kota Semarang. Elly Kismini, Asma Luthfi dan Harto Wicaksono 26-37 Membaca Ulang Pendidikan Humanis Penyunting Pelaksana (Literacy Pendidikan Humanis) Cahyo Budi Utomo Yuni Suprapto, M.Pd Putri Agus Wijayati Arif Purnomo 38-45 Dinamika Pendidikan Masyarakat Nelayan di Desa Juhadi Pandangan Wetan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Sriyanto Moh. Saiful Fatwa, M.Pd. At. Sugeng Priyanto 46-62 Anut Grubyug: Takluknya Petani Pada Mobilisasi Puji Lestari Pembangunan. Thriwaty Arsal Studi Kasus Pada Proyek Pengembangan Jarak Pagar Sebagai Ninuk Sholikhah Akhiroh Sumber Energi Alternatif di Kecamatan Tepus, Gunungkidul, di Yogyakarta Gunawan Penyunting Ahli Analisis Pola Pengelolaan Lahan Pertanian di Sekitar Tri Marhaeni Pudji Astuti 63-71 Meander Luk Ulo Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Sriyono, Dewi Liesnoor Setyowati, Suroso dan Astari Amalia Mitra Bebestari 72-80 Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Warsono (Universitas Negeri Surabaya) Hasil Belajar Materi Kemerdekaan Mengemukakan Udin S. Winataputra (Universitas Terbuka) Pendapat . Wahyu (Universitas Lambung Mangkurat) Sugi, S.Pd., M.Pd. Sapriya (Universitas Pendidikan ) Purwo Santoso (Universitas Gadjah Mada) 81-92 Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Metode brainstorming untuk Meningkatkan Berpikir Kritis di Kelas V Sekolah Dasar. Suhirno, Muhari dan Suhanadji Pelaksana Tata Usaha Suharyati 93-101 Existence In The Village Lanting House Cape Commercial Mariyam District Nangga Pinoh Melawi West . Mardiana dan Emi Tipuk Lestari 102-110 Pemenuhan Kebutuhan Jender Dan Pengurangan Penerbit Kemiskinan: Studi Kasus dalam Pemerintahan Desa. Fakultas Ilmu Sosial Tiyas Nur Haryani, Azyani, Puput Universitas Negeri Semarang (Unnes) Pembina : Moh Solehatul Mustofa , Penanggungjawab : Prof. Wasino, Alamat Penerbit Pengarah : Apik Budi Santoso, Ngabiyanto. Gedung C7 Lantai 3 Kampus Sekaran Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah Gunungpati, Semarang 50229 diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas HVS kuarto Telp. (024) 8508006 spasi ganda sepanjang lebih kurang 22 halaman, dengan format Email : [email protected] tercantum pada halaman kulit belakang (“Ketentuan Penulisan Artikel Forum Ilmu Sosial”). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting Alamat E-Journal untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS

FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

ENERGI SOSIAL DI PEDESAAN DALAM MEMBERDAYAKAN PEMBANGUNAN DI DESA (Penelitian pada beberapa daerah pedesaan di Kabupaten Pacitan Jawa Timur)

Masrukhi, M.Pd. Jurusan Politik dan Kewarganegaraan FIS UNNES

Indah Sri Utari, M.Hum Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Dalam kesederhanaan kehidupan masyarakat desa, terkandung Diterima Mei 2016 energi sosial yang mampu menggerakkan dinamika pembangunan setempat. Disetujui Juni 2016 Energi sosial itu tumbuh dan berkembang dalam irama kehidupan Dipublikasikan Juni 2016 masyarakat desa. Keberadaanya sangat kuat oleh karena diikat oleh tatanan nilai-nilai lokal berupa kekerabatan, nilai budaya dan kepemimpinan lokal. Keywords : Oleh karena itu yang sangat menarik dari kajian ini adalah bagaimana energi social energy, empowerment, rural sosial di desa menggerakkan dinamika pembangunan masyarakat desa. development Dengan mengambil setting di desa terpencil pada tiga kecamatan di Kabupaten Pacitan, yaitu kecamatan Donorojo, kecamatan Tulakan, dan kecamatan Tegal Ombo, dan studi kasus sebagai pendekatan penelitiannya, kajian ini menjadi sangat penting oleh karena para pengambil kebijakan pembangunan di pedesaan tidak dapat mengabaikan keberadaan energi sosial ini dalam upaya memberdayakan masyarakat bagi pembangunan di pedesaan. Abstract

In the simplicity of village life, embodied energy that can move the social dynamics of local development. Social energy that grow and develop in the rhythm of village life. Present at very strong by being bound by the order of local values in the form of kinship, cultural values and local leadership. Therefore, it is very interesting from this study is how to mobilize social energy in rural development dynamics of rural communities. Set in northern remote villages in three districts in Pacitan, namely districts Donorojo, sub Tulakan, and sub Tegal Ombo, and case studies as an approach to research, this study is very important because policy makers rural development can not ignore the existence of energy this social in an effort to empower communities for rural development.

2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi - [email protected] - indahsuji@mail. unnes.ac.id

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 1 PENDAHULUAN kerangka kepentingan pembangunan ke depan, paradigma pembangunan seperti itu Dalam pelaksanaan pembangunan di tidak lagi fungsional. Harus ada upaya yang Indonesia selama ini, masyarakat pedesaan sistematis dan konseptual untuk membangun dengan nilai, kepemimpinan dan kearifan- paradigma baru yang bertumpu pada kearifan yang dimilikinya acapkali keadilan, kesejahteraan, emansipasi dan disingkirkan atas nama “pembangunan”, dan patisipasi dari masyarakat yang menjadi “modernisasi masyarakat terbelakang” sasaran pembangunan. (Albrow, 2006; Anderson, 1996; Beilharz, Penelitian ini akan memusatkan 2002). Mereka dianggap bersifat “dekaden”, perhatian pada energi sosial-budaya kreatif “pasif”, dan “primitif”yang berarti anti- (selanjutnya disebut: energi sosial) dalam modernitas (Beilcharz, 2002). Maka tidak kelembagaan lokal di pedesaan Pacitan heran, jika atas nama pembangunan, terjadi sebagai modal sosial (social capital) proses marginalisasi dan penaklukan setempat yang potensil menunjang terhadap masyarakat pedesaan. kesejahteraan dan penyelenggaraan otonomi Oleh program pembangunan dengan daerah. Kelembagaan lokal dimaksud, sekalian produknya, masyarakat pedesaan adalah “pola perilaku yang mantap” berupa makin kehilangan wahana untuk meng- organisasi ataupun non-organisasi yang ada aktualisasikan hak-hak dasar mereka, seperti di lingkungan kecamatan dan desa. hak menunaikan ritual, hak untuk Ada dua proposisi penelitian ini. mengembangkan warisan budaya dan lain Pertama, energi-energi sosial-budaya kreatif sebagainya (Albrow, 2006; Beilharz, 2002). yang dimiliki masyarakat, selain merupakan Secara umum, akibat hubungan modal sosial (social capital) yang berfungsi konfliktual itu, tidak saja telah menimbulkan menjamin kesejahteraan bersama antara fragmentasi sosial yang rawan konflik, tetapi warga dan kelompok masyarakat setempat, juga telah mengurangi pemanfaatan juga diduga berperan sebagai jaringan maksimal terhadap kekayaan “energi sosial” kerjasama dengan pihak luar, termasuk yang dimiliki masing-masing kelompok itu dengan pemerintah.Kedua, di tengah bagi kedamaian dan kesejahteraan keterbatasan sumber daya yang dihadapi bersama.Bagi masyarakat pedesaan, akibat pemerintah daerah (SDM, SDA, finansial), marginalisasi dan penaklukan sistematis itu, pendayagunaan energi sosial lokal akan adalah (1) “Energi sosial-budaya kreatif” sangat membantu pelaksanaan otonomi yang dimilikinya sebagai modal sosial bagi daerah yang bertopang pada ketahanan dan kesejahteraan mereka, ikut dikorbankan”. kemandirian daerah. Masalah pokok dalam (2) Sumber-sumber pengetahuan tradisional kajian ini adalah, kelembagaan lokal dan dan lokal yang sebenarnya merupakan energi sosial apa sajakah yang dimiliki kearifan lokal yang bermanfaat bagi masyarakat pedesaan di Pacitan, yang kelangsungan hidup para pendukungnya mampu mengeliminr kemiskinan dan maupun bagi tujuan-tujuan pembangunan potensil menunjang otonomi daerah.. Dari secara umum, ikut tersingkirkan.Dalam masalah pokok tersebut, beberapa

2 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 pertanyaan riset dimunculkan sebagai dikaji pada empat aspek kelembagaan lokal berikut. Pertama, sejauhmana dukungan yang ada di lingkungan pedesaan Pacitan, keluarga dan ikatan kekerabatan berfungsi yakni: pada tingkat kekerabatan, lokalitas, sebagai media kerjasama dan tolong- nilai budaya, dan kepemimpinan lokal. menolong dalam mengatasi masalah yang Untuk kepentingan penelitian ini, energi dihadapi para warga di masing-masing sosial lokal hendak dikaji pada empat aspek lingkungan sosial yang ada. Kedua, jaringan kelembagaan lokal yang ada, dengan dan bentuk kerjasama apa sajakah yang perincian sebagai berikut. Pertama, dikembangkan di antara satuan lokalitas. kekerabatan: menyangkut sistem dukungan Ketiga, sejauhmana dalam pola/nilai budaya keluarga dan ikatan kekerabatan yang ada lokal pada tiap komunitas budaya, berakar pada masing-masing lingkungan sosial pranata-pranata yang bersifat menjamin dalam menghadapi dan mengatasi suatu kesejahteraan bersama dan ketahanan sosial masalah/kebutuhan. Kedua, lokalitas: bentuk setempat. Keempat, sejauhmana ke- kerjasama dalam masyarakat lokal di luar pemimpinan lokal memiliki potensi sebagai sistem keluarga dan kekerabatan, seperti energi sosial yang berfungsi mengarahkan tolong-menolong, arisan, dan bentuk m a s y a r a k a t m e n u j u p e n c a p a i a n kerjasama lainnya. Temuan Tim IPB kesejahteraan bersama lewat berbagai menunjukkan bahwa di beberapa daerah kegiatan atau urusan. Kelima, apakah pedesaan telah berkembang Koperasi Kredit sekalian energi sosial lokal yang dimiliki Simpan Pinjam yang mempersatukan masyarakat itu, dapat/telah diintegrasikan orang/keluarga/warga desa dari berbagai secara sinergis dengan paket program lapisan (Arinanto, 2001). Ketiga, nilai pemerintah daerah dalam kerangka otonomi, budaya: sejauhmana dalam pola budaya lokal baik menyangkut kebijakan administratif dan berakar pranata-pranata yang bersifat managerial, perencenaan, legislasi/regulasi, menjamin kesejahteraan dan ketahanan serta pelayanan publik. Dan Keenam, faktor- sosial. Keempat, kepemimpinan lokal: faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam sejauhmana kepemimpinan lokal memiliki upaya men-dayagunakan energi sosial lokal potensi sebagai energi sosial yang berfungsi yang ada bagi kepentingan otonomi daerah, mengarahkan masyarakat menuju pen- khususnya di lingkungan pedesaan di capaian kesejahteraan bersama. Ke- Pacitan. pemimpinan lokal di pedesaan terutama Kajian ini dimaksudkan sebagai bertumpu pada pemuka adat, agama, dan upaya menemukan potensi energi sosial pimpinan formal pemerintah desa. kreatif di tingkat lokal (kecamatan dan desa) yang di dalam kemandiriannya mampu METODE PENELITIAN membina kerjasama dalam beragam ikatan sosial dan dalam ragam kerjasama yang Penelitian ini menggunakan pen- dibina bersama, baik dalam lingkungan dekatan sosio-antropologi yang memadukan sendiri maupun dengan pihak luar. beragam kajian disiplin ilmu (sosiologi, Pengungkapan energi sosial lokal dimaksud, antropologi, politik, ekonomi, dan

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 3 administrasi/komunikasi pembangunan). selalu didahului kegiatan konfirmasi data dan Metode yang dipakai adalah metode seminar, baik dengan (wakil) informan dan kualitatif (Bogdan, R. C. dan Biklen, S.K, responden maupun dengan para ahli. Sebagai 2002).Dengan menggunakan metode studi tahap akhir, dilakukan konseptualisasi untuk kasus, dipilih tiga wilayah lingkungan merumuskan hasil temuan. ekosistem yang beragam di lingkungan Kabupaten Pacitan, sebagai setting HASIL PEMBAHASAN penelitian, yaitu Kecamatan Donorojo (Desa Kalak dan Desa Widoro), Kecamatan Energi Sosial Dalam Kelembagaan Lokal Tulakan (Desa Jati gunung (Desa Plapar), di Pedesaan Pacitan Kecamatan Tegal Ombo (Desa Tegal Energi sosial masyarakat di pedesaan Ombo), Kecamatan Pacitan (Desa Sirno Pacitan, diidentifikasi dalam empat aspek Boyo dan Desa Sambong). Proses utama, yaitu: kekerabatan, lokalitas, nilai pemilihan sampel wilayah itu ditempuh budaya dan kepemimpinan lokal. lewat prosedur purposive sampling. Semua Energi sosial dalam kekerabatan dalam desa yang dijadikan sampel wilayah lingkungan mereka terjalin dalam dua tipe, penelitian bercorak desa pertanian. yaitu keluarga inti dan keluarga luas. Data digali dari tangan pertama Persekutuan adat berupa klan seperti (informan dan responden) di desa, umumnya dikenal dalam masyarakat adat kecamatan, dan kabupaten kasus itu. Studi tidak ditemukan. Dukungan utama yang kasus melibatkan tokoh adat, pejabat dapat disumbangkan oleh kedua unit pemerintah, pemuka lokal, dan warga kekerabatan itu pada seorang petani adalah masyarakat dari tingkat desa, kecamatan, sumbangan tenaga.Mereka tidak mampu dan kabupaten sebagai (mitra) peneliti. mendukung dalam bentuk bantuan modal Penggalian data dilakukan dengan teknik karena merupakan keluarga miskin.Padahal observasi, indepth interview, FGD. Data kebutuhan yang paling pokok dari seorang yang terkumpul dianalisis secara kualitatif . petani dalam usaha pertanian dalam Pada tahap awal, dilakukan pengelompokan mengembangkan mata pencahariannya data menurut unsur kajian (dengan memakai adalah modal. Energi sosial dalam lokalitas model pengkodean Strauss dan Corbin, di kalangan masyarajat desa di Pacitan pada yakni opencoding dan axial coding umumnya terjadi dalam bentuk gotong- (Bachtiar, 1990). Tahap kedua dilanjutkan royong menggarap tanah dan koperasi dengan penataan hubungan antar-unsur simpan pinjam. Bentuk gotong-royong kajian. Tahap berikutnya, mengkonfirmasi dilakukan melalui mekanisme sewa alat simpulan tentang keterkaitan unsur kajian pertanian, sewa lahan, dan sewa buruh tani. tersebut dengan informan/responden. Sedangkan energi sosial dalam nilai Kemudian dilanjutkan diskusi dengan para budaya adalah berupa sikap terhadap hidup. ahli yang kompeten mengenai simpulan Sikap hidup orang petani di Pacitan bukanlah sementara peneliti. Tiap penyimpulan dan “ini atau itu”, melainkan “baik ini maupun generalisasi pada tiap aras wilayah studi, itu” atau “bukan ini bukan itu”, artinya bukan

4 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 “terarah pada hidup ini”, juga bukan pula pandangan mereka misalnya, bekerja untuk “terarah pada pada yang di luar hidup ini”. memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai Wujud paling nyata dari sikap tersebut suatu rutinitas.Berbeda halnya dengan adalah narima, ikhlas dengan segala pandangan para kelompok priyayi di Jawa keterbatasan yang ada. Sikap ini pada umumnya, di mana kerja dipandang memunculkan aja kesusu, karena narima sebagai upaya mempertahankan tatanan. dipahami sebagai sabar menunggu waktu. Begitu juga dengan kelompok santri juga Aja ngaya, karena narima berarti tenang, melihat kerja sebagai upaya mendapatkan santai, menerima segala keterbatasan. Juga, amal. sikap aja serakah, karena narima berarti Di kalangan masyarakat desa di ikhlas menerima apa yang telah ditentukan Pacitan, apabila kebutuhan tersebut telah menjadi bagian kita.Narima bukan berarti terpenuhi, maka dorongan untuk bekerja tidak berusaha sebaik-baiknya. Pe- keras tidak lagi menjadi prioritas karena nekanannya terletak pada : tidak memaksa- sikap hidup yang aja ngaya (tidak boleh kan sesuatu. Dalam narima juga tetap memaksakan diri). Dengan demikian, dapat terdapat upaya untuk maju dan berkembang, dikatakan bahwa bagi orang petani, bekerja namun upaya tersebut bukanlah tujuan akhir tidak terutama berorientasi pada prestasi. karena kemajuan dan perkembangan pada Selanjutnya sikap terhadap waktu. akhirnya adalah untuk mengembalikan Bagi mereka pada umumnya, waktu keserasian, keseimbangan, dan kesatuan. bukanlah yang utama. Jika sebagian Sesuatu yang khas dalam pandangan masyarakat berprinsip waktu adalah uang, mereka, realitas tidak dibagi dalam berbagai maka bagi mereka, waktu dan uang bukanlah bidang yang terpisah tanpa hubungan satu yang terutama karena pada waktunya, segala sama lain, melainkan merupakan satu sesuatu akan selesai dengan sendirinya. kesatuan yang menyeluruh. Hal ini berbeda Harus sabar menunggu sampai waktu yang dengan alam pikiran dunia Barat yang baik itu tiba, aja kesusu (jangan terburu- membedakan secara tegas antara dunia, buru). Pada pandangan mereka , ada masyarakat, dan alam adikodrati dimana kesadaran akan kesinambungan yang amat masing-masing memiliki hukumnya sendiri. dalam karena dalam pandangan Jawa waktu Selain sikap terhadap hidup, terdapat juga berjalan melingkar. Segala sesuatu berulang. sikap terhadap kerja.Pandangan yang umum Oleh karena itu, kebenaran adalah untuk dianut dalam masyarakat desa di Pacitan dipertahankan dan dipelihara, bukan adalah bahwa kerja sebagai petani dicari.Keselarasan adalah untuk dipulihkan, merupakan bentuk kerja yang tergolong bukan untuk dibentuk baru kembali setiap "kerja kasar".Apabila mungkin, kerja kasar kali.Tradisi adalah untuk dipertahankan, itu perlu dihindari.Ia diperlukan, tapi tidak bukan untuk dinilai dan diubah. memiliki makna pada dirinya. Dalam Demikian pula sikap terhadap alam. keluarga petani di Pacitan, kerja dipahami Mayoritas dari mereka memandang alam sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang bukan sebagai sesuatu yang menguasai lain. Motif dasar seorang petani dalam manusia, juga bukan sebagai obyek yang

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 5 harus ditundukkan, melainkan sebagai tidak memberikan ruang yang cukup bagi subyek sama seperti manusia karena ekspresi individu.Dapat dimengerti apabila keduanya tergantung sama lain. Oleh karena di kalangan mereka kurang menghargai itu, keselarasan dan keserasian antara inisiatif individual karena dianggap me- keduanya harus senantiasa dijaga.Hal ini ninggalkan tempat yang terjamin dan seperti pada umumnya pandangan mengganggu keseimbangan yang sudah ada. masyarakat Jawa bahwa pada hakekatnya Seperti ditegaskan oleh Frans Magnis Suseni petani Jawa tidak membedakan antara sikap bahwa pada tataran psikologis, inisiatif religius dan bukan religius.Interaksi sosial mudah menimbulkan ketegangan dan sekaligus merupakan sikap terhadap alam, menganggu ketenangan batin. Kondisi yang sebagaimana juga sikap terhadap alam bertolak dari hubungan koordinasi yang erat sekaligus mempunyai relevansi social antara bidang duniawi dan adiduniawi ini (Mulder, 1973:36). Setiap pribadi adalah selalu akan mendukung sikap konservatif dan jagad cilik yang mencerminkan jagad menolak perubahan-perubahan (Beilharz, gede.Kerukunan harus dipelihara antara 2002). manusia dengan alam. Gangguan pada alam Sikap seperti itu akan lebih di- dimengerti sebagai peringatan, bahwa ada mengherti jika ditempatkan dalam konteks sesuatu yang salah pada hubungan antara pandangan dunia orang Jawa secara mikrokosmos.Penebang pohon, menananm keseluruhan. Dalam pandangan Geertz padi, atau membangun rumah, bukanlah (1961:146). Ada dua kaidah yang paling sekedar masalah teknis.Sekalian itu hanya menentukan dalam pola pergaulan dapat dikerjakan setelah alam memberi ijin masyarakat Jawa. Kaidah pertama adalah untuk itu, yaitu setelah upacara-upacara prinsip kerukunan, yaitu bahwa dalam tertentu dilaksanakan. setiap situasi manusia hendaknya bersikap Selanjutnya sikap terhadap sesama. sedemikian rupa sehingga tidak me- Pada umumnya mereka berpandangan nimbulkan konflik. Kaidah kedua merupakan bersifat totalistis, dualistis, dan hirarkis.Hal prinsip hormat yang menuntut agar manusia ini seperti pandangan masyarakat pedesaan senantiasa menunjukkan sikap hormat di Jawa pada umumnya.Sikap yang terhadap orang lain, sesuai dengan derajat totalistis, menempatkan individu sebagai dan kedudukannya. Kedua prinsip itu bagian dari suatu ketertiban yang merupakan kerangka normatif yang menyeluruh dan yang telah ditentukan.Cara menentukan bentuk-bentuk konkrit semua pandang dualistis menuntut agar perbedaan interaksi masyarakat Jawa (Beilharz, 2002). antar indivudi diseimbangkan, bukan Prinsip kerukunan bertujuan untuk didorong atau dilenyapkan.Sedangkan mempertahankan masyarakat dalam pandangan yang hirarkis memandang harmoni. Rukun berarti “berada dalam konformitas pada status yang telah keadaan selaras”, tenang dan tentram”, tanpa ditetapkan merupakan kunci bagi perselisihan dan pertentangan”, “bersatu keserasian. dalam maksud untuk saling membantu”. Sistem nilai pada komunitas mereka (Murder, 1978:39). Rukun adalah keadaan

6 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 ideal yang diharapkan dapat dipertahankan cenderung tidak disukai.Individu seharusnya dalam semua hubungan-hubungan sosial : selalu bertindak bersama dengan kelompok. dalam keluarga, di desa, atau juga dalam Mengambil posisi-posisi yang terlalu maju, setiap pengelompokan tetap. meski pada akhirnya akan menguntungkan Terdapat dua segi tuntutan kerukunan. bagi seluruh kelompok, juga dianggap tidak Pertama, dalam pandangan Jawa pantas (Mulder, 1973:86). masalahnya bukan penciptaan keadaan Motivasi untuk bertindak rukun keselarasan sosial, melainkan lebih pada bersifat ganda : di satu pihak individu berada untuk tidak mengganggu keselarasan yang di bawah tekanan berat dari pihak diandaikan sudah ada. Dalam perspektif lingkungannya yang mengharapkannya Jawa ketenangan dan keselarasan sosial bersikap rukun dan memberi sanksi terhadap merupakan keadaan normal yang akan kelakuan yang tidak sesuai, sedangkan di lain terdapat dengan sendirinya selama tidak pihak individu merasa bersalah dan malu diganggu. Prinsip kerukunan menuntut apabila kelakuannya mengganggu untuk mencegah segala cara kelakuan yang kerukunan. Dalam etika dibedakan antara bisa mengganggu keselarasan dan prinsip moral dan prinsip penata masyarakat. ketenangan dalam masyarakat. Rukun Prinsip moral menuntut sikap batin yang berarti berusaha untuk menghindari memang harus terwujud dalam tindakan pecahnya konflik-konflik.Oleh karena itu lahiriah, sedangkan prinsip penata prinsip kerukunan sebaiknya tidak disebut masyarakat memuat norma kelakuan yang prinsip keselarasan melainkan, dengan sepenuhnya dipaksakan oleh masyarakat mengikuti Ann R. Willner, “prinsip tidak peduli bagaimana sikap batin pencegahan konflik (Beilharz, 2002). seseorang. Termasuk di dalamnya adalah Kedua, penjagaan keselarasan dalam norma hukum. pergaulan.Artinya, yang diatur adalah Prinsip kedua yang dirasakan sangat permukaan hubungan-hubungan sosial yang menentukan dalam pola pergaulan kentara sehingga yang perlu dicegah adalah masyarakat Jawa menurut Hildred Geertz konflik yang terbuka. Hidred Geertz adalah prinsip hormat. Prinsip ini didasarkan menyebut keadaan rukun ini sebagai pada suatu cita-cita tentang suatu masyarakat harmonius social appearances (Gerrtz, yang teratur baik, di mana setiap orang 1973: 72). mengenal tempat dan tugasnya dan dengan Kerukunan menuntut agar individu demikian ikut menjaga agar seluruh bersedia menomorduakan, bahkan, kalau masyarakat merupakan suatu kesatuan yang perlu, melepaskan kepentingan pribadi demi selaras. Mereka yang berkedudukan lebih kesepakatan besama (Benda, 1969:86). tinggi harus diberi hormat. Apabila setiap Mengusahakan keuntungan pribadi tanpa orang menerima kedudukannya, maka memperhatikan persetujuan masyarakat, tatanan sosial terjamin. Oleh karena itu orang berusaha untuk maju sendiri tanpa jangan mengembangkan ambisi, persaingan, mengikutsertakan kelompok dinilai kurang karena merupakan sumber bagi segala baik. Begitu pula mengambil inisiatif sendiri perpecahan, ketidakselarasan dan kontra-

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 7 diksi (Mulder, 1990:41). desa. Hal ini sangat penting untuk Prinsip-prinsip tersebut mengalahkan meningkatkan peran serta masyarakat, yang prinsip-prinsip regulatif sosial lain, seperti merupakan modal utama dalam pelaksanaan misalnya hukum positif. Keunggulannya, pembangunan di pedesaan. Strategi kedua prinsip tersebut merupakan suatu pemberdayaan masyarakatdesa dilakukan kenyataan sosiologis. Dalam pandangan melalui pengembangan komunikasi sosial, Jawa, prinsip-prinsip keselarasan harus mengintegrasikan aliansi mitra strategis ke didahulukan dari hukum positif. dalam program pembangunan, melakukan Masyarakat Jawa berpandangan pendekatan langsung kepada kelompok bahwa usaha untuk menjamin kepentingan sasaran dan melakukan pendekatan dari segi dan hak masing-masing individu tidak boleh agama dan budaya masyarakat setempat. mengganggu keselarasan sosial. Apa pun Dari kehidupan masyarakat desa di yang diharapkan dan diusahakan oleh daerah penelitian ditemukan bahwa strategi individu, betapa pun hak dan ke- mengembangkan komunikasi lingkungan pentingannya, bagaimana ia menilai suatu dilakukan dengan menggunakan beberapa keadaan, pandangan Jawa mengarahkan pendekatan antara lain penemukenalan tokoh individu untuk bertindak sejauh keselarasan masyarakat yang mampu menyampaikan tetap dijaga dan derajat hirarkis tetap pesan pemberdayaan masyarakat. Kemudian dihormati. Prinsip kerukunan dan hormat internalisasi aliansi mitra strategis ke dalam menuntut agar selalu menguasai perasaan program yang dilakukan melalui pendekatan dan keinginan dengan kesediaan untuk yang melibatkan peran kelompok menomorduakan kepentingan pribadi masyarakat secara aktif. Hal tersebut terhadap pertahanan keselarasan dilaksanakan dengan cara memberikan masyarakat. dukungan dan pengakuan kepada kelompok- kelompok masyarakat yang mempunyai Energi Sosial dan Pemberdayaan potensi posisi tawar untuk memberdayakan Masyarakat Desa masyarakat desa dalam pembangunan. Energi sosial lokal di pedesaan Sedangkan pendekatan langsung kepada memiliki peran yang sangat strategis bagi kelompok sasaran dilakukan kepada upaya pemberdayaan masyarakat dalam kelompok profesi di pedesaan seperti pembengunan desa. Hal ini terkait dengan pekerja, buruh, petani, nelayan, pengusaha karakteristik enegi tersebut yang secara dan lain-lain. inherent berada, tumbuh, dan berkembang di Pelaksanaan strategi pemberdayaan kalangan masyarakat desa. Oleh karena itu masyarakat tersebut dilakukan dengan cara upaya memberdayakan masyarakat dalam dialog, pendidikan, pelatihan dan lain pembangunan pedesaan tidak dapat sebagainya. Dalam perspektif sosiologis, mengabaikan energy sosial lokal tersebut. upaya-upaya inilah yang dikenal dengan Salah satu peran energy social ini community empowerment yang meliputi adalah melalui fungsionlisasi kelembagaan penguatan inisiatif lokal, peningkatan posisi dalam upaya pemberdayaan masyarakat tawar masyarakat (bargaining power) dan

8 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 orientasi “gerakan”. Konsep ini menekankan pemberdaya, baik formal (lurah, ketua RW, upaya motivasi dan stimulasi kepada ketua RT) maupun informal (guru, kyai, masyarakat untuk dapat mencapai aktifis sosial). kemandirian dan keberdayaan dalam Mencermati kondisi lapangan yang menyikapi persoalan. ada, ditemukan betapa energy social Strategi pemberdayaan masyarakat mempunyai kekuatan yang signifikan dalam desa tersebut akan berhasil dengan baik, memberdayakan masyarakat pada manakala masyarakat sadar dan paham akan pembangunan di tingkat lokal. Beberapa kebutuhannya; mendapatkan informasi yang langkah dari energi sosial dalam benar; termotivasi untuk berperan serta memberdayakan masyarakat teridentifikasi dalam pengambilan keputusan demi secara sistematis mulai dari identifikasi kepentingan umum, mendapat respons yang persoalan, koordinasi, pengetrapan strategi cukup dari pemerintah. yang didasarkan kepada isu-isu lokal yang Masyarakat pedesaan di Kabupaten berkembang, membangun kepercayaan Pacitan Jawa Timur, yang 93% hanya publik yang kemudian mengemas kembali berpendidikan sampai sekolah dasar baik agenda persoalan yang bukan merupakan tamat ataupun tidak tamat, memerlukan daftar keinginan tetapi merupakan daftar sentuhan intuitif yang efektif dalam kebutuhan masyarakat. memberdayakan potensi mereka dalam Atas dasar identifikasi tersebut kemudian pembangunan di desanya. Dengan sentuhan dilakukan upaya pemberdayaan yang yang efektif tersebut, tanpa terasa mereka bertujuan untuk menumbuhkan dan dilibatkan secara aktif dalam kegiatan mengembangkan demand dan inisiatif lokal pembangunan. Sentuhan yang dimaksud melalui prinsip no singe model. Proses adalah berupa terbinanya ikatan emosional pemberdayaan yang dilakukan disusun ke antara agen-agen pemberdaya dengan dalam konsep-konsep yang sesuai dengan masyarakat desa secara keseluruhan, kebutuhan dan kondisi sosial budaya sehingga terjalin secara bersama-sama rasa masyarakat. saling percaya, membutuhkan bersama, serta Secara visual langkah-langkah pem- visi bersama. Dengan demikian proses berdayaan masyarakat tersebut dapat dilihat pemberdayaan dimaksud tidak mengarah dalam bagan berikut ini pada proses instruksi dari agen-agen

Inven. dan Lingkungan pengumpulan S Fisik data T

Identifikasi R Ekonomi koordinasi A Isu/ T Persoalan Pendidikan persoalan E G Observasi Politik/OTDA Lapangan/Pengena I lan berbagai pihak

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 9 Diperlukan kehati-hatian dan kesabaran (Kultur budaya Diperlukan sangat keterlibatan Pendekatan Diperlukan menentukan- akademisi Klaster (untuk forum/aliansi y) Kecenderungan (scienceauthorit memudahkan “berfikir keras”) membangun jejaring) Demand

Mengagendak an kembali Upaya PRINSIP Membangun persoalan pemberdayaan “No Single kepercayaan (bukan daftar Model” keinginan tetapi kebutuhan) Inisiatif Lokal

Akibatnya : •Tdk ada Psikologis kemandirian Realitas : Diperlukan masyarakat : •Kesadaran •Kejenuhan dan stimulan Top-down rendah sikap apatis Project Oriented •Pemahaman •Kecurigaan tdk persoalan mendasar menjadi kecil

Berdasarkan bagan di atas, upaya bukan berdasarkan daftar keinginan tetapi pemberdayaan masyarakat berawal dari merupakan daftar kebutuhan masyarakat. identifikasi persoalan dengan melakukan Dalam konteks demikian, peran unsur inventarisasi dan pengumpulan data, akademis (guru, mahasiswa, para pemuka observasi lapangan atau pengenalan agama setempat) menjadi sangat penting berbagai pihak yang terkait dan melakukan guna pembekalan informasi dan pengetahuan koordinasi dengan pemerintahan dalam k e p a d a k a d e r- k a d e r p e n d a m p i n g level kabupaten/kota. Tahap berikutnya masyarakat. Selain itu, pendekatan klaster adalah membuat strategi dan penerapan dalam hal ini perlu dilakukan, karena dari sini strategi yang didasarkan kepada isu-isu lokal kemudian timbul simpul-simpul sebagai yang berkembang seperti lingkungan fisik, jejaring yang dapat membangun kekuatan ekonomi, pendidikan, dan politik. Langkah untuk menumbuhkan dan mengembangkan selanjutnya adalah membangun ke- demand dan inisiatif lokal melalui prinsip no percayaan publik dengan memperhatikan single model. Artinya tidak ada model yang budaya setempat. Dari kegiatan-kegiatan dapat direplikasikan secara utuh pada daerah pemberdayaan masyarakat, upaya yang satu dengan lainnya. Untuk itu, upaya-upaya paling penting dilakukan adalah mem- pemberdayaan masyarakat yang dilakukan bangun kepercayaan kepada masyarakat. perlu dilakukan main-tenance. Pola-pola Setelah kepercayaan terbangun, maintenance yang dilakukan adalah sebagai langkah yang diambil kemudian adalah berikut. mengagendakan kembali persoalan- Pertama, pembinaan terhadap persoalan yang menyangkut dan ber- kelompok yang telah terbentuk dalam upaya hubungan langsung dengan kehidupan keberlanjutan kemitraan. Melalui monitoring masyarakat. Dalam hal ini persoalan disusun yang dilakukan secara berkala dilakukan

10 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 pemantauan perkembangan kondisi setempat sebagai fasilitator atau mitra kerja. kelompok dan gerakan-gerakan aktivitas ToT ini merupakan pelatihan untuk pelatih yang dilakukan. Kedua, memberikan guna peningkatan kapasitas individu dari stimulan terhadap peluang-peluang inisiatif pasif menjadi aktif dengan tujuan lokal dan demand sebagai pola pemotivasian pembentukan kader-kader perintis. akan kebutuhan masyarakat. Ketiga, Keempat, penguatan komitmen yang kegiatan diarahkan lebih kepada kegiatan diwujudkan dengan aksi nyata sebagai nyata yang diinternalisasikan dengan langkah awal melalui program percontohan. kepentingan dan kebutuhan masyarakat pada Kelima, pembentukan jejaring diantara lokus aktivitas. Keempat, penggalangan mereka dan mulai menularkannya kepada komitmen secara terus menerus, sehingga kelompoknya masing-masing untuk konsistensi terhadap gerakan masyarakat memperluas pengaruhnya ke kawasan- dapat terus tumbuh dan berkembang. kawasan sekitarnya. Hal ini terindikasi Kelima, memanfaatkan lembaga lokal yang dengan pembentukan aliansi-aliansi telah terbentuk agar lebih mudah melakukan strategis. pergerakan. Dan ketujuh, berupaya tidak Keenam, mulai membangun instalasi menggunakan single model pemberdayaan, dan menghubungkan kekuatan komunitas di karena karateristik dan persoalan masyarakat tiap kelompok wilayah (cluster) satu sama yang berbeda. lain antar wilayah lintas daerah sehingga Selanjutnya, dengan mengamati merupakan poros yang kuat. Ketujuh, kondisi lapangan yang ada, model ekspansi dan perluasan jejaring ke wilayah- pemberdayaan yang dilaksanakan tersebut wilayah pengembangan yang strategis untuk akan lebih sistematis jika dikemas dalam ditangani di luar poros yang terbangun dan tujuh langkah berikut. memelihara kesinambungan hubungan Pertama, melakukan meta-plan informasi dan komunikasi di masing-masing terhadap permasalahan yang terjadi pada klaster, sekaligus mengevaluasi sampai setiap wilayah melalui pendekatan terbangunnya kesadaran kolektif. pengelompokan wilayah (cluster) yang mendesak untuk ditangani berkaitan dengan SIMPULAN isu-isu strategis dengan melibatkan semua unsur-unsur yang secara aktif terlibat. Energi sosial di pedesaan yang Kedua, melakukan inisiasi dan pengenalan keberadaannya merupakan bagian inhereht program kepada civil society di wilayah dari kehidupan masyarakat desa, memiliki tertentu seperti para tokoh agama, tokoh potensi yang strategis dalam menggerakkan adat, pemuka masyarakat, ketua kelompok, pemberdayaan masyarakat desa. Energi ini individu, LSM, tokoh ormas, organisasi- berupa paduan yang solid dari seluruh organisasi profesi dan lain sebagainya. potensi elemen masyarakat, mulai dari Ketiga, pembekalan pelatihan kelompok pendidik, pengusaha, petani, semacam ToT (training of trainers) pelajar, tokoh agama, tokoh adat; yang bekerjasama dengan Perguruan Tinggi semua tersedia dalam kehidupan masyarakat

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 11 desa. DAFTAR RUJUKAN Dukungan keluarga dan ikatan kekerabatan berfungsi sebagai media Albrow, M. Globalization Knowledge and kerjasama dan tolong-menolong dalam Society, London: Sage Publication, mengatasi masalah yang dihadapi para 2006. warga di masing-masing lingkungan sosial Anderson, Benedict R.O.G., Mythology and yang ada. Bahkan tampak lebih efektif the Tolerance of the Javanese, Ithaca: mengatasi masalah di masayarakat pedesaan Monograph Series, Modern Indonesia Pacitan melalui forum-forum kekerabatan. Project, Cornel University, 1996 Hal ini didasarkan pada rasa saling percaya — — — — , K o m u n i t a s - K o m u n i t a s diantara anggota masyarakat desa, yang Terbayang, (terj) Intan Naomi, dibingkai dengan ikatan emosi dan tata nilai Diterbitkan atas Kerjasama Insist yang sama. Kondisi inilah yang sangat , 2001. strategis bagi upaya pemberdayaan masyarakat bagi pebangunan desa. Arinanto, Satya. Islah dalam Perspektif Kepemimpinan lokal memiliki potensi Keadilan Tradisional. Kompas, 16 sebagai energi sosial yang berfungsi Maret 2001. mengarahkan masyarakat menuju Bachtiar, H. W., Budaya dan Manusia pencapaian kesejahteraan bersama lewat Indonesia, Yogyakarta: PT Hanindita, berbagai kegiatan atau urusan, terdapat 1990 kecenderungan di masyarakat pedesaan Beilharz, Peter, Teori-Teori Sosial: Observasi bahwa kepemimpinan informal yang Kritis Terhadap Para Filosof Ter- dimiliki para tokoh masyarakat tidak kalah kemuka. Yogyakarta: Pustaka efektifnya dengan kepemimpinan formal. Pelajar.2002. Hal ini didasarkan pada persepsi masyarakat desabahwa pemimpin informal memiliki Benda-Beckmann, F. Von, Dari Hukum keunggulan-keunggulan yang harus selalu Manusia Primitif Sampai Ke dihormati dan ditaati. Dengan demikian Penelaahan Sosio-Hukum Masyarakat- menggerakkan para pemimpin informal di Masyarakat Kompleks, Dalam T.O. daerah pedesaan menjadi sangat penting Ihromi, Antropologi Hukum, Sebuah artinya bagi upaya pemberdayaan Bunga Rampai, Jakarta: Yayasan Obor masyarakat desa. Dengan demikian terdapat Indonesia.1993. empat aspek penting kelembagaan lokal Berger, Peter L. and T. Luchmann, The Social yang ada di lingkungan pedesaan Pacitan, Construction Of Reality, New York: yitu kekerabatan, lokalitas, nilai budaya, dan Doubleday and Company, Inc, 1966. kepemimpinan lokal. Bogdan, R. C. dan Biklen, S.K., Qualitative R e s e a r c h f o r E d u c a t i o n : A n Introduction to Theory and Methods, Boston, London, Sydney, Toronto: Allyn and Bacon Inc, 1982.

12 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

PERAN PAGUYUBAN PEDAGANG LOKAL SEKARAN DALAM MENGUATKAN EKONOMI KERAKYATAN DI KELURAHAN SEKARAN KOTA SEMARANG

Elly Kismini, Asma Luthfi, Harto Wicaksono Jurusan Sosiologi dan Antropologi, FIS, UNNES

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Kehadiran dan perkembangan waralaba atau ritel modern di Diterima Mei 2016 Kelurahan Sekaran membuat pelaku bisnis tradisional, khususnya pedagang Disetujui Juni 2016 kelontong mengalami penurunan penghasilan.Kondisi ini membuat mereka Dipublikasikan Juni 2016 membentuk perkumpulan yang dikenal dengan PPLS (Paguyuban Pedagang Lokas Sekaran).Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peran PPLS dalam Keywords : mengkonsolidasikan pedagang kelontong agar dapat bertahan dalam Economic Democracy, Merchants persaingan bisnis dengan waralab dan ritel modern.Penelitian dilakukan Grocery, Roles, PPLS dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai metode pengumpulan datanya serta teknik triangulasi data sebagai validitas datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan aktfitas PPLS dalam menguatkan ekonomi kerakyatan adalah dengan cara menampung aspirasi dan menjadi wadah untuk eksistensi ekonomi masyarakat Sekaran, menjadi media kontrol terhadap kebijakan pemerintah dan pihak-pihak terkait, menjadi wadah bagi masyarakat lokaluntukmengembangkan usaha kelontongannya yang memiiki daya saing yang tinggi dengan ritel modern. Implikasi dari kehadiran PPLS ini adalah menguatnya solidaritas sesama pedagang kelontong, terjadinya renegoisasi antara masyarakat lokal, pemerintah, dan pemilik toko ritel modern, tumbuhnya kesadaran kritis masyarakat yang mampu mendorong lahirnya gerakan sosial, dan terbukanya cara pandang masyarakat mengenai strategi penguatan dan pengembangan usaha ekonomi mereka. Abstract

The presence and development of modern retail franchises or village have now made the traditional business people, especially decreasing penghasilan.Kondisi grocer makes them form associations known as PPLS (Lokas Traders Association sekaran) .Artikel aims to explain role in consolidating haberdasher PPLS in order to withstand the competition with waralab and retail modern.Penelitian done with a qualitative approach that uses observation, interview and documentation as methods of data collection and data triangulation technique as the validity of the data. The results showed that the role and aktfitas PPLS in strengthening democratic economy is a way to accommodate the aspirations and be a forum for the existence of the local economy have now, become a media control over government policy and the relevant parties, be a place for people lokaluntukmengembangkan effort kelontongannya who coined competitiveness high with modern retail. The implications of the presence of PPLS this is the strengthening of

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 13 solidarity grocer, the re-negotiation between local communities, government, and retail shop owners modern, growing awareness of the critical community could encourage the birth of a social movement, and the opening of the society's perspective on the strategy of strengthening and development of their economic activity. 2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi [email protected]

PENDAHULUAN ekonomian lokal tidak fungsional. Indonesia merupakan salah satu negara Ironinya, ketidakfungsinalan UU 42 berkembang yang dengan statusnya tersebut, tahun 2007 tidak banyak ditindak oleh sedang gencar-gencarnya untuk meningkat- pemerintah. Bahkan seakan-akan wakil kan perekonomian nasional Indonesia. Di rakyat yang menduduki jabatan struktural satu sisi, Indonesia telah memasuki babak justru memihak perkembangan waralaba. baru persaingan bebas dalam sektor Kondisi seperti ini terbukti dengan adanya ekonomi. Dalam sektor ekonomi, surat izin mendirikan waralaba. Selain itu, permasalah muncul dengan masuknya jarak waralaba yang berdiri tidak sesuai sistem pasar modern di dalam negeri. dengan peraturan pemerintah, baik jarak Berbagai strategi telah dilaksanakan untuk waralaba dengan waralaba maupun dengan mewujudkan Indonesia mandiri, khususnya pasar tradisional rakyat. Kondisi demikian dalam sektor ekonomi. Strategi yang pun terjadi di daerah Sekaran, Kecamatan dimaksud adalah pemerintah telah mengatur Gunungpati, Kabupaten Semarang. pertumbuhan dan persaingan antara Implementasi kebijakan tersebut dinilai perekonomian yang dilakukan oleh memihak pemilik modal dan kelas kapitalis pedagang lokal dengan pedang yang untuk memarginalkan per-ekonomian rakyat beromset besar bersistem dan bermanajemen yang dijalankan oleh para pedagang waralaba. Salah satu diantaranya adalah kelontong kecil. hadirnya peraturan yang mengatur Hadirnya Universitas Negeri perkembangan waralaba, yaitu PP nomor 42 Semarang (UNNES) di Sekarang telah tahun 2007. Lahirnya PP nomor 42 tahun menstimulus waralaba untuk mengembang- 2007 adalah sebagai upaya untuk melindungi kan usahanya di daerah Sekarann. Dengan perekonomian kecil/rakyat agar tidak kalah banyaknya waralaba yang berdiri di daerah bersaing dengan ritel modern berbasis Unnes telah melahirkan pergulatan antara waralaba. Dalam praktiknya, hakikat pedagang kelontong dan waralaba. Tidak hadirnya sebuah peraturan tidak sesuai sedikit pedagang kelontong yang mengalami dengan kenyataan. Banyak pedagang lokal penurunan pendapatan dan gulung tikar. yang berbentuk kelontong merasa dirugikan Keberpihakan pemerintah lokal pada dengan hadirnya ritel modern. Hal ini waralaba mendorong para pedangan menunjukkan bahwa lahirnya peraturan kelontong untuk membentuk sebuah yang bertujuan untuk memayungi per- perkumpulan yang mewadahi aspirasi dan

14 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 permasalahan ekonomi rakyat sebagai akibat menjadi target perluasan (Sarosa, 2006:3). hadirnya waralaba di Sekaran. Perkumpulan Tulisan-tulisan bertemakan di atas, pedagang kelontong Sekaran yang dimaksud sebanrnya merupaka isu-isu melainkan isu adalah Paguyuban Pedagang Lokal Sekaran lama dalam bingkai persaingan pasar antara (PPLS). rite modern dan pedang tradisional. Banyak penelitian yang membahas Sementara Hutomo (Anonim, 4-5) dalam tentang pertarungan ekonomi antara hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pedagang tradisional dan pasar moder yang perekomian tradisional termasuk apa yang berbentuk ritel, seperti Indomaret, Alfamart, dilakukan oleh para pedangan kelontong dan Ecomart. Dari berbagai penelitian yang merupakan salah satu sasaran pemerintah dilakukan sebelumnya menggambarkan dalam mewujudkan perekonomian bagaimana ketidakberdayaan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sejalan pemikiran tardisional sampai pada bagaimana model d e n g a n H u t o m o , M u b y a r t o j u g a strategi yang dilakukan oleh pedang lokal menjelaskan bahwa konseskuensi ekonomi dalam menghadapi ritel modern. Akibatnya, kerakyatan Indoensia harus melakukan riset hanya sedekar mendeskripsikan hasil keberpihakan dan perlindungan penuh temuan tanpa memberikan pemikiran kritis kepada ekonomi rakyat sebagai operasi- untuk melahirkan solusi yang tengah onalisasi sistem perekonomian di Indonesia dihadapi masyarakat yang diteliti. Beberapa (dalam Najmumunir, 2007). hasil penelitian yang dimaksud adalah Studi lain yang berusaha menjelaskan penelitian yang menunjukkan bahwa fenomena di atas adalah Soliha (2008) yang menjamurnya pasar ala waralaba meng- membuat analisis industri ritel modern di akibatkan matinya ekonomi rakyat Indonesia. Menurutnya, persainganantara setempat.Hasil-hasil ini pernah dilakukan ritel tradisional dan modern terjadi dalam baik di Indonesia maupun di luar Indonesia perebutan konsumen dan menawarkan terutama di negara-negara Berkembang perubahan pola konsumsi.Soliha lebih lanjut (lihat Reandon et al (2003) dan Trail (2006). mnejelaskan bahwa Indonesia merupakan Bahkan dari hasil deskripsi ada yang hanya pasar potensial terhadap perkembangan menjelaskan permasalahan yang dihadapi pasar ritel dengan memperhatikan faktor oleh para pedagang tradisional, tanpa jumlah penduduk dan adanya wisatawan mampu menangkap isu baru yang muncul mancanegara yang masuk ke Indosia. dengan adanya ritel modern. Seperti Berdasarkan beberapa literature di atas, tulisannya Saroso yang mendeskripsikan belum ada jenis penelitian yang berusaha perkembangan bisnis waralaba di Indonesia melihat pergerakan akar dalam merespon terus meningkat. Kenyataan perkembangan pertumbuhan ritel modern di daerah. Atas waralaba sudah membanjiri di Indonesia dasar rujukan di atas, maka PPLS sebagai adalah dengan hadirnya KFS dan Pizza Hut perkumpulan dari para pedagang akan dilihat di beberapa pusat kota. Saat ini, warala tidak bagaimana peranannya dalam mem- terkonsentrasi saja di pusat-pusat kota besar, perjuangkan hak-hak dan keberlangsungan melainkan di beberapa daerah peasant juga usaha ekonomi rakyat di daerah Sekaran.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 15 Kehadiran waralaba membuat ada di Sekaran. Sajian data yang disampaikan masyarakat lebih kreatif, tidak hanya dalam bersifat informatif dengan disertai analisis barang produksinya tetapi juga cara/strategi berdasarkan hasil temuan penelitian dan untuk mempertahankan perekonomiannya. teoretisnya. Hasil etnografi yang ter- Scoot (1983) mejelaskan bahwa mekanisme publikasikan dapat menjadi bahan penting survival merupakan upaya yang dilakukan untuk merumuskan kebijakan terkait kelompok miskin guna mempertahankan pengentasan masalah sosial melalui gagasan hidupnya. Upaya untuk survival tersebut kreatif dengan melibatkan berbagai pihak, dapat dilakukan melalui berjualan kecil- khususnya masalah tentang perekonimuan kecilanan, bekerja sebagai tukang, buruh rakyat dalam belenggu kapitalisme. lepas atau bermigrasi serta upaya terakhir menggunakan jaringan-jaringan sosial yang HASIL DAN PEMBAHASAN berfungsi sebagai peredam kejut selama masa krisis ekonomi. Hal ini dilakukan PPLS dalam Pergulatan Ekonomi sebagai upaya menghadapi kondisi-kondisi Kerakyatan di Sekaran terburuk di masa-masa yang akan datang Sejak berkembang menjadi pusat (Rachmawati, 2013:21-22). Dari kondisi ini pendidikan, Kalurahan Sekaran merupakan apabila ditarik dengan kasus masyarakat salah satu wilayah di Kota Semarang yang Sekaran dapat dijelaskan bahwa kasus mengalami perubahan secara signifikan. demonstrasi yang dilakukan oleh Perubahan tersebut ditunjukkan dengan masyarakat, khususnya masyarakat yang beberapa aspek seperti peningkatan taraf melakukan aktivitas ekonomi dengan pendidikan masyarakat, pertambahan jumlah berjualan dalam bentuk kelontong/warung penduduk, alih fungsi lahan pertanian, dan dapat dibaca sebagai strategi masyarakat peningkatan pendapatan masyarakat. lokal dalam meresistensi perkembangan Peningkatan taraf pendidikan masyarakat waralaba di Sekaran. ditandai dengan adanya program sejenis afirmasi dari Universitas Negeri Semarang METODE PENELITIAN (Unnes) yang memberikan kesempatan bagi penduduk lokal untuk mengenyam pen- Penelitian yang digunakan adalah jenis didikan tinggi di Unnes. Hal ini membuat penelitian kualitatif dengan logika berpikir masyarakat semakin bersemnagat dalam induktif.Adapun data yang digunakan menyekolahkan anak-anak mereka secara bersumber dari data primer dan sekunder formal. dengan teknik wawancara, observasi, dan Pada aspek pertambahan jumlah dokumentasi.Berdasarkan temuan lapangan penduduk, perubahan yang terjadi di Sekaran dan sinergi logika berpikir, maka ter- tidak hanya dipengaruhi oleh faktor natalitas bentuklah etnografi baru berdasarkan dan fertilitas, tetapi juga pada faktor migrasi permasalahan, yaitu tentang peran PPLS penduduk. Banyak penduduk dari daerah lain dalam menggerakkan perekonomian lokal di yang memilih bertempat tinggal di Sekaran tengah arus pembangunan ritel modern yang karena mereka bekerja di Unnes atau

16 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 mendirikan usaha di wlayah Sekaran yang para pedagang kelontong merasa terusik dianggap cukup potensial untuk berbisnis. dengan kehadiran ritel atau waralaba Tidak hanya itu, kehadiran mahasiswa dari modern. Beberapa pedagang kelontong berbagai penjuru tanah air yang ngekos atau mengeluhkan turunnya pendapatan mereka mendiami wilayah Sekaran dalam kurun dan bahkan ada beberapa warung kelontong waktu tertentu juga menjadi salah satu faktor yang terpaksa gulung tikar. yang membuat wilayah Sekaran bertambah “Usaha saya sih lancar-lancar ramai. Kondisi ini membuat beberapa saja mba, Lancarnya seperti ini mba, tempat di wilayah Sekaran yang dahulu d e n g a n a d a n y a U N N E S d a n merupakan pekarangan rumah penduduk Perumahan tentu banyak yang dan areal pertanian, berubah menjadi tempat membeli sembako, jadi tidak menutup jualan, rumah kos-kosan, dan perumahan kemungkinan warga Sekaran ini penduduk. Alih fungsi lahan ini dapat dilihat membeli di toko saya, meskipun hanya sebagai konsekuensi dari pertambahan beberapa yang datang untuk membeli penduduk dan perubahan basis penghidupan namun toko saya ini tetap laku. Akan masyarakat di Sekaran, dari pertanian tetapi ada sedikit beberapa masalah. menjadi bisnis dan perdagangan. Saya ini merupakan pendatang baru di Sebelum Unnes ada, wilayah Sekaran desa sekaran, saya mempunyai usaha dikenal sebagai wilayah sentra produksi seperti ini pun banyak sekali komoditas pertanian seperti sayur-mayur saingannya baik diantara sesama dan buah-buahan. Perkembangan pedagangan kelontong dan masalah masyarakat dan wilayah setelah Unnes dengan adannya minimarket (Ibu Lina, berdiri merupakan peluang pengembangan 42 Tahun, Pedagang Kelontong, 21 mata pencaharian di luar sektor pertanian September 2014). yang menjadikan masyarakat di Sekaran mulai merambah pada sektor lain, seperti Persaingan dengan ritel atau waralaba usaha dagang dan jasa. Beberapa warga modern yang mereka anggap tidak seimbang, masyarakat terlihat menyulap pekarangan merupakan masalah pelik yang harus mereka mereka menjadi warung dagang, mulai dari hadapi. Kemerosotan usaha dan penuruan toko kelontong, usaha salon, usaha laundry, penghasilan yang banyak dialami oleh warung makan, hingga counter handphone pedagang kelontong membuat mereka (Hp). Ada beberapa warung dagang yang membentuk perkumpulan yang mereka sebut mereka gunakan sendiri tetapi adapula yang sebagai Paguyuban Pedagang Lokal Sekaran mereka sewakan ke orang lain. Dengan (PPLS). Perkumpulan ini beranggotakan pengembangan sistem mata pencaharian pedagang kelontong yang tinggal di tersebut, masyarakat di Sekaran memilki Kelurahan Sekaran dan terdiri atas pedagang penghasilan tambahan yang dapat me- laki-laki dan pedagang perempuan. Menurut ningkatkan taraf hidup mereka. Afrokhi (52 tahun), ketua PPLS kehadiran Hanya saja dalam perkembangan PPLS merupakan wujud keresahan selanjutnya, masyarakat Sekaran khususnya masyarakat karena pemerintah dianggap

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 17 lamban mengantisipasi serbuan ritel modern penghasilan yang cukup signifikan akibat yang berpotensi mematikan usaha rakyat. kedatangan toko ritel modern menggalang kekuatan agar usaekonomi masyarakat di Peran dan Aktifitas PPLS dalam Sekaran dapat tetap eksis. Bapak Afrokhi, Menguatkan Ekonomi Kerakyatan di ketua PPLS menyatakan bahwa beberapa Kelurahan Sekaran pedagang warung kelontong saat ini yang Sebagai paguyuban yang berangkat menggabungkan diri pada PPLS (Paguyuban dari keresahan warga akan ancaman modal Pedagang Lokal Sekaran) karena mereka asing yang besar terhadap usaha ekonomi merasa usaha kelontong merka akan tetap mereka, kehadiran PPLS dirasakan oleh berdiri dan berkembang apabila bergabung pedagang kelontong di Sekaran seperti hujan dengan PPLS maka. Mereka merasa terjamin di musim kemarau yang panjang. Betapa karena terdapat perlindungan dari PPLS, tidak, wilayah yang dahulu terisolir karena sebab paguyuban ini mampu mengutamakan akses ke kota dan ke pusat-pusat ekonomi usaha local dan menentang usaha asing yang lain sangat terbatas, mulai me- berdiri di wilayah Sekaran nunjukkan perubahan yang cukup signifikan setelah Unnes dibangun. Berangkat dari Menjadi Media Kontrol terhadap Kebijakan kondisi ini, maka beberapa orang warga pemerintah dan pihak-pihak terkait Sekaran yang tergabung dalam PPLS Menjamurnya toko ritel modern seperti (Paguyuban Pedagang Lokal Sekaran) tidak Alfamart dan Indomaret di Sekaran yang tinggal diam. Mereka melakukan upaya- menyebabkan jatuh bangunnya usaha upaya untuk membentengi lingkungan kelontong mereka tidak hanya disebabkan mereka dari ekspansi kaum kapitalis asing oleh tindakan penduduk lokal yang menjual yang bermodal besar dan telah me- atau menyewakan tanah mereka kepada marginalkan usaha-usaha ekonomi pihak toko ritel modern tersebut. Bagi PPLS, masyarakat local. Upaya-upaya tersebut hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap diwujudkan berdasarkan peran yang mereka pemerintah yang kurang tegas dalam mainkan antara lain: menegakkan aturan serta kurangnya Menjadi perkumpulan masyarakat lokal kepedulian mereka akan nasib para pedagang untuk menampung aspirasi dan menjadi kelontong. Ibu Jumi'atun menilai bahwa wadah untuk eksistensi ekonomi pemerintah cenderung tidak terbuka masyarakat Sekaran. berdirinya ritel modern di daerah Sekaran. Ketidakterbukaan tersebut terlihat dari Dalam wadah PPLS, para pedagang tertutupnya pemerintah Sekaran dalam kelontong dapat menyalurkan aspirasi dan menyosialisasikan pendirian Indomaret. keresahan mereka akibat kondisi persaingan Ketidakterbukaan tersebut berakibat pada usaha yang tidak sehat dengan usaha ritel konflik internal antara pihak PPLS dan pihak modern. Mereka yang telah mengalami kelurahan. Pemerintah dianggap oleh Ibu gulung tikar dari usaha kelontong serta Jumi'atun kurang tegas terhadap pelang- mereka yang mengalami penurunan garan-pelanggaran yang telah dilakukan oleh

18 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 ritel modern. Hal tersebut dikuatkan dengan Alfamart dan Indomaret hanya disebabkan masih adanya Indomaret dan Alfamart yang oleh fasilitas dan kenyamanan berbelanja berdiri di sekitar sekaran. yang mereka dapat.Jika terkait dengan harga, Ketidaktegasan pemerintah dan mereka menjamin harga yang pedagang ketidaksamaan visi masyarakat (khususnya kelontong local berikan dapat bersaing para pemilik tanah) akan penguatan dengan toko ritel modern, bahkan cenderung ekonomi kerakyatan merupakan faktor lebih murah.Hanya saja mindset belanja utama yang menyebabkan menjamurnya konsumen saat ini mulai bergeser. Mereka toko ritel modern di Sekaran. Bagi PPLS, tidak lagi hanya memperhatikan harga sebagai pelayan masyarakat, pemerintah semata tetapi juga fasilitas dan kenyamanan seharusnya lebih mendahulukan ke- dalam berbelanja.Berkaca dari hal tersebut, pentingan warganya ketimbang kepentingan maka PPLS melihat bahwa salah satu investor asing. Tetapi yang terjadi selama langkah yang bisa ditempuh untuk ini, investor asing justru selalu difasilitasi menguatkan kembali ekonomi kerakyatan jika akan membuka gerai baru. Hal inilah adalah para pedagang kelontong ini dapat yang membuat PPLS melakukan aksi protes menata kembali toko kelontong mereka dengan mepmpertanyakan secara langsung seperti toko ritel modern agar dapat menarik masalah ini dengan kelurahan. Mereka kembali perhatian konsumen. Bagi PPLS, menuntut pihak kelurahan agar dapat langlah ini dapat menjadikan warung menegakkan kembali aturan yang telah kelontong sebagai ritel local yang berbasis diberlakukan, yakni adanya pembatasan pada usaha masyarakat dan mampu bersaing pendirian ritel modern atau bahkan secara sehat dengan ritel modern. pelarangan pendiriannya. Selain itu, mereka Dalam menjalankan perannya ini, juga menuntut agar pemerintah berperan PPLS senantiasa mengajak seluruh warga secara maksimal dalam membela Sekaran untuk bersatu padu dalam masyarakat Sekaran agar ekonomi membangkitkan usaha ekonomi mereka di kerakyatan dapat terbangun dengan kuat di tengah gempuran investor asing yang Sekaran. cenderung monopolistik dan kapitalistik. Saat ini, upaya yang telah mereka lakukan Menjadi wadah bagi masyarakat lokal untuk telah mendapatkan perhatian dari mengembangkan usaha kelontongannya pemerintah, LSM, dan beberapa pihak menjadi ritel lokal agar dapat berdaya saing terkait, sehingga perjuangan mereka tidak dengan ritel modern. lagi dianggap remeh. Oleh karena itu, untuk Melihat system penujualan dan memantapkan peran tersebut, maka aktifitas manajemen usaha yang dilakukan oleh toko yang sering dilakukan oleh PPLS yaitu ritel modern, PPLS ternyata memiliki melakukan perkumpulan untuk membahas keinginan untuk mengelola dan memiliki masalah yang muncul seiring hadirnya ritel di toko yang dirancang sama dengan ritel Sekaran. Hasil diskusi biasanya disampaikan modern tersebut. Bagi anggota PPLS, kepada pihak kelurahan Sekaran dan pihak banyaknya konsumen yang berbelanja di ritel modern baik Alfamaret maupun

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 19 Indomaret. Hal ini ditempuh oleh sebagai urusan pribadi.Maju mundurnya masyarakat dengan melalui mediator. Selain usaha yang mereka lakukan adalah urusan dengan perkumpulan yang membahas pribadi, bahkan tidak jarang diantara mereka khusus tentang masalah yang pedagang menganggap bahwa satu dengan yang kelontong hadapi, biasanya PPLS juga lainnya adalah pesaing bisnis.Ketika toko melakukan bakti sosial dalam bentuk ritel modern beroperasi di Sekaran, mereka penghijauan. Program kerja ini dilakukan lalu tersadar bahwa pesaing bisnis mereka dengan tujuan menjaga ekosistem tidak hanya sesama pedagang kelontong lingkungan juga untuk mem-pererat yang memiliki modal yang seimbang, tetapi solidaritas diantara pedagangan kelontong pesaing tersebut adalah investor asing yang dan masyarakat yang mempunyai visi yang memiliki modal yang besar. sama. Bagi pedagang kelontong di Sekaran, persaingan antar sesama pedagang kelontong Implikasi dari Keberadaan PPLS local yang lain adalah hal yang wajar karena t e r h a d a p P e n g u a t a n E k o n o m i berangkat dari modal usaha yang tidak jauh Kerakyatan di Kelurahan Sekaran berbeda sehingga mereka bisa bersaing Seperti Sejak berdirinya PPLS, para secara sehat. Tetapi perasaingan dengan toko pedagang kelontong di Sekaran senantiasa ritel modern menurut mereka adalah melakukan upaya-upaya untuk menjaga persaingan yang tidak seimbang. Modal eksistensi usaha mereka. Tidak hanya usaha yang besar serta gerai yang bertebaran langkah pereventif yang terapkan seperti hampir di semua sudut Sekaran membuat melakukan serangkaian strategi bisnis yang pedagang kolntong dapat tergusur secara sehat, tetapi juga langkah proteksi dan aksi perlahan. Toko ritel modern ini seolah protes kepada pihak-pihak terkait. Dengan dianggap musuh bersama yang harus langkah-langkah tersebut, PPLS tidak lagi dihadapi bersama. Untuk mengahadapinya, dianggap sebelah mata oleh beberapa para pedagang kelontong sadar bahwa pihak.Sebaliknya, posisi tawar mereka mereka tidak bisa berjalan sendiri-sendiri semakin kuat dalam memperkuat ekonomi tetapi harus dilawan dengan persatuan dan kerakyatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kebersamaan pedagang kelontong.Untuk itu, terdapat beberapa implikasi dari keberadaan maka terbentuknya PPLS di lingkungan PPLS (Paguyuban Pedagang Lokal mereka mampu memperkuat solidaritas Sekaran), yakni: warga untuk menyikapi persoalan dan musuh Menguatnya Solidaritas Sesama Pedagang bersama mereka. Hanya saja menurut ibu Kelontong Jumi'atun (40 Tahun), salah seorang pengursu PPLS, kelemahan PPLS saat ini Sebelum PPLS didirikan, pedagang adalah kurang rutinnya kegiatan yang kelontong di Sekaran menjalankan usaha dilakukan.Para pedagang kelontong hanya ekonomi mereka secara konvensional dan berkumpul apabila ada gejolak, seperti cenderung individualistik.Usaha ekonomi adanya pembangunan Alfamart dan yang dilakukan oleh setiap orang dianggap Indomaret baru. Meski demikian,

20 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 komunikasi melalui media handphone tetap dilakukan oleh Bowo (42), salah seorang mereka lakukan sehingga solidaritas yang warga Sekaran. Menurut Bowo, ke- mereka galang dapat tetap terjaga. putusannya untuk mendirikan gerai Indomaret baru di Sekaran karena dia akan Terjadinya renegoisasi antara Masyarakat berperan sebagai pihak pertama yang Lokal, Pemerintah, dan Pihak Toko Ritel menyediakan modal, lokasi, dan peralatan Modern penjualan. Sedangkan pihak Indomaret meruapakan pihak kedua yang menyediakan Sejak ditandatanganinya Surat stok barang dan karyawan.Hal ini berbeda Ketetapan Bersama atau Nota Kesepahaman dengan kebanyakan Indomaret lainnya antara PPLS dengan Manager PT.Sumber dimana pihak Indomaret hanya menyewa Alfaria Trijaya pada tahun 2009, maka lahannya saja. Dengan berbekal lahan yang langkah PPLS dalam menyuarakan aspirasi dimiliki mertuanya, maka Bowo memutus- dan masalah yang dihadapi oleh pedagang kan untuk mendirikan Indomaret. kelontong di Sekaran semakin lantang. Berdirinya Indomaret baru, bukan Dalam nota kesepahaman tersebut hanya keputusan sepihak dari Bowo. diterangkan bahwa pihak Alfamart tidak Sebelum pembangunan Indomaret dilakukan boleh memberlakukan program hadir 24 jam, Bowo telah memberitahukan kepada para tidak menambah gerai baru dalam radius 2,5 pedagang yang menempati lahannya untuk km, tidak akan memperpanjang kontrak gerai pindah dan meminta persetujuan warga di Jalan Mr.Koesbiyono selama 5 tahun, melalui tanda tangan. Lahan yang digunakan harus memperhatikan keberlanjutan usaha Bowo untuk membangun Indomaret pedagang kelontong dengan membukan sebelumnya ditempati oleh beberapa akses, memprioritaskan warga untuk antuan pedagang yang mengontrak. Karena masa social lainnya kepada warga Sekaran. Butir- kontrak habis dan Bowo memiliki tujuan butir dari nota kesepahaman tersebut secara untuk membangun Indomaret, maka para jelas memperjuangkan kepentingan dan pedagang diminta untuk tidak mem- penguatan ekonomi masyarakat Sekaran. perpanjang masa kontrak dan diberi waktu Hanya saja dalam perkembangan selanjut- untuk pindah. Selain itu, untuk memperkuat nya, butir-butir dalam nota kesepahaman ini perizinan Bowo meminta tanda tangan seringkali dilanggar dan tidak diindahkan kepada warga Sekaran dan mendapatkan oleh toko ritel modern. Beberapa pem- persetujuan dari warga sebanyak 90%. Hal bangunan gerai Alfamart dan Indomaret tetap ini sejalan dengan yang disampaikan oleh saja berjalan. Suharto (52 tahun), ketua RT 03 RW 02 Pendirian gerai baru Alfamart dan Kelurahan Sekaran bahwa masyarakat telah Indomaret di Sekaran sesungguhnya tidak setuju dengan dibangunnya Indomaret ini. hanya dilakukan oleh pihak luar saja, tetapi Isu pendirian gerai Indomaret baru dengan sistem francais yang melibatkan 2 yang dilakukan oleh Bowo ini didengar oleh (dua) pihak, maka memungkinkan warga pihak PPLS. Para pengurus PPLS kemudian Sekaran untuk mendirikannya. Hal ini mengivestigasi dan mengobservasi pem-

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 21 banguan gerai Indomaret baru tersebut. Kelurahan Sekaran tidak luput dari Setelah mendapatkan hasilnya, mereka gempuran ritel modern. Dengan kondisi ini, kemudian melakukan koordinasi untuk para pedagang kelontong di Sekaran membahas kasus pendirian gerai baru merasakan adanya ancaman yang cukup tersebut yang selanjutnya menjadi landasan serius bagi keberlangsungan usaha mereka. dan dasar mereka untuk melakukan Mereka menganggap Pemerintah berlaku renegoisasi dengan pemerintah dan pihak tidak adil bagi mereka. terkait. Menanggapi hal tersebut, pihak Di pihak lain, Mas Bowo juga Kelurahan Sekaran memberikan penjelasan menyadari bahwa izin usaha yang diberikan bahwa mereka sudah melakukan monitoring oleh Ketua RT nampaknya tidak memiliki terhadap perkembangan ritel modern, tetapi kekuatan hukum yang kuat sehingga menuai ternyata berkas izin usaha yang diberikan ke pro dan kontra dari masyarakat. Bowo kelurahan tidak secara detail mengatakan mengakui bahwa perizinan resmi dari pihak bahwa usaha tersebut adalah ritel modern. Indomaret belum diterima oleh Bowo karena Setelah izinnya keluar, pihak kelurahan baru membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan.Tetapi mengetahui bahwa usaha tersebut adalah ritel bagi pihak Kelurahan, sebagaimana yang modern. diungkapkan oleh Bapak Muh Sholeh (50 Terlepas dari adanya masalah dalam Tahun) bahwa Mas Bowo juga tidak dapat pelaksanaan prosedur perizinan ini, disalahkan sepenuhnya karena dia tidak pendirian ritel modern tersebut menyulut mengetahui adanya pembatasan pendirian kekecawaan warga, khusunya pedagang Indomaret di Sekaran. Dari usaha kelontong. Kekecewaan warga ini kemudian renegosiasi antara PPLS, Kelurahan, Mas berujung pada aksi protes yang mereka Bowo, dan pihak Indomaret ini, meng- lancarkan ke Pemerintah Daerah, dalam hal hasilkan kesepakatan bahwa Mas Bowo ini ke Kelurahan Sekaran yang memberikan dapat melanjutkan usaha kelontongnya izin usaha bagi ritel modern tersebut. Mereka tetapi tidak memakai nama Indomaret dan mendatangi Kantor Kelurahan Sekaran untuk tidak menerapkan system bisnis ala menuntut pemerintah agar lebih meninjau Indomaret tersebut. ulang izin usaha tersebut dan lebih memperhatikan aspirasi warga Sekaran. Tumbuhnya Kesadaran Kritis Masyarakat Langkah yang mereka lakukan ini yang Mampu Mendorong lahirnya Gerakan didasarkan atas kesadaran kritis yang Social terbangun karena adanya masalah ke- Di Kota Semarang, khususnya di timpangan struktural yang mereka rasakan. Kelurahan Sekaran, sampai saat ini Dalam teori marxisme, masyarakat lokal di Pemerintah Daerah belum mengeluarkan Sekaran telah mengalami gejala capitalism sebuah kebijakan yang membatasi pendirian enclosure yakni terdesak dan tersingkirnya ritel modern. Akibatnya, ritel modern masyarakat local akibat masuknya menjamur di semua sudut kota. Daerah yang kapitalisme di Daerah mereka. Pelaku dianggap baru berkembang pun, seperti di kapitalisme dari luar kemudian melakuan

22 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 kerja sama dengan kelas kapitalis lokal, melakukan tindakan untuk melawannya. yakni para tuan tanah. Kondisi inilah yang Para pedagang kelontong yang tergabung menyebabkan ritel modern dapat beroperasi dalam PPLS tersebut menganggap bahwa dengan lancar di Sekaran. Kasus Mantu perlawanan yang mereka lakukan tidak Lanang seperti yng diuraikan pada sub bab cukup jika hanya memperbaharui cara sebelumnya merupakan contoh yang mereka berjualan, tetapi juga ada intervensi menggambarkan kerja sama kelas kapitalis pemerintah dalam melahirkan kebijakan tersebut. Bagi pedagang kelontong lokal, yang berpihak pada mereka sebagai pelaku baik asli maupun pendatang yang tidak usaha mikro. Oleh karena itu, perjuangan memiliki modal yang cukup besar, kondisi mereka dalam bingkai PPLS ini dapat ini merupakan keadaan yang tidak seimbang dianggap sebagai sebuah gerakan sosial secara struktural. Kondisi ini diperparah untuk mengontrol dan memproteksi dengan lemahnya kekuatan kontrol dari eksistensi usaha mereka di tengah pemerintah. Untuk itulah, maka PPLS menguatnya jeratan neoliberalisme di bergerak sebagai kekuatan akar rumput lingkungan mereka. dalam rangka mengontrol kebijakan pemerintah terkait dengan persaingan Terbukanya Cara Pandang Masyarakat dagang di Sekaran. Bapak Afrokhi juga Mengenai Strategi Penguatan Dan mengungkapkan bahwa walaupun pihak Pengembangan Usaha Ekonomi Mereka. PPLS dan pihak ritel modern pernah Konfrontasi yang dilakukan oleh PPLS menandatangani Nota Kesepahaan (MoU), dengan toko ritel modern tenyata tidak hanya tetapi perhatian pemerintah daerah berujung pada resistensi mereka terhadap tampaknya belum dapat menjawab aspirasi keberadaan toko ritel modern. Dibalik aksi pedagang lokal di Sekaran. penolakan tersebut terselip pengalaman yang Dari penjelasan di atas dapat dilihat menjadikan mereka selalu mempelajari cara bahwa pedagang kelontong di Sekaran dan strategi berbisnis yang dikembangkan merasa bahwa persaingan mereka dengan oleh ritel modern, mulai dari penataan ritel modern tidak seimbnag sebab mereka barang, quality control, manajemen yang harus berhadapan dengan pemodal raksasa baik, fasilitas yang nyaman, hingga dengan sistem franchise yang canggih pelayanan yang ramah. Melalui cara ini, para sehingga dapat menancapkan kukunya di pedagang kelontong tersebut terinspirasi mana-mana. Dalam hal ini jika dilihat dalam untuk membuka toko kelontong dengan perspektif sistem ekonomi global, maka ritel manajemen modern. Beberapa toko modern tersebut merupakan representasi kelontong tampaknya sudah mempraktek- dari agen neoliberalisme yang yang tengah kannya, yang terlihat pada penataan barang berkontestasi dengan pelaku bisnis lokal. mereka yang ditata semenarik mungkin serta Ketidakseimbangan struktural yang mereka mempergunakan system swalayan. rasakan ini akhirnya menumbuhkan Dalam persaingan bisinis yang kesadaran kritis mereka untuk berrefleksi melibatkan ritel modern dengan pedagang atas masalah yang meraka alami, dan lokal ini, strategi adaptasi sangat penting

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 23 dimiliki oleh pedagang kelontong agar usaha penataan barang dan strategi penjualan yang mereka dan survive. Menurut Scott, (1983), dilakukan oleh pedagang kelontong terhadap resistensi adalah semua tindakan dari ritel modern.Upaya terakhir mereka lakukan anggota masyarakat kelas bawah dengan agar pelanggan dan konsumen dapat maksud untuk mempertahankan ke- berbelanja di toko mereka dengan aman dan langsungan hidupnya. Selain itu menurut nyaman. Scott, penyebab resistensi berupa perilaku manusia dan perubahan lingkungan yang SIMPULAN membuat masyarakat petani melakukan resistensi. Penetrasi kekuatan pemodal yang Masalah utama yang dirasakan oleh menyebabkan transformasi budaya dalam pedagang kelontong di Sekaran adalah kehidupan desa mendorong para petani menjamurnya ritel modern seperti Alfamart melakukan resistensi. dan Indomaret yang membuat usaha Jika diakitakan dengan realitas yang ekonomi mereka mengalami penurunan yang terjadi di Sekaran, maka resistensi yang cukup drastis.Peran yang dilakukan oleh dilakukan oleh pedagang local melalui PPLS PPLS dalam menguatkan ekonomi rakyat di merupakan upaya yang mereka lakukan Sekaran adalah dengan menjadikan PPLS untuk melawan dominasi kaum pemodal sebagai wadah berhimpun masyarakat untuk yang saat ini sudah menggurita di berbagai menyalurkan aspirasi dan kontronya pelosok negeri. Oleh karena itu, resistensi ini terhadap pemerintah serta untuk juga dapat dimakanai sebagai upaya control mengembangkan usaha ekonomi mereka dan proteksi dari ancaman pemodal besar agar dapat bersaing dengan ritel modern. yang datang dari luar daerah mereka. Sedangkan aktifitas yang sering mereka Menurut PPLS, jika tidak ada uapaya lakukan adalah konsolidasi anggota dan resistensi maka ritel modern tersebut secara pemilik toko kelontong, kerja bakti dan lebih leluasa akan meminggirkan usaha- penghijauan. Impilaksi dari peran PPLS usaha ekonomi rakyat. tersebut adalah mampu membentuk Selain resistensi, kehadiran ritel kesadaran kritis masyarakat akan situasi modern ini juga membuat masyarakat lebih yang mereka hadapi, sehingga mereka dapat kreatif, tidak hanya dalam barang melakukan upaya proteksi terhadap hal-hal produksinya tetapi juga cara/strategi untuk yang mengancam sistem ekonomi mereka mempertahankan perekonomiannya. Scoot serta upaya kontrol terhadap pemerintah dan mejelaskan mekanisme survival sebagai pihak-pihak terkait. upaya yang dilakukan kelompok miskin guna mempertahankan hidupnya. Upaya DAFTAR PUSTAKA untuk survival tersebut dapat dilakukan melalui berjualan barang-barang yang tidak Hutomo, Mardi Yatmo. 2001. Konsep dijual di ritel modern seperti sayur mayor, Ekonomi Kerakyatan dalam Majalah plastic, dan alat-alat rumah tangga. PP Edisi 25. Begitupun halnya imitasi pada aspek

24 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Najmumunir, Nandang. 2007. Strategi Usaha dengan Sistem Waraaba. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. dalam Penguatan Ekonomi Lokal ii Scoot, James C. 1985. Weapons of The Weak Kabupaten Bekasi.Jurnal Madani. Everyday Forms of Peasent November, Vol. 2, No.,pp 1-20. Resistance. New Heaven and London: Rachmawati, Dewi Fitria. 2013. Strategi Yale Univeristy Press. Survival Petani Tambak di Tengah Soliha, Euis. 2008. Analsisi Indiustri Ritel di Bencana Industri Lumpur Lapindo di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Desa Penatarsewu Kecamatan Sepetember, Vol. 5, No. 2, pp 128-142. Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Traill, W. Bruce (2006) 'The Rapid Rise of S k r i p s i . M a l a n g . S o s i o l o g i Supermarkets?'[Perkembangan Pesat Lingkungan, FISIP, Brawijaya. Supermarket?]Development Policy Reardon, Thomas et al (2003) 'The Rise of Review 24, (2). Supermarkets in Africa, Asia, and Latin America' [Perkembangan Supermarket di Afrika, Asia, dan Amerika Latin]. American Journal of Agricultural Economics. 85, (5). Sarposa, Pietra. 2006. Kiat Praktis Membuka Usaha: Mewaralabakan Usaha Anda, Panduan Paktis dan Komprehensid Mengembnagkan

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 25 FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

MEMBACA ULANG PENDIDIKAN HUMANIS (LITERACY PENDIDIKAN HUMANIS)

Yuni Suprapto, M.Pd Lecturer of Peradaban University

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Tulisan Konseptual ini berupaya untuk menyampaikan pembacaan Diterima Mei 2016 ulang pendidikan Humanis melalui beberapa sudut pandang. Renaissance Disetujui Juni 2016 lahir sekitar abad ke 15-16 M. Dogma yang bertentangan dengan rasio Dipublikasikan Juni 2016 manusia ditentang oleh tokoh-tokoh pemikir di zaman itu, pada masa renaissance manusia menemukan kesadaran akan dua hal, yaitu: dunia dan Keywords : dirinya sendiri, pengenalan diri berarti sadar akan nilai pribadi dan kekuatan Economic Democracy, Merchants individual, ahli waris gerakan renaissance adalah Humanisme, Istilah Grocery, Roles, PPLS humanisme berasal dari kata human yang berarti manusia. Aliran pendidikan Humanis terbagi menjadi beberapa diantaranya yakni; aliran pendidikan humanis agama dan aliran pendidikan humanis sekuler dan aliran humanis yang disampaikan oleh tokoh-tokoh pendidikan nasional. Aliran pendidikan humanis sekuler yakni sebuah aliran pendidikan yang menekankan pada kebebasan berekspresi dan berkreasi yang terlepas dari ajaran agama, inti dari aliran pendidikan ini yakni membedakan dan memisahkan antara pendidikan dengan agama, sumber yang dijadikan acuan adalah hak asasi dan kebebasan berekspresi manusia yang didasarkan pada ide. Sedangkan untuk aliran pendidikan humanis agama adalah menekankan pada pencapaian pendidikan yang memanusiakan Manusia tanpa meninggalkan ajaran agama. Pendidikan humanis dalam ajaran filsafat Jawa yakni bagaimana manusia tetap menjaga keharmonisan dan keseimbangan di dunia, serta keselarasan dan keseimbangan alam. Diantara nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam pendidikan humanis adalah kemampuan untuk menerima pluralisme. Abstract

Conceptual writing is trying to convey rereading Humanist education through multiple viewpoints. Renaissance was born around AD 15-16 century dogma that is contrary to human ratio was opposed by the leaders of thinkers in those days, during the renaissance man finds awareness of two things: the world and himself, introducing themselves be aware of personal values and individual strength, the heirs of the renaissance movement was humanism, humanism term comes from the word meaning human man. Humane education stream is divided into a few of them, namely: religious and humanist education stream flow and the secular humanist education humanist flow delivered by the leaders of national education. Flow education secular humanist namely a stream of education that emphasizes on freedom of expression and creativity that irrespective of religious teachings, the core of the flow of this education that distinguishes and separates

26 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 between education and religion, the source of which is used as reference for human rights and freedom of expression of man which is based on the idea , As for the flow of religious humanist education is the emphasis on educational attainment Human humanizing without leaving religious teachings. Humanist education in the teaching of Javanese philosophy that is how humans maintain harmony and balance in the world, as well as the harmony and balance of nature. Among the values that need to be developed in the humanist education is the ability to accept pluralism.

2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi [email protected]

PENDAHULUAN budaya tanpa sadar mereka telah ter- kontaminasi budaya yang tidak dan belum Zaman era digital saat ini ditandai sesuai dengan budayanya, misalnya radiasi dengan perkembangan teknologi yang budaya kekerasan yang ditayangkan sinetron sangat pesat, perkembangan teknologi pada media televisi kita, sangat bertentangan tentunya memberikan dampak yang dengan budaya dan adat ketimuran. Radiasi signifikan bagi kehidupan manusia baik budaya yang dibawa oleh media elektronik secara positif maupun negatif, per- memiliki dampak yang sangat cepat dan kembangan teknologi telah merambah pada signifikan, tentu kita menyadari bahwa setiap pengunaan Gadget dan Smartphone di dalam hari kita selalu menemui dan membaca, segala aktifitas manusia, dari aktifitas bahkan menonton budaya luar yang asing semenjak bangun tidur hingga mau tidur lagi. dan tidak sesuai dengan budaya dan kondisi Kebutuhan akan smartphone sudah seperti Indonesia. pemenuhan akan kebutuhan primer manusia, Radiasi budaya tidak hanya ada pada seperti makan dan minum. Toynbee dalam ranah gaya hidup atau ranah ekonomi semata, Huntington (2005) mengemukakan bahwa ranah atau dunia pendidikan juga tidak luput dampak dari globalisasi yakni adanya radiasi dari radiasi budaya tersebut, ada beberapa budaya, dan radiasi budaya salah satu dampak di ranah pendidikan yang di faktornya bisa masuk lewat media, baik sampaikan oleh media, radiasi tersebut ada media elektronik maupun media cetak. yang positif dan negatif. Contoh dampak Dalam tesis beliau, disampaikan bahwa negatif dari radiasi budaya di bidang media elektronik adalah faktor yang pendidikan, diantaranya yakni pola memiliki level terendah di dalam radiasi pendidikan liberal yang dianut oleh sebagian tersebut, namun intensitas dan kecepatan negara besar di Eropa dan Amerika yang aksesnya harus diperhitungkan. Kecepatan tentunya belum sesuai atau tidak cocok bagi dan intensitas inilah yang tanpa disadari kebudayaan kita, pola pendidikan liberal masuk kepada manusia dan meradiasi tersebut secara implisit masuk di dalam

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 27 pendidikan kita yang katanya pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan yang berdasarkan demokrasi Pancasila. strategis untuk menjamin kelangsungan dan Hilangnya Pedoman Penghayatan dan perkembangan kehidupan bangsa tersebut, Pengamalan Pancasila (P4) yang diklaim karena dengan pendidikan seluruh aspek produk orde baru memberikan dampak kehidupan manusia dapat tercerahkan. secara signifikan dan sistemik, kita semakin Pendidikan harus dapat menyiapkan warga jauh dari ideologi pendidikan Indonesia negara untuk menghadapi masa depannya. yang berdasarkan Pancasila, Dasar Negara Tertanam harapan kemajuan dan ke- selayaknya menjadi ruh dan pegangan di sejahteraan hidup bagi setiap anak manusia. dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Banyak orang berpendapat bahwa cerah Kehilangan ruh pendidikan di setiap lini dan tidaknya masa depan suatu negara sangat jenjang pendidikan akan menyebabkan ditentukan oleh pendidikannya saat ini. berbagai persoalan terutama persoalan Bergantinya kurikulum dari Kurikulum character building. Beberapa waktu yang Tingkat Satuan Pendidikan menjadi lalu banyak kasus yang terjadi di dunia Kurikulum berbasis pendidikan karakter atau pendidikan Indonesia, salah satunya biasa disebut Kurikulum 2013 diharapkan kekerasan terhadap peserta didik, ataupun mampu memuat delapan belas nilai karakter sebaliknya yakni siswa yang melakukan untuk mengembalikan jatidiri dan karakter kekerasan terhadap gurunya, di salah satu manusia yang Pancasilais, manusia Universitas di Sumatera Utara ada Indonesia utuh dengan segala kemanusiaan- mahasiswa yang membunuh dosennya, nya. Kemudian ada Siswi SMA yang terkena Pendidikan sendiri ditinjau dari sisi tilang oleh polisi wanita, tidak mengakui humanis adalah bagaimana cara memanusia- kesalahanya dan memaki serta membentak kan manusia, tentunya ini hal yang sangat dan mengancam mau melaporkan Polisi penting dan merupakan tanggung jawab wanita tersebut, contoh lain banyaknya besar dari para elemen atau komponen yang begal dan geng motor yang berusia Sekolah terlibat di dunia pendidikan, hal ini telah menengah juga menjadi catatan kelam pada termaktub dalam pembukaan Undang- dunia pendidikan Indonesia, hal ini menjadi undang Dasar Tahun 1945, yakni turut perbincangan masif dan viral baik di social mencerdaskan kehidupan bangsa yang media dan media elektronik lainnya. berdasarkan Pancasila, tujuan nasional Kejadian ini mengindikasikan ada pendidikan sudah sewajarnya harus diemban pergeseran yang terjadi di dunia pendidikan dan diejawantahkan ke semua lini di Indonesia yakni lunturnya kemanusiaan pendidikan tidak terkecuali pada guru dan dan hakikat sebagai manusia di kalangan peserta didik, konsep pendidikan humanis peserta didik. yang sesuai dengan karakter dan jiwa bangsa Pendidikan merupakan salah satu Indonesia sudah selayaknya di aplikasikan kunci yang sangat esensial dalam kehidupan kembali, tulisan ini berusaha menyampaikan manusia, dalam konteks dan ruang lingkup bagaimana pembacaan ulang atau literacy kehidupan suatu bangsa, pendidikan pendidikan humanis ditinjau dari beberapa

28 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 sudut pandang, diantaranya sudut pandang politik, dan seniman di daratan Eropa filsafat humanis, pendidikan humanis secara serentak bertekad untuk mengadakan suatu umum, konsep pendidikan humanis religius, gerakan pembaharuan yang menginginkan konsep pendidikan humanis sekuler, konsep kebebasan berpikir untuk merubah doktrin pendidikan humanis di dalam falsafah dan agama yang dirasakan sangat mengekang budaya jawa, konsep pendidikan humanis kemerdekaan batin. Perkembangan pertama oleh Ki Hajar Dewantara, konsep Dahlan renaissance terjadi di Kota Firenze. Keluarga (Rohman, 2013: 22), dan konsep oleh Medici yang memiliki masalah dengan Driyarkara. sistem pemerintahan Kepausan menjadi Paper ini berupaya untuk menyampai- penyokong keuangan dengan usaha kan pembacaan ulang pendidikan Humanis perdagangan di Wilayah Mediterania. Hal ini melalui beberapa sudut pandang, pendidikan membuat para intelektual dan seniman humanis menurut beberapa aliran dan memiliki kebebasan dan mendapatkan beberapa ahli, penulis tidak menyampaikan perlindungan dari serangan gereja. aliran mana yang terbaik namun penulis Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya menawarkan beberapa pilihan pendidikan kekuasaan dominan di Firenze. Kota ini humanis, diantaranya; 1) bagaimana sejarah dipengaruhi oleh bangsawan dan pedagang, perkembangan filsafat humanisme di eropa; dari sini, kemudian renaissance menjalar ke 2) bagaimana aliran pendidikan humanis daratan Eropa lainnya. Renaisance adalah secara umum; 3) pendidikan humanis zaman dimana kemajuan ilmu pengetahuan, religius; 4) pendidikan humanis sekuler; 5) dan memunculkan banyak ahli dan filsuf di pendidikan humanis di dalam Falsafah Jawa; masa itu, dogma agama yang bertentangan 6) bagaimana pendidikan humanis oleh Ki dengan rasio manusia telah berusaha dan Hajar Dewantara; 7) konsep pendidikan memang sangat ditentang oleh tokoh-tokoh humanis Ahmad Dahlan; 8) konsep pemikir di zaman itu, tentu kita ingat pendidikan humanis oleh Driyarkara mengenai Copernicus dan Tesisnya tentang bumi yang ditentang oleh pihak Gereja. Pada PEMBAHASAN masa renaissance manusia menemukan kesadaran akan dua hal, yaitu: dunia dan 1. Sejarah Filsafat Humanisme di dirinya sendiri, pengenalan diri berarti sadar Eropa akan nilai pribadi dan kekuatan individual, Abad pertengahan dan zaman modern ahli waris gerakan renaissance adalah di Jembatani oleh zaman yang disebut humanisme, Istilah humanisme berasal dari Renaissance, yang mempunyai arti kelahiran kata human yang berarti manusia. Aliran kembali, dalam arti sesungguhnya yakni pemikiran ini menekankan Value (nilai) dan masa peralihan antara abad pertengahan ke Dignity (martabat) manusia diatas segala- abad modern yang diilhami oleh kebudayaan galanya, serta menjadikan kepentingan eropa klasik (yunani dan romawi) yang manusia, sebagai ukuran kebenaran mutlak. bersifat duniawi. Renaissance lahir sekitar Abagnano mendefenisikannya: abad ke 15-16 M, tatkala kaum intelektual, “Humanism is the philosophical and

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 29 literary movement which originated in Italy Mereka berusaha menemukan seni in the second half of fourteenth century and berfikir dan bertindak lewat penalaran diffused into other countries of Europe, Aristoteles dan dukungan metodologi coming to constitute one of the actors of sains modern untuk rekayasa masa modern culture. Humanism is also any depan. Pengagungan terhadap sains: philosophy which recognizes the value or bahwa kesulitan manusia lebih banyak dignity of man and makes him the measure of ditimbulkan oleh kelemahan dalam all things or somehow takes human nature, memahami dan menaklukkan alam, its limits, or its interests as its themes”. makeexplorasidan experimentasi sains ilmiah dan penemuan yang dihasilkan- Berikut ini adalah beberapa tema-tema dari nya dianggap lebih utama daripada Humanisme: doktrin Gerejani yang tidak humanistik a) Freedom: Institusi-institusi Pada abad dan rasional. Penemuan kesadaran p e r t e n g a h a n s e p e r t i G e r e j a , humanisme barat mengakibatkan Feodalisme, dan kekaisaran telah manusia merasa bebas dari doktrin merekayasa pandangan masyarakat agama dan tradisi. Kebenaran harus kepada satu cosmic yang merendahkan dicapai dengan kekuatan sendiri, dan memasung kebebasan berfikir. perlahan-lahan kaum humanis telah Gerakan Humanisme adalah usaha melepaskan tujuan keakhiratan dan untuk menumbangkan otonomi dari menerima hidup dalam batas-batas kekuasaan-kekuasaan tersebut. dunia yang dihadapi. Lambat laun Kekuasaan yang bersumber dari filsafat Eropa mengalami alienasi dogma-dogma agama. terhadap agama yang defenitif. b) Naturalism: Pandangan bahwa Filsafat menjadi bersifat manusia adalah bagian terpenting dari individualis, sehingga sejarahnya alam semesta. Meskipun thesis mewujudkan konsepsi dari ke- Humanisme mengangkat jiwa manusia pribadian tokoh-tokoh filsafat. Titik sebagai kekuatan untuk pembebasan tekannya adalah kebebasan mutlak (The Power of Freedom), namun pen- bagi pemikiran dan penelitian, bebas dukungnya tidak pernah melupakan dari wibawa wahyu dan tradisi. badan dan kesenangan lahiriah lewat Pengetahuan hakiki bukan didapat dari penaklukan terhadap alam sebagai pewarisan, melainkan dari apa yang objek dari proyek-proyek manusia, diperoleh manusia sendiri karena dengan untuk sementara menangguh- kekuatannya lewat penelitian dan kan perhatian terhadap hal-hal yang penemuan-penemuan. Filsafat bersifat metaalam. humanisme di rumuskan sebagai c) Perspektif Sejarah: Kaum humanis bentuk filsafat eksistensialism yang Eropa, menemukan kesadaran untuk kolektif. Dimana kesadaran akan diri bangkit lewat cara penggalian terhadap yang merupakan bagian dari kolektif nilai-nilai rasional filsafat Yunani. dan keputusan untuk turut menjadi

30 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 bagian dari gerakan kolektif. Filsafat 2. Airan Pendidikan Humanis humanisme dalam rupa ideologi Pendidikan hHumanis adalah pen- tersebar secara psikologis kepada didikan yang didasarkan oleh filsafat orang-orang di zaman Renaissance. humanis, yakni pendidikan yang memanusia- Kesadaran yang muncul bukan 'aku kan manusia, hal ini dimaksudkan Pem- adalah manusia', melainkan 'kita belajaran yang dikembangkan berpijak pada adalah manusia'. Yang timbul adalah teori belajar humanistik memiliki ciri-ciri kesadaran bahwa 'kita' adalah humanis, yaitu untuk mencapai kemanusiaan 'manusia', dan 'kita' adalah yang transprimordial berupa kemampuan untuk 'utama'. 'Lupakan organisasi itu menghormati martabat, keutuhan dan hak- (Gereja), buat apa kita mengabdi hak asasi sesama manusia tidak pandang kepadanya'. Ternyata kita pun juga apakah ia termasuk golongan primordial sangat penting'. Cukup sudah dibatasi suku, daerah, agama, bangsa sendiri atau oleh Gereja lagi'. Dari pemikiran lainnya. Pendidikan humanis mencirikan Humanisme kemajuan-kemajuan yang bahwa pendidikan yang dilaksanakan terjadi diberbagai bidang sangat pesat, berdasarkan pada filsafat eksistensialisme karena orang-orang tidak dibatasi manusia, yakni menjunjung tinggi kebenaran kemampuannya oleh aturan-aturan yang berasal dari ide dan rasional manusia, gereja pada abad pertengahan. menjujung tinggi nilai kebebasan individu Muncullah para Renaissance Man sebagai mahluk yang selalu berupaya yang membawa Eropa dan sekitarnya mengekspresikan diri dan mengaktualisasi- kedalam kemajuan. Namun, tidak kan dirinya, pengekspresian dan peng- semua Sejarawan berpendapat bahwa aktualisasian diri inilah yang dijadikan dasar kemajuan dan kemunculan raksasa- dari pendidikan humanis yang ada di Barat, raksasa seni dan ilmu pengetahuan kebebasan diri, persamaan derajat dan hak sepenuhnya disebabkan oleh Filosofi asasi manusia dijunjung tinggi dan sebagai Humanisme. kebenaran yang mutlak, terlepas dari dogma- Jadi sejarah humanisme didasari dogma agama. oleh keinginan beberapa filsuf dan manusia yang hidup di jaman 3. Konsep Pendidikan Humanis renaisance yang ingin keluar dari Religius dogma dan ajaran agama yang tidak Konsep pendidikan humanis religius sesuai dengan abad pencerahan yakni adalah konsep pengembangan pendidikan abad dimana manusia mulai meng- yang memadukan filsafat humanis dan andalkan rasio untuk mengenal dunia konsep pendidikan religius, jadi konsep dan dirinya sendiri. Humanisme ini lah pendidikan ini adalah bagaimana pendidikan yang dijadikan dasar kebebasan mampu memanusiakan manusia dan berekspresi dan mengaktualisasikan menjunjung tinggi hak asasi manusia tanpa diri, sesuai dengan filsafat eksisten- meninggalkan nilai-nilai religius. Perbedaan sialisme. antara teori humanis sekuler dengan humanis

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 31 religius, jika pendidikan humanis sekuler monodualis, yaitu manusia sebagai makhluk berpijak pada rasionalitas dan ide yang otonom, mempunyai kebebasan dalam meninggalkan dogma atau ajaran-ajaran menentukan kehidupannya sekaligus agama, intinya pendidikan harus terlepas mempunyai tanggung jawab dalam berbagai dari kungkungan dan aturan yang tindakan yang dipilihnya, dan manusia bertentangan dengan rasionalitas manusia, sebagai makhluk Tuhan yang akan kembali maka pendidikan humanis religius berusaha kepadaNya dengan mempertanggung- memadukan pendidikan humanis yang jawabkan semua amal perbuatannya. bersumber pada filsafat eksistensialisme, Berpijak dari dasar inilah tercipta konsep rasionalitas, ide dan kebebasan berekspresi pendidikan Humanis religius. dengan penjelasan dan aturan-aturan Ajaran ontologi Tasawuf dan Tarekat keagamaan yang juga mengedepankan hak Naqsyabandiyah melukiskan kodrat asasi dan perlakuan yang sama di mata kenyataan, ketunggalan hakikat Illahi, agama, intinya tetap menjunjung tinggi alamat-alamat dari yang hakiki dan kodrat kemanusiaan tanpa meninggalkan fitrah manusia. Sebagaimana Nasr melihat bahwa manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang keseluruhan ajaran tasawuf terdiri dari empat Maha Esa, yang mempunyai kewajiban bagian, yaitu: metafisika, kosmologi, menjalankan perintah dan menjauhi larangan psikologi, dan harapan eskatologi. Ajaran yang diajarkan oleh agama dan ke- kosmologi tidak menerangkan detail-detail percayaanya, jadi tiap orang berhak dan fisika dan kimiawi, tetapi membahas tentang wajib menjalankan perintah sesuai dengan alam keseluruhan dengan tujuan pen- ajaran agama masing-masing tanpa meng- jelajahan yang akhirnya dimiliki, dilintasi intervensi atau mendiskrideditkan aliran atau menghindari perangkap-perangkap bendawi agama lainnya. sehingga mampu menangkap cahaya di atas Notonagoro menyatakan bahwa benda-benda dan pada akhirnya sampai pada manusia adalah makhluk monopluralis, keadaan hilangnya kekaburan dan kegelapan Manusia itu dalam keutuhannya dapat dilihat yang lazim. Ajaran psikologi memuat dari tiga aspek/dimensi: susunan kodrat, sifat penyembuhan sakit jiwa secara lengkap kodrat, dan kedudukan kodrat. Susunan dalam perjalanan batin (rohani) atau jiwa kodrat manusia itu terdiri dari dua unsur: menuju pusatnya sendiri untuk selanjutnya raga/badan dan jiwa (cipta, rasa, karsa) yang menuju penyucian diri dan surga, dan ajaran keduanya tidak terpisahkan selama hidup di eskatologi mengandung petunjuk perjalanan dunia sebagai kesatuan monodualis. Sifat menuju pada tingkat hidup yang lain untuk kodrat manusia itu terdiri dari dua aspek, mendapatkan keluasan hidup di balik sifat manusia sebagai mahluk individu kehidupan empiris dunia fisikal ini. dengan segala keunikannya dan sifat Pandangan ontologi tasawuf al-Ghazali manusia sebagai makhluk sosial; keduanya yang menjadi dasar ontologi Tarekat hendaknya berjalan secara seimbang dalam Naqsyabandiyah, memandang manusia merespon berbagai kepentingan. Kedudukan mempunyai identitas esensial yang tetap, kodrat manusia juga mempunyai dua aspek tidak berubah-ubah yaitu al-nafs atau jiwa,

32 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 berangkat dari pandangan ini dapat ditarik pengembangan wawasan keislaman yang “benang merah” yakni yang dinamakan menjadi penunjang perkembangan alam manusia adalah sesuatu yang essential tetap pembangunan nasional. Watak dinamis dan tidak berubah-rubah yaitu al-nafs atau pendidikan itu dapat dikembangkan kalau jiwa. Jadi idealnya manusia adalah jiwa itu pemikiran pendidikan Islam meletakkan titik sendiri jadi dua yang jadi satu yakni material berat perhatiannya pada masalah-masalah dan jiwa (nafs), dan jiwa ini yang kongkrit dan memberikan penyelesaian bagi menggerakana manusia dan yang merasa persoalan-persoalan hidup aktual yang bergerak dengan kemauan. Pada diri dihadapi manusia. manusia terdapat tiga jiwa (al-nufus al- Pendidikan humanis religius meng- tsalatsah). Pertama, jiwa tumbuhan (al-nafs utamakan pembelajaran aktif dan mengguna- al-nabatiyah) merupakan tingkatan jiwa kan metode dialog dalam suasana pem- paling rendah dan memiliki tiga daya; belajaran yang dirancang dengan meng- nutrisi, tumbuh, dan reproduksi. Kedua, jiwa hadirkan Tuhan, dalam suasana nyaman, hewan (al-nafs al-hayawaniyah) yang aman, ramah, santun, bahagia. Pendidikan memiliki dua daya; penggerak, persepsi. humanis religius ini berusaha merasionalkan Ketiga, jiwa rasional (al-nafs al-natiqah) ajaran agama agar tidak hanya sebagai memiliki dua daya; praktis dan teoritis. dogma-dogma yang memang harus ditaati Untuk yang ketiga inilah yang menjadi dan dipatuhi akan tetapi ajaran agama landasan seorang ilmuan untuk terus tersebut bisa dikaji secara ilmiah. berkarya dan belajar di bidang keilmuan, serta mengabdikan dirinya pada ilmu. 4. Pendidikan Humanis Sekuler Pendidikan humanis religius ini telah Diskursus tentang relasi antara dikembangkan dan diterapkan pada pondok manusia dan agama paling tidak melahirkan pesantrean-pondok pesantren di Nusantara, dua konsep pemikiran. Pertama; pendapat bisa dicontohkan pendidikan humanis yang yang meyakini bahwa agama dapat dijadikan disampaikan oleh Gus Dur (KH. inspirasi hidup dan solusi atas berbagai Abdurrahman Wahid), Nilai-nilai humanis, problematika manusia (Habermas 2006,19- kultural dan filosofis pendidikan selama ini 32) dan kedua; pendapat yang meyakini pada dasarnya tidak lepas dari akar bahwa manusia mampu menyelesaikan pemikiran pesantren yang kokoh walaupun berbagai persoalan tanpa melibatkan Agama. ia seringkali tidak menggunakan dasar-dasar Misalnya sebagaimana yang dilakukan oleh al-Qur'an dan Sunnah. Pemikiran pen- pemikir-pemikir sosial abad ke 19 seperti didikan Wahid memiliki akar yang kokoh Comte, Spencer, Durkheim, Weber, Marx dalam tradisi pesantren. Ia telah berhasil dan Freud, yang meyakini bahwa agama mewariskan pemikiran-pemikiran pen- secara berangsur-angsur akan hilang dan didikan yang berwawasan humanis, kultural bukan lagi menjadi sesuatu yang signifikan d a n f i l o s o f i s d a l a m k e h i d u p a n terutama bagi masyarakat industri (modern), kemajemukan hidup umat manusia. Gagasan karena masyarakat industri (modern) pendidikan yang ingin ditawarkan adalah diproyeksikan untuk berorientasi sekuler

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 33 (Norris dan Inglehart 2004, 3-5). Dua tesis yang disampaikan oleh Peursen bahwa pandangan di atas hidup dalam suasana perkembangan kebudayaan manusia dimulai modernitas, tetapi pandangan kedua lebih dari mitis, ontologis dan fungsional. mendominasi dan lebih mendapatkan ruang. Dikatakan bahwa perkembangan manusia Dengan dalih memiliki otoritas untuk dimulai dari tahapan mitis yakni manusia mewujudkan eksistensinya, manusia di- menyakini bahwa di kehidupannya terdapat fungsikan sebagai titik sentral kehidupan dan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, dan karena itu melalui kebebasan rasio, manusia manusia yakin bahwa ada Dzat yang maha berhak untuk mengatur diri dan lingkungan. besar diluar kemampuan mereka. Tahapan Manusia diposisikan sebagai mahluk yang kedua yakni tahap ontologis yakni manusia otonom sesuai dengan karakteristik ke- telah menanyakan dan terus mencoba manusiannya (humanisasi). Ketika menggali tentang sesuatu atau hakikat dari humanisasi ini menjadi worldview, maka ia sesuatu, tahapan ini mendasari ber- menjadi ideologi (humanism). Secara kembangnya ilmu pengetahuan, tahapan humanisme dalam bingkai modernitas terakhir dari tesis ini adalah tahap fungsional melahirkan humanism modern yang yakni dimana manusia telah menggunakan memisahkan ajaran agama dan nilai-nilai ilmu pengetahuan untuk kepentingan dan spiritual dengan kehidupan modern. Nilai- keberlangsungan hidupnya, tahap ini nilai spiritual agama dianggap tidak mampu manusia telah mencoba untuk keluar dari memecahkan problematika sosial, dogma- tahap mitis dan ontologis jadi kehidupan dogma agama di anggap kurang fungsional mereka semua berdasarkan rasionalitas dan untuk memecahkan problematika kehidupan positif, terlepas dari kekuatan-kekuatan sosial karena kurang rasional dan positif. spiritual dan kungkungan dogma agama. Bunge (2000; 16) membagi dua model Relevansi tesis Peursen dengan pendidikan humanisme, yaitu humanisme sekular dan humanis sekuler adalah berdasarkan humanisme religius. Humanisme sekuler perkembangan budaya yang disampaikan (secular humanism) melihat manusia dan beliau yakni tahapan manusia sudah pada masyarakat atas dasar rasionalitas, sedang- imanensi dan esksistensialisme selain itu, kan humanisme religius (religious juga selalu mengarah pada keterbukaan. humanism) melihat manusia dan masyarakat Bahayanya adalah identitas diri mulai pudar berdasarkan pada nilai-nilai moral (etika) dan keotentikan hilang. Maka, fungsionalis- sebagaimana yang lazim terdapat dalam me bukanlah suatu hal yang secara otomatis agama. terjadi, akan tetapi lebih merupakan suatu Humanisme sekuler mempertahankan proses dan tanggung jawab yang akan terus prinsip bahwa manusia mampu mengatur berkembang kealam pemikiran yang lebih dirinya sendiri, humanisme sekuler melihat maju. Bisa ditarik benang merah bahwa yang individu dan masyarakat atas dasar dimaksud pendidikan humanis sekuler rasionalitas, berusaha mereduksi dan adalah pendidikan yang berorientasi pada mengesampingkan sesuatu yang sakral kebebasan berekspresi yang berdasarkan (desakralisasi) tentu hal ini sesuai dengan filsafat eksistensialisme yang mendorong

34 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 kemajuan manusia diluar kungkungan dan ruh dari tata krama jawa, dan tata dogma-dogma agama, pendidikan humanis krama adalah merupakan tulang- sekuler ini diadopsi oleh negara-negara tulang penggerak Budi pekerti, barat. artinya: tatakrama meliputi moral, sopan santun, unggah-ungguh dan 5. Pendidikan Humanis di Dalam etika. Falsafah Jawa b. Unggah-ungguh Bahasa Jawa artinya; Pendidikan humanis di dalam falsafah 1) unggah-ungguh selalu berhubungan Jawa yakni menekankan pada keselarasan, dengan rasa Jawa, ungkapan kecil keseimbangan dalam berbagai hal termasuk tetapi bermakna dalam yakni “wong keselarasan dengan hal yang berbau mitis, Jawa kui papaning rasa”; 2) unggah- mereka akan selamat dari segala ancaman. ungguh dan sopan santun Jawa Nilai dan keutamaan moral dapat tercermin, merujuk suba sita yakni aturan yang misalnya menjunjung suara hati yang baik untuk mendidik kesopanan dianggap baik, menghargai kejujuran, masyarakat; 3) sumber budi pekerti memiliki rasa tanggung jawab, melihat Jawa. adanya hak dan kewajiban, keselarasan atau harmoni dengan alam dan selaras dengan Jadi inti pendidikan humanis di dalam masyarakat. Selain itu, etika jawa juga Falsafah Jawa yakni memberikan panduan terkait dengan pandangan hidup manusia bahwa manusia hendaknya selalu berpegang jawa. Seperti telah kita ketahui, pandangan teguh pada moral, etika, dan keselarasan hidup jawa memiliki keunikan dan kekhasan hidup yang tercermin dalam segala bentuk tersendiri, suatu pandangan yang mencari perilaku berupa unggah-ungguh, sopan ilmu kesempurnaan jiwa (dapat kita sebut santun, suba sita bagi kesopanan masyarakat. sebagai suluk, mistik, atau dalam agama Pendidikan humanis dalam falsafah jawa Islam disebut sebagai tasawuf atau sufisme). merupakan kekhasan yang bercorak dan Pendidikan Humanisme Jawa yakni berdasarkan pada falsafah ajaran Hindhu- sebenarnya adalah sistem pendidikan yang Budha dan Islam, ini menjadikan ajaran dan membentuk manusia untuk berpikir rasional, nilai-nilai Jawa unik dan beda dengan nilai- berpikir membentuk kesadaran manusia nilai lainnya. yang memiliki potensi untuk: a) membentuk sifat kemanusiaan terhadap situasi yang 6. Pendidikan Humanis oleh Ki Hajar diberikan; b) mampu memecahkan Dewantara, Konsep Pendidikan persoalan epistimologis secara rasional dan Humanis Ahmad Dahlan kritis; c) membentuk kesadaran moral dan Pendidikan Humanis yang di pertimbangan etis nilai-nilai yang terlupakan sampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah dalam proses kecerdasan anak bangsa. Nilai- pendidikan dengan konsep Tri Pusat nilai lokal jawa pendidikan Humanis Jawa Pendidikan yakni pendidikan dalam lingkup diantaranya: keluarga, perguruan/Sekolah, masyarakat, a. Tata krama jawa, budi pekerti adalah disampaikan bahwa pendidikan adalah daya

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 35 upaya untuk memajukan budi pekerti lebih dewasa dengan jalur massifikasi (kekuatan batin), pikiran (Intellect) dan kultural (pembudayaan yang masif). Jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan Pendidikan humanis adalah humanisasi yang masyarakatnya. Intinya pendidikan humanis dimaksudkan untuk mencapai, mengarahkan adalah pendidikan yang mampu me- kemampuan berpikir dan kemampuan cipta ngembangkan peserta didik menjadi rasanya guna melahirkan hal-hal yang luhur, manusia yang merdeka memiliki karakter yang baik, yang mulia yang biasa disebut dan intelektualitas yang seimbang dan kebudayaan. Proses pendidikan manusia tumbuh dengan perkembangan potensi- melalui dua tahap yakni hominisasi dan potensi mereka, memiliki kepekaan humanisasi, hominisasi adalah proses terhadap perkembangan masyarakat, dan perkembangan manusia muda menjadi memegang teguh adat dan budaya nasional, manusia dewasa secara fisik dan psikologis, jika seseorang memiliki pendidikan dan dan tingkatan setelahnya adalah humanisasi, intelektual yang tinggi dan baik maka yakni manusia mampu mengembangkan dan seharusnya diimbangi dengan budi pekerti membawa kedewasaanya untuk mencintai dan tingkah laku yang baik pula. alam, sesama, dan Tuhan. Belajar bukanlah Pendidikan Humanis oleh Ahmad untuk sekolah akan tetapi untuk hidup, Dahlan yang merupakan tokoh besar dalam pendidikan setiap insan hendaknya tiap hari organisasi Muhamaddiyah, yakni pen- mampu mengembangkan talentanya, didikan yang didasarkan pada pembentukan pengembangan dan proses internalisasi nilai- kecerdasan dan kemandirian bagi setiap nilai hidup. Untuk mencapai tujuan peserta didik dan umat manusia sehingga pendidikan humanis, tidak terlepas dari tiga mereka bisa memahami ajaran Agama hal yakni: Manusia, Pendidikan dan dengan benar, pendidikan yang disampaikan Pancasila. Inti pemikiran beliau adalah adalah pembaharuan pendidikan Islam pendidikan yang senantiasa mengaplikasi- dengan dikombinasikan dengan pendidikan kan dan tanpa meninggalkan Falsafah Gaya Belanda, kalau ditarik benang merah Pancasila, karena di dalam Pancasila sudah konsep pendidikan yang disampaikan beliau memuat semua unsur kemanusiaan manusia. adalah modernisasi pendidikan Islam, berarti pendidikan humanis religius, dimana SIMPULAN perkembangan peserta didik senantiasa sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama Berdasarkan pembahasan yang telah Islam. disampaikan maka simpulan dari paper ini adalah perkembangan filsafat humanisme 7. P e n d i d i k a n H u m a n i s o l e h sangat dipengaruhi oleh renaisance di Eropa Driyarkara pada zaman itu manusia telah mulai Pendidikan Humanis menurut mengedepankan rasio mereka dan berusaha Driyarkara adalah pendidikan yang untuk keluar dari kungkungan dogma agama, mengedepankan perkembangan manusia abad pencerahan dimana manusia me- muda menjadi manusia yang tingkatannya ngedepankan kebebasan, mengedepankan

36 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 ide dan rasio mereka, berusaha menemukan istiadat, agama, dan gaya hidup yang seni berfikir dan bertindak sesuai dengan berbeda. Pendidikan humanis inilah yang filsafat eksistensialisme. Filsafat ini men- sangat relevan dan cocok untuk Indonesia dasari berkembangnya filsafat humanis di yang Bhineka Tunggal Ika. Eropa yakni aliran filsafat yang memandang bahwa manusia adalah mahluk yang DAFTAR PUSTAKA senatiasa mengedepankan, menjunjung tinggi ide dan rasional manusia, kebebasan Adam, Sumarlin. 2015. Jurnal Manajemen berekspresi. Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E Perbedaan antara pendidikan humanis ISSN 2442-8280 Volume 3 Nomor 1 religius dengan pendidikan humanis sekuler Februari 2015 Halaman 128 – 144. adalah, pendidikan humanis religius Comer, R. & Gould, E. (2012). Psychology berusaha mengedepankan bahwa manusia Around Us. New York: Halsted Press, adalah mahluk monodualis yakni selain Division John Wiley & Sons, Inc. mengembangkan dirinya secara bebas Driyarkara, N.2006., Karya Lengkap berdasarkan ide dan rasionalnya mereka juga Driyarkara. Esai-Esai Filsafat Pemikir harus bertanggung jawab atas semua yang Terlibat Penuh dalam Perjuangan perilakunya dihadapan Tuhan, initinya Bangsanya. Penyunting: A. Sudiarja, adalah bagaimana berperilaku tanpa G. Budi Subanar, St. Sunardi, T. meninggalkan ajaran-ajaran agama. Sedang- Sarkim. Jakarta: Gramedia. kan pendidikan humanis sekuler yakni Ekahayati. 1996. 'Arnold Joseph Toynbee'. pendidikan yang benar-benar hanya Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jilid mengedepankan kemajuan, kemampuan, 16. Jakarta: PT. Cipta Adi Pusaka. Hal. serta perkembangan ide dan kebebasan 413-414 berekspresi. Berbeda lagi dengan pendidikan humanis dalam falsafah jawa, pada intinya Huntington, Samuel P. 2005. Amerika dan adalah adanya keselarasan, keseimbangan Dunia. Yayasan Obor: Jakarta baik ide berpikir, rasio, dan selalu menjaga Notonagoro. 1987. Pancasila secara Ilmiah suba sita atau disebut perilaku, perilaku Populer. Jakarta: Pantjuran Tudjuh. secara keseluruhan, perilaku dengan sesama Saifullah, 2014. Renaissance dan manusia, perilaku dengan mahluk lain, humanisme sebagai jembatan lahirnya perilaku dengan alam, serta senantiasa ingat filsafat Modern. Jurnal Ushuluddin. bahwa semua yang ada di bumi ini adalah Vol. XXII No. 2. atas KuasaNya. Rohman, Saifur. 2013. Pendidikan Diantara nilai-nilai yang perlu Humanisme 'komparasi pemikiran dikembangkan dalam pendidikan humanis Ahmad Dahlan dan Ki Hajar adalah kemampuan untuk menerima Dewantara. UIN Sunan Kalijaga. pluralisme, yaitu kemampuan untuk hidup Jogjakarta. berdampingan dan saling menghormati, Van Peursen, C. A 1994. Strategi tanpa mempermasalahkan budaya, adat- Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 37 FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

DINAMIKA PENDIDIKAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA PANDANGAN WETAN KECAMATAN KRAGAN KABUPATEN REMBANG

Moh. Saiful Fatwa,M.Pd. Dosen STAI Al-Anwar Sarang Rembang

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh terhadap pola pikir dan Diterima Mei 2016 persepsinya terhadap peran penting pendidikan bagi anak-anaknya. Tujuan Disetujui Juni 2016 penelitian ini adalah mengetahuikondisi sosial masyarakat nelayan, Dipublikasikan Juni 2016 komitmen keluarga Nelayan terhadap pendidikan serta mengetahui perilaku anak keluarga Nelayandi Desa Pandangan Wetan Kecamatan Kragan Keywords : Kabupaten Rembang.Metode yang digunakan adalah kualitatif, dan teknik dynamics of Education , Fishermen pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumen. Society, commitment Parents Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan (1) secara umum dan sebagian besar pandangan orangtua/nelayan pandega terhadap pendidikan adalah rendah, (2) Komitmen Keluarga Nelayan terhadap pendidikan anak dipengaruhi pola asuh keluarga nelayan dimana secara umum dan sebagian besar keluarga nelayan di Desa Pandangan Wetan Kecamatan Kragan adalah pola asuh otoriter dan pola asuh permisif, karena banyak orang tua di Desa Pandangan Wetan Kecamatan Kragan bersikap memaksakan kehendak dalam bidang tertentu seperti pendidikan anak, (3) secara umum dan sebagian besar bentuk perilaku sosial anak termasuk baik. Adanya pelanggaran menurut para responden masih dalam kategori wajar.Berdasarkan dari observasi oleh peneliti dilingkungan tempat tinggalnya, anak-anak nelayan pandega mayoritas bersikap baik, suka bekerja keras dan patuh kepada orangtuanya.

Abstract

Public of education level affects the mindset and perceptions about the important role of education for their children. The purpose of this study was to determine the social conditions of fishermen, Fishermen's commitment to education and family know the child's behavior in the Fishermen families Desa Kragan Pandangan wetanRembang. The method used is qualitative, and data collection techniques is using interviews, observation and document study. The data analysis technique used in this study is an interactive model with step data collection , data reduction , data presentation and conclusion. The validity of the data is done by means of triangulation of methods and sources.Results showed (1) in general and most of the views of parents/fishing Pandega to education is low, (2) Fishermen Family Commitment to education children affected fishermen families where parenting in general and most of the families of fishermen in the village of view Wetan District of Kragan is authoritarian parenting and permissive

38 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 parenting, because many parents in the Desa Kragan Pandangan Wetan Rembang is overbearing in certain fields such as educatio, (3) in general, and most forms of social behavior of children, including good. Any violation by the respondent is still in reasonable category. Based on the observations by researchers in the environment where he lives, the children of fishermen Pandega majority being nice , hardworking and obedient to his parents .

2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi [email protected]

PENDAHULUAN kesuksesan hidup, terbuka dan ekpresif, solidaritas sosial tinggi, sistem pembagian Sumber daya alam yang melimpah kerja berbasis seks (laut menjadi ranah belum tentu merupakan jaminan bahwa laki-laki dan darat adalah ranah kaum suatu Negara atau wilayah itu akan perempuan), dan berperilaku konsumtif makmur, bila pendidikan sumber daya (Kusnadi, 2009:39). manusianya kurang mendapat perhatian. Masyarakat nelayan juga meng- Upaya peningkatan kualitas sumber daya hadapi sejumlah masalah politik, sosial manusia merupakan tugas bersama dan dan ekonomi yang komplek (Kusnadi, berjangka waktu yang panjang karena 2009:27). Hal ini disebabkan oleh kebijakan menyangkut pendidikan bangsa. pembangunan yang belum bersungguh- Kabupaten Rembang memiliki daerah sungguh, persoalan sosial ekonomi dan perairan yang mempunyai potensi perikanan, budaya yang terjadi pada masyarakat disepanjang daerah pesisir mata pen- nelayan cukup kompleks, sehingga caharian penduduk umumnya nelayan dan penyelesainnya tidak seperti membalikkan pedagang. Pekerjaan sebagai nelayan dipilih telapak tangan. Masyarakat sebagai pelaku karena sesuai dengan keterampilan utama bagi pembangunan, maka diperlukan masyarakat setempat, sementara sumber kualitas sumber daya manusia yang daya yang tersedia hanya laut beserta berpotensial, sehingga masyarakat dapat isinya yang mempunyai nilai ekonomi, bergerak pada arah pembangunan untuk sehingga tidak ada pilihan lain bagi menuju cita-cita rakyat Indonesia, yaitu masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir bangsa yang makmur dan berkepribadian laut selain menjadi nelayan atau pedagang yang luhur, terlebih lagi pada zaman yang yang berhubungan dengan laut. Karakteristik semakin hari bertambah tuntutan yang harus yang menjadi ciri-ciri sosial budaya dipenuhi diera modern ini maupun yang masyarakat nelayan adalah memiliki akan datang, masyarakat dituntut untuk struktur relasi patron-klien sangat kuat, mempunyai ketrampilan atau kompetensi etos kerja tinggi, memanfaatkan ke- dalam dirinya supaya dirinya menjadi mampuan diri dan adaptasi optimal, manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, kompetitif dan berorientasi prestasi, bagi bangsa dan negara, untuk menggali apresiatif terhadap keahlian, kekayaan dan potensi yang dimiliki oleh manusia maka

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 39 diperlukan adanya pendidikan. sekolah, dan pola hidup konsumtif mereka Dewasa ini masih banyak dijumpai dimana pada saat penghasilan banyak, adanya masalah pada sistem pendidikan penghasilan tersebut tidak ditabung untuk di Indonesia. Salah satunya adalah banyak persiapan paceklik dan penghasilanya tidak anak usia Pendidikan Dasar tidak lagi dibelikan untuk kebutuhan pendidikan dapat melanjutkan ke tingkat Sekolah melainkan dijadikan kesempatan untuk Menengah. Banyak faktor yang mem- membeli kebutuhan sekunder. Penelitian ini pengaruhi kondisi tersebut. Faktor utama mengkaji tentang dinamika pendidikan, yang biasa menjadi alasan masyarakat komitmen orangtua terhadap pendidikan, adalah mahalnya biaya pendidikan untuk serta perilaku anak nelayan di desa Sekolah Menengah, sehingga para orang pandangan wetan. tua lebih cenderung menyekolahkan anaknya sampai pendidikan dasar saja. METODE PENELITIAN Faktor lainnya adalah masih kurang perhatiannya orang tua terhadap penting- Penelitian ini termasuk penelitian nya pendidikan bagi anak-anak mereka. kualitatif untuk memperoleh gambaran Kebanyakan orang tua menyuruh anaknya dinamika sosial masyarakat nelayan dan bekerja setelah tamat dari SD dan SMP, komitmen terhadap pendidikan anak. baik itu menjadi buruh atau membantu Penggunaan metode penelitian ini disesuai- orang tua melaut dan lain sebagainya. Hal kan dengan tujuan pokok penelitian yaitu ini juga tidak lepas dari pendapatan orang mengkaji bagaimana dinamika sosial tua dan jenis pekerjaan pada lingkungan masyarakat nelayan, mengkaji bagaimana masyarakat tersebut. Banyaknya warga komitmen orang tua terhadap pendidikan Desa Pandangan Wetan yang tidak anak dan mengkaji bagaimana perilaku sosial menyelesaikan pendidikan dasar menunjuk- anak keluarga nelayan. Teknik pengumpulan kan bahwa masih rendahnya angka data menggunakan, wawancara, observasi partisipasi mereka di bidang pendidikan, dan studi dokumen.Keabsahan data khususnya dalam ketuntasan wajib belajar dilakukan dengan cara triangulasi metode 9 tahun. Mayoritas perekonomian dan sumber. Penelitian ini dilaksanakan di masyarakat nelayan di Desa Pandangan Desa Pandangan Wetan, Kecamatan Wetan juga masih tergolong rendah, hal ini Kragan,Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. tergambar dari masih banyaknya Subjek penelitian ini yaitu orang tua laki-laki masyarakat nelayan Desa Pandangan Wetan (nelayan pandega) berjumlah 6 orang sebagai yang kurang sejahtera. responden dan informan pendukung yaitu Pendidikan anak nelayan Pandega di anak nelayan pandega sebanyak 6 orang. Desa Pandangan wetan umumnya masih rendah salah satu indikatornya yaitu anak HASIL DAN PEMBAHASAN nelayan diusia remaja mulai diajak berlayar dan ikut melaut oleh orang tuanya atau Salah satu faktor yang berpengaruh pamannya, sehingga diantara mereka putus pada perubahan sosial yang terjadi dalam

40 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 suatu kelompok masyarakat adalah dari bahwa faktor yang mempengaruhi pola tingkat pendidikan masyarakatnya.Tingkat asuh orangtua pada masyarakat nelayan pendidikan masyarakat berpengaruh pandega yaitu pendidikan yaitu terlihat dari terhadap pola pikir dan persepsinya terhadap orangtua yang memiliki latar belakang peran penting pendidikan bagi anak- pendidikan rendah menjadikan orangtua anaknya. Faktor utama yang mempengaruhi tidakmengetahui atau menelantarkan tentang persepsi masyarakat nelayan Desa perkembangan pendidikan sekolah anak- Pandangan Wetan berasal dari faktor anaknya, sedangkan lingkungan seperti individu kepala keluarga yaitu harapan menyuruh anak-anaknya untuk bekerja orang tua terhadap anak dan pengalaman mencari uang secara lebih dini yaitu dari masa lalu orang tua. Rendahnya tingkat usia lima tahun menjadi hal yang biasa di pendidikan di kalangan anak-anakresponden lingkungan pesisir. Bagi anak-anak mereka disebabkan oleh berbagai faktor antara lain masih tetap dapat membantu orangtuanya adanya faktor orang tuayang lebih mencari uang meski tetap sekolah yaitu mengarahkan untuk menjadi nelayan dan sepulang mereka sekolah.Hal ini bisa dilihat dikenalkan pada laut sejak kecil sehingga dari hasil penelitian yang memberikan tidak terpikirkan untuk sekolah. Adanya keterangan sebagai berikut: 1) Banyak anak keterbatasan biaya dan ada pula yang pandega yang berusia 15-20 an bekerja keinginan dirinya untuk menjadi nelayan sebagai nelayan pandega pada juragan lain sehingga tidak melanjutkan ke jenjang dari orangtuanya. 2) Banyak waktu nelayan pendidikan yang lebih tinggi. pandega yang habis untuk melaut, sehingga Pola asuh orang tua adalah cara yang proses sosialisasi anak terhadap nilai-nilai ditempuh atau yang dilakukan orang tua kepemimpinan orang tuanya tidak berjalan dalam mendidik anaknya, dengan harapan sebagaimana mestinya, sehingga anak-anak anak dapat tumbuh kembang sesuai apa yang lebih cenderung belajar dari ibu, kakaknya, diharapkan keluarga. Hasil penelitian nelayan lain atau teman yang lebih dewasa menunjukkan bahwa lima dari enam dari dirinya. 3) Anak-anak nelayan pandega responden diketahui memiliki pola asuh setelah lulus SMP/SLTP biasa turun ke laut Authoritarian. Kelima responden tersebut ikut dengan juragan lain atau ikut teman menghukum anaknya secara fisik yaitu yang lebih dewasa dan memiliki juragan mencubit, menarik telinga, memukul, berbeda dari orang tuanya. Walaupun ada menampar bahkan menendang anaknya. yang berpendidikan hingga ke SMA, tetapi Mereka melakukan hal tersebut karena tetap saja membantu orang tuanya dengan bentuk rasa sayang mereka buat anak- bekerja sebagai nelayan. anaknya. Ketiga responden pun juga tidak Masyarakat nelayan pandega di Desa memberikan alasan mengapa anak-anak Pandangan Wetan Kecamatan Kragan mendapat hukuman tersebut, mereka memiliki beberapa metode yang digunakan menganggap anak-anak sudah mengetahui untuk mempengaruhi anak dalam mem- alasannya. bentuk kepribadiannya.Pertama, metode Hasil penelitian menunjukkan ganjaran dan hukuman. Dalam proses ini,

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 41 hukuman diberikan kepada anak yang hanya pas-pasan karena pola hidup mereka bertingkah laku salah, tidak baik, kurang berbeda dengan orang-orang yang maju, pantas, atau diterima oleh masyarakat. mereka mencari nafkah hanya untuk dimakan Hukuman dapat berupa fisik atau hukuman hari ini, untuk besok hari mereka tidak terlalu sosial tergantung dari tingkat kesalahan memikirkan, karena mereka beranggapan yang dilakukan oleh anak di dalam masih banyak persediaan di laut, pola pikir pergaulannya, baik dengan sesama teman mereka tentang pendidikan bagi anaknya maupun interaksinya dengan orang tua. rendah, mereka tidak pernah memikirkan Pemberian hukuman dimaksudkan agar fasilitas pendidikan untuk anak-anaknya anak menyadari kesalahannya, sedangkan serta adanya ketidakkonsistenan antara ganjaran diberikan kepada anak yang persepsi dengan perilaku untuk me- berperilaku baik dalam proses sosialisasi. nyekolahkan anak karena adanya berbagai Ganjaran dapat bersifat materiil dan non faktor yang memepengaruhi pendidikan anak materiil, dengan ganjaran diharapkan anak seperti ekonomi. Rendahnya persepsi termotivasi untuk selalu berbuat baik. nelayan terhadap pendidikan anak me- Kedua, metode didactic teaching. Metode nunjukkan status sosial mereka yang rendah. ini mengutamakan pengajaran kepada anak Rendahnya status sosial pendidikan didik tentang berbagai macam pengetah uan nelayan pandega akibat tuntutan kebutuhan dan keterampilan.Ketiga, metode pemberian hidup keluarga. Keadaan sosial ekonomi contoh. Anak-anak cenderung mencontoh keluarga memiliki peranan krusial terhadap semua tingkah laku orang yang ada di proses perkembangan anak-anak. Misalnya, sekitarnya. Dengan memberikan contoh keluarga yang ekonominya mencukupi, akan terjadi proses imitasi (peniruan), yang menyebabkan lingkungan materiil yang terjadi secara sadar maupun tidak disadari. dihadapi anak dalam keluarganya akan lebih Status sosial keluarga (orangtua) yang luas. Anak memiliki kesempatan lebih luas rendah menyebabkan ketidak mampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan orangtua dalam memberikan fasilitas belajar beragam ke cakapan atas jaminan dan yang memadai pada anak-anaknya. dukungan ekonomi orangtua. Kecukupan Pendidikan rendah yang disandang orangtua ekonomi orang tua akan memungkinkan menyebabkan tidak mampunya orang tua terjaganya hubungan orang tua dan anak- memberikan wawasan tentang pendidikan anaknya, karena orang tua akan lebih fokus bagi anaknya, sehingga anak cenderung perhatiannya kepada anak-anak dan per- akan mengikuti pola-pola yang dilakukan kembangannya. Namun, apabila keadaan orangtuanya, sehingga banyak anak-anak sosial ekonomi keluarga tidak mencukupi yang tidak sekolah atau putus sekolah karena untuk biaya kebutuhan sehari-hari, maka orangtua tidak perdulai dengan per- anak tidak memiliki kesempatan luas untuk kembangan pendidikan bagi anak, hal ini mendapatkan pendidikan, mengembangkan dapat dilihat dari hasil wawancara dengan pengetahuan dan beragam kecakapan hidup para informan, walaupun untuk makan untuk dirinya. Di sisi lain, hubungan orang sehari-hari bisa di cari di laut namun semua tua dengan anaknya tidak terjadi secara

42 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 optimal, karena waktu yang dimiliki oleh kemiskinan yang membelenggu masyarakat orang tua telah tercurah pada pekerjaannya, di Desa Pandangan Wetan Kecamatan sehingga perhatian, pendidikan dan kasih Kragan, merupakan alasan yang biasa sayang orang tua terhadap anak tidak terjadi digunakan untuk tidak melanjutkan pen- secara optimal. Hal inilah yang mendasari didikan ke jenjang pendidikan yang lebih tidak optimalnya pendidikan nilai-nilai baik atau tinggi. kecakapan hidup di lingkungan keluarga Perilaku sosial merupakan suatu nelayan pandega. Anak dituntut untuk dapat bentuk tindakan atau interaksi yang ber- membantu orang tuanya dalam memenuhi hubungan dengan orang lain. Menurut kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga anak- Tirtarahardja (2008:162) lingkungan utama anak nelayan pandega dalam mendapatkan yang sangat bertanggung jawab terhadap pendidikan dari orang tuanya sangat terbatas, kelangsungan pendidikan baik di dunia atau akibatnya anak tidak dapat mengembangkan khususnya di Indonesia yaitu keluarga, pengetahuan dan beragam potensi ke- masyarakat dan pemerintah (Sekolah) cakapan hidup yang dimilikinya. ketiganya itu sering disebut dengan tripusat Pengasuhan anak, masyarakat pesisir pendidikan yang masing-masing lingkungan memiliki pola pengasuhan yang khas yang tersebut memiliki peran yang sama dan dipengaruhi oleh budaya setempat, biasanya saling melengkapi. orangtua belajar dari budaya setempat Proses pendidikan nilai-nilai ke- tentang peran yang harus dilakukan dalam cakapan hidup di lingkungan keluarga mengasuh anak (Winengan, 2007). nelayan pandega di Desa Pandangan Wetan Pengasuhan dapat dipengaruhi oleh budaya, Kecamatan Kragan adalah proses belajar, e t n i s , d a n s t a t u s s o s i o e k o n o m i , yaitu suatu proses akomodasi di mana (Bronfenbreener dalam Santrock, 2007). individu menahan, mengubah impuls-impuls Kebanyakan orangtua pesisir juga dalam dirinya dan mengambil alih cara mempelajari pengasuhan anak dari orangtua hidup atau kebudayaan masyarakat setempat; mereka sebelumnya, mereka sering kedua, dalam proses sosialisasi, individu menganggap praktek pengasuhan yang mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola- diberikan orangtua mereka adalah pola nilai dan tingkah laku, dan standar pengasuhan yang membawa anak-anak tingkah laku dalam masyarakat di mana di a mereka menjadi positif (Kusnadi, 2003).P hidup; ketiga, semua sifat dan kecakapan enerapan pola asuh di Desa Pandangan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu Wetan Kecamatan Kragan yang masih disusun dan dikembangkan sebagai suatu banyak menggunakan pola asuh otoriter kesatuan sistem dalam diri individu. Hal di dengan perpaduan pola asuh permisif atas dapat memberikan suatu keterangan mengakibatkan cara orang tua dalam bahwa dalam proses sosialisasi/ penanaman mendidik anaknya yang cukup keras yang nilai-nilai kecakapan hidup nelayan pandega, mengakibatkan anak tidak dapat ber- baik di lingkungan maupun di keluarga kembang sesuai cita-cita yang diinginkan. tidak terlepas dari faktor-faktor berikut: 1) Permasalahan yang terjadi juga berasal dari Keteladanan dan kehadiran orang tua atau

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 43 orang dewasa dalam keluarga memiliki Wetan bersikap memaksakan ke- fungsi pendidikan yang pertama dan utama. hendak dalam bidang tertentu seperti 2) Warisan biologis orang tua. pendidikan anak, selalu mengatur tanpa memperhatikan kemauan dan SIMPULAN perasaan anak, menghukum bila anak bertindak tidak sesuai dengan ke- 1. D i n a m i k a s o s i a l p e n d i d i k a n hendaknya dan orang tua juga kurang masyarakat nelayan di Desa berkomunikasi baik dengan anaknya. Pandangan Wetan Kecamatan Kragan 3. Perilaku anak keluarga nelayan di Desa Kabupaten Rembang berdasarkan Pandangan Wetan Kecamatan Kragan wawancara terhadap pandangan orang Kabupaten Rembang, secara umum tua tentang pendidikan masih rendah, sebagian besar bentuk perilaku sosial hal ini terlihat dari tanggapan orangtua, anak termasuk baik. Adanya pe- rata-rata mereka lebih senang apabila langgaran menurut para responden anak-anak mereka bisa membantu masih dalam kategori wajar. orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pandangan orangtua SARAN tentang nilai anak yang lebih cenderung melihat anak dari segi 1. Perlunya pemberian beasiswa yang keuntungan akan sangat berpengaruh tepat sasaran bagi anak-anak usia dalam kaitanya terhadap perhatian dan sekolah di daerah nelayan, beasiswa partisipasi menyekolahkan anak itu tidak hanya dalam bentuk pem- sampai pada jenjang yang tinggi. bebasan SPP, tetapi juga berupa 2. Komitmen Keluarga Nelayan terhadap subsidi untuk meringankan biaya pendidikan anak di Desa Pandangan transportasi dan uang saku per- Wetan Kecamatan Kragan Kabupaten bulannya. Rembang, secara umum pola asuh 2. Meningkatkan kesadaran tentang orang tua yang diterapkan adalah manfaat pendidikan kepada pemuda- pola asuh otoriter dan pola asuh pemuda nelayan agar mereka memiliki permisif dikarenakan ada beberapa persepsi yang lebih positif lagi tentang sebab antara lain sebagai berikut: rata- pendidikan formal, sehingga setelah rata orang tua di Desa Pandangan tamat SLTP/sederajat mereka tidak Wetan tidak terlalu membatasi anak tergiur untuk langsung ikut melaut, dalam melakukan sesuatu.Apabila melalui form-form perkumpulan anak melakukan kesalahan, orang tua pemuda, seperti Remaja Masjid. jarang sekali menghukumnya, hanya 3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memarahi dan menasehati anak untuk Kabupaten Rembang, perlu segera tidak melakukannya lagi, untuk merealisasikan berdirinya Sekolah menghindari kesalahan anak tersebut Kejuruan Kelautan di Kabupaten banyak orang tua di Desa Pandangan Rembang, agar sumberdaya manusia

44 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 yang bergerak di sektor perikanan dan Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu kelautan semakin meningkat kualitas- Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo nya. Persada. 4. Pendidikan non-formal perlu diberi- Singgih D.G dan Y. Singgih D.G. kan kepada anak-anak nelayan dengan 2001.Psikologi Praktis; anak, Remaja, tujuan agar anak nelayan memiliki dan Keluarga. Jakarta: PT BKK tambahan ilmu pengetahuan dan Gunung Mulya. keterampilan, sehingga di masa yang Sugiyono, 2010. Metode Penelitian akan datang anak nelayan memiliki Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitas yang lebih baik. Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA Wahyudin, Agung dan Pambudi Handoyo, Kusnadi, 2003. Keberdayaan Nelayan dan 2013. Pola Asuh Orang Tua Nelayan Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar- Dalam Membimbing Anak Di Desa Ruzz.Jogjakarta: media. Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Hasil penelitian. ______, 2009. Nelayan: Strategi Adaptasi UNESA. dan Jaringan Sosial. Humaniora Utama Press. Bandung Rusli Ibrahim. 2001. Landasan Psikologi Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas Mulyadi,2007.Ekonomi Kelautan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ritzer, George, Barry Smart. 2012. Handbook Teori Sosial. Bandung : Nusamedia. Santosa, selamet. 2006. Koleksi Buku 2006 Dinamika kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Sipahelut, Michel.2009. Analisis Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal IPB.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 45 FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

ANUT GRUBYUG: TAKLUKNYA PETANI PADA MOBILISASI PEMBANGUNAN. Studi Kasus pada Proyek Pengembangan Jarak Pagar Sebagai Sumber Energi Alternatif di Kecamatan Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta Gunawan Jurusan Sosiologi dan Antropologi-Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Gd. C7 Lt.1 Sekaran-Gunung pati-Semarang.

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Masyarakat desa khususnya yang tinggal di wilayah dengan kondisi ekologis Diterima Mei 2016 yang kering dan tandus seringkali menjadi warga yang harus hidup dalam Disetujui Juni 2016 jerat kemiskinan. Kondisi tersebut mendorong munculnya kehendak negara Dipublikasikan Juni 2016 untuk memperbaiki dan mengatur warganya melalui proyek-proyek pembangunan. Atas nama pembangunan, tangan-tangan negara bergerak Keywords : mengatur warganya dengan tujuan mulia, yaitu meningkatkan taraf hidup Jatropha, mobilization, farmers, dan memperbaiki kehidupan masyarakat menjadi lebih baik daripada construction sebelumnya. Melalui kajian terhadap proyek pengembangan tanaman jarak pagar sebagai sumber energi alternatif, maka tulisan ini mencoba mengurai berlangsungnya proyek pengembangan Jarak Pagar yang dijalankan dengan memobilisasi petani telah gagal untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mobilisasi telah menghasilkan warga yang semakin tidak berdaya karena menjadi anut grubyuk, hanya ikut-ikutan dengan yang lain. Keberadaan proyek untuk mengatasi krisis energi telah menjadikan petani masuk dalam demensi krisis lain yaitu krisis kemandirian sehingga petani selalu berharap dengan proyek- proyek berikutnya. Mereka menyerah secara total tunduk di bawah struktur kekuasaan yang mengatur mereka. Data untuk tulisan ini dikumpulkan dari penelitian kualitatif yang dilakukan di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Abstract

Villagers especially those living in areas where ecological conditions were dry and barren often the people who have to live in poverty. These conditions encourage the emergence of the will of the state to improve and regulate its citizens through development projects. The name of development, the hands move countries regulate its citizens with a noble purpose, namely improving the standard of living and improve people's lives better than ever. Through the study of the development project Jatropha as an alternative energy source, then this paper tries to parse the ongoing development of the Jatropha project which is run by mobilizing farmers have failed to improve people's lives. The results showed that the mobilization has resulted in an increasingly helpless citizens due to being embraced grubyuk, just went along with the others. The existence of the project to overcome the energy crisis has made farmers fall into another crisis dimension the crisis of

46 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 self-reliance so that farmers are always looking forward to the next projects. They surrendered totally subservient to the power structure that governs them. Data for this paper were collected from qualitative research conducted in the District Tepus, Gunung Kidul Regency, Yogyakarta. 2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi [email protected]

PENDAHULUAN selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau. Berdasarkan catatan RPKD tahun Masyarakat desa khususnya yang 2013, terdapat lahan kritis Seluas 15.611 ha tinggal di wilayah dengan kondisi ekologis yang berada di wilayah bagian selatan dan yang kering dan tandus seringkali menjadi tengah. warga yang harus hidup dalam jerat Kondisi geografis di wilayah selatan kemiskinan. Kemiskinan yang dialami oleh yang kering dan tandus, tetap dimanfaatkan masyarakat tersebut ditengarai disebabkan oleh penduduk setempat untuk bertani adanya keterbatasan dan hambatan dalam dengan sistem pengolahan lahan tadah hujan. memanfaatkan sumber daya yang ada di Lahan-lahan pertanian hanya dapat meng- sekitar mereka. Minimnya sumber daya yang hasilkan panen sekali dalam setahun dengan ada terutama lahan pertanian, menjadikan tanaman utamanya padi, ketela dan jagung. penduduk setempat tidak dapat memenuhi Lahan bercocok tanam yang tersedia sangat kebutuhan pokoknya, khususnya pangan. sedikit dengan tingkat produktifitas rendah. Hal tersebut terjadi juga di Gunungkidul, Minimnya sumber daya yang ada Daerah Istimewa Yogyakarta. menempatkan Gunungkidul sebagai daerah Secara umum wilayah di Gunungkidul dengan jumlah penduduk miskin terbanyak merupakan wilayah yang kering dengan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan curah hujan rata-rata 1.954,43 mm/tahun catatan BPS tahun 2010. Sebanyak 20% dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ penduduk dari 688,145 orang termasuk tahun. Dalam satu tahun, hujan turun rata- dalam kategori miskin. Hal itu disebabkan rata tujuh bulan sedangkan lima bulan oleh karakteristik dan kualitas geografis, berikutnya adalah musim kemarau. Pada serta kesuburan tanah yang buruk untuk waktu-waktu tertentu kemarau dapat usaha pertanian (Gunawan; 2014) berlangsung selama enam sampai deplapan Dalam padangan pemerintah (baca: bulan. Wilayah Gunungkidul bagian selatan, negara), kemiskinan adalah malah yang berhadapan langsung dengan samodera harus deselesaikan. Warga miskin harus Hindia, curah hujannya lebih rendah dientaskan dari jurang kemiskinan sehingga dibanding wilayah lainnya sehingga menjadi hidupnya menjadi lebih sejahtera. wilayah paling kering dengan kondisi tanah Pemerintah harus dapat mewujudkan cita- yang didominasi oleh lapisan kartst sehingga cita negaranya menjadi negara yang adil, kurang subur untuk pertanian. Wilayah ini makmur, sentosa. Kondisi ideal itu dicapai

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 47 melalui “Pembangunan”. Terminologi masih harus ditambahi dengan tanaman lain pembangunan menjadi sangat populer pada yang non pertanian. Untuk menjawab era orde baru. Jika pada era pemerintahan pertanyaan tersebut saya mencoba me- sebelumnya, Soekarno membangun nerangkan dari relasi kuasa antara negara otoritasnya melalui kharisma personal dan dengan petani di Gunungkidul dengan menguatkan semangat nasionalisme, maka menempatkan peristiwa tersebut sebagai pada era pemerintahan Soeharto legitimasi praktek kepengaturan negara kepada kekuasannya dibangun melalui janji warganya. Pengembangan tanaman jarak pembangunan ekonomi masa depan. pagar menjadi salah satu strategi yang Pembangunan berkembang menjadi diterapkan oleh pemerintahan (baca: negara) idiologi yang melegitimasi kekuasaan dalam mengatasi persoalan kemiskinan dan negara untuk mengatur warganya. Atas krisis energi fosil. nama pembangunan, tangan-tangan negara Penanaman jarak pagar di Gunung- menjalankan kekuasannya mengatur kidul sebagai bagian dari upaya mengatasi warganya untuk mengapai tujuan mulia, persoalan krisis dan ketergantungan terhadap yaitu meningkatkan kesejahteraan dan energi fosil merupakan bentuk praktik negara memperbaiki kehidupan masyarakat agar dalam mengelola dan mengatur kehidupan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. warganya sebagai wujud dari kehendak Warga menjadi target pembangunan yang untuk memperbaiki. Kehendak untuk manut dan harus menerima program memperbaiki terletak di gelanggang pembangunan sesuai kehendak pemerintah. kekuasaan yang oleh Foucault disebut Namun pada banyak kasus pembangunan dengan kepengaturan (governmentality), justru turut memunculkan persoalan- yaitu gagasan mengenai relasi kekuasaan persoalan baru yang berkembang dan ikut yang diimplementasikan untuk menata, berperan dalam menciptakan kesenjangan mengatur, dan mengendalikan individu- dan pertikaian sosial dewasa ini (Li, 2012: individu atau masyarakat sesuai dengan 1). kehendak penguasa (baca: negara). 'The Dalam konteks relasi kuasa antara conduct of conduct' atau 'pengarahan negara dan warga seperti yang telah saya perilaku' yakni upaya untuk mengarahkan singgung di awal, maka tulisan ini ingin perilaku manusia dengan serangkaian cara menjawab pertanyaan, mengapa petani di yang telah dikuasai sedemikian rupa. Gunungkidul ikut serta dalam penanaman Tujuannya adalah untuk menjamin “ke- jarak pagar. Padahal tanaman tersebut sejahteraan masyarakat, perbaikan keadaan bukanlah tanaman yang dapat mencukup hidup mereka, peningkatan kemakmuran, kebutuhan subsistensi mereka terutama usia harapan hidup, kesehatan, dst.” (Li pangan. Dalam konteks petani Gunungkidul 2012:9) pertanyaan ini menjadi relevan karena Data dalam tulisan ini diperoleh dari selama ini pertanian di sana ditujukan untuk penelitian lapangan di Desa Purwodadi, dan memproduksi sumber pangan. Di sisi lain Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, kondisi lahan tanaman pangan yang terbatas Gunungkidul, Provinsi daerah Istimewa

48 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Yogyakarta. Desa tersebut menjadi tempat Asia, seperti Indonesia, Philipina, dan India, dilangsungkan proyek penanaman jarak Myanmar serta di Afrika, seperti pagar oleh perusahaan dan pemerintah. Data Mozambigue, Kenya, Tanzania, dan dikumpulkan melalui wawancara dengan Ethiophia. Tanaman ini mulai ditanam secara para petani dan penyelenggara proyek untuk masif karena bijinya dipromosikan dapat melihat sejauh mana keikutsertaan serta menjadi sumber biofuel. Pengembangan interaksi sosial yang terjadi ketika proyek tanaman Jarak pagar diharapkan dapat tersebut berlangsung. menyelesaikan persoalan klasik di negara dunia ketiga yaitu krisis energi, kemiskinan, JEJAK-JEJAK JARAK PAGAR DI dan pengangguran (Amir, 2008). Jarak pagar INDONESIA merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan yang kering dan tandus. Biji jarak Jarak pagar (Jatropha curcas Linn), pagar tidak termasuk sebagai tanaman yang konon tanaman ini disebarkan oleh pelaut- dapat dimakan, sehingga penggunaan untuk pelaut Portugis dari Amerika Tengah dan sumber bahan bakar tidak akan bersaing Mexico melalui Cape Verde kemudian dengan kebutuhan pangan dan tidak akan menyebar ke Afrika dan Asia hingga mengancam ketahanan pangan. akhirnya banyak tumbuh di wilayah tropis Sejarah Jarak pagar di indonesia dan sub tropis. Potensinya untuk sumber digolongkan oleh menjadi tiga periode. bahan biofuel sudah diketahui sejak lama. Pertama terjadi pada masa penjelajahan Pada perang dunia kedua, jarak pagar sudah bangsa sepanyol ke Asia. Periode ke dua digunakan sebagai pengganti bahan bakar adalah saat pendudukan jepang tahun 1942- mesin diesel di Madagaskar, Benin, dan 1945. Ketiga pada tahun 1994 sebagai Cape Verde (Brittaine, 2010). Di Indonesia, sumber biofuel modern (Affif, 2014). pohon jarak kadang hanya disebut dengan Penyebutan tanaman jarak seringkali “jarak”. Penyebutan itu seringkali me- menimbulkan salah pengertian karena ada nimbulkan salah pengertian karena ada dua dua jenis pohon jarak yang dikenal, yaitu jenis pohon jarak yang biasa dikenal, yaitu jarak kepyar (riniscus communis) yang juga jarak kepyar atau dikenal dengan sebutan dikenal dengan sebutan kastor, kaliki. Jenis kastor, kaliki (riniscus communis) dan jarak kedua adalah jarak pagar (jatropha curcas pagar (jatropha curcas Linn). Jarak pagar Linn) yang di beberapa daerah juga dikenal juga dikenal sebagai obat. Getahnya yang dengan sebutan jarak budeg, jarak gundul, berwarna putih pada masa lalu lazim jarak pager, jarak pandak, jarak wates, dan digunakan untuk antiseptik, obat luka, dan jarak cina, Buah jarak kepyar dapat obat kumur saat gusi berdarah, sedangkan dimanfaatkan untuk bahan tambahan industri bijinya menjadi obat pencahar yang manjur cat vernis, plastik, farmasi, dan kosmetika. (Kloppenburg, n/a). Selain itu biji jarak Minyak yang dihasilkan tidak cocok pagar juga dipakai untuk penerangan rumah. digunakan sebagai bahan bakar, tetapi dapat Pada dekade ini, jarak pagar pernah menjadi digunakan untuk pelumas. tanaman yang sangat populer di wilayah Di Indonesia, jarak kepyar sudah lebih

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 49 dahulu dibudidayakan dari pada jarak pagar. Eropa semakin meningkat pada tahun Pada tahun 1880 sebanyak tiga persen dari 2000an, salah satu pemicunya adalah seluruh areal tanaman palawija khususnya di ratifikasi negara-negara di dunia terhadap Jawa, ditanami dengan jarak kepyar untuk Protokol Kyoto sebagai upaya dalam memenuhi permintaan pasar di Eropa mengurangi dampak perubahan iklim dan sebagai akibat sampingan dari per- pemanasan Global (Wilkinson, 2009). Salah kembangan industri (Boomgaard, 2004:169) satu peristiwa penting yang turut mendorong Penelusuran Boomgaard menemukan terjadinya ledakan wacana sumber biofuel di catatan bahwa pada 1834 bungkil atau ampas tingkat global adalah uji coba yang dilakukan sisa perasan biji jarak lazim digunakan untuk oleh perusahaan otomotif Daimler Chrysler pupuk tanaman pertanian seperti tembakau, pada tahun 2005. Perusahaan itu melakukan bawang, dan sayuran terutama di daerah uji coba penggunaan minyak jarak pada Banten, Cianjur, Priangan, Dieng, mobil produksinya di India. Uji coba tersebut Karesidenan Kedu, Madiun, dan Madura merupakan salah satu bagian dari program (Boomgaard, 1999) pengembangan biofuel berbasis jarak pagar Penggunaan bahan bakar untuk di India. menjalankan mesin dari bahan-bahan nabati Di Indonesia pasang surut wacana atau tumbuhan diawali oleh Rudolf Christian biofuel berbasis jarak pagar berlangsung Karl Diesel pada mesin yang dirancangnya dengan cepat. Suraya Affif (2014) melihat pada tahun 1893. Mesin rancanganya yang bahwa gegap gempitanya pengembangan sekarang disebut dengan mesin diesel jarak pagar di Indonesia pada periode 2005- awalnya digerakkan dengan bahan bakar dari 2006 sangat ditentukan oleh adanya hasrat minyak kacang. Namun oleh perjalanan pengembangan teknologi para teknokrat waktu bahan bakar fosil menjadi sumber yang bersekutu dengan birokrat dan bahan bakarnya. Penggunaan biofuel pemerintah serta wacana global tentang sebagai alternatif sumber bahan bakar yang energi hijau yang bertemu dengan ingatan menjadi fenomena global di paruh awal masa lalu pada era kolonial tentang tanaman tahun 2000 sesungguhnya bukanlah hal baru. jarak. Penelitian tentang produksi biofuel Pada skala Global, penggunaan biofuel dari jarak pagar diawali oleh ITB sejak tahun sudah dilakukan oleh Brazil dan Amerika 1997 dengan dukungan dana dari Mitsubishi sejak abad ke-17 dengan memroduksi etanol Research Institute (Miri) dan New Energy yang kemudian diikuti dengan produksi and Industrial Technology Development biodiesel. Produksi etanol di Brazil mulai Organization (NEDO) dari Jepang. Ketika meningkat pada tahun 1970an melalui terjadi krisis energi, pemerintah mulai program Proálcool. Program ini merupakan mengupayakan pengembangan jarak pagar. program untuk mengatasi peningkatan Setelah dirintis oleh ITB, kemudian diikuti jumlah import minyak yang mencapai oleh IPB, dan BPPT. Setelah itu berbagai puncaknya tahun 1979 (Worldwatch instansi pemerintah dan BUMN mulai ikut Institute, 2007). Pertumbuhan kebutuhan terlibat, seperti BPPT, Pertamina, PLN, PT biofuel baik di Brazil, Amerika, dan Uni Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) serta

50 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 pemerintah daerah seperti Pemprov Nusa Akibat dari kenaikan harga tersebut Tenggara Timur, Pemprov. Nusa Tenggara pemerintah Indonesia sempat menaikkan Barat, Pemkab. Purwakarta dan Pemkab. harga BBM di pasaran hingga dua kali pada Indramayu. Saat itulah hiruk pikuk bulan Maret dan Oktober. Perbincangan pengembangan jarak pagar dimulai. untuk mencari energi alternatif selain sumber Penelusuran melalui sumber media energi minyak bumi kembali menyeruak massa yang saya lakukan menunjukkan karena keinginan untuk untuk menekan bahwa apa yang diperbincangan dalam jumlah penggunaan minyak bumi yang terus pengembangan jarak pagar juga mengalami meningkat. perubahan. Pada tahun 2004-2007 per- Keberhasilan para teknokrat mengolah bincangannya didominasi oleh optimisme biji jarak pagar menjadi bahan bakar semakin keberhasilan pengembangan jarak pagar menjadikan tanaman Jarak pagar sebagai pada waktu yang akan datang sebagai solusi tanaman yang diandalkan untuk mengatasi terhadap krisis energi dan kemiskinan. persoalan krisis BBM. Pemerintah kemudian Pemberitaan tekait dengan jarak pagar berisi menerbitkan kebijakan-kebijakan yang tentang pencanangan pengembangan jarak mendukung terhadap upaya pengembangan pagar baik oleh pemerintah maupun industri minyak jarak pagar. sebagai tindak perusahaan swasta dengan luasan yang lanjut dari Instruksi presiden Nomor 1 tahun cukup fantastis. Pabrik-pabrik yang mulai 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan dibangun, keberhasilan yang dicapai dari uji Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan coba penggunaan minyak jarak sebagai Bakar Lain. Pada Bulan Juli tahun 2006 bahan bakar. Namun pada tahun 2008 - 2012 dibentuknya Tim Nasional Pengembangan pemberitaan tentang jarak pagar berisi Bahan bakar Nabati Untuk Percepatan tentang hal yang sebaliknya, yaitu dampak Pengurangan Kemiskinan dan Pengang- buruk bagi kelestarian ekologi, kegagalan guran. Tugas dari tim tersebut adalah dari program pengembangan jarak pagar, menyusun cetak biru dan Peta Jalan (Road ketidakjelasan nasib petani terhadap apa Map) pengembangan bahan bakar nabati yang diperoleh dari tanaman jarak pagar, untuk percepatan pengurangan kemiskinan hingga kasus-kasus penggelapan dana dan dan pengangguran. Kebijakan tersebut korupsi dana pengembangan jarak pagar. terkait dengan kebijakan-kebijakan sebelumnya yaitu terbitnya deklarasi pada PERAN NEGARA DALAM MENG- bulan Oktober 2005 tentang gerakan ATASI KEMISKINAN MELALUI nasional penanggulangan kemiskinan dan PENGEMBANGAN BIOFUEL krisis BBM melalui penanam jarak pagar sebagai bentuk Strategi Nasional Penang- Situasi yang turut mendorong hiruk gulangan Kemiskinan (SNPK). Pada tahun pikuk wacana industri biofuel di Indonesia berikutnya pemerintah menetapkan Instruksi pada saat itu adalah kenaikan harga Bahan Presiden RI No. 1 tahun 2006 tentang Bakar Minyak (BBM) di pasar dunia yang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar mencapai $70 per barel pada tahun 2005. nabati biofuel sebagai bahan bakar lain.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 51 Instruksi tersebut ditujukan kepada tigabelas juta ha yang sesuai untuk pengembangan kementrian, gubernur, bupati/walikota agar tanaman jarak pagar, tersebar di seluruh mengambil langkah-langkah untuk me- Indonesia. (Mulyani 2008). laksanakan percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) TANGAN-TANGAN YANG BERGERAK sebagai bahan bakar lain. Pada tahun 2007, ATAS NAMA PEMBANGUNAN pemerintah Indonesia melalui Mendagri mencanangkan program Desa Mandiri Petani di Gunungkidul sudah sejak Energi (DME) dengan tujuan untuk lama mengenal jarak pagar. Mereka biasa mengurangi ketergantungan terhadap menjumpai pohon jarak pagar liar yang kebutuhan energi minyak bumi. Konsep tumbuh di tempat yang sulit untuk tanaman Desa mandiri energi adalah mendorong lainnya hidup. Ketika mendengar kabar desa-desa miskin dan terisolasi agar dapat bahwa biji jarak pagar laku dijual, dan menemukan sumber energi alternatif selain kebetulan di desa mereka ada yang minyak bumi untuk mencukupi kebutuhan mengajaknya menanam maka para petani sumber energinya secara mandiri. Desa- mulai ikut-ikutan menanamnya. Mereka desa yang terpilih untuk program Desa merasa yakin bahwa biji jarak akan tumbuh Mandiri Energi kemudian menjadi desa dengan baik, dan menghasilkan uang karena binaan kementrian terkait dan perusahaan pohon jarak liar saja bisa tumbuh dengan swasta. baik, apalagi kalau ditanan di tempat yang Jarak pagar semakin popular di baik dan dirawat. kalangan petani yang berada di daerah kering Model penanaman jarak pagar di dan tandus. Petani mengetahui Jarak pagar Gunungkidul ada dua macam, yaitu model sebagai tanaman yang dapat menjadi sumber perkebunan monokultur dan tumpangsari. bahan bakar, dapat tumbuh di lahan yang Model perkebunan monokultur dilakukan tandus dan tidak perlu perawatan intensif. oleh perusahaan swasta dengan menyewa Wilayah-wilayah dengan kondisi tanah tidak atau membeli lahan dari masyarakat untuk subur, curah hujan rendah, dan tidak dapat ditanami jarak pagar. Pengelolaan per- ditanami tanaman pangan menjadi sasaran kebunan dilakukan oleh tenaga kerja yang untuk areal budidaya tanaman Jarak pagar. dibayar oleh perusahaan. Proyek jarak pagar Berdasarkan catatan Puslitbangbun (Pusat dari pemerintah juga ada yang menerapkan Penelitian dan Pengembangan Perkebunan), model tersebut terutama di lahan milik pada tahun 2006 terdapat 14,2 juta ha lahan negara untuk membuat demplot untuk yang sesuai dengan kriteria untuk menyuplay sumber bibit di berbegai tempat. pengembangan jarak pagar. Lahan tersebut Model penanaman jarak pagar secara adalah lahan yang dikategorikan sebagai tumpangsari dilakukan oleh masyarakat. lahan yang tidak produktif bagi tanaman Mereka menanam jarak pagar di tepi lahan petanian khususnya padi dan palawija. Hasil dan diantara tanaman jati (tectona grandis) pendataan Tim Departemen Pertanian dan akasia (Acacia Spec.), sekaligus sebagai mencatat bahwa terdapat lahan seluas 49,5 pagar dari tanaman pangan.

52 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Para petani di di Desa Sumberwungu, Hanya orang-orang tertentu saja yang Kecamatan Tepus mulai menanam jarak mengerjakan lahan luas, yaitu para perangkat karena adanya ajakan dari perusahaan. PT desa yang mendapatkan lahan garapan Titan adalah salah satu nama perusahaan berupa tanah pelungguh/bengkok sebagai yang masih diingat beberapa petani sebagai bentuk upah dari jabatan mereka. perusahaan yang memperkenalkan jarak Melalui pendekatan personal Suwage pagar kepada mereka. Perusahaan tersebut mulai mendistribusikan bibit jarak kepada memiliki kantor pusat di Jakarta. Perusahaan petani yang memiliki lahan yang tidak tersebut digerakkan oleh pengusaha lokal dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan yang memang memiliki hubungan kerabat, tanaman keras. Pendekatan dilakukan dengan bisnis, dan politik dengan birokrat di Jakarta. cara informal yaitu pada saat bertemu dan Nama perusahaan “Titan” berasal dari berbincang-bincang dengan masyarakat. singkatan “Titus Bertani”. Titus dikenal “Alasmu kana kae mbok ditanami jarak wae, sebagai nama pemilik perusahaan tersebut. wong isih selo tandurane, suk tak wenehi Suwage, staf kesra di Desa Sumber- bibite, sapa ngerti suk payu rak lumayan wungu, mengisahkan bahwa pada saat hasile”. “hutanmu itu ditanami jarak pagar proyek jarak pagar berlangsung, dia berperan saja, kan tanamannya masih jarang, besok dalam mendistribusikan biji jarak kepada saya kasih bibitnya, siapa tahu besok laku kan petani yang berminat menanam jarak pagar. hasilnya lumayan…” demikian yang dia Saat itu dia menjabat sebagai Kaur Kesra di katakan untuk mengajak para petani agar mau pemerintahan desa. Dia ditunjuk oleh menanam jarak pagar. Suwage kemudian perusahaan menjadi koordinator tingkat desa mencatat luas lahan yang diajukan oleh yang tugasnya adalah mendistribusikan bibit petani kemudian mengajukan permohonan kepada petani. Dia juga menjadi pengumpul bibit ke perusahaan. Selain berupa biji, untuk pembelian biji jarak pagar dari para perusahaan juga memberikan benih jarak petani. Pada saat itu perusahaan berjanji akan pagar yang disemai pada polybag dan sudah membeli bijinya dengan harga Rp. 3000/kg. tumbuh sekitar 30 cm. Janji itu menarik minat petani untuk Meskipun banyak petani yang menanam jarak pagar, apalagi jarak pagar mendaftar untuk menanam jarak pagar, tidak perlu perawatan khusus. namun benih jarak pagar hanya terdistribusi- Dengan kondisi geografis gunung- kan kepada orang-orang tertentu saja. Tidak kidul yang berbukit-bukit dengan lapisan semua petani kemudian menanam tanaman karst maka lahan pertanian yang subur tersebut karena lahan yang dimiliki terbatas. sangat terbatas. Lahan banyak dimanfaatkan Orang yang dapat menanam jarak pagar untuk menanam tanaman keras, jati (tectona dalam jumlah banyak adalah para perangkat grandis), sengon (Albizzia chinensis), desa karena mereka memiliki akses lahan mahoni (Swietenia macrophylla) dan akasia lebih banyak dibanding masyarakat umum. (Acacia Spec.). Luasan lahan yang dimiliki Suwage sangat bersemangat menanam masyarakat juga sangat terbatas. Rata-rata jarak. Sebagai staf desa, dia ingin memberi petani mengerjakan lahan 1000-1500 m2. contoh kepada warganya agar ikut menanam

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 53 jarak, karena dapat memberikan keuntungan hasil. Melalui Deperindakop, satu unit mesin yang besar. Suwage tidak hanya menanam di pengepres biji jarak ke petani diberikan ke lahan miliknya. Dia juga menanami lahan desa. Tujuannya agar petani dapat me- pelungguh staf desa lainnya serta tanah kas lakukan pengepressan biji jarak pagar dan desa yang tidak dimanfaatkan untuk tanaman mengambil minyaknya. Mesin terebut pangan atas seijin penggarapnya tanpa diletakkan di belakang balai desa beserta menyewa. Dia hanya bilang kalau besok bangunan kecil yang menaunginya. memang ada hasilnya maka akan di- Setelah jarak pagar tumbuh semakin perhitungkan bagiannya. Pada saat itu dia besar dan mulai berbuah, ternyata hasilnya mengeluarkan dana dari kantongnya sendiri tidak seperti yang diharapkan. Meskipun hingga lebih dari satu juta rupiah untuk pohonnya tumbuh dengan baik namun membayar ongkos tenaga kerja penanaman. buahnya hanya sedikit, sehingga mereka Bibit jarak yang ditanamnya bukan hanya merasa enggan untuk memanen dan yang berasal dari perusahaan, tetapi dia juga menjualnya. Beberapa petani sempat mencarinya dari biji jarak pagar liar di hutan. mengumpulkan biji yang diperoleh ke tempat Keikutsertaan petani dalam pe- Suwage sebagai koordinator. Tetapi karena nanaman jarak disebabkan karena adanya jumlahnya hanya sedikit, perusahaan tidak staf perangkat desa yang terlibat di dalamnya. mau membelinya dengan alasan tidak Para petani mengira bahwa proyek tersebut sebanding dengan biaya pengambilan. merupakan program pemerintah yang harus Akhirnya petani malas untuk merawat dan didukung. Para petani hanya mengikuti apa memanen biji jarak pagar. Petani berpikir yang dilakukan oleh petani lainnya. Setelah bahwa lebih baik tenaga dan waktunya mereka mendaftarkan luas lahan yang akan digunakan untuk mengerjakan hal lain ditanami jarak pagar, kemudian bibit, pupuk daripada untuk memetik biji jarak pagar. beserta sejumlah insentif untuk ongkos Pada sisi lain, jarak pagar berbuah pada saat tenaga penanaman akan diterima oleh petani. intensitas kerja pertanian sedang tinggi, yaitu Tidak ada yang mengontrol apakah bibit itu bersamaan dengan panen jagung. Petani ditanam dengan baik atau tidak. Dari cerita lebih memprioritaskan mengerjakan yang salah satu petani, memang ada sebagian yang lainnya daripada mengurus jarak pagar. betul-betul menanam bibit yang diterima Memanen jarak pagar ternyata cukup sesuai dengan yang dianjurkan, namun ada memakan waktu kerena untuk memetik juga yang asal-asalan karena kondisi lahan buahnya dalam satu tandan harus dipilih yang terbatas. mana buah yang sudah tua dan mana yang Melihat para petani mulai menanam belum. Tanaman jarak pagar yang masih ada jarak pagar, Suwage selaku perangkat desa kini kondisinya tidak terawat dan di- berinisiatif untuk mengajukan permohonan terlantarkan saja, tidak berbuah bahkan bantuan ke pemerintah di tingkat kabupaten. banyak yang kering dan mati. Beberapa yang Dia kemudian mengajukan permohonan masih hidup tetap dibiarkan karena dirasa untuk mendapatkan satu unit mesin tidak menggangu tanaman lain. Suwage, pengepres biji jarak. Usulan itu memuahkan sebagai koordinator yang bertugas me-

54 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 nampung biji jarak, belum pernah struktural itulah proyek penanaman jarak melakukan pembelian dari petani. Akhirnya pagar dijalankan oleh negara. Inilah yang aktivitas Suwage sebagai koordinator oleh foucault disebut dengan “rasionalitas berangsur-angsur menurun hingga berhenti. kepengaturan” yaitu upaya merumuskan Mesin pengepres biji jarak yang diberikan “jalan paling tepat untuk menata kehidupan oleh Dinas Perindustrian dan Koperasi manusia” dalam rangka mencapai bukan saja akhirnya mangkrak di belakang balai desa tujuan dogmatik, melainkan “serangkaian sebelum sempat digunakan. hasil akhir yang spesifik” (Li, 2012:11). Lain cerita dengan yang terjadi di Pelaksanaan penanaman jarak pagar Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus. Di desa sudah dirancang sebelumnya oleh itu penanaman jarak pagar dilakukan oleh pemerintah dan harus dijalankan oleh petani. pemerintah kabupaten di bawah koordinasi Sebelum bibit datang, petani harus sudah Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyiapkan lubang tanam sesuai dengan (Dishutbun). Proyek tersebut diawali jumlah bibit yang diajukan. Bibit dikirim ke dengan sosialisasi pemerintah kepada warga blok lokasi penanaman dalam polybag. Bibit tentang pentingnya menanam jarak sebagai tersebut rata-rata sudah tumbuh antara 25-30 antisipasi terhadap kebutuhan bahan bakar cm. Karena lokasi penanaman di bukit-bukit yang menjadi semakin langka di masa yang tidak dapat dijangkau kendaraan maka mendatang. Dalam sosialisasi itu juga bibit hanya diturunkan di suatu tempat yang dijanjikan akan adanya satu harapan untuk disepakati, kemudian petani harus menjadi lebih baik yaitu adanya pe- memikulnya ke lahan masing-masing. ningkatan kesejahteraan karena adanya Membawa bibit hingga ke lahan tidaklah sumber ekonomi baru melalui biji jarak mudah. Tanah dalam polybag menjadikan pagar yang dihasilkan. Di bawah koordinasi beban berat dalam mengangkutnya karena pemerintah desa, para petani dikumpulkan untuk sampai di lahan harus melintasi bukit dan dibentuk kelompok-kelompok tani dan jalan setapak. berdasarkan lokasi lahan garapan. Memikul sejumlah bibit itu dirasakan Kelompok tani itulah yang kemudian sangat berat oleh petani tetapi mereka tetap menjadi target proyek penanaman jarak patuh melakukannya. Meskipun demikian pagar. Dalam pelaksanaannya terdapat 34 tetap saja ada resistensi dikalangan sebagian kelompok dengan anggota kelompok petani. Siswanto bercerita kalau ada di berkisar antara 30-40 orang. Masing-masing antara mereka ada yang membuang tanah kelompok memiliki ketua , sekretaris, dan dalam polybag ke sungai atau jurang supaya bendahara sebagai garis struktural yang bebannya bawaannya menjadi ringan. menghubungkan dengan ketua kelompok Bahkan ada juga yang membuang bibitnya. dan pemerintah di tingkat desa. “lha mung wit jarak wae kok ndadak Masing-masing kelompok bertugas ditandur sak lemahe, marai ngebot-boti le mengkoordinasi kepada anggotanya mikul. Dijabut wae rak ya urip…” (“lha cuma mengenai berbagai hal yang sudah pohon jarak saja kok ditanam beserta dicanangkan oleh pemerintah. Melalui jalur tanahnya, menjadikan berat saat dipikul.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 55 Dicabut saja pasti ya tumbuh…”). Ternyata pagar di desa itu belum berbuah. benar, jarak pagar tetap bisa tumbuh Peran staf pemerintah desa rupanya meskipun ditanam dari bibit yang sudah sangat penting dalam menggerakkan dicabut dari polybag-nya. Petani yang masyarakat untuk turut terlibat dalam membuang bibitnya juga tidak mendapatkan penanaman jarak pagar. Perusahaan ternyata sangsi apapun karena ternyata tidak ada juga menggunakan siasat yang sama dengan pemantauan oleh pengurus kelompok pemerintah untuk mengatur warga. Strategi maupun perangkat desa terhadap jumlah perusahaan untuk melibatkan staf pe- bibit yang sudah ditanam. merintah desa seperti Suwage rupanya cukup Selain mendapatkan bibit, petani juga efektif untuk menarik masyarakat agar mau mendapatkan uang insentif untuk pembuatan menanam jarak pagar. Ada dua alasan lubang tanam, pengangkutan, dan pe- mengapa pemerintah setempat memiliki nanaman. Selain itu petani masih peran penting dalam mengajak masyarakat, mendapatkan pupuk untuk pemupukan awal. yaitu perusahaan dapat mengaburkan Giyar, salah seorang petani, mengatakan kepentingan bisnisnya, karena dengan bahwa besarnya uang insentif adalah Rp. menggunakan pemerintah setempat maka 1000,- per bibit. Saat itu dia menerima uang seolah-olah sebagai program pemerintah Rp. 1.250.000. Uang tersebut dia gunakan yang harus didukung oleh masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan keluarga, karena karena program tersebut bertujuan me- saat pembuatan lubang tanam dan ningkatkan pendapatan. Dengan perusahaan penanaman dia kerjakan bersama istrinya. mendapatkan keuntungan karena terbuka Beberapa petani lain berkisah bahwa dia akses untuk memeroleh lahan dan tenaga. menerima uang hanya sekedar untuk lewat Alasan yang kedua adalah pandangan saja karena untuk penanaman harus mencari masyarakat terhadap perangkat desa sebagai tenaga upahan karena tidak sanggup orang yang disegani dan dihormati, sehingga dikerjakan sendiri. dengan pendekatan personal staf desa dapat Para petani semakin merasa yakin mengajak masyarakat agar terlibat dan bahwa biji jarak pagar memang menjanjikan menanam jarak pagar (Gunawan, 2014). hasil yang baik karena di desa itu dibangun Dalam perkembangannya proyek unit pengolahan hasil biji jarak pagar. penanaman jarak tersebut tidak membuah- Bangunan didirikan beserta mesin kan hasil sperti yang diharapkan. Bibit yang pengolahannya. Para pengurus kelompok ditanam awalnya tumbuh dengan baik, juga mengikuti pelatihan untuk mengolah namun buahnya sedikit. Beberapa orang ada biji jarak menjadi minyak jarak. Uji coba yang sempat memanen biji jarak, tetapi pemrosesan minyak jarak dilakukan atas hanya mendapatkan 1-2 kg saja sehingga kerjasama antara pemerintah dengan mereka enggan membawanya ke penampung lembaga penelitian agribisnis Universitas di tingkat desa. Padahal menurut skema Pembangunan Nasional, Yogyakarta. Biji proyek, hasil panen biji jarak pagar dibeli and jarak pagar yang digunakan untuk uji coba ditampung oleh pengurus kelompok tingkat didatangkan dari tempat lain karena jarak desa lalu setelah terkumpul akan diproses

56 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 menjadi minyak jarak di pabrik yang sudah berbatu sehingga suit untuk membuat lubang dibangun. Namun ternyata jarak pagar yang sesuai dengan aturan teknis penanaman. ditanam tidak kunjung berbuah. Padahal Siswanto merupakan salah satu petani dana untuk pembelian biji jarak pagar sudah yang ikut menanam jarak pagar. Ketika dianggarkan oleh Dishutbun dan diserahkan menceritakan kembali apa yang dilakukan kepada kelompok induk di tingkat desa. pada saait itu dia tidak ingat dengan pasti Namun karena tidak ada biji jarak yang berapa jumlah bibit yang dia terima. Seingat dipanen maka dana tersebut tidak ter- dia lebih dari 1500 bibit. Siswanto hanya manfaatkan. Keberadaan dana tersebut ingat jumlah uang insentif yang dapatkan menjadi kasak kusuk dan gosip di antara yaitu Rp. 1.500.000. Siswanto bercerita kalau warga karena tidak jelas keberadaannya saat uang yang dia terima digunakan untuk ini. Bahkan sempat mencuat dalam membeli anakan sapi. Uang tersebut se- pemberitaan media massa tentang adanya harusnya digunakan untuk biaya penanaman. indikasi korupsi dana tersebut karena Namun karena penanaman dapat dikerjakan digunakan untuk kepentingan pribadi salah bersama istrinya, sehingga uang yang satu pengurus kelompok. diterimanya dapat digunakan untuk ke- pentingan yang lain. Namun sebetulnya dia ANUT GRUBYUG DALAM RELASI tidak menanam seluruh bibit yang dia terima, SOSIAL BERKOMUNITAS dia hanya menanam sebagin saja di tempat- tempat yang mudah dijangkau. Banyak juga Para petani tidak mengetahui dengan bibit yang sengaja dibuang di sungai, dan ada pasti asal muasal proyek jarak pagar di yang hanya asal tanam saja tidak sesuai desanya. Tiba-tiba saja beberapa petani dengan anjuran. dikumpulkan di balai desa untuk mendapat- Berbeda lagi dengan cerita Pak Rawan. kan penjelasan tentang program tersebut. Dia termasuk petani yang dengan sungguh- Sebagian besar petani lain hanya mengikuti sungguh menanam bibit yang diterima. Dia apa yang dilakukan oleh petani lainnya. mengajukan permohonan bibit sebanyak Mereka mendaftarkan luas lahan yang akan 1000 batang. Namun karena tanaga kerja dari ditanami jarak pagar kepada staf desa, keluarga tidak mencukupi, penananam bibit kemudian bibit, pupuk beserta sejumlah dilakukan dengan menggunakan buruh insentif untuk ongkos tenaga penanaman upahan. Karena berharap memang tanaman akan diterima oleh petani. Tidak ada yang tersebut akan dapat memberikan hasil maka mengontrol apakah bibit itu ditanam dengan pak Rawan mau mengeluarkan ongkos baik atau tidak. Dari sejumlah petani yang tambahan untuk membayar buruh. Pak mengajukan permohonan untuk men- Rawan harus mengeluarkan uang Rp. dapatkan bibit jarak pagar memang ada 600.000 untuk menyediakan makan dan sebagian petani yang betul-betul menanam minum para pekerja saaat pembuatan lubang bibitnya sesuai dengan yang dianjurkan, dan penanaman. namun ada juga yang menanam secara asal- Mbah Giyar bercerita lain, ketika asalan karena kondisi lapisan tanahnya proyek jarak pagar berlangsung dia ditunjuk

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 57 sebagai ketua sub kelompok. Anggota balai-balai di gubugnya yang ada di ladang. kelompok yang dipimpin Giyar ada 46 Biji jarak pagar itu masih tersimpan hingga orang. Dia bercerita kalau pada saat kini di dalam karung dengan kondisi sudah penanaman mendapatkan ongkos tanam rusak. perbatang Rp. 150. Uang insentif penanam Mbah Tomejo juga mengalami hal yang diterima dipotong iuran Rp. 10.000 per yang sama dengan petani lain, dia sudah orang untuk kas kelompok dan oleh Giyar merombak jarak yang ditanam sekitar tiga disimpan di BRI Bintaos. Jumlah uang yang tahun lalu. Pada saat program penanaman diperoleh kelompoknya sebanyak Rp. jarak pagar masih berjalan, tanaman 460.000. uang tersebut sampai saat ini masih jaraknya tumbuh subur tetapi buahnya tidak tersimpan di BRI kecamatan Tepus. Pada lebat, sehingga untuk memetiknya saat proyek berlangsung, Giyar menerima diperlukan tenaga dan waktu khusus. Rp. 1.250,000. Namun uang tersebut habis “methik woh jarak kuwi mangan tenaga, lan untuk menyediakan makan dan minum serta wektu. Nek wis wayahe awoh le methik kudu membayar upah tenaga kerja. Kebetulan dia milehi, trus kudu ngonceki kaya kacang. hanya menggarap lahan dengan istrinya Kamongko regane mung 1200 per kilo. Nek sehingga harus mencari tenaga kerja sekarung polpole mung entuk 5 kilo, duwite tambahan. Tahun pertama Giyar dan juga entuk 6000. Lha yo ora gathuk, sedino ora petani lain masih semangat merawat, cocok karo kangelane. (Memetik buah jarak memupuk, memangkas, serta menggembur- memerlukan tenaga dan waktu. Kalau sudah kan tanah atau ndangir. Para petani masih waktunya berbuah, memetiknya harus bersemangat untuk merawat bahkan dipilih, lalu harus dikupas seperti kacang. pertemuan-pertemuan kelompok dan Padahal harganya hanya 1200 per kilo, kalau penyuluhan rutin diadakan. Pertemuan sekarung hanya dapat 5 kolo, uangnya diadakan di bawah pohon jarak, disediakan mendapat 6000. Ya tidak sesuai dengan konsumsi, bahkan setiap orang mendapat tenaga yang dikeluarkan. uang Rp. 25.000. “Koyo-koyo pancen bakal Menceritakan pengalaman petani saat ngasilke” “sepertinya memang akan ikut dalam program menanam jarak pagar berhasil” begitu kata Giyar menceritakan seringkali disampaikan dengan ekspresi kembali kenangan dia waktu proyek jengkel dan olok-olok. Para petani yang pada berlangsung. Namun setelah tahun kedua waktu lalu menanam jarak pagar merasa apa ternyata kondisinya mulai tidak jelas. yang sudah dilakukannya sebagai hal yang Beberapa anggota kelompoknya mulai aneh, karena mereka sendiri juga tidak mengumpulkan biji hasil panen 1-2 kg ke menyadari apa yang membuat mereka tempat Giyar, tetapi karena tidak punya uang menjadi sangat bersemangat untuk untuk membelinya dia menghubungi ketua menanam jarak pagar, serta memiliki umum di tingkat desa, namun tidak juga harapan akan mendapat keuntungan yang diberi uang untuk membeli biji jarak hasil sangat besar. Ketika menceritakan kembali panen anggota kelompok. Akhirnya biji-biji saat mereka menanam jarak pagar mereka yang dihasilkan hanya ditimbun dibawah merasa heran, mengapa dulu mau saja ikut-

58 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 ikutan menanam padahal mereka harus itu maka Pak Suryanto tidak menanam jarak mengangkut bibit jarak yang letaknya pagar, dia menggunakan lahannya untuk ditanah lapang di bawah bukit dan harus ditanami tanaman yang daunnya bisa untuk memikul bibit dalam polybag ke lahannya pakan ternak. Karena ketersediaan pakan yang berada di atas bukit. Padahal jalur ternak menjadi penting baginya sebagai jalannya cukup terjal. “Coba saiki dibayar seorang blantik. Namun ketika semaikn seket ewu durung karuan saguh nek kon banyak petani yang menanam jarak pagar, mikul bibit jarak saka Mudal nganti tekan akhirnya pak Suryanto terbujuk dan ikut Plemahan” “sekarang dibayar limapuluh menanam juga. “Kulo niku jane mboten ribu saja belum belum tentu mau kalau pingin melu nandur jarak, nanging mergo disuruh memikul bibit jarak dari Mudal kegawa kiwo tengene akhire dadi melu sampai Plemahan” demikian kata pak nandur, ndilalah kok ya ora ngasilke” saya Rawan ketika menceritakan kembali itu sebetulnya tidak minat untuk ikut pengalamannya. menanam jarak tetapi karena terpengaruh Setelah program penanaman jarak orang-orang di kanan kirinya akhirnya ikut pagar terebut tidak menghasilkan seperti menanam juga, ternyata tidak ada hasilnya” yang diharapkan, kini petani merasa aneh pengaruh petani lain menjadikan pak dengan apa yang sudah dilakukannya di kala Suryanto ikut menanam jarak pagar di itu. Apa yang menjadikan mereka mengikuti lahannya. Dia ikut menanam karena sering saja apa yang dilakukan oleh orang lain, kali saat berinteraksi dengan petani lain terlebih lagi ajakan itu adalah menanam merasa sebagai orang yang berbeda dengan tanaman yang sebelumnya sama sekali tidak yang lain, sehingga dia merasa ora pada termasuk dalam tanaman yang dibudidaya- kancane (tidak seperti tetangganya). kan dan diharapkan hasilnya. Perasaan itu menjadikan dia merasa terlepas Keanehan sebetulnya sudah dirasakan dari relasi sosial dengan petani yang lain. oleh pak Suryanto sejak awal petani diajak Ketika tidak melakukan seperti yang untuk menanam jarak pagar. Pak Suryanto dilakukan oleh petani yang lain maka ada termasuk petani yang menggarap tanah AB. merasa aneh. Tentu saja merasa aneh karena Selain sebagai petani, pak Suryanto juga ada relasi sosial yang terputus, ketika dalam menjadi seorang blantik, yaitu pedagang perbincangan sehari-hari petani lain hewan ternak yang melayani jual beli ternak membicarakan jarak pagar, maka dirinya di desanya. Ketika awal mula petani diajak tidak dapat terlibat dalam obrolan itu. untuk menanam dia merasa aneh, mengapa Kemudian muncul keraguan pada apa yang orang-orang mau menanam jarak, padahal diyakini di awal. Sebagai sesama petani hasilnya belum jelas. Bagi Pak Suryanto sebaiknya melakukan seperti yang dilakukan lahan yang digunakan untuk menanam jarak oleh petani lainnya (podho kancane) “aku pagar lebih baik ditanami dengan tanaman melu nandur jarak podo karo kancane, nek lain, seperti lamtoro atau turi. Kerena kedua pancen hasil ya ben melu ngrasakke hasile tanaman tesebut daunnya dapat digunakan panen jarak, tapi nek gagal, ya ora gagal untuk pakan ternak. Karena pertimbangan dewekan” (saya ikut menanam jarak agar

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 59 seperti petani lain, kalau berhasil ya supaya proyek dan bantuan bagi warganya agar ikut merasakan seperti petani lain, mereka terlepas derita kemiskinan. Warga sedangkan kalau gagal, tidak gagal dianggap tidak berdaya dan tidak mampu sendirian). memanfaatkan sumber daya di sekitarnya Pak Marijan memberikan keterangan sehingga harus diatur dan dimobilisasi agar menarik ketika menceritakan keberadaan mengalami peningkatan dalam memanfaat- jarak pagar yang hingga kini masih kan sumber dayanya. dibiarkan tumbuh di sekitar lahan yang Apa yang terjadi di Gunungkidul digarapnya. Dia mengatakan bahwa pohon merupakan praktik Pembangunan dijalankan jarak yang berada di pinggir-pinggir jalan melalui kepengaturan terhadap warga yang utama dibiarkan tetap tumbuh, dan tidak merasuk kedalam “tubuh sosial” warga lewat dibabat karena ditujukan untuk memberikan tangan-tangan kekuasaan negara. Ke- bukti kepada pemerintah bahwa penanaman pengaturan itu membentuk suatu keadaan jarak pagar pada masa lalu memang sudah yang secara buatan sedemikian teratur dijalankan dengan baik dan tetap dipelihara sehingga didorong oleh kepentingan hingga kini. Dengan demikian pemerintah pribadinya yang masing-masing akan akan memberikan kepercayaan pada berbuat (seolah-olah) seperti yang pemerintah sehingga akan ada lagi proyek- seharusnya mereka perbuat” (Li, 2012:10). proyek lain masuk ke desa. Sementara itu Praktik tersebut seperti yang dialami oleh mbah Giyar bercerita bahwa dia sengaja Suwage. Ketika dirinya melakukan tindakan masih membiarkan pohon jarak pagar tetap “sukarela” mengajak warga menanam jarak tumbuh di beberapa tempat. Tujuannya agar pagar. Tanpa disadari dirinya telah menjadi jika suatu saat pasar biji jarak pagar bangkit tanga-tangan yang berkendak untuk me- kembali dan harganya laku, maka dia sudah ngatur bahkan melebihi kuasa perusahaan. punya pohonnya sehingga tinggal merawat Pada peristiwa lain, kekikutsertaan petani agar berbuah. “pokoke, sesuk nek who jarak dalam menanam jarak pagar merupakan kuwi payu, aku sing disik dewe entuk hasil” bentuk takluknya warga terhadap praktik .(Pokoknya kalau suatu saat biji jarak laku, kepengaturan yang dijalankan oleh negara. aku akan menjadi orang pertama yang Petani turut serta dalam proyek jarak pagar mendapatkan hasil). sebagai bentuk penerimaan mereka terhadap kepengaturan atau “governmentality” REFLEKSI negara. Bahwa fantasi dan harapan akan tercapainya peningkatan kesejahteraan dapat Berbagai serpihan peristiwa yang dicapai ketika mereka membangun relasi telah saya uraikan di atas menunjukkan dengan negara. Namun pada titik ini bahwa praktik pembangunan dijalankan sesunggunya terjadi kondisi yang se- oleh negara dalam relasi kuasa yang baliknya. Pengembangan jarak pagar yang timpang. Kondisi kemiskinan yang dialami awalnya ditujukan untuk mengatasi warga di Tepus, Gunungkidul memicu persoalan krisis energi fosil serta ke- pemerintah untuk memberikan berbagai miskinan, telah bergeser dan men-

60 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 jerumuskan warga pada krisis yang lain yaitu ------, 2014 (b). How did the idea of hilangnya kemandirian warga dalam using Jatropha for biofuel emerge in mengatasi persoalan hidupnya. Pem- Indonesia?. http://jarak.iias.asia/how- bangunan yang dijalankan melalui mobilisasi did-the-idea-of-using-jatropha-for- telah gagal mencapai cita-cita mulia yaitu biofuel-emerge-in-indonesia/ accessed kehidupan warga yang sejahtera, makmur, 4/23/16 9:26 AM. sentosa. Praktik pembangunan yang Amir, S. et al. 2008. Cultivating Energy, dilakukan dengan mobilisasi warga Reducing Poverty: Biofuel develop- menjadikan para petani semakin tergantung ment in an Indonesian Village. untuk diatur karena mereka menjadi orang- Perspectives on Global Development orang yang mengarapkan datanganya and Technology, 7:2 113-132. bantuan dan proyek selanjutnya. Pe- Boomgaard, P. 1999.“Maize and Tobacco in yelesaian persoalan krisis energi tidak Upland Indonesia, 1600-1940” dalam diselesaikan melalui munculnya kedaran Tania Li (ed) Transforming the kritis yang mendorong munculnya gerakan Indonesian Uplands: Marginality, sosial namun dilakukan melalui mobilisasi Power and Production. Harwood dan dominasi kuasa negara yang me- Academic Publishers, Canada. lenyapkan kesadaran kritis itu. Apa yang dialami oleh Suryanto yang akhirnya turut Boomgaard, Peter. 2004. Anak Jajahan serta menanam jarak pagar meskipun di awal Belanda: Sejarah Sosial dan Ekonomi dia tidak berminat, menunjukkan bahwa Jawa 1795-1880. Terjemahan Monique warga melakukan penyerahan total terhadap Susman. Djambatan, Jakarta. kepengaturan negara atas alasan kolektivitas Brittaine, R., Lutaladio, M. 2010. Jatropha: a di tingkat komunitas. Bahkan ketika Smallholder Bioenergy crop. The harapkan datangnya perbaikan telah kandas, Potential for Pro-poor Development. warga masih saja berfantasi bahwa harapan Integrated Crop Management, vol. 8. akan datang, entah kapan. IFAD, Rome. Uraian dalam tulisan ini mungkin bisa Franco, Jennifer , Levidow, Les , Fig, David , menjelaskan mengapa pengembangan jarak Goldfarb, Lucia , Hönicke, Mireille pagar di Gunungkidul (juga di banyak tempat and Luisa Mendonça, Maria (2010). lainnya) gagal total. Assumptions in the European Union biofuels policy: frictions with DAFTAR PUSTAKA. experiences in Germany, Brazil and Mozambique. Journal of Peasant Afiff, Suraya. 2014 (a). Engineering the Studies. 37: 4, 661-698. Jatropha Hype in Indonesia. Sustain- ability 6, 1686-1704; doi:10.3390/ Gunawan, 2014. http://jarak.iias.asia/what- su6041686. was-the-link-between-jatropha- projects-and-rural-poverty-reduction-

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 61 in-gunungkidul-yogyakarta-province/ Li, Tania Murray. 2012. “Pendahuluan: accessed: 11/24/15 11:34 AM. Kehendak untuk Memperbaiki,” ______2014. Why and how did farmers dalam The Will to Improve: in Gunungkidul, Yogyakarta, Perencanaan, Kekuasaan, dan participate in Jatropha projects? Pembangunan di Indonesia, Tania http://jarak.iias.asia/why-and-how- Murray Li. Tangerang Selatan: Marjin d i d - f a r m e r s - i n g u n u n g k i d u l - Kiri, hlm. 1–56. yogyakarta-participate-in-jatropha- Mulyani Anny. 2008. Warta Penelitian dan projects/. Accessed 11/24/2015, 11.08 Pengembangan Pertanian Vol. 30, AM. No. 4. Kloppenburg, J.M.C. (N/A) (accessed 11 Juni 2013). impacts', Journal of Peasant Studies, 37: 4, 749-768.

62 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

ANALISIS POLA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN DI SEKITAR MEANDER LUK ULO KECAMATAN KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN

Sriyono, Dewi Liesnoor Setyowati, Suroso, Astari Amalia

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik meander dan Diterima Mei 2016 pola pengelolaan pada lahan pertanian di sekitar Meander Sungai Luk Ulo. Disetujui Juni 2016 Lokasi penelitian berada di Sungai Luk Ulo Kecamatan Karangsambung Dipublikasikan Juni 2016 Kabupaten Kebumen, daerah penelitian dibagi menjadi 2 daerah yaitu Segmen 1 dan Segmen 2, sampel wawancara dilakukan dengan metode Keywords : purposive sampling dengan penentuan besaran sampel menurut rumus Land Management, Luk Ulo river, slovin, didapat sebanyak 86 petani. Penelitian ini menggunakan metode Meander of Luk Ulo river penelitian deskriptif. Hasil penelitian menjelaskan pola pengelolaan lahan pada Segmen 1 berupa monokultur, sedangakan untuk rotasi tanaman, petani masih memilih padi-padi-bera, sedangakan untuk padi-padi-palawija mengalami penurunan, petani sebagian besar memilih 2 kali merotasi tanaman mereka, para petani memilih teras bangku karena kemiringan lereng yang cukup curam, sistem irigasi yang digunakan tadah hujan, pola pegelolaan lahan pada Segmen 2 monokultur, untuk rotasi tanaman yaitu padi-padi-bera, dan rotasi padi-padi-palawija mengalami penurunan, unuk konservasi lahan, petani di daerah ini sebagian besar menggunakan teras biasa atau pematang sawah dan tidak mengunakan mulsa, irigasi pada daerah ini adalah irigasi teknis sedangakan untuk upaya melestarian lingkungan sungai,masyarakat pada Segmen 2 belum melakukan upaya melestarikan lingkunga sungai. Abstract

The aim of this research is to know the characteristic of meander and pattern management on agricultural farm in around the Meander of Luk Ulo's river. Observational location is at Luk Ulo's River Karangsambung's district kebumen's Regency, observational region is divided as 2 regions which is segments 1 and segments 2, interview sample is done with purposive sampling method with determination sample of slovin's formula, gotten as much for about 86 farmers. This research uses descriptive research method. The result of this research to explain the pattern management of farm on segment 1 as monoculture, meanwhile for rotation of the plant, farmers still choose padi-padi-bera, meanwhile for padi-padi- palawija is decrease, farmer generally use 2 times to rotate their plants, farmers choose stool terrace because inclination bevels that steep enough, irrigation system which uses is rain tank (tadah hujan), management pattern of the farm on segment 2 monoculture, to rotate the plant is padi- padi-bera, and rotate the padi-padi-palawija is decrease, for farm conservation, farmers in this region generally uses causeway terrace or

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 63 (pematang sawah) and doesn't use mulch, irrigation in this region is technical irrigation whereas for effort keeps up river's environment, society on segment 2 haven't done effort keeps up river environment. 2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi - [email protected] - [email protected] - [email protected] - [email protected]

PENDAHULUAN dimiliki oleh petani adalah lahan warisan, sehingga mayoritas masyarakatnya masih Perihal pengelolaan lahan dari tahun mempertahankan penggunaan lahan untuk ke tahun selalu menjadi masalah dalam lahan pertanian, dengan kualitas sungai yang penataan wilayah. Mulai dari penggunaan semakin menurun, petani dihadapkan yang semestinya daerah konservasi sampai dengan persoalan bagaimana mengelola kepada lahan subur yang mestinya layak lahan pertanian mereka supaya tetap untuk pertanian. Hal ini juga dialami di produktif. Permasalahan menurunnya daerah sekitar sungai, utamanya Luk Ulo di kualitas Sungai Luk Ulo selain karena Kabupaten Kebumen. Dalam Perda no 23 pemanfaatan lahan yang tidak sesuai di tahun 2012 menyatakan Sungai Luk Ulo bagian hulu, juga disebabkan oleh merupakan sungai yang berperan penting, eksploitasi sumberdaya alam yaitu bahan selain karena termasuk dalam Cagar Alam galian C yaitu pasir dan batu yang sudah Geologi Karangsambung pada bagian hulu, berlebihan dan tidak memperdulikan terdapat pula hutan bakau pada muara dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sungai Luk Ulo sehingga menjadi sasaran Perbedaan antara debit maksimum dan pengelolaan DAS, dari hasil penelitian debit minimum yang besar pada Sungai Luk bentuklahan asal proses fluvial pada Sungai Ulo menimbulkan terjadinya banjir, salah Luk Ulo diantaranya dataran banjir, satu parameter dalam menilai konservasi Meander, sungai teranyam, dan sungai mati tanah dan air suatu daerah yaitu berdasarkan (Raharjo, 2010). Meander di Sungai Luk Ulo perbandingan antara debit maksimum terbukti dari 7 Segmen sungai yang dengan debit minimum (Setyowati, 2008) berkelok, 4 diantaranya dapat dikatakan daerah yang rawan terkena banjir luapan sebagai Meander, keberadaannya yaitu di adalah Kecamatan Karangsambung, akibat Desa Seling dan Karangsambung (Nur, banjir tersebut memang tidak sampai 2009). Dikatakan Meander karena keleng- menelan korban jiwa, tetapi menurut Kepala kungannya atau sinusnya lebih dari 1,5 Desa Seling Bapak Sutarjo (53), setiap tahun (Dury, 2003 dalam Nur, 2009). ada saja lahan pertanian warga yang terkena Pemanfaatan lahan di sekitar Sungai luapan sungai, akibat luapan tersebut hasil Luk Ulo sebagian besar adalah lahan produksi warga berkurang, waktu panen pertanian, sebagian besar lahan yang yang dipercepat, dan gagal panen.

64 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Kecamatan Karangsambung mempunyai 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Segmen Meander, yaitu di Desa Karang- sambung, Desa Kedungwaru, dan Desa Sungai Luk Ulo merupakan salah satu Seling. Suharini (2009) menjelaskan bahwa sungai di Kabupaten Kebumen yang masuk Meander merupakan daerah yang rawan dalam wilayah pengelolaan BPDAS Serayu, luapan karena alurnya yang berkelok-kelok, Opak, Progo, Luk Ulo mengalir membelah hal tersebut menambah potensi lahan yang Kabupaten Kebumen dengan luas wilayah berada di kanan-kirinya untuk terkena kurang lebih 572,84 Km2, sungai yang luapan. panjang dan membelah Kabupaten Kebumen Penelitian ini bertujuan untuk me- ini bermuara di Samudera Hindia, Sungai ngetahui karakteristik meander dan pola Luk Ulo merupakan jenis sungai antecedent pengelolaan pada lahan pertanian di sekitar atau sungai yang memotong struktur geologi Meander Sungai Luk Ulo. utama daerah yang dilaluinya, Curah hujan pada Sungai Luk Ulo hulu mencapai 2500- METODE PENELITIAN 3250 mm/tahun, dan pada daerah hilir kurang dari 2600 mm/tahun. Hal tersebut sangat Penelitian ini merupakan penelitian mendukung kegiatan pertanian di sekitar modifikasi. Penelitian ini berlokasi di sungai, dari data hasil penelitian, pertanian di Sungai Luk Ulo, Desa Karangsambung, sekitar Sungai Luk Ulo secara garis besar Desa Seling, dan Desa Kedungwaru, dibagi menjadi pertanian lahan basah dan Kecamatan Karangsambung, penentuan petanian lahan kering, petanian lahan basah lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa berupa sawah, sedangkat pertaian lahan daerah-daerah tersebut mengalami erosi kering berupa kebun dan tegalan. tebing yang parah di sekitar Meander, Seiring dengan berjalanya waktu, terdapat 2 Segmen di Kecamatan Karang- kondisi Sungai Luk Ulo semakin mengalami sambung yang mengalami erosi tebing degradasi, pada beberapa kasus, degradasi di cukup segnifikan, maka dalam penelitian ini Sungai Luk Ulo disebabkan oleh ekploitasi peneliti membagi objek penelitian menjadi sumberdaya alam yaitu bahan galian C yaitu Segmen 1 dan Segmen 2, Segmen 1 terdapat batu dan pasir, selain itu adanya perubahan di Desa Karangsambung, sedangkan penggunaan lahan pada beberapa titik Segmen 2 terdapat di Desa Kedungwaru dan menyebabkan debit sungai dari tahun ke Desa Seling. tahun semakin tinggi Metode pengumpulan data dilakukan dengan interpretasi, dokumentai, uji 1. Karakteristik dan Perubahan laboratorium, observasi dan wawancara, Meander Sungai Luk Ulo untuk wawancara dilakukan dengan 86 Karakteristik kelokan Sungai Luk Ulo petani yang mempunyai lahan di sekitar di Kecamatan Karangsambung dapat meander, jumlah tersebut berdasarkan dikatakan sebagai meander karena nilai rumus Slovin. Metode analisis data dengan sinusnya lebih dari 1,5, nilai sinus terbesar interpretasi, deskripsi, dan gap fill. terletak pada kelokan Desa Seling dengan

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 65 nilai 2,74, pada proses perkembangan menggunakan sistem monokultur, sistem meander, awal terbentuknya ialah kelokan tumpang sari sangat disarankan oleh biasa dengan sinus kurang dari 1,5, kemudian beberapa ahli pertanian, dengan adanya bekembang sampai sudut kelokan pada berbagai jenis tanaman, unsur hara dalam meander maksimum dan alur berubah tanah akan terjaga keseimbangannya, selain menjadi lurus kembali, Meander Desa Seling itu kemungkinan untuk mengontrol hama mempunyai sinus yang tinggi, semakin tingi penyakit dan meminimalisisr gagal panen nilai sinus maka semakin tua kelokan dapat diperkecil. tersebut dan berpotensi menjadi lurus Daerah Segmen 1 mempunyai kembali, dan sisa dari meander tersebut kemiringan yang beragam, 56,6% petani menjadi danau tapal kuda. memilih menggunakan teras bangku, hal Perubahan pada Meander Sungai Luk tersebut karena wilayahnya memiliki Ulo jika dilihat dari citra satelit cukup kemringan 2-15% sehingga dipilih teras signifikan terlihat pada segmen 1, hal bangku sebagai upaya konservasi lahan, tersebut dikarenakan beberapa sebab yaitu kemudian 23,3% petani memilih guludan, adanya pertemuan sungai sehingga kekuatan hasil penelitian, petani yang mengunakan arus cukup besar untuk mengikis dan gulud adalah petani yang lahannya berada merubah bentuk alur sungai, selain itu pada daerah datar dan berupa kebun formasi geologi juga menjadi salah satu monokulur atau tegalan, sedangakan 20% faktor, adanya perbukitan lipatan me- petani tidak menggunakan tindakan apapun, nyebabkan arus dari hulu memiliki biasanya lahan mereka berupa kebun kecepatan yang tinggi dengan lebar saluran campuran. Petani pada daerah ini juga tidak yang sempit, ketika sampai pada daerah yang melakukan konservasi secara vegetatif, datar, energi arus tersebut akan menabrak sebanyak 76,6% tidak menutupi lahan tebing-tebing sungai dengan struktur tanah pertanian mereka dengan ranting atau yang remah, sehingga terjadi pergesaran alur tanaman penutup tanah, sedangakan 23,3% kelokan. menutupi lahan pertanian merekan dengan Segmen 2 juga tidak luput dari sisa tanaman, ranting, atau tanaman penutup perubahan, faktor yang mempengaruhi ialah tanah. struktur tanah yang remah dan jenis tanahnya Daerah Meander 2 melakukan konser- yaitu pasir berlempung sehingga sangat vasi secara mekanis dengan cara teras sawah mudah tererosi, selain itu eksploitasi bahan biasa atau galengan sebesar 69,9%, dengan galian C yang menggunakan mesin sedot cara guludan sebesar 3,5%, dan tidak menyebabkan pemecah energi air yaitu menggunakan apapun sebesar 26,7%. berupa pasir hilang. Kondisi pada daerah penelitian yang sebagian besar datar menyebabkan petani 2. Pengelolaan lahan pertanian hanya melakukan konservasi lahan biasa, Hasil penelitian menunjukkan, dari 86 tidak seperti pada daerah penelitian 1 yang sampel 17,44% menggunakan sistem lebih beragam. Secara vegetatif masyarakat tumpangsari, sedangakan 82,5% masih sebagian besar tidak melakukan tindakan

66 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 konservasi secara vegetatif, sedangkan seluruhnya, sedangakn pada daerah Segmen untuk sumber air Segmen 1 merupakan 2 sebagian tadah hujan dan sebagian irigasi daerah dengan sistem tadah hujan teknis.

Tabel 1. Tabel Pengelolaan Lahan Segmen 1 dan 2 Meander Sungai Luk ulo

No Lokasi Pola tanam Rotasi tanaman Intenitas Seb elum 2005 Sesudah 2005 rotasi dalam

1 tahun

1. Segmen 1 26,6% Padi-padi- Padi-padi-palawija Tidak tumpangsari palawija 16,6% dan padi- pernah rotasi 73,3% 26,6% dan padi-bera atau 33,3%, 2 monokultur padi-padi- kebunan 83,3% kali rotasi bera atau 43,3%, dan 3 kebunan kali rotasi 73,3%. 23,3%.

2. Segmen 2 12,5% Padi-padi- Padi-padi-palawija Tidak tumpangsari palawija 25% 14,28% dan padi- pernah rotasi 87,5% dan pad-padi- padi-bera atau 30,35%, 2 monokultur bera atau kebunan 85,71% kali rotasi kebunan 75% 55,35%, dan 3 kali rotasi sebanyak 14,28%

Sumber: Data Primer, 2016

Penggunaan lahan pada daerah sawah dan kebun yang digantikan dengan penelitian ikut mengalami peubahan, pada tegalan dan permukiman, erosi tebing yang segmen 1, jumlah luasan sawah yang cukup parah pada daerah ini menyebabkan semakin berkurang digantikan menjadi para pemilik lahan memilih menggantikan tegalan dan perkebunan, dan sebagian kecil lahan sawah menjadi tegalan, dan kebun lagi menjadi permukiman, kondisi sungai menjadi permukiman. yang semakin kritis, erosi tebing, sumber air yang sulit, dan besarnya biaya produksi untuk lahan sawah membuat masyarakat lebih memilih tegalan dan kebun karena lebih mudah perawatannya. Segmen 2 juga mengalami perubahan, berkurangnya lahan

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 67 Gambar 1. Meander berpengaruh terhadap luasan penggunaan lahan pertanian

3. Faktor yang mempengaruhi pemberian mulsa. pengelolaan lahan pertanian Hasil pengolahan citra SRTM dengan Hasil uji laboratorium menunjukkan, software ArcGis, menghasilkan peta dari 6 sampel tanah mengindikasikan pH kemiringan lereng, dari hasil tersebut, daerah netral-basa, pH netral sangat baik untuk Segmen 1 memiliki kemiringan yang lebih tanaman. Struktur tanah dari sampel-sampel beragam, pada daerah ini, lahan pertanian tersebut menunjukkan sebagian besar berada pada kemiringan 0-40%, memang tanahnya remah, hanya 2 sampel yang sebagian besar berada pada kemiringan 0- struktur tanahnya menggumpal yaitu sampel 2%, akan tetapi ada beberapa daerah yang 3 dan 6 yang merupakan tanah sawah, untuk memiliki kemiringan samapi 40%, tentunya tekstur tanah pada daerah penelitian dibagi pada segmen 1 petani lebih intensif dalam menjadi 4 kategori yaitu lempung berpasir, upaya konservasi lahan baik secara mekanis lempung berdebu, pasir berlempung, dan maupun vegetatif. Daerah segmen 2 debu, untuk jenis tanahnya adalah aluvial memiliki kemiringan lereng antara 0-25%, dan latosol, selain karena perbedaan jenis usaha konservasi pada segmen 2 hanya tanah, perbedaan sifat fisik tanah juga dapat sebatas memberikan teras sawah atau dikarenakan faktor pengolahan oleh petani galengan saja, untuk penggunaan lahan seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh kebun dan tegalan hanya beberapa yang Setyowati, 2007 menunjukkan bahwa menggunakan gulud, yang lainnya tidak ada pengunaan lahan dapat mempengaruhi sifat upaya untuk melakukan usaha konservasi fisik tanah, hal tersebut disebabkan oleh lahan, selain itu uapaya untuk melindungi akar-akar tanaman dan bagaimana pe- tebing sungai juga sangat minim. ngolahan lahan seperti pemupukan dan

68 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Tabel 2. Pengukuran tanah di sekitar meander Sungai Luk ulo, Kabupaten Kebumen

Lokasi titik pengamatan Ph No Jenis tanah Struktur tanah Tekstur tanah X Y tanah

1 352882 9166447 Latosol Coklat 7.87 Remah lempung berpasir Latosol Coklat 2 353219 9165995 kemerahan 7.15 Remah lempung berdebu Latosol Coklat 3 353287 9160754 kemerahan 6.93 menggumpal lempung berdebu

4 352864 9160964 Aluvial kelabu 7.73 Remah pasir berlempung

5 352672 9159949 Aluvial kelabu 7.82 Remah pasir berlempung

6 351554 9160030 Aluvial kelabu 7.53 menggumpal Debu

Sumber: Data Primer, 2016

Setelah dilakukan pengukuran di tidak begitu kuat, tetapi tetap saja erosi yang beberapa titik yang meliputi pengukuran berjalan pada daerah ini adalah erosi lateral. kecepatan aliran sungai dengan rumus Pada Segmen 2 yang meliputi titik 4-6, Manning dan pengukuran arah arus, didapat arus sungai terpusat menjadi satu dan dengan hasil pada titik 1 erosi lateral dengan arah lintasan yang berkelok menyebabkan arus arus yang berkelok semakin mengikis sungai langsung menghantam dinding sungai sebagian badan sungai, hal tersebut membuat yang berakibat pada dinamisnya pergerakan pada sisi yang lain terjadi endapan-endapan kelokan sungai pada Segmen 2, akibatnya berupa gosong pasir. Pada titik 2, arus dibagi banyak timbul gosong-gosong pasir pada tepi menjadi 2 bagian sehingga gaya erosi tebing kanan dan kiri.

Tabel 3. Hasil pengukuran kecepatan aliran S ungai Luk ulo, Kabupaten Kebumen

Lokasi titik pengamatan No Waktu pengukuran Kecepatan aliran Tinggi muka air X Y

1 352882 9166447 24/04/2016, 09.10 WIB 0,669 m/detik 67.9 cm

2 353219 9165995 24/04/2016, 09.50 WIB 0,667 m/detik 34.7 cm

3 353287 9160754 25/04/2016, 08.32 WIB 0,667 m/detik 92.7 cm

4 352864 9160964 25/04/2016, 09.10 WIB 0,914 m/detik 115.7 cm

5 352672 9159949 25/04/2016, 09.53 WIB 1,291 m/detik 158.1 cm

6 351554 9160030 25/04/2016, 10.25 WIB 0,942 m/detik 119.5 cm Sumber: Data Prime r, 2016

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 69 4. Upaya Kelestarian Lingkungan tanaman, petani masih memilih padi-padi- Sungai bera, dan untuk padi-padi-palawija Hasi penelitian menunjukkan bahwa mengalami penurunan, untuk intensitas pada segmen 1, petani yang melakukan rotasi, petani sebagian besar memilih 2 kali uapaya melestarikan lingkungan sungai merotasi tanaman mereka. Pengelolaan sebesar 53,3%, sedangakn 40% lainnya tidak konservasi lahan para petani memilih teras melakukan upaya tersebut, upaya pelestrian bangku karena kemiringan lereng yang ini sebgai wujud untuk mempertahankan cukup curam, sedangkan untuk pengelolaan kesuburan dan menghindari lingkungan dari air, pada daerah ini menggunakan sistem cemaran-cemaran limbah pertanian, sedang- irigasi tadah hujan,selama 10 tahun terakhir kan daerah penelitian segmen 2, masih petani semakin sulit mendapatkan air, 3). banyak petani yang tidak melakukan pola pegelolaan lahan pertanian pada segmen pelestarian lingkungan sungai, petani yang 2 menunjukan pola tanam sebagian besar tidak melakukan upaya pelestarian ling- menggunakan monokultur, untuk rotasi kungan sungai sebesar 73,2%, sedangkan tanaman petani memilh padi-padi-bera, dan 26,7% petani telah melakukan upaya, pada rotasi padi-padi-palawija mengalami daerah ini upaya yang belum dilakukan penurunan, unuk konservasi lahan, petani di adalah penggunaan pestisida, penggunaan daerah ini sebagian besar menggunakan teras mulsa, dan pupuk kimia yang terus menerus, biasa atau pematang sawah dan tidak alasan petani menggunakan bahan tersebut mengunakan mulsa, irigasi pada daerah ini karena jika menggunakan bahan organik, adalah irigasi teknis, 4). faktor yang hasil panen tidak maksimal dan hama sudah mempengaruhi pengelolaan lahan selain kebal. faktor tanah, lereng, dan sungai terdapat pula faktor dari luar yaitu penambangan ilegal, SIMPULAN DAN SARAN faktor yang paling berpengauh adalah faktor sungai, yaitu arah arus, kemudian faktor Berdasarkan hasil penelitian dapat kemiringan yang berbeda-beda, dan faktor diungkapka beberapa kesimpulan, antara tanah yang pada daerah segmen 1 dan 2 lain : 1). nilai sinus pada setiap segmen hampir sama, yaitu tanah dengan kandungan berbeda-beda, pada segmen 1 nilai sinusnya liat yang tinggi, 5). upaya pelestarian 1, 70, pada segmen 2, kelokan di Desa lingkungan sungai pada daerah Segmen 1 Kedungwaru memiliki nilai sinus 1,65, sudah banyak dilakukan oleh para petani, sedangkan pada Desa Seling nilai sinusnya sedangkan pada segmen 2 petani belum 2,74, dan perubahan pada Meander Sungai melakukan upaya pelestarian lingkungan Luk Ulo disebabkan beberapa hal yaitu arah sungai, faktor yang masih belum dilakukan arus, litologi, struktur tanah dan eksploitasi adalah penggunan pestisida kimia, pupuk bahan tambang yaitu pasir, 2). pola kimia yang berlebihan dan tidak adanya pengelolaan lahan pertanian pada segmen 1 tanaman atau sisa-sisa tanaman yang berupa pengelolaan kesuburan tanah yaitu digunakan untuk menutup tanah. monokultur, sedangakan untuk rotasi Penulis berharap hasil penelitian yang

70 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 dilakukan akan bermanfaat bagi siapa saja Setyowati, Dewi Liesnoor. 2007. Sifat Fisik yang membutuhkan informasi mengenai Tanah dan Kemampuan Tanah pengelolaan lahan pertanian di sekitar Meresapkan Air Pada Lahan Hutan, Sungai Luk Ulo Kabupaten Kebumen. Sawah, dan Permukiman. Jurnal Untuk itu penulis memberi saran kepada : 1). Geografi. Volume 4 No 2 Juni 2007. masyarakat petani pemilik lahan, Setyowati, Dewi Liesnoor. Permodelan masyarakat sebagai pemilik dan pengarap Ketersdiaan Air untuk Perencanaan lahan diharapkan lebih memikirkan Pengendalian Banjir di Sungai Blorong pengelolaan lahan yang sesuai dan tepat agar Kabupaten Kendal. Jurnal Teknik Sipil kualitas, kesuburan, dan produktivitas lahan dan Perencanaan. Volume 10 No 2 Juli tetap terjaga, selain itu kepedulian terhadap 2008. kelestarian lingkungan sungai dengan cara Suharini, Erni dan Abraham Palangan. 2009. bertani yang berkelanjutan agar sumberdaya Geomorfologi. Semarang: Fakultas yang ada tetap terjaga kualias dan Ilmu Sosial Universitas Negeri kuantitasya, 2). perangkat desa dan pihak Semarang. yang bersangkutan lainnya, sosialisasi mengenai pertanian yang baik dan benar perlu ditingkatkan, dengan tujuan, semua petani mendapat pengetahuan mengenai pertanian baik anggota gapoktan maupun di luar anggota gapoktan. Pelatihan pembuatan pupuk kompos juga dirasa perlu dilakukan, selain itu tindakan tegas untuk penambang ilegal yang merusak lingkugan juga perlu untuk dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Nur, A.M. 2009. Sungai Meander Luk Ulo antara Kondisi Ideal dan Kenyataan. Jurnal Geografi. Volume 6 No. 2 juli. Raharjo P.D. 2010. Penggunaan Data Penginderaan Jauh dalam Analisis Bentuk Lahan. Volume 3 Nomor 1. Saripin, Ipin. 2003. Identifikasi Peng- gunaan Lahan Menggunakan Citra Landsat Thematic Mapper. Buletin Teknik Pertanian Volume 8 Nomer 2.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 71 FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

Sugi, S.Pd., M.Pd. SMP Negeri 3 Temanggung

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi Diterima Juni 2015 kemerdekaan mengemukakan pendapat melalui pembelajaran group Disetujui Desember 2015 investigation kelas VII A SMP Negeri 3 Temanggung semester 2 tahun Dipublikasikan Desember 2015 pelajaran 2014/2015. Penelitian di kelas VII A dari 32 peserta didik. Sumber data dari sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data Keywords : menggunakan teknik tes untuk mengetahui hasil belajar dan non tes berupa learning, group investigation and lembar observasi untuk mengetahui proses pembelajarannya. Penelitian activities of learners. Tindakan Kelas dilaksanakan dua siklus. Hasil belajar dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif dilanjutkan refleksi, proses pembelajaran dengan analisis deskriptif kualitatif dilanjutkan refleksi. Dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar dengan nilai rata- rata dari 69 ke 78 atau meningkat 13,04 persen. Pada siklus dua nilai rata-rata 86 meningkat 24,65 persen dari kondisi awal. Ada peningkatan pada aktivitas peserta didik maupun guru. Disimpulkan bahwa pembelajaran group investigation meningkatkan hasil belajar materi kemerdekaan mengemukakan pendapat kelas VII A SMP Negeri 3 Temanggung semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Abstract

The aim of research to find out the learning outcome of material freedom of expression through the study group investigation A class VII SMP Negeri 3 Temanggung 2nd semester of the school year 2014/2015. Research in class VII A of 32 learners. Sources of data from primary and secondary data sources. Collecting data using test techniques to determine the results of study and observation sheet form non-test to determine the learning process. Class Action Research conducted in two cycles. Learning outcomes were analyzed using descriptive analysis of comparative continued reflection, the learning process with a qualitative descriptive analysis continued reflection. From the initial conditions to the first cycle increased learning outcomes with an average value of 69 to 78, an increase of 13.04 percent. In the two cycle average value 86meningkat 24,65persen of initial conditions. There is an increase in the activity of learners and teachers. Group investigation concluded that the learning materials improve learning outcomes freedom of expression of class VII A SMP Negeri 3 Temanggung 2nd semester of the school year 2014/2015. 2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi [email protected]

72 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 PENDAHULUAN tersebut tidak sesuai lagi. Peserta didik akan suka dan termotivasi untuk belajar apabila SMP Negeri 3 Temanggung di Jalan hal-hal yang dipelajari mengandung makna Jenderal Sudirman 21 Temanggung berada di tertentu baginya. Pembelajaran yang jantung kota memiliki 18 rombongan belajar berdasarkan pada suatu teori belajar akan dari kelas VII sampai IX. Namun dalam dapat meningkatkan perolehan hasil belajar pembelajaran PKn sekolah tersebut masih peserta didik, karena teori belajar pada diwarnai model pembelajaran konvensional dasarnya merupakan penjelasan mengenai yang menekankan metode ceramah, bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana sehingga kurang mampu merangsang peserta informasi diproses dalam pikiran peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses didik. Berkaitan dengan hal tersebut pembelajaran. Pembelajaran yangdigunakan diperlukan strategi pembelajaran yang dapat guru selama ini lebih bersifat teacher mengembangkan aktivitas peserta didik, centerdan hanya berlangsungsatu arah dari yang bukan hanya diajak belajar untuk guru ke peserta didik yang berdampak pada mengetahui tetapi dilibatkan secara aktif kegiatan pembelajaran yangkurang efektif, untuk dapat menemukan sendiri jawaban- sehingga dapat mempengaruhi hasil nya, peserta didik dirangsang untuk aktif belajar.Keadaan ini terjadi pada peserta bertanya pada teman dan guru atau mencari didikkelas VII A SMP Negeri 3 Temanggung informasi dari sumber yang lain.Guru dapat semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Hasil merekayasa model atau strategi pem- ulangan harian pertama menunjukkan nilai belajaran yang dilaksanakan secara terendah yang diperoleh peserta didik 50, sistematis dan menjadikan proses pem- nilai tertinggi 80, nilai rata-rata 69. Peserta belajaran sebagai pengalaman yang didik yang memiliki nilai dibawah KKM bermakna bagi peserta didik (Jihad 2010:5). mencapai 59,37 %. KKM mata pelajaran Untuk mengatasi rendahnya hasil dan PKn pada sekolah ini adalah 75. aktivitas pembelajaran tersebut peneliti pada Hamalik (2010:156) menyatakan kegiatan pembelajaran berikutnya meng- bahwa memotivasi belajar penting artinya gunakan pembelajaran Group Investigation dalam proses belajar peserta didik, karena dengan tujuan meningkatkan hasil dan fungsinya yang mendorong, menggerakkan, aktivitas belajar peserta didik. Tindakan yang dan mengarahkan kegiatan belajar. Peserta dilakukan peserta didik adalah melaksana- didik harus membangun sendiri pengetahuan kan pembelajaran Group Investigation di dalam benaknya (Trianto 2011:13). dilanjutkan diskusi kelompok menyelesai- Pendapat ini sesuai dengan teori belajar kan tugas. modern yaitu konstruktivisme yang me- Group Investigation termasuk tipe nyatakan bahwa peserta didik harus pembelajaran kooperatif yang mengguna- menemukan sendiri dan mentrans- kan kelompok kecil sehingga peserta didik formasikan informasi kompleks, mengecek bekerjasama untuk memaksimalkan kegiatan informasi baru dengan aturan-aturan lama belajarnya sendiri dan juga anggota lain dan dan merevisinya apabila aturan-aturan mendasarkan suatu ide bahwa peserta didik

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 73 bekerja sama dalam belajar kelompokdan c)implementasi, d) analisis dan sintesis, e) sekaligus masing-masing bertanggung presentasi hasil final dan f) evaluasi. jawab pada aktivitas belajar anggota Pada dasarnya langkah-langkah kelompoknya, sehingga seluruh anggota pembelajaran group investigation berkaitan kelompok dapat menguasai materi pelajaran satu sama lain yang masing-masing dengan baik. Pembelajaran kooperatif tahapannya bersifat komplementerdan menekankan tugas-tugas yang diberikan sistematis, sehingga dengan menerapkan guru untuk diselesaikan bersama dengan secara kronologis langkah pertama hingga anggotakelompoknya, sedangkan peran terakhir maka seorang guru akan dengan guru hanya sebagai fasilitator dalam muda menerapkan model pembelajaran membimbing peserta didik menyelesaikan group investigation dalam ruang kelas. tugas. Hasil belajar adalah perubahan tingkah Pembelajaran group investigation laku peserta didik secara nyata setelah menekankan kegiatan belajar peserta didik dilakukan proses belajar mengajar sesuai untukmengumpulkan sejumlah data dari dengan tujuan pengajaran (Jihad dkk 2010: berbagai sumber yang ada dilingkungan 15). Hasil belajar adalahkemampuan- peserta didik, kemudian setelah memperoleh kemampuan yang dimiliki peserta didik informasi peserta didik berkumpul lagi setelah ia menerima pengalaman belajarnya. untuk melakukan diskusi bersama anggota Menurut Purwanto (2010: 44) hasil belajar kelompoknya dan berbagi pendapat adalah perubahanperilaku yang terjadi maupunpengetahuan mengenai masalah setelah mengikuti proses belajar mengajar yang dikaji, dan kemudian menganalisis sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil informasi-informasi tersebut sehingga pada belajar seringkali digunakan sebagai ukuran akhirnya mencapai kesimpulan. Dalam untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menyelesaikan tugas kelompok, masing- menguasai bahan yang diajarkan (Purwanto, masingkelompok memiliki cara yang 2010: 45). Hasil belajar pada ranah berbeda-beda, selain itu pembelajaran group afektifdan psikomotor ada yang tampak pada investigation menuntut peserta didik untuk saat proses belajar mengajar berlangsung dan belajar secara mandiri dimana peserta didik ada pula yang baru tampak kemudian setelah m e m b a n g u n d a n m e n g k o n t r u k s i pengajaran diberikan dalam praktek pengetahuan dengan caranya sendiri. Peran kehidupannya di lingkungan keluarga, guru dalam pembelajaran sebagai sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, pembimbing dalam proses pembelajaran dan hasil belajar pada ranah afektif dan konselor maupun konsultan dalam psikomotoris sifatnya lebih luasdan lebih membantu mencarikan jalan keluar sulit dipantau namun memiliki nilai lebih darimasalah-masalah yang dihadapi peserta bermakna bagi peserta didik dimana dapat didik.Menurut Sharan, dkk. (Trianto, 2010: secara langsung mempengaruhi perilaku 80), langkah-langkah pembelajaran group peserta didik. investigationmeliputi 6 (enam) fase yaitu: a) Dari berbagai pendapat di atas maka memilih topik, b) perencanaan kooperatif, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

74 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 perubahan perilaku secara sadar dan kegiatan belajarnya peserta didik dapat menyeluruh yang diperoleh seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan setelah melakukan kegiatan belajar. dalam mengkaji masalah-masalahdan Hasilbelajar dapat digunakan untuk bagaimana cara pemecahannya. mengukur tingkat kemampuan peserta didik Rumusan masalah penelitian ini dan juga dapat memberikan informasi adalah bagaimana peningkatan hasil belajar kepada guru tentang kemajuan peserta didik dan aktivitas peserta didik pada materi dalam upayamencapai tujuan pembelajaran. kemerdekaan mengemukakan pendapat Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu melalui pembelajaran Group Investigation kognitif, afektif, dan psikomotor yang saling kelas VII A SMP Negeri 3 Temanggung berhubungansatu sama lain. semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 ? Penelitian ini berupa penerapan Tujuan penelitian meningkatkan hasil pembelajaran group investigation yang belajar dan aktivitas peserta didik pada dikaitkan dengan kemampuan peserta didik materi kemerdekaan mengemukakan dalam menguasai materi pelajaran PKn pendapat kelas VII A SMP Negeri 3 tentang “Kemerdekaan mengemukakan Temanggung semester 2 tahun pelajaran pendapat”. Kemudian diwujudkan dengan 2014/2015 melalui pembelajaran Group hasil belajar peserta didik berupa nilai-nilai Investigation. peserta didik setelahmengikuti pem- Berdasarkan uraian tersebut maka belajaran di kelas. Peneliti hanya melakukan dilaksanakan pembelajarangroup inves- penelitian pada ranah kognitif yang tigation. Pada siklus 1 dilaksanakan pem- didasarkan pada hasil belajar peserta didik belajaran group investigation dengan tugas karena seseorang yang berubah tingkat membuat laporan tertulis hasil investigasi. kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu Sedangkan padasiklus 2 dilaksanakan telah berubah pula sikap dan perilakunya. pembelajaran group investigation dengan Mengacu pada penjelasan-penjelasan tugas membuat laporan tertulis hasil sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil investigasi untuk dipresentasikan di depan belajar PKn adalah kemampuan-ke- kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada mampuan yang diperoleh seseorang setelah Gambar 1. melakukan kegiatan belajar dimana melalui

KONDISI Guru Hasil belajar AWAL belummengembangkanpembe rendah lajaran yang berkualitas

Guru melaksanakan Peserta didik membuat TINDAKAN pembelajaran group laporan tertulis hasil investigasi investigation Gambar 1 : Skema Kerangka Berpikir Hasil investigasi Di duga dengan dipresentasikan di depan KONDISI pembelaja ran group kelas oleh peserta didik AKHIR investigation dapat meningkatkan hasil belajar

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 75 METODE PENELITIAN harian siklus 1.Rancangan program yang dibuat digunakan untuk pembelajaran 6 x 45 Penelitian tindakan kelas dalam 2 menit meliputi: a) membuat perencanan siklus dilakukan di kelas VII A dengan pelaksanan pembelajaran (RPP), b) peserta didik32 anak.Analisis data kuanti- menyiapkan alat pembelajaran, c) menyusun tatif menggunakan analisis deskriptif instrumen penilaian dan lembar observasi, d) komparatif,dengan membandingkan nilai menentukan tempat atau lokasi melakukan tes kondisi awal antar siklus. Penelitian tindakan, e) melakukan evaluasi setelah menggunakan model Kemmis & Mc Taggart mendapat tindakan pembelajaran group (Arikunto, 2010) digunakan empat langkah investigation f) membuat langkah-langkah dalam setiap siklus. yang disampaikan kepada peserta didik berkaitan dengan kelemahan dan masalah HASIL DAN PEMBAHASAN yang dihadapi peserta didik. Pertemuan pertama tanggal 15 April Hasil belajar kelas VII A SMP Negeri 2015 jam ke 1-2, dengan langkah-langkah 3 Temanggung semester 2 tahun pelajaran pendahuluan: kelas dipersiapkan agar lebih 2014/2015 mata pelajaran PKn rendah yang kondusif, memberi motivasi, menyampaikan terlihat pada hasil ulangan harian pertama. kompetensi dasar yang akan dibahas, Pembelajaran selama ini lebih bersifat menyampaikan tujuan pembelajaran. teacher center dan berlangsungsatu arah dari Selanjutnya penyampaian materi-materi guru ke peserta didik yang berdampak pada essensial oleh guru dan diteruskan dengan kegiatan pembelajaran yang kurang efektif pembentukan kelompok diskusi. Pertemuan dan mempengaruhi hasil belajar peserta kedua tanggal 22 April 2015, setelah kelas didik. dipersiapkan agar lebih kondusif dan diberi Pada siklus 1 peneliti merencanakan motivasi, dilanjutkan peserta didik me- tindakan meliputi : membuat rancangan laksanakan diskusi kelompok dan membuat program pembelajaran yang terdiri atas 3 laporan hasil diskusi. Pertemuan ketiga pertemuan yakni pertemuan 1 (2 x 45 menit) tanggal 29 April 2015, guru melaksanakan untuk kegiatan kerja secara kelompok, pembahasan secara klasikal pada jam ke-1 pertemuan 2 (2 x 45 menit) untuk kegiatan yang diakhiri dengan ulangan harian pada membuat laporan tertulis, pertemuan 3 (2 x jam ke-2. Kegiatan pelaksanaan tindakan 45 menit) untuk kegiatan pembahasan seperti Gambar 2. kesimpulan materi pelajaran dan ulangan

Gambar 2 Foto kegiatan pem- belajaran pada siklus 1

76 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Aktivitas maupun hasil belajar siklus 1 mencapai indikator kinerja, begitu juga hasil ini lebih baik dibanding dengan kondisi belajarnya. Aktivitas peserta didik seperti awal.Dilihat dari aktivitas dalam pem- pada Tabel 2. Sedangkan hasil belajar peserta belajaran sebagian besar peserta didik didik dapat dilihat pada Tabel3. memiliki kategori aktif, namun belum Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 1

No Predikat JumlahPeserta Didik Persentase 1 Sangat aktif 0 0 2 Aktif 19 59,37 3 Cukup aktif 13 40,63 4 Kurang aktif 0 0 Sumber : Hasil Penelitian 2015

Setiap langkahpembelajaran group berikutnya, karena persentase peserta didik investigationdiikuti peserta didik dengan yang mencapai KKM belum sesuai ketentuan penuh antusias untuk pembelajaran aktif dan indikator kinerja. meningkatkan hasil belajar pada siklus Tabel 3

Nilai Ulangan Haria n Siklus 1 No Uraian Pencapaian 1 Nilai terendah 70 2 Nilai tertinggi 85 3 Nilai rerata 78 4 Rentang nilai 15 5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 20 6 Jumlah peserta didik belum tuntas belajar 12 Hasil refleksi pada tindakan siklus 1antara lain: Sumber : Hasil Penelitian 2015

Berdasarkan hasil refleksi di atas maka presentasi, pertemuan 3 (2 x 45 menit) untuk untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar kegiatan pembahasan kesimpulan materi dengan persentase yang lebih baik, pelajaran dan ulangan harian.Rancangan dilanjutkan pada siklus 2. program yang dibuat digunakan untuk pembelajaran 6 x 45 menit meliputi: a) Deskripsi Siklus 2 membuat perencanan pelaksanan pem- Pada siklus 2 peneliti merencanakan belajaran (RPP), b) menyiapkan alat tindakanmeliputi:membuat rancangan pembelajaran, c) menyusun instrumen program pembelajaran yang terdiri atas 3 penilaian dan lembar observasi, d) me- pertemuan yakni pertemuan 1 (2 x 45 menit) nentukan tempat atau lokasi untuk untuk kegiatan kerja secara kelompok, melakukan tindakan, e) melakukan evaluasi pertemuan 2 (2 x 45 menit) untuk kegiatan setelah mendapat tindakan pembelajaran

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 77 group investigation f) membuatlangkah- diteruskan dengan pembentukan kelompok langkah yang disampaikan kepada peserta diskusi. Pertemuan kedua tanggal 12 Mei didik berkaitan dengan kelemahan dan 2015, setelah kelas dipersiapkan agar lebih masalah yang dihadapi peserta didik. kondusif dan diberi motivasi, dilanjutkan Pertemuan pertama dilaksanakan dengan peserta didik melaksanakan tanggal 6 Mei 2015 jam ke 1-2, dengan presentasi hasil diskusi kelompok. langkah-langkah pendahuluan: kelas Pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 20 dipersiapkan agar lebih kondusif, memberi Mei 2015, guru melaksanakan pembahasan motivasi, menyampaikan kompetensi dasar secara klasikal pada jamke-1 yang diakhiri yang akan dibahas, menyampaikan tujuan ulangan harian pada jam ke-2. Kegiatan pembelajaran. Selanjutnya penyampaian pelaksanaan tindakan seperti Gambar 3. materi-materi essensial oleh guru dan

Gambar 3 Foto kegiatan pem- belajaran pada siklus 2 Sumber : Data Primer 2015

Aktivitas maupun hasil belajarsiklus sangat aktif, seperti Tabel 4. Sedangkan hasil 2lebih baik dibanding siklus 1.Dilihat dari belajar peserta didik dapat dilihat pada aktivitas pembelajaran sebagian besar Tabel 5. peserta didik memiliki kategori aktif dan

Tabel 4 H asil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus 2

No Predikat JumlahPeserta Didik Persentase 1 Sangat aktif 0 0 2 Aktif 28 87,50 3 Cukup aktif 4 12,50

4 Kurang aktif 0 0 Sumber : Hasil Penelitian, 2015

Tabel 5 Nilai Ulangan Harian Siklus 2

No Uraian Pencapaian 1 Nilai terendah 70 2 Nilai tertinggi 90 3 Nilai rerata 86 4 Rentang nilai 20 5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 29 6 Jumlah peserta didik be lum tuntas bela jar 3 Sumber : Hasil Penelitian, 2015

78 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Hasil refleksi pada tindakan siklus 2 antara investigationdapat meningkatkan hasil lain: belajar. 1. Setiap langkah pembelajaran group investigation diikuti peserta didik Dari hasil observasi terhadap dengan penuh antusias. prosesdan hasil pembelajaran dapat 2. Pembelajaran group investigation diketahui terjadi peningkatan aktivitas mampu membuat pembelajaran aktif. peserta didik dan guru. Begitu pula terjadi 3. Aktivitas pembelajaran group peningkatan pada hasil belajar.Seperti terlihat pada Grafik 4.

120 100 80 100 60 86 93 100 40 80 73 20 100 76 50 Kondisi Awal 0 Sklus 1 Persentase Rata-rata Hasil Persentase Keterlaksanaan Belajar Ketuntasan Siklus 2 Pembelajaran Belajar

Grafik 4 Perbandingan Keterlaksanaan Pembelajaran dan Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus 1dan Siklus 2 Sumber : Hasil Penetian, 2015

Dengan menggunakan pembelajaran 59,37 %, pada siklus 2 sejumlah 26anak atau group investigation dalam pembelajaran 86,67 % memiliki predikat aktif yang berarti PKn ini, hasil belajar peserta didik kelas VII telah mencapai indikator kinerja. A SMP Negeri 3 Temanggung telah Melalui implementasi pembelajaran mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, group investigation terbukti dapat me- yaitu 90 % dari jumlah peserta didik dalam ningkatkan hasil belajar. Pembelajaran ini ulangan harian mencapai KKM, serta 85 % sebagai perwujudan dari teori pembelajaran dari jumlah peserta didik memiliki aktivitas konstruktivisme yang berpendapat bahwa pembelajaran dengan predikat sangat aktif belajar merupakan proses mandiri peserta atau aktif. Pembelajaran telah dilaksanakan didik secara aktif untuk membangun gagasan sesuai dengan rencana dalam RPP. Peserta baru atau konsep baru berdasarkan pe- didik yang ulangan hariannya mencapai ngetahuan yang dimilikinya sekarang, proses KKM pada siklus 1 sejumlah 20peserta didik belajar harus berbasis paradigma belajar atau 62,50 %, siklus 2 sejumlah 29 peserta “berpusat pada peserta didik” (student didik atau 90,63 % yang berarti pada siklus centered). Peserta didik menerima materi 2telah mencapai indikator kinerja, sedang- pelajaraan dari berbagai sumber dengan kan aktivitas pembelajaran dengan predikat berbagai pengalaman belajar. Peserta didik aktif pada siklus 1 sejumlah 19 anak atau mencari sumber belajar sendiri dari buku-

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 79 buku, koran, majalah, internet, televisi, nara melampaui indikator kinerja yang sumber yang diwawancarai maupun ditetapkan. melakukan observasi, sehingga pengetahuan peserta didik bertambah banyak dengan DAFTAR PUSTAKA kemampuan mengingat lebih lama karena mereka yang mencari sendiri dan mengalami Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur sendiri proses pembelajaran (learning Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta experience). Peserta didik belajar melalui Hamalik, Oemar.2010. Perencanaan pengalamannya sendiri karena mereka Pengajaran Berdasarkan Pendekatan terlibat secara langsung dalam masalah Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. yang sedang mereka pelajari sehingga Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi pembelajaran menjadi lebih bermakna Pembelajaran. Yogyakarta: Multi (meaningfull learning) karena konsep- Pressindo. konsep baru yang mereka temukan dari berbagai informasi tersebut dikaitkan Purwanto.2010. Instrumen Penelitian Sosial dengan konsep-konsep yang telah ada dalam dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka struktur kognitif peserta didik, dengan Pelajar. demikian peserta didik mengkonstruksi Trianto.2011. Model-model Pembelajaran sendiri pengetahuannya melalui pe- Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. ngalamannya. Jakarta: Prestasi Pustaka.

SIMPULAN

1. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar, pada kondisi awal nilai rata- rata 69, siklus 1 nilai rata-rata 78 dan siklus 2 nilai rata-rata 86.Ditinjau dari indikator kinerja, kondisi awal 40,63 %, siklus 1 mencapai 62,50 % dan siklus 2 mencapai 90,63 %, yang berartimelampaui indikator kinerja yang ditetapkan. 2. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus 1ke siklus 2, yaitu peserta didik yang memiliki aktivitas pem- belajaran aktif atau sangat aktif pada siklus 1 mencapai 59,37 % dan siklus 2 mencapai 86,67 % yang berarti

80 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016

RTV

JA RA = n

Validasi Jumlah Rata- Tes Valida rata rata total Silab Buku Berpik tor RPP LK S rata validitas us Siswa ir aspek (RTV) Kritis Rata- rata 4,25 4 ,15 4,4 4,4 5 4,25 21,5 4,3 (RSV) Nilai Tertinggi 94 Nilai Terendah 66 Nilai rata-rata 78 Presentase Ketuntasan 95,23 %

100 80 60 Nilai Tertinggi 40 Nilai Terendah 20 Nilai Rata-rata 0

Presentase Ketuntasan

(X) Independent (O) Dependent

FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

EXISTENCE IN THE VILLAGE LANTING HOUSE CAPE COMMERCIAL DISTRICT NANGGA PINOH MELAWI

Mardiana dan Emi Tipuk Lestari

InfoArtikel

Sejarah Artikel Abstract Diterima Mei 2016 Disetujui Juni 2016 Dipublikasikan Juni 2016 Lanting house is a house that floats on water, because it is supported by bonding bamboo or timber as a buffer. This study aimed to Keywords : analyze the environmental, social, and educational aspects of the residential lanting home house on the outskirts of the river Melawi Lanting, particularly in the village of Tanjung Niaga District of Nanga Pinoh Melawi District, West Kalimantan. This study uses a qualitative method. This research is a qualitative descriptive study. Subjects in this study is the owner of the house in the village of Tanjung Niaga lanting District of Nanga Pinoh Melawi District, West Kalimantan. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. Examination of the validity of the data were cross-checked, while the use of data analysis techniques for interactive analysis. Results of research have shown some important conclusions include A) Environmental Aspects seen from lanting building forms a uniform look with gable roof and rectangular shape of the building. B) The social aspect, some of life's problems at home lanting include. C) Aspects of education at home lanting the form of life skills.

2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi [email protected]

INTRODUCTION Sarawak (East Malaysia), the southern part of Java Sea. Melawi including one of the West Kalimantan is a province on existing areas of West Kalimantan. Melawi island, the western part bordering the drained by two major rivers namely river South China Sea, the eastern borders with Melawi (600 km) and the river Pinoh with the , bordering the southeastern widest span of about 250 m and a depth of 12- part of , north bordering 16 m.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 93 Lanting house is a house that floats interpretation of environmental, social, and above the water, because it is supported by educational aspects of the residential house bonding bamboo or timber as a buffer. on the outskirts of the river Melawi Lanting, Lanting house tied to a tree or post, using a particularly in the village of Tanjung Niaga, rope made of twisted steel. Veranda Nanga Laja village, and the village of Paal overlooking the river front and the rear Nanga Nanga Pinoh Pinoh Melawi facing the mainland, a distance of about 5 m, subdistrict, West Kalimantan. meaning afloat when the water recedes (Zaini, 2008). When you hear the word METHOD Lanting House, many thought the house belonged to the tribe lanting only Banjar in This research is descriptive qualitative, . Whereas in other areas because intends to describe, uncover, and such as in Palembang (South Sumatra) also explained about the house lanting seen from has a traditional raft house with the name environmental, social and educational. Rakit. Lanting home in West Kalimantan Similarly named descriptive study, because it until now can still be found in the city of aims to create a picture of the situation or Sambas (Sambas District), City Putusibau event (Moh. Nazir, 2005: 55). Moreover, the (Kapuas Hulu), and in the City of Nanga purpose of description is to help the reader Pinoh Melawi. know what is happening in the environment Lanting house is a product of the under observation, such as what a view on the architecture of the local community and participation in the research background, and culture of the river is typically regarded as what kind of activity that occurs in the setting the forerunner of settlements in the region. (Emzir, 2008: 175). According Allsoop and Papanek in Khaliesh In a descriptive study, researchers work et al (2012: 69) that settlement is known as not only provides a description of the architectural vernacular that is generally phenomena, but also explain the relationship, interpreted to build derived from the test hypotheses, make predication, as well as architecture rakyak, something anonymous, the meaning and implications of a problem to are customs, naive, primitive, which grows be solved. The study also called qualitative spontaneously and architecture based on research, because this research is to use and local folk culture. According to Bronson in understand the phenomena that occur around Khaliesh et al (2012: 69) Such settlements the house lanting. arise spontaneously as a result of urban The subjects were the village head, the development that focuses on dendritic homeowner lanting and living at home in the system which is a system that utilizes trade village of Tanjung Niaga Lanting District of settlement from upstream to downstream. Nanga Pinoh Melawi District, West The trade center is located at the downstream Kalimantan. Data collection techniques used commodity and materials derived from in this study is, Focus Group Discussion residential communities in the interior. This (FGD), observations (observation), study focuses on the analysis and interviews, and documentation. FGD is a

94 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 technique that is effective and efficient way RESULTS AND DISCUSSION to collect the data of a study. Observations directed to focus on Melawi down along the river, we were specific types of activities and events that treated to a rubber plantation in the left and provide information and views are really right of the river, the number of illegal (Gold useful (Moleong, 2002: 128). Observations Mining Without Permission), and we will conducted by researchers observed their own also witness the many buildings over the look and associated activities at home water that is used locals as a place to sell and Lanting. Wawancara done by asking open- where to stay. They named Lanting and those ended questions that allow respondents to who live like this the building there some answer broadly. Questions directed to the people who called as Human Lanting. disclosure of respondent's life, concepts, Actually, the people who dwell above lanting perceptions, roles, activities and events not only people living in the interior, but experienced with respect to the focus of the along the , river Melawi and study (Nana Syaodah Sukmadinata, 2009: children. In the context of this study mainly 112). This interview was conducted to the discussing those little inland to distinguish, village head, the homeowner lanting and because they were using as a residence living at home in the village of Tanjung Niaga lanting actually is a class of people whose Lanting District of Nanga Pinoh Melawi economy affluent. To build a lanting as a District, West Kalimantan. Documentation residence requires funds that are quite used to obtain data about the picture where expensive, could reach hundreds of millions the object under study, as well as to complete of rupiah. the data obtained from observations, FGD, The origin of the house lanting is one danwawancara. Documents in this study a type of traditional houses in South written information with respect to matters Kalimantan. According to the board of the relating to the activities in the lanting house. Islamic Centre of Historical and Cultural To obtain data that can be justified Affairs Banjar, Banjar civilization comes scientifically, then the data that has been from the river and lanting, where home collected in advance checked its validity. In lanting been there before other Banjar this study, data validity checking technique traditional house. In the 18th century until the used is the technique of cross-checking, 19th century, and the waters in Banjarmasin which is a technique of crossing information in South Kalimantan in general are still lots obtained from sources so that in the end only filled with floating houses supported by the valid data are used to achieve the results. wooden beams intact. Structuring lanting Data analysis techniques used in this study is lined raises admiration of migrants and enter inductive analysis techniques, the analysis in the news the Ming Dynasty in China in revealed from data and boils down to general 1618 which states in Banjarmasin houses are conclusions. The general conclusion that can built on rafts like those in Palembang be either categorization or propositions (Rahman, 2014: 222). (Burhan Bungin, 2001: 209). Lanting house also found in West

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 95 Kalimantan, especially in Melawi, this house Most people who live in the house lanting is the main type of floating houses made of riparian this Melawi they contracted, while wood and the bottom using the trunks of the original owners lived on land. They are timber or drum as a foundation to float this contracted in the home lanting work as labors house. The existence of the house lanting be bear no goods, traders, motorcycle taxi, and one proof of human attitude towards there being the fishery to be miners environmental conditions. People's lives on passengers wishing to cross.His wife and the banks Pinoh very close to the river, children there is to be a housewife and there various activities of daily community are selling cakes, vegetables and laundry activities utilizing their existing river. workers. Those who stay at home lanting not Normally the people who live along the river, only original but there are Dayak ethnic they take advantage of the natural boon for Chinese, those with homes lanting generally the purposes of everyday life. River for them are those that have bercukupan economy is the best friend and the source of life that contracted while they are economically weak gives different shades of life, such as: fishing, as to make the house lanting entail huge forest products, transportation trade between costs. cities, between villages, and so forth. The The results of the dialogue conducted river is the lifeblood of the community in the informant (Lusiana Pista) with local hinterland of West Kalimantan due to being a residents about licensing home lanting they liaison between area facilities. The river is do not know because they just signed and also a source of inspiration for artists to according to them to make the home lanting create movement and songs such as: songs not everyone can make it because there must , the Kapuas River , be permission from the village chief and the river Melawi, and the like (Mustansyir, tt: devices, and permits to landowners which 263). put lanting home. The results of Home life lanting the same as the house observations, it seems the government has stands on land or on land, greeting each other not intervened to curb the preparation and interact with each other only a yard to (layout) lanting house so well ordered. play who do not have, so if you want to play their children only at school and distance 1. Analysis of Rumah Lanting Suburbs between home lanting one another within Melawi River in terms of Environ- about 2 meters. Meanwhile, for the purposes mental Aspects of toilets they use water flowing in rivers Settlement is an environment that is except for a drink they buy clean water, we formed by the relationship between elements know that the river water is already polluted of natural and artificial elements. Settlement with sewage gold miners, just imagine those as a form of environmental binaaan has a who use the river water every day that will close connection with the setting or the hue of impact the health of skin . human behavior and the social environment Lanting house than as a place to stay as prevailing. According Doxiadis in Khaliesh well as a place to earn a living that is selling. et al (2012: 70), the formation of a settlement

96 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 is influenced by several factors which as a which is a small house on the water used for whole can be seen elements ekistiknya that bathing, washing, and toilet (MCK). Lanting man, society, network, and natural shell. To type is usually simpler and became the define the characteristics of the neigh- common property of several families, so that borhoods on the outskirts of the river Lanting the manufacture and the treatment was House Melawi, the authors apply the five carried out together. Secondly, ie Lanting elements ekistik Doxiadis to analyze and House residence of a family or a couple of interpretation of environmental, social, and people who dwell and undertaking as befits educational aspects. our family lives on or in it. Lanting's house a. Building Forms there are several booths such as the kitchen, Lanting building forms a uniform look bedroom, and living room. Yet simpler just to with a gable roof and rectangular shape of the have a kitchen and a living room cum building. The shape of the building looks bedroom and work space. Third, the type simple, no-frills, according to the theory of used lanting dock water bike, canoe and building characteristics on the banks of the motor vehicle fuel depots. Fourth, the type river that uses its structure and traditional lanting used to sell goods of daily needs, construction. There are two openings coffee shops, food stalls, where a relaxing oriented toward the river and the mainland. residents and others. This is because of the history of the house So in general, the type of house lanting lanting make the river as the main orientation can be distinguished by its function. Namely before their road. lanting with single occupancy function and There is a courtyard / patio on the lanting with commercial functions. In lanting building lanting on the front, side and rear. with residential and business functions, the On the front porch oriented to the river that front lanting made open as an area for serves as the dock and entrance accessible businesses, while at lanting with single via the river.The terrace at the back of the occupancy function, the shape of the building land and be oriented to the entrance be closed even seem massive. The main accessible by land, while the side of the function lanting-lanting used to place to sell, porch serves as a circulation path that this is because the water transport is still very connects the mainland and the river that aims dominant in the upstream region. By selling to make people who want to go to the river at Lanting, who stopped on the way can be through the side of the porch. At each consumers can be directly serviced and building lanting house on the outskirts of the consumers themselves do not bother to move river there Melawi footbridge made of wood up the mainland to buy the necessary or bamboo and serves as a bridge connecting requirements. the house and land lanting c. Settlement characters Lanting b. Building Types and Functions Suburbs Pinoh River (Lanting) Based on the pattern of housing People in the riverside Melawi know delivery / settlement, an outline of riverside some kind lanting. First, Lanting Latrine, settlements lanting Pinoh included in the

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 97 category of housing by people, namely the cultural values. Messages from the house provision of housing for the community done where lanting very clear, that teaches us to by the people individually or in groups. always read and friendly to nature. If we are Based on the characteristics, lanting good in nature then nature will guarantee the riverside settlements Pinoh belonging life of mankind. But if we meet with evil building typologies that use conventional nature, for example by damaging nature, then structures and traditional construction with alampun will destroy mankind. Let us learn to wood materials and a simple structure. read nature as has been done by our ancestors. d. Regulation No. 38 of 2011. b. Problem and Local Constraint Life Associated with government Residents Lanting regulation No. 38 Year 2011 on the river, Life at home lanting course different where lanting house on the outskirts of from the usual home on land. Some of life's watersheds (DAS) Pinoh river seyogiyanya problems at home lanting include: First, the refer to these regulations, especially related limitations of space make the occupants to the demarcation line of the river. However, lanting area or space functioning as the trouble with most homes built before the efficiently as possible, so that it seems lanting these rules are made and enforced. chaotic - for example, a family room, living room, den into one. Second, the absence of 2. Analysis of Rumah Lanting Suburbs grounds to make the inhabitants of what was Melawi River in terms of the Social lanting functioning optimally. For example, Aspects hanging laundry on the outskirts lanting wall, Community Melawi especially those throw (trash) directly into the river. Third, the living on the riverside Pinoh have a culture of ebb and flow of river water affects the rhythm the river is strong, where the river plays an of life of the citizens lanting, so they should important role in their lives everyday, such as not be careless / negligent, such as loosening the main transport route public, especially and tightening rope lanting house that is not before their land transportation, the river as a skewed. Fourth, kekurangnyamanan caused place of economic activities, the river as a wave disturbances due to last lalangnya water place MCK society, and the river as a place of motor, speed-boat, and the like are inevitable. interaction between communities. There- Fifth, water transport such as canoes, water fore, Lanting House serves as a motor requires special skill that contain risks communication gateway to the outside such as sinks, leaking, and others. community. Meanwhile, local residents life lanting a. Value - Value is important in house constraint is: First, the habit of throwing Lanting garbage in the river is something that is The existence of the house lanting in inevitable, due to lack of land to cultivate or Melawi have important values contained burning trash. However, because of their therein in accordance with the purpose of simple lifestyle, then the garbage they have preservation of the value of architecture and also simple. In the days before the use of science, historical value, as well as social and plastic as a packing material, they more use

98 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 banana leaves as wrappers, so that waste develop thinking about other aspects of life. more easily destroyed.When times changed c. Local Wisdom Residents Lanting to plastic as a packing material, the plastic Every problem facing human life will waste floating and pollute rivers. Second, bring up the reaction. A positive reaction using the river water is not hygienic for would give birth to wisdom (wisdom) as an bathing, washing and even perhaps drink. attempt to respond and find solutions. Some Residents lanting still functioning river form of local wisdom lanting residents water for daily activities such as bathing, include: First, the potential posed by the washing, cooking - although to cook them physical state in the form of life on the river more use of rainwater collected in water making small children have swimming skills. tanks, or buy clean water. Bad habits they Swimming is a daily activity, not just to clean knew, but they had no choice such as digging the body, but also as a playground which in wells, installing plumbing, because of turn will bring a variety of water-related limited land and costs. Therefore, skin games. For example, canoe races are held on diseases and diarrhea are often attacked certain major (Independence Day, Eid). This occupants lanting. Third, formed by the kind of wisdom is intangible, ie proficiency passive mental state of the natural established with the citizens, so it belongs to environment to make citizens lanting the typical. The game is a human instinct that undergo routine life for generations, so it is is often dubbed as homo ludens. According to not responsive to the growing problem. Johan Huizinga, that human culture that Creativity to enable the water to generate originally appeared in the form of a game. electricity generator has not been done. Man who play (homo ludens) is the source of Making the kind of cages to keep the fish is civilization (Mustansyir, tt: 264). Second, the also not much done, but allowing nature to use of (garbage) in the form of driftwood to do so. Pinoh on the riverside there are some be used as fuel, to improve lanting. Third, people who make cages for raising certain hunch or signs of nature there are routine and types of fish such as tilapia, and catfish. some that are insindental. Hunch over the Establishment of a beautiful environ- natural signs such routine and low-tide is ment with vertikultur system to meet the something that is understood as a cycle of needs of vegetables has not been made river water by residents lanting. Hunch over public, although it is possible. Vertikultur natural insindental mark in the form of derived from the word 'vertical' and 'culture' hurricanes, lightning generally more difficult which means the cultivation or farming to predict. Sensitivity to the signs of nature system in increments. Fourth, as a hard formed of habit lanting citizens in the face of worker lanting many residents who work as river behavior which became the scene of traders, collecting materials, processing of their everyday life, as well as a fisherman raw materials spend much time at work, so who knows the position of the direction, they have little spare time that is used as a hunters who know the trail prey animals, rest period. This means that the time and farmers who recognize the growing season, energy they spent, making it difficult to and so forth.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 99 3. Analysis of Rumah Lanting Suburbs expected that the population cycle of poverty Pinoh River viewed from Aspect can be eliminated or cut, so that the Education community can enjoy the river pinggirian a. Education Kecakan Life economic welfare and able to access other In accordance or harmony with the areas. local wisdom (local genius) and problems as b. Conservation Measures well as local residents constraint lanting The conservation measures related to do Pinoh river, then the concept of education physical building lanting is through that try to offer and deemed suitable are life reconstruction, ie by rebuilding homes that skills (life skills), especially for the younger have been damaged lanting and replace generation of them. Life skills education, building materials at the same time among others: (1). Training the creation and strengthening the structure is weakened or management of cages: the potential for damaged. Consolidation, conducted aims to increased nutritional value and economic strengthen and reinforce the structure of the value; (2). Training use of waste: handicrafts building that has been weakened or damaged. and potential economic value; (3). Training This step can be done by changing the vertikultur horticultural crops: the potential structure of the building to maintain and of the beautiful environment and the improve the quality of the building structure. availability of vegetables; (4). Healthy life Revitalization by developing lanting houses, extension (hygienic): avoid skin diseases and one of which optimize the function lanting diarrhea; (5). Training of water sports: home as a tourist attraction and local potential into swimmer, rower both at government Melawi (relevant agencies) need district, provincial and national levels; (6). to plan or will make the house lanting as Training utilization of river water: the Urban Heritage Tourism for the City Melawi. potential for power generation (generator, waterwheel). CONCLUSION The skills training model considered important and urgent to further optimize Local wisdom citizens lanting there is natural resources and human resources in the an intangible form of proficiency established riverside settlements lanting Pinoh. with the residents, such as swimming, rowing, Especially for those who are in the economic use of waste in the form of driftwood for use as structure of the lower middle class. This fuel and improve lanting, sensitivity to signs training model can be done by the District of nature formed the habit of citizens lanting Government Melawi (relevant agencies), in the face of behavior river that became the social organizations, NGOs, political parties scene of their day-to-day.Barriers lanting (related divisions), the central government, local residents in the form of a habit of the business community (industry) and even throwing garbage in the river, use the water foreign donors. With the provision of that is not hyegienic, inability to take education (formal and informal) that is advantage of the natural surroundings to sufficient for the younger generation, it is increase income and life. Lanting house is the

100 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 result of the attitude of society towards Rahman, M. Aulia Ur., 2014. Pelestarian environmental conditions which is Rumah Lanting Berlandaskan Budaya dominated by the presence of the river. S u n g a i M a s y a r a k a t K o t a Lanting house is a symbol of community life Banjarmasin, E-Journal Graduate Pinoh river to alleviate the problems of life Unpar Part D – Architecture, Vol. 1, through the work they do to improve life for No. 2 (2014) ISSN: 2355-4274 the better through their own profession. Zaini, Muhammad. 2008. Upaya Mengenalkan Model Rumah Lanting BIBLIOGRAPHY yang Ramah Lingkungan Untuk Mengurangi Laju Abrasi Sungai Burhan Bungin, (2001), Metode Penelitian Martapura Dalam Wilayah Kota Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke B a n j a r m a s i n , J u r n a l I l m i a h Arah Varian Kontemporer, Jakarta: Kependidikan dan Kemasyarakatan. Raja Grafindo Persada. Vol 3. No.1, 2008. Emzir, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers. Khaliesh, Hamdil, dkk., 2012. Karakteristik Permukiman Tepian Sungai Kampung Beting di Pontianak, Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012. Lexy J. Moleong, (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya. Mustansyir, Rizal, tt. Kearifan dan Kendala Lokal Warga Lanting Sebagai Penghuni Pinggiran Sungai Sambas di Kalimantan Barat, Prosiding The 5th International Conference on Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization”. Mohammad Nazir, (2005), Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia. Nana Syaodah Sukmadinata, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rosdakarya.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 101 FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

PEMENUHAN KEBUTUHAN JENDER DAN PENGURANGAN KEMISKINAN: STUDI KASUS DALAM PEMERINTAHAN DESA

Tiyas Nur Haryani, Azyani, Puput Jurusan Administrasi Umum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Pembangunan di Indonesia terus ditingkatkan untuk mengurangi Diterima Mei 2016 kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan. Celah antara desa dan Disetujui Juni 2016 kota membuat urbanisasi karena terbukanya lapangan kerja dan fasilitas Dipublikasikan Juni 2016 umum di kota. Perkembangan ini harus mencerminkan keadilan bagi semua orang; Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pedesaan dan Keywords : pengarusutamaan gender. Peluang dan kekuatan pembangunan bagi desa- Poverty Reduction, Moser Analysis, desa di Indonesia diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6/2014 Gender Needs tentang Pemerintahan Desa. Artikel ini akan membahas kebutuhan pemenuhan kebutuhan gender dalam pengentasan kemiskinan di sebuah desa. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan analisis dokumen. Penelitian ini memilih Desa Nglorog di Sragen sebagai subjek karena status desa itu sendiri di Sragen yang tergolong dalam daerah miskin kemiskinan. Kemiskinan di Sragen tercatat 14,87%, lebih tinggi dari tingkat kemiskinan di provinsi Jawa Tengah (13,58%) dan lebih tinggi dari rata-rata tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 10,96%. Temuan menunjukkan bahwa kualitas kesetaraan jender dalam pengurangan kemiskinan dalam peraturan perencanaan desa Nglorog berada pada tingkat netral gender dan program pengentasan kemiskinan hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gender praktis bagi perempuan dan elemen marjinal masyarakat. Abstract

Development in Indonesia continues to be improved to reduce the gap between rural and urban areas. Gapbetween villages and cities make the urbanization because the opening of full employment and public facilities in the city. These development must reflect justice for all people; things that need to be considered in rural development and gender mainstreaming.Opportunities and strength of development for villages in Indonesia reinforced by the Government Regulation Number 6/2014 on Village Governance. This article will discuss gender fulfillment needs in poverty reduction on a village. The research was conducted with qualitative research method with document analysis. This research chose Nglorog Village in Sragen as the subject due to the status of the village itself in Sragen which classified into the red area of poverty. Poverty in Sragen recorded 14,87%, higher than the poverty rate in the province of Central Java (13.58%) and higher than the average Indonesian poverty rate of 10.96%. The findings show that the quality of gender equality in the poverty reduction

102 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 in Nglorog village planning regulation is in gender-neutral level and the poverty reduction program only focuses on the fulfillment of practical gender needs for women and marginal elements of the society. 2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi - [email protected] - [email protected]

PENDAHULUAN perspektif, sudut pandang dan ideologi setiap Masalah kemiskinan sampai dengan individu. Kemiskinan dapat menjadi saat ini masih menjadi isu strategis baik di persoalan semua pihak baik laki-laki maupun tingkat Internasional hingga daerah. perempuan, lansia maupun anak-anak dalam Suistanable Development Goals (SDGs) keluarga, masyarakat desa dan kota serta sebagai kelanjutan dari Millenium disabilitas. Oleh karena itu, ketika berbicara Development Goals (MDGs) tetap kemiskinan tentu akan menyoal aspek gender mengintegrasikan isu penurunan kemiskinan di dalamnya. Pada praktiknya dalam dunia. Pemerintah Indonesia juga telah kehidupan sehari-hari laki-laki dan m e m f o r m u l a s i k a n k e b i j a k a n p e - p e r e m p u a n m e m p u n y a i p e r a n , nanggulangan kemiskinan baik di tingkat tanggungjawab, akses, kontrol, kebutuhan pusat dan daerah telah diformulasikan antara dan prioritas yang berbeda dalam rumah lain; Undang-Undang Dasar 1945 tangga, masyarakat dan pemenuhan hak-hak mempunyai mandat untuk memajukan ekonomi, sosial dan politik. Hal tersebut kesejahteraan umum, Nawacita Presiden menyebabkan kemiskinan yang dialami oleh Joko Widodo berkomitmen dalam laki-laki dan perempuan berbeda. meningkatkan kualitas hidup rakyat dan Wilayah geografis dan administrasi Strategi Nasional Penanggulangan turut memberikan kontribusi berbeda dalam Kemiskinan (SNPK) sebagai upaya pembangunan dan pemerataan kesejahtera- penanggulangan kemiskinan. Namun, an. Desa yang seringkali masih diidentikkan masalah kemiskinan masih menjadi isu memiliki kondisi yang tertinggal dari kota hangat di permukaan publik sampai dengan dalam hal modernisasi, sehingga kondisi saat ini. perempuan di desa dan perempuan di kota Kemiskinan di Indonesia sampai akan mengalami perbedaan tingkat dengan Maret 2015 masih tercatat terdapat kesejahteraan. Menurut kajian yang telah 11.22% penduduk miskin dari jumlah dilakukan Sudarno dan Suraji (2010) 70% seluruh penduduk Indonesia (Badan Pusat angka kemiskinan di Indonesia berasal dari Statistik, 2015). Angka tersebut mengalami pedesaan. kenaikan dibanding semester sebelumnya Persoalan gender dijawab oleh September 2014 sebesar 10,96% (Badan pemerintah Indonesia dengan Instruksi Pusat Statistik, 2014). Menurut Darwin Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun (2005) kemiskinan menjadi konsep yang 2000 tentang Pengarusutamaan Gender abstrak tergantung pada pengalaman, (PUG) yang mengamanatkan integrasi

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 103 gender dalam pembangunan nasional oleh dokumen. Lokasi penelitian di desa Nglorog, pemerintah pusat dan daerah untuk.Tujuan Kabupaten Sragen. pelaksanaan PUG dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2000 adalah terselenggaranya PEMBAHASAN perencanaan, penyusunan, pelaksana, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan Situasi kemiskinan merupakan suatu program pembangunan nasional yang proses perubahan secara bertahap dari berperspektif gender dalam rangka masyarakat tradisional atau belum mewujudkan kesetaraan dan keadilan berkembang menuju masyarakat modern gender dalam kehidupan berkeluarga, dengan Negara-negara industri modern bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. sebagai model pendekatan proses tersebut Pengarusutamaan Gender berguna untuk dapat dipercepat melalui intervensi dari luar, memastikan bahwa perempuan ber- terutama yang terkait dengan sistem nilai dan partisipasi dalam semua aspek dari siklus mentalitas anggota masyarakat (Saptari, proyek, khususnya di dalam pengambilan 1997). Lebih dari separo penduduk miskin di keputusan dan perencanaan dan dalam Negara berkembang adalah perempuan mengubah kehidupan perempuan dan laki- (Whitehead, 2003). Menurut (Prasetyo, laki agar lebih baik (Kalker and Dev Nathan, 2007) penyebab kesmikinan ada dua alamiah 2004).Regulasi telah menjamin laki-laki dan buatan, dengan penjelasan sebagai maupun perempuan mempunyai hak, berikut: kewajiban dan kesempatan yang sama untuk terbebas dari rasa kemiskinan. “Sebab alamiah adalah sumber daya Kajian ini penting untuk dilakukan alam yang terbatas, penggunaan dalam rangka melihat penanggulangan teknologi rendah, dan bencana alam, kemiskinan pro gender di desa sebagai basis sedangkan yang penyebab buatan evaluasi, sebab pada dasarnya semenjak karena lembaga-lembaga yang ada di tahun 1999 otonomi desa telah menguat. masyarakat,membuat sebagian Kajian dilakukan dengan studi dokumen anggota masyarakat lai tidak mampu pada regulasi-regulasi penanggulangan menguasai sarana ekonomi dan kemiskinan dan regulasi UU N0 6 Tahun berbagai fasilitas lain yang tersedia, 2014 Tentang Pemerintahan Desa hingga sehingga mereka tetep miskin”. pada regulasi turunannya. Kajian mengukur sejauh mana integrasi dalam pe- Proses desentralisasi di Indonesia nanggulangan kemiskinan di desa dalam memasuki periode krusial semenjak lahir aspek pemenuhan kebutuhan gender. regulasi tentang desa. Akselerasi regulasi tentang desa bertujuan untuk memperkuat METODE PENELITIAN kewenangan yang lebih luas kepada desa dan optimalisasi penanggulangan kemiskinan di Metode ini menggunakan metode desa. Pengentasan kemiskinan tidak hanya penelitian kualitatif dengan analisis melalui cara pemberian pelayanan pada

104 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 masyarakat miskin, tapi tentang menemukan Tahun 2005). cara untuk meningkatkan lembaga Kemiskinan memiliki dimensi dari masyarakat miskin perempuan dan laki-laki, segi sosial, budaya, serta politik, sehingga untuk mengubah kemampuan produksi dan persoalan kemiskinan bukan sekedar soal kehidupan mereka.Pada tataran desa kemampuan ekonomi suatu keluarga program penanggulangan kemiskinan dan/atau individu. Pengurangan kemiskinan diintegrasikan ke dalam PJM Pronangkis. merupakan upaya global untuk mewujudkan PJM Pronangkis adalah perencanaan kesejahteraan sosial. Di Indonesia partisipatif warga untuk mengembangkan komitmen nasional dalam penanggulangan program penanggulangan kemiskinan dalam kemiskinan bukan menjadi hal yang baru jangka pendek selama satu tahun atau jangka bagi Indonesia. Sejak Rancangan Urgensi menengah selama tiga tahun (Sudarno dan Perekonomian 1951, Rencana Lima tahun Suraji, 2010). (1955-1960), dan Rencana Delapan Tahun Dalam isu gender dan kemiskinan, (1961-1969) telah berusaha menyentuh rumah tangga merupakan salah satu sumber kehidupan rakyat miskin di Indonesia. Pada diskriminasi dan subordinasi terhadap kebijakan nasional salah satu strategi perempuan. Pada fenomena kemiskinan sistemik yang diambil dalam pe- perempuan disebabkan oleh faktor nanggulangan kemiskinan adalah dengan perspektif ekonomi yang berarti kesulitan Strategi Nasional Penanggulangan untuk mendapatkan sumber daya ekonomi. Kemiskinan (SNPK) yang dahulunya Untuk bekerja perempuan mendapat upah bernama Interrim Poverty Reduaction separuh dari yang diperoleh laki-laki, selain Strategy Paper (I-PRSP). itu mereka tidak diakui dan dihargai dan Meninjau isi kebijakan SNPK dengan perspektif politik yakni perempuan dalam lima pilar penanggulangan kemiskinannya, pembangunan masih rendah. Ketidak- maka kebijakan SNPK sudah dikatakan adil setaraan di dalam alokasi sumber daya dalam gender, dimana pada pilar peningkatan rumah tangga memperlihatkan laki-laki dan kapasitas dilakukan dengan strategi yang perempuan mengalami bentuk kemiskinan melihat dua sisi jenis kelamin laki-laki dan yang berbeda, antara lain pada akses perempuan, tidak ada pihak yang diabaikan terhadap pelatihan, akses terhadap kredit, dalam kebijakan ini. Dalam penyusunan kontrol terhadap penggunaan tenaga kerja, SNPK juga melibatkan partisipasi pembagian kerja yang tidak seimbang, perempuan dan laki-laki juga hal ini terlihat perbedaan konsumsi makanan, obat-obatan, bahwa pendekatan partisipasi melalui pelayanan kesehatan, dan pendidikan, dan Analisis Kemiskinan Partisupatif (AKP). yang terakhir adalah perbedaan tanggung Analisis kemiskinan partisipatif dilakukan jawab dalam pengelolaan keuangan rumah untuk memahami suara masyarakat miskin tangga (Jurnal Analisis Sosial, 2003). Secara baik laki-laki maupun perempuan tentang bersamaan, langkah pemberantasan masalah kemiskinan yang mereka hadapi kemiskinan pun memiliki potensi tidak dan mengakomodasikan suara masyarakat sensitif gender (Jurnal Perempuan, No 42 miskin dalam perumusan kebijakan. Strategi

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 105 nasionalyang diimplementasikan bagi yang sama. Pada kalimat misi kata penurunan angka kemiskinan harusbisa “masyarakat” juga masih dipandang sebagai mendorong peningkatan partisipasi dan entitas yang sama, belum ada integrasi kesejahteraan perempuan. Apabila gender di dalamnya. Hal tersebut perempuan tidak dijadikan target sasaran ditunjukkan dalam kalimat “Memfasilitasi pengentasankemiskinan dan analisis gender penyediaan modal bagi warga miskin yang t i d a k d i g u n a k a n u n t u k m e l i h a t tergabung dalam kelompok swadaya akarpenyebab kemiskinan, maka program- masyarakat (KSM)” dan pada kalimat program pengentasan kemiskinantidak akan “Meningkatkan ikatan dan kepedulian social bisa menjangkau kebanyakan perempuan masyarakat terhadap masyarakat miskin yang memiliki keterbatasan akses terhadap yang lemah dan tidak mempunyai ruang publik. kemampuan”. Pada Prinsip dokumen PJM Pada lingkup yang lebih kecil, temuan Pronangkis sudah secara eksplisit pada program penanggulangan kemiskinan mengintegrasikan gender di dalamnya. Hal di Kelurahan Nglorog, Kabupaten Sragen tersebut ditunjukkan dengan telah permasalahan prioritas yang diangkat disebutkannya kaum perempuan dalam adalah peningkatan Indeks Pembangunan kalimat “Melibatkan semua pihak terutama Manusia dan pengurangan jumlah rumah masyarakat miskin dan kaum perempuan”. tangga miskin. PJM Pronangkis diharapkan Mengacu pada analisis gender model persoalan praktis dapat terpecahkan di Moser untuk melihat pemenuhan gender msyarakat dan menekan bertambahkan pada sebuah program atau kebijakan, maka tingkat kemiskinan. Dalam dokumen PJM pengentasan kemiskinan perempuan maka Pronangkis Kelurahan Nglorog, Kabupaten program penanggulangan kemiskinan harus Sragen telah ditegaskan adanya pelibatan adil gender. Program penanggulangan masyarakat secara partisipatif namun belum kemiskinan harus memperhatikan kebutuhan secara eksplisit menyebutkan kesetaraan gender. Maxine Molyneux membagi dan keadilan gender dalam kata partisipatif kebutuhan gender menjadi dua yaitu tersebut. kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis Dalam PJM Pronangkis Kelurahan (Moser, 1993). Kebutuhan praktis adalah Nglorog KabupatenSragenTahun 2011- kebutuhan perempuan yang teridentifikasi 2014, visi masih netral gender kata dari perannya di masyarakat, harus direspon “masyarakat” dalam kalimat visi dengan cepat (Moser, 1993 dan Ismi, 2014). “Terwujudnya warga masyarakat Kelurahan Pemenuhan kebutuhan praktis bertujuan Nglorog yang demokratis dengan memenuhi kebutuhan dasar saat ini yang membangun sinergi dengan berbagai pihak dapat langsung dinikmati, meningkatkan untuk menanggulangi kemiskinan secara kondisi dan kemampuan perempuan untuk efektif dan berkelanjutan” belum secara menjalankan tugasnya. Pemenuhan eksplisit mengintegrasikan gender di kebutuhan praktis gender antara lain dalamnya. Masyarakat laki-laki dan penyediaan tungku hemat energi, air bersih, perempuan masih dipandang sebagai entitas penolong persalinan terlatih dan tempat

106 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 penitipan anak (Ismi, 2014). yang masih netral gender berpotensi Sementara itu kebutuhan strategis melahirkan program atau kegiatan yang adalah kebutuhan perempuan untuk dominan pada pemenuhan kebutuhan praktis memperbaiki posisinya yang subordinat gender. Secara khusus pada bab analisis dibawah laki-laki dalam masyarakat (Moser, permasalahan, perumusan prioritas masalah, 1993). Pemenuhan kebutuhan strategis akan potensi dan kebutuhan, prioritas masalah membantu perempuan mencapai kesetaraan yang disusun belum menunjukkan integrasi sehingga mampu meningkatkan posisi gender di dalamnya. Prioritas masalah perempuan di sektor publik dan domestik. didominan pada masalah-masalah yang Pemenuhan kebutuhan praktis strategis bersifat maskulinitas atau pembangunan gender menjadi hal yang harus di infrastruktur seperti keberadaan talud, integrasikan oleh pemerintah baik di tingkat kerusakan jalan, pembangunan MCK, pusat maupun daerah tidak terkecuali di pembangunan jembatan, kebutuhan sarana Desa dalam program dan kegiatan dan prasarana gedung posyandu, dan penanggulangan kemiskinan. Kebutuhan rehabilitasi rumah. Pembangunan yang strategis bagi perempuan di Desa dapat di sifatnya non fisik terkait masalah wujudkan dengan melibatkan perempuan pembangunan masalah kesehatan dan untuk berperan aktif dalam proses pembangunan ekonomi. Melihat fakta perencanaan kebijakan maupun program tersebut, dalam hal pemenuhan kebutuhan sehingga kebutuhan perempuan dapat gender program penanggulangan kemiskinan diakomodir untuk memperbaiki posisi di Kelurahan Nglorog Kabupaten Sragen perempuan dalam sektor publik. Menurut Tahun 2011-2014 masih didominan oleh Kalker dan Dev Nathan (2004) kesetaraan pemenuhan kebutuhan praktis gender. gender tidak hanya memberikan bantuan Secara detail dalam dokumen PJM kepada perempuan tapi juga membutuhkan Pronangkis Kelurahan Nglorog Kabupaten perubahan transformatif. Kebutuhan Sragen Tahun 2011-2014 disebutkan strategis gender antara lain berupa kegiatan berbagai kegiatan yang menjadi prioritas pemberdayaan, perubahan dalam hubungan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. rumah tangga, formulasi hukum yang adil Kegiatan tersebut sebagaian besar masih gender, pengurangan kekerasan dalam merupakan pemenuhan kebutuhan praktis rumah tangga, peningkatan kapasitas gender, diantaranya: perempuan dalam area public dan system a. Pelayanan kesehatan termasuk dalam pasar serta mengubah posisi inferior pemenuhan kebutuhan praktis dan perempuan melalui regulasi-regulasi yang strategis gender. Pelayanan kesehatan berprespektif gender (Ismi, 2014 dan bersifat praktis karena hanya member Kalkaer and Dev Nathan, 2004). kemanfaatan yang bersifat temporer Hasil analisis dokumen PJM artinya hanya pada saat itu masyarakat Pronangkis Kelurahan Nglorog Kabupaten yang sakit menjadi sehat. Kesehatan Sragen Tahun 2011-2014 masih didominasi masyarakat akan memberikan dampak oleh kebijakan netral gender. Kebijakan berupa produktifitas kerja sehingga

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 107 masyarakat menjadi berdaya dalam pada awalnya masih berupa tanah memenuhi kebutuhan hidup, disinilah sehingga dengan dibangunnya jalan letak pemenuhan kebutuhan strategis akan mempermudah akses tran- gender dalam hal pelayanan sportasi dan mengurangi penyakit kesehatan. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan b. Pembangunan jamban keluarga dan Akut) yang disebabkan oleh debu MCK merupakan bentuk pemenuhan jalan. kebutuhan praktis gender, karena g. Lansia merupakan bentuk pemenuhan dapat mengurangi penularan penyakit kebutuhan praktis gender. Kegiatan akibat buang hajat di sembarang Lansia antara lain cek kesehatan tempat dan mengajak masyarakat berkala dan senam khusus lansia untuk berperilaku PHBS. merupakan kegiatan yang sifatnya c. P e m b a n g u n a n t a l u d a d a l a h sementara. pemenuhan kebutuhan praktis gender, h. Rehab rumah adalah kegiatan karena manfaat dari pembuatan talud pemenuhan kebutuhan praktis. adalah membuat tanah tidak longsor Kegiatan ini diperuntukkan bagi dan membuat jalan menjadi awet. masyarakat miskin yang menghuni d. Bantuan pendidikan tergolong dalam rumah tidak layak. Melalui rehabilitasi pemenuhan kebutuhan praktis dan rumah masyarakat akan terjaga strategis gender. Melalui bantuan keselamatan dan keamanannya. p e n d i d i k a n y a n g d i b e r i k a n , i. Penerangan lampu jalan tergolong pemenuhan kebutuhan praktisnya dalam pemenuhan kebutuhan praktis adalah anak-anak dapat mengenyam gender. Kebutuhan praktis yang pendidikan pada saat itu. Sehingga di terpenuhi dengan adanya penerangan masa depan dengan pendidikan yang lampu jalan adalah meningkatnya diperoleh anak-anak dapat mendapat akses transportasi dan mengurangi pekerjaan yang layak dan mampu kecelakaan. Di sisi lain penerangan mengentaskan kemiskinan, hal ini lampu jalan juga dapat menghindarkan merupakan bentuk pemenuhan perempuan dari kekerasan seksual, kebutuhan strategis gender. selama ini kekerasan seksual e. Pinjaman bergulir merupakan bentuk cenderung terjadi di tempat yang gelap. pemenuhan kebutuhan praktis dan Belum mengarah ke pemenuhan strategis gender karena dengan kebutuhan strategis gender bisa belum pinjaman yang diberikan usaha diiikuti dengan perubahan relasi kuasa masyarakat menjadi berkembang laki-laki dan perempuan sehingga sehingga mampu meningkatkan mampu menghindari tindak kekerasan perekonomian warga. terhadap perempuan. f. Pembangunan jalan adalah bentuk j. Pelatihan dan ketrampilan merupakan pemenuhan kebutuhan praktis gender. pemenuhan kebutuhan praktis dan Sebagian jalan di Kelurahan Nglorog strategis gender. Kebutuhan praktis

108 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 yang terpenuhi adalah masyarakat melalui pembangunan insfrastruktur memiliki keterampilan (skill), dengan fisik saluran air untuk mempermudah keterampilan tersebut masyarakat pengairan. dapat diberdayakan untuk bekerja atau m. Pembangunan infrastruktur jembatan membuka lapangan pekerjaan sendiri. merupakan pemenuhan kebutuhan Sehingga masyarakat mampu praktis gender, untuk memperlancar meningkatkan perekonomian. j a l u r t r a n s p o r t a s i . M i s a l n y a k. P o l i n d e s t e r m a s u k k e d a l a m pembangunan jembatan untuk pemenuhan kebutuhan praktis gender. menghubungkan Kelurahan Nglorog Kegiatan yang diberikan untuk dan Kampung Jetis Kelurahan Bandung polindes lebih pada pembangunan fisik Sogo Kecamatan Ngrampal Sragen. yakni pada pembelian perlengkapan Sehingga akses transportasi mudah di gedung polindes. jangkau dan biaya angkut menjadi lebih l. Pembangunan Saluran Air merupakan murah. pemenuhan kebutuhan praktis gender

Pendidikan, Kebutuhan praktis: kesehatan, Pembangunan infrastruktur pelatihan jembatan , Pembangunan dan Saluran Air , pembangunan ketrampilan Kebutuhan Strategis polindes, penerangan jalan, dan rehabilitasi rumah, kegiatan pinjaman lansia, pembangunan jalan, bergulir pembangunan talud dan MCK

Gambar 1: Pemenuhan kebutuhan Gender dalam PJM Pronangkis Kelurahan Nglorog, Sragen Sumber : BKM Sumber Makmur PJM Pronangkis Kelurahan Nglorog, Sragen Tahun 2011-2014

KESIMPULAN masih timpang, sehingga laki-laki dan perempuan dapat merasakan manfaat Hasil kajian menunjukkan pemenuhan pembangunan secara adil dan setara. Kajian kebutuhan gender dalam penanggulangan ini menyarankan agar dalam penyusunan kemiskinan di desa masih didominasi oleh dokumen perencanaan penanggulangan kebutuhan praktis gender. Selanjutnya, dapat kemiskinan desa perlu diintegrasikan dilakukan kajian berikutnya untuk me- r e s p o n s i v i t a s g e n d e r p a d a s a a t ngetahui pemenuhan kebutuhan gender pada penyusunannya sejak tahap analisis program atau kegiatan yang lain. Pemenuhan kemiskinan. Oleh karena itu, para kebutuhan strategis gender perlu dibangun stakeholders yang dilibatkan harapannya untuk mengubah pola relasi kuasa yang telah memiliki perspektif gender dan/atau

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 109 dapat dilakukan peningkatan kapasitas Jurnal Perempuan. 2005. Mengurai tentang pengarusutamaan gender pada Kemiskinan: Dimana Perempuan? stakeholders di desa. Jurnal Perempuan No 42, 2005. Kalker dan Dev Nathan. 2004. Strategic DAFTAR PUSTAKA Gender Interventions and Poverty Reduction: Principle and Practice. Badan Pusat Statistik. 2015. Profil Asia: IFAD UNIFEM Kemiskinan Di Indonesia September Moser, Caroline O. N. 1993. Gender 2014. Berita Resmi Statistik Badan Planning and Development: Theory, Pusat Statistik No. 06/01/Th. XVIII, 2 Practice and Training.New York: Januari 2015. Routledge. Badan Pusat Statistik. 2015. Profil Prasetyo, A. B. (2007). Satu Langkah Kemiskinan Di Indonesia Maret 2015. Memusrumkan Kemiskinan. Surakarta: Berita Resmi Statistik Badan Pusat PATTIRO Surakarta. Statistik No. 86/09/Th. XVIII, 15 September 2015. Saptari, Ratna dan Brigitte Holzner. 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan BKM Sumber Makmur PJM Pronangkis Sosial: Sebuah Pengantar Studi Kelurahan Nglorog, Kabupaten Sragen Perempuan. Jakarta : Grafiti Tahun 2011-2014. Sudarno dan Suraji, 2010. Sinkronisasi Darwin, Muhadjir M. 2005. Memanuasiakan Perencanaan Desa dalam Rangka Rakyat: Penanggulangan Kemiskinan Penanggulangan Kemiskinan.Jakarta: sebagai Arus Utama Pembangunan. PATTIRO. Yogyakarta: Benang Merah. Whitehead, A. 2003. Failing Women, Ismi, Dwi Astuti Nurhaeni, 2014. Pedoman Sustaining Poverty: Gender in Poverty Teknis Penyusunan Gender Analaysis Reduction Strategy, Report, the UK Pathway (GAP) dan Gender Budget Gender and Develompment Network, Statement (GBS). Jakarta: AIPD. h. 1 - 47 Jurnal Analisis Sosial. 2003. Perempuan, Kemiskinan, dan Pengambilan Keputusan. Jurnal Analisis Sosial No 2, Vol 8, 2003

110 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016