Mixing of Traditional and Modern Forms in Architecture of Sunan Ampel Mosque, East Java, Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KetikabangsaIndonesiabersepakatuntukmemproklamasikankemerdeka an Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para bapak pendiribangsa (the founding father) menyadari bahwa paling tidak ada tigatantangan besar yang harus dihadapi. Tantangan yang pertama adalahmendirikan negara yang bersatu dan berdaulat. Tantangan yang keduaadalah membangun bangsa. Dan tantangan yang ketiga adalah membangunkarakter. Ketiga hal tersebut secara jelas tampak dalam konsep negarabangsa (nation-state) dan pembangunan karakter bangsa (nation andcharacter building). Pada implementasinya kemudian upaya mendirikannegara relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan upaya untukmembangun bangsa dan karakter. Kedua hal terakhir itu terbukti harusdiupayakan terus-menerus, tidak boleh putus di sepanjang sejarah kehidupankebangsaan Indonesia. 1 Dan dalam hemat penulis, salah satu langkah untukmembangun bangsa dan karakter ialah dengan pendidikan. Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan sangatberagam, bahkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. AzyumardiAzra memberikan pengertian tentang “pendidikan” adalah merupakan suatuproses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untukmenjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup 1 2 secara efektif dan efisien. Bahkan ia menegaskan, bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu.2 Di samping itu penddikan adalah suatu hal yang benar-benarditanamkan selain menempa fisik, mental, dan moral bagi individu-individu, agar mereka mejadi manusia yang berbudaya sehingga diharapkanmampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah TuhanSemesta Alam, sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagaikhalifah-Nya di muka bumi ini yang sekaligus menjadi warga negara 3 yangberarti dan bermanfaat bagi suatu negara. Bangkitnya dunia pendidikan yang dirintis oleh Pahlawan kita Ki HajarDewantara untuk menentang penjajah pada masa lalu, sungguh sangatberarti apabila kita cermati dengan seksama. -
The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses
Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.79, 2019 The Influence of Hindu, Buddhist, and Chinese Culture on the Shapes of Gebyog of the Javenese Traditional Houses Joko Budiwiyanto 1 Dharsono 2 Sri Hastanto 2 Titis S. Pitana 3 Abstract Gebyog is a traditional Javanese house wall made of wood with a particular pattern. The shape of Javanese houses and gebyog develop over periods of culture and government until today. The shapes of gebyog are greatly influenced by various culture, such as Hindu, Buddhist, Islamic, and Chinese. The Hindu and Buddhist influences of are evident in the shapes of the ornaments and their meanings. The Chinese influence through Islamic culture developing in the archipelago is strong, mainly in terms of the gebyog patterns, wood construction techniques, ornaments, and coloring techniques. The nuance has been felt in the era of Majapahit, Demak, Mataram and at present. The use of ganja mayangkara in Javanese houses of the Majapahit era, the use of Chinese-style gunungan ornaments at the entrance to the Sunan Giri tomb, the saka guru construction technique of Demak mosque, the Kudusnese and Jeparanese gebyog motifs, and the shape of the gebyog patangaring of the house. Keywords: Hindu-Buddhist influence, Chinese influence, the shape of gebyog , Javanese house. DOI : 10.7176/ADS/79-09 Publication date: December 31st 2019 I. INTRODUCTION Gebyog , according to the Javanese-Indonesian Dictionary, is generally construed as a wooden wall. In the context of this study, gebyog is a wooden wall in a Javanese house with a particular pattern. -
Signifikansi Arsitektural Volkstheater Sobokartti Karya Thomas Karsten
SIGNIFIKANSI ARSITEKTURAL VOLKSTHEATER SOBOKARTTI KARYA THOMAS KARSTEN Bharoto Abdul Malik Eddy Prianto Penerbit UNDIP Press 2019 SIGNIFIKANSI ARSITEKTURAL VOLKSTHEATER SOBOKARTTI KARYA THOMAS KARSTEN © 2019 UNDIP Press Penerbit UNDIP Press Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, SH., Tembalang Semarang 50275 INDONESIA telepon (024) 76480683 e-mail: [email protected] Editor : Bharoto Abdul Malik Eddy Prianto Desainer sampul : Abdul Malik ISBN 978-979-097-607-8 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun,tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh UPT UNDIP Press Semarang ii iii iv v PENGANTAR Buku ini mengetengahkan kajian arsitektural terhadap Gedung Volks- theater (teater rakyat) Sobokartti. Gedung rancangan arsitek ir. Tho- mas Karsten (1884-1945) ini berada di Jalan dr. Cipto no. 31-33, Se- marang. Pada masa kini telah banyak pihak yang mengenal, baik so- sok arsitek maupun hasil karya arsitekturnya itu. Setidaknya tiga da- sawarsa terakhir ini menunjukkan kajian tentang keduanya telah ter- publikasi dalam buku maupun artikel. Sepengetahuan penulis, Helen Jessup merupakan peneliti awal yang menyinggung kehadiran Tho- mas Karsten dalam praktik arsitektur di Hindia Belanda. Ia menyebut- kannya dalam artikel untuk majalah Mimar edisi tahun 1984 dengan judul “ The Dutch Colonial Villa, Indonesia ”. Yulianto Sumalyo juga pernah membahas Thomas Karsten, dengan menyandingkan bersama beberapa arsitek seangkatannya, dalam disertasi doktoral berjudul “L’Architecture Colonial Hollandais en Indonesie ” pada tahun 1988. Pada tahun yang sama sejarawan Huib Akihary juga memberikan por- si bahasan tentang Karsten dalam “Architectuur en Stedebouw van In- donesie 1870/1970”. Sebenarnya masih banyak lagi artikel maupun penelitian tentang Thomas Karsten di waktu-waktu selanjutnya. -
Sistem Ekonomi Dan Dampak Sosial Di Sekitar Masjid Sunan Ampel Surabaya
SISTEM EKONOMI DAN DAMPAK SOSIAL DI SEKITAR MASJID SUNAN AMPEL SURABAYA Disusun oleh : Drs. Edy Yusuf Nur SS, MM., M.Si., M.BA. MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Assalamualaikum. Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Sistem Ekonomi dan Dampak Sosial di Sekitar Masjid Sunan Ampel Surabaya dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam Penelitian ini. Penulis juga menyadari bahwa Penelitian ini masih kurang dari kata sempurna Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan Penelitian ini. Penulis berharap Penelitian ini dapat memberi apresiasi kepada para pembaca dan utamanya kepada penulis sendiri. Selain itu semoga Penelitian ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Yogyakarta, 31 Desember 2017 Penyusun BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia dengan ibukotanya adalah Surabaya. Besar dan luas wilayah kota adalah sekitar 326.38 km2, keseluruhan seluas 47.922 km² dengan jumlah penduduk sekitar 37.070.731 jiwa. Provinsi Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. (BPS Surabaya, 2010) Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur memiliki banyak bangunan serta kawasan bersejarah, yang wajib dipelihara dan dilestarikan melalui kegiatan konservasi. -
Estetika Barang Kagunan Interior Dalem Ageng Di Rumah Kapangéranan Keraton Surakarta
ESTETIKA BARANG KAGUNAN INTERIOR DALEM AGENG DI RUMAH KAPANGÉRANAN KERATON SURAKARTA DISERTASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Doktor Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Jalur Pengkajian Seni - Minat Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta diajukan oleh: Rahmanu Widayat NIM: 11312110 Kepada PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA 2016 ii DISERTASI ESTETIKA BARANG KAGUNAN INTERIOR DALEM AGENG DI RUMAH KAPANGERANAN KERATON SURAKARTA Dipersiapkan dan disusun oleh : Rahmanu Widayat NIM : 11312110 Telah dipertahankan didipan Dewan Penguji Pada tanggal 28 Januari 2016 iii iv HALAMAN PERSEMBAHAN Persembahan khusus untuk Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. – almarhum– selaku Co-Promotor, sebuah puisi dari penulis atas permintaan beliau sebelum meninggal dunia. Sms Prof Eko: “Bila berkenan n ada waktu dimohon mas Rahmanu menulis puisi seenaknya menyangkut Kehidupan dan Kematian, sbg kado Ultah ke 70 saya, akan dibukukan n diluncurkan di Undip Smg tgl 9 Juni 2014. Tenggat waktu –deadline– tg 11 April 2014”., Ini puisi penulis –yang tidak pernah bikin puisi– untuk Prof. Eko tentang Kehidupan dan Kematian: Sangkan Paraning Dumadi Dari mana asal Apa itu hidup Kemana setelah mati Lahir disambut bahagia Mati diantar duka Hidup di antara bahagia dan duka Bahagia syukur Duka sabar Dengan begitu tahu rumah Tahu jalan pulang Sms Prof. Eko: Beribu tks atas kiriman puisinya. Tolong kirim biodata, singkat saja. Oh ya, tolong kirim nama n no hp promotor dan Ketua ISI Solo. Salam hangat. Eko. Sms Prof. Dhar –promotor penulis– ke penulis, info dari Merdeka.Com: Prof. Eko Budihardjo wafat selasa 22/7 pukul 21.30. Sms Penulis ke hp almarhum: Innalillahi wa ina ilaihi ro jiun, selamat jalan Prof. -
Jurnal Sosiologi – Andalas
April. 2015. Vol. 5, No. 02 ISSN 2307-227X International Journal of Research In Social Sciences © 2013-2015 IJRSS & K.A.J. All rights reserved www.ijsk.org/ijrss ANALISYS OF SOCIOLOGY DESIGN IN SETTLEMENTS KAUMAN YOGYAKARTA CAMA JULI RIANINGRUM, AGUS SACHARI, AND IMAM SANTOSA Art and Design Department Bandung Institute of Technology (ITB) Bandung, Indonesia Faculty of Art and Design – Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia [email protected] ABSTRACT Kauman settlement, located inside the complex of Kraton Yogyakarta (Palace of Yogyakarta) in Indonesia, is an urban village settlement offering a sanctuary peace and tranquillity in the midst of the hustle and bustle of urban Yogyakarta. The settlement is nearly three centuries old and over time has developed a new set of social norms of its residents while maintaining traditional Javanese and Islamic values. Since its establishment in 1775 to the present day, Kauman settlement has maintained its physical and non-physical originality. Physically, maintenance of traditional Javanese architecture is seen in the layout of the settlement and its buildings. Non-physically, maintenance of traditional Javanese values and its Muslim adherents is seen in a tight-knit, harmonious, tranquil society with the mosque as its centre. The design of the settlement is inseparable to the systems of value, social dynamics, human resources, and wisdom of its founders and settlers. Kauman settlement in Yogyakarta is a representation of a Muslim identity closely adhering traditional Javanese values in everyday life. Keywords: Javanese cultural values, Kauman settlement, Sociology, Design INTRODUCTION Sultan Hamengkubuwono I ordered the construction of a mosque in front of palace and Kauman Yogyakarta is a settlement originally west of the north square to complete the part of the royal bureaucracy (Kraton) in Java. -
Tradition Concept in Kauman Yogyakarta Settlement As a Representation of Javanese Cultural Values
Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.21, 2014 Tradition Concept in Kauman Yogyakarta Settlement As A Representation of Javanese Cultural Values Cama Juli Rianingrum 1* Dr. AgusSachari, MSn 2. Dr. Pribadi Widodo, MSn. 3 1. Lecturer: Faculty of Arts and Design of Trisakti University, Jakarta-Indoneisa, PO Box 11440 Jakarta - Indonesia 2. Faculty of Arts and Design of Bandung Institute of Technology, Bandung-Indonesia 3. Faculty of Arts and Design of Bandung Institute of Technology, Bandung-Indonesia *E-mail of the corresponding author: [email protected] Abstract The Kauman settlement in Yogyakarta is an urban village settlement that is almost three centuries old and located at the heart of the Yogyakarta business and tourism center. The settlement was founded in 1775 by Sri Sultan Hamengkubuwono I as housing facility for the abdi dalem (palace employees) on religious affairs. The settlement has undergone many changes influenced by politics, power and globalization that eventually brought modernization to the settlement. Starting from 1912, the settlement began to be strongly influenced by Muhammadiyah organization. Even though the Kauman settlement is now an open community and no longer part of the palace bureaucracy, its people still practice the way of life based on Javanese cultural values supported by piety in practicing Islamic rules in daily life from generation to generation. The Kauman settlement today exist authentically as both a Muslim society and part of the Javanese traditional culture. This authenticity is visible in the settlement layout and the buildings within, which reflect a calm and cozy urban village settlement with its own characteristics amidst the business and tourism center of Yogyakarta. -
Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak Mohhamad Kusyanto(1), Debagus Nandang(1), Erlin Timor Tiningsih(2), Bambang Supriyadi(3), Gagoek Hardiman(3) (1)Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Fatah Demak. (2)Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Fatah Demak. (3)Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang. Abstrak Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Pulau Jawa. Masjid ini memiliki ruang utama yang besar sehingga untuk menaungi ruang ini diperlukan struktur atap yang besar dan kokoh. Struktur Masjid Agung Demak memiliki karakteristik yang berbeda dengan masjid yang lain. Artikel ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran/pemahaman struktur Masjid Agung Demak yang memiliki bentang yang besar. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan kategori sifat penelitian deskriptif eksploratif. Pengumpulan data dengan survei dan observasi langsung ke Masjid Agung Demak, penelusuran bahan pustaka, wawancara, pengukuran dan penggambaran serta dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah deskriptif-analitis melalui gambar-gambar atau foto-foto dan sketsa. Dalam penelitian ini ditemukan karakteristik sistem struktur bentang lebar Masjid Agung Demak yang memiliki keunikan dalam mempertahankan sistem struktur sejak awal pendiriannya, penggunaan kayu dalam menyelesaikan bentang lebar masjid dan membagi sistem struktur dalam tiga susun tajug. Kata-kunci : Demak, karakteristik, masjid, sistem, struktur Pendahuluan Masjid Agung Demak termasuk masjid yang besar dikarenakan memiliki ruang utama sholat Masjid Agung Demak yang diduga didirikan pada berbentuk bujur sangkar berukuran 24 x 24 tahun 1479 (Sumalyo, 2000) dan telah berdiri meter dengan penutup atap tajug susun tiga, kokoh sampai saat ini. Masjid Agung Demak sehingga membutuhkan struktur ruang utama adalah salah satu masjid tertua di Pulau Jawa yang kuat. -
Prinsip Toleransi Sunan Kalijaga Dan Kontribusinya Dalam Islamisasi Masyarakat Jawa
SANTOSA & YUDI ARMANSYAH Prinsip Toleransi Sunan Kalijaga dan Kontribusinya dalam Islamisasi Masyarakat Jawa Sunan Kalijaga’s Principles of Tolerance and His Contribution on Islamization of Java Santosa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rahmaniyah Sekayu Jl.Merdeka No 531 Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan Yudi Armansyah Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Jambi-Ma. Bulian KM 16, Simpang Sungai Duren, Muaro Jambi, Jambi Email: [email protected] Abstrak: Islamisasi yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam di pulau Jawa, memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan Islam pada periode selanjutnya. Dengan mengembangkan ajaran Islam melalui pendekatan budaya, menjadikan Islam mudah diterima oleh masyarakat. Proses islamisasi yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam dalam kondisi masyarakat pada masa itu masih kental dengan kepercayaan lama (Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha). Proses islamisasi yang dilakukan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam di pulau Jawa tidaklah mudah, karena kondisi masyarakat pada waktu itu masih kental dengan kepercayaan agama lama (Animime, Dinamisme, Hindu dan Budha). Akan tetapi dengan kepiawaian Sunan Kalijaga, sikap masayarakat terhadap dakwahnya sangat baik dan sedikit demi sedikit mau menerima ajaran agama Islam, karena ia dalam menyebarkan agama Islam benar- benar memahami keadaan rakyat pada saat itu. Sunan Kalijaga menyadari begitu kuatnya pengaruh Hindu-Budha pada saat itu, maka ia tidak melakukan dakwah secara frontal, melainkan toleran dengan budaya-budaya lokal. Menurutnya, masyarakat akan menjauh kalau diserang pendiriannya. Dengan pola mengikuti sambil mempengaruhi, dia mampu mendekati masyarakat secara bertahap. Prinsipnya, kalau ajaran Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama akan hilang. Ia memaduhkan unsur kebudayaan lama (Seni ukir, Suara, Gamelan, dan Wayang). -
Evaluation of Quality of Building Maintenance in Ampel Mosque Surabaya
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 3, 2 (2018): 216-230 Website: journal.uinsgd.ac.id/index.php/jw ISSN 2502-3489 (online) ISSN 2527-3213 (print) EVALUATION OF QUALITY OF BUILDING MAINTENANCE IN AMPEL MOSQUE SURABAYA Agung Sedayu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jln.Gajayana 50 Malang, Jawa Timur, Indonesia E-mail: [email protected] _________________________ Abstract The Ampel Mosque Surabaya East Java Indonesia is a historic mosque that became one of the centers of the spread of Islam in Java by Sunan Ampel. The mosque is a historic site to get attention in care and maintenance on the physical components of the building to prevent the occurrence of damage. This study aims to evaluate the quality of maintenance of Ampel Surabaya mosque building. This study considers social-culture aspects and technical aspects as an instrument to support building maintenance and reliability enhancement. The quality of the maintenance affects the reliability of mosque building construction. The evaluation is done by considering the user's perception of the facility to worship in the mosque of Ampel. The method used is Structural Equation Modeling (SEM). The result of the research shows four variables that make up the model namely: Structural Component, Architectural Component as exogenous manifest variable 2, Quality Maintenance, and Construction Reliability. Relationships between variables indicate a strong level of significance. The path diagram model obtained is explained that the variability of Maintenance Quality is explained by Structural Component and Architectural Component of 81.6%, while Construction Reliability can be explained by Structural Component, Maintenance Quality, and Architectural Component variability of 87.2%. -
Community Empowerment Through Research, Innovation and Open Access
COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH RESEARCH, INNOVATION AND OPEN ACCESS PROCEEDINGS OF THE 3RD INTERNATIONAL CONFERENCE ON HUMANITIES AND SOCIAL SCIENCES (ICHSS 2020), MALANG, INDONESIA, 28 OCTOBER 2020 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access Edited by Joko Sayono & Ahmad Taufiq Universitas Negeri Malang, Indonesia Luechai Sringernyuang Mahidol University, Thailand Muhamad Alif Haji Sismat Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam Zawawi Isma’il Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia Francis M. Navarro Ateneo De Manila University, Philippines Agus Purnomo & Idris Universitas Negeri Malang, Indonesia CRC Press/Balkema is an imprint of the Taylor & Francis Group, an informa business © 2021 selection and editorial matter, the Editors; individual chapters, the contributors Typeset by MPS Limited, Chennai, India The Open Access version of this book, available at www.taylorfrancis.com, has been made available under a Creative Commons Attribution-Non Commercial-No Derivatives 4.0 license. Although all care is taken to ensure integrity and the quality of this publication and the information herein, no responsibility is assumed by the publishers nor the author for any damage to the property or persons as a result of operation or use of this publication and/or the information contained herein. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data A catalog record has been requested for this book Published by: CRC Press/Balkema Schipholweg 107C, 2316 XC Leiden, The Netherlands e-mail: [email protected] www.routledge.com – www.taylorandfrancis.com ISBN: 978-1-032-03819-3 (Hbk) ISBN: 978-1-032-03820-9 (Pbk) ISBN: 978-1-003-18920-6 (eBook) DOI: 10.1201/9781003189206 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access – Sayono et al (Eds) © 2021 Copyright the Editor(s), ISBN 978-1-032-03819-3 Table of contents Preface ix Acknowledgement xi Scientific committee xiii Organizing committee xv Empowering translation students through the use of digital technologies 1 M.A.H. -
Reconstruction of Legislative Regulations on Indigenous Peoples' Food Security in Indonesia
International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN: 2319-7064 Index Copernicus Value (2016): 79.57 | Impact Factor (2017): 7.296 Reconstruction of Legislative Regulations on Indigenous Peoples' Food Security in Indonesia Stefanus Laksanto Utomo1, Edy Lisdiyono2, Liza Marina3 1Faculty member of Law Departmnt, Sahid University Jakarta, Indonesia 2Faculty Member of Law Departmnt, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Indonesia 3Faculty Member of Law Department, Sahid University, Jakarta, Indonesia Abstract: This research is to explain, express, and prove the regulations of indigenous peoples food security legislation and the context of indigenous peoples' local wisdom towards food security. Second, explain some of the legal obstacles and conflicts faced by indigenous peoples in the direction of food sovereignty. Research locations in the community are Sedulur Sikep Sukolilo Pati in Central Java, the Kampung Naga Community, Tasik Malaya in West Java, the Baduy Community in Banten Propisi and the Ogan Komering Ulu Community, in South Sumatra. Field Research primary data through observation, questionnaires and interviews. Secondary data is collected by way of library research.It reveals taht land ownership of Indigenous Peoples with agricultural land is very closely related. The pattern of land management in indigenous peoples is largely concerned with the impact of environmental sustainability Government intervention through the Green Revolution program Keywords: Law and legislations, Green Revolutions, indigenous people, local wisdom, Food security 1. Introduction amendment states “Each person has the right to live and the right to defend his life and existence" Every citizen has the The concept of food security emerged in the mid-1970s, the right to live physically and mentally, live and get a good and focus of which was to ensure the availability and stability of healthy environment and has the right to service health, in prices of staple foods at international and national levels.