Achmad Syahid Islam Nusantara: Relasi Agama-Budaya Dan Tendensi Kuasa Ulama/Achmad Syahid —Ed
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo Persada D E P O K Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Achmad Syahid Islam Nusantara: Relasi Agama-Budaya dan Tendensi Kuasa Ulama/Achmad Syahid —Ed. 1.—Cet. 1.—Depok: Rajawali Pers, 2019. xii, 162 hlm., 23 cm Bibliografi: hlm. 135 ISBN 978-602-425-738-5 1. Islam dan politik. I. Judul 397.623 Hak cipta 2019, pada penulis Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit 2019.2148 RAJ Achmad Syahid ISLAM NUSANTARA: RELASI AGAMA-BUDAYA DAN TENDENSI KUASA ULAMA Cetakan ke-1, Januari 2019 Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Depok Desain cover oleh [email protected] Dicetak di Rajawali Printing PT RAJAGRAFINDO PERSADA Anggota IKAPI Kantor Pusat: Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956 Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163 E-mail : [email protected] Http://www.rajagrafindo.co.id Perwakilan: Jakarta-16956 Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Depok, Telp. (021) 84311162. Bandung-40243, Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi, Telp. 022-5206202. Yogyakarta-Perum. Pondok Soragan Indah Blok A1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan Blok A No. 09, Telp. 031-8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 RT 78 Kel. Demang Lebar Daun, Telp. 0711-445062. Pekanbaru-28294, Perum De' Diandra Land Blok C 1 No. 1, Jl. Kartama Marpoyan Damai, Telp. 0761-65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. 061-7871546. Makassar-90221, Jl. Sultan Alauddin Komp. Bumi Permata Hijau Bumi 14 Blok A14 No. 3, Telp. 0411-861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt 05, Telp. 0511-3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol Gg 100/V No. 2, Denpasar Telp. (0361) 8607995. Bandar Lampung-35115, Jl. P. Kemerdekaan No. 94 LK I RT 005 Kel. Tanjung Raya Kec. Tanjung Karang Timur, Hp. 082181950029. PROLOG Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Juli 2015 adalah kulminasi. Pada muktamar itu NU mengusung Islam Nusantara sebagai tema utama sekaligus mempertegas penilaian dan praktik keagamaannya. Buku yang ada di tangan pembaca ini mengungkap bagaimana pandangan keagamaan NU terhadap Islam dan praktik amaliah keagamaan tipikal orang NU yang disebut Islam Nusantara. Bagi UN, mengusung Islam Nusantara bukan tanpa resiki. Pilihan itu segera memicu perdebatan publik; akademis nasional, dan emosional. Pada buku ini akan disajikan berbagai pandangan tentang Islam Nusantara yang bersifat menyetujui dengan dukungan, menerima dengan kritis, dan menolaknya dengan sikap kritis yang dilengkapi dengan alternatif pandangan lain. Karya Islam Nusantara banyak ditulis, terutama oleh elit NU yang duduk di syuriah dan tanfidziyah NU, juga oleh akademisi, birokrat, dan politisi NU, namun ia tidak lagi bisa dikategorikan genre nasihat pada raja atau penguasa (nasihat al-muluk) tentang bagaimana syarat dan tata cara menciptakan perintahan dengan ideal. Karya itu dapat disebut menciptakan tapal batas NU dalam wujud pemikiran dan praktik keagamaan, sekaligus menciptakan gambaran tentang Islam yang cocok dan suitable dengan Indonesia yang multikultur. Hipotesis yang dapat dibangun, sekalipun bukan genre nasihat al-muluk, Islam Nusantara sebagai karya yang memiliki tendensi kuasa di dalamnya. Prolog v NU adalah organisasi Islam berpaham ahl al-sunnah wa al-jama’ah al- nahdliyah sebagai cara berpikir (manhaj). Kata al-nahdliyah disebut sebagai pembeda dari organisasi Islam berpaham aswaja selain NU di Indonesia. Buku ini dihasilkan dari metode gabungan (mix methol), di mana penelitian etnografis dilengkapi dengan metode pengumpulan datanya dengan melakukan content analysis terhadap karya tulis dan berita berkenaan dengan Islam Nusantara dengan “PBNU sponsor-based”; melakukan fieldtrip pada kantong-kantong NU di Jakarta; Cirebon, Jawa Barat; Banyuwang-Jember, Surabaya-Jawa Timur; Mataram, NTB; Sumatera Utara; Pandeglang, Banten; dan Makassar, Sulawesi Selatan; dan Solo, Jawa Tengah. Melengkapi telaah dokumen, data etnografis data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi terhadap praktik keagamaan orang NU yang menduduki jabatan struktural organisasi NU, kultural NU, akademisi-intelektual NU, kiai kampung, dan awam NU. Di dalam buku ini, konsep Islam Nusantara dipahami secara berbeda oleh mereka yang ada di struktur NU, akademisi NU, politisi NU, birokrat NU, kiai kampung dan mereka yang tergolong jamaah awam pada level kultural NU. Dimensi komponen penting doxa-ortodoksi Islam, seperti iman, Islam dan ikhsan tetap dipegang tegung sebagai bagian dari identitas keagamaan mereka, bahkan dengan pranata yang kaya dan terlembagakan dengan baik, sementara bagaimana menyampaikan doxa-ortodoksi kepada masyarakat tergantung kemampuan pikir penerimanya (bi qadri ’uqulih) yang tercermin pada kemampuan nalar, yang terkait erat dengan dimensi demografis mereka, kapasitas kultural mereka, dan berbagai pandangan mainstream dari mereka. Islam Nusantara didukung oleh pranata yang lengkap, terutama pemikiran, baik struktural maupun sosio-kultural. Dalam aras teologi atau pemikiran kalam, misalnya melahirkan forum yang dikenal dengan majelis bahsul masa’il dan lembaga semi otonom yang dikenal Lakpesdam NU. Dalam aras ibadah dan mu’amalah melahirkan berbagai pranata sosial seperti kelompok pengajian, rukun kematian yang menyelenggarakan yasinan, tahlilan, haul, dan lain-lain. Lahir paranata ekonomi seperti travel haji dan umrah, koperasi, badan amil zakat, dan lain-lain. Di samping tentu saja menjalankan lima rukun Islam, puasa Nabi Daud, ngebleng, mutih, dan berbagai tirakatan lain. Dalam aras pendidikan lahir pendidikan formal, seperti al-Maa’rif, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan vi Islam Nusantara: Relasi Agama-Budaya dan Tendensi Kuasa Ulama vi Al-Qur’an (TPQ), Pesantren, Pendidikan Tinggi NU, - terbangun juga pendidikan nonformal seperti pengajian, dan lain-lain, dan pendidikan informal di dalam keluarga yang di mana keluarga NU memiliki preferensi, kesukaan - baik dalam bentuk kecenderungan, kegandrungan maupun favoritisme bahkan fanatisme - dalam mempraktikkan amaliah NU atau berafiliasi terhadap praktik ala NU lainnya. Di dalam aras tasawuf menjamur organisasi tarikat dan suluk di NU dengan tujuan taqarrub kepada Allah Swt., bahkan tradisi tirakat, baik untuk pembaharuan diri terus-menerus atau penyempurnaan diri (insan kamil)1. Sementara di dalam aras akhlaq melahirkan perilaku tawajjuh dan berbagai olah batin lainnya yang tujuannya adalah pemeliharaan atas niat, sikap dan perilaku lahir manusia2. Yasinan, tahlilan, haul, manaqiban, sholawatan, istighosah, wiridan, adalah pranata sosial yang tercipta sebagai bagian dari dakwah. Forum- forum itu melahirkan konformitas – yang di dalamnya terkandung unsur kekompakan, kesepakatan, ketataan, kohesivitas - self concept, coping karena di dalam forum-forum tersebut kerapkali muncul dialog segar, banyolan, ungkapan jenaka dan menggairahkan, dan tentu saja self control. Yang disebut terakhir ini adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan menekan atau merintangi impuls- impuls atau tingkah laku impulsif3 – yang di dalamnya membuat kontrol diri pada perilaku, pikiran, dan pengambilan keputusan menjadi lebih baik. Forum itu melahirkan pula kontrol diri yang menurut Averill merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi untuk membuat keputusan dalam mengekspresikan perasaan-perasaan atau tindakan dalam lingkungan sosial4. Pengendalian diri ini, atau dapat juga disebut dengan penyesuaian diri, menurut Harlock5 muncul karena bervariasinya dan keragaman dalam mengelola emosi, cara mengatasi 1Zulkifli, Sufism in Java: The Role of the Pesantren in the Maintenance of Sufism in Java (Jakarta: INIS, 2002). 2Ummu Salamah, Sosialisme Tarekat: Menapaki Tradisi dan Amaliah Spiritual Sufisme (Bandung: Humaniora, 2004). 3J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006). 4J. R. Averill, “Personal control over oversive stimuli and its relationship to stress”, Psychological Bulletin, University Massachussets, Vol. 80, No. 4, (1973), hlm. 286-303. 5Elizabeth B. Harlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1996). Prolog vii masalah, tinggi rendahnya motivasi, dan kemampuan mengelola dan mengembangkan potensi seseorang tersebut. Melalui forum-forum tersebut juga orang awam sekalipun di NU akan terasah kecerdasan emosi mereka – mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan dengan orang lain, dan lain-lain. Sebagai forum keagamaan, tentu saja jamaah tidak hanya akan meningkat literasi keagamaan mereka, tetapi juga membuat manusia hidup dalam harmoni – santun, adab tata krama, ramah, asyik, menyenangkan, mendamaikan, dan lain-lain. Lebih dari itu, karena telah menjadi bagian dari tradisi dan strategi dakwah, forum-forum itu mempromosikan sikap-sikap inklusi dan keragaman, mengeliminasi bahkan menolak bias dalam relasi sosial dengan memperkuat prososial, konformitas, rasa mutual trust, dan itu semua sebagai modal sosial yang baik. Lantaran dekat dengan kultur masyarakat, maka pemahaman dan pandangan keagamaan NU lebih mudah memahami budaya masyarakat lokal seperti rokat tase’ atau petik laut, nyadran, larung sesaji, dan lain-lain., cukup menyebutnya sebagai bukan budaya Islam. Tidak dapat disalahkan