Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Bandar Lampung
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Bandar Lampung TINJAUAN HISTORIS DAMPAKhttp://eskrispi PERANG.stkippgribl.ac.id BUBAT DALAM/ BIDANG POLITIK DI MAJAPAHIT TAHUN 1357 Sandi Tomy Irawan, Drs. Muhammad Rb, M.Pd, Yulia Siska, M.Pd, STKIP PGRI Bandar Lampung Abstrak: [email protected], [email protected], [email protected] Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis latar belakang yang menyebabkan terjadinya Perang Bubat, beserta dampak. Karena penelitian ini berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan memperdalam pemahaman peristiwa masa lalu yang telah terjadi serta untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah di masyarakat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode Historis. yang mengacu pada pendapat Rosdy Ruslan dengan metode penelitian yang khusus digunakan dalam penelitian sejarah melalui tahapan tertentu. Metode itu mempunyai 4 langkah: 1. Heuristik, 2. Kritik, 3. Interpretasi, 4. Historiografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik keperpustakaan, dengan cara mendapatkan sumber-sumber yang diperoleh dari perpustakaan. Menggunakan teknik Dokumentasi dengan cara mencari data catatan berupa arsip dan berkas. Hasil penelitian ini yaitu adanya Perang Bubat antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda yang berawal dari rencana pernikahan Hayam Wuruk sebagai Raja Majapahit dan Dyah Pitaloka putri dari Linggabuana seorang Raja dari Kerajaan Sunda. Dikabarkan penyebabnya karena Sumpah Palapa Gajah Mada yang sebagai Mahapatih dari Kerajaan Majapahit yang ingin menguasai Nusantara. Karena adanya Perang Bubat ini menyebabkan terjadinya dampak yang begitu besar yang Abstractdirasakan: Theturun studyaims temurun. to analyse the background that causes lath war, along with the impact. Because this research is useful to increase knowledge and deepen understanding of past event that have occurred and to foster a sense of love for history in society. This research is a type of qualitative research with historical methods. Which refers to the opinion of Rusdy Ruslan with research methods specifically used in historical research through certain stages. The methods has 4 steps: 1. Heuristic, 2. Critics, 3. Interpretations, 4. Historiography. Data collection techniques are carried out by library techniques, by obtaining source sources obtained from the library. Using documentations techniques by searching records data in the from of archives and files. 1 Sandi Tomy Irawan, Muhammad Rb, Yulia Siska PENDAHULUAN menjadi berkurang dan semakin Hubungan masa lampau, masa kini, dan kewalahan menghadapi pasukan masa yang akan datang adalah suatu Majapahit. Dan karena pertengkaran ini proses yang penuh dengan pengalaman yang terjadi antara kedua kerajaan dan kenangan. Dalam rangka inilah tersebut yang menyebabkan tewasnya harus dipelajari warisan budaya bangsa seluruh rombongan Kerajaan Sunda Indonesia demi menuju muara termasuk Prabu Linggabuana dan putri kebudayaan nasional. nya yaitu Dyah Pitaloka. Perang Bubat terjadi sekitar tahun Pertengkaran yang mengakibatkan 1357 Masehi. Perang ini melibatkan perang itu karena Sumpah Palapa yang antara orang-orang dari Kerajaan diucapkan oleh Gajah Mada sewaktu di Majapahit dan Kerajaan Sunda. Berawal angkat menjadi Patih Amangkubumi di dari raja Hayam Wuruk yang ingin Majapahit. Maksud dari sumpah itu memperistri Dyah Pitaloka Citraresmi adalah Gajah Mada ingin menguasai puteri Prabu Linggabuana. Selain wilayahKAJIAN Nusantara.TEORI terpesona karena kecantikan nya, Tinjauan Historis Hayam Wuruk juga ingin mengikat persekutuan dengan negeri Sunda. Kerajaan Sunda yang berdiri sejak Kata tinjauan berasal dari kata tinjau tahun 669 (591 Saka), hingga abad ke- yang berarti melihat, menjenguk, 14 masih merupakan kerajaan yang memeriksa dan meneliti untuk masuk dalam kategori besar dan tidak kemudian menarik kesimpulan. terkalahkan. Sedangkan kata Historis berasal dari bahasa Yunani yaitu merupakan kata Sumber tertua yang menceritakan benda Istoria yang berarti ilmu. peristiwa ini adalah Kidung Sundayana. Diceritakan dalam Kidung Sundayana Tinjauan adalah hasil meninjau bahwa raja Majapahit kala itu sedang pandangan, pendapat tentang suatu hal mencari pendamping hidup. sesudah menyelidiki atau dipelajari. Mendengar kabar akan kecantikan Dalam bahasa Indonesia kata historis putri Kerajaan Sunda, Hayam Wuruk lebih dikenal dengan istilah sejarah. mengutus Arya Prabangkara, seorang Jadi, tinjauan historis merupakan suatu pelukis Majapahit untuk pergi melukis kajian mengenai sejarah atau tinjauan putri kerajaan sunda. Setelah melihat mengenai objek yang diteliti lukisan putri Sunda, Hayam Wuruk berdasarkan bukti-bukti sejarah baik langsung jatuh hati dan mengirimkan tertulis maupun pada masa yang akan lamaran. Lamaran diterima baik oleh Sumpahdatang danPalapa sebagai dan agendasumber politik ilmu pihak Sunda, maka berangkatlah Patihpengetahuan. Gajah Mada rombongan sunda ke Majapahit. Dalam kisahnya, para rombongan Kerajaan Sunda itu dikepung di tengah alun – alun Bubat yang menjadi medan laga Sumpah Palapa merupakan suatu pertempuran Bubat. Para pengawal pernyataan atau sumpah yang Sunda beberapa kali berhasil dan dilontarkan oleh Gajah Mada pada mampu menyerang balik tentara upacara pengangkatannya menjadi Majapahit yang mengepung lapangan Patih Amangkubumi atau Perdana Bubat tersebut. Namun karena semakin Menteri Majapahit pada 1258 Saka lama semakin berkurang nya tenaga (1336 M). istilah Palapa sendiri pasukan Sunda, perlawanan Sunda merupakan istilah Jawa Kuno untuk2 Sandi Tomy Irawan, Muhammad Rb, Yulia Siska Kelapa. Palapa juga bisa diartikan satu wilayah Majapahit, Pabanyu sebagai kombinasi pala-apa, yang Pindah telah terjadi peristiwa alam berarti buah atau rempah dengan berupa gempa bumi. Tragedi alam ini jenisnya yang beragam. terjadi pada 1334. Gempa bumi yang terjadi di daratan Pabanyu Pindah itu Menurut beberapa pendapat dari kemudian ditafsirkan sebagai tanda beberapa pakar sejarah menafsirkan atau isyarat akan terjadi perubahan bahwa istilah Palapa bermakna sebagai besar di Majapahit. puasa. Bahkan ada yang mencoba mendekatkan kata Palapa dengan Sumpah Palapa yang diucapkan itu Plapah: tempat orang berjualan bumbu sebagaimana ditulis dalam Serat dapur. “Tan ayun amukti palapa” Pararaton yang berbunyi: artinya tak akan makan bumbu dapur, “beliau Gajah Mada tidak ingin atau dengan kata lain makan nasi tanpa melepaskan puasanya. Beliau Gajah bumbu-bumbuan yang bisa juga diartikan dengan puasa mutih. Mada; ‘jika telah berhasil Bermakna bahwa Gajah Mada tidak menundukkan Nusantara, saya baru akan beristirahat. Jika Gurun (Pulau akan memakan makanan yang Gorom (Lombok)) , Seran, Tanjungpura berbumbu alias akan terus puasa mutih (Kalimantan Barat), Haru (Sumatra jika dirinya belum berhasil menyatukan Nusantara. ( Muhammad Muhibuddin, Utara (Karo)), Pahang (Malaysia), 2018 : 64 ) Dompo (daerah yang ada di Pulau Sumbawa), Bali, Sunda (Kerajaan Sunda Menurut Slamet Muldjana menyatakan (Pajajaran)), Palembang (Sriwijaya), bahwa istilah Palapa bermakna Tumasik (Singapura) telah tunduk, saya pensiun, bebas tugas atau baru akan beristirahat.” ( istirahat.Bahkan bisa jadi istilah https:/tatangmanguny.wordpress.com/ Amukti Palapa pada naskah Pararaton Sumpah-Palapa ) bermakna pemberhentian Gajah Mada Diantara daerah tersebut, Kerajaan dari jabatannya sebagai Patih Sunda masuk menjadi salah satu target Amangkubumi Majapahit pasca Perang Bubat. Berdasarkan penafsiran ini, ekspansi Gajah Mada. Inilah yang nantinya akan menyulut terjadinya maka bisa dipahami bahwa Gajah Mada Perang Bubat. Sebab, Perang Bubat ini tidak akan pensiun dari jabatannya memang lebih disebabkan oleh ambisi sebagai Patih sebelum dirinya bisa menyatukan dan menaklukkan seluruh politik Gajah Mada yang tertuang dalam wilayah Nusantara yang disebutkan Sumpah Palapa itu, dimana Kerajaan Sunda saat itu belum bisa ditaklukkan dalam sumpahnya itu. Bisa diketahui oleh Majapahit, sehingga Gajah Mada bahwa, Visi dan agenda Gajah Mada menguasai Nusantara adalah untuk masih mempunyai tanggung jawab memperluas wilayah Majapahit.Jika untuk menuntaskan sumpahnya tersebut. Namun dalam kenyataannya sudah berhasil, baru dirinya pensiun Sunda tetap berdiri sehingga dalam sebagai Patih Amangkubumi dari Majapahit. ( Slamet Muljana, 1981 : 72 ) sebuah kesempatan untuk menjalin pernikahan antara putri Kerajaan Peristiwa Sumpah Palapa ini telah Sunda dan Raja Majapahit, Gajah Mada dijelaskan dalam Kitab Pararaton. memanfaatkan kesempatan ini untuk Dalam Pararaton, seperti yang melunasi Sumpah Palapanya sehingga diuraikan oleh Muldjana bahwa sehabis berujung pada peperangan. peristiwa penaklukkan Sadeng, di salah 3 Sandi Tomy Irawan, Muhammad Rb, Yulia Siska Ketika Gajah Mada mengucapkan kerajaan sunda baru dapat Sumpah Palapa, benar-benar memantik ditundukkan pada tahun 1279 Saka kegemparan di istana Majapahit. atau 1375 Masehi melalui sebuah Bahkan ada pula yang mencibir, peperangan yang dikenal dengan nama mencaci maki dan menertawakan Pasunda atau Pabubat. ( Teguh Panji, sumpah itu. Bagi mereka Gajah Mada 2015 : 89 ) dalam mengucapkan Sumpahnya itu Setelah naik tahta Hayam Wuruk sedang berhalusinasi. Salah seorang bergelar Sri Rajasanegara. Hayam yaitu Ra Kembar dan Ra Banyak dengan terus terang mengatakan tak Wuruk menjadi raja Majapahit yang mau percaya kepada kemenangan paling besar, dan walaupun Hayam Wuruk Berkuasa menjadi raja, tetapi Gajah Mada dan terus mencaci maki Gajah Mada tetap Meneruskan cita-cita dengan perkataan yang kasar. Ketika dirinya di ejek oleh para pejabat