Wahana Dharma 267, Juli
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Edisi No. 267, Juli 2014 i Panduan Moral dan Spiritual berdasarkan SATHYA DHARMA SHĀNTI PRēma AHIMSA Edisi No. 267 Juli 2014 Penanggung Jawab : Daftar Isi halaman Yayasan Sri Sathya Sai Baba Indonesia Salam Kasih Redaksi ...................................................... 01 Penasihat : Wacana Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, 22 - 11 - 2006 Lachman Vaswani AMALKAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN Pemimpin Redaksi : DALAM HIDUPMU SEHARI-HARI ............................... 02 Dr. Ketut Arnaya, SE, MM. Wacana Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, 25 - 12 - 2006 Tim Redaksi : MANUSIA HARUS MENINGKATKAN Nyoman Sadiartha SIFAT-SIFAT KEMANUSIAAN ......................................... 07 Rasmi Retnaningtyas Satyōpanishad (37) ........................................................ 16 Putu Gde Purwanta Cerita Bergambar Purnawarman SUDAMA (4) ....................................................................... 21 Agung Krisnanandha Riwayat Kehidupan Sri Shirdi Sai Baba (43) Ratih Arnaya Meminta dan Menerima Prasad serta Ni Ketut Narsih DAKSHINA (lanjutan) ........................................................... 24 Darsana Giri Pengalaman Bakta Sai Mancanegara Kamlu Kirpalani UTUSAN GAIB ................................................................... 29 Desain & Pencetakan : AKU LAHIR DENGAN (SEGENAP KESAKTIAN) INI .. 30 Nyoman Mertana Spiritual Corner Koresponden : TUBUH MANUSIA (THE MOVING TEMPLE) ............ 31 Dra. Retno S. Buntoro (India) SRI Rudraprasnah Humas SSG seluruh Indonesia Camakapraśhnah - ANUVAKA 9 ................................ 35 Sirkulasi & Logistik : Bahasa Hati (18) Naresh Jairamdas KELUARGA RAI ................................................................. 40 Putu Eka Yudhayanti Bandem Kegiatan Sai Study Group (SSG) ............................... 47 Administrasi/Keuangan : Gusti Ketut Suardika Sri Rahayu Redaksi menerima artikel-artikel berupa Turman terjemahan dharma wacana Bhagawan Alamat Redaksi : Sri Sathya Sai Baba, pengalaman pribadi Yayasan Sri Sathya Sai Baba Indonesia bakta, analisis ajaran Bhagawan Sri Sathya Jl. Pasar Baru Selatan No. 26 Jakarta 10710, Indonesia Sai Baba, berita-berita tentang kegiatan Sai PO Box 4140 Study Group (SSG) di seluruh Nusantara, su- Telp. : 021 – 384 2313 rat-menyurat (kontak pembaca) atau artikel- Faks : 021 – 384 2312 Email : [email protected] artikel menarik lainnya, yang sesuai dengan misi Majalah Wahana Dharma ini. ii Edisi No. 267, Juli 2014 Salam Kasih Redaksi Memupuk Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam sebuah wacana di hadapan Namun kita lupa memberikan bekal para siswa pada tahun 2006 lalu, Bhagawan pendidikan spiritual yang menurut Sri Sathya Sai Baba mengingatkan para Swami justru merupakan pendidikan bakta akan pentingnya memupuk dan yang sesungguhnya (pendidikan sejati) mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan. dan paling penting. “Engkau boleh menempuh studi apa Berkaitan dengan hal tersebut, saja, tapi jangan melupakan nilai-nilai dalam majalah Wahana Dharma edisi ini, kemanusiaan,” demikian sabda Swami. redaksi menyajikan berbagai tulisan yang Swami mengajarkan kepada isinya contoh-contoh kecil tapi mendasar, kita mengenai lima prinsip nilai-nilai untuk membangkitkan nilai-nilai kemanusiaan. Pertama, adalah Sathya kemanusiaan dalam diri anak-anak dan (kebenaran). Kebenaran itu abadi. Kedua, orang tuanya. Misalnya : membiasakan Dharma (kebajikan) yaitu perbuatan anak-anak untuk mengingat Tuhan yang benar secara moral. Ketiga, Shaanti setiap hari dalam bentuk doa atau (kedamaian) adalah sumber kebahagiaan meditasi, berdoa sebelum makan, dan jiwa. Keempat, Preema (kasih) adalah sifat saling mengasihi satu sama lain. Untuk bawaan setiap manusia. Kelima, Ahimsa memupuk nilai-nilai kedamaian, Swami (tanpa kekerasan). Lima prinsip dasar mengajarkan kita untuk menjaga agar ajaran Swami ini harus dibangkitkan dan tingkah laku kita baik dan sopan. Jika dipupuk sejak masa anak-anak. Bila kita hal itu kita praktekkan maka kedamaian memupuk dan mengamalkan lima nilai akan memancar dari dalam diri kita. kemanusiaan ini, kita akan mencapai Swami bersabda, “Kedamaian tidak kesadaran Tuhan. “Mengamalkan bisa diperoleh dari dunia luar. Di dunia lima prinsip nilai-nilai kemanusiaan luar hanya ada serpihan (piece). Bukan merupakan pendidikan sejati,” Swami kedamaian (peace).” Namun karena berpesan. ketidaktahuan kita, kita terus saja berkata, Di tengah gempuran berbagai “Saya ingin kedamaian, saya ingin pengaruh kehidupan modern yang kedamaian.“ Seolah-olah kedamaian itu cenderung menghargai dunia materi, ada di luar diri kita. Padahal kedamaian rasanya nasihat Swami tersebut patut ada dari dalam diri kita. kita tindaklanjuti. Sering kali sebagai Sekarang kita memahami bahwa orang tua, kita lupa menanamkan nilai Tuhan sudah membekali setiap umat nilai ajaran Swami yang dapat menjadi manusia dengan lima prinsip nilai bekal anak-anak kita mengarungi kemanusiaan yang ada di dalam hatinya. kehidupan mereka saat dewasa kelak. Tugas kita adalah membangkitkan, Kita hanya terfokus untuk memberikan memupuk, dan mengamalkan nilai-nilai bekal pendidikan akademis dan kemanusiaan itu dalam hidup sehari- berbagai ketrampilan, misalnya bermain hari. musik, menari, melukis dan sebagainya. Jai Sai Ram. Edisi No. 267, Juli 2014 01 Wacana Bhagawan Sri Sathya Sai Baba pada hari wisuda di Sri Sathya Sai International Centre for Sports, Prashaanti Nilayam, 22 – 11 – 2006 AMALKAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN DALAM HIDUPMU SEHARI-HARI Dewasa ini manusia merasa bangga penyair tersohor di istananya yang karena telah menguasai berbagai cabang dikenal sebagai ashta diggaja ‘delapan ilmu pengetahuan dan mempelajari cendekiawan ulung’. Mereka adalah: sejumlah buku. Namun, ia tidak berusaha Allasani Peddana, Nandi Thimmana, memahami hakikat pendidikan. Kini Madayyagari Mallana, Dhurjati, pengetahuan hanya dibatasi pada aspek Ayyalaraju Raamabhadrudu, Pingali fisik dan duniawi; aspek moral, etis, dan Surana, Raamaraajabhushanudu, dan spiritual diabaikan. Tenali Raamakrishna. Krishnadevaraya ingin tahu, siapa yang paling unggul di Ujian untuk Kecerdasan antara mereka. Raja menghendaki agar Kini orang tua berusaha keras mereka membuat satu kalimat bermakna menyekolahkan anak-anak mereka. yang terdiri dari lima aksara, dan setiap Namun, tidak seorang pun berusaha aksara mempunyai arti sama dalam lima mengetahui makna pendidikan yang bahasa yang berbeda. “Siapa saja yang sebenarnya. Orang-orang mengira bahwa bisa memberikan jawaban pertanyaan mereka yang dapat berbicara dengan ini besok pagi akan diberi ganjaran yang fasih dan telah mempelajari sejumlah memuaskan,” ujar raja. buku adalah orang yang berpendidikan Karena rumah Tenali Raamakrishna tinggi. Tetapi, sesungguhnya itu hanya jauh, ia memutuskan untuk menginap di memperlihatkan pengetahuan tentang rumah saudara iparnya malam itu. Ketika abjad, lain tidak. Sekadar pengetahuan tempat tidur yang nyaman disediakan tentang abjad tidak dapat disebut baginya, ia tidak mau tidur di situ. Ia pendidikan. Selain mengetahui aksara, berkata, “Saya harus memikirkan sebuah manusia harus mengetahui arti kata- pertanyaan yang diajukan raja dan kata dan arti kalimat yang dibentuk oleh jawabannya mesti diberikan besok pagi. kata-kata itu. Tempat tidur seperti ini pasti membuat Setelah menyadari kebenaran ini, saya segera terlelap. Karena itu, tolong Raja Krishnadevaraya menyelenggarakan sediakan sebuah balai-balai di kandang rapat akbar. Ia mengajukan satu sapi untuk saya.” pertanyaan kepada semua penyair dan Ketika ia sedang berbaring di cendekiawan yang berkumpul. Dalam amben, pada pukul satu malam seekor pertemuan ini juga hadir delapan sapi betina di kandang itu beranak. 02 Edisi No. 267, Juli 2014 Tenali Raamakrishna berteriak untuk Krishnadevaraya menghadiahinya memberitahukan hal ini kepada ipar dengan sekantong uang emas lelakinya. Saudara iparnya ingin tahu dan berlian yang berharga. Tenali sapi betina mana yang beranak karena ia Raamakrishna merasa senang menerima telah memberikan berbagai nama yang anugerah yang berharga dari raja, tetapi berbeda seperti: Lakshmii, Sarasvatii, ia khawatir memikirkan bagaimana cara Raadhaa, dan sebagainya. Ia bertanya mengamankannya. Karena itu, ia mohon kepada Tenali Raamakrishna, “Yee aav agar raja memberinya dua pengawal raa, Baavaa?” artinya, “Sapi yang mana, supaya ia dapat membawa hadiah itu oh Abang Ipar?” Ketika mendengar ke rumahnya dengan aman. Diiringi dua pertanyaan ini, Tenali Raamakrishna satpam, ia membawa buntelan itu ke luar biasa senangnya karena ia telah tempat tinggalnya dengan selamat. menemukan jawaban untuk pertanyaan Setiba di rumah, ia cemas sekali raja. Karena itu, ia mengulang kalimat memikirkan bagaimana caranya tersebut berkali-kali. Saudara iparnya menyimpan buntelan itu dengan aman mengira Tenali Raamakrishna bertingkah karena ia sama sekali tidak mempunyai laku aneh seperti ini karena kurang tidur. peti besi. Istrinya datang ke dekatnya Paginya Tenali Raamakrishna dan melihat bungkusan itu. Pada saat pergi ke istana dan mendapati tidak itu Tenali Raamakrsihna melihat dua ada seorang pun yang bisa menjawab pencuri yang selama ini telah menguntit pertanyaan tersebut. Semua yakin bahwa dan sekarang bersembunyi di halaman tidak mungkinlah membuat kalimat belakang rumahnya. Kemudian ia seperti itu. “Yee aav raa baa vaa. Inilah memberitahu istrinya bahwa ia akan jawabnya,” kata Tenali Raamakrishna. memasukkan buntelan yang berisi uang Semua yang hadir merasa ingin tahu. emas dan berlian itu ke dalam sumur Kemudian ia menjelaskan, “Yee dalam di belakang rumahnya supaya aman. bahasa Marathi, aav dalam bahasa