Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol.Vol. 33 No.No. 22 :: 213-223213 ISSN : 2356-4113

KERAGAMAN JENIS SEMUT PENGGANGGU DI PERMUKIMAN BOGOR

(Diversity Of Annoying In Residential Areas In Bogor)

Apriyanto1*, Upik Kesumawati Hadi2, dan Susi Soviana3 1Mahasiswa Mayor Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; E-mail: [email protected] 2Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

ABSTRACT

Ants are whit a nuisance in residential areas. Overall the presence of ants is strongly influenced by the availability of food, temperature, and humidity. This study aims to determine the diversity, dominance, and abundance of ants species urban settlement of Bogor. The study was conducted on February to June 2015 by purposive random sampling method at 10 markets, 25 restaurants, inside of the 30 houses and at perimeter of 30 house. Ants were collected by bait traps at 180 spots ( markets, restaurants, and inside the houses) and by hand collection at 30 spots of houses perimeter. The results showed that there were 11 species of three subfamilies (Dolichoderinae, , Myrmicinae) in the markets, restaurants, and inside the houses. While, there were 20 ant species of 6 subfamilies (Dolichoderinae, Formicinae, Myrmicinae, Ponerinae, Proceratiinae, Pseudomyrmecinae) in house perimeters. The highest relative abundance and dominance of ant species in the market and inside the houses was Paratrechina longicornis, while in the restaurants was Anoplolepis gracilipes, Dolichoderus thoracicus was the highest abundance in perimeter of the house. Diversity index of ant species in the four locations were moderate category (H'= 1,2 at the market, H'= 1,6 at the restaurants, H'= 1.5 in the houses, and H'= 2.2 at houses perimeter).

Keywords: ants, Bogor, hand collection, settlements

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis permukiman karena semut sangat yang cukup baik untuk perkembangan cocok berkembangbiak pada kondisi semut, karena memiliki banyak hutan, tersebut (Theunis et al. 2005). Secara pertanian, perkebunan, dan keseluruhan kehadiran semut sangat

213

Apriyanto et al Jurnal Kajian Veteriner

dipengaruhi oleh ketersediaan ditemukan di daerah perumahan dan makanan, lokasi, kondisi sanitasi, perladangan di daerah Bogor. waktu, suhu, dan kelembapan udara Keberhasilan suatu upaya (Astuti et al. 2014; Fitria 2013; pengendalian sangat tergantung Rubiana 2014; Zulkarnain 2006). kepada pemahaman terhadap sifat Peranan semut di alam dapat biologi dan perilaku dari masing œ memberikan pengaruh positif dan masing jenis semut. Meskipun negatif terhadap hewan dan manusia. keberadaan atau prevalensi semut Semut secara ekonomi kurang sebagai hama disebabkan oleh cara bermanfaat langsung bagi manusia, hidupnya sebagai serangga sosial, namun bila dilihat secara ekologi perilaku semut dapat juga dapat bermanfaat untuk hewan lain dimanipulasi oleh manusia untuk dan tumbuhan, karena dalam rantai upaya penggendalian yang lebih baik. makanan semut memiliki peran yang Selain sebagai pengganggu (nuisance) sangat penting. Semut dapat di dalam dan di sekitar gedung, semut dimanfatkan menjadi predator untuk juga berpotensi menularkan penyakit mengurangi hama di perkebunan. pada manusia dan hewan (Hadi 2006). Pengaruh negatif semut adalah dapat Kehadiran semut disebuah rumah menggigit manusia dan memakan dapat berakibat yang kurang baik bagi makanan serta sisa makanan. kesehatan manusia karena sifatnya Keberadaan jenis pada suatu habitat yang omnivor atau pemakan segala tidak terlepas dari kemampuan macam, termasuk dahak yang distribusi dan adaptasi jenis tersebut mengandung berbagai kuman penyakit (Wetterer 2005). Kemampuan (Castro et al. 2015). distribusi dan adaptasi jenis semut Sejauh ini informasi yang diperoleh bergantung pada jenis jenisnya mulai dari kawasan Eropa, Amerika, (Wijaya 2007). Adanya aktivitas dan Afrika, Australia, Asia dan Indonesia keberadaan manusia dapat yaitu mengenai semut masih terfokus mempengaruhi keberadaan jenis semut pada semut di sekitar hutan, dan distribusinya pada suatu daerah perkebunan, dan pertanian, sedang (Armbrecht and Perfecto 2003), mengenai semut di permukiman masih Kehadiran manusia di sekitar sangat terbatas di Indonesia, kehidupan semut tidak menjadi faktor khususnya di Bogor. Padahal pembatas bagi semut untuk menjalani informasi tersebut sangat penting di kehidupannya. Beberapa jenis semut dalam proses pengambilan keputusan yang telah beradaptasi dengan dalam upaya pengendalian hama kehidupan manusia umumnya bersifat permukiman secara spesifik di daerah omnivora dan hanya membutuhkan tersebut. Bogor merupakan daerah areal yang sempit untuk membangun yang memiliki taman-taman, sarang, biasanya ditemukan di sekitar permukiman dan perkebunan, bangunan, taman, rumah sakit, dan sehingga banyak sekali habitat untuk kebun. Rizali et al. (2011) melaporkan hidup semut. Informasi dan bahwa sebanyak 94 jenis semut pengetahuan mengenai semut

214

Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol. 3 No. 2 : 213-223

pengganggu permukiman di Bogor karakteristik jenis-jenis semut, masih sangat kurang. Berdasarkan mengetahui indeks keragaman, latar belakang di atas, maka Penelitian dominasi, kelimpahan, dan frekuensi ini bertujuan untuk mengindentifikasi jenis semut di Permukiman Bogor.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian dimasukkan ke dalam gelas plastik Penelitian ini telah dilakukan di yang telah diberi lubang pada bagian Kota/Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa bawah, kemudian diletakkan secara Barat selama lima bulan dari Februari terpisah pada masing-masing spot - Juni 2015. Hasil yang diperoleh dari (titik pengamatan). Umpan tersebut lapangan di bawa ke laboratorium disimpan selama 60 menit (Human untuk identifikasi sampai ketingkat and Gordon 1996; Mustafa et al. jenis dan di analisis di Laboratorium 2011), setelah itu semut yang datang Parasitologi dan Entomolgi Kesehatan pada umpan dipindahkan ke botol Fakultas Kedokteran Hewan Institut sampel yang berisi alkohol 70% Pertanian Bogor. dengan menggunakan kuas dan diberi label. Selanjutnya koleksi semut di Metode Penelitian bawa ke laboratorium Parasitologi dan Pengambilan sampel semut ditentukan Entomologi Kesehatan fakultas dengan metode Purpossive Random Kedokteran Hewan Institut Pertanian Sampling yakni dengan memilih lokasi Bogor untuk diproses lebih lanjut. sesuai dengan tujuan penelitian, pada lokasi pasar, rumah makan, dalam Penangkapan Semut dengan Hand rumah dan perimeter rumah dengan Collection (HC). Penangkapan secara total tempat pengambilan sampel yaitu manual pada lokasi perimeter rumah 95 lokasi dan 210 spot (titik dengan jarak tiga meter dari rumah, pengamatan). Lokasi yang dianggap menggunakan kuas, plastik dan botol mewakili yaitu 10 lokasi pasar sampel yang berisi alkohol 70%. (indoor) dengan empat titik per pasar, Penangkapan semut dilakukan selama 25 lokasi rumah makan (indoor) 30 menit (Watanasit et al. 2007). dengan tiga titik per rumah makan, 30 Selanjutnya semut yang dikoleksi lokasi rumah tinggal dengan 90 titik, kemudian diberi label dan dibawa ke dan perimeter rumah 30 lokasi serta 30 laboratorium untuk diproses serta titik pengamatan. diidentifikasi. Identifikasi semut dilakukan menurut kunci (Bolton Penangkapan Semut dengan Bait 1994; Hashimoto dan Rahman 2003; Trap (BT). Umpan yang digunakan Na dan Lee 2001). dalam BT adalah cairan gula dan ikan. Umpan cairan gula dimasukkan ke Analisis Data dalam wadah piring plastik, dan ikan

215

Apriyanto et al Jurnal Kajian Veteriner

Hasil pengamatan jenis-jenis jenis fauna semut yang dianalisis adalah semut, faktor fisik lingkungan, kelimpahan nisbi (%), frekuensi jenis, dianalisis secara deskriptif dan dominasi jenis dan indeks keragaman disajikan dalam bentuk tabel. Data Shannon - Wiener (Southwood, 1978).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis-jenis Semut Permukiman di ditemukan adalah Solenopsis sp. Bogor (35,4%), diikuti oleh Paratrechina Jenis semut yang diperoleh dengan longicornis (25,8%), dan bait trap ditemukan 11 jenis semut Monomorium pharaonis (22%). Dari dari tiga subfamili dengan jumlah tiga lokasi penangkapan menggunakan sebanyak 17.067 individu. Jenis semut bait trap, jenis semut yang paling dengan jumlah individu terbanyak sering ditemukan adalah Paratrechina yaitu Paratrechina longicornis longicornis. Hal tersebut sama dengan (27,8%), diikuti oleh Solenopsis sp. yang dilakukan Rizali (2011) pada (23,9%), dan Monomorium pharaonis penelitian di Kepulauan Seribu banyak (16,7%) dari total individu semut ditemukan jenis semut Paratrechina (Tabel 1). Jenis semut tersebut sering longicornis. dijumpai pada tiga lokasi penelitian, Jenis œ jenis semut yang dikoleksi dan ada beberapa jenis semut yang menggunakan metode hand collection hanya ditemukan pada lokasi tertentu di lokasi perimeter rumah ditemukan saja seperti Dolichoderus thoracicus, 20 jenis semut dari 6 subfamili dengan Polyrhachis sp., yang di koleksi dari jumlah jumlah 6513 individu (Tabel lokasi pasar. Tapinoma sessile, dan 2). Dari 6 subfamili yang ditemukan, Technomyrmex albipes, di koleksi dari persentase terbanyak adalah lokasi rumah makan (Tabel 1). Dolichoderus thoracicus 24,6%, Persentase jenis semut terbanyak di diikuti Paratrechina longicornis koleksi pada lokasi pasar adalah 19,1% dan Monomorium pharaonis Paratrechina longicornis (60,4%), 15,6% (Bolton 1994; Hashimoto dan diikuti oleh Tapinoma Rahman 2003; Na dan Lee 2001). melanocephalum (13,6%), dan Adapun paling sedikit jenis semut Anoplolepis gracilipes (10,9%). ditemukan adalah Probolomyrmex sp. Adapun, di lokasi rumah makan dan Tetraponera allaborans 0.0%. memiliki persentase jenis semut Keberadaan semut pada lokasi terbanyak ditemukan adalah pengamatan dipengaruhi oleh Anoplolepis gracilipes (39,3%), diikuti ketersediaan makanan dan kesesuaian oleh Paratrechina longicornis kondisi lingkungan (Mustafa et al. (23,1%), dan Tapinoma 2011). melanocephalum (13,4%). Semut yang umumnya sebagai Selanjutnya di lokasi dalam rumah, predator, memiliki peranan yang persentase jenis semut terbanyak penting dalam mengendalikan

216

Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol. 3 No. 2 : 213-223

populasi hama (Yudiyanto et al. sesuai dengan kebutuhan beberapa 2014). Ini menunjukkan bahwa setiap jenis semut tertentu yang jenis semut tidak mungkin terdapat memungkinkan keberadaannya disemua lokasi permukiman jika tidak dilokasi tersebut (Watanasit et al. ada pengaruh terhadap lingkungan, 2007). kompetisi dan sumber makanan yang

Tabel 1. Jenis - jenis semut yang dikoleksi dengan umpan Bait trap pada tiga lokasi di Permukiman Bogor (Februari œ Juni 2015). Subfamili Jumlah individu setiap lokasi No Total Jenis Pasar Rumah makan Dalam Rumah ∑ • ∑ • ∑ • ∑ • Dolichoderinae Tapinoma 180 13.6 578 13.4 1356 11.9 2114 12.4 1 melanocephalum 2 Dolichoderus thoracicus 4 0.3 0 0 0 0 4 0.0 0 0 447 10.4 0 0 447 2.6 3 Tapinoma sessile 4 Technomyrmex albipes 0 0 3 0.1 0 0 3 0.0

Formicinae

1 Paratrechina longicornis 801 60.4 995 23.1 2946 25.8 4742 27.8

2 Anoplolepis gracilipes 144 10.9 1690 39.3 357 3.1 2191 12.8

3 Camponotus barbatus 0 0 64 1.5 9 0.1 73 0.4 4 Polyrhachis sp. 1 0.1 0 0 0 0 1 0.0 Myrmicinae

1 Monomorium pharaonis 117 8.8 222 5.2 2516 22 2855 16.7 2 Pheidole sp. 71 5.4 280 6.5 207 1.8 558 3.3 3 Solenopsis sp. 9 0.7 22 0.5 4048 35.4 4079 23.9 11 Total 1327 4301 11439 17067 100

Koleksi semut dengan hand tidak baik. Selain itu beberapa faktor collection pada lokasi perimeter rumah yang menyebabkan semut datang dan diketahui kelimpahan, frekuensi dan bersarang di rumah adalah kebersihan dominasi terbanyak yaitu rumah, bahan makanan yang sudah Dolichoderus thoracicus, diikuti busuk atau berserakan, Paratrechina longicornis dan ketidakteraturan perabot rumah Monomorium pharaonis (Wijaya tangga, penyimpanan makanan yang 2007). Menurut Zulkarnain (2006) kurang baik (Latumahina 2014). preferensi semut permukiman Selain itu subfamili dengan jenis terhadapa berbagai jenis umpan, pada semut terbanyak di koleksi yaitu lokasi dalam rumah, jenis semut yang Myrmicinae (Tabel 2). banyak ditemukan adalah Persentase jumlah subfamili Paratrechina sp., semut tersebut semut yang dikoleksi dengan bait trap dijumpai pada kondisi sanitasi yang yaitu Myrmicinae (43,9%), diikuti

217

Apriyanto et al Jurnal Kajian Veteriner

oleh Formicinae (41,1%) dan membutuhkan makanan untuk Dolichoderinae (15%) (Tabel 1). memenuhi kebutuhan energinya. Adapun hand collection yaitu semut akan aktif melakukan Dolichoderinae (37,8%), diikuti oleh pengamatan di sekitarnya untuk Myrmicinae (37,4%), diikuti menemukan makanan (Astuti et al. Formicinae (24%), diikuti Ponerinae 2014). Pada kelompok semut yang (0,8%), dan Proceratiinae (0,0%), serta yang melakukan kerja sama dalam Pseudomyrmecinae (0,0%) (Tabel 2). mendapatkan makanan biasanya salah Selanjutnya 6 subfamili yang satu dari anggota tersebut akan terbanyak ditemukan di lokasi dengan memberikan informasi tentang sumber umpan bait trap dan hand collection makanan pada anggota lainnya adalah Myrmicinae, Formicinae dan (Miravete et al. 2014). Dolichoderinae. Setiap koloni semut

Tabel 2. Jenis - jenis semut yang dikoleksi dengan metode Hand collection pada lokasi Perimeter Rumah di Bogor No Subfamili Jumlah individu Jenis ∑ • Dolichoderinae 1 Dolichoderus thoracicus 1600 24.6 2 Technomyrmex albipes 383 5.9 3 Dolichoderus thoracicus queen 280 4.3 4 Tapinoma melanocephalum 191 2.9 5 Dolichoderus thoracicus bersayap 8 0.1 Formicinae 6 Paratrechina longicornis 1241 19.1 7 Anoplolepis gracilipes 277 4.3 8 Prenolepis imparis 24 0.4 9 Polyrhachis ackterbergi 19 0.3

Myrmicinae

10 Monomorium pharaonis 1019 15.6

11 Monomorium floricola 763 11.7

12 Solenopsis molesta 376 5.8 13 Solenopsis geminata 172 2.6 14 Solenopsis invicta 79 1.2 15 Pheidole sp. 28 0.4 Ponerinae 16 Odontomachus haematodes 28 0.4 17 Odontoponera transversa 18 0.3 18 Odontoponera denticulata 4 0.1 Proceratiinae 19 Probolomyrmex sp. 2 0.0 Pseudomyrmecinae 20 Tetraponera allaborans 1 0.0 Total 218 6513 100

Apriyanto et al Jurnal Kajian Veteriner

Habitat Camponotus barbatus tanah dan sebagai predator. yaitu sarang di dalam tanah, kayu Probolomyrmex sp. bersarang di mati, pohon dan sebagai pemburu. dalam tanah, di baawah batu, di Paratrechina longicornis berhabitat di sampah daun, kayu busuk dan sebagai sarang ditanah terbuka, di bawah batu predator cryptic. Tetraponera atau benda lainnya, kayu busuk di allaborans tinggal di pohon, bersarang tanah dan sebagai pemburu. di rongga tanaman dan sebagai Anoplolepis gracilipes bersarang di predator. Dolichoderus thoracicus dalam tanah dan sebagai pemburu. tinggal di pohon dan hidup sebagai Tapinoma melanocephalum dan pemburu (Gambar 1). Tapinoma sessile memiliki berbagai habitat dari padang rumput kehutan Kelimpahan Nisbi dan Indeks hujan dataran rendah, bersarang di Keanekaaragaman Jenis dalam tanah atau kayu busuk dan Kelimpahan nisbi, frekuensi, dominasi sebagai pemburu tapi cenderung dan indeks keragaman jenis semut homoptera. Monomorium pharaonis yang ditemukan dari empat tipe habitat dan Monomorium floricola bersarang di permukiman Bogor disajikan pada di bawah batu, di bawah kulit, di (Tabel 3). Persentase kelimpahan jenis cabang busuk dan sebagai pemulung semut paling tinggi di lokasi pasar serta pemanen biji. Technomyrmex yaitu Paratrechina longicornis dengan albipes tinggal di hutan lembab, frekuensi kehadiran tertinggi 0,8%, sarang di dalam tanah, dicabang atau serta dominasi terbanyak 48,3%. sarang karton, dibawah daun atau Selanjutnya, di lokasi rumah makan batang pohon dan hidup sebagai persentase kelimpahan semut tertinggi pemburu. Polyrhachis sp. dan yaitu Anoplolepis gracilipes dengan Polyrhachis ackterbergi kebanyakan tingkat dominasi 27,2% pada wilayah berada di pohon, dan sebagai tersebut. Jenis semut Paratrechina pemburu. Pheidole sp. yaitu bersarang longicornis memiliki frekuensi di dalam tanah, di kayu busuk dan kehadiran tertinggi di lokasi rumah sebagai pemburu. Solenopsis makan sebesar 1,1%. Selanjutnya, geminate, Solenopsis invicta, pada lokasi dalam rumah persentase Solenopsis molesta bersarang di dalam kelimpahan semut tertinggi yaitu tanah dan sebagai pemburu serta Solenopsis sp. Adapun frekuensi pencuri. Odontomachus haematodes kehadiran tertinggi ditemukan yaitu bersarang di tanah atau kayu busuk di Paratrechina longicornis (0,6%). tanah dan sebagai predator. Paratrechina longicornis juga Odontoponera denticulate dan mendominasi lokasi dalam rumah Odontoponera transversa bersarang di sebesar 15,5%. Selain itu, jenis semut

220

Apriyanto et al Jurnal Kajian Veteriner

yang memiliki kelimpahan terbanyak yaitu Anoplolepis gracilipes, diikuti ditemukan pada lokasi perimeter oleh Paratrechina longicornis dan rumah yaitu Dolichoderus thoracicus, Tapinoma melanocephalum. dengan tingkat dominasi sebesar Selanjutnya lokasi dalam rumah yaitu 11,5%. Paratrechina longicornis Solenopsis sp., diikuti oleh (0,6%) memiliki frekuensi kehadiran Paratrechina longicornis, dan terbanyak pada lokasi tersebut. Jenis Monomorium pharaonis. Selain itu di semut Paratrechina longicornis perimeter rumah yaitu Dolichoderus diketahui mendominasi tiga lokasi di thoracicus, Paratrechina longicornis, permukiman Bogor yaitu lokasi pasar, dan Monomorium pharaonis. Dari rumah makan dan dalam rumah. semua peranan semut terhadap Adapun di lokasi perimeter rumah, manusia, terdapat beberapa peranan jenis semut yang mendominasi adalah yang menimbulkan kerugian bagi Dolichoderus thoracicus. Frekuensi manusia itu sendiri. Sehingga dalam kehadiran tertinggi pada empat lokasi hal ini semut dikategorikan sebagai tersebut yaitu Paratrechina serangga hama (Hadi 2006). longicornis. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan Indeks keragaman jenis semut pada oleh semut hama diantaranya; empat lokasi tergolong sedang yaitu kontaminasi pada makanan, lokasi pasar sebesar 1,2 rumah makan kontaminasi pada peralatan steril di 1,6 dalam rumah 1,5 dan perimeter laboratorium, menggigit, menyengat, rumah 2,2. Dari keempat lokasi menimbulkan alergi dan sebagai tersebut indeks keragaman jenis semut vektor penyakit (Castro et al. 2015). terbanyak ditemukan pada perimeter Paratrechina longicornis merupakan rumah, sedangkan yang paling sedikit Jenis semut yang mendominasi ke ditemukan di lokasi pasar. Jenis semut empat lokasi tempat pengamatan dan Tapinoma sessile hanya ditemukan paling banyak dijumpai berada pada pada lokasi rumah makan, umpan maupun dengan hand Technomyrmex albipes ditemukan collection (Rizali 2011). Anoplolepis pada lokasi rumah makan dan gracilipes, Solenopsis geminata dan perimeter rumah, Camponotus Paratrechina longicornis merupakan barbatus ditemukan pada lokasi rumah jenis semut tramp yang berasosiasi makan dan dalam rumah, Polyrhachis dengan manusia (Wetterer 2005). sp., hanya ditemukan pada lokasi Keberadaan semut pada berbagai pasar, Polyrhachis ackterbergi dan lokasi diduga lebih dipengaruhi oleh Prenolepis imparis hanya ditemukan habitat sekitar, suhu dan kelembaban pada lokasi perimeter rumah. udara (Yudiyanto et al. 2014). Jenis semut terbanyak yang dikoleksi Kelimpahan semut secara umum dari lokasi pasar yaitu Paratrechina mengalami penurunan seiring dengan longicornis, diikuti Tapinoma meningkatnya ketinggian tempat dari melanocephalum dan Anoplolepis permukaan laut, Penurunan gracilipes. Pada lokasi rumah makan kelimpahan ini disebabkan oleh

220

Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol. 3 No. 2 : 213-223

berbagai faktor, di antaranya 72,2% dapat ditemukan 8 jenis semut keragaman tumbuhan dan hewan serta dengan 1,327 individu. selanjutnya di faktor fisik lingkungan seperti suhu, lokasi rumah makan rata-rata suhu kelembaban, dan kondisi tanah (Fitria 31,40C dan kelembaban 69,3% dapat 2013). ditemukan 9 jenis semut dengan 4,301 Suhu dan kelembaban sangat individu. kemudian lokasi perimeter berpengaruh terhadap kehadiran semut rumah rata-rata suhu 31,60C dan di lokasi pemasangan umpan. Semut kelembaban 55,6% diperoleh 20 jenis sebagai pembawa bakteri dapat semut dengan 6,513 individu. Faktor menimbulkan risiko bagi kesehatan lingkungan suhu dan kelembaban manusia (Castro et al. 2015). Faktor udara yang paling berpengaruh lingkungan yang paling berperan terhadap kehadiran individu semut untuk mengetahui keberadaan semut menggunakan umpan bait trap yaitu yaitu melalui pengukuran suhu dan rata-rata suhu 30,50C dan kelembaban kelembaban udara (Mustafa et al. 62,6%, Adapun kehadiran jenis semut 2011). Lokasi dalam rumah rata-rata rata-rata suhu 31,40C dan kelembaban suhu 30,50C dan kelembaban 62,6% 69,3%. merupakan waktu yang baik dapat dikoleksi 7 jenis semut dengan untuk mengoleksi jenis semut 11,439 individu. Pada lokasi pasar (Zulkarnain 2006). rata-rata suhu 30,70C dan kelembaban

KESIMPULAN

Jenis-jenis semut yang terbanyak Monomorium pharaonis (22%). Jenis ditemukan pada lokasi pasar yaitu semut terbanyak ditemukan pada Paratrechina longicornis (60,4%), lokasi perimeter rumah yaitu diikuti oleh Tapinoma Dolichoderus thoracicus 24,6%, melanocephalum (13,6%) dan diikuti Paratrechina longicornis Anoplolepis gracilipes (10,9%). 19,1% dan Monomorium pharaonis Adapun jenis semut terbanyak 15,6%. Frekuensi kehadiran jenis ditemukan pada lokasi rumah makan semut tertinggi pada empat lokasi yaitu Anoplolepis gracilipes (39,3%), pengamatan yaitu Paratrechina diikuti oleh Paratrechina longicornis longicornis. Indeks keragaman pada (23,1%) dan Tapinoma keempat lokasi pengamatan masih melanocephalum (13,4%). Selanjutnya tergolong sedang yaitu lokasi pasar jenis semut terbanyak ditemukan pada (H=1,3), rumah makan (H=1,6), dalam lokasi dalam rumah yaitu Solenopsis rumah (H=1,5) dan perimeter rumah sp. (35,4%), diikuti oleh Paratrechina (H=2,2). longicornis (25,8%), dan

DAFTAR PUSTAKA

221

Apriyanto et al Jurnal Kajian Veteriner

Armbrecht IA, Perfecto I. 2003. Litter-twig dwelling ant species richness and predation potential within a forest fragment and neighboring coffee plantations of contrasting habitat quality in Mexico. Agr Ecosyst Environ. 97(1): 107-115. Astuti AF, Herwina H, Dahelmi. 2014. Jenis-jenis semut (: Formicidae) di bangunan Kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang. J Bio UA. 3(1): 34-38.

2

Apriyanto et al Jurnal Kajian Veteriner

Bolton B. 1994. Identification Guide to the Ant Genera of the World. Harvard College (US) : America. Castro MM, Prezoto HHS, Fernandes EF, Bueno OC, Prezoto Fabio. 2015. The ant fauna of hospitals: advancements in public health and research priorities in Brazil. Rev Bras Entomol. 59 : 77-83. Fitria N. 2013. Komunitas Semut pada Bunga Jantan Kelapa Sawit di Kebun Cimulang di PTPN VIII Bogor, Jawa Barat[Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Hadi UK. 2006. Semut. Dalam Sigit SH, Hadi UK. Ed. Hama Permukiman Indonesia. Pengenalan, Biologi, dan Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman Fakultas Kedokteran Hewan. Bogor (ID): IPB Pr. Hashimoto, Rahman 2003. Inventory & Collection. Sabah: University Malaysia Sabah. Human KG, Gordon DM. 1996. Exploitation and interference competition between the invasive Argentine ant, Linepithema humile, and native ant species. Oecologia. 105:405-412. Latumahina FS, Musyafa, Sumardi, Putra SNS. 2014. Kelimpahan dan fauna semut dalam hutan lindung sirimau Ambon. Biospecies. 7(.2): 53-58. Miravete V, Pascual NR, Dunn RR, Go´mez C. 2014. How many and which ant species are being accidentally moved around the world?. Biol. lett. 9(1): 1-5. Mustafa NA, Salim HMW, Fletcher C, Kassim AR, Potts MD. 2011. Taxonomic and functional diversity of ants (hymenoptera:formicidae) in an upper hill dipterocarp forest in peninsular Malaysia. Zoology. 59(2): 181œ194. Na JPS, Lee CY. 2001. Identification key to common urban pest ants in Malaysia. Trop Biomed. 18(1): 1-17. Rizali A, Rahim A, Sahari B, Prasetyo LB, Buchori D. 2011. Impact of invasive ant species in shaping ant community structure on small islands in Indonesia . J. Biol. Indon. 7(2): 221-230. Rubiana R. 2014. Pengaruh Transformasi Habitat Terhadap Keragaman dan Struktur Komunitas Semut di Jambi[Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Southwood, T.R.E. 1978. Ecological Methods. Second Edition. New York (US) : Academic Pr. Theunis L, Gilbert ,Roisin MY, Leponce M. 2005. Spatial structure of litter-dwelling ant distribution in a subtropical dry forest. . Soc. 52(12): 366-377. Watanasit S, Saewai J, Phlapplueng A. 2007. Ants of the Klong U-Tapao Basin, Southern Thailand. Asian Myrmecology. 1(11): 69-79. Wetterer JK. 2005. Worldwide distribution and potential spread of the long- legged ant, Anoplolepis gracilipes (Hymenoptera: Formicidae). Sociobiology. 45(1): 1-21. Wijaya SY. 2007. Kolonisasi Semut Hitam ( Dolichoderus thoracicus Smith ) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) dengan Pemberian Pakan Alternatif[Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Bogor.

222

Jurnal Kajian Veteriner Desember 2015 Vol. 3 No. 2 : 213-223

Yudiyanto, Qayim I, Munif A, Setiadi D, Rizali A. 2014. Keragaman dan struktur komunitas semut pada perkebunan lada di Lampung. JEI. 11(2) : 65-71. Zulkarnain S. 2006. Preferensi Semut Pemukiman Terhadap Berbagai Jenis Umpan[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

223