Orientasi Baru Kebijakan di Laut oleh Pemerintah : Pergeseran dari Deterensi ke Strategi Ekonomi

(The New Maritime Policy Orientation of Indonesian Government: Shifting From Deterrence to Economic Strategy) Oleh:

METTA ANASTASHYA ARYO1, WISHNU MAHENDRA WISWAYANA2

1Ilmu Hubungan Internasional, Mahasiswa Universitas Brawijaya, [email protected] , 082341755938

2Ilmu Hubungan Internasional, Dosen Universitas Brawijaya, [email protected] , 085649980175

ABSTRAK :

Tulisan ini akan membahas wacana perubahan kebijakan di laut oleh Pemerintah Indonesia seiring dengan perubahan menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan pada periode kedua pemerintahan Presiden . Kebijakan yang diwacanakan untuk berubah yakni kebijakan penenggalaman kapal asing yang terlibat illegal fishing menjadi kebijakan penyitaan kapal yang diperuntukan bagi ekonomi masyarakat. Kebijakan terdahulu memiliki posisi yang tegas serta memiliki tendensi untuk menjadi efek gentar (deterrence) pada pihak asing. Potensi kekayaan alam bahari Indonesia bukan hanya menjadi peluang namun juga menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia, khususnya pada bidang pertahanan dan keamanan. Wacana kebijakan baru dipandang dapat mengurangi deterensi yang sesungguhnya bermanfaat untuk pertahanan dan keamanan, dengan orientasi yang lebih didasarkan pada strategi ekonomi. Tulisan ini selanjutnya akan melakukan deskripsi terhadap perubahan orientasi tersebut, dengan mempertimbangkan konsep deterensi serta pertimbangan strategi ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Kata Kunci: deterensi, pertahanan & keamanan, strategi ekonomi, kebijakan di laut

57 | v olume 8 nomor 2

ABSTRACT: This paper will discuss about Indonesia’s plan of changing its maritime policy along with the replacement of The Ministry of Fisheries and Maritime Affairs under second term of Presiden Jokowi’s administration. One policy that might be changed is foreign vessel sinking policy that are involved in illegal fishing, to confiscation policy which is destined for the benefit of people's economy. Previous policy had a firm position and a tendency to have a deterrence effect towards foreign parties. The potential of Indonesia’s maritime resources are not only an opportunity but also a challenge for The Indonesian Government, especially in defense and security sector. The new policy plan is deemed capable to reduce deterrence effect which is actually beneficial for defense and security, with the orientation based on economic strategy. This paper will describe the changing orientation by considering deterrence concept and economic strategy undertaken by the Indonesian Government.

Keyword: deterrence, defense and security, economic strategy, maritime policy

58 | v olume 8 nomor 2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan Dunia. Cita-cita Indonesia dalam Poros Maritim yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang Dunia dibentuk dalam rangka re-aktualisasi melimpah, sumber daya alam tersebut dapat kekuatan dan potensi sektor laut Indonesia. dilihat dari hasil laut dan buminya. Sebagai Poros Maritim Dunia dapat dijadikan alat bagi negara kepulauan yang 70% wilayahnya pemerintah Indonesia untuk dapat melihat dan merupakan lautan, Indonesia memiliki potensi menggali kembali kekuatan yang dimiliki bangsa yang signifikan pada laut dan maritimnya Indonesia sebagai negara maritim, sehingga (Sukamto, 2017) Tak mengherankan bila bidang diharapkan dapat terciptanya strategi kemaritiman menjadi salah satu bidang yang penguatan dan pembaharuan dalam sektor menjadi fokus pemerintah yang mulai bahari Indonesia (Mustari, Supartono, & Barnas, digencarkan pada masa kepemimpinan Joko 2018) Widodo. Presiden Indonesia, Joko Widodo ingin mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim yang diberikan Kementerian Kelautan dan Wacana penguatan sektor kemaritiman Perikanan bahwa pada Januari hingga Maret Indonesia dilakukan karena sektor 2020 potensi ekspor hasil perikanan Indonesia maritim bersinggungan langsung dengan secara kumulatif mencapai angka USD 1,24 beberapa aspek kemasyarakatan di Indonesia, miliar. Hal ini didukung pula dengan data yang salah satunya adalah dalam sisi keamanan. diberikan mengenai volume ekspor hasil Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, laut perikanan Indonesia sebesar 295,13 ribu ton. dapat menjadi jalan bagi masuknya ancaman Dimana pencapaian angka tersebut meningkat kedaulatan negara. Selain menyangkut dibandingkan jumlah yang dihasilkan pada mengenai sisi keamanan negara, bidang tahun sebelumnya (KKP, 2020) kemaritiman juga ditargetkan dapat menjadi bidang yang strategis dari segi ekonomi. Dengan besarnya potensi laut Indonesia, Ekonomi disini maksudnya adalah pemanfaatan hasil laut tersebut digunakan oleh menguntungkan negara dan masyarakat yang sebagian besar penduduk yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut. menggantungkan hidupnya dengan berprofesi Keuntungan yang dihasilkan oleh sektor sebagai nelayan. Menurut data yang diberikan kemaritiman Indonesia dapat dilihat pada data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada

59 | v olume 8 nomor 2

tahun 2020, jumlah nelayan di Indonesia akan masuknya kapal asing tersebut yaitu berjumlah 1.459.874 orang (KKP, 2020) terjadinya tindakan illegal fishing atau secara Berkaitan dengan hal tersebut potensi laut sederhana dapat dikatakan sebagai aksi atau Indonesia perlu dijaga untuk menunjang aktifitas ilegal pengambilan sumber daya laut kehidupan para nelayan Indonesia serta (khususnya berbagai jenis ikan) Indonesia yang mendukung pemasukan negara melalui dilakukan pihak asing. Definisi secara resmi kegiatan ekspor-impor hasil laut. Menurut dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Kelautan dapat yang diberikan Kementerian Kelautan dan dan Perikanan RI Nomor 37/PERMEN-KP/2017 Perikanan pada laman resminya menyebutkan yang berbunyi penangkapan ikan secara ilegal bahwa nilai ekspor yang dihasilkan oleh atau illegal fishing dapat diartikan sebagai perikanan Indonesia menunjukkan adanya kegiatan perikanan yang tidak sah atau peningkatan setiap tahunnya. Dapat kita lihat kegiatan perikanan yang dilaksanakan contohnya pada tahun 2019 nilai ekspor bertentangan dengan ketentuan peraturan perikanan Indonesia naik sebesar 10,,8% dari perundang-undangan di bidang perikanan. tahun sebelumnya (KKP, 2020). Pemeliharaan Selain kegiatan illegal fishing, kegiatan laut yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia penyeludupan manusia ataupun benda-benda demi menjadi mewujudkan kesejahteraan terlarang juga menjadi beberapa contoh masyarakat diatur dalam Undang-Undang Dasar penyebab kerugian negara di sektor 1945, Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi : “Bumi dan kemaritiman, jika peristiwa masuknya kapal air dan kekayaan alam yang asing tidak diawasi secara ketat. Tindakan- terkandung di dalamnya dikuasai tindakan tersebut dapat menjadi problematika oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- yang harus segera diatasi karena menimbulkan besarnya kemakmuran rakyat”. kerugian negara yang signifikan. Kerugian Wilayah laut Indonesia yang potensial secara ekonomi tidak hanya dirasakan oleh bukan hanya menjadi peluang namun juga negara melainkan juga oleh masyarakat tantangan bagi pemerintah Indonesia. terutama nelayan di wilayah terjadinya illegal Tantangan yang sampai saat ini masih terjadi fishing. Berdasarkan kepada data yang adalah masuknya kapal asing dalam wilayah laut diberikan oleh FAO (Food and Agriculture Indonesia secara ilegal dan tanpa izin Organization) kerugian yang dialami Indonesia beroperasi. Salah satu tindakan yang akibat illegal fishing dihitung dalam jangka meresahkan pemerintah dan masyarakat sekitar waktu per tahun sebesar Rp 30 triliun. Namun, 60 | v olume 8 nomor 2

data tersebut dinilai cukup kecil oleh Susi Pudji izin beroperasi, sampai tertangkap melakukan Astuti, Menteri Kelautan dan Perikanan tahun illegal fishing. kerja 2014-2019 yang mengatakan bahwa Mengacu pada Undang-Undang No. 45 kerugian Indonesia akibat illegal fishing dapat Tahun 2009 Pasal 69, Susi Pudjiastuti mencapai Rp 240 triliun per tahun (Wahyuddin, mengimplementasikan peraturan tersebut Muksal, Nirzalin, & Zulfikar, 2017) Selain dalam kebijakan penenggelaman kapal ala Bu kerugian yang dialami secara materil, illegal Susi yang sering kali dilakukan dengan cara fishing juga dapat dicurigai sebagai tindakan penenggelaman (membocorkan bagian kapal), yang dapat mengancam keamanan dan pembakaran dan pengeboman. Terciptanya kedaulatan negara. kebijakan tersebut diharapkan dapat menjadi Menanggapi banyaknya peristiwa illegal bentuk ketegasan Indonesia serta menimbulkan fishing di wilayah laut Indonesia yang efek jera dengan memanfaatkan efek berdampak negatif kepada nelayan-nelayan deterrence kepada masuknya kapal asing Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan terutama bagi pelaku illegal fishing. (KKP) merancang tindakan tegas yang tertuang Pelaksanaan kebijakan ini menuai pro dan dalam Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 kontra. Tuaian pro dan kontra ini berasal dari tentang Perikanan. Implementasi yang reaksi lingkungan terhadap kebijakan tersebut, diberikan oleh pemerintah dalam bentuk seperti masyarakat, negara lain, ataupun negara kebijakan nyata adalah dengan terciptanya pelaku illegal fishing. Pada era kepemimpinan kebijakan penenggelaman kapal. Dalam Pasal Kelautan dan Perikanan selanjutnya, Menteri 69 ayat 4 berbunyi “Dalam melaksanakan fungsi Edhy Prabowo belum menetapkan secara pasti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyidik bagaimana kelanjutan dari pengimplementasian dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan kebijakan penenggelaman kapal tersebut. tindakan khusus berupa pembakaran dan/atau Namun, dari yang dipaparkan oleh Edhy penenggelaman kapal perikanan yang Prabowo kepada awak media disebutkan bahwa berbendera asing berdasarkan bukti permulaan Edhy Prabowo memiliki pertimbangannya yang cukup” sehingga tidak disebutkan secara sendiri. Wacana yang diberikan oleh Edhy pasti mengenai bagaimana mekanisme Prabowo adalah kapal asing yang dulunya penenggelaman bagi kapal asing yang ditenggelamkan akan diberikan kepada nelayan melakukan pelanggaran, seperti tidak memiliki yang membutuhkan, disini Edhy Prabowo menilai bahwa kapal yang seharusnya 61 | v olume 8 nomor 2

ditenggelamkan dapat bernilai ekonomis (Idris, KKP RI sebelumnya dengan yang sekarang, 2020) setidaknya ada kata kunci kelestarian dan meningkatkan sektor ekspor sebagai fokus Sejak akhir bulan Desember 2019, kebijakan kementerian. Momentum terdapat serangkaian terobosan kebijakan lain diputuskannya kebijakan tersebut yang yang direncanakan dilakukan dalam lingkup bersamaan di situasi pandemi seakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik mendapatkan ruang yang mudah. Mudah dalam Indonesia (KKP RI). Menteri KKP RI, Edhy artian bahwa sektor ekonomi baik secara makro Prabowo menyebutkan bahwa ada 29 kebijakan ataupun mikro dalam kondisi terdesak dan kementerian ke depan yang mengutamakan memerlukan terobosan. Sehingga kebijakan- untuk mendapatkan manfaat lebih besar dari kebijakan yang sebelumnya dilarang dirubah sektor kelautan meskipun secara spesifik tidak menjadi diperbolehkan karena permakluman disebutkan apa saja kebijakannya (Safitri, 2019). situasi pandemi yang terjadi. Salah satu kebijakan yang menimbulkan KKP RI tidak hanya melakukan relaksasi polemik di tengah masyarakat adalah dibukanya pada bidang kebijakan izin ekspor saja, namun keran ekspor kepiting bertelur dengan jangka juga menghadapi situasi peningkatan ilegal waktu tiga bulan, dari bulan April 2020 hingga fishing di masa pandemi. Pada bulan Februari bulan Juli 2020 (Novika, 2020) . Padahal pada 2020 sampai dengan April 2020 saja, bersamaan beberapa tahun terakhir kebijakan untuk ekspor dengan kasus pertama Covid-19 di Indonesia tersebut menjadi salah satu yang dihentikan setidaknya ada 19 kapal ikan asing yang dengan pertimbangan kelestarian yang juga ditangkap oleh Kapal Pengawas Perikanan KKP disampaikan oleh KKP RI di masa jabatan RI (Zuraya, 2020). Situasi pandemi Covid-19 Menteri KKP RI sebelumnya, Susi Pudjiastuti. ternyata harusnya tidak serta merta Bahkan kebijakan untuk membuka keran menghentikan atau melumpuhkan upaya ekspor tersebut dikeluarkan oleh KKP RI dengan penegakan hukum di laut. Justru terdapat pertimbangan membantu sektor ekspor produk peningkatan kasus, di tengah beberapa upaya perikanan di masa pandemi Covid-19. Secara kementerian untuk memberikan kemudahan, khusus dalam situasi pandemi Covid-19 KKP RI kelonggaran hingga pendekatan yang lebih menyebutkan bahwa perizinan ekspor kepiting halus dalam menegakkan kedaulatan. Menarik bertelur adalah salah satu relaksasi perizinan di untuk kemudian melihat posisi KKP RI dalam tengah pandemi Covid-19 (Novika, 2020). menjalankan terobosan kebijakan-kebijakannya, Apabila ditarik alasan dari kebijakan Menteri 62 | v olume 8 nomor 2

di tengah situasi sulit pandemi Covid-19 dan mengenai kebijakan penenggelaman kapal upaya penegakan kedaulatan di wilayah laut. sehingga pada penelitian ini penulis ingin membahas lebih dalam bagaimana pergeseran Penulis melihat adanya pergeseran fokus fokus kebijakan penenggelaman tersebut dari yang terutama dilakukan oleh Mentri KKP RI yang awalnya diorientasikan bagi keamanan sebelumnya, Susi Pudjiastuti dan Menteri KKP RI dan selanjutnya diproyeksikan untuk memenuhi yang sekarang menjabat, Edhy Prabowo aspek ekonomi.

METODE PENELITIAN data sekunder, yaitu sumber data yang digunakan dengan memanfaatkan data atau Penelitian merupakan cara yang dilakukan sumber cetak yang sudah pernah dipublikasikan peneliti untuk mengetahui fakta dari suatu sebelumnya tanpa melakukan interaksi fenomena atau suatu pengetahuan dengan langsung dengan narasumber. Contoh dari data menggunakan metode ilmiah dan disusun sekunder yang digunakan oleh penulis adalah secara sistematis (Hamdi & Bahruddin, 2014). buku, jurnal, laporan, internet dan sebagainya. Penelitian sendiri umumnya terdapat dua jenis (Wibisono, 2003). Sehingga, dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dan penelitian penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif kuantitatif. Penelitian kualitatif secara umum dengan berbasis sumber data sekunder guna merupakan penelitian yang dilakukan dengan membantu menjelaskan penelitian yang cara wawancara ataupun menggunakan sumber dilakukan. bacaan atau literatur dengan sumber terpercaya (Raco, 2010) Pada penelitian kali ini Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Data yang sudah yang membahas mengenai analisis orientasi dikumpulkan oleh penulis dari berbagai sumber arah kebijakan Kementerian Kelautan dan akan diseleksi sesuai dengan relevansi data Perikanan terhadap kebijakan penenggelaman dengan topik pembahasan untuk menjawab kapal menggunakan jenis penelitian kualitatif. rumusan masalah penelitian. Penulis mengolah Selain menggunakan jenis penelitian data tersebut dan menuangkannya dalam kualitatif penulis juga menggunakan sumber bentuk narasi deskriptif.

63 | v olume 8 nomor 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Melihat konteks kebijakan penenggelaman kapal yang dilakukan oleh 1. Penenggelaman Kapal sebagai Deterensi Pemerintah Indonesia yang dapat memberikan Indonesia efek gentar yang mengakibatkan penurunan jumlah IUU Fishing. Secara definisi deterensi Kebijakan penenggelaman kapal yang selalu dilekatkan pada senjata nuklir atau krisis, dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan padahal deterensi merupakan penggunaan Perikanan Republik Indonesia memberikan ancaman oleh salah satu pihak untuk dapat dampak yang positif terhadap konteks meyakinkan atau merubah tindakan pihak lain kedaulatan Indonesia dengan negara sekitar di ke dalam satu aksi tertentu (Quackenbush, kawasan Tenggara. Pemerintah Indonesia 2011). Berdasar dari definisi tersebut dinilai memiliki keberanian untuk menindak setidaknya terdapat tiga determinan dalam tindak kejahatan yang terjadi di wilayah laut melihat deterensi, yakni penggunaan ancaman, Indonesia. Kebijakan tersebut tentu bukanlah pihak lain dan perubahan tindakan. Apabila ideal untuk menjamin relasi bernegara yang dilihat dari kebijakan penenggelaman kapal oleh baik, mengingat ada beberapa nelayan dari Pemerintah Indonesia, maka dalam penggunaan negara tetangga yang menjadi pelaku tindak ancaman yang digunakan adalah penangkapan kejahatan yang terjadi selama ini. Meskipun dan penenggelaman kapal. Pada determinan memiliki potensi mengganggu hubungan selanjutnya dalam “pihak lain”, Pemerintah bilateral dan multilateral Indonesia, namun Indonesia memiliki satu target yang besar yakni kebijakan penenggelaman kapal justru sama pelaku IUU Fishing di wilayah Indonesia baik sekali tidak melanggar ketentuan hukum baik secara domestik atau dari eksternal. Terakhir secara nasional maupun internasional (Putri, dalam perubahan tindakan, bisa dikategorikan Pramoda, & Firdaus, 2017). Maka secara bahwa menurunnya jumlah aktivitas IUU Fishing normatif dalam aspek hukum meskipun di Indonesia adalah hasil yang diupayakan dari terdapat tantangan dan kecaman dari publik kebijakan penenggelaman kapal oleh internasional, kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia adalah langkah yang tepat dan benar dengan mempertimbangkan Deterensi juga perlu besarnya potensi perikanan di wilayah laut mempertimbangkan beberapa poin kunci untuk Indonesia. memastikan upayanya dapat diwujudkan. Setidaknya terdapat tiga poin kunci yakni, (1) 64 | v olume 8 nomor 2

agar deterensi dapat berhasil, aktor deterensi dalam urusan laut memiliki perangkat dan harus memiliki kapabilitas yang memadai, (2) sistem untuk mengupayakan pengerahan ancaman harus kredibel dan (3) dapat sumber daya dalam kebijakan di laut. KKP RI mengkomunikasikan ancaman kepada musuh memiliki integrated surveillance system, yang (Paul, Morgan, & Wirtz, 2009). Bila dilihat dari merupakan sistem pengelolaan data dan situasi dan kondisi yang dimiliki oleh informasi dari data radar, automatic Pemerintah Indonesia menarik untuk kemudian identification system, patroli udara hingga mengidentifikasikan ketiga poin tersebut. Pada laporan masyarakat untuk kemudian diteruskan poin pertama, yakni pada aspek kapabilitas kepada kapal pengawas di lapangan dalam yang memadai; menarik untuk selanjutnya pelumpuhan kapal asing ilegal (Zuraya, 2020). melihat bagaimana kemampuan sumber daya Kapabilitas yang dimiliki ini tentu mendapatkan yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dalam tantangan untuk melihat kemampuan kapal menjalankan kebijakan tersebut. Kedua, pada pengawas di laut dalam merespon informasi ancaman yang kredibel; penenggelaman kapal tersebut. Hal ini didasarkan pada luas wilayah sesungguhnya adalah sudah menjadi ancaman Indonesia beserta medan di laut yang tidak yang nyata bagi pelaku IUU Fishing. menentu untuk dilintasi oleh kapal. Penenggelaman kapal menimbulkan kerugian Kedua, pada aspek ancaman yang ekonomi yang tidak sedikit bagi nelayan atau kredibel; perintah ‘TENGGELAMKAN’ untuk pengusaha yang terlibat IUU Fishing. Terakhir kebijakan KKP RI terdahulu sesungguhnya pada poin ketiga, dalam beberapa kesempatan memiliki pesan yang ingin ditunjukkan. Melalui tindakan penangkapan dan penenggelaman penenggelaman kapal setelah ada putusan kapal selalu diberitakan di media dengan berkekuatan hukum adalah pesan keras untuk jangkauan yang luas baik secara nasional mencegah terjadinya pencurian ikan di perairan maupun internasional. Mempertimbangkan Indonesia serta perlindungan sumber daya laut ketiga poin tersebut menunjukkan bahwa di wilayah kedaulatan Indonesia (era.id, 2018). Pemerintah Indonesia memiliki komponen- Pesan itu pun diterima dengan baik, dan komponen yang menentukan untuk beberapa negara tetangga memberikan respon menimbulkan efek gentar atau deterensi yang keras, seperti halnya Vietnam merespon terhadap pihak-pihak pelaku IUU Fishing. dengan “Indonesia adalah negara yang dilandasi Pertama, pada aspek kapabilitas, KKP RI hukum, tak boleh ada orang yang didenda dan sebagai representasi Pemerintah Indonesia dituntut tanpa melalui pengadilan” (BBCNews,

65 | v olume 8 nomor 2

2018) . Padahal reaksi keras tersebut muncul Tidak secara jelas merujuk pada negara karena banyaknya nelayan dan kapal tertentu, namun melibatkan oknum-oknum berbendera Vietnam yang ditangkap dalam yang bisa jadi menggunakan bendera negara kasus IUU Fishing yang terjadi di perairan tertentu di dalamnya. Kondisi itulah yang Indonesia. kemudian membuat pemerintah negara lain Ketiga, komunikasi ancaman kepada terutama negara tetangga memiliki respon yang musuh; berdasar pada penjelasan poin dinamis terhadap kebijakan penenggelaman sebelumnya telah bisa dilihat bahwa perintah kapal. Sementara di sisi lain ada kewajiban penenggelaman kapal memiliki pesan yang negara tersebut untuk memberikan dapat diterima dengan baik pada ‘musuh’, perlindungan terhadap warga negaranya yang dalam hal ini adalah entitas yang melakukan menghadapi permasalahan di wilayah negara tindakan IUU Fishing di perairan Indonesia. lainnya, seperti halnya yang terjadi di Indonesia.

2. Kontribusi Kebijakan terhadap b. berlanjut dengan terjadinya Keamanan penangkapan ikan yang prosedur pelaksanaannya tidak sesuai bahkan Istilah illegal fishing juga dikenal sebagai melanggar hukum dan peraturan IUU Fishing atau illegal, unreported, and perundang-undangan nasional dan unregulated fishing. Dalam laman resmi internasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan negara tempat kapal tersebut menjabarkan mengenai IUU Fishing yang berasal seperti kewajiban umumnya terjadi menurut FAO International internasional negara sebagai bagian Plan of Actions to Prevent, Deter and Eliminate dari RMFO (Regional Fisheries Illegal, Unreported and Unregulated Fishing Management Organizations) pada tahun 2001 diantaranya (KKP, 2019): c. tidak adanya pelaporan yang a. kegiatan IUU Fishing awalnya dilakukan awak kapal kepada ditandai dengan masuknya kapal pejabat berwenang negara terkait asing ke dalam wilayah laut ataupun kepada pihak RMFO sebagai yurisdiksi suatu negara tanpa izin badan yang membantu mengawasi beroperasi dan izin dari negara yang dan mengelola kegiatan perikanan bersangkutan

66 | v olume 8 nomor 2

yang dilakukan oleh suatu badan Kebijakan penenggelaman kapal ala Bu Susi ataupun oleh negara. dianggap lebih menggigit disebabkan oleh sanksi tegas yang Ia terapkan bagi pelaku Pencurian ikan yang tak terlaporkan dan tidak pelanggaran. terdeteksi oleh badan keamanan suatu negara dapat menyebabkan adanya eksploitasi yang Susi Pudjiastuti selaku yang memberikan berlebihan sehingga mengakibatkan overfishing, komando memiliki beberapa cara dalam selain itu aktivitas illegal seringkali tidak menghadapi aktivitas asing di wilayah laut memperhatikan prosedur penangkapan ikan Indonesia yaitu menggunakan metode dan hasil laut lainnya sehingga dapat pembakaran, penenggelaman dan menimbulkan terjadinya kerusakan ekosistem pengeboman. Kementerian Kelautan dan dan ketidakstabilan jumlah hasil laut tertentu Perikanan pernah menggunakan metode (Isnurhadi, 2017) selain itu semakin tinggi pembakaran kapal dalam mengatasi IUU Fishing intensitas masuknya kapal asing di Indonesia namun cara tersebut mulai perlahan diganti dapat menjadi ancaman keamanan dan dengan metode penenggelaman kapal dimana pertahanan wilayah Indonesia. metode ini dirasa lebih aman baik bagi awak kapal maupun ekosistem laut. Metode Menanggapi permasalahan tersebut, penenggelaman kapal tersebut menerapkan pemerintah Indonesia mengesahkan Undang- beberapa prosedur penting seperti lokasi Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang penenggelaman yang aman dari aktivitas Perikanan, meskipun tidak disebutkan secara nelayan Indonesia, kedalaman yang sesuai agar pasti tindakan mutlak yang dapat dilakukan tak mengganggu ekosistem laut, serta minyak- terhadap kapal asing yang melanggar, minyak yang sudah dibersihkan dari kapal agar pemerintah Indonesia dapat mengadaptasi tidak menyebabkan polusi air. Kepada media beberapa tindakan pemusnahan seperti BBC, Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa pengeboman/peledakan, pembakaran, serta peledakan atau pengeboman tetap dapat penenggelaman dengan cara membocorkan dilakukan kepada satu atau dua kapal untuk bagian badan kapal. Menteri Kelautan dan menimbulkan efek jera dan tentu saja tetap Perikanan yang ditunjuk oleh Presiden dengan prosedur yang sesuai (Wijaya & Marta, Indonesia Joko Widodo, Ibu Susi Pudjiastuti 2019) mulai menguatkan kebijakan pemusnahan kapal asing yang melanggar di wilayah laut Indonesia.

67 | v olume 8 nomor 2

Demi menunjang kebijakan yang Ia terapkan, menjadi lebih sejahtera dengan semakin pada masa kepemimpinannya Susi Pudjiastuti berkurangnya pencuri ikan, selain merasa tidak membentuk sekaligus menjadi Komandan dari aman saat melaut, nelayan juga dirugikan Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan dengan nilai komoditas yang menjadi lebih Ikan secara Ilegal atau Satgas 115. murah (KKP, 2019) Pembentukan satgas 115 ini disahkan oleh Meskipun terlihat sebagai bentuk yang positif, Presiden Joko Widodo melalui Perpres No. 115 layaknya kebijakan-kebijakan lainnya. kebijakan tahun 2015. Terbentuknya satgas 115 yang ini juga menuai kritik dan dukungan terdiri dari unsur TNI Angkatan Laut, BAKAMLA,

Polri, dan Kejaksaan Republik Indonesia ini implementasi dari kebijakan tersebut bukan diharapkan dapat bekerja sama dalam hanya berdampak kepada masyarakat lokal memperlancar proses pemberantasan illegal namun juga kepada negara lain, terutama fishing yang terjadi di laut Indonesia (Marta, tempat pelaku illegal fishing berasal. Kebijakan 2017) penenggelaman dengan metode pembakaran, penenggelaman ataupun pengeboman dapat Pertimbangan Menteri KKP RI sebelumnya, Susi menimbulkan efek jera karena kerugian Pudjiastuti mengenai kebijakan penenggelaman ekonomi atau dapat dipandang sebagai kapal yang dibentuknya yaitu agar kebijakan ancaman bagi negara tersebut. Dampak bagi tersebut dapat menyebabkan adanya efek jera masyarakat lokal terutama nelayan di wilayah kepada para pelaku IUU Fishing, kebijakan ini tersebut adalah berkurangnya kapal pencuri dianggap efektif untuk mencegah kapal sitaan ikan yang dimana sejak bulan Oktober 2014 kembali ke tangan pelaku dan akan digunakan hingga 2019 penangkapan dan pemusnahan kembali untuk kegiatan pencurian. Salah satu kapal asing sejumlah 556 kapal. Asal dari kapal daerah di Indonesia yang merasakan dampak tersebut pun beragam dari berbagai negara positif dari larangan dan kebijakan tegas akan yang di data oleh Kementerian Kelautan dan peristiwa masuknya kapal asing adalah warga di Perikanan sebagai berikut Vietnam 321 kapal, kabupaten Natuna, KKP mengutip pernyataan Filipina 91 kapal, Malaysia 87 kapal, Thailand Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah 24 kapal, Nugini 2 kapal, RRC 3 kapal, Kabupaten Natuna, Wan Siswandi, kepada Nigeria 1 kapal, Belize 1 kapal, dan Indonesia Menteri KKP RI, Susi Pudjiastuti bahwa nelayan 26 kapal (KKP, 2019)

68 | v olume 8 nomor 2

3. Pergeseran ke Fokus Ekonomi reaksi negatif yang ditimbulkan oleh negara pelaku pencuri ikan, reaksi yang ditimbulkan Sebelumnya kebijakan penenggelaman berupa protes terhadap implementasi kebijakan kapal awalnya dirancang lebih condong kepada tersebut yang dianggap cukup ekstrim. Respon bidang keamanan, sehingga pemerintah gencar nyata yang diberikan oleh negara Thailand melakukan tindakan yang cukup ekstrim untuk dapat ditemui dalam surat kabarnya, Bangkok menimbulkan efek jera seperti penenggelaman Post yang berisikan kritik dari Thailand bahwa dengan membocorkan bagian badan kapal, sikap Indonesia kurang bijaksana dan pembakaran dan pengeboman. Namun, bersahabat memandang Thailand merupakan pergantian Menteri Kelautan dan Perikanan negara tetangga sekaligus keluarga ASEAN-nya baru, Edhy Prabowo ingin menjadikan kebijakan (Saragih, 2015). Selain itu dampak negatif pemberantasan kapal pencuri ikan lebih terhadap lingkungan laut muncul dari bahan berfokus kepada pemanfaatan nilai ekonomis. peledak yang digunakan saat pengeboman dan Meskipun belum diresmikan keberlanjutan dari polusi akibat pembakaran kapal yang dapat kebijakan penenggelaman kapal oleh Susi merusak ekosistem laut dan udara disekitarnya Pudjiastuti, Edhy Prabowo mencanangkan agar (Yunitasari, 2020). Penulis melihat bahwa kebijakan penenggelaman kapal digantikan dampak negatif dari kebijakan sebelumnya dengan kebijakan lain yang difokuskan untuk menjadi pertimbangan perubahan fokus bagi membantu kesejahteraan ekonomi masyarakat kapal ilegal yang awalnya dilenyapkan terutama nelayan Indonesia. Namun dalam kemudian dengan dalih ekonomi, kapal tersebut wawancaranya dengan awak media, Edhy dijadikan barang sitaan yang nantinya akan mengatakan bahwa beliau tidak anti dengan dihibahkan ke nelayan ataupun kepada lembaga kebijakan penenggelaman kapal tersebut pendidikan terkait. namun beliau memiliki wacana kebijakan lain yaitu pemanfaatan kapal sitaan tersebut untuk Selain respon yang kurang baik dari dihibahkan kepada pihak yang membutuhkan negara lain, kondisi Indonesia pada 2020 ini seperti nelayan dan lembaga-lembaga sedang carut marut akibat pandemi yang pendidikan yang berhubungan dengan kelautan menyerang seluruh dunia, Covid-19 dan perikanan (Idris, 2020) mengakibatkan Indonesia perlu berhati-hati dalam mengambil dan memutuskan sebuah Mengacu pada kebijakan kebijakan. Keadaan kurang baik datang dari sisi penenggelaman kapal ala Bu Susi terdapat perekonomian Indonesia, ancaman resesipun 69 | v olume 8 nomor 2

sedang dihadapi Indonesia. Pemerintah 60 miliar, anggaran tersebut terhitung jika Indonesia perlu untuk menghemat pengeluaran terjadi tindakan yang menggunakan bom, selain Indonesia untuk menghadapi pandemi tersebut. untuk membayar bom anggaran digunakan Melansir ucapan Wakil Ketua Umum Kadin untuk membayar aparat yang mengawal Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto jalannya penenggelaman kapal (Rahayu, 2018). pada awak media, Ia mengatakan bahwa setuju Adanya beberapa pertimbangan secara dengan wacana penghentian kebijakan keamanan maupun ekonomi yang dapat penenggelaman kapal dikarenakan biaya pada dianalisis, penulis melihat bahwa kebijakan proses implementasi kebijakan tersebut yang yang dibentuk pada KKP RI tentu saja tidak sedikit. Beliau mengatakan anggaran menyesuaikan dengan keadaan Indonesia. penenggelaman kapal pada tahun 2015 sebesar

KESIMPULAN

Dalam menghadapi ancaman di laut aktivitas IUU Fishing di Indonesia karena selain Indonesia khususnya tindakan IUU Fishing, melakukan penenggelaman Susi Pudjiastuti juga Pemerintah Indonesia melalui Kementrian melakukan pembakaran dan pengeboman pada Kelautan dan Perikanan menerapkan beberapa kapal yang melanggar. Situasi tersebut kebijakan guna mencegah kerugian yang memberikan juga memberikan dampak positif diakibatkan oleh ancaman tersebut. Penulisan terhadap perkembangan ekonomi maritim yang ini melihat adanya pergeseran fokus orientasi dimiliki Indonesia. Namun selayaknya kebijakan, mengenai kebijakan yang dibentuk oleh tentu terdapat sisi positif dan negatif yang Kementrian Kelautan dan Perikanan RI dalam dapat terjadi. Kebijakan penenggelaman kapal menghadapi ancaman IUU Fishing pada yang dinilai kontroversial tersebut ternyata kebijakan yang dibentuk oleh Menteri KKP RI menimbulkan respon yang kurang baik bagi (2014-2019) Susi Pudjiastuti dengan Menteri negara lain terutama negara yang benderanya KKP RI yang menggantikannya pada periode terdapat pada kapal yang digunakan oleh selanjutnya (2019-2024), Edhy Prabowo. pelaku IUU Fishing. Melalui kepemimpinan yang Kebijakan penenggelaman kapal yang dibentuk baru kebijakan tersebut diwacanakan untuk Susi Pudjiastuti difokuskan untuk memiliki efek tidak dilanjutkan kembali oleh Menteri Kelautan gentar yang berdampak pada penurunan jumlah dan Perikanan terbaru, Edhy Prabowo. Temuan

70 | v olume 8 nomor 2

yang didapat menunjukkan terdapat pergeseran Covid-19, dimana keadaan ekonomi di upaya peningkatan nilai ekonomi yang ingin Indonesia dan negara-negara lain sedang lebih diprioritaskan seperti penghibahan kapal memburuk. Perubahan ke arah ekonomi tidak yang disita untuk masyarakat khususnya berarti menghilangkan efek jera bagi pelaku nelayan maupun akademisi yang berhubungan pelanggaran namun skala efek gentar yang dengan kelautan dan perikanan sesuai dengan terjadi dapat lebih tidak terasa efeknya kebutuhan. Perubahan kebijakan yang ingin dibandingkan kebijakan penenggelaman kapal difokuskan kea rah ekonomi didukung dengan yang sebelumnya. keadaan dunia yang sedang terkena pandemic

71 | v olume 8 nomor 2

DAFTAR PUSTAKA Isnurhadi, M. R. (2017). Sekuritisasi Illegal, Buku Unreported, Unregulated Fishing (IUUF) Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. (2014). Metode di Perairan Indonesia di Era Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pemerintahan Joko Widodo. Jurnal Penelitian . : Deepublish. Hubungan Internasional No. 2. Raco, M. M. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Mustari, B., Supartono, & Barnas, R. (2018). Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Strategi Pertahanan Laut Nusantara : PT. Grasindo. Dalam Mewujudkan Indonesia Sebagai Stephen L. Quackenbush - Understanding Poros Maritim Dunia. Jurnal Prodi General Deterrence, Theory and Strategi Perang Semesta, Vol. 4, No.2 Application. (2011). New York: Palgrave Sukamto. (2017). Pengelolaan Potensi Laut Macmillan. Indonesia Dalam Spirit Ekonomi

T.V. Paul, Patrick M. Morgan & James J.Wirtz - Islam(Studi Terhadap Eksplorasi Potensi Complex Deterrence, Strategy in the Hasil Laut Indonesia). Jurnal Ekonomi Global Age. (2009). Chicago & London: Islam, Vo.9, No.1. The University of Chicago Press. Wahyuddin, Muksal, Nirzalin, & Zulfikar. (2017). Wibisono, D. (2003). Riset Bisnis Panduan Bagi Pengaruh Praktik Illegal Fishing Praktis dan Akamedisi. Jakarta: PT. Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Gramedia. Nelayan Di Provinsi . Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Artikel Ilmiah / Jurnal Globalisasi dalam Mewujudkan Hertira Maharani Putri, Radityo Pramoda & Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Maulana Firdaus . (2017). Kebijakan 413. Vol.1. Penenggelaman Kapal Pencuri Ikan di Wilayah Perairan Indonesia dalam Yunitasari, Desi. (2020). Penegakan Hukum Di Perspektif Hukum. Jurnal Kebijakan Wilayah Laut Indonesia Terhadap Kapal Sosek KP Vol.7 No.2. Asing Yang Melakukan Illegal Fishing Mengacu Pada Konvensi United Nations Convention On Law Of The Sea 1982.

72 | v olume 8 nomor 2

Jurnal Hukum Dan menteri-susi-di-balik-penenggelaman- Kewarganegaraan.Vo.8,No. 1 125-kapal

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Idris, M. (2020). Penenggelaman Kapal Ganti Keppres : Menteri Ganti Kebijakan. Kompas.com. Pasal 69 UU No. 45 Tahun 2009 tentang Diakses 02 Agustus 2020, dari Perubahan atas UU No. 31 Tahun 2004 Tentang https://money.kompas.com/read/2020 Perikanan /01/12/163122926/penenggelaman- kapal-ganti-menteri-ganti- Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan RI kebijakan?page=all Nomor 37/PERMEN-KP/2017 Tentang Standar Operasional Prosedur penegakan Hukum Idris, M. (2020). Perbedaan Susi dan Edhy Soal Satuan Tugas pemberantasan Penangkapan Penenggelaman Kapal Maling Ikan. Ikan Secara Ilegal (Illegal Fishing) Kompas.com. Diakses 05 Agustus 2020, dari PERPRES No. 115 Tahun 2015 tentang Satuan https://money.kompas.com/read/2020 Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara /07/18/125744526/perbedaan-susi- Ilegal (Illegal Fishing) dan-edhy-soal-penenggelaman-kapal- Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33 ayat 3 maling-ikan?page=all

Sumber Internet KKP. (2019).Dari Natuna Menteri Susi Pimpin BBC News. (2018). Tenggelamkan Kapal : Penenggelaman 19 Kapal Ilegal di 3 Indonesia ‘tak boleh’ lakukan ‘tanpa Kota. Diakses pada 04 Agustus 2020, sidang’, kata Vietnam. Diakses pada 26 dari https://kkp.go.id/artikel/14331- Agustus 2020, dari : dari-natuna-menteri-susi-pimpin- https://www.bbc.com/indonesia/trenso penenggelaman-19-kapal-ilegal-di-3- sial-42653898 kota era.id. (2018). Afair. Pesan Menteri Susi di Balik KKP. (2019).Mewujudkan Perikanan Tangkap Penenggelaman 125 Kapal. Diakses yang Legal, Reported, dan Regulated (RRL). Diakses pada 03 Agustus 2020, pada 26 Agustus 2020,dari dari https://kkp.go.id/an- https://era.id/afair/11533/pesan- component/media/upload-gambar- pendukung/kkp/DATA%20KKP/2019/M ateri%20Paparan%20Forum%20Bisnis% 73 | v olume 8 nomor 2

20Perikanan%20Tangkap/Materi%20Sat Novika, S. (2020). Edhy Prabowo Buka Keran gas%20115.pdf Ekspor Kepiting Bertelur Selama 3 KKP. (2020). Nilai Ekspors Hasil Perikanan 2019 Bulan. Diakses pada 25 Agustus 2020, Meningkat 10,8 persen . Diakses pada dari : https://finance.detik.com/berita- 01 Agustus 2020 dari ekonomi-bisnis/d-5003170/edhy- https://kkp.go.id/bkipm/artikel/16379- prabowo-buka-keran-ekspor-kepiting- nilai-ekspor-hasil-perikanan-2019- bertelur-selama-3-bulan meningkat-10-8-persen Rahayu, Yayu Agustini. (2018). Kadin : KKP. (2020). Sukseskan Program Pemerintah, Menenggelamkan Kapal Butuh Biaya BRSDM – DJPT Sosialisasikan Juknis Yang Tidak Sedikit. Diakses pada 26 Bantuan Premi Asuransi Nelayan 2020 . Agustus 2020, dari : Diakses 01 Agustus 2020, dari https://www.merdeka.com/uang/kadin https://kkp.go.id/brsdm/puslatluh/artik -menenggelamkan-kapal-butuh-biaya- el/18220-sukseskan-program- yang-tidak-sedikit.html pemerintah-brsdm-djpt-sosialisasikan- Safitri, K. (2019). Belum Selesai, Edhy Prabowo juknis-bantuan-premi-asuransi-nelayan- Akan Ubah 27 Kebijakan di KKP. Diakses 2020 pada 25 Agustus 2020, dari : KKP. (2020). TRIWULAN I 2020, NILAI EKSPOR https://money.kompas.com/read/2019 PERIKANAN CAPAI USD1,24 MILIAR. /12/30/173500426/belum-selesai-edhy- Diakses pada 01 Agustus 2020, dari prabowo-akan-ubah-27-kebijakan-di- https://kkp.go.id/artikel/18769- kkp triwulan-i-2020-nilai-ekspor-perikanan- Saragih, B. B. (2015). When Fish Row Turns capai-usd1-24-miliar Diplomatic. Diakses 05 Agustus 2020, Marta, M. F. (2017). Susi dan Tiga Pilar yang Tak dari Sekedar Mitos. Kompas.com. Diakses https://www.thejakartapost.com/news pada 04 Agustus 2020, dari : /2015/01/25/when-fish-row-turns- https://ekonomi.kompas.com/read/201 diplomatic.html 7/09/07/051546726/susi-dan-tiga-pilar- Wijaya, C., & Marta, D. (2019). Menteri Susi yang-tak-sekadar- Kembali Tenggelamkan Kapal : ‘ini way mitos?page=all#page2 74 | v olume 8 nomor 2

out yang sangat cantik untuk bangsa kita, menakutkan untuk bangsa lainnya’ BBC News. Diakses 04 Agustus 2020, dari : https://www.bbc.com/indonesia/indon esia-48131222

Zuraya, N. (2020, April 15). KKP : 19 Kapal Ikan Asing Ditangkap Saat Pandemi Covid- 19. Diakses 26 Agustus 2020, dari : https://republika.co.id/berita/q8u3mo3 83/kkp-19-kapal-ikan-asing-ditangkap- saat-pandemi-covid19

75 | v olume 8 nomor 2