Pergeseran Dari Deterensi Ke Strategi Ekonomi (The New Maritime Poli

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pergeseran Dari Deterensi Ke Strategi Ekonomi (The New Maritime Poli Orientasi Baru Kebijakan di Laut oleh Pemerintah Indonesia: Pergeseran dari Deterensi ke Strategi Ekonomi (The New Maritime Policy Orientation of Indonesian Government: Shifting From Deterrence to Economic Strategy) Oleh: METTA ANASTASHYA ARYO1, WISHNU MAHENDRA WISWAYANA2 1Ilmu Hubungan Internasional, Mahasiswa Universitas Brawijaya, [email protected] , 082341755938 2Ilmu Hubungan Internasional, Dosen Universitas Brawijaya, [email protected] , 085649980175 ABSTRAK : Tulisan ini akan membahas wacana perubahan kebijakan di laut oleh Pemerintah Indonesia seiring dengan perubahan menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kebijakan yang diwacanakan untuk berubah yakni kebijakan penenggalaman kapal asing yang terlibat illegal fishing menjadi kebijakan penyitaan kapal yang diperuntukan bagi ekonomi masyarakat. Kebijakan terdahulu memiliki posisi yang tegas serta memiliki tendensi untuk menjadi efek gentar (deterrence) pada pihak asing. Potensi kekayaan alam bahari Indonesia bukan hanya menjadi peluang namun juga menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia, khususnya pada bidang pertahanan dan keamanan. Wacana kebijakan baru dipandang dapat mengurangi deterensi yang sesungguhnya bermanfaat untuk pertahanan dan keamanan, dengan orientasi yang lebih didasarkan pada strategi ekonomi. Tulisan ini selanjutnya akan melakukan deskripsi terhadap perubahan orientasi tersebut, dengan mempertimbangkan konsep deterensi serta pertimbangan strategi ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Kata Kunci: deterensi, pertahanan & keamanan, strategi ekonomi, kebijakan di laut 57 | v olume 8 nomor 2 ABSTRACT: This paper will discuss about Indonesia’s plan of changing its maritime policy along with the replacement of The Ministry of Fisheries and Maritime Affairs under second term of Presiden Jokowi’s administration. One policy that might be changed is foreign vessel sinking policy that are involved in illegal fishing, to confiscation policy which is destined for the benefit of people's economy. Previous policy had a firm position and a tendency to have a deterrence effect towards foreign parties. The potential of Indonesia’s maritime resources are not only an opportunity but also a challenge for The Indonesian Government, especially in defense and security sector. The new policy plan is deemed capable to reduce deterrence effect which is actually beneficial for defense and security, with the orientation based on economic strategy. This paper will describe the changing orientation by considering deterrence concept and economic strategy undertaken by the Indonesian Government. Keyword: deterrence, defense and security, economic strategy, maritime policy 58 | v olume 8 nomor 2 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan Dunia. Cita-cita Indonesia dalam Poros Maritim yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang Dunia dibentuk dalam rangka re-aktualisasi melimpah, sumber daya alam tersebut dapat kekuatan dan potensi sektor laut Indonesia. dilihat dari hasil laut dan buminya. Sebagai Poros Maritim Dunia dapat dijadikan alat bagi negara kepulauan yang 70% wilayahnya pemerintah Indonesia untuk dapat melihat dan merupakan lautan, Indonesia memiliki potensi menggali kembali kekuatan yang dimiliki bangsa yang signifikan pada laut dan maritimnya Indonesia sebagai negara maritim, sehingga (Sukamto, 2017) Tak mengherankan bila bidang diharapkan dapat terciptanya strategi kemaritiman menjadi salah satu bidang yang penguatan dan pembaharuan dalam sektor menjadi fokus pemerintah yang mulai bahari Indonesia (Mustari, Supartono, & Barnas, digencarkan pada masa kepemimpinan Joko 2018) Widodo. Presiden Indonesia, Joko Widodo ingin mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim yang diberikan Kementerian Kelautan dan Wacana penguatan sektor kemaritiman Perikanan bahwa pada Januari hingga Maret Indonesia dilakukan karena sektor 2020 potensi ekspor hasil perikanan Indonesia maritim bersinggungan langsung dengan secara kumulatif mencapai angka USD 1,24 beberapa aspek kemasyarakatan di Indonesia, miliar. Hal ini didukung pula dengan data yang salah satunya adalah dalam sisi keamanan. diberikan mengenai volume ekspor hasil Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, laut perikanan Indonesia sebesar 295,13 ribu ton. dapat menjadi jalan bagi masuknya ancaman Dimana pencapaian angka tersebut meningkat kedaulatan negara. Selain menyangkut dibandingkan jumlah yang dihasilkan pada mengenai sisi keamanan negara, bidang tahun sebelumnya (KKP, 2020) kemaritiman juga ditargetkan dapat menjadi bidang yang strategis dari segi ekonomi. Dengan besarnya potensi laut Indonesia, Ekonomi disini maksudnya adalah pemanfaatan hasil laut tersebut digunakan oleh menguntungkan negara dan masyarakat yang sebagian besar penduduk yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut. menggantungkan hidupnya dengan berprofesi Keuntungan yang dihasilkan oleh sektor sebagai nelayan. Menurut data yang diberikan kemaritiman Indonesia dapat dilihat pada data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 59 | v olume 8 nomor 2 tahun 2020, jumlah nelayan di Indonesia akan masuknya kapal asing tersebut yaitu berjumlah 1.459.874 orang (KKP, 2020) terjadinya tindakan illegal fishing atau secara Berkaitan dengan hal tersebut potensi laut sederhana dapat dikatakan sebagai aksi atau Indonesia perlu dijaga untuk menunjang aktifitas ilegal pengambilan sumber daya laut kehidupan para nelayan Indonesia serta (khususnya berbagai jenis ikan) Indonesia yang mendukung pemasukan negara melalui dilakukan pihak asing. Definisi secara resmi kegiatan ekspor-impor hasil laut. Menurut dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Kelautan dapat yang diberikan Kementerian Kelautan dan dan Perikanan RI Nomor 37/PERMEN-KP/2017 Perikanan pada laman resminya menyebutkan yang berbunyi penangkapan ikan secara ilegal bahwa nilai ekspor yang dihasilkan oleh atau illegal fishing dapat diartikan sebagai perikanan Indonesia menunjukkan adanya kegiatan perikanan yang tidak sah atau peningkatan setiap tahunnya. Dapat kita lihat kegiatan perikanan yang dilaksanakan contohnya pada tahun 2019 nilai ekspor bertentangan dengan ketentuan peraturan perikanan Indonesia naik sebesar 10,,8% dari perundang-undangan di bidang perikanan. tahun sebelumnya (KKP, 2020). Pemeliharaan Selain kegiatan illegal fishing, kegiatan laut yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia penyeludupan manusia ataupun benda-benda demi menjadi mewujudkan kesejahteraan terlarang juga menjadi beberapa contoh masyarakat diatur dalam Undang-Undang Dasar penyebab kerugian negara di sektor 1945, Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi : “Bumi dan kemaritiman, jika peristiwa masuknya kapal air dan kekayaan alam yang asing tidak diawasi secara ketat. Tindakan- terkandung di dalamnya dikuasai tindakan tersebut dapat menjadi problematika oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- yang harus segera diatasi karena menimbulkan besarnya kemakmuran rakyat”. kerugian negara yang signifikan. Kerugian Wilayah laut Indonesia yang potensial secara ekonomi tidak hanya dirasakan oleh bukan hanya menjadi peluang namun juga negara melainkan juga oleh masyarakat tantangan bagi pemerintah Indonesia. terutama nelayan di wilayah terjadinya illegal Tantangan yang sampai saat ini masih terjadi fishing. Berdasarkan kepada data yang adalah masuknya kapal asing dalam wilayah laut diberikan oleh FAO (Food and Agriculture Indonesia secara ilegal dan tanpa izin Organization) kerugian yang dialami Indonesia beroperasi. Salah satu tindakan yang akibat illegal fishing dihitung dalam jangka meresahkan pemerintah dan masyarakat sekitar waktu per tahun sebesar Rp 30 triliun. Namun, 60 | v olume 8 nomor 2 data tersebut dinilai cukup kecil oleh Susi Pudji izin beroperasi, sampai tertangkap melakukan Astuti, Menteri Kelautan dan Perikanan tahun illegal fishing. kerja 2014-2019 yang mengatakan bahwa Mengacu pada Undang-Undang No. 45 kerugian Indonesia akibat illegal fishing dapat Tahun 2009 Pasal 69, Susi Pudjiastuti mencapai Rp 240 triliun per tahun (Wahyuddin, mengimplementasikan peraturan tersebut Muksal, Nirzalin, & Zulfikar, 2017) Selain dalam kebijakan penenggelaman kapal ala Bu kerugian yang dialami secara materil, illegal Susi yang sering kali dilakukan dengan cara fishing juga dapat dicurigai sebagai tindakan penenggelaman (membocorkan bagian kapal), yang dapat mengancam keamanan dan pembakaran dan pengeboman. Terciptanya kedaulatan negara. kebijakan tersebut diharapkan dapat menjadi Menanggapi banyaknya peristiwa illegal bentuk ketegasan Indonesia serta menimbulkan fishing di wilayah laut Indonesia yang efek jera dengan memanfaatkan efek berdampak negatif kepada nelayan-nelayan deterrence kepada masuknya kapal asing Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan terutama bagi pelaku illegal fishing. (KKP) merancang tindakan tegas yang tertuang Pelaksanaan kebijakan ini menuai pro dan dalam Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 kontra. Tuaian pro dan kontra ini berasal dari tentang Perikanan. Implementasi yang reaksi lingkungan terhadap kebijakan tersebut, diberikan oleh pemerintah dalam bentuk seperti masyarakat, negara lain, ataupun negara kebijakan nyata adalah dengan terciptanya pelaku illegal fishing. Pada era kepemimpinan kebijakan penenggelaman kapal. Dalam Pasal Kelautan dan Perikanan selanjutnya, Menteri 69 ayat 4 berbunyi “Dalam melaksanakan fungsi Edhy Prabowo belum menetapkan secara pasti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyidik bagaimana kelanjutan dari pengimplementasian dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan kebijakan penenggelaman kapal tersebut.
Recommended publications
  • Burning And/Or Sinking Foreign Fishing Vessels Conducting Illegal Fishing in Indonesia Some Obligations and Loopholes
    asia-pacific journal of ocean law and policy 2 (2017) 174-179 brill.com/apoc Burning and/or Sinking Foreign Fishing Vessels Conducting Illegal Fishing in Indonesia Some Obligations and Loopholes Zaki Mubarok Busro PhD Candidate, Australian National Centre for Ocean Resources and Security, University of Wollongong [email protected] Indonesia’s abundant marine resources attract not only Indonesian fishermen but also nationals from other countries who fish in maritime zones under In- donesia’s national jurisdiction. When these national and foreign fishermen un- dertake unauthorized fishing operations in Indonesian waters, they are guilty of illegal fishing under Indonesian law. The Minister of Marine Affairs and Fisheries, Susi Pudiastuti revealed national data on the illegal operations of foreign vessels and stated that on some days, “over 70 vessels of 50 to 70 gross tons entered Indonesian waters”.1 According to the Ministry of Marine Affairs and Fisheries (mmaf) Indonesia suffers annual losses amounting to around Rp. 101 trillion (us$ 8.8 million) due to illegal fishing activities including not only losses of tax revenue for the State and income for local fishermen but also the abuse of fuel subsidies.2 Illegal fishermen use fuel allocated for autho- rized Indonesian fishermen and subsidized by the Indonesian Government.3 In order to avoid paying taxes on harvests, illegal fishermen will use counterfeit licenses. These fishermen also employ destructive fishing gears leading to the decline of catch for local fishermen.4 1 Sunan J. Rustam, ‘Legal Review of “Sink the Vessel” Policy’, 6 December 2014, <http://www .thejakartapost.com/news/2014/12/06/a-legal-review-sink-vessel-policy.html#sthash.zY2qA- Wj3.dpuf>.
    [Show full text]
  • Socio-Economics of Trawl Fisheries in Southeast Asia and Papua New Guinea
    Socio-economics of trawl fisheries in Sout ISSN 2070-6103 50 FAO FISHERIES AND AQUACULTURE PROCEEDINGS FAO FISHERIES AND AQUACULTURE PROCEEDINGS 50 50 Socio-economics of trawl fisheries in Southeast Asia and Papua New Guinea Proceedings of the Regional Workshop on Trawl Fisheries Socio-economics 26-27 October 2015 Da Nang, Vietnam Socio-economics of trawl and Socio-economic Write-shop 25-26 April 2016 fisheries in Southeast Asia and Cha Am, Thailand Socio-economic surveys were carried out in pilot sites in Papua New Guinea (Gulf of Papua Prawn Fishery), Philippines (Samar Sea), Papua New Guinea Thailand (Trat and Chumphon) and Viet Nam (Kien Giang) under the project, Strategies for trawl fisheries bycatch management (REBYC-II CTI), funded by the Global Environment Facility and executed by FAO. In Indonesia, no study was conducted owing to the ban on trawl Proceedings of the Regional Workshop on Trawl Fisheries Socio-economics fisheries beginning January 2015. However, a paper based on key 26-27 October 2015 informant interviews was prepared. The socio-economic studies were Da Nang, Viet Nam undertaken to understand the contribution of trawl fisheries to food and security and livelihoods and determine the potential impacts of Socio-economic Write-shop management measures on stakeholder groups. Among the 25-26 April 2016 socio-economic information collected were the following: Cha Am, Thailand demographic structure of owners and crew; fishing practices – boat, gear, season, duration; catch composition, value chain and markets; contribution to livelihoods, food security and nutrition; role of women; heast Asia and Papua New Guinea costs and income from trawling; catch/income sharing arrangements; linkages with other sectors; and perceptions – resources, participation, compliance and the future.
    [Show full text]
  • Indonesia Marine and Fisheries Media Mapping Study
    Internews’ Earth Journalism Network Indonesia Marine and Fisheries Media Mapping Study November 2015 RESEARCH TEAM Harry Surjadi Director, Society of Indonesian Science Journalists Dr. Vira Riyandari Ramelan Usodo Independent Researcher Dr. Bertha Sri Eko Albertus Magnus Prestianta Harry Febrian University of Multimedia Nusantara WITH SUPPORT FROM THE DAVID AND LUCILE PACKARD FOUNDATION ACKNOWLEDGEMENTS The Research Team would like to thank The David & Lucile Packard Foundation for supporting this important study on Indonesian media. We would also like to thank research assistants Desi Permatasari, Desi Hartini, Hana Krisviana, Jennifer Sidharta, and Feonica Christiani from the Multimedia Nusantara University, without whom this work would not have been possible. We would also like to extend our gratitude to the following people for their support: Rare Indonesia, especially Ade Yuliani for helping to interview and transcribe recordings, and Maggie Mazzetti from Internews’ Earth Journalism Network for editing and designing the report. We also gratefully acknowledge the respondents from Kompas, Media Indonesia, MetroTV, KBR68H, Serambi Indonesia, Tribun Manado, Harian Fajar, WWF, TNC, Kiara, TNC, Walhi, WCS, IPB, and Unsrat for their valuable thoughts and time. Indonesia Marine and Fisheries Media Mapping Study Table of Contents 1. FOREWARD .......................................................................................................................................... 4 2. EXECUTIVE SUMMARY .....................................................................................................................
    [Show full text]
  • Studi Pada Kepemimpinan Susi Pudjiastuti
    Jurnal Ilmu Administrasi Negara ISSN 2354-5798 (Print), 2654-5020 (Online) Vol. 8 No. 1 .Juni Tahun 2020 Available Online at https://ojs.umrah.ac.id/index.php/juan DOI: https://doi.org/10.31629/juan.v8i1.2271 GAYA KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM INSTANSI PUBLIK: STUDI PADA KEPEMIMPINAN SUSI PUDJIASTUTI Aulia Hanadita Balkis Departemen Ilmu Administasi Negara, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia [email protected] ABSTRAK Pro dan Kontra mengenai kepemimpinan perempuan di Indonesia merupakan masalah krusial yang selalu diperbincangkan setiap tahunnya. Kuatnya stereotype terhadap pemimpin yang harus berasal dari gender laki-laki yang bersifat tegas dan kuat membuat pemimpin perempuan dianggap sebelah mata di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan data kualitatif dan analisis deskriptif terhadap sumber data sekunder yang diperoleh dari berbagai dokumen serta sumber berita dari laman web. Hasil dari penelitian ini adalah gender tidak berpengaruh dalam kepemimpinan seseorang. Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan cenderung menggunakan kepemimpinan transformasional, karena memiliki sifat maskulinitas namun mampu menghasilkan beberapa program yang menguntungkan bagi seluruh bidang. Dalam masa kepemimpinannya, beliau berhasil mendapatkan prestasi kerja yang belum pernah didapatkan oleh menteri yang terdahulu. Kata Kunci: Kepemimpimam Perempuan; Instansi Publik; Susi Pudjiastuti. ABSTRACT Pros and cons of women's leadership in Indonesia is a crucial issue that is always discussed every year. The strong stereotype of leaders that must come from male gender that is firm and strong makes women leaders considered one eye in society. This study uses a qualitative data approach and descriptive analysis of secondary data sources obtained from various documents and news sources from web pages.
    [Show full text]
  • Kementerian Kelautan Dan Perikanan
    KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat Nomor : SP199/SJ.04/X/2018 SIARAN PERS MENTERI SUSI HADIRI WE-FI GOVERNING COMMITTEE MEETING DI BALI BADUNG (14/10) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri pembukaan Women Entrepreneurs Finance Initiative (We-Fi) Governing Committee Meeting di Sofitel Bali Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (14/10). Pertemuan tersebut rencananya akan digelar hingga Selasa (16/10). Sebelumnya pada 29 September 2018 lalu, dalam kunjungan kerjanya di New York, Amerika Serikat, Menteri Susi juga menghadiri Leadership Champions We-Fi sebagai Champion yang dinominasikan oleh Jepang. Gelar champion yang merujuk pada pengusaha wanita terpilih disematkan kepada Menteri Susi atas rekomendasi dari Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono. We-Fi adalah kemitraan kolaboratif antara pemerintahan, multilateral development banks, dan stakeholder lainnya yang datang dari berbagai negara di seluruh dunia. We-Fi berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah yang dimiliki oleh perempuan-perempuan di negara-negara berkembang dengan menyediakan dukungan bernilai lebih dari USD1 miliar. Sebagaimana diketahui, sekitar 30 persen usaha kecil menengah formal di seluruh dunia dijalankan oleh perempuan. Namun, secara umum, sekitar 70 persen pengusaha perempuan tidak memiliki akses terhadap produk, keuangan, dan jasa. Guna mengatasi hambatan keuangan dan non-keuangan tersebut dan untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi pengusaha perempuan We-Fi dihadirkan. "Selamat datang di Bali, bertepatan di hari terakhir International Monetary Fund (IMF) annual meeting. Kita berharap pertemuan ini akan membawa solusi terbaik untuk perekomomian dunia dan pendanaan kegiatan bisnis," ungkap Menteri Susi mengawali sambutannya. Ia melanjutkan, merupakan suatu kebanggaan baginya dapat berkumpul dengan perempuan- perempuan kuat, hebat, mengagumkan, dan inspiratif dari seluruh belahan dunia dalam Women Enterprise Leadership Group.
    [Show full text]
  • A Preliminary Assessment of Indonesia's Maritime Security
    A Preliminary Assessment of Indonesia’s Maritime Security Threats and Capabilities Lyle J. Morris and Giacomo Persi Paoli CORPORATION For more information on this publication, visit www.rand.org/t/RR2469 Published by the RAND Corporation, Santa Monica, Calif., and Cambridge, UK © Copyright 2018 RAND Corporation R® is a registered trademark. RAND Europe is a not-for-profit organisation whose mission is to help improve policy and decisionmaking through research and analysis. RAND’s publications do not necessarily reflect the opinions of its research clients and sponsors. Limited Print and Electronic Distribution Rights This document and trademark(s) contained herein are protected by law. This representation of RAND intellectual property is provided for noncommercial use only. Unauthorized posting of this publication online is prohibited. Permission is given to duplicate this document for personal use only, as long as it is unaltered and complete. Permission is required from RAND to reproduce, or reuse in another form, any of its research documents for commercial use. For information on reprint and linking permissions, please visit www.rand.org/pubs/permissions. Support RAND Make a tax-deductible charitable contribution at www.rand.org/giving/contribute www.rand.org www.rand.org/randeurope Preface Indonesia is the largest archipelago in the world and is situated at one of the most important maritime crossroads in the Indo-Pacific region. Located between the Pacific and Indian Oceans, Indonesia provides a central conduit for global shipping via the Strait of Malacca – a major shipping channel through which 30 per cent of global maritime trade passes. It is also home to several other key maritime transit points, such as the Makassar, Sunda and Lombok Straits.
    [Show full text]
  • Weekly Update Human Rights in Indonesia – 27-10-2014
    Weekly Update Human Rights in Indonesia – 27-10-2014 10. Energy and Mineral Resources Minister Sudirman Said (PT Pindad president/former PT New cabinet Pertamina executive) The Jakarta Post, 27-10-2014 11. Industry Minister Saleh Husin (Hanura Party politician) After taking the oath of office on Oct. 20, Joko "Jokowi" Widodo announced on Sunday his 12. Trade Minister Rahmat Gobel (businessman) Cabinet lineup after delaying the announcement on Wednesday night, which prompted speculation that he was wrangling with leaders of political parties in his coalition who 13. Environment and Forestry Minister Siti Nurbaya (NasDem politician/former civil were insisting on nominating problematic candidates. servant) 14. Agriculture Minister Amran Sulaiman (Hasanuddin University lecturer) Jokowi’s Working Cabinet 2014-2019: 1. Coordinating Political, Legal and Security Affairs Minister Tedjo Edhy Purdijatno (former 15. Agrarian and Spatial Planning Minister Ferry Musyidan Baldan (NasDem Party Navy chief of staff 2008-2009/NasDem Party top executive) politician) 2. Coordinating Economic Minister Sofyan Djalil (former state-owned enterprises minister) 16. Transportation Minister Ignasius Jonan (PT Kereta Api Indonesia president) 3. Coordinating Maritime Affairs Minister Indroyono Susilo (an executive with the Food 17. Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti (owner of airline operator Susi and Agriculture Organization (FAO) Air) 4. Coordinating Human Development and Culture Minister Puan Maharani (legislator/PDI- 18. Manpower Minister Hanif Dhakiri (PKB politician) P top executive) 19. Public Works and Public Housing Minister Basuki Hadimuljono (Public Works Ministry 5. Home Minister Tjahjo Kumolo (legislator/PDI-P top executive) top official) 6. Foreign Minister Retno Lestari Priansari Marsudi (Indonesian ambassador to the 20.
    [Show full text]
  • Survei-Nasional-Y-Publica-V03.Pdf
    METODOLOGI DAN RESPONDEN • Survei nasional ini menggunakan metode penelitian kuantitatif • Jumlah sampel adalah 1200 responden, dipilih secara acakbertingkat (multistage random sampling), mewakili 120 desa dari 34 provinsi di Indonesia • Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada responden terpilih menggunakan alat bantu kuisioner • Tenaga pewawancara dalam survei ini adalah mahasiswa yang telah mendapatkan pelatihan • Estimasi margin error adalah 2,98% dengan tingkat kepercayaan 95% • Pengambilan data dilakukan pada 2-12 Mei 2018 KUALITAS UJI SURVEI Pra-Survei • Pelatihan metode survei dan kuesioner kepada tim enumerator oleh ahli survei • Pelatihan teknik wawancara kuesioner kepada tim pewancara yang terdiri dari mahasiswa • Diskusi terbatas tentang pertanyaan-pertanyaan dan target kuisioner Survei: • Spotcheck (pengecekan di lapangan) terhadap 20% responden yang dipilih secara acak • Call-back (20% responden secara acak) oleh tim untuk memastikan penarikan sampel responden dan wawancara dengan responden telah dilakukan dengan benar Pasca-survei • Entry data dan pengolahan data KOMPOSISI RESPONDEN Jenis kelamin Pendidikan Terakhir Suku Bangsa Laki-laki 49.7% Tidak Tamat SD 4.9% Jawa 40.2% Sunda 16.4% Perempuan 50.3% Tamat SD 14.4% Bugis 2.5% Tamat SMP 20.7% Minangkabau 2.7% Usia Tamat SLTA/Sederajat 47.2% Betawi 2.7% Pemilih Pemula (17-21) 7.2% Tamat Diploma (D1, D2, D3) 5.0% Batak 2.6% Pemilih Muda (22-35) 36.4% Tamat Sarjana (S1, S2, S3) 7.8% Melayu 2.5% Pemilih Dewasa (36-50) 31.8% Madura 2.4% Pemilih Matang (51-60)
    [Show full text]
  • Trends in Marine Resources and Fisheries Management in Indonesia | a 2018 Review 1
    TRENDS IN MARINE RESOURCES AND FISHERIES MANAGEMENT IN INDONESIA | A 2018 REVIEW 1 Trends in Marine Resources and Fisheries Management in Indonesia A 2018 REVIEW 2 TRENDS IN MARINE RESOURCES AND FISHERIES MANAGEMENT IN INDONESIA | A 2018 REVIEW 01 Executive summary TRENDS IN MARINE RESOURCES AND FISHERIES MANAGEMENT IN INDONESIA | A 2018 REVIEW 3 Executive summary A country bridging two oceans As the world’s largest archipelagic state, the ocean plays an undeniably central role in Indonesia. With a water area that is nearly four times larger than its land area (Fig.1), the country derives pivotal benefits from the sea for its economy, geopolitics, culture, and natural environment. Situated at the center of major maritime trade routes, its seas are a gateway linking Europe, the Middle East, Africa, and South Asia. Its coastal and marine waters make up one of the most fertile fishing grounds in the world: Indonesia is the second largest fish producer in the world, second only to China. Roughly 55 percent of this production comes from coastal areas, particularly from seagrass beds, mangroves, coral reefs, and estuaries. The country has the world’s largest area of mangrove forests which cover about 3 million hectares and contain five times as much carbon per hectare as tropical forests. A global hotspot and priority for conversation, Indonesia has one of the highest levels of marine biodiversity in the world and is home to world-renown marine reserves such as the Bird’s Head Seascape and Sunda Banda Seascape. While these resources present an abundance of natural capital, there are also material challenges in managing them effectively.
    [Show full text]
  • Indonesia's Reform of Its Fisheries Law and Policy & Cooperation With
    asia-pacific journal of ocean law and policy 2 (2017) 318-330 brill.com/apoc Indonesia’s Reform of Its Fisheries Law and Policy & Cooperation with asean in Combating iuu Fishing Hadyu Ikrami Research Associate, Centre for International Law National University of Singapore [email protected] Shortly after President Joko Widodo rose to power in 2014, he introduced his vision that Indonesia should emerge as a “global maritime fulcrum”, a mari- time power that will bridge the Pacific Ocean and Indian Ocean.1 He laid out a number of plans to realize this vision, including an emphasis on “building marine food sovereignty through the development of the fishing industry”.2 This makes perfect sense, since Indonesia is heavily dependent on its fishing industry. As the world’s largest archipelagic state, Indonesia produced almost 9 million metric tons of fishery products in 2012, which generated nearly usd 4 billion of export revenues in 2013.3 Furthermore, it is estimated that in 2011, each Indonesian consumed 28.9 kg of fishery products, making fisheries ac- count for 21% of Indonesia’s agricultural economy and 3% of the gdp (2012).4 Mindful of the importance of fisheries to Indonesia, Susi Pudjiastuti, Presi- dent Widodo’s handpicked Minister of Marine Affairs and Fisheries (“mmaf”),5 has been taking a wide range of measures over the past three years to boost the fishing industry, bringing about an unprecedented reform in Indonesia’s 1 Rendi A. Witular, “Jokowi Launches Maritime Doctrine to the World,” The Jakarta Post (13 Nov. 2014), online: http://www.thejakartapost.com/news/2014/11/13/jokowi-launches -maritime-doctrine-world.html.
    [Show full text]
  • Report to Parliament Official Trade and Investment Mission To
    Report to Parliament Official Trade and Investment Mission to Indonesia by the Honourable Bill Byrne MP, Minister for Agriculture and Fisheries and Minister for Sport and Racing 9 to 13 AUGUST 2015 1 Contents Official Party ......................................................................................................................... 3 Queensland Delegation Members ..................................................................................... 3 Northern Territory Delegation Members ............................................................................. 3 Official Party Program ........................................................................................................... 4 Trade Missions – General Objectives .................................................................................... 7 Mission to Indonesia - Specific Objectives ............................................................................ 7 Australian Embassy Briefing ................................................................................................. 8 Meeting with Ministry of Fisheries and Maritime Affairs ......................................................... 9 Meeting with Trade and Investment Queensland – Jakarta ................................................. 10 Industry Networking Reception ........................................................................................... 11 Meeting with Coordinating Minister for Economic Affairs ..................................................... 12 Site Visit
    [Show full text]
  • Social Media for Susi Pudjiastuti to Build Maritime Security Awareness in Indonesia
    Communicare : Journal of Communication Studies Volume 6 No. 2, December 2019, p 98 - 115 P-ISSN: 2089-5739, E-ISSN: 2502-2091 DOI : https://doi.org/10.37535/101006220194 http://journal.lspr.edu/index.php/communicare Social Media for Susi Pudjiastuti to Build Maritime Security Awareness in Indonesia Andyna Sary Program Pascasarjana, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Jakarta, Indonesia ABSTRAK Indonesia menghadapi sejumlah tantangan serius dan mendesak dalam sektor KATA KUNCI ketahanan laut. Termasuk penangkapan ikan dan masuknya kapal asing secara liar, meDia sosial; polusi sampah plastik, hingga berbagai kejahatan transnasional yang terorganisir komunikasi; politik; Susi seperti perdagangan manusia, penyelundupan narkotika, dan kerja paksa. Salah PuDjiastuti; seorang figur politisi Indonesia yang mencuri perhatian dunia dengan kegigihannya ketahanan laut; memberantas pelanggaran tersebut ialah Susi Pudjiastuti, Menteri Perikanan dan InDonesia Kelautan Republik Indonesia, periode 2014-2019. Artikel ini meneliti tentang strategi komunikasi Susi Pudjiastuti dalam memanfaatkan media sosialnya sebagai strategi utama demi membangun kesadaran akan pentingnya ketahanan laut di Indonesia. Melalui pendekatan mixed-methodology, secara kuantitatif dan kualitatif, penelitian ini berfokus pada pengukuran dan analisa konten pesan serta interaksi yang ada di Instagram dan Twitter Susi Pudjiastuti. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi pemerintah oleh Canel & Sanders, media baru oleh Marshall McLuhan, dan juga Humanistic Leadership Model oleh
    [Show full text]