Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

SKRIPSI Vebisani Kristin 150906069

Dosen Pembimbing: Husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

VEBISANI KRISTIN (150906069)

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PADA PEMILIHAN GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2018

Rincian isi skripsi : 141 Halaman, 5 Tabel, 1 Gambar, 15 Buku, 5 Skripsi, 2 Jurnal, 9 Situs Internet.

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan tentang strategi yang dilakukan oleh Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan khususnya dalam meningkatkan partisipasi pemilih di

Kota Medan saat pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun

2018. Partisipasi pemilih di Kota Medan pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 sebesar 58,38 %. Meskipun sudah terbilang cukup tinggi namun tetap saja tidak memenuhi target seperti yang ditetapkan oleh KPU pusat yaitu sebesar 77,5 %.

Partisipasi pemilih inilah yang harus diperbaiki. Mengingat dari tahun-tahun sebelumnya, partisipasi pemilih di Kota Medan pada pemilihan Gubernur Sumatera

Utara tidak pernah mencapai angka 70 %. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Dan hasil penelitian ini

i menyimpulkan bahwa ada empat strategi yang dilakukan yaitu pertama, strategi penguatan yaitu dengan cara meningkatkan kapasitas dan kualitas penyelenggara pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018. Yakni meningkatkan kualitas dan juga kuantitas dari PPK,PPS, KPPS, PPDP dan juga petugas yang lain. Kedua, strategi rasionalisasi dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dengan bertatapan muka secara langsung atau terjun langsung ke masyarakat. Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan melakukan sosialisasi keberbagai tempat. Ketiga,

Strategi Bujukan yang dilakukan dengan cara mendekatkan diri kepada masyarakat dengan segala macam kegiatan. Agar masyarakat banyak yang berpartisipasi dalam pemilihan umum. Dilakukan dengan cara membuat suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat, agar masyarakat tertarik dengan pemilihan umum dan mau berpartisipasi dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Terakhir, strategi konfrontasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dengan cara sosialisasi cara memilih dan sosialisasi jika tidak memilih.

Kata kunci : Pemilu, Partisipasi pemilih, Kota Medan

ii

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

VEBISANI KRISTIN (150906069)

COMMUNITY ELECTION STRATEGY OF KOTA MEDAN IN INCREASING VOTER PARTICIPATION IN THE ELECTION OF THE GOVERNOR OF NORTH SUMATERA IN 2018 Details of the script contents: 141 Pages, 5 Table, 1 Picture, 15 Books, 5 Thesis, 2 Journals, 9 Internet Sites.

ABSTRACT

This study describes the strategy carried out by the Medan City Election

Commission specifically in increasing voter participation in Medan during the election of the Governor and Deputy Governor of North Sumatra in 2018. Voter participation in Medan in the Election of Governor of North Sumatra in 2018 was

58.38%. Even though it is already quite high, it still does not meet the target as determined by the central KPU, which is 77.5%. This voter participation must be improved. Considering that from previous years, voter participation in Medan City in the election of the Governor of North Sumatra never reached 70%. This type of research is descriptive with data collection techniques through interviews. And the

iii results of this study conclude that there are four strategies that are carried out, namely, first, strengthening strategies, namely by increasing the capacity and quality of organizers of the 2018 Governor of North Sumatra election. . Second, the rationalization strategy was carried out by the Medan City Election Commission by facing face to face or going directly to the community. Medan City General Election

Commission conducts socialization in various places. Third, the Referral Strategy is carried out by getting closer to the community with all kinds of activities. So that many people participate in general elections. Done by making an activity involving the community, so that the community is interested in the general election and wants to participate in the election of the Governor of North Sumatra. Finally, the strategy of confrontation carried out by the General Election Commission of Medan City by way of socializing how to choose and socialize if you do not vote.

Keywords: Election, Voter participation, Medan city

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dilaksanakan Pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Tim Penguji :

Nama :

NIP :

Penguji Utama :

Nama :

NIP :

Penguji Tamu :

Nama :

NIP :

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujuin untuk dipertahankan dan di perbanyak oleh: Nama : Vebisani Kristin NIM : 150906069 Departemen : Ilmu Politik Judul : Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing

(Warjio Ph.D) (Husnul Isa Harahap S.Sos, M.Si)

NIP. 197408062006041003 NIP. 198212312010121001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

(Dr. Muriyanto Amin, M.Si)

NIP. 197409302005011002

vi

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan : 1. Karya tulis ilmiah ini dalam bentuk skripsi dengan judul “Strategi Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih

Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018” adalah asli dan

belum pernah diajukan untuk mendapat gelar Akademik, aik di Universitas

Sumatera Utara maupun di perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan

dari pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing dan penguji.

3. Di dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau terdapat yang telah ditulis atau

di publikasikan orang lain, kecuali dengan menyebutkan pengarang dan

mencantumkan pada daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

di peroleh karena skripsi ini,serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan

ketentuan hukum yang berlaku.

Medan, Mei 2019 Yang menyatakan

VEBISANI KRISTIN NIM.150906069

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pada

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018”. Adapun skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, maka penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang dapat menjadi perbaikan bagi penulis kedepannya. Terimakasih kepada semua pihak yang membantu saya selama pengerjaan skripsi ini. Terlebih lagi kepada ibunda saya Kustyah atas segala semangat dan kasih sayang yang begitu besar di curahkan kepadaku. Kubersyukur bisa mempunyai sosok ibu sepertimu yang selalu menyediakan segalanya bagiku hingga saat ini. Dan kasih sayangmu selalu mengalir. Dan bahkan skripsi ini kupersembahkan untuk ayahku tercinta Alm.Eli Sitorus. Terimakasih juga kepada

Abang saya (Ergen Sitorus) dan juga Adik saya (Eki Mendro Sitorus) yang telah memberikan dukungannya kepada saya. Dan selalu ada buat saya terlebih dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:

viii

1. Bapak Dr. Warjio Ph.D sebagai Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si sebagai Dosen Pembimbing saya,

saya mengucapkan beribu-ribu terimakasih untuk kesabaran, kebaikan dan

waktu yang diluangkan untuk membimbing skripsi saya dari awal hingga

selesainya skripsi ini. Semoga Bapak selalu dalam lindungan Tuhan yang

Maha Esa, sehat selalu dan dimurahkan rezekinya.

3. Terimakasih banyak kepada Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kota

Medan untuk pembelajaran politiknya dan waktu luang yang diberikan.

Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.

4. Terimakasih kepada Ekaptha Tryferos (Sri Widia Waty Sihotang, Eva

Sihombing, Yohansen Wcklyfe, Daud Rotama Siahaan yang selalu

memberikan semangat bahkan mendoakan. Terimakasih dan kubersyukur bisa

mengenal kalian semua.

5. Terimakasih kepada Sangaltup SQUAD yang selalu ada di setiap hari-hariku

baik suka maupun duka selama 4 tahun ini. Big Thanks laft.

6. Terimakasih kepada staf-staf kantor KPU Kota Medan yang selalu membantu

memproses data tanpa kata lelah sedikitpun ketika saya membutuhkannya.

7. Untuk teman terbaik saya Romyana Kristina Naibahao dan juga Lentinar

Hutasoit yang selalu menyemangati saya agar segera menyelesaikan

pendidikan Starata-1. Kuucapkan banyak terima kasih untuk waktunya yang

selalu diberikan dan selalu memberikan dorongan bagi saya.

ix

8. Untuk teman-teman terbaik saya selama masa SMA yaitu Tio Ruhun

Manulang, Raquella Silaban, Juwita Permata Sari, Sulistika Damanik,Lely

Amanda Purba. Kuucapkan banyak terima kasih untuk dukungannya selama

ini.

9. Terimakasih kepada senior saya di Ilmu Politik yang selalu mengarahkan

saya.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini, yang tak dapat saya sebutkan semuanya. Dan saya pun berharap skripsi ini dapat menambah ilmu serta pengetahuan bagi setiap pembaca.

Medan, Juli 2019

(Vebisani Kristin)

x

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ...... i Abstract ...... iii Halaman Pengesahan ...... v Halaman Persetujuan ...... vi Pernyataan ...... vii Kata Pengantar ...... viii Daftar Isi ...... xi Daftar Tabel dan Gambar ...... xiii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Perumusan Masalah ...... 9 1.3 Tujuan Penelitian ...... 9 1.4 Manfaat Penelitian ...... 10 1.5 Kerangka Teori ...... 10 1.5.1 Teori Strategi ...... 10 1.5.2 Teori Partisipasi Politik ...... 14 1.5.3 Teori Sosialisasi Politik...... 18 1.6 Studi Terdahulu ...... 21 1.7 Metodologi Penelitian ...... 23 1.7.1 Metode Penelitian...... 23 1.7.2 Jenis Penelitian ...... 24 1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ...... 24 1.7.4 Teknik Analisis Data ...... 25 1.8 Sistematika Penulisan...... 25

xi

BAB II Profil Komisi Pemilihan Umum Kota Medan 2.1 Profil Kota Medan ...... 27 2.2 Profil KPU Kota Medan ...... 34 2.3 Profil Peserta Pemilihan Gubernur...... 40 2.4 Proses Pemilihan Gubernur Sumatera Utara ...... 46 BAB III Analisis Strategi KPU Kota Medan dalam Meningkatkan Partisipasi 3.1 Strategi Penguatan ...... 61 3.2 Strategi Rasionalisasi ...... 72 3.3 Strategi Bujukan ...... 78 3.4 Srategi Konfrontasi ...... 86 BAB IV Penutup 4.1 Kesimpulan ...... 96 4.2 Saran ...... 99 Daftar Pustaka ...... 101 Lampiran ...... 104 Dokumentasi ...... 133

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 ...... 4

Tabel 2.1 ...... 33

Tabel 2.2 ...... 35

Tabel 2.3 ...... 37

Tabel 2.4 ...... 39

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 ...... 46

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Secara garis besar dapat didefinisikan bahwa demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dimana formulasi kebijakan, secara langsung atau tidak (langsung), amat ditentukan oleh suara mayoritas warga masyarakat yang memiliki hak suara melalui wadah pemilihan.1Kemudian cara demokratis tersebut diterjemahkan setiap daerah dengan melakukan pemilihan langsung, baik Gubernur, Bupati, dan

Walikota. Inilah hal yang kemudian di akui sebagai bentuk demokrasi tertinggi, segala bentuk pemilihan umum baik presiden maupun kepala daerah diserahkan secara langsung kepada rakyat. Rakyat dapat menentukan kehidupannya sendiri tanpa adanya campur tangan orang lain.2

Pemilihan umum mempunyai andil yang cukup besar di dalam dunia demokrasi, karena keberhasilan suatu Negara demokrasi dapat dilihat dari proses pelaksanaan pemilunya. Pemilu menjadi indikator keberhasilan suatu sistem pemerintahan demokrasi dalam suatu Negara ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan penentuan seorang pemimpin. Hal ini merupakan suatu bentuk implementasi dari salah satu ciri demokrasi dimana rakyat secara

1 Leo Agustino, Pilkada dan Dinamika Politik Lokal, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hal.39. 2 Rambe Kamarul Zaman, Perjalanan Panjang Pilkada Serentak, ( : Expose, 2016), hal.19.

1 langsung dilibatkan dalam menentukan arah dan kebijakan politik Negara untuk lima tahun ke depan.3

Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan pemilihan umum Pasal 1 Ayat 4 bahwa : Pemilihan Umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung,umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.4 Dan untuk pemilihan di suatu daerah dibentuklah

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2015 dari yang sebelumnya yaitu Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,Bupati, dan

Walikota. Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 pada Pasal 3 Ayat (1) dijelaskan juga bahwa : Pemilihan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.5

Ada 33 Provinsi di Indonesia yang melangsungkan pemilihan Kepala

Daerah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang tingkat partisipasinya sangat rendah dalam pemilihan DPRD di Provinsi. Sumatera Utara

3 Siti Muslimah, (Skripsi), Evaluasi Strategi Penyelenggara Pemilu dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula di Pemilihan Umum Kepala Daerah 2015 (Studi pada Komisi Pemiihan Umum Way Kanan, (Bandar Lampung UNILA, 2016), hal.1. 4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pasal 1 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang Pasal 3

2 tergolong peringkat ke- 5 dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia yang tingkat partisipasinya rendah. Dimana posisi pertama Provinsi dengan tingkat pertisipasi terendah yakni DKI Jakarta dengan tingkat partisipasi 60%, Kepulauan Riau

67%, Sumatera Barat 68,5%, Kalimantan Timur 69%, Sumatera Utara 69,3% dan

Riau 69,5%. Sedangkan pada Pemilihan Presiden 2014 yang lalu, Provinsi

Sumatera Utara berada pada peringkat ke-5 dari 33 Provinsi yakni dengan tingkat partisipasinya sebesar 63%. Peringkat pertama dengan nilai partisipasi terendah yaitu, Kepulauan Riau 59%, Aceh 61%, Kalimantan Tengah 62%,

Sulawesi Tenggara 62%, Sumatera Utara 63%, dan Kalimantan Timur 63%.6

Pada tanggal 27 Juni 2018 yang lalu masyarakat Sumatera Utara juga ikut serta melaksanakan pemilihan kepala daerah sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku seperti yang disebutkan sebelumnya. Pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan di Sumatera Utara bertujuan untuk memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara masa jabatan 2018-2023. Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur di Sumatera Utara ini juga merupakan salah satu bentuk pelaksanaan demokrasi di Sumatera Utara. Hasil penghitungan suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018 secara keseluruhan yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 5.806.867 pemilih atau

61,78 % dari 9.399.324 pemilih yang terdaftar dengan suara sah sebanyak 98 %.

6 Siti Muslimah, op.cit., hal.4.

3

Dibawah ini merupakan jumlah perolehan suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018.

Tabel 1.1 : Jumlah Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018

Suara Djarot- Daerah Edy-Ijeck Suara sah tidak Total Sihar sah

83.229 26.794 Kota Binjai 110.023 1.374 111.397 (75.65%) (24.35%)

Kota Gunung 7.854 38.399 46.253 552 46.805 Sitoli (16.98%) (83.02%)

551.641 357.377 Kota Medan 909.018 7.091 916.109 (60.69%) (39.31%)

Kota Padang 85.930 15.476 101.406 2.457 103.863 Sidimpuan (84.74%) (15.26%)

Kota Pematang 41.551 68.604 110.155 956 111.111 Siantar (37.72%) (62.28%)

16.507 19.019 Kota Sibolga 35.526 236 35.762 (46.46%) (53.54%)

Kota Tanjung 49.288 12.319 61.607 646 62.253

4

Balai (80.00%) (20.00%)

Kota Tebing 49.969 21.171 71.140 770 71.910 Tinggi (70.24%) (29.76%)

Kabupaten 224.950 74.333 299.283 3.444 302.727 Asahan (75.16%) (24.84%)

Kabupaten 124.911 49.252 174.163 6.921 181.084 Batubara (71.72%) (28.28%)

26.956 119.713 Kabupaten Dairi 146.669 3.183 149.852 (18.38%) (81.62%)

Kabupaten Deli 458.646 250.717 709.363 11.741 721.104 Serdang (64.66%) (35.34%)

Kabupaten 4.905 73.915 Humbang 78.820 529 79.349 (6.22%) (93.78%) Hasundutan

23.807 127.513 Kabupaten Karo 151.320 1.700 153.020 (15.73%) (84.27%)

Kabupaten 135.109 43.305 178.414 2.026 180.440 Labuhan Batu (75.73%) (24.27%)

Kabupaten 81.779 37.647 Labuhan Batu 119.426 1.469 120.895 (68.48%) (31.52%) Selatan

Kabupaten 102.524 40.668 143.192 1.857 145.049

5

Labuhan Batu (71.60%) (28.40%)

Utara

Kabupaten 326.043 134.233 460.276 15.614 475.890 Langkat (70.84%) (29.16%)

Kabupaten 162.034 19.900 Mandailing 181.934 2.556 184.490 (89.06%) (10.94%) Natal

5.427 40.629 Kabupaten Nias 46.056 782 46.838 (11.78%) (88.22%)

Kabupaten Nias 6.107 20.532 26.639 273 26.912 Barat (22.93%) (77.07%)

Kabupaten Nias 23.534 73.616 97.150 2.027 99.177 Selatan (24.22%) (75.78%)

Kabupaten Nias 5.761 26.606 32.367 565 32.932 Utara (17.80%) (82.20%)

Kabupaten 97.606 19.740 117.346 3.526 120.872 Padang Lawas (83.18%) (16.82%)

Kabupaten 86.713 23.343 Padang Lawas 110.056 3.391 113.447 (78.79%) (21.21%) Utara

Kabupaten 7.518 11.973 19.491 197 19.688 Pakpak Barat (38.57%) (61.43%)

6

Kabupaten 2.321 54.566 56.887 267 57.154 Samosir (4.08%) (95.92%)

Kabupaten 175.777 77.115 Serdang 252.892 3.578 256.470 (69.51%) (30.49%) Bedagai

Kabupaten 178.022 194.235 372.257 3.961 376.218 Simalungun (47.82%) (52.18%)

Kabupaten 93.884 29.474 123.358 1.710 125.068 Tapanuli Selatan (76.11%) (23.89%)

Kabupaten 32.592 109.732 Tapanuli 142.324 1.944 144.268 (22.90%) (77.10%) Tengah

Kabupaten 13.178 137.350 150.528 2.804 153.332 Tapanuli Utara (8.75%) (91.25%)

Kabupaten Toba 5.064 75.694 80.758 623 81.381 Samosir (6.27%) (93.73%)

3.291.137 2.424.960 5.806.86 Total 5.716.097 90.770 (57.58%) (42.42%) 7

Sumber : Data Olahan KPU SUMUT Tahun 2018

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil dari perolehan suara dari masing- masing calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada Serentak di Sumatera

Utara. Kemenangan berhasil diraih oleh Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah

7 dengan jumlah perolehan suara mencapai 3.291.137 atau sebesar 57,58 % suara yang sekaligus menjadikannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera

Utara periode 2018-2023.

Partisipasi pemilih di Kota Medan pada Pemilihan Gubernur Sumatera

Utara tahun 2018 sebesar 58,38 %. Meskipun sudah terbilang cukup tinggi namun tetap saja tidak memenuhi target seperti yang ditetapkan oleh KPU pusat yaitu sebesar 77,5 %. Partisipasi pemilih inilah yang harus diperbaiki. Mengingat dari tahun-tahun sebelumnya, partisipasi pemilih di Kota Medan pada pemilihan

Gubernur Sumatera Utara tidak pernah mencapai angka 70 %. Sebelumnya tahun

2008 tingkat pasrtisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suaranya sebesar

47,10 %. Kemudian pada tahun 2013 menurun lagi menjadi 36,58%.7Dimana terjadi peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2018 sebesar 21,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemilih di Kota Medan pada pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur mengalami ketidakstabilan yang ditandai dengan naik turunnya persentase pemilih pada setiap pemilihan yang diselenggarakan.

Dan tahun 2018 menunjukkan keberhasilan KPU Kota Medan untuk mengajak masyarakatnya berpartisipasi dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara.

7 KPU Kota Medan

8

1.2 Perumusan Masalah Para pakar ilmu politik seperti Samuel P. Huntington, Norman H, Nie,

Sidney Verba, Herbert McClosky, Joan Nelson, Ramlan Surbakti, Miriam

Budiardjo, dan lainnya telah menjelaskan betapa pentingnya partisipasi pemilih bagi individu, kelompok, masyarakat maupun Negara. Substansinya, keterlibatan di bidang politik dipandang positif untuk masyarakat karena membuat demokrasi lebih berarti dan mengakibatkan pemerintahan lebih tanggap dan juga positif bagi perorangan karena mengembangkan kepribadian menjadi manusia susila dan

Warga Negara bertanggung jawab. Bahkan, para pakar politik itu sepakat dengan keberhasilan pemilu dipengaruhi oleh tinggi ataupun rendahnya tingkat partisipasi warganya.8

Terlaksananya Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tidak terlepas dari strategi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan yang mempunyai peran yang sangat besar di dalam menyukseskan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

Tahun 2018. Dimana KPU Kota Medan berhasil meningkatan partisipasi masyarakat dari tahun 2013 ke tahun 2018 yakni sebesar 21,8 %. Sehingga hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi apa yang telah peneliti paparkan di atas, sehingga peneliti mengangkat judul penelitian tentang

Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dalam Meningkatkan

Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018.

8 Rambe Kamarul Zaman, op.cit., hal.265.

9

1.3 Petanyaan Penelitian Bagaimana strategi komisi pemilihan umum Kota Medan dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018 ?.

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018 di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan.

2. Untuk menganalisis strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dalam

meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara tahun 2018.

1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna terutama bagi penulis dan

pembaca dalam rangka pengembangan wawasan ilmu pengetahuan tentang

partisipasi pemilih pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Utara.

2. Sebagai sumbangan pemikiran peneliti serta dapat berguna bagi

masyarakat dan pemerintah Kota Medan sebagai bahan pertimbangan pada

pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara selanjutnya.

3. Supaya menambah referensi penelitian untuk Program Studi Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

10

1.6 Kerangka Teori 1.6.1 Teori Strategi Steinberg berpandangan bahwa strategi adalah rencana untuk tindakan, penyusunan dan pelaksanaan strategi mempengaruhi sukses atau gagalnya sebuah strategi. Sedangkan Schroder menjelaskan bahwa strategi adalah upaya untuk mempertahankan mayoritas pemerintah, seperti partai akan memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat pemahaman para pemilih musiman sebelumnya terhadap situasi yang berlangsung.9 Kemudian Reksohadiprodjo berpendapat bahwa strategi adalah fondasi tujuan organisasi dan pola gerak serta pendekatan manajemen mencapai tujuan. Strategi juga merupakan rencana menyatu, komrehensif dan terpadu yang mengkaitkan keunggulan strategis dengan kesempatan dan ancaman yang datang dari luar.10

Rangkuti mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi, yang pertama, Chandler menjelaskan strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Kedua, Learned, Christensen,

Andrews, dan Guth berpandangan bahwa strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak. Ketiga,

Porter mendeskripsikan bahwa strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Keempat, Andrews, Chaffe menjelaskan strategi sebagai kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders,

9 Andrianus Pito, Mengenal Teori-Teori Politik, (Bandung : Nuansa,2006), hal.196. 10 Reksohadiprodjo Sukanto, Manajemen Produksi Edisi 4,(Yogyakarta : BPFE, 2010), hal.41.

11 debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan.11

Newman menjelaskan bahwa ada empat pilihan strategi, yaitu yang pertama, strategi penguatan adalah strategi yang dapat digunakan untuk sebuah kontestan yang telah dipilih karena mempunyai citra tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja politik selama mengemban jabatan publik tertentu.

Dalam hal ini melihat upaya untuk meningkatkan partisipasi dengan melihat kualitas KPU, yaitu meningkatkan koordinasi antar anggota KPU baik tingkat pusat, Provinsi maupun Kabupaten dan Kota, meningkatkan kapasitas dan kualitas penyelenggara pemilu, memperkuat komunikasi dan keterbukaan KPU kepada publik serta memberikan jaminan ketersediaan sejumlah data yang akurat.12

Kedua, strategi rasionalisasi dimana strategi ini dilakukan kepada kelompok pemilih yang sebelumnya telah memilih kontestan tertentu karena kontestan tersebut berhasil mengembangkan citra tertentu yang disukai pemilih

11 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating dan OCAI, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2013), hal.3. 12 Andrianus Pito , Mengenal Teori-Teori Politik, (Bandung : Nuansa, 2006), hal.211.

12 akan tetapi kinerjanya kemudian tidak sesuai dengan citra tersebut. Dalam hal ini KPU melakukan upaya dengan memberikan penyebaran infomasi pasangan calon melalui berbagai macam cara. Adapun upaya yang dilakukan seperti membuat selebaran kertas yang berisikan nama-nama calon yang ikut pada

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, selain itu memberikan informasi melalui media suara (Radio), gambar atau baliho yang tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat secara luas.13

Ketiga, strategi bujukan yang mana strategi ini dapat diterapkan oleh organisasi yang mempersepsikan memiliki citra tertentu tapi juga memiliki kinerja yang cocok dengan citra lainnya. Dalam hal ini KPU melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat sebagai pemilih dengan berbagai kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menarik minat masyarakat dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada saat hari pemilihan berlangsung. Hal ini seperti melakukan program jalan sehat, KPU Goes to Campus serta dialog pemilu secara langsung kepada masyarakat.14

Keempat, strategi konfrontasi strategi ini diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok oleh pemilih. Kemudian kontestan tersebut tidak menghasilkan kinerja yang memuaskan pemilih. Dalam hal ini KPU memberikan semacam bentuk sosialisasi cara memilih dan kerugian jika tidak memilih, karena jika tidak memilih, maka akan hilang hak politiknya. Adapun kelompok sasaran dalam

13 Ibid., hal.114. 14 Ibid.

13 melakukan sosialisasi, yaitu kelompok perempuan, pelajar dan mahasiswa, keagamaan, marjinal dan kelompok pemilih pemula.15

Untuk itu strategi yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini terkait strategi KPU meningkatkan partisipasi pemilih adalah strategi penguatan, strategi rasionalisasi, strategi bujukan dan strategi konfrontasi yang didalam penerapannya adalah sosialisasi politik. Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik atau pemilu pada seseorang, dan bagaimana memperkenalkan sistem politik atau pemilu pada seseorang, dan bagaimana seseorang tersebut menentukan sikap dan kesadarannya untuk ikut serta berperan dalam pemilu tersebut dengan menggunakan hak pilihnya.

Konsep sosialisasi politik ini tepat untuk digunakan penulis dalam melakukan penelitian karena strategi yang dilakukan pihak KPU adalah dengan sosialisasi.

Strategi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pencapaian tujuan, karena strategi memberikan arah tindakan, dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Strategi juga dapat berfungsi sebagai suatu cara untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pemilu guna meningkatkan partisipasi. Melalui strategi inilah masyarakat bisa mengetahui arti pentingnya pemilu dan ikut serta menggunakan hak pilihnya dalam suatu pemilihan.16

Jadi, strategi merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian kegiatan, yang dibuat untuk

15 Ibid., hal.115. 16 Ibid., hal.18.

14 mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Strategi juga diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan berdasarkan ketentuan yang telah direncanakan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu. Strategi juga diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan berdasarkan ketentuan yang telah direncanakan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu. Strategi yang baik, memiliki beberapa dimensi tim kerja, memiliki tema, megidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki tak-tik untuk mencapai tujuan secara efektif.17

1.6.2 Teori Partisipasi Politik Miriam Budiardjo berpandangan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan Negara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah.18 Sedangkan

Samuel P.Huntington dan Joan Nelson menjelaskan partisipasi politik sebagai kegiatan warga Negara preman (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.19Partisipasi politik merupakan kegiatan yang dilakukan warga Negara untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan dengan tujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah.20

17 Ibid., hal.18. 18 Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik, (Jakarta : PT Gramedia, 1982), hal.1. 19 Samuel P.Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, (Rineka Cipta : Jakarta, 1994), hal.6. 20 Sudijono Sastroatmodjo, Perilaku Politik, ( : IKIP Seamarang Press, 1995), hal.67.

15

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, Samuel P.Huntington dan

Joan Nelson membagikan jenis-jenis perilaku partisipasi politik dalam beberapa golongan yakni yang pertama, kegiatan pemilihan mencakup suara, akan tetapi juga sumbangan-sumbangan dalam kampanye untuk kampanye, bekerja dalam satu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, ataupun setiap tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil proses pemilihan. Kedua, lobi (lobbying) yang mencakup upaya-upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat-pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan maksud mempengaruhi keputusan-keputusan mereka mengenai persoalan-persoalan yang menyangkut sejumlah besar orang.21

Ketiga, kegiatan organisasi menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu organisasi tujuannya yang utama dan eksplisit adalah mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Keempat, mencari koneksi

(contacting) merupakan tindakan perorangan yang ditujukan terhadap pejabat- pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat bagi hanya satu orang atau segelintir orang. Kelima, tindakan kekerasan (violence) juga merupakan bagian dari suatu bentuk dari pasrtisipasi politik, dan untuk kepentingan analisa ada manfaatnya untuk mendefinisikannya sebagai satu kategori tersendiri.22

Partisipasi sebagai bentuk kegiatan dibedakan atas dua bagian, yaitu partisipasi aktif adalah kegiatan yang berorientasi pada output dan input politik.

21 Samuel P.Huntington dan Joan Nelson, op.cit., hal.7. 22 Samuel P.Huntington dan Joan Nelson, op.cit.,hal.16.

16

Yang termasuk dalam partisipasi aktif adalah mengajukan usul mengenai suatu kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak, dan memilih pemimpin pemerintahan.

Kemudian yang kedua, partisipasi pasif adalah kegiatan yang hanya berorientasi pada output politik. Pada masyarakat yang termasuk kedalam jenis partisipasi ini hanya menuruti segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa mengajukan kritik dan usulan perbaikan. Bentuk-bentuk partisipasi pemilih menurut pandangan Dedi Irawan yaitu pertama, voting (pemberian suara) yang merupakan bentuk partisipasi yang dapat diukur dengan skala waktu atau periodisasi. Pemberian suara pada pemilu legislatif, pemilu presiden atau periodisasi. Pemberian suara pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, pemilihan kepala daerah, pemilihan kepala desa,dan lain sebagainya.23

Kedua, kampanye politik adalah kegiatan politik yang bertujuan untuk memengaruhi orang atau kelompok lain agar orang lain atau kelompok lain tersebut mengikuti kegiatan politik yang berkampanye (misalnya dalam pemilu).

Dan ketiga, kontak politik adalah kegiatan politik yang biasanya dilakukan oleh individu-individu untuk melakukan komunikasi politik kepada pimpinan parpol, elit politik, dan lain-lain. Kemudian Arbi Sanit mengungkapkan ada tiga fungsi partisipasi pemilih, yakni yang pertama, memberikan dukungan kepada penguasa dan pemerintah yang dibentuknya beserta sistem politik yang dibentuknya.

Kedua, sebagai usaha untuk menunjukkan kelemahan dan kekurangan

23 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta : PT Grasindo, 2007), hal.142.

17 pemerintah. Dan terakhir, sebagai tantangan terhadap penguasa dengan maksud menjatuhkannya sehingga kemudian diharapkan terjadi perubahan struktural dalam pemerintahan dan dalam sistem politik, misalnya melalui pemogokan, hura-hura, dan kudeta.24

Disisi lainnya Sudijono memandang ada tiga fungsi partisipasi pemilih, yaitu untuk mendorong program-program pemerintah, hal ini berarti bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik dan program pemerintah. Lalu, sebagai institusi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkan dan meningkatkan pembangunan. Dan terakhir, sebagai sarana untuk membuktikan masukan, saran dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program- program pembangunan.25

Jadi, secara umum partisipasi pemilih ialah sikap yang dilakukan seseorang untuk ikut serta dalam pemilihan umum (pemilu) dengan menggunakan hak suaranya baik pemilihan umum legislatif maupun eksekutif. Partisipasi pemilih sangat penting dalam menentukan keberhasilan pemilu. Untuk itu, pendidikan politik menjadi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat agar dapat berpartisipasi secara maksimal dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Berkaitan dengan hal itu, KPU juga harus melakukan

24 Efriza, Political Explore (Sebuah Kajian Ilmu Politik), (Bandung : Alfabeta,2012), hal.178. 25 Ibid.,hal.188.

18 sosialisasi politik kepada masyarakat agar bersedia menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan suara dilaksanakan.26

1.6.3 Teori Sosialisasi Politik David A.Goslin menjelaskan bahwa sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya.27 William J.Goode beranggapan bahwa sosialisasi adalah proses yang harus dilalui oleh manusia muda agar memperoleh nilai-nilai dan juga pengetahuan tentang kelompoknya dan juga belajar mengenai peran sosialnya yang cocok dengan kedudukannya di situ.28 Setiap manusia pasti akan mealalui yang namanya rintangan dan yang tidak berkesempatan mendapatkan sosialisasi yang memadai akan gagal didalam menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial dilingkungan. Sosialisasi politik ialah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para angota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat.29Sosialisasi politik diartikan sebagai proses melalui mana sesorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana ia berada.30

Apter menjelaskan bahwa ada tiga fungsi dari sosialisasi. Yang pertama, fungsi sosialisasi sebagai proses pembelajaran kepada masyarakat yang bersifat

26 Ibid. 27 Ihrom, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,2004), hal.30. 28 William J.Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta : Bumi Aksara,2007), hal.20. 29 Ramlan Surbakti, op.cit., hal.117. 30 Miriam Budiardjo, op.cit., hal.163.

19 politik, dalam artian orang-orang dewasa adalah warga Negara yang mengutarakan sikap mengenai masyarakat, atau rasa suka atau bencinya mereka terhadap pemimpin-pemimpin politik dan menanggapi isu-isu yang mempengaruhi mereka. Kedua, fungsi sosialisasi bagaimana orientasi politik digeneralisasi oleh masyarakat menghadapi situasi-situasi kelompok diluar

Negara. Kaidah-kaidah keghidupan politik dipegang dalam interaksi bermain maupun instruksi formal. Dan yang ketiga, fungsi sosialisasi mempengaruhi sosialisai melalui partisipasi. Partisipasi membutuhkan penanaman energi psikis karena kepribadian sosial seseorang ditentukan dalam hubungan dengan orang lain, citra diri seseorang sangat bergantung kepada pemilihan pribadi-pribadi yang bernilai positif.31

Berdasarkan tipenya, jenis-jenis sosialisasi oleh Syarbaini dkk dibagi menjadi dua yaitu pertama, sosialisasi formal adalah sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga-lembaga berwenang menurut ketentuan Negara atau melalui lembaga-lembaga yang dibentuk menurut undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku. Kedua, sosialisasi informal yaitu sosialisasi yang bersifat kekeluargaan, pertemanan atau sifatnya tidak resmi. Sosialisasi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan, seperti halnya Komisi Pemilihan

Umum, disebut sosialisasi formal karena lembaga tersebut mempunyai kewenangan serta mempunyai landasan hukum, selain itu materi yang disampaikan oleh lembaga tersebut merupakan kebijakan pemerintah. Jenis

31 Efriza, op.cit., hal.49.

20 sosialisasi formal merupakan jenis yang sering digunakan oleh pemerintah dalam mensosialisasikan program atau kebijakan yang baru dibuat kepada masyarakat, sebagaimana misalnya Komisi Pemilihan Umum dalam mensosialisasikan proses pemilihan umum.32

1.6.4 Studi Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ricky Ardian dengan judul “Strategi

KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2014 di

Provinsi Lampung”. Penelitian ini mengkaji bahwa strategi KPU yaitu yang pertama, strategi penguatan yaitu upaya untuk meningkatkan partisipasi dengan melihat kualitas KPU. Kemudian yang kedua, strategi rasionalisasi, upaya yang dilakukan adalah dengan membuat selebaran kertas yang berisikan nama-nama calon legislatif baik Provinsi atau Kabupaten, selain itu memberikan informasi melalui media suara (Radio), gambar atau baliho.33

Dan ketiga, Strategi bujukan, melakukan program jalan sehat, sepeda gowes, KPU goes to campus. Kemudian yang terakhir, strategi konfrontasi berupa sosialisasi cara memilih dan kerugian jika tidak memilih, maka pihak KPU mengajak masyarakat untuk memilih. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, penelitian pustaka dan juga dokumentasi.34

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dwi Haryono dengan judul “Strategi

KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Walikota dan

32 Efriza, op.cit.,hal.50. 33 Ricky Ardian, (Skripsi), Strategi KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2014 di Provinsi Lampung, (Lampung : UNILA, 2014), hal.24. 34 Ibid.

21

Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015”. Penelitian ini mengkaji tentang Strategi

KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan Walikota dan Wakil

Walikota Samarinda tahun 2015 dan untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian keperpustakaan dan penelitian lapangan.35

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota

Samarinda tahun 2015 adalah melalui stretegi penguatan kelembagaan dengan cara meningkatkan kapasitas dan kualitas penyelenggara dalam hal ini adalah

PPK, PPS, dan KPPS dan meningkatkan komunikasi dan keterbukaan informasi

KPU kepada publik. Kedua melalui strategi sosialisasi politik yaitu dengan metode sosialisasi komunikasi tatap muka (face to face) dan sosialisasi komunikasi melalui media. Dan yang ketiga strategi pendidikan pemilih pemula yaitu Training of Trainer, PEMILOS (Pemilihan Ketua OSIS) dan pemilihan duta pemilih pemula, sedangkan faktor yang mempengaruhi strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih adalah faktor pendukung SDM, anggaran yang cukup, perhatian pemerintah, kualitas data pemilih sedangkan faktor penghambat adalah sikap apatis dari pemilih tentang penyelenggaraan pemilu, kurangnya

35 Dwi Haryono, (Skripsi), Strategi KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015,(Samarinda : UNMUL, 2016), hal.23.

22 sosialisasi baik oleh KPU, kandidat, partai politik ataupun pemerintah.36

Penelitian terbaru dilakukan oleh Nicholas Haryanto dengan judul

“Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Dalam Meningkatkan

Partisipasi Masyarakat Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur Tahun

2018”. Penelitian ini menjelaskan tentang upaya yang dilakukan oleh Komisi

Pemilihan Umum Sumatera Utara dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Sumatera Utara menjelang diselenggarakannya pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur pada 2018. Sumatera Utara memiliki tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu yang rendah, tingkat partisipasi yang rendah di Sumatera Utara menyebabkan jalannya demokrasi menjadi terhambat.37

Perbedaan skripsi Nicholas Haryanto dengan skripsi Vebisani Kristin terletak pada fokus permasalahan penulis yang berfokus pada Kota Medan.

Partisipasi pemilih di Kota Medan pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 sebesar 58,38 %. Meskipun sudah terbilang cukup tinggi namun tetap saja tidak memenuhi target seperti yang ditetapkan oleh KPU pusat yaitu sebesar

77,5 %. Partisipasi pemilih inilah yang harus diperbaiki. Mengingat dari tahun- tahun sebelumnya, partisipasi pemilih di Kota Medan pada pemilihan Gubernur

Sumatera Utara tidak pernah mencapai angka 70 %. Sebelumnya tahun 2008 tingkat pasrtisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suaranya sebesar 47,10

36 Ibid., hal.24. 37 Nicholas Haryanto,(Skripsi), Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur Sumtera Utara Tahun 2018, (Medan : USU,2018), hal.99.

23

%. Kemudian pada tahun 2013 menurun lagi menjadi 36,58%.38Dimana terjadi peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2018 sebesar 21,8 %. Sedangkan skripsi

Nicholas berpusat pada partisipasi pemilih di Sumatera Utara. Kemudian Nicholas lebih memfokuskan penelitian dengan menganalisisnya dengan teknik SWOT.

Sedangkan penelitian Vebisani mengelompokkan menjadi empat strategi yang didapati. Yaitu strategi penguatan, strategi rasionalisasi, strategi bujukan dan juga strategi konfrontasi.

Sebagai salah satu bagian dari keberlanjutan demokrasi, tingkat partisipasi pemilih juga akan berdampak pada siapa yang akan memenangkan pemilihan umum dan mengatur kehidupan banyak orang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, upaya KPU dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pemilu dengan cara yang lebih kreatif yaitu penggunaan media sosial, mendatangi langsung kesetiap rumah warga memberikan ceramah agar menggunakan hak pilihnya, dan dengan menyelenggarakan Rumah Pintar

Pemilu.39

38 KPU Kota Medan 39 Ibid., hal.100.

24

1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Metode Penelitian Menurut Cassel dan Simon, metode kualitatif merupakan metode penelitian ilmu sosial yang berusaha melakukan deskripsi dan interpretasi yang akurat akan makna dari gejala yang terjadi dalam konteks sosial. Dalam hal ini, kita melihat pengaruh-pengaruh apa saja yang ditimbulkan oleh suatu hal terhadap hal lainnya sehingga pendekatan penelitian ini fokus kepada bagaimana data-data yang dikumpulkan selama meneliti.40

Sedangkan Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses penjaringan informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu objek, dihubungkan dengan pemecahan masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis.41 Dari pengertian diatas jelaslah bahwa penelitian kualitatif bersifat induktif, karena tidak dimulai dari hipotesa sebagai generalisasi, untuk diuji kebenarannya melalui pengumpulan data yang bersifat khusus.

40 Erlina, Metodologi Penelitian, (Medan: USU Press, 2011), hal. 20. 41 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1994), hal. 3.

25

1.7.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana yang berkaitan dengan karakteristik populasi atau fenomena tersebut.42

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah berupa data primer yang merupakan pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan melalui metode wawancara yaitu dengan bertanya kepada informan atau narasumber yang terkait dengan penelitian ini. Adapun informan yang diwawancarai adalah Herdensi, S.Sos,M.Sp (Ketua KPU Medan periode 2013-

2018), Drs.Edy Suhartono (Anggota KPU Medan Periode 2013-2018), Yenni

Chairiah Rambe, S.H (Anggota KPU Medan Periode 2013-2018) dan Agussah

Damanik (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Periode 2013-2018),

Raden Deni Admiral, S.Sos, M.Ap (Anggota Panitia Pengawas Pemilu Kota

Medan Periode 2013-2018), Maria Selvi Tarigan S.Psi (Tokoh Masyarakat),

Maya Rezeki S.Psi (Tokoh Masyarakat), Ricky Silalahi S.T (Tokoh Masyarakat),

Pieter Abram Sembiring (Pemilih Pemula). Selain itu menggunakan data sekunder yang mana teknik pengumpulan datanya melakukan telaah pustaka

(library research) yaitu dengan mempelajari buku-buku, media cetak, jurnal dan

42 Ibid.

26 beberapa situs internet yang berkaitan dimana dapat mendukung dan menjelaskan permasalahan serta melengkapi data dalam penelitian ini.

1.7.4 Teknik Analisis Data Williams berpandangan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh yang mempunyai perhatian alamiah. Sedangkan Denzin da Licoln menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang memakai latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada.43

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif memberikan hasil penelitian untuk memperoleh gambaran terhadap proses yang diteliti dan menganalisis makna yang ada dibalik informasi data dan proses tesebut. Selanjutnya akan ditarik kesimpulan berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan. Analisis data kualitatif ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu strategi Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan dalam Meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera utara tahun 2018.

43 Ibid., hal.5.

27

1.8 Sistematika Penulisan Agar diperoleh keseluruhan dari isi skripsi tergambar dengan jelas, peneliti membagi penulisan skripsi ke dalam empat bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, studi terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran dari lokasi penelitian di

Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dan Profil dari Komisi Pemilihan

Umum Kota Medan.

BAB III: Analisis Strategi KPU Kota Medan dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pada bab ini data dan informasi disajikan dan dianalisis secara sistematis berdasarkan penelitian yang dilakukan.

BAB IV: Penutup Dalam bab terakhir ini, hal yang akan dibahas adalah kesimpulan dari hasil penelitian yang serta merta juga akan menjawab pertanyaan terhadap penelitian yang dilakukan. Kemudian akan berisikan saran-saran yang diharapkan memberi manfaat bagi pihak yang terkait dan juga kepada peneliti.

28

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MEDAN

2.1 Profil Kota Medan Dahulu kala Kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan yang bermuara menuju Selat Malaka. Sungai-sungai itu antara lain adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei

Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Salingataupun Sei Kera. Pada awalnya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus yang lokasinya terletak di

Tanah Deli, maka dari itu sejak era penjajahan orang selalu mengaitkan Medan dengan Deli (Medan-Deli). kemudian era kemerdekaan pun lama kelamaan istilah

Medan Deli secara berangsur-angsur hilang sehingga akhirnya pun kurang terkenal.44

Dahulu kala masyarakat menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular

(Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut. Dan secara keseluruhan jenis tanah di daerah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal tersebut adalah penelitian dari Van Hissink pada tahun 1900 dan kemudian dilanjutkan oleh Vriens di tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah

44 Sejarah Kota Medan,[Informasi online], https://pemkomedan.go.id/hal-sejarah-kota-medan.html, diakses pada 17 Februari, pukul 21.00 WIB.

29 seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang lebih spesifik lagi. Tanah liat inilah yang pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu

(sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang berkualitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman dahulu kala adalah

Deli Klei. 45

Ada dua macam curah hujan di tanah deli yaitu maksima utama dan maksima tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan Oktober sampai

Desember. Sedangkan Maksimal Tambahan terjadi antara bulan Januari sampai

September. Apabila dirincikan curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahunnya dengan intensitas rata-rata yaitu 4,4 mm/jam.Volker pada tahun 1860 berpandangan Medan masih banyak terdapat hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Di tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona dari Tanah

Deli. Sejak saat itu perekonomian pun semakin terus maju sehingga pada akhirnya

Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Medan adalah salah satu kota terbesar yang ada di Sumatera dan berkembang pesat dikarenakan ekonomi kapitalisme perkebunannya. Awalnya

Medan adalah wilayah yang bisa dikatakan perkampungan yang cukup sederhana.

Akan tetapi, berubah drastis menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian yang kompleks pada masa kolonialisme Belanda. Tahun 1865 masuknya kapitalisme

45 Ibid.

30 perkebunan sehingga gelombang migrasi pun terjadi. Sehingga tingkat rasio penduduk bertambah dan terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan juga ras.

Berkembangnya Medan menjadi sebuah kota yang menggambarkan kekhasannya.

Yang berkembang dikarenakan kepentingan para kapitalis perkebunan yang menjadikan sebagai suatu poros perekonomian di pantai timur Sumatera. Di zaman kolonial dibangunnya infrastruktur kota yaitu fasilitas pemerintahan, sarana transportasi kereta api, pelabuhan Belawan sebagai penopang ekonomi

Kota.46

Transportasi perkotaan yang ada di Kota Medan pada umumnya bukanlah berjenis angkutan masal. Kendaraan sewa yang ada di kota tidak lebih dari dua orang. Dari mulai Sado, hongkong (angkong) hingga kendaraan mekanis yaitu sepeda motor dan mobil yang minim penumpang. Sangat terkesan aneh karena disaat mobilitas yang semakin meningkat namun transportasi masih belum mendapat perhatian untuk menunjang mobilitas. Pada paruh abad yang ke-20

Medan dikatakan sebagai kota yang mempunyai padat penduduk. Catherine

L.Ross mengungkapkan bahwa pola pemukiman,pengaruh sosial, kegiatan sehari- hari, keadaan geografi, ekonomi, dan juga konsumsi di dalam perkembangan kota sangat dibentuk oleh adanya transportasi. Bisa dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk serta perkembangan masyarakat Medan tak bisa dileraikan dari transportasi. Yang mana diketahui bahwa transportasi sangat penting untuk mobilitas masyarakat. Kajian transportasi membentuk dinamika perkotaannya.

46 Junaidi Nasution, “Transformasi Modernitas di Kota Medan : Dari Kampung Medan Putri Hingga Gemeente Medan”, Jurnal Sejarah.Vol.I(2),2018, hal.65.

31

Terutama dalam melihat perkembangan kota dengan berdasarkan sudut pandang transportasinya.47

Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara secara umum dapat dilihat sebagai kota kelima terbesar di Indonesia dan kota terbesar di Pulau

Sumatera. Kota Medan terletak antara 2o .27’-2o .47’ Lintang Utara dan 98o .35’-

98o .44’ Bujur Timur. Kota Medan 2,5-3,75 meter di atas permukaan laut. Kota

Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 23,0 o C-

24,1 o C dan suhu maksimum berkisar antara 30,6 o C-33,1 o C serta pada malam hari berkisar 26 o C-30,8 o C. Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah

Kota Medan rata-rata 78%-82%. Sebagian wilayah di Medan sangat dekat dengan wilayah laut yaitu pantai Barat Belawan dan daerah pedalaman yang tergolong dataran tinggi, seperti Kabupaten Karo. Akibatnya suhu di Kota Medan menjadi tergolong panas. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Jumlah penduduk Kota Medan menurut BPS di tahun 2015 sebanyak 2.210.624 jiwa. Dengan jumlah laki-laki sebanyak 1.091.937 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 1.118.687.48 Menurut

BPS Provinsi Sumatera Utara bahwa penduduk Kota Medan tahun 2018 sebanyak

47 Syaiful Anwar, “Keruangan Perkotaan Medan dalam Tinjauan Transportasi Perkotaan Masa Kolonial”, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol.1, 2017, hal.342. 48 Penduduk Kota Medan, [Informasi online], https://pemkomedan.go.id/hal;kependudukan.html, diakses pada tanggal 17 Februari 2018, pukul 20.00 WIB.

32

2.229.408 jiwa. Dan jumlah penduduk Sumatera Utara di tahun 2018 ada sebanyak 14.102.911 jiwa49

Berikut adalah jumlah penduduk Kota Medam dengan berdasarkan jenis kelaminnya pada tahun 2000 hingga 2009 dan juga di tahun 2015.

Tabel 2.1 Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000 - 2009 , 2015

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

2000 945.847 958.426 1.904.273

2001 960.477 966.043 1.926.520

2002 979.106 984.776 1.963.882

2003 990.216 1.003.386 1.993.602

2004 995.968 1.010.174 2.006.142

2005 1.012.040 1.024.145 2.036.185

2006 1.027.607 1.039.681 2.067.288

2007 1.034.696 1.048.460 2.083.156

2008 1.039.707 1.062.398 2.102.105

49 Jumlah penduduk Kota Medan 2018, [Informasi online], https://sumut.bps.go.id/statictable/2018/04/09/893/jumlah-penduduk-dan-rumah-tangga-menurut-kabupaten- kota-2016.html, diakses pada tanggal 25 Februari 2019, pukul 23.00 WIB.

33

2009 1.049.457 1.071.596 2.121.053

2015 1.091.937 1.118. 687 2.210.624

Sumber : BPS Kota Medan

Kota Medan mempunyai luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan mempunyai luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Di

Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29

September 1951, dan menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, mencakup

4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul dengan keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor

66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

22 Tahun 1973 Kota Medan lalu mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510

Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan.50

Berdasarkan luas administrasi yang sama maka dari itu melalui Surat

Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, pada tanggal 05 Mei

1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan sehingga terdiri dari 144

Kelurahan. Kemudian, perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan

50 Luas Kota Medan, [Artikel online], https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan, diakses pada 13 agustus 2018, pukul 12.38 WIB.

34

Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30

September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kota madya Daerah Tingkat

II Medan dengan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kota Madya Daerah

Tingkat II Medan, dan secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi menjadi 21 Kecamatan yang terdiri dari 151 Kelurahan, 2.001 lingkungan serta 3024 TPS.51

Adapun daftar dua puluh satu Kecamatan yang ada di Kota Medan dengan total 2001 lingkungan. Tabel 2.2 Daftar Kecamatan di Kota Medan No Kecamatan Luas Persentase Kelurahan Lingkungan

1. Medan Area 552 2,08 12 172

2. Medan Amplas 1.119 4,22 6 77

3. Medan Baru 584 2,20 6 64

4. Medan Barat 682 2,57 6 98

5. Medan Belawan 2.625 9,90 6 143

6. Medan Deli 2.084 7,86 6 105

7. Medan Denai 905 3,41 6 82

8. Medan Helvetia 1.316 4,96 7 88

51 Ibid.

35

9. Medan Johor 1.458 5,50 6 81

10. Medan Kota 584 2,20 12 146

11. Medan Labuhan 3.667 13,83 6 99

12. Medan Maimun 298 1,12 6 66

13. Medan Marelan 2.382 8,99 5 88

14. Medan 409 1,54 9 128

Perjuangan

15. Medan Petisah 533 2,01 7 69

16. Medan Polonia 901 3,40 5 46

17. Medan Selayang 1.281 4,83 6 63

18. Medan Sunggal 1.281 4,83 6 63

19. Medan Tembung 799 3,01 7 95

20. Medan Timur 766 2,93 11 128

21. Medan Tuntungan 2.068 7,80 9 75

Jumlah/Total 26.51 100 151 2.001

Sumber : Data Pemko Medan

Berikut adalah rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) di dua puluh satu

Kecamatan yang ada di Kota Medan dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018.

36

Tabel 2.3 Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018 No Kecamatan Jumlah Pemilih

L P L+P

1. Medan Area 37.564 38.086 75.650

2 Medan Amplas 36.934 38.841 75.775

3. Medan Baru 30.793 32.860 63.653

4. Medan Barat 14.263 15.824 30.087

5. Medan Belawan 30.626 30.295 60.921

6. Medan Deli 54.643 53.962 108.605

7. Medan Denai 50.232 50.028 100.260

8. Medan Helvetia 43.974 47.176 91.150

9. Medan Johor 51.220 52.888 104.108

10. Medan Kota 33.097 35.652 68.749

11. Medan Maimun 37.208 37.780 74.988

12. Medan Marelan 20.767 21.551 42.318

13. Medan Perjuangan 40.974 39.654 80.628

14. Medan Petisah 33.286 34.933 68.219

37

15. Medan Polonia 23.789 26.079 49.868

16. Medan Selayang 17.568 18.420 35.988

17. Medan Sunggal 32.714 34.376 67.090

18. Medan Tembung 41.809 43.366 85.175

19. Medan Timur 44.818 46.873 91.691

20. Medan Tuntungan 38.840 41.826 80.666

21. Medan Tuntungan 31.299 33.413 64.712

Total 746.418 773.883 1.520.301

Sumber : Data Olahan KPU Kota Medan Berikut merupakan daftar nama Walikota Medan sepanjang masa yang ada dari tahun 1954 hingga saat ini.

Tabel 2.4 Daftar Nama Walikota Medan Sepanjang Masa No Nama Walikota Masa Bakti

Medan

1 MR. Luat Siregar 3 Oktober 1954 s/d 10 November 1945

2 MR. M. Yusuf 10 November 1945 s/d Agustus 1947

3 Djaidin Purba 1 November 1947 s/d 12 Juli 1952

4 A.M. Jalaludin 12 Juli 1952 s/d 1 Desember 1954

5 H. Muda Siregar 6 Desember 1954 s/d 14 Juli 1958

38

6 Madja Purba 3 Juli 1958 s/d 28 Agustus 1961

7 Basyrah Lubis 28 Februari 1961 s/d 30 Oktober 1964

8 P.R Telaumbanua 10 Oktober 1964 s/d 28 Agustus 1965

9 Aminurrasyid 28 Agustus 1965 s/d 26 September 1966

10 Drs. Sjoerkani 29 September 1966 s/d 3 Juli 1974

11 A.M Saleh Arifin 3 Juli 1974 s/d 31 Maret 1980

12 H.A.S. Rangkuti 1 April s/d 31 Maret 1990

13 H. Bachtiar Djafar 1 April 1990 s/d 31 Maret 2000

14 Drs. Abdillah, Ak, 1 April 2000 s/d 20 Agustus 2008

MBA

15 Drs. H. Afifuddin 20 Agustus 2008 s/d 22 Juli 2009

Lubis, M.Si

16 Drs. Rahudman 16 Juli 2010 s/d 15 Mei 2013

Harahap, MM

17 Drs. H. T. Dzulmi 18 Juni 2014 sampai sekarang

Eldin, M.Si

Sumber : Data diolah dari BPS Kota Medan

2.2 Profil KPU Kota Medan KPU Kota Medan adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, mandiri. KPU diawasi langsung oleh BAWASLU dalam melaksanakan pemilihan. KPU mempunyai peranan yang sangat penting di dalam melahirkan pemimpin yang benar-benar sesuai dengan kriteria yang diinginkan

39 masyarakat. KPU hadir untuk membantu pemilihan pemimpin yang mewakili suara masyarakat secara adil dan jujur. Seperti halnya KPU di daerah lain, KPU

Kota Medan sebagai penyelenggara Pemilu yang wilayah tugas dan kerjanya bertempat di Kota Medan dan sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2011 dalam menyelenggarakan Pemilu berpedoman pada azas mandiri, jujur, adil, tertib, dalam menyelenggarakan Pemilu yang terbuka, professional, efesien dan efektif. Mengingat tugas KPU adalah menyelenggarakan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Anggota

Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang diselenggarakan secara langsung oleh rakyat. Disamping tugas tersebut juga melaksanakan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) yaitu untuk memilih

Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati. Untuk melaksanakan tugas tersebut KPU dibantu Sekretariat KPU Kota Medan.52

KPU Kota Medan mempunyai visi dan misi. Yang mana visinya adalah terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian misi nya adalah Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan

52 Aprilia Anggi Lestari, (Skripsi), KPU Kota Medan Studi Etnografi tentang Pelayanan dan Kinerja KPU Kota Medan pada Pilgub Tahun 2018, (Medan : USU,2018), hal.63.

40

Umum; Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien dan efektif; Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan

Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.53

Adapun tugas, fungsi, wewenang dan kewajiban sekretariat KPU Kota

Medan. Yang pertama tugas dari seksretariat yaitu membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; Memberikan dukungan teknis administratif;

Membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan

Pemilu; membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan

Gubernur; Membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan KPU

Kabupaten/Kota; Memfasilitasi penyelesaian masalah dan sengketa pemilihan

Bupati/Walikota; Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan

53 Visi misi KPU Kota Medan, [Informasi online], https:kpud-medankota.go.id/visi-misi/, diakses tanggal 27 Februari 2018, pukul 20.00 WIB.

41 pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota, dan; Membantu pelaksanaan tugas- tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundang undangan.54

Kemudian fungsi sekretariat yaitu untuk Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu di Kabupaten/Kota; Memberikan pelayanan teknis pelaksanaan Pemilu di Kabupaten/Kota; Memberikan pelayanan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, anggaran, dan perlengkapan Pemilu di

Kabupaten/Kota; Membantu perumusan dan penyusunan rancangan keputusan

KPU Kabupaten/Kota; Membantu perumusan, penyusunan dan memberikan bantuan hukum serta memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu di

Kabupaten/Kota; Membantu pelayanan pemberian informasi Pemilu, partisipasi dan hubungan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten/Kota;

Membantu pengelolaan data dan informasi Pemilu di Kabupaten/Kota; Membantu pengelolaan logistik dan distribusi barang/jasa keperluan Pemilu di

Kabupaten/Kota; Membantu penyusunan kerjasama antar lembaga di

Kabupaten/Kota; Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan Pemilu dan pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota.55

Kewenangan, kewajiban, dan tanggung jawab sekretariat (sesuai Undang- undang No.15 tahun 2011) yang mana Sekretariat KPU Kabupaten/Kota mempunyai wewenang untuk mengadakan dan mendistribusikan perlengkapan penyelenggaraan pemilihan Bupati/Walikota berdasarkan norma, standar,

54Wewenang KPU Kota Medan, [Informasi online], http://kpud-medankota.go.id/tugas-wewenang/, diakses pada 13 Agustus 2018, pukul 15.25 WIB. 55 Ibid.

42 prosedur, dan kebutuhan yang ditetapkan oleh KPU; mengadakan perlengkapan penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dimaksud pada huruf a sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan memberikan layanan administrasi, ketatausahaan, dan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Lalu Sekretariat KPU Kabupaten/Kota berkewajiban dalam menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan; memelihara arsip dan dokumen pemilu; dan mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota. Selain itu, Sekretariat KPU

Kota Medan bertanggung jawab dalam hal administrasi keuangan serta pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan.56

Organisasi merupakan sebuah perangkat yang terdiri atas sekelompok orang pemegang posisi yang harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsitem yang saling berhubungan dan bergantung, bekerjasama atas dasar pembagian kerja, peran, dan wewenang, serta mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Sehubung dengan itu, maka perlunya struktur dalam suatu organisasi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kedudukan tiap-tiap personil dalam organisasi, tugas-tugas yang harus dilaksanakan serta wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi walaupun hanya menyajikan kerangka bangunan organisasi, tetapi merupakan suatu subsitem penting sistem organisasi formal. Struktur organisasi disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi dengan lebih efektif. Tujuan organisasi tersebut akan menentukan struktur organisasinya. Jadi struktur organisasi merupakan suatu

56Ibid.

43 kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi serta wewenang dan tanggung jawabnya.

Disamping itu struktur organisasi juga mencerminkan mekanisme-mekanisme formal pada pengelolaan organisasi.57

Berdasarkan UU No 15 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan

Umum Pasal 55 disebutkan “Untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang

KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota, dibentuk Sekretariat Jenderal

KPU, sekretariat KPU Provinsi, dan sekretariat KPU Kabupaten/Kota”. Dalam kesehariannya Komisioner dibantu oleh sekretariat yang berasal dari unsur PNS dari tingkat sekretariat KPU Kabupaten, Provinsi dan Pusat secara hierarkis, masing-masing sekretariat ini dinahkodai oleh seorang Sekretaris. Untuk menjadi

Sekjend KPU mekanismenya diusulkan oleh Komisioner sebanyak 3 orang kepada Presiden setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan akhirnya presiden akan memutuskan 1 (satu) nama melalui (Kepres) keputusan Presiden, sedangkan untuk wilayah provinsi dan Kabupaten/Kota diusulkan oleh KPU Provinsi, kabupaten/kota kepada Sekretaris Jenderal KPU sebanyak 3 (tiga) orang setelah berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah kemudian Sekretaris Jenderal KPU memilih 1 (satu) orang sekretaris KPU Provinsi dari 3 (tiga) orang calon, dan selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal KPU. Meskipun masing masing sekretaris bertanggung jawab kepada komisioner, akan tetapi diharamkan bagi komisioner untuk terjun dalam hal administrasi keuangan,

57 Struktur Organisasi KPU Kota Medan, [Informasi online], http://kpud-medankota.go.id/anggota-3/, diakses pada 13 Agustus, pukul 16.15 WIB.

44 pengadaaan barang dan jasa serta masalah kepegawaian yang memang telah diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.58

KPU Kota Medan berperan dalam melaksanakan kegiatan pemilu

Gubernur untuk membentuk budaya politik di masyarakat dalam pemilihan

Gubernur di tahun 2018. Adapun tujuan diadakannnya pembentukan budaya politik oleh KPU Kota Medan yaitu untuk membentuk budaya politik partisipan masyarakat dalam pemilihan Gubernur di Sumatera Utara. KPU Kota Medan didalam kegiatan Pemilihan Gubernur untuk membentuk budaya politik masyarakat supaya lahirnya budaya politik partisipatif. Dikarenakan bisa mendukung sebuah system politik yang demokratis dan juga stabil. Dan juga menyangkut soal sikap, norma, persepsi, dan juga sejenisnya yang bisa menopang adanya partisipasi masyarakat.59

Adapun struktur organisasi Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Kota Medan terdiri atas:60

58 Ibid. 59 Aprilia Anggi Lestari , op.cit.,hal.69. 60 Struktur Organisasi KPU Kota Medan, loc.cit.

45

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Komisioner KPU Kota Medan

Sumber : KPU Kota Medan

2.3 Profil Peserta Pemilihan Gubernur Ada dua pasangan calon yang telah resmi dalam pemilihan Gubernur

Sumatera Utara. Yang pertama dengan nomor urut satu yaitu Edy Rahmayadi

(Panglima Kostrad tahun 2015-2018)- Musa Rajekshah (Ketua PMI Kota Medan tahun 2014-2019) dengan partai pengusung/pendukungnya yakni gerindra,

PKS,PAN,Golkar,NasDem,Hanura,Perindo,PBB,Garuda,Demokrat,PKB. Adapun

46 visi nya yaitu “Sumatera Utara Maju, Aman, Sejahtera dan Bermartabat”, dan dengan jargonnya Eramas. Letnan Jenderal TNI (Purn.) H.Edy

Rahmayadi dilahirkan tepatnya di Sabang, Aceh pada tanggal 10 Maret 1961 dan sekarang sudah berusia 57 tahun. Beliau menikah dengan Dra. Nawal Lubis dan dikaruniai tiga anak. Yaitu Siti Andina Rahmayani, Siti Andira Rahmayana, dan

Gilang Prasetya R. Ia adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan

Darat yang Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/12/I/2018 pada tanggal 4 Januari 2018 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI, ia dilantik menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun dini).

Sebelumnya beliau menjabat sebagai Pangkostrad menggantikan Jenderal

TNI Mulyono yang menjadi KSAD.61Kini ia merangkap jabatan sebagai Gubernur

Sumatera Utara, Ketua umum PSSI, dan juga Ketua Dewan Pembina PSMS

Medan. H.Edy Rahmayadi, merupakan lulusan Akademi Militer pada tahun 1985.

Dan ia sangat berpengalaman dalam bidang infanteri. Jabatan sebelumnya ia adalah seorang Panglima Kodam I/Bukit Barisan. Edy Rahmayadi pernah menjabat sebagai Komandan Yonif Linud 100/Prajurit Setia yang bermarkas di

Namu Sira-Sira, Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Beliau menempuh pendidikan

Sekolah Dasardi SD Slako A, Madiun Jawa Timur dari tahun 1966 hingga 1971.

Dilanjutkan SMP di SMP Angkasa, Medan, Sumatera Utara pada tahun 1972 hingga 1975. Selanjutnya SMA di SMA Negeri 1, Medan, Sumatera Utara pada

61 KPU Sumatera Utara

47 tahun 1975 hingga 1979. Lalu dilanjutkan di Akademi Militer, Magelang, Jawa

Tengah pada tahun 1979 sampai 1985. Dan di tahun 1985 ia menempuh pendidikan SUSARCAB Inf di Sesarcab IF. Di tahun 1992 ia menempuh

SELAPA/Inf di Selapa. Dilanjutkan dengan SELAPA II/Inf di Selapa II ditahun

1995. Dan dilanjutkan SESKOAD di Jakarta tahun 1997 hingga 1998. Dan

Lemhanas di Jakarta tahun 2010 hingga 2011.62

Drs. H. Musa Rajekshah, M.Hum.dilahirkan di Medan, Sumatera Utara tepatnya pada tanggal 01 April 1974 yang sekarang ia berusia 44 tahun dan beragama Islam. Ia lebih dikenal dengan sebutan Ijeck. Sebelumnya, ia memiliki jabatan sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan Periode 2014-

2019. Musa Rajekshah juga merupakan Ketua Umum Pengurus Provinsi Ikatan

Motor Indonesia (IMI) Sumatera Utara selama dua periode, sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2017. Musa Rajekshah adalah anak yang kedelapan dari sembilan bersaudara yakni dari pasangan H. Anif dan Hj. Syarifah Rahmah. Ijeck adalah sesosok pengusaha yang cukup sukses yang ada di Medan. Anak usahanya bervariasi yakni mulai dari perkebunan sawit maupun otomotif.63

Selain itu sesosok yang satu ini punya banyak prestasi dalam bidang olahraga dan acapkali terlibat di dalam aktivitas sosial. Di pemilihan umum

Gubernur Sumatera Utara 2018, Musa Rajekshah maju menjadi calon wakil gubernur Sumatera Utara dan mendampingi Edy Rahmayadi. Musa Rajekshah

62 KPU Sumatera Utara 63 KPU Sumatera Utara

48 menikah dengan Sri Ayu Mihari dan saat ini pun Musa Rajekshah telah dikarunia empat orang anak yakni Musa Arjianshah, Putri Anninshah, Fakhira Nailashah, dan Musannif Shah. Musa Rajekshah menempuh pendidikan di SD Harapan

Medan pada tahun 1980 hingga tahun 1986. Kemudian melanjutkan di SMPN

Harapan Medan pada tahun 1986 hingga 1989. Lalu ia pun lanjut ke SMU

Harapan Medan di tahun 1989 hingga 1992. Dan pendidikan S1 nya diraih di

Fakultas Ilmu Sosial dan dan Ilmu Poliik Jurusan Ilmu Hubungan

Masyarakat Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan pada tahun 1992 hingga 1998. Dan berikutnya ia menempuh S2 di Magister humaniora Universitas

Sumatera Utara (USU) tepatnya di tahun 2007 hingga 2009. Adapun pengalaman kerja dari Musa yaitu ia pernah menjabat sebagai Komisaris di PT Anugerah

Sawindo pada tahun 1997 hingga 2008. Kemudian di tahun 2008 ia menjabat sebagai Direktur PT Kembang Sepatu Alam Abadi hingga sekarang. Berikutnya ia juga menjabat sebagai Direktur PT Sumatera Motor Indonesia dari tahun 2016 hingga sekarang. Beliau pun perrnah menjabat sebagai Pengawas Yayasan Haji

Hanif di tahun 2011 hingga 2016. Dan di tahun 2016 ia menjabat sebagai Ketua

Umum Yayasan Haji Hanif hingga sekarang. Dan terkahir ia menjabat di PT

Anugerah Kawan Setia dari tahun 2006 hingga sekarang.64

Lalu pasangan calon dengan nomor urutan dua yaitu Djarot Saiful Hidayat

(Gubernur DKI Jakarta tahun 2017) - Sihar Sitorus (Tenaga Ahli Kemenko PMK

RI) dengan partai pengusung/pendukungnya yakni PDIP, PPP, PKPI,PSI. Adapun

64 KPU Sumatera Utara

49 visinya yaitu “Mewujudkan Sumatera Utara sebagai Provinsi memiliki tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan serta mewujudkan Sumatera Utara yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”, dan dengan jargonnya DJOSS.

Drs. H. Djarot Saiful Hidayat, MS dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah yakni pada tanggal 6 Juli 1962 dan sekarang berumur umur 56 tahun. Ia tingal di

JL.Mega Kuningan Barat III/Blok E35 No.11,RT/RW OO4/005 Kel.Kuningan

Timur, Kec.Setia Budi, Jakarta Selatan. Beliau adalah seorang Gubernur DKI

Jakarta yang menjabat sejak 15 Juni 2017 hingga 15 Oktober 2017. Yang sebelumnya, ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta yang mulai pada tanggal 9 Mei 2017 menggantikan atau biasa disebut Ahok yang divonis 2 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang terkait kasus penistaan agama. Dengan masa jabatan hanya sekitar 4 bulan,

Djarot menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan masa jabatan terpendek sepanjang sejarah yang pernah ada. Djarot adalah seorang politisi PDI Perjuangan yang pernah menduduki jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia di periode 2014-2019.65

Selain itu, Djarot juga pernah menduduki jabatan sebagai Wali Kota

Blitar sejak tanggal 3 Mei 2000 hingga tangggal 3 Agustus 2010, anggota DPRD

Jawa Timur sejak 1999 hingga 2000,dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sejak 17

Desember 2014 hingga pada tanggal 9 Mei 2017. Ia menikah dengan Happy

65 KPU Sumatera Utara

50

Farida. Dan dikaruniai tiga anak yaitu Safira Prameswari, Karunia Dwi Hapsa, dan Meisyah Rizky Berliana. Selain pernah menjadi salah satu anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Ia pun juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur dari tahun 1999 sampai pada tahun 2000. Sebelum menggeluti aktivis politik, Djarot

Saiful Hidayat mempunyai mata pencaharian utama sebagai Dosen di Universitas

17 Agustus 1945, . Tak hanya sebagai dosen, ia juga merangkap tugas sebagai Pembantu Rektor I di Universitas tersebut pada tahun 1997 hingga 1999.

Ia menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Raden Saleh Surabaya dari tahun

1968 hingga 1974. Dan di tahun 1974 hingga 1977 ia melanjutkan di SMPN 4

Surabaya. Lalu ia SMA di SMA TNH Mojokerto. Djarot Saiful Hidayat menempuh pendidikan S1 di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Fakultas Ilmu

Administrasi (FIA). Setelah menamatkan pendidikannya di UB pada tahun 1986, ia mendapat gelar Sarjana (S1). Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya dengan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Fakultas

Ilmu Politik hingga memperoleh gelar Magister (S2) pada tahun 1991.66

Djarot pun pernah menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama 2 periode, yakni pada tahun 2000 hingga 2005 dan pada tahun 2005 hingga 2010. Sebagai seorang pimpinan di kota Blitar, Djarot sangat membatasi adanya kehidupan metropolitan yang serba mewah di kotanya, contohnya seperti berdirinya pusat perbelanjaan/mall modern dan juga gedung pencakar langit. Beliau lebih

66 Ibid.

51 menyukai untuk menata pedagang kaki lima yang mendominasi roda perekonomian di Kotanya. Dengan adanya konsep matang yang sudah ia rencanakan, Djarot berhasil menata ribuan pedagang kaki lima yang dulunya kumuh di kompleks alun-alun kota menjadi tertata dengan rapi. Rencana yang beliau terapkan ternyata berhasil mendongkrak perekonomian di Kota Blitar, tanpa adanya mall dan supermarket layaknya di Kota-Kota besar. Djarot dikenal warganya sebagai Walikota yang merakyat, sederhana, dan gemar sekali blusukan untuk melihat kondisi langsung yang terjadi di lapangan. Bahkan di saat pejabat daerah lain menggunakan mobil terbaru dan mewahnya, ia pun lebih suka menggunakan sepeda untuk melihat kondisi langsung rakyatnya. Kota Blitar di bawah kepemimpinannya mendapat gelar adipura 3 kali berturut-turut yaitu pada tahun 2006, 2007, dan juga 2008. Atas kontribusi positif yang telah ia berikan sebagai seorang wali kota, ia pun mendapat penghargaan Komite Pemantauan

Pelaksanaan Otonomi Daerah di tahun 2008. Djarot juga mendapatkan

Penghargaan Terbaik Citizen's Charter yakni di Bidang Kesehatan.

Djarot dipilih oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Wakil Gubernur yang mendampinginya hingga pada tahun 2017. Djarot menyingkirkan nama-nama lain yang sempat beredar luas yaitu Ketua Tim

Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan DKI Jakarta (TGUPP) Sarwo

Handayani, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta 2009 hingga tahun 2014 Boy

Sadikin, serta Wali Kota Surabaya 2002-2010 Bambang Dwi Hartono. Djarot dilantik sebagai Wakil Gubernur pada 17 Desember 2014 di Gedung Balai Agung,

52

Balai Kota DKI Jakarta secara langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki

Tjahaja Purnama (Ahok). Dan kita tahu bahwa popularitas Djarot tidak disangsikan lagi apalagi saat bersama Ahok. Hampir seluruh penjuru Indonesia mengenalnya. Kualitas Djarot sebagai pemimpin tak dapat diragukan lagi. 67

Dr.Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus Pane, BSBA MBA atau sering disebut Sihar Sitorus. Ia adalah seorang pengusaha yang sukses dan berasal dari

Provinsi Sumatera Utara yang merupakan seorang politikus sekaligus jadi calon wakil Gubernur Sumatera Utara Periode 2018 sampai tahun 2023 bersama dengan calon Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Sihar lahir di Jakarta, 12 Juli 1968 dan sekarang berumur 50 tahun. Ia tinggal di JL.Adityawarman/69, Melawai-

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dan ia beragama Kristen. Beliau menikah dengan Patricia Ferrari Juanita dan dikaruinia dua anak. Yaitu Gabriela Gumilang

MT Sitorus dan Gamaliel Ferria MM Sitorus. Sihar Sitorus menempuh pendidikan

SD,SMP, dan juga SMA di Jakarta. Kemudian Business Administration (BSBA) di University of Arizona dan juga lulus di tahun 1991. Dan di tahun 1993 ia menempuh pada tahun 1998 ia pun menempuh pendidikan Program Diploma

Business dari Strathclyde University, Glasgow. Dan pada tahun 2005 ia juga menempuh pendidikan Doctor of Business Administration di Manchester

Business School. Ia pun punya pengalaman kerja di PT Freeport Indonesia yakni di tahun 1993 hingga pada tahun 1995. Dan kemudian ia bekerja di PT Bursa Efek

Jakarta di tahun 1995 sampai tahun 1997. Dan ia pun juga pernah menjadi tenaga

67 KPU Sumatera Utara

53 ahli Kementerian Koordinator PMK. Beliau juga merupakan Direktur Lembaga

Peduli Hutan Indonesia yakni dari tahun 1998 sampai saat ini.68

2.4 Proses pemilihan Gubernur Sumatera Utara Pada tahap persiapan pemilihan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat pada tanggal 14 juni 2017 sampai 23 juni 2018. Kemudian pembentukan

PPK,PPS dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2017 sampai dengan 11 November, dan pembentukan KPPS pada tanggal 3 april 2018 sampai 3 juni 2018.

Dilanjutkan dengan pemantauan pemilihan di tanggal 12 oktober 2017 sampai 11 juni 2018. Pengolahan Daftar Penduduk Potensial Pemilihan Pemilihan (DP4) dilakukan dar tanggal 24 November 2017 hingga 30 Desember 2017. Yang mana penerimaan DP4 dilakukan pada tanggal 24 November hingga 27 November

2017. Dan analisis DP4 di tanggal 28 November 2017 hingga 4 Desember 2017.

Dilanjutkan dengan sinkronisasi Daftar Pemilih Pemilu/Pemilihan Terakhir dengan DPtb dan DP4 pada tanggal 5 Desember 2017 hingga 25 Desember 2017.

Penyampaian hasil analisis DP4 dan hasil sinkronisasi kepada KPU Provinsi/KIP

Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dilakukan di tanggal 26 Desember 2017 hingga 29 Desember 2017. Dan pengumuman hasil analisis DP4 di tanggal 30

Desember 2017. Pemutakhiran data dan daftar pemilih dilakukan dari tanggal 30

Desember 2017 hingga 27 juni 2018. Yang mana dari tanggal 30 Desember hingga 19 januari 2018 dilakukan penyusunan Daftar Pemilih oleh KPU/KIP

68 KPU Sumatera Utara

54

Kabupaten/Kota dan penyampaian kepada PPS. Dilanjutkan dengan pembentukan dan bimbingan teknis PPDP dari tanggal 19 Desember hingga 17 Januari 2018.69

Lalu pencocokan dan penelitian di tanggal 20 Januari 2018 sampai 18

Februari 2018. Penyusunan daftar pemilih hasil pemutakhiran dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2018 hingga 4 Maret 2018. Rekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran tingkat Desa/ Kelurahan dan penyampaiannua beserta daftar pemilih hasil pemutakhiran ke PPK di tanggal 5 Maret 2018 hingga 7 Maret 2018.

Rekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran tingkat Kecamatan dan penyampaiannya kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota di tanggal 8 Maret hingga 9

Maret 2018. Rekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran tingkat

Kabupaten/Kota untuk ditetapkan sebagai Daftar Pemilih Sementara (DPS) pada tanggal 10 Maret 2018 hingga 16 Maret 2018.70

Rekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran tingkat Provinsi untuk ditetapkan sebagai DPS di tanggal 16 Maret 2018 hingga 17 Maret 2018.

Kemudian di tanggal 17 maret 2018 hingga 23 maret 2018 dilakukan penyampaian DPS kepada PPS. Di tanggal 24 maret 2018 hingga 02 April 2018 dilakukan pengumuman dan tanggapan masyarakat terhadap DPS. Kemudian perbaikan DPS pada tanggal 3 April 2018 hingga 07 April 2018. Dan rekapitulasi

DPS hasil perbaikan tingkat Desa/Kelurahan dan penyampaiannya beserta DPS hasil perbaikan kepada PPK di tanggal 08 April 2018 hingga 10 April 2018.

69 KPU Kota Medan 70 Ibid.

55

Rekapitulasi DPS hasil perbaikan tingkat Desa/Kelurahan dan penyampaiannya beserta DPS hasil perbaikan kepada PPK di tanggal 11 April 2018 hingga 12

April 2018. Penyampaian rekapitulasi DPS hasil perbaikan tingkat

Desa/Kelurahan dan DPS hasil perbaikan kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota di tanggal 11 April 2018 hingga 12 April 2018. Di tanggal 13 April 2018 hingga 19

April 2018 dilakukan rekapitulasi DPS hasil perbaikan tingkat Kabupaten/Kota untuk ditetapkan sebagai DPT. Penyampaian DPT kepada PPS dilakukan pada tanggal 20 April 2018 hingga 29 April 2018. Rekapitulasi DPT tingkat Provinsi

Pada tanggal 20 April 2018 hingga 21 April 2018. Pengumuman DPT oleh PPS di tanggal 29 April 2018 hingga 27 Juni 2018.71

Pada tahap penyelenggaraan, syarat dukungan pasangan calon perseorangan dilakukan dari. Penetapan rekapitulasi DPT Pemilu/Pemilihan terakhir sebagai dasar penghitungan jumlah minimum dukungan persyaratan pasangan calon perseorangan di tanggal 10 September 2017. Pengumuman syarat minimal dukungan pada tanggal 9 November 2017 hingga 22 November 2017.

Penyerahan syarat dukungan pasangan Calon Gubernur Dan Wakil Gubernur kepada KPU Provinsi/KIP Aceh ditanggal 22 November 2017 hingga 26

November 2017. Penelitian jumlah minimal dukungan dan sebaran pada tanggal

22 November hingga 05 Desember 2017. Penelitian administrasi dan analisis dukungan ganda pada tanggal 22 November 2017 hingga 05 Desember 2017.

Penyampaian syarat dukungan kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota di tanggal 06

71 Ibid., hal.2.

56

Desember 2017 hingga 8 Desember 2017. Kemudian penyerahan syarat dukungan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati/Calon Walikota kepada KPU/KIP

Kabupaten/Kota pada tanggal 25 November 2017 hingga 29 November 2017. Dan penelitian administrasi dan analisis dukungan ganda di tanggal 25 November 2017 hingga 08 Desember 2017. Penyampaian syarat dukungan pasangan Calon

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil

Walikota kepada PPS di tanggal 09 Desember 2017 hingga 11 Desember 2017. Di tanggal 12 Desember 2017 hingga 25 Desember 2017 dilakukan penelitian faktual di tingkat Desa/Kelurahan. Rekapitulasi di tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2017 hingga 31 Desember 2017. Dan dilakukan rekapitulasi di tingkat Provinsi di tanggal 01 Januari 2018 hingga 03 Januari

2018.72

Setelah itu dilakukan pengumuman pendaftaran pasangan calon pada tanggal 01 Jnuari 2018 hingga 07 Januari 2018. Dan pendaftaran pasangan calon di tanggal 8 Januari 2018 hingga 10 Januari 2018. Kemudian pengumuman dokumen syarat pasangan calon di laman KPU untuk memperoleh tanggapan dan masukan masyarakat di tanggal 10 Januari 2018 hingga 16 Januari 2018. Diikuti dengan pemeriksaan kesehatan di tanggal 08 Januari 2018 hingga 15 Januari

2018. Lalu penyampaian hasil pemeriksaan kesehatan di tanggal 15 Januari 2018 hingga 16 Januari 2018. Kemudian dari pada itu penelitian syarat pencalonan untuk Pasangan Calon yang diajukan oleh Partai Politik dan Gabungan Partai

72 Ibid.

57

Politik di tanggal 08 Januari 2018 hingga 10 Januari 2018. Sedangkan penelitian syarat pencalonan untuk pasangan calon yang diajukan oleh Partai Politik dan

Gabungan Partai Politik dan untuk Pasangan Calon Perseorangan di tanggal 10

Januari 2018 hingga 16 Januari 2018. Dan penelitian untuk pasangan calon perseorangan di tanggal 17 Januari 2018 hingga 18 Januari 2018. Dan penyerahan perbaikan syarat dukungan pasangan calon perseorangan Gubernur dan Wakil

Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota kepada

KPU/KIP Kabupaten/Kota di tanggal 18 Januari 2018 hingga 20 Januari 2018.

Penyerahan perbaikan syarat calon dari Partai Politik/gabungan Partai Politik dan perseorangan di tanggal 18 Januari 2018 hingga 26 Januari 2018. Dan pengumuman perbaikan dokumen syarat pasangan calon di laman KPU berlangsung dari tanggal 20 Januari 2018 hingga 26 Januari 2018.73

Dilanjutkan dengan penelitian perbaikan syarat dukungan pasangan calon perseorangan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau

Walikota dan Wakil Walikota oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota yakni penelitian jumlah minimal dukungan dan sebaran di tanggal 18 Januari 2018 hingga 23

Jauari 2018. Disertai penelitian administrasi dan analisis dukungan ganda yang dilaksanakan di tanggal 18 Januari 2018 hingga 26 Januari 2018. Penyampaian hasil analisis dugaan ganda dan syarat dukungan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota kepada PPS melalui PPK di tanggal 27 Januari 2018 hingga 29 Januari 2018.

Kemudian penelitian faktual di tingkat Desa/Kelurahan di tanggal 30 Januari 2018

73 Ibid, hal.3.

58 hingga 5 Februari 2018. Dan selanjutnya rekapitulasi jumlah dukungan di tingkat

Kecamatan pada tanggal 06 Februari 2018 hingga 07 Februari 2018. Selanjutnya rekapitulasi jumlah dukungan di tingkat Kabupaten/Kota di tanggal 08 Februari

2018 hingga 09 Februari 2018. Dan selanjutnya rekapitulasi jumlah dukungan di tingkat Provinsi di tinggal 10 Februari 2018 hingga 11 Februari 2018. Di tanggal

19 Januari 2018 hingga 27 Januari 2018 dilakukan penelitian perbaikan syarat calon. Berikutnya penetapan pasangan calon di tanggal 12 Februari 2018. Dan pengundian dan pengumuman nomor urut Pasangan Calon di tanggal 13 Februari

2018.74

Setelah itu dilakukan sengketa tun pemilihan yakni pengajuan permohonan sengketa di Bawaslu Provinsi/Panwas Kabupaten/Kota paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak keputusan KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota ditetapkan. Perbaikan permohonan sengketa paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak pemberitahuan kekurang lengkapan permohonan. Penyelesaian sengketa dan putusan paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya permohonan. Dan pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha Negara paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak putusan Bawaslu Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota. Selanjutnya penggugat dapat memperbaiki dan melengkapi gugatan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya gugatan oleh PT TUN. Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara (PT TUN) memeriksa dan memutus gugatan paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak gugatan dinyatakan lengkap. KPU Provinsi/KIP Aceh dan/atau

74 Ibid.

59

KPU/KIP Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti putusan PT TUN paling lama 7

(tujuh) hari setelah putusan PT TUN sepanjang tidak melewati 30 (tiga puluh)

Hari sebelum hari pemungutan suara.75

Kasasi di Mahkamah Agung (MA) paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterbitkannya putusan PT TUN. Dan selanjutnya MA memeriksa dan memutus perkara kasasi paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima.

Dan KPU Provinsi/KIP Aceh dan/atau KPU/KIP Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti putusan MA paling lama 7 (tujuh) hari setelah putusan MA sepanjang tidak melewati 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara.

Masa kampanye, pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka dan dialog, penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga, dan/ atau kegiatan lain, debat publik/terbuka antar pasangan calon dilakukan pada tanggal

15 Februari 2018 hingga 23 Juni 2018. Kemudian kampanye melaui media masa, cetak dan elektronik di tanggal 10 Juni 2018 hingga 26 Juni 2018. Masa tenang dan pembersihan alat peraga di tanggal 24 Juni 2018 hingga 26 Juni 2018.76

Laporan dan audit dana dana kampanye yakni penyerahan Laporan Awal

Dana Kampanye (LADK) di anggal 14 Februari 2018. Dan pada tanggal 15

Februari 2018 pengumuman penerimaan LADK. Selanjutnya di tanggal 20 April

2018 dilakukan penyerahan Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye

(LPSDK). Pada tanggal 21 April 2018 diumumkan penerimaan LPSDK.

75 Ibid., hal.4. 76 Ibid.

60

Penyerahan Laporan Penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) di tanggal 24 Juni 2018. Dan pada tanggal 25 Juni 2018 dilakukan penyerahan

LPPDK kepada kantor Akuntan Publik (KAP). Audit LPPDK ditanggal 25 Juni

2018 hingga 9 Juli 2018. Kemudian penyampaian hasil audit LPDK kepada KPU

Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota di tanggal 10 Juli 2018. Dan penyampaian hasil audit kepada pasangan calon dan pengumuman hasil audit di tanggal 11 Juli 2018 hingga 13 Juli 2018. 77

Berikutnya pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara yaitu proses pengadaan perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara di tanggal 17 Maret 2018 hingga 26 Mei 2018. Produksi dan pendistribusian perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara di tanggal 11

April 2018 hingga 26 Juni 2018. Selanjutnya pemungutan dan penghitungan yakni penyampaian pemberitahuan kepada pemilih untuk memilih di TPS di tanggal 12

Juni 2018 hingga 18 Juni 2018. Kemudian pemungutan dan peghitngan suara di

TPS ditanggal 27 Juni 2018. Dan pengumuman hasil penghitungan suara di TPS tanggal 27 Juni 2018 hingga 3 Juli 2018. Dan di tanggal 27 hingga 29 Juni 2018 dilakukan penyampaian hasil penghitungan suara dari KPPS kepada PPS. Dan pengumuman hasil penghitungan suara per TPS oleh PP didesa/kelurahan di tanggal 27 Juni hingga 3 Juli 2018. Hingga pada tahap rekapitulasi hasil pemungutan suara yakni penyampaian hasil penghitungan suara kepada PPK di tanggal 27 Juni 2018 hingga 29 Juni 2018. Rekapitulasi hasil penghitungan suara

77 Ibid.

61 tingkat kecamatan dan penyampaian hasil rekapitulasi ke KPU/KIP

Kabupaten/Kota di tanggal 28 Juni 2018 hingga 4 Juli 2018. Selanjutnya rekapitulasi, penetapan dan pengumuman hasil penghitungan suara tingkat

Kabupaten/Kota untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan

Wakil Walikota di tanggal 4 hingga 6 Juli 2018. Rekapitulasi dan pengumuman hasil penghitungan suara tingkat Kabupaten/Kota untuk pemilihan Gubernur dan

Wakil Gubernur di tanggal 4 Juli 2018 hingga 6 Juli 2018. Dan rekapitulasi, penetapan dan pengumuman hasil penghitungan suara tingkat Provinsi untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.78

78 Ibid., hal.5.

62

BAB III ANALISIS STRATEGI KPU KOTA MEDAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH

Tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013.

Walaupun sudah meningkat dari pemilihan yang sebelumnya, namun persentase partisipasi pemilih tidak mencapai target yang ditetapkan oleh KPU

Pusat. Sebenarnya KPU Kota Medan telah melakukan berbagai macam cara dalam meningkatkan partisipasi pemilih, akan tetapi tidak tercapainya target partisipasi pemilih bukanlah tanggung jawab dari KPU Kota Medan semata.

Akan tetapi, menjadi tanggung jawab bersama, baik KPU, Pemerintah, masyarakat maupun peserta dari pemilihan umum itu sendiri.

Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 terdapat 3.024 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang tersebar di

21 Kecamatan yang ada di Kota Medan. Yang mana jumlah Komisioner KPU

Kota Medan ada 5 personil, Staf KPU Kota Medan ada 17 personil, PPK (Panitia

Pemilihan Kecamatan) ada 105 personil, PPS (Panitia Pemungutan Suara) ada 453 personil, KPPS (Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara) ada 21.168 personil, Petugas Ketertiban ada 6048 orang, dan PPDP (Panitia Pemutakhiran

63

Data Pemilih) sebanyak 5.891. Komisi Pemilihan Umum Kota Medan menetapkan DPT pemilih Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun

2018 berjumlah 1.520.301 pemilih dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah

746.418 pemilih dan perempuan berjumlah 773.883 pemilih yang tersebar di 21

Kecamatan,151 Kelurahan dan 3.024 TPS. Dan dibentuknya personil untuk penyelenggara pemilihan umum adalah salah satu strategi agar partisipasi pemilih bisa meningkat. Adapun strategi yang dilaksanakan oleh KPU Kota Medan di dalam meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 terbagi kedalam 4 pilihan strategi menurut pandangan Newman. Diantaranya strategi penguatan, strategi rasionalisasi, strategi bujukan dan juga strategi konfrontasi.79

3.1 Strategi Penguatan Strategi ini dapat digunakan untuk sebuah kontestan yang telah dipilih karena mempunyai citra tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja politik selama mengemban jabatan politik tertentu.80 Strategi penguatan diantaranya yang pertama, meningkatkan kapasitas dan kualitas (Capacity

Building) penyelenggara pemilihan umum. Komisi Pemilihan Umum Kota

Medan dan juga penyelenggara dari tingkat bawah sangatlah mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Hal tersebut harus dilakukan dalam memperkuat lembaganya supaya bisa memberikan kinerja yang lebih baik lagi.

79 Andrianus Pito, loc.cit. 80 Ibid.

64

Kemudian ada beberapa informan yang mengutarakan pernyataan dan salah satunya yaitu Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p selaku Ketua KPU

Kota Medan beliau menyampaikan :

“Untuk mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih dalam menggunakan

hak pilihnya dalam pemilihan umum maka dari itu membenahi

manajemen penyelenggara sangatlah penting. Agar kinerja dari

penyelenggara dapat maksimal dan efektif. Bimbingan teknis

(BIMTEK) maupun tata cara verifikasi yang dilakukan pada tanggal 23

November 2017. Dan juga monitoring serta pemeriksaan kerja PPDP

diaula RPP kota Medan pada tanggal 25 Januari 2017. Dan monitoring

coklit serentak seluruh kecamatan pada tanggal 7 Februari 2018. FGD

dilakukan di Hotel Polonia pada tanggal 29 September 2017. Yaitu

tentang sosialisasi tahapan dan regulasi pemilihan umum. Contohnya

saja pemutakhiran data pemilih harus dilakukan monitoring yang

sangat maksimal dari PPK sampai kepada PPDP. Lebih kepada

penguatan di sumber daya manusianya. Ternyata pun tidak hanya

cukup satu kali saja menjelaskan kepada PPDP tentang tanggung

jawab mereka di dalam pemutakhiran data pemilih. Memonitoring

apakah mereka bekerja door to door atau tidak karena banyak petugas

pemutakhiran data yang merasa sudah kenal. Justru malah duduk saja

dan dicoretinya tanpa mendatangi lagsung kerumahnya. Oleh sebab

itu, banyak terjadi kesalahan. Dan banyak fakta yang ditemukan ketika

65

monitoring. Dan justru terjadi banyak sekali kesalahan. Padahal kita

basisnya Kartu Keluarga (KK) bukan perorangan. Makanya dilakukan

evaluasi supaya kerja dengan maksimal. Dan tidak hanya mendengar

tapi harus terjun kelapangan langsung. Kemudian selain itu Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan juga melakukan evaluasi pemilih. Dan

evaluasi data pemilih adalah strategi yang paling krusial yang kita

lakukan.”81

Berdasarkan pernyataan diatas, diketahui bahwa harus dilakukannya peningkatan kuantitas dan juga kualitas penyelenggara pemilihan umumnya.

Supaya pun penyelenggara bisa bekerja dengan semaksimal mungkin dan pemilihan umum pun bisa berjalan dengan lancar. Dan untuk penejelasan yang diberikan ke penyelenggara tingkat bawah harus lebih maksimal lagi. Agar tidak terjadi miss komunikasi. Sehingga bisa meminimalisirkan kendala. Agar bisa menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Dan strategi yang paling krusial adalah evaluasi data pemilih.

Lalu Bapak Drs.Karnomen Purba selaku Kasubag Teknis dan Hubmas

Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Menyatakan bahwa :

“Sumber daya manusianya harus lebih ditingkatkan dengan cara

meningkatkan disiplin kerjanya. Jadi, kinerja dari sumber daya

manusia nya harus lebih ditingkatkan lagi. Sehingga ada yang

81 Wawancara dengan Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 04 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, pukul 13.02 WIB.

66

namanya keteraturan dan mempunyai tanggung jawab. Supaya pun

masyarakat lebih paham karena penyelenggara pemilihan umum

memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh masyarakat.”82

Berdasarkan pernyataan diatas, Disiplin kerja adalah hal yang sangat krusial. Jadi harus betul-betul dijalankan yang namanya disiplin kerja. Agar apa yang hendak dilakukan bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Dan setiap orang harus mempunyai keterbebanan satu sama lain atas tanggung jawab yang diberikan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Raden Deni

Admiral, S.Sos, M.Ap, Beliau menyampaikan :

“Panwaslu Kota Medan acapkali melakukan sosialisasi terkait

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018.

Dan sosialisasi yang digelar pun dihadiri oleh Pemerintah Kota

Medan, masyarakat, tokoh masyarakat, pemilih pemula. Dan sosialisasi

biasa dilakukan di Hotel Grand Antares Medan, Hotel Garuda Plaza,

Hotel Soechi Intrnational Medan,Hotel Pardede International Medan,

Hotel LG Medan, Hotel Grand Mercure dan lain-lain.”83

82 Wawancara dengan Drs.Karnomen Purba (Kasubag Teknis dan Hubmas Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Periode 2013-2018), pada tanggal 13 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, pukul 13.03 WIB. 83 Wawancara dengan Raden Deni Admiral, S.Sos, M.Ap (Anggota Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan Periode 2013-2018), pada tanggal 01 April 2019, di Kantor Badan Pengawas Pemilu Kota Medan,Pukul 12.02 WIB.

67

Berdasarkan pernyataan diatas, seringkali dilakukan sosialisasi tentang

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018. Dan sosialisasi pun dihadiri oleh berbagai macam segmen. Baik itu tokoh masyarakat maupun pemilih pemula.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari informan diatas. Bahwa dalam sosialisasi tatap muka (Face to Face). Komisi Pemilihan Umum Kota

Medan melakukan sosialisasi diluar maupun didalam ruangan. Seperti kegiatan sosilaisasi yang dilakukan bersama dengan Panwaslu Kota Medan bersama

Pemerintah Kota Medan, masyarakat, tokoh masyarakat, pemilih pemula yang dilakukan di Hotel. Kemudian juga dilakukan sosialisasi ke Universitas,

Sekolah, aula Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, pasar, lapas, dan juga masjid.

Yang kedua, yaitu memperkuat komunikasi dan keterbukaan informasi

KPU Kota Medan kepada masyarakat. Agar pun masyarakat luas bisa mempunyai kepercayaan karena segala informasi dapat diakses dengan mudah.

Tak ada informasi yang tak jelas, dan teknis penyelenggaraan maupun data- data pun mudah didapatkan. Dan informasi yang sampai pun terpercaya dan masyarakat tak kebingungan. Untuk memperkuat komunikasi dan keterbukaan informasi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan melakukan berbagai macam strategi agar pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018 berjalan dengan efektif dan lancar. Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p selaku Ketua

KPU Kota Medan beliau menyampaikan :

68

“Agar setiap informasi dapat tersebar luas di masyarakat terkait

pemilihan umum. Maka KPU Kota Medan menggunakan media sosial

seperti website KPU Kota Medan, Facebook, Instagram, Twitter untuk

berbagi informasi terkait penyelenggaraan pemilihan umum. Yang

mana kita ketahui bahwasannya hampir tidak ada warga Kota Medan

yang tidak mempunyai gadget. Dari umur 16 tahun hingga 65 tahun

semuanya menggunakan gadget. Maka dari itu kita memanfaatkannya

untuk berbagi segala macam informasi. Kemudian KPU Kota Medan

menggandeng stakeholder.”84

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p, dapat diketahui bahwa dalam komunikasi dan keterbukaan informasi kepada publik dilakukan dengan berbagai macam cara yang dilakukan. Yaitu dengan menggunakan berbagai media massa yang ada dan juga menggandeng stakeholder yang ada. Kemudian untuk menambahkan penjelasan Bapak

Herdensi, Ibu Yenni menyatakan :

“Agar setiap penyelenggara tidak miss komunikasi. Maka dibuatkan

whatshapp Group untuk PPK,PPS,KPPS, dan juga PPDP. Agar pun

setiap penyelenggara pemilihan umum saling berkomunikasi dan

informasi dapat tersampaikan hingga ke pihak penyelenggara terbawah

sekalipun. Dan di dalam group juga bisa dilakukan sharing. Agar

84 Wawancara dengan Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 04 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, pukul 13.20 WIB.

69

pemilihan umum dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi miss

komunikasi. Dan informasi baru pun dapat cepat masuk dan bisa lebih

update informasi. Komisi Pemilihan Umum Kota Medan pun

menggalakkan Rumah Pintar Pemilu (RPP). Komisi Pemilihan Umum

Kota Medan banyak sekali mengundang elemen masyarakat atau tokok

masyarakat, pemuda/pemudi, pelajar, kerumah pintar pemilu. Dan

mereka pun sangat antusis. Sangat aktif untuk Rumah Pintar Pemilu

(RPP) bahkan pun mendapatkan piagam penghargaan dari Komisi

Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Dan juga membenahi

penyelenggara pemilihan umum yang ada. Apabila sudah dua periode

maka tidak bisa manjabat lagi, yang terlibat atau berafiliasi dengan

partai politik tidak bisa lagi. Dan juga yang menjadi tim sukses juga

tidak bisa. Kemudian yang melakukan kesalahan tidak akan direkrut.

Dan keaktifannya dinilai per tiga bulannya. Dan jika bermasalah maka

akan dipanggil.”85

Memperkuat apa yang disampaikan oleh informan diatas, Ibu Maria

Selvi Tarigan S.Psi menjelaskan bahwa :

“untuk informasi terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018 saya menyaksikan di televisi maupun

instagram, facebook, dan saya juga mengamati website KPU Kota

85 Wawancara dengan Yenni Chairiah Rambe S.H (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 14 Maret 2019, di Amora Café, Pukul 19.00 WIB.

70

Medan. Saya suka meng-update perkembangan yang ada. Karena calon

yang ada pun sangat menarik perhatian.86

Berdasarkan wawancara dari beberapa informan diatas, bahwa dalam meningkatkan partisipasi pemilih dilakukan Forum Group Discusion (FGD) dilakukan di Hotel Polonia pada tanggal 29 September 2017, Bimbingan

Teknis (BIMTEK) maupun tata cara verifikasi yang dilakukan pada tanggal 23

November 2017, dan juga monitoring serta pemeriksaan kerja PPDP diaula

RPP kota Medan pada tanggal 25 Januari 2017. Dan monitoring coklit serentak seluruh kecamatan pada tanggal 7 Februari 2018. Juga dijelaskan bahwa yang strategi yang paling krusial dalam meningkatkan partisipasi adalah mengevaluasi data pemilihnya. Baik itu secara aktif maupun secara pasif

Karena pun kalau tidak ekstra dalam mengevaluasi data pemilih, banyak anggaran yang akan terbuang sia-sia. Dan dengan mengevaluasi data pemilih ini pun cukup efektif dalam meningkatkan partisipasi pemilih khususnya pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018. Di dalam mengevaluasi data pemilih pun penyelenggara harus bisa bekerja sama dengan baik dan selalu berbagi informasi. Dan tak hanya itu KPU pun menggandeng stakeholder dan menggunakan media dalam hal peningkatkan partisipasi.

86 Wawancara dengan Maria Selvi Tarigan S.Psi (Tokoh Masyarakat), pada tanggal 1 April 2019, di Purwacaraka Music, pukul 14.31 WIB.

71

3.2 Strategi Rasionalisasi Strategi ini dilakukan kepada kelompok pemilih yang sebelumnya telah memilih kontestan tertentu. Karena kontestan tersebut berhasil mengembangkan citra tertentu yang disukai pemilih. Akan tetapi kinerjanya kemudian tidak sesuai dengan citra tersebut.87 Strategi rasionalisasi yang pertama, melakukan sosialisasi komunikasi tatap muka (face to face) yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Medan untuk menyebarluaskan informasi terkait pemilihan umum yang akan dilaksanakan. Sosialisasi dilakukan supaya dapat berkomunikasi antar pribadi tanpa melalui perantaraan. Berbagai macam segmen yang diberikan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan di Sekolah, lapangan, maupun Universitas dan tempat lainnya. Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p selaku Ketua KPU Kota Medan beliau menjelaskan bahwa :

“Sosialisasi komunikasi tatap muka (face to face) yang dilakukan

Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dilakukan dengan berbasis

komunitas. Kalau berbasis door to door tidaklah mungkin. Karena

jumlah Kartu Keluarga KK) yang ada di Kota Medan sebanyak

666.000. tidak sebanding dengan penyelenggara pemilihan umum. Jika

dilakukan door to door. Maka pemilihan umumnya sudah selesai tapi

door to door nya belum selesai. Oleh sebab itu sosialisasi dilakukan

dengan berbasis komunitas. Misalnya komunitas disabilitas,

perempuan, tokoh agama dikantor Camat Medan Amplas pada tanggal

23 Desember 2017. Lalu sosialisasi pada komunitas LSM dan ormas

pada tanggal 01 April 2018 dengan tema peningkatan partisipasi

87 Ibid.

72

masyarakat dalam Pilgubsu pada komunitas LSM dan Ormas di Kota

Medan di Kecamatan Amplas. Komunitas petani perkotaan, komunitas

buruh, komunitas abang becak, itulah yang juga kita buat. Kemudian

juga dibuat komunitas rentan. Contohnya penduduk yang tinggal di

bantaran sungai. Karena dianggap sangat rentan. Dikatakan rentan

karena banyak penduduknya yang tidak mempunyai Kartu Tanda

Penduduk elektronik (e-KTP). Itulah metode yang kami lakukan. Tetapi

kalau door to door tidak sanggup. Dikarenakan rasionya yang terlalu

besar. Kalau sosialisasi lebih berbasis komunitas-komunitas abang

becak kita datangi, komunitas disabilitas kita datangi, mahasiswa kita

undang,

komunitas rentan yan di bantaran sungai maupun rel kereta api kita

datangi. Jadi model kita sosialisasi tidak hanya yang sifatnya

konfensional.”88

Berdasarkan wawancara diatas, dijelaskan bahwa sosialisasi door to door tidak lah mungkin terjadi. Karena penyelenggara tidak sebanding dengan masyarakatnya yang begitu banyak. Sehingga sosialisasi lebih mengarah kepada komunitas. Apabila dilakukannya door to door, maka pemilihan umumnya telah usai. Namun door to door nya belum siap juga. Contohnya saja komunitas disabilitas, komunitas petani perkotaan, komunitas buruh,

88 Wawancara dengan Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 04 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, pukul 13.30 WIB.

73 komunitas abang becak, itulah yang kita buat. Kemudian juga dibuat komunitas rentan. Dan untuk yang rentan lebih intens lagi sosialisasinya.

Seperti yang ada di bantaran sungai maupun bantaran rel kereta api.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Karnomen Purba selaku

Kasubag Teknis dan Hubmas , Beliau menyampaikan :

“Mensosialisaikan pentingnya pemilihan umum kepada pemilih pemula

atau KPU Go to School ,KPU Goes to Community, kaum disabilitas,

kelompok perempuan, KPU Goes to Campus, serta Lapas Medan

Labuhan dan juga Lapas Tanjung Kusta pada tanggal 24 Juni 2018.

Contohnya KPU Kota Medan Go to School ke SMAN 21 Medan pada

tanggal 22 Desember 2017. Kemudian pada tanggal 12 Desember 2017

KPU Go to School ke SMK Alwasliah Medan. Juga bekerja sama

dengan pihak ketiga untuk mensosialisasikan pentingnya pemilihan

umum. Tergantung kepada pimpinannya kadang-kadang. Jikalau

pimpinannya sadar akan pemilihan umum pasti sampai sekarang akan

dilakukan. Terkadang pra pemilih pun datang ke Kantor Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan. Disitulah kami juga sudah melakukan

sosialisasi sedini mungkin. Ada sejumlah 60 orang. Mereka yang

tertarik didukung oleh mata pelajaran PPKN. SD pun pernah datang

juga ke kantor dan dibuat permainan. Dan untuk di SMA kami juga

74

hadir di SMA 4, SMA 3 dan mereka melakukan pemilihan OSIS

kemudian ada pengenalan calon dan tahapan selanjutnya.”89

Bapak Karnomen juga menyampaikan seperti apa yang disampaikan oleh informan lainnya bahwa sosialisasi dilakukan ke pemilih pemula, Goes to

Community, kaum disabilitas, kelompok perempuan, KPU Goes to Campus, dan juga Lapas Medan Labuhan dan juga Lapas Tanjung Kusta pada tanggal

24 Juni 2018. Dan sosialisasi juga dilakukan kepada pra pemilih. Supaya pun mereka mengerti akan pemilihan umum sedini mungkin. Dan sosialisasi dilakukan kepada pemilih pemula. Yang mana pemilih pemula masih belum terlalu mengerti akan dunia politik. dan pemilih pemula sebenarnya cukup besar jumlahnya. Sehingga pun penyelenggara pemilihan umum lebih gesit lagi mensosialisasikan kepada pemilih pemula. Agar pemilih pemula mau ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum yang diselenggarakan. Komisi Pemilihan

Umum Kota Medan harus se-interaktif mungkin dalam mensosialisasikan pemilihan umum. Supaya pemilih pemula tidak melek politik dan menjadi golput.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Drs.Edy Suhartono selaku

Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan,Beliau menyampaikan bahwa :

89 Wawancara dengan Drs.Karnomen Purba (Kasubag Teknis dan Hubmas Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Periode 2013-2018), pada tanggal 13 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, pukul 13.20 WIB.

75

“Harus dilakukannya sosialisasi secara masif dan dibagi lagi ke pemerintah, perguruan tinggi, sekolah-sekolah. Sehingga tersampaikan informasinya.”90

Menurut Drs. Edy Suhartono bahwasannya sosialisasi dilakukan dengan cara masif. Yang mana Masif adalah masal dan juga intensif. Kemudian sosialisasi juga berlanjut ke sekolah-sekolah maupun ke Universitas. Dan hampir semua Universitas yang ada di Kota Medan sudah dikunjungi oleh

Komisi Pemilihan Umum Kota Medan.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yenni Chairiah Rambe S.H selaku

Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, beliau menjelaskan bahwa :

“Sosialisasi tatap muka dilakukan kepada masyarakat dengan cara

bekerja sama dengan Pemerintah Kota Medan. Yaitu mengikutsertakan

Komisi Pemilihan Umum dalam acara-acara yang ada di Kota Medan.

Hal lain misalnya intens ke kampus-kampus menjelang pemilihan

Gubernur Sumatera Utara. Seperti Universitas Sumatera Utara (USU),

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas

Negeri Medan (UNIMED), Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

(UINSU) tanggal 6 November 2018, Universitas HKBP Nommensen.

Dan KPU Kota Medan juga melakukan sosialisasi Goes To School

pemilih pemula yang dilaksanakan dengan pemaparan materi tentang

90 Wawancara dengan Drs. Edy Suhartono (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Periode 2013- 2018), pada tanggal 13 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, pukul 15.02 WIB.

76

sejarah kepemiluan, syarat pemilih mengikuti pemilihan umum, cara

mencoblos, pengenalan alat dan denah TPS. Seperti SMA 13 Medan,

SMA 4, SMU Negeri 21 JL.Selambo Medan Amplas, SMA 3 Medan,

SMA Dharmawangsa Medan, SMA Islam Terpadu Siti Hajar Medan,

SMK Alwashliyah 4 JL.Sisimangaraja/Garu II Medan Amplas.

Kemudian melakukan kerja sama ke sekolah melalui pemilihan (OSIS)

juga mulai menanamkan tata cara kepemiluan itu. Selain itu Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan juga mensosialisasikan pentingnya

pemlihan umum kepada kelompok perempuan, kaum disabilitas, Goes

To Community.

Dan juga bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mensosialisasikan

pentingnya pemilihan umum itu sendiri.”91

Berdasarkan wawancara dengan seluruh informan di atas, maka dapat diketahui bahwasannya Komisi Pemilihan Umum Kota Medan melakukan berbagai cara dalam melakukan sosialisasi cara memilih di berbagai media di dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018.

Dan penggunaan media sosial, media cetak, media elektronik sangat gencar dilakukan dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat. dan sosialisasi juga dilakukan dengan berbasis komunitas disabilitas, perempuan, tokoh agama, dan kaum marjinal dikantor Camat Medan Amplas pada tanggal 23

91 Wawancara dengan Yenni Chairiah Rambe S.H (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 14 Maret 2019, di Amora Café, Pukul 19.15 WIB.

77

Desember 2017. Lalu sosialisasi pada komunitas LSM dan ormas pada tanggal

01 April 2018 dengan tema peningkatan partisipasi masyarakat dalam Pilgubsu pada komunitas LSM dan Ormas di Kota Medan di Kecamatan Amplas. Dan sekolah maupun perguruan tinggi pun tak lupa dikunjungi.

Jadi, model sosialisasi tidak hanya bersifat konfensional. Universitas yang dikunjungi yaitu Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas Negeri Medan

(UNIMED), Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UISU) pada tanggal 6

November 2018, Universitas HKBP Nommensen. Kemudian Sekolah-sekolah yang didatangi seperti SMA 13 Medan, SMA 4, SMU Negeri 21 JL.Selambo

Medan Amplas Medan pada tanggal 22 Desember 2017, SMA 3 Medan, SMA

Dharmawangsa Medan, SMA Islam Terpadu Siti Hajar Medan, SMK

Alwashliyah 4 JL.Sisimangaraja/Garu II Medan Amplas pada tanggal 12

Desember 2017.

3.3 Strategi Bujukan Newman berpandangan bahwa strategi ini dapat diterapkan oleh organisasi yang mempersepsikan memiliki citra tertentu. Tapi juga memiliki kinerja yang cocok dengan citra lainnya.92 Strategi bujukan dilakukan dengan cara mendekatkan diri kepada masyarakat dengan segala macam kegiatan.

Agar masyarakat banyak yang berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Dilakukan dengan cara membuat suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat,

92 Ibid.

78 agar masyarakat tertarik dengan pemilihan umum dan mau berpartisipasi dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p selaku Ketua KPU Kota Medan beliau menjelaskan bahwa :

“Komisi Pemilihan Umum Kota Medan melakukan pendekatan dengan

cara gerak jalan serentak sadar pemilihan umum yang dilakukan pada

hari Minggu, 29 Oktober 2017. Dengan berbagai macam hiburan dan

tak lupa dibarengi juga dengan doorprize. Dan gerak jalan ini juga

diikuti oleh pak Walikota Medan. Dan tak hanya itu juga dilakukan

juga pagelaran seni budaya menyongsong pemilihan umum 2019 di

lapangan pertiwi. Yang mana dalam pentas seni banyak sekali yang

ditampilkan. Dan juga bekerjasama dengan SMA yang ada di Kota

Medan.”93

Komisi Pemilihan Umum Kota Medan pun melakukan berbagai acara yang mengikutsertakan masyarakatnya. Yaitu acara Gerak jalan serentak sadar pemilihan umum yang diikuti juga oleh Walikota Medan. Dan dalam acara ini setiap orang mendapatkan baju dan topi. Kemudian juga ada pagelaran seni budaya menyongsong pemilihan umum 2019 di Lapangan Pertiwi.

93 Wawancara dengan Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 04 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, pukul 13.45 WIB.

79

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yenni Chairiah Rambe S.H selaku

Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, beliau memberikan penjelasan yang kurang lebih sama dengan Ketua KPU Kota Medan :

“Banyak cara yang kami lakukan agar masyarakat mau berpartisipasi.

Yaitu dengan cara gerak jalan, dan juga ada pagelaran seni budaya.

Dilaksanakan di Lapangan Pertiwi Medan pada tanggal 21 April 2018.

Yang mana dalam pagelaran seni budaya ada berbagai macam yang

ditampilkan. Contohnya saja ada ditampilkan teater, puisi, tarian dan

lain-lain. Yang banyak melibatkan masyarakat. Dan untuk gerak jalan

dilakukan bersama dengan pak Walikota Medan. Dan tak hanya ada

pembagian baju dan juga topi tapi juga ada doorprize yang menarik.

Dan selain itu pun kami juga terjun kepasar-pasar untuk

mensosialisasikan pemilihan umum dengan menggunakan toa kami

menyusuri pasar. Dan dibanyak tempat pun kami hadir memberikan

sosialisasi. Yaitu kepada kaum marginal, kaum perempuan, orang-

orang di bantaran sungai, orang-orang yang ada disekitaran rel kereta

api, para tokoh agama.”94

Berdasarkan wawancara diatas, dijelaskan bahwa, dilakukannya kegiatan yang melibatkan masyarakat ataupun terjun langsung bertemu dengan masyarakat. Dan banyak jenis kegiatan yang dilakukan yaitu gerak jalan

94 Wawancara dengan Yenni Chairiah Rambe S.H (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 14 Maret 2019, di Amora Cafe, Pukul 19.25 WIB.

80 maupun pentas seni. Gerak jalan banyak diikuti oleh masyarakat bahkan diikuti oleh Walikota Medan dengan adanya juga pembagian topi dan juga baju serta ada juga doorprize. Selain itu juga pun melakukan sosialisasi di pasar, kepada kaum marjinal, orang-orang dibantaran rel, orang-orang di bantaran sungai.

Kemudian pak Drs. Karnomen Purba juga kurang lebih menyampaikan apa yang disampaikan oleh Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p dan juga Ibu

Yenni Chairiah Rambe S.H yang menyampaikan :

“Upaya kita dalam meningkatkan yaitu dengan cara sosialisasi secara

massif. Agar masyarakat paham dengan apa yang menjadi tujuan dari

pemilihan umum itu. Pemilihan umum tujuannya untuk kesinambungan

pembangunan daerah ataupun secara nasional. Jikalau kita tidak

berpartisipasi berarti kita tidak bisa mengarahkan pembangunan

tersebut. Makanya masyarakat harus berpartisipasi. Dengan cara

melakukan pendekatan kepada masyarakat yaitu melalui stakeholder.

Sehingga tersampaikan dan mereka juga membantu. Jadi, sudah ikut

berperan serta ataupun merasa bertanggung jawab pasti akan semakin

meningkat partisipasi pemilihnya. Harus dihalo-halokan kepada

masyarakatnya. Dan yang membuat partisipasi masyarakat tinggi di

thaun 2018 itu adalah kesadaran masyarakat itu sendiri. Dari 36,58 %

menjadi 58,38 %. Itu sangatlah signifikan dan untuk pemilihan umum

2019 ini pasti akan semakin tinggi. Dikarenakan akulasi data yang

81

semakin kuat dan semuanya sampai kepada masyarakat. Dan banyak

juga calon legislatifnya. Karena calon legislatif paling menyentuh ke

masyarakat.”95

Tak hanya itu saja, Komisi Pemilihan Umum Kota Medan juga melakukan pendekatan dengan cara melakukan dialog pemilihan Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018. Jika sosialisasi secara langsung kepada masyarakat disertai dengan Tanya jawab dengan masyarakat. Tapi dengan dialog ini melalui media seperti Radio maupun Televisi. Sehingga dilakukan dialog interaktif dengan Komisi Pemilihan Umum Kota Medan tentunya.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yenni Chairiah Rambe S.H selaku

Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, Beliau menyampaikan :

“Dilakukan talkshow yaitu dengan Radio RRI, Radio Sanjaya FM,

Radio Kardopa, Radio Lite FM Medan tanggal 26 Januari 2017, Radio

Lips FM Medan, Radio Sindo Trijaya FM pada tanggal 14 Juli 2017.

Saat dialog dengan Lite FM dilakukan juga bersama dengan

Kapolrestabes Medan yaitu Kombes Pol. Dr. Dadang Hartatnto

SIK,SH,Msi dengan mengangkat topik terkait bagaimana Medan di

Pilgubsu 2018. Selain itu dialog dihadiri oleh Fraksi Golkar DPRD

Medan Ilhamsyah SH, dan juga Ketua KPU Kota Medan yaitu Herdensi

Adnin S.Sos. Dan juga dilakukan dialog Televisi di TVRI, Metro TV, TV

95 Wawancara dengan Drs.Karnomen Purba (Kasubag Teknis dan Hubmas Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Periode 2013-2018), pada tanggal 13 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, pukul 14.03 WIB.

82

One, I News TV. Yang dalam dialog dijelaskan bagaimana saja

tahapan dari awal hingga akhir dalam melakukan pemilihan Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018. Yang mana dalam dialog dijelaskan

tentang data pemilih, kampanye dan laporan dana kampanye,

peningkatan partisipasi pemilih, dan tak lupa tata cara pemberian

suara.”96

Berdasarkan wawancara dengan Ricky Silalahi S.T selaku Tokoh

Masyarakat, Beliau menjelaskan bahwa :

“Saya lebih suka mengikuti dialog di televisi maupun debat nya.

Kemudian di internet pun banyak informasi yang ada. Dan tak lupa

saya juga suka membaca perkembangannnya melalui berita online.”97

Berdasarkan yang dijelaskan oleh informan diatas bahwa banyak juga masyarakat yang menyaksikan dialog interaktif Komisi Pemilihan Umum di televisi. Dan masyarakat juga suka menggunakan gadget untuk mengikuti perkembangan terkait pemilihan umum itu sendiri. Tersebarnya segala informasi terkait pemilihan umum disegala media membuat masyarakat tertarik untuk mengikuti perkembangannya.

Dijelaskan bahwa Yenni Chairiah Rambe mengatakan Komisi

Pemilihan Umum tak henti-hentinya melakukan dialog secara interaktif baik

96 Wawancara dengan Yenni Chairiah Rambe S.H (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 14 Maret 2019, di Amora Cafe, pukul 20.00 WIB. 97 Wawancara dengan Ricky Silalahi S.T (Tokoh Masyarakat), pada tanggal 01 April 2019, di Purwacaraka Music, pukul 16.30 WIB.

83 itu di talkshow Radio maupun dengan media elektronik seperti dialog di

Televisi. Dan terus dijelaskan dari tahapan awal hingga akhir. Sehinga masyarakat luas banyak yang mengerti akan berbagai tahapannya. Dan didalam dialog lebih dijelaskan tentang data pemilihnya, kemudian kampanye, laporan dana kampanye, peningkatan partisipasi pemilih, dan juga dijelaskan tentang cara pemberian suara.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Pieter Abram

Sembiring (Tokoh Masyarakat), Beliau menyatakan :

“Jikalau bertemu langsung dengan Komisi Pemilihan Umum untuk

berdialog secara langsung saya tidak pernah. Saya suka melihat

informasi terkait Pilgubsu melalui internet, dan juga saya melihat

baliho. Dan juga mengikuti debat pasangan calon Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 di TVRI.”98

Berdasarkan dari yang dikatakan oleh informan diatas yang menandakan bahwa peranan dari media cetak dan juga media sosial, media elektronik sangatlah besar dalam meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan umum. Dan banyak juga masyarakat yang tertarik dan ingin terus mengikuti perkembangan yang ada. Walaupun tak bisa berdialog secara interaktif secara langsung tak mengurangi niatnya untuk terus mengikuti

98 Wawancara dengan Pieter Abram Sembiring (Pemilih Pemula), pada tanggal 01 Maret 2019, di Jalan Dr. Sofyan, pukul 11.00 WIB.

84 perkembangan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun

2018.

Dari beberapa informan diatas, dikatakan bahwasannya harus dilakukanya pendekatan dengan masyarakat luas. Yaitu dengan cara melakukan berbagai kegiatan yang sifatnya mendekatkan diri kepada publik.

Contohnya dilakukan gerak jalan serentak sadar pemilihan umum yang dilaksanakan pada hari Minggu, 30 Oktober 2017. Banyak masyarakat yang terlibat didalamnya. Bahkan acara ini diikuti oleh Walikota Medan beserta jajarannya. Kemudian dilakukan juga pagelaran seni budaya. Dilaksanakan di

Lapangan Pertiwi Medan pada tanggal 21 April 2018. Yang dihadiri oleh berbagai macam segementasi yang ikut juga berpartisipasi dalam acaranya.

Selain itu, juga dilakukannya dialog secara interaktif baik itu di Radio maupun di Televisi. Sehingga dijelaskan mengenai data pemilihnya, kemudian kampanye, laporan dana kampanye, peningkatan partisipasi pemilih, dan juga dijelaskan tentang cara pemberian suara.

3.4 Strategi Konfrontasi Newman berpendapat bahwa strategi ini diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok oleh pemilih. Kemudian kontestan tersebut tidak menghasilkan kinerja yang memuaskan pemilih.99 Strategi konfrontasi yang pertama yaitu, sosialisasi cara memilih yang merupakan pemberian suatu contoh kepada masyarakat tentang

99 Ibid.

85 tata cara memilih yang benar dan juga baik. Dan biasanya cara memilih dilakukan melalui media cetak maupun media sosial. Untuk mensukseskan pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun

2018 di hari Rabu, 27 Juni 2018. KPU Kota Medan menghimbau kepada pemilih di Kota Medan maupun mengumumkan di papan pengumuman untuk menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi TPS (Tempat Pemungutan

Suara). KPU Kota Medan juga menghimbau dan juga mensosialisasikan bagi pemilih yang pindah memilih untuk pengurusan pindah pemilih (formulir A5-

KWK). Dan KPU Kota Medan (Drs.Edy Suhartono) pada tanggal 24 Juni 2018 mendatangi Rutan Tanjung Gusta untuk mensosialisasikan pemilih yang berhak memilih yang berada di Rumah Tahanan Tanjung Gusta Medan.

KPU Kota Medan juga bekerjasama dengan Stakeholder dan

Pemerintah KPU Kota Medan untuk menghimbau, mengumumkan dan mengajak pemilih untuk menggunakan hak pilihnya atau ajakan untuk datang ke TPS yang diumumkan pada hari pemungutan suara Rabu pagi, 27 Juni 2018 melalui Rumah Ibadah. Bahkan menjelang pemilihan umum penyelenggara pemilu pun berkeliling dan berbicara dengan toa dengan mobil dan mengajak masyarakat untuk memilih dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Utara. Dan KPU Kota Medan menyebar Alat Peraga Kampanye

(APK) seperti baliho sebanyak 3 buah untuk masing-masing pasangan calon, lalu spanduk sebanyak 302 buah dan umbul-umbul ada 210 buah yang diterima dari KPU Provinsi Sumatera Utara dalam hal inilah Komisi Pemilihan Umum

86

Kota Medan menggunakan kedua media tersebut, supaya seluruh masyarakat dapat mengerti akan petunjuk yang diberikan.

Kemudian juga dilakukan sosialisasi kerugian jika tidak memilih. Yang mana sosialisasi politik adalah sebuah proses untuk memperkenalkan sistem politik kepada seseorang, kemudian bagaimana orang tersebut menentukan reaksinya terhadap gejala-gejala politik. William J.Goode beranggapan bahwa sosialisasi adalah proses yang harus dilalui oleh manusia muda agar memperoleh nilai-nilai dan juga pengetahuan tentang kelompoknya dan juga belajar mengenai peran sosialnya yang cocok dengan kedudukannya di situ.100 Apter menjelaskan bahwa ada tiga fungsi dari sosialisasi. Yang pertama, fungsi sosialisasi sebagai proses pembelajaran kepada masyarakat yang bersifat politik, dalam artian orang- orang dewasa adalah warga Negara yang mengutarakan sikap mengenai masyarakat, atau rasa suka atau bencinya mereka terhadap pemimpin-pemimpin politik dan menanggapi isu-isu yang mempengaruhi mereka.

Kedua, fungsi sosialisasi bagaimana orientasi politik digeneralisasi oleh masyarakat menghadapi situasi-situasi kelompok diluar Negara. Kaidah-kaidah kehidupan politik dipegang dalam interaksi bermain maupun instruksi formal.

Dan yang ketiga, fungsi sosialisasi mempengaruhi sosialisai melalui partisipasi.

Partisipasi membutuhkan penanaman energi psikis karena kepribadian sosial

100 William J.Goode, loc.cit.

87 seseorang ditentukan dalam hubungan dengan orang lain, citra diri seseorang sangat bergantung kepada pemilihan pribadi-pribadi yang bernilai positif.101

Jadi, fungsi sosialisasi adalah suatu proses untuk belajar dalam hal politik dan bertujuan untuk berpartisipasi ataupun memilih pemimpin politk. Dan Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan memberikan pengaruh kepada masyarakat dengan melalui sosialisasi yang dilakukan dengan berdasarkan fungsi sosialisasi di atas.

Sehingga partisipasi pemilih bisa mengalami peningkatan terkhusus di pemilihan

Gubernur Sumatera Utara tahun 2018.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yenni Chairiah Rambe, S.H selaku

Anggota KPU Kota Medan, Beliau menjelaskan:

“Pihak Komisi Pemilihan Umum Kota Medan memberikan sosialisasi

kerugian atau dampak yang ditimbulkan jika tidak memilih kepada

masyarakat. Contohnya saja dalam pemilihan Walikota Medan 2015 yang

hanya sedikit berpartisipasi. Berarti kepercayaan terhadap Walikota

hanya sedikit pula. Dan kita tidak bisa menuntut karena legitimasinya

yang lemah. Seperti dalam hal anggaran yang sangat besar bahkan

hingga milyaran. Akan tetapi yang berpartisipasi dalam pemilihan umum

sedikit. Maka akan terjadi banyak pemborosan anggaran untuk itu.

Sehingga dapat disalahgunakan oleh pihak pihak. Oleh sebab itu yang

yang tidak mau memilih lakukan dengan cara aktif bukannya justru pasif.

101 Efriza, loc.cit.

88

Tunjukkan diri di TPS, bukan hanya berdiam diri dirumah saja. Diam bisa

berrati tidak mengetahui informasi yang ada dan juga bisa juga tidak

terdaftar di DPT. Maka tunjukkan lah diri jika milih atau tidaknya di

TPS.”102

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Raden Deni Admiral, S.Sos, M.Ap di Kantor Bawaslu Kota Medan, Beliau menyampaikan :

”Kita sosialisasikan kerugiannya jika tidak memilih. Jika tidak memilih

maka sosok pemimpin yang terpilih adalah sesosok yang tak bisa

diharapkan. Dan tidak mengakomodir kepentingan rakyat. Dan biasanya

hak pilih mahasiswa banyak disalahgunakan oleh pihak yang tak

bertanggung jawab. Mahasiswa adalah kaum millennial dengan usia yang

produktif. Dan seharusnya mau membahas tentang pemilihan umum

maupun politik versinya sendiri. Dan apabila tidak menggunakan hak

suaranya pada akhirnya terjadi pemutaran kekuasaan yang bisa

merugikan mereka sendiri. Dan banyak mempengaruhi banyak regulasi

yang akan dibuat dan bisa merugikan untuk masa depan.”103

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Maya Rezeki S.Psi sebagai salah satu tokoh masyarakat Kota Medan yang menyampaikan :

102 Wawancara dengan Yenni Chairiah Rambe S.H (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 14 Maret 2019, di Amora Cafe, Pukul 20.15 WIB. 103 Wawancara dengan Raden Deni Admiral, S.Sos, M.Ap (Anggota Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan Periode 2018), pada tanggal 1 April 2019, di Kantor Badan Pengawas Pemilu Kota Medan,Pukul 13.40 WIB.

89

“Kalau tata cara memilih yang baik itu saya melihatnya di media sosial

saya. Yaitu di instagram, saya suka mengikuti Pemilihan Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018 dari media sosial saya. Saya lebih suka meng-

update nya dari media sosial saya. Karena banyak yang bermunculan

terkait Pilgubsu.”104

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p selaku Ketua KPU Kota Medan beliau menjelaskan:

“Kerugian apabila tidak memberikan hak suaranya disampaikan dengan

cara sosialisasi-sosialisasi. Kita sangat rugi apabila tidak menggunakan

hak suara kita. Contohnya saja sosialisasi jika terjadi money politik.

ketika diberikan uang tiga ratus ribu rupiah dengan syarat harus memilih

si A. sangat sedikit uang yang diterima dan sangat merugikan. Dalam

jangka panjang money politik sangat merugikan masyarakat. Money

politik adalah awal dari perkara ataupun awal dari penderitaan yang

sangat panjang. Dan setelah dilakukan transaksi maka tidak ada

hubungan apa-apa lagi. Begitu halnya dengan transaksi di pemilihan

umum. Kalau sudah menerima uang dari pasangan calon. Kita menjual

suara kita dan gak bisa protes lagi.”105

104 Wawancara dengan Maya Rezeki S.Psi (Tokoh Masyarakat), pada tanggal 1 Maret 2019. Di Purawacaraka Music JL.Bawang, pukul 15.30 WIB. 105 Wawancara dengan Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 04 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, pukul 14.02 WIB.

90

Berdasarkan wawancara dengan seluruh informan di atas, maka dapat diketahui bahwa Komisi Pemilihan Umum Kota Medan melakukan berbagai cara dalam melakukan sosialisasi kerugian apabila tidak memilih di berbagai media maupun di tempat. Sosialisasi dilakukan agar mempengaruhi dan merubah pola berfikir dari masyarakat. Sehingga pun masyarakat bisa lebih berpartisipasi dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara.

Selain itu Bapak Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p juga mengungkapkan kendala dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun

2018 :

“Ada didapati kendala dalam pemilihan Gubernur. Contohnya saja saat

melakukan pemutakhiran data tetap saja ada kelompok yang beranggapan

bahwa mencoret pemilih dari data pemilih adalah tindakan pidana.

Padahal kita sudah jelaskan berulang-ulang bukanlah tindakan pidana.

Mencoret pemilih dari data pemilih tidak melapor ya selama keluarganya

tidak melapor maka tidak akan tercoret. Jadi, tidak ada perbuatan

pidananya. Justru yang dikatakan tindakan pidana iu kalau kemudian kita

secara sengaja membiarkan data pemilih tidak bersih. Ataupun mencoret

orang karena ada sikap yang diskriminatif. Tapi kalau mencoret karena

faktanya memang sudah tidak ada. Makanya wajib kalau PPDP tidak

91

mencoret yang secara faktanya sudah tidak ada. PPDP nya yang kita

coret dan tidak usah lagi menjadi petugas pemutakhiran data.”106

Selain itu Bapak Drs. Edy Suhartono selaku Anggota Komisi Pemilihan

Umum Kota Medan mengungkapkan :

“Untuk di hari H nya sendiri kendala yang didapati tidak terlalu berat

dan masih bisa diatasi. Kendalanya sendiri seperti kurangnya koordinasi

dengan pihak penyelenggara dibawah. Yang mana KPPS kurang

komunikatif. Dan masih bisa diatasi, kemudian yang paling penting bahwa

pihak penyelenggaranya bisa bekerja sama. Dan kurangnya surat suara

masih bisa dikomunikasikan.”107

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Raden Deni

Admiral, S.Sos,M.Ap di Kantor Bawaslu Kota Medan,Beliau menyampaikan :

“Berdasarkan hasil pengawasan pendistribusian logistik pada pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018 yag dilaksanakan di tiga puluh

tiga Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, yang termasuk Kota

Medan. Panwaslu Kota Medan telah melakukan evaluasi dan juga telah

menemukan permasalahan pokok. Seperti yang terjadi di Medan Belawan,

Kelurahan Belawan I, Desa Puluh Kurau/Kampung Nelayan. Yang mana

106 Wawancara dengan Herdensi Adnin, S.Sos, M.S.p (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Medan periode 2013-2018), pada tanggal 04 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara, pukul 14.30 WIB. 107 Wawancara dengan Drs. Edy Suhartono (Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Periode 2013- 2018), pada tanggal 13 Maret 2019, di Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, pukul 14.02 WIB.

92

jarak tempuh dari pusat kota menuju kecamatan Belawan menghabiskan

durasi yang kurang lebih 90 menit. Dan diperlukan durasi 8 menit untuk

menyeberang ke Pulau Kurau/Kampung Nelayan menggunakan

transportasi perahu. Ini merupakan salah satu kendala yang menjadi

perhatian kita. Kemudian di Kota Medan pun banyak juga ditemui

masyarakat yang belum mengetahui tata cara tentang menggunakan hak

suaranya dengan e-KTP. Disinilah Panwaslu Kota Medan memiliki

peranan yang penting dalam melakukan pengawasan terhadap

penggunaan hak suaranya dengan memakai e-KTP. Karena hal itu adalah

faktor yang penting. Yang mana pengguna dari hak suara yang

menggunakan e-KTP juga membutuhkan surat suara yang akan

ditindaklanjuti oleh KPPS di 3024 TPS Kota Medan tentunya. Kemudian

kesulitan pun terjadi di masyarakat dalam memberikan informasi

pengawasan maupun menyampaikan laporan pelanggaran kepada

pengawas pemilihan karena kebijakan dan mekanisme yang dibangun

belum familiar dengan masyarakat secara umum.”108

Panwaslu Kota Medan yaitu Bapak Raden menjelaskan bahwa proses penerimaan informasi pengawasan dan laporan pelanggaran masih belum didukung oleh teknologi informasi. Masyarakat di era diitalisasi akan cenderung melakukan partisipasi politiknya dan pengawasan Pemilu dengan menggunakan

108 Wawancara dengan Raden Deni Admiral, S.Sos, M.Ap (Anggota Panitia Pengawas Pemilu Kota Medan Periode 2018), pada tanggal 01 April 2019, di Kantor Badan Pengawas Pemilu Kota Medan,Pukul 12.40 WIB.

93 kebiasaan yang bagus yaitu teknologi informasi. Selain itu pun pengawas pemilihan masih suka menunggu. Dimana Standard Operating Procedure (SOP) yang diterapkan sampai saat ini masih belum ekstra membuat pengawas pemilihan lebih dinamis dan inovatif dalam memaksimalkan tugas dan juga wewenangnya sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilihan umum.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan diatas, dijelaskan bahwasannya penyelenggara pemilu melakukan sosialisasi cara memilih dan kerugiannya jika tidak memilih. Dijelaskan mengenai tata cara memilih yang baik dan benar. Agar pun tidak ada kesalahan saat pemilihan umum. Dan juga dijelaskan apa yang menjadi kerugian jika tidak memilih. Jika tidak memilih dan bahkan mau menerima money politik. Maka bisa saja pasangan calon yang terpilih adalah sosok pemimpin yang tak diharapkan.

Bahkan pun banyak pemborosan anggaran yang terjadi jika banyak yang golput. Bahkan disaat-saat menjelang pemilihan umum penyelenggara berkeliling

Kota Medan untuk mengajak masyarakat terlibat dalam pemilihan umum dan tidak berdiam diri ataupun golput. Tak hanya itu di dalam masjid pun juga masyarakat diajak agar mau terlibat dalam pemilu. Bahkan ajakan pemilu juga ada spanduk dan juga umbul-umbul.

94

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini dalam menunjukkan strategi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dalam meningkatkan partisipasi pemilih di pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018.

Yang pertama, strategi penguatan adalah salah satu metode yang dilakukan oleh

Komisi Pemilihan Umum Kota Medan tahun 2018. Strategi penguatan yaitu dengan cara meningkatkan kapasitas dan kualitas penyelenggara pemilihan

Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018. Yakni meningkatkan kualitas dan juga kuantitas dari PPK,PPS, KPPS, PPDP dan juga petugas yang lain. Dilakukan dengan cara Bimbingan Teknis (BIMTEK) maupun tata cara verifikasi yang dilakukan pada tanggal 23 November 2017, monitoring serta pemeriksaan kerja PPDP diaula RPP kota Medan pada tanggal 25 Januari 2017, maupun

Forum Group Discusion (FGD) dilakukan di Hotel Polonia pada tanggal 29

September 2017. Kemudian dalam komunikasi dan keterbukaan informasi kepada publik dilakukan dengan berbagai macam cara yang dilakukan. Yaitu dengan menggunakan berbagai media massa dan juga menggandeng stakeholder yang ada.

Kedua, strategi rasionalisasi dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota

Medan dengan bertatapan muka secara langsung atau terjun langsung ke

95 masyarakat. Komisi Pemilihan Umum Kota Medan melakukan sosialisasi keberbagai tempat. Sosialisasi dilakukan dengan berbasis komunitas. Misalnya komunitas disabilitas, perempuan, tokoh agama dikantor Camat Medan

Amplas pada tanggal 23 Desember 2017. Lalu sosialisasi pada komunitas LSM dan ormas pada tanggal 01 April 2018 dengan tema peningkatan partisipasi masyarakat dalam PILGUBSU pada komunitas LSM dan Ormas di Kota

Medan di Kecamatan Amplas. Seperti sosialisasi ke pasar-pasar, Masjid, Panti jompo, Sekolah, Universitas, dan Lapas Medan Labuhan dan juga Lapas

Tanjung Kusta pada tanggal 24 Juni 2018. Contohnya KPU Kota Medan Go to

School ke SMAN 21 Medan pada tanggal 22 Desember 2017.

Kemudian pada tanggal 12 Desember 2017 KPU Go to School ke SMK

Alwasliah Medan. SMA 13 Medan, SMA 4, SMU Negeri 21 JL.Selambo

Medan Amplas, SMA 3 Medan, SMA Dharmawangsa Medan, SMA Islam

Terpadu Siti Hajar Medan, SMK Alwashliyah 4 JL.Sisimangaraja/Garu II

Medan Amplas. Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Universitas Negeri Medan

(UNIMED), Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) tanggal 06

November 2018, Universitas HKBP Nommensen. Dan selain itu, Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan juga memanfaatkan media yang ada. Seperti memanfaatkan media elektronik yakni Radio dan juga Televisi. Dan penggunaan media cetak seperti baliho, poster, stiker, brosur. Dan juga digunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, Whatshapp, Twitter, Website KPU Kota Medan.

96

Ketiga, Strategi Bujukan yang dilakukan dengan cara mendekatkan diri kepada masyarakat dengan segala macam kegiatan. Agar masyarakat banyak yang berpartisipasi dalam pemilihan umum. Dilakukan dengan cara membuat suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat, agar masyarakat tertarik dengan pemilihan umum dan mau berpartisipasi dalam pemilihan Gubernur Sumatera

Utara. Yaitu dengan cara Pagelaran Seni Budaya dilaksanakan di Lapangan

Pertiwi Medan pada tanggal 21 April 2018, gerak jalan dilakukan pada hari

Minggu, 30 Oktober 2017. Kemudian melakukan dialog secara interaktif di

Televisi dan juga Radio serta dialog secara langsung. Adapun dialog yang dilakukan yakni dengan Radio RRI, Radio Sanjaya FM, Radio Kardopa, Radio

Lite FM Medan tanggal 26 Januari 2017, Radio Lips FM Medan, Radio Sindo

Trijaya FM pada tanggal 14 Juli 2017. Dan dialog di Televisi di TVRI, Metro

TV, TV One, dan juga I News TV Terkait pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara tahun 2018.

Terakhir, strategi konfrontasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan

Umum Kota Medan dengan cara sosialisasi cara memilih dan sosialisasi jika tidak memilih. Sosialisasi cara memilih merupakan pemberian suatu contoh kepada masyarakat tentang tata cara memilih yang benar dan juga baik. Dan biasanya cara memilih dilakukan melalui media cetak maupun media sosial. Untuk mensukseskan pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera

Utara tahun 2018 di hari Rabu, 27 Juni 2018. KPU Kota Medan menghimbau kepada pemilih di Kota Medan maupun mengumumkan di papan pengumuman

97 untuk menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi TPS (Tempat

Pemungutan Suara). Dan juga dilakukan sosialisasi banyak kerugian yang terjadi jika tidak memilih. Jika tidak menggunakan hak suaranya maka bisa saja hak pilihnya disalahgunakan pihak pihak yang tak bertanggung jawab.

Dan juga pemimpin yang terpilih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dan strategi yang paling krusial yaitu strategi penguatan. Tepatnya dalam melakukan evaluasi data pemilih.

4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dari itu peneliti memberikan saran yang dapat dipergunakan sebagai sumbangsih pemikiran terhadap strategi Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih dalam

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018.

Pertama, melakukan penambahan jumlah personil atau mencari relawan di pemilihan umum agar sosialisasi lebih gencar lagi dan efektif. Supaya setiap daerah saling mengerti akan pemilihan umum yang dilaksanakan dan mengetetahui tata caranya itu sendiri. Kedua, sosialisasi harus dilakukan lebih gencar lagi. Dengan mengejar segala segmen yang ada. Karena masyarakat ada yang aktif dan pasif.

Sehingga harus digencarkan sosialiasinya. Agar informasi yang ada sampai merata kemasyarakat. Agar partisipasi pemilih bisa lebih tinggi lagi.

Ketiga, harus diadakan inovasi kegiatan dari Komisi Pemilihan Umum Kota

Medan yang lebih baru lagi dalam mensosialisaikan pemilihan umum. Harus

98 diadakannya kegiatan yang menarik perhatian masyarakat Kota Medan. Karena dari kegiatan yang menarik tersebut dapat menarik perhatian masyarakat sehingga mau berpartisipasi dalam pemilihan umum. Sehingga hal yang baru ini harus dilakukan untuk kedepannya.

99

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2009. Pilkada dan Dinamika Politik Lokal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Andrianus Pito dkk. 2006. Mengenal Teori-Teori Politik. Bandung : Nuansa. Anwar, Syaiful. “Keruangan Perkotaan Medan dalam Tinjauan Transportasi Perkotaan Masa Kolonial”. Jurnal Sejarah Peradaban Islam.Vol.1. 2017. Ardian, Ricky. 2014. (Skripsi). Strategi KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2014 di Provinsi Lampung. Lampung : FISIP Universitas Lampung. Asshiddiqie, Jimly. 2006. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta : Konstitusi Press. Budiardjo, Miriam. 1982. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta : PT Gramedia. Efriza. 2012. Political Explore (Sebuah Kajian Ilmu Politik). Bandung : Alfabeta. Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press. Goode, William J. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Bumi Aksara. Gunadi, Gun Gun. Profil Musa. [Berita online]. https://m.kumparan.com/gun_gun-gunadi/ini-profil-musa-rajekshah-calon- wakil-gubernur-sumut-pasangan-edy-rahmayadi. diakses tanggal 28 Februari 2019. Haryanto, Nicholas. (Skripsi). Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Sumatera Utara Menjelang Pemilihan Gubernur Sumatera Tahun 2018. Medan :FISIP Universitas Sumatera Utara. Haryono, Dwi. 2016. (Skripsi). Strategi KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015. Samarinda : FISIP Universitas Mulawarman. Huntington, Samuel.P dan Joan Nelson. 1994. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta : Rineka Cipta. Ihrom. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Jumlah penduduk Kota Medan 2018 [Informasi online], https://sumut.bps.go.id/statictable/2018/04/09/893/jumlah-penduduk-dan- rumah-tangga-menurut-kabupaten-kota-2016.html, diakses pada 25 Februari 2019.

100

Lestari, Aprilia Anggi. (Skripsi). KPU Kota Medan Studi Etnografi tentang Pelayanan dan Kinerja KPU Kota Medan pada Pilgub Tahun 2018. Medan : FISIP Universitas Sumatera Utara. Luas Kota Medan. [artikel online]. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. diakses pada 13 agustus 2018 Moleong, Lexy J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyono, Agus. Profil Djarot. [berita].https://www.kompasiana.com/agusmulyono12/5a430ceb16835f5d 080e1bd2/inilah-yang-membuat-djarot-dijagokan-jadi-cagub-sumut. diakses tanggal 28 Februari 2019. Muslimah, Siti. 2016. (Skripsi). Evaluasi Strategi Penyelenggara Pemilu dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula di Pemilihan Umum Kepala Daerah 2015 (Studi pada Komisi Pemiihan Umum Way Kanan). Bandar Lampung : FISIP Universitas Lampung. Nasution, Junaidi.“Transformasi Modernitas di Kota Medan : Dari Kampung Medan Putri Hingga Gemeente Medan”. Jurnal Sejarah.Vol.I(2). 2018. Penduduk Kota Medan. [Informasi online]. https://pemkomedan.go.id/hal;kependudukan.html. diakses tanggal 17 Februari 2019. Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating dan OCAI. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik . Semarang : IKIP. Sejarah Kota Medan. [Informasi online]. https://pemkomedan.go.id/hal-sejarah- kota-medan.html. diakses pada 17 Februari 2019. Struktur Organisasi KPU Kota Medan. [Informasi online]. http://kpud- medankota.go.id/anggota-3/. diakses pada 13 Agustus 2018.

Sukanto,Reksohadiprodjo.2010.Manajemen Produksi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT Grasindo. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

101

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang Pasal 3

Visi misi KPU Kota Medan. [Informasi online]. https:kpud-medankota.go.id/visi- misi/. diakses tanggal 27 Februari 2018. Wewenang KPU Kota Medan. [Informasi online]. http://kpud- medankota.go.id/tugas-wewenang/ diakses pada 13 Agustus 2018. Zaman, Rambe Kamarul. 2016. Perjalanan Panjang Pilkada Serentak. Jakarta : Expose.

102

LAMPIRAN Hasil Wawancara dengan Informan

Herdensi, S.Ssos, M.Sp

1. Profil informan Ketua KPU Kota Medan

Nama : Herdensi, S.Ssos, M.Sp

Jabatan : Ketua KPU Kota Medan periode 2013-2018

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal Lahir : 31 Desember 1976

Alamat : Komplek Griya Marelan 3 Blok.C Yasmin no.33

Agama : Islam

Suku : Melayu

Pendidikian terakhir : S2

2. Pertanyaan : apa strategi KPU Kota Medan dalam meningkatkan

partisipasi pemilih?

Jawaban : Untuk mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih dalam

menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum maka dari itu

membenahi manajemen penyelenggara sangatlah penting. Agar kinerja

dari penyelenggara dapat maksimal dan efektif. Bimbingan teknis

103

(BIMTEK) maupun monitoring harus dilakukan se-efektif mungkin.

Contohnya saja pemutakhiran data pemilih harus dilakukan monitoring yang sangat maksimal dari PPK sampai kepada PPDP. Lebih kepada penguatan di sumber daya manusianya. Ternyata pun tidak hanya cukup satu kali saja menjelaskan kepada PPDP tentang tanggung jawab mereka di dalam pemutakhiran data pemilih. Memonitoring apakah mereka bekerja door to door atau tidak karena banyak petugas pemutakhiran data yang merasa sudah kenal. Justru malah duduk saja dan dicoretinya tanpa mendatangi lagsung kerumahnya. Oleh sebab itu, banyak terjadi kesalahan. Dan banyak fakta yang ditemukan ketika monitoring. Dan justru terjadi banyak sekali kesalahan. Padahal kita basisnya Kartu Keluarga (KK) bukan perorangan. Makanya dilakukan evaluasi supaya kerja dengan maksimal. Dan tidak hanya mendengar tapi harus terjun kelapangan langsung. Kemudian selain itu Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan juga melakukan evaluasi pemilih. Ada tren penurunan partisipasi pemilih dalam setiap pemilihan umum.

Contohnya pada pemilihan umum tahun 2004 partisipasi pemilih diatas

70 % dan kemudia menurun dikisaran 68 % lalu 50 %. Begitupun dengan Pilkada Kota Medan yang mengalami penurunan menjadi 48 %,

38 %, 36 % hingga 25 % di Pilkada 2015. 25 % adalah capaian yang paling rendah partisipasinya. Bukan hanya dialami oleh Indonesia tetapi juga dialami oleh dunia. Makanya kita menggunakan evaluasi

104 menyeluruh. Kenapa partisipasi kita menurun. Apakah ini berkaitan dengan administrasi kepemiluan ataupun ada ekspektasi publik terhadap penyelenggaraan Negara ini yang tidak serasi sehingga memunculkan sikap apatisme masyarakat terhadap pemilihan umum. Artinya ada dan tidak ada pemilihan umum bagi masyarakat sama saja. Ada pilkada maupun tidak ada sama saja. Kondisi mereka tidak mengalami perubahan makanya Komisi Pemilihan Umum Kota Medan melakukan serangkaian analisis. Apakah DPT sudah akurat dan sudah bersih.

Dikarenakan semakin banyak DPT, yang kemudian tidak bersih. Orang yang sudah meninggal akan tetapi, masih masuk kedalam DPT. Dan sebenarnya orang sudah jadi anggota TNI/POLRI akan tetapi, masih masuk kedalam DPT. Artinya kan didalamnya kita tidak bersih. Yang mana semakin tinggi derajat ketidakakuratan data pemilih. Maka, dia semakin rendah derajat partisipasinya. Karena ternyata realnya itu misalnya 1,4 tetapi di DPT kita sudah 1,9. Berarti sudah ada 500.000 yang tidak datang ke TPS. Dikarenakan sudah tidak ada. Membersihkan data pemilih sehingga derajat akuratsi data pemilih itu baik berdasarkan tiga prinsip. Yang pertama, komprehensif yaitu landasan pemutakhiran data pertama seluruh oang yang sudah berhak untuk terdaftar ataupun berhak untuk memilih itu harus didaftar dalam rangka pemilih.

Makanya prinsipnya komprehensif. Yang kedua, akurat, yaitu lebih keakuratan NIK-nya, alamatnya, statusnya. Akan tetapi kalau dia sudah

105 meninggal kita perlu mencoretnya. Dan yang terakhir, berdasarkan kondisi pada saat kita melakukan pendaftaran pemilih. Contohnya yang baru menjadi anggota TNI/POLRI di tahun 2014 belum dan tahun 2015 sudah menjabat. Ataupun sudah pindah domisilinya itulah prinsipnya.

Kemudian kami juga mengumpulkan seluruh lurah, akademisi, pemantau pemilihan umum, kepling. Kenapa kita buat begitu ? karena khususnya kepala lingkungan kemarin terlibat dalam pemutakhiran data pemilih. Kalau kita lihat alurnya susunan data pemilih ini. Depdagri menyerahkan DP4 (Daftar Penduduk Potensial Pemilih). Jadi, DP4 oleh

Komisi Pemilihan Umum di sinkronisasikan dengan DPT sebelumnya.

Setelah sinkronisasi data diserahkan kepada KPU Provinsi untuk diserahkan kepada PPK. Melalui KPU Kabupaten atau Kota. Setelah ini diserahkan kepada PPK itu melakukan pemetaan dengan berdasarkan

TPS. Kemudian dilakukan coklit, kalau di pemilihan umum namanya

PANTARLIH (Petugas Pemutakhiran Data Pemilih) tapi kalau di

PILGUBSU namanya PPDP (Petugas Pemutakhiran Data Pemilih).

Tapi istilahnya saja yang berbeda. Nah, PPDP itu bisa berasal dari pengawas RT/RW. Kalau di Medan kepala lingkungan. Makanya kemudian kepling terlibat pada saat coklit. Coklit itu mendatangi pemilih dari rumah kerumah berdasarkan DP4. Yang mana memastikan apakah dia masih ada atau sudah tidak ada lagi dan lain-lain. Kalau dia masih ada dicentang, kalau dia sudah tidak ada dan sudah tidak

106 memenuhi syarat sebagai pemilih dia dicoret. Makanya kemudian kita kumpulkan. Nah dari sana kita temukan ada yang tidak ideal dari data pemilih Kota Medan Capil kota Medan menjelaskan misalnya dalam

FGD sebenarnya data ideal pemilih di kota Medan 1,5-1,6. Kenapa?

Kan jumlahnya wajib itu 1,5-1,6 karena daftar capil itu benar tapi dia tidak factual. Kenapa? Karena sistem pendaftaran data penduduk kita itu ingin menganut apa yang disebut stelsel aktif. Jadi masyarakat harus aktif ke capil. Jadi kalau ada anggota keluarganya sudah meninggal dunia, dia lapor ke capil. Tapi kalau dia tidak lapor. Maka, data yang meninggal dunia itu masih ada di capil. Di data kependudukan dia gak dicoret. Jadi, kalau ada anggota keluarganya meninggal atau pindah menjadi warga Negara Malaysia. Harus dilaporkan ke capil. Kalau dia tidak didaftarkan, maka dia di capil data benar tapi tidak faktual.

Berbeda dengan sistem pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum itu stelsel pasif. Jadi masyarakat itu menunggu sendiri dirumah. Kita yang datang dan bertanya emakmu sudah meninggal?iya. ayahmu sudah meninggal?iya. jadi harus dicoret. Anakmu yang pertama dimana?sudah menikah tapi sudah pindah ke Riau. Jadi harus dicoret. Makanya, menurut menurut capil data mereka yang 1,7 itu kalau kemudian difaktualkan bisa jadi dia Cuma 1,5 sampai 1,6 faktualnya. Makanya mereka katakana, idealnya data pemilih Kota Medan bukan 1,9 waktu pemilihan Walikota. Kita kan 1,9. Dia seharusnya ideal di 1,5-1,6.

107

Berarti ada 400-500 ribu yang harus kita evaluasi. Makanya kemudian kita lebih dalam menanyakan sama kepling sebagai mantan petugas pemutakhiran data. Kenapa menurut capil itu data seharusnya 1,5-1,6.

Akan tetapi di DPT kita kok 1,7. Nah ternyata ada kesalahan persepsi dari petugas pemutakhiran data. Ada isu yang berkembang bahwa mencoret orang dari data pemilih itu dianggap tindakan pidana gitu.

Makanya mereka tidak mencoret, jadi misalnya mereka datang kerumah

A, sudah diketahui bahwa ayahnya sudah meninggal dunia. Akan tetapi tidak dicoretny, dicentang juga seakan-akan dia masih ada. Kemudian datang kerumah B, yang menjelaskan anaknya sudah menikah dan juga sudah mengurus KTP di Aceh. Dia tetap dipertahankan dan tidak dicoret. Didalam PKPU ditegaskan petugas pemutakhiran data 11 dan 8 diantaranya mencoret. Coret kalau pemilih sudah meninggal dunia, coret pemilih kalau sudah pindah domisili, coret pemilih kalau sudah jadi anggota TNI/POLRI, coret pemilih kalau dia tidak bisa ditemukan.

Dulu kan sewaktu e-KTP banyak yang mengurus e-KTP itu dan menumpang di KK kepling. Tetapi alamatnya di Kantor Camat.

Keliling di Kota Medan tidak didapatkan rumahnya. Itu seharusnya dicoret, coret kalau orang atas putusan pengadilan yang bersifat tetap hak politiknya sudah dicabut, kemudian dicoret kalau pemilih tidak diketahui. Kita Tanya kepling dia tidak tahu, lurah tidak tahu, tetangga kanan kiri tidak tahu itu dicoret. Nah semuanya ini kan seharusnya

108

dicoret. Oleh petugas pemutakhiran data tahun 2015 itu dia tidak

dicoret dan dibiarkan saja. Pemilih di Kota Medan tahun 2015 itu 1,9.

Nah setelah kita evaluasi pihak pemilih-pemilih yang tidak jelas itu,

data pemilih kita ternyata 1,5. Ada 400.000, nah itulah kemudian

menurut kita kalau pemilihnya ternyata datanya akurat. Maka

partisipasi pemilihnya akan meningkat. Sudah tidak ada lagi yang tidak

jelas politik karena partisipasi pemilihnya meningkat. Karena bilangan

pembagi pemilih data pemilih dibagi dengan kedatangan warga TPS itu

nilainya kecil. Ternyata yang kita lihat disetiap pemilihan umum itu

pemilih yang datang ke TPS antara 800 sampai 1.000.000. dan tidak

pernah lebih. Itu yang menjadi landasan memperhatikan data pemilih.

3. Pertanyaan : apakah sosialisasi komunikasi tatap muka (face to face)

dari rumah ke rumah berjalan efektif ?

Jawaban : sosialisasi komunikasi tatap muka (face to face) yang

dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Medan dilakukan dengan

berbasis komunitas. Kalau berbasis door to door tidaklah mungkin.

Karena jumlah Kartu Keluarga (KK) yang ada di Kota Medan sebanyak

666.000. tidak sebanding dengan penyelenggara pemilihan umum. Jika

dilakukan door to door. Maka pemilihan umumnya sudah selesai tapi

door to door nya belum selesai. Oleh sebab itu sosialisasi dilakukan

dengan berbasis komunitas. Misalnya komunitas disabilitas, komunitas

petani perkotaan, komunitas buruh, komunitas abang becak, itulah yang

109

kita buat. Kemudian juga dibuat komunitas rentan. Contohnya

penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Karena dianggap sangat

rentan. Dikatakan rentan karena banyak penduduknya yang tidak

mempunyai Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). Itulah metode

yang kami lakukan. Tetapi kalau door to door tidak sanggup.

Dikarenakan rasionya yang terlalu besar. Kalau sosialisasi lebih

berbasis komunitas-komunitas abang becak kita datangi, komunitas

disabilitas kita datangi, mahasiswa kita undang, komunitas rentan yan

di bantaran sungai maupun rel kereta api kita datangi. Jadi model kita

sosialisasi tidak hanya yang sifatnya konfensional.

4. Pertanyaan : Apakah banyak partisipasi dari pemilih pemula dalam

pemilihan umum?

Jawaban : Pasti banyak yang berpartisipasi. Dan diajarkan cara

kampanyenya, menerima bakal calon ketua OSIS, kertas suara, bagaimana

cara mencoblosnya. Kami mengganggapnya miniatur pemilihan umum.

5. Pertanyaan : pendekatan apa yang dilakukan agar banyak yang tertarik

berpartisipasi dalam pemilu ?

Jawaban : Komisi Pemilihan Umum Kota Medan melakukan

pendekatan dengan cara sosialisasi kepada kaum disabilitas, kaum

perempuan, kaum marginal, tokoh agama, kaum petani perkotaan,

buruh, abang becak, penduduk di sekitar rel kereta api, penduduk di

110

bantaran sungai. Selain itu juga dilakukan gerak jalan serentak sadar

pemilihan umum yang dilakukan pada hari minggu. Dengan berbagai

macam hiburan dan tak lupa dibarengi juga dengan doorprize. Dan

gerak jalan ini juga diikuti oleh pak Walikota Medan. Dan tak hanya itu

juga dilakukan pawai dan juga pagelaran seni budaya menyongsong

pemilihan umum 2019 di Lapangan Pertiwi. Yang mana dalam pentas

seni banyak sekali yang ditampilkan. Dan juga bekerjasama dengan

SMA yang ada di Kota Medan.

6. Pertanyaan : bagaimana sosialisasi tentang kerugian jika tidak

memilih?

Jawaban : Kerugian apabila tidak memberikan hak suaranya disampaikan

dengan cara sosialisasi-sosialisasi. Kita sangat rugi apabila tidak

menggunakan hak suara kita. Contohnya saja sosialisasi jika terjadi money

politik. ketika diberikan uang tiga ratus ribu rupiah dengan syarat harus

memilih si A. sangat sedikit uang yang diterima dan sangat merugikan.

Dalam jangka panjang money politik sangat merugikan masyarakat.

Money politik adalah awal dari perkara ataupun awal dari penderitaan

yang sangat panjang. Dan setelah dilakukan transaksi maka tidak ada

hubungan apa-apa lagi. Begitu halnya dengan transaksi di pemilihan

umum. Kalau sudah menerima uang dari pasangan calon. Kita menjual

suara kita dan gak bisa protes lagi.

111

7. Pertanyaan : Ke SMA dan Universitas mana saja sosialisasi dilakukan?

Jawaban : dilakukan sosialisasi ke Universitas Sumatera Utara, SMA 3,

SMA 4,SMA 2, SMA Dharma Wangsa.

8. Pertanyaan : Bagaimana dengan anggaran yang ada?

Jawaban : dengan anggaran yang ada harus cukup. Kalau tidak namanya

kelebihan anggaran. Ada 26 milyar yang diberikan oleh Komisi Pemilihan

Umum Sumatera Utara ke Komisi Pemilihan Umum Kota Medan. Dan ada

4 sampai 5 Milyar yang dikembalikan.

9. Pertanyaan : Apa perbedaan Pilgubsu 2018 dengan Pilkada 2015?

Jawaban : kalau di Sumatera Utara putra daerah dengan non putra daerah

yang berkontestasi. Dan yang lebih menarik itu Pilgubsu daripada Pilkada

2015 yang tak menarik. Karena banyak orang yang sudah mengetahui

calonnya.

10. Pertanyaan : bagaimana jalannya hari H saat Pilgubsu?

Jawaban : pada saat pemilihan berjalan dengan lancar.

11. Pertanyaan : Ke Radio mana saja dilakukan dialog interaktif ?

Jawaban : dialog interaktif dilakukan ke Radio Kardopa, Radio RRI,

Radio Sindo Trijaya, Radio Sanjaya FM, Radio Lips FM, Radio Lite FM.

12. Pertanyaan : apakah ada group WA untuk penyelenggara pemilihan

umum. Supaya pun informasi dapat cepat sampai?

112

Jawaban : kami tak lupa membuat group WA yang mempermudah kami.

Agar pun informasinya dapat menyebar rata sesama penyelenggara tanpa

ada miss komunikasi.

Drs. Edy Suhartono

1. Profil Informan Anggota KPU Kota Medan periode 2013-2018

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal lahir : 9 Februari 1966

Alamat : Jalan Yos Sudarso, Ir.13 no.4A/PLN Glugur

Agama : Islam

Suku : Batak

Pendidikan Terakhir : S1

2. Pertanyaan : kemana saja dilakukan sosialisasi yang bertatap muka ?

Jawaban : Harus dilakukannya sosialisasi secara masif dan dibagi lagi

ke pemerintah, perguruan tinggi, sekolah-sekolah. Sehingga

tersampaikan informasinya.

3. Pertanyaan : di hari H apakah ada didapati kendala?

Jawaban : Untuk di hari H nya sendiri kendala yang didapati tidak terlalu

berat dan masih bisa diatasi. Kendalanya sendiri seperi kurangnya

koordinasi dengan pihak penyelenggara dibawah. Yang mana KPPS

kurang komunikatif. Dan masih bisa diatasi, kemudian yang paling

113

penting bahwa pihak penyelenggaranya bisa bekerja sama. Dan kurangnya

surat suara masih bisa dikomunikasikan.

4. Pertanyaan : bagaimana strategi yang dilakukan terhadap penyelenggara

pemilu agar Pilgubsu berjalan lancar dan optimal?

Jawaban : optimalisasi jajaran Komisi Pemilihan Umum dengan

melakukan sosialisasi secara masif (masal dan intensif) dengan

menggunakan struktur yang ada.

5. Pertanyaan : bagaimana jalannya hari H saat Pilgubsu?

Jawaban : untuk di hari H nya saat Pilgubsu tidak ada halangannya. Paling

kurangnya kordinasi pihak penyelenggara yang dibawah.

6. Pertanyaan : Apa yang dilakukan terhadap data pemilih yang tak

akurat?

Jawaban : data pemilih yang tidak akurat dicari tahu, dengan cara

coklit oleh PPDP. Kemudian door to door untuk mengakuratkan data

pemilih. Dari 1,9 juta data pemilih. Berkat kinerja PPDP dengan

melakukan pencoretan berdasarkan PKPU yaitu mencoret penduduk

yang tidak ada.

7. Pertanyaan : Bagaimana keefektifan help desk?

Jawaban : help desk tentang data pemilih atau C6. Dan pemilih bisa

call, apalagi jika bermasalah di lapangan. Call center berkoordinasi

dengan nomer help desk. Help desk kurang efektif penggunaannya.

8. Pertanyaan : Kemana saja sosialisasi dilakukan?

114

Jawaban : sosialisasi dilakukan ke LSM, Ormas, Perguruan Tinggi,

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berharap partai politik juga

melakukan pendidikan politik.

9. Pertanyaan : Apakah ada faktor x yang membuat masyarakat banyak

berpartisipasi?

Jawaban : ada faktor calon yaitu diluar kita yang pengaruhi

masyarakat. Ada sesuatu yang menjadi daya tariknya.

10. Pertanyaan : dilapas mana dilakukan sosialisasi ?

Jawaban : Lapas Medan Labuhan dan juga Lapas Tanjung Kusta.

11. Pertanyaan : berapa banyak TPS pada Pilgubsu beserta penyelenggaranya

?

Jawaban : Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018 terdapat 3.024 TPS (Tempat Pemungutan

Suara) yang tersebar di 21 Kecamatan yang ada di Kota Medan. Yang

mana jumlah Komisioner KPU Kota Medan ada 5 personil, Staf KPU Kota

Medan ada 17 personil, PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) ada 105

personil, PPS (Panitia Pemungutan Suara) ada 453 personil, KPPS

(Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara) ada 21.168 personil,

Petugas Ketertiban ada 6048 orang, dan PPDP (Panitia Pemutakhiran Data

Pemilih) sebanyak 5.891.

Drs. Karnomen Purba

115

1. Profil informan Kasubag Teknis dan Hubmas

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 4 Mei 1960

Alamat : Jalan Karya Panjang no.57

Agama : Kristen

Suku : Batak

Pendidikan Terakhir : S1

2. Pertanyaan : bagaimana meningkatkan penyelenggara pemilu?

Jawaban : Sumber daya manusianya harus lebih ditingkatkan dengan

cara meningkatkan disiplin kerjanya. Jadi, kinerja dari sumber daya

manusia nya harus lebih ditingkatkan lagi. Sehingga ada yang namanya

keteraturan dan mempunya tanggung jawab. Supaya pun masyarakat

lebih paham karena penyelenggara pemilihan umum memberikan

informasi yang mudah dimengerti oleh masyarakat.

3. Pertanyaan : kemana saja dilakukan sosialisasi PILGUBSU ?

Jawaban : Mensosialisaikan pentingnya pemilihan umum kepada

pemilih pemula, Goes to Community, kaum disabilitas, kelompok

perempuan, KPU Goes to Campus, Lapas. Kemudian juga bekerja sama

dengan pihak ketiga untuk mensosialisasikan pentingnya pemilihan

umum. Tergantung kepada pimpinannya kadang-kadang. Jikalau

pimpinannya sadar akan pemilihan umum pasti sampai sekarang akan

dilakukan. Terkadang pra pemilih pun datang ke Kantor Komisi

116

Pemilihan Umum Kota Medan. Disitulah kami juga sudah melakukan

sosialisasi sedini mungkin. Ada sejumlah 60 orang. Mereka yang

tertarik didukung oleh mata pelajaran PPKN. SD pun pernah datang

juga ke kantor dan dibuat permainan. Dan untuk di SMA kami juga

hadir di SMA 4, SMA 3 dan mereka melakukan pemilihan OSIS

kemudian ada pengenalan calon dan tahapan selanjutnya.

4. Pertanyaan : bagaimana ajakan yang dilakukan agar banyak masyarakat

yang berpartisipasi?

Jawaban : Upaya kita dalam meningkatkan yaitu dengan cara

sosialisasi secara masif. Agar masyarakat paham dengan apa yang

menjadi tujuan dari pemilihan umum itu. Pemilihan umum tujuannya

untuk kesinambungan pembangunan daerah ataupun secara nasional.

Jikalau kita tidak berpartisipasi berarti kita tidak bisa mengarahkan

pembangunan tersebut. Makanya masyarakat harus berpartisipasi.

Dengan cara melakukan pendekatan kepada masyarakat yaitu melalui

stakeholder. Sehingga tersampaikan dan mereka juga membantu. Jadi,

sudah ikut berperan serta ataupun merasa bertanggung jawab pasti akan

semakin meningkat partisipasi pemilihnya. Harus dihalo-halokan

kepada masyarakatnya. Dan yang membuat partisipasi masyarakat

tinggi di thaun 2018 itu adalah kesadaran masyarakat itu sendiri. Dari

25 % menjadi 58 %. Itu sangatlah signifikan dan untuk pemilihan

umum 2019 ini pasti akan semakin tinggi. Dikarenakan akulasi data

117

yang semakin kuat dan semuanya smapai kepada masyarakat. Dan

banyak juga calon legislatifnya. Karena calon legislatif paling

menyentuh ke masyarakat.

5. Pertanyaan : Bagaimana dengan budaya politik di Kota Medan ?

Jawaban : Kota Medan persentasenya punya kelas. Yaitu kelas

menengah keatas yang sudah oke kesadarannya akan pentingnya

pemilihan umum. Dan menengah kebawah masih wani piro. Maklumlah

kelompok ekonomi kebawah. Makanya beda dari daerah lainnya.

6. Pertanyaan : Apakah banyak masyarakat yang sulit diajak untuk

berpartisipasi?

Jawaban : apabila dibandingkan pemilihan umum 2015 itu

tingkatannya lebih rendah yang ada di Kota Medan. Yang paling

mendasar sekali yaitu soal akulasi datanya. Kemudian calonnya Cuma

ada dua dan taka da pilihan yang lain. Sehingga banyak masyarakat

yang apatis. Intinya ada dua yang mepengaruhi yaitu data pemilih yang

kurang valid dan juga kedua figurnya yang sangat mempengaruhi. Yaitu

kualitas pesertanya yang pengaruhi.

7. Pertanyaan : Apa yang membuat Pilgubsu 2018 tinggi pasrtisipasinya?

Jawaban : dikarenakan akulasi data yang semakin kuat dan semuanya

tersampaikan kepada masyarakat.

8. Pertanyaan : Bagaimana pendekatan pada pemilih pemula agar mengerti

tentang pemilu dan berpartisipasi?

118

Jawaban : kan ada dua cara yang dilakukan terkait sosialisasi ini. Ada

yang bersifat kami turun kesekolah, dan ada juga yang meraka datang.

Kami sudah melakukan pendekatan kesekolah-sekolah. Khusus pemilih

pemula. Responnya ada juga yang melakukan kunjungan kemari.

Karena kebetulan disini ada yang namanya RPP. Disini ada galeri atau

pustaka RPP. Sehingga bisa belajar karena ada ruangannya yang kami

buat. Itulah yang menjadi respon kami melakukan kunjungan ke

sekolah-sekolah.

9. Pertanyaan : Apakah paslon cukup menarik?

Jawaban : paslon ada dari luar daerah dan dalam daerah. Perbedaannya

sangat menonjol sekali. Jika ditinjau dari syarat pemilih kan harus putra

daerah pemilihnya. Diluar kota Medan tidak bisa memilih. Ini adalah

salah satu sehingga masyarakat kota Medan yang menang itu si A dan

yang kalah si B.

10. Pertanyaan : dimanakah dilakukan pagelaran seni budaya

Jawaban : di Lapangan Pertiwi Medan tepatnya pada tanggal 21 April

2018,.

Yenni Chairiah Rambe, SH

1. Profil Informan Anggota KPU Kota Medan Periode 2013-2018

Nama : Yenni Chairiah Rambe, SH

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 20 juni 1976

119

Alamat : Jalan Karya Darma Gg.HJ.Norma/Komp.Melati Kel.Pangkalan

Masyhur, Kec.Medan Johor, Kota Medan

Agama : Islam

Suku : Batak

Pendidikan Terakhir : S1

2. Pertanyaan : kemana saja dilakukan sosialisasi tatap muka ?

Jawaban : Sosialisasi tatap muka dilakukan kepada masyarakat dengan

cara bekerja sama dengan Pemerintah Kota Medan. Yaitu

mengikutsertakan Komisi Pemilihan Umum dalam acara-acara yang ada

di Kota Medan. Hal lain misalnya intens ke kampus-kampus menjelang

pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Seperti Universitas Sumatera

Utara (USU), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU),

Universitas Negeri Medan (UNIMED), Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara (UINSU) tanggal 6 November 2018, Universitas HKBP

Nommensen. Dan KPU Kota Medan jjuga melakukan sosialisasi Goes

To School pemilih pemula yang dilaksanakan dengn pemaparan materi

tentang sejarah kepemiluan, syarat pemilih mengikuti pemilihan umum,

cara mencoblos, pengenalan alat dan denah TPS. Seperti SMA 13

Medan, SMA 4, SMU Negeri 21 JL.Selambo Medan Amplas, SMA 3

Medan, SMA Dharmawangsa Medan, SMA Islam Terpadu Siti Hajar

Medan, SMK Alwashliyah 4 JL.Sisimangaraja/Garu II Medan Amplas.

Kemudian melakukan kerja sama ke sekolah melalui pemilihan (OSIS)

120

juga mulai menanamkan tata cara kepemiluan itu. Selain itu Komisi

Pemilihan Umum Kota Medan juga mensosialisasikan pentingnya

pemlihan umum kepada kelompok perempuan, kaum disabilitas, Goes

To Community. Dan juga bekerja sama dengan pihak ketiga untuk

mensosialisasikan pentingnya pemilihan umum itu sendiri.

3. Pertanyaan : apa pendekatan yang dilakukan agar masyarakat mau

berpartisipasi ?

Jawaban : Banyak cara yang kami lakukan agar masyarakat mau

berpartisipasi. Yaitu dengan cara gerak jalan, pawai, dan juga ada

pagelaran seni budaya. Dilaksanakan di Lapangan Pertiwi Medan pada

tanggal 21 April 2018. Yang mana dalam pagelaran seni budaya ada

berbagai macam yang ditampilkan. Contohnya saja ada ditampilkan

teater, puisi, tarian dan lain-lain. Yang banyak melibatkan masyarakat.

Dan untuk gerak jalan dilakukan bersama dengan pak walikota Medan.

Dan tak hanya ada pembagian baju dan juga topi tapi juga ada

doorprize yang menarik. Dan selain itu pun kami juga terjun kepasar-

pasar untuk mensosialisasikan pemilihan umum dengan menggunakan

toa kami menyusuri pasar. Dan dibanyak tempat pun kami hadir

memberikan sosialisasi. Yaitu kepada kaum marginal, kaum

perempuan, orang-orang di bantaran sungai, orang-orang yang ada

disekitaran rel kereta api, para tokoh agama.

4. Pertanyaan : kemana saja dilakukan sosialisasi melalui media?

121

Jawaban : Dilakukan talkshow yaitu dengan radio RRI, Radio Sanjaya

FM, Radio Kardopa, Radio Sindo FM, radio lite FM Medan, Radio Lips

FM Medan. Dan juga dilakukan dialog Televisi di TVRI, Metro TV,

TV One, I News TV. Yang dalam dialog dijelaskan bagaimana saja

tahapan dari awal hingga akhir dalam melakukan pemilihan Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018. Yang mana dalam dialog dijelaskan

tentang data pemilih, kampanye dan laporan dana kampanye,

peningkatan partisipasi pemilih, dan tak lupa tata cara pemberian suara.

5. Pertanyaan : bagaimana dilakukannya sosialisasi kerugian jika tidak

memilih?

Jawaban : Pihak Komisi Pemilihan Umum Kota Medan memberikan

sosialisasi kerugian atau dampak yang ditimbulkan jika tidak memilih

kepada masyarakat. Contohnya saja dalam pemilihan Walikota Medan

2015 yang hanya sedikit berpartisipasi. Berarti kepercayaan terhadap

walikota hanya sedikit pula. Dan kita tidak bisa menuntut karena

legitimasinya yang lemah. Seperti dalam hal anggaran yang sangat besar

bahkan hingga milyaran. Akan tetapi yang berpartisipasi dalam pemilihan

umum sedikit. Maka akan terjadi banyak pemborosan anggaran untuk itu.

Sehingga dapat disalahgunakan oleh pihak pihak. Oleh sebab itu yang

yang tidak mau memilih lakukan dengan cara aktif bukannya justru pasif.

Tunjukkan diri di TPS, bukan hanya berdiam diri dirumah saja. Diam bisa

122

berrati tidak mengetahui informasi yang ada dan juga bisa juga tidak

terdaftar di DPT. Maka tunjukkan lah diri jika milih atau tidaknya di TPS.

6. Pertanyaan : Bagaimana budaya politik masyarakat Kota Medan?

Jawaban : acuh tak cuh. Ada yang acuh maupun peduli. Dan sibuk

dengan pekerjaan masing-masing sehingga kebijakan tak berpengaruh

langsung. Berbeda dengan petani, nelayan yang secara langsung

merasakan efeknya dari suatu pembangunan atau kebijakam pemerintah.

Akan tetapi, kalau masyarakat kita berdagang. Mereka yang mengatur

harganya. Intinya tingkat pendidikan yang mempengaruhi kepeduliannya.

Raden Deni Admiral, S.Sos, M.Ap

1. Profil Informan Anggota Panwaslu Periode 2018

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 22 Juli 1975

Alamat : Jalan Pancing No.249 Kel.Sidorejo Hilir Kecamatan Medan

Tembung-Kota Medan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S2

2. Pertanyaan : dimana saja sosialisasi yang dibuat oleh Panwaslu?

Jawaban : Panwaslu Kota Medan acapkali melakukan sosialisasi terkait

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2018.

Dan sosialisasi yang digelar pun dihadiri oleh Pemerintah Kota Medan,

masyarakat, tokoh masyarakat, pemilih pemula. Dan sosialisasi biasa

123

dilakukan di Hotel Grand Antares Medan, Hotel Garuda Plaza, Hotel

Soechi Intrnational Medan, Hotel Pardede International Medan, Hotel

LG Medan, Hotel Grand Mercure dan lain-lain.

3. Pertanyaan : bagaimana Panwaslu melakukan sosialisasi kerugian jika tak

memilih ?

Jawaban : Kita sosialisasikan kerugiannya jika tidak memilih. Jika tidak

memilih maka sosok pemimpin yang terpilih adalah sesosok yang tak bisa

diharapkan. Dan tidak mengakomodir kepentingan rakyat. Dan biasanya

hak pilih mahasiswa banyak disalahgunakan oleh pihak yang tak

bertanggung jawab. Mahasiswa adalah kaum millennial dengan usia yang

produktif. Dan seharusnya mau membahas tentang pemilihan umum

maupun politik versinya sendiri. Dan apabila tidak menggunakan hak

suaranya pada akhirnya terjadi pemutaran kekuasaan yang bisa merugikan

mereka sendiri. Dan banyak mempengaruhi banyak regulasi yang akan

dibuat dan bisa merugikan untuk masa depan.

4. Pertanyaan : apakah pencairan dana sulit ?

Jawaban : anggaran sudah tersusun dengan rapih. Jadi tinggal kabupaten

atau Kota yang diarahkan. Medan dengan 21 kecamatan berbeda dengan

Tebing Tinggi. Tapi tidak ada kendalanya. Cuma memang karena ini dana

Negara. Kita memang dituntut dan diwajibkan untuk membuat laporan

yang sesuai dengan hasil kerja digunakan memang ada mekanisme kalau

laporan belum selesai yang untuk kegiatan berikutnya belum bisa

124

diberikan. Dana tidak ada masalah. Laporan kegiatan belum selesai maka

keuangan pun gantung. Susah atau tidaknya di teknis tadi. Anggaran sudah

ditetapkan dan tersedia juga cukup. Relative dengan Aceh ataupun

Pekanbaru. Karena ada kedalamnya lagi atau transparannya. Contohnya

saja Nias yang harus menggunakan perahu dalam proses

pendistribusiannya.

5. Pertanyaan : bagaimana produktivitas dari Panwaslu?

Jawaban : kita cegah, awas, tindak. Kita melakukan pendekatan

pencegahannya. Contohnya saja ada orang yang mau membagi-bagikan

sembako, tapi belum sempat dibagikan, tindakan yang kita

anggapmerugikan tidak sempat terjadi. Semua seperti di Medan Area,

yang akhirnya gak jadi dibagikan. Tetapi kami tetap melakukan tindakan.

Sehingga diproses dan akhirnya tidak ditemukan unsur pidana kepolisian

dan kejaksaan ada. Syukurnya proses pencegahannya maksimal. Sehingga

meminimalisirkan persoalannya. Bagaimana ada proses pencegahan,

proses pengawasan kemudian proses tindakan. Seperti tadi ada masyarakat

yang tidak terfasilitasi. Sebenarnya bisa melapor ke kami. Tapi kadang-

kadang di hari H sulit. Kalau bisa dari jauh-jauh hari.

6. Pertanyaan : kendala apa yang ditemui saat Pilgubsu?

Jawaban : Berdasarkan hasil pengawasan pendistribusian logistik pada

pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018 yag dilaksanakan di

tiga puluh tiga Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, yang

125 termasuk Kota Medan. Panwaslu Kota Medan telah melakukan evaluasi dan juga telah menemukan permasalahan pokok. Seperti yang terjadi di

Medan Belawan, Kelurahan Belawan I, Desa Puluh Kurau/Kampung

Nelayan. Yang mana jarak tempuh dari pusat kota menuju kecamatan

Belawan menghabiskan durasi yang kurang lebih 90 menit. Dan diperlukan durasi 8 menit untuk menyeberang ke Pulau Kurau/Kampung

Nelayan menggunakan transportasi perahu. Ini merupakan salah satu kendala yang menjadi perhatian kita bersama baik dari pihak penyelenggara yaitu Komisi Pemilihan Umum Kota Medan maupun dari pihak pengawasan yaitu Panitia Pengawas Pemilihan Kota Medan.

Sehingga dengan pengawasan melekat yang telah dilakukan oleh Panitia

Pengawas Pemilihan Kota Medan dengan melalui Panitia Pengawas

Pemilihan Kecamatan Medan Belawan untuk dapat menginstruksikan

Pengawas Pemilihan Lapangan agar lebih maksimal lagi dalam melaksanakan tugas pengawasan pendistribusian ke Desa Paluh

Kurau/Kampung Nelayan. Karena jika melihat akses yang sulit ditempuh dalam mendistribusikan logistik. Kemudian di Kota Medan pun banyak juga ditemui masyarakat yang belum mengetahui tata cara tentang menggunakan hak suaranya dengan e-KTP. Disinilah Panwaslu Kota

Medan memiliki peranan yang penting dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan hak suaranya dengan memakai e-KTP. Karena hal itu adalah faktor yang penting. Yang mana pengguna dari hak suara yang

126 menggunakan e-KTP juga membutuhkan surat suara yang akan ditindaklanjuti oleh KPPS di 3024 TPS Kota Medan tentunya. Agar mereka pun bisa menyalurkan hak suaranya dengan jujur, umum, bebas, rahasia. Hal ini juga merupakan salah satu fokus pengawasan yang dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Kota Medan melalui

Pengawas Pemilihan Kecamatan untuk memberikan instruksi kepada

Pengawas Tempat Penghitungan Suara agar melakukan pengawasan melekat terkait surat suara yang akan digunakan oleh pemilih nantinya.

Kemudian kesulitan pun terjadi di masyarakat dalam memberikan informasi pengawasan maupun menyampaikan laporan pelanggaran kepada pengawas pemilihan karena kebijakan dan mekanisme yang dibangun belum familiar dengan masyarakat secara umum. Lalu instrument pengawas pemilihan baik penelusuran informasi awal maupun penerimaan laporan pelanggaran masih cenderung bersifat pasif. Dan selain itu pengawas pemilihan umum diseluruh jajaran yaitu mulai dari tingkat kota sampai Pengawas TPS masih tidak mampu melakukan pengawasan Pemilihan Umum dengan cara komprehensif dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia serta luasnya area. Tanpa adanya partisipasi dari masyarakat untuk membantu pengawasan pemilihan umum dalam hal memberikan informasi awal maupun melaporakan dugaan pelanggaran pemilihan umum kepada pengawas pemilihan. Maka

127

sulit mewujudkan pemilihan umum yang demokratis dan juga

berintegratis.

Maria Selvi Tarigan S.Psi

1. Profil Informan Tokoh Masyarakat

Tanggal Lahir : 22 April 1983

Medan Polonia

Agama : Kristen

Suku : Batak

2. Pertanyaan : darimana anda mengetahui informasi terkait Pilgubsu?

Jawaban : untuk informasi terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 saya menyaksikan di televisi

maupun instagram, facebook, dan saya juga mengamati website KPU

Kota Medan. Saya suka meng-update perkembangan yang ada. Karena

calon yang ada pun sangat menarik perhatian.

3. Pertanyaan : Apakah anda ada terlibat langsung dalam acara yang

dilaksanakan oleh KPU Kota Medan?

Jawaban : Tidak ada, karena saya tidak sempat mengikutinya.

Dikarenakan saya kerja jadi guru.

4. Pertanyaan : Di tengah kesibukan anda, mengapa anda masih meluangkan

waktu untuk bisa berpartisipasi dalam Pilgubsu 2018?

128

Jawaban : sibuk tak menjadi alasan untuk tidak bisa memilih. Karena saya

mengetahui betul akan pentingnya berpartisipasi di dalam pemilu.

5. Pertanyaan : apa faktor yang menurut anda paling penting di dalam

memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur?

Jawaban : yang paling penting itu adalah melihat dari program-program

yang ditonjolkan. Jangan memilih berdasarkan SARA.

6. Pertanyaan : Siapa pihak yang anda ikuti anjurannya dalam menentukan

pilihan anda dalam Pilgubsu 2018?

Jawaban : ya diri saya sendiri pastinya. Tanpa ada campur tangan dari

pihak lain.

Maya Rezeki S.Psi

1. Profil Informan Tokoh Masyarakat

Tanggal Lahir :13 April 1989

Medan Area

Agama : Islam

Suku : Jawa

2. Pertanyaan : darimana anda mengetahui perkembangan Pilgubsu?

Jawaban : Kalau tata cara memilih yang baik itu saya melihatnya di media

sosial saya. Yaitu di instagram, saya suka mengikuti Pemilihan Gubernur

Sumatera Utara tahun 2018 dari media sosial saya. Saya lebih suka meng-

129

update nya dari media sosial saya. Karena banyak yang bermunculan

terkait Pilgubsu.

3. Pertanyaan : Menurut anda paslonnya menarik tidak ?

Jawaban : cukup menarik dan cukup panas. Karena berbagai kalangan

membahas paslonnya. Dan cukup sengit.

4. Pertanyaan : apakah anda mengetahui visi dan juga misi dari masing-

masing paslon?

Jawaban : ya, saya mengetahui visi dan misi dari masing-masing pasangan

calonnya. Dan saya juga suka menganalisisnya dan mengamatinya.

5. Pertanyaan : Apa faktor yang sangat penting di dalam memilih calon

Gubernur?

Jawaban : Kita harus lihat apa saja yang menjadi program nya yang

diusulkan. Dan tak hanya umbar janji saja.

6. Pertanyaan : Apakah anda pernah diajak untuk berkampanye?

Jawaban : sejauh ini tidak pernah.

7. Pertanyaan : apa alasan anda memilih dalam Pilgubsu 2018?

Jawaban : yang tentunya saya mempunyai kesadaran untuk memilih.

Pieter Abram Sembiring

1. Profil Informan Pemilih Pemula

Nama : Pieter Abram Sembiring

Tanggal Lahir : 11 Maret 2000

130

Agama : Kristen

Suku : Batak

Alamat : Jalan Harmonika, Medan Baru

2. Pertanyaan : apakah pernah terlibat langsung dengan acara yang

diselenggarakan KPU Kota Medan?

Jawaban : Jikalau bertemu langsung dengan Komisi Pemilihan Umum

untuk berdialog secara langsung saya tidak pernah. Saya suka melihat

informasi terkait Pilgubsu melalui internet, dan juga saya melihat

baliho. Dan juga mengikuti debat pasangan calon Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 di TVRI.

3. Pertanyaan : apakah pasangan calon dalam Pilgubsu menarik perhatian?

Jawaban : menurut saya pasangan calon cukup menarik perhatian

masyarakat Kota Medan. Dan persaingannya pun cukup panas. Apalagi

pasangan calon tak hanya dari dalam daerah. Tapi ada juga yang

mencalonkan dari luar daerah. Dan yang menarik juga di Pilgubsu kemarin

karena kental sekali dengan politik identitas. Padahal ada kemungkinan

jika Djarot terpilih maka kepemimpinan Djarot di DKI Jakarta bisa tertular

sedikit di Medan.

4. Pertanyaan : bagaimana kondisi di TPS anda?

Jawaban : kalau di Tempat Pemungutan Suara saya memilih ramai dan

aman juga tertib saat berlangsungnya pemungutan suara.

131

5. Pertanyaan : Apakah anda sudah mengetahui visi dan juga misi yang

dimiliki calon?

Jawaban : saya sudah mengetahui visi dan juga misi yang dimiliki

pasangan calon. Dan saya juga telah menganalisisnya. Jadi saya tak

memilih tanpa ada alasannya.

6. Pertanyaan : apa alasan anda memilih dalam Pilgubsu 2018?

Jawaban : dikarenakan saya menyadari betul bahwa pentingnya

memberikan suara saya untuk kemajuan kedepannya.

7. Pertanyaan : apakah anda mengetahui syarat menjadi pemilih di Pilgubsu

2018?

Jawaban : ya, saya mengetahuinya.

8. Pertanyaan : Apakah anda sudah mengetahui tanggal berlangsungnya

Pilgubsu 2018 yang lalu?

Jawaban : ya, saya sudah mengetahuinya dari berbagai macam media.

9. Pertanyaan : Apakah anda pernah diajak untuk berkampanye?

Jawaban : sama sekali tidak pernah saya diajak berkampanye.

Ricky Silalahi S.T

1. Profil Informan Tokoh Masyarakat

Nama : Ricky Silalahi S.T

Tanggal Lahir : 4 Juli 1984

132

Agama : Kristen

Suku : Batak

2. Pertanyaan : dimedia apa saja anda mengikuti perkembangan Pilgubsu ?

Jawaban : Saya lebih suka mengikuti dialog di televisi maupun debat

nya. Kemudian di internet pun banyak informasi yang ada. Dan tak lupa

saya juga suka membaca perkembangannnya melalui berita online.

3. Pertanyaan : apakah bapak ada mengikuti gerak jalan maupun

pagelaran seni budaya ataupun acara lainnya yang diselenggarakan oleh

KPU Kota Medan ?

Jawaban : saya tidak sempat kalau harus mengikuti acara tersebut.

Karena pun saya harus kerja dan saya cukup disibukkan dengan

pekerjaan saya.

4. Pertanyaan : apakah bapak mengetahui tanggal Pilgubsu dan

mengingatnya saat itu. Sehingga tak lupa ke TPS?

Jawaban : Pilgubsu adalah hal yang saat saya nantikan. Sehingga saya

tak lupa untuk mencoblos paslonnya.

5. Pertanyaan : Siapakah pihak yang bapak ikuti anjurannya di dalam

mennetukan pilihan anda dalam Pilgubsu 2018?

Jawaban : ya sudah jelas, saya sendirilah.

6. Pertanyaan : Menurut bapak faktor apa yang paling penting dalam

memilih calon Gubernur?

133

Jawaban : menurut pendapat saya yang paling penting ialah melihat

visi misinya. Apa yang menjadi program-programnya yang diusungkan.

7. Pertanyaan : Apa alasan bapak untuk memilih dalam Pilgubsu 2018?

Jawaban : Karena saya menyadari betapa pentingnya berpartisipasi.

Dan berharga nya satu suara.

134

Dokumentasi

(Foto bersama Bapak Herdensi selaku Ketua KPU Kota Medan)

(Foto bersama Ibu Yenni Chairiah Rambe selaku Anggota KPU Kota Medan)

135

(Foto bersama Bapak Drs. Karnomen Purba selaku Kasubag Teknis dan

Hubmas)

(Foto bersama bapak Drs. Edy Suhartono selaku Anggota KPU Kota Medan)

136

Foto dengan Bapak Raden Admiral (Anggota Panwaslu) dan staf

Foto dengan Pieter Abram (Tokoh Masyarakat)

137

(KPU Kota Medan Talkshow di Radio Lite FM bersama Polri)

(KPU Kota Medan melaksanakan Pagelaran seni budaya di Lapangan Pertiwi tanggal 21 Maret 2018)

138

(KPU Kota Medan melaksanakan kegiatan Go to School ke SMAN 21 Mean pada tanggal 22 Desember 2017)

(KPU Kota Medan melaksanakan pemasangan alat peraga kampanye di Marelan)

139

(Sosialisasi Pilgubsu di media sosial)

(Sosialisasi KPU Kota Medan Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)

140

(Kegiatan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2018 pada komunitas LSM dan Ormas di Kota Medan)

141