Perancangan Buku Esai Fotografi Potrait Upacara Yadnya Kasada Gunung Bromo Suku Tengger Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Lokal
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI POTRAIT UPACARA YADNYA KASADA GUNUNG BROMO SUKU TENGGER SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL Rachmat Isa Asera Nempung1)Muhammmad Bahruddin2) Achmad Yanu Alif Fianto,3) S1 Desain Komunikasi Visual STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1)[email protected], 2)[email protected], 3) [email protected] Abstract: National Park Mount Bromo, has long been recognized by many foreign and domestic travelers. Starting from their destination just for a vacation , see the sunrise , following the Yadnya Kasada ceremony which is held each year, learn Volcanology Mount Bromo. Beside that Yadnya Kasada Ceremony other rituals held at Mount Bromo , include Karo ceremony , ceremony Unan Unan . The most attractive ceremony for tourist attention is Kasada ceremony . Kasada in the Tengger tribe is the name of the month , with another name “Asuji” was the last last month in one year, which is in the Masehi calendar does not always fall in 12 months , due to the Tengger tribe has its own calendar dating system , the average age of his days to 30 days ( respectively - each month rounded ). Tourist destinations of foreign and domestic who came to follow the ritual ceremony Tengger tribe that has been widely recognized , is Yadnya Kasada ceremony held annually . This ceremony every year to experience ups and downs but the number of tourists coming in Kasada always experiencing peak tourist visits . But in fact the Tengger tribe has decreased number of his followers Kasada ritual ceremony . Due to the younger generation who do not follow the ritual ceremony began Yadnya Kasada . Keywords:Design photobook, Kasada Ceremony, Tengger Tribe, Preservation,conserve. Taman Nasional Gunung Bromo, sudah sendiri, yang usia harinya rata 30 hari (masing lama dikenal oleh banyak wisatawan asing – masing bulan dibulatkan). maupun Domestik. Mulai dari tujuan mereka Rata – rata tujuan wisatawan asing dan yang hanya untuk berlibur, melihat matahari domestik yang datang ingin mengikuti Ritual terbit, mengikuti Upacara Yadnya Kasada yang Upacara Suku Tengger yang sudah banyak di adakan setiap tahunnya satu kali, mengenali dikenal secara luas, adalah Upacara Yadnya geografis Gunung Bromo dan mempelajari Kasada yang diadakan setiap satu tahun sekali. Vulkanologi Gunung Bromo. Upacara ini setiap tahunnya mengalami pasang Selain Upacara Yadnya Kasada ada surut jumlah wisatawan yang datang tetapi Upacara Upacara besar lainnya yang diadakan pada bulan Kasada selalu mengalami puncak di Gunung Bromo, antara lain adalah Upacara kunjungan wisatawan. Namun pada Karo, Upacara Unan Unan. Upacara yang kenyataannya Suku Tengger sendiri paling menarik perhatian wisatawan adalah mengalami penurunan Jumlah pengikut ritual Upacara Kasada. Kasada yang dalam suku Upacara Kasada nya. Dikarenakan generasi tengger adalah nama bulan, dengan nama lain muda yang mulai tidak mengikuti Ritual Asuji adalah bulan terakhir atau 12, yang Upacara Yadnya Kasada. dalam kalender masehi tidak selalu jatuhnya di Dalam Upacara Yadnya Kasada, ada bulan 12, dikarenakan suku Tengger beberapa rentetan acara yang menarik dan unik mempunyai sistem penanggalan Kalender untuk di ikuti. Mulai dari acara pengambilan air suci di Madak Tirta, lalu air Suci dibawa ke Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 lereng Gunung Bromo yang nanti nya akan Buku esai foto lebih diminati oleh orang orang dibawa ke Pura Agung Luhur, di Pura Agung yang Hobby travelling, Foto, daerah wisata. Luhur inilah acara inti dilaksanakan, mulai Memang pangsanya tidak seberapa besar persembahan Ongkek (sesajen) memanjatkan ketimbang buku yang populis seperti novel, Do'a dan pemilihan dukun selanjutnya yang hobby masakan, dan komik. Memang kecil mana akan memimpin sebuah Desa. setelah sebesar 5 % penjualannya tapi itu sudah Yadnya Kasada selesai pun, acara tidak termasuk besar untuk penjualan buku esai foto, berhenti di gunung Bromo, melainkan dan buku yang mengangkat isu - isu yang berlanjut ke Air Terjun Madakaripura. sedang beredar, dan beberapa yang isu nya Wisata budaya ini sudah berlangsung lebih banyak dikenal orang banyak seperti isu dari tahun ke tahun, dan peningkatan drastis Gang Dolly, dan penjualan buku dengan isu tiap tahunnya dikarenakan Event Tahunan yang lagi beredar memang sedikit lebih tinggi (Upacara Yadnya Kasada), hal ini merupakan dari yang lain. (berdasarkan data Interview Wisata Budaya Jawa Timur yang paling dengan pihak toko buku gunung Agung). diminati oleh wisatawan mancanegara, dan Nilai penjualan secara harga, buku esai wisatawan domestik. Kebudayaan suku foto memang lebih tinggi, oleh karena itu Tengger yang masih terjaga dan keunikan suku penjualan buku sebesar 5 % dibanding buku – Tengger dalam berpakaian sehari hari juga buku lain seperti komik, novel dan hobby mengenakan asesoris anting pada laki – laki lainnya sudah termasuk besar dan muda adalah suatu yang masih terjaga dalam mengalahkan penjualan buku komik atau kebudayaan Suku Tengger. lainnya yang berjumlah hingga ratusan Setelah bertahun tahun Budaya Suku eksemplar buku. Rata – rata harga penjualan Tengger dikenal kan lewat Media Komunikasi, buku esai foto di atas Rp. 100.000, 00 dan jika mulai dari TV, Neer Massa yaitu Internet, Blog penjualan buku dengan harga yang lebih dan media cetak seperti Koran, buku Esai, dan rendah ditakutkan tidak balik modal. Oleh Buku Esai Foto. Semua media digunakan karena itu buku seperti esai foto ini sengaja untuk mengenalkan lebih dalam mengenai dicetak sedikit, dan dengan patokan harga lebih Upacara Yadnya Kasada. tinggi dibanding buku lainnya (Tommy, 2011). Media cetak yang sudah mengenalkan secara mendalam adalah Buku Esai, yang tak METODE PERANCANGAN lebih menceritakan dan menyampaikan Perancangan ini menggunakan Informasi tentang suku Tengger secara Verbal, metodologi kualitatif. Hal ini bertujuan untuk tanpa atau sedikit menggunakan Foto atau mendapatkan informasi mendalam yang dapat Gambar. Selain Buku Esai juga ada Fotografer mendukung pembuatan buku Esai foto ritual – Fotografer yang mengabadikan hasil foto Upacara Yadnya Kasada. dalam kemasan Media Buku, namun tak lebih adalah sebagai Penyampaian Karya mereka Teknik Pengumpulan Data dengan sedikit info dan Teknis Fotografi bagi Pengumpulan data yang dilakukan yang ingin mendapatkan hasil Foto yang sama dengna menggunakan teknik wawancara, seperti Karya Fotografer tersebut. Buku Esai observasi, dan dokumentasi. Foto juga ada yang menyertakan Informasi Wawancara atau interview adalah lebih, dengan komposisi foto dan Esai yang metode pengumpulan data yang menghendaki berimbangan. (Tommy; 2011). komunikasi langsung antara penyelidik dengan Belum ada buku esai foto yang secara subyek atau informan (Yatim,2001:15). khusus menceritakan tentang Ritual Yadnya Narasumber adalah orang yang memberikan Kasada, Suku Tengger Bromo. Buku yang informasi dan yang benar – benar menguasai telah beredar adalah buku yang berisikan permasalahan karena narasumber tersebut tentang sebuah keindahan Gunung Bromo, telahberkecimpung dalam permasalahan yang adapun buku tentang Suku Tengger sendiri di geluti. yang hanya berupa Esai dan seperti buku Wawancara ini dilakukan untuk sejarah. mencari informasi secara mendalam kepada Penjualan buku Esai foto, data Dinas Pariwisata Surabaya, Informan – penjualannya memang tidak seberapa di Informan yang mengetahui lebih dalam tentang banding buku – buku lainnya. Dikarenakan Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 Budaya suku Tengger khususnya Ritual Dikarenakan Buku esai foto lebih diminati oleh Yadnya Kasada di Gunung Bromo. orang orang yang Hobby travelling, Foto, Observasi daerah wisata. Memang pangsanya tidak Observasi (pengamatan) ini dilakukan seberapa besar ketimbang buku yang populis untuk mengamati budaya – budaya lokal Suku seperti novel, hobby masakan, dan komik. Tengger khusus nya Budaya Ritual Upacara Memang kecil sebesar 5% penjualannya Yadnya Kasada. Observasi ini penting untuk tapi itu sudah termasuk besar untuk penjualan melihat lebih dalam tentang nilai – nilai buku esai foto, dan buku yang mengangkat isu budaya lokal yang selama ini dibangun di - isu yang sedang beredar, dan beberapa yang Kabupaten Probolinggo. isu nya lebih banyak dikenal orang banyak Dokumentasi seperti isu Gang Dolly, dan penjualan buku Dokumentasi dilakukan dengan dengan isu yang lagi beredar memang sedikit menggunakan cara mendokumentasikan lebih tinggi dari yang lain. budaya – budaya lokal khususnya Budaya Nilai penjualan secara harga, buku esai suku tengger. Dokumenatasi ini penting untuk foto memang lebih tinggi, oleh karena itu memperdalam data penelitian guna mengetahui penjualan buku sebesar 5 % dibanding buku – budaya – budaya lokal suku tengger khususnya buku lain seperti komik, novel dan hobby Ritual Tahunan Yadnya Kasada, disamping itu lainnya sudah termasuk besar dan dokumentasi ini berupa bentuk buku Esai Foto. mengalahkan penjualan buku komik atau Studi Eksisting lainnya yang berjumlah hingga ratusan Studi eksisting yang dilakukan adalah eksemplar buku. Rata – rata harga penjualan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan buku esai foto di atas Rp. 100.000, 00 dan jika dari buku yang sebelumnya yang sudah penjualan buku dengan harga yang lebih diterbitkan dinas Priwisata yang bekerjasama rendah ditakutkan tidak balik modal. Oleh dengan swasta untuk membuat buku Tour karena itu buku seperti esai foto ini sengaja Guide. Namun buku tour guide yang beredar dicetak sedikit, dan dengan patokan harga lebih berupa buku yang hanya menuntun