PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI POTRAIT UPACARA YADNYA KASADA GUNUNG BROMO SUKU TENGGER SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA LOKAL

Rachmat Isa Asera Nempung1)Muhammmad Bahruddin2) Achmad Yanu Alif Fianto,3) S1 Desain Komunikasi Visual STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1)[email protected], 2)[email protected], 3) [email protected]

Abstract: National Park , has long been recognized by many foreign and domestic travelers. Starting from their destination just for a vacation , see the sunrise , following the Yadnya Kasada ceremony which is held each year, learn Volcanology Mount Bromo. Beside that Yadnya Kasada Ceremony other rituals held at Mount Bromo , include Karo ceremony , ceremony Unan Unan . The most attractive ceremony for tourist attention is Kasada ceremony . Kasada in the Tengger tribe is the name of the month , with another name “Asuji” was the last last month in one year, which is in the Masehi calendar does not always fall in 12 months , due to the Tengger tribe has its own calendar dating system , the average age of his days to 30 days ( respectively - each month rounded ). Tourist destinations of foreign and domestic who came to follow the ritual ceremony Tengger tribe that has been widely recognized , is Yadnya Kasada ceremony held annually . This ceremony every year to experience ups and downs but the number of tourists coming in Kasada always experiencing peak tourist visits . But in fact the Tengger tribe has decreased number of his followers Kasada ritual ceremony . Due to the younger generation who do not follow the ritual ceremony began Yadnya Kasada .

Keywords:Design photobook, Kasada Ceremony, Tengger Tribe, Preservation,conserve.

Taman Nasional Gunung Bromo, sudah sendiri, yang usia harinya rata 30 hari (masing lama dikenal oleh banyak wisatawan asing – masing bulan dibulatkan). maupun Domestik. Mulai dari tujuan mereka Rata – rata tujuan wisatawan asing dan yang hanya untuk berlibur, melihat matahari domestik yang datang ingin mengikuti Ritual terbit, mengikuti Upacara Yadnya Kasada yang Upacara Suku Tengger yang sudah banyak di adakan setiap tahunnya satu kali, mengenali dikenal secara luas, adalah Upacara Yadnya geografis Gunung Bromo dan mempelajari Kasada yang diadakan setiap satu tahun sekali. Vulkanologi Gunung Bromo. Upacara ini setiap tahunnya mengalami pasang Selain Upacara Yadnya Kasada ada surut jumlah wisatawan yang datang tetapi Upacara Upacara besar lainnya yang diadakan pada bulan Kasada selalu mengalami puncak di Gunung Bromo, antara lain adalah Upacara kunjungan wisatawan. Namun pada Karo, Upacara Unan Unan. Upacara yang kenyataannya Suku Tengger sendiri paling menarik perhatian wisatawan adalah mengalami penurunan Jumlah pengikut ritual Upacara Kasada. Kasada yang dalam suku Upacara Kasada nya. Dikarenakan generasi tengger adalah nama bulan, dengan nama lain muda yang mulai tidak mengikuti Ritual Asuji adalah bulan terakhir atau 12, yang Upacara Yadnya Kasada. dalam kalender masehi tidak selalu jatuhnya di Dalam Upacara Yadnya Kasada, ada bulan 12, dikarenakan suku Tengger beberapa rentetan acara yang menarik dan unik mempunyai sistem penanggalan Kalender untuk di ikuti. Mulai dari acara pengambilan air suci di Madak Tirta, lalu air Suci dibawa ke

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 lereng Gunung Bromo yang nanti nya akan Buku esai foto lebih diminati oleh orang orang dibawa ke Pura Agung Luhur, di Pura Agung yang Hobby travelling, Foto, daerah wisata. Luhur inilah acara inti dilaksanakan, mulai Memang pangsanya tidak seberapa besar persembahan Ongkek (sesajen) memanjatkan ketimbang buku yang populis seperti novel, Do'a dan pemilihan dukun selanjutnya yang hobby masakan, dan komik. Memang kecil mana akan memimpin sebuah Desa. setelah sebesar 5 % penjualannya tapi itu sudah Yadnya Kasada selesai pun, acara tidak termasuk besar untuk penjualan buku esai foto, berhenti di gunung Bromo, melainkan dan buku yang mengangkat isu - isu yang berlanjut ke Air Terjun Madakaripura. sedang beredar, dan beberapa yang isu nya Wisata budaya ini sudah berlangsung lebih banyak dikenal orang banyak seperti isu dari tahun ke tahun, dan peningkatan drastis Gang Dolly, dan penjualan buku dengan isu tiap tahunnya dikarenakan Event Tahunan yang lagi beredar memang sedikit lebih tinggi (Upacara Yadnya Kasada), hal ini merupakan dari yang lain. (berdasarkan data Interview Wisata Budaya Jawa Timur yang paling dengan pihak toko buku gunung Agung). diminati oleh wisatawan mancanegara, dan Nilai penjualan secara harga, buku esai wisatawan domestik. Kebudayaan suku foto memang lebih tinggi, oleh karena itu Tengger yang masih terjaga dan keunikan suku penjualan buku sebesar 5 % dibanding buku – Tengger dalam berpakaian sehari hari juga buku lain seperti komik, novel dan hobby mengenakan asesoris anting pada laki – laki lainnya sudah termasuk besar dan muda adalah suatu yang masih terjaga dalam mengalahkan penjualan buku komik atau kebudayaan Suku Tengger. lainnya yang berjumlah hingga ratusan Setelah bertahun tahun Budaya Suku eksemplar buku. Rata – rata harga penjualan Tengger dikenal kan lewat Media Komunikasi, buku esai foto di atas Rp. 100.000, 00 dan jika mulai dari TV, Neer Massa yaitu Internet, Blog penjualan buku dengan harga yang lebih dan media cetak seperti Koran, buku Esai, dan rendah ditakutkan tidak balik modal. Oleh Buku Esai Foto. Semua media digunakan karena itu buku seperti esai foto ini sengaja untuk mengenalkan lebih dalam mengenai dicetak sedikit, dan dengan patokan harga lebih Upacara Yadnya Kasada. tinggi dibanding buku lainnya (Tommy, 2011). Media cetak yang sudah mengenalkan secara mendalam adalah Buku Esai, yang tak METODE PERANCANGAN lebih menceritakan dan menyampaikan Perancangan ini menggunakan Informasi tentang suku Tengger secara Verbal, metodologi kualitatif. Hal ini bertujuan untuk tanpa atau sedikit menggunakan Foto atau mendapatkan informasi mendalam yang dapat Gambar. Selain Buku Esai juga ada Fotografer mendukung pembuatan buku Esai foto ritual – Fotografer yang mengabadikan hasil foto Upacara Yadnya Kasada. dalam kemasan Media Buku, namun tak lebih adalah sebagai Penyampaian Karya mereka Teknik Pengumpulan Data dengan sedikit info dan Teknis Fotografi bagi Pengumpulan data yang dilakukan yang ingin mendapatkan hasil Foto yang sama dengna menggunakan teknik wawancara, seperti Karya Fotografer tersebut. Buku Esai observasi, dan dokumentasi. Foto juga ada yang menyertakan Informasi Wawancara atau interview adalah lebih, dengan komposisi foto dan Esai yang metode pengumpulan data yang menghendaki berimbangan. (Tommy; 2011). komunikasi langsung antara penyelidik dengan Belum ada buku esai foto yang secara subyek atau informan (Yatim,2001:15). khusus menceritakan tentang Ritual Yadnya Narasumber adalah orang yang memberikan Kasada, Suku Tengger Bromo. Buku yang informasi dan yang benar – benar menguasai telah beredar adalah buku yang berisikan permasalahan karena narasumber tersebut tentang sebuah keindahan Gunung Bromo, telahberkecimpung dalam permasalahan yang adapun buku tentang Suku Tengger sendiri di geluti. yang hanya berupa Esai dan seperti buku Wawancara ini dilakukan untuk sejarah. mencari informasi secara mendalam kepada Penjualan buku Esai foto, data Dinas Pariwisata Surabaya, Informan – penjualannya memang tidak seberapa di Informan yang mengetahui lebih dalam tentang banding buku – buku lainnya. Dikarenakan

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 Budaya suku Tengger khususnya Ritual Dikarenakan Buku esai foto lebih diminati oleh Yadnya Kasada di Gunung Bromo. orang orang yang Hobby travelling, Foto, Observasi daerah wisata. Memang pangsanya tidak Observasi (pengamatan) ini dilakukan seberapa besar ketimbang buku yang populis untuk mengamati budaya – budaya lokal Suku seperti novel, hobby masakan, dan komik. Tengger khusus nya Budaya Ritual Upacara Memang kecil sebesar 5% penjualannya Yadnya Kasada. Observasi ini penting untuk tapi itu sudah termasuk besar untuk penjualan melihat lebih dalam tentang nilai – nilai buku esai foto, dan buku yang mengangkat isu budaya lokal yang selama ini dibangun di - isu yang sedang beredar, dan beberapa yang Kabupaten Probolinggo. isu nya lebih banyak dikenal orang banyak Dokumentasi seperti isu Gang Dolly, dan penjualan buku Dokumentasi dilakukan dengan dengan isu yang lagi beredar memang sedikit menggunakan cara mendokumentasikan lebih tinggi dari yang lain. budaya – budaya lokal khususnya Budaya Nilai penjualan secara harga, buku esai suku tengger. Dokumenatasi ini penting untuk foto memang lebih tinggi, oleh karena itu memperdalam data penelitian guna mengetahui penjualan buku sebesar 5 % dibanding buku – budaya – budaya lokal suku tengger khususnya buku lain seperti komik, novel dan hobby Ritual Tahunan Yadnya Kasada, disamping itu lainnya sudah termasuk besar dan dokumentasi ini berupa bentuk buku Esai Foto. mengalahkan penjualan buku komik atau Studi Eksisting lainnya yang berjumlah hingga ratusan Studi eksisting yang dilakukan adalah eksemplar buku. Rata – rata harga penjualan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan buku esai foto di atas Rp. 100.000, 00 dan jika dari buku yang sebelumnya yang sudah penjualan buku dengan harga yang lebih diterbitkan dinas Priwisata yang bekerjasama rendah ditakutkan tidak balik modal. Oleh dengan swasta untuk membuat buku Tour karena itu buku seperti esai foto ini sengaja Guide. Namun buku tour guide yang beredar dicetak sedikit, dan dengan patokan harga lebih berupa buku yang hanya menuntun Wisatawan tinggi dibanding buku lainnya. asing maupun domestik dari Kabupaten Memang secara quantity kecil penjualan Probolinggo sampai pada Taman Nasional buku nya, tapi itu bisa mengcover modal yang Gunung Bromo. keluar. Dikarenakan nominal nya yang besar Studi kepustakaan (di atas Rp. 100.000,00) dapat mengalahkan Studi kepustakaan adalah teknik penjualan buku seperti buku komik dan pengumpulan data dengan mengadakan studi lainnya. penelaahan terhadap buku, literatur, catatatan Depth Interview pihak Dinas Kebudayaan dan jurnal laporan yang ada hubungannya dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. dengan masalah yang dipecahkan. Nama Sumber Interview : Elly (Nazir,1988:111). Jenis Pekerjaan : Dalam langkah ini dapat mencakup Pemasaran Pariwisata Jawa Timur teori – teori yang diambil dari buku – buku Visi dan Misi dari Dinas Pariwisata dan atau juga laporan – laporan yang sudah ada Kebudayaan diambil dari buku Rencana sebelum nya, untuk mendukung penelitian Statejik 2009 – 2014 Dinas Kebudayaan dan yang sedang dilakukan. Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Visi dari Dinas Kebudayaan dan Teknik Analisis Data Pariwisata Provinsi Jawa Timur adalah 1. Data Primer “Terwujudnya Pengembangan Kebudayaan Depth Interview dengan pihak Toko Buku dan Pariwisata Jawa Timur Sebagai Penunjang Gunung Agung Surabaya Plaza. Kemakmuran Bersama.” Nama Sumber Interview : Tommy Misi dari Dinas Kebudayaan dan Jenis Pekerjaan : Pengelola Penjualan Pariwisata Provinsi Jawa Timur adalah ; buku majalah dan buku Hobby di Toko Meningkatkan pengembangan nilai Gunung Agung Surabaya Plaza budaya, pengelolaan keragaman budaya serta Menurut Tommy, Penjualan buku esai perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan foto, data penjualannya memang tidak kekayaan budaya, dalam rangka seberapa di banding buku – buku lainnya.

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 mempertahankan dan memperkuat jati diri dan Majalah. Namun kebanyakan Content dan karater Bangsa. Context nya jarang yang memasukkan Budaya Meningkatkan kebudayaan destinasi Asli Suku tengger, salah satunya Upacara dan pemasaran pariwisata Jawa Timur yang Yadnya Kasada secara detail. berdaya saing Global. Adapun yang memasukan dan Tujuan dari Dinas Kebudayaan dan membahas secara luas tentang Suku Tengger Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui APBD adalah buku Esai, yang lebih membahas ke untuk Rakyat adalah meningkatkan Sejarah dan Budaya, namun dengan kesejahteraan seluruh rakyat Jawa Timur. penampilan yang minim Fotografi, dan Sedangkan sasaran orientasi pembangunan termasuk buku yang membosankan karena yang dijalankan melalui misi mewujudkan pembahasan tentang budaya Ritual Upacara “Makmur bersama Wong Cilik.” Melalui Yadnya Kasada yang terbilang tidak ada foto APBD untuk Rakyat, secara lengkap mengenai rentetan nya. Beberapa contoh untuk buku yang Data Primer sudah pernah ada dan membahas tentang Teori-teori pendukung pembahasan dan Taman Nasional Gunung Bromo dan Budaya literature-literatur yang sesuai. Informasi- Suku Tengger. informasi promosi wisata yang ada di di Memories of yang dirasa relevan. Studi Dalam buku ini lebih bercerita tentang kompetitor dan komparator dari observasi kerajaan Majapahit dengan sedikit melalui internet juga melihat dari sumber mensertakan foto dan lebih berisi tentang Esai. secara langsung. Eksisting dari hasil observasi Berikut gambaran dari buku Memories of dan tinjauan langsung kelapangan. Majapahit.

Analisis Studi Eksisting Analisa studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang telah dilakukan dinas Pariwisata dan Kebudayaan obyek yang dianalisa, media promosi terdahulu, serta kompetitornya. Studi eksisting yang didapatkan dari observasi berupa data – data tertulis maupun observasi yang dilakukan. Dari observasi yang telah dilakukan, didapatkan buku dari pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur. Kemudian untuk studi kompetitor, dapat dilakukan dengan meneliti data berupa file dan artikel artikel sebagai pendukung analisis – Gambar 1 Cover Buku Memories of Majapahit. yang berada di Lapangan. Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Media Promosi terdahulu Media promosi yang paling sering digunakan untuk Taman Nasional Gunung Bromo adalah media Televisi, selain menarik untuk masuk dalam Liputan, kerja sama antara Dinas Pariwisata dengan Pihak Swasta juga membuat Televisi Swasta meliput kegiatan tahunan ataupun event – event yang terhelat di Taman Nasional Gunung Bromo. Selain Media Televisi juga sudah Gambar 2 Isi dan Layout Buku Memories of seringkali Taman Nasional Gunung Bromo Majapahit, Mengenai Suku Tengger Yang menjadi Lokasi Syuting Sinetron maupun Hanya 2 Lembar Film. Setelah media Televisi, ada juga Media Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 Komunikasi Massa, juga media Buku, maupun

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 banyak isi tentang keindahan sebuah foto dan lokasi foto. Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dalam buku Bromo The Majestic Mystical Mountain ini memiliki beberapa kekurangan seperti : - Gaya bahasa sistematis - Minim Informasi tentang Suku Tengger

- Content lebih pada keindahan sebuah Gambar 3 Isi Dan Layout Buku Memories of Obyek Foto. Majapahit Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 Analisis internal Analisis internal mengacu pada objek Dalam buku Memories of Majapahit yang diteliti, dalam hal ini adalah sebagai mempunyai kekurangan yaitu : berikut Kurang membahas tentang suku Tengger secara menyeluruh, baik mulai dari Demografis budaya, adat, rumah Tradisional, kegiatan Usia : 15 – 40 Tahun Ritual Tahunan, dan sebagainya yang Jenis Kelamin : Laki – Laki dan bersangkutan dengan Suku Tengger. Perempuan Pembahasan suku Tengger hanya 4 Siklus Hidup : Belum menikah, lembar, dan contextnya pun terlampau banyak. menikah, dan menikah mempunyai anak Bromo The Majestic Mystical Mountain Profesi : Pelajar dan pekerja Berikut adalah gambaran dari Buku Pendidikan : SMA , Perguruan tinggi Bromo the Majestic Mystical Mountain, Strata Sosial : Kelas menengah Atas produksi R&W yang sudah banyak mengeluarkan buku Esai Foto tetapi khusus Geografis untuk koleksi dan memaparkan sebuah Wilayah : Jawa Timur keindahan foto. Iklim : Tropis

Psikografis Berdasarkan FOI (Face Of Indonesia) The Savvy Conqueror/ City Slickers (Main Untuk Menang) Building lock desires Gold : dimanja oleh materi dan barang- barang yang dipunyai Glory : Suka disanjung dan dipuja Group : supel dan penuh energi Behaviour : Pengambilan keputusan

Gambar 4 Cover buku Bromo The Majestic terhadap barang dan Jasa Mystical Mountain Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 Menyukai Kebudayaan dan Kuliner dari nilai – nilai Leluhur yang dapat menyalurkan kepedulian mereka terhadap budaya tradisional.

Positioning Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak

Gambar 5 Isi dan Layout buku Bromo The menempatkan suatu barang dan jasa, baik Majestic Mystical Mountain, yang lebih individu, badan usaha, merk atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 sebagai sasarannya atau konsumnennya (morissan, 2010 :72) Dalam hal ini budaya lokal Taman Nasional Gunung Bromo yang dikelola Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur, ingin agar kebudayaan asli suku tengger salah satunya Upacara Yadnya Kasada dapat dilestarikan.

Analisis Kompetitor Analisis kompetitor dalam Gambar 7 Isi dan Layout Dari Buku perancangan ini agar dapat mengacu pada KOTAGEDE Life between Wall, Berisikan observasi yang sudah pernah dilakukan pada Sejarah Kotagede(Tri Atmojo, Bambang, Objek yang diteliti dan kompetitor dari Budaya Kotagede, Life Betwen Walls, hal 62) lokal yang ada di Jawa Timur maupun daerah lainnya. Mempelajari konten, layout, dan Buku yang akan dijadikan kompetitor peulisan sebuah karya buku esai foto akan untuk dipelajari adalah sebagai berikut : membantu penulis untuk mencapai target agar Kotagede, Life Betwen Walls buku memenuhi kebutuhan pasar. Mulai dari Buku ini mempaparkan cerita dan penyajian kontent, penyusunan layout, pengetahuan yang lebih banyak dari sebuah penggunaan typo, penggunaan warna, kota di Jogjakarta dan meringkasnya dalam penggunaan bahasa. sebuah buku, didalam buku ini disajikan Kekuatan dari buku KOTAGEDE Life berimbangan antar esai dan juga foto, dan juga between Walls, adalah berisikan tentang berfungsi sebagai koleksi juga penambah sejarah dan budaya dari sebuah KOTAGEDE, informasi. mulai dari struktur bangunan, tata kota, Berikut gambaran dari buku Kotagede, Life budaya, agama dan macam – macam yang Betwen Walls. bersangkutan dengan budaya lokal KOTAGEDE. Kelemahan nya adalah buku berisikan lebih banyak Esai, dan porsi gambar nya tergolong sedikit.

Analisis Keyword/Konsep Untuk pencapaian sebuah keyword dalam perancangan ini, dapat dianalisis dari 3 komponen yang ada, yakni STP, SWOT, Observasi dan wawancara. Dari ketiga komponen tersebut munculah sebuah keyword “Conserve”. “Conserve” yang artinya ada melestarikan, meneruskan, atau melakukan terus menerus, berdasarkan dari kebudayaan ini sendiri yang masih terus menerus dilakukan Gambar 6 Cover Buku KOTAGEDE Life dan dilestarikan. Between Walls

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 Konsep perancangan Strategi kreatif yang digunakan dalam perancangan media promosi wisata budaya Suku tengger Upacara Yadnya Kasada suku tengger di Gunung Bromo sebagai upaya melestarikan : 1. Konsep dari buku ini adalah upaya pelestarian Budaya Suku Tengger salah

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 satu Upacara yang diangkat adalah Gunung Bromo, dimulai dari penjelasan Yadnya Kasada. Upacara ini terkenal tentang kondisi Geografis nya , kehidupan dengan mistisnya dan juga dilakukan masyarakat nya, juga ada tentang Ongkek (sesajen) yang dijadikan persembahan dalam pada malam pergantian bulan/ akhir tahun ritual Kasada. Tampilan layout dibuat dengan didalam sistem penanggalan Suku gaya modern, dengan warna Terang, Tengger. dikarenakan mengikuti bendera asli suku 2. Buku berbentuk horisontal menunjukan Tengger yang memiliki unsur Warna Kuning, hubungan manusia dengan sang hyang Hitam, Merah, Putih, dan Hijau. Buku ini widi wasa (yang maha esa), dengan dirancang untuk mengenalkan Budaya Suku ukuran 210mm x 280mm. Tengger khususnya Upacara Kasada dalam bentuk Fotografi sehingga lebih mudah dimengerti dan dipahami. Pesan yang ingin disampaikan lewat perancangan buku ini adalah agar dapat mengenal dan turut serta melestarikan kebudayaan lokal Jawa Timur yang unik dari setiap daerah tidak hanya di wilayah Gunung Bromo, namun kebudayaan kebudayaan lainnya yang ada di Indonesia juga perlu kita jaga kelestariannya.

Teknik Editing Gambar 7, Pura Luhur Poten Yang Menjadi Dalam proses perancangan buku ini, Lokasi Utama Upacara Yadnya Kasada hasil foto di Layout menggunakan Adobe Sebagai Halaman Pembuka InDesign, setelah semua foto sudah di Layout Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 baru lah di atur Contrast atau birghtness nya menggunakan Adobe Lightroom dengan Tujuan perancangan adalah memberi memilih foto yang ingin di pilih dan di proses informasi lebih mengenai Upacacara Kasada di editing. Gunung Bromo, yang merupakan kebudayaan asli suku tengger dan Juga sebagai salah satu upaya untuk melestarikan budaya tradisional Indonesia sebagai warisan kebudayaan turun- temurun yang bersifat tradisional dan belum sepenuhnya dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia. Selain itu, saat ini jumlah peserta dari Upacara Kasada ini menurun dari suku tenggernya sendiri dikarenakan generasi muda yang memilih unjuk gigi dengan beberapa Gambar 8 Layout Desain Jaket Cover atraksi yang ingin menghibur pengunjung Sumber : hasil olahan peneliti, 2013 Taman Nasional Gunung Bromo, juga masih sedikit nya buku – buku visual yang membahas tentang kebudayaan asli Suku Tengger khususnya Upacara Kasada, sehingga diperlukan perancangan buku esai fotografi tentang salah satu Upacara suku tengger yaitu Upacara Yadnya Kasada, sehingga diperlukan perancangan buku foto tentang Upacara Yadnya Kasda yang disertai informasi atau penjelasan singkat tentang kebudayaan Asli suku Tengger. Buku ini memberikan informasi dan gambaran tenttang Upacara Yadnya Kasada di

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 Gambar 9 Suku Asli tengger yang memulai Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 Upacara Kasada nya di malam hari Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Gambar 13 Sesajen Berbentuk Kuda Terbang, Hewan Mitologi Dengan Sebutan Kuda Gambar 10 Dukun suku Tengger dan beberapa Pegassus. Sesajen Ini Dibentuk Dari Berbagai Sesaji yang akan dibacakan Do’a atau mantra Macam Hasil Tani Dan Kebun yang nantinya akan dilarung ke dalam Kawah Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 Gunung Bromo Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Gambar 14 Taman Nasional Gunung Bromo, Diambil Dari Penanjakan (View Pasuruan) Gambar11 Sesajen berbentuk Gapura, istilah Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 yang digunakan oleh suku Tengger adalah ongkek, dan gambar calon dukun yang akan uji KESIMPULAN Mulunen Seiring dengan perkembangan Jaman Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013 kebanyakn masyarakat Indonesia saat ini mulai

terpengaruh kebudayaan barat dan mulai meninggalkan kebudayaan asli dari nenek moyang kita berupa Kebudayaan dan Upacara Adat. Banyak yang tidak tahu Upacara upacara adat maupun kebudayaan yang ada di Negeri Indonesia kita ini beragam, namun itu lah warisan nenek Moyang yang perlu kita jaga. Upacara Yadnya Kasada tentunya, ada asal usul terbentuknya suku Tengger yang bila kita mengetahuinnya ternyata masih erat Hubungan nya dengan Kerajaan Tertua di Indonesia, yaitu Majapahit. Suku Tengger

terbentuk dari perpecahan Kerajaan Majapahit Gambar 12 Salah Satu Dukun Adat Dan yang dipimpin oleh Roro Anteng dan Joko Tempat Dilaksanakannya Uji Mulunen Seger, sehingga masyarakat nya disebut

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014 Tengger. Upacara Kasada ini terbilang unik dikarenakan cerita Asal Usul nya hingga terjadinya Upacara ini sendiri dikarenakan Roro Anteng dan Joko Seger mengingingkan Keturunan, dan akhirnya mereka memang mendapatkan Anak keturunan, namun ada janji dibalik permintaan keturunan itu yang akhirnya menjadikan Suku tengger melakukan Upacara Yadnya Kasada ini tiap tahunnya. Dari segi mistik ternyata Wisatawan asing lebih menyukai hal hal yang berbau Mistik atau ada hubungannya dengan pendahulu pendahulu, karena sebenarnya hal hal seperti itu di negara mereka memang tetap dijaga keutuhannya. Berkebalikan dengan negara kita yang mengangggap Upacara adat atau kebudayaan lokal itu “kuno”, dan mulai berkiblat pada kebudayaan Asing.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Atmojo, Bambang Tri, 2007, Kotagede : Life Between Walls, Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka Utama.

East Java Government Tourism Service, 1993, Memories of Majapahit, CV. Perintis Graphic Art.

Nempung, Bahruddin, Fianto, Vol.2, No.1, Art Nouveau, 2014