KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya PERTEMPURAN DI SELAT … Vol. 4, No. 2, Juli 2020, 19-27 Doi: 10.22225/kulturistik.4.2.1872

PERTEMPURAN DI SELAT BALI PADA MASA REVOLUSI FISIK 1945-1950

Ida Bagus Astika Pidada Universitas Warmadewa [email protected]

ABSTRAK Masyarakat Bali berkenalan pertamakali dengan bangsa Belanda melalui Cornellis de Houtman yang disusul oleh Cornellis Heemskerck. Perkenalan ini menyatakan persahabatan dengan raja Dalem Dalem Bekung di istana Gelgel dan dilanjutkan meminta ijin untuk mengadakan perdagangan. Ternyata mendapat persetujuan dari raja Dalem Bekung. Suasana ini berubah pada abad ke – 19 dimana Belanda ingin menguasai Bali sehingga timbul perlawanan dari raja – raja di Bali seperti : Perang Buleleng, Perang Jagaraga, Perang Kusamba, Perang Banjar, Badung dan terakhir Puputan Klungkung. Perlawanan ini berlanjut di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai. Untuk memperkuat pasukannya cara yang dilakukan adalah merebut senjata dari tangan Jepang, dengan menyerbu tangsi – tangsinya di seluruh Bali pada tanggal 13 Desember 1945. Serangan ini ternyata gagal karena telah diketahui terlebih dahulu oleh tentara Jepang. Selanjutnya I Gusti Ngurah Rai dan kawan – kawan berangkat ke Jawa untuk meminta bantuan senjata dan melaporkan situasi di Bali kepada para pemimpin di Jawa. Pada tanggal 3 April 1946, I Gusti Ngurah Rai dan kawan – kawan kembali ke Bali. Dalam perjalanan ini terjadi pertempuran di Selat Bali yang menyebabkan gugurnya Cokorda Rai Gambir dan Cokorda Dharma Putra, sedangkan Cokorda Oka Sudarsana dan 2 (dua) orang tukang jukungnya ditangkap dibawa ke Gilimanuk. Perjalanan dilanjutkan oleh I Gusti Ngurah Rai tanggal 4 April 1946 dimana mendarat di Yeh Kuning. Agar perjuangan berlanjut para pemimpin mengusahakan senjata dengan cara membuat sendiri dan melakukan penyerangan pos – pos NICA yang ada di Bali. Meskipun persenjataan yang dimiliki pejuang terbatas namun cukup lama dapat bertahan.

Kata kunci: pertempuran; revolusi fisik; Selat Bali

ABSTRACT The Balinese got acquainted with the Dutch for the first time through Cornellis de Houtman, followed by Cornellis Heemskerck. This introduction expresses friendship with the king Dalem Dalem Bekung at the Gelgel palace and continues to ask for permission to trade. It turned out that he got approval from the king Dalem Bekung. This atmosphere changed in the 19th century where the Dutch wanted to dominate Bali so that there was resistance from the kings in Bali such as: the Buleleng War, Jagaraga War, Kusamba War, Banjar War, Puputan Badung War and finally Puputan Klungkung War. This resistance continued under the leadership of I Gusti Ngurah Rai. To strengthen his troops, the way to do this was to seize weapons from the Japanese hands, by storming their forces throughout Bali on December 13th, 1945. This attack was a failure because it had been known in advance by the Japanese army. Then I Gusti Ngurah Rai and his friends went to Java to ask for weapons and report the situation in Bali to the leaders in Java. On April 3rd, 1946 I Gusti Ngurah Rai and his friends returned to Bali. During this trip there was a battle in the Bali Strait which caused the death of Cokorda Rai Gambir and Cokorda Dharma Putra, while Cokorda Oka Sudarsana and 2 (two) men who were supported were taken to Gilimanuk. The journey continued by I Gusti Ngurah Rai on April 4th, 1946 where landed at Yeh Kuning. In order for the struggle to continue the leaders sought weapons by making their own and carrying out attacks on NICA posts in Bali. Although the warriors' possessions are limited, they last long enough.

Keywords: battle; physical revolution; Bali Strait

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

19

PERTEMPURAN DI SELAT BALI …

PENDAHULUAN Sungai Kwai yang terkenal dengan sebutan Masyarakat Bali berkenalan pertama kali “The Bridge Over Kwai” (Pendit, 1979: 140). dengan Corneilis de Houtman sebagai pelaut Ketika Jepang menduduki Bali, selama Belanda setelah datang dari Banten sekitar berkuasa Jepang menunjukkan sikap yang bulan Pebruari 1597. Ketika mengunjungi sangat keras terhadap penduduk. Akibatnya daerah Bali Cornellis de Houtman membawa 3 timbul percaya diri bangsa sendiri (tiga) buah kapal yang mendarat seperti: di (Kahin, 1969: 151). Ketika Jepang menyerah pelabuhan Amuk, pelabuhan pantai Jembrana, kalah kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945, dan pelabuhan Kuta (Coutaen). Kunjungan dimana penandatanganannya dilakukan di atas pertama ini disusul dengan kunjungan kedua di geladak kapal perang Amerika yaitu bawah pimpinan Laksamana Cornellis “Missouri”pada tanggal 2 September 1945. Heemskerck. Tujuan kedatangan Laksamana Secara resmi Jepang sudah menyerah kepada Cornellis Heemskerck kepada Raja Dalem Sekutu tanggal 15 Agustus 1945, namun sikap Bekung di istana Gelgel adalah untuk mereka tidak segera menjadi lunak. Bahkan membawa surat Pangeran Maurits Van Nasau. tentara Jepang masih menunjukkan sikap Isi surat tersebut selain menyatakan berkuasa disana – sini meskipun sudah persahabatan juga meminta ijin kepada Raja menyerah (Mangku, 1984: IX) Dalem Bekung untuk mengadakan Lahirnya Tentara Keamanan Rakyat di perdagangan. Ternyata Raja Dalem Bekung Sunda Kecil di bawah pimpinan Letnan menyetujui (Gde Agung, 1989: 4-8). Kolonel I Gusti Ngurah Rai suasana bertambah Suasana di Bali pada abad ke – 19 berubah semakin hangat. Insiden terjadi disana – sini dimana Belanda yang pada mulanya antara tentara Jepang disatu pihak dengan para menyatakan persahabatan dan meminta ijin pemuda di lain pihak. Insiden ini terjadi untuk mengadakan perdagangan timbul disebabkan, karena orang – orang Jepang keinginannya untuk mengusai daerah ini. membuat provokasi. Provokasi ini mencapai Akibatnya timbul perlawanan dari raja – raja di puncaknya yakni dengan menuntut uang Bali antara lain : tahun 1846 di Bali Utara kepada pemerintah (gubernur) Sunda Kecil terjadi perang Buleleng, kemudian disusul sebesar Rp 2.000.000,- Maksud orang – orang tahun 1848 dengan perang Jagaraga. Sedangkan Jepang menuntut uang tersebut adalah untuk tahun 1849 di Bali Timur dengan perang membiayai kehidupannya sehari – hari. Kusamba dimana Jenderal Belanda bernama Pemerintah Sunda Kecil memberikan jawaban Michael tewas dalam perang ini. Selanjutnya tanggal 13 Desember 1945 pukul 17.00 sore. kembali di Bali Utara pecah perang Banjar Hal ini berdasarkan hasil keputusan rapat antara tahun 1868. Demikian pula di Bali Selatan pemerintah (gubernur) dengan TKR, Pesindo, terjadi perlawanan dengan puputan Badungnya PRI tanggal 8 dan 11 Desember 1945. tahun 1906 dan kembali ke Bali Timur dengan Jawabannya yakni pada tanggal 13 Desembedr puputan Klungkungnya tahun 1908. Akibat 1945 dengan mengadakan serangan umum pada tindakan Belanda tersebut para raja dan malam hari terhadap tangsi – tangsi Jepang rakyatnya tidak bebas lagi di bidang ekonomi yang ada di seluruh Bali. dan politik (Abdulgani, 1957: 2-3). Serangan umum ini melibatkan para Menyerahnya Letnan Jendral H. Ter pemuda – pemudi dengan menggabungkan diri Poorten selaku Panglima Angkatan Perang dalam barisan Palang Merah Indonesia. Hindia Belanda tanpa syarat kepada Letnan Serangan umum ini melibatkan seluruh rakyat Jendral Hitosyi Imamura sebagai Pimpinan dengan bersenjatakan bambu runcing, keris, Angkatan Perang Jepang sejak saat itu tombak, golok serta beberapa orang membewa pemerintahan Hindia Belanda berakhir di bedil yang dipimpin oleh Tentara Keamanan Indonesia. Tentara Belanda pada waktu itu Rakyat (TKR) di masing – masing daerah. banyak menjadi tawanan Jepang. Mereka Sebelum serangan umum ini dimulai, kira – dikirim ke pedalaman Birma dan Siam untuk kira pukul 13.00 kurang sedikit tentara Jepang membuat jalan kereta api, membuka hutan serta ternyata lebih dahulu melepaskan tembakan membuat jembatan. Terutama jembatan di salvo secara serentak yang amat hebat. Meskipun ada tembakan salvo hebat dari pihak

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

20

PERTEMPURAN DI SELAT BALI …

Jepang, beberapa kentongan tetap dibunyikan revolusi yaitu perubahan dengan cara yang sesuai dengan yang direncanakan. Serangan cepat dimana sifatnya fundamental terjadi Umum 13 Desember 1945 yang rencananya secara singkat (Dekker, 1980). Sedangkan dilakukan oleh rakyat dan para pemuda ternyata menurut Sartono Kartodirdjo revolusi tidak lain mengalami kegagalan, ini disebabkan karena suatu proses politik yang timbul dalam situasi Jepang telah mengetahui rencana tersebut kritis dimana golongan yang konflik terlebih dahulu (Pindha, 1972: 19 - 28). mengusahakan perubahan politik yaitu dengan Tiga hari setelah setelah serangan Umum cara – cara radikal. Jadi dapat disimpulkan 13 Desember 1945 mengalami kegagalan, para revolusi adalah perubahan yang sifatnya pejuang seperti : Wayan Ledang, Wisnu, fundamental terjadi secara cepat dalam situasi Cokorda Ngurah, I Gusti Wayan Debes serta I kritis dimana golongan yang konflik berusaha Gusti Ngurah Rai melakukan pertemuan di meruntuhkan sistem lama dengan cara radikal Munsiang dekat Carangsari di daerah Badung termasuk menggunakan kekerasan untuk Utara. Dalam pertemuan ini dibahas sebab – menggantikan sistem yang baru. sebab kegagalan serangan umum tersebut serta Demikian halnya ketika terjadi revolusi bagaimana cara mengatasinya. Dari hasil fisik di Bali para pejuang tidak kenal lelah diskusi tersebut dapat disimpulkan, bahwa melakukan perlawanan terhadap Belanda senjata yang pada mulanya dapat diperoleh dari (NICA) meskipun Belanda sudah tangan Jepang di Bali ternyata tidak berhasil. menggunakan senjata modern. Namun Oleh sebab itu diputuskan oleh pimpinan kenyataannya tidaklah dengan mudah dapat pejuang di Bali untuk meminta bantuan ke Jawa mengalahkannya terbukti para pejuang di Bali kepada Markas Besar Tentara Keamanan cukup lama bertahan menghadapi Belanda Rakyat (MBTKR) di . (NICA). Sedangkan periode waktu yang digunakan METODE dalam tulisan ini meliputi tahun 1945 sampai Penelitian ini adalah penelitian tahun 1950. Tahun 1945 digunakan sebagai kepustakaan atau library research, data batasan awal dari tulisan ini karena setelah diperoleh dari tulisan-tulisan di Koran, ataupun proklamasi kemerdekan Indonesia Belanda di buku-buku yang memuat tentang ingin menjajah lagi sehingga perjuangan pertempuran di selat Bali pada masa Revolusi bangkit kembali. Sedangkan tahun 1950 Fisik tahun 1945-1950. Informasi-indormasi digunakan sebagai batasan akhir dari tulisan ini yang diperoleh dari Koran dan literatur-literatur karena adanya penurunan gerilya di Bali yang memuat tentang pertempuran Selat Bali berhubung adanya pengakuan kedaulatan. tersebut, kemudian diklasifikasikan sesuai Berdasarkan hasil pertemuan di Munsiang dengan tahun yaitu 1945 sampai dengan 1950. dekat Carangsari daerah Badung Utara, pada Data yang telah terkumpul dibahas sesuai tanggal 19 Desember 1945 I Gusti Ngurah Rai dengan runtutan sejarah dari tahun 1945 hingga bersama – sama Putu Wisnu, Cokorda Ngurah 1950. dan Wayan Ledang melalui desa ini berangkat ke Jawa. Selama perjalanan ke Jawa PEMBAHASAN rombongan I Gusti Ngurah Rai dan kawan – Pertempuran diartikan peperangan, kawan banyak menemui rintangan, namun perjuangan (Poerwadarminta, 1976: 1046). demikian semua dapat di atasi. Rombongan ini Sedangkan pengertian revolusi ada beberapa akhirnya mendarat di daerah Wongsorejo yakni pendapat yang dapat dikemukakan antara lain : 20 km kira – kira di sebelah utara daerah W.J.S. Poerwadarminta, A.H Nasution , I Banyuwangi (Hardjawiganda & (dkk.), 1982: Nyoman Dekker, dan Sartono Kartodirdjo. 44). W.J.S. Poerwadarminta mengatakan revolusi Kota – kota penting yang dikunjungi oleh adalah perubahan yang dilakukan dengan rombongan I Gusti Ngurah Rai seperti : kekerasan (Poerwadarminta, 1976: 822). Banyuwangi, , Jember, Mojokerto, dan Revolusi diartikan meruntuhkan sistem – Yogyakarta. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sistem lama (Nasution, 1977: 234). Begitu Sunda Kecil di Jawa bertemu dengan para halnya dengan I Nyoman Dekker mengartikan pemimpin pusat antara lain : 1. Presiden

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

21

PERTEMPURAN DI SELAT BALI …

Sukarno, 2. Panglima Besar Jendral , Menyerahnya Jepang kepada Sekutu 3. Menterti Pertahanan Amir Syarifuddin, 4. tanggal 15 Agustus 1945 tanpa syarat ini, Commodore Udara Soerjadarma, 5. Kapala Staf tentara Belanda yang menjadi tawanan Jepang Umum Tentara Letnan Jendral Oerip dengan cepat mengadakan latihan untuk Soemohardjo, 6. Jendral Mayor Moenaji, 7. persiapan kembali ke Indonesia. Panglima Jendral Mayor Soehardi, 8. Jendral Mayor Sekutu untuk Asia Tenggara pada waktu ini Imam Sujai Komandan Divisi VIII Malang, 9. adalah Mac Arthur. Selanjutnya pada tanggal Bung Tomo, dan 10. Bupati Banyuwangi 15 Agustus 1945 Panglima Sekutu Asia Oesman Soemodinata (Hardjawiganda & Tenggara yaitu Mac Arthur menyerahkan tugas (dkk.), 1982: 45 - 58). kepada Laksamana Lord Louis Mounbatten Ketika berada di Yogyakarta I Gusti untuk melakukan pendaratan di Asia Tenggara. Ngurah Rai bertemu dengan Letnan Jendral Laksamana Lord Louis Mounbatten (Kepala Staf Umum selanjutnya menetapkan pendaratan menjadi 3 Markas Besar Angkatan Darat). Dalam (tiga) yaitu : Saigon, Indonesia dan Malaya. pertemuan ini I Gusti Ngurah Rai dilantik Untuk di Indonesia pembagian pendaratannya menjadi Komandan Resimen Sunda Kecil meliputi : 1. Indonesia Timur, Kalimantan, dan dengan pangkat Letnan Kolonel. Pada waktu Nusa Tenggara, kecuali dan Bali pertemuan dengan Kepala Staf Umum Markas ditugaskan kepada pasukan Australia, 2. Besar Angkatan Darat yakni Letnan Jendral Sedangkan sisanya Lombok, Bali, Jawa, dan Oerip Soemohardjo diperoleh keputusan lisan Sumatera ditugaskan kepada tentara Inggris seperti : 1. TRI Sunda Kecil akan berbentuk (Tirtoprodjo, 1963: 13) resimen taktis berada di bawah Divisi VIII Pasukan Australia menyelesaikan Malang, sedangkan administrasinya langsung pendaratannya yaitu akhir September 1945 di di bawah Markas Tertinggi TRI, 2. Bantuan Indonesia Timur, Kalimantan serta Nusa amunisi dan senjata akan diusahakan, 3. TRI Tenggara kecuali Lombok dan Bali. Sedangkan laut akan memberi bentuan personil dan pasukan Inggris memulai pendaratannya yakni senjata, 4. Sebuah Dewan Perjuangan Rakyat di Jakarta tanggal 19 September 1945 dipimpin Indonesia Sunda Kecil (DPRISK) akan oleh Letnan Jendral Sir Philip Christison dibentuk dimana akan mengkoordinasikan TRI (Kartodirdjo & (dkk.), 1977: 31). Sunda Kecil, PRI, dan Pesindo (Hardjawiganda Pegawai – pegawai sipil Belanda melalui & (dkk.), 1982: 57). pasukan Inggris diperbantukan sebagai Selain keputusan lisan di atas juga pegawai NICA. Selanjutnya Belanda diperoleh bantuan : 1. Pasukan bersenjata menyelundupkan orang – orang militernya sebanyak satu batalion di bawah pimpinan kembali ke Indonesia (Tirtoprodjo, 1963: 14). Kapten Markadi oleh Jenral Mayor Moenaji, 2. Diantara rombongan ini sebagian berlabuh Batuan kapal terbang dijanjikan oleh di pelabuhan Pabean Buleleng yakni pada Commodore Soerjadarma, bantuan ini tidak tanggal 25 Oktober 1945 dengan kapalnya dapat dipenuhi karena hanya menjangkau bernama Abraham Gryns selanjutnya sampai daerah Gilimanuk saja. menurunkan awak kapalnya pada pukul 10.00 Dalam rangka memberi bantuan dari Jawa pagi. Ketika turun awak kapal ini membawa ke Bali untuk mengaturnya dibentuk badan senjata otomatis yang selanjutnya merampok penghubung Jawa – Bali yang dipimpin oleh beberapa karung beras dan tepung serta yang Ida Bagus Mahadewa selaku Wakil Kepala lainnya. Di hari kedua dan ketiga awak kapal Kepolisian Banyuwangi bersama – sama tersebut merampas bendera merah putih yang Subroto Aryo Mataram. Markas badan ada di depan kantor Bea Cukai pelabuhan penghubung Jawa – Bali ditetapkan di rumah Buleleng dan selanjutnya mengganti dengan Ida Bagus Mahadewa yaitu Jalan Mojoroto 13. mengibarkan bendera Belanda. Sudah tentu dari Dalam rangka melaksanakan tugas sehari – pihak pemuda tidak dapat menerimanya. Para hari, Ida Bagus Mahadewa dibantu oleh anak – pemuda selanjutnya merobek bendera Belanda anak sekolah yang berasal dari Bali. Anak – sitiga warna dengan mengganti kembali anak sekolah ini merupakan tenaga sukarela bendera merah putih. Adanya penggantian yang berfungsi membantu perjuangan di Bali. bendera yang dilakukan oleh para pemuda,

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

22

PERTEMPURAN DI SELAT BALI … awak kapal Abraham Grjns selanjutnya menyetujui untuk menyerahkan ke Jakarta melepaskan tembakan. Ketika peristiwa ini (Pendit, 1979: 103 - 104). terjadi dari pihak pemuda gugur yaitu I Ketut Selanjutnya pada tanggal 2 Maret 1946 di Merta dari Banjar Liligundi Singaraja (Bali, pantai Sanur mendarat rombongan pertama 1976: 14). Brigade Y yang dijuluki dengan sebutan Selanjutnya muncul pada tanggal 15 “Gajah Merah”. Brigade Y di daratkan tidak Pebruari 1946 di perairan pelabuhan Buleleng saja di pulau Bali juga di pulau Lombok. Gajah kembali sebuah kapal Heemskerk yang Merah atau Brigade Y yang didaratkan di pulau dipimpin oleh Kapten Van Gullick. Bersamaan Bali yaitu batalyon 10 dan 11. Batalyon 10 dan dengan berlabuhnya kapal Heemskerk serdadu 11 Gajah Merah ini dipimpin oleh Letkol Ter Jepang menangkap Gubernur, Ketua KNI dan Meulen dan Letkol Pieter Camp. Selanjutnya jawatan lainnnya dimana disekap di kamp Gajah Merah bergerak yaitu : 1). menduduki Banyumala. Baru keesokan harinya pukul Denpasar tanggal 2 Maret 1946, 2). menduduki 17.00 Gubernur, Ketua KNI dan jawatan Gianyar tanggal 3 Maret 1946, 3). menduduki lainnya dilepas kembali. Alasan Jepang Singaraja tanggal 5 Maret 1946, 4). menduduki menahan Gubernur, Ketua KNI dan jawatan Karangsem, Bangli, Klungkung, dan Tabanan lainnya adalah untuk melindunginya, karena tanggal 7 Maret 1946, 5). dan terakhir ada isu pendaratan 3000 orang dari Jawa menduduki Negara tanggal 13 Maret 1946. melakukan teror ke Bali. Sehubungan bulan Belanda dalam hal ini membagi pulau Bali Pebruari pantai utara pulau Bali ombaknya menjadi 3 komando daerah militer antara lain : sangat besar dan dahsyat, akhirnya anak buah Denpasar dan Gianyar di bawah pimpinan kapal Heemskerk di bawah pimpinan Kapten Kapten Cassa. Selanjutnya Letnan Groet Van Gullick batal melakukan pendaratan. menguasai Karangasem, Bangli ,dan Kapal Heemskerk tersebut beberapa kali Klungkung. Sedangkan untuk Kapten Ter mondar – mandir di depan pelabuhan Buleleng, Wilde menguasai Singaraja, Negara, dan selanjutnya menghilang dari pulau Bali (Bali, Tabanan (Hardjawiganda & (dkk.), 1982: 48 - 1976: 127). 49) Pada tanggal 18 Pebruari 1946 diperoleh Datangnya Brigade Y atau Gajah Merah ke berita yakni di pelabuhan Benoa di bawah pulau Bali, suasana semakin genting dan tidak pimpinan Van Beuge mendarat beberapa kapal tenang menyebabkan Belanda menarik (Pemda Propinsi Daerah Tingkat I Bali , 1980 : pasukannya dari Lombok ke Bali lagi 3 kompi. 101). Adapun tujuan kedatangan mereka adalah Pertemuan kedua selanjutnya diadakan lagi untuk mengadakan pertemuan dengan para tanggal 11 Maret 1946 bertempat di Singaraja pemimpin di Bali yakni Gubernur Sunda Kecil. di rumah Gubernur Sunda Kecil. Ketika Dalam hal ini dari pihak kita dipimpin oleh berlangsungnya pertemuan kedua tersebut tiba Ketua KNI bersama – sama tokoh – tokoh yang – tiba masuk ke dalam ruangan Kapten Smith lain seperti : A.A. Ngurah Jelantik, I Gusti langsung menangkap Gubernur Sunda Kecil Bagus Oka, Suwarno, dan dr. Moh. Amsar. Mr. I Gusti Ketut Puja, Ida Bagus Putra Pertemuan ini bertempat di kantor Kerajaan Manuaba selaku Ketua KNI dan Gusti Wirya Buleleng. Dalam pertemuan ini Van Beuge sebagai Kepala Jawatan Pajak. Penangkapan menjelaskan tujuan kedatangannya antara lain : pemimpin di atas yang dilakukan oleh Kapten 1. Menjaga keamanan dan ketentraman umum, Smith atas perintah Jendral Mayor R.C. 2. Melucuti senjata tentara Jepang, 3. Melepas Mansbergh dari Surabaya. Alasan dilakukan dan mengurus tawanan perang. penangkapan para pemimpin Sunda Kecil di Dari penjelasan Van Beuge ini Gubernur atas karena tidak terjamin keamanan di Bali Sunda Kecil pada akhirnya dapat menerima dan serta banyak terjadi pembunuhan. Adanya aksi menyetujuinya. Namun demikian Gubernur tersebut di atas para pejuang baru menyadari Sunda Kecil tidak dapat menyetujui apabila bahwa yang mengaku tentara Sekutu tentara Sekutu ikut campur masalah sebenarnya adalah tentara NICA (Belanda) pemerintahan. Sedangkan persoalan politik yang ingin menguasai daerah Bali khususnya yang menyangkut kebijaksanaan pemerintah dan Indonesia pada umumnya (Pendit, 1979: dalam pertemuan ini, kedua belah pihak 144).

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

23

PERTEMPURAN DI SELAT BALI …

Meskipun I Gusti Ngurah Rai dan kawan – mata – mata di sepanjang pantai sebelah barat kawan pergi ke Jawa , namun para pejuang lain dan selatan Bali. Kedua agar pejuang di Bali di Bali tetap berusaha merebut hati rakyat. mengadakan gerakan tipuan untuk Untuk menentang penjajah dalam rangka mengalihkan perhatian musuh, sehingga membangkitkan semangat rakyat Bali , para pendaratan bisa berjalan aman. Bersamaan pejuang secara aktip melakukan penerangan – dengan tugas itu Mayor Wisnu diharapkan juga penerangan. Adapun penerangan – penerangan bisa mengumpulkan sebanyak mungkin yang disampaikan oleh para pejuang kepada informasi tentang kekuatan musuh di Bali dan rakyat yaitu memberikan pengertian bahwa mencari pendaratan serta menentukan daerah perlawanan kepada Jepang bukanlah hal yang basis untuk gerakan berikutnya utama, namun ini merupakan suatu pengalaman (Hardjawiganda & (dkk.), 1982: 73-74). dari titik permulaan melawan penjajah. Gerak tipuan yang dimaksudkan adalah Pengalaman ini amat berguna untuk rakyat mengadakan pertempuran – pertempuran di melawan penjajah berikutnya yang lebih baik sebelah timur Bali. Maksudnya agar perhatian dari sebelumnya. Sesungguhnya perlawanan musuh beralih ke daerah timur Bali dan yang harus dihadapi adalah Belanda beserta diharapkan mengosongkan daerah Bali barat kaki tangannya. Seiring berjalannya (Jembrana) tempat pasukan dari Jawa akan usaha para pejuang di atas, para pejuang di Bali mendarat. Demikianlah pemuda – pemuda yang juga melakukan pembenahan – pembenahan sudah sejak lama mempersiapkan diri dan telah organisasi perjuangan yang lebih baik dan terbentuk yang digembleng I Gusti Wayan tertata rapi dari sebelumnya. Dalam waktu yang Debes dan Made Wijakusuma mulai sangat singkat, organisasi perjuangan tersebut mengadakan penghadangan terhadap pos – pos sudah terbentuk pada delapan kerajaan yang dan kendaraan – kendaraan Belanda. Gerakan – ada di Bali. Setiap daerah induk organisasi gerakan ini terus dijalankan sampai I Gusti diberi nama Markas Besar (MB). Markas Besar Ngurah Rai, Waroka, dan Markadi berhasil (MB) nantinya bertugas membawahi beberapa mendarat di Bali. cabang di setiap kecamatan atau distrik yang Tugas lain yang dibawa Mayor I Gusti Putu disebut staf. Staf yang ada di setiap kecamatan Wisnu adalah penentuan basis setelah pasukan atau distrik selanjutnya membawahi ranting – – pasukan berhasil di daratkan. Dalam ranting yang tersebar di seluruh desa. pembicaraan yang dilakukan di Lawang antara Organisasi perjuangan terus diperbaiki di I Gusti Ngurah Rai dengan TRI Laut, disepakati bawah pimpinan Made Wijakusuma serta bahwa titik kumpul antara pasukan Ngurah Rai sambil menunggu I Gusti Ngurah Rai dan dengan pasukan bantuan dari TRI Laut adalah kawan – kawan kembali dari Jawa (Pendit, di Medewi. Medewi terletak dekat Pulukan di 1979: 144). pantai barat daya Bali. I Gusti Ngurah Rai meninggalkan pulau Setelah Mayor I Gusti Putu Wisnu Bali pergi ke Jawa kurang lebih 3 (tiga) bulan. berkonsultasi dengan sejumlah pejuang Bali Setelah berhasil mengumpulkan tenaga dan dalam rapat dengan pejuang di daerah Badung persenjataan, barulah soal penggangkutan ke diusulkan agar basis perjuangan jangan di Bali, tempat pendaratan dan keamanan selama Medewi, tetapi di Munduk Malang daerah di laut direncanakan. Mayor Wisnu terlebih Tabanan. Alasannya Munduk Malang hanya dahulu di kirim ke Bali. Tugas Mayor Wisnu terdiri dari beberapa rumah, satu dengan adalah mengadakan orientasi medan dan lainnya berjauhan. Rumah itu lazim dikenal menyampaikan sejumlah instruksi rahasia dengan nama pondok. Penentuan basis desa untuk para pejuang Bali menjelang rombongan Munduk Malang berarti lebih ke timur lagi, kira I Gusti Ngurah Rai mendarat di Bali. I Gusti – kira di daerah timur laut Medewi (rencana Ngurah Rai sadar bahwa jumlah rombongan basis pertama). Beberapa alasan yang yang akan diberangkatkan cukup besar, dikemukakan untuk menetapkan desa Munduk sehingga kalau Bali belum siap dengan Malang sebagai basis adalah letaknya yang pengamananya, maka akan timbul akibat fatal. strategis dari segi militer. Kalau ditinjau dari Instruksi yang dibawa Mayor Wisnu adalah : segi ekonomi, rakyatnya cukup makmur pertama agar pejuang di Bali segera membasmi sedangkan ditinjau dari segi politik

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

24

PERTEMPURAN DI SELAT BALI … nasionalismenya cukup tebal, mungkin karena Jawa – Bali. Diputuskan bahwa walaupun I dekat dengan daerah asal I Gusti Ngurah Rai. Gusti Ngurah Rai dan rombongan sudah Munduk Malang tidak dekat dengan pantai menyebrang ke Bali, Markas Penghubung Jawa seperti Medewi, sehingga tidak mudah terjepit – Bali akan terus berfungsi antara lain untuk kalau musuh menyerang dari jalan raya. Selain mensuplai senjata ke Bali. Sehubungan Ida itu kalau pasukan TRI Laut mendarat di Bali, Bagus Mahadewa akan turut menyebrang, pasukan Ngurah Rai dapat menjemputnya pimpinan markas akan diserahkan kepada dipertigaan Antosari. Keamanan TRI Laut yang Kapten Wayan Ledang. Sebagai perwira baru saja mendarat bisa dijamin karena Munduk penghubung adalah Letnan I Gusti Putu Raka Malang akan dapat menyetop gerakan Belanda yang menggantikan Kapten Subroto Aryo dari Denpasar dan Singaraja (Hardjawiganda & Mataram. Keputusan lain adalah (dkk.), 1982: 74-75). mempersiapkan jukung – jukung untuk Setelah hampir 2 (dua) minggu di Bali, menyebrangkan pasukan ke Bali hari H dan jam Mayor I Gusti Putu Wisnu kembali lagi ke D akan ditentukan kemudian setelah Banyuwangi dengan menyamar sebagai berkonsultasi dengan tukang jukungnya. Dalam nelayan. Semua hasil observasi, informasi dan hal ini perhitungannya jangan sampai meleset usul – usul disampaikan kepada I Gusti Ngurah karena bisa dihanyutkan arus ke lautan Rai di Banyuwangi. Laporan Mayor I Gusti Samudra Indonesia atau dibawa ke markas Putu Wisnu ini kemudian dibicarakan lagi dan tentara Belanda di Gilimanuk. Untuk berangkat ditambah dengan informasi yang dibawa oleh ke Bali jukung – jukung disiapkan oleh nelayan kurir – kurir khusus yang datang dari Bali. Bali yang kebetulan sedang berada di Muncar. Kemudian diolah di Markas Penghubung Jawa Salah seorang diantara mereka bernama Kabul. – Bali. Realisasinya adalah personil yang sudah Selain itu di Banyuwangi juga diperoleh terkumpul dilatih menurut situasi yang akan bantuan jukung yang dikoordinir oleh Pak mereka hadapi. Pada mulanya tugas yang Maun. Para nelayan inilah yang akan membawa melatih ini diberikan kepada Sardja. Latihan I Gusti Ngurah Rai bersama – sama pasukannya yang diberikan selain baris – berbaris juga cara ke pantai Bali yang rencananya di daratkan di menggunakan senjata dan orientasi di pantai. Yek Kuning. Dalam pemberangkatan ke Bali Sardja tidak lama melatih pasukan I Gusti mereka memilih Muncar, sebab dari Ngurah Rai di Banyuwangi. Ia kemudian Banyuwangi akan terlalu jauh (Hardjawiganda bersama – sama dengan Nyoman Adi, Ida & (dkk.), 1982: 76-77). Bagus Suweta, Ketut Suwena, Pugeg dan I Bersamaan waktunya dengan Gusti Bagus Meraku diperintahkan oleh I Gusti pemberangkatan pasukan Waroka ke Bali, pada Ngurah Rai untuk berangkat lebih dahulu ke tanggal 3 April 1946 berangkat pula rombongan Bali.Tugas mereka adalah membawa senjata, pasukan yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah menghubungi pemimpin di Bali dengan Rai. Berbeda dengan pemberangkatan membawa berita agar membawa staf ke utara rombongan Waroka, rombonganm I Gusti (Munduk Malang), dan memberikan tanda – Ngurah Rai di berangkatkan dari Muncar ( tanda di waktu pasukan I Gusti Ngurah Rai sekitar 24 km di selatan Banyuwangi) akan mendarat (Hardjawiganda & (dkk.), 1982: sedangkan Waroka dari Banyuwangi. Dalamn 75-76). rombongan I Gusti Ngurah Rai terdapat Sampai disini persiapan – persiapan umum sejumlah pimpinan inti perjuangan rakyat Bali rombongan I Gusti Ngurah Rai sudah selesai, seperti : Mayor I Gusti Putu Wisnu, Kapten tinggal detail rencana penyebrangan. Minggu Cokorda Ngurah, Kapten Cokorda Dharma terakhir bulan Maret 1946, I Gusti Ngurah Rai Putra, Letnan Gede Merta, Sersan Kadet Taruna memanggil staf inti untuk rapat di Markas I Gusti Ngurah Ag. Bonjoran Bayupathy dan Banyuwangi. Hadir dalam pertemuan ini Letkol Inspektur Polisi Ida Bagus Mahadewa. I Gusti Ngurah Rai, Inspektur Ida Bagus Dipilihnya Muncar sebagai tempat Mahadewa, Kapten Cokorda Ngurah, dan penyebrangan lebih banyak faktor alam. Mayor I Gusti Putu Wisnu. Mereka berempat Mereka memilih pendaratan di Yeh Kuning, membicarakan teknis pelaksanaan karena lebih dekat basis mereka dengan daerah penyebrangan dan tentang Markas Penghubung Tabanan. Rombongan I Gustri Ngurah Rai

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

25

PERTEMPURAN DI SELAT BALI … berjumlah sekitar 45 orang yang terdiri dari malam perjalanan dilanjutkan kembali. I Gusti pasukan polisi dari Surabaya dan Bondowoso Ngurah Rai dengan 3 (tiga) buah jukungnya (15 orang), beberapa orang pemuda Bali dan mendarat di Yeh Kuning, sedangkan sisanya bekas romusa (Hardjawiganda & (dkk.), 1982: mendarat di Pulukan. Salah seorang 104-105). diantaranya mendarat di Pulukan adalah Pada tanggal 3 April 1946 rombongan I Cokorda Ngurah (Hardjawiganda & (dkk.), Gusti Ngurah Rai dibawa dari Banyuwangi ke 1982: 107 - 110). Muncar dengan menggunakan truk. Mereka Menurut keterangan masyarakat Pulukan tiba sekitar pukul 19.00 malam. Waktu sebelum mereka mendarat, telah datang berangkat dari Muncar ke Bali pukul 20.00 beberapa truk Belanda tetapi karena yang di malam. Jukung yang digunakan berjumlah kira tunggu tidak kunjung datang, akhirnya pasukan – kira 15 buah. Formasi berangkat diatur bergerak lagi ke arah barat. Dengan demikian menurut keadaan persenjataan. Sudah jelas karena situasi kurang aman maka I Gusti yang dipentingkan ialah mereka – mereka yang Ngurah Rai memutuskan untuk meninggalkan dari polisi dan para pemuda yang telah dilatih. daerah ini untuk mencari Munduk Malang Adapun yang bekas romusa penempatannya daerah Tabanan sesuai dengan rencana dibagian belakang. Sedangkan pimpinannya sebelumnya dengan menyusuri pantai selatan yaitu I Gusti Ngurah Rai berada di tengah – melewati desa Pulukan. tengah. Mula – mula jalan rombongan jukung – jukung dalam posisi teratur dan jaraknya SIMPULAN berdekatan. Akan tetapi semakin lama semakin Pertempuran di selat Bali yang terjadi pada jauh di tengah laut dan posisi terpencar – pencar masa revolusi fisik di Bali adalah dalam usaha sehingga pimpinan komando sulit memperoleh bantuan senjata dan pasukan dari menyampaikan perintahnya (Hardjawiganda & Jawa, melaporkan situasi di Bali kepada (dkk.), 1982: 105). pimpinan di Jawa akibat gagalnya serangan Tidak lama kira – kira menjelang pukul 3 umum terhadap tangsi – tangsi Jepang di Bali. malam di dekat pantai antara Cupel dan Candi Para pejuang di Bali menggunakan berbagai Kusuma terlihat benda – benda hitam dari arah tipu daya agar mengalihkan perhatianya ke arah timur yakni muncul 2 (dua) buah motor bot arah timur sehingga memudahkan bantuan dari Belanda yang mengadakan patroli. Motor bot Jawa ke Bali, ternyata ini tidak berhasil. Belanda mendekati rombongan Cokorda Oka Bahkan patroli Belanda di pantai barat pulau Sudarsana, Cokorda Dharmaputra dan Cokorda Bali ( di Selat Bali) semakin ditingkatkan dan Rai Gambir. Belanda menghampiri dan diperketat sehingga untuk memberi bantuan menanyakan siapa – siapa yang berada dalam dari Jawa ke Bali menemui kesulitan. jukung. Cokorda Oka Sudarsana dan kawan – Terjadinya pertempuran di Selat Bali karena kawan menjawab pertanyaan tidak terus terang terbatasnya transportasi di lautan yang dimiliki dan menyatakan dirinya sebagai nelayan. para pejuang tidak sebanding dengan Belanda tidak percaya atas jawaban ini karena transportasi yang dimiliki Belanda sehingga melihat perlengkapan di dalam jukung ada topi kalah cepat dalam gerak pasukan yang baja, granat tangan dan sejumlah senjata dan menyebabkan beberapa pejuang gugur di Selat perlengkapan militer lainnya. Tanpa komentar Bali. Akibat terbatasnya gerak para pejuang Belanda melancarkan tembakan senjata untuk tetap perjuangan di Bali berlanjut para otomatisnya. Ketika peristiwa ini terjadi gugur pejuang mengusahakan senjata dengan cara Cokorda Rai Gambir dan Cokorda membuat sendiri, melakukan penyerangan pos Dharmaputera, sedangkan Cokorda Oka – pos NICA di Bali, serta melakukan Sudarsana dan 2 orang tukang jukungnya pencegatan – pencegatan pasukan NICA yang ditangkap dan dibawa ke Gilimanuk. Dari sana sedang melakukan patroli. Stratregi ini mereka dipindahkan ke Jembrana. Pada waktu dilakukan oleh pimpinan perjuangan di sampai ini I Gusti Ngurah Rai berada dibelakang menjelang puputan Margarana. Meskipun sekitar 1 (satu) kilometer. Mendengar suara persenjataan yang dimiliki oleh para pejuang tembakan akhirnya diputuskan kembali ke terbatas di Bali, para pejuang cukup lama Muncar. Pada tanggal 4 pril 1946 pukul 24.00 bertahan menghadapi Belanda (NICA).

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

26

PERTEMPURAN DI SELAT BALI …

University Press. DAFTAR PUSTAKA Kartodirdjo, S., & (dkk.). (1977). Sejarah Abdulgani, R. (1957). Nasionalisme Asia. Nasional Indonesia. Balai Pustaka. Universitas Padjadjaran. Mangku, P. (1984). Mengenang Perang Bali, T. P. M. D. (1976). Monografi Daerah Kemerdekaan I, Karena Komunikasi Bali. Proyek Pengembangan Media Proklamasi Tidak Seketika Diketahui. PT Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Bali Post. Kebudayaan RI. Nasution, A. H. (1977). Sekitar Perang Dekker, I. N. (1980). Sejarah Revolusi Kemerdekaan Indonesia 2. Angkasa. Nasional. PN Balai Pustaka. Pendit, N. S. (1979). Bali Berjuang. Gunung Gde Agung, I. A. A. (1989). Bali Pada Abad Agung. XIX. Gadjah Mada University Press. Pindha, I. G. N. (1972). Kirikumi Besar – Hardjawiganda, R., & (dkk.). (1982). Operasi Besaran Terhadap Kota Denpasar. Lintas Laut Banyuwangi – Bali. Poerwadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Umum Bahasa Indonesia. PN Balai Sejarah ABRI. Pustaka. Kahin, G. M. T. (1969). Nationalism And Tirtoprodjo, S. (1963). Sejarah Revolusi Revolution In Indonesia. Cornell Nasional Indonesia. PT Pembangunan.

E-ISSN: 2580-4456 P-ISSN: 2580-9334 Copyright © 2020

27