Makna Tradisi Tabuik Oleh Masyarakat Kota Pariaman (Studi Deskriptif Interaksionisme Simbolik)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356 MAKNA TRADISI TABUIK OLEH MASYARAKAT KOTA PARIAMAN (STUDI DESKRIPTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK) M.A. Dalmenda1, Novi Elian2 Received Article: 12 Juni 2017 Accepted Article: 20 Juli 2017 Abstract Tabuik Tradition is one of the activities conducted annually in Pariaman City. Rooted in religious values to commemorate the death of the Prophet Muhammad's grandson, Hussein. This anniversary actually takes place every 10th of Muharram Hijriyah calendar. This research uses case study observation design. Through observation techniques in the case study can be obtained detailed information or empirical information and accurate from the unit of research analysis. Tabuik ceremony represents a reflection of attitude and lifestyle of Pariaman society. Tabuik even made a tradition for the community that can not be separated from the lives of citizens Pariaman. Then, Tabuik implemented by Anak Nagari in the form of Tabuik Culture of Tabuik Meaning formed by each side. By society, tabuik serve as a venue for entertainment. By the government, tabuik serve as the agenda of tourism, while by urang tabuik, tabuik still used as a cultural tradition that should be preserved. The process of desacralization occurs due to the challenge of the taboo age developed in accordance with the ideology. The implementation of the tabuik has shifted considerably, but it is still maintained as a cultural tradition of the Pariaman community. Keywords: Attitude, Lifestyle, Change, Pariaman Society, Tourism Abstrak Tradisi Tabuik merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya di Kota Pariaman. Berakar pada nilai-nilai religi untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein. Peringatan ini sejatinya berlangsung setiap tanggal 10 Muharram penanggalan Hijriyah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus observasi. Melalui teknik observasi pada studi kasus bisa diperoleh keterangan atau informasi empiris yang detail dan akurat dari unit analisis penelitian. Upacara Tabuik mewakili cerminan sikap dan pola hidup masyarakat Pariaman. Bahkan Tabuik dijadikan sebuah tradisi bagi masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan warga Pariaman. Kemudian, Tabuik dilaksanakan oleh Anak Nagari dalam bentuk Tabuik Budaya Makna Tabuik yang terbentuk oleh masing-masing pihak. Oleh masyarakat, tabuik dijadikan sebagai ajang hiburan. Oleh pemerintah, tabuik dijadikan sebagai agenda pariwisata, sedangkan oleh urang tabuik, tabuik masih dijadikan sebagai tradisi budaya yang patut dilestarikan. Proses desakralisasi terjadi akibat adanya tantangan zaman tabuik berkembang sesuai dengan ideologinya. Pelaksanaan tabuik sudah jauh bergeser, namun masih tetap dipertahankan sebagai tradisi budaya masyarakat Pariaman. Kata-Kata Kunci: Sikap, Pola Hidup, Perubahan, Masyarakat Pariaman, Pariwisata. 1 Penulis adalah dosen tetap Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas 2 Penulis adalah dosen luar biasa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas Makna Tradisi Tabuik 135 | P a g e JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356 A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah radisi Tabuik merupakan salah satu enelitian ini memiliki rumusan ma kegiatan yang dilakukan setiap salah sebagai berikut : Ttahunnya di Kota Pariaman. Berakar P1. Bagaimana pemaknaan pada nilai-nilai religi untuk mengenang masyarakat terhadap Tabuik ? wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu 2. Bagaimana proses Hussein. Peringatan ini sejatinya berlang desakralisasi yang terjadi sung setiap tanggal 10 Muharram pada ritual Tabuik? penanggalan Hijriyah. 1.3 Tujuan Berlangsungnya ritual Tabuik ujuan penelitian : tersebut tidak terlepas dari dukungan 1. Mengetahui pemaknaan berbagai pihak, tidak terkecuali pemerintah. T masyarakat terhadap ritual Namun, akhir-akhir ini pelaksanaan Tabuik Tabuik. sendiri seperti menjadi event pariwisata 2. Mengetahui proses desakrali pemerintah Kota Pariaman. Tabuik tidak sasi yang terjadi pada ritual hanya sebagai peringatan wafatnya cucu Tabuik. nabi, tapi menjadi sebuah event pariwisata yang pelaksanaannya sudah mengalamai 1.4 Manfaat Penelitian sedikit pergeseran. Pergeseran yang enelitian ini akan memberikan dimaksud seperti pelaksanaannya yang manfaat sebagai berikut : tidak hanya tanggal 10 Muharram setiap P1. Memberikan pemahaman dan tahunnya, tetapi diselaraskan dengan akhir gambaran bagaimana minggu (weekend) pada awal muharram masyarakat memaknai ritual sehingga bisa menjaring wisatawan untuk Tabuik. datang ke Kota Pariaman. 2. Adanya informasi tentang Pelaksanaan Tabuik dari tahun ke kendala dan solusi tahun mulai mengalami pergeseran. Pe pelaksanaan ritual Tabuik. nelitian Muchtar (2016) menyebutkan 1.5 Target Luaran adakalanya Tabuik menjadi kebanggan enelitian menghasilkan luaran seba masyarakat karena difungsikan untuk gai berikut : menyalurkan ekpresi cultural dan ritual, P1. Informasi tentang pemaknaan pada sisi lain menjadi media publikmasi dan Tabuik sehingga bisa dijadi tunggangan politik bagi kelompok tertentu, kan sebagai masukan bagi dan terburuk menjadi “kambing hitam” atas instansi pemerintah dalam instabilitas yang terjadi dalam masyarakat pelaksanaan event-event hingga ketidaksepahamn antara pemerintah kota, khususnya di Kota dengan masyarakat pemilik. Selain berada Pariaman. pada posisi kontras itu, Tabuik juga kadang- 2. Publikasi pada jurnal nasional kadang dihadapkan pada situasi ambiguitas, terakreditasi/yang memiliki yaitu berada pada kondisi antara disukai ISBN. dan tidak disukai. Pemaparan diatas telah menujukkan B. TINJAUAN PUSTAKA adanya pergeseran makna Tabuik sendiri 2.1 Komunikasi Ritual oleh masayarakat dan pemerintah setempat. omunikasi mengacu pada tindakan Terjadinya desakralisasi dari pelaksanaan oleh satu orang atau lebih. Yang ritual Tabuik tersebut menarik perhatian Kmengirim dan menerima pesan yang peneliti untuk dapat menelaah bagaimana terdistorsi oleh gangguan (noise) terjadi pemaknaan Tabuik tersebut di Kota dalam suatu konteks, mempunyai pengaruh Pariaman. tertentu dan ada kesempatan untuk Pemaknaan tersebut tidak terlepas melakukan umpan balik (Devito 2011). Jika dari proses interaksi yang berlangsung di dikaji dalam komunikasi antarbudaya, masyarakat Pariaman. Komunikasi yang komunikasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi di masyarakat membentuk pemak terjadi bila makna diberikan kepada suatu naan sendiri terhadap ritual Tabuik. perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan memberinya makna, 136 | P a g e Makna Tradisi Tabuik JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2): 135-151_________ ISSN 1410-8356 komunikasi telah terjadi terlepas dari apakah memiliki kedudukan yang begitu penting, kita menyadari perilaku kita atau tidak dan sehingga tanpa didukung oleh sistem menyengajanya atau tidak (Porter dan ekspresi yang memadai, manusia mustahil Samovar 2005). Komunikasi adalah mesin bisa saling berinteraksi dan bertindak pendorong proses sosial yang memung bersama. Dari proses komunikasi manusia kinkan terjadinya interaksi antarmanusia dan berupaya mencari makna (meaning) suatu menjadikan manusia sebagai makhluk sosial obyek atau peristiwa. (Rivers et al. 2008). Beberapa tokoh interaksionisme Mulyana (2010) mengatakan suatu simbolik merumuskan beberapa prinsip komunitas sering melakukan upacara- dasar teori ini, yang meliputi: upacara berlainan sepanjang tahun dan 1. Manusia dibekali kemampuan untuk sepanjang hidup mulai dari kelahiran, berpikir sunatan, ulang tahun, pertunangan, sira 2. Kemampuan berpikir dibentuk oleh man, pernikahan hingga upacara kematian. interaksi sosial 3. Dalam interaksi sosial manusia 2.2 Interaksionisme Simbolik mempelajari arti dan simbol yang nteraksi simbolik adalah prespektif ilmiah memungkinkan mereka menggunakan untuk memahami kehidupan masyarakat kemampuan berpikir mereka Idan perilaku manusia. Berdasarkan 4. Makna dan simbol memungkinkan pandangan ini manusia sesungguhnya manusia melanjutkan tindakan khusus adalah sosok yang aktif dan dinamis serta dan berinteraksi goal-oriented, bukan semata-mata. Interaksi 5. Manusia mampu mengubah arti dan simbolik adalah prespektif ilmiah untuk simbol yang mereka gunakan dalam memahami kehidupan masyarakat dan tindakan dan interaksi berdasarkan perilaku manusia. Berdasarkan pandangan penafsiran mereka terhadap situasi ini manusia sesungguhnya adalah sosok 6. Manusia mampu membuat kebijakan yang aktif dan dinamis serta goal-oriented, modifikasi dan perubahan, sebagian bukan semata-mata makhluk yang pasif dan karena kemampua mereka berinteraksi responsif, sosok yang tidak mudah dengan diri mereka sendiri yang dimanipulasi dan sukar diprediksi perilaku memungkinkan mereka menguji nya (Lesmana, 2001). serangkaian peluang tindakan, menilai Cooley (1864 – 1929) melalui keuntungan, dan kerugian relatif perangkat yang dinamakannya “sympathetic mereka, dan kemudian memilih satu imagination,” menjelaskan bahwa seseorang diantara serangkaian peluang itu. diyakini dapat mengamati situasi atau 7. Pola tindakan dan interaksi yang saling melihat permasalahan dari perspektif orang berkaitan akan membentuk kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan menempatkan dan masyarakat (Ritzer & Goodman, diri pribadi (self) pada posisi orang lain. 2007). Diri-pribadi diakui sebagai pusat Di samping tiga premis dasar di kesadaran manusia, terdiri atas “I” dan “Me” atas, Muhajir dalam Endraswara (2001) (“Aku” dan “Diriku”), masing-masing menambahkan