PENGARUH PERSEPSI TENTANG FUNGSI IKLAN FAST FOOD KENTUCKY (KFC) Di TELEVISI TERHADAP INTENSI MEMBELI PADA REMAJA MAJLIS DZIKIR DAN TAWASULAN FORUM SILATURAHMI REMAJA BOGOR

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh : ABDUL LATIF NIM : 105070002265

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1431 H/2010 M

PENGARUH PERSEPSI TENTANG FUNGSI IKLAN FAST FOOD KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) Di TELEVISI TERHADAP INTENSI MEMBELI PADA REMAJA MAJLIS DZIKIR DAN TAWASULAN FORUM SILATURAHMI REMAJA BOGOR

Skrispi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh : ABDUL LATIF NIM : 105070002265

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi. Liany Luzvinda, S.Psi. M.Si. Nip. 150 411 152

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Fried Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 17 Maret 2010

Sidang Munaqasyah Dekan/ Pembantu Dekan/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si Nip. 130 885 552 Nip. 19561223 198303 2001

Anggota

Penguji I Penguji II

Yunita Faela Nisa, M.Psi, Psi Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi. Nip. 19770608 200501 2003

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi. Liany Luzvinda, S.Psi. M.Si. Nip. 150 411 152

MOTTO

Berawal dari perbuatan baik adalah Dari cara berpikir yang baik, Berpikir sukses, berpikir kaya Maka akan kaya karena Tuhan senantiasa Mengikuti perasangka hamba-Nya kepada-Nya (Eddy Faisal)

“Allahu Muqallibal Qulub” Hanya Tuhanlah yang mampu Membolak balikan hati seseorang manusia. Oleh karena itu bila engkau dihadapkan Kepada suatu masalah, bersegeralah untuk Mengingat-Nya dan kembali kepada jalan-Nya.

Karya ini ku persembahkan teruntuk Kedua orang tuaku, keluargaku, Kuberharap semoga bisa merubah Segalanya … Dimanapun ada kesedihan, Disitu keluargaku harus datang Membawa kebahagiaan.

ABSTRAKSI

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Februari 2010 (C) Abdul Latif (D) Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Fried Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor (E) 100 Halaman + Lampiran (F) Intensi merupakan pandangan subjektif seseorang mengenai kemungkinannya menampilkan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli, perilaku membeli memang perilaku yang beralasan tetapi seringkali intensi membeli itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional. Iklan yang ditampilkan di televisi bertujuan membujuk konsumen untuk membeli, sebelum membeli konsumen biasanya terlebih dahulu mengolah dan mengadakan pengidentifikasian yang disebut dengan persepsi. Oleh sebab itu konsumen perlu mempersepsikan fungsi iklan itu sendiri diantara fungsinya tersebut ialah untuk menginformasikan, meyakinkan serta megingatkan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh persepsi tentang fungsi iklan terhadapintensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

Intensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat. Persepsi tentang fungsi iklan yaitu adalah suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang sesuatu, dengan menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk menginformasikan, meyakinkan serta megingatkan.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode analisis regresi untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

Sampel penelitian terdiri dari 45 responden yang masing-masing responden diberikan angket dengan jumlah sebanyak 50 item skala intensi membeli dan 24 item sakala persepsi tentang fungsi iklan. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh.

Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor dan hipotesis alternatif (Ha) adalah ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Data yang diperoleh penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis regresi. Data statistik menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar = 0.290 dan F tabel = 4.06 (F hitung < F tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak dengan pengertian bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor. Selanjutnya, gambaran persepsi tentang fungsi iklan dan intensi membeli dalam kategori sedang.

Hasil Penelitian ini menunjukan gambaran persepsi tentang fungsi iklan dalam kategori sedang atau cukup tinggi sedangkan intensi membeli juga berada dalam kategori sedang, hasil regresi menunjukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor.

Untuk saran, sebaiknya iklan sebelum dirancang telebih dahulu harus mengetahui segment penontonnya, sehingga apa yang menjadi target iklan tersebut dapat terpenuhi, dan iklan tersebut harus efektif salah satunya iklan tersebut harus dapat menarik perhatian konsumen, kemudian konsumen diharapkan dapat mau menonton iklan tersebut, setelah itu diharapkan konsumen timbul rasa ingin membeli apa yang diiklankan produk tersebut, sedangkan untuk instansi agar dapat memberikan seminar-seminar atau pelatihan tentang intensi membeli, dimana hal tersebut juga akan memberikan pengaruh terhadap diri kedepannya, dan juga agar mereka memiliki pandangan yang positif.

Daftar bacaan : 31 Buku (1975-2008) , 2 Jurnal (1990-2007), 2 Skripsi (2007- 2008).

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang pemilik jiwa dan raga ini, yang senantiasa mencurahkan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya serta Hidayah-Nya yang tak terhingga nilainya, karena Dia-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW , keluarganya, para sahabat dan pengikutnya.

Akhirnya berakhir juga langkah-langkah yang penih dengan tetes air mata dari sebuah perjuangan panjang serta penuh dengan kerja kerasa dan do’a. Meskipun penulis menemui banayk hambatan da rintanagn dalam proses penyususnan skripsi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi dengan judul “Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Friend Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor ”.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Dengan penuh rasa hormat maka penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Jahja Umar Ph.D Dekan Fakultas Psikologi UIN dan Para Wakil Dekan, besarta seluruh Dosen terima kasih atas ilmu yang telah diberikan. Staff akademik Fakultas Psikologi UIN, terimakasih atas pelayanannya selama penulis menempuh pendidikan di UIN.

2. Bapak. Drs. Sofiandy Zakaria, M. Psi dan Ibu. Liany Luzvinda, S.Psi. M.Si sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu ku tersayang dan tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan dukungannya baik dari segi moril maupun materil, terima kasih sekali dengan kesabaranmu dan do’amu akhirnya skripsi ini selesai juga. Bapakku tercinta dan tersayang terima kasih sebesar-besarnya atas do’amu atas apa yang diberikan kepada anakmu ini.

4. Buat kakakku tecinta Sefudin Zuhri, S.Pdi, beserta istri, Daman Huri, SE, beserta isteri, jamalullail, SHI, Husnul Khotimah, terima kasih atas perhatian dan semangat kalian sehingga penulis bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Buat keponakanku Khilda Asyifa Aulia Zuhri, Muhammad Rafi Nashuri, dan si kecil Nasywa Paradisha Zuhri.

5. Terima kasih banyak kepada Aba hasan Bin Husein “Cihideung” berserta keluarga yang telah membantu penulis dengan do’a dan semangat kepada diri ini agar tidak pantang menyerah.

6. Seluruh staff akademik, dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan bapak dan ibu. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih tak terhingga untuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan.

7. Seluruh teman dan sahabat diberbagai organisasi khususnya Forum Pengkajian Psikologi Islam (FP2I), Trainer Community (TC), Star Action, Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor, Mzi Exclucive Community, D2 KAHFI Bintaro, Team Tester Lembaga Bina Kreatif Mandiri (BKM), Team KKL DEPSOS RI, yang selama ini telah membagi suka maupun duka selama perjalanan hidup penulius, dan terimakasih untuk tawa, canda, dan persahabatan yang sangat dalam yang membuatku terus ingin maju bersama kalian

8. Semua teman-teman angkatan 2005 khususnya Syifa, Lia, Afifah, Hana, Widad, Rizal, Lutfi, Krisna, Agung, yanto, Panji, Nala, Iha, Maria,Tary, pokoknya etc dech, dan umumnya kepada teman-teman kelas B atas segala keceriaan, dukungan, semangat, do’a dan kerjasamanya selama studi dan penulisan skripsi ini, semoga persahabatan kita tidak lekang oleh waktu.

9. Terakhir untuk kekasih-kekasih hatiku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu karena terlalu banyak hehehe..... yang selalu setia menemaniku disaat susah dan senang, yang selalu memberikan dorongan motivasi sampai selesainya skripsi ini.

Selain itu, terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas semua bantuan, saran dan motivasi. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Seluruh isi skripsi ini adalah tanggung jawab penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak Amien.

Jakarta, Februari 2010 Penulis

Abdul Latif DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN MOTTO ABSTRAK ...... i KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI...... vi DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR GAMBAR ...... ix

BAB I PENDAHULUAN...... 1- 18 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Identifikasi Masalah ...... 13 1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah ...... 14 1.3.1 Batasan Masalah...... 14 1.3.2 Rumusan Masalah...... 15 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian...... 15 1.4.1. Tujuan Penelitian...... 16 1.4.2. Manfaat Penelitian...... 16 1.4.2.1 Manfaat Praktis...... 16 1.4.2.2 Manfaat Praktis...... 16 1.5 Sistematika Penulisan ...... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 19-52 2.1 Intensi Membeli ...... 19 2.1.1 Pengertian Intensi Membeli ...... 19 2.1.2 Teori Intensi...... 21 2.2 Persepsi Tentang Fungsi Iklan Di Televisi...... 28 2.2.1 Pengertian Persepsi...... 28 2.2.2 Persepsi Tentang Fungsi Iklan ...... 32 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi...... 34 2.2.4 Pengertian Iklan...... 35 2.2.5 Keputusan-Keputusan Utama Dalam Iklan...... 38 2.2.6 Evektivitas Iklan...... 43 2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Iklan Televisi...... 44 2.3 Kerangka Berpikir...... 47 2.4 Pengajuan Hipotesis ...... 52

BAB III METODELOGI PENELITIAN...... 53-67 3.1 Jenis Penelitian ...... 53 3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian...... 53 3.1.2 Variabel Penelitian...... 53 3.1.3 Definisi Konseptual ...... 54 3.1.4 Definisi Operasional...... 54 3.2 Pengambilan Sampel ...... 56 3.2.1 Populasi dan Sampel...... 56 3.2.2 Tehnik pengambilan Sampel ...... 57 3.3 Teknik Pengumpulan Data ...... 58 3.3.1 Metode dan Instrumen Penelitian ...... 58 3.3.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian...... 61 3.3.3 Hasil Uji Instrumen...... 63 3.3.4 Teknik Analisis Data ...... 65 3.3.5 Prosedur Penelitian...... 65

BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA ...... 68-87 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ...... 68 4.1.1 Gambaran Intensi Membeli...... 73 4.1.2 Gambaran Persepsi Fungsi Iklan...... 75 4.2 Analisi Data ...... 78 4.2.1 Uji Regresi ...... 78 4.2.2 Gambaran Intensi Membeli Berdasarkan Data Responden ...... 79 4.2.3 Gambaran Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Data Responden ...... 83

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN...... 88-96 5.1 Kesimpulan...... 88 5.2 Diskusi...... 89 5.3 Saran...... 95

DAFTAR PUSTAKA...... 97 LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1...... Tabel 3.1 Nilai Skor Jawaban ...... 59 2...... Tabel 3.2 Blue Print Skala Intensi Membeli ...... 59 3...... Tabel 3.3 Blue Print Skala Perspesi Fungsi iklan ...... 61 4...... Tabel 3.4 Kaidah Klasifikasi Uji reliabiitas...... 62 5...... Tabel 3.5 Koefesien Reliabilitas Instrumen Penelitian ...... 65 6...... Tabel 4.1 Kategori Sampel berdasarkan Usia ...... 69 7...... Tabel 4.2 Kategori Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin...... 70 8...... Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 71 9...... Tabel 4.4 Kategori Sampel Berdasarkan Pendapatan Perbulan...... 72 10...... Tabel 4.5 Nilai Min, Mak, Sum, Mean, Standar Deviasi, Intensi Membeli.. 73 11...... Tabel 4.6 Norma Kategorisasi ...... 74 12...... Tabel 4.7 Kategorisasi Intensi Membeli ...... 75 13...... Tabel 4.8 Nilai Min, Mak, Sum, Mean, Standar Deviasi, Persepsi Fungsi Iklan ...... 76 14...... Tabel 4.9 Norma Kategorisasi ...... 76 15...... T abel 4.10 Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan ...... 77 16...... T abel 4.11 Anova...... 78 17...... T abel 4.12 Model Summary ...... 79 18...... Tabel 4.13 Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Usia...... 80 19...... T abel 4.14 Kategorisasi Intensi Membeli Berdasarkan Jenis Kelamin 80 20...... T abel 4.15 Kategorisasi Intensi Membeli Berdasarkan Pendidikan Terakhir...... 81 21...... Tabel 4.16 Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Pendapatan Per bulan ...... 82 22...... Tabel 4.17 Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Usia...... 83 23...... T abel 4.18 Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Jenis Kelamin...... 84 24...... T abel 4.19 Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendidikan Terakhir...... 85 25...... Tabel 4.20 Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendapatan Per bulan...... 86

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1. Logo Kentucky Fried Chicken KFC………………..……… 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kebutuhan dan gaya hidup masyarakat pun semakin meningkat pada saat ini, maka beragam kebutuhan masyarakat ikut bervariasi, mulai dari kebutuhan yang paling dasar seperti makan, minum, serta pakaian. Untuk makanan maka dewasa ini banyak sekali gerai-gerai yang menyediakan makanan seperti restaurant, cafe, warung-warung hingga restaurant fast food. Tujuan didirikannya pusat perbelanjaan tersebut untuk memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya akan barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga dapat efektif dan efesien dari segi waktu dan biaya.

Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant meningkat seiring dengan keinginan yang serba cepat dan praktis dalam penyajian makanan. Seiring dengan serbuan budaya asing, maka jenis makanan dari negeri asing seperti Kentucky Fried Chicken (KFC), Mc

Donald’s (McD), California Fried Chicken (CFC), Texas Fried Chicken (TFC),

Popeye's, A&W, dan American Hamburger (AH) telah banyak masuk ke

Indonesia yang dibawa oleh pengusaha-pengusaha bermodal besar dalam bentuk restaurant fast food waralaba. Keberadaan restaurant fast food asing waralaba mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini menunjukkan bahwa minat pasar di Indonesia untuk restaurant sejenis ini cukup besar.

Di kota Bogor banyak penduduk yang sebagian merupakan pendatang yang terdiri dari para pelajar yang datang dari berbagai daerah dari segala macam latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, serta budaya yang turut mengalami perubahan dibeberapa bidang tertentu. Munculnya pusat perbelanjaan tersebut sengaja didesain khusus untuk anak muda yang sebagian besar tinggal sementara bahkan sudah menetap di kota Bogor. Hal ini menyebabkan anak-anak muda khususnya remaja terkondisikan melakukan aktivitas untuk pergi berjalan-jalan ke mall, berkunjung ke restaurant-restaurant siap saji dan lain-lain. Semakin bertambahnya pusat perbelanjaan di kota Bogor membuat perubahan pada pola konsumsi masyarakat khususnya bagi remaja.

Remaja yang semula mengunjungi tempat perbelanjaan, food court dengan berbagai macam pilihan cepat saji, dengan tujuan ingin jalan-jalan pada akhirnya ada keinginan untuk membelanjakan dan tergoda untuk mengkonsumsi fast food. Remaja pada umumnya mempunyai kepekaan terhadap sesuatu yang sedang menjadi “in” artinya remaja mempunyai kecendrungan untuk ikut-ikutan, remaja biasanya akan termotivasi karena takut dianggap ketinggalan zaman. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja, pada masa ini banyak terjadi perubahan-perubahan dalam diri sehubungan dengan pencarian jati dirinya.

Hurlock (1980) mengatakan, ciri-ciri masa remaja adalah masa sebagai periode peralihan, sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia bermasalah dan masa remaja sabagai masa mencari identitas. Zulkifli (1986) mengemukakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari anak berusia empat belas sampai dua puluh satu tahun.

Dengan zaman seperti saat sekarang ini konsumen remaja merupakan target pasar yang potensial dalam era ekonomi yang cendrung kapitalistik, remaja dengan status sosial ekonomi tinggi adalah segmen pasar yang sangat penting. Karena menurut Safira (2007), kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial, alasannya karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja.

Majlis Dzikir Dan Tawasul Forum Silaturahmi Remaja Bogor dipilih sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa nara sumber yang terdiri dari siswa atau santri, alumni, pengurus sampai kepada masyarakat sekitar yayasan menyatakan bahwa murid atau santri tersebut merupakan murid yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas, hal ini terlihat dari gaya dan penampilan serta banyaknya murid yang membawa kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat kelokasi kegiatan belajar.

Pendapat masyarakat tersebut diperkuat dengan pendapat alumni Majlis

Dzikir yaitu Sumarna yang sekarang menjabat sebagai supervisor di perusahaan swasta di Kota Bogor yang menyatakan bahwa para siswa atau santri terbiasa mengkonsumsi fast food agar dianggap lebih modern dengan remaja yang lain, dan disetiap kegiatan seperti temu alumni, rapat, bahkan acara api unggun yang diadakan di lokasi Puncak-Bogor atau Gunung Salak

Endah-Bogor panitia acara biasanya selalu membeli dan menyiapkan fast food untuk mereka konsumsi karena mereka menilai fast food sangat praktis dan menunya pun tergolong mewah.

Begitu juga pendapat remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi

Remaja Bogor yang bernama Nur (19 tahun), walaupun mereka santri akan tetapi untuk hal demikian mereka bersyukur dengan adanya produk-produk fast food tersebut dapat membantu mereka dalam hal mengkonsumsi makanan dan rasanyapun cukup lezat. Hal tersebut diperkuat oleh pimpinan

Majlis Dzikir Al-Ustadz “Abuya” Dede Jamalullail, SHI. Bahwa beliau tidak mengharamkan produk-produk fast food seperti Kentucky Fried Chicken

(KFC) dan yang lainnya yang penting makanan tersebut diproses serta diperoleh dengan cara yang halal, dan menyehatkan, mungkin dengan begini para siswa dapat berfikir positif dan mau terus mencari kebenaran di dalam islam.

Berdasarkan beberapa karakteristik konsumen remaja, diantaranya adalah :

1) Sangat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, 2) Mudah terbujuk iklan terutama pada penampilan produk, 3) Tidak berfikir hemat, dan 4) Kurang realistik, romantis, dan mudah terbujuk atau impulsif (Munandar, 2001).

Karakteristik inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.

Fast food sendiri dapat diartikan sebagai makanan yang dapat disiapkan untuk dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu yang singkat serta dapat dimakan dengan cepat, dan inilah yang menjadi salah satu simbol kehidupan modern karena orang sibuk dengan aktivitasnya sehingga tidak sempat memasak dan hampir tidak memiliki waktu untuk makan.

Pada saat ini bisnis fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) merupakan salah satu bisnis yang dari sekian banyak bisnis fast food yang tidak terlalu terkena imbas krisis. Hal ini diperkuat dengan hasil survey iklan ”Top 100 Megabrand” bahwa merek KFC menduduki ranking 46 dari 100 pengiklan terbesar tahun

1997 (Terence, 2003). Hal ini disebabkan karena semua orang butuh makanan, sehingga otomatis pasti fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) ini dicari khalayak ramai. Akan tetapi faktor yang mendasar adalah rasa yang disuguhkan, serta srategi yang diterapkan dan komitmen penuh.

Produk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) sebagaimana telah diketahui adalah salah satu produk makanan instant atau cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya, demikian juga bagi kalangan remaja yang sebagian besar berdomisili dekat dari pusat produk fast food tersebut, maka ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah di dapatkan, dan sifatnya tahan lama, dan dengan semakin banyaknya fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) yang ada di pasaran berarti memberikan keluasan bagi konsumen terutama para remaja untuk memilih menu-menu yang sesuai dengan keinginannya.

Oleh karena itu dengan keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari maka dapat dipengaruhi juga oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen itu sendiri, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku membeli diantaranya adalah : 1) Faktor-faktor kebudayaan yang terdiri dari ; a) kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar, b) sub budaya adalah kelompok-kelompok yang lebih kecil dari budaya seperti kelompok-kelompok kebangsaan, kelompok-kelompok keagamaan, kelompok-kelompok ras, dan wilayah-wilayah geografis, c) kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusuan dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki niat, minat, dan tingkah laku yang sama. 2) Faktor-faktor sosial yang terdiri dari ; a) kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang, b) keluarga adalah suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan, c) peranan dan status. 3) Faktor pribadi yang terdiri dari usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta keperibadian dan konsep diri. 4) Serta faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, serta kepercayaan dan sikap (Kotler, 1990).

Berkaiatan dengan hal-hal lain yang turut mempengaruhi intensi membeli,

Belleau, Summers, Xu dan Pilen (2007) yang mengadakan penelitian mengenai intensi membeli (purchasing intention) remaja di Amerika Serikat juga menyebutkan beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi intensi, antara lain yaitu tindakan dan pengalaman masa lampau, penggunaan media sebagai sumber informasi (media usage) sehingga keterlibatan individu

(involvement) individu dalam tingkah laku target, atau dalam konteks ini fashion involvement. Kesediaan konsumen mempengaruhi faktor pengalaman nyata ataupun harapan kepuasan dalam mengkonsumsi barang dan jasa tersebut, konsumen yang potensial menilai barang dan jasa tidak hanya dari aspek fungsional saja seperti kualitas produk, kemasan dari suatu produk, kepraktisan tempat produk tersebut, harga yang terjangkau, serta faktor yang menambah kepraktisan seperti produk siap antar dan lain-lain, faktor lain yang mempengaruhi keputusan membeli seseorang salah satunya adalah iklan.

Iklan yang ditampilkan di televisi bertujuan membujuk konsumen untuk membeli, sebelum membeli konsumen biasanya terlebih dahulu mengolah dan mengadakan pengidentifikasian yang disebut dengan persepsi.

Perception berarti proses pengenalan atau pengidentifikasian sesuatu

(Sitanggang, 1994). Dalam proses persepsi didefinisikan sebagai pengamatan sebagai aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan yang masuk melalui alat-alat inderanya (Sabri, 1993).

Sebelum mengambil keputusan, pembeli melakukan pengidentifikasian atau pengamatan terlebih dahulu terhadap iklan produk yang akan dibeli, apakah produk tersebut sesuai dengan informasi yang ia terima, sebagai contoh apakah cukup baik dari segi manfaat, kualitas, serta kemasan dan sebagainya. Sehingga apakah iklan itu memang dapat meyakinkan serta dapat mengingatkan pembeli akan produk tersebut.

Pada iklan Kentucky Fried Chicken (KFC) di dalamnya menampilkan beberapa efek yang sangat menarik perhatian konsumen dan tentunya agar konsumen lebih tertarik untuk mengkonsumsinya seperti pada warna yang ditampilkan lebih fresh dan mencolok, dan pada ayam goreng terdapat cryspy yang terlihat sangat renyah dengan daging-daging ayam yang lezat serta daging yang menumpuk disertai asap-asap sehingga tentunya membuat konsumen tergugah seleranya dan konsumen mempersepsikan bahwa memang fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) layak untuk dikonsumsi.

Selain itu, dalam iklan KFC konsumen bisa langsung memesan melalui nomor telepon yang ditayangkan dalam iklan tersebut, dan pesanan itu dicatat oleh komputer, selanjutnya perusahaan KFC akan menerima print-out pemesanan dalam tempo 24 jam (Jefkins, 1996). Dengan adanya persepsi maka konsumen dapat memberikan pendapat atau penilaian tentang suatu objek (KFC) yang menjadi perhatiannya, dan dengan adanya persepsi maka baik dan buruknya suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan kenyataan yang ada.

Fatimah Riswati (2004), mengatakan dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan diperoleh bahwa keputusan dalam memutuskan barang- barang yang akan dibeli sering dipengaruhi oleh iklan-iklan yang ditayangkan di berbagai media. Hal ini disebabkan karena iklan televisi menawarkan produk-produk untuk memenuhi kebutuhan dari calon konsumennya. Adapun pengertian iklan sendiri adalah adveretentie yaitu reklame yang artinya memberitahu (Munandar, 2001).

Perilaku membeli pada masyarakat tidak muncul begitu saja bila tidak didukung oleh peran media yang selalu menarik perhatian untuk membeli produk yang mereka tawarkan. Hasil survei Consumer International, asosiasi organisasi konsumen yang beranggotakan 220 organisasi dari 115 negara pada tahun 2004, menunjukkan sebagian besar anak menyukai iklan dan mempercayai informasi yang dimuat di dalamnya. Dan pada tahun 2002 YLKI

(Yayasan Lembaga Konsuman Indonesia) menemukan keputusan bahwa membeli produk pada orang tua lebih dari 50 persen dipengaruhi oleh iklan, dan di kalangan anak-anak keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh iklan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, produk-produk yang ditayangkan melalui iklan itu lebih dikenal konsumen dibandingkan dengan produk-produk yang tidak dipublikasikan melalui iklan, dengan iklan maka produk tersebut bisa lebih dikenali baik dari kemasan, merek, maupun harganya dan lain-lain, dan tidak hanya itu saja produk yang diiklankan pun bisa lebih diingat sehingga memudahkan konsumen dalam keputusan pembeliannya ketika dihadapkan dengan produk-produk lain yang belum konsumen kenal sebelumnya.

Dalam proses mengingatkan, fungsi iklan ini merupakan salah satu unsur penting yang perlu mendapat perhatian khusus, bila diamati iklan yang ditayangkan televisi saat ini, banyak diantaranya menggunakan tehnik yang terkait dalam slogannya. Dalam meyakinkan konsumen, presenter iklan jika selebriti yang terkenal maka memiliki pengaruh yang berarti terhadap sikap konsumen pada merek produk yang diiklankan. Kepercayaan dan keterkenalan selebriti dapat dimanfaatkan oleh para pengiklan untuk memasarkan produk mereka dengan menjadikan mereka selebriti tersebut sebagai celebrity endorser. Menurut Mc Cracken (1989), celebrity endorser adalah setiap orang yang dikenal secara umum dan menggunkan keterkenalannya sebagai bagian dari suatu produk dengan tampil dalam produk iklan tersebut.

Selain slogan dan model iklan tersebut, cara lain yang hampir semua pemasar melakukannya adalah dengan menampilkan fungsi informasi, fungsi informasi dalam iklan seperti dengan menampilkan kualitas dan harga dianggap merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk melekatkan pesan di benak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa slogan, model, dan pemberian informasi dalam iklan merupakan daya tarik utama iklan untuk menarik perhatian pemirsa dalam menyaksikan iklan, sehingga pemirsa dapat mempersepsikan bahwa iklan Kentucky Fried

Chicken (KFC) cukup bagus dan selalu hadir dibenak pemirsa.

Ketika pemirsa selesai dalam menyaksikan iklan tersebut maka dapat memunculkan niat atau intensi dalam dirinya yang menggambarkan aspek motivasional yang berdampak pada tingkah lakunya, dan intensi ini menunjukan seberapa jauh seseorang bersedia untuk melakukannya atau dalam kata lain membeli produk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) tersebut.

Pengertian intensi itu sendiri adalah a persons subjective prtobability that he will perform some behavior, maksudnya adalah intensi merupakan pandangan subjektif seseorang mengenai kemungkinannya menampilkan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli (Fishbein & Ajzen, 1975).

Jika perilaku ini berada dibawah kendali kemauan seseorang maka orang tersebut akan terwujud sebagai aksi. Perilaku membeli memang perilaku yang beralasan tetapi seringkali intensi membeli itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional.

Berdasarkan penjabaran yang telah diuraikan diatas, Seberapa besarkah pengaruh intensi membeli Kentucky Fried Chicken (KFC) pada Remaja Majlis

Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor dengan persepsi tentang fungsi iklan di televisi. Peneliti menganggap penting untuk melakukan kajian dan mengetahui lebih jauh hal tersebut melalui penelitian yang berjudul

Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky Fried

Chicken (KFC) Di Televisi Terhadap Intensi Membeli Pada Remaja Majlis

Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

1.2 . Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah intensi membeli dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor

kebudayaan, sosial, pribadi, serta faktor psikologis ?

2. Seberapa besar fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC)

mempengaruhi intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan

Forum Silaturahmi Remaja Bogor ? 3. Apakah ada pengaruh antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi

terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada

Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor?

1.3. Batasan dan Rumusan Masalah

1.3.1. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah pengaruh persepsi tentang fungsi iklan (X) dengan intensi membeli (Y) di televisi. Sedangkan batasan mengenai masing-masing variabel adalah :

1. Intensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas

yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat.

2. Persepsi tentang fungsi iklan yaitu adalah suatu pengalaman tentang

objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk

komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang

sesuatu, dengan menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk

menginformasikan, meyakinkan serta mengingatkan. Adapun yang

menjadi sumber utama dalam iklan ini adalah fast food Kentucky Fried

Chicken (KFC) yang diiklankan di televisi.

1.3.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Gambaran intensi membeli berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan

terakhir, dan pendapatan per bulan?

2. Gambaran persepsi fungsi iklan berdasarka jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, dan pendapatan per bulan?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang fungsi iklan

di televisi terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken

(KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi

Remaja Bogor?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

1. Menggambarkan persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried

Chicken (KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum

Silaturahmi Remaja Bogor.

2. Menggambarkan tentang intensi membeli fast food Kentucky Fried

Chicken (KFC) pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum

Silaturahmi Remaja Bogor. 3. Mengetahui pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky

Fried Chicken (KFC) di televisi terhadap intensi membeli pada remaja

Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian suatu masalah tentu diharapkan ada manfaat dan kegunaannya :

1.4.2.1. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sebagai informasi dalam upaya perusahaan menyempurnakan program periklanan fast food Kentucky Fried Chicken

(KFC) di televisi terutama fungsi iklan itu sendiri dalam pengaruhnya terhadap intensi membeli.

1.4.2.2. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang pengaruh

antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli

pada remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja

Bogor.

2. Agar dapat dijadikan sebagai satu sumber data tentang permasalahan

yang terkait, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi

para konsumen terutama konsumen yang mempunyai masalah dalam

intensi membeli. 3. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi konsumen dalam

mengikuti perkembangan iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC)

agar selektif sesuai dengan kebutuhan.

4. Secara teori penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian keilmuan

pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya kajian tentang

intensi membeli.

5. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan

masalah fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) dengan

intensi membeli.

6. Serta dapat membantu bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan

penelitian.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan dalam menentukan arah dan mencapai tujuan, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut : a. BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Rumusan dan Batatasan Masalah,

serta Tujuan dan Manfaat Penelitian. b. BAB II : Kajian Pustaka, yang terdiri dari : Bagian pertama adalah

Intensi Membeli, yang meliputi Pengertian Intensi, Teori-

Teori Intensi. Bagian kedua adalah Persepsi Fungsi

Tentang Iklan Di Televisi, yang meliputi Pengertian Persepsi, Pengertian Iklan Fast Food, Aspek-Aspek Iklan

Fast Food, Efektivitas Iklan Fast Food. Bagian ketiga adalah

Kerangka berpikir. Bagian keempat adalah Hipotesis. c. BAB III : Metodologi Penelitian, Yang terdiri dari : Jenis Penelitian

yang meliputi Pendekatan dan Metode Penelitian, Definisi

Operasional Variabel. Pengambilan Sampel yang meliputi

Populasi, Sampel dan Tekhnik Pengmbilan Sampel.

Pengambilan Data yang meliputi Metode dan Instrumen

Penelitian, Hasil Uji Instrumen Penelitian. Tekhnik Analisis

Data. Prosedur Penelitian. d. Bab IV : Presentasi dan Analisis Data, yang terdiri dari : Gambaran

Umum Subyek Penelitian, Hasil penelitian serta Analisis dan

Interpretasi Hasil penelitian e. Bab V : Penutup, yang terdiri dari : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Intensi Membeli

2.1.1. Pengertian Intensi Membeli

Perilaku konsumen merupakan perilaku yang merujuk pada proses pengambilam keputusan dan kegiatan yang terlibat dalam menilai, mencari, membeli dan memakai suatu barang dan jasa (Loudon & Bitta, 1993). Dalam proses membeli tentunya tidak terlepas dari pengambilan keputusan, pengertian pengambilan keputusan (decision making) adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi-situasi yang tidak pasti (Suharnan, 2005).

Terry menjelaskan pengambilan keputusan sebagai pemilihan perilaku

(kelakukan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada (Hasan, 2002).

Pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk belum tentu terlaksana karena banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar diri konsumen, oleh karena itu intensi membantu mengidentifikasi beberapa atribut penting yang menyebabkan konsumen menampilkan sikap positif atau negatif terhadap pembelian suatu produk.

Adapun pengertian intensi itu sendiri dalam kamus psikologi adalah ciri-ciri yang dapat dibedakan dari proses-proses psikologis yang mencakup referensi atau kaitannya dengan satu objek (Chaplin, 2003). Menurut

Fishbein & Ajzen menyatakan intensi adalah sebagai niat, dan juga dapat dikatakan setiap perilaku yang bebas yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat (Sarwono, 1999). Buku lain mendefinisikan intensi sebagai :

A person subjective probability that he will perform some behavior.

yang artinya adalah bahwa intensi merupakan pandangan subyektif individu mengenai kemungkinan dirinya akan menampilkan suatu tingkah laku

(Fishbein & Ajzen 1975).

Sedangkan Eagly dan Chicken (1993) merangkum intensi sebagai berikut :

Intension a psychological construct distinct from attitude, represents the person’s motivation in the sense of his or her conscious plan to exert effort to carry out a behaviour.

Penjelasan ini menerangkan bahwa intensi merupakan suatu konstruk yang berbeda dengan sikap, mewakili motivasi seseorang dalam berusaha menampilkan suatu tingkah laku. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan suatu niat yang mengacu pada pandangan seseorang yang subyektif mengenai kemungkin tentang menampilkan tingkah laku dirinya.

2.1.2. Teori Intensi

A. Theory of reasoned action (teori tindakan beralasan)

Theory reasoned action ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya betindak atau bertingkah laku secara umum dan rasional (masuk akal), mereka memperhitungkan berbagai informasi yang tersedia dan mempertimbangkan konsekuensi dari tingkah laku yang akan ditampilkan baik secara eksplisit maupun implisit (Ajzen, 1988). Teori ini mengasumsikan bahwa intensi seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu tingkah laku adalah penentu langsung dari tingkah laku tersebut.

Tujuan dari teori ini adalah untuk memahami dan meramalkan tingkah laku yang didasarkan atas kemauan sendiri, dalam konteks tersebut teori ini telah terbukti sukses untuk mencapai tujuannya, akan tetapi masalah akan muncul jika konteks tingkah lakunya tidak sepenuhnya didasarkan atas kemauan sendiri. Ajzen memberikan ilustrasi perokok yang mempunyai intensi untuk menghentikan kebiasaannya dalam merokok (Ajzen, 1988).

Para perokok telah mencoba menghentikan kebiasaannya dalam merokok akan tetapi gagal, menurut theory of reasoned action, intensi merupakan kekuatan utama yang menjadi sumber motivasi seseorang untuk bertingkah laku tertentu. Maka semakin kuat intensi seseorang untuk melakukan tingkah laku tersebut maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan hal tersebut, akan tetapi tingkah laku tidak ditentukan oleh intensi saja sebagai faktor motivasional, faktor lain yang non-motivasional seperti tersedianya sumber-sumber lain juga dibutuhkan untuk mempengaruhi derajat tingkah laku tersebut.

B. Theory planed behavior (teori tindakan terencana)

Untuk mengatasi masalah tingkah laku yang tidak sepenuhya berbeda dalam kontrol individu maka muncullah theory planed behavior, faktor utama dari teori ini adalah intensi individu untuk menampilkan tingkah laku yang dikehendaki (Ajzen, 1988).

Intensi individu untuk melakukan tingkah laku tertentu merupakan fungsi dari

2 (dua) bauh determinan, yaitu determinan sikap (attitude) dan norma subyektif. Faktor sikap merupakan faktor pribadi sedangkan norma subyektif merupakan faktor yang mencerminkan pengaruh sosial terhadap individu.

Sikap (attitude) merujuk pada sikap individu terhadap melakukan tingkah laku terkait, sementara itu komponen normatif terkait dengan keyakinan individu (A) bahwa individu lain yang dijadikan rujukan atau relevant referent (B) menganggap bahwa A hendaknya melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut dan motivasi A untuk mengikuti atau mematuhi B.

Dalam teori ini intensi bukan hanya dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif saja, akan tetapi dipengaruhi juga oleh persepsi kendala perilaku

PBC (Perceived Behavior Control). Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit dan mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini sangat penting ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam kondisi yang lemah (Azwar, 2003).

Ada 3 (tiga) faktor yang menentukan intensi :

1. Sikap (attitude)

Keinginan membeli dapat dijelaskan lewat teori tentang sikap. Sikap didefinisikan sebagai

... Attitude can be described as a learned predisposition to respond in a consistently favorable manner with respect to a given object (Fishbein & Ajzen,1975).

Maksudnya adalah sikap merupakan predisposisi yang dapat dipelajari dari respon yang konsisten terhadap objek tertentu. Mereka juga mengungkapkan bahwa sikap menunjukan posisi seseorang pada suatu dimensi evaluasi yang sifatnya bipolar yang berkaitan dengan suatu objek, tindakan atau kejadian.

Sikap ini juga dapat menyatakan perasaan individu yang bersifat positif maupun negatif terhadap objek.

Sikap terhadap tingkah laku merupakan hasil interaksi antara : a. Behavioral belief (tingkah laku yang diyakini), bahwa tingkah laku akan

menghasilkan akibat atau konsekuensi tertentu b. Outcome evaluation (evaliasi hasil), evaluasi individu terhadap akibat atau

konsekuensi tingkah laku tersebut.

Sikap merupakan fungsi dari sekumpulan belief (Fishbein & Ajzen,1980).

Jadi, belief yang mendasari sikap seseorang terhadap tingkah laku disebut sebagai behavioral belief. Behavioral belief berkaitan dengan tingkah laku yang menghasilkan kepuasan atau pada beberapa atribut lain seperti konsekuensi yang didapatkan dari tingkah laku tersebut. Contoh, Seseorang mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) untuk menghemat waktu (tingkah laku). Hal ini dapat menghemat waktu karena praktis dan membuatnya mengubah gaya hidup dengan membatasi diri mengkonsumsi beberapa makanan. Jadi, individu yakin bahwa menampilkan suatu tingkah laku tertentu akan membawa konsekuensi positif bagi dirinya, maka menampilkan tingkah laku tersebut akan menjadi suatu hal yang menyenangkan atau positif bagi individu tersebut, demikian pula sebaliknya.

2. Norma subyektif

Norma subjektif didefinisikan sebagai

The person’s perception’s about social pressure to perform or not to perform under consideration (Ajzen, 1988).

Norma subyektif merupakan persepsi seseorang mengenai tingkah laku yang diterima masyarakat atau sebaliknya. Norma ini berhubungan dengan pengaruh lingkungan sosial terhadap intensi untuk memunculkan perilaku tertentu. Jadi, norma ini merupakan persepsi seseorang terhadap pengaruh sosial untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tertentu.

Norma subyektif terdiri dari 2 (dua) komponen : a. Normative belief (kelompok rujukan yang diyakini) b. Motivation to comply (motivasi untuk mengikuti)

Norma ini didasari belief normatif (normative belief), yaitu belief- belief yang berhubungan dengan harapan dan keinginan orang lain tentang tingkah laku yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya tidak dilakukan (Ajzen, 1988). Jika seseorang yakin kebanyakan orang yang menjadi acuan mengaharapkannya untuk melakukan suatu tingkah laku tertentu maka orang itu cenderung terdorong untuk melakukan tingkah laku itu, dan sebaliknya.

Contohnya adalah orang-orang terdekatnya bepikir bahwa ia seharusnya membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) maka ia akan semakin mungkin mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC).

Kenyataannya bisa saja seseorang tidak memenuhi harapan orang lain tersebut. Motivation to comply merupakan motivasi seseorang untuk mengikuti harapan individu atau kelompok acuan. Belief-belief normatif dan motivation to comply akan membentuk norma subyektif (subyektive norms)

(Fishbein & Ajzen, 1975).

3. PBC (Perceived Behavior Control)

Dalam pengukuran intensi, Ajzen menambahkan faktor ketiga yaitu PBC,

PBC didefinisikan sebagai derajat kemudahan atau kesulitan yang dipersepsikan untuk melakukan suatu tingkah laku dan hal tersebut diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lampau (Ajzen,1988),

Ajzen juga menerangkan bahwa perceived behavior control terbentuk dari belief yang disebut control belief, dan belief ini sangat mempengaruhi intensi bahkan langsung mempengaruhi tingkah laku seseorang. Sebagian aturan umum, semakin favorable sikap dan norma subyektif terhadap suatu tingkah laku dan semakin besar perceived behavior control akan semakin besar pula intensi individu untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen,1988),

Sedangkan hubungan langsung perceived behavior control dengan tingkah laku diasumsikan mencerminkan kontrol nyata yang dimiliki individu untuk melakukan tingkah laku. Hubungan tersebut akan signifikan jika : a. Tingkah laku tersebut mempunyai aspek-aspek yang tidak sepenuhnya

berada dalam kontrol seseorang. b. Persepsi terhadap kontrol tingkah laku akurat.

Dalam perceived behavior control bahwa perceived behavior control terbentuk dari belief yang disebut sebagai control belief, dan belief jenis ini sangat mempengaruhi intensi dan tingkah laku seseorang (Ajzen,1988),

Sarwono (1999) memberikan contoh orang yang berniat menonton bioskop bisa tidak jadi menonton karena hujan, tidak ada kendaraan, dan letak bioskop jauh dari rumah.

2.2. Persepsi Tentang Fungsi Iklan Di Televisi

2.2.1. Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu perception yang berarti pengamatan. Dalam kamus psikologi perception berarti proses pengenalan atau pengidentifikasian sesuatu (Sitanggang, 1994). Menurut pendapat lain persepsi merupakan kemampuan untuk membeda-bedakan, memfokuskan objek-objek yang disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan (Sarwono, 2003).

Suharnan (2005) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasikan stimulus

(rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung.

Dalam buku psikologi umum dan perkembangannya, mendefinisikan persepsi atau pengamatan sebagai aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya

(Sabri, 1993).

Persepsi yang dikemukakan oleh Desiderato (dalam Rahmat, 2005) adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dari pendapat Jalaludin dapat dipahami bahwa persepsi itu merupakan sesuatu yang ada dilingkungannya yang kemudian ditafsirkan sesuai dengan pengetahuannya. Dalam buku psikologi sosial mendefinisikan persepsi sosial adalah kecenderungan untuk cepat melihat dan memahami perasaan- perasaan, sikap-sikap dan kebutuhan anggota kelompok (Gerungan, 1996).

Sedangkan menurut Robbins (2003),

Perception is a process by which individuals organize and interpret their sensory impressions in order to give meaning to their environment.

Persepsi adalah proses menghimpun dan menginterpretasikan kesan sensori, sehingga dapat memberi arti pada lingkungannya. Sedangkan menurut Davidoff (1981), persepsi merupakan proses yang mengorganisir dan menggabungkan alat-alat indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri.

Jadi, persepsi tentang fungsi iklan dalam penelitian ini adalah penilaian atau pandangan remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja

Bogor terhadap pandangan mereka tentang fungsi iklan fast food Kentucky

Fried Chicken (KFC) di televisi, dintara fungsi-fungsinya adalah sebagai pemberian informasi, meyakinkan, serta mengingatkan tentang produk itu sendiri terhadap intensi membeli mereka, baik pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan dalam hal ini adalah produk fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC). Dengan adanya persepsi maka seseorang dapat memberikan pendapat atau penilaian tentang suatu objek (KFC) yang menjadi perhatiannya, dan dengan adanya persepsi maka baik dan buruknya suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan kenyataan yang ada.

Versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) di televisi yang menjadi objek dalam penelitian adalah versi “KFC siap antar” yang diiklankan oleh artist Cut Tary bersama dengan keluarganya, dalam versi siap antar ini Tary datang untuk menghampiri keluarganya yang terdiri dari suami, dua orang anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, mereka sedang duduk asyik di ruang keluarga sambil menikmati ayam goreng KFC, Tary datang sambil berkata “soal rasa hanya KFC pilihan saya, untuk kemudahan KFC pesan antar andalannya, cukup telpon 14022.”

Setelah itu ketika Tary sampai dan duduk ditengah-tengah anaknya Tary mengatakan “semua kenikmatan siap diantar, praktis kan.” Kemudian ditampilkan satu piring daging ayam yang dengan penampilannya memancing selera makan, dan pada ayam goreng terdapat cryspy yang terlihat sangat renyah dengan daging-daging ayam yang lezat serta daging yang menumpuk disertai asap-asap sehingga tentunya membuat konsumen tergugah seleranya. Dipiring tersebut terdapat gambar kebanggaan KFC yaitu gambar kepala orang tua yang sudah terkenal, sedangkan dari awal hingga akhir dibagian pojok atas kiri iklan tersebut terdapat logo KFC.

Jadi versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) ini adalah versi siap antar, hanya dengan menelpon Call Center 14022 kenikmatan dan kehangatan menu-menu KFC kini dapat dirasakan dimanapun dan kapanpun anda berada. Menu KFC yang lebih variatif dengan harga terjangkau dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan selera konsumen.

Pemeran dalam iklan ini adalah seorang artist kelahiran aceh yang mempunyai multitalent ia adalah Cut Tary, selain model, pemain sinetron, ia pun merupakan salah satu presenter terkenal di televisi swasta. Tagline dalam iklan ini adalah “semua kenikmatan siap diantar, praktis kan.” Ciri lain yang paling menonjol adalah logo KFC itu sendiri yang di dalamnya terdapat kepala orang tua yang berjenggot yang muncul dari awal hingga akhir dilayar kaca televisi pojok atas sebelah kiri.

Gambar 1.1 Logo KFC

2.2.2. Persepsi Tentang Fungsi Iklan

Persepsi fungsi iklan disusun berdasarkan teori Desiderato (dalam Rahmat,

2005) dan secara umum periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksanaan beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Kotler (1987) membagi fungsi iklan menjadi 3

(tiga) : (1) informing (memberi informasi), (2) persuading (mempersuasi), (3) reminding (mengingatkan). persepsi fungsi iklan KFC di televisi disusun berdasarkan teori Desiderato (dalam Rahmat, 2005)

1) Periklanan informatif (informing)

Tujuan dari periklanan informatif adalah untuk membentuk permintaan pertama, serta iklan itu tersebut dapat memberikan informasi untuk konsumen dalam mengambil keputusan baik itu dari pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, yang isinya lebih ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang diiklankan, misalnya kegunaan, kualitas, harga, serta tentang citra perusahan itu sendiri.

2) Iklan persuasif (persuading atau meyakinkan)

Tujuan dari periklanan persuasif adalah untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu, sehingga iklan itu dapat meyakinkan konsumen baik dari segi pengalaman konsumen tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, periklanan jenis ini menggunakan komunikasi persuasif yang bernuansa membujuk atau merayu, dan juga lebih mengarahkan timbulnya dorongan-dorongan atau motivasi konsumen.

3) Iklan pengingat (reminding)

Tujuannya adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar, iklan ini menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen, dan konsumen selalu ingat baik dari pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, dimana iklan lebih mengingatkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar yaitu dengan adanya selogan atau jargon. 2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor berperan dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi,

Robbins (2003) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :

1. Perceiver (orang yang mempersepsi). Interpretasi seseorang terhadap

hal-hal yang terjadi dilingkungannya dipengaruhi oleh karakteristik

tersebut, antara lain adalah sikap, motif, minat, pengalaman, serta

harapan-harapannya.

2. Target (obyek persepsi). Karakteristik obyek persepsi akan

mempengaruhi persepsi. Obyek yang dipersepsikan tidak dipersepsi

sendiri, namun dilihat dari keterkaitan yang ada antara objek persepsi dan

lingkungan sekitarnya, seperti hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar

belakang, dan kedekatan.

3. Situation (situasi pada saat persepsi dilakukan). Situasi pada saat individu

mempersepsi objek persepsi juga berpengaruh, seperti waktu, keadaan

atau tempat kerja, dan keadaan sosial.

Ketika individu memandang ke obyek tertentu dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu pelaku persepsi itu sendiri. Di antara karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, serta harapan. Sebagai contoh jika Anda berfikir perwira polisi harus berwibawa, atau individu yang mengaku jabatan publik pasti tidak jujur, maka mungkin anda akan mempersepsikan mereka dalam cara ini tanpa memperdulikan ciri-ciri mereka yang sebenarnya.

Karakteristik-karakteristik target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Orang yang banyak berbicara kemungkinan akan mendapatkan perhatian lebih dari kelompok tertentu dari pada mereka yang pendiam.

Demikian pula individu-individu yang luar biasa menarik atau luar biasa tidak menarik. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan target tertentu dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecendrungan untuk mengelompokan benda-benda yang berdekatan atau yang mirip.

2.2.4. Pengertian Iklan

Institut praktisi periklanan Inggris mendefinisikan sebagai berikut : Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1996).

Periklanan adalah komunikasi komersial dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeksposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee & Carla Jhonson, 2007).

Iklan sering juga dikenal dengan sebutan advertensi yang merupakan penyesuaian kata dari kata dalam bahasa belanda adveretentie ialah reklame yang artinya memberitahu (Munandar, 2001). Dalam buku “American

Business” iklan adalah

Advertising is any form of paid impersonal presentation of goods, services, or ideas for the purpose of inducing people to buy or to act favorebl you what is called to their attention.

Meningkatkan produk adalah satu bentuk pembayaran, presentasi non personal atas barang-barang jasa atau ide-ide dengan tujuan membujuk konsumen untuk membeli atau berperilaku menguntungkan untuk menarik perhatian konsumen (Ferdinant & Mauser, 1982).

Sedangkan dalam buku Advertisting and promotion iklan adalah

Advertisting is defined as an paid form of nonpersonal communitation about on organization , product, service, or idea by an identified sponsor.

Iklan adalah sesuatu yang penting dari komunikasi yang bukan bersifat personal yang menyangkut organisasi, prediksi, pelayanan atau ide-ide yang berasal dari apa-apa yang dirancang oleh sponsor (Belch & Michel A. Blech,

2004).

Dari beberapa penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang sesuatu misalkan seperti produk fast food KFC, agar konsumen senantiasa membeli atau mengkonsumsi produk yang sedang dipasarkan.

Iklan ditelevisi mampu mengganggu emosi konsumen dengan menyuguhkan tayangan-tayangan yang menarik, penonton seakan dibuat tak berdaya dengan tampilan audio visual tersebut karena benar-benar di suguhkan dengan kemasan dan trik yang menarik sehingga terjadi ledakan besar yang membombardir konsumen yang menonton tayangan tersebut yang berdampak konsumen selalu memikirkan tayangan tersebut.

Karena sifat iklan itu adalah konsumsi satu arah maka artinya perusahaan sebagai produsen tidak dapat reaksi dari konsumen yang dituju oleh iklan itu.

Tiap kelompok konsumen dalam masyarakat memiliki kemampuan menangkap informasi dan pola perilaku yang berlainan, oleh karena itu kebijakan periklanan ini harus disusun secara cermat agar pesan iklan yang dikonsumsi dapat mencapai konsumen yang menjadi target periklanan tersebut. Dalam membuat program iklan manajer perusahaan harus selalu memulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli.

Selanjutnya Kotler dan kawan-kawan membuat lima keputusan yang disebut

5 (lima) M dalam pembuatan program periklanan :

1. Mission (Misi) : Apakah tujuan periklanan?

2. Money (Uang) : Berapa banyak yang dapat dibelanjakan?

3. Message (Pesan) : Pesan apa yang harus disampaikan?

4. Media (Media) : Media apa yang digunakan?

5. Mesuarment (Pengukuran) : Bagaimana mengevaluasi hasilnya? (Kotler.

Dkk, 2000).

2.2.5. Keputusan-Keputusan Utama Dalam Iklan

Dalam periklanan tentunya ada 5 (lima) keputusan penting dalam mengembangkan suatu program periklanan yang harus diambil oleh manajemen pemasar (Kotler, 1987). Keputusan-keputusan tersebut yaitu :

1. Penetapan Sasaran

Dalam membuat program periklanan adalah menetapkan sasaran periklanan.

Sasaran periklanan dapat diklasifikasikan menurut 3 (tiga) fungsinya : apakah untuk menginformasikan, membujuk atau mengingatkan. a) Periklanan informatif (informing)

Tujuan dari periklanan informatif adalah untuk membentuk permintaan pertama. Isinya lebih ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang di iklankan, misalnya kegunaan, kualitas, harga, ukuran atau tentang citra perusahan itu sendiri. Untuk mengkomunikasikan pesan-pesan itu, kalangan pengiklan bisa menggunakan daya tarik emosional yaitu dengan menyentuh rasa senang, gembira, kasihan, gengsi, takut sedih dll, atau daya tarik rasional dengan memberi informasi tentang kelebihan dan kekurangan suatu produk.

b) Iklan persuasif (persuading atau meyakinkan)

Tujuan dari periklanan persuasif adalah untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu. Periklanan jenis ini menggunakan komunikasi persuasif yang bernunsa membujuk atau merayu, dan juga lebih mengarahkan timbulnya dorongan-dorongan atau motivasi konsumen.

c) Iklan pengingat (reminding)

Tujuannya adalah untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar, ini sangat penting dalam tahap produksi yang telah mapan untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut dimana iklan lebih meyakinkan pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar yaitu dengan adanya selogan atau jargon. Akan tetapi pada saat sekarang ini tingkat pendidikan masyarakat semakin meningkat sehingga cara berfikir masyarakat juga semakin maju dan semakin kritis. Masyarakat yang pendidikannya maju akan menyadari pola hidup pragmatis, menyukai produk yang mudah dikonsumsi dan menyehatkan yang diproduksi oleh produsen yang mempunyai tanggung jawab kepada konsumen dan masyarakat. Oleh sebab itu keberhasilan iklan fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC) dapat dilihat dari kemampuan iklan dalam meningkatkan dan mendidik masyarakat mengenai pola hidup yang sehat, yang disesuaikan dengan norma yang berlaku yang ada di Indonesia.

2. Keputusan Mengenai Anggaran

Setelah menentukan tujuan dalam iklan, kemudian suatu perusahaan dapat membuat anggaran periklanan untuk tiap produk. Peran periklanan adalah meningkatkan permintaan atas produk tersebut.

Ada 5 (lima) faktor yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran periklanan. Tahap dalam siklus produk pada umumnya produk yang baru mendapat anggaran iklan yang besar, agar pelanggan mencoba produk tersebut dan juga supaya membangun kesadaran pelanggan : a) Tahap dalam siklus hidup produk b) Pangsa pasar dan basis konsumen c) Persaingan dan gangguan d) Frekuensi periklanan e) Kemungkinan substitusi produk

3. Keputusan Mengenai Pesan

Berdasarkan sasaran dan anggaran periklanan yang sudah ditetapkan produsen harus mengembangkan suatu strategi yang kreatif. Ada 3 (tiga) tahapan yang harus ditempuh oleh pengiklan :

a) Pembangkitan pesan

Orang yang kreatif harus meggunakan berbagai metode untuk membangkitkan pesan gagasan iklan guna mencapai sasaran periklanannya.

Orang yang kreatif banyak memperoleh secara induktif dengan bercakap- cakap dengan konsumen, para ahli, dan pesaing, dan ada juga dari orang kreatif lainnya.

b) Evaluasi dan pemilihan pesan

Pengiklan harus mengevaluasi pesan-pesan yang mungkin bisa digunakan,

Twedt menganjurkan agar pesan dinilai dan di evaluasi atas keteringinan, ke ekslusifan, dan keterpercayaan.

c) Penyampaian pesan

Penyampaian pesan dapat sangat menentukan bagi produk-produk yang sangat serupa seperti fast food KFC. Pengiklan harus menempatkan pesan dengan cara sedemikian rupa sehingga mampu merebut minat dan perhatian audiens sasaran.

4. Keputusan Mengenai Media

Tugas pengiklan berikutnya adalah memilih media periklanan untuk menyampaikan pesan periklanan. Langkah-langkah yang diperlukan mencakup :

1) Keputusan mengenai jangkauan, frekuensi, dan dampak.

2) Pemilihan diantara jenis-jenis media utama, seperti surat kabar, TV, pos

langsung, radio, dan majalah.

3) Pemilihan sarana media spesifik.

4) Keputusan mengenai jadual waktu media.

5. Evaluasi periklanan

Program periklanan harus di evaluasi secara terus menerus. Para peneliti menggunakan beberapa tehnik untuk mengukur pengaruh periklanan terhadap komunikasi dan penjualan.

1) Riset pengaruh komunikasi : Riset ini berusaha menentukan apakah

sebuah iklan berkomunikasi secara efektif. Disebut pengujian naskah, hal ini dapat dilakukan sebelum iklan ditempatkan pada media sesungguhnya

dan setelah iklan tersebut dicetak atau di siarkan.

2) Riset pengaruh penjualan : Riset ini membantu para pengiklan menilai

efek komunikasi dari sebuah iklan namun sedikit sekali mengungkapakan

tentang dampak penjualannya.

2.2.6. Efektivitas Iklan

Tinggi rendahnya tingkat efektivitas iklan ditentukan oleh cara-cara yang digunakan oleh produsen dalam mengiklankan produknya. Menurut Burt sumbangan psikolog dalam bidang periklanan terutama berkaitan dengan daya tarik yang digunakan untuk membujuk calon konsumen untuk membeli, dengan mengendalikan perhatiannya dan memberi kesan yang disimpan dalam ingatannya sehingga bila dibutuhkan produk tersebut muncullah merek produk tersebut dari ingatannya (Munandar, 2001).

Faktor yang ikut menentukan tingkat evektivitas iklan ialah yang diakronimkan sebagai AIDA, yang artinya :

1) Attention, pertama-tama iklan harus dapat menarik perhatian calon

konsumen.

2) Interest, setelah calon konsumen mulai tertarik pada iklan diharapkan ia

mau membaca iklannya. 3) Desire, setelah membaca diharapka konsumen mau atau akan timbul

keinginannya untuk membeli produk yang ditawarkan. Iklan hendaknya

memberi keyakinan bahwa produk yang ditawarkan akan memenuhi

kebutuhan dan harapannya.

4) Action, dengan timbulnya keinginan para calon konsumen untuk membeli

produk yang ditawarkan, telah terbentuk pula sikap yang positif terhadap

produk tersebut (Munandar, 2001).

2.2.7. Kelebihan dan Kekurangan Iklan Televisi

Televisi merupakan media utama, melalui TV mereka dapat memamerkan keindahan suara dan peragaan penyanyi yang tampil (Jefkins, 1997). Televisi juga adalah sesuatu yang terbaik dalam citra dan simbol komunikasi karena mampu meragakan penggunaan produk dan reaksi konsumen, TV juga memiliki jangkauan yang sangat luas. Selama lebih dari 40 tahun, TV menjadi media paling berpengaruh di dunia meskipun ukuran khalayak TV jaringan telah menurun dalam dekade terakhir.

Sebuah jajak pendapat tahun 1997 menunjukkan pengurangan bertahap cengkraman televisi di atas waktu luang Amerika, penonton TV sebagai pilihan waktu luang turun 6% dari tahun 1995 dibanding dengan tiadanya perubahan pada mereka mengenai hobi membaca, berjalan-jalan, dan berkumpul bersama keluarga sebagai pilihan-pilihan waktu luang (Lee & Jhonson, 2007). Akan tetapi meskipun demikian TV tetap menjadi periklanan dengan jangkauan terluas. Uraian kelebihan-kelebihan televisi sebagai media ini berlaku dimana saja, tidak hanya itu iklan televisi begitu berpengaruh sehingga terkesan sebagai media iklan yang paling efektif, selain memiliki kelebihan-kelebihan iklan televisi juga diliputi oleh berbagai kelemahan dan keterbatasan. Dibawah ini akan diuraikan kelebihan dan kekurangan televisi.

Kelebihan Iklan Televisi Secara Umum (Jefkins, 1996) : a. Kesan realistik. Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi

warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan televisi nampak begitu hidup

dan nyata. b. Masyarakat lebih tanggap. Karena iklan di televisi disiarkan di rumah-

rumah disuasana yang serba santai atau kreatif maka masyarakat lebih

siap untuk memberikan perhatian. c. Repetisi atau pengulangan. Iklan televisi bisa ditayangkan hingga

beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang

memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam

frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit. d. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking)

yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat e. Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau

kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen, iklan televisi

merupakan sesuatu yang membuat dagangan mereka laku. f. Terkait erat dengan media lain. Iklan televisi mungkin saja terlupakan

begitu cepat akan tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan

memadukannya pada wahana iklan lain.

Kelemahan Iklan Televisi (Jefkins, 1996) : a. Televisi cendrung menjangkau pemirsa secra massal, sehingga pemilihan

(untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit

dilakukan. b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap

mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka lagi-lagi

televisi tidak akan bisa menandingi media pers. c. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil

menonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan siaran

radio. d. Karena pemirsanya yang sulit di pilih-pilih itu, maka iklan televisi justru

terbilang mahal. e. Karena pembutan iklan televisi butuh waktu yang cukup lama, mak ia

tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat

yang harus segera mungkin disiarkan. f. Di negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang

jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya mungkin cukup rendah

sehingga memungkinkan di tayangkannya iklan yang panjang atau yang

berulang-ulang, sehingga mungkin membuat pemirsa merasa bosan. g. Kesalahan khusus yang dibuat oleh produser iklan televisi, menurut

Virginia Matthews yang menulis tentang masalah ini di Mareketing Week

(06 Agustus 1993), adalah menggunakan penyajian atau model yang

sama sebagaimana para pengiklan yang lain.

2.3. Kerangka Berpikir

Kebiasaan mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada akhir-akhir ini meningkat drastis dari waktu kewaktu. Masyarakat khususnya

Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor, termasuk mereka yang mengkonsumsinya. Ada banyak faktor yang memicu masyarakat untuk memutuskan membeli produk fast food Kentucky Fried

Chicken (KFC) tersebut, salah satunya adalah adanya sistem informasi dalam bentuk iklan yang mengandung unsur informatif, persuasif, serta meningatkan yang dapat mempengaruhi dan juga lebih mengarahkan timbulnya dorongan-dorongan dan motivasi sehingga konsumen tergugah dan tertarik untuk memutuskan membeli serta mengkonsumsi fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC) tersebut.

Cara iklan ini merupakan cara memanfaatkan kredibilitas suatu produk melalui tokoh, artis atau figur yang dianggap mempunyai sugesti kuat yang bisa mempengaruhi dan menarik konsumen untuk membentuk atau mengubah sikap netral menjadi sikap positif terhadap produk yang ditawarkan.

Versi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) di televisi yang menjadi objek dalam penelitian adalah versi “KFC siap antar” yang diiklankan oleh artist Cut Tary bersama dengan keluarganya, dalam versi siap antar ini Tary datang untuk menghampiri keluarganya yang terdiri dari suami, dua orang anak yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, mereka sedang duduk asyik di ruang keluarga sambil menikmati ayam goreng KFC, Tary datang sambil berbicara “soal rasa hanya KFC pilihan saya, untuk kemudahan KFC pesan antar andalannya, cukup telpon 14022”.

Setelah itu ketika Tary sampai dan duduk di tengah-tengah anaknya, Tary mengatakan “semua kenikmatan siap diantar, praktis kan.” Kemudian ditampilkan satu piring daging ayam yang dengan penampilannya memancing selera makan, dan pada ayam goreng terdapat cryspy yang terlihat sangat renyah dengan daging-daging ayam yang lezat serta daging yang menumpuk disertai asap-asap sehingga tentunya membuat konsumen tergugah seleranya. Pada wadah tempat daging tersebut terdapat gambar kebanggaan KFC yaitu gambar kepala orang tua yang sudah terkenal, sedangkan dari awal hingga akhir dibagian pojok atas kiri iklan tersebut terdapat logo KFC.

Persepsi tentang fungsi Iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) secara tidak langsung mendorong konsumen seperti Remaja Majlis Dzikir Dan

Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor untuk bereksperimen dengan rasa, dan kenikmatan serta kelezatan bahkan kemasan atau bentuk makanan yang berbeda-beda dengan cara mencoba fast food Kentucky Fried Chicken

(KFC) itu sendiri.

Oleh karena itu jika iklan fast food Kentucky Fried Chicken yang ditampilkan dapat mengetahui aspek mana yang dapat membuat seseorang remaja memiliki intensi untuk membeli maka Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan

Forum Silaturahmi Remaja Bogor pasti akan mengambil sikap untuk membeli produk fast food Kentucky Fried Chicken tersebut.

Kemampuan iklan untuk menciptakan perubahan sikap yang menyokong terhadap suatu produk mungkin sering bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) itu sendiri. Iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) yang ditawarkan kemudian disukai dapat menghasilkan sikap yang positif sehingga pada akhirnya konsumen tertarik untuk mengkonsumsi fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) tersebut, sedangkan iklan fast food yang tidak menarik akan menimbulkan dampak negatif bagi konsumen sehingga konsumen malas dan enggan untuk mengkonsumsinya.

Akan tetapi sebenarnya pengiklanan membuat iklan efek persuasif dari pengulangan pesan yang memiliki hubungan yang positif sehingga konsumen terus mengkonsumsi produk tersebut. Memang jelas bahwa perilaku membeli ini adalah perilaku yang beralasan tetapi sering kali intensi membeli fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC) itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional. Dalam hal konsumsi misalkan, intensi membeli fast food Kentucky

Fried Chicken (KFC) pada remaja ini didasarkan pada norma subjektif, norma ini berhubungan dengan lingkungan sosial terhadap tingkah laku. Jika berbagai pihak seperti keluarga, masyarakat, idola atau rujukan mereka dianggap sebagai pihak-pihak yang berpengaruh dalam intensi seseoarang dan pihak-pihak tersebut memiliki harapan atas intensinya yaitu untuk mengkonsumsi produk fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) maka remaja tersebut akan mengkonsumsi produk fast food Kentucky Fried Chicken

(KFC). Hal ini dipengaruhi oleh iklan yang menampilkan figur atau idola mereka yang kemungkinan besar dapat berpengaruh pula dalam hal untuk melakukan tindakan membeli.

Dalam hal ini faktor sosial yang lebih berperan dari pada faktor pribadi dalam mewujudkan intensi membeli tersebut, akan tetapi bisa juga seorang remaja memiliki intensi membeli fast food karena sesuai dengan pengalaman serta gaya hidup atau kebutuhannya. Misalkan remaja tersebut memang suka dengan makanan tersebut karena praktis dan remaja ini memang pada tempat tinggalnya tidak pernah memasak atau dia memang tinggal sendiri dan bisa juga remaja tersebut kost, maka ia cendrung tidak akan memiliki intensi yang kuat untuk tidak membeli fast food tersebut, walaupun ia memiliki sikap yang positif terhadap produk tersebut dan percaya bahwa orang-orang yang penting bagi dirinya tidak menghalangi dia untuk membeli fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC). Hal ini menunjukan adanya hubungan antara

PBC dengan intensi tanpa diperantarai oleh sikap terhadap tingkah laku dan norma subjektif.

maka dapat dilihat pengaruh antara persepsi tentang fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) pada

Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor sebagai berikut.

X Y Remaja Majlis Dzikir Persepsi Tentang Fungsi Intensi Membeli : dan Tawasulan Forum Iklan : - Sikap Silaturahmi Remaja - Menginformasikan - Norma Subjektif Bogor - Meyakinkan - PBC - Mengingatkan

Dari bagan di atas maka dapat dijelaskan bahwa persepsi tentang fungsi iklan Kentucky Fried Chicken (KFC) di televisi dapat menjelaskan intensi membeli pada Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi

Remaja Bogor.

2.4. Pengajuan Hipotesis

Untuk pengujian apakah ada pengaruh antar independen variabel dan dependen variabel dilakukan pengujian, yaitu :

Ha : Ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky Fried

Chicken (KFC) di televisi terhadap intensi membeli pada Remaja Majlis

Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

Ho : Tidak ada pengaruh persepsi tentang fungsi iklan fast food Kentucky

Fried Chicken (KFC) di televisi terhadap intensi membeli pada Remaja

Majlis Dzikir Dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuntitatif. Penelitian dengan kuntitatif dan metode yang digunakan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika, menurut

Umar pendekatan kuantitatif salah satu pendekatan dengan penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh (Salam & Aripin, 2006).

3.1.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang dapat diukur dan diamati yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai-nilai (Hasan, 2002). Jadi variabel adalah objek penelitian yang menjadi perhatian suatu penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu :

Variabel 1 : Persepsi tentang fungsi iklan

Variabel 2 : Intensi membeli

3.1.3. Definisi Konseptual a. Persepsi tentang fungsi iklan adalah suatu pengalaman tentang objek,

peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan tentang suatu bentuk komunikasi untuk

menyampaikan pesan kepada khalayak ramai tentang sesuatu, dengan

menampilkan fungsi iklan itu sendiri seperti untuk menginformasikan,

meyakinkan serta megingatkan. b. Intensi membeli adalah setiap perilaku membeli seseorang yang bebas

yang ditentukan oleh kemampuan sendiri yang selalu didahului oleh niat.

3.1.4. Definisi Operasional

Definisi operasioanal adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur (Kountur, 2005).

a. Persepsi tentang fungsi iklan

Dalam penelitian ini, persepsi tentang fungsi iklan dilihat dalam 3 (tiga) fungsi. Fungsi-fungsi iklan diambil dari Kotler (1987). Sementara Persepsi diambil dari Desiderato (dalam Rahmat, 2005).

1) Periklanan informatif (informing) adalah untuk membentuk permintaan

pertama, serta iklan itu tersebut dapat memberikan informasi untuk

konsumen dalam mengambil keputusan baik itu dari pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, yang Isinya

lebih ditekankan mengenai informasi produk atau jasa yang di

iklankan, seperti kualitas, harga dan citra perusahaan.

2) Iklan persuasif (persuading) adalah untuk membentuk permintaan

selektif untuk suatu merek tertentu, sehingga iklan itu dapat

meyakinkan konsumen baik dari segi pengalaman konsumen tentang

objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, seperti rayuan dan

motivasi konsumen.

3) Iklan pengingat (reminding) adalah untuk meyakinkan pembeli bahwa

mereka telah melakukan pilihan yang benar, iklan ini menjaga agar

merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen, dan

konsumen selalu ingat baik dari pengalaman tentang objek, peristiwa

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan, dimana iklan lebih mengingatkan

pembeli bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar, seperti

selogan atau jargon.

b. Intensi membeli

Dalam penelitian ini, variabel intensi membeli dilihat dari 3 (tiga) aspek.

1) Sikap (attitude) merupakan predisposisi yang dapat dipelajari dari

respon yang konsisten terhadap objek tertentu (Fishbein &

Ajzen,1975).

i. Behaviour belief (tingkah laku yang diyakini)

ii. Outcome evaluation (evaluasi hasil)

2) Norma subyektif merupakan persepsi seseorang mengenai tingkah

laku yang diterima masyarakat atau sebaliknya (Ajzen, 1988).

i. Normative belief (kelompok rujukan yang diyakini)

ii. Motivation to comply (motivasi untuk mngikuti)

3) Percaived Behaviour Control (PBC) merupakan derajat kemudahan

atau kesulitan yang dipersepsikan untuk melakukan suatu tingkah laku

dan hal tersebut diasumsikan mencerminkan pengalaman masa

lampau (Ajzen,1988).

i. Perceived Behavior Control Belief (PBCB)

3.2. Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002).

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah Remaja Majlis Dzikir Dan Tawasul Forum Silaturahmi Remaja Bogor adalah remaja yang berusia antara 14-21 Tahun, serta yang pernah dan sering menonton iklan fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC) dan mengkonsumsi produk fast food Kentucky

Fried Chicken (KFC) itu sendiri.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambail melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002). Dalam buku yang lain sampel diartikan juga sebagai himpunan bagian dari populasi atau elemen populasi (Salam &

Aripin, 2006).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 45 orang remaja Majlis

Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor, yang berlokasi di

Jalan Baru Kukupu RT.003/007 kelurahan Cibadak Kecamatan Tanah Sareal

Kota Bogor 16166.

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sampel jenuh.

Adapun yang dimaksud dengan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunkan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi reklatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil (Sugiono, 2008). Maka dalam populasi ini berjumlah 45 orang yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala.

3.3.1. Metode dan Instrumen Penelitian

Agar mengungkap masalah dalam penelitian tentang persepsi iklan fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC) dan intensi membeli, maka akan digunakan skala. Bentuk skala yang akan digunaklan adalah skala Likert, skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian

(fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang (Hasan, 2002). Dalam menggunakan skala Likert, responden diberikan 4 (empat) pilihan dalam berespon, yaitu :

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju

(STS). Selain itu peneliti juga membagi 2 (dua) kategori item pertanyaan, yaitu favorabel dan unfavorabel dan menentukan bobot nilai sebagai berikut :

Tebel 3.1.

Nilai Skor Jawaban

Sangat Tidak Tidak Setuju Setuju Sangat Pernyataan Setuju (STS) (TS) (S) Setuju (SS)

Favorabel 1 2 3 4

Unfavorable 4 3 2 1

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrument sebagai alat pengumpulan data, yaitu :

1. Skala intensi membeli disusun berdasarkan teori intensi oleh Fishbein &

Ajzen (1975) dan Ajzen (1988) dengan menggunakan skala model Likert.

Adapun field testnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Blue Print Field Test Skala Intensi Membeli

Item

No. Indikator Sub indikator Fav Unfav Total

1. Sikap 1. Behaviour belief 9,17,26, 27,39 6

(tingkah laku yang 38

diyakini) 2. Outcome 11,19,29 20 4

evaluation

(evaluasi hasil)

2. Norma 1. Normative belief 5,13,21, 14,33,42 8

subyektif (kelompok rujukan 32,41

yang diyakini)

2. Motivation to 7,15,23, 8,24,36 7

comply (motivasi 35

untuk Mengikuti)

3. PBC 1. perceived 25,37,40, 4

(Perceived Behavior Control 47

Behavior Belief (PBCB)

Control)

TOTAL 20 9 29

Detil item skala ini dapat dilihat pada lamiran 5.

2. Skala persepsi fungsi iklan KFC di televisi disusun berdasarkan teori

Desiderato (dalam Rahmat, 2005) dan Kotler (1987) dengan

menggunakan skala model Likert. Adapun field testnya adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.3.

Blue Print Field Test Skala Persepsi Fungsi Iklan KFC

Item

No. Dimensi Persepsi Indikator Fav Unfav Total

1. Mengalami Pengetahuan 1,15,3,17 4,20 8

tentang informasi ,5,19

iklan

2. Menyimpulkan Keyakinkan akan 7,21,9,23 22,10,24 7

informasi

3. Menafsirkan Mengingat akan 11,13 14 3

iklan

TOTAL 11 6 18

Detil item skala ini dapat dilihat pada lamiran 5.

3.3.2. Teknik Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Skala

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apabila mengungkap apa yang ingin diukur (Salam & Aripin, 2006). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya. Dalam uji validitas digunakan rumusan penghitungan analisis regresi yang dikemukana oleh Pearson dengan menggunakan SPSS Versi

16.00 for windows.

2. Uji Reliabilitas Skala

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat mengahasilkan data yang reiliabel, ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh yang relatif sama. Untuk menghitung relibilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas) akan digunakan tehnik Alpaha

Cronbach, dengan menggunakan SPSS Versi 16.00 for windows.

Tabel 3.4.

Kaidah Klasifikasi Uji Reliabilitas

Nilai Status

>0.90 Sangat Reliabel

0.70-0.89 Reliabel

0.40-0.69 Cukup Reliabel

0.40-0.39 Kurang Reliabel

3.3.3. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrument dengan jumlah total keseluruhan item sebanyak 74 item dari dua skala yaitu skala persepsi iklan yang berjumlah 24 item dan skala intensi membeli berjumlah

50 item. Uji instrumen diberikan kepada 37 orang Remaja Majlis

Baiturrahman Bogor Barat. Alasan memilih tempat tersebut adalah Remaja

Majlis Baiturrahman mempunyai karakteristik yang sama karena sama-sama segmen remaja, suka mengonsumsi fast food dan berada dibawah koordinasi

Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor yang berada dikawasan Bogor Tanah Sareal.

Adapun tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan dengan maksud :

1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam

menyelesaikan pengisian instrumen.

2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-item

yang diberikan.

3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item diolah dengan skor

total.

4. Mengetahui tingkat reliabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat

reliabilitas skala tersebut.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam penelitian, yaitu uji validitas skala persepsi fungsi iklan dan uji validitas skala intensi membeli. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi, dan dalam penghitungannya menggunakan program SPSS Versi

16.00 for windows. Data yang telah diolah melalui perhitungan uji validitas memiliki koefisien validitas masing-masing.

Pada skala persepsi fungsi iklan fast food KFC, dari 24 item yang diuji cobakan terdapat 18 item yang valid dan sisanya 6 item yang tidak valid.

Sedangkan pada skala intensi membeli, dari 50 item yang diuji cobakan terdapat 29 item yang valid dan sisanya 21 item tidak valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS Versi

16.00 for windows. Pengujian instrumen dilakukan pada item-item yang valid dari setiap skala penelitian. Pada skala persepsi iklan fast food Kentucky

Fried Chicken (KFC) yang berjumlah 18 item dan pada skala intensi membeli yang berjumlah 29 item. Dari hasil hitungan uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.5.

Koefeisien Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen Koefisien Alpha Cronbach Keterangan

Persepsi Fungsi Iklan KFC 0,797 Reliabel

Intensi Membeli 0,809 Reliabel

Dari perhitungan menggunakan program SPSS Versi 16.00 for windows didapat Alpha Cronbach sebesar 0,797 untuk skala persepsi fungsi iklan KFC dengan kriteria reliabel, dan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,809 untuk skala intensi membeli dengan kriteria reliabel.

3.3.4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi. Hasil regresi diinterpretasikan dengan menggunakan F tabel dan mengacu pada kelompok signifikan 5%. Jika hasil F hitung > F tabel, maka regresi dianggap Ha ada sumbangan dan Ho tidak ada sumbangan.

3.3.5. Prosedur Penelitian

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, maka peneliti merancang langkah- langkah prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta keberhasilan penelitian. Pengertian prosedur penelitian itu sendiri adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian (Hasan, 2002). Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan Penelitian

Pada tahapan ini peneliti mengawali penelitian dengan mempersiapkan

rancangan penelitian seperti mencari fenomena disekitar lingkungan yang

terjadi, pemilihan judul, membuat latar belakang, mencari referensi seperti

buku-buku atau sumber lain yang mendukung dengan penelitian ini,

perumusan dan batasan masalah serta hipotesis.

2. Tahap Pengambilan Data

a. Menentukan populasi dan sampel penelitian

b. Melakukan try out di Majlis Baiturrahman yang beralamat di JL. Curug

Induk RT. 005/013 Kel. Curug Induk Kec. Bogor Barat pada tanggal 21

- 22 Februari 2010. Uji coba ini dilakukan dengan cara menyebar

angket skala persepsi fungsi iklan KFC dan skala intensi membeli.

Setelah melakukan uji coba, peneliti melanjutkan dengan melakukan

pengujian validitas dan reliabilitas.

c. Mengumpulkan data yang sesungguhnya dilakukan pada tanggal 23 -

24 Februari 2010 di aula Majlis Dzikir Dan Tawasul Forum Silaturahmi

Remaja Bogor yang beralamat di JL. Baru Kukupu RT. 003/007 Kel. Cibadak Kec. Tanah Sareal Kota Bogor 16166. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan skala yang sudah terevisi dari hasil uji

sebelumnya.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Setelah data penelitian terkumpul maka peneliti melakukan skoring

terhadap hasil angket yang telah diisi oleh masing-masing responden

penelitian.

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh kemudian

dibuat tabel data.

c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian dan analisis regresi antara variabel

penelitian.

4. Tahap Pembahasan

a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik

berdasarkan teori.

b. Menggunakan kesimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan

data penunjang yang diperoleh.

BAB IV

PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan adalah Remaja Majlis Dzikir dan

Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Majlis Dzikir ini adalah sebuah suatu organisasi masyarakat yang bersifat islami yang di dalamnya menghimpun remaja, dimana remaja merupakan penerus bangsa yang mengisi kehidupan dizaman modern dan menerapkan produk modernisasi kearah yang positif. Gambaran umum subjek penelitian ini diuraikan secara rinci dibawah ini, yaitu berupa gambaran umum frekuensi dari usia subjek, jenis kelamin, pendidikan terakhir, serta berdasarkan pendapatan mereka perbulan adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Subjek

Dari hasil subjek sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan usia subjek

dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1.

Kategori Sampel Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1. 14-16 Tahun 25 55.56 %

2. 17-19 Tahun 13 28.88 %

3. 20-21 Tahun 7 15.56 %

TOTAL 45 100 %

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sampel penelitian berdasarkan usia

subjek 14-16 Tahun lebih tinggi dengan hasil perstentase sebesar 55.56

% dengan jumlah responden sebanyak 25 orang, dan subjek yang berusia

17-19 Tahun sebesar 28.88 % dengan jumlah responden sebanyak 13

orang, dan subjek yang berusia 20-21 Tahun sebesar 15.56 % dengan

jumlah responden sebanyak 7 orang.

2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan jenis

kelamin responden dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2.

Kategori Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis kelamin Jumlah Persentase

1. Pria 22 48.89 %

2. Wanita 23 51.11 %

TOTAL 45 100 %

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data sebanyak 45

orang, maka jenis kelamin wanita lebih tinggi dengan nilai persentase

sebesar 48.89 % dengan jumlah responden sebanyak 23 orang, dan yang

berjenis kelamin pria sebesar 51.11 % dengan jumlah responden

sebanyak 22 orang.

3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan

pendidikan terakhir responden dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.3.

Gambaran umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase 1. SLTP/MTs 18 40.00%

2. SLTA/MA 21 46.67 %

3. D1/D2/D3 4 8.89 %

4. S1 2 4.44 %

TOTAL 45 100 %

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data di atas,

SLTA/MA lebih tinggi dengan persentase sebesar 46.67 % dengan jumlah

responden sebanyak 21 orang, pendidikan terakhir SLTP/MTs sebesar

40.00 % dengan jumlah responden sebanyak 18 orang, pendidikan

terakhir D1/D2/D3 sebesar 8.89 % dengan jumlah responden sebanyak 4

orang, pendidikan terakhir S1 sebesar 4.44 % dengan jumlah responden

sebanyak 2 orang.

4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Dari hasil responden sebanyak 45 orang, maka dapat dijelaskan

Pendapatan Perbulan responden dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4.

Kategori Sampel Berdasarkan Pendapatan Per bulan No. Pendapatan Jumlah Persentase

1. < 150 000 4 8.89 %

2. 150 000 – 200 000 12 26.67 %

3. 200 001 – 400 000 13 28.89%

4. 400 001 – 600 000 10 2.22 %

5. > 600 000 6 13.33 %

TOTAL 45 100 %

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa dari hasil persentase data di atas, pendapatan per bulan sebesar Rp. 200 001 – 400 000 lebih banyak dengan persentase sebesar 28.89 % dengan jumlah responden sebanyak

13 orang, pendapatan sebesar Rp. 150 000 - 200 000 dengan persentase

26.67 % dengan jumlah responden sebanyak 12 orang, pendapatan sebesar Rp. 400 001 – 600 000 dengan persentase 2.22 % dengan jumlah responden sebanyak 10 orang, pendapatan sebesar Rp. > 600

000 dengan persentase 13.33 % dengan jumlah responden sebanyak 6 orang, pendapatan sebesar Rp. < 150 000 dengan persentase 8.89 % dengan jumlah responden 4 orang.

4.1.1. Gambaran Intensi Membeli

Peneliti menentukan tingkat intensi membeli dan persepsi fungsi iklan KFC.

Untuk memudahkan menghitung nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar

deviasi, dan jumlah total (sum), peneliti menggunakan hitungan komputer

dengan program SPSS versi 16.00 for windows.

Untuk skala intensi membeli remaja terdiri dari 29 item, didapatkan nilai

minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total (sum),

sebagai berikut :

Tabel 4.5. Nilai Minimum, Maksimum, Sum, Mean, Standar Deviasi Intensi Membeli

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation intensi 45 67,00 102,00 3889,00 86,4222 7,18739 Valid N (listwise) 45

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai minimum untuk intensi membeli

sebesar 67.00, maksimum sebesar 102.00, jumlah intensi membeli keseluruhan sebesar 3889.00, rata-rata intensi membeli sebesar 86.4222 dan

standar deviasi sebesar 7.18739.

Peneliti menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnosis kualitas

intensi membeli dengan persepsi fungsi iklan yaitu rendah, sedang, tinggi.

Norma kategorisasi yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 4.6. Norma Kategorisasi Klasifikasi Interval Rendah X < (µ - 1,0 б) Sedang (µ - 1,0 б) ≤ X < (µ + 1,0 б) Tinggi (µ + 1,0 б) ≤ X

Keterangan :

X = Skor

µ = Mean

б = Standar Deviasi

Maka diperoleh kategori sebagai berikut :

Tabel 4.7. Kategorisasi Intensi Membeli Kategori Skor Frekuensi Persentase Rendah < 79 6 13.33 % Sedang 79 - 94 33 73.34 % Tinggi > 94 6 13.33 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden terdapat 6 responden

atau 13.33 % yang memiliki kategori rendah, 33 responden atau 73.34 %

kategori sedang dan 6 responden atau 13.33 % kategori tinggi. Ternyata

intensi membeli sebagian besar remaja masuk dalam kategori sedang.

4.1.2. Gambaran Persepsi Fungsi Iklan

Untuk skala persepsi fungsi iklan terdiri atas 18 item, didapatkan nilai

minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan jumlah total (sum),

sebagai berikut :

Tabel 4.8. Nilai minimum, maksimum, sum, mean, standar deviasi persepsi fungsi iklan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation iklan 45 40,00 72,00 2536,00 56,3556 6,50229 Valid N (listwise) 45

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai minimum untuk persepsi fungsi

iklan sebesar 40.00, maksimum sebesar 72.00, jumlah persepsi fungsi iklan

keseluruhan sebesar 2536.00, rata-rata persepsi fungsi iklan sebesar

56.3556 dan standar deviasi sebesar 6.50229.

Peneliti menggolongkan responden ke dalam 3 kategori diagnosis kualitas

persepsi fungsi iklan yaitu rendah, sedang, tinggi. Norma kategorisasi yang

digunakan sebagai berikut.

Maka diperoleh kategori sabagai berikut :

Tabel 4.9. Norma Kategorisasi Klasifikasi Interval Rendah X < (µ - 1,0 б) Sedang (µ - 1,0 б) ≤ X < (µ + 1,0 б) Tinggi (µ + 1,0 б) ≤ X

Keterangan :

X = Skor µ = Mean

б = Standar Deviasi

Maka diperoleh kategori sebagai berikut :

Tabel 4.10. Kategorisasi Persepsi Fungsi Iklan Kategori Skor Frekuensi Persentase Rendah < 50 8 17.78 % Sedang 50 - 63 31 68.89 % Tinggi > 63 6 13.33 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 45 responden terdapat 8 responden

atau 17.78 % yang memiliki kategori rendah, 31 responden atau 68.89 %

kategori sedang dan 6 responden atau 13.33 % kategori tinggi. Ternyata

persepsi fungsi iklan sebagian besar remaja masuk dalam kategori sedang.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Uji Regresi

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan uji statistik parametrik

Product Moment Pearson, untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang

signifikan antara dua variabel yang diteliti. Dan hasil perhitungan dengan

menggunakan SPSS versi 16.00, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.11. ANOVAb Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 15.216 1 15.216 .290 .593a Residual 2257.762 43 52.506 Total 2272.978 44 a. Predictors: (Constant), Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Intensi Membeli

Jadi hasil uji regresi menggunakan program SPSS versi 16.00 diperoleh yaitu

berdasarkan tabel di atas di dapat F hitung menunjukkan angka sebesar

0.290 dan F tabel dengan angka sebesar 4.06 dengan demikian nilai F hitung

lebih kecil dari nilai F tabel (F hitung < F tabel), maka Ha ditolak yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi

Remaja Bogor dan Ho diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan antara

persepsi fungsi iklan di televisi terhadap intensi membeli pada remaja Majlis

Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor.

Tabel 4.12. Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 .082a .007 -.016 7.24611 a. Predictors: (Constant), Persepsi Fungsi Iklan b. Dependent Variable: Inensi Membeli

Berdasarkan tabel di atas, R Square menunjukkan bahwa variabel persepsi

fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7% dan selebihnya 99.3% adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki

peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli.

4.2.2. Gambaran Intensi Membeli Berdasarkan Data Responden

Dari kategorisasi tersebut, peneliti menggolongkan intensi membeli berdasarkan data responden yang telah didapat.

Tabel 4.13.

Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Usia

Usia Rendah Sedang Tinggi (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) 14 – 16 Tahun 2 21 2

17 – 19 Tahun 2 8 3

20 – 21 Tahun 2 4 1

Berdasarkan usia, dari 25 responden yang berusia 14 -16 tahun, 2 orang

memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 21 orang memiliki intensi

membeli dalam kategori sedang dan 2 orang dalam kategori tinggi. Dari 13

responden yang berusia 17 - 19, 2 orang memiliki intensi membeli dalam

kategori rendah, 8 orang dalam kategori sedang dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 7 responden yang berusia 20 -21 tahun, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 4 orang dalam kategori sedang dan 1 orang

dalam kategeori tinggi.

Tabel 4.14.

Kategori Intensi Membeli berdasarkan jenis kelamin

Jenis Rendah Sedang Tinggi Kelamin (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) Pria 3 12 7

Wanita 2 20 1

Berdasarkan jenis kelamin, dari 22 responden pria, 3 orang memiliki intensi

membeli dalam kategori rendah,12 orang kategori sedang dan 7 orang

masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari 23 responden wanita, 2 orang

memiliki intensi membeli rendah, 20 orang kategori sedang dan 1 orang

masuk dalam kategori tinggi.

Tabel 4.15.

Kategori Intensi Membeli Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Terakhir (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) SLTP/MTs 2 15 1

SLTA/MA 2 15 4

D1/D2/D3 1 3 0

S1 0 1 1

Berdasarkan pendidikan terakhir, dari 18 responden yang pendidikannya

SLTP/MTs, 2 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 15

orang kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 21

responden yang pendidikannya SLTA/MA, 2 orang memiliki intensi membeli

dalam kategori rendah, 15 orang dalam kategori sedang dan 4 orang masuk

dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang pendidikannya D1/D2/D3, 1

orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, dan 3 orang kategori

sedang. Dari 2 responden yang pendidikannya S1, 1 orang memiliki intensi

membeli dalam kategori sedang dan 1 orang masuk dalam kategori tinggi.

Tabel 4.16.

Kategori intensi membeli berdasarkan pendapatan per bulan

Pendapatan Rendah Sedang Tinggi perbulan (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) Kurang dari 1 3 0 Rp. 150 000 Rp. 150 000 – 1 10 1 Rp. 200 000 Rp. 200 001 – 2 9 2 Rp. 400 000 Rp. 400 001 – 1 7 2 Rp. 600 000 Lebih dari 1 4 1 Rp. 600 001

Berdasarkan pendapatan per bulan, dari 4 responden yang pendapatan per

bulannya Kurang dari Rp. 150 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, dan 3 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 12 responden

yang pendapatan per bulannya Rp. 150 000 – Rp. 200 000, 1 orang memiliki

intensi membeli dalam kategori rendah, 10 orang kategori sedang dan 1

orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 200 001 – Rp. 400 000, 2 orang memiliki intensi membeli dalam

kategori rendah, 9 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori

tinggi. Dan dari 10 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 400 001 –

Rp. 600 000, 1 orang memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 7

orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dan dari 6

responden yang pendapatan per bulannya lebih dari Rp. 600 001, 1 orang

memiliki intensi membeli dalam kategori rendah, 4 orang kategori sedang dan

1 orang masuk dalam kategori tinggi.

4.2.3. Gambaran Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Data Responden

Dari kategorisasi tersebut, peneliti menggolongkan persepsi fungsi iklan

berdasarkan data responden yang telah didapat.

Tabel 4.17.

Kategori Persepsi Fungsi Iklan berdasarkan usia

Usia Rendah Sedang Tinggi (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) 14 – 16 Tahun 3 19 3

17 – 19 Tahun 2 10 1

20 – 21 Tahun 3 4 0

Berdasarkan usia, dari 25 responden yang berusia 14-16 tahun, 3 orang

memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 19 orang dalam

kategori sedang dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 13 responden yang

berusia 17-19, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah,

10 orang dalam kategori sedang dan 1 orang memiliki persepsi fungsi iklan

dalam kategori tinggi. Dari 7 responden yang berusia 20-21 tahun, 3 orang

memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, dan 4 orang dalam

kategori sedang.

Tabel 4.18.

Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Rendah Sedang Tinggi Kelamin (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) Pria 5 16 1

Wanita 3 15 5

Berdasarkan jenis kelamin, dari 22 responden pria, 5 orang memiliki persepsi

fungsi iklan dalam kategori rendah, 16 orang kategori sedang dan 1 orang

masuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari 23 responden wanita, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan rendah, 15 orang kategori sedang dan 5 orang

masuk dalam kategori tinggi.

Tabel 4.19.

Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Terakhir (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) SLTP/MTs 3 13 2

SLTA/MA 3 17 1

D1/D2/D3 1 3 0

S1 0 2 0

Berdasarkan pendidikan terakhir, dari 18 responden yang pendidikannya

SLTP/MTs, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 13

orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam kategori tinggi. Dari 21

responden yang pendidikannya SLTA/MA, 3 orang memiliki persepsi fungsi

iklan dalam kategori rendah, 17 orang kategori sedang dan 1 orang masuk

dalam kategori tinggi. Dari 4 responden yang pendidikannya D1/D2/D3, 1

orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, dan 3 orang dalam kategori tinggi. Dari 2 responden yang pendidikannya S1, 2 orang

memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori sedang.

Tabel 4.20.

Kategori Persepsi Fungsi Iklan Berdasarkan Pendapatan Per bulan

Pendapatan Rendah Sedang Tinggi perbulan (Frekuensi) (Frekuensi) (Frekuensi) Kurang dari 0 4 0 Rp. 150 000 Rp. 150 000 – 1 8 3 Rp. 200 000 Rp. 200 001 – 3 10 0 Rp. 400 000 Rp. 400 001 – 2 6 2 Rp. 600 000 Lebih dari 2 4 0 Rp. 600 001

Berdasarkan pendapatan per bulan, dari 4 responden yang pendapatan per

bulannya Kurang dari Rp. 150 000, 4 orang memiliki persepsi fungsi iklan

dalam kategori sedang. Dari 12 responden yang pendapatan per bulannya

Rp. 150 000 – Rp. 200 000, 1 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 8 orang kategori sedang dan 3 orang masuk dalam kategori

tinggi. Dari 13 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 200 001 – Rp.

400 000, 3 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori rendah, 10 orang kategori sedang. Dan dari 10 responden yang pendapatan per bulannya Rp. 400 001 – Rp. 600 000, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan

dalam kategori rendah, 6 orang kategori sedang dan 2 orang masuk dalam

kategori tinggi. Dan dari 6 responden yang pendapatan per bulannya lebih

dari Rp. 600 001, 2 orang memiliki persepsi fungsi iklan dalam kategori

rendah, dan 4 orang kategori sedang.

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini, akan di uraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada remaja Majlis Dzikir dan

Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor tentang intensi membeli mengenai persepsi fungsi iklan fast food Kentucky Fried Chicken (KFC), maka diperoleh hasil berdasarkan uji statistik dengan SPSS versi 16.00 dan diperoleh F hitung = 0.290 dan F tabel = 4.06 (F hitung < F tabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak dengan pengertian bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi fungsi iklan fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC) terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor. Dengan kata lain persepsi yang dihasilkan terhadap fungsi iklan tidak berpengaruh terhadap intensi membeli.

Berdasarkan tabel yang didapat, R Square menunjukkan bahwa variabel persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7% dan selebihnya 99.3% adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli. Kemudian dari hasil pengkategorisasian antara dua variabel masing-masing itu persepsi fungsi iklan dan intensi membeli, diperoleh gambaran masing-masing variabel persepsi fungsi iklan dan intensi membeli berada dalam kategori sedang.

5.2. Diskusi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi fungsi iklan fast food KFC terhadap intensi membeli pada remaja.

Hal ini didukung oleh data statistik berdasarkan perhitungan analisis regresi yang menjelaskan bahwa nilai F tabel = 4.06 > dari F hitung = 0.290. Maka dapat dikatakan bahwa antara persepsi tentang fungsi iklan terhadap intensi membeli pada remaja Majlis Dzikir dan Tawasulan Remaja Bogor tidak memiliki pengaruh yang signifikan dan tidak saling berkaitan atau tidak mempengaruhi satu sama lain.

Hal ini tidak membuktikan hipotesis yang diajaukan. Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya oleh Ajzen (1988) asumsi bahwa manusia biasanya betindak atau bertingkah laku secara umum dan rasional (masuk akal), mereka memperhitungkan berbagai informasi yang tersedia dan mempertimbangkan konsekuensi dari tingkah laku yang akan ditampilkan baik secara eksplisit maupun implisit. Serta mengasumsikan bahwa intensi seseorang untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu tingkah laku adalah penentu langsung dari tingkah laku tersebut.

Dari penyebaran skor responden, responden yang memiliki persepsi fungsi iklan yang baik berada dalam kategori sedang yakni sebesar 68.89 %. Hal ini memberikan indikasi kemungkinan responden memiliki persepsi tentang fungsi iklan yang cukup baik pada dirinya dan cukup baik pula dalam aktifitas kesehariannya sehingga hal demikian sangat mempengaruhi tindakan positif apa yang seharusnya dilakukan seseorang dalam menonton dan dalam hal mempersepsikan iklan.

Kemudian baik jenis kelamin pria maupun wanita juga memberikan gambaran yang sama terhadap intensi membeli dan persepsi tentang fungsi iklan yaitu dalam tingkat sedang, begitu pula dalam tingkat pendidikan dan pendapatan perbulan. Hal ini membuktikan bahwa mereka sudah bisa dan mampu serta memiliki pengalaman sehingga dengan demikian mereka sudah dapat melihat, menilai dan memahami suatu bentuk periklanan yang baik secara keseluruhan.

Sebagaimana yang dikatakan Ajzen (1988) tujuan dari intensi adalah untuk memahami dan meramalkan tingkah laku yang didasarkan atas kemauan sendiri, menurut Theory of reasoned action, intensi merupakan kekuatan utama yang menjadi sumber motivasi seseorang untuk bertingkah laku tertentu. Semakin kuat intensi seseorang untuk melakukan tingkah laku tersebut maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan hal tersebut.

Seperti yang dikatakan Ajzen (1988) bahwa norma subjektif (normative belief) didasari atas belief normatif, yaitu harapan dan keinginan orang lain tentang tingkah laku yang seharusnya dilakukan dan seharusnya tidak dilakukan. Jadi jelaslah bahwa perilaku membeli ini adalah perilaku yang beralasan tetapi sering kali intensi membeli fast food Kentucky Fried Chicken (KFC) itu dipengaruhi oleh tindakan kemauan yang emosional. Norma ini berhubungan dengan lingkungan sosial terhadap tingkah laku, jika berbagai pihak seperti keluarga, masyarakat, idola atau rujukan mereka dianggap sebagai pihak- pihak yang berpengaruh dalam intensi seseoarang dan pihak-pihak tersebut memiliki harapan atas intensinya yaitu untuk mengkonsumsi produk fast food

Kentucky Fried Chicken (KFC).

Selain itu, Azwar (2003) intensi bukan hanya dipengaruhi oleh sikap dan norma subyketif saja, akan tetapi dipengaruhi juga oleh persepsi kendala perilaku PBC (Perceived Behavior Control). Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa sulit dan mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Kontrol perilaku ini sangat penting ketika rasa percaya diri seseorang sedang berada dalam kondisi yang lemah. Data lain yang didapatkan oleh peneliti adalah semakin tinggi pendapatan seseorang maka semain tinggi pula intensinya dalam membeli. Hal tersebut memperlihatakan bahwa tingkat sosial dapat mempengaruhi intensi seseorang.

Berdasarkan data yang didapat bahwa R Square menunjukkan variabel persepsi fungsi iklan terhadap variabel intensi membeli sebesar 0.7% dan selebihnya 99.3% adalah kemungkinan mendapatkan variabel lain yang memiliki peranan terhadap perubahan variabel intensi membeli. Selain persepsi masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi intensi membeli, dan dalam memberikan persepsipun seseorang dipengaruhi banyak hal seperti yang dikemukakan oleh Robbins (2003) diantaranya adalah sikap, motif, minat, pengalaman, lingkungan dan harapan-harapannya.

Dari data responden yang didapatkan oleh peneliti, 55,56 % responden didapatkan masih berusia 14-16 tahun dimana mereka memiliki persepsi fungsi iklan yang sedang terhadap fungsi iklan itu sendiri. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena usia responden yang masih belum mendekati usia remaja akhir yaitu 17-21 Tahun sehingga mereka masih memiliki banyak keinginan dan harapan. Seperti yang dikatakan Robbins (2003) beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor situasi seperti waktu dan keadaan saat individu mempersepsi obyek persepsi dan faktor pada orang yang mempersepsi seperti motif, kepentingan dan harapan.

Selain itu iklan yang ditampilkan adalah dengan menggunakan media televisi, dimana televisi mempunyai kelebihan tersendiri. Jefkins (1996) secara umum menyebutkan kelebihan televisi diantaranya adalah dengan kesan realistik, masyarakat lebih tanggap, repetisi atau pengulangan, adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat, ideal bagi para pedagang eceran, iklan televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen, terkait erat dengan media lain. Ketika individu mempersepsi ke obyek tertentu dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang mempersepsi diantaranya adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman dan harapan.

Dari hasil yang didapatkan, terlihat bagaimanapun persepsi seseorang dalam fungsi iklan tidak terdapat pengaruh terhadap intensi membeli yang mereka hasilkan. Dan faktor lain seperti kemampuan, pengalaman yang dapat dilihat dari tingkat pendidikannya, dan pendapatan rata-rata perbulan terlihat dapat mempengaruhi intensi membeli seseorang, tidak hanya itu sumber-sumber lain dan pembicaraan dari mulut ke mulut itu pun sangat mempengaruhi intensi membeli seseorang.

Hasil yang didapatkan akan lebih baik jika responden yang dijadikan sampel memiliki usia yang lebih mendekati usia remaja akhir dan iklan yang diberikan adalah iklan yang sedang “in” dalam artian iklan tersebut benar-benar membuat para remaja menggandrungi iklan tersebut, tidak hanya itu saja pengambilan sampel yang lebih meluas pun ikut mempengaruhi karena semakin banyak sampel yang digunakan maka data yang didapatkan akan semakin representatif.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan kesimpulan dari data-data yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dipertimbangkan saran-saran sebagai berikut :

Saran Teoritis :

1. Memperhatikan usia responden, agar lebih mendekati usia remaja akhir

yaitu 17-21 tahun, sehingga bisa mendapatkan hasil penelitian yang lebih

baik.

2. Sebaiknya iklan sebelum dirancang telebih dahulu harus mengetahui

segment penontonnya, sehingga apa yang menjadi target iklan tersebut

dapat terpenuhi, dan iklan tersebut harus efektif salah satunya iklan

tersebut harus dapat menarik perhatian konsumen, kemudian konsumen

diharapkan dapat mau menonton iklan tersebut, setelah itu diharapkan

konsumen timbul rasa ingin membeli apa yang diiklankan produk tersebut.

3. Untuk pengambilan sampel, sebaiknya dilakukan pengambilan sampel

yang lebih luas dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Sehingga hasil

yang didapatkan lebih baik. 4. Peneliti melakukan penelitian tentang intensi dengan variabel lain yang

dapat mempengaruhi intensi seseorang seperti kemampuan,

pengalaman, dan tingkat sosial, usia, jenis kelamin, pendidikan,

pendapatan perbulan, karena dari hasil tambahan yang didapatkan dalam

penelitian ini, terlihat bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi intensi

membeli seseorang.

5. Peneliti menyadari bahwa rujukan teori yang digunakan dalam penelitian

ini masih terbatas, sehingga kurang dapat menjelaskan secara teoritis

variabel-variabel dalam penelitian ini. Maka sebaiknya dalam penelitian

berikutnya lebih diperbanyak literaturnya.

Saran Praktis :

1. Bagi semua organisasi baik di instansi pemerintah ataupun swasta, dapat

memberikan seminar-seminar atau pelatihan tentang intensi membeli,

dimana hal tersebut juga akan memberikan pengaruh terhadap diri

kedepannya, dan juga agar mereka memiliki pandangan yang positif.

2. Bagi pimpinan instansi agar tetap mengawasi tingkah laku santri yang

berada di dalamnya. Karena dengan pengawasan, santri merasa

mendapat perhatian dan mereka akan belajar lebih baik lagi dalam hal

apapun.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A., Urbina, S. (2006). Psychological Testing. Tes Psikologi (terj).

Jakarta : PT. Indeks.

Ajzen (1988). Attitudes, Personality, and Behavior. Great Britain : Open

Univ Press.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Cetakan Ke-9. Jakarata :

Rineka Cipta.

Banjaransari, A. (2008). Intensi Membeli Busana Bermerek Pada

Remaja Perempuan Jakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi UI :

Depok.

Beelleau, B. D., Summers, T. A., Xu, Y., Pinel, R. (2007). Theoty of

Reasoned Action : Perchase Intention of Young consumers.

Clothing and Retail Research Journal. 25, 224 - 257.

Blech, G.E. Michel A. B. (2004). Advertising And Promotion (An

Integrated Marketing Communications Perspective). Sixth Edition.:

USA. Mc Graw Hill.

Chaplin, J. P. (1998). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Davidoff, L. (1981). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Eagly, A.H. Shell. C. (1993). The Psychology of Attitude. New

York : Harcourt Brace Jovanovich College Publisher.

Ferdinand F. M. (1982). Selling : A self Management Approach. 2nd

ed. Hercourt Broce Jovanovich Inc. Nuw York.

Feishbein. Ajzen (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior : an

Introduction to theory and research. Addison-Wesley Publising

Company.

Feishbein. Ajzen (1980). Understanding Attitudes and Predicting Social

Behavior. New Jersey : Prentice Hall.

Gerungan, W.A. (1996). Psikologi Sosial. Edisi 2. Cet 13. Bandung : PT.

Eresco.

Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan

Keputusan. Bogor : Ghalia Indinesia.

Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan

Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indinesia.

Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Jefkins, F. (1996). Periklanan. Edisi 3. Cetakan Pertama. Jakarta :

Erlangga.

Kasali, R. (2005). Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Cet ke-4. Jakarta : Grafiti

Kamins, M. A. (1990). An Investigation Into the “Match-Up” Hypothesis in

Celebrity Advertising : When Beauty May be Only Skin Deep.

Journal of Advertising, 19, 4 -13.

Kountur, R. (2005). Metodologi Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan

Tesis. Jakarta : PPM.

Kotler, P. (1987) Dasar-Dasar Pemasaran. Edisis Ketiga. Jilid 1. Jakarta

: CV. Intermedia.

Kotler, P. (1990). Manajemen Pemasaran (Analisis, perencanaan, dan

Pengendalian). Edisis Kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Lee. M. Carla, J. (2007). Perinsip-Perinsip Pokok Periklanan

Dalam Perspektif Global. Edisi Pertama. Cetakan Ke-2. Jakarta :

Kencana.

Loudon, D.L. & Bitta, A.J.D. (1993). Consumer Behavior. New York : Mc

Graw Hill Company.

Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta :

Universitas Indonesia Press.

Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Robbins, S.P. (2003). Organizational Behavior. New Jersey : Pearson

Education.

Salam, S. Jaenal, A. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : UIN Press.

Sarwono, S. W. (1999). Psikologi Sosial (Individu dan Teori-

Teori Psikologi Sosial). Jakarta : Balai Pustaka.

Sarwono, S. W. (2000). Pengantar Psikologi Umum. Cetakan 8.

Jakarta : PT. Bulan Bintang.

Shafira, F. (2007). Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Intensi

Membeli Telepon Seluler Pada Mahasiswa. Skripsi. Fakultas

Psikologi UIN : Jakarta.

Sitanggang, A.R. Henry (1994). Kamus Psikologi (Sebuah Referensi

Lengkap Untuk Memahami Berbagai Istilah Dalam Ilmu Psikologi).

Bandung : CV. Armico.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Suharnan (2005). Psikologi Kognitif. Edisi Revisi. Surabaya : Srikandi.

Terence, A. S. (2003). Periklanan Promosi (Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu). Edisi 5. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan

Lampiran 2. Blue Print Skala Intensi Membeli Try Out

Lampiran 3. Blue Print Skala Persepsi Fungsi Iklan Try Out

Lampiran 4. Kuesioner Skala Persepsi Fungsi Iklan dan Skala Intensi

Membeli Try Out

Lampiran 5. Kuesioner Skala Persepsi Fungsi Iklan dan Skala Intensi

Membeli Field Test

Lampiran 6. Identitas Responden Try Out

Lampiran 7. Identitas Responden Field Test

Lampiran 8. Data Mentah Skala Persepsi Fungsi Iklan Try Out

Lampiran 9. Data Mentah Skala Intensi Membeli Try Out

Lampiran 10. Data Mentah Skala Persepsi Fungsi Iklan Field Test

Lampiran 11. Data Mentah Skala Intensi Membeli Field Test

Lampiran 12. Reliabilitas dan Validitas Persepsi Fungsi Iklan Try Out

Lampiran 13. Reliabilitas dan Validitas Intensi Membeli Try Out

Lampiran 14. Reliabilitas dan Validitas Persepsi Fungsi Iklan Field Test

Lampiran 15. Reliabilitas dan Validitas Intensi Membeli Field Test

Lampiran 2

LAMPIRAN BLUEPRINT SKALA INTENSI MEMBELI TRY OUT

Item No. Indikator Sub indikator Fav Unfav Total 1. Sikap 1. Behaviour belief 1,9,17, 2,10,18, 10 (tingkah laku yang 26,38 27,39 diyakini) 2. Outcome evaluation 3,11,19, 4,12,20, 10 (evaluasi hasil) 29,49 30,50 2. Norma 1. Normative belief 5,13,21, 6,14,22, 10 subyektif (kelompok rujukan 32,41 33,42 yang diyakini) 2. Motivation to comply 7,15,23, 8,16,24, 10 (motivasi untuk 35,44 36,45 Mengikuti) 3. PBC 1. Perceived Behavior 25,28,37, 31,34,43, 10 (Perceived Control Belief 40,47 46,48 Behavior (PBCB) Control) Total 25 25 50 Detil item yang digunakan untuk try out dapat dilihat pada lampiran 4

Lampiran 3

LAMPIRAN BLUEPRINT SKALA PERSEPSI TENTANG FUNGSI IKLAN TRY OUT

Item No. Dimensi Indikator Fav Unfav Total 1. Mengalami Pengetahuan 1,3,5, 2,4,6,16, 12 tentang informasi 15,17,19 18,20 iklan 2. Menyimpulkan Keyakinkan akan 7,9,21, 8,10,22, 8 informasi 23 24

3. Menafsirkan Memahami akan 11,13 12,14 4 iklan Total 12 12 24 Detil item yang digunakan untuk try out dapat dilihat pada lampiran 4

Lampiran 4

PENGANTAR

Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Sarjana

Strata Satu (S1), maka saya akan melakukan try out :

Nama : Abdul Latif

NIM : 105070002265

Jurusan : Psikologi

Judul : Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky

Fried Chicken (KFC) Di Televisi Trehadap Intensi Membeli Pada Remaja

Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor

Memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang telah saya sediakan. Atas perhatian dan kesedaiaannya saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2010

Abdul latif

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI (TRY OUT)

Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian tugas akhir skrpsi yang dilakukan atas nama Abdul Latif semester X Program Strata Satu Fakultas Psikologi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada saat pelaksanaan menjadi responden, saya diminta untuk melengkapi kuesioner yang terdiri atas sebuah angket dan sebuah data identitas pribadi.

Dengan menigisi angket ini, saya sudah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama / Inisial : Usia : a. 14-16 Th b.17-19 Th c. 20-22 Th Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita Pendidikan Terakhir : a. SLTP/MTs b. SMA/MA c. D1/D2/D3 d. S1 Suku Bangsa : a. Sunda b. Jawa c. Betawi d. Minang e. Lainnya

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan- pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda, anda diwajibkan untuk menjawab dengan memberikan tanda ceklist (V) di tempat yang telah disediakan. Setiap pernyataan tersebut mempunyai empat pilihan jawaban, sebagai berikut. SS : Jika anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada. S : Jika anda merasa Setuju dengan pernyataan yang ada. TS : Jika anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada. STS : Jika anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada. Dimohon untuk mengisi seluruh pernyataan yang ada dan jangan sampai ada yang terlewati.

Contoh : No Pertanyaan SS S TS STS 1 Saya selalu membeli membeli (McD) Mc  Donald’s

Selamat Menjawab :

Persepsi Fungsi Iklan NO. PERTANYAAN SS S TS STS 1. Saya mengetahui KFC dari iklan KFC di televisi 2. Iklan KFC di televisi tidak membuat saya ingin membeli KFC 3. Walaupun tidak menampilkan harga dalam iklan KFC di televisi, saya tetap ingin membeli KFC 4. Saya tetap ingin membeli KFC walaupun dalam iklannya di televisi menampilan harga atau tidak itu tidak penting bagi saya 5. Menurut saya warna merah dalam logo KFC yang diiklankan KFC di televisi sangat bagus sehingga saya ingin membeli KFC 6. Menurut saya iklan KFC di televisi tidak memperkenalkan ciri pada produknya sehingga saya tidak tertarik untuk membeli KFC 7. Penyampaian iklan KFC di televisi menggunakan bahasa yang bagus sehingga membuat saya ingin membeli KFC 8. Walaupun dalam penyampaian iklan KFC di televisi menggunakan bintang iklan yang terkenal, saya tidak tertarik untuk membeli KFC 9. Dalam iklan KFC di televisi terdapat lebel halal sehingga membuat saya tertarik untuk membeli KFC 10. Menurut saya iklan KFC di televisi sangat menarik namun tetap saja restoran KFC sepi pengunjung 11. Menurut saya semboyan dalam iklan KFC di televisi sangat bagus sehingga saya tertarik untuk membeli KFC 12. Bagi saya semboyan dalam iklan KFC di televisi bukan hal yang penting untuk diingat dalam membeli KFC 13. Menurut saya logo KFC di televisi sangat penting untuk membedakan dengan produk yang lain 14. Tag line (semboyan) dalam iklan KFC di televisi sangat menarik sehingga saya selalu ingat akan iklan tersebut 15. Dalam iklan KFC di televisi daging ayam yang panas dengan asap-asap diatasnya membuat saya tertarik untuk membelinya 16. Menurut saya kualitas KFC dalam iklannya di televisi sangat bagus sehingga membuat saya ingin membeli KFC 17. Menurut saya sangat penting harga KFC lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya 18. Menurut saya harga yang ditawarkan dalam KFC terlalu mahal sehingga saya tidak tertarik untuk membeli KFC 19. Menurut saya KFC memiliki waktu tanpa batas 24 jam sangat penting sehingga saya ingin membeli KFC 20. Walaupun iklan KFC di televisi memiliki Call Center 14022 saya tidak tertarik untuk membelinya 21 Saya merasa iklan KFC di televisi sudah bagus karena diperkan bersama keluarga sehingga membuat saya untuk membelinya 22. Daging ayam yang penuh dengan crypsy dalam iklan KFC di televisi sangat menarik sehingga membuat saya tertarik untuk membelinya 23. Menurut saya kemasan KFC lebih bagus dibandingkan produk yang sama 24. Saya merasa ragu dengan kehalalan KFC sehingga saya tidak tertarik untuk membelinya

Intensi Membeli NO. PERTANYAAN SS S TS STS 1. Iklan KFC di televisi mudah diingat dibandingkan iklan fast food yang lain 2. Ketika saya lapar saya ingat daging ayam KFC yang diiklankan di televisi. 3. Ketika sedang lapar saya memesan KFC dilayanan 14022 adalah keputusan yang sangat tepat. 4. Membiarkan perut lapar karena tidak mengkonsumsi KFC tidak masalah bagi saya. 5. Saya mengkonsumsi KFC karena ajakan teman 6. Saya mengkonsumsi KFC karena diminta pacar saya 7. Pada dasarnya saya ingin mengikuti saran bintang iklan KFC di televise kesukaan saya untuk mengkonsumsi KFC 8. Saya ingin mengikuti saran pacar untuk saya mengkonsumsi KFC. 9. Mengkonsumsi KFC membebaskan diri dari rasa lapar. 10. Mengkonsumsi KFC dapat memperbesar rasa lapar saya 11. Mengkonsumsi KFC seminggu 2 kali sudah cukup bagi saya 12. Dibilang ketinggalan zaman oleh teman- teman karena tidak megkonsumsi KFC tidak menjadi masalah bagi saya 13. Saya mengkonsumsi KFC jika diminta oleh teman saya untuk mengkonsumsinya 14. Saya mengkonsumsi KFC karena orang tua mengajak saya 15. Saya memiliki keinginan untuk mengikuti saran teman saya untuk mengkonsumsi KFC 16. Sebenarnya saya tidak ingin mengikuti saran teman saya untuk mengkonsumsi KFC. 17. Mengkonsumsi KFC dapat mempermudah saya karena praktis dan siap saji. 18. Mengkonsumsi KFC membuat saya kesulitan karena menunggu lama. 19. Memesan KFC pada layanan 14022 saat lapar penting bagi saya. 20. Terlihat lebih gaul dengan mengkonsumsi KFC penting bagi saya 21. Saya mengikuti saran teman saya untuk mengkonsumsi KFC. 22. Saya mengikuti saran pacar saya untuk mengkonsumsi KFC. 23. Saya tidak ingin mengikuti saran teman yang menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC 24. Saya berniat mengkonsumsi KFC jika teman saya mengajak saya 25. Saya mengerti apa yang dimaksud dengan iklan KFC tersebut 26. Mengkonsumsi KFC dapat mengurangi rasa lapar saya. 27. Mengkonsumsi KFC terlihat lebih gaul karena KFC produk bermerek. 28. Saya berminat membeli KFC 29. Penting bagi saya untuk mengkonsumsi KFC saat lapar karena lokasinya dekat dengan rumah 30. Terlihat modern dengan mengkonsumsi KFC bagi saya begitu penting 31. Saya sangat mengetahui manfaat mengkonsumsi KFC bagi kesehatan saya 32. Saya mengkonsumsi KFC karena mengikuti orang lain. 33. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang iklannya cantik 34. Saya akan meminta jika teman saya sedang mengkonsumsi KFC 35. Saya ingin mengabaikan teman yang menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC 36. Saya berniat mengkonsumsi KFC karena pacar saya menginginkan saya mengkonsumsi KFC 37. Saya selalu kerepotan jika sedang mengkonsumsi KFC 38. Produk KFC rasanya sangat enak dan sangat pas dengan lidah saya 39. Iklan yang ditayangkan KFC sama saja dengan iklan fast food yang lain 40. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena tidak ada uang untuk membelinya 41. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang iklannya adalah idola saya 42. Saya mengkonsumsi KFC karena sering ditraktir teman 43. Saya tidak pernah mengkonsumsi KFC 44. Saya tidak mau mengikuti saran bintang iklan kesukaan saya yang mengiklankan KFC di televisi. 45. Saya selalu mengkonsumsi KFC karena selalu ditlaktir teman 46. Saya memilih mengkonsumsi KFC karena lokasinya dekat dengan tempat tinggal saya 47. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena rasanya tidak cocok dengan lidah saya 48. Saya selalu mengkonsumsi KFC di setiap saya berada di mall 49. Mengkonsumsi KFC saat sedang terburu- buru (dikejar waktu) penting bagi saya. 50. Ketika sedang lapar memesan KFC dilayanan 14022 adalah keputusan yang tidak tepat.

Terima Kasih ……….…

Lampiran 5

PENGANTAR

Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Sarjana

Strata Satu (S1), maka saya akan melakukan field test :

Nama : Abdul Latif

NIM : 105070002265

Jurusan : Psikologi

Judul : Pengaruh Persepsi Tentang Fungsi Iklan Fast Food Kentucky

Fried Chicken (KFC) Di Televisi Trehadap Intensi Membeli Pada Remaja

Majlis Dzikir dan Tawasulan Forum Silaturahmi Remaja Bogor

Memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang telah saya sediakan. Atas perhatian dan kesedaiaannya saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2010

Abdul latif

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian tugas akhir skrpsi yang dilakukan atas nama Abdul Latif semester X Program Strata Satu Fakultas Psikologi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada saat pelaksanaan menjadi responden, saya diminta untuk melengkapi kuesioner yang terdiri atas sebuah angket dan sebuah data identitas pribadi.

Dengan menigisi angket ini, saya sudah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama / Inisial : Usia : a. 14-16 Th b.17-19 Th c. 20-22 Th Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita Pendidikan Terakhir : a. SLTP/MTs b. SMA/MA c. D1/D2/D3 d. S1 Suku Bangsa : a. Sunda b. Jawa c. Betawi d. Minang e. Lainnya Pendapatan perbulan : a. < 150 000 b. 150 001 - 200 000 c. 200 001 - 400 000 d. 400 001 - 600.000 e. > 600 001

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan- pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda, anda diwajibkan untuk menjawab dengan memberikan tanda ceklist (V) di tempat yang telah disediakan. Setiap pernyataan tersebut mempunyai empat pilihan jawaban, sebagai berikut. SS : Jika anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada. S : Jika anda merasa Setuju dengan pernyataan yang ada. TS : Jika anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada. STS : Jika anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada. Dimohon untuk mengisi seluruh pernyataan yang ada dan jangan sampai ada yang terlewati.

Contoh : No Pertanyaan SS S TS STS 1 Saya selalu membeli membeli KFC 

Selamat Menjawab :

Persepsi Fungsi Iklan NO. PERTANYAAN SS S TS STS 1. Saya mengetahui KFC dari iklan KFC di televisi 2. Walaupun tidak menampilkan harga dalam iklan KFC di televisi, saya tetap ingin membeli KFC 3. Saya tetap ingin membeli KFC walaupun dalam iklannya di televisi menampilan harga atau tidak itu tidak penting bagi saya 4. Menurut saya warna merah dalam logo KFC yang diiklankan KFC di televisi sangat bagus sehingga saya ingin membeli KFC 5. Penyampaian iklan KFC di televisi menggunakan bahasa yang bagus sehingga membuat saya ingin membeli KFC 6. Dalam iklan KFC di televisi terdapat lebel halal sehingga membuat saya tertarik untuk membeli KFC 7. Menurut saya iklan KFC di televisi sangat menarik namun tetap saja restoran KFC sepi pengunjung 8. Menurut saya semboyan dalam iklan KFC di televisi sangat bagus sehingga saya tertarik untuk membeli KFC 9. Menurut saya logo KFC di televisi sangat penting untuk membedakan dengan produk yang lain 10. Tag line (semboyan) dalam iklan KFC di televisi sangat menarik sehingga saya selalu ingat akan iklan tersebut 11. Dalam iklan KFC di televisi daging ayam yang panas dengan asap-asap diatasnya membuat saya tertarik untuk membelinya

12. Menurut saya sangat penting harga KFC lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya 13. Menurut saya KFC memiliki waktu tanpa batas 24 jam sangat penting sehingga saya ingin membeli KFC 14. Walaupun iklan KFC di televisi memiliki Call Center 14022 saya tidak tertarik untuk membelinya 15. Saya merasa iklan KFC di televisi sudah bagus karena diperkan bersama keluarga sehingga membuat saya untuk membelinya 16. Daging ayam yang penuh dengan crypsy dalam iklan KFC di televisi sangat menarik sehingga membuat saya tertarik untuk membelinya 17. Menurut saya kemasan KFC lebih bagus dibandingkan produk yang sama 18. Saya merasa ragu dengan kehalalan KFC sehingga saya tidak tertarik untuk membelinya

Intensi Membeli NO. PERTANYAAN SS S TS STS 1. Saya mengkonsumsi KFC karena ajakan teman 2. Pada dasarnya saya ingin mengikuti saran bintang iklan KFC di televise kesukaan saya untuk mengkonsumsi KFC 3. Saya ingin mengikuti saran pacar untuk saya mengkonsumsi KFC. 4. Mengkonsumsi KFC membebaskan diri dari rasa lapar. 5. Mengkonsumsi KFC seminggu 2 kali sudah cukup bagi saya 6. Saya mengkonsumsi KFC jika diminta oleh teman saya untuk mengkonsumsinya 7. Saya mengkonsumsi KFC karena orang tua mengajak saya 8. Saya memiliki keinginan untuk mengikuti saran teman saya untuk mengkonsumsi KFC 9. Mengkonsumsi KFC dapat mempermudah saya karena praktis dan siap saji. 10. Mengkonsumsi KFC membuat saya kesulitan karena menunggu lama. 11. Memesan KFC pada layanan 14022 saat lapar penting bagi saya. 12. Terlihat lebih gaul dengan mengkonsumsi KFC penting bagi saya 13. Saya mengikuti saran teman saya untuk mengkonsumsi KFC. 14. Saya tidak ingin mengikuti saran teman yang menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC 15. Saya berniat mengkonsumsi KFC jika teman saya mengajak saya 16. Saya mengerti apa yang dimaksud dengan iklan KFC tersebut 17. Mengkonsumsi KFC dapat mengurangi rasa lapar saya. 18. Mengkonsumsi KFC terlihat lebih gaul karena KFC produk bermerek. 19. Penting bagi saya untuk mengkonsumsi KFC saat lapar karena lokasinya dekat dengan rumah 20. Saya mengkonsumsi KFC karena mengikuti orang lain. 21. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang iklannya cantik 21. Saya ingin mengabaikan teman yang menelaktir saya untuk mengkonsumsi KFC 22. Saya berniat mengkonsumsi KFC karena pacar saya menginginkan saya mengkonsumsi KFC 23. Saya selalu kerepotan jika sedang mengkonsumsi KFC 24. Produk KFC rasanya sangat enak dan sangat pas dengan lidah saya 25. Iklan yang ditayangkan KFC sama saja dengan iklan fast food yang lain 26. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena tidak ada uang untuk membelinya 27. Saya mengkonsumsi KFC karena bintang iklannya adalah idola saya 28. Saya mengkonsumsi KFC karena sering ditraktir teman 29. Saya sering tidak mengkonsumsi KFC karena rasanya tidak cocok dengan lidah saya

Lampiran 12

RELIABILITAS DAN VALIDITAS PERSEPSI IKLAN KFC (TRY OUT)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.797 24

Item-Total Statistics

Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 60.2703 41.869 .560 .776

VAR00002 59.3784 50.853 -.279 .815

VAR00003 59.7838 45.119 .327 .790

VAR00004 60.3514 43.290 .386 .788

VAR00005 60.1081 45.377 .327 .790 VAR00006 59.5676 47.752 .085 .801

VAR00007 60.1892 43.102 .606 .776

VAR00008 59.9189 50.577 -.232 .815

VAR00009 60.1892 44.769 .379 .788

VAR00010 59.9189 45.410 .323 .791

VAR00011 60.0541 43.053 .551 .778

VAR00012 59.5946 48.081 .052 .802

VAR00013 59.7027 43.381 .629 .776

VAR00014 59.8378 42.862 .557 .778

VAR00015 60.1351 40.398 .739 .765

VAR00016 59.7297 48.536 .015 .802

VAR00017 60.2703 43.536 .539 .780

VAR00018 59.5946 49.081 -.068 .807

VAR00019 59.7027 43.659 .547 .779

VAR00020 59.7838 46.285 .243 .794

VAR00021 60.3243 43.725 .502 .781

VAR00022 59.7027 44.604 .518 .783

VAR00023 60.1351 46.065 .216 .797

VAR00024 59.5676 45.252 .306 .792

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

62.5135 48.868 6.99056 24

Lampiran 13

RELIABILITAS DAN VALIDITAS INTENSI MEMBELI (TRY OUT)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.809 50

Item-Total Statistics

Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 132.4595 100.811 -.138 .816

VAR00002 132.0270 98.249 .088 .810

VAR00003 132.0270 100.971 -.191 .814

VAR00004 131.9459 98.941 .019 .811 VAR00005 132.6216 93.908 .397 .801

VAR00006 131.6757 106.281 -.508 .827

VAR00007 132.5135 90.368 .708 .792

VAR00008 132.7838 96.174 .211 .807

VAR00009 132.5946 93.248 .415 .801

VAR00010 131.9459 98.997 .021 .811

VAR00011 132.4595 93.811 .418 .801

VAR00012 132.2973 99.270 -.014 .813

VAR00013 132.2973 91.715 .609 .796

VAR00014 132.0811 94.577 .445 .801

VAR00015 132.5405 93.589 .441 .800

VAR00016 132.1081 98.821 .034 .811

VAR00017 132.1351 96.231 .219 .807

VAR00018 132.2973 97.437 .100 .811

VAR00019 132.4865 93.090 .354 .802

VAR00020 132.1351 91.676 .630 .795

VAR00021 132.6486 90.234 .658 .793

VAR00022 131.8649 99.120 .014 .811

VAR00023 132.1622 91.140 .490 .797

VAR00024 132.2703 92.036 .412 .800

VAR00025 132.4324 92.030 .526 .797

VAR00026 132.2162 92.674 .510 .798

VAR00027 132.5405 90.422 .586 .794

VAR00028 131.8649 99.842 -.059 .813

VAR00029 132.8378 87.584 .743 .788

VAR00030 131.7838 102.730 -.383 .818

VAR00031 131.8378 105.862 -.408 .829

VAR00032 132.6486 91.734 .481 .798

VAR00033 132.5946 92.081 .537 .797

VAR00034 132.0270 106.416 -.525 .827

VAR00035 132.4595 92.811 .541 .798 VAR00036 132.4324 92.697 .509 .798

VAR00037 132.4865 93.701 .463 .800

VAR00038 132.3784 92.131 .605 .796

VAR00039 132.2703 93.758 .481 .800

VAR00040 132.0270 95.527 .447 .802

VAR00041 132.1622 90.084 .702 .792

VAR00042 132.3784 92.020 .530 .797

VAR00043 132.3514 100.290 -.094 .815

VAR00044 132.0000 101.556 -.221 .816

VAR00045 131.9730 101.638 -.237 .816

VAR00046 132.2432 97.411 .126 .809

VAR00047 132.1351 95.065 .412 .802

VAR00048 132.0000 98.000 .118 .809

VAR00049 132.1622 99.195 -.003 .812

VAR00050 131.7297 98.536 .064 .810

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

1.3495E2 99.497 9.97482 50

Lampiran 14

RELIABILITAS DAN VALIDITAS PERSEPSI IKLAN KFC (FIELD TEST)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 45 100.0

Excludeda 0 .0

Total 45 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items N of Items

.786 .785 18

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.1556 .60135 45

VAR00002 3.2000 .62523 45

VAR00003 3.0889 .76343 45

VAR00004 3.2000 .69413 45 VAR00005 3.1333 .86865 45

VAR00006 3.2000 .94388 45

VAR00007 2.9778 .69048 45

VAR00008 3.1556 .90342 45

VAR00009 2.7778 .84984 45

VAR00010 3.2000 .78625 45

VAR00011 3.0222 .96505 45

VAR00012 3.1333 .72614 45

VAR00013 2.9333 .68755 45

VAR00014 3.1556 .87790 45

VAR00015 2.9778 .75344 45

VAR00016 3.3111 .66818 45

VAR00017 3.5556 .58603 45

VAR00018 3.1778 .86047 45

Summary Item Statistics

Maximum / Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items

Item Means 3.131 2.778 3.556 .778 1.280 .027 18

Inter-Item Correlations .169 -.215 .651 .866 -3.035 .024 18

I tem-Total Statistics

Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

VAR00001 53.2000 41.255 .086 .300 .791

VAR00002 53.1556 39.043 .364 .542 .777

VAR00003 53.2667 37.700 .426 .585 .772

VAR00004 53.1556 39.543 .258 .328 .783 VAR00005 53.2222 39.859 .152 .588 .792

VAR00006 53.1556 36.180 .459 .599 .769

VAR00007 53.3778 39.240 .296 .357 .780

VAR00008 53.2000 35.982 .506 .558 .765

VAR00009 53.5778 36.113 .533 .586 .763

VAR00010 53.1556 37.089 .477 .498 .768

VAR00011 53.3333 36.864 .383 .473 .775

VAR00012 53.2222 38.949 .309 .535 .780

VAR00013 53.4222 39.613 .253 .425 .783

VAR00014 53.2000 37.255 .397 .651 .774

VAR00015 53.3778 39.695 .212 .563 .786

VAR00016 53.0444 37.771 .495 .697 .769

VAR00017 52.8000 38.391 .488 .681 .770

VAR00018 53.1778 36.831 .451 .467 .770

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

56.3556 42.280 6.50229 18

Lampiran 15

RELIABILITAS DAN VALIDITAS INTENSI MEMBELI (FIELD TEST)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 45 100.0

Excludeda 0 .0

Total 45 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items N of Items

.668 .671 29

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.0889 .82082 45

VAR00002 3.2222 .79455 45 VAR00003 3.2444 .88306 45

VAR00004 2.9111 .79264 45

VAR00005 3.2000 .91949 45

VAR00006 2.7778 .76541 45

VAR00007 2.8000 .78625 45

VAR00008 2.9111 .66818 45

VAR00009 2.9111 .87444 45

VAR00010 3.1111 .64745 45

VAR00011 3.0222 .78303 45

VAR00012 2.7333 .83666 45

VAR00013 2.6667 .82572 45

VAR00014 2.6222 .80591 45

VAR00015 2.9778 .86573 45

VAR00016 2.6889 .84805 45

VAR00017 3.1333 .75679 45

VAR00018 2.9778 .75344 45

VAR00019 2.5333 .86865 45

VAR00020 3.2444 .67942 45

VAR00021 2.9556 .85162 45

VAR00022 2.6222 .83364 45

VAR00023 2.8444 .82450 45

VAR00024 3.0667 .78044 45

VAR00025 3.2667 .61791 45

VAR00026 3.1333 .72614 45

VAR00027 3.3111 .82082 45

VAR00028 3.1556 .85162 45

VAR00029 3.2889 .66134 45

Summary Item Statistics

Maximum / Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items

Item Means 2.980 2.533 3.311 .778 1.307 .052 29

Inter-Item Correlations .066 -.396 .645 1.041 -1.629 .035 29

Item-Total Statistics

Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

VAR00001 83.3333 48.818 .189 . .662

VAR00002 83.2000 47.482 .324 . .651

VAR00003 83.1778 44.968 .499 . .633

VAR00004 83.5111 50.392 .057 . .673

VAR00005 83.2222 47.631 .251 . .657

VAR00006 83.6444 49.007 .193 . .662

VAR00007 83.6222 50.468 .051 . .673

VAR00008 83.5111 50.756 .048 . .672

VAR00009 83.5111 47.301 .299 . .652

VAR00010 83.3111 49.401 .202 . .661

VAR00011 83.4000 45.927 .482 . .637

VAR00012 83.6889 46.946 .350 . .648

VAR00013 83.7556 48.553 .211 . .660

VAR00014 83.8000 48.391 .234 . .658

VAR00015 83.4444 45.480 .465 . .636

VAR00016 83.7333 46.973 .341 . .649

VAR00017 83.2889 44.119 .693 . .620

VAR00018 83.4444 47.616 .334 . .650

VAR00019 83.8889 52.601 -.135 . .691

VAR00020 83.1778 49.331 .195 . .662

VAR00021 83.4667 47.118 .326 . .650

VAR00022 83.8000 51.164 -.017 . .680 VAR00023 83.5778 52.249 -.107 . .687

VAR00024 83.3556 51.598 -.049 . .681

VAR00025 83.1556 48.362 .339 . .652

VAR00026 83.2889 48.710 .239 . .658

VAR00027 83.1111 54.101 -.258 . .699

VAR00028 83.2667 48.427 .211 . .660

VAR00029 83.1333 49.209 .217 . .660

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

86.4222 51.659 7.18739 29