ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16, No 1, Maret 2020 Tersedia Online: https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria

Mayor KNIL dan Sejarah Kebijakan Awal Pembentukan Tentara Nasional

Endro Tri Sudarwono FISIP Universitas Peradaban Brebes [email protected]

ABSTRAK Oerip Soemohardjo diangkat menjadi letnan dua (KNIL) tanggal 24 Oktober 1914 dengan nomor staamboek 77352 termuat pada harian Sinar Djawa edisi 24 Oktober 1914, setelah sebelumnya lulus dari Inlandsche Officiern School . Oerip tergolong perwira yang disegani oleh semua golongan semasa berdinas di KNIL. Selama 24 tahun berdinas di KNIL Oerip sebenarnya hampir berpangkat Letnan Kolonel sebelum pensiun. Pada tanggal 5 Oktober 1945 pasukan-pasukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) dijadikan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Untuk mengorganisasi TKR itulah Pemerintah, yang pada waktu itu masih berkedudukan di Jakarta, memanggil Pak Oerip, yang hidup sebagai pensiunan Mayor KNIL di dekat . Pak Oerip memperoleh mandat dari Pemerintah sebagai Kepala Staf Umum untuk mengorganisir TKR. Letjen Oerip Soemohardjo pada tanggal 12 November 1945 memanggil semua Divisi dan resimen TKR untuk menghadiri sebuah rapat di Yogyakarta, yaitu tempat kedudukan baru Markas Besar TKR, setelah Jakarta diduduki oleh tentara Sekutu. Acara yang utama ialah pemilihan Panglima Besar. Konferensi dipimpin oleh Kepala Staf Umum Letjen Oerip Soemohardjo dan berjalan lancar, tetapi kemudian timbul suasana yang tegang ketika diumumkan mengenai suatu urgensi yang tidak dapat ditunda, terpaksa harus mengadakan tambahan agenda rapat, ialah menentukan/memilih calon-calon yang akan dipilih sebagai Pimpinan Tertinggi TKR. Kata Kunci: BKR; KNIL; TNI; TRI

ABSTRACT Oerip Soemohardjo was appointed second lieutenant (KNIL) on October 24, 1914 with the staamboek number 77352 contained in the Sinar Djawa daily edition of October 24, 1914, having previously graduated from the Jakarta Inlandsche Officiern School. Oerip was classified as an officer respected by all groups while serving in the KNIL. During 24 years of serving in the KNIL Oerip actually almost held the rank of Lieutenant Colonel before retiring. On October 5, 1945 BKR (People's Security Agency) forces were made TKR (People's Security Army). It was to organize the TKR that the Government, which at that time was still domiciled in Jakarta, summoned Mr. Oerip, who lived as a retired Major of KNIL near Yogyakarta. Pak Oerip obtained a mandate from the Government as the Chief of General Staff to organize TKR. Lt. Gen. Oerip Soemohardjo on 12 November 1945 summoned all Division Commander and TKR regiments to attend a meeting in Yogyakarta, the new seat of the TKR Headquarters, after Jakarta was occupied by Allied tros The main event was the election of the Great Commander. The conference was chaired by the Chief of General Staff Lt. Gen. Oerip Soemohardjo and proceeded smoothly, but then a tense atmosphere

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah p-ISSN: 1858-2621 e-ISSN: 2615-2150 2 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

emerged when it was announced about an urgency that could not be postponed, forced to hold an additional meeting agenda, which was to determine / choose the candidates to be elected as the Supreme TKR Leaders. Keywords: BKR; KNIL; TNI; TRI

PENDAHULUAN Inlandsche Officiern School Jakarta. Tiga

Kebutuhan perwira KNIL diatasi perwira pribumi itu adalah Sugondo dengan pemerintah kolonial dengan membuka sebuah nomor staamboek 77336, Oerip Soemohardjo sekolah militer untuk mencetak perwira KNIL. dengan nomor staamboek 77352 dan Bagoes

Sejak 1852, di Meester Cornelis (Jatinegara) di Soedjono dengan nomor staamboek 747840.

Jakarta. Sekolah ini sebelumnya menerima Nama tiga orang pemuda itu termuat pada pemuda yang memiliki pendidikan dasar harian Sinar Djawa edisi 24 Oktober 1914. modern entah ELS, HIS bahkan HBS. Seiring Masa itu jarang sekali pemuda Indonesia yang perkembangan persekolahan barat di Jawa, bisa menjadi perwira dalam jajaran korps lama-lama minimal hanya lulusan MULO atau perwira KNIL. Mereka umumnya berasal dari

HBS III tahun yang bisa diterima dalam kalangan keluarga terpandang (Matanasi, sekolah militer ini. Ketika Oerip yang masuk 2011). tahun 1910 aturan semacam itu belum ada, Oerip Soemohardjo bukanlah orang pada masa Oerip mendaftar banyak jebolan Indonesia dengan pangkat tertinggi dalam

Opleiding School voor Indische Artsen KNIL seperti yang banyak ditulis dalam buku-

(sekolah Pamongpraja yang biasa disingkat buku sejarah, terutama buku pelajaran sejarah

OSVIA) yang masuk, Oerip hanya sempat di sekolah. Padahal, pangkat tertinggi yang setahun di OSVIA . pernah dicapai orang-orang pribumi yang

Tanggal 24 Oktober 1914, tiga orang berkarier di KNIL adalah letnan kolonel, pemuda pribumi telah diangkat menjadi letnan walau sebagai perwira kesehatan saja. Bila ada dua (KNIL) setelah sebelumnya lulus dari yang berpangkat mayor jenderal, itu hanya

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 3 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

pangkat titular saja, tapi tidak ada yang kolonial adalah sesuatu yang hina pada masa mencapai jenderal penuh. Pangkat macam ini itu. Kendali demikian sang ayah akhirnya mau hanya yang disandang beberapa raja lokal di mengerti jalan hidup Oerip-yang tidak pernah wilayah Hindia Belanda yang setia kepada diduganya-karena dalam surat pada ayahnya

Ratu Belanda. Hampir semua raja memiliki Oerip kerap berkata bahwa dirinya akan lulus pangkat titular macam ini. Selain orang sebagai perwira KNIL bukan serdadu biasa.

Belanda totok atau Indo dan pribumi ditubuh Menurut Oerip, perwira KNIL pribumi

KNIL, setidaknya ada lagi perwira kesehatan maupun Eropa sama-sama dihormati. dari orang-orang keturunan China (Matanasi, Di sekolah militer itu tentu saja

2011). dipelajari berbagai ilmu militer. Oerip

Pangkat akhir Oerip adalah mayor dan termasuk beberapa mantan siswa OSVIA di hampir menduduki pangkat Groot Mayor yang Magelang yang masuk sekolah perwira militer hampir setara letnan kolonel. Setidaknya ada 3 di Batavia itu. Sebelum diterima sebagai kadet pribumi berpangkat letnan kolonel dalam Oerip baru saja meninggalkan sekolahnya-dia

KNIL. Seorang di antaranya adalah dokter dari tidak meneruskan pelajaran di kelas dua-dan suku Manado. Oerip lulus dari sekolah perwira diam-diam mendaftarkan diri sebagai calon di Meester Cornelis itu pada tahun 1914, kadet di sekolah Opsir di Meester Cornelis . banyak tulisan menyebutkan Oerip masuk Sebagai perwira KNIL tentu saja mereka tahun 1910, ini sangat janggal dalam sekolah dikirim ke penjuru Hindia, yang kadang opsir pendidikan pribumi yang lamanya 3 terpencil sekali. tahun. Oerip sendiri mendaftar diam-diam Setelah lulus dari sekolah perwira masuk KNIL bersama Soegondo yang kelak pribumi itu, Oerip ditempatkan di menjadi Kolonel Tentara Republik zaman . Sebagai orang yang terbiasa revolusi. Menurut pandangan kaum - dengan petualangan, hal itu bukan maslaah seperti juga ayah Oerip-menjadi serdadu bagi seorang Oerip yang sering mendengar

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 4 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

cerita serdadu-serdau di Purworejo maupun seperti halnya banyak perwira KNIL lainnya

Magelang. Oerip tergolong perwira yang menghindar dari kerjasama dengan Tentara disegani oleh semua golongan semasa berdinas Pendudukan Jepang. Tawaran kerjasama di KNIL. Selama 24 tahun berdinas di KNIL Tentara Jepang dengan mantan KNIL dibatasi

Oerip sebenarnya hampir berpangkat Letnan pada sektor non-militer. Oerip Sumohardjo,

Kolonel sebelum pensiun. Padahal saat itu setelah dibebaskan dari kamp interniran, hanya ada dua orang pribumi yang mencapai pernah ditawari oleh seorang Kolonel Tentara pangkat Letnan Kolonel KNIL ketika pensiun Jepang untuk menjadi Kepala Polisi. Namun non tituler-kedua perwira yang dimaksud Oerip menolak tawaran itu dan memilih hidup adalah Letnan Kolonen Kawilarang dan menjadi orang sipil biasa di Kampung Gentan,

Letnan Kolonel Dr. HDJ Apituley. Kedua utara kota Yogyakarta (Matanasi, 2011).

Letnan Kolonel itu adalah perwira kesehatan Pembentukan BKR berlangsung pada

KNIL, bukan perwira pemegang komando tanggal 23 Agustus 1945, karena RI sebagai pasukan yang biasa diturunkan dalam negara baru harus didukung oleh kekuatan pertempuran. Oerip adalah perwira yang militer. Guna menghindari hantaman kekuatan bertugas dalam pasukan yang kemungkinan luar yang lebih besar maka kekuatan militer itu diturunkan dalam pertempuran. Bila Oerip hanya diberi nama Barisan Keamanan dengan menjadi Letnan Kolonel non-tituler dan non- pengertian yang lebih netral dan bertujuan kesehatan, mungkin dialah perwira karier menjaga keamanan. Akan tetapi, BKR yang infantri pertama pribumi tertinggi sebelum dibantu semua laskar inilah yang harus

Perang Dunia II dalam KNIL (Matanasi, menghadapi pasukan Sekutu dan KNIL. BKR

2011). tidak mempunyai badan pusat koordinasi,

Ketika tentara Jepang mendarat Oerip tetapi dibina oleh mantan KNIL setempat. ditawan di . Sebelumnya dia sempat Resminya pusat BKR ada di Jakarta tetapi dipanggil kembali sebagai militer. Oerip, tidak pernah berfungsi. Meskipun demikian

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 5 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

BKR sudah merupakan institusi yang Mayor KNIL di dekat Yogyakarta. Pak Urip merupakan korps pejuang bersenjata yang memperoleh mandat dari Pemerintah sebagai bersumber pada rakyat dan pemuda. Sekitar Kepala Staf Umum untuk mengorganisir TKR. dua bulan kemudian dibentuklah TKR, yaitu Pak Urip memilih Yogyakarta sebagai tempat tanggal 5 Oktober 1945, sebagai tentara untuk markasnya dan dia segera meninggalkan reguler. Sementara itu masih terdapat barisan- Jakarta. Bagaimana tidak teraturnya keadaan barisan pemuda yang bersifat setengah pada waktu itu dapat dibayangkan dari organisasi politik, setengah organisasi militer. pemeriksaan yang lama yang harus dialami

Barisan pemuda itulah yang menjadi kekuatan oleh Pak Urip, Kepala Staf Umum, dari militernya partai-partai politik pada awal pemuda-pemuda di stasiun Tegal, sebelum dia proklamasi. Dengan terbentuknya TRI pada diperkenankan untuk meneruskan tanggal 25 Januari 1946 yang merupakan perjalanannya ke Yogyakarta (Simatupang, pasukan reguler dan nasional maka barisan 1980). pemuda dan laskar itu dirasionalisasikan. Ketika pasukan Sekutu benar-benar

Setelah terjadinya integrasi ke dalam pasukan mendarat dan bergerak ke pedalaman untuk reguler masih ada kesulitan psikologis, karena melucuti garnisun-garnisun Jepang di sana dan masih terikat dengan aliran politik yang untuk membebaskan tawanan perang pihak mereka yakini, sehingga menimbulkan Sekutu, para perwira TKR mendesak berbagai peristiwa bersenjata (Pranoto, 2001). pemerintah agar dengan segera dan secara

Pada tanggal 5 Oktober 1945 pasukan- permanen mengisi jabatan Panglima Tentara pasukan BKR itu dijadikan TKR (Tentara dan Menteri Keamanan (Pertahanan). Oleh

Keamanan Rakyat). Untuk mengorganisasi karena pemerintah tidak menanggapi

TKR itulah Pemerintah, yang pada waktu itu permintaan mereka itu, maka Oerip masih berkedudukan di Jakarta, memanggil Soemohardjo pada tanggal 12 November

Pak Urip, yang hidup sebagai pensiunan memanggil semua panglima divisi dan resimen

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 6 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

TKR untuk menghadiri sebuah rapat di Metode penelitian sejarah

Yogyakarta, tempat kedudukan baru Markas didefinisikan sebagai suatu kumpulan yang

Besar TKR setelah Jakarta diduduki oleh sistematis dari prinsip-prinsip dan aturan- tentara Sekutu. Pokok pembicaraan yang aturan yang dimaksudkan untuk membantu utama adalah soal mengisi jabatan pimpinan di dengan secara efektif dalam pengumpulan

Markas Besar TKR dan dalam Kementerian bahan-bahan sumber dari sejarah, dalam

Keamanan. Dalam rapat itu, , menilai atau menguji sumber-sumber itu seorang bekas opsir PETA terpilih sebagai secara kritis, dan menyajikan suatu hasil

Panglima TKR (Sundhaessen, 1986). “sinthese ” (pada umumnya dalam bentuk

Adanya Tentara Republik Indonesia tertulis) dari hasil-hasil yang dicapai (Wasino

(TRI) sebagai tentara reguler dan badan & Endah Sri Hartatik, 2018). perjuangan sebagai kekuatan rakyat, sangat Dari pengertian tersebut, penelitian ini tidak menguntungkan perjuangan, karena menetapkan adanya tiga langkah atau tahap badan-badan perjuangan dan laskar-laskar kegiatan di dalam metode sejarah, ialah: memiliki haluan politik sesuai dengan partai 1. Pencarian bahan-bahan sumber di atas kita tempat ia bernaung. (Djamaluddin, 1998hal dapat bekerja, ialah pencarian sumber-sumber

23). Sehingga Pemerintah pada waktu itu keterangan atau pencarian bukti-bukti sejarah, melakukan penyempurnan-penyempurnaan tahap ini disebut Heuristik, yang merupakan terhadap TRI yang pada akhirnya melahirkan langkah permulaan di dalam semua penulisan

Tentara Nasional Indonesia yang sekarang. sejarah.

Lahirnya TNI tidak bisa dilepaskan dari tokoh 2. Penilaian atau pengujian terhadap bahan- ex tentara KNIL Mayor Oerip Soemohardjo. bahan sumber tersebut dari sudut pandangan

nilai kenyataan (kebenarannya) semata-mata,

METODE PENELITIAN tahap kedua ini disebut kritik sumber atau

kritisisme, yang merupakan langkah yang

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 7 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

sangat penting sehingga sering dikatakan dalam bentuk maupun susunannya. Susunan

bahwa seluruh proses dari metode sejarah persenjataan, kekuatan, peralatan maupun

disebut sebagai Kritisisme Sejarah. pimpinannya masih campur baur. Susunan

3. Penceritaan atau Penyajian yang bersifat organisasi merupakan campuran yang terdiri

formal (resmi) dari penemuan-penemuan dari dari bermacam-macam organisasi militer

kegiatan Heuristik dan Kritisisme; tahap ketiga seperti Heiho, Peta, Gyugun, KNIL, serta

ini meliputi penyusunan kumpulan dari data organisasi semimiliter, organisasi laskar

sejarah dan penyajian /penceritaannya (pada pejuang.

umumnya dalam bentuk tertulis) di dalam Pada saat barisan-barisan pemuda

batas-batas kebenaran yang objektif dan arti bersenjata sedang melucuti Jepang di berbagai

atau maknanya; tahap ketiga ini disebut daerah, pula pada saat pertempuran-

Sinthese dan Penyajian (Sinthese dan pertempuran melawan NICA sudah terjadi di

Penulisan). kota-kota besar, pula pada saat pasukan-

pasukan Sekutu yang pertama mendarat dan

PEMBAHASAN memerintahkan Jepang untuk membatalkan

Pada tanggal 22 Agustus 1945 keluar Republik dan mempertahankan inventaris

pengumuman dari Panitia Persiapan Indonesia maka pemerintah memanggil bekas

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tentang Mayor KNIL Urip Sumohardjo ke Jakarta, di

pembentukan Badan Keamanan Rakyat mana ia menerima pengangkatannya dari

(BKR). Badan ini bukanlah suatu tentara tangan Wakil Presiden Hatta menjadi kepala

melainkan hanya merupakan suatu badan atau staf umum dan ditugaskan untuk membentuk

Korps Pejuang Bersenjata dengan tugas untuk tentara. Mari kita ikuti maklumat-maklumat

menjaga ketentraman umum (Hartono, 2012). resmi yang mengantar kelahiran TKR.(

Organisasi BKR saat itu belum merupakan Nasution, 1970).

suatu organisasi yang tertata dengan baik Maklumat Pemerintah

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 8 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Untuk memperkuat perasaan keamanan atas yang masih bertugas aktif dalam tahun umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat. 1942, tiga belas orang memutuskan untuk Jakarta, 5 Oktober 1945 Presiden Republik Indonesia mendukung Republik. Mereka beranggapan bahwa dengan menyerahnya KNIL dalam

Demikianlah, pada tanggal 5 oktober 1942, mereka sudah dibebaskan dari

1945 BKR diubah menjadi Tentara Keamanan kewajiban terhadap Mahkota Belanda.

Rakyat (TKR). Sesuai dengan namanya, fungsi Sekelompok opsir KNIL lainnya, yang dapat utama TKR masih tetap memelihara keamanan dibedakan dengan kelompok yang pertama, dalam negeri dan bukan menghadapi musuh yakni mereka yang lulus dari Sekolah Kadet dari luar. Namun demikian setidak-tidaknya Militer di dan dikenal sebagai statusnya sudah ditingkatkan menjadi tentara. “kadet-kadet Bandung” lebih bergairah lagi

Dengan menggunakan nama baru itu, dari segi untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata struktur ia mengalami perbaikan. Untuk Republik (Sundhaussen, 1986). sebagian besar hal itu dimungkinkan berkat Ketika pembentukan TKR adanya perwira-perwira didikan Belanda yang diumumkan, pada hari itu juga bekar Mayor masuk BKR. Sementara para bekas opsir KNIL Oerip Soemohardjo, yang telah

PETA tak pernah mendapat pendidikan staf, dipensiun dalam tahun 1938, diangkat sebagai para bekas opsir KNIL itu setidak-tidaknya Kepala Markas Besar Umum TKR. Karena di telah berpengalaman sekedarnya dalam kalangan orang-orang bekas PETA, terutama melakukan tugas-tugas staf dan oleh sebab itu di Jawa Timur dan Jawa Tengah, terdapat mereka lebih memenuhi persyaratan untuk perasaan tidak senang terhadap bekas opsir tugas yang berkaitan dengan pengorganisasian KNIL, maka ia tidak diangkat menjadi dan perencanaan militer. Panglima Tentara, jabatan yang pada hari

Di kelimabelas orang Indonesia berikutnya diberikan kepada Suprijadi, dalam KNIL dengan pangkat letnan muda ke pemimpin legendaris dan pemberontakan

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 9 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

PETA di . Tetapi pengangkatan itu hanya dengan maksud untuk menyempurnakan kekuatan Republik Indonesia. simbolis, karena sejak pemberontakan dalam Pemuda-pemuda, bekas Peta, Heiho, Kaigun- Heiho, dan pemuda-pemuda dari Barisan bulan Februari itu Suprijadi tak pernah terlihat Pelopor telah menyiapkan tenaganya, agar setiap waktu dapat membaktikan tenaganya lagi. Pada tingkat kabinet, seorang Menteri ad untuk menentang kembalinya penajajahan Belanda. interim untuk Kemanan Nasional diangkat Pemuda-pemuda yang masuk Tentara Kebangsaan itu dengan segera diperelengkapi pada tanggal 20 Oktober (Sundhaussen, 1986). dengan persenjataan, agar dengan jalan demikian dapat mempertahankan keamanan Di lapangan, dibentuk empat umum Jakarta, 7 oktober 1945. Komandemen, di Sumatera, Jawa Barat, Jawa

Tengah, dan Jawa Timur. Kepada mereka Mobilisasi Tentara Keamanan Rakyat Untuk menjaga keamanan rakyat pada dewasa diberikan komando taktis, baik atas kesatuan- ini oleh Presiden Republik Indonesia telah diperintahkan pembentukan Tentara kesatuan TKR yang reguler ,maupun atas Keamanan Rakyat. Tentara ini terdiri atas rakyat Indonesa yang berperasaan penuh sekian banyaknya badan perjuangan, yakni tanggung jawab atas keamanan masyarakat Indonesia dan guna menjaga kehormatan nama baru yang diberikan kepada berbagai negara Republik Indonesia. Pemuda dll nya yang tegap sentorasa badan organisasi kelasykaran. Batalion-batalion dan jiwanya, bekas prajurit Peta, prajurit Hindia Belandan dan Heiho, Kaigun-Heiho, TKR dikelompok-kelompokkan menjadi Barisan Pemuda, Hisbullah, Pelopor dll, baik yang sudah maupun yang belum pernah resimen dan divisi. Enam divisi terbentuk di memperoleh latihan militer, supaya selekas- lekasnya mendaftarkan diri pada kantor BKR Sumatera, tiga di Jawa Barat, empat di Jawa di ibukota kabupaten masing-masing atau pada badan lain-lainnya yang ditunjuk oleh residen Tengah, dan tiga di Jawa Timur (Sundhaussen, (kepala daerah) atau wakilnya. Merdeka ! 1986). Jakarta, 9 Oktober 1945 Komite Nasional Pusat Maklumat Pemerintah Ketua Sebagai Menteri Keamanan Rakyat diangkat : Mr. Kasman Singodimedjo Suprijadi Jakarta, 6 oktober 1945 Presiden Republik Indonesia Pada tanggal 5 Oktober 1945, Sukarno Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan

Pengumuman Pemerintah maklumat Pembentukan Tentara Kebangsaan Ini hari telah dilakukan pembentukan Tentara Kebangsaan di satu daerah dekat Jakarta yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 10 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

(TKR). Maklumat pemerintah tersebut Komandemen III Jawa Timur, dan ditindaklanjuti oleh Ketua Komite Nasional Komandemen Sumatera (Hartono, 2012).

Indonesia Pusat (KNIP), Kasman Singodimejo Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1945 dengan mengeluarkan seruan Mobilisasi TKR diumumkan : pada tanggal 9 Oktober 1945. Kementerian Keamanan Rakyat Talah diangkat oleh pemerintah Republik Pembentukan TKR mendapat Indonesia pucuk pimpinan Kementerian Keamanan Rakyat, ialah sebagai berikut : sambutan hangat dari seluruh lapisan 1. Menteri ad Interim : Muhamad Suljoadikusumo masyarakat. Beratus-ratus pemuda terdiri dari 2. Pemimpin Tertinggi : Suprijadi 3. Kepala Staf Umum : Major Urip Sumohardjo. pelajar, pedagang, pegawai, dan lain lain Selain itu bekas opsir-opsir tentara Hindia Belanda menyatakan sikapnya di belakang berduyun-duyun mendaftarkan diri, pemerintah Republik. Bahwa keinsyafan wajib ikut mempertahankan Republik Indonesia meninggalkan pekerjaannya untuk merdeka sudah juga meresap di hati sanubari segenap bekas opsir Indonesia dari tentara menyumbangkan jiwa raga bagi pembelaan Belanda dahulu, dapat dinyatakan dalam maklumat mereka sbb. Ini tanah air. Jakarta, 14 Oktober 1945

Pada tanggal 20 Oktober 1945, Maklumat. Pemerintah RI mengangkat (tokoh Kami yang bertanda tangan di bawah ini, semua bekas opsir-opsir tentara Hindia pemberontakan Peta di Blitar) sebagai Belanda dahulu. Menimbang: pimpinan tertinggi TKR dan mantan Mayor a. Bahwa menurut bunyinya proklamasi yang disebarkan dengan perantaraan radio pada KNIL Urip Sumohardjo sebagai Kepala Staf tanggal 9 Maret 1942 dari panglima tentara Hindia-Belanda dahulu Letnan Djenderal Ter Umum TKR. Sejak saat itu disusunlah Markas Poorten, tentara tersebut telah dibubarkan. b. Bahwa dengan sendirinya kami telah terbebas Besar Umum (MBU) TKR yang merupakan dari sumpah, yang kami pernah berikan pada waktu diangkat menjadi opsir. bagian dari markas Tertinggi (MT) TKR c. Bahwa ternyata NICA dengan pembantu- pembantunya telah menimbulkan kerusuhan- (Hartono, 2012). kerusuhan yang sangat menggusarkan hati kami sebagai manusia dan warga Indonesia. MT TKR meliputi empat d. Bahwa menurut keyakinan kami yang sedalam-dalamnya, gerakan Republik komandemen, yakni Komandemen I Jawa Indonesia adalah gerakan yang sesuai dengan kehendak seluruh bangsa Indonesia dan bukan Barat, Komandemen II Jawa Tengah, keinginan dari satu golongan atau lapisan saja.

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 11 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

e. Bahwa menurut dasar Republik Indonesia kita di daerah-daerah semakin menjamur. Para hendak hidup damai dengan bangsa-bangs alain di dunia ini. komandan setempat kebanyakan dipilih Memutuskan : 1. Menyatakan, bahwa kami sekalian berdiri di langsung oleh bawahannya, atau oleh Komite belakang Republik Indonesia. 2. Menyatakan, bahwa kami sekalian siap sedia Nasional Daerah setempat, atau juga oleh menerima segala perintah-perintah itu dengan sgala kekuatan kami lahir dan batin. panitia yang sengaja dibentuk untuk maksud Mosi ini disampaikan kepada : 1. Republik Indonesia itu. Bahkan tidak jarang perorangpun 2. Komite Nasional Pusat 3. Umum.( Nasution, 1970) menyusun sendiri suatu pasukan dan ia

menjadi komandannya. Di kalangan pucuk Pimpinan TKR Berdasarkan atas pertimbangan itu, daerah dirasakan adanya satu kekurangan, pada tanggal 12 November 1945 di MTTKR yaitu Soepriyadi sebagai Pimpinan Tertinggi (Markas Tinggi Tentara Keamanan Rakyat) di TKR yang ditunjuk oleh Presiden, tetapi tidak Gondokusuman, yogyakarta, diadakah pernah muncul. Atas dasar itu, ada keinginan Konverensi Besar TKR yang dihadiri oleh kuat di kalangan Pimpinan Markas Tinggi hampir semua Komandan Divisi dan Resimen TKR untuk memilih dan mengankat seorang TKR. Juga hadir dalam rapat tersebut Sri Perwira Tinggi guna menggantikan Sultan Hamengkubowono IX, Sunan Soepriyadi. Pimpinan Tertinggi yang baru Pakubowono XII dan Mangkunegoro X. benar-benar di rasakan perlu, mengingat Utusan dari Sumatera yang hadir hanya kehadiran dan tenaganya dibutuhkan sekali seorang, yaitu Kolonel Moh. Noeh mewakili 6 untuk mengayomi ataupun mengatur seluruh Divisi di Sumatera, sedangkan wakil dari Jawa kesatuan bersenjata, khususnya TKR yang Timur juga tidak hadir lengkap karena sedang baru dibentuk itu (, 1992). menghadapi keadaan genting sebagai akibat TKR lahir dan didirikan dimana-mana, peristiwa 10 November. Acara pokok lebih-lebih setelah adanya perintah 1 konferensi seperti yang telah diketahui oleh November 1945, maka berdirinya laskar rakyat para hadirin sebelumnya ialah pembahasan

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 12 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

soal : “membangun tentara yang kuat guna November 1945 memanggil semua Panglima menghadapi serangan musuh”. Konferensi ini Divisi dan resimen TKR untuk menghadiri dinilai sangat penting sebagai langkah pertama sebuah rapat di Yogyakarta, yaitu tempat untuk mengatur ketertiban dan ketentraman kedudukan baru Markas Besar TKR, setelah negara Republik Indonesia. Pada saat itu baru Jakarta diduduki oleh tentara Sekutu. Pada mempunyai MT (Markas Tertinggi) TKR waktu itu para Panglima Daerah ini bukanlah dengan pimpinan Kepala Staf Umum. Belum diangkat oleh pemerintah pusat dan sebagian mempunyai Kementerian Pertahanan dan juga besar lainnya adalah dasar kedaulatan (dipilih belum mempunyai seorang Panglima Besar. anak buah sendiri). Termasuk pula pangkat-

Jadi bahwa terbentuknya tentara nasional pangkat dan kedudukan para perwira,

Indonesia adalah dari bawah ke atas, bukan semuanya berdasarkan kedudukan mereka seperti lazimnya: dari atas ke bawah. dalam pasukannya atau karena pangkat-

Pembentukan ini berlangsung secara pangkat itu dipandang dari tingkat dan demokratis dan dengan penuh kesetiakawanan posisinya di masyarakat waktu itu. Konferensi

( Tjokropranolo, 1992). dipimpin oleh Kepala Staf Umum Letjen Oerip

Ketika pasukan Sekutu benar-benar Soemohardjo dan berjalan lancar, tetapi mendarat dan bergerak ke daerah pedalaman kemudian timbul suasana yang tegang ketika untuk melucuti garnisun-garnisun Jepang dan diumumkan mengenai suatu urgensi yang membebaskan semua tawanan perang Jepang, tidak dapat ditunda, terpaksa harus para perwira TKR mendesak pemerintah agar mengadakan tambahan agenda rapat, ialah segera secara permanen mengisi jabatan menentukan/memilih calon-calon yang akan

Panglima Tentara dan Menteri Keamanan dipilih sebagai Pimpinan Tertinggi TKR (

(Pertahanan). Oleh karena itu pemerintah tidak Tjokropranolo, 1992). menanggapi permintaan mereka itu, maka Perwira tertua dari Markas Tertinggi,

Letjen Oerip Soemohardjo pada tanggal 12 panglima-panglima divisi dan komandan-

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 13 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

komandan resimen dari seluruh Jawa dan (KNIL + PETA) beberapa perwira yang menurut keterangan (KNIL+PETA), Suryadarma dan Kastaf Oerip mereka mewakili tentara di pada Soemohardjo sendiri. Para mantan KNIL yang waktu itu berkumpul di ruang sidang dari telah masuk BKR/TKR itu telah terbukti turut

Markas Tertinggi. Sri Sultan dan Sri Pakualam berjuang dengan sepenuh hati mengabdikan yang kedua-duanya telah diangkat sebagai diri kepada Tanah Air Indonesia dan merasa perwira-perwira kehormatan, hadir juga. Acara tidak terikat lagi dengan sumpah mereka untuk yang utama ialah pemilihan Panglima Besar. tetap setia pada Mahkota Belanda (

Oleh karena Panglima Besar Suprijadi tidak Tjokropranolo, 1992). muncul-muncul, maka telah timbul keinginan Dengan terus mengalirnya pasukan di kalangan yang luas dalam tentara, agar Belanda yang membonceng tentara Inggris, diangkat seorang Panglima Besar yang dengan Republik mengambil sikap yang secara sungguh-sungguh dapat memberikan simbolis lebih militan. Tanggal 1 Januari 1946 pimpinan kepada tentara. Setelah diadakan Kementerian Keamanan diubah namanya beberapa kali pemungutan suara ulangan dan menjadi Kementeria Pertahanan, suatu isyarat setelah diadakah istirahat untuk mendinginkan yang jelas bahwa kementerian itu sekarang sedikit suasana yang sewaktu-saktu telah mendapat tanggung jawab yang lebih luas. menjadi hangat, maka pada akhirnya Dalam waktu yang bersamaan Tentara dinyatakanlah Pak Dirman terpilih sebagai Keamanan Rakyat menjadi Tentara

Panglima Besar. Sedangkan Pak Urip Keselamatan Rakyat. Tapi nama ini pun masih dinyatakan terpilih sebagai Kepala Staf belum memuaskan dan pada tanggal 24

Umum (Simatupang, 1980). Januari, TKR diberi nama baru sebagai

Selain sebagian besar perwira Tentara Republik Indonesia (TRI). Selain itu

PETA/Gyugun, hadir pula beberapa mantan dibentuk pula sebuah Panitia Besar untuk

KNIL seperti Didi Kartasasmita, Jatikusumo Reorganisasi Tentara dengan Letjen Oerip

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 14 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Soemohardjo sebagai ketuanya, dengan tugas Direktorat Jenderal Administrasi dipimpin mencari jalan untuk meningkatkan efisiensi oleh Jenderal Mayor Soedibyo. Ada pun tentara (Sundhaessen, 1986). kebijaksanaan-kebijaksanaan Menteri

Dalam usaha untuk menjadikan TKR Pertahanan dirasakan sebagai usaha untuk sebagai alat Negara Republik Indonesia yang menguasai dan mengendalikan TRI. patuh kepada pemerintah, maka pada tanggal (Soebijono et all, 1992).

25 Januari 1946 dikeluarkan Maklumat Panitia ini didominasi bekas opsir

Pemerintah yang mengubah nama Tentara KNIL yang reputasinya sebagai ahli organisasi

Keselamatan Rakyat menjadi Tentara pada umumnya diakui pemerintah, dan bahkan

Republik Indonesia (TRI). Ditetapkan bahwa oleh orang-orang bekas opsir PETA sekalipun.

TRI adalah satu-satunya organisasi militer di Pada tanggal 17 Mei panitia itu menyampaikan negara Republik Indonesia dan akan disusun hasil kerjanya kepada kabinet, di mana mereka atas dasar militer internasional. Kemudian merekomendasikan suatu reorganisasi dari pada tanggal 23 Februari 1946 dibentuklah Kementerian Pertahanan dan Markas Besar

Panitia Besar Penyelenggaraan Organisasi Tentara. Berdasarkan usul reorganisasi itu,

Tentara yang dipimpin oleh Letnan Jenderal kementerian Pertahanan akan memperoleh

Urip Sumohardjo. Sebagai hasil reorganisasi kedudukan yang cukup kuat dengan mendapat maka susunan dan kewenangan Markas fungsi-fungsi yang biasanya dilakukan oleh

Tertinggi Tentara Keselamatan Rakyat. Markas Besar Tentara. Cara kerja panitia itu

Tentara Republik Indonesia (MTTKR/TRI) juga telah membuktikan bahwa orang seperti dipecah menjadi dua, yakni Markas Besar Oerip hampir-hampir tak dapat digantikan

Umum (MBU) di bawah Panglima Besar dalam tentara, sehingga pemerintah lalu

Sudirman dengan tugas operasional mengangkatnya kembali sebagai Kepala Staf membawahkan divisi-divisi dan Bagian- Tentara (Sundhaessen, 1986). militer Kementerian Pertahanan di bawah

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 15 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

Rapat Tentara yang kedua diadakan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara reguler pada tanggal 23 Mei dan dihadiri oleh para dan badan perjuangan sebagai kekuatan perwira Markas Besar dan semua panglima bersenjata rakyat, kurang menguntungkan divisi dan resimen. Rapat menerima usul-usul perjuangan. Badan-badan perjuangan reorganisasi yang diajukan Oerip dan mempunyai haluan yang sesuai dengan partai menyambut baik pengangkatannya kembali politik tempat organisasi itu bernaung. Antara sebagai Kepala Staf. Rapat memutuskan untuk kekuatan bersenjata itu sering terjadi menghapuskan komandemen-komandemen, kesalahpahaman. Hal itu tentu saja tidka yang bagaimanapun tidak berfungsi, kecuali di menguntungkan perjuangan (Markas Besar

Jawa Barat. Satu tugas yang sulit adalah Tentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah , menghapuskan kesatuan-kesatuan siluman 2014). yang hanya ada di atas kertas, karena Menghadapi situasi yang demikian, memimpin kesatuan-kesatuan itu, dengan pemerintah tetap berupaya menyatukan sendirinya menolak untuk membubarkan diri Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan atau bergabung dengan kesatuan lain. Tetapi badan-badan perjuangan dalam satu wadah. pada umumnya rapat berhasil mengurangi Pada tanggal 15 Mei 1947, Presiden Republik jumlah divisi serta resimen dan menciptakan Indonesia mengeluarkan penetapan tentang kesatuan-kesatuan dengan perbandingan yang penyatuan TRI dengan laskas-laskar menjadi lebih baik antara jumlah personil dan jumlah satu organisasi tentara. Penyatuan itu senjata (Sundhaessen, 1986). direalisasikan dengan membentuk panitia yang

Pemerintah menyempurnakan tentara dipimpin langsung oleh Presiden, dibantu oleh kebangsaan secara terus-menerus dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, Menteri berbagai upaya, seraya bertempur dan Pertahanan Amir Syarifuddin, dan Panglima berjuang bagi tegaknya kedaulatan serta Besar Jenderal Soedirman. Anggota panitia kemerdekaan bangsa. Adanya dua pasukan terdiri atas Kepala Staf Umum Markas Besar

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 16 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Tentara (MBT), Oerip Sumohardjo, Kepala Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo. Secara

Staf TRI Angkatan Udara Komodor resmi diumumkan pada hari Angkatan

Surjadarma. Selain itu, terdapat pula pimpinan Bersenjata RI, 5 Oktober 1947 (Djamaluddin, bebarapa laskar atau badan perjuangan, 1998). pimpinan TRI Pelajar, Direktur Jenderal Partai-partai atau golongan-golongan

Angkatan Darat, dan Direktur Jenderal politik yang membawahi laskar-laskar tidak

Angkatan Laut. rela menyerahkan pasukannya begitu saja

Untuk mempersatukan TRI dan laskar- kepada pemerintah, sehingga mempersulit laskar ke dalam satu organisasi tentara kelancaran penyatuan TRI, apalagi, laskar- nasional, dikeluarkan Penetapan Presiden laskar tersebut menjadi pelopor ideologi yang tanggal 5 Mei 1947 dan dibentuklah sebuath dianutnya dan turut aktif dalam pergolakan panitia yang langsung di bawah koordinir politik. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal itu

Presiden. Namun, pelaksanaan tugas panitia diperlukan pribadi-pribadi nonpartai, yaitu : kurang lancar, lalu Menteri Pertahanan Presiden, Wakil Presiden, dan Panglima Besar menyodorkan konsepsi pelaksanaan secara yang pada umumnya didukung oleh semua bertahap. Konsepsi itu disetujui dan pada aliran dalam Republik Indonesia. Apa yang tanggal 7 Juni 1947, Presiden Soekarno tidak mungkin dicapai melalui tata negara, dengan Ketetapan Presiden No.24 tahun 1947, ternyata dapat diselesaikan oleh pribadi- yang isinya antara lain, mulai tanggal 3 Juni pribadi tersebut. Menteri Pertahanan kemudian

1947 disahkan berdirinya Tentara Nasional menyodorkan konsepsi pelaksanaan penyatuan

Indonesia (TNI) dan menyatakan bahwa secara bertahap. Pada tahap pertama, laskar semua laskar dan badan perjuangan secara dalam daerah divisi diperbolehkan mempunyai serentak dimasukkan ke dalam TNI. Sejak itu satu resimen dari masing-masing partai politik. berdirilah TNI dengan pimpinan Panglima Resimen-resimen itu kemudian digabungkan

Besar Jenderal Soedirman yang didampingi menjadi satu brigade laskar. Pada tahap kedua,

Volume 16 MAYOR KNIL OERIP SOEMOHARDJO DAN SEJARAH KEBIJAKAN AWAL PEMBENTUKAN TENTARA 17 NASIONAL INDONESIA Endro Tri Sudarwono

brigade laskar menggabungkan diri kepada , Jenderal Mayor Ir. Sakirman, dan

TRI, kemudian dilebur menjadi TNI (Markas Jenderal Mayor Joyosuyono.

Besar Tentara Nasional Indonesia Pusat Ketetapan itu menyatakan bahwa :

Sejarah, 2014). Tentara Nasional Indonesia menjalankan tugas kewajiban mengenai siasat dan organisasi, Proses penggabungan bertahap ini selama proses penyempurnaan Tentara Nasional Indonesia sedang berjalan. disetujui oleh badan kelaskaran. Setelah Semua satuan Angkatan Perang dan satuan laskar yang menjelama menjadi TNI, panitia bekerja bebarapa minggu akhirnya diwajibkan taat tunduk pada segala perintah dan instruksi yang dikeluarkan oleh Pucuk tercapai kesepakatan bahwa TNI akan Pimpinan TNI. (Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah, 2014). dipimpin secara bersama (kolektif) dalam wadah Pucuk Pimpinan TNI. Pada tanggal 7 KESIMPULAN juni 1947 Presiden RI mengeluarkan Di sekitar lahirnya Tentara Nasional

Penetapan Presiden yang menyatakan bahwa Indonesia yang tidak bisa dilepaskan dari mulai tanggal 3 Juni 1947 disahkan dengan sosok Oerip Soemohardjo, dapat disimpulkan resmi berdirinya Tentara Nasional indonesia bahwa ada tiga wadah yang ikut membentuk

(TNI). TNI merupakan gabungan dari TRI dan dan membidangi lahirnya TNI. Pertama, laskar bersenjata, baik yang sudah atau tidak militer yang berasal dari kelompok kelaskaran tergabung dalam Biro perjuangan. Penetapan seperti Hizbullah, Pesindo (Pemuda Sosialis ini juga menyatakan susunan pimpinan Indonesia), Pemuda Rakyat, dan sebagainya. tertinggi TNI : Mereka relatif kurang terdidik, kurang

Pucuk pimpinan ; Panglima Besar Angkatan profesional karena masuk atau terlibatnya

Perang Jenderal Soedirman diangkat sebagai mereka dalam kegiatan militer didorong

Kepala Pucuk Pimpinan TNI. Anggota- spontanitas untuk membantu perjuangan anggotanya adalah Letnan Jenderal Oerip kemerdekaan. Pemerintah merekrutnya karena

Soemohardjo, Laksamana Muda Nazir, diperlukan untuk menghadapi perjuangan

Komodor Suryadarma, Jenderal Mayor

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16 18 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

fisik, selain itu sudah tentu untuk menghargai Nasution, A.H. 1970. Tentara Nasional Indonesia. Jakarta: Seruling Masa. jasa-jasa mereka. Pranoto, Suhartono W. 2001. Revolusi Kedua, mereka yang berasal atau Agustus: Nasionalisme Terpasung dan Diplomasi Internasional. Yogyakarta: mendapatkan pendidikan militernya di Peta. Lapera Pustaka Utama.

Pada dasarnya mereka sangat ahli dalam Santosa, Iwan dan Wenri Wanhar. 2012. Pasukan-M Menang Tak Dibilang Gugur kegiatan lapangan. Ketiga, mereka yang Tak Dikenang: Pertempuran Laut Pertama memperoleh pendidikan militer dari Belanda. dalam Sejarah RI. Jakarta: Red & White Publishing. Baik KMA BREDA (Akademi Militer Simatupang, T.B. 1980. Laporan Dari Kerajaan Belanda) maupun CORO ( Corps Banaran : Kisah Pengalaman Seorang Prajurit Selama Perang Kemerdekaan. Opleming voor Reserve Officieren ) di Jakarta: Sinar Harapan.

Bandung, dan mereka yang memulai karier Soebijono, A.S.S. Tambunan, Hidayat Mukmin, Roekmini Koesoemo Astoeti. sebagai prajurit atau bintara KNIL. 1992. Dwifungsi ABRI: Perkembangan dan Peranannya dalam Kehidupan Politik di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada DAFTAR PUSTAKA University Press.

Djamaluddin, Dasman. 1998. Jenderal TNI Sundhaussen, Ulf. 1986. Politik Militer Anumerta Basoeki Rachmat dan Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Supersemar. Jakarta: Grasindo. Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES..

Hartoto, Edi. 2012. Panglima Bambang Tjokropranolo. 1992. Panglima Besar TNI Sugeng: Panglima Komando Pertempuran Jenderal Soedirman: Pemimpin Merebut Ibu Kota Djogja Kembali 1949 Pendobrak Terakhir Penjajahan di dan Seorang Diplomat. Jakarta: Kompas. Indonesia. Jakarta: Surya Persindo Divisi Penerbitan. Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah. 2014. Sejarah Organisasi Wasino dan Endah Sri Hartatik. 2018. TNI 1945-1965. Jakarta. Metode Penelitian Sejarah: dari Riset hingga Penulisan. Yogyakarta: Magnum Matanasi, Petrik. 2011. Sejarah Tentara: Pustaka Utama. Munculnya Bibit-bibit Militer di Indonesia Masa Hindia Belanda sampai Awal Kemerdekaan Indonesia. Yogyakarta: Narasi.

Volume 16