Musso Sepak Terjang Dan Gerakannya Dalam Partai Komunis Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Musso Sepak Terjang Dan Gerakannya Dalam Partai Komunis Indonesia Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri MUSSO SEPAK TERJANG DAN GERAKANNYA DALAM PARTAI KOMUNIS INDONESIA ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Disusun Oleh : TRISNANDO HIKMA RAMADAN NPM: 11.1.01.02.0036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 Trisnando Hikma R. | NPM:11.1.01.02.0036 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Trisnando Hikma R. | NPM:11.1.01.02.0036 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Trisnando Hikma R. | NPM:11.1.01.02.0036 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri MUSSO SEPAK TERJANG DAN GERAKANNYA DALAM PARTAI KOMUNIS INDONESIA TRISNANDO HIKMA RAMADAN 11.1.01.02.0036 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan - Prodi Pendidikan Sejarah [email protected] Dr. Zainal Afandi, M. Pd1dan Drs. Heru Budiono, M.Pd2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa dalam perjalanan panjang Partai Komunis Indonesia terhitung melakukan empat kali pemberontakan yakni tahun 1926, 1948, 1965 dan 1968. Pengkajian mengenai peristiwa pemberontakan PKI di Madiun tidak lepas dari kepemimpinan Musso itu sendiri dan hal ini kurang begitu mendapat perhatian dari sejarawan pada umumnya dibandingkan dengan peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September PKI (G30 S/PKI tahun 1965). Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana pergerakan politik Musso di Indonesia? (2) Apakah peran Musso dalam Partai Komunis Indonesia dan pemberontakan Partai Komunis Indonesia di Indonesia? Penelitian ini menggunakan dengan jenis penelitian sejarah (historis) serta pendekatan penelitian multidimensional.Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian historis antara lain: Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik Studi kepustakaan dan Studi arsip (dokumen). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: (1) Masa muda Musso dilalui dengan aktif diberbagai organisasi gerakan seperti Sarekat Islam, Partai Komunis Indonesia, Sarekat Rakyat, ISDV dan organisasi-organisasi perburuhan pada pra kemerdekaan. (2) Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. (3) Sebagai doktrin hasil analisanya, Musso telah mengeluarkan suatu move yang disebut garis revolusi dengan nama “Jalan Baru Menuju Republik Indonesia”. (4) Pemberontakan PKI di Madiun menduduki tempat-tempat penting di kota Madiun, seperti Kantor Pos, Gedung Bank, Kantor Telepon, dan Kantor Polisi. Ketika terdengar berita di Madiun terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh PKI Musso, maka dengan segera pemerintah mengadakan Sidang Kabinet Lengkap pada tanggal 19 September 1948 yang diketuai oleh Presiden Soekarno. (5) Dalam waktu kurang dari tiga bulan, pemberontakan yang dipimpin Musso ditumpas. Pasukan PKI tercerai-berai, para pemimpin PKI diburu dan dibunuh. Musso tertembak mati pada pertempuran kecil 31 Oktober 1948. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pembanding (2) Saran bagi pemerintah dalam penulisan Buku Sejarah Nasional Indonesia, agar lebih obyektif lagi kaitannya dengan pembahasan Partai Komunis Indonesia. Kata Kunci : Musso, PKI, Madiun Trisnando Hikma R. | NPM:11.1.01.02.0036 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri I. LATAR BELAKANG 1948 di Madiun, Jawa Timur. PKI pada PKI atau Partai Komunis awalnya menempatkan Madiun sebagai Indonesia merupakan organisasi yang daerah basis gerilya dan Surakarta pertama kali didirikan di Semarang oleh sebagai daerah kacau (wildwest). Madiun Hendricus Josephus Franciscus Marie sendiri sampai saat ini merupakan Sneevliet bersama dengan J.A wilayah yang strategis dalam Brandsteder, H.W Dekker dan P. menghubungkan jalur lintas provinsi Bersgma (tokoh sosialis) tepatnya pada antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah. tanggal 9 Mei 1914. Organisasi ini Berbatasan dengan kabupaten Ponorogo awalnya bernama Indische Sociaal di bagian selatan, dengan kabupaten Democratische Vereniging atau ISDV. Nganjuk di bagian Timur dan kabupaten Karena tidak berkembang, kemudian Magetan di bagian barat. ISDV menyusup pada tubuh Serikat Tokoh-tokoh pemberontakan PKI Islam atau SI sehingga terjadi perpecahan di Madiun diantaranya yakni Muso, dalam Serikat Islam yakni antara Serikat Amir Syarifudin, D.N. Aidit, dan tokoh– Islam golongan putih yang masih tokoh lainnya. Latar belakang bertahan dengan ideologi organisasi pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa murni berdasarkan ajaran Islam dan lepas dari jatuhnya kabinet Amir Serikat Islam golongan merah yang Syarifuddin tahun 1948. Jatuhnya terpengaruh aliran Marxisme dari ISDV. kabinet Amir disebabkan oleh PKI merupakan organisasi yang kegagalannya dalam Perundingan berideologi komunisme. Sejarah PKI Renville yang sangat merugikan sendiri berawal dari nama ISDV Indonesia. Untuk merebut kembali kemudian berganti menjadi Perserikatan kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Komunis Hindia pada kongres pertama Amir Syarifuddin membentuk Front ISDV di Semarang pada Mei 1920. PKH Demokrasi Rakyat (FDR). Untuk adalah partai komunis pertama di Asia memperkuat basis massa, FDR yang menjadi bagian dari Komunis membentuk organisasi kaum petani dan Internasional. Kemudian pada tahun buruh. Selain itu dengan memancing 1924, namanya diubah kembali menjadi bentrokan dengan menghasut buruh. PKI (Partai Komunis Indonesia). Puncaknya ketika terjadi pemogokan PKI melakukan pemberontakan dipabrik karung Delanggu (Jawa Tengah) pertama kali pada tahun 1926 di Sumatra pada tanggal 5 Juli 1959. Pada tanggal 11 Barat dan di Jawa Barat. Kemudian pada Agustus 1948, Musso tiba dari Moskow. Trisnando Hikma R. | NPM:11.1.01.02.0036 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 5|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Amir dan FDR segera bergabung dengan “Musso Sepak Terjang dan Gerakannya Musso. Untuk memperkuat organisasi, dalam Partai Komunis Indonesia”. maka disusunlah doktrin bagi PKI. II. METODE Doktrin itu bernama Jalan Baru. PKI 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian banyak melakukan kekacauan, terutama a. Pendekatan penelitian di Surakarta. Oleh PKI daerah Surakarta Penelitian merupakan serangkaian dijadikan daerah kacau (wildwest). upaya pencarian sesuatu secara Sementara Madiun dijadikan basis sistematis. Dalam penelitian ini gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, pendekatan yang dilakukan peneliti Musso memproklamasikan berdirinya adalah melalui pendekatan kualitatif yaitu pemerintahan Soviet di Indonesia. dengan cara mengumpulkan data melalui Tujuannya untuk meruntuhkan Republik catatan lapangan, dokumen pribadi, Indonesia yang berdasarkan Pancasila catatan memo, dan dokumen resmi dan menggantinya dengan negara lainnya. Sehingga dapat menjadi suatu komunis. kesimpulan atau tujuan dari peneliti Musso lahir dengan nama Munawar kualitatif yaitu dapat menggambarkan Musso pada 12 Agustus 1897 di Desa realita empiric dibalik fenomena secara Jagung, Kecamatan Pagu, Kabupaten lebih mendalam, rinci, dan akurat. Kediri, Jawa Timur. Munawar Musso b. Jenis penelitian adalah seorang aktifis pergerakan Penelitian ini akan menggunakan Indonesia, berlatar belakang dari keluarga jenis penelitian kepustakaan (library taat beragama. Pengkajian mengenai research), yang memungkinkan peneliti peristiwa pemberontakan PKI di Madiun terjun langsung untuk mengamati hal-hal tidak lepas dari kepemimpinan Musso itu yang terjadi. sendiri dan hal ini kurang begitu mendapat c. Kehadiran Peneliti perhatian dari sejarawan pada umumnya Peneliti bertindak sebagai observer dibandingkan dengan peristiwa sekaligus pengumpul data. Dalam hal ini pemberontakan Gerakan 30 September peneliti berterus terang kepada para PKI (G30 S/PKI tahun 1965). Atas dasar narasumber jika hasil data pengamatan latar belakang tersebutlah, penulis yang dilakukan dipergunakan untuk berusaha mendalami sekaligus mengkaji melakukan penelitian. Disini peran mengenai PKI yang terkhususkan pada peneliti sebagai pengamat penuh. kajian peran Musso dalam pemberontakan PKI, yang dirumuskan dengan judul Trisnando Hikma R. | NPM:11.1.01.02.0036 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 6|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri 2. Tempat dan Waktu Penelitian 2. Teknik Analisis Data 1) Tempat penelitian a) Data reduction: data yang Penelitian akan dilakukan diwilayah diperoleh di lapangan jumlahnya cukup Jawa Timur khususnya di daerah banyak, untuk itu perlu di catat secara Kabupaten Kota Kediri dan Kota teliti dan rinci . Mereduksi data: Surabaya. merangkum, memilih hal-hal yang perlu, 2) Waktu penelitian memfokuskan pada hal-hal yang penting Rentan waktu penelitian dimulai dicari dari tema dan polanya dan pada tanggal 16 Juli 2015 dan diperkirakan membuang yang tidak perlu. akan selesai pada 16 Desember 2015. b) Data display (penyajian data): 3. Sumber Data setelah data di reduksi maka langkah Data yang dipergunakan dalam selanjutnya adalah mendisplaykan data. penyelesaian penelitian ini berasal dari Data display dalam penelitian kualitatif buku-buku, catatan-catatan yang peneliti bisa dilakukan dalam bentuk uraian dapatkan dari Perpustakaan Medayu singkat, bagan. Agung Surabaya dan Perpustakaan c) Verification: langkah ketiga Universitas PGRI Nusantara Kediri. adalah kegiatan penarikan kesimpulan
Recommended publications
  • Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Tan Malaka (Tokoh Revolusioner Prakemerdekaan)
    KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TAN MALAKA (TOKOH REVOLUSIONER PRAKEMERDEKAAN) Oleh: Hambali Mahasiswa Manajemen Pendidikan Program Doktor (S3) Universitas Negeri Medan [email protected] ABSTRAK Lembaga pendidikan terasa mengalami tantangan yang sangat kompleks, seiring dengan kompleksitas persoalan di abad ke-21 yang muncul ditengah-tengah masyarakat kita. Oleh karena itu pendidikan di negeri ini mestinya punya konsep tersendiri yang benar-benar sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, dan hal itu yang mulai merosot dimana pendidikan mengarah pada praktek liberalis dan kapitalis serta penindasan-penindasan sehingga pendidikan semakin jauh dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Tan malakapernah meletakkan landasan dasar pendidikan yaitu: Pendidikan adalah dasar untuk melepaskan bangsa dari keterbelakangan dan kebodohan serta belenggu Imperialisme-Kolonialisme. Tan Malaka menekankan pada materi pendidikan dan mengenai hal itu dapat disimpulkan menjadi tiga bagian yaitu:Memberi senjata yang cukup buat mencari kehidupan dalam dunia kemodalan (berhitung, membaca, menulis, ilmu bumi, bahasa asing, bahasa Indonesia dan bahasa daerah,Memberi haknya terhadap murid-murid yakni harus dengan jalan pergaulan,Menujukkan kewajiban terhadap berjuta-juta kaum Kromo (rakyat jelata).Pemikiran Tan Malaka mengenai pendidikan dianggap sebagai modal dasar bagi kemajuan dari bangsa yang merdeka dalam politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Praktek pendidikan Tan Malaka bisa disebut sebagai pedagogik transformatif, yaitu proses memanusiakan manusia untuk dapat membentuk masyarakat baru dan pengetahuan baru yang diciptakan oleh keterlibatan mereka sendiri. Hal ini mengusahakan agar pendidikan di posisikan supaya masyarakat mempunyai kesadaran dari pendidikan yang tertindas dan tertinggal. Setelah sadar, diharapkan masyarakat dapat membongkar tatanan atau relasi sosial yang tidak adil dan mengembalikan kemanusian manusia.
    [Show full text]
  • Book Review of Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara
    BOOK REVIEW OF AIDIT: DUA WAJAH DIPA NUSANTARA A FINAL PROJECT In Partial Fulfillment of the Requirement for S-1 Degree in Literature in English Department, Faculty of Humanities Diponegoro University Submitted by: Zsazsa Bhaskara Pramudhita A2B007128 FACULTY OF HUMANITIES DIPONEGORO UNIVERSITY SEMARANG 2014 PRONOUNCEMENT The writer states truthfully that this final project is compiled by herself within taking the result from other researches in any university, in S-1, S-2, and S- 3 degree and diploma. The writer also ascertains that she does not take the material from other publications or someone’s work except for the reference mentioned in bibliography. Semarang, March 2014 Zsazsa Bhaskara Pramudhita MOTTO AND DEDICATION Seek knowledge from the cradle to the grave. Go in quest of knowledge even unto China. He who leaveth home in search of knowledge, walketh in the path of God. Prophet Muhammad This final project is dedicated to my family. APPROVAL Approved by: Advisor, Prihantoro, S.S, MA NIP 19830629 200604 1002 VALIDATION Approved by Strata 1 Final Project Examination Committee Faculty of Humanities Diponegoro University On Friday, March 21, 2014 Advisor, Reader, Prihantoro, S.S, MA Dr. Ratna Asmarani, M.Ed.,M.Hum. NIP 19830629 200604 1002 NIP 19610226 198703 2 001 196102261987032001 ACKNOWLEDGEMENT Praise to Allah SWT who has given all of His love and favor to the writer, so this project on Book Review of Pride and Prejudice Written by Jane Austen can be finished. The writer’s deepest gratitude goes to Prihantoro, S.S, MA as the writer advisor who always available in his busy time to guide and help the writer, gave some suggestions and support to finish this work.
    [Show full text]
  • 9・30事件とインドネシア左派知識人の家族 Author(S)
    Title <第4章> 9・30事件とインドネシア左派知識人の家族 Author(s) 北村, 由美 20世紀アジアの国際関係とインドネシア華人の移動 Citation (2016): 164-175 Issue Date 2016 URL http://hdl.handle.net/2433/228349 Right Type Research Paper Textversion publisher Kyoto University Abstract 第4 章 9・30事件と 3 インドネシア左派知識人の家族 September 30 Incident and A Family of Indonesian Leftist Kitamura Yumi 北村 由美 This section introduces the interview of Mr. Chan Chug Tak, the son of a Chinese Indonesian political leader during the Sukarno period, Siauw Giok Tjhan. Mr. Chan left Indonesia on September 23, 1965, a week before the September 30 はじめに 1 Incident to pursue his higher education in Beijing. After the September 30 Incident, his father was arrested the entire family went through the hardship. In 本稿は、2013年10月31日と2015年11月1日に香港で行ったチャン・チュン case of Mr. Chan, he was exposed to the wave of Cultural Revolution till eventually タ ク( Chan Chung Tak: 陳仲德)さんへのインタビューを元にしている。これらの found his way out to Hong Kong. By reading the life history of Mr. Chan, one can インタビューは、香港での共同調査の過程で行われ、2013年には、芹澤知広、片 obtain a deeper insight to the political change in both Indonesia and China during 岡樹、中谷潤子、横田祥子、北村が、2015年には、芹澤、中谷、北村が同席した。 the Cold War period. インタビューは主にインドネシア語で行われた。 チャンさんは、1945年5月に、スカルノ時代のインドネシア華人の代表的な リーダーの一人であった、シャウ・ギョクチャン(Siauw Giok Tjhan: 玉燦)の 長 男として生を受けた1)。シャウ夫妻には、7人の子女がいたが、1965年の9・30 事件の後、シャウが逮捕されたことにより、シャウ一家の人生は、大きく変化す ることになる。 チャンさんと次姉は、シャウの逮捕の時期、中華人民共和国にいた。その後チャ ンさんは香港へ、次姉は、シャウが1975年に釈放された後に、持病のあった父の 治療を助けるためオランダへと移住し、2014年にインドネシアへ帰国した。チャ ンさんと次姉に先だって、北京の高校と大学に進学した長姉は、事件当初はイン ドネシアに帰国していたが、その後再び北京へと移住した。チャンさんの二人の 弟は父の逮捕後に、国を後にした。一人はオーストラリアの親族を頼って移住し、 もう一人は、香港に逃げた後、海南島(Hainan Dao)の華僑農園で働き、後に北京 にいた長姉・次姉を頼って中国本土に移動するが、最終的には次姉を手伝うた めにオランダに渡り、次姉が帰国した後も同地で鍼灸クリニックを続けている。 チャンさんのインタビュー内容を紹介する前に、チャンさん一家が中華人民 共和国、香港、オランダ、オーストラリアへと離散するきっかけとなった、父で あるシャウ・ギョクチャンの政治活動について簡単にまとめておきたい。 164 165 Abstract 第4 章 9・30事件と 3 インドネシア左派知識人の家族 September 30 Incident and A Family of Indonesian Leftist Kitamura Yumi 北村 由美 This section introduces the interview of Mr.
    [Show full text]
  • American Visions of the Netherlands East Indies/ Indonesia: US Foreign Policy and Indonesian Nationalism, 1920-1949 Gouda, Frances; Brocades Zaalberg, Thijs
    www.ssoar.info American Visions of the Netherlands East Indies/ Indonesia: US Foreign Policy and Indonesian Nationalism, 1920-1949 Gouda, Frances; Brocades Zaalberg, Thijs Veröffentlichungsversion / Published Version Monographie / monograph Zur Verfügung gestellt in Kooperation mit / provided in cooperation with: OAPEN (Open Access Publishing in European Networks) Empfohlene Zitierung / Suggested Citation: Gouda, F., & Brocades Zaalberg, T. (2002). American Visions of the Netherlands East Indies/Indonesia: US Foreign Policy and Indonesian Nationalism, 1920-1949. (American Studies). Amsterdam: Amsterdam Univ. Press. https://nbn- resolving.org/urn:nbn:de:0168-ssoar-337325 Nutzungsbedingungen: Terms of use: Dieser Text wird unter einer CC BY-NC-ND Lizenz This document is made available under a CC BY-NC-ND Licence (Namensnennung-Nicht-kommerziell-Keine Bearbeitung) zur (Attribution-Non Comercial-NoDerivatives). For more Information Verfügung gestellt. Nähere Auskünfte zu den CC-Lizenzen finden see: Sie hier: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/deed.de FRANCES GOUDA with THIJS BROCADES ZAALBERG AMERICAN VISIONS of the NETHERLANDS EAST INDIES/INDONESIA US Foreign Policy and Indonesian Nationalism, 1920-1949 AMSTERDAM UNIVERSITY PRESS de 3e PROEF - BOEK 29-11-2001 23:41 Pagina 1 AMERICAN VISIONS OF THE NETHERLANDS EAST INDIES/INDONESIA de 3e PROEF - BOEK 29-11-2001 23:41 Pagina 2 de 3e PROEF - BOEK 29-11-2001 23:41 Pagina 3 AmericanVisions of the Netherlands East Indies/Indonesia
    [Show full text]
  • BAB II BIOGRAFI TAN MALAKA A. Sejarah Dan Kondisi Sosial Yang
    BAB II BIOGRAFI TAN MALAKA A. Sejarah dan Kondisi Sosial yang Melingkupi Awal paham Komunis di Indonesia bermula dengan didirikannya ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) atau Perkumpulan Sosial Demokrat Hindia yang dipimpin oleh Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet.1 Tepatnya tanggal 9 Mei 1914 bersama dengan tokoh pendiri lainnya yakni B.J.A. Brandsteder, H. W. Dekker, P. Bergma dan Semaun. Sneevliet datang ke Indonesia pada 1913 sebelumnya dia adalah anggota SDAP (Sosiaal Democratische Arbeiders Partij) yaitu sebuah Partai Pekerja Sosial Demokrasi yang didirikan di Amsterdam pada 1894.2 Seevliet juga pemimpin Persatuan Buruh Kereta dan Trem di Belanda. Sejak datang ke Indonesia hususnya Semarang, Sneevliet bergabung dengan VSTV (Vereniging Van Spoor en Tramweg Personeel) yakni Serikat Buruh Kereta dan Trem yang termasuk paling tua di Indonesia.3 ISDV pada saat itu belum mendapatkan perhatian khusus masa, Organisasi Komunis ini kemudian bergabung dengan SI (Sarekat Islam). Tetapi, SI akhirnya terpecah menjadi dua, SI Merah yang mendukung komunis dan SI putih yang menolak bergabung dengan komunis. SI putih lebih memilih untuk menjadi garis Islam. Pada tahun 1 Peter Kasenda,SukarnoMarxisme dan Leninisme, Akar Pemikiran Kiri dan Revolusi Indonesia, (Depok: Komunitas Bambu, 2014), p.6. 2 Peter Kasenda,SukarnoMarxisme dan Leninisme, Akar Pemikiran Kiri dan Revolusi Indonesia..., p.5. 3...,100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia;Biografi Singkat Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20, (Yogyakarta: Penerbit Narasi,2005), p.85. 13 14 1920 ISDV berganti nama menjadi Indische Communistische Partij yakni PKH (Partai Komunis Hindia) dengan diketuai oleh Semaun bersama dengan Darsono dan Douwes Dekker. Dalam Kongres Juni 1924 nama PKH diganti dengan nama PKI (Partai Komunis Indonesia).4 Tan Malaka bergabung dengan PKI pada tahun keduanya datang ke Indonesia yakni pada 1921.
    [Show full text]
  • De Weg Naar Madiun. PKI En CPN Tussen Twee Opstanden, 1927-1948
    De weg naar Madiun. PKI en CPN tussen twee opstanden, 1927-1948. Drs J.E.C.M van Oerle Inleiding Eind 1926 en begin 1927 werden Nederlands-Indie en Nederland opgeschrikt door een cummunistische opstand op Java en Sumatra. De opstand was slecht voorbereid, ontbeerde de nodige leiding en coordinatie, kreeg onvoldoende steun van de bevolking en werd snel en meedogenloos door het koloniale leger onderdrukt. De reactie van de authoriteiten was ongehoord fel en liet zien hoe hard men geschrokken was. De Partai Kommunis Indonesia werd verboden. Duizenden echte en vermeende communisten werden gearresteerd. Op Nieuw Guinea werden voor hen de concentratiekampen van Boven Digul gesticht, welke pas in 1942 voor de oprukkende Japanse troepen werden ontruimd. In Nederland was de verontwaardiging groot. Steun voor de opstandelingen kwam er alleen van de kleine Communistische Partij Holland. In september 1948 vond er opnieuw een communistische opstand plaats op Java. De opstand begon in Madiun en werd geleid door Musso, in 1926 ook een van de aanstichters van de opstand. Hij was een maand eerder naar Java teruggekeerd na ruim twintig voornamelijk in Moskou doorgebrachte jaren van ballingschap. De opstand was dit keer gericht tegen de regering van de Republik Indonesia. Onder de ogen van bijna 150.000 man Nederlandse troepen, klaar om in te grijpen, en onder de welwillende belangstelling van de Verenigde Staten, wisten de aan Sukarno en Hatta loyale troepen de opstand na twee maanden bloedige broederstrijd neer te slaan. De opstand was slecht voorbereid en kreeg onvoldoende steun van de bevolking. In Nederland sprak alleen de Communistische Partij Nederland zich voor Musso en de zijnen uit.
    [Show full text]
  • Buruh Bergerak; Semaun Dan Suryopranoto Dalam Perjuangan Gerakan Buruh 1900-1926
    BURUH BERGERAK; SEMAUN DAN SURYOPRANOTO DALAM PERJUANGAN GERAKAN BURUH 1900-1926 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh : Dominikus Bondan Pamungkas NIM : 054314004 NIRM PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 ii Halaman Persembahan Skripsi ini dipersembahkan kepada papa dan mama. Penulisan ini juga disumbangkan bagi pergerakan buruh di Indonesia, kemarin, kini dan esok. iv v ABSTRAK Dominikus Bondan Pamungkas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Skripsi yang berjudul “Buruh Bergerak; Semaun dan Soeryopranoto dalam Perjuangan Gerakan Buruh 1900-1926” berangkat dari 3 permasalahan. Pertama, faktor-faktor yang membawa Semaun dan Suryopranoto berjuang dalam organisasi perburuhan. Kedua, peranan Semaun dan Suryopranoto dalam gerakan perburuhan di Indonesia pada saat itu. Ketiga, faktor-faktor yang menjadi sebab terhentinya pergerakan buruh di Indonesia pada tahun 1926. Untuk mengkaji masalah-masalah tersebut, skripsi ini mempergunakan teori kelas Karl Marx, di mana dalam teori tersebut dibahas mengenai kemunculan kesadaran kelas. Dalam mempergunakan teori kelas Karl Marx, diseimbangakan pula dengan dua perspektif lain, yakni perspektif konflik antara kolonial dengan pribumi dan pandangan tentang Ratu Adil sebagai tokoh yang membebaskan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Metode ini digunakan untuk melihat perspektif konflik antara kekuatan kolonial dengan masyarakat pribumi. Penelitian ini memperoleh
    [Show full text]
  • A Study of the Cultural Pages of Harian Rakjat in the Early 1950S
    The Communist Imagination: A Study of the Cultural Pages of Harian Rakjat in the Early 1950s Stephen Miller A thesis in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences, UNSW@ADFA, Canberra, Australia August 2015 2 Acknowledgements This dissertation would not have been possible without the enthusiasm, good humour, intelligence and patience of my primary supervisor, Paul Tickell. I cannot thank him enough for his continuing support and faith. He was well supported by my co-supervisors, Emeritus Professor Barbara Hatley and Dr. Edwin Jurriens. I want to especially thank Barbara for her patience in reading drafts in the final throes of thesis production. Dorothy Meyer saw the project through from the beginning of candidature until submission, providing companionship, coding advice, proof reading, and general editing support. Her enthusiasm and passion for my work were central to the thesis reaching the point of submission. The keen grammar sense of my mother, June Miller, helped improve the readability of many sections of the writing. Dr. Kaz Ross also deserves to be mentioned for a late reading of a complete draft and pushing me to submit. It is great to have good colleagues in your corner. I would also like to thank the administrative staff at UNSW at ADFA, especially Bernadette McDermott, who has always been flexible and helpful when dealing with a candidature that lasted far too long. During the prolonged revision process Rifka Sibarani’s support, enthusiasm, and affection was much appreciated, as it continues to be post-thesis. So many other people have also helped me out at various times—students, colleagues, friends, family, comrades.
    [Show full text]
  • George Mc.T. Kahin
    S o m e R ecollections a n d R e f l e c t io n s o n t h e I n d o n e s ia n R e v o l u t io n George Mc.T. Kahin Editor's Note: On July 12-14 of this year, the Indonesian Institute of Sciences (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) and its journal, Sejarah (History) held an international conference in commemoration of the fiftieth anniversary of the Indonesian revolution entitled Revolusi Nasional: Kajian, Kenangan, dan Renungan (National Revolution: Studies, Recollections, and Reflections), at which George McT. Kahin, Emeritus Prcfessor cf International Studies at Cornell University, was invited to give a keynote address. The editors of Indonesia wish to express their gratitude to the Indonesian Institute cf Sciences for permission to publish this address. What can a foreign observer contribute to an understanding of Indonesia's revolution? Perhaps very little, but I would hope enough in terms of perspective and relevant, but now apparently forgotten, elements of history to justify a hearing. If I am at all successful in adding anything to an understanding of the revolution it would be because during one of its most critical periods I was in Yogyakarta and was fortunate enough to gain the confidence of and have numerous talks with some of the Republic's major leaders—and perhaps, from the standpoint of history, because I usually took careful notes.1 My good fortune in meeting these men was probably largely because I was something of a curiosity. Not only was I one of the very few foreigners, and the only American, in Yogyakarta, but I had reached there in August, 1948 by driving a very old jeep flying American flags through the buffer zone and across the status quo line separating Dutch and Republican forces.
    [Show full text]
  • Indo 91 0 1302899078 131
    Stalin and the New Program for the Communist Party of Indonesia Larisa M. Efimova, with introduction by Ruth T. McVey Introduction Historians of political events can dream of that suddenly opened archive, that body of correspondence found mouldering in an attic, those diaries that cast a whole new (and preferably scandalous) light on what really happened. Very occasionally, such fantasies come true. The end of the Cold War and the collapse of the Soviet Union provided a unique opportunity for scholars who were determined, knowledgeable, and sufficiently well-connected to open some of the archival boxes that no one had imagined would ever be made public. One of these scholars was Larisa Efimova of the Moscow State Institute of International Relations, who has had a longstanding interest in the history of Indonesian Communism. In the freewheeling first decade after the demise of the Union of Soviet Socialist Republics (USSR), she was able to obtain access to the hitherto highly secret archives of the Soviet Communist Party (All-Union Communist Party [Bolshevik], or AUCP[B] in the text) for the period encompassing the Indonesian war of independence and the first years following it. In 2004, she published the results as Stalin i Indonyeziya: Politika SSSR v otnoshenii Indonyezii v 1945-1953 godakh: Nyeizvyestniye Stranitsiy (Stalin and Indonesia: Soviet Policy towards Indonesia, 1945-1953).' This most interesting work was reviewed extensively in this journal by 1 1 Larisa M. Efimova, Stalin i Indonyeziya: Politika SSSR v otnoshenii Indonyezii v 1945-1953 godakh: Nyeizvyestniye Stranitsiy [Stalin and Indonesia: Soviet Policy towards Indonesia, 1945-1953] (Moscow: Moscow State Institute of International Relations, 2004).
    [Show full text]
  • Professional Blindness and Missing the Mark ~ the Year 1948 and the Madiun Affairs – a Year of Cheat and Rumors
    Professional Blindness And Missing The Mark ~ The Year 1948 And The Madiun Affairs – A Year Of Cheat And Rumors “The Reorganisation-Rationalization (Re-Ra) was the detonator of the explosion that struck the TNI and Indonesia and was abused by the Dutch and the PKI for their own aims” (Nasution II a: 5). The year 1948 and the Madiun Affair were of decisive importance for both the existence of the young Republic of Indonesia, and the military career of Lieutenant General Abdul Haris Nasution. He devoted several publications to the major events of that year, among them Book IIa of his Memoirs. I will use that book to present his view of the events, since he had a pivotal role in both their genesis as well as their aftermath. My interest in Nasution developed during my work in Indonesia, where my Chinese bookseller Liem regularly provided me with books that stemmed from libraries of former regional government officials and military who spent their retirement in Malang, East Java. Among these books were Mahmillub court martial notes and books that Nasution wrote during and about his military career, and the events he encountered. Back in the Netherlands, I began reading Nasution’s books, as well as books about him. His history fascinated me, since he was a man who continuously had trouble with authorities and interest groups, but always managed to come back stronger than before, until his companion and opponent President Sukarno finally had to leave the political scene mid-1960s. In discussions with Wertheim, he objected to my fascination with the man, since he saw him as a liar and a cheat.
    [Show full text]
  • Book Review Aidit: “Dua Wajah Dipa Nusantara”
    Book Review Aidit: “Dua Wajah Dipa Nusantara” Zsazsa Bhaskara Pramudhita and Prihantoro, S.S., M.A. English Department, Faculty of Humanity, Diponegoro University, Semarang 50275 Abstract DN Aidit is the most controversial figure in Indonesia’s history. DN Aidit’s name become some kind of taboo to be discussed or talked. After the “New Order” era, DN Aidit’s name begin to be discussed on media again. Many books discussed DN Aidit, one of them is Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara. This book discussed two sides of DN Aidit, DN Aidit’s good side and bad side. This book offers a more complete version of DN Aidit. This final project will discuss and analize about this book. Keyword: DN Aidit, Indonesia’s history, two sides of DN Aidit, G30S/PKI. Abstrak DN Aidit merupakan tokoh paling kontroversial dalam sejarah bangsa Indonesia. Nama DN Aidit menjadi hal tabu untuk dibicarakan atau didiskusikan. Setelah masa orde baru berakhir nama DN Aidit kembali banyak didiskusikan melalui beragam media baik lisan maupun cetak. Banyak buku yang membahas DN Aidit , salah satunya adalah Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara. Buku ini berisi dua sisi dari DN Aidit yaitu sisi baik dan sisi buruk. Dan buku ini menyajikan versi yang lebih komplet dari tokoh yang kontroversial ini. Final project ini akan mencoba untuk menganalisisnya. Kata kunci: DN Aidit, sejarah Indonesia, dua sisi DN Aidit, G30S/PKI. CHAPTER I he is and what he has done but there are INTRODUCTION still many things about DN Aidit that 1.1. Background of Writing still remain undiscovered and untold. History is a series of events that Most of Indonesians would think that happened in the past that affects the DN Aidit is the brain of 1965 coup.
    [Show full text]