Buruh Bergerak; Semaun Dan Suryopranoto Dalam Perjuangan Gerakan Buruh 1900-1926

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Buruh Bergerak; Semaun Dan Suryopranoto Dalam Perjuangan Gerakan Buruh 1900-1926 BURUH BERGERAK; SEMAUN DAN SURYOPRANOTO DALAM PERJUANGAN GERAKAN BURUH 1900-1926 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh : Dominikus Bondan Pamungkas NIM : 054314004 NIRM PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 ii Halaman Persembahan Skripsi ini dipersembahkan kepada papa dan mama. Penulisan ini juga disumbangkan bagi pergerakan buruh di Indonesia, kemarin, kini dan esok. iv v ABSTRAK Dominikus Bondan Pamungkas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Skripsi yang berjudul “Buruh Bergerak; Semaun dan Soeryopranoto dalam Perjuangan Gerakan Buruh 1900-1926” berangkat dari 3 permasalahan. Pertama, faktor-faktor yang membawa Semaun dan Suryopranoto berjuang dalam organisasi perburuhan. Kedua, peranan Semaun dan Suryopranoto dalam gerakan perburuhan di Indonesia pada saat itu. Ketiga, faktor-faktor yang menjadi sebab terhentinya pergerakan buruh di Indonesia pada tahun 1926. Untuk mengkaji masalah-masalah tersebut, skripsi ini mempergunakan teori kelas Karl Marx, di mana dalam teori tersebut dibahas mengenai kemunculan kesadaran kelas. Dalam mempergunakan teori kelas Karl Marx, diseimbangakan pula dengan dua perspektif lain, yakni perspektif konflik antara kolonial dengan pribumi dan pandangan tentang Ratu Adil sebagai tokoh yang membebaskan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Metode ini digunakan untuk melihat perspektif konflik antara kekuatan kolonial dengan masyarakat pribumi. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa pergerakan buruh yang dilakukan oleh Semaun dan Suryopranoto memang terinspirasi dari kondisi ketertindasan atas nasib kaum pekerja saat itu. Dalam pergerakan buruh, Semaun terinspirasi atas gagasan Marxis yang dipelajarinya dari Sneevliet, sedangkan Suryopranoto menyadari perlunya perbaikan kesejahteraan kaum pekerja. Perjuangan mereka pada perjalanannya berhasil memberikan posisi tawar kaum buruh terhadap majikan. Namun, sifat kepemimpinan yang cenderung tunggal serta kurangnya kaderisasi serta penangkapan tokoh-tokoh gerakan buruh oleh pemerintah kolonial menjadikan gerakan ini melemah dan akhirnya ditumpas pada tahun 1926. Kata kunci: Semaun, Suryopranoto, Pergerakan Buruh vi ABSTRACT Dominikus Bondan Pamungkas Sanata Dharma University Yogyakarta Thesis entitled “Buruh Bergerak; Semaun dan Soeryopranoto dalam Perjuangan Gerakan Buruh 1900-1926” was formulated from three problems. First, the factors that brought Semaun and Suryopranoto struggling in the labor organization. Second, the role of Semaun and Suryopranoto in the labor movement in Indonesia at that era. Third, the factors that caused labor movement in Indonesia being terminated in 1926. For reviewing these issues, this study used Karl Marx's theory of class, which discussed about the emergence of class consciousness. In the economic practices, there is a conflict happened between classes caused by a welfare imbalance between the owners of capital and its workers. In using the class theory of Karl Marx, the other two perspectives were well balanced; the perspective of conflict between the natives and colonial government, and the view of Ratu Adil as a liberating figure and creating prosperity. This method was used in order to see the perspective of the conflict between colonial powers and natives communities. The study resulted on that the labor movement performed by Semaun and Suryopranoto was inspired by the conditions of oppression over the labors at that era. In the labor movement, Semaun was inspired by the Marxism that he had learned at Sneevliet, while Suryopranoto realized the need to repair the welfare of the labors. Their struggles succeed to give the labors a better bargaining position against the employers. However, the nature of leadership which tended to be dependent on single figure, the lack of succession planning and the arrest of the labor movement’s figures by the colonial government made this movement to be weakened and finally terminated in 1926. Keywords: Semaun, Suryopranoto, the Labor Movement vii Kata Pengantar Penulisan skripsi ini terinspirasi dari sebuah diskusi dan pembelajaran bersama dengan aktivis Aliansi Buruh Jogjakarta (ABJ) yakni Ika Rubbi. Ia yang banyak membantu dan menginspirasi saya dalam menuliskan serta membedah permasalahan buruh. Hal ini tentunya berguna untuk pembelajaran bersama gerakan buruh di Indonesia. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Dr. I. Praptomo Baryadi selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma. Penghargaan sebesar-besarnya serta ucapan terima kasih saya sampaikan pada seluruh staf pengajar Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma. Kepada Drs. Hb. Hery Santosa, M. Hum, dosen sekaligus kaprodi Ilmu Sejarah; Dr. Anton Haryono, M. Hum., dosen sekaligus pembimbing skipsi saya, Drs.Ign. Sandiwan Suharso dosen sekaligus pembimbing akademik saya, Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum dan Dr. FX Baskara T. Wardaya, SJ., keduanya selaku dosen dan peneliti yang saya sukai, dan mendiang Prof. Dr. P. J. Suwarno , S. H. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas segala pendidikannya untuk mengajarkan saya. Terima kasih juga kepada seluruh keluarga penulis ,kepada papa, mama, adik, kakak serta keponakan yang selalu mengingatkan saya. Kepada rekan-rekan saya mahasiswa prodi Ilmu Sejarah 2005 Suster Ann, S.S, Agung eko Ariestya, Flavianus Setyawan Anggoro, Yohana, dan Haven Hafidullah. Kepada kakak- kakak saya, Agus Budi Purwanato dan Darwin Awat yang selalu setia, sabar, mengkritik, untuk mendorong penulis untuk tetap semangat dalam menuliskan skripsi ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada kakak sekaligus pembimbing viii penulis yaitu Aditya Rahman dan Ika Rubbi. Terima kasih juga kepada Vonny Permana Sari Simon yang senantiasa mendukung penulisan ini. Tidak lupa juga kepada komunitas Tarekat Djuang Muda (TADJAM) atas pendidikan serta sumbangannya dalam pola pikir penulis. Terima kasih atas kesediaan Bernadette Steari Saraswati atas koreksi penulisan serta bantuan terjemahan bahasa Inggris kepada saya, serta segenap Kabinet Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 2009-2010 yang mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi ini. ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………….i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….v ABSTRAK………………………………………………………………….vi ABSTRACT………………………………………………………………..vii KATA PENGANTAR……………………………………………………...viii DAFTAR ISI………………………………………………………………...x DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….xiii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..……. 1 A. Latar Belakang…………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………… 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………… 8 D. Metode Penelitian……………………………………………… 9 E. Landasan Teori………………………………………………… 11 F. Tinjauan Pustaka………………………………………………. 15 G. Sistematika Penulisan………………………………………… 17 x BAB II KONDISI PERBURUHAN DI JAWA AKHIR ABAD XIX DAN AWAL ABAD XX ….……………………………………………………. 19 A. Kereta Api………………………………………………………20 B. Peralihan Fungsi Tanah...……………………………………… 22 C. Transisi Lahan Pribumi Menjadi Lahan Swasta……………… 26 D. Hadirnya Modernisasi…………………………………………. 30 E. Awal Pergerakan Kaum Terdidik……………………………… 39 BAB III SEMAUN DALAM PERJUANGAN PERGERAKAN BURUH……………………………………………...………….. 41 A. Latar Belakang Semaun……………………………………….. 41 B. Awal Karir Politik……...……………………………………… 42 C. Semaun dan Pergerakan Buruh………………..……………… 44 D. Semaun dan Sikap Politiknya…………………………………. 47 E. Semaun dan PPKB (Persatuan Pergerakan Kaum Buruh)…….. 51 F. Semaun dan PKI………………………………………………... 52 G .Runtuhnya Pergerakan Politik…………………………………. 56 BAB IV SURYOPRANOTO DALAM PERJUANGAN PERGERAKAN BURUH……………………………………………………...…. 62 A. Latar Belakang Suryopranoto...……………………………….. 62 B. Awal Karir Pergerakan……...…………………………………. 63 1. Suryopranoto dalam Mardi Kaskaya, Societeit Sutohardjo, dan Boedi Oetoma................................................................... 65 xi 2. Suryopranoto dan Sarekat Islam..............................................66 3. Suryopranoto dan Adidarmo (Adhidharma)............................69 C. Suryopranoto dari Personeel Fabriek Bond hingga Persatuan Pergerakan Kaum Buruh PPKB...……………..……………… 72 D. Pertentangan Suryopranoto dan Semaun……………………… 76 E. Melemahnya Gerakan Buruh............................………………... 79 BAB V KESIMPULAN………………………………………………..81 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….89 xii DAFTAR SINGKATAN BO : Bodi Utomo CSI : Central Sarekat Islam HIS : Hollandsch Inlandsche Scholen ISDV : Indische Sociaal-Democratische Vereeniging IP : Indische Partij PFB : Personeel Fabrieks Bond PKI : Partai Komunis Indonesia PPKB : Persatuan Pergerakan Kaum Buruh PPPB : Persatuan Pergerakan Pegadaian Bumiputera SDI : Sarekat Dagang Islam SI : Sarekat Islam VSTP : Vereeniging voor Spoor-en Tramwegpersoneel xiii BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Setelah cukup lama Indonesia dijajah oleh VOC dan kemudian oleh Pemerintah Belanda, pada tahun 1870 muncul sebuah era baru. Sebelum 1870, melalui Culture Stelsel, pemerintah Hindia Belanda secara monopolistik bertindak sebagai pelaku, namun sejak 1870 dimulai sistem baru yaitu ekonomi liberal yang memberi kesempatan seluas-luasnya bagi investasi swasta asing, khususnya swasta Belanda. Sebagai contoh, Bila sebelum 1870 usaha perkebunan dikuasai oleh pemerintah kolonial, kini modal swasta diperbolehkan melakukan pengelolaan. Sistem ekonomi liberal menghapuskan kerja paksa dan rodi, serta memperkenalkan sistem
Recommended publications
  • Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History
    Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder & Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Emile Schwidder Eef Vermeij (eds) Guide to the Asian Collections at the International Institute of Social History Stichting beheer IISG Amsterdam 2012 2012 Stichting beheer IISG, Amsterdam. Creative Commons License: The texts in this guide are licensed under the terms of the Creative Commons Attribution-Noncommercial 3.0 license. This means, everyone is free to use, share, or remix the pages so licensed, under certain conditions. The conditions are: you must attribute the International Institute of Social History for the used material and mention the source url. You may not use it for commercial purposes. Exceptions: All audiovisual material. Use is subjected to copyright law. Typesetting: Eef Vermeij All photos & illustrations from the Collections of IISH. Photos on front/backcover, page 6, 20, 94, 120, 92, 139, 185 by Eef Vermeij. Coverphoto: Informal labour in the streets of Bangkok (2011). Contents Introduction 7 Survey of the Asian archives and collections at the IISH 1. Persons 19 2. Organizations 93 3. Documentation Collections 171 4. Image and Sound Section 177 Index 203 Office of the Socialist Party (Lahore, Pakistan) GUIDE TO THE ASIAN COLLECTIONS AT THE IISH / 7 Introduction Which Asian collections are at the International Institute of Social History (IISH) in Amsterdam? This guide offers a preliminary answer to that question. It presents a rough survey of all collections with a substantial Asian interest and aims to direct researchers toward historical material on Asia, both in ostensibly Asian collections and in many others.
    [Show full text]
  • Uva-DARE (Digital Academic Repository)
    UvA-DARE (Digital Academic Repository) Behind the Banner of Unity: Nationalism and anticolonialism among Indonesian students in Europe, 1917-1931 Stutje, K. Publication date 2016 Document Version Final published version Link to publication Citation for published version (APA): Stutje, K. (2016). Behind the Banner of Unity: Nationalism and anticolonialism among Indonesian students in Europe, 1917-1931. General rights It is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), other than for strictly personal, individual use, unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Disclaimer/Complaints regulations If you believe that digital publication of certain material infringes any of your rights or (privacy) interests, please let the Library know, stating your reasons. In case of a legitimate complaint, the Library will make the material inaccessible and/or remove it from the website. Please Ask the Library: https://uba.uva.nl/en/contact, or a letter to: Library of the University of Amsterdam, Secretariat, Singel 425, 1012 WP Amsterdam, The Netherlands. You will be contacted as soon as possible. UvA-DARE is a service provided by the library of the University of Amsterdam (https://dare.uva.nl) Download date:23 Sep 2021 Chapter 4 Nationalising a revolt, globalising a struggle Hatta and Semaoen in Brussels This chapter discusses the breakthrough of Indonesians at the international stage: their appearance at the Kongress gegen Imperialismus in Brussels 1927. This breakthrough was long pursued by the students, but external developments in the Dutch Indies and in the international communist world were decisive catalysts.
    [Show full text]
  • Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Tan Malaka (Tokoh Revolusioner Prakemerdekaan)
    KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF TAN MALAKA (TOKOH REVOLUSIONER PRAKEMERDEKAAN) Oleh: Hambali Mahasiswa Manajemen Pendidikan Program Doktor (S3) Universitas Negeri Medan [email protected] ABSTRAK Lembaga pendidikan terasa mengalami tantangan yang sangat kompleks, seiring dengan kompleksitas persoalan di abad ke-21 yang muncul ditengah-tengah masyarakat kita. Oleh karena itu pendidikan di negeri ini mestinya punya konsep tersendiri yang benar-benar sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, dan hal itu yang mulai merosot dimana pendidikan mengarah pada praktek liberalis dan kapitalis serta penindasan-penindasan sehingga pendidikan semakin jauh dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Tan malakapernah meletakkan landasan dasar pendidikan yaitu: Pendidikan adalah dasar untuk melepaskan bangsa dari keterbelakangan dan kebodohan serta belenggu Imperialisme-Kolonialisme. Tan Malaka menekankan pada materi pendidikan dan mengenai hal itu dapat disimpulkan menjadi tiga bagian yaitu:Memberi senjata yang cukup buat mencari kehidupan dalam dunia kemodalan (berhitung, membaca, menulis, ilmu bumi, bahasa asing, bahasa Indonesia dan bahasa daerah,Memberi haknya terhadap murid-murid yakni harus dengan jalan pergaulan,Menujukkan kewajiban terhadap berjuta-juta kaum Kromo (rakyat jelata).Pemikiran Tan Malaka mengenai pendidikan dianggap sebagai modal dasar bagi kemajuan dari bangsa yang merdeka dalam politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga menjadi bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Praktek pendidikan Tan Malaka bisa disebut sebagai pedagogik transformatif, yaitu proses memanusiakan manusia untuk dapat membentuk masyarakat baru dan pengetahuan baru yang diciptakan oleh keterlibatan mereka sendiri. Hal ini mengusahakan agar pendidikan di posisikan supaya masyarakat mempunyai kesadaran dari pendidikan yang tertindas dan tertinggal. Setelah sadar, diharapkan masyarakat dapat membongkar tatanan atau relasi sosial yang tidak adil dan mengembalikan kemanusian manusia.
    [Show full text]
  • Book Review of Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara
    BOOK REVIEW OF AIDIT: DUA WAJAH DIPA NUSANTARA A FINAL PROJECT In Partial Fulfillment of the Requirement for S-1 Degree in Literature in English Department, Faculty of Humanities Diponegoro University Submitted by: Zsazsa Bhaskara Pramudhita A2B007128 FACULTY OF HUMANITIES DIPONEGORO UNIVERSITY SEMARANG 2014 PRONOUNCEMENT The writer states truthfully that this final project is compiled by herself within taking the result from other researches in any university, in S-1, S-2, and S- 3 degree and diploma. The writer also ascertains that she does not take the material from other publications or someone’s work except for the reference mentioned in bibliography. Semarang, March 2014 Zsazsa Bhaskara Pramudhita MOTTO AND DEDICATION Seek knowledge from the cradle to the grave. Go in quest of knowledge even unto China. He who leaveth home in search of knowledge, walketh in the path of God. Prophet Muhammad This final project is dedicated to my family. APPROVAL Approved by: Advisor, Prihantoro, S.S, MA NIP 19830629 200604 1002 VALIDATION Approved by Strata 1 Final Project Examination Committee Faculty of Humanities Diponegoro University On Friday, March 21, 2014 Advisor, Reader, Prihantoro, S.S, MA Dr. Ratna Asmarani, M.Ed.,M.Hum. NIP 19830629 200604 1002 NIP 19610226 198703 2 001 196102261987032001 ACKNOWLEDGEMENT Praise to Allah SWT who has given all of His love and favor to the writer, so this project on Book Review of Pride and Prejudice Written by Jane Austen can be finished. The writer’s deepest gratitude goes to Prihantoro, S.S, MA as the writer advisor who always available in his busy time to guide and help the writer, gave some suggestions and support to finish this work.
    [Show full text]
  • 9・30事件とインドネシア左派知識人の家族 Author(S)
    Title <第4章> 9・30事件とインドネシア左派知識人の家族 Author(s) 北村, 由美 20世紀アジアの国際関係とインドネシア華人の移動 Citation (2016): 164-175 Issue Date 2016 URL http://hdl.handle.net/2433/228349 Right Type Research Paper Textversion publisher Kyoto University Abstract 第4 章 9・30事件と 3 インドネシア左派知識人の家族 September 30 Incident and A Family of Indonesian Leftist Kitamura Yumi 北村 由美 This section introduces the interview of Mr. Chan Chug Tak, the son of a Chinese Indonesian political leader during the Sukarno period, Siauw Giok Tjhan. Mr. Chan left Indonesia on September 23, 1965, a week before the September 30 はじめに 1 Incident to pursue his higher education in Beijing. After the September 30 Incident, his father was arrested the entire family went through the hardship. In 本稿は、2013年10月31日と2015年11月1日に香港で行ったチャン・チュン case of Mr. Chan, he was exposed to the wave of Cultural Revolution till eventually タ ク( Chan Chung Tak: 陳仲德)さんへのインタビューを元にしている。これらの found his way out to Hong Kong. By reading the life history of Mr. Chan, one can インタビューは、香港での共同調査の過程で行われ、2013年には、芹澤知広、片 obtain a deeper insight to the political change in both Indonesia and China during 岡樹、中谷潤子、横田祥子、北村が、2015年には、芹澤、中谷、北村が同席した。 the Cold War period. インタビューは主にインドネシア語で行われた。 チャンさんは、1945年5月に、スカルノ時代のインドネシア華人の代表的な リーダーの一人であった、シャウ・ギョクチャン(Siauw Giok Tjhan: 玉燦)の 長 男として生を受けた1)。シャウ夫妻には、7人の子女がいたが、1965年の9・30 事件の後、シャウが逮捕されたことにより、シャウ一家の人生は、大きく変化す ることになる。 チャンさんと次姉は、シャウの逮捕の時期、中華人民共和国にいた。その後チャ ンさんは香港へ、次姉は、シャウが1975年に釈放された後に、持病のあった父の 治療を助けるためオランダへと移住し、2014年にインドネシアへ帰国した。チャ ンさんと次姉に先だって、北京の高校と大学に進学した長姉は、事件当初はイン ドネシアに帰国していたが、その後再び北京へと移住した。チャンさんの二人の 弟は父の逮捕後に、国を後にした。一人はオーストラリアの親族を頼って移住し、 もう一人は、香港に逃げた後、海南島(Hainan Dao)の華僑農園で働き、後に北京 にいた長姉・次姉を頼って中国本土に移動するが、最終的には次姉を手伝うた めにオランダに渡り、次姉が帰国した後も同地で鍼灸クリニックを続けている。 チャンさんのインタビュー内容を紹介する前に、チャンさん一家が中華人民 共和国、香港、オランダ、オーストラリアへと離散するきっかけとなった、父で あるシャウ・ギョクチャンの政治活動について簡単にまとめておきたい。 164 165 Abstract 第4 章 9・30事件と 3 インドネシア左派知識人の家族 September 30 Incident and A Family of Indonesian Leftist Kitamura Yumi 北村 由美 This section introduces the interview of Mr.
    [Show full text]
  • Bab Ii. Biografi Tan Malaka
    17 BAB II BIOGRAFI TAN MALAKA Tan Malaka lahir dan hidup dalam kondisi negaranya terjajah baik oleh penjajah kolonial belanda maupun oleh cara berpikir mistik. Berbagai gagasannya walaupun banyak dipengaruhi oleh alam pemikiran Barat namun ia tidak lupa dengan budaya negaranya sendiri sehingga ia tidak menerapkan gagasannya ke dalam alam ke-Indonesia-an dengan menyamakan dengan kondisi dan alam pikiran Barat namun disaring secara kritis dan dinamis dan ditafsiri ulang guna menyesuaikan dengan realitas bangsa Indonesia. Dialektika merupakan salah satu dobrakan gagasan beliau di dalam upayanya untuk mengubah pola pikir masyarakat Indonesia yang cenderung berbau klenik menjadi logis-dialektis. Untuk melengkapi penelitian ini, terlebih dahulu penulis mengupas beberapa karya, latar belakang hidup dan dialektika Tan Malaka. A. Riwayat Hidup Sutan Ibrahim gelar Datoek Tan Malaka, yang lebih dikenal sebagai Tan Malaka lahir di Suluki, Nagari Pandan Gadang, Sumatera Barat dengan nama Ibrahim. Menurut Harry A. Peoze, seorang ahli sejarah dan guru besar berkebangsaan Belanda mengatakan bahwa, tahun kelahiran Tan Malaka secara tepat tidak diketahui karena pada waktu itu memang belum ada Register (daftar) penduduk bagi orang Indonesia. 17 18 Poeze cenderung untuk menganggap tahun 1894 sebagai tahun kelahiran Tan Malaka yang paling tepat, melihat fakta bahwa pada tahun 1903 ia mengikuti pendidikan di sekolah rendah. Maka, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa ketika itu ia berusia kurang lebih 6 tahun. 1 Tan Malaka menyatakan bahwa keluarganya beragama
    [Show full text]
  • Further Reading
    Further Reading A bibliography on the communist left in the Netherlands cannot be limited to the sources and studies existing either in the Dutch language or in the Netherlands. The merging of the kapd current, descended from the Spartakusbund – with the Gorter and Pannekoek current – gave birth to an international revolutionary current, from 1920 onwards. This current developed simultaneously in a number of countries: Bulgaria, Russia, Austria, Hungary, Czechoslovakia, and Great Britain; then – during the 1930s – in France, Belgium, Denmark and in the United States. The Dutch communist left must be placed in this international context, which shows something of the state of the subject. The existence of archives and documents, dealing with German-Dutch left- communism, in almost ten languages, gave us an idea of the scope of the research-work. In this updated bibliography, we shall deliberately confine ourselves to a few coun- tries, more particularly the Netherlands and Germany. Archival Sources Russian State-Archive of Socio-Political History (Rossiiskii gosudarstvennyi arkhiv sot- sial’no-politicheskoi istorii, rgaspi, Russian Centre for Preservation and Study of Re- cords of Modern History): Dossiers 488–93: Comintern congresses; 495: Exekutiv Komi- tee der Kommunistischen Internationale (ekki); 497: Amsterdam Bureau; 499: West- Europäisches Büro (web); 581: Wijnkoop archives; 626: Rutgers archives. Het Rijksinstituut voor Oorlogsdocumentatie (riod, Amsterdam): The State-Institute for War Documentation, in Amsterdam, includes an important dossier on the Marx- Lenin-Luxemburg Front led by Henk Sneevliet as well as illegal publications of this group (web: http://www.riod.nl/collecties.html). iisg (Internationaal Instituut voor Sociale Geschiedenis, Amsterdam). The website of the International Institute of Social History gives up-to-date descriptions of its archives: https://socialhistory.org/en/archives.
    [Show full text]
  • A History of International Communism 1917-1991
    OXFORD STUDIES IN MODERN EUROPEAN HISTORY General Editors SIMON DIXON, MARK MAZOWER, and JAMES RETALLACK The Global Revolution A History of International Communism 1917–1991 SILVIO PONS Translated by ALLAN CAMERON Great Clarendon Street, Oxford, OX2 6DP, United Kingdom Oxford University Press is a department of the University of Oxford. It furthers the University’s objective of excellence in research, scholarship, and education by publishing worldwide. Oxford is a registered trade mark of Oxford University Press in the UK and in certain other countries First published in Italian as Stato e Rivoluzione © Giulio Einaudi editore s.p.a., Torino 2012. English translation © Oxford University Press 2014 The moral rights of the author have been asserted First Edition published in 2014 Impression: 1 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted, in any form or by any means, without the prior permission in writing of Oxford University Press, or as expressly permitted by law, by licence or under terms agreed with the appropriate reprographics rights organization. Enquiries concerning reproduction outside the scope of the above should be sent to the Rights Department, Oxford University Press, at the address above You must not circulate this work in any other form and you must impose this same condition on any acquirer Published in the United States of America by Oxford University Press 198 Madison Avenue, New York, NY 10016, United States of America British Library Cataloguing in Publication Data Data available Library of Congress Control Number: 2014940483 ISBN 978–0–19–965762–9 Printed and bound by CPI Group (UK) Ltd, Croydon, CR0 4YY Links to third party websites are provided by Oxford in good faith and for information only.
    [Show full text]
  • The Politicization of Psychology: the Role of Psychologists in Indonesia’S Detention Camps During New Order Era
    The Politicization of Psychology: The Role of Psychologists in Indonesia’s Detention Camps during New Order Era A Research Paper presented by: Dyah Ayu Kartika (Indonesia) in partial fulfilment of the requirements for obtaining the degree of MASTER OF ARTS IN DEVELOPMENT STUDIES Major: Social Justice Perspective SJP Members of the Examining Committee: Dr. Shyamika Jayasundara-Smits Dr. Dubravka Zarkov The Hague, The Netherlands December 2016 ii Contents List of Maps v List of Appendices v List of Acronyms vi Acknowledgements vii Abstract viii Relevance to Development Studies viii Chapter 1 Introduction 1 1.1 Situating The Context of 1965 Conflict 1 1.2 Background of Study 3 1.3 Organization of the study 4 Chapter 2 Methodology and Data Collection Method 6 2.1 Methodology 6 2.2 Data Collection Methods 6 2.2.1 Scrutinizing Secondary Data 7 2.2.2 Oral History and Memoirs 8 2.2.3 Interviews 9 2.3 Challenges and Dilemma 10 Chapter 3 Theoretical Framework 11 3.1 Governmentality 11 3.1.1 Power and Governmentality 11 3.1.2 Three Aspects of Governmentality 12 3.1.3 Bio-power, Bio-politics, and Normalization 12 3.1.4 The Self as The Central Object of Study 13 3.2 Theorizing Role of Psy Discipline in Politics 14 3.3 Politics of Denial 15 3.4 Conclusion: Governmentality and Politicization of Psychology 16 Chapter 4 The Rationality of Government 18 4.1 The Political Economy of New Order Era 18 4.2 The Exercise of Sovereign and Disciplinary Power 19 4.3 Towards the Release of Prisoners 22 4.4 The Examination; Psychologists in Detention Camps 24 4.5 The Panopticon 25 Chapter 5 Creating A New Subject: Life of Prisoners 27 iii 5.1 The Exception and The Prisoners’ Experience 27 5.2 The Experience Under Normalization Process 28 5.3.
    [Show full text]
  • Student Hijo
    STUDENT HIJO Student Hidjo Oleh Marco Kartodikromo (1918) Diambil dari : militanindonesia.org Student Hijo karya Marco Kartodikromo, terbit pertama kali tahun 1918 melalui Harian Sinar Hindia, dan muncul sebagai buku tahun 1919. Merupakan salah satu perintis lahirnya sastra perlawanan, sebuah fenomena dalam sastra Indonesia sebelum perang. Novel ini mencoba berkisah tentang awal mula kelahiran para intelektual pribumi, yang lahir dari kalangan borjuis kecil, dan secara berani mengkontraskan kehidupan di Belanda dan Hindia Belanda. I. KONINGKLIJKE SCHOUWBURG DI ‘SRAVENHAGE [DEN HAAG] Sudah dua bulan lamanya Hidjo tinggal di Negeri Belanda dan menjadi pelajar di Delf. Selama itu pula Hidjo belum merasa kerasan tinggal di Nederland karena pikiran dan sikap Hidjo tidak sebagaimana anak muda kebanyakan. Yaitu suka melihat aneka pertunjukan yang bagus-bagus dan bermain-main dengan perempuan yang pertama kali Hidjo masuk di Koninklijke Schouwburg bersama dengan famili direktur yang ditumpangi rumahnya untuk melihat opera Faust. Sebuah pertunjukan yang sangat digemari oleh orang-orang Belanda. Dalam Faust itu, terdapat cerita dari seorang yang sangat gemar belajar mencari ilmu, sampai dia (Faust) itu tidak lagi mempunyai waktu untuk merasakan kesenangan dunia. Faust seorang yang berharta, tetapi dia tidak senang memelihara perempuan sebagaimana dilakukan orang kebanyakan. Juga plesiran dan lain-lainnya, dia tidak suka. Jadi Faust itu telah merasa bisa hidup dengan senang dengan beberapa ratus buku yang disukainya. Sejak ia masih muda sampai rambut Faust itu berganti warna putih, dia tidak pernah buang-buang waktu barang satu jam pun selain untuk belajar. Sudah barang tentu, semakin lama dia bertambah besar kekayaan. Begitu juga Faust selalu memikirkan hari kematiannya yang musti datang.
    [Show full text]
  • Konflik Politik Dalam Pergerakan Sarekat Islam 1926
    LITERASI Volume 5 No. 2, Desember 2015 Halaman 216 – 232 KONFLIK POLITIK DALAM PERGERAKAN SAREKAT ISLAM 1926 POLITICAL CONFLICT IN THE SAREKAT ISLAM MOVEMENT OF 1926 Retno Winarni dan Mrr. Ratna Endang Widuatie Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember Pos-el: [email protected] Abstrak Artikel ini mendiskusikan konflik politik dalam pergerakan Sarekat Islam 1926. Fokus kajian adalah bagaimana terjadinya konflik politik dalam pergerakan Sarekat Islam, faktor yang melatarbelakangi, dan dampaknya. Hasill kajian menunjukkan bahwa konflik disebabkan perbedaan ideologi perjuangan antara kelompok Semaun dengan kelompok Cokroaminoto. Kelompok Semaun membawa ideologi komunis yang kemudian dikenal dengan sebutan SI Merah dan mengambil jalan noncooperative, sedangkan kelompok Cokroaminoto dengan nama SI Putih dan memilih strategi cooperatif dengan pemerintah Hindia Belanda. Konflik ini menimbulkan perpecahan dalam tubuh organisasi Sarekat Islam dan akhirnya kelompok SI Merah memisahkan diri dan bergabung dengan Partai Komunis Hindia. Sementara itu, tokoh-tokoh SI Putih, antara lain Cokroaminoto mengumumkan kebijakan partai dengan melarang seseorang memasuki organisasi politik lebih dari satu. Kata kunci: konflik, politik, Sarekat Islam Merah, Sarekat Islam Putih Abstract This article discusses the political conflict in the movement of 1926. The focus of research is how did the political conflict in the movement of the SI occur, what factors were behind the conflict, and what impact did it bring. This study revealed that the conflict was caused by ideological differences between Semaun group and Tjokroaminoto group. The Semaun group promoted a communist ideology which was later known as the Red Sarekat Islam and took a non-cooperative path, while the Tjokroaminoto group or White SI chose a cooperative strategy with the Dutch government.
    [Show full text]
  • INDO 94 0 1349469264 57 84.Pdf (672.6Kb)
    From Foe to Partner to Foe Again: The Strange Alliance of the Dutch Authorities and Digoel Exiles in Australia, 1943-1945 Harry A. Poeze The Netherlands East Indies, the vast Dutch colony, was invaded by the Japanese and occupied with relative ease. The Indies government surrendered on March 8,1942. In the days leading up to the surrender, on orders of the Dutch Governor General, a number of government officials left for Australia. The Dutch government in exile in London—Germany occupied the Netherlands from May 1940—authorized the formation of an Indies government in exile in Australia, named the Netherlands Indies Commission. The commission was inaugurated on April 8, 1942, and was headed by H. J. van Mook. Starting in April 1944, the Raad van Departementshoofden (Commission of Departmental Heads) acted as Van Mook's cabinet. It consisted of six members, with Loekman Djajadiningrat as the sole Indonesian among them. Matters regarding the Dutch and Indonesians in Australia were supervised by Ch. O. van der Plas, who held the rank of Chief Commissioner for Australia and New Zealand and who was undoubtedly the most influential member of the Raad. The Indonesians stranded in Australia beginning in March 1942—mostly seamen and soldiers—cost Van der Plas a lot of time and caused him much worry. Moreover, Indonesia 94 (October 2012) 58 Harry Poeze he was also responsible for the almost forgotten community of political prisoners, interned in Boven Digoel, in the Southeast New Guinea jungle. That part of the Netherlands Indies was all that was left of the Dutch realm.
    [Show full text]