Än lever Emil i Lönneberga Än lever Emil i Lönneberga

Astrid Lindgren

Än lever Emil i Lönneberga Astrid Lindgren Whether he's teaching his pet pig to dance, being chased by a mad cow or wrestling a robber, Emil's adventures never stop. Hens, dogs, little sisters - and adults - all flee his path. But Emil doesn't mean to be bad, it's just that trouble - and fun - follow him wherever he goes.

Än lever Emil i Lönneberga Details

Date : Published July 2004 by Rabén & Sjögren (first published 1970) ISBN : 9129657946 Author : Astrid Lindgren Format : Paperback 168 pages Genre : Childrens, Fiction, European Literature, Swedish Literature, Scandinavian Literature, Classics

Download Än lever Emil i Lönneberga ...pdf

Read Online Än lever Emil i Lönneberga ...pdf

Download and Read Free Online Än lever Emil i Lönneberga Astrid Lindgren From Reader Review Än lever Emil i Lönneberga for online ebook

τλι?λ says

???? ?? ?????? ???? ?????? ??? ??? ????? ????? ??????? ????? ????. ??? ????? ???????? ???? ?????? ??? ?? ??????? ?? ??? ????????? ?????? ???? ????? ??????? ???????? ????. ??? ????? ?????? ????? ????? ???? ?? ????? ?? ??? ??? ????? ??? ??? ?????! ?????? ??????? ??????? ????? ????? ??? ????? ???????? ?????? ???????? ?????? ???????. ??? ??????? ??????? ?????? ?????. ??? ????? ??? ???? ????? ?? ?????? ??????..

Meinar says

Berbeda dengan Pippi yang sudah saya baca sejak saya kecil, saya baru membaca seri Emil baru-baru ini. Seperti yang sudah saya duga, ceritanya sangat khas Astrid Lingdren. Kisah masa kecil. Anak nakal namun berhati emas. Begitu juga dengan Emil.

Namun satu hal yang saya suka dari Emil dibandingkan tokoh-tokoh ciptaan Lingdren yang lain adalah, saya melihat bahwa Emil ada di diri setiap anak-anak. Rasa ingin tahu yang besar, nakalnya anak-anak, dan pikirannya yang polos membuat saya terkenang-kenang dengan masa kecil saya dulu.

So Realistic !

Seonaid says

Emil Svensson of Katthult, Lönneberga, Småland, Sweden is an endearing character, and he certainly appealed to Izzie. This is partly because Emil is Swedish, and Izzie loves all things Swedish, but it is also because he is so often accidentally naughty, through thoughtlessness or misfortune. He is a great animal lover, brave and often noble-minded, but at the same time he spends a lot of time on the Swedish version of the naughty step, contemplating his actions.

By the author of , 'Emil' is full of fun and humour, a light and easy read that also addresses the sometimes exasperating relationship between parents and children.

Valerie says

I picked up this book for the Summer Olympics readathon that I am doing. I needed a book that had a tie to Sweden and was about animals. This one fit the bill. In this book we met Emil who is very adventurous and often getting himself in trouble. When he adopts a pig, things only get more exciting. I laughed out loud at the part about a dancing pig. This book was written by the same author Pippi Longstocking, so if you enjoy those books you will probably enjoy this one as well. Fairynee says

Membaca cerita Emmil, saya teringat Shincan. Bukan, saya tidak bermaksud menyamakan kedua anak itu. Tentu saja mereka berbeda. Saya sekedar teringat saja tindakan konyol sinchan yang sering menimbulkan amarah mamanya ketika membaca buku ini. Itu saja. (Pembuka yang tidak penting, hahaha).

Semua Beres Kalau Ada Emmil ( An Lever Emil I Lonneberga) itu judulnya. Cerita ini berbentuk catatan harian dari ibu Emmil Sendiri, Alma Svensson yang disembunyikan di dalam laci meja tulisnya. Catatan itu ditulis dalam buku tulis biru dan banyak sekali. Untuk apa? Tidak diceritakan. Hanya ditulis tentang jawaban Emmil ketika akan menjual tiga dari buku tulis itu kepada bu Guru. “Untuk mendidik anak-anak agar tidak senakal aku,” sahut Emmil. (hal.10)

Aha, ternyata Emmil menyadari bahwa kenakalannya telah menjengkelkan semua orang, terutama ayahnya. Tiap kali melakukan kenakalan, dia berjalan atau berlari menuju pondok perabot untuk merenungi kenakalannya. Tanpa dipaksa. Tak perlu diingatkan dua kali. Di sana dia meraut 369 patung kayu untuk mengusir kebosanannya selama menjalani hukuman.

Emmil nakal dan dia menyadarinya. Tapi itu tidaklah gampang bagi Emmil, karena kadang-kadang dia disalahkan atas kenakalan yang tidak direncanakannya. Apakah salah bila dia menyimpan seekor katak manis di keranjang makanan karena kedua sakunya bolong dan dia tidak punya ide akan menyimpannya di mana. Apakah salah bila dia memberi babi kecilnya ampas ceri, sisa pembuatan anggur yang disuruh ibunya untuk ditimbun di tempat sampah. Buah-buah ceri itu sangat banyak dan si babi kecil menyukainya (harap dicatat, ibunya tidak bercerita apa-apa tentang anggur buatan itu). Apakah salah bila dia berniat memberi kejutan kepada ayahnya, dengan menunjukkan 33 lusin udang karang yang ditangkapnya dengan susah payah sepanjang malam, lalu menaruhnya dalam keranjang di dekat ranjang ayahnya.

Jadi semua kenakalan bukan disengaja apalagi direncanakan. Bukan salah Emmil bila niat baiknya untuk membantu orang dewasa justru menimbulkan kekacauan seperti ketika dia mengurung sang ayah di pondok Tressi sepanjang malam. Dia hanya melakukan tugas orang dewasa, memastikan semua pintu terkunci, pintu kandang babi kecil, kandang ayam, termasuk pintu pondok Trisse.

Ini buku Astrid Lindgren yang pertama yang saya baca. Saya mengenal penulis ini dari teman saya yang mulanya bercerita tentang satu judul yang dicarinya sejak dulu. Saya penasaran. Meski pada akhirnya saya menemukan judul lain (tidak sama dengan yang dicari teman saya) tapi saya mulai tertarik untuk berburu karya-karya Astrid Lindgren yang lain.

Buku ini tidak saja lucu tapi juga menggelitik. Banyak hal-hal kecil yang justru menjadi renungan sebentar. Sebentar saja karena setelah ini saya ingin menonton filmnya di http://www.youtube.com/watch?v=8o7M4W...

"Akhirnya dia mengatupkan kedua tangan dan berdoa, " Tuhan Maha Pengasih, lakukanlah sesuatu sehingga aku tidak berbuat kenakalan lagi! Yang memohon, Emil Sevensson, Katthult, Lonneberga." (hal. 119)

Cheryl says One thing about the terribly underfunded library here in Rolla: they have not discarded all their old books. And so we find treasures like this.

Krist?ne L?cis says

Ar le?end?ro fr?zi par kal?ju, kurš par zobu raušanu ?em 50 ?ras stund?, b?tu pietiekami, lai š? gr?mata k??tu nemirst?ga. Bet l?dztekus nesamoc?tam humoram ir ar? pavisam vienk?rša, bet pieaugušajiem dažbr?d tik gr?ti sagremojama paties?ba - b?rni ir vai nu t?ri, vai laim?gi, un tas, ko lielie sauc par bl???m un nedarbiem, absol?taj? vairum? gad?jumu ir neviltoti centieni izzin?t pasauli un p?c lab?k?s saprašanas pal?dz?t citiem.

Paskat, t? nu izn?k, ka pat paši ner?tn?kie b?rne?i ar laiku izaug par k?rt?giem cilv?kiem - p?c man?m dom?m, tas ir jauki.

Elizabeth says

Maybe 4.5? Emil's father comes off as less sympathetic than in the first book, and more of an oaf. On the other hand, Emil's goodness and bravery just shines, and this is the first book that's made me cry laughing while reading out loud to the kids.

Ria says

Benar nakal dan benar badung. Kau bloh sependapat dengan Lina ataupun keluarga Emil dan penduduk Loonberga yang lain. Tapi, kuberitahu satu hal ya... Tidak ada anak bodoh yang nakal dalam cerita ini. Yabg ada adalah seorang anak lelaki yang banyak akal, kreatif, penuh rasa ingin tahu dan hanya berusaha mencari perhatian ayahnya saya. Emil, anak cerdas yang baik hati, dan suka memberi warna sendiri pada dunianya.

Farisa says

Salah satu buku favorit speanjang masa :)

Kalau lagi pusing atau stress, baca buku ini jadi sneyum, ketawa, dan berani berharap lagi... Karena dari situasi paling tidak menguntungan pun, ada hal bagus yang mungkin terjadi

Emil, anak paling nakal sedesa, tapi tetep takut masuk neraka, punya segudang ide ajaib untuk meramaikan suasana. Bahkan ketika bermaksud baik pun, ada aja yang bisa dibuat heboh...

Buku klasik yang sangat bagus Gretchen says

I like that this volume of Emil's adventures emphasized Emil's compassion and determination, rather than his humorous, mischievous naughtiness. His mischief is still present, but it reflects the fact that Emil is growing up a bit.

Escapades include accidentally ingesting fermented cherries then joining the Temperance society, making all the best buys at a local auction, and culminating in his rescue of Alfred on Christmas Eve. Sweet, funny. My kids (9, 7, 3) all loved this book, which we read aloud together. (It did so very easily and naturally.)

Maudy says

Hands down the first story that has gotten into my heart, touched it gently, and shed some tears out of the eyes.. I simply love Emil and I could see Joy in this lil mischief.

Emil is the eldest of two with one lil cute sister who have and always been nothing more than an object of his extraordinary (if not overkilling) attitude. And tada.. so is Joy back in his childhood times..

But that's not the sole reason why I love this lil boy. There's this chapter when he got out of his home in the middle of a heavily snowing nite just to take his sick buddy to the doctor. I remember my feeling reading it, it was a sudden warmth, an urge of compassionate, and then a one feels-good watery eyes.. I believe that was the first time for me being shown how something people call as friendship is.

It was a life-saver for me, and was literally a life-saver when Emil's daddy gave him an advice that the most important thing to protect from rain if you don't want to caught a cold is your feet : )

Meliana says

I love Emil and the joy he brings along the stories. With all the little mischiefs he has done, he is still Emil, with golden heart, smart and lovign personality.

Weni says

Emil adalah anak laki2 keluarga Svensson. Ia tinggal di Katthult, desa Lonneberga, bersama ayahnya (Anton), ibunya (Alma), adiknya (Ida), pembantu rumah tangga (Lina) dan pengurus ladang bernama Alfred. Nakalnya minta ampun (Emil tentu aja, bukan Alfred :D). Sang ibu selalu menuliskan kenakalan Emil dalam buku tulis biru yang kemudian disembunyikannya di laci. Laci itu sdh penuh dan kadang tdk bisa dibuka krn ada buku yang kejepit.

Bagian favorit saya adalah ketika Lina sakit gigi dan Emil berusaha menolong untuk mencabut gigi yang sakit. Ide pertama Emil adalah mengikat gigi Lina dengan benang, lalu ujung lainnya diikat ke pinggang Emil. Skenarionya, Lina harus diam, sementara Emil yang pinggangnya terikat benang akan menunggang Lukas (kuda). Ketika Lukas berlari, benang akan tegang dan 'plok'... gigi Lina akan copot. Ternyata kejadiannya tdk spt itu. Ketika Lukas berlari, Lina yang ketakutan ikut berlari juga di belakangnya :D Ide kedua adalah mengikat Lina di pohon, supaya dia tdk bisa lari. Tidak berhasil juga krn Lina berteriak2 ketakutan. Ide ketiga Emil adalah Lina harus naik ke atap kandang lembu, giginya diikat ke benang, ujung benang lainnya dipaku oleh Emil pada atap. Lalu Lina harus loncat, mendarat di tumpukan jerami dan 'plok'.... gigi akan copot. Benar saja, ketika Lina loncat, terdengar bunyi 'plok'. Hanya saja yg copot bukan gigi, melainkan paku :D

Pradanti says

Buku yang udah lamaaaaaa bgt dibacanya (jaman SD) makanya saya lebih suka cover yang lama yang gambarnya Emil naik kuda. Awalnya baca biasa2 aja, eh kok lama2 lucu ya? Sampe ketawa2 pas baca Lina yang sakit gigi dll. Childhood memory banget!!! Ngebayangin suasana pedesaan di Eropa (Lönneberga - Swedia) jaman dulu kayanya asyik banget. Damaiiii gitu (kecuali pas Emil bikin onar kali ya?). Kerjaannya juga cuma tau main, main, dan main aja. Karena masih anak kecil mungkin...jadi pengen...kaya gitu