88

JURNAL META-YURIDIS No. P-ISSN : 2614-2031 / NO. E-ISSN : 2621-6450 Fakultas Hukum Universitas PGRI Semarang Homepage: http://journal.upgris.ac.id/index.php/meta-yuridis/

Article History: Received: 2020-09-28 Accepted: 2020-10-20 Published: 2021-03-20

KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH DALAM MELINDUNGI KAIN TAPIS LAMPUNG Nenny Dwi Ariani Fakultas Hukum Universitas Lampung [email protected]

Abstrak: Penelitian ini menggunakan pendekatan utama yang bersifat yuridis normatif, yaitu meliputi pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan sejarah (historical approach), pendekatan konsep (conceptual approach), dan pendekatan perbandingan (comparative approach) yang digunakan untuk mempelajari Kontribusi Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung dalam melindungi Kain Tapis masyarakat adat Lampung Kontribusi Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung dalam melindungi Kain Tapis masyarakat adat Lampung dilakukan secara hukum yang diwujudkan dengan cara: 1) Membuat dan memberlakukan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemeliharaan Kebudayaan Lampung; 2) Menjadikan motif kain Tapis dan Siger sebagai unsur dekoratif dan elemen bangunan gedung berornamen Lampung, 3) Membuat dan memberlakukan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perlindungan Kekayaan Intelektual Masyarakat Lampung. Selain itu pemerintah juga mengadakan berbagai acara untuk mempromosikan kain Tapis ke masyarakat luas. Kontribusi ideal yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk melindunngi kain Tapis melalui pembentukan aturan hukum tertulis yaitu peraturan daerah terkait ekspresi budaya tradisional. Nantinya, dalam perda tersebut, setidaknya harus mengatur hal-hal sebagai berikut: pengertian, lingkup perlindungan, kepemilikan ekspresi budaya tradisional, pemanfaatan, bentuk perlindungan, terakhir larangan dan sanksi. Kata kunci: Kain Tapis, Pemerintah Daerah, Ekspresi Budaya Tradisional

Abstract: This study uses the juridical-normative approach, which includes a statutory approach, a case approach, a historical approach, a conceptual approach, and a comparative approach in order to study The contribution of the Regional Government in Lampung Province in protecting the Tapis Cloth of the Lampung indigenous people. The contribution of the Regional Government in Lampung Province in protecting the Tapis Cloth of the Lampung indigenous people is carried out legally which is manifested by: 1) Making and enforcing Regional Regulation Number 2 of 2008 concerning the Maintenance of Lampung Culture; 2) Making the Tapis and Siger cloth motifs as decorative elements and ornamental building elements in Lampung, 3) Creating and enforcing Regional Regulation Number 4 of 2016 concerning Protection of the Intellectual Property of the Lampung Community. In addition, the government also holds various events to promote Tapis cloth to the wider community. The ideal contribution made by the Regional Government to protect Tapis fabrics is through the formation of written legal rules, namely regional regulations related to traditional cultural expressions. Later, in this regional regulation, at least it must regulate the following matters: definition, the scope of protection, ownership of traditional cultural expressions, utilization, forms of protection, finally prohibitions and sanctions.. Keywords: Tapis Cloth, Local Government, Traditional Cultural Expressions

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 89

PENDAHULUAN dengan potensi dan kekhasan daerah Negara sebagai otoritas masing-masing. Ini merupakan tertinggi, dan pemerintah daerah kesempatan yang sangat baik bagi sebagai representasi negara dalam pemerintah daerah untuk perlindungan dan pengaturan EBT membuktikan kemampuannya dalam dapat mencegah adanya monopoli melaksanakan kewenangan yang atau komersialisasi serta tindakan menjadi hak daerah. Maju atau yang merusak atau pemanfaatan tidaknya suatu daerah sangat komersialisasi terutama oleh pihak ditentukan oleh kemampuan dan asing tanpa seiizin negara sebagai kemauan untuk melaksanakannya pemegang hak cipta. Ketentuan ini oleh pemerintah daerah. Pemerintah dimaksudkan untuk menghindari daerah bebas berkreasi dan tindakan pihak asing yang dapat berekspresi dalam rangka merusak nilai kebudayaan tersebut membangun daerahnya, tentu saja dan memanfaatkan secara komersial dengan tidak melanggar ketentuan tanpa izin dari pemilik EBT. perundang-undangan. Perlindungan EBT sebagai bagian Kain Tapis sebagai EBT bagi pengetahuan tradisional ini sangat Masyarakat Adat Lampung memiliki penting, setidaknya karena tiga makna simbolis sebagai lambang alasan [1], yaitu (1) adanya potensi kesucian yang dapat melindungi keuntungan ekonomis yang pemakainya dari segala kotoran dari dihasilkan dari pemanfaatan luar. Selain itu dalam pemakaiannya pengetahuan tradisional, (2) keadilan kain Tapis juga melambangkan dalam sistem perdagangan dunia, status sosial pemakainya. Makna dan (3) perlunya perlindungan hak simbolis kain Tapis terdapat pada masyarakat lokal. kesatuan utuh bentuk motif yang Pelaksanaan otonomi daerah diterapkan, serta bidang warna kain merupakan titik fokus yang penting dasar sebagai wujud kepercayaan dalam rangka memperbaiki yang melambangkan kebesaran kesejahteraan rakyat. Pencipta Alam. Kain Tapis Pengembangan suatu daerah dapat merupakan pakaian resmi disesuaikan oleh pemerintah daerah Masyarakat Adat Lampung dalam

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 90 berbagai upacara adat dan Lampung. Hasil karya budaya leluhur keagamaan, dan merupakan masyarakat Lampung tersebut hanya perangkat adat yang serupa pusaka dipandang sebagai hasil karya seni keluarga [2]. yang bernilai ekonomis, tanpa Pentingnya perlindungan hukum memperhatikan nilai-nilai terhadap kain Tapis, dikarenakan di kesakralannya. dalam masyarakat saat ini Kondisi di atas diperparah keberadaan kain Tapis telah dengan adanya kondisi saat ini mengalami perubahan pemaknaan. dimana suatu masyarakat adat Pandangan masyarakat terhadap mendiami lebih dari satu kabupaten, kain Tapis hanya sebatas karya seni sehingga menimbulkan suatu tradisional yang memiliki nilai problematika tersendiri. Sebagai ekonomis tinggi. Hal ini terlihat dari contoh dikarenakan masyarakat adat banyaknya motif kain Tapis yang Pepadun yang berada di banyak diproduksi oleh para pengrajin hanya kabupaten, maka problematika yang untuk diperdagangkan tanpa timbul yaitu tidak ada kabupaten memperhatikan nilai-nilai filosofis yang mengkhususkan perhatiannya yang terdapat di kain Tapis tersebut. terhadap keberadaan kain Tapis Bahkan kain Tapis saat ini dibuat sebagai karya budaya para leluhur tidak hanya oleh Pengrajin Suku Asli Masyarakat Adat Lampung Lampung yang mengetahui aspek- aspek kesakralan yang ada pada POKOK PERMASALAHAN motif-motif kain Tapis, tetapi juga Permasalahan sebagaimana di oleh pengrajin dari suku daerah atas ini menurut penulis menarik lainnya. untuk dikaji ke dalam sebuah Adanya perubahan pemaknaan penelitian dengan pokok baik terhadap kain Tapis tersebut permasalahan yakni: akan berdampak hilangnya 1. Apa saja kontribusi penghargaan dan rasa memiliki pemerintah daerah provinsi terhadap hasil karya budaya lampung dalam melindungi tradisional masyarakat Lampung kain Tapis? khususnya oleh generasi muda

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 91

2. Bagaimana kontribusi ideal kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah provinsi pemerintah daerah di Provinsi lampung dalam melindungi Lampung dalam melindungi kain kain Tapis? Tapis sebagai Ekspresi Budaya Tradisional di Provinsi Lampung METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN pendekatan utama yang bersifat 1. Kontribusi Pemerintah Daerah yuridis normatif [3], yaitu meliputi Provinsi Lampung Dalam pendekatan perundang-undangan Melindungi Kain Tapis (statute approach), pendekatan Kontribusi Pemerintah Daerah kasus (case approach), pendekatan Provinsi Lampung Dalam Melindungi sejarah (historical approach), Kain Tapis bila dilihat dari segi pendekatan konsep (conceptual Kebijakan Secara Hukum, Bentuk approach), dan pendekatan kebijakan legislasi Pemerintah perbandingan (comparative Daerah Provinsi Lampung dalam approach). Pendekatan yuridis rangka upaya melindungi dan normatif dilakukan dengan melestarikan Kain Tapis yakni mempelajari asas-asas hukum, sebagai berikut: norma-norma dalam peraturan 1. Membuat dan perundang-undangan, pendapat ahli memberlakukan Peraturan hukum (doktrin-doktrin), dan bahan Daerah (Perda) Nomor 2 kepustakaan hukum dan non-hukum Tahun 2008 tentang dan ditunjang dengan pendekatan Pemeliharaan Kebudayaan empiris berupa pendapat, cara Lampung. Latar belakang pandang para narasumber berkaitan dibuatnya Perda ini yaitu dengan pokok permasalahan dalam dalam upaya menjamin penelitian ini [4]. Oleh sebab itu terpeliharanya kebudayaan penelitian ini lebih banyak Lampung yang merupakan menggunakan data sekunder berupa bagian dari budaya bangsa peraturan-peraturan untuk dan sekaligus mengetahui upaya dan kebijakan- sebagai asset nasional, yang

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 92

keberadaannya perlu dijaga, bagian mengingat diberdayakan, dibina, Konsideran Perda Provinsi dilestarikan dan Lampung Nomor 2 Tahun dikembangkan sehingga 2008 tentang Pemeliharaan dapat berperan dalam upaya Kebudayaan Lampung menciptakan masyarakat tersebut. Lampung yang memiliki jati 2. Menjadikan Motif Kain Tapis diri, berakhlak mulia, Sebagai Unsur Dekoratif Dan berperadaban dan Elemen Bangunan Gedung mempertinggi pemahaman Berornamen Lampung. masyarakat terhadap nilai- Sebagaimana diatur di dalam nilai luhur budaya bangsa Peraturan Daerah Provinsi secara maksimal dengan Lampung Nomor 27 Tahun berdasarkan kepada 2014 tentang Arsitektur Pancasila dan Undang- Bangunan Gedung Undang Dasar Negara Berornamen Lampung. Republik Indonesia Tahun Berdasarkan ketentuan Pasal 1945, untuk itu perlu 8 ayat (2) huruf b Perda No. dilakukan upaya dan 27 Tahun 2014 bahwa langkah-langkah konkrit yang berbagai motif yang dapat berdayaguna dan berhasil digunakan sebagai unsur guna dalam pelaksanaan dekoratif arsitektur bangunan pemeliharaan kebudayaan gedung berornamen Lampung. Dalam kaitannya Lampung adalah motif Tapis. dengan kekayaan intelektual, Adanya ketentuan yang Perda ini dibentuk dengan mengatur keberadaan motif memperhatikan Undang- Kain Tapis pada Perda Undang Nomor 14 Tahun Provinsi Lampung No. 27 2001 tentang Paten dan Tahun 2014 tersebut di atas, Undang-Undang Nomor 19 merupakan salah satu upaya Tahun 2002 tentang Hak secara tidak langsung yang Cipta. Hal ini tercermin pada dilakukan oleh Pemerintah

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 93

Daerah Provinsi Lampung dieksploitasi dengan untuk melindungi dan optimal, bahkan berpotensi melestarikan Kain Tapis. untuk dimanfaatkan oleh Alasan tersebut termuat pihak lain secara melawan dalam konsiderannya yaitu: hak. Oleh karena itu terhadap (a) arsitektur bangunan karya intelektual masyarakat gedung berornamen Lampung harus dilindungi, Lampung merupakan bagian dibina, dikembangkan, dari Budaya Lampung yang dilestarikan, dan didalamnya banyak dimanfaatkan untuk terkandung nilai-nilai filosofis kesejahteraan hidup masyarakat Lampung; (b) masyarakat Lampung agar perwujudan arsitektur memperoleh kepastian bangunan gedung hukum kepada semua pihak berornamen Lampung dalam yang terlibat dalam sebuah bangunan gedung perlindungan karya merupakan salah satu upaya intelektual. Sedangkan untuk mempertahankan kontribusi Pemerintah Daerah identitas masyarakat Kabupaten dan Kota di Lampung. Provinsi Lampung dalam 3. Membuat Peraturan Daerah melindungi Kain Tapis dalam Nomor 4 Tahun 2016 tentang bentuk kebijakan legislasi, Perlindungan Kekayaan berdasarkan hasil penelitian Intelektual Masyarakat tidak ditemukan. Hal ini Lampung. Latar belakang dapat diketahui bahwa belum dibuatnya Perda No. 4 Tahun ada kabupaten/kota di 2016 tentang Perlindungan Provinsi Lampung yang Karya Intelektual Masyarakat memiliki Peraturan Daerah Lampung ini dengan (Perda) khusus yang pertimbangan bahwa karya berkaitan dengan upaya intelektual dari masyarakat perlindungan dan pelestarian Lampung belum dikelola dan Kain Tapis.

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 94

Bandarlampung, Sabtu tanggal 14 Selain kebijakan tersebut di Maret 2020 bahwa kegiatan tersebut atas, kontribusi pemerintah daerah selain sebagai ajang promosi produk lampung juga dapat dilihat dari segi kerajinan dan budaya juga Kebijakan Non-Hukum karena Selain merupakan kesempatan yang sangat melalui kebijakan legislasi, kontribusi baik bagi semua pihak untuk menjadi Pemerintah Provinsi Lampung dan media bertukar informasi serta kabupaten/kota di provinsi Lampung menyatukan langkah untuk saling dalam rangka melindungi dan bersinergi dalam membangun dan melestarikan Kain Tapis yaitu mewujudkan Rakyat Lampung mengadakan atau mendukung acara- Berjaya. Lampung Craft tahun ini acara atau kegiatan-kegiatan yang mengusung kain khas Kabupaten bernuansa budaya Lampung seperti: Lampung Barat yakni Celugam menggelar acara Karnaval Budaya sebagai ikonnya. Pameran ini Lampung dan Tapis Carnival V di sekaligus rangkaian Perayaan HUT halaman Mahan Agung (rumah dinas Dewan Kerajinan Nasional Gubernur Lampung) pada tanggal 30 (Dekranas) ke- 40 dan HUT Provinsi Agustus 2015 [5]; dan Lampung ke- 56. Menyelenggarakan Lampung Craft Sedangkan kontribusi 2020 yang berlangsung sejak tanggal pemerintah kabupaten dan kota di 14-15 Maret 2020 di Bandar provinsi Lampung yaitu Dinas Lampung [6]. Dalam acara ini Kebudayaan dan Pariwisata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi (Disbudpar) Tulang Bawang, mengajak masyarakat memanfaatkan menyelenggarakan acara Pergelaran ajang Lampung Craft 2020 untuk Parade Seribu Tapis Adat Budaya promosi produk kerajinan dan Lampung dalam rangka perayaan meningkatkan daya saing demi HUT Tulang Bawang ke-20 tahun membangun dan mewujudkan 2017 yang diupayakan bisa masuk Rakyat Lampung Berjaya.Hal dalam rekor Museum Rekor tersebut disampaikan Gubernur Indonesia (MURI), tingkat Nasional Arinal saat membuka Lampung Craft pada tahun 2017. Bupati Tulang 2020 di Gedung Graha Wangsa, Bawang, Hanan A Rozak,

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 95 mengatakan jika pada tahun ini [9]. Adanya dukungan terhadap dalam perayaan HUT Tulang Bawang kegiatan tersebut di atas, hal ini yang ke-20 tahun ini, dirinya sengaja dikarenakan acara semacam itu mengambil tema utama keseniaan dapat menjadi sarana untuk khusus dibidang pergelaran Parade melestarikan Kain Tapis Lampung Seribu Tapis Adat Budaya Lampung melalui kegiatan promosi budaya. asal Tulang Bawang[7]. Selain itu kontribusi Pemerintah 2. Kontribusi Ideal Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dalam Daerah Provinsi Lampung rangka melindungi dan melestarikan Dalam Melindungi Kain Tapis Kain Tapis yaitu membangun Berbagai keanekaragaman beberapa monumen/tugu pengantin. penduduk yang bermukim di Provinsi Tugu Pengantin adat Pepadun Lampung ini jika dikaitkan dengan berada di Perempatan Jalan Dr. kebijakan perlindungan terhadap Susilo Bandar Lampung, Tugu Kain Tapis, tentunya diperlukan Pengantin Saibatin berada di adanya perlindungan hukum yang Pertigaan Jalan Ahmad Yani Bandar jelas. Hal ini mengingat perlindungan Lampung [8]. hukum merupakan perlindungan Bentuk lain untuk mendukung akan harkat dan martabat serta penggunaan Kain Tapis pada acara pengakuan terhadap hak asasi tertentu yaitu seperti dalam ajang manusia yang dimiliki oleh subjek Miss Supranational 2015 di Polandia hukum guna mencegah terjadinya dimana Putri Indonesia Pariwisata kesewenang-wenangan [10], 2015 Gresya Amanda memakai tapis sehingga dapat dikatakan bahwa Lampung, di ajang hukum berfungsi sebagai 2015 di Las Vegas Amerika perlindungan atas kepentingan Serikat dimana Putri Indonesia 2015 manusia. Oleh karena itu kebijakan Anindya Kusuma Putri menggunakan perlindungan terhadap Kain Tapis busana bermaterikan Tapis yang akan dibuat oleh Pemerintah Lampung. dan di ajang Daerah di Provinsi Lampung harus International 2018 Ariska Putri Pertiwi memperhatikan semua kepentingan menggunakan busana adat Lampung masyarakat yang ada di provinsi ini.

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 96

Beranjak dari karakteristik bukan untuk Upacara Adat Lampung heterogenitas masyarakat Lampung menjadi milik Pemerintah Kabupaten yang terdiri dari penduduk asli dan atau kota tempat asal Kain Tapis penduduk pendatang, yang mana tersebut; (c) membuat larangan penduduk aslinya secara adat terbagi dengan menerapkan sanksi menjadi dua kelompok besar [11] administrasi, perdata, atau pidana yaitu Masyarakat Adat Pepadun dan terhadap perbuatan yang Masyarakat adat Saibatin, yang menggunakan Kain Tapis dengan menggunakan Kain Tapis untuk motif-motif tertentu di luar Upacara Adatnya tersebar pada kepentingan Upacara Adat Lampung; beberapa Kabupaten di Provinsi (d) dalam rangka perlindungan dan Lampung. Selain itu adanya jumlah pelestarian Kain Tapis, Pemerintah penduduk pendatang lebih banyak Daerah baik Provinsi maupun dibandingkan dengan jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi penduduk aslinya sebagaimana yang Lampung agar mengoptimalkan telah diutarakan di atas, maka peran serta Lembaga Masyarakat kebijakan ideal yang harus dibuat Adat Lampung sebagaimana yang oleh Pemerintah Daerah di Provinsi diatur dalam Peraturan Daerah Lampung dalam rangka melindungi Provinsi Lampung Nomor 5 Tahun dan melestarikan Kain Tapis yaitu 2013 tentang Kelembagaan segera membuat Peraturan Daerah Masyarakat Adat Lampung; (e) untuk (Perda) Provinsi Lampung sebagai meningkatkan perekonomian payung hukum untuk perlindungan masyarakat Lampung pada Kain Tapis. umumnya, maka terhadap Kain Tapis Perda tersebut harus berisikan dengan motif-motif yang umum ketentuan-ketentuan antara lain dapat digunakan untuk kepentingan bahwa: (a) Kain Tapis dengan motif- di luar Upacara Adat dengan motif tertentu yang digunakan oleh ketentuan apabila penggunaannya Masyarakat Adat Lintas Kabupaten untuk kepentingan bisnis maka harus dimiliki oleh Pemerintah Daerah membayar royalti kepada Pemerintah Provinsi Lampung; (b) terhadap Kain Daerah Kabupaten atau Kota tempat Tapis dengan motif-motif umum asal Kain Tapis yang bersangkutan

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 97 sebagai Pendapatan Asli Daerah terhadap kelangsungan eksistensi (PAD) [12]. Kain Tapis. Oleh karena itu, perlu Berkaitan dengan hal-hal di segera dilakukan sosialisasi, atas, perlu adanya kebijakan dari khususnya kepada siswa-siswa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sekolah. Misalnya dengan untuk: Pertama, mencatatkan hak menjadikan Kain Tapis sebagai salah cipta Kain Tapis Kreasi. Kelalaian satu mata pelajaran muatan lokal mecatatkan hak cipta Kain Tapis [14]. Melalui cara ini, para siswa tidak Kreasi tidak saja dapat hanya mengetahui bentuk formal menghilangkan hak ekonomi yang (fisik) Kain Tapis, tetapi juga nilai-nilai melekat pada kain, tetapi juga yang dikandungnya. hilangnya kebanggaan masyarakat Ketiga, agar masyarakat karena diklaim oleh pihak lain [13]. mempunyai ketertarikan untuk Seringkali kita sangat bangga dengan melestarikan dan mengembangkan banyaknya warisan budaya yang kita Kain Tapis, maka keberadaan Kain miliki, tetapi terkadang hak Tapis harus memberikan manfaat ekonominya tidak kita miliki sehingga bagi peningkatan kesehjateraan warisan budaya tersebut tidak bisa masyarakat. Oleh karena itu digunakan untuk menopang pemerintah daerah kabupaten dan kesejahteraan pemilik warisan lembaga terkait harus bekerjasama budaya tersebut. untuk menciptakan lingkungan usaha Kedua, Sosialisasi Kain Tapis yang kondusif dan memberikan dalam berbagai bentuk kegiatan. Dari kemudahan dalam bidang produksi, beberapa referensi yang bisa permodalan, distribusi, dan didapatkan, hampir semua isinya pemasaran. sama. Minimnya referensi tentang Adanya beberapa kebijakan Kain Tapis ternyata juga pararel yang harus dilakukan oleh dengan minimnya orang-orang Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Lampung, khususnya generasi seperti tersebut di atas, diharapkan mudanya yang mengetahui kain ini. pada akhirnya keberadaan Kain Kondisi ini tentu cukup Tapis sebagai ekspresi budaya memprihatinkan dan berbahaya tradisional masyarakat adat Lampung

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 98 tetap terjaga kesakralannya, juga untuk mempromosikan kain Tapis dalam menyesuaikan dengan ke masyarakat luas. tuntutan jaman saat ini, keberadaan 2. Kontribusi ideal yang dilakukan Kain Tapis juga dapat dijadikan Pemerintah Daerah untuk sarana oleh masyarakat Lampung melindunngi kain Tapis melalui untuk meningkatkan perekonomian pembentukan aturan hukum daerah Lampung sehingga tertulis yaitu peraturan daerah terwujudnya kesejahteraan terkait ekspresi budaya tradisional. masyarakat yang diidam-idamkan Nantinya, dalam perda tersebut, selama ini. setidaknya harus mengatur hal-hal sebagai berikut: pengertian, KESIMPULAN lingkup perlindungan, kepemilikan 1. Kontribusi Pemerintah Daerah di ekspresi budaya tradisional, Provinsi Lampung dalam pemanfaatan, bentuk melindungi Kain Tapis masyarakat perlindungan, terakhir larangan adat Lampung dilakukan secara dan sanksi. hukum yang diwujudkan dengan REFERENSI cara: 1) Membuat dan [1] Eddy Damian. (2012). memberlakukan Peraturan Daerah Glosarium Hak Cipta dan Hak Terkait. Bandung: Alumni. Nomor 2 Tahun 2008 tentang [2] Miranda Risang Ayu, Harry Pemeliharaan Kebudayaan Alexander, Wina Puspitasari. (2014). Hukum Sumber Daya Lampung; 2) Menjadikan motif kain Genetik, Pengetahuan Tapis dan Siger sebagai unsur Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional. Bandung: dekoratif dan elemen bangunan Alumni. gedung berornamen Lampung, 3) [3] Julianda Indriaty. (2015). Perlindungan Hukum Ekspresi Membuat dan memberlakukan Budaya Tradisional oleh Negara Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun Sebagai Pemegang Hak Cipta Kekayaan Intelektual Komunal 2016 tentang Perlindungan Masyarakat Sulawesi Tenggara Kekayaan Intelektual Masyarakat Dikaitkan Dengan Hak Ekonomi Berdasarkan Undang-Undang Lampung. Selain itu pemerintah Nomor 28 Tahun 2014 Tentang juga mengadakan berbagai acara Hak Cipta, Tesis Program Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021 99

Universitas Padjajaran [10] Mukti Fajardan Yulianto Bandung, pustaka.unpad.ac.id. Achmad. (2010). Dualisme [4] Rita Puspawijaya Laslubiati. Penelitian Hukum Normatif dan (2014). Peranan Pemerintah Empiris. Yogyakarta: Pustaka Daerah Kabupaten Tulang Pelajar. Bawang Dalam Memberikan [11] Lawrence M. Friedman. (2001). Perlindungan Hukum Terhadap American Law An introduction Kain Maduaro Yang Memiliki (Hukum Amerika Sebuah Potensi Indikasi Geografis. Pengantar) diterjemahkan oleh Thesis Magister Hukum Unila. Wishnu Basuki. Jakarta: PT. [5] Junaidi Firmansyah, M. Sitorus, Tatanusa. R.A.Zubaidah, Suprihatin. [12] Harry C. Bredemeier. (1969). (1996). Mengenal Sulaman Law as an Integrative Tapis Lampung. Bandar Mechanism dalam Vilhelm Lampung: Gunung Pesagi. Aubert (ed) Sociology of Law. [6] Esther Helena Sinuraya dan Penguin Books. Middlesex Eko Wahyuningsih. (2005). [13] Satjipto Rahardjo. (2008). Katalog Kain Tapis Koleksi Masalah Penegakan Hukum, Museum Negeri Propinsi Suatu Tinjauan Sosiologis. Lampung “Ruwai Jurai”. Bandung: Sinar Baru, TT. Pemerinth Propinsi Lampung [14] Esmi Warassih Pujirahayu. Dinas Pendidikan Propinsi (2005). Pranata Hukum Sebuah UPTD Museum Negeri Propinsi Telaah Sosiologis. Semarang: Lampung “Ruwa Jurai”: Bandar PT. Suryandaru Utama. Lampung. [7] Ahmad Surkati. (2012). Otonomi Daerah sebagai Instrumen Pertumbuhan Kesejahteraan dan Peningkatan Kerjasama Antar Daerah. Jurnal Mimbar, Vol. XXVIII, No. 1 Bulan Juni, 2012. [8] Bayangsari Wedhatami dan Budi Santoso. (2014). Upaya Perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional Dengan Pembentukan Peraturan Daerah. Jurnal Law Reform UNDIP, Vol 9 Nomor 2 Tahun 2014. [9] Rohaini dan Nenny Dwi Ariani. (2017). Positive Protection: Protecting Genetic Resources Related to Traditional Knowledge in Indonesia. Jurnal Fiat Justisia Vol.11 No.2 April- Juni 2017.

Jurnal Meta-Yuridis Vol (4) No.1 Maret 2021