IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini berfokus pada bagaimana sebuah tayangan reality show NCT Life yang dibintangi oleh grup idola asal Korea Selatan (K-Pop), NCT atau Neo Culture Technology menampilkan bentuk komodifikasi budaya Korea Selatan yang ada dalam pariwisata. Sebelum membahas tentang komodifikasi budaya, terdapat istilah terdahulu yang membahas awal dari komodifikasi, yakni tentang komoditas. ‘Komoditas’ yang dimaksud adalah sebuah potensi sosial yang dapat dibedakan dari “produk”, “objek”, “barang”, “artefak”, dan barang lain, tetapi hanya dalam hal atau sudut pandang tertentu (Appadurai, 1986). Dalam sudut pandang ekonomi, komoditas adalah hal yang diproduksi, ada, dan bisa dilihat melalui sistem ekonomi sebagai pertukaran untuk hal lainnya, biasanya ditukarkan untuk uang. Dalam sudut pandang budaya, produksi dari komoditas merupakan budaya dan proses kognisi, komoditas harus tidak hanya diproduksi secara material sebagai ‘barang’ tertentu, tetapi juga ditandai secara budaya sebagai jenis hal tertentu. Komoditas bisa diasumsikan sebagai fenomena budaya yang universal. Keberadaan mereka bersamaan dengan keberadaan transaksi yang melibatkan pertukaran hal tertentu (objek dan layanan), pertukaran yang sebagai fitur universal dari kehidupan sosial (Kopytoff, 1986). Sebuah objek menjadi komoditas ketika mereka bisa ditukarkan dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai penggunaan, dan dapat ditukarkan, serta bisa direalisasikan dalam jumlah (Cloke dan Perkins, 2002).

Komoditas bisa melibatkan hal-hal lain yang sebelumnya tidak untuk diperjual belikan, termasuk budaya. Semakin banyaknya budaya yang coba dijadikan komoditas, muncul sebuah istilah bernama komodifikasi budaya. Secara bahasa, komodifikasi berarti perubahan fungsi suatu benda, jasa, atau entitas yang lain yang umumnya tidak dipandang sebagai produk komersial. Menurut Barker (2005), komodifikasi berasal dari dua akar kata, ‘komoditas’ dan ‘modifikasi’.

1

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYA MELALUIA MELALU PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW NCT LIFE IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut istilah yang digunakan oleh kajian budaya, komodifikasi adalah proses yang diasosiasikan oleh kapitalisme, yang mana objek, kualitas, dan tanda-tanda terntentu diubah menjadi komoditas, yang sesuai dengan tujuan awalnya yakni dijual di pasar. Hal ini akibat ekonomi yang perlu untuk menciptakan uang, sehingga muncul berbagai jenis komodifikasi dalam berbagai sektor kehidupan (Indryana, 2014). Menurut J. Baran dan Dennis (2010), Komodifikasi budaya menurut Vincent Mosco (1996), adalah prroses transformasi produk yang nilainya dapat dibawa ke dalam nilai tukar pasar (Zamroni, 2010). Dalam artian tersebut, terdapat budaya yang mulai diindustrialisasi mengikuti selera pasar untuk menghasilkan nilai tukar tertentu.

Tetapi, tidak semua budaya dapat diubah untuk diperdagangkan atau menjadi komodifikasi. Hal ini dikarena ditakutkan akan merusak esensi dari budaya atau kesucian dari budaya tersebut. Namun, bagi Korea Selatan, budaya mereka justru dijual dan dipromosikan untuk keuntungan negara tersebut, sehingga berharga nilai tukar bagi negara mereka sendiri. Pemerintah Korea Selatan secara terbuka mempromosikan pariwisata di Korea Selatan yang berhubungan dengan budaya asli mereka, dan menjadikan budaya tersebut sebagai komoditas. Menurut Pick (1988), pemerintah memiliki motif mengkomodikasikan budayanya untuk mempromosikan “nation glory” dalam pengawasannya, pemerintah akan mengutamakan penggunaan kebijakan budaya (Gray, 2007). Budaya Korea Selatan dipromosikan secara global oleh pemerintah Korea Selatan melalui media sosial, dan campaign yang melibatkan orang-orang di seluruh dunia. Tetapi, tidak hanya melalui campaign, budaya Korea Selatan juga sedang ‘dijual’ melalui kemasan pop culture mereka yang dikenal sebagai hallyu wave.

Hallyu wave sendiri terdiri dari beberapa produk industri hiburan dan lifestyle dari Korea Selatan seperti, film, tayangan televisi, drama, musik pop dan tarian, fashion dan kosmetik, video game, serta makanan (Walsh, 2014). Semakin hari, hallyu wave semakin masuk ke dalam jenjang yang lebih borderless dan semakin menjangkau lebih banyak orang untuk lebih tertarik kepada budaya mereka, melalui produk-produk yang telah disebutkan. Hallyu wave dikatakan

2

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebagai bentuk budaya populer di Korea Selatan. Hal ini mengingat bahwa hallyu wave adalah sebuah komoditas ekonomi dan merupakan sebuah industri. Komoditas atau konten yang dijual dalam pop culture harus menjadi minat banyak orang, agar dapat dijual dan dibeli, serta menciptakan industrinya sendiri (Fiske, 1989). Hallyu wave sebagai komoditas ekonomi budaya yang besar dapat dibuktikan melalui arus perputaran uang yang terjadi di dalam hallyu wave. Menurut KOCCA (2010) pendapatan yang dihasilkan dari ekspor hallyu wave naik dari USD 658 juta ke USD 4.3 miliyar pada tahun 2001 hingga 2011 (Seung dan Kim, 2013).

Salah satu produk hallyu wave adalah program-program televisi nasional Korea Selatan yang sukses dikenal oleh masyarakat di luar Korea Selatan. Bahkan penggemar hallyu juga mengenal beberapa stasiun televisi asal Korea Selatan seperti SBS ( Broadcasting System) dan KBS (Korean Broadcasting System). Kedua stasiun televisi Korea Selatan ini bahkan sudah membuka pintu untuk akses masyarakat global melalui TV kabel dan juga media sosial seperti YouTube. Salah satu program televisi Korea Selatan yang digemari oleh masyarakat global adalah reality show. Menurut Cavender dan Fishman (1998), Reality show muncul pertama kali sebagai program di televisi yang mengklaim menampilkan “realitas” (Nabi, et.al, 2003). Reality show mempunyai semua kategori TV yang mencakup banyak program hiburan tentang orang asli / nyata (Hill, 2005). Reality show memang didapuk harus menyajikan realita kepada penonton bagaimanapun itu caranya. Nabi, et.al (2003) kemudian mendefinisikan kembali reality show sebagai berikut. Program realitas adalah progam dimana televisi merekam orang-orang asli sebagaimana mereka menghidupi peristiwa tertentu, sebagaimana mereka hidup dalam peristiwa tersebut. Program itu memiliki karakter sebagai berikut (a) orang yang menggambarkan diri mereka sendiri (b) melakukan proses pengambilan gambar paling tidak di tempat mereka tinggal, bekerja atau dimanapun selain di set panggung (c) tidak memakai skrip (d) ada konteks acara yang dinarasikan (e) tujuan utamanya adalah untuk hiburan semata (Nabi, et.al, 2003).

3

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Reality show kadang kerap disamakan dengan variety show. Kedua jenis program ini kerap terdengar sama, tetapi sebenarnya cukup berbeda dalam implementasinya. Jika reality show lebih menonjolkan sisi realitas dan mengaburkan batas antara informasi dan hiburan, variety show lebih fokus hiburan belaka. Variety show adalah gabungan dua tradisi hiburan; acara radio yang didominasi oleh host, dan pertunjukan komedi dari akting bersenang-senang (Inman, 1957). Variety shows mengidentifikasikan diri mereka sebagai relaksasi, dengan tujuan menyediakan hiburan. Mereka merpresentasikan dunia yang penuh dengan kebahagiaan, dan jauh dari kesulitan dalam kehidupan sehari-hari (Tinker, 2008). Reality show lebih menunjukkan realitas sehari-hari, sedangkan variety show lebih banyak memperlihatkan sisi hiburan dan bersenang-senang. Dalam dunia industri Korea Selatan, baik reality maupun variety show merupakan bentuk program televisi yang banyak digemari.

K-Pop, atau musik populer Korea Selatan, juga merupakan produk hallyu wave. Artis K-Pop juga disebut idol. Idol di Korea Selatan umumnya memiliki aktivitas di dunia hiburan yang spesifik yakni menyanyi dan menari di atas panggung. Namun, aktivitas idol K-Pop selain menyanyi, menari dan tampil di panggung adalah juga mengisi acara-acara di televisi seperti reality show atau variety show. Tetapi, selain menjadi bintang tamu dalam reality show, beberapa idola K-Pop memiliki tayangan reality show yang mereka bintangi sendiri. Tujuan menayangkan reality show yang dibintangi oleh idola K-Pop sendiri biasanya untuk mendekatkan diri dengan penggemar, atau agar penggemar bisa tahu lebih banyak mengenai idola mereka. Misalnya pada tahun 2013, grup idola , merilis acara reality show mereka sendiri yang diberi nama EXO’s showtime. Lalu pada tahun 2016, grup Seventeen juga merilis reality show ’13 Boys Camping’. Reality show dari kedua grup tersebut ditayangkan di salah satu televisi nasional, MBCEevery1. Reality show yang dimiliki oleh grup K-Pop kebanyakan tidak ditayangkan di stasiun televisi nasional. Beberapa reality show yang dirilis dalam 5 tahun belakangan juga lebih banyak ditayangkan melalui saluran daring yang banyak diakses, contohnya adalah YouTube dan V-Live.

4

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Salah satu grup K-Pop yang memulai debutnya di tahun 2016 lalu, NCT atau Neo Culture Technology, juga memiliki konten reality show mereka sendiri. Reality show yang dimiliki oleh NCT adalah sebagai bentuk hiburan yang ditujukan untuk penggemar mereka. Nama reality show yang dibintangi oleh NCT adalah “NCT Life”, dimana konsep yang disuguhkan dalam reality show ini adalah ‘kehidupan NCT dalam suatu tempat’. NCT sendiri merupakan grup yang beranggotakan 23 orang. Grup NCT dibagi menjadi unit kecil untuk melaksanakan aktivitas mereka sebagai idola K-Pop. Sejak tahun 2020 ini, NCT telah mendebutkan 4 unit—yakni, NCT U, NCT 127, NCT Dream, dan WayV. NCT Life menampilkan anggota NCT dari keempat unit tersebut dalam suatu situasi tertentu, atau dalam perjalanan mereka mengeksplorasi suatu tempat. Satu hal yang pasti dilakukan oleh anggota NCT dalam NCT Life adalah memperlihatkan bagaimana anggota NCT bermain dan menikmati waktu mereka.

Reality show NCT Life pertama kali tayang pada bulan April 2016, saat NCT baru memulai debutnya. Meskipun baru debut, NCT sudah berani mengeluarkan reality show bagi penggemarnya, karena memang anggota NCT sudah terkenal sejak sebelum mereka debut. Hal ini dikarenakan anggota NCT sudah diperkenalkan ke publik oleh agensi mereka, SM Entertainment sejak masa trainee. Pada era trainee, anggota NCT sudah dikenalkan melalui proyek “SM Rookies”, yang mana SM Entertainment selaku perusahaan yang menaungi NCT mengenalkan traineenya ke publik dengan aktivitas mereka sebagai trainee. Trainee sendiri adalah istilah bagi calon idol K-Pop berlatih untuk mempersiapkan debutnya. Masa training sendiri berkisar antara 3 - 5 tahun. Dalam masa-masa tersebut, trainee akan berlatih menari, menyanyi, rap, tata cara berlaku di atas panggung, dan bahasa asing (Kim, 2016).

5

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 1. 1 NCT 2020 dengan 23 member sumber : twitter.com/NCTsmtown NCT Life memiliki 10 season sejak awal penayangannya di tahun 2016 hingga tahun 2020. Setiap season dalam NCT Life memiliki judul, tema, serta komposisi anggota NCT yang berbeda-beda. Anggota dari unit-unit NCT yang berbeda terkadang disatukan dalam satu season, atau terkadang hanya menampilkan satu unit tertentu. 10 season dari NCT Life tersebut diantaranya NCT Life in (season 1), NCT Life in Seoul (season 2), NCT Life in Paju (season 3), NCT Life : K-Food Challenge (season 4), NCT Life : Entertainment Retreat (season 5), NCT Life in Chiangmai (season 6), NCT Life in (season 7), NCT Life : Hot & Young (season 8), NCT Life in Chuncheon and Hongcheon (season 9), dan NCT Life : Dream in Wonderland (season 10). Setiap season dari NCT Life rata-rata memiliki jumlah episode yang berbeda, yakni mulai dari 12 hingga 21 episode. Selain itu, setiap episode dari NCT Life berdurasi 10 sampai 18 menit.

6

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 1. 2 NCT Life in Seoul Episode 5 Dokumentasi Penulis

Gambar 1. 3 NCT Life in Osaka Episode 3 Dokumentasi Penulis Selain menceritakan kehidupan anggota NCT, dalam reality show NCT Life, juga menggambarkan beberapa budaya seperti budaya Korea, Jepang, dan Thailand. Representasi budaya Korea Selatan paling dominan terlihat dalam season-season NCT Life—hal ini dikarenakan pengambilan gambar 7 season NCT Life dilakukan di Korea Selatan. Tiga season NCT Life lainnya diambil di negara di luar Korea Selatan, yakni season 1 di Bangkok, Thailand (NCT Life in Bangkok), season 6 di Chiangmai, Thailand (NCT Life in Chiangmai), serta season 7 di Osaka, Jepang (NCT Life in Osaka). Pada NCT Life in Chiangmai,

7

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

anggota NCT asal Thailand, Ten, bertugas mengenalkan budaya Thailand kepada anggota NCT lainnya yang berasal dari Korea Selatan. NCT Life in Osaka juga kurang lebih mirip, tetapi, yang bertugas mengenalkan budaya Jepang adalah anggota NCT asal Jepang, Yuta. Sedangkan pada NCT Life in Bangkok sendiri, tidak menampilkan banyak penggambaran budaya. Hal ini dikarenakan pada NCT Life in Bangkok, anggota NCT belum debut saat proses syuting berlangsung. Anggota NCT yang masih bernama SM Rookies Boys, berkesempatan untuk tampil di Thailand dalam acara SM Rookies Show in Bangkok. Sehingga, NCT Life in Bangkok lebih banyak menjelaskan perjalanan debut NCT dan aktivitas mereka sebagai idol di Bangkok.

Meskipun bersifat program reality show, NCT Life tidak ditayangkan di televisi, seperti program reality show pada umumnya. Tetapi, NCT Life masih bisa dikaitkan dengan konten komunikasi massa, karena audiensnya yang anonim, meskipun memiliki kecenderungan tertentu. Biasanya, program reality show akan dimiliki oleh sebuah stasiun televisi tertentu, dan pekerja dari stasiun televisi itu sendiri yang akan melakukan proses produksi serta post-produksi. Namun, berbeda dengan NCT Life, yang melakukan proses produksi dan post-produksi adalah tim bentukan SM Entertainment sendiri. SM Entertainment kemudian mendistibusikan penayangan NCT Life ke beberapa penyedia broadcasting daring di beberapa negara di Asia, seperti Korea Selatan, Thailand, Taiwan, dan juga China. Misalnya di Korea Selatan, NCT Life akan ditayangkan melalui platform Naver TV Cast, V Live, Oksusu, dan KT Seezn. Sedangkan di negara lain seperti Thailand akan ditayangkan di Line TV, Taiwan di MTV, dan China di Youku dan Tudou. SM Entertainment mendistribusikan NCT Life pada platfom broadcasting daring maupun televisi (perlu diingat bahwa televisi yang dimaksud adalah televisi berisi program musik, dan bukan televisi skala nasional di negara-negara tersebut. Pada season NCT Life Hot & Young Seoul Trip, SM Entertainment justru mempublikasikan ke channel YouTube milik SM Entertainment pribadi.

Namun, meskipun memiliki pendistribusian di platform broadcasting yang berbeda-beda, penggemar NCT bisa tetap menonton tayangan NCT Life melalui

8

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

unggahan ulang atau re-upload dari penggemar yang diunggah melalui YouTube. Hal ini dikarenakan, tidak semua penggemar memiliki akses ke penyedia layanan broadcasting resmi. Selain menunggah ulang ke YouTube, penggemar juga biasanya menambahkan subtittle dengan bahasa tertentu di unggahan video NCT Life. NCT Life yang seluruh seasonnya menggunakan Bahasa Korea dan SM Entertianment tidak menambahkan subtitle resmi, membuat penggemar berinisiasi untuk menambahkan subtitle sendiri, agar NCT Life bisa dipahami oleh penonton yang lebih luas. Namun, aktivitas re-upload ini, memang ilegal—bahkan SM Entertainment sempat menghapus beberapa video re-upload NCT Life yang dilakukan penggemar, dengan alasan hak cipta. Akibatnya, video-video NCT Life disimpan penggemar melalui situs lain yang tidak dijangkau oleh SM Entertainment, seperti blog pribadi atau ke platform broadcasting lainnya seperti dailymotion.com, atau vimeo.com.

Penayangan NCT Life didampingi oleh agenda pemerintah Korea Selatan dalam upaya proses komodifikasi budaya. NCT Life bekerja sama secara resmi dengan pemerintah Korea Selatan untuk mengenalkan budaya berupa hansik (Korean food) dan sektor wisata mereka yang diambil dari wisata budaya dan urban Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan bekerja sama melalui dua season NCT Life. Season pertama adalah NCT Life K-Food Challenge yang bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan. Dalam season ini, memang anggota NCT ditantang untuk membuat makanan- makanan khas Korea Selatan yang disukai oleh turis mancanegara. Season kedua adalah NCT Life : Hot & Young, bekerja sama dengan visitseoul.net yang dibawahi oleh Seoul Tourism Organization (STO). STO sendiri merupakan organisasi milik pemerintah kota Seoul yang dikhususkan untuk bidang pariwisata, mulai dari promosi destinasi wisata, hingga pusat informasi turis. Dalam season ini, anggota NCT yang berasal dari luar negeri diajak berjalan-jalan ke area wisata budaya dan juga kekinian kota Seoul. Seperti misalnya ke Istana Gyeongbokgung dan ke Seoul Park.

9

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rausch (2005) mengatakan bahwa komodifikasi yang dijual dalam pariwisata adalah makanan tradisional, bahasa setempat, kerajinan, cerita rakyat, local visual dan drama, tempat bersejarah, pemandangan, serta flora dan fauna. Hal-hal tersebut akan membuat sebuah bentuk budaya ekonomi dan dioperasikan secara spesifik (Rausch, 2005). Tayangan seperti reality show memang kerap kali menggambarkan dunia pariwisata setelah mengalami beberapa perluasan dalam aspek genre. Di awal abad ke 20, industri hiburan meningkatkan karakterisme mereka dengan memperluas dunia cakupan dalam bidang hiburan, seperti program televisi yang berhubungan dengan travelling, halaman tentang berlibur di koran, serta majalah yang spesifik membahas pariwisata ada untuk menyediakan kebutuhan tersebut (Ryan, 2005). Melalui dua pernyataan ini, tidak mengherankan bahwa reality show kerap kali menjadi sarana pengenalan pariwisata, yang tidak terkecuali komodifikasi budaya.

Kemudian muncul pertanyaan, mengapa NCT Life bisa mendukung proses komodifikasi? Apa yang membuat NCT Life menjadi bagian media pemerintah Korea Selatan dalam proses komodifikasi? Hal ini akan dijawab melaui berkaitan dengan media influence yang telah diciptakan oleh NCT Life. Istilah media influence dikenal sebagai istilah ketika penonton atau konsumen dari media terpengaruh oleh apa yang mereka lihat dalam media. Dalam beberapa penelitian sebelumnya, media memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok, hingga pengawasan orang tua terhadap aktivitas sosial anaknya (Cohen dan Weimann, 2008). NCT Life membuat penonton tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata di Korea Selatan, terutama tempat-tempat yang dijadikan tempat syuting oleh NCT Life. Beberapa penggemar di media sosial Twitter, mengunggah beberapa foto mereka saat mengunjungi tempat-tempat syuting NCT Life di Seoul.

10

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 1. 4 Unggahan penggemar NCT yang mengunjungi tempat syuting NCT Life di Seoul Sumber : twitter.com/tojjaes, twitter.com/winwinsult Adanya media influence menjadikan tayangan reality show seperti NCT Life bisa digunakan dalam proses komodifikasi melalui komunikasi massa. Menurut Vincent Mosco (2009), proses penciptaan nilai tukar dalam konten komunikasi menarik seluruh kompleks hubungan sosial ke dalam sirkulasi komodifikasi, termasuk tenaga kerja, konsumen, dan modal. Akibatnya, komunikasi dianggap sebagai hal khusus dan sangat kuat karena, selain kemampuannya untuk menghasilkan nilai lebih, komunikasi juga mengandung simbol dan citra yang maknanya membantu membentuk kesadaran terhadap sesuatu (Mosco, 2009). Media digunakan karena membentuk kesadaran terhadap sesuatu, yang dalam kaitannya di NCT Life adalah membentuk kesadaran terhadap pariwisata yang merupakan komodifikasi Korea Selatan.

Selain media yang memiliki influence, idola K-Pop sejatinya juga dikenal memiliki pengaruh bagi penggemarnya. Influence idola K-Pop bisa sangat beragam dan luas cakupannya, mulai dari gaya berpakaian, makanan, hingga pengaruh untuk mempengaruhi orang lain menjadi idola K-Pop. Besarnya pengaruh idola K-Pop kemudian banyak dimanfaatkan oleh beberapa pelaku ekonomi sebagai cara mereka mendapartkan keuntungan. Caranya beragam, mulai dari menjadikan idola tersebut brand ambassador, bintang iklan, atau merilis produk kolaborasi antara brand dengan idola tersebut. Untuk skala idola K-Pop

11

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang besar, pengaruh mereka pada suatu brand bisa menghasilkan keuntungan yang besar pula bagi brand tersebut. Misalnya saja ketika grup idola EXO, dijadikan brand ambassador oleh perusahaan mobil asal Korea Selatan, Hyundai. Hyundai mengeluarkan produk mobil terbaru mereka bernama KONA Electric SUV, dan menjadikan EXO-CBX (sub-unit dari EXO) sebagai bintang iklan produk terbaru tersebut. Tidak berselang lama setelah iklan tersebut tayang, Hyundai mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka harus memberhentikan pre order KONA Electric SUV dikarenakan permintaan yang melonjak. Target produksi pre order KONA Electric SUV diperkirakan hanya sebanyak 12.000 unit, melonjak menjadi 18.000 unit, sehingga menyebabkan Hyundai harus overload produksi unit mobil tersebut (Koreaboo, 2018). Atau contoh idola lain adalah G-Dragon dari grup BigBang. Pada Oktober 2019 lalu, G-Dragon baru saja menyelesaikan kewajibannya untuk wajib militer. Pada acara penyambutan kembalinya G-Dragon dari wajib militer, G-Dragon terlihat memakai sebuah jam tangan Casio G-Shock GA-110-1AJF. Jam tangan yang dijual seharga US $130 tersebut dikabarkan langsung sold out di Korea Selatan. Penggemar BigBang yang dijuluku VIP diperkirakan berbondong-bondong membeli jam tangan tersebut agar memiliki barang yang sama dari idola favorit mereka (Anjani, 2019).

Idola K-Pop kemudian dipercaya memiliki potensi untuk mempromosikan suatu barang atau jasa karena memiliki pengaruh terhadap penggemarnya. NCT sendiri sudah beberapa kali bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk kebutuhan promosi. Misalnya pada tahun 2016 tahun saat NCT baru melangsungkan debutnya, unit NCT U sudah didapuk menjadi model iklan brand seragam sekolah bernama Elite. NCT juga dipercaya dalam promosi brand kecantikan, mengingat penggemarnya yang Sebagian besar wanita dan menggunakan produk kecantikan. Seperti NCT 127 yang menjadi brand ambassador dari brand kosmetik, Nature Republic dan NCT Dream yang menjadi brand ambassador merk kosmetik Candylab. Unit NCT lainnya, WayV juga telah menjadi brand ambassador dari merk fashion sport apparel, Sketchers untuk wilayah regional China. NCT juga digunakan untuk mempromosikan produk di luar Korea Selatan dan China. Misalnya NCT U, Ten dan Taeyong pernah

12

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menjadi brand ambassador dari camilan rumput laut dari Thailand, Mashita. NCT bahkan juga menjadi brand ambassador dari 2 brand minuman asal Indonesia. Lucas, anggota WayV, menjadi brand ambassador minuman kopi Neo Coffee yang diproduksi oleh Wings Corp dan NCT 127 yang menjadi brand ambassador minuman teh Nu Green Tea. Dalam sektor pariwisata, unit NCT, NCT 127 dipilih menjadi brand ambassador pariwisata di distrik Gangnam, Kota Seoul. Alasan dipilihnya NCT 127 adalah karena NCT 127 sudah pernah bekerja sama dengan Kementrian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan dalam reality show NCT Life dan NCT 127 dinilai mampu memberikan dampak pada pariwisata di Seoul, terutama distrik Gangnam. Distrik Gangnam sendiri merupakan distrik paling terkenal di Seoul, sebagai pusat wisata urban dan bisnis (Yann, 2019).

Pemerintahan Korea Selatan, tentunya memiliki kesempatan untuk memanfaatkan idola K-Pop demi kepentingan negara mereka. Dalam studi kasus ini, pemerintah menggunakan NCT Life dalam proses komodifikasi budaya terutama pada bidang pariwisata. Komodifikasi budaya kemudian dibentuk melalui konten hallyu wave yang dapat diakses oleh penggemar. Konten yang dekat bagi penggemar idola K-Pop memudahkan pemerintah Korea Selatan untuk menampilkan komodifikasinya. Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana sebenarnya NCT Life menyajikan komodifikasi budaya dalam sektor pariwisata? Apakah kemudian NCT Life berhasil mengenalkan pariwisata dalam konten mereka? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini nantinya akan mengambil data melalui dua jenis teknik, yakni dengan studi pustaka dan wawancara mendalam antara penulis dengan orang-orang yang sudah menonton NCT Life. Studi pustaka terkait penelitian atau kajian yang relevan terhadap penelitian akan dipaparkan untuk mendalami topik komodifikasi sebagai data premier atau data utama. Selain itu, sebagai pendukung data, penulis juga akan mewawancarai NCTzen (nama penggemar NCT) yang diasumsikan sebagai target utama dalam reality show NCT Life. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara akan berkaitan dengan pemahaman penggemar terkait destinasi wisata dan budaya

13

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang ditampilkan dalam NCT Life. Pandangan penonton NCT Life nantinya akan menambah data mengenai media influence dari NCT Life.

Sebelumnya sudah pernah terdapat penelitian yang membahas komodifikasi dan hubungannya dengan acara realitas. Penelitian tersebut berjudul Commodifying Africa on U.S. Netwrok Reality Television yang ditulis oleh H. Leslie Steeves. Dalam penelitian tersebut, terdapat beberapa program televisi amerika serikat yang melakukan pengambilan gambar di Afrika. Program televisi yang disorot adalah Survivor, The Amazing Race, serta American Idol. Penelitian ini mengkritik program televisi yang masih ‘mengkolonialisasi’ Afrika melalui komodifikasi seperti pariwisata, dengan dominasi barat. Penelitian tersebut mengkaji mengenai peran media yang signifikan terhadap kehidupan manusia dan juga tempat. Di satu sisi, tayangan reality show tersebut dianggap mengkolonialisasi Afrika, tetapi di sisi lain, tayangan tersebut rupanya juga mempromosikan destinasi wisata Afrika. Konsep program ini dibarengi dengan kepentingan sponsor yang berhubungan dengan pariwisata, seperti travel agent hingga consumer goods dan makanan. Penonton reality show ini mencapai belasan juta penonton, berdasarkan survey rating Nielson. Inti dari penelitian ini hampir mirip dengan penelitian penulis, tetapi isu yang dibawa tidak hanya tentang penggambaran media tentang pariwisata, tetapi juga mengangkat kritik tentang dominasi barat (Steeves, 2008). Kepentingan yang dibawa oleh reality show dalam penelitian Steeves adalah kepentingan korporat, berbeda dengan NCT Life yang membawa kepentingan pariwisata secara nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana isi tayangan reality show NCT Life, menampilkan proses komodifikasi budaya dan pariwisata Korea Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tayangan reality show NCT Life menampilkan komodifikasi budaya dan pariwisata Korea Selatan.

14

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara akademis untuk menambah refrensi mengenai kajian budaya dan komunikasi, serta dunia musik K-Pop, pop culture Korea Selatan.

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Komodifikasi Budaya dalam New Media

Karl Marx dalam Shepherd (2002) mengatakan bahwa apapun yang bisa dijual dapat dianggap sebagai bentuk komoditas, termasuk budaya (Shpered, 2002). Komoditas bisa melibatkan hal-hal lain yang sebelumnya tidak untuk diperjual belikan, istilahnya disebut sebagai komodifikasi. Secara bahasa, komodifikasi berarti perubahan fungsi suatu benda, jasa, atau entitas yang lain yang umumnya tidak dipandang sebagai produk komersial. Sebuah objek menjadi komoditas ketika mereka bisa ditukarkan dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai penggunaan, dan dapat ditukarkan, serta bisa direalisasikan dalam jumlah (Cloke dan Perkins, 2002).

Adorno dan Horkheimer (1979), sebenarnya memiliki pandangan lain mengenai asal komodifikasi budaya. Bagi mereka, komodifikasi sebenarnya terjadi karena hasil perkembangan industri budaya. Produksi benda budaya seperti musik dan film pada era pra-industri diproduksi secara murni, dan tidak ada campur tangan industri dan segala sistem pasar di dalamnya. Dalam prespektif ini, budaya tidak lagi lahir dari masyarakat, tetapi diproduksi dan direproduksi oleh kaum kapitalis atau pengusasa/pemilik modal untuk mendapat keuntungan. Produk budaya yang dihasilkan oleh industri budaya memanipulasi masayarakat yang tidak hanya mengenai konsumsi, tetapi juga menjadikan semua artefak budaya sebagai produk industri dan komoditas (Paok, 2012). Menurut Barker (2005), komodifikasi berasal dari dua akar kata, ‘komoditas’ dan ‘modifikasi’. Menurut istilah yang digunakan oleh kajian budaya, komodifikasi adalah proses yang diasosiasikan oleh kapitalisme, yang mana objek, kualitas, dan tanda-tanda

15

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terntentu diubah menjadi komoditas, yang sesuai dengan tujuan awalnya yakni dijual di pasar (Indrayana, 2014).

Budaya kemudian semakin dieksploitasi melalui beberapa tampilan lainnya, sehingga muncul istilah komodifikasi budaya. Menurut J. Baran dan Dennis (2010), Komodifikasi budaya adalah studi mengenai apa yang terjadi ketika suatu budaya diproduksi secara massal dan didistribusikan dalam kompetisi langsung dengan budaya lokal. Tetapi, menurut ekonom Vincent Mosco (1996), komodifikasi budaya adalah prroses transformasi produk yang nilainya dapat dibawa ke dalam nilai tukar pasar (Zamroni, 2010). Dalam artian tersebut, terdapat budaya yang mulai diindustrialisasi mengikuti selera pasar untuk menghasilkan nilai tukar tertentu.

Fenomena komodifikasi dan manipulasi budaya pun tidak dapat dihindarkan, terutama terjadi pada sektor pariwisata. Pada wilayah yang terdapat kegiatan pariwisata, selain menjadi sumber ekonomi terutama lapangan kerja, pariwisata juga membawa perubahan berupa kemajuan masyarakat, serta kesejahteraan masyarakat. Selain menjual keindahan alam, pariwisata juga akan menjual budaya tempat kegiatan pariwisata tersebut dilakukan. Wisatawan nantinya tidak hanya mengunjungi wilayah tersebut untuk melihat keindahan alam, tetapi juga keunikan hasil seni, hingga budaya, nilai, dan perilaku masyarakat. Misalnya seperti upacara adat, atraksi, hingga kesenian lainnya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut (Minawati, 2013).

Selain itu, implikasi dari perspektif komodifikasi budaya disertai dengan ketentuan dan presentasi dari keaslian budaya atau pengalaman budaya yang ditampilkan untuk turis. Budaya tersebut harus disampaikan dengan sopan dan dapat diterima dalam masyarakat yang memiliki budaya tersebut. Cara penyampaian tersebut bergantung pada nilai keunikan budaya yang dimiliki oleh pemilik budaya itu sendiri. Hal tersebut nantinya akan berujung pada budaya apa yang akan disimpan, dan budaya apa yang akan ditampilkan kepada turis (Alison dan Johnson, 2005). Pemerintah dapat mengatur budaya apa yang ingin ditampilkan dan budaya apa yang ingin digali potensi komersilnya. Karena

16

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terdapat beberapa budaya yang tidak untuk dikomodifikasikan karena alasan tertentu—jika hal ini terjadi, maka pemerintah wajib menyesuaikan kebijakannya dengan nilai budaya masayrakat yang berlaku (Gray, 2007). Linnekin (1997) berpendapat hal ini dikarenakan budaya tersebut akan menjadi konsumsi masyarakat luas, baik turis lokal maupun turis luar, sehingga perlu adanya batasan hal apa saja yang akan diputuskan menjadi komodifikasi (Shepherd, 2002).

Reality show NCT Life ditayangkan dengan format yang mirip dengan reality show lainnya yang ditayangkan di televisi. Tetapi, medium yang digunakan untuk menayangkan NCT Life berbeda dengan reality show konvensional lainnya. Medium resmi yang digunakan adalah situs broadcasting daring yang tersedia hanya di negara-negara tertentu. Tetapi, melalui unggahan ulang penggemar, NCT Life dapat tersedia di situs YouTube. Memiliki format yang sama dengan televisi, tetapi dalam bentuk yang baru, membawa kita pada istilah new media. Istilah new dalam new media berasal dari kepercayaan modern tentang kemajuan sosial sebagaimana yang dihasilkan oleh teknologi. Banyak media baru adalah versi perbaikan dan perluasan dari media lama yang analog (Lister et.al, 2009).

Dengan adanya teknologi yang baru, dan terjadinya perubahan masyarakat dalam mengkonsumsi media, new media memiliki pembaruan setidaknya pada aspek-aspek berikut; (1) Pengalaman tekstual yang baru, berkaitan dengan adanya bentuk dan cara baru untuk mengkonsumsi dan menikmati media, (2) Pembaruan dalam penyajian realitas dunia, new media dapat menawarkan bentuk penyajian kemungkinan pengalaman yang baru, (3) Adanya bentuk hubungan baru antara subjek (pengguna dan konsumen) dengan teknologi media, sehingga terjadi perubahan terkait penerimaan penggambaran dan komunikasi media di dalam kehodupan sehari-hari, (4) Pengalaman yang baru dalam hubungan antara wujud, identitas, dan masyarakat—terjadi pergantian fenomena terkait waktu, ruang, dan tempat dalam lingkup sosial maupun personal, (5) Adanya konsep baru tentang hubungan biologis manusia dengan teknologi media, muncul tantangan untuk menerima perbedaan antara hal-hal natural dengan yang buatan manusia, (6) Pola organisasi dan produksi yang baru, dengan penataan kembali dalam bidang

17

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

integrasi budaya media sebagai korporat, industri, sektor ekonomi-bisnis, serta regulasi (Liester et.al, 2009). Karakter utama dari new media harus mencakup digitalisasi, konvergensi, interaksi, hypertextuality, dan virtuality. Dalam hal ini, media sosial adalah wujud dari new media tersebut—hal tersebut dikarenakan media sosial memiliki semua karakter tentang new media. Media sosial merupakan wadah digital, yang terkonvergensi (tidak hanya memuat satu fungsi), interaktif (pengguna dapat berinteraksi dengan sesama pengguna dan pembuat konten), hypertekstualitas (pengguna dapat memahami teks di dalam media secara personal), serta virtuality (hubungan antara realitas asli dan realitas maya).

Dengan adanya bentuk media yang baru, bentuk hubungan antara media, masyarakat, dan teknologi semakin kuat dan terhubung satu sama lain. Hubungan masyarakat, media dan teknologi dapat diilustrasikan melalui bagan yang dibuat oleh Thomas Allmer (2015) dari bukunya yang berjudul Critical Theory and Social Media : Between emancipation and commodification.

Gambar 1. 5 Media, teknologi, dan manusia Sumber : Critical Theory and Social Media : Between emancipation and commodification. Dalam bagan tersebut Thomas Allmer mengutip Fuchs dan Hofkirchner (2003), dan menjelaskan bahwa CMC seperti internet, menggabungkan teknologi transmisi dan juga konten yang diproduksi oleh manusia. Sehingga media sosial adalah artefak (hasil kecerdasan manusia) yang berupa alat, pengartian, hasil alam, kepemilikan, dan definisi yang menengahi hubungan manusia dengan perilaku mereka (Allmer, 2015). Dengan demikian, media sosial sebenarnya bisa

18

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dimiliki oleh siapa saja, dan semua orang bisa menggambarkan fenomena apapun yang mereka inginkan dalam media sosial. Inilah yang membuat sosial media dikatakan sebagai new media, karena sebelumnya, konten media hanya bisa diproduksi oleh perusahaan media tertentu.

Namun, tentunya akibat fungsi new media yang luas dan tidak terbatas, memunculkan peluang bagi pelaku ekonomi-politik untuk menyelipkan agenda tertentu, tak terkecuali komodifikasi dalam new media. Tetapi, perusahaan besar bisa mengambil peran lebih dan mendominasi dikarenakan ketersediaan sumber daya dapat menentukan siapa yang memiliki dimensi kekuatan yang lebih luas dan intensif (Allmer, 2015). Selain kekuatan korporat untuk memanfaatkan media, pemerintahan atau elite politik juga bisa memanfaatkan media untuk kepentingan seperti memperoleh keuntungan atau kekuasaan di kalangan masyarakat. Tetapi, di samping hal tersebut, elite politik juga berusaha memanfaatkan media untuk menciptakan dan menjual komoditas budaya yang mungkin saja menjamin pemasukan bagi pemangku politik. Hal inilah yang kemudian menciptakan komersialisasi dan komodifikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk dipasarkan dalam kemasan pesan media maupun iklan (Ibrahim dan Akhmad, 2014).

Nicholas Garnham (2000), mengatakan bahwa media dipandang sebagai sistem produksi, distribusi, dan konsumsi dalam bentuk simbolik yang memerlukan mobilisasi sumber daya sosial, baik material maupun kultural. Simbol yang dibentuk secara umum, didistribusikan, akan dikonsumsi dalam bentuk komoditas di bawah bentuk pasar kapitalis yang kompetitif dan bisa dipertukarkan (Ibrahim dan Akhmad 2014). New media yang menampilkan realitas secara maya dan kontomporer dan digandrungi masyarakat tidak memungkinkan akan dijadikan medium untuk agenda komodifikasi bagi siapapun yang memiliki sumber daya.

Dalam hal ini, pemerintah Korea Selatan aktif turut serta menampilkan budaya dan objek wisata pilihan mereka melalui pop culture. Salah satunya pada season 4 NCT Life : K-Food Challenge yang mana NCT Life menampilkan makanan-makanan khas Korea Selatan, beserta bagaimana cara memasaknya.

19

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Atau pada season 2 NCT Life in Seoul saat anggota NCT mendapatkan misi untuk bermain permainan tradisional Korea Selatan untuk mendapatkan bahan- bahan masakan untuk makan pagi. NCT Life telah dinarasikan oleh pemangku keputusan tentang apa saja yang bisa dijadikan komoditas untuk ditampilkan, dan tidak. Hal ini juga akan berkaitan dengan produksi dan post-produksi NCT Life.

1.5.2 K-Pop dan Pop Culture

Pop culture merupakan kependekan dari popular culture yang secara sederhana, adalah budaya yang disukai oleh banyak orang. Pop culture juga dapat dikatakan sebagai budaya yang ‘tersisa’ ketika masyarakat sudah menetapkan standar untuk budaya kelas tinggi atau high culture (Storey, 2012). Produksi produk pop culture dilakukan secara masal, dan berorientasi pada keuntungan, berbeda degan high culture yang merupakan bentuk dari hasil kreasi perorangan. Pop culture atau budaya popular merujuk pada gambar, teks naratif, dan juga pemikiran yang berhubungan dengan budaya mainstream, atau budaya yang banyak dikenali oleh banyak orang. Pop culture meliputi bagaimana pelaksanaan dan juga produk yang dihasilkan dari kegiatan pop culture. Terdapat banyak cara dibuat untuk orang lain menikmati dan memproduksi konten dari pop culture. (Trier-Bieniek, 2014). Produk dari pop culture sendiri sebenarnya adalah industri yang cukup kontradiktif. Di satu sisi, pop culture adalah industri ekonomi yang harus menyesuaikan minat pasar dan berpikir ke arah keuntungan. Namun, di sisi lain, produksi konten dari pop culture adalah minat dan keinginan seseorang dalam bidang seni. Komoditas atau konten yang dijual dalam pop culture harus menjadi minat banyak orang, agar dapat dijual dan dibeli, serta menciptakan industrinya sendiri (Fiske, 1989).

K-Pop (Korean Pop) adalah sebuah bentuk budaya populer dari negara Korea Selatan. Pop culture yang diusung dalam K-Pop awalnya memang hanya sebatas musik, tetapi juga mencakupi hal yang lebih luas, mulai dari gaya hingga lifestyle. Pop Culture di Korea Selatan dibuat sebuah agenda untuk penyebaran yang lebih masif, yakni Hallyu Wave. Sejarah K-Pop sudah dimulai sejak tahun

20

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1990-an saat grup SeoTaiji and The Boys—atau grup K-Pop pertama dalam sejarah memulai debutnya di tahun 1992. SeoTaiji and The Boys adalah grup pertama yang menggabungkan musik rap dan hip hop kepada kalangan musik populer Korea Selatan. Mereka mengeliminasi pentatonik tradisional untuk diatonik modern. Musik populer tidak lagi terdengar nyanyian melankolis, tetapi sudah berganti menjadi nyanyian yang bergaya urban. Lagu dari SeoTaiji and The Boys tidak terdengar seperti nyanyian tradisonal Korea, dan terdengar asing, sehingga sempat muncul perdebatan serta kritik dari banyak pengamat musik di Korea Selatan. Seo Taiji and The Boys tidak hanya menyanyi, tetapi juga menambahkan koreografi tarian saat menampilkan lagunya. Terobosan yang dilakukan oleh Seo Taiji and The Boys merevolusi musik populer Korea Selatan hingga saat ini (Lie, 2012).

Pengaruh SeoTaiji and The Boys sangat besar terhadap K-Pop. Musik- musik yang dibawakan oleh SeoTaiji and The Boys menjadi musik populer di Korea Selatan yang banyak digandrungi oleh masyarakat, terutama anak muda pada eranya. K-Pop menjadi suatu bentuk dari pop culture yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang berorientasi kepada keuntungan. K-Pop berkembang menjadi sebuah industri besar, dalam kurun waktu 2 dekade. Agensi K-Pop harus membuat budaya dan menciptakan trennya sendiri diiringi dengan musik dan juga suguhan visual dari artisnya, tata artistik seni, hingga gaya busana. Semua dilakukan untuk mendapatkan pasar yang sebesar-besarnya. Begitu pula dengan NCT, yang juga merupakan ‘produk’ pop culture buatan multi-billion company, SM Entertainment, yang dikenal memproduksi banyak artis papan atas K-Pop. NCT secara tidak langsung menjadi bentuk dari pop culture di Korea Selatan. NCT Life yang dibawakan oleh NCT menjadi salah satu bentuk ekspansi bisnis dari SM Entertainment dan lebih mempopulerkan NCT lebih jauh.

1.5.3 Reality Show

21

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Reality show mempunyai semua kategori TV yang mencakup banyak program hiburan tentang orang asli/nyata (Hill, 2005). Realitas televisi merupakan gabungan genre yang berdasarkan tampilan nyata, langsung, tidak dibatasi, interaksi sosial yang spontan (Lunt, 2004). Menurut Cavender dan Fishman (1998), Reality show muncul pertama kali sebagai program di televisi yang mengklaim menampilkan “realitas”. (Nabi, et.al, 2003). Reality show memang didapuk harus menyajikan realita kepada penonton bagaimanapun itu caranya. Nabi, et.al (2003) kemudian mendefinisikan kembali reality show sebagai berikut. Program realitas adalah progam dimana televisi merekam orang-orang asli sebagaimana mereka menghidupi peristiwa tertentu, sebagaimana mereka hidup dalam peristiwa tersebut. Program itu memiliki karakter sebagai berikut (a) orang yang menggambarkan diri mereka sendiri (b) melakukan proses pengambilan gambar paling tidak di tempat mereka tinggal, bekerja atau dimanapun selain di set panggung (c) tidak memakai skrip (d) ada konteks acara yang dinarasikan (e) tujuan utaanya adalah untuk hiburan semata (Nabi, et.al, 2003).

Reality show menjadi salah satu program yang cukup menarik karena tujuannya yang menampilkan “realita” disamping adanya narasi yang disiapkan untuk lebih menata penggambaran program reality show tersebut. Reality show disebut sebagai program televisi yang faktual, reality show terletak dalam batasan teritori antara informasi dan hiburan, dokumentasi dan drama. Audiens terkadang diasumsikan tidak bisa membedakan perbedaan antara hiburan dan informasi, atau fiksi dan realitas. Dengan konsep yang menarik serta sederhana yang disuguhkan dalam reality show, tidak jarang reality show tidak membutuhkan anggaran dana yang besar. Dibandingkan dengan membuat drama televisi yang memerlukan dana kurang lebih $1.500.000, reality show hanya memerlukan $200.000, untuk durasi penayangan yang sama, 1 jam (Hill, 2005).

Reality show kadang kerap disamakan dengan variety show. Kedua jenis program ini kerap terdengar sama, tetapi sebenarnya cukup berbeda dalam implementasinya. Jika reality show lebih menonjolkan sisi realitas dan mengaburkan batas antara informasi dan hiburan, variety show lebih fokus

22

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hiburan belaka. Variety show adalah gabungan dua tradisi hiburan; acara radio yang didominasi oleh host, dan pertunjukan komedi dari akting bersenang-senang (Inman, 1957). Variety shows mengidentifikasikan diri mereka sebagai relaksasi, dengan tujuan menyediakan hiburan. Mereka merpresentasikan dunia yang penuh dengan kebahagiaan, dan jauh dari kesulitan dalam kehidupan sehari-hari (Tinker, 2008). Berbeda dengan reality show yang diklaim oleh sebagian orang bahwa reality show merpresentasikan dokumentasi tanpa perantara tentang realitas (Haney, 2014).

NCT Life dapat dikategorikan sebagai reality show mengingat banyak hal- hal realitas yang dinarasikan dalam program tersebut. Misalnya bagaimana anggota NCT memasak, bagaimana anggota NCT bermain permainan tradisional, atau dialog antar anggota yang terjadi dalam NCT Life tidak secara sengaja dibuat. Hal itu memang menjadi salah satu tujuan adanya reality show, karena perusahaan berusaha mengupas sisi realitas dari grup yang mereka miliki dengan tujuan untuk menghibur penggemarnya.

1.5.4 Peran Selebritis dalam Pariwisata

Selebritis sendiri adalah budaya di media massa yang dikendalikan oleh masyarakat (Lee, Scott, dan Kim, 2008). Sebagai ikon media massa, selebritis kerap kali mengisi konten-konten media massa. Kemudian, oleh pelaku ekonomi, selebritis digunakan untuk promosi barang dan jasa tertentu, tak terkecuali oleh pemerintahan suatu negara. Beberapa studi telah menelaah peran selebritis dalam industri pariwisata, karena keterlibatan selebritis dapat mempengaruhi presepsi sebuah tempat. Dengan adanya bukti masuknya kunjungan yang disebabkan oleh selebritis ke destinasi film, keterlibatan selebritis dapat menjadi katalisator bagi orang lain untuk ingin mengunjungi destinasi yang terkait dengan selebriti tersebut. Misalnya dalam konteks film atau drama televisi, tempat syuting tayangan dapat berkorelasi dengan selebritis. Misalnya selebritis yang terlibat pada tayangan drama televisi Korea, tayangan tersebut kemudian disebarkan ke negara asia timur lainnya, dan selebritis yang terlibat bisa bergerak sebagai endorser atau image-maker dari tempat syuting tersebut, baik secara

23

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

daerah maupun nasional (Lee, Scott, dan Kim, 2008). Dalam studi yang dilakukan oleh Macionis (2004), Pearce, Morison, dan Moscardo (2003), konsumer, terutama penggemar selebritis dapat membuat ikatan emosional terhadap sebuah destinasi karena keikutsertaan selebritis. Perasaan terhadap selebritis diharapkan juga dapat disalurkan ke produk atau merk yang melibatkan selebritis (Yen dan Croy, 2016). Thomson (2006) dalam Ilicic dan Webster (2011) mengidentifikasi keberadaan keterikatan kasih antara konsumer dan juga selebritis. Saat Konsumer merasa diri mereka merasa terlibat atau terikat dengan selebritis, mereka akan memproses lebih banyak perilaku positif terhadap produk atau merk yang menggunakan selebritis (Yen dan Teng, 2015). Hal ini memperkuat bukti bahwa sebuah selebritis dapat membuat gambaran positif terhadap suatu destinasi wisata. Tetapi, perlu diingat bahwa penyaluran arti dari selebriti ke lokasi syuting dapat bergantung dari karakteristik khalayak (Lee, Scott, dan Kim, 2008).

Choi et.al (2005) mengatakan bahwa di negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, selebritis yang melakukan terlalu banyak endorsement dipertanyakan kredibilitasnya. Sedangkan di Korea Selatan sendiri, satu selebritis bisa mengendorse berbagai macam produk dan jasa. Hal tersebut karena adanya perbedaan budaya masyarakat, dan karakteristik khalayak. Jika di Amerika Serikat dan Kanada yang memiliki budaya individual, selebritis dianggap sebagai individu yang unik dan punya gaya hidup yang berbeda dari masyarakat umum. Sedangkan Korea Selatan yang memiliki budaya kolektivitas, selebritis dianggap sebagai panutan masyarakat (Yang, 2018). Hal tersebutlah yang membuat selebritis di Korea Selatan menjadi brand ambassador untuk berbagai macam brand. Seperti halnya NCT yang bisa menjadi brand ambassador untuk minuman hingga distrik pariwisata.

1.5.5 Media Influence dan Pariwisata

24

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Istilah media influence dikenal sebagai istilah ketika penonton atau konsumen dari media terpengaruh oleh apa yang mereka lihat dalam media. (Cohen dan Weimann, 2008). Media massa memiliki tingkat keberagaman yang tinggi di dalam kontennya dan juga dalam konteks organisasinya, serta terdapat cakupan aktivitas yang luas yang bisa memiliki dampak bagi masyarakat. Pengaruh media dapat ditelusuri saat perang dunia pertama, ketika pemerintah negara yang ikut berperang mempropaganda rakyatnya melalui media seperti koran, film, dan radio. Propaganda yang dilakukan nyatanya bisa diterima di banyak kalangan masyarakat (McQuail, 1977). Penelitian awal tentang pengaruh media lebih banyak berfokus pada bidang politik terutama pada tayangan media seperti televisi (tayangan berita) dan media cetak seperti koran. Namun, semakin berkembangnya media, konten media lainnya ternyata juga dapat mempengaruhi penontonnya terhadap cakupan yang lebih luas.

Karena penelitian ini fokus pada tayangan televisi, penulis juga akan memberikan beberapa contoh pengaruh media tentang tayangan televisi yang dalam hal ini spesifik ke reality show. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Charlotte N. Markey dan Patrick M. Markey (2009) tentang pengaruh tayangan realitas mengenai operasi plastik dan pengaruhnya pada penerimaan diri di kalangan muda serta minat mereka terhadap operasi plastik. Tayangan reality show yang memuat informasi tentang operasi plastik menjadi bentuk pertanyaan mendasar mengenai pengaruhnya tayangan tersebut terhadap kalangan muda. Hasilnya tayangan reality show itu benar mempengaruhi kalangan muda terhadap operasi plastik (Markey dan Markey, 2009). Masih ada beberapa penelitian lain yang mengangkat tema pengaruh media dan tayangan realitas terhadap hal lain secara spesifik, seperti misalnya perilaku anak, hingga pilihan politik.

Karena banyaknya hal bisa dipengaruhi oleh media, tidak menutup kemungkinan bahwa sektor pariwisata juga bisa menjadi salah satu subjek dari pengaruh media. Contoh sederhana dari dampak media pada pariwisata dipaparkan dengan mudah oleh Stjin Reijnders (2011) ketika sebuah grup turis berkunjung ke Oxford University. Dalam bukunya, Reijnders mengatakan bahwa

25

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

turis tersebut tidak tertarik masuk ke bangunan lawas Oxford untuk melihat bangunan arsitektur neo-gothic, melainkan turis-turis tersebut lebih tertarik pada sebuah halaman rumput, yang bahkan tidak lebat. Alasan mengapa turis tersebut lebih tertarik terhadap halaman rumput tersebut adalah karena seorang karakter utama dari sebuah seri televisi, Inspektur Morse jatuh akibat serangan jantung. Inspektur Morse jatuh pada episode terakhir dari seri detektif terkenal tersebut. Setelah terkena serangan jantung di dalam gedung universitas tersebut, Inspektur Morse meninggal dunia (Reijnders, 2011).

Tidak hanya film yang bisa membawa dampak seperti Inspektur Morse, nyatanya tayangan reality show juga bisa berpengaruh dalam pariwisata. Cohen (1986) serta Hudson & Ritchie, (2006) mengatakan bahwa reality show secara tidak sengaja mengenalkan kemungkinan destinasi wisata melalui karakter yang digambarkan dan juga lokasi yang mereka kunjungi. Namun, sejauh ini, belum ada penelitian yang menginvestigasi alasan turis datang ke tempat wisata yang ditampilkan dalam reality show (Haney, 2014).

Beberapa studi telah meneliti bagaimana pengaruh reality show dan juga selebritis yang dijadikan medium promosi pariwisata. Rosen (1997) dan Seaton dan Hay (1998) mengatakan bahwa industri pariwisata mulai mempromosikan destinasi wisata mereka melalui film atau tayangan media sejenis. Karena dari sudut pandang marketing, tayangan televisi nyatanya bisa mengubah pandangan penonton terhadap sebuah destinasi wisata. Selain itu, penggambaran destinasi wisata mempunyai peran yang krusial untuk mempengaruhi keputusan turis, perceived value, kepuasan turis, dan juga keinginan turis (Fu, Ye, dan Xiang, 2016).

Butler (1990) menambahkan bahwa masyarakat sejatinya sudah tidak tertarik untuk membaca penjelasan mengenai destinasi wisata, tetapi mereka lebih tertarik untuk melihat audio visual untuk mencari informasi mengenai destinasi wisata. Reality show pada dasarnya dapat menyampaikan gambar yang otentik dari sebuah ‘produk’ (destinasi wisata, dalam konteks ini) kepada penontonnya. Meskipun ada program alternatif ‘real’ lainnya yang dapat menyampaikan

26

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

informasi tersebut seperti documenter, program berita, maupun talk show, nyatanya reality show punya kelebihannya sendiri yakni konteks dan penggambaran yang umum, serta karakter asli yang melebur dengan tugas-tugas umum maupun tidak umum. Terakhir, salah satu keuntungan utama dari reality show menurut Riley dan Van Doren (1992) adalah cakupan audiens yang lebih besar daripada iklan pariwisata tradisional (Tessitore dan Van Kerckhove, 2014).

NCT Life sebagai tayangan reality show, dalam beberapa seasonnya (yang belum resmi bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan, seperti NCT Life in Seoul) secara tidak sengaja menampilkan lokasi yang dikunjungi oleh NCT untuk pengambilan gambar NCT Life. Meskipun belum ada investigasi mendalam, tetapi hadirnya NCT sebagai figur K-Pop yang mengisi NCT Life, memungkinkan untuk membawa penontonnya untuk datang mengunjungi lokasi yang dikunjungi oleh NCT. Terbukti dengan adanya penggemar yang sudah mengunjungi lokasi pengambilan gambar NCT Life.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus adalah metode empiris yang menyelidiki fenomena kontemporer (“kasus”) secara mendalam dan dalam konteks dunia nyata—terutama ketika batasan antara fenomena dan konteks mungkin tidak terlihat jelas. Studi kasus dilakukan untuk memahami kasus dunia nyata dan berasumsi bahwa pemahaman seperti itu kemungkinan besar melibatkan kondisi kontekstual penting yang berkaitan dengan kasus tersebut (Yin, 2018). Menurut Sukmadinata (2012) dan Shayran (2013), studi kasus dapat dilakukan pada kesatuan sistem, yang dimaksudkan sebagai program, peristiwa, kegiatan, atau sekelompok individu yang terikat pada tempat, waktu, atau ikatan lainnya. Studi kasus juga dapat terdiri atas satu unit atau lebih, tetapi tetap dalam kesatuan sistem. Selain itu menurut Maxfield (1930), Bodan dan Bikien (1998) dan Surachmad (1982) dalam Burhan (2008), mengatakan bahwa studi kasus merupakan penelitian tentang subjek yang

27

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berkenaan dengan fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas secara intensif, dan bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-ciri (Fitrah, 2018). Metode ini dipilih untuk menelaah lebih jauh terkait fenomena komodifikasi yang terjadi dalam lingkup reality show NCT Life. Penelitian ini memiliki 2 sumber data yakni primer dan sekunder. Data primer akan difokuskan dengan analisis pesan yang disampaikan dalam reality show NCT Life yang dipilih sebagai objek penelitian. Untuk data sekunder akan difokuskan pada penggalian kajian pustaka melalui sumber buku, jurnal, maupun artikel terkait komodifikasi, K-Pop serta reality show. Untuk menambah analisis, penulis akan mewawancarai beberapa penggemar NCT (NCTzen) sebagai data pelengkap yang bersifat sekunder dan bukan sebagai rujukan utama. Wawancara hanya digunakan untuk melengkapi beberapa fitur analisis yang akan digunakan dalam penelitian.

1.6.2 Tipe Penelitian

Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskiptif sendiri adalah penelitian yang dibuat untuk pengamatan cermat dan dokumentasi yang rinci terkait sebuah fenomena yang menarik. Penelitian ini berusaha menggambarkan kondisi objek penelitian sesuai dengan keadaan yang ditemukan atau apa adanya. Tipe penelitian menjelaskan tentang masalah yang diselidiki dengan menggambarkan kondisi subjek atau objek penelitian dengan cara menjelaskan kedudukan maupun hubungan antar variabel berdasarkan fakta apa adanya (Sulistyo, 2017).

1.6.3 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah beberapa season dari NCT Life yang melalukan pengambilan gambar di Korea Selatan. Terdapat 10 season dari NCT Life, dan penulis hanya akan mengambil objek sebanyak 4 season dari NCT Life. Keempat season tersebut adalah NCT Life in Seoul, NCT Life K-Food Challenge, NCT Life in Chuncheon & Hongcheon, dan NCT Life : Hot & Young Seoul Trip. Season yang lain tidak diambil karena syutingnya tidak dilakukan di Korea

28

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Selatan atau penulis menilai season tersebut tidak memuat komodifikasi budaya atau pariwisata.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini akan dikumpulkan melalui dua cara, yakni analisis melalui tayangan NCT Life serta studi pustaka mengenai topik terkait. Analisis pesan dalam bentuk audio visual yang disajikan oleh NCT Life sebagai fokus utama dalam penelitian ini. Studi pustaka akan difokuskan pada teori dan sumber informasi yang relevan dengan topik untuk mencapai tujuan penelitian. Sumber terakhir adalah wawancara yang bersifat sekunder kepada penggemar NCT untuk melengkapi beberapa analisis.

Data akan diambil melalui teknik dokumentasi. Sedangkan teknik dokumentasi menurut Krisyantono (2010) adalah pengambilan dokumen yang telah dipublikasikan sebagai konsumsi publik. Tujuan dari metode ini untuk mendapatkan informasi dari dokumen terkait yang dapat mendukung analisis dan interpretasi data (Setyawati, 2015). Berikut alur pengumpulan data yang akan dilakukan untuk menyusun penelitian ini.

1. Menonton semua episode dalam season NCT Life yang dijadikan objek penelitian melalui media YouTube. Menonton seluruh episode perlu dilakukan untuk memahami letak komodifikasi budaya yang ditampilkan. Media YouTube dipilih karena ketersediaan dokumen, serta untuk kepentingan analisis. Dokumen season NCT Life yang akan diambil hanya yang penulis tulis dalam bagian Objek Penelitian. Berikut beberapa sumber tayangan NCT Life baik yang diunggah oleh SM Entertainment selaku agensi yang menaungi NCT dan pihak yang memproduksi NCT Life (melalui akun resmi YouTube SM Entertainment), maupun yang diunggah ulang penggemar ke YouTube. Dalam unggahan akun yang akan disebutkan, semuanya telah memuat episode lengkap. Akun YouTube yang mengunggah tayangan NCT Life bisa berbeda-beda setiap seasonnya. Hal tersebut dikarenakan tidak hanya satu penggemar yang

29

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

akan menunggah tayangan NCT Life. Subtitle diperlukan dalam penelitian ini karena NCT Life menggunakan Bahasa Korea dalam percakapannya. Terjemahan tayangan NCT Life yang penulis jadikan sumber terdiri dari dua bahasa yakni, Bahasa Inggris serta Bahasa Indonesia. Kedua bahasa diambil dikarenakan penulis memahami kedua bahasa tersebut. • NCT Life in Seoul : Unggahan ulang penggemar oleh akun YouTube Art of The King • NCT Life K-Food Challenge : Uanggahan penggemar oleh akun YouTube NCTINDO SUB TEAM • NCT Life Hot & Young Seoul Trip : Unggahan akun resmi SM Entertainment, SMTOWN • NCT Life in Chuncheon & Hongcheon : Unggahan SM Entertainment melalui aplikasi VLive 2. Studi pustaka akan dilakukan dengan membaca berbagai jurnal, buku, artikel, dan situs terkait mengenai topik penelitian yang dipilih. 3. Wawancara sebagai data pelengkap non primer akan dilakukan dengan penggemar NCT sebagai target audiens utama dari NCT Life

1.6.5 Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif yang ditulis oleh Bungin (2007) dalam bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif. Keempat teknik tersebut meliputi 4 bagian, diantaranya : 1. Data Collection atau mengumpulkan data dan analisis data, yang mana data tersebut didapat melalui proses pemgumpulan dan belum melalui proses pemilahan. 2. Data Reduction, berarti mengolah data dari hasil pengumpulan data, dan mengelompokkannya ke dalam konsep, kategori atau tema sesuai dengan arah penelitian.

30

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Data Display, atau penyajian data yang telah dikelompokkan tersebut dan dipaparkan secara ilmiah tanpa menutupi kekurangan atau menambah kelebihan. 4. Conclusions Drawing, menarik kesimpulan dari data yang ada dengan melihat kembali data yang telah dikelompokkan, sehingga hasil yang didapat tidak menyimpang dari data yang telah diambil sebelumnya.

NCT Life nantinya akan dilibatkan dalam 4 hal tersebut. Keempat hal yang akan dianalisis adalah (1) bagaimana NCT Life menampilkan komodifikasi budaya, (2) komodifikasi budaya apa saja yang terjadi dalam NCT Life, (3) media influence tayangan NCT Life terhadap komodifikasi budaya yang ditampilkan (4) kritik terhadap proses komodifikasi budaya dalam NCT Life.

31

SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW