Komodifikasi Budaya Melalui Pariwisata Di Korea Selatan Dalam

Komodifikasi Budaya Melalui Pariwisata Di Korea Selatan Dalam

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini berfokus pada bagaimana sebuah tayangan reality show NCT Life yang dibintangi oleh grup idola asal Korea Selatan (K-Pop), NCT atau Neo Culture Technology menampilkan bentuk komodifikasi budaya Korea Selatan yang ada dalam pariwisata. Sebelum membahas tentang komodifikasi budaya, terdapat istilah terdahulu yang membahas awal dari komodifikasi, yakni tentang komoditas. ‘Komoditas’ yang dimaksud adalah sebuah potensi sosial yang dapat dibedakan dari “produk”, “objek”, “barang”, “artefak”, dan barang lain, tetapi hanya dalam hal atau sudut pandang tertentu (Appadurai, 1986). Dalam sudut pandang ekonomi, komoditas adalah hal yang diproduksi, ada, dan bisa dilihat melalui sistem ekonomi sebagai pertukaran untuk hal lainnya, biasanya ditukarkan untuk uang. Dalam sudut pandang budaya, produksi dari komoditas merupakan budaya dan proses kognisi, komoditas harus tidak hanya diproduksi secara material sebagai ‘barang’ tertentu, tetapi juga ditandai secara budaya sebagai jenis hal tertentu. Komoditas bisa diasumsikan sebagai fenomena budaya yang universal. Keberadaan mereka bersamaan dengan keberadaan transaksi yang melibatkan pertukaran hal tertentu (objek dan layanan), pertukaran yang sebagai fitur universal dari kehidupan sosial (Kopytoff, 1986). Sebuah objek menjadi komoditas ketika mereka bisa ditukarkan dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai penggunaan, dan dapat ditukarkan, serta bisa direalisasikan dalam jumlah (Cloke dan Perkins, 2002). Komoditas bisa melibatkan hal-hal lain yang sebelumnya tidak untuk diperjual belikan, termasuk budaya. Semakin banyaknya budaya yang coba dijadikan komoditas, muncul sebuah istilah bernama komodifikasi budaya. Secara bahasa, komodifikasi berarti perubahan fungsi suatu benda, jasa, atau entitas yang lain yang umumnya tidak dipandang sebagai produk komersial. Menurut Barker (2005), komodifikasi berasal dari dua akar kata, ‘komoditas’ dan ‘modifikasi’. 1 SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYA MELALUIA MELALU PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW NCT LIFE IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Menurut istilah yang digunakan oleh kajian budaya, komodifikasi adalah proses yang diasosiasikan oleh kapitalisme, yang mana objek, kualitas, dan tanda-tanda terntentu diubah menjadi komoditas, yang sesuai dengan tujuan awalnya yakni dijual di pasar. Hal ini akibat ekonomi yang perlu untuk menciptakan uang, sehingga muncul berbagai jenis komodifikasi dalam berbagai sektor kehidupan (Indryana, 2014). Menurut J. Baran dan Dennis (2010), Komodifikasi budaya menurut Vincent Mosco (1996), adalah prroses transformasi produk yang nilainya dapat dibawa ke dalam nilai tukar pasar (Zamroni, 2010). Dalam artian tersebut, terdapat budaya yang mulai diindustrialisasi mengikuti selera pasar untuk menghasilkan nilai tukar tertentu. Tetapi, tidak semua budaya dapat diubah untuk diperdagangkan atau menjadi komodifikasi. Hal ini dikarena ditakutkan akan merusak esensi dari budaya atau kesucian dari budaya tersebut. Namun, bagi Korea Selatan, budaya mereka justru dijual dan dipromosikan untuk keuntungan negara tersebut, sehingga berharga nilai tukar bagi negara mereka sendiri. Pemerintah Korea Selatan secara terbuka mempromosikan pariwisata di Korea Selatan yang berhubungan dengan budaya asli mereka, dan menjadikan budaya tersebut sebagai komoditas. Menurut Pick (1988), pemerintah memiliki motif mengkomodikasikan budayanya untuk mempromosikan “nation glory” dalam pengawasannya, pemerintah akan mengutamakan penggunaan kebijakan budaya (Gray, 2007). Budaya Korea Selatan dipromosikan secara global oleh pemerintah Korea Selatan melalui media sosial, dan campaign yang melibatkan orang-orang di seluruh dunia. Tetapi, tidak hanya melalui campaign, budaya Korea Selatan juga sedang ‘dijual’ melalui kemasan pop culture mereka yang dikenal sebagai hallyu wave. Hallyu wave sendiri terdiri dari beberapa produk industri hiburan dan lifestyle dari Korea Selatan seperti, film, tayangan televisi, drama, musik pop dan tarian, fashion dan kosmetik, video game, serta makanan (Walsh, 2014). Semakin hari, hallyu wave semakin masuk ke dalam jenjang yang lebih borderless dan semakin menjangkau lebih banyak orang untuk lebih tertarik kepada budaya mereka, melalui produk-produk yang telah disebutkan. Hallyu wave dikatakan 2 SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA sebagai bentuk budaya populer di Korea Selatan. Hal ini mengingat bahwa hallyu wave adalah sebuah komoditas ekonomi dan merupakan sebuah industri. Komoditas atau konten yang dijual dalam pop culture harus menjadi minat banyak orang, agar dapat dijual dan dibeli, serta menciptakan industrinya sendiri (Fiske, 1989). Hallyu wave sebagai komoditas ekonomi budaya yang besar dapat dibuktikan melalui arus perputaran uang yang terjadi di dalam hallyu wave. Menurut KOCCA (2010) pendapatan yang dihasilkan dari ekspor hallyu wave naik dari USD 658 juta ke USD 4.3 miliyar pada tahun 2001 hingga 2011 (Seung dan Kim, 2013). Salah satu produk hallyu wave adalah program-program televisi nasional Korea Selatan yang sukses dikenal oleh masyarakat di luar Korea Selatan. Bahkan penggemar hallyu juga mengenal beberapa stasiun televisi asal Korea Selatan seperti SBS (Seoul Broadcasting System) dan KBS (Korean Broadcasting System). Kedua stasiun televisi Korea Selatan ini bahkan sudah membuka pintu untuk akses masyarakat global melalui TV kabel dan juga media sosial seperti YouTube. Salah satu program televisi Korea Selatan yang digemari oleh masyarakat global adalah reality show. Menurut Cavender dan Fishman (1998), Reality show muncul pertama kali sebagai program di televisi yang mengklaim menampilkan “realitas” (Nabi, et.al, 2003). Reality show mempunyai semua kategori TV yang mencakup banyak program hiburan tentang orang asli / nyata (Hill, 2005). Reality show memang didapuk harus menyajikan realita kepada penonton bagaimanapun itu caranya. Nabi, et.al (2003) kemudian mendefinisikan kembali reality show sebagai berikut. Program realitas adalah progam dimana televisi merekam orang-orang asli sebagaimana mereka menghidupi peristiwa tertentu, sebagaimana mereka hidup dalam peristiwa tersebut. Program itu memiliki karakter sebagai berikut (a) orang yang menggambarkan diri mereka sendiri (b) melakukan proses pengambilan gambar paling tidak di tempat mereka tinggal, bekerja atau dimanapun selain di set panggung (c) tidak memakai skrip (d) ada konteks acara yang dinarasikan (e) tujuan utamanya adalah untuk hiburan semata (Nabi, et.al, 2003). 3 SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN... DI … LIVIALIVIA ERSA PERTIWI ERSA PERTIWI KOREA SELATAN DALAM TAYANGAN REALITY SHOW IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Reality show kadang kerap disamakan dengan variety show. Kedua jenis program ini kerap terdengar sama, tetapi sebenarnya cukup berbeda dalam implementasinya. Jika reality show lebih menonjolkan sisi realitas dan mengaburkan batas antara informasi dan hiburan, variety show lebih fokus hiburan belaka. Variety show adalah gabungan dua tradisi hiburan; acara radio yang didominasi oleh host, dan pertunjukan komedi dari akting bersenang-senang (Inman, 1957). Variety shows mengidentifikasikan diri mereka sebagai relaksasi, dengan tujuan menyediakan hiburan. Mereka merpresentasikan dunia yang penuh dengan kebahagiaan, dan jauh dari kesulitan dalam kehidupan sehari-hari (Tinker, 2008). Reality show lebih menunjukkan realitas sehari-hari, sedangkan variety show lebih banyak memperlihatkan sisi hiburan dan bersenang-senang. Dalam dunia industri Korea Selatan, baik reality maupun variety show merupakan bentuk program televisi yang banyak digemari. K-Pop, atau musik populer Korea Selatan, juga merupakan produk hallyu wave. Artis K-Pop juga disebut idol. Idol di Korea Selatan umumnya memiliki aktivitas di dunia hiburan yang spesifik yakni menyanyi dan menari di atas panggung. Namun, aktivitas idol K-Pop selain menyanyi, menari dan tampil di panggung adalah juga mengisi acara-acara di televisi seperti reality show atau variety show. Tetapi, selain menjadi bintang tamu dalam reality show, beberapa idola K-Pop memiliki tayangan reality show yang mereka bintangi sendiri. Tujuan menayangkan reality show yang dibintangi oleh idola K-Pop sendiri biasanya untuk mendekatkan diri dengan penggemar, atau agar penggemar bisa tahu lebih banyak mengenai idola mereka. Misalnya pada tahun 2013, grup idola EXO, merilis acara reality show mereka sendiri yang diberi nama EXO’s showtime. Lalu pada tahun 2016, grup Seventeen juga merilis reality show ’13 Boys Camping’. Reality show dari kedua grup tersebut ditayangkan di salah satu televisi nasional, MBCEevery1. Reality show yang dimiliki oleh grup K-Pop kebanyakan tidak ditayangkan di stasiun televisi nasional. Beberapa reality show yang dirilis dalam 5 tahun belakangan juga lebih banyak ditayangkan melalui saluran daring yang banyak diakses, contohnya adalah YouTube dan V-Live. 4 SKRIPSI SKRIPSI KOMODIFIKASIKOMODIFIKASI BUDAY BUDAYAA MELALUMELALUI PARIWISATAI PARIWISATA DI KOREA SELATAN..

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    31 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us