Penyelenggaraan Pendidikan Agama Di Universitas Pattimura Ambon
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN AGAMA DI UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON MANAGING RELIGIOUS EDUCATION IN PATTIMURA UNIVERSITY AMBON Hayadin Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Jl. MH Thamrin no. 6, Jakarta Pusat. Email: [email protected] Naskah diterima 10 Oktober 2016, direvisi 30 Oktober 2016, disetujui 5 November 2016 Abstract Abstrak This article aims to explain the Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan implementation of religious education at the penyelenggaraan pendidikan agama di University of Pattimura Ambon. There are include: Universitas Pattimura Ambon, yang meliputi: the curriculum, the learning process, facility / kurikulum, proses pembelajaran, sarana/fasilitas facilities, learning resources and evaluation. The pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi belajar. study was conducted using a qualitative approach. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan Source of data derived from the leaders of the kualitatif. Sumber data diperoleh dari pimpinan university, leacturers of religious education, leaders perguruan tinggi, dosen pendidikan agama, of student organizations, and students. There were pimpinan organisasi mahasiswa, dan mahasiswa, using interview as the way those data collected. dengan menggunakan teknik wawancara. Data Data and information was also obtained through dan informasi juga diperoleh melalui observasi observation and document study. The research dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukan results show that position of religious education bahwa posisi pembelajaran pendidikan agama subject at the University of Pattimura still being di universitas Pattimura masih menjadi bagian under the General Basic Course, neither under the dari kelompok Matakuliah Dasar Umum, bukan Public Mandatory Subject nor under the Personality Pengembangan Kepribadian atau Wajib Umum. Development Subject. The curriculum was derived Kurikulum berasal dari modul yang dikembangkan from modules developed by lecturers with oleh para dosen dengan merujuk pada buku reference to a national standard book. The religious standar. Sarana prasarana pembelajaran education means and infrastructures were still very pendidikan agama masih sangat minim. Para lessen. Even, the leacturers of religious education dosen pendidikan agama tidak memiliki ruangan didn’t have an office or room for working on untuk kantor dan bekerja di kampus. Mereka campus. They were only present to teach and then hanya hadir untuk mengajar lalu pulang. Dosen go home after performing the lesson. The lecturers pendidikan agama Islam banyak mendapat of Islamic religious education got supporting from bantuan dari lembaga dakwah kampus, baik the Campus Missionary Agencies (kind of Islamic dalam proses perkuliahan maupun dalam aktivitas students organisation within campus), both in the keagamaan lainnya. lecture as well as in other religious activities. Kata kunci: Dosen Agama, Pendidikan Agama, Keywords: religious lecturer, religious education, Universitas Pattimura Pattimura University. Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 445 HAYADIN PENDAHULUAN sejumlah ilmuwan, dan intelektual yang berpengaruh dalam level nasional ataupun Mengetahui bagaimana penyelenggara- dalam level daerah. Di universitas ini an pendidikan agama di perguruan berbagai suku dan bahasa hadir dengan tinggi sangat bermanfaat dalam rangka tujuan yang sama untuk menuntut ilmu menempatkan posisi perguruan tinggi pada pengetahuan untuk tujuan yang luhur. perannya sebagai agent os social change. Heterogenitas warga belajar dan sivitas Melalui pendidikan agama maka berbagai akademika menjadi hal yang wajar terjadi disiplin ilmu sekuler yang dipelajari dapat pada berbagai kampus. terwarnai atau dibalut dengan nilai-nilai etis dan moral. Religious education is important Kini di Maluku, khususnya di kota because it equips students with cultural, social, Ambon pasca konflik, terjadi segregasi sosial moral and spiritual knowledge that aids in antar umat beragama. Pemukiman wilayah mental and physical development within society. utara mayoritas dihuni oleh warga muslim, Religious education assists students in forming sementara pemukiman wilayah selatan 3 values and beliefs that are reflected in behaviors banyak dihuni oleh warga Kristen. Segregasi and communication.1 tersebut merupakan hasil dari konflik dan sebagai konsekwensi dari pluralitas Pendidikan tinggi berfungsi masyarakat Ambon. Plural-Segregatif, kini menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/ menjadi predikat kota Ambon, dan provinsi atau profesional yang berbudaya dan Maluku pada umumnya.4 kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran Gambaran kontemporer masyarakat untuk kepentingan bangsa.2 Karena fungsi Ambon tersebut, menjadi tantangan tersebut maka eksistensi dan aktivitasnya tersendiri bagi universitas Pattimura, menjadi sangat menentukan keberadaan dan bagi sivitas akademiknya. Mahasiswa dan masa depan suatu bangsa atau suatu dan dosen sebagai sumber daya manusia daerah. Perguruan tinggi yang baik akan kampus menjadi tulang punggung utama menjadi pusat atau simpul bagi daerah atau memecahkan masalah tersebut. Mata kuliah negara untuk m enjadi baik. Melalui alumni pendidikan agama, dapat menjadi salah dan sivitas akademikanya, perguruan tinggi satu untuk utama bahkan dapat menjadi dapat mengimoplementasikan nilai-nilai dasar bagi mata kuliah politik, budaya dan baiknya di masyarakat. kewarganegaraan, dalam menanamkan dan membentuk wawasan, sikap dan perilaku Keberadaan universitas Patimura yang terpuji kepada mahasiswa untuk sebagai perguruan tinggi pertama dan menjadi agen perekat sosial di kota Ambon. berstatus negeri di provinsi Maluku menjadi salah satu institusi yang telah melahirkan 3 Yunus Rahawarin, 2013. Kerja sama antar umat beragama: Studi Rekonsiliasi Konflik Agama di Maluku dan 1https://www.reference.com/world-view/ Tual. Vol. VII, nomor 1. h. 97 religious-education-important-aa58f6bbce7b79e0, 4 Eddy O.S. Hieriej, ed., Format Ulang Birokrasi kota dikutip: 6 Septembert 2016. Ambon. h. 15: http://www.batukarinfo.com/system/ 2 Undang-undang nomor 12 tahun 2012, tentang files/Ambon%20SKJ%20Lengkap.pdf, dikutip pada 5 Pendidikan Tinggi. September 2016. 446 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN AGAMA DI UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON Selain gambaran tersebut, pada sisi lain, pembelajaran yang mendukiung visi, misi, eksistensi mata kuliah pendidikan agama dan tujuan universitas. Termasuk juga di perguruan tinggi mengalami dinamika menjawab tantangan dan masalah regional tersendiri yang komplek. Kompleksitas di wilayah maluku dan sekitarnya. Secara tersebut terkait dengan status otonomi ideal diharapkan dengan adanya perkuliahan pengembangan ilmu pengetahuan di pendidikan agama, maka seluruh disiplin perguruan tinggi, dan birokrasi pendidikan ilmu, penetauhan dan ketrampilan akademik sentralistik, yang dipegang oleh menteri mahasiswa mendapatkan spirit dan pendidikan. Dalam undang-undang landasan nilai religius. Oleh karena itu, pada pendidikan tinggi dinyatakan bahwa tahap awal menjadi menarik untuk meneliti “Dalam penyelenggaraan Pendidikan dan proses penyelenggaraan pendidikan agama pengembangan Ilmu Pengetahuan dan di Universitas Pattimura. Teknologi berlaku kebebasan akademik, Rumusan masalah penelitian adalah kebebasan mimbar akademik, dan otonomi sebagai berikut: Bagaimana proses 5 keilmuan. Otonomi Perguruan Tinggi penyelenggaraan mata kuliah agama Islam adalah kemandirian dalam pengelolaan di Universitas Pattimura, dilihat dari aspek: Perguruan Tinggi yang dilaksanakan sesuai kurikulum, sistem pembelajaran, sarana/ dengan kemampuan Perguruan Tinggi fasilitas, sumber belajar dan evaluasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi belajar. Adapaun tujuan penelitian adalah 6 dan misi Perguruan Tinggi. untuk mengetahui proses penyelenggaraan Secara otonom di bidang ilmu pendidikan mata kuliah agama di universitas pengetahuan dan teknologi, setiap perguruan Pattimura pada aspek: kurikulum, proses tinggi memiliki hak untuk merumuskan arah, pembelajaran, sarana/fasilitas, sumber tujuan, materi dan strategi pembelajaran belajar dan evaluasi belajar. di lingkungan kamusnya. Pada sisi lain, menteri pendidikan atau pemerintah pusat Kerangka Konseptual memiliki kewenangan juga untuk mengatur perguruan tinggi yang ada di Indonesia Sistem Pendidikan Agama dalam rangka mencapai tijuan pendidikan Dalam sistem pendidikan nasional, nasional. pendidikan agama merupakan salah satu Dalam konteks mata kuliah pendidikan kewajiban yang harus diselenggarakan agama, universitas Patimura memiliki hak oleh setiap lembaga pendidikan agama baik secara otonom untuk mengembangkan swasta ataupun negeri, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.7 Kewajiban yang bersifat konstitusional 5 Op.cit, Undang-undang nomor 12, pasal 8. tersebut sebagai implementasi dari sila 6 Novitasari, Suko Wiyono. Penerapan Otonomi pertama pancasila, “Ketuhanan Yang Perguruan Tinggi Untuk Menunjang Pelaksanaan Tridharma Di Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Maha Esa” yang menunjukkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, h. 1: http://jurnal online.um.ac.id/data/artikel/artike l85CB89239345E974CBDF4A662733E490.pdf, dikutip 7 UU nomor 2 tahun 1989, dan UU nomor 20 pada tanggal 5 September 2016. tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 447 HAYADIN nilai-nilai religius atau agama menjadi untuk berkembangnya kemampuan peserta landasan utama dalam aktivitas sehari- didik dalam memahami, menghayati, hari warga negara, baik terkait dengan