ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING PADA
PERUSAHAAN TIENS INTERNATIONAL GROUP CORP. MENURUT
PANDANGAN EKONOMI ISLAM
Skripsi
Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(SE.Sy)
Oleh :
Dehen Pantar Nusantara
NIM : 105046101629
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H / 2010 M
“ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING PADA PERUSAHAAN TIENS GROUP CORP. MENURUT PANDANGAN EKONOMI ISLAM”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
Dehen Pantar Nusantara NIM : 105046101629
Dibawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
(Drs. H. Burhanuddin Yusuf M.M.) (Hendra Pertaminawati M.A.) NIP. 195406161301031005 NIP. 197009282005012003 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan sebagai penelitian
dan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata I di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya,
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 18 Mei 2010
Dehen Pantar Nusantara
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjabarkan kepada masyarakat praktek dari bisnis Multi Level Marketing menurut pandangan syariah, dan sebagai penambah wawasan bagi masyarakat agar dapat lebih jeli dalam berbisnis agar tidak terjerumus dalam bisnis permainan uang (money game) dan juga tidak terjebak kepada bisnis yang syubhat. Juga untuk lebih mengetahui secara lebih rinci praktek yang dilakukan oleh perusahaan Multi Level Marketing (dalam hal ini Tianshi) apakah praktek yang terjadi dilapangan oleh perusahaan dan para distributornya telah sesuai dengan syariah atau masih terdapat aspek MAGHRIB didalamnya. Data dalam penelitian ini diambil dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), para distributornya langsung, pertemuan rutin para distributor, buku-buku, majalah-majalah, dan data sekunder lainnya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa marketing plan bisnis Multi Level Marketing yang diterapkan oleh perusahaan Tianshi bukan hanya bisnis bisnis yang menghasilkan penghasilan pasif (passive income), tapi juga memberdayakan masyarakat untuk dapat hidup mandiri dan memenuhi kebutuhan mereka. Bisnis ini juga menjadi rekomendasi dari para pengusaha internasional macam Robert T. Kiyosaki, William Henry Gates Jr. (Bill Gates), Paul Zane Pilzer, dll. Selanjunya, bisnis yang ditawarkan oleh perusahaan Tianshi juga sejalan dengan ramalan Paul Zane Pilzer pada tahun 2003 yang menyatakan bahwa periode tahun 2010 keatas, industri ritel dan industri kesehatan akan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terbuktikan dengan mulai bermunculannya perusahaan-perusahaan yang mulai menggunakan metode word of mouth selling seperti agen 100 Sun Light, dan mulai maraknya perusahaan- perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk-produk makanan kesehatan seperti Mie Sedaap yang dinilai memiliki kandungan gizi setara dengan satu butir telur, dll. Sehingga dapat disimpulkan prediksi Paul Zane Pilzer cukup terbukti.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, Sang Maha Daya, yang memberi kekuatan kepada penulis mulai dari sebelum, ketika, dan hingga akhirnya terselesaikannya penulisan skripsi ini, yang mengabulkan segala permohonanku, sehingga penulis tiada pernah putus asa. Tak lupa, shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Kebanggaan, kelegaan, kemenangan, semua begitu terasa ketika penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Mengingat begitu banyak kendala yang menjadi batu sandungan dalam proses penyelesaian dan penulisan skripsi ini. Tetapi semua terbayarkan ketika semua jerih-payah dan usaha yang dikeluarkan membuahkan hasil.
Dan semua terasa begitu indah ketika teringat bahwa Tuhan memiliki rencana besar bagi setiap hamba-Nya. Dan dengan terselesaikannya tugas akhir ini, rasa syukur dan doa selalu terucap kepada Allah SWT.
Tiada yang sempurna didunia ini, dan dengan kesadaran, skripsi ini mungkin tak luput dari kesalahan dan kekurangan, tetapi harapan penulis, skripsi ini setidaknya dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya atau mungkin menjadi sumber inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
i
Tak ada yang berhasil sendirian, dan terselesaikannya skripsi ini tidak terkecuali. Secara khusus, penulis memberi penghargaan dan ucapan terima kasih kepada orang-orang hebat yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini, dan mereka adalah :
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Univesitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Amin Suma, SH, MH, MM.
2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu DR. Euis Amalia M. Ag. dan sekretaris
Program Studi Muamalat Bapak Azharuddin Lathif, M. Ag.
3. Bapak Drs. H. Buhanuddin Yusuf MM. dan Ibu Hendra Pertaminawati MA.
selaku pembimbing. Terima kasih untuk kesediaannya menyisihkan sebagian
waktunya yang berharga disela-sela pekerjaannya yang padat untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
4. Almarhum ayahanda dan almarhumah bunda tercinta yang telah mendidik
penulis dan menanamkan sikap tak kenal lelah kepada penulis, hingga sisa
waktu beliau berdua, karena skripsi ini tak akan selesai andaikata penulis tak
pernah teringat untuk membuat orangtua penulis bangga dapat menyelesaikan
jenjang pendidikan meskipun mereka telah tiada. Ayah, ibu, kupersembahkan
hasil karyaku ini untukmu.
5. Paman tercinta, Drs. Gumirman bin Rapet, yang selalu mendukung penulis
dan selalu menjadi panutan bagi penulis karena jiwa pantang menyerah yang
ii
ada dalam diri paman dan menjadi sebuah contoh yang luar biasa untuk
generasi selanjutnya, bibi Elna binti Rapet, atas beberapa nasehat yang sangat
membangun, dan paman Akhter bin Rapet atas segala doanya.
6. Kakakku, Drs. Muhammad Firmansyah, Evi Tauris Shanty, Ronny Vinus
Susanti, yang telah menjadi pengganti peran orangtua dalam mendidik dan
mensupport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara materil,
maupun secara moril, dan Adikku Mahing Palingkau Utus, semoga dengan
terselesaikannya skripsi ini, dapat membuatmu segera menyusulku. Dan
semoga kita semua tumbuh seperti yang diharapkan orang tua kita. Amin.
7. Kak Zakiah dan bang Hassan, terima kasih banyak atas semua fasilitasnya,
karena tanpa fasilitas yang disediakan, penulis tak dapat menyelesaikan hal-
hal mendadak yang harus diselesaikan dikampus dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Kepala perpustakaan fakultas syariah dan kepala perpustakaan nasional
beserta seluruh jajarannya yang telah membantu penulis dalam mencari
referensi buku yang diperlukan penulis.
9. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya kelas C (Andrew,
Abing, Fauzul, Anies, Ida, Evi, dll. Terima kasih atas info-info krusialnya).
Teman-teman alumni pondok pesantren Daarunnajah ulujami angkatan tahun
2005 (terima kasih atas segala hiburan jayusnya), sahabat-sahabat terbaikku
Asep, Bayu, Hamdan, Istikhori, Alan, Rangga, yang selalu mendampingi
iii
penulis dan memberi dukungan moril, dan teman-teman LKBHMI, semoga
persahabatan kita tak pernah lekang oleh waktu.
10. Kawan-kawan dari distributor Tianshi, khususnya Imam Rachmadi atas
informasi dan kesediaanya membantu penulis dalam melakukan penelitian.
11. Monica Nancy, yang selalu ada untuk penulis, dan sebagai tempat untuk
berkeluh-kesah serta menjadi pemberi semangat bagi penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini. Akhirnya aku percaya bahwa mustahil adalah
sebuah kata yang tidak masuk akal.
12. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas
semuanya.
Akhir kata, hanya kepada Allah jua-lah penulis memanjatkan syukur dan do’a, penulis berharap semoga Allah memberi balasan berlipat kepada mereka, karena dengan dorongan dan dukungan merekalah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga skripsi ini memberi manfaat dan kontribusi bagi masyarakat. Amin.
Jakarta, 2 Juni 2010 M 19 Jumaditsani 1431 H
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Kerangka Teori 12
C. Kerangka Pemikiran 14
D. Pembatasan dan Perumusan Masalah 15
E. Studi Review Terdahulu 15
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20
G. Metode Penelitian 21
H. Sistematika Penulisan 24
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Multi Level Marketing 26
1. Konsep dan Operasional bisnis MLM 27
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan
Masyarakat Memilih Bisnis MLM 30
B. Jual-beli dalam Islam 37
1. Syarat dan Rukun Jual-Beli 37
a. Adanya Penjual dan Pembeli 37
v
b. Adanya Akad 38
c. Adanya Barang/Jasa yang
Diperjual-Belikan 40
2. Jual Beli yang Dilarang dalam Islam 45
BAB III GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING (Tianshi)
A. Profil Perusahaan 55
1. Keanggotaan Tianshi di APLI 58
2. Visi dan Misi 58
B. Sejarah dan Kantor Cabang 60
C. Produk – Produk 61
BAB IV ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING
A. Analisis dan Mekanisme Pemasaran MLM Tianshi 65
1. Tahapan dalam Membangun Asetpada Bisnis Tiens 66
2. Keunggulan Marketing Plan Tianshi 83
3. Evaluasi Marketing Plan 84
a. Produk 85
b. Price 87
c. Promotion 89
d. Place 90
4. Analisis Sistem Bonus 90
vi
B. Perbandingan dan Perbedaan Jual-Beli dengan bisnis MLM 91
C. Analisis Bisnis Multi Level Marketing 93
D. Peraturan Pemerintah tentang Konsep Pemasaran MLM 94
E. Analisis Multi Level Marketing Menurut Perspektif Islam 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 105
B. Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 110
LAMPIRAN 113
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang banyak dipertanyakan hukumnya oleh kaum
muslimin yang cinta untuk mengetahui kebenaran dan peduli dalam membedakan
bisnis yang halal dan haram adalah masalah Multi Level Marketing (MLM)1.
Transaksi dengan sistem MLM ini telah merambah di tengah manusia dan banyak
mewarnai suasana pasar masyarakat. Maka bagi pebisnis muslim, wajib untuk
mengetahui hukum transaksi dengan sistem MLM ini sebelum bergelut didalamnya
dan bukankah sebaik-baiknya pekerjaan adalah hasil jerih payah sendiri sebagaimana
sabda Rasulullah SAW :
“Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a., bahwasanya Nabi SAW ditanya : “Pekerjaan
apakah yang paling baik?” Rasulullah menjawab, “Pekerjaan yang dlakukannya
sendiri dan jual-beli yang bersih”. (H.R. Al-Bazzar dan disahihkan oleh al-Hakim)2.
Bisnis dalam syari’ah Islam pada dasarnya termasuk kategori muamalat yang
hukum asalnya adalah boleh berdasarkan kaedah Fiqh,”Al-Ashlu fil muamalah al-
ibahah hatta yadullu ad-dalilu ‘ala tahrimiha (Pada dasarnya segala hukum dalam
muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil/prinsip yang melarangnya) Islam
memahami bahwa perkembangan budaya bisnis berjalan begitu cepat dan dinamis.
1Agustianto, Multi Level Marketing dalam Perspektif Islam, Artikel diambil pada 12 September 2009 dari http://[email protected]/2006 2 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Kitabul Buyu’I, alih bahasa oleh Mohammad Ismail, Surabaya, Putra Al-Maarif, h.401
1
2
Berdasarkan kaedah fikih di atas, maka terlihat bahwa Islam memberikan jalan bagi manusia untuk melakukan berbagai improvisasi dan inovasi melalui sistem, teknik dan mediasi dalam melakukan perdagangan.
Namun, Islam mempunyai prinsip-prinsip tentang pengembangan sistem bisnis yaitu harus terbebas dari unsur dharar (bahaya), jahalah (ketidakjelasan) dan zhulm (merugikan atau tidak adil terhadap salah satu pihak). Sistem pemberian bonus harus adil, tidak menzalimi dan tidak hanya menguntungkan orang yang di atas.
Bisnis juga harus terbebas dari unsur MAGHRIB, singkatan dari lima unsur. 1, Maysir
(judi), 2, Aniaya (zhulm), 3. Gharar (penipuan), 4 Haram,5, Riba (bunga), 6. Iktinaz atau Ihtikar dan 7. Bathil.
Kalau kita ingin mengembangkan bisnis MLM, maka ia harus terbebas dari unsur-unsur di atas. Oleh karena itu, barang atau jasa yang dibisniskan serta tata cara penjualannya harus halal, tidak haram dan tidak syubhat serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.di atas.
MLM yang menggunakan strategi pemasaran secara bertingkat (levelisasi) mengandung unsur-unsur positif, asalkan diisi dengan nilai-nilai Islam dan sistemnya disesuaikan dengan syari’ah Islam. Bila demikian, MLM dipandang memiliki unsur- unsur silaturrahmi, dakwah dan tarbiyah. Metode semacam ini pernah digunakan
Rasulullah dalam melakukan dakwah Islamiyah pada awal-awal Islam. Dakwah Islam pada saat itu dilakukan melalui teori gethok tular (mulut ke mulut) dari sahabat satu ke sahabat lainnya. Sehingga pada suatu ketika Islam dapat di terima oleh masyarakat 3
kebanyakan3. Bisnis yang dijalankan dengan sistem MLM tidak hanya sekedar menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga jasa, yaitu jasa marketing yang berlevel-level (bertingkat-tingkat) dengan imbalan berupa marketing fee, bonus, hadiah dan sebagainya, tergantung prestasi, dan level seorang anggota. Jasa marketing yang bertindak sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Dalam istilah fikih
Islam hal ini disebut Samsarah/Simsar4.
Kegiatan samsarah dalam bentuk distributor, agen, member atau mitra niaga dalam fikih Islam termasuk dalam akad ijarah, yaitu suatu transaksi memanfaatkan jasa orang lain dengan imbalan, insentif atau bonus (ujrah) Semua ulama membolehkan akad seperti ini5.
Kemudian dalam hal insentif dan penghargaan, perusahaan MLM biasa memberi reward atau insentif pada mereka yang berprestasi. Islam membenarkan seseorang mendapatkan insentif lebih besar dari yang lainnya disebabkan keberhasilannya dalam memenuhi target penjualan tertentu, dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringan dan levelnya secara produktif. Kaidah
Ushul Fiqh mengatakan:
”Besarnya ijrah (upah) itu tergantung pada kadar kesulitan dan pada kadar kesungguhan.”
3Azhari Akmal Tarigan, Ekonomi dan Bank Syari’ah, Jakarta, FKEBI IAIN, 2002, h.30 4 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid III, hlm 159 5 http://[email protected]/, Multi Level Marketing Dalam Perspektif Islam. Diakses pada 20 september 2009
4
Penghargaan kepada Upline yang mengembangkan jaringan (level) di bawahnya (Downline) dengan cara bersungguh-sungguh, memberikan pembinaan
(tarbiyah), pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah) memang patut di lakukan.
Dan atas jerih payahnya itu ia berhak mendapat bonus dari perusahaan. Insentif diberikan dengan merujuk skim ijarah. Insentif ditentukan oleh dua kriteria, yaitu dari segi prestasi penjualan produk dan dari sisi berapa banyak downline yang dibina sehingga ikut menyukseskan kinerja. Dan dalam hal menetapkan nilai insentif ini, ada tiga syarat syari’ah yang harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan berorientasi falah
(keuntungan dunia dan akhirat)6. Insentif (bonus) seorang upline tidak boleh mengurangi hak orang lain di bawahnya (downline), sehingga tidak ada yang dizalimi.
Sistem insentif juga harus transparan diinformasikan kepada seluruh anggota, bahkan dalam menentukan sistemnya dan pembagian insentif (bonus), para anggota perlu diikutsertakan. Dalam hal ini tetap dilakukan musyawarah, sehingga penetapan sistem bonus tidak sepihak. Selanjutnya, keuntungan dalam bisnis MLM, berorientasi pada keuntungan duniawi dan ukhrawi.
Dalam kajian ini perlu ditambahkan sedikit pemikiran al-Ghazali mengenai konsep keuntungan dalam Islam. Menurutnya, motif berdagang adalah mencari keuntungan. Tetapi ia tidak setuju dengan keuntungan yang besar sebagai motif berdagang, sebagaimana yang diajarkan kapitalisme. Al-Ghazali dengan tegas
6 Muhammad Syafi’I Antonio pada buku Pindi Kisata, Why Not MLM?Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2006, h. 2 5
menyebutkan bahwa keuntungan bisnis yang ingin dicapai seorang pedagang adalah keuntungan dunia akhirat, bukan keuntungan dunia saja, karena motif ekonomi dalam
Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan diakhirat7. Keuntungan akhirat maksudnya, bahwa dengan menjalankan bisnis itu, seseorang telah dianggap menjalankan ibadah, (asalkan bisnisnya sesuai dengan syari’ah). Dengan bisnis, seseorang juga telah membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penting disadari, pemberian penghargaan dan cara menyampaikannya hendaknya tetap dalam koridor tasyakur, untuk menghindarkan penerimanya dari takabbur (bangga/sombong) dan kufur nikmat, apalagi melupakan Tuhan. MLM yang Islami senantiasa berpedoman pada akhlak Islam.
Sebagaimana disebut di atas bahwa penghargaan yang diberikan kepada anggota yang sukses mengembangkan jaringan, dan secara sungguh-sunguh memberikan pembinaan (tarbiyah), pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah), harus selaras dengan ajaran agama Islam. Karena itu, applause ataupun gathering party yang diberikan atas prestasi seseorang, haruslah sesuai dengan nilai-nilai aqidah dan akhlak. Ekspresi penghargaan atas kesuksesan anggota MLM, tidak boleh melampaui batas (bertentangan dengan ajaran Islam). Applause yang diberikan juga tidak boleh mengesankan kultus individu, mendewakan seseorang. Karena hal itu dapat menimbulkan penerimanya menjadi takabbur, dan ‘ujub. Perayaan kesuksesan
7 Idri & Titiek Triwulan Tutik, Prinsip-prisip Ekonomi Islam, Jakarta, Lintas Pustaka, 2008, h. 13 6
seharusnya dilakukan dalam bingkai tasyakkur.8 Karena itu pula, Islam sangat mengecam seseorang yang dalam menjalankan aktivitas bisnis dan perdagangannya semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan. Firman Allah :