ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING PADA

PERUSAHAAN TIENS INTERNATIONAL GROUP CORP. MENURUT

PANDANGAN EKONOMI ISLAM

Skripsi

Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

(SE.Sy)

Oleh :

Dehen Pantar Nusantara

NIM : 105046101629

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H / 2010 M

“ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING PADA PERUSAHAAN CORP. MENURUT PANDANGAN EKONOMI ISLAM”

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

Dehen Pantar Nusantara NIM : 105046101629

Dibawah Bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. H. Burhanuddin Yusuf M.M.) (Hendra Pertaminawati M.A.) NIP. 195406161301031005 NIP. 197009282005012003 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan sebagai penelitian

dan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata I di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya,

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 18 Mei 2010

Dehen Pantar Nusantara

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjabarkan kepada masyarakat praktek dari bisnis Multi Level Marketing menurut pandangan syariah, dan sebagai penambah wawasan bagi masyarakat agar dapat lebih jeli dalam berbisnis agar tidak terjerumus dalam bisnis permainan uang (money game) dan juga tidak terjebak kepada bisnis yang syubhat. Juga untuk lebih mengetahui secara lebih rinci praktek yang dilakukan oleh perusahaan Multi Level Marketing (dalam hal ini Tianshi) apakah praktek yang terjadi dilapangan oleh perusahaan dan para distributornya telah sesuai dengan syariah atau masih terdapat aspek MAGHRIB didalamnya. Data dalam penelitian ini diambil dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), para distributornya langsung, pertemuan rutin para distributor, buku-buku, majalah-majalah, dan data sekunder lainnya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa marketing plan bisnis Multi Level Marketing yang diterapkan oleh perusahaan Tianshi bukan hanya bisnis bisnis yang menghasilkan penghasilan pasif (passive income), tapi juga memberdayakan masyarakat untuk dapat hidup mandiri dan memenuhi kebutuhan mereka. Bisnis ini juga menjadi rekomendasi dari para pengusaha internasional macam Robert T. Kiyosaki, William Henry Gates Jr. (Bill Gates), Paul Zane Pilzer, dll. Selanjunya, bisnis yang ditawarkan oleh perusahaan Tianshi juga sejalan dengan ramalan Paul Zane Pilzer pada tahun 2003 yang menyatakan bahwa periode tahun 2010 keatas, industri ritel dan industri kesehatan akan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terbuktikan dengan mulai bermunculannya perusahaan-perusahaan yang mulai menggunakan metode word of mouth selling seperti agen 100 Sun Light, dan mulai maraknya perusahaan- perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk-produk makanan kesehatan seperti Mie Sedaap yang dinilai memiliki kandungan gizi setara dengan satu butir telur, dll. Sehingga dapat disimpulkan prediksi Paul Zane Pilzer cukup terbukti.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, Sang Maha Daya, yang memberi kekuatan kepada penulis mulai dari sebelum, ketika, dan hingga akhirnya terselesaikannya penulisan skripsi ini, yang mengabulkan segala permohonanku, sehingga penulis tiada pernah putus asa. Tak lupa, shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Kebanggaan, kelegaan, kemenangan, semua begitu terasa ketika penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Mengingat begitu banyak kendala yang menjadi batu sandungan dalam proses penyelesaian dan penulisan skripsi ini. Tetapi semua terbayarkan ketika semua jerih-payah dan usaha yang dikeluarkan membuahkan hasil.

Dan semua terasa begitu indah ketika teringat bahwa Tuhan memiliki rencana besar bagi setiap hamba-Nya. Dan dengan terselesaikannya tugas akhir ini, rasa syukur dan doa selalu terucap kepada Allah SWT.

Tiada yang sempurna didunia ini, dan dengan kesadaran, skripsi ini mungkin tak luput dari kesalahan dan kekurangan, tetapi harapan penulis, skripsi ini setidaknya dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya atau mungkin menjadi sumber inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

i

Tak ada yang berhasil sendirian, dan terselesaikannya skripsi ini tidak terkecuali. Secara khusus, penulis memberi penghargaan dan ucapan terima kasih kepada orang-orang hebat yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini, dan mereka adalah :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Univesitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Amin Suma, SH, MH, MM.

2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu DR. Euis Amalia M. Ag. dan sekretaris

Program Studi Muamalat Bapak Azharuddin Lathif, M. Ag.

3. Bapak Drs. H. Buhanuddin Yusuf MM. dan Ibu Hendra Pertaminawati MA.

selaku pembimbing. Terima kasih untuk kesediaannya menyisihkan sebagian

waktunya yang berharga disela-sela pekerjaannya yang padat untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

4. Almarhum ayahanda dan almarhumah bunda tercinta yang telah mendidik

penulis dan menanamkan sikap tak kenal lelah kepada penulis, hingga sisa

waktu beliau berdua, karena skripsi ini tak akan selesai andaikata penulis tak

pernah teringat untuk membuat orangtua penulis bangga dapat menyelesaikan

jenjang pendidikan meskipun mereka telah tiada. Ayah, ibu, kupersembahkan

hasil karyaku ini untukmu.

5. Paman tercinta, Drs. Gumirman bin Rapet, yang selalu mendukung penulis

dan selalu menjadi panutan bagi penulis karena jiwa pantang menyerah yang

ii

ada dalam diri paman dan menjadi sebuah contoh yang luar biasa untuk

generasi selanjutnya, bibi Elna binti Rapet, atas beberapa nasehat yang sangat

membangun, dan paman Akhter bin Rapet atas segala doanya.

6. Kakakku, Drs. Muhammad Firmansyah, Evi Tauris Shanty, Ronny Vinus

Susanti, yang telah menjadi pengganti peran orangtua dalam mendidik dan

mensupport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara materil,

maupun secara moril, dan Adikku Mahing Palingkau Utus, semoga dengan

terselesaikannya skripsi ini, dapat membuatmu segera menyusulku. Dan

semoga kita semua tumbuh seperti yang diharapkan orang tua kita. Amin.

7. Kak Zakiah dan bang Hassan, terima kasih banyak atas semua fasilitasnya,

karena tanpa fasilitas yang disediakan, penulis tak dapat menyelesaikan hal-

hal mendadak yang harus diselesaikan dikampus dalam menyelesaikan skripsi

ini.

8. Kepala perpustakaan fakultas syariah dan kepala perpustakaan nasional

beserta seluruh jajarannya yang telah membantu penulis dalam mencari

referensi buku yang diperlukan penulis.

9. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya kelas C (Andrew,

Abing, Fauzul, Anies, Ida, Evi, dll. Terima kasih atas info-info krusialnya).

Teman-teman alumni pondok pesantren Daarunnajah ulujami angkatan tahun

2005 (terima kasih atas segala hiburan jayusnya), sahabat-sahabat terbaikku

Asep, Bayu, Hamdan, Istikhori, Alan, Rangga, yang selalu mendampingi

iii

penulis dan memberi dukungan moril, dan teman-teman LKBHMI, semoga

persahabatan kita tak pernah lekang oleh waktu.

10. Kawan-kawan dari distributor Tianshi, khususnya Imam Rachmadi atas

informasi dan kesediaanya membantu penulis dalam melakukan penelitian.

11. Monica Nancy, yang selalu ada untuk penulis, dan sebagai tempat untuk

berkeluh-kesah serta menjadi pemberi semangat bagi penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir ini. Akhirnya aku percaya bahwa mustahil adalah

sebuah kata yang tidak masuk akal.

12. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas

semuanya.

Akhir kata, hanya kepada Allah jua-lah penulis memanjatkan syukur dan do’a, penulis berharap semoga Allah memberi balasan berlipat kepada mereka, karena dengan dorongan dan dukungan merekalah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga skripsi ini memberi manfaat dan kontribusi bagi masyarakat. Amin.

Jakarta, 2 Juni 2010 M 19 Jumaditsani 1431 H

Penulis

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Kerangka Teori 12

C. Kerangka Pemikiran 14

D. Pembatasan dan Perumusan Masalah 15

E. Studi Review Terdahulu 15

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20

G. Metode Penelitian 21

H. Sistematika Penulisan 24

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Multi Level Marketing 26

1. Konsep dan Operasional bisnis MLM 27

2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan

Masyarakat Memilih Bisnis MLM 30

B. Jual-beli dalam Islam 37

1. Syarat dan Rukun Jual-Beli 37

a. Adanya Penjual dan Pembeli 37

v

b. Adanya Akad 38

c. Adanya Barang/Jasa yang

Diperjual-Belikan 40

2. Jual Beli yang Dilarang dalam Islam 45

BAB III GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING (Tianshi)

A. Profil Perusahaan 55

1. Keanggotaan Tianshi di APLI 58

2. Visi dan Misi 58

B. Sejarah dan Kantor Cabang 60

C. Produk – Produk 61

BAB IV ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING

A. Analisis dan Mekanisme Pemasaran MLM Tianshi 65

1. Tahapan dalam Membangun Asetpada Bisnis Tiens 66

2. Keunggulan Marketing Plan Tianshi 83

3. Evaluasi Marketing Plan 84

a. Produk 85

b. Price 87

c. Promotion 89

d. Place 90

4. Analisis Sistem Bonus 90

vi

B. Perbandingan dan Perbedaan Jual-Beli dengan bisnis MLM 91

C. Analisis Bisnis Multi Level Marketing 93

D. Peraturan Pemerintah tentang Konsep Pemasaran MLM 94

E. Analisis Multi Level Marketing Menurut Perspektif Islam 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 105

B. Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 110

LAMPIRAN 113

vii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang banyak dipertanyakan hukumnya oleh kaum

muslimin yang cinta untuk mengetahui kebenaran dan peduli dalam membedakan

bisnis yang halal dan haram adalah masalah Multi Level Marketing (MLM)1.

Transaksi dengan sistem MLM ini telah merambah di tengah manusia dan banyak

mewarnai suasana pasar masyarakat. Maka bagi pebisnis muslim, wajib untuk

mengetahui hukum transaksi dengan sistem MLM ini sebelum bergelut didalamnya

dan bukankah sebaik-baiknya pekerjaan adalah hasil jerih payah sendiri sebagaimana

sabda Rasulullah SAW :

“Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a., bahwasanya Nabi SAW ditanya : “Pekerjaan

apakah yang paling baik?” Rasulullah menjawab, “Pekerjaan yang dlakukannya

sendiri dan jual-beli yang bersih”. (H.R. Al-Bazzar dan disahihkan oleh al-Hakim)2.

Bisnis dalam syari’ah Islam pada dasarnya termasuk kategori muamalat yang

hukum asalnya adalah boleh berdasarkan kaedah Fiqh,”Al-Ashlu fil muamalah al-

ibahah hatta yadullu ad-dalilu ‘ala tahrimiha (Pada dasarnya segala hukum dalam

muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil/prinsip yang melarangnya) Islam

memahami bahwa perkembangan budaya bisnis berjalan begitu cepat dan dinamis.

1Agustianto, Multi Level Marketing dalam Perspektif Islam, Artikel diambil pada 12 September 2009 dari http://[email protected]/2006 2 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Kitabul Buyu’I, alih bahasa oleh Mohammad Ismail, Surabaya, Putra Al-Maarif, h.401

1

2

Berdasarkan kaedah fikih di atas, maka terlihat bahwa Islam memberikan jalan bagi manusia untuk melakukan berbagai improvisasi dan inovasi melalui sistem, teknik dan mediasi dalam melakukan perdagangan.

Namun, Islam mempunyai prinsip-prinsip tentang pengembangan sistem bisnis yaitu harus terbebas dari unsur dharar (bahaya), jahalah (ketidakjelasan) dan zhulm (merugikan atau tidak adil terhadap salah satu pihak). Sistem pemberian bonus harus adil, tidak menzalimi dan tidak hanya menguntungkan orang yang di atas.

Bisnis juga harus terbebas dari unsur MAGHRIB, singkatan dari lima unsur. 1, Maysir

(judi), 2, Aniaya (zhulm), 3. Gharar (penipuan), 4 Haram,5, Riba (bunga), 6. Iktinaz atau Ihtikar dan 7. Bathil.

Kalau kita ingin mengembangkan bisnis MLM, maka ia harus terbebas dari unsur-unsur di atas. Oleh karena itu, barang atau jasa yang dibisniskan serta tata cara penjualannya harus halal, tidak haram dan tidak syubhat serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.di atas.

MLM yang menggunakan strategi pemasaran secara bertingkat (levelisasi) mengandung unsur-unsur positif, asalkan diisi dengan nilai-nilai Islam dan sistemnya disesuaikan dengan syari’ah Islam. Bila demikian, MLM dipandang memiliki unsur- unsur silaturrahmi, dakwah dan tarbiyah. Metode semacam ini pernah digunakan

Rasulullah dalam melakukan dakwah Islamiyah pada awal-awal Islam. Dakwah Islam pada saat itu dilakukan melalui teori gethok tular (mulut ke mulut) dari sahabat satu ke sahabat lainnya. Sehingga pada suatu ketika Islam dapat di terima oleh masyarakat 3

kebanyakan3. Bisnis yang dijalankan dengan sistem MLM tidak hanya sekedar menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga jasa, yaitu jasa marketing yang berlevel-level (bertingkat-tingkat) dengan imbalan berupa marketing fee, bonus, hadiah dan sebagainya, tergantung prestasi, dan level seorang anggota. Jasa marketing yang bertindak sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Dalam istilah fikih

Islam hal ini disebut Samsarah/Simsar4.

Kegiatan samsarah dalam bentuk distributor, agen, member atau mitra niaga dalam fikih Islam termasuk dalam akad ijarah, yaitu suatu transaksi memanfaatkan jasa orang lain dengan imbalan, insentif atau bonus (ujrah) Semua ulama membolehkan akad seperti ini5.

Kemudian dalam hal insentif dan penghargaan, perusahaan MLM biasa memberi reward atau insentif pada mereka yang berprestasi. Islam membenarkan seseorang mendapatkan insentif lebih besar dari yang lainnya disebabkan keberhasilannya dalam memenuhi target penjualan tertentu, dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringan dan levelnya secara produktif. Kaidah

Ushul Fiqh mengatakan:

”Besarnya ijrah (upah) itu tergantung pada kadar kesulitan dan pada kadar kesungguhan.”

3Azhari Akmal Tarigan, Ekonomi dan Bank Syari’ah, Jakarta, FKEBI IAIN, 2002, h.30 4 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid III, hlm 159 5 http://[email protected]/, Multi Level Marketing Dalam Perspektif Islam. Diakses pada 20 september 2009

4

Penghargaan kepada Upline yang mengembangkan jaringan (level) di bawahnya (Downline) dengan cara bersungguh-sungguh, memberikan pembinaan

(tarbiyah), pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah) memang patut di lakukan.

Dan atas jerih payahnya itu ia berhak mendapat bonus dari perusahaan. Insentif diberikan dengan merujuk skim ijarah. Insentif ditentukan oleh dua kriteria, yaitu dari segi prestasi penjualan produk dan dari sisi berapa banyak downline yang dibina sehingga ikut menyukseskan kinerja. Dan dalam hal menetapkan nilai insentif ini, ada tiga syarat syari’ah yang harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan berorientasi falah

(keuntungan dunia dan akhirat)6. Insentif (bonus) seorang upline tidak boleh mengurangi hak orang lain di bawahnya (downline), sehingga tidak ada yang dizalimi.

Sistem insentif juga harus transparan diinformasikan kepada seluruh anggota, bahkan dalam menentukan sistemnya dan pembagian insentif (bonus), para anggota perlu diikutsertakan. Dalam hal ini tetap dilakukan musyawarah, sehingga penetapan sistem bonus tidak sepihak. Selanjutnya, keuntungan dalam bisnis MLM, berorientasi pada keuntungan duniawi dan ukhrawi.

Dalam kajian ini perlu ditambahkan sedikit pemikiran al-Ghazali mengenai konsep keuntungan dalam Islam. Menurutnya, motif berdagang adalah mencari keuntungan. Tetapi ia tidak setuju dengan keuntungan yang besar sebagai motif berdagang, sebagaimana yang diajarkan kapitalisme. Al-Ghazali dengan tegas

6 Muhammad Syafi’I Antonio pada buku Pindi Kisata, Why Not MLM?Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2006, h. 2 5

menyebutkan bahwa keuntungan bisnis yang ingin dicapai seorang pedagang adalah keuntungan dunia akhirat, bukan keuntungan dunia saja, karena motif ekonomi dalam

Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan diakhirat7. Keuntungan akhirat maksudnya, bahwa dengan menjalankan bisnis itu, seseorang telah dianggap menjalankan ibadah, (asalkan bisnisnya sesuai dengan syari’ah). Dengan bisnis, seseorang juga telah membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penting disadari, pemberian penghargaan dan cara menyampaikannya hendaknya tetap dalam koridor tasyakur, untuk menghindarkan penerimanya dari takabbur (bangga/sombong) dan kufur nikmat, apalagi melupakan Tuhan. MLM yang Islami senantiasa berpedoman pada akhlak Islam.

Sebagaimana disebut di atas bahwa penghargaan yang diberikan kepada anggota yang sukses mengembangkan jaringan, dan secara sungguh-sunguh memberikan pembinaan (tarbiyah), pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah), harus selaras dengan ajaran agama Islam. Karena itu, applause ataupun gathering party yang diberikan atas prestasi seseorang, haruslah sesuai dengan nilai-nilai aqidah dan akhlak. Ekspresi penghargaan atas kesuksesan anggota MLM, tidak boleh melampaui batas (bertentangan dengan ajaran Islam). Applause yang diberikan juga tidak boleh mengesankan kultus individu, mendewakan seseorang. Karena hal itu dapat menimbulkan penerimanya menjadi takabbur, dan ‘ujub. Perayaan kesuksesan

7 Idri & Titiek Triwulan Tutik, Prinsip-prisip Ekonomi Islam, Jakarta, Lintas Pustaka, 2008, h. 13 6

seharusnya dilakukan dalam bingkai tasyakkur.8 Karena itu pula, Islam sangat mengecam seseorang yang dalam menjalankan aktivitas bisnis dan perdagangannya semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan. Firman Allah :

⌧ ”Mereka tidak lalai dari mengingat Allah dalam melakukan bisnis dan jual beli. Mereka mendirikan shalat dan membayar zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS.An-Nuur: 37)

Dari ayat tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa seluruh aktivitas bisnis tidak boleh melupakan Tuhan dan jauh dari nilai-nilai keilahian, baik dalam kegiatan produksi, distribusi, strategi pemasaran, maupun pada saat menikmati kesuksesan

(menerima penghargaan dan applause). Jadi, dalam menjalankan bisnis MLM perlu diwaspadai dampak negatif psikologis yang mungkin timbul, sehingga membahayakan kepribadian, seperti adanya eksploitasi obsesi yang berlebihan untuk mencapai terget jaringan dan penjualan. Karena terpacu oleh sistem ini, suasana yang tak kondusif kadang mengarah pada pola hidup hura-hura ala jahiliyah, seperti ketika mengadakan acara pertemuan para members. Kewajaran harga produk setiap perdagangan pasti berorientasi pada keuntungan. Namun Islam sangat menekankan kewajaran dalam memperoleh keuntungan tersebut. Artinya, harga produk harus wajar dan tidak dimark up sedemikian rupa dalam jumlah yang amat mahal,

8 Muhammad Hidayat, Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif Muamalah, 2002. Artikel diambil dari http://[email protected]/ pada 20 september 2009 7

sebagaimana yang banyak terjadi di perusahaan bisnis MLM saat ini. Sekalipun Al- quran tidak menentukan secara fixed besaran nominal keuntungan yang wajar dalam perdagangan, namun dengan tegas Al-quran berpesan, agar pengambilan keuntungan dilakukan secara fair, saling ridha dan menguntungkan. Firman Allah :

⌧ ☺ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang saling ridha di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha Penyayang kepadamu.”(QS.An-Nisaa’ : 29).

Multi Level Marketing (MLM) ditemukan oleh dua orang profesor pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an. Produk pertama yang dijual adalah vitamin dan makanan tambahan Nutrilite9. Saat itu, Nutrilite Products Inc. merupakan salah satu perusahaan di Amerika yang dikenal telah menggunakan metode penjualan secara bertingkat. Dengan modal awal yang relatif tidak besar, seorang tenaga penjual biasa mendapatkan penghasilan melalui dua cara. Pertama, keuntungan diperoleh dari setiap program makanan tambahan yang berhasil dijual ke konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah produk yang berhasil dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari perusahaan.

9 Fienso F.A. & Endang Agustina, Distributor MLM sang Milliuner, Jakarta, Cakrawala 2008 h. 82 8

Rancangan penjualan perusahaan itu menarik perhatian Rich DeVos dan Jay

Van Andel. Dua pemuda dari Michigan ini kemudian memutuskan bergabung sebagai tenaga penjual. Hasilnya, dalam kurun waktu sembilan tahun mereka tidak hanya menikmati keuntungan dari menjual produk Nutrilite, tapi yang paling melekat dalam benak mereka adalah kehebatan konsep penjualannya. Suatu konsep yang merupakan dasar dari terbentuknya Corporation di kemudian hari.

Dari uraian diatas, penulis ingin membahas lebih jauh mengenai industri bisnis multi level marketing, khususnya pada perusahaan Tiens Group Corp. yang berkantor pusat di Beijing, China. Selain itu juga karena MLM adalah bukan barang baru di Indonesia, namun sebagian pebisnis mungkin sudah jenuh mendengarkan bisnis ini. Bahkan mungkin ada yang alergi karena banyaknya kasus penipuan ala money game yang berkedok dan merusak citra network marketing.

Adapun produk-produk unggulan dari Tiens Group Corp. ini antara lain sebagai berikut10 :

Nutrient High Calsium Powder BML 862709007156

Hyperglycemia High Calcium Powder BML 862709010156

Children Nutrient High Calcium Powder BML 862709012156

Antilipemic Tea BML 862709005156

Beneficial Capsules BML 862709008156

Vitality Softgel Capsules BML 862709009156

Iron Cream Suplements BML 862709001156

10 Ibid, h. 89 9

Zinc Cream Suplements BML 862709006156

Chitosan Capsules BML 862709004156

Double Cellulose Tablets BML 862709013156

Calcium Chewable Tablets BML 862709011156

Cordyceps Mycellium Capsules BML 862709002156

Vigor Rousing Capsules BML 862709003156

Dalam setiap perusahaan, pasti memiliki marketing plan. Dalam perusahaan

Tiens Group Corp. strategi pemasaran produk dengan menggunakan dua marketing plan. Yaitu A dan B (akan dibahas lebih lanjut pada BAB IV). Untuk marketing plan

A mungkin telah sejalan dengan skema MLM murni yang telah dilegalkan dengan syariah, namun untuk marketing plan B, adanya sistem pass-up bonus yang menjadikan downline kehilangan bonus karena pass-up kepada upline-nya, membuat penulis ingin mengetahui lebih rinci seperti apakah skema yang dijalankan? Adakah penyimpangan dalam praktek dilapangan yang tidak sesuai dengan marketing plan?

Dan apakah marketing plan seperti ini dilegalkan oleh Dewan Syariah

Nasional/MUI? Dan mengapa Tiens Group Corp. menciptakan marketing plan baru?

Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas seiring penyusunan skripsi ini.

Lebih lanjut, menurut Robert T. Kiyosaki dalam bukunya The Cashflow

Quadrant, ada empat tipe pekerja didunia yaitu11 Employee (mereka yang bekerja untuk kemajuan perusahaan contohnya karyawan perusahaan, buruh, dan lain-lain),

11 Robert T. Kiyosaki & Sharon J. Lechter, The Cashflow Quadrant, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama 2006, h. 1 10

Self-employee (mereka yang bekerja untuk diri mereka sendiri, namun ketika mereka libur, penghasilan mereka juga berlibur contohnya artis, dokter, pengacara, dan lain- lain), Bussiness Owner (mereka yang membuat orang lain bekerja untuk mereka dan mereka memiliki dan membuat sistem serta menyerap lapangan dan tenaga kerja contohnya para pemilik perusahaan, pemilik bisnis waralaba, dan pelaku bisnis network marketing), dan Investor (Konglomerasi atau investing dalam berbagai bisnis). Dan itulah yang mungkin membuat para pelaku dibisnis multi level marketing menjalankan bisnisnya karena mereka berada dikuadran ketiga (bussiness owner) karena mereka merasa tidak perlu bekerja untuk orang lain.

Di Indonesia, MLM masuk dan pertama diperkenalkan diakhir era tahun 80- an. Pada awal diperkenalkannya bisnis MLM di Indonesia, distributor-distributor yang terjun pada saat itu hanya menggangap bisnis MLM sebagai lahan untuk mendapat penghasilan tambahan atau dengan kata lain sebagai penghasilan kedua setelah pekerjaan utama pada saat itu. Namun akhir-akhir ini perkembangan menunjukkan bahwa mulai banyak para pemain MLM yang justru menjadikan bisnis

MLM sebagai sumber penghasilan yang utama mengingat dengan modal yang tidak besar namun bisa mendapatkan penghasilan yang jauh diatas rata-rata kebanyakan orang. Namun untuk mendapatkan penghasilan yang luar biasa tersebut tidaklah mudah. Seorang distributor MLM dituntut untuk menjaga motivasi agar tetap kuat, bisa bersikap konsisten dan persisten terhadap segala tantangan yang mungkin akan selalu merintangi sepanjang dia menjalankan bisnis MLM. Hanya impian yang besar 11

dan kuatlah yang akan membuat seorang distributor tahan terhadap segala rintangan, sehingga bisnis MLM identik dengan bisnis bermodalkan impian12.

Bisnis network marketing dewasa ini berubah menjadi bisnis yang cukup menjanjikan dan memiliki prospek yang cukup cerah. Kondisi budaya bangsa

Indonesia, sifat tolong menolong yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini semakin memperkuat image bahwa bisnis network marketing sangat cocok untuk dijalankan di Indonesia. Hal tersebut bukan tanpa alasan, Robert T. Kiyosaki dalam bukunya berjudul “Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping

People” meramalkan adanya tren perubahan tatanan ekonomi dunia yang digerakan oleh industri pemasaran jaringan13.

Seorang pelaku bisnis multi level (downline) cukup hanya menjadi pendengar yang baik dari seniornya (upline) dan menduplikasi apa yang disampaikan oleh

‘upline’ kepada ‘downline’-nya. Maka apabila penduplikasian ini berhasil akan tercapailah “leveling’ yang ditargetkan, dengan segala predikat dan bonus yang dijanjikan.

Sebagian orang Indonesia berlomba-lomba mengasah jiwa kewirausahannya untuk meraih kesuksesan melalui bisnis MLM meskipun juga ada sebagian orang yang menganggap bisnis MLM hanya sebagai bisnis tipu-tipuan dan tidak realistis.

Namun hal tersebut masih dapat dipahami, mengingat belakangan juga banyak bisnis

12 Joe Rubino, Cepatlah Mendengar Lambatlah Berbicara, artikel dimuat di Majalah Sukses Edisi Juni 2007 h. 17 dan diambil dari http://[email protected]/2007/ pada 17 September 2009 13 Robert T. Kiyosaki & Sharon J. Lechter, Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping People, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama 2006, h. 12 12

yang bersifat “money game” yang kemudian berkedok MLM. Hal tersebut jelas

sangat merugikan citra bisnis MLM yang benar-benar murni multi level marketing.

Setiap orang yang ingin terjun ke bisnis MLM diharapkan dapat menilai suatu

perusahaan yang menyatakan diri sebagai MLM, apakah betul-betul perusahaan

tersebut menjalankan bisnis multi level marketing murni atau sebaliknya hanya

menggunakan istilah multi level marketing sebagai kedok dimana bisnis yang

sebenarnya dijalankan bersifat money game.

Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian inilah

yang akan dituangkan dalam skripsi berjudul : “Analisis Pemasaran Multi Level

Marketing pada Perusahaan Tiens Group International Corp. Menurut

Pandangan Islam”.

B. Kerangka Teori

Dalam buku “Cepatlah mendengar, Lambatlah berbicara” karya Joe Rubino

dipaparkan bahwa intisari dari network marketing adalah kreativitas. Networking

disebutkan Joe Rubino hanyalah merupakan alat bantu untuk hidup dalam pilihan.

Kebebasan finansial yang dapat diciptakan melalui MLM dapat membawa kebebasan

pribadi untuk hidup dengan tanggung jawab yang lengkap, untuk menciptakan hidup

yang sepenuhnya konsisten dengan nilai, tujuan dan mimpi14.

Dalam buku itu dituturkan bahwa network marketing adalah tentang manusia.

Jelasnya, network marketing adalah tentang orang yang mengendalikan hidup

14 Joe Rubino, Cepatlah Mendengar Lambatlah Berbicara, artikel dimuat di Majalah Sukses Edisi Juni 2007 h. 17 dan diambil dari http://[email protected]/2007/ pada 17 September 2009 13

mereka, mengejar mimpi mereka, hidup dengan nilai-nilai mereka dan mendukung orang lain untuk melakukan hal yang sama. Itulah sebabnya mengapa pedagang dengan sistem penjualan tradisional kerap mengalami kegagalan besar dalam multi level marketing. Mereka terlalu terdoktrin dengan produk, produk, produk dan mereka pun melupakan orang, orang, orang. Mereka meletakkan fokus di tempat yang salah-apakah itu dalam produk atau dalam upaya menghasilkan banyak uang dengan cara menjual produk-produk tersebut. Padahal tidak satu pun dari alasan itu penting bagi orang lain di dunia. Apa yang penting bagi semua orang di dunia adalah hubungan. Dan networking adalah hubungan.

Dari beberapa paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang distributor

MLM yang ingin sukses harus merupakan seseorang yang memiliki kemampuan mendengarkan yang sangat tinggi; mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan apa yang tidak mereka katakan. Kemudian mendengarkan apa yang penting bagi orang itu dan apa yang hilang dalam kehidupannya.

Di bagian lain, Joe Rubino juga menuturkan proses mendengarkan melalui penolakan adalah cara bagus untuk mengembangkan hubungan dengan orang lain.

Cara ini dapat digunakan dalam kegiatan "prospecting" pada bisnis network marketing dan juga dalam pembicaraan mana pun dimana seseorang mungkin tidak setuju pada satu sudut pandang saja. Proses mendengarkan sungguh menghormati nilai-nilai orang lain, yang memungkinkan anda untuk lebih memahami siapa mereka.

Proses ini memungkinkan mereka melepas frustasi, berbagi perasaan dan tetap aman secara emosional saat berkomunikasi. 14

C. Kerangka Pemikiran

MLM memang memberikan kesempatan kepada setiap orang, yang semula

tidak diperhitungkan di dunia perdagangan. Bisnis ini menawarkan kemudahan bagi

setiap orang, dengan cara yang sederhana, untuk menambah penghasilan mereka.

MLM memperbolehkan orang berbisnis dengan produk atau jasa yang unik dan

inovatif, membawa mereka ke pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan di media masa

yang sangat besar, dan tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer. Suatu metode

distribusi eceran dengan sentuhan pribadi yang sudah menyebar keseluruh pelosok

dunia. Namun, dinamika yang terjadi, banyak praktek sistem pemasaran jaringan

yang tidak sesuai dengan syariah dengan berkedok sebagai bisnis multi level

marketing seperti halnya bisnis permainan uang (money game) yang berimbas pada

citra buruk yang kemudian diperoleh oleh perusahaan MLM yang murni menjalankan

bisnis pemasaran jaringan.

Demikian juga halnya dengan para distributor yang menjalankan konsep

pemasarannya dengan cara yang kurang tepat ketika prospekting (dengan cara

memaksa join atau membohongi/menutup-nutupi informasi kepada calon klien) yang

juga akan semakin memperburuk citra perusahaan MLM itu sendiri secara general.

Begitu juga dengan perusahaan Tiens Group Corp. yang mengadopsi sistem

pemasaran produk dengan sistem pemasaran jaringan. Citra baik perusahaan akan

tercoreng jika distributornya memasarkan kepada calon klien dengan cara yang

keliru. 15

Kemudian tinjauan hukum Islam mengenai strategi perusahaan dalam

mengembangkan bisnis MLM dan apakah bisnis seperti ini dibenarkan oleh syariat

Islam karena integrasi teknologi yang sangat cepat memungkinkan untuk terjadinya

dan terciptanya inovasi-inovasi baru bagi setiap perusahaan untuk mengembangkan

strategi bisnisnya. Kiranya penting untuk dikaji lebih jauh.

D. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Dalam dunia MLM, terdapat banyak aspek yang tercakup dalam industri ini,

antara lain, dari pemasarannya, lembaga legalitasnya, rekruitmen anggota, skema

pembagian bonus, dll. Namun, dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang

akan diangkat hanya terhadap aspek pemasarannya saja. Dan dengan batasan masalah

ini, maka perumusan masalah adalah bagaimana mekanisme pemasaran MLM

Tianshi? Dapat dirinci sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan TIENS Group

International Corp?

2. Bagaimanakah konsep jual-beli dalam Islam?

3. Apakah marketing plan milik perusahaan Tianshi ini telah sesuai dengan

prinsip ekonomi Islam?

E. Studi Review Terdahulu

Pada jurnal-jurnal terdahulu yang penulis temui pembahasan mengenai bisnis

MLM memang telah diwacanakan. Namun setiap pembahasan memiliki pikiran

pokok tersendiri yang menjadi inti permasalahan dan pembahasannya pun juga

berbeda. Contohnya yaitu ada yang membahas tentang jual-beli, upah-mengupah dan 16

ji’alah karya Lindawati, ada pembahasan mengenai peranan MLM syariah dalam peningkatan pendapatan, karya Nevi Pujiastuti, dan lain-lain. Pada skripsi yang penulis buat, penulis mengedepankan analisis pemasaran serta pembahasan mengenai marketing plan yang menjadi jantung pemasaran dari perusahaan Tiens Group Corp. sebagai poin penting penelitian ini.

1. Judul Skripsi : MLM Oriflame (Suatu Tinjauan Ekonomi Islam

Terhadap Jual-Beli dan upah-mengupah)

Penulis : Lindawati

Tahun : 2006

Kesimpulan : Bisnis MLM Oriflame identik dengan jual-beli, ijarah,

dan ji’alah. Dalam artian jual-beli disini adalah

kegiatan membeli barang untuk dijual kembali untuk

mendapatkan keuntungan yang didalamnya terdapat

rukun dan syarat yang telah ditetapkan, yaitu penjual

dan pembeli yang berakad, barang yang halal, terjalin

atas dasar suka sama suka.

Penetapan harga oleh perusahaan bertujuan untuk

menjaga daya saing dengan perusahaan MLM lain atau

perusahaan non-MLM dalam pemasaran barang yang

sejenis, dan untuk menutup kemungkinan kerugian

yang dialami distributor sebagai akibat dari

pematokkan harga tersebut. Pihak perusahaan 17

memberikan berbagai macam komisi dan bonus kepada distributor dengan syarat dapat mencapai target penjualan.

Dari segi ijarah, perusahaan Oriflame berperan sebagai mu’jir (majikan) dan distributor sebagai ’ajir (pekerja).

Dalam upah/hadiah yang dijanjikan hanya boleh diterima oleh orang yang telah sanggup untuk mencapai apa yang menjadi objek pekerjaan atau perbuatan tersebut jika pekerjaan atau perbuatan tersebut telah mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan dan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

Pada dasarnya konsep bisnis yang dijalankan oleh

MLM Oriflame sama dengan perusahaan MLM pada umumnya. Dalam melakukan usahanya, MLM

Oriflame melakukan sistem penjualan langsung (direct selling), dimana para distributor menawarkan secara langsung kepada konsumen tentang produk dan bisnis

Oriflame. Dari penjualan ini, Oriflame memberikan keuntungan-keuntungan lain yang melakukan order sesuai target yang telah ditentukan. 18

2. Judul Skripsi : Peranan MLM syariah dalam peningakatan pendapatan

anggota WarMAL (Studi Kasus MLM syariah PT.

Mulia Akhlak Laksana)

Penulis : Nevi Pujiastuti

Tahun : 2006

Kesimpulan : Disini, dibahas mengenai nilai plus MLM syariah,

antara lain terkandung didalam MLM syariah nilai

sillaturrahim (ibadah), nilai pengembangan wirausaha,

nilai pemberdayaan pengangguran, nilai pemberdayaan

produk lokal, nilai kehalalan usaha dan produk, nilai

jaringan ekonomi islam dunia, nilai ketahanan akidah,

strategi perdagangan bebas, dan nilai pemberdayaan

ZIS.

Adapun kekurangan dari MLM syariah adalah dari segi

masalah kejenuhan pasar, masalah organisasi, masalah

mengkampanyekan materialisme, dan masalah

hubungan (dengan kerabat).

Dan untuk kelebihannya adalah dari segi kompensasi,

keunggulan dari segi modal, waktu, kelompok, dan

manfaat non-finansial. 19

3. Judul skripsi : Strategi Pemasaran Usaha MLM dalam perspektif

Ekonomi Islam (Sebuah Analisa Terhadap PT. Ahad-

Net International).

Penulis : Nurhidayati

Tahun : 2003

Kesimpulan : PT. Ahad-Net Internasionalsebagai usaha MLM syariah

melaksanakan suatu sistem pemasaran produk atas

barang dan jasa memiliki strategi pemasaran sendiri

yang berbeda dari strategi pemasaran MLM pada

umumnya. Perbedaan pokok antara strategi MLM yang

dijalankan PT.Ahad-Net dengan MLM konvensional

adalah bahwasanya PT. Ahad-Net International tidak

melepaskan prinsip-prinsip syariah yang merupakan

landasan operasional perusahaan dan akhlakul karimah.

Sedangkan dalam sistem MLM konvensional, hal

tersebut bukanlah prinsip , karena dalam sistem ini

ketentuan agama tidak menjadi landasan operasional.

Akan tetapi yang berlaku dalam sistem ini adalah kode

etik dagang yang ditetapkan oleh WFDSA dan APLI.

Dalam strategi produk Ahad-Net membuat suatu

kesepakatan bahwa produk-produk yang dipasarkan 20

adalah produk-produk halal dan baik yang telah teruji

kehalalan dan kebaikannya.

Sistem insentif ukhuwah yang dijalankan Ahad-Net

dapat mempengaruhi pendapatan wiraniaga yang

memiliki kegigihan dan keuletan dalam berusaha.

Dapat dilihat dari bagaimana seseorang yang mencapai

tingkat tertentu dapat memperoleh kesempatan untuk

membeli motor atau mobil, bahkan rumah dan ibadah

haji.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulis memilih tema ini dikarenakan rasa keingin-tahuan terhadap

industri ini karena industri multi level marketing adalah industri yang unik. Industri

ini mungkin bisa dikatakan industri makro yang berskala mikro dan mikro berskala

makro karena untuk menjalankan bisnis ini tidak membutuhkan capital yang besar

seperti membangun sebuah perusahaan bersistem, atau bisnis franchise. Namun,

uniknya bisnis ini dapat memberikan passive income seperti halnya memiliki sebuah

mega-supermarket atau memiliki sebuah perusahaan berskala internasional. Dan juga

dapat memberikan kebebasan finansial seperti yang dikatakan oleh Robert T.

Kiyosaki dalam bukunya “Cashflow Quadrant” karena bisnis ini memenuhi kriteria

jika seseorang ingin memiliki passive income yang massive. Selain itu, tujuan lain

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep pemasaran yang dilakukan oleh 21

perusahaan Multi Level Marketing Tianshi ditinjau dari perspektif syariah, juga

analisisnya dari konsep jual-beli dalam yang telah ada Islam.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan pengetahuan tentang Multi

Level Marketing, khususnya bagi dunia akademis.

2. Memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya bagi

masyarakat yang tertarik dengan Multi Level Marketing sebagai bahan

pertimbangan dalam menjalankan usahanya.

3. Memberikan wawasan baru tentang Multi Level Marketing menurut Syariah.

4. Untuk memaparkan kepada masyarakat tentang perbedaan antara bisnis MLM

murni dengan bisnis money game.

G. Metode Penelitian

Melihat letak dan kedudukan permasalahan yang diangkat, maka metode

penelitian bertumpu pada metode penelitian hukum normatif dalam kajian-kajian

hukum positif. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dan asas-

asas serta prinsip-prinsip syariah yang digunakan untuk mengatur bisnis MLM yang

ada, khususnya pada perusahaan Tianshi

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan15. Suatu jenis penelitian

yang lebih diutamakan data-data primer dilapangan, untuk mencari,

15Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. ke-11, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1998, h. 11 22

mengumpulkan dan memperoleh data-data primer yang terjadi di lapangan

penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian berbasis data lapangan dan juga

penelitian terhadap undang-undang hukum (statue research) dan regulasi

yang terkait dengan penelitian yang sedang ditangani melalui pendekatan

historis dengan menelaah masalah yang diangkat dari isu yang

berkembang agar dapat menjabarkan kepada masyarakat tentang

pemahaman terhadap bisnis MLM yang sesuai dengan prinsip syariah.

3. Sumber data

1. Hasil observasi

2. Hasil wawancara

3. Hasil dokumentasi

4. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari masyarakat16.

Yaitu hasil observasi, dan dokumentasi langsung dari distributor

Tianshi.

2. Data Sekunder

16 Johnny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publising, Malang, Jawa Timur, 2007, h. 300 23

Yaitu hasil dari studi kepustakaan (library research) terhadap buku-

buku yang terkait dengan masalah yang diangkat.

5. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

2. Wawancara

3. Dokumentasi

6. Metode Perolehan Data

Terhadap data sekunder dikumpulkan dengan melakukan studi

kepustakaan, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan serta mengkaji Al-

Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam, peraturan

perundang-undangan, hasil penelitian sebelumnya, jurnal ilmiah, artikel

ilmiah, dan makalah seminar yang berhubungan dengan jual-beli/MLM.

Dan perolehan data primer dilakukan dengan observasi yaitu dengan

mengikuti acara-acara yang diadakan oleh Tianshi. Baik itu acara harian,

mingguan, bulanan, maupun tahunan, dan melakukan tanya-jawab

langsung dengan distributornya. Dan terakhir dengan melakukan library

research terhadap dokumen yang berkaitan.

7. Metode Analisis Data

Setelah penulis memperoleh data, selanjutnya diadakan penganalisaan

sekaligus sebagai pembahasan. Data yang diperoleh baik dari studi

kepustakaan maupun dari penelitian lapangan dianalisis secara deskriptif

kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode analisis data yang 24

mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian

lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan

dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum yang diperoleh

dari studi kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan

yang dirumuskan17.

Sedangkan teknik penulisannya berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.

H. Sistematika Penulisan

Secara sistematis penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, yaitu berisi tentang latar belakang masalah, kerangka teori,

kerangka pemikiran, studi review terdahulu, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Merupakan kumpulan tinjauan teoritis mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian yang terdiri dari definisi Multi Level

Marketing, konsep dan operasional bisnis MLM, pembahasan mengenai

jual-beli dalam Islam yaitu tentang akad jual-beli, dan faktor-faktor yang

menyebabkan masyarakat memilih bisnis MLM.

BAB III Gambaran Umum, yang meliputi profil perusahaan multilevel marketing

Tiens Group Corp.(Tianshi), yang berisi tentang sejarah singkat

17 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 2002, h. 23 25

perusahaan, keanggotaan Tianshi di APLI, visi dan misi perusahaan,

struktur organisasi dan produk-produk dari Tianshi.

BAB IV Pembahasan dan analisis pemasaran multilevel marketing yang terdiri dari

analisis dan mekanisme pemasaran bisnis MLM Tianshi, Perbandingan dan

perbedaan jual-beli dengan bisnis MLM serta multilevel marketing

menurut perspektif Islam.

BAB V Penutup, yang berisi tentang kesimpulan & saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Multi Level Marketing

Phillip Kottler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran

mengemukakan pengertian dari konsep pemasaran dan penjualan. Menurutnya,

konsep pemasaran adalah kunci untuk meraih tujuan organisasi agar menjadi lebih

efektif dari para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasarannya, guna

menetapkan serta memuaskan kebutuhan pasar sasaran. Sedangkan konsep penjualan

menurut Phillip Kottler adalah strategi organisasi untuk tidak mengabaikan konsumen

agar tetap mempertahankanpembelian dalam jumlah yang cukup dengan cara

melakukan usaha pembelian serta promosi yang agresif1.

Kemudian, menurut Peter J. Cluthier, yang dikutip oleh Yoes Axinanto dalam

bukunya MLM and Mail Order, MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang

secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh

distributor lepas yang memperkenalkan kepada klien atau calon distributor

berikutnya. Penghasilan yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan grosiran

ditambah dengan pembayaran-pembayaran lainnya berdasarkan penjualan total

kelompok yang dibentuk oleh distributor2.

Sedangkan konsep MLM menurut Allen Carmichael dalam bukunya Network

and MLM adalah suatu cara yang efektif untuk memasarkan produk atau jasa yang

1 Phillip Kottler, Manajemen Pemasaran, jilid I, alih bahasa oleh Teguh dan Ronny A. Rusli, Jakarta, PT. Prenhadindo 1997, h. 17. 2 Yoes Axianto, MLM and Mail Order, Pekalongan, CV. Gunung Mas, 1996, h. 10. 26

27

dipindahkan atau didistribusikan tanpa biaya yang biasanya, dihubingkan dengan biaya operasi reklame tertentu, promosi, dan pemasaran3.

Sementara itu, menurut Andrias Harefa dalam bukunya MLM Alternatif

Karier dan Usaha menyongsong Millenium ketiga adalah sebuah cara untuk memasarkan/menjual/mendistribusikan produknya kepada pelanggan eceran dengan memberdayakan distributor independennya untuk melaksanakan tugas pemasaran atau penjualan/pendistribusian produk melalui pengembangan armada pemasaran/distributor/penjual langsung secara mandiri (independent), tanpa campur- tangan langsung perusahaan4.

1. Konsep dan Operasional Bisnis MLM

Sistem marketing MLM yang lahir pada tahun 1939 merupakan kreasi dan inovasi marketing yang melibatkan masyarakat konsumen dalam kegiatan usaha pemasaran dengan tujuan agar masyarakat konsumen dapat menikmati tidak saja manfaat produk, tetapi juga manfaat finansial dalam bentuk insentif, hadiah-hadiah, haji dan umrah, perlindungan asuransi, tabungan hari tua dan bahkan kepemilikan saham perusahaan. Namun demikian, MLM juga konsep yang paling kurang dipahami oleh banyak orang, sekalipun oleh sejumlah orang yang berpengalaman dibidang pemasaran5.

3 Allen Carmichael, Network and MLM, alih bahasa oleh Dja’far, Jakarta, PT. Pustaka Delapratama, 1996, h. 2. 4 Andias Harefa, Multi Level Marketing, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 3. 5 Mochammad Fachrurrozi, Kontroversi Bisnis MLM, Jakarta, Pilar Media 2005 h. 99. 28

Multi Level Marketing atau biasa kita singkat dengan sebutan MLM merupakan suatu sistem pemasaran produk atau jasa melalui suatu jaringan. Dengan kata lain, sistem penjualan dengan memanfaatkan konsumen langsung sebagai tenaga penyalur6. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumsi adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi. Ada beberapa istilah yang sangat lazim dikenal dalam suatu bisnis multi level marketing, antara lain : Up-Line, Down-Line, Cross-

Line atau Side-Line. Istilah-istilah tersebut menunjukkan sifat hubungan antara mitra bisnis yang satu dengan yang lain atau dalam suatu bisnis MLM biasa disebut sebagai distributor atau member.

Hubungan Up-Line dan Down-Line berlaku apabila mitra yang satu dengan yang lainnya berada dalam satu garis jaringan (network family). Up-Line menunjukkan posisi seorang mitra yang berada diatas mitra lainnya dan biasanya juga bertindak sebagai sponsor dari mitra barunya yang kemudian bergabung dibawahnya dan biasa disebut sebagai down-Line. Sementara istilah Cross-Line atau Side-Line dikenal apabila antara mitra yang satu dengan yang lain tidak berada dalam satu garis jaringan (network family), dengan kata lain berada di luar jaringannya. Multi level marketing adalah tentang anda bermitra dengan orang lain untuk membantu mereka mewujudkan mimpi mereka. Juga tentang bagaimana orang itu bermitra dengan lebih banyak orang lain untuk membantu mereka mewujudkan mimpi mereka.

6 http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen, artikel diambil pada 13 September 2009 29

Sesuai dengan namanya, multi level marketing lebih mengandalkan pada seberapa besar, kuat dan solidnya sebuah jaringan. Semakin besar dan kuat jaringan yang dibangun, maka semakin besar potensi omzet yang bisa dihasilkan dan akan semakin besar pula potensi pendapatan yang bisa diraih. Selain melalui kekuatan jaringan, seorang distributor multi level marketing juga dituntut untuk memahami marketing plan yang dianut oleh perusahaan network marketing yang sedang dijalankan. Tanpa memahami marketing plan, maka bisnis yang dijalankan tersebut tidak akan menemukan arah dan seorang pemain multi level marketing tidak bisa menentukan strategi yang harus dilakukan sehingga hasil yang dicapai tidak akan optimal.

Secara global sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun secara terperinci bisnis MLM dilakukan dengan cara sebagai berikut7 :

1. Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi

member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produk

perusahaan dengan harga tertentu.

2. Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu

formulir keanggotaan (member) dari perusahaan.

7 Pindi Kisata, Why Not MLM? Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, h. 3-7 30

3. Sesudah menjadi member maka tugas berikutnya adalah mencari member-

member baru dengan cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan

dan mengisi formulir keanggotaan.

4. Para member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi

dengan cara seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi

formulir keanggotaan.

5. Jika member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan

mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat

dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang didapatkan karena

perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus

mennjadi konsumen paket produk perusahaan.

6. Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen pakar

produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama, kedua dan

seterusnya akan selalu mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan,

karena perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya member-member baru

tersebut.

2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Masyarakat Memilih Bisnis MLM8

Selain dari berbagai problematika yang telah diuraikan diatas, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang menjalankan bisnis ini dan menuai kesuksesan dari bisnis multi level marketing ini. Dan jika ditanya mengapa menreka bersedia

8Ibid, h. 25 s/d 29 31

menjalankan bisnis ini, jawabannya sangat beragam. Setiap orang akan mempunyai jawaban yang berbeda, walaupun pada sebagian orang mungkin jawabannya sama.

Ada yang mau menjadi distributor MLM setelah melihat faktor keuntungan finansial dan materi yang mungkin diraihnya sebagai distributor sukses.

Ada yang tertarik karena manfaat produk-produk yang dipasarkan sebuah perusahaan

MLM, di mana sebagai anggota, dia bisa memperoleh potongan harga. Ada yang tertarik karena kesempatan pengembangan kepribadian dan pengetahuan yang ditawarkan bisnis ini. Karena, untuk menjadi pemasar produk dan pembentuk jaringan yang sukses, seorang distributor harus diterima oleh pihak mana pun yang ingin ditemuinya. Ada pula karena faktor sosialnya, dimana sebagai anggota dia memperoleh sosialisasi pergaulan dan jaringan relasi yang luas dan lain sebagainya.

Memperoleh reward yang menarik, dan lain sebagainya. Dan, ini yang menarik, ada pula karena faktor karir. Sebab, usaha MLM bukan sekadar bisnis yang menghitung keuntungan dari waktu ke waktu, melainkan juga memiliki penjenjangan karir, di mana setiap kali tercapai kriteria prestasi atau pencapaian tertentu, seorang distributor berhak naik posisi ke tingkat lebih tinggi, yang memungkinkannya meraih berbagai fasilitas bonus dan komisi yang lebih menarik daripada posisi sebelumnya.

Menurut Robert T. Kiyosaki dalam bukunya The Cashflow Quadrant, Ada dua alasan manusia untuk memilih pekerjaan, yaitu untuk mencari keamanan pekerjaan, dan keamanan finansial atau kebebasan finansial. Alasan utama orang untuk mencari pekerjaan adalah untuk mendapatkan keamanan pekerjaan. Sebagian besar mereka benar-benar mengandalkan ijazah yang mereka dapatkan dari perguruan tinggi dan 32

bekerja pada perusahaan dan hidup dari slip gaji yang mereka peroleh setiap bulannya. Dan sebagian besar penduduk bumi melakukan ini semua (berada dalam kuadran E dan S) dan kebanyakan mereka hidup dalam kesulitan ekonomi dan utang pada usia diatas 65 tahun hingga mereka meninggal, dan sedikit sekali yang bisa mereka tinggalkan untuk keturunan mereka. Ini berbeda dengan orang yang berada dalam kuadran kanan (B & I). Mereka memiliki kebebasan finansial. Dan dengan menjadi distributor multi level marketing merupakan salah satu jalan menuju kebebasan financial selain dari 3 sistem bisnis yang ditawarkan oleh Kiyosaki9.

Keterangan :

E : Employee (Pegawai yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan)

S : Self Employee (Pekerja Lepas, yaitu memiliki pekerjaan dan terikat

dengan profesi itu)

9 Robert T. Kiyosaki & Sharon J. Lechter, The Cashflow Quadran , Jakarta, PT Gramedia Pusataka Utama 2005, h. 95 33

B : Bussiness Owner (Pemilik Usaha, memiliki sistem, dan

mempekerjakan orang lain)

I : Investor (Penanam modal, uang bekerja untuk menghasilkan uang

lebih banyak).

Kiyosaki mengatakan, sebagian besar orang-orang yang bekerja dikuadran kiri

(E dan S) bekerja untuk mereka yang bekerja dikuadran kanan (B dan I). Padahal, kuadran kiri sangat tidak aman, karena sewktu-waktu bisa saja mereka kehilangan pekerjaan mereka. Sebagai contoh, seorang “E” (pegawai) bisa merupakan seorang presiden direktur perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Hal yang terpenting bukanlah apa yang mereka lakukan, tapi perjanjian/kontrak yang mereka miliki dengan perusahaan yang mempekerjakan mereka. Atau dalam kelompok “S” (pekerja lepas), kita bisa menemukan para professional yang berpendidikkan tinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku sekolah, seperti dokter, pengacara, dan akuntan. Juga ada dalam kelompok ini orang-orang yang mengambil jalur pendidikkan diluar, atau disamping, aliran tradisional. Kelompok ini meliputi wiraniaga dan pemilik bisnis beskala kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik restoran, kontrkator, konsultan, ahli terapi, agen perjalanan, dan artis.

Seorang “B” (pemilik usaha) nyaris merupakan lawan dari “S” (pekerja lepas). Mereka umumnya membuat diri mereka dikelilingi oleh orang-orang yang pandai dalam keempat kategori. Perbedaan utama antara “S” dan “B” adalah, seorang

“S” memiliki pekerjaan, sedangkan seorang “B” memiliki sebuah sistem dan 34

kemudian menyewa para “S” terbaik untuk menjalankan sistem itu. Seperti halnya pemilik rumah sakit yang mempekerjakan para dokternya.

Kuadran “I” adalah arena bermain golongan kaya. Ia menghasilkan uang dengan uang. Contohnya dengan berinvestasi dibidang pasar modal, atau properti.

Lebih lanjut menurut pernyataan Robert Shemin dalam bukunya 8 Rahasia

Idiot Kaya, sebagian besar orang kaya yang benar-benar kaya, menjadi kaya dengan memulai usaha sendiri. Jika ingin menjadi kaya, seseorang hanya wajib memulai bisnisnya sendiri10.

Adapun pilihan yang disebutkan oleh Kiyosaki dalam bukunya untuk mendapatkan kebebasan finansial antara lain :

1. Mendirikan perusahaan, dimana anda mengembangkan system anda sendiri.

2. Membangun bisnis waralaba, Dimana anda membeli sistem yang sudah ada,

dan

3. Pemasaran jaringan (network marketing), dimana anda membeli dan menjadi

bagian system yang sudah ada.

Masing-masing tipe memiliki kekuatan dan kelemahan, namun semua akhirnya melakukan hal yang sama. Jika dioperasikan dengan benar, masing-masing system akan memberikan aliran pemasukan yang teratur tanpa terlalu banyak upaya fisik dari pihak pemilik setelah berjalan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana cara menjalankannya. Jawabannya mudah. Jalani.

10 Robert Shemin, 8 Rahasia Idiot Kaya, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 239 35

Lalu kenapa harus MLM? Menurut Pindi Kisata dalam bukunya Why Not

MLM, dijelaskan bahwa banyak keuntungan yang dapat diraih jika kita terjun ke dalam dunia multi level marketing. Hal ini disebabkan karena bisnis multi level marketing dapat mencakup seluruh aspek, baik itu perkembangan ekonomi (dapat menjadi sumber penghasilan pasif), psikologis (perkembangan mental, berani menghadapi risiko, mewujudkan impian, pelatihan yang teratur dan terprogram, dll.), prospek bisnis yang menjanjikan (bisa sukses dalam usia muda dan waktu yang singkat), dan menghilangkan limitasi yang selama ini membatasi seseorang untuk memasuki dunia usaha (karena tidak membutuhkan modal yang besar, waktu yang relatif singkat, dan tidak memerlukan tempat yang khusus)11.

Disamping itu, keuntungan lain menjadi distributor dalam sebuah pemasaran jaringan (MLM) antara lain12 :

1. Bisa memulai bisnis dengan biaya rendah

2. Penghasilan yang terus meningkat (jika mencapai target atau melampauinya)

3. Kesempatan untuk dibimbing oleh distributor yang telah sukses karena kita

membutuhkan pembimbing dan bukan penasihat, penasihat adalah orang yang

mengatakan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh sesuatu namun

mereka sendiri belum pernah melakukannya dan sebagian besar penasihat

berada dalam kuadran “S”.

4. Bisa membangun jaringan tanpa batas.

11 Ibid, h. 13- 20 12 h. 22-27. 36

5. Memperoleh passive income dan kebebasan waktu.

6. Bebas dari masalah administrasi dan kebebasan waktu. Seorang pemilik

perusahaan yang besar berbeda dengan seorang distributor MLM yang besar.

Seorang pemilik perusahaan akan berusaha membangun system administrasi

dan operasional agar suatu hari nanti ia dapat pensiun dengan tenang.

Kenyataannya semakin besar perusahaan, semakin besar dan rumit juga

system yang diperlukan hingga akhirnya pemilik perusahaan harus turun

tangan sendiri untuk memastrikannya berjalan dengan baik dan dengan jangka

waktu yang lama. Ini berbeda dengan seorang distributor MLM. Meskipun

jaringannya membesar, ia tidak perlu memikirkan bagaimana membuka

kantor cabang baru, memperbanyak karyawan dan system pengupahannya,

memperbanyak stok, memikirkan system pembagian bonus, dan lain-lain. Ini

karena perusahaan tempat ia bernaunglah yang menyediakan semuanya.

7. Bisa mengembangkan mental secara teori dan praktik.

Berdasarkan uraian diatas, dalam segala hal, termasuk dalam ruang lingkup dunia bisnis, baik itu konvensional, atau bisnis MLM, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Entah itu pro atau kontra. Semuanya kembali ke cara pandang individu dalam mencari sumber penghasilan mereka. Dan pastinya memiliki pandangan yang bebeda-beda. Demikian beragamnya orang berpendapat tentang

MLM. Ada yang salah persepsi, ada yang salah kutip, ada yang memang belum mengerti, dan beragam pendapat lainnya. Namun walau terus menjadi kontroversi, binis MLM terus tumbuh. Dan puluhan, ratusan ribu, bahkan jutaan orang bergabung 37

untuk menjadi distributor perusahaan MLM ini. Tentu saja sebagian besar diantara

para distributor ini dari kalangan umat muslim. Disinilah perlunya panduan bagi umat

muslim yang ingin atau sedang berkecimpung dalam bisnis MLM ini.

B. Jual-Beli dalam Islam

Perdagangan atau jual-beli adalah kegiatan saling menukar barang dengan

barang yang memiliki nilai atau peryukaran barang dengan uang dengan jalan

melepaskan hak milik dari seseorang kepada orang lain atas dasar keridhoan diantara

mereka dan sesuai dengan syara’ (tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi).

Dalam jual-beli, tercakup uang dan barang. Dan benda tersebut harus bernilai.

Yaitu benda-benda yang berharga dan dapat dibenarkan oleh syariah. Benda-benda

seperti alkohol, babi, dan barang-barang terlarang lainnya haram untuk diperjual-

belikan sehingga transaksi yang terjadi dianggap batal/fasid.

1. Syarat dan Rukun Jual-beli

Sebuah transaksi jual beli membutuhkan adanya rukun sebagai penegaknya.

Dan rukunnya ada tiga perkara, yaitu: Adanya pelaku yaitu penjual dan pembeli yang

memenuhi syarat, adanya akad/ transaksi, dan adanya barang/ jasa yang diperjual-

belikan13.

a. Adanya Penjual dan Pembeli

13Ahmad Sarwat, Lc “Rukun dan Syarat Jual-Beli” artikel diambil dari http:://trimudilah.wordpress.com/ pada 12 April 2010

38

Penjual dan pembeli yang memenuhi syarat adalah mereka yang telah memenuhi ahliyah untuk boleh melakukan transaksi muamalah. Dan ahliyah itu berupa keadan pelaku yang harus berakal dan baligh. Maka jual beli tidak memenuhi rukunnya bila dilakukan oleh penjual atau pembeli yang gila atau tidak waras.

Demikian juga bila salah satu dari mereka termasuk orang yang kurang akalnya

(idiot). Demikian juga jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum baligh tidak sah, kecuali bila yang diperjual-belikan hanyalah benda-benda yang nilainya sangat kecil. Namun bila seizin atau sepengetahuan orang tuanya atau orang dewasa, jual beli yang dilakukan oleh anak kecil hukumnya sah.Sebagaimana dibolehkan jual beli dengan bantuan anak kecil sebagai utusan, tapi bukan sebagai penentu jual beli.

Misalnya, seorang ayah meminta anaknya untuk membelikan suatu benda di sebuah toko, jual beli itu sah karena pada dasarnya yang menjadi pembeli adalah ayahnya.

Sedangkan posisi anak saat itu hanyalah utusan atau suruhan saja.

b. Adanya Akad

Akad menurut bahasa, memiliki beberapa arti, yaitu “mengikat” (ar-rabthu),

“sambungan” (al-aqdatu), dan “janji” (al-‘ahdu14). Dalil tentang akad ini dijelaskan dalam Al-Qur’an :

☺ “Ya, siapa saja menepati janjinya dan takut kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Ali Imran : 76)

14 Dr. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta,PT. Raja Gafindo Persada 2002, h. 43 39

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji itu”. (QS. Al- Maa’idah : 1)

Istilah ‘ahdu dalam Al-Qur’an mengacu kepada pernyataan agar seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Termasuk apakah janji itu memiliki hubungan dengan individu yang lain atau tidak. Sedangkan kata “aqdu” mengacu pada (peristiwa) terjadinya dua perjanjian atau lebih, yaitu jika ada seseorang yang mengadakan perjanjian dengan orang lain, dan orang lain itu menyetujui perjanjian tersebut serta menyatakan pula suatu janji yang juga berhubungan dengan janji pertama, maka terjadilah perikatan dua buah janji (‘ahdu) dari dua orang yang mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain disebut perikatan (aqad).

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa setiap persetujuan mencakup tiga tahap, yaitu perjanjian, persetujuan, dan perikatan.

Sedangkan menurut terminologi, akad adalah suatu perikatan ijab dan qabul yang dibenarkan oleh syara’ yang menetapkan keridhoan kedua belah pihak. Dalam jual-beli, tujuan akad dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu untuk tamlik, untuk mengadakan usaha bersama (seperti syirkah dan mudharabah), untuk tautsiq

(memperkokoh kepercayaan) pereti rahn dan kafalah, untuk menyerahkan kekuasaan 40

(seperti wakalah dan washiyah), dan untuk pemeliharaan (seperti pemeliharaan barang titipan)15.

Penjual dan pembeli melakukan akad kesepakatan untuk bertukar dalam jual beli. Akad itu seperti: Aku jual barang ini kepada anda dengan harga Rp 10.000,- lalu pembeli menjawab, “Aku terima.”

Sebagian ulama mengatakan bahwa akad itu harus dengan lafadz yang diucapkan. Kecuali bila barang yang diperjual-belikan termasuk barang yang rendah nilainya. Namun ulama lain membolehkan akad jual beli dengan sistem mu’athaah, yaitu kesepakatan antara penjual dan pembeli untuk bertransaksi tanpa mengucapkan lafadz.

c. Adanya Barang/ Jasa Yang Diperjual-belikan

Rukun yang ketiga adalah adanya barang atau jasa yang diperjual-belikan.

Para ulama menetapkan bahwa barang yang diperjual belikan itu harus memenuhi syarat tertentu agar boleh dilakukan akad. Agar jual beli menjadi sah secara syariah, maka barang yang diperjual-belikan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :

a) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Suci

Benda-benda najis bukan hanya tidak boleh diperjual-belikan, tetapi juga tidak sah untuk diperjual-belikan. Seperti bangkai, darah, daging babi, khamar, nanah, kotoran manusia, kotoran hewan dan lainnya. Dasarnya adalah sabda

Rasulullah SAW: “Dari Jabir Ibnu Abdullah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda di Makkah pada tahun penaklukan kota itu: ”Sesungguhnya Allah

15 Ibid, h. 69 41

melarang jual beli minuman keras, bangkai, babi, dan berhala”. (HR Muttafaq

Alaih)16.

Untuk hal darah, darah yang dibutuhkan oleh pasien di rumah sakit tidak boleh didapat dari jual-beli. Karena itu Palang Merah Indonesia (PMI) telah menegaskan bahwa bank darah yang mereka miliki bukan didapat dari membeli.

Lembaga itu pun tidak melakukan penjualan darah untuk pasien. Kalau ada pembayaran, bukan termasuk kategori memperjual-belikan darah, melainkan biaya untuk memproses pengumpulan darah dari para donor, penyimpanan, pengemasan dan juga tentunya biaya-biaya lain yang dibutuhkan. Namun secara akad, tidak terjadi jual beli darah, karena hukumnya haram. Demikian juga dengan kotoran ternak yang oleh umumnya ulama dikatakan najis, hukumnya tidak boleh diperjual-belikan.

Padahal kotoran itu sangat berguna bagi para petani untuk menyuburkan tanah mereka. Untuk itu mereka tidak melakukan jual-beli kotoran ternak. Kotoran itu hanya diberikan saja bukan dengan akad jual-beli. Pihak petani hanya menanggung biaya penampungan kotoran, pengumpulan, pembersihan, pengangkutannya. Biaya untuk semua itu bukan harga kotoran hewan, sehingga tidak termasuk jual beli.

b) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Punya Manfaat

Yang dimaksud dengan barang harus punya manfaat adalah bahwa barang itu tidak berfungsi sebaliknya. Barang itu tidak memberikan madharat atau sesuatu yang membahayakan atau merugikan manusia. Oleh karena itu para ulama As-Syafi’i

16 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Kitabul Buyu’I, alih bahasa oleh Mohammad Ismail, Surabaya, Putra Al-Maarif, h.402 42

menolak jual beli hewan yang membahayakan dan tidak memberi manfaat, seperti kalajengking, ular atau semut. Demikian juga dengan singa, srigala, macan, burung gagak. Adapun transaksi dengan penjual yang bukan wali atau wakil, maka transaksi itu batil, karena pada hakikatnya dia bukan pemilik barang yang berhak untuk menjual barang itu. Dalilnya adalah sebagai berikut:

“Dari Amru bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya r.a., katanya : “Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sah sebuah talak itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak untuk mentalak. Tidak sah sebuah pembebasan budak itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak untuk membebaskan. Tidak sah sebuah penjualan itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak untuk menjual. Tidak sah sebuah penunaian nadzar itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak berkewajiban

, kecuali atasnya”. (HR Tirmizi)17

c) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Dimiliki Penjualnya

Tidak sah berjual-beli dengan selain pemilik langsung suatu benda orang tersebut menjadi wali (wilayah) atau wakil. Yang dimaksud menjadi wali (wilayah) adalah bila benda itu dimiliki oleh seorang anak kecil, baik yatim atau bukan, maka walinya berhak untuk melakukan transaksi atas benda milik anak itu.

Sedangkan yang dimaksud dengan wakil adalah seseorang yang mendapat mandat dari pemilik barang untuk menjualkannya kepada pihak lain. Dalam prakteknya, makelar bisa termasuk kelompok ini. Demikian juga pemilik toko yang

17 Ibid, h. 570 43

menjual barang secara konsinyasi, di mana barang yang ada di tokonya bukan miliknya, maka posisinya adalah sebagai wakil dari pemilik barang.

Adapun transaksi dengan penjual yang bukan wali atau wakil, maka transaksi itu batil, karena pada hakikatnya dia bukan pemilik barang yang berhak untuk menjual barang itu. Dalilnya adalah sebagai berikut:

“Dari Amru bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya r.a., katanya : “Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sah sebuah talak itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak untuk mentalak. Tidak sah sebuah pembebasan budak itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak untuk membebaskan. Tidak sah sebuah penjualan itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak untuk menjual. Tidak sah sebuah penunaian nadzar itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak berkewajiban atasnya. (HR Tirmizi)18.

Dalam pendapat qadimnya, Al-Imam Asy-syafi’i membolehkan jual beli yang dilakukan oleh bukan pemiliknya, teapi hukumnya mauquf. Karena akan dikembalikan kepada persetujuan pemilik aslinya. Misalnya, sebuah akad jual beli dilakukan oleh bukan pemilik asli, seperti wali atau wakil, kemudian pemilik asli barang itu ternyata tidak setuju, maka jual beli itu menjadi batal dengan sendirinya.

Tapi bila setuju, maka jual-beli itu sudah dianggap sah. Dalilnya adalah hadits berikut ini:

‘Urwah ra berkata, “Rasulullah SAW memberi aku uang 1 Dinar untuk membeli untuk beliau seekor kambing. Namun aku belikan untuknya 2 ekor kambing. Lalu salah satunya aku jual dengan harga 1 Dinar. Lalu aku menghadap Rasulullah SAW

18 Ibid. 44

dengan seekor kambing dan uang 1 Dinar sambil aku ceritakan kisahku. Beliau pun bersabda, “Semoga Allah memberkatimu dalam perjanjianmu.” (HR Tirmizi dengan sanad yang shahih)19.

d) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Bisa Diserahkan

Maka menjual unta yang hilang termasuk akad yang tidak sah, karena tidak jelas apakah unta masih bisa ditemukan atau tidak. Demikian juga tidak sah menjual burung-burung yang terbang di alam bebas yang tidak bisa diserahkan, baik secara fisik maupun secara hukum. Demikian juga ikan-ikan yang berenang bebas di laut, tidak sah diperjual-belikan, kecuali setelah ditangkap atau bisa dipastikan penyerahannya.

Para ahli fiqih di masa lalu mengatakan bahwa tidak sah menjual setengah bagian dari pedang, karena tidak bisa diserahkan kecuali dengan jalan merusak pedang itu. Hal ini selaras dengan hadits Rasulullah SAW :

Dari Ibnu Mas’ud, katanya : “Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kamu membeli ikan dalam air karena itu tak jelas”. (H.R. Malik)20.

e) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Diketahui

Keadaannya

Barang yang tidak diketahui keadaanya, tidak sah untuk diperjual-belikan, kecuali setelah kedua belah pihak mengetahuinya. Baik dari segi kuantitasnya maupun dari segi kualitasnya. Dari segi kualitasnya, barang itu harus dilihat oleh

19 h. 423 20 h. 424 45

penjual dan pembeli sebelum akad jual beli dilakukan. Agar tidak membeli kucing dalam karung. Dari segi kuantitas, barang itu harus bisa dtetapkan ukurannya. Baik beratnya, atau panjangnya, atau volumenya atau pun ukuran-ukuran lainnya yang dikenal di masanya. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW : “Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah SAW melarang menjual binatang dalam kandungan dan jual-beli sperma binatang jantan”. (H.R. Al-Bazzar)21

2. Jual-Beli yang Dilarang dalam Islam

Dalam melakukan jual beli, seorang muslim harus memperhatikan ketentuan- ketentuan syari’at, hendaklah menjauhi muamalah dan usaha-usaha yang buruk yang diharamkan. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara yang buruk, mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta seseorang dengan cara yang bathil. Berikut beberapa transaksi perniagaan atau jual beli yang dilarang.

1. Jika Akad Jual-Beli Menyulitkan Ibadah

Seorang pedagang sibuk dengan jual beli sampai terlambat melakukan shalat jama’ah di masjid, baik tertinggal seluruh shalat atau masbuq. Berniaga yang sampai melalaikan seperti ini dilarang. Allah berfirman:

☺ ☺

21 h. 425 46

⌧ “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jualbeli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 9-10)

Jadi, secara filosofis, perniagaan itu ada dua, yaitu perniagaan dunia dan akhirat. Perniagaan dunia menggunakan harta dan usaha. Sedangkan perniagaan akhirat menggunakan amal shalih. Allah berfirman:

⌧ ☺ ⌧ ⌧ ☺

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?. (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang 47

lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (QS. Ash Shaf:10-13).

Inilah perniagaan yang menguntungkan, jika ditambah lagi dengan perniagaan dunia yang diperbolehkan, maka itu berarti kebaikan di atas kebaikkan. Jika seseorang hanya melakukan perdagangan di dunia dan mengabaikan perdagangan di akhirat, inilah orang-orang yang rugi. Sebagaimana firman Allah, yang artinya

“mereka itulah orang-orang yang rugi”. Seandainya seseorang melakukan ibadah, shalat , dzikir dan melaksanakan keawajiban-kewajibannya, niscaya Allah membukakan pintu rezeki baginya.

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (QS. Thaha:132)

Sebagaimana kita ketahui, shalat bukanlah pengahalang untuk mencari rezeki, malah sebaliknya ia bisa membuka pintu rezeki, kemudahan dan barakah. Dan Allah adalah sebaik-baik Pemberi rezeki. (QS. Al-Jumu’ah :11). Allah menjelaskan sifat- sifat hamba-Nya yang beriman : 48

⌧ ☺ ⌧ “Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. An Nur:36-37)

2. Menjual Barang Yang Diharamkan

Jika Allah sudah mengharamkan sesuatu, maka Dia juga mengharamkan hasil penjualannya. Seperti menjual sesuatu yang terlarang dalam agama. Rasulullah

Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah melarang menjual bangkai, khamr, babi, patung.

Barangsiapa yang menjual bangkai, maksudnya daging hewan yang tidak disembelih dengan cara yang syar’i, ini berarti ia telah menjual bangkai dan memakan hasil yang haram. Begitu juga hukum khamr, maksudnya segala yang bisa memabukkan sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam :

“Dari Umar r.a., bahwasanya Nabi SAW besabda : “Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap yang memabukkan haram hukumnya”. (HR. Muslim)22

22 h. 666 49

3. Menjual Barang yang Dimanfaatkan oleh Pembeli untuk Sesuatu

yang Haram

Jika seorang penjual mengetahui dengan pasti, bahwa si pembeli akan menggunakan barang yang dibelinya untuk sesuatu yang diharamkan, maka akad jual beli ini hukumnya haram dan batil. Jual beli seperti ini termasuk tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Allah berfirman:

⌧ “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maa’idah : 2) Contohnya membeli anggur untuk dijadikan khamr.

4. Menjual Barang yang Tidak Dimiliki

Misalnya, seorang pembeli datang kepada seorang pedagang mencari barang tertentu. Sedangkan barang yang dicari tersebut tidak ada pada pedagang itu.

Kemudian antara pedagang dan pembeli saling sepakat untuk melakukan akad dan menentukan harga dengan dibayar sekarang ataupun nanti, sementara itu barang belum menjadi hak milik pedagang atau si penjual. Pedagang tadi kemudian pergi membeli barang dimaksud dan menyerahkan kepada si pembeli.

Jual beli seperti ini hukumnya haram, karena si pedagang menjual sesuatu yang barangnya tidak ada padanya, dan menjual sesuatu yang belum menjadi miliknya, jika barang yang diinginkan itu sudah ditentukan. Dan termasuk menjual hutang 50

dengan hutang, jika barang yang diinginkan tidak jelas harganya dibayar dibelakang.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam telah melarang cara berjual beli seperti ini.

Dalam suatu riwayat, ada seorang sahabat bernama Hakim bin Hazam radhiallahu anhu berkata kepada rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam:

“Wahai Rasulullah, seseorang datang kepadaku. Dia ingin membeli sesuatu dariku, sementara barang yang di cari tidak ada padaku. Kemudian aku pergi ke pasar dan membeli barang itu.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: Jangan menjual sesuatu yang tidak ada padamu.” (HR. Tirmidzi)23

5. Jual-Beli Secara ‘Inah.

Yaitu menjual sesuatu barang kepada seseorang dengan pembayaran tempo

(bayar di belakang), kemudian kita membeli barang itu lagi (dari pembeli tadi) dengan harga yang lebih murah, tetapi dengan pembayaran kontan yang kita serahkan kepada pembeli. Ketika sudah sampai tempo pembayaran, kita meminta dia membayar penuh (sesuai dengan harga yg kita berikan saat dia membeli barang pada kita) Ini disebut jual beli ‘inah (benda), karena benda yang dijual kembali lagi kepada si pedagang semula. Ini adalah haram. Karena bertujuan untuk menyiasati riba.

Seakan menjual dirham sekarang dengan beberapa dirham di masa yang akan datang, lalu menjadikan barang tadi sebagai alat untuk menyiasati riba. Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

“Dari Abu Hurairah r.a., katanya :”Rasulullah SAW bersabda :”Emas dengan emas, semua ukurannya harus sepadan, perak dengan perak, semua ukurannya harus

23 h.498 51

sepadan, barangsiapa yang menambah ayau meminta tambahan, maka itulah (yang dinamakan)riba’”.(H.R. Muslim)24.

6. Najasy (Menawar dengan Harga Tinggi untuk Menipu Calon

Pembeli Lainnya)

Misalnya, dalam suatu transaksi atau pelelangan, ada penawaran atas suatu barang dengan harga tertentu, kemudian ada sesorang yang menaikkan harga tawarnya, padahal ia tidak berniat untuk membelinya.. Dia hanya ingin menaikkan harganya untuk memancing pengunjung lainnya dan untuk menipu para pembeli, baik orang ini bekerjasama dengan penjual ataupun tidak. Orang yang menaikkan harga, padahal tidak berniat untuk membelinya telah melanggar larangan Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

“Janganlah kalian melakukan jual-beli najasy” (H.R. Mutafaqun Alaih)25

Termasuk jual beli najasy-sebagaimana disebutkan oleh ulama ahli fikih.

Yaitu perkataan seorang penjual “aku telah membeli barang ini dengan harga sekian”, padahal ia berbohong. Tujuannya untuk menipu para pembeli agar membelinya dengan harga tinggi. Atau perkataan penjual “aku berikan barang ini dengan harga sekian”, atau perkataan “barang ini harganya sekian”, padahal ia berbohong. Dia hendak menipu para pengunjung agar menawar dengan harga lebih tinggi dari harga palsu yang dilontarkannya. Ini juga termasuk najasy yang dilarang Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Termasuk perbuatan khianat/penipuan.

24 h.431 25 h. 414 52

Contoh lain, yaitu jika seorang pedagang di pasar atau pemilk toko sepakat tidak akan menaikkan harga tawar, jika ada penjual yang datang menawarkan barang, agar penjual terpaksa menjualnya dengan harga murah. Dalam hal ini, mereka melakukan kerjasama. Ini juga termasuk najasy dan mengambil harta manusia dengan cara haram.

7. Melakukan Akad Jual-Beli diatas Akad Saudaranya

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Dari Abu Hurairah r.a., pula, katanya :” RAsulullah SAW melarang orang kota menjualkan untuk orang desa, melarang memuji barang dagangan agar orang membelinya, agar harganya bertambah dan pembelinya tidak merasa rugi. (Dan sabdanya):”Hendaklah seseorang tidak menjual atas jualan saudaranya, tidak boleh meminang pinangan saudaranya, dan tidaklah boleh seorang istri meminta suaminya agar menceraikan madunya (salah satu itri suaminya) agar suaminya membelokkan apa-apa yang ada didalam wadahnya, Dan janganlah seorang muslim menawarkan tawaran orang

Islam yang lain”.(H.R. Bukhari-Muslim)26.

Misalnya, seseorang mencari barang, dan ia membelinya dari seorang pedagang. Lalu pedagang ini memberikan hak pilih (jadi atau tidak) kepada si pembeli dalam tempo selama dua atau tiga hari atau lebih. Pada masa-masa ini, tidak boleh ada pedagang lain yang masuk dan mengatakan kepada si pembeli tadi

“Tinggalkan barang ini, dan saya akan memberikan barang sejenis dengan kualitas

26 h.417 53

yang lebih baik dan harga lebih murah.” Penawaran seperti ini merupakan perbuatan haram, karena berjualan di atas akad beli saudaranya.

Selama penjual memberikan hak pilih kepada calon pembeli, maka biarkanlah calon pembeli berpikir, jangan ikut campur. Jika calon pembeli mau, ia bisa melanjutkan akad jual-beli atau membatalkan akad. Jika akadnya sudah rusak dengan sendirinya, maka kita boleh menawarkan barang kepadanya. Begitu juga membeli diatas pembelian saudaranya, hukumnya haram. Misalnya, jika ada seseorang mendatangi pedagang hendak membeli suatu barang dengan harga tertentu, lalu ia memberikan hak pilih kepada pedagang (jadi atu tidak) selama beberapa waktu. Maka selama masa pemilihan itu, tidak boleh ada orang lain ikut campur.

8. Menipu.

Menjual barang cacat termasuk penipuan. Para penjual seharusnya memberitahukan kepada pembeli, jika barang yang hendak di jual tersebut dalam keadaan cacat. Kalau tidak menjelaskan, berarti ia terkena ancaman Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam sabdanya:

Dari Amr’ bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya r.a., bahwasanya rasulullah SAW bersabda :“Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Jika keduanya jujur, niscaya keduanya akan diberikan berkah pada jual-beli mereka. Jika keduanya berbohong dan menyembunyikan (cacat barang), niscaya berkah jual-beli 54

mereka dihapus”(H.R. Imam yang lima kecuali Ibnu Majah dan diriwayatkan oleh

Ad-Daruqutni, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Al-Jarudi)27.

9. Talaqi Rukban.

Talaqi Rukban adalah suatu bentuk transaksi jual-beli yang salah satu pihak diantaranya tidak mengetahui harga pasaran benda yang akan dijual/dibelinya.

Sebagai contoh, ada seorang petani yang hendak menjual hasil panennya dipasar dan ia belum tahu secara pasti harga yang berlaku dipasaran sebesar apa. Kemudian ditengah jalan, ia bertemu seseorang yang ingin membeli hasil panennya dengan harga yang dipatok lebih rendah dari pasaran tanpa member tahu harga jual yang sebenarnya kepada si petani tadi. dan si petani ini menjualnya. Dengan harga yang ditetapkan oleh si pembeli, ataupun menjual sesuatu yang pembelinya tidak mengetahui harga dipasaran yang sebenarnya.. Transaksi jenis ini diharamkan karena ada unsur penipuan didalamnya. Sebagaimana hadits rasulullah SAW : Dari Thawus, dari Ibnu Abbas r.a., katanya : “Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kamu menyongsong kafilah-kafilah yang membawa makanan (yang masuk ke kota dan mereka belum tahu harga pasar). Dan janganlah orang kota menjualkan buat orang desa”. (H.R. Bukhari-Muslim, lafadznya menurut Bukhari)28.

27 h.427 28 h.416 BAB III

GAMBARAN UMUM

PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING (Tianshi)

A. Profil Perusahaan

Didirikan tahun 1993 oleh Mr. Li Jinyuan di Tianjin, China, Tiens Group Co.,

Ltd. (Grup Tianshi) yang memasuki pasar internasional tahun 1998 berhasil

didaftarkan di NASDAQ pada bulan September 2003 dan secara resmi masuk ke

dalam AMEX pada bulan April 20051. TIENS adalah perusahan multinasional yang

spesialis di bidang retail, pariwisata, keuangan, perdagangan internasional dan E-

bisnis. Dengan rentang bisnis di lebih dari 190 negara dan wilayah TIENS memiliki

cabang atau perwakilan di 110 negara dan kawasan dan telah menjalin aliansi

strategis dengan perusahan-perusahan kelas dunia dari lebih dari 20 negara2.

1 http\\:www.tianshinaga.com/2006/. Artikel diambil pada 12 Agustus 2009

2 Ibid. 55

56

e-Commerce

1995 2001 Go Public di Mengadopsi konsep M emasuki pasar Personal Franchising Asia dan Afrika. Bursa Saham (Network Marketing) Tianshi Indonesia Internasional mulai operasional

1992 1998 2004 Tianshi berdiri Menembus Memiliki jaringan di RRC pasar dunia di lebih dari Amerika Serikat, Rusi a & Er opa 180 negara

Manajemen sukses bagi para pekerja yang berpendidikan, terlokalisir dan terlembagakan memberi konstribusi pada tujuan-tujuan strategis TIENS

Internasional. TIENS mempunyai tim internasional yang tidak terkalahkan dalam hal riset, inovasi dan profesionalisme, termasuk 5.000 eksekutif dan lebih dari 35% karyawan bergelar di atas master.3

Kini TIENS beranjak menuju 500 Perusahan Terbaik Global dengan langkah raksasa, berpijak pada sistem manajemen luar biasa dan teori paling mutakhir antara lain Six-Network Interaction Theory (Teori Interaksi Enam Jaringan) yang maju, New

Swap and Alternative Theory, dan New Supermarket Theory. Dengan Memberikan

Konstribusi kepada Masyarakat melalui filosofi amalnya, Grup Tianshi percaya pada tanggung jawab sosial perusahan, dan telah mendonasikan 1,3 milyar RMB bagi

3 Ibid. 57

kesejahteraan publik dan kegiatan amal sosial hingga saat ini. Dan pada tahun 2002,

Mr Li Jin Yuan mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Unesco PBB pada acara

Konferensi Internasional di Berlin yang dihadiri juga oleh Mr. Gorbachev4.

Mr. Li Jinyuan, pendiri TIANSHI GROUPS, menetapkan sebuah motto

"Menyehatkan Umat Manusia, Melayani Masyarakat" sebagai pedoman perusahaan.

Dengan dana besar, beliau membeli hak paten Bioteknologi Modern untuk ekstraksi kalsium organik yang dikembangkan oleh akademi Sains China. Tianshi

Group secara aktif melibatkan diri dalam pengembangan riset dan teknologi dengan membangun Pusat Penelitian dan Laboratorium Berskala Besar untuk menggabungkan teknologi modern di bidang biologi dengan inti dari perawatan kesehatan dalam kebudayaan China yang telah berusia 5000 tahun5.

Berdasar pada bio-teknologi yang sangat rumit dan memadukan esensi peninggalan kebudayaan China 5000 tahun silam dengan penggunaan peralatan dan proses produksi yang sangat canggih, Tianshi Group menghasilkan produk dengan kualitas dijamin, beberapa diantaranya telah memperoleh sertifikasi FDA Amerika.

Perketatan sistem manajemen mutu produk telah pula memperoleh sertifikasi sistem mutu ISO-90026.

Saat ini Tianshi telah mendaftarkan mereknya di 106 negara dan mendirikan kantor pemasarannya di USA, Jepang, Kanada, Korea, Rusia dan belasan negara

4 Haziah, Profil Lengkap Perusahaan TIENS seri-1, Jakarta, t.p. t.th. h. 2 5 Ibid, h. 8 6 h. 9 58

lainnya. Pabrik- pabrik Tianshi di USA, Rusia dan Afrika Selatan juga mulai beroperasi7.

Kemudian, lebih lanjut, dalam Perusahaan Tianshi, ada istilah member dan stokist. Member adalah masyarakat umum yang mendaftarkan diri menjadi anggota.

Member adalah wiraswasta, bukan karyawan perusahaan. Dan untuk menjadi seorang distributor/member, cukup membayar uang pendaftaran Rp.85.000,- distokist atau sponsor dan akan memperoleh Starterkit dan VCD tentang profil perusahaan.

Adapun stokist adalah wakil perusahaan disuatu wilayah yang juga sebagai member aktif yang telah memahami system sehingga dapat memberikan servis/pelayanan kepada member yang datang ketempatnya, baik itu untuk mendaftarkan orang lain untuk menjadi member, membeli produk, atau keperluan lainnya. Semakin banyak stokist tersebar diseluruh pelosok, semakin mudah bagi member untuk melakukan aktivitasnya dalam menjual dan/atau mengembangkan bisnisnya dengan mensponsori/merekrut orang lain.

1. Keanggotaan Tianshi di APLI

Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia adalah lembaga pengawas dan badan

legislasi bagi perusahaan-perusahaan MLM yang beroperasi atau yang akan

beroperasi di Indonesia. Perusahaan MLM wajib mendaftarkan diri kepada

Depperindag dan APLI jika perusahaan tersebut ingin membuka jaringan di

Indonesia. Selain itu, APLI juga menerbitkan SIUPL (Surat Izin Usaha Penjualan

Langsung) dan menjadi syarat mutlak bagi perusahaan-perusahaan MLM untuk

7 h. 7 59

memiliki SIUPL ini, karena jika tidak memiliki SIUPL, maka perusahaan itu tidak

terdaftar di APLI, dan jika tidak terdaftar di APLI, maka bisa dikatakan perusahaan

tersebut ilegal.

Untuk perusahaan Tianshi sendiri, nomor keanggotaan Tianshi di APLI

adalah 0057/07/01 dengan nama PT. Singa Langit Jaya8. Adapun perusahaan-

perusahaan anggota APLI disertakan dalam lampiran.

2. Visi dan Misi

Kesehatan, kekayaan, kedamaian, dan perkembangan merupakan pengejaran mulia bagi Tiens Group, juga merupakan Philosophy umum bagi seluruh orang-orang

Tiens dan berkembang didalam pasar Global9. "Menyehatkan umat, mengabdi ke masyarakat" adalah inti dari Tiens Group. Juga perhatian terhadap kehidupan dan kejujuran adalah kepercayaan tinggi bagi perkembangan Tiens. Berdasarkan kebudayan China yang sudah lama berada, Tiens Group menggabungkan penemuan terakhir dan pelajaran di lapangan dari ilmia biological, nutrisi, kesehatan dan obat.

Tiens Group memilih bahan baku kesehatan dengan mutu yang bagus, diadopsi dengan ilmiah teknologi maju.

Tiens Group meletakkan praktek strategi pembangunan global, menyebarkan kebudayaan China yang unggul untuk dunia dan membagi pengalaman tentang peradaban manusia dengan seluruh negara. Memberikan kesehatan, kekayaan bagi orang-orang di dunia ini dan merubah tingkat kehidupan mereka adalah misi tanpa

8 Info APLI. Artikel diakses pada 19 Oktober 2009 dari http://apli.or.id 9 http\\:www.tianshinaga.com/2006/. Artikel diambil pada 12 Agustus 2009 60

rintangan dari waktu. Dengan pengarahan dari enam jaringan yang berinteraktif dan teori penempatan baru, Tiens Group menyediakan panggung Internasional yang luas untuk mayarakat dunia yang tertarik dalam bisnis Tiens dengan philosophy yang bagus, produk yang berkualitas tinggi dan servis yang sempurna..

Pabrik Tiens di China berlokasi di Wuqing Technology Development Zone of

Tianjin. Tiens mengembangkan sistem pemasaran dengan sistem Network Marketing tahun 1995 di China dan masuk ke pasar Internasional di awal tahun 1998. Tahun

2001 Tiens masuk ke Indonesia disambut oleh Presiden Republik Indonesia saat itu yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Dan berkembang dengan cepat menjadi perusahaan multi level marketing terbesar di Indonesia.

Produk Tiens juga memperoleh sertifikat Kosher yang diterbitkan oleh Jewish

Church dan sertifikat halal yang diterbitkan oleh Islamic Society. Dan sebagai pemilik hak patent dari kedua level ini Tiens juga menerima beberapa macam penghargaan dan Awards sebagai pelopor produk berteknologi di Nasional maupun Internasional, dan ini telah diberikan pujian sebagai "National Enterprise with Double Guarantees of Quality and After Service" diberikan oleh China Association for Quality Inpection dan "National Honesty Unit of Consumer Rights Protection with Guarantees of

Quality and Service" diberikan oleh China Foundation of Consumer Protection, juga diberikan penghargaan sebagai : "Best Enterprise Regarding Global Ecological

Security" diberikan oleh United Nations10.

10 Yulius P. Silalahi, Tianshi Mendobrak Kebohongan MLM, Jakarta, Bina Niaga Jaya, 2006, h. 92 61

Visi : Berada di deretan terdepan dalam industri penjualan langsung global

Misi : Menyediakan bagi para konsumen global produk berkualitas dan kesempatan

pendidikan dan kesejahteraan, meningkatkan kualitas hidup mereka, dan

membangun sebuah masyarakat internasional yang harmonis.

B. Sejarah dan Kantor Cabang

Tiens berasal dari ejaan bahasa Cina yang disebut “Tianshi”. “Kesehatan dan

kesejahteraan” merupakan tema perluasan internasional Tianshi dimasa depan, yang

menandai pergeseran grup Tianshi menuju orientasi dan diversifikasi global pada

pergantian abad baru. “Shi” berarti singa. Selama berabad-abad, kota Changzou telah

terkenal dengan patung besi kuno dari seekor singa yang telah menjadi lambang kota

tersebut dan telah diberikan julukan “kota singa”. Mr. Li Jin Yuan, presiden dari

Tianshi memilih perkataan “singa” yang juga memiliki konotasi “singa yang

bangkit”11.

Pada tahun 1993 Li Jin Yuan datang ke Tianjin untuk memulai bisnisnya.

“Tian” berarti surga, yang diasosiasikan dengan kemauan surga, posisi geografis yang

tepat, dan dukungan rakyat. Dengan demikian, perusahaan ini dinamai “Tianshi”

yang berarti ‘singa surga’. Singa tersebut mewakili kenangan Tuan Li Jin Yuan atas

kota kelahirannya Changzou. Dan sayap-sayap berarti aspirasi yang menyala-nyala

dan kekuatan jiwa muda dari Grup Tianshi. Dasar kemajuan bioteknologi industry ini

11 Ibid, h. 80 62

membuat variasi dagang menjadi bermacam industry seperti finansial, real estate,

pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan logistik modern12.

Warna-warna logo Tianshi mengandung makna. Warna hijau mewakili

kesehatan, pertumbuhan, dan perlindungan lingkungan. Warna kuning berarti

kesejahteraan dan harapan. Hitam melambangkan kekuatan dan keabadian

perusahaan. Biru berarti kearifan teknologi dan visi. Merah menampilkan antusiasme,

berjiwa muda, dan vitalitas sebagai pemenuhan misi dan pandangan ke depan13.

Adapun sebaran kantor cabang disertakan dalam lampiran.

C. Produk – Produk

Diantara berbagai macam produk Tianshi, ada beberapa produk yang

merupakan unggulan dari PT Tiens International Group Corp. Diantaranya adalah14 :

1. Nutient High Calcium Powder, yang berfungsi untuk penguat

tulang (bagi penderita osteoporosis), mengatasi kram, pengapuran,

wasir, reumatik, dan menormalkan tekanan darah dan jantung.

2. Hyperglycemia High Calcium Powder, yang bermanfaat bagi

penderita diabetes untuk mengaktifkan pankreas agar mampu

memproduksi hormon insulin untuk mengurangi kadar gula dalam

darah, juga mengatasi tangan dan kaki yang pecah-pecah.

3. Children Nutrient High Calcium Powder, yang berguna untuk

pertumbuhan tulang dan gigi anak, meningkatkan kecerdasan anak,

12 h. 81 13 h. 81 s/d.82 14 Isa, Katalog Produk Tianshi, t.t.,t.p.,2007 63

mencegah penyakit pada syaraf anak, dan mengatasi kaki tipe “O”

dan “X”.

4. Cordyceps Mycellium Capsules, yang berfungsi sebagai

detoksifikasi bagi racun yang berada didalam tubuh, memperbaiki

lima organ penting tubuh yaitu jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan

limpa, dan mencegah kanker.

5. Chitosan Capsules, yang bermanfaat untuk menghambat

pertumbuhan tumor dan kanker, memperkuat fungsi hati,

menormalkan kadar gula dalam darah, dan mempercepat

penyembuhan luka. Dan masih banyak lagi produk lainnya yang

disertakan dalam lampiran.

Selain itu Tiens International Group Corp. juga memiliki konsep pemasaran dengan konsep supermarket yang bernama BANNER STORE, dimana 10% dari pembelanjaan masuk ke omzet distributor (khusus bagi distributor) yang terletak di mal Artha Gading lantai 2.

Tiens International Group Corp. juga telah bekerjasama dengan beberapa provider selular dalam negeri, antara lain :

1. Telkomsel

2. Indosat

3. Smart

4. Telkom Flexi 64

Begitu banyaknya ragam produk yang ditawarkan sehingga dapat memenuhi segala aspek kebutuhan secara mendetil. Maka visi perusahaan Tianshi untuk menjadi yang terdepan dalam industri penjualan langsung global pun dapat diterapkan.

Disamping itu, mulai pertengahan tahun 2008 lalu, Tiens International Group Corp. memberlakukan Marketing Plan B. Adapun penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya.

BAB IV

ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING

A. Analisis dan Mekanisme Pemasaran MLM Tianshi

Dalam skema pemasaran, perbedaan antara bisnis MLM dengan bisnis

konvensional terletak pada pendistribusian barang atau produk. Pada jalur pemasaran

konvensional, rantai distribusi yang terlibat dalam pendistribusian barang/produk

cukup panjang seperti terlihat pada skema dibawah ini1 :

DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR SALES IMPORTIR WILAYAH KOTA EXECU TI VE

PABRI K

GROSIR

Iklan / Promo

KONSUMEN TOKO/ RETAIL

Namun pada pola pendistribusian dalam bisnis MLM, jalur rantai distribusi

barang dapat diefisiensikan seperti skema dibawah ini2 :

1 Moh. Sahlan Maskury, An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t., United Core Vision, 2005, h. 12 2 Ibid, h. 13 65

66

PABRI K Direct Profit & Rew ar d

Biaya distribusi: 53,5% Lebih Efisien DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR & KONSUMEN & KONSUMEN

Artinya, hanya ada satu rantai distribusi yaitu distributor multi level marketing yang juga konsumen dari perusahaan multi level marketing itu sendiri.

Adapun mekanisme pemasaran yang diberlakukan oleh perusahaan Tiens

Group International adalah sebagai berikut :

1. Tahapan dalam Membangun Aset pada Bisnis Tianshi3

3 Artikel diambil dari http://www.geocities.com/sonnywinata/marketing_plan.html/. diakses pada 11 Oktober 2009 67

Contoh kasus : (1 Bussiness Value = Rp. 1.000,-)

Awal bulan pertama 'A' bergabung dengan membeli lisensi bisnis TIENS, secara otomatis 'A' berada di peringkat 1.

Seminggu kemudian, 'A' melakukan pembelian produk sebesar Rp. 100.000,- (100

BV). Hal ini dilakukan setiap minggu selama 5 minggu, jadi nilai pembelian 'A' selama 5 minggu diakumulasi total Rp. 500.000,- , (500 BV) sehingga 'A' berhak naik ke peringkat 2.

Misalnya suatu hari si ‘A’ ini tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan intens karena kesibukannya, 'A' tidak melakukan pembelian lagi selama 3 bulan kemudian, disini peringkat 'A' tidak diturunkan menjadi peringkat 1, tapi tetap di peringkat 2, selama seumur hidup andai 'A' tidak lagi melakukan pembelian.

Di awal bulan keempat 'A' melakukan pembelian Rp. 250.000,- (250 BV).

Dan 'A' bermaksud secara rutin melakukan pembelian ini setiap bulan. Jadi selama 6 bulan kedepan, total pembelanjaan 'A' sebesar 1,5 juta rupiah (1.500 BV), ditambah dengan Rp. 500.000,- (500 BV)dari belanja awal diatas, sehingga total keseluruhan 2 juta rupiah (2.000 BV), dengan demikian 'A' berhak naik ke peringkat 3.

Peringkat 3 ini disebut sebagai Full Membership.

Untuk naik ke peringkat 4 sampai peringkat 8, 'A' harus berada di peringkat 3 terlebih dulu, dan melakukan pengembangan jaringan pemasaran. Namun dengan adanya 2 hukum diatas, maka 'A' pasti dapat mencapai peringkat 3, cepat atau lambat, selama 'A' melakukan pembelian produk, walaupun tidak ada batasan waktu dan jumlah nilai pembelian. 68

Untuk pengembangan jaringan, ada perhitungan bonus yang dibagikan.

Sebagai contoh perbandingan, misalkan 'A' membuka sebuah cabang baru peringkat

3, namun dengan 2 kasus berbeda, kasus pertama ketika 'A' masih di peringkat 2 dan kasus kedua jika 'A' sudah di peringkat 3 (Full Membership)4.

Bonus Perkembangan: Bonus Perkembangan: Rp. 500.000,- x 28% Rp. 500.000,- x 37% = Rp. 140.000,- = Rp. 185.000,- + Bonus Prest asi: + Bonus Prest asi: Rp. 1.500.000,- x 5% Rp. 1.500.000,- x 20% = Rp. 75.000,- = Rp. 300.000,- Tot a l : Rp. 215.000,- Tot a l : Rp. 485.000,-

Bonus Perkembangan: Bonus Perkembangan: Rp. 500.000,- x 28% Rp. 500.000,- x 37% = Rp. 140.000,- = Rp. 185.000,-

4 Moh. Sahlan Maskury, An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t., United Core Vision, 2005, h. 25 69

Disini terlihat selisih bonus yang cukup besar. Jadi jika berada di peringkat 3 karena dengan status Full Membership, selain bonus yang diterima penuh, peluang untuk naik peringkat 4 sampai peringkat 8 menjadi lebih mudah.

Di bawah ini bagan tahap pengembangan ke peringkat 45.

Cara Alternatif:

Akumulasi Omzet Akumulasi Omzet TGS: 20.000 BV TGS: 10.000 BV (Rp.20.000.000,-) (Rp. 10.000.000,-)

Cara pertama : andai 'A' membuka 3 cabang baru peringkat 3, dan akumulasi omzet TGS (Total Group Sales, total penjualan 'A' beserta grup dibawahnya) sebesar

Rp. 10 juta (10.000 Bussiness Value). Maka 'A' berhak untuk naik ke peringkat 4.

Cara kedua : andai 'A' hanya membuka 2 cabang baru peringkat 3, dan akumulasi omzet Total Group Sales sebesar Rp. 20 juta (2x lipat, 20.000 BV ), 'A' pun berhak naik ke peringkat 4.

Pengembangan ke peringkat 5 sampai peringkat 8, menggunakan cara yang sama seperti cara diatas. Jadi untuk naik ke peringkat 5, 'A' membutuhkan 3 cabang

5 Ibid, h. 29 70

peringkat 4 atau 2 cabang peringkat 4 (dengan syarat Total Group Sales 2x lipat), begitu seterusnya sampai peringkat 86.

Peringkat 8 bukanlah peringkat terakhir / teratas, karena diatas itu masih ada peringkat-peringkat yang lebih tinggi lagi, yang disebut sebagai tahap kehormatan.

Dalam tahap kehormatan ini, peringkat pertama setelah peringkat *8 (bintang

6 h. 30 71

delapan) adalah Bronze Lion. Seorang distributor dapat mencapai peringkat Bronze

Lion jika ia telah dapat menjadikan dua orang dalam jaringannya mencapai bintang delapan. Peringkat Bronze Lion ini berhak atas semua bonus bintang delapan yang menjadi haknya (bonus +40 juta per-bulan yang ia peroleh sewaktu masih menjadi peringkat bintang delapan), juga berhak atas 1% bonus sharing internasional (yaitu

1% dari perolehan penjualan perusahaan dibagikan kepada seluruh Bronze Lion diseluruh dunia, dan diberikan setiap 3 bulan sekali), dan distributor yang telah mencapai peringkat ini juga berhak mendapatkan reward berupa free-trip ke luar negeri satu kali dalam satu tahun selama beberapa hari. Adapun segala hal yang berkaitan dengan akomodasi akan ditanggung oleh perusahaan7.

Tahapan peringkat kehormatan selanjutnya adalah Silver Lion8. Yaitu jika

7 h. 34 8 h. 35 72

seorang distributor dapat menjadikan tiga orang dalam jaringannya menjadi bintang delapan. Seorang Silver Lion ini berhak mendapatkan bonus bintang delapan yang ia miliki, bonus Bronze Lion yang ia miliki, dan juga berhak memperoleh sebuah mobil mewah (Mercedes C 240) secara free (gratis). Bonus Internasional yang berhak ia dapatkan pun bertambah 0,75%, jadi bonus internasional sharing yang berhak diperoleh adalah 1,75% dan dibagikan kepada seluruh Silver Lion diseluruh dunia.

Gold Lion adalah tahapan kehormatan diatas Silver Lion. Untuk mencapai peringkat ini, seorang distributor harus menjadikan minimal empat orang dalam jaringannya mencapai peringkat bintang delapan. Seorang distributor yang telah mencapai peringkat Gold Lion ini selain berhak menerima semua bonus dari bintang delapan, Bronze Lion, dan Silver Lion secara utuh, juga berhak atas sebuah yacht

(kapal pesiar) pribadi dan secara gratis juga tentunya. Namun, sebagian besar distributor Tianshi di Indonesia mencairkan reward kapal pesiar ini dalam bentuk 73

uang tunai. Bonus Sharing Internasional pun ditambah 0,5% menjadi sebesar 2,25% yang juga dibagikan setiap 3 bulan kepada seluruh Gold Lion diseluruh dunia9.

Tahapan selanjutnya setelah Gold Lion adalah Diamond Gold Lion atau biasa disebut Diamond. Tercatat baru satu orang di Indonesia dan di kawasan Asia

Pasifik yang baru mencapai peringkat ini. Dia seorang pemasar terkaya versi majalah warta bisnis tahun 2006 yang dulunya hanya seorang penjual panci. Untuk mencapai peringkat ini, seorang distributor harus menjadikan minimal lima orang dalam jaringannya mencapai peringkat bintang delapan. Pada peringkat Diamond Gold Lion ini reward yang diberikan oleh perusahaan adalah sebuah Aircraft pribadi juga secara gratis. Bonus sharing internasional pun ditambah lagi sebesar 0,5% pada setiap peringkat Diamond atau paling tinggi sebesar 2,5% bagi yang telah mencapai peringkat 5 Diamond Gold Lion (Diamond tahapan ke lima). Jadi total bonus sharing

9 h. 36 74

internasional yang diperoleh seorang distributor yang telah mencapai peringkat

Diamond Gold Lion adalah 4,75%10. Namun sebagian besar distributor Tianshi yang telah mencapai peringkat ini mencairkan juga reward pesawat yang diterimanya dalam bentuk uang tunai. Pemberian reward-reward secara gratis ini diberikan oleh perusahaan bagi distributor yang benar-benar sungguh-sungguh dalam memasarkan produk perusahaan.

Tahap Kehomatan selanjutnya setelah Diamond gold Lion adalah Director.

Untuk mencapai peringkat ini, seorang distributor harus menjadikan empat orang dalam jaringannya memperoleh peringkat Gold Lion. Adapun reward yang diberikan

10 h. 37 11 h. 38 12 h. 39 13 h. 32-33 14 Franciscus Xaverius Joko, Tiens Marketing Plan B, t.t., United Core Vision, 2008, h. 1 15 Ibid, h. 3-7 75

perusahaan kepada para distributornya yang telah sukses mencapai peringkat ini adalah sebuah villa mewah senilai USD$.700.000,- ditambah bonus dari bintang delapan sampai dengan Diamond . Reward villa ini juga dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai. Bonus sharing internasional pun ditambah lagi sebesar 0,25% jadi total bonus internasional sharing yang dapat diperoleh adalah sebesar 5% dari omzet penjualan diseluruh dunia yang dibagikan kepada seluruh distributor yang telah mencapai peringkat Director11.

Selanjutnya tahapan tertinggi dalam perusahaan tianshi adalah Executive

Director. Yaitu inilah peringkat tertinggi di dalam perusahaan Tiens International

Group Coup. Dimana seorang distributor memiliki sepuluh downline yang empat diantaranya telah menjadi Director. Adapun bonus yang berhak didapatkan seorang distributor yang telah mencapai peringkat Executive Director adalah akumulasi jumlah bonus mulai dari ia berperingkat *8 hingga bonus Executive Director yaitu 76

bonus prestasi seumur hidup sebesar 0,5%12. Bonus prestasi seumur hidup disini maksudnya bukan seumur hidup distributor, melainkan seumur hidup perusahaan berdiri. Dan sampai saat ini belum ada distributor yang mencapai peringkat ini didunia.

Dalam bisnis MLM, aplikasi teori yang terjadi adalah teori duplikasi. Yaitu dimana seorang distributor harus bisa menduplikasi upline-nya yang terdahulu agar ia juga dapat menduplikasikannya kepada downline-nya. Begitu juga dengan upline. Ia harus dapat membuat downline-nya menduplikasikannya lagi kepada downline- downline yang ada dibawahnya.

Asumsikan jika proses duplikasi berjalan hanya 1 orang bintang 3 baru perbulan, maka potensi kemungkinan jumlah downline yang terjaring adalah sebagai berikut13 :

1 BULAN = 1 ORANG

X X X

A A B A B

C C

77

X X X

A A B A B C

4096 X 2jt > 8M

Selanjutnya, perusahaan ini tidak hanya memiliki satu marketing plan, tapi dua marketing plan. Marketing plan baru ini mulai dijalankan pada periode keempat tahun 2008. Marketing plan ini kemudian dinamai marketing plan B14. dalam marketing plan ini ada ketentuan dimana setiap member diharuskan untuk aktivasi untuk menjalankan marketing plan B dengan membeli produk sesuai dengan ketentuan perusahaan untuk bisa memiliki double passive income. Namun disini juga terjadi pass-up bonus dari downline-downline yang tidak mengaktivasi marketing plan B, dan hanya memperoleh bonus dari marketing plan A saja15. 78

Marketing Plan utama disebut Plan A

Marketing Plan tambahan disebut Plan B

Perhitungan omset Plan A terpisah dari omset Plan B

Peringkat di Plan B sesuai dengan peringkat di Plan A

Jaringan di Plan B sesuai dengan jaringan di Plan A, sesudah di-”kompres dinamis”

Omset Plan B berpengaruh terhadap penilaian reward Plan A

Perhitungan omset Plan B menggunakan BV. Catatan: Plan A menggunakan PV

1. Minimal berperingkat 3di Plan A

2. Memenuhi syarat personal sales Plan A (bagi 5 above)

3. Melakukan aktivasi Plan B, dengan cara membeli produk sesuai ketentuan

79

Peringkat 3 4 5 6 7 8 Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000

1. Aktivasi berlaku: 1 tahun

2. Dengan cara: transaksi Plan B (belanja produk di stockist) senilai ketentuan berdasarkan tabel

3. Peringkat yang digunakan berdasarkan peringkat bulan sebelumnya atau sebagai 3 jika baru join di bulan tersebut

4. Belanja aktivasi harus dalam satu nota faktur

5. Distributor baru harus aktivasi di stockist tempat mendaftar, ditributor lama bebas di stockist manapun.

Peringkat 3 4 5 6 7 8 Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000 Personal 50 100 200 300 400 500 600 800 1000 3000 Sales Side 600 1200 2000 3600 5400 7200 9000 9000 9000 9000 Volume Kaki Aktif 0~123455555

1. Syarat Personal Sales, Side Volume, Kaki Aktif untuk memperoleh bonus di Plan B

2. Tidak perlu Personal Sales di bulan yang sama ketika Aktivasi

3. Side volume: omset diluar group yang berperingkat sama/lebih tinggi

4. Jika tidak ada group yang berperingkat sama/lebih tinggi, maka current berlaku sebagai side volume

80

Peringkat 3 4 5 6 7 8 Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000 Personal 50 100 200 300 400 500 600 800 1000 3000 Sales Side 600 1200 2000 3600 5400 7200 9000 9000 9000 9000 Volume Kaki Aktif 0~123455555

5. Khusus 3, side volume: omset diluar group yang berperingkat lebih tinggi

6. Untuk syarat side volume, peringkat BL above dianggap sebagai 8

7. Syarat Kaki Aktif dan Side Volume berlaku toleransi: jika tidak memenuhi maka bonus yang diperoleh berdasarkan jumlah kaki aktif/side volume yang terpenuhi

Bonus Unilevel dibagi dua: 1. Bonus Aktivasi (dari omset Aktivasi) 2. Maintenance Bonus (dari omset Personal Sales)

Peringkat 3 4 5 6 7 8 Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000 Personal Sales 50 100 200 300 400 500 600 800 1000 3000 Bonus

Side Volume Aktivasi 600 1200 2000 3600 5400 7200 9000 9000 9000 9000 Kaki Aktif 0~123455555 Level 1 15% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 2 10% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 3 2% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 4 2% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 5 2% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 6 2% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 7 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 8 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 9 Personal Rebate: 3% 3% 3% 3% 3% 3% Level 10 33% 3% 3% 3% 3% 3% Level 11 3% 3% 3% 3% 3%

81

Kaki Aktif = 3 6 Tidak memenuhi syarat 5 5 5

4 4 4

Setelah Kompres Dinamis: Kaki Aktif = 3 6

untuk 5 5 4 4 4 LEVEL 1 perhitungan bonus

Jika diasumsikan setiap distributor dari tiap kaki dari seorang upline melakukan pembelanjaan pribadi sebesar Rp.50.000,- perbulan, maka potensi besaran jumlah bonus yang mungkin diterima adalah sebagai berikut16 :

2 Kaki 3 Kaki 4 Kaki

LEVEL 1 2 3 4 LEVEL 2 4 9 16 LEVEL 3 8 27 64 LEVEL 4 16 81 256 LEVEL 5 32 243 1.024 LEVEL 6 64 729 4.096 LEVEL 7 128 2.187 16.384 LEVEL 8 256 6.561 65.536 LEVEL 9 512 19.683 262.144 LEVEL10 1.024 59.049 1.048.576 LEVEL 11 2.048 177.147 4.194.304

TOTAL 4.094 265.719 5.592.404 Maintenance Bonus 6.141.000 398.578.500 8.388.606.000 10% ideal 614.100 39.857.850 838.860.600 1% ideal 61.410 3.985.785 83.886.060

Adapun perjanjian, peraturan dan persyaratan untuk menjadi distributor dari

Tianshi Indonesia adalah sebagai berikut17 :

16 h. 22 17 Isa, Tiens Bussiness Proposal, Jakarta, t,p., 2006, h. 5-6 82

1. Berusia 18 tahun, dan mendaftarkan diri sebagai salah satu distributor Tianshi

Indonesia dengan membayar uang keanggotaan sebesar Rp. 85.000,- yang

mencakup starterkit dan VCD Tianshi Today.

2. Wajib mengikuti program dan bisnis kerja Tianshi Indonesia baik dari

kebijakkan, prosedur, peraturan dan kebutuhan yang mana dapat berubah

sewaktu-waktu.

3. Wajib mengisi dan melaporkan kepada direktorat jenderal pajak dan

membayar kewajiban pajak terkait dengan kegiatan sebagai distributor

Tianshi.

4. Berdiri sendiri dan bukan pegawai, agen, partner dari Tianshi Indonesia dan

tidak memiliki wewenang dalam bertindak atas nama atau mengikat Tianshi

baik terhadap kegiatan, pemegang saham, kegiatan kerja, direksi dan

pegawainya.

5. Tidak dibenarkan menggunakan nama Tianshi, baik logo, tanda pelayanan

dimanapun tanpa ada izin tertulis terlebih dahulu dari Tianshi Indonesia.

6. Tidak ada paksaan untuk menjadi distributor Tianshi Indonesia untuk menjual

produk atau melakukan pembayaran sebelum permohonannya telah dipenuhi.

Dan tidak boleh membuat pernyataan yang mempengaruhi atau memberikan

penjelasan yang berlawanan terhadap distributor yang akan dating.

7. Tidak menyatakan kepada distributor lain mengenai spesifikasi jaringan yang

akan terbentuk atau tingkatan pendapatan yang akan didapatkan dari program

bisnis Tianshi Indonesia. 83

8. Tidak dibenarkan menggunakan bantuan penjualan yang lain atau memasok

spanduk selain yang telah dikeluarkan oleh Tianshi Indonesia. Dan tidak

boleh mengganti isi produk atau kemasan tanpa izin tertulis dari Tianshi

Indonesia.

9. Bersedia menjelaskan produk Tianshi Indonesia secara jujur, lengkap dan

jelas. Dan tidak akan melakukan kesalahan dalam menjelaskan semua produk

Tianshi berkomitment terhadap quality control.

10. Mengerti dan setuju bahwa Tianshi Indonesia dapat melakukan tindakan

terhadap distributor apabila distributor melanggar atau tidak mematuhi

perjanjian atau melibatkan diri dengan melakukan sesuatu yang mencemarkan

nama baik Tianshi Indonesia apaun yang bertentangan dengan Undang-

Undang Negara dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Tianshi Indonesia.

2. Keunggulan Marketing Plan Tianshi18 :

a. Pendaftaran sekali seumur hidup dan bisa diwariskan.

b. Tahapan/Peringkat tidak turun.

c. Omset terakumulasi tanpa batas waktu.

d. Sistem fleksibel tanpa tuntutan yang memberatkan.

e. Pendaftaran di satu negara berlaku untuk semua negara.

f. Penghargaan diberikan secara langsung (cash).

g. Compress System berlaku hingga kedalaman tidak terhingga.

18Galih Andana, Aplikasi Pohon Berakar dalam Sistem Bisnis Multi-level Marketing di Indonesia, Bandung, t.p. 2008 84

h. Memiliki Sertifikasi halal dalam penjualan dari MUI.

3. Evaluasi Marketing Plan

Marketing Plan merupakan denyut jantung perusahaan MLM. Karena dari

Marketing Plan inilah akan diketahui sejauh mana kredibilitas misi dari sebuah perusahaan MLM19. Didalamnya terkandung penjelasan mengenai system insentif bagi mereka yang bergabung sebagai distributor atau yang biasa disebut dengan sistem pembagian bonus. Dari sini dapat disimak beberapa hal penting antara lain besaran modal, risiko, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam berbisnis MLM, apakah kelompok yang sudah berkembang dipisahkan daripadanya atau tidak? Dan hal lain yang nantinya akan memberikan kerugian atas segala usaha yanga telah dilakukan.

Bagi perusahaan MLM, diperlukan kecermatan dalam menciptakan Marketing

Plan sehingga tercapai tujuan perusahaan didalam pertanggung-jawabannya kepada stockholders, creditors, employees, costumers, government, local communities, dan public.

Bagi distributor, Marketing Plan merupakan basis pemenuhan janji perusahaan MLM atas segala usaha, baik dana Maupun daya yang telah dikeluarkannya, agar membawa manfaat. Baik sekarang, maupun diwaktu yang akan datang. Baik untuk jangka pendek, dan yang terpenting maupun untuk jangka panjang.

19 Krisnadi Pribadi, Strategi Pemasaran dalam Bisnis Direct Selling MLM, Jakarta, Universitas Indonesia, 1993, h. 8 85

Dalam melakukan evaluasi Marketing Plan perusahaan Tianshi, dilakukan analisis terhadap 4 P (Product, Price, Place, Promotion).

a. Product

Adapun keragaman produk dari perusahaan Tianshi antara lain:

a). Produk Kesehatan

b). Produk Kecantikan

c). Produk Rumah Tangga

d). Produk Agraria

e). Produk Retail

f). Produk Pelumas Otomotif

Analisis Produk

Produk merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan MLM.

Kurangnya variasi produk dan/atau kurangnya mutu kualitas produk perusahaan

MLM akan menyebabkan distrbutor kurang bergairah. Baik itu untuk pemakaian sendiri, maupun untuk dijual/dipasarkan serta dijadikan sarana untuk menarik minat oarng-orang yang belum menjadi anggota distributor untuk menjadi anggota distributor.

Adapun produk-produk unggulan dari perusahaan tianshi yaitu kalsium.

Kalsium merupakan mineral penting dalam tubuh manusia. Fakta ini mengilhami

Tianshi Group untuk merekayasa kalsium tinggi, dengan menggunakan kalsium dari 86

tulang belakang sapi Mongolia yang kandungan kalsiumnya persatu sachetnya setara dengan kandungan kalsium dari 4 gelas susu sapi murni20.

Lebih lanjut, menurut catatan kedokteran, jika tubuh kekurangan kalsuim, akan mengundang 109 jenis penyakit21. Bagi anak-anak yang menderita rakhitis, 10% hingga 50% adalah disebabkan kekurangan kalsium, bagi orang dewasa, kekurangan kalsium dapat menyebabkan pengeroposan tulang (osteoporosis).

Kemudian, produk kalsium Tianshi ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat dan mendapat sejumlah penghargaan. Diantaranya adalah sebagai peraih medali emas dalam “Hak Cipta Teknologi, Hak Milik Produk Negara China” pada tahun 1993. Kedua, mendapat medali emas dalam “Pameran Perubahan dan

Pencegahan, Minggguan Sains dan Keamanan Kebangsaan Negara China ke-6” pada tahun 1994, ketiga dianugerahi sebagai produk terbaik dan produk terlaris dalam

“pameran Makanan Kebangsaan” di Tianjin tahun 1995. Selanjutnya, terpilih sebagai

“Produk Kegemaran Anak-anak dan Wanita Negara China” pada tahun 1995, kemudian peraih medali emas dalam “Kongres Makanan Kesehatan” oleh Pereka, usahawan dan investor seluruh dunia di New York, Amerika Serikat pada tahun 1997.

Lalu memperoleh anugerah kesehatan manusia dan sumbangan kesehatan manusia dalam “Simposium Metabolisme Kalsium Kebangsaan Ke-2” tahun 1998, berikutnya mendapat medali emas dalam “Pameran Produk Kesehatan Negara China Ke-5”.

Produk nutrisi atau food supplement Tianshi pun mendapatkan sertifikat ISO 9002

20 Isa, Katalog Produk Tianshi, t.p.,2007 21 Yulius P. Silalahi, Tianshi Mendobrak Kebohongan MLM, Jakarta, Bina Niaga Jaya, 2006, h. 89 87

dan diakui oleh badan astronot Rusia. Pasalnya, salah satu produk Tianshi (Spirulina

Capsules) digunakan sebagai makanan pokok para astronot Rusia22. Di Indonesia, produk Tianshi diakui oleh BPOM dan Departemen Kesehatan dan juga terdaftar sebagai anggota APLI.

b. Price

Perusahaan menganut falsafah menyehatkan umat manusia. Dalam hal dunia kesehatan, tentu setiap manusia selalu ingin tetap dalam hidup sehat. Ini berarti harus memperhatikan asupan makanan apakah menyehatkan atau tidak. Dalam perusahaan

Tianshi, produk utamanya adalah makanan kesehatan dan perusahaan memproduksi dan mengklasifikasi yang tinggi produknya, dan terbukti kehandalannya, terkenal, serta dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi bukan hanya dijual semata-mata untuk memperoleh laba dari perpindahan barang tersebut. Jika ditinjau dari harga dan kualitasnya, boleh dikatakan sepadan dengan analogi sebagai berikut :

• Harga-harga produk Tianshi cenderung stabil karena perusahaan Tianshi

memiliki pabrik/manufaktur sendiri. Untuk perbandingan, jika harga bensin

tahun 2000 adalah +Rp. 1.000,- perliter, maka untuk memperoleh 200 liter

bensin biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 200.000,- artinya, dengan

uang Rp. 200.000,- kita dapat membeli bensin sebanyak 200 liter. Jika

dibandingkan dengan tahun 2008 yang harga bensin perliternya adalah Rp.

4.500,- maka dengan uang Rp. 200.000,- kita hanya akan meperoleh bensin

sebanyak +44,4 liter. Bandingkan dengan harga Satu box Hyperglycemia

22 Ibid, h. 90 88

Calcium Powder yang seharga Rp.197.300,- yang tak pernah naik harga dari

periode tahun 2002 hingga 2008. ini mengindikasikan bahwa produk Tianshi

sangat mampu bersaing dengan produk lain yang sejenis.

• Hyperglycemia High Calcium Powder atau serbuk kalsium khusus untuk

perderita diabetes. Dalam dunia kedokteran, vonis bahwa diabetes tak dapat

disembuhkan memang telah terbukti. Pasien dituntut untuk menjaga kadar

gula dalam darah dengan menjaga asupan makanan dan dengan pola makan

yang baik, sehat, dan teratur. Dan jika pasien berobat ke dokter spesialis,

biaya yang dikeluarkan bisa mencapai jutaan bahkan jika terjadi feses bisa

hingga ratusan juta. Entah itu untuk biaya suplemen, insulin yang diberikan,

biaya rumah sakit, atau jika sudah parah, bisa hingga amputasi salah satu

anggota tubuh. Namun produk suplemen kalsium untuk penderita diabetes ini

dapat dijadikan obat yang dapat menyembuhkan diabetes yang diderita karena

mengaktifkan kembali kerja pancreas (pankreas adalah penghasil hormon

insulin dalam tubuh) sehingga pasien dapat disembuhkan dari penyakit

diabetes. Dan dengan harga Rp.202.000,- per box untuk distributor, dan

Rp.232.300,- per box untuk konsumen, dengan perbandingan yang ada, jauh

lebih kecil biaya yang dikeluarkan jika dibandingkan dengan biaya berobat ke

dokter. 89

Dilihat dari perbandingan diatas, dan produk dengan harga yang ditawarkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga yang ditawarkan sangat bersaing dan aplikasi filosofi “menyehatkan umat manusia” dapat diterapkan dengan baik.

c. Promotion

Karena sifat usahanya, perusahaan tidak memasang iklan baik dimedia cetak, elektronik, iklan luar ruang, maupun dalam bioskop. Jikapun ada, tidak banyak seperti perusahaan yang memasarkan produknya secara konvensional. Dana iklan tersebut dialokasikan ke dalam perhitungan komisi/bonus atau reward untuk para distributor. Para distributornya-lah yang memasarkannya langsung ke konsumen baik itu dengan presentasi tentang bisnisnya dalam usaha prospecting (usaha perekrutan, yaitu dengan presentasi langsung kepada klien/calon distributor) maupun hanya menjual produknya saja tanpa prospecting. Baik itu secara individual, maupun dengan mendirikan stokist.

Analisis Promosi

Promosi yang diberikan kepada anggota/member atau distributor sudah cukup memadai dan mendukung aktifitas distributor. Yaitu mulai dari seseorang mendaftarkan diri menjadi anggota/member, lalu menjalani usaha dengan sendirinya ini dengan memasarkan bisnis dan produknya, peringkat yang dicapai jika mencapai target tertentu yang telah ditentukan perusahaan, dan lain-lain. Sungguh menakjubkan jika melihat dari jumlah bonus dan reward yang dinisbahkan perusahaan. Mulai dari free trip, mobil mewah, kapal pesiar, pesawat terbang, hingga villa pribadi. Dan ini semua diberikan perusahaan bagi distributornya yang berprestasi. 90

d. Place

Place/Distribution Channel inilah yang sangat penting dan membedakan perusahaan MLM dengan kegiatan usaha lainnya. Berdirinya perusahaan MLM dikarenakan kompetisi yang sangat ketat dirak-rak pajangan supermarket sehingga peluang diambilnya suatu produk sangat ditentukan brand-image dari produk tersebut. Dana promosi dan iklan harus dikeluarkan sedemikian besarnya dalam suatu peperangan iklan yang mahal dibandingkan dengan hasil yang belum menentu hasilnya, sehingga banyak yang perlu dipikir ulang. Dalam perusahaan MLM, semua dana promosi dan iklan ini dialokasikan dalam bentuk bonus dan diberikan kepada distributor yang berhak dan dengan ketentuan yang telah berlaku dan jelas serta disepakati, jadi member/distributor-lah yang merupakan channel Distribution dari perusahaan MLM. Namun jumlah bonus yang dibayarkan kepada distributor seiring dengan aktifitas penjualan yang dilakukan oleh distributor dan kelompoknya sehingga merupakan suatu biaya yang berkaitan dengan penjualan yang terjadi.

System bonus yang dirancang haruslah sedemikian menarik. Baik untuk jangka pendek, maupun untuk jangka panjang.

4. Analisis Sistem Bonus

Sistem bonus adalah struktur dan perkembagan serta rancangan bonus yang disediakan oleh perusahaan MLM kepada membernya. Dari ilustrasi yang telah digambarkan, diketahui bahwa perusahaan tidak menganut system posisi diatas lebih untung untuk membernya. Artinya masing-masing member berhak mendapat bonus yang sama antara satu dengan yang lainnya, tanpa melihat apakah member tersebut 91

masuk lebih dulu atau belakangan. Distributor yang lebih giat mengembangkan

bisnisnya akan mendapatkan bonus yang lebih besar pula. Mengembangkan disini

berarti giat merekrut, menghasilkan omzet, dan senantiasa melatih para downline-nya

agar dapat terus berkembang dengan merekrut dan mengenbangkan bisnisnya,

sehingga memiliki jaringan yang tidak hanya besar, tapi juga aktif dan selalu

bertumbuh makin lama makin banyak. Konsep ini sama dengan konsep pemasaran

tradisional “no work-no gain”. Artinya jika seorang distributor tidak melakukan

aktivitas penjualan, maka distributor tersebut tidak akan memperoleh bonus.

Aspek keunggulan lain yang telah ada pada perusahaan Tiens Group Corp.

adalah adanya sertifikasi halal dalam melaksanakan sistem perdagangannya yang

diberikan oleh Lembaga Pengkajian Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama

Indonesia (LPPOM-MUI), yang telah membuktikan bahwa standar dan peraturan

yang diterapkan pada transaksi dalam bisnis MLM pada perusahaan ini tidak

melanggar ketentuan syari’ah23.

B. Perbandingan dan Perbedaan Jual-Beli dengan Bisnis MLM

MLM adalah sebuah metode pemasaran barang atau jasa dari sistem penjualan

langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra

usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan

barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam

kelompoknya. Dalam konsep penyaluran barang (produk atau jasa tertentu) dalam

23 Moh. Sahlan Maskury,. An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t., United Core Vision, 2005, h. 48

92

MLM memberikan kesempatan kepada para konsumen untuk turut terlibat secara aktif sebagai penjual dan memperoleh keuntungan di dalam garis kemitraannya24.

Ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan sistem pemasaran lain, dapat dilihat dari cara pemasarannya yang tidak menggunakan media cetak/elektronik, tapi dengan presentasi/pengenalan produk dan/atau bisnisnya secara langsung kepada calaon konsumen. Kemudian, terdapatnya banyak jenjang atau level, adanya perekrutan anggota baru, dalam penjualan produk terdapat sistem pelatihan, serta adanya komisi atau bonus untuk tiap jenjangnya.

Adapun bisnis ini adalah sebuah bentuk modifikasi dari konsep jual-beli yang telah ada dengan cara dan teknik yang lebih modern untuk menekan biaya operasional dari segi promosi dan juga upaya agar produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan lebih cepat dan mudah, yaitu dengan mendatangi calon konsumen secara langsung. Jika dalam jual-beli yang terjadi pada umumnya, konsumen hanyalah pemakai produk dan hanya mendapatkan manfaat dari produk yang digunakannya tanpa mendapat keuntungan/profit sama sekali dari apa yang telah dibelinya. Dalam bisnis MLM, konsumen diposisikan tidak hanya mendapatkan manfaat dari produk yang ia beli saja, tetapi juga diberikan kesempatan untuk menjadi distributor untuk memperoleh keuntungan financial dari produk yang ia salurkan. Dan tentu saja ini menjadi peluang bagi orang-orang yang tertarik kepada bisnis ini untuk memperbaiki kemampuan fiansial mereka. Adapun bagi yang tertarik

24 Kuswara, Mengenal MLM Syariah. Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai dengan Pengelolaannya, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 88 93

dengan hanya menjadi pemakai produk, dengan menjadi distributor, perusahaan akan

memberikan potongan harga dan tentu saja membuat distributor pengguna dapat

membeli produk yang ia butuhkan dengan harga yang lebih murah.

C. Analisis Bisnis Multi Level Marketing

Konsep pemasaran bisnis MLM yang tidak hanya meliputi produsen,

distributor dan konsumen, tapi juga mengajak para konsumen untuk menjadi

distributor perusahaan memang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

dapat menciptakan peuang usahanya sendiri dan bagi orang lain yang belum

terjaring dalam bisnis MLM. Kesempatan untuk dapatg memiliki penghasilan pasif

dari perusahaan menjadi penawaran yang sangat menggiurkan tidak hanya bagi

pengusaha mikro yang ingin mandiri, tetapi juga kelompok kaya yang ingin terlibat

langsung dalam upaya memperbaiki kualitas hidupnya. Bisnis MLM merupakan

bisnis yang sangat tidak diskriminatif25. Bisnis ini tidak memerlukan keahlian

khusus dalam arti tidak perlu memiliki ijazah apapun untuk bisa sukses dalam bisnis

ini karena yang diperlukan hanya ketekunan dan jiwa pantang menyerah dalam

menghadapi segala bentuk penolakan. Baik itu anak muda, orang tua, laki-laki,

perempuan, tukang sapu jalanan, bahkan sampai direktur tertinggi dapat

menjalankan bisnis ini tanpa ada larangan.

25 Mochammad Fachrurrozi,. Kontroversi Bisnis MLM, Jakarta, Pilar Media, 2005, h. 32 94

Pada dasarnya sistem MLM adalah muamalah atau buyu' dan muamalah atau

buyu' prinsip dasarnya boleh (mubah) selagi tidak ada unsur 26:

a. Riba’ b. Ghoror (ketidakpastian atau penipuan) c. Dhoror (merugikan atau mendzolimi pihak lain) d. Jalalah (tidak transparan) Adapun dalil mu’amalah adalah firman Allah Ta’ala :

☺ ☺ ☺ ⌧

Artinya :“Dia-lah Allah yang telah menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu, dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.¨ (QS. Al-Baqarah: 29)

D. Peraturan Pemerintah tentang Konsep Pemasaran MLM

Selanjutnya, menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.

13/M-DAG/PER/3/2006 tentang tata cara penerbitan surat izin usaha penjualan

langsung, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi perusahaan jika ingin membuka

perusahaan direct selling, antara lain27 :

26 Agustianto, Multi Level Marketing dalam perspektif Fiqih Islam. Artikel diambil dari http://www.agustianto @wordpress.com//2007/ diakses pada 12 September 2009 27Peraturan Menteri perdagangan Republik Indonesia Nomor : 13/M-DAG/PER/3/2006 tentang tata cara dan ketentuan penerbitan Surat Izin Penjualan Langsung

95

1. Penjualan Langsung (Direct Selling) adalah metode penjualan barang dan/atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus atas penjualan kepada konsumen diluar lokasi eceran tetap. 2. Perusahaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang dan/atau jasa dengan sistem Penjualan Langsung. 3. Mitra Usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran yang berbentuk badan usaha atau perorangan yang memasarkan barang dan/atau jasa milik Perusahaan dan bukan merupakan bagian dari struktur organisasi Perusahaan dengan mendapatkan imbalan berupa komisi dan/atau bonus atas penjualan. 4. Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya disebut SIUPL, adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung. 5. Surat Permohonan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya disebut SP-SIUPL adalah Formulir permohonan izin yang diisi oleh perusahaan, yang memuat data-data perusahaan untuk memperoleh SIUPL. 6. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen. 7. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi untuk dimanfaatkan oleh konsumen. 8. Komisi atas Penjualan adalah imbalan yang diberikan oleh Perusahaan kepada Mitra Usaha yang besarnya dihitung berdasarkan hasil kerja nyata sesuai volume atau nilai hasil penjualan barang dan/atau jasa baik secara pribadi maupun jaringannya. 96

9. Bonus atas Penjualan adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh Perusahaan kepada Mitra Usaha karena berhasil melebihi target penjualan barang dan/atau jasa yang ditetapkan Perusahaan Penjualan Langsung. 10. Program Pemasaran (Marketing Plan) adalah Program Perusahaan dalam memasarkan barang dan/atau jasa yang akan dilaksanakan dan dikembangkan oleh Mitra Usaha melalui jaringan pemasaran dengan bentuk Pemasaran Satu Tingkat atau Pemasaran Multi Tingkat. 11. Jaringan Pemasaran Terlarang adalah kegiatan usaha dengan nama atau istilah apapun dimana keikutsertaan Mitra Usaha berdasarkan pertimbangan adanya peluang untuk memperoleh imbalan yang berasal atau didapatkan terutama dari hasil partisipasi orang lain yang bergabung kemudian atau sesudah bergabungnya mitra usaha tersebut, dan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang dan/atau jasa. 12. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. 13. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan. E. Analisis Multi Level Marketing Menurut Perspektif Islam

Seperti telah dikemukakan diawal bab, segala jenis kegiatan usaha, dalam

perspektif syariah islam, termasuk muamalah yang hukum asalnya adalah mubah

(boleh dilakukan) dan tidak melanggar prinsip pokok dalam syariah, kecuali ada dalil

yang secara eksplisit mengharamkannya. 97

Berkaitan dengan larangan-larangan dalam melakukan kegiatan usaha, dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut28 :

Pertama tidak dilakukan secara bathil dan/atau merusak. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat An_Nisaa’ ayat 29 :

⌧ ☺ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta saudaramu dengan cara yang bathil, kecuali dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (Q.S. An-Nisaa’ : 29)

Kedua, tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang dalam bentuk perjudian atau ada kemiripan dengan perjudian, seperti spekulasi. Hal ini sejalan dengan firman

Allah SWT dalam surat Al-Maa’idah ayat 9029 :

☺ ☺ ☺ ☺ “Hai orang-orang yang beriman, seseungguhnya meminum khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. (Q.S. Al-Maa’idah : 90)

Ketiga, tidak saling menzalimi dan saling merugikan, sebagaimana telah dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 279 :

28 Kuswara, Mengenal MLM Syariah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 85-86 29 Ibid, h. 87 98

☺ ☺ “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, (dari memakan riba) , maka bagimu pokok hartamu,; kamu tidah dianiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Q.S. Al-Baqarah : 279).

Keempat, tidak berlaku curang dalam takaran, timbangan, ataupun pemalsuan kualitas, sebagaimana tertulis dalan Al-Qur’an surat Al-A’laa ayat 3 :

“Dan menentukan kadar (masing-masing) dan memberikan petunjuk”. (Q.S. Al-A’laa : 3).

Kelima, tidak menggunakan cara-cara yang ribawi atau dengan sistem bunga.

Bunga adalah bagian dari riba yang diharamkan, sebagaimana dinyatakan dalam frman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 27530 :

“Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”. (Al-Baqarah: 275).

Kemudian, menurut Tarmizi Yusuf, semua orang bisa ikut MLM, dan bisnis ini nyaris tanpa risiko karena risikonya ada dalam diri distributor yang menjalankan bisnis MLM itu sendiri yaitu penolakan dan kemalasan31.

Menurut Mohammad Syafi’i Antonio, poin penting bagi perusahaan multi

Level marketing dapat dikategorikan sesuai syariah jika memiliki karakteristik sebagai berikut32 :

30 h. 89 31 Tarmizi Yusuf, MLM Tempat Mewujudkan Impian Anda, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2001, h. 65 99

A. Sistem dan Bussiness Plan

a. Tidak menjanjikan kaya mendadak, atau menjanjikan untuk

mendapatkan uang dengan mudah dan cepat.

b. Tidak mengarahkan para distributornya pada materialisme,

konsumerisme atau gaya hidup yang mubazir.

c. Tidak mengandung unsur-unsur skema piramida dimana hanya

pada distributor-distributor pada level-level puncak saja yang

diuntungkan, sedangkan pada level-level bawah dirugikan.

d. Biaya pendaftaran tidak terlalu tinggi (rasional). Dapat

diumpamakan sebagai pengganti biaya starterkit atau kartu

anggota yang harganya tidak terlalu mahal.

e. Adanya transparansi sistem, yaitu semua system yang berkaitan

dapat diketahui secara transparan dalam batas-batas tertentu. Besar

bonus dan komisi yang didapat oleh seorang distributor dapat

dijelaskan darimana memperolehnya sesuai aturan yang ada.

f. Bonus jelas nisbahnya sejak awal, bentuknya bisa berupa

perjanjian mengenai tata cara pembagian dan mekanisme

penerimaan bonus bagi setiap distribusi.

B. Produk

a. Ada transaksi riil atas barang atau jasa yang diperjual-belikan.

32 Kuswara, Mengenal MLM Syariah. Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai dengan Pengelolaannya, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 6-9

100

b. Barang atau jasa diupayakan kebutuhan pokok, bukan barang

mewah yang mendorong pada konsumerisme dan pemborosan.

c. Ada produk atau jasanya (produk jelas dan tidak fiktif).

d. Tidak ada execssive mark-up (ghubn fahisy) atas harga produk

yang diperjual-belikan diatas covering biaya promosi dan

marketing konvensional.

e. Memiliki jaminan dikembalikan (buy-back guarantee) sebagai

bagian dari layanan konsumen, sehingga konsumen dapat

mengembalikan barang bila barang yang dibeli ternyata tidak

berkualitas atau rusak.

C. Perusahaan

a. Perusahaan memiliki track-record yang baik. Bukan perusahaan

misterius yang menimbulkan kontroversi atau punya hubungan

dengan misi non-muslim.

b. Memiliki kepedulian social dan lingkungan.

D. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangannya bersinergi dengan system keuangan syariah.

Mulai dari permodalan, transaksi, maupun kegiatan keuangan lainnya.

E. Support System

a. Mengajarkan kejujuran dalam bisnis, tidak mengajarkan

berbohong atau menutupi cela produk pada prospek untuk

mengelabuinya agar mengikuti bisnis yang ditawarkan. 101

b. Harus ada paradigm shift tentang orientasi dan image tentang

kesuksesan. Bahwa sukses tidak selalu diukur oleh sejumlah

materi yang dimilikinya, tetapi jauh lebih daripada itu, yaitu

kesuksesan dalam hal intelektual, emosional, dan spiritual.

F. Sistem Pengawasan

a. Adanya dewan pengawas syariah yang melakukan monitoring dan

pengawasan terus-menerus baik atas kehalalan produknya, adilnya

system pembagian bonus, islaminya corporate-culture yang

dibangun, dan orientasi sukses yang ditumbuhkan.

b. Dilakukannya financial audit tahunan oleh pihak luar perusahaan

(akuntan publik) yang dengannya diharapkan pengurus perusahaan

multi level marketing akan tertib laporan dan anggota bisa melihat

jalannya perusahaan tempatnya bergabung secara transparan dari

waktu ke waktu.

G. Bagian dari Agent of Development

a. Jika memasarkan produk dari luar produksi perusahaan,

diupayakan ada pengambilan barang atau jasa produksi pengusaha

menengah-kecil dan koperasi sebagai wujud kepedulian

pemberdayaan usaha kecil.

b. Semaksimal mungkin diutamakan produksi dari saudara seiman.

c. Diupayakan mengutamakan produk dalam negeri agar hemat

devisa dan menggiatkan ekspor. 102

Poin-poin diatas minimal dapat dijadikan referensi untuk menilai apakah suatu MLM itu sejalan dengan prinsip syariah atau tidak

Kemudian, dalam MLM pasti ada transaksi antara distributor dengan perusahaan, ada juga transaksi antara distributor dengan konsumen. Didalam transaksi ini, harus jelas pula ijab-kabulnya. Adapun ijab-kabul ada tiga pendapat yang dapat dijadikan pedoman, antara lain ijab-kabul yang harus diucapkan (sharih) menurut imam Syafi’i, ijab-kabul dengan pemahaman menurut imam Maliki, dan ijab-kabul dengan perbuatan/isyaroh, yaitu ijab-kabul dengan mengambil barang dan memberikan uang tanpa perkataan, namun masing-masing individu telah mengetahui harga dan jumlah barangnya33.

Selain itu, corporate culture yang harus diciptakan dalam dunia MLM haruslah iklim yang baik, yaitu baik perusahaan maupun individu yang menjadi member haruslah amanah baik itu dalam hal amanah dalam melayani, amanah dalam keluhan member (downline), amanah dalam hal buy-back guarantee, dan lain sebagainya. Hal ini perlu diperhatikan agar masyarakat memiliki pandangan baik terhadap perusahaan MLM beserta distributornya yang nantinya diharapkan akan membuat masyarakat tertarik terhadap perusahaan itu sendiri34.

Adapun dalam hal kebolehan passive income menurut Kuswara, upline dalam perusahaan MLM, upline tidak menzhalimi downline-nya35. Hal ini menurutnya karena upline pun bekerja dengan pontang-panting kesana-kemari membantu

33 Ibid, 10 34 h. 9 35 h. 80 103

downline-nya mengembangkan jaringan, mengikuti training-training khusus baik yang diadakan oleh perusahaan, ataupun yang diadakan pihak lain, memberi motivasi dalam seminar-seminar atau pertemuan perusahaan, dan lain-lain. Jadi menurutnya upline tidak duduk santai goyang-goyang kaki dan menerima uang tiap periode tertentu dari hasil jerih-payah para downline-nya, lagipula bukankah ia memiliki downline karena hasil jerih-payahnya kesana-kemari untuk presentasi? Mungkin pola kerjanya saja yang berbeda, yang satu menjual langsung (bisnis atau produknya), yang satu membuat perencanaan, sama seperti musyarakah.36

Selain itu, banyak pula cendikiawan muslim yang berpandangan bahwa bisnis ini halal, asalkan bukan termasuk atau ada unsur money game. Diantara para ulama yang menghalalkan bisnis tersebut antara lain M.Yasir Nasution (Rektor IAIN

Medan), Alie Yafie (mantan ketua MUI), Dawam Rahardjo (Tokoh Muhammadiyah),

Tarmizi Yusuf (penulis buku Strategi MLM secara cerdas dan halal), cendikiawan muslim Dr. Jalaluddin Rahmat (ketua yayasan Tazkiyah Sejati), dan Eni Suhaeni

Bakrie (Direktur bina usaha dan pendaftaran perusahaan departemen perindustrian dan perdagangan), dan Ustadz Drs.Agus Abubakar (dosen universitas paramadina)37.

Menurut Tarmizi Yusuf, bisnis multi level marketing jelas bisnis menyangkut jual-beli. Dan menurut ustadz Drs. Agus Abubakar, pola kerja bisnis multi level marketing adalah cara kerja paling islami karena selain menambah skill individu untuk bereinteraksi dengan orang lain dan dapat mempererat silaturrahim juga karena

36 Dr. Jalaluddin Rahmat pada buku Kuswara Mengenal Multi Level Marketing Syariah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 2003, h. 83 37 Ibid h. 85 104

bertumpu pada kerjasama interpersonal, tidak melalui broker-broker atau saluran distribusi yang menambah biaya distribusi yang mengurangi biaya sampai ke konsumen38.

Selanjutnya, skema pemasaran pada perusahaan Tianshi, unsur-unsur

MAGHRIB tidak ditemukan. Baik itu dari segi marketing plan perusahaan, ataupun dari aspek praktek dilapangan. Perusahaan Tianshi secara jelas telah memiliki legalitas yang baik dari aspek perizinan kelembagaan, keanggotaan di APLI, kementrian perdagangan dan perindustrian, hingga dari aspek perspektif syariah. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan sertifikat halal dari LPPOM-MUI yang diserahkan secara langsung oleh Dr. Ir. H. Nadratuzzaman Hosen selaku direktur LPPOM-MUI.

Segala bentuk produk dari perusahaan Tianshi juga skema pemasarannya telah dihalalkan oleh Majelis Ulama Indonesia sehingga dapat menjadi nilai tersendiri dan menjadi jaminan kehalalan bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum muslimin yang ingin berwirausaha dalam dunia MLM. Bisnis MLM Tianshi Halal.

38 h. 86 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Tianshi adalah dengan sistem

penjualan langsung (multi level marketing) kepada konsumen. Dan konsumen pun

berkesempatan menjadi distributor perusahaan jika ia tertarik untuk

memasarkan/menjalankan bisnis yang ditawarkan oleh Tianshi. Dan kekuatan yang

dimiliki Tianshi adalah memiliki 2 marketing plan yang menjadi pembeda paling

utama dengan perusahaan MLM lainnya dan dengan memiliki dua marketing plan ini

dapat membuat distributornya memiliki penghasilan pasif ganda (double passive

income).

Kemudian, tidak adanya unsur MAGHRIB dalam Marketing Plan perusahaan

Tianshi yang juga telah disertifikasi oleh MUI pada tanggal 16 Desember 2009

memastikan bahwa skema bisnis pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan Tianshi

adalah halal.

Selanjutnya, konsep jual-beli dalam Islam, tidak hanya terpaku pada

produsen, produk, dan konsumen. Dalam hal ini supplier dan distributor sebagai

intermediasi dan menjadi faktor yang menentukan atas sampainya produk yang

diproduksi kepada kepada konsumen yang dituju. Disamping itu filosofi syariah yang

mengacu pada filosofi “tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi” dapat diaplikasikan

dengan baik. Berbagai transaksi dapat dilakukan sejauh tidak melanggar validitas

yang telah terstandar. Begitu juga dengan produk yang diciptakan. Kemudian, produk

105

106

yang dijual adalah barang-barang yang suci dan mempunyai manfaat dan dan dihalalkan secara syariah. Dalam hal ini perusahaan Tianshi telah memenuhi segala kriteria yang ditentukan oleh prinsip syariah karena tidak ditemukannya aspek maysir, aniaya, gharar, haram, riba, iktinaz, dan bathil. Ini juga membuat MUI membolehkan bisnis Tianshi dengan dikeluarkannya sertifikat kehalalan bagi perusahaan Tianshi untuk kehalalan produk dan skema pemasarannya.

Skema pemasaran yang dijalankan oleh PT. Singa Langit Jaya atau Tiens

International Group Corp. (Tianshi) menjalankan perannya untuk memberi kesempatan kepada individu untuk menjalankan bisnisnya sendiri, menggunakan waktu luangnya dan dengan kecepatan (meningkatnya karir terutama disektor ekonomi) tanpa mengorbankan pekerjaan lain yang dimiliki individu yang bersangkutan. Sistem pemasaran dengan kekuatan mouth-to-mouth merupakan sistem pemasaran yang paling efektif karena dapat menjangkau individu dan informasi yang tidak dapat dijangkau oleh media cetak dan elektronik. Kemudian, pola kerja yang diterapkan cukup unik karena beberapa hal, yaitu :

a. Tidak membutuhkan modal yang besar. Artinya dengan biaya pendaftaran dan

personal sales yang relatif kecil (modal hanya berkisar Rp. 2 juta-3juta

rupiah), seseorang dapat menjalalankan bisnis ini untuk memperoleh hasil

yang jauh lebih besar. Jika dibandingkan dengan bisnis lain dengan jumlah

modal yang ada, bisnis yang bermodal sebesar 2 sampai 3 juta mungkin hanya

sebatas menjadi penjual nasi goreng jalanan, atau penjual bakso dsb. Artinya, 107

jauh lebih baik jika berinvestasi dibidang jaringan/MLM, karena selain modal

yang kecil, penghasilan pun jauh lebih besar. b. Tidak perlu menyediakan stok barang. Jelas sekali bahwa dalam MLM

distributor tidak perlu menyediakan stok barang seperti jalur distribusi

konvensional, hal ini telah ditanggung oleh perusahaan sebagai supplier

langsung kepada distributor dan konsumen. c. Dapat membangun jaringan tanpa batas dan dengan biaya murah. Setiap kali

seorang distributor merekrut seseorang, berarti ia telah membuka cabang baru

yang mandiri. Dan ia pun (distributor) tidak perlu mengeluarkan uang

sepeserpun karena biaya pendaftaran keanggotaan dikeluarkan oleh individu

yang ingin bergabung menjadi anggota distributor MLM. Selain itu dengan

menjadi distributor, kita dapat merekrut siapa saja, kemana saja kita suka,

tanpa ada batasan wilayah. d. Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mandiri. Begitu banyak

orang sukses dari bisnis yang ia miliki sendiri dan bukan menjadi pegawai

atau instansi pemerintah. Namun tidak banyak yang mau terjun langsung ke

dunia bisnis karena banyak hal seperti mental yang belum cukup siap, modal,

pengalaman, skill, tempat, waktu, dll. Namun dengan adanya konsep MLM

yang memberikan kebebasam kepada siapa saja untuk memulai usaha sendiri

dengan modal kecil, tanpa risiko, ada pelatihan/training untuk menyiapkan

mental dan tempat yang fleksibel, limitasi-limitasi yang tadi menghambat

seseorang untuk terjun ke dunia bisnis telah berhasil dihilangkan. 108

e. Adanya sertifikasi halal dagang dari MUI semakin menguatkan bahwa bisnis

MLM yang ditawarkan perusahaan Tianshi adalah halal dan sesuai syariah.

f. Keunikan lain adalah sangat dimungkinkan bagi para downline untuk

menyalip peringkat upline-nya jika downline-nya ia lebih rajin dan lebih giat

dalam mengembangkan bisnisnya.

g. Program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar retail yang

secara umum mengarahkan pelayanan terhadap konsumen sebagai layanan

universal.

h. Marketing Plan B adalah sebuah inovasi dari perusahaan Tiens Group Corp.

sebagai terobosan dan sebagai pembeda dengan perusahaan MLM lain, dan

juga sebagai upaya pengembangan prospek bisnis MLM secara global serta

sebagai bentuk kredibilitas perusahaan kepada distributornya untuk lebih

dapat mensejahterakan kehidupan para penggerak bisnis Tianshi.

i. Strategi yang disusun merupakan buah pikiran para distributor yang telah

berhasil di MLM Tianshi, yang disusun menjadi langkah-langkah sederhana

dan mudah diaplikasikan Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi

personal selling MLM Tianshi terdiri dari 4 bagian besar, yaitu : cara kerja,

pendidikan, alat bantu, dan kerja sama tim.

B. Saran

Bagi para distributor Tianshi yang muslim, hendaknya menjalankan bisnisnya

dengan dilandasi oleh aspek ibadah, sebagaimana pernyataan imam Al-Ghazali

bahwa landasan filosofis hidup manusia dalam bermuamalah adalah untuk beribadah 109

kepada Allah SWT. Dan jangan sampai terjerumus dalam keserakahan dan kemubaziran. Dalam berbisnis atau bermuamalah, tujuan utama yang ingin dicapai adalah pemenuhan kebutuhan agar seorang individu merasa tenang batinnya, dan jika tenang batinnya (nafsul muthma’innah), maka kualitas ibadah pun akan meningkat.

Aspek inilah yang harus tertanam dalam jiwa wirausahawan MLM.

Selain itu, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah :

a. Perlunya fatwa dari Dewan Syariah Nasional yang secara integratif

melegalkan bisnis Multi Level Marketing ini agar memberi kejelasan dan

wawasan bagi masyarakat dalam mengetahui mana bisnis yang sesuai syar’i

dan mana yang syubhat.

b. Perlu ditambahkannya program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara

lebih luas, intensif dan efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung,

maupun tidak langsung (media cetak, elektronik, online/web-site), yang

bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kemanfaatan produk,

peluang bisnis serta informasi tentang bisnis MLM yang dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat secara mudah dan praktis.

c. APLI dan Depperindag perlu secara aktif memberi wawasan dan pengetahuan

kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung agar

masyarakat dapat lebih jeli dalam berinvestasi dibidang MLM dan dapat

membedakan secara jelas mana bisnis MLM dan mana bisnis money game

yang berkedok MLM.

DAFTAR PUSTAKA

Agustianto, Multi Level Marketing dalam Perspektif Islam. Artikel diambil dari situs

http://[email protected]//2007/ diakses pada 12 September 2009

Agustina, Endang & Fienso F.A., Distributor MLM Sang Milliuner Jakarta:

Cakrawala, 2008

Andana, Galih. Aplikasi Pohon Berakar dalam Sistem Bisnis Multi-level Marketing

di Indonesia, Bandung, t.p. 2008

Al-Qur’an dan Terjemahannya

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. ke-11

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram, alih bahasa Mohammad Ismail, Surabaya:

Putra Al-Ma’arif, 1992

Axianto, Yoes, Multi Level Marketing & Mail Order, Pekalongan: CV. Gunung Mas,

1996

Carmichael, Allen. 1991. Network and Multi Level Marketing, alih bahasa Dja’far,

Jakarta: PT. Pustaka Delapratama, 1996

Fachrurrozi, Mochammad. Kontroversi Bisnis MLM, Jakarta: Pilar Media, 2005

Haziah, Profil Lengkap Perusahaan TIENS seri-1, Jakarta, t.p. t.th.

Hidayat, Muhammad, Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif Muamalah.

Artikel diambil dari situs http;//[email protected]//2008/ dan

diakses pada 10 September 2009

110

111

Hidayat, Syarifudin & Sedarmayanti. Metodologi Penelitian, CV. Mandar Maju:

Bandung, 2002 http//:www.APLI.or.id//. Diakses pada 10 Agustus 2009 http://www.geocities.com/sonnywinata/marketing_plan.html/. Diakses pada 11

Oktober 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen//. Diakses pada 10 September 2009 http://[email protected]/2006/1010/daftar-stokis-tianshi-di-

indonesia.html. Diakses pada 17 Maret 2010 http\\:www.tianshinaga.com/2006/. Artikel diambil pada 12 Agustus 2009

Ibrahim, Johnny. Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia

Publising, Malang: Jawa Timur, 2007

Isa, Bussiness Proposal, Jakarta, t.p. 2006

---, Katalog Produk Tianshi, Jakarta, t.p. 2007

Kisata, Pindi. Why Not MLM?, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006

Kiyosaki, Robert T. & Sharon J. Lechter, The Cashflow Quadrant. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2006

------, Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping People. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005

Kottler, Phillip. 1997, Manajemen Pemasaran, jilid 1, alih bahasa Teguh dan Ronny

A. Rusdi, Jakarta: PT. Prenhadindo, 1997

112

Kuswara, Mengenal MLM Syariah. Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai

dengan Pengelolaannya, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005

Maskury, Moh. Sahlan. An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t.,

United Core Vision: 2005

Pribadi, Krisnadi. Strategi Pemasaran dalam Bisnis Direct Selling MLM, Jakarta:

Universitas Indonesia, 1993

Rubino, Joe. Cepatlah Mendengar Lambatlah Berbicara. Artikel diakses pada 10

September 2009 dari situs http://[email protected]//2007.html.

Shemin, Robert. 8 Rahasia Idiot Kaya, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

Silalahi, Yulius P. Tianshi Mendobrak Kebohongan MLM, Jakarta: Bina Niaga Jaya,

2006

Suhendi, Hendi; Fiqih Muamalah, Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, 2002

Tarigan, Azhari Akmal; Ekonomi dan Bank Syari’ah, Jakarta: FKEBI IAIN, 2002

Triwulan Tutik, Titiek, & Idri, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta: Lintas

Pustaka, 2008

Xaverius Joko, Franciscus. Tiens Marketing Plan B, t.t., United Core Vision: 2008

Yusuf, Tarmizi. MLM Tempat Mewujudkan Impian Anda, Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2001

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006

T E N T A N G

KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN

SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penataan, peningkatan tertib usaha,

perlindungan konsumen dan kepastian hukum di bidang

perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung perlu

diupayakan tata cara penerbitan surat izin usaha

penjualan langsung;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dalam

huruf a perlu dikeluarkan Peraturan Menteri

Perdagangan;

113

114

Mengingat : 1. Bedrijfsreglementerings Ordonnantie Tahun 1934

(Staatsblad Tahun 1938 Nomor 86);

2. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1955 tentang

Pengusutan, Penindakan dan Peradilan Tindak Pidana

Ekonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1955 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 801) sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17

Tahun 1964 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1964 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2692);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

115

Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3817);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 1957 tentang Penyaluran Perusahaan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 7,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1144), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1957

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957

Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1467);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 1977 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing

di Bidang Perdagangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1977 Nomor 60, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3113), sebagaimana

116

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 15 tahun 1998 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3734);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 1997 tentang Kemitraan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718);

10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M

Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia

Bersatu, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 171/M Tahun 2005;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik

Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005;

12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I

Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana

117

telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 80 Tahun 2005;

13. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Perdagangan sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

30/M-DAG/PER/12/2005;

14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Nomor 09/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan

Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan;

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG

KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT

IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Penjualan Langsung (Direct Selling) adalah metode penjualan barang

dan/atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan

118

oleh Mitra Usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus atas

penjualan kepada konsumen diluar lokasi eceran tetap.

2. Perusahaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan barang dan/atau jasa dengan sistem Penjualan Langsung.

3. Mitra Usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran yang

berbentuk badan usaha atau perorangan yang memasarkan barang

dan/atau jasa milik Perusahaan dan bukan merupakan bagian dari

struktur organisasi Perusahaan dengan mendapatkan imbalan berupa

komisi dan/atau bonus atas penjualan.

4. Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya disebut SIUPL,

adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha

perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung.

5. Surat Permohonan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya

disebut SP-SIUPL adalah Formulir permohonan izin yang diisi oleh

perusahaan, yang memuat data-data perusahaan untuk memperoleh

SIUPL.

6. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,

baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak

dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan

atau dimanfaatkan oleh konsumen.

119

7. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi

untuk dimanfaatkan oleh konsumen.

8. Komisi atas Penjualan adalah imbalan yang diberikan oleh Perusahaan

kepada Mitra Usaha yang besarnya dihitung berdasarkan hasil kerja

nyata sesuai volume atau nilai hasil penjualan barang dan/atau jasa

baik secara pribadi maupun jaringannya.

9. Bonus atas Penjualan adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh

Perusahaan kepada Mitra Usaha karena berhasil melebihi target

penjualan barang dan/atau jasa yang ditetapkan Perusahaan Penjualan

Langsung.

10. Program Pemasaran (Marketing Plan) adalah Program Perusahaan

dalam memasarkan barang dan/atau jasa yang akan dilaksanakan dan

dikembangkan oleh Mitra Usaha melalui jaringan pemasaran dengan

bentuk Pemasaran Satu Tingkat atau Pemasaran Multi Tingkat.

11. Jaringan Pemasaran Terlarang adalah kegiatan usaha dengan nama

atau istilah apapun dimana keikutsertaan Mitra Usaha berdasarkan

pertimbangan adanya peluang untuk memperoleh imbalan yang

berasal atau didapatkan terutama dari hasil partisipasi orang lain yang

bergabung kemudian atau sesudah bergabungnya mitra usaha tersebut,

dan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang dan/atau jasa.

120

12. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa, baik

untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

13. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang

perdagangan.

BAB II

PERSYARATAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN

DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG

Pasal 2

Perusahaan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Berbadan hukum Indonesia dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT); b. Memiliki modal yang sepenuhnya dimiliki Badan Hukum Indonesia dan/atau

Warga Negara Indonesia dengan jumlah modal disetor sekurang-kurangnya

sebesar Rp. 500.000,000.,- (lima ratus juta rupiah); c. Memiliki kantor dengan alamat yang benar, tetap dan jelas; d. Melakukan penjualan dan rekruitmen melalui sistem jaringan; e. Memiliki program pemasaran yang jelas, transparan, rasional dan tidak berbentuk

skema jaringan pemasaran terlarang; f. Memiliki kode etik dan peraturan perusahaan yang lazim berlaku di bidang usaha

Penjualan Langsung;

121

g. Memiliki barang dan/atau jasa yang nyata dan jelas dengan harga yang layak dan

memenuhi ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku di

Indonesia; h. Memberikan komisi, bonus dan penghargaan lainnya berdasarkan hasil penjualan

barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh Mitra Usaha dan jaringannya sesuai

dengan yang diperjanjikan; i. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan

dan pemeliharaan; j. Memiliki ketentuan tentang harga barang dan/atau jasa yang dijual dalam mata

uang rupiah (Rp) dan berlaku untuk Mitra Usaha dan Konsumen; k. Menjamin mutu dan pelayanan purna jual kepada konsumen atas barang dan/atau

jasa yang dijual; l. Memberikan alat bantu penjualan (starter kit) kepada setiap Mitra Usaha yang

paling sedikit berisikan keterangan tentang barang dan/atau jasa, program

pemasaran, kode etik dan/atau peraturan perusahaan; m. Memberikan tenggang waktu selama 10 (sepuluh) hari kerja kepada calon Mitra

Usaha untuk memutuskan menjadi Mitra Usaha atau membatalkan pendaftaran

dengan mengembalikan alat bantu penjualan (starter kit) yang telah diperoleh

dalam keadaan seperti semula;

122

n. Memberikan tenggang waktu selama 7 (tujuh) hari kerja kepada Mitra Usaha dan

konsumen untuk mengembalikan barang dan/atau jasa apabila ternyata barang

dan/atau jasa tersebut tidak sesuai dengan yang diperjanjikan; o. Membeli kembali barang, bahan promosi (brosur, katalog, leaflet), dan alat bantu

penjualan (starter kit) yang dalam kondisi layak jual dari harga pembelian awal

mitra usaha ke perusahaan dengan dikurangi biaya administrasi paling banyak

10% (sepuluh persen) dan nilai setiap manfaat yang telah diterima oleh Mitra

Usaha berkaitan dengan pembelian barang tersebut, apabila Mitra Usaha

mengundurkan diri atau diberhentikan oleh perusahaan; p. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat

penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan akibat kesalahan Perusahaan yang dibuktikan dengan perjanjian; q. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian; r. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan

pengetahuan para Mitra Usaha agar bertindak dengan benar, jujur dan

bertanggung jawab; s. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua Mitra Usaha untuk berprestasi

dalam memasarkan barang dan/atau jasa; t. Melakukan pendaftaran atas barang dan/atau jasa yang menurut suatu peraturan

perundang-undangan wajib didaftarkan pada Instansi yang berwenang.

123

Pasal 3

Program pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e memenuhi ketentuan paling sedikit sebagai berikut : a. Memiliki alur distribusi barang dan/atau jasa yang jelas dari Perusahaan sampai

dengan kepada konsumen akhir; b. Jumlah komisi dan/atau bonus atas penjualan yang dibagi kepada seluruh Mitra

Usaha dan jaringan pemasaran di bawahnya paling banyak 40% (empat puluh

persen) dari jumlah penjualan barang dan/atau jasa Perusahaan kepada Mitra

Usaha.

Pasal 4

1. Kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung

diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara Perusahaan

dengan Mitra Usaha.

2. Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

wajib memuat :

a. Nama, alamat dan tempat kedudukan para pihak;

b. Hak dan Kewajiban para pihak;

c. Program pembinaan, bantuan pelatihan dan fasilitas yang diberikan

perusahaan dan/atau jaringan pemasaran kepada Mitra Usaha;

d. Jangka waktu perjanjian, minimal 1 (satu) tahun;

e. Pemutusan dan perpanjangan perjanjian;

124

f. Jaminan pembelian kembali oleh perusahaan atas barang milik

Mitra Usaha yang dibeli dalam kurun waktu paling sedikit 6 (enam)

bulan sebelum tanggal efektif pengunduran diri dan masih berada

dalam keadaan layak jual apabila Mitra Usaha mengundurkan diri

atau diberhentikan perusahaan (Buy Back Guarantee);

g. Ganti rugi atas barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan

kualitas dan jenis yang diperjanjikan;

h. Ketentuan tentang pemberian komisi, bonus, dan penghargaan

lainnya;dan

i. Penyelesaian perselisihan.

3. Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam bahasa

Indonesia dan diberlakukan hukum Indonesia.

Pasal 5

Perusahaan baik secara langsung atau melalui Mitra Usaha yang sudah ada wajib memberikan keterangan secara lisan atau tertulis dengan benar kepada calon Mitra

Usaha baru dan/atau Konsumen paling sedikit mengenai:

a. Identitas perusahaan;

b. Mutu dan spesifikasi barang dan/atau jasa yang akan dipasarkan;

c. Program pemasaran barang dan/atau jasa;

d. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Mitra Usaha;

125

e. Program pembinaan, bantuan pelatihan dan fasilitas yang diberikan

Perusahaan;dan

f. Ketentuan dalam Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).

BAB III

SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG

Pasal 6

1. Setiap Perusahaan wajib memiliki SIUPL.

2. SIUPL berlaku di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.

3. Masa berlaku SIUPL untuk Perusahaan yang baru melakukan kegiatan

usaha perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung diberikan

selama 1 (satu) tahun.

4. Masa berlaku SIUPL berikutnya selama 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama, apabila hasil

evaluasi kinerja Perusahaan dinilai baik.

5. Perpanjangan SIUPL sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat

diajukan 2 (dua) bulan sebelum masa berlaku SIUPL berakhir

BAB IV

KEWENANGAN

Pasal 7

1. Menteri memiliki kewenangan pengaturan kegiatan usaha

perdagangan dengan sistem penjualan langsung.

126

2. Menteri melimpahkan kewenangan penerbitan SIUPL kepada Direktur

Jenderal Perdagangan Dalam Negeri sebagai Pejabat Penerbit SIUPL.

BAB V

TATA CARA DAN PERSYARATAN PENERBITAN SIUPL

Pasal 8

1. Permohonan untuk memperoleh SIUPL diajukan kepada Pejabat

Penerbit SIUPL melalui Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran

Perusahaan dengan mengisi Formulir Surat Permohonan Surat Izin

Usaha Penjualan Langsung (SP-SIUPL) Model A, sebagaimana

tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini.

2. SP-SIUPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus ditandatangani

di atas meterai cukup oleh Pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab

Perusahaan.

3. SP-SIUPL yang pengurusannya dilakukan oleh pihak ketiga harus

dilampirkan surat kuasa bermeterai cukup dan ditandatangani oleh

Pemilik/Direktur Utama/Penanggungjawab Perusahaan.

Pasal 9

1. SP-SIUPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 wajib dilengkapi

dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:

127

a. Copy Salinan Akta Notaris Pendirian dan/atau Perubahan

Perseroan Terbatas (PT), dan Surat Keputusan Pengesahan Badan

Hukum;

b. Copy Tanda Daftar dan/atau Izin Teknis dari Instansi berwenang

atas barang dan/atau jasa yang dijual;

c. Copy Izin Usaha Industri apabila perusahaan merangkap sebagai produsen;

d. Copy Kontrak Kerjasama atau Penunjukkan apabila perusahaan

mendapatkan barang dan/atau jasa dari perusahaan lain (produsen atau

suplier);

e. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para Direksi dan Komisaris

Perusahaan;

f. Brosur, leaflet dan/atau katalog barang dan/atau jasa;

g. Daftar harga barang dan/atau jasa;

h. Program Pemasaran (Marketing Plan);

i. Kode Etik dan Peraturan Perusahaan;

j. Rencana Perjanjian dan/atau Formulir Pendaftaran Keanggotaan

Perusahaan Penjualan Langsung;

k. Photo Pemilik/Direktur Utama/Penanggungjawab Perusahaan

ukuran 4 x 6 cm (2 lembar).

128

2. Dalam hal penyampaian copy dokumen sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), pemohon wajib menunjukkan dokumen asli dan akan

dikembalikan kepada perusahaan yang bersangkutan setelah dilakukan

pemeriksaan mengenai keabsahannya.

3. Setelah melakukan pemeriksaan mengenai keabsahan atas dokumen

perusahaan, pejabat penerbit SIUPL atau pejabat yang ditunjuk:

a. melakukan pemeriksaan lokasi perusahaan;

b. membuat Berita Acara hasil pemeriksaan lokasi perusahaan.

4. Pejabat penerbit SIUPL atau pejabat yang ditunjuk dapat meminta

kepada perusahaan pemohon SIUPL untuk melakukan presentasi

tentang identitas perusahaan, barang dan/atau jasa yang dijual,

program pemasaran, kode etik dan peraturan perusahaan guna

memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat.

Pasal 10

1. Paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-

SIUPL secara lengkap, benar dan dengan memperhatikan presentasi

perusahaan, pejabat penerbit SIUPL menerbitkan SIUPL dengan

menggunakan Formulir Model B, sebagaimana tercantum dalam

Lampiran II Peraturan ini.

2. Apabila SP-SIUPL Model A dinilai belum lengkap dan benar, Pejabat

Penerbit SIUPL membuat surat penolakan penerbitan SIUPL kepada

129

Pemohon SIUPL yang bersangkutan disertai alasan-alasannya, paling

lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya SP-

SIUPL Model A.

3. Pemohon SIUPL yang ditolak permohonannya dapat mengajukan

kembali permohonan SIUPL, sesuai dengan persyaratan sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan ini.

Pasal 11

Perusahaan yang telah memiliki SIUPL wajib mendaftarkan perusahaannya dalam daftar perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun

1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

BAB VI

PEMBUKAAN KANTOR CABANG PERUSAHAAN

Pasal 12

1. Pemilik SIUPL yang akan membuka Kantor Cabang, wajib melapor secara

tertulis kepada Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan di

Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Pejabat Penerbit SIUPL

dan Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan di Propinsi

di tempat kedudukan Kantor Cabang Perusahaan.

2. Laporan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilengkapi dengan

dokumen-dokumen sebagai berikut :

130

a. Copy SIUPL Kantor Pusat Perusahaan yang telah dilegalisir oleh Pejabat

Penerbit SIUPL;

b. Copy Akta Notaris dan/atau dokumen pembukaan Kantor Cabang

Perusahaan;

c. Copy KTP Penanggung Jawab Kantor Cabang Perusahaan;

d. Copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Kantor Pusat;

e. Program pemasaran Perusahaan;dan

f. Brosur, leaflet dan daftar harga barang dan/atau jasa;

3. Paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan dan

dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) secara lengkap dan

benar, Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan di

Kabupaten/Kota setempat mencatat dalam Buku Laporan Pembukaan Kantor

Cabang Perusahaan, dan membubuhkan tanda tangan dan cap/stempel pada

copy SIUPL Perusahaan Kantor Pusat sebagai bukti bahwa SIUPL tersebut

berlaku juga bagi Kantor Cabang Perusahaan.

BAB VII

LARANGAN

Pasal 13

Perusahaan yang telah memiliki SIUPL, dilarang melakukan :

131

a. kegiatan yang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan barang dan/atau jasa

secara tidak benar atau berbeda atau bertentangan dengan keadaan yang

sebenarnya; b. kegiatan yang menawarkan barang dan/atau jasa dengan cara pemaksaan atau cara

lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis terhadap

konsumen; c. kegiatan yang menawarkan barang dan/atau jasa dengan membuat atau

mencantumkan klausula baku pada dokumen dan/atau perjanjian yang tidak sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan dibidang perlindungan konsumen; d. kegiatan yang menjual barang dan/atau jasa yang tidak mempunyai tanda daftar

dari Instansi teknis yang berwenang, khususnya bagi barang dan/atau jasa yang

wajib terdaftar menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku; e. kegiatan dengan menarik dan/atau mendapatkan keuntungan melalui iuran

keanggotaan/pendaftaran sebagai Mitra Usaha secara tidak wajar; f. kegiatan dengan menerima pendaftaran keanggotaan sebagai Mitra Usaha dengan

nama yang sama lebih dari 1 (satu) kali; g. kegiatan yang mengharuskan atau memaksakan kepada Mitra Usaha membeli

barang dan/atau jasa untuk dijual atau pemakaian sendiri dalam jumlah besar yang

melebihi kemampuannya dalam menjual; h. kegiatan usaha perdagangan yang terkait dengan penghimpunan dana masyarakat;

132

i. kegiatan dengan membentuk jaringan pemasaran terlarang dengan nama atau

istilah apapun; j. kegiatan usaha perdagangan di luar Surat Izin Usaha Penjualan Langsung yang

diberikan;

BAB VIII

PELAPORAN

Pasal 14

1. Pemilik SIUPL wajib menyampaikan Laporan Tahunan kegiatan

usaha perusahaan kepada Pejabat Penerbit SIUPL dengan

menggunakan Formulir Model C, sebagaimana tercantum dalam

Lampiran III Peraturan ini.

2. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

setiap tanggal 31 Januari tahun berikutnya.

Pasal 15

Pemilik SIUPL wajib memberikan keterangan, informasi, data/informasi dan menunjukkan dokumen yang berkaitan mengenai kegiatan usahanya sewaktu-waktu apabila diminta oleh Menteri atau Pejabat Penerbit SIUPL.

Pasal 16

1. Pemilik SIUPL yang tidak melakukan kegiatan usaha selama 6 (enam)

bulan berturut-turut atau menutup perusahaannya wajib

133

menyampaikan laporan secara tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUPL

disertai alasan penutupan dan mengembalikan SIUPL asli.

2. Pejabat Penerbit SIUPL yang menerima laporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), mengeluarkan Keputusan Penutupan

Perusahaan dengan menggunakan Formulir Model D sebagaimana

tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini.

Pasal 17

Pemilik SIUPL wajib menyampaikan laporan secara tertulis apabila Perusahaan melakukan perubahan Direksi, Komisaris, Identitas, program pemasaran, kode etik dan peraturan perusahaan, dan penambahan barang dan/atau jasa yang dipasarkan.

BAB IX

SANKSI

Pasal 18

1. Pemilik SIUPL yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 12 ayat (1), Pasal 13 huruf e, huruf f, huruf g, huruf h,

huruf i dan huruf j, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17 dikenakan sanksi

administratif berupa Peringatan Tertulis oleh Pejabat Penerbit SIUPL.

2. Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 2

(dua) minggu terhitung sejak tanggal pengiriman oleh Pejabat Penerbit

134

SIUPL dengan menggunakan Formulir Model E sebagaimana

tercantum dalam Lampiran V Peraturan ini.

Pasal 19

1. Pemilik SIUPL yang tidak mengindahkan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) dikenakan sanksi administratif

berupa pemberhentian sementara SIUPL paling lama 1 (satu) bulan.

2. Pemberhentian sementara SIUPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Pejabat Penerbit SIUPL dengan menggunakan

Formulir Model F sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI

Peraturan ini.

Pasal 20

1. Pemilik SIUPL yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 19 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa

Pencabutan SIUPL.

2. Pencabutan SIUPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

oleh Pejabat Penerbit SIUPL dengan menggunakan Formulir Model G

sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII Peraturan ini.

Pasal 21

Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan

Langsung dan tidak memiliki SIUPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 11

135

dan Pasal 13 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d dikenakan sanksi Pidana sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.

BAB X

KETENTUAN LAIN

Pasal 22

Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan

Langsung.

Pasal 23

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) tidak berlaku untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung.

Pasal 24

Pelaksanaan penerbitan SIUPL sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini tidak dikenakan biaya administrasi.

Pasal 25

Ketentuan pelaksanaan dan hal-hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan Menteri ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri,

Departemen Perdagangan.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 26

136

Perusahaan yang telah memiliki Izin Usaha Penjualan Berjenjang (IUPB) wajib memiliki SIUPL sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan ini paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal ditetapkannya Peraturan ini.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 27

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan Nomor 73/MPP/Kep/3/2000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha

Penjualan Berjenjang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 28

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

KANTOR PUSAT DAN PENDIRI PERUSAHAAN TIANSHI

Menerima gelar Doktor Honoris Kausa (UNESCO PBB)

Mr. Li Jin Yuan pendiri Tianshi Dinobatkan sbg orang ke-2 terkaya di RRC versi International Daily News, May 2004

KEANGGOTAAN TIANSHI DI APLI

137

MEMBER ID NAMA PERUSAHAAN NAMA PRODUK

0002/06/93 PT. MATOLINDO PRIMANTARA Matol

0003/06/93 PT. CITRA NUSA INSAN CEMERLANG CNI

0005/06/93 PT. AMWAY INDONESIA Amway

0008/06/93 PT. MULTICARE MITRA SEJAHTERA Multicare

0011/06/93 PT. ORINDO ALAM AYU Oriflame

0013/11/95 PT. VIVAMERINDO MITRA SEJAHTERA Vivalife

0014/01/96 PT. TARA PRIMA MEGAH Tara

0015/01/96 PT. BERJAYA COSWAY INDONESIA Cosway

0016/05/96 PT. NUGRA ALOEVERINDO Forever Living Product

0017/05/96 PT. IDENTIKA PRIMA INDONESIA Identik

0025/09/98 PT. SOPHIE MARTIN INDONESIA Sophie Martin

0027/11/98 PT. HERBALIFE INDONESIA Herbalife

0028/11/98 PT. TIGARAKSA SATRIA TBK Tigaraksa

0029/11/98 PT. SOLARAJA PERSADA JAYA Prime & First New World

0031/12/98 PT. CAPRIASI MULTINASIONAL SEJAHTERA Capriasi

0032/03/99 PT. KHARISMA GIZINDO PERKASA New Image Internasional

0033/03/99 PT. KOMPAK INDOPOLA Kompak

0035/09/99 PT. NUSAPERDANA Sunrider

0036/09/99 PT. NUSANTARA ORIENTAL PERMAI NOP

0037/09/99 PT. DAEHSAN INDONESIA (DXN) DXN

0038/02/00 PT. SINERGIPLA-SINDO DINAMIKA Sinergiplasindo

0043/04/00 PT. HARMONI DINAMIK INDONESIA High-Desert

138

0046/07/00 PT. TANGGUH SAKTI PONDASIMEGAH Bracini

0047/07/00 PT. ULTRATREND BIOTECH INDONESIA U-trend

0050/09/00 PT. ELKEN INT INDONESIA Elken

0053/01/01 PT. KK. INDONESIA KK

0056/07/01 PT. SURYA PAGODA MAS Supamas

0057/07/01 PT. SINGA LANGIT JAYA/TIANSHI Tianshi

0058/09/01 PT. NEW MODULE FARMA Vitasqua

0061/09/01 PT. REVELL INDONESIA Revell

0064/03/02 PT. IMMUNOTEC PROFARMASIA Immunocal

0069/04/03 PT. K-LINK NUSANTARA K-Link

0070/05/03 PT. SEHAT SUGIH SEJAHTERA Triple-S

0071/06/03 PT. ZHULIAN INDONESIA Zhulian

0073/07/03 PT. CITIDIRECT INTERINDO Citidirect

0076/11/03 PT. RATU NUSANTARA Ratu Nusantara

0080/06/04 PT. BIO-YOUNG INDONESIA Bio Young

0081/07/04 PT. KOKOPELLI MULTINASIONAL INDONESIA Kokopelly

0083/07/04 PT. ELITE MANDIRI ANUGRAH Elite Club

0084/08/04 PT. WOOTEKH Wootekh

0086/09/04 PT. LIFESTYLES INDONESIA Lifestyles

0087/12/04 PT. CENTRAL JAVA DRINKING WATER Oxy

0088/01/05 PT. DCHL INDONESIA Lampe Berger

0089/03/05 PT. ECOCLEAN INTERNATIONAL INDONESIA Eco Clean

0090/05/05 PT. ENESPI ALAM INDO Synergy World Wide

139

0091/08/05 PT. GOODWAY NETWORK INTERNATIONAL Goodway

0092/01/06 PT. GLOBAL HARAPAN TUNGGAL GHT

0093/01/06 PT. PERFECT NUSANTARA Perfect

0095/03/06 PT. NUSA SELARAS INDONESIA (NU SKIN) Nu Skin

0096/03/06 PT. CAHAYA PRESTASI INDONESIA Tupperware

0097/06/06 PT. ALLIANCE TEAMWORK MARKETING ATM

0098/12/06 PT. NUTREND INTERNATIONAL Nutrend

0099/03/07 PT. M-PLAN INDONESIA M-Plan

0100/07/07 PT. KOPI KLASIK INDONESIA Kopi Klasik

0101/08/07 PT. SUPREMASI INSAN PERKASA Supreme

0102/09/07 PT. MERCY STAR INDONESIA Mercy Star

0103/10/07 PT. SANKEN UNIVERSAL NETWORK SUN

0104/10/07 PT. TAHITIAN NONI INDEPENDEN TNI

0105/03/08 PT. BALOK EMAS WIDIDANA Pandu

0106/04/08 PT. GLOBAL ERA MAS TempoDirect

0108/07/08 PT. KEIZA INTERNATIONAL SENTOSA Keiza

0109/09/08 PT.FRANCE VALEGE INTERNATIONAL FVI

SEBARAN KANTOR CABANG TIANSHI1

TIENS Jakarta, Indonesia

PT Singa Langit Jaya, Gedung Merpati Nusantara Airlines

Lt 3, Jln Angkasa Raya, Blok B-15 Kav 2-3

1 Alamat dan nomor telepon kantor tianshi di Indonesia. Artikel diakses dari :http://bannerpointritel.com/ pada 10 Mei 2010

140

Kemayoran Jakarta Pusat, 10720 Indonesia

Tel: 021-62202175

Fax: 021-6544905

TIENS Bandung, Indonesia

PT Tianshi Bandung Jaya, No 162 Ged Bina Kharisma Lestari Bdg

Lt 3, Jl Soekarno Hatta, Bandung 40235 Indonesia

Tel: 0062-22-5400152

Fax: 0062-22-5411133

TIENS Kalimantan, Indonesia

PT Kalimantan Tianshi, Jln Jendral Sudirman Blok F 23

Komp Ruko Bandar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia

Tel: 0062-542-739377

Fax: 0062-542-739378

TIENS Medan, Indonesia

PT Singa Langit Utama Medan, Jln Multatuli, Block E, No 30,

Komplek Multatuli Indah, Medan 20151, Indonesia

Tel: 0062-61-4539491

Fax: 0062-61-4530525

TIENS Palembang, Indonesia

Tianshi Palembang Indonesia, Jl. Sukamto Kompleks PTC Blok G-31, Palembang,

Indonesia

141

Tel: 0062-711-382393

Fax: 0062-711-310072

TIENS Semarang, Indonesia

PT Tianshi Semarang, Jl Beteng 17-19, Semarang 50121 Indonesia

Tel: 0062-24-3520681

Fax: 0062-24-3520682

TIENS Makasar, Indonesia

PT Singa Langit, Jl Lamadukelleng No. 29, Makassar 90112, Sulawesi Selatan,

Indonesia

Tel: 0062-411-833026

Fax: 0062-411-833026

TIENS Surabaya, Indonesia

PT Cang Zhou Surabaya, Wisma BII LT.15 #1508-1509, Jl Pemuda, Surabaya 60271

Indonesia

Tel: 0062-31-60001068

Fax: 0062-31-5927077

TIENS Manado, Indonesia

PT. Singa Langit, Jl. Pierre Tendean Blok C1 No.1, Manado 95111, Sulawesi Utara,

Indonesia

Tel: 0062-431-879498

Fax: 0062-431-8880791

142

TIENS Pekanbaru, Indonesia

PT. Tianshi, Gedung Surya Dumai Lt.3A, Jl. Jend. Sudirman No.395, Pekanbaru,

Indonesia

Tel: 0062-761-37298

Fax: 0062-761-37298

TIENS Denpasar, Indonesia

Tianshi Bali, Jl.Teuku Umar No.93,3rd floor, Denpasar, Bali

Tel: 0062-361-241807

Fax: 0062-361-241807

TIENS Pontianak, Indonesia

Ruko A.Yani Mega Mall, Blok G No.7, Jl. Ahmad Yani, Pontianak, Indonesia

Tel: 0062-561-767114

Fax: 0062-561-767113/112

TIENS Pontianak, Indonesia

Ruko A.Yani Mega Mall, Blok G No.7, Jl. Ahmad Yani, Pontianak, Indonesia

Tel: 0062-561-767114

Fax: 0062-561-767113/112

Sebaran Stokist Tianshi

JABOTABEK

19 Trisulo. JI Margonda Raya No.222 F Depok (021) 77211255

22 Chandra N. JI. Perumkar DKI N0.60. Pondok Kelapa, (021) 8657513

143

31 Tanti. JI Benda IV. No.20 Blok A. Jak Sel. (021) 7393233

40 M.Fahmi AR JI. Beringin Raya BLK 27 N0.10C Per. Karawaci, Tangerang

(021) 5511734

46 Lam Man Can, JI. Permata Biro 2 BLK J6/1A, Kelapa Gading (021)4530239

47 JI. Betok II. No 30, Rawamangun, Jaktim. (021) 4712353

61 Lanny T. JI. Alam asri I No.8 Pondok Indah (021) 7500308

83 Ruth Vivi. JI. Palmerah Barat IV/28 JAK BAR (021) 5480284

102 Yunasty Azhar JI. Yudistira Raya N0.2 Bumi Indah Prasta II,

Bogor,(0251)336816

110 Purno Wasono. Ruko Pusat Niaga Cibodas D/7, Cimone JL. Gatot

Subroto,Tangerang,(021)55771665

140 Suprato. JI. Bandengan Selatan Ruko Robinson 821H Jakarta

Utara.(021)6615095/ 08129378281

144 Mugi. JI. H. Goden Raya 7/70 Pondok Pinang, Jaksel, 7502545

145 Yanti. Gd ARVA LT 2, JI. Cikini Raya 60 JKT 021 3147152

146 Slamet D. JL. Meruya 1lir 38 C D. Kbn Jeruk, Jakbar (021) 58902220

147 Hartono. Mangga Dua Mal Lt Dasar No.24 A. (021) 6127990

150 Edi HS. JI.Pulo Ribung Raya NO.AE100 Vila Galaxi Bekasi

Selatan,(021)8224789

151 Wikosan. JI. RE Martandinata No.49 Bogor. (0251) 312670

152 Agus T.L Perkantoran Duta Merlin. Gdg. CAREFOUR Lt 5.

144

ROOM:T23(021)63864587

154 Kartini. Ruko Taman Laguna BLK A/117, Cimanggis. (021) 70981675

155 Angelus S. JI. Basuki Rahmat Roko 8 G Kmp. Melayu (021) 8195821

156 Noersatrio. ITC Kuningan. Lt. Semi Dasar Blok B 8 No 1 & 6.

(021)57935559

158 Adrian. JI. Peta Barat No.18. Kali Deres, Jakarta Barat (021)

70323574.fax.5419157

159 Hepie jl. Bangbarung Raya No.18antarjati Bogor (0251) 345304

160 Suryani. Sentra Naga Kalimalang Blok B1 no 14 Bekasi Barat (021)88851712

414 Totok. JI Matua A7 No11 Tambun Selatan, Bekasi Timur(021)88364250

Sub Stokis Untung. JI. Raya Bogor Km 36 Ruko Lt 1 2. No.30 A 1 (081380004559)

Sub Stokis Narti.Jl. Skuadron 5a (Pos Lama) Halim PK. 021 8014013, 08158081921

Sub Stokis Yudi. Vila Nusa Indah 2 Blok DD8 No.5. Jati Asih Pdk Gede

(021)82409545

Sub Stods Ruh. JI. Kayu Jati V. No.47. Rawamangun. Jaktim. (021) 47868094

Sub Stokis Martinus. Bona Indah Plaza Blok A2/A2. JI.Karang Tengah

Raya.LebakBulus (021)7655176

Sub Stokis Janusar Said JI Jatayu II G5 no4 Komp Jati Bening Estate

Bekasi,(021)93254125

Sub stokis drg Lina JI Taman Taruna no 344 Tangerang (021)55764452

Sub Stokis Lisa. Pulo Permata Sari Blok A6/24 Bekasi Selatan (021)8203295

145

Sub Stokis Eka. JI. Empang Tiga Ujung No. 7. Kalibata. Jaksel. (021) 7943958

Sub Stokis Lie Siaw San. JI Raya Rawa Buntu, Ruko Golden Vienna ll Blok

BB/11,BSD,Tangerang.(021)75875468

Sub Stokis Indra K Hypermall (d/h KTC). JI. Boulevard Barat Kelapa Kelapa

Gading, Lt I Blok A 09/05 Jakarta Utara. Telp. (021) 70763208, (021) 98764550

Sub Stokis Tiens Shop Drg Lina A. JI Tmp Taruna 34 Tangerang Telp. 55764452

Sub Stods dr. David. Komp. Taman Permata Indah 2 Blok L No. 1C Jakbar Telp.

(021) 6618844

RAGAM PRODUK TIANSHI

Nutrient High Calcium Powder Calcium Chewable Tablets - Penguat tulang (untuk Osteoporosis) - Menguatkan tulang - M engatasi kram, sakit pinggang, wasir, - Mencegah Osteoporosis reumatik, pengapuran - Wanita haid & menjelang menopause - Nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui - Menormalkan tekanan darah & jantung - Mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi

Hyperglycemia High Calcium Powder - Khususuntuk penderita diabetes -M engaktifkan pankreas -M engurangi kadar gula dalam tubuh -M engatasi kaki, tangan kering dan pecah-pecah Ant ilipemic Tea - Menghancurkan lemak - M embuang racun - M enghancurkan kolesterol dan Children Nutrient High Calcium Powder asam urat - Pertumbuhan tulangdan gigi anak - M elancarkan peredaran darah -M eningkatkan kecerdasan anak -M encegah penyakit pada sistemsyaraf -M engatasi kaki tipe “O” atau “X”

Zinc Cream Supplement - Membantu metabolisme hormon, Double Cellulose termasukhormon seks - Mengat asi kanker usus - Mengatasi masalah rambut & kebotakan -Memperbaiki saluran pencernaan - Mengurangi sariawan & panas dalam -Menurunkan berat badan - Memperlancar buang air besar

Spirulina Capsules - Nutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh Vitality Softgel Supplement -Meningkat kan kekebalan t ubuh - Menjaga kesehatan kulit & kecantikan -Menambah sirkulasi oksigen dalam darah - Anti oksidan & menunda prosespenuaan - Mencegah hepatitis -Memperkuatdayaingat

146

Beneficial Capsules CordycepsMycelium - Mengikat radikal bebas - M eningkatkankekebalantubuh - Menambah oksigen dalam darah - M enghilangkan infeksi / radang (antibiotik alami) - Melancarkan pernafasan dan - M emperbaiki fungsi jantung, paru-paru, regenerasisel hati, limpa dan ginjal - Mengat asi kanker - Filterisasi dan detoksifikasi racun - M engatasi kanker

Chit osan Capsules Vigor Rousing Capsules - M enghambat pertumbuhan tumor - M emperlancar aliran darah ke otak dan kanker - M encegah penyakit jantung - M emperkuat fungsi hati - M engatasi tekanandarah tinggi - M engikat dan membuang lemak - Anti oksidan - M enstabilkankadar gula darah - M engatasi kanker - M empercepat penyembuhan luka

MARKETING PLAN TIANSHI

147

PERINGKAT 1 2 3 4 5 6 7 8

Cara 1 : 3 line

* 8

Total Omzet

Grup

=

Cara 1 : 3 line * 6 2.000.000 BV

Cara 1 : 3 Cara 1 : 3 Total Omzet Grup Cara 2 : 2 line

line * 3 line * 4 Cara 1 : 3 line * = 500.000 BV * 8

Total Omzet Total Omzet 5 Cara 2 : 2 line * 6 Total Omzet Pendaftara Pembelian Pembelian Grup Grup Total Omzet Grup Total Omzet Grup Grup n Pribadi Pribadi = = = 150.000 = 1.000.000 BV = Syarat Rp. 500 BV, 2000 BV, 10.000 BV 40.000 BV BV Cara 3 : 2 line * 6, 4 line 4.000.000 BV Mencapai 85.000,- diakumulasi diakumulasi Cara 2 : 2 Cara 2 : 2 Cara 2 : 2 line * * 5 Cara 3 : 2 line Peringkat sekali tanpa tanpa line * 3 line * 4 5 Total Omzet Grup * 7, 4 line * 6 seumur batas batas Total Omzet Total Omzet Total Omzet Grup = 500.000 BV Total Omzet hidup waktu waktu Grup Grup = 300.000 Cara 4 : 1 line * 6, 6 line Grup

= = BV * 5 =

20.000 BV 80.000 BV Total Omzet Grup 2.000.000 BV

= 500.000 BV Cara 4 : 1 line

* 7, 6 line * 6

Total Omzet

Grup

=

2.000.000 BV

Syarat Pembelian 100 BV 200 BV 500 BV 800 BV Pribadi Tiap Bulan

148

Side Volume 2.000 BV 4.000 BV 7.000 BV 10.000 BV Tiap Bulan

Bonus Eceran 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15%

Bonus Prestasi 5% 20% 24% 28% 32% 36% 40%

1 28% 37% 37% 37% 37% 37% 37%

2 1% 1% 1% 1% 1%

3 1% 1% 1% 1%

Bonus 4 1% 1% 1% 1%

Perkembangan 5 1% 1% 1%

( 10 level 6 1% 1% 1% kedalaman ) 7 1% 1%

8 1% 1%

9 1%

10 1%

1 1% 1% 1% 1%

2 1% 1% 1% Bonus 3 1% 1% Kepemimpinan 4 1% 1% ( 6 level generasi ) 5 1%

6 1%

REKANAN BISNIS TIANSHI

149

simPATI

SERTIFIKASI HALAL MUI

M r. Li Jin Yuan Bersama Ketua PBNU : KH Hasyim M uzadi

SUPERMARKET TIANSHI