PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

HUBUNGAN KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN

DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA AKHIR MASA ANAK-ANAK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Fransisca Christy Utami

NIM : 099114117

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

iii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Don’t worry that children never listen to you. Worry that they are always watching you. By: Robert Fulghum

Kita tidak bisa merubah arah angin, tetapi kita bisa mengatur posisi layar kapal kita untuk tetap pada arah tujuan. By: Jimmy Dean

iv

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus, Papa Agustinus Sukarmo, Mama Fransisca Romana Indriyani, Lidwina Desi Kurniawati, Andi Paddusung Prabandaru

v

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

vi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

HUBUNGAN KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA AKHIR MASA ANAK-ANAK

Fransisca Christy Utami

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anak- anak. Hipotesis penelitian adalah ada korelasi yang positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa terhadap perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia 8-10 tahun yang berjumlah 45 orang. Pengumpulan data yang digunakan adalah skala rating keterpaparan lirik lagu dewasa dan skala rating perilaku seksual anak. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji Pearson Product Moment. Korelasi yang diperoleh sebesar 0,693 dengan taraf signifikan 0,000 (p< 0,05) dan hasil data menunjukkan adanya korelasi positif antara keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Artinya, semakin tinggi keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan maka perilaku seksualnya akan semakin tinggi.

Kata kunci : keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan, perilaku seksual

vii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

THE RELATION BETWEEN EXPOSURE OF LOVE SONG LYRIC FOR ADULT AND SEXUAL BEHAVIOUR ON LATE CHILDHOOD

Fransisca Christy Utami

ABSTRACT

This study was a correlation study which aimed to see the corelation between exposure of love song lyric for adult and sexual behaviour among late childhood (8-10 Age). The hypothesis y was there was a positive correlaion between exposure of love song lyric for adult and sexual behaviour on late childhood (8-10 Age). The subject of this research are children which have age 8 till 10 years old amounting to 45 people. The data collection to be used was song lyric’s exposure scale and child sexual behaviour scale. The research was analyzed by Pearson Product Moment Correlation analysis. The correlation was 0,693 with significance score 0,000 (p< 0,05) and the result of the data analyzed showed that there was positive correlation between exposure of love song lyric for adult and sexual behaviour with F (157.172). It mean’s if the children had more exposure of love song lyric for adult their sexual behaviour will progressively increase.

Keywords: exposure of love song lyric for adult, sexual behaviour.

viii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

ix

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan Dengan Perilaku

Seksual Pada Akhir Masa Anak-Anak”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan program strata satu (S1) Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada proses penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan berupa moral, material maupun spiritual. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bantuan, bimbingan dan saran selama proses pengerjaan

skripsi hingga terselesainya skripsi ini.

3. Victoria Didik Suryo Handoko, M.Si., selaku dosen mata kuliah Seminar

yang telah membimbing peneliti dan memberikan masukan selama proses di

matakuliah seminar sehingga topik ini dapat direalisasikan dalam skripsi.

4. Seluruh dosen dan staf yang telah membantu penulis selama proses

perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

x

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

5. Kepala sekolah SD Kanisius Kalasan, Kanisius Kotabaru dan SD Negeri

Golo yang sudah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan

penelitian di sekolah.

6. Kedua orang tua tercinta papa Agustinus Sukarmo dan mama Fransisca

Romana Indriyani yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi

dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Adekku Lidwina Desi Kurniawati yang selalu memberikan perhatian dan

mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi.

8. Andi Paddusung Prabandaru yang telah memberikan doa, perhatian,

kesabaran, motivasi, dan selalu mendengarkan segala keluhan penulisan.

Terimakasih udah jadi partner yang oke banget. “Terimakasih untuk

dukungan semangatnya dari berjuang lulus UAN hingga skrispi.”

9. Ibu Monica Rubiyati yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang

selayaknya orang tua sendiri.

10. Teman-teman Psikologi 2009, teman-teman kelas C angkatan 2009.

Terimakasih untuk kebersamaan dan segala proses yang pernah dilalui.

Semoga kita sukses selalu.

11. Mbak Veenu, M.Si yang telah memberikan kesempatan dan pengalaman yang

bermanfaat untuk bergabung di biro FOCUS Psikologi.

12. Teman-teman Crew Radio Masdha FM angkatan 2009, terimakasih untuk

proses dinamikanya selama 2 tahun.

13. Teman-teman SMA Stella Duce 2 angkatan 2006-2009 “Thanks ndess buat

gojek kere yang bisa bikin mood happy.”

xi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

14. Alumni SD Tarakanita 5 dan SMP Tarakanita 4 Timur, terimakasih

sudah mengajarkan penulis mengenai betapa petingnya bersaing secara

akademik.

15. Semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas

semua dukungan dan doanya sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan

baik

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menunjang kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut

Penulis,

Fransisca Christy Utami

xii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR SKEMA xviii

DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 9

1. Manfaat Teoretis 9

2. Manfaat Praktis 9

xiii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI 11

A. Perilaku Seksual 11

1. Definisi Perilaku Seksual 11

2. Tahap-tahap Perilaku Seksual 12

B. Karakteristik Anak Usia 8-10 Tahun

(Masa Akhir Anak-anak) 18

1. Definisi Masa Anak-anak 18

2. Karakteristik Perkembangan Masa Akhir Anak-anak 19

C. Perilaku Seksual Anak 20

1. Tahap Perkembangan Perilaku Seksual Anak

Hingga Remaja 20

2. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja 32

3. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja

dalam Tingkatan Intensitas 36

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual

Anak Hingga Remaja 38

D. Lagu 40

1. Definisi Lagu 40

2. Unsur-unsur pada Lagu 41

3. Fungsi Lagu Bagi Anak-anak 43

4. Perkembangan Lagu di 43

5. Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan 47

xiv

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

E. Keterpaparan 48

F. Proses Belajar 49

G. Dinamika Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik

Percintaan dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa

Anak-anak 50

H. Hipotesis 55

BAB III METODE PENELITIAN 56

A. Jenis Penelitian 56

B. Identifikasi Variabel Penelitian 57

C. Definisi Operasional 57

1. Keterpaparan Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan 57

2. Perilaku Seksual Anak 58

D. Subjek Penelitian 59

E. Metode Pengumpulan Data 60

1. Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu 61

2. Skala Rating Perilaku Seksual Anak 63

F. Prosedur Penelitian 66

G. Kredibilitas Alat Ukur 67

1. Validitas 67

2. Reliabilitas 68

H. Teknik Analisis Data 68

xv

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 69

A. Pelaksanaan Penelitian 69

B. Data Demografi Subjek Penelitian 70

C. Deskripsi Data Penelitian 71

1. Deskripsi Data Statistik 71

2. Deskripsi Data Respon Subjek 76

D. Hasil Penelitian 80

1. Uji Asumsi 80

2. Uji Hipotesis 83

E. Pembahasan 84

BAB V PENUTUP 91

A. Kesimpulan 91

B. Saran 92

1. Bagi Orang Tua dan Guru 92

2. Bagi Penelitian Selanjutnya 92

3. Bagi Produser Musik Indonesia 93

DAFTAR PUSTAKA 94

LAMPIRAN 97

xvi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Blue Print Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu 62

Tabel 2 : Blue Print Skala Rating Perilaku Seksual Anak 65

Tabel 3 : Data Demografi Subjek Penelitian 70

Tabel 4 : Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Keterpaparan

Lirik Lagu Dewasa 71

Tabel 5 : Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala

Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa 72

Tabel 6 : Kriteria Kategorisasai Variabel Keterpaparan Lirik

Lagu Dewasa 74

Tabel 7 : Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Perilaku Seksual

Anak 74

Tabel 8 : Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala

Perilaku Seksual Anak 75

Tabel 9 : Kriteria Kategorisasi Variabel Perilaku Seksual Anak 76

Tabel 10 : Deskripsi Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik

Lagu Dewasa 77

Tabel 11 : Deskripsi Respon Subjek terhadap Perilaku Seksual

Anak 78

Tabel 12 : Hasil Uji Normalitas 81

Tabel 13 : Hasil Uji Linearitas 82

Tabel 14 : Hasil Uji Hipotesis 83

xvii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan

dengan Perilaku Seksual Pada Akhir Masa Anak-anak 54

xviii

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala Rating Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan 98

Lampiran 2 : Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Orang Tua 101

Lampiran 3 : Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Guru 110

Lampiran 4 : Pembobotan Aitem Skala Rating Perilaku Seksual Anak 119

Lampiran 5 : Hasil Skor Total Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa 124

Lampiran 6 : Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Orang Tua 127

Lampiran 7 : Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Guru 134

Lampiran 8 : Hasi Uji Asumsi 141

Lampiran 9 : Hasil Uji Hipotesis 143

Lampiran 10 : Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu

Dewasa Percintaan 145

Lampiran 11 : Lirik Lagu dengan Frekuensi Sering Didengar oleh

Anak 150

Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian 155

xix

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara selalu dituntut untuk dapat dinamis dalam mengikuti

perkembangan globalisasi. Salah satu perkembangan yang terjadi di arus

global ini ialah perkembangan trend dengan konsep budaya pop. Dunia

seakan menjadi tempat untuk menampung derasnya aliran budaya pop yang

hadir melalui ruang dan waktu. Secara disadari atau tidak, jenis budaya ini

telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Menurut McQual, 1996 (dalam Mahar, 2012) wujud budaya pop beraneka

macam, misalnya bahasa, teknologi, busana, tata cara, dan musik.

Musik merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam

bentuk bunyi yang berirama sebagai penyaluran pikiran dan perasaan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), musik adalah nada atau

suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan

keharmonisan. Secara umum, musik dikelompokkan menurut kegunaannya

menjadi tiga ranah besar, yaitu musik seni, musik tradisional dan musik

populer (Wikipedia, 2013).

Musik pop merupakan salah satu aliran musik yang dapat dinikmati

oleh semua kalangan usia, akan tetapi musik ini lebih berpengaruh pada

kalangan anak muda dikarenakan musik pop merupakan jenis musik yang

memperlihatkan realitas emosional lelaki dan perempuan muda. Seperti yang

1

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 2

diungkapkan oleh Storey, John (2008), “Budaya musik pop seperti lagu,

majalah, konser, festival, film dan sebagainya membantu memperlihatkan

pemahaman akan identitas di kalangan muda.” Fenomena budaya pop

menyebabkan para produser musik di Indonesia saling berlomba-lomba

menciptakan lagu dengan aliran pop yang khususnya ditujukan untuk

kalangan muda dan mulai meninggalkan lagu anak-anak, sehingga secara

perlahan anak mulai disuguhi oleh lagu dewasa.

Pada dasarnya anak suka mendengarkan semua jenis lagu karena lagu

dapat dijadikan sarana hiburan untuk anak-anak. Lagu merupakan sarana

hiburan yang paling mudah ditemui, ekonomis, dan dapat didengar

bersamaan dengan melakukan aktivitas lain. Oleh sebab itu, lagu dapat

didengar dimana saja dengan bersamaan melakukan aktivitas lain, seperti saat

bermain dan di dalam mobil saat menuju perjalanan. Mendengarkan musik

dan lagu juga merupakan hiburan yang populer di kalangan anak-anak.

Mendengarkan musik dan berbicara tentang lagu yang disukai dengan teman

sebayanya dapat berfungsi sebagai pengikat yang mendukung penerimaan

sosial (Hurlock, 1990).

Gardner (dalam Sheppard, 2007), membuktikan bahwa alunan musik

mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan kemampuannya

dalam bersosialisasi. Melalui musik dan lagu, anak mampu mengendalikan

emosi, perasaan sedih ataupun senang. Lewat syair lagu, imajinasi anak dapat

berkembang.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 3

Lagu (nyanyian) anak adalah lagu yang pantas didengarkan dan

dinyayikan untuk anak-anak yang terkandung unsur hiburan maupun unsur

pendidikan juga (Ibu & balita, 2013). Namun sangat disayangkan lagu anak

di era sekarang semakin langka di dengar. Secara perlahan musik anak di

Indonesia tidak mendapatkan tempat seperti era-era sebelumnya. Sepinya

lagu anak tersebut juga tidak terlepas dari masalah industri musik di

Indonesia, dimana lagu anak adalah salah satu industri musik yang tidak

menguntungkan untuk era ini.

Berdasarkan dari segi keuntungan dan pendapatan, para produser

musik di Indonesia lebih berminat pada lagu-lagu dewasa yang komersial

sehingga menyebabkan jumlah lagu anak lebih sedikit dibandingkan dengan

lagu dewasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya program musik di

televisi dengan konten lagu-lagu dewasa yang berlomba-lomba dalam

mencapai rating yang tinggi (Utari, 2013). Oleh karena itu, banyak dari anak-

anak yang akhirnya mendengarkan lagu dengan lirik dewasa yang tidak

sesuai dengan perkembangannya sehingga sangatlah wajar apabila sebagian

besar anak jaman sekarang lebih mudah menyanyikan lagu dengan lirik cinta

dewasa dibandingkan menyanyi lagu anak.

Dalam harian Republika (Rabu, 21 Juli 2010) dengan tajuk “Lagu

anak-anak kian tak punya identitas” disebutkan juga bahwa anak-anak hari ini

sudah tidak memiliki identitas lagi dalam menyanyikan sebuah lagu. Sebab,

lagu yang anak-anak nyanyikan bukan lagi lagu untuk anak-anak yang sesuai

dengan umurnya, melainkan lagu orang dewasa. Hal serupa pun juga di

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 4

ungkapkan oleh Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Sumadi,

mengatakan, sepuluh tahun belakangan ini, lagu-lagu anak hampir tidak ada

sama sekali. Bahkan penyanyi cilik saat ini cenderung menyanyikan lagu

orang-orang dewasa. Anak-anak seakan-akan tidak diberikan pilihan untuk

mendengarkan lagu yang sesuai dengan umurnya melainkan di sodorkan

lagu-lagu orang dewasa.

Lagu orang dewasa merupakan lagu yang layak dikonsumsi oleh

tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh tahun ke atas, sedangkan lagu

anak-anak merupakan lagu yang dikhususkan untuk dikonsumsi oleh anak

yang berusia 4 hingga 16 tahun. Berdasarkan lirik dan tema, lagu anak-anak

dan lagu orang dewasa juga sangat berbeda. Lirik lagu pada lagu anak-anak

memiliki lirik yang ringan, seperti adanya pengulangan nada dan kata yang

sama, sedangkan lirik pada lagu orang dewasa biasanya memiliki makna yang

lebih mendalam. Begitupun dari segi tema lagu, lagu anak-anak lebih

bertemakan kepada kehidupan anak-anak itu sendiri, seperti sekolah,

orangtua, guru, teman, dan binatang peliharaan. Lagu orang dewasa biasanya

bertemakan hubungan antara pria dan wanita dalam percintaan (Ibu & balita,

2013).

Pemaparan lagu dengan lirik dewasa secara intensif dikhawatirkan

dapat berdampak pada psikologis perkembangan anak khususnya perilaku

seksual yang terjadi pada masa akhir anak. Secara disadari atau tidak lagu

dewasa akan memaksa mereka untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang

seharusnya, seperti yang ditunjukkan oleh fenomena pacaran yang sudah

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 5

terjadi di kalangan anak SD. Hal ini dikarenakan permasalahan kehidupan

orang dewasa disampaikan melalui lirik-lirik lagu yang dapat mengakibatkan

anak-anak menelan mentah-mentah lirik pada lagu tersebut.

Fenomena ini juga menjadi salah satu sorotan keprihatinan Dr. Seto

Mulyadi yang merupakan ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Beliau

sempat menyampaikan pendapatnya bahwa anak-anak zaman sekarang

disuguhi dengan lagu-lagu dewasa yang bukan untuk mereka (Lampost,

2013). Kenyataannya lagu dewasa yang sering dinyanyikan anak-anak dapat

memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Hal ini

dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara,

jatuh cinta antara kedua insan, dan cenderung berbau porno (Faldana, 2011).

Anak-anak akan dengan mudah untuk mengimitasi atau meniru segala

informasi yang mereka dapatkan. Salah satunya informasi melalui proses

belajar simbolik dengan bentuk instruksi verbal. Bandura menjelaskan bahwa

manusia belajar meniru bukan hanya melalui model hidup namun dari banyak

model, seperti model simbolik. Bentuk lain pemodelan simbolik ini adalah

instruksi verbal dari lagu dewasa dengan lirik percintaan. Instruksi verbal dari

lagu dewasa ini semakin besar ditiru dikarenakan karakteristik perkembangan

anak usia 8 hingga 10 tahun. Pada usia ini, anak memiliki karakteristik

kognitif operasional konkrit, yang mana anak dapat berpikir lebih logis serta

dapat memahami konsep percakapan. Anak juga memiliki ingatan dengan

intensitas paling kuat dan paling besar serta dapat mengembangkan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 6

ingatannya dengan baik melalui belajar menggunakan bantuan-bantuan

memori seperti pengulangan verbal secara terus-menerus.

Pada usia 8 hingga 10 tahun, karakteristik sosial emosi anak juga

berada pada tahap pengenalan gender dengan ruang gerak hubungan sosial

yang semakin luas. Reaksi emosional pada anak juga lebih bervariasi, seperti

rasa takut, rasa marah, cemburu, kegembiraan dan kasih sayang

(Hurlock,1990). Pemahaman emosional anak juga semakin tinggi bila

dibandingkan masa sebelumnya. Sehubungan dengan karakteristik

perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun tersebut, maka sungguh mudah

bagi seorang anak untuk menerima dan mengingat suatu lagu termasuk lagu

dengan lirik dewasa. Oleh karena itu, anak yang terbiasa terpapar lagu dengan

lirik tersebut dikhawatirkan akan ditiru ke dalam kehidupan kesehariannya

khususnya dalam perilaku seksualnya.

Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh

hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis.

Dalam hal ini perilaku seksual bisa bermacam-macam, seperti munculnya

perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu hingga

bersenggama (Sarwono,2007). Bila dilihat berdasarkan perkembangan

karakteristik seksual anak secara garis besar dikatakan bahwa pada masa

akhir anak merupakan masa dimana individu belum matang secara seksual.

Akan tetapi anak akan mulai mengembangkan konsep yang jelas tentang

peran seks yang sesuai untuk anak laki-laki dan perempuan. Selain itu, anak

ingin mengetahui lebih mendalam mengenai hubungan antara kedua jenis

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 7

seks tersebut. Oleh karena itu pada umumnya anak akan berusaha

memperoleh informasi dari buku atau bertukar cerita maupun lelucon dengan

teman-temannya (Hurlock, Elizabeth B. 1990).

Dalam beberapa kasus, perilaku seksual anak pada saat ini cukup

memprihatinkan seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh komnas

anak tahun 2009 yang mendapatkan angka 97% anak SD pernah mengakses

pornografi melalui internet (Rahmawati, 2012). Berdasarkan data

Depkominfo 2007, ada 25 juta pengakses internet di Indonesia konsumen

terbesar 90% adalah anak usia 8-16 tahun, 30% pelaku sekaligus korban

pornografi adalah anak. Survey UNICEF (2003) dalam Rahmawati (2012)

memperoleh informasi yang sangat buruk terhadap perilaku anak dan remaja

di Inggris, diantaranya generasi muda di Inggris sangat memprihatinkan

dikarenakan anak-anak telah terbiasa melakukan hubungan seksual. Menurut

Observasi di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang dilakukan oleh

Lembaga Centra Muda Putro Phang (LCMPP) 2007 dalam Rahmawati (2012)

yang bekerjasama dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

(PKBI) di dapatkan bahwa 115 anak yang bermasalah tentang perilaku

seksual terungkap telah melakukan pacaran dan seks sebanyak 51,30%.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Negeri 16 Banda

Aceh dengan jumlah subjek 390 siswa, ditemukan informasi bahwa siswa

mengaku pernah memegang tangan teman lawan jenisnya. Adapun wali kelas

yang menyatakan bahwa terdapat siswa yang sering mengganggu teman

lawan jenisnya dengan mencium kawan sebangkunya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 8

Dengan dilatarbelakangi keprihatinan penulis akan fenomena

pemaparan lagu dewasa lirik percintaan terhadap anak-anak dan

meningkatnya perilaku seksual pada anak-anak, maka timbul ketertarikan

khusus bagi penulis untuk membuat penelitian mengenai hubungan

pemaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual khususnya

pada akhir masa anak-anak. Peneliti memiliki dugaan bahwa semakin tinggi

keterpaparan lagu dewasa dengan lirik percintaan maka semakin

mempengaruhi perilaku seksual pada anak, khususnya akhir masa anak-anak

yang berusia 8-10 tahun. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi dampak

negatif dari fenomena tersebut yang di dikhawatirkan nantinya dapat menjadi

“bom waktu” bagi penyimpangan perilaku anak-anak ke depannya khususnya

dalam perilaku seksualnya.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan positif antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik

percintaan dan tingkat perilaku seksual anak?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan positif

antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dan tingkat perilaku

seksual anak.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 9

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi Ilmuwan Psikologi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu psikologi perkembangan pada anak, khususnya

tentang hubungan pemaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan

perilaku seksual pada akhir masa anak-anak.

b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi pada

penelitian berikutnya yang ada kaitannya dengan perilaku seksual anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orangtua

Memberikan masukan bagi orang tua untuk memberikan

pendampingan bagi anak-anaknya untuk mendengarkan lagu yang

sesuai dengan umurnya sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan

umurnya baik secara psikologi maupun bahasa serta pembentukan

karakter anak.

b. Bagi Prosedur Musik Indonesia

Penelitian ini dapat memberikan masukan, khususnya bagi

produser musik di Indonesia untuk bisa memproduksi kembali lagu

anak, sehingga diharapkan anak memperoleh haknya untuk

mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan usianya sehingga mereka

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 10

dapat menikmati waktu bermainnya tanpa harus dipengaruhi oleh lagu

dewasa saat ini.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Seksual

1. Definisi Perilaku Seksual

Secara harafiah kata seks mengacu pada aktivitas biologis yang

berhubungan dengan alat kelamin (genitalia). Akan tetapi, pengertian seks

yang menekankan pada keadaan anatomis dan biologis sebenarnya

hanyalah pengertian sempit dari apa yang dimaksud dengan seksualitas.

Para ahli berpendapat bahwa seks dapat memicu atau menghasilkan suatu

perilaku. Hal ini dikarenakan, seksualitas merupakan keseluruhan

kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian dan sikap seseorang yang

berkaitan dengan perilaku serta orientasi seksualnya (Gunawan,1993).

Pengertian seksual secara umum menurut Gunawan (1993)

mencakup:

a. Sex act (tindakan seksual)

Pengertian seks yang dikonotasikan pada persetubuhan.

Berdasarkan tujuannya sex acts dibedakan menjadi tiga macam.

Pertama, bertujuan untuk memiliki anak (sex as procreational), kedua,

untuk sekadar mencari kesenangan (sex as recreational) dan ketiga,

dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan penyatuan rasa, seperti cinta

(sex as relational).

11

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 12

b. Sexual behavior (perilaku seksual)

Pengertian seksual yang bersifat psikologis, seperti cara

berpakaian yang seronok, gerak-gerik yang erotis, membaca majalah

porno dan gambar-gambar yang sensual, serta ketertarikan pada pesona

lawan jenis.

Nevid, Rathus (1995), mendefinisikan perilaku seksual sebagai

semua jenis aktifitas fisik yang menggunakan tubuh untuk

mengekspresikan perasaan erotis atau perasaan afeksi.

Menurut Sarwono (1985), perilaku seksual adalah segala tingkah

laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan dengan lawan jenis

maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk perilaku seksual ini bisa

bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai pada munculnya

tindakan untuk berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya

dapat berupa orang lain, seseorang dalam khayalan maupun diri sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa perilaku

seksual adalah tindakan yang dilakukan untuk mengekspresikan peraasaan

erotis atau perasaan afeksi, tidak hanya dikaitkan dengan persetubuhan

namun juga dapat bersifat psikologis.

2. Tahap-tahap Perilaku Seksual

Berbagai macam tahap-tahap perilaku seksual, menurut Master

dkk, (1982):

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 13

a. Bergandengan tangan dan memegang

Bergandengan tangan dan memegang adalah salah satu bentuk

dari sentuhan. Sentuhan merupakan bentuk perilaku ataupun maksud

suatu arti dari beberapa hal, seperti mengucapkan salam dan memberi

selamat. Ditingkat yang lebih tinggi lagi sentuhan dapat diartikan untuk

memberikan rasa aman dan kepercayaan. Akan tetapi, disisi yang lain

sentuhan berarti pula untuk mendapatkan kesenangan seksual.

b. Berpelukan

Berperlukan merupakan bentuk ungkapan kasih sayang ataupun

untuk mendapatkan kesenangan seksual. Berpelukan untuk kasih

sayang dapat berupa pelukan selamat tinggal sedangkan berpelukan

untuk kesenangan seksual berupa tindakan pelukan dengan saling

meraba tubuh pasangan.

c. Berciuman

Berciuman merupakan salah satu bentuk sentuhan yang

merupakan simbol afeksi dan dapat bersifat sangat sensual. Ciuman

yang tergolong simbol afeksi berupa ciuman ringan seperti cium

kening, cium pipi sedangakan ciuman yang bersifat sensual seperti

ciuman bibir dan leher (necking).

d. Menyentuh daerah sensitif

Menyentuh dengan memberi stimulus untuk kesenangan seksual

pada bagian tubuh yang sensitif, contohnya menyentuh payudara.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 14

e. Memegang alat kelamin

Menyentuh dengan memberi stimulus pada alat vital akan

memberi kesenangan secara seksual, dikarenakan daerah genital

merupakan salah satu bagian tubuh yang sensitif ketika disentuh. Bila

pasangan saling memegang alat kelamin hingga memberikan stimulasi

secara kontinyu, sering disebut saling masturbasi.

f. Petting

Petting adalah kontak fisik antara pria dan wanita dengan tujuan

untuk menghasilkan kesenangan seksual tanpa coitus (tanpa

memasukan penis ke vagina). Beberapa pendapat menyatakan bahwa

petting dilakukan untuk mengekspresikan perilaku seksual dengan tetap

menjaga keperawanan pada perempuan.

g. Oral genital sex

Oral genital sex merupakan perilaku seksual dengan cara

pemberian stimulus genital oleh mulut. Pemberian stimulus genital oleh

mulut biasanya dilakukan sebelum seseorang melakukan coital seksual.

Oral genital seksual dapat berupa jilatan, hisapan dan gigitan.

h. Anal sex

Anal sex adalah perilaku seksual dengan penetrasi pada anus

oleh penis pria atau dengan menggunakan alat lain.

i. Coital sex play/vagina sex

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 15

Coital sex play adalah hubungan seksual dengan memasukan

penis ke vagina. Oleh karena itu, coital sex play sering disebut vaginal

sex dalam hubungan seksual heteroseksual. Perilaku seksual ini

dianggap normal dan wajar.

Menurut Rathus, dkk., (2008) tahap dari perilaku seksual meliputi:

a. Menyentuh

Sentuhan ini mengandung arti kesenangan seksual. Beberapa

bentuk dari menyentuh yaitu memegang, memeluk dan sentuhan

nongenital.

b. Mencium

Ciuman dilakukan dengan menyentuh satu sama lain dengan

bibir. Bentuk ciuman tersebut bersifat afeksi namun juga bisa bersifat

sensual. Ciuman afeksi bisa dalam bentuk mencium tangan, pipi,

kening sedangkan ciuman yang bersifat sensual berupa ciuman leher

dan bibir. Ciuman bibir mempunyai 2 jenis yaitu ciuman sederhana dan

ciuman yang dalam. Ciuman sederhana yaitu pasangan berciuman

dalam keadaan bibir tertutup. Ciuman yang dalam yaitu ciuman yang

dilakukan dengan cara memasukan lidah dalam mulut satu sama lain

sehingga dalam ciuman ini masing-masing membuka mulutnya secara

lebar.

c. Stimulasi payudara

Stimulasi payudara ini dilakukan dengan memberi stimulus pada

daerah payudara. Hal ini biasa dilakukan oleh laki-laki kepada

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 16

perempuan. Tangan dan mulut dapat digunakan untuk memberi

stimulus pada payudara dan puting. Hal ini disebabkan payudara dan

puting merupakan salah satu daerah sensitif.

d. Stimulasi oral-genital

Stimulus oral-genital adalah stimulus yang dilakukan pada alat

genital menggunakan mulut. Pemberian stimulus pada alat kelamin

laki-laki oleh lidah dan mulut dinamakan fellatio sedangkan pemberian

stimulus pada alat kelamin perempuan oleh lidah dan mulut dinamakan

cunnilingus. Fellatio ini dilakukan dengan menghisap penis.

Cunnilingus dilakukan dengan mencium, menjilat area alat kelamin

perempuan terutama klitois.

e. Sexual intercourse

Sexual intercourse atau coitus (berasal dari bahasa latin coire)

adalah aktivitas seksual antara laki-laki dan perempuan dengan cara

memasukan penis ke dalam vagina.

Menurut Schofield (1965) menyimpulkan bahwa tahap perilaku

seksual meliputi:

a. Perilaku berkencan (dating), merupakan salah satu perilaku seksual

dimana individu ingin bertemu dengan lawan jenisnya dan

membawanya berpergian.

b. Mencium

c. Petting, misalnya seperti menyentuh payudara dalam keadaan

berpakaian, menyentuh payudara dalam keadaan tidak berpakaian,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 17

menyentuh alat kelamin dalam keadaan berpakaian, menyentuh alat

kelamin dalam keadaan tidak berpakaian.

d. Sexual Intercourse

Berdasarkan uraian diatas mengenai tahap-tahap perilaku seksual

secara umum menurut Master (1982), Rathus (2008) dan Schofield (1965)

maka dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual diawali dari tahap yang

paling rendah sampai tahap paling tinggi, yaitu:

a. Berkencan (Schofield)

b. Bersentuhan (Master, Rathus)

1) Bergandengan atau memegang tangan

2) Merangkul

3) Berpelukan

c. Berciuman (Master, Rathus, Schofield)

Berciuman merupakan salah satu bentuk penyampaian simbol

afeksi dan dapat bersifat sangat sensual.

1) Ciuman afeksi, seperti cium tangan, cium kening, cium pipi

2) Ciuman yang bersifat sensual, seperti

i. Ciuman leher (necking)

ii. Ciuman bibir, seperti ciuman sederhana (berciuman dengan mulut

keadaan tertutup) dan ciuman dalam (berciuman dengan cara

memasukan lidah dalam mulut satu sama lain hinga masing-

masing pasangan membuka mulutnya secara lebar).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 18

d. Petting (Master, Rathus, Schofield)

1) Menyentuh daerah sensitif, seperti:

i. Menyentuh payudara dalam keadaan berpakaian

ii. Menyentuh payudara dalam keadaan tidak berpakaian

iii. Menyentuh alat kelamin dalam keadaan berpakaian

iv. Menyentuh alat kelamin dalam keadaan tidak berpakaian

2) Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian dan

tidak berpakaian

3) Oral genital, seperti jilatan, hisapan dan gigitan

4) Anal genital

e. Hubungan seksual (Master, Rathus, Schofield)

B. Karakteristik Anak Usia 8-10 Tahun (Masa Akhir Anak-anak)

1. Definisi Masa Akhir Anak-anak

Menurut Hurlock (1990) pada periode perkembangan utama

menyatakan bahwa masa kanak-kanak terdiri dari rentang usia 2 tahun

sampai masa remaja. Pada periode ini anak-anak terdiri dari 2 masa, yaitu:

a. Masa kanak-kanak dini (2 sampai 6 tahun)

Merupakan usia prasekolah atau “prakelompok”. Pada masa ini

anak berusaha mengendalikan lingkungannya dan sudah mulai belajar

mengendalikan dirinya secara sosial.

b. Masa akhir kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan dan

14 tahun pada anak laki-laki)

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 19

Merupakan usia sekolah atau “usia kelompok”. Oleh karena itu,

perkembangan utama dari periode ini ialah sosialisasi. Akhir masa

kanak-kanak juga merupakan periode dimana terjadinya kematangan

seksual dan dimulainya masa remaja.

2. Karakteristik Perkembangan Masa Akhir Anak-anak

Berikut berbagai macam karakteristik perkembangan masa akhir

anak-anak (Hurlock, 1990) :

a. Perkembangan Kognitif

Mengacu pada teori Piaget, masa akhir anak memasuki tahap

operasional konkret. Pada tahap ini anak dapat menggunakan operasi

mental untuk memecahkan masalah konkret (aktual). Anak dapat

berpikir lebih logis serta dapat memahami konsep percakapan. Ingatan

anak pada masa ini juga mencapai intensitas paling besar dan paling

kuat. Daya menghafal dan daya memori adalah paling kuat.

b. Perkembangan Emosional

Periode akhir anak-anak memiliki reaksi emosional yang

bervariasi dan lebih dapat dibedakan. Pola emosi yang dimiliki anak

pada periode ini diantaranya rasa takut (seperti rasa malu, rasa

canggung, rasa khawatir, rasa cemas), rasa marah, rasa cemburu,

kegembiraan dan kasih sayang. Pada tahap ini pemahaman emosional

anak juga semakin tinggi bila dibandingkan masa sebelumnya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 20

c. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial pada akhir masa anak-anak memiliki

hubungan yang lebih luas dengan anak lain dibandingkan dengan masa

prasekolah. Pada periode ini, permainan yang bersifat individual

berkurang dan digantikan dengan permainan kelompok. Anak juga

menjadi anggota dari suatu kelompok teman sebaya yang secara

bertahap dapat menggantikan keluarga dalam memperngaruhi perilaku

d. Perkembangan Seksual

Masa akhir anak memiliki minat seks yang meningkat dan

biasanya mencapai puncaknya selama periode perubahan pubertas.

Minat anak terhadap seks semakin meningkat karena hubungan dengan

teman sebaya bertambah erat. Tekanan teman sebaya merupakan suatu

hal yang lumrah untuk mengobrol tentang seks. Bila sedang berkumpul

dengan anggota teman sebaya, maka kemampuan menceritakan atau

mengerti lelucon porno dan menangkap humornya dapat memperbesar

reputasi anak sebagai anak yang sportif.

C. Perilaku Seksual Anak

1. Tahap Perkembangan Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja

Peneliti mencantumkan perkembangan seksual anak hingga remaja

dikarenakan peneliti memiliki dugaan bahwa anak yang terpapar lagu

dewasa lirik percintaan akan memiliki tahap perkembangan seksual yang

lebih cepat dari usianya dengan menunjukkan perilaku seksual sampai

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 21

pada tahap perilaku seksual remaja. Peneliti menggunakan tahap

perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja menurut Rathus

(2008), Wenar (1999), Sugiasih dan Wuryani (2008).

Berikut tahap perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja

menurut Rathus (2008) :

a. Bayi (0-2 tahun)

Perilaku seksual sudah tampak pada janin. Teknik imaging

dengan ultrosound telah menunjukkan bahwa janin laki-laki memiliki

ereksi saat di kandungan. Anak laki-laki tidak hanya mengalami ereksi

saat di dalam rahim. Kenyataannya banyak anak laki-laki lahir dengan

kondisi ereksi. Ereksi adalah refleks yang mulai muncul sejak awal

kehidupan. Sebagian besar anak laki-laki mengalami ereksi selama

beberapa minggu pertama kelahirannya, sedangkan tanda-tanda gairah

seksual pada bayi perempuan tampak pada pembengkakan dan

pelumasan di vagina, namun sulit dideteksi (Mazur, 2006 dalam

Rathus,dkk., 2008). Akan tetapi jangan menafsirkan refleks seksual

pada anak-anak sesuai dengan konsep seksualitas pada orang dewasa.

Ereksi dan pelumasan pada vagina tidak selalu berarti mengenai

kepentingan atau minat seks pada anak.

Perilaku seksual juga tampak pada janin laki-laki dan

perempuan pada kegiatan mengisap. Bayi juga tampak menuai

kenikmatan saat menghisap jari, puting, mengedot maupun mengisap

benda apapun yang masuk ke dalam mulut. Hal ini dikarenakan adanya

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 22

sensitivitas lapisan mukosa pada mulut. (Rathus, Nevid & Fichner-

Rathus, 2008). Memberikan stimulasi pada alat kelamin juga

menghasilkan kesenangan pada bayi. Seperti orangtua yang menyentuh

alat kelamin bayi pada saat mereka membersihkannya, maka bayi akan

tersenyum atau menjadi bersemangat. Bayi menemukan kesenangan

untuk diri mereka sendiri (masturbasi) ketika mereka memperoleh

kemampuan untuk menggerakan kelamin dengan menggunakan tangan

mereka. Oleh karena itu, perilaku seks yang sering ditunjukan balita

adalah menyentuh alat kelamin diri mereka sendiri, saat telanjang.

Mereka akan meraba menarik atau mengusap kelaminnya. Hal ini wajar

karena pada tahap ini mereka mendapatkan perasaan nyaman dan

mereka sedang tertarik pada tubuh mereka.

Anak-anak juga memililki rasa ingin tahu mengenai seksual

sedini mungkin pada usia 12-15 bulan. Keingintahuan tersebut dipicu

ketika mereka mulai menyadari bahwa perempuan dan laki-laki

berbeda secara anatomi. Hal ini tampak pada saat anak-anak bermain

dokter dan menunjukkan rasa ingin tahu mereka tentang anatomi

seksual orang lain dengan cara melihat orangtua mandi (Kesehatan

24.com, 2006; Pike, 2005 dalam Rathus,dkk., 2008). Anak-anak usia 2

tahun di Amerika Serikat biasanya mulai mengungkap rasa ingin tahu

mereka mengenai lingkungan dan orang-orang disekitarnya, dengan

cara menyelidiki alat kelamin anak-anak lain, memeluk, dipeluk,

dicium, atau naik di atas mereka (Rathus, Nevid & Fichner-Rathus,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 23

2008). Pada usia ini pula, anak masih belum terlalu mengerti tentang

“malu” dalam keadaan telanjang sehingga anak sering tertarik untuk

melihat tubuhnya sendiri dan tubuh teman-temanya.

b. Masa Kanak-kanak (3-8 tahun)

Pada usia 3 dan 4 tahun biasanya anak mengungkapkan kasih

sayangnya melalui ciuman. Pada tahap ini rasa ingin tahu tentang alat

kelamin juga meningkat. Anak juga semakin sering saling menunjukkan

satu sama lain alat kelaminnya (Pike, 2005 dalam Rathus,dkk., 2008).

“Aku akan menunjukkan milikku jika kamu mau menunjukkan milikmu

juga.” Permainan seks seperti “show” dan bermain dokter menjadi

lebih sering dilakukan pada usia 6 dan 10 tahun (Pike, 2005 dalam

Rathus,dkk., 2008).

Permainan “show” biasanya terjadi pada saat anak laki-laki

sedang bersama-sama buang air kecil dan melihat siapa yang dapat

mengeluarkan urin lebih jauh atau lebih tinggi. Sebagian besar aktivitas

seksual ini terjadi dalam kelompok sesama jenis kelamin. Anak-anak

biasanya akan menunjukkan alat kelamin mereka satu sama lain,

menyentuh alat kelamin masing-masing atau melakukan masturbasi

bersama-sama (Rathus,dkk., 2008).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 24

Beberapa Perilaku Seksual yang Umum Terjadi pada Masa

Kanak-kanak

Laki-laki Perempuan

Usia 2-5 tahun

Mencoba menyentuh payudara Ibu atau 42,4% 43,7% perempuan lain

Menyentuh bagian-bagian pribadi ketika 60,2% 43,8% di rumah

Mengintip orang lain ketika telanjang 26,8% 26,9% atau menanggalkan pakaian

Usia 6-9 tahun

Menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh 39,8% 20,7%

ketika di rumah

Mengintip orang lain ketika telanjang 20,2% 20,5%

atau menanggalkan pakaian

Usia 10-12 tahun

Sangat tertarik dengan lawan jenis 24,1% 28,7%

Sumber : Friedrich, W.M., Fisher,J., Broughton, D., Houston, M., 7

Shafran, C.R. (1998). Normative Seksual Behavior in Children: A

contemporary sample. Pediatrics, 101(4) e9 [electronic article] dalam

Rathus, Nevid & Fichner-Rathus, 2008.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 25

c. Pra-remaja (9-13 tahun)

Beberapa perilaku praremaja pada umumnya terkait dengan

seksual, misalnya menjalin hubungan dengan sahabat dari jenis kelamin

yang sama, sehingga mereka dapat saling berbagi rahasia dan

kepercayaan. Walaupun demikian minat mereka terhadap lawan jenis

mulai meningkat secara bertahap ketika mereka sudah mendekati

pubertas. Pada tahap ini pula anak perempuan sebagian besar

memberikan julukan “norak atau gombal” pada anak laki-laki.

Ketika anak memasuki usia 10 – 13 tahun, anak lebih terfokus

pada hubungan sosial dan harapan serta mulai mengalami perasaan

seksual yang lebih jelas. Berbagai macam kegiatan berkelompok

dengan lawan jenis telah memberikan praremaja pengalaman terhadap

kegiatan heteroseksual, namun pada umumnya mereka tidak akan

berpasangan atau berpacaran sampai masa remaja.

Pada tahap ini pula anak sudah mengenal bahwa masturbasi

dapat memunculkan kenikmatan sendiri yang disebut sebagai orgasme.

Kinsey dan rekan-rekannya (1948, 1953) melaporkan bahwa masturbasi

merupakan sarana utama untuk mencapai orgasme pada masa praremaja

untuk laki-laki maupun perempuan. Mereka menemukan bahwa 45%

laki-laki dan 15% perempuan melakukan masturbasi pada usia 13.

Sedangkan penelitian lain setuju bahwa remaja laki-laki lebih mungkin

melakukan masturbasi dibandingkan perempuan remaja (Pinkerton

dkk., 2002 dalam Rathus,dkk., 2008 ). Steven Pinkerton dan rekan-

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 26

rekannya (2002) juga menyatakan bahwa frekuensi melakukan

masturbasi juga terkait dengan norma-norma sosial yang menilai bahwa

masturbasi lebih dapat diterima atau terlihat normal bagi laki-laki

daripada perempuan.

d. Remaja (13-21 tahun)

Remaja memiliki hasrat seks yang tinggi dikarenakan adanya

lonjakan hormon seks. Dorongan seks yang tinggi pada remaja juga

didukung oleh media di sekeliling remaja yang pada umumnya

bertemakan seksual akan tetapi aktivitas mereka biasanya masih

dibatasi oleh orangtua (McGue et al, 2005; Renk et al., 2005).

Organ seksual yang dimiliki remaja juga sudah mengalami

kematangan, sehingga membuat remaja memiliki rasa ingin tahu yang

besar akan hal yang berhubungan dengan seksualitas. Hasrat seks yang

tinggi serta didukung adanya rasa ingin tahu, maka menyebabkan para

remaja akan mencari informasi dari berbagai macam sumber secara

mandiri.

Kencan pertama merupakan peristiwa penting dalam kehidupan

remaja yang mencerminkan adanya minat seksual saat pubertas.

Remaja pada saat ini sudah mulai pergi jalan bersama teman-temannya

dan kencan lebih awal dibandingkan pada generasi masa lalu. Kencan

merupakan salah satu perilaku seksual dimana individu ingin bertemu

dengan lawan jenisnya dan membawanya berpergian. Remaja akan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 27

mencapai tahap keinginan untuk berpasangan dan pergi keluar dengan

seorang gadis atau laki-laki tertentu.

Hubungan seksual sebelum menikah juga merupakan salah satu

masalah seksualitas yang sering terjadi pada tahap remaja. Masalah

tersebut pada umumnya dimotivasi oleh sejumlah faktor, diantaranya

masa pubertas mengalami lonjakan hormon seks yang secara langsung

akan mengaktifkan gairah seksual khususnya hal ini lebih banyak

terjadi pada laki-laki (Peplau, 2003 dalam Rathus,dkk., 2008).

Masturbasi adalah penyaluran seksual utama selama masa

remaja. Survei menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih mungkin

melakukan masturbasi dibandingkan perempuan. (Larsson & Svedin,

2002 dalam Rathus,dkk., 2008 ). Petting juga merupakan salah satu

perilaku seksual yang praktis dan banyak dilakukan oleh beberapa

generasi remaja. Banyak remaja yang melakukan petting untuk

mengekspresikan kasih sayang, memuaskan rasa ingin tahu mereka,

meningkatkan gairah seksual dan mencapai orgasme dengan tetap

mempertahankan keperawanan serta menghindari kehamilan (Larsson

& svrdin, 2002 dalam Rathus,dkk., 2008). Perilaku oral sex juga

meningkat diiringi dengan bertambahnya usia, khususnya pada remaja.

Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak

hingga remaja menurut Wenar, (1999) :

Pada usia 1-3 tahun anak sudah mampu mengungkapkan jenis

kelamin mereka sebagai laki-laki atau perempuan, akan tetapi anak belum

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 28

memiliki konsep bahwa jenis kelamin merupakan kondisi yang melekat

dan permanen. Di usia 2-3 tahun anak mulai memilih mainan yang telah

distereotipekan oleh masyarakat, seperti permainan mobil-mobilan untuk

laki-laki dan boneka untuk perempuan. Pada usia ini anak juga lebih

memilih bermain bersama teman sejenisnya meskipun terkadang anak

juga masih bermain dengan teman lawan jenisnya. Pada tahap pra-sekolah

anak mulai mengeksplor dan menstimulasi organ genital mereka.

Masturbasi dianggap sebagai sumber sensasi kenikmatan, oleh karena itu

anak akan merasakan perasaan nyaman dan menyenangkan saat melalukan

aktivitas masturbasi. Anak juga senang memperlihatkan organ genitalnya

pada teman sebaya dan orang dewasa serta senang melihat organ genital

milik teman sebayanya. Pada tahap pra sekolah anak juga memiliki rasa

penasaran dengan perbedaan alat kelamin laki-laki dan perempuan,

sehingga mereka akan mempertanyakan perbedaan anatomi seksual

tersebut. Usia 6-7 tahun, anak sudah mulai paham bahwa jenis kelamin

mereka permanen dan tidak bisa berubah. Pada pertengahan masa anak-

anak akan terjadi pemisahan teman sebaya antara laki-laki dan perempuan.

Pada tahap ini anak laki-laki senang membuat lelucon mengenai seks,

membicarakan masalah seks dengan teman sebayanya dan melakukan

pengalaman masturbasi dengan teman mereka, sedangkan anak

perempuan lebih banyak membicarakan soal cinta dan fantasi seksual

meskipun meskipun lebih sedikit mempraktekannya. Tahap pubertas

ditandai kematangan secara fisiologis. Anak-anak usia pubertas mulai

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 29

tertarik dengan pasangan lawan jenis atau yang disebut heteroseksual.

Pada tahap ini seseorang juga akan menjalani hubungan secara fisik dan

psikologis dengan orang lain sebagai usaha mencapai kepuasan seksual.

Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak

pada usia 4 hingga 6 tahun menurut Sugiasih dalam Proyeksi, Vol.6:

Perilaku seksual pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun

adalah: (1) Menyentuh bagian-bagian pribadi mereka di depan umum, (2)

Menggosok- gosokkan bagian pribadi mereka dengan tangan atau benda

yang lain, (3) Mencoba untuk menyentuh payudara Ibu atau wanita lain,

(4) Mencoba untuk melepas baju mereka di depan umum, (5) Mencoba

untuk melihat orang lain yang sedang telanjang dan (6) Mengajukan

pertanyaan tentang bagian-bagian tubuh mereka beserta fungsinya. Pada

usia 4 – 6 tahun perilaku seksual yang pada umumnya muncul adalah : (1)

Menjelajah bagian-bagian tubuh mereka sendiri dengan teman-teman

seusianya, misalnya dengan bermain “dokter-dokteran”, (2) Meniru

perilaku orang dewasa, misalnya mencium, memegang tangan teman

lawan jenisnya, (3) Menyebutkan organ-organ vitalnya dengan istilah

mereka sendiri.

Berikut penjelasan tahap perkembangan perilaku seksual anak

pada usia 6 hingga 10 tahun menurut Wuryani (2008) pada buku

Pendidikan Sex Untuk Keluarga:

Pada saat anak memasuki umur 6 hingga 7 tahun, anak mulai

menunjukkan kesadaran, minat terhadap perbedaan fisik laki-laki dan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 30

perempuan, 8 tahun anak mulai menyinggung masalah seks, 9 tahun mulai

berbicara tentang seks dengan teman sebayanya dan menggunakan istilah

seksual dalam mengucapkan kata-kata kotor atau membuat puisi dan

mulai belajar tentang organ seks mereka sendiri, dan pada umur 10 tahun

anak akan belajar dari temannya tentang menstruasi dan hubungan dengan

lawan jenis. Anak usia sekolah yang memasuki umur 10 tahun minat dan

kebutuhan terhadap materi seks bertambah dramatis. Ini karena terjadi

perubahan fisik dan emosi didalam dirinya. Berfikir tentang seks lebih dari

sebelumnya dan berbicara tentang materi seks dengan temannya, yang

sama-sama tidak mendapatkan informasi seperti dirinya.

Berdasarkan tahap perkembangan perilaku seksual anak menurut

Rathus (2008), Wenar (1999), Sugiasih dan Wuryani (2008) yang telah

dijelaskan diatas, maka peneliti merangkum tahap perilaku seksual anak

hingga remaja. Berikut penjelasannya:

a. Masa Kanak-kanak Dini (2 sampai 6 tahun)

1) Mengungkapkan rasa ingin tahu mengenai lingkungan dan orang-

orang disekitarnya dengan cara memeluk, dipeluk, mencium dan

naik di atas tubuh orang lain (Rathus, 2008).

2) Meniru perilaku orang dewasa (Sugiasih, 2008), misalnya mencium,

memegang tangan teman lawan jenisnya.

3) Belum terlalu mengerti tentang “malu” sehingga anak sering

telanjang di depan umum, mencoba untuk melepas baju di depan

umum dan senang memperlihatkan organ genitalnya pada teman

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 31

sebaya maupum orang lain orang dewasa (Rathus, 2008; Wenar,

1999).

4) Masturbasi (Rathus, 2008; Wenar, 1999; Sugiasih, 2008), seperti

menyentuh bagian-bagian pribadi mereka di depan umum,

menyentuh bagian-bagian sensitifnya ketika di rumah, menggosok-

gosokkan bagian pribadi mereka dengan tangan atau benda yang

lain, meraba, menarik atau mengusap kelaminnya, melakukan

masturbasi bersama-sama.

5) Menunjukkan rasa ingin tahu mereka tentang anatomi seksual

(Rathus, 2008; Wenar, 1999; Sugiasih, 2008), seperti bermain

dokter-dokteran, ingin melihat orang tua mandi, menyentuh

payudara Ibu atau wanita lain, mencoba untuk melihat orang lain

yang sedang telanjang, menyelidiki alat kelamin anak-anak lain,

mengajukan pertanyaan tentang bagian-bagian tubuh mereka beserta

fungsinya, menunjukkan satu sama lain alat kelaminnya dengan

anak sebayanya.

b. Masa Akhir Kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan

dan 14 tahun pada anak laki-laki)

1) Membicarakan topik seksual dengan teman sebaya (Rathus, 2008;

Wenar, 1999; Wuryani, 2008), seperti senang membuat lelucon

mengenai seks, menggunakan istilah seksual dalam mengucapkan

kata-kata kotor, membuat puisi, membicarakan soal cinta dan fantasi

seksual

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 32

2) Sudah mengerti bahwa masturbasi dapat memunculkan kenikmatan

sendiri sehinga memunculkan orgasme (Rathus, 2008)

3) Masturbasi (Rathus, 2008; Wenar, 1999)

4) Mulai tertarik dengan lawan jenis namun pada umumnya mereka

tidak akan berpasangan atau berpacaran sampai masa remaja

(Rathus, 2008; Wenar, 1999).

c. Remaja

1) Remaja mulai mencari informasi mengenai topik seksual dari

berbagai macam sumber secara mandiri, seperti membaca majalah

dewasa, menonton blue film (Rathus, 2008)

2) Kencan pertama (Rathus, 2008)

3) Masturbasi (Rathus, 2008)

4) Petting (Rathus, 2008)

5) Oral sex (Rathus, 2008)

6) Hubungan seksual (Rathus, 2008)

2. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja

Peneliti juga melengkapi data mengenai bentuk perilaku seksual

anak hingga remaja melalui alat ukur CSBI. CSBI adalah laporan untuk

ibu atau babysitter yang dibertujuan untuk mengukur perilaku seksual

anak berusia 2-12 tahun yang telah mengalami pelecehan seksual. Tes ini

dikembangkan untuk menindaklanjuti adanya hubungan antara pelecehan

seksual dengan perilaku seksual yang terlalu dini pada anak (Friedrich,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 33

1991). Buklet CSBI terdiri atas 38 item yang mencakup perilaku seksual

dengan 8 domain utama (psychassessment, 2012), yaitu:

a. Isu-isu batas perilaku seksual, misalnya seperti mencium orang lain

yang bukan merupakan anggota keluarga, memeluk orang lain yang

tidak terlalu dikenal.

b. Ketertarikan seksual, misalnya seperti tertarik melihat gambar telanjang

atau orang yang berpakaian minim, nampak sangat tertarik dengan

lawan jenis.

c. Eksibisionisme, misalnya seperti menunjukkan kemaluan atau bagian

pribadi kepada orang lain, melepas pakaian sendiri di depan orang lain,

berjalan-jalan hanya memakai pakaian dalam.

d. Perilaku peran gender, misalnya seperti berpakaian seperti lawan jenis,

berbicara mengenai keinginan menjadi lawan jenis, mencoba

menirukan lawan jenis ketika bermain.

e. Pengetahuan seksual , misalnya seperti menirukan gerakan hubungan

intim, berbicara mengenai hubungan intim, mencoba menirukan suara

erotis.

f. Stimulasi oleh diri sendiri, seperti misalnya memegang atau menggosok

kemaluan, mencoba memasukan benda-bensa ke kemaluan atau pantat.

g. Perilaku mengintip, misalnya seperti melihat orang lain ketika mereka

sedang telanjang atau melepaskan pakaian.

h. Kecemasan seksual, misalnya seperti malu dengan orang lain yang

tidak dikenal, malu ketika berganti pakaian atau melepaskan pakaian.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 34

Keseluruhan domain CSBI tidak digunakan dalam penelitian ini.

Peneliti menyeleksi beberapa domain yang sesuai dengan tujuan dari

penelitan sehingga dapat dipergunakan sebagai data pelengkap dalam

membuat skala rating perilaku seksual anak. Domain yang digunakan

dalam penelitian ini, diantaranya isu-isu batas perilaku seksual,

ketertarikan seksual, eksibisionisme, pengetahuan seksual, stimulasi oleh

diri sendiri dan perilaku mengintip.

Penelitian ilmiah dalam negeri juga banyak membahas mengenai

bentuk perilaku seksual anak hingga remaja. Berikut beberapa hasil

penelitian yang memberikan informasi mengenai bentuk perilaku seksual

anak hingga remaja di Indonensia:

a. KOMNAS anak (2009)dalam Rahmawati (2012) mendapatkan, 97%

anak SD pernah mengakses pornografi dari media internet. Berdasarkan

data Depkominfo 2007, terdapat 25 juta pengakses internet di Indonesia

dengan konsumen terbesar 90% adalah anak usia 8-16 tahun, 30%

pelaku sekaligus korban pornografi adalah anak.

b. Menurut Rusman, ketua Yayasan Kita Buah Hati dalam Rahmawati

(2012) survei tahun 2010 di dapatkan 67% siswa Sekolah Dasar (SD)

kelas 4 hingga 6 telah mengakses informasi pornografi dari bacaan dan

jaringan internet. Antara lain mulai komik 24%, situs internet 22%,

permainan 17%, film/TV 12%, telefon genggam 6%, majalah 6%, dan

koran 5%. Hal ini membawa banyak dampak negatif bagi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 35

perkembangan anak seperti penyimpangan perilaku-perilaku seksual

maupun perilaku yang tidak bermoral.

c. Menurut Observasi di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam yang

dilakukan oleh Lembaga Centra Muda Putro Phang (LCMPP) 2007

dalam Rahmawati (2012) yang bekerjasama dengan Perkumpulan

Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di dapatkan bahwa 115 anak

yang bermasalah tentang perilaku seksual terungkap telah melakukan

pacaran dan seks sebanyak 51,30%.

d. Berdasarkan penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Negeri 16

Banda Aceh dengan jumlah subjek 390 siswa, ditemukan informasi

bahwa siswa mengaku pernah memegang tangan teman lawan jenisnya.

Adapun wali kelas yang menyatakan bahwa terdapat siswa yang sering

mengganggu teman lawan jenisnya dengan mencium kawan

sebangkunya.

e. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) ditemukan

data mengenai perilaku seksual anak, diantaranya melihat ponografi

6,4%, bergaya seperti orang dewasa 5%, berkata kotor terkait seksual

5,3%, mencium teman lawan jenis 2,9%, melihat organ seksual orang

lain 6,7%, dll.

Berdasarkan bentuk perilaku seksual menurut CSBI dan beberapa

hasil penelitian di atas maka dapat dikatakan bahwa bentuk perilaku

seksual tidak hanya dikonotasikan oleh persetubuhan namun juga

menekankan pada sifat psikologis. Hal ini sesuai dengan pernyataan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 36

definisi perilaku seksual menurut Gunawan, R (1993) pada penjelasan

sebelumnya.

3. Bentuk Perilaku Seksual Anak Hingga Remaja dalam Tingkatan

Intensitas

Pada penelitian ini perilaku seksual anak hingga remaja dalam

tingkatannya ditentukan dengan menggunakan penjelasan sebelumnya

yang ditinjau dari definisi perilaku seksual, tahap perilaku seksual, tahap

perkembangan perilaku seksual anak hingga remaja, dan bentuk perilaku

seksual anak. Keempat tinjauan tersebut digunakan untuk saling

melengkapi satu sama lain.

Definisi perilaku seksual memiliki sumbangan untuk memberikan

penjelasan mengenai peristiwa yang akan diteliti sehingga sebagai dasar

penelitian untuk diuji. Tahap perilaku seksual secara umum digunakan

untuk membantu peneliti untuk merumuskan bentuk-bentuk perilaku

seksual secara lebih sistematis dari tahap perilaku seksual yang paling

rendah hingga tinggi. Tahap perilaku seksual anak hinga remaja memiliki

sumbangan untuk memberikan batasan mengenai bentuk perkembangan

perilaku seksual pada anak dan remaja sesuai pada tahap

perkembangannya. Penelitian ini tidak berhenti pada tahap perilaku

seksual anak saja akan tetapi dalam kasus ini memiliki dugaan bahwa anak

yang terpapar lirik lagu dewasa akan memiliki tahap perkembangan

seksual selanjutnya yang lebih cepat dari usianya, sehingga diperlukan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 37

tahapan perilaku seksual anak hingga remaja. Bentuk perilaku seksual

anak sumbangannya untuk melengkapi daftar perilaku seksual.

Berikut adalah bentuk perilaku seksual anak hingga remaja dalam

tingkatannya pada penelitian ini:

a. Bersifat psikologis

1) Berdandan dan menggunakan aksesoris

2) Berpakaian yang seronok

3) Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan hubungan lawan jenis

4) Ketertarikan pada pesona lawan jenis

5) Mengucapkan kata-kata kasar atau mengumpat yang bersifat sensual

6) Melihat orang lain melepaskan pakaian

7) Melihat gambar-gambar sensual

8) Menonton film berkonten seksual

b. Berkencan

c. Bersentuhan

1) Duduk berdempetan

2) Memegang tangan lawan jenis

3) Bergandengan tangan

4) Bersandar kepala di pundak

5) Merangkul

6) Berpelukan

7) Meraba tubuh lawan jenis

8) Menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenis

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 38

d. Berciuman

1) Mencium tangan

2) Mencium kening

3) Mencium pipi

4) Mencium bibir

e. Pengetahuan seksual

1) Menirukan gerakan hubungan intim

2) Menirukan suara erotis

3) Berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual lainnya

f. Stimulasi oleh diri sendiri

1) Menyentuh kemaluannya

2) Menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya dengan benda

atau tubuh orang lain

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Anak Hingga

Remaja

Peneliti memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

seksual berdasarkan pada tahap perkembangan anak hingga remaja

dikarenakan adanya kemungkinan anak-anak melakukan perilaku seksual

juga disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual

pada remaja. Menurut Sarwono (2007) masalah perilaku seksual timbul

karena beberapa faktor, diantaranya:

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 39

a. Perubahan hormonal

Perubahan hormonal dapat meningkatkan hasrat seksual.

Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk

tingkah laku terntentu.

b. Penundaan usia perkawinan

Penyaluran perubahan hormonal tidak dapat dilakukan karena

adanya penundaan usia perkawinan baik secara hukum menngenai

undang-undang yang menetapkan batas usia menikah (16 tahun untuk

wanita dan 19 tahun untuk laki-laki) maupun karena norma sosial yang

makin lama makin menuntut persyaratan yang semakin tinggi untuk

perkawinan (seperti, pendidikan, pekerjaan, persiapan mental).

c. Sikap orang tua

Sikap orang tua yang masih mentabukan pembicaraan seks

dengan anak serta adanya ketidak terbukaan orang tua dengan anak

mengenai diskusi seksualitas akan cenderung membuat jarak antara

orangtua dan anak dalam masalah seksual.

d. Kurangnya informasi tentang seksual

Pada umumnya anak tidak dibekali pengetahuan mengenai seks.

Dengan demikian anak akan mencari informasi sendiri dan berpaling ke

sumber-sumber lain yang tidak akurat dan dapat disalah artikan oleh

anak, seperti teman,majalah.

e. Pihak lain, seperti pergaulan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 40

Pergaulan antara pria dan wanita juga memiliki peranan dalam

meningkatkan perilaku seksual pada anak maupun remaja, khususnya

pada pergaulan yang bebas.

f. Rangsangan seksual melalui media

Perilaku seksual yang tidak sesuai pada tahap perkembangan

anak makin meningkat dikarenakan adanya penyebaran informasi dan

rangsangan seksual melalui media massa dan teknologi canggih.

Perkembangan anak yang sedang dalam tahap ingin mencoba dan

memiliki rasa ingin tahu, akan meniru apa yang dilihat atau

didengarnya dari media massa.

Penulis memfokuskan pada faktor rangsangan seksual melalui

media massa dikarenakan meningkatnya perilaku seksual yang disebabkan

oleh penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa

menjadi semakin marak. Pada era sekarang media massa dapat diakses

semua kalangan masyarakat dan lapisan umur dengan mudah. Anak yang

sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa

yang dilihat atau didengarnya dari media massa. Salah satu bentuk hiburan

dari media masa tersebut ialah lagu.

D. Lagu

1. Definisi Lagu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), lagu adalah ragam

suara yang berirama (dalam bercakap-cakap, bernyanyi, membaca dan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 41

lain-lain) atau nyanyian. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan juga

bahwa musik dan lagu merupakan dua hal yang berkaitan erat satu sama

lain. Pengertian musik lebih luas dari pada pengertian lagu. Ada yang

berpendapat bahwa lagu merupakan bagian dari satu karya musik. Karya

musik sendiri meliputi karya musik yang mengunakan lirik (lagu) maupun

karya musik tanpa lirik (instrumental)

Menurut Wikipedia (2013), lagu merupakan gubahan seni nada

atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya

diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang

mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan

ragam nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu.

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa lagu adalah

suara yang berirama dan terdapat unsur lirik yang saling

berkesinambungan.

2. Unsur-unsur pada Lagu

Suatu karya musik terutama lagu terdiri dari unsur-unsur tertentu

sebagai pembentuknya yang mempunyai kaitan yang sangat erat antara

satu dengan yang lain. Unsur-unsur tersebut diantaranya:

a. Nada

Nada atau suara merupakan faktor pembentuk yang pertama

disusun atau kombinasi sehingga menghasilkan komposisi (suara) yang

mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Nada terssebut dihasilkan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 42

oleh notasi musik sebagai seperangkat atau sistem lambang (tanda)

yang menggambarkan suatu nada.

b. Irama

Dalam proses penyusuan nada atau suara menjadi suatu karya

musik, maka juga diperlukan unsur lain seperti irama atau ritme. Irama

terdiri dari tempo dan dinamika. Tempo merupakan ukuran waktu,

tempo menentukan turun naiknya atau cepat lambatnya suatu lagu.

Adakalanya suatu lagu mempunyai irama yang lambat pada awalnya

dan menjadi cepat saat bagian pengulangannya atau sebaliknya.

Contohnya lagu-lagu perjuangan rata-rata mempunyai dinamika yang

keras. Sedangkan lagu-lagu pop rata-ratanya mempunyai dinamika

yang lemah.

c. Lirik/ Syair

Apabila karya musik yang dihasilkan bukan merupakan karya

instrumental, maka dibutuhkan lirik. Pengertian lirik lagu menurut

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah karya puisi yang

menggambarkan perasaan dan dibawakan dengan bernyanyi. Bentuk

ekspresi emotif tersebut diwujudkan dalam bunyi dan kata. Lirik

merupakan bagian dari suatu karya sastra. Lirik merupakan susunan

kata dari sebuah nyanyian yang merupakan curahan perasaan pribadi

dari pengarangnya. Oleh karena itu, maka pernyataan yang mengatakan

bahwa suatu karya musik lebih luas dari suatu karya sastra merupakan

pernyataan yang tepat, karena karya musik memadukan unsur karya

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 43

sastra dengan unsur-unsur yang lainnya menjadi suatu kesatuan yang

harmonis.

d. Arasemen

Arasemen menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,

yaitu rangkaian, susunan. Unsur nada, irama dan lirik kemudian

dikombinasikan menjadi suatu kesatuan yang harmonis dalam arasemen

musik. Aransemen musik mempunyai peran besar dalam mengatur dan

mengkombinasikan unsur-unsur suatu karya musik dan lagu yang ada.

3. Fungsi Lagu bagi Anak-anak

Menurut Gardner (dalam Sheppard, 2007), terdapat beberapa

fungsi lagu bagi anak diantarantya:

a. Melatih otak kanan dan kiri

b. Melatih kemampuan mendengar

c. Mengubah mood anak

d. Belajar bersosialisasi

e. Melatih anak berbicara

f. Memberikan ketenangan pada anak

g. Belajar Calistung (Membaca, Menulus, Berhitung)

4. Perkembangan Lagu di Indonesia

Era Sebelum 70-an

Pada era sebelum 70-an musik atau lagu-lagu Indonesia lebih di

dominasi oleh tema perjuangan, keberanian, semangat dan kebangsaan.

Hal ini dipengaruhi dengan kondisi Indonesia saat itu yang

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 44

sedang melakukan perjuangan melawan Belanda dan Jepang, seperti lagu

Maju tak gentar, Bandung lautan api, dll. Lagu-lagu pada era ini

kebanyakan telah dijadikan sebagai lagu Nasional.

Era 70-an

Pada Era 70-an secara tema, di dominasi dengan percintaan dan

kancah peperangan. Beberapa lagu yang menggunakan lirik berbahasa

asing pada era ini akan dicekal dan masuk penjara, contohnya seperti Koes

Bersaudara. Pada saat itu penguasa Orde Lama sangat anti Barat

menurut pemerintahan Soekarno musik barat dianggap tidak sesuai

dengan budaya bangsa Indonesia. Pandangan tersebut mengakibatkan

semua lagu yang berbau rock‟n roll harus diberangus. Lagu-lagu yang

sering disajikan oleh anak-anak pada 70an hingga 80an diantaranya Nyiur

Hijau lagu Ibu Pertiwi, Tidurlah Intan, Indonesia Pusaka dan Pahlawan

Merdeka. Setelah Bung Karno tidak lagi menjabat sebagai presiden maka

segera saja bermunculan band-band yang meniru band musik cadas dari

luar negeri. Beberapa band dengan musik cadas pun sempat menjulurkan

taring nya pada era 70-an. Fenomena munculnya band musik anak-anak

muda selepas tumbangnya Orde Lama menandakan pintu modernisasi

telah dibuka lebar- lebar dan orientasi musik anak-anak muda kita mulai

kearah Barat yang banyak membawakan musik cadas. Penyanyi artis cilik

yang sedang tenar pada era ini, seperti Adi Bing Slamet, Cicha Koeswoyo,

Diana Papilaya, Dina Mariana, Vien Isharyanto, atau Yoan Tanamal serta

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 45

penyanyi dari sanggar-sanggar berprestasi (Harian Kompas Kamis, 30

Oktober 2008).

Era 80-an

Era 80-an sering di sebut era lagu-lagu patah hati. Jenis lagu

didominasi lagu pop yang mendayu-dayu, bertempo lambat dan cenderung

berkesan cengeng. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal, diantaranya

lagu „gelas-gelas kaca‟ dan lagu „hati yang luka‟ milik Betharia Sonata.

Lagu yang berjudul ”Aku masih seperti yang dulu‟, yang di

nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai terjual 2 juta kopi. Harmoko yang

waktu itu menjabat sebagai mentri Penerangan mengatakan bahwa lagu era

80-an sebagai lagu „ngak-ngik-ngok‟. Harmoko melarang peredaran lagu-

lagu jenis tersebut dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi lemah,

masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja.

Era 90-an

Pada era 90-an Mentri Harmoko masih melakukan pelarangan

terhadap musik yang di bilang cengeng, sehingga menyebabkan musik Pop

Indonesia menjadi surut dan kehilangan arah. Akan tetapi dampak

positifnya adalah musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan

banyak dari para penyanyi yang tadinya beraliran pop dan rock beralih ke

dangdut dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut. Disaat

yang bersamaan saat musik Pop Indonesia kehilangan greget, beberapa

musisi Indonesia menciptakan trend musik baru pop rock. Pop rock di

nyanyikan dengan lembut dan mendayu-dayu dengan gaya seadanya,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 46

bergoyang sedikit dan memainkan ekspresi muka ternyata dapat di terima

masyarakat luas. Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama

setelah kematian Nike Ardilla dan tak adanya inovasi dari musisi.

Beberapa label rekaman kemudian mengeluarkan album kompilasi

dari beberapa group musik yang mengambil aliran alternatif. Album-

album kompilasi tersebut akhirnya menjadi trend dan laris-manis pada

waktu itu. Beberapa nama yang terangkat pada trend ini, yaitu Padi,

Cokelat, Peterpan, Sheila on7.

Era 90an penyanyi cilik juga cukup mendapatkan tempat di hati

masyarakat. Lagu anak tahun 90an cukup banyak beredar di pasaran,

seperti Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian

dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”,

Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto (Si Komo) dengan “Si

Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok. Terdapat banyak pesan

moral yang dihadirkan melalui lagu anak-anak ini (Lagu Anak-Anak.,

2011). Lagu yang dibawakan oleh penyanyi cilik pada masa itu pun sesuai

dengan porsi mereka sebagai anak-anak. Lagu yang bukan tentang cinta-

cintaan layaknya lagu orang dewasa, tetapi cinta universal kepada alam

atau orang tua.

Era 2000

Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di

bandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo

yang sempat berjaya perlahan redup di masa ini. Musik di dominasi oleh

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 47

group-group musik yang makin ramai oleh para pendatang baru, seperti

Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, , dan

Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. Tahun 2010 sampai

tahun 2012 musik Indonesia sedang diramaikan dengan boy dan girl band.

Lagu anak pada tahun 2000an seakan-akan lenyap dari peredaran,

sehingga hal ini membuat anak-anak cenderung lebih memilih lagi-lagu

Pop Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan

mudah menghafal lagu-lagu anak hingga saat ini lebih memilih untuk

menghafalkan lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan

“Cinta”. Selain itu, sedikit sekali penyanyi cilik di era 2000 yang benar-

benar menyanyikan lagu dengan semangat anak-anak. Kebanyakan, musik

mereka dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan lagu dewasa. Sementara,

perkembangan musik anak-anak di negeri ini sendiri semakin menurun.

Memang masih ada beberapa penyanyi cilik yang sering muncul di

televisi, seperti Umay dan Coboy Junior. Akan tetapi lagu yang mereka

nyanyikan tidak memiliki spirit anak-anak (Kompasiana, 2013).

5. Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan

Lagu orang dewasa merupakan lagu yang layak dikonsumsi oleh

tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh tahun ke atas. Berdasarkan lirik

dan tema, lirik pada lagu orang dewasa biasanya memiliki makna yang

lebih mendalam. Begitupun dari segi tema, lagu orang dewasa biasanya

bertemakan hubungan antara pria dan wanita dalam percintaan (Ibu &

balita, 2013).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 48

Kriteria dari lirik lagu dewasa percintaan, diantaranya

(lagu2anak.blogspot, 2011):

a. Lirik lagu dewasa percintaan bertemakan kisah asmara, jatuh cinta

antara kedua insan serta perselingkuhan.

b. Lirik lagu dewasa percintaan bertemakan patah hati dan kesedihan,

contohnya seperti lagu Pedih yang dinyanyikan oleh Geisah,

Penyelasan Terdalam dari Viera dan Kesepian.

c. Lirik lagu dewasa percintaan cenderung berbau porno, contohnya

seperti lagu keong racun.

E. Keterpaparan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011), terpapar berasal

dari imbuhan ter- yang artinya telah mengalami dan paparan yang artinya

proses atau sesuatu yang diuraikan. Berdasarkan definisi tersebut, maka

disimpulkan bahwa keterpaparan merupakan tingkat peristiwa yang pernah

dialami dari suatu proses.

Schunk (dalam King, 2010) mengatakan bahwa banyak perilaku

kompleks yang berhasil dilakukan karena adanya paparan atau karena melihat

contoh perilaku (yang dilakukan oleh model, orang lain di sekitar). Dengan

mengamati maka individu akan memiliki pengetahuan, keterampilan, strategi,

kepercayaan, sikap dan perilaku

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 49

F. Proses Belajar

Belajar (learning) adalah perubahan perilaku yang muncul melalui

pengalaman dan relatif menetap (King, 2010). Proses belajar yang sesuai

dengan penelitian ini menggunakan persepektif modeling. Model ini sangat

dipengaruhi oleh pemikiran Albert Bandura yang lebih mengajukan perasaan

faktor-faktor kognitif daripada analisis tingkah laku. Asusmsi terpentingnya

adalah bahwa belajar observasional terjadi ketika tingkah laku observer

(anak) berubah sebagai hasil dari pandanganya terhadap tingkah laku seorang

model (seperti orangtua, guru, saudara, teman dan bintang film). Menurut

Bandura perilaku dibentuk dan berubah melalui situasi sosial dan interaksi

sosial dengan orang lain. Hal yang sangat penting dari “modeling” adalah

mencontoh tingkah laku yang diobservsi atau mengabstraksinya dalam

bentuk yang umum.

Bandura (dalam King, 2010) meyakini bahwa belajar melalui

observasi (observational learning) atau modeling melibatkan 4 proses, yaitu:

1. Perhatian (Attentional), yaitu proses dimana observer atau anak menaruh

perhatian terhadap tingkah laku atau penampilan model (orang yang

diimitasi). Untuk menghasilkan tingkah laku seperti yang dilakukan oleh

model, maka kita harus benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan

atau dilakukan.

2. Pengendapan (Retention), yaitu proses yang merujuk pada upaya anak

untuk memasukkan informasi tentang model, seperti karakteristik

penampilan fisiknya, mental dan tingkah lakunya ke dalam memori.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 50

Ketika memproduksi tindakan seorang model, individu harus menyimpan

setiap informasi di dalam ingatan terlebih dahulu. Sebuah deskripsi verbal

yang sederhana dapat membantu proses pengendapan.

3. Reproduksi motorik (Motor production), yaitu proses melakukan peniruan

terhadap tindakan model.

4. Motivational, yaitu proses pemilihan tingkah laku model yang diimitasi

oleh individu. Dalam proses ini terdapat faktor penting yang

mempengaruhinya, yaitu “reinforcement” atau “punishment” terhadap

model atau langsung kepada anak.

G. Dinamika Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan

dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa Anak-anak

Lagu merupakan bentuk media audio yang mengandung pesan dalam

bentuk auditif (hanya dapat didengar) dan dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, serta kemauan anak untuk mempelajari isi tema

(Zaman,2010). Lagu juga merupakan gambaran kehidupan manusia yang

dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai penyaluran pikiran

dan perasaan. Dalam pembentukannya, lagu terdiri dari berbagai unsur-unsur

yang mempunyai kaitan yang sangat erat antara satu dengan yang lain. Salah

satu unsur yang terpenting dari lagu ialah lirik. Lirik merupakan susunan kata

dari sebuah nyanyian yang merupakan curahan perasaan pribadi dari

pengarangnya. Sebuah lagu dapat memberikan informasi baik secara hiburan

maupun pengetahuan melalui lirik-lirknya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 51

Lagu juga merupakan sarana hiburan yang paling mudah ditemui,

ekonomis, dan dapat didengar bersamaan dengan melakukan aktivitas lain.

Oleh sebab itu, lagu dapat didengar dimana saja dengan bersamaan

melakukan aktivitas lain, seperti saat bermain dan di dalam mobil saat

menuju perjalanan. Mendengarkan musik dan lagu juga merupakan hiburan

yang populer di kalangan anak-anak. Mendengarkan musik dan berbicara

tentang lagu yang disukai dengan teman sebayanya dapat berfungsi sebagai

pengikat yang mendukung penerimaan sosial (Hurlock, 1990).

Melalui lagu, maka secara langsung anak memperoleh informasi

berupa isi atau tema dari lagu yang mereka dengar. Hal ini dikarenakan anak

menaruh perhatian terhadap lagu-lagu yang didengar. Bandura dengan teori

belajar sosialnya mengatakan bahwa manusia belajar meniru bukan hanya

melalui model hidup namun dari banyak model, seperti model simbolik.

Bentuk lain pemodelan simbolik ini adalah instruksi verbal, sehingga

keterpaparan lagu dengan lirik dewasa secara intensif dikhawatirkan dapat

berdampak pada meningkatnya perilaku seksual pada anak. Hal ini

dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara,

jatuh cinta antara kedua insan, dan cenderung berbau porno

(lagu2anak.blogspot, 2011).

Instruksi verbal dari lagu dewasa ini semakin besar ditiru dikarenakan

karakteristik perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun. Pada usia ini, anak

memiliki karakteristik kognitif operasional konkrit dengan kemampuan

berpikir lebih logis serta kemampuan memahami konsep percakapan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 52

(Santrock, 2007). Dalam kasus ini, anak sudah dapat memahami konsep atau

isi dari lirik lagu dewasa percintaan yang mereka dengar. Anak juga akan

sangat mudah untuk mengingat informasi yang didapatkan, dikarenakan

ingatan anak terutama pada usia 8 hingga 10 tahun mencapai intensitas paling

besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memori anak pada tahap ini

adalah paling kuat (Kartono, 1986).

Karakteristik perkembangan sosial pada akhir masa anak-anak juga

memiliki kebutuhan untuk membentuk ikatan baru dengan teman sebaya

(peer group) atau dengan teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan

sosialnya menjadi lebih luas (Hurlock,1990). Pada tahap ini anak juga

memiliki kebutuhan untuk diterima secara sosial, sehingga mendengarkan

musik dan berbicara tentang lagu yang populer dengan teman sebayanya

dapat berfungsi sebagai pengikat yang mendukung penerimaan sosial.

Pada usia 8 hingga 10 tahun, reaksi emosional anak semakin

bervariasi, seperti rasa takut, rasa marah, cemburu, kegembiraan dan kasih

sayang (Hurlock, 1990). Pemahaman emosional anak juga semakin tinggi bila

dibandingkan masa sebelumnya, sehingga sangat memungkinan nuansa emosi

pada lagu dewasa lirik percintaan yang didengar menjadi menarik bagi anak.

Pada tahap ini anak juga memiliki dorongan yang sangat kuat untuk

mengembangkan konsep yang jelas tentang peran seks serta ingin mengetahui

lebih dalam mengenai hubungan antara kedua jenis seks laki-laki dan

perempuan. Anak dapat memperoleh informasi tersebut dari berbagai sumber,

diantaranya melalui media hiburan seperti lagu.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 53

Sehubungan dengan adanya modeling dan didukung karakteristik

perkembangan anak usia 8 hingga 10 tahun tersebut, maka sungguh mudah

bagi seorang anak untuk menerima, mengingat suatu lagu termasuk lagu

dewasa dengan lirik percintaan dan menirunya kedalam bentuk perilaku. Jika

perilaku ini diperkuat dengan kurangnya pengawasan orang tua untuk

membatasi dan mengawasi anak dalam menerima infomasi, maka anak akan

memiliki dorongan untuk mengulangi tingkah laku serupa kedalam beberapa

situasi. Oleh karena itu, secara disadari atau tidak lagu dewasa akan memaksa

anak untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang seharusnya, sehingga anak

yang terbiasa terpapar lagu dengan lirik tersebut dikhawatirkan akan ditiru ke

dalam kehidupan kesehariannya khususnya dalam perilaku seksualnya,

seperti perilaku berkencan, berpacaran terlalu dini, berpakaian seronok,

menggoda atau membuat kata-kata gombal untuk lawan jenisnya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 54

Skema 1. Hubungan Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan

dengan Perilaku Seksual pada Akhir Masa Anak-anak

LAGU DEWASA DENGAN LIRIK PERCINTAAN

Karakteristik Perkembangan Akhir Masa Anak-anak:

 Kognitif  Sosial  Emosi

 Perilaku Seksual

ATTENTIONAL SECARA AUDITORI

PENYIMPANAN INFORMASI

PRODUKSI PERILAKU

MOTIVASI untuk mengulangi perilaku

PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK MENINGKAT

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 55

H. Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah ada

hubungan postif antara antara tingkat keterpaparan lagu dewasa lirik

percintaan dengan tingkat perilaku seksual anak. Semakin tinggi keterpaparan

lagu dewasa lirik percintaan maka semakin tinggi tingkat perilaku seksualnya.

Sedangkan semakin rendah keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan yang

diterima, maka semakin rendah juga tingkat perilaku seksualnya.

Anak yang sering terpapar lagu-lagu dewasa yang secara umum

bertemakan percintaan akan berdampak pada tingkat perilaku seksualnya.

Anak-anak akan mencontoh atau memodeling makna dari lirik tersebut ke

dalam kehidupannya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan tuntunan tentang bagaimana secara berurut penelitian sebaiknya dilakukan (Widi, 2010). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang digunakan harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai sehingga penelitian dapat berjalan dengan sistematis.

Penggunaan metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian, serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun metode- metode penelitian yang digunakan dijelaskan sebagai berikut.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan

untuk menemukan ada tidaknya hubungan keterpaparan lirik lagu dewasa

dengan perilaku seksual anak. Penelitian korelasional bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan

variasi dalam variabel lain. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan

data-data numerikal atau angka yang diolah dengan prosedur statistik. Setelah

diperoleh hasilnya kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan

yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik tersebut (Noor,

2011). Oleh karena itu, penelitian korelasional ini sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu untuk membuktikan adanya hubungan positif antara tingkat

56

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 57

keterpaparan lirik lagu dewasa dewasa dan tingkat perilaku seksual pada

anak.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai dan dapat diukur

(Widi, 2010). Berdasarkan definsi tersebut maka dapat diidentifikasikan

variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas : Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan

2. Variabel terikat : Perilaku Seksual Pada Anak

C. Definisi Operasional

1. Keterpaparan Lagu Dewasa dengan Lirik Percintaan

Data keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan berupa skor yang

diperoleh dari pengisian subjek pada skala rating keteterpaparan lirik lagu.

Skor ini menunjukkan jumlah lagu dewasa lirik percintaan yang pernah

didengar anak dan frekuensi mendengarkan lagu tersebut. Frekuensi

dinyatakan dalam bentuk rating; Pernah (P) mendapatkan skor 1, Jarang

(J) mendapatkan skor 2, Sering (S) mendapatkan skor 3.

Kumpulan lagu yang sudah diperoleh dari subjek akan disortir

peneliti berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria lagu yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lagu dewasa lirik percintaan yang

bertemakan kisah asmara, jatuh cinta, perselingkuhan, patah hati dan

cenderung berbau porno.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 58

2. Perilaku Seksual Anak

Data perilaku seksual pada anak dalam penelitian ini berupa skor

yang diperoleh dari form rating perilaku seksual anak. Skor pada skala

tersebut menunjukkan jumlah dari rating terhadap perilaku seksual pada

anak berdasarkan observasi orang tua dan guru.

Perilaku seksual anak yang dirating oleh orang tua dan guru dalam

penelitian ini digolongkan sebagai berikut:

a. Bersifat psikologis, seperti misalnya berdandan dan menggunakan

aksesoris, berpakaian yang seronok, mengucapkan kata-kata yang

menunjukkan hubungan lawan jenis, ketertarikan pada pesona lawan

jenis, mengucapkan kata-kata kasar/mengumpat yang bersifat sensual,

melihat orang lain melepaskan pakaian, melihat gambar-gambar

sensual, dan menonton film berkonten seksual.

b. Berkencan, seperti berpergian berdua dengan teman lawan jenis,

mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya.

c. Bersentuhan, seperti misalnya duduk berdempetan, memegang tangan

lawan jenis, bergandengan tangan, bersandar kepala di pundak lawan

jenis, merangkul, berpelukan, memegang paha lawan jenis, memegang

pantat lawan jenis, meraba tubuh lawan jenis, menyentuh atau meraba

bagian vital lawan jenis

d. Berciuman, seperti misalnya ciuman afeksi (cium tangan, cium kening,

cium pipi) dan ciuman yang bersifat sensual (ciuman bibir).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 59

e. Pengetahuan seksual, seperti misalnya menirukan gerakan hubungan

intim, menirukan suara erotis, berbicara mengenai hubungan intim dan

topik seksual lainnya.

f. Stimulasi oleh diri sendiri, seperti misalnya menyentuh kemaluannya,

menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya dengan benda atau

tubuh orang lain.

Form skala rating ini berisi tentang daftar perilaku seksual yang

disampaikan di atas. Kategori jawaban dinyatakan dalam bentuk rating

dari frekuensi Tidak Pernah (TP) mendapatkan skor 1, Jarang (J)

mendapatkan skor 2, Kadang-kadang (KD) mendapatkan skor 3, Sering

(SR) mendapatkan skor 4, Selalu (SL) mendapatkan skor 5.

D. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswi SD yang berusia 8 hingga 10

tahun yang masih masuk dalam masa anak tepatnya masa akhir kanak-kanak.

Menurut Hurlock, usia perkembangan pada tahap akhir masa kanak-kanak

terdiri dari usia 6 hingga 14 tahun. Peneliti menggunakan usia 8 hingga 10

tahun, dikarenakan pada tahap ini anak mulai memiliki ruang gerak hubungan

sosial yang lebih luas. Pada usia ini pula anak sudah dapat memahami suatu

pertanyaan yang diajukan sehingga ketidakbisaan anak dalam mengerjakan

karena tidak memahami diharapkan tidak akan muncul (Hidayati, 1998).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampling

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 60

secara kebetulan bertemu dengan peneliti atau dilihat oleh peneliti, akan

tetapi masih berdasarkan dengan kriteria yang telah ditentukan (Martono,

2012).

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

observasi. Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data keterpaparan

lirik lagu dewasa dan data mengenai perilaku seksual pada anak. Data

keterpaparan lirik lagu diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh subjek

sendiri, atau disebut sebagai self monitoring (Sattler, 2002). Subjek akan

mengisi skala rating keterpaparan lirik lagu dalam bentuk rating. Data

perilaku seksual anak diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh guru dan

orang tua. Hasil data mengenai perilaku seksual pada anak juga akan

dilaporkan dalam bentuk skala rating.

Observasi adalah metode penelitian ilmiah dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena

yang diselidiki (Sattler, 2002). Data observasi dalam penelitian ini

menggunakan skala rating. Keuntungan menggunakan skala rating dalam

pencatatan data diantaranya sebagai kerangka acuan umum untuk

membandingkan setiap individu, dapat digunakan untuk merekam banyak

perilaku yang berbeda, dapat digunakan untuk menilai perilaku dari

kelompok individu secara keseluruhan, dan menjadi salah satu metode yang

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 61

nyaman dalam pencatatan berdasarkan beberapa persepsi dari observer

(Sattler, 2002).

Di bawah ini akan diuraikan mengenai alat pengumpulan data:.

1. Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu

Skala rating keterpaparan lirik lagu digunakan untuk mengungkap

keterpaparan lirik lagu yang dialami subjek. Skala rating ini bertujuan

untuk mengukur tingkat keterpaparan yang dialami subjek berdasarkan

banyak lagu dan frekuensi mendengarkan lagu. Skala rating diisi

berdasarkan observasi diri atau merupakan hasil dari observasi dengan

self monitoring. Alasan peneliti melibatkan subjek untuk ikut serta

melakukan pengisian skala ini dikarenakan karakteristik anak berusia 8-10

tahun telah memiliki kemampuan verbal dan mampu juga untuk

melakukan intropreski sederhana (Hidayati, 1998). Anak telah memiliki

kemampuan untuk membaca dan menulis dengan baik. Dengan demikian

diharapkan subjek mampu memberikan jawaban mengenai pernyataan

ataupun pertanyaan dan mampu memberikan jawaban yang sesuai dengan

apa yang mereka alami dan rasakan.

Self monitoring assessment adalah teknik pengumpulan data

dengan meminta anak melakukan penilaian dari hasil pemantauan terhadap

diri sendiri. Anak diminta untuk mengamati dan mencatat aspek

terselubung dari dirinya selama periode waktu yang ditentukan (Sattler,

2002). Subjek akan mengisi kuesioner dengan cara menuliskan lagu yang

pernah didengar dan frekuensi mendengarkan lagu-lagu tersebut.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 62

Frekuensi mendengarkan lagu dinyatakan dalam bentuk rating. Subjek

akan diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada pilihan rating di

setiap pernyataan yang sesuai dengan apa yang dialami. Setiap aitem

memuat tiga kategori pilihan jawaban dengan penilaian Pernah (P)

mendapatkan skor 1, Jarang (J) mendapatkan skor 2, Sering (S)

mendapatkan skor 3. Skor berdasarkan kategori tersebut didapatkan dari

konsultasi dan hasil diskusi dengan dosen pembimbing skripsi.

Sebagai upaya untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan

responden, maka perlu disampaikan keterangan mengenai tingkat

frekuensi. Adapun keterangannya sebagai berikut:

P (Pernah) : lagu didengar sebanyak 1-2 kali/minggu

J (Jarang) : lagu didengar sekitar 3 kali/ minggu (antara pernah

dan sering)

S (Sering) : lagu didengar sebanyak 6-7 kali/minggu

(relatif setiap hari)

Tabel 1

Blue Print Skala Rating Keterpaparan Lirik Lagu

No Judul Lagu Frekuensi

P J S

1

2

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 63

2. Skala Rating Perilaku Seksual Anak

Skala rating perilaku seksual digunakan untuk mengungkap

perilaku seksual pada subjek. Skala rating ini bertujuan untuk mengukur

seberapa tinggi perilaku yang dilakukan anak berdasarkan tahapan perilaku

seksual. Metode yang digunakan adalah observasi partisipan dengan

melibatkan orangtua dan guru sebagai sumber dalam pencatatan. Orang tua

dan guru diyakini sebagai orang-orang yang sering terlibat secara langsung

dalam keseharian anak. Pengisian skala yang dilakukan orang tua dan guru

berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada perilaku anak dalam

keseharian, khususnya dalam waktu 2 minggu terakhir. Subjek tidak diikut

sertakan dalam menjawab skala ini dikarenakan peneliti menjaga kode etik

dasar penelitian yang berpatokan pada pasal 2 mengenai tanggung jawab

mengenai keasadaran akan konsekuensi tindakan ilmuwan psikologi dalam

melaksanakan kegiatan. Dalam hal ini khususnya pada aitem-aitem yang

bersifat sensual yang dikhawatirkan dapat menganggu psikologis anak

setelah membaca aitem-aitem tersebut (Hasan, 2009).

Skala diisi dengan cara memberikan tanda centang (√) disetiap

pernyataan yang sesuai perilaku sebenarnya pada subjek penelitian

berdasarkan pengamatan. Dalam skala ini orangtua dan guru diminta untuk

memberikan jawaban secara jujur atas pernyataan-pernyataan yang telah

dirumuskan berdasarkan metode rating yang dijumlahkan dengan lima

kategori jawaban. Orang tua dan guru diminta untuk menentukan satu

pilihan dari 5 pilihan jawaban yang sesuai keadaan sebenarnya dengan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 64

katergori penilaian Tidak Pernah (TP) mendapatkan skor 1, Jarang (J)

mendapatkan skor 2, Kadang-kadang (KD) mendapatkan skor 3, Sering

(SR) mendapatkan skor 4, Selalu (SL) mendapatkan skor 5.

Sebagai upaya untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan

responden, maka perlu disampaikan keterangan mengenai tingkat

frekuensi. Adapun keterangannya sebagai berikut:

SL (selalu) : pernyataan di dalam aitem selalu subjek lakukan

(setiap hari)

SR (sering) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak subjek

lakukan dari pada tidak dilakukan (5 – 6 hari/

minggu)

KD (kadang) : pernyataan di dalam aitem seimbang antara

dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu)

J (Jarang) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak

dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu)

TP (Tidak Pernah) : pernyataan di dalam aitem tidak pernah dilakukan

oleh subjek

Skala perilaku seksual juga dihitung berdasarkan pembobotan.

Pemberian pembobotan dilihat berdasarkan tingkatan bentuk perilaku

seksual. Oleh karena itu, skor total untuk skala perilaku seksual pada

akhir masa anak-anak diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan bobot

aitem (frekuensi x bobot).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 65

Tabel 2

Blue Print Skala Rating Perilaku Seksual Anak

No Indikator Nomor Aitem Total

1 Bersifat psikologis

Berdandan dan menggunakan 1, 2, 3 3 aksesoris Berpakaian yang seronok 4, 5 2

Mengucapkan kata-kata yang 6, 7, 8, 9, 10, 9 menunjukkan hubungan lawan jenis 11, 12, 13, 14 Ketertarikan pada pesona lawan jenis 15,16,17 3

Mengucapkan kata-kata kasar atau 18, 19 2 mengumpat yang bersifat sensual Melihat orang lain melepaskan 20, 21 2 pakaian Melihat gambar-gambar sensual 22, 23 2

Menonton film berkonten seksual 24, 25 2

2 Berkencan 26, 27 2

3 Bersentuhan 28 , 29, 30, 31, 10 32, 33, 34, 35, 36, 37 4 Berciuman 38, 39, 40, 41 4

5 Pengetahuan seksual 42, 43, 44 3

6 Stimulasi oleh diri sendiri 45, 46, 47 3

Total 47

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 66

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menentukan aspek-aspek setiap variabel berdasarkan landasan teori yang

dilanjutkan dengan penyusunan tabel blue print.

2. Membuat skala rating keterpaparan lirik lagu dan skala rating perilaku

seksual dengan kelompok subjek penelitian yang

sesungguhnya.Melakukan pembobotan mengenai tingkatan bentuk

perilaku seksual. Pembobotan ini dilakukan oleh Agnes Indar Etikawati,

M.Si., P.si selaku dosen pembimbing skripsi dan Debri P., M.Si selaku

dosen matakuliah psikologi remaja yang diyakini dapat memberikan

informasi mengenai seksualitas.

3. Menentukan subjek penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

dan menentukan lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar yang dituju.

4. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pengelola Sekolah Dasar

yang dituju.

5. Peneliti memberikan briefing terlebih dahulu kepada orang tua dan guru

sebagai obeserver sebelum membagikan skala. Isi pembekalan tersebut,

diantaranya:

a. Orang tua dan guru diminta untuk lebih memperhatikan perilaku

maupun kata-kata keseharian anak khususnya dalam waktu 2 minggu.

b. Setelah 2 minggu orang tua dan guru akan mendapatkan skala

mengenai perilaku seksual.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 67

c. Orang tua dan guru akan mengisi skala berdasarkan apa yang dilihat

dan didengar.

d. Peneliti memotivasi orang tua dan guru untuk mengisi skala dengan

sebenarnya.

6. Melakukan uji validitas aitem dan reliabilitas skala untuk mendapatkan

butir yang valid dan data yang reliabel dengan menggunakan program

SPSS for Window versi 16.0.

7. Peneliti menyebarkan alat ukur skala rating keterpaparan lirik lagu kepada

subjek siswa siswi Sekolah Dasar yang berusia 8 sampai 10 tahun dan

skala rating perilaku seksual kepada orang tua dan guru yang telah di uji

validitas dan reliabilitasnya.

8. Menganalisa data penelitian dengan uji statistik kolerasi product moment

dari Perason dengan koefisien taraf signifikansi 5% untuk melihat ada

tidaknya hubungan keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual

pada anak.

9. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh.

G. Kredibilitas Alat Ukur

1. Validitas

Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2006). Validitas dalam

penelitian ini adalah validitas isi. Validitas ini dilakukan bersama

professional judgment dengan mengkonsultasikan aitem pada alat ukur

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 68

tersebut kepada pihak yang cukup ahli, dalam hal ini dosen pembimbing

skripsi.

2. Reliabiltas

Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan

hasil. Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai

hasil skala pengukuran tertentu (Sarwono, 2006). Cara yang digunakan

untuk melihat reliabilitas pada penelitian ini dengan menggunakan

Interobserver Reliability. Interobserver Reliability didasarkan pada skor

dari dua atau lebih observer yang mencatat informasi yang sama dan

secara bersamaan terhadap subjek amatan (observee) (Sattler, 2002). Oleh

karena itu, reliabilitas dalam penelitian ini menekankan pada konsistensi

nilai antar observer.

H. Teknik Analisis Data

Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik teknik korelasi product

moment dari Pearson untuk melihat hubungan positif antara tingkat

keterpaparan lagu dengan lirik dewasa dan tingkat perilaku seksual anak. Uji

statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian ini diawali dengan proses pengurusan surat izin

penelitian kepada pihak kepala sekolah. Sekolah yang dituju dalam penelitian

ini yakni SD Kanisius Kalasan, SD Kanisius Kotabaru dan SD Negeri Golo.

Selama proses perijinan, peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu

mengenai tujuan dan bentuk penelitian yang akan dilakukan.

Peneliti juga memberikan contoh skala rating keterpaparan lirik lagu

dewasa dan skala rating perilaku seksual yang akan diberikan pada

responden, yaitu orangtua dan guru. Peneliti mendapatkan subjek dengan cara

menyebarkan angket pada saat orangtua sedang menunggu anak pulang

sekolah.

Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai pelaksaan penelitian yang

dilakukan pada tanggal 4 November 2013 hingga 22 November 2013:

1. Pada minggu pertama tanggal 4-9 November, peneliti memberikan

briefing terlebih dahulu kepada pihak orang tua dan guru mengenai

penelitian yang akan dilakukan. Orang tua dan guru diminta untuk

memperhatikan perilaku maupun kata-kata keseharian anak selama 2

minggu. Pada saat briefing, orang tua diminta juga untuk memberikan

identitas yang telah tercantum pada lembar pernyataan kesediaan, guna

keperluan data pelengkap untuk penelitian.

69

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 70

2. Pada minggu kedua November 2013, peneliti memberikan skala rating

keterpaparan lirik lagu dewasa pada siswa yang telah didata berdasarkan

pernyataan kesediaan orang tua.

3. Pada minggu ketiga tanggal 18-22 November 2013, peneliti menyebarkan

skala rating perilaku seksual pada orangtua yang telah bersedia untuk

menjadi responden. Skala tersebut dibagikan kepada 45 responden orang

tua dengan masing-masing sekolah sebanyak 15 responden. Peneliti juga

memberikan skala perilaku seksual kepada guru yang bersangkutan.

B. Data Demografi Subjek Penelitian

Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah anak usia 8 hingga

10 tahun. Berikut ini adalah data demografi subjek yang diperoleh dari hasil

penyebaran skala:

Tabel 3

Data Demografi Subjek Penelitian

Usia Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 8 3 5 8 9 6 6 12 10 13 12 25

Jumlah 22 23 45

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 71

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data digunakan untuk memberikan informasi mengenai data

penelitian yang berupa gambaran tanggapan subjek atas variabel yang diteliti

dalam suatu penelitian. Deskripsi data dilihat dari mean empirik dan mean

teoritik. Mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian. Mean empirik

diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata dari hasil penelitian. Mean

teoritik adalah rata-rata dari alat ukur penelitian. Mean teoritik ini diperoleh

dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian.

1. Deskripsi Data Statistik

a. Deskripsi Data Statistik Terhadap Skala Keterpaparan Lirik Lagu

Dewasa

Dari hasil penelitian, diperoleh deskripsi statistik data empiris

sebagai berikut:

Tabel 4

Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Keterpaparan Lirik Lagu

Dewasa

Std. N Minimum Maximum Mean Deviation

keterpaparan 45 .00 55.00 16.31 14.605

Valid N 45 (listwise)

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 72

Dari data dapat diketahui bahwa X minimum empiris yang

diperoleh subjek pada variabel keterpaparan lirik lagu dewasa sebesar 0

dan X maximum empiris yang diperolah subjek sebesar 55. Mean

empiris atau rata-rata skor subjek sebesar 16,31 dan standar deviasi

sebesar 14,605.

Berikut disajikan mean teoritik, mean empiris, dan standar

deviasi hasil penelitian pada tabel :

Tabel 5

Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Keterpaparan

Lirik Lagu Dewasa

Variabel Mean Mean SD SD Teoritik Empirik Teoritik Empirik

Keterpaparan Lirik 2 16.31 0,33 14.840 Lagu Dewasa

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mean empiris

keterpaparan lirik lagu dewasa lebih besar dari mean teoritiknya

(16,31>2), maka menandakan bahwa subjek penelitian mengalami

keterpaparan lirik lagu dewasa yang cenderung tinggi.

Berdasarkan deskripsi di atas, selanjutnya dapat dimanfaatkan

untuk melakukan kategorisasi pada masing-masing variabel penelitian.

Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 73

populasi terdistribusi secara normal sehingga dapat dibuat skor teoritis

yang terdistribusi secara normal (Azwar, 1999).

Dalam penelitian ini, peneliti menggolongkan subjek penelitian

berdasarkan skor kumulatif pada masing-masing skala kedalam lima

kategori berdasarkan distribusi normal Azwar (1999), dengan rumus

sebagai berikut:

X ≤ (µ - 1,5 α) Kategori sangat rendah

(µ - 1,5 α) < X ≤ (µ - 0,5 α) Kategori rendah

(µ - 0,5 α) < X ≤ (µ + 0,5 α) Kategori sedang

(µ + 0,5 α) < X ≤ (µ + 1,5 α) Kategori tinggi

(µ + 1,5 α) < X Kategori sangat tinggi

Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategorisasi nilai

pada variabel keterpaparan lirik lagu dewasa yang secara terperinci

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 74

Tabel 6

Kriteria Kategorisasi Variabel Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa

Jumlah Variabel Rentang nilai Presentase Kategori Subjek Sangat X ≤ -5,9 0 0 % Rendah

-5,9 < X ≤ 8,9 17 37,8 % Rendah Keterpaparan Lirik Lagu 8,9 < X ≤ 23,8 14 31,1 % Sedang Dewasa 23,8 < X ≤ 38,6 11 24,4 % Tinggi

Sangat 38,6 < X 3 6,7 % Tinggi

b. Deskripsi Data Satistik terhadap Skala Perilaku Seksual Anak

Dari hasil penelitian, diperoleh deskripsi statistik data empiris

sebagai berikut:

Tabel 7

Deskripsi Statistik Data Empiris Skala Perilaku Seksual Anak

Std. N Minimum Maximum Mean Deviation

seksual 45 141.50 261.00 167.189 23.802

Valid N 45 (listwise)

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 75

Berdasarkan skala perilaku seksual pada anak diketahui bahwa

X minimum empiris yang diperoleh sebesar 141,50 dan X maximum

empiris sebesar 261,00. Mean empiris atau rata-rata skor subjek sebesar

167,189 dan standar deviasinya sebesar 23,802.

Berikut disajikan mean teoritik, mean empiris, dan standar

deviasi hasil penelitian pada tabel :

Tabel 8

Perbandingan Data Empirik dan Data Teoritik Skala Perilaku

Seksual Anak

Variabel Mean Mean SD SD Teoritik Empirik Teoritik Empirik

Perilaku Seksual 141 167.189 31,3 23.802 Anak

Variabel perilaku seksual pada anak memiliki mean empiris

lebih besar daripada mean teoritik (167,189>141), hal ini menandakan

bahwa subjek penelitian memiliki perilaku seksual yang cenderung

tinggi.

Berdasarkan deskripsi di atas, selanjutnya dapat dimanfaatkan

untuk melakukan kategorisasi. Kategorisasi nilai pada variabel perilaku

seksual dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 76

Tabel 9

Kriteria Kategorisasi Variabel Perilaku Seksual Anak

Jumlah Variabel Rentang nilai Presentase Kategori Subjek X ≤ 131,5 0 0 % Sangat Rendah Perilaku 131,5 < X ≤ 155,3 16 35,6 % Rendah Seksual 155,3 < X ≤ 179,1 20 44,4 % Sedang Anak 179,1 < X ≤ 202,9 5 11,1 % Tinggi

202,9 < X 4 8,9 % Sangat Tinggi

2. Deskripsi Data Respon Subjek

a. Deskripsi Data Respon terhadap Skala Keterpaparan Lirik Lagu

Dewasa

Berdasarkan data penelitan yang didapatkan, maka ditemukan

beberapa judul lagu dewasa yang didengarkan oleh anak-anak. Data

lagu tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 77

Tabel 10

Deskripsi Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa

Jumlah Frekuensi Prosentase Judul Lagu lagu

Sering 3 2,9% ABG Tua, Kamu-Coboy Junior, Buka Dikit Jos Jarang 14 14, 1% Baby-Baby JKT 48, Butiran Debu, Buka Hatimu, Berondong Tua, Bukan Bang Toyip, Diam- Diam Suka, Dilema, Lumpuhkan Ingatanku, Love is You, Pacar Lima Langkah, Separuh Aku, dll Pernah 82 82,8% Alamat Palsu, Cinta Satu Malam, Direject, Hidup Tanpa Cinta, Jodoh Pasti Bertemu, Memilih Setia, Oplosan, Pelan-Pelan Saja, Wedi karo bojommu, dll Total 105 100%

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 78

b. Deskripsi Data Statistik terhadap Skala Perilaku Seksual Anak

Tabel 11

Deskripsi Respon Subjek terhadap Perilaku Seksual Anak

Jumlah Frekuensi Prosentase Bentuk Perilaku Aitem

Selalu 5 10,6% memakai parfum, memakai perhiasan atau aksesoris, menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”, melihat foto-foto lawan jenisnya, dan memegang tangan lawan jenis Sering 2 4,3% menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenis, dan menonton film percintaan seperti sinetron romantis. Kadang- 4 8,5% memakai kosmetik, menyatakan bahwa ia Kadang menyukai lawan jenisnya, menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya, dan bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 79

Jumlah Frekuensi Prosentase Bentuk Perilaku Aitem

Jarang 13 27,7% meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat, menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”, menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya, merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan jenisnya, menyatakan keseksian orang lain, melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/ online, berpergian berdua dengan teman lawan jenis, duduk berdempetan dengan lawan jenis, bersandar kepala di pundak teman lawan jenisnya, mencium tangan lawan jenisnya, dan mencium pipi lawan jenisnya.dll

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 80

Jumlah Frekuensi Prosentase Bentuk Perilaku Aitem

Tidak Pernah 23 48,9% mengumpat dengan mengeluarkan kata “susumu”, “pantatmu”, mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”, “perek”, melihat gambar- gambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online, menonton film pornografi. Selain itu, perilaku memegang paha, memegang pantat dan meraba tubuh maupun bagian vital lawan jenis, dll Total 47 100%

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor

pada sampel mengikuti distribusi normal. Cara untuk mengetahuinya

yaitu dengan melihat nilai probabilits melalui One-Sampe Kolmogrov-

Smirnov Test. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05),

maka sebaran skor dinyatakan normal. Dibawah ini disertakan tabel

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 81

ringkasan hasil One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test sebagai tes untuk

menguji normalitas sebaran.

Tabel 12

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov- Asymp.Sig. Variabel Keterangan Smirnov Z (2-tailed) Keterpaparan Lirik 0,907 0,413 Normal Lagu Dewasa

Perilaku Seksual Anak 1,364 0,05 Normal Catatan : Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran

Berikut penjelasan hasil uji normalitas sebaran data yang

dilakukan pada variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai K-SZ untuk variabel

keterpaparan lirik lagu dewasa diperoleh skor 0,886 dengan

probabilitas 0,413. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

keterpaparan lirik lagu dewasa memiliki sebaran yang normal.

2) Hasil uji normalitas sebaran skala perilaku seksual anak diperoleh

skor K-SZ 1,364 dengan probabilitas 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data perilaku seksual anak dari orangtua

memiliki sebaran yang normal.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 82

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antara

skor variabel keterpaparan lirik lagu dewasa dan variabel perilaku

seksual merupakan garis lurus (linear) atau tidak. Hubungan antara dua

variabel dikatakan linear apabila taraf signifikasinya kurang dari 0,05

(p<0,05).

Tabel 13

Hasil Uji Linearitas

F Sig.

Skor Between (Combined) 11.122 .000 Keterpaparan* Groups Linearity 157.172 .000 Perilaku Seksual Anak Deviation from 5.713 .000 Linearity

Hasil uji linearitas antara keterpaparan lirik lagu dewasa dan

perilaku seksual anak menunjukkan nilai F sebesar 157.172 dengan

probabilitas 0,000. Karena p linierity kurang dari 0,05 maka hubungan

antara keterpapran lirik lagu dewasa memiliki hubungan yang segaris

dengan perilaku seksual anak.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 83

2. Uji Hipotesis

Data dalam penelitian ini berdistribusi normal untuk variabel

keterpaparan lirik lagu dewasa dan variabel perilaku seksual anak, serta

memiliki hubungan yang linear. Oleh karena itu, dapat dilakukan uji

koefisien kolerasi dengan menggunakan teknik analisis kolerasi Product

Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Uji

hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang menyatakan

bahwa ada hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dan

perilaku seksual pada akhir masa anak-anak diterima atau ditolak. Uji

korelasi ini menggunakan one-tailed, dikarenakan hipotesis yang diajukan

dalam penelitian sudah memiliki arah yaitu adanya hubungan yang positif

antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku seksual pada akhir

masa anak-anak. Setelah melakukan pengujan, maka diperoleh hasil:

Tabel 14

Hasil Uji Hipotesis

keterpaparan seksual

Keterpaparan Pearson Correlation 1 .693** Lirik Lagu Sig. (1-tailed) .000 N 45 45 Perilaku Pearson Correlation .693** 1 seksual Sig. (1-tailed) .000 N 45 45

**. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 84

Hasil analisis menunjukkan skor kolerasi sebesar 0,693 dengan

p=0,000 (one-tailed), yang berarti bahwa nilai p hasil kolerasi lebih kecil

dari 0,05 (syarat p<0,05). Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan

yang positif dan signifikan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan

perilaku seksual pada masa akhir anak-anak.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi ada

hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku

seksual pada masa akhir anak-anak diterima.

E. Pembahasan

Pada penelitian ini diperoleh hasil koefisien sebesar 0,693 dengan

p<0,05 antara variabel keterpaparan lirik lagu dewasa dan perilaku seksual

pada akhir masa anak-anak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan

perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Artinya, semakin tinggi

keterpaparan lirik lagu dewasa, maka perilaku seksualnya semakin tinggi.

Sebaiknya, semakin rendah keterpaparan lirik lagu dewasa maka perilaku

seksualnya semakin rendah.

Lirik lagu dewasa mempengaruhi perilaku seksual pada anak-anak

dapat dijelaskan melalui teori Bandura yaitu teori modeling. Bandura

menjelaskan bahwa manusia belajar meniru bukan hanya melalui model

hidup namun dari banyak model, seperti model simbolik. Bentuk lain

pemodelan simbolik ini adalah instruksi verbal, seperti lirik pada lagu.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 85

Berikut instruksi verbal lirik lagu yang diperoleh dari data penelitian yang

dapat mempengaruhi perilaku seksual pada anak:

Abg tua tingkahmu semakin gila

Kau menjerat semua wanita

Wanita yang ada di depan mata

Rayuanmu sungguh mempesona

(Lirik Lagu ABG Tua)

Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya

Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa

Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama

Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

(Lirik Lagu Kamu – Coboy Junior)

Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut

Sukanya bilang ( Buka Dikit Joss )

Apa karena pakai rok mini jadi alesan

Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi..

Senangnya…abang ini intip-intip ku pakai rok mini

(Lirik Lagu Buka Dikit Jos)

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 86

Perilaku meniru ketika anak terpapar lirik lagu dewasa terdiri dari fase

perhatian, fase penyimpanan, fase produksi, dan fase motivasi (King, 2010).

Pada fase perhatian terjadi saat anak menaruh perhatian terhadap suatu

peristiwa, dalam penelitian ini anak memberikan perhatian terhadap lagu-lagu

yang pernah didengar. Pada saat melakukan perhatian, anak akan melibatkan

panca indera, kognitif dan emosianya. Setelah itu terjadilah fase penyimpan,

yaitu stimulasi akan disimpan di dalam memori anak. Fase selanjutnya anak

akan melakukan peniruan terhadap apa yang telah diamati atau sering disebut

sebagai fase produksi. Pada fase ini anak-anak akan memproduksi situasi

yang telah dilihat maupun didengarkan berdasarkan ingatan terhadap suatu

peristiwa. Anak akan sangat mudah untuk mengingat informasi yang

didapatkan. Hal ini dikarenakan, ingatan anak terutama pada usia 8-12

mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya

memorisasi (dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan

dalam ingatan) adalah paling kuat. Setelah memalui fase produksi maka akan

masuk pada fase yang terakhir, yaitu fase motivasi. Anak memiliki dorongan

untuk mengulangi tingkah laku serupa dalam beberapa situasi karena adanya

penguatan dari mendengarkan lagu lirik dewasa secara berulang kali. Jika

perilaku ini didukung dengan adanya penguatan positif baik dari keluarga

maupun teman sebayanya, maka anak akan memodeling makna dari lirik

tersebut ke dalam kehidupannya

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hampir seluruh

subjek telah terpapar lirik lagu dewasa. Hal ini tampak dari mean empiris

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 87

yang lebih tinggi dari mean teoritik. Diperoleh juga hasil data yang

menjelaskan bahwa sebagaian besar subjek berada pada paparan sedang

31,1%, tinggi 24,4%, sangat tinggi 6,7%, sedangkan yang memiliki tingkat

keterpaparan lirik lagu dewasa rendah hanya 37,8% dan sangat rendah 0%.

Temuan ini cukup memperihatinkan karena lirik lagu dewasa merupakan lagu

yang seharusnya dikonsumsi oleh tingkat dewasa yaitu diatas usia dua puluh

tahun ke atas (Ibu & balita, 2013).

Fenomena ini juga menjadi salah satu sorotan keprihatinan Dr. Seto

Mulyadi yang merupakan ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Beliau

sempat menyampaikan pendapatnya bahwa anak-anak zaman sekarang

disuguhi dengan lagu-lagu dewasa yang bukan untuk mereka (Lampost,

2013). Kenyataannya lagu dewasa yang sering dinyanyikan anak-anak dapat

memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak. Hal ini

dikarenakan isi lagu dewasa penuh dengan tema percintaan, kisah asmara,

jatuh cinta antara kedua insan, dan cenderung berbau porno

(lagu2anak.blogspot, 2011). Secara disadari atau tidak lagu dewasa akan

memaksa anak untuk menjadi lebih dewasa dari umur yang seharusnya,

sehingga anak yang terbiasa terpapar lagu dengan lirik tersebut dikhawatirkan

akan ditiru ke dalam kehidupan kesehariannya khususnya dalam perilaku

seksualnya, seperti perilaku berkencan, berpacaran terlalu dini, berpakaian

seronok, menggoda atau membuat kata-kata gombal untuk lawan jenisnya.

Bila melihat data lebih cermat lagi terdapat beberapa judul lagu yang

sering didengarkan oleh subjek dengan presentase 2,9% diantaranya lagu

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 88

ABG Tua, Iwak Peyek, Kamu - Coboy Junior. Judul lagu dalam frekuensi

jarang didengar oleh anak memiliki presentase 14,1% diantaranya seperti lagu

Baby-Baby JKT 48, Butiran Debu, Buka Hatimu, Berondong Tua, Bukan

Bang Toyip, Cinta Satu Malam, Diam-Diam Suka, Dilema, Lumpuhkan

Ingatanku, Love is You, Pacar Lima Langkah, Separuh Aku, dll. Judul lagu

dalam frekuensi pernah didengar memiliki presentase 82,8%, seperti lagu

Alamat Palsu, Direject, Hidup Tanpa Cinta, Jodoh Pasti Bertemu, Memilih

Setia, Oplosan, Pelan-Pelan Saja, Wedi karo bojommu, dll.

Penelitian ini juga menunjukkan sebagai besar anak memiliki

kecenderungan perilaku seksual yang tinggi. Hal ini diperkuat oleh temuan

bahwa sebagian besar subjek berada pada kriteria kategorisasi perilaku

seksual sedang 44,4%, tinggi 11,1% sangat tinggi 8,9%, sedangkan yang

memiliki tingkat perilaku seksual yang rendah sebesar 35,6% dan sangat

rendah 0%.

Berdasarkan hasil data diperoleh bentuk perilaku seksual yang selalu

ditunjukkan oleh anak sebesar 10,6%. Perilaku seksual tersebut, diantaranya

memakai parfum, memakai perhiasan atau aksesoris, menggoda ketika

melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”, melihat foto-

foto lawan jenisnya, dan memegang tangan lawan jenis. Perilaku seksual

dengan frekuensi sering diperoleh sebesar 4,3%, seperti menyatakan

kecantikan atau ketampanan lawan jenis, dan menonton film percintaan

seperti sinetron romantis. Sedangkan perilaku seksual dengan frekuensi

jarang diperoleh sebesar 8,5%, diantaranya seperti memakai kosmetik,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 89

menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya, menyimpan atau

mengkoleksi foto lawan jenisnya, dan bergandengan tangan dengan teman

lawan jenisnya.

Perilaku seksual dengan frekuensi kadang-kadang diperoleh angka

sebesar 27,7%, seperti meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat,

menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”,

menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya, membuat

puisi bertemakan percintaan, dan merayu atau membuat kata-kata gombal

kepada lawan jenisnya. Selain itu perilaku seksual lainnya seperti menyatakan

keseksian orang lain, melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim

melalui media cetak/online, berpergian berdua dengan teman lawan jenis,

duduk berdempetan dengan lawan jenis, bersandar kepala di pundak teman

lawan jenisnya, mencium tangan lawan jenisnya, dan mencium pipi lawan

jenisnya juga termasuk dalam frekuensi kadang-kadang.

Bentuk perilaku seksual yang tidak pernah dilakukan anak, diperoleh

48,9%. Perilaku seksual ini, seperti mengungkapkan rasa sayang/cinta

melalui sms/bbm/chating, berpacaran, mengumpat dengan mengeluarkan kata

“susumu”, “pantatmu”, mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”,

“perek”, meminta untuk melihat anggota keluarga lain ketika ingin

melepaskan pakaian atau berganti baju, melihat gambar-gambar

perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online, dan menonton film

pornografi. Selain itu, perilaku merangkul, berpelukan, memegang paha,

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 90

memegang pantat dan meraba tubuh maupun bagian vital lawan jenis juga

termasuk dalam frekuensi tidak pernah.

Analisis tambahan menemukan bahwa koefisien determinasi (R2)

mempunya nilai 0,480. Hal ini menunjukkan bahwa keterpaparan lirik lagu

dewasa memberikan sumbangan efekif sebesar 48% terhadap perilaku seksual

pada akhir masa anak-anak. Disisi lain, sumbangan sebesar 51% pada

perilaku seksual diperoleh dari faktor lain yang tidak diungkapkan pada

penelitian ini.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan dari penelitian antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan

perilaku sekual pada masa akhir anak-anak sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan

perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Pernyataan tersebut

mengandung arti bahwa hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan

ada hubungan antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan perilaku

seksual, dapat diterima.

2. Ada hubungan positif antara keterpaparan lirik lagu dewasa dengan

perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Semakin tinggi terpapar lirik

lagu dewasa, maka semakin tinggi perilaku seksual pada anak yang berada

pada tahap usia akhir masa anak-anak.

3. Keterpaparan lirik lagu dewasa memberikan pengaruh 48% terhadap

perilaku seksual pada akhir masa anak-anak. Hal ini mengindikasikan

bahwa keterpaparan lirik lagu dewasa merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku seksual pada masa akhir anak-anak, sedangkan

faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini

memberikan sumbangan sebesar 51%.

91

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 92

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat

dikemukakakn saran sebagai berikut:

1. Bagi Orang Tua dan Guru

Orang tua dan guru mempunyai peran penting dalam membimbing

anak, khusunya dalam memberikan media hiburan melalui lagu. Oleh

karena itu orang tua dan guru disarankan untuk memberikan

pendampingan bagi anak-anaknya untuk mendengarkan lagu yang sesuai

dengan usianya.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian terkait tentang perilaku seksual anak diharapkan dapat

dikembangkan. Hal ini dikarenakan minimnya hasil penelitian

mengenai perilaku seksual pada anak-anak, khususnya di Indonesia.

b. Mengingat adanya keterbatasan dalam menggunakan metode observasi,

maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat melengkapi data dengan

metode penelitian yang lain sehingga data yang diperoleh dapat

menggambarkan perilaku seksual anak sesungguhnya yang tidak dapat

ditangkap oleh metode observasi.

c. Pembobotan perilaku seksual dalam penelitian ini hanya menggunakan

2 ahli, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat melibatkan

banyak responden atau melakukan survei pembobotan perilaku seksual

pada anak.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 93

3. Bagi Produser Musik Indonesia

Produser musik di Indonesia diharapkan bisa memproduksi

kembali lagu anak, sehingga anak dapat memperoleh haknya untuk

mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan usianya khususnya dalam

menikmati media hiburan berupa lagu.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1999). Penyusunn Skala Psikologi. Cetakan III. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

Friedrich, W. N. (1991). Normative Sexual Behavior in Children. Pediatrics Vol. 88. Copyright 2011.

Friedrich, W.N. (2012). Child Sexual Behavior Inventory Psychological Assessments. http://www.psychassessments.com.au/Category.aspx?cID=167 diakses pada 23 Desember 2013 14:51 WIB

Gunawan, R. (1993). Filsafat Sex. Bentang Intervisi Utama: Yogyakarta.

Hadi, S (1996). Statistik. Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.

Igho, Joshua. (2008). Hilangnya Lagu Anak-Anak. http://nasional.kompas.com/read/2008/10/30/22034218 diakses pada 23 Desember 2013 14:39 WIB.

Harian Republika. (2010). Lagu Anak-Anak Kian tak Punya Identitas. http://www.republika.co.id/berita/breaking- news/nasional/10/07/21/125757-lagu-anak-anak-kian-tak-punya-identitas diakses pada 23 Desember 2013 14:38 WIB.

Hasan, Alih B Purwakania Hasan. (2009). Kode Etik Psikolg dan Ilmuwan Psikologi. Edisi pertama. Yoyakarta: Graha Ilmu.

Hergenhahn, B.R. dan Olson, H. M. (2009). Theories of Learning. Edisi Ketujuh (edisi terjemahan oleh Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.

Hidayati, Arini. (1998). Televisi dan Perkembangan Sosial Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hurlock, E. (1990). Perkembangan Anak. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

94

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 95

Ibu & Balita (2012). Dampak Lagu Orang Dewasa Terhadap Anak. http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/85890/DAMPAK- LAGU-ORANG-DEWASA-TERHADAP-ANAK diakse pada 23 Desember 2013 14:41 WIB.

Kartono, Kartini. (1986). Psikhologi Anak. Bandung: Alumni.

King, Laura A. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif (edisi terjemahan oleh Brian Marwensdy). Jakarta: Salemba Humanika.

Mahar, Iksan. (2012). Budaya Pop Bentuk Penjajahan Millenium. http://muda.kompasiana.com/2012/06/19/budaya-pop-bentuk-penjajahan- millenium-470961.html diakses pada 23 Desember 2013 14:25 WIB.

Utari, Masrida. (2013). Perkembangan Musik Anak-Anak Di Indonesia, Maju atau Mundur? http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/05/27/perkembangan-musik- anak-anak-di-indonesia-maju-atau-mundur-563260.html diakses pada 23 Desember 2013 14:42 WIB.

Faldana, Rido. (2011). Penyanyi-Penyanyi Cilik Di Era 90-an. http://lagu-anak- anak.com/penyanyi-cilik/penyanyi-penyanyi-cilik-di-era-90-an/ diakses pada 23 Desember 2013 14:47 WIB.

Lampost. (2013). Lagu Dewasa Berbahaya Untuk Anak-Anak. http://lampost.co/berita/lagu-dewasa-berbahaya-untuk-anak-anak- diakses pada 23 Desember 2013 14:46 WIB.

Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Master, W.H, Johnson, V.E, & Kolodny, R.C. (1982). Human Sexuality. Canada: Little Brown & Company (Canada) Limited.

Nevid, J. Rathus, L. & Rathus, A. (1995). Human Sexuality In A World of Diversity. 2nd Edition. Boston: Allyn & Bacon.

Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Kencana: Jakarta.

Putri, Arafiani Difka. (2013). Persepsi Orang Tua Dan Guru Mengenai Perilaku Seksual Anak. Skripsi (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Sanata Dharma.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 96

Rahmawati, Nanda. (2012). Gambaran Perilaku Seksual Pada Anak Usia Sekolah Kelas 6 Di Tinjau Dari Media Cetak Dan Media Elektronik Sekolah Dasar Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Ratus, A. Nevid, J. & Rathus, L. (2008). Human Sexuality In A World of Diversity. Seventh Edition. Boston: Allyn & Bacon.

Santrock, John. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga . Salim, Peter dan Salim, Yenny. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Edisi pertama. Jakarta: Modern English Press.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sarwono, S.Wirawan. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali.

Sattler, Jerome M. (2002). Assessment of Children Behvioral And Children Application. Fourth edition. Publisher.Inc.

Schofield, Michael. (1965). The Sexual Behaviour of Young People. London: Longmans.

Sheppard, P. (2007). Music Makes Your Child Smarter: Peran Musik dalam Perkembangan Anak. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Cetakan I. Bandung: Pustaka Setia.

Storey, John. (2008). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra.

Sugiasih, Inhastuti. Need Assessment Mengenai Pemberian Pendidikan Seksual Yang Dilakukan Ibu Untuk Anak Usia 3-5 Tahun. Proyeksi, Vol.6 (1), 71- 81.

Wade, Carole dan Tavris, Carol. (2007). Psikologi. Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Wenar, C. & Kerig, P. (1999). Developmental Psychopathology From Infancy Through Adolescence. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.

Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas Metodologi Penelitian. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wuryani, S.E. (2008). Pendidikan Sex Untuk Keluarga. Jakarta: PT Indekx.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 97

LAMPIRAN

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 98

Lampiran 1

Skala Rating Keterpaparan Lagu Dewasa Lirik Percintaan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 99

SKALA RATING

KETERPAPARAN LAGU DEWASA LIRIK PERCINTAAN

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Kelas :

Sebutkan judul lagu yang pernah didengarkan dan masih diingat (bila tidak hafal judul maka dapat menuliskan sebagian lirik yang diingat) dan berilah tanda seberapa sering mendengarkan lagu tersebut. Tulislah sebanyak-banyaknya.

No Judul Lagu Frekuensi

Pernah Jarang Sering

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 100

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 101

Lampiran 2

Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Orang Tua

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 102

SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK

KATA PENGANTAR

Dengan Hormat, Berkaitan dengan program akademik, khususnya mata kuliah Skripsi. Perkenankanlah saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Sanata Dharma memohon bantuan guru dan orang tua untuk mengisi skala penelitian. Skala ini berisi pernyataan mengenai macam-macam perilaku seksual anak baik dilakukan dengan lawan jenis maupun dilakukan sendiri oleh subjek (anak). Beberapa dari pernyataan tersebut mungkin akan membuat bapak/ibu merasa tidak nyaman, tetapi saya harapkan kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu dalam menjawab pernyataan tersebut. Pengisian angket ini semata-mata bertujuan untuk kepentingan ilmiah mengenai gambaran perilaku seksual anak saat ini yang pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai upaya mengatasai keprihatinan orang tua dalam permasalahan perilaku seksual sejak dini. Bapak/Ibu diminta kerjasamanya sebagai responden dengan memberikan jawaban yang paling sesuai berdasarkan pengalaman bersama subjek (anak). Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan kondisi yang dialami bapak/ibu. Saya sangat mengharapkan bapak/ibu memberikan jawaban secara jujur, apa adanya, tidak dipengaruhi orang lain dan tidak berdasarkan pada apa yang dianggap baik atau buruk di dalam masyarakat. Jawaban dari angket ini juga tidak berpengaruh pada penilaian atau nilai anak di sekolah. Kami memjamin bahwa identitas yang bapak/ibu berikan akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah. Atas kesediaan dan kerjasamannya, kami mengucapkan banyak terimakasih. Besar harapan kami untuk kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket ini.

Hormat Saya Fransisca Christy Utami

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 103

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu tetap dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni berdasarkan apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan untuk mencantumkan identitas diri saya yang dapat dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah ini.

Menyetujui

Yogyakarta, ...... November 2013

IDENTITAS

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

Orangtua dari :

Usia Anak :

Kelas :

Jenis Kelamin Anak :

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 104

SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK

PETUNJUK PENGISIAN

Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku seksual. Perilaku ini adalah perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis ataupun dilakukan seorang diri oleh subjek (anak). Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiannya oleh sebab itu dimohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenar- benarnya guna membantu terlaksananya penelitian ini. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda. Pilihan jawaban adalah: SL (selalu) : pernyataan di dalam aitem selalu dilakukan oleh

anak (setiap hari).

SR (sering) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak anak

lakukan daripada tidak dilakukan (5–6 hari/ minggu).

KD (kadang) : pernyataan di dalam aitem seimbang antara

dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu)

J (Jarang) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak

dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu)

TP (Tidak Pernah) : pernyataan di dalam aitem tidak pernah

dilakukan oleh anak

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 105

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda () pada jawaban yang menurut bapak/ibu paling sesuai.

Contoh pengisian: No Pernyataan Pilihan SL SR KD J TP 1 Saya melihat anak saya memegang tangan lawan  jenis

Jika bapak/ibu ingin mengoreksi jawaban maka berilah tanda ( = ) lalu berilah tanda centang (  ) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pengalaman bapak/ibu.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 106

No Pernyataan Pilihan

SL SR KD J TP 1 Anak saya memakai parfum ketika ingin berpergian ke luar rumah. 2 Anak saya memakai kosmetik, seperti bedak, lipgloss, lipstik untuk anak perempuan dan gel rambut untuk anak laki-laki. 3 Anak saya memakai perhiasan atau aksesori, seperti gelang, kalung, bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak laki-laki. 4 Anak saya meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat. 5 Anak saya meminta atau ingin berpakaian seronok, misalnya seperti memakai celana dengan model melorot hingga melihatkan belahan pantat. 6 Anak saya menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”. 7 Anak saya menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”. 8 Anak saya menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya. 9 Anak saya mengungkapkan rasa sayang/cinta kepada teman lawan jenisnya melalui sms/bbm/chating, dll. 10 Anak saya menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya. 11 Anak saya menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenisnya. 12 Anak saya membuat puisi bertemakan percintaan.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 107

13 Anak saya merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan jenisnya. 14 Anak saya menyatakan keseksian orang lain.

15 Anak saya melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman sekolah maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48, dll. 16 Anak saya menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya. 17 Anak saya berpacaran.

18 Anak saya mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “susumu”, “pantatmu”. 19 Anak saya mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “pecun”, “perek” 20 Anak saya ketahuan sembunyi-sembunyi saat mengintip orang lain melepaskan pakaian. 21 Anak saya meminta untuk melihat anggota keluarga ketika ingin melepaskan pakaian atau berganti baju. 22 Anak saya melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/online. 23 Anak saya melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online. 24 Anak saya menonton film percintaan seperti sinetron romantis. 25 Anak saya menonton film pornografi.

26 Anak saya berpergian berdua dengan teman lawan jenis.

27 Anak saya mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya di luar rumah. 28 Anak saya duduk berdempetan dengan lawan jenisnya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 108

29 Anak saya memegang tangan teman lawan jenisnya.

30 Anak saya bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya. 31 Anak saya menyandarkan kepala di pundak teman lawan jenisnya. 32 Anak saya merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan bersama. 33 Anak saya berpelukan dengan teman lawan jenisnya.

34 Anak saya memegang paha lawan jenisnya.

35 Anak saya memegang pantat lawan jenisnya.

36 Anak saya meraba tubuh lawan jenisnya.

37 Anak saya menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenisnya. 38 Anak saya mencium tangan lawan jenisnya.

39 Anak saya mencium kening lawan jenisnya.

40 Anak saya mencium pipi lawan jenisnya.

41 Anak saya mengecup bibir lawan jenisnya.

42 Anak saya menirukan hubungan intim saat beraktivitas atau bermain. 43 Anak saya membuat suara erotis, seperti menghela napas, mendesah, bernapas secara berat. 44 Anak saya berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual. 45 Anak saya menyentuh atau menggosok bagian kemaluannya ketika di rumah atau di tempat umum. 46 Anak saya menempelkan atau menggesekan alat kelaminnya dengan benda.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 109

47 Anak saya menempelkan atau menggesekkan alat kelaminya pada tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian. 48 Sebutkan perilaku seksual lainnya yang pernah dilakukan oleh anak Anda: A. B. C.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 110

Lampiran 3

Skala Rating Perilaku Seksual Anak untuk Guru

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 111

SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK

KATA PENGANTAR

Dengan Hormat, Berkaitan dengan program akademik, khususnya mata kuliah Skripsi. Perkenankanlah saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Sanata Dharma memohon bantuan guru dan orang tua untuk mengisi skala penelitian. Skala ini berisi pernyataan mengenai macam-macam perilaku seksual anak baik dilakukan dengan lawan jenis maupun dilakukan sendiri oleh subjek (anak). Beberapa dari pernyataan tersebut mungkin akan membuat bapak/ibu merasa tidak nyaman, tetapi saya harapkan kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu dalam menjawab pernyataan tersebut. Pengisian angket ini semata-mata bertujuan untuk kepentingan ilmiah mengenai gambaran perilaku seksual anak saat ini yang pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai upaya mengatasi keprihatinan orang tua dan pengajar dalam permasalahan perilaku seksual sejak dini. Bapak/Ibu diminta kerjasamanya sebagai responden dengan memberikan jawaban yang paling sesuai berdasarkan pengalaman bersama subjek (anak). Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan kondisi yang dialami bapak/ibu. Saya sangat mengharapkan bapak/ibu memberikan jawaban secara jujur, apa adanya, tidak dipengaruhi orang lain dan tidak berdasarkan pada apa yang dianggap baik atau buruk di dalam masyarakat. Kami memjamin bahwa identitas yang bapak/ibu berikan akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah. Atas kesediaan dan kerjasamannya, kami mengucapkan banyak terimakasih. Besar harapan kami untuk kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket ini.

Hormat Saya Fransisca Christy Utami

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 112

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu tetap dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni berdasarkan apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan untuk mencantumkan identitas diri saya yang dapat dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah ini.

Menyetujui

Yogyakarta, ...... November 2013

IDENTITAS

Nama :

Guru dari :

Kelas :

Jenis Kelamin Anak :

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 113

SKALA RATING PERILAKU SEKSUAL ANAK

PETUNJUK PENGISIAN

Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku seksual. Perilaku ini adalah perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis ataupun dilakukan seorang diri oleh subjek (anak). Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiannya oleh sebab itu dimohon bapak/ibu mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenar- benarnya guna membantu terlaksananya penelitian ini. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda. Pilihan jawaban adalah: SL (selalu) : pernyataan di dalam aitem selalu dilakukan oleh

anak (setiap hari).

SR (sering) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak anak

lakukan daripada tidak dilakukan (5–6 hari/ minggu).

KD (kadang) : pernyataan di dalam aitem seimbang antara

dilakukan dan tidak dilakukan (3-4 hari/minggu)

J (Jarang) : pernyataan di dalam aitem lebih banyak tidak

dilakukan daripada dilakukan (1-2 hari/minggu)

TP (Tidak Pernah) : pernyataan di dalam aitem tidak pernah

dilakukan oleh anak

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 114

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda () pada jawaban yang menurut bapak/ibu paling sesuai.

Contoh pengisian: No Pernyataan Pilihan SL SR KD J TP 1 Saya melihat anak tersebut memegang tangan  lawan jenis

Jika bapak/ibu ingin mengoreksi jawaban maka berilah tanda ( = ) lalu berilah tanda centang (  ) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pengalaman bapak/ibu.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 115

No Pernyataan Pilihan

SL SR KD J TP 1 Anak memakai parfum ketika ingin berpergian ke luar rumah. 2 Anak memakai kosmetik, seperti bedak, lipgloss, lipstik untuk anak perempuan dan gel rambut untuk anak laki- laki. 3 Anak memakai perhiasan atau aksesori, seperti gelang, kalung, bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak laki-laki. 4 Anak meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat.

5 Anak meminta atau ingin berpakaian menyolok berpakaian seronok, misalnya seperti memakai celana dengan model melorot hingga melihatkan belahan pantat. 6 Anak menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti “Cieee kamu pacaran”. 7 Anak menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti “Ayooooo ciuman”. 8 Anak menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya.

9 Anak mengungkapkan rasa sayang/cinta kepada teman lawan jenisnya melalui sms/bbm/chating, dll. 10 Anak menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan jenisnya. 11 Anak menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenisnya. 12 Anak membuat puisi bertemakan percintaan.

13 Anak merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan jenisnya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 116

14 Anak menyatakan keseksian orang lain.

15 Anak melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman sekolah maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48, dll. 16 Anak menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya.

17 Anak berpacaran.

18 Anak mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “susumu”, “pantatmu”. 19 Anak mengumpat dengan mengeluarkan kata-kata bersifat seksual seperti, “pecun”, “perek” 20 Anak ketahuan sembunyi-sembunyi saat mengintip orang lain melepaskan pakaian. 21 Anak meminta untuk melihat anggota keluarga ketika ingin melepaskan pakaian atau berganti baju. 22 Anak melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim melalui media cetak/online. 23 Anak melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang melalui media cetak/online. 24 Anak menonton film percintaan seperti sinetron romantis.

25 Anak menonton film pornografi.

26 Anak berpergian berdua dengan teman lawan jenis.

27 Anak mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya di luar rumah. 28 Anak duduk berdempetan dengan lawan jenisnya.

29 Anak memegang tangan teman lawan jenisnya.

30 Anak bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 117

31 Anak menyandarkan kepala di pundak teman lawan jenisnya. 32 Anak merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan bersama. 33 Anak berpelukan dengan teman lawan jenisnya.

34 Anak memegang paha lawan jenisnya.

35 Anak memegang pantat lawan jenisnya.

36 Anak meraba tubuh lawan jenisnya.

37 Anak menyentuh atau meraba bagian vital lawan jenisnya. 38 Anak mencium tangan lawan jenisnya.

39 Anak mencium kening lawan jenisnya.

40 Anak mencium pipi lawan jenisnya.

41 Anak mengecup bibir lawan jenisnya.

42 Anak menirukan hubungan intim saat beraktivitas atau bermain. 43 Anak membuat suara erotis, seperti menghela napas, mendesah, bernapas secara berat. 44 Anak berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual. 45 Anak menyentuh atau menggosok bagian kemaluannya ketika di rumah atau di tempat umum. 46 Anak menempelkan atau menggesekan alat kelaminnya dengan benda. 47 Anak menempelkan atau menggesekkan alat kelaminya pada tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 118

48 Sebutkan perilaku seksual lainnya yang pernah dilakukan oleh anak tersebut: A. B. C.

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 119

Lampiran 4

Pembobotan Aitem Skala Rating Perilaku Seksual Anak

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 120

Kategori penilaian : Sangat Ringan skor 1 Ringan skor 2 Sedang skor 3 Berat skor 4 Sangat Berat skor 5

No Perilaku Seksual Pilihan

SR R S B SB Berdandan dan menggunakan aksesoris 1 Memakai parfum. √ 2 Memakai kosmetik, seperti bedak, liglos, lipstik untuk √ anak perempuan dan gel rambul untuk anak laki-laki

3 Memakai perhiasan atau aksesoris, seperti gelang, kalung, √ bando untuk anak perempuan dan topi untuk anak laki- laki

Berpakaian seronok 4 Meminta atau ingin berpakaian minim atau ketat √

5 Meminta atau ingin berpakaian seronok, misalnya seperti √ memakai celana dengan model melorot hingga melihatkan belahan pantat. Mengucapkan kata-kata yang menunjukkan hubungan lawan jenis 6 Menggoda ketika melihat orang lain berpacaran, seperti √ “Cieee kamu pacaran”. 7 Menggoda ketika melihat orang lain berduaan, seperti √ “Ayooooo ciuman”. 8 Menyatakan bahwa ia menyukai lawan jenisnya. √

9 Mengungkapkan rasa sayang/cinta melalui √

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 121

sms/bbm/chating.

10 Menyatakan bahwa ia sedang merindukan teman lawan √ jenisnya. 11 Menyatakan kecantikan atau ketampanan lawan jenis. √ 12 Membuat puisi bertemakan percintaan. √ 13 Merayu atau membuat kata-kata gombal kepada lawan √ jenisnya. 14 Menyatakan keseksian orang lain. √ Ketertarikan pada pesona lawan jenis 15 Melihat foto-foto lawan jenisnya, misalnya teman sekolah √ maupun artis idola seperti coboy junior, jkt48,dll. 16 Menyimpan atau mengkoleksi foto lawan jenisnya. √ 17 Berpacaran √ Mengucapkan kata-kata kasar/mengumpat yang bersifat sensual 18 Mengumpat dengan mengeluarkan kata “susumu”, √ “pantatmu” 19 Mengumpat dengan mengeluarkan kata “pecun”, “perek” √ Melihat orang lain melepaskan pakaian 20 Sembunyi-sembunyi melihat orang lain melepaskan √ pakaian.

21 Meminta untuk melihat anggota keluarga lain ketika ingin √ melepaskan pakaian atau berganti baju

Melihat gambar-gambar sensual 22 Melihat gambar perempuan/laki-laki berpakaian minim √ melalui media cetak/ online. 23 Melihat gambar-gambar perempuan/laki-laki telanjang √ melalui media cetak/online. Menonton film berkonten seksual 24 Menonton film percintaan seperti sinetron romantis. √

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 122

25 Menonton film pornografi. √

Berkencan 26 Berpergian berdua dengan teman lawan jenis. √ 27 Mengajak makan berduaan dengan teman lawan jenisnya √ diluar rumah. Bersentuhan 28 Duduk berdempetan dengan lawan jenis √

29 Memegang tangan lawan jenis. √

30 Bergandengan tangan dengan teman lawan jenisnya. √ 31 Bersandar kepala di pundak teman lawan jenisnya √ 32 Merangkul lawan jenisnya saat sedang jalan bersama. √ 33 Berpelukan dengan teman lawan jenisnya. √ 34 Memegang paha lawan jenisnya. √ 35 Memegang pantat lawan jenisnya. √ 36 Meraba tubuh lawan jenisnya. √ 37 Menyetuh atau meraba bagian vital lawan jenis √

Berciuman 38 Mencium tangan lawan jenisnya. √ 39 Mencium kening lawan jenisnya. √ 40 Mencium pipi lawan jenisnya. √ 41 Mengecup bibir lawan jenisnya. √ Pengetahuan seksual 42 Menirukan gerakan hubungan intim saat beraktivitas atau √ bermain 43 Menirukan suara erotis, seperti menghela napas, √ mendesah, bernapas secara berat 44 Berbicara mengenai hubungan intim dan topik seksual √ lainnya Stimulasi oleh diri sendiri

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 123

45 Menyentuh atau menggosok bagian kemaluan √ 46 Menempelkan atau menggesekan alat kelaminya dengan √ benda. 47 Menempelkan atau menggesekkan alat kelaminnya pada √ tubuh orang lain dalam keadaan berpakaian

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 124

Lampiran 5

Hasil Skor Total Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 125

Subjek Jumlah Frekuensi Total lagu (P) 1 (J) 2 S (3)

1 0 - - - 0

2 3 3 - - 3

3 8 1 4 3 18

4 0 - - - 0

5 1 - 1 - 2

6 0 - - - 0

7 0 - - - 0

8 0 - - - 0

9 0 - - - 0

10 6 1 4 1 12

11 18 1 5 12 47

12 10 1 4 5 24

13 3 3 - - 3

14 3 - 2 1 7

15 4 - 1 3 11

16 4 2 1 1 7

17 3 - 1 2 8

18 0 - - - 0

19 5 3 2 - 7

20 6 - 4 2 14

21 16 - 2 - 32

22 7 2 4 1 13

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 126

23 25 - 20 5 55

24 4 2 2 - 6

25 5 1 3 1 10

26 12 4 5 3 23

27 15 1 10 4 33

28 9 3 5 1 16

29 5 - 2 3 13

30 8 - - 8 24

31 22 6 - 16 54

32 13 10 1 2 18

33 11 - 7 4 26

34 9 2 3 4 20

35 15 7 5 3 26

36 17 5 4 8 37

37 13 3 6 4 27

38 4 - 4 - 8

39 0 - - - 0

40 11 - 11 - 22

41 0 - - - 0

42 12 1 1 10 33

43 14 2 4 8 34

44 12 - 6 6 30

45 7 2 4 1 13

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 127

Lampiran 6

Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Orang Tua

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 128

Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Subjek 1 1 1 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

2 1 1 1 6 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4

3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4

4 2 1 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

5 1 1 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

6 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4

7 1 1 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

8 1 1 1 2 3 1 3 6 2 6 4 2 6 3 2 3 3 4

9 1 1 1 4 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4

10 1 1 1 2 3 2 6 2 2 2 3 2 2 3 1 1 3 4

11 3 2 3 2 3 4 9 6 2 2 2 2 2 6 1 1 3 4

12 3 1 1 2 3 3 3 6 4 2 3 2 2 6 2 1 3 4

13 2 2 1 2 3 1 3 4 2 2 3 2 2 3 2 1 3 4

14 2 1 3 6 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

15 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 12

16 3 3 4 6 3 3 6 2 2 2 1 2 2 6 1 1 3 4

17 2 1 3 2 6 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4

18 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 6 1 1 3 4

19 1 2 4 4 3 2 3 6 2 2 3 2 2 6 5 4 3 4

20 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4

21 3 1 3 2 3 2 6 4 2 4 2 2 6 3 3 1 3 4

22 3 1 1 2 3 3 6 2 4 2 2 2 2 3 2 1 3 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 129

23 2 3 2 2 3 4 6 6 6 4 4 2 4 6 5 4 6 4

24 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4

25 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 4 1 3 4

26 1 1 2 4 6 2 3 2 2 2 3 2 2 6 3 1 3 8

27 3 2 2 2 3 1 3 2 4 2 3 2 2 3 3 1 3 4

28 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4

29 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4

30 5 3 5 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4

31 1 1 2 4 3 2 6 6 4 4 3 4 4 9 3 1 3 8

32 3 1 1 2 3 3 9 4 2 2 3 2 2 9 2 1 3 4

33 3 1 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4

34 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 6 2 1 3 4

35 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 12

36 2 1 3 4 3 3 6 6 6 4 3 4 6 6 2 2 6 12

37 3 3 3 2 3 1 3 6 2 2 2 6 2 6 3 2 3 4

38 2 1 5 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4

39 1 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

40 2 1 1 2 3 2 3 4 2 2 2 2 6 6 1 1 3 4

41 3 1 3 4 6 1 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 3 4

42 2 1 2 2 3 3 6 4 4 4 2 2 4 6 3 2 3 4

43 3 3 3 4 3 3 6 4 6 4 2 2 4 6 2 1 6 8

44 1 1 1 2 9 4 6 6 2 4 3 4 8 6 2 2 3 4

45 2 1 1 2 3 2 6 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 8

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 130

Aitem 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Subjek 1 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

2 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

3 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4

4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

5 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 6 3 3 4

7 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 9 3 3 4

8 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4

9 4 4 4 3 4 4 4 3 3 6 6 6 3 3 4

10 4 4 8 6 4 2 4 3 3 3 9 9 3 3 4

11 4 8 4 9 8 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

12 4 4 4 3 4 4 4 3 3 6 3 3 3 3 4

13 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

14 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

15 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 6 3 3 3 4

16 4 12 12 6 4 8 4 3 3 3 3 3 3 3 4

17 4 8 4 9 4 8 4 3 3 3 3 3 3 3 4

18 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

19 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

20 4 4 4 3 4 4 4 6 3 3 12 12 3 3 4

21 4 8 8 6 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 131

22 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4

23 4 8 8 9 4 4 4 9 3 8 9 6 9 6 4

24 4 8 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

25 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

26 4 4 4 3 4 6 4 3 3 6 3 3 3 3 4

27 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

28 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

29 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4

30 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

31 8 4 4 6 8 4 4 3 3 3 6 6 3 3 4

32 4 8 4 6 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

33 4 8 4 6 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4

34 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

35 4 4 4 9 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

36 4 4 4 6 8 6 8 6 3 6 6 6 6 6 4

37 4 4 4 6 4 4 4 3 3 6 3 3 3 3 4

38 4 4 4 3 4 2 4 3 3 9 9 6 3 3 4

39 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

40 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4

41 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

42 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4

43 4 4 4 6 4 6 4 6 6 9 9 9 3 6 8

44 4 12 4 3 4 10 4 3 6 6 6 3 3 3 4

45 8 4 4 6 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 132

Aitem 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Skor Total Subjek 1 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 141

2 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150

3 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155

4 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 144

5 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 141

6 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 9 6 5 161

7 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155

8 5 5 4 5 3 3 3 4 5 8 4 6 3 5 175

9 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 157

10 5 5 4 5 6 6 6 4 5 4 4 6 6 5 181

11 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 181

12 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162

13 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150

14 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148

15 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162

16 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 185

17 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 170

18 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149

19 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 169

20 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 172

21 5 5 4 5 3 3 6 4 5 8 4 3 3 5 189

22 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 166

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 133

23 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 8 3 3 5 228

24 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155

25 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150

26 5 5 4 5 3 3 3 4 5 12 4 9 3 5 180

27 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155

28 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148

29 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149

30 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 157

31 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 9 6 5 202

32 5 5 4 5 3 3 3 4 10 20 4 6 3 5 197

33 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 164

34 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 147

35 5 5 8 5 3 3 3 4 5 12 4 3 3 5 171

36 10 5 4 5 6 6 6 8 5 8 8 3 3 5 244

37 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 170

38 5 5 4 5 3 3 3 4 5 12 4 3 3 5 171

39 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 142

40 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162

41 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155

42 5 5 4 5 3 3 3 4 5 8 4 3 3 5 181

43 10 5 4 5 3 3 6 4 5 4 4 3 3 5 222

44 5 5 4 5 6 3 3 4 5 8 8 3 3 5 210

45 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 161

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 134

Lampiran 7

Hasil Skor Perilaku Seksual Anak dari Guru

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 135

Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Subjek 1 3 2 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4

2 3 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 2 1 3 4

3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4

4 3 1 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4

5 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

6 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

7 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4

8 1 1 1 2 3 2 3 4 2 2 2 2 8 3 2 2 3 4

9 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

10 1 1 1 2 3 3 6 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

11 2 1 3 2 3 4 12 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4

12 2 1 1 2 3 2 3 4 2 2 2 2 4 6 2 1 3 4

13 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 1 1 3 4

14 1 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4

15 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2 1 2 6 3 3 1 3 4

16 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 4

17 2 1 2 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4

18 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 4

19 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 4

20 1 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4

21 2 1 2 2 3 4 9 4 2 2 2 4 6 3 2 1 3 4

22 2 1 1 2 3 3 6 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 136

23 3 3 4 2 3 3 6 4 2 2 2 2 4 6 3 2 6 4

24 2 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 1 1 3 4

25 2 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 6 3 1 3 4

26 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 4

27 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 4 2 3 3 1 3 4

28 3 1 3 4 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 3 1 3 4

29 2 3 3 4 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 2 1 3 4

30 3 1 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4

31 1 2 4 2 3 3 3 4 2 2 3 2 4 3 2 1 3 8

32 4 2 1 2 3 4 12 6 2 4 3 4 6 9 2 1 3 8

33 1 2 5 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 1 3 4

34 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 9 1 1 3 12

35 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 6 1 1 3 8

36 3 1 1 4 3 4 9 6 4 4 4 4 8 9 3 3 9 12

37 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 6 4 6 2 2 3 4

38 1 3 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 4

39 1 1 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 4

40 3 1 3 4 3 2 3 2 2 2 2 4 4 6 3 1 3 4

41 3 3 3 4 3 1 3 2 2 2 1 4 2 3 2 1 3 4

42 2 4 3 4 3 3 6 4 2 2 1 4 6 6 3 1 3 4

43 3 3 3 2 6 3 6 4 2 2 2 4 6 6 3 1 6 4

44 3 3 3 2 3 4 6 4 2 2 1 6 8 6 2 1 3 4

45 3 2 3 2 3 2 6 2 2 2 1 4 2 3 3 1 3 8

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 137

Aitem 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Subjek 1 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

3 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 6 3 3 3 4

4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

5 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

6 4 4 4 3 4 2 4 3 3 9 12 9 3 3 4

7 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 3 3 3 4

8 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4

9 4 4 4 3 4 2 4 3 3 6 9 6 3 3 4

10 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

11 4 4 4 6 4 2 4 3 3 6 9 3 3 3 4

12 4 4 4 3 4 4 4 3 3 9 6 6 3 3 4

13 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

14 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4

15 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4

16 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

17 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

18 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

19 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

20 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

21 4 4 4 3 4 2 4 3 3 6 12 6 6 3 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 138

22 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 9 6 3 3 4

23 4 4 4 6 4 4 4 3 3 12 15 12 6 6 4

24 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

25 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

26 4 4 4 3 4 2 4 3 3 9 12 9 6 3 4

27 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

28 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

29 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 3 3 3 4

30 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

31 4 4 4 3 4 2 4 3 3 6 9 6 6 3 4

32 4 8 4 6 4 2 4 3 3 6 9 9 6 6 4

33 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 6 3 3 3 4

34 4 4 4 6 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

35 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

36 4 4 4 6 4 2 4 6 3 12 12 9 9 9 8

37 4 4 4 6 4 2 4 3 3 6 6 6 3 3 4

38 4 4 4 3 4 6 4 3 3 3 3 3 3 3 4

39 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4

40 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 6 6 3 3 4

41 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4

42 4 4 4 3 4 4 4 3 3 6 12 9 3 6 4

43 4 4 4 3 4 4 4 3 3 9 12 9 6 9 4

44 4 4 4 3 4 4 4 3 3 9 12 6 3 6 4

45 8 4 4 3 4 4 4 3 3 3 9 6 3 3 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 139

Aitem 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Skor Total Subjek 1 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148

2 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 151

3 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 156

4 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149

5 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 142

6 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 163

7 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150

8 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 162

9 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155

10 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 149

11 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 172

12 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 166

13 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 145

14 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 152

15 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 154

16 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 153

17 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 152

18 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150

19 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 145

20 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150

21 5 5 4 5 3 3 6 4 5 4 4 3 3 5 183

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 140

22 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 160

23 5 5 4 5 3 3 6 4 5 4 8 3 3 5 215

24 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 150

25 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148

26 5 5 4 5 6 3 3 4 5 8 4 6 3 5 180

27 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 152

28 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 153

29 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 156

30 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 148

31 10 5 4 5 3 3 3 4 5 8 4 3 3 5 182

32 5 5 4 5 3 3 6 4 10 12 8 6 3 5 233

33 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 155

34 5 15 4 5 3 3 3 4 5 4 12 3 3 5 181

35 5 15 12 5 3 3 3 4 5 12 4 3 3 5 178

36 10 5 4 5 9 3 6 4 10 12 12 3 3 5 278

37 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 174

38 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 151

39 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 143

40 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 166

41 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 154

42 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 190

43 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 204

44 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 192

45 5 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 173

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 141

Lampiran 8

Hasil Uji Asumsi

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 142

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test keterpaparan seksual N 45 45 Normal Parametersa Mean 16.3111 167.1889 Std. Deviation 14.60514 23.80157 Most Extreme Absolute .132 .203 Differences Positive .123 .203 Negative -.132 -.140 Kolmogorov-Smirnov Z .886 1.364 Asymp. Sig. (2-tailed) .413 .050 a. Test distribution is Normal.

UJI LINEARITAS

ANOVA Table Sum of Mean Squares df Square F Sig. seksual * Between (Combined) 23708.561 28 846.734 11.122 .000 keterpaparan Groups Linearity 11965.502 1 11965.502 157.172 .000 Deviation from 11743.059 27 434.928 5.713 .000 Linearity Within Groups 1218.083 16 76.130 Total 24926.644 44

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 143

Lampiran 9

Hasil Uji Hipotesis

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 144

Correlations keterpaparan seksual keterpaparan Pearson Correlation 1 .693** Sig. (1-tailed) .000 N 45 45 seksual Pearson Correlation .693** 1 Sig. (1-tailed) .000 N 45 45 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 145

Lampiran 10

Respon Subjek terhadap Keterpaparan Lirik Lagu Dewasa

Percintaan

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 146

No Judul Lagu Jumlah subjek yang mendengarkan lagu 1 1000 alasan – Zaskia Gothik 1 2 1 atau 2 4 3 Alamat Palsu – Ayu tingting 4 4 Ay – Bagindas 1 5 ABG Tua 14 6 Aku bukan superman – Lucky2 band 5 7 Aku yang tersakiti 1 8 Aku masih sayang – setia band 1 9 Aku terjatuh – Setia band 2 10 Asmara – Sertia band 1 11 Ayat-ayat cinta – Rossa 1 12 Bukak sitik jos 18 13 Baby-baby – JKT 48 12 14 Bunga Terakhir 2 15 Butiran debu 10 16 Baik-baik sayang 3 17 Buka hati mu 9 18 Bete – Dangdut 2 19 Bukan dia tapi aku – Judika 2 20 Bojoku nakal – Dangdut 1 21 Brondong tua – Siti Badriah 8 22 Bukan bang toyip 8 23 Belum tepat waktunya 1 24 Berlian 3 25 Buaya darat 1 26 Cinta butuh waktu 2 27 Cinta itu buta 1 28 Cinta satu malam – Melinda 7

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 147

29 Cucok rowo 1 30 Cari pacar lagi – Setia band 1 31 Cinta tak direstui 1 32 Cinta tak harus memiliki 1 33 Diam-diam suka – Cherry belle 12 34 Dilema – Cherry belle 9 35 Disaatku mencintaimu – Dadali 1 36 Doremi 3 37 Direject 5 38 Eeaaa- Coboy Junior 8 39 Empat Mata 3 40 Hip-hip Hura 2 41 Hargai aku 1 42 Harus terpisah 1 43 Hidup tanpa cinta – Rhoma Irama 1 44 Hidup untukmu mati tanpamu – Noah 1 45 Harmoni 1 46 Iwak peyek – trio macan 15 47 Jangan pergi – Priencess 1 48 Jangan cintai aku lagi 1 49 Jaga selalu hatimu – Seventin 1 50 Jangan ganggu pacarku – Lolita 1 51 Jodoh pasti bertemu 3 52 Kamu - Coboy junior 21 53 Kuingin kau mati saja – Souljah 1 54 Keong racun 1 55 Kita selamanya 1 56 Lumpuhkan ingatanku – Gesha 10 57 Love is you – Cherry belle 10 58 Memilih setia – Fatin 4

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 148

59 Mengejar mimpi – Yovie & Nuno 1 60 Mabuk cinta 1 61 Maafkan aku 1 62 Minyak wangi 2 63 Maafkan – Bagindas 1 64 Mohon ampun – D masiv 1 65 Menemukanmu – Seventin 1 66 Masa lalu 2 67 Nenek pahlawanku – Wali 7 68 Pacar rahasia 1 69 Pelan-pelan saja – Kotak 3 70 Pemilik hati 1 71 Percaya padaku 1 72 Pacarku hilang diambil orang 1 73 Puspa – St 12 3 74 Puisi Adinda- Noah 2 75 Pergilah kasih – D masiv 2 76 Pencuri hati 1 77 Pacar lima langkah 9 78 Rindu – Smash 1 79 Simfoni hitam – 1 80 Sendiri lagi – Blink 2 81 Separuh nafas – Dewa 19 1 82 Separuh aku – Noah 10 83 Sandiwara Cinta - Republik 3 84 Suka-suka – The changcuters 3 85 Suara kuberharap – Hijau daun 1 86 Siapa yang pantas – Domino 1 87 Seribu alasan – Zaskia Gotik 2 88 Setahun lalu – Geisha 1

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 149

89 Sudah cukup – Republik 1 90 Saat aku jauh – Setia band 1 91 Saat terakhir – Setia band 1 92 Satu jam saja 1 93 Takut jatuh cinta – Blink 11 94 Tentang rasa 1 95 Terbangun sendiri – Noah 1 96 Teman hidup - Tulus 1 97 Wedi karo bojo mu 2 98 Ya sudahlah – Bndan ft 2 black 3 99 Yank – Wali band 2

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 150

Lampiran 11

Lirik Lagu dengan Frekuensi Sering Didengar oleh Anak

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 151

ABG TUA

Kau tebarkan pesona ke setiap wanita

Tanpa kau sadari kau sudah lanjut usia

Tingkah lakumu bagaikan seorang remaja

Yang ingin dicinta dan selalu mencinta

Ku akui gayamu laksana arjuna

Yang mencari mangsa bila kau melihatnya

Tingkah lakumu bagaikan seorang remaja

Yang ingin dicinta dan selalu mencinta

REFF :

Abg tua tingkahmu semakin gila

Kau menjerat semua wanita

Wanita yang ada di depan mata

Rayuanmu sungguh mempesona

Abg tua tingkahmu semakin gila

Tak peduli apa yang kau rasa

Tak peduli anak bininya di rumah

Emang engkau penjahat wanita

Sumber : http://lirik.kapanlagi.com/artis/pl4t_band/abg_tua

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 152

KAMU – COBOY JUNIOR

Kamu buat aku tersipu buatku malu-malu

Saat bersamamu, saat ku sapa dirimu

Aku kok merinding buluku, kok jadi gugup aku

Saat bersamamu, saat kau senyum padaku

Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya

Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa

Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama

Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

Nanti aku follow twitter-mu aku tunggu retweet-mu

Agar aku tahu sukakah kamu kepadaku

Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya

Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa

Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama

Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

Yeah cuma kamu cuma kamu yang bisa membuatku

Tidur tak tentu memikirkanmu pujaan hati

Oh kamu cantik sekali

Oh tuhan aku hanya ingin dia tahu

Kau lucu kau sangat lucu

Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 153

Sejak pertama aku bertanya facebook-mu apa nomermu berapa nomermu berapa

Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama

Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

Mungkin inilah rasanya rasa suka pada dirinya

Sejak pertama (sejak pertama) aku bertanya

(kulihat senyumanmu lirikanmu begitu cantiknya kamu)

Facebook-mu apa nomermu berapa

Mungkin inilah rasanya cinta pada pandang pertama

Senyuman manismu itu buat aku dag dig dug melulu

Kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu

Kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu kamu

Sumber : http://lirik.kapanlagi.com/artis/coboy_junior/kamu

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 154

BUKA DIKIT JOSS

Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut Sukanya bilang ( Buka Dikit Joss ) Apa karena pakai rok mini jadi alesan

Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi.. Senangnya…abang ini intip-intip ku pakai rok mini

Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut Sukanya bilang ( Buka sitik Joss) Apa karena pakai rok mini jadi alesan

Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi Senangnya….abang ini Intip-intip ku pakai rok mini

Hei kenapa kamu kalau nonton dangdut Sukanya bilang ( Buka Sitik Jos ) Apa karena pakai rok mini jadi alesan

Sukanya…abang ini Lihat-lihat bodiku yang seksi Senangnya…abang ini Intip-intip ku pakai rok mini

Sumber: http://lirik.wikia.com/wiki/Juwita_Bahar_-_Buka_Dikit_Joss

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 155

Lampiran 12

Surat Keterangan Penelitian

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 156

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 157

PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI 158