Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

BAB II PROFIL KABUPATEN MOJOKERTO

2.1 Wilayah Administrasi Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, dan 304 desa. Luas wilayah secara keseluruhan adalah 692,15 km2. Di samping itu wilayah Kabupaten Mojokerto juga mengitari wilayah Kota Mojokerto. Secara geografis wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 111020’13” – 111040’47” Bujur Timur dan 7018’35” – 7047” Lintang Selatan. Wilayah geografis Kabupaten Mojokerto tidak berbatasan dengan pantai, hanya berbatasan dengan wilayah kabupaten lainnya, sebagaimana berikut inl:  Batas Utara : Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik  Batas Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten  Batas Selatan : Kabupaten , Kota Batu  Batas Barat : Kabupaten Jombang Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 Kecamatan, 304 Desa/Kelurahan, 1.171 Dusun, 2.208 Rukun Warga (RW), dan 6.975 Rukun Tetangga (RT). Jumlah desa/kelurahan, dusun, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Jumlah Desa/Kelurahan, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mojokerto Rukun Warga Rukun No. Kecamatan Desa/Kelurahan Dusun (RW) Tetangga (RT) 1 Jatirejo 19 58 207 335 2 Gondang 18 71 71 279 3 Pacet 20 80 133 435 4 Trawas 13 29 79 246 5 Ngoro 19 67 155 532 6 Pungging 19 67 169 583 7 Kutorejo 17 108 147 352 8 Mojosari 19 53 161 560 9 Bangsal 17 49 74 297 10 Mojoanyar 12 44 108 240 11 Dlanggu 16 80 85 329

II - 1 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Rukun Warga Rukun No. Kecamatan Desa/Kelurahan Dusun (RW) Tetangga (RT) 12 Puri 16 68 128 407 13 16 60 102 394 14 Sooko 15 42 50 403 15 Gedeg 14 46 106 374 16 Kemlagi 20 74 134 393 17 Jetis 16 80 126 469 18 Dawarblandong 18 75 173 348 Jumlah 304 1.171 2.208 6.975 Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2016

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Mojokerto

II - 2 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

2.2 Potensi Wilayah kabupaten Mojokerto 2.2.1 Potensi Sumber Daya Alam Kawasan pelestarian alam di Kabupaten Mojokerto merupakan kawasan yang mempunyai keanekaragaman dan mempunyai ciri khas tertentu atau bernilai budaya tinggi baik itu secara alami maupun buatan manusia yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. Kawasan ini berada pada wilayah selatan seperti di Kecamatan Pacet, Gondang, Trawas, Jatirejo, dan Trowulan. Dengan luas hutan lindung terdapat di Kecamatan Ngoro dan Kecamatan Trawas seluas 1420,694 Ha. Selain itu, di Kabupaten Mojokerto juga terdapat Taman Hutan Raya (Tahura). Taman Hutan Raya (Tahura) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Hutan Raya (Tahura) yang berada di wilayah Kabupaten Mojokerto adalah merupakan bagian dari Tahura R. Suryo. Tahura ini meliputi sebagian wilayah Kecamatan Pacet, Gondang, Trawas, dan Jatirejo. Kawasan Taman Hutan Raya R. Suryo ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 1128/Kpts-II/1992 tanggal 19 Desember 1992, selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 80/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 dan merupakan bagian dari luas Taman Hutan Raya di Jawa Timur dengan luas total 24.877,7 Ha yang tersebar di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Malang, dan Jombang. Secara administrasi Tahura R. Suryo berada di 4 (empat) Kabupaten yaitu:  Sebelah Utara seluas 1.141,18 Ha masuk wilayah Kecamatan Pacet dan Trawas Kabupaten Mojokerto  Sebelah Timur seluas 3.600 Ha masuk wilayah Kecamatan Prigen, Purwosari, Purwodadi, dan Sukorejo Kabupaten Pasuruan  Sebelah selatan seluas 7.900,50 Ha masuk wilayah Kecamatan Ngantang, Pujon, Batu, Singosari, dan Karangploso Kabupaten Malang.  Sebelah barat seluas 2.864,7 Ha masuk wilayah Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.

2.2.2 Potensi Pertanian A. Pertanian Lahan Basah Pada kawasan ini diusahakan untuk ditanami padi dengan pola tanam yang sesuai. Penggunaan jenis tanaman lain diperkenankan apabila air tidak mencukupi atau dengan pertimbangan pencapaian target produktivitas melalui tanaman selingan, seperti palawija. Pengembangan

II - 3 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

pertanian lahan basah tersebar di Kecamatan Gedeg, Jetis Dlanggu, Kutorejo, Pungging, Mojosari, Bangsal, Puri, Trowulan, Sooko, dan Mojoanyar serta sebagian kecil wilayah Kecamatan Pacet, Trawas, dan Gondang bagian utara serta sebagian wilayah Kecamatan Kemlagi. B. Pertanian Lahan Kering Kawasan Pertanian lahan kering di Kabupaten Mojokerto memiliki potensi khususnya komoditas perkebunan. Kebutuhan pertanian lahan kering khususnya dengan komoditas non pangan dipengaruhi oleh kegiatan pengolahan dan kebutuhan barang-barang sekunder. Sejauh ini terdapat sektor unggulan dan prospektif pada kawasan-kawasan lahan pertanian kering, yakni komoditas perkebunan berupa tembakau, tebu, dan pandan di Kecamatan Kemlagi, Dawarblandong, Jetis, Gedeg, Jatirejo, Gondang, Pacet dan Ngoro. Adanya kebutuhan pengembangan lahan perkotaan khususnya industri yang diarahkan mengkonversi lahan ini pada akhirnya mengarahkan alokasi untuk pengembangan lahan pertanian tanaman kering. C. Holtikultura Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan/atau bahan estetika. Usaha hortikultura adalah semua kegiatan untuk menghasilkan produk dan/atau menyelenggarakan jasa yang berkaitan dengan hortikultura.Kawasan hortikultura terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto dengan luas kurang lebih 10.510 Ha. (Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2016) D. Perkebunan Kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Mojokerto dikembangkan berdasarkan fungsi kawasan dan potensi yang ada pada daerah masing-masing berdasarkan prospek ekonomi yang dimiliki. Selain itu, pada kawasan ini juga dapat dikembangkan kegiatan agroindustri dan agrowisata. Berdasarkan komoditasnya, pengembangan perkebunan dapat dibagi dalam dua kelompok yakni perkebunan tanaman tahunan seperti: cengkeh, kopi, coklat, karet dan perkebunan tanaman semusim antara lain berupa : tebu, panili, dan tembakau. Pengembangan kawasan perkebunan di Kabupaten Mojokerto yaitu di Kecamatan Pacet, Jatirejo,Trawas, Gondang, Dawarblandong dan Kemlagi serta Kecamatan Jetis sebagai kawasan sentra pengembangan kacang mete. Kawasan perkebunan ini merupakan kawasan perkebunan tanaman tahunan dengan pengembangan komoditi kopi, kelapa, dan mete.

II - 4 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

E. Peternakan Beberapa komoditas peternakan seperti ayam potong, itik dan unggas lainnya yang diusahakan oleh masyarakat tersebar secara acak dengan menempati kawasan-kawasan pertanian. Berdasarkan perkembangan sektor peternakan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto berpeluang untuk dikembangkan kegiatan peternakan. Bagi pemenuhan kebutuhan internal Mojokerto dan ekspor, maka pengembangan kegiatan peternakan yang ada saat ini dapat dipertahankan. Kebutuhan Pengembangan ke depan yang dapat diatur pemanfaatan lahannya atau kawasannya diatur sebagai berikut:  Pengembangan ternak besar jenis sapi potong di Jatirejo, Sooko Gedeg,dan Kutorejo  Peternakan ternak besar tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto  Peternakan ternak kecil terletak di Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Ngoro, Kecamatan Pungging, Kecamatan Mojosari, Kecamatan Sooko, Kecamatan Trawas, Kecamatan Pacet, dan Kecamatan Kemlagi  Peternakan unggas terletak di Kecamatan Trawas, Kecamatan Pungging, Kecamatan Kutorejo, Kecamatan Jetis, Kecamatan Gedeg. dan Kecamatan Dawarblandong

2.2.3 Potensi Perikanan Kawasan peruntukan perikanan Kabupaten Mojokerto terbagi atas: a. Kawasan perikanan tangkap terletak di:  Waduk/situ/danau/telaga seluas 98,58 Ha lokasinya meliputi Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Jetis, Sooko, Mojoanyar, Trowulan jatirejo, Puri, Dlanggu, Pacet, Bangsal, Mojosari, Kutorejo dan Pungging  Sungai dengan panjang 330 km b. Kawasan perikanan budidaya air tawar, terletak di:  Perairan umum berupa sungai, waduk, telaga dan embung lokasinya meliputi: Segaran Trowulan, Waduk Tanjungan, Cinandang  Kolam dengan luas 0,25 km2 lokasinya untuk ikan lele/patin komunitasnya ada di Kecamatan Dlanggu, Puri, Mojoanyar, Mojosari, Pungging, dan Bangsal. Untuk gurami berada di Desa Modongan dan Klinterjo Kecamatan Sooko, Desa Panggih Kecamatan Trowulan, Kecamatan Puri dan Kecamatan Gondang. Khusus nila hanya terdapat di Kecamatan Ngoro.

II - 5 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

 Sawah dengan sebaran lokasi meliputi Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Gondang, Pacet, Trawas, Ngoro, Pungging, Kutorejo, Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Dlanggu, Puri, Trowulan, Sooko, Gedeg, Kemlagi, Jetis, dan Dawarblandong.  Budidaya perikanan air tawar yang dikembangkan adalah meliputi:  Ikan lele/patin terdapat di Kecamatan Dlanggu, Puri, Mojoanyar, Bangsal, Mojosari, Pungging  Ikan nila/mas terdapat di Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, Ngoro  Ikan gurame terdapat di Kecamatan Sooko dan Trowulan c. Kawasan pemasaran hasil perikanan terdapat di Desa Tunggalpager Kecamatan Pungging, Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Mojosari, Desa Sadar Tengah Kecamatan Mojoanyar, Kecamatan Puri, Kecamatan Gondang, dan Kecamatan Sooko.

2.2.4 Potensi Pertambangan Kawasan pertambangan yang memiliki kegiatan dan dukungan spesifik di Kabupaten Mojokerto berdasarkan jenis bahan tambang maupun potensi belum perlu untuk dikembangkan. Untuk kegiatan pertambangan batuan di Kecamatan Ngoro, Gondang, dan Jatirejo perkembangannya dibatasi, dan perlu dilakukan komitmen tegas untuk melakukan reklamasi bekas penggalian. Saat ini terdapat kegatan penambangan sirtu di Kecamatan Ngoro, hal ini merupakan potensi bagi kawasan pertambangan namun untuk pengembangan dalam bentuk kawasan yang terstruktur dalam pola ruang tidak dapat ditentukan dengan spesifik hingga adanya kajian dan ekplorasi lebih lanjut yang menghasilkan rencana pengembangan. Pertambangan mineral bukan logam terdapat di Kecamatan Mojoanyar, Sooko, Bangsal, Gedeg, Jetis, Kemlagi, dan Dawarblandong. Pertambangan batuan terdapat di Kecamatan Ngoro, Jetis, Dawarblandong, Kutorejo, dan Dlanggu. Pertambangan minyak dan gas bumi di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto. Pertambangan panas bumi terdapat di Gunung Arjuno Welirang.

2.2.5 Potensi Industri Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Mojokerto dikembangkan berdasarkan ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur, dan perkembangan wilayah. Rencana pengembangan kawasan industri di kabupaten Mojokerto didasarkan pada kecenderungan perkembangan lokasi kawasan industri di Jawa Timur saat ini dan potensi

II - 6 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

kawasan yang dimana letak Kabupaten Mojokerto berdekatan dengan kawasan industri Lamongan Integreated Shore base (LIS) dan Kabupaten Lamongan serta Gresik. Kabupaten Mojokerto sebagai salah satu kabupaten di wilayah Gerbangkertosusilo Plus yang mampu menampung perkembangan kawasan industri di Provinsi Jawa Timur. Pengembangan Kawasan industri di Kabupaten Mojokerto diarahkan akan terdiri dari : a. Kawasan industri yang menimbulkan polutan (Ngoro Industrial Estate, Mojoanyar Industrial Estate, dan Jetis Industrial Estate) terdapat di Kecamatan Ngoro dan Mojoanyar, Jetis, Kemlagi, dan Dawarblandong. b. Kawasan industri besar dikembangkan berupa Kawasan Industrial Estate adalah: a. Kawasan Industri Kecamatan Ngoro  Dimiliki oleh PT. Dharmala RSSEA (PMA) tahap pertama seluas 200 Ha di Desa Ngoro dan Lolawang Kecamatan Ngoro  Telah dimulai pembebasan lahan tahap kedua 80-150 Ha di Desa Kutogirang Kecamatan Ngoro b. Kawasan Industri Kecamatan Mojoanyar meliputi Desa Kepuhanyar, Sadartengah, dan Lengkong c. Kawasan Industri Kecamatan Jetis, Kemlagi, dan Dawarblandong yang telah berkembang secara individual di Desa Mojolebak, Parengan, dan Permong Kecamatan Jetis. Perluasan diarahkan di Desa Sidorejo dan Lakardowo Kecamatan Jetis. c. Kawasan industri menengah antara lain sebagai berikut: a. Sepanjang ruas Jalan By Pass Mojokerto terletak di Desa Kenanten Kecamatan Sooko dan Desa Balongmojo Kecamatan Puri b. Sepanjang ruas Jalan Raya Pacing-Dlanggu di Kecamatan Bangsal dan Kecamatan Dlanggu c. Sepanjang ruas Jalan Raya Mojosari-Pacet Kecamatan Kutorejo d. Sepanjang ruas Jalan Raya Mojosari-Trawas Kecamatan Pungging e. Sepanjang ruas Jalan Raya Purwojati Kecamatan Ngoro-Kalipuro Kecamatan Pungging f. Desa Sukoanyar Kecamatan Ngoro g. Desa Pungging Kecamatan Pungging h. Sepanjang ruas Jalan Raya Jasem-Ngoro Kecamatan Ngoro i. Sepanjang ruas Jalan Domas-Jambuwok Kecamatan Trowulan

II - 7 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

j. Sepanjang ruas Jalan Raya Jasem-Ngoro yang terletak di Desa Jasem, Desa Kembangsri, Desa Sedati dan Desa Ngoro Kecamatan Ngoro k. Sepanjang ruas Jalan Pekukuhan-Sumbertanggul yang terletak di Desa Sumbertanggul Kecamatan Mojosari l. Sepanjang ruas Jalan Belahantengah-Awang-awang yang terletak di Desa Belahantengah Kecamatan Mojosari m. Sepanjang ruas Jalan Lingkar Utara Kota Mojosari yang terletak di Desa Bangun, Desa Ngrame dan Desa Tunggalpager Kecamatan Punggingi n. Sepanjang ruas Jalan Raya Ngoro-Watukosek yang terletak di Desa Wotanmasjedong, Desa Watesnegoro, Desa Manduromanggunggajah dan Desa Wonosari Kecamatan Ngoro o. Sepanjang ruas Jalan Domas-Jambuwok di Desa Domas dan Desa Jambuwok Kecamatan Trowulan d. Sentra industri kecil Lokasi sentra industri kecil ini tersebar di Kabupaten Mojokerto sesuai dengan potensi masing- masing wilayah. Sentra industri kecil ini pada umumnya merupakan permukiman industri dengan tenaga kerja dari penduduk lokal dan dikerjakan tiap rumah. Sentra industri kecil diarahkan pengembangannya melalui pengendalian terhadap pemanfataan lahannya agar tidak terlalu padat dan dapat menarik pengunjung, serta limbahnya dikelola secara bersama sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman. Kawasan sentra industri kecil ini di kembangkan pada tiap wilayah kabupaten/kota, dan masing-masing memiliki ciri khas tersendiri, dan pengembangan agroindustri di Pacet dan Gondang.

2.2.6 Potensi Pariwisata Kawasan wisata di Kabupaten Mojokerto akan dikembangkan sebagai berikut ini. a. Wisata alam berada di Kecamatan Trawas, Pacet, Ngoro, Jatirejo, dan Gondang yang berupa wisata alam pegunungan b. Wisata budaya dan peninggalan sejarah, dimana terdapat situs bersejarah yang memiliki nilai kultural yang tinggi yang lokasinya terdapat di Kecamatan Trowulan, yaitu situs bekas kerajaan (cagar budaya) yang dikembangkan menjadi Mojopahit Park. Selain itu terdapat pula di Kecamatan Puri, Kecamatan Trawas, dan Kecamatan Pacet. c. Wisata buatan terletak di Kecamatan Kemlagi dan Pacet

II - 8 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Tabel 2.2 Jenis dan Lokasi Wisata Di Kabupaten Mojokerto Jenis Pariwisata Lokasi Pariwisata Wisata Alam/Wana Wisata 1. Kawasan Pemandian Ubalan 1. Desa Pacet, Kecamatan Pacet Ubalan 2. Kawasan Pemandian Air Panas 2. Desa Padusan, Kecamatan Pacet 3. Kawasan Petirtaan Jolotundo 3. Desa Seloliman, Kecamatan Trawas 4. Kawasan Air Tejun Dlundung 4. Desa Dlundung, Kecamatan Trawas 5. Kawasan Wana Wisata Kupang 5. Desa Kupang, Kecamatan Jetis 6. Air terjun Cuban Canggu 6. Kecamatan Pacet 7. Wisata air sungai Brantas 7. Kecamatan Jetis Wisata Budaya 1. Kawasan Candi Bajang Ratu 1. Desa Temon, Kecamatan Trowulan 2. Kawasan Candi Tikus 2. Desa Temon, Kecamatan Trowulan 3. Kawasan Candi Brahu 3. Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan 4. Kawasan Situs Centong 4. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan 5. Kawasan Candi Wringin Lawang 5. Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan 6. Kawasan Kolam Segaran 6. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan 7. Kawasan Makam Putri Cempo 7. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan 8. Kawasan Candi Minakjinggo 8. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan 9. Kawasan Situs Majapahit 9. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan 10. Kawasan Candi Sumur Upas 10. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan 11. Kawasan Makam Troloyo 11. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan 12. Kawasan Situs Lantai Enam 12. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan 13. Kawasan Yoni Klintorejo 13. Desa Klintorejo, Klintorejo, Kecamatan Sooko 14. Kawasan Candi Kesiman Tengah 14. Desa Kesiman Tengah, Kecamatan Trawas 15. Kawasan Prasasti Kembang Sore 15. Desa Petak, Kecamatan Pacet 16. Kawasan Situs Kutogirang 16. Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro 17. Kawasan Candi Brangkal 17. Desa Jedong, Kecamatan Ngoro 18. Kawasan Candi Pasentran 18. Desa Jedong, Kecamatan Ngoro 19. Kawasan Candi Lurah dan Carik 19. Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas 20. Kawasan Kekunoan Kendali Sodo 20. Desa Seloliman, Kecamatan Trawas 21. Candi Brangkal 21. Kecamatan Pacet 22. Dam Tanjungan 22. Kecamatan Kemlagi 23. Makam Siti Hinggil 23. Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan Wisata Buatan 1. Kecamatan Kemlagi 2. Kecamatan Kambengan 3. Kecamatan Pacet Sumber : RTRW Kabuapten Mojokerto Tahun 2012-2032

2.3 Demografi dan Urbanisasi Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, data penduduk sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk serta kepadatan penduduk Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut.

II - 9 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2014 Luas Wilayah Jumlah Penduduk tahun Kepadatan Penduduk No. Kecamatan (km2) 2015 (Jiwa) (Jiwa/km2) 1 Jatirejo 32,98 43.292 1.313 2 Gondang 39,11 42.847 1.096 3 Pacet 45,16 58.093 1.286 4 Trawas 29,86 30.055 1.007 5 Ngoro 57,48 80.345 1.398 6 Pungging 48,14 76.270 1.584 7 Kutorejo 42,83 64.025 1.495 8 Mojosari 26,65 77.896 2.923 9 Bangsal 24,06 51.211 2.128 10 Mojoanyar 23,02 49.242 2.139 11 Dlanggu 35,42 55.752 1.574 12 Puri 35,65 74.903 2.101 13 Trowulan 39,20 75.103 1.916 14 Sooko 23,46 73.062 3.114 15 Gedeg 22,98 57.818 2.516 16 Kemlagi 50,05 58.439 1.168 17 Jetis 57,17 84.551 1.479 18 Dawarblandong 58,93 51.618 876 Jumlah 692,15 1.104.522 1.596 Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa luas wilayah terluas di Kabupaten Mojokerto adalah Kecamatan Dawarblandong yaitu 58,93 km2 sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Gedeg yaitu 22,98 km2. Jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Jetis yaitu 84.551 jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Trawas yaitu 30.055 jiwa. Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sooko yaitu 3.114 jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Dawarblandong yaitu 876 jiwa/km2. Gambaran kependudukan di Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada gambar berikut.

II - 10 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan Sex Ratio Laki-Laki Perempuan Total 1 Jatirejo 21.954 21.338 43.292 102,89 2 Gondang 21.557 21.280 42.837 101,30 3 Pacet 29.190 28.903 58.093 100,99 4 Trawas 15.040 15.015 30.055 100,17 5 Ngoro 40.018 40.327 80.345 99,23 6 Pungging 38.352 37.918 76.270 101,14 7 Kutorejo 32.399 31.626 64.025 102,44 8 Mojosari 39.260 38.636 77.896 101,62 9 Bangsal 25.844 25.367 51.211 101,88 10 Mojoanyar 24.809 24.433 49.242 101,54 11 Dlanggu 27.992 27.760 55.752 100,84 12 Puri 37.736 37.167 74.903 101,53 13 Trowulan 37.985 37.118 75.103 102,34 14 Sooko 36.882 36.180 73.062 101,94 15 Gedeg 29.069 28.749 57.818 101,11

II - 11 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan Sex Ratio Laki-Laki Perempuan Total 16 Kemlagi 29.247 29.192 58.439 100,19 17 Jetis 42.829 41.722 84.551 102,65 18 Dawarblandong 25.563 26.055 51.618 98,11 Jumlah 555.736 548.786 1.104.512 101,27 Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2016

Perempuan Laki-Laki 50% 50%

Gambar 2.3 Sex Ratio Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Sex ratio Kabupaten Mojokerto adalah sebesar 101,27, hal ini berarti dalam 100 penduduk perempuan di Kabupaten Mojokerto terdapat 101 penduduk laki-laki. Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012-2014 adalah sebagai berikut. Tabel 2.5 Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Mojokerto No Tahun Jumlah Keluarga Miskin 1 2012 25.502 2 2013 42.714 3 2014 52.552 Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015

II - 12 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian dan migrasi. Manfaat proyeksi penduduk yaitu mengetahui keadaan penduduk pada masa kini yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat pelayanan yang ideal, mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang yaitu berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, serta mengetahui pengaruh berbagai kejadian tehadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Proyeksi penduduk Kabupaten Mojokerto tahun 2016-2021 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2021 Proyeksi Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1 Jatirejo 43.530 43.770 44.010 44.252 44.496 44.740 2 Gondang 43.083 43.320 43.558 43.797 44.038 44.281 3 Pacet 58.413 58.734 59.057 59.382 59.708 60.037 4 Trawas 30.220 30.387 30.554 30.722 30.891 31.061 5 Ngoro 80.787 81.231 81.678 82.127 82.579 83.033 6 Pungging 76.689 77.111 77.535 77.962 78.391 78.822 7 Kutorejo 64.377 64.731 65.087 65.445 65.805 66.167 8 Mojosari 78.324 78.755 79.188 79.624 80.062 80.502 9 Bangsal 51.493 51.776 52.061 52.347 52.635 52.924 10 Mojoanyar 49.513 49.785 50.059 50.334 50.611 50.889 11 Dlanggu 56.059 56.367 56.677 56.989 57.302 57.617 12 Puri 75.315 75.729 76.146 76.565 76.986 77.409 13 Trowulan 75.516 75.931 76.349 76.769 77.191 77.616 14 Sooko 73.464 73.868 74.274 74.683 75.093 75.506 15 Gedeg 58.136 58.456 58.777 59.101 59.426 59.752 16 Kemlagi 58.760 59.084 59.409 59.735 60.064 60.394 17 Jetis 85.016 85.484 85.954 86.427 86.902 87.380 18 Dawarblandong 51.902 52.187 52.474 52.763 53.053 53.345 Jumlah 1.110.597 1.116.705 1.122.847 1.129.023 1.135.232 1.141.476 Sumber: Hasil Perhitungan, 2016

II - 13 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten Mojokerto 2.4.1 Kondisi Fisik Dasar Secara umum, Kabupaten Mojokerto dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu satuan pegunungan pada bagian selatan, satuan perbukitan struktural di bagian utara dan satuan dataran yang meliputi wilayah tengah dan utara Kabupaten dan Kota Mojokerto. Karakteristik wilayah kabupaten Mojokerto sangat dipengaruhi kondisi batuan penyusunnya. Kawasan bagian selatan berupa morfologi pegunungan dengan tingkat kesuburan tinggi, bagian utara dikontrol oleh perbukitan kapur yang tidak begitu subur, sedangkn di bagian tengah berupa dataran. Berdasarkan relief dan bentuk lerengnya, wilayah penelitian ini dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelas lereng, yaitu: 1. Kemiringan lereng rendah (0-2 %) Daerah dengan luas 409,885 km2 dengan tingkat kelerengan rendah berada di sebelah utara dan tengah wilayah penelitian seperti Dawar Blandong, Kemlagi, Jetis, Puri, Mojosari, Kutorejo, Trowulan, Ngoro, dan sekitarnya. Kemiringan lereng berkisar antara 0-2 % atau 00-20 dengan ketinggian antara 0-23 m di atas permukaan laut. Sungai yang mengalir pada satuan ini diantaranya adalah Sungai Brantas dengan pola meander, lembah sungai tua, lembah sungai menyerupai huruf U, dengan tingkat erosi dominan ke arah lateral. Namun dalam perkembangannya, Sungai Brantas mengalami pendangkalan dikarenakan pasokan material sedimentasi yang melimpah dan proses sedimentasi yang dominan. 2. Kemiringan lereng sedang (2-15%) Daerah dengan luas 454,795 km2 dengan tingkat kelerengan sedang berada utara dan melampar hingga ke beberapa lokasi di sebelah selatan seperti daerah Jetis, Jatirejo, Dlanggu, Gondang, Pacet, Ngoro dan sekitarnya. Kemiringan lerengnya berkisar antara 2-15 % atau 20-80 dengan ketinggian hingga mencapai 150 m di atas permukaan laut. Pada beberapa tempat merupakan wilayah dengan ancaman gerakan tanah sedang. 3. Kemiringan lereng tinggi (15 – < 40 %) Daerah dengan luas 2.290,6574 km2 mempunyai tingkat kemiringan lereng tinggi terdapat di sebelah selatan daerah penelitian seperti di Pacet, Trawas, Ngoro, dan sekitarnya. Satuan kemiringan lereng tinggi merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang tersebar di bagian selatan daerah penelitian seperti Gunung Welirang, Gunung Anjasmoro Dan Gunung

II - 14 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Penanggungan. Kemiringan lerengnya berkisar antara 15 – > 40 % atau 80 - > 220 dengan ketinggian sekitar 150 m hingga 3.156 m di atas permukaan laut. Pada daerah dengan dengan kemiringan lereng tinggi, akan mengalami gejala longsor di beberapa tempat dikarenakan beberapa faktor lain diantaranya derajat pelapukan yang sedang hingga tinggi, pembentukan tanah yang tebal, serta bentuk orientasi lereng tersusun oleh bahan material letusan gunungapi yang kurang kompak. Analisa pola penyaluran memperlihatkan penyebaran pola umum dendritik dengan lembah membentuk huruf V di sepanjang tebing terjal di bagian hulu sungai. Proses erosi yang bekerja juga sangat dominan. Tabel 2.7 Tinggi dan Luas Menurut Kecamatan Di Kabupaten Mojokerto

Letak Ketinggian (m) No Kecamatan Jumlah 0 - 500 500 - 1.000 > 1.000 1 Jatirejo 7.610 - - 7.610 2 Gondang 6.065 - - 6.065 3 Pacet 4.456 5.732 1.440 11.628 4 Trawas 2.310 1.290 2.060 5.660 5 Ngoro 12.066 1.250 166 13.482 6 Pungging 4.542 - - 4.542 7 Kutorejo 4.097 - - 4.097 8 Mojosari 2.669 - - 2.669 9 Bangsal 2.529 - - 2.529 10 Mojoanyar 2.360 - - 2.360 11 Dlanggu 3.536 - - 3.536 12 Puri 3.525 - - 3.525 13 Trowulan 4.401 - - 4.401 14 Sooko 2.341 - - 2.341 15 Gedeg 2.452 - - 2.452 16 Kemlagi 5.708 - - 5.708 17 Jetis 6.681 - - 6.681 18 Dawarblandong 7.650 - - 7.650 Jumlah 84.998 8.272 3.666 96.936 Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2016

II - 15 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.4 Peta Kelerengan Lahan Kabupaten Mojokerto

II - 16 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Jenis tanah wilayah kabupaten Mojokerto tersusun oleh kompleks regosol dan lithosol karena mayoritas dari hasil endapan material gunung berapi dan teriri dari 13 (tiga belas) lelompok, yaitu: 1. Aluvial Terletak di sepanjang tepian kanan - kiri sungai, umumnya merupakan bagian tepian sungai yang masih sering terkena proses dinamis seperti banjir dan sedimentasi, sehingga proses permbentukan perkembangan tanah belum tampak. 2. Regosol Persebaran tanah jenis ini terletak pada pegunungan-pegunungan daerah antar sungai, biasanya ditempati sebagai daerah pemukiman. Drainase baik, permebilitas tinggi dan stabil serta kandungan bahan organik tinggi. Mineral pada umumnya masih dalam bentuk segar dan belum siap dimanfaatkan oleh tanaman. 3. Grumusol Tanah berwarna hitam ini merupakan tanah yang memiliki karakteristik khas, berupa kandungan lempung montmorillonit. Tekstur lempung yang bersifat montmorillonit mempunyai kemampuan mengembang yang tinggi bila berkontak dengan air dan konsistensi sangat lekat dalam keadaaan basah. Struktur tanah umumnya gumpal hingga gumpal bersudut. 4. Mediteran Tanah ini berkembang dari bahan induk batugamping dengan perkembangan profil solum tanah sedang hingga dangkal. Sifat tanah ini bertekstur lempung dengan struktur granuler gempal. Konsistensi dalam keadaan lembab dan basah sanga lekat, pH antara 6,5 – 7,5. Warna tanah merah sampai coklat kemerahan. 5. Latosol Jenis tanah ini berkembang dari batuan induk batupasir dan batuan diorit, terdapat pada satuan lahan perbukitan. Sifat fisik diantaranya adalah solum tanah sedang dalam, tekstur geluh berlempung, struktur gumpal, konsistensi dalam keadaan lembab, teguh dan dalam keadaan basah lekat, dengan pH antara 5,5 – 6. 6. Andosol Tanah ini berkembang baik di daerah sekitar vulkan, bertekstur tanah dan bahan penyusunnya adalah debu yang berasal dari gunungapi. Konsistensinya bersifat lepas-lepas dengan struktur butir tunggal hingga lemah.

II - 17 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Tabel 2.8 Komposisi Jenis Tanah di wilayah Kabupaten Mojokerto (LPTI. Th 1983) No Jenis Tanah Luas (Ha) % 1. Alluvial Kelabu Tua 525 0,53 2. Alluvial Kelabu 225 0,24 3. Assosiasi Alluvial Kelabu dan Alluvial Coklat Kekuningan 3.032 3,13 4. Regosol Kelabu 450 0,46 5. Kompleks Regosol dan Lithosol 82.288 96.00 6. Grumosol Kelabu 537 0.44 7. Assosiasi Andosol Coklat Kekuningan dan Regosol Coklat 438 0,44 Kekuningan 8. Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dan 1.712 1,75 9. Lithosol 2.735 2,82 10. Grumosol Kelabu Tua 113 0,14 11. Grumosol Kelabu 2.237 2,28 12. Assosiasi Mediteran Coklat & Grumosol 1.875 1,91 Lithosol 13. 888 0,91 Assosiasi Mediteran Coklat Kemerahan dan Grumosol Kelabu

II - 18 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Mojokerto

II - 19 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

2.4.2 Kondisi Perekonomian Kondisi perekonomian regional Kabupaten Mojokerto dengan menggunakan salah satu indikator ekonomi makro yang paling umum yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto yang kerap menjadi indikator atas model ekonomi makro merupakan kalkulasi yang dapat merepresentasikan pertumbuhan ekonomi daerah melalui aspek produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Setiap pendekatan memiliki pengertian dan pola kalkulasi yang berbeda. Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mojokerto yang dikeluarkan melalui publikasi Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015 PDRB yang disampaikan menggunakan pendekatan produksi. Salah satu indikator laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah adalah PDRB. Oleh sebab itu PDRB dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran, tingkat inflasi dan deflasi, struktur perekonomian serta potensi suatu daerah. Berikut PDRB Kabupaten Mojokerto dari tahun 2012 sampai 2014: Tabel 2.9 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mojokerto Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah) Kategori Uraian 2012 2013 2014 A Pertanian, Kehutanan dan 4.028.695,1 4.458.618,3 4.965.068,0 Perikanan B Pertambangan dan 459.433,2 481.927,2 548.228,0 Penggalian C Industri Pengolahan 22.813.763,7 24.860.898,7 27.823.077,7 D Pengadaan Listrik dan Gas 26.936,0 26.423,4 27.314,6 E Pengadaan Air, Pengelolaan 31.349,5 33.423,5 34.883,0 Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi 4.059.101,9 4.664.500,5 5.368.205,4 G Perdagangan Besar dan 4.656.350,7 5.059.752,3 5.408.064,9 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan 457.392,9 537.870,8 646.799,3 Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan 764.590,5 888.232,2 1.071.299,7 Makan Minum J Informasi dan Komunikasi 2.383.736,7 2.653.104,0 2.893.411,5 K Jasa Keuangan dan Asuransi 608.284,1 718.761,2 827.175,0 M,N Jasa Perusahaan 65.396,2 75.753,8 84.274,0 O Administrasi Pemerintahan, 1.210.990,2 1.270.806,8 1.297.528,1 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 578.027,6 658.088,7 746.460,2 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 154.464,1 179.834,1 212.500,1

II - 20 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Kategori Uraian 2012 2013 2014 Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya 411.928,7 433.425,5 474.609,3 PDRB 43.397.428,8 47.746.984,6 53.241.345,4 PDRB Tanpa Migas 43.396.092,8 47.745.475,8 53.239.796,1 Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 Tabel 2.10 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mojokerto Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan Tahun 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah) Kategori Uraian 2012 2013 2014 A Pertanian, Kehutanan dan 3.457.151,7 3.532.285,0 3.599.519,0 Perikanan B Pertambangan dan 418.637,8 422.888,7 431.802,6 Penggalian C Industri Pengolahan 20.592.045,1 21.905.696,0 23.451.004,9 D Pengadaan Listrik dan Gas 29.347,8 30.696,2 31.662,5 E Pengadaan Air, Pengelolaan 29.686,6 30.647,7 31.229,9 Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi 3.503.881,0 3.829.826,1 4.111.685,8 G Perdagangan Besar dan 4.266.124,8 4.510.202,6 4.715.267,1 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan 426.045,1 471.114,5 522.268,7 Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan 679.719,5 736.193,4 809.107,9 Makan Minum J Informasi dan Komunikasi 2.344.789,0 2.605.610,6 2.838.896,4 K Jasa Keuangan dan Asuransi 535.013,5 600.510,5 648,665,7 M,N Jasa Perusahaan 58.776,8 63.740,6 69.252,5 O Administrasi Pemerintahan, 1.046.492,5 1.059.875,4 1.064.672,6 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P Jasa Pendidikan 509.501,1 546.419,6 584.578,4 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 142.340,1 154.890,4 169.749,7 Sosial R,S,T,U Jasa Lainnya 395.555,1 411.974,5 429.977,2 PDRB 39.047.316,6 41.579.240,6 44.225.146,7 PDRB Tanpa Migas 39.046.061,3 41.577.887,3 44.2223.778,2 Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2015 Angka PDRB Kabupaten Mojokerto atas dasar harga berlaku (ADHB) selama kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing adalah Rp. 43.397.428,8 juta (2012), Rp. 47.746.984,6 juta (2013) dan Rp. 53.241.345,4 Juta (2014). Angka PDRB Kabupaten Mojokerto atas dasar harga konstan ( ADHK) 2010 selama kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing Rp. 39.047.316,6 juta (2012), Rp. 41.579.240,6 juta (2013) dan Rp. 44.225.146,7 juta (2014). Peranan sektoral terhadap pembentukan PDRB menurut ADHB tahun 2014, terbesar pada sektor Industri Pengolahan (52,26%), diikuti sektor

II - 21 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (10,16%) dan Sektor Konstruksi (10,08%). Sedangkan kontribusi terkecil adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,05%. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 terlihat selama kurun waktu tiga tahun terakhir kondisi perekonomian Kaupaten Mojokerto mengalami penurunan, Pertumbuhan Kabupaten Mojokerto sebesar 7,26 (2012); 6,48 (2013) dan 6,36 (2014). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mojokerto tahun 2014 mengalami pelambatan karena 17 kategori sebagian besar mengalami penurunan. Tahun 2014, peningkatan pertumbuhan terbesar adalah pada kategori Industri Pengolahan (7,05%) dan Penyediaan akomodasi dan kebutuhan pangan (9,90%).

2.4.3 Isu-Isu Strategis Kabupaten Mojokerto Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan RPJMD Kabupaten Mojokerto tahun 2016- 2021 adalah sebagai berikut: 1. Isu Internasional a. Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) b. Pembangunan Berkelanjutan c. Gejolak Perekonomian Global d. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Mitigasi Bencana Alam dan Penanganan Perubahan Iklim 2. Isu Nasional a. Universal Access 100% layanan air minum, 0% kawasan kumuh, 100% layanan sanitasi b. Jaminan Kesehatan Nasional c. Kedaulatan Pangan d. Pengarusutamaan Gender 3. Isu Regional a. Gerbangkertosusila b. Kerjasama Sistem penyediaan air minum (SPAM) regional dan pengembangan TPA regional c. Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif d. Infrastruktur 4. Isu Kabupaten a. Pendidikan dan Kesehatan b. Kemiskinan

II - 22 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

c. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana air minum, air limbah, drainase, persampahan, penanganan kawasan kumuh dan RTLH d. Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah e. Kualitas keimanan dan ketaqwaan yang selaras dengan semangat revolusi mental f. Tata kelola pemerintahan yang baik g. Pengelolaan infrastruktur Sumber Daya Air h. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim i. Pembangunan infrastruktur pengairan j. Penataan Ruang k. Pertumbuhan ekonomi melambat l. Ketertiban dan Keamanan m. Pelayanan Prima n. Potensi pariwisata belum optimal o. Harmonisasi hubungan Pemerintah, swasta dan masyarakat p. Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B) q. Disparitas Wilayah Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto tahun 2012-2032 adalah sebagai berikut: 1. Adanya pengembangan wilayah Kabupaten Mojokerto terkait dengan rencana pembangunan jalan bebas hambatan ruas -Mojokerto dan ruas Mojokerto-Kertosono. Rencana pembangunan ruas ini akan semakin meningkatkan aksesbilitas Kabupaten Mojokerto sehingga semakin terbuka terhadap investasi. 2. Perlunya pengembangan sentra-sentra produksi untuk menampung produksi yang dihasilkan dan meningkatkan kualitas produknya 3. Adanya masalah-masalah lingkungan di wilayah Kabupaten Mojokerto yang memerlukan penanganan prioritas agar tidak menjadi kendala dalam upaya pengembangan wilayah yaitu masalah tanah longsor, penggundulan hutan, banjir dan lahan kritis

II - 23 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.6 Peta Isu Strategis Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto Tahun 2012-2032

II - 24 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten Mojokerto tahun 2015-2034, isu strategis dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto-Kertosono yang diimbangi dengan pengembangan permukiman baru di kawasan interchange Desa Canggu (Kecamatan Canggu) dan Desa Gedeg (Kecamatan Gedeg) 2. Pengembangan permukiman baru untuk mendukung kegiatan ekonomi potensial di Ngoro, Pacet, dan Trawas 3. Penetapan Pusat Pelayanan di Jetis, Sooko, Mojosari, dan Pacet 4. Pengembangan Kawasan Industrial Estate Di Ngoro, Jetis, dan Mojoanyar 5. Penetapan Kawasan Cagar Budaya Nasional di Trowulan (Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 260/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Trowulan Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional tertanggal 30 Desember 2013)

II - 25 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.7 Peta Isu Strategis Berdasarkan RP2KP Kabupaten Mojokerto Tahun 2015-2034

II - 26 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut: 1. Infrastruktur a. Tata guna dan tata kelola air belum optimal b. Timbulnya limbah padat domestik yang berasal dari aktivitas pasar dan permukiman c. Timbulnya permasalahan drainase di sekitar pasar dan permukiman yang sering mengalami gangguan aliran d. Masih kumuhnya kondisi fisik pasar tradisional dan permukiman 2. Pertanian dan Ketahanan Pangan a. Tidak sebandingnya luas areal sawah di Kabupaten Mojokerto dengan alsintan yang dimiliki Poktan/Gapoktan/UPJA b. Kurangnya fasilitas (kuantitas dan kualitas) jaringan irigasi secara menyeluruh c. Kurangnya pengendalian serangan hama dan bencana banjir d. Lahan semakin menyempit, irigasi mengalami banyak kendala, pupuk dan benih sulit diperoeh, dan harga mahal e. Menurunnya mutu konsumsi pangan f. Penurunan kualitas lahan dengan degradasi sumber daya pertanian (antara lain unsur hara) 3. Peternakan a. Penurunan jumlah peternak dan ternak 4. Perubahan Iklim a. Meningkatnya polusi lingkungan (air, udara, tanah) 5. Bencana Alam a. Sering terjadinya bencana alam (banjir, tanah longsor, kekeringan) b. Sering terjadinya kebakaran 6. Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat a. Melambatnya pertumbuhan ekonomi b. Meningkatnya jumlah penduduk miskin c. Meningkatnya jumlah pencari kerja 7. Kesehatan a. Masih tingginya angka kematian ibu, bayi, penyakit menular, dan tidak menular b. Belum tersedianya pengelolaan limbah medis di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan)

II - 27 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

c. Kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat 8. Sumber Daya Alam a. Penurunan kualitas dan kuantitas air b. Menurunnya debit sumber mata air 9. Pariwisata a. Menurunnya kualitas destinasi wisata

II - 28 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.8 Peta Isu Strategis Bidang Cipta Karya Kabupaten Mojokerto

II - 29 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

2.5 Gambaran Kawasan Prioritas Kabupaten Mojokerto Kawasan prioritas di Kabupaten Mojokerto berdasarkan kedudukan strategisnya adalah sebagai berikut:  Kecamatan Mojosari (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)  Kecamatan Sooko (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)  Kecamatan Gedeg (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)  Kecamatan Pacet (PKLp, Kawasan Agropolitan)  Kecamatan Trowulan (Kawasan Mojopahit Park/ Kawasan Cagar Budaya)  Kecamatan Jetis (Kawasan Perkotaan Interchange Mlirip)  Kecamatan Dawarblandong (Pendukung Kawasan Industri Jetis)  Kecamatan Ngoro (Kawasan Perkotaan Airlangga City)  Kecamatan Bangsal (Calon Ibukota Kabupaten) Gambaran kondisi infrastruktur Bidang Cipta Karya di masing-masing kawasan tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.9 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Mojosari No. Variabel Potensi Permasalahan 1 Umum Topografi Merupakan karakteristik dataran Terindikasi berpotensi rawan (Kondisi Fisik rendah (kemiringan 0-2%) genangan Dasar) Iklim Kondisi iklim mendukung sektor - pertanian dan peternakan 2 Ekonomi Pertanian (pertanian Ada 14 desa pertanian dengan Terdapat desa rawan banjir (Desa Basis pangan, perkebunan, komoditas pertanian tanaman Modopuro, Kebondalem, Jotangan, holtikultura) pangan (padi dan palawija) Randubango, Kedunggempol) yang setiap tahun banjir dan merusak lahan pertanian Peternakan (hewan Peternakan itik (penetasan itik) di Air limbah masih dibuang di saluran besar, hewan kecil, Desa Modopuro (tingkat nasional) air limbah rumah tangga unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, Industri genteng dan batu bata di Belum ada inovasi; limbah merusak rumah tangga) Desa Menanggal, Belahan Tengah, lingkungan Pekukuhan; Industri rengginang di Desa Sawahan; Industri telur asin di Desa Modopuro Pariwisata Tidak ada pariwisata Tidak ada pariwisata Pertambangan Tidak ada pertambangan Tidak ada pertambangan 3 Infrastruktur Perumahan Perumahan developer di Desa Terdapat rumah tidak layak huni di Permukiman Sawahan, Pekukuhan, Belahan kawasan kumuh Tengah, Menanggal Jalan Lingkungan Jalan lingkungan dalam kondisi baik Jalan lingkungan dalam kondisi

II - 30 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan sepanjang 5.050 meter rusak sepanjang 47.115 meter Air Minum Terlayani PDAM dan sumber air Tidak ada kawasan rawan air warga Air Limbah Sebagian besar sudah memiliki Membutuhkan MCK++ di kawasan jamban dan septic tank; Terdapat padat penduduk/prioritas kumuh Pembangunan MCK++ di Desa Leminggir tahun 2014 Persampahan TPS 3R di Desa Awang-Awang Terkendala masalah penjualan sampah yang telah dipilah di bank sampah dan TPS 3R Drainase Tahun ini sedang disusun Terdapat desa rawan banjir (Desa masterplan drainase perkotaan Modopuro, Kebondalem, Jotangan, Mojosari Randubango, Kedunggempol) yang setiap tahun banjir RTH RTH yang telah ditetapkan dengan Luas RTH hanya sebesar 1,19% dari SK Bupati adalah 19 taman kota luas wilayah Kecamatan Mojosari seluas 1,7 Ha dan hutan kota Stadion Gajah Mada seluas 3 Ha Proteksi Kebakaran Ada hidran umum di RSUD dan Belum mempunyai dok.RISPK Dinas PU CK, armada PMK 4 Bangunan Legalitas Gedung pemerintah dan swasta Belum ada Perda BG Gedung Fungsi Bangunan Sebagai hunian, perdagangan dan Belum maksimal dalam (cagar perkantoran pengaplikasian RTBL Kec. Mojosari Budaya & Karakter/Keunikan - - heritage) Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat Adanya pembinaan bank sampah Pembinaan bank sampah kurang berkelanjutan 6 CSR - - Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Mojosari, 2016 Tabel 2.10 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Sooko

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Profil Kecamatan sejak tahun 2013 Profil Kecamatan sejak tahun 2013 (Kondisi Fisik Iklim sudah tidak ada dan semuanya sudah tidak ada dan semuanya Dasar) tertuang dalam Kecamatan Sooko tertuang dalam Kecamatan Sooko Dalam Angka 2016. Dalam Angka 2016. 2 Ekonomi Basis Pertanian (pertanian Padi : Desa Modongan, Mojolangu, pangan, perkebunan, Karangkedawung, Tempuran, holtikultura) Puringrejo, Klinterejo. Perkebunan (Tebu) : Desa Mblimbingsari, Kedungaling, Ngingas, Tembinyong, Mdongan, Puringrejo

II - 31 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

Peternakan (hewan - - besar, hewan kecil, unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, Sepatu, Sandal, Topi : Desa - rumah tangga) Sambiroto, Puringrejo, Karangkedawung, Belimbingsari Pariwisata - - Pertambangan - - 3 Infrastruktur Perumahan Sebagai kawasan strategis untuk Kumuh di Desa Sooko Gang I – Permukiman permukiman Gang VIII, ada program bantuan KOTAKU di Gang I – Gang IV MASALAH : Drainase, tidak ada TPS, PHBS, RTLH dan jarak MCK dengan sumur resapan Jalan Lingkungan Sebagai akses penghubung antar Jalan Lingkungan Rusak : desa 1. Desa Mojorangu Dusun Mojorangu 2. Desa Karangkedawung Dusun Mrume 3. Desa Kedungmaling Dusun Kedungmaling I-II 4. Desa Sooko (Perumahan Sooko Indah) Air Minum Tercover semua. PDAM dan Sumur - Bor Tidak ada keluhan limbah rumah - tangga Persampahan - 1. Warga membuang sampah di Jalan Kabupaten. 2. Banyak yang tidak punya TPS dan petugas kebersihan. 3. Desa sangat memerlukan TPS di Desa Sambiroto, Wringinrejo dan Modongan. 4. Belum ada TPS dan pembinaa TPS 3R Drainase - 1. Rawan Genangan : 1. Desa Sooko Gang VII – Gang VIII 2 Desa Tempuran Dusun Mbekucuk yang merupakan Pertemuan 2 Sungai (kali sadar dan sungai Jombang) 2. Belum ada masterplan drainase RTH RTH terdapat di perumahan BSP Belum ada RTH publik dan rata-rata di perumahan Proteksi Kebakaran tidak ada Belum mempunyai dokumen RISPK 4 Bangunan Legalitas Gedung pemerintah dan swasta Belum ada Perda BG

II - 32 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

Gedung Fungsi Bangunan Sebagai hunian, perdagangan dan Belum ada RDTR Kec. Sooko (cagar Budaya perkantoran & heritage) Karakter/Keunikan - - Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat Ada Anggaran Desa pelatihan - bidang pertanian dan kerajinan. 6 CSR Perbaikan RTLH dari Bank Jatim - Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Sooko, 2016 Tabel 2.11 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Gedeg

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Merupakan karakteristik dataran Terindikasi berpotensi rawan (Kondisi Fisik rendah genangan Dasar) Iklim Kondisi iklim mendukung sektor - pertanian dan peternakan

2 Ekonomi Pertanian (pertanian lahan pertanian tebu yang cukup terdapat beberapa ruas jalan usaha Basis pangan, perkebunan, luas tani dengan kualitas yang masih holtikultura) buruk Peternakan (hewan besar, - - hewan kecil, unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, adanya beberapa pabrik/kegiatan air berwarna kuning sat kondisi rumah tangga) industri berskala besar seperti tertentu karena adanya kegiatan Pabrik Gula Gempolkerep dan industri pabrik bioetanol Pariwisata - - Pertambangan - - 3 Infrastruktur Perumahan Sebagai kawasan strategis untuk adanya rumah tidak layak huni Permukiman permukiman (RTLH) Jalan Lingkungan Sebagai penghubung akses antar jalan sebagai akses utama menuju desa lokasi matapencaharian maupun fasilitas umum rusak erosi akibat sungai di sekitar jalan yang menyebabkan rusaknya tepi jalan Air Minum Terlayani PDAM dan sumber air air berwarna kuning sat kondisi warga tertentu karena adanya kegiatan industri Air Limbah - - Persampahan - banyak sampah yang dibuang ke sungai Drainase Muncul kawasan rawan genangan Belum ada masterplan drainase RTH - Belum ada RTH publik

II - 33 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

Proteksi Kebakaran Potensi tinggi kebakaran pada area Belum ada dok. RISPK padat penduduk 4 Bangunan Legalitas - - Gedung Fungsi Bangunan - - (cagar Karakter/Keunikan - - Budaya & Arsitektural (bentuk, umur, heritage) langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat - - 6 CSR adanya beberapa pabrik/kegiatan CSR yang masuk wilayah kecamatan industri berskala besar seperti dinilai masih minim dan kurang Pabrik Gula Gempolkerep dan pabrik bioetanol Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Gedeg, 2016 Tabel 2.12 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Pacet

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Terletak pada ketinggian antara 205- Kelerengan lahan yang curam (Kondisi Fisik 900 meter di atas permukaan air laut menyebabkan Kecamatan Pacet Dasar) berpotensi sebagai kawasan rawan bencana longsor Iklim Kondisi iklim mendukung sektor - pertanian dan peternakan Jenis Tanah Jenis tanah grumosol yaitu dapat - dimanfaatkan untuk tanaman padi, jagung, kapas, dan kedelai 2 Ekonomi Pertanian (pertanian Kawasan agropolitan: Desa Pemasaran antara petani dan Basis pangan, perkebunan, Cepokolimo, Claket, Kemiri, Pacet, tengkulak sehingga Pemerintah holtikultura) Padusan, Petak, Sajen dengan tidak dapat mengontrol harga komoditas pertanian tanaman pangan (padi dan palawija) Peternakan (hewan Terdapat peternakan sapi dan kambing - besar, hewan kecil, di Desa Sajen dan Kemiri unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, Industri rumah tangga: batik, es puter, - rumah tangga) dan krupuk ikan di Desa Pacet, serta kripik di Desa Kemiri Pariwisata Banyak pariwisata di Kecamatan Pacet Terindikasi muncul perubahan tata (tidak ada data rinci) guna lahan pertanian menjadi permukiman (villa) Pertambangan Saat ini sudah tidak ada, dahulu ada tambang pasir di Desa Wiyu 3 Infrastruktur Perumahan Terdapat 2.300 KK dengan kondisi Terdapat 15 rumah tidak layak huni Permukiman rumah sebagian besar dalam kondisi di Desa Pacet (Hasil Wawancara baik di Desa Pacet Kecamatan Pacet, 2016). Jalan Lingkungan Jalan lingkungan dalam kondisi baik Jalan lingkungan dalam kondisi sepanjang 36.000 meter rusak sepanjang 71.145 meter

II - 34 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

Air Minum 855 KK terlayani HIPPAM (sumber 10 % penduduk Desa Pacet tidak makmur di Dusun Pacet Made, tirto terlayani HIPPAM dan PDAM, serta langgeng di Dusun Pacet Utara, dan tidak ada sumur gali, debit sumber tirto langgeng di Dusun Pacet Selatan) air yang diambil untuk HIPPAM Desa Pacet besar tetapi pipa untuk distribusi kecil (3 dim) sehingga masih ada idle yang cukup besar (perlu pipa 6 dim) Air Limbah 90 % masyarakat punya jamban pribadi Septic tank abadi (tidak disedot) Persampahan Ada TPS 3R baru (belum beroperasi) - dan ada TPS lama yang sistemnya dengan dibakar di Desa Pacet Drainase - Drainase lingkungan sepanjang - 1.900 meter di Desa Pacet dalam keadaan rusak, terlalu dangkal dan kecil sehingga jika hujan meluap; Terdapat masalah berupa saluran irigasi yang melalui permukiman (Dinas Pengairan tidak mengakui bahwa saluran tersebut adalah saluran irigasi) yang membangun dahulu adalah Dinas PU CK, sekarang kondisinya rusak RTH - Tidak ada RTH karena harga tanah sudah mahal (Rp 4juta/m2) Proteksi Kebakaran Potensi tinggi kebakaran pada area Belum ada dok.RISPK padat penduduk 4 Bangunan Legalitas - - Gedung Fungsi Bangunan Terindikasi sebagai bangunan wisata - (cagar (villa) Budaya & Karakter/Keunikan - - heritage) Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat - - 6 CSR - - Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Pacet, 2016 Tabel 2.13 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Trowulan

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Profil Kecamatan tertuang dalam Profil Kecamatan tertuang dalam (Kondisi Iklim Kecamatan Trowulan Dalam Angka Kecamatan Trowulan Dalam Angka Fisik Dasar) 2016. 2016. Jenis Tanah

II - 35 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

2 Ekonomi Pertanian (pertanian Hampir menyebar di Semua desa - Basis pangan, perkebunan, sawah padi holtikultura) Peternakan (hewan Unggas Di Desa Tawangsari; Sapi di - besar, hewan kecil, Desa Pakis, kotorannya untuk Biogas. unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, Batik di desa Bejijong dan Desa - rumah tangga) Sentonorejo, Patung di Desa Watesumpak dan jatipasar ; pabrik pecah batu, penyuplay LPG, Industri Patung (Desa Watesumpak, Jatipasar); Cor Kuningan di Desa Bejijong; Pariwisata Sejarah (Kolam Segaran, Candi Wisata sejarah tersebut belum Menak Jinggo, Makam Putri Campa, terkelola dengan baik Kubur Panjang, Pemukiman Nginguk, Kubur Panggung) di Desa Trowulan; Candi Tikus, Gapura Bajang Ratu di Desa Trowulan; Candi Kedaton, Komplek Makam troloyo di Desa Sentonorejo; Candi Brahu, Candi Gentong, Siti Hinggil di Desa Bejijong; Gapura Waringin Lawang di Desa Jatipasar; PPST Trowulan Pertambangan - - 3 Infrastruktur Perumahan terdapat pengembangan rumah Kumuh di Desa Kejagan mayoritas Permukiman mojopahit yakni yang telah selesai bermata pencaharian sebagai dibangun (oleh disparbud) sebanyak 3 pemasok barang bekas desa (Desa Jatipasar, Bejijong dan (sampah/rosokan) Sentonorejo) kemudian yang saat ini sedang dikerjakan (pu Ciptakarya) sebanyak 3 desa (Desa Trowulon, Temon dan Watesumpak) Jalan Lingkungan jalan lingkungan sudah baik karena Jalan Kabupaten di Desa Tawangsari sedang ada perbaikan , Rusak Parah, mau di cor warga tidak mau karena minta ganti rugi di kanan-kiri jalan yang mau dibangun saluran air. Sehingga ditinggal aoleh Pemda. Air Minum Air bersih sebagian besar sumur, - bagus dan tidak ada yang rawan air serta dan kualitas air yang ada adalah baik Air Limbah sudah terdapat jamban pribadi namun - belum semuanya yakni pelayanan yang ada sekitar 80%. Masih terdapat perilaku masyarakat yang buang air di

II - 36 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

sungai Persampahan TPS ada di Bejijong tapi tidak semua untuk persampahan belum terdapat desa ada TPS, sehingga sangat penanganan khusus karena belum diperlukan tersistem sehingga pengolahan sampah saat ini masih secara konveksional yakni dibakar atau dibuang di pekarangan sehingga menimbulkan masalah Drainase sudah terdapat saluran karena sedang Genangan hanya jika ada kalau ada perbaikan jalan beserta saluran hujan lebat di Desa Bicak dan cepat surut. RTH belum terdapat RTH secara khusus Proteksi Kebakaran Tidak ada pernah terdapat kebakaran namun dalam skala kecil di Desa Kajagan (rumah) 4 Bangunan Legalitas - - Gedung Fungsi Bangunan (cagar Budaya & Karakter/Keunikan heritage) Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat PKK - 6 CSR Bedah rumah RTLH dari bank jatim - Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Trowulan, 2016 Tabel 2.14 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Jetis

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Merupakan karakteristik dataran Terindikasi berpotensi rawan (Kondisi Fisik rendah (kemiringan 0-2%) genangan Dasar) Iklim Kondisi iklim mendukung sektor - pertanian dan peternakan

2 Ekonomi Pertanian (pertanian lahan pertanian tebu yang cukup luas terdapat beberapa ruas jalan usaha Basis pangan, perkebunan, tani dengan kualitas yang masih buruk holtikultura) Peternakan (hewan - - besar, hewan kecil, unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, adanya arahan sebagai kawasan lahan pengembangan industri berada rumah tangga) pengembangan industri berat (logam, pada lahan pertanian berdasarkan konstruksi, kimia) rencana tata ruang wilayah

Pariwisata - - Pertambangan - -

II - 37 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

3 Infrastruktur Perumahan berkembangnya perumahan formal terdapat rumah tidak layak huni Permukiman Jalan Lingkungan jalan lingkungan rata-rata dalam jalan lingkungan pada perumahan kondisi baik muapun sudah formal yang masih belum diserahkan diperkeras, baik aspal, paving, statusnya kepada pemerintah daerah maupun cor

Air Minum - air berwarna kuning sat kondisi tertentu karena adanya kegiatan industri

Air Limbah Limbah dari industri berat - Persampahan adanya lahan kas desa di sekitar sampah dibuang dan dikumpulkan di kawasan perkotaan Kecamatan Jetis pinggir jalan (Desa Kupang)

tidak adanya sistem pengelolaan sampah Drainase - 1. banjir kiriman saat hujan deras akibat dimenasi saluran yang kurang besar 2. belum ada masterplan drainase RTH - Belum ada RTH publik Proteksi Kebakaran Potensi tinggi kebakaran pada area Belum ada dok.RISPK padat penduduk 4 Bangunan Legalitas - - Gedung Fungsi Bangunan Sebagai kawasan permukiman Diindikasikan muncul pemukiman (cagar padat di sekitar kawasan industri Budaya & Karakter/Keunikan - heritage) Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat adanya kegiatan gotong royong rutin kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti pembersihan saluran air, yang belum rutin dan terbatasnya kegiatan PKK dalam sosialisasi pola dana hidup bersih 6 CSR adanya kegiatan industri/pabrik seiring CSR yang masuk wilayah kecamatan arahan Kecamatan Jetis sebagai dinilai masih minim dan kurang kawasan pengembangan industri

Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Jetis, 2016

II - 38 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Tabel 2.15 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Dawarblandong

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Karakteristik perbukitan dan dataran Rawan air untuk kawasan tertentu (Kondisi rendah Fisik Dasar) Iklim Kondisi iklim mendukung sektor - pertanian dan peternakan 2 Ekonomi Pertanian (pertanian lahan pertanian yang cukup luas kekurangan air saat musim kemarau Basis pangan, perkebunan, holtikultura) Peternakan (hewan - - besar, hewan kecil, unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, - - rumah tangga) Pariwisata - - Pertambangan - - 3 Infrastruktur Perumahan - - Permukiman Jalan Lingkungan jalan lingkunga kebanyakan dalam merupakan kawasan 'tanah gerak', kondisi sudah baik sehingga jalan mudah bergelombang maupun rusak Air Minum saluran perpipaan SPAM regional sulitnya koordinasi dengan pihak melewati Kecamatan Dawarblandong pengelola SPAM Air Limbah - - Persampahan - - Drainase - - RTH - Belum ada RTH publik Proteksi Kebakaran - Belum ada dokumen RISPK 4 Bangunan Legalitas - - Gedung Fungsi Bangunan Didominasi bangunan untuk hunian - (cagar Budaya & Karakter/Keunikan - - heritage) Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat - - 6 CSR - - Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Dawarblandong, 2016 Tabel 2.16 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Ngoro

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Karakteristik perbukitan dan dataran Rawan air untuk kawasan tertentu (Kondisi rendah

II - 39 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

Fisik Dasar) Iklim Kondisi iklim mendukung sektor - pertanian dan peternakan Jenis Tanah - Terdapat wilayah yang memiliki tanah yang berlumpur 2 Ekonomi Pertanian (pertanian Terdapat LP2B di Desa Kutogirang - Basis pangan, perkebunan, dan Srigading; Desa dengan holtikultura) produktivitas padi: Kembangsri, Ngoro, Wates, Jasem, Purwojati, Sukoanyar, Bantarasem, Candiharjo, Wonoasri, Tambakrejo Peternakan (hewan Sapi dan kambing diternak secara Metode masih tradisional besar, hewan kecil, liar di Desa Kunjorowesi unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, Kawasan Ngoro Industrial Park di - rumah tangga) Desa Ngoro, Sedati, Lolawang, Kutogirang, Wotamasjedong; industri rumah tangga: rotan di Desa Ngoro, industri pengolahan limbah (kertas, kayu, stainless) di Desa Lolawang, Jasem, Wates Pariwisata Candi Jedong di Desa - Wotamasjedong (dikelola BPCP Trowulan) Pertambangan Tambang sirtu di Desa Kunjorowesi Merusak lingkungan (terbesar), Wotamasjedong, Kutogirang 3 Infrastruktur Perumahan berkembangnya perumahan formal - Permukiman Jalan Lingkungan Sebagian besar jalan sudah dicor 2% jalan yang rusak; 50% jalan poros tani yang belum dicor Air Minum PDAM hanya di Desa Ngoro Kawasan rawan air: Desa Kunjorowesi, Manduro, Wotamasjedong, Kutogirang; Sumur gali > 100 meter; Terdapat Kegiatan pipanisasi dari trawas (tahun 2016) Air Limbah 90% punya septic tank; Ada MCK Septic tank abadi umum di Kawasan rawan air dan wilayah dengan kedalaman air tanah dangkal (Desa Candi dan Tambakrejo) Persampahan Tiap desa ada bank sampah Masih banyak yang mengelola sampah secara tradisional (dibakar) Drainase - Drainase bermasalah di daerah utara (Desa Kembangsri) --> pintu air rusak RTH Hutan lindung di kawasan selatan (7 - desa) Proteksi Kebakaran Hidran umum di pasar dan Belum ada dok. RISPK permukiman dekat Kawasan Ngoro

II - 40 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

Industrial Park

4 Bangunan Legalitas Candi Jedong di Desa - Gedung Wotamasjedong (dikelola BPCP (cagar Trowulan) Budaya & Fungsi Bangunan Sebagai hunian dan bangunan - heritage) industri Karakter/Keunikan - - Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat Bank sampah dikelola PKK; MCK++ - di Desa Kutogirang dikelola masyarakat 6 CSR Bedah rumah dari Bank Jatim CSR dari Kawasan Ngoro Industrial Park tidak terdeteksi

Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Ngoro, 2016 Tabel 2.17 Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Bangsal

No. Variabel Potensi Permasalahan

1 Umum Topografi Kecamatan Bangsal Dalam Angka Kecamatan Bangsal Dalam Angka (Kondisi Iklim 2016. 2016. Fisik Dasar) Jenis Tanah 2 Ekonomi Pertanian (pertanian Komoditas utama pertanian sawah Pergeseran perekonomian Basis pangan, perkebunan, berupa padi masyarakat dari pertanian ke holtikultura) perdagangan dan jasa menyebabkan berubahnya kebutuhan infrastruktur dasar Peternakan (hewan - - besar, hewan kecil, unggas) dan Perikanan Industri (Ringan, berat, kerajinan genteng Desa Mojotamping; - rumah tangga) Pabrik Kayu di Desa Sumberwono; Home Industri Rambak di Desa Bangsal Dusun Kauman Pariwisata - - Pertambangan - - 3 Infrastruktur Perumahan sudah baik, namun perlu untuk terdapat kerajianan genteng yang Permukiman penanganan kondisi RTLH yang memiliki indikasi menjadi kawasan setiap tahunnya diajukan kumuh di Desa Mojotamping Jalan Lingkungan Jalan lingkungan sudah baik 85% sudah terdapat perbaikan

II - 41 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

No. Variabel Potensi Permasalahan

Air Minum Air Sumur, PDAM, HIPAM sudah terlayani dan kualitas baik Air Limbah sudah ada MCK di Desa Bangsal, namun masih terdapat peilaku masyarakat yang membuang kotoran disungai Persampahan saat ini sudah ada program bank belum ada pengolahan sampah sampah yang rencananya berada di secara khusus, sampah yang ada Desa Ngrowo yang digerakkan oleh dikumpul kemudian dibakar, PKK, saat ini sudah dilaksanakan pelatihan dan sementara untuk pelaksanaannya masih dilingkup Desa Ngrowo Drainase sudah terdapat saluran primer dan namun masih sesekali terjadi banjir sekunder khususnya didaerah yang berdekatan dengan Sungai Brantas dimana ketinggian tanggul sama dengan rumah yakni Desa Tinggerbuntut, Merjoyo dan Salen. Untuk lokasi yang paling parah terdapat di Merjoyo dengan ketinggian air sampai lutut orang dewasa dan berlangsung selama 2 hari

RTH tidak ada RTH khusus Belum ada RTH publik Proteksi Kebakaran Rawan kebakaran pada kawasan Belum ada dok. RISPK permukiman padat 4 Bangunan Legalitas - - Gedung Fungsi Bangunan Sebagai hunian dan perdagangan jasa - (cagar Budaya & Karakter/Keunikan - - heritage) Arsitektural (bentuk, umur, langgam) 5 Pemberdayaan masyarakat pemberdayaan wanita dijalankan oleh - PKK dan aktif dalam berkeiatan yg berpusat di kecamatan dan sedang menjalankan program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) 6 CSR belum ada CSR yang masuk - Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Bangsal, 2016

II - 42 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.9 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Mojosari

II - 43 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.10 Peta Kondisi Permasalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Mojosari

II - 44 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.11 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Sooko

II - 45 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.12 Peta Kondisi Permasalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Sooko

II - 46 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.13 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Gedeg

II - 47 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.14 Peta Kondisi Permasalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Gedeg

II - 48 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.15 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Pacet

II - 49 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.16 Peta Kondisi Permasalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Pacet

II - 50 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.17 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Trowulan

II - 51 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.18 Peta Kondisi Permalasahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Trowulan

II - 52 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.19 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Jetis

II - 53 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.20 Peta Kondisi Permasalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Jetis

II - 54 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.21 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Dawarblandong

II - 55 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.22 Peta Kondisi Permasalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Dawarblandong

II - 56 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.23 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Ngoro

II - 57 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.24 Peta Kondisi Permalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Ngoro

II - 58 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.25 Peta Kondisi Potensi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Bangsal

II - 59 LAPORAN AKHIR

Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM

Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020

Gambar 2.26 Peta Kondisi Permasalahan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Bangsal

II - 60 LAPORAN AKHIR