1 POLITIK HUKUM PEMBERLAKUAN KEMBALI GARIS BESAR HALUAN NEGARA SEBAGAI PANDUAN PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA Oleh : Moza Dela F
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
POLITIK HUKUM PEMBERLAKUAN KEMBALI GARIS BESAR HALUAN NEGARA SEBAGAI PANDUAN PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA Oleh : Moza Dela Fudika, S.H.,M.H, & Prof. Dr.Hj. Ellydar Chaidir, S.H.,M.Hum, Fakultas Hukum Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution No.113 Marpoyan Damai Pekanbaru [email protected], [email protected] Abstrak Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membawa konsekuensi salah satunya keberadaan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dihapuskan keberadaannya dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. Hal ini berdampak kepada proses pembangunan yang output dan outcome-nya tidak sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Dikarenakan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dianggap tidak mencerminkan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut muncul gagasan untuk memberlakukan kembali GBHN sebagai panduan pembangunan nasional Indonesia. Kata Kunci : Pemberlakuan – Garis Besar Haluan Negara Abstrack The amendments to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia brought consequences, one of which was the elimination of the State Guidelines (GBHN) in the constitutional system of the Republic of Indonesia. This has an impact on the development process whose outputs and outcomes are not in accordance with those mandated by the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, because the National Development Planning System as stated in the National Long- Term Development Plan (RPJPN) is deemed not to reflect the principles of sustainable development in the constitutional system of the Republic of Indonesia. Based on these problems, an idea emerged to reimpose the GBHN as a guide for Indonesia's national development. Keywords: Enforcement - Outline of State Policy I. PENDAHULUAN sebagaimana yang dicita-citakan.1 Sehingga A. Latar Belakang Masalah perencanaan pembangunan menjadi Sebagai negara berkembang supremasi tertinggi dalam melaksanakan Indonesia memerlukan konsep pembagunan pengelolaan pembangunan dalam suatu yang konkret dan jelas untuk mewujudkan negara terkait untuk menentukan tindakan pembangunan nasional yang mengarah yang nyata dan tepat di waktu yang akan kepada kesejahteraan masyarakat indonesia. datang melalui urutan skala prioritas Hal tersebut akan menjadi suatu pembangunan dengan mempertimbangkan keniscayaan yang mutlak keberadaanya, sumber daya yang tersedia. apabila tanpa dimulai dengan suatu perencanaan yang matang maka tidak akan 1 Muhammad Hasbi Arbi, “UUD-1945 dan GBHN mungkin dapat mewujudkan pembangunan Sebagai Kendali Yuridis Dalam Pembangunan Nasional” Variasi : Vol. 4 No.12, Juni-Juli 2013, hlm.3 1 Setelah masa Orde Baru, GBHN haluan negara merupakan perumusan kata- sebagai pedoman utama dalam perumusan kata yang menyimpang dari tata bahasa rencana pembangunan negara telah yang baik dan benar. Namun, kesalahan ditiadakan dalam kedudukannya. Hal ini gramatikal tersebut dimanfaatkan untuk sebagai akibat dari perubahan Undang- mengembangkan penafsiran bahwa yang Undang Republik Indonesia Tahun 1945 dimaksud dengan garis-garis besar daripada yang mencantumkan secara eksplisit adanya haluan negara mencakup dua pengertian, GBHN. Sehingga pasca reformasi hingga yaitu garis-garis besar haluan negara dalam saat ini GBHN tidak lagi dicantumkan arti sempit, dan dalam arti luas. Yang sebagai landasan utama, namun hanya dipahami dalam arti sempit adalah Garis- berdasar kepada Sistem Perencanaan Garis Besar Haluan Negara, sebagaimana Pembangunan Nasional (SPPN) yang yang ditetapkan setiap lima tahunan yang diteruskan selanjutnya menjadi sebuah dijadikan acuan bagi Presiden untuk rencana pembangunan jangka panjang melaksanakan tugas-tugas pembangunan, (RPJP), rencana pembangunan jangka sedangkan yang dipahami dalam arti luas menengah (RPJM) dan rencana pembangun adalah segala arahan bagi haluan negara tahunan (RPT). yang diperlukan selain naskah Garis Besar Terbentuknya gagasan mengenai Haluan Negara tersebut.2 pemberlakuan GBHN ini dilatarbelakangi Gagasan untuk memberlakukan oleh terdapatnya berbagai kekurangan di kembali GBHN pasca reformasi dipelopori dalam proses perencanaan hingga oleh kalangan para intelektual salah satunya. pelaksanaan pembangunan yang Dalam pertemuan Forum Rektor Indonesia direncanakan dan diperoleh hasilnya tidak (FRI), Konvensi Kampus ke X, dan sesuai dengan yang diamanatkan Konstitusi. pertemuan Himpunan Indonesia untuk Proses arah pembangunan pada saat Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) sekarang terlampau menekankan kepada di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada sudut pandang yang terbatas pada ruang akhir Januari 2014, salah satu hasil penting lingkup Presiden atau Kepala Daerah, yang dari diskusi tersebut adalah adanya menyebabkan terjadinya disparitas proses keinginan untuk memberlakukan kembali arah pembangunan diberbagai wilayah GBHN dan menginisiasi amandemen daerah. Berdampak kepada output konstitusi dengan mendorong MPR untuk pembangunan yang tidak sesuai dengan mennyetujuinya guna mencantumkan harapan sebagaimana yang dituangkan kembali kedudukan dan kewenangan MPR dalam UUD 1945. sebagai lembaga yang berwenang untuk Sebelum dilakukannya amandemen menetapkan GBHN. Bunyi lengkap dari terhadap Undang-Undang Dasar Tahun hasil pertemuan FRI tersebut adalah sebagai 1945, kewenangan untuk menetapkan garis- berikut:3 garis besar daripada haluan negara “Forum Rektor Indonesia memperkuat merupakan kewenangan dari Majelis upaya untuk mengembalikan kedaulatan Permusyawaratan Rakyat. Sebgaimana yang rakyat dalam perencanaan pembangunan disebutkan dalam Pasal 3 Undang-Undang nasional melalui kewenangan Majelis Dasar Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Permusyawaratan Rakyat (MPR) untuk “Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan 2 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme garis-garis besar daripada haluan negara”. Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta:2010, Hlm. 266 Perumusan kata garis-garis besar daripada 3 “Rumusan Konvensi”. http://fri.or.id/rumusan- konvensi/.Diakses tanggal 02 Maret 2020 . 2 menyusun dan menetapkan Garis-Garis memberikan suatu analisis apabila GBHN Besar Haluan Negara (GBHN), berdasarkan dikembalikan sebagai panduan nilai-nilai Pancasila dan memperkuat pembangunan nasional pasca amendemen, nasionalisme serta mendorong sinkronisasi seperti apa kedudukan Garis Besar Haluan peran antar kelembagaan baik unsur Negara nantinya dalam sistem lembaga perwakilan rakyat, kementerian ketatanegaraan republik indonesia, dan dan lembaga-lembaga lainnya agar implikasi yang terjadi disebabkan terbangun integrasi perencanaan dan dikembalikannya Garis Besar Haluan pengganggaran pembangunan nasional yang Negara yang sejatinya sudah dihapus berdemensi kerakyatan dan partisipatif.” setelah amendemen UUD NKRI1945. Atas hal tersebut, maka penulis Sejalan dengan pandangan tersebut, melakukan penelitian dan pembahasan Presiden Joko Widodo juga menghendaki dalam suatu tulisan ilmiah dalam bentuk haluan yang jelas tentang pembangunan makalah dengan judul “Politik Hukum Indonesia.Sebagaimana ditulis harian ini, Pemberlakuan Kembali Garis Besar Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia Haluan Negara (GBHN) sebagai harus memiliki haluan yang jelas tentang Panduan Pembangunan Nasional kemana arah Indonesia. Pembangunan Indonesia.” Nasional Semesta Berencana menjadi B. Rumusan Masalah pekerjaan rumah yang harus dirumuskan 1. Bagaimanakah politik hukum sejak sekarang untuk memperjelas pemberlakuan kembali Garis Besar pembangunan ke depan.4 Pandangan lain Haluan Negara (GBHN) sebagai yang mendukung bahwa GBHN Panduan Pembangunan Nasional diberlakukan kembali dikarenakan Indonesia? mengingat bobroknya sistem pembangunan C. Tujuan Penulisan negara yang semakin tidak jelas dan hanya 1. Untuk mengetahui politik hukum didominasi oleh pembangunan berjangka pemberlakuan kembali Garis Besar pendek. Hal tersebut dikarenakan, pada saat Haluan Negara (GBHN) sebagai rotasi kepemimpinan dilaksanakan, Panduan Pembangunan Nasional berdampak kepada pergantian terhadap visi- Indonesia. misi dan program perencanaan D. Metode Penelitian pembangunan negara Republik Indonesia. 1. Jenis dan Sifat Penelitian Bahkan, konsep pembangunan negara yang Jenis penelitian yang dijadikan diprogramkan oleh pemimpin sebelumnya pedoman oleh penulis adalah berbentuk sebagai instrumen sistem Perncanaan penelitian hukum normatif. Penelitian Pembangunan Nasional justru tidak hukum normatif merupakan jenis penelitian dijalankan lagi sebagai pembangunan hukum kepustakaan,5diarenakan berkelanjutan oleh pemimpin selanjutnya menjadikan bahan-bahan kepustakaan yang salah satunya dikarenakan tidak sebagai landasan utama dalam penelitian. jelasnya instrumen Pembangunan Nasional Berdasarkan tinjauan normatif, hukum yang harus dicapai. disebut norma, baik yang disamakan dengan Atas permasalahan tersebut penulis keadilan yang harus diwujudkan (ius tertarik untuk melakukan pengkajian dan 5 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum 4Http://Nasional.Kompas.Com/Read/2016/01/12/153200 Normatif, Suatu Tinjauan 71/Wacana.Menghidupkan.GARIS BESAR HALUAN Singkat,PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. NEGARA?Page=All, Diakses 02D esember2020. 23. 3 constituendum) maupun disamakan dengan bahan hukum Primer dan bahan Hukum norma yang telah diwujudkan sebagai Sekunder, seperti Kamus Besar Bahasa perintah yang jelas dan secara positif telah Indonesia (KBBI), Kamus Hukum