1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Jam Dan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap jam dan setiap detik masyarakat selalu diperlihatkan dengan berbagai macam iklan yang berbeda–beda. Bukan saja pihak periklanan yang pusing untuk memenangkan iklan mereka, namun hal tersebut juga menjadi konsentrasi bagi perusahaan dalam melakukan inovasi yang ada. Banyaknya iklan niaga yang ada pada setiap stasiun televisi, membuat pihak stasiun televisi harus terus membuat suatu acara atau sinetron yang dapat menaikan rating mereka. Karena tidak dapat dipungkiri jumlah stasiun tv semakin banyak. Hal tersebut juga di perkuat menurut Silalahi (2013), televisi masih menjadi media yang paling banyak dikonsumsi pemirsa, yaitu sebesar 94 persen dari total populasi media di Indonesia. Pada stasiun televisi nasional seperti RCTI, TRANS TV, SCTV, TRANS 7, MNC TV, ANTV , INDOSIAR, TVRI, TV ONE, METRO TV. Dan jumlah televisi lokal lainya seperti pada di Surabaya terdapat JTV, SBO TV, BC TV, AREK TV dan lain–lain. Dari berbagai stasiun televisi nasional saja setiap harinya menanyangkan lebih dari 20% iklan niaga. Hal ini bertolak belakang berdasarkan Pasal 48 ayat 8 Undang-Undang Penyiaran, penayangan iklan komersil maksimal hanya 20 persen dari total durasi waktu tayang televisi itu. Televisi yang menayangkan iklan niaga lebih dari 20 persen adalah MNC TV sebanyak 28,8 persen; 27,8 persen di Trans7; 27 persen pada TransTV; 25,8 persen ditayangkan Indosiar; sebanyak 24,6 persen di GlobalTV; 24,8 persen di RCTI; dan 23 persen disiarkan ANTV. Di MetroTV tayangan iklan niaga hanya 8,5 persen dan TVOne sekitar 19,5 persen (TEMPO.com , p.6). Banyaknya iklan komersial ini membuat konsumen semakin bingung dan bosan dengan iklan yang begitu banyak. Oleh sebab itu, pada akhirnya akan berujung pada penolakan iklan oleh konsumen. Meskipun terdapat kemungkinan terjadinya penolakan oleh konsumen, pemasar dapat tetap melakukan promosi melalui iklan hanya saja dalam bentuk yang lebih tersamar seperti product placement. “ Product placement sebenarnya bukanlah barang baru, mungkin hal tersebut setua dengan iklan itu sendiri. Menurut teori yang dijelaskan (burhanudin, 2012, p.6), product placement atau branded content pada acara televisi di sebuah 1 Universitas Kristen Petra media hiburan sebenarnya sudah sangat lama. Product placement pertama bukan di film, tapi justru di novel. Tercatat novel berjudul Around the World in Eighty Days yang terbit sekitar awal abad ke-19 sebagai media hiburan pertama yang disusupi iklan”. Pengertian lain yang dikemukakan oleh Avery dan Ferraro (2000), strategi brand placement atau product placement adalah strategi kegiatan penempatan nama merek, produk, kemasan produk, lambang atau logo tertentu dalam sebuah film, acara televisi ataupun media bergerak lain untuk meningkatkan ingatan Audience akan merek tersebut dan untuk merangsang terciptanya pembelian. Oleh sebab itu, strategi product placement ini cukup membantu pemasar untuk melakukan brand mereka atau product mereka pada suatu acara dengan halus atau samar dan tidak seperti selayaknya iklan komersial yang tereletak pada jedah acara tersebut. Dilihat dari segi reality show, seperti pada contoh reality show The apprentice. Dalam acara ini memperbesar kesempatan untuk melakukan brand placement karena acara tersebut memiliki format atau cerita yang mefokuskan pada setiap merek dan sponsor yang ada (Balasubramanian, 2006, p.2). Dalam penelitian ini , penulis memilih talent reality show karena acara televisi tersebut memiliki 4 kelebihan yang di ungkapkan menurut peneliti sebelumnya yaitu Rumambi (2008) untuk memilih media ini antara lain: 1. Merupakan acara televisi yang berdasarkan penggalian pada penelitian pendahuluan paling banyak disebutkan sebagai contoh media yang melakukan product/brand placement 2. Rating acara yang tinggi (yang umumnya menjadi daya tarik bagi pengiklan karena menjadi gambaran singkat akan popularitas acara/film tersebut bagi audience) berdasarkan publikasi artikel umum maupun klaim/pernyataan dari kedua perusahaan televisi terkait 3. Jumlah penonton yang besar (terkait dengan peran televisi sebagai media yang paling luas jangkauannya/coverage) 4. Aktivitas product/brand placement yang konsisten pada lima (5) merek yang ditampilkan rutin setiap minggu selama beberapa bulan acara. 2 Universitas Kristen Petra Menurut Silalahi (2013), Hasil riset Nielsen tentang pengukuran pemirsa TV 2012, menunjukkan bahwa sampai saat ini, konsumsi media televisi masih memimpin total konsumsi media, yaitu sebesar 94 persen dari total populasi media konvensional di Tanah Air. Hasil menyatakan pemirsa bisa menghabiskan sekitar 4,5 jam duduk di depan TV, dan 24 persen dari total waktu tonton mereka dihabiskan untuk menonton sinetron, selain itu dalam hasil riset tersebut juga disebutkan, acara hiburan termasuk di dalamnya adalah acara pencarian bakat, komedi, musik, permainan, dan sebagainya memperoleh porsi tonton terbesar kedua, yaitu sekitar 20 persen atau selama 168 jam selama setahun. Hal tersebut membuat beberapa stasiun televisi membuat acara reality talent show untuk meningkatkan rating mereka. Hal tersebut dapat di lihat pada pekan ini terdapat tiga ajang talent show yang cukup menarik perhatian yaitu Xfactor Indonesia, The voice Indonesia, dan Indonesia Mencari Bakat. Xfactor The voice IMB Target audience Anak mudah yang Anak mudah yang Remaja dan ibu – menyukai ajang menyukai ajang ibu yang talent show talent show menyukai ajang khususnya khususnya talent show dan bernyanyi bernyanyi kesenian yang berbeda-beda Brand potitioning Menjadi ajang Menjadi ajang Menjadi ajang talent show talent show yang talent show yang bernyanyi yang sangat menampung membebaskan mementingkan semua jenis bakat usia dan dapat kualitas suara dan anak- anak berkompetisi peserta dapat Indonesia secara solo memilih mentornya maupun group, sendiri serta memiliki mentor dari setiap juri Katagori Peserta Minimal 15 tahun 17 – 45 tahun, solo Semua usia, solo sampai tak dan duet atau group(max terbatas, solo dan 15 org0 group Jumlah peserta 13 peserta 29 peserta 19 peserta Stasiun televise RCTI Indosiar Trans tv Juri Ahmad dhani , Sherina, arman Deddy corbuizer, anggun c.sasmi, maulana, glenn titi rajobintang, rossa, bebi romeo fredly, giring “nidji” soimah, syarini, adie m.s Tabel 1.1 Hasil observasi penulis terhadap perbedaan antara Xfactor Indonesia, The voice Indonesia dan Indonesia Mencari Bakat (IMB) 3 Universitas Kristen Petra Tabel 1.1 Hasil observasi penulis terhadap perbedaan antara Xfactor Indonesia, The voice Indonesia dan Indonesia Mencari Bakat (IMB) (sambungan) Product placement Mentari, cross, Kapal api, HTC, Susu zee florida, pantene, AXIS kopi abc Pada tabel 1.1 penulis melakukan penelitian tentang perbedaan dari setiap acara talent televisi show yang ada. Acara tersebut di buat oleh setiap stasiun televisi, seakan-akan reality talent show ini di gunakan sebagai pembeda dari setiap masing-masing stasiun televisi. Di setiap acara ini juga dapat di lihat memiliki ciri khas yang berbeda dari setiap jenis peserta dan cara mengaudisi setiap kontestan. Untuk RCTI dan Indosiar merupakan persaingan yang cukup ketat dan memiliki sedikit kesamaan diacara Xfactor dan The voice. Kesamaan tersebut dapat kita lihat dari tipe perlombaan yaitu berfokus pada talent bernyanyi dan setiap juri juga memiliki hak untuk mementori setiap kontestan yang terpilih. Beberapa hal kesamaan juga dapat dilihat dari asal mula ajang tersebut, dimana kedua ajang ini merupakan berasal dari luar negeri dan pihak statsiun televisi Indonesia membeli franchise terhadap kedua acara tersebut. Hal lain terjadi pada Indonesia Mencari Bakat merupakan program yang asli diciptakan oleh Trans tv sendiri. Setiap acara talent reality show memiliki cara tersendiri untuk meletakan product placement mereka pada setiap acara berlangsung. Tentunya hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak terlalu memahami adanya iklan pada saat acara tersebut berlangsung. Tabel 1.2 Hasil observsi penulis perbedaan kartu seluler axis, mentari, dan tri Mentari Axis Tri(3) Target Pengguna smartphone, Pengguna 2G, 3G, Pengguna telepon market antara lain blackberry, dan blackberry di seluler, sms dan android, apple IOS, dan seluruh Indonesia internet windows phone. Brand Kartu prabayar premium Kartu prabayar dan Kartu seluler potitioning yang memberi fasilitas paskabayar dengan tarif pada pengguna dengan harga yang termurah dan smartphone di Indonesia terjangkau di memiliki jangkauan masyarakat yang luas di Indonesia seluruh Indonesia 4 Universitas Kristen Petra Tabel 1.2 Hasil observasi penulis perbedaan kartu seluler axis, mentari, dan tri (sambungan) Product Xfactor Indonesia The voice Tri- manchester placement Indonesia united Pada Tabel 1.2 dijelaskan oleh penulis tentang perbedaan antar setiap kartu seluler dari mentari, axis, dan tri.Setiap kartu seluler memiliki keunggulan di masing-masing layanan yang diberikan, namun penulis tertarik dengan kartu seluler mentari yang melakukan rebranding dan membuat brand positioning yang baru di masyarakat. Menurut silalahi (2012), operator telekomunikasi Indosat resmi meluncurkan kartu prabayar premium khusus bagi pengguna smartphone. Perubahan nama, logo, dan tampilan baru Indosat Mentari merupakan bagian dari strategi Indosat masuk ke pasar pengguna smartphone yang semakin selektif dalam memilih kartu yang tepat. Rebranding yang di lakukan mentari juga disertai dengan ikut sertaan mentari pada acara Xfactor Indonesia. Hal tersebut membuat mentari ingin menunjukan kehadiran mentari dengan brand image yang baru, namun hal itu juga di ikuti oleh