Pengaruh Proporsi Gula Merah Dan Kacang Tanah Serta Penambahan Tepung Santan Terhadap Bumbu Gado-Gado Instan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Bumbu Gado-Gado Instan – Agustina, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1512-1520, September 2015 PENGARUH PROPORSI GULA MERAH DAN KACANG TANAH SERTA PENAMBAHAN TEPUNG SANTAN TERHADAP BUMBU GADO-GADO INSTAN The Effect of Proportion Palm Sugar and Peanut and The Addition of Coconut Milk Powder to Instant Seasoning Gado-gado Julia Agustina1*, Sudarminto Setyo Yuwono1 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145 *Penulis Korespondensi, Email: [email protected] ABSTRAK Gado-gado adalah campuran dari berbagai jenis sayuran rebus seperti kol, kacang panjang, selada, tauge, kentang, dan lain-lain yang disiram oleh saus kacang.. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui proporsi gula merah dan kacang tanah serta penambahan tepung santan yang tepat untuk mendapatkan cita rasa yang sesuai dengan selera masyarakat dan mengetahui perubahan sifat fisiko kimia dan organoleptik yang terjadi pada bumbu gado-gado instan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yang masing-masing terdiri dari 3 level. Faktor I adalah penambahan tepung santan (0%, 7% dan 14%) dan faktor II adalah proporsi gula merah dan kacang (60:240, 105:195 dan 150:150). Perlakuan terbaik bumbu gado-gado instan parameter organoleptik rasa pada perlakuan proporsi gula merah dan kacang tanah 150 : 150 dan penambahan tepung santan 5 %. Kata Kunci: Bumbu instan, Gado-gado, Proporsi gula merah dan Kacang tanah, Tepung santan ABSTRACT Gado-gado is a mixture of different kinds of boiled vegetables such as cabbage, beans, lettuce, bean sprouts, potatoes, and others were smothered by gado-gado sauce. The purpose of this research was to determine the best proportion of palm sugar and peanut and the addition of coconut milk powder and was to know the changes in the physico chemical and sensory characteristics that occur in an instant gado-gado sauce. The research method used was a factorial randomized block design (FRBD) with two factors which consist of three levels. The first factor was the addition of coconut milk powder (0%, 5% and 10%) and the second factor was the proportion of palm sugar and peanuts (60: 240, 105: 195 and 150: 150). Based on sensory evaluation, the best treatment of instant gado- gado sauce was proportion of palm sugar and peanuts 150: 150 and the addition of coconut milk powder 5%. Keywords: Instant seasoning, Gado-gado, Proportion palm sugar and peanut, Coconut powdered milk PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang tidak hanya kaya akan budayanya, tetapi juga kulinernya. Salah satu makanan khas Indonesia yang sudah mendunia adalah gado-gado atau dalam bahasa Inggrisnya, Indonesian Salad. Gado-gado adalah campuran dari berbagai jenis sayuran rebus seperti kol, kacang panjang, selada, tauge, kentang, dan lain- lain yang disiram oleh saus kacang. Penyajiannya biasa dilengkapi dengan potongan telur 1512 Bumbu Gado-Gado Instan – Agustina, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1512-1520, September 2015 rebus, bawang goreng, dan juga kerupuk. Pada umumnya, gado-gado dimakan bersama lontong atau nasi [1]. Bumbu gado-gado terbuat dari bahan dasar utama kacang tanah dan gula merah serta beberapa rempah-rempah sebagai penambah rasa. Bumbu gado-gado di pasaran memiliki tingkat kemanisan yang berbeda-beda. Beberapa orang juga menambahkan santan cair pada saat membuat bumbu gado-gado. Penambahan santan pada bumbu gado-gado instan belum ada di pasaran sebab bentuk bumbu gado-gado instan pada umumnya adalah berbentuk pasta. Maka dari permasalah tersebut perlu dilakukan penelitian untuk membuat inovasi baru yang cocok untuk pengembangan bumbu gado-gado yang gurih serta rasa manis yang pas yang dapat diterima oleh masyarakat. Mengingat beraneka ragamnya tingkat kemanisan bumbu gado-gado yang ada di pasaran, maka perlu dilakukan penelitian mengenai proporsi gula merah dan kacang tanah serta penambahan tepung santan dengan maksud untuk mengetahui pengaruh sifat fisiko kimia dan organoleptik terhadap bumbu gado-gado instan. BAHAN DAN METODE Bahan Bahan yang digunakan yaitu kacang tanah, gula merah kelapa merk SARI MUSTIKA diperoleh dari toko AVIA dan tepung santan merk KARA diperoleh dari toko Dewa-dewi. Bahan lain seperti bawang putih, bawang merah, cabai merah, daun salam, garam dan lengkuas diperoleh dari pasar Blimbing, Malang. Plastik polipropilen dengan tebal 1 mm berukuran 18 x 20 mm diperoleh dari toko Eka Jaya Plastik, Malang. Bahan untuk analisis antara lain aquadest, Petroleum Eter (PE), BaCl2, larutan HCl 37%, larutan HCl 10N, dan larutan H2O2 yang diperoleh dari toko MAKMUR. Amonium tiosanat yang diperoleh dari Laboratorium Biokimia Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya. Alat Alat yang digunakan yaitu pisau, telenan, wadah Tupperware, lumpang batu, kompor gas, wajan, sendok, timbangan digital, blender dan termometer. Sedangkan untuk analisis yaitu tabung reaksi merk iwaki, cawan petri merk iwaki, timbangan merk denver, labu ukur 100 ml merk iwaki, gelas ukur 50 ml merk iwaki, Erlenmeyer 150 ml merk iwaki, karet penghisap, kertas saring whatman, oven merk binder, desikator scoot duran, soxhlet merk gerhart, labu soxhlet merk iwaki, tensile strength merk imalda, Brookfield viscometer merk elcometer, hygrometer merk brannan, color reader merk Minolta, spektrofotometer merk hitachi u-2810, vortex, magnetic stirrer, incubator, Autoklaf dan laminar air flow. Desain Penelitian Penelitian ini disusun secara faktorial yang dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor I adalah proporsi gula merah dan kacang tanah (K) yang terdiri atas 3 level (60 g :240 g, 105 g :195 g, dan150 g :150 g). Faktor II adalah penambahan tepung santan (S) yang terdiri atas 3 level (0%, 5% dan 10%). Sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan dan diperoleh 27 satuan percobaan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan analisis varian (ANOVA) dengan program EXCEL. Apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata (BNT) dengan taraf 5% dan bila terdapat interaksi antara kedua faktor maka dilanjutkan dengan uji beda DMRT dengan taraf 5%. Untuk organoleptik dianalisis dengan uji non parametrik dengan uji Friedman. 1513 Bumbu Gado-Gado Instan – Agustina, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1512-1520, September 2015 Tahap Penelitian Kacang tanah disangrai sampai matang (± 150’C, 15 menit) kemudian dihaluskan menggunakan blender. Bahan rempah-rempah dihaluskan menggunakan blender kemudian ditumis. Semua bahan dicampur dengan mortal rempah, tepung santan (0%, 5% dan 10%) serta gula merah dan kacang tanah (60 g :240 g, 105 g :195 g, dan150 g :150 g). Kemudian dikemas dengan plastik PP. Bumbu yang sudah jadi dianalisis kemudian didapatkan perlakuan terbaik. Perlakuan terbaik disimpan selama 30 hari pada wadah tertutup dalam suhu ruang dan dilakukan analisis bilangan peroksida dan TPC Metode Penelitian Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan bahan baku secara visual yaitu kebersihan dan kondisi fisik bahan. Analisis kimia yang dilakukan pada bumbu gado-gado instan meliputi yaitu kadar air [2], Aktivitas air (Retronic Higroskop DT) [3] dan kadar lemak [2]. Analisis fisik yang dilakukan pada bumbu gado-gado instan meliputi analisis rendemen, kelunakan produk (Tensile Strength), uji kecepatan mencampur, uji viskositas [4], warna metode L*, a*, b* [3] serta uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, dan bau (Aroma) dengan metode Hedonic Scale Scoring [5]. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Bahan Baku Analisis bahan baku bertujuan untuk mengetahui kondisi awal bahan baku yang akan digunakan untuk pembuatan bumbu gado-gado instan. Tabel 1. Data Hasil Analisis Bahan Baku dibandingkan dengan Pustaka Hasil analisis Pustaka Bahan Kadar Air Kadar Kadar Air Kadar Warna (%) Lemak (%) (%) Lemak (%) Gula Kelapa 11. 67 1.30 L= 40.05 < 10% * 1.43 ** a = 16.0 b = 19.2 Kacang Tanah 1.98 35.08 L = 54.9 0.5 *** 35–54.2 ** (Sangrai) a = 13.5 b = 22.8 Tepung Santan 1.47 21 L = 95.0 - - a = 1.9 b = 4.7 Sumber: * [6],**[7], ***[8] Berdasarkan data hasil analisis bahan baku awal pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar air gula kelapa hasil analisis lebih tinggi dari literatur. Kualitas gula merah dapat diketahui dari bentuk cetakan yang dihasilkan. Jika gula merah sudah melunak, kadar air gula akan lebih dari 15%. Gula dari pengrajin hingga di gudang penyimpanan terus mengalami peningkatan karena tumpukan gula merah dan suhu penyimpanan [2]. Kadar air kacang tanah sangrai hasil analisis hasil analisis lebih tinggi daripada literatur. Adanya perbedaan hasil ini dikarenakan perbedaan varietas yang digunakan serta perbedaan perlakuan proses penyangraian. 2. Sifat Kimia Hasil uji BNT 5% pengaruh proporsi gula merah dengan kacang tanah pada rerata sifat kimia bumbu gado-gado instan dapat dilihat pada Tabel 2 1514 Bumbu Gado-Gado Instan – Agustina, dkk Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4 p.1512-1520, September 2015 Tabel 2. Rerata Sifat Kimia Bumbu Gado-gado Instan Akibat Perlakuan Proporsi Gula Merah dengan Kacang Tanah yang Berbeda Gula Merah : Kacang Tanah Kadar Air (%) Aktivitas Air Kadar Lemak (%) 60 : 240 12.77 a 0.60 b 23.30 c 105 : 195 14.44 b 0.58 ab 15.18 b 150 : 150 15.67 c 0.56 a 6.32 a BNT 5% 0.2792 0.0028 0.2677 Keterangan : rerata yang didampingi notasi huruf yang berbeda menyatakan berbeda sangat nyata pada uji lanjut BNT (α = 0.05) Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa rerata kadar air bumbu gado-gado instan mengalami peningkatan akibat semakin banyaknya gula merah. Hal ini disebabkan karena kadar air gula merah 11.67 % lebih tinggi jika dibandingkan kadar air kacang sangrai 1.98 %. Rerata aktivitas air bumbu gado-gado instan mengalami penurunan akibat semakin banyak gula merah. Gula kelapa yang ditambahkan dalam pembuatan produk berperan sebagai humektan yang dapat menurunkan aktivitas air (Aw) produk. Humektan adalah suatu bahan higroskopis yang mempunyai sifat dapat mengikat air dari udara yang lembab dan sekaligus mempertahankan air yang ada pada sediaan [9]. Gula kelapa kristal juga bersifat higroskopis karena adanya gula reduksi yang mempunyai gugus hidroksil sehingga mudah menyerap air baik dari larutan wortel maupun uap air dari udara sekitar [10].