Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Sejak Tahun 1986
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KANURUHAN, SIRA ARYA SEJARAH Wayan Adiartayasa lahir tanggal 3 Juli 1956, di Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, menyelesaikan pendidikan Sarjana Muda Pertanian (BSc) tahun 1980 dan Sarjana Pertanian (Ir) tahun 1984 pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Magester Sains (MSi) Program Pascasarjana Bioteknologi Pertanian Universitas Udayana tahun 2006. Bekerja sebagai dosen Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana sejak tahun 1986. Ngayah sebagai Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Pratisantana Sira Arya Kanuruhan sejak tahun 2006. Wayan Adiartayasa, oleh Berdasarkan Keputusan Mahasabha I Pratisantana Sira Arya Kanuruhan tanggal 25 Agustus 2006, menugaskan Pengurus Pusat Pratisantana Sira Arya Kanuruhan untuk menyusun kembaliSejarah Sira Arya Kanuruhan yang lebih lengkap dan mendekati kebenaran, yaitu dengan menggali dan mengumpulkan babad, sejarah, prasasti dan tulisan-tulisan lainnya yang berkaitan dengan Sejarah Sira Arya Kanuruhan. Keterlambatan hasil penulisan Sejarah Sira Arya Kanuruhan dari waktu yang telah diputuskan dua tahun setelah Mahasabha I disebabkan oleh KANURUHAN PRATISANTANA SIRA PUSAT ARYA PENGURUS adanya beberapa kendala, seperti sulitnya mendapatkan sumber informasi yang valid atau mendekati kebenaran, selalu terjadi perbedaan pendapat dan perdebatan yang sangat alot serta tidak pernah menghasilkan kesepahaman, kesepakatan, kebersamaan, kemufakatan dalam pembahasan materi sejarah. Namun penulis terus berjuang mengumpulkan sumber informasi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan semeton para arya di Bali, kemudian dibahas, dianalisis dan dihubungkan berdasarkan silsilah keturunan. Berawal dari keberhasilan Arya Kebo Anabrang (Arya Sabrang) yang diutus ke Melayu untuk mendapatkan Diah Dara Petak dan Diah Dara Jingga, kemudian putra beliau bernama Arya Kebo Taruna ikut dalam penyerangan kerajaan Majapahit ke Bali yang dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada. Atas kearifan Mahapatih Gajah Mada dalam menerapkan daya upaya dan siasat perangnya, akhirnya Bali ditaklukkan kerajaan Majapahit.Setelah kemenangannya, Mahapatih Gajah Mada membagi-bagikan tugas kepada para arya untuk mengayomi wilayah Bali, seperti Arya Kebo Taruna ditugaskan di desa Tangkas, Arya Kutawaringin di Gelgel, Arya Kenceng di Tabanan dan Arya Belog di Kaba-kaba dan sebagainya. Setelah Ida , Dalem Sri Kresna Kepakisan dinobatkan menjadi Adipati Raja di Bali, Arya Kebo oleh Diterbitkan Taruna menjabat sebagai Sekretaris (Penyarikan) Raja yang kemudian bergelar Arya Kanuruhan dan tetap berkedudukan di desa Tangkas. Kemudian beliau mempunyai putra bernama Kyayi Arya Brangsinga, Kyayi Arya Tangkas dan Kyayi Arya Pegatepan yang selanjutnya mengembangkan keturunannya di seluruh daerah Bali. Silahkan membaca buku ini sebab perkembangan Pratisantana Sira Arya Kanuruhan telah dikupas secara jelas di dalamnya. Bila anda termasuk Pratisantana Sira Arya Kanuruhan, tentu buku ini akan berguna dan sangat tepat, untuk mengetahui silsilah kehidupan leluhurnya. Percet Sejarah Sira Arya Kanuruhan Oleh : Wayan Adiartayasa [email protected] ISBN : 978-602-72541-0-7 : viii + 84 hal; 14,8 x 21 cm Editor : Erens Labetubun Penyunting : Pengurus Pusat Pratisantana Sira Arya Kanuruhan Desain By : Erens Labetubun Diterbitkan: TohpatiOleh Grafika Utama, Jl. Gatot Subroto Timur No. 38, Denpasar, Bali. Telp. 0361-468227,468228 Fax. +62 361-468231 Email : tohpatigrafika@y Cetakan Pertama : April 2015 Hak Cipta pada penulis : Sanksi Pelanggaran Pasal 44 : Undang-Undang Nomor 12 tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1987 Tentang Hak Cipta Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tahun) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000.00 (Seratus Juta Rupiah) 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum sesuatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana paling lama 5 tahun (tahun) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. .000.00 (Lima Puluh Juta Rupiah). ii PRAKATA Om Swastyastu, Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Ida Betara Hyang Leluhur/Kawitan, berkat asung kerta wara nugraha Nya buku yang berjudul “Sejarah Sira Arya Kanuruhan” dapat tersusun dan diterbitkan pada waktunya. Penulisan buku ini dilaksanakan berawal dari beragamnya sumber informasi tentang Sejarah Sira Arya Kanuruhan. Beragamnya informasi tersebut banyak didapatkan dari berbagai sumber seperti: cerita langsung para leluhurnya secara turun temurun, tarian topeng yang kebanyakan bercerita tentang babad, media cetak dan media elektronik yang berkembang sangat pesat. Sira Arya Kanuruhan menjabat Sekretaris (Penyarikan) Raja Ida Dalem Ketut Sri Kresna Kepakisan, dan ketiga keturunan beliau yang mempunyai prestasi tinggi dan tercatat dalam lembaran sejarah pemerintahan raja-raja di Gelgel: 1. Kyayi Arya Brangsinga ikut berperan bersama para arya lainnya, menobatkan Ida Dalem Ketut Semara Kepakisan dan mendirikan “Sweca Linggarsa Pura di Gelgelserta menjabat Sekretaris (Penyarikan) Raja Ida Dalem Ketut Sri Semara Kepakisan. 2. Kyayi Gusti Pegatepan (putra Kyayi Arya Pegatepan) yang bertugas melerai perang antara saudara cucu dari Kyayi Gajah Para di Tianyar pada masa pemerintahan Ida Dalem Waturenggong. 3. Ki Tangkas Dimade Keluwung Sakti (cucu Kyayi Arya Tangkas) ditugaskan oleh Ida Dalem Sagening untuk mengamankan Wilayah Kertalangu,sebab ditinggalkan oleh pemegang kekuasaan Kyayi Ngelurah Agung Mantra Pinatih akibat dikerebuti oleh segerombolan semut dan dianugrahi putra Ida Dalem Sagening yang masih dalam kandungan Istrinya, kemudian diberi nama Pangeran Tangkas Kori Agung, sebagai penerus Pratisantana Kyayi Arya Tangkas. Hampir enam setengah abad yang lalu Sira Arya Kanuruhan mulai menetap di desa Tangkas dan kini tak terasa sudah lebih dari 21 generasi atau keturunan telah terlahir di pulau Dewata. Seiring dengan perjalanan waktu dan diikuti perkembangan atau pergantian sejarah pemerintahan raja-raja di Bali, yang sangat berpengaruh langsung pada perubahan dinamika perkembangan pada masing-masing semeton di Bali. Hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan pola pikir, pendapat dan pandangan pada masing-masing semeton, sehingga terjadi penurunan rasa persaudaraan dan kekeluargaan. iii Sejarah Sira Arya Kanuruhan -Wayan Adiartayasa Naskah Tentang Riwayat Arya Kanuruhan/Pangeran Tangkas Kori Agung, PENGURUS PUSAT 1987. Diterbitkan Penngurus Pura Pusat Tangkas Kori Agung Klungkung. PRATISANTANA SIRA ARYA KANURUHAN Pelelintih Kyayi Tangkas Koriagung, 2002. Kesalin Olih Drs I Nyoman Sukada Sekretariat Jl. Nenas Telp. 0361-22644 Amlapura Prasasti Pasek Bendesa Pura Selat, Banjar Ketapian Klod, Desa Sumerta SAMBUTAN KETUA UMUM Kecamatan Denpasar Timur Denpasar Bali Om Swastyastu, Pura Luhur Dalem Mutering Kahyangan Jagat Desa Adat Kesiman, 2010) Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Sejarah Dadia Tangkas Koriagung Tulus Dadi di Banjar Jangu, Desa Duda Yang Maha Esa, kita patut ngaturang rasa angayu bagia kehadapan-Nya, Kecamatan Selat Karangasem, 2009 karena dengan perkenan Beliau, kita keluarga besar Sira Arya Kanuruhan Sejarah Pangeran Bandesa Manik Mas, 2011. Drs I Wayan Suadnyana. dapat menye-lesaikan salah satu tugas dari Mahasabha I yaitu menyusun Penerbit Paramita Surabaya kembali Sejarah Sira Arya Kanuruhan. Serat Tanah Bali Babad Dalem, 2008. Ida I Dewa Ketut Mardiana. Kedhatuan Sudah menjadi kewajiban bagi pratisantana (keturunan) untuk melaku-kan persembahan dan sujud bakti kepada leluhur yang telah mengadakan ketu- Kawista Belatungan runannya. Salah satu bentuk persembahan dan sujud bakti kepada leluhur ada-lah Silsilah Orang Suci dan Orang Besar di Bali, 2004. Sri Reshi Anandakusuma. penulisan sejarah leluhur dan perkembangannya dari masa lampau hingga kini. CV Kayumas Agung Sejarah leluhur adalah sangat penting untuk mengetahui perkembangan leluhur, Sisilah Preti Sentana Arya Kanuruhan Tangkas Kori Agung Dadya Ibu Gede tidak boleh terputus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam kehidupan Pesangkan Selat Karangasem, 2008. masyarakat di Bali disebutkan bahwa kita memiliki utang kepada le-luhur yang http://id.wik& L Nyn Manikanipedia.org/wiki/Sejarah,Halaman ini terakhir diubah biasa kita sebut Pitra Rna, oleh karena berkat beliaulah kita lahir dan dibesarkan. pada 02:18, 12 Oktober 2010. Kemudian utang tersebut dibayar dengan Pitra Yadnya, yang selan-jutnya distanakan pada masing-masing pura merajan atau pura paibon. Agar da-pat http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia, Halaman ini terakhir diubah pada memuja leluhur dengan baik, maka alangkah baiknya para pemuja mengenal siapa 15:41, 7 Oktober 2010. leluhurnya, seperti halnya memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa, leluhur yang dipuja sebaiknya dikenal baik nama maupun riwayat hidupnya. Untuk men-genal leluhur dengan baik, maka sejarah semestinya dipelajari untuk mendapat-kan kebenaran. Oleh karena itu rekonstruksi ulang sejarah perlu dilaksanakan agar dapat menggambarkan kembali pada masa lampau. Kesadaran akan masa lampau sesungguhnya adalah untuk mengetahui atau menemukan jati diri yang pada akhirnya menjadi ciri individu, kelompok, etnik atau bangsa pada kehidupan sehari-hari.Atas dasar jati diri dan identitas dirinya akan menjadikan lebih