<<

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian

tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I, yaitu tampilan

seksualitas pada tayangan animasi anak Shaun The . Hasil penelitian

ini diperoleh dengan teknik analisis deskriptif dengan teknik sampling

purposive sampling dengan kriteria beberapa scene yang ada pada tiga

episode yang menampilkan adegan seksualitas.

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah

Shaun The Sheep adalah Shaun the Sheep adalah serial

televisi animasi untuk anak-anak yang berasal dari Inggris. Di

Inggris, Shaun si Domba tayang di BBC One, sedangkan di

Indonesia animasi ini tayang di MNCTV. Sejak ditayangkan

pertama kali di Inggris pada Maret 2007 di CBBC Channel, Shaun

The Sheep telah memiliki 80 episode dari 2 musim, dan musim

ketiganya yang sedang ditayangkan mulai 25 Februari 2013 di

Inggris atau 11 Maret di MNCTV. Shaun the Sheep telah disiarkan

di 180 negara di seluruh dunia. Sebuah film panjang yang

berdasarkan pada serial Shaun the Sheep telah dirilis pada tanggal

6 Februari 2015 di Britania Raya atau 18 Februari di Indonesia.

30

31

Animasi Shaun The Sheep ini memiliki genre serial komedi animasi untuk anak yang diciptakan oleh dan dirancang oleh Richard Goleszowski, Alison Snowden, David Fine. Animasi ini di sutradarai oleh Richard Goleszowski dan dengan pengisi suara Jhon Sparkses, , Kate Habour,

Richard Webber, dan Jo Allen. Animasi ini juga di kerjakan di rumah produksi .

Saat ini Shaun The Sheep memiliki 4 seri atau season dengan 130 episode dengan durasi setiap episode 7 menit. Animasi ini di produksi oleh rumah produksi Aardman Animation yang sudah meraih penghargaan Emmy Internation dengan kategori

Program untuk anak-anak pada tahun 2010 yang dinobatkan pada rumah produksi dan stasiun televisi BBC yang menyiarkan serta tahun 2008 yang diraih oleh rumah produksi dan stasiun televisi

CBBC Channel. Aardman Animations juga membuat film dengan karakter yang sama pada animasi Shaun The Sheep yaitu mengambil karakter Timmy bayi domba sebagai karakter utama.

Animasi tersebut berjudul yang tayang di MNCTV dan RTV. Aardman Animations adalah sebuah rumah produksi animasi di Inggris yang berbasis di . Aardman Animations dikenal karena film-filmnya yang dibuat menggunakan teknik animasi tanah liat gerak-henti terutama yang menampilkan karakter plastisin Wallace dan Gromit. Shaun The Sheep pertama kali 32

muncul di televisi pada tahun 1995 dalam film “” dengan karakter Wallace dan Gromit anjing. Durasi hanya empat menit tetapi membuat orang banyak enyukainya. Sejak itu, Shaun memiliki acara televisi sendiri di BBC yang dibuat oleh studio produksi Aardman Animations. Pada Behind The Scene animasi

Shaun The Sheep ada beberapa tahap yaitu:

1. Pembuatan Storytime

Sebuah episode bermula dari ide cerita yang

sederhana. Ide tersebut diserahkan pada tim

scriptwriters untuk diolah menjadi cerita yang

bagus. Kemudian diserahkan pada storyboard artist

untuk membuat story linenya, tahap ini juga

membantu set dressers, prop-makers, model-

makers, riggers dan cameramen untuk

mempersiapkan pengambilan gambar dan apa saja

yang diperlukan.

33

2. Persiapan Scene

Gambar 4.1 Persiapan Scene

Rumput di pertanian dibeli dari hobby

center, dicat hijau untuk mendapatkan corak rumput

yang pas, ditambah dengan rumput ilalang dan

bunga aster. Gumpalan kecil hitam juga disebar

untuk mendapatkan efek kotoran domba. Rumput

ini kemudian dibentangkan di atas baja berlubang

untuk mendapatkan pondasi yang bagus. Animator

kemudian dapat menggunakan magnet untuk

menjaga karakter di tempat, dan menggunakan baja

untuk memasang pohon, rumah pertanian, gudang

dan bagian lainnya dari set tersebut tetap pada

tempatnya.

3. Pembuatan Model

Model-makers membuat domba dengan

terlebih membentuk badan, kemudian membungkus

tubuh mereka dengan wool putih. Bulu tersebut

kemudian dikotori sedikit dan kaki yang terbuat dari 34

silikon ditambahakan. akhir kepala yg dapat

dipasang-lepas dipasang dibadan.

4. ProppingUp

Gambar 4.2 Tahapan Propping Up

Property maker dipanggil untuk membuat

segalanya dari handuk pantai berukuran domba,

untuk mainan mandi untuk Timmy, dan bahkan

meja untuk adegan sihir. Prop maker Helen Javes

berkata: “Semuanya dibuat manual, sehingga sangat

rumit. “Bahkan kaki meja dibuat manual untuk

mendapatkan bentuk yang tepat.” Tetapi pekerjaan

prop maker bukan tanpa risiko. Jari teriris pisau

tajam, dan terbakar akibat panas dari lem adalah

resiko pekerjaan sehari-hari.

5. Ekspresi Mata

Mata domba memiliki lubang kecil sehingga

mereka dapat dimanipulasi untuk membuat mereka

melihat ke kiri, kanan, atas, bawah. 35

Setiap animator juga memiliki puluhan kelopak

mata khusus buatan – potongan kecil dari plastisin

berbentuk kubah ungu yang dapat ditambahkan ke

bola mata membuat berkedip domba, atau terlihat

mengantuk. Karena domba-domba itu tidak

berbicara, mereka menggunakan ekspresi untuk

menceritakan kisah atau memberikan momen

komedi . “kelopak mata merka adalah siksaan bagi

animator mata”.

6. Penyimpanan

Bila tidak digunakan, domba dan potongan

domba dapat ditemukan disimpan dalam di rak di

antara ruangan studio di Aardman.

Ada di sini bahwa animator dapat menemukan kaki

cadang untuk Shaun, sedikit bulu ekstra, atau satu

atau dua domba yg rusak!

7. Komedi Slapstik

Terlepas dari beberapa embikan dari Shaun

dan teman-temannya, gongongan dari Bitzer dan

dengusan dari Petani, Shaun and the sheep adalah

serial TV diam. Tetapi sementara Gromit memiliki

suara Wallace untuk menjaga cerita terjadi dalam

film-film mereka, Shaun tidak memiliki kemewahan 36

itu. “Lebih mudah untuk menganimasikannya

karena lip-sync adalah salah satu aspek yang paling

memakan waktu untuk animator,” ujar Chris.

8. Sabar dan Teliti

Gambar 4.3 Proses Pembuatan

Karakter dalam Shaun and the sheep

bergerak 25 kali per detik, berarti animator harus

mengatur ulang adegan 1.500 kali hanya satu menit

dari rekaman. Mereka rata-rata menyelesaikan tujuh

detik rekaman/harinya. Sepertinya tidak begitu

banyak, tetapi bila dibandingkan dengan Wallace

and Gromit: The Curse of The Were-Rabbit and

Chicken Run, mereka bekerja dengan kecepatan

sangat tinggi. Wallace dan Gromit rata-rata

menghasilkan sekitar tiga detik rekaman/harinya.

(https://archive.kaskus.co.id/thread/12358866/1

Diakses Tanggal 25 Januari 2018 Pukul 11.31 WIB)

37

4.1.2 Sinopsis Shaun The Sheep

Animasi Shaun The Sheep menceritakan tentang seekor

domba bernama Shaun yang sangat pintar dan berperilaku seperti

manusia di lingkungan peternakan. Di dalam episode Shaun The

Sheep selalu saja ada masalah atau cerita yang menghibur untuk

anak-anak seperti adegan-adegan lucu. Animasi ini tak ubahnya

seperti komedi diam klasik karena tidak ada dialog atau

percakapan dengan bahasa yang ditampilkan dalam animasi ini,

sekalipun manusia. Tetapi beberapa ekspresi ditambahkan seperti

geraman, embikan, rasa sakit, dan ekspresi-ekspresi lainnya yang

mengambarkan suasana hati masing-masing karakter.

Dalam animasi ini ada berbagai karakter diantaranya Shaun

adalah domba pintar yang menjadi tokoh utama yang ada di dalam

animasi ini, Bitzer adalah seekor anjing peternak yang menjaga

peternakan tersebut, Shirley adalah salah satu domba yang paling

besar dari kawanan domba yang ada di peternakan tersebut, Timmy

adalah seekor bayi domba dan merupakan sepupu dari Shaun, Ibu

Timmy tokoh ini selalu memakai rol di rambutnya, Kawanan

Domba merupakan karakter sekawanan besar domba yang bahagia

dan suka bermain bersama, Peternak adalah salah satu tokoh kecil

yang menjalankan peternakan domba bersama Bitzer, Kawanan

Babi adalah tiga ekor babi yang selalu berusaha untuk mengusik

kawanan domba dan membuat kawanan domba dalam kesulitan, 38

Pidsley adalah seekor kucing milik Peternak yang bermusuhan dengan Shaun dan Bitzer.

Tidak hanya karakter utama yang di tampilkan pada animasi ini, tetapi animasi ini juga mempunyai karakter pendukung yang cukup menarik untuk mendukung jalannya cerita. Adapun karakter tambahan yaitu:

Rooster adalah seekor ayam yang muncul pada setiap pembukaan serial Shaun The Sheep. Ayam Betina adalah ayam yang kehilanggan anak-anaknya setelah menetas. Anak-anak ayam adalah anak ayam yang kehilangan induknya dan berpikir bahwa

Shaun adalah induknya. Bebek, kambing pemoting rumput adalah kambing yang terus makan apa yang ada dihadapanya sekalipun itu batu atau barang-barang yang tidak lazim dimakan oleh hewan. Si

Banteng adalah seekor banteng yang agresif, mudah marah, dan membenci warna merah. Lola adalah seekor domba betina yang menjadi pacar dari Shaun di salah stau episode. She-Bitzer adalah seekor anjing gembala betina yang sempat muncul di salah satu episode Shaun The Sheep. Fox adalah seekor rubah yang pura-pura menyamar agar dapat mesuk ke kawanan domba dan dapat memakan Timmy.

Tidak hanya karakter hewan karakter manusiapun di sajikan bagus di animasi ini. Adapun karater manusia yang ada di serial animasi Shaun The Sheep yaitu: 39

Pizza Delivaery Boy adalah seorang pria muda yang

mengantarkan pizza dengan mengendarai sepeda motor.

Keponakan Peternak adalah seorang gadis kecil yang suka

mengacau di peternakan. Si Nenek adalah karakter nenek pemarah

yang sering muncul di semua episode Shaun The Sheep. Pacar

Peternak adalah kekasih dari si peternak yang juga sering muncul

di setiap episode Shaun The Sheep.

4.2 Temuan Penelitian

Dalam penelitaian ini, penulis akan mencari makna denotasi dan

konotasi yang tersirat dalam film animasi Shaun The Sheep, berikut pada

tabel dibawah ini.

4.2.1 Animasi Shaun The Sheep Episode Ayo Tamasya!

Gambar Denotasi Konotasi

Pada film animasi Shaun Makna konotasi yang The Sheep yang terkandung menonjolkan tampilan didalamnya adalah seksualitas salah satunya bahwa dalam adegan

terjadi pada episode tersebut tidak “Ayo Bertamasya!”. Pada semestinya di episode ini kawanan tayangkan dilayar

domba menaiki sebuah kaca karena anggapan Bus yang mengarah di audiens terutama sebuah tempat taman orang tua hal tersebut bermain dan kawanan dapat domba tersebut menghawatirkan menemukan sebuah karena hal tersebut 40

gambar patung laki-laki dapat ditiru oleh dan perempuan dengan anak-anak sedangkan menggenakan pakaian animasi Shaun The dalam sehingga terlihat Sheep sendiri adalah lekuk tubuh secara jelas animasi yang dan dua domba ditujukan untuk anak. menampakan ekspresi mengejek patung tersebut dengan disertai suara tawa dari kumpulan domba lain. Di animasi ini patung tersebut di tampilkan

secara keseluruhan bentuk tubuh laki-laki dan perempuan tersebut. Tidak hanya itu dua domba yang mengejek gambar patung tersebut juga mengenakan pakaian dalam yang sama persis seperti gambar patung tersebut. Tabel 4.1 Cuplikan Animasi Shaun The Sheep Episode Ayo Tamasya!

Dapat disimpulkan bahwa pada season 1 cuplikan episode 21 pada

tayangan serial animasi Shaun The Sheep ini domba hanya ingin

menirukan dengan ekspresi mengejek model di gambar patung tubuh lak-

laki dan tubuh perempuan dengan memakai pakaian dalam sehingga dan

membuat kawanan domba lainnya tertawa. Hal ini terlihat bahwa

seharusnya domba tidak menirukan gaya manusia dengan patung gambar 41

tubuh memakai pakaian dalam walaupun tujuannya hanya untuk menghibur. Hal ini menunjukan bahwa tampilan seksualitas sah dalam episode 21.

Kode Hermeneutiknya yaitu film animasi Shaun The Sheep pada saat domba melihat patung gambar laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian dalam lalu mereka mengejek dengan ekspresi ejekan pada patung tersebut dan secara langsung setelah kamera mengambil gambar ekspresi para domba lalu mengambil gambar patung tersebut yang mengenakan pakaian dalam. Kode Proairetik merupakan tindakan naratif dasar yang tindakan-tindakannya dapat terjadi dalam berbagai sikuen yang mungkin diindikasikan. Pada episode tersebut ditampilkan secara jelas bahwa dua domba yang sedang mengejek gambar patung laki-laki dan perempuan yang memakai pakaian dalam juga menirukan memakai pakaian dalam yang sama persis dengan gambar patung tersebut. Kode Budaya di episode ini adalah budaya berpakaian di negara barat yang tergolong terbuka bahkan sangat terbuka yang digambarkan melalui adegan yang akan dianalisis. Kode Semik adalah kode relasi penghubung yang merupakan konotasi. Pada episode ini digambarkan dengan pemakaian pakaian yang tidak pantas di lingkungan yang tidak seharusnya dan pakaian yang tidak seharusnya di pakai oleh seekor domba. Kode Simbolik dalam episode ini ketika dua domba memakai pakaian dalam yang seharusnya tidak pantas pada film ini yang ditujukan kepada anak-anak.

42

4.1.2 Animasi Shaun The Sheep Episode Cegukan

Gambar Denotasi Konotasi

Si peternak sedang Dalam episode ini mengcat pipa air luar seharusnya menampilkan rumahnya di ketinggian adegan kamar mandi yang dengan menaiki tangga. sewajarnya saja seperti

Disisi lain Sherly si mandi tanpa domba besar memperlihatkan bagian menghabiskan minuman tubuh tertentu. Dalam Bitzer dan membuatnya scene episode ini cegukan dengan ulah menampilkan pantat dan di Shaun yang ingin close up. membantu Sherly membuat si peternak kaget dan terjatuh di

kandang babi. Setelah itu si peternak sedang masuk kamar mandi untuk membersihkan badannya. Dengan handuk di pingangnya dia masuk kekamar mandi sambil memegang bebek karet, lalu bebek karet tersebut

malah terjatuh dan ketika si peternak ingin mengambil bebek karet tersebut handuk yang

dipinganggangnya turun 43

seketika terlihat bagian pantat. Disini bagian patntat di close up

sehingga penonton dapat melihat secara jelas.

Pada saat handuk si peternak lepas hal itu

disaksikan oleh para domba dan Timmy anak domba yang merasa kaget melihat hal tersebut.

Tabel 4.2 Cuplikan Animasi Shaun The Sheep Episode Cegukan

44

Dapat ditarik kesimpulan bahwa di animasi Shaun The Sheep season 1 epispde 23 ini menampilkan adegan kamar mandi yang sebetulnya lucu tetapi tidak patut ditayangkan di televisi karena hal tersebut dapat mmpengeruhi anak- anak yang menonton adegan tersebut. Hal tersebt dapat menumbulkan anggapan bahwa, menampilkan bagian tubuh tertentu adalah hal yang biasa.

Kode Hermeunitik yang ada dalam scene episode tersebut adalah pada saat si peternak mengambil bebek karetnya yang yang terjatuh dan handuk yang ada di pingangnya ikut turun dan pada scene tersebut menampilkan adegan tubuh tertentu yaitu pantat. Kode Proaretik adalah dalam scene tersebut menampilkan secara jelas dan terlihat nyata bagian tubuh yaitu pantat, hal ini dapat mempengaruhi anak-anak dibawah umur yang menonton. Kode Simbolik yang ada di scene episode ini adalah bagaimana scene menunjukan bahwa bagian tubuh atau pantat yang sebelumnya tidak terlalu jelas lalu di perjelas. Kode Budaya yang ada pada scene tersebut adalah dimana pada tayangan televisi di negara asal terciptanya animasi Shaun The Sheep ini sudah terbiasa dengan adegan-adegan vulgar seperti tayangan seksualitas, terkadang banyak juga tayangan-tayangan yang menampilkan lekuk tubuh perempuan dan adegan-adegan lainnya. Kode

Semik yang ada pada episode ini yaitu pada saat bagian tubuh yaitu pantat di close up dan disaksikan oleh para domba yang menunjukan ekspresi kaget. Hal tersebut menunjukan konotasi yang negatif pada adegan tersebut.

45

4.1.3 Animasi Shaun The Sheep Episode Kejutan Natal

Gambar Denotasi Konotasi

Saat Natal keluarga si peternakpun datang mengunjungi peternak untuk merayaka Natal Makna konotasi yaitu bersama dan tidak dalam episode ini ketinggalan pacar si peternak juga datang. menampilkan suasana gambar disamping budaya Natal yang terjadi terlihat bahwa si

di luar negeri dan pada peternak begitu bahagia atas kunjuangan episode ini menayangkan keluarga dan pacarnya. adegan ciuman yang Mereka semua dilakukan si peternak dan mengobrol dan makan bersama serta bertukar pacarnya, dalam adegan hadiah. Saat bertukar ini sudah biasa terjadi di hadiah, si peternak dan luar negeri tetapi menjadi pacarnya berebut hadiah tersebut dan tabu bila ditayangan di hadiah tersebut Indonesia terlebih terlempar keatas dan segmentasi film ini mendarat teoat dibelahan dada pacar si ditujukan pada anak- peternak. Setelah itu anak. mereka menunjukan ekspresi malu dan si pacar mencium bibir si peternak. 46

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada episode yang berjudul “Kejutan

Natal” ini si peternak sangat bahagian karena perayaan Natal tidak seperti tahun- tahun sebelumnya yang sepi tanpa dikunjungi oleh keluarga. Seperti judul episode tersebut si peternak mendapatkan kejutan dari hewan ternaknya dan keluarga serta pacarnya yang datang pada saat pagi Natal.

Kode Hermeunitik yang ada dalam episode ini adalah dimana keluarga si peternak datang dan memberikan kejutan kepada si peternak. Kode Proairetik pada episode ini yaitu dimana si perternak merasa bahagia dan merasa spesial di mata keluarga dan pacarnya saat diberikan banyak kado. Kode Budaya yang ada dalam episode ini adalah budaya Natal yang khas akan pernak-pernik Natal dan kehangatan serta kebersamaan Natal yang terlihat pada episode tersebut. Kode

Simbolik dalam episode ini yaitu daun Mistletoe yang dimitoskan sebagai daun keselamatan serta daun cinta dan siapapun yang ada dibawah daun tersebut pasti akan mendapat ciuman sebagai tanda cinta. Kode Semik pada episode ini yaitu saat si peternak dan pacaranya berebut hadiah lalu hadiah itu pun terbuka dengan sendirinya dan sebuah cincin melayang keatas dan mendarat tepat di belahan dada pacar si peternak.

47

4.2 Pembahasan

Secara umum, semua orang tua dan setiap orang yang memiliki

anak pasti akan berhati-hati dan mengkhawatirkan apa saja tayangan yang

ditonton oleh anaknya karena tidak semua yang ada di televisi dan media

elektronik itu aman untuk dikonsumsi oleh anak mereka. Berbagai

tayangan yang ada baik di televisi dan media elektronik lainnya dapat

memberi pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada siapa

saja yang menontonnya.

Pengaruh perubahan baik dalam berupa perspektif maupun

tindakan, entah itu baik atau buruk bisa saja menjadi akibat dari tayangan

yang ditonton oleh seseorang. Untuk itu pengawasan yang ketat akan

tayangan apa saja yang boleh ditonton oleh anak harus dilakukan oleh

orang tua ataupun semua pihak yang memiliki tanggungjawab di

dalamnya. Media komunikasi terus berkembang, sekarang ini tidak hanya

televisi saja yang menjadi sarana komunikasi, namun juga dunia maya

atau internet berbagai macam konten sangat mudah dicari, bahkan oleh

anak kecil.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji

tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya

berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan

bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi,

pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity)

memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat 48

dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).

Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetepi juga mengkonstitusi sistem tersetruktur dari tanda (Barthes, 1988:179 dalam

Kurniawan, 2001;53).

Pada penelitian ini penulis menggunakan teori semiotika dari

Roland Barthes karena teorinya lebih kritis daripada teori semiotika lainnya. Menurut Barthes, semiologi hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai, dalam hal ini tidak dapat disamakan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti bahwa obyek-obyek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana obyek-obyek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonsitusi struktur dari tanda. Barthes, dengan demikian melihat signifikasi sebagai sebuah proses yang total dengan suatu susunan yang sudah terstruktur. Signifikasi tidak terbatas pada bahasa, tetapi juga pada hal-hal lain di luar bahasa.

Barthes menganggap kehidupan sosial, apapun bentuknya merupakan suatu sistem tanda tersendiri (Kurniawan, 2001: 53).

Kenapa peneliti memilih teori Semiotika dari Roland Barthes karena menurut peneliti semiotika dari Roland Barthes sangat cocok digunakan karena mengkaji tentang tiga tahap yaitu denotasi, konotasi dan mitos yang dalam penelitian ini sangat dibutuhkan karena mengkaji tentang seksualitas yang terjadi secara non verbal artinya tidak ada dialog atau bahasa sama sekali sedangkan teori semiotika pada umumnya lebih 49

mengkaji pada modal linguistik, bahasa, atau teks. Dalam penelitian ini juga ingin mengkaji mitos lebih dalam dari sebuah tindakan seksualitas secara kritis.

Definisi dari seksualitas sendiri adalah dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. (Stevens

1999: 274). Sedangkan menurut WHO seksualitas adalah suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi. Seksualitas sama halnya dengan pornografi. Pornografi sendiri dalam KBBI didefinisikan sebagai penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi.

Tidak hanya alat reproduksi seksualitas juga megambarkan tentang prilaku keseharian seseorang yang dapat terpengaruh dengan adanya perkembangan zaman, kebiasaan, dan budaya.

Pornografi memiliki dampak negatif yang sangat mendalam atas pandangan orang-orang tentang seks dan perilaku seksual. Para peneliti di

Yayasan Nasional untuk Penelitian dan Pendidikan Keluarga menyimpulkan bahwa ”tayangan pornografi meningkatkan risiko berkembangnya kecenderungan seksual yang menyimpang dalam diri para pemirsa”. Menurut laporan itu, ”mitos pemerkosaan (kepercayaan bahwa kaum wanita menyebabkan dan menikmati pemerkosaan, dan bahwa pemerkosa adalah normal) sangat menyebar luas di kalangan kaum pria yang terbiasa menggunakan pornografi”. 50

(https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102003523#h=4 Diakses Tanggal 29

Januari 2018 Pukul 15.08 WIB)

Seksualitas adalah komponen identitas personal individu yang tidak terpisahkan dan berkembang dan semakin matang sepanjang kehidupan individu. Seksualitas tidak sama dengan seks. Seksualitas ialah interaksi faktor-faktor biologis, psikologi personal, dan lingkungan. Fungsi biologis mengacu pada kemampuan individu untuk memberi dan menerima kenikmatan dan untuk bereproduksi. Identitas dan konsep diri seksual psikologis mengacu pada pemahaman dalam diri individu tentang seksualitas seperti citra diri, identifikasi sebagai pria atau wanita, dan pembelajaran peran-peran maskulin atau feminin. Nilai atau aturan sosio budaya membantu dalam membentuk individu berhubungan dengan dunia dan bagaimana mereka memilih berhubungan seksual dengan orang lain

(Bobak, 2004:98).

Sedangkan menurut Sarwono (1983: 52), pengertian seks terbagi menjadi dua:

a. Seks dalam arti sempit

Dalam arti sempit seks berarti kelamin, yaitu: alat kelamin

itu sendiri; anggota-anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah yang

membedakan antara laki-laki dan perempuan, misalnya:

perbedaan suara, pertumbuhan kumis, pertumbuhan payudara,

kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang 51

mempengaruhi bekerjanya alat kelamin (senggama,

percumbuan, proses perubahan, kehamilan, kelahiran).

b. Seks dalam arti luas

Dalam pengertian ini, seks adalah sesuatu yang terjadi

akibat dari adanya perbedaan jenis kelamin, antara lain:

perbedaan tingkah laku, lembut, kasar, genit, dan lain-lain.

Perbedaan atribut: pakaian, nama, dan lain-lain. Perbedaan

peran dan pekerjaan: hubungan antara pria dan wanita: tata

krama pergaulan, percintaan, pacaran, perkawinan atau

pernikahan, dan lain-lain.

Menurut Larose (1987: 11), seks bukanlah urusan kelenjar saja ada kalanya seks diartikan sebagai pantulan dan dorongan rasa cinta. Oleh karena itu, hubungan seks sering terjadi antara dua orang yang saling mencintai. Lambat laun akan disadari bahwa seksualitas dalam arti luas adalah sesuatu yang luas dan amatlah kompleks. Seks merupakan perpaduan antara perasaan yang membara.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa seks tidak hanya menyangkut masalah alat kelamin saja, melainkan berhubungan masalah psikis manusia yang timbul akibat adanya perbedaan jenis kelamin, yaitu antara laki-laki dan perempuan yang keduanya merupakan suatu sistem yang memungkinkan terjadinya hubungan yang kuat. Tidak hanya itu dorongan seksualitas juga menjadi 52

faktor penting seperti menunjukan lekuk tubuh atau bagian tubuh tertentu dan menunjukan hal-hal yang dapat mendorong sifat seksualitas.

Seksualitas yang di tampilkan dalam animasi Shaun The Sheep ini khususnya episode Ayo Tamasya!, Cegukan, dan Kejutan Natal terdapat banyak sekali penggambaran seksualitas non verbal. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk seksualitas non verbal (simbolik). Fenomena simbolik merupakan gejala yang sangat manusiawi. Hanya manusia yang mampu menciptakan dan memaknai simbol karena kemampuan akal budinya. Sedangkan makna simbolik adalah mekanisme representasi yang dapat terwujud tekstual, visual, warna atau bunyi.

Non verbal adalah sebuah bentuk komunikasi yang dilakukan dengan melihat ekspresi wajah, gerak tubuh, dan semua yang tidak terucap oleh kata-kata. Komunikasi non verbal sendiri menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter yaitu komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup prilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara tidak sengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruuhan, kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain. (Deddy Mulyana, 2010:343) 53

Seksualitas non verbal sendiri adalah seksualitas yang dilakukan secara fisik tidak terucapkan. Seksualitas non verbal ini dapat dilakukan oleh semua orang tanpa batasan tertentu. Seksualitas non verbal ini biasanya ditunjukan seperti aktifitas fisik tertentu yang menggunakan bagian tubuh tertentu seperti ciuman, menunjukan bagian tubuh tertentu dan aktivitas seks yang lainnya.

Banyak film animasi yang ditunjukan untuk anak dan remaja, salah satunya adalah animasi anak Shaun The Sheep yang menjadi perhatian saat pertamakali ditayangakan di MNCTV yaitu salah satu stasuin televisi swasta yang ada di Indonesia. Shaun The Sheep sendiri adalah satu dari banyak animasi yang terkenal akan cerita aktifitas domba yang pintar dan ceritanya yang sangat menghibur anak-anak. Tetapi terkadang banyak animasi yang terkadang dilihat sekilas menghibur tetapi menyimpan banyak kesalahan atau konten yang tidak pantas untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Pada temuan penelitian, peneliti memperoleh beberapa temuan pada film animasi anak Shaun The Sheep yang manmpilkan adegan seksualitas.

Adegan seksualitas yang ditampilkan adalah adegan porno gambar pada tayangan animasi tersebut menampilkan adegan ciuman dan memperlihatkan lekuk tubuh tertentu yang sangat jelas. Tayangan Shaun

The Sheep sendiri tidak terlalu banyak menampilkan adegan seksualitas hanya pada episode-episode tertentu yang menampilkan adegan-adegan seksualitas. Setiap episode yang disajikan tidak selalu menampilkan tokoh 54

manusia karena tokoh utama pada film animasi ini adalah Shaun si domba dan kumpulan domba serta hewan-hewan yang ada dalam peternakan tersebut. Cerita dalam setiap episode berbeda-beda dan mempunyai lelucon yang berbeda.

Dalam film animasi Shaun the Sheep ini menampilkan pada seksualitas bersifat Heteroseksual merupakan jenis orientasi yang lurus (straight) di mana mereka yang termasuk golongan ini memiliki ketertarikan terhadap lawan jenisnya. Orientasi seksual inilah sering dianggap “normal” oleh masyarakat pada umumnya. Kenyataanya, peneliti melihat pada seksualitas yang ditampilkan dalam serial animasi

Shaun The Sheep ini dengan realitas atau budaya yang terjadi di Indonesia.

Pada pembuataan ketiga episode diatas si pembuat cerita ingin mencoba menunjukan kelucuan atau kekonyolan menggunakan tampilan seksualitas yang biasa di negara asal pembuatan Shaun The Sheep tetapi menjadi tabu dalam budaya masyarakat Indonesia.

Peneliti menganggap makna konotasi yang mendalam menjadi mitos sesuai kerangka Semiotika Roland Barthes pada animasi Shaun The

Sheep terdapat makna yang tidak sesuai dengan budaya di Indonesia. Nilai yang tidak cocok dengan budaya di Indonesia ditunjukan melalui adegan memakai pakaian dalam di taman bermain dan memperlihatkan bagian tubuh tertentu yang vital. Hal itu seharusnya tidak dilakukan di negara

Indonesia tetapi di negara asal pembuatan film Shaun The Sheep yaitu

Inggris hal tersebut sudah biasa dilakukan oleh semua orang dan berbagai 55

kalangan, hal itu sudah menjadi kebiasaan serta budaya yang ada di negara tersebut. Tidak hanya memakai pakaian dalam, adegan ciuman untuk menggambarkan atau mengekspresikan rasa kasih sayang pun menjadi hal yang biasa di Inggris dan hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan, setiap ungkapan menjadi makna yang sangat mendalam bagi orang tersebut.

Tetapi jika di Indonesia setiap orang harus menjaga kesopanan dalam tingkah laku maupun dalam berpakaian. Tidak hanya itu adegan lainnya juga ditunjukan pada animasi ini yaitu adegan menujukan bagian tubuh tertentu seperti pantat yang di close up dan adegan ciuman antara si peternak dan pacarnya.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa mitologi yang dapat ditangkap dari tayangan animasi Shaun The Sheep ini adalah bentuk mempromosikan tindakan seksualitas sebagai bentuk ejekan hingga ungkapan kasih sayang yang biasa dilakukan. Peneliti menganggap ini sebagai proses mitologisasi, karena bertentangan dengan fakta yang ada dikehidupan nyata masyarakat Indonesia. Menurut peneliti, dalam tayangan animasi untuk anak tidak perlu menampilkan adegan seksualitas, dalam serial animasi untuk anak dapat ditampilkan hal-hal yang mendidik misalnya cara mengungkapkan kasih sayang sesuai norma dan budaya yang ada, atau ketika menunjukan cerita konyol tidak perlu menampilkan bagian tubuh tertentu karena hal tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang audiens yang menonton. 56

Tentunya pembenaran tampilan seksualitas yang ditunjukan pada animasi Shaun The Sheep ini sangatlah berbahaya bagi anak-anak yang menonton tayangan tersebut. Anak-anak sebagai komunikan informasi sangat berpotensi terpengaruh karena kurangnya informasi dan pengalaman dalam memahami fenomena yang ada. Bentuk pembenaran tampilan seksualitas tersebut akan sangat mudah masuk dan tertanam ke dalam benak anak-anak yang sangat mudah mempelajari hal-hal baru di sekitarnya. Tentu kita tidak mau anak-anak atau siapapun melakukan tindakan seksualitas karena melihat dan meniru adegan yang ada pada animasi Shaun The Sheep yang dapat merugikan diri sendiri dikemudian hari. Orang tua diharapkan berhati-hati dan bersikap kritis terhadap apa saja informasi yang ditonton dan dikonsumsi oleh anak-anak.

Pendampingan dan pemahaman orang tua kepada anak menjadi sangat penting agar anak-anak dapat memahami tayangan animasi apapun agar anak-anak tidak menerima secara mentah-mentah isi tayangan tersebut.